NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN
PANGERAN SAMBERNYAWA PADA KOMUNITAS SUPORTER PASOEPATI DI SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh:
Istiyoko Hendrawan
3101415068
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
i
ii iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Cintai hidup yang anda jalani. Jalani hidup yang anda cintai. - (Robert Nesta Marley).
Persembahan :
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunianya, saya persembahkan skripsi ini untuk :
1. Kedua orangtua atas kasih sayang serta limpahan dukungan dan doa yang
tak berkesudahan.
2. Kedua kakek dan nenek saya yang selalu memberikan doa dan semangat selama ini. 3. Jurusan Sejarah, yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu pengetahuan dan keterampilan. 4. Keluarga besar KSG Social Adventure Club yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengalaman yang luar biasa.
5. Teman-teman Pendidikan Sejarah Rombel B dan teman-teman mahasiswa
jurusan sejarah angkatan 2015.
6. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
v
SARI
Hendrawan, Istiyoko. 2020. Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta. Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Nina Witasari, M.Hum
Kata kunci : Kesadaran Sejarah, Nilai Kepahlawanan, Pangeran Sambernyawa.
Pendidikan sejarah merupakan proses enkulturasi dalam rangka national building, dan proses pelembagaan nilai-nilai positif, seperti nilai-nilai warisan leluhur, nilai-nilai heroism dan nasionalisme, nilai-nilai masyarakat industri, maupun nilai-nilai ideologi bangsa. Nilai- nilai tersebut yang diharapkan menjadi tuntunan semua orang dalam menumbuhkan kesadaran sejarah serta dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai positif yang terkandung dalam pendidikan sejarah harus mampu diambil maknanya oleh setiap orang baik dalam lingkup pendidikan formal maupun secara keseluruhan. Proses menumbuhkan kesadaran sejarah dan nilai-nilai karakter ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai- nilai kepahlawanan yang ada pada sosok Pangeran Sambernyawa. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pentingnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati. (2) Mengetahui implementasi nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati; (3) Mengetahui kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati, anggota Komunitas Supporter Pasoepati. Sumber data yang dipilih yaitu data primer dan data sekunder menggunakan teknik observasi, wawancara dan kajian dokumen. Uji validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukan (1) Nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dapat menumbuhkan kesadaran sejarah dan membentuk sikap positif untuk Pasoepati, akan tetapi perlu intensitas yang lebih terkait pentingnya nilai kepahlawanan Samberyawa (2) Belum adanya kegiatan khusus dari manajemen Persis Solo maupun DPP Pasoepati terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan hanya sebatas mengenalkan sosok Pangeran Sambenyawa sebagai figure kebanggaan kota Surakarta dan juga pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa yang masih sederhana, sikap rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas, dan loyalitas merupakan hasil implementasi dari nilai kepahlawanan Pangeran Samberyawa (3) Kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati terbagi menjadi kendala internal dan eksternal, kendala internalnya adalah minimnya kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai kepalahwanan Pangeran Sambernyawa, kendala eksternalnya yaitu sering terjadinya konflik antara Pasoepati dan supporter lawan yang tidak bisa dihindari, hal ini pastinya tidak sesuai dengan nilai-nilai kepahlwanan Pangeran Sambernyawa, selain kendala internal dan eksternal kendala berikutnya yaitu minimnya informasi dan kegiatan tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan agar manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati agar lebih interaktif dan informatif dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada anggota Pasoepati.
vi
ABSTRACT
Hendrawan, Istiyoko. 2020. Pangeran Sambernyawa's Heroic Values in the Pasoepati Supporters Community in Surakarta. History Department, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang. Supervisor : Dr. Nina Witasari, M.Hum.
Keywords: Historical Awareness, Heroism Value, Pangeran Sambernyawa.
Historical education is an acculturation process in the framework of national building, and the process of institutionalizing positive values, such as the values of ancestral heritage, the values of heroism and nationalism, the values of industrial society, and the ideology of the nation. These values are expected to guide everyone in fostering historical awareness in the life of the nation and the state. The positive values contained in the history of education must by everyone both within the scope of formal education and as a whole part of national value in general. The process of fostering historical awareness and character values can be done by instilling the heroic values that exist in the figure of Pangeran Sambernyawa. This study aims to: (1) Determining the importance of Pangeran Sambernyawa's heroic values to Pasoepati supporters. (2) Investigating the implementation of Pangeran Sambernyawa's heroic values to Pasoepati supporters. (3) Analyzing the obstacles in comprehension the value of Pangeran Sambernyawa's heroism towards the Pasoepati Supporters. The researcher used a qualitative research method with a fenomenology approach. The primary data source in this study are the management of Persis Solo, DPP Pasoepati, and members of the Pasoepati Supporter Community. The selected data sources are primary data and secondary data are taken using observation, interview and document study techniques. The researcher uses source triangulation and technical triangulation as the data validation test. The results shows that (1) The value of Pangeran Sambernyawa's heroism could foster historical awareness and form a positive attitude for Pasoepati. However, it still needs more intense planting process related to the importance of the value of the heroism of Pangeran Sambernyawa‟s. (2) The absence of specific activities from Persis Solo management and the Pasoepati DPP related to the comprehension of Pangeran Sambernyawa's heroic values are only limited to introduce the figure of Pangeran Sambenyawa as a famous figure of the city of Surakarta. In addition, the understanding of Pasoepati related to Pangeran Sambernyawa's figure which is still in a superficial teaching related to: attitude of self-sacrifice, patriotism, hard work, solidarity, and loyalty are the results of the implementation of the heroism value of Pangeran Sambernyawa's. (3) Obstacles in comprehension the value of Pangeran Sambernyawa's heroism to Pasoepati are divided into internal and external constraints,where the internal constraints is the lack of activities aimed to introduce Pangeran Sambernyawa's heroism values. The external obstacle is the frequent occurrence of conflicts between Pasoepati and supporters of the opponent that is unavoidable, this is certainly not in accordance with the values of heroism Pangeran Sumbernyawa In addition to internal and external constraints, the next obstacle is the lack of information and activities about the figure of Pangeran Sambernyawa to Pasoepati teaching and implementation. Based on the results of the study, the researcher recommends the management of Persis Solo and the DPP of Pasoepati to be more interactive and informative in instilling the value of Pangeran Sambernyawa's heroism to the members of Pasoepati.
vii
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta.” Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu rasa terima kasih dan hormat penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, MA., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah membantu memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian. 3. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd. Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah membantu memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian. 4. Dr. YYFR. Sunarjan, MS. dan Drs. Jayusman, M.Hum., sebagai Dosen Penguji Skripsi. 5. Dr. Nina Witasari, M.Hum. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk serta arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Langgeng Jatmiko. Manajer klub Persis Solo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di manajmen klub Persis Solo. 7. Aulia Haryo Utomo Presiden DPP Pasoepati yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di komunitas supporter Pasoepati. 8. Anggota komunitas Pasoepati yang telah memberikan dukungan dan bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.
viii
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan makna dan manfaat bagi pembaca.
Semarang, 10 Juni 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii PENGESAHAN KELULUSAN...... iii PERNYATAAN ...... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...... v SARI ...... vi ABSTRACT ...... vii PRAKATA ...... ix DAFTAR ISI ...... x DAFTAR BAGAN ...... xii DAFTAR TABEL ...... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 8 C. Tujuan Penelitian ...... 8 D. Manfaat Penelitian ...... 9 E. Batasan Istilah ...... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teoritis ...... 15 B. Kajian Pustaka ...... 44 C. Kerangka Berpikir ...... 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian ...... 54 B. Fokus Penelitian ...... 56 C. Pendekatan Penelitian ...... 58 D. Sumber Data ...... 60 E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ...... 62 F. Uji Validitas Data...... 66 G. Teknik Analisis Data ...... 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ...... 70 B. Hasil Penelitian ...... 196 C. Pembahasan ...... 127 BAB V PENUTUP A. Simpulan ...... 136
x
B. Saran ...... 138
DAFTAR PUSTAKA ...... 141 LAMPIRAN ...... 144
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1. Kerangka Berpikir ...... 48 Bagan 3.1. Analisis Data Model Interaktif ...... 67 Bagan 4.1. Pengurus Pasoepati ...... 75
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel. 4.1 Pokok-Pokok Temuan Rumusan Masalah 1 ...... 105
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Instrumen Wawancara Manajemen Persis Solo ...... 145 Lampiran 2 Instrumen Wawancara DPP Pasoepati ...... 148 Lampiran 3 Instrumen Wawancara Anggota Pasoepati ...... 151 Lampiran 4 Transkrip Manajemen Persis Solo ...... 154 Lampiran 5 Transkrip Wawancara DPP Pasoepati ...... 161 Lampiran 6 Transkrip Wawancara Anggota Pasoepati ...... 166 Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Manajemen Persis Solo ...... 196 Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Skripsi DPP Pasoepati ...... 197 Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Skripsi Manajemen Persis Solo ..... 198 Lampiran 10 Surat keterangan Selesai Skripsi DPP Pasoepati ...... 199 Lampiran 11 Dokumentasi ...... 200
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sejarah merupakan proses enkulturasi dalam rangka
national building, dan proses pelembagaan nilai-nilai positif, seperti nilai-nilai
warisan leluhur, nilai-nilai heroism dan nasionalisme, nilai-nilai masyarakat
industri, maupun nilai-nilai ideologi bangsa (Kartodirdjo, 1999:33). Nilai-nilai
tersebut yang diharapkan menjadi tuntunan semua orang dalam berkehidupan
berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai positif yang terkandung dalam pendidikan
sejarah harus mampu diambil maknanya oleh setiap orang baik dalam lingkup
pendidikan formal maupun secara keseluruhan.
Salah satu nilai yang dapat diambil dari pendidikan adalah nilai
heroisme atau nilai kepahlawanan. Nilai kepahlawanan merupakan salah satu
tujuan dalam mempelajari sejarah, bagaimana setiap orang mampu meneladani
seseorang pahlawan yang dianggap berjasa bagi daerah maupun bangsanya.
Seorang pahlawan atau tokoh penting di berbagai daerah tentunya mempunyai
kharisma tersendiri bagi para pengagumnya. Hal demikian yang menjadi
perhatian bahwa seorang pahlawan yang dikagumi mampu menjadi tuntunan
bagi penerus bangsa dengan meneladani perjuangan dan pengorbanan mereka.
Nilai kepahlawanan berpangkal pada suatu tindakan yang didalamnya
terdapat rasa keberanian diri, kesabaran dan pengorbanan dari seorang yang
rela berkorban demi tercapainya tujuan yang diinginkan dengan dilandasi oleh
1
2
sikap tanpa pamrih. Nilai kepahlawan bukan hanya sekedar berani bertempur di medan pertempuran sampai darah penghabisan yang mungkin hal ini sudah tidak bisa diterapkan di masa modern seperti sekarang. Nilai tersebut memang benar akan tetapi lebih dari itu kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Diantaranya adalah bagaimana seseorang mampu menanamkan sikap kritis, jujur, tanggung jawab, disiplin, kasih sayang dan ikhlas. Selain itu dalam meneladani nilai kepahlawanan juga diharapkan dapat mempunyai sifat keberanian, kesabaran dan pengorbanan baik untuk keluarga, daerah asal maupun Negara serta menumbuhkan kesadaran sejarah yang baik untuk para penerus bangsa.
Kesadaran akan sejarah pada dasarnya dimiliki oleh setiap masyarakat dan mereka sudah sering mengajarkan sejarah secara informal dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam keluarga adalah bagaimana sejak kecil seorang anak akan dikenalkan dengan silsilah keluarga oleh orang tua agar anak tersebut mengetahui siapa saja saudara mereka. Untuk tingkat masyarakat, pendidikan sejarah secara informal sering disampaikan melalui folklore atau tradisi sejarah lisan, misal cerita mengenai asal-usul nama suatu daerah atau cerita-cerita kepahlawanan pada masa lalu (Amin, 2010:5). Dalam hal ini diharapkan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan dapat menjadi salah satu stimulus bagi masyarakat dalam proses menumbuhkan kesadaraan sejarah.
Di era sekarang, nilai-nilai kepahlawanan dapat diaplikasikan dalam berbagai hal salah satunya adalah di Sepak bola. Sepak bola adalah olahraga yang mempunyai penggemar yang besar di dunia. Olahraga ini menjadi sebuah
3
daya tarik bagi masyarakat untuk mencari sebuah hiburan. Baik langsung menonton di stadion maupun melalui media televisi, pertandingan sepak bola mampu menarik perhatian bagi para masyarakat. Kecintaan mereka kepada tim yang mereka dukung dibuktikan dengan berbagai hal seperti membeli atribut tim kesayangan hingga selalu hadir di stadion baik di kandang tim mereka maupun harus menempuh jarak yang cukup jauh menuju stadion tim lawan demi membela klub kebanggaan mereka bertanding.
Pengaruh yang kuat dari sepak bola menjadikannya sebagai olahraga paling populer di dunia. Populer karena dikenal, dimainkan, ditonton, dan digemari orang diseluruh penjuru dunia. Hal ini menjadi sebuah foneman yang besar khususnya para penikmat sepakbola. Menurut penelitian Nielsen Sport, sepak bola adalah olahraga terpopuler di negara Indonesia. Dilihat dari seluruh populasi penduduk Indonesia, 77%-nya tertarik dengan sepak bola. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara penggemar sepak bola peringkat kedua di bawah Nigeria (83%). Namun sayangnya, Indonesia hanya gemar menonton sepak bola, bukan memainkannya. Masih menurut survei yang sama, tercatat hanya 17% penduduk Indonesia yang aktif bermain sepak bola setidaknya satu pekan sekali. Itu menjadikan Indonesia ada pada urutan ke-22 dari 34 negara yang disurvei. Di Asia Tenggara, Indonesia masih kalah jauh dari Thailand
(41%) (Dex Glenniza, 2019. https://www.asumsi.co/post/bukan-sepak-bolanya- pak, di akses tanggal 10 Maret 2020).
Dalam sepak bola tentunya ada elemen suporter yang selalu menjadi pendukung atau sering disebut “pemain kedua belas” di sebuah tim sepak bola.
4
Di Indonesia, suporter tersebar sampai pelosok daerah, baik di Jawa, Sumatera,
Kalimantan, hingga Papua mempunyai basis suporter yang sangat fanatik terhadap klub bola daerah mereka. Suporter-suporter itu menamakan diri dengan berbagai nama, diantaranya The Jak Persija Jakarta (1997), Viking
Persib Bandung (1993), Bonek Persebaya Surabaya (1998), dan di Jawa
Tengah ada beberapa basis suporter seperti Panser Biru PSIS Semarang (2001),
Banaspati Persijap Jepara (2002), dan Pasoepati Persis Solo (2000).
Persatuan Sepakbola Indonesia Solo (disingkat PERSIS Solo) adalah salah satu klub sepakbola di Indonesia yang didirikan pada 8 November 1923 di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia oleh Sastrosaksono, tokoh dari Klub
Mars, R. Ng. Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo, di bawah kepemimpinan Voetbal Bond (VVB). Pada tahun 1928, dibawah kepemimpinan Soemokartiko, Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Solo, disingkat PERSIS (Devi,
2016:77).
Persis Solo yang menjadi klub sepak bola bersejarah di Indonesia dan memiliki basis suporter yang banyak dan hampir merata di Solo Raya.
Sebagian besar anggota Pasoepati merupakan warga asli Solo yang setia mendukung ketika tim Persis Solo berlaga baik di Solo maupun ketika berlaga di luar kota mereka. Hal yang menjadi sebuah kewajaran bagi para suporter mendukung timnya berlaga di lapangan. Dukungan selalu diteriakkan dari awal hingga akhir laga, apalagi suporter Pasoepati yang mendukung Persis Solo yang merupakan klub bersejarah di Indonesia.
5
Pasoepati merupakan wadah bagi para suporter sepak bola di Solo raya untuk menuangkan kreatifitas mereka dalam mendukung klub Pelita Solo
(2000), Persijatim Solo FC (2002) dan Persis Solo dari tahun 2004 sampai sekarang. Lahirnya Pasoepati tak bisa terlepas dari kedatangan klub Pelita Solo
(2000). Klub sepak bola Pelita Solo memicu warga Solo Raya untuk mendukung tim Pelita Solo karena membawa nama Solo Raya di kancah persepak bola-an nasional. Permainan yang menarik membuat kreatifitas para pendukung Pelita Solo juga semakin tinggi. Pembentukan komunitas suporter ini bahkan tanpa seruan dari pihak klub melainkan spontanitas dari warga
Surakarta. Dalam pembentukannya banyak sekali ajuan nama untuk pendukung
Pelita Solo. Di dalam forum pembentukan kelompok suporter tersebut, ada beberapa usulan nama seperti Pelitamania, Pelita Solomania, dan beberapa nama yang lain yang nantinya akan dipilih melalui voting. Nama Pasoepati yang mempunyai kepanjangan dari “Pasukan Soeporter Pelita Sejati” akhirnya dipilih menjadi nama suporter dari Pelita Solo tersebut. Nama Pasoepati adalah usulan dari Suwarmin Mulyadi salah seorang wartawan Harian Solo Pos yang turut hadir dalam acara pembentukan suporter tersebut (Devi, 2016:32).
Kelahiran Pasoepati 9 Februari 2000, di Kota Surakarta yang awalnya diprakarsai oleh Mayor Haristanto dkk, pada awalnya (para pendiri) tidak menyangka kalau Pasoepati bisa sedemikian besar. Pada masa awal keberadaan
Pasoepati didalam mendukung Pelita Solo “hanya bersorak tanpa nyanyian dan tarian tapi dengan iringan drum dan terompet” yang anggotanya tidak melebihi angka ratusan (Waskito, 2014:88). Setelah era Pelita Solo berakhir
6
munculah tim Persijatim Solo FC (2002) dan barulah Persis Solo (2004) muncul kembali dan mendapat dukungan Pasoepati dari seluruh karesidenan
Surakarta.
Fanatisme Pasoepati dalam mendukung Persis Solo memang sudah tidak diragukan lagi. Menjadi hal biasa apabila setiap Persis Solo berlaga pasti selalu ada Pasoepati yang mendukung. Dibalik fanatisme suporter tentunya ada sebagian kecil hal-hal negatif yang menjadi efek dari fanatisme dari para suporter Pasoepati. Gesekan-gesekan sering kali terjadi ketika para suporter bertemu dengan suporter klub lain baik didalam stadion maupun di luar stadion. Gesekan antar suporter pada zaman kemajuan teknologi sekarang juga sering terjadi di beberapa media sosial. Saling menghina tim lain maupun suporter sudah menjadi hal yang sering terjadi pada masa kini. Persis Solo dan
Pasoepati tentunya tidak mengharapkan hal-hal negatif terjadi.
Persis Solo yang menamakan diri sebagai “Laskar Sambernyawa” sebagai julukan tim mereka tentunya bukan tanpa alasan. Tokoh Pangeran
Sambernyawa merupakan tokoh pahlawan yang dikagumi perjuangannya oleh rakyat Surakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No.
048/TK/tahun 1988 tertanggal 17 Agustus 1988, Pemerintah Republik
Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia dan Bintang
Mahaputera Adipurna Kelas I Kepada Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya
Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa).
Pangeran Sambernyawater lahir dengan nama Raden Mas Said. Beliau lahir di kraton Kartasura pada 7 April 1725 M. Ayahnya, Kanjeng Gusti
7
Pangeran Haryo Mangkoenegara Kartasuro atau Mangkunegara Sepuh, adalah putra tertua Amangkurat Jawi yang sempat menjadi kandidat calon raja
(Soedibyo, 2011:1).
Pada awal perjuangannya, Pangeran Sambernyawa meninggalkan
Kraton Kartasura dan melakukan pertempuran yang membutuhkan waktu 16 tahun lamanya. Pertempuran berlangsung pada tahun 1740-1757 M dan dibagi menjadi tiga periode atau tiga bagian. Bagian pertama adalah ketika Pangeran
Sambernyawa bergabung dengan pasukan Sunan Kuning di Randulawang pada tahun 1741-1742 M, bagian kedua pada masa Pangeran Sambernyawa bergabung dengan Pangeran Mangkubumi pada tahun 1743-1752 M, bagian ketiga ketika Pangeran Sambernyawa melawan Belanda (VOC), Sultan
Hamengkubuwono I dan Susuhan Pakubuwono III pada tahun 1752-1757 M.
Pangeran Sambernyawa menjadi sosok yang pantas diteladani karena perjuangan dan pengorbanan beliau dalam mendirikan Mangkunegara.
Keteladanan Pangeran Sambernyawa yang menjadi alasan Persis Solo ketika menjadi julukan dari Persis Solo. Hal yang menjadi perhatian adalah penamaan
Laskar Sambernyawa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Persis Solo maupun Komunitas Pasoepati untuk dapat meneladani perjuangan Pangeran
Sambernyawa. Kesadaran sejarah yang kurang dikalangan suporter terhadap
Pangeran Sambernyawa dapat menjadi sebuah kerugian bagi Pasoepati sendiri karena nilai perjuangan Pangeran Sambernyawa yang dapat membentuk
Pasoepati kearah yang lebih baik lagi.
8
Figur Pangeran Sambernyawa sebagai tokoh pahlawan di Surakarta
menjadi harapan agar Pasoepati sebagai suporter dari Persis Solo dapat
meneladani nilai-nilai perjuangan Pangeran Sambernyawa ketika masa
perjuangan baik melawan penjajah maupun ketika berjuang mendirikan
Mangkunegara. Oleh karena itu peneliti tertarik mengangkat judul “
Pemahaman Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada
Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta” dengan harapan suporter
Pasoepati dapat meneladani nilai-nilai perjuangan Pangeran Sambernyawa
dalam mendukung klub Persis Solo demi tercapainya perilaku fanatisme yang
positif dari para anggota Pasoepati.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan
diungkapkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengapa nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa perlu
dipahamkan kepada suporter Pasoepati?
2. Bagaimana cara implementasi nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati?
3. Apa yang menjadi kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati?
C. Tujuan Penilitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka
penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
9
1. Mengetahui pentingnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
perlu ditanamkan kepada suporter Pasoepati.
2. Mengetahui implementasi nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
terhadap suporter Pasoepati.
3. Mengetahui kendala dalam pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Manfaat bagi Peneliti, memberi kesempatan kepada peneliti untuk
menambah kajian ilmiah tentang nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati.
b. Manfaat bagi masyarakat, menambah wawasan sejarah masyarakat
terutama untuk suporter Pasoepati dan juga untuk dapat lebih memaknai
ketokohan Pangeran Sambernyawa baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun ketika dalam mendukung tim Persis Solo, serta dapat dijadikan
referensi bagi peneliti lain terkait penelitian yang berhubungan dengan
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa.
c. Manfaat bagi Pendidikan, sebagai bahan acuan dalam pembelajaran
sejarah terutama pada materi sejarah lokal dan materi perang melawan
kolonialisme dan imperialisme terutama tentang perlawanan Pangeran
Sambernyawa.
10
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat praktis bagi peneliti adalah dapat mengetahui nilai-nilai
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada Suporter Pasoepati
b. Manfaat praktis bagi masyarakat adalah sebagai sarana meneladani
ketokohan Pangeran Sambernyawa khususnya untuk warga Surakarta
dan sekitarnya.
c. Manfaat praktis bagi dunia Pendidikan adalah menanamkan rasa cinta
terhadap daerah khususnya melalui keteladanan Pangeran
Sambernyawa.
E. Batasan Istilah
1. Nilai Kepahlawanan
Nilai-nilai kepahlawanan merupakan nilai-nilai yang timbul dari
dalam diri seseorang untuk membela baik negaranya, bangsanya, dan
masyarakat yang berada di sekitarnya. Nilai kepahlawanan dapat muncul
dari terjadinya peristiwa sejarah maupun dari peranan tokoh-tokoh
pahlawanan yang menjadi sebuah inspirasi munculnya nilai kepahlawanan
dalam diri seseorang.
2. Komunitas
Istilah kata komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang
berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau
banyak orang. Wikipedia Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian
komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang
11
sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko
dan sejumlah kondisi lain yang serupa (Ambar, 2014:8).
3. Suporter
Menurut Fikret (dalam Bayu Agung Prakoso, 2010:6) dalam
berbagai hal, suporter dimaknai sebagai sekelompok orang yang memiliki
sikap brutal, anarkis, berhubungan dengan kerusuhan, dan sebagainya.
Penelitian mengenai perilaku suporter telah dilakukan oleh University of
Caardiff menunjukan jumlah korban berbanding lurus dengan prestasi klub.
Semakin baik prestasi klub maka semakin banyak korban yang jatuh.
Perayaan kemenangan, pesta alkohol, ataupun ejekan terhadap pendukung
tim lawan adalah penyebab terjadinya kerusuhan yang membuat jatuhnya
korban. Perilaku mereka menjadi tidak terkontrol. Potensi kerusuhan
semakin besar ketika tim yang didukungnya menang.
Suporter merupakan bagian dari penonton sepak bola dimana di
setiap laga pertandingan mereka selalu berteriak, bernyanyi mendukung tim
kebanggaan. Soemanto (dalam Bachtiar, 2015:8) menyatakan bahwa
suporter atau suporters merupakan penonton yang berpihak kepada tim
tertentu. Suporter yang dimaksud dalam tulisan ini adalah penonton atau
pendukung yang berpihak kepada tim sepak bola Persis Solo atau yang biasa
disebut dengan kelompok suporter Pasoepati.
12
4. Pangeran Sambernyawa
Pangeran Sambernyawa terlahir dengan nama Raden Mas Said.
Beliau lahir di kraton Kartasura pada 7 April 1725 M. Ayahnya, Kanjeng
Gusti Pangeran Haryo Mangkoenegara Kartosuro atau Mangkunegara
Sepuh, adalah putra tertua Amangkurat Jawi. Kanjeng Gusti Pangeran
Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I, Pangeran Sambernyawa,
Pangeran Prangwedana, Pangeran Suryakusuma atau Raden Mas (RM) Said
adalah satu orang yang sama. Perbedaan nama pada diri satu orang semacam
itu adalah hal wajar bagi manusia Jawa.
Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) memihak kaum
pemberontak sejak 1740 M (waktu berumur 14 tahun) dan terus berjuang
hingga tahun 1757 M (umur 31 tahun). Musuh-musuh utama pada awalnya
adalah Susuhunan Pakubuwana II (bertahta 1726-1749 M) dan Kompeni
Belanda (VOC). Raden Mas Said sejak meninggalkan kraton Kartasura
hingga memungkasi pertempuran-pertempurannya menghabiskan waktu
hingga 16 tahun. Perlawanan antara tahun 1740-1757 M tersebut dapat
dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah babak bergabungnya
Raden Mas Said dengan pasukan Sunan Kuning (1741-1742 M). Bagian
kedua sekitar tahun 1743-1752 M Raden Mas Said bergabung dengan
Pangeran Mangkubumi dan bagian ketiga, antara tahun 1752-1757 Raden
Mas Said berjuang sendiri melawan tiga pihak : Belanda (VOC), Sri Sultan
Hamengkubuwono I atau Pangeran Mangkubumi dan Susuhan Pakubuwono
III (Mangkoehadiningrat, 2011:9).
13
5. Suporter Pasoepati
Pasoepati terlahir semenjak adanya klub Pelita Solo yang waktu itu
hadir di Kota Solo. Klub Pelita Solo merupakan sebuah klub milik keluarga
Bakrie yang awalnya bernama Pelita Jaya FC. Animo masyarakat terhadap
tim Pelita Solo membuat mereka selalu antusias ketika melihat Pelita Solo
bermain di Stadion Manahan kala itu. Stadion selalu penuh dan ramai
dengan kehadiran penonton karena Pelita Solo bertanding.
Awal mula pemikiran untuk membentuk sebuah paguyuban atau
suporter bagi warga Solo adalah ketika mereka terinspirasi dengan para
Aremania (Suporter Arema Malang) ketika berkunjung ke Manahan.
Ribuan Aremania yang hadir pada waktu itu bersorak sorai dan
memberikan yel-yel dalam mendukung tim Arema Malang. Hal itu seolah
menjadi pencerahan bagi masyarakat Solo dalam mendukung tim Pelita
Solo.
Rencana sejumlah pihak untuk mendirikan kelompok suporter setia
Pelita Solo akhirnya terwujud pada hari Rabu tanggal 9 Februari 2000 di
Griya Grupe Mayor Jalan Kolonel Sugiyono 37 Solo. Sekitar 20 orang
yang hadir mewakili kelompok suporter masing-masing sepakat memilih
nama Pasukan Suporter Pelita Sejati yang disingkat “Pasoepati”.
Sebelumnya nama pilihan lain seperti Pelita Mania, namun melalui voting
menjatuhkan pilihan pada Pasoepati. Kini setelah Pelita Solo maupun
Persijatim Solo FC tidak lagi berada di Solo, Pasoepati meng-update
14
kepanjangannya menjadi Pasukan Suporter Solo Sejati (Hermawan, Danu,
2009:36).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Nilai Kepahlawanan
a. Nilai Secara umum nilai adalah hal yang menunjukan terhadap hal-hal
yang berharga di dalam hidup manusia. Nilai tersebut adalah sesuatu
yang dianggap baik, layak, benar, pantas, dan dikehendaki oleh
masyarakat dalam kehidupannya. Sesuatu yang dianggap nilai apabila
mempunyai kegunaan dan manfaat bagi kehidupan.
Nilai merupakan satu prinsip umum yang menyediakan anggota
masyarakat dengan satu ukuran atau standard untuk membuat penilaian
dan pemilihan mengenai tindakan dan cita-cita tertentu. Nilai adalah
konsep, suatu pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku
manusia. Nilai adalah persepsi yang sangat penting, baik dan dihargai
(Mustari, 2011:4).
Menurut Clyde Kluckhohn (dalam Mustari, 2011:4) menyatakan
bahwa nilai adalah standard yang waktunya agak langgeng. Dalam
pengertian yang luas, suatu standard yang mengatur sistem tindakan.
Nilai juga merupakan keutamaan (preference), yaitu sesuatu yang lebih
disukai, baik mengenai hubungan sosial maupun mengenai cita-cita serta
usaha untuk mencapainya.
15
16
b. Kepahlawanan Kepahlawanan tidak terlepas dari pengertian dari pahlawan.
Dalam pengertian secara umum, pahlawan berarti seorang tokoh penting
yang mempunyai jiwa patriotisme dan selalu berkorban bagi orang lain
maupun tempat dia berada dan keberadaanya diakui oleh masyarakat
sekitar dengan simbol atau nama tertentu. Kata pahlawan sendiri berasal
dari bahasa Sansekerta phala-wan. Arti dari istilah Sansekerta tersebut
adalah orang yang dirinya menghasilkan buah phala yang berkualitas
bagi bangsa, Negara, dan Agama.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 1964 Tentang Penetapan, Penghargaan dan Pembinaan Terhadap
Pahlawan Pasal 1, yang dimaksud dengang Pahlawan adalah Warga
Negara Republik Indonesia yang gugur atau tewas atau meninggal dunia
karena akibat tindak kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu
dan nilai jasa-perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela
Negara dan Bangsa.
Menurut KBBI, kepahlawanan memiliki arti perihal sifat
pahlawan(seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan
kekesatriaan). Menurut Badrun dalam Soleh (2018:15) Semangat anti
penjajahan adalah nilai-nilai patriotisme yang diperjuangkan oleh para
pahlawan pada dekade abad-19 hingga abad-20. Hanya sedikit orang
yang menjadi pahlawan bagi dunia. Karenanya kepahlawanan seseorang
sangant interpretatif, subyektif sekaligus menjadi hasil dari proses
obyektivikasi sosial yang melingkupinya.
17
c. Nilai Kepahlawanan Dalam membentuk kesadaran sejarah, setiap orang perlu
mempelajari, memaknai dan meneladani tokoh-tokoh pahlawan yang
mempunyai andil besar dalam perjuangan bangsa Indonesia. Menurut
Kartodidjo (dalam Aman, 2011:30) Sejarah merupakan cerita tentang
pengalaman kolektif suatu komunitas atau nation di masa lampau. Pada
pribadi pengalaman membentuk kepribadian seseorang dan sekaligus
menentukan identitasnya. Proses serupa terjadi pada kolektifitas, yakni
pengalaman kolektivitas, yakni pengalaman kolektifnya atau
sejarahnyalah yang membentuk kepribadian nasional dan sekaligus
identitas nasionalnya. Bangsa yang tidak mengenal sejerahnya dapat
diibaratkan seorang individu yang telah kehilangan memorinya, ialah
orang yang pikun dan sakit jiwa, maka dia kehilangan kepribadian atau
identitasnya.
Nilai kepahlawanan adalah suatu sikap dalam pengambilan
hikmah dan keteladanan dari para pahlawan yang dapat menjadi pemicu
menjadi orang yang lebih baik lagi dalam berkehidupan di masyarakat.
Menurut Wahyu Widiyatanto (dalam Rini, 2016:8) terdapat 8 nilai
kepahlawanan yaitu :
a. Keteladanan, suatu sikap positif yang dapat dijadikan sebagai
acuan oleh masyarakat;
b. Rela berkorban, sikap bersedia dengan ikhlas, senang hati, dengan
tidak mengharapkan imbalan, dan mau memberikan sebagian yang
dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya;
18
c. Cinta tanah air, perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya
sendiri;
d. Kerja keras, berusaha dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk
berupaya mendapatkan keinginan pencapaian hasil yang maksimal
pada umumnya;
e. Kejujuran, keserasian atau berita yang disampaikan dengan fakta
yang ada;
f. Loyalitas, memiliki makna patuh, setia, komitmen dan juga
pengorbanan diri seseorang;
g. Nasionalisme, sikap paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan
tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah air dengan
memandang bangsanya merupakan bagian dari bangsa lain di
dunia;
h. Patrotisme, Sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela
berkorban demi bangsa dan negara.
Nilai kepahlawanan berpangkal pada suatu tindakan yang didalamnya terdapat rasa keberanian diri, kesabaran dan pengorbanan dari seorang yang rela berkorban demi tercapainya tujuan yang diinginkan dengan dilandasi oleh sikap tanpa pamrih pribadi. Nilai kepahlawan bukan hanya sekedar berani bertempur di medan pertempuran sampai darah penghabisan yang mungkin hal ini sudah tidak bisa diterapkan di masa moderen seperti sekarang. Nilai tersebut memang benar akan tetapi lebih dari itu kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Diantaranya
19
adalah bagaimana seeorang mampu menanamkan sikap kritis, jujur,
tanggung jawab, disiplin, kasih sayang dan ikhlas. Selain itu dalam
meneladani nilai kepahlawanan juga diharapkan dapat mempunyai sifat
keberanian, kesabaran dan pengorbanan baik untuk keluarga, daerah asal
maupun negara.
Oleh karena itu dalam penelitian ini bermaksud untuk
menanamkan nilai-nilai luhur kepahlawanan agar dapat dimaknai dan
diteladani oleh masyarakat khususnya para suporter Pasoepati pendukung
dari klub Persis Solo agar dapat meneladani Pangeran Sambernyawa
sebagai pahlawan yang patut dicontoh sikap dan ketokohannya dalam
membela rakyat dan kedaulatan Mangkunegara pada saat itu.
