166

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

DAMPAK WISATA BAHARI PANTAI HOGA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA FURAKE KECAMATAN KALEDUPA KABUPATEN WAKATOBI

Ahmad Rizal¹

1Alumni Pendidikan Geografi Universitas Halu Oleo

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengembangan wisata bahari pantai Hoga terhadap perekonomian masyarakat di Desa Furake Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi.Metode pengumpulan data dimulai dari observasi penelitian dan wawancara langsung pada sasaran penelitian dan dokumentasi. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis melalui metode deskriptif kualitatif dengan 4 komponen analisis yakni editing data, sortir, tabulasi dan interpretasi.Hasil penelitian diperoleh bahwa sebelum pengembangan obyek wisata aktivitas ekonomi masyarakat pada umumnya sebagai petani dan nelayan,namun sesudah pengembangan obyek wisata melalui penyediaan sarana dan prasarana kemudian hubungan antara masyarakat dengan wisatawan yang akrab sehingga meningkatkan jumlah pengunjung, aktivitas ekonomi masyarakat bertambah yakni sebagai pedagang (kios/kantin) dan penginapan, meningkatkan pendapatan masyarakat secara signifikan.Dengan demikian pengembangan obyek wisata memberikan dampak yang positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di Desa Furake.Hasil tersebut menyimpulkan bahwa obyek wisata pantai Hoga memberikan dampak yang lebih baik antara lain dapat menambah aktivitas ekonomi dan pendapatan masyarakat di Desa Furake Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Kata Kunci: Obyek Wisata Pantai, proses, Aktivitas dan Pendapatan Masyarakat

Ahmad Rizal 167

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

THE IMPACT OF MARINE TOURISM IN HOGA BEACH TO COMMUNITY ECONOMY IN FURAKE VILLAGE, KALEDUPA DISTRICT, WAKATOBI .

Ahmad Rizal¹

1Alumni Of Halu Oleo University Geography Education

Abstract : This study aims to determine the impact of Marine Tourism in Hoga Beach development on the community economy in Furake Village, Kaledupa District, Wakatobi Regency. Data collection method starts from research observations and interviews directly with the research and documentation targets. Furthermore, the results of the study were analyzed through qualitative descriptive methods with 4 components of analysis namely data editing, sorting, tabulation and interpretation. The results obtained that before the development of tourism economic activities of the community in general as farmers and fishermen, but after the development of tourism objects through the provision of facilities and infrastructure, then the relationship between the community and tourists who are familiar so as to increase the number of visitors, the economic activity of the community increases as traders (kiosks / canteen) and lodging, significantly increasing people's income. Thus the development of tourism objects has a positive impact on improving the economy of the community in Furake Village. These results conclude that Hoga beach tourism has a better impact, among others, can increase economic activity and income of the people in Furake Village, Kaledupa District, Wakatobi Regency.

Keywords: Beach Tourism Objects, Processes, Activities and Income The Community

PENDAHULUAN kontribusi dalam membangun perekon omian masyarakat yang merupakan Kegiatan pariwisata merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi salah satu bentuk aktivitas manusia, nasional. Kegiatan ekonomi mencakup seperti di jelaskan oleh Todaro, el, al, berbagai aspek kehidupan yang (1985 dalam serin 2004) yang menghasilkan barang dan jasa. mengklasifikasikan aktivitas mana Pariwisata bahari merupakan menjadi lima hal yaitu rekreasi, kegiatan rekreasi menikmati keindahan kebutuhan fisik, spiritual, pekerjaan lingkungan alam dan atraksi wisata dan pendidikan, serta tugas-tugas yang ada di wilayah pesisir dan lautan. keluarga dalam kemasyarakatan. Kegiatan parawisata bahari tersebut Perkembangan ekonomi dalam suatu dilakukan secara langsung dan tidak daerah akan memberikan kekuatan langsung memanfaatkan wilayah bagi perekonomian nasional, oleh pesisir dan lautan (Nurisjah, 2011). sebab itu laju pertumbuhan ekonomi Pemanfaatan sumber daya alam dan peran serta pelaku ekonomi menjadi objek ekonomi telah diharapkan mampu memberikan dilakukan oleh masyarakat untuk

