<<

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik putusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah AgungPengadilan Negeri Republik yang memeriksa dan Indonesia memutus perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara: EFFIE ROSIAN, perempuan, lahir di , tanggal 13 November 1977 / umur : 43 tahun, agama Kristen, pekerjaan Mengurus rumah tangga, bertempat tinggal di Jalan Pertatean Gang II Nomor 72 B RT. 003 RW. 003 Kelurahan Karyamulya Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon, selanjutnya disebut sebagai Penggugat; Lawan: VICTOR HALIM, PO, laki-laki, lahir di , tanggal 18 November 1979 / umur 41 tahun, agama Katholik, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Petatrean Gang II Nomor 72 B RT.003 RW. 003 Kelurahan Karyamulya Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon, Mahkamah Agung Republikselanjutnya disebut sebagai Tergugat; Indonesia Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang bersangkutan; Setelah mendengar pihak Penggugat; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 14 Januari 2020 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cirebon pada tanggal 22 Januari 2020 dalam Register Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn, telah mengajukan gugatan sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat telah melangsungkan perkawinan dengan Tergugat di Pontianak pada tanggal 31 Juli 2004, Perkawinan tersebut telah dicatatkan / didaftarkan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak, sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor 297/2004 tertanggal 2 Agustus 2004; 2. Bahwa setelah melangsungkan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat tinggal di Pontianak dirumah mertua/rumah orangtuanya Tergugat, Mahkamah sampaiAgung dikaruniai 2(dua) orang Republik anak, kemudian pada tahun 2010 Indonesia Penggugat

Halaman 1 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dengan Tergugat pindah ke Cirebon tinggal di rumah milik orangtua Penggugat (pisah rumah dengan orangtua); 3. Bahwa dari Perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah dilahirkan Mahkamah Agung2 (dua) orang anak, masing-masingRepublik diberi nama: Indonesia 1. Marvel Fienanda Halim, laki-laki dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 April 2004, sebagaimana terbukti dari Kutipan Akte Kelahiran Nomor 208/2004 tertanggal 29 Juli 2004 serta Catatan Tepi Akta No.Akta:208/2004(Tambahan) yang diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Kota Pontianak; 2. Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008, sebagaimana terbukti dari Kutipan Akta Kelahiran Nomor 18834/G/2008 tertanggal 18 November 2008 yang diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Kota Pontianak; Bahwa anak pertama bernama Marvel Fienanda Halim berusia 16 tahun dan anak kedua bernama Charlene Anabel Halim berusia 12 tahun; 4. Bahwa selama berumah tangga antara Penggugat dengan Terggugat belum pernah bercerai; 5. Bahwa sepanjang perkawinan Penggugat dan Tergugat sejak lahir anak kedua bernama Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Mahkamah AgungPontianak, pada tanggal Republik 30 Oktober 2008 antara Penggugat Indonesia dengan Tergugat sering terjadi cekcok dan sering terjadi pertengkaran serta perselisihan terus-menerus yang disebabkan banyak hal, antara lain sikap Tergugat sebagai suami yang tidak bijaksana, suka mencari-cari kesalahan Penggugat tanpa alasan yang jelas, sering cekcok dan Tergugat sebagai kepala Keluarga kurang bertanggungjawab dan banyak perbedaan prinsip hidup; 6. Bahwa menghadapi sikap Tergugat di atas, sebelumnya Penggugat selalu bersikap sabar dan mengalah, berusaha menuruti kemauan Tergugat sesuai dengan kewajiban seorang isteri serta berusaha menasehati Tergugat. Namun, nasehat yang diberikan oleh Penggugat tidak membuat Tergugat lebih baik, justru pertengkaran dan perselisihan antara Penggugat dan Tergugat semakin kerap terjadi dan semakin parah; 7. Bahwa terhadap kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut diatas, pihak keluarga Penggugat dan pihak keluarga Tergugat telah berusaha berulangkali menasehati dan mendamaikan Penggugat dan Mahkamah Tergugat,Agung namun kemudian Republik Tergugat pada tahun 2018 akhir Indonesia ( Tanggal 5

Halaman 2 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

November 2018 ) Tergugat pergi meninggalkan rumah sampai dengan sekarang tidak di ketahui keberadaannya; 8. Bahwa Penggugat sudah berusaha mencari Tergugat sampai menanyakan Mahkamah Agungkepada keluarga Tergugat, Republik akan tetapi usaha penggugat tidakIndonesia berhasil; 9. Bahwa dengan keadaan rumah tangga yang demikian, maka harapan Penggugat untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga sudah tidak ada harapan lagi; 10. Bahwa untuk kepastian hukumnya Penggugat mengajukan gugatan perceraian ini kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Cirebon; 11. Bahwa berdasarkan fakta diatas, perkawinan Penggugat dan Tergugat secara hukum dapat dinyatakan putus karena perceraian, sesuai dengan ketentuan pasal 38 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 19 ( f ) Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; 12. Bahwa oleh karena kedua anak (keturunan) dari perkawinan Penggugat dengan Tergugat bernama: - Marvel Fienanda Halim, laki-laki dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 April 2004, sebagaimana terbukti dari Kutipan Akte Kelahiran Nomor 208/2004 tertanggal 29 Juli 2004 serta Catatan Tepi Akta No.Akta:208/2004 (Tambahan) yang diterbitkan dan ditandatangani oleh Mahkamah AgungKepala Kantor Catatan Republik Sipil Kota Pontianak; Indonesia - Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008, sebagaimana terbukti dari Kutipan Akta Kelahiran Nomor 18834/G/2008 tertanggal 18 November 2008 yang diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Kota Pontianak; Anak pertama berusia 16 (enam belas) tahun dan anak kedua berusia12 (delapan) tahun keduanya masih dibawah, maka adalah tepat dan benar apabila Penggugat ditetapkan sebagai wali Ibu dari anak-anak yang masih dibawah umur tersebut Hal ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI sebagai berikut: Putusan Mahkamah Agung RI No. 27/K/Pdt/1993 tanggal 30 Agustus 1983 yang antara lain menyebutkan bahwa : “anak-anak yang masih kecil / dibawah umur berada dibawah asuhan ibunya”; 13. Bahwa Tergugat selaku Ayah kandung dari anak-anak dari perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat bernama 1. Marvel Fienanda Halim, laki-laki Mahkamah dilahirkanAgung di Pontianak pada Republik tanggal 3 April 2004 (usia 16 tahun)Indonesia dan 2.