2. Kesadaran Sejarah
a. Pengertian Kesadaran Sejarah Bangsa yang baik adalah bangsa yang mengenal akan sejarahnya,
hal ini membuktikan bahwa sejarah menjadi elemen yang penting dalam
membentuk karakter suatu bangsa. Sejarah yang mempunyai nilai-nilai
yang luhur pada masa lampau yang dapat dipetik dan diteladani untuk
hidup berbangsa dan bernegara. Hal inilah yang membuat pentingnya
masyarakat Indonesia dalam memahami dan memaknai pentingnya
kesadaran sejarah.
Kesadaran sejarah adalah kesadaran yang menunjukkan satu
tingkat penghayatan pada makna serta hakikat sejarah (dinamika sejarah)
sebagai tuntunan menghadapi masa kini dan masa yang akan datang.
Untuk bisa melangkah sampai pada pemaknaan sejarah yang benar
20
diperlukan dua prakondisi (kondisi objektif) yang perlu dikembangkan
(Nurcahyo, 2012:23).
Memahami secara benar peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di
masa lalu dapat menumbuhkan kesadaran bahwa masa kini merupakan
produk masa lalu dan masa depan ditentukan masa kini. Kesadaran
sejarah tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, tetapi terus diupayakan.
Proses penyadaran sejarah dapat dilakukan secara bertahap melalui
pembinaan baik secara formal maupun nonformal. Membangun,
menumbuh kembangkan kesadaran sejarah diharapkan dapat mendorong,
memotivasi generasi muda untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih
baik (Subagyo, 2010:253). b. Indikator Kesadaran Sejarah Menurut Kartodirdjo dalam Aman (2011:34) kesadaran sejarah
pada manusia sangat penting artinya bagi pembinaan budaya bangsa.
Kesadaran sejarah bukan hanya sekedar memperluas pengetahuan,
melainkan harus diarahkan pula kepada kesadaran penghayatan nilai-nilai
budaya yang relevan dengan usaha pengembangan kebudayan itu sendiri.
Kesadaran sejarah dalam konteks pembinaan budaya bangsa dalam
pembangkitan kesadaran bahwa bangsa itu merupakan suatu kesatuan
sosial yang terwujud melalui suatu proses sejarah, yang akhirnya
mempersatukan sejumlah nation kecil dalam suatu nation besar yaitu
bangsa. Dengan demikian indikator-indikator kesadaran sejarah tersebut
dapat dirumuskan mencakup: menghayati makna dan hakekat sejarah
21
bagi masa kini dan masa yang akan datang; mengenal diri sendiri dan bangsanya; membudayakan sejarah bagi pembinaan budaya bangsa; dan menjaga peninggalan sejarah bangsa.
Menurut Kartodirdjo (1982:4) pembentukan kesadaran sejarah
masa kini tidak terlepas dari proses perubahan yang berlangsung di
sekitarnya: yaitu lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi,
kulturasi, dari kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis
dan empiris berperan penting dalam kesadaran sejarah, terutama di
lingkungan anak didik. Kesadaran sejarah akan dipengaruhi oleh
lingkaran masa kehidupan dari anak sampai dewasa. Ada proses
evolusi pembentukan kesadaran sejarah yang berlangsung dua tahap: a. Tahap mitos-legendaris
Kesadaran mitos legendaris terdapat pada masyarakat
tradisional yang masih sederhana tingkat kebudayaannya dan
peradabannya. Pada tingkat ini kesadaran sejarah masih non historis
atau kesadaran non historis, salah satu cirinya masih belum ada
pemilikan waktu yang jelas. b. Tahap kesadaran historis
Kesadaran sejarah yang historis terdapat pada masyarakat yang
sudahmaju dimana kesadaran sejarah sudah menggunakan pemikiran
perspektif waktu yang tajam dan bersikap kritis. Evaluasi
perkembangan kesadaran sejarah nasional terutama dalam
22
perkembangan kesadaran sejarah nasional terutama dalam
perkembangan sejarah Indonesia.
3. Pendekatan Andragogi
Dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa kepada suporter Pasoepati, perlu menggunakan pendekatan
tertentu mengingat Pasoepati merupakan sebuah komunitas yang
anggotanya terdiri dari berbagai latar belakang dan berbagai usia. Anggota
komunitas suporter Pasoepati terdiri dari pelajar, mahasiswa hingga para
pekerja, dan dari usia anak-anak hingga orang tua pun ikut serta dalam
keanggotaan komunitas suporter Pasoepati. Dalam proses peningkatan
kesadaran sejarah pada penelitian ini dimana diharapkan Pasoepati sebagai
subyek penelitian mampu mendalami dan meneladani peran tokoh Pangeran
Sambernyawa sebagai panutan dan teladan bagi Persis Solo dan khususnya
bagi Pasoepati.
Melihat animo yang tinggi terhadap tim Persis Solo khususnya di
Karesidenan Surakarta membuat peneliti ingin mengetahui pemahaman
Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang
merupakan julukan bagi tim yang selalu mereka dukung dan banggakan.
Menjadi perhatian besar bahwa nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa dapat menjadi teladan bagi Pasoepati dalam kehidupan
sehari-hari dan mendukung tim Persis Solo.
Pasoepati merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari berbagai
latar belakang usia dan pendidikan. Banyaknya orang dewasa yang menjadi
23
anggota komunitas Pasoepati membuat peneliti menggunakan teori pendekatan andragogy untuk teori belajar sebagai pendekatan bagi para anggota Pasoepati dalam memahami dan menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam kesehariannya.
Malcolm Knowles terkenal dengan teori andragoginya, oleh karena itu dianggap Bapak Teori Andragogi meskipun bukan dia yang pertama kali menggunakan istilah tersebut. Andragogi berasal dari akar kata “aner” yang artinya orang (man) untuk membedakannya dengan “paed” yang artinya anak. Andragogi adalah seni dan ilmu yang digunakan untuk membantu orang dewasa belajar (Malik, 2008:8).
Di dalam teori andragogi, pembelajaran mengikuti prinsip-prinsip tertentu sesuai dengan ciri-ciri psikologis orang dewasa. Apabila pembelajaran orang dewasa tidak menggunakan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, bisa jadi materi belajar kurang bisa diterima oleh warga belajar dan hasil belajar juga tidak menyentuh pada kebutuhan warga belajar. Belajar dan membelajarkan orang dewasa tidaklah mudah. Saat belajar terjadi interaksi antara warga belajar dengan sumber belajar. Sumber belajar bisa berupa manusia yakni pamong atau tutor sebagai fasilitator dan bahan belajar seperti buku, siaran radio dan televisi, rekaman suara dan video, alam, serta masalah kehidupan nyata. Di dalam pembelajaran orang dewasa, tutor atau pamong harus memiliki pengetahuan tentang teori belajar orang dewasa, agar tutor atau pamong dapat memilih strategi belajar dengan tepat (Irmawan, 2015:3).
24
Malcolm Knowles dalam Sudarwan (2015) mengungkapkan bahwa andragogy didasarkan pada setidaknya lima asumsi krusial tentang karakteristik pelajar dewasa yang berbeda dari asumsi tenang pembelajar anak yang didasarkan pada pedagogi. Asumsi-asumsi yang dimaksud disajikan berikut ini. a. Self-concept atau konsep diri. Sebagai orang yang matang konsep
dirinya bergerak dari kepribadian tergantung ke sosok manusia yang
bias mengarahkan dirinya sendiri. b. Experience atau pengalaman. Sebagai orang dewasa manusia tumbuh
laksana reservoir akumulasi pengalaman yang menjadi sumber daya
yang meningkat untuk belajar. c. Readiness to leran atau kesiapan untuk belajar. Sebagai orang dewasa
kesediaan untuk belajar menjadi semakin berorientasi kepada tugas-
tugas perkembangan dan peran sosialnya. d. Orientation to Learning atau orientasi untuk belajar. Sebagai orang
dewasa, perspektif perubahan waktu dari salah satu aplikasi
pengetahuan ditunda untuk kesiapan aplikasi, dan sesuai dengan
pergeseran orientasi belajar dari salah satu subjek berpusat pada satu
masalah. e. Motivation to Learn atau motivasi untuk belajar. Sebagai orang dewasa
motivasi untuk belajar adalah internal.
Sujarwo dalam Budiwan mengungkapkan bahwa orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan,
25
kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri.
Keikutsertaan orang dewasa dalam belajar memberikan dampak positif dalam melakukan perubahan hidup kearah yang lebih baik. Orientasi belajar berpusat pada kehidupan, dengan demikian orang dewasa belajar tidak hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus akan tetapi orang dewasa belajar untuk meningkatkan kehidupannya. Melalui proses belajar orang dewasa akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi, sehingga belajar bagi orang dewasa lebih fokus pada peningkatan pengalaman hidup, tidak hanya pada pencarian ijazah saja. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran orang dewasa memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan pembelajaran pada anak-anak. Andragogi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik khusus orang dewasa, khususnya dalam proses belajar.
Dengan teori Andragogi ini dapat memudahkan peneliti untuk melakukan proses pendekatan terhadap komunitas suporter sepak bola
Pasoepati yang mempunyai latar belakang usia yang berbeda dari pelajar, mahasiswa dan para pekerja. agar mencapai tujuannya dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa guna memberikan dampak positif bagi para suporter dalam kegiatan mereka mendukung tim
Persis Solo. Hal ini diharapkan nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani dari Pangeran Sambernyawa menjadi potensi untuk memajukan komunitas suporter Pasoepati ke arah yang lebih positif.
26
Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa 1. Rela Berkorban Teori Andragogi Pasoepati 2. Kerja keras
3. Solidaritas 4. Loyalitas.
Kendala
Hasil penanaman
Bagan 2.1. Alur berpikir Teori.
4. Pangeran Sambernyawa
Dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia, banyak sekali
pahlawan-pahlawan lokal yang menjadi sosok ikonik bagi rakyatnya hingga
saat ini. Perjuangan dan pengorbanan seorang pahlawan tentunya akan
selalu dikenang oleh rakyat bahkan hingga sampai sekarang. Para tokoh
daerah ini memimpin perlawanan dan pertempuran melawan para penjajah.
Salah satu tokoh pahlawan lokal yang menjadi sosok ikonik adalah
Pangeran Sambernyawa yang berjuang di tanah Mataram.
a. Biografi Singkat Pangeran Sambernyawa Pangeran Sambernyawa dilahirkan di Keraton Kartasura pada hari
Minggu Legi tanggal 4 Ruwah tahun Jimakir 1650 AJ, windu Adiwuku
wangagung atau tanggal 7 April 1725 M, dengan nama Raden Mas Said.
Ayahnya bernama Kanjeng Pangeran Arya Mangkunegara yang dibuang
27
oleh Belanda ke Srilanka (Ceylon). Ibunya bernama R. A. Wulan, putri dari Pangeran Blitar.
Seorang penulis Belanda, De Jonge, menyebutkan bahwa pembuangan terhadap R.A. Mangkunegara disebabkan oleh fitnah yang dikarang oleh Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo, dua orang wali raja
(karena raja masih berumur 16 tahun). Dalam fitnah itu dikatakan bahwa ia berzinah dengan seorang selir Pakubuwono II, yakni Mas Ayu
Larasati. Pada mulanya ia dijatuhi hukuman mati, namun kemudian diubah menjadi hukuman buang. Persistiwa itu terjadi ketika Pangeran
Sambernyawa masih berumur dua tahun. Bencana itu ditambah lagi dengan meninggalnya ibunya ketika melahirkan seorang putra (R.I.W.
Dwidjasuasana, 1972:24).
Dalam didikan dan asuhan eyang putri R. Ayu Kusumonarso,
Pangeran Sambernyawa kecil hidup dalam suasana sederhana dan hampir tersisih dari kehidupan istana bersama kedua adiknya R.M. Ambia dan
R.M. Sabar. Hal demikian membuat mereka tidak tampak sebagai anak keturuna raja dan nantinya menjadi calon raja. Keadaan seperti inilah yang membuat Raden Mas Said lebih merasa dekat dengan rakyat kecil karena keseharian beliau bercengkrama dengan rakyat biasa.
Keseharian Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) inilah yang membuat dia mendapatkan pendidikan lahir dan batin yang berat hingga membuat beliau menjadi dewasa batinnya dan kuat mentalnya.
28
Hasil dari didikan eyang putri R. Ayu Kusumonarso, Raden Mas Said
menjadi sangat percaya kepada keagungan Tuhan dan menjadi welas
asih.
Raden Mas Said beranggapan bahwa ketika dewasa maka dia
akan menjadi buruan dan ditangkap oleh Belanda seperti halnya ayahnya,
saudara tua dan pangeran-pangeran lainnya. Beranjak remaja ketika
berumur 16 tahun, dia bertekad untuk melarikan diri dari Keraton
Kartasura dan Belanda, dengan membawa adik-adiknya yang masih
muda.
Pada waktu keluar dari Kraton, Raden Mas Said (Pangeran
Sambernyawa) diikuti oleh dua tokoh yaitu Ki Kuddanawarsa dan Ki
Rongga Penambangan, dan juga oleh pemuda-pemuda Kartasura
sebanyak 24 orang. Kejadian ini adalah pada tahun Saka 1666 atau tahun
1741 Masehi, dengan candra sengkala Rasa Retu Ngoyag Jagad, yang
berarti Rasa Rusak menggetarkan Dunia (KRT. Sarjono
Darmasarkoro,1989:3). b. Perjuangan Pangeran Sambernyawa Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa ketika
meninggalkan Kraton Kartasura dan melakukan pertempurannya
membutuhkan waktu 16 tahun lamanya. Pertempuran berlangsung pada
tahun 1740-1757 M dan dibagi menjadi tiga periode atau tiga bagian.
Bagian pertama adalah ketika Raden Mas Said bergabung dengan
pasukan Sunan Kuning di Randulawang pada tahun 1741-1742 M,
29
bagian kedua pada masa Raden Mas Said bergabung dengan Pangeran
Mangkubumi pada tahun 1743-1752 M, bagian ketiga ketika Raden Mas
Said melawan Belanda (VOC), Sultan Hamengkubuwono I dan Susuhan
Pakubuwono III pada tahun 1752-1757 M.
1) Tahap Pertama (1741-1742 M)
Pada pertempuran periode pertama (1741-1742 M) ini Raden
Mas Said dijadikan sebagai panglima perang dan mendapat gelar
Pangeran Pragwadana Pamot Besar yang memimpin seluruh pasukan
China, yang dikomandani oleh Kapten Sepanjang. Pada awalnya
pertempuran ini terjadi karena pemberontakan orang-orang China di
Bartavia yang menyebar luas ke daerah-daerah di Pulau Jawa seperti
di Rembang, Semarang dan memuncak di Kartasura.
Pemberontakan yang dilakukan oleh etnis China ini bermula
ketika adanya rasa saling curiga antara etnis China dengan bangsa
Belanda. Pemerintah kolonial Belanda beranggapan bahwa etnis
China di Batavia akan merencanakan pemberontakan dan etnis China
beranggapan bahwa pemerintah kolonial Belanda akan mengirim
orang-orang China keluar dari Batavia karena dianggap sudah
melebihi kuota dan terdengar berita bahwa mereka akan dibuang ke
laut.
Pemberontakan orang-orang China berakhir sampai di
Kartasura pada 1742 M. Pemberontakan tersebut juga didukung oleh
sebagian bangsawan dan rakyat Kerajaan Mataram yang sangat anti
30
terhadap adanya pemerintahan kolonial. Kejadian tersebut menjadi
awal dari peperangan yang ada di Kartasura, termasuk menjadi
mulainya perlawanan Raden Mas Said yang dilakukan secara terang-
terangan menentang adanya pemerintahan kolonial dan ikut serta
mendukung peristiwa Geger Pacinan di Kartasura
(RNL,Putri.2016:37).
Dalam pertempuran ini Raden Mas Said sangat terlihat sebagai
pejuang yang tangguh dan mendapat pengalaman dan pelajaran
berharga dalam bertempur dengan cara gerilya. Karena perjuangan
Raden Mas Said yang dianggap berhasil dalam memimpin pasukan
maka para pasukan China itu menganggap bahwa Raden Mas Said
adalah pemimpin yang baik.
Kerjasama Raden Mas Said dan Sunan Kuning dengan
pasukan Chinanya tidak berlangsung terlalu lama, karena Sunan
Kuning berkehendak untuk pergi ke daerah Pasuruan, sedangkan
Raden Mas Said berkehendak memerangi Belanda di daerah Jawa
tengah atau Kraton Kartasura. Semenjak itu Raden Mas Said
sepenuhnya berjuang dan memimpin Pasukannya sendiri dengan
dibantu oleh Ki Kudawarsa dan Ki Rongga Penambangan
(Darmasarkoro. Sarjono, 1989:5).
2) Tahap kedua (1743-175 M)
Periode kedua perjuangan Raden Mas Said terjadi pada tahun
1743-1752 M. Pada tahun 1743, Paku Buwono II memutuskan untuk
31
segera memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram yang pada awalnya berada di Kartasura menuju kira-kira 12 Km kearah sebelah timur di dekat Sungai Solo. Paku Buwono II kemudian mendirikan sebuah istana baru Surakarta. Perpindahan pusat pemerintahan tersebut pada akhirnya tidak memberikan hasil keadaan yang stabil dari sebelumnya di Kerajaan Mataram, dikarenakan masih adanya bentuk pemberontakan yang dilakukan oleh 2 kubu kekuatan sekaligus yaitu kubu Pangeran Mangkubumi dan kubu Raden Mas
Said (RNL, Putri.2016:40).
Pada saat itu Raden Mas Said diburu oleh Pakubuwono II.
Pakubuwono II membuat sayembara untuk mengusir Raden Mas Said dari wilayah Sukowati. Secara tiba-tiba Pangeran Mangkubumi bersedia menerima tawaran tersebut menyanggupi sayembara tersebut dan melakukan kerjasama dengan Patih Pringgoloyo. Hal itu membuat pertempuran antara Raden Mas Said dengan Pangeran Mangkubumi tidak bisa terhindarkan. Dalam pertempuran tersebut Raden Mas Said terpaksa mundur dan melarikan diri kearah Matesih.
Walau kalah dalam perang Sukawati, Pangeran Sambernyawa
(Raden Mas Said) selamat dari maut. Dia menyingkir ke wilayah
Segawe (Matesih) di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah, sebelum akhirnya kembali bermarkas di Nglaroh. Di Nglaroh, dia sempat bersalin menjadi Sultan Adiprakosa dan duduk di singgasana bagaikan raja. Babad Panambangan menuliskan nama Sultan Adiprakosa tidak
32
lestari setelah sebuah petir menyambar singgasana sebagi tanda belum saatnya beliau duduk sebagai raja (Mangkoediningrat,2011:8).
Sementara itu janji Pakubuwono II kepada Pangeran
Mangkubumi tidak sesuai yang dijanjikan, Pangeran Mangkubumi memilih untuk meninggalkan kraton Surakarta (1746 M). Setelah meninggalkan Kasunanan Surakarta, Pangeran Mangkubumi memilih tanah Sukawati sebagai markasnya. Perihal perjanjian yang tidak ditepati tersebut, Pangeran Mangkubumi mengajak para pangeran bergabung dan melawan Kasunanan, termasuk Pangeran
Sambenyawa.
Pertempuran demi pertempuran melawan kekuatan pemerintah kolonial terus dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa dan Pangeran
Mangkubumi. Kekuatan kedua Pangeran tersebut sangat berpengaruh terhadap semangat para pengikut setia keduanya, sehingga timbulah banyak dukungan dari rakyat yang masih setia kepada mereka dan beberapa kerabat keratin khusus diberikan kepada kedua pangeran tersebut untuk terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial demi cita-cita bersama.
Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi semakin memperluas wilayah kekuasaannya. Raden Mas Said menguasai wilayah bagian timur diantaranya, Madiun, Magetan dan Ponorogo sedangkan Pangeran Mangkubumi menguasai wilayah barat diantaranya, Bagelen, Pekalongan, Batang dan Pemalang. VOC pun
33
kemudian mencari cara agar kekuatan Raden Mas Said dan Pangeran
Mangkubumi bisa dipatahkan, dengan jalan devide et impera atau
politik pecah-belah. VOC menyusupkan seorang kerabat keraton
bernama Tumenggung Sujanapura ke kubu lawan. Sujanapura berkata
kepada Raden Mas Said bahwa sebenarnya Pangeran Mangkubumi
tidak suka kepadanya dan khawatir dikhianati. Atas hasutan ini, Raden
Mas Said bimbang dan akhirnya memisahkan diri dari pasukan
Mangkubumi (Ki Sabdacarakatama, 2009: 93).
3) Tahap ketiga (1752-177)
Pada tahap ketiga, Pangeran Sambernyawa berjuang sendirian
memimpin pasukan melawan dua kerajaan Paku Buwono III &
Hamengku Buwono I, serta pasukan Kompeni (VOC). Beberapa
pertempuran dahsyat terjadi pada periode 1752-1757 M. Pangeran
Sambernyawa dikenal sebagai panglima perang yang berhasil
membina pasukan yang militan. Dari sinilah ia dijuluki “Pangeran
Sambernyawa”, karena dianggap oleh musuh-musuhnya sebagai
“penyebar maut”. Kehebatan Pangeran Samberyawa dalam strategi
perang bukan hanya dipuji pengikutnya melainkan juga disegani
lawannya. Tak kurang dari Gubernur Direktur Jawa, Baron van
Hohendorff, yang berkuasa ketika itu, memuji kehebatan
Mangkunegoro. “Pangeran yang satu ini sudah sejak mudanya terbiasa
dengan perang dan menghadapi kesulitan. Sehingga tidak mau
bergabung dengan Belanda dan keterampilan perangnya diperoleh
34
selama pengembaraan di daerah pedalaman” (Eko Putro Hendro,
2017:45).
Pada Jumat Kliwon, tanggal 16 Sawal tahun Je 1678 (Jawa) tahun 1752 M terjadilah perang Kasatriyan antara Raden Mas Said dengan pasukan Pangeran Mangkubumi di daerah Ponorogo. Desa ini merupakan basis kubu Pangeran Sambernyawa, setelah berhasil menaklukkan kota Madiun, Ponorogo dan Magetan. Namun kemudian kota-kota tersebut dibakar, karena keburu diketahui oleh
Pangeran Mangkubumi, yang saat itu berada di Bancar. Pangeran
Sambernyawa memerintahkan pasukannya untuk membangun kota pertahanan di barat daya Ponorogo, yakni desa Kasatriyan, namun tetap dikejar oleh Pangeran Mangkubumi. Dilihat dari jumlah pasukan infanteri dan kavalerinya, pasukan Pangeran Sambernyawa tidaklah sebanding dengan pasukan yang dibawa Pangeran Mangkubumi.
Strategi perang yang jitu dengan konsep jejemblungan, dedemitan dan weweludan, merupakan konsep tipu daya dalam menghadapi musuh dalam pertempuran. Ini ketangguhan pasukan Sambernyawa dalam peperangan di desa Kasatriyan. Peperangan ini merupakan momentum perang yang dahsyat, karena jumlah pasukan musuh yang tewas mencapai 600 orang, sementara pasukan Sambernyawa hanya tiga orang yang tewas termasuk punggawa baku yang bernama
Jayaprameya. Sisanya ada 29 orang yang luka-luka. Dengan jumlah yang terbatas, prajurit Sambernyawa berhasil memperoleh
35
kemenangan. Perang di Kasatriyan ini menunjuk-kan bahwa Pangeran
Sambernyawa adalah pemimpin pasukan yang sangat ditakuti musuh
(Eko Punto Hendro, 2017:45).
Pada hari Senin Pahing, tanggal 17 Suro tahun Wawu 1681
Jawa (1756 M) terjadi pertempuran yang sangat hebat di hutan
Sitakepyak, sebelah selatan Kota Rembang. Pertempuran ini mengakibatkan korban yang begitu besar di pihak kompeni Belanda yakni, 1 detachement pasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten
Van Der Pol yang dapat dihancurkan. Detachement lainnya dibawah
Kapten Beiman juga dapat diporak-porandakan oleh Pasukan
Pangeran Sambernyawa (R.I.W. Dwidjasusana, 1972:29).
Penyerbuan ke benteng Vredeburg dan keraton Yogya-
Mataram terjadi pada hari Kamis, tanggal 3 Sapar, tahun Jumakir
1682 Jawa (1757 Masehi). Peristiwa itu dipicu oleh kekalutan tentara
VOC yang mengejar Pangeran Sambernyawa sambil membakar dan menjarah harta benda penduduk desa. Pertempuran ini berlangsung sehari penuh, Pangeran Sambernyawa baru menarik mundur pasukannya menjelang malam. Serbuan Pangeran Sambernyawa ke
Kraton Yogyakarta mengundang amarah Sultan Hamengku Buwono I.
Ia menawarkan hadiah 500 real, serta kedudukan sebagai bupati kepada siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Sambernyawa, yang masih keponakan dan menantunya itu. Namun tidak ada yang
36
berhasil menangkap Pangeran Sambernyawa (Eko Punto Hendro,
2017:46). c. Akhir Perjuangan Pangeran Sambernyawa Perjuangan Pangeran Sambernyawa berakhir ketika terjadinya
Perjanjian Salatiga. Pada tanggal 17 Maret 1757 M dilakukan
penandatanganan surat perjanjian antara Paku Buwono III, Hamengku
Buwono I yang diwakili oleh Patih Danureja, dan Pangeran
Sambernyawa. Penandatanganan surat perjanjian tersebut dilakukan di
daerah Kali Cacing, Salatiga.
Perjanjian Salatiga tersebut Pangeran Sambernyawa
(Mangkunegara I) kemudian mendapatkan wilayah Praja Mangkunegaran
yang meliputi Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung
Kidul, Pajang sebelah utara, dan Kedu (Sri Wintala Ahmad, 2016:274).
Selain itu, menurut Perjanjian Salatiga kedudukan Pangeran
Sambenyawa (Mangkunegara I) tidak berbeda dengan raja-raja Jawa,
akan tetapi terdapat beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut yaitu
Pangeran Sambenyawa (Mangkunegara I) tidak diperkenankan duduk di
atas singgasana, tidak diperbolehkan mendirikan “Bale Witana” (Balai
Penghadapan), tidak diperbolehkan membuat alun-alun beserta sepasang
pohon beringin dan tidak diperbolehkan memutuskan hukuman mati
(Eko Punto Hendro, 2017:50).
Setelah terlaksananya Perjanjian Salatiga, maka Kompeni dan
Kasultanan Yogyakarta secara resmi mengakui keberadaan Praja/Pura
37
Mangkunegaran, yang memiliki pusat pemerintahan di Selatan Kali Pepe.
Pura Mangkunegaran ini dipimpin oleh Pangeran Sambernyawa dengan
gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I. Sejak saat
itulah, pemerintahan Mangkunegaran yang dipimpin oleh Pangeran
Sambernyawa dimulai.
5. Makna Tiji, Tibeh (Mati Siji, Mati Kabeh, Mukti Siji, Mukti Kabeh)
Dalam membina kesatuan bala tentaranya, Pangeran Sambernyawa
(Raden Mas Said) memiliki semboyan tiji tibeh, yang merupakan
kependekan dari mati siji, mati kabeh; mukti siji, mukti kabeh (gugur satu,
gugur semua; sejahtera satu, sejahtera semua). Dengan semboyan ini, rasa
kebersamaan pasukannya terjaga (Hendro, 2017;48). Ikrar bersama ini
dicetuskan antara Pangeran Sambernyawa dan pembantu-pembantu terdekat
dia yaitu Kyai Tumenggung Kudonowarso dan Kyai Ngabei Ronggo
Panambang, pasukan dan seluruh rakyatnya. Konsep kebersamaan antara
pemimpin dengan pengikutnya itu dimunculkan sebagai slogan yang
terbukti manjur memupuk Kekompakan pasukan Sambernyawa diberbagai
medan pertempuran.
Teladan yang menyebutkan bahwa kalau mati satu, ya mati semua
oleh Sambernyawa ditunjukkan dengan keterlibatannya secara langsung di
medan laga. Perang di hutan Sitakepyak yang terjadi pada tahun 1756 M
misalnya. Sambernyawa muncul di tengah medan laga dengan menenteng
pedang dan berhasil memenggal pemimpin pasukan Belanda, Kapten Van
Der Pol (Babad Lempahan 73:321). Kehadiran pemimpin secara langsung di
38
medan laga secara psikologis jelas sangat efektif memompa daya juang
pasukan (Mangkoehadiningrat, 2011:22). Tiji Tibeh sebagai semboyan dari
pasukan Sambernyawa diharapkan dapat menjadi inspirasi dan teladan
untuk anggota suporter Pasoepati dalam mendukung Persis Solo, dimana
rasa persaudaraan dan kebersamaan antar anggota suporter Pasoepati dapat
terjalin dengan erat dalam mendukung tim Persis Solo baik di dalam
maupun luar lapangan.
6. Nilai- Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
Sebagai seorang tokoh yang dianugerahi sebagai pahlawan,
Pangeran Sambernyawa tentunya mempunyai sikap-sikap yang patut
diteladani. Aksi heroik Pangeran Sambernyawa dalam melawan
keserakahan dan ketidakadilan VOC menjadi bukti bahwa perlu adanya
perjuangan yang berat dalam mengusir penjajah. Hal ini menjadi sebuah
gambaran bahwa nilai-nilai kepahlawanan seorang tokoh khususnya
Pangeran Sambernyawa sangat perlu diteladani oleh siapapun. Sikap rela
berkorban, berjuang membela wilayahnya, membantu rakyat kecil dan
berbagai sikap yang perlu diteladani.
Nilai kepahlawan bukan hanya sekedar berani bertempur di medan
pertempuran sampai darah penghabisan yang mungkin hal ini sudah tidak
bisa diterapkan di masa moderen seperti sekarang. Nilai tersebut memang
benar akan tetapi lebih dari itu kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa
tersebut. Diantaranya adalah bagaimana seeorang mampu menanamkan
sikap kritis, jujur, tanggung jawab, disiplin, kasih sayang dan ikhlas. Selain
39
itu dalam meneladani nilai kepahlawanan juga diharapkan dapat mempunyai sifat keberanian, kesabaran dan pengorbanan baik untu keluarga, daerah asal maupun negara.
Pangeran Sambernyawa sebagai tokoh tentunya mempunyai nilai- nilai kepahlawan yang dapat diteladani oleh berbagai kalangan dari pelajar sampai masyarakat, khususnya para anggota suporter Pasoepati di
Surakarta. Beberapa nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diuraiakan dan diteladani dari Pangeran sambernyawa diantaranya:
1) Rela Berkorban
Rela berkorban merpakan sikap bersedia dengan ikhlas, senang
hati, dengan tidak mengharapkan imbalan, dan mau memberikan
sebagian yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya
Hal ini dicontohkan oleh Pangeran Sambernyawa selama perjuangannya.
Pangeran Sambernyawa pada masa kecilnya harus hidup serba
kekurangan tidak selayaknya para penghuni kraton. Selain itu pada masa
kecilnya sudah ditinggal wafat ibunya pada usia dua tahun dan ayahnya
yang dibuang oleh Belanda ke pengasingan.
Pendidikan mental yang berat ini yang membuat sosok Pangeran
Sambernyawa kecil sudah mempunyai bekal yang banyak dalam
mengarungi perjuangannya yang keras. Beranjak dewasa dia melakukan
banyak sekali pertempuran-pertempuran baik melawan Kasunanan
Surakarta, Mangkubumi hingga Belanda.
40
Pangeran Sambernyawa selalu terlibat dan memimpin setiap
pertempuran yang dihadapi. Hal inilah yang dapat diteladani bahwa dia
rela berkorban demi kepentingan orang banyak dan selalu di garda
terdepan dalam pertempuran-pertempuran. Bentuk sikap rela berkorban
yang dimiliki Pangeran Sambernyawa dituangkan dalam filosofi yang dia
buat yang berbunyi “Tiji Tibeh” yang mempunyai kepanjangan Mati siji,
Mati kabeh, Mukti siji, Mukti Kabeh. Semboyan tersebut dapat
digambarkan bahwa pentingnya arti kebersamaan dan rela berkorban
dalam setiap pertempuran yang dihadapi oleh Pangeran Sambernyawa
dan pasukannya.
2) Kerja Keras
Kerja keras memiliki makna berusaha dengan sepenuh hati dan
sekuat tenaga untuk berupaya mendapatkan keinginan pencapaian hasil
yang maksimal pada umumnya. Pangeran Sambernyawa tentunya tidak
lepas dari kata kerja keras selama hidup dan perjuangannya. Sejak kecil
Pangeran Sambernyawa jauh dari kata kemapanan selayaknya anak
keturunan bangsawan, dimana dia harus merasakan pahitnya kehidupan
dimulai umur dua tahun ditinggal wafat ibunya dan umur tiga tahun
ditinggalkan ayahnya yang dibuang ke tempat pengasingan oleh Belanda.
Oleh eyang putri Raden Ayu Kusumonarso, dia dididik untuk
menjadi anak yang tumbuh dengan mental kuat dan selalu ingat dengan
keagungan Tuhan. Selama perjalanan hidupnya yang dimulai sejak dia
meninggalkan keraton, Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) terus
41
bekerja keras agar dapat memimpin pasukannya untuk melawan penjajah
Belanda yang telah membuang ayahnya dan menyengsarakan rakyatnya
(R.I.W. Dwidjasuasana, 1972:24).
Pangeran Sambernyawa beranggapan bahwa yang dapat diharapkan dalam perjuangannya adalah kekuatan yang dimiliki oleh rakyatnya. Kerja keras dalam menyusun strategi, dan bertempur melawan penjajah menjadi bukti bahwa Pangeran Sambernyawa dapat mengalahkan musuh-musuhnya. Selain itu bukti kerja keras Pangeran
Sambernyawa dan pengikutnya adalah ketika mereka mampu bertahan hidup ketika menyusuri hutan-hutan ketika melakukan pertempuran dan dikejar oleh musuh-musuhnya. Strategi bertahan hidup pasukan Pangeran
Sambernyawa sangat terlatih, baik dalam mencari dan mendapatkan makanan serta beradaptasi dengan lingkungan. Senada dengan penelitian dari Sunarjan (112:2014), bahwa survival strategy atau strategi kebertahanan hidup dilakukan secara individu maupun secara kolektif, karena pada dasarnya makhluk hidup adalah organisme yang bersifat individu dan sosial. Sebagai sebuah komunitas, Pangeran Sambernyawa dan pasukannya melakukan adaptasi dengan saling menolong dalam mengatasi tekanan dan ancaman lingkungan fisik agar mereka bias memanfaatkan berbagai sumber kehidupan di lingkungan tersebut.
Kerja keras Pangeran Sambernyawa dan pasukannya inilah yang menjadi inspirasi bagi anggota komunitas suporter Pasoepati agar dapat
42
mengimplementasikan sikap tersebut dalam mendukung tim Persis Solo
saat bertanding serta ketika kehidupan mereka sehari-hari.
3) Rasa Solidaritas
Solidaritas mempunyai arti membangun rasa kebersamaan, rasa
kesatuan, dan rasa simpati dengan satu kelompoknya. Sebagai seorang
pemimpin yang disegani dan dihormati oleh pengikutnya, rasa solidaritas
yang dijunjung tinggi oleh Pangeran Sambernyawa tentu tidak bisa
diragukanlagi. Dalam masa perjuangannya, Pangeran Sambernyawa terus
menanamkan rasa kebersamaan yang tinggi pada para pengikutnya.
Sejak meninggalkan Kartasura, Pangeran Sambernyawa dan
teman-temannya sudah berikrar bersama-sama. Selama berperang
melawan Belanda didengungkan slogan juangnya: “Tiji Tibeh” atau Mati
Siji Mati Kabeh. Sebaliknya dapat juga berarti Mukti Siji Mukti Kabeh,
yang berarti kalua satu mati, matilah semua, dan kalau satu bahagia
semuapun bahagia (R.I.W. Dwidjasusana, 1972:29).
