Program Pembelajaran Writingpreneurship Opini

Program Pembelajaran Writingpreneurship Sebagai Salah Satu Cara dalam Menerapkan Literasi di Sekolah

Keke Taruli Aritonang E-mail: [email protected] SMPK 1 BPK PENABUR

Abstrak alah satu keterampilan pembelajaran diabad 21 yang harus dikuasai peserta didik adalah keterampilan berliterasi. Akan tetapi keterampilan berliterasi peserta didik di S masih perlu ditingkatkan. Untuk mengatasi hal tersebut telah keluar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penum- buhan Budi Pekerti. Selain itu literasi juga dimasukkan dalam kurikulum 2013 revisi 2017 dan terdapat tiga hal yang harus dicapai, yaitu: karakter, kompetensi, dan literasi. Literasi yang dimaksud dalam kurikulum tersebut adalah bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari- hari dan gurulah yang harus menerapkan keterampilan literasi. Program Pembelajaran Writingpreneurship (PPW) merupakan salah satu cara yang tepat menerapkan literasi. Melalui kolabo- rasi berbagai mata pelajaran akan menghasilkan karya tulis yang dapat dipublikasikan dalam bentuk buku. Buku tersebut merupakan kumpulan teks-teks yang terdapat dalam materi bahasa Indonesia kelas 7, yaitu laporan hasil observasi, teks prosedur, teks deskripsi, dan teks puisi. Model pembelajaran PPW menggunakan modelProject Based Learning yang disingkat PBL. Dalam PPW menggunakan tahapan Learning Chain – 3DsE, yaitu: Discover, Design, Do, dan Evaluate. Hasil proyek writingpreneurship berupa buku dan produk yang dipersentasikan siswa dihadapan tim penguji.

Kata-kata kunci: program pembelajaran writingpreneurship, literasi, project based learning

Writingpreneurship Learning Programme as an Alternative Way to Implement Literacy in School Abstract Literacy is one of the skills needed by 21st century learner. Unfortunately, Indonesian students still has low literacy skill. To overcome the problem, Kemendikbud released a regulation written in Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 about Character Education. On the six steps to build students’ fullest potential, students need to spend 15 minutes daily to read. On the other hand, literacy is also imbedded into the 2013 revised curriculum. There are three goals of the curriculum: character, competence and literacy. Literacy in that curriculum document is interpreted as how to implement core skills in daily activities. Teachers are tasked to implement it. Writingpreneurship program (PPW) is one of ways that can be used to build students’ literacy. Through collaboration of several subjects, student can produce research paper which can be published in the form of books or other product. The books will be a compilation of types papers related to Indonesian Language materials in grade 7, such as procedural writing, observation report writing, descriptive writing and poetic writing. PPW programme is based on Project Based Learning model. In its application, PPW used Learning Chain steps. They are 3DsE: Discover, Design, Do and Evaluate. Outcome of writingpreneurship is book or product which will be presented in front of a group of examiners consist of the collaborative teachers, principal and board member. Keywords: writingpreneurship learning programme, literature, project based learning

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Pendahuluan dan Kebudayaan meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Program ini bertujuan untuk Salah satu keterampilan pembelajaran diabad membiasakan dan memotivasi siswa agar mau 21 yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah membaca dan menulis. Dalam jangka panjang, keterampilan berliterasi. Literasi yang harus diharapkan anak-anak mempunyai kemampuan dikuasai peserta didik berkaitan erat dengan literasi tinggi sekaligus berbudi pekerti yang baik tuntutan keterampilan membaca dan menulis (Aritonang, 2017:3). yang berujung pada kemampuan memahami Literasi berhubungan erat dengan membaca informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. dan menulis. Membaca dan menulis bagian dari Dalam buku Panduan Gerakan Literasi bahasa atau linguistik. Menurut Armstrong Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, bahwa (2002:20), ada tujuh jenis kecerdasan, yaitu pembelajaran di sekolah belum mampu kecerdasan linguistik (kecerdasan dalam mewujudkan kemampuan berliterasi peserta mengolah kata), kecerdasan logis-matematis, didik. Pada tingkat sekolah menengah (usia 15 kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerda- tahun) pemahaman membaca peserta didik san kinestetik-jasmani, kecerdasan antarpribadi, Indonesia (selain matematika dan sains) diuji dan kecerdasan intrapribadi. Dari ketujuh oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan kecerdasan itu, kecerdasan linguistik merupakan Pembangunan Ekonomi (OECD – Organization kecerdasan yang paling universal dalam teori for Economic Cooperation and Development) dalam kecerdasan ganda. Dalam kebuda-yaan Amerika, Programme for International Student Assessment kebudayaan berbahasa termasuk urutan (PISA) (Kemendikbud, 2016: 1). kecerdasan yang amat dihargai, sama halnya PISA 2009 menunjukkan peserta didik dengan pemikiran logis-matematis. Sayangnya Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan pendidikan di Indonesia belum menerapkan hal skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan yang demikian. Pemerintah maupun masyarakat PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia cenderung mengatakan ilmu bahasa maupun berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 ilmu sosial tidak penting alias nomor dua setelah (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013). ilmu matematika dan sains (Aritonang, 2017:13). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA Komponen kecerdasan linguistik yang 2009 dan 2012. Dari kedua hasil ini dapat paling penting adalah kemampuan mengguna- dikatakan bahwa praktik pendidikan yang kan bahasa untuk mencapai sasaran praktis dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan (pragmatika). Dengan berbagai tujuan seperti fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran kecerdasan linguistik untuk menarik pengikut yang berupaya menjadikan semua warganya baru, untuk menghibur, untuk mengajar, untuk menjadi terampil membaca untuk mendukung membangkitkan inspirasi, dan untuk menyakin- mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat kan. Bahasa yang digunakan mungkin tidak (Kemendikbud, 2016: 1). terlalu menakjubkan atau kelas satu, tetapi Berdasarkan rendahnya literasi peserta tujuan ke mana bahasa itu dibengkokkan untuk didik Indonesia, Kementerian Pendidikan dan meningkatkan atau sekurang-kurangnya, Kebudayaan mengeluarkan Peraturan Menteri mengubah kehidupan dengan suatu cara yang Pendidikan dan Kebudayaan Republik dapat dirasakan, inilah betapa pentingnya Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang belajar membaca dan menulis (Armstrong, Penumbuhan Budi Pekerti. Pada gerakan keenam 2002:21). mengembangkan potensi diri peserta didik Dalam buku Panduan Gerakan Literasi secara utuh, dengan cara mewajibkan siswa Sekolah di Sekolah Menengah Pertama yang untuk membaca selama 15 menit setiap hari. diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Melalui buku yang dibaca, minat dan bakat Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan siswa akan tumbuh dengan sendirinya. dan Kebudayaan, Tahun 2016, pada halaman 2 Pada Kompas, 22 Agustus 2015 terdapat di terdapat pengertian dan tujuan dari halaman 11, bahwa Badan Pengembangan dan literasi.Pengertian literasi sekolah dalam konteks

