NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN

PANGERAN SAMBERNYAWA PADA KOMUNITAS SUPORTER PASOEPATI DI

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh:

Istiyoko Hendrawan

3101415068

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

i

ii iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Cintai hidup yang anda jalani. Jalani hidup yang anda cintai. - (Robert Nesta Marley).

Persembahan :

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunianya, saya persembahkan skripsi ini untuk :

1. Kedua orangtua atas kasih sayang serta limpahan dukungan dan doa yang

tak berkesudahan.

2. Kedua kakek dan nenek saya yang selalu memberikan doa dan semangat selama ini. 3. Jurusan Sejarah, yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu pengetahuan dan keterampilan. 4. Keluarga besar KSG Social Adventure Club yang telah memberikan

banyak ilmu dan pengalaman yang luar biasa.

5. Teman-teman Pendidikan Sejarah Rombel B dan teman-teman mahasiswa

jurusan sejarah angkatan 2015.

6. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

v

SARI

Hendrawan, Istiyoko. 2020. Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta. Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Nina Witasari, M.Hum

Kata kunci : Kesadaran Sejarah, Nilai Kepahlawanan, Pangeran Sambernyawa.

Pendidikan sejarah merupakan proses enkulturasi dalam rangka national building, dan proses pelembagaan nilai-nilai positif, seperti nilai-nilai warisan leluhur, nilai-nilai heroism dan nasionalisme, nilai-nilai masyarakat industri, maupun nilai-nilai ideologi bangsa. Nilai- nilai tersebut yang diharapkan menjadi tuntunan semua orang dalam menumbuhkan kesadaran sejarah serta dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai positif yang terkandung dalam pendidikan sejarah harus mampu diambil maknanya oleh setiap orang baik dalam lingkup pendidikan formal maupun secara keseluruhan. Proses menumbuhkan kesadaran sejarah dan nilai-nilai karakter ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai- nilai kepahlawanan yang ada pada sosok Pangeran Sambernyawa. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pentingnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati. (2) Mengetahui implementasi nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati; (3) Mengetahui kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati, anggota Komunitas Supporter Pasoepati. Sumber data yang dipilih yaitu data primer dan data sekunder menggunakan teknik observasi, wawancara dan kajian dokumen. Uji validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik.

Hasil penelitian menunjukan (1) Nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dapat menumbuhkan kesadaran sejarah dan membentuk sikap positif untuk Pasoepati, akan tetapi perlu intensitas yang lebih terkait pentingnya nilai kepahlawanan Samberyawa (2) Belum adanya kegiatan khusus dari manajemen Persis Solo maupun DPP Pasoepati terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan hanya sebatas mengenalkan sosok Pangeran Sambenyawa sebagai figure kebanggaan kota Surakarta dan juga pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa yang masih sederhana, sikap rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas, dan loyalitas merupakan hasil implementasi dari nilai kepahlawanan Pangeran Samberyawa (3) Kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati terbagi menjadi kendala internal dan eksternal, kendala internalnya adalah minimnya kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai kepalahwanan Pangeran Sambernyawa, kendala eksternalnya yaitu sering terjadinya konflik antara Pasoepati dan supporter lawan yang tidak bisa dihindari, hal ini pastinya tidak sesuai dengan nilai-nilai kepahlwanan Pangeran Sambernyawa, selain kendala internal dan eksternal kendala berikutnya yaitu minimnya informasi dan kegiatan tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati.

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan agar manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati agar lebih interaktif dan informatif dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada anggota Pasoepati.

vi

ABSTRACT

Hendrawan, Istiyoko. 2020. Pangeran Sambernyawa's Heroic Values in the Pasoepati Supporters Community in Surakarta. History Department, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang. Supervisor : Dr. Nina Witasari, M.Hum.

Keywords: Historical Awareness, Heroism Value, Pangeran Sambernyawa.

Historical education is an acculturation process in the framework of national building, and the process of institutionalizing positive values, such as the values of ancestral heritage, the values of heroism and nationalism, the values of industrial society, and the ideology of the nation. These values are expected to guide everyone in fostering historical awareness in the life of the nation and the state. The positive values contained in the history of education must by everyone both within the scope of formal education and as a whole part of national value in general. The process of fostering historical awareness and character values can be done by instilling the heroic values that exist in the figure of Pangeran Sambernyawa. This study aims to: (1) Determining the importance of Pangeran Sambernyawa's heroic values to Pasoepati supporters. (2) Investigating the implementation of Pangeran Sambernyawa's heroic values to Pasoepati supporters. (3) Analyzing the obstacles in comprehension the value of Pangeran Sambernyawa's heroism towards the Pasoepati Supporters. The researcher used a qualitative research method with a fenomenology approach. The primary data source in this study are the management of Persis Solo, DPP Pasoepati, and members of the Pasoepati Supporter Community. The selected data sources are primary data and secondary data are taken using observation, interview and document study techniques. The researcher uses source triangulation and technical triangulation as the data validation test. The results shows that (1) The value of Pangeran Sambernyawa's heroism could foster historical awareness and form a positive attitude for Pasoepati. However, it still needs more intense planting process related to the importance of the value of the heroism of Pangeran Sambernyawa‟s. (2) The absence of specific activities from Persis Solo management and the Pasoepati DPP related to the comprehension of Pangeran Sambernyawa's heroic values are only limited to introduce the figure of Pangeran Sambenyawa as a famous figure of the city of Surakarta. In addition, the understanding of Pasoepati related to Pangeran Sambernyawa's figure which is still in a superficial teaching related to: attitude of self-sacrifice, patriotism, hard work, solidarity, and loyalty are the results of the implementation of the heroism value of Pangeran Sambernyawa's. (3) Obstacles in comprehension the value of Pangeran Sambernyawa's heroism to Pasoepati are divided into internal and external constraints,where the internal constraints is the lack of activities aimed to introduce Pangeran Sambernyawa's heroism values. The external obstacle is the frequent occurrence of conflicts between Pasoepati and supporters of the opponent that is unavoidable, this is certainly not in accordance with the values of heroism Pangeran Sumbernyawa In addition to internal and external constraints, the next obstacle is the lack of information and activities about the figure of Pangeran Sambernyawa to Pasoepati teaching and implementation. Based on the results of the study, the researcher recommends the management of Persis Solo and the DPP of Pasoepati to be more interactive and informative in instilling the value of Pangeran Sambernyawa's heroism to the members of Pasoepati.

vii

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta.” Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu rasa terima kasih dan hormat penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, MA., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah membantu memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian. 3. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd. Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah membantu memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian. 4. Dr. YYFR. Sunarjan, MS. dan Drs. Jayusman, M.Hum., sebagai Dosen Penguji Skripsi. 5. Dr. Nina Witasari, M.Hum. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk serta arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Langgeng Jatmiko. Manajer klub Persis Solo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di manajmen klub Persis Solo. 7. Aulia Haryo Utomo Presiden DPP Pasoepati yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di komunitas supporter Pasoepati. 8. Anggota komunitas Pasoepati yang telah memberikan dukungan dan bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.

viii

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan makna dan manfaat bagi pembaca.

Semarang, 10 Juni 2020

Penulis

ix

DAFTAR ISI

Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii PENGESAHAN KELULUSAN...... iii PERNYATAAN ...... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...... v SARI ...... vi ABSTRACT ...... vii PRAKATA ...... ix DAFTAR ISI ...... x DAFTAR BAGAN ...... xii DAFTAR TABEL ...... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 8 C. Tujuan Penelitian ...... 8 D. Manfaat Penelitian ...... 9 E. Batasan Istilah ...... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teoritis ...... 15 B. Kajian Pustaka ...... 44 C. Kerangka Berpikir ...... 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian ...... 54 B. Fokus Penelitian ...... 56 C. Pendekatan Penelitian ...... 58 D. Sumber Data ...... 60 E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ...... 62 F. Uji Validitas Data...... 66 G. Teknik Analisis Data ...... 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ...... 70 B. Hasil Penelitian ...... 196 C. Pembahasan ...... 127 BAB V PENUTUP A. Simpulan ...... 136

x

B. Saran ...... 138

DAFTAR PUSTAKA ...... 141 LAMPIRAN ...... 144

xi

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1. Kerangka Berpikir ...... 48 Bagan 3.1. Analisis Data Model Interaktif ...... 67 Bagan 4.1. Pengurus Pasoepati ...... 75

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel. 4.1 Pokok-Pokok Temuan Rumusan Masalah 1 ...... 105

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Instrumen Wawancara Manajemen Persis Solo ...... 145 Lampiran 2 Instrumen Wawancara DPP Pasoepati ...... 148 Lampiran 3 Instrumen Wawancara Anggota Pasoepati ...... 151 Lampiran 4 Transkrip Manajemen Persis Solo ...... 154 Lampiran 5 Transkrip Wawancara DPP Pasoepati ...... 161 Lampiran 6 Transkrip Wawancara Anggota Pasoepati ...... 166 Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Manajemen Persis Solo ...... 196 Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Skripsi DPP Pasoepati ...... 197 Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Skripsi Manajemen Persis Solo ..... 198 Lampiran 10 Surat keterangan Selesai Skripsi DPP Pasoepati ...... 199 Lampiran 11 Dokumentasi ...... 200

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sejarah merupakan proses enkulturasi dalam rangka

national building, dan proses pelembagaan nilai-nilai positif, seperti nilai-nilai

warisan leluhur, nilai-nilai heroism dan nasionalisme, nilai-nilai masyarakat

industri, maupun nilai-nilai ideologi bangsa (Kartodirdjo, 1999:33). Nilai-nilai

tersebut yang diharapkan menjadi tuntunan semua orang dalam berkehidupan

berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai positif yang terkandung dalam pendidikan

sejarah harus mampu diambil maknanya oleh setiap orang baik dalam lingkup

pendidikan formal maupun secara keseluruhan.

Salah satu nilai yang dapat diambil dari pendidikan adalah nilai

heroisme atau nilai kepahlawanan. Nilai kepahlawanan merupakan salah satu

tujuan dalam mempelajari sejarah, bagaimana setiap orang mampu meneladani

seseorang pahlawan yang dianggap berjasa bagi daerah maupun bangsanya.

Seorang pahlawan atau tokoh penting di berbagai daerah tentunya mempunyai

kharisma tersendiri bagi para pengagumnya. Hal demikian yang menjadi

perhatian bahwa seorang pahlawan yang dikagumi mampu menjadi tuntunan

bagi penerus bangsa dengan meneladani perjuangan dan pengorbanan mereka.

Nilai kepahlawanan berpangkal pada suatu tindakan yang didalamnya

terdapat rasa keberanian diri, kesabaran dan pengorbanan dari seorang yang

rela berkorban demi tercapainya tujuan yang diinginkan dengan dilandasi oleh

1

2

sikap tanpa pamrih. Nilai kepahlawan bukan hanya sekedar berani bertempur di medan pertempuran sampai darah penghabisan yang mungkin hal ini sudah tidak bisa diterapkan di masa modern seperti sekarang. Nilai tersebut memang benar akan tetapi lebih dari itu kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Diantaranya adalah bagaimana seseorang mampu menanamkan sikap kritis, jujur, tanggung jawab, disiplin, kasih sayang dan ikhlas. Selain itu dalam meneladani nilai kepahlawanan juga diharapkan dapat mempunyai sifat keberanian, kesabaran dan pengorbanan baik untuk keluarga, daerah asal maupun Negara serta menumbuhkan kesadaran sejarah yang baik untuk para penerus bangsa.

Kesadaran akan sejarah pada dasarnya dimiliki oleh setiap masyarakat dan mereka sudah sering mengajarkan sejarah secara informal dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam keluarga adalah bagaimana sejak kecil seorang anak akan dikenalkan dengan silsilah keluarga oleh orang tua agar anak tersebut mengetahui siapa saja saudara mereka. Untuk tingkat masyarakat, pendidikan sejarah secara informal sering disampaikan melalui folklore atau tradisi sejarah lisan, misal cerita mengenai asal-usul nama suatu daerah atau cerita-cerita kepahlawanan pada masa lalu (Amin, 2010:5). Dalam hal ini diharapkan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan dapat menjadi salah satu stimulus bagi masyarakat dalam proses menumbuhkan kesadaraan sejarah.

Di era sekarang, nilai-nilai kepahlawanan dapat diaplikasikan dalam berbagai hal salah satunya adalah di Sepak bola. Sepak bola adalah olahraga yang mempunyai penggemar yang besar di dunia. Olahraga ini menjadi sebuah

3

daya tarik bagi masyarakat untuk mencari sebuah hiburan. Baik langsung menonton di stadion maupun melalui media televisi, pertandingan sepak bola mampu menarik perhatian bagi para masyarakat. Kecintaan mereka kepada tim yang mereka dukung dibuktikan dengan berbagai hal seperti membeli atribut tim kesayangan hingga selalu hadir di stadion baik di kandang tim mereka maupun harus menempuh jarak yang cukup jauh menuju stadion tim lawan demi membela klub kebanggaan mereka bertanding.

Pengaruh yang kuat dari sepak bola menjadikannya sebagai olahraga paling populer di dunia. Populer karena dikenal, dimainkan, ditonton, dan digemari orang diseluruh penjuru dunia. Hal ini menjadi sebuah foneman yang besar khususnya para penikmat sepakbola. Menurut penelitian Nielsen Sport, sepak bola adalah olahraga terpopuler di negara . Dilihat dari seluruh populasi penduduk Indonesia, 77%-nya tertarik dengan sepak bola. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara penggemar sepak bola peringkat kedua di bawah Nigeria (83%). Namun sayangnya, Indonesia hanya gemar menonton sepak bola, bukan memainkannya. Masih menurut survei yang sama, tercatat hanya 17% penduduk Indonesia yang aktif bermain sepak bola setidaknya satu pekan sekali. Itu menjadikan Indonesia ada pada urutan ke-22 dari 34 negara yang disurvei. Di Asia Tenggara, Indonesia masih kalah jauh dari Thailand

(41%) (Dex Glenniza, 2019. https://www.asumsi.co/post/bukan-sepak-bolanya- pak, di akses tanggal 10 Maret 2020).

Dalam sepak bola tentunya ada elemen suporter yang selalu menjadi pendukung atau sering disebut “pemain kedua belas” di sebuah tim sepak bola.

4

Di Indonesia, suporter tersebar sampai pelosok daerah, baik di Jawa, Sumatera,

Kalimantan, hingga mempunyai basis suporter yang sangat fanatik terhadap klub bola daerah mereka. Suporter-suporter itu menamakan diri dengan berbagai nama, diantaranya The Jak Persija (1997), Viking

Persib Bandung (1993), Bonek (1998), dan di Jawa

Tengah ada beberapa basis suporter seperti Panser Biru PSIS Semarang (2001),

Banaspati (2002), dan Pasoepati Persis Solo (2000).

Persatuan Sepakbola Indonesia Solo (disingkat PERSIS Solo) adalah salah satu klub sepakbola di Indonesia yang didirikan pada 8 November 1923 di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia oleh Sastrosaksono, tokoh dari Klub

Mars, R. Ng. Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo, di bawah kepemimpinan Voetbal Bond (VVB). Pada tahun 1928, dibawah kepemimpinan Soemokartiko, Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Solo, disingkat PERSIS (Devi,

2016:77).

Persis Solo yang menjadi klub sepak bola bersejarah di Indonesia dan memiliki basis suporter yang banyak dan hampir merata di Solo Raya.

Sebagian besar anggota Pasoepati merupakan warga asli Solo yang setia mendukung ketika tim Persis Solo berlaga baik di Solo maupun ketika berlaga di luar kota mereka. Hal yang menjadi sebuah kewajaran bagi para suporter mendukung timnya berlaga di lapangan. Dukungan selalu diteriakkan dari awal hingga akhir laga, apalagi suporter Pasoepati yang mendukung Persis Solo yang merupakan klub bersejarah di Indonesia.

5

Pasoepati merupakan wadah bagi para suporter sepak bola di Solo raya untuk menuangkan kreatifitas mereka dalam mendukung klub Pelita Solo

(2000), Persijatim Solo FC (2002) dan Persis Solo dari tahun 2004 sampai sekarang. Lahirnya Pasoepati tak bisa terlepas dari kedatangan klub Pelita Solo

(2000). Klub sepak bola Pelita Solo memicu warga Solo Raya untuk mendukung tim Pelita Solo karena membawa nama Solo Raya di kancah persepak bola-an nasional. Permainan yang menarik membuat kreatifitas para pendukung Pelita Solo juga semakin tinggi. Pembentukan komunitas suporter ini bahkan tanpa seruan dari pihak klub melainkan spontanitas dari warga

Surakarta. Dalam pembentukannya banyak sekali ajuan nama untuk pendukung

Pelita Solo. Di dalam forum pembentukan kelompok suporter tersebut, ada beberapa usulan nama seperti Pelitamania, Pelita Solomania, dan beberapa nama yang lain yang nantinya akan dipilih melalui voting. Nama Pasoepati yang mempunyai kepanjangan dari “Pasukan Soeporter Pelita Sejati” akhirnya dipilih menjadi nama suporter dari Pelita Solo tersebut. Nama Pasoepati adalah usulan dari Suwarmin Mulyadi salah seorang wartawan Harian Solo Pos yang turut hadir dalam acara pembentukan suporter tersebut (Devi, 2016:32).

Kelahiran Pasoepati 9 Februari 2000, di Kota Surakarta yang awalnya diprakarsai oleh Mayor Haristanto dkk, pada awalnya (para pendiri) tidak menyangka kalau Pasoepati bisa sedemikian besar. Pada masa awal keberadaan

Pasoepati didalam mendukung Pelita Solo “hanya bersorak tanpa nyanyian dan tarian tapi dengan iringan drum dan terompet” yang anggotanya tidak melebihi angka ratusan (Waskito, 2014:88). Setelah era Pelita Solo berakhir

6

munculah tim Persijatim Solo FC (2002) dan barulah Persis Solo (2004) muncul kembali dan mendapat dukungan Pasoepati dari seluruh karesidenan

Surakarta.

Fanatisme Pasoepati dalam mendukung Persis Solo memang sudah tidak diragukan lagi. Menjadi hal biasa apabila setiap Persis Solo berlaga pasti selalu ada Pasoepati yang mendukung. Dibalik fanatisme suporter tentunya ada sebagian kecil hal-hal negatif yang menjadi efek dari fanatisme dari para suporter Pasoepati. Gesekan-gesekan sering kali terjadi ketika para suporter bertemu dengan suporter klub lain baik didalam stadion maupun di luar stadion. Gesekan antar suporter pada zaman kemajuan teknologi sekarang juga sering terjadi di beberapa media sosial. Saling menghina tim lain maupun suporter sudah menjadi hal yang sering terjadi pada masa kini. Persis Solo dan

Pasoepati tentunya tidak mengharapkan hal-hal negatif terjadi.

Persis Solo yang menamakan diri sebagai “Laskar Sambernyawa” sebagai julukan tim mereka tentunya bukan tanpa alasan. Tokoh Pangeran

Sambernyawa merupakan tokoh pahlawan yang dikagumi perjuangannya oleh rakyat Surakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No.

048/TK/tahun 1988 tertanggal 17 Agustus 1988, Pemerintah Republik

Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia dan Bintang

Mahaputera Adipurna Kelas I Kepada Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya

Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa).

Pangeran Sambernyawater lahir dengan nama Raden Mas Said. Beliau lahir di kraton Kartasura pada 7 April 1725 M. Ayahnya, Kanjeng Gusti

7

Pangeran Haryo Mangkoenegara Kartasuro atau Mangkunegara Sepuh, adalah putra tertua Amangkurat Jawi yang sempat menjadi kandidat calon raja

(Soedibyo, 2011:1).

Pada awal perjuangannya, Pangeran Sambernyawa meninggalkan

Kraton Kartasura dan melakukan pertempuran yang membutuhkan waktu 16 tahun lamanya. Pertempuran berlangsung pada tahun 1740-1757 M dan dibagi menjadi tiga periode atau tiga bagian. Bagian pertama adalah ketika Pangeran

Sambernyawa bergabung dengan pasukan Sunan Kuning di Randulawang pada tahun 1741-1742 M, bagian kedua pada masa Pangeran Sambernyawa bergabung dengan Pangeran Mangkubumi pada tahun 1743-1752 M, bagian ketiga ketika Pangeran Sambernyawa melawan Belanda (VOC), Sultan

Hamengkubuwono I dan Susuhan Pakubuwono III pada tahun 1752-1757 M.

Pangeran Sambernyawa menjadi sosok yang pantas diteladani karena perjuangan dan pengorbanan beliau dalam mendirikan Mangkunegara.

Keteladanan Pangeran Sambernyawa yang menjadi alasan Persis Solo ketika menjadi julukan dari Persis Solo. Hal yang menjadi perhatian adalah penamaan

Laskar Sambernyawa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Persis Solo maupun Komunitas Pasoepati untuk dapat meneladani perjuangan Pangeran

Sambernyawa. Kesadaran sejarah yang kurang dikalangan suporter terhadap

Pangeran Sambernyawa dapat menjadi sebuah kerugian bagi Pasoepati sendiri karena nilai perjuangan Pangeran Sambernyawa yang dapat membentuk

Pasoepati kearah yang lebih baik lagi.

8

Figur Pangeran Sambernyawa sebagai tokoh pahlawan di Surakarta

menjadi harapan agar Pasoepati sebagai suporter dari Persis Solo dapat

meneladani nilai-nilai perjuangan Pangeran Sambernyawa ketika masa

perjuangan baik melawan penjajah maupun ketika berjuang mendirikan

Mangkunegara. Oleh karena itu peneliti tertarik mengangkat judul “

Pemahaman Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada

Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta” dengan harapan suporter

Pasoepati dapat meneladani nilai-nilai perjuangan Pangeran Sambernyawa

dalam mendukung klub Persis Solo demi tercapainya perilaku fanatisme yang

positif dari para anggota Pasoepati.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan

diungkapkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Mengapa nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa perlu

dipahamkan kepada suporter Pasoepati?

2. Bagaimana cara implementasi nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati?

3. Apa yang menjadi kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati?

C. Tujuan Penilitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

9

1. Mengetahui pentingnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

perlu ditanamkan kepada suporter Pasoepati.

2. Mengetahui implementasi nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

terhadap suporter Pasoepati.

3. Mengetahui kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat bagi Peneliti, memberi kesempatan kepada peneliti untuk

menambah kajian ilmiah tentang nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati.

b. Manfaat bagi masyarakat, menambah wawasan sejarah masyarakat

terutama untuk suporter Pasoepati dan juga untuk dapat lebih memaknai

ketokohan Pangeran Sambernyawa baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun ketika dalam mendukung tim Persis Solo, serta dapat dijadikan

referensi bagi peneliti lain terkait penelitian yang berhubungan dengan

pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa.

c. Manfaat bagi Pendidikan, sebagai bahan acuan dalam pembelajaran

sejarah terutama pada materi sejarah lokal dan materi perang melawan

kolonialisme dan imperialisme terutama tentang perlawanan Pangeran

Sambernyawa.

10

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat praktis bagi peneliti adalah dapat mengetahui nilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada Suporter Pasoepati

b. Manfaat praktis bagi masyarakat adalah sebagai sarana meneladani

ketokohan Pangeran Sambernyawa khususnya untuk warga Surakarta

dan sekitarnya.

c. Manfaat praktis bagi dunia Pendidikan adalah menanamkan rasa cinta

terhadap daerah khususnya melalui keteladanan Pangeran

Sambernyawa.

E. Batasan Istilah

1. Nilai Kepahlawanan

Nilai-nilai kepahlawanan merupakan nilai-nilai yang timbul dari

dalam diri seseorang untuk membela baik negaranya, bangsanya, dan

masyarakat yang berada di sekitarnya. Nilai kepahlawanan dapat muncul

dari terjadinya peristiwa sejarah maupun dari peranan tokoh-tokoh

pahlawanan yang menjadi sebuah inspirasi munculnya nilai kepahlawanan

dalam diri seseorang.

2. Komunitas

Istilah kata komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang

berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau

banyak orang. Wikipedia Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian

komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang

berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang

11

sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya dapat

memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko

dan sejumlah kondisi lain yang serupa (Ambar, 2014:8).

3. Suporter

Menurut Fikret (dalam Bayu Agung Prakoso, 2010:6) dalam

berbagai hal, suporter dimaknai sebagai sekelompok orang yang memiliki

sikap brutal, anarkis, berhubungan dengan kerusuhan, dan sebagainya.

Penelitian mengenai perilaku suporter telah dilakukan oleh University of

Caardiff menunjukan jumlah korban berbanding lurus dengan prestasi klub.

Semakin baik prestasi klub maka semakin banyak korban yang jatuh.

Perayaan kemenangan, pesta alkohol, ataupun ejekan terhadap pendukung

tim lawan adalah penyebab terjadinya kerusuhan yang membuat jatuhnya

korban. Perilaku mereka menjadi tidak terkontrol. Potensi kerusuhan

semakin besar ketika tim yang didukungnya menang.

Suporter merupakan bagian dari penonton sepak bola dimana di

setiap laga pertandingan mereka selalu berteriak, bernyanyi mendukung tim

kebanggaan. Soemanto (dalam Bachtiar, 2015:8) menyatakan bahwa

suporter atau suporters merupakan penonton yang berpihak kepada tim

tertentu. Suporter yang dimaksud dalam tulisan ini adalah penonton atau

pendukung yang berpihak kepada tim sepak bola Persis Solo atau yang biasa

disebut dengan kelompok suporter Pasoepati.

12

4. Pangeran Sambernyawa

Pangeran Sambernyawa terlahir dengan nama Raden Mas Said.

Beliau lahir di kraton Kartasura pada 7 April 1725 M. Ayahnya, Kanjeng

Gusti Pangeran Haryo Mangkoenegara Kartosuro atau Mangkunegara

Sepuh, adalah putra tertua Amangkurat Jawi. Kanjeng Gusti Pangeran

Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I, Pangeran Sambernyawa,

Pangeran Prangwedana, Pangeran Suryakusuma atau Raden Mas (RM) Said

adalah satu orang yang sama. Perbedaan nama pada diri satu orang semacam

itu adalah hal wajar bagi manusia Jawa.

Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) memihak kaum

pemberontak sejak 1740 M (waktu berumur 14 tahun) dan terus berjuang

hingga tahun 1757 M (umur 31 tahun). Musuh-musuh utama pada awalnya

adalah Susuhunan Pakubuwana II (bertahta 1726-1749 M) dan Kompeni

Belanda (VOC). Raden Mas Said sejak meninggalkan kraton Kartasura

hingga memungkasi pertempuran-pertempurannya menghabiskan waktu

hingga 16 tahun. Perlawanan antara tahun 1740-1757 M tersebut dapat

dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah babak bergabungnya

Raden Mas Said dengan pasukan Sunan Kuning (1741-1742 M). Bagian

kedua sekitar tahun 1743-1752 M Raden Mas Said bergabung dengan

Pangeran Mangkubumi dan bagian ketiga, antara tahun 1752-1757 Raden

Mas Said berjuang sendiri melawan tiga pihak : Belanda (VOC), Sri Sultan

Hamengkubuwono I atau Pangeran Mangkubumi dan Susuhan Pakubuwono

III (Mangkoehadiningrat, 2011:9).

13

5. Suporter Pasoepati

Pasoepati terlahir semenjak adanya klub Pelita Solo yang waktu itu

hadir di Kota Solo. Klub Pelita Solo merupakan sebuah klub milik keluarga

Bakrie yang awalnya bernama Pelita Jaya FC. Animo masyarakat terhadap

tim Pelita Solo membuat mereka selalu antusias ketika melihat Pelita Solo

bermain di Stadion Manahan kala itu. Stadion selalu penuh dan ramai

dengan kehadiran penonton karena Pelita Solo bertanding.

Awal mula pemikiran untuk membentuk sebuah paguyuban atau

suporter bagi warga Solo adalah ketika mereka terinspirasi dengan para

Aremania (Suporter Arema Malang) ketika berkunjung ke Manahan.

Ribuan Aremania yang hadir pada waktu itu bersorak sorai dan

memberikan yel-yel dalam mendukung tim Arema Malang. Hal itu seolah

menjadi pencerahan bagi masyarakat Solo dalam mendukung tim Pelita

Solo.

Rencana sejumlah pihak untuk mendirikan kelompok suporter setia

Pelita Solo akhirnya terwujud pada hari Rabu tanggal 9 Februari 2000 di

Griya Grupe Mayor Jalan Kolonel Sugiyono 37 Solo. Sekitar 20 orang

yang hadir mewakili kelompok suporter masing-masing sepakat memilih

nama Pasukan Suporter Pelita Sejati yang disingkat “Pasoepati”.

Sebelumnya nama pilihan lain seperti Pelita Mania, namun melalui voting

menjatuhkan pilihan pada Pasoepati. Kini setelah Pelita Solo maupun

Persijatim Solo FC tidak lagi berada di Solo, Pasoepati meng-update

14

kepanjangannya menjadi Pasukan Suporter Solo Sejati (Hermawan, Danu,

2009:36).

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Nilai Kepahlawanan

a. Nilai Secara umum nilai adalah hal yang menunjukan terhadap hal-hal

yang berharga di dalam hidup manusia. Nilai tersebut adalah sesuatu

yang dianggap baik, layak, benar, pantas, dan dikehendaki oleh

masyarakat dalam kehidupannya. Sesuatu yang dianggap nilai apabila

mempunyai kegunaan dan manfaat bagi kehidupan.

Nilai merupakan satu prinsip umum yang menyediakan anggota

masyarakat dengan satu ukuran atau standard untuk membuat penilaian

dan pemilihan mengenai tindakan dan cita-cita tertentu. Nilai adalah

konsep, suatu pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku

manusia. Nilai adalah persepsi yang sangat penting, baik dan dihargai

(Mustari, 2011:4).

Menurut Clyde Kluckhohn (dalam Mustari, 2011:4) menyatakan

bahwa nilai adalah standard yang waktunya agak langgeng. Dalam

pengertian yang luas, suatu standard yang mengatur sistem tindakan.

Nilai juga merupakan keutamaan (preference), yaitu sesuatu yang lebih

disukai, baik mengenai hubungan sosial maupun mengenai cita-cita serta

usaha untuk mencapainya.

15

16

b. Kepahlawanan Kepahlawanan tidak terlepas dari pengertian dari pahlawan.

Dalam pengertian secara umum, pahlawan berarti seorang tokoh penting

yang mempunyai jiwa patriotisme dan selalu berkorban bagi orang lain

maupun tempat dia berada dan keberadaanya diakui oleh masyarakat

sekitar dengan simbol atau nama tertentu. Kata pahlawan sendiri berasal

dari bahasa Sansekerta phala-wan. Arti dari istilah Sansekerta tersebut

adalah orang yang dirinya menghasilkan buah phala yang berkualitas

bagi bangsa, Negara, dan Agama.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 33

Tahun 1964 Tentang Penetapan, Penghargaan dan Pembinaan Terhadap

Pahlawan Pasal 1, yang dimaksud dengang Pahlawan adalah Warga

Negara Republik Indonesia yang gugur atau tewas atau meninggal dunia

karena akibat tindak kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu

dan nilai jasa-perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela

Negara dan Bangsa.

Menurut KBBI, kepahlawanan memiliki arti perihal sifat

pahlawan(seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan

kekesatriaan). Menurut Badrun dalam Soleh (2018:15) Semangat anti

penjajahan adalah nilai-nilai patriotisme yang diperjuangkan oleh para

pahlawan pada dekade abad-19 hingga abad-20. Hanya sedikit orang

yang menjadi pahlawan bagi dunia. Karenanya kepahlawanan seseorang

sangant interpretatif, subyektif sekaligus menjadi hasil dari proses

obyektivikasi sosial yang melingkupinya.

17

c. Nilai Kepahlawanan Dalam membentuk kesadaran sejarah, setiap orang perlu

mempelajari, memaknai dan meneladani tokoh-tokoh pahlawan yang

mempunyai andil besar dalam perjuangan bangsa Indonesia. Menurut

Kartodidjo (dalam Aman, 2011:30) Sejarah merupakan cerita tentang

pengalaman kolektif suatu komunitas atau nation di masa lampau. Pada

pribadi pengalaman membentuk kepribadian seseorang dan sekaligus

menentukan identitasnya. Proses serupa terjadi pada kolektifitas, yakni

pengalaman kolektivitas, yakni pengalaman kolektifnya atau

sejarahnyalah yang membentuk kepribadian nasional dan sekaligus

identitas nasionalnya. Bangsa yang tidak mengenal sejerahnya dapat

diibaratkan seorang individu yang telah kehilangan memorinya, ialah

orang yang pikun dan sakit jiwa, maka dia kehilangan kepribadian atau

identitasnya.

Nilai kepahlawanan adalah suatu sikap dalam pengambilan

hikmah dan keteladanan dari para pahlawan yang dapat menjadi pemicu

menjadi orang yang lebih baik lagi dalam berkehidupan di masyarakat.

Menurut Wahyu Widiyatanto (dalam Rini, 2016:8) terdapat 8 nilai

kepahlawanan yaitu :

a. Keteladanan, suatu sikap positif yang dapat dijadikan sebagai

acuan oleh masyarakat;

b. Rela berkorban, sikap bersedia dengan ikhlas, senang hati, dengan

tidak mengharapkan imbalan, dan mau memberikan sebagian yang

dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya;

18

c. Cinta tanah air, perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya

sendiri;

d. Kerja keras, berusaha dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk

berupaya mendapatkan keinginan pencapaian hasil yang maksimal

pada umumnya;

e. Kejujuran, keserasian atau berita yang disampaikan dengan fakta

yang ada;

f. Loyalitas, memiliki makna patuh, setia, komitmen dan juga

pengorbanan diri seseorang;

g. Nasionalisme, sikap paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan

tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah air dengan

memandang bangsanya merupakan bagian dari bangsa lain di

dunia;

h. Patrotisme, Sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela

berkorban demi bangsa dan negara.

Nilai kepahlawanan berpangkal pada suatu tindakan yang didalamnya terdapat rasa keberanian diri, kesabaran dan pengorbanan dari seorang yang rela berkorban demi tercapainya tujuan yang diinginkan dengan dilandasi oleh sikap tanpa pamrih pribadi. Nilai kepahlawan bukan hanya sekedar berani bertempur di medan pertempuran sampai darah penghabisan yang mungkin hal ini sudah tidak bisa diterapkan di masa moderen seperti sekarang. Nilai tersebut memang benar akan tetapi lebih dari itu kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Diantaranya

19

adalah bagaimana seeorang mampu menanamkan sikap kritis, jujur,

tanggung jawab, disiplin, kasih sayang dan ikhlas. Selain itu dalam

meneladani nilai kepahlawanan juga diharapkan dapat mempunyai sifat

keberanian, kesabaran dan pengorbanan baik untuk keluarga, daerah asal

maupun negara.

Oleh karena itu dalam penelitian ini bermaksud untuk

menanamkan nilai-nilai luhur kepahlawanan agar dapat dimaknai dan

diteladani oleh masyarakat khususnya para suporter Pasoepati pendukung

dari klub Persis Solo agar dapat meneladani Pangeran Sambernyawa

sebagai pahlawan yang patut dicontoh sikap dan ketokohannya dalam

membela rakyat dan kedaulatan Mangkunegara pada saat itu.