Teladan yang menyebutkan bahwa kalau mati satu, mati semua
oleh Sambernyawa ditunjukkan dengan keterlibatannya secara langsung
di medan laga. Perang di hutan Sitakepyak yang terjadi pada tahun 1756
misalnya. Pada perang tak seimbang melawan pasukan lawan,
Sambernyawa muncul ditengah medan laga dengan menenteng pedang
dan berhasil memenggal pemimpin pasukan Belanda, Kapten Van Der
Pol (Babad Lempahan 73:321). Kehadiran pemimpin secara langsung
43
dimedan laga secara psikologis jelas sangat efektif memompa daya juang
pasukan (Mangkoehadiningrat,2011:22).
Dalam hal solidaritas, Pangeran Sambernyawa berhasil
menanamkan sikap itu kepada dirinya sendiri dan pengikutnya yang
selalu menemani dia selama perjuangan hingga setelah tercapai tujuan
mereka. Pangeran Sambernyawa mampu meberikan contoh yang nyata
tentang pentingnya rasa solidaritas antar sesama baik selama perjuangan
dengan peperangan sampai dia menjadi raja di Mangkunegaran.
4) Rasa Loyalitas
Loyalitas memiliki makna patuh, setia, komitmen dan juga
pengorbanan dari seseorang. Hal ini dapat dimaknai dalam perjalanan
dan perjuangan Pangeran sambernyawa dan para pengikutnya semasa
perjuangan. Selama masa perjuangannya, Pangeran Sambernyawa
banyak bergerak dengan pasukan berjumlah sedikit tetapi memiliki daya
juang dan motivasi yang kuat.
Bentuk loyalitas Pangeran Sambernyawa dan pasukannya bisa
dilihat dari berbagai pertempuran yang mereka lakukan. Seperti saat
terjadinya Perang Kasatriyan di Ponororgo. Pasukan Pangeran
Sambernyawa bertempur melawan Mangkubumi. Pertempuran terjadi
pada Jumat Kliwon, tanggal 16 Sawal tahun Je 1678 (Jawa) (1752 M).
Desa ini merupakan basis kubu Raden Mas Said (Pangeran
Sambernyawa), setelah berhasil menaklukkan kota Madiun, Ponorogo
dan Magetan. Namun kemudian kota-kota tersebut dibakar, karena
44
keburu diketahui oleh Pangeran Mangkubumi, yang saat itu berada di
Bancar. Pangeran Sambernyawa memerintahkan pasukannya untuk
membangun kota pertahanan di barat daya Ponorogo, yakni desa
Kasatriyan, namun tetap dikejar oleh Pangeran Mangkubumi (Eko Punto
Hendro, 2017:45)..
Gambaran pertempuran ke dua kubu ini, diceritakan sangat
dahsyat, pasukan Pangeran Sambernyawa jika diukur tidak sebanding
dengan pasukan dari Pangeran Mangkubumi. Tetapi semangat heroic dari
pasukan Pangeran Sambernyawa menjadi landasan kekuatan yang
dahsyat.
Rasa loyalitas Pangeran Sambernyawa bersama pasukannya
sangat besar sekali. Selama 16 tahun (1740-1757 M) melakukan berbagai
pertempuran dari membantu pemberontakan Sunan Kuning (1741-1742
M), bersama Pangeran Mangkubumi melawan Mataram dan Kompeni
VOC (1742-1752 M), dan berjuang sendiri dengan pasukannya melawan
Pakubuwono III, Hamengku Buwono I, dan Kompeni VOC (1752-1757
M). Hal inilah yang menjadi bukti bahwa Pangeran Sambernyawa dan
pasukannya mempunyai raya loyalitas yang tinggi terhadap satu sama
lain.
B. Kajian Pustaka
Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan seorang tokoh sangat perlu dikaji
dalam rangka menumbuhkan kesadaran sejarah dan dalam upaya pembentukan
karakter bagi individu maupun dalam suatu kelompok dalam dunia Pendidikan
45
maupun diluar pendidikan. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, skripsi Joned Bangkit Wahyu Laksono
(2013) berjudul Kebijakan Penanaman Nilai-Nilai SMA Negeri 1 Ambarawa disusun dalam program kerja kemudian dikembangkan melalui melalui silabus,
RPP dan program-program. Program kerja tersebut merumuskan nilai-nilai nasionalisme ditanamkan melalui pengintegrasian nilai-nilai nasionalisme kedalam pembelajaran, kegiatan teprogram, dan pembiasaan. Pelaksanaan penanaman nilai-nilai nasionalisme di dalam kelas dimulai dari guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang telah diintegrasikan dengan nilai-nilai nasionalisme. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang telah dirancang untuk menunjang pendidikan nasionalisme. Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui memperingati Hari
Besar Nasional, bakti Sosial, ekstrakurikuler, menghias kelas dengan tema nasionalisme. Pembiasaan dilaksanakan melalui upacara Bendera, memperdengarkan lagu-lagu Kebangsaan, mengibarkan Bendera di halaman depan sekolah oleh siswa setiap hari, membudayakan 3S (Senyum, Sapa,
Salam), piket kelas, pemakaian pin Abita. Evaluasi penanaman nilai-nilai nasionalisme dilakukan secara terus menerus oleh guru mata pelajaran terkait berdasarkan pengamatan/observasi terhadap perilaku/sikap siswa dengan menggunakan alat penilaian skala sikap. Penilaian terkait dengan penanaman nilai-nilai nasionalisme juga dilakukan oleh kepala sekolah terhadap proses pelaksanaan penanaman nilai-nilai nasionalisme yang dilakukan oleh guru mata pelajaran terkait. Penanaman nilai-nilai nasionalisme pada siswa di SMA
46
Negeri 1 Ambawara menemui beberapa hambatan. Hambatan tersebut diantaranya terdapat pada proses perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi penanaman nilai-nilai nasionalisme.
Dalam penelitian pertama ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dalam sebuah penanaman nilai-nilai nasionalisme dapat terbantu dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan terprogram dan pembiasaan. Hal ini dapat membantu siswa dalam pemahaman mereka tentang nasionalisme karena mereka dijadikan sebagai subyeknya dan lebih mudah ditanamkan karena mereka dilibatkan langsung dalam kegiatan tersebut.
Skripsi ini mempunyai persamaan dengan yang ditulis oleh peneliti adalah cara penanaman nilai dengan cara pembiasaan, apabila pada skripsi ini memanfaatkan hari-hari besar nasional, memperdengarkan lagu-lagu nasional dan kegiatan yang lain, pada penelitian penanaman nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa, klub Persis Solo melakukan pembiasaan dengan branding Persis Solo sebagai laskar Sambernyawa, dan DPP Pasoepati sebagai komunitas yang mengkoordinir kegiatan suporter Pasoepati membuat yel-yel dan koreografi yang berhubungan dengan Pangeran Sambernyawa.
Penelitian pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa pada suporter Pasoepati memiliki perbedaan dalam proses dan subyek penanamnnya. Hal ini dikarenakan peneliti meneliti berbagai orang dalam berbagai latar belakang baik anak sekolah, mahasiswa, hingga para pekerja.
47
Kedua, penelitian dari Siti Khomsah (2015) berjudul Representasi Nilai
Kepahlawanan Tokoh Jaleswari Dalam Film Batas “Antara Keinginan dan
Kenyataan” (Analisis Semiotik Terhadap Tokoh Jaleswari). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam apakah tanda-tanda yang digunakan untuk mempresentasikan nilai-nilai kepahlawanan tokoh Jaleswari dalam film
Batas “Antara Keinginan dan Kenyataan” tersebut. Dengan mengetahui dan memahami tanda-tanda yang menunjukkan nilai-nilai kepahlawanan dari tokoh diharapkan kita adapat menelaadani nilai-nilai tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai kepahlawanan yang ditunjukkan melalui simbol-simbol sosial ditampilkan melalui sikap dan aksi dari tokoh Jaleswari. Nilai-nilai tersebut antara lain keberanian, kesabaran dan pengorbanan. Film ini mampu menunjukkan pesan atau tanda-tanda dari nilai- nilai kepahlawanan. Perbandingan yang ada pada penelitian ini adalah pemanfaatan media yang digunakan, pada penelitian ini memanfaatkan film sebagai media pemahaman nilai-nilai kepahlawanannya, dan pada penelitian
Pemahaman Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa lebih menggunakan pengenalan biografi melalui poster sebagai stimulus bagi narasumber yang pada awalnya belum mengetahui secara mendalam tokoh
Pangeran Sambernyawa.
Ketiga, penelitian Aman (2014), berjudul Aktualisasi Nilai-Nilai
Kesadaran Sejarah dan Nasionalisme Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi nilai-nilai kesadaran sejarah dan nasionalisme dalam pembelajaran sejarah di SMA. Hal ini
48
dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa ancaman terhadap integrasi bangsa telah mencapai tingkat yang memrihatinkan mengingat semakin lunturnya nilai-nilai kebangsaan dan moral di kalangan generasi muda. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Yogyakarta dengan pendekatan naturalistik dan strategi embedded research. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. (1)
Aktualisasi nilai-nilai kesadaran sejarah dalam pembelajaran sejarah ditunjukkan melalui upaya: (a) penananam penghayatan arti penting sejarah untuk masa kini dan mendatang; (b) mengenal diri sendiri dan bangsanya; (c) pembudayaan sejarah bagi pembinaan budaya bangsa; dan (d) menjaga peninggalan sejarah bangsa. (2) Aktualisasi nilai-nilai nasionalisme ditunjukkan melalui upaya pemahaman: (a) rasa bangga sebagai bangsa
Indonesia; (b) rasa cinta tanah air dan bangsa; (c) rela berkorban demi bangsa;
(d) menerima kemajemukan; (e) rasa bangga pada budaya yang beraneka ragam; (f) menghargai jasa para pahlawan; dan (g) mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi perhatian, diantaranya adalah penggunaan pendekatan naturalistic, dimana peran peneliti bukan hanya sekedar penonton, akan tetapi posisi peneliti sebagai orang asing dalam artian peneliti tetap membaur pada pihak yang diamati namun dengan tanpa memihak. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya peneliti dalam mengaktualisasi nilai kesadaran sejarah dan nasionalisme dalam pembelajaran sejarah adalah melalui penghayatan arti penting sejarah, pembudayaan sejarah dan menjaga peninggalan sejarah agar tercapai rasa
49
bangsa sebagai bangsa Indonesia, bangga pada budaya, menghargai jasa pahlawan dan mengutamakan kepentingan umum.
Keempat, penelitian dari I Gusti Cahyaningsih (2013), berjudul
Biografi Ida I Dewa Agung Istri Kanya (Studi Kasus Tentang Nilai-Nilai
Kepahlawanan), Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Biografi Ida I Dewa
Agung Istri Kanya; dan (2) nilai-nilai kepahlawanan yang diperoleh dari sosok
Ida I Dewa Agung Istri Kanya agar dapat diteladani sebagaimana tertuang dalam biografinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ida I Dewa Agung
Istri Kanya adalah putri tunggal pasangan Ida I Dewa Agung Putra Kusamba dengan Ida Anak Agung Istri Ayu Made Karang dari Puri Karangasem. Ida I
Dewa Agung Istri Kanya tumbuh besar di lingkungan Keraton Semarapura dengan diberikan pendidikan kepemimpinan, ketatanegaraan, dan ilmu etika sehingga tumbuh besar menjadi seorang rakawi, raja Klungkung hingga pemimpin pada Perang Kusamba (1849). Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada sosok Ida I Dewa Agung Istri Kanya antara lain: (1) nilai keberanian; (2) nilai kewibawaan; (3) nilai rela berkorban; (4) nilai patriotisme;
(5) nilai kemandirian; (6) nilai etika dan moral; (7) nilai kejujuran; (8) nilai menghargai dan menghormati orang lain; (9) nilai solidaritas; dan (10) nilai religius.
Pada penelitian ini yang menjadi persamaan dengan penelitian
Pemahaman Nilai-Nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pada
Komunitas Suporter Pasoepati adalah kajian tentang biografi dari Ida I Dewa
Agung Istri Kanya. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengenal lebih
50
dalam tokoh Ida I Dewa Agung Istri serta meneladani tokoh Ida Dewa Agung
Istri Kanya melalui nilai-nilai kepahlawanannya. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif dan fokus penelitiannya pada kajian terhadap ketokohan seorang pahlawan. Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus tokoh yang diteliti.
Kelima, penelitian dari Ayu Wantiasih (2013), berjudul Pewarisan
Nilai- Nilai Kepahlawanan Melalui Pementasan Baris Jangkang di Desa
Pakraman Pelilit, Nusa Penida, Klungkung, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan nilai-nilai kepahlawanan yang bisa diwariskan kepada masyarakat di Desa Pakraman setempat lewat pementasan Baris Jangkang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diwariskan kepada masyarakat di Desa Pakraman setempat lewat Baris Jangkang antara lain: (1) nilai keberanian; (2) nilai persatuan; (3) nilai rela berkorban; (4) nilai patriotisme; dan (5) nilai religius.
Penelitian ini pada dasarnya mempunyai persamaan yaitu dalam proses pendekatannya yang menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metodepengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi), metode penjaminan keabsahan data, metode analisis datadan metode penulisan hasil penelitian. Hal yang membedakan adalah pemanfaatan metode yang digunakan, apabila pada penelitian ini menggunakan media pementasan yang dapat mempermudah para narasumber dalam memaknai setiap kejadian-
51
kejadian yang mempunyai nilai-nilai kepahlawanan, sedangkan penulis menggunakan pendekatan pengenalan biografi Pangeran Sambernyawa dengan poster bersisi sejarah singkat Pangeran Sambernyawa dan menjelaskan makna yel-yel dan koreografi yang sering digunakan Komunitas Pasoepati dan Klub
Persis Solo yang berhubungan dengan Pangeran Sambernyawa.
Penelitian-penelitian diatas menjadi penguat untuk peneliti tentang pentingnya kajian terhadap tokoh pahlawan dan nilai kepahlawanannya, terutama pada kesempatan ini peneliti ingin melakukan pembahasan tentang nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam rangka menumbuhkan kesadaran sejarah. Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang lebih menitikberatkan pada subyek pelajar atau sekolah, peneliti mencoba mengkaji subyek baru yaitu dari kelompok suporter sepak bola. Bukan tanpa alasan suporter sepakbola di Indonesia perlu menjadi subyek yang harus diperhatikan terlebih dalam pemahaman nilai kepahlawanan dengan tujuan untuk meneladani tokoh pahlawan di daerah asal mereka dan menumbuhkan kesadaran sejarah. Laskar-laskar atau sebutan klub-klub sepak bola di
Indonesia seringkali menggunakan tokoh pahlawan lokal yang mereka kagumi dan hormati. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan para suporter dalam penelitian ini adalah suporter Pasoepati dari klub Persis Solo dan mengetahui nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa dari perspektif suporter Pasoepati dalam upaya menumbuhkan kesadaran sejarah dan juga mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan
52
tersebut agar suporter Pasoepati menjadi suporter yang baik dan positif dalam
mendukung tim Persis Solo berlaga serta dalam kehidupan sehari-hari mereka.
C. Kerangka Berpikir
Konsep yang akan diteliti pada penelitian ini adalah tentang
pemahaman nilai nilai kepahlawanan melalui ketokohan dari Pangeran
Sambernyawa. Tokoh Pangeran Sambernyawa digunakan sebagai model dalam
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan. Nilai-nilai Kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa pada penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan yang tepat untuk komunitas suporter
Pasoepati dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa dengan harapan membentuk sikap dan nilai yang
positif bagi para anggota suporter Pasoepati.
53
Pemahaman Nilai Kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa
Nilai Kepahlawanan
1. Rela berkorban 2. Kerja keras 3. Solidaritas 4. Loyalitas
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian
Model Pemahaman Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
Kesadaran Sejarah dan Sikap Positif Suporter Bagan 2.1. Kerangka Berpikir.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian
Dalam penelitian Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa,
penulis memilih kota Surakarta sebagai latar penelitian karena ada berbagai
latar belakang. Komunitas suporter Pasoepati lahir di Surakarta dan mayoritas
anggota Pasoepati berasal dari kota Surakarta, selain itu pengambilan tokoh
Pangeran Sambernyawa juga tidak lepas dari sejarah panjang perjuangannya
melawan penjajah. Menurut Sunarjan (2017), pemilihan latar penelitian sangat
penting untuk membantu menyederhanakan dan memfokuskan masalah,
dengan demikian peneliti dapat lebih fokus dalam memecahkan masalah yang
terjadi pada latar penelitian yang dipilih.
Pasoepati adalah sebuah komunitas pendukung sepakbola klub
PERSIS Solo yang sudah berdiri secara sah dan legal. Pasoepati sendiri terdiri
dari delapan belas kordinator wilayah yaitu Kartasura, Jebres, Kalioso,
Cemani, Pasar Kliwon, Mojolaban, Karanganyar, Klaten, Colomadu,
Serengan, Banjarsari, Boyolali, Laweyan, Jakarta, Bekasi, Tangerang dan
Yogyakarta. Sebagai komunitas besar tentunya Pasoepati mempunyai banyak
anggota sehingga dalam menyikapi hal tersebut dan untuk mempermudah
koordinasi dalam mendukung PERSIS Solo maka dibentuk DPP Pasoepati
sebagai pusat kegiatan Pasoepati dan membentuk korwil-korwil suporter di
setiap wilayah di Karesidenan Solo.
54
55
Dewan Pimpinan Pusat Pasoepati terletak di Komplek Stadion
Manahan, Jl. Adi Sucipto No. 1, Manahan, Banjarsari, Surakarta. Tempat ini merupakan tempat yang strategis bagi para suporter Pasoepati karena
Manahan merupakan kendang tim Persis Solo dalam berlaga di berbagai pertandingan. Selain itu dilihat dari letak geografis yang cukup strategis karena berdekatan dengan pusat kota, stasiun dan jalan raya.
Suporter Pasoepati lahir pada tanggal 9 Februari 2000, masyarakat
Surakarta membentuk aliansi suporter untuk mendukung tim yang berkompetisi di Liga Indonesia waktu itu yakni Pelita Solo dengan nama
Pasukan Suporter Pelita Sejati atau disingkat dengan Pasoepati. Komunitas suporter Pasoepati dirintis oleh seorang praktisi periklanan Solo, Mayor
Haristanto yang berinisiatif untuk membentuk sebuah wadah organisasi suporter pasca kedatangan Aremania di stadion Manahan ketika Pelita Solo bertanding dengan Arema Malang. Pasoepati disambut antusias oleh masyarakat Surakarta dan sekitarnya yang bereuforia menyambut tim Pelita
Solo berlaga di Manahan. Berjalannya waktu, Pasoepati berkembang dan menjadi salah satu basis suporter fanatik di Indonesia berkat kreatifitas dan pemberitaan media- media pada waktu itu.
Pasoepati sebagai komunitas suporter yang mempunyai jumlah anggota yang besar tentunya mempunyai tujuan positif dalam mengembangkan komunitasnya. Pasoepati mempunyai “7 Janji Pasoepati” yang harus ditaati oleh seluruh suporter. Ketujuh janji itu adalah sebagai berikut : pertama, mendukung Pelita Solo (sekarang Persis Solo), menang atau
56
kalah; kedua, bersikap hormat, sopan, cinta damai kepada tim dan suporter
lawan, ketiga, menjunjung tinggi sportivitas, tidak suka bikin onar, dan
menghindari tindakan merusak lainnya; keempat, pantang melakukan
“Malima” yakni melempar, memukul, mencaci, membakar mercon, dan
mbludus; kelima, berusaha tampil kreatif dan menjaga kekompakan; keenam,
ikut menjaga dan mengamankan pertandingan; ketujuh, Bersama-sama
mewujudkan sikap penonton yang manis dengan pakaian kebesaran Pelita
Solo( sekarang Persis Solo) yang didominasi warna merah (Devi, 2016:33).
Pangeran Sambernya sebagai tokoh lokal yang dijadikan oleh Tim
Persis Solo maupun Pasoepati sebagai figur penting mereka diharapkan
mampu menjadi tokoh yang menyebarkan semangat dan loyalitas dalam
rangka mewujudkan harapan Tim Persis Solo dan merealisasikan “7 Janji
Pasoepati”, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengulas bagaimana nilai-
nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa di aplikasikan dalam
pembentukan karakter dan pembentukan fanatisme yang bersifat positif serta
untuk mengetahui sejauh mana para suporter Pasoepati mengenal sosok
pahlawan Pangeran Sambernyawa yang menjadi figure kebanggan bagi tim
Persis Solo maupun Pasoepati.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti
melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut
dengan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan
memeproleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan
57
tentang situasi sosial, untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukannya fokus penelitian (Sugiyono, 2016: 288). Fokus penelitian ini akan menjadi acuan bagi penulis saat melakukan penelitian di lapangan, sehingga hasil yang diperoleh tidak meluas dari fokus yang telah ditetapkan.
Fokus-fokus penelitian tersebut selanjutnya akan digunakan penulis sebagai pedoman dalam pengambilan data yakni pengamatan dan wawancara.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan mengenai pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sebagai pahlawan lokal bagi anggota komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta. Dipilihnya Pangeran Sambernyawa dikarenakan dia adalah salah satu tokoh pahlawan yang dikagumi dan dijadikan teladan oleh masyarakat Surakarta dan sekitarnya.
Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh penting dalam sejarah perjuangan melawan penjajahan Belanda serta menjadi tokoh pendiri
Mangkunegaran. Dalam penelitian ini hal utama yang menjadi perhatian adalah
Pangeran Sambernyawa yang dijadikan sebagai ikon dan julukan bagi tim sepak bola Persis Solo yang didukung oleh para suporter yang dinamakan
Pasoepati.
Pangeran Sambernyawa dijadikan sebagai ikon klub Persis Solo karena keteladanan dan perjuangannya selama masa penjajahan Belanda. Hal ini diharapkan tim Persis Solo dan para suporter Pasoepati dapat meneladani dan mengimlementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa baik ketika pemain Persis Solo bertanding maupun ketika para anggota suporter
58
Pasoepati mendukung tim Persis Solo berlaga serta dapat diaplikasikan ke
kehidupan sehari-hari mereka.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019 di
Surakarta dan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan terhadap manajemen Persis
Solo, DPP Pasoepati dan para anggota suporter Pasoepati dengan mendatangi
narasumber secara langsung, agar tercipta kedekatan secara personal dengan
para narasumber.
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pemahaman Nilai-Nilai Kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa Pada Komuntas Suporter Pasoepati” menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi
(Sugiyono,2015:15). Menurut Moleong (2017:6), penelitian kualitatif memiliki
tujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi serta tindakan yang dideskripsikan dalam bentuk
kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Fenomenologi sesuai dengan namanya, adalah ilmu (logos) mengenai
sesuatu yang tampak (phenomenon). Dengan demikan, setiap penelitian atau
59
setiap karya yang membahas cara penampakan dari apa saja merupakan fenomenologi (Bertens, 1987). Dalam hal ini, fenomenologi merupakan sebuah pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala yang membanjiri kesadaran manusia (Bagus, 2002). Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesaradan, atau cara memahami suatu objek atau peristiwsa dengan mengalaminya secara sadar (Littlejohn, 2003).
Menurut Brouwer (1984), fenomenologi itu bukan ilmu, tetapi suatu metode pemikiran. Dalam fenomenologi tidak ada teori, tidak ada hipotesis, tidak ada sistem di dalamnya, semuanya bersifat deskriptif. Pendekatan fenomenologis memusatkan perhatian pada pengalaman subyektif. Pendekatan ini berhubungan dengan pandangan pribadi mengenai dunia dan penafsiran mengenai berbagai kejadian yang dihadapinya. Pendekatan tersebut mencoba memahami kejadian fenomenal yang dialami individu tanpa adanya beban prakonsepsi (Arif Nuryana,2019:20).
Peneliti mencoba mengamati dan mencari tahu fenomena yang terjadi
di Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta secara nyata dari berbagai
sumber yang ada untuk mengetahui pemahaman suporter Pasoepati, DPP
Pasoepati hingga manajemen tim Persis Solo mengenai nilai-nilai
kepahlawanan apa saja yang dimiliki oleh Pangeran Sambernyawa, dan
proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta
kendala-kendala yang ditemui oleh Pasoepati, DPP Pasoepati, hingga
manajemen tim Persis Solo didalam proses pemahaman nilai-nilai
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Melalui penelitian ini diharapkan
60
bahwa pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada
komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta dapat digali informasinya dan
diteliti secara lebih mendalam dan mendapat model yang tepat untuk proses
pemahaman nilai-nilai kepahlawnannya.
D. Sumber Data
Sumber data penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan lainnya (Moeleong,
2002:112). Dalam penelitian bersifat kualitatif ini sumber data yang
dibutuhkan adalah :
1. Informan
Informan merupakan orang yang biasa memberikan informasi-
informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengambilan informasi
tersebut dilakukan untuk mengambil data khususnya mengenai pemahaman
para suporter terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa dan bagaimana
kpemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa oleh manajemen
Persis Solo dan DPP Pasoepati untuk para Suporter Pasoepati dan
menumbuhkan kesadaran sejarah bagi para suporter Pasoepati.
Informan pada penelitian ini dari Langgeng Jatmiko (44), manajer
tim Persis Solo yang memberikan perpektif tentang ketokohan Pangeran
Sambernyawa dan hubungan klub dengan Komunitas Pasoepati dengan
sudut pandang sebagai pihak manajemen klub Persis Solo. Dari pihak
Dewan Pengurus Pusat Pasoepati, peneliti mendapatkan informasi tentang
sejarah dan keorganisasian Pasoepati dari Purdoko (37) yang menjabat
61
sebagai Menteri Dalam Negeri DPP Pasoepati. Informasi yang lain didapat
dari dari para suporter, diantaranya Tomy (37), Muhammad Nur (33),
Muhammad Azid (17), Aditomo Susilo Nugroho (20), Muhammad Faqih
(20), Agung Daryono (36) dan Muhammad Fajar Febriyanto (16). Data
yang diambil dari anggota Pasoepati adalah pemahaman anggota Pasoepati
terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa, pemahaman nilai-nilai
kepahlawanan dan imlementasinya serta kendala-kendala yang dihadapi
ketika proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
tersebut.
2. Dokumen
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data tertulis
mengenai berbagai macam dokumen yang berkaitan dengan informasi
mengenai nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan deskripsi
tentang tim Persis Solo dan juga deskripsi tentang Komunitas Suporter
Pasoepati. Untuk menggali tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa peneliti menggunakan beberapa arsip tentang Pangeran
Sambernyawa yang berasal dari Perpustakaan Rekso Pustoko
Mangkunegaran seperti Arsip yang berjudul Pangeran Sambernowo
(KGPAA Mangkunegoro I) “Sejarah perjuangan, Latar Belakang, dan
Perjalanan Kehidupan Keagamaannya oleh Dr. Djoko Surjo (1989), Babad
KGPAA Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa) “Nyariosaken Aluran
Mangkunegran Surakarta” oleh Kamajaya (1993), Pangeran Sambernyowo
KGPAA, Ringkasan Sejarah Perjuangannya oleh yayasan Mangadeg
62
(1989), Tri-Dharma, Tiga Dasar Perjuangan Pangeran Sambernyowo oleh
Yayasan Mangadeg (1974). Selain arsip dari Perpustakaan Rekso Pustoko
Mangkunegaran, mendapat informasi dari buku yaitu diantaranya buku
yang ditulis oleh Soeryo Soedibyo Mangkoehadiningrat (2011) yang
berjudul Sambernyawa Menggugat Indonesia, buku dari Dr. Eko Punto
Hendro, MA dkk (2017). yang berjudul Sejarah Perjuangan Pahlawan
Nasional Pangeran Sambernyawa dan buku dari KRT. Sarjono
Darmasarkoro (1989) yang berjudul Sejarah Singkat Dari Keteladanan
Pangeran Sambernyawa. Selain itu peneliti juga menggunakan buku yang
menggali terkait Persis Solo dan Komuitas Pasoepati diantaranya buku dari
Devi Fitroh Laily (2016) yang berjudul Kota, Klub, dan Pasoepati dan juga
buku dari Ardian Nur Rizki (2018) yang berjudul Pustaka Sepak Bola
Surakarta Sejarah, Gairah dan Marwah Persis. Arsip dan buku ini
digunakan oleh peneliti guna mencari data tentang nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa yang akan dicocokkan dengan data dan dokumen
lain serta data dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
informan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019.
E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan menurut Nabuko (2013:70) adalah
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati atau mencatat
secara sistematik gejala-gejala yang sedang diamati. Teknik pengumpulan
data dengan observasi digunakan apabila penelitian yang dilakukan
63
berkenaan dengan perilku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan
apabila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2015:203).
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung. Observasi langsung dalam penelitian dilakukan untuk
memperoleh data yang akurat dilapangan dengan cara mengamati dan terjun
langsung ke lokasi penelitian.
Observasi atau pengamatan secara langsung ini dilakukan pada 26
September 2019 ketika Persis Solo melakukan pertandingan melawan
Persiba Balikpapan di Stadion Wilis Kota Madiun. Observasi awal ini
dilakukan peneliti untuk mengetahui aktifitas Pasoepati dalam mendukung
tim Persis Solo dan bentuk pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa baik melalui spanduk dukungan, koreografi suporter hingga
nyanyian dukungan yang berkaitan dengan Pangeran Sambernyawa. Hasil
penelitian akan diproses menjadi data untuk menjawab masalah yang ada
dalam penelitian yang diteliti ini.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih dengan bertatap muka,
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan (Nabuko, 2013:83). Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan menggunakan
alat bantu pedoman wawancara yang telah dibuat berdasarkan pada fokus
penelitian yang dilakukan secara terbuka dan menjalin keakraban dengan
64
informan penelitian sehingga wawancara yang dilakukan tidak terkesan
kaku. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada informan-informan
utama yaitu Pengelola klub Persis Solo sebagai pihak yang menjadi obyek
penelitian serta para suporter Pasoepati dalam mengetahui dan memahami
keteladanan kepahlawanan Pangeran Sambernyawa.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara jenis
semistruktur, dimana dalam pelaksanannya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Untuk menjaga
kredibilitas hasil wawancara perlu adanya pencatatan data baik melalui
catatan lapangan dan juga melalui rekaman hasil wawancara dengan alat
bantu perekam.
Kegiatan wawancara kepada informan ini bertujuan untuk
mengetahui tentang data dan fakta cara pemahaman nilai-nilai
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dari manajemen tim Persis Solo dan
DPP Pasoepati serta mengetahui sejauhmana suporter Pasoepati menghayati
nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan mengamalkan nilai-
nilai tersebut pada kehidupan sehari-hari.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono, 2015:329). Dokumetasi biasanya berupa tulisan dan gambar
yang digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian guna untuk
65
membuktikan kebenaran data yang ditulis oleh peneliti serta memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang sedang dibahas dalam penelitian tersebut. Dokumentasi yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa catatan, gambar, notulen, dan sebagainya yang berisi tentang kegiatan sehari-hari para siswa yang bersekolah serta relasi antar aktor yang terlibat dalam upaya mengakses pendidikan.
Menuut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2011:217), dokumen digunakan untuk keperluan penelitian karena alas an-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti berikut ini: a. Digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian c. Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang
alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks. d. Dokumen harus dicari dan ditemukan e. Tidak reaktif, sehingga sukar ditemukan dengan Teknik kajian isi f. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas
tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diteliti.
Dari pernyaraan diatas maka penulis mendapatkan beberapa buku yang peneliti gunakan sebagai referensi untuk menggali dan mengetahui lebih dalam tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui buku-buku biografi tentang Pangeran Sambernyawa yang ditulis oleh beberapa komunitas suporter Pasoepati.
66
F. Uji Validitas Data
Validitas data yang digunakan untuk memeriksa keabsahan dan
kebenaran data adalah triangulasi data. Triangulasi data merupakan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu (Sugiyono, 2013:372). Triangulasi dalam penelitian ini berarti teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dalam
tekniknya. Triangulasi sumber berarti untuk melaporkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan Teknik yang sama. Triangulasi sumber dalam penelitian
dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara antara Tim Persis
Solo selaku klub yang didukung dan DPP Pasoepati selaku organisasi yang
mengkoordinir Pasoepati dan juga Pasoepati subyek pada penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan guna mengetahui lebih dalam tentang proses
pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran sambernyawa yang dilakukan oleh
manajemen Persis Solo yang dibantu oleh DPP Pasoepati dan juga mengetahui
pemahaman suporter Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan yang dapat
diteladani dari tokoh Pangeran Sambernyawa.
G. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga data penelitian yang sangat
besar jumlahnya dapat menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih
67
mudah untuk dipahami. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono,
2013:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Analisis Data Model Interaktif:
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Simpulan atau Verivikasi
Bagan 3.1.Analisis Data Model Interaktif.
1. Pengumpulan Data Peneliti mengumpulkan data meliputi data tentang pemahaman nilai
kepahlawanandari Pasoepati terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa, dan sikap Pasoepati setelah menerima proses kegiatan entang
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta kendala-
kendala yang menghambat proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa. Data tersebut diperoleh dari wawancara dan
observasi langsung serta kajian dokumen pada anggota Pasoepati didukung
dengan manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati.
68
2. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
yang tertulis dilapangan. Apabila data sudah terkumpul, langkah selanjutnya
adalah mereduksi yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikannya sehingga nantinya mudah dilakukan
penarikan kesimpulan. Data yang direduksi yaitu data yang diperoleh
melalui wawancara, kajian dokumen dan observasi yang meliputi nilai-nilai
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, proses pembentukan kesadaran
sejarah tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa beserta kendala-kendala
yang menghambat proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa. Setelah data diperoleh,kemudian digolongkan berdasarkan
sub-sub kajian yang dipelajari. Hal ini dilakukan karena data yang didapat
tidak urut. Jika data kurang lengkap maka peneliti mencari kembali data
yang diperlukan di lapangan.
3. Penyajian Data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan (Rahman, 2015:201) penyajian maksudnya memaparkan data yang
telah direduksi dalam bentuk bahan yang diorganisasi melalui ringkasan
terstrukur, diagram, matrik, maupun sinopsis dan beberapa teks. setelah
data direduksi, penyajian data yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dalam menemukan jawaban atas pertanyaan
69
mengenai pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
pada suporter Pasoepati serta kendala-kendala yang dihadapi.
4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-
catatan, dimana dengan bertukar pikiran dengan teman sejawat untuk
mengembangkan pemikiran. Selain itu kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat awal, karena masih bisa berubah penarikan kesimpulannya
tergantung pada bukti-bukti di lapangan (Sugiyono. 2010:99).
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau bisa
juga tidak sama sekali, karena seperti yang telah dikemukakan masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Oleh karena itu dalam
analisis data ini penelitian menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian
yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikannilai-nilai
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dan bangaimana proses pemahaman
nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa serta kendala-kendala
dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Komunitas Pasoepati
1. Lokasi Komunitas Suporter Pasoepati
Komunitas Suporter Pasoepati merupakan komunitas yang
mempunyai tempat kesekretariatan di komplek Stadion Manahan yang
berada di Jalan Adi Sucipto No 1, Manahan, Kota Surakarta.
Kesekretariatan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati yang berada di komplek
Stadion Manahan mempermudah koordinasi bagi anggota karena tempat
yang strategis karena berada di pusat kegiatan tim Persis Solo baik saat
latihan maupun bertanding.