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 63 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah kemam- barkan informasi (drawing) berdasarkan puan mengakses, memahami, dan mengguna- pemahaman dan pengambilan kesimpulan kan sesuatu secara cerdas melalui berbagai pribadi. Kedua, literasi perpustakaan, yaitu aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyi- kemampuan pemahaman cara membedakan mak, menulis, dan/atau berbicara. GLS merupa- bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi kan sebuah upaya yang dilakukan secara referensi dan periodikal, memahami Dewey menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan organisasi pembelajaran yang warganya literat yang memudahkan dalam menggunakan sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan perpustakaan, memahami penggunaan katalog umum dari GLS adalah menumbuhkembangkan dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahu- budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan an dalam memahami informasi ketika sedang ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka pekerjaan, atau mengatasi masalah. Ketiga, menjadi pembelajar sepanjang hayat literasi media, yaitu kemampuan untuk (Kemendikbud, 2016 : 2). mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, Gerakan literasi sekolah tidak saja terdapat seperti media cetak, media elektronik (media dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan radio, media televisi), media digital (media Kebudayaan, namun literasi juga dimasukkan internet), dan memahami tujuan penggunaan- dalam kurikulum 2013 revisi 2017. Terdapat tiga nya. Keempat, literasi teknologi, yaitu hal yang harus dicapai oleh kurikulum tersebut, kemampuan memahami kelengkapan teknologi, yaitu: karakter, kompetensi, dan literasi kemampuan dalam memahami teknologi untuk (Harosid, 2017 : 3). mencetak, mempresentasikan, mengakses internet, kemampuan menggunakan komputer, Literasi yang dimaksud dalam kurikulum dan pemahaman yang baik dalam mengelola tersebut bagaimana menerapkan keterampilan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Kelima inti untuk kegiatan sehari-hari (Harosid, 2017 : literasi visual yaitu kemampuan memanfaatkan 4). Berdasarkan hal ini, gurulah yang harus materi visual dan audiovisual secara kritis dan menerapkan keterampilan literasi, sebab gurulah bermartabat juga kemampuan menafsirkan yang berhadapan langsung dengan siswa di materi visual baik dalam bentuk cetak, auditori, kelas dalam kegiatan sehari-harinya. Guru maupun digital atau perpaduannya (teks memiliki peran sentral dan strategis bagi setiap multimodal). pembaharuan pendidikan, salah satunya bagaimana menerapkan keterampilan inti Berkaitan dengan lima komponen literasi di melalui literasi yang dihubungkan dengan mata atas, kerangka pengembangan kurikulum pelajaran yang diajarkannya. Menurut (Doni K, Bahasa Indonesia yang terdapat dalam Silabus 2007:231), berhasil tidaknya pembaharuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs dalam pendidikan, baik di tingkat nasional adalah sebagai berikut. maupun di tingkat lokal, sangat tergantung pada 1. Pengembangan kompetensi kurikulum interpretasi para guru terhadap kebijakan Bahasa Indonesia ditekankan pada pembaharuan tersebut dalam pengajaran di kemampuan mendengarkan, membaca, kelas. Pembaharuan kurikulum di tingkat memirsa (viewing), berbicara, dan menulis. nasional, tidak akan efektif jika para guru tidak Pengembangan kemampuan tersebut pernah menerapkannya di dalam kelas. dilakukan melalui berbagai teks. Kegiatan Ada lima komponen literasi yang terdapat komunikasi dapat berbentuk tulisan, lisan, dalam kurikulum 2013 revisi 2017, yaitu: atau multimodal (teks yang menggabung- Pertama, literasi dasar yaitu kemampuan kan bahasa dan cara/media komunikasi mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, lainnya seperti visual, bunyi, atau lisan dan menghitung (counting) berkaitan dengan sebagaimana disajikan dalam film atau kemampuan analisis untuk memperhitungkan penyajian komputer); (calculating), mempersepsikan informasi 2. Kompetensi dasar yang dikembangkan (perceiving), mengomunikasikan, serta menggam- dalam pembelajaran bahasa Indonesia

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship

dimaksudkan untuk mengembangkan ran bahasa Indonesia, penulis ingin memapar- kemampuan peserta didik dalam men- kan hasil pembelajaran yang telah dilakukan dengarkan, membaca, memirsa (viewing), dalam menerapkan literasi yaitu melalui berbicara, dan menulis. Untuk mencapai Program Pembelajaran Writingpreneurship. kompetensi tersebut peserta didik melaku- Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran kan kegiatan berbahasa dan bersastra yang menjadi sentral dalam pembelajaran melalui aktivitas lisan dan tulis, cetak dan writingpreneurship, berdasarkan enam elektronik, laman tiga dimensi, serta citra kerangka pengembangan kurikulum bahasa visual lain; Indonesia dan kompetensi setelah mempelajari 3. Lingkup materi mata pelajaran bahasa bahasa Indonesia yang telah disebutkan di atas. Indonesia kelas I-XII merupakan Selain hal di atas tujuan akhir dari proyek penjabaran 3 lingkup materi: bahasa, sastra, pembelajaran writingpreneurship akan dan literasi; menghasilkan buku dan karya tulis yang berisi 4. Lingkup materi bahasa mencakup pengenal- kumpulan teks sesuai dengan kurikulum 2013 an variasi bahasa sebagai bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia. masyarakat Indonesia yang multilingual, Program Pembelajaran Writingpreneurship bahasa untuk interaksi (bahasa yang merupakan salah satu cara yang tepat dalam digunakan seseorang berbeda sesuai latar menerapkan literasi melalui berbagai mata sosial dan hubungan sosial (peserta pelajaran yang menjadi inti dalam kegiatan komunikasi), aksen, gaya bahasa, penggu- sehari-hari di sekolah. Untuk itu perlu disusun naan idiom (sebagai bagian dari identitas tahap-tahap pembelajaran writingpreneurship sosial dan personal, struktur dan organisasi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. teks (teks terstruktur untuk tujuan tertentu, bagaimana bahasa digunakan untuk menciptakan teks agar kohesif, tingkat Pembahasan kerumitan teks dan topik, pola dan ciri-ciri kebahasaannya, berteks secara tepat Program Pembelajaran Writingpreneurship dengan menggunakan kata, kalimat, Program Pembelajaran Writingpreneurship paragraf secara efektif); (PPW) merupakan program yang dilaksanakan 5. Lingkup materi sastra mencakup pembahas- di SMPK 1 PENABUR Jakarta. Selain itu, an konteks sastra, tanggapan terhadap program tersebut untuk menjalankan visi dan karya sastra, menilai karya sastra, dan misi sekolah, yaitu “Sekolah yang dapat menciptakan karya sastra; dan membentuk pribadi Kristiani, berilmu tinggi, dan 6. Lingkup materi literasi mencakup teks dalam berjiwa entrepreneur”. Jadi sekolah yang berciri konteks, berinteraksi dengan orang lain, khas program pembelajaran entrepreneurship. menafsirkan, menganalisis, mengevaluasi Untuk mengimplementasikan program teks, dan mencipta teks(Kementerian pembelajaran entrepreneurship tersebut yang Pendidikan dan Kebudayaan, 2016:4). dilakukan adalah setiap guru membuat proyek Adapun kompetensi lulusan setelah pembelajaran entrepreneurship yang mempelajari bahasa Indonesia di Pendidikan diintegrasikan dalam materi pembelajaran. Dasar dan Menengah, ditekankan pada kemam- Mulai tahun pelajaran 2015 – 2016,penulis puan mendengarkan, membaca, memirsa mengusulkan khusus kelas tujuh pembelajaran (viewing), berbicara, dan menulis. Pengembang- entrepreneurship dengan tema besar yaitu an kemampuan tersebut dilakukan melalui Program Pembelajaran Writingpreneurship. Hal media teks (Kementerian Pendidikan dan tersebut juga sesuai dengan gerakan literasi Kebudayaan, 2016 : 3). sekolah yang telah dicanangkan dalam Berdasarkan hal di atas, dalam upaya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan keterampilan berliterasi dalam Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 kegiatan inti, sebagai guru mengajar mata pelaja- tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 65 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Menurut Ciputra (2009:57), untuk sifatnya. Menulis di sini dimaksudkan sebagai menciptakan manusia Indonesia yang memiliki kemampuan seseorang untuk mengungkapkan spirit entrepreneur adalah dengan pendidikan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan entrepreneurship. Pendidikan entrepreneur pengalaman-pengalaman hidupnya dalam memahami sosok entrepreneur sebagai seorang bahasa tulis yang jelas, tuntun, ekspresif, enak yang mempunyai ‘spirit atau mindset inovatif’ dan dibaca dan dipahami orang lain. Menurut didukung dengan kemampuan tertentu di definisi Akademi Kepengarangan, dalam bidangnya. Contoh spirit dan mindset untuk Widyamartaya, 1990, menulis dapat dipahami berinovasi di bidang Information and Technology sebagai “keseluruhan rangkaian kegiatan (IT), maka orang yang memiliki keahlian di seseorang mengungkapkan gagasan dan bidang IT disebut menjadi technopreneur. Bila menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada spirit dan mindset dikontekskan dalam bidang pembaca untuk dipahami tepat seperti yang sosial, maka menjadi social entrepreneur. Bila di dimaksudkan oleh penulis”.Dalam buku bidang pemerintahan, menjadi government Tarigan (1985), pada prinsipnya fungsi utama entreprenur (Pebruanto, 2009). dari sebuah tulisan adalah sebagai alat Berdasarkan hal di atas maka pengertian komunikasi yang tidak langsung. Menulis writingpreneurship mengacu pada pendidikan sangat penting bagi pendidikan karena entrepreneur yang memahami sosok memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat entrepreneur sebagai seorang yang mempunyai menolong kita berpikir kritis. Menurut Morsey, spirit atau mindset inovatif dan didukung keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam dengan kemampuan tertentu di bidangnya. Jadi, kehidupan modern saat ini. Keterampilan writingpreneur adalah seseorang yang memiliki menulis merupakan suatu ciri dari orang yang keahlian dibidang tulis-menulis terpelajar atau bangsa yang terpelajar Ada beberapa alasan mengapa penulis (Aritonang, 2017: 16). memilih program pembelajaran writing- Sehubungan dengan hal itu, kegiatan preneurship yang diterapkan pada jenjang SMP, menulis dapat dilakukan dengan baik oleh orang sebagai salah satu upaya membudayakan yang dapat menyusun pikirannya dan pendidikan entrepreneurship serta mendidik mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini siswa agar menjadi manusia entrepreneur . tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian Writing (menulis) adalah salah satu dari kata-kata, dan struktur kalimat serta menuntut empat keterampilan berbahasa yang terdapat latihan yang cukup, teratur, dan pendidikan dalam kurikulum dan berperan penting dalam yang terprogram.Menurut Peck dan Schulz, dunia pendidikan. Menulis juga merupakan program kegiatan menulis yang diselenggara- salah satu skills pembelajaran diabad 21 ini. kan di sekolah sangat penting karena untuk Menurut Marion van Horne, menulis mencapai tujuan berikut. merupakan alat utama untuk kita belajar. a. Membantu peserta didik memahami Menulis bukan hanya cerita yang dikodekan dan bagaimana caranya mengekspresikan ide ditempatkan pada selembar kertas tetapi secara tertulis, dapat melayani mereka, merupakan ide-ide, kearifan, dan inspirasi yang dengan jalan menciptakan situasi-situasi di diringkas dan ditempatkan ke dalam bentuk dalam kelas yang jelas memerlukan karya yang dapat dibaca (Aritonang, 2017:18). tulis dan kegiatan menulis. Menulis ialah menurunkan atau b. Mendorong peserta didik mengekspresikan melukiskan lambang-lambang grafik yang diri mereka secara bebas dalam tulisan. menggambarkan suatu bahasa yang dipahami c. Mengajar peserta didik menggunakan ben- oleh seseorang. Orang lain dapat membaca tuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi lambang-lambang grafik tersebut jika orang itu tulis. memahami bahasa dan gambaran grafik d. Mengembangkan pertumbuhan bertahap tersebut. Gambaran grafik yang dimaksud dalam menulis dengan cara membantu menulis bukan huruf-huruf dalam poster atau peserta didik menulis sejumlah maksud membuat karya-karya kaligrafi yang artistik dengan sejumlah cara dengan penuh