Ahmad Rizal 168

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

memberikan nilai tambah dalam wisata yang mempunyai keindahan memenuhi kehidupan masyarakat laut dan pemandangan disekitar pesisir seperti objek wisata. Bidang Pantai Hoga dan dilaksanakan pada parawisata yang di bentuk oleh bulan maret tahun 2018. pemerintah ditujukan untuk menyediakan sarana dan prasarana Populasi dan Sampel wisata yang dilengkapi dengan Populasi adalah jumlah penginapan, transportasi dan sarana keseluruhan dari unit sampel yang ciri- umum lainnya yang dapat memberikan cirinya sudah di duga responden yang kontribusi bagi kedua pihak baik bagi diambil dalam penelitian ini adalah wisatawan, maupun bagi pengelola kepala keluarga yang terlibat dalam objek wisata. kegiatan di kawasan obyek wisata Kawasan wisata sebagai daerah pantai Hoga. Populasi dalam penelitian tujuan wisata (destinasi) harus ini adalah masyarakat yang bertempat menyediakan berbagai kebutuhan yang tinggal dan melakukan kegiatan diperlukan oleh wisatawan agar tujuan ekonomi disekitar Pantai Hoga kunjungan wisatawan dapat terpenuhi sebanyak 23 kepala keluarga. (Pitana dan Gayatri 2005 : 101). Sampel adalah bagian dari Perkembangan obyek wisata di populasi yang mendapatkan perlakuan tanah air bukan lagi hal yang baru, sama dengan penelitian dan secara bahkan sampai sekarang ini parawisata keseluruhan mempunyai sifat yang merupakan salah satu sumber sama dengan populasi. Metode pendapatan bagi negara dari para penarikan sampel dilakukan dengan wisatawan domestik maupun manca menggunakan metode sensus, yaitu negara. Disisi lain obyek wisata juga dengan mengambil secara keseluruhan menjadi ajang untuk berbisinis atau populasi menjadi sampel yaitu tempat bertemunya para pelaku sebanyak 23 kepala keluarga yang ekonomi dengan alasan berwisata terdiri dari pemilik kantin/kios, seperti yang terjadi di pulau dan pemilik rumah sewa/penginapan, lombok serta obyek-obyek wisata penjual berbagai hiasan, penjual lainnya. pakaian dan pekerja resort. Priasukmana (2001) mengemukak an bahwa pengembangan pariwisata di Jenis-Jenis Sumber Data daerah mempunyai peranan untuk Jenis data yang digunakan dalam meningkatkan obyek wisata dan daya penelitian ini terdiri dari data primer tarik wisata, menambah daerah tujuan dan data sekunder: wisata, menyediakan sarana dan prasar a) Data primer adalah data yang ana yang menunjang perjalanan dan diperoleh langsung dari pihak persaingan wisatawan. pengelola obyek wisata Pantai Hoga dan masyarakat melalui METODE PENELITIAN wawancara meliputi umur, pendidikan, aktivitas ekonomi, Lokasi dan Waktu Penelitian pendapatan dan sarana pendukung Penelitian ini berlokasi di Pantai Hoga Kecamatan Kaledupa Kabupaten b) Data sekunder adalah data yang Wakatobi dengan mengambil obyek bersumber dari Kantor Dinas pada salah satu obyek wisata Pantai Pariwisata Kabupaten Wakatobi Hoga sebagai obyek pengembangan dan Kantor Kecamatan Kaledupa