Pasoepati sebagai komunitas suporter yang mempunyai anggota
yang besar tentunya mempunyai koordinator wilayah di berbagai daerah di
Solo Raya dan kota lain. Dalam penelitian tahun 2019 Pasoepati sendiri
terdiri dari delapan belas kordinator wilayah yang tersebar di wilayah Solo
Raya dan sekitarnya, yaitu Kartasura, Jebres, Kalioso, Cemani, Pasar
Kliwon, Mojolaban, Karanganyar, Klaten, Colomadu, Serengan, Banjarsari,
Boyolali, Laweyan, Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Yogyakarta.
Dari delapan belas Korwil yang terdaftar di DPP Pasoepati, satu
korwil membawahi beberapa sukuyang merupakan keanggotaan ditingkat
kampung atau daerah yang tersebar di wilayah tersebut yang dipimpin oleh
70
71
seorang kepala suku, agar mempermudah koordinasi ke Korwil masing-
masing.
Gambar 4.I Sekretariat Pasoepati. Sumber: https://www.bola.com/indonesia/read/2644329/sekretariat pasoepati-jadi-lokasi-jakmania-melepas-penat, diakses 28 Februari 2020 2. Sejarah Berdirinya Komunitas Suporter Pasoepati
Dalam sejarah Panjang berdiri dan lahirnya Pasoepati tak bisa
terlepas dari kedatangan klub Pelita Solo ke Solo. Kedatangan tim ini
mendapat sambungan hangat dari para penggemar sepakbola di kota Solo.
Berawal dari pertandingan yang mempertemukan Pelita Solo dengan Arema
Malang, pada waktu itu sekitar 4000 suporter Arema Malang atau disebut
dengan Aremania datang ke stadion Manahan, Surakarta. Kehadiran
Aremania yang terorganisir dan memberikan pertunjukan yang atraktif dan
kreatif dalam mendukung Arema Malang menginspirasi beberapa tokoh
yang berpengaruh di suporter Pelita Solo untuk membentuk sebuah
komunitas suporter di kota Solo.
Rencana untuk membuat sebuah paguyuban suporter Pelita Solo
semakin menyebar luas ke seantero Solo Raya. Bahkan yang menarik dari
keinginan tersebut adalah muncul secara spontanitas atau tanpa adanya
seruan dari pihak klub. Namun, rencana pembentukan paguyuban suporter
72
tersebut tidak berjalan mulus. Seperti yang dikutip dalam (Solopos, 27
Januari 2000) yang menyatakan bahwa pihak pengelola pertandingan Pelita
Solo, yakni Drs. Soemaryoto tidak setuju pembentukan kelompok suporter tersebut karena akan mendorong suporter untuk bersikap fanatic kepada
Pelita Solo, sikap fanatik yang berlebihan, justru akan banyak merugikan tim Pelita Solo (Devi, 2016:30).
Meskipun menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan, keinginan dan semangat yang luar biasa untuk membentuk sebuah wadah baru bagi para suporter Pelita Solo pada waktu itu terus dilakukan. Mayor Haristanto, salah seorang penggemar berat Pelita Solo dengan gigih berkoordinasi dengan para orang-orang yang dianggap berpengaruh di berbagai wilayah desa maupun kecamatan di Surakarta untuk terus mendukung tim Pelita
Solo. Orang-orang yang menjadi koordinator setiap wilayah ini disebut dengan kepala suku.
Kepala suku dalam suatu wilayah tertentu biasanya mampu mengkoordinir dan cenderung menjadi panutan bagi anggota-anggotanya.
Kepala Suku yang merupakan orang berpengaruh di tempat tersebut akan mempermudah dalam pengkondisian masa dan juga akan mempermudah niat dalam membentuk sebuah paguyuban. Pada akhirnya diaadakanlah forum bertempat di Griya Reka Grupe Mayor, Jalan Kolonel Sugiyono No
37 Surakarta pada hari Rabu, 9 Februari 2000, untuk membahas pembentukan kelompok suporter Pelita Solo secara lebih lanjut.
73
Di dalam forum pembentukan kelompok suporter tersebut, ada beberapa usulan nama seperti Pelitamania, Pelita Solomania, Pasoepati dan beberapa nama yang lain yang kemudian dipilih melalui votting. Beberapa nama yang sudah disebutkan diatas, ada satu nama yang menarik perhatian oleh para anggota forum yang hadir dan menjadi nama yang mendapat suara terbanyak, yaitu Pasoepati yang merupakan usulan dari Suwarmin Mulyadi salah seorang wartawan Harian Solo Pos yang turut hadir pada acara tersebut.
Di dalam asumsi masyarakat, khususnya yang tertarik dengan budaya pewayangan, Pasoepati diketahui sebagai senjata panah dari tokoh
Arjuna yang menjadi andalan dalam mengalahkan musuh-musuhnya, akan tetapi Pasoepati yang dimaksud oleh Suwarmin Mulyadi ini adalah singkatan dari Pasukan Suporter Pelita Sejati. Pada awal berdirinya
Pasoepati sebagai kelompok suporter besar di Kota Surakarta, Mayor
Haristanto secara resmi terpilih sebagai Presiden Pasoepati yang pertama.
Mayor Haristanto yang merupakan penggagas awal berdirinya kelompok Suporter Pasoepati yang sebelumnya menjadi koordinator sementara, mampu meraup 12 dari 24 suara anggota majelis yang bertugas memilih Presiden dan Wakil Presiden. Pemilihan berlangsung dalam
Kongres Pasoepati di Stadion Manahan Solo ini memilih Mayor Haristanto dan Anwar Sanusi (Korwil Boyolali) sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang akan menjalankan tugasnya selama dua tahun. Pencalonan kandidat
Presiden dan Wakil Presiden Pasoepati yang diikuti oleh delapan korwil
74
mulai dari Karanganyar, Laweyan, Sukoharjo, Serengan, Boyolali,
Kartasura, Colomadu, serta Presidium kala itu berlangsung sdalam suasana
demokratis (Devi, 2016:46).
3. Stuktur Komunitas Suporter Pasoepati
Pasoepati dari tahun 2000 hingga sampai sekarang berkembang
menjadi salah satu komunitas suporter suporter yang besar di Indonesia.
Pasoepati yang pada awalnya menjadi pendukung dari tim Pelita Solo dan
kemudian berlanjut mendukung tim Persijatim Solo FC dan hingga saat ini
Pasoepati berubah menjadi Pasukan Suporter Sala Paling Sejati yang
mendukung tim Persis Solo. Hal ini dikarenakan komitmen dari Pasoepati
yang akan mendukung setiap klub sepak bola yang membawa nama Solo
Raya dikancah nasional maupun internasional.
Pada awal terbentuknya ada beberapa orang yang ikut andil dalam
berdirinya Pasoepati diantaranya Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo
Putranto, Dencis, Deny Susanto, Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi
Prasetyo, Maeda Daneswara, Mashadi Pete, Mayor Haristanto, Rio,
Siswanto, Sukimo, Sukirno, Supriyadi Ateng, Suwarmin (pencetus nama),
dan Kris Pujiatni yang ditunjuk sebagai bunda Pasoepati.
Dalam komunitas Pasoepati terdiri dari beberapa pengurus dan
bagian. Pengurus dalam Komunitas Pasoepati terbagi menjadi Dewan
Pengurus Pusat (DPP), pengurus tingkat Korwil, dan pengurus tingkat Suku.
Dewan Pengurus Pusat (DPP) adalah pengurus komunitas suporter
Pasoepati yang paling tinggi, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati
75
membawahi seluruh anggota Pasoepati seluruh Korwil dan Suku yang tersebar di Solo Raya dan sekitarnya.
Pengurus dibawah Dewan Pengurus Pusat Pasoepati adalah Korwil
(Koorinator Wilayah). Korwil berperan sebagai pengurus Komunitas
Suporter Pasoepati di tingkat wilayah atau kecamatan di daerah Solo Raya yang mengkoordinir setiap suku diwabah mereka. Pada pengurus tingkat paling bawah adalah Suku, Suku merupakan suatu kelompok yang berperan sebagai pengurus di setiap kampung-kampung atau daerah lingkup kecil.
Pengurus yang berada dalam tubuh Komunitas Suporter Pasoepati dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:
Dewan Pengurus Pusat (DPP)
(Membawahi semua anggota Pasoepati)
Koordinator Wilayah (Korwil)
(Meliputi wilayah/Kecamatan)
Suku
(Meliputi Kampung/daerah)
Bagan 4.1 Sumber: Data Penelitian, 2019 a. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2000-2002 Pada awal berdirinya Pasoepati, tepatnya Sembilan bulan setelah
Pasoepati lahir, Mayor Haristanto secara resmi menjadi presiden pertama
Pasoepati dan wakil presiden dijabat oleh Anwar Sanusi dari korwil
Boyolali yang menjalankan tugas selama dua tahun (2000-2002).
Susunan Kabinet Pasoepati era 2000-2002: Presiden : Mayor Haristanto Wakil Presiden : Anwar Sanusi
76
Sekretaris Jendral : Hardjoko Bendahara : Teguh Santoso, SH Menteri Dalam Negeri:Cahyo Nugroho, Mashadi Menteri Luar Negeri : M. Wahyanuddin, Anwar Rosydi Menteri Kreatifitas :Suprapto, Irawan Jupri, Nuno, Maryadi “Gondrong” Menteri Hukum dan Advokasi: Langgeng Jadmiko Menko Bina Citra : Bambang Haryanto
Setelah kepengurusan yang dipimpin oleh Mayor Haristanto
berakhir pada tahun 2002, Pada era ini Pelita Solo sudah tidak lagi berada
di Solo, akan tetapi kota Solo tidak menunggu lama kedatangan klub
Persijatim dari Jakarta yang pindah home base di Kota Surakarta dan
berganti nama menjadi tim Persijatim Solo FC. b. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2002-2004 Kabinet Pasoepati baru di era Persijatim Solo FC terbentuk pada
tanggal 15 Juni 2002 bertempat di Pagelaran Keraton Surakarta. Pada
acara pelantikan tersebut, KP Satriyo Hadinagoro terpilih sebagai
presiden yang membuat keberadaan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati
atau disingkat DPP Pasoepati menjadi semakin kukuh (Devi, 2016:53).
Susunan Kabinet Pasoepati era 2002-2004: Presiden : Kanjeng Pangeran Satriyo Hadinagoro Wakil Presiden : Langgeng Jatmiko Sekretaris Jendral : Pujiyono S Waki Sekretaris Jendral : Pipit Bendahara : Anwar Sanusi Menteri Kreatifitas: Suprapto Koting o Departemen Event: Irawan Jupri o Departemen Pemberdayaaan: Nuno o Departemen Suporter : Maryadi Gondrong Menteri Dalam Negeri: Mashadi Pete Menteri Luar Negeri: M. Wahyudin Menteri Hukum dan Advokasi : Hendri Asmono
77
Persijatim Solo FC yang didukung penuh oleh Pasoepati ternyata
mempunyai nasib sama dengan Pelita Solo. Persijatim Solo FC ditahun
ketiganya di kota Soloakhirnya meninggalkan kota Surakarta karena
kurang mendapatkan dukungan dari Pemkot Kota Surakarta. Pada
awalnya Persijatim Solo FC menawarkan agar dibeli Pemerintah Kota
Surakarta, akan tetapi Pemerintah Kota Solo menolaknya karena di
Surakarta sendiri masih terdapat tim asli Solo yakni Persis Solo yang
pada saat itu lebih perlu diperhatikan keberlangsungan hidupnya. c. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2004-2006 Setelah ditinggal Persijatim Solo FC Pasoepati memilih
menggelar kongres kembali untuk ketiga kalinya. Kongres yang diadakan
untuk memilih Presiden setelah perginya Persijatim Solo FC serta
membahas AD/ART yang waktu itu dilaksanakan di Balai Persis
Solo.Kongres yang dikemas sederhana dan hanya dihadiri oleh para
Majelis Pasoepati, calon-calon pengurus DPP, serta beberapa anggota
Pasoepati dari beberapa korwil.
Muhson, ketua Majelis Pasoepati dari Korwil Pasoepati Kartasura
melantik Presiden dan Wakil Presiden yang diawalai dengan pembacaan
sumpah jabatan kemudian dilanjtkan dengan pengesahan jajaran
pengurus yang baru. Susunan pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP)
Pasoepati periode 2004-2006 yakni;
Susunan Kabinet Pasoepati era 2004-2006: Presiden : Bimo Putranto Wakil Presiden : Langgeng Jatmiko Sekretaris Jendral : Panca
78
Bendahara : Anwar Sanusi Menteri Keamanan : Iwan Walet Menteri Kreatifitas : Gondong dan Pete (Devi, 2016:53).
Dalam periode 2004-2006 inilah Pasoepati mulai memutuskan untuk mendukung tim Persis Solo yang saat itu sedang berlaga di Divisi
2 Regional Jawa Tengah. Keputusan Pasoepati mendukung tim Persis
Solo karena Persis Solo merupakan satu-satunya klub sepak bola yang pada waktu itu masih bertahan di Kota Surakarta. Namun perjalanan dalam mendukung tim Persis Solo tentunya ada beberapa hambatan karena sebagian Pasoepati merasa bahwa Persis Solo dalam segi permainan dirasa kurang menghibur dan menjajikan dibanding Persijatim
Solo FC. DPP Pasoepati selalu menghimbau kepada seluruh anggotanya agar bersama-sama menumbuhkan rasa cinta dan memiliki Persis Solo sebagai klub asli kebanggaan kota Bengawan tersebut.
Pada tahun 2005, Persis Solo berhasil naik ke divisi 2 Nasional.
Naiknya Persis Solo ke divisi 2 Nasional menjadikan eksistensi Pasoepati di tingkat nasional kembali lagi setelah era Pelita Solo dan Persijatim
Solo FC. Pasoepati mulai melakukan laga away ke berbagai kota sehingga nama mereka semakin dikenal dan disegani oleh suporter lain.
Setelah berjuang di divisi dua, Persis Solo beranjak ke divisi satu,
Pasoepati mulai mendukung dan memenuhi Stadion Sriwedari pada waktu itu.
79
d. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2006-2008 Pada periode 2006-2008 Pasoepati dipimpin kembali oleh
Kanjeng Pangeran Satriyo Hadinagoro yang sebelumnya sudah menjabat
pada dua periode sebelumnya. Hal yang menjadi perhatian pada periode
ini adalah keberanian dari pengurus yang menuntut kepada tim Persis
Solo agar bermain bagus dan tuntutan agar klub lebih terbuka terhadap
kritik dan saran Pasoepati, sebab masukan dari suporter merupakan salah
satu kompenen penting dalam kemajuan sebuah klub sepakbola.
Susunan Kabinet Pasoepati era 2006-2008: Presiden : KRMH. Satryo Hadinagoro Wakil Presiden : Suprapto Sekretaris Jendral :Pujiyono S, Pantja P, Budi Narwanto Bendahara :Anwar Sanusi, Ngadiyo, Firman S Menteri Dalam Negeri :Iriyanto, Iwan Djoker, Setyo Wibowo Menteri Luar Negeri :Ibnu Hidayat, Narno Menteri Kreatifitas :Adrid T, Maryadi “Gondrong”, Mashadi “Pethe”, Girinoto Akbar Badres Menteri Hukum dan Advokasi :Tatag G T, Ginda, Dwi(Poltabes Solo), Setiyawan (Poltabes Solo) Staf Kesekretariatan : Fajar Adhy e. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2010-2012 Pada tahun 2010 adalah masa pergolakan bagi para seluruh
suporter sepak bola di Indonesia karena adanya dualisme di tubuh PSSI
hal tersebut juga berdampakpada klub yang mereka dukung tidak
terkecuali bagi Pasoepati. Persis Solo yang pada tahun 2010 masih
berjuang di Divisi Utama harus mengadapi masalah dualisme
kepengurusan ditubuh mereka. Hal ini berujung pada lahirnya klub baru
bernama Solo FC.
80
Pada waktu itu terdapat beberapa korwil yang memutuskan untuk tetap mendukung Persis Solo yang berlaga di Liga Super Indonesia, ada juga yang mendukung Solo FC yang berlaga di Liga Primer Indonesia.
Namun mayoritas dari korwil-korwil yang datang memutuskan untuk mendukung Solo FC dengan alasan kompetisi tersebut resmi dibawah naungan PSSI (Devi, 2016:46).
Periode 2010-2012 pada masa dualisme baik di PSSI dan Persis
Solo sendiri, Pasoepati kembali menggelar kongres dan memilih pengurus baru setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami masa vacum. Pada periode ini Bimo Putranto kembali terpilih menjadi Presiden
Pasoepati, dan dia membawa nama-nama baru dalam kabinet agar tercipta regenerasi di dalam DPP Pasoepati.
Susunan Kabinet Pasoepati era 2010-2012: Penasehat :KRMH SatryoHadinagoro, Mayor Haristanto Bunda Pasoepati : Kris Pujiatmi,S.Psi Presiden : Bimo Putranto Wakil Presiden : Ginda Ferrachtriawan Menteri Luar Negeri : Gatot Seto Aprilianto Menteri dalam Negeri : Mashadi pete Menteri Hukum : Azizar Menteri Sekjen : Anwar Sanusi Menteri Keuangan : Ngadiyo Menteri Kreativitas : Sigit Menteri Sosial : Muhammad Badres Menteri Pemuda dan Olahraga: Yudi Menteri Keamanan : Iwan Wallet dan Nunung Menteri Komunikasi : Abidin Naca Menteri Pemberdayaan Wanita: Lita Dirigen : Sigit Ompong, Agus dan Vivi Ketua Srikandi : Kike
81
Dalam suasana dualisme pada tahun 2012 Pasoepati mendapat
prestasi walaupun saat itu kondisi tim Persis Solo maupun Solo FC
sedang terpuruk, akan tetapi Pasoepati masih membawa nilai positif. Hal
ini dibuktikan ketika terjadi permasalahan penunggakan gaji pemain
Persis Solo, Pasoepati menggelar aksipenggalangan dana serta beberapa
aksi kepedulian terhadap Diego Mendieta selama sakit, meninggal dunia
serta ketika proses pemulangan jenazah ke negara asalnya menjadi salah
satu penilaian positif oleh Jakarta Casual. Ini kali kedua Jakarta Casual
menganugerahkan penghargaan Suporter of The Year kepada Pasoepati.
Pada tahun 2010 kelompok suporter asal Solo ini juga mendapatkan
penghargaan serupa atas loyalitasnya mendampingi kemanapun Persis
Solo berlaga, bahkan ketika sudah positif terdegradasi.
(Pasoepati.net.2012.http://pasoepati.net/pasoepati-suporters-of-the-year-
2012/, 14 Januari 2020). f. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2013-2015 Dualisme yang terjadi pada tahun 2010-2012 yang melanda Persis
Solo akhirnya berakhir pada tahun 2013. Persis Solo dan Solo FC
bersepakat untuk melebur menjadi satu demi nama Persis Solo yang lebih
baik lagi. Tentunya hal ini disambut oleh para Pasoepati karena mereka
dapat fokus mendukung satu tim.Pada 2-3 November 2013 bertempat di
Monumen Pers Pasoepati mengadakan kongres kembali untuk memilih
presiden baru.
Pasangan Bimo Putranto dan Ginda Ferachtriawan akhirnya
terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pasoepati periode 2013-
82
2015 usai memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) di Monumen Pers
Solo, Minggu (3/11) kemarin. Dari total 52 pemilih, Bimo-Ginda memperoleh 30 suara. Majunya Bimo Putranto dalam Pipres kali ini memang diluar dugaan banyak pihak. Pasalnya beberapa minggu lalu
Bimo mengisyaratkan untuk memberi peluang kepada calon lain agar tercipta regenerasi. Namun begitu, keinginan kuat dari sebagian besar korwil Pasoepati membuatnya kembali dicalonkan menjadi “Pasoepati
Satu” (Sambernyawa.com.2013.http://sambernyawa.com/2013/11/bimo- ginda-pimpin-pasoepati-periode-2013-2015/, 14 Januari 2020).
Susunan Kabinet Pasoepati Periode 2013-2015: Dewan Pembina : KP Satriyo Hadinegoro, Kris Pudjiatni, Baskoro, Iransyah, Amir Tohari, Her Suprabu, Suwarmin Presiden : Ir. Bimo Putranto Wakil Presiden : Ginda Ferachtriawan, SE.,Msi Menteri Dalam Negeri : Edi Pit, Iwan Samudra, Didit Sulistyo, Langgeng Jatmiko, Darmawan Rosadi Sekretaris Jendral : Anwar Sanusi, April Triyanto, Fajar Ikshan Nugroho, Mursito Menteri Pertahanan dan Keamanan: Koes Setyawan, Vian Menteri Keuangan : Putra Pra Eka, Rambo Menteri Luar Negeri: Faisal, anton Whidiyanto, Muh Jorvin Menteri Sosial : Isnaini Muh Fatah, Andreas David, Arief Setyabudi Menteri Hukum dan HAM: Ari Kristanto, Adimas Rizki Menteri Kooperasi dan Usaha : Wahyu Haryanto, C. Winarno Menteri Kreatifitas : Andre Jaran, Agus Warsoep, Joko Prasetyo, Ardian, Vivi Anjani, Sigit ompong, Andri Cahyo Menteri Komunikasi dan Informasi : Abidin Nacha, Okky Fendi Pradana, Aris Riyadi.
Di era kepemimpinan Bimo Putranto, Pasoepati terus berkembang menjadi komunitas suporter yang tertata rapi. Dimulai dari pembuatan akun social media Facebook dan Twitter yang bertujuan untuk
83
mempermudah penyaluran informasi dari DPP Pasoepati kepada para
anggota Pasoepati. Selain itu dalam mempermudah pendataan anggota
Pasoepati, DPP Pasoepati membuat Kartu Tanda anggota. Sukses
peluncuran Kartu Tanda Anggota (KTA) Pasoepati sebenarnya menjadi
catatan positif, namun lambatnya respon anggota Pasoepati menyikapi
KTA membuat program ini menjadi semacam angin lalu dan bisa
dikatakan jauh dari harapan (Pasoepati.Net.2015/kaledioskop-2015-
banyak-catatan-untuk-pasoepati-dan-persis-solo/, 14 Januari 2020).
Dalam kepengurusan Bimo Putranto, di tahun 2015 tepatnya
bulan Mei tahun 2019, DPP Pasoepati akhirnya mempunyai tempat
kesekretariatan di komplek Stadion Manahan. Tentunya ini merupakan
sebuah hal yang positif dari kepengurusan Presiden Bimo Putranto,
karena dengan adanya Kesekretariatan DPP Pasoepati dapat digunakan
dan dimanfaatkan oleh para anggota Pasoepati untuk berkumpul dan
membahas agenda yang akan dilaksanakan. g. Pengurus DPP Pasoepati Periode 2018-2020 Pada kongres DPP Pasoepati periode 2018-2019 Aulia Haryo
Suryo akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Pasoepati
dalam Kongres VII Pasoepati-suporter Persis Solo di Balai Kota Solo,
Minggu (4/3/2018). Aulia didampingi Surya Panca sebagai Wakil
Presiden untuk memimpin kelompok suporter Persis Solo itu pada
periode 2018-2020. Aulia-Surya terpilih secara aklamasi setelah
pasangan calon yang lain, Jodi Purnomo-Ekya Sih Hananto, dinyatakan
84
gugur (Murtianto. 2018.https://bolalob.com/read/79824/ini-presiden-dan- wapres-pasoepati-yang-baru, 14 Januari 2020).
Pada periode kepemimpinannya, Aulia Haro Suryo menamai kabinetnya dengan sebutan “Kabinet Satu Jiwa”. Pemilihan nama ''Satu
Jiwa'' dimaksudkan untuk menyatukan visi dan misi kepada seluruh anggota agar Pasoepati semakin baik. Selain itu, kepengurusan periode ini diharapkan semakin berintegritas.
Ada 11 menteri dalam kepengurusan Pasoepati, dengan tambahan posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Bidang Dirijen. Sembilan menteri merupakan warisan periode sebelumnya. Mulai Menteri Keuangan,
Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM,
Menteri Sosial, Menteri Komunikasi dan Informasi. Lalu Menteri
Koperasi dan Usaha, Menteri Kreativitas, serta Menteri Pertahanan dan
Keamanan. Sedangkan dua lagi adalah Menteri Peranan Wanita atau
Srikandi Pasoepati dan Menteri Agama yang baru dimunculkan periode ini.
Susunan Kabinet Pasoepati Periode 2018-2020: Presiden : Aulia Haryo Suryo Wakil Presiden : Surya Panca Sekjen : Ngadio, Wahyu Sri Nur, Agung Subagyo Menteri Keuangan : Muhammad Badres, Ihwan Rambo Setono (wakil) Menteri Dalam Negeri :Purdoko, Andhika Dimas Arifin (wakil), Didid Sulistianto, Daniel Dwi Prasetyo Menteri Luar Negeri : Edi Sriyanto, Gatot Seto Aprilianto (wakil), Agie Taufik Hidayat Menteri Hukum dan HAM : Miranti Eliyanti SH, Hasbullah SH (wakil) Menteti Sosial : Rendy Setiawan, Arief De Mello (wakil)
85
Menteri Komunikasi, Informasi, dan Media Sosial : Qodri Nugroho, Kukuh Mukti Hutama (wakil) Menteri Koperasi dan Usaha : Lestia Aditama, Iwan Samudra (wakil), dan Herdian Octo Menteri Kreativitas : Valentino Yoga, Rizi Sanjaya (wakil), Slamet Wiyono Menteri Pertahanan dan Keamanan : Agus Purwanto, C Winarno (wakil) Menteri Peranan Srikandi : Mei Fitrianawati, Ekha Aghita (wakil) Menteri Agama : Abas Budi Santosa, Kris Henri Wibisono (wakil) Dalam kepemimpinan Aulia Haryo Suryo, beberapa program kerja yang pada periode sebelumnya belum terlaksana secara baik akan dikaji kembali dan dilaksanakan, seperti peluncuran Kartu Tanda
Anggota yang pada awalnya kurang mendapat respon yang baik dari anggota Pasoepati pada kepengurusan Presiden Aulia Haryo Suryo kembali dilaksanakan. Hal ini dibuktikan pada 3 Juni 2018 ketika Aulia
Haryo Suryo meluncurkan Kartu Tanda Anggota Pasoepati berupa Tap
Cash yang bekerjasama dengan salah satu bank pemerintah.
Pasoepati periode 2018-2020 berusaha menjadi suporter yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. DPP Pasoepati terus membuat kegiatan-kegiatan positif demi kemajuan Pasoepati.Kegiatan positif seperti bakti social bahkan ikrar damai dengan suporter lain dilakukan agar tercapai tujuan Pasoepati sebagai komunitas suporter yang dapat dicontoh bagi suporter lain. Selain kegiatan positif tentunya Pasoepati juga semakin kritis terhadap Persis Solo dari pemain hingga manajemen.
Pasoepati secara terbuka terus mengkritik manajemen Persis Solo ketika tidak sesuai harapan Pasoepati. Berbagai bentuk aksi juga dilakukan
86
Pasoepati agar suara mereka didengar oleh manajemen Persis Solo. Tim
Persis Solo berlaga di Liga 2 Indonesia tentunya diharapkan bias mempersiapkan diri dengan baik agar tahun selanjutnya dapat bermain di
Liga 1 Indonesia, liga yang didambakan oleh semua Pasoepati.
Pada tahun 2019, DPP Pasoepati melayangkan protes keras atas keputusan Persis Solo yang melangsungkan launching tim di Stadion
Wilis, Madiun, Jawa Timur, Minggu (16/6/2019). Aksi tersebut dilakukan Pasoepati dengan tidak menghadiri secara langsung ke Stadion
Wilis untuk mengikuti prosesi perkenalan tim yang sekaligus akan disambung dengan perkenalan jersey terbaru musim ini. Menurut
Presiden Pasoepati, Aulia Haryo, manajemen Persis tidak menunjukkan itikad baik dengan tidak melakukan komunikasi dengan elemen suporter terkait rencana launching tim. Padahal menurut Aulia Haryo Suryo,
Persis Solo tidak hanya milik manajemen dan pengurus, namun sudah dianggap sebagai klub sepak bola kebanggaan warga Solo Raya (Tribun
News, 2019.https://jateng.tribunnews.com/ancaman-boikot-launching- persissolo-karena-digelar-di-madiun-ini-kata-presiden-pasoepati, 14
Januari 2020).
Bentuk protes yang dikoordinir oleh DPP Pasoepati ini tentunya bukan hanya sebagai gertakan saja, bentuk keseriusan aksi mereka adalah ketika Pasoepati memboikot semua laga Persis Solo di Liga 2 musim
2019. Pasoepati rela tidak menonton secara langsung ketika Persis Solo
87
berlaga selama satu musim agar suara mereka didengar oleh manajemen
Persis Solo.
Pada awal tahun 2020 tepatnya pada 15 Februari 2020, DPP
Pasoepati mengadakan perayaan ulang tahun dengan mengadakan
pertandingan persahabatan antara Persi Solo melawan Persib Bandung.
Antusiasme Pasoepati pada moment ini sangat besar sekali. Dalam
pertandingan yang sekaligus peresmian Stadion Manahan yang
sebelumnya direnovasi ini diharapkan dijadikan semangat baru bagi
Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo dalam mengarungi Liga 2
Indonesia musim depan.
4. Pergerakan Suporter Pasoepati
Pasoepati adalah salah satu suporter sepakbola yang mempunyai
basis anggota yang besar di Indonesia. Hal demikian tidak bisa dipisahkan
dari pergerakaan Pasoepati dalam mendukung tim Pelita Solo (2000),
Persijatim Solo FC (2002) dan Persis Solo (2004-sekarang). Pasoepati yang
terlahir di tahun 2000 beranjak menjadi suporter yang disegani baik di
regional Jawa Tengah hingga di lingkup nasional karena kreatifitas dan
loyalitas mereka dalam mendukung klub yang mereka bela.
a. Pasoepati era 2000-2002 (era Pelita Solo FC) Komunitas suporter Pasoepati dalam awal berdirinya karena
kedatangan klub Pelita Matrans Jakarta ke kota Solo yang
bertransformasi menjadi klub Pelita Solo FC. Warga Solo Raya dalam
mendukung Pelita Solo FC sangat antusias. Menjadi sebuah komunitas
88
suporter yang baru berdiri menjadi tantangan sendiri bagi anggota
Pasoepati dalam membangun kekompakan mereka dalam mengawal klub kebanggaan. Dalam mendukung Persis Solo dalam pertandingan, anggota
Pasoepati menyiapkan beberapa nyanyian dan tarian agar menumbuhkan semangat bagi pemain Pelita Solo FC pada waktu itu.
Pada hari Minggu, 2 April 2000 Pasoepati menggelar kegiatan berjuluk Apel Siaga Pasoepati di Stadion Manahan. Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa rangkaian acara seperti silaturahmi antar suporter dan mempersiapkan nyanyian dan yel-yel pembakar semangat pada laga away ke Surabaya pada tanggal 6 April 2000. Sekitar 1800
Pasoepati pada tanggal 6 April 2000 memadati Stasiun Balapan dan menyesaki 12 gerbong yang disewa khusus untuk mendukung tim Pelita
Solo di Surabaya. Antusiasme Kedatangan Pasoepati ke Surabaya sangat tinggi. Pasoepati datang dengan menyewa 12 gerbong kereta api, 36
Armada bus, 5 buah taksi Kosti Solo, serta menyertakan 20 anggota
Ikatan Motor Besar Indonesia Cabang Surabaya (Solopos, 8 April 2000).
Perjalanan away ke Surabaya merupakan debut dari Pasoepati dalam mendukung Pelita Solo FC. Hal ini menunjukkan bahwa Pelita
Solo FC mendapat perhatian khusus bagi para Pasoepati, karena dalam perjalanan ini Pasoepati memberangkatkan kurang lebih 4000 suporternya dengan biaya sendiri dari para anggotanya. Sebuah hal yang luar biasa pada waktu itu karena Pasoepati yang baru tebentuk, akan tetapi antusiasme para anggotanya begitu besar.
89
Dukungan Pasoepati untuk Pelita Solo FC tidak terbendung lagi.
Pertandingan Pelita Solo FC menjadi hal yang dinantikan oleh para suporter setiap minggunya. Warga Solo Raya selalu memadati stadion
Manahan kala itu ketika Pelita Solo FC sedang bertanding. Nyanyian dan yel-yel dukungan tak henti-hentinya didengungkan oleh para Pasoepati di dalam stadion. Pada pertandingan terakhir pada tanggal 11 Juni 2000,
Pasoepati dan Pelita Solo kembali membuat rekor serta fenomena baru.Pertandingan yang digelar di Stadion Manahan kala itu mempertemukan Pelita Solo dengan PSIS Semarang. Rivalitas kedua klub yang sangat tinggi membuat pendukung dari kedua tim pun memenuhi seluruh tribun hingga tumpah ruah di arena settle ban
(lintasan lari). Pertandingan tidak kondusif karena penonton yang membludak dan tensi permainan kedua klub yang tinggi (Devi, 2016;42).
Pertandingan yang disaksikan sekitar 50.000 penonton itu menjadi laga hidup-mati PSIS bakal terdegradasi atau tidak ke kasta di bawahnya. Kericuhan pun terjadi karena penonton yang kecewa dengan kualitas pertandingan dan diindikasikan terjadi sepak bola gajah.
Kericuhan merembet ke luar stadion, lima motor dan dua mobil dibakar massa di luar stadion yang membuat ribuan suporter PSIS baru bisa dievakuasi pada pergantian malam (Hanifah Kusumastuti, 2017. https://m.solopos.com/hut-pasoepati-ini-daftar-kerusuhan-suporter-yang- melibatkan pasoepati-791605, diakses 29Februari 2020).
90
Gambar 4.2Kondisi Pertandingan Pelita Solo vs PSIS Semarang tahun 2000. Sumber: https://www.facebook.com/solozamandulu/photos/,diakses pada tanggal 29Februari 2020. b. Pasoepati era Persijatim Solo FC (2002-2004) Persijatim Solo FC adalah klub kedua yang didukung Pasoepati
setelah kepergian dari tim Pelita Solo yang menerima pinangan kota
Banten sehingga berubah menjadi Pelita Krakatau Steel. Tidak
menunggu lama, warga Solo kedatangan klub baru bernama Persijatim
Jakarta Timur yang berpindah kendang ke Kota Solo. Warga Solo
Rayaterutama Pasoepati yang gila bola tidak membutuhkan waktu lama
larut dalam kekecewaan karena ditinggal klub Pelita Solo. Pasoepati
langsung berlanjut mendukung tim Persijatim Solo FC, karena klub ini
yang membawa nama kota Solo ke pentas sepak bola Indonesia pada saat
itu.
Pada era ini Pasoepati berubah menjadi komunitas yang lebih
formal dan profesional. DPP Pasoepati mulai menanamkan rasa disiplin
bagi anggota-anggotanya dalam berorganisasi. Selain itu Pasoepati juga
bersinergi dengan Persijatim Solo FC demi kemajuan klub Persijatim
91
Solo FC dan tentunya kemajuan Pasoepati. Hasil dari sinergi antara
Persijatim Solo FC dengan Pasoepati adalah dengan diberikannya
amanah kepada Pasoepati untuk menjadi panitia pelaksana pertandingan
Persijatim Solo FC. Hal ini yang membuat keuangan organisasi Pasoepati
naik pesat karena sebagian hasil dari penjualan tiket pertandingan
menjadi hak dari Pasoepati.