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship

keyakinan pada diri sendiri secara Tabel 1: bebas(Aritonang, 2017: 18). Ragam Bidang Entrepreneur Dalam silabus mata pelajaran bahasa Contoh yang Dapat Indonesia SMP/MTs, Kurikulum 2013, termuat Bidang Dilakukan bahwa terkait dengan konsep literasi, diartikan sebagai kemampuan seorang peserta didik Business Mengubah tanah kering dalam menulis dan membaca. Kemampuan Entrepreneur kerontang menjadi sebuah berliterasi merupakan bentuk integrasi dari kota mandiri yang sukses. kemampuan menyimak, mewicara, membaca, menulis, dan berpikir kritis. Adapun dalam Academic Mengubah sekolah yang Entrepreneur "miskin" menjadi sekolah pengembangannya literasi merupakan upaya yang sukses dan mampu peningkatan kemampuan membaca dan menjadi donor. menulis peserta didik yang berhubungan dengan keberhasilannya dalam meraih prestasi Government Mengubah daerah akademis. Hal itu ditandai dengan kegemaran Entrepreneur terbelakang menjadi daerah dan kemampuannya dalam membaca makna yang sejahtera. tersurat dan tersirat, kemampuan menulis secara Social Mengubah komunitas benar dan jelas; serta dapat mengembangakan Entrepreneur "sampah" masyarakat kemampuannya itu melalalui berbagai kegiatan menjadi komunitas yang sehari-hari di sekolah, bermasyarakat, ataupun produktif di dunia kerja nantinya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016:2). Definisi entrepreneur, menurut Ciputra dan ciri-ciri kebahasaannya, berteks secara tepat (2009:93), menitikberatkan pada pemanfaatan dengan menggunakan kata, kalimat, paragraf peluang, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara efektif. Lingkup materi sastra mencakup untuk menjalankan entrepreneurship tidak pembahasan konteks sastra, tanggapan terha- harus memiliki modal yang besar. Karakter yang dap karya sastra, menilai karya sastra, dan wajib dimiliki oleh seorang calon entrepreneur menciptakan karya sastra. Lingkup materi antara lain adalah kreatif dan inovatif serta literasi mencakup teks dalam konteks, mampu mengorganisasi dengan baik dan berinteraksi dengan orang lain, menafsirkan, memiliki komitmen yang tinggi. Apabila budaya menganalisis, mengevaluasi teks,dan mencipta keentrepreneuran sudah tumbuh dan teks (Kemendikbud, 2016:4). pendidikan keentrepreneuran sudah berjalan, Berdasarkan tiga lingkup materi mata akan lahir ragam entrepreneur bidang di luar pelajaran bahasa Indonesia di atas, dalam bisnis yang akan memperkaya pembangunan program pembelajaran writingpreneurship, Indonesia. Adapun ragam entrepreneur menurut peserta didik diharapkan menciptakan berbagai Ciputra (2011:149) sesuai Tabel 1. teks sesuai dengan tema yang telah ditetapkan. Berdasarkan pentingnya menulis yang telah Materi bahasa peserta didik akan menciptakan disebutkan di atas dan agar tercapainya literasi teks prosedur, teks deskripsi, dan teks laporan yang termuat dalam silabus tersebut, itulah hasil observasi. Materi sastra peserta didik akan pentingnya membuat Program Pembelajaran menciptakan teks puisi. Materi literasi yaitu teks- Writingpreneurship. teks yang telah dihasilkan oleh peserta didik Adapun lingkup materi mata pelajaran dipublikasikan dalam bentuk buku dan karya bahasa Indonesia kelas I-XII merupakan tulis. penjabaran 3 lingkup materi: bahasa, sastra, dan literasi. Lingkup materi bahasa mencakup teks Konsep dan Implementasi Program terstruktur untuk tujuan tertentu, bagaimana Pembelajaran Writingpreneurship bahasa digunakan untuk menciptakan teks agar Konsep PPW dibangun berdasarkan mindset kohesif, tingkat kerumitan teks dan topik, pola ketiga dari kurikulum 2013, yaitu mengembang-