Ahmad Rizal 169

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

meliputi luas area Pantai Hoga, GAMBARAN UMUM LOKASI potensi wilayah, dan data ekonomi PENELITIAN lainnya yang terkait dalam penelitian ini. Lokasi Penelitian Pantai Hoga adalah salah satu Metode Pengumpulan Data objek wisata yang indah dan menarik. Metode pengumpulan data yang Pantai Hoga terletak di Pulau Hoga digunakan dalam penelitian ini yaitu Kecamatan Kaledupa, berjarak ± 15 melalui : menit dari Pulau Kaledupa, dan dapat a) Observasi yakni melakukan ditempuh dengan menggunakan Speed peninjauan secara langsung dilokasi boat dan Katinting. Pantai Hoga penelitian. memiliki hamparan pasir putih yang b) Interview yaitu pengumpulan data bersih, air lautnya jernih, panorama dengan melakukan wawancara bawah lautnya mempunyai beraneka langsung dengan pihak-pihak yang ragam terumbu karang yang berwarna- berkompoten memberikan data warni, beberapa spesies ikan. Kawasan informasi, dalam hal ini penelitian Wisata Bahari Pulau Hoga dimana mewawancarai Lurah, pengelolah keberadaanya terletak ditengah – wisata, dan masyarakat. tengah dua buah lautan besar yakni di c) Dokumentasi yaitu mengadakan sebelah barat dengan laut flores dan penelitian terhadap data-data yang disebelah timur dengan laut Banda telah di dokumentasikan pada serta memliki berbagai jenis terumbu Kantor Kecamatan Kaledupa karang yang indah sebagai tempat Kabupaten Wakatobi. bertelurnya ikan yang merupakan komoditi ekspor. Di sana juga Analisis Data terdapat laboratorium bawah laut. Alat analisis yang digunakan Sehingga tempat tersebut, tepat untuk dalam penelitian ini adalah di analisis dijadikan tempat beraktivitas dengan menggunakan alat analisis dan diving. Pantai Hoga deskriptif kualitatif. Analisis ini untuk memiliki beberapa sarana akomodasi mendeskripsikan, menggambarkan, yang berbentuk cottage milik menjabarkan, atau menguraikan data masyarakat Kaledupa yang dikelola (Ramli, 2009). Analisisnya adalah Operation dengan tarif yang membandingkan secara deskriptif terjangkau. keadaan responden sebelum dan sesudah pengembangan obyek wisata. HASIL PENELITIAN Faktor yang dibandingkan adalah aktivitas ekonomi dan 1. Kondisi Perekonomian Responden pendapatan.Sehingga dapat Di Desa Furake Sesudah Adanya memberikan penjelasan tentang Pengembangan Obyek Wisata Pantai bagaimana Dampak Wisata Bahari a. Aktivitas Ekonomi Responden Pantai Hoga Terhadap Perekonomian Berdasarkan hasil wawancara Masyarakat Pesisir Desa Furake dengan warga setempat mereka Kecamatan Kaledupa Kabupaten bekerja sebagai pedagang dan Wakatobi. penyedia jasa dan lain-lain yang semuanya itu untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan. Adanya sumbermata pencaharian itu tentu akan

Ahmad Rizal 170

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

membuat mereka betah tinggal dibandingkan dengan sebelum adanya dikampung halaman serta dengan pengembangan wisata pantai. meningkatnya kunjungan wisatawan dapat merubah keadaan perekonomian b. Jumlah Penduduk responden kearah yang lebih baik Hasil penelitian yang dilakukan dibanding sebelum adanya pada Kantor Desa Furake Kecamatan pengembangan obyek wisata. Kaledupa diperoleh data jumlah Berdasarkan hasil penelitian jenis penduduk Desa Furake pada tahun aktivitas ekonomi tambahan responden 2017 adalah sebanyak 196 jiwa yang sesudah adanya pengembangan obyek terdiri dari 108 jiwa penduduk laki– wisata pantai yang bergerak disektor laki dan 88 jiwa penduduk perempuan pelayanan jasa kepariwisataan dimana dengan jumlah kepala keluarga responden telah mendapatkan sebanyak 103 kk. Dari jumlah pekerjaan tambahan yang akan penduduk tersebut,terdaftar dalam menambah aktivitas responden kearah jumlah penduduk menurut kelompok yang lebih baik dan akan menambah umur seperti terlihat pada Tabel 4.1. pendapatan yang lebih besar