Hal yang disayangkan terjadi ketika Pasoepati dan Persijatim
Solo FC harus berpisah karena pemkot Surakarta yang tidak mau
membeli saham dari Persijatim Solo FC sehingga klub itu harus angkat
kaki dari Solo. Pasoepati harus ditinggal untuk kedua kalinya oleh klub
yang mereka bela dan banggakan, akan tetapi setahun setelah kepergian
Persijatim Solo FC tepatnya tahun 2004, Persis Solo klub asli dari Kota
Surakarta yang sedang berjuang di liga 2 Provinsi mulai mendapat
perhatian dari Pasoepati dan tentunya pemerintah Kota Surakarta. c. Pasoepati era Persis Solo (2004-Sekarang) Perjalanan panjang komunitas suporter Pasoepati sebagai
pendukung klub Persis Solo dimulai pada tahun 2004 setelah
ditinggalkan oleh Persijatim Solo FC. Antusiasme Pasoepati dan warga
Solo Raya dengan sepak bola terutama dalam mendukung tim asli kota
Solo mulai tumbuh kembali walaupun awal kehadiran Persis Solo kurang
mendapat perhatian seperti ketika mendukung Persijatim Solo FC karena
pada awalnya permainan Persis Solo yang dirasa kurang menghibur oleh
warga Solo Raya.
92
Persis Solo yang beranjak menuju permainan terbaik dan diikuti oleh Pasoepati yang semakin ramai datang ke stadion Manahan untuk mendukung Persis Solo. Pasoepati mulai kembali beranjak menjadi suporter yang disegani di Jawa Tengah hingga nasional sejalan dengan naiknya Persis Solo ke divisi dua nasional pada tahun 2005 dan ketika
Persis Solo promosi ke Divisi Utama pada tahun 2007.
Dalam mendukung Persis Solo di lapangan baik dalam laga home atau away, Pasoepati tetap setia menemani klubnya berlaga. Fanatisme
Pasoepati terhadap Persis Solo sudah tidak bisa diragukan lagi. Hal in dibuktikan dengan selalu penuhnya stadion Manahan waktu Persis Solo bertanding dan setiap laga away Persis Solo, Pasoepati tetap mendukung walaupun jarak yang ditempuh cukup jauh.
Dengan mulai seringnya melakukan pertandingan baik kandang maupun tandang membuat nama Pasoepati lebih dikenal di kalangan suporter Indonesia.Hal yang sangat disayangkan adalah ketika beberapa oknum Pasoepati yang menggunakan sikap fanatisme tersebut dengan cara berlebihan. Kerusuhan yang menjadi hal biasa bagi kalangan suporter sepak bola di Indonesia, tentunya juga berlaku bagi para suporter Pasoepati.
Pada tahun 2014 ketika Persis Solo berhadapan dengan Martapura
FC di stadion Manahan kerusuhanpun tidak bisa dihindarkan. Kerusuhan suporter yang terjadi pada pertandingan sepakbola Divisi Utama 8 Besar antara Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan, Rabu
93
(22/10) berakhir sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah cukup lama terlibat lempar batu yang dibalas dengan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata di luar dan dalam stadion, suporter Pasoepati akhirnya membubarkan dirii. Kapolresta Solo, Kombespol Iriansyah mengatakan, dari kerusuhan tersebut 1 sepeda motor KLX milik satuan Sabhara dibakar oleh massa yang mengamuk. Sejumlah anggota polisi juga mengalami luka-luka. Sementara bus pengangkut pemain juga hancur terkena lemparan batu. Sebelumnya, pertandingan sepakbola Divisi
Utama 8 Besar antara Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion
Manahan berakhir rusuh. Kepemimpinan wasit Ahmad Jafri asal Makassar yang tidak tegas memicu tak hanya kerusuhan antar pemain, namun juga penonton. Di menit akhir pertandingan penonton bahkan turun ke lapangan untuk mengejar wasit
(ArieSunaryo,2014.https://www.merdeka.com/peristiwa/pasoepati-rusuh- motor-polisi-dibakar-di-luar-stadion-manahan.html, diakses tanggal 28
Februari 2020).
Gambar 4.3 Kerusuhan Pasoepati 2014 Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/pasoepati-rusuh-motor- polisi-dibakar-di-luar-stadion-manahan.html, diakses tanggal 28 Februari 2020.
94
Kerusuhan bukan lagi sebatas gesekan kecil antar suporter, tetapi sudah dianggap sebagai harga diri sebuah klub, suporter hingga kota mereka. Hal inilah yang disayangkan juga terjadi pada komunitas
Pasoepati. Perseteruan Mataram Jogja dengan Mataram Solo yang sudah terjadi saat zaman dahulu terjadi pula sampai sekarang melalui sepak bola.
Konflik antara Pasoepati dan Brajamusti sudah sering terjadi, bahkan ketika pertandinganpun tensi tinggi juga dirasakan oleh para pemain Persis Solo dan PSIM Yogyakarta. Makna sebuah pertandingan berubah menjadi semangat fanatisme yang tinggi terhadap klub dan daerah mereka yang sering kali terjadi konflik antar keduanya. Dalam pertandingan pada 16 Agustus 2019 di Madiun dalam kompetisi Liga 2
Indonesia, Persis Solo berhasil mengalahkan PSIM, hal inilah yang menjadi sebuah kebanggaan bagi Pasoepati karena dapat mengalahkan tim lawan. Dukungan luar biasa dilakukan demi mendukung Persis Solo ketika menghadapi PSIM Yogyakarta, euphoria dan semangat dalam mendukung Persis Solo menjadi bertambah ketika mereka bertemu PSIM
Yogyakarta.
95
Gambar 4.4 Pasoepati masuk lapangan ketika Persis Solo mencetak gol kemenangan. Sumber: https://radarmadiun.co.id/laskar-sambernyawa-tundukkan-psim- yogyakarta/, diakses 28 Februari 2020.
Sebagai suporter besar Pasoepati tentunya tidak akan terjebak kepada masalah konflik atau kerusuhan saja. Pasoepati mempunyai harapan untuk menjadi suporter yang baik dan menjadi teladan bagi suporter lain. Pasoepati mulai berbenah dalam hal manajemen hingga perilaku mereka. Pasoepati berupaya berubah demi nama baik Persis dan kota Solo. Dalam mendukung Persis Solo, Pasoepati terus berkarya dengan atraktif dan kreatif demi terciptanya suasana fanatisme yang positif di tubuh Pasoepati. Koreografi dan nyanyian penyebar semangat terus dikumandangkan demi mendukung Persis Solo berlaga.
96
Gambar 4.5 Koreografi Pasoepati Sumber: http://sambernyawa.com/sejarah/, diakses tanggal 28 Februari 2020. B. Hasil Penelitian
1. Pentingnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada
komunitas suporter Pasoepati
Nilai kepahlawanan mempunyai arti sebagai suatu sikap dan
tindakan yang dimiliki oleh seorang pahlawan yang patut kita contoh dan
diteladani sebagai pembentukan nilai karakter dan pembentukan kesadaran
sejarah seseorang dari pelajar maupun orang dewasa pada umumnya. Dalam
dunia pendidikan khususnya di sekolah bentuk-bentuk pemahaman nilai
kepahlawanan sangat beragam, baik melalui pembelajaran, kegiatan
sekolah, kegiatan ekstrakulikuler maupun kegiatan yang menunjang
pemahaman nilai-nilai tersebut.
Pemahaman nilai kepahlawanan tentunya bukan hanya dapat
dilaksanakan di dalam sekolah maupun pada saat poses pembelajaran.
Dalam tujuannya, pemahaman nilai-nilai kepahlawanan diharapkan mampu
membentuk karakter yang lebih baik lagi untuk semua orang. Pemahaman
97
nilai-nilai kepahlawanan dapat juga dilakukan kepada masyarakat umum baik secara individu maupun kelompok. Dalam kesempatan ini peneliti coba melakukan penelitian tentang pemahaman nilia-nilai kepahlawananan pada suatu komunitas.Sebuah komunitas tentunya mempunyai tujuan agar anggota-anggota yang tergabung dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi ketika berkegiatan dalam komunitas tersebut. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara menanamkan nilai-nilai kepahlawanan atau keteladanan seorang tokoh yang berpengaruh dan mempunyai hubungan dengan komunitas tersebut.
Komunitas suporter Pasoepati yang merupakan komunitas suporter yang mendukung tim Persis Solo. Tim Persis Solo yang menamakan diri sebagai Laskar Sambernyawa tentunya mempunyai harapan agar nilai-nilai
Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dapat diteladani oleh para pemain sampai ke para suporter yang setia mendukung mereka.
Pemahaman nilai kepahlawanan ini bertujuan agar anggota yang tergabung dalam Pasoepati dapat membentuk atau memiliki karakter yang baik serta memiliki kesadaran sejarah terhadap tokoh pahlawan Pangeran
Sambernyawa dengan cara menjadikan dia sebagai figure panutan yang pantas untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari dan ketika mendukung tim Persis Solo.
Pangeran Sambernyawa sebagai figure yang dihormati oleh Tim
Persis Solo dan Pasoepati dapat diteladani dengan cara menanamkan nilai- nilai kepahlawan Pangeran Sambernyawa. Nilai yang dapat diambil dari
98
keteladanan dia sebagai seorang tokoh pahlawan adalah rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas dan loyalitas. Nilai-nilai itulah yang patut dicontoh dan diteladani oleh anggota komunitas Pasoepati sebagaimana mereka selalu membanggakan sebaga Laskar Sambernyawa ketika dalam mendukukng tim Persis Solo.
Tim Persis Solo tentunya berperan penting dalam pemahaman nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa. Penamaan tim Persis Solo sebagai “Laskar Sambernyawa” tentunya bukan tanpa alasan. Penjelasan oleh Langgeng Jatmiko selaku manajer tim Persis Solo terkait dengan penamaan tim Persis Solo sebagai Laskar Sambernyawa:
Nggih, awalnya ya mas sebutan bagi Persis Solo itu bukan “Laskar Sambernyawa”, tapi “Alap-alap Sambernyawa”, nggih jadi alap-alap itu sejenis burung yang memang itu dulunya itu sering di kraton, kenapa kok dengan alap-alap sambernyawa, burung itu mempunyai penglihatan yang sangat tajam dan saat dia terbang dan menukik itu burung yang paling cepat di dunia, ya.. jadi kenapa Persis memakai alap-alap Sambernyawa kan juga ada nyanyiannya juga mas..”alap- alap sambernyawa, terbang tinggilah di angkasa”, itu awal mulanya. Sambil berjalannya waktu, pahlawan perjuangan Sambernyawa jadi ikonnya, Jadi RM Said ini adalah salah satu raja di Mangkunegaran, kemudian perjuangannya sangat gigih,jangan sampai keraton ini terbelenggu oleh VOC. Perjuangannya sangat gigih bagaimana dia memerdekakan diri, yaitulah kenapa RM Said ini menjadi ikon. (wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 8 Oktober 2019)
Pengambilan tokoh Pangeran Sambernyawa tentunya mempunyai harapan besar bagi Tim Persis Solo selaku penyandang nama Laskar
Sambernyawa agar tim Persis Solo dan Pasoepati dapat meneladani semangat dan kerja kerasnya. Keteladanan Pangeran Sambernyawa diharapkan menjadi contoh bagi Pasoepati karena figur Pangeran
Sambernyawa yang sangat dikagumi oleh mereka.
99
Penjelasan Langgeng Jatmiko selanjutnya tentang nilai-nilai yang dapat diambil dan diteladani dari Pangeran Sambernyawa untuk Tim Persis
Solo dan Pasoepati sebagai suporter:
Nggih.. saya berharap juga nanti peran dari pendukungnya itu sama seperti perjuangan RM Said atau Sambernyawa, jadi pendukung Persis itu sangat gigih untuk mendukung timnya bermain. Dimanapun tim ini bermain, entah “Home” atau “Away” mendukung dengan totalitas. Kalau itu ya itu tadi mas, beliau seorang pemimpin yang memang mempunyai prinsip, benar-benar gigi berjuang memerdekan diri dan juga beliau dari Mangkunegaran juga yang istilahnya Persis lahir dari Mangkunegaran makanya kita kenapa, kita teladanilah RM Said itu sebagai ikonnya.(wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 8 Oktober 2019) Selain dari Tim Persis Solo, peran penting pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa juga dilakukan oleh Dewan
Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati selaku pengurus yang membawahi anggota-anggota Pasoepati dalam berkegiatan. Dalam meneruskan tujuan dari Tim Persis Solo dalam upaya pemahaman nilai-nilai tersebut tentunya menjadi tugas dari DPP Pasoepati agar dapat tersampaikan dengan baik untuk anggota Pasoepati.
Penjelasan terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa oleh DPP
Pasoepati yang dijadikan sebagai nama sebutan bagi tim Persis Solo disampaikan oleh Purdoko yang sekarang menjabat sebagai Menteri Dalam
Negeri DPP Pasoepati:
Yaa.. karena ini mas Solo kan, karena dinamakan Laskar Sambernyawa kan menganut kiblat dari Raden Mas Said raja Mangkunegara pertama, itu karena dia mempunyai semangat yang tinngi, semangat yang tidak pantang menyerah itu saja. (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019). Hal yang disampaikan oleh Purdoko selaku perwakilan dari DPP
Pasoepati tentunya hampir sama dengan yang disampaikan oleh manajer tim
100
Persis Solo terlait dengan latar belakang pemilihan tokoh Pangeran
Sambernyawa sebagai sebuah sebutan atau laskaar bagi tim Persis Solo, selanjutnya Purdoko juga menyampaikan tentang nilai-nilai yang dapat diteladani oleh para Pasoepati terhadap ketokohan Pangeran Sambernyawa:
Ya mempengaruhi kadang mas, mungkin diambil yang baik aja yang positif aja, tentang semangatnya, berjiwa kesatria, pantang menyerah, pantang mundur. Yaa loyalitasnya itu, karena gaada tim lain lah, karena Pangeran Sambernyawa mungkin berjiwa ksatria ingin mempersatukan semua elemen. (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019).
Penjelasan yang disampaikan oleh Langgeng Jatmiko sebagai manajer tim Persis Solo dan Purdoko selaku Menteri Dalam Negeri komunitas Pasoepati tentunya sejalan. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa mempunyai peran penting dalam membentuk karakter yang positif bagi Pasoepati dan menjadikan mereka sadar akan sejarah dari Pangeran Sambernyawa.
Dalam pelaksanaannya, Pasoepati adalah sebagai obyek dari pemahaman nilai-nilai ini. Tentunya ada harapan bahwa Pasoepati mengetahui dan memahami tentang figure Pangeran Sambernyawa yang selalu dibanggakan mereka ketika mendukung tim Persis Solo. Penjelasan terkait pemahaman suporter Pasoepati terkait ketokohan Pangeran
Sambernyawa disampaikan oleh beberapa Pasoepati, salah satunya
Muhammad Faqih seorang Pasoepati yang sekarang sedang menempuh kuliah, dia berpendapat tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa:
Pangeran Sambernyawa ki lahir ning Kartosuro, keturunan Keraton. Mulai 14 tahun mulai ikut gerilya, Pas kejadian karo Belanda kan ra trimo akhire melu perang, Akhire beranjak dewasa bisa memimpin.
101
Sambernyawa niku dijuluki seko Belandane, soale tentang sikape Pangeran Sambernyawa, ora gampang menyerah, wani pokoke. (wawancara dengan Muhammad Faqih, 20 September 2019). Dalam menjelaskan ketokohan Pangeran Sambernyawa tentunya jawabannya hampir senada, akan tetapi pastinya pemahaman Pasoepati satu dengan yang lain bisa berbeda baik tentang sejarahnya maupun apa yang dapat diteladani oleh Pangeran Sambernyawa. Seperti penuturan dari Agung
Daryono yang mengatakan bahwa Raja dari kerajaan Mangkunegaran yang waktu jaman penjajahan melawan Belanda untuk menumpas musuh- musuhnya (wawancara 26 September 2019). Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Nur (wawancara, 25 September 2019) dan Tomy
(wawancara, 25 September 2019).
Perihal penjelasan para Pasoepati terkait ketokohan Pangeran
Sambernyawa tentunya dapat disimpulkan bahwa pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa cenderung beragam. Secara garis besar pemahaman Pasoepati masih pada tingkat dasar dan sifatnya masih pengetahuan umum. Sebagian dari suporter Pasoepatikurang begitu mengetahui figur Pangeran Sambernyawa, akan tetapi berjumlah sedikit.
Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan dari manajemen
Persis Solo dan DPP Pasoepati terkait pengenalan figur Pangeran
Sambernyawa serta informasi yang kurang baik melalui buku, internet dan juga ketika dalam masa sekolah saat materi yang berhubungan dengan ketokohan Pangeran Sambernyawa.
Terkait dengan peristiwa-peristiwa sejarah dan peranan Pangeran
Sambernyawa di Mangkunegaran, ada beberapa suporter yang dapat
102
menceritakan, adapula yang sama sekali belum tahu dengan peristiwa tersebut. Seperti penuturan dari Aditomo Susilo Nugroho yang merupakan mahasiswa Ilmu Politik di Universitas Negeri Semarang, dia berpendapat:
“Peristiwa yang diinget palin perlawanan dengan kesultanan dan salah satu tokoh yang menentang Perjanjian Giyanti karena itu memecah merugikan Mataram, terus perang berhari-hari dia dikepung diserang tapi dia bias lolos dan malah mengobrak-abrik kesultanan. BeliauRaja pertama Mangkunegara, waktu itukan ada dua kerajaan kasultanan dan kasunanan dan di solo dipecah Kasunanan dan Mangkunegaran” (wawancara dengan Aditomo, 20 September 2019). Selain itu ada beberapa Pasoepati yang menceritakan peristiwa dan peranan Pangeran Sambernyawa dengan sederhana seperti yang disampaikan oleh Tomy yang merupakan ketua korwil Pasoepati Banjarsari yang berprofesi sebaga wiraswasta, Tomy menuturkan “Perang melawan
VOC itu mas, mengibarkan bendera perang dengan nama panji perang
Sambernyawa, dan dia sebagai raja dan juga panglima perang, Raden Mas
Said sebagai tokoh perlawanan kepada VOC” (wawancara 25 September
2019). Senada pula yang disampaikan oleh Muhammad Faqih yang berpendapat “Peristiwa perang keraton Surakarta, melawan Penjajah
Belanda niku. Perane di Mangkunegaran itu sebagai anak, nggih beranjak usia niku akhire diangkat jadi Pangeran Mangkunegaran mergo sikape sing wani mimpin” (wawancara 20 September 2019).
Terkait dengan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang dapat diteladani oleh Pasoepati baik dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika mendukung tim Persis Solo, anggota-anggota Pasoepati dapat menyebutkan dan memberikan contoh konkretnya. Seperti penuturan dari Muhammad Nur pada wawancara tanggal 25 September 2019, dia
103
mengatakan “ya perjuanggnya mas, Yaa lebih termotivasi mas, disaat kita mendukung tim itu, kayaknya rohnya itu memang adanya di Solo, ketika main di Solo sendiri kaya merasuki. Jadi ketika bernyani itu 2x45 menit tanpa henti”. Adapun Muhammad Nur mengatakan “Yaa semangat juangnya melawan ketidakadilan dan penjajahan, menolong rakyat juga dan sakti juga” (wawancara, 25 September 2019).
Dalam penjelasan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, beberapa Pasoepati menjelaskan dalam bentuk sederhana baik untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari dan diteladani ketika dalam menonton tim Persis Solo. Seperti penuturan Muhammad Fajar Febrianto yang merupakan pelajar kelas XII SMA N 2 Karanganyar mengatakan bahwa “Itu Pangeran Sambernyawa itu rela berkorban, demi negaranya rela mati terus melawan musuh-musuhnya apapun rela dilakukan demi negaranya”. Dalam menjelaskan Muhammad Fajar juga mencontohkan nilai-nilai kepahlawanan yang diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, dia mengatakan “Dari saya sih menurut saya kalau ada nilai kepahlawanan seperti itukan kaya ada kebanggan tersendiri kalau mendukung tim Persis
Solo kan jadi lebih apa ya kaya Nilai Pangeran Sambernyawa tadi yang rela berkorban jadi lebih bersemangat dalam mendukung” (wawancara, 22
September 2019).
Hal yang sama juga dikatakan oleh Aditomo Susilo Nugroho yang merupakan seorang maahasiswa, dia menuturkan “Berani, pantang mundur, tidak takut dengan segala rintangan, percaya dengan kekuatan dan
104
pasukannya pendiriannya kuat dan kokoh”. Dia juga menjelaskan tentang cara meneladani Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari dan ketika mendukung tim Persis Solo seperti “Berpengaruh karena cah-cah ki biasane geger ketemu musuh ne kora “Tiji tibeh” mati siji mati kabeh ya mukti siji mukti kabeh itu jadi semboyan yang diinget sih” (wawancara, 20
September 2019). Hal yang menjadi perhatian dari peneliti adalah semboyan yang dibuat oleh Pangeran Sambernyawa ini dijadikan pegangan juga bagi para suporter Pasoepati walaupun terkait kasus ini dijadikan pegangan dalam artian negatif.
Banyak sekali nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang bisa diimplementasikan baik di lingkungan keluaraga, masyarakat, sekolah, pekerjaan dan ketika mereka mendukung tim Persis Solo ketika betanding. Sebagai Pasoepati yang lahir dan besar di wilayah Surakarta dan sekitarnya, anggota komunitas Pasoepati menyadari bahwa Pangeran
Sambernyawa merupakan sosok penuh inspirasi yang patut diteladani. Maka tidak heran jika Pasoepati penting untuk memahami dan meneladani nilai- nilai kepahlawanan yang ada dalam diri Pangeran Sambernyawa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa penting dilakukan baik oleh Tim Persis Solo maupun dibantu oleh DPP
Pasoepati untuk dapat meningkatkan kesadaran sejarah serta menanamkan nilai kepahlawanan tersebut kepada Pasoepati. Namun, ada beberapa
Pasoepati yang hingga saat ini kurang mendapat informasi yang cukup
105
terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa dan nilai-nilai kepahlawanan
yang dapat diteladani, sehingga perlunya perhatian dari semua pihak agar
Persis Solo sebagai “Laskar Sambernyawa” bukan hanya sebatas sebutan,
akan tetapi mempunyai makna yang mendalam bagi para suporter Pasoepati
apabila mereka mengerti dan paham tentang ketokohan Pangeran
Sambernyawa.
Tabel 4.1 Pokok-Pokok Temuan Rumusan Masalah 1 Indikator Pokok Temuan
Identitas Pasoepati sudah mampu memahami sosok Pangeran TokohPangeran Sambenyawa meskipun hanya pemahaman secara Sambenyawa umum. Adapun pemahaman yang lebih spesifik hanya beberapa Pasoepati saja yang mampu menjelaskan walaupun belum secara maksimal.
Peristiwa dan Pemahaman Pasoepati dalam hal ini cukup bervariatif Peranan Tokoh ada yang tidak tahu sama sekali, ada yang hanya tau Pangeran sekilas dan ada yang memahami dengan sangat baik. Sambernyawa Dalam memahami peristiwa yang terjadi, secara umum Pasoepati bisa menjelaskan dengan sederhana, namun ketika menceritakan kronologi peristiwa tersebut para Pasoepati belum bias menjelaskan secara maksimal dan banyak yang tidak mengerti, padahal peristiwa dan peranan tokoh Pangeran Sambernyawa ini merupakaln hal yang penting berkaitan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati.
Nilai-nilai Terkait nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, Kepahlawanan Pasoepati dapat mencontohkan hal tersebut, akan Pangeran tetapi karena pemahaman tentang ketokohan Pangeran Sambenyawa Sambernyawa yang terbatas sehingga nilai-nilai kepahlawanan pun hanya sebatas pada semangat berjuang dan rela berkorban saja.
106
2. Implementasi Nilai-Nilai Kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada
Komunitas Suporter Pasoepati di Surakarta
Pada bagian ini peneliti menjelaskan dalam tiga prespektif yaitu
perspektif Pasoepati, DPP Pasoepati dan Manajemen Tim Persis Solo yang
mana tiap perspektif terbagi dalam beberapa indikator yaitu perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan implementasi pemahaman Pasoepati terkait
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa.
a. Perencanaan Terkait dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta secara
umum belum mendapatkan perhatian khusus dari pihak manajemen tim
Persis Solo dan DPP Pasoepati. Hal tersebut tampak dari beberapa
pernyataan anggota Pasoepati yang belum pernah mendapatkan proses
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam
berbagai kesempatan. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Sudaryono
seorang Pasoepati yang berstatus sebagai wiraswasta mengatakan “Yaa
kalau saya paling dulu Cuma baca-baca aja, sama pas sekolah dulu
dicritain guru saya”. Sedangkan Muhammad Nur mengatakan “Kalau
saya kebetulan tidak terlalu aktif dalam keanggotaan, belum pernah ikut
kegiatan tersebut”. Pendapat dari Aditomo yang merupakan seorang
mahasiswa, dia mengatakan bahwa “Sebenere belum pernah, saya kan
termasuk Campus boys, kalau temen-temen Campus boy paling gencar
edukasi diskusi, sempat diskusi pernah dibahas di sosmed juga”.Peneliti
juga mewawancarai seorang pelajar terkait pemahaman nilai-nilai
107
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, Muhammad Fajar berpendapat bahwa “Kalau sebagai Pasoepati gak dikasih tau secara langsung, tapi mungkin dari pemikiran kita sendiri tentang Pangeran Sambernyawa, jadi gak disosialisai seperti itu” (wawancara, 22 September 2019).
Terkait dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa, dalam hal ini tim Persis Solo yang menjadikan sosok
Pangeran Sambernyawa sebagai ikon, manajemen Persis Solo yang diwakili oleh Langgeng Jatmiko berpendapat “Jadi sebenarnya Pasoepati itu sudah mengenal siapa Sambernyawa, dari suporter sudah mengenal siapa beliau melalui membaca buku dan sebagainya, ternyata inilah beliau yang menjadi ikonnya Persis” (wawancara,08 Oktober 2019). DPP
Pasoepati yang merupakan pengurus yang mengorganisir para Pasoepati mengungkapkan pendapat bahwa “Sejauh ini ada tapi jarang, Istilahnya semacam gathering itu tadi,Yaa dengan kita mengundang figure-figur yang tau tentang sejarah Persis Solo” (wawancara dengan Purdoko, 26
September 2019).
Dalam wawancara yang dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa belum adanya kegiatan khusus dari manajemen Persis Solo maupun DPP Pasoepati terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa. Manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati hanya sebatas mengenalkan sosok Pangeran Sambenyawa sebagai figur kebanggaan kota Surakarta dan juga pemahaman Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa yang masih sederhana.
108
b. Pelaksanaan Pada indikator pelaksanaan akan dibahas mengenai pendekatan
dan media yang dipakai untuk pemahaman nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambenyawa, serta respon anggota Pasoepati dalam menerima
kegiatan yang berhubungan dengan Pangeran Sambenyawa dan nilai-
nilai kepahlawanannya baik dari perspektif anggota Pasoepati, DPP
Pasoepati dan manajemen Persis Solo. Mengenai metode yang digunakan
manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam proses pemahaman
nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa, Manajemen Persis Solo
dan DPP Pasoepati menggunakan metode yang dirasa tepat bagi anggota
Pasoepati yang mempunyai latar belakang yang berbeda.
Manajemen Persis Solo yang menjadikan Pangeran Sambenyawa
sebagai figure bagi klub mereka tentunya mempunyai kegiatan dalam
pengenalan sosok Pangeran Sambernyawa kepada para suporter
Pasoepati agar para suporter dapat mengenal lebih baik sosok Pangeran
Sambernyawa yang mereka banggakan. Berbagai kegiatan dan upaya
tentunya dilakukan oleh manajemen Persis Solo terkait penghargaan
terhadap tokoh panutan mereka. Dalam kesempatan waawancara dengan
manajemen Persis Solo yang diwakili oleh Langgeng Jatmiko, dia
mengungkapkan sebagai berikut,
“Salah satunya itu terkait pengenalan bahwa inilah ikon Persis Solo, makanya sekali waktu kita launching di Mangkunegaran yang pendukung yang nyuwun sewu istilahnya masih dibawah umur mengetahui yang terjadi di Persis.Pada saat di Mangkunegaran itu ya pada tertarik, Pasoepati ya penuh full. Itupun kita pernah ziarah ke makam beliau yaa tahun 2017 satu tim kita ziarah ke makam RM Said” (Wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019).
109
Dalam pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa manajemen
Persis Solo tetap punya upaya dalam mengenalkan dan meneladani tokoh
Pangeran Sambernyawa kepada pendukung mereka khususnya Pasoepati.
Selain dari manajemen, upaya yang sama juga dilakukan oleh DPP
Pasoepati, karena anggota Pasoepati tetap dalam tanggung jawab dari
DPP Pasoepati.
Hal yang dilakukan DPP Pasoepati dalam upaya pengenalan dan meneladani Pangeran Sambernyawa. Purdoko menyatakan bahwa
“Pertandingan tahun kemarin kita bikin koreografi alap-alap
Sambernyawa, jadi pangeran Sambernyawa terbang dengan alap-alap, ya itu dari tim kreativitas Curva Nord Sambernyawa” (Wawancara dengan
Purdoko, 26 September 2019).
Dalam hal ini tentunya pendekatan DPP Pasoepati menyesuaikan dengan latar belakang mereka sebagai komunitas suporter dan anggota- anggota mereka yang mempunyai latar belakang berbeda baik usia maupun pendidikan dan pekerjaan. Tentunya perlu perhatian dan cara tertentu agar proses pengenala figure Pangeran Sambernyawa dapat diterima dengan baik oleh para Pasoepati.
110
Gambar 4.6 Koreografi Pangeran Sambernyawa Sumber:https://sinergi.radarmalang.id/pasoepati-tepati-janji-sajikan- koreografi-3d-di-tiga-tribun-radar-solo/, diakses 28 Februari 2020. Dalam sudut pandang suporter, bentuk kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman tentang kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa dirasa sangat kurang. Bebereapa Pasoepati bahkan tidak pernah mengetahui tentang kegiatan yang berkaitan dengan pengenalan figure dan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa.
Tomy yang merupakan ketua Pasoepati Korwil Banjarsari saat wawancara pada 25 September 2019 mengatakan “Jarang sih mas, Cuma nyenti-nyentil sedikit aja, kalua rapat ya kita bahas suporternya. Dalam mendukung tim itu gimana, pengurus DPP itu harus gimana, alhamdulillah semua terbuka sih mas”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Fajar Febrianto (wawancara 22 September 2019) yang mengatakan kalau sebagai Pasoepati tidak diberi informasi terkait ketokohan dan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa secara langsung, tetapi pengetahuan tersebut didapat sendiri dari sekolah.Agung Daryono juga mengungkapkan “Yaa paling dari baca-baca sama jaman sekolah saja mas” (wawancara, 26 September 2019).
111
Dalam menjelaskan hal terkait pelaksanaan pemahaman nilai dan peneladanan Pangeran Sambenyawa, Aditomo berpendapat sebagai berikut,
“Sebenernya pemahaman nilai, sampai sekarang sebenernya bukan ke suporter tapi masih ke tim, tim Persis dari 2014 dengan slogan “Mulat Sarira Hangrasa Wani” terus 3 dharma Persis, 3 Dharma Sambernyawa, untuk beberapa tahunterakir belum pernah, tapi dulu tim persis itu ziarah Ke makam Sambernyawa sebelum kompetisi bergulir. Pernah kita bilang ke pemain bahwa tanggung jawabmu bukan sekedar main apik tapi harus hormati tim, kota dan nama besar Sambernyawa. Mungkin magisnya karena rasa memiliki semangat kedaerahannya, Sambernyawa itu namanya sangat ditakuti dan terkenal jadi untuk ditaruh di julukan tim ya harapannya seperti itu” (wawancara dengan Aditomo Susilo Nugroho, 20 September 2019).
Hal ini dapat dilihat bahwa ada Pasoepati yang mempunyai cara berpikir kritis ketika mendukung Persis Solo dalam menyikapi bagaimana seharusnya menjadi punggawa tim yang membawa nama besar Pangeran Sambernyawa.Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa pada dasarnya membuat tertarik para Pasoepati akan tetapi memang belum ada kegiatan dan kesempatan untuk para
Pasoepati untuk mengenal dan meneladani lebih jauh Pangeran
Sambernyawa.
Bentuk ketertarikan para Pasoepati terhadap pemahaman nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dapat dilihat dari beberapa pendapat Pasoepati, diantaranya pendapat dari M. Nur yang mengatakan
“Yaa tertarik soalnya positif biar suporter tahu bahwa ada pahlawan di tanah jawa melawan Belanda, semangatnya bisa ditiru diaplikasikan dalam mendukung khususnya tim Persis Solo” (wawancara dengan M.
112
Nur, 25 Septmeber 2019). Selain itu dari seorang pelajar SMA bernama
Fajar Febrianto juga mengungkapkan hal yang kurang lebih sama bahwa
“Sangat tertarik mas, karena itu dapat membuat suporter sendiri belajar
lebih semangat lebih loyal terhadap tim yang didukung” (wawancara
dengan Muhammad Fajar Febrianto, 22 September 2019). Hal demikian
juga diungkapkan oleh Tomy (wawancara, 25 September 2019),
Adithomo (wawancara, 20 September 2019), Muhammad Faqih
(waancara, 20 September 2019), dan Agung Daryono (26 September
2019) yang berpendapat bahwa pengenalan sosok figure Pangeran
Sambernyawa dan keteladanan nilai-nilai kepahlawanannya perlu
diterapkan pada anggota Pasoepati agar para Pasoepati lebih mengenal
sejarah serta dapat meneladani tokoh yang mereka banggakan agar
menjadi Pasoepati yang lebih baik lagi kedepannya. c. Penilaian Indikator penilaian membahas hasil penilaian Pasoepati atas
kegiatanpemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa,
pelaksanaan serta model-model penilaian yang digunakan manajemen
Persis Solo dan DPP Pasoepati dan perilaku suporter Pasoepati setelah
menerima kegiatan pemahaman nilai kepahlawanan tersebut. Dalam hal
penilaian, dari pihak manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati tidak
mempunyai metode khusus dalam menilai terkait pemahaman anggota
Pasoepati dalam meneladani nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa hal ini dikarenakan komunitas suporter Pasoepati tidak
terikat dengan penilaian secara akademis akan tetapi nilai ini dirasakan di
113
kehidupan mereka baik dalam berkegiatan menjadi suporter Persis Solo maupun ketika dalam aktifitas sehari-hari.
Dalam meneladani Pangeran Sambenyawa, para anggota
Pasoepati dapat mencontohkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa yang mereka teladani dikehidupan sehari-hari. Tomy yang merupakan ketua Pasoepati Korwil Banjarsari yang mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai wiraswasta pada wawancara tanggal 25
September 2019 menjelaskan bagaimana dia meneladani sikap kerja keras Pangeran Sambenyawa ketika dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika saat bekerja dan juga tentunya ketika mendukung Persis
Solo.Hal yang sama juga disampaikan oleh M. Nur, seorang Pasoepati yang bekerja sebagai pengusaha percetakan, dia mengatakan “Kalau dalam lingkup didunia saya ya, dalam artian bekerja ya kita jangan sampai putus asa, males-malesan, seperti contohnya Sambernyawa ketika pantang menyerah” (wawancara, 25 September 2019). Fajar Febriyanto seorang pelajar SMA yang diwawancara pada tanggal 22 September
2019 juga mengungkapkan bahwa dia meneladani sikap rela berkorban dari Pangeran Sambernyawa untuk kehidupan sehari-hari serta sikap gigih dari Pangeran Sambernyawa yang dia terapkan pula ketika sekolah maupun belajar agar lebih giat lagi.
