Nanda Puspita Strategi Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Selatan 131 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DI KABUPATEN NIAS SELATAN

TOURISM AREA DEVELOPMENT STRATEGY IN SOUTH

Nanda Puspita (Sekretariat Jenderal DPD RI, Jl. Gatot Subroto Kav.6 Jakarta Pusat e-mail: [email protected])

Naskah diterima: 21 Juni 2019, direvisi: 30 Agustus 2019, disetujui: 30 September 2019

Abstract South Nias was chosen as the venue for the World Surf League (WSL) in August 2018. Not only the perfect wave height but also the stunning natural panorama make South Nias as the host of the international surfing event. This opportunity should be a driving force for the local government to determine the right ways and strategic planning to support the development of regional competitiveness, especially for the tourism sector. However, until now, South Nias Regency is, in fact still one of the disadvantaged regions in accordance with Presidential Regulation No. 131 of 2015 on Determination of Disadvantaged Regions in 2015 - 2019. This study aims to identify the potential of tourism area, and tourism development strategies that have been applied in South Nias Regency to then provide alternative policy recommendations to the local government in optimizing the potential of the region to support sustainable development. The methodology used in this study is descriptive qualitative by using interview techniques, field observations, and literature studies in the process of data collection. The result of this study indicates that the obstacles faced by the local government in the development of tourism areas, in addition to the budget factor, are the characteristics of Nias people and the fact that the institutional efforts made have not been well responded by the local legislative body. Keywords: tourism potential; development strategy; tourism development master plan; South Nias regency

Abstrak Nias Selatan terpilih sebagai venue perlombaan World Surf League (WSL) tingkat dunia pada agustus 2018. Tidak hanya ketinggian ombak yang sempurna tetapi juga panorama alam yang memukau menjadikan Nias Selatan sebagai tuan rumah penyelenggaraan perhelatan surfing bertaraf internasional. Peluang ini seyogyanya menjadi pendorong bagi pemerintah setempat dalam menentukan langkah tepat dan perencanaan strategis untuk mendukung pengembangan daya saing lokal utamanya sektor pariwisata. Namun demikian, sampai saat ini Kabupaten Nias Selatan nyatanya masih menjadi salah satu kawasan daerah tertinggal sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015 - 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kawasan pariwisata dan strategi pengembangan pariwisata yang telah di terapkan di Kabupaten Nias Selatan untuk kemudian memberikan rekomendasi alternatif kebijakan kepada pemerintah daerah dalam mengoptimalisasikan potensi daerah guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik wawancara, observasi lapangan dan studi literatur dalam proses pengumpulan data. Dari penelitian ini ditemukan bahwa kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam upaya pengembangan kawasan wisata selain faktor anggaran, karakteristik masyarakat nias juga upaya kelembagaan yang belum mendapatkan tanggapan dari lembaga legislasi setempat. Kata kunci: potensi pariwisata; strategi pengembangan; ripparkab; kabupaten nias selatan

PENDAHULUAN tujuan SDGs, maka pemerintah memandang perlu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau menyelaraskan dengan Rencana Pembangunan Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 yang program perbaikan dan peningkatan taraf hidup tentunya sejalan dengan Rencana Pembangunan yang disahkan oleh 194 negara anggota PBB Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang dijabarkan sebagai penyempurnaan atas platform Millenium dalam Rencana Pembangunan Menengah Daerah Development Goals (MDGs) yang telah berakhir (RPJMD). Sebagai bentuk konsistensi pemerintah pada Desember 2015.1 Untuk memenuhi komitmen dalam menaungi agenda SDGs ditetapkan Peraturan pemerintah dalam pelaksanaan pencapaian Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 1 Otoritas Jasa Keuangan, “Keuangan Berkelanjutan”, Salah satu tujuan yang tercantum dalam point (online), (https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/ 14 pada lampiran Perpres No. 59 Tahun 2017 publikasi/prinsip-dan-kesepakatan-internasional/Pages/ Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan.aspx, diakses 20 tersebut adalah terkait dengan kehidupan bawah Oktober 2018) laut yaitu melestarikan dan memanfaatkan secara 132 Kajian Vol. 24, No. 2, Tahun 2019 hal. 131 - 143 berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera dari Kepulauan Nias yang telah disahkan oleh DPR untuk pembangunan berkelanjutan. RI pada tahun 2008 belum memiliki master plan Di samping itu salah satu agenda prioritas pengembangan wilayah pemekaran khususnya nasional Presiden RI yang tercermin dalam program dalam bidang pariwisata. Padahal, sektor pariwisata nawacita yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan menggerakkan sektor – sektor strategis masyarakat dan pembangunan nasional.3 Artinya ekonomi domestik termasuk sektor pariwisata. sektor pariwisata merupakan sektor unggulan yang Optimalisasi sektor pariwisata di Indonesia dapat diharapkan di masa datang dapat dijadikan sebagai dijadikan modal dasar dalam upaya pengembangan leading sector. perekonomian nasional dikarenakan kondisi geografis Salah satu asas kepariwisatan yang termuat negara Indonesia yang lebih luas lautan dibandingkan dalam Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2009 dengan daratan. Sebagai negara kepulauan yang tentang Kepariwisataan adalah keberlanjutan. di dukung dengan iklim tropis Indonesia memiliki Sejalan dengan hal tersebut maka penting untuk keberagaman hayati dasar laut yang menjadi magnet menerapkan metode yang terpat untuk mencapai tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun tujuan pembangunan daerah. Pembangunan mancanegara serta panorama wisata bahari yang pariwisata yang berkelanjutan (Sustainable Tourism tak kalah elok. Keindahan pantai yang panjang dan Development) merupakan suatu proses pembangunan membentang dengan pasir putih bersih, ombak yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan (segala dengan ketinggian yang nyaris sempurna menantang sesuatu yang kita nikmati) sekarang dan selanjutnya adrenalin para peselancar. diwariskan kepada generasi mendatang.4 Kabupaten Destinasi pariwisata di Indonesia yang telah Nisel yang hingga kini masih ditetapkan sebagai mendunia seperti Bali, Lombok dan Pulau Komodo. kawasan yang termasuk dalam salah satu wilayah Kini pemerintah Indonesia melalui Kementerian daerah tertinggal di Kepulauan Nias membutuhkan Pariwisata telah menetapkan 10 destinasi prioritas perencanaan dengan konsep yang tepat sehingga nasional yang lebih dikenal dengan “10 Bali Baru” upaya pengembangan