Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

Received: 16-10-2019 Revised: 20-01-2020 Published: 20-04-2020 (Date-Month-Year) (Date-Month-Year) (Date-Month-Year)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA PADA SITUS PURBAKALA PUGUNG RAHARJO

Choirudin1, Eka Fitria Ningsih2, M. Saidun Anwar3, Intan Ratna Sari4, Suci Amalia5 1,2,3,4,5 Pendidikan Matematika, IAIMNU , [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengidentifikasi benda-benda budaya (artefak) yang ada pada situs purbakala Pugung Raharjo di Timur sekaligus mengimplementasi potensi yang dapat dikembangkan sebagai bahan pembelajaran dalam pembelajaran matematika di perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D) yang melibatkan semua pihak yang relevan (stakeholder) dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung, antara lain: 1) Badan Kesatuan Bangsa dan Poliliti (Kesbangpol) Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sebagai pihak yang berwenang dalam bidang penelitian dan pengembangan, 2) Lembaga Pendidikan Ma’arif NU sebagai pemangku kebijakan di lingkungan pendidikan di bawah naungan NU provinsi Lampung, 3) Kepemerintahan Desa Pugung Raharjo selaku pemilik wilayah situs Purbakala. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan survei untuk mengembangkan buku ajar bagi mahasiswa pendidikan Matematika di IAIMNU Metro khususnya dan bagi para pecinta, pemerhati dan pemangku kebijakan di bidang budaya dan matematika Katakunci: Perangkat Belajar; Matematika; Situs Purbakala Pugung Raharjo

Abstract: This study aims to 1) Identify cultural objects (artifacts) that exist at the ancient site of Pugung Raharjo in East Lampung as well as implement potentials that can be developed as learning material in learning mathematics in higher education. This research is a Research and Development (R&D) involving all relevant parties (stakeholders) in reviewing the actions that are taking place, among others: 1) The National Unity and Polity Unit (Kesbangpol) of the Government as an authorized party in the field of research and development, 2) NU Ma'arif Education Institute as a policy maker in the education environment under of NU Lampung, 3) Governance of Pugung Raharjo Village as the owner of the Archaeological site area. This research uses descriptive analysis research method with survey approach to develop textbooks for Mathematics education students at IAIMNU Metro in particular and for lovers, observers and policy makers in the fields of culture and mathematics Keywords: Learning Devices; Mathematics; Pugung Raharjo Archaeological Site

Pendahuluan selain pembelajaran matematika menjadi Etnomatematika merupakan lebih bermakna, keuntungan lain yang sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat dirasakan yaitu memperkenalkan dapat diterapkan di kelas. Kondisi budaya sendiri kepada peserta didik Indonesia yang memiliki beragam budaya sehingga akan muncul rasa cita kepada menjadi pendukung utama pendekatan tanah airnya. Seperti yang diamanatkan etnomatematika untuk diterapkan. Paling dalam Undang-undang bahwa tidak ada dua keuntungan yang diperoleh kompetensi yang harus diperoleh peserta dari penerapan etnomatematika di kelas, didik selain kemampuan dalam bidang