Dalam penelitian ini juga menemukan bentuk penerapan keteladanan Pangeran Sambernyawa dalam mendukung Persis Solo dari seorang Pasoepati yang dirasa kurang tepat, Adhitomo mengatakan,
114
“Kalau untuk suporter ya keberanian dan pendirian, kalau semisal geger
ya tabrak jangan ada kata mundur sebelum berperang, senangnya kaya
gitu, sebenernya Cuma provokasi sedikit, tapi yang kepancing satu bus”
(wawancara dengan Aditomo, 20 September 2019). Tentunya hal ini
dapat menjadi perhatian bagi manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati
terkait pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa
dapat diteladani oleh suporter Pasoepati dengan tujuan menjadikan
Pasoepati sebagai suporter yang mempunyai fanatisme bernilai positif. d. Implementasi Indikator ini akan membahas mengenai sikap Pasoepati pada
kehidupan sehari-hari dan dalam berkegiatan sebagai seorang anggota
suporter yang baik bagi manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati dan
sebagai individu suporter yang mencerminkan nilai kepahlawan Pangeran
Sambernyawa yaitu rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras,
solidaritas dan loyalitas.
Dalam berkegiatan sebagai suporter, Pasoepati tentunya tetap
mencoba menjadi suporter yang baik serta menaati tata tertib yang
diberikan baik dari Persis Solo dan DPP Pasoepati maupun menghormati
norma-norma di lingkungan sekitar, akan tetapi pasti ada beberapa
Pasoepati yang melanggar tata tertib tersebut, seperti tidak membayar
tiket pertandingan, merusak fasilitas hingga terlibat konflik dengan
suporter tim lain. Hal inilah yang sepatutnya menjadi perhatian bersama
baik manajemen Persis Solo maupun DPP Pasoepati bahwa Pasoepati
seharusnya mendapat perhatian lebih baik dalam menegakkan ketertiban
115
dan kenyamanan maupun edukasi yang mendorong anggotanya agar
berbuat lebih baik lagi.
Beberapa Pasoepati yang peneliti wawancara mengungkapkan
pernah melakukan perbuatan yang melanggar tata tertib tersebut. Seperti
penuturan Aditomo Susilo Nugroho, “Pernah, kalau yang pertama antara
Pasoepati sama Surakartans, Jogja Brajamusti, BCS, Snex Semarang,
Arema terus Bonek Jawa timur, terus Ciamis, Tangeran tahun kemarin,
Cilegon” (wawancara, 20 September 2019). Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Muhammad Faqih (wawancara, 20 September 2019)
menyatakan bahwa juga pernah bersitegang dengan suporter PSIS
Semarang ketika mendukung Persis Solo di Piala Polda Jawa Tengah dan
juga bersitegang dengan warga Mangkang, Semarang. Adapun Tomy
yang merupakan ketua Pasoepati Korwil Banjarsari pernah bersitegang
dengan suporter PSGC Ciamis, dan Persita Tangerang,dia
mengungkapkan “Kalau mengalami tragedy paling parah ya ketika di
Ciamis, itu saya dua bis besar hancur semua kita ganti rugi sampai 22
juta, kalau di Tangerang kita dilempari batu, itu udah biasa (wawancara,
25 September 2019).
Meskipun dalam keseharian sebagai Pasoepati tidak mendapatkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa, namun kegiatan yang dilakukan oleh Pasoepati dalam mendukung Persis Solo maupun kegiatan dalam komunitas dibiasakan dengan nilai-nilai yang selaras dengan nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa. Berdasarkan observasi yang
116
peneliti lakukan ada beberapa perilaku suporter Pasoepati dan kebiasaan serta kegiatan yang dilakukan oleh Pasoepati yang sudah selaras dengan ketokohan Pangeran Sambenyawa.
Nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa yang diimplementasikan oleh suporter Pasoepati diantaranya adalah;
1) Rela Berkorban
Perilaku Pasoepati yang mencerminkan dengan sikap rela
berkorban dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, salah satunya ketika
para pendukung Pasoepati ini mengorbankan waktu serta materi mereka
ketika mendukung Persis solo baik di kendang maupun tandang. Dalam
sebuah laga away tentunya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak
sedikit, tetapi semua itu dilakukan oleh Pasoepati agar tetap bisa
mendukung Persis Solo berlaga baik dengan jarak yang dekat maupun
jauh sekalipun.
Gambar 4.7 Pasoepati away ke Surabaya, 11 Januari 2020. Sumber:https://gramho.com/explorehashtag/curvanordsambenyawa, diakses 28 Februari 2020. 2) Kerja Keras
Sikap dan perilaku dari Pasoepati yang mencerminkan nilai
kerja keras dapat ditunjukkan Pasoepati dalam kehidupan sehari-hari,
117
ketika dalam mendukung Persis Solo membutuhkan biaya maka mereka
menabung maupun bekerja serta mengeluarkan biaya lebih demi dapat
mendukung Persis Solo. Selain dalam menonton langsung ke stadion,
kerja keras Pasoepati dapat ditunjukkan ketika mereka harus datang
lebih awal ke stadion atau latihan untuk mempersiapkan koreografi
maupun nyanyian penyebar semangat untuk tim Persis Solo agar ketika
bertanding, Pasoepati dapat kompak dan menghibur. Persiapan yang tak
mudah dan membutuhkan waktu yang lama mereka lakukan demi aksi
yang atraktif dan kreatif demi menghibur dan membakar semangat
pemain tim Persis Solo.
Gambar 4.10 Koreografi Piala Persis Solo. Sumber: Pasoepati.Net, 2017.http://pasoepati.net/galeri-foto-aksi-dukungan- pasoepati-di-laga-persis-solo-vs-ppsm-magelang/, di akses tanggal 28 Februari 2020. 3) Solidaritas
Nilai Solidaritas merupakan nilai yang selalu ada pada sebuah
komunitas, tanpa terkecuali pada diri Pasoepati. Dalam sebuah
komunitas Pasoepati, rasa solidaritas atau rasa kebersamaan selalu
ditanamkan agar Pasoepati menjadi sebuah komunitas suporter yang
solid. Sikap dan perilaku dari Pasoepati yang menunjukkan rasa
118
solidaritas dapat terlihat ketika mereka bersama-sama bernyayi dan meneriakkan yel-yel untuk mendukung tim Persis Solo. Hal yang biasa ketika setiap ada jadwal pertandingan mereka menyisihkan waktu dan materi untuk bersama-sama mendukung tim Persis Solo berlaga.
Selain solidaritas antar Pasoepati, aksi rasa kebersamaan ini juga dilakukan Pasoepati terhadap orang lain, seperti tahun 2012 ketika pemain Persis Solo Diego Mendieta meninggal, Pasoepati melakukan aksi solidaritas dan doa bersama karena pembayaran gaji sang pemain yang belum terselesaikan oleh manajemen Persis Solo.
Gambar 4.11 Aksi solidaritas Pasoepati untuk Diego Mendieta. Sumber: Pasoepati.Net, 2012. http://pasoepati.net/pasoepati-gelar- aksi-solidaritas-mengenang-diego-mendieta/, diakses tanggal 28 Februari 2020.
Bentuk solidaritas juga diperlihatkan Pasoepati ketika salah satu anggota mereka mengalami musibah. Pasoepati akan suka rela membantu dan menggalang dana untuk meringankan beban teman mereka. Seperti ketika Pasoepati berangkat ke Surabaya mendukung
Persis Solo di laga melawan Persebaya Surabaya, 7 orang Pasoepati pada 16 Januari 2020 mengalami kecelakaan, Pasoepati dikoordinir oleh DPP Pasoepati melakukan penggalangan dana demi membantu
119
biaya perawatan, hal ini pula diikuti oleh beberapa pemain Persis Solo
yang melelang Jersey mereka.
Gambar 4.12 Penyerahan dana kepada korban kecelakaan. Sumber: DPP Pasoepati, 2020.https://www.instagram.com/dpp_pasoepati/hl=id, diakses pada 28 Februari 2020. 4) Loyalitas
Nilai loyalitas suporter Pasoepati terhadap tim Persis Solo
sangat tinggi. Pasoepati sebagai perkumpulan suporter tentunya
mempunyai komitmen, kesetiaan, dan pengorbanan yang tinggi
terhadap klub kebanggaan mereka. Sikap loyalitas dari Pasoepati dapat
ditunjukkan dalam berbagai aksi dan kegiatan mereka dalam
mendukung tim Persis Solo.
Loyalitas Pasoepati dalam mendukung Persis Solo dapat
ditunjukkan ketika dalam pertandingan, Pasoepati setia menemani
Persis Solo baik ketika sedang berjaya maupun ketika tim ini terpuruk.
Bentuk loyalitas Pasoepati seperti mendukung langsung Persis Solo
ketika bertanding seperti ke Riau, Surabaya, Bandung dan kota-kota
lain.
120
Mendukung Persis Solo sampai mengorbankan waktu dan materi merupakan bentuk loyalitas yang tinggi dari para Pasoepati. Hal ini terus dilakukan demi dapat mendukung tim Persis Solo. Sebuah kebanggaan dan kepuasaan bagi Pasoepati apabila dapat mengawal timnya berlaga.
Gambar 4.13 Pasoepati mendukung Persis di Bekasi Sumber:Perdana, 2019. https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/01/16/114117/pasoepati- rantau-all-out-dukung-persis-ber-home-base-di-bekasi, diakses 28 Februari 2020. Bentuk loyalitas Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo tentunya ditunjukkan dengan cara yang berbeda-beda. Setiap anggota
Pasoepati mempunyai arti tersendiri dalam memaknai arti loyalitas bagi mereka. Mendukung Persis Solo dengan fanatik dan totalitas menjadi salah satu bentuk loyalitas yang dilakukan oleh para anggota Pasoepati.
121
Gambar 4.14 Kegembiraan Pasoepati ketika pemain membobol gawang PSIM Yogyakarta. Sumber: Photografer 1923, 2020.https://www.instagram.com/photografer.1923/hl=id, diakses pada 28 Februari 2020. Mengekspresikan loyalitas juga dilakukan dengan cara yang
unik oleh para Pasoepati. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Harsono
seorang Pasoepati yang mengayuh becak dari Solo menuju Madiun
demi mendukung Persis Solo waktu melawan PSIM Yogyakarta pada
tanggal 16 Agustus 2019 yang lalu.
Gambar 4.15Bapak Harsono, Pasoepati yang mengayuh becak ke Madiun untuk mendukung Persis Solo. Sumber: Photografer 1923, 2020.https://www.instagram.com/photografer.1923/hl=id, diakses pada 28 Februari 2020. 3. Kendala-kendala pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta
Dalam pelaksanaan pemahaman nilia-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa kepada para Pasoepati, tentunya manajemen Persis Solo dan
DPP Pasoepati sudah merencanakan tujuan pemahaman nilai kepahlawanan
Pangeran Sambenyawa yang akan dicapai, penggunaan metode yang tepat,
media yang dapat dipahami dan model penilain yang sesuai untuk suporter
Pasoepati. Meskipun sudah direncanakan tahap demi tahap dengan rapi
adakalanya suatu kegiatan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, ada
122
beberapa kendala yang membuat kegiatan tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Begitu juga halnya dengan penananam nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas Pasoepati di
Surakarta. Peneliti membagi kendala-kendala tersebut dalam dua indikator, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Setiap indikator ada tiga perspektif yaitu perspektif dari manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati dan Pasoepati. a. Faktor Internal Di dalam kendala pada factor internal, peneliti mencari data
tentang kendala dari manajemen Persis Solo, DPP Pasoepati dan anggota
Pasoepati terhadap pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambenyawa baik tujuan maupun metode yang dilakukan. Manajemen
Persis Solo sebagai tim yang didukung Pasoepati tentunya punya andil
dalam proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa,
dengan kegiatan yang mendukung untuk pemahaman nilai kepahlawanan
tersebut. Tentunya terdapat kendala yang dihadapi oleh manajemen
Persis Solo, Langgeng Jatmiko selaku manajer Persis Solo mengakui
bahwa belum banyak kegiatan yang mempunyai tujuan mengenalkan
figure Pangeran Sambenyawa dengan tujuan menumbuhkan kesadaran
sejarah Pasoepati dan dapat meneladani nilai kepahlawanannya. Terkait
dengan kendala yang dihadapi oleh manajemen Persis Solo, Langgeng
Jatmiko menjelaskan bahwa,
“Jadi memang yang hanya istilahnya tau aja, cuman terkait Sambernyawa itu kan belum tau, jadi mungkin untuk kedepan kita akan memberikan informasi kenapa Sambernyawa dijadikan Ikon, di pemainpun saya sering utarakan mas bahwa kalian(pemain) itu
123
pejuang Sambernyawa, jadi polah tingkahnya harus ditiru, berjuang dengan gigih tanpa pamrih, saya sering ngomong ke pemain seperti itu, paling tidak rasa meilikinya Persis Solo itu semakin tinggi” (wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019). Pasoepati sebagai subyek penelitian juga branggapan bahwa memang belum ada bentuk kegiatan yang bertujuan menanamkan nilai nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa dan kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kesadaran sejarah mereka secara maksimal, Pasoepati mengetahui tentang figur Pangeran Sambernyawa dan keteladanannya melalui informasi yang mereka dapatkan sendiri diluar kegiatan dari
Persis Solo maupun DPP Pasoepati.
Belum adanya kegiatan yang konkrit megenai pengenalan figure
Pangeran Sambernyawa dan meneladani nilai kepahlawanannya dibenerakan oleh beberapa Pasoepati, seperti yang diungkapkan oleh
Tomy (wawancara, 25 September 2019), Muhammad Nur (wawancara,
25 september 2019), Azid (wawancara, 25 September 2019), serta Agung
Daryono, wawancara 26 September 2019), mereka beranggapan bahwa pihak manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati belum pernah memberi kegiatan nyata terkait pengenalan sosok Pangeran Sambernyawa dan nilai-nilai yang harus diteladani. Pasoepati lebih mencari informasi secara mandiri, itupun secara terbatas baik ketika menerima pelajaran sejarah waktu SMA atau melalui media internet dan cerita-cerita orang sekitar.
Dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen Persis Solo memang belum maksimal dalan proses pengenalan figur Pangeran Sambernyawa
124
dan menjelaskan kepada Pasoepati pentingnya meneladani Pangeran
Sambernyawa sebagai tokoh pahlawan yang dihormati di Solo Raya,
akan tetapi tentu ada harapan bahwa manajemen Persis Solo dan DPP
Pasoepati dapat memfasilitasi Pasoepati dalam upaya mengenal lebih
jauh sosok Pangeran Sambenyawa agar dapat meneladani nilai-nilai
kepahlawanannya sehingga dapat menumbuhkan kesadaran sejarah
Pasoepati demi terciptanya fanatisme Pasoepati terhadap Persis Solo
dengan nilai yang lebih positif. b. Faktor Eksternal Kendala dalam faktor eksternal, peneliti mencari data yang
bersifat mendukung dalam proses pemahaman nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa. Dalam faktor eksternal ini peneliti mendapatkan
data yang berhubungan dengan kondisi tim Persis Solo, sikap manajemen
ketika Pasoepati mendapat konflik dan evaluasi terkait perilaku suporter
Pasoepati.
Dalam mengatasi masalah ketika Pasoepati terlibat konflik atau
melanggar tata tertib, manajemen Persis Solo beranggapan bahwa,
“Yang jelas tanggung jawab penuh ada di manajemen Persis Solo, karena tidak bisa sendiri-sendiri mas, karena diregulasi penanggung jawab sepenuhnya itu ada di manajemen, apabila ada bentrokan dan sebagainya bagaimana manajemen membuat suporter itu lebih baik lagi, ya walaupun kena denda kan sebenernya yang kena denda bukan suporternya, tapi manajemen”(wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019). Sependapat dengan manajemen, DPP Pasoepati sebagai pengurus
dari Pasoepati dan yang bertugas mengkoordinir Pasoepati ketika
125
kegiatan, terutama menjadi pihak yang pertama bertanggung jawab ketika terjadi permasalah di Pasoepati mengungkapkan bahwa,
“Kalau didunia suporter itu wajar sih mas, jadi yang mengatur tetap korlapnya, yaitu tergantung terkoordinir, tapi secara umum mereka jadi tanggung jawab DPP, ya tadi kembali ke korlap dan Menhankam, pernah mas Presiden Pasoepati jadi jaminan kemanan, contoh lawan PSIM kemarin, Presiden Pasoepati menjadi jaminan buat kepolisian terlebih laha-laga panas” (wawancara dengan Purdoko, 26 September 2019). Dalam dunia suporter hal semacam konflik dengan suporter lain, melanggar tata tertib baik di dalam maupun luar stadion masih sering terjadi. Pasoepati sebagai suporter yang mempunyai jumlah anggota yang besar dan tergolong fanatik tentunya hal-hal semacam ini juga tidak bias dihindarkan. Dalam penelitian ini penulis juga menggali informasi terkait adanya Pasoepati yang melanggar tata tertib ketika mendukung timnya berlaga. Seperti yang diungkapkan Azid bahwa “Pernah, itu pasti di
Rembang kemarin, sama suporter Rembang. Terus di Manahan paling ya cuma ejek-ejek aja” (wawancara, 25 September 2019). Hal yang senada juga diungkapkan oleh Aditomo yang juga menceritakan bahwa pernah melanggar aturan Polisi, dia menyebutkan “Kalau saya tetap nekat, 2017 di Semarang tetap berangkat, Rembang juga, di Bantul juga dilarang dari
Prambanan sudah di blokade tapi ya tetap tembus” (wawancara, 20
September 2019). Hal semacam ini tentunya harus mendapat perhatian khusus dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati karena citra
Pasoepati harus dijaga demi nama baik Persis Solo dan kota Surakarta.
Manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati terus memberi edukasi
126
terhadap Pasoepati dalam urusan tata tertib, Langgeng Jatmiko berpendapat bahwa,
“Yaa paling tidak kita kan punya regulasi mas, terkait dengan cara menonton yang baik dengan tidak menyalakan flare, tidak boleh botol dilempar, hal-hal semacam itu harus disosialisasikan kepada pendukung. Jadi waktu mereka mendukung bias tertib, dan juga kalua ada bentrokan juga harus disosialisasikan, karena kalua ada bentrokan, karena kalua ada bentrokan kan yang kena imbasnya pasti tim, entah itu tidak ada perijinan keluar dan sebagainya” (wawancara dengan Langgeng Jatmiko, 08 Oktober 2019). Pasoepati sebagai suporter yang sudah berumur dewasa tentunya juga mempunyai harapan menjadi suporter yang baik dan dapat dicontoh oleh suporter lain.Pasoepati tentunya terus membenahi diri demi terciptanya komunitas yang sehat. Selain membenahi diri, Pasoepati juga berperan aktif dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan Persis Solo yang dirasa kurang berkenan. Pasoepati berani menyuarakan aspirasinya agar
Persis Solo menjadi klub yang lebih baik lagi. Tomy yang merupakan ketua Pasoepati korwil Banjarsari mengungkapkan “kita kan ada DPP, kita keluhkan nanti DPP buat forum besar lagi nanti dengan memanggil manajemen, inilo teriakan suporter kaya gini. Kemarin kita sempat demo di balaikota yaitu ternyata manajemennya kaya gitu nggak bener, saya sebagai orator waktu itu. Ya kita bisanya ya mengadu pak Walikota karena pemanggku di wilayah kita” (wawancara, 25 September 2019).
Dalam mengemukakan pendapat juga pernah dilakukan oleh Muhammad
Fajar yang masih pelajar, dia mengatakan “biasanya kalau Persis Solo ada masalah gitu di media sosial jarang menyuarakan, tapi kalau dari
127
Pasoepati ada desakan dari manajemen ngadain longmarch pasti ikut”
(wawancara, 22 September 2019).
Pasoepati sebagai komunitas suporter tentunya juga peduli
dengan permasalahan yang ada di Persis Solo. Hal yang baik karena
sebaga Pasoepati mereka cukup aktif dalam menyuarakan pendapat,
bukan sebatas mendukung akan tetapi masukan-masukan mereka juga
patut didengar dan dihargai oleh manajemen Persis Solo karena
Pasoepatilah yang selalu mendukung Persis Solo baik ketika sedang
berjaya maupun ketika sedang dibawah.
C. Pembahasan
Dalam membentuk karakter dan watak individu diperlukan adanya
keteladanan dari sosok penting yang menjadi pedoman dan panutan bagi
banyak orang. Dengan adanya contoh keteladanan dari seorang tokoh panutan
akan memaksimalkan upaya untuk membentuk karakter dan watak yang baik
sesuai yang telah dicontohkan oleh seorang tokoh yang dianggap menjadi
sosok panutan baik dari perbuatan maupun perjalanan hidupnya. Dalam hal ini
sosok yang tepat dalam upaya memberikan keteladanan untuk membentuk
karakter dan watak seseorang adalah tokoh pahlawan. Menurut Subagyo
(2013:297), sejarah merupakan sumber inspirasi dan aspirasi generasi muda
dengan pengungkapan model-model tokoh sejarah. Hal ini menunjukkan
bahwa tokoh sejarah dalam hal ini adalah tokoh pahlawan mampu menjadi
sosok inpirasi dalam kehidupan sehari-hari bagi generasi penerus bangsa.
128
Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan pada umumnya dilaksanakan melalui pembelajaran khususnya sejarah di tingkat sekolah. Dalam pembelajaran sejarah tentunya mempermudah guru dalam mengimplementasikan kepada peserta didik terkait nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani oleh para peserta didik yang mana tujuan pembelajaran sejarah secara garis besar dapat dibagi dalam dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif meliputi kemampuan melakukan seleksi untuk menemukan fakta sejarah, dapat merekonstruksi fakta yang ditemukan menjadi suatu peristiwa sejarah, mengembangkan kemampuan berfikir sejarah, membangun kesadaran terhadap waktu, pemahaman terhadap peristiwa sejarah, serta berfikir kritis terhadap sumber/bacaan. Adapun aspek afektif diantaranya adalah mengembangkan kemampuan yang dapat digunakan dalam kehidupan pribadi siswa dan kehidupan dalam anggota masyarakat seperti mematuhi aturan, norma dan berbagai aspek kehidupan lainnya yang penuh nilai
(Hasan,2007:8).
Pembelajaran sejarah memang sangat relevan dalam upaya penanaman nilai-nilai kepahlawanan kepada peserta didik karena dalam pembelajaran sejarah ditunjang dengan beberapa materi pelajaran yang berhubungan dengan ketokohan dan keteladanan tokoh pahlawan sehingga proses penanaman nilai- nilai kepahlawanan dapat dilaksanakan dengan efektif. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan seorang tokoh pahlawan tentunya banyak dilaksanakan didalam ranah pendidikan di Indonesia khususnya di sekolah baik melalui pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan yang menunjang penanaman nilai-nilai kepahlawan.
129
Dalam situasi ini pembelajaran sejarah sangat relevan sebagai media utama dalam upaya transfer nilai melalui ketokohan seorang pahlawan.
Penelitian tentang pemahaman nilai-nilai baik kepahlawanan, keteladanan dan nasionalisme dari seorang tokoh pahlawan sudah banyak ditemukan di ranah pendidikan khususnya pada pembelajaran sejarah. Hal ini karena dalam pembelajaran sejarah pada umumnya terdapat materi-materi yang mengangkat tentang perjalanan hidup dan keteladanan seorang tokoh pahlawan pada era perjuangan Indonesia. Transfer nilai melalui ketokohan seorang pahlawan dapat pula dilaksanakan diluar pembelajaran sejarah di sekolah. Hal ini menjadi perhatian penulis terkait penanaman nilai kepahlawanan melalui media selain sekolah, dalam hal ini penulis merujuk ke sebuah komunitas.
Dalam sebuah komunitas yang merupakan sebuah kelompok atau perkumpulan yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu tentunya berbeda dengan ranah formal seperti sekolah, jika dalam ranah sekolah terdapat metode dan media yang sistematis dalam proses penanaman nilai kepahlawanannya, baik melalui pembelajaran maupun kegiatan lain maka berbeda dengan komunitas yang secara sistem lebih fleksibel daripada sekolah.
Latar belakang anggota komunitas lebih beragam, hal inilah yang membuat pendekatan dan media yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang mereka agar lebih efektif dan efisien.
Pada kesempatan ini penulis meneliti tentang komunitas Pasoepati, sebuah komunitas suporter sepak bola yang medukung tim Persis Solo.
Pasoepati adalah salah satu komunitas suporter di Indonesia yang mempunyai
130
anggota yang cukup fanatik. Sebagai sebuah komunitas suporter tentunya
Pasoepati mempunyai sikap loyalitas yang tinggi terhadap Persis Solo, seperti selalu hadir ketika Persis Solo bertanding baik kandang maupun tandang serta memberikan dukungan dengan nyanyian maupun koreografi yang menarik selama pertandingan. Sebagai komunitas yang besar, Pasoepati mempunyai anggota dari berbagai macam usia, dari pelajar hingga pekerja bahkan sampai orang tua. Hal inilah yang membuat perlunya pendekatan yang tepat untuk berbagai latar belakang usia khususnya pada orang dewasa.
Penanaman nilai-nilai kepahlawanan pada Pasoepati berdasarkan tim sepak bola Persis Solo yang diberi sebutan sebagai “Laskar Sambernyawa” oleh manajemen Persis Solo dan para Pasoepati karena ketokohaan dan keteladanan Pangeran Sambernyawa ketika melakukan perjuangan melawan penjajah yang diharapkan oleh manajemen dan Pasoepati menjadi acuan bagi tim Persis Solo dalam berlaga di kompetisi sepak bola Nasional agar dapat meneladani mentalitas dan daya juang serta semangat Pangeran Sambernyawa.
Dalam konteks ini peneliti mengambil figur kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa sebagai teladan bagi para Pasoepati, khususnya agar anggota
Pasoepati dapat mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa semasa perjuangannya. Nilai-nilai kepahlawanan seperti rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas dan loyalitas yang terdapat pada figur Pangeran Sambernyawa diharapkan dapat berperan untuk membentuk sikap dan karakter yang baik untuk anggota komunitas suporter
131
Pasoepati dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika mendukung tim Persis
Solo berlaga.
Agar dalam berkegiatan sebuah komunitas lebih bermakna, mengenalkan tokoh-tokoh pahlawan khususnya pahlawan lokal bisa menjadi alternatif untuk melakukan transfer nilai keteladanan dan kepahlawanan. Ada beberapa manfaat yang didapatkan dari mempelajari tokoh pahlawan lokal yaitu kegiatan atau materi tentang pahlawan lokal tersebut dapat mudah dipahami oleh anggota komunitas karena figur pahlawan yang tidak asing bagi mereka dalah kehidupan sehari-hari, anggota komunitas ini akan menerapakan pengetahuan dan hal yang dapat diteladani untuk bekal mereka pada kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan kesadaran sejarah khusunya sejarah pahlawan lokal di tempat mereka dilahirkan. Komunitas suporter Pasoepati sebagai salah satu komunitas suporter sepak bola di Indonesia yang mendukung tim Persis
Solo menyadari betul pentingnya menumbuhkan kesadaran sejarah dan meneladani figur pahlawan yang mereka hormati. Berangkat dari kesadaran tersebut, maka dilaksanakanlah penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta.
Andragogi sebagai ilmu yang memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar, secara singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan pendekatan khusus dan harus memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa
132
sebagai siswa. Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah dalam hal ini kegiatan di sebuah komunitas memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non-formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri.
Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah pandangannya yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan (Budiwan, Jauhan. 2018:109).
Perlunya penerapan prinsip andragogi dalam pendekatan pembelajaran orang dewasa khususnya pada penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa pada Pasoepati dikarenakan upaya pembelajaran anggota
Pasoepati berbeda dengan upaya membelajarkan anak sekolah pada umumnya.
Proses belajar untuk anak (pedagogi) lebih banyak merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang.
Sebaliknya, pembelajaran untuk anggota Pasoepati yang menggunakan pendekatan orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu anggota Pasoepati untuk menemukan pengetahuan tentang
133
sejarah dan perjalanan hidup Pangeran Sambernyawa, serta sikap dan perjuangan Pangeran Sambernyawa agar dapat diteladani oleh para anggota
Pasoepati dan nilai-nilai tersebut dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Sebagian besar anggota Pasoepati memahami gambaran umum terkait figure Pangeran Sambernyawa. Para anggota Pasoepati dapat menjelaskan dengan baik bahwa Pangeran Sambernyawa adalah salah satu tokoh besar di daerah Solo Raya khususnya kerajaan Mangkunegara yang memiliki kontribusi besar bagi Mangkunegara yang dibuktikan dengan berhasil mendirikan
Kerajaan Mangkunegara dan menjadi Mangkunegara I. Namun setelah masuk lebih mendalam terkait identitas tokoh, peristiwa dan peranan Pangeran
Sambernyawa pada masa perjuangan serta nilai-nilai kepahlawanan yang dapat dipetik, anggota Pasoepati kurang dapat menjelaskan dengan baik karena kurangnya informasi yang didapat.
Penelusuran nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada
Pasoepati tidak terlepas dari klub Persis Solo yang menasbihkan diri sebagai
Laskar Pangeran Sambernyawa. Proses menumbuhkan kesadaran sejarah khususnya pada tokoh Pangeran Sambernyawa yang dilakukan oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dirasa masih kurang, karena pada dasarnya mereka lebih fokus kepada perkembanagan dan kemajuan klub Persis
Solo dan komunitas Pasoepati.
Tingkat pemahaman anggota Pasoepati tentang ketokohan dan nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa juga dikaitkan dengan intensitas penyampaian dan sosialisasi tentang sejarah figur Pangeran Sambernyawa oleh
134
manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati. Dalam kesempatanya, manajemen
Persis Solo menyelipkan proses menumbuhkan kesadaran sejarah dan keteladanan terhadap nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui berbagai kegiatan. Pengenalan tim Persis Solo (2018) di Pura Mangkunegaran merupakan salah satu bentuk nyata manajemen Persis Solo dalam menghormati jasa Pangeran Sambernyawa dan mengenalkan figur Pangeran Sambenyawa sebagai raja pertama Mangkunegara dan sebagai tokoh besar yang diagungkan oleh para Pasoepati. Selain itu DPP Pasoepati juga turut berperan dalam proses mengenalkan figur Pangeran Sambernyawa dan menanamkan nilai-nilai kepahlawanannya melalui kegiatan seperti pembuatan koreografi yang bertemakan Pangeran Sambernyawa dan penggunaan tagar
#laskarsambernyawa pada berbagai media sosial sebagai pengukuhan diri agar Persis Solo dapat dikenal sebagai laskar Pangeran Sambernyawa.
Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada
Pasoepati tentunya tidak luput dari berbagai kendala. Sumber materi atau informasi menjadi kendala yang banyak dikeluhkan baik dari anggota
Pasoepati, DPP Pasoepati hingga manajemen Persis Solo. Minimnya informasi dan kegiatan terkait Pangeran Sambernyawa yang dilakukan oleh manajemen
Persis Solo dan DPP Pasoepati membuat anggota Pasoepati kesulitan untuk menggali informasi terbatas ketika mereka mendapat pembelajaran sejarah tentang sejarah lokal khususnya pada materi yang berhubungan dengan
Pangeran Sambernyawa di masa sekolah.
135
Pada tahap pelaksanaan kendala yang dihadapi manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati berhubungan dengan alokasi waktu dalam proses penanaman nilai kepahlawanannya. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam upaya mengenalkan figure
Pangeran Sambernyawa secara mendalam membuat proses penanaman nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kurang berjalan dengan baik karena belum adanya kesempatan yang maksimal. Meskipun tingkat pemahaman anggota Pasoepati terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa masih pada tingkat awal dan anggota Pasoepati belum tahu banyak tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa, namun sikap dan perilaku anggota Pasoepati sudah mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa.
Antusias anggota Pasoepati terhadap proses penanaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa cukup tinggi. Anggota Pasoepati menyadari pentingnya mengetahui asal-usul serta tokoh-tokoh berpengaruh disekitar tempat tinggal mereka, namun anggota Pasoepati kurang mendapat kesempatan untuk mengetahui lebih dalam terhadap figur yang mereka jadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggan ketika mereka mendukung tim Persis
Solo berlaga.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemahaman nilai-nilai
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa pada komunitas Pasoepati pada
komunitas Pasoepati di Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa ditentukan
oleh intensitas dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati dalam
memberikan informasi dan kegiatan yang berhubungan dengan ketokohan
Pangeran Sambernyawa. Jika manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati
tidak menyampaikan informasi dan membuat kegiatan yang berhubungan
dengan biografi, peristiwa sejarah dan nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa maka anggota Pasoepatiakan mempunyai pemahaman yang
kurang terkait ketokohan dan penerapan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran
Sambernyawa sebagai tokoh yang dijadikan sebagai julukan untuk tim
Persis Solo. Nilai kepahlawanan yang terdapat pada ketokohan Pangeran
Sambernyawa seperti rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, solidaritas,
dan loyalitas pada dasarnya diharapkan dapat dimaknai dan diteladani oeleh
anggota Pasoepati agar menjadi suporter sepakbola yang mempunyai
fanatisme positif serta menumbuhkan kesadaran sejarah mereka terhadap
tokoh pahlawan lokal di daerahnya.
136
137
2. Pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilaksanakan
sebagai kegiatan tambahan dengan waktu yang tidak ditentukan. Proses
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
diintegrasikan dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh
manajemen Persis Solo seperti membuat launching tim Persis Solo di
Kraton Mangkunegaran dan melakukan ziarah ke makam Pangeran
Sambernyawa dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan terhadap
Pangeran Sambernyawa dalam upaya menumbuhkan kesadaran sejarah bagi
manajemen Persis Solo, pemain dan anggota Pasoepati. Upaya yang sama
juga dilakukan oleh DPP Pasoepati yang menyisipkan sebuah kegiatan
berupa pembuatan koreografi dukungan bertemakan Pangeran
Sambernyawa dalam upaya mengenalkan Pangeran Sambernyawa dalam
bentuk yang kreatif. Beberapa hal yang mengimplementasikan nilai-nilai
kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah dapat terlihat pada setiap
kegiatan yang dilaksanakan oleh para anggota Pasoepati baik dalam
mendukung tim Persis Solo maupun ketika dalam kehidupan sehari-
hari.Pelaksanaan dapat dimaksimalkan apabila terdapat alokasi waktu yang
cukup dan dengan kemasan yang menarik bagi anggota Pasoepati. Dalam
penilaian tentunya tidak ada metode khusus untuk hasil dan evaluasi terkait
pemahaman nilai-nilai kepahlawanannya akan tetapi transfer nilai ini dapat
dirasakan di kehidupan baik saat anggota Pasoepati mendukung tim Persis
Solo maupun ketika dalam aktifitas sehari-hari mereka.
138
3. Kendala dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawan Pangeran Sambernyawa
pada komunitas suporter Pasoepati di Surakarta diantaranya adalah
minimnya informasi dan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen Persis
Solo dan DPP Pasoepati tentang ketokohan Pangeran Sambernyawa baik
secara langsung maupun melalui media social. Pasoepati mendapatkan
informasi atau maateri tentang kepahlawanan Pangeran Sambernyawa hanya
bersumber ketika mereka duduk dibangku sekolah pada waktu pembelajaran
khususnya pelajaran sejarah saat materi sejarah lokal tentang perjuangan
Pangeran Sambernyawa. Kendala kedua adalah kurangnya alokasi waktu
khusus dari manajemen Persis Solo dan DPP Pasoepati untuk memberi
kegiatan atau informasi mengenai biografi, peristiwa sejarah dan nilai-nilai
yang dapat diteladani dari Pangeran Sambernyawa, kurangnya alokasi
waktu ini karena pihak manajemen lebih memfokuskan terhadap kemajuan
tim Persis Solo sama halnya seperti DPP Pasoepati yang lebih
memfokuskan ke perkembangan komunitas dan anggotanya dan memajukan
Pasoepati menjadi sebuah komunitas suporter sepak bola yang kreatif dan
atraktif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang ingin peneliti
sampaikan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi Manajemen Persis Solo
a. Diharapkan mengambil kebijakan yang mendukung kegiatan terkait
ketokohan dan peristiwa sejarah yang berhubungan dengan Pangeran
139
Sambernyawa untuk menumbuhkan kesadaran sejarah bagi anggota
Pasoepati.
b. Manajemen Persis Solo berperan serta dalam mengenalkan peninggalan
dari Pangeran Sambernyawa kepada Pasoepati dalam upaya untuk lebih
mengetahui perjuangan Pangeran Sambernyawa.
2. Bagi DPP Pasoepati
a. DPP Pasoepati sebaiknya menggunakan variasi lain dalam mengenalkan
tokoh Pangeran Sambernyawa selain penggunaan koreografi di stadion,
alangkah baiknya DPP Pasoepati memfasilitasi dengan
menyelenggarakan diskusi yang menarik terkait ketokohan Pangeran
Sambernyawa dengan melibatkan sejarawan local dan memberikan
informasi yang menarik tentang tokoh Pangeran Sambernyawa dan
perjuangannya memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter,
Instagram dan website Pasoepati.net.
3. Bagi anggota Pasoepati
a. Anggota Pasoepati diharapkan lebih menggali informasi tentang biografi
dan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa melalui buku dan
internet serta mengunjungi Pura Mangkunegaran untuk mencari
informasi lebih dalam terkait ketokohan Pangeran Sambernyawa.
b. Komunitas Pasoepati hendaknya membiasakan diri untuk
mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika mendukung tim Persis Solo
berlaga maupun saat berada di lingkungan masyarakat.
140
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan peneliti mengkaji lebih dalam mengenai pemahaman nilai-
nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawapada komunitas suporter
Pasoepati, karena penelitian ini belum mengkaji secara mendalam terkait
hasil implementasi pemahaman nilai-nilai kepahlawanan dan kesadaran
sejarah kepada komunitas Pasoepati.
b. Keterbatasan penelitian ini adalah belum adanya data pembuktian bahwa
komunitas Pasoepati benar-benar menanamkan nilai-nilai kepahlawanan
Pangeran Sambernyawa pada dirinya masing-masing. Sehingga
penelitian lanjutan harus dilakukan untuk melengkapi kekurangan dan
lebih memperluas kajian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. W. (2016). Babad Giyanti: Palihan Nagari dan Perjanjian Salatiga. Araska Publisher. Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta: Ombak Arif, Zainudin. 2012. Andragogi. Bandung: CV. Angkasa Astuti, Dwi. 2012.‟Folklor Sambernyawa di Wonogiri Sebagai Materi Pengayaan Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus SMA Negeri1 Girimarto Wonogiri). Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Budiwan, Jauhan. 2018. „Pendidikan Orang Dewasa (Andragogy)‟. Qalamuna. Vol. 10. No. 2, Juli-Desember 2018. Hal. 107-135. Danim, Sudarwan. 2015. Pedagogi, Andragogy, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta Darmasarkoro. Sarjono, 1989,”Sejarah Singkat Dari Keteladanan Pangeran Sambernyawa”. Surakarta. Rekso Pustoko Fandom, Indonesia. Sepak Bola. Yogyakarta: Fandom Galih Pambudi, Ilham. 2018. „Dusun Nglaroh, wonogiri: Basis Perjuangan Politik Raden Mas Said 1742-1757‟. Dalam Jurnal Sejarah dan Budaya, Tahun Keduabelas, Nomor 2, Desember 2018. Glenniza, Dex, 2019. Bukan Sepak Bolanya Pak!. https://www.asumsi.co/post/bukan-sepak-bolanya-pak, di akses tanggal 10 Maret 2020. Hadinoto, Susiwi. 2015. „Nilai Kepahlawanan Peran Tokoh Sumantri Dalam Lakon Mahawira Sumantri Wayang Orang Ngesti Pandawa Semarang‟. Journal of Educational Research and Evaluation. Agustus 2015. Hendro, Eko Punto. „Strategi Kebudayaan Perjuangan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1(1), 42-54. Irmawan, Elsa. 2015. „Implementasi Teori Andragogi Dalam Pembelajaran Pelatihan Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Fennyke Sidokarto‟, Godean, Sleman. Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta. Khomsah, Siti. 2015. „Representasi Nilai Kepahlawanan Tokoh Tokoh Jaleswari Dalam Film Batas. Antara Keinginan dan Kenyataan (Analisis Semiotik
141
142
Terhadap tokoh Jaleswari)‟. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Ki Himodigdoyo, dan Ki Soeharto. 1981. Babad Kemalon (Pakunegara) II. Jakarta: Balai Pustaka. Kusmayati Dewi, Tiny. 2013.‟Implementasi Nilai-Nilai Patriotisme Siswa Melalui Kajian Biografi Raden Haji Prawatasari Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Naturalistis Inkuiri di SMAN 1 Cianjur). Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Laily, Devi Fitroh. 2016. Kota, Klub, dan Pasoepati. Satu Dekade Dinamika Suporter Surakarta. Yogyakarta: Buku Litera Malfaid, Iqni. 2013.‟Fanatisme Suporter Sepak Bola Untuk Menanamkan Solidaritas Sosial (Studi Kasus Pada Suporter Pasoepati Kartasura)‟. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Malik, Halim. 2008. „Teori Belajar Andragogi Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran‟. Dalam Jurnal Inovasi. Volume 5, Nomor 2, Juni 2008 Mangkoehadiningrat, Soeryo Soedibyo. 2011. Sambernyawa Menggugat Indonesia. Jakarta: Titik Media Publisher Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nurcahyo, Abraham dan Nurhidayati. 2012. Kesadaran Sejarah Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Monumen Jenderal Soedirman (Studi Kasus Di Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Agastya Vol .02 No.01.Januari 2012. Permana Putra, Arif. 2017. „Integrasi Metode Histrionik Dengan NIlai Jeroisme Pada Mata Kuliah Sejarah Revolusi Indonesia. Jurnal Candrasangkala. Vol 3 No.2 Tahun 2017.
Putri, R. N. L. 2016. „Sejarah Perjuangan Raden Mas Said Mangkunegara I) Dalam Mendirikan Kadipaten Mangkunegaran Tahun1741-1757 M „. Skripsi, Surabaya: UIN Sunan Ampel.
R.I.W. Dwijasuasana, dkk. 1972, “Sejarah perjuangan R.M. Sahid (K.P.G.P.A.A. Sambernyawa) Seorang Tokoh Nasional sangat Disegani Oleh Kompeni Belanda. Surakarta: “K.S.” Sala.
Rahayuningtyas, Dwi. 2017.‟ Persepsi Siswa Terhadap Nilai-Nilai Kejuangan Yang Terkandung Dalam Peristiwa Palagan Ambarawa Melalui Pembelajaran Sejarah di SMA Se Kecamatan Ambarawa. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
143
Reischmann, J. 2004. Andragogy: History, meaning, context, function. http://www. andragogy. net. Di akses 20 Maret 2020. Rizki, Ardian Nur. 2018. Pustaka Sepak Bola Surakarta. Sejarah, Gairah, dan Maruah Persis.Yogyakarta: Indie Book Corner Rochwulaningsih, Yety. 2011. „Mengembangkan Spirit Kepahlawanan Di Kalangan Mahasiswa Melalui Momentum Peringatan Hari Pahlawan‟. Jurnal Sejarah CITRA LEKHA. Vol. XVI, No. 2 Agustus 2011: 59-66.
Rosyid, Muhammad. 2012.‟ Penanaman Nilai Kepahlawanan Dalam Pendidikan Dengan Memanfaatkan Data Sejarah‟. FORUM TARBIYAH. Vol. 10, No. 1, Juni 2012.
Subagyo. 2013. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang: Widya Karya. Sulistyo, Rini. 2016. „Bentuk Penyajian Dan Nilai-Nilai Kepahlawanan Yang Terkandung Dalam Tari Gandrung di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sumiyarno. 2007. „Pembelajaran Orang Dewasa Berbasis Andragogi: Tinjauan Teori‟. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF.Vol. 2, No.1 – 2007. Hal 49-53. Sunarjan, Y. Y. F. R. 2014. Survival Strategy Komunitas Makam Gunung Brintik Semarang. Dissertations. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Surya Wardani, Ika. 2017.‟ Pengembangan Materi Ajar Sejarah Pokok Bahasan Kemerdekaan Indonesia dalam Penanaman Nilai Nasionalisme Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kroya Tahun 2016/2017‟. Indonesian Journal of History Education. IJHE 5 (2) (2017). Suryo Putro, Wakito. 2014. „Identitas Sosial Suporter Sepak Bola Pasoepati Dalam Memberikan Dukungan yang Sportif Kepada Atlet (Kajian Fenomenologi Terhadap Suporter Pasoepati di Kota Surakarta)‟. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tuahunse, Trisnowaty. 2009. „Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dengan Sikap Terhadap Bela Negara‟. Dalam Jurnal Kependidikan. Volume 39, Nomor 1, Mei 2009, hal. 1-10. Yayasan Mangadeg. 1998. Pangeran Sambernyawa: Ringkasan Sejarah Perjuangannya. Surakarta: Rekso Pustaka Zakso, Amrazi. 2012.‟Internalisasi Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan dan Kesetiakawanan Sosial (K3KS) Dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora. Vol.3. No. 1.April 2012.
LAMPIRAN
144
145
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN WAWANCARA MANAJEMEN PERSIS SOLO
Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang Pangeran Sambernyawa kepahlawanan Pangeran dijadikan sebagai sebutan laskar bagi tim Persis Solo? Sambernyawa perlu 2. Kapan Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai identitas figur ditanamkan kepada dari Persis Solo? suporter Pasoepati? 3. Bagaimana awal mula Pangeran Sambernyawa dijadikan sebagai ikon Persis Solo?
Peristiwa dan Peranan 1. Alasan apa yang membuat manajemen Persis Solo Tokoh menjadikan Pangeran Sambernyawa sebagai ikon Persis Solo? 2. Bagaimana peranan Pangeran Sambernyawa dalam membentuk semangat suporter Pasoepati? Nilai- Nilai Tokoh 1. Mengapa Pangeran Sambernyawa menjadi tokoh yang perlu diteladani oleh para suporter Pasoepati? 2. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari Pangeran Sambernyawa yang perlu ditanamkan kepada Pasoepati? 3. Bagaimana penerapan nilai-nilai kepahlawanan dalam membentuk sikap positif suporter Pasoepati? 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan Manajemen tim Persis Solo dalam implementasi nilai- nilai pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa bagi
146
kepahlawanan Pangeran suporter Pasoepati? Sambernyawa terhadap 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa dapat mempengaruhi suporter Pasoepati? semangat suporter Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan manajemen Persis Solo dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 2. Pada kesempatan apa proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan terhadap suporter Pasoepati? 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik dengan cara yang disampaikan oleh manajemen tim Persis Solo? 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan? Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati sebelum ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan kepada suporter Pasoepati? 3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati setelah ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter
147
Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Bagaimana 1. Apa yang menjadi kendala dari manajemen Persis Solo dalam kendala dalam pemahaman manajemen Persis Solo pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran nilai kepahlawanan dalam menghadapi Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pangeran Sambernyawa kendala pada saat 2. Bagaimana manajemen Persis Solo dalam menghadapi terhadap Suporter pemahaman nilai-nilai kendala pada saat pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pasoepati? kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pangeran
Sambernyawa kepada suporter Pasoepati?Internal Faktor Eksternal 1. Apa kendala manajemen Persis Solo selama kompetisi bergulir? 2. Apa yang dilakukan Evaluas apa yang dilakukan Manajemen Persis Solo ketika Suporter bermasalah?manajemen Persis Solo dalam mengatasi kendala tersebut? 3. Apa tanggapan manajemen Persis Solo ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 4. Bagaimana manajemen Persis Solo mengatasi masalah ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 5. Bagaimana cara manajemen membangkitkan tim Persis Solo ketika dalam masalah? 6. Evaluasi apa yang dilakukan Manajemen Persis Solo ketika Suporter bermasalah?
148
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN WAWANCARA DPP PASOEPATI
Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang Pangeran Sambernyawa kepahlawanan Pangeran dijadikan sebagai sebutan laskar bagi tim Persis Solo? Sambernyawa perlu 2. Kapan Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai identitas ditanamkan kepada figur dari Persis Solo? suporter Pasoepati? 3. Kenapa Persis Solo dianggap sebagai laskar Sambernyawa oleh para Pasoepati?
Peristiwa dan Peranan 1. Bagaimana peranan Pangeran Sambernyawa dalam Tokoh membentuk semangat suporter Pasoepati? 2. Apa peristiwa yang membuat Pangeran Sambernyawa dijadikan figur oleh Pasoepati sebagai nama laskar? Nilai- Nilai Tokoh 1. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari Pangeran Sambernyawa yang perlu ditanamkan kepada Pasoepati? 2. Bagaimana penerapan nilai-nilai kepahlawanan dalam membentuk sikap positif suporter Pasoepati? 3. Mengapa Pangeran Sambernyawa menjadi tokoh yang perlu diteladani oleh para suporter Pasoepati? 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan Dewan Pengurus Pusat dalam implementasi nilai- nilai pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa
149
kepahlawanan Pangeran bagi suporter Pasoepati? Sambernyawa terhadap 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa dapat mempengaruhi suporter Pasoepati? semangat suporter Pasoepati dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dan direncanakan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 2. Pada kesempatan apa proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati terhadap anggota suporter Pasoepati? 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik dengan cara yang disampaikan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati sebelum ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan kepada suporter Pasoepati? 3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati setelah ditanamkan
150
nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala dari Dewan Pengurus Pusat kendala dalam pemahaman Pasoepati dalam pemahaman nilai-nilai kepahlawanan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pangeran Sambernyawa 2. BagaimanaDewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam terhadap Suporter menghadapi kendala pada saat pemahaman nilai-nilai Pasoepati? kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati?
Faktor Eksternal 1. Apa kendala Dewan Pengurus Pusat Pasoepati selama mengkoordinasi anggota Pasoepati? 2. Apa yang dilakukan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam mengatasi kendala tersebut? 3. Apa tanggapan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 4. Bagaimana Dewan Pengurus Pusat Pasoepati mengatasi masalah ketika suporter Pasoepati terkena masalah baik ketertiban maupun keamanan? 5. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat Pasoepati memberi dukungan ketika terjadi permasalahan antar suporter Pasoepati maupun Pasoepati dengan suporter lain?
151
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN WAWANCARA SUPORTER PASOEPATI
Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apakah yang saudara ketahui tentang nama Pangeran kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Sambernyawa perlu 2. Siapakah tokoh Pangeran Sambernyawa? ditanamkan kepada 3. Darimana asal Pangeran Sambernyawa? suporter Pasoepati? 4. Bagaimana asal-usul nama Pangeran Sambernyawa? 5. Sejak kapan Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai figur Persis Solo? 6. Sejak kapan anda mengetahui bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui tentang Pangeran Tokoh Sambernyawa? 2. Apakah anda mengetahui peranan Pangeran Sambernyawa bagi Mangkunegaran? Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani dari sosok Pangeran Sambernyawa? 2. Apakah anda lebih semangat dalam mendukung tim Persis Solo ketika ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 3. Apakah figur Pangeran Sambernyawa membuat anda lebih
152
fanatik dalam mendukung Persis Solo? 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda terhadap tim Persis Solo? 5. Pernahkah anda berkorban demi mendukung tim Persis Solo? 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan pemahaman nilai-nilai implementasi nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? kepahlawanan Pangeran 2. Kapan anda diberitahu tentang nilai-nilai kepahlawanan Sambernyawa terhadap Pangeran Sambernyawa? suporter Pasoepati? 3. Apakah sebelumnya anda pernah mendapatkan kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada kegiatan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 2. Bagaimana anda mencontoh nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan anda sehari-hari? 3. Apakah anda merasa lebih memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 4. Apakah sikap anda yang mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 5. Apa yang dapat anda lakukan dalam meneladani Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari? 6. Apa anda lebih semnagat dalam mendukung tim Persis Solo dengan adanya figur Pangeran Sambernyawa? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda pada saat mendukung tim kendala dalam pemahaman Persis Solo?
153
nilai kepahlawanan 2. Bagaimana anda mengadapi kendala tersebut? Pangeran Sambernyawa terhadap Suporter Pasoepati?
Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang dengan suporter tim sepakbola lain? 2. Bagaimana anda menyelesaikan permasalahan tersebut? 3. Apakah anda pernah mengeluh dalam mendukung tim Persis Solo? 4. Hal apa yang anda lakukan ketika menyuarakan keluhan anda terhadap tim Persis Solo?
154
LAMPIRAN 4 TRANSKRIP WAWANCARA MANAJEMEN PERSIS SOLO Nama : Langgeng Jatmiko Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 25 Maret 1975 Pekerjaan : Manajer Tim Persis Surakarta Alamat : Dawu Wetan Rt 04/ 15, Surakarta Nomor HP : 081228390077 Waktu Wawancara : Madiun, 08 Oktober 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang 1. Nggih, awalnya ya mas sebutan bagi kepahlawanan Pangeran Pangeran Sambernyawa dijadikan Persis Solo itu bukan “Laskar Sambernyawa perlu sebagai sebutan laskar bagi tim Sambernyawa”, tapi “ Alap-alap ditanamkan kepada Persis Solo? Sambernyawa”, nggih jadi alap-alap itu suporter Pasoepati? 2. Kapan Pangeran Sambernyawa sejenis burung yang memang itu dulunya dikenal sebagai identitas figur dari itu sering di kraton, kenapa kok dengan Persis Solo? alap-alap sambernyawa, burung itu 3. Bagaimana awal mula Pangeran mempunyai penglihatan yang sangat Sambernyawa dijadikan sebagai tajam dan saat dia terbang dan menukik ikon Persis Solo? itu burung yang paling cepat di dunia, ya.. jadi kenapa Persis memakai alap-alap
155
Sambernyawa kan juga ada nyanyiannya juga mas..”alap-alap sambernyawa, terbang tinggilah di angkasa”, itu awal mulanya. Sambil berjalannya waktu, pahlawan perjuangan Sambernyawa jadi ikonnya, Jadi RM Said ini adalah salah satu raja di Mangkunegaran, kemudian perjuangannya sangat gigih, untuk.. jangan sampai keraton ini terbelenggu oleh VOC. Perjuangannya sangat gigih bagaimana dia memerdekakan diri, yaitulah kenapa RM Said ini menjadi ikon. 2. Awal mulanya pasnya saya kurang paham mas..cuman bahwa Persis Solo inikan didirikan oleh dua bond dari kota Solo, Mars dan satunya saya lupa, jenengan cari aja yang mendirikan Persis itu siapa, itu di Mangkunegaran mas…Jadi paling tidak, setahu saya 1923 itu sudah mulai dengan julukan itu. Peristiwa dan 1. Alasan apa yang membuat 1. Yaa.. perjuangan beliau yang sangat gigih Peranan Tokoh manajemen Persis Solo menjadikan untuk memerdekakan diri, jadi bukan Pangeran Sambernyawa sebagai hanya ikon manajemen Persis saja, tapi ikon Persis Solo? juga ikon masyarakat kota Solo untuk 2. Bagaimana peranan Pangeran Persis. Sambernyawa dalam membentuk 2. Nggih.. saya berharap juga nanti peran semangat suporter Pasoepati? dari pendukungnya itu sama seperti
156
perjuangan RM Said atau Sambernyawa, jadi pendukung Persis itu sangat gigih untuk mendukung timnya bermain. Dimanapun tim ini bermain, entah “Home” atau “Away” mendukung dengan totalitas. Nilai- Nilai 1. Mengapa Pangeran Sambernyawa 1. Kalau itu ya itu tadi mas, beliau seorang Tokoh menjadi tokoh yang perlu pemimpin yang memang mempunyai diteladani oleh para suporter prinsip, benar-benar gigi berjuang Pasoepati? memerdekan diri dan juga beliau dari 2. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari Mangkunegaran juga yang istilahnya Pangeran Sambernyawa yang perlu Persis lahir dari Mangkunegaran makanya ditanamkan kepada Pasoepati? kita kenapa, kita teladanilah RM Said itu 3. Bagaimana penerapan nilai-nilai sebagai ikonnya. kepahlawanan dalam membentuk 2. Yaitu mas, perjuangan yang gigih itu tadi, sikap positif suporter Pasoepati? perjuangan yang gigih istilahnya sampai darah penghabisan dalam mendukung dan belia adalah seorang pejuang yang gigih bagaimana masyarakat pada haman dahulu tidak mau kalah dengan VOC 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan “Jadi sebenarnya Pasoepati itu sudah Manajemen tim Persis Solo dalam implementasi nilai- nilai mengenal siapa Sambernyawa, dari kepahlawanan Pangeran pemahaman nilai kepahlawanan Sambernyawa terhadap Pangeran Sambernyawa bagi supporter sudah mengenal siapa beliau suporter Pasoepati? suporter Pasoepati? melalui membaca buku dan sebagainya, 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa dapat ternyata inilah beliau yang menjadi mempengaruhi semangat suporter
157
Pasoepati dalam mendukung tim ikonnya Persis. Persis Solo? 3. Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan 1. Salah satunya itu. Terkait pengenalan manajemen Persis Solo dalam bahwa inilah ikon Persis Solo, makanya menanamkan nilai kepahlawanan sekali waktu kita launchin di Pangeran Sambernyawa kepada Mangkunegaran yang pendukung yang suporter Pasoepati? nyuwun sewu istilahnya masih dibawah 2. Pada kesempatan apa proses umur mengetahui yang terjadi di Persis. pemahaman nilai kepahlawanan 2. Itupun kita pernah ziarah ke makam Pangeran Sambernyawa dilakukan beliau yaa tahu 2017 satu tim kita ziarah terhadap suporter Pasoepati? ke makam RM Said. 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik 3. Pada saat di Mangkunegaran itu ya pada dengan cara yang disampaikan oleh tertarik, Pasoepati ya penuh full. manajemen tim Persis Solo? 4. Belum mas 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan?
158
Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati sebelum ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan kepada suporter Pasoepati? 3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati setelah ditanamkan nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Bagaimana 1. Apa yang menjadi kendala dari 1. Jadi memang yang hanya istilahnya tau kendala dalam pemahaman manajemen Persis manajemen Persis Solo dalam aja, cuman terkait Sambernyawa itu kan nilai kepahlawanan Solo dalam pemahaman nilai-nilai belum tau, jadi mungkin untuk kedepan Pangeran Sambernyawa menghadapi kepahlawanan Pangeran kita akan memberikan informasi kenapa terhadap Suporter kendala pada saat Sambernyawa kepada suporter Sambernyawa dijadikan Ikon, di Pasoepati? pemahaman nilai- Pasoepati? pemainpun saya sering utarakan mas 2. Bagaimana manajemen Persis Solo bahwa kalian(pemain) itu pejuang nilai dalam menghadapi kendala pada Sambernyawa, jadi polah tingkahnya kepahlawanan saat pemahaman nilai-nilai harus ditiru, berjuang dengan gigih tanpa Pangeran kepahlawanan Pangeran pamrih, saya sering ngomong ke pemain Sambernyawa Sambernyawa kepada suporter seperti itu, paling tidak rasa meilikinya
159
kepada suporter Pasoepati? Persis Solo itu semakin tinggi. Pasoepati?Internal Faktor Eksternal 1. Apa kendala manajemen Persis 1. Yang jelas untuk kendala tahun 2019 ini Solo selama kompetisi bergulir? adalah “homebase” mas… yang harusnya 2. Evaluas apa yang dilakukan di Manahan tapi kita pergi keluar kota, Manajemen Persis Solo ketika karena di Manahan sedang proses Suporter bermasalah?manajemen renovasi yang dalam arti kata pemain Persis Solo dalam mengatasi kedua belas tidak sedekat ketika kita kendala tersebut? berhombase di rumah sendiri, minimal itu 3. Bagaimana manajemen Persis Solo mas. Karena kalua dukungan di kendang mengatasi masalah ketika suporter sendiri dengan dukungan yang sangat Pasoepati terkena masalah baik penuh rasanya beda. ketertiban maupun keamanan? 2. Yang jelas tanggung jawab penuh ada di 4. Bagaimana cara manajemen manajemen Persis Solo, karena tidak bias membangkitkan tim Persis Solo sendiri-sendiri mas, karena diregulasi ketika dalam masalah? peanggung jawab sepenuhnya itu ada di 5. Evaluasi apa yang dilakukan manajemen, apabila ada bentrokan dan Manajemen Persis Solo ketika sebagainya bagaimana manajemen Suporter bermasalah? membuat supporter itu lebih baik lagi, ya walaupun kena denda kan sebenernya yang kena denda bukan suporternya, tapi manajemen. 3. Yaa paling tidak kita kan punya regulasi mas, terkait dengan cara menonton yang baik dengan tidak menyalakan flare, tidak boleh botol dileempar, hal-hal semacam itu harus disosialisasikan kepada
160
pendukung. Jadi waktu mereka mendukung bias tertib, dan juga kalua ada bentrokan juga harus disosialisasikan, karena kalua ada bentrokan, karena kalua ada bentrokan kan yang kena imbasnya pasti tim, entah itu tidak ada perijinan keluar dan sebagainya.
161
LAMPIRAN 5 TRANSKRIP WAWANCARA DPP PASOEPATI Nama : Purdoko Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, Juni 1982 Jabatan : Mendagri DPP Pasoepati Alamat : Joyotakan, RT 03/RW 01 Srengan Nomor HP : 081327356682 Waktu Wawancara : Manahan, 26 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apa yang menjadi latar belakang 1. Yaa.. karena ini mas Solo kan, kepahlawanan Pangeran Pangeran Sambernyawa dijadikan karena dinamakan Laskar Sambernyawa perlu sebagai sebutan laskar bagi tim Persis Sambernyawa kan menganut kiblat ditanamkan kepada Solo? dari Raden Mas Said raja suporter Pasoepati? 2. Kapan Pangeran Sambernyawa dikenal Mangkunegara pertama, itu karena sebagai identitas figur dari Persis Solo? dia mempunyai semangat yang 3. Kenapa Persis Solo dianggap sebagai tinngi, semangat yang tidak pantang laskar Sambernyawa oleh para Pasoepati? menyerah itu saja. 2. Yaa 1923 itu
162
Peristiwa dan 1. Bagaimana peranan Pangeran 1. Ya mempengaruhi kadang mas, Peranan Tokoh Sambernyawa dalam membentuk mungkin diambil yang baik aja semangat suporter Pasoepati? yang positif aja, tentang 2. Apa peristiwa yang membuat Pangeran semangatnya, berjiwa kesatria, Sambernyawa dijadikan figur oleh pantang menyerah, pantang mundur Pasoepati sebagai nama laskar? 2. Yaa penyerangan terhadap VOC itu, sering melibas VOC Nilai- Nilai 1. Apa nilai-nilai kepahlawanan dari 1. Yaa loyalitasnya itu, karena gaada Tokoh Pangeran Sambernyawa yang perlu tim lain lah. ditanamkan kepada Pasoepati? 2. Karena Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana penerapan nilai-nilai mungkin berjiwa ksatria ingin kepahlawanan dalam membentuk sikap mempersatukan semua elemen. positif suporter Pasoepati? 3. Mengapa Pangeran Sambernyawa menjadi tokoh yang perlu diteladani oleh para suporter Pasoepati? 2. Bagaimana cara Perencanaan 1. Apa yang menjadi tujuan Dewan 1. Sejauh ini ada tapi jarang implementasi nilai- nilai Pengurus Pusat dalam pemahaman nilai 2. Istilahnya semacam gathering itu kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran Sambernyawa tadi Sambernyawa terhadap bagi suporter Pasoepati? 3. Yaa denga kita mengundang figure- suporter Pasoepati? 2. Apakah figur Pangeran Sambernyawa figur yang tau tentang sejarah Persis dapat mempengaruhi semangat suporter Solo. Pasoepati dalam mendukung tim Persis 4. Pertandingan tahun kemarin kita Solo? bikin koreografi alap-alap 3. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat Sambernyawa, jadi pangeran Pasoepati dalam menanamkan nilai-nilai Sambernyawa terbang dengan alap- kepahlawanan Pangeran Sambernyawa alap, ya itu dari tim kreativitas kepada suporter Pasoepati? Curva Nord Sambernyawa.
163
4. Kegiatan apa saja yang disiapkan dan direncanakan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam upaya menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Pelaksanaan 1. Bagaimana cara yang digunakan Dewan 5. Pengurus Pusat Pasoepati dalam menanamkan nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? 2. Pada kesempatan apa proses pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati terhadap anggota suporter Pasoepati? 3. Apakah suporter Pasoepati tertarik dengan cara yang disampaikan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? 4. Apakah sebelumnya pemahaman nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa sudah pernah dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap suporter Pasoepati 1. Semisal itu menamankannya begini sebelum ditanamkan nilai-nilai mas, semisal launching tim kan kepahlawanan Pangeran Sambenyawa? dilaksanakan di pura 2. Bagaimana hasil setelah pemahaman nilai Mangkunegaran, disitu kitakan kepahlawanan Pangeran Sambernyawa memulai lagi napak tilas, kan itu dilakukan kepada suporter Pasoepati? juga istilahnya biar mereka tau
164
3. Bagaimana perilaku suporter Pasoepati sejarah, kenap dilakukan di setelah ditanamkan nilai-nilai Mangkunegaran yak arena kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Sambernyawa berasal dari 4. Evaluasi apa yang dilakukan setelah Mangkunegaran, marwahnya ada di pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Mangkunegaran. Pangeran Sambernyawa terhadap suporter Pasoepati? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala dari Dewan - kendala dalam pemahaman Pengurus Pusat Pasoepati dalam nilai kepahlawanan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa Pangeran Sambernyawa kepada suporter terhadap Suporter Pasoepati? Pasoepati? 2. BagaimanaDewan Pengurus Pusat Pasoepati dalam menghadapi kendala pada saat pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada suporter Pasoepati? Faktor Eksternal 1. Apa kendala Dewan Pengurus Pusat 1. Kendalanya sih waktu pertandingan Pasoepati selama mengkoordinasi ada gesekan itu sulit untuk anggota Pasoepati? mengantisipasi, kadang kan mereka 2. Apa yang dilakukan Dewan Pengurus nggak mau dikontrol ketika ada Pusat Pasoepati dalam mengatasi kendala benturan. tersebut? 2. Yaa itukan di DPP itu mebawahi 3. Apa tanggapan Dewan Pengurus Pusat korwil, korwil punya korlap dan Pasoepati ketika suporter Pasoepati mebawahi suku dibawah komando terkena masalah baik ketertiban maupun Menhankam DPP Pasoepati, jadi keamanan? mereka harus tau korwilnya siapa, 4. Bagaimana Dewan Pengurus Pusat biar teroganisir.
165
Pasoepati mengatasi masalah ketika 3. Kalau didunia supporter itu wajar suporter Pasoepati terkena masalah baik sih mas, jadi yang mengatur tetap ketertiban maupun keamanan? korlapnya 5. Bagaimana cara Dewan Pengurus Pusat 4. Yaitu tergantung terkoordinir, tapi Pasoepati memberi dukungan ketika secara umum mereka jadi tanggung terjadi permasalahan antar suporter jawab DPP, ya tadi kembali ke Pasoepati maupun Pasoepati dengan korlap dan Menhankam, pernah suporter lain? mas Presiden Pasoepati jadi jaminan kemanan, contoh lawan PSIM kemarin, Presiden Pasoepati menjadi jaminan buat kepolisian terlebih laha-laga panas,
166
LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA ANGGOTA SUPORTER PASOEPATI Nama : Tomy Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 30 Juli 1982 Pekerjaan : Wiraswasta/ Ketua Korwil Pasoepati Banjarsari Alamat : Jebres, Surakarta Nomor HP : 085725007042 Waktu Wawancara : Manahan, 25 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Apakah yang saudara ketahui 1. Raden Mas Said atau kepahlawanan Pangeran tentang nama Pangeran Mangkunegara pertama Sambernyawa perlu Sambernyawa? 2. Sambernyawa itu panji perang ditanamkan kepada 2. Siapakah tokoh Pangeran Raden Mas Said untuk melawan suporter Pasoepati? Sambernyawa? VOC 3. Darimana asal Pangeran 3. Dari Mangkunegaran Sambernyawa? 4. – 4. Bagaimana asal-usul nama 5. Sejak saya melihat Persis itu Pangeran Sambernyawa? hamper mayoritas senior-senior 5. Sejak kapan Pangeran saya memberitahu bahwa Sambernyawa dikenal sebagai figur Sambernyawa itu julukannya Persis Persis Solo? Solo.