2. Kesadaran Sejarah

a. Pengertian Kesadaran Sejarah Bangsa yang baik adalah bangsa yang mengenal akan sejarahnya,

hal ini membuktikan bahwa sejarah menjadi elemen yang penting dalam

membentuk karakter suatu bangsa. Sejarah yang mempunyai nilai-nilai

yang luhur pada masa lampau yang dapat dipetik dan diteladani untuk

hidup berbangsa dan bernegara. Hal inilah yang membuat pentingnya

masyarakat Indonesia dalam memahami dan memaknai pentingnya

kesadaran sejarah.

Kesadaran sejarah adalah kesadaran yang menunjukkan satu

tingkat penghayatan pada makna serta hakikat sejarah (dinamika sejarah)

sebagai tuntunan menghadapi masa kini dan masa yang akan datang.

Untuk bisa melangkah sampai pada pemaknaan sejarah yang benar

20

diperlukan dua prakondisi (kondisi objektif) yang perlu dikembangkan

(Nurcahyo, 2012:23).

Memahami secara benar peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di

masa lalu dapat menumbuhkan kesadaran bahwa masa kini merupakan

produk masa lalu dan masa depan ditentukan masa kini. Kesadaran

sejarah tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, tetapi terus diupayakan.

Proses penyadaran sejarah dapat dilakukan secara bertahap melalui

pembinaan baik secara formal maupun nonformal. Membangun,

menumbuh kembangkan kesadaran sejarah diharapkan dapat mendorong,

memotivasi generasi muda untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih

baik (Subagyo, 2010:253). b. Indikator Kesadaran Sejarah Menurut Kartodirdjo dalam Aman (2011:34) kesadaran sejarah

pada manusia sangat penting artinya bagi pembinaan budaya bangsa.

Kesadaran sejarah bukan hanya sekedar memperluas pengetahuan,

melainkan harus diarahkan pula kepada kesadaran penghayatan nilai-nilai

budaya yang relevan dengan usaha pengembangan kebudayan itu sendiri.

Kesadaran sejarah dalam konteks pembinaan budaya bangsa dalam

pembangkitan kesadaran bahwa bangsa itu merupakan suatu kesatuan

sosial yang terwujud melalui suatu proses sejarah, yang akhirnya

mempersatukan sejumlah nation kecil dalam suatu nation besar yaitu

bangsa. Dengan demikian indikator-indikator kesadaran sejarah tersebut

dapat dirumuskan mencakup: menghayati makna dan hakekat sejarah

21

bagi masa kini dan masa yang akan datang; mengenal diri sendiri dan bangsanya; membudayakan sejarah bagi pembinaan budaya bangsa; dan menjaga peninggalan sejarah bangsa.

Menurut Kartodirdjo (1982:4) pembentukan kesadaran sejarah

masa kini tidak terlepas dari proses perubahan yang berlangsung di

sekitarnya: yaitu lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi,

kulturasi, dari kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis

dan empiris berperan penting dalam kesadaran sejarah, terutama di

lingkungan anak didik. Kesadaran sejarah akan dipengaruhi oleh

lingkaran masa kehidupan dari anak sampai dewasa. Ada proses

evolusi pembentukan kesadaran sejarah yang berlangsung dua tahap: a. Tahap mitos-legendaris

Kesadaran mitos legendaris terdapat pada masyarakat

tradisional yang masih sederhana tingkat kebudayaannya dan

peradabannya. Pada tingkat ini kesadaran sejarah masih non historis

atau kesadaran non historis, salah satu cirinya masih belum ada

pemilikan waktu yang jelas. b. Tahap kesadaran historis

Kesadaran sejarah yang historis terdapat pada masyarakat yang

sudahmaju dimana kesadaran sejarah sudah menggunakan pemikiran

perspektif waktu yang tajam dan bersikap kritis. Evaluasi

perkembangan kesadaran sejarah nasional terutama dalam

22

perkembangan kesadaran sejarah nasional terutama dalam

perkembangan sejarah Indonesia.

3. Pendekatan Andragogi

Dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa kepada suporter Pasoepati, perlu menggunakan pendekatan

tertentu mengingat Pasoepati merupakan sebuah komunitas yang

anggotanya terdiri dari berbagai latar belakang dan berbagai usia. Anggota

komunitas suporter Pasoepati terdiri dari pelajar, mahasiswa hingga para

pekerja, dan dari usia anak-anak hingga orang tua pun ikut serta dalam

keanggotaan komunitas suporter Pasoepati. Dalam proses peningkatan

kesadaran sejarah pada penelitian ini dimana diharapkan Pasoepati sebagai

subyek penelitian mampu mendalami dan meneladani peran tokoh Pangeran

Sambernyawa sebagai panutan dan teladan bagi Persis Solo dan khususnya

bagi Pasoepati.

Melihat animo yang tinggi terhadap tim Persis Solo khususnya di

Karesidenan Surakarta membuat peneliti ingin mengetahui pemahaman

Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang

merupakan julukan bagi tim yang selalu mereka dukung dan banggakan.

Menjadi perhatian besar bahwa nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa dapat menjadi teladan bagi Pasoepati dalam kehidupan

sehari-hari dan mendukung tim Persis Solo.

Pasoepati merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari berbagai

latar belakang usia dan pendidikan. Banyaknya orang dewasa yang menjadi

23

anggota komunitas Pasoepati membuat peneliti menggunakan teori pendekatan andragogy untuk teori belajar sebagai pendekatan bagi para anggota Pasoepati dalam memahami dan menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam kesehariannya.

Malcolm Knowles terkenal dengan teori andragoginya, oleh karena itu dianggap Bapak Teori Andragogi meskipun bukan dia yang pertama kali menggunakan istilah tersebut. Andragogi berasal dari akar kata “aner” yang artinya orang (man) untuk membedakannya dengan “paed” yang artinya anak. Andragogi adalah seni dan ilmu yang digunakan untuk membantu orang dewasa belajar (Malik, 2008:8).

Di dalam teori andragogi, pembelajaran mengikuti prinsip-prinsip tertentu sesuai dengan ciri-ciri psikologis orang dewasa. Apabila pembelajaran orang dewasa tidak menggunakan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, bisa jadi materi belajar kurang bisa diterima oleh warga belajar dan hasil belajar juga tidak menyentuh pada kebutuhan warga belajar. Belajar dan membelajarkan orang dewasa tidaklah mudah. Saat belajar terjadi interaksi antara warga belajar dengan sumber belajar. Sumber belajar bisa berupa manusia yakni pamong atau tutor sebagai fasilitator dan bahan belajar seperti buku, siaran radio dan televisi, rekaman suara dan video, alam, serta masalah kehidupan nyata. Di dalam pembelajaran orang dewasa, tutor atau pamong harus memiliki pengetahuan tentang teori belajar orang dewasa, agar tutor atau pamong dapat memilih strategi belajar dengan tepat (Irmawan, 2015:3).

24

Malcolm Knowles dalam Sudarwan (2015) mengungkapkan bahwa andragogy didasarkan pada setidaknya lima asumsi krusial tentang karakteristik pelajar dewasa yang berbeda dari asumsi tenang pembelajar anak yang didasarkan pada pedagogi. Asumsi-asumsi yang dimaksud disajikan berikut ini. a. Self-concept atau konsep diri. Sebagai orang yang matang konsep

dirinya bergerak dari kepribadian tergantung ke sosok manusia yang

bias mengarahkan dirinya sendiri. b. Experience atau pengalaman. Sebagai orang dewasa manusia tumbuh

laksana reservoir akumulasi pengalaman yang menjadi sumber daya

yang meningkat untuk belajar. c. Readiness to leran atau kesiapan untuk belajar. Sebagai orang dewasa

kesediaan untuk belajar menjadi semakin berorientasi kepada tugas-

tugas perkembangan dan peran sosialnya. d. Orientation to Learning atau orientasi untuk belajar. Sebagai orang

dewasa, perspektif perubahan waktu dari salah satu aplikasi

pengetahuan ditunda untuk kesiapan aplikasi, dan sesuai dengan

pergeseran orientasi belajar dari salah satu subjek berpusat pada satu

masalah. e. Motivation to Learn atau motivasi untuk belajar. Sebagai orang dewasa

motivasi untuk belajar adalah internal.

Sujarwo dalam Budiwan mengungkapkan bahwa orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan,

25

kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri.

Keikutsertaan orang dewasa dalam belajar memberikan dampak positif dalam melakukan perubahan hidup kearah yang lebih baik. Orientasi belajar berpusat pada kehidupan, dengan demikian orang dewasa belajar tidak hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus akan tetapi orang dewasa belajar untuk meningkatkan kehidupannya. Melalui proses belajar orang dewasa akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi, sehingga belajar bagi orang dewasa lebih fokus pada peningkatan pengalaman hidup, tidak hanya pada pencarian ijazah saja. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran orang dewasa memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan pembelajaran pada anak-anak. Andragogi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik khusus orang dewasa, khususnya dalam proses belajar.

Dengan teori Andragogi ini dapat memudahkan peneliti untuk melakukan proses pendekatan terhadap komunitas suporter sepak bola

Pasoepati yang mempunyai latar belakang usia yang berbeda dari pelajar, mahasiswa dan para pekerja. agar mencapai tujuannya dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa guna memberikan dampak positif bagi para suporter dalam kegiatan mereka mendukung tim

Persis Solo. Hal ini diharapkan nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani dari Pangeran Sambernyawa menjadi potensi untuk memajukan komunitas suporter Pasoepati ke arah yang lebih positif.

26

Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa 1. Rela Berkorban Teori Andragogi Pasoepati 2. Kerja keras

3. Solidaritas 4. Loyalitas.

Kendala

Hasil penanaman

Bagan 2.1. Alur berpikir Teori.

4. Pangeran Sambernyawa

Dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia, banyak sekali

pahlawan-pahlawan lokal yang menjadi sosok ikonik bagi rakyatnya hingga

saat ini. Perjuangan dan pengorbanan seorang pahlawan tentunya akan

selalu dikenang oleh rakyat bahkan hingga sampai sekarang. Para tokoh

daerah ini memimpin perlawanan dan pertempuran melawan para penjajah.

Salah satu tokoh pahlawan lokal yang menjadi sosok ikonik adalah

Pangeran Sambernyawa yang berjuang di tanah Mataram.

a. Biografi Singkat Pangeran Sambernyawa Pangeran Sambernyawa dilahirkan di Keraton Kartasura pada hari

Minggu Legi tanggal 4 Ruwah tahun Jimakir 1650 AJ, windu Adiwuku

wangagung atau tanggal 7 April 1725 M, dengan nama Raden Mas Said.

Ayahnya bernama Kanjeng Pangeran Arya Mangkunegara yang dibuang

27

oleh Belanda ke Srilanka (Ceylon). Ibunya bernama R. A. Wulan, putri dari Pangeran Blitar.

Seorang penulis Belanda, De Jonge, menyebutkan bahwa pembuangan terhadap R.A. Mangkunegara disebabkan oleh fitnah yang dikarang oleh Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo, dua orang wali raja

(karena raja masih berumur 16 tahun). Dalam fitnah itu dikatakan bahwa ia berzinah dengan seorang selir Pakubuwono II, yakni Mas Ayu

Larasati. Pada mulanya ia dijatuhi hukuman mati, namun kemudian diubah menjadi hukuman buang. Persistiwa itu terjadi ketika Pangeran

Sambernyawa masih berumur dua tahun. Bencana itu ditambah lagi dengan meninggalnya ibunya ketika melahirkan seorang putra (R.I.W.

Dwidjasuasana, 1972:24).

Dalam didikan dan asuhan eyang putri R. Ayu Kusumonarso,

Pangeran Sambernyawa kecil hidup dalam suasana sederhana dan hampir tersisih dari kehidupan istana bersama kedua adiknya R.M. Ambia dan

R.M. Sabar. Hal demikian membuat mereka tidak tampak sebagai anak keturuna raja dan nantinya menjadi calon raja. Keadaan seperti inilah yang membuat Raden Mas Said lebih merasa dekat dengan rakyat kecil karena keseharian beliau bercengkrama dengan rakyat biasa.

Keseharian Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) inilah yang membuat dia mendapatkan pendidikan lahir dan batin yang berat hingga membuat beliau menjadi dewasa batinnya dan kuat mentalnya.

28

Hasil dari didikan eyang putri R. Ayu Kusumonarso, Raden Mas Said

menjadi sangat percaya kepada keagungan Tuhan dan menjadi welas

asih.

Raden Mas Said beranggapan bahwa ketika dewasa maka dia

akan menjadi buruan dan ditangkap oleh Belanda seperti halnya ayahnya,

saudara tua dan pangeran-pangeran lainnya. Beranjak remaja ketika

berumur 16 tahun, dia bertekad untuk melarikan diri dari Keraton

Kartasura dan Belanda, dengan membawa adik-adiknya yang masih

muda.

Pada waktu keluar dari Kraton, Raden Mas Said (Pangeran

Sambernyawa) diikuti oleh dua tokoh yaitu Ki Kuddanawarsa dan Ki

Rongga Penambangan, dan juga oleh pemuda-pemuda Kartasura

sebanyak 24 orang. Kejadian ini adalah pada tahun Saka 1666 atau tahun

1741 Masehi, dengan candra sengkala Rasa Retu Ngoyag Jagad, yang

berarti Rasa Rusak menggetarkan Dunia (KRT. Sarjono

Darmasarkoro,1989:3). b. Perjuangan Pangeran Sambernyawa Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa ketika

meninggalkan Kraton Kartasura dan melakukan pertempurannya

membutuhkan waktu 16 tahun lamanya. Pertempuran berlangsung pada

tahun 1740-1757 M dan dibagi menjadi tiga periode atau tiga bagian.

Bagian pertama adalah ketika Raden Mas Said bergabung dengan

pasukan Sunan Kuning di Randulawang pada tahun 1741-1742 M,

29

bagian kedua pada masa Raden Mas Said bergabung dengan Pangeran

Mangkubumi pada tahun 1743-1752 M, bagian ketiga ketika Raden Mas

Said melawan Belanda (VOC), Sultan Hamengkubuwono I dan Susuhan

Pakubuwono III pada tahun 1752-1757 M.

1) Tahap Pertama (1741-1742 M)

Pada pertempuran periode pertama (1741-1742 M) ini Raden

Mas Said dijadikan sebagai panglima perang dan mendapat gelar

Pangeran Pragwadana Pamot Besar yang memimpin seluruh pasukan

China, yang dikomandani oleh Kapten Sepanjang. Pada awalnya

pertempuran ini terjadi karena pemberontakan orang-orang China di

Bartavia yang menyebar luas ke daerah-daerah di Pulau Jawa seperti

di Rembang, Semarang dan memuncak di Kartasura.

Pemberontakan yang dilakukan oleh etnis China ini bermula

ketika adanya rasa saling curiga antara etnis China dengan bangsa

Belanda. Pemerintah kolonial Belanda beranggapan bahwa etnis

China di Batavia akan merencanakan pemberontakan dan etnis China

beranggapan bahwa pemerintah kolonial Belanda akan mengirim

orang-orang China keluar dari Batavia karena dianggap sudah

melebihi kuota dan terdengar berita bahwa mereka akan dibuang ke

laut.

Pemberontakan orang-orang China berakhir sampai di

Kartasura pada 1742 M. Pemberontakan tersebut juga didukung oleh

sebagian bangsawan dan rakyat Kerajaan Mataram yang sangat anti

30

terhadap adanya pemerintahan kolonial. Kejadian tersebut menjadi

awal dari peperangan yang ada di Kartasura, termasuk menjadi

mulainya perlawanan Raden Mas Said yang dilakukan secara terang-

terangan menentang adanya pemerintahan kolonial dan ikut serta

mendukung peristiwa Geger Pacinan di Kartasura

(RNL,Putri.2016:37).

Dalam pertempuran ini Raden Mas Said sangat terlihat sebagai

pejuang yang tangguh dan mendapat pengalaman dan pelajaran

berharga dalam bertempur dengan cara gerilya. Karena perjuangan

Raden Mas Said yang dianggap berhasil dalam memimpin pasukan

maka para pasukan China itu menganggap bahwa Raden Mas Said

adalah pemimpin yang baik.

Kerjasama Raden Mas Said dan Sunan Kuning dengan

pasukan Chinanya tidak berlangsung terlalu lama, karena Sunan

Kuning berkehendak untuk pergi ke daerah Pasuruan, sedangkan

Raden Mas Said berkehendak memerangi Belanda di daerah Jawa

tengah atau Kraton Kartasura. Semenjak itu Raden Mas Said

sepenuhnya berjuang dan memimpin Pasukannya sendiri dengan

dibantu oleh Ki Kudawarsa dan Ki Rongga Penambangan

(Darmasarkoro. Sarjono, 1989:5).

2) Tahap kedua (1743-175 M)

Periode kedua perjuangan Raden Mas Said terjadi pada tahun

1743-1752 M. Pada tahun 1743, Paku Buwono II memutuskan untuk

31

segera memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram yang pada awalnya berada di Kartasura menuju kira-kira 12 Km kearah sebelah timur di dekat Sungai Solo. Paku Buwono II kemudian mendirikan sebuah istana baru Surakarta. Perpindahan pusat pemerintahan tersebut pada akhirnya tidak memberikan hasil keadaan yang stabil dari sebelumnya di Kerajaan Mataram, dikarenakan masih adanya bentuk pemberontakan yang dilakukan oleh 2 kubu kekuatan sekaligus yaitu kubu Pangeran Mangkubumi dan kubu Raden Mas

Said (RNL, Putri.2016:40).

Pada saat itu Raden Mas Said diburu oleh Pakubuwono II.

Pakubuwono II membuat sayembara untuk mengusir Raden Mas Said dari wilayah Sukowati. Secara tiba-tiba Pangeran Mangkubumi bersedia menerima tawaran tersebut menyanggupi sayembara tersebut dan melakukan kerjasama dengan Patih Pringgoloyo. Hal itu membuat pertempuran antara Raden Mas Said dengan Pangeran Mangkubumi tidak bisa terhindarkan. Dalam pertempuran tersebut Raden Mas Said terpaksa mundur dan melarikan diri kearah Matesih.

Walau kalah dalam perang Sukawati, Pangeran Sambernyawa

(Raden Mas Said) selamat dari maut. Dia menyingkir ke wilayah

Segawe (Matesih) di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah, sebelum akhirnya kembali bermarkas di Nglaroh. Di Nglaroh, dia sempat bersalin menjadi Sultan Adiprakosa dan duduk di singgasana bagaikan raja. Babad Panambangan menuliskan nama Sultan Adiprakosa tidak

32

lestari setelah sebuah petir menyambar singgasana sebagi tanda belum saatnya beliau duduk sebagai raja (Mangkoediningrat,2011:8).

Sementara itu janji Pakubuwono II kepada Pangeran

Mangkubumi tidak sesuai yang dijanjikan, Pangeran Mangkubumi memilih untuk meninggalkan kraton Surakarta (1746 M). Setelah meninggalkan Kasunanan Surakarta, Pangeran Mangkubumi memilih tanah Sukawati sebagai markasnya. Perihal perjanjian yang tidak ditepati tersebut, Pangeran Mangkubumi mengajak para pangeran bergabung dan melawan Kasunanan, termasuk Pangeran

Sambenyawa.

Pertempuran demi pertempuran melawan kekuatan pemerintah kolonial terus dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa dan Pangeran

Mangkubumi. Kekuatan kedua Pangeran tersebut sangat berpengaruh terhadap semangat para pengikut setia keduanya, sehingga timbulah banyak dukungan dari rakyat yang masih setia kepada mereka dan beberapa kerabat keratin khusus diberikan kepada kedua pangeran tersebut untuk terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial demi cita-cita bersama.

Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi semakin memperluas wilayah kekuasaannya. Raden Mas Said menguasai wilayah bagian timur diantaranya, Madiun, Magetan dan Ponorogo sedangkan Pangeran Mangkubumi menguasai wilayah barat diantaranya, Bagelen, Pekalongan, Batang dan Pemalang. VOC pun

33

kemudian mencari cara agar kekuatan Raden Mas Said dan Pangeran

Mangkubumi bisa dipatahkan, dengan jalan devide et impera atau

politik pecah-belah. VOC menyusupkan seorang kerabat keraton

bernama Tumenggung Sujanapura ke kubu lawan. Sujanapura berkata

kepada Raden Mas Said bahwa sebenarnya Pangeran Mangkubumi

tidak suka kepadanya dan khawatir dikhianati. Atas hasutan ini, Raden

Mas Said bimbang dan akhirnya memisahkan diri dari pasukan

Mangkubumi (Ki Sabdacarakatama, 2009: 93).

3) Tahap ketiga (1752-177)

Pada tahap ketiga, Pangeran Sambernyawa berjuang sendirian

memimpin pasukan melawan dua kerajaan Paku Buwono III &

Hamengku Buwono I, serta pasukan Kompeni (VOC). Beberapa

pertempuran dahsyat terjadi pada periode 1752-1757 M. Pangeran

Sambernyawa dikenal sebagai panglima perang yang berhasil

membina pasukan yang militan. Dari sinilah ia dijuluki “Pangeran

Sambernyawa”, karena dianggap oleh musuh-musuhnya sebagai

“penyebar maut”. Kehebatan Pangeran Samberyawa dalam strategi

perang bukan hanya dipuji pengikutnya melainkan juga disegani

lawannya. Tak kurang dari Gubernur Direktur Jawa, Baron van

Hohendorff, yang berkuasa ketika itu, memuji kehebatan

Mangkunegoro. “Pangeran yang satu ini sudah sejak mudanya terbiasa

dengan perang dan menghadapi kesulitan. Sehingga tidak mau

bergabung dengan Belanda dan keterampilan perangnya diperoleh

34

selama pengembaraan di daerah pedalaman” (Eko Putro Hendro,

2017:45).

Pada Jumat Kliwon, tanggal 16 Sawal tahun Je 1678 (Jawa) tahun 1752 M terjadilah perang Kasatriyan antara Raden Mas Said dengan pasukan Pangeran Mangkubumi di daerah Ponorogo. Desa ini merupakan basis kubu Pangeran Sambernyawa, setelah berhasil menaklukkan kota Madiun, Ponorogo dan Magetan. Namun kemudian kota-kota tersebut dibakar, karena keburu diketahui oleh

Pangeran Mangkubumi, yang saat itu berada di Bancar. Pangeran

Sambernyawa memerintahkan pasukannya untuk membangun kota pertahanan di barat daya Ponorogo, yakni desa Kasatriyan, namun tetap dikejar oleh Pangeran Mangkubumi. Dilihat dari jumlah pasukan infanteri dan kavalerinya, pasukan Pangeran Sambernyawa tidaklah sebanding dengan pasukan yang dibawa Pangeran Mangkubumi.

Strategi perang yang jitu dengan konsep jejemblungan, dedemitan dan weweludan, merupakan konsep tipu daya dalam menghadapi musuh dalam pertempuran. Ini ketangguhan pasukan Sambernyawa dalam peperangan di desa Kasatriyan. Peperangan ini merupakan momentum perang yang dahsyat, karena jumlah pasukan musuh yang tewas mencapai 600 orang, sementara pasukan Sambernyawa hanya tiga orang yang tewas termasuk punggawa baku yang bernama

Jayaprameya. Sisanya ada 29 orang yang luka-luka. Dengan jumlah yang terbatas, prajurit Sambernyawa berhasil memperoleh

35

kemenangan. Perang di Kasatriyan ini menunjuk-kan bahwa Pangeran

Sambernyawa adalah pemimpin pasukan yang sangat ditakuti musuh

(Eko Punto Hendro, 2017:45).

Pada hari Senin Pahing, tanggal 17 Suro tahun Wawu 1681

Jawa (1756 M) terjadi pertempuran yang sangat hebat di hutan

Sitakepyak, sebelah selatan Kota Rembang. Pertempuran ini mengakibatkan korban yang begitu besar di pihak kompeni Belanda yakni, 1 detachement pasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten

Van Der Pol yang dapat dihancurkan. Detachement lainnya dibawah

Kapten Beiman juga dapat diporak-porandakan oleh Pasukan

Pangeran Sambernyawa (R.I.W. Dwidjasusana, 1972:29).

Penyerbuan ke benteng Vredeburg dan keraton Yogya-

Mataram terjadi pada hari Kamis, tanggal 3 Sapar, tahun Jumakir

1682 Jawa (1757 Masehi). Peristiwa itu dipicu oleh kekalutan tentara

VOC yang mengejar Pangeran Sambernyawa sambil membakar dan menjarah harta benda penduduk desa. Pertempuran ini berlangsung sehari penuh, Pangeran Sambernyawa baru menarik mundur pasukannya menjelang malam. Serbuan Pangeran Sambernyawa ke

Kraton Yogyakarta mengundang amarah Sultan Hamengku Buwono I.

Ia menawarkan hadiah 500 real, serta kedudukan sebagai bupati kepada siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Sambernyawa, yang masih keponakan dan menantunya itu. Namun tidak ada yang

36

berhasil menangkap Pangeran Sambernyawa (Eko Punto Hendro,

2017:46). c. Akhir Perjuangan Pangeran Sambernyawa Perjuangan Pangeran Sambernyawa berakhir ketika terjadinya

Perjanjian Salatiga. Pada tanggal 17 Maret 1757 M dilakukan

penandatanganan surat perjanjian antara Paku Buwono III, Hamengku

Buwono I yang diwakili oleh Patih Danureja, dan Pangeran

Sambernyawa. Penandatanganan surat perjanjian tersebut dilakukan di

daerah Kali Cacing, Salatiga.

Perjanjian Salatiga tersebut Pangeran Sambernyawa

(Mangkunegara I) kemudian mendapatkan wilayah Praja Mangkunegaran

yang meliputi Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung

Kidul, Pajang sebelah utara, dan Kedu (Sri Wintala Ahmad, 2016:274).

Selain itu, menurut Perjanjian Salatiga kedudukan Pangeran

Sambenyawa (Mangkunegara I) tidak berbeda dengan raja-raja Jawa,

akan tetapi terdapat beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut yaitu

Pangeran Sambenyawa (Mangkunegara I) tidak diperkenankan duduk di

atas singgasana, tidak diperbolehkan mendirikan “Bale Witana” (Balai

Penghadapan), tidak diperbolehkan membuat alun-alun beserta sepasang

pohon beringin dan tidak diperbolehkan memutuskan hukuman mati

(Eko Punto Hendro, 2017:50).

Setelah terlaksananya Perjanjian Salatiga, maka Kompeni dan

Kasultanan Yogyakarta secara resmi mengakui keberadaan Praja/Pura

37

Mangkunegaran, yang memiliki pusat pemerintahan di Selatan Kali Pepe.

Pura Mangkunegaran ini dipimpin oleh Pangeran Sambernyawa dengan

gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I. Sejak saat

itulah, pemerintahan Mangkunegaran yang dipimpin oleh Pangeran

Sambernyawa dimulai.

5. Makna Tiji, Tibeh (Mati Siji, Mati Kabeh, Mukti Siji, Mukti Kabeh)

Dalam membina kesatuan bala tentaranya, Pangeran Sambernyawa

(Raden Mas Said) memiliki semboyan tiji tibeh, yang merupakan

kependekan dari mati siji, mati kabeh; mukti siji, mukti kabeh (gugur satu,

gugur semua; sejahtera satu, sejahtera semua). Dengan semboyan ini, rasa

kebersamaan pasukannya terjaga (Hendro, 2017;48). Ikrar bersama ini

dicetuskan antara Pangeran Sambernyawa dan pembantu-pembantu terdekat

dia yaitu Kyai Tumenggung Kudonowarso dan Kyai Ngabei Ronggo

Panambang, pasukan dan seluruh rakyatnya. Konsep kebersamaan antara

pemimpin dengan pengikutnya itu dimunculkan sebagai slogan yang

terbukti manjur memupuk Kekompakan pasukan Sambernyawa diberbagai

medan pertempuran.

Teladan yang menyebutkan bahwa kalau mati satu, ya mati semua

oleh Sambernyawa ditunjukkan dengan keterlibatannya secara langsung di

medan laga. Perang di hutan Sitakepyak yang terjadi pada tahun 1756 M

misalnya. Sambernyawa muncul di tengah medan laga dengan menenteng

pedang dan berhasil memenggal pemimpin pasukan Belanda, Kapten Van

Der Pol (Babad Lempahan 73:321). Kehadiran pemimpin secara langsung di

38

medan laga secara psikologis jelas sangat efektif memompa daya juang

pasukan (Mangkoehadiningrat, 2011:22). Tiji Tibeh sebagai semboyan dari

pasukan Sambernyawa diharapkan dapat menjadi inspirasi dan teladan

untuk anggota suporter Pasoepati dalam mendukung Persis Solo, dimana

rasa persaudaraan dan kebersamaan antar anggota suporter Pasoepati dapat

terjalin dengan erat dalam mendukung tim Persis Solo baik di dalam

maupun luar lapangan.

6. Nilai- Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

Sebagai seorang tokoh yang dianugerahi sebagai pahlawan,

Pangeran Sambernyawa tentunya mempunyai sikap-sikap yang patut

diteladani. Aksi heroik Pangeran Sambernyawa dalam melawan

keserakahan dan ketidakadilan VOC menjadi bukti bahwa perlu adanya

perjuangan yang berat dalam mengusir penjajah. Hal ini menjadi sebuah

gambaran bahwa nilai-nilai kepahlawanan seorang tokoh khususnya

Pangeran Sambernyawa sangat perlu diteladani oleh siapapun. Sikap rela

berkorban, berjuang membela wilayahnya, membantu rakyat kecil dan

berbagai sikap yang perlu diteladani.

Nilai kepahlawan bukan hanya sekedar berani bertempur di medan

pertempuran sampai darah penghabisan yang mungkin hal ini sudah tidak

bisa diterapkan di masa moderen seperti sekarang. Nilai tersebut memang

benar akan tetapi lebih dari itu kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa

tersebut. Diantaranya adalah bagaimana seeorang mampu menanamkan

sikap kritis, jujur, tanggung jawab, disiplin, kasih sayang dan ikhlas. Selain

39

itu dalam meneladani nilai kepahlawanan juga diharapkan dapat mempunyai sifat keberanian, kesabaran dan pengorbanan baik untu keluarga, daerah asal maupun negara.

Pangeran Sambernyawa sebagai tokoh tentunya mempunyai nilai- nilai kepahlawan yang dapat diteladani oleh berbagai kalangan dari pelajar sampai masyarakat, khususnya para anggota suporter Pasoepati di

Surakarta. Beberapa nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diuraiakan dan diteladani dari Pangeran sambernyawa diantaranya:

1) Rela Berkorban

Rela berkorban merpakan sikap bersedia dengan ikhlas, senang

hati, dengan tidak mengharapkan imbalan, dan mau memberikan

sebagian yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya

Hal ini dicontohkan oleh Pangeran Sambernyawa selama perjuangannya.

Pangeran Sambernyawa pada masa kecilnya harus hidup serba

kekurangan tidak selayaknya para penghuni kraton. Selain itu pada masa

kecilnya sudah ditinggal wafat ibunya pada usia dua tahun dan ayahnya

yang dibuang oleh Belanda ke pengasingan.

Pendidikan mental yang berat ini yang membuat sosok Pangeran

Sambernyawa kecil sudah mempunyai bekal yang banyak dalam

mengarungi perjuangannya yang keras. Beranjak dewasa dia melakukan

banyak sekali pertempuran-pertempuran baik melawan Kasunanan

Surakarta, Mangkubumi hingga Belanda.

40

Pangeran Sambernyawa selalu terlibat dan memimpin setiap

pertempuran yang dihadapi. Hal inilah yang dapat diteladani bahwa dia

rela berkorban demi kepentingan orang banyak dan selalu di garda

terdepan dalam pertempuran-pertempuran. Bentuk sikap rela berkorban

yang dimiliki Pangeran Sambernyawa dituangkan dalam filosofi yang dia

buat yang berbunyi “Tiji Tibeh” yang mempunyai kepanjangan Mati siji,

Mati kabeh, Mukti siji, Mukti Kabeh. Semboyan tersebut dapat

digambarkan bahwa pentingnya arti kebersamaan dan rela berkorban

dalam setiap pertempuran yang dihadapi oleh Pangeran Sambernyawa

dan pasukannya.

2) Kerja Keras

Kerja keras memiliki makna berusaha dengan sepenuh hati dan

sekuat tenaga untuk berupaya mendapatkan keinginan pencapaian hasil

yang maksimal pada umumnya. Pangeran Sambernyawa tentunya tidak

lepas dari kata kerja keras selama hidup dan perjuangannya. Sejak kecil

Pangeran Sambernyawa jauh dari kata kemapanan selayaknya anak

keturunan bangsawan, dimana dia harus merasakan pahitnya kehidupan

dimulai umur dua tahun ditinggal wafat ibunya dan umur tiga tahun

ditinggalkan ayahnya yang dibuang ke tempat pengasingan oleh Belanda.

Oleh eyang putri Raden Ayu Kusumonarso, dia dididik untuk

menjadi anak yang tumbuh dengan mental kuat dan selalu ingat dengan

keagungan Tuhan. Selama perjalanan hidupnya yang dimulai sejak dia

meninggalkan keraton, Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) terus

41

bekerja keras agar dapat memimpin pasukannya untuk melawan penjajah

Belanda yang telah membuang ayahnya dan menyengsarakan rakyatnya

(R.I.W. Dwidjasuasana, 1972:24).

Pangeran Sambernyawa beranggapan bahwa yang dapat diharapkan dalam perjuangannya adalah kekuatan yang dimiliki oleh rakyatnya. Kerja keras dalam menyusun strategi, dan bertempur melawan penjajah menjadi bukti bahwa Pangeran Sambernyawa dapat mengalahkan musuh-musuhnya. Selain itu bukti kerja keras Pangeran

Sambernyawa dan pengikutnya adalah ketika mereka mampu bertahan hidup ketika menyusuri hutan-hutan ketika melakukan pertempuran dan dikejar oleh musuh-musuhnya. Strategi bertahan hidup pasukan Pangeran

Sambernyawa sangat terlatih, baik dalam mencari dan mendapatkan makanan serta beradaptasi dengan lingkungan. Senada dengan penelitian dari Sunarjan (112:2014), bahwa survival strategy atau strategi kebertahanan hidup dilakukan secara individu maupun secara kolektif, karena pada dasarnya makhluk hidup adalah organisme yang bersifat individu dan sosial. Sebagai sebuah komunitas, Pangeran Sambernyawa dan pasukannya melakukan adaptasi dengan saling menolong dalam mengatasi tekanan dan ancaman lingkungan fisik agar mereka bias memanfaatkan berbagai sumber kehidupan di lingkungan tersebut.

Kerja keras Pangeran Sambernyawa dan pasukannya inilah yang menjadi inspirasi bagi anggota komunitas suporter Pasoepati agar dapat

42

mengimplementasikan sikap tersebut dalam mendukung tim Persis Solo

saat bertanding serta ketika kehidupan mereka sehari-hari.