wilayah dapat berjalan dengan yaitu Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang maksimal tentunya dengan melibatkan berbagai Bangka, Mandalika NTB, Wakatobi Sulawesi pihak yang sangat berpengaruh pada kelancaran Tenggara, Morotai Maluku Utara, dan Labuan dan kesuksesan program pengembangan. Kesamaan Bajo NTT. Serta empat destinasi di Pulau Jawa. persepsi dan tujuan antara pemerintah, masyarakat Kepulauan Seribu Jakarta, Tanjung Lesung Banten, sekitar dan pihak – pihak yang berkepentingan Borobudur Jawa Tengah, serta Bromo-Tengger- (stakeholder) sangat dibutuhkan untuk menghindari Semeru Jawa Timur.2 Penentuan Kawasan Strategis segala bentuk gesekan kepentingan yang mungkin Pariwisata Nasional (KSPN) menyedot perhatian terjadi dan kebermanfaatan pengembangan pemerintah pusat yang berdampak pada beralihnya pembangunan dapat dirasakan oleh semua pihak. fokus pemerintah provinsi dalam penentuan arah Pengembangan pariwisata daerah menjadi kebijakan pengembangan pembangunan pariwisata tanggungjawab tidak hanya oleh pemerintah daerah daerah padahal daerah tersebut sejatinya memiliki tetapi juga masyarakat dan para pelaku usaha kawasan wisata yang sangat potensial untuk sekitar kawasan wisata. Pengembangan potensi mendukung sektor pariwisata sebagai penggerak pariwisata pun tidak pula terlepas dari peran utama perekonomian Indonesia. pemerintah pusat dan lembaga negara DPD RI dalam Salah satu daerah yang terkena dampak memberikan arahan, rekomendasi dan pengawasan penetapan KSPN di antaranya adalah Kabupaten kepada pemerintahan setempat dalam menetapkan Nias Selatan (Nisel). Nisel adalah salah satu daerah peraturan daerah terkait sektor pariwisata yang dengan sejuta pesona pariwisata keindahan alam, masih belum ada sampai penelitian ini dilakukan. budaya dan megalitik yang belum mendapatkan Berdasarkan latar belakang tersebut maka penting sentuhan dari pemerintah pusat maupun provinsi untuk dilakukan pengkajian untuk menggali potensi secara optimal. Padahal Nisel terpilih sebagai venue kawasan wisata di Nias Selatan dan kebijakan atas perhelatan bertaraf Internasional bagi para pecinta 3 Sefira Ryalita Primadany, Mardiyono, Riyanto, “Analisis selancar pada bulan Agustus 2018. Terlebih lagi Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi pada Kabupaten Nias Selatan sebagai hasil pemekaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP),1, 2013, pp. 2 Kementerian Pariwisata, “10 Bali Baru Diperkenalkan ke 135-143. Selandia Baru Lewat Sales Mission”, (online), (http://www. 4 I Nengah Subandra dan Nyoman Mastiani Nandra, “Dampak kemenpar.go.id/post/news-10-bali-baru-diperkenalkan- Ekonomi, Sosial – Budaya, dan Lingkungan Pengembangan ke-selandia-baru-lewat-sales-mission, diakses 20 Oktober Desa Wisata di Jatiluwih-Tabanan”, Jurnal Manajemen 2018). Pariwisata, 5, 2006. Nanda Puspita Strategi Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Selatan 133 pengelolaan kepariwisataan yang sudah ada sehingga Utara. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dapat memberikan rekomendasi terkait strategi yang dengan observasi lapangan dan studi pustaka untuk tepat dalam menunjang pengembangan potensi menambah literatur dan referensi penyusunan hasil kawasan wisata di Kabupaten Nias Selatan. penelitian. Dengan tagline “Pesona Pulau Impian” Nias Lokus penelitian diambil di wilayah Kabupaten berhasil menyuguhkan pemandangan pariwisata Nias Selatan. Lokasi penelitian dipilih karena Nias yang epik bagi para wisatawan. Namun demikian Selatan yang masuk kategori daerah tertinggal yang penyediaan fasilitas sarana dan prasarana dipandang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 131 masih belum optimal dalam mengakomodir upaya Tahun 2015 tentang penetapan daerah tertinggal gencaran promosi pariwisata pemerintahan meskipun memiliki potensi wisata baik alam, setempat. Termasuk permasalahan aksesbilitas budaya dan megalitik yang mendunia yang belum dan transportasi menjadi salah satu faktor untuk memperoleh dukungan yang optimal terkait dengan meningkatkan daya tarik wisatawan, selain itu tata pengelolaan untuk kemajuan pariwisata. Jadwal ruang yang belum optimal, ketersediaan air bersih kegiatan penelitian singkat ini dijadwalkan selama dan supply listrik, sarana akomodasi dan rumah 3 (tiga) bulan dimulai pada bulan Agustus sampai makan, serta ketertarikan masyarakat sekitar dengan Oktober 2018. Pengumpulan data dilakukan terhadap pariwisata. selama 4 hari pada tanggal 4 – 7 September 2018. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui potensi pariwisata apa saja yang berada di wilayah Kabupaten HASIL DAN PEMBAHASAN Nias Selatan. Selain itu juga untuk mengetahui Kondisi Geografi, Sosial dan Ekonomi bagaimana pengelolaan kelembagaan dan kebijakan Undang–Undang No. 9 Tahun 2013 tentang yang ada terkait dengan upaya pengembangan Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten potensi pariwisata dan bagaimana strategi Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Nias di Provinsi Sumatera Utara mengamanatkan Nias Selatan. Selatan menjadi daerah otonom yang memiliki batas wilayah Sebelah Utara: Kecamatan Sirombu, METODE Kecamatan Lolofitu Moi, Kecamatan Idanogawo, Metode penelitian yang digunakan adalah dan Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias; Sebelah penelitian empiris yaitu penelitian yang bersifat Timur: Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing menjelajah (eksplorator), melukiskan (deskriptif) Natal; Sebelah Selatan: Kabupaten Kepulauan 5 dan menjelaskan (eksplanator). Penelitian empiris Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Samudera juga merupakan penelitian yang berfokus meneliti Hindia dan Sebelah Barat: Samudera Hindia. suatu fenomena atau keadaan dari objek penelitian Kabupaten Nias Selatan terdiri dari 104 gugusan secara detail dengan menghimpun kenyataan yang pulau besar dan kecil yang memanjang sejajar 6 terjadi serta mengembangkan konsep yang ada. sepanjang Pulau Sumatera. Dari seluruh gugusan Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan pulau itu, ada empat pulau besar, yakni Pulau Tanah kualitatif fenomenologi yang berfokus kepada Bala (39,67 km²), Pulau Tanah Masa (32,16 km²), kebijakan dan pengelolaan yang telah dilakukan Pulau Tello (18 km²), dan Pulau Pini (24,36 km²). oleh pemerintah setempat dalam mengembangkan Tidak seluruh pulau berpenghuni. Luas Kabupaten potensi kawasan wisata serta perilaku individu yang Nias Selatan mencapai 2.487,98 km2 dengan jumlah terlibat di dalamnya. Penggalian data dilakukan penduduk sebanyak 308.281 jiwa tersebar di 21 melalui wawancara kepada responden yang telah pulau dalam 35 kecamatan. ditentukan (purposive sampling) yang dianggap Masyarakat penduduk nias selatan mayoritas sebagai pihak yang paling memahami terkait tema beragama Kristen Protestan. Berdasarkan data penelitian yaitu kepada subjek penelitian yaitu Dinas Badan Pusat Statistik (BPS) Nisel, jumlah penduduk Kebudayaan, Pariwisata dan Kepemudaan Olahraga yang memeluk agama Kristen Protestan berjumlah Nias Selatan, Badan Perencanaan dan Pembangunan 373.719 jiwa, sebanyak 76.694 beragama Khatolik Nias Selatan, pelaku usaha di kawasan wisata, dan minoritas agama Islam sebanyak 7.344 jiwa. wisatawan mancanegara, Dinas Kebudayaan dan Sejalan dengan dominasi keyakinan beragama Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, serta Badan tersebut, sebaran jumlah tempat peribadatan umat Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Kristen Protestan mencapai 1.126 rumah ibadah 5 Hilman Hadi Kusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja gereja Kristen Protestan, 229 gereja Khatolik dan 21 atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, 2013. masjid yang tersebar di 35 Kecamatan di Kabupaten 6 Zainal Asikin dan Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Nias Selatan. Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. 134 Kajian Vol. 24, No. 2, Tahun 2019 hal. 131 - 143 Meskipun Nisel termasuk dalam wilayah Air) transit mengenakan tarif perjalanan kepulauan yang kaya akan sumber daya kelautan sekitar 2.260.000,- ternyata dilihat dari segi penunjang perekonomian 7. Maskapai Garuda Indonesia transit Medan mata pencaharian utama penduduk nias selatan mengenakan tarif perjalanan sekitar 5.790.000,- masih berasal dari sektor pertanian dan perkebunan, Namun demikian, tingginya tarif pesawat terutama sebagai penghasil karet. Hasil perikanan ternyata tidak meredam minat para wisatawan baik yang melimpah tidak serta merta menarik minat domestik maupun mancanegara untuk menghabiskan penduduk lokal untuk beralih menjadi nelayan. waktu liburan ke Kabupaten Nias Selatan. Penangkapan ikan dengan metode yang tidak tepat Keberadaan bandar udara yang memungkinkan telah merusak ekosistem perairan bawah laut yang untuk pendaratan pesawat berukuran besar berdampak pada kuantitas hasil tangkapan. Selain tentunya akan meningkatkan jumlah wisatawan itu terbatasnya ketersediaan modal dan kurangnya seperti yang terjadi di daerah Banyuwangi dan sarana produksi juga semakin melejitkan harga Silangit. Untuk itu perlu adanya kerja keras dari jual hasil tangkapan yang beredar di pasaran yang pemerintah setempat untuk mempercepat kesiapan cenderung relatif tinggi. Sungguh sangat ironi bandar udara Binaka utamanya menjadi bandar ketika sebuah daerah yang termasuk dalam wilayah udara bertaraf internasional karena Nias Selatan kepulauan, tetapi daya beli penduduk lokal terhadap sangat potensial menghasilkan devisa negara melalui hasil perairan sumber daya bahari masih sulit. sektor pariwisata. Jalur darat digunakan untuk menempuh Aksesibilitas dan Transportasi perjalanan menuju Kabupaten Nias Selatan. Untuk Akses masuk utama menuju Kepulauan Nias sampai tiba di Ibukota Kabupaten Nias Selatan di adalah jalur udara melalui Bandar Udara Binaka Teluk Dalam perjalanan darat ditempuh selama 2 yang terletak di Kota Gunung Sitoli. Bandar udara sampai 3 jam dari bandar udara Binaka. Berbeda ini merupakan pintu gerbang Kepulauan Nias yang dengan kondisi ruas jalan dari bandar udara melayani penerbangan domestik dari Jakarta dan Binaka ke Teluk Dalam yang terbilang cukup mulus Medan. Sebagai akses utama menuju Kepulaun Nias meskipun lebar ruas jalan hanya aman untuk dilalui sangat disayangkan bandar udara Binaka hanya oleh satu kendaraan roda empat. Beberapa akses melayani penerbangan pesawat perintis (baling). jalan menuju lokasi wisata mengalami kerusakan Saat ini bandar udara Binaka hanya melayani yang memprihatinkan bahkan tergolong rusak parah. penerbangan dari 3 maskapai yaitu Garuda (Medan Belum ada pengaspalan jalan sehingga memperburuk – Gunung Sitoli), Wings Air (Medan – Gunung Sitoli), keadaan jalan yang semakin sulit untuk dilalui dan Susi Air (Nias – , Nias – Silangit dan Nias khususnya bagi pengendara kendaraan roda dua. – Pulau Tello). Tarif penerbangan dari ibukota negara Alat transportasi umum yang banyak digunakan di di Jakarta menuju Nias terbilang cukup mahal mulai Nisel adalah bentor (becak motor). Pemandangan 1.3 jutaan sampai 5.79 jutaan. Berikut beberapa tarif menarik yang sudah jarang ditemui di daerah maju penerbangan rute Jakarta – diperoleh apalagi di kota – kota besar banyak pelajar mulai melalui website https://www.traveloka.com, 2018 dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah yang dapat berubah sewaktu – waktu sesuai dengan Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) kebijakan maskapai: menempuh perjalanan ke sekolah mereka dengan 1. Multi maskapai (Lion Air dan Wings Air) transit jalan kaki meskipun sekolah berjarak hingga 2 km Medan mengenakan tarif perjalanan sekitar dari tempat tinggal. 1.300.000,- 2. Multi maskapai (Batik Air dan Wings Air) transit Sarana dan Prasarana Akomodasi Medan mengenakan tarif perjalanan sekitar Ketersediaan sarana dan prasarana akomodasi 1.400.000,- baik penginapan, rumah makan maupun fasilitas 3. Multi maskapai (Lion Air dan Garuda Indonesia) umum lainnya masih minim terutama yang berada transit Medan mengenakan tarif perjalanan di sekitaran lokasi wisata. Di salah satu lokasi wisata sekitar 1.430.000,- (Pantai Baloho) ditemukan hanya ada 1 tempat 4. Multi maskapai (Citylink dan Garuda Indonesia) penginapan termasuk rumah makan dan fasilitas transit Medan mengenakan tarif perjalanan umum. Berbeda dengan fasilitas umum yang sekitar 1.780.000,- tersedia di destinasi wisata Pantai Sorake, jumlah 5. Maskapai Garuda Indonesia transit Medan penginapan dan rumah makan yang tersedia lebih mengenakan tarif perjalanan sekitar 1.850.000,- banyak. Penginapan pada umumnya berupa surf 6. Multi Maskapai (Garuda Indonesia dan Wings house. Pengunjung di dominasi oleh wisatawan Nanda Puspita Strategi Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Selatan 135 asing yang terlihat begitu dekat dengan penduduk mampu mengeksplorasi potensi kawasan wisata dan asli setempat. Seperti tampak tidak ada kendala pengembangan budaya bangsa serta meningkatkan berarti dalam berkomunikasi. Di wilayah Teluk Dalam citra bangsa Indonesia di mata dunia. juga belum tersedia fasilitas umum yang memadai, Nias Selatan memiliki setidaknya 116 lokasi sebagai pusat kota jumlah penginapan masih objek wisata yang tersebar di 35 Kecamatan dua terbilang sedikit. Jarang ditemukan pasar swalayan di antaranya telah menjadi destinasi pariwisata untuk mengakomodir kebutuhan baik pendatang yaitu Pantai Sorake dan Desa adat Bawomataluo. wisatawan maupun warga lokal. Pasar tradisional Karena itu, prioritas pengembangan kawasan wisata dapat dtemukan di pusat kota. Ketersediaan fasilitas di Kabupaten Nias Selatan yang dilakukan oleh penginapan di pusat kota meskipun belum banyak Disbudparpora kini berfokus pada dua destinasi namun sudah ada beberapa hotel yang memberikan pariwisata tersebut yang secara statistik sudah pelayanan tak kalah dari hotel berbintang yang ada memberikan kontribusi