167
6. Sejak kapan anda mengetahui 6. Saya mendukung sejak tahun 1999 bahwa Pangeran Sambernyawa sudah kenal Persis waktu divisi 2 merupakan tokoh yang digunakan Zona Jateng. sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Perang melawan Voc itu mas, Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? mengibarkan bendera perang 2. Apakah anda mengetahui peranan dengan nama panji perang Pangeran Sambernyawa bagi Sambernyawa Mangkunegaran? 2. Beliau sebagai raja dan juga panglima perang, Raden Mas Said sebagai tokoh perlawanan kepada VOC. Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Yaa perjuangannya itu mas dari sosok Pangeran Sambernyawa? 2. Yaa lebih termotivasi mas, disaat 2. Apakah anda lebih semangat dalam kita mendukung tim itu, kayaknya mendukung tim Persis Solo ketika rohnya itu memang adanya di Solo, ditanamkan nilai-nilai ketika main di Solo sendiri kaya kepahlawanan Pangeran merasuki. Jadi ketika bernyani itu Sambernyawa? 2x45 menit tanpa henti 3. Apakah figur Pangeran 3. Kalau bola memang suka mas, Sambernyawa membuat anda lebih hobi. Saya dulu juga pemain sepak fanatik dalam mendukung Persis bola sampai di Piala Soeratin, tapi Solo? rejeki nggak jadi pemain. 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda 4. Selama waktu tidak mengganggu terhadap tim Persis Solo? kerja kita tetap berangkat, 5. Pernahkah anda berkorban demi walaupun diluar kota ya harus mendukung tim Persis Solo? pintar bagi waktu, soalnya
168
keberuntungannya kitakan swasta jadi tidak terikat. Gimana caranya yaa saya meluangkan waktu, kan saya diutus jadi ketua, tapi gak memaksakan waktu kerja juga, kalu temen-temen ada acara ya ayo, kalua ada perkumpulan dan rapat ya ayo saja, alhamdulllah bias terus 5. Kalau berkorban itu pasti mas, waktu, materi itu pasti, kalua nonton Persis terjauh ya ke Tangerang dan Surabaya tapi kalua nyebrang pulau belum ada waktu. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Saya setuju banget, karena implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai perjuangan beliau melawan, dan kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran dijadikan spirit ohh iyo inilo Sambernyawa terhadap Sambernyawa? perlawanan Sambernyawa itu kaya suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang gini, kita ambil sisi positifnya nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Raden Mas Said panji perlawanan Sambernyawa? memperjuangkan apa ya kita 3. Apakah sebelumnya anda pernah tanamkan ke supporter, kita dukung mendapatkan kegiatan yang tim ya harus sportif, total dan berhubungan dengan pemahaman nggak neko-neko. nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 2. Jarang sih mas, Cuma nyenti-
169
Sambernyawa? nyentil sedikit aja, kalua rapat ya 4. Bagaimana menurut anda tentang kita bahas suporternya. Dalam pemahaman nilai-nilai mendukung tim itu gimana, kepahlawanan Pangeran pengurus DPP itu harus gimana, Sambernyawa kepada para suporter alhamdulillah semua terbuka sih Pasoepati? mas 3. Belum, kalua aliansi supporter seluruh Solo pernah tapi belum mendalam, karena fokusnya ke tim semua. Sejarah banyak yang belajar sendiri-sendiri, mungkin ga ono wektune sih mas. Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. – kegiatan pemahaman nilai-nilai 2. Kalau saya kerja kerasnya beliau kepahlawanan Pangeran wong dia berjuang tanpa kenal Sambernyawa? lelah sampai akhir hayatnya, ya 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- keseharian itu yang saya terapkan nilai kepahlawanan Pangeran di kerjaan, tulus tanpa mengenal Sambernyawa dalam kehidupan Lelah kalua diambil dari Raden anda sehari-hari? Mas Said 3. Apakah anda merasa lebih 3. Sama juga mas, kita buat tim ya memiliki kebanggaan dan dalam gak mikir untung rugi, ya dengan mendukung tim Persis Solo? materi kita sendiri, kadang ketika 4. Apakah sikap anda yang gak punya materi ya kita jual apa mencerminkan nilai-nilai yang kita punya untuk mendukung kepahlawanan Pangeran tim istilahnya piye carane isoh Sambernyawa? nonton ning adoh kono, yang 5. Apa yang dapat anda lakukan penting gak mikir untung ruginya.
170
dalam meneladani Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan sehari-hari? 6. Apa anda lebih semnagat dalam mendukung tim Persis Solo dengan adanya figur Pangeran Sambernyawa? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Kendala biasanya waktu, kalu kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis kerjanya gabisa ditinggal ya gabisa, nilai kepahlawanan Solo? kalau dikandang mayoritas bias Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi terus, tapi kalau awayday kita yak terhadap Suporter kendala tersebut? karena waktu. Misal dikarawang Pasoepati? bias ditempuh dua hari yaa kerjaan kita tinggal 2. Yaa streaming mas kalua gak ya nonton bareng, pasti ada komunikasi untuk nobar. Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Ada itu mas pasti ada gesekan, dengan suporter tim sepakbola Cuma gimana kita meredamnya. lain? Kalau PSIM pure kita memang 2. Bagaimana anda menyelesaikan rivalitas, kalua supporter lain kaya permasalahan tersebut? di Rembang dulu ya pernah 3. Apakah anda pernah mengeluh gesekan di Semarang juga, Di dalam mendukung tim Persis Solo? Indonesia kan banyak kultur mas 4. Hal apa yang anda lakukan ketika kita kembalikan lagii bagaimana menyuarakan keluhan anda mengendalikan emosi itu. Kalu terhadap tim Persis Solo? mengalami tragedy paling parah ya ketika di Ciamis, itu saya dua bis
171
besar hancur semua kita ganti rugi smpai 22 juta, kalua di Tangeran kita dilempari batu, itu udah biasa 2. Yaa kita musyawarah antar atasan, terus kita terapkan ke bawah, kaya kemarin kan sama Sleman, dengan adanya turunkan ego kita bias seduluran lagi. 3. Kalau saya sih soal manajemen, kalua soal kalah menang itu biasa, dulu malah pernah kalah terus. Yaa saya berharap manajemen diurus secara professional 4. Kita kan ada DPP, kita keluhkan nanti DPP buat forum besar lagi nanti dengan memanggil manajemen, inilo teriakan supporter kaya gini. Kemarin kita sempat demo di balaikota yaitu ternyata manajemennya kaya gitu nggak bener, saya sebagai orator waktu itu. Yaa kita bisanya ya mengadu pak Walikota karena pemanggku di wilayah kita.
172
Nama : M. Nur Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 25 Februari 1986 Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jagalan RT 02/05 Laweyan, Surakarta Nomor HP : 085725656540 Waktu Wawancara : Laweyan, 25 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Kalau dari pribadi yang saya tahu kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Raden Mas Said, salah satu putra Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran atau bangsaawan di kerajaan ditanamkan kepada Sambernyawa? Keraton Solo suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama 2. Setahu saya dari MAtaram Pangeran Sambernyawa? 3. Kalua secara pasti saya lupa, dulu 4. Sejak kapan Pangeran pernah diajari tapi lupa Sambernyawa dikenal sebagai figur 4. Ohh sejak awal, Pasoepati kan Persis Solo? berdiri tahun 2000an ya 5. Sejak kapan anda mengetahui kemungkinan tahun itu lascar bahwa Pangeran Sambernyawa Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Setahu saya dulu Pangeran tentang Pangeran Sambernyawa? Sambernyawa memimpin laskarnya
173
Tokoh 3. Apakah anda mengetahui peranan melawan Penjajah Pangeran Sambernyawa bagi 2. Ya sebagai salah satu Putra dan Mangkunegaran? menjadi raja Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Yaa semangat juangnya melawan dari sosok Pangeran Sambernyawa? ketidakadlian dan penjajahan, 2. Apakah anda lebih semangat dalam menolong rakyat juga dan sakti mendukung tim Persis Solo ketika juga ditanamkan nilai-nilai 2. Kalau saya pribadi agak kepahlawanan Pangeran berpengaruh juga Sambernyawa? 3. Kalau dalam artian mendukung tim 3. Apakah figur Pangeran sepak boa kesayanagn dalam arti Sambernyawa membuat anda lebih positif ya 100% fanatic, tapi ya fanatik dalam mendukung Persis nggak mendukung secara membabi Solo? buta, kalah tidak terima ya engga 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda kita positif aja terhadap tim Persis Solo? 4. Kalau ada kebetulan main 5. Pernahkah anda berkorban demi dikandang pasti dating, kalua away mendukung tim Persis Solo? kadang-kadang juga 5. Dulu pernah waktu kerja ketika lawan tim besar saya sempat ijin setengah hari. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Yaa tertarik soalnya positif biar implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai supporter tahu bahwa ada kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran pahlawan di tanah jawa melawan Sambernyawa terhadap Sambernyawa? Belanda, semangatnya bias ditiru suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang diaplikasikan dalam mendukung nilai-nilai kepahlawanan Pangeran khususnya tim Persis Solo Sambernyawa? 2. Kalau saya kebetulan tidak terlalu
174
3. Apakah sebelumnya anda pernah aktif dalam keanggotaan, belum mendapatkan kegiatan yang pernah ikut kegiatan tersebut berhubungan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Yaa bagus, karena selain kegiatan pemahaman nilai-nilai mendukung sepakbola bias kepahlawanan Pangeran diaplikasikan ke hal-hal lainnya Sambernyawa? 2. Kalau dalam lingkup didunia saya 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- ya, dalam artian bekerja ya kita nilai kepahlawanan Pangeran jangan sampai putus asa, males- Sambernyawa dalam kehidupan malesan, seperti contohnya anda sehari-hari? Sambernyawa ketika pantang 3. Apakah anda merasa lebih menyerah memiliki kebanggaan dan dalam 3. Yaa bangga, tim asli Solo mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Mungkin sekarang waktu, karena kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis kerja juga nilai kepahlawanan Solo? 2. Ya kalua da pekerjaan yang longgar Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi ya kita nonton, kalu tidak ya terhadap Suporter kendala tersebut? terpaksa kita nggak nonton Pasoepati?
175
Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Saya pribadi alhamdulillah belum dengan suporter tim sepakbola 2. – lain? 3. Ya waktu kalah, saya sedih. 2. Bagaimana anda menyelesaikan Mungkin 2-3 tahun lalu bias masuk permasalahan tersebut? Liga 1 tapi manajemennya itu gak 3. Apakah anda pernah mengeluh serius gitu dalam mendukung tim Persis Solo? 4. Yaa mungkin Cuma medsos aja sih. 4. Hal apa yang anda lakukan ketika menyuarakan keluhan anda terhadap tim Persis Solo?
Nama : Azid Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 25 Februari 1999 Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Gonilan Nomor HP : 0895392891523 Waktu Wawancara : Gonilan, 25 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Kalau spesifiknya gatau mas, kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Raden Mas Said dari keraton Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran Surakarta Sambernyawa? 2. Kalua itu kurang tahu
176
ditanamkan kepada 3. Bagaimana asal-usul nama 3. – suporter Pasoepati? Pangeran Sambernyawa? 4. Kalau saya sih awalnya 2007an 4. Sejak kapan Pangeran ketika Sd Sambernyawa dikenal sebagai figur Persis Solo? 5. Sejak kapan anda mengetahui bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? 2. Apakah anda mengetahui peranan Pangeran Sambernyawa bagi Mangkunegaran? Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. – dari sosok Pangeran Sambernyawa? 2. – 2. Apakah anda lebih semangat dalam 3. – mendukung tim Persis Solo ketika 4. Ya setiap laga kendang tetep ditanamkan nilai-nilai nonton, kalua tandang tergantung kepahlawanan Pangeran uang, terjauh sampai kediri baru- Sambernyawa? baru ini 3. Apakah figur Pangeran 5. Kalau saya sih tetep taat aturan dan Sambernyawa membuat anda lebih kalua ada waktu ya tetap nonton fanatik dalam mendukung Persis Solo? 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda terhadap tim Persis Solo?
177
5. Pernahkah anda berkorban demi mendukung tim Persis Solo? 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Yaa mungkin bakal tertarik mas implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai 2. Belum pernah mas kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran 3. – Sambernyawa terhadap Sambernyawa? 4. - suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 3. Apakah sebelumnya anda pernah mendapatkan kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada kegiatan pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa dalam kehidupan anda sehari-hari? 3. Apakah anda merasa lebih
178
memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Ya paling kendala ya kerja, waktu, kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis kalu biaya masih bias dicari nilai kepahlawanan Solo? 2. Sampai ijin sih pernah, ketika away Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi ke Rembang terhadap Suporter kendala tersebut? Pasoepati?
Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Pernah, itu pasti di Rembang dengan suporter tim sepakbola kemarin, sama supporter Rembang. lain? Terus di Manahan paling ya Cuma 2. Bagaimana anda menyelesaikan ejek-ejek aja. permasalahan tersebut? 2. Ya kalau disana mulai kita ya jadi 3. Apakah anda pernah mengeluh bar-bar, dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Ya ngeluh ya keadaan manajemen, 4. Hal apa yang anda lakukan ketika soalnya tidak bersinergi sama menyuarakan keluhan anda supporter, jadinya beda pemikiran terhadap tim Persis Solo? tidak sejalur 4. kita bikin banner tahun ini soal keluhan itu. Kalua medsos nggak oernah sih
179
Nama : Aditomo Susilo Nugroho Tempat, Tanggal Lahir : Sungaitako, 7 Mei 1999 Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Gagaksipat RT 03/04, Ngemplak, Boyolali Nomor HP : 0895363030864 Waktu Wawancara : Semarang, 20 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Waduh nak ditanya gini jadi dadi kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? mas, nama aslinya Raden Mas Said Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran 2. Kalau dinamakan Sambernyawa ditanamkan kepada Sambernyawa? kan karena ketokohannya terus suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama perjalanan hidupnya yang sering Pangeran Sambernyawa? jadi ancaman bagi musuhnya, 4. Sejak kapan Pangeran Belanda maupun Jogja Sambernyawa dikenal sebagai figur 3. Kalau Sambernyawa kan Persis Solo? Mangkunegaran 5. Sejak kapan anda mengetahui 4. Kalu Persis Solo mebggunakan itu bahwa Pangeran Sambernyawa dari perserikatan kalua nggak salah, merupakan tokoh yang digunakan jadi dulu itu tim-tim mengambil sebagai nama laskar bagi Persis ketokohan daerah tersebut. Solo? 5. 2004an
180
Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Peristiwa yang diinget palin Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? perlawanan dengan kesultanan dan 2. Apakah anda mengetahui peranan salah satu tokoh yang menentang Pangeran Sambernyawa bagi Perjanjian Giyanti karena itu Mangkunegaran? memecah merugikan Mataram, terus perang berhari-hari dia dikepung diserang tapi dia bias lolos dan malah mengobrak-abrik kesultanan 2. Raja pertama Mangkunegara, waktu itukan ada dua kerajaan kasultanan dan kasunanan dan di solo dipecah kasunanan dan mangkunegaran Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Berani, pantang mundur, tidak dari sosok Pangeran Sambernyawa? takut dengan segala rintangan, 2. Apakah anda lebih semangat dalam percaya dengan kekuatan dan mendukung tim Persis Solo ketika pasukannya. Pendiriannya kuat dan ditanamkan nilai-nilai kokoh kepahlawanan Pangeran 2. Kalau berpengaruh signifikan sih Sambernyawa? tidak tapi mengalir saja, Cuma 3. Apakah figur Pangeran dulunya dia pantang menyerah nah Sambernyawa membuat anda lebih harapnnya dibawa ke dunia fanatik dalam mendukung Persis suporteran. Solo? 3. Berpengaruh karena cah-cah ki 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda biasane geger ketemu musuh ne terhadap tim Persis Solo? kora “Tiji tibeh” mati siji mati 5. Pernahkah anda berkorban demi kabeh ya mukti siji mukti kabeh itu
181
mendukung tim Persis Solo? jadi semboyan yang diinget sih. 4. Yang penting sih tiket, support menag kalah dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan tim 5. Kalau materi tidak terhitung, kuliah ngebolg semester 4-6 , tawur sampai ke fisik, bukan fanatic sih mas, lebih ke resiko, Cuma kepuasaan pribadi aja. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Kalau aku tertarik, mengkin bias implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai mengedukasi teman yang lain, nilai kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran positif diambil diterapkan dan Sambernyawa terhadap Sambernyawa? paham sejarah. suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang 2. – nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 3. Sebenere belum pernah, saya kan Sambernyawa? termasuk Campus boys, kalua 3. Apakah sebelumnya anda pernah temen-temen Campus boy paling mendapatkan kegiatan yang gencar edukasi diskusi, sempat berhubungan dengan pemahaman diskusi pernah dibahas di sosmed nilai-nilai kepahlawanan Pangeran juga. Sambernyawa? 4. Sebenernya pemahaman nilai, 4. Bagaimana menurut anda tentang sampai sekarang sebenernya bukan pemahaman nilai-nilai ke supporter tapi masih ke tim, tim kepahlawanan Pangeran Persis dari 2014 dengan slogan Sambernyawa kepada para suporter “Mulat Sarira Hangrasa Wani” Pasoepati? terus 3 dharma Persis, 3 Dharma Sambernyawa, untuk beberapa tahunterakir belum pernah, tapi
182
dulu tim persis itu ziarah Ke makam Sambernyawa sebelum kompetisi bergulir. Pernah kita bilang ke pemain bahwa tanggung jawabmu bukan sekedar main apik tapi harus hormati tim, kota dan nama besar Sambernyawa. Mungkin magisnya karena rasa memiliki semangat kedaerahannya, Sambernyawa itu Namanya sangat ditakuti dan terkenal jadi untuk ditaruh di julukan tim ya harapannya seperti itu. Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Kalu untuk supporter ya keberanian kegiatan pemahaman nilai-nilai dan pendirian, kalua semisal geger kepahlawanan Pangeran ya tabrak jangan ada kata mundur Sambernyawa? sebelum berperang, senangnya 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- kaya gitu, sebenernya Cuma nilai kepahlawanan Pangeran provokasi sedikit, tapi yang Sambernyawa dalam kehidupan kepancing satu bus. anda sehari-hari? 2. Paling ya keberanian kegigihan 3. Apakah anda merasa lebih 3. Ya bangga memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Materi sih itu kadang gaada, Waktu kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis juga jarang dan juga ya paling nilai kepahlawanan Solo? dilarang polisi buat dating Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi 2. Kalau saya tetap nekat, 2017 di
183
terhadap Suporter kendala tersebut? Semarang tetap berangkat, Pasoepati? Rembang juga, di Bantul juga dilarang dari Prambanan sudah di blockade tapi ya tetap tembus Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Pernah, kalau yang pertama antara dengan suporter tim sepakbola PAsoepati sama Surakartans, Jogja lain? Brajamusti, BCS, Snex Semarang, 2. Bagaimana anda menyelesaikan Arema terus Bonek Jawa timur, permasalahan tersebut? terus Ciamis, Tangeran tahun 3. Apakah anda pernah mengeluh kemarin, Cilegon. dalam mendukung tim Persis Solo? 2. Kalau supporter ya kalau jual kita 4. Hal apa yang anda lakukan ketika beli menyuarakan keluhan anda 3. Kalua mengeluh Cuma terhadap tim Persis Solo? kepengurusannya. Entah liga 2 atau 3, kowe ndukung tim langsung kui wes seneng, kalu harapane tinggi nak ora kecapai malah sakit. Kekecewaan itu ya berpengaruh ke selanjutnya. Apalagi mikir untung rugi berarti ya gak ikhlas. 4. Sebenere awale kita bikin diskusi, intervensi ke tim itu bukan supporter, kita hanya sebatas supporter tribun. MIsale diluar kewenangan supporter ya harus ada batas. Kalau manajemen jelek terkait tim baru supporter bisa masuk.
184
Nama : Muhammad Faqih Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 13 Februari 1999 Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Colomadu, Karanganyar Nomor HP : 08827318842 Waktu Wawancara : Semarang, 20 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Pangeran Sambernya ki lahir ning kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? Kartosuro, keturunan Keraton. Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran Mulai 14 tahun mulai ikut gerilya, ditanamkan kepada Sambernyawa? Pas kejadian karo Belanda kan ra suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama trimo akhire melu perang, Akhire Pangeran Sambernyawa? beranjak dewasa bias memimpin 4. Sejak kapan Pangeran 2. Sambernyawa niku dijuluki seko Sambernyawa dikenal sebagai figur Belandane, soale tentang sikape Persis Solo? Pangeran Sambernyawa, ora 5. Sejak kapan anda mengetahui gampang menyerah, wani pokoke. bahwa Pangeran Sambernyawa 3. – merupakan tokoh yang digunakan 4. Sejak Sd malah mas sebagai nama laskar bagi Persis Solo?
185
Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Peristiwa perang keraton Surakarta, Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? melawan Penjajah Belanda niku 2. Apakah anda mengetahui peranan 2. Perane di Mangkunegaran itu Pangeran Sambernyawa bagi sebagai anak, nggih beranjak usia Mangkunegaran? niku akhire diangkat jadi Pangeran Mangkunegaran mergo sikape sing wani mimpin. Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Ora gampang menyerah sih mas, dari sosok Pangeran Sambernyawa? berani 2. Apakah anda lebih semangat dalam 2. Semangat tentang dukung Persis mendukung tim Persis Solo ketika Solo sih tentang harga diri sihmas ditanamkan nilai-nilai apalagi sama rival, seperti PSIM kepahlawanan Pangeran 3. Nggak terlalu memandang figure Sambernyawa? sih mas, sebelumnya kan rebut 3. Apakah figur Pangeran gara-gara Psywar sih mas Sambernyawa membuat anda lebih 4. Nggih nonton pas away apalagi fanatik dalam mendukung Persis sekarang main di Madiun Solo? 5. Pernah mas ngedol klambi sepatu 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda terhadap tim Persis Solo? 5. Pernahkah anda berkorban demi mendukung tim Persis Solo? 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Perlu sih mas biar mengenal implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai sejarah, tahu asal-usul kenapa kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran dijuluki lascar Sambernyawa, terus Sambernyawa terhadap Sambernyawa? ada semboyannya “Mulat Sarira suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang Hangrasa Wani” ya gitu. nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 2. –
186
Sambernyawa? 3. Buat Pasoepati kayanya pernah, 3. Apakah sebelumnya anda pernah kalu manajemen kurang tahu mendapatkan kegiatan yang 4. Sangat perlu mas soalnya dari berhubungan dengan pemahaman sikap,sifat Sambernyawa banyak nilai-nilai kepahlawanan Pangeran nilai positif yang dapat diitiru Sambernyawa? Pasoepati 4. Bagaimana menurut anda tentang pemahaman nilai-nilai kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Yaa lebih dewasa lebih bias kegiatan pemahaman nilai-nilai mengaca kalu Persis Solo kan kepahlawanan Pangeran bersejarah, ya lebih dewasa Sambernyawa? 2. Kalau ada masalah ya tidak mudah 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- menyerah, kalua ada apa-apa ya nilai kepahlawanan Pangeran kudu wani Sambernyawa dalam kehidupan 3. Bangga banget , punya rasa kaya anda sehari-hari? gitu 3. Apakah anda merasa lebih memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Mungkin tentang homebase, kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis sekarang kan laggi di Madiun nilai kepahlawanan Solo? karena Manahan direnovasi, saya Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi juga kuliah di Semarang jadi jauh terhadap Suporter kendala tersebut? 2. Diluangin waktu, uang
187
Pasoepati?
Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Pernah mas, waktu sama Semarang dengan suporter tim sepakbola waktu di final Polda Jateng, Kendal lain? juga di Mangkang 2. Bagaimana anda menyelesaikan 2. Kalau ada masalah ya dirampungke permasalahan tersebut? apik-apik mas, ya gamau neko- 3. Apakah anda pernah mengeluh neko dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Mengeluh pernah mas ketika 4. Hal apa yang anda lakukan ketika manajemen bobrok dan kalahan menyuarakan keluhan anda terus terhadap tim Persis Solo? 4. Kalau aku sih lewat medsos sih mas ke manajemen ke pemain dan offisialnya.
Nama : Agung Daryono Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 29 April 1983 Pekerjaan : Swasta Alamat : Kartasura Nomor HP : 08213923983 Waktu Wawancara : Madiun, 26 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban
188
1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Raja dari kerajaan Mangkunegaran kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? 2. Yaa tadi mas, Mangkunegaran Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran 3. Kalau ngga salah itu, waktu jaman ditanamkan kepada Sambernyawa? penjajahan beliau itu berperang suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama melawan Belanda, yaa beliau Pangeran Sambernyawa? menumpas para musuh-musuhnya 4. Sejak kapan Pangeran 4. Kalua itu kurang paham mas, Sambernyawa dikenal sebagai figur soalnya sejak nonton dulu ya sudah Persis Solo? dinamakan kaya gitu 5. Sejak kapan anda mengetahui 5. - bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan tokoh yang digunakan sebagai nama laskar bagi Persis Solo? Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Yaa, waktu jaman Belanda Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? melawan VOC itu 2. Apakah anda mengetahui peranan 2. Beliau jadi raja pertama Pangeran Sambernyawa bagi Mangkunegaran? Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Paling ya sikap berjuangnya, dari sosok Pangeran Sambernyawa? pantang menyerah sama rela 2. Apakah anda lebih semangat dalam berkorban aja, beliau kan dulu mendukung tim Persis Solo ketika memperjuangkan solo juga ditanamkan nilai-nilai 2. Pastinya ya mas, beliau kan kepahlawanan Pangeran pahlawan asli disini, jadi semangat Sambernyawa? beliau dalam memperjuangkan Solo 3. Apakah figur Pangeran ya pati kami ikuti Sambernyawa membuat anda lebih 3. Kurang lebihnya seperti itu, kan
189
fanatik dalam mendukung Persis Sambernyawa kan juga membela Solo? Solo dulu, jadi spiritnya yang 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda ditularkan ketika mendukung Persis terhadap tim Persis Solo? 4. Yaa nonton aja gini mas kalua saya, 5. Pernahkah anda berkorban demi tiap ada pertandingan kalua tidak mendukung tim Persis Solo? kerja ya wajib nonton 5. Yaa paling ya gini aja, nonton apalagi sekaranag kan lagi pindah di Madiun, otomatis pengeluaran bertambah, apalagi kan saya nonton itu sama istri sama anak dua, jadi yaa lebih lah biayannya. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Ya sebenernya ya tertarik mas, implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai apalagi kan Sambernyawa itu kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran pahlawan asli Solo yang wajib Sambernyawa terhadap Sambernyawa? dikenal dan diteladani suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang 2. Yaa kalau saya paling dulu Cuma nilai-nilai kepahlawanan Pangeran baca-baca aja, sama pas sekolah Sambernyawa? dulu dicritain guru saya 3. Apakah sebelumnya anda pernah 3. Yaa paling dari baca-baca sama mendapatkan kegiatan yang jaman sekolah saja mas berhubungan dengan pemahaman 4. Bagus sih mas, perlu sekali, karena nilai-nilai kepahlawanan Pangeran ya itu tadi Sambernyawa kan dari Sambernyawa? Solo dan juga keteladanan beliau 4. Bagaimana menurut anda tentang itu ya memang wajib ditiru sama pemahaman nilai-nilai supporter Persis kan. kepahlawanan Pangeran Sambernyawa kepada para suporter
190
Pasoepati? Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. Yaa mungkin tahu siapa kegiatan pemahaman nilai-nilai Sambernyawa itu kepahlawanan Pangeran 2. Yaa kaya waktu kerja saya ya Sambernyawa? selalu bekerja keras, semangat terus 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- apalagi udah berkeluarga, anak dua nilai kepahlawanan Pangeran 3. Pasti itu mas Sambernyawa dalam kehidupan anda sehari-hari? 3. Apakah anda merasa lebih memiliki kebanggaan dan dalam mendukung tim Persis Solo? 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Yaa waktu aja sih kalua saya kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis 2. Yaa saya gak memaksakan, kalua nilai kepahlawanan Solo? bias nonton ya berangkat Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi terhadap Suporter kendala tersebut? Pasoepati?
Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Jaman-jaman nom mungkin mas, dengan suporter tim sepakbola kalau sekarang ya engga wong lain? ngajak anak juga kan malu 2. Bagaimana anda menyelesaikan 2. yaa paling seleseikan baik-baik aja permasalahan tersebut? 3. engga sih mas wong bal-balan ki yo 3. Apakah anda pernah mengeluh menang kalah biasa dalam mendukung tim Persis Solo? 4. –
191
4. Hal apa yang anda lakukan ketika 5. menyuarakan keluhan anda terhadap tim Persis Solo?
Nama : Muhammad Fajar Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 13 Februari 2003 Pekerjaan : Pelajar/ SMA Alamat : Mojogedang, Karanganyar Nomor HP : 085333544898 Waktu Wawancara : Karanganyar, 22 September 2019 Rumusan Masalah Indikator Pertanyaan Jawaban 1. Mengapa nilai-nilai Identitas Tokoh 1. Siapakah tokoh Pangeran 1. Setau saya Pangeran Sambernyawa kepahlawanan Pangeran Sambernyawa? itu pahlawan yaa… pahlawan dari Sambernyawa perlu 2. Darimana asal Pangeran Solo, jadi pahlawan local dari Solo ditanamkan kepada Sambernyawa? gitu mas suporter Pasoepati? 3. Bagaimana asal-usul nama 2. Pangeran Sambernyawa berasal Pangeran Sambernyawa? dari Kartasura kalau gak salah mas 4. Sejak kapan Pangeran 3. Setau saya ya, Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai figur Sambernyawa dinamain Persis Solo? Sambernyawa didalam perang 5. Sejak kapan anda mengetahui melawan musuh-musuhnya kaya
192
bahwa Pangeran Sambernyawa mudah gitu lo mas merupakan tokoh yang digunakan 4. Kalau saya tahu mulai tahun kalua sebagai nama laskar bagi Persis gak salah umur 12, umur 12 kan Solo? udah tau kalua Sambernyawa itu melekat sebagai julukannya. SMP Peristiwa dan Peranan 1. Apa peristiwa yang anda ketahui 1. Kayak apa yaa, perjanjian apa ya.. Tokoh tentang Pangeran Sambernyawa? perjanjian Salatiga itu mas, 2. Apakah anda mengetahui peranan melawan VOC kalua gak salah di Pangeran Sambernyawa bagi Solo. Mangkunegaran? 2. Setau saya Pangeran Sambernyawa itu jadi raja pertama kalua gak salah Nilai- Nilai Tokoh 1. Hal apa yang dapat anda teladani 1. Itu Pangeran Sambernyawa itu rela dari sosok Pangeran Sambernyawa? berkorban, demi negaranya rela 2. Apakah anda lebih semangat dalam mati terus melawan musuh- mendukung tim Persis Solo ketika musuhnya apapun rela dilakukan ditanamkan nilai-nilai demi negaranya kepahlawanan Pangeran 2. Dari saya sih menurut saya kalau Sambernyawa? ada nilai kepahlawanan seperti 3. Apakah figur Pangeran itukan kaya ada kebanggan Sambernyawa membuat anda lebih tersendiri kalau mendukung tim fanatik dalam mendukung Persis Persis Solo kan jadi lebih apa yaa.. Solo? kaya Nilai Pangeran Sambernyawa 4. Bagaimana bentuk loyalitas anda tadi yang rela berkorban jadi lebih terhadap tim Persis Solo? bersemangat dalam mendukung 5. Pernahkah anda berkorban demi 3. Sangat bersemangat dalam mendukung tim Persis Solo? mendukung tim Persis Solo berlaga karena Pangeran Sambernyawa
193
sendiri sudah begitu figurnya 4. Kayak nonton pertandingan tiap laga Persis Solo dikandang maupun tandang selalu nonton sih mas 5. Kalau buat nonton Persis Solo sendiri laganya paling satu minggu sekali atau dua minggu sekali, jadi nyisihin uang jajan lah mas buat beli tiket, jadi kita juga dapat membantu Persisnya juga dengan cara kita. 2. Bagaimana cara Pelaksanaan 1. Apakah anda tertarik dengan 1. Sangat tertarik mas, karena itu implementasi nilai- nilai pemahaman nilai-nilai dapat membuat supporter sendiri kepahlawanan Pangeran kepahlawanan Pangeran belajar lebih semangat lebih loyal Sambernyawa terhadap Sambernyawa? terhadap tim yang didukung. suporter Pasoepati? 2. Kapan anda diberitahu tentang 2. Kalau sebagai Pasoepati gak nilai-nilai kepahlawanan Pangeran dikasih tau secara langsung, tapi Sambernyawa? mungkin dari pemikiran kita sendiri 3. Apakah sebelumnya anda pernah tentang Pangeran Sambernyawa, mendapatkan kegiatan yang jadi gak disosialisai seperti itu berhubungan dengan pemahaman 3. Belum nilai-nilai kepahlawanan Pangeran 4. Sikap saya sebagai Pasoepati Sambernyawa? sendiri pasti akan apa ya… akan 4. Bagaimana menurut anda tentang tau tentang sejarah Pangeran pemahaman nilai-nilai Sambernyawa, kita gak Cuma kepahlawanan Pangeran dating, gak Cuma lihat fotonya tapi Sambernyawa kepada para suporter juga tahu akan sejarahnya, jadi buat Pasoepati? pelajaran buat Suporter
194
Penilaian 1. Bagaimana sikap anda setelah ada 1. – kegiatan pemahaman nilai-nilai 2. Kan Pangeran Sambernyawa gigih kepahlawanan Pangeran gitulo sungguh-sungguh, jadi kalua Sambernyawa? melakukan apa-apa ya dilakukan 2. Bagaimana anda mencontoh nilai- bener-berner, rela berkorban juga nilai kepahlawanan Pangeran tetap diterapkan dikehidupan kita, Sambernyawa dalam kehidupan kalua dari Pangeran Sambernyawa anda sehari-hari? mungkin itu gigih belajarnya giat 3. Apakah anda merasa lebih lagi gak Cuma main-main aja memiliki kebanggaan dan dalam 3. Bangga mas, karena tim local sih mendukung tim Persis Solo dengan jadi sebuah kebanggan kalua bias adanya Fiigur Sambernyawa? dukunt tim dari daerah kita sendiri, ya memcerminkan kah karena kita juga membela daerah kita sendiri 3. Apa yang menjadi Faktor Internal 1. Apa yang menjadi kendala anda 1. Itu pasti mas uang belum banyak, kendala dalam pemahaman pada saat mendukung tim Persis apalagi tiket mahal harus nabung nilai kepahlawanan Solo? dulu, apalagi ada isu tawuran juga Pangeran Sambernyawa 2. Bagaimana anda mengadapi memberatkan ijin orang tua buat terhadap Suporter kendala tersebut? nonton, jadi paling colong- Pasoepati? colonagn sama orangtua kalau nonton bola 2. Kalau seumpama gak diijinin orang tua ya tetap berangkat mas, udah kebanggaan gitu lo buat dukung secara langsung Faktor Eksternal 1. Apakah anda pernah bersitegang 1. Yaa pernah sih mas, dulu pernah dengan suporter tim sepakbola waktu tahun2018 itu pas “away” lain? laga away ke Kendal lawan Persik
195
2. Bagaimana anda menyelesaikan Kendal, kejadiannya itu di permasalahan tersebut? Semarang kita itu kaya diteror, 3. Apakah anda pernah mengeluh mungkin ada provokasi dari tim dalam mendukung tim Persis Solo? lawan kan, karena tim Persis solo 4. Hal apa yang anda lakukan ketika kan menang jadi mungkin tidak menyuarakan keluhan anda terima, jadi kita dari Kendal sampai terhadap tim Persis Solo? Semarang kaya di terror, itu gak ngebalis sih mas, kaya perlawanan aja, kita dilempar-lempar batu di bus jadi gak bias menghindar juga 2. Yaa melawan, tapi gak sefrontal dari pihak satunya 3. Kalua itu sih pasti ad yamas, mungkin dari supporter sudah sungguh-sungguh, dari manajemen tidak serius membenahi tim ini, tapi gak dibuat alesan sih mas buat ngedukung 4. Kalua biasasnya kalua Persis Solo ada masalah gitu di mediasosial jarang menyuarakan, tapi kalua dari Pasoepati ada desakam dari manajemen ngadain longmarc pasti ikut.
196
LAMPIRAN 7 SURAT IZIN PENELITIAN MANAJEMEN PERSIS SOLO
197
LAMPIRAN 8 SURAT IZIN PENELITIAN DPP PASOEPATI
198
LAMPIRAN 9 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN MANAJEMEN PERSIS SOLO
199
LAMPIRAN 10 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN DPP PASOEPATI
200
LAMPIRAN 11 DOKUMENTASI Gambar I Wawancara dengan Langgeng Jatmiko, Manajer Persis Solo.
Sumber : Data Primer, 2019 Gambar 2 Wawancara dengan para Pengurus DPP Pasoepati
Sumber : Data Primer, 2019
201
Gambar 3 Wawancara dengan Muhammad Faqih
Sumber : Data Primer, 2019 Gambar 4 Wawancara dengan Adhitomo Susilo
Sumber : Data Primer, 2019
202
Gambar 5 Wawancara dengan Muhammad Nur
Sumber : Data Primer, 2019 Gambar 6 Wawancara dengan Tomy, Ketua Pasoepati Korwil Banjarsari
Sumber : Data Primer, 2019
203
Gambar 7 Wawancara dengan Azid
Sumber : Data Primer, 2019