EKSPLORASI KUPU-KUPU (LEPIDOFTERA) DI AIR TERJUN CURUG TINGGI KABUPATEN MUSI RAWAS

Oleh: Aviskar Ruliano Pratama1, Zico Fakhrur Rozi, M.Pd.Si.2 , Harmoko, M.Pd.3 1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau Jurusan Pendidikan Biologi Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Kupu-kupu yang ada di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus 2018 di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas. Pengambilan data dilakukan pada pagi jam 08.00-11.00 WIB hari dan sore hari jam 14.00-17.00. Metode yang dipakai saat penelitian ini menggunakan metode jelajah di sekitar Air Terjun Curug Tinggi, dengan cara menangkap kupu-kupu dengan menggunakan jaring serangga atau insecta net pengambilan data dilakukan sebanyak 6 kali, data kupu-kupu yang terkumpul dibawa kelaboraturium STKIP-PGRI Lubuklinggau untuk mengidentifikasi. Penelitian ini bersifat Deskrptif Kualitatif. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif jenis kupu-kupu yang ditemukan di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas terdiri dari famili Papilonidae terdiri dari 3 genus dan 6 spesies, famili terdiri dari 11 genus dan 11 spesies, dan famili Pieridae terdiri dari 3 genues dan 3 spesies. Papilionidae 6 Spesies yaitu Troides doherty, Troides amphrysus, Papilo helanus, Papilio memnon, Papilio demoleus, dan Papilio nephelus. Famili Nymphalidae 11 spesies yaitu: Ideopsis juventa, Mycalesis horsfieldi, Phaedyma columella, canens, Symbrenthia lilea, Cupha erymanthis, Parantica aspiasa, Elymnias hypermnestra, Leptosia nina, Cethosia penthesilia, dan Junonia hedenia. Famili Pieridae 3 spesies yaitu: Eurema blanda, Cepora iudith, dan Catopsilia scylla. Jumlah spesies yang ditemukan di Air Terjun Curug Tinggi ialah 20 spesies. Faktor abiotik yang terdapat di Air Terjun Curug Tinggi mempengaruhi aktivitas kupu-kupu pada penelitian ini adalah untuk Suhu berkisar 23,6ºC, Kelembaban 73,6%, dan Intensitas Cahaya 397cd/m².

Kata Kunci: Ekplorasi, Kupu-kupu, Air Terjun Curug Tinggi, Musi Rawas, Faktor abiotic.

ABSTRACT This study aims to find out the types of in the Curug Tinggi Waterfall in Musi Rawas Regency. This research was conducted in August 2018 at the Musi Rawas District High Waterfall data collection was carried out in the morning at 08.00 a.m to 11.00 a.m WIB and at 2:00 p.m. to 5:00 p.m. WIB. The method used when this study used roaming methods around the Curug Tinggi waterfall by catching butterflies using nets or net data retrieval were carried out 6 times after the data was collected the butterflies were brought to the laboratory Lubklinggau PGRI Stkip to identify. This research was descriptive qualitative. Research were analyzed by descriptive qualitative type of butterflies found in Curug Waterfall Musi Rawas Regency consists of a family of papilionidae consisting of 3 genues and 6 of nymphalidae family consisting of 11 genues and 11 species and family of pieridae consisting of 3 genues and 3 species. Papilionidae 6 species namely Troides doherty, Troides amphrysus, Papilo helanus, Papilio memnon, Papilio demoleus ,and Papilio nephelus. Famili Nymphalidae 11 species namely: Ideopsis juventa, Mycalesis horsfieldi, Phaedyma columella, Faunis canens, Symbrenthia lilea, Cupha erymanthis, Parantica aspiasa, Elymnias hypermnestra, Leptosia nina, Cethosia penthesilia, and Junonia hedenia. Famili Pieridae 3 species namely: Eurema blanda, Cepora iudith, and Catopsilia scylla. The number of species found in the Curug Tinggi Waterfall are 20 species. Of abiotic factors found in the Curug

Eksplorasi Kupu-kupu (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas Page 1

Tinggi Waterfall affecting the activity of butterflies in this study were for temperatures of 23.6 °C, humidity of 73.6% and light intensity of 397cd/m².

Keyword: Exploration, Butterflies, High Waterfall, Musi Rawas, Abiotic factors.

A. Pendahuluan sisik dan kata Yunani pteron yang berarti menempati posisi kedua sayap. Kupu-kupu merupakan bagian setelah Brazil dalam tingkat kecil (kurang dari 12%) dari 155.000 keankeragaman hayati, sehingga dikenal spesies Lepidoftera yang dikenal di dengan sebutan Mega biodiversity. Salah dunia. Bagian terbesar adalah ngengat satu keanekaragaman hayati tertinggi di atau dikenal dengan kupu-kupu malam Indonesia adalah kupu-kupu walaupun jumlah spesiesnya jauh lebih sedikit dari pada ngengat, kupu-kupu (Lepidoftera). Kupu-kupu yang dimiliki Indonesia diperkirakan ada 2.200 jenis. aktif pada siang hari (bersifat diurnal) Jumlah keanekaragaman kupu yang tinggi sehingga tentunya lebih sering terlihat. dimiliki negara seperti Peru dan Brazil Warna sayap kupu-kupu yang cerah yang dengan jumlah sekitar 3.700 jenis cerah dan menarik juga lebih disukai dari (Septianella et al, 2015:1816). pada warna sayap ngengat yang Kupu-kupu merupakan serangga kebanyakan kusam dan kurang menarik. yang masuk dalam Ordo Lepidoftera atau Berdasarkan observasi pada “serangga bersayap sisik”. Umumnya tanggal 29 Maret 2018 tempat Air Terjun kupu-kupu mempunyai struktur tubuh Curug Tinggi ini berada tepatnya di Desa atau anatomi yang sama. Tubuh kupu- Taba Remanik yang dimana desa ini kupu dewasa terdiri dari 3 bagian, kepala berada di kawasan Kabupaten Musi (head), dada (thorax) dan perut Rawas. Peneliti mengetahui informasi (abdomen). Kupu-kupu (Lepidoftera) curug tinggi dengan melakukan adalah kelompok serangga holometabola wawancara dengan masyarakat untuk sejati dengan siklus hidup melalui mengetahui latar belakang dari Air stadium telur, larva (ulat), pupa Terjun Curug Tinggi ini, diketahui bahwa (kepompong), dan imago (dewasa) air terjun curug ini digunakan warga (Lestari et al, 2015:1284-1288). Kupu- sebagai tempat rekreasi warga setempat kupu merupakan komponen biotik yang yang dimana warga sering mengunjungi mudah dikenali dalam ekosistem, karena air terjun ini untuk mandi. mereka terlihat menarik baik dari bentuk Apabila masyarakat daerah Curug dan macam warna. Peran ekologi kupu- Tinggi tidak menjaga habitat kupu-kupu kupu dalam ekosistem tidak hanya maka lama kelamaan kupu-kupu akan sebagai herbivora semata, tetapi juga hilang. Sebaiknya jika masyarakat sebagai komponen yang penting dalam menjaga lingkungan alami dengan cara penyerbukan dan kupu-kupu bermaanfaat memberi larangan kepada pengunjung sebagai bahan penelitian biologis, untuk tidak mencemari lingkungan, tidak rekreasi atau menjadi objek wisata membuang sampah sembarangan dan pendidikan yang menarik. Kupu-kupu apabila mandi sebaiknya tidak dapat dengan mudah kita lihat bila menggunakan sabun karena ini bisa memasuki hutan, di jalan setapak, di mencemari perairan di Air Terjun Curug pinggiran hutan, dan sepanjang aliran Tinggi, pada saat melakukan observasi sungai (Lestari et all, 2015:1284-1288). peneliti menemukan 3 Kupu-kupu yang Kupu-kupu adalah kelompok diantaranya termasuk ke dalam famili serangga yang termasuk ke dalam ordo Nymphalidae, famili Papilionidae, famili Lepidoftera yang berarti mempunyai Lycaenidae. Ekosistem yang ada di Air sayap yang bersisik. Hal ini sesuai Terjun Curug Tinggi masih terdapat dengan nama latin lepido yang berarti tumbuhan hijau, tumbuhan hijau ini

Eksplorasi Kupu-kupu (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas Page 2

berupa tambuhan rumput serta pohon- persiapan, sedangkan pada tahap pohon besar. pelaksanaan peneliti melakukan dokumentasi dan Penangkapan kupu-

B. Metode Penelitian kupu dengan menggunakan jaring. Penelitian ini dilaksanakan pada 05 Langkah-langkah yang dilakukan dalam Agustus 2018 bertempat di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas. pengumpulan data yaitu: Alat dan Bahan yang digunakan antara 1) Tahap Persiapan lain: Sweepnet (jaring serangga), 30 Pada tahap ini peneliti menyiapkan plastik ziper, kertas label, ambal, buku alat dan bahan. catatan, jarum suntik 5 ml, Hygrometer, 2) Tahap Pelaksanaan Penelitian Thermometer, Lux meter, buku Pada tahap pelaksanaan penelitian identifikasi klasifikasi kupu-kupu peneliti melakukan dokumentasi. mengacu buku panduaan Peggei, 2006 Dokumentasi, mengacu pada bahan yang berjudul Kupu-kupu Dilindungi dan seperti foto, yang bertujuan untuk mengacu pada buku panduan Peggei, pengumpulan bahan dokumen pribadi 2011 yang berjudul “Kupu-kupu Kebun untuk memperoleh bukti rinci Raya Bogor”, Soekardi 2016 yang mengenai keberadaan kupu-kupu yang berjudul Kupu-kupu Lampung, kamera di temukan kemudian kupu-kupu hp (13 Megapixel), jarum pentul, kertas tersebut ada yang di buat insectarium warna dan Kupu-kupu yang terdapat di dan ada juga yang di lepaskan kembali Air Terjun Curug Tinggi dan formalin. apabila jenis yang kita tangkap ini Jenis penelitian ini adalah penelitian sama dengan jenis sebelumnya kita deskriptif kualitatif dengan metode yang tangkap. digunakan adalah metode jelajah. Objek 3) Penangkapan kupu-kupu dengan penelitian ini adalah Kupu-kupu menggunakan jaring pada pukul 08.00 (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB, dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 Kabupaten Musi Rawas. Dengan melihat WIB sampai dengan 17.00 WIB, keadaan lokasi yang akan dijadikan dengan melihat habitat yang disukai sebagai objek penelitian dan melihat oleh kupu-kupu (Irni et al, 2016:225). keberadaan kupu-kupu (Lepidoftera) di Peneliti menjelajah untuk mendapat beberapa habitat seperi kebun, dan spesies kupu-kupu () yang pinggiran air terjun. ada di Air Terjun Curug Tinggi

Pengumpulan data ini terdiri dari

observasi lokasi penelitian sebagai tahap

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Jenis Kupu-kupu yang berada di Air Terjun Curug Tinggi

Tabel 4.1 Klasifiksi Kupu-kupu yang ada di Air Terjun Curug Tinggi No Kelas Ordo Famili Genues Spesies 1 Papilionidae Troides Troides amphrysus 2 Troides doherty 3 Papilo helanus 4 Papilio Papilio memnon 5. Papilio nphelus

6 Papilio demoleus 7 Ideopsis Ideopsis juventa

Eksplorasi Kupu-kupu (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas Page 3

8 Mycalesis Mycalesis horsfieldi 9 Phaedyma Phaedyma columella 10 Faunis Faunis canens 11 Symbrenthias Symbrenthia lilea 12 Nymphalidae Cupha Cupha erymanthis 13 Insekta Lepidoftera Parantica Parantica aspiasa 14 Elymnias Elymnias hypermnestra 15 Cethosia Cethosia penthesilia 16 Junonia Junonia hedenia 17 Leptosia Leptosia nina 18 Pieridae Catopsilia Catopsilia scylla 19 Eurema Eurema blanda 20 Cepora Cepora iudith

Klasifikasi jenis kupu-kupu yang di famili Papilionidae, Nymphalidae, dan dapatkan di Air Terjun Curg Tinggi Pieridae. kabupaten Musi Rawas ialah 1 Kelas 1 Menurut Noor (2016), faktor- faktor yang menyebabkan Ordo 3 Famili 16 Genues dan 20 Spesies. keanekaragaman kupu-kupu ini yaitu 2. Faktor Abiotik di Air Terjun Curug faktor dalam (yang dimiliki oleh Tinggi. serangga itu sendiri) dan faktor luar Rata-rata Faktor abiotik yang terdapat (yang berada di lingkungan sekitarnya). di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Faktor-faktor luar meliputi makanan dan Musi Rawas, dapat dilihat pada tabel 4.2 faktor hayati yaitu gangguan dari di bawah ini: organisme lain, makanan merupakan sumber gizi yang digunakan serangga Tabel 4.2 untuk hidup dan berkembangbiak. Faktor Abiotik di Air Terjun Curug Tinggi Penelitian yang dilakukan pada saat bulan kemarau, kupu-kupu yang ditemukan di kawasan Air Terjun Curug Tinggi tidak terlalu banyak karena bebarapa tumbuhan yang tidak berbunga atau masa tumbuh bunga sudah habis waktunya dan sebagian tumbuhan bunganya sudah mulai gugur sehingga kupu-kupu mencari tempat yang lebih banyak bunga sebagai makanannya. Untuk bulan kemarau ini dari kerapatan kupu-kupu dapat dikatakan baik karena ketika penelitian peneliti menemukan 20 PEMBAHASAN spesies kupu-kupu di Air Terjun Curug Berdasarkan hasil pengamatan yang Tinggi, ketika melakukan penelitian ini telah dilakukan selama 3 minggu peneliti banyak menemukan spesies yang terhitung dari tanggal 05 Agustus 2018 sama sehingga tidak ditangkap untuk sampai dengan tanggal 21 Agustus 2018 menjaga kelestarian kupu-kupu. dalam pengambilan sampel kupu-kupu di Peneliti melakukan penelitian ini Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi sebanyak 6 kali dalam 3 minggu, dalam Rawas, ditemukan terdapat 20 spesies satu minggu melakukan 2 kali penelitan kupu-kupu yang tergolong dalam 3 famili yang dilakukan pada hari minggu dan yang ditemukan ketika penelitian, yaitu rabu. Ketika melakukan penelitian dibagi menjadi 2 waktu yaitu pagi dan sore hari,

Eksplorasi Kupu-kupu (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas Page 4

pagi hari dilakukan jam 08.00 WIB belakang. Peneliti mendapatkan famili sampai jam 12.00 WIB karena pada jam Papilionidae berjumlah 6 spesies yaitu: ini kupu-kupu sangat banyak muncul ini Troides doherty, Troides amphrysus, merupakan jam kupu-kupu mencari Papilo helanus, Papilio memnon, Papilio makanan serta mencari pasangannya. nephelus, dan Papilio demoleus. Kupu-kupu betina biasanya ditemukan Pada famili Nymphalidae umumnya dalam hutan dekat dengan pohon bewarna coklat, orange, kuning, dan inangnya untuk melatakan telur, karena hitam. Kupu-kupu ini memiliki ukuran setiap jenis kupu-kupu memiliki yang beragam, mulai dari yang kecil tumbuhan inang yang berbeda. Larva hingga berukuran besar. Kupu-kupu ini kupu-kupu umumnya memakan daun- memiliki ciri-ciri yang paling penting daun dari tumbuhan tertentu dengan ciri pada Nymphalidae adalah mengecilnya khas morfologi daun lembut tidak pasangan tungkai depan pada kupu-kupu berbulu pada permukaannya dan daun jantan dan betina (kecuali pada kupu- tidak bergetah (Irni, 2016:228). kupu betina Libytheinae) sehingga Kondisi lingkungan di sekitar Air tungkai tidak berfungsi untuk berjalan. Terjun Curug Tinggi banyak terdapat Pada kupu-kupu jantan, biasanya kebun kopi (Coffea robusta L.) milik pasangan tungkai depan ini tertutup oleh masyarakat setempat, pohon durian kumpulan sisik yang padat menyerupai (Durio zibethinus) untuk pohon durian sikat, sehingga kupu-kupu ini juga sendiri bunga sudah tidak ada lagi dikenal sebagai kupu-kupu berkaki sikat karena masa bunga dari pohon durian (Peggie, 2006:19). Pada famili ini sudah habis, serta terdapat pohon Nymphalidae yang di dapatkan ketika pisang ( paradisiaca), di kebun ini penelitian di Air Terjun Curug Tinggi menjadi aktivitas dari kupu-kupu unuk berjumlah 11 spesies Ideopsis juventa, mencari makan karena di dalam bunga Mycalesis horsfieldi, Phaedyma kopi terdapat nektar sebagai sumber columella, Faunis canens Symbrenthia makanan kupu-kupu. lilea, Cupha erymanthis, Parantica Keberadaan kupu-kupu juga terdapat aspiasa, Elymnias hypermnestra, di sungai yang mengalir sebagai sumber Cethosia penthesilia, Junonia hedenia, air yang berbatasan dengan hutan, dan Leptosia nina permukiman dan persawahan. Tumbuhan Pada famili Pieridae umumnya yang ada antara lain jarong (Achyranthes berwarna kuning, biru dan putih, ada juga aspera), rumput, semak, kopi (Coffea yang bewarna orange dengan sedikit robusta L.), paku, kemadu (Laportea hitam atau merah. Kupu-kupu ini sinuata), pagoda hutan (Clerodendron berukuran sedang, tidak ada paniculatum), babandotan (Ageratum perpanjangan sayap yang menyerupai conizoides), alpukat (Persea americana), ekor. Banyak jenis menunjukan variasi jeruk (Citrus hystrix), nangka sesuai musim, beberapa jenis mempunyai (Artocarpus heterophylus), durian (Durio kebiasaan bermigrasi dan beberapa jenis zibethinus), pisang (Musa paradisiaca), menunjukkan jenis banyak variasi, kupu- Impatiens dan Eupatorium. Variasi dan kupu ini memiliki pola terbang lambat. heterogenesitas lahan vegetasi (Rahayu et Umumnya kupu-kupu betina lebih gelap al, 2015:17) dan dapat dengan dan dibedakan dari Menurut Peggie (2006:18) famili yang jantan (Peggie, 2006:18). Pada Papilionidae memiliki ciri-ciri warna famili Pieridae yang di dapatkan ketika yang menarik diantaranya warna: merah, penelitian di Air Terjun Curug Tinggi kuning, hijau, dangan kombinasi hitam berjumlah 3 spesies Catopsillia scylla, dan putih. Kupu-kupu ini berukuran Eurema hecabe, dan Cepora iudith. sedang sampai besar. Ada jenis-jenis Keanekaragaman kupu-kupu juga yang mempunyai ekor yang dipengaruhi oleh faktor abiotik seperti merumpakanan perpajangan sudut sayap suhu, kelembapan udara dan intensitas

Eksplorasi Kupu-kupu (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas Page 5

cahaya yang sesuai dengan aktifitas Berdasarkan pengamatan yang telah kupu-kupu serta faktor jumlah jenis, dilakukan kondisi kelembaban di Air jumlah individu masing-masing jenis dan Terjun Curug Tinggi berkisar rata-rata sebaran serta kelimpahan masing-masing 73,6%. Hal ini sejalan dengan pernyataan jenis dan total individu sehingga dapat Rahayu (2012:16) kelembaban yang berubah sesuai komposisi dan sebaran optimal untuk aktivitas kupu-kupu berkisar serta kelimpahan masing-masing jenis. 69-84%. Pada pagi hari kupu-kupu aktif mencari Menurut Sulistyani (2013:34) aktivitas makanan serta bereproduksi sehingga serangga dipengaruhi respon terhadap pada saat tersebut banyak ditemukan, cahaya sehingga untuk famili Papilionidae faktor lingkungan yang sesuai untuk sangat menyukai cahaya karena digunakan kupu-kupu beraktivitas terdapat pada untuk mengeringkan sayap kupu-kupu suhu 28-30ºC, kelembaban udara 80-85% pada saat keluar dari kepompong, cahaya serta intensitas cahaya matahari berkisar memberikan energi panas kepada tubuh pada 523-1159 x 10Lux sehingga apabila untuk meningkatkan suhu tubuh dan keadaan lingkungan berubah maka metabolisme menjadi cepat, intensitas keberadaanya juga berubah (Irni, cahaya yang optimal untuk kupu-kupu 2016:227). berkisar antara 159-596,25cd/m². Kupu-kupu (Lepidoftera) merupakan Berdasarkan hasil pengamatan yag telah di hewan berdarah dingin, artinya suhu lakukan di Air Terjun Curug Tinggi tubuhnya dipengaruhi oleh perubahan peneleti mendapatkan hasil hari lingkungan luar. Apabila musim terlalu pengukuran intensitas cahaya rata-rata dingin maka kupu-kupu (Lepidoftera) berkisar 397 cd/m². akan mengalami kematian dan mencari tempat yang hangat untuk kelangsung SIMPULAN DAN REKOMENDASI hidupnya. Begitupun sebaliknya bila Simpulan musim terlalu panas (Jumar, 2000:92). Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil pengamatan yang di yang dilakukan di Air Terjun Curu dapat di Air Terjun Curug Tinggi untuk Tinggi Kabupaten Musi Rawas dan suhu berkisar 23ºC, sesuai dengan Laboraturium STKIP PGRI pernyataan Santoso (2017:107) suhu Lubuklinggau di simpulkan bahwa: yang mendukung kehidupan kupu-kupu 1. Data jenis capung di Air Terjun yaitu antara 21-34ºC. Curug Tinggi Kabupaten Musi Kelembaban merupakan salah satu Rawas terdiri dari 3 Famili, 16 faktor iklim yang sangat penting. Genus, dan 20 Spesies Troides Kelembaban udara dapat mempengaruhi doherty, Troides amphrysus, Papilo pembiakan, pertumbuhan, perkembangan helanus, Papilio memnon, Papilio dan keaktifan serangga. Serangga akan demoleus, Papilio nephelus, Ideopsis terus mengkonsumsi air dari juventa, Mycalesis horsfieldi, lingkungannya, dan sebaliknya, dia akan Phaedyma columella, Faunis canens, terus melepaskan air dari tubuhnya Symbrenthia lilea, Cupha melalui proses ekskresi. Kelembaban erymanthis, Parantica aspiasa, dapat memengaruhi pertumbuhan Elymnias hypermnestra, Leptosia tumbuhan inang, dan secara tidak nina, Cethosia penthesilia, Junonia langsung berdampak pada populasi hedenia, Eurema blanda, Cepora serangga, yang mempengaruhi populasi iudith, dan Catopsilia scylla. serangga. Curah hujan dan frekuensi 2. Faktor abiotik yang terdapat di Air hujan yang tinggi dapat mengganggu Terjun Curug Tinggi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bahkan dapat menyebabkan kematian pada kupu- aktivitas kupu-kupu pada penelitian kupu yang tidak tahan (Sulistyani, ini adalah untuk Suhu berkisar 2013:15-16).

Eksplorasi Kupu-kupu (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas Page 6

23,6ºC, Kelembaban 73,6%, dan Keanekaragaman Kupu-kupu Intensitas Cahaya 397cd/m². (Insecta: Lepidoftera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah. Rekomendasi Pros Sem Nas Masy Biodov Indo. 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Vol. 1 (6):1284-1288. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk peneliti selanjut dari penelitian Noor, P., Dharmono., & Muchyar. (2016). mengenai kelimpahan kupu-kupu di Air Keanekaragaman Kupu-Kupu Di Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Kawasan Air Terjun Rampah Rawas. Seperti meneliti tentang habitat Menjangan, Loksado, Kabupaten Hulu dan tumbuhan inang yang digunakan Sungai Selatan. Prosiding Seminar dalam siklus hidup dari masing-masing Nasional Lahan Basah. Jilid 1: 109- famili. 112. 2. Bagi Masyarakat Dengan adanya peneliti mengenai Peggie, D., & Amir, M. (2006). Pratical kupu-kupu di Air Terjun Curug Tinggi Guide To The Butterflies Of Bogor Kabupaten Musi Rawas, dapat Botanic Garden. Bogor: LIPI. menghimbau masyarakat agar dapat melestarikan tanaman inang dari famili Santoso, Y., Purnamasari, I., & Wahyuni, I. kupu-kupu dengan tujuan agar (2017). Perbandingan masyarakat dapat mengetahui jenis dari Keanekargaman Kupu-kupu antara kupu-kupu di Air Terjun Curug Tinggi Tipe Tutupan Lahan Hutan dengan serta mengetahui mengenai peran Kebun Sawit.Pros Sem Nas Masy penting dari kupu-kupu dalam Biodiv Indom. Vol. 3 (1):107. ekosistem. 3. Bagi Pemerintah Septianela, G., Peggie, D., & Sasaerila, H, Y. Data tersebut diharapkan dapat (2015). Keanekaragaman Kupu-kupu menjadi masukan dan pertimbangan (Lepidoftera) di Kawasan Desa bagi instansi tertentu, yakni perangkat Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, desa Taba Remanik, Dinas Parawisata Kabupaten Bandung Barat, Jawa Kabupaten Musi Rawas yang terkait Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv dalam penentuan kebijakan pengelolaan Indon. Vol. 1 (8):1816-1820. kawasan habitat alami dan kupu-kupu di tempat Air Terjun Curug Tinggi Sulistyani, T, H. (2013). Keanekaragaman Kabupaten Musi Rawas. Jenis Kupu-kupu (Lepidoftera: Rhopalocera) Di Kawasan Cagar DAFTAR PUSTAKA Alam Ulolanang Kecubung, Kabupaten Batang. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Irni, J., Masyud, B., & Haneda, N, F. (2016). Kenakeragaman Jenis Kupu-kupu Berdasarkan Tipe Tutupan Lahan dan Waktu Aktifnya di Kawasan Penyangga Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser. Media Konservasi. Vol.21 (3):225 Jumar. (2000). Etomologi Pertanian. Jakarta: Pt Rineka Cipta

Lestari, D, L., Putri, R, D, A., Ridwan, M., & Purwaningsih, A, D. (2015).

Eksplorasi Kupu-kupu (Lepidoftera) di Air Terjun Curug Tinggi Kabupaten Musi Rawas Page 7