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 18

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

kognitif dalam bidang sikap pun juga multikultural hanya sebagai rasa ingin tidak kalah pentingnya. tahu. Kegiatan seperti itu biasanya Istilah ethnomathematics merujuk pada masa lalu budaya dan digunakan untuk mengekspresikan budaya itu sangat jauh dari anak-anak di hubungan antara budaya dan matematika. kelas. Situasi ini terjadi karena Dosen Istilah ini membutuhkan interpretasi yang mungkin tidak mengerti bagaimana dinamis karena menggambarkan konsep- budaya berhubungan dengan anak-anak konsep yang sendiri tidak kaku atau luar dan pembelajaran mereka. Komponen biasa, etno dan matematika. penting pendidikan matematika saat ini Etnomatematika pertama kali dicetuskan harus menegaskan kembali, dan dalam oleh (D’Ambrosio, 1985). Matematika beberapa kasus untuk memulihkan, dikategorikan menjadi “matematika martabat budaya. praktis” dan “matematika akademik”. Kebermaknaan keberadaan Matematika praktis adalah matematika matematika masih jarang dirasakan yang digunakan dalam praktik kehidupan langsung oleh mahasiswa sehingga sehari-hari. Pengajaran secara formal matematika menjadi hal yang abstrak dan tidak diberikan dalam hal ini. Sedangkan cenderung penuh dengan angka yang “matematika akademik” adalah materi tidak bermakna. Padahal matematika matematika yang disampaikan di sekolah- merupakan mata pelajaran yang dapat sekolah. Dari sini sebenarnya dapat dijadikan sebagai alat untuk ilmu-ilmu dibuat menjadi sebuah kolaborasi yang lain. Dalam upaya memfasilitasi matematika sekolah dengan matematika kebermaknaan matematika maka praktis. Sehingga Ubiratan D’ambrosio Ubitarian mencetuskan sebuah menggagas etnomatematika sebagai pendekatan dalam pembelajaran pendekatan dalam pembelajaran matematika yang mengintegrasikan matematika dengan membawa budaya budaya dalam pembelajaran matematika dan praktik kehidupan sehari-hari ke (D’Ambrosio, 1991). dalam pembelajaran di sekolah Sebagai praktisi pendidikan sudah (D’Ambrosio, 1985). menjadi tanggung jawab untuk Etno menggambarkan "semua memberikan solusi terhadap bahan yang membentuk identitas budaya permasalahan dalam dunia pendidikan. kelompok: bahasa, kode, nilai, jargon, Melibatkan budaya dalam kegiatan kepercayaan, makanan dan pakaian, pembelajaran matematika menjadi satu kebiasaan, dan sifat fisik. Matematika alternatif yang dapat dikembangkan mengungkapkan "pandangan luas tentang dengan tujuan selain mengenalkan matematika yang termasuk Aritmatika, budaya dan menanamkan cinta terhadap Data, Logika dan lain sebagainya". warisan leluhur Indonesia, Banyak pendidik mungkin tidak pengintegrasian budaya dalam terbiasa dengan istilah ini, namun dasar pembelajaran dapat mempermudah pemahaman awal tentang etnomatematika memahami materi matematika yang memungkinkan dosen untuk memperluas disajikan lebih realistis. matematika persepsi dan lebih efektif Etnomatematika dapat menjadi dalam mengajar mahasiswa. Guru, Dosen alternatif dalam mengimplementasikan dan masyarakat pada umumnya tidak unsur-unsur budaya ke dalam kelas biasa mengatakan bahwa matematika dan dimana dapat menghasilkan suatu inovasi budaya terhubung. Ketika Dosen baru dalam pembelajaran Matematika mengakui adanya koneksi, sering (Zhang & Zhang, 2010) (Owens, 2012). melibatkan mahasiswa dalam kegiatan Sehingga dapat menjadi inspirasi bagi