Halaman 3 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008 (usia 12 tahun) untuk memberi jaminan / Kewajiban sebagai Ayah Kandung dari anak-anak yang masih di bawah umur tersebut di atas Mahkamah Agunguntuk memberi nafkah Republik dan membantu dalam segala Indonesia kebutuhan bagi kesehatan, pendidikan kesejahteraan anak-anak tersebut dalam setiap bulannya sampai anak tersebut dewasa; Berdasarkan seluruh uraian diatas, maka dengan segala kerendahan hati sudilah kiranya Ketua Pengadilan Negeri Cirebon Cq. Majelis Hakim berkenan untuk memberikan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan perkawinan Penggugat dan Tergugat yang telah dilangsungkan di Pontianak pada tanggal 31 Juli 2004, dan telah dicatatkan / didaftarkan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak, sebagaimana dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor 297/2004 tertanggal 2 Agustus 2004, Putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya; 3. Menetapkan Penggugat sebagai wali ibu atas anak-anak yang masih di bawah umur bernama: 1. Marvel Fienanda Halim, laki-laki dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 April 2004; 2. Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada Mahkamah Agungtanggal 30 Oktober 2008;Republik Indonesia 4. Menghukum Tergugat selaku Ayah kandung dari anak-anak dari perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat bernama 1. Marvel Fienanda Halim, laki- laki dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 April 2004 (Usia 16 Tahun) dan 2. Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008 (Usia 12 Tahun) untuk memberi jaminan / kewajiban sebagai Ayah Kandung dari anak-anak yang masih dibawah umur tersebut di atas untuk memberi nafkah dan membantu dalam segala kebutuhan bagi kesehatan, pendidikan kesejahteraan anak-anak tersebut dalam setiap bulannya sampai anak tersebut dewasa; 5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Cirebon untuk mengirimkan salinan sah Putusan ini Kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon guna dicatat dalam Register Perceraian yang sedang berjalan dalam tahun ini paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak keputusan perceraian ini telah memperoleh kekuatan hukum tetap, Mahkamah sekaligusAgung menerbitkan Kutipan Republik Akta Perceraiannya; Indonesia

Halaman 4 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

6. Memerintahkan kepada yang bersangkutan (Penggugat atau Tergugat) untuk melaporkan perceraian yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat tersebut kepada Pejabat Pencatatan Sipil pada kantor Dinas Kependudukan dan Mahkamah AgungPencatatan Sipil Kota Republik Cirebon paling lambat 60 (enam Indonesia puluh) hari sejak keputusan perceraian ini telah memperoleh kekuatan hukum tetap; 7. Memerintahkan pejabat Pencatatan Sipil pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon untuk mencatat pada Register Akta Perceraian yang diperuntukan untuk itu dari tahun yang sedang berjalan maupun berlaku, menerbitkan Akta Perceraian dan memberikan catatan pinggir pada Register Akta Perkawinan serta mencabut kutipan Akta Perkawinan Nomor 297/2004 tanggal 2 Agustus 2004 yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak atas nama Victor Halim, PO dan Effie Rosian; 8. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Cirebon untuk mengirimkan salinan putusan perceraian antara Penggugat dan Tergugat yang telah berkekuatan hukum tetap, kepada Pejabat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak untuk dicatat seperlunya tentang perceraian antara Penggugat dengan Tergugat; 9. Biaya Perkara menurut hukum; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Penggugat Mahkamah datangAgung menghadap ke persidangan, Republik akan tetapi Tergugat Indonesia tidak datang menghadap ataupun menyuruh orang lain menghadap untuk mewakilinya, meskipun berdasarkan Surat Panggilan sidang melalui Pemerintah Daerah Kota Cirebon tanggal 7 Februari 2020, kemudian Surat Panggilan sidang melalui media Radio yaitu RRI () yang tersiar di seluruh Wilayah Indonesia tanggal 8 Mei 2020 dan tanggal 23 Juni 2020, telah dipanggil dengan patut, sedangkan tidak ternyata bahwa tidak datangnya itu disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah, dengan demikian Tergugat dianggap tidak mempertahankan haknya dan persidangan dilanjutkan tanpa hadirnya Tergugat, selanjutnya oleh karena Tergugat tidak hadir ke persidangan meskipun telah dipanggil sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut secara sah dan patut maka Majelis Hakim tidak dapat mengupayakan perdamaian di antara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan; Menimbang, bahwa selanjutnya pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan Mahkamahpembacaan Agung surat gugatan yang isinyaRepublik tetap dipertahankan oleh Penggugat; Indonesia

