Laporan Akhir

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1. SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN 7.1.1. Kondisi Eksisting 7.1.1.1. Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh Kondisi eksisting kawasan kumuh di Kabupaten perlu dilakukan penanganan, sehingga kondisi RSH (Rumah Sederhana Sehat) dapat terwujud. Adapun lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Semarang berdasarkan Surat Keputusan Bupati Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 1DAFTAR LOKASI LINGKUNGAN PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

No Nama Lokasi Luas (Ha)

1 Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur 31,00 2 Desa Kawengan Kecamatan Ungaran Timur 81,17 3 Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur 32,12 4 Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur 18,55 5 Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan 11,51 6 Kelurahan Kupang Kecamatan Ambarawa 19,85 7 Kelurahan Tambakboyo Kecamatan Ambarawa 10,85 8 Desa Penawangan Kecamatan Pringapus 23,07 9 Desa Candirejo Kecamatan Pringapus 38,88 10 Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus 24,61 11 Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus 35,07 12 Desa Pringsari Kecamatan Pringapus 23,62 13 Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus 42,40 14 Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas 61,32 15 Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas 23,90 Sumber : Keputusan Bupati Semarang Nomor /0522/ 2014 Adapun penetapan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh diatas, dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas terhadap lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Semarang. Selain itu, basis data kawasan kumuh yang ada juga digunakan sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju target universal acses 100-0-100.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-1 Laporan Akhir

7.1.1.2. Kondisi Eksisting Permukiman Perdesaan Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kegiatan yang menjadi ciri kawasan perdesaan meliputi tempat permukiman perdesaan, kegiatan pertanian, kegiatan terkait pengelolaan tumbuhan alami, kegiatan pengelolaan sumber daya alam, kegiatan pemerintahan, kegiatan pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Permukiman perdesaan di Kabupaten Semarang secara rinci tersebar di wilayah yang mempunyai ciri kawasan perdesaan sebagai berikut : TABEL VII. 2 PERMUKIMAN PERDESAAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 No Kecamatan Desa 1 Getasan Ngrawan, Nogosaren, Polobogo, Jetak, Tajuk, Batur, Tolokan, dan Samirono 2 Tengaran Sugihan, Duren, Patemon, dan Nyamat 3 Susukan Badran, Tawang, Bakalrejo, Muncar, Ngasinan, Koripan, Kenteng, Kemetul, dan Timpik 4 Kaliwungu Papringan, Kradenan, Udanuwuh, Kener, Siwal, Pager, Mukiran, Payungan, dan Rogomulyo 5 Suruh Cukilan, Dadapayam, Purworejo, Krandon Lor, Dersansari, Gunungtumpeng, Ketanggi, Sukorejo, Gunungtumpeng, Kedungringin, Sukorejo, Kebowan, Beji Lor, Bonomerto, dan Medayu 6 Pabelan Terban, Semowo, Kadirejo, Ujung-ujung, Karanggondang, Segiri, Giling, Padaan, Bejaten, , Bendungan, Jembrak, Sukoharjo, Tukang, dan Sumberejo 7 Tuntang Gedangan, Kalibeji, Rowosari, Sraten, Jombor, Candirejo, Tlogo, Watuagung, Karangtengah, Karanganyar, Delik, Tlompakan, dan Ngajaran 8 Banyubiru Sepakung, Kebumen, Gedong, Wirogomo, Kemambang, Tegaron, dan Rowoboni 9 Jambu Genting, Gemawang, Rejosari, Bedono, Kebondalem, Brongkol dan Kuwarasan 10 Sumowono Bumen, Ngadikerso, Kemawi, Keseneng, Duren, Kemitir, Candigaron, Kebonagong, Pledokan, Trayu, Mendongan, Piyangan, dan Losari 11 Ambarawa Pasekan, dan Pojoksari 12 Bandungan Banyukuning, Mlilir, Pakopen dan Sidomukti 13 Bawen Kandangan, Asinan, Polosiri, dan Poncoruso 14 Bringin Nyemoh, Tempuran, Kalijambe, Tanjung, Rembes, Popongan, Truko, Lebak, Banding, Gogodalem, Sendang, Wiru, Kalikurmo, dan Sambirejo 15 Bancak Pucung, Rejosari, Lembu, Plumutan, Bantal, Jlumpang dan Wonokerto 16 Pringapus Candirejo, Jatirunggo, Derekan, Wonoyoso, Wonorejo, dan Penawangan 17 Bergas Gondoriyo dan Gebugan 18 Ungaran Barat Keji, Kalisidi, Branjang, dan Gogik. 19 Ungaran Timur - Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 dan Hasil Olahan Peta, 2016

7.1.1.3. Kondisi Eksisting Permukiman Perbatasan Wilayah Kabupaten Semarang mempunyai daerah perbatasan dengan kabupaten lain,. Daerah perbatasan tersebut yaitu : a. Sebelah Utara : Kota Semarang dan Kabupaten Demak. b. Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. c. Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten . d. Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal. Permukiman perbatasan di Kabupaten Semarang merupakan wilayah permukiman yang terdapat di wilayah perbatasan. Berdasarkan wilayah perbatasan diatas, dapat diketahui bahwa permukiman perbatasan di Kabupaten Semarang tersebar di beberapa desa dan kecamatan yaitu : 1. Kota Semarang a. Kecamatan Ungaran Barat : Branjang, Kalisidi, Keji, dan Bandarjo

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-2 Laporan Akhir

b. Kecamatan Ungaran Timur : Susukan, Kalirejo, Mluweh, dan Kalikayen 2. Kabupaten Demak a. Kecamatan Ungaran Timur : Kawengan b. Kecamatan Pringapus : Penawangan 3. Kabupaten Boyolali a. Kecamatan Bancak : Bantal, Plumutan, dan Lembu b. Kecamatan Suruh : Dadapayam, Cukitan, Kedungringin, Sukorejo dan Bonomerto c. Kecamatan Susukan : Geritan, Bakalrejo, Tawang, Bodran, dan Timpik d. Kecamatan Kaliwungu : Rogomulyo, Kaliwungu, Kradenan, Papringan, Kener, Udanuwuh, Siwal, Mukiran, Payungan, dan Jetis e. Kecamatan Tengaran : Sugihan, Sruwen, Tegalrejo, Tengaran, Klero, Butuh, dan Patemon. f. Kecamatan Getasan : Tajuk, dan Jetak 4. Kabupaten Grobogan a. Kecamatan Pringapus : Candirejo b. Kecamatan Bringin : Sambirejo, Kalikurma dan Tempuran c. Kecmatan Bancak : Boto, dan Bantal 5. Kabupaten Magelang a. Kecamatan Getasan : Batur, Kopeng, Tolokan, Ngrawan, dan Nogosaren b. Kecamatan Banyubiru : Sepakung, dan Wirogomo c. Kecamatan Jambu : Gemawang 6. Kabupaten Temanggung a. Kecamatan Jambu : Rejosari, dan Genting b. Kecamatan Sumowono : Kebunagong, Candigaron, Kemitir, dan Duren 7. Kabupaten Kendal a. Kecamatan Sumowono : Keseneng, Kemawi, dan Bumen b. Kecamatan Bandungan : Candi, Kenteng, Bandungan, dan Sidomukti c. Kecamatan Bergas : Munding, dan Gebugan d. Kecamatan Ungaran Barat : Gogik, Nyatnyono, Kalisidi, dan Branjang

7.1.1.4. Kondisi Eksisting Permukiman Di Daerah Rawan Bencana Berdasarkan RPJMD Kabupaten Semarang 2016-2021, kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten Semarang berupa kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan longsor dan kawasan rawan banjir. Permukiman di daerah rawan bencana di Kabupaten Semarang merupakan permukiman yang secara eksisting terdapat di daerah kerawanan bencana di Kabupaten Semarang. Adapun sebaran kawasan permukiman yang terdapat di daerah rawan bencana alam adalah sebagai berikut : a. Kawasan rawan letusan gunung api Kawasan rawan letusan gunung api, merupakan daerah yang diperkirakan akan dilalui luncuran awan panas dan lahar maupun jatuhan material. Kawasan rawan letusan gunung berapi meliputi kawasan sangat rawan yaitu daerah pada jarak 0 hingga 5 kilometer dari puncak gunung dan kawasan agak rawan yaitu daerah pada jarak lebih dari 5 kilometer dari puncak gunung.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-3 Laporan Akhir

Berdasarkan peta bencana gunung api yang dibuat oleh Direktorat Vulkanologi Bandung, meskipun Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran sudah lama tidak aktif namun bahaya gunung api masih berpotensi terjadi pada wilayah ini sehingga daerah yang berada di sekitar puncak Gunung Ungaran sampai ke Sumowono, Bandungan, Munding dan Gunung Tungku (sebelah atas Nyatnyono) merupakan daerah yang diperkirakan luncuran awan panas dan lahar dan jatuhan material. Sedang untuk Gunung Merbabu adalah mulai puncaknya gunung sampai Desa Batur. Berdasarkan hasil overlay peta rawan bencana dengan kawasan permukiman, kawasan permukiman pada wilayah yang termasuk dalam kawasan rawan letusan gunung api meliputi kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Bandungan (Desa Candi, Kenteng, Bandungan, Duren, Pakopen, Jimbaran, dan Sidomukti); Kecamatan Bergas (Desa Pagersari, Gebugan, dan Munding); Kecamatan Getasan (Desa Tajuk, Batur, Kopeng, dan Wates); Kecamatan Sumowono (Desa Bumen, Kemawi, dan Losari); Kecamatan Ungaran Barat (Gogik, Nyatnyono, dan Lerep). b. Kawasan Rawan Tanah Longsor atau Gerakan Tanah Merupakan wilayah dengan kondisi permukaan tanah mudah longsor/ bergerak karena pada daerah tersebut terdapat zona tanah bergerak atau wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor/bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Di wilayah Kabupaten Semarang penyebaran kawasan ini tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi terutama pada wilayah Kecamatan Sumowono, Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bergas, Bandungan, Bawen, Jambu, Banyubiru, Tuntang, Ambarawa, Getasan, Bringin, Suruh dan Susukan. Berdasarkan hasil overlay peta rawan bencana dengan kawasan permukiman, kawasan permukiman pada wilayah yang termasuk dalam kawasan rawan tanah longsor meliputi kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Ambarawa (Desa Ngampin, Pasekan, dan Panjang); Kecamatan Bancak (Desa Lembu); Kecamatan Banyubiru (Desa Sepakung, Kebumen, Gedong, Wirogomo, Banyubiru, Kemambang, Tegaron, Rowoboni, dan Kebondowo); Kecamatan Bawen (Desa Kandangan, Lemahireng, Bawen, Harjosari, dan Polosiri); Kecamatan Bringin (Desa Bringin dan Kalijambe); Kecamatan Getasan (Desa Ngrawan, Nogosaren, Polobogo, dan Batur); Kecamatan Jambu (Desa Gemawang, Gondoriyo, Bedono, Brongkol, Jambu, dan Kuwarasan); Kecamatan Kaliwungu (Desa Rogomulyo); Kecamatan Pabelan (Desa Semowo dan Karanggondang); Kecamatan Pringapus (Desa Jatirunggo); Kecamatan Sumowono (Desa Lanjan, Keseneng, Duren, Kemitir, Candigaron, dan Pledokan); Kecamatan Suruh (Desa Dadapayam); Kecamatan Susukan (Desa Sidoharjo); Kecamatan Tengaran (Desa Sruwen, Duren, dan Regunung); Kecamatan Tuntang (Desa Watuagung dan Delik); Kecamatan Ungaran Barat ( Desa Lerep dan Nyatnyono); dan Kecamatan Ungaran Timur (Desa Kalirejo dan Kawengen). c. Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan banjir merupakan kawasan lindung yang bersifat sementara sampai dengan teratasinya masalah banjir secara menyeluruh dan permanen di tempat tersebut. Kawasan yang sering/berpotensi tinggi mengalami bencana alam berupa banjir atau tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan tergenang lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal. Di Kabupaten Semarang kawasan perlindungan bahaya banjir terdapat