3) Rasa Solidaritas

Solidaritas mempunyai arti membangun rasa kebersamaan, rasa

kesatuan, dan rasa simpati dengan satu kelompoknya. Sebagai seorang

pemimpin yang disegani dan dihormati oleh pengikutnya, rasa solidaritas

yang dijunjung tinggi oleh Pangeran Sambernyawa tentu tidak bisa

diragukanlagi. Dalam masa perjuangannya, Pangeran Sambernyawa terus

menanamkan rasa kebersamaan yang tinggi pada para pengikutnya.

Sejak meninggalkan Kartasura, Pangeran Sambernyawa dan

teman-temannya sudah berikrar bersama-sama. Selama berperang

melawan Belanda didengungkan slogan juangnya: “Tiji Tibeh” atau Mati

Siji Mati Kabeh. Sebaliknya dapat juga berarti Mukti Siji Mukti Kabeh,

yang berarti kalua satu mati, matilah semua, dan kalau satu bahagia

semuapun bahagia (R.I.W. Dwidjasusana, 1972:29).

Teladan yang menyebutkan bahwa kalau mati satu, mati semua

oleh Sambernyawa ditunjukkan dengan keterlibatannya secara langsung

di medan laga. Perang di hutan Sitakepyak yang terjadi pada tahun 1756

misalnya. Pada perang tak seimbang melawan pasukan lawan,

Sambernyawa muncul ditengah medan laga dengan menenteng pedang

dan berhasil memenggal pemimpin pasukan Belanda, Kapten Van Der

Pol (Babad Lempahan 73:321). Kehadiran pemimpin secara langsung

43

dimedan laga secara psikologis jelas sangat efektif memompa daya juang

pasukan (Mangkoehadiningrat,2011:22).

Dalam hal solidaritas, Pangeran Sambernyawa berhasil

menanamkan sikap itu kepada dirinya sendiri dan pengikutnya yang

selalu menemani dia selama perjuangan hingga setelah tercapai tujuan

mereka. Pangeran Sambernyawa mampu meberikan contoh yang nyata

tentang pentingnya rasa solidaritas antar sesama baik selama perjuangan

dengan peperangan sampai dia menjadi raja di Mangkunegaran.

4) Rasa Loyalitas

Loyalitas memiliki makna patuh, setia, komitmen dan juga

pengorbanan dari seseorang. Hal ini dapat dimaknai dalam perjalanan

dan perjuangan Pangeran sambernyawa dan para pengikutnya semasa

perjuangan. Selama masa perjuangannya, Pangeran Sambernyawa

banyak bergerak dengan pasukan berjumlah sedikit tetapi memiliki daya

juang dan motivasi yang kuat.

Bentuk loyalitas Pangeran Sambernyawa dan pasukannya bisa

dilihat dari berbagai pertempuran yang mereka lakukan. Seperti saat

terjadinya Perang Kasatriyan di Ponororgo. Pasukan Pangeran

Sambernyawa bertempur melawan Mangkubumi. Pertempuran terjadi

pada Jumat Kliwon, tanggal 16 Sawal tahun Je 1678 (Jawa) (1752 M).

Desa ini merupakan basis kubu Raden Mas Said (Pangeran

Sambernyawa), setelah berhasil menaklukkan kota Madiun, Ponorogo

dan Magetan. Namun kemudian kota-kota tersebut dibakar, karena

44

keburu diketahui oleh Pangeran Mangkubumi, yang saat itu berada di

Bancar. Pangeran Sambernyawa memerintahkan pasukannya untuk

membangun kota pertahanan di barat daya Ponorogo, yakni desa

Kasatriyan, namun tetap dikejar oleh Pangeran Mangkubumi (Eko Punto

Hendro, 2017:45)..

Gambaran pertempuran ke dua kubu ini, diceritakan sangat

dahsyat, pasukan Pangeran Sambernyawa jika diukur tidak sebanding

dengan pasukan dari Pangeran Mangkubumi. Tetapi semangat heroic dari

pasukan Pangeran Sambernyawa menjadi landasan kekuatan yang

dahsyat.

Rasa loyalitas Pangeran Sambernyawa bersama pasukannya

sangat besar sekali. Selama 16 tahun (1740-1757 M) melakukan berbagai

pertempuran dari membantu pemberontakan Sunan Kuning (1741-1742

M), bersama Pangeran Mangkubumi melawan Mataram dan Kompeni

VOC (1742-1752 M), dan berjuang sendiri dengan pasukannya melawan

Pakubuwono III, Hamengku Buwono I, dan Kompeni VOC (1752-1757

M). Hal inilah yang menjadi bukti bahwa Pangeran Sambernyawa dan

pasukannya mempunyai raya loyalitas yang tinggi terhadap satu sama

lain.

B. Kajian Pustaka

Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan seorang tokoh sangat perlu dikaji

dalam rangka menumbuhkan kesadaran sejarah dan dalam upaya pembentukan

karakter bagi individu maupun dalam suatu kelompok dalam dunia Pendidikan

45

maupun diluar pendidikan. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, skripsi Joned Bangkit Wahyu Laksono

(2013) berjudul Kebijakan Penanaman Nilai-Nilai SMA Negeri 1 Ambarawa disusun dalam program kerja kemudian dikembangkan melalui melalui silabus,

RPP dan program-program. Program kerja tersebut merumuskan nilai-nilai nasionalisme ditanamkan melalui pengintegrasian nilai-nilai nasionalisme kedalam pembelajaran, kegiatan teprogram, dan pembiasaan. Pelaksanaan penanaman nilai-nilai nasionalisme di dalam kelas dimulai dari guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang telah diintegrasikan dengan nilai-nilai nasionalisme. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang telah dirancang untuk menunjang pendidikan nasionalisme. Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui memperingati Hari

Besar Nasional, bakti Sosial, ekstrakurikuler, menghias kelas dengan tema nasionalisme. Pembiasaan dilaksanakan melalui upacara Bendera, memperdengarkan lagu-lagu Kebangsaan, mengibarkan Bendera di halaman depan sekolah oleh siswa setiap hari, membudayakan 3S (Senyum, Sapa,

Salam), piket kelas, pemakaian pin Abita. Evaluasi penanaman nilai-nilai nasionalisme dilakukan secara terus menerus oleh guru mata pelajaran terkait berdasarkan pengamatan/observasi terhadap perilaku/sikap siswa dengan menggunakan alat penilaian skala sikap. Penilaian terkait dengan penanaman nilai-nilai nasionalisme juga dilakukan oleh kepala sekolah terhadap proses pelaksanaan penanaman nilai-nilai nasionalisme yang dilakukan oleh guru mata pelajaran terkait. Penanaman nilai-nilai nasionalisme pada siswa di SMA

46

Negeri 1 Ambawara menemui beberapa hambatan. Hambatan tersebut diantaranya terdapat pada proses perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi penanaman nilai-nilai nasionalisme.

Dalam penelitian pertama ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dalam sebuah penanaman nilai-nilai nasionalisme dapat terbantu dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan terprogram dan pembiasaan. Hal ini dapat membantu siswa dalam pemahaman mereka tentang nasionalisme karena mereka dijadikan sebagai subyeknya dan lebih mudah ditanamkan karena mereka dilibatkan langsung dalam kegiatan tersebut.

Skripsi ini mempunyai persamaan dengan yang ditulis oleh peneliti adalah cara penanaman nilai dengan cara pembiasaan, apabila pada skripsi ini memanfaatkan hari-hari besar nasional, memperdengarkan lagu-lagu nasional dan kegiatan yang lain, pada penelitian penanaman nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa, klub Persis Solo melakukan pembiasaan dengan branding Persis Solo sebagai laskar Sambernyawa, dan DPP Pasoepati sebagai komunitas yang mengkoordinir kegiatan suporter Pasoepati membuat yel-yel dan koreografi yang berhubungan dengan Pangeran Sambernyawa.

Penelitian pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa pada suporter Pasoepati memiliki perbedaan dalam proses dan subyek penanamnnya. Hal ini dikarenakan peneliti meneliti berbagai orang dalam berbagai latar belakang baik anak sekolah, mahasiswa, hingga para pekerja.

47

Kedua, penelitian dari Siti Khomsah (2015) berjudul Representasi Nilai

Kepahlawanan Tokoh Jaleswari Dalam Film Batas “Antara Keinginan dan

Kenyataan” (Analisis Semiotik Terhadap Tokoh Jaleswari). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam apakah tanda-tanda yang digunakan untuk mempresentasikan nilai-nilai kepahlawanan tokoh Jaleswari dalam film

Batas “Antara Keinginan dan Kenyataan” tersebut. Dengan mengetahui dan memahami tanda-tanda yang menunjukkan nilai-nilai kepahlawanan dari tokoh diharapkan kita adapat menelaadani nilai-nilai tersebut.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai kepahlawanan yang ditunjukkan melalui simbol-simbol sosial ditampilkan melalui sikap dan aksi dari tokoh Jaleswari. Nilai-nilai tersebut antara lain keberanian, kesabaran dan pengorbanan. Film ini mampu menunjukkan pesan atau tanda-tanda dari nilai- nilai kepahlawanan. Perbandingan yang ada pada penelitian ini adalah pemanfaatan media yang digunakan, pada penelitian ini memanfaatkan film sebagai media pemahaman nilai-nilai kepahlawanannya, dan pada penelitian

Pemahaman Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa lebih menggunakan pengenalan biografi melalui poster sebagai stimulus bagi narasumber yang pada awalnya belum mengetahui secara mendalam tokoh

Pangeran Sambernyawa.

Ketiga, penelitian Aman (2014), berjudul Aktualisasi Nilai-Nilai

Kesadaran Sejarah dan Nasionalisme Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi nilai-nilai kesadaran sejarah dan nasionalisme dalam pembelajaran sejarah di SMA. Hal ini

48

dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa ancaman terhadap integrasi bangsa telah mencapai tingkat yang memrihatinkan mengingat semakin lunturnya nilai-nilai kebangsaan dan moral di kalangan generasi muda. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Yogyakarta dengan pendekatan naturalistik dan strategi embedded research. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. (1)

Aktualisasi nilai-nilai kesadaran sejarah dalam pembelajaran sejarah ditunjukkan melalui upaya: (a) penananam penghayatan arti penting sejarah untuk masa kini dan mendatang; (b) mengenal diri sendiri dan bangsanya; (c) pembudayaan sejarah bagi pembinaan budaya bangsa; dan (d) menjaga peninggalan sejarah bangsa. (2) Aktualisasi nilai-nilai nasionalisme ditunjukkan melalui upaya pemahaman: (a) rasa bangga sebagai bangsa

Indonesia; (b) rasa cinta tanah air dan bangsa; (c) rela berkorban demi bangsa;

(d) menerima kemajemukan; (e) rasa bangga pada budaya yang beraneka ragam; (f) menghargai jasa para pahlawan; dan (g) mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi perhatian, diantaranya adalah penggunaan pendekatan naturalistic, dimana peran peneliti bukan hanya sekedar penonton, akan tetapi posisi peneliti sebagai orang asing dalam artian peneliti tetap membaur pada pihak yang diamati namun dengan tanpa memihak. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya peneliti dalam mengaktualisasi nilai kesadaran sejarah dan nasionalisme dalam pembelajaran sejarah adalah melalui penghayatan arti penting sejarah, pembudayaan sejarah dan menjaga peninggalan sejarah agar tercapai rasa

49

bangsa sebagai bangsa Indonesia, bangga pada budaya, menghargai jasa pahlawan dan mengutamakan kepentingan umum.

Keempat, penelitian dari I Gusti Cahyaningsih (2013), berjudul

Biografi Ida I Dewa Agung Istri Kanya (Studi Kasus Tentang Nilai-Nilai

Kepahlawanan), Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Biografi Ida I Dewa

Agung Istri Kanya; dan (2) nilai-nilai kepahlawanan yang diperoleh dari sosok

Ida I Dewa Agung Istri Kanya agar dapat diteladani sebagaimana tertuang dalam biografinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ida I Dewa Agung

Istri Kanya adalah putri tunggal pasangan Ida I Dewa Agung Putra Kusamba dengan Ida Anak Agung Istri Ayu Made Karang dari Puri Karangasem. Ida I

Dewa Agung Istri Kanya tumbuh besar di lingkungan Keraton Semarapura dengan diberikan pendidikan kepemimpinan, ketatanegaraan, dan ilmu etika sehingga tumbuh besar menjadi seorang rakawi, raja Klungkung hingga pemimpin pada Perang Kusamba (1849). Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada sosok Ida I Dewa Agung Istri Kanya antara lain: (1) nilai keberanian; (2) nilai kewibawaan; (3) nilai rela berkorban; (4) nilai patriotisme;

(5) nilai kemandirian; (6) nilai etika dan moral; (7) nilai kejujuran; (8) nilai menghargai dan menghormati orang lain; (9) nilai solidaritas; dan (10) nilai religius.

Pada penelitian ini yang menjadi persamaan dengan penelitian

Pemahaman Nilai-Nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada

Komunitas Suporter Pasoepati adalah kajian tentang biografi dari Ida I Dewa

Agung Istri Kanya. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengenal lebih

50

dalam tokoh Ida I Dewa Agung Istri serta meneladani tokoh Ida Dewa Agung

Istri Kanya melalui nilai-nilai kepahlawanannya. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif dan fokus penelitiannya pada kajian terhadap ketokohan seorang pahlawan. Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus tokoh yang diteliti.

Kelima, penelitian dari Ayu Wantiasih (2013), berjudul Pewarisan

Nilai- Nilai Kepahlawanan Melalui Pementasan Baris Jangkang di Desa

Pakraman Pelilit, Nusa Penida, Klungkung, . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan nilai-nilai kepahlawanan yang bisa diwariskan kepada masyarakat di Desa Pakraman setempat lewat pementasan Baris Jangkang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diwariskan kepada masyarakat di Desa Pakraman setempat lewat Baris Jangkang antara lain: (1) nilai keberanian; (2) nilai persatuan; (3) nilai rela berkorban; (4) nilai patriotisme; dan (5) nilai religius.

Penelitian ini pada dasarnya mempunyai persamaan yaitu dalam proses pendekatannya yang menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metodepengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi), metode penjaminan keabsahan data, metode analisis datadan metode penulisan hasil penelitian. Hal yang membedakan adalah pemanfaatan metode yang digunakan, apabila pada penelitian ini menggunakan media pementasan yang dapat mempermudah para narasumber dalam memaknai setiap kejadian-

51

kejadian yang mempunyai nilai-nilai kepahlawanan, sedangkan penulis menggunakan pendekatan pengenalan biografi Pangeran Sambernyawa dengan poster bersisi sejarah singkat Pangeran Sambernyawa dan menjelaskan makna yel-yel dan koreografi yang sering digunakan Komunitas Pasoepati dan Klub

Persis Solo yang berhubungan dengan Pangeran Sambernyawa.

Penelitian-penelitian diatas menjadi penguat untuk peneliti tentang pentingnya kajian terhadap tokoh pahlawan dan nilai kepahlawanannya, terutama pada kesempatan ini peneliti ingin melakukan pembahasan tentang nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam rangka menumbuhkan kesadaran sejarah. Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang lebih menitikberatkan pada subyek pelajar atau sekolah, peneliti mencoba mengkaji subyek baru yaitu dari kelompok suporter sepak bola. Bukan tanpa alasan suporter sepakbola di Indonesia perlu menjadi subyek yang harus diperhatikan terlebih dalam pemahaman nilai kepahlawanan dengan tujuan untuk meneladani tokoh pahlawan di daerah asal mereka dan menumbuhkan kesadaran sejarah. Laskar-laskar atau sebutan klub-klub sepak bola di

Indonesia seringkali menggunakan tokoh pahlawan lokal yang mereka kagumi dan hormati. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan para suporter dalam penelitian ini adalah suporter Pasoepati dari klub Persis Solo dan mengetahui nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa dari perspektif suporter Pasoepati dalam upaya menumbuhkan kesadaran sejarah dan juga mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan

52

tersebut agar suporter Pasoepati menjadi suporter yang baik dan positif dalam

mendukung tim Persis Solo berlaga serta dalam kehidupan sehari-hari mereka.

C. Kerangka Berpikir

Konsep yang akan diteliti pada penelitian ini adalah tentang

pemahaman nilai nilai kepahlawanan melalui ketokohan dari Pangeran

Sambernyawa. Tokoh Pangeran Sambernyawa digunakan sebagai model dalam

pemahaman nilai-nilai kepahlawanan. Nilai-nilai Kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa pada penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model

pemahaman nilai-nilai kepahlawanan yang tepat untuk komunitas suporter

Pasoepati dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa dengan harapan membentuk sikap dan nilai yang

positif bagi para anggota suporter Pasoepati.

53

Pemahaman Nilai Kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa

Nilai Kepahlawanan

1. Rela berkorban 2. Kerja keras 3. Solidaritas 4. Loyalitas

Perencanaan Pelaksanaan Penilaian

Model Pemahaman Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

Kesadaran Sejarah dan Sikap Positif Suporter Bagan 2.1. Kerangka Berpikir.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Dalam penelitian Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa,

penulis memilih kota Surakarta sebagai latar penelitian karena ada berbagai

latar belakang. Komunitas suporter Pasoepati lahir di Surakarta dan mayoritas

anggota Pasoepati berasal dari kota Surakarta, selain itu pengambilan tokoh

Pangeran Sambernyawa juga tidak lepas dari sejarah panjang perjuangannya

melawan penjajah. Menurut Sunarjan (2017), pemilihan latar penelitian sangat

penting untuk membantu menyederhanakan dan memfokuskan masalah,

dengan demikian peneliti dapat lebih fokus dalam memecahkan masalah yang

terjadi pada latar penelitian yang dipilih.

Pasoepati adalah sebuah komunitas pendukung sepakbola klub

PERSIS Solo yang sudah berdiri secara sah dan legal. Pasoepati sendiri terdiri

dari delapan belas kordinator wilayah yaitu Kartasura, Jebres, Kalioso,

Cemani, Pasar Kliwon, Mojolaban, Karanganyar, Klaten, Colomadu,

Serengan, Banjarsari, Boyolali, Laweyan, Jakarta, Bekasi, Tangerang dan

Yogyakarta. Sebagai komunitas besar tentunya Pasoepati mempunyai banyak

anggota sehingga dalam menyikapi hal tersebut dan untuk mempermudah

koordinasi dalam mendukung PERSIS Solo maka dibentuk DPP Pasoepati

sebagai pusat kegiatan Pasoepati dan membentuk korwil-korwil suporter di

setiap wilayah di Karesidenan Solo.

54

55

Dewan Pimpinan Pusat Pasoepati terletak di Komplek Stadion

Manahan, Jl. Adi Sucipto No. 1, Manahan, Banjarsari, Surakarta. Tempat ini merupakan tempat yang strategis bagi para suporter Pasoepati karena

Manahan merupakan kendang tim Persis Solo dalam berlaga di berbagai pertandingan. Selain itu dilihat dari letak geografis yang cukup strategis karena berdekatan dengan pusat kota, stasiun dan jalan raya.

Suporter Pasoepati lahir pada tanggal 9 Februari 2000, masyarakat

Surakarta membentuk aliansi suporter untuk mendukung tim yang berkompetisi di Liga Indonesia waktu itu yakni Pelita Solo dengan nama

Pasukan Suporter Pelita Sejati atau disingkat dengan Pasoepati. Komunitas suporter Pasoepati dirintis oleh seorang praktisi periklanan Solo, Mayor

Haristanto yang berinisiatif untuk membentuk sebuah wadah organisasi suporter pasca kedatangan Aremania di stadion Manahan ketika Pelita Solo bertanding dengan Arema Malang. Pasoepati disambut antusias oleh masyarakat Surakarta dan sekitarnya yang bereuforia menyambut tim Pelita

Solo berlaga di Manahan. Berjalannya waktu, Pasoepati berkembang dan menjadi salah satu basis suporter fanatik di Indonesia berkat kreatifitas dan pemberitaan media- media pada waktu itu.

Pasoepati sebagai komunitas suporter yang mempunyai jumlah anggota yang besar tentunya mempunyai tujuan positif dalam mengembangkan komunitasnya. Pasoepati mempunyai “7 Janji Pasoepati” yang harus ditaati oleh seluruh suporter. Ketujuh janji itu adalah sebagai berikut : pertama, mendukung Pelita Solo (sekarang Persis Solo), menang atau

56

kalah; kedua, bersikap hormat, sopan, cinta damai kepada tim dan suporter

lawan, ketiga, menjunjung tinggi sportivitas, tidak suka bikin onar, dan

menghindari tindakan merusak lainnya; keempat, pantang melakukan

“Malima” yakni melempar, memukul, mencaci, membakar mercon, dan

mbludus; kelima, berusaha tampil kreatif dan menjaga kekompakan; keenam,

ikut menjaga dan mengamankan pertandingan; ketujuh, Bersama-sama

mewujudkan sikap penonton yang manis dengan pakaian kebesaran Pelita

Solo( sekarang Persis Solo) yang didominasi warna merah (Devi, 2016:33).

Pangeran Sambernya sebagai tokoh lokal yang dijadikan oleh Tim

Persis Solo maupun Pasoepati sebagai figur penting mereka diharapkan

mampu menjadi tokoh yang menyebarkan semangat dan loyalitas dalam

rangka mewujudkan harapan Tim Persis Solo dan merealisasikan “7 Janji

Pasoepati”, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengulas bagaimana nilai-

nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa di aplikasikan dalam

pembentukan karakter dan pembentukan fanatisme yang bersifat positif serta

untuk mengetahui sejauh mana para suporter Pasoepati mengenal sosok

pahlawan Pangeran Sambernyawa yang menjadi figure kebanggan bagi tim

Persis Solo maupun Pasoepati.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti

melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut

dengan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan

memeproleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan

57

tentang situasi sosial, untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukannya fokus penelitian (Sugiyono, 2016: 288). Fokus penelitian ini akan menjadi acuan bagi penulis saat melakukan penelitian di lapangan, sehingga hasil yang diperoleh tidak meluas dari fokus yang telah ditetapkan.

Fokus-fokus penelitian tersebut selanjutnya akan digunakan penulis sebagai pedoman dalam pengambilan data yakni pengamatan dan wawancara.

Penelitian ini bertujuan menjelaskan mengenai pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sebagai pahlawan lokal bagi anggota komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta. Dipilihnya Pangeran Sambernyawa dikarenakan dia adalah salah satu tokoh pahlawan yang dikagumi dan dijadikan teladan oleh masyarakat Surakarta dan sekitarnya.

Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh penting dalam sejarah perjuangan melawan penjajahan Belanda serta menjadi tokoh pendiri

Mangkunegaran. Dalam penelitian ini hal utama yang menjadi perhatian adalah

Pangeran Sambernyawa yang dijadikan sebagai ikon dan julukan bagi tim sepak bola Persis Solo yang didukung oleh para suporter yang dinamakan

Pasoepati.

Pangeran Sambernyawa dijadikan sebagai ikon klub Persis Solo karena keteladanan dan perjuangannya selama masa penjajahan Belanda. Hal ini diharapkan tim Persis Solo dan para suporter Pasoepati dapat meneladani dan mengimlementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa baik ketika pemain Persis Solo bertanding maupun ketika para anggota suporter

58

Pasoepati mendukung tim Persis Solo berlaga serta dapat diaplikasikan ke

kehidupan sehari-hari mereka.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019 di

Surakarta dan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan terhadap manajemen Persis

Solo, DPP Pasoepati dan para anggota suporter Pasoepati dengan mendatangi

narasumber secara langsung, agar tercipta kedekatan secara personal dengan

para narasumber.

C. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pemahaman Nilai-Nilai Kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa Pada Komuntas Suporter Pasoepati” menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber

data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi

(Sugiyono,2015:15). Menurut Moleong (2017:6), penelitian kualitatif memiliki

tujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti

perilaku, persepsi, motivasi serta tindakan yang dideskripsikan dalam bentuk

kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Fenomenologi sesuai dengan namanya, adalah ilmu (logos) mengenai

sesuatu yang tampak (phenomenon). Dengan demikan, setiap penelitian atau

59

setiap karya yang membahas cara penampakan dari apa saja merupakan fenomenologi (Bertens, 1987). Dalam hal ini, fenomenologi merupakan sebuah pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala yang membanjiri kesadaran manusia (Bagus, 2002). Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesaradan, atau cara memahami suatu objek atau peristiwsa dengan mengalaminya secara sadar (Littlejohn, 2003).

Menurut Brouwer (1984), fenomenologi itu bukan ilmu, tetapi suatu metode pemikiran. Dalam fenomenologi tidak ada teori, tidak ada hipotesis, tidak ada sistem di dalamnya, semuanya bersifat deskriptif. Pendekatan fenomenologis memusatkan perhatian pada pengalaman subyektif. Pendekatan ini berhubungan dengan pandangan pribadi mengenai dunia dan penafsiran mengenai berbagai kejadian yang dihadapinya. Pendekatan tersebut mencoba memahami kejadian fenomenal yang dialami individu tanpa adanya beban prakonsepsi (Arif Nuryana,2019:20).

Peneliti mencoba mengamati dan mencari tahu fenomena yang terjadi

di Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta secara nyata dari berbagai

sumber yang ada untuk mengetahui pemahaman suporter Pasoepati, DPP

Pasoepati hingga manajemen tim Persis Solo mengenai nilai-nilai

kepahlawanan apa saja yang dimiliki oleh Pangeran Sambernyawa, dan

proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta

kendala-kendala yang ditemui oleh Pasoepati, DPP Pasoepati, hingga

manajemen tim Persis Solo didalam proses pemahaman nilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Melalui penelitian ini diharapkan

60

bahwa pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada

komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta dapat digali informasinya dan

diteliti secara lebih mendalam dan mendapat model yang tepat untuk proses

pemahaman nilai-nilai kepahlawnannya.

D. Sumber Data

Sumber data penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan lainnya (Moeleong,

2002:112). Dalam penelitian bersifat kualitatif ini sumber data yang

dibutuhkan adalah :

1. Informan

Informan merupakan orang yang biasa memberikan informasi-

informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengambilan informasi

tersebut dilakukan untuk mengambil data khususnya mengenai pemahaman

para suporter terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa dan bagaimana

kpemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa oleh manajemen

Persis Solo dan DPP Pasoepati untuk para Suporter Pasoepati dan

menumbuhkan kesadaran sejarah bagi para suporter Pasoepati.

Informan pada penelitian ini dari Langgeng Jatmiko (44), manajer

tim Persis Solo yang memberikan perpektif tentang ketokohan Pangeran

Sambernyawa dan hubungan klub dengan Komunitas Pasoepati dengan

sudut pandang sebagai pihak manajemen klub Persis Solo. Dari pihak

Dewan Pengurus Pusat Pasoepati, peneliti mendapatkan informasi tentang

sejarah dan keorganisasian Pasoepati dari Purdoko (37) yang menjabat

61

sebagai Menteri Dalam Negeri DPP Pasoepati. Informasi yang lain didapat

dari dari para suporter, diantaranya Tomy (37), Muhammad Nur (33),

Muhammad Azid (17), Aditomo Susilo Nugroho (20), Muhammad Faqih

(20), Agung Daryono (36) dan Muhammad Fajar Febriyanto (16). Data

yang diambil dari anggota Pasoepati adalah pemahaman anggota Pasoepati

terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa, pemahaman nilai-nilai

kepahlawanan dan imlementasinya serta kendala-kendala yang dihadapi

ketika proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

tersebut.

2. Dokumen

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data tertulis

mengenai berbagai macam dokumen yang berkaitan dengan informasi

mengenai nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan deskripsi

tentang tim Persis Solo dan juga deskripsi tentang Komunitas Suporter

Pasoepati. Untuk menggali tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa peneliti menggunakan beberapa arsip tentang Pangeran

Sambernyawa yang berasal dari Perpustakaan Rekso Pustoko

Mangkunegaran seperti Arsip yang berjudul Pangeran Sambernowo

(KGPAA Mangkunegoro I) “Sejarah perjuangan, Latar Belakang, dan

Perjalanan Kehidupan Keagamaannya oleh Dr. Djoko Surjo (1989), Babad

KGPAA Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa) “Nyariosaken Aluran

Mangkunegran Surakarta” oleh Kamajaya (1993), Pangeran Sambernyowo

KGPAA, Ringkasan Sejarah Perjuangannya oleh yayasan Mangadeg

62

(1989), Tri-Dharma, Tiga Dasar Perjuangan Pangeran Sambernyowo oleh

Yayasan Mangadeg (1974). Selain arsip dari Perpustakaan Rekso Pustoko

Mangkunegaran, mendapat informasi dari buku yaitu diantaranya buku

yang ditulis oleh Soeryo Soedibyo Mangkoehadiningrat (2011) yang

berjudul Sambernyawa Menggugat Indonesia, buku dari Dr. Eko Punto

Hendro, MA dkk (2017). yang berjudul Sejarah Perjuangan Pahlawan

Nasional Pangeran Sambernyawa dan buku dari KRT. Sarjono

Darmasarkoro (1989) yang berjudul Sejarah Singkat Dari Keteladanan

Pangeran Sambernyawa. Selain itu peneliti juga menggunakan buku yang

menggali terkait Persis Solo dan Komuitas Pasoepati diantaranya buku dari

Devi Fitroh Laily (2016) yang berjudul Kota, Klub, dan Pasoepati dan juga

buku dari Ardian Nur Rizki (2018) yang berjudul Pustaka Sepak Bola

Surakarta Sejarah, Gairah dan Marwah Persis. Arsip dan buku ini

digunakan oleh peneliti guna mencari data tentang nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa yang akan dicocokkan dengan data dan dokumen

lain serta data dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada

informan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019.

E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Nabuko (2013:70) adalah

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati atau mencatat

secara sistematik gejala-gejala yang sedang diamati. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan apabila penelitian yang dilakukan

63

berkenaan dengan perilku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan

apabila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2015:203).

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

langsung. Observasi langsung dalam penelitian dilakukan untuk

memperoleh data yang akurat dilapangan dengan cara mengamati dan terjun

langsung ke lokasi penelitian.

Observasi atau pengamatan secara langsung ini dilakukan pada 26

September 2019 ketika Persis Solo melakukan pertandingan melawan

Persiba Balikpapan di Stadion Wilis Kota Madiun. Observasi awal ini

dilakukan peneliti untuk mengetahui aktifitas Pasoepati dalam mendukung

tim Persis Solo dan bentuk pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa baik melalui spanduk dukungan, koreografi suporter hingga

nyanyian dukungan yang berkaitan dengan Pangeran Sambernyawa. Hasil

penelitian akan diproses menjadi data untuk menjawab masalah yang ada

dalam penelitian yang diteliti ini.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih dengan bertatap muka,

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan (Nabuko, 2013:83). Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan menggunakan

alat bantu pedoman wawancara yang telah dibuat berdasarkan pada fokus

penelitian yang dilakukan secara terbuka dan menjalin keakraban dengan

64

informan penelitian sehingga wawancara yang dilakukan tidak terkesan

kaku. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada informan-informan

utama yaitu Pengelola klub Persis Solo sebagai pihak yang menjadi obyek

penelitian serta para suporter Pasoepati dalam mengetahui dan memahami

keteladanan kepahlawanan Pangeran Sambernyawa.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara jenis

semistruktur, dimana dalam pelaksanannya lebih bebas dibandingkan

dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah

untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Untuk menjaga

kredibilitas hasil wawancara perlu adanya pencatatan data baik melalui

catatan lapangan dan juga melalui rekaman hasil wawancara dengan alat

bantu perekam.

Kegiatan wawancara kepada informan ini bertujuan untuk

mengetahui tentang data dan fakta cara pemahaman nilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dari manajemen tim Persis Solo dan

DPP Pasoepati serta mengetahui sejauhmana suporter Pasoepati menghayati

nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan mengamalkan nilai-

nilai tersebut pada kehidupan sehari-hari.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

(Sugiyono, 2015:329). Dokumetasi biasanya berupa tulisan dan gambar

yang digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian guna untuk

65

membuktikan kebenaran data yang ditulis oleh peneliti serta memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang sedang dibahas dalam penelitian tersebut. Dokumentasi yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa catatan, gambar, notulen, dan sebagainya yang berisi tentang kegiatan sehari-hari para siswa yang bersekolah serta relasi antar aktor yang terlibat dalam upaya mengakses pendidikan.

Menuut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2011:217), dokumen digunakan untuk keperluan penelitian karena alas an-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti berikut ini: a. Digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian c. Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang

alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks. d. Dokumen harus dicari dan ditemukan e. Tidak reaktif, sehingga sukar ditemukan dengan Teknik kajian isi f. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas

tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diteliti.

Dari pernyaraan diatas maka penulis mendapatkan beberapa buku yang peneliti gunakan sebagai referensi untuk menggali dan mengetahui lebih dalam tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui buku-buku biografi tentang Pangeran Sambernyawa yang ditulis oleh beberapa komunitas suporter Pasoepati.

66

F. Uji Validitas Data

Validitas data yang digunakan untuk memeriksa keabsahan dan

kebenaran data adalah triangulasi data. Triangulasi data merupakan

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu (Sugiyono, 2013:372). Triangulasi dalam penelitian ini berarti teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dalam

tekniknya. Triangulasi sumber berarti untuk melaporkan data dari sumber yang

berbeda-beda dengan Teknik yang sama. Triangulasi sumber dalam penelitian

dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara antara Tim Persis

Solo selaku klub yang didukung dan DPP Pasoepati selaku organisasi yang

mengkoordinir Pasoepati dan juga Pasoepati subyek pada penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan guna mengetahui lebih dalam tentang proses

pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran sambernyawa yang dilakukan oleh

manajemen Persis Solo yang dibantu oleh DPP Pasoepati dan juga mengetahui

pemahaman suporter Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan yang dapat

diteladani dari tokoh Pangeran Sambernyawa.

G. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga data penelitian yang sangat

besar jumlahnya dapat menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih

67

mudah untuk dipahami. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono,

2013:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Analisis Data Model Interaktif:

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Simpulan atau Verivikasi

Bagan 3.1.Analisis Data Model Interaktif.

1. Pengumpulan Data Peneliti mengumpulkan data meliputi data tentang pemahaman nilai

kepahlawanandari Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa, dan sikap Pasoepati setelah menerima proses kegiatan entang

pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta kendala-

kendala yang menghambat proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa. Data tersebut diperoleh dari wawancara dan

observasi langsung serta kajian dokumen pada anggota Pasoepati didukung

dengan manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati.

68

2. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

yang tertulis dilapangan. Apabila data sudah terkumpul, langkah selanjutnya

adalah mereduksi yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu dan mengorganisasikannya sehingga nantinya mudah dilakukan

penarikan kesimpulan. Data yang direduksi yaitu data yang diperoleh

melalui wawancara, kajian dokumen dan observasi yang meliputi nilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, proses pembentukan kesadaran

sejarah tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa beserta kendala-kendala

yang menghambat proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa. Setelah data diperoleh,kemudian digolongkan berdasarkan

sub-sub kajian yang dipelajari. Hal ini dilakukan karena data yang didapat

tidak urut. Jika data kurang lengkap maka peneliti mencari kembali data

yang diperlukan di lapangan.