Halaman 5 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat mengajukan kesimpulan pada tanggal 10 Agustus 2020; Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam Mahkamah Agungberita acara persidangan Republik perkara ini, untuk menyingkat putusan Indonesia ini dianggap telah termuat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini; Menimbang, bahwa akhirnya Penggugat menyatakan tidak ada hal-hal yang diajukan lagi dan mohon putusan; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat yang pada pokoknya adalah Penggugat bermaksud mengajukan gugatan perceraian terhadap Tergugat dengan alasan adanya pertengkaran-pertengkaran yang terus-menerus antara Penggugat dan Tergugat hingga Tergugat pergi meninggalkan Penggugat sampai dengan sekarang tidak diketahui keberadaannya; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 163 HIR, Penggugat berkewajiban untuk membuktikan hal tersebut di atas; Menimbang, bahwa Penggugat untuk menguatkan dalil gugatannya telah mengajukan bukti surat bertanda P-1 sampai dengan P-5 dan 3 (tiga) orang saksi yaitu 1. saksi Oh Sioe Sin, 2. saksi Kurniasih dan 3. saksi Belly Budiman; Menimbang, bahwa bukti surat bertanda P-1 tentang fotokopi Kartu Mahkamah TandaAgung Penduduk NIK : 6171055311770005 Republik atas nama Effie IndonesiaRosian, yang dikeluarkan oleh Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon, bukti surat bertanda P-2 tentang fotokopi Kartu Keluarga NIK : 3274042709130002 atas nama Victor Halim, tanggal 24-10-2013, yang dikeluarkan oleh Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon, bukti surat bertanda P-3 tentang fotokopi Kutipan Akta Kelahiran No. 18834/G/2008 tanggal 18 Nopember 2008 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil Kota Pontianak atas nama Charlene Anabel Halim yang lahir pada tanggal 30 Oktober 2008, bukti surat bertanda P-4 tentang fotokopi Kutipan Akta Kelahiran No. 208/2004 tanggal 29 Juli 2004 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak atas nama Marvel Fienanda Halim yang lahir pada tanggal 3 April 2004, bukti surat bertanda P-5 tentang fotokopi Kutipan Akta Perkawinan No. 297/2004 tanggal 2 Agustus 2004 atas nama Victor Halim, FO dan Effie Rosian, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota MahkamahPontianak, Agung pada tanggal 2 Agustus Republik 2004; Indonesia

Halaman 6 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa foto kopi bukti-bukti surat tersebut di atas telah bermeterai cukup sehingga dapat dipertimbangkan dalam perkara ini; Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil gugatannya, Penggugat Mahkamah Agungjuga mengajukan 3 (tiga )Republik orang saksi yaitu saksi Oh Sioe Indonesia Sin, saksi Nena Kurniasih dan saksi Belly Budiman yang masing-masing memberikan keterangannya di bawah sumpah di persidangan; Menimbang, bahwa saksi Oh Sioe Sin menerangkan pada pokoknya Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri dan Penggugat merupakan keponakan Saksi, Saksi ikut menghadiri pernikahan Penggugat dan Tergugat, Penggugat dan Tergugat menikah di Gereja pada tahun 2003 di Pontianak tempat tinggal Tergugat, dari pernikahan tersebut, Penggugat dan Tergugat dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu 1 (satu) orang perempuan dan 1 (satu) orang anak laki-laki, Penggugat dan Tergugat setelah menikah awalnya tinggal di Pontianak, setelah lahir anak ke 2 (dua), Penggugat dan Tergugat pindah ke Cirebon ke rumah orang tua Penggugat, kemudian pindah mengontrak rumah di Sukalila, pernikahan Penggugat dan Tergugat awalnya hidup rukun, namun sejak anak kedua umur 4 (empat) tahun, sering terjadi percekcokan karena masalah ekonomi Tergugat sebagai suami tidak memberi nafkah, tidak mau tahu urusan biaya sekolah anaknya dan Tergugat juga pernah memukul kepala Penggugat, kemudian awal tahun 2018, Tergugat pergi meninggalkan rumah Mahkamah danAgung sampai sekarang tidak pernahRepublik datang lagi dan tidak tahu Indonesiakeberadaannya selalu berpindah-pindah, setelah pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat kadang menghubungi anaknya saja, namun tidak memberitahukan alamatnya dan tidak pernah memberi uang, Saksi mengetahui kondisi rumah tangga Penggugat karena rumah Saksi dan rumah kakak Saksi yang merupakan Ibu Penggugat berdekatan saling bersambung dan saling membelakangi, permasalahan antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat tidak bertanggung jawab, bermalas-malasan, kalau malam hari Tergugat begadang, bermain handphone dan pada siang hari tidur seharian, apabila dibangunkan Tergugat marah-marah, pekerjaan Tergugat sebagai fotografer, atas permasalahan yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat, sudah pernah dimusyawarahkan antara keluarga Penggugat dan keluargaTergugat dan Ibu Tergugat berjanji akan menasihati, namun Tergugat tetap tidak berubah, menurut pendapat Saksi, mengenai perkawinan Penggugat dan Tergugat tersebut sudah tidak bisa dipersatukan lagi; Menimbang, bahwa saksi Nena Kurniasih menerangkan pada pokoknya MahkamahSaksi Agung kenal dengan Penggugat Republik dan Tergugat karena Saksi pernah Indonesia bekerja di