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-4 Laporan Akhir

pada dataran sekitar Rawa Pening dan dataran bagian Timur, tepatnya sekitar Desa Boto pada daerah aliran Sungai Bancak. Disamping itu di beberapa wilayah kota juga berpotensi rawan banjir sebagai akibat dari berkembangnya permukiman dan menurunnya kualitas lingkungan. Berdasarkan hasil overlay peta rawan bencana dengan kawasan permukiman, kawasan permukiman pada wilayah yang termasuk dalam kawasan rawan banjir meliputi kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Bancak (Desa Boto); Kecamatan Ambarawa (Desa Panjang, Pojoksari, Bejalen, dan Tambakboyo); Kecamatan Banyubiru (Desa Banyubiru, Rowoboni, Kebondowo, dan Ngrapah); Kecamatan Tuntang (Desa Rowosari, Sraten, Candirejo, Kesongo, Lopait, dan Tuntang); Kecamatan Bawen (Desa Asinan).

7.1.2. Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman yang terdapat di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 3 IDENTIFIKASI POTENSI DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SEMARANG No Potensi Tantangan 1. Aspek Teknis . Ketersediaan lahan untuk pengembangan . Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan permukiman baru dan kemudahan akses untuk meningkatnya kebutuhan rumah. menuju Kabupaten Semarang seperti kondisi jalan . Alih fungsi lahan mengurangi fungsi Kabupaten yang bagus terutama di jalan-jalan besar kawasan Semarang sebagai cactment area. perkotaan . Pembangunan rusunawa. (Tambakboyo, Pringapus, . Adanya potensi program pembangunan perumahan dan Ambarawa) yang ditangani oleh pemerintah pusat atau provinsi. . Perlunya pengembangan rumah pada lokasi-lokasi . Adanya potensi tumbuh dan berkembangnya Kasiba- potensi pengembangan perumahan dan permukiman Lisiba di Kabupaten Semarang. baru termasuk Kasiba dan Lisiba. . Perlunya peningkatan cakupan pelayanan rumah layak huni kepada masyarakat. berpenghasilan rendah. . Perlunya peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat (Kemenpera) dan SKPD kabupaten/provinsi dalam mendukung program penyediaan pembangunan perumahan. 2. Aspek Kelembagaan dan Pembiayaan . Adanya potensi pola pembiayaan pembangunan . Perlunya peningkatan pengembangan sumber- perumahan oleh pihak pemerintah, swasta dan sumber pembiayaan dalam kegiatan rehabilitasi dan masyarakat. pembangunan rumah baik dari pihak pemerintah, . Adanya potensi pembiayaan program pembangunan swasta dan masyarakat. perumahan yang ditangani oleh pemerintah pusat . Perlunya penyediaan perumahan RSH dengan harga atau provinsi. jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat . Adanya potensi kelembagaan yang menangani berpenghasilan rendah. pengembangan perumahan dan kawasan . Perlunya pengembangan kapasitas kelembagaan permukiman di Kabupaten Semarang, misalnya (pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan) serta Dinas Pekerjaan Umum. perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Semarang. . Perlunya koordinasi antar SKPD Kabupaten terkait dalam penyediaan perumahan dan penyediaan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum) sehingga terwujud kondisi perumahan yang diikuti dengan penyediaan PSU. . Peningkatan alternatif sumber-sumber pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman. 3. Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta . Adanya potensi pembangunan perumahan yang . Promosi kepada pihak swasta dan pihak lain terkait diselenggarakan oleh pihak pemerintah, swasta dan program-program yang akan dilakukan dalam masyarakat. penyediaan dan pengembangan perumahan dan . Tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal. permukiman.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-5 Laporan Akhir

No Potensi Tantangan . Adanya peran serta masyarakat dalam proses . Perlunya penyediaan perumahan RSH mengingat pembangunan rumah dalam pelaksanaan program tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal, BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya). khususnya rumah dengan harga jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. . Masih adanya penduduk dengan tingkat pra sejahtera, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dan peran serta masyarakat untuk memperbaiki rumah dan kualitas bangunan tempat tinggal mereka. . Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut. . Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman saat ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten. . Perlunya peningkatan peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, monitoring, evaluasi pemeliharaan program pengembangan permukiman di Kabupaten Semarang. 4. Aspek Lingkungan Permukiman . Adanya potensi permukiman tradisional yang di huni . Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak oleh kelompok masyarakat samin dan memiliki huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana karakteristik sosial-budaya yang kuat. dan Utilitas Umum) dengan tetap . Adanya embrio penyediaan sarana dan utilitas umum mempertimbangkan aspek pembangunan (PSU) permukiman pada lokasi-lokasi potensi berkelanjutan. pengembangan perumahan dan kawasan . Perlunya penyelenggaraan penyediaan prasarana, permukiman baru. sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara . Memiliki potensi lahan untuk pengembangan sarana sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU di dan prasarana serta RTH di lingkungan permukiman lingkungan permukiman dalam mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman. . Perlunya pembangunan RSH dan prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada daerah tertinggal/ terpencil, dan kawasan perbatasan di Kabupaten Semarang. Sumber : Analisis Penyusun, 2016

7.1.3. Pemetaan dan Evaluasi Program-Program Yang Telah Dilaksanakan Di Kabupaten Semarang Pemetaan dan evaluasi program-program terkait dengan pembangunan kawasan permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan yang terdapat di Kabupaten Semarang dapat diketahui berdasarkan program-program yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Semarang. Adapun program-program tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 4 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SEMARANG No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2015 1. Program Pengembangan Perumahan Dinas . Fasilitasi dan stimulasi pembangunan Perumahan Pekerjaan perumahan masyarakat kurang mampu. Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp. 401.000.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 332.763.398,00 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya operasional pengelolaan Rusunawa di Kabupaten Semarang 2. Program Lingkungan Perumahan Dinas . Penyediaan Sarana Air bersih & Sanitasi Sehat Perumahan Pekerjaan Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp. 3.639.168.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 332.763.398,00

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-6 Laporan Akhir

No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja - Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sarana sanitasi bagi masy miskin (PAB) . Perencanaan Sarana Air bersih & Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 97.550.000,00 . Penyediaan Sarana & Prasarana Lingkungan Sehat Pemukiman (APBD Kab.) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 13.075.887.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 12.668.929.000,00 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terbangunnya sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman, 76 Paket Jalan Lingkungan 3. Program Pemberdayaan Perumahan Dinas . Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Komunitas Perumahan Pekerjaan Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Umum Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp. 390.000.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 387.089.819,00 - Tingkat pencapaian kinerja adalah pendampingan Bantuan Teknis P2KP (Terlaksananya bantuan teknis HIK Pamsimas) 4. Program Pemberdayaan Perencanaan dan Badan . Fasilitas Pembangunan Prasarana dan Komunitas Perumahan Pembangunan Perencanaan sarana dasar Pemukiman Berbasis Daerah dan Masyarakat Pembangunan - Alokasi anggaran sebesar Rp. Daerah 27.187.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 25.830.900,00. - Tingkat pencapaian kinerja adalah terfasilitasinya Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman Berbasis Masyarakat (RAPAT, FASILITASI) Tahun 2014 1. Program Pengembangan Perumahan Dinas . Fasilitasi dan stimulasi pembangunan Perumahan Pekerjaan perumahan masyarakat kurang mampu. Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 275.755.060 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya operasional pengelolaan Rusunawa di Kabupaten Semarang 2. Program Lingkungan Perumahan Dinas . Perencanaan Sarana Air bersih & Sehat Perumahan Pekerjaan Sanitasi Dasar Terutama Bagi Umum Masyarakat Miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp. 8.257.351.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 8.015.717.100. . Penyediaan Sarana & Prasarana Lingkungan Sehat Pemukiman (APBD Kab.) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 15.850.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 15.392.975.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terbangunnya sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman, 93 Paket Jalan, 30 Paket tallud, 15 saluran, 38 Lokasi swakeloala

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-7 Laporan Akhir

No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja 3. Program Pemberdayaan Perumahan Dinas . Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Komunitas Perumahan Pekerjaan Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Umum Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp. 302.500.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 255.667.010 - Tingkat pencapaian kinerja adalah pendampingan Bantuan Teknis P2KP (Terlaksananya bantuan teknis HIK Pamsimas) Tahun 2012 1. Program Pengembangan Perumahan Dinas . Penetapan Kebijakan, strategi dan Perumahan Pekerjaan program perumahan Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp. 202.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 187.130.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya kajian rumah tidak layak huni kab. Semarang . Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu. - Alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 85.207.164 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya RUSUNAWA bagi masyarakat kurang mampu di wilayah kabupaten Semarang 2. Program Lingkungan Perumahan Dinas . Penyediaan Sarana Air bersih & Sanitasi Sehat Perumahan Pekerjaan Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.794.952.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 1.767.004.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah pembangunan sarana air bersih (PAB) . Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 263.275.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 259.177.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat miskin sarana air bersih . Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 285.224.000. - Tingkat pencapaian kinerja adalah tercapainya dokumen perencanaan (DED) pembangunan sarana air bersih 1 paket (4 desa) dan Sanitasi 1 paket (5 desa) . Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 202.000.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah Dokumen Kajian Wilayah Rawan Air dan Sanitasi di Kabupaten Semarang . Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman - Alokasi anggaran sebesar Rp. 474.690.000; realisasi anggaran