3. Penyajian Data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan (Rahman, 2015:201) penyajian maksudnya memaparkan data yang

telah direduksi dalam bentuk bahan yang diorganisasi melalui ringkasan

terstrukur, diagram, matrik, maupun sinopsis dan beberapa teks. setelah

data direduksi, penyajian data yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dalam menemukan jawaban atas pertanyaan

69

mengenai pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

pada suporter Pasoepati serta kendala-kendala yang dihadapi.

4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-

catatan, dimana dengan bertukar pikiran dengan teman sejawat untuk

mengembangkan pemikiran. Selain itu kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat awal, karena masih bisa berubah penarikan kesimpulannya

tergantung pada bukti-bukti di lapangan (Sugiyono. 2010:99).

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau bisa

juga tidak sama sekali, karena seperti yang telah dikemukakan masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Oleh karena itu dalam

analisis data ini penelitian menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian

yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikannilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan bangaimana proses pemahaman

nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta kendala-kendala

dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan tersebut.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Komunitas Pasoepati

1. Lokasi Komunitas Suporter Pasoepati

Komunitas Suporter Pasoepati merupakan komunitas yang

mempunyai tempat kesekretariatan di komplek Stadion Manahan yang

berada di Jalan Adi Sucipto No 1, Manahan, Kota Surakarta.

Kesekretariatan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati yang berada di komplek

Stadion Manahan mempermudah koordinasi bagi anggota karena tempat

yang strategis karena berada di pusat kegiatan tim Persis Solo baik saat

latihan maupun bertanding.

Pasoepati sebagai komunitas suporter yang mempunyai anggota

yang besar tentunya mempunyai koordinator wilayah di berbagai daerah di

Solo Raya dan kota lain. Dalam penelitian tahun 2019 Pasoepati sendiri

terdiri dari delapan belas kordinator wilayah yang tersebar di wilayah Solo

Raya dan sekitarnya, yaitu Kartasura, Jebres, Kalioso, Cemani, Pasar

Kliwon, Mojolaban, Karanganyar, Klaten, Colomadu, Serengan, Banjarsari,

Boyolali, Laweyan, Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Yogyakarta.

Dari delapan belas Korwil yang terdaftar di DPP Pasoepati, satu

korwil membawahi beberapa sukuyang merupakan keanggotaan ditingkat

kampung atau daerah yang tersebar di wilayah tersebut yang dipimpin oleh

70

71

seorang kepala suku, agar mempermudah koordinasi ke Korwil masing-

masing.

Gambar 4.I Sekretariat Pasoepati. Sumber: https://www.bola.com/indonesia/read/2644329/sekretariat pasoepati-jadi-lokasi-jakmania-melepas-penat, diakses 28 Februari 2020 2. Sejarah Berdirinya Komunitas Suporter Pasoepati

Dalam sejarah Panjang berdiri dan lahirnya Pasoepati tak bisa

terlepas dari kedatangan klub Pelita Solo ke Solo. Kedatangan tim ini

mendapat sambungan hangat dari para penggemar sepakbola di kota Solo.

Berawal dari pertandingan yang mempertemukan Pelita Solo dengan Arema

Malang, pada waktu itu sekitar 4000 suporter Arema Malang atau disebut

dengan Aremania datang ke stadion Manahan, Surakarta. Kehadiran

Aremania yang terorganisir dan memberikan pertunjukan yang atraktif dan

kreatif dalam mendukung Arema Malang menginspirasi beberapa tokoh

yang berpengaruh di suporter Pelita Solo untuk membentuk sebuah

komunitas suporter di kota Solo.

Rencana untuk membuat sebuah paguyuban suporter Pelita Solo

semakin menyebar luas ke seantero Solo Raya. Bahkan yang menarik dari

keinginan tersebut adalah muncul secara spontanitas atau tanpa adanya

seruan dari pihak klub. Namun, rencana pembentukan paguyuban suporter

72

tersebut tidak berjalan mulus. Seperti yang dikutip dalam (Solopos, 27

Januari 2000) yang menyatakan bahwa pihak pengelola pertandingan Pelita

Solo, yakni Drs. Soemaryoto tidak setuju pembentukan kelompok suporter tersebut karena akan mendorong suporter untuk bersikap fanatic kepada

Pelita Solo, sikap fanatik yang berlebihan, justru akan banyak merugikan tim Pelita Solo (Devi, 2016:30).

Meskipun menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan, keinginan dan semangat yang luar biasa untuk membentuk sebuah wadah baru bagi para suporter Pelita Solo pada waktu itu terus dilakukan. Mayor Haristanto, salah seorang penggemar berat Pelita Solo dengan gigih berkoordinasi dengan para orang-orang yang dianggap berpengaruh di berbagai wilayah desa maupun kecamatan di Surakarta untuk terus mendukung tim Pelita

Solo. Orang-orang yang menjadi koordinator setiap wilayah ini disebut dengan kepala suku.

Kepala suku dalam suatu wilayah tertentu biasanya mampu mengkoordinir dan cenderung menjadi panutan bagi anggota-anggotanya.

Kepala Suku yang merupakan orang berpengaruh di tempat tersebut akan mempermudah dalam pengkondisian masa dan juga akan mempermudah niat dalam membentuk sebuah paguyuban. Pada akhirnya diaadakanlah forum bertempat di Griya Reka Grupe Mayor, Jalan Kolonel Sugiyono No

37 Surakarta pada hari Rabu, 9 Februari 2000, untuk membahas pembentukan kelompok suporter Pelita Solo secara lebih lanjut.

73

Di dalam forum pembentukan kelompok suporter tersebut, ada beberapa usulan nama seperti Pelitamania, Pelita Solomania, Pasoepati dan beberapa nama yang lain yang kemudian dipilih melalui votting. Beberapa nama yang sudah disebutkan diatas, ada satu nama yang menarik perhatian oleh para anggota forum yang hadir dan menjadi nama yang mendapat suara terbanyak, yaitu Pasoepati yang merupakan usulan dari Suwarmin Mulyadi salah seorang wartawan Harian Solo Pos yang turut hadir pada acara tersebut.

Di dalam asumsi masyarakat, khususnya yang tertarik dengan budaya pewayangan, Pasoepati diketahui sebagai senjata panah dari tokoh

Arjuna yang menjadi andalan dalam mengalahkan musuh-musuhnya, akan tetapi Pasoepati yang dimaksud oleh Suwarmin Mulyadi ini adalah singkatan dari Pasukan Suporter Pelita Sejati. Pada awal berdirinya

Pasoepati sebagai kelompok suporter besar di Kota Surakarta, Mayor

Haristanto secara resmi terpilih sebagai Presiden Pasoepati yang pertama.

Mayor Haristanto yang merupakan penggagas awal berdirinya kelompok Suporter Pasoepati yang sebelumnya menjadi koordinator sementara, mampu meraup 12 dari 24 suara anggota majelis yang bertugas memilih Presiden dan Wakil Presiden. Pemilihan berlangsung dalam

Kongres Pasoepati di Stadion Manahan Solo ini memilih Mayor Haristanto dan Anwar Sanusi (Korwil Boyolali) sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang akan menjalankan tugasnya selama dua tahun. Pencalonan kandidat

Presiden dan Wakil Presiden Pasoepati yang diikuti oleh delapan korwil

74

mulai dari Karanganyar, Laweyan, Sukoharjo, Serengan, Boyolali,

Kartasura, Colomadu, serta Presidium kala itu berlangsung sdalam suasana

demokratis (Devi, 2016:46).

3. Stuktur Komunitas Suporter Pasoepati

Pasoepati dari tahun 2000 hingga sampai sekarang berkembang

menjadi salah satu komunitas suporter suporter yang besar di Indonesia.

Pasoepati yang pada awalnya menjadi pendukung dari tim Pelita Solo dan

kemudian berlanjut mendukung tim Persijatim Solo FC dan hingga saat ini

Pasoepati berubah menjadi Pasukan Suporter Sala Paling Sejati yang

mendukung tim Persis Solo. Hal ini dikarenakan komitmen dari Pasoepati

yang akan mendukung setiap klub sepak bola yang membawa nama Solo

Raya dikancah nasional maupun internasional.

Pada awal terbentuknya ada beberapa orang yang ikut andil dalam

berdirinya Pasoepati diantaranya Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo

Putranto, Dencis, Deny Susanto, Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi

Prasetyo, Maeda Daneswara, Mashadi Pete, Mayor Haristanto, Rio,

Siswanto, Sukimo, Sukirno, Supriyadi Ateng, Suwarmin (pencetus nama),

dan Kris Pujiatni yang ditunjuk sebagai bunda Pasoepati.

Dalam komunitas Pasoepati terdiri dari beberapa pengurus dan

bagian. Pengurus dalam Komunitas Pasoepati terbagi menjadi Dewan

Pengurus Pusat (DPP), pengurus tingkat Korwil, dan pengurus tingkat Suku.

Dewan Pengurus Pusat (DPP) adalah pengurus komunitas suporter

Pasoepati yang paling tinggi, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati

75

membawahi seluruh anggota Pasoepati seluruh Korwil dan Suku yang tersebar di Solo Raya dan sekitarnya.

Pengurus dibawah Dewan Pengurus Pusat Pasoepati adalah Korwil

(Koorinator Wilayah). Korwil berperan sebagai pengurus Komunitas

Suporter Pasoepati di tingkat wilayah atau kecamatan di daerah Solo Raya yang mengkoordinir setiap suku diwabah mereka. Pada pengurus tingkat paling bawah adalah Suku, Suku merupakan suatu kelompok yang berperan sebagai pengurus di setiap kampung-kampung atau daerah lingkup kecil.

Pengurus yang berada dalam tubuh Komunitas Suporter Pasoepati dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

Dewan Pengurus Pusat (DPP)

(Membawahi semua anggota Pasoepati)

Koordinator Wilayah (Korwil)

(Meliputi wilayah/Kecamatan)

Suku

(Meliputi Kampung/daerah)

Bagan 4.1 Sumber: Data Penelitian, 2019 a. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2000-2002 Pada awal berdirinya Pasoepati, tepatnya Sembilan bulan setelah

Pasoepati lahir, Mayor Haristanto secara resmi menjadi presiden pertama

Pasoepati dan wakil presiden dijabat oleh Anwar Sanusi dari korwil

Boyolali yang menjalankan tugas selama dua tahun (2000-2002).

Susunan Kabinet Pasoepati era 2000-2002:  Presiden : Mayor Haristanto  Wakil Presiden : Anwar Sanusi

76

 Sekretaris Jendral : Hardjoko  Bendahara : Teguh Santoso, SH  Menteri Dalam Negeri:Cahyo Nugroho, Mashadi  Menteri Luar Negeri : M. Wahyanuddin, Anwar Rosydi  Menteri Kreatifitas :Suprapto, Irawan Jupri, Nuno, Maryadi “Gondrong”  Menteri Hukum dan Advokasi: Langgeng Jadmiko  Menko Bina Citra : Bambang Haryanto

Setelah kepengurusan yang dipimpin oleh Mayor Haristanto

berakhir pada tahun 2002, Pada era ini Pelita Solo sudah tidak lagi berada

di Solo, akan tetapi kota Solo tidak menunggu lama kedatangan klub

Persijatim dari Jakarta yang pindah home base di Kota Surakarta dan

berganti nama menjadi tim Persijatim Solo FC. b. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2002-2004 Kabinet Pasoepati baru di era Persijatim Solo FC terbentuk pada

tanggal 15 Juni 2002 bertempat di Pagelaran Keraton Surakarta. Pada

acara pelantikan tersebut, KP Satriyo Hadinagoro terpilih sebagai

presiden yang membuat keberadaan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati

atau disingkat DPP Pasoepati menjadi semakin kukuh (Devi, 2016:53).

Susunan Kabinet Pasoepati era 2002-2004:  Presiden : Kanjeng Pangeran Satriyo Hadinagoro  Wakil Presiden : Langgeng Jatmiko  Sekretaris Jendral : Pujiyono S  Waki Sekretaris Jendral : Pipit  Bendahara : Anwar Sanusi  Menteri Kreatifitas: Suprapto Koting o Departemen Event: Irawan Jupri o Departemen Pemberdayaaan: Nuno o Departemen Suporter : Maryadi Gondrong  Menteri Dalam Negeri: Mashadi Pete  Menteri Luar Negeri: M. Wahyudin  Menteri Hukum dan Advokasi : Hendri Asmono

77

Persijatim Solo FC yang didukung penuh oleh Pasoepati ternyata

mempunyai nasib sama dengan Pelita Solo. Persijatim Solo FC ditahun

ketiganya di kota Soloakhirnya meninggalkan kota Surakarta karena

kurang mendapatkan dukungan dari Pemkot Kota Surakarta. Pada

awalnya Persijatim Solo FC menawarkan agar dibeli Pemerintah Kota

Surakarta, akan tetapi Pemerintah Kota Solo menolaknya karena di

Surakarta sendiri masih terdapat tim asli Solo yakni Persis Solo yang

pada saat itu lebih perlu diperhatikan keberlangsungan hidupnya. c. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2004-2006 Setelah ditinggal Persijatim Solo FC Pasoepati memilih

menggelar kongres kembali untuk ketiga kalinya. Kongres yang diadakan

untuk memilih Presiden setelah perginya Persijatim Solo FC serta

membahas AD/ART yang waktu itu dilaksanakan di Balai Persis

Solo.Kongres yang dikemas sederhana dan hanya dihadiri oleh para

Majelis Pasoepati, calon-calon pengurus DPP, serta beberapa anggota

Pasoepati dari beberapa korwil.

Muhson, ketua Majelis Pasoepati dari Korwil Pasoepati Kartasura

melantik Presiden dan Wakil Presiden yang diawalai dengan pembacaan

sumpah jabatan kemudian dilanjtkan dengan pengesahan jajaran

pengurus yang baru. Susunan pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP)

Pasoepati periode 2004-2006 yakni;

Susunan Kabinet Pasoepati era 2004-2006:  Presiden : Bimo Putranto  Wakil Presiden : Langgeng Jatmiko  Sekretaris Jendral : Panca

78

 Bendahara : Anwar Sanusi  Menteri Keamanan : Iwan Walet  Menteri Kreatifitas : Gondong dan Pete (Devi, 2016:53).

Dalam periode 2004-2006 inilah Pasoepati mulai memutuskan untuk mendukung tim Persis Solo yang saat itu sedang berlaga di Divisi

2 Regional Jawa Tengah. Keputusan Pasoepati mendukung tim Persis

Solo karena Persis Solo merupakan satu-satunya klub sepak bola yang pada waktu itu masih bertahan di Kota Surakarta. Namun perjalanan dalam mendukung tim Persis Solo tentunya ada beberapa hambatan karena sebagian Pasoepati merasa bahwa Persis Solo dalam segi permainan dirasa kurang menghibur dan menjajikan dibanding Persijatim

Solo FC. DPP Pasoepati selalu menghimbau kepada seluruh anggotanya agar bersama-sama menumbuhkan rasa cinta dan memiliki Persis Solo sebagai klub asli kebanggaan kota Bengawan tersebut.

Pada tahun 2005, Persis Solo berhasil naik ke divisi 2 Nasional.

Naiknya Persis Solo ke divisi 2 Nasional menjadikan eksistensi Pasoepati di tingkat nasional kembali lagi setelah era Pelita Solo dan Persijatim

Solo FC. Pasoepati mulai melakukan laga away ke berbagai kota sehingga nama mereka semakin dikenal dan disegani oleh suporter lain.

Setelah berjuang di divisi dua, Persis Solo beranjak ke divisi satu,

Pasoepati mulai mendukung dan memenuhi Stadion Sriwedari pada waktu itu.

79

d. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2006-2008 Pada periode 2006-2008 Pasoepati dipimpin kembali oleh

Kanjeng Pangeran Satriyo Hadinagoro yang sebelumnya sudah menjabat

pada dua periode sebelumnya. Hal yang menjadi perhatian pada periode

ini adalah keberanian dari pengurus yang menuntut kepada tim Persis

Solo agar bermain bagus dan tuntutan agar klub lebih terbuka terhadap

kritik dan saran Pasoepati, sebab masukan dari suporter merupakan salah

satu kompenen penting dalam kemajuan sebuah klub sepakbola.

Susunan Kabinet Pasoepati era 2006-2008:  Presiden : KRMH. Satryo Hadinagoro  Wakil Presiden : Suprapto  Sekretaris Jendral :Pujiyono S, Pantja P, Budi Narwanto  Bendahara :Anwar Sanusi, Ngadiyo, Firman S  Menteri Dalam Negeri :Iriyanto, Iwan Djoker, Setyo Wibowo  Menteri Luar Negeri :Ibnu Hidayat, Narno  Menteri Kreatifitas :Adrid T, Maryadi “Gondrong”, Mashadi “Pethe”, Girinoto Akbar Badres  Menteri Hukum dan Advokasi :Tatag G T, Ginda, Dwi(Poltabes Solo), Setiyawan (Poltabes Solo)  Staf Kesekretariatan : Fajar Adhy e. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2010-2012 Pada tahun 2010 adalah masa pergolakan bagi para seluruh

suporter sepak bola di Indonesia karena adanya dualisme di tubuh PSSI

hal tersebut juga berdampakpada klub yang mereka dukung tidak

terkecuali bagi Pasoepati. Persis Solo yang pada tahun 2010 masih

berjuang di Divisi Utama harus mengadapi masalah dualisme

kepengurusan ditubuh mereka. Hal ini berujung pada lahirnya klub baru

bernama Solo FC.

80

Pada waktu itu terdapat beberapa korwil yang memutuskan untuk tetap mendukung Persis Solo yang berlaga di Liga Super Indonesia, ada juga yang mendukung Solo FC yang berlaga di Liga Primer Indonesia.

Namun mayoritas dari korwil-korwil yang datang memutuskan untuk mendukung Solo FC dengan alasan kompetisi tersebut resmi dibawah naungan PSSI (Devi, 2016:46).

Periode 2010-2012 pada masa dualisme baik di PSSI dan Persis

Solo sendiri, Pasoepati kembali menggelar kongres dan memilih pengurus baru setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami masa vacum. Pada periode ini Bimo Putranto kembali terpilih menjadi Presiden

Pasoepati, dan dia membawa nama-nama baru dalam kabinet agar tercipta regenerasi di dalam DPP Pasoepati.

Susunan Kabinet Pasoepati era 2010-2012:  Penasehat :KRMH SatryoHadinagoro, Mayor Haristanto  Bunda Pasoepati : Kris Pujiatmi,S.Psi  Presiden : Bimo Putranto  Wakil Presiden : Ginda Ferrachtriawan  Menteri Luar Negeri : Gatot Seto Aprilianto  Menteri dalam Negeri : Mashadi pete  Menteri Hukum : Azizar  Menteri Sekjen : Anwar Sanusi  Menteri Keuangan : Ngadiyo  Menteri Kreativitas : Sigit  Menteri Sosial : Muhammad Badres  Menteri Pemuda dan Olahraga: Yudi  Menteri Keamanan : Iwan Wallet dan Nunung  Menteri Komunikasi : Abidin Naca  Menteri Pemberdayaan Wanita: Lita  Dirigen : Sigit Ompong, Agus dan Vivi  Ketua Srikandi : Kike

81

Dalam suasana dualisme pada tahun 2012 Pasoepati mendapat

prestasi walaupun saat itu kondisi tim Persis Solo maupun Solo FC

sedang terpuruk, akan tetapi Pasoepati masih membawa nilai positif. Hal

ini dibuktikan ketika terjadi permasalahan penunggakan gaji pemain

Persis Solo, Pasoepati menggelar aksipenggalangan dana serta beberapa

aksi kepedulian terhadap Diego Mendieta selama sakit, meninggal dunia

serta ketika proses pemulangan jenazah ke negara asalnya menjadi salah

satu penilaian positif oleh Jakarta Casual. Ini kali kedua Jakarta Casual

menganugerahkan penghargaan Suporter of The Year kepada Pasoepati.

Pada tahun 2010 kelompok suporter asal Solo ini juga mendapatkan

penghargaan serupa atas loyalitasnya mendampingi kemanapun Persis

Solo berlaga, bahkan ketika sudah positif terdegradasi.

(Pasoepati.net.2012.http://pasoepati.net/pasoepati-suporters-of-the-year-

2012/, 14 Januari 2020). f. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2013-2015 Dualisme yang terjadi pada tahun 2010-2012 yang melanda Persis

Solo akhirnya berakhir pada tahun 2013. Persis Solo dan Solo FC

bersepakat untuk melebur menjadi satu demi nama Persis Solo yang lebih

baik lagi. Tentunya hal ini disambut oleh para Pasoepati karena mereka

dapat fokus mendukung satu tim.Pada 2-3 November 2013 bertempat di

Monumen Pers Pasoepati mengadakan kongres kembali untuk memilih

presiden baru.

Pasangan Bimo Putranto dan Ginda Ferachtriawan akhirnya

terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pasoepati periode 2013-

82

2015 usai memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) di Monumen Pers

Solo, Minggu (3/11) kemarin. Dari total 52 pemilih, Bimo-Ginda memperoleh 30 suara. Majunya Bimo Putranto dalam Pipres kali ini memang diluar dugaan banyak pihak. Pasalnya beberapa minggu lalu

Bimo mengisyaratkan untuk memberi peluang kepada calon lain agar tercipta regenerasi. Namun begitu, keinginan kuat dari sebagian besar korwil Pasoepati membuatnya kembali dicalonkan menjadi “Pasoepati

Satu” (Sambernyawa.com.2013.http://sambernyawa.com/2013/11/bimo- ginda-pimpin-pasoepati-periode-2013-2015/, 14 Januari 2020).

Susunan Kabinet Pasoepati Periode 2013-2015:  Dewan Pembina : KP Satriyo Hadinegoro, Kris Pudjiatni, Baskoro, Iransyah, Amir Tohari, Her Suprabu, Suwarmin  Presiden : Ir. Bimo Putranto  Wakil Presiden : Ginda Ferachtriawan, SE.,Msi  Menteri Dalam Negeri : Edi Pit, Iwan Samudra, Didit Sulistyo, Langgeng Jatmiko, Darmawan Rosadi  Sekretaris Jendral : Anwar Sanusi, April Triyanto, Fajar Ikshan Nugroho, Mursito  Menteri Pertahanan dan Keamanan: Koes Setyawan, Vian  Menteri Keuangan : Putra Pra Eka, Rambo  Menteri Luar Negeri: Faisal, anton Whidiyanto, Muh Jorvin  Menteri Sosial : Isnaini Muh Fatah, Andreas David, Arief Setyabudi  Menteri Hukum dan HAM: Ari Kristanto, Adimas Rizki  Menteri Kooperasi dan Usaha : Wahyu Haryanto, C. Winarno  Menteri Kreatifitas : Andre Jaran, Agus Warsoep, Joko Prasetyo, Ardian, Vivi Anjani, Sigit ompong, Andri Cahyo  Menteri Komunikasi dan Informasi : Abidin Nacha, Okky Fendi Pradana, Aris Riyadi.

Di era kepemimpinan Bimo Putranto, Pasoepati terus berkembang menjadi komunitas suporter yang tertata rapi. Dimulai dari pembuatan akun social media Facebook dan Twitter yang bertujuan untuk

83

mempermudah penyaluran informasi dari DPP Pasoepati kepada para

anggota Pasoepati. Selain itu dalam mempermudah pendataan anggota

Pasoepati, DPP Pasoepati membuat Kartu Tanda anggota. Sukses

peluncuran Kartu Tanda Anggota (KTA) Pasoepati sebenarnya menjadi

catatan positif, namun lambatnya respon anggota Pasoepati menyikapi

KTA membuat program ini menjadi semacam angin lalu dan bisa

dikatakan jauh dari harapan (Pasoepati.Net.2015/kaledioskop-2015-

banyak-catatan-untuk-pasoepati-dan-persis-solo/, 14 Januari 2020).

Dalam kepengurusan Bimo Putranto, di tahun 2015 tepatnya

bulan Mei tahun 2019, DPP Pasoepati akhirnya mempunyai tempat

kesekretariatan di komplek Stadion Manahan. Tentunya ini merupakan

sebuah hal yang positif dari kepengurusan Presiden Bimo Putranto,

karena dengan adanya Kesekretariatan DPP Pasoepati dapat digunakan

dan dimanfaatkan oleh para anggota Pasoepati untuk berkumpul dan

membahas agenda yang akan dilaksanakan. g. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2018-2020 Pada kongres DPP Pasoepati periode 2018-2019 Aulia Haryo

Suryo akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Pasoepati

dalam Kongres VII Pasoepati-suporter Persis Solo di Balai Kota Solo,

Minggu (4/3/2018). Aulia didampingi Surya Panca sebagai Wakil

Presiden untuk memimpin kelompok suporter Persis Solo itu pada

periode 2018-2020. Aulia-Surya terpilih secara aklamasi setelah

pasangan calon yang lain, Jodi Purnomo-Ekya Sih Hananto, dinyatakan

84

gugur (Murtianto. 2018.https://bolalob.com/read/79824/ini-presiden-dan- wapres-pasoepati-yang-baru, 14 Januari 2020).

Pada periode kepemimpinannya, Aulia Haro Suryo menamai kabinetnya dengan sebutan “Kabinet Satu Jiwa”. Pemilihan nama ''Satu

Jiwa'' dimaksudkan untuk menyatukan visi dan misi kepada seluruh anggota agar Pasoepati semakin baik. Selain itu, kepengurusan periode ini diharapkan semakin berintegritas.

Ada 11 menteri dalam kepengurusan Pasoepati, dengan tambahan posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Bidang Dirijen. Sembilan menteri merupakan warisan periode sebelumnya. Mulai Menteri Keuangan,

Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM,

Menteri Sosial, Menteri Komunikasi dan Informasi. Lalu Menteri

Koperasi dan Usaha, Menteri Kreativitas, serta Menteri Pertahanan dan

Keamanan. Sedangkan dua lagi adalah Menteri Peranan Wanita atau

Srikandi Pasoepati dan Menteri Agama yang baru dimunculkan periode ini.

Susunan Kabinet Pasoepati Periode 2018-2020:  Presiden : Aulia Haryo Suryo  Wakil Presiden : Surya Panca  Sekjen : Ngadio, Wahyu Sri Nur, Agung Subagyo  Menteri Keuangan : Muhammad Badres, Ihwan Rambo Setono (wakil)  Menteri Dalam Negeri :Purdoko, Andhika Dimas Arifin (wakil), Didid Sulistianto, Daniel Dwi Prasetyo  Menteri Luar Negeri : Edi Sriyanto, Gatot Seto Aprilianto (wakil), Agie Taufik Hidayat  Menteri Hukum dan HAM : Miranti Eliyanti SH, Hasbullah SH (wakil)  Menteti Sosial : Rendy Setiawan, Arief De Mello (wakil)

85

 Menteri Komunikasi, Informasi, dan Media Sosial : Qodri Nugroho, Kukuh Mukti Hutama (wakil)  Menteri Koperasi dan Usaha : Lestia Aditama, Iwan Samudra (wakil), dan Herdian Octo  Menteri Kreativitas : Valentino Yoga, Rizi Sanjaya (wakil), Slamet Wiyono  Menteri Pertahanan dan Keamanan : Agus Purwanto, C Winarno (wakil)  Menteri Peranan Srikandi : Mei Fitrianawati, Ekha Aghita (wakil)  Menteri Agama : Abas Budi Santosa, Kris Henri Wibisono (wakil) Dalam kepemimpinan Aulia Haryo Suryo, beberapa program kerja yang pada periode sebelumnya belum terlaksana secara baik akan dikaji kembali dan dilaksanakan, seperti peluncuran Kartu Tanda

Anggota yang pada awalnya kurang mendapat respon yang baik dari anggota Pasoepati pada kepengurusan Presiden Aulia Haryo Suryo kembali dilaksanakan. Hal ini dibuktikan pada 3 Juni 2018 ketika Aulia

Haryo Suryo meluncurkan Kartu Tanda Anggota Pasoepati berupa Tap

Cash yang bekerjasama dengan salah satu bank pemerintah.

Pasoepati periode 2018-2020 berusaha menjadi suporter yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. DPP Pasoepati terus membuat kegiatan-kegiatan positif demi kemajuan Pasoepati.Kegiatan positif seperti bakti social bahkan ikrar damai dengan suporter lain dilakukan agar tercapai tujuan Pasoepati sebagai komunitas suporter yang dapat dicontoh bagi suporter lain. Selain kegiatan positif tentunya Pasoepati juga semakin kritis terhadap Persis Solo dari pemain hingga manajemen.

Pasoepati secara terbuka terus mengkritik manajemen Persis Solo ketika tidak sesuai harapan Pasoepati. Berbagai bentuk aksi juga dilakukan

86

Pasoepati agar suara mereka didengar oleh manajemen Persis Solo. Tim

Persis Solo berlaga di Indonesia tentunya diharapkan bias mempersiapkan diri dengan baik agar tahun selanjutnya dapat bermain di

Liga 1 Indonesia, liga yang didambakan oleh semua Pasoepati.

Pada tahun 2019, DPP Pasoepati melayangkan protes keras atas keputusan Persis Solo yang melangsungkan launching tim di Stadion

Wilis, Madiun, Jawa Timur, Minggu (16/6/2019). Aksi tersebut dilakukan Pasoepati dengan tidak menghadiri secara langsung ke Stadion

Wilis untuk mengikuti prosesi perkenalan tim yang sekaligus akan disambung dengan perkenalan jersey terbaru musim ini. Menurut

Presiden Pasoepati, Aulia Haryo, manajemen Persis tidak menunjukkan itikad baik dengan tidak melakukan komunikasi dengan elemen suporter terkait rencana launching tim. Padahal menurut Aulia Haryo Suryo,

Persis Solo tidak hanya milik manajemen dan pengurus, namun sudah dianggap sebagai klub sepak bola kebanggaan warga Solo Raya (Tribun

News, 2019.https://jateng.tribunnews.com/ancaman-boikot-launching- persissolo-karena-digelar-di-madiun-ini-kata-presiden-pasoepati, 14

Januari 2020).

Bentuk protes yang dikoordinir oleh DPP Pasoepati ini tentunya bukan hanya sebagai gertakan saja, bentuk keseriusan aksi mereka adalah ketika Pasoepati memboikot semua laga Persis Solo di Liga 2 musim

2019. Pasoepati rela tidak menonton secara langsung ketika Persis Solo

87

berlaga selama satu musim agar suara mereka didengar oleh manajemen

Persis Solo.

Pada awal tahun 2020 tepatnya pada 15 Februari 2020, DPP

Pasoepati mengadakan perayaan ulang tahun dengan mengadakan

pertandingan persahabatan antara Persi Solo melawan .

Antusiasme Pasoepati pada moment ini sangat besar sekali. Dalam

pertandingan yang sekaligus peresmian Stadion Manahan yang

sebelumnya direnovasi ini diharapkan dijadikan semangat baru bagi

Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo dalam mengarungi Liga 2

Indonesia musim depan.

4. Pergerakan Suporter Pasoepati

Pasoepati adalah salah satu suporter sepakbola yang mempunyai

basis anggota yang besar di Indonesia. Hal demikian tidak bisa dipisahkan

dari pergerakaan Pasoepati dalam mendukung tim Pelita Solo (2000),

Persijatim Solo FC (2002) dan Persis Solo (2004-sekarang). Pasoepati yang

terlahir di tahun 2000 beranjak menjadi suporter yang disegani baik di

regional Jawa Tengah hingga di lingkup nasional karena kreatifitas dan

loyalitas mereka dalam mendukung klub yang mereka bela.

a. Pasoepati era 2000-2002 (era Pelita Solo FC) Komunitas suporter Pasoepati dalam awal berdirinya karena

kedatangan klub Pelita Matrans Jakarta ke kota Solo yang

bertransformasi menjadi klub Pelita Solo FC. Warga Solo Raya dalam

mendukung Pelita Solo FC sangat antusias. Menjadi sebuah komunitas

88

suporter yang baru berdiri menjadi tantangan sendiri bagi anggota

Pasoepati dalam membangun kekompakan mereka dalam mengawal klub kebanggaan. Dalam mendukung Persis Solo dalam pertandingan, anggota

Pasoepati menyiapkan beberapa nyanyian dan tarian agar menumbuhkan semangat bagi pemain Pelita Solo FC pada waktu itu.

Pada hari Minggu, 2 April 2000 Pasoepati menggelar kegiatan berjuluk Apel Siaga Pasoepati di Stadion Manahan. Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa rangkaian acara seperti silaturahmi antar suporter dan mempersiapkan nyanyian dan yel-yel pembakar semangat pada laga away ke Surabaya pada tanggal 6 April 2000. Sekitar 1800

Pasoepati pada tanggal 6 April 2000 memadati Stasiun Balapan dan menyesaki 12 gerbong yang disewa khusus untuk mendukung tim Pelita

Solo di Surabaya. Antusiasme Kedatangan Pasoepati ke Surabaya sangat tinggi. Pasoepati datang dengan menyewa 12 gerbong kereta api, 36

Armada bus, 5 buah taksi Kosti Solo, serta menyertakan 20 anggota

Ikatan Motor Besar Indonesia Cabang Surabaya (Solopos, 8 April 2000).

Perjalanan away ke Surabaya merupakan debut dari Pasoepati dalam mendukung Pelita Solo FC. Hal ini menunjukkan bahwa Pelita

Solo FC mendapat perhatian khusus bagi para Pasoepati, karena dalam perjalanan ini Pasoepati memberangkatkan kurang lebih 4000 suporternya dengan biaya sendiri dari para anggotanya. Sebuah hal yang luar biasa pada waktu itu karena Pasoepati yang baru tebentuk, akan tetapi antusiasme para anggotanya begitu besar.

89

Dukungan Pasoepati untuk Pelita Solo FC tidak terbendung lagi.

Pertandingan Pelita Solo FC menjadi hal yang dinantikan oleh para suporter setiap minggunya. Warga Solo Raya selalu memadati stadion

Manahan kala itu ketika Pelita Solo FC sedang bertanding. Nyanyian dan yel-yel dukungan tak henti-hentinya didengungkan oleh para Pasoepati di dalam stadion. Pada pertandingan terakhir pada tanggal 11 Juni 2000,

Pasoepati dan Pelita Solo kembali membuat rekor serta fenomena baru.Pertandingan yang digelar di Stadion Manahan kala itu mempertemukan Pelita Solo dengan PSIS Semarang. Rivalitas kedua klub yang sangat tinggi membuat pendukung dari kedua tim pun memenuhi seluruh tribun hingga tumpah ruah di arena settle ban

(lintasan lari). Pertandingan tidak kondusif karena penonton yang membludak dan tensi permainan kedua klub yang tinggi (Devi, 2016;42).

Pertandingan yang disaksikan sekitar 50.000 penonton itu menjadi laga hidup-mati PSIS bakal terdegradasi atau tidak ke kasta di bawahnya. Kericuhan pun terjadi karena penonton yang kecewa dengan kualitas pertandingan dan diindikasikan terjadi sepak bola gajah.

Kericuhan merembet ke luar stadion, lima motor dan dua mobil dibakar massa di luar stadion yang membuat ribuan suporter PSIS baru bisa dievakuasi pada pergantian malam (Hanifah Kusumastuti, 2017. https://m.solopos.com/hut-pasoepati-ini-daftar-kerusuhan-suporter-yang- melibatkan pasoepati-791605, diakses 29Februari 2020).