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 67 Program Pembelajaran Writingpreneurship kan keterampilan menalar, mengkomunikasi- Kemampuan Menalar kan, dan mencipta. Kurikulum tersebut akan di- Konsep Program Pembelajaran writing- anggap berhasil apabila para lulusannya memi- preneurship sebaiknya dikhususkan bagi liki kemampuan menalar/menganalisis, peserta didik jenjang Sekolah Menengah mengkomunikasikan, dan mencipta. Mindset Pertama maupun Menengah Atas. Menurut teori tersebut berdasarkan Badan Standar Nasional Piaget, (Kemendiknas, 2010:28), usia 11 sampai Pendidikan (BSNP) Tahun 2010 (Yani, 2014:73). 15 tahun termasuk dalam tahapan operasional Gambaran ideal manusia Indonesia yang akan formal. Tahapan tersebut adalah periode terakhir diciptakan oleh Kurikulum 2013, dikutip dari perkembangan kognitif yang dimulai dari usia st “21 Century Partnership Learning Frameeork”, sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut yaitu sesuai Gambar 1, yang menyatakan, sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah pengua-saan pengetahuan sebagai core diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara subjectstidaklah cukup. Pada abad 21, setiap abstrak, menalar secara logis, dan menarik orang, tak terkecuali guru maupun siswa, kesimpulan dari informasi yang tersedia. Usia dituntut untuk memiliki kemampuan kreatif dan tersebut juga menandai masuknya ke dunia kritis, memiliki karakter yang kuat (bertanggung dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif, dan moral, perkembangan psikoseksual, dan percaya diri), serta didukung oleh kemampuan perkembangan sosial. dalam memanfaatkan informasi dan berkomuni- Pendapat Pieget di atas sangat sesuai kasi. Berdasarkan kerangka Kompetensi Manusia dengan kerangka pertama yaitu peserta didik abad 21, konsep program pembelajaran dituntun untuk memiliki kemampuan dalam writingpreneurship menuntut peserta didik berpikir kritis, terutama dalam pemecehan memiliki kemampuan menalar, kemampuan masalah. Melalui program pembelajaran mengkomunikasikan dan berkolaborasi, serta writingpreneurship, peserta didik dituntut kemampuan mencipta (Yani, 2014:74). Ketiga hal memiliki kematangan dalam berpikir dan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 1: Kerangka kompetensi manusia abad 21 (Sumber: BSNP, 2010, dalam Buku Mindset Kurikulum 2013, Tahun 2014:75)

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship bertindak, sehingga tahap-tahap pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi dasar (KD) writingpreneurship dapat dilakukan dengan yang mendukung teks tersebut. baik sesuai dengan usia siswa. Kolaborasi mata pelajaran bahasa Inggris, dan IPS akan menghasilkan buku teks prosedur Kemampuan Mengkomunikasikan dan dengan tema: My Culture, My Identity. Kolaborasi Berkolaborasi mata pelajaran bahasa Indonesia, Seni Budaya (seni rupa), dan IPS akan menghasilkan buku Program pembelajaran writingpreneurshipdi teks deskripsi dengan tema: Indahnya Alam sekolah penulis khususkan untuk kelas 7. Indonesia. Kolaborasi mata pelajaran bahasa Dilakukan secara berkelompok. Proyek ini Indonesia, Pendidikan Agama Kristen, dan IPA jugagabungan dari berbagai mata pelajaran. (Biologi) akan menghasilkan karya tulis berupa Dengan adanya gabungan mata pelajaran itu teks prosedur dengan tema: Lingkungan Bersih, meringankan tugas peserta didik. Hidupku Sehat. Kolaborasi mata pelajaran Ketika peserta didik melakukan proyek bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS akan writingpreneurship siswa dituntun untuk menghasilkan buku teks puisi dengan tema : mampu bekerja sama dengan baik antar anggota Saya Indonesia Saya Pancasila. Kolaborasi mata kelompok sehingga proyek tersebut dapat pelajaran IPA (Fisika) dan bahasa Indonesia tercapai dengan baik. Peserta didik juga harus akan menghasilkan karya tulis berupa teks memiliki kemampuan dalam berkomunikasi laporan hasil observasi dengan tema : Perubahan untuk mempresentasikan hasil proyeknya Fisika dan Perubahan Kimia. berupa buku kumpulan berbagai teks ataupun Sebelum menghasilkan teks-teks tersebut, produk-produk lainnya dihadapan guru peserta didik dituntut untuk memiliki maupun orang lain. Peserta didik juga dapat kemampuan mengakses, memahami, dan melihat makna dari materi pembelajaran menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berperan sebagai sarana atau alat untuk berbagi berbagai aktivitas, antara lain membaca berbagai inspirasi bagi sesama melalui teks-teks yang buku yang berhubungan dengan tema, melihat diciptakan. secara langsung hal-hal yang berhubungan Selain itu, program pembelajaran writing- dengan tema yang akan ditulis atau melalui preneurship diintegrasikan dengan mengguna- media elektronik, menyimak penjelasan dari guru kan kolaborasi mata pelajaran, memiliki berbagai ataupun para mentor tentang hal-hal yang keuntungan, yaitu dengan adanya gabungan berhubungan dengan tema yang akan ditulis, mata pelajaran ada banyak guru yang bekerja menulis sesuai dengan tema yang telah sama sehingga proyek writingpreneurship dapat ditentukan, dan/atau berbicara dalam hal ini berjalan dengan baik, sesuai dengan tujuan yang para peserta didik akan mempresentasikan hasil akan dicapai. Pembelajaran writingpreneurship dari teks yang mereka tulis. memerlukan banyak guru sebagai mentor bagi PPW senantiasa dilakukan dalam peserta didik dan memberikan masukan sesuai kelompok-kelompok kecil di dalam kelas. Satu dengan ilmu yang dimiliki oleh guru. Selain itu, kelompok dapat terdiri dari beberapa siswa. peserta didik juga akan memahami bahwa Tujuannya untuk memotivasi dan melatih materi pembelajar-an writingpreneurship peserta didik agar dapat belajar secara merupakan gabungan mata pelajaran yang satu kolaboratif dan koopera-tif. Hal yang sama dengan yang lainnya dapat saling berhubungan. diterapkan juga untuk guru, sehingga Program Pembelajaran Writingpre-neurship yang dibuat Kemampuan Mencipta merupakan kolabo-rasi dari dua mata pelajaran Konsep PPW mengharuskan peserta didik atau lebih. Bersikap kolaboratif dan kooperatif memiliki kemampuan mencipta. Adapun Teks- merupakan bagian dari lifeskills (keterampilan teks yang akan diciptakan oleh peserta didik hidup) yang hendak dilatihkan kepada peserta berdasarkan silabus mata pelajaran bahasa didik sejak dini. Kedua keterampilan ini Indonesia kelas 7. Teks-teks tersebut berkola- merupakan bagian dari kecakapan hidup abad borasi dengan berbagai mata pelajaran dan 21 (21st Century Skills) yang sangat perlu dimiliki

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 69 Program Pembelajaran Writingpreneurship oleh peserta didik pada masa Higher Order kini(Mudarwan, 2017:65). Kegiatan pembelajaran tidak berhenti pada tahap Creating evaluasi yang berisi tes atau Evaluating ujian saja, namun dapat diting- katkan sampai pada tahapan Analyzing mencipta (creating) dari takso- Applying nomi Bloom edisi revisi oleh Understanding Lorin W. Anderson dan David R. Krathwhol (2002). Terdapat Remembering Low Order enam kemampuan yang kemu- dian dikategorikan dalam 2 Gambar 2: (dua) kelompok besar, yaitu Taksonomi Bloom edisi Revisi oleh Lorin W. Anderson dan Lower Order Thinking Skills David R. Krathwhol (2002) (Sumber:Buku Panduan Program (LOTS) dan Higher Order Entrepreneurship BPK PENABUR Jakarta, 2016) Thinking Skills (HOTS). Pembagian kemampuan sesuai mencakup bukan saja aspek kognitif, melainkan yang terlihat pada Tabel 2. di dalamnya sudah mencakup aspek sikap (afektif) dan juga keterampilan (psikomotorik). Tabel 2: Lower Order Thinking Skills (LOTS) Tahap creating tersebut sangat penting dan dan Higher Order Thinking Skills (HOTS) sangat perlu dilatihkan kepada setiap peserta didik agar menjadi habit (Mudarwan, 2017:66). LOTS HOTS