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Desa Furake Tahun 2017 No Kelompok Jenis Jumlah Presentase Umur Laki-lKakiel aminPere mpuan Jiwa (%) 1 29-40 tahun 38 18 56 28,57 2 40-50 tahun 47 39 86 43,87 3 >50 tahun 23 31 54 27,56 Jumlah 108 88 196 100 % Sumber: Kantor Desa Furake, 2017 Tabel 4.2 Jenis Aktivitas Ekonomi Responden Sesudah Adanya Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2017 NO Aktivitas Ekonomi Jumlah Responden Presentase (%) 1 Resort 2 8,70 2 Kantin 5 30,43 3 Penginapan 5 21,73 4 Dapur Umum (tukang masak) 3 13,05 5 Penjaga Bar 3 13,05 6 Pedagang dan Jasa (sewa 2 8,70 kapal/speed boat) 7 Pembersih Sampah 3 4,34 Jumlah 23 100 Sumber :Data Primer (diolah), April 2017

c. Pendapatan Responden Pada bagian awal telah di kemukakan mengenai jumlah

Ahmad Rizal 171

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

pendapatan yang diperoleh masyarakat umumnya diatas rata-rata dan sebelum pengembangan obyek wisata mengalami peningkatan sesudah pantai Hoga. Sebagaimana halnya adanya pengembangan pariwisata dengan cirri pariwisata pada umumnya pantai, hal ini disebabkan selain yaitu memberikan efek yang positif pendapatan pokok responden bagi masyarakat disekitar obyek meningkat mereka juga mempunyai wisata tersebut. Adanya obyek wisata pendapatan lain dari pekerjaan maka masyarakat dapat memperoleh sampingan yang lebih pekerjaan tambahan (sampingan). menguntungkan. Pekerjaan sampingan Kondisi ini mengakibatkan masyarakat yang dimaksud seperti pedagang, akan memperoleh tambahan serta masih banyak jasa-jasa lainnya pendapatan, demikian pula yang terjadi yang dibutuhkan oleh para di Desa Furake dengan di wisatawan. Untuk lebih jelasnya kembangkannya obyek wisata pantai rata-rata jumlah pendapatan baik pendapatan masyarakat setempat responden sesudah adanya maupun sarana dan prasarana di Desa pengembangan obyek wisata pantai, akan meningkat dan lebih baik. penulis sajikan pada Tabel 4.3 berikut Berdasarkan data yang diperoleh : bahwa pendapatan responden Tabel 4.3 Rata-Rata Pendapatan Responden Setelah Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tahun 2017 Responden Presentase No. Pendapatan (Rp/Bulan) (KK) (%) 1. 750.000,--800.000 - - 2. 850.000,--900.000 - - 3. 950.000,--1.000.000 4 17,39 4. >1.000.000 19 82,61 Jumlah 23 100 Sumber : Data diolah April 2017

2. Dampak Pengembangan Wisata kayu/batu dan wira swasta. Namun Bahari Pantai Terhadap Perekonomian dengan adanya pengembangan obyek Masyarakat wisata pantai responden mendapatkan pekerjaan sampingan (tambahan) Adanya pengembangan wisata untuk menambah pendapatan. pantai maka dampak perekonomian Rekapitulasi keadaan aktivitas dan terlihat dari aktivitas masyarakat pendapatan responden sebelum dan menunjukkan suatu perubahan kearah sesudah pengembangan obyek wisata yang lebih baik, dimana sebelum pantai penulis sajikan pada Tabel 4.4 pengembangan obyek wisata pantai berikut: aktivitas responden sebagian besar adalah petani dan nelayan serta yang lainnya sebagai pedagang, tukang

Ahmad Rizal 172

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

Tabel 4.4 Perbandingan Aktivitas Ekonomi Responden Sebelum dan Sesudah Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tahun 2017