90

Gambar 4.2Kondisi Pertandingan Pelita Solo vs PSIS Semarang tahun 2000. Sumber: https://www.facebook.com/solozamandulu/photos/,diakses pada tanggal 29Februari 2020. b. Pasoepati era Persijatim Solo FC (2002-2004) Persijatim Solo FC adalah klub kedua yang didukung Pasoepati

setelah kepergian dari tim Pelita Solo yang menerima pinangan kota

Banten sehingga berubah menjadi Pelita Krakatau Steel. Tidak

menunggu lama, warga Solo kedatangan klub baru bernama Persijatim

Jakarta Timur yang berpindah kendang ke Kota Solo. Warga Solo

Rayaterutama Pasoepati yang gila bola tidak membutuhkan waktu lama

larut dalam kekecewaan karena ditinggal klub Pelita Solo. Pasoepati

langsung berlanjut mendukung tim Persijatim Solo FC, karena klub ini

yang membawa nama kota Solo ke pentas sepak bola Indonesia pada saat

itu.

Pada era ini Pasoepati berubah menjadi komunitas yang lebih

formal dan profesional. DPP Pasoepati mulai menanamkan rasa disiplin

bagi anggota-anggotanya dalam berorganisasi. Selain itu Pasoepati juga

bersinergi dengan Persijatim Solo FC demi kemajuan klub Persijatim

91

Solo FC dan tentunya kemajuan Pasoepati. Hasil dari sinergi antara

Persijatim Solo FC dengan Pasoepati adalah dengan diberikannya

amanah kepada Pasoepati untuk menjadi panitia pelaksana pertandingan

Persijatim Solo FC. Hal ini yang membuat keuangan organisasi Pasoepati

naik pesat karena sebagian hasil dari penjualan tiket pertandingan

menjadi hak dari Pasoepati.

Hal yang disayangkan terjadi ketika Pasoepati dan Persijatim

Solo FC harus berpisah karena pemkot Surakarta yang tidak mau

membeli saham dari Persijatim Solo FC sehingga klub itu harus angkat

kaki dari Solo. Pasoepati harus ditinggal untuk kedua kalinya oleh klub

yang mereka bela dan banggakan, akan tetapi setahun setelah kepergian

Persijatim Solo FC tepatnya tahun 2004, Persis Solo klub asli dari Kota

Surakarta yang sedang berjuang di liga 2 Provinsi mulai mendapat

perhatian dari Pasoepati dan tentunya pemerintah Kota Surakarta. c. Pasoepati era Persis Solo (2004-Sekarang) Perjalanan panjang komunitas suporter Pasoepati sebagai

pendukung klub Persis Solo dimulai pada tahun 2004 setelah

ditinggalkan oleh Persijatim Solo FC. Antusiasme Pasoepati dan warga

Solo Raya dengan sepak bola terutama dalam mendukung tim asli kota

Solo mulai tumbuh kembali walaupun awal kehadiran Persis Solo kurang

mendapat perhatian seperti ketika mendukung Persijatim Solo FC karena

pada awalnya permainan Persis Solo yang dirasa kurang menghibur oleh

warga Solo Raya.

92

Persis Solo yang beranjak menuju permainan terbaik dan diikuti oleh Pasoepati yang semakin ramai datang ke stadion Manahan untuk mendukung Persis Solo. Pasoepati mulai kembali beranjak menjadi suporter yang disegani di Jawa Tengah hingga nasional sejalan dengan naiknya Persis Solo ke divisi dua nasional pada tahun 2005 dan ketika

Persis Solo promosi ke Divisi Utama pada tahun 2007.

Dalam mendukung Persis Solo di lapangan baik dalam laga home atau away, Pasoepati tetap setia menemani klubnya berlaga. Fanatisme

Pasoepati terhadap Persis Solo sudah tidak bisa diragukan lagi. Hal in dibuktikan dengan selalu penuhnya stadion Manahan waktu Persis Solo bertanding dan setiap laga away Persis Solo, Pasoepati tetap mendukung walaupun jarak yang ditempuh cukup jauh.

Dengan mulai seringnya melakukan pertandingan baik kandang maupun tandang membuat nama Pasoepati lebih dikenal di kalangan suporter Indonesia.Hal yang sangat disayangkan adalah ketika beberapa oknum Pasoepati yang menggunakan sikap fanatisme tersebut dengan cara berlebihan. Kerusuhan yang menjadi hal biasa bagi kalangan suporter sepak bola di Indonesia, tentunya juga berlaku bagi para suporter Pasoepati.

Pada tahun 2014 ketika Persis Solo berhadapan dengan Martapura

FC di stadion Manahan kerusuhanpun tidak bisa dihindarkan. Kerusuhan suporter yang terjadi pada pertandingan sepakbola Divisi Utama 8 Besar antara Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan, Rabu

93

(22/10) berakhir sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah cukup lama terlibat lempar batu yang dibalas dengan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata di luar dan dalam stadion, suporter Pasoepati akhirnya membubarkan dirii. Kapolresta Solo, Kombespol Iriansyah mengatakan, dari kerusuhan tersebut 1 sepeda motor KLX milik satuan Sabhara dibakar oleh massa yang mengamuk. Sejumlah anggota polisi juga mengalami luka-luka. Sementara bus pengangkut pemain juga hancur terkena lemparan batu. Sebelumnya, pertandingan sepakbola Divisi

Utama 8 Besar antara Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion

Manahan berakhir rusuh. Kepemimpinan wasit Ahmad Jafri asal Makassar yang tidak tegas memicu tak hanya kerusuhan antar pemain, namun juga penonton. Di menit akhir pertandingan penonton bahkan turun ke lapangan untuk mengejar wasit

(ArieSunaryo,2014.https://www.merdeka.com/peristiwa/pasoepati-rusuh- motor-polisi-dibakar-di-luar-stadion-manahan.html, diakses tanggal 28

Februari 2020).

Gambar 4.3 Kerusuhan Pasoepati 2014 Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/pasoepati-rusuh-motor- polisi-dibakar-di-luar-stadion-manahan.html, diakses tanggal 28 Februari 2020.

94

Kerusuhan bukan lagi sebatas gesekan kecil antar suporter, tetapi sudah dianggap sebagai harga diri sebuah klub, suporter hingga kota mereka. Hal inilah yang disayangkan juga terjadi pada komunitas

Pasoepati. Perseteruan Mataram Jogja dengan Mataram Solo yang sudah terjadi saat zaman dahulu terjadi pula sampai sekarang melalui sepak bola.

Konflik antara Pasoepati dan Brajamusti sudah sering terjadi, bahkan ketika pertandinganpun tensi tinggi juga dirasakan oleh para pemain Persis Solo dan PSIM Yogyakarta. Makna sebuah pertandingan berubah menjadi semangat fanatisme yang tinggi terhadap klub dan daerah mereka yang sering kali terjadi konflik antar keduanya. Dalam pertandingan pada 16 Agustus 2019 di Madiun dalam kompetisi Liga 2

Indonesia, Persis Solo berhasil mengalahkan PSIM, hal inilah yang menjadi sebuah kebanggaan bagi Pasoepati karena dapat mengalahkan tim lawan. Dukungan luar biasa dilakukan demi mendukung Persis Solo ketika menghadapi PSIM Yogyakarta, euphoria dan semangat dalam mendukung Persis Solo menjadi bertambah ketika mereka bertemu PSIM

Yogyakarta.

95

Gambar 4.4 Pasoepati masuk lapangan ketika Persis Solo mencetak gol kemenangan. Sumber: https://radarmadiun.co.id/laskar-sambernyawa-tundukkan-psim- yogyakarta/, diakses 28 Februari 2020.

Sebagai suporter besar Pasoepati tentunya tidak akan terjebak kepada masalah konflik atau kerusuhan saja. Pasoepati mempunyai harapan untuk menjadi suporter yang baik dan menjadi teladan bagi suporter lain. Pasoepati mulai berbenah dalam hal manajemen hingga perilaku mereka. Pasoepati berupaya berubah demi nama baik Persis dan kota Solo. Dalam mendukung Persis Solo, Pasoepati terus berkarya dengan atraktif dan kreatif demi terciptanya suasana fanatisme yang positif di tubuh Pasoepati. Koreografi dan nyanyian penyebar semangat terus dikumandangkan demi mendukung Persis Solo berlaga.

96

Gambar 4.5 Koreografi Pasoepati Sumber: http://sambernyawa.com/sejarah/, diakses tanggal 28 Februari 2020. B. Hasil Penelitian

1. Pentingnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada

komunitas suporter Pasoepati

Nilai kepahlawanan mempunyai arti sebagai suatu sikap dan

tindakan yang dimiliki oleh seorang pahlawan yang patut kita contoh dan

diteladani sebagai pembentukan nilai karakter dan pembentukan kesadaran

sejarah seseorang dari pelajar maupun orang dewasa pada umumnya. Dalam

dunia pendidikan khususnya di sekolah bentuk-bentuk pemahaman nilai

kepahlawanan sangat beragam, baik melalui pembelajaran, kegiatan

sekolah, kegiatan ekstrakulikuler maupun kegiatan yang menunjang

pemahaman nilai-nilai tersebut.

Pemahaman nilai kepahlawanan tentunya bukan hanya dapat

dilaksanakan di dalam sekolah maupun pada saat poses pembelajaran.

Dalam tujuannya, pemahaman nilai-nilai kepahlawanan diharapkan mampu

membentuk karakter yang lebih baik lagi untuk semua orang. Pemahaman

97

nilai-nilai kepahlawanan dapat juga dilakukan kepada masyarakat umum baik secara individu maupun kelompok. Dalam kesempatan ini peneliti coba melakukan penelitian tentang pemahaman nilia-nilai kepahlawananan pada suatu komunitas.Sebuah komunitas tentunya mempunyai tujuan agar anggota-anggota yang tergabung dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi ketika berkegiatan dalam komunitas tersebut. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara menanamkan nilai-nilai kepahlawanan atau keteladanan seorang tokoh yang berpengaruh dan mempunyai hubungan dengan komunitas tersebut.

Komunitas suporter Pasoepati yang merupakan komunitas suporter yang mendukung tim Persis Solo. Tim Persis Solo yang menamakan diri sebagai Laskar Sambernyawa tentunya mempunyai harapan agar nilai-nilai

Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dapat diteladani oleh para pemain sampai ke para suporter yang setia mendukung mereka.

Pemahaman nilai kepahlawanan ini bertujuan agar anggota yang tergabung dalam Pasoepati dapat membentuk atau memiliki karakter yang baik serta memiliki kesadaran sejarah terhadap tokoh pahlawan Pangeran

Sambernyawa dengan cara menjadikan dia sebagai figure panutan yang pantas untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari dan ketika mendukung tim Persis Solo.

Pangeran Sambernyawa sebagai figure yang dihormati oleh Tim

Persis Solo dan Pasoepati dapat diteladani dengan cara menanamkan nilai- nilai kepahlawan Pangeran Sambernyawa. Nilai yang dapat diambil dari

98

keteladanan dia sebagai seorang tokoh pahlawan adalah rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas dan loyalitas. Nilai-nilai itulah yang patut dicontoh dan diteladani oleh anggota komunitas Pasoepati sebagaimana mereka selalu membanggakan sebaga Laskar Sambernyawa ketika dalam mendukukng tim Persis Solo.

Tim Persis Solo tentunya berperan penting dalam pemahaman nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Penamaan tim Persis Solo sebagai “Laskar Sambernyawa” tentunya bukan tanpa alasan. Penjelasan oleh Langgeng Jatmiko selaku manajer tim Persis Solo terkait dengan penamaan tim Persis Solo sebagai Laskar Sambernyawa:

Nggih, awalnya ya mas sebutan bagi Persis Solo itu bukan “Laskar Sambernyawa”, tapi “Alap-alap Sambernyawa”, nggih jadi alap-alap itu sejenis burung yang memang itu dulunya itu sering di kraton, kenapa kok dengan alap-alap sambernyawa, burung itu mempunyai penglihatan yang sangat tajam dan saat dia terbang dan menukik itu burung yang paling cepat di dunia, ya.. jadi kenapa Persis memakai alap-alap Sambernyawa kan juga ada nyanyiannya juga mas..”alap- alap sambernyawa, terbang tinggilah di angkasa”, itu awal mulanya. Sambil berjalannya waktu, pahlawan perjuangan Sambernyawa jadi ikonnya, Jadi RM Said ini adalah salah satu raja di Mangkunegaran, kemudian perjuangannya sangat gigih,jangan sampai keraton ini terbelenggu oleh VOC. Perjuangannya sangat gigih bagaimana dia memerdekakan diri, yaitulah kenapa RM Said ini menjadi ikon. (wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 8 Oktober 2019)

Pengambilan tokoh Pangeran Sambernyawa tentunya mempunyai harapan besar bagi Tim Persis Solo selaku penyandang nama Laskar

Sambernyawa agar tim Persis Solo dan Pasoepati dapat meneladani semangat dan kerja kerasnya. Keteladanan Pangeran Sambernyawa diharapkan menjadi contoh bagi Pasoepati karena figur Pangeran

Sambernyawa yang sangat dikagumi oleh mereka.

99

Penjelasan Langgeng Jatmiko selanjutnya tentang nilai-nilai yang dapat diambil dan diteladani dari Pangeran Sambernyawa untuk Tim Persis

Solo dan Pasoepati sebagai suporter:

Nggih.. saya berharap juga nanti peran dari pendukungnya itu sama seperti perjuangan RM Said atau Sambernyawa, jadi pendukung Persis itu sangat gigih untuk mendukung timnya bermain. Dimanapun tim ini bermain, entah “Home” atau “Away” mendukung dengan totalitas. Kalau itu ya itu tadi mas, beliau seorang pemimpin yang memang mempunyai prinsip, benar-benar gigi berjuang memerdekan diri dan juga beliau dari Mangkunegaran juga yang istilahnya Persis lahir dari Mangkunegaran makanya kita kenapa, kita teladanilah RM Said itu sebagai ikonnya.(wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 8 Oktober 2019) Selain dari Tim Persis Solo, peran penting pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa juga dilakukan oleh Dewan

Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati selaku pengurus yang membawahi anggota-anggota Pasoepati dalam berkegiatan. Dalam meneruskan tujuan dari Tim Persis Solo dalam upaya pemahaman nilai-nilai tersebut tentunya menjadi tugas dari DPP Pasoepati agar dapat tersampaikan dengan baik untuk anggota Pasoepati.

Penjelasan terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa oleh DPP

Pasoepati yang dijadikan sebagai nama sebutan bagi tim Persis Solo disampaikan oleh Purdoko yang sekarang menjabat sebagai Menteri Dalam

Negeri DPP Pasoepati:

Yaa.. karena ini mas Solo kan, karena dinamakan Laskar Sambernyawa kan menganut kiblat dari Raden Mas Said raja Mangkunegara pertama, itu karena dia mempunyai semangat yang tinngi, semangat yang tidak pantang menyerah itu saja. (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019). Hal yang disampaikan oleh Purdoko selaku perwakilan dari DPP

Pasoepati tentunya hampir sama dengan yang disampaikan oleh manajer tim

100

Persis Solo terlait dengan latar belakang pemilihan tokoh Pangeran

Sambernyawa sebagai sebuah sebutan atau laskaar bagi tim Persis Solo, selanjutnya Purdoko juga menyampaikan tentang nilai-nilai yang dapat diteladani oleh para Pasoepati terhadap ketokohan Pangeran Sambernyawa:

Ya mempengaruhi kadang mas, mungkin diambil yang baik aja yang positif aja, tentang semangatnya, berjiwa kesatria, pantang menyerah, pantang mundur. Yaa loyalitasnya itu, karena gaada tim lain lah, karena Pangeran Sambernyawa mungkin berjiwa ksatria ingin mempersatukan semua elemen. (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019).

Penjelasan yang disampaikan oleh Langgeng Jatmiko sebagai manajer tim Persis Solo dan Purdoko selaku Menteri Dalam Negeri komunitas Pasoepati tentunya sejalan. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa mempunyai peran penting dalam membentuk karakter yang positif bagi Pasoepati dan menjadikan mereka sadar akan sejarah dari Pangeran Sambernyawa.

Dalam pelaksanaannya, Pasoepati adalah sebagai obyek dari pemahaman nilai-nilai ini. Tentunya ada harapan bahwa Pasoepati mengetahui dan memahami tentang figure Pangeran Sambernyawa yang selalu dibanggakan mereka ketika mendukung tim Persis Solo. Penjelasan terkait pemahaman suporter Pasoepati terkait ketokohan Pangeran

Sambernyawa disampaikan oleh beberapa Pasoepati, salah satunya

Muhammad Faqih seorang Pasoepati yang sekarang sedang menempuh kuliah, dia berpendapat tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa:

Pangeran Sambernyawa ki lahir ning Kartosuro, keturunan Keraton. Mulai 14 tahun mulai ikut gerilya, Pas kejadian karo Belanda kan ra trimo akhire melu perang, Akhire beranjak dewasa bisa memimpin.

101

Sambernyawa niku dijuluki seko Belandane, soale tentang sikape Pangeran Sambernyawa, ora gampang menyerah, wani pokoke. (wawancara dengan Muhammad Faqih, 20 September 2019). Dalam menjelaskan ketokohan Pangeran Sambernyawa tentunya jawabannya hampir senada, akan tetapi pastinya pemahaman Pasoepati satu dengan yang lain bisa berbeda baik tentang sejarahnya maupun apa yang dapat diteladani oleh Pangeran Sambernyawa. Seperti penuturan dari Agung

Daryono yang mengatakan bahwa Raja dari kerajaan Mangkunegaran yang waktu jaman penjajahan melawan Belanda untuk menumpas musuh- musuhnya (wawancara 26 September 2019). Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Nur (wawancara, 25 September 2019) dan Tomy

(wawancara, 25 September 2019).

Perihal penjelasan para Pasoepati terkait ketokohan Pangeran

Sambernyawa tentunya dapat disimpulkan bahwa pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa cenderung beragam. Secara garis besar pemahaman Pasoepati masih pada tingkat dasar dan sifatnya masih pengetahuan umum. Sebagian dari suporter Pasoepatikurang begitu mengetahui figur Pangeran Sambernyawa, akan tetapi berjumlah sedikit.

Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan dari manajemen

Persis Solo dan DPP Pasoepati terkait pengenalan figur Pangeran

Sambernyawa serta informasi yang kurang baik melalui buku, internet dan juga ketika dalam masa sekolah saat materi yang berhubungan dengan ketokohan Pangeran Sambernyawa.

Terkait dengan peristiwa-peristiwa sejarah dan peranan Pangeran

Sambernyawa di Mangkunegaran, ada beberapa suporter yang dapat

102

menceritakan, adapula yang sama sekali belum tahu dengan peristiwa tersebut. Seperti penuturan dari Aditomo Susilo Nugroho yang merupakan mahasiswa Ilmu Politik di Universitas Negeri Semarang, dia berpendapat:

“Peristiwa yang diinget palin perlawanan dengan kesultanan dan salah satu tokoh yang menentang Perjanjian Giyanti karena itu memecah merugikan Mataram, terus perang berhari-hari dia dikepung diserang tapi dia bias lolos dan malah mengobrak-abrik kesultanan. BeliauRaja pertama Mangkunegara, waktu itukan ada dua kerajaan kasultanan dan kasunanan dan di solo dipecah Kasunanan dan Mangkunegaran” (wawancara dengan Aditomo, 20 September 2019). Selain itu ada beberapa Pasoepati yang menceritakan peristiwa dan peranan Pangeran Sambernyawa dengan sederhana seperti yang disampaikan oleh Tomy yang merupakan ketua korwil Pasoepati Banjarsari yang berprofesi sebaga wiraswasta, Tomy menuturkan “Perang melawan

VOC itu mas, mengibarkan bendera perang dengan nama panji perang

Sambernyawa, dan dia sebagai raja dan juga panglima perang, Raden Mas

Said sebagai tokoh perlawanan kepada VOC” (wawancara 25 September

2019). Senada pula yang disampaikan oleh Muhammad Faqih yang berpendapat “Peristiwa perang keraton Surakarta, melawan Penjajah

Belanda niku. Perane di Mangkunegaran itu sebagai anak, nggih beranjak usia niku akhire diangkat jadi Pangeran Mangkunegaran mergo sikape sing wani mimpin” (wawancara 20 September 2019).

Terkait dengan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang dapat diteladani oleh Pasoepati baik dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika mendukung tim Persis Solo, anggota-anggota Pasoepati dapat menyebutkan dan memberikan contoh konkretnya. Seperti penuturan dari Muhammad Nur pada wawancara tanggal 25 September 2019, dia

103

mengatakan “ya perjuanggnya mas, Yaa lebih termotivasi mas, disaat kita mendukung tim itu, kayaknya rohnya itu memang adanya di Solo, ketika main di Solo sendiri kaya merasuki. Jadi ketika bernyani itu 2x45 menit tanpa henti”. Adapun Muhammad Nur mengatakan “Yaa semangat juangnya melawan ketidakadilan dan penjajahan, menolong rakyat juga dan sakti juga” (wawancara, 25 September 2019).

Dalam penjelasan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, beberapa Pasoepati menjelaskan dalam bentuk sederhana baik untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari dan diteladani ketika dalam menonton tim Persis Solo. Seperti penuturan Muhammad Fajar Febrianto yang merupakan pelajar kelas XII SMA N 2 Karanganyar mengatakan bahwa “Itu Pangeran Sambernyawa itu rela berkorban, demi negaranya rela mati terus melawan musuh-musuhnya apapun rela dilakukan demi negaranya”. Dalam menjelaskan Muhammad Fajar juga mencontohkan nilai-nilai kepahlawanan yang diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, dia mengatakan “Dari saya sih menurut saya kalau ada nilai kepahlawanan seperti itukan kaya ada kebanggan tersendiri kalau mendukung tim Persis

Solo kan jadi lebih apa ya kaya Nilai Pangeran Sambernyawa tadi yang rela berkorban jadi lebih bersemangat dalam mendukung” (wawancara, 22

September 2019).

Hal yang sama juga dikatakan oleh Aditomo Susilo Nugroho yang merupakan seorang maahasiswa, dia menuturkan “Berani, pantang mundur, tidak takut dengan segala rintangan, percaya dengan kekuatan dan

104

pasukannya pendiriannya kuat dan kokoh”. Dia juga menjelaskan tentang cara meneladani Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari dan ketika mendukung tim Persis Solo seperti “Berpengaruh karena cah-cah ki biasane geger ketemu musuh ne kora “Tiji tibeh” mati siji mati kabeh ya mukti siji mukti kabeh itu jadi semboyan yang diinget sih” (wawancara, 20

September 2019). Hal yang menjadi perhatian dari peneliti adalah semboyan yang dibuat oleh Pangeran Sambernyawa ini dijadikan pegangan juga bagi para suporter Pasoepati walaupun terkait kasus ini dijadikan pegangan dalam artian negatif.

Banyak sekali nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang bisa diimplementasikan baik di lingkungan keluaraga, masyarakat, sekolah, pekerjaan dan ketika mereka mendukung tim Persis Solo ketika betanding. Sebagai Pasoepati yang lahir dan besar di wilayah Surakarta dan sekitarnya, anggota komunitas Pasoepati menyadari bahwa Pangeran

Sambernyawa merupakan sosok penuh inspirasi yang patut diteladani. Maka tidak heran jika Pasoepati penting untuk memahami dan meneladani nilai- nilai kepahlawanan yang ada dalam diri Pangeran Sambernyawa.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa penting dilakukan baik oleh Tim Persis Solo maupun dibantu oleh DPP

Pasoepati untuk dapat meningkatkan kesadaran sejarah serta menanamkan nilai kepahlawanan tersebut kepada Pasoepati. Namun, ada beberapa

Pasoepati yang hingga saat ini kurang mendapat informasi yang cukup

105

terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa dan nilai-nilai kepahlawanan

yang dapat diteladani, sehingga perlunya perhatian dari semua pihak agar

Persis Solo sebagai “Laskar Sambernyawa” bukan hanya sebatas sebutan,

akan tetapi mempunyai makna yang mendalam bagi para suporter Pasoepati

apabila mereka mengerti dan paham tentang ketokohan Pangeran

Sambernyawa.

Tabel 4.1 Pokok-Pokok Temuan Rumusan Masalah 1 Indikator Pokok Temuan

Identitas Pasoepati sudah mampu memahami sosok Pangeran TokohPangeran Sambenyawa meskipun hanya pemahaman secara Sambenyawa umum. Adapun pemahaman yang lebih spesifik hanya beberapa Pasoepati saja yang mampu menjelaskan walaupun belum secara maksimal.

Peristiwa dan Pemahaman Pasoepati dalam hal ini cukup bervariatif Peranan Tokoh ada yang tidak tahu sama sekali, ada yang hanya tau Pangeran sekilas dan ada yang memahami dengan sangat baik. Sambernyawa Dalam memahami peristiwa yang terjadi, secara umum Pasoepati bisa menjelaskan dengan sederhana, namun ketika menceritakan kronologi peristiwa tersebut para Pasoepati belum bias menjelaskan secara maksimal dan banyak yang tidak mengerti, padahal peristiwa dan peranan tokoh Pangeran Sambernyawa ini merupakaln hal yang penting berkaitan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati.

Nilai-nilai Terkait nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, Kepahlawanan Pasoepati dapat mencontohkan hal tersebut, akan Pangeran tetapi karena pemahaman tentang ketokohan Pangeran Sambenyawa Sambernyawa yang terbatas sehingga nilai-nilai kepahlawanan pun hanya sebatas pada semangat berjuang dan rela berkorban saja.

106

2. Implementasi Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada

Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta

Pada bagian ini peneliti menjelaskan dalam tiga prespektif yaitu

perspektif Pasoepati, DPP Pasoepati dan Manajemen Tim Persis Solo yang

mana tiap perspektif terbagi dalam beberapa indikator yaitu perencanaan,

pelaksanaan, penilaian dan implementasi pemahaman Pasoepati terkait

pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa.

a. Perencanaan Terkait dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta secara

umum belum mendapatkan perhatian khusus dari pihak manajemen tim

Persis Solo dan DPP Pasoepati. Hal tersebut tampak dari beberapa

pernyataan anggota Pasoepati yang belum pernah mendapatkan proses

pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam

berbagai kesempatan. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Sudaryono

seorang Pasoepati yang berstatus sebagai wiraswasta mengatakan “Yaa

kalau saya paling dulu Cuma baca-baca aja, sama pas sekolah dulu

dicritain guru saya”. Sedangkan Muhammad Nur mengatakan “Kalau

saya kebetulan tidak terlalu aktif dalam keanggotaan, belum pernah ikut

kegiatan tersebut”. Pendapat dari Aditomo yang merupakan seorang

mahasiswa, dia mengatakan bahwa “Sebenere belum pernah, saya kan

termasuk Campus boys, kalau temen-temen Campus boy paling gencar

edukasi diskusi, sempat diskusi pernah dibahas di sosmed juga”.Peneliti

juga mewawancarai seorang pelajar terkait pemahaman nilai-nilai

107

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, Muhammad Fajar berpendapat bahwa “Kalau sebagai Pasoepati gak dikasih tau secara langsung, tapi mungkin dari pemikiran kita sendiri tentang Pangeran Sambernyawa, jadi gak disosialisai seperti itu” (wawancara, 22 September 2019).

Terkait dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa, dalam hal ini tim Persis Solo yang menjadikan sosok

Pangeran Sambernyawa sebagai ikon, manajemen Persis Solo yang diwakili oleh Langgeng Jatmiko berpendapat “Jadi sebenarnya Pasoepati itu sudah mengenal siapa Sambernyawa, dari suporter sudah mengenal siapa beliau melalui membaca buku dan sebagainya, ternyata inilah beliau yang menjadi ikonnya Persis” (wawancara,08 Oktober 2019). DPP

Pasoepati yang merupakan pengurus yang mengorganisir para Pasoepati mengungkapkan pendapat bahwa “Sejauh ini ada tapi jarang, Istilahnya semacam gathering itu tadi,Yaa dengan kita mengundang figure-figur yang tau tentang sejarah Persis Solo” (wawancara dengan Purdoko, 26

September 2019).

Dalam wawancara yang dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa belum adanya kegiatan khusus dari manajemen Persis Solo maupun DPP Pasoepati terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa. Manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati hanya sebatas mengenalkan sosok Pangeran Sambenyawa sebagai figur kebanggaan kota Surakarta dan juga pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa yang masih sederhana.

108

b. Pelaksanaan Pada indikator pelaksanaan akan dibahas mengenai pendekatan

dan media yang dipakai untuk pemahaman nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambenyawa, serta respon anggota Pasoepati dalam menerima

kegiatan yang berhubungan dengan Pangeran Sambenyawa dan nilai-

nilai kepahlawanannya baik dari perspektif anggota Pasoepati, DPP

Pasoepati dan manajemen Persis Solo. Mengenai metode yang digunakan

manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam proses pemahaman

nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa, Manajemen Persis Solo

dan DPP Pasoepati menggunakan metode yang dirasa tepat bagi anggota

Pasoepati yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

Manajemen Persis Solo yang menjadikan Pangeran Sambenyawa

sebagai figure bagi klub mereka tentunya mempunyai kegiatan dalam

pengenalan sosok Pangeran Sambernyawa kepada para suporter

Pasoepati agar para suporter dapat mengenal lebih baik sosok Pangeran

Sambernyawa yang mereka banggakan. Berbagai kegiatan dan upaya

tentunya dilakukan oleh manajemen Persis Solo terkait penghargaan

terhadap tokoh panutan mereka. Dalam kesempatan waawancara dengan

manajemen Persis Solo yang diwakili oleh Langgeng Jatmiko, dia

mengungkapkan sebagai berikut,

“Salah satunya itu terkait pengenalan bahwa inilah ikon Persis Solo, makanya sekali waktu kita launching di Mangkunegaran yang pendukung yang nyuwun sewu istilahnya masih dibawah umur mengetahui yang terjadi di Persis.Pada saat di Mangkunegaran itu ya pada tertarik, Pasoepati ya penuh full. Itupun kita pernah ziarah ke makam beliau yaa tahun 2017 satu tim kita ziarah ke makam RM Said” (Wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019).

109

Dalam pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa manajemen

Persis Solo tetap punya upaya dalam mengenalkan dan meneladani tokoh

Pangeran Sambernyawa kepada pendukung mereka khususnya Pasoepati.

Selain dari manajemen, upaya yang sama juga dilakukan oleh DPP

Pasoepati, karena anggota Pasoepati tetap dalam tanggung jawab dari

DPP Pasoepati.

Hal yang dilakukan DPP Pasoepati dalam upaya pengenalan dan meneladani Pangeran Sambernyawa. Purdoko menyatakan bahwa

“Pertandingan tahun kemarin kita bikin koreografi alap-alap

Sambernyawa, jadi pangeran Sambernyawa terbang dengan alap-alap, ya itu dari tim kreativitas Nord Sambernyawa” (Wawancara dengan

Purdoko, 26 September 2019).

Dalam hal ini tentunya pendekatan DPP Pasoepati menyesuaikan dengan latar belakang mereka sebagai komunitas suporter dan anggota- anggota mereka yang mempunyai latar belakang berbeda baik usia maupun pendidikan dan pekerjaan. Tentunya perlu perhatian dan cara tertentu agar proses pengenala figure Pangeran Sambernyawa dapat diterima dengan baik oleh para Pasoepati.

110

Gambar 4.6 Koreografi Pangeran Sambernyawa Sumber:https://sinergi.radarmalang.id/pasoepati-tepati-janji-sajikan- koreografi-3d-di-tiga-tribun-radar-solo/, diakses 28 Februari 2020. Dalam sudut pandang suporter, bentuk kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman tentang kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa dirasa sangat kurang. Bebereapa Pasoepati bahkan tidak pernah mengetahui tentang kegiatan yang berkaitan dengan pengenalan figure dan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa.

Tomy yang merupakan ketua Pasoepati Korwil Banjarsari saat wawancara pada 25 September 2019 mengatakan “Jarang sih mas, Cuma nyenti-nyentil sedikit aja, kalua rapat ya kita bahas suporternya. Dalam mendukung tim itu gimana, pengurus DPP itu harus gimana, alhamdulillah semua terbuka sih mas”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Fajar Febrianto (wawancara 22 September 2019) yang mengatakan kalau sebagai Pasoepati tidak diberi informasi terkait ketokohan dan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa secara langsung, tetapi pengetahuan tersebut didapat sendiri dari sekolah.Agung Daryono juga mengungkapkan “Yaa paling dari baca-baca sama jaman sekolah saja mas” (wawancara, 26 September 2019).

111

Dalam menjelaskan hal terkait pelaksanaan pemahaman nilai dan peneladanan Pangeran Sambenyawa, Aditomo berpendapat sebagai berikut,

“Sebenernya pemahaman nilai, sampai sekarang sebenernya bukan ke suporter tapi masih ke tim, tim Persis dari 2014 dengan slogan “Mulat Sarira Hangrasa Wani” terus 3 dharma Persis, 3 Dharma Sambernyawa, untuk beberapa tahunterakir belum pernah, tapi dulu tim persis itu ziarah Ke makam Sambernyawa sebelum kompetisi bergulir. Pernah kita bilang ke pemain bahwa tanggung jawabmu bukan sekedar main apik tapi harus hormati tim, kota dan nama besar Sambernyawa. Mungkin magisnya karena rasa memiliki semangat kedaerahannya, Sambernyawa itu namanya sangat ditakuti dan terkenal jadi untuk ditaruh di julukan tim ya harapannya seperti itu” (wawancara dengan Aditomo Susilo Nugroho, 20 September 2019).

Hal ini dapat dilihat bahwa ada Pasoepati yang mempunyai cara berpikir kritis ketika mendukung Persis Solo dalam menyikapi bagaimana seharusnya menjadi punggawa tim yang membawa nama besar Pangeran Sambernyawa.Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa pada dasarnya membuat tertarik para Pasoepati akan tetapi memang belum ada kegiatan dan kesempatan untuk para

Pasoepati untuk mengenal dan meneladani lebih jauh Pangeran

Sambernyawa.

Bentuk ketertarikan para Pasoepati terhadap pemahaman nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dapat dilihat dari beberapa pendapat Pasoepati, diantaranya pendapat dari M. Nur yang mengatakan

“Yaa tertarik soalnya positif biar suporter tahu bahwa ada pahlawan di tanah jawa melawan Belanda, semangatnya bisa ditiru diaplikasikan dalam mendukung khususnya tim Persis Solo” (wawancara dengan M.