kunjungan wisatawan di daerah seperti adanya fasilitas kolam renang, air meskipun belum memiliki pengaruh yang signifikan hangat, bahkan tersedia jaringan free wi-fi meskipun terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adapun kekuatan konektivitasnya masih tergantung dari kedua destinasi wisata dimaksud adalah: jenis layanan kartu provider yang digunakan. Kondisi • Pantai Sorake lingkungan baik dalam kamar maupun sekitar Pantai sorake terletak di Desa Botohilitano, hotel yang bersih menambah tingkat kenyamanan Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias pengunjung apalagi dengan penjagaan oleh Selatan. Dahulu, pantai ini pernah disebut pengamanan pihak hotel yang tersedia 24 jam. masuk dalam 10 besar tempat surfing terbaik Masih perlu adanya campur tangan dari di dunia bahkan didaulat memiliki ombak pemerintah setempat yang bekerja sama dengan tertinggi kedua setelah Hawai. Pada bulan Juni investor pihak swasta sebagai pelaku usaha dan – Juli pantai ini ramai dikunjungi oleh wisatawan juga masyarakat dalam meningkatkan sebaran dan asing penggemar surfing, disebutkan bahwa kemajuan sarana dan prasarana untuk menciptakan pada bulan tersebut ketinggian ombak dapat lingkungan pariwisata yang kondusif dan menambah mencapai 10-12 m. Terjadinya bencana alam daya tarik wisatawan. Belum banyak campur tangan gempa dengan kekuatan 9.1 hingga 9.3 skala pemerintah dan investor swasta dalam pengelolaan Richter yang melanda aceh pada tahun 2004 lokasi wisata. Hal ini dapat dlihat dari belum adanya ternyata juga memiliki dampak pada Kepulauan sarana dan prasarana umum yang tersedia seperti Nias termasuk Nias Selatan. Pada 28 Maret toilet umum, minimarket, bahkan toko cinderamata 2005, gempa melanda kepulauan Nias dengan masih dikelola oleh orang – per orang. kekuatan 8,7 skala Richter yang melumpuhkan kegiatan pemerintahan dan pembangunan di Potensi Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Selatan daerah tersebut. Bencana ini juga menimbulkan Pembangunan kepariwisataan yang tercantum tsunami yang menyebabkan batu karang naik ke dalam Undang – undang No 17 Tahun 2007 tentang permukaan daratan, dan air laut mulai surut dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bibir pantai sehingga keindahan fenomena alam Tahun 2005 – 2025 diarahkan untuk memperkuat Pantai Sorake tidak seindah dahulu. perekonomian domestik yang berdaya saing. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Oleh karena itu penting untuk menjadikan sektor setempat untuk kembali mengangkat daya tarik pariwisata utamanya di daerah pelosok yang pantai Sorake di mata wisatawan terutama destinasi pariwisatanya potensial menjadi prioritas mancanegara. Pembangunan sarana dan daerah. Sehingga dapat tercipta keseimbangan prasarana dilingkungan objek wisata juga dan pemerataan kesejahteraan antara masyarakat semakin ditingkatkan meliputi penginapan, ibukota dengan daerah. Potensi kepariwisataan restoran dan juga fasilitas umum lainnya. dikembangkan untuk mendorong berkembangnya Pemerintah setempat telah berupaya untuk kegiatan ekonomi masyarakat melalui terbukanya membangkitkan kembali daya tarik pariwisata peluang kewirausahaan (produksi), perluasan pantai Sorake dengan menyelenggarakan kesempatan kerja (distribusi) dan kemudahan perhelatan kelas internasional yang bekerja dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sama dengan World Surfing League Foundation (konsumsi). Pengembangan kepariwisataan dengan tajuk “NIAS PRO 2018”. Kompetisi yang dengan memanfaatkan pesona keindahan diikuti peselancar-peselancar hebat tingkat alam, keanekaragaman budaya dengan tetap dunia ini kembali diselenggarakan setelah 2 mempertahankan nilai-nilai luhur adat istiadat tahun berhenti dikarenakan kondisi pantai yang belum memungkinkan akibat bencana alam 136 Kajian Vol. 24, No. 2, Tahun 2019 hal. 131 - 143 gempa. Pagelaran ini berhasil mengharumkan Meskipun telah berusia ratusan tahun bangunan nama bangsa di mata dunia dengan munculnya rumah adat di desa Bawomataluo ini masih surfer asal Indonesia I Ketut Aditya sebagai berdiri kokoh. Bahkan tidak terkena dampak pemenang dalam event NIAS PRO 2018. dari bencana gempa bumi yang melanda Nias

Sumber: Observasi, 2018 Gambar 1. Kawasan Wisata Pantai Sorake • Desa adat Bawomataluo pada tahun 2005 silam. Meskipun demikian, Bawomataluo adalah sebuah desa adat di pemugaran terhadap rumah adat di desa sudah Kecamatan Famayana Kabupaten Nias Selatan. sangat dibutuhkan melihat kondisi kayu yang Desa ini dihuni oleh penduduk asli yang menyebut sudah semakin lapuk. Pengajuan oleh BUMDes mereka dengan sebutan Omo niha (orang Nias). kepada pemerintah setempat terkait upaya Dalam bahasa Indonesia Bawomataluo berarti perbaikan telah dilakukan namun sampai saat bukit matahari. Desa ini sering disebut sebagai penelitian ini dilakukan belum ada tidak lanjut desa di atas bukit yang terkena paparan sinar dari pemerintah. Dengan adanya pengesahan matahari sepanjang hari. Untuk mendapati desa Undang Undang No. 6 Tahun 2004 Tentang ini, pengunjung harus menaiki anak tangga yang Desa yang termuat dalam pasal 72 dijelaskan cukup tinggi kurang lebih 10 m karena desa bahwa desa berhak memperoleh 10% dari dana ini terletak pada ketinggian 270 m dpl. Pada perimbangan yang diterima kabupaten kota, pintu gerbang desa Bawomataluo terdapat dua yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) patung naga sebagai peninggalan masa Megalitik. dan Dana Bagi Hasil (DBH). Desa Bawomataluo Penduduk desa ini mendiami rumah adat yang dapat dianggap sebagai desa istimewa atau berdiri sepanjang kanan dan kiri saling berhadapan disamakan dengan desa adat lainnya. Dengan yang dipisahkan oleh jalan dengan lebar sekitar 4 adanya Undang-Undang tersebut sejatinya m sebagai akses utama. Bangunan rumah adat di alokasi anggaran yang cukup besar telah desa Bawomataluo sering disebut dengan Omo ditetapkan tinggal bagaimana maksimalisasi Hada, sedangkan rumah adat bagi bangsawan dalam pengelolaan kawasan wisata. (Raja) disebut dengan Omo Sebua. Desain rumah Bentuk bangunan rumah adat serupa tapi tak adat seperti rumah panggung yang menggunakan sama, khususnya pada bagian depan berbeda- bahan utama adalah kayu. Bagunan Omo Sebua beda tergantung dengan level kasta di masyarakat. terletak di tengah-tengah desa berdekatan Bentuk dasar rumah adat yang menyerupai dengan lokasi batu yang digunakan dalam adat perahu yang konon filosofi pembangunannya fahombo. Bangunan Omo Sebua merupakan terinspirasi oleh nenek moyang penduduk yang bangunan yang paling menonjol, tinggi dan datang ke Pulau Nias dengan menggunakan megah dibandingkan dengan bangunan lainnya. perahu. Salah satu keunikan rumah adat ini Nanda Puspita Strategi Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Selatan 137 adalah konstruksinya dibangun berderet tanpa sangat berpotensi dalam penurunan jumlah memiliki sekat antar satu rumah dengan lainnya, generasi pemuda pelestari budaya.