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 19

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

mahasiswa, Dosen, Guru dan praktisi masyarakat terutama pada pendidikan pendidikan Matematika. Matematika (Begg & Hamilton, 2001). Menurut Hartoyo, Akan tetapi peranan yang diberikan etnomatematika menjadi gambaran global etnomatematika adalah bagaimana kerja tentang perpaduan dan pengaruh budaya keras dan usaha kita dalam penggunaan matematika dalam mengembangkan konsep ke dalam penerapannya (Hartoyo, 2012). Begitu pembelajaran Matematika dengan hal-hal juga banyak budaya yang mengandung yang berkaitan dengan budaya dan unsur-unsur Matematika (Wahyuni dkk., pengalaman mahasiswa dalam kehidupan 2013). sehari-hari (Rosa & Orey, 2011). Jika kita Dari berbagai pendapat tersebut bisa melakukannya, hal ini akan dapat disimpulkan bahwa menciptakan pendekatan etnomatematika etnomatematika adalah suatu program dapat membuat matematika lebih relevan yang menggunakan media budaya untuk dan bermakna bagi mahasiswa. menggali fenomena-fenomena yang Budaya adalah hasil cipta, rasa bersifat matematis yang kemudian dan karya manusia. Keberagaman budaya diarahkan ke ranah pedagogis. Hal ini di Indonesia meliputi budaya di bidang senada dengan pendapat Shirley yang seni, agama. Budaya nusantara menjadi mengungkapkan bahwa etnomatematika warisan berharga bagi Indonesia yang membuka potensi mahasiswa untuk dapat dimanfaatkan menjadi icon mempelajari matematika melalui unggulan sebagai tujuan wisata (Ningsih, kebudayaan setempat, sehingga bidang 2019). Di Indonesia, penelitian mengenai ini menjadi pusat pembelajaran outdoor etnomatematika telah banyak dilakukan yang menyenangkan dan berorientasi oleh kalangan akademis dari Sabang pada pemahaman terpadu (Shirley, 2005). sampai Merauke. Penggalian-penggalian D’Ambrosio, (1991) mengatakan terhadap nilai-nilai matematika yang bahwa dengan mempelajari berbagai terdapat di setiap kebudayaan pada dimensi dari Matematika, menjadi cara dasarnya adalah untuk mengetahui proses mempertimbangkan pengetahuan berfikir matematis dari para penggagas matematika. Yang pada intinya budaya yang kemudian menjadi objek etnomatematika mencoba menggali untuk mengasah kemampuan berfikir bagaimana pola berfikir matematis suatu matematis mahasiswa. Berpikir masyarakat yang tertuang dalam matematis termasuk ke dalam salah satu kehidupan berbudaya mereka. kategori kemampuan berpikir yang Kajian etnomatematika yang diperoleh melalui belajar tentang materi begitu luas, menyebabkan matematika. Semakin tinggi kemampuan etnomatematika menjadi pusat pemikiran berpikir matematis seseorang, maka untuk memahami matematika. Barton semakin mudah baginya untuk mengungkapkan bahwa: mengimplementasikan nilai-nilai “Ethnomathematics is a field of study matematika dalam kehidupan. Dan which examines the way people from semakin tinggi kemampuan berpikir other cultures understand, articulate and seseorang, maka semakin mudah bagi use concepts and practices which are dirinya untuk menyesuaikan diri dengan from their culture and which the lingkunganya. researcher describes as mathematical” Dikarenakan cakupan budaya (Barton, 2016). yang amat luas, begitu banyak aspek dari Gagasan ini memberikan budaya yang dapat menjadi objek pengaruh bahwa peran etnomatematika di pembelajaran matematika. Khususnya di

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 20

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

Indonesia, penelitian etnomatematika Provinsi Lampung memiliki Situs memiliki variansi objek yang beragam. Purbakala di desa Pugung Raharjo yang Mulai dari anyaman, kostum tari festival memiliki nilai budaya dan estetika. Letak budaya, permainan tradisional, sistem Taman Purbakala Pugung Raharjo pemomoran yang digunakan oleh suku- terletak di ketinggian 80 meter yang suku di Indonesia, konstruksi rumah adat, dikelilingi oleh tanggul peninggalan ragam batik hias dan pakaian adat, ukir- zaman perang. Situs ini memiliki ukuran ukiran, objek pariwisata, situs purbakala, kurang lebih 30 hektar peninggalan penanggalan Jawa, pewayangan, dan zaman Megalitikum. Tradisi ini banyak objek budaya lainnya. Berikut merupakan peninggalan kebudayaan merupakan beberapa penelitian prasejarah zaman dimana manusia belum etnomatematika terhadap budaya di mengenal tulisan. Indonesia: Taman Purbakala ditemukan oleh 1. Etnomatematika pada sumur penduduk setempat pada tahun 1957. purbakala Desa Kaliwadas Cirebon Selanjutnya pada tahun 1968 Lembaga dan kaitannya dengan pembelajaran Purbakala Jakarta bekerjasama dengan matematika di sekolah (Noto dkk., Pennsylvania Meseum University 2018). melakukan pencatatan dan 2. Eksplorasi Etnomatematika Batik pendokumentasian kepurbakalaan di desa Trusmi Cirebon Untuk Mengungkap Pugung Raharjo. Bukti peninggalan Nilai Filosofi dan Konsep Matematis benda cagar budaya Pugung Raharjo pada (Arwanto, 2017). zaman prasejarah meliputi Benteng 3. Study Ethnomathematics of Aboge Tanah, Punden Berundak, Batu (Alif, Rebo, Wage) Calendar as Berlubang, Kompleks Batu Mayat, Kolam determinant of great days of Islam Megalithik dan Dolmen. Bukti anda traditional ceremony in Cirebon peninggalan sejarah kepurbakalaan Kasepuhan Palace (Syahrin dkk., Pugung Raharjo. Benteng pada situs ini 2016). berbentuk persegi memanjang. 4. Eksplorasi etnomatematika pada Sero Beberapa situs di Taman (Set Net) Budaya masyarakat Kokas Purbakala Pugung Raharjo yang dapat Fakfak Papua Barat (Ubayanti dkk., dikaitkan dan dijadikan pengembangan 2016). etnomatematika antara lain: 5. Development of Mathematics Materials based on Etopapa (Ethnomathematics In Tourism Object of Palembang City)