112

Nur, 25 Septmeber 2019). Selain itu dari seorang pelajar SMA bernama

Fajar Febrianto juga mengungkapkan hal yang kurang lebih sama bahwa

“Sangat tertarik mas, karena itu dapat membuat suporter sendiri belajar

lebih semangat lebih loyal terhadap tim yang didukung” (wawancara

dengan Muhammad Fajar Febrianto, 22 September 2019). Hal demikian

juga diungkapkan oleh Tomy (wawancara, 25 September 2019),

Adithomo (wawancara, 20 September 2019), Muhammad Faqih

(waancara, 20 September 2019), dan Agung Daryono (26 September

2019) yang berpendapat bahwa pengenalan sosok figure Pangeran

Sambernyawa dan keteladanan nilai-nilai kepahlawanannya perlu

diterapkan pada anggota Pasoepati agar para Pasoepati lebih mengenal

sejarah serta dapat meneladani tokoh yang mereka banggakan agar

menjadi Pasoepati yang lebih baik lagi kedepannya. c. Penilaian Indikator penilaian membahas hasil penilaian Pasoepati atas

kegiatanpemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa,

pelaksanaan serta model-model penilaian yang digunakan manajemen

Persis Solo dan DPP Pasoepati dan perilaku suporter Pasoepati setelah

menerima kegiatan pemahaman nilai kepahlawanan tersebut. Dalam hal

penilaian, dari pihak manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati tidak

mempunyai metode khusus dalam menilai terkait pemahaman anggota

Pasoepati dalam meneladani nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa hal ini dikarenakan komunitas suporter Pasoepati tidak

terikat dengan penilaian secara akademis akan tetapi nilai ini dirasakan di

113

kehidupan mereka baik dalam berkegiatan menjadi suporter Persis Solo maupun ketika dalam aktifitas sehari-hari.

Dalam meneladani Pangeran Sambenyawa, para anggota

Pasoepati dapat mencontohkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa yang mereka teladani dikehidupan sehari-hari. Tomy yang merupakan ketua Pasoepati Korwil Banjarsari yang mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai wiraswasta pada wawancara tanggal 25

September 2019 menjelaskan bagaimana dia meneladani sikap kerja keras Pangeran Sambenyawa ketika dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika saat bekerja dan juga tentunya ketika mendukung Persis

Solo.Hal yang sama juga disampaikan oleh M. Nur, seorang Pasoepati yang bekerja sebagai pengusaha percetakan, dia mengatakan “Kalau dalam lingkup didunia saya ya, dalam artian bekerja ya kita jangan sampai putus asa, males-malesan, seperti contohnya Sambernyawa ketika pantang menyerah” (wawancara, 25 September 2019). Fajar Febriyanto seorang pelajar SMA yang diwawancara pada tanggal 22 September

2019 juga mengungkapkan bahwa dia meneladani sikap rela berkorban dari Pangeran Sambernyawa untuk kehidupan sehari-hari serta sikap gigih dari Pangeran Sambernyawa yang dia terapkan pula ketika sekolah maupun belajar agar lebih giat lagi.

Dalam penelitian ini juga menemukan bentuk penerapan keteladanan Pangeran Sambernyawa dalam mendukung Persis Solo dari seorang Pasoepati yang dirasa kurang tepat, Adhitomo mengatakan,

114

“Kalau untuk suporter ya keberanian dan pendirian, kalau semisal geger

ya tabrak jangan ada kata mundur sebelum berperang, senangnya kaya

gitu, sebenernya Cuma provokasi sedikit, tapi yang kepancing satu bus”

(wawancara dengan Aditomo, 20 September 2019). Tentunya hal ini

dapat menjadi perhatian bagi manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati

terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa

dapat diteladani oleh suporter Pasoepati dengan tujuan menjadikan

Pasoepati sebagai suporter yang mempunyai fanatisme bernilai positif. d. Implementasi Indikator ini akan membahas mengenai sikap Pasoepati pada

kehidupan sehari-hari dan dalam berkegiatan sebagai seorang anggota

suporter yang baik bagi manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati dan

sebagai individu suporter yang mencerminkan nilai kepahlawan Pangeran

Sambernyawa yaitu rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras,

solidaritas dan loyalitas.

Dalam berkegiatan sebagai suporter, Pasoepati tentunya tetap

mencoba menjadi suporter yang baik serta menaati tata tertib yang

diberikan baik dari Persis Solo dan DPP Pasoepati maupun menghormati

norma-norma di lingkungan sekitar, akan tetapi pasti ada beberapa

Pasoepati yang melanggar tata tertib tersebut, seperti tidak membayar

tiket pertandingan, merusak fasilitas hingga terlibat konflik dengan

suporter tim lain. Hal inilah yang sepatutnya menjadi perhatian bersama

baik manajemen Persis Solo maupun DPP Pasoepati bahwa Pasoepati

seharusnya mendapat perhatian lebih baik dalam menegakkan ketertiban

115

dan kenyamanan maupun edukasi yang mendorong anggotanya agar

berbuat lebih baik lagi.

Beberapa Pasoepati yang peneliti wawancara mengungkapkan

pernah melakukan perbuatan yang melanggar tata tertib tersebut. Seperti

penuturan Aditomo Susilo Nugroho, “Pernah, kalau yang pertama antara

Pasoepati sama Surakartans, Jogja Brajamusti, BCS, Snex Semarang,

Arema terus Bonek Jawa timur, terus Ciamis, Tangeran tahun kemarin,

Cilegon” (wawancara, 20 September 2019). Hal yang sama juga

diungkapkan oleh Muhammad Faqih (wawancara, 20 September 2019)

menyatakan bahwa juga pernah bersitegang dengan suporter PSIS

Semarang ketika mendukung Persis Solo di Piala Polda Jawa Tengah dan

juga bersitegang dengan warga Mangkang, Semarang. Adapun Tomy

yang merupakan ketua Pasoepati Korwil Banjarsari pernah bersitegang

dengan suporter PSGC Ciamis, dan ,dia

mengungkapkan “Kalau mengalami tragedy paling parah ya ketika di

Ciamis, itu saya dua bis besar hancur semua kita ganti rugi sampai 22

juta, kalau di Tangerang kita dilempari batu, itu udah biasa (wawancara,

25 September 2019).

Meskipun dalam keseharian sebagai Pasoepati tidak mendapatkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa, namun kegiatan yang dilakukan oleh Pasoepati dalam mendukung Persis Solo maupun kegiatan dalam komunitas dibiasakan dengan nilai-nilai yang selaras dengan nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa. Berdasarkan observasi yang

116

peneliti lakukan ada beberapa perilaku suporter Pasoepati dan kebiasaan serta kegiatan yang dilakukan oleh Pasoepati yang sudah selaras dengan ketokohan Pangeran Sambenyawa.

Nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang diimplementasikan oleh suporter Pasoepati diantaranya adalah;

1) Rela Berkorban

Perilaku Pasoepati yang mencerminkan dengan sikap rela

berkorban dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, salah satunya ketika

para pendukung Pasoepati ini mengorbankan waktu serta materi mereka

ketika mendukung Persis solo baik di kendang maupun tandang. Dalam

sebuah laga away tentunya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak

sedikit, tetapi semua itu dilakukan oleh Pasoepati agar tetap bisa

mendukung Persis Solo berlaga baik dengan jarak yang dekat maupun

jauh sekalipun.

Gambar 4.7 Pasoepati away ke Surabaya, 11 Januari 2020. Sumber:https://gramho.com/explorehashtag/curvanordsambenyawa, diakses 28 Februari 2020. 2) Kerja Keras

Sikap dan perilaku dari Pasoepati yang mencerminkan nilai

kerja keras dapat ditunjukkan Pasoepati dalam kehidupan sehari-hari,

117

ketika dalam mendukung Persis Solo membutuhkan biaya maka mereka

menabung maupun bekerja serta mengeluarkan biaya lebih demi dapat

mendukung Persis Solo. Selain dalam menonton langsung ke stadion,

kerja keras Pasoepati dapat ditunjukkan ketika mereka harus datang

lebih awal ke stadion atau latihan untuk mempersiapkan koreografi

maupun nyanyian penyebar semangat untuk tim Persis Solo agar ketika

bertanding, Pasoepati dapat kompak dan menghibur. Persiapan yang tak

mudah dan membutuhkan waktu yang lama mereka lakukan demi aksi

yang atraktif dan kreatif demi menghibur dan membakar semangat

pemain tim Persis Solo.

Gambar 4.10 Koreografi Piala Persis Solo. Sumber: Pasoepati.Net, 2017.http://pasoepati.net/galeri-foto-aksi-dukungan- pasoepati-di-laga-persis-solo-vs-ppsm-magelang/, di akses tanggal 28 Februari 2020. 3) Solidaritas

Nilai Solidaritas merupakan nilai yang selalu ada pada sebuah

komunitas, tanpa terkecuali pada diri Pasoepati. Dalam sebuah

komunitas Pasoepati, rasa solidaritas atau rasa kebersamaan selalu

ditanamkan agar Pasoepati menjadi sebuah komunitas suporter yang

solid. Sikap dan perilaku dari Pasoepati yang menunjukkan rasa

118

solidaritas dapat terlihat ketika mereka bersama-sama bernyayi dan meneriakkan yel-yel untuk mendukung tim Persis Solo. Hal yang biasa ketika setiap ada jadwal pertandingan mereka menyisihkan waktu dan materi untuk bersama-sama mendukung tim Persis Solo berlaga.

Selain solidaritas antar Pasoepati, aksi rasa kebersamaan ini juga dilakukan Pasoepati terhadap orang lain, seperti tahun 2012 ketika pemain Persis Solo Diego Mendieta meninggal, Pasoepati melakukan aksi solidaritas dan doa bersama karena pembayaran gaji sang pemain yang belum terselesaikan oleh manajemen Persis Solo.

Gambar 4.11 Aksi solidaritas Pasoepati untuk Diego Mendieta. Sumber: Pasoepati.Net, 2012. http://pasoepati.net/pasoepati-gelar- aksi-solidaritas-mengenang-diego-mendieta/, diakses tanggal 28 Februari 2020.

Bentuk solidaritas juga diperlihatkan Pasoepati ketika salah satu anggota mereka mengalami musibah. Pasoepati akan suka rela membantu dan menggalang dana untuk meringankan beban teman mereka. Seperti ketika Pasoepati berangkat ke Surabaya mendukung

Persis Solo di laga melawan Persebaya Surabaya, 7 orang Pasoepati pada 16 Januari 2020 mengalami kecelakaan, Pasoepati dikoordinir oleh DPP Pasoepati melakukan penggalangan dana demi membantu

119

biaya perawatan, hal ini pula diikuti oleh beberapa pemain Persis Solo

yang melelang Jersey mereka.

Gambar 4.12 Penyerahan dana kepada korban kecelakaan. Sumber: DPP Pasoepati, 2020.https://www.instagram.com/dpp_pasoepati/hl=id, diakses pada 28 Februari 2020. 4) Loyalitas

Nilai loyalitas suporter Pasoepati terhadap tim Persis Solo

sangat tinggi. Pasoepati sebagai perkumpulan suporter tentunya

mempunyai komitmen, kesetiaan, dan pengorbanan yang tinggi

terhadap klub kebanggaan mereka. Sikap loyalitas dari Pasoepati dapat

ditunjukkan dalam berbagai aksi dan kegiatan mereka dalam

mendukung tim Persis Solo.

Loyalitas Pasoepati dalam mendukung Persis Solo dapat

ditunjukkan ketika dalam pertandingan, Pasoepati setia menemani

Persis Solo baik ketika sedang berjaya maupun ketika tim ini terpuruk.

Bentuk loyalitas Pasoepati seperti mendukung langsung Persis Solo

ketika bertanding seperti ke , Surabaya, Bandung dan kota-kota

lain.

120

Mendukung Persis Solo sampai mengorbankan waktu dan materi merupakan bentuk loyalitas yang tinggi dari para Pasoepati. Hal ini terus dilakukan demi dapat mendukung tim Persis Solo. Sebuah kebanggaan dan kepuasaan bagi Pasoepati apabila dapat mengawal timnya berlaga.

Gambar 4.13 Pasoepati mendukung Persis di Bekasi Sumber:Perdana, 2019. https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/01/16/114117/pasoepati- rantau-all-out-dukung-persis-ber-home-base-di-bekasi, diakses 28 Februari 2020. Bentuk loyalitas Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo tentunya ditunjukkan dengan cara yang berbeda-beda. Setiap anggota

Pasoepati mempunyai arti tersendiri dalam memaknai arti loyalitas bagi mereka. Mendukung Persis Solo dengan fanatik dan totalitas menjadi salah satu bentuk loyalitas yang dilakukan oleh para anggota Pasoepati.

121

Gambar 4.14 Kegembiraan Pasoepati ketika pemain membobol gawang PSIM Yogyakarta. Sumber: Photografer 1923, 2020.https://www.instagram.com/photografer.1923/hl=id, diakses pada 28 Februari 2020. Mengekspresikan loyalitas juga dilakukan dengan cara yang

unik oleh para Pasoepati. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Harsono

seorang Pasoepati yang mengayuh becak dari Solo menuju Madiun

demi mendukung Persis Solo waktu melawan PSIM Yogyakarta pada

tanggal 16 Agustus 2019 yang lalu.

Gambar 4.15Bapak Harsono, Pasoepati yang mengayuh becak ke Madiun untuk mendukung Persis Solo. Sumber: Photografer 1923, 2020.https://www.instagram.com/photografer.1923/hl=id, diakses pada 28 Februari 2020. 3. Kendala-kendala pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta

Dalam pelaksanaan pemahaman nilia-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa kepada para Pasoepati, tentunya manajemen Persis Solo dan

DPP Pasoepati sudah merencanakan tujuan pemahaman nilai kepahlawanan

Pangeran Sambenyawa yang akan dicapai, penggunaan metode yang tepat,

media yang dapat dipahami dan model penilain yang sesuai untuk suporter

Pasoepati. Meskipun sudah direncanakan tahap demi tahap dengan rapi

adakalanya suatu kegiatan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, ada

122

beberapa kendala yang membuat kegiatan tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Begitu juga halnya dengan penananam nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas Pasoepati di

Surakarta. Peneliti membagi kendala-kendala tersebut dalam dua indikator, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Setiap indikator ada tiga perspektif yaitu perspektif dari manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati dan Pasoepati. a. Faktor Internal Di dalam kendala pada factor internal, peneliti mencari data

tentang kendala dari manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati dan anggota

Pasoepati terhadap pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambenyawa baik tujuan maupun metode yang dilakukan. Manajemen

Persis Solo sebagai tim yang didukung Pasoepati tentunya punya andil

dalam proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa,

dengan kegiatan yang mendukung untuk pemahaman nilai kepahlawanan

tersebut. Tentunya terdapat kendala yang dihadapi oleh manajemen

Persis Solo, Langgeng Jatmiko selaku manajer Persis Solo mengakui

bahwa belum banyak kegiatan yang mempunyai tujuan mengenalkan

figure Pangeran Sambenyawa dengan tujuan menumbuhkan kesadaran

sejarah Pasoepati dan dapat meneladani nilai kepahlawanannya. Terkait

dengan kendala yang dihadapi oleh manajemen Persis Solo, Langgeng

Jatmiko menjelaskan bahwa,

“Jadi memang yang hanya istilahnya tau aja, cuman terkait Sambernyawa itu kan belum tau, jadi mungkin untuk kedepan kita akan memberikan informasi kenapa Sambernyawa dijadikan Ikon, di pemainpun saya sering utarakan mas bahwa kalian(pemain) itu

123

pejuang Sambernyawa, jadi polah tingkahnya harus ditiru, berjuang dengan gigih tanpa pamrih, saya sering ngomong ke pemain seperti itu, paling tidak rasa meilikinya Persis Solo itu semakin tinggi” (wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019). Pasoepati sebagai subyek penelitian juga branggapan bahwa memang belum ada bentuk kegiatan yang bertujuan menanamkan nilai nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa dan kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kesadaran sejarah mereka secara maksimal, Pasoepati mengetahui tentang figur Pangeran Sambernyawa dan keteladanannya melalui informasi yang mereka dapatkan sendiri diluar kegiatan dari

Persis Solo maupun DPP Pasoepati.

Belum adanya kegiatan yang konkrit megenai pengenalan figure

Pangeran Sambernyawa dan meneladani nilai kepahlawanannya dibenerakan oleh beberapa Pasoepati, seperti yang diungkapkan oleh

Tomy (wawancara, 25 September 2019), Muhammad Nur (wawancara,

25 september 2019), Azid (wawancara, 25 September 2019), serta Agung

Daryono, wawancara 26 September 2019), mereka beranggapan bahwa pihak manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati belum pernah memberi kegiatan nyata terkait pengenalan sosok Pangeran Sambernyawa dan nilai-nilai yang harus diteladani. Pasoepati lebih mencari informasi secara mandiri, itupun secara terbatas baik ketika menerima pelajaran sejarah waktu SMA atau melalui media internet dan cerita-cerita orang sekitar.

Dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen Persis Solo memang belum maksimal dalan proses pengenalan figur Pangeran Sambernyawa

124

dan menjelaskan kepada Pasoepati pentingnya meneladani Pangeran

Sambernyawa sebagai tokoh pahlawan yang dihormati di Solo Raya,

akan tetapi tentu ada harapan bahwa manajemen Persis Solo dan DPP

Pasoepati dapat memfasilitasi Pasoepati dalam upaya mengenal lebih

jauh sosok Pangeran Sambenyawa agar dapat meneladani nilai-nilai

kepahlawanannya sehingga dapat menumbuhkan kesadaran sejarah

Pasoepati demi terciptanya fanatisme Pasoepati terhadap Persis Solo

dengan nilai yang lebih positif. b. Faktor Eksternal Kendala dalam faktor eksternal, peneliti mencari data yang

bersifat mendukung dalam proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa. Dalam faktor eksternal ini peneliti mendapatkan

data yang berhubungan dengan kondisi tim Persis Solo, sikap manajemen

ketika Pasoepati mendapat konflik dan evaluasi terkait perilaku suporter

Pasoepati.

Dalam mengatasi masalah ketika Pasoepati terlibat konflik atau

melanggar tata tertib, manajemen Persis Solo beranggapan bahwa,

“Yang jelas tanggung jawab penuh ada di manajemen Persis Solo, karena tidak bisa sendiri-sendiri mas, karena diregulasi penanggung jawab sepenuhnya itu ada di manajemen, apabila ada bentrokan dan sebagainya bagaimana manajemen membuat suporter itu lebih baik lagi, ya walaupun kena denda kan sebenernya yang kena denda bukan suporternya, tapi manajemen”(wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019). Sependapat dengan manajemen, DPP Pasoepati sebagai pengurus

dari Pasoepati dan yang bertugas mengkoordinir Pasoepati ketika

125

kegiatan, terutama menjadi pihak yang pertama bertanggung jawab ketika terjadi permasalah di Pasoepati mengungkapkan bahwa,

“Kalau didunia suporter itu wajar sih mas, jadi yang mengatur tetap korlapnya, yaitu tergantung terkoordinir, tapi secara umum mereka jadi tanggung jawab DPP, ya tadi kembali ke korlap dan Menhankam, pernah mas Presiden Pasoepati jadi jaminan kemanan, contoh lawan PSIM kemarin, Presiden Pasoepati menjadi jaminan buat kepolisian terlebih laha-laga panas” (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019). Dalam dunia suporter hal semacam konflik dengan suporter lain, melanggar tata tertib baik di dalam maupun luar stadion masih sering terjadi. Pasoepati sebagai suporter yang mempunyai jumlah anggota yang besar dan tergolong fanatik tentunya hal-hal semacam ini juga tidak bias dihindarkan. Dalam penelitian ini penulis juga menggali informasi terkait adanya Pasoepati yang melanggar tata tertib ketika mendukung timnya berlaga. Seperti yang diungkapkan Azid bahwa “Pernah, itu pasti di

Rembang kemarin, sama suporter Rembang. Terus di Manahan paling ya cuma ejek-ejek aja” (wawancara, 25 September 2019). Hal yang senada juga diungkapkan oleh Aditomo yang juga menceritakan bahwa pernah melanggar aturan Polisi, dia menyebutkan “Kalau saya tetap nekat, 2017 di Semarang tetap berangkat, Rembang juga, di Bantul juga dilarang dari

Prambanan sudah di blokade tapi ya tetap tembus” (wawancara, 20

September 2019). Hal semacam ini tentunya harus mendapat perhatian khusus dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati karena citra

Pasoepati harus dijaga demi nama baik Persis Solo dan kota Surakarta.

Manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati terus memberi edukasi

126

terhadap Pasoepati dalam urusan tata tertib, Langgeng Jatmiko berpendapat bahwa,

“Yaa paling tidak kita kan punya regulasi mas, terkait dengan cara menonton yang baik dengan tidak menyalakan flare, tidak boleh botol dilempar, hal-hal semacam itu harus disosialisasikan kepada pendukung. Jadi waktu mereka mendukung bias tertib, dan juga kalua ada bentrokan juga harus disosialisasikan, karena kalua ada bentrokan, karena kalua ada bentrokan kan yang kena imbasnya pasti tim, entah itu tidak ada perijinan keluar dan sebagainya” (wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019). Pasoepati sebagai suporter yang sudah berumur dewasa tentunya juga mempunyai harapan menjadi suporter yang baik dan dapat dicontoh oleh suporter lain.Pasoepati tentunya terus membenahi diri demi terciptanya komunitas yang sehat. Selain membenahi diri, Pasoepati juga berperan aktif dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan Persis Solo yang dirasa kurang berkenan. Pasoepati berani menyuarakan aspirasinya agar

Persis Solo menjadi klub yang lebih baik lagi. Tomy yang merupakan ketua Pasoepati korwil Banjarsari mengungkapkan “kita kan ada DPP, kita keluhkan nanti DPP buat forum besar lagi nanti dengan memanggil manajemen, inilo teriakan suporter kaya gini. Kemarin kita sempat demo di balaikota yaitu ternyata manajemennya kaya gitu nggak bener, saya sebagai orator waktu itu. Ya kita bisanya ya mengadu pak Walikota karena pemanggku di wilayah kita” (wawancara, 25 September 2019).

Dalam mengemukakan pendapat juga pernah dilakukan oleh Muhammad

Fajar yang masih pelajar, dia mengatakan “biasanya kalau Persis Solo ada masalah gitu di media sosial jarang menyuarakan, tapi kalau dari

127

Pasoepati ada desakan dari manajemen ngadain longmarch pasti ikut”

(wawancara, 22 September 2019).

Pasoepati sebagai komunitas suporter tentunya juga peduli

dengan permasalahan yang ada di Persis Solo. Hal yang baik karena

sebaga Pasoepati mereka cukup aktif dalam menyuarakan pendapat,

bukan sebatas mendukung akan tetapi masukan-masukan mereka juga

patut didengar dan dihargai oleh manajemen Persis Solo karena

Pasoepatilah yang selalu mendukung Persis Solo baik ketika sedang

berjaya maupun ketika sedang dibawah.

C. Pembahasan

Dalam membentuk karakter dan watak individu diperlukan adanya

keteladanan dari sosok penting yang menjadi pedoman dan panutan bagi

banyak orang. Dengan adanya contoh keteladanan dari seorang tokoh panutan

akan memaksimalkan upaya untuk membentuk karakter dan watak yang baik

sesuai yang telah dicontohkan oleh seorang tokoh yang dianggap menjadi

sosok panutan baik dari perbuatan maupun perjalanan hidupnya. Dalam hal ini

sosok yang tepat dalam upaya memberikan keteladanan untuk membentuk

karakter dan watak seseorang adalah tokoh pahlawan. Menurut Subagyo

(2013:297), sejarah merupakan sumber inspirasi dan aspirasi generasi muda

dengan pengungkapan model-model tokoh sejarah. Hal ini menunjukkan

bahwa tokoh sejarah dalam hal ini adalah tokoh pahlawan mampu menjadi

sosok inpirasi dalam kehidupan sehari-hari bagi generasi penerus bangsa.

128

Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan pada umumnya dilaksanakan melalui pembelajaran khususnya sejarah di tingkat sekolah. Dalam pembelajaran sejarah tentunya mempermudah guru dalam mengimplementasikan kepada peserta didik terkait nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani oleh para peserta didik yang mana tujuan pembelajaran sejarah secara garis besar dapat dibagi dalam dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif meliputi kemampuan melakukan seleksi untuk menemukan fakta sejarah, dapat merekonstruksi fakta yang ditemukan menjadi suatu peristiwa sejarah, mengembangkan kemampuan berfikir sejarah, membangun kesadaran terhadap waktu, pemahaman terhadap peristiwa sejarah, serta berfikir kritis terhadap sumber/bacaan. Adapun aspek afektif diantaranya adalah mengembangkan kemampuan yang dapat digunakan dalam kehidupan pribadi siswa dan kehidupan dalam anggota masyarakat seperti mematuhi aturan, norma dan berbagai aspek kehidupan lainnya yang penuh nilai

(Hasan,2007:8).

Pembelajaran sejarah memang sangat relevan dalam upaya penanaman nilai-nilai kepahlawanan kepada peserta didik karena dalam pembelajaran sejarah ditunjang dengan beberapa materi pelajaran yang berhubungan dengan ketokohan dan keteladanan tokoh pahlawan sehingga proses penanaman nilai- nilai kepahlawanan dapat dilaksanakan dengan efektif. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan seorang tokoh pahlawan tentunya banyak dilaksanakan didalam ranah pendidikan di Indonesia khususnya di sekolah baik melalui pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan yang menunjang penanaman nilai-nilai kepahlawan.

129

Dalam situasi ini pembelajaran sejarah sangat relevan sebagai media utama dalam upaya transfer nilai melalui ketokohan seorang pahlawan.

Penelitian tentang pemahaman nilai-nilai baik kepahlawanan, keteladanan dan nasionalisme dari seorang tokoh pahlawan sudah banyak ditemukan di ranah pendidikan khususnya pada pembelajaran sejarah. Hal ini karena dalam pembelajaran sejarah pada umumnya terdapat materi-materi yang mengangkat tentang perjalanan hidup dan keteladanan seorang tokoh pahlawan pada era perjuangan Indonesia. Transfer nilai melalui ketokohan seorang pahlawan dapat pula dilaksanakan diluar pembelajaran sejarah di sekolah. Hal ini menjadi perhatian penulis terkait penanaman nilai kepahlawanan melalui media selain sekolah, dalam hal ini penulis merujuk ke sebuah komunitas.

Dalam sebuah komunitas yang merupakan sebuah kelompok atau perkumpulan yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu tentunya berbeda dengan ranah formal seperti sekolah, jika dalam ranah sekolah terdapat metode dan media yang sistematis dalam proses penanaman nilai kepahlawanannya, baik melalui pembelajaran maupun kegiatan lain maka berbeda dengan komunitas yang secara sistem lebih fleksibel daripada sekolah.

Latar belakang anggota komunitas lebih beragam, hal inilah yang membuat pendekatan dan media yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang mereka agar lebih efektif dan efisien.

Pada kesempatan ini penulis meneliti tentang komunitas Pasoepati, sebuah komunitas suporter sepak bola yang medukung tim Persis Solo.

Pasoepati adalah salah satu komunitas suporter di Indonesia yang mempunyai

130

anggota yang cukup fanatik. Sebagai sebuah komunitas suporter tentunya

Pasoepati mempunyai sikap loyalitas yang tinggi terhadap Persis Solo, seperti selalu hadir ketika Persis Solo bertanding baik kandang maupun tandang serta memberikan dukungan dengan nyanyian maupun koreografi yang menarik selama pertandingan. Sebagai komunitas yang besar, Pasoepati mempunyai anggota dari berbagai macam usia, dari pelajar hingga pekerja bahkan sampai orang tua. Hal inilah yang membuat perlunya pendekatan yang tepat untuk berbagai latar belakang usia khususnya pada orang dewasa.

Penanaman nilai-nilai kepahlawanan pada Pasoepati berdasarkan tim sepak bola Persis Solo yang diberi sebutan sebagai “Laskar Sambernyawa” oleh manajemen Persis Solo dan para Pasoepati karena ketokohaan dan keteladanan Pangeran Sambernyawa ketika melakukan perjuangan melawan penjajah yang diharapkan oleh manajemen dan Pasoepati menjadi acuan bagi tim Persis Solo dalam berlaga di kompetisi sepak bola Nasional agar dapat meneladani mentalitas dan daya juang serta semangat Pangeran Sambernyawa.

Dalam konteks ini peneliti mengambil figur kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa sebagai teladan bagi para Pasoepati, khususnya agar anggota

Pasoepati dapat mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa semasa perjuangannya. Nilai-nilai kepahlawanan seperti rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas dan loyalitas yang terdapat pada figur Pangeran Sambernyawa diharapkan dapat berperan untuk membentuk sikap dan karakter yang baik untuk anggota komunitas suporter

131

Pasoepati dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika mendukung tim Persis

Solo berlaga.

Agar dalam berkegiatan sebuah komunitas lebih bermakna, mengenalkan tokoh-tokoh pahlawan khususnya pahlawan lokal bisa menjadi alternatif untuk melakukan transfer nilai keteladanan dan kepahlawanan. Ada beberapa manfaat yang didapatkan dari mempelajari tokoh pahlawan lokal yaitu kegiatan atau materi tentang pahlawan lokal tersebut dapat mudah dipahami oleh anggota komunitas karena figur pahlawan yang tidak asing bagi mereka dalah kehidupan sehari-hari, anggota komunitas ini akan menerapakan pengetahuan dan hal yang dapat diteladani untuk bekal mereka pada kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan kesadaran sejarah khusunya sejarah pahlawan lokal di tempat mereka dilahirkan. Komunitas suporter Pasoepati sebagai salah satu komunitas suporter sepak bola di Indonesia yang mendukung tim Persis

Solo menyadari betul pentingnya menumbuhkan kesadaran sejarah dan meneladani figur pahlawan yang mereka hormati. Berangkat dari kesadaran tersebut, maka dilaksanakanlah penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta.

Andragogi sebagai ilmu yang memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar, secara singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan pendekatan khusus dan harus memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa

132

sebagai siswa. Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah dalam hal ini kegiatan di sebuah komunitas memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non-formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri.

Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah pandangannya yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan (Budiwan, Jauhan. 2018:109).

Perlunya penerapan prinsip andragogi dalam pendekatan pembelajaran orang dewasa khususnya pada penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa pada Pasoepati dikarenakan upaya pembelajaran anggota

Pasoepati berbeda dengan upaya membelajarkan anak sekolah pada umumnya.

Proses belajar untuk anak (pedagogi) lebih banyak merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang.

Sebaliknya, pembelajaran untuk anggota Pasoepati yang menggunakan pendekatan orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu anggota Pasoepati untuk menemukan pengetahuan tentang

133

sejarah dan perjalanan hidup Pangeran Sambernyawa, serta sikap dan perjuangan Pangeran Sambernyawa agar dapat diteladani oleh para anggota

Pasoepati dan nilai-nilai tersebut dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Sebagian besar anggota Pasoepati memahami gambaran umum terkait figure Pangeran Sambernyawa. Para anggota Pasoepati dapat menjelaskan dengan baik bahwa Pangeran Sambernyawa adalah salah satu tokoh besar di daerah Solo Raya khususnya kerajaan Mangkunegara yang memiliki kontribusi besar bagi Mangkunegara yang dibuktikan dengan berhasil mendirikan

Kerajaan Mangkunegara dan menjadi Mangkunegara I. Namun setelah masuk lebih mendalam terkait identitas tokoh, peristiwa dan peranan Pangeran

Sambernyawa pada masa perjuangan serta nilai-nilai kepahlawanan yang dapat dipetik, anggota Pasoepati kurang dapat menjelaskan dengan baik karena kurangnya informasi yang didapat.

Penelusuran nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada

Pasoepati tidak terlepas dari klub Persis Solo yang menasbihkan diri sebagai

Laskar Pangeran Sambernyawa. Proses menumbuhkan kesadaran sejarah khususnya pada tokoh Pangeran Sambernyawa yang dilakukan oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dirasa masih kurang, karena pada dasarnya mereka lebih fokus kepada perkembanagan dan kemajuan klub Persis

Solo dan komunitas Pasoepati.

Tingkat pemahaman anggota Pasoepati tentang ketokohan dan nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa juga dikaitkan dengan intensitas penyampaian dan sosialisasi tentang sejarah figur Pangeran Sambernyawa oleh

134

manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati. Dalam kesempatanya, manajemen

Persis Solo menyelipkan proses menumbuhkan kesadaran sejarah dan keteladanan terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui berbagai kegiatan. Pengenalan tim Persis Solo (2018) di Pura Mangkunegaran merupakan salah satu bentuk nyata manajemen Persis Solo dalam menghormati jasa Pangeran Sambernyawa dan mengenalkan figur Pangeran Sambenyawa sebagai raja pertama Mangkunegara dan sebagai tokoh besar yang diagungkan oleh para Pasoepati. Selain itu DPP Pasoepati juga turut berperan dalam proses mengenalkan figur Pangeran Sambernyawa dan menanamkan nilai-nilai kepahlawanannya melalui kegiatan seperti pembuatan koreografi yang bertemakan Pangeran Sambernyawa dan penggunaan tagar

#laskarsambernyawa pada berbagai media sosial sebagai pengukuhan diri agar Persis Solo dapat dikenal sebagai laskar Pangeran Sambernyawa.

Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada

Pasoepati tentunya tidak luput dari berbagai kendala. Sumber materi atau informasi menjadi kendala yang banyak dikeluhkan baik dari anggota

Pasoepati, DPP Pasoepati hingga manajemen Persis Solo. Minimnya informasi dan kegiatan terkait Pangeran Sambernyawa yang dilakukan oleh manajemen

Persis Solo dan DPP Pasoepati membuat anggota Pasoepati kesulitan untuk menggali informasi terbatas ketika mereka mendapat pembelajaran sejarah tentang sejarah lokal khususnya pada materi yang berhubungan dengan

Pangeran Sambernyawa di masa sekolah.

135

Pada tahap pelaksanaan kendala yang dihadapi manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati berhubungan dengan alokasi waktu dalam proses penanaman nilai kepahlawanannya. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam upaya mengenalkan figure

Pangeran Sambernyawa secara mendalam membuat proses penanaman nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kurang berjalan dengan baik karena belum adanya kesempatan yang maksimal. Meskipun tingkat pemahaman anggota Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa masih pada tingkat awal dan anggota Pasoepati belum tahu banyak tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, namun sikap dan perilaku anggota Pasoepati sudah mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa.

Antusias anggota Pasoepati terhadap proses penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa cukup tinggi. Anggota Pasoepati menyadari pentingnya mengetahui asal-usul serta tokoh-tokoh berpengaruh disekitar tempat tinggal mereka, namun anggota Pasoepati kurang mendapat kesempatan untuk mengetahui lebih dalam terhadap figur yang mereka jadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggan ketika mereka mendukung tim Persis

Solo berlaga.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemahaman nilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas Pasoepati pada

komunitas Pasoepati di Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut.

1. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa ditentukan

oleh intensitas dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam

memberikan informasi dan kegiatan yang berhubungan dengan ketokohan

Pangeran Sambernyawa. Jika manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati

tidak menyampaikan informasi dan membuat kegiatan yang berhubungan

dengan biografi, peristiwa sejarah dan nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa maka anggota Pasoepatiakan mempunyai pemahaman yang

kurang terkait ketokohan dan penerapan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran

Sambernyawa sebagai tokoh yang dijadikan sebagai julukan untuk tim

Persis Solo. Nilai kepahlawanan yang terdapat pada ketokohan Pangeran

Sambernyawa seperti rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas,

dan loyalitas pada dasarnya diharapkan dapat dimaknai dan diteladani oeleh

anggota Pasoepati agar menjadi suporter sepakbola yang mempunyai

fanatisme positif serta menumbuhkan kesadaran sejarah mereka terhadap

tokoh pahlawan lokal di daerahnya.