Halaman 7 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

rumah Penggugat dan Tergugat selama 2 (dua) tahun, Saksi tidak mengetahui tentang pernikahan antara Penggugat dan Tergugat, Penggugat dan Tergugat memiliki memiliki 2 (dua) orang anak yaitu 1 (satu) orang anak laki-laki bernama Mahkamah AgungMarvel dan 1 (satu) orang Republik anak perempuan bernama Charlene, Indonesia permasalahan antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat tidak bertanggung jawab, bermalas-malasan, kalau malam hari begadang bermain handphone dan pada siang hari tidur seharian apabila dibangunkan Tergugat marah-marah, Saksi mengetahui tentang kondisi perkawinan antara Penggugat dan Tergugat karena Saksi mendengar sendiri pada saat mereka bertengkar, sekarang Saksi sudah tidak bekerja lagi pada Penggugat dan tergugat sejak bulan Maret 2020, pekerjaan Tergugat sebagai fotografer; Menimbang, bahwa saksi Belly Budiman menerangkan pada pokoknya Penggugat merupakan keponakan saksi dan Tergugat adalah suami Penggugat, Penggugat mengajukan gugatan perceraian kepada Tergugat, Saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat menikah, namun tidak ikut menghadiri pernikahan Penggugat dan Tergugat, Penggugat dan Tergugat menikah pada tahun 2003 di Pontianak tempat tinggal Tergugat, dari pernikahannya, Penggugat dan Tergugat dikaruniai 2 (dua) orang anak, akan tetapi Saksi lupa nama anak-anak tersebut, Penggugat dan Tergugat setelah menikah awalnya tinggal di Pontianak dan tahun 2010 pindah ke Cirebon ke rumah orang tua Penggugat, sejak pindah Mahkamah PenggugatAgung dan Tergugat pindah Republik ke Cirebon, antara Penggugat Indonesia dan Tergugat sering terjadi percekcokan karena masalah ekonomi, Tergugat sebagai suami tidak memberi nafkah, tidak mau tahu urusan biaya sekolah anaknya dan Tergugat pergi meninggalkan rumah sampai sekarang tidak pernah datang lagi dan tidak tahu keberadaannya, Saksi mengetahui kondisi perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dari cerita ibu Penggugat yang merupakan kakak Saksi, Saksi sudah sekitar 4 (empat) tahun tidak bertemu Tergugat, Saksi tidak tahu setelah Tergugat pergi meninggalkan Penggugat, apakah Tergugat masih menghubungi Penggugat dan memberi uang atau tidak, sepengetahuan Saksi, Tergugat tidak mempunyai pekerjaan, atas permasalahan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah dimusyawarahkan antara keluarga Penggugat dan keluargaTergugat, namun ibu Tergugat membela anaknya; Menimbang, bahwa oleh karena jangka waktu dan formalitas panggilan menurut hukum telah diindahkan dengan sepatutnya, maka Tergugat yang telah dipanggil dengan sah dan patut sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan Panggilan Umum melalui Pemerintah Daerah Kota Cirebon dan 2 (dua) kali Mahkamahberturut-turut Agung dengan Panggilan RepublikUmum melalui media radio yaitu Radio Indonesia Republik

Halaman 8 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Indonesia, akan tetapi tidak datang menghadap di persidangan dan tidak menyuruh orang lain menghadap sebagai wakilnya, harus dinyatakan tidak hadir dan pemeriksaan perkara ini dilanjutkan dan perkara ini diputus dengan verstek; Mahkamah AgungMenimbang, bahwa Republik berdasarkan uraian di atas, yangIndonesia menjadi pokok permasalahan dalam gugatan a quo adalah sebagai berikut: 1. Apakah perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah sah menurut hukum? 2. Apakah dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi adanya pertengkaran-pertengkaran yang terus-menerus antara Penggugat dan Tergugat hingga Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dan sampai dengan sekarang tidak diketahui keberadaannya? Menimbang, bahwa sebelum Majelis mempertimbangkan tentang kedua permasalahan tersebut di atas, maka terlebih dahulu Majelis perlu mempertimbangkan tentang kewenangan Pengadilan Negeri Cirebon terhadap gugatan perceraian a quo; Menimbang, bahwa dalam dalil gugatan Penggugat pada pokoknya alasan Penggugat mengajukan gugatan perceraian a quo pada pokoknya yaitu antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi pertengkaran serta perselisihan terus-menerus berdasarkan ketentuan Pasal 38 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 19 huruf f Mahkamah PeraturanAgung Pemerintah Republik Republik Indonesia Nomor 19 Tahun Indonesia 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, apabila dihubungkan dengan Pasal 22 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, “Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam Pasal 19 huruf f diajukan kepada Pengadilan di tempat kediaman Tergugat”; Menimbang, bahwa dalam posita gugatan Penggugat angka 7 dinyatakan pada pokoknya bahwa Tergugat pada tahun 2018 akhir (tanggal 5 November 2018), Tergugat pergi meninggalkan rumah sampai dengan sekarang tidak diketahui keberadaannya, apabila dihubungkan dengan Pasal 20 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa “Dalam hal tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak diketahui atau tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, gugatan perceraian Mahkamahdiajukan Agung kepada Pengadilan ditempat Republik kediaman Penggugat; Indonesia