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-8 Laporan Akhir

No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja sebesar Rp. 460.898.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya peningkatan kesehatan lingkungan bagi masyarakat miskin . Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman (Bantuan Propinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 2.282.560.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 2.253.400.000. - Tingkat pencapaian kinerja adalah Saluran Drainase (APBD Prop) 3. Program Pemberdayaan Perumahan Dinas . Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Komunitas Perumahan Pekerjaan Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Umum Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp. 847.545.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 748.635.000. - Tingkat pencapaian kinerja adalah terlaksananya pendampingan bantuan teknis sarana air bersih PAMSIMAS, PPIP, P2KP, ND dan Bantuan Pengadaan Paving 4. Program Lingkungan Perencanaan dan Badan . Perencanaan sarana air bersih dan Sehat Perumahan Pembangunan Perencanaan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat Daerah dan miskin Pembangunan - Alokasi anggaran sebesar Rp. Daerah 80.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 64.898.300. - Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya rencana induk sistem air bersih dan sanitasi lingkungan. Tahun 2011 1. Program Pengembangan Perumahan Dinas . Penetapan Kebijakan, strategi dan Perumahan Pekerjaan program perumahan Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp. 202.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 187.130.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya kajian rumah tidak layak huni kab. Semarang . Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu. - Alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 85.207.164 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya RUSUNAWA bagi masyarakat kurang mampu di wilayah kabupaten Semarang 2. Program Lingkungan Perumahan Dinas . Penyediaan Sarana Air bersih & Sanitasi Sehat Perumahan Pekerjaan Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp. 1.794.952.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 1.767.004.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah pembangunan sarana air bersih (PAB) . Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 263.275.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 259.177.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat miskin sarana air bersih . Perencanaan sarana air bersih dan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-9 Laporan Akhir

No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 285.224.000. - Tingkat pencapaian kinerja adalah tercapainya dokumen perencanaan (DED) pembangunan sarana air bersih 1 paket (4 desa) dan Sanitasi 1 paket (5 desa) . Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 202.000.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah Dokumen Kajian Wilayah Rawan Air dan Sanitasi di Kabupaten Semarang . Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman - Alokasi anggaran sebesar Rp. 474.690.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 460.898.000 - Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya peningkatan kesehatan lingkungan bagi masyarakat miskin . Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman (Bantuan Propinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp. 2.282.560.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 2.253.400.000. - Tingkat pencapaian kinerja adalah Saluran Drainase (APBD Prop) 3. Program Pemberdayaan Perumahan Dinas . Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Komunitas Perumahan Pekerjaan Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Umum Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp. 847.545.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 748.635.000. - Tingkat pencapaian kinerja adalah terlaksananya pendampingan bantuan teknis sarana air bersih PAMSIMAS, PPIP, P2KP, ND dan Bantuan Pengadaan Paving 4. Program Lingkungan Perencanaan dan Badan . Perencanaan sarana air bersih dan Sehat Perumahan Pembangunan Perencanaan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat Daerah dan miskin Pembangunan - Alokasi anggaran sebesar Rp. Daerah 80.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 64.898.300. - Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya rencana induk sistem air bersih dan sanitasi lingkungan. Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kabupaten Semarang, 2011, 2012, 2014, 2015

7.1.4. Analisis Kebutuhan Program dan Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Semarang Analisis kebutuhan program dan kegiatan dalam pengembangan kawasan permukiman Kabupaten Semarang secara rinci dapat dilihat pada uraian berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-10 Laporan Akhir

7.2.4.1. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 5 SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Total Sasaran Program No Uraian Sasaran Program Keterangan Luas Kawasan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V I Kawasan Kumuh Perkotaan 477,92 Ha 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi - - Luas Kawasan Kumuh sesuai dengan (15 lokasi) SK Bupati Semarang Nomor /0522/ 2014 II Kawasan Permukiman Perdesaan 19 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 3 kecamatan - III Kawasan Permukiman Khusus (Rawan Bencana) - . Permukiman Perbatasan 15 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan - . Permukiman rawan bencana 19 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 3 kecamatan - Sumber : SK Bupati Semarang Nomor /0522/ 2014, Perda Nomor 6 tahun 2011, dan Analisis, 2016

7.2.4.2. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Usulan kebutuhan program pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 6 USULAN KEBUTUHAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Luas/Lokasi Rencana Program No Kawasan Permukiman Keterangan Kawasan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V I Kawasan Kumuh Perkotaan 477,92 Ha 1. Desa Penawangan Kecamatan Pringapus 23,07 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 2. Desa Candirejo Kecamatan Pringapus 38,88 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 3. Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus 24,61 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 4. Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus 35,07 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 5. Desa Pringsari Kecamatan Pringapus 23,62 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 6. Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus 42,40 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 7. Kelurahan Bandungan Kecamatan 11,51 Ha Peningkatan kualitas Bandungan permukiman kumuh 8. Kelurahan Kupang Kecamatan Ambarawa 19,85 Ha Peningkatan kualitas

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-11 Laporan Akhir

Luas/Lokasi Rencana Program No Kawasan Permukiman Keterangan Kawasan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V permukiman kumuh 9. Kelurahan Tambakboyo Kecamatan 10,85 Ha Peningkatan kualitas Ambarawa permukiman kumuh 10. Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas 61,32 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 11. Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas 23,90 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 12. Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur 31,00 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 13. Desa Kawengan Kecamatan Ungaran Timur 81,17 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 14. Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur 32,12 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh 15. Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran 18,55 Ha Peningkatan kualitas Timur permukiman kumuh II Kawasan Permukiman Perdesaan 1. Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial 19 kecamatan III Kawasan Permukiman Khusus 1. Kawasan Perbatasan 15 kecamatan Penataan kawasan Penataan kawasan Penataan kawasan Penataan Penataan permukiman permukiman permukiman kawasan kawasan perdesaan (PPL/ perdesaan (PPL/ perdesaan (PPL/ permukiman permukiman Pusat Pelayanan Pusat Pelayanan Pusat Pelayanan perdesaan (PPL/ perdesaan Lingkungan) Lingkungan) Lingkungan) Pusat Pelayanan (PPL/ Pusat Lingkungan) Pelayanan Lingkungan) 2. Kawasan Rawan Bencana 19 kecamatan Penataan Penataan Penataan Penataan Penataan permukiman sesuai permukiman sesuai permukiman sesuai permukiman permukiman dengan daya dukung dengan daya dengan daya sesuai dengan sesuai dengan lahan dukung lahan dukung lahan daya dukung daya dukung lahan lahan Sumber : Analisis, 2016

7.2.4.3. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Usulan kebutuhan program pembiayaan kawasan permukiman di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-12 Laporan Akhir

TABEL VII. 7 USULAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Sumber : Analisis, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-13 Laporan Akhir

7.2. SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 7.2.1. Kondisi Eksisting Penataan Bangunan Dan Lingkungan A. Peraturan Daerah Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/ kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengaturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta beberapa Pedoman Menteri Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan gedung, maka diperlukan pengaturan tentang bangunan gedung diwilayah Kabupaten Semarang. Untuk saat ini Kabupaten Semarang telah memiliki Perda Bangunan Gedung, yang diharapkan dapat menjadi pedoman penyelenggaraan bangunan gedung sesuai dengan tata bangunan dan lingkungan, serta keandalan gedung yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penyelenggaraan bangunan gedung yang handal dan menjamin keselamatan, kenyamanan serta mewujudkan keserasian dan pelestarian lingkungan. Adapun substansi peraturan perundangan yang terkait pengembangan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Semarang sebagai berikut: TABEL VII. 8 PERATURAN DAERAH TERKAIT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Peraturan Perundangan Terkait PBL No Jenis Produk No./ Amanat Tentang Pengaturan Tahun 1. Undang-undang No.28 Bangunan . Undang-undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan (UU) /2002 Gedung gedung yang meliputi fungsi, persyaratan, penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan. . Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya. . Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk: 1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya; 2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan; 3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung. 2. Peraturan No.36/ Peraturan . Undang-undang ini menguraikan tentang Pelaksanaan Pemerintah (PP) 2005 Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan UU Bangunan Gedung. Gedung 3. Peraturan Daerah No Izin Bangunan . Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 (Perda) 16/2006 tentang Bangunan Gedung, maka setiap daerah wajib memiliki peraturan izin bangunan . Pengaturan izin bangunan bertujuan untuk : 1. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan yang menjamin keandalan teknis bangunan dari segala keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan 2. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan 4. Peraturan Daerah No . Sesuai dengan UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak (Perda) 12/2008 Daerah Dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-14 Laporan Akhir

No Peraturan Perundangan Terkait PBL Amanat Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah . Bertujuan untuk mengatur besaran retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran 5. Peraturan Daerah No Bangunan . Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 (Perda) 2/2015 Gedung tentang Bangunan Gedung, maka setiap daerah wajib memiliki Perda Bangunan Gedung. . Bangunan Gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, pengaturan Bangunan Gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai dengan peraturan perundangundangan. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan Gedung. . Peraturan Daerah Kabupaten Semarang No. 2 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung mengatur : 1. Ketentuan Umum 2. Asas, Maksud dan Tujuan 3. Ruang lingkup 4. Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung 5. Persyaratan Bangunan Gedung 6. TABG 7. Peran masyarakat 8. Pembinaan 9. Sanksi Administratif 10. Ketentuan Penyidikan 11. Ketentuan Pidana 12. Ketentuan Peralihan 13. Ketentuan Penutup Sumber : Analisis Penyusun, 2016

B. Penataan Lingkungan Permukiman Beberapa kondisi eksisting terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan yang ada di Kabupaten Semarang, meliputi :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-15 Laporan Akhir

TABEL VII. 9 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SEMARANG Kawasan Cagar Budaya RTH PUBLIK Dukungan Nama Bangunan Gedung Dukungan Infrastruktur CK Lokasi/ Nama RTH Luas RTH (Ha) Infrastruktur CK 1. Lingkungan bangunan gedung dan halamannya  Pengaturan perubahan 1. Taman Kota : 3,22 ha, meliput  Penataan RTH  Benteng Williem I di Kecamatan Ambarawa. ukuran dan bentuk  Alun-alun Ungaran Barat 0,29266  Pemeliharaan RTH  Benteng Williem II di Kecamatan Ungaran Barat. bangunan;  Alun-Alun Sidomulyo 0,44000  Gedung kuno Asrama Korsik di Kecamatan Ungaran  pengembangan kegiatan  Taman Jalan Protokol 0,46800 Timur. kepariwisataan;  Taman Jalan Protokol 0,49008  Gedung Kuning di Kecamatan Ungaran Barat.  Pengaturan lingkungan  Taman Jalan Protokol 0,00040  Gedung SMP 1 di Kecamatan Ungaran Timur. sekitar kawasan cagar  Taman Serasi Ambarawa 0,01400  Gereja Jago Kelurahan Panjang di Kecamatan Ambarawa. budaya.  Taman Alun-alun Sidomulyo 0,10000  Pendopo Kantor Kecamatan di Kecamatan Ambarawa.  Taman Serasi Gatot Subroto 0,01520  Rumah kuno Kelurahan Panjang di Kecamatan Ambarawa.  Taman Pertigaan Bawen 0,05  Museum dan Stasiun Kereta Api di Kecamatan Ambarawa.  Taman Pojoksari Ambarawa 0,00130  Stasiun Kereta Api Tuntang di Kecamatan Tuntang.  Taman Pertigaan Bringin 0,05839  Stasiun Kereta Api Jambu di Kecamatan Jambu.  Taman Sisemut 0,20916  Stasiun Kereta Apu Bringin di Kecamatan Bringin.  Kawasan Alun-Alun Kalirejo 0,09085  Wisma Bandungan Indah di Kecamatan Bandungan.  Taman JLA (Simpang Pojoksari) 0,5187  Klenteng Kelurahan Kranggan di Kecamatan Ambarawa.  Taman Serasi 0,30000  Rumah Batu Putih Kyai Pandanmurti Desa Candigaron  Taman Jalan Lingkar Ungaran (JLU) 0,01850 Kecamatan Sumowono.  Taman Jalan Lingkar Ambarawa  Stasiun Kereta Api Bedono di Kecamatan Jambu. (Ngampin)  Masjid Kauman Ungaran di Kecamatan Ungaran Barat. 2. Taman Kecamatan : 0,69 ha, meliputi :  Masjid Kauman Desa Suruh di Kecamatan Suruh.  Taman Kec. Ambarawa 0,4197  Masjid Desa Jatirejo di Kecamatan Suruh.  Taman Kec. Bandungan 0,007551  Gereja Desa Nyemoh di Kecamatan Bringin.  Taman Kec. Bawen 0,032  Rumah tinggal Gatot Subroto di Kecamatan Ungaran  Taman Kec. Pringapus 0,01862 Barat.  Taman Kec. Bergas 0,00825

 Bangunan bekas Kantor Kawedanan di Kecamatan  Taman Kec. Banyubiru 0,02093 Ungaran Barat.  Taman Kec. Bringin 0,078537  Masjid Kuno Gogodalem di Kecamatan Bringin.  Taman Kec. Tengaran 0,03216  Lingkungan rumah tinggal dan makam pada kawasan PTP  Taman Kec. Ungaran Barat 0,046565 Getas di Kecamatan Pabelan.  Taman Kec. Ungaran Timur 0,02205  Rumah pemotongan hewan di Kecamatan Ambarawa. 3. Hutan Kota 405,45  Rumah Dinas Bupati Semarang di Desa Pager Kecamatan 4. Sabuk Hijau : 0,96 ha, meliputi : Kaliwungu  Taman Jln Protokol Ungaran 0,468 2. Lingkungan bangunan non gedung  Taman Jln Protokol Ambarawa 0,4901  Makam kuno Desa Nyatnyono di Kecamatan Ungaran  Taman Jln Protokol Bandungan 0,004 Barat. 5. RTH Jalur Hijau Jalan, meliputi :  Monumen Perjuangan Lemahabang di Kecamatan Bergas. Ungaran :  Situs Candi Ngempon di Kecamatan Bergas.  Jl A Yani (Asmara) 0,2060  Munumen Wonorejo di Kecamatan Pringapus.  JL Gatot Subroto 0,5616  Situs Candi Bubrah Desa Candirejo di Kecamatan  Jl Mayjen Suprapto 0,3648 Pringapus.  Jl MT Haryono 0,1527  Makam Dr. Cipto Mangunkusumo di Kecamatan  Jl Ki Sarini Mangunpranoto 0,036 Ambarawa. Alun-Alun Ungaran Barat :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-16 Laporan Akhir

Kawasan Cagar Budaya RTH PUBLIK Dukungan Nama Bangunan Gedung Dukungan Infrastruktur CK Lokasi/ Nama RTH Luas RTH (Ha) Infrastruktur CK  Makam Jenderal Gatot Subroto di Kecamatan Ungaran  Jl Setenan 0,0084 Timur.  Jl hasyim Ashari 0,036  Monumen Palagan Ambarawa di Kecamatan Ambarawa.  Jl HOS Cokroaminoto 0,192  Candi Gedongsongo di Kecamatan Bandungan.  Jl Slamet Riyadi 0,1106  Situs Watu Lumpuk Kyai Renggani Sura Desa Jubelan  Jl DI Panjaitan – Susukan 0,1235 Kecamatan Sumowono.  Jl S Parman 0,039  Tugu Desa Kelurahan di Kecamatan Jambu.  Jl Kartini 0,0086  Situs Brawijaya Candi Dukuh Desa Rowoboni di  Jl Jend Sudirman 0,6144 Kecamatan Banyubiru.  Jl Patimura (Ungaran) 0,6091  Makam Cukilan di Kecamatan Suruh. Ambarawa : 0,048  Situs Senjaya di Kecamatan Tengaran.  Jl Jend Sudirman  Situs Klero di Kecamatan Tengaran.  Jl MGR Soegiyopranoto 0,6191  Jalur rel kereta api Tuntang - Ambarawa - Bedono.  Jl Slamet Riyadi 0,1959  Situs Candirejo di Kecamatan Ungaran Barat.  Jl. Dr Ciptomangunkusumo 0,1249  Ganesha besar (mbah Dul Jalal) Sikunir di Kecamatan  Jl Pemuda 0,0989 Bergas. 0,0874  Situs Kalitaman di Kecamatan Bawen. 0,1117  Situs Kalibeji di Kecamatan Tuntang.  Lingkungan makam Kusumabantala di Kecamatan Jambu.  Lingkungan makam Kebon Ijo di Kecamatan Banyubiru.  Rumah air Jelok di Kecamatan Tuntang.  Situs Slumprit di Kecamatan Ungaran Timur.  Situs Ngrawan di Kecamatan Getasan.  Situs Prasasti Tajuk di Kecamatan Getasan.  Situs Balai Panjang di Kecamatan Suruh.  Situs Muncul di Kecamatan Banyubiru. Sumber : RTRW Kabupaten Semarang dan DPU Kab. Semarang

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-17 Laporan Akhir

C. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Dalam sistem pengelolaan keuangan negara, bangunan gedung negara dan rumah negara termasuk dalam barang milik negara, yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara dan dalam pengelolaan rumah negara. Dalam proses pelaksanaan tertib penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara masih sering dijumpai permasalahan terkait dengan Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN). Hingga saat ini, masih banyak kabupaten/kota yang belum mengeluarkan penetapan harga standar pembangunan bangunan gedung negara termasuk Kabupaten Semarang. Adapun kondisi eksisting terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara yang ada di Kabupaten Semarang, dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 10 PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA KABUPATEN SEMARANG Fungsi Status No Nama Bangunan Gedung Negara Bangunan Kepemilikan 1. Gedung Kantor Badan Kepegawaian Daerah Khusus Kabupaten 2. Gedung Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Khusus Kabupaten 3. Gedung Kantor Badan Kel. Berencana & Pemberdayaan Perempuan Khusus Kabupaten 4. Gedung Kantor Badan Lingkungan Hidup Khusus Kabupaten 5. Gedung Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat & Desa Khusus Kabupaten 6. Gedung Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Khusus Kabupaten 7. Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum Khusus Kabupaten 8. Gedung Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Khusus Kabupaten 9. Gedung Kantor Dinas Kesehatan Khusus Kabupaten 10. Gedung Kantor Dinas Koperasi, UMKM, Perisdustrian&Perdagangan Khusus Kabupaten 11. Gedung Kantor Dinas Pemuda,Olah Raga & Pariwisata Khusus Kabupaten 12. Gedung Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keu.&Aset Daerah Khusus Kabupaten 13. Gedung Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Khusus Kabupaten 14. Gedung Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika Khusus Kabupaten 15. Gedung Kantor Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Khusus Kabupaten 16. Gedung Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan Khusus Kabupaten 17. Gedung Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi Khusus Kabupaten 18. Gedung Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Khusus Kabupaten 19. Gedung Kantor Kesatuan Bangsa & Politik Khusus Kabupaten 20. Gedung Kantor Ketahanan Pangan Khusus Kabupaten 21. Gedung Kantor Penanaman Modal & Perijinan Terpadu Khusus Kabupaten 22. Gedung Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Khusus Kabupaten 23. Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Khusus Kabupaten 24. Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Khusus Kabupaten 25. Kantor Kecamatan Ambarawa Khusus Kabupaten 26. Kantor Kecamatan Bancak Khusus Kabupaten 27. Kantor Kecamatan Bandungan Khusus Kabupaten 28. Kantor Kecamatan Banyubiru Khusus Kabupaten 29. Kantor Kecamatan Bawen Khusus Kabupaten 30. Kantor Kecamatan Bergas Khusus Kabupaten 31. Kantor Kecamatan Bringin Khusus Kabupaten 32. Kantor Kecamatan Getasan Khusus Kabupaten 33. Kantor Kecamatan Jambu Khusus Kabupaten 34. Kantor Kecamatan Kaliwungu Khusus Kabupaten 35. Kantor Kecamatan Pabelan Khusus Kabupaten 36. Kantor Kecamatan Pringapus Khusus Kabupaten 37. Kantor Kecamatan Sumowono Khusus Kabupaten 38. Kantor Kecamatan Suruh Khusus Kabupaten 39. Kantor Kecamatan Susukan Khusus Kabupaten 40. Kantor Kecamatan Tengaran Khusus Kabupaten 41. Kantor Kecamatan Tuntang Khusus Kabupaten

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-18 Laporan Akhir

Fungsi Status No Nama Bangunan Gedung Negara Bangunan Kepemilikan 42. Kantor Kecamatan Ungaran Barat Khusus Kabupaten 43. Kantor Kecamatan Ungaran Timur Khusus Kabupaten 44. Kantor Kelurahan Bandarjo Khusus Kabupaten 45. Kantor Kelurahan Bandungan Khusus Kabupaten 46. Kantor Kelurahan Baran Khusus Kabupaten 47. Kantor Kelurahan Bawen Khusus Kabupaten 48. Kantor Kelurahan Beji Khusus Kabupaten 49. Kantor Kelurahan Bergas Lor Khusus Kabupaten 50. Kantor Kelurahan Candirejo Khusus Kabupaten 51. Kantor Kelurahan Gedanganak Khusus Kabupaten 52. Kantor Kelurahan Genuk Khusus Kabupaten 53. Kantor Kelurahan Gondoriyo Khusus Kabupaten 54. Kantor Kelurahan Harjosari Khusus Kabupaten 55. Kantor Kelurahan Kalirejo Khusus Kabupaten 56. Kantor Kelurahan Karangjati Khusus Kabupaten 57. Kantor Kelurahan Kranggan Khusus Kabupaten 58. Kantor Kelurahan Kupang Khusus Kabupaten 59. Kantor Kelurahan Langensari Khusus Kabupaten 60. Kantor Kelurahan Lodoyong Khusus Kabupaten 61. Kantor Kelurahan Ngampin Khusus Kabupaten 62. Kantor Kelurahan Ngempon Khusus Kabupaten 63. Kantor Kelurahan Panjang Khusus Kabupaten 64. Kantor Kelurahan Pojoksari Khusus Kabupaten 65. Kantor Kelurahan Pringapus Khusus Kabupaten 66. Kantor Kelurahan Sidomulyo Khusus Kabupaten 67. Kantor Kelurahan Susukan Khusus Kabupaten 68. Kantor Kelurahan Tambakboyo Khusus Kabupaten 69. Kantor Kelurahan Ungaran Khusus Kabupaten 70. Kantor Kelurahan Wujil Khusus Kabupaten 71. Kantor UPTD Khusus Kabupaten Sumber : Analisis Penyusun, 2016

7.2.2. Potensi dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Semarang terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain: TABEL VII. 11 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KABUPATEN SEMARANG No Aspek PBL Permasalahan Tantangan I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1. Aspek Teknis . Masih terbatasnya pedoman teknis di . Penyusunan pedoman teknis di daerah daerah terkait Bidang Penataan terkait Bidang Penataan Bangunan dan Bangunan dan Lingkungan. Lingkungan. 2. Aspek Kelembagaan . Belum optimalnya kapasitas . Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, kelembagaan serta perangkat dan pembinaan dalam optimalisasi kapasitas organisasi penyelenggara dalam kelembagaan penyelenggara, sehingga memenuhi standar pelayanan dapat memenuhi SPM di bidang penataan minimal di bidang penataan bangunan dan lingkungan. bangunan dan lingkungan. . Monitoring dan evaluasi hasil bidang penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan SPM bidang penataan bangunan dan lingkungan. . Fasilitasi penguatan kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan. 3. Aspek Pembiayaan . Masih rendahnya dukungan pemda . Kerjasama dengan pihak swasta/CSR dan dalam penataan lingkungan masyarakat dalam pembiayaan berbagai permukiman yang diindikasikan kegiatan bidang penataan bangunan dan dengan masih kecilnya alokasi lingkungan. anggaran daerah untuk peningkatan kualitas penataan lingkungan permukiman. 4. Aspek Peran Serta . Masih terbatasnya peran serta . Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama Masyarakat / Swasta masyarakat dalam kegiatan antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat penataan lingkungan permukiman. dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-19 Laporan Akhir

No Aspek PBL Permasalahan Tantangan penataan lingkungan permukiman. 5. Aspek Lingkungan . Masih banyaknya pelanggaran tata . Bantek Penyusunan RISPK. Permukiman ruang akibat minimnya peraturan . Fasilitasi penyusunan RTBL. khususnya terkait bidang penataan . Fasilitasi penyusunan rencana tindak bangunan dan lingkungan. penataan dan revitalisasi kawasan strategis . Minimnya pengawasan dalam . Fasilitasi rencana tindak sistem Ruang kegiatan penataan lingkungan Terbuka Hijau (RTH). permukiman. . Fasilitasi penyusunan rencana tindak pengembangan kawasan permukiman tematik perkotaan (kawasan perkotaan strategis : kawasan perkotaan Ungaran, Ambarawa, Suruh dan Tengaran) II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara 1. Aspek Teknis . Masih terbatasnya dokumen . Sosialisasi peraturan terkait bangunan perencanaan terkait gedung penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara. 2. Aspek Kelembagaan . Kelembagaan bangunan gedung . Bimtek penguatan kelembagaan bangunan belum berfungsi efektif dan efisien. gedung. . Masih banyaknya aset negara yang . Pelatihan teknis tenaga pendata bangunan tidak teradministrasikan dengan gedung dan keselamatan gedung baik. . Minimnya Sumber Daya Manusia . Pelatihan teknis keandalan bidang bangunan (SDM) yang menguasai keandalan gedung dan rumah negara. bidang bangunan gedung dan rumah . Membentuk tim ahli/ lembaga yang dalam negara. bidang keandalan bidang bangunan gedung dan rumah negara. 3. Aspek Pembiayaan . Masih rendahnya dukungan . Kerjasama dengan pihak swasta/ CSR dan pembiayaan terhadap kegiatan masyarakat dalam pembiayaan berbagai penyelenggaraan bangunan gedung kegiatan penyelenggaraan bangunan dan rumah negara. gedung dan rumah negara. 4. Aspek Peran Serta . Masih terbatasnya peran serta . Pengembangan sistem informasi bangunan Masyarakat / Swasta masyarakat dalam kegiatan gedung di daerah. penyelenggaraan bangunan gedung . Sosialisasi terkait kegiatan penyelenggaraan dan rumah negara. bangunan gedung dan rumah negara.

5. Aspek Bangunan . Banyaknya bangunan gedung . Membentuk tim ahli/lembaga khusus Gedung dan Rumah negara yang belum memenuhi pemeriksaan keandalan bangunan gedung Negara persyaratan keselamatan, keamanan di daerah. dan kenyamanan. . Pengembangan nilai budaya (pelestarian benda cagar budaya dan gedung negara) yang ada di Kabupaten Semarang . III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1. Aspek Teknis . Minimnya petunjuk teknis (Juknis) . Pembuatan Surat Keputusan Bupati tentang yang mengatur setiap proses petunjuk teknis (Juknis) kegiatan pemberdayaan komunitas dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di penanggulangan kemiskinan di daerah. daerah. 2. Aspek Kelembagaan . Belum optimalnya kelembagaan . Optimalisasi peran lembaga-lembaga yang dalam kegiatan pemberdayaan ditunjuk menjadi fasilitator penanggulangan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di daerah seperti : Konsultan kemiskinan di daerah. pendamping, dan sebagainya. 3. Aspek Pembiayaan . Masih rendahnya dukungan . Kerjasama dengan pihak swasta/ CSR dan pembiayaan terhadap kegiatan masyarakat dalam pembiayaan berbagai pemberdayaan komunitas dalam kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan. penanggulangan kemiskinan. 4. Aspek Peran Serta . Masih terbatasnya peran serta . Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama Masyarakat / Swasta masyarakat dalam kegiatan antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat pemberdayaan komunitas dalam dan pihak terkait lainnya kegiatan penanggulangan kemiskinan. pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan. 5. Aspek pemberdayaan . Belum optimalnya program-program . Optimalisasi program-program komunitas terkait pemberdayaan masyarakat pemberdayaan yang sudah ada seperti yang ada. Pamsimas, Program DAK, USRI. Sumber : Analisis Penyusun, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-20 Laporan Akhir

7.2.3. Analisis Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan 7.2.3.1. Matriks Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Usulan sasaran program sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 12 SASARAN PROGRAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Sasaran Sasaran Program No Uraian Sasaran Program Penanganan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V 1 Penyelenggaraan Bangunan Bangunan cagar Gedung budaya dan 10 unit 10 unit 10 unit 10 unit bangunan gedung negara 2 Penataan Bangunan dan 10 kawasan 2 kecamatan 2 kecamatan 2 kecamatan 2 kecamatan 2 kecamatan Lingkungan Strategis (kecamatan) 3 Revitalisasi Kawasan Tematik 4 Kawasan 1 kawasan 1 kawasan 1 kawasan 1 kawasan Perkotaan 4 Pengembangan RTH*)

 Taman Kecamatan 9 kecamatan 2 kec 2 kec 2 kec 2 kec 1 kec (eksisting 10 kec)  Taman Kota : eksisting 3,22 801,32 ha 2,73% 5,31% 7,88% 10,46% 13,03% ha (0,16%) (38,77%)  Hutan kota : eksisting 1.202 ha 22,19% 24,76% 27,33% 29,89% 32,46% 405,45 ha (19,62%) (58,15%)  Sabuk hijau : eksisting 0,96 2,18 ha (0,11%) 0,06% 0,07% 0,08% 0,09% 0,11% ha (0,05%)  Jalur pejalan kaki : eksisting 5,14 ha (0,25%) 0,2% 0,21% 0,22% 0,23% 0,25% 3,87 ha (0,19%) 5 Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ 19 Kecamatan 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 4 kec Edukasi dan Partisipasi Masy. Sumber: Penyusun, 2016 Ket : *) rencana RTH berdasarkan RTRW dengan jangka waktu 20 tahun perencanaan

7.2.3.2. Matriks Usulan Kebutuhan Rencana Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Usulan rencana program sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-21 Laporan Akhir

TABEL VII. 13 RENCANA PROGRAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

No Kegiatan Penataan Bangunan Dan Rencana Program Satuan Lingkungan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V 1 Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kab Semarang  Pembangunan  Pembangunan  Pembangunan  Pembangunan  Pembangunan Bangunan Bangunan Gedung Bangunan Gedung Bangunan Gedung Bangunan Gedung Gedung Pusaka Pusaka Pusaka Pusaka Pusaka  Perencanaan  Perencanaan  Perencanaan  Perencanaan  Perencanaan pembangunan bangunan pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan gedung pada kawasan bangunan gedung pada bangunan gedung bangunan gedung bangunan gedung rawan bencana kawasan rawan bencana pada kawasan rawan pada kawasan rawan pada kawasan rawan bencana bencana bencana 2 Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kab Semarang Penataan Bangunan Penataan Bangunan Penataan Bangunan Penataan Bangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis Kawasan Strategis Kawasan Strategis Kawasan Strategis Kawasan Strategis 5 kawasan Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana 3 Revitalisasi dan Pengembangan Kab Semarang  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan Kawasan Tematik Perkotaan Revitalisasi Kota Pusaka Revitalisasi Kota Pengembangan Kota Pengembangan Kota Pengembangan Kota  Penataan Kawasan Pusaka Hijau Hijau Hijau Pengembangan  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan Destinasi Wisata Pengembangan Revitalisasi Kota Revitalisasi Kota Revitalisasi Kota Pusaka Destinasi Wisata Pusaka Pusaka  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan  Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Pengembangan Pengembangan Wisata Destinasi Wisata Destinasi Wisata 1 kawasan Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah 4 Pengembangan RTH Kab Semarang Fasilitas Pemanfaatan Fasilitas Pemanfaatan Fasilitas Pemanfaatan Fasilitas Pemanfaatan Fasilitas Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Ruang Terbuka Publik Ruang Terbuka Publik Ruang Terbuka Publik Ruang Terbuka Publik 5 Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Kab Semarang Kegiatan Penyebarluasan Kegiatan Penyebarluasan Kegiatan Penyebarluasan Kegiatan Penyebarluasan Kegiatan Penyebarluasan Edukasi dan Partisipasi Masy Informasi PIP2B Kegiatan Informasi PIP2B Informasi PIP2B Kegiatan Informasi PIP2B Informasi PIP2B Kegiatan Penyebarluasan Informasi Kegiatan Penyebarluasan Penyebarluasan Kegiatan Penyebarluasan Penyebarluasan Informasi PIP2B Informasi PIP2B Informasi PIP2B Informasi PIP2B PIP2B Sumber: Penyusun, 2016

7.2.3.3. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Usulan kebutuhan program pembiayaan sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-22 Laporan Akhir

TABEL VII. 14 USULAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN OUTPUT SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X Juta Rupiah READINESS CRITERIA DUKUNGAN INDIKATOR OUTPUT TERHADAP NO KODE AKUN LOKASI VOL. SATUAN TAHUN APBD APBD DED/ AMDAL/ KEBIJAKAN RINCIAN APBN DAK BUMD KPS CSR LAHAN PENGELOLA PROV KAB/KOTA FS UKL/UPL STRATEGIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2413.001 Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan

2413.001.001 1 Penyusunan RUU/Rapermen Bidang Penataan Bangunan

1 Penyusunan Perda Cagar Budaya Kab. Semarang 1 Laporan 2017 150 v RPJMD

Pendampingan Legalisasi Draft Raperda Tentang Cagar Budaya Kabupaten 2 Kab. Semarang 1 Paket 2018 50 v RPJMD Semarang Penyusunan kebijakan penetapan kawasan lindung cagar budaya yang meliputi 3 kawasan pendukung perdagangan jasa perkotaan Ambarawa 1 Paket 2018 500 v RPJMD lingkungan dan bangunan cagar budaya 2413.001.002 2 Penyusunan Standar/Pedoman Bidang Penataan Bangunan

1 Penyusunan RISPK Kab. Semarang 1 Laporan 2017 150 v RPJMD

2 Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual Pencegahan Bahaya Kebakaran Kab. Semarang 1 Paket 2017 25 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 28 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 50 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 100 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 101 v RPJMD

3 Kajian pengembangan Techno Park Kab. Semarang 1 Paket 2019 100 v RPJMD

2413.002 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

2413.002.001 1 Pembinaan Pengelolaan Bangunan Gedung

1 Sosialisasi Peraturan daerah mengenai bangunan gedung dan NSPK Kab. Semarang 1 Paket 2017 20 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 20 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 20 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 20 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 20 v RPJMD

2413.002.002 2 Standarisasi dan Kelembagaan Bidang Penataan Bangunan

Pengembangan, sosialisasi, dan penerapan serta Pengawasan standarisasi 1 Kab. Semarang 1 Paket 2017 20 v RPJMD (destinasi wisata) Kab. Semarang 1 Paket 2018 20 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 20 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 20 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 20 v RPJMD

2413.002.003 3 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemda

1 Program Peningkatan Kesiap Siagaan dan pencegahan Bahaya kebakaran

1. Penyusunan Norma, standar, pedoman dan manual pencegahan bahaya Kab. Semarang 1 Paket 2017 75 v RPJMD kebakaran Kab. Semarang 1 Paket 2018 75 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 75 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 75 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 75 v RPJMD

2413.002.004 4 Fasilitasi Kemitraan Bidang Penataan Bangunan

1 Program Peningkatan Kesiap Siagaan dan pencegahan Bahaya kebakaran

1. Pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran Kab. Semarang 1 Paket 2017 25 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 28 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 29 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 30 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 31 v RPJMD

2. Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran Kab. Semarang 1 Paket 2017 25 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 28 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 75 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 100 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 101 v RPJMD

2413.002.005 5 Pengawasan dan Evaluasi Kinerja Bidang Penataan Bangunan

1 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan ruang Kab. Semarang 1 Laporan 2017 50 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Laporan 2018 50 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Laporan 2019 50 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Laporan 2020 50 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Laporan 2021 50 v RPJMD

2413.002.006 6 Pembinaan Pengelolaan Rumah Negara

1 Perbaikan dan Pemeliharaan Gedung Negara Kab. Semarang 1 Paket 2017 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 350 v RPJMD

2413.002.007 7 Pembinaan Penataan Bangunan Lingkungan Khusus

2413.002.008 8 Perencanaan dan Analisa Teknis

2413.002.009 9 Administrasi dan Penataausahaan Penataan Bangunan

2413.003 Penyelenggaraan Bangunan Gedung

2413.003.001 1 Pembangunan Bangunan Gedung Pusaka

1 Rehabilitasi dan pemeliharaan bangunan Cagar budaya Kab. Semarang 1 Paket 2017 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 350 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 350 v RPJMD

2 Pelestarian bangunan kawasan heritage atau cagar budaya kota Jl. Jend. Sudirman, Jl. Sudiarto 1 Paket 2018 500 v RPJMD, SPPIP

Klenteng, Museum Palagan Ambarawa, dan bangunan kuno 3 Pemeliharaan bangunan kawasan bersejarah 1 Paket 2018 1.000 v RPJMD, SPPIP yang berada di Koridor Jl. Sudirman, Jl. Sugio Pranoto 2413.003.002 2 Pembangunan Bangunan Gedung Hijau

2413.003.003 3 Pembangunan Bangunan Gedung Mitigasi Bencana

1 Perencanaan pembangunan bangunan gedung pada kawasan rawan bencana 1 Paket 2017 500 v RPJMD, SPPIP

Kec. Banyubiru, Ambarawa, Tuntang, Bancak, Bawen, 1 Paket 2018 500 v RPJMD, SPPIP

Sumowono, Ungaran Barat, Bergas, Bandungan, Jambu, 1 Paket 2019 500 v RPJMD, SPPIP

Getasan, Suruh dan Susukan 1 Paket 2020 500 v RPJMD, SPPIP

1 Paket 2021 500 v RPJMD, SPPIP

2413.003.004 4 Pembangunan Bangunan Gedung Perbatasan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-23 Laporan Akhir

OUTPUT SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X Juta Rupiah READINESS CRITERIA DUKUNGAN INDIKATOR OUTPUT TERHADAP NO KODE AKUN LOKASI VOL. SATUAN TAHUN APBD APBD DED/ AMDAL/ KEBIJAKAN RINCIAN APBN DAK BUMD KPS CSR LAHAN PENGELOLA PROV KAB/KOTA FS UKL/UPL STRATEGIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2413.003.005 5 Pembangunan Bangunan Gedung Pendukung Kebun Raya

2413.004 Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

2413.004.001 1 Penataan Bangunan Kawasan Strategis

Fasilitasi penyusunan rencana tindak penataan dan revitalisasi kawasan strategis 1 Bawen 1 Paket 2017 200 v RPJMD cepat tumbuh Kopeng 1 Paket 2018 400 v RPJMD

2 Penyusunan rencana tata ruang pada kawasan strategis kabupaten

- Penyusunan RDTR Kab. Semarang 3 Paket 2017 600 v RPJMD

Kab. Semarang 3 Paket 2018 600 v RPJMD

Kab. Semarang 3 Paket 2019 600 v RPJMD

Kab. Semarang 3 Paket 2020 600 v RPJMD

Kab. Semarang 3 Paket 2021 600 v RPJMD

- Penyusunan RTBL Kab. Semarang 3 Paket 2018 450 v RPJMD

Kab. Semarang 3 Paket 2019 450 v RPJMD

Kab. Semarang 3 Paket 2020 450 v RPJMD

Kab. Semarang 3 Paket 2021 450 v RPJMD

3 Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan strategis

Ungaran Barat, Ungaran Timur, Ambarawa, Bergas, Bawen, 1. Penataan kawasan perdagangan dan jasa 1 Paket 2017 500 v RPJMD, SPPIP Bandungan, Tuntang, Tengaran, Sruwen, Regunung, 1 Paket 2018 500 v RPJMD, SPPIP

1 Paket 2019 500 v RPJMD, SPPIP

2. Pengembangan kawasan heritage, kawasan pariwisata Ambarawa, Bandungan, Tuntang 1 Paket 2018 500 v RPJMD, SPPIP

1 Paket 2019 500 v RPJMD, SPPIP

1 Paket 2020 500 v RPJMD, SPPIP

3. Pengaturan sempadan sungai Ambarawa (Bantaran Sungai Panjang) 1 Paket 2018 500 v RPJMD, SPPIP

4. Pengembangan kawasan strategis pada lingkungan industri Kaw industri Pringapus 1 Paket 2018 100 400 v RPJMD, SPPIP

1 Paket 2019 100 400 v RPJMD, SPPIP

Bawen, Karangjati, Doplang 1 Paket 2017 1.000 v RPJMD, SPPIP

Bergaslor, Wujil 1 Paket 2017 500 v RPJMD, SPPIP

Bandungan, Rawapening, Lopait, Sruwen, Regunung, 5. Penataan kawasan wisata dan pendukungnya 1 Paket 2017 500 v RPJMD, SPPIP Tengaran 1 Paket 2018 500 v RPJMD, SPPIP

1 Paket 2019 500 v RPJMD, SPPIP

6. Penataan kawasan sekitar interchange jalan tol Sidomulyo 1 Paket 2018 250 v RPJMD, SPPIP

7. Pengembangan kawasan wisata budaya Kalirejo, Susukan, Mluweh 1 Paket 2018 300 v RPJMD, SPPIP

2413.004.002 2 Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana

2413.004.003 3 Penataan Bangunan Kawasan Perbatasan

2413.005 Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan

2413.005.001 1 Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau

1 Pembangunan Tecno Park Kab. Semarang 1 Paket 2019 15.000 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 5.000 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 5.000 v RPJMD

Perbaikan kualitas fisik permukiman hunian dengan pendekatan kampung hijau 2 Ambarawa (RW III, IV, V, VI, VII, VIII) 1 Paket 2018 500 50 v RPJMD, SPPIP, RPKPP (green settlement) Kel. Panjang, Kranggan, dan Lodoyong 1 Paket 2019 500 50 v RPJMD, SPPIP, RPKPP

2413.005.002 2 Penataan Kawasan Revitalisasi Kota Pusaka

1 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Kab. Semarang 1 Paket 2017 145 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 153 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 1.355 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 260 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 270 v RPJMD

2413.005.003 3 Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah

Fasilitasi penyusunan rencana tindak pengembangan kawasan permukiman tematik 1 Kawasan perkotaan Ambarawa 1 Paket 2018 150 v RPJMD, SPPIP perkotaan 2413.005.004 4 Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Wisata

1 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

1. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri Kab. Semarang 1 Paket 2017 679 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 741 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 776 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 802 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 100 v RPJMD

2 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

1. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata Kab. Semarang 1 Paket 2017 6.698 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 48.839 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 46.375 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 6.896 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 3.427 v RPJMD

Fasilitasi Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang Penataan 2413.006 Bangunan 2413.006.001 1 Kegiatan Penyebarluasan Informasi PIP2B

1 Program Peningkatan Kesiap Siagaan dan pencegahan Bahaya kebakaran

1. Pemeliharaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran

a. 1 posko dan 8 roll selang Kab. Semarang 1 Paket 2017 338 v RPJMD

b. 8 roll Kab. Semarang 1 Paket 2018 350 v RPJMD

c. 8 roll selang, Rekondisi 2 Unit Damkar Kab. Semarang 1 Paket 2019 385 v RPJMD

d. 8 roll selang, Kab. Semarang 1 Paket 2020 424 v RPJMD

e. 8 roll selang, Kab. Semarang 1 Paket 2021 424 v RPJMD

2. Pengadaan Sarpras pencegahan bahaya kebakaran (5 unit mobil PMK, 5 unit Kab. Semarang 10 unit 2017 900 v RPJMD mobil tanki air) Kab. Semarang 10 unit 2018 165 v RPJMD

Kab. Semarang 10 unit 2019 1.665 v RPJMD

Kab. Semarang 10 unit 2020 198 v RPJMD

Kab. Semarang 10 unit 2021 198 v RPJMD

2413.006.002 2 Fasilitas Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-24 Laporan Akhir

OUTPUT SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X Juta Rupiah READINESS CRITERIA DUKUNGAN INDIKATOR OUTPUT TERHADAP NO KODE AKUN LOKASI VOL. SATUAN TAHUN APBD APBD DED/ AMDAL/ KEBIJAKAN RINCIAN APBN DAK BUMD KPS CSR LAHAN PENGELOLA PROV KAB/KOTA FS UKL/UPL STRATEGIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

1. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 2 Paket 2017 500 v RPJMD

2 Paket 2018 500 v RPJMD Kec. Getasan, Susukan, Kaliwungu, Suruh, Pabelan, Tuntang, 2 Paket 2019 500 v RPJMD Sumowono, Jambu, Bancak 2 Paket 2020 500 v RPJMD

1 Paket 2021 250 v RPJMD

2. Pengelolaan RTH (Taman Kota, Taman Kecamatan, hutan kota, sabuk hijau) Kab. Semarang 1 Paket 2017 9.200 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 11.775 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 7.500 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 8.200 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 9.000 v RPJMD

3. Pengembangan jalur pejalan kaki di kawasan perkotaan Kab. Semarang 1 Paket 2017 1.000 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2018 1.000 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2019 1.000 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2020 1.000 v RPJMD

Kab. Semarang 1 Paket 2021 1.000 v RPJMD

4. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ambarawa (RW VIII) 1 Paket 2018 50 v RPJMD, SPPIP, RPKPP

Ambarawa (RW VIII) 1 Paket 2019 400 100 v RPJMD, SPPIP, RPKPP

Sepanjang sempadan sungai Panjang 1 Paket 2018 50 v RPJMD, SPPIP, RPKPP

Sepanjang sempadan sungai Panjang 1 Paket 2019 400 100 v RPJMD, SPPIP, RPKPP

5. Pembangunan RTH dengan fungsi sebagai buffer Daerah Aliran Sungai (DAS) DAS Pentung 1 Paket 2018 1.439 v RPJMD, SPPIP, RPKPP Pentung 6. Pembangunan talud sungai dan sempadan sungai untuk jalur RTH dan jalan DAS Pentung 1 Paket 2019 1.922 v RPJMD, SPPIP, RPKPP inspeksi Bulan 2413.994 Layanan Perkantoran Layanan 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kab. Semarang 12 Bulan 2017 2.500 RPJMD

Kab. Semarang 12 Bulan 2018 2.500 RPJMD

Kab. Semarang 12 Bulan 2019 2.500 RPJMD

Kab. Semarang 12 Bulan 2020 2.500 RPJMD

Kab. Semarang 12 Bulan 2021 2.500 RPJMD

JUMLAH PBL 6.161 - 200 234.934 - - 900 -

Sumber : Analisis, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-25 Laporan Akhir

7.3. SEKTOR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) 7.3.1. Kondisi Eksisting 7.3.1.1. Kondisi Pelayanan Air Minum Berdasarkan Dokumen Rencana Aksi Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2015-2019, status capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Semarang sampai dengan akhir tahun 2014 adalah 83,38%. Artinya baru 83,38% (799.994 jiwa) penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2014 yang mempunyai akses terhadap sumber air minum layak dengan rincian 83,99% (320.895 jiwa) penduduk perkotaan dan 82,99% (479.099 jiwa) penduduk perdesaan. Sedangkan ditinjau dari sistem penyediaan air minum yang ada, 17,95% penduduk telah mengakses air minum melalui jaringan perpipaan baik yang diselenggarakan oleh PDAM maupun BPSPAMS Perdesaan dan 65,43% yang lain mengakses air minum melalui bukan jaringan perpipaan terlindungi. Sistem bukan jaringan perpipaan terlindungi meliputi pompa, mata air terlindungi dan sumur terlindungi. Cakupan penduduk dengan akses air minum aman Kabupaten Semarang berdasarkan capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Semarang dapat dilihat dalam tabel berikut: TABEL VII. 15 CAKUPAN PENDUDUK DENGAN AKSES AIR MINUM AMAN KABUPATEN SEMARANG 2014 Perkotaan Perdesaan Total Jumlah (%) Thd Jumlah (%) Thd Jumlah (%) Thd Sistem Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Total Terlayani Perkotaan Terlayani Perdesaan Terlayani Penduduk a. Jaringan Perpipaan 94.350 24,69 77.861 13,49 172.211 17,95 - PDAM 83.298 21,80 17.321 3,00 100.619 10,49 - Non PDAM 11.052 2,89 60.540 10,49 71.592 7,46 b. Bukan Jaringan Perpipaan 226.545 59,29 401.238 69,50 627.783 65,43 Terlindungi - Pompa 14.024 3,67 13.632 2,36 27.656 2,88 - Sumur 151.410 39,63 212.152 36,75 363.563 37,89 Terlindungi - Mata Air 61.111 15,99 175.454 30,39 236.565 24,66 Terlindungi Jumlah (a+b) 320.895 83,99 479.099 82,99 799.994 83,38 Sumber: Dokumen Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum & Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019 (Diolah dari Data Strategis Kecamatan 2014 ,PDAM, dan Asosiasi BPSPAMS Perdesaan)

Capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Semarang tahun 2013 menurut jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi yang melayani wilayah perkotaan dan perdesaan dalam sistem penyediaan air minum di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-26 Laporan Akhir

TABEL VII. 16 CAKUPAN PENDUDUK DENGAN AKSES AIR MINUM AMAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 Sumber Air Minum Rumah Tangga Jumlah Penduduk Tahun 2013 Perkotaan Perdesaan No Kecamatan Perpipaan Perpipaan Total Non Perpipaan Jumlah Non Perpipaan Jumlah Perkotaan Perdesaan Jumlah PDAM NON PDAM PDAM Non PDAM Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % 1. Getasan - 48.966 48.966 ------4.086 8,35 8.135 16,61 29.303 59,84 41.524 84,80 41.524 84,80 2. Tengaran 24.161 40.501 64.662 3.781 15,65 1.045 4,33 15.502 64,16 20.328 84,14 3.121 7,71 6.262 15,46 22.185 54,78 31.568 77,94 51.896 80,26 3. Susukan 2.790 40.592 43.382 1.051 37,68 - - 1.162 41,63 2.213 79,31 1.922 4,74 2.268 5,59 27.178 66,96 31.368 77,28 33.581 77,41 4. Kaliwungu 1.825 24.564 26.389 - - - - 1.644 90,10 1.644 90,10 814 3,31 4.553 18,53 15.559 63,34 20.925 85,19 22.570 85,53 5. Suruh 7.062 53.224 60.286 1.684 23,84 194 2,74 3.587 50,79 5.464 77,37 2.580 4,85 4.249 7,98 36.411 68,41 43.240 81,24 48.704 80,79 6. Pabelan 12.213 25.581 37.794 3.757 30,76 347 2,84 4.669 38,23 8.773 71,83 - - 494 1,93 16.959 66,29 17.452 68,22 26.225 69,39 7. Tuntang 14.209 47.546 61.755 1.695 11,93 2.338 16,45 8.436 59,37 12.469 87,75 2.094 4,40 6.483 13,63 30.925 65,04 39.502 83,08 51.970 84,16 8. Banyubiru 13.279 27.568 40.847 3.208 24,16 78 0,59 9.482 71,41 12.768 96,15 - - 1.240 4,50 21.580 78,28 22.820 82,78 35.588 87,13 9. Jambu 4.051 33.419 37.470 80 1,98 1.661 41,01 1.705 42,09 3.446 85,07 830 2,48 1.163 3,48 27.584 82,54 29.577 88,50 33.024 88,13 10. Sumowono 2.828 27.715 30.543 - - 51 1,79 2.665 94,23 2.715 96,02 - - 113 0,41 23.156 83,55 23.269 83,96 25.984 85,07 11. Ambarawa 51.445 7.545 58.990 12.067 23,46 2.218 4,31 34.028 66,15 48.313 93,91 890 11,79 46 0,61 5.285 70,05 6.221 82,46 54.534 92,45 12. Bandungan 26.189 28.027 54.216 893 3,41 171 0,65 24.526 93,65 25.591 97,72 - - 32 0,11 26.975 96,25 27.007 96,36 52.598 97,02 13. Bawen 35.356 20.630 55.986 4.172 11,80 92 0,26 24.515 69,34 28.779 81,40 495 2,40 839 4,07 16.106 78,07 17.440 84,54 46.219 82,55 14. Bringin 8.499 32.833 41.332 902 10,62 26 0,30 5.892 69,33 6.820 80,24 - - 891 2,71 22.211 67,65 23.102 70,36 29.922 72,39 15. Bancak - 20.029 20.029 ------166 0,83 16.140 80,58 16.306 81,41 16.306 81,41 16. Pringapus 21.130 30.001 51.131 901 4,26 4 0,02 14.513 68,68 15.418 72,97 - - 589 1,96 24.426 81,42 25.015 83,38 40.433 79,08 17. Bergas 46.265 23.926 70.191 2.716 5,87 1.439 3,11 33.170 71,69 37.325 80,68 412 1,72 1.096 4,58 16.124 67,39 17.633 73,70 54.958 78,30 18. Ungaran Barat 61.657 14.558 76.215 23.917 38,79 855 1,39 25.803 41,85 50.576 82,03 - - 28 0,19 13.689 94,03 13.717 94,22 64.292 84,36 19. Ungaran Timur 46.646 22.985 69.631 21.935 47,02 472 1,01 13.784 29,55 36.191 77,59 - - 1.221 5,31 19.731 85,84 20.952 91,15 57.142 82,06 Jumlah 379.605 570.210 949.815 82.759 21,80 10.989 2,89 225.084 59,29 318.833 83,99 17.244 3,02 39.867 6,99 411.527 72,17 468.638 82,19 787.471 82,91 Sumber: Dokumen Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum & Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-27 Laporan Akhir