- Pengetahuan - Analisa Langkah-Langkah Program (Remembering) (Analyzing) Pembelajaran Writingpreneurship - Pemahaman - Evaluasi (Understanding) (Evaluating) Langkah pertama: Tim guru menganalisis KI dan KD yang sesuai dengan PPW Tim guru yang telah dibentuk bersama-sama Dalam PPW, project kelompok peserta didik menganalisis KI dan KD dari berbagai mata harus diarahkan sampai pada tahapan tertinggi pelajaran yang akan digunakan dalam dari revisi taksonomi Bloom tersebut, yaitu pembelajaran writingpreneurship. Hal ini Creating atau mencipta yang berada dalam dilakukan untuk menentukan tema yang sesuai cakupan HOTS. Peserta didik diharapkan dengan KD setiap mata pelajaran yang akan mampu menciptakan karya dari pemahaman- berkolaborasi. PPW khusus tahun pelajaran nya tentang konsep atau prinsip-prinsip 2017-2018 ada lima tema. Adapun kolaborasi keilmuan (atau topik) yang sedang dipelajarinya. mata pelajaran, tema, dan proyek yang akan Tidak cukup sampai pada ulangan harian, Ujian dilakukan oleh peserta didik sesuai Tabel 3. Pada Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) yang pembelajaran writingpreneurship guru hanya sampai pada tahap Remembering dan membagi kelompok kerja. Sebaiknya setiap Understanding (yang merupakan LOTS) untuk kelompok terdiri dari 6 sampai 8 orang. menyatakan bahwa peserta didik sudah Berdasarkan kelima tema di atas peserta didik menguasai konsep keilmuan tertentu. karena akan dibagi menjadi lima kelompok dalam setiap umumnya yang diuji hanya aspek kognitif saja. kelas. Setiap peserta didik dalam anggota Sejatinya peserta didik harus diarahkan sampai kelompok wajib menulis satu atau dua teks pada tahapan creating (mencipta) sebagai tulisan sesuai dengan tema yang didapat. Setiap “bukti” pemahamannya tentang konsep dan kelompok akan mendapatkan satu tema prinsip keilmuan tersebut. Tahap creating berdasarkan undian. Setiap kelompok didam-

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship pingi satu mentor (guru) yang berfungsi meman- Jadwal kerja proyek writingpreneurship tau sampai sejauh mana proyek writingpre- wajib disosialisasikan oleh tim guru yang neurship dilaksanakan peserta didik. tergabung dalam PPW kepada peserta didik.

Langkah kedua: Membuat jadwal kegiatan Langkah ketiga: Melaksanakan tahap-tahap pembelajaran writingpreneurship pembelajaran writingpreneurship Pada langkah kedua tim guru yang tergabung Salah satu model pendidikan yang dapat dalam PPW membuat jadwal kerja. Hal ini mengembangkan keterampilan menalar, dilakukan agar proyek dapat berjalan sesuai mengomunikasikan, dan mencipta, yaitu model dengan jadwal dan panduan yang sudah dibuat. pembelajaran Project Based Learning yang

Tabel 3: KI dan KD Mata Pelajaran, Tema, dan Proyek Pembelajaran WritingpreneurshipKelas 7

Mata Statement of Kompetensi Dasar Kompetensi Inti Tema Pelajaran Project

Bahasa 3. 4 Mengindentifikasi fungsi 4.4 Menyusun teks My Menciptakan Inggris sosial, struktur teks, dan interaksi transaksional Culture, barang-barang unsur kebahasaan teks lisan dan tulis sangat My Identity yang berguna interaksi transaksional lisan pendek dan sederhana yang memiliki dan tulis yang melibatkan yang melibatkan tindakan informasi tindakan memberi dan memberi dan meminta budaya meminta informasi terkait informasi terkait nama seputar nama dan jumlah binatang, dan jumlah binatang, warisan Hindu benda, dan bangunan publik benda, dan bangunan - Buddha yang yang dekat dengan publik yang dekat dengan ditampilkan kehidupan siswa sehari-hari, kehidupan siswa sehari- dalam bahasa sesuai dengan konteks hari, sesuai dengan Inggris yang penggunaannya konteks benar

IPS 3.4Memahami berpikir 4.4 Menyajikan hasil kronologi, perubahan dan analisis kronologi, kesinambungan dalam perubahan dan kehidupan bangsa Indonesia kesinambungan dalam pada aspek politik, sosial, kehidupan bangsa budaya, geografis, dan Indonesia pada aspek pendidikan sejak masa politik, sosial, budaya, praaksara sampai masa geografis, dan pendidikan Hindu, Buddha, dan Islam sejak masa praaksara sampai masa Hindu, Buddha, dan Islam

PAK 3. 2 Mencari fakta yang 4.2 Melakukan berbagai Lingkung- Membuat (Pendidik- berkaitan dengan aktivitas yang an Bersih, rancangan/ma- an Agama pemeliharaan Allah yang menunjukkan keterlibatan Hidupku ket sebuah Kristen) terus berlangsung bagi aktif dalam memelihara Sehat kota yang manusia dan alam alam dan lingkungan lingkungannya hidup bersih. Dan karya tulis IPA 3.8 Menganalisis terjadinya 4.8 Membuat tulisan berisi teks (Biologi) pencemaran lingkungan dan tentang gagasan prosedur dampaknya bagi ekosistem penyelesaian masalah pencemaran di lingkungannya berdasarkan hasil pengamatan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 71 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Mata Statement of Kompetensi Dasar Kompetensi Inti Tema Pelajaran Project

Bahasa 3.8 Menelaah struktur, 4.8 Menyajikan rangkum- Indonesia kebahasaan, dan isi teks an teks laporan hasil laporan hasil observasi yang observasi yang berupa berupa buku pengetahuan buku pengetahuan secara yang dibaca atau lisan dan tulis dengan diperdengarkan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek lisan

PPKn 3. 1 Menganalisis proses 4.1 Menyaji hasil analisis Saya Mengkampa- perumusan dan penetapan proses perumusan dan Indonesia nyekan saya Pancasila sebagai dasar penetapan Pancasila Saya Indonesia. Negara sebagai dasar Negara Pancasila Saya Pancasila dalam bentuk IPS 3.2 Menganalisis interaksi 4.2 Menyajikan hasil buku sosial dalam ruang dan analisis tentang interaksi kumpulan teks pengaruhnya terhadap sosial dalam ruang dan pusi kehidupan sosial, ekonomi, pengaruhnya terhadap dan budaya dalam nilai dan kehidupan sosial, ekono- norma serta kelembagaan mi, dan budaya dalam sosial budaya nilai dan norma serta kelembagaan sosial budaya

Bahasa 3.10 Menelaah struktur dan 4.10 Mengungkapkan Indonesia kaidah kebahasaan puisi gagasan, perasaan, pesan rakyat (pantun, syair, dan dalam bentuk puisi rakyat bentuk puisi rakyat setempat) secara lisan dan tulis yang dibaca dan didengar dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa

Seni 3. 1 Memahami unsur, prinsip, 4.1 Menggambar flora, Indahnya Mendeskripsi- Budaya teknik dan prosedur meng- fauna dan alam benda Alam kan indahnya (Seni gambar flora, fauna dan alam Indonesia flora dan fauna Rupa) benda dengan berbagai bahan Indonesia dalam bentuk IPS 3.1 Memahami konsep ruang 4.4 Menyajikan hasil tela- lukisan dan (lokasi, distribusi, potensi, ah konsep (lokasi, distri- tulisan teks iklim, bentuk muka bumi, busi, potensi, iklim, bentuk deskripsi geologis, flora dan fauna) dan muka bumi, geologis, flora interaksi antarruang di dan fauna) dan interaksi Indonesia serta pengaruhnya antarruang di Indonesia serta terhadap kehidupan manusia pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam dalam aspek ekonomi, sosial, aspek ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan budaya, dan pendidikan

IPA 3. 3 Menjelaskan konsep 4.3 Menyajikan hasil Perubahan Melakukan (Fisika) campuran dan zat tunggal penyelidikan atau karya Fisika dan percobaan untuk (unsur dan senyawa), sifat tentang sifat larutan, Perubahan menyelidiki fisika dan kimia, perubahaan perubahan fisika dan Kimia tentang sifat fisika dan kimia dalam perubahan kimia, atau larutan terhadap kehidupan sehari-hari pemisahan campuran perubahan fisika dan Bahasa 3.7 Mengindentifikasi 4.7 Menyimpulkan isi teks kimia . Indonesia informasi dari teks laporan laporan hasil observasi Hasilnya karya hasil observasi berupa buku yang berupa buku tulis berisi pengetahuan yang dibaca pengetahuan yang dibaca teks laporan atau diperdengarkan dan di dengar hasil observasi

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Tabel 4: Jadwal Kerja Proyek Pembelajaran Writingpreneurship Kelas VII SMPK 1 PENABUR Tahun Pelajaran 2017 - 2018

Tanggal No Nama Kegiatan Tim Guru Pelaksanaan

1. Pembagian kelompok kerja writingpreneurship 28 Juli 2017 Walikelas

2. Bagi Mentor untuk masing-masing kelompok 8 Agustus 2017 Keke dan wali kelas

3. Menjelaskan materi tahap-tahap pembelajaran 11 Agustus 2017 Keke entrepreneurship (witingpreneurship) Keke

4. Pemberian materi masing-masing guru mata 14 Agustus-29 Team pelajaran sesuai dengan tema : September 2017 kolaborasi 1.My Culture, My Identity guru 2. Lingkungan Bersih, Hidupku Sehat 3. Saya Indonesia Saya Pancasila 4. Indahnya Alam Indonesia 5. Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia

5. Penyusunan proposal tahap Discover 1- 29 September 2017 Keke

6. Pengumpulan proposal tahap Discover 2 - Oktober 2017 Keke dan wali kelas

7. Rapat para mentor tentang persetujuan proposal 6 Oktober 2017 Team tahap Discover kolaborasi guru

8. Perbaiki proposal bagi yang belum memenuhi 9 - 13 Oktober Team syarat 2017 kolaborasi guru

9. Pengumpulan kembali perbaikan proposal tahap 17 Oktober 2017 Wali kelas Discover VII dan Keke

10. Tahap Design: Pelaksanaan mendesain berbagi 18 - 27 Oktober Team produk dan tulisan sesuai dengan tema yang 2017 kolaborasi dipilih. guru

11. Tahap Do: Proses pembuatan produk dan tulisan 27 Oktober -17 Team sesuai dengan desain yang telah dibuat November 2017 kolaborasi guru

12. Tahap Do: Proses koreksi produk dan tulisan 17 -24 November Team 2017 kolaborasi guru

13. Tahap Do: Memperbaiki produk dan tulisan 24 November -8 Team Desember 2017 kolaborasi guru

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 73 Program Pembelajaran Writingpreneurship

No Nama Kegiatan Tanggal Tim Guru Pelaksanaan

14. Tahap Do: Pengumpulan produk dan tulisan dalam 11 - 15 Desember Wali kelas bentuk buku 2017 VII dan Keke

15. Tahap Do: Penyusunan laporan proyek 8 - Januari 2018 Keke writingpreneurship dalam bentuk power point

16. Tahap Do: Pengumpulan laporan proyek 15 - 19 Januari Wali kelas writingpreneurship lewat email dan buku 2018 VII dan Keke

17. Tahap Evaluate :Latihan presentasi laporan proyek Maret 2018 Team kolaborasi writingpreneurship dan presentasi guru

18. Pameran dan presentasi Entrepreneurship Maret 2018 Panitia dan (writingpreneurship) wali kelas 7 disingkat PBL atau dikenal sebagai pembelajar- Untuk melakukan proses pembelajaran an berbasis proyek. Model PBL merupakan yang berdasarkan Learning Chain - 3DsE, maka sebuah model pembelajaran yang menggunakan guru bertindak sebagai fasilitator sekaligus kegiatan berbasis proyek sebagai inti pembelajar- mentor bagi kelompok peserta didik. Kelompok an. Untuk memudahkan proses PBL tersebut, perlu memahami dan menerapkan tahapan bagian Kurikulum Evaluasi BPK PENABUR belajar Learning Chain - 3DsE. Untukitu, guru Jakarta telah menyusun Buku Panduan Program harus menjelaskannya terlebih dahulu. Waktu Entrepreneurship. Berdasarkan buku panduan pelaksanan dimulai semester 1 siswa kelas 7. tersebut tahap-tahap pembelajaran writing- Pada semester 2 proyek tersebut diujikan. Waktu preneurship menggunakan diagram yang pelaksanaan berdasarkan tahap-tahap Learning berbentuk siklus pembelajaran yang disebut Chain - 3DsE yang akan dijelaskan di bawah ini. sebagai Learning Chain – 3DsE sesuai Gambar 3. Tahap pertama: Discover Di dalam tahap ini peserta didik belajar dengan menggali dan menemukan berbagai fakta dan konsep (prinsip) keilmuan dari topik atau tema yang sedang dipelajari. Termasuk di dalam tahapan Discover, yaitu explore, observe, get ideas dan fomulate. Guru berperan memberikan contoh dan dorongan agar peserta didik dapat melaku- kan Explore (penggalian fakta dan data)serta observe (melakukan pengamatan), yaitu menggali ilmu selebar-lebarnya (horizontal) dan sedalam- dalamnya (vertical). Dalam tahap inipula guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan esensial atau suatu permasalahan, yang membutuhkan jawaban. Jawaban atas pertanyaan itulah yang kemudian akan mendorong siswa mendapatkan Gambar 3: berbagai ide-ide unik (get ideas) dalam upaya Diagram Learning Chain – 3DsE (Sumber: mencari solusi-solusi yang kreatif dan inovatif Buku Panduan Program Entrepreneurship dalam proyek yang akan dibuatnya bersama BPK PENABUR Jakarta, 2016) dalam tim (kelompok). Bagian terakhir dari