Halaman 9 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa dari alat-alat bukti yang diajukan oleh Penggugat yaitu bukti surat bertanda P-1 tentang fotokopi Kartu Tanda Penduduk NIK : 6171055311770005 atas nama Effie Rosian, yang dikeluarkan oleh Kantor Mahkamah AgungDinas Kependudukan DanRepublik Pencatatan Sipil Kota Cirebon Indonesia dan bukti surat bertanda P-2 tentang fotokopi Kartu Keluarga NIK : 3274042709130002 atas nama Victor Halim, tanggal 24-10-2013, yang dikeluarkan oleh Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon, diketahui bahwa benar Penggugat dan Tergugat merupakan Penduduk Kota Cirebon yang tinggal di Jl. Petatrean Gg II No. 72-B RT/RW 003/003 Kelurahan Pekalipan Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon, dengan demikian apabila dihubungkan dengan ketentuan Pasal 20 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Majelis Hakim berpendapat bahwa Pengadilan Negeri Cirebon berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo; Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap permasalahan pertama yaitu apakah perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah sah menurut hukum, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa dari bukti surat bertanda P-5 tentang fotokopi Kutipan Akta Perkawinan No. 297/2004 tanggal 2 Agustus 2004 atas nama Victor Halim, FO dan Effie Rosian, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Mahkamah PencatatanAgung Sipil Kota Pontianak, Republik pada tanggal 2 Agustus 2004 ,Indonesia yang diperkuat dengan keterangan saksi Oh Sioe Sin yang pada pokoknya menerangkan Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri dan Penggugat merupakan keponakan Saksi, Saksi ikut menghadiri pernikahan Penggugat dan Tergugat, Penggugat dan Tergugat menikah di Gereja pada tahun 2003 di Pontianak di tempat tinggal Tergugat dan diperkuat pula dengan keterangan saksi Belly Budiman pada pokoknya menerangkan Saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat menikah, namun tidak ikut menghadiri pernikahan Penggugat dan Tergugat, Penggugat dan Tergugat menikah pada tahun 2003 di Pontianak di tempat tinggal Tergugat, dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan di hadapan Pemuka Agama Katholik yang bernama P. Innocentius Slalim, OFM, Cam pada tanggal 2 Nopember 2003 di Pontianak dan perkawinan tersebut telah dicatatkan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak; Menimbang, bahwa dari bukti-bukti surat dan keterangan para saksi tersebut di atas, apabila dihubungkan dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang MahkamahRepublik Agung Indonesia Nomor 1 Tahun Republik 1974 tentang Perkawinan yang Indonesia menyatakan

Halaman 10 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

bahwa “Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing- masing agamanya dan kepercayaannya itu,” dan ayat (2) yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundangan yang Mahkamah Agungberlaku,” Majelis Hakim berpendapatRepublik bahwa perkawinan antara Indonesia Penggugat dan Tergugat telah sah dan dicatatkan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak; Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap permasalahan kedua yaitu apakah dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi adanya pertengkaran-pertengkaran yang terus-menerus antara Penggugat dan Tergugat hingga Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dan sampai dengan sekarang tidak diketahui keberadaannya, Majelis mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dalam Pasal 1 menyatakan bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,” selanjutnya dalam Pasal 38 Undang- undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dinyatakan bahwa “Perkawinan dapat putus karena : a. kematian, b. perceraian dan Mahkamah c.Agungatas keputusan Pengadilan;” Republik Indonesia Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, ada beberapa alasan perceraian yaitu: a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi,dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan; b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang syah atau karena hal lain di luar kemampuannya; c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain; e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak Mahkamah dapatAgung menjalankan kewajibannya Republik sebagai suami/isteri; Indonesia

Halaman 11 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa dari keterangan saksi Oh Sioe Sin dan saksi Belly Mahkamah AgungBudiman pada pokoknya Republik menerangkan Penggugat dan Indonesia Tergugat setelah menikah awalnya tinggal di Pontianak, setelah lahir anak ke 2 (dua), Penggugat dan Tergugat pindah ke Cirebon ke rumah orang tua Penggugat, pernikahan Penggugat dan Tergugat awalnya hidup rukun, namun sejak anak kedua umur 4 (empat) tahun, sering terjadi percekcokan karena masalah ekonomi Tergugat sebagai suami tidak memberi nafkah, tidak mau tahu urusan biaya sekolah anaknya; Menimbang, bahwa saksi Oh Sioe Sin pada pokoknya menerangkan Penggugat dan Tergugat kemudian pindah mengontrak rumah di Sukalila, dan Tergugat juga pernah memukul kepala Penggugat, kemudian awal tahun 2018, Tergugat pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang tidak pernah datang lagi dan tidak tahu keberadaannya selalu berpindah-pindah, setelah pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat kadang menghubungi anaknya saja, namun tidak memberitahukan alamatnya dan tidak pernah memberi uang, Saksi mengetahui kondisi rumah tangga Penggugat karena rumah Saksi dan rumah kakak Saksi yang merupakan Ibu Penggugat berdekatan saling bersambung dan saling membelakangi; Mahkamah AgungMenimbang, bahwa dariRepublik keterangan saksi Belly Budiman Indonesia pada pokoknya menerangkan Penggugat merupakan keponakan saksi dan Tergugat adalah suami Penggugat, Penggugat mengajukan gugatan perceraian kepada Tergugat, Tergugat pergi meninggalkan rumah sampai sekarang tidak pernah datang lagi dan tidak tahu keberadaannya, Saksi sudah sekitar 4 (empat) tahun tidak bertemu Tergugat, Saksi tidak tahu setelah Tergugat pergi meninggalkan Penggugat, apakah Tergugat masih menghubungi Penggugat dan member uang atau tidak, sepengetahuan Saksi, Tergugat tidak mempunyai pekerjaan, Menimbang, bahwa saksi Oh Sioe Sin dan saksi Nena Kurniasih pada pokoknya menerangkan pekerjaan Tergugat sebagai fotografer, permasalahan antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat tidak bertanggung jawab, bermalas-malasan, kalau malam hari Tergugat begadang, bermain handphone dan pada siang hari tidur seharian, apabila dibangunkan Tergugat marah-marah; Menimbang, bahwa saksi Oh Sioe Sin dan saksi Belly Budiman menerangkan pada pokoknya atas permasalahan yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat, sudah pernah dimusyawarahkan antara keluarga Penggugat dan MahkamahkeluargaTergugat, Agung selanjutnya berdasarkanRepublik keterangan saksi Belly IndonesiaBudiman ibu