136

137

2. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilaksanakan

sebagai kegiatan tambahan dengan waktu yang tidak ditentukan. Proses

pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

diintegrasikan dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh

manajemen Persis Solo seperti membuat launching tim Persis Solo di

Kraton Mangkunegaran dan melakukan ziarah ke makam Pangeran

Sambernyawa dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan terhadap

Pangeran Sambernyawa dalam upaya menumbuhkan kesadaran sejarah bagi

manajemen Persis Solo, pemain dan anggota Pasoepati. Upaya yang sama

juga dilakukan oleh DPP Pasoepati yang menyisipkan sebuah kegiatan

berupa pembuatan koreografi dukungan bertemakan Pangeran

Sambernyawa dalam upaya mengenalkan Pangeran Sambernyawa dalam

bentuk yang kreatif. Beberapa hal yang mengimplementasikan nilai-nilai

kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah dapat terlihat pada setiap

kegiatan yang dilaksanakan oleh para anggota Pasoepati baik dalam

mendukung tim Persis Solo maupun ketika dalam kehidupan sehari-

hari.Pelaksanaan dapat dimaksimalkan apabila terdapat alokasi waktu yang

cukup dan dengan kemasan yang menarik bagi anggota Pasoepati. Dalam

penilaian tentunya tidak ada metode khusus untuk hasil dan evaluasi terkait

pemahaman nilai-nilai kepahlawanannya akan tetapi transfer nilai ini dapat

dirasakan di kehidupan baik saat anggota Pasoepati mendukung tim Persis

Solo maupun ketika dalam aktifitas sehari-hari mereka.

138

3. Kendala dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawan Pangeran Sambernyawa

pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta diantaranya adalah

minimnya informasi dan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen Persis

Solo dan DPP Pasoepati tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa baik

secara langsung maupun melalui media social. Pasoepati mendapatkan

informasi atau maateri tentang kepahlawanan Pangeran Sambernyawa hanya

bersumber ketika mereka duduk dibangku sekolah pada waktu pembelajaran

khususnya pelajaran sejarah saat materi sejarah lokal tentang perjuangan

Pangeran Sambernyawa. Kendala kedua adalah kurangnya alokasi waktu

khusus dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati untuk memberi

kegiatan atau informasi mengenai biografi, peristiwa sejarah dan nilai-nilai

yang dapat diteladani dari Pangeran Sambernyawa, kurangnya alokasi

waktu ini karena pihak manajemen lebih memfokuskan terhadap kemajuan

tim Persis Solo sama halnya seperti DPP Pasoepati yang lebih

memfokuskan ke perkembangan komunitas dan anggotanya dan memajukan

Pasoepati menjadi sebuah komunitas suporter sepak bola yang kreatif dan

atraktif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang ingin peneliti

sampaikan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagi Manajemen Persis Solo

a. Diharapkan mengambil kebijakan yang mendukung kegiatan terkait

ketokohan dan peristiwa sejarah yang berhubungan dengan Pangeran

139

Sambernyawa untuk menumbuhkan kesadaran sejarah bagi anggota

Pasoepati.

b. Manajemen Persis Solo berperan serta dalam mengenalkan peninggalan

dari Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati dalam upaya untuk lebih

mengetahui perjuangan Pangeran Sambernyawa.

2. Bagi DPP Pasoepati

a. DPP Pasoepati sebaiknya menggunakan variasi lain dalam mengenalkan

tokoh Pangeran Sambernyawa selain penggunaan koreografi di stadion,

alangkah baiknya DPP Pasoepati memfasilitasi dengan

menyelenggarakan diskusi yang menarik terkait ketokohan Pangeran

Sambernyawa dengan melibatkan sejarawan local dan memberikan

informasi yang menarik tentang tokoh Pangeran Sambernyawa dan

perjuangannya memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter,

Instagram dan website Pasoepati.net.

3. Bagi anggota Pasoepati

a. Anggota Pasoepati diharapkan lebih menggali informasi tentang biografi

dan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui buku dan

internet serta mengunjungi Pura Mangkunegaran untuk mencari

informasi lebih dalam terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa.

b. Komunitas Pasoepati hendaknya membiasakan diri untuk

mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika mendukung tim Persis Solo

berlaga maupun saat berada di lingkungan masyarakat.

140

4. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan peneliti mengkaji lebih dalam mengenai pemahaman nilai-

nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawapada komunitas suporter

Pasoepati, karena penelitian ini belum mengkaji secara mendalam terkait

hasil implementasi pemahaman nilai-nilai kepahlawanan dan kesadaran

sejarah kepada komunitas Pasoepati.

b. Keterbatasan penelitian ini adalah belum adanya data pembuktian bahwa

komunitas Pasoepati benar-benar menanamkan nilai-nilai kepahlawanan

Pangeran Sambernyawa pada dirinya masing-masing. Sehingga

penelitian lanjutan harus dilakukan untuk melengkapi kekurangan dan

lebih memperluas kajian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. W. (2016). Babad Giyanti: Palihan Nagari dan Perjanjian Salatiga. Araska Publisher. Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta: Ombak Arif, Zainudin. 2012. Andragogi. Bandung: CV. Angkasa Astuti, Dwi. 2012.‟Folklor Sambernyawa di Wonogiri Sebagai Materi Pengayaan Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus SMA Negeri1 Girimarto Wonogiri). Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Budiwan, Jauhan. 2018. „Pendidikan Orang Dewasa (Andragogy)‟. Qalamuna. Vol. 10. No. 2, Juli-Desember 2018. Hal. 107-135. Danim, Sudarwan. 2015. Pedagogi, Andragogy, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta Darmasarkoro. Sarjono, 1989,”Sejarah Singkat Dari Keteladanan Pangeran Sambernyawa”. Surakarta. Rekso Pustoko Fandom, Indonesia. Sepak Bola. Yogyakarta: Fandom Galih Pambudi, Ilham. 2018. „Dusun Nglaroh, wonogiri: Basis Perjuangan Politik Raden Mas Said 1742-1757‟. Dalam Jurnal Sejarah dan Budaya, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018. Glenniza, Dex, 2019. Bukan Sepak Bolanya Pak!. https://www.asumsi.co/post/bukan-sepak-bolanya-pak, di akses tanggal 10 Maret 2020. Hadinoto, Susiwi. 2015. „Nilai Kepahlawanan Peran Tokoh Sumantri Dalam Lakon Mahawira Sumantri Wayang Orang Ngesti Pandawa Semarang‟. Journal of Educational Research and Evaluation. Agustus 2015. Hendro, Eko Punto. „Strategi Kebudayaan Perjuangan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1(1), 42-54. Irmawan, Elsa. 2015. „Implementasi Teori Andragogi Dalam Pembelajaran Pelatihan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Fennyke Sidokarto‟, Godean, Sleman. Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta. Khomsah, Siti. 2015. „Representasi Nilai Kepahlawanan Tokoh Tokoh Jaleswari Dalam Film Batas. Antara Keinginan dan Kenyataan (Analisis Semiotik

141

142

Terhadap tokoh Jaleswari)‟. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Ki Himodigdoyo, dan Ki Soeharto. 1981. Babad Kemalon (Pakunegara) II. Jakarta: Balai Pustaka. Kusmayati Dewi, Tiny. 2013.‟Implementasi Nilai-Nilai Patriotisme Siswa Melalui Kajian Biografi Raden Haji Prawatasari Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Naturalistis Inkuiri di SMAN 1 Cianjur). Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Laily, Devi Fitroh. 2016. Kota, Klub, dan Pasoepati. Satu Dekade Dinamika Suporter Surakarta. Yogyakarta: Buku Litera Malfaid, Iqni. 2013.‟Fanatisme Suporter Sepak Bola Untuk Menanamkan Solidaritas Sosial (Studi Kasus Pada Suporter Pasoepati Kartasura)‟. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Malik, Halim. 2008. „Teori Belajar Andragogi Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran‟. Dalam Jurnal Inovasi. Volume 5, Nomor 2, Juni 2008 Mangkoehadiningrat, Soeryo Soedibyo. 2011. Sambernyawa Menggugat Indonesia. Jakarta: Titik Media Publisher Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nurcahyo, Abraham dan Nurhidayati. 2012. Kesadaran Sejarah Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Monumen Jenderal Soedirman (Studi Kasus Di Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Agastya Vol .02 No.01.Januari 2012. Permana Putra, Arif. 2017. „Integrasi Metode Histrionik Dengan NIlai Jeroisme Pada Mata Kuliah Sejarah Revolusi Indonesia. Jurnal Candrasangkala. Vol 3 No.2 Tahun 2017.

Putri, R. N. L. 2016. „Sejarah Perjuangan Raden Mas Said Mangkunegara I) Dalam Mendirikan Kadipaten Mangkunegaran Tahun1741-1757 M „. Skripsi, Surabaya: UIN Sunan Ampel.

R.I.W. Dwijasuasana, dkk. 1972, “Sejarah perjuangan R.M. Sahid (K.P.G.P.A.A. Sambernyawa) Seorang Tokoh Nasional sangat Disegani Oleh Kompeni Belanda. Surakarta: “K.S.” Sala.

Rahayuningtyas, Dwi. 2017.‟ Persepsi Siswa Terhadap Nilai-Nilai Kejuangan Yang Terkandung Dalam Peristiwa Palagan Ambarawa Melalui Pembelajaran Sejarah di SMA Se Kecamatan Ambarawa. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

143

Reischmann, J. 2004. Andragogy: History, meaning, context, function. http://www. andragogy. net. Di akses 20 Maret 2020. Rizki, Ardian Nur. 2018. Pustaka Sepak Bola Surakarta. Sejarah, Gairah, dan Maruah Persis.Yogyakarta: Indie Book Corner Rochwulaningsih, Yety. 2011. „Mengembangkan Spirit Kepahlawanan Di Kalangan Mahasiswa Melalui Momentum Peringatan Hari Pahlawan‟. Jurnal Sejarah CITRA LEKHA. Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 59-66.

Rosyid, Muhammad. 2012.‟ Penanaman Nilai Kepahlawanan Dalam Pendidikan Dengan Memanfaatkan Data Sejarah‟. FORUM TARBIYAH. Vol. 10, No. 1, Juni 2012.

Subagyo. 2013. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang: Widya Karya. Sulistyo, Rini. 2016. „Bentuk Penyajian Dan Nilai-Nilai Kepahlawanan Yang Terkandung Dalam Tari Gandrung di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sumiyarno. 2007. „Pembelajaran Orang Dewasa Berbasis Andragogi: Tinjauan Teori‟. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF.Vol. 2, No.1 – 2007. Hal 49-53. Sunarjan, Y. Y. F. R. 2014. Survival Strategy Komunitas Makam Gunung Brintik Semarang. Dissertations. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Surya Wardani, Ika. 2017.‟ Pengembangan Materi Ajar Sejarah Pokok Bahasan Kemerdekaan Indonesia dalam Penanaman Nilai Nasionalisme Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kroya Tahun 2016/2017‟. Indonesian Journal of History Education. IJHE 5 (2) (2017). Suryo Putro, Wakito. 2014. „Identitas Sosial Suporter Sepak Bola Pasoepati Dalam Memberikan Dukungan yang Sportif Kepada Atlet (Kajian Fenomenologi Terhadap Suporter Pasoepati di Kota Surakarta)‟. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tuahunse, Trisnowaty. 2009. „Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dengan Sikap Terhadap Bela Negara‟. Dalam Jurnal Kependidikan. Volume 39, Nomor 1, Mei 2009, hal. 1-10. Yayasan Mangadeg. 1998. Pangeran Sambernyawa: Ringkasan Sejarah Perjuangannya. Surakarta: Rekso Pustaka Zakso, Amrazi. 2012.‟Internalisasi Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan dan Kesetiakawanan Sosial (K3KS) Dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora. Vol.3. No. 1.April 2012.

LAMPIRAN

144

145

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN WAWANCARA MANAJEMEN PERSIS SOLO

Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang Pangeran Sambernyawa kepahlawanan Pangeran dijadikan sebagai sebutan laskar bagi tim Persis Solo? Sambernyawa perlu 2. Kapan Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai identitas figur ditanamkan kepada dari Persis Solo? suporter Pasoepati? 3. Bagaimana awal mula Pangeran Sambernyawa dijadikan sebagai ikon Persis Solo?

Peristiwa dan Peranan 1. Alasan apa yang membuat manajemen Persis Solo Tokoh menjadikan Pangeran Sambernyawa sebagai ikon Persis Solo? 2. Bagaimana peranan Pangeran Sambernyawa dalam membentuk semangat suporter Pasoepati? Nilai- Nilai Tokoh 1. Mengapa Pangeran Sambernyawa menjadi tokoh yang perlu diteladani oleh para suporter Pasoepati? 2. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari Pangeran Sambernyawa yang perlu ditanamkan kepada Pasoepati? 3. Bagaimana penerapan nilai-nilai kepahlawanan dalam membentuk sikap positif suporter Pasoepati? 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan Manajemen tim Persis Solo dalam implementasi nilai- nilai pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa bagi

146

kepahlawanan Pangeran suporter Pasoepati? Sambernyawa terhadap 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa dapat mempengaruhi suporter Pasoepati? semangat suporter Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan manajemen Persis Solo dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 2. Pada kesempatan apa proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan terhadap suporter Pasoepati? 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik dengan cara yang disampaikan oleh manajemen tim Persis Solo? 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan? Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati sebelum ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan kepada suporter Pasoepati? 3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati setelah ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter

147

Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Bagaimana 1. Apa yang menjadi kendala dari manajemen Persis Solo dalam kendala dalam pemahaman manajemen Persis Solo pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran nilai kepahlawanan dalam menghadapi Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pangeran Sambernyawa kendala pada saat 2. Bagaimana manajemen Persis Solo dalam menghadapi terhadap Suporter pemahaman nilai-nilai kendala pada saat pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pasoepati? kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pangeran

Sambernyawa kepada suporter Pasoepati?Internal Faktor Eksternal 1. Apa kendala manajemen Persis Solo selama kompetisi bergulir? 2. Apa yang dilakukan Evaluas apa yang dilakukan Manajemen Persis Solo ketika Suporter bermasalah?manajemen Persis Solo dalam mengatasi kendala tersebut? 3. Apa tanggapan manajemen Persis Solo ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 4. Bagaimana manajemen Persis Solo mengatasi masalah ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 5. Bagaimana cara manajemen membangkitkan tim Persis Solo ketika dalam masalah? 6. Evaluasi apa yang dilakukan Manajemen Persis Solo ketika Suporter bermasalah?

148

LAMPIRAN 2

INSTRUMEN WAWANCARA DPP PASOEPATI

Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang Pangeran Sambernyawa kepahlawanan Pangeran dijadikan sebagai sebutan laskar bagi tim Persis Solo? Sambernyawa perlu 2. Kapan Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai identitas ditanamkan kepada figur dari Persis Solo? suporter Pasoepati? 3. Kenapa Persis Solo dianggap sebagai laskar Sambernyawa oleh para Pasoepati?

Peristiwa dan Peranan 1. Bagaimana peranan Pangeran Sambernyawa dalam Tokoh membentuk semangat suporter Pasoepati? 2. Apa peristiwa yang membuat Pangeran Sambernyawa dijadikan figur oleh Pasoepati sebagai nama laskar? Nilai- Nilai Tokoh 1. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari Pangeran Sambernyawa yang perlu ditanamkan kepada Pasoepati? 2. Bagaimana penerapan nilai-nilai kepahlawanan dalam membentuk sikap positif suporter Pasoepati? 3. Mengapa Pangeran Sambernyawa menjadi tokoh yang perlu diteladani oleh para suporter Pasoepati? 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan Dewan Pengurus Pusat dalam implementasi nilai- nilai pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa

149

kepahlawanan Pangeran bagi suporter Pasoepati? Sambernyawa terhadap 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa dapat mempengaruhi suporter Pasoepati? semangat suporter Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dan direncanakan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 2. Pada kesempatan apa proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati terhadap anggota suporter Pasoepati? 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik dengan cara yang disampaikan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati sebelum ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan kepada suporter Pasoepati? 3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati setelah ditanamkan

150

nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala dari Dewan Pengurus Pusat kendala dalam pemahaman Pasoepati dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pangeran Sambernyawa 2. BagaimanaDewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam terhadap Suporter menghadapi kendala pada saat pemahaman nilai-nilai Pasoepati? kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati?

Faktor Eksternal 1. Apa kendala Dewan Pengurus Pusat Pasoepati selama mengkoordinasi anggota Pasoepati? 2. Apa yang dilakukan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam mengatasi kendala tersebut? 3. Apa tanggapan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 4. Bagaimana Dewan Pengurus Pusat Pasoepati mengatasi masalah ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 5. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat Pasoepati memberi dukungan ketika terjadi permasalahan antar suporter Pasoepati maupun Pasoepati dengan suporter lain?

151

LAMPIRAN 3

INSTRUMEN WAWANCARA SUPORTER PASOEPATI

Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apakah yang saudara ketahui tentang nama Pangeran kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Sambernyawa perlu 2. Siapakah tokoh Pangeran Sambernyawa? ditanamkan kepada 3. Darimana asal Pangeran Sambernyawa? suporter Pasoepati? 4. Bagaimana asal-usul nama Pangeran Sambernyawa? 5. Sejak kapan Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai figur Persis Solo? 6. Sejak kapan anda mengetahui bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui tentang Pangeran Tokoh Sambernyawa? 2. Apakah anda mengetahui peranan Pangeran Sambernyawa bagi Mangkunegaran? Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani dari sosok Pangeran Sambernyawa? 2. Apakah anda lebih semangat dalam mendukung tim Persis Solo ketika ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 3. Apakah figur Pangeran Sambernyawa membuat anda lebih

152

fanatik dalam mendukung Persis Solo? 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda terhadap tim Persis Solo? 5. Pernahkah anda berkorban demi mendukung tim Persis Solo? 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan pemahaman nilai-nilai implementasi nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? kepahlawanan Pangeran 2. Kapan anda diberitahu tentang nilai-nilai kepahlawanan Sambernyawa terhadap Pangeran Sambernyawa? suporter Pasoepati? 3. Apakah sebelumnya anda pernah mendapatkan kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada kegiatan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 2. Bagaimana anda mencontoh nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan anda sehari-hari? 3. Apakah anda merasa lebih memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 4. Apakah sikap anda yang mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 5. Apa yang dapat anda lakukan dalam meneladani Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari? 6. Apa anda lebih semnagat dalam mendukung tim Persis Solo dengan adanya figur Pangeran Sambernyawa? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda pada saat mendukung tim kendala dalam pemahaman Persis Solo?

153

nilai kepahlawanan 2. Bagaimana anda mengadapi kendala tersebut? Pangeran Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati?

Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang dengan suporter tim sepakbola lain? 2. Bagaimana anda menyelesaikan permasalahan tersebut? 3. Apakah anda pernah mengeluh dalam mendukung tim Persis Solo? 4. Hal apa yang anda lakukan ketika menyuarakan keluhan anda terhadap tim Persis Solo?

154

LAMPIRAN 4 TRANSKRIP WAWANCARA MANAJEMEN PERSIS SOLO Nama : Langgeng Jatmiko Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 25 Maret 1975 Pekerjaan : Manajer Tim Persis Surakarta Alamat : Dawu Wetan Rt 04/ 15, Surakarta Nomor HP : 081228390077 Waktu Wawancara : Madiun, 08 Oktober 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang 1. Nggih, awalnya ya mas sebutan bagi kepahlawanan Pangeran Pangeran Sambernyawa dijadikan Persis Solo itu bukan “Laskar Sambernyawa perlu sebagai sebutan laskar bagi tim Sambernyawa”, tapi “ Alap-alap ditanamkan kepada Persis Solo? Sambernyawa”, nggih jadi alap-alap itu suporter Pasoepati? 2. Kapan Pangeran Sambernyawa sejenis burung yang memang itu dulunya dikenal sebagai identitas figur dari itu sering di kraton, kenapa kok dengan Persis Solo? alap-alap sambernyawa, burung itu 3. Bagaimana awal mula Pangeran mempunyai penglihatan yang sangat Sambernyawa dijadikan sebagai tajam dan saat dia terbang dan menukik ikon Persis Solo? itu burung yang paling cepat di dunia, ya.. jadi kenapa Persis memakai alap-alap

155

Sambernyawa kan juga ada nyanyiannya juga mas..”alap-alap sambernyawa, terbang tinggilah di angkasa”, itu awal mulanya. Sambil berjalannya waktu, pahlawan perjuangan Sambernyawa jadi ikonnya, Jadi RM Said ini adalah salah satu raja di Mangkunegaran, kemudian perjuangannya sangat gigih, untuk.. jangan sampai keraton ini terbelenggu oleh VOC. Perjuangannya sangat gigih bagaimana dia memerdekakan diri, yaitulah kenapa RM Said ini menjadi ikon. 2. Awal mulanya pasnya saya kurang paham mas..cuman bahwa Persis Solo inikan didirikan oleh dua bond dari kota Solo, Mars dan satunya saya lupa, jenengan cari aja yang mendirikan Persis itu siapa, itu di Mangkunegaran mas…Jadi paling tidak, setahu saya 1923 itu sudah mulai dengan julukan itu. Peristiwa dan 1. Alasan apa yang membuat 1. Yaa.. perjuangan beliau yang sangat gigih Peranan Tokoh manajemen Persis Solo menjadikan untuk memerdekakan diri, jadi bukan Pangeran Sambernyawa sebagai hanya ikon manajemen Persis saja, tapi ikon Persis Solo? juga ikon masyarakat kota Solo untuk 2. Bagaimana peranan Pangeran Persis. Sambernyawa dalam membentuk 2. Nggih.. saya berharap juga nanti peran semangat suporter Pasoepati? dari pendukungnya itu sama seperti

156

perjuangan RM Said atau Sambernyawa, jadi pendukung Persis itu sangat gigih untuk mendukung timnya bermain. Dimanapun tim ini bermain, entah “Home” atau “Away” mendukung dengan totalitas. Nilai- Nilai 1. Mengapa Pangeran Sambernyawa 1. Kalau itu ya itu tadi mas, beliau seorang Tokoh menjadi tokoh yang perlu pemimpin yang memang mempunyai diteladani oleh para suporter prinsip, benar-benar gigi berjuang Pasoepati? memerdekan diri dan juga beliau dari 2. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari Mangkunegaran juga yang istilahnya Pangeran Sambernyawa yang perlu Persis lahir dari Mangkunegaran makanya ditanamkan kepada Pasoepati? kita kenapa, kita teladanilah RM Said itu 3. Bagaimana penerapan nilai-nilai sebagai ikonnya. kepahlawanan dalam membentuk 2. Yaitu mas, perjuangan yang gigih itu tadi, sikap positif suporter Pasoepati? perjuangan yang gigih istilahnya sampai darah penghabisan dalam mendukung dan belia adalah seorang pejuang yang gigih bagaimana masyarakat pada haman dahulu tidak mau kalah dengan VOC 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan “Jadi sebenarnya Pasoepati itu sudah Manajemen tim Persis Solo dalam implementasi nilai- nilai mengenal siapa Sambernyawa, dari kepahlawanan Pangeran pemahaman nilai kepahlawanan Sambernyawa terhadap Pangeran Sambernyawa bagi supporter sudah mengenal siapa beliau suporter Pasoepati? suporter Pasoepati? melalui membaca buku dan sebagainya, 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa dapat ternyata inilah beliau yang menjadi mempengaruhi semangat suporter

157

Pasoepati dalam mendukung tim ikonnya Persis. Persis Solo? 3. Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan 1. Salah satunya itu. Terkait pengenalan manajemen Persis Solo dalam bahwa inilah ikon Persis Solo, makanya menanamkan nilai kepahlawanan sekali waktu kita launchin di Pangeran Sambernyawa kepada Mangkunegaran yang pendukung yang suporter Pasoepati? nyuwun sewu istilahnya masih dibawah 2. Pada kesempatan apa proses umur mengetahui yang terjadi di Persis. pemahaman nilai kepahlawanan 2. Itupun kita pernah ziarah ke makam Pangeran Sambernyawa dilakukan beliau yaa tahu 2017 satu tim kita ziarah terhadap suporter Pasoepati? ke makam RM Said. 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik 3. Pada saat di Mangkunegaran itu ya pada dengan cara yang disampaikan oleh tertarik, Pasoepati ya penuh full. manajemen tim Persis Solo? 4. Belum mas 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan?

158

Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati sebelum ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan kepada suporter Pasoepati? 3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati setelah ditanamkan nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Bagaimana 1. Apa yang menjadi kendala dari 1. Jadi memang yang hanya istilahnya tau kendala dalam pemahaman manajemen Persis manajemen Persis Solo dalam aja, cuman terkait Sambernyawa itu kan nilai kepahlawanan Solo dalam pemahaman nilai-nilai belum tau, jadi mungkin untuk kedepan Pangeran Sambernyawa menghadapi kepahlawanan Pangeran kita akan memberikan informasi kenapa terhadap Suporter kendala pada saat Sambernyawa kepada suporter Sambernyawa dijadikan Ikon, di Pasoepati? pemahaman nilai- Pasoepati? pemainpun saya sering utarakan mas 2. Bagaimana manajemen Persis Solo bahwa kalian(pemain) itu pejuang nilai dalam menghadapi kendala pada Sambernyawa, jadi polah tingkahnya kepahlawanan saat pemahaman nilai-nilai harus ditiru, berjuang dengan gigih tanpa Pangeran kepahlawanan Pangeran pamrih, saya sering ngomong ke pemain Sambernyawa Sambernyawa kepada suporter seperti itu, paling tidak rasa meilikinya

159

kepada suporter Pasoepati? Persis Solo itu semakin tinggi. Pasoepati?Internal Faktor Eksternal 1. Apa kendala manajemen Persis 1. Yang jelas untuk kendala tahun 2019 ini Solo selama kompetisi bergulir? adalah “homebase” mas… yang harusnya 2. Evaluas apa yang dilakukan di Manahan tapi kita pergi keluar kota, Manajemen Persis Solo ketika karena di Manahan sedang proses Suporter bermasalah?manajemen renovasi yang dalam arti kata pemain Persis Solo dalam mengatasi kedua belas tidak sedekat ketika kita kendala tersebut? berhombase di rumah sendiri, minimal itu 3. Bagaimana manajemen Persis Solo mas. Karena kalua dukungan di kendang mengatasi masalah ketika suporter sendiri dengan dukungan yang sangat Pasoepati terkena masalah baik penuh rasanya beda. ketertiban maupun keamanan? 2. Yang jelas tanggung jawab penuh ada di 4. Bagaimana cara manajemen manajemen Persis Solo, karena tidak bias membangkitkan tim Persis Solo sendiri-sendiri mas, karena diregulasi ketika dalam masalah? peanggung jawab sepenuhnya itu ada di 5. Evaluasi apa yang dilakukan manajemen, apabila ada bentrokan dan Manajemen Persis Solo ketika sebagainya bagaimana manajemen Suporter bermasalah? membuat supporter itu lebih baik lagi, ya walaupun kena denda kan sebenernya yang kena denda bukan suporternya, tapi manajemen. 3. Yaa paling tidak kita kan punya regulasi mas, terkait dengan cara menonton yang baik dengan tidak menyalakan flare, tidak boleh botol dileempar, hal-hal semacam itu harus disosialisasikan kepada

160

pendukung. Jadi waktu mereka mendukung bias tertib, dan juga kalua ada bentrokan juga harus disosialisasikan, karena kalua ada bentrokan, karena kalua ada bentrokan kan yang kena imbasnya pasti tim, entah itu tidak ada perijinan keluar dan sebagainya.

161

LAMPIRAN 5 TRANSKRIP WAWANCARA DPP PASOEPATI Nama : Purdoko Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, Juni 1982 Jabatan : Mendagri DPP Pasoepati Alamat : Joyotakan, RT 03/RW 01 Srengan Nomor HP : 081327356682 Waktu Wawancara : Manahan, 26 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang 1. Yaa.. karena ini mas Solo kan, kepahlawanan Pangeran Pangeran Sambernyawa dijadikan karena dinamakan Laskar Sambernyawa perlu sebagai sebutan laskar bagi tim Persis Sambernyawa kan menganut kiblat ditanamkan kepada Solo? dari Raden Mas Said raja suporter Pasoepati? 2. Kapan Pangeran Sambernyawa dikenal Mangkunegara pertama, itu karena sebagai identitas figur dari Persis Solo? dia mempunyai semangat yang 3. Kenapa Persis Solo dianggap sebagai tinngi, semangat yang tidak pantang laskar Sambernyawa oleh para Pasoepati? menyerah itu saja. 2. Yaa 1923 itu

162

Peristiwa dan 1. Bagaimana peranan Pangeran 1. Ya mempengaruhi kadang mas, Peranan Tokoh Sambernyawa dalam membentuk mungkin diambil yang baik aja semangat suporter Pasoepati? yang positif aja, tentang 2. Apa peristiwa yang membuat Pangeran semangatnya, berjiwa kesatria, Sambernyawa dijadikan figur oleh pantang menyerah, pantang mundur Pasoepati sebagai nama laskar? 2. Yaa penyerangan terhadap VOC itu, sering melibas VOC Nilai- Nilai 1. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari 1. Yaa loyalitasnya itu, karena gaada Tokoh Pangeran Sambernyawa yang perlu tim lain lah. ditanamkan kepada Pasoepati? 2. Karena Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana penerapan nilai-nilai mungkin berjiwa ksatria ingin kepahlawanan dalam membentuk sikap mempersatukan semua elemen. positif suporter Pasoepati? 3. Mengapa Pangeran Sambernyawa menjadi tokoh yang perlu diteladani oleh para suporter Pasoepati? 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan Dewan 1. Sejauh ini ada tapi jarang implementasi nilai- nilai Pengurus Pusat dalam pemahaman nilai 2. Istilahnya semacam gathering itu kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran Sambernyawa tadi Sambernyawa terhadap bagi suporter Pasoepati? 3. Yaa denga kita mengundang figure- suporter Pasoepati? 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa figur yang tau tentang sejarah Persis dapat mempengaruhi semangat suporter Solo. Pasoepati dalam mendukung tim Persis 4. Pertandingan tahun kemarin kita Solo? bikin koreografi alap-alap 3. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat Sambernyawa, jadi pangeran Pasoepati dalam menanamkan nilai-nilai Sambernyawa terbang dengan alap- kepahlawanan Pangeran Sambernyawa alap, ya itu dari tim kreativitas kepada suporter Pasoepati? Curva Nord Sambernyawa.

163

4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dan direncanakan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan Dewan 5. Pengurus Pusat Pasoepati dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 2. Pada kesempatan apa proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati terhadap anggota suporter Pasoepati? 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik dengan cara yang disampaikan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati 1. Semisal itu menamankannya begini sebelum ditanamkan nilai-nilai mas, semisal launching tim kan kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? dilaksanakan di pura 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai Mangkunegaran, disitu kitakan kepahlawanan Pangeran Sambernyawa memulai lagi napak tilas, kan itu dilakukan kepada suporter Pasoepati? juga istilahnya biar mereka tau

164

3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati sejarah, kenap dilakukan di setelah ditanamkan nilai-nilai Mangkunegaran yak arena kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Sambernyawa berasal dari 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah Mangkunegaran, marwahnya ada di pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Mangkunegaran. Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala dari Dewan - kendala dalam pemahaman Pengurus Pusat Pasoepati dalam nilai kepahlawanan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pangeran Sambernyawa kepada suporter terhadap Suporter Pasoepati? Pasoepati? 2. BagaimanaDewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam menghadapi kendala pada saat pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Faktor Eksternal 1. Apa kendala Dewan Pengurus Pusat 1. Kendalanya sih waktu pertandingan Pasoepati selama mengkoordinasi ada gesekan itu sulit untuk anggota Pasoepati? mengantisipasi, kadang kan mereka 2. Apa yang dilakukan Dewan Pengurus nggak mau dikontrol ketika ada Pusat Pasoepati dalam mengatasi kendala benturan. tersebut? 2. Yaa itukan di DPP itu mebawahi 3. Apa tanggapan Dewan Pengurus Pusat korwil, korwil punya korlap dan Pasoepati ketika suporter Pasoepati mebawahi suku dibawah komando terkena masalah baik ketertiban maupun Menhankam DPP Pasoepati, jadi keamanan? mereka harus tau korwilnya siapa, 4. Bagaimana Dewan Pengurus Pusat biar teroganisir.

165

Pasoepati mengatasi masalah ketika 3. Kalau didunia supporter itu wajar suporter Pasoepati terkena masalah baik sih mas, jadi yang mengatur tetap ketertiban maupun keamanan? korlapnya 5. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat 4. Yaitu tergantung terkoordinir, tapi Pasoepati memberi dukungan ketika secara umum mereka jadi tanggung terjadi permasalahan antar suporter jawab DPP, ya tadi kembali ke Pasoepati maupun Pasoepati dengan korlap dan Menhankam, pernah suporter lain? mas Presiden Pasoepati jadi jaminan kemanan, contoh lawan PSIM kemarin, Presiden Pasoepati menjadi jaminan buat kepolisian terlebih laha-laga panas,

166

LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA ANGGOTA SUPORTER PASOEPATI Nama : Tomy Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 30 Juli 1982 Pekerjaan : Wiraswasta/ Ketua Korwil Pasoepati Banjarsari Alamat : Jebres, Surakarta Nomor HP : 085725007042 Waktu Wawancara : Manahan, 25 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apakah yang saudara ketahui 1. Raden Mas Said atau kepahlawanan Pangeran tentang nama Pangeran Mangkunegara pertama Sambernyawa perlu Sambernyawa? 2. Sambernyawa itu panji perang ditanamkan kepada 2. Siapakah tokoh Pangeran Raden Mas Said untuk melawan suporter Pasoepati? Sambernyawa? VOC 3. Darimana asal Pangeran 3. Dari Mangkunegaran Sambernyawa? 4. – 4. Bagaimana asal-usul nama 5. Sejak saya melihat Persis itu Pangeran Sambernyawa? hamper mayoritas senior-senior 5. Sejak kapan Pangeran saya memberitahu bahwa Sambernyawa dikenal sebagai figur Sambernyawa itu julukannya Persis Persis Solo? Solo.