Aktivitas Aktivitas Ekonomi Pendapatan Pendapatan Resp. (KK) Ekonomi sebelum (Rp) (Rp) tambahan Pengembangan 2.000.000 Sewa 4.000.000 Penginapan, Kios Wiraswasta 2 2.000.000 Sembako dan 4.000.000 Penjual pakaian 800.000 1.000.000 Kompressor 900.000 2.500.000 (Jaga Mesin), Petani 5 750.000 1.000.000 Penjual (Baju, 750.000 1.000.000 Perhiasan) 800.000 2.500.000 1.000.000 2.000.000 Pedagang dan 1.500.000 3.000.000 Pedagang 4 penjaga 1.000.000 2.500.000 Kantin 1.500.000 2.500.000 900.000 2.500.000 900.000 2.000.000 850.000 2.000.000 Pedagang dan 800.000 1.500.000 Nelayan 8 Pembersih 800.000 1.500.000 sampah 750.000 2.000.000 900.000 2.000.000 800.000 1.500.000 900.000 3.000.000 Pedagang dan Tukang 1.000.000 2.500.000 4 Jasa (sewa Kayu/Batu 1.000.000 2.000.000 Speed Boat) 1.000.000 3.000.000 Jumlah 23

Sumber : Data Diolah, Juli 2018

PEMBAHASAN pemanfaatan potensi wisata dan jasa lingkungan sumber daya alam Pengembangan kawasan wisata khususnya diwilayah pesisir pantai. Di pantai adalah salah satu bentuk lain pihak, masyarakat dapat pengelolaan kawasan wisata yang merasakan manfaatnyas ecara berupaya dan bertujuan untuk langsung disektor kepariwisataan memberikan manfaat terutama bagi melalui terbukanya lapangan usaha perlindungan, pelestarian serta yang menciptakan kesempatan kerja

Ahmad Rizal 173

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

baru serta mampu meningkatkan Sehubungan dengan pesatnya pendapatan baik bagi masyarakat. perkembangan pariwisata, pola Pengembangan kawasan wisata bahari pembangunan berkelanjutan tersebut membutuhkan penentuan lokasi yang sangat cocok diterapkan dalam tepat dari setiap wilayah supaya tidak pengembangan pariwisata ini terjadi permasalahan kepentingan bertujuan untuk melestarikan antara pertumbuhan pemukiman keberadaan pariwisata yang ada dengan kawasan wisata bahari yang sekarang ini kepada generasi yang dikelola dan dimanfaatkan bagi akan datang. Pembangunan pariwisata kegiatan rekreasi. di fokuskan pada tiga aspek utama Penyelenggaraan kepariwisataan yaitu ekonomi, sosial-budaya, dan juga ditujukan untuk meningkatkan lingkungan. pendapatan nasional dalam rangka Untuk mengetahui besarnya meningkatkan kesejahteraan dan dampak ekonomi yang ditimbulkan kemakmuran rakyat, memperluas, oleh suatu kegiatan, komponen- memeratakan kesempatan berusaha komponen dan fungsi sistem ekonomi dan lapangan kerja, mendorong beserta pranata lainnya perlu pembangunan daerah, diperhatikan antara lain : memperkenalkan dan mendaya 1) Bahwa system ekonomi tersusun gunakan obyek dan daya tarik wisata atas hubungan timbale balik dari diIndonesia serta memupuk rasa cinta pelaku- pelaku ekonomi dan tanah air dan mempererat persahabatan organisasi. antar bangsa. 2) Bahwa sistem ekonomi Perkembangan pariwisata juga mengatur perubahan dari mendorong dan mempercepat persediaan bahan mentah menjadi pertumbuhan ekonomi. Kegiatan barang jadi. pariwisata menciptakan permintaan, 3) Bahwa sistem ekonomi baik konsumsi maupun investasi yang menentukan distribusi dari barang pada gilirannya akan menimbulkan dan jasa yang diperlukan. kegiatan produksi barang dan jasa. 4) Bahwa system Selama berwisata, wisatawan akan ekonomi mempengaruhi persepsi melakukan belanja, sehingga secara ruang mengenai barang dan jasa langsung menimbulkan permintaan yang dibutuhkan. (Tourism Final Demand) pasar barang Pariwisata merupakan industri dan jasa. Selanjunya final demand yang padat karya karena tenaga kerja wisatawan secara tidak langsung sulit diganti dengan modal atau menimbulkan permintaan akan barang peralatan. Semua sektor akomodasi modal dan bahan baku (Investmen dikatakan relatif lebihp adat karya di Derived Demand) untuk berproduksi bandingkan pada sektor lainnya, memenuhi permintaan wisatawan akan sehingga pariwisata sebagai sumber barang dan jasa tersebut. Dalam usaha penciptaan lapangan pekerjaan. memenuhi permintaan wisatawan Pariwisata merupakan sumber pokok diperlukan investasi di bidang dari pekerjaan pada tingkat regional, transportasi dan komunikasi, akan tetapi jumlah dan jenis perhotelan dan akomodasi lain, pekerjaannya bermacam-macam dan industri kerajinan dan industri produk berbeda antar daerah dan tergantung konsumen, industri jasa, rumah makan pada struktur industry pariwisata, restoran dan lain-lain. khususnya untuk pekerjaan musiman.

Ahmad Rizal 174

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

Hubungan antara pekerjaan dalam langsung lingkungan akan terjaga industri pariwisata dan pekerjaan dengan baik. rumah tangga harus dipertimbangkan. Sektor pariwisata merupakan Apakah pekerjaan pariwisata sector yang potensial untuk merupakan pekerjaan pokok atau dikembangkan sebagai salah satu sementara saja. Kemudian begitu pula sumber pendapatan asli daerah. Usaha yang dibahas dalam penelitian ini, memperbesar pendapatan asli daerah, dengan adanya pengembangan wisata maka program pengembangan dan pantai maka dampak perekonomian pendaya gunaan sumberdaya dan terlihat dari aktivitas masyarakat potensi pariwisata daerah diharapkan menunjukkan suatu perubahan kearah dapat memberikan sumbangan bagi yang lebih baik, dimana sebelum pembangunan ekonomi. Secara luas pengembangan obyek wisata pantai pariwisata dipandang sebagai kegiatan aktivitas masyarakat sebagian besar yang mempunyai multi dimensi dari adalah petani dan nelayan serta yang rangkaian suatu proses pembangunan. lainnya sebagai pedagang, tukang Obyek wisata yang dikembangkan kayu/batu dan wira swasta. Namun berupa obyek wisata budaya dan obyek dengan adanya pengembangan obyek wisata alam. Sebagian besar obyek wisata pantai masyarakat mendapatkan wisata yang beradadi Kabupaten pekerjaan sampingan (tambahan) Wakatobi adalah obyek wisata alam, untuk menambah pendapatan. baik obyek wisata darat (agrowisata) Berdasarkan penelitian dikatakan maupun wisata pantai. Sedang obyek meningkat dilihat dari persentase wisata budaya relative belum banyak peningkatan rata-rata pendapatanyaitu dikembangkan dan belum ditangani 100%. secara optimal, misal seni-seni Pengembangan kawasan wisata tradisional. Obyek wisata pantai bahari harus lebih diarahkan dan sebagian belum dikembangkan secara dipergunakan dalam upaya maksimal oleh pemerintah Kabupaten pengembangan kawasan wisata ramah Wakatobi dianggap sebagai sector lingkungan. Pengembangan kawasan yang mampu meningkatkan wisata bahari juga perlu Pendapatan Asli Daerah (PAD). mengetengahkan factor kewaspadaan Keseriusan penanganan sektor terhadap dampak lingkungan menjadi pariwisata maupun pembangunan sangat penting, terutama dari secara tahunan pemerintah Kabupaten kunjungan wisatawan yang tidak Wakatobi kususnya Kecamatan terkendali guna memelihara Kaledupa Desa Furake. Obyek wisata keberlanjutan kualitas lingkungan iniramai dikunjungi wistawan baik hidup khususnya dalam menjamin wisatawan mancanegara mupun pembangunan dalam bidang ekonomi wisatawan nusantara. yang berkelanjutan. Bidang Oleh karena itu pariwisata perlu Lingkungan Hidup, pada dasarnya mendapat perhatian yang serius dari pengembangan pesisir adalah pembuat kebijakan dalam negeri dan memanfaatkan kondisi lingkungan perancang kesepakatan perdagangan yang menarik. Jadi pengembangan internasional, mengingat pariwisata wisata alam senantiasa keadaan baik dimasa mendatang merupakan dan tentu menghindari kerusakan. penyumbang besar kesejahteraan Perencanaan pariwisata yang baik, ekonomi dunia. teratur dan terarah, secara tidak