Halaman 12 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Tergugat membela anaknya, sedangkan berdasarkan keterangan saksi Oh Sioe Sin Ibu Tergugat berjanji akan menasihati, namun Tergugat tetap tidak berubah, menurut pendapat Saksi, mengenai perkawinan Penggugat dan Tergugat Mahkamah Agungtersebut sudah tidak bisa dipersatukanRepublik lagi; Indonesia Menimbang, bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan oleh Penggugat sebagaimana tersebut di atas dalam kaitannya satu sama lain yang ternyata bersesuaian, Majelis Hakim berpendapat bahwa pada awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat harmonis, akan tetapi kemudian setelah Penggugat dan Tergugat pindah dan tinggal di Cirebon, sering terjadi pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat dikarenakan faktor ekonomi, bahkan pernah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh Tergugat kepada Penggugat hingga pada akhirnya sejak awal tahun 2018 Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dan sampai dengan saat ini tidak diketahui keberadaannya sehingga dapat disimpulkan bahwa pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat dapat dikategorikan sebagai pertengkaran yang terus-menerus sebagaimana ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, selanjutnya berdasarkan fakta sebagaimana terurai di atas, sampai dengan gugatan ini diajukan Tergugat telah pergi meninggalkan Penggugat selama sekitar 2 (dua) tahun berturut-turut Mahkamah sehinggaAgung telah memenuhi Republik alasan perceraian sebagaimana Indonesia diatur dalam ketentuan Pasal 19 huruf b Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; Menimbang, bahwa selanjutnya apabila dihubungkan dengan Pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan maka dengan adanya kepergian Tergugat meninggalkan Penggugat sejak sekitar tahun 2018 hingga saat ini, kebahagiaan dalam perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang diwujudkan dalam bentuk ikatan lahir bathin di antara keduanya sebagai suami isteri juga tidak mungkin dapat tercapai lagi sebagaimana tujuan awal ketika perkawinan tersebut terjadi; Menimbang, bahwa selanjutnya apabila dihubungkan dengan ketentuan Pasal 38 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan maka perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tidak dimungkinkan untuk dipertahankan lagi; Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan Mahkamahpetitum-petitum Agung gugatan Penggugat; Republik Indonesia

Halaman 13 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 2 yaitu menyatakan perkawinan Penggugat dan Tergugat yang telah dilangsungkan di Pontianak pada tanggal 31 Juli 2004, dan telah dicatatkan / didaftarkan di Kantor Dinas Mahkamah AgungKependudukan dan Pencatatan Republik Sipil Kota Pontianak, sebagaimana Indonesia dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor 297/2004 tertanggal 2 Agustus 2004, Putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya, berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tersebut di atas, oleh karena perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tidak dimungkinkan untuk dipertahankan lagi maka petitum ini beralasan hukum untuk dikabulkan dengan perbaikan redaksional; Menimbang, bahwa dalam petitum gugatan Penggugat angka 3 dinyatakan menetapkan Penggugat sebagai wali ibu atas anak-anak yang masih di bawah umut bernama: 1. Marvel Fienanda Halim, laki-laki dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 April 2004; 2. Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008; Menimbang, bahwa terhadap petitum gugatan Penggugat angka 3 tersebut di atas, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan MARI nomor 126 K/Pdt/2001 tanggal 28 Agustus Mahkamah 2003Agung pada pokoknya bila terjadi Republik perceraian, anak yang masih Indonesia di bawah umur pemeliharaannya seyogyanya diserahkan kepada orang terdekat dan akrab dengan si anak yaitu Ibu; Menimbang, bahwa bukti surat bertanda P-2 tentang fotokopi Kartu Keluarga NIK : 3274042709130002 atas nama Victor Halim, tanggal 24-10-2013, yang dikeluarkan oleh Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon, bukti surat bertanda P-3 tentang fotokopi Kutipan Akta Kelahiran No. 18834/G/2008 tanggal 18 Nopember 2008 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil Kota Pontianak atas nama Charlene Anabel Halim yang lahir pada tanggal 30 Oktober 2008, bukti surat bertanda P-4 tentang fotokopi Kutipan Akta Kelahiran No. 208/2004 tanggal 29 Juli 2004 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak atas nama Marvel Fienanda Halim yang lahir pada tanggal 3 April 2004, yang diperkuat dengan keterangan saksi Oh Sioe Sin, saksi Nena Kurniasih dan saksi Belly Budiman, diperoleh fakta bahwa dalam perkawinannya, Penggugat dan Tergugat dikaruniai 2 (dua) orang anak yang Mahkamahmasing-masing Agung bernama Marvel Republik Fienanda Halim, laki-laki, lahir diIndonesia Pontianak,