167

6. Sejak kapan anda mengetahui 6. Saya mendukung sejak tahun 1999 bahwa Pangeran Sambernyawa sudah kenal Persis waktu divisi 2 merupakan tokoh yang digunakan Zona Jateng. sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Perang melawan Voc itu mas, Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? mengibarkan bendera perang 2. Apakah anda mengetahui peranan dengan nama panji perang Pangeran Sambernyawa bagi Sambernyawa Mangkunegaran? 2. Beliau sebagai raja dan juga panglima perang, Raden Mas Said sebagai tokoh perlawanan kepada VOC. Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Yaa perjuangannya itu mas dari sosok Pangeran Sambernyawa? 2. Yaa lebih termotivasi mas, disaat 2. Apakah anda lebih semangat dalam kita mendukung tim itu, kayaknya mendukung tim Persis Solo ketika rohnya itu memang adanya di Solo, ditanamkan nilai-nilai ketika main di Solo sendiri kaya kepahlawanan Pangeran merasuki. Jadi ketika bernyani itu Sambernyawa? 2x45 menit tanpa henti 3. Apakah figur Pangeran 3. Kalau bola memang suka mas, Sambernyawa membuat anda lebih hobi. Saya dulu juga pemain sepak fanatik dalam mendukung Persis bola sampai di Piala Soeratin, tapi Solo? rejeki nggak jadi pemain. 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda 4. Selama waktu tidak mengganggu terhadap tim Persis Solo? kerja kita tetap berangkat, 5. Pernahkah anda berkorban demi walaupun diluar kota ya harus mendukung tim Persis Solo? pintar bagi waktu, soalnya

168

keberuntungannya kitakan swasta jadi tidak terikat. Gimana caranya yaa saya meluangkan waktu, kan saya diutus jadi ketua, tapi gak memaksakan waktu kerja juga, kalu temen-temen ada acara ya ayo, kalua ada perkumpulan dan rapat ya ayo saja, alhamdulllah bias terus 5. Kalau berkorban itu pasti mas, waktu, materi itu pasti, kalua nonton Persis terjauh ya ke Tangerang dan Surabaya tapi kalua nyebrang pulau belum ada waktu. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Saya setuju banget, karena implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai perjuangan beliau melawan, dan kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran dijadikan spirit ohh iyo inilo Sambernyawa terhadap Sambernyawa? perlawanan Sambernyawa itu kaya suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang gini, kita ambil sisi positifnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Raden Mas Said panji perlawanan Sambernyawa? memperjuangkan apa ya kita 3. Apakah sebelumnya anda pernah tanamkan ke supporter, kita dukung mendapatkan kegiatan yang tim ya harus sportif, total dan berhubungan dengan pemahaman nggak neko-neko. nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 2. Jarang sih mas, Cuma nyenti-

169

Sambernyawa? nyentil sedikit aja, kalua rapat ya 4. Bagaimana menurut anda tentang kita bahas suporternya. Dalam pemahaman nilai-nilai mendukung tim itu gimana, kepahlawanan Pangeran pengurus DPP itu harus gimana, Sambernyawa kepada para suporter alhamdulillah semua terbuka sih Pasoepati? mas 3. Belum, kalua aliansi supporter seluruh Solo pernah tapi belum mendalam, karena fokusnya ke tim semua. Sejarah banyak yang belajar sendiri-sendiri, mungkin ga ono wektune sih mas. Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. – kegiatan pemahaman nilai-nilai 2. Kalau saya kerja kerasnya beliau kepahlawanan Pangeran wong dia berjuang tanpa kenal Sambernyawa? lelah sampai akhir hayatnya, ya 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- keseharian itu yang saya terapkan nilai kepahlawanan Pangeran di kerjaan, tulus tanpa mengenal Sambernyawa dalam kehidupan Lelah kalua diambil dari Raden anda sehari-hari? Mas Said 3. Apakah anda merasa lebih 3. Sama juga mas, kita buat tim ya memiliki kebanggaan dan dalam gak mikir untung rugi, ya dengan mendukung tim Persis Solo? materi kita sendiri, kadang ketika 4. Apakah sikap anda yang gak punya materi ya kita jual apa mencerminkan nilai-nilai yang kita punya untuk mendukung kepahlawanan Pangeran tim istilahnya piye carane isoh Sambernyawa? nonton ning adoh kono, yang 5. Apa yang dapat anda lakukan penting gak mikir untung ruginya.

170

dalam meneladani Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari? 6. Apa anda lebih semnagat dalam mendukung tim Persis Solo dengan adanya figur Pangeran Sambernyawa? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Kendala biasanya waktu, kalu kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis kerjanya gabisa ditinggal ya gabisa, nilai kepahlawanan Solo? kalau dikandang mayoritas bias Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi terus, tapi kalau awayday kita yak terhadap Suporter kendala tersebut? karena waktu. Misal dikarawang Pasoepati? bias ditempuh dua hari yaa kerjaan kita tinggal 2. Yaa streaming mas kalua gak ya nonton bareng, pasti ada komunikasi untuk nobar. Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Ada itu mas pasti ada gesekan, dengan suporter tim sepakbola Cuma gimana kita meredamnya. lain? Kalau PSIM pure kita memang 2. Bagaimana anda menyelesaikan rivalitas, kalua supporter lain kaya permasalahan tersebut? di Rembang dulu ya pernah 3. Apakah anda pernah mengeluh gesekan di Semarang juga, Di dalam mendukung tim Persis Solo? Indonesia kan banyak kultur mas 4. Hal apa yang anda lakukan ketika kita kembalikan lagii bagaimana menyuarakan keluhan anda mengendalikan emosi itu. Kalu terhadap tim Persis Solo? mengalami tragedy paling parah ya ketika di Ciamis, itu saya dua bis

171

besar hancur semua kita ganti rugi smpai 22 juta, kalua di Tangeran kita dilempari batu, itu udah biasa 2. Yaa kita musyawarah antar atasan, terus kita terapkan ke bawah, kaya kemarin kan sama Sleman, dengan adanya turunkan ego kita bias seduluran lagi. 3. Kalau saya sih soal manajemen, kalua soal kalah menang itu biasa, dulu malah pernah kalah terus. Yaa saya berharap manajemen diurus secara professional 4. Kita kan ada DPP, kita keluhkan nanti DPP buat forum besar lagi nanti dengan memanggil manajemen, inilo teriakan supporter kaya gini. Kemarin kita sempat demo di balaikota yaitu ternyata manajemennya kaya gitu nggak bener, saya sebagai orator waktu itu. Yaa kita bisanya ya mengadu pak Walikota karena pemanggku di wilayah kita.

172

Nama : M. Nur Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 25 Februari 1986 Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jagalan RT 02/05 Laweyan, Surakarta Nomor HP : 085725656540 Waktu Wawancara : Laweyan, 25 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Kalau dari pribadi yang saya tahu kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Raden Mas Said, salah satu putra Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran atau bangsaawan di kerajaan ditanamkan kepada Sambernyawa? Keraton Solo suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama 2. Setahu saya dari MAtaram Pangeran Sambernyawa? 3. Kalua secara pasti saya lupa, dulu 4. Sejak kapan Pangeran pernah diajari tapi lupa Sambernyawa dikenal sebagai figur 4. Ohh sejak awal, Pasoepati kan Persis Solo? berdiri tahun 2000an ya 5. Sejak kapan anda mengetahui kemungkinan tahun itu lascar bahwa Pangeran Sambernyawa Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Setahu saya dulu Pangeran tentang Pangeran Sambernyawa? Sambernyawa memimpin laskarnya

173

Tokoh 3. Apakah anda mengetahui peranan melawan Penjajah Pangeran Sambernyawa bagi 2. Ya sebagai salah satu Putra dan Mangkunegaran? menjadi raja Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Yaa semangat juangnya melawan dari sosok Pangeran Sambernyawa? ketidakadlian dan penjajahan, 2. Apakah anda lebih semangat dalam menolong rakyat juga dan sakti mendukung tim Persis Solo ketika juga ditanamkan nilai-nilai 2. Kalau saya pribadi agak kepahlawanan Pangeran berpengaruh juga Sambernyawa? 3. Kalau dalam artian mendukung tim 3. Apakah figur Pangeran sepak boa kesayanagn dalam arti Sambernyawa membuat anda lebih positif ya 100% fanatic, tapi ya fanatik dalam mendukung Persis nggak mendukung secara membabi Solo? buta, kalah tidak terima ya engga 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda kita positif aja terhadap tim Persis Solo? 4. Kalau ada kebetulan main 5. Pernahkah anda berkorban demi dikandang pasti dating, kalua away mendukung tim Persis Solo? kadang-kadang juga 5. Dulu pernah waktu kerja ketika lawan tim besar saya sempat ijin setengah hari. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Yaa tertarik soalnya positif biar implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai supporter tahu bahwa ada kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran pahlawan di tanah jawa melawan Sambernyawa terhadap Sambernyawa? Belanda, semangatnya bias ditiru suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang diaplikasikan dalam mendukung nilai-nilai kepahlawanan Pangeran khususnya tim Persis Solo Sambernyawa? 2. Kalau saya kebetulan tidak terlalu

174

3. Apakah sebelumnya anda pernah aktif dalam keanggotaan, belum mendapatkan kegiatan yang pernah ikut kegiatan tersebut berhubungan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Yaa bagus, karena selain kegiatan pemahaman nilai-nilai mendukung sepakbola bias kepahlawanan Pangeran diaplikasikan ke hal-hal lainnya Sambernyawa? 2. Kalau dalam lingkup didunia saya 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- ya, dalam artian bekerja ya kita nilai kepahlawanan Pangeran jangan sampai putus asa, males- Sambernyawa dalam kehidupan malesan, seperti contohnya anda sehari-hari? Sambernyawa ketika pantang 3. Apakah anda merasa lebih menyerah memiliki kebanggaan dan dalam 3. Yaa bangga, tim asli Solo mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Mungkin sekarang waktu, karena kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis kerja juga nilai kepahlawanan Solo? 2. Ya kalua da pekerjaan yang longgar Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi ya kita nonton, kalu tidak ya terhadap Suporter kendala tersebut? terpaksa kita nggak nonton Pasoepati?

175

Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Saya pribadi alhamdulillah belum dengan suporter tim sepakbola 2. – lain? 3. Ya waktu kalah, saya sedih. 2. Bagaimana anda menyelesaikan Mungkin 2-3 tahun lalu bias masuk permasalahan tersebut? Liga 1 tapi manajemennya itu gak 3. Apakah anda pernah mengeluh serius gitu dalam mendukung tim Persis Solo? 4. Yaa mungkin Cuma medsos aja sih. 4. Hal apa yang anda lakukan ketika menyuarakan keluhan anda terhadap tim Persis Solo?

Nama : Azid Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 25 Februari 1999 Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Gonilan Nomor HP : 0895392891523 Waktu Wawancara : Gonilan, 25 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Kalau spesifiknya gatau mas, kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Raden Mas Said dari keraton Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran Surakarta Sambernyawa? 2. Kalua itu kurang tahu

176

ditanamkan kepada 3. Bagaimana asal-usul nama 3. – suporter Pasoepati? Pangeran Sambernyawa? 4. Kalau saya sih awalnya 2007an 4. Sejak kapan Pangeran ketika Sd Sambernyawa dikenal sebagai figur Persis Solo? 5. Sejak kapan anda mengetahui bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? 2. Apakah anda mengetahui peranan Pangeran Sambernyawa bagi Mangkunegaran? Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. – dari sosok Pangeran Sambernyawa? 2. – 2. Apakah anda lebih semangat dalam 3. – mendukung tim Persis Solo ketika 4. Ya setiap laga kendang tetep ditanamkan nilai-nilai nonton, kalua tandang tergantung kepahlawanan Pangeran uang, terjauh sampai kediri baru- Sambernyawa? baru ini 3. Apakah figur Pangeran 5. Kalau saya sih tetep taat aturan dan Sambernyawa membuat anda lebih kalua ada waktu ya tetap nonton fanatik dalam mendukung Persis Solo? 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda terhadap tim Persis Solo?

177

5. Pernahkah anda berkorban demi mendukung tim Persis Solo? 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Yaa mungkin bakal tertarik mas implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai 2. Belum pernah mas kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran 3. – Sambernyawa terhadap Sambernyawa? 4. - suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 3. Apakah sebelumnya anda pernah mendapatkan kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada kegiatan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan anda sehari-hari? 3. Apakah anda merasa lebih

178

memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Ya paling kendala ya kerja, waktu, kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis kalu biaya masih bias dicari nilai kepahlawanan Solo? 2. Sampai ijin sih pernah, ketika away Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi ke Rembang terhadap Suporter kendala tersebut? Pasoepati?

Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Pernah, itu pasti di Rembang dengan suporter tim sepakbola kemarin, sama supporter Rembang. lain? Terus di Manahan paling ya Cuma 2. Bagaimana anda menyelesaikan ejek-ejek aja. permasalahan tersebut? 2. Ya kalau disana mulai kita ya jadi 3. Apakah anda pernah mengeluh bar-bar, dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Ya ngeluh ya keadaan manajemen, 4. Hal apa yang anda lakukan ketika soalnya tidak bersinergi sama menyuarakan keluhan anda supporter, jadinya beda pemikiran terhadap tim Persis Solo? tidak sejalur 4. kita bikin banner tahun ini soal keluhan itu. Kalua medsos nggak oernah sih

179

Nama : Aditomo Susilo Nugroho Tempat, Tanggal Lahir : Sungaitako, 7 Mei 1999 Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Gagaksipat RT 03/04, Ngemplak, Boyolali Nomor HP : 0895363030864 Waktu Wawancara : Semarang, 20 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Waduh nak ditanya gini jadi dadi kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? mas, nama aslinya Raden Mas Said Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran 2. Kalau dinamakan Sambernyawa ditanamkan kepada Sambernyawa? kan karena ketokohannya terus suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama perjalanan hidupnya yang sering Pangeran Sambernyawa? jadi ancaman bagi musuhnya, 4. Sejak kapan Pangeran Belanda maupun Jogja Sambernyawa dikenal sebagai figur 3. Kalau Sambernyawa kan Persis Solo? Mangkunegaran 5. Sejak kapan anda mengetahui 4. Kalu Persis Solo mebggunakan itu bahwa Pangeran Sambernyawa dari kalua nggak salah, merupakan tokoh yang digunakan jadi dulu itu tim-tim mengambil sebagai nama laskar bagi Persis ketokohan daerah tersebut. Solo? 5. 2004an

180

Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Peristiwa yang diinget palin Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? perlawanan dengan kesultanan dan 2. Apakah anda mengetahui peranan salah satu tokoh yang menentang Pangeran Sambernyawa bagi Perjanjian Giyanti karena itu Mangkunegaran? memecah merugikan Mataram, terus perang berhari-hari dia dikepung diserang tapi dia bias lolos dan malah mengobrak-abrik kesultanan 2. Raja pertama Mangkunegara, waktu itukan ada dua kerajaan kasultanan dan kasunanan dan di solo dipecah kasunanan dan mangkunegaran Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Berani, pantang mundur, tidak dari sosok Pangeran Sambernyawa? takut dengan segala rintangan, 2. Apakah anda lebih semangat dalam percaya dengan kekuatan dan mendukung tim Persis Solo ketika pasukannya. Pendiriannya kuat dan ditanamkan nilai-nilai kokoh kepahlawanan Pangeran 2. Kalau berpengaruh signifikan sih Sambernyawa? tidak tapi mengalir saja, Cuma 3. Apakah figur Pangeran dulunya dia pantang menyerah nah Sambernyawa membuat anda lebih harapnnya dibawa ke dunia fanatik dalam mendukung Persis suporteran. Solo? 3. Berpengaruh karena cah-cah ki 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda biasane geger ketemu musuh ne terhadap tim Persis Solo? kora “Tiji tibeh” mati siji mati 5. Pernahkah anda berkorban demi kabeh ya mukti siji mukti kabeh itu

181

mendukung tim Persis Solo? jadi semboyan yang diinget sih. 4. Yang penting sih tiket, support menag kalah dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan tim 5. Kalau materi tidak terhitung, kuliah ngebolg semester 4-6 , tawur sampai ke fisik, bukan fanatic sih mas, lebih ke resiko, Cuma kepuasaan pribadi aja. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Kalau aku tertarik, mengkin bias implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai mengedukasi teman yang lain, nilai kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran positif diambil diterapkan dan Sambernyawa terhadap Sambernyawa? paham sejarah. suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang 2. – nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 3. Sebenere belum pernah, saya kan Sambernyawa? termasuk Campus boys, kalua 3. Apakah sebelumnya anda pernah temen-temen Campus boy paling mendapatkan kegiatan yang gencar edukasi diskusi, sempat berhubungan dengan pemahaman diskusi pernah dibahas di sosmed nilai-nilai kepahlawanan Pangeran juga. Sambernyawa? 4. Sebenernya pemahaman nilai, 4. Bagaimana menurut anda tentang sampai sekarang sebenernya bukan pemahaman nilai-nilai ke supporter tapi masih ke tim, tim kepahlawanan Pangeran Persis dari 2014 dengan slogan Sambernyawa kepada para suporter “Mulat Sarira Hangrasa Wani” Pasoepati? terus 3 dharma Persis, 3 Dharma Sambernyawa, untuk beberapa tahunterakir belum pernah, tapi

182

dulu tim persis itu ziarah Ke makam Sambernyawa sebelum kompetisi bergulir. Pernah kita bilang ke pemain bahwa tanggung jawabmu bukan sekedar main apik tapi harus hormati tim, kota dan nama besar Sambernyawa. Mungkin magisnya karena rasa memiliki semangat kedaerahannya, Sambernyawa itu Namanya sangat ditakuti dan terkenal jadi untuk ditaruh di julukan tim ya harapannya seperti itu. Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Kalu untuk supporter ya keberanian kegiatan pemahaman nilai-nilai dan pendirian, kalua semisal geger kepahlawanan Pangeran ya tabrak jangan ada kata mundur Sambernyawa? sebelum berperang, senangnya 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- kaya gitu, sebenernya Cuma nilai kepahlawanan Pangeran provokasi sedikit, tapi yang Sambernyawa dalam kehidupan kepancing satu bus. anda sehari-hari? 2. Paling ya keberanian kegigihan 3. Apakah anda merasa lebih 3. Ya bangga memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Materi sih itu kadang gaada, Waktu kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis juga jarang dan juga ya paling nilai kepahlawanan Solo? dilarang polisi buat dating Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi 2. Kalau saya tetap nekat, 2017 di

183

terhadap Suporter kendala tersebut? Semarang tetap berangkat, Pasoepati? Rembang juga, di Bantul juga dilarang dari Prambanan sudah di blockade tapi ya tetap tembus Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Pernah, kalau yang pertama antara dengan suporter tim sepakbola PAsoepati sama Surakartans, Jogja lain? Brajamusti, BCS, Snex Semarang, 2. Bagaimana anda menyelesaikan Arema terus Bonek Jawa timur, permasalahan tersebut? terus Ciamis, Tangeran tahun 3. Apakah anda pernah mengeluh kemarin, Cilegon. dalam mendukung tim Persis Solo? 2. Kalau supporter ya kalau jual kita 4. Hal apa yang anda lakukan ketika beli menyuarakan keluhan anda 3. Kalua mengeluh Cuma terhadap tim Persis Solo? kepengurusannya. Entah liga 2 atau 3, kowe ndukung tim langsung kui wes seneng, kalu harapane tinggi nak ora kecapai malah sakit. Kekecewaan itu ya berpengaruh ke selanjutnya. Apalagi mikir untung rugi berarti ya gak ikhlas. 4. Sebenere awale kita bikin diskusi, intervensi ke tim itu bukan supporter, kita hanya sebatas supporter tribun. MIsale diluar kewenangan supporter ya harus ada batas. Kalau manajemen jelek terkait tim baru supporter bisa masuk.

184

Nama : Muhammad Faqih Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 13 Februari 1999 Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Colomadu, Karanganyar Nomor HP : 08827318842 Waktu Wawancara : Semarang, 20 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Pangeran Sambernya ki lahir ning kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Kartosuro, keturunan Keraton. Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran Mulai 14 tahun mulai ikut gerilya, ditanamkan kepada Sambernyawa? Pas kejadian karo Belanda kan ra suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama trimo akhire melu perang, Akhire Pangeran Sambernyawa? beranjak dewasa bias memimpin 4. Sejak kapan Pangeran 2. Sambernyawa niku dijuluki seko Sambernyawa dikenal sebagai figur Belandane, soale tentang sikape Persis Solo? Pangeran Sambernyawa, ora 5. Sejak kapan anda mengetahui gampang menyerah, wani pokoke. bahwa Pangeran Sambernyawa 3. – merupakan tokoh yang digunakan 4. Sejak Sd malah mas sebagai nama laskar bagi Persis Solo?

185

Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Peristiwa perang keraton Surakarta, Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? melawan Penjajah Belanda niku 2. Apakah anda mengetahui peranan 2. Perane di Mangkunegaran itu Pangeran Sambernyawa bagi sebagai anak, nggih beranjak usia Mangkunegaran? niku akhire diangkat jadi Pangeran Mangkunegaran mergo sikape sing wani mimpin. Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Ora gampang menyerah sih mas, dari sosok Pangeran Sambernyawa? berani 2. Apakah anda lebih semangat dalam 2. Semangat tentang dukung Persis mendukung tim Persis Solo ketika Solo sih tentang harga diri sihmas ditanamkan nilai-nilai apalagi sama rival, seperti PSIM kepahlawanan Pangeran 3. Nggak terlalu memandang figure Sambernyawa? sih mas, sebelumnya kan rebut 3. Apakah figur Pangeran gara-gara Psywar sih mas Sambernyawa membuat anda lebih 4. Nggih nonton pas away apalagi fanatik dalam mendukung Persis sekarang main di Madiun Solo? 5. Pernah mas ngedol klambi sepatu 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda terhadap tim Persis Solo? 5. Pernahkah anda berkorban demi mendukung tim Persis Solo? 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Perlu sih mas biar mengenal implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai sejarah, tahu asal-usul kenapa kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran dijuluki lascar Sambernyawa, terus Sambernyawa terhadap Sambernyawa? ada semboyannya “Mulat Sarira suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang Hangrasa Wani” ya gitu. nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 2. –

186

Sambernyawa? 3. Buat Pasoepati kayanya pernah, 3. Apakah sebelumnya anda pernah kalu manajemen kurang tahu mendapatkan kegiatan yang 4. Sangat perlu mas soalnya dari berhubungan dengan pemahaman sikap,sifat Sambernyawa banyak nilai-nilai kepahlawanan Pangeran nilai positif yang dapat diitiru Sambernyawa? Pasoepati 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Yaa lebih dewasa lebih bias kegiatan pemahaman nilai-nilai mengaca kalu Persis Solo kan kepahlawanan Pangeran bersejarah, ya lebih dewasa Sambernyawa? 2. Kalau ada masalah ya tidak mudah 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- menyerah, kalua ada apa-apa ya nilai kepahlawanan Pangeran kudu wani Sambernyawa dalam kehidupan 3. Bangga banget , punya rasa kaya anda sehari-hari? gitu 3. Apakah anda merasa lebih memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Mungkin tentang homebase, kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis sekarang kan laggi di Madiun nilai kepahlawanan Solo? karena Manahan direnovasi, saya Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi juga kuliah di Semarang jadi jauh terhadap Suporter kendala tersebut? 2. Diluangin waktu, uang

187

Pasoepati?

Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Pernah mas, waktu sama Semarang dengan suporter tim sepakbola waktu di final Polda Jateng, Kendal lain? juga di Mangkang 2. Bagaimana anda menyelesaikan 2. Kalau ada masalah ya dirampungke permasalahan tersebut? apik-apik mas, ya gamau neko- 3. Apakah anda pernah mengeluh neko dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Mengeluh pernah mas ketika 4. Hal apa yang anda lakukan ketika manajemen bobrok dan kalahan menyuarakan keluhan anda terus terhadap tim Persis Solo? 4. Kalau aku sih lewat medsos sih mas ke manajemen ke pemain dan offisialnya.

Nama : Agung Daryono Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 29 April 1983 Pekerjaan : Swasta Alamat : Kartasura Nomor HP : 08213923983 Waktu Wawancara : Madiun, 26 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban

188

1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Raja dari kerajaan Mangkunegaran kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 2. Yaa tadi mas, Mangkunegaran Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran 3. Kalau ngga salah itu, waktu jaman ditanamkan kepada Sambernyawa? penjajahan beliau itu berperang suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama melawan Belanda, yaa beliau Pangeran Sambernyawa? menumpas para musuh-musuhnya 4. Sejak kapan Pangeran 4. Kalua itu kurang paham mas, Sambernyawa dikenal sebagai figur soalnya sejak nonton dulu ya sudah Persis Solo? dinamakan kaya gitu 5. Sejak kapan anda mengetahui 5. - bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Yaa, waktu jaman Belanda Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? melawan VOC itu 2. Apakah anda mengetahui peranan 2. Beliau jadi raja pertama Pangeran Sambernyawa bagi Mangkunegaran? Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Paling ya sikap berjuangnya, dari sosok Pangeran Sambernyawa? pantang menyerah sama rela 2. Apakah anda lebih semangat dalam berkorban aja, beliau kan dulu mendukung tim Persis Solo ketika memperjuangkan solo juga ditanamkan nilai-nilai 2. Pastinya ya mas, beliau kan kepahlawanan Pangeran pahlawan asli disini, jadi semangat Sambernyawa? beliau dalam memperjuangkan Solo 3. Apakah figur Pangeran ya pati kami ikuti Sambernyawa membuat anda lebih 3. Kurang lebihnya seperti itu, kan

189

fanatik dalam mendukung Persis Sambernyawa kan juga membela Solo? Solo dulu, jadi spiritnya yang 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda ditularkan ketika mendukung Persis terhadap tim Persis Solo? 4. Yaa nonton aja gini mas kalua saya, 5. Pernahkah anda berkorban demi tiap ada pertandingan kalua tidak mendukung tim Persis Solo? kerja ya wajib nonton 5. Yaa paling ya gini aja, nonton apalagi sekaranag kan lagi pindah di Madiun, otomatis pengeluaran bertambah, apalagi kan saya nonton itu sama istri sama anak dua, jadi yaa lebih lah biayannya. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Ya sebenernya ya tertarik mas, implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai apalagi kan Sambernyawa itu kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran pahlawan asli Solo yang wajib Sambernyawa terhadap Sambernyawa? dikenal dan diteladani suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang 2. Yaa kalau saya paling dulu Cuma nilai-nilai kepahlawanan Pangeran baca-baca aja, sama pas sekolah Sambernyawa? dulu dicritain guru saya 3. Apakah sebelumnya anda pernah 3. Yaa paling dari baca-baca sama mendapatkan kegiatan yang jaman sekolah saja mas berhubungan dengan pemahaman 4. Bagus sih mas, perlu sekali, karena nilai-nilai kepahlawanan Pangeran ya itu tadi Sambernyawa kan dari Sambernyawa? Solo dan juga keteladanan beliau 4. Bagaimana menurut anda tentang itu ya memang wajib ditiru sama pemahaman nilai-nilai supporter Persis kan. kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter

190

Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Yaa mungkin tahu siapa kegiatan pemahaman nilai-nilai Sambernyawa itu kepahlawanan Pangeran 2. Yaa kaya waktu kerja saya ya Sambernyawa? selalu bekerja keras, semangat terus 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- apalagi udah berkeluarga, anak dua nilai kepahlawanan Pangeran 3. Pasti itu mas Sambernyawa dalam kehidupan anda sehari-hari? 3. Apakah anda merasa lebih memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Yaa waktu aja sih kalua saya kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis 2. Yaa saya gak memaksakan, kalua nilai kepahlawanan Solo? bias nonton ya berangkat Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi terhadap Suporter kendala tersebut? Pasoepati?

Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Jaman-jaman nom mungkin mas, dengan suporter tim sepakbola kalau sekarang ya engga wong lain? ngajak anak juga kan malu 2. Bagaimana anda menyelesaikan 2. yaa paling seleseikan baik-baik aja permasalahan tersebut? 3. engga sih mas wong bal-balan ki yo 3. Apakah anda pernah mengeluh menang kalah biasa dalam mendukung tim Persis Solo? 4. –

191

4. Hal apa yang anda lakukan ketika 5. menyuarakan keluhan anda terhadap tim Persis Solo?

Nama : Muhammad Fajar Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 13 Februari 2003 Pekerjaan : Pelajar/ SMA Alamat : Mojogedang, Karanganyar Nomor HP : 085333544898 Waktu Wawancara : Karanganyar, 22 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Setau saya Pangeran Sambernyawa kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? itu pahlawan yaa… pahlawan dari Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran Solo, jadi pahlawan local dari Solo ditanamkan kepada Sambernyawa? gitu mas suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama 2. Pangeran Sambernyawa berasal Pangeran Sambernyawa? dari Kartasura kalau gak salah mas 4. Sejak kapan Pangeran 3. Setau saya ya, Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai figur Sambernyawa dinamain Persis Solo? Sambernyawa didalam perang 5. Sejak kapan anda mengetahui melawan musuh-musuhnya kaya

192

bahwa Pangeran Sambernyawa mudah gitu lo mas merupakan tokoh yang digunakan 4. Kalau saya tahu mulai tahun kalua sebagai nama laskar bagi Persis gak salah umur 12, umur 12 kan Solo? udah tau kalua Sambernyawa itu melekat sebagai julukannya. SMP Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Kayak apa yaa, perjanjian apa ya.. Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? perjanjian Salatiga itu mas, 2. Apakah anda mengetahui peranan melawan VOC kalua gak salah di Pangeran Sambernyawa bagi Solo. Mangkunegaran? 2. Setau saya Pangeran Sambernyawa itu jadi raja pertama kalua gak salah Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Itu Pangeran Sambernyawa itu rela dari sosok Pangeran Sambernyawa? berkorban, demi negaranya rela 2. Apakah anda lebih semangat dalam mati terus melawan musuh- mendukung tim Persis Solo ketika musuhnya apapun rela dilakukan ditanamkan nilai-nilai demi negaranya kepahlawanan Pangeran 2. Dari saya sih menurut saya kalau Sambernyawa? ada nilai kepahlawanan seperti 3. Apakah figur Pangeran itukan kaya ada kebanggan Sambernyawa membuat anda lebih tersendiri kalau mendukung tim fanatik dalam mendukung Persis Persis Solo kan jadi lebih apa yaa.. Solo? kaya Nilai Pangeran Sambernyawa 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda tadi yang rela berkorban jadi lebih terhadap tim Persis Solo? bersemangat dalam mendukung 5. Pernahkah anda berkorban demi 3. Sangat bersemangat dalam mendukung tim Persis Solo? mendukung tim Persis Solo berlaga karena Pangeran Sambernyawa

193

sendiri sudah begitu figurnya 4. Kayak nonton pertandingan tiap laga Persis Solo dikandang maupun tandang selalu nonton sih mas 5. Kalau buat nonton Persis Solo sendiri laganya paling satu minggu sekali atau dua minggu sekali, jadi nyisihin uang jajan lah mas buat beli tiket, jadi kita juga dapat membantu Persisnya juga dengan cara kita. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Sangat tertarik mas, karena itu implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai dapat membuat supporter sendiri kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran belajar lebih semangat lebih loyal Sambernyawa terhadap Sambernyawa? terhadap tim yang didukung. suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang 2. Kalau sebagai Pasoepati gak nilai-nilai kepahlawanan Pangeran dikasih tau secara langsung, tapi Sambernyawa? mungkin dari pemikiran kita sendiri 3. Apakah sebelumnya anda pernah tentang Pangeran Sambernyawa, mendapatkan kegiatan yang jadi gak disosialisai seperti itu berhubungan dengan pemahaman 3. Belum nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 4. Sikap saya sebagai Pasoepati Sambernyawa? sendiri pasti akan apa ya… akan 4. Bagaimana menurut anda tentang tau tentang sejarah Pangeran pemahaman nilai-nilai Sambernyawa, kita gak Cuma kepahlawanan Pangeran dating, gak Cuma lihat fotonya tapi Sambernyawa kepada para suporter juga tahu akan sejarahnya, jadi buat Pasoepati? pelajaran buat Suporter

194

Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. – kegiatan pemahaman nilai-nilai 2. Kan Pangeran Sambernyawa gigih kepahlawanan Pangeran gitulo sungguh-sungguh, jadi kalua Sambernyawa? melakukan apa-apa ya dilakukan 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- bener-berner, rela berkorban juga nilai kepahlawanan Pangeran tetap diterapkan dikehidupan kita, Sambernyawa dalam kehidupan kalua dari Pangeran Sambernyawa anda sehari-hari? mungkin itu gigih belajarnya giat 3. Apakah anda merasa lebih lagi gak Cuma main-main aja memiliki kebanggaan dan dalam 3. Bangga mas, karena tim local sih mendukung tim Persis Solo dengan jadi sebuah kebanggan kalua bias adanya Fiigur Sambernyawa? dukunt tim dari daerah kita sendiri, ya memcerminkan kah karena kita juga membela daerah kita sendiri 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Itu pasti mas uang belum banyak, kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis apalagi tiket mahal harus nabung nilai kepahlawanan Solo? dulu, apalagi ada isu tawuran juga Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi memberatkan ijin orang tua buat terhadap Suporter kendala tersebut? nonton, jadi paling colong- Pasoepati? colonagn sama orangtua kalau nonton bola 2. Kalau seumpama gak diijinin orang tua ya tetap berangkat mas, udah kebanggaan gitu lo buat dukung secara langsung Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Yaa pernah sih mas, dulu pernah dengan suporter tim sepakbola waktu tahun2018 itu pas “away” lain? laga away ke Kendal lawan Persik

195

2. Bagaimana anda menyelesaikan Kendal, kejadiannya itu di permasalahan tersebut? Semarang kita itu kaya diteror, 3. Apakah anda pernah mengeluh mungkin ada provokasi dari tim dalam mendukung tim Persis Solo? lawan kan, karena tim Persis solo 4. Hal apa yang anda lakukan ketika kan menang jadi mungkin tidak menyuarakan keluhan anda terima, jadi kita dari Kendal sampai terhadap tim Persis Solo? Semarang kaya di terror, itu gak ngebalis sih mas, kaya perlawanan aja, kita dilempar-lempar batu di bus jadi gak bias menghindar juga 2. Yaa melawan, tapi gak sefrontal dari pihak satunya 3. Kalua itu sih pasti ad yamas, mungkin dari supporter sudah sungguh-sungguh, dari manajemen tidak serius membenahi tim ini, tapi gak dibuat alesan sih mas buat ngedukung 4. Kalua biasasnya kalua Persis Solo ada masalah gitu di mediasosial jarang menyuarakan, tapi kalua dari Pasoepati ada desakam dari manajemen ngadain longmarc pasti ikut.

196

LAMPIRAN 7 SURAT IZIN PENELITIAN MANAJEMEN PERSIS SOLO

197

LAMPIRAN 8 SURAT IZIN PENELITIAN DPP PASOEPATI

198

LAMPIRAN 9 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN MANAJEMEN PERSIS SOLO

199

LAMPIRAN 10 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN DPP PASOEPATI

200

LAMPIRAN 11 DOKUMENTASI Gambar I Wawancara dengan Langgeng Jatmiko, Manajer Persis Solo.

Sumber : Data Primer, 2019 Gambar 2 Wawancara dengan para Pengurus DPP Pasoepati

Sumber : Data Primer, 2019

201

Gambar 3 Wawancara dengan Muhammad Faqih

Sumber : Data Primer, 2019 Gambar 4 Wawancara dengan Adhitomo Susilo

Sumber : Data Primer, 2019

202

Gambar 5 Wawancara dengan Muhammad Nur

Sumber : Data Primer, 2019 Gambar 6 Wawancara dengan Tomy, Ketua Pasoepati Korwil Banjarsari

Sumber : Data Primer, 2019

203

Gambar 7 Wawancara dengan Azid

Sumber : Data Primer, 2019