Ahmad Rizal 175

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian dan Dewi, K., 2013, “Dampak pembahasan mengenai dampak wisata Perkembangan Wisata bahari pantai Hoga terhadap Bahari Terhadap Ekonomi perekonomian masyarakat di Masyarakat Pesisir Kecamatan Kaledupa Kabupaten Kabupaten Batu Bara”. Wakatobi dapat disimpulkan sebagai Jurusan Pendidikan Sejarah, berikut : Fakultas Ilmu Sosial, 1. Dampak keberadaan obyek wisata Universitas Medan. pantai Hoga memberikan dampak positif terhadap aktivitas Dahuri, et al. 2001. Pengolaan Sumber perekonomian masyarakat. Daya Wilayah Pesisir dan Sebelum pengembangan wisata Lautan Secara Terpadu. pantai Hoga, sebagian besar Pradnya Paramita. Bogor. masyarakat bekerja sebagai petani dan nelayan, namun sesudah Dara Windiarti, 1994, Dampak pengembangan obyek wisata pantai Pengembangan Pariwisata aktivitas ekonomi meningkat. Terhadap kehidupan Sosial Masyarakat mendapat pekerjaan Di NTT. Pendidikan Budaya tambahan sebagai pedagang Nusa Tenggara Timur. makanan dan minuman serta Kupang penyedia jasa berupa fasilitas yang . disewakan untuk wisatawan seperti Hadinoto, K., 1996, Perencanaan resort, jasa speed boat dan Pengembangan Destinasi penginapan. Pariwisata, UI Press. . 2. Pengembangan obyek wisata pantai juga berdampak pada pendapatan Hadipranoto. S. L., 2011. “Dampak masyarakat, dimana sebelum Pengembangan Wisata pengembangan obyek wisata pantai Bahari Pantai Nambo tingkat pendapatan responden Terhadap Kondisi Ekonomi masih tergolong rendah yaitu Masyarakat Wilayah Pesisir sebanyak 4 kepala keluarga atau di Kelurahan Nambo 17,39 persen berpendapatan Kecamatan Abeli Kota Rp.>1.000.000,-/bulan. Sesudah ”. Jurusan Ilmu adanya pengembangan obyek Ekonomi dan Studi wisata pantai pendapatan responden Pembangunan, Fakultas mengalami peningkatan yakni Ekonomi, Universitas sebanyak 19 kepala keluarga atau Haluoleo. 82,61 persen memiliki pendapatan Rp.>1.000.000,-/bulan. Jadi secara Gautama, I., G., A., G., O., 2011. keseluruhan persentase rata-rata “Evaluasi Perkembangan pendapatan adalah 100%. Wisata Bahari di Pantai Sanur”. Program Studi Kajian Pariwisata Program Pasca sarjana Universitas Udayana Denpasar.

Ahmad Rizal 176

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2019

Irianto, 2011. “Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Todaro, M.P., 1985. Ilmu Ekonomi dan Ekonomi Masyarakat di Bagi Negara-Negara Sedang Gili Trawangan Kecamatan Berkembang, Buku I, Pemenang Kabupaten Akademika Presindo, Jakarta. Lombok Utara”. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 November 2011 hal 188-196

Nurisjah, S., 2011. “Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir ”. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia.

Pendit, N.S., 1986. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, PT. Pradya Paramita. Jakarta.

Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G., 2005, Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Priasukmana, S. Dan R. Mohamad Mulyadin. 2001. Pembangunan Desa Wisata : Pelaksanaan Undang- Undang Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi.

Ramli, 2009 Materi Kuliah Statistik Program Studi Pendidikan Ekonomi dan PPKN, Universitas Haluoleo. Kendari.

Risdawati, B., Boedijono, dan Dina Suryawati, 2013, “Dampak Pembangunan Wisata Bahari Lamongan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan”. Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember.

Ahmad Rizal