Sumber: Observasi, 2018 Gambar 2. Kawasan Wisata Budaya Desa Bawomataluo sehingga akan tampak seperti lorong panjang di Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Wisata bagian tengah yang menghubungkan antar satu Pada umumnya destinasi wisata di Kabupaten rumah dengan lainnya. Filosofi yang mendasari Nias Selatan masih dikelola oleh masyarakat lokal. ini adalah Fabanuasa (semangat bekerjasama) Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kepemudaan dan Falulusa (bergotong-royong). Salah satu Olahraga (Disbudparpora) sebagai instansi yang maksud dari pembangunan rumah adat dengan ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten untuk bentuk seperti ini adalah pada zaman dahulu mengelola kawasan wisata senantiasa berusaha untuk memberikan kemudahan dalam mencari memberikan dorongan dan pendampingan kepada tempat persembunyian khususnya pada saat masyarakat dalam hal pengelolaan kawasan wisata. menghadapi musuh. Dengan tidak adanya Adapun bentuk pendampingan antara lain terkait sekat antar rumah adat, akan memudahkan dengan penetapan berbagai pungutan di area wisata menghindari lawan. seperti biaya masuk lokasi wisata, tarif parkir, atraksi Tradisi unik yang berasal dari desa Bawomataluo budaya dan tarif penyewaan baju adat yang dikenakan adalah tradisi lompat batu (Fahombo). Tradisi ini di kawasan lokasi wisata desa Bawomataluo. dilakukan oleh seorang pemuda dengan cara Bentuk dukungan dari pemerintahan kabupaten melompati batu setinggi kurang lebih 2 m dengan terhadap pengembangan dan peningkatan ketebalan mencapai 40 cm. Warisan budaya kesejahteraan masyarakat sekitar desa Bawomataluo ini merupakan tatanan adat istiadat desa yang adalah dengan penetapan Peraturan Desa (Perdes) telah dilakukan turun temurun. Diyakini cerita Bawomataluo Nomor 004 Tahun 2018 tentang jaman dahulu Fahomo merupakan pembuktian Pungutan Desa. Salah satu jenis tarif pungutan yang bagi seorang pemuda bahwa mereka sudah tercantum dalam Perdes tersebut adalah pungutan dianggap dewasa secara fisik sehingga dapat bagi pengunjung sebagai wisatawan baik dari dalam bergabung dengan tentara untuk berperang maupun luar daerah. Pengunjung dengan kategori melawan musuh. Keunikan lain yang menambah dewasa dikenakan pungutan masuk sebesar Rp daya tarik destinasi wisata desa Bawomataluo ini 5.000,- sedangkan kategori anak dikenakan tarif tradisi Fahombo ini pernah menjadi gambar ada Rp 2.000,-. Pungutan parkir dikenakan dengan tarif mata uang Republik Indonesia pada mata uang Rp 2.000,- untuk kendaraan roda dua; Rp 5.000,- kertas nomilal Rp 1.000,- . Namun demikian untuk kendaraan roda empat dan Rp 10.000,- bus sekarang ini sudah tidak banyak lagi anak muda kota/pariwisata. Selain itu bagi pengunjung untuk yang mampu melakukan atraksi ini sehingga 138 Kajian Vol. 24, No. 2, Tahun 2019 hal. 131 - 143 memuaskan kegemaran pengunjung tentang pengembangan potensi dan pengelolaan kawasan fotografi, maka pengelola desa juga menyediakan pariwisata yaitu dengan melakukan penyusunan fasititas penyewaan baju adat dengan tarif sebesar naskah akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Rp 200.000,-. Sedangkan untuk dapat menikmati (Raperda) tentang Rencana Induk Pembangunan tradisi atraksi lompat batu maka pengunjung akan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Nias Selatan dikenakan tarif sebesar Rp 150.000,-. Dana yang yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan terkumpul dari pungutan tersebut sepenuhnya Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut digunakan untuk menunjang kelestarian desa adat. Teknologi Bandung pada tahun 2017. Penyusunan Selain itu Disbudparpora juga sedang berusaha Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah untuk menggiring komunitas masyarakat untuk (Ripparda) Kabupaten Nias Selatan ini bertujuan memanfaatkan potensi asli daerah melalui untuk mengidentifikasi potensi kepariwisataan pembangunan kemitraan. Keberhasilan usaha yang dimiliki oleh Kabupaten Nias Selatan untuk tersebut sangat bergantung pada seberapa besar menyajikan gambaran kekuatan sebagai dasar respon masyarakat sekitar dalam menanggapi penyusunan analisis dan rencana pengembangan kerjasama yang ditawarkan oleh Disbudparpora. kepariwisataan di masa yang akan datang sebagai Pengembangan UMKM terutama produksi salah satu sektor unggulan Kabupaten Nias Selatan. cinderamata berupa ukiran menjadi salah satu Ruang lingkup yang masuk dalam muatan bentuk usaha yang menjanjikan karena produk yang Ripparkap Nias Selatan meliputi isu strategis dihasilkan memiliki ciri khas Nias Selatan. Harga pembangunan di kabupaten Nias Selatan, prinsip – ukiran yang beraneka ragam mulai dari ratusan ribu prinsip pembangunan kepariwisataan kabupaten hingga jutaan rupiah tergantung pada besaran dan Nias Selatan, visi pembangunan kepariwisataan, motif ukiran. Sedikit penduduk asli yang menguasai misi pembangunan kepariwisataan, tujuan bidang-bidang kerajinan ukiran. Selama observasi dan sasaran pembangunan kepariwisataan, lapangan bahkan ditemukan hanya ada 1 orang di konsep pembangunan kepariwisataan, desa Bawomataluo yang memiliki keahlian sebagai kebijakan pembangunan kepariwisataan, pengrajin dan pemahat. Pengawasan dari pihak strategi pembangunan kepariwisataan, rencana pemerintah diperlukan guna menjaga agar segala pengembangan perwilayahan pariwisata, dan bentuk kegiatan perekonomian di lokasi wisata program pembangunan kepariwisataan kabupaten tidak dimanfaatkan oleh salah satu pihak yang tidak Nias Selatan. Hasil penelitian yang dilakukan bertanggungjawab seperti monopoli penjualan menyajikan rekomendasi terkait 4 (empat) Kawasan cinderamata. Strategis Pariwisata Kabupaten (KPPK), terdiri dari Penanganan perencanaan pembangunan kawasan strategis ekowisata bahari kepulauan daerah juga tidak terlepas dari peran serta Badan batu dan sekitarnya; kawasan strategis pariwisata Perencanaan dan Pembangunan Daerah Nias perkotaan pesisir Telukdalam – Lagundri – Sorake Selatan (Bappeda). Melalui Badan Penelitian dan dan sekitarnya; kawasan strategis pariwisata Pengembangan saat ini telah dilakukan kajian perdesaan tradisional Bawomataluo dan sekitarnya, terkait dengan program prioritas daerah. Pada saat dan kawasan strategis pariwisata megalit gomo dan pengumpulan data di lapangan penelitian ini, kajian sekitarnya. prioritas daerah tersebut masih dalam proses. Naskah akademik beserta Ripparkab telah Kendala utama yang dihadapi dalam penyelesaian diserahkan oleh Disbudparpora kepada pemerintah kajian ini adalah permasalahan klise yaitu terkait setempat melalui DPRD Nias Selatan pada tahun 2017. dengan alokasi ketersediaan anggaran. Disampaikan oleh Kepala Dinas Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kepemudaan Olahraga bahwa Kebijakan Pengembangan Pariwisata dokumen tersebut telah masuk ke dalam program Disbudparpora yang sebelumnya masih legislasi daerah (prolegda), namun demikian sampai tergabung dengan dinas teknis lainnya