Halaman 14 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pada tanggal 3 April 2004 sehingga sampai saat ini anak tersebut masih berusia 16 tahun dan Charlene Anabel Halim, perempuan, lahir di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008 sehingga sampai saat ini anak tersebut masih berusia Mahkamah Agung11 tahun; Republik Indonesia Menimbang, bahwa dari keterangan saksi Oh Sioe Sin pada pokoknya menerangkan Tergugat pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang tidak pernah datang lagi dan tidak tahu keberadaannya selalu berpindah-pindah, setelah pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat kadang menghubungi anaknya saja, namun tidak memberitahukan alamatnya dan tidak pernah memberi uang, sebagaimana diterangkan pula oleh saksi Nena Kurniasih pada pokoknya menerangkan permasalahan antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat tidak bertanggung jawab; Menimbang, bahwa saksi Belly Budiman pada pokoknya menerangkan sejak pindah Penggugat dan Tergugat pindah ke Cirebon, antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi percekcokan karena masalah ekonomi, Tergugat sebagai suami tidak memberi nafkah, tidak mau tahu urusan biaya sekolah anaknya dan Tergugat pergi meninggalkan rumah sampai sekarang tidak pernah datang lagi dan tidak tahu keberadaannya, Menimbang, bahwa uraian di atas, Majelis Hakim berpendapat permasalahan yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat terjadi antara lain Mahkamah karenaAgung Tergugat yang tidak bertanggungRepublik jawab hingga pada akhirnyaIndonesia Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dan anak-anak mereka, sehingga demi menjaga tumbuh kembang anak tersebut baik secara fisik maupun psikisnya dan demi masa depan anak tersebut maka Majelis Hakim berpendapat akan lebih baik apabila anak tersebut berada di bawah pengasuhan Penggugat sehingga petitum angka 3 beralasan hukum untuk dikabulkan dengan perbaikan redaksional; Menimbang, bahwa terhadap petitum gugatan Penggugat angka 4 yaitu menghukum Tergugat selaku Ayah kandung dari anak-anak dari perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat bernama 1. Marvel Fienanda Halim, laki-laki dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 3 April 2004 (usia 16 tahun) dan 2. Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008 (usia 12 tahun) untuk memberi jaminan / kewajiban sebagai Ayah Kandung dari anak-anak yang masih dibawah umur tersebut di atas untuk memberi nafkah dan membantu dalam segala kebutuhan bagi kesehatan, pendidikan kesejahteraan anak-anak tersebut dalam setiap bulannya sampai Mahkamahanak Agungtersebut dewasa, Majelis HakimRepublik mempertimbangkan sebagai berikut:Indonesia

Halaman 15 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 45 ayat (1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa “Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak mereka sebaik-baiknya,” Mahkamah Agungselanjutnya dalam Pasal Republik45 ayat (2) dinyatakan bahwa “Kewajiban Indonesia orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus;” Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas oleh karena petitum angka 3 dikabulkan maka dengan demikian kedua anak Penggugat dan Tergugat berada di bawah pengasuhan Penggugat selaku ibunya, selanjutnya apabila dihubungkan dengan ketentuan Pasal 45 ayat (1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, meskipun anak tersebut berada di bawah pengasuhan Penggugat, akan tetapi demi menjaga tanggung jawab Tergugat terhadap kelangsungan tumbuh kembang anak tersebut maka petitum ini haruslah dikabulkan; Menimbang, bahwa terhadap petitum gugatan Penggugat angka 5 yaitu memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Cirebon untuk mengirimkan salinan sah Putusan ini Kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon guna dicatat dalam Register Perceraian yang sedang berjalan dalam tahun ini paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak keputusan perceraian Mahkamah iniAgung telah memperoleh kekuatan Republik hukum tetap, sekaligus menerbitkan Indonesia Kutipan Akta Perceraiannya dan petitum angka 8 yaitu memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Cirebon untuk mengirimkan salinan putusan perceraian antara Penggugat dan Tergugat yang telah berkekuatan hukum tetap, kepada Pejabat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak untuk dicatat seperlunya tentang perceraian antara Penggugat dengan Tergugat, merupakan petitum yang saling berkaitan satu sama lain, selanjutnya Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2017 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan menyatakan pada pokoknya bahwa “dalam amar putusan perkara perceraian, sekurang-kurangnya memuat perintah kepada Panitera untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap Kepada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, di tempat peristiwa perkawinan Mahkamahdilangsungkan Agung dan tempat terjadinya Republik perceraian”; Indonesia

Halaman 16 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa hal tersebut sejalan dengan Pasal 35 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Mahkamah AgungPerkawinan yang mengatur Republik bahwa apabila perceraian dilakukan Indonesia pada daerah hukum yang berbeda dengan daerah hukum Pegawai Pencatat di mana perkawinan dilangsungkan, maka satu helai putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap/telah dikukuhkan tanpa bermaterai dikirimkan pula kepada Pegawai Pencatat tempat perkawinan dilangsungkan dan oleh Pegawai Pencatat tersebut dicatat pada bagian pinggir dari daftar catatan perkawinan; Menimbang, bahwa oleh karena perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dinyatakan putus karena perceraian maka Panitera Pengadilan Negeri Cirebon berkewajiban mengirimkan salinan putusan Pengadilan mengenai perceraian kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak sebagai tempat perkawinan dilangsungkan dan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cirebon sebagai tempat terjadinya perceraian, dengan demikian petitum gugatan Penggugat angka 5 dan angka 8 harus dikabulkan; Menimbang, bahwa terhadap petitum gugatan Penggugat angka 6 yaitu memerintahkan kepada yang bersangkutan (Penggugat atau Tergugat) untuk melaporkan perceraian yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat tersebut Mahkamah kepadaAgung Pejabat Pencatatan Republik Sipil pada kantor Dinas Kependudukan Indonesia dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak keputusan perceraian ini telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan petitum gugatan Penggugat angka 7 yaitu memerintahkan pejabat Pencatatan Sipil pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon untuk mencatat pada Register Akta Perceraian yang diperuntukan untuk itu dari tahun yang sedang berjalan maupun berlaku, menerbitkan Akta Perceraian dan memberikan catatan pinggir pada Register Akta Perkawinan serta mencabut kutipan Akta Perkawinan Nomor 297/2004 tanggal 2 Agustus 2004 yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak atas nama Victor Halim, PO dan Effie Rosian, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, menyatakan bahwa perceraian wajib dilaporkan oleh yang Mahkamahbersangkutan Agung kepada Instansi PelaksanaRepublik paling lambat 60 (enam Indonesia puluh) hari

