E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR-RI http://epaper.dpr.go.id

Judul : Presiden: Satuan Teritorial Penting - Pemerintah Tidak Akan Minta Maaf ke PKI Tanggal : Selasa, 28 Juni 2016 Surat Kabar : Kompas Halaman : 5 Presiden: Satuan Teritorial Penting Pemerintah Tidak Akan Minta Maaf ke PKI 28 Juni 2016 JAKARTA, KOMPAS — Presiden menegaskan, tetap mempertahankan satuan teritorial Tentara Nasional . Presiden juga mengatakan, pemerintah tidak akan meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia. "Perlu saya tegaskan, saya berkeyakinan satuan teritorial tetap sangat penting dipertahankan keberadaannya. Satuan teritorial bertugas sebagai deteksi dini terhadap ancaman-ancaman Indonesia yang dapat mengganggu keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Presiden di acara silaturahmi dan safari Ramadan Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, Senin (27/6). Pernyataan Presiden disambut tepuk tangan oleh sekitar 6.500 anggota TNI dan ratusan veteran yang hadir di acara itu. Selain Presiden, hadir dalam acara ini Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ny Mufidah Kalla, sejumlah pimpinan lembaga negara dan menteri Kabinet Kerja, serta Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti. Kehadiran Presiden dan Wapres pada acara ini disambut TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bersama Kepala Staf TNI AD Jenderal , Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi, dan Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna. Presiden menegaskan, keputusan mempertahankan satuan teritorial dilakukan berdasarkan kajian akademik dan pertimbangan dengan sejumlah pakar. TNI memiliki satuan teritorial yang menyebar dari Komando Daerah Militer yang membawahkan satu atau beberapa provinsi hingga Komando Rayon Militer yang berada di kecamatan. Gatot pun menegaskan, Indonesia tidak menoleransi pihak asing yang mengganggu kedaulatan. Empat wilayah perbatasan yang menjadi prioritas pembangunan mulai tahun ini hingga 2017 ialah Natuna (Kepulauan Riau), Morotai (Maluku Utara), Saumlaki dan Pulau Selaru (Maluku), serta Biak (Papua). Di sejumlah wilayah itu, akan dialokasikan dana untuk membangun pangkalan militer dan dermaga kapal perang. "Kami berterima kasih kepada Presiden karena telah memberi perhatian, salah satunya di Natuna, sehingga memberi dukungan moril kepada para anggota di sana," kata Gatot. Khusus di Natuna, lanjut Gatot, Presiden akan melakukan rapat terbatas dengan sejumlah instansi untuk memperkuat pengamanan daerah itu. TNI menyiapkan lima kapal perang RI sebagai operasi pengamanan wilayah laut Natuna. Persatuan Dalam kesempatan ini, Presiden juga menegaskan, sudah menyampaikan ke sejumlah pihak, seperti pimpinan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, bahwa pemerintah tidak akan minta maaf ke Partai Komunis Indonesia (PKI). "Tidak ada rencana dan pikiran sama sekali saya akan minta maaf kepada PKI. Kita tidak bisa memungkiri ada masa-masa kelam dalam sejarah bangsa, maka kita perlu membangun persatuan untuk melangkah ke depan, membangun bangsa, dan memberikan kesejahteraan bagi rakyat," kata Presiden. (SAN)