(Manullang dkk., 2018). Gambar 1, 2, 3 6. Etnomatematika pada candi Ratu Punden Berundak Batu Mayat Kolam Bertuah Boko sebagai pendukung pembelajaran matematika realistik Selain secara historis beberapa (Rani, 2018). situs di Taman Purbakala Pugung 7. The role of ethnomathematics in West Raharjo dapat dikaitkan dengan (a preliminary analysis of case pembelajaran di sekolah, Punden study in Cipatujah) (Kusuma, 2017). Berundak yang bentuknya trapesium, 8. Ethnomathematics study: uncovering Batu Mayat yang bentuknya dan Kolam units of length, area, and volume in Bertuah yang bentuknya kubus yang Kampung Naga Society (Septianawati kesemuanya menggambarkan tiga dkk., 2017). dimensi, sehingga kesemuanya dapat

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 21

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

dikaitkan dengan etnomatematika pada diadopsi tergantung pada di mana dan materi pokok Dimensi Tiga. kepada siapa matematika diajarkan. Matematika adalah salah satu Dengan asumsi bahwa ethnomathematics mata pelajaran terpenting dalam sistem memiliki potensi untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia dan belajar di keterlibatan dan minat mahasiswa dalam semua tingkat pendidikan di Indonesia, belajar matematika (Chahine, 2015). dari sekolah dasar hingga universitas Pembelajaran matematika dapat (Tanujaya dkk., 2017). Lebih jauh lagi, dilakukan di luar kelas sehingga matematika adalah cabang pengetahuan mahasiswa dapat memperkenalkan dan yang diperlukan untuk mahasiswa, menghubungkan matematika dengan terlebih lagi diperlukan oleh setiap orang kearifan lokal dan membuat pembelajaran dalam kegiatan sehari-hari untuk matematika menyenangkan, bermakna, mengembangkan kemampuan berpikir dan lebih memahami konsep-konsep logis, sistematis, kritis mahasiswa, dan kontekstual dalam matematika (Rosa & untuk mendukung keberhasilan belajar Orey, 2011). Aspek budaya berkontribusi mereka di masa depan (Runisah, 2017). untuk memperkenalkan matematika Di sisi lain, matematika adalah sebagai bagian dari kehidupan sehari- pengetahuan yang melekat dalam hari, mengembangkan keterampilan kegiatan kehidupan dan sangat dekat koneksi penting, dan memperdalam dengan budaya dalam konteks perilaku pemahaman matematika. Menurut atau kebiasaan yang telah ada sejak (Clarkson, 2014), budaya dapat dipahami zaman kuno dan selama beberapa sebagai pola makna, dibangun secara generasi (Muhtadi dkk., 2017). Oleh historis dan ditransmisikan secara sosial, karena itu, matematika dapat dikatakan diwujudkan dalam simbol dan bahasa, di sebagai salah satu mata pelajaran yang mana manusia berkomunikasi, sangat penting dan dibutuhkan dalam melanggengkan dan mengembangkan kehidupan sehari-hari karena dapat pengetahuan dan pemahaman mereka meningkatkan kemampuan berpikir tentang kehidupan. Budaya sangat mahasiswa. penting tertanam pada mahasiswa sejak Ethnomathematics secara dini. Di sisi lain, penanaman nilai-nilai konseptual dirancang sebagai Matematika budaya diperlukan untuk mendukung yang dipraktikkan, digunakan atau pengembangan karakter nasional, karena dikombinasikan dalam praktik budaya dengan pemahaman dan penerapan nilai- dalam masyarakat (Vasquez, 2017). nilai budaya individu yang mampu Lebih jauh lagi, gagasan etnomatematika menyaring pengaruh globalisasi yang muncul sebagai pandangan yang lebih sekarang jelas terlihat dampak luas tentang hubungan antara matematika negatifnya. dan dunia nyata. Sejalan dengan ini, Hasil penelitian tersebut amat ethnomathematics berkaitan dengan berguna untuk membantu Dosen konsep matematika yang dapat menyusun bahan ajar yang dekat dengan diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mahasiswa. Dengan begitu mahasiswa mengajar matematika baik di tingkat akan lebih mudah memahami matematika dasar dan menengah (Dwidayati, 2018). melalui pendekatan budaya sekitar. Sehingga dapat diartikan bahwa Apabila nilai-nilai budaya telah melekat ethnomathematics adalah integrasi dalam sanubari mahasiswa melalui budaya dalam pembelajaran matematika pembelajaran berbasis etnomatematika atau dengan kata lain matematika yang ini, maka mahasiswa tidak akan terasah memiliki unsur budaya. Budaya yang kemampuan berfikir matematisnya dan

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 22

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

juga mereka tidak akan mudah berdiskusi dengan para praktisi kehilangan karakter dan jati diri sebagai pendidikan seperti guru mata pelajaran warga negara Indonesia. matematika, waka kurikulum dan kepala sekolah. Hasil survey menghasilkan Metode Penelitian bahan ajar yang digunakan biasanya Desain pengembangan hanya terbatas pada buku-buku reverensi pembelajaran dalam penelitian ini umum sehingga diperlukan referensi menggunakan model Plomp khusus untuk mahasiswa sebagai bahan (Condromukti, R. dkk., 2014). Berikut ini referensi strategi pembelajaran tahapan penelitian ini: 1) Tahapan matematika yang berbasis budaya dan Pengkajian Awal, Pada tahap pengkajian kearifan lokal. Produk utama yang dapat awal tim peneliti melakukan kegiatan dihasilkan adalah pengembangan bahan focus group dissussion (FGD) yaitu ajar yang terbagi pada beberapa tahap: memetakan kajian pembelajaran yang 1) Tahap Preliminary (Pendahuluan) dapat dilakukan pada situs purbakala Tahap pertama yang dilakukan Pugung Raharjo. Selanjutnya dilakukan dalam mengembangkan buku ajar tahap pengkajian tentang model pembelajaran pendahuluan, dengan menyusun. Pada yang sesuai dengan pembelajaran tahap pendahuluan dilakukan pengkajian berbasis etnomatematika. 2) Tahap sumber-sumber dan lieratur yang relevan Perancangan, Pada tahap ini kegiatan dengan penelitian ini. Dengan yang dilakukan adalah finalisasi melengkapai beberapa teori dan informasi perangkat pembelajaran yang meliputi yang tentang etnomatematika maka model pembelajaran, RPP, LKS dan dilakukan pemilihan tempat penelitian tahap terahir dalam tahap perancangan serta yang memungkinkan. adalah penyusunan instrument penelitian. 3) Tahap Realisasi/Kontruksi, yaitu 2) Tahap Analysis model pembelajaran dengan pendekatan Tahap analisis yang dilakukan etnomatematika. Implementasi perangkat meliputi analisis tentang kurikulum, pembelajaran yang telah disusun yaitu analisis kebutuhan mahasiswa dan pembuatan buku ajar/referensi yang telah analisis sumber materi sehingga diperoleh dibuat tentang situs purbakala Pugung pengembangan media yang tepat guna Raharjo. 4) Tes, Evaluasi dan Revisi, bagi mahasiswa dalam mempelajari Pada tahapan ini tim peneliti melakukan Matematika. Analisis tentang sumber FGD untuk melakukan evaluasi dan materi dilakukan untuk mengidentifikasi, revisi sehingga perangkat siap digunakan. menyusun, dan merinci secara sistematis 5) Implementasi, Tahapan ahir adalah berdasarkan analisis kebutuan mahasiswa implementasi perangkat di perguruan dan analisis isi yang digunakan sebagai tinggi. rambu-rambu pengembangan buku khususnya pada materi Geometri. Hasil dan Pembahasan Sebelum mengembangkan buku 3) Tahap Development ajar etnomatematika Situs Purbakala Tahap pengembangan yang Pugung Raharjo, tim peneliti melakukan dilakukan adalah dengan mendesain buku sosialisasi program ke subjek tentang ajar. Desain produk buku ajar ini yang target yang akan dicapai. Pertama survey berisi konten, konstruks dan bahasa yang ke bebarapa mahasiswa dan Guru kemudian diuji pakar (expert review) Matematika di sekolah menengah yang untuk mendapatkan kritik dan saran dari ada di provinsi Lampung. Pengabdi para ahli untuk penyempurnaan

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 23

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

instrumen tes. Uji pakar dengan mengambil tiga dosen IAIMNU Metro. Uji pakar yang pertama adalah dosen ahli media, dosen ahli Sejarah dan dosen ahli materi matematika.