Halaman 17 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sejak putusan pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dan ayat (2) menyatakan bahwa berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Mahkamah AgungPerceraian dan menerbitkan Republik Kutipan Akta Perceraian; Indonesia Menimbang, bahwa dalam Pasal 56 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Cirebon menegaskan bahwa “Dalam hal pencatatan perceraian Penduduk Kota yang perkawinannya dilaksanakan di luar kota, SKPD memberitahukan kepada instansi yang mencatat peristiwa perkawinan untuk dibuat catatan pinggir pada buku Register Akta Perkawinan bahwa telah terjadi perceraian;” Menimbang, bahwa oleh karena perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dinyatakan putus karena perceraian maka sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, baik Penggugat maupun Tergugat selambat- lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari melaporkan putusan perceraian yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cirebon dan atas laporan tersebut maka Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cirebon akan menerbitkan Akta Mahkamah PerceraianAgung sesuai ketentuan Republik Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Indonesia Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Adiministrasi Kependudukan, dengan demikian maka terhadap petitum angka 6 dan angka 7 dari gugatan Penggugat juga dikabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, oleh karena semua petitum gugatan Penggugat dikabulkan maka Majelis Hakim berpendapat gugatan Penggugat dikabulkan seluruhnya dengan verstek; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan seluruhnya dengan verstek dan Tergugat berada di pihak yang kalah, maka Tergugat harus dihukum untuk membayar biaya perkara; Memperhatikan, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974, Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975, dan peraturan lain yang bersangkutan: MENGADILI: 1. Menyatakan Tergugat dipanggil dengan patut tetapi tidak hadir; Mahkamah2. MengabulkanAgung gugatan Penggugat Republik seluruhnya dengan verstek; Indonesia

Halaman 18 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

3. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah dilangsungkan di hadapan pemuka Agama Katholik P.Innocentius Slalim, OFM, Cam pada tanggal 2 Nopember 2003 dan telah dicatatkan pada Kantor Mahkamah AgungDinas Kependudukan Republikdan Pencatatan Sipil Kota Pontianak Indonesia pada tanggal 31 Juli 2004, sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan Nomor 297/2004 tertanggal 2 Agustus 2004, atas nama Victor Halim, PO dan Effie Rosian, dinyatakan putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya; 4. Menetapkan anak di bawah umur yang bernama: - Marvel Fienanda Halim, laki-laki dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3 April 2004; - Charlene Anabel Halim, perempuan, dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 30 Oktober 2008; Berada dalam pemeliharaan dan pengasuhan Penggugat sampai kedua anak tersebut dewasa; 5. Menghukum Tergugat selaku Ayah kandung dari anak-anak bernama Marvel Fienanda Halim dan Charlene Anabel Halim, untuk memberi jaminan / Kewajiban sebagai Ayah Kandung dari anak-anak yang masih di bawah umur tersebut di atas untuk memberi nafkah dan membantu dalam segala kebutuhan bagi kesehatan, pendidikan, kesejahteraan anak-anak tersebut dalam setiap bulannya sampai anak tersebut dewasa; Mahkamah 6.AgungMemerintahkan kepada PenggugatRepublik dan atau Tergugat untuk melaporkanIndonesia pada instansi pelaksana yakni Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cirebon paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan Pengadilan tentang perceraian ini yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, untuk selanjutnya Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cirebon menerbitkan Akta Perceraian; 7. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Cirebon mengirimkan salinan putusan Pengadilan mengenai perceraian ini kepada Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana yaitu Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak; 8. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp991.000,00 (sembilan ratus sembilan puluh satu ribu Rupiah); Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cirebon, pada hari Senin, tanggal 21 September 2020, oleh kami, Indira Patmi, S.H., sebagai Hakim Ketua, Asyrotun Mugiastuti, S.H., M.H. dan Raden Danang Noor Kusumo, S.H., masing-masing sebagai Hakim MahkamahAnggota, Agung yang ditunjuk berdasarkan Republik Surat Penetapan Ketua Pengadilan Indonesia Negeri

Halaman 19 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Cirebon Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn tanggal 22 Januari 2020, putusan tersebut pada hari Rabu, tanggal 23 September 2020 diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota Mahkamah Agungtersebut, Dede Kuraesin, Republik Panitera Pengganti, dihadiri Penggugat Indonesia dan tanpa dihadiri Tergugat.

Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,

Asyrotun Mugiastuti, S.H., M.H. Indira Patmi, S.H.

Raden Danang Noor Kusumo, S.H.

Panitera Pengganti, Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dede Kuraesin

Perincian biaya:

1. Pendaftaran : Rp. 30.000,00 2. Biaya Proses : Rp. 50.000,00 3. Panggilan Sidang : Rp. 340.000,00 4. PNBP Panggilan : Rp. 10.000,00 5. Panggilan Media Massa : Rp. 525.000,00 6. Redaksi : Rp. 10.000,00 7. Meterai : Rp. 6.000,00 8. Biaya Juru Sumpah Rp. 20.000,00

Jumlah Rp. 991.000,00 (Sembilan ratus sembilan puluh satu ribu Rupiah)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 20 dari 20 Putusan Perdata Gugatan Nomor 5/Pdt.G/2020/PN Cbn

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia