Analisis Semiotika Dari Lirik Lagu Esok Kan Bahagia Yang Dipopulerkan Oleh Group Band D’Masiv
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS SEMIOTIKA DARI LIRIK LAGU ESOK KAN BAHAGIA YANG DIPOPULERKAN OLEH GROUP BAND D’MASIV E.Regi Trinanda*, Sholihul Abidin** *Alumni Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Putera Batam **Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Putera Batam e-mail: [email protected] ABSTRACT The song "Esok kan Bahagia" was created by the band's vocalist D'Masiv Rian Ekky Pradipta and popularized by D'Masiv along with artists who joined Musica Studio's musical management. This song was originally created Rian based on his life experience, but adjusted to the social reality that occurred in Indonesia in 2014 that is the number of natural disasters that take casualties. Semiotics Analysis of the Song Lyrics "Esok kan Bahagia" popularized by Group D'Masiv Band is using data analysis techniques semiotics Ferdinand de Saussure. In Saussure's theory explains that sign (sign) is divided into two parts, namely signifier (signifier) and signified (signified). Sign here that many people know that the full lyrics of the song is a piece of writing to be sung. While the marker is a lyric that contains meaning. Signs are the result of lyrics analysis into a meaning. This study aims to see how the meaning process of song lyrics of the signifier (signifier) to be a sign (signified). And what is the meaning of the motivational message that the song lyricist wants to convey to the listener. Then, the meaning of motivation is adapted to Victor Vroom's motivational theory with the expectation perspective. The approach taken in this research is qualitative approach, by analyzing the song lyrics using the theory used, then drawn the conclusion using the result of analysis. Keyword: D’Masiv, Semiotics, Ferdinand de Saussure, Motivation, Victor Vroom PENDAHULUAN Indonesia yaitu detikNews, ada beberapa Media yang efektif untuk menyampaikan bencana alam yang terjadi sepanjang tahun pesan adalah musik. Salah satu cara dalam 2014 sesuai dengan data Badan Nasional melakukan kegiatan komunikasi yaitu dengan Penanggulangan Bencana (BNBP). Secara menggunakan musik, melalui musik keseluruhan, sepanjang tahun 2014 di diharapkan mampu menyampaikan pesan Indonesia 64 persen korban meninggal dan dengan cara yang berbeda. Sebagai bagian hilang akibat bencana, 55,7 persen rumah dari sebuah karya seni, musik mampu menjadi rusak karena angin puting beliung, dan 59 media bagi seseorang untuk berkomunikasi persen fasilitas rusak akibat banjir (Mei/Ndr, dengan orang lain. Tujuan dari musik salah 2014). satunya untuk media berkomunikasi. Dalam Melihat banyaknya bencana alam yang menjelaskan, menghibur, mengungkapkan terjadi di Indonesia, musisi terkenal seperti pengalaman kepada orang lain musisi Rian (Vokalis band D’Masiv) menciptakan menggunakan musik sebagai wadahnya. lagu untuk membangkitkan semangat para Wadah bagi para musisi adalah musik, seperti korban bencana alam. Rian juga mengajak kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis beberapa vokalis band terkenal lainnya untuk lagu untuk mengungkap apa yang diinginkan menyanyikan lagu “Esok kan Bahagia”. Ariel (Hidayat, 2014: 243-244). Pada tahun 2014 (Vokalis band NOAH), Momo (Vokalis band lalu, banyak sekali bencana alam yang terjadi Geisha), dan Giring (Vokalis band Nidji) ikut di Indonesia selama setahun. Seperti yang berpartisipasi dalam menyanyikan sekaligus dilansir oleh salah satu media berita di pembuatan video klip dari lagu “Esok kan Bahagia”. Lagu ini menjadi salah satu proyek Lirik lagu merupakan hal penting bagi amal untuk korban bencana alam yang setiap lagu, karena tanpa lirik lagu tidak akan melibatkan perusahaan manajemen musik sempurna. Dari lirik lagu akan menimbulkan dengan para artis yang tergabung di dalam makna pesan yang ingin disampaikan oleh “Musica Studio” tersebut.Lirik “Esok kan seorang penyanyi kepada masyarakat atau Bahagia” sendiri dibuat berdasarkan penerima pesan itu. Makna dari lirik lagu ini pengalam Rian D’Masiv sendiri yang selalu sangat banyak sekali jenisnya. Berdasarkan semangat dalam menghadapi berbagai latar belakang diatas, lirik lagu Esok kan cobaan. Lagu ini disesuaikan dengan realitas Bahagia ini sangat menarik untuk di teliti. sosial yang ada di Indonesia pada tahun 2014 Terutama pada isi dari lirik lagu tersebut, dan lalu. Dimana Indonesia banyak terjadi untuk menemukan makna motivasi yang ingin musibah, yang memakan banyak korban dan disampaikan oleh pencipta lirik kepada merugikan masyarakat baik material maupun pendengar. Maka judul dalam penelitian ini psikis korban. Lagu ini memotivasi adalah “Analisis Semiotika dari Lirik Lagu masyarakat luas termasuk korban bencana, Esok kan Bahagia yang dipopulerkan Oleh dan juga mengajak masyarakat yang tidak Group Band D’Masiv” terkena bencana untuk ikut membantu korban bencana alam tersebut. KAJIAN PUSTAKA Setiap orang pasti pernah mendengarkan Tradisi semiotik terdiri dari seperangkat lagu, dan biasanya lagu yang didengarkan teori tentang bagaimana tanda mewakili adalah lagu dari salah satu penyanyi favorit objek, ide, kondisi, situasi, perasaan, dan mereka masing-masing. Terkadang setiap kondisi di luar tanda itu sendiri. Penelitian orang memiliki hasrat yang berbeda dalam tanda tidak hanya menyediakan cara untuk mendengarkan lagu. Permasalahannya adalah melihat komunikasi, tetapi memiliki pengaruh mereka tidak mengerti makna lirik yang ingin yang kuat pada hampir semua perspektif yang disampaikan oleh penyanyinya. Mereka hanya sekarang diterapkan pada teori komunikasi fokus dengan siapa yang menyanyikannya (Littlejohn, 2014: 53-57). bukan dengan memahami lirik lagunya. Penanda adalah citra tanda sebagaimana Bahkan ada juga bagi beberapa orang yang kita memahaminya (Contoh : Coretan pada menikmati lagu karena hanya menyukai jenis kertas atau suara di udara). Sementara Petanda musik yang populer saat ini saja. Dalam adalah konsep mental yang dirujuk oleh tanda. pembuatan lirik lagu, pencipta lagu harus Seluruh anggota sebuah kebudayaan yang memperhatikan bahasa yang digunakan. memiliki bahasa yang sama akan memiliki Apakah itu baik digunakan untuk lirik lagu, kesamaan konsep mental.Kita bisa melihat dan di perdengarkan di semua kalangan atau adanya kemiripan pada penanda dalam model tidak. Saussure dengan tanda dalam model Pierce, Musik di dalamnya berisi teks atau lirik serta petanda dan interpretant. Saussure tidak lagu yang membentuk kalimat, di mana terlalu fokus pada relasi kedua elemen kombinasi beberapa kata membentuk kalimat. tersebut sebagaimana dengan “objek” Pierce Ekspresi musisi tentang sesuatu yang dia atau makna eksternal. Ketika Saussure alami atau ceritakan kepada publik tentang membahas hal tersebut dia menyebutnya pengalaman yang telah terjadi atau dialami sebagai signifikansi namun tidak oleh seorang musisi adalah sebuah lagu. Lagu- membahasnya secara mendetail (Fiske, 2014: lagu juga dapat digunakan untuk menjadi 73). kontrol sosial, yang bertujuan menyuarakan Saussure berfokus pada hubungan antara teriakan rakyat kecil kepada pemerintah. Lirik penanda (signifier) dan petanda (signified) lagu menggunakan bahasa untuk dan antara tanda dengan tanda lain. menyampaikan maksud atau tujuan penyanyi Antusiasme Saussure untuk hubungan antara kepada pendengar. Lirik adalah teks atau kata- (penanda) dan petanda berarti telah kata dalam sebuah lagu. Setiap musisi membentuk kekhawatiran utama dari menggunakan bahasa dalam lirik lagu mereka kebiasaan Eropa dalam hal semiotika. dengan karakteristik mereka sendiri karena Saussure sendiri memusatkan perhatiannya lirik lagu memiliki peran yang sangat penting dalam mengartikulasikan hipotesis linguistik dalam kehidupan sehari-hari (Yulita Karatem dan memberikan penjelasan singkat tentang et al., 2013: 4). zona yang mungkin diperiksa dan dipelajari yang ia sebut sebagai semiologi (Fiske, 2014: hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan 85-86). pikiran dan perasaan, fakta dan opini hal yang Victor Vroom mendefinisikan motivasi kongkrit dan abstrak, pengalaman yang sudah adalah konsekuensi dari hasil yang seseorang lalu dan yang akan datang dan sebagainya perlu diraih atau dicapai dan sebuah perkiraan (Effendy, 2011). bahwa apa yang dia lakukan akan mengarah Pesan yang ingin disampaikan oleh pada hasil yang dia inginkan. Hipotesis ini komunikator kepada komunikan harus menyatakan bahwa intensitas kecenderungan memiliki makna. Makna tersebut sebaiknya untuk melakukan dengan cara tertentu dalam bukan makna yang harus dicerna terlebih pikiran bergantung pada kekuatan harapan dahulu, melainkan makna yang mudah bahwa kinerja akan dibuntuti oleh hasil yang dipahami, agar dalam berkomunikasi pesan jelas dan pada kualitas yang menarik dari hasil yang ingin disampaikan komunikator dapat kepada orang tersebut. Teori Harapan yang mudah dimengerti oleh komunikan. Saussure diciptakan oleh Victor Vroom secara umum mengajarkan bahwa tanda, termasuk bahasa akan menjadi kegiatan yang dipengaruhi oleh yang dapat berubah-ubah. Saussure meyakini kecenderungan harapan yang kuat atau bahwa peneliti linguistik harus harapan yang lemah. Selain itu, kegiatan akan memperhatikan hal yang membentuk bahasa, diikuti oleh pencapaian hasil (Wijayanto, seperti bunyi pengucapan, kata-kata, dan tata 2012: 157). bahasa, karena walaupun struktur bahasa Teori Harapan menjelaskan bahwa jika berubah-ubah tetapi tidak untuk penggunaan setiap individu dari asosiasi atau organisasi bahasa. Perlu menetapkan ketentuan, yakni memiliki persyaratan dan instrumen yang tidak bisa sembarangan memilih satu kata tinggi, pada saat itu setiap individu dari untuk mengutarakan maksud, dan tidak dapat asosiasi akan memiliki