yaitu dengan bulan September 2018 masih menunggu Dinas Perikanan sehingga memiliki ruang gerak penjadwalan untuk pembahasan sehingga belum yang terbatas. Akhir tahun 2016 Disbudparpora ada timbal balik yang dirasakan. Sesuatu yang terpisah dari Dinas Perikanan dan awal 2017 secara sangat bernilai apabila pemeritah menyegerakan resmi beroperasi sebagai satu dinas administratif proses tindak lanjut terhadap apa yang telah yang berdiri sendiri. Sebagai dinas yang baru diusahakan oleh Disparbudpora. Legalitas Ripparkab berusia 2 tahun, Disbudparpora telah mengambil sangat berpengaruh terhadap upaya mengangkat langkah cepat dalam upaya dorongan terhadap potensi wisata daerah menjadi destinasi pariwisata pembentukan kebijakan terkait dengan usaha tingkat nasional sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah sebagai salah satu penggerak Nanda Puspita Strategi Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Selatan 139 perekonomian nasional, menyukseskan tujuan Kepulauan Nias yang diatur dalam Peraturan pembangunan daerah serta penyumbang devisa Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 5 Tahun negara. 2018 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Utara Tahun Dukungan Pemerintah Provinsi dalam 2017 – 2025. Adapun ke-9 KSPP tersebut Pengembangan Pariwisata adalah KSPP Gunungsitoli dan sekitarnya; Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah KSPP Kepulauan Hinako, Sirombu Daratan dan Provinsi Sumatera Utara telah mengalokasikan sekitarnya; KSPP Teluk Lagundri dan sekitarnya; anggaran untuk kemajuan setiap kabupaten/ KSPP Kepulauan Telo dan sekitarnya; KSPP kota. Begitu pula dengan Dinas Kebudayaan dan Bawomataluo dan sekitranya; KSPP Gomo Pariwisata Provinsi Sumatera Utara yang telah dan Sekitarnya; KSPP Lahewa dan sekitarnya; memberikan alokasi anggaran bagi 10 daerah/ KSPP Afulu dan sekitarnya dan KSPP Nias dan kawasan setiap tahunnya sebagai dana bantuan sekitarnya. dalam penyelenggaraan event-event prioritas Penetapan kawasan kepulauan Nias sebagai yang diselenggarakan di kabupaten/ kota. Bantuan kawasan strategis pariwisata provinsi ternyata diberikan senilai Rp100 juta khusus disalurkan belum berhasil menarik perhatian pemerintah untuk membantu kelancaran dan kesuksesan event. khususnya dalam hal pengalokasian anggaran. Namun demikian dukungan dari pemerintah provinsi Porsi anggaran masih tersedot dalam upaya terhadap pengembangan potensi destinasi wisata pengembangan kawasan wilayah Danau di kabupaten Nias Selatan masih terkendala oleh Toba. Saat ini kawasan wisata Danau Toba beberapa faktor, seperti: telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata • Kawasan wisata di Kabupaten Nias Selatan Nasional (DPN) dan Destinasi Pariwisata Unggul belum termasuk dalam prioritas Nasional (DPU) di Provinsi Sumatera Utara. Danau Toba Pengembangan destinasi wisata di kawasan Nias ditetapkan sebagai salah satu dari salah satu Selatan sebenarnya telah dijadikan prioritas dari 10 destinasi pariwisata prioritas nasional provinsi oleh pemerintah provinsi Sumatera oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya yang masuk Utara. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya kedalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional 9 kawasan lokasi wisata di Kepulauan Nias dalam (KSPN). Dukungan lintas sektor diperlukan dalam Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) upaya pengembangan destinasi pariwisata, oleh sebagai Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP) karena itu sebagian besar sinergi di beberapa

Sumber: Peta Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional (PP No 50/2011 tentang RIPPARNAS) Gambar 3. Posisi Nias Selatan dalam Kepariwisataan Nasional 140 Kajian Vol. 24, No. 2, Tahun 2019 hal. 131 - 143 kementerian seperti Kementerian Perhubungan, peningkatan penghasilan dan taraf hidup serta Kementerian Perdagangan, Kementerian mendorong pertumbuhan sektor produktif Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta lainnya layak dikembangkan guna meningkatkan antara SKPD terarah pada pembangunan di kesejahteraan masyarakat dan berbagai pihak kawasan pariwisata Danau Toba. Hal ini berakibat lainnya yang terlibat di kabupaten Nias Selatan. pada berkurangnya fokus dari pemerintah • Penetapan Kabupaten Nias Selatan sebagai provinsi dalam upaya pembangunan kawasan kawasan daerah tertinggal oleh Badan destinasi wisata di kabupaten Nias Selatan. Perencanaan dan Pembangunan Nasional Padahal, pertumbuhan pariwisata seyogyanya (Bappenas) memiliki peranan penting dalam memicu Peraturan Presiden No. 131 Tahun 2015 tentang pertumbuhan sektor ekonomi lainnya seperti Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015 – perusahaan penyedia jasa penginapan (hotel), 2019 menyatakan bahwa beberapa daerah di makanan dan minuman (bar dan restoran), provinsi Sumatera Utara termasuk kabupaten pelayanan jasa perencanaan perjalanan (tour Nisel. Konotasi daerah tertinggal identik dengan & travel), jasa pramuwisata (tour guide), serta rendahnya kemampuan penduduk lokal dalam mendorong berkembangnya home industry pemenuhan kebutuhan dasar seperti kepedulian cindera mata kawasan wisata. Dengan semakin terhadap kesehatan, tingkat pendidikan serta meningkatnya perekonomian sebagai dampak kemiskinan. Elemen kunci kemiskinan terletak adanya pariwisata akan berimplikasi positif pada keterisolasian yang direpresentasikan oleh pada peningkatan pendapatan asli daerah keterbatasan akses yang dimiliki masyarakat serta perbaikan terhadap sarana dan prasarana terhadap barang, fasilitas dan peluang untuk penunjang yang tidak kalah pentingnya seperti memenuhi kebutuhan dasar, sosial, dan jalan-jalan, jembatan, lapangan udara, serta ekonomi.7 Salah satu contoh nyata yang Tabel 1. Jumlah Wisatawan Manca Negara dan Domestik di Kabupaten Nias Selatan di Lokasi Usulan DAK 2019 Tahun 2014 – 2017 2014 2015 2016 2017 No. Nama Objek Wisata Manca Manca Manca Manca Domestik Domestik Domestik Domestik Negara Negara Negara Negara 1. Desa Bawomataulo 12.200 720 13.375 856 16.096 926 19.100 997 2. Pantai Sorake 1.500 320 1.950 420 2.347 507 3.976 1.500 3. Pantai Lagundri 1.750 150 2.224 250 2.658 329 2.900 500 4. Desa Orahili 135 17 170 26 230 32 230 30 5. Hilinawalo Mazino 218 22 412 30 514 60 450 65 6. Genasi 1.257 85 1.570 100 2.141 235 2.200 240 7. Pantai Baloho 2.000 50 3.000 100 3.000 200 3.001 190 8. Kawasan TPI Teluk Dalam 300 35 56 50 207 55 70 61 9. Pantai Walo Soaramba Ujung Batu 67 50 100 8 70 10 206 14 10. Pantai Moale 95 30 999 31 1.388 135 1.400 130 11. Pantai Ladeha 20 10 88 11 15 15 17 28 12 Pantai Talabu 30 10 100 11 23 21 15 27 13. Puncak Sogawunasi 30 10 100 11 24 11 16 22 14. Desa Lolomoyo 45 15 101 11 25 24 17 22 15. Boronadu 356 19 405 31 546 20 400 40 16. Tetegewo 376 25 402 39 500 50 500 100 17. Kepulauan Tello 556 476 687 498 870 566 1.000 1.207 JUMLAH 20.935 2.044 25.819 2.483 30.654 3.196 35.498 5.173 Sumber: Data Disbudparpora Nisel, 2018.

tersedianya alat transportasi. Pariwisata 7 sebagai salah satu sumber industri baru yang Roberto Akyuwen, “IRAP Sebagai Instrumen Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Infrastruktur Perdesaan”, mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi Seminar Nasional tentang Keberlanjutan Partisipasi melalui penyediaan lapangan pekerjaan, Masyarakat dalam Pembangunan, Yogyakarta, 2008. Nanda Puspita Strategi Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Selatan 141 ditemukan dari narasumber bahwa di Pulau yang seakan telah dimanjakan dengan adanya Tello yang terletak di kecamatan pulau-pulau distribusi bantuan dari pemerintah melalui batu, kabupaten Nias Selatan bahwa kegiatan Kementerian Desa. Sepanjang kebijakan perekonomian dari sektor perdagangan yang desentralisasi menghasilkan daerah otonomi dilakukan di pulau tersebut justru mengambil baru, maka persoalan daerah tertinggal akan bahan baku bukan dari Nias Selatan melainkan mengikuti dengan pertumbuhan persoalannya.8 dari Padang ataupun Sibolga. Tentunya hal tersebut akan berdampak negatif pada tingkat • Karakter Masyarakat Lokal Nias Selatan penghasilan masyarakat lokal yang akan Kondisi pertumbuhan pergerakan perekonomian bermuara pada rendahnya pendapatan asli di kabupaten Nias Selatan masih berkutat daerah. pada sektor pertanian, padahal perlu adanya Dengan segala keterbatasan yang ada Nias penopang dari sektor lainnya seperti sektor Selatan nyatanya masih menyimpan potensi industri dan sektor pariwisata sehingga unggulan terutama dalam bidang pariwisata pergerakan pertumbuhan ekonomi dapat yang telah menjadi pilihan sebagai salah satu meningkat secara signifikan untuk meningkatkan destinasi wisata kelas dunia. Pantai Sorake dan kesejahteraan masyarakat lokal Nias Selatan. desa adat Bawomataulo merupakan potensi Sektor pertanian masih menjadi primadona destinasi wisata yang menarik minat wisatawan sebagai pusat pengembangan prioritas daerah baik domestik maupun mancanegara. Kedua untuk menunjang kemajuan daerah. Pariwisata destinasi wisata ini berhasil mendatangkan merupakan fenomena kompleks, bukan rombongan wisatawan mancanegara dengan sekedar kegiatan dengan objek utama industri menggunakan kapal pesiar pada tahun 2017. pelayanan yang melibatkan produk dan pasar Jumlah wisatawan pengunjung semakin tetapi lebih dari itu merupakan proses dialog meningkat dari tahun ke tahun ke Nias Selatan antara wisatawan sebagai tamu dan masyarakat dengan statistik data pengunjung sebagai sebagai tuan rumah sehingga memungkinkan berikut: terjadinya interaksi yang dapat membuka Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah peluang untuk saling bertukar informasi untuk wisatawan dengan intensitas kunjungan yang mendukung program pengembangan wilayah. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun Oleh karena itu penting untuk mengetahui demikian, potensi daerah yang ditawarkan oleh karakteristik masyarakat lokal sekitar kawasan Nias Selatan ini belum dapat menjadikannya pariwisata karena mereka merupakan orang- sebagai prioritas pengembangan kawasan orang yang paling mengetahui dan memahami pariwisata baik dari pemerintah setempat kondisi sosial budaya setempat. ataupun provinsi. Perlu penanganan secara makro dengan melibatkan berbagai pihak Strategi Pengembangan Kawasan Wisata diperlukan dalam upaya pengembangan Pengembangan potensi destinasi pariwisata pariwisata yang optimal guna mendukung yang optimal merupakan salah satu usaha tujuan pengembangan pariwisata seperti mumpuni yang dapat meningkatkan pertumbuhan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembangunan. Hal tersebut dikarenakan dan menunjang peningkatan pendapatan asli terdapat keterkaitan antara kepariwisataan dan daerah. Menurut Undang – Undang No 10 Tahun pembangungan dengan karakteristik kepariwisataan, 2009 tentang Kepariwisataan menyebutkan pertama, merupakan bagian dari pembangunan bahwa pariwisata adalah berbagai macam yang memiliki peran strategis dalam penyusunan kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas kebijakan; kedua, elemen strategis dari perencanaan serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, kebijakan harus mencakup penyediaan sarana dan pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. prasarana kepariwisataan; ketiga, pengembangan Sehingga pengembangan tidak hanya terfokus kepariwisataan khusus, mencakup akomodasi, pada infrastruktur tetapi ketersediaan sarana dalam berbagai tipe, hotel, motel dsb; keempat, dan prasarana, akomodasi serta dukungan prakiraan dampak (mencakup kajian carrying masyarakat sekitar lokasi kawasan wisata capacity) pembangunan kepariwisataan ditinjau dari sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam menggali potensi pariwisata di kabupaten Nias 8 Mandala Harefa & Juli Panglima S. Dkk, Prioritas Selatan. Dengan adanya penetapan kabupaten Pembangunan Indonesia 2015 – 2019: Keberlanjutan Nias Selatan sebagai kawasan daerah tertinggal Pertumbuhan dan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Jakarta: P3DI LIPI, 2012. ternyata melengahkan masyarakat Nias Selatan 142 Kajian Vol. 24, No. 2, Tahun 2019 hal. 131 - 143 sisi ekonomi, lingkungan, sosial ekonomi masyarakat keahlian di bidang visiografis dan informasi lokal, budaya dan warisan; kelima, pembiayaan, teknologi (IT) juga sangat diperlukan dalam upaya pemasaran, promosi dan sistem informasi; menggencarkan publikasi destinasi wisata dalam era keenam, kampanye Sadar Wisata bagi masyarakat.9 digital seperti sekarang ini. Oleh karena itu strategi yang dapat diambil oleh pemerintah dalam upaya mengembangkan potensi PENUTUP destinasi pariwisata di kabupaten Nias Selatan Kesimpulan di antaranya (1) optimalisasi pembangunan Kabupaten Nias Selatan dengan segala potensi pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism sumber daya alam layak dijadikan sebagai destinasi development); (2) Pembangunan pariwisata yang pariwisata skala internasional. Beberapa destinasi berkelanjutan akan berpusat pada kelestarian sumber pariwisata yang memiliki daya tarik mendunia antara daya yang dibutuhkan untuk pembangunan di masa lain pantai Sorake dan desa adat Bawomataluo. yang akan datang. Dengan demikian pembangunan Antusiasme wisatawan baik mancanegara maupun di kabupaten Nias Selatan dapat dilaksanakan domestik yang secara statistik memberikan sepenuhnya dengan memanfaatkan segala potensi kontribusi dalam kunjungan ke Kabupaten Nias pariwisata saat ini dengan tetap mengakomodir Selatan seharusnya dapat dijadikan sebagai salah perubahan yang mungkin akan terjadi di masa yang satu penggerak bagi pemerintah setempat untuk akan datang. Pertumbuhan baik dari segi ekonomi, menetapkan sektor pariwisata sebagai prioritas sosial, budaya maupun