Gambar 8, 9 Isi Buku Etnomatematika Situs Purbakala Pugung Raharjo

Dengan kegiatan pengembangan buku ajar dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas dan antusias belajar Gambar 4, 5 Cover Buku Etnomatematika Situs Purbakala mahasiswa dalam mempelajari Pugung Raharjo matematika yang dikemas dalam bingkai budaya. Dengan kondisi yang demikian ini, mahasiswa dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Penelitian terkait etnomatematika (Amit & Abu Qouder, 2017), (Rosa dkk., 2017), (Fouze & Amit, 2017) bahwa perlu adanya dorongan untuk mengembangkan sebuah pendekatan inovatif dengan menggunakan etnomatematika. Dengan penelitian etnomatematika yang telah dilakukan Gambar 6, 7 oleh menunjukkan bahwa tanpa dengan Sub Judul Buku Etnomatematika Situs mengenal situs dapat dijadikan kajian Purbakala Pugung Raharjo dalam mempelajari konsep matematika, konsep-konsep matematika yang terkandung dalam bangunan candi dan prasasti, punden, dan benda-benda lain di Situs Purbakala dengan berbagai bentuk Geometri yang dikemas dalam bentuk perangkat pembelajaran matematika.

Kesimpulan Pengembangan etnomatematika dalam pembelajaran matematika menjadi trend yang perlu dilakukan terutama pembelajaran yang mengangkat budaya

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 24

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

lokal. Pada penelitian sebelumnya yang Learning. International Congress mengembangkan etnomatematika of Mathematics Education, 10. mengangkat budaya yang ada di Condromukti, R., Setiana, D., & Indonesia khususnya provinsi Lampung Hardiarti, S. (2014).

Ucapan Terima Kasih Pengembangan Pembelajaran Ucapan terima kasih ditujukan Matematika Berbasis kepada Diktis Kemenag RI yang telah Etnomatematika. memberikan suport dan bantuan atas D’Ambrosio, U. (1985). terselenggaranya penelitian ini. Ethnomathematics and Its Place in the History and Pedagogy of Daftar Rujukan Mathematics. For the Learning of

Amit, M., & Abu Qouder, F. (2017). Mathematics, 5(1), 44–48. Weaving Culture and D’Ambrosio, U. (1991). Mathematics in the Classroom: Ethnomathematics and Its Place The Case of Bedouin In The History and Pedagogy of Ethnomathematics. Cham: Mathematics. The Falmer Press. Springer International Dwidayati, N. (2018). Exploring Publishing. Ethnomathematics in Central Arwanto, A. (2017). Eksplorasi Java. Journal of Physics: Etnomatematika Batik Trusmi Conference Series. Cirebon Untuk Mengungkap Nilai Fouze, A. Q., & Amit, M. (2017). Filosofi dan Konsep Matematis. Development of Mathematical Phenomenon: Jurnal Pendidikan Thinking through Integration of MIPA, 7(1). Ethnomathematic Folklore Game Barton, B. (2016). Mathematics, in Math Instruction. Eurasia Education & Culture: A Journal of Mathematics, Science Contemporary Moral Imperative. and Technology Education. Proceedings of 13th International https://doi.org/10.12973/ejmste/80 Congress on Mathematical 626 Education. Hamburg, Germany. Hartoyo, A. (2012). Eksplorasi Begg, A., & Hamilton. (2001). Etnomatematika pada Budaya Ethnomathematics: Why, and Masyarakat Dayak Perbatasan What Else? ZDM, 33(3), 71–74. Indonesia-Malaysia Kabupaten Chahine, I. C. (2015). Beyond Sanggau Kalbar. Jurnal Eurocentrism: Situating Penelitian Pendidikan, 13(1). Ethnomathematics within the Kusuma, D. A. (2017). The Role of History of Mathematics Narrative. Ethnomathematics in West Java (a Jornal Internacional de Estudos Preliminary Analysis of Case em Educação Matemática, 4. Study in Cipatujah). The Asian Clarkson, P. C. (2014). Multicultural Mathematical Conference 2016. Classrooms: Contexts for much IOP Conf. Series: Journal of Mathematics Teaching and Physics: Conf. Series 893.

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 25

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

Manullang, F. R., Indasari, M., & Rosa, M., Shirley, L., Gavarrete, M. E., Yuliana, P. (2018). Development & Alangui, W. V. (2017). Role of of Mathematics Materials Based Ethnomathematics in On Etopapa (Ethnomatematics In Mathematics Education. Tourism Objects of Palembang Proceedings of the 13th City). Dwija Cendekia: Jurnal International Congress on Riset Pedagogik, 2(2). Mathematical Education Cham: Muhtadi, D., Sukirwan, Warsito, & Springer International Prahmana, R. C. I. (2017). Publishing. Sundanese Ethnomathematics: Runisah. (2017). Using the 5E Learning Mathematical Activities in Cycle with Metacognitive Estimating, Measuring, and Technique to Enhance Students’ Making Patterns. Journal on Mathematical Critical Thinking Mathematics Education, 8(2), Skills. International Journal on 185–198. Emerging Mathematics Ningsih, E. F. (2019). Gotri Nogosari As Education, 1(1), 87–98. Learning Mathematics Media. Septianawati, T., Turmudi, & Puspita, E. Sosiohumaniora, 5(1). (2017). Ethnomathematics Study: Noto, M. S., Firmasari, G., & Uncovering Units of Length, Fatchurrohman, M. (2018). Area, and Volume in Kampung Etnomatematika pada Sumur Naga Society. Journal of Physics: Purbakala Desa Kaliwadas Conference Series. Cirebon dan Kaitannya dengan Shirley, L. (2005). Using Etnomatematics Pembelajaran Matematika di to Find Multicultural Sekolah. Jurnal Riset Pendidikan Mathematical Connection. Matematika, 5(2), 201–210. Shirley. Owens, K. (2012). Policy and Practices: Syahrin, M. A., Turmudi, & Puspita, E. Indigenous Voices in Education. (2016). Study Ethnomathematics Journal of Mathematics and of Aboge (Alif, Rebo, Wage) Culture, 6(1), 51–75. Calendar as determinant of great Rani, V. K. (2018). Etnomatematika Pada days of Islam anda traditional Candi Ratu Boko Sebagai ceremony in Cirebon Kasepuhan Pendukung Pembelajaran Palace. Proceedings of Matematika Realistik. Prosiding International Seminar on Seminar Nasional Pendidikan, Mathematics, Science, and Jogjakarta. Computer Science Education Rosa, M., & Orey, D. C. (2011). (MSCEIS 2015)AIP Conf. Proc. Ethnomathematics: The Cultural 1708, 060009-1–060009-10. Aspects of Mathematics. Revista Tanujaya, B., Prahmana, R. C. I., & Latino Americana de Mumu, J. (2017). Mathematics Etnomatemática, 4(2), 32–54. Instruction, Problems, Challenges, and Opportunities: A Case Study

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 26

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 18−27

in Manokwari Regency, Indonesia. World Transactions on Engineering and Technology Education, 15(3), 287–291. Ubayanti, C. S., Lumbantobing, H., & Manurung, M. H. (2016). Eksplorasi Etnomatematika Pada Sero (Set Net): Budaya Masyarakat Kokas Fakfak Papua Barat. Jurnal Ilmiah Matematika dan Pembelajarannya, 1(1). Vasquez, E. L. (2017). Ethnomathematics as an Epistemological Booster for investigating Culture and Pedagogical Experience with the Young Offender or Prison School Communities. Journal of Education and Human Development, 6. Wahyuni, A., Ayu, A. W. T., & Budiman, S. (2013). Peran Etnomatematika dalam Membangun Karakter Bangsa. Prosiding. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Yogyakarta: FMIPA UNY. Zhang, W., & Zhang, Q. (2010). Ethnomathematics and Its Integration within the Mathematics Curriculum. Journal of Mathematics Education, 3(1), 151–157.

Pi: Mathematics Education Journal http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 27