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship tahap discover adalah memformulasikan membuat produk makanan olahan, maka produk rencana kegiatan atau proyek yang akan makanan yang dibuat itu dikerjakan dengan dilakukan (formulate). standar kebersihan, hygiene dan standar gizi Waktu yang digunakan selama dua bulan, yang baik, sehingga menjamin produk yang mulai bulan Agustus sampai September. Semua dihasilkan itu bermanfaat dan berkualitas baik. guru bidang studi yang terlibat dalam proyek Pada tahapan ini pula antar kelompok dapat PPW wajib menjelaskan materi sesuai dengan saling belajar dan berbagi ide atau inspirasi tema yang telah dipilih oleh kelompok peserta untuk proyek-proyek pembelajaran berikutnya. didik. Guru menjelaskan materi tersebut pada Waktu yang diberikan pada tahap ini jam mengajar guru tersebut dan guru harus dapat selama dua bulan, tepatnya November sampai mengatur jadwal dengan baik. Desember. Selainnya itu pada tahap do ini kelompok peserta didik akan menyusun laporan Tahap kedua: Design proyek writingpreneurship dalam bentuk power Di dalam tahap Design terdapat beberapa bagian point yang akan digunakan dalam presentasi. yang saling terkait, yaitu: Develop, Plan, Estimate Pengumpulan laporan tersebut dilakukan pada dan organize. Dari sekian banyak fakta, konsep bulan Januari. (prinsip), serta ilmu pengetahuan yang telah Tahap keempat: Evaluate digali dalam tahap Discover, maka kelompok Pada tahap ini peserta didik mempresentasikan peserta didik merumuskannya secara detail sebagai tanda pemahamannya yang dalam dan hasil proyek pembelajaran writingpreneurship di luas tentang topik atau tema yang sedang jadwal khusus pada bulan Maret. Ada tim dipelajarinya (Develop dan Plan) untuk meru- penilai dari guru dan kepala sekolah yang telah muskan secara detail proyek yang akan dilaku- dibentuk untuk menguji proyek yang telah kan. Rumusannya harus dilakukan secara dilakukan peserta didik. Penilaian dilakukan tertulis dan dilengkapi dengan proposal proyek. untuk membantu guru dalam mengukur Guru berperan sebagai mentor atau pelatih ketercapaian standar, berperan dalam (coach) yang membimbing dan memberikan mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta masukan atau ide-ide agar proposal proyek yang didik, memberi umpan balik tentang tingkat dibuat kelompok siswa matang. Proposal proyek pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dilengkapi dengan perkiraan biaya yang akan membantu guru dalam menyusun strategi diperlukan (estimate) serta organisasi sumber pembelajaran berikutnya. daya manusianya (organize) yang akan bertindak Pada tahapan ini juga peserta didik melakukan proyek pembelajaran tersebut. membuat kesimpulan atas proyek pembelajaran Pada tahap design ini kelompok siswa diberi yang telah dilakukan (summarize). Juga waktu selama dua bulan, tepatnya September melakukan refleksi (reflect) atas produk atau sampai Oktober. Mentor (guru) yang ditunjuk karya yang sudah dibuatnya. Masukan dan saran terus menerus memantau dan menjalankan juga bisa didapatkan dari guru pembimbing dan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat pada teman-temannya, baik dari kelompoknya sendiri tahap desain ini. maupun dari kelompok lainnya. Tujuan tahapan ini adalah mendapatkan feedback yang Tahap ketiga: Do membangun, supaya proyek pembelajaran yang Dalam tahap ini, kelompok siswa melakukan dilakukannya ke depan lebih baik (follow up). aksi (action) proyek yang telah dirumuskannya serta mengkomunikasikan (communicate) hal-hal Langkah keempat: Menyusun Rubrik Penilaian yang terkait dengan proyek yang sedang dan Pada langkah keempat ini guru menyusun rubrik sudah dilakukannya kepada kelompok lain dan penilaian yang akan digunakan untuk penilaian juga kepada guru pembimbing. Terkait dengan akhir PPW. Ada empat aspek yang dinilai dalam produk atau jasa yang dihasilkan (produce), maka PPW, yaitu kepemimpinan, kreativitas, komuni- kegiatan tersebut harus mengaplikasikan kasi, dan kepedulian sosial dan budaya. Keem- berbagai standar yang berlaku (apply standard). pat aspek tersebut dinilai berdasarkan indikator Contoh, ketika proyek yang dilakukan adalah yang telah disepakati bersama. Langkah ini

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 75 Program Pembelajaran Writingpreneurship terdiri atas (a) membuat jadwal tampil presentasi, di atas khusus aspek kepemimpinan, aspek (b) membuat undangan untuk orang tua murid kreativitas, dan aspek kepedulian sosial dan yang akan diundang pada saat anaknya tampil budaya penilaian dilakukan selama proses presntasi dan juga utusan dari Bagian Kuriku- pembelajaran berlangsung sesuai dengan jadwa lum dan Evaluasi Yayasan BPK PENABUR juga yang telah disusun dengan menggunakan lembar utusan dari yayasan, dan (c) membuat kuesioner observasi yang dilakukan oleh para mentor. yang akan diisi oleh orang tua maupun utusan Hanya aspek komunikasi saja yang dilakukan dari Bagian Kurikulum dan Evaluasi Yayasan pada saat penilaian presentasi. BPK PENABUR pada saat peserta didik tampil presentasi. Adapun rubrik penilaian, jadwal Langkah kelima: Memberikan pengarahan. presentasi, dan kuesioner dapat seperti Tabel 5. Pada langkah kelima ini guru memberikan Berdasarkan Rubrik Penilaian Proyek pengarahan kepada peserta didik mengenai Pembelajaran Writingpreneurship pada Tabel 5 kapan harus mengumpulkan laporan presentasi,

Tabel 5: Rubrik Penilaian Proyek Pembelajaran Writingpreneurship Aspek Kepemimpinan

Nama Kepemimpinan kelompok- /Kelas Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Total Nilai

Memiliki Mampu bekerja Mampu mela- Mampu Total Konversi inisiatif dengan/menge- kukan pende- mengelola Nilai Nilai lola orang yang katan agar tim berbeda orang lain mencapai mengikuti pendapat tujuan idenya

Aspek Kreativitas

Nama Kepemimpinan kelompok- /Kelas Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Total Nilai

Menghasil- Mampu meman- Mampu Menghasil- Total Konversi kan ide faatkan bahan/ menghubung- kan produk Nilai Nilai dengan sumber daya kan dua/lebih atau laya- unsur yang tersedia konsep nan yang kebaruan bermanfaat

Aspek Komunikasi

Nama Kepemimpinan kelompok- /Kelas Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Total Nilai

Mampu Mampu Mampu Mampu me- Total Konversi mengungk- mengomunikasi- menanggapi manfaatkan Nilai Nilai apkan kan data-data pendapat media yang gagasan sesuai proedur orang lain tersedia secara positif untuk mengomuni- kasikan produk/la- yanan

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Aspek Kepedulian Sosial dan Budaya

Nama Kepemimpinan kelompok- /Kelas Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Total Nilai

Mampu Mampu melihat/ Mampu Mampu Total Konversi berinterak- mengindentfikas- melakukan mengangk- Nilai Nilai si dengan ikan permasalah- tindakan yang at budaya orang lain an di lingkungan berdampak /keunggul- positif sekitar an lokal

Keterangan : Terpenuhi empat indikator = 4 produk-produk inovasi yang telah dihasilkan, Terpenuhi tiga indikator = 3 jadwal tampil, membagi surat undangan untuk Terpenuhi dua indikator = 2 orang tua, memberitahu kriteria penilaian Terpenuhi satu indikator = 1 presentasi, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penilaian akhir PPW.

Tabel 6: Jadwal Tampil Presentasi Proyek Langkah keenam: Memberikan penilaian dan Pembelajaran Writingpreneurship evaluasi Pada langkah keenam ini, tim penilai (guru, Nomor Nama Kelas Waktu wakil bidang kurikulum, dan kepala sekolah), Undian kelompok/ bersama orang tua siswa memberikan penilaian nama siswa dan evaluasi untuk memberikan kritik, pujian, dan masukan agar lebih baik lagi kedepannya pada masing-masing kelompok yang sudah tampil presentasi. Memberikan apresiasi (berupa hadiah) kepada kelompok terbaik dalam presentasi dan inovasi produk yang dihasilkan.