lingkungan hidup dapat daerah dengan harapan dapat dibawa ke tingkat selaras seiring dengan perkembangan pariwisata; (3) provinsi sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah Penetapan kebijakan melalui pengesahan peraturan pusat sebagai pengambil keputusan baik terkait daerah terkait Rencana Induk Pembangunan anggaran maupun penentuan kebijakan lainnya. Kepariwisataan Kabupaten Nias Selatan sebagai Namun demikian kebijakan yang menghasilkan master plan dalam pengelolaan potensi destinasi daerah otonomi baru akan menimbulkan persoalan pariwisata; (4) Strategi pengembangan periwisata daerah tertinggal yang diikuti dengan segala dengan merangkul partisipasi masyarakat dan permasalahan dalam mendorong pertumbungan pemberdayaan komunitas lokal sekaligus guna pembangunan daerah yang dapat mengakibatkan mendukung program pembangunan kepariwisataan minimnya kontribusi terhadap kesejahteraan yang berkelanjutan. Partisipasi masyarakat masyarakat lokal dan pendapataan asli daerah. diperlukan dalam menjaga interaksi sosial dengan Penerapan konsep pengembangan pariwisata wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkelanjutan (Sustainable Tourism untuk menambah keanekaragaman budaya yang Development) merupakan pilihan tepat untuk telah ada tanpa merusak nilai warisan budaya asli mengembangkan potensi kawasan wisata di leluhur. Pemberdayaan komunitas lokal dilakukan kabupaten Nias Selatan yang kaya akan nilai adat dengan menjalin kemitraan kerja melibatkan dan budaya. Implementasi pendekatan tersebut Corporate Social Responsibility (CSR). Seperti diharapkan upaya mengangkat sektor pariwisata yang diungkapkan Aziz Firdaus, dalam proceeding sebagai prioritas pembangunan daerah kawasan simposium nasional otda tahun 2011 dikemukakan Nias Selatan dapat mengembangkan kualitas bahwa CSR merupakan komitmen yang berkelanjutan seluruh potensi lingkungan daerah tujuan wisata oleh para pembisnis untuk berperilaku etis dan dan warisan budaya leluhur yang dapat menjamin memberi kontribusi pada pengembangan ekonomi, kebermanfaatan dari aktifitas kepariwisataan bahkan meningkatkan kualitas hidup bagi tenaga dan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat kerja dan keluarganya sebagaimana halnya pada luas tidak hanya masa sekarang tetapi juga untuk komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. kesejahteraan di masa yang akan datang. Selain Sejalan dengan pemikiran tersebut, maka menjalin itu, Implementasi strategi pengembangan kawasan kerja sama dengan pihak ketiga melalui CSR dapat wisata juga perlu didukung dengan percepatan diterapkan sebagai salah satu implementasi strategi pengesahan Naskah Akademik Rencana Induk dalam pengembangan pariwisata di Nias Selatan Pembangunan Kepariwisataan Kabuten Nias Selatan yang berorientasi pada pengembangan yang untuk memperkuat perencanaan pengembangan berkelanjutan; (5) Dukungan terhadap ketersediaan kepariwisataan kabupaten Nias Selatan yang telah sumber daya manusia kepariwisataan yang memiliki tercantum dalam Rencana Induk Pembangunan 9 Abdillah Fitra dan Leksmono S. Maharani, “Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Nias Selatan (Ripparkaba) Kepariwisataan Berkelanjutan”, Jurnal Ilmu Pariwisata, 6, sebagai legitimasi hukum dalam pengembangan 2001, pp. 87. kawasan wisata daerah untuk menggerakkan dan Nanda Puspita Strategi Pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Selatan 143 meningkatkan perekonomian daerah DAFTAR PUSTAKA

Saran Demikian hasil penelitian terhadap strategi pengembangan potensi destinasi pariwisata di Asikin, Zainal dan Amiruddin. (2004). Pengantar kabupaten Nias Selatan disusun. Beberapa saran yang Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja dapat penulis sampaikan guna mendukung terhadap Grafindo Persada. upaya pengembangan yang telah dilakukan oleh Harefa, Mandala & Saragih, Juli Panglima, dkk. (2012). pemerintah kabupaten dan provinsi diantaranya: Prioritas Pembangunan Indonesia 2015 – 2019: 1. Pemerintah daerah memberikan dukungan Keberlanjutan Pertumbuhan dan Percepatan penuh dalam upaya mendorong sektor Pengentasan Kemiskinan. Jakarta. P3DI LIPI. pariwisata di kabupaten Nias Selatan sebagai prioritas pengembangan daerah untuk Kusuma, Hilman Hadi (2013). Metode Pembuatan menunjang kemajuan perekonomian dan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum. Bandung: mengurangi ketergantungan terhadap sektor Mandar Maju. pertanian. Salah satu bentuk dukungan dapat dilakukan melalui pembentukan Generasi Jurnal Pesona Indonesia (GenPi) tingkat kabupaten Fitra, Abdillah dan Leksmono, S. Maharani. (2001). dalam menghadapi era dunia digital. Dengan Pengembangan Kepariwisataan Berkelanjutan. pembentukan ini diharapkan promosi terhadap Jurnal Ilmu Pariwisata, 6. potensi pariwisata yang ada di daerah dapat Primadany, Sefira Ryalita; Mardiyono; & Riyanto. menjangkau seluruh wilayah tanah air maupun (2013). Analisis Strategi Pengembangan mancanegara. Pariwisata Daerah (Studi pada Dinas Kebudayaan 2. Perlu adanya regulasi dari pemerintah pusat dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk). yang sebagai payung hukum yang menaungi Jurnal Administrasi Publik (JAP), 1, pp. 135-143. program prioritas provinsi dan daerah sehingga dapat berjalan selaras dan seimbang dengan Subandra, I Nengah dan Nandra, Nyoman Mastiani. program prioritas nasional untuk pemerataan (2006). Dampak Ekonomi, Sosial – Budaya, pembangunan sampai ke wilayah pelosok. dan Lingkungan Pengembangan Desa Wisata 3. Melalui tugas dan fungsi baru DPD RI oleh di Jatiluwih-Tabanan. Jurnal Manajemen Panitia Urusan Legislasi Daerah (PULD) berkenan Pariwisata, 5. untuk melakukan pendampingan berupa mediasi antara pemerintah pusat dan daerah Sumber Digital dan Seminar sehingga upaya tindak lanjut terhadap dokumen Akyuwen, Roberto. (2008). IRAP Sebagai Instrumen naskah akademik Rencana Induk Pembangunan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kepariwisataan Kabupaten Nias Selatan yang Infrastruktur Perdesaan. Seminar Nasional telah diserahkan kepada DPRD kabupaten Tentang Keberlanjutan Partisipasi Masyarakat Nias Selatan agar segera ditetapkan menjadi dalam Pembangunan. Yogyakarta. peraturan daerah dapat dijadikan sebagai Kementerian Pariwisata. (2018). (online), (http:// prioritas pengesahan. www.kemenpar.go.id/post/news-10-bali-baru- diperkenalkan-ke-selandia-baru-lewat-sales- UCAPAN TERIMA KASIH mission, diakses 20 Oktober 2018) Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Keuangan Daerah RI yang telah memberikan dana penelitian Berkelanjutan. (online), (https://www.ojk. singkat ini. go.id/sustainable-finance/id/publikasi/prinsip- dan-kesepakatan-internasional/Pages/Tujuan- Pembangunan-Berkelanjutan.aspx, diakses 20 Oktober 2018)