Tabel 7: Kuesioner Presentasi Proyek Pembelajaran Writingpreneurship

Petunjuk Pengisian: Centanglah kriteria penilaian yang sesuai dengan penampilan kelompok

Kriteria Penilaian Nama Fokus Penilaian Kelompok/ Sangat Nama Siswa Kurang Cukup Baik Baik

Siswa menguasai materi presentasi

Suara terdengar dengan jelas

Presentasi dilakukan dengan lancar

Penyampaian ide hasil kerja (berupa produk maupun buku kumpulan teks) mudah dimengerti

Mempresentasi materi dengan percaya diri

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 77 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Hasil Proyek Pembelajaran Writingpreneurship

Adapun salah satu contoh hasil proyek pembelajaran writingpreneruship berupa karya tulis/ buku dan produk SMPK 1 PENABUR Jakarta, tahun pelajaran 2017-2018, terdapat pada Tabel 8.

Tabel 8: Hasil Proyek Pembelajaran Writingpreneurship

Tema Karya tulis/buku Produk

Saya Indonesia Saya Pancasila

Indahnya Alam Indonesia

Lingkungan Bersih Hidupku Sehat

My Culture My Identity

Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Hasil dari produk-produk di atas memiliki jiwa kepemimpinan, siswa berani dipamerkan dalam rangkaian acara Pameran tampil beda dapat dipercaya, dan tangguh dalam dan Presentasi Entrepreneurship yang bertindak; dan (e) berani mengambil risiko, ketika diselenggarakan oleh sekolah setiap satu tahun siswa harus memperhitungkan anggaran dana sekali. Peserta didik diperbolehkan menjual yang dibutuhkan dalam mencetak hasil tulisan hasil produk tersebut kepada orang tua ataupun dalam bentuk buku maupun produk. Ketiga, undangan saat pameran berlangsung. melalui tahap-tahap Project Based Learning – Learning Chain - 3DsE yang dilakukan, peserta Simpulan didik terlatih untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan yang dihadapi selama menjalankan tahap-tahap tersebut dapat Kesimpulan teratasi dan terpecahkan. Keempat, Program Program Pembelajaran Writingpreneurship Pembelajaran writingpreneurship sangat mudah sebagai salah satu cara dalam menerapkan dilaksanakan apabila adanya kerjasama antara literasi sekolah, diperoleh kesimpulan bahwa guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, serta pembelajaran ini memiliki beberapa keunggulan orangtua peserta didik yang mendukung. sebagai berikut. Pertama, tahapan Project Based Learning - Saran Learning Chain - 3DsE senantiasa dilakukan Dalam menerapkan literasi sekolah melalui dalam kelompok kecil di dalam kelas. Satu pembelajaran writingpreneurship, yang penulis kelompok dapat terdiri dari beberapa siswa. dapat sarankan sebagai berikut. Tujuannya untuk memotivasi dan melatih 1. Dalam penyusunan rencana pembelajaran peserta didik agar dapat belajar secara writingpreneurship tim guru hendaknya kolaboratif dan koope-ratif. Hal yang sama melakukannya dengan matang, terutama diterapkan juga untuk sang pengajar (guru), yang berkaitan dengan kebutuhan, karakter, sehingga Program Pembelajaran Writingpre- dan minat peserta didik. Sedangkan dalam neurship yang dibuat merupakan kolaborasi dari pelaksanaan pembelajaran, guru hendak- dua mata pelajaran atau lebih. Bersikap nya dapat menyusun langkah-langkah kolaboratif dan kooperatif merupakan bagian pembelajaran secara sistematis, memberi- dari lifeskills (keterampilan hidup) yang hendak kan bimbingan yang maksimal, dan dapat dilatihkan kepada peserta didik sejak dini. menciptakan suasana belajar yang Keterampilan ini merupakan bagian dari menyenangkan, sehingga proses pembel- kecakapan hidup abad 21 (21st Century Skills) ajaran writingpreneurship dapat berjalan yang sangat perlu dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. pada masa kini. Kedua, melalui tahapan Project Sementara itu dalam penilaian, guru Based Learning – Learning Chain - 3DsE yang hendaknya terbuka kepada peserta didik dilakukan, peserta didik terlatih untuk memiliki agar peserta didik sungguh-sungguh jiwa, sikap, dan perilaku entrepreneur, yaitu: (a) mengerjakan tugas yang diberikan, penuh percaya diri, ketika peserta didik tampil sehingga hasilnya maksimal. dalam mempersentasikan hasil belajar mereka, penuh keyakinan, optimis, disiplin, berkomit- 2. Program Pembelajaran Writingpreneurship men, dan bertanggungjawab dalam mengerjakan ini tidak wajib hanya untuk peserta didik tugas-tugas yang diberikan; (b) memiliki inovasi, yang duduk di kelas 7 saja, namun dapat dalam menghasilkan teks-teks yang sesuai tema digunakan pada peserta didik kelas 8 – 12, yang dipublikasikan dalam bentuk buku sebab materi mata pelajaran bahasa kumpulan maupun produk berupa maket Indonesia terdiri dari berbagai jenis teks. maupun souvenir sehingga memiliki nilai jual; 3. Dalam penilaian, guru harus terbuka (c) memiliki motif berprestasi dengan membuat kepada peserta didik agar peserta didik beragam tulisan yang baik sesuai dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas yang langkah-langkah yang telah diajarkan; (d) diberikan, sehingga hasilnya maksimal.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018 79 Program Pembelajaran Writingpreneurship

Semoga Program Pembelajaran Mudarwan. (2017). Model pembelajaran berbasis Writingpreneurship dengan menggunakan proyek dan implementasinya di Sekolah. kolaborasi berbagai mata pelajaran yang terdapat Jurnal Pendidikan PENABUR nomor 29 dalam kurikulum 2013 jenjang SMP/MTs ini tahun ke-16, Desember 2017, 57-67 dapat memberi manfaat dan menjadi contoh bagi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan teman-teman guru khususnya guru mata Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 pelajaran bahasa Indonesia dan pada umumnya tentang Penumbuhan Budi Pekerti guru mata pelajaran lainnya. Yani, Ahmad. (2014). Mindset kurikulum 2013. : Alfabeta _____. (2016). Silabus mata pelajaran Sekolah Daftar Pustaka Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran IPA Aritonang, Keke Taruli. (2017). Gegembatu, catatan Jakarta : Kementerian Pendidikan dan harian guru dalam menggerakkan literasi di Kebudayaan sekolah. : Azkiya _____ (2016). Silabus mata pelajaran Sekolah Bagian Kurikulum dan Evaluasi BPK Menengah Pertama (SMP)/Madrasah PENABUR. (2016). Buku panduan program Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran IPS. entrepreneurship PENABUR. Jakarta: Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Yayasan BPK PENABUR Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan _____. (2016). Silabus mata pelajaran Sekolah Menengah. (2016). Panduan gerakan literasi Menengah Pertama (SMP)/Madrasah sekolah di Sekolah Menengah Pertama. Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran Jakarta: Kementerian Pendidikan dan bahasa Inggris. Jakarta : Kementerian Kebudayaan Pendidikan dan Kebudayaan Harosid, Harun. (2017). Kurikulum 2013 revisi _____. (2016). Silabus mata pelajaran Sekolah 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan Menengah Pertama (SMP)/Madrasah dan Kebudayaan Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran Seni Keke T. Aritonang. (2017). Pembelajaran Budaya. Jakarta : Kementerian Pendidikan desapreneurship untuk menumbuhkan dan Kebudayaan karakter entrepreneur. Jurnal Pendidikan _____. (2016). Silabus mata pelajaran Sekolah PENABUR nomor 28 tahun ke-16, Juni Menengah Pertama (SMP)/Madrasah 2017, 69-83 Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta : (2016). Silabus mata pelajaran Sekolah Kementerian Pendidikan dan Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Kebudayaan Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran _____. (2016). Silabus mata pelajaran Sekolah bahasa Indonesia. Jakarta : Kementerian Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Pendidikan dan Kebudayaan Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan karakter, PPKn. Jakarta : Kementerian Pendidikan strategi mendidik anak di zaman global. dan Kebudayaan Jakarta: Grasindo

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.30/Tahun ke-17/Juni 2018