7.3.1.2. Lokasi dan Kapasitas Air Baku Sumber air baku PDAM Kabupaten Semarang berasal dari sumur dalam pompa (6 lokasi), mata air (21 lokasi), pasokan dari PT. Sarana Tirta Ungaran (STU) 3 lokasi, dan taping dari Kota Semarang (1 lokasi). Sumur dalam pompa Kranggan untuk Kota Ambarawa dilengkapi dengan pengolahan aerasi (penurunan kadar besi). PDAM Kabupaten Semarang memiliki kerjasama operasional dengan pihak ketiga untuk pengelolaan kegiatan di bidang teknis yaitu kerjasama pengembangan pelayanan penyediaan air bersih di Kabupaten Semarang.Kerjasama operasional dengan PT. Sarana Tirta Ungaran (PT. STU) No 51 tanggal 29 April 2003,berlaku sampai dengan tahun 2032.Nilai investasi keseluruhan Rp. 29.240.000.000,00. PDAM Kabupaten Semarang menerima pasokan air yang dikelola PT. STU sebesar 50 lt/dt, untuk memenuhi pelanggan domestik maupun non domestik. Secara rinci sumber dan kapasitas air baku yang digunakan PDAM Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL VII. 17 SUMBER DAN KAPASITAS AIR BAKU YANG DIGUNAKAN PDAM KABUPATEN SEMARANG Kapasitas Jam Produksi No Nama Sumber Jenis Sumber Produksi Terpasang (Jam) (lt/dt) (lt/dt) 1. Kota Ungaran 1. MA Gogik Mata Air Gravitasi 24 13,50 20,00 2. MA Sendang Putri Mata Air Gravitasi 24 0,5 2,00 3. MA Lempuyang Bawah Mata Air Gravitasi 24 25,00 30,00 4. MA Ngablak Mata Air Gravitasi 24 10,90 13,00 5. MA Siwarak Mata Air Pompa 24 18,83 24,00 6. MA Kalidoh Kecil Mata Air Gravitasi 24 6,50 11,00 7. SDP Genuk Sumur Dalam Pompa 24 14,27 16,00 8. SDP DPU Sumur Dalam Pompa 24 5,18 8,00 9. SDP DPRD Sumur Dalam Pompa 24 9,99 15,00 10. SDP Setda Sumur Dalam Pompa 24 6,69 10,00 11. Taping Mapagan Taping Kota Semarang 24 12,79 15,00 12. Pasokan STU Wujil Pengolahan Pompa 24 35,63 30,00 2. IKK Klepu 1. Pasokan STU K. Jati Pengolahan Pompa 24 13,58 10,00 3. IKK Susukan 1. MA Klero Mata Air Gravitasi 24 17,50 30,00 4. IKK Ujung-Ujung 1. MA Ujung-Ujung Mata Air Pompa 7 5,86 5,00 5. IKK Suruh MA Kewayuhan dan 1. Mata Air Gravitasi 24 16,60 20,00 Keboan 6. IKK Tuntang 1. MA Kalitrowong Mata Air Pompa 12 11,74 10,00 7. IKK Pabelan dan IKK Bringin 1. MA Kali Taman Mata Air Gravitasi 24 25,00 25,00 8. IKK Getasan dan 1. MA Ngrawan Mata Air Gravitasi 24 26,00 30,00 9. IKK Tingkir 1. MA Senjoyo Mata Air Pompa 13 28,97 30,00 10. IKK Jambu 1. MA Ngembat Mata Air Pompa 24 23,00 30,00 11. IKK Banyubiru 1. MA Jeporo Mata Air Gravitasi 24 6,50 10,00 2. MA Grenjengan Mata Air Gravitasi 24 1,00 4,00 12. IKK Bandungan 1. MA Rekesan Mata Air Gravitasi 24 4,00 5,00 2. MA Legowo Mata Air Gravitasi 24 4,00 6,00 13. Kota Ambarawa 1. SDP Tegalrejo Sumur Dalam Pompa 24 17,68 20,00

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-28 Laporan Akhir

Kapasitas Jam Produksi No Nama Sumber Jenis Sumber Produksi Terpasang (Jam) (lt/dt) (lt/dt) Sumur Dalam Pompa dan 2. SDP Kranggan 10 5,25 8,00 Pengolahan 3. MA Kalidoh Mata Air Gravitasi 24 1,50 2,00 4. Pasokan STU Bawen Pengolahan Pompa 24 16,06 10,00 I4. IKK Tengaran 1. MA Tengaran Mata Air Pompa 6 10,00 25,00 I5. IKK Kaliwungu 1. MA Kaliwungu Mata Air Pompa 4 12,74 25,00 Sumber : Bisnisplan PDAM Kabupaten Semarang, 2014-2018 Sedangkan untuk pelayanan air minum non PDAM, sumber air baku yang digunakan oleh penyelenggara pelayanan non PDAM PDAM Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL VII. 18 SUMBER DAN KAPASITAS AIR BAKU YANG DIGUNAKAN PENYELENGGARA PELAYANAN NON PDAM KABUPATEN SEMARANG

Jenis Kapasitas Kapasitas Kapasitas No Penyelenggara BPSPAMS Sumber Air Sumber Air Pelayanan Sistem Baku Baku (l/dt) (Jiwa) (l/dt) 1 Sumber Abadi Pasekan Ambarawa 2 MAP, SBDM 2,25 1,73 2.250 2 Lancar Jaya Bancak Bancak SGL, SBDM 3,00 1,39 3.000 3 Dadirejo Rejosari Bancak 2 SBDM 6,50 1,25 6.500 4 Sido Ngalir Bantal Bancak 2 SBDM 1,90 0,45 1.900 5 Sendang Temon Banyukuning Bandungan 2 SBDM 3,80 0,80 3.800 6 Sumber Mulyo Sidomukti Bandungan MAG 15,00 5,55 15.000 7 Umbul Rejo Jimbaran Bandungan SBDM 2,50 1,01 2.500 8 Tirto Usodo Sepakung Banyubiru 14 MAG 21,56 4,34 21.560 9 Barokah Kebumen Banyubiru SBDM, MAG 7,50 0,98 7.500 10 Sumber Urip Kebondowo Banyubiru 2 MAG 3,00 1,03 3.000 11 Agsa Tirto Mulyo Rowoboni Banyubiru MAG 3,00 2,14 3.000 12 Manfaat Banyubiru Banyubiru MAG 2,50 1,00 2.500 13 Tirto Mulyo Ngrapah Banyubiru MAG 3,00 0,79 3.000 14 Tirto Wening Tegaron Banyubiru MAG 4,00 0,84 4.000 15 Tirta Manunggal Polosiri Bawen MAG 3,10 1,02 3.100 16 Mitra Desa Pagersari Bergas MAG 10,00 1,92 10.000 17 Bangun Tirta Mandiri Wringinputih Bergas MAG, SBDL 4,50 1,67 4.500 18 Sido Makmur Gebugan Bergas MAG 5,00 0,18 5.000 19 Mekar Sejati Jatijajar Bergas MAG, IPAS 4,50 1,40 4.500 20 Tirto Bedor Gondoriyo Bergas MAG 2,00 0,18 2.000 21 Tirta Sumber Agung Randugunting Bergas SBDM 2,50 0,80 2.500 MAP, MAG, 22 Sido Makmur Tanjung Bringin 1,50 0,74 1.500 SGL 23 Melati Sari Tempuran Bringin MAP 3,00 0,82 3.000 24 Tirta Langgeng Sambirejo Bringin MAP, IPAS 3,39 1,32 3.390 25 Sumber Mukti Truko Bringin 2 SBDM 2,00 0,85 2.000 26 Sumber Urip Bringin Bringin SBDM 1,30 0,68 1.300 27 Sumber Makmur Lebak Bringin 2 SBDM 2,50 0,74 2.500 28 Tirto Santosa Rembes Bringin SBDM 1,30 0,54 1.300 29 Maju Lancar Ngrawan Getasan 7 MAG 2,40 1,48 2.400 30 Karya Manunggal Manggihan Getasan SGL, MAG 2,00 1,59 2.000 31 Tirta Gesang Batur Getasan MAG 3,00 0,80 3.000 32 Dharma Tirta Tajuk Getasan MAG 2,20 0,57 2.200 33 Tirto Sembodo Tolokan Getasan MAG AP 1,30 0,54 1.300 34 Sumber Agung Sumogawe Getasan 2 SBDM 2,70 0,66 2.700 35 Rahayu Bedono Jambu SBDM 1,50 0,47 1.500 36 Tirto Lestari Rogomulyo Kaliwungu 2 SBDM 4,00 2,20 4.000 37 Sumber Makmur Payungan Kaliwungu 2 SBDM 2,70 1,00 2.700 38 Maju Makmur Terban Pabelan 3MAP ,4 SGL 4,00 1,95 4.000

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-29 Laporan Akhir

Jenis Kapasitas Kapasitas Kapasitas No Penyelenggara BPSPAMS Sumber Air Sumber Air Pelayanan Sistem Baku Baku (l/dt) (Jiwa) (l/dt) 39 Sukses Wiru Pabelan SBDM 3,00 - 3.000 MAP, MAG, 40 Tirto Langgeng Sumberejo Pabelan 4,00 1,03 4.000 SBDM 41 Bhakti Karya Karanggondang Pabelan MAG 3,80 1,55 3.800 42 Tirta Anugrah Abadi Bendungan Pabelan 2 SBDM 2,50 1,04 2.500 43 Girisari Segiri Pabelan MAP 2,78 0,52 2.780 44 Singotoko Tukang Pabelan MAG, SBDM 3,00 2,08 3.000 45 Tirto Mukti Sukoharjo Pabelan SBDM 1,80 0,80 1.800 46 Tirto Langgeng Giling Pabelan SBDM 1,80 0,50 1.800 47 Pamudi Luhur Wonorejo Pringapus 3 MAP, 3 SGL 3,50 1,25 3.500 48 Mekar Wonoyoso Pringapus SBDM 1,30 0,50 1.300 49 Al Barokah Candirejo Pringapus MAP, IPAS 1,50 0,46 1.500 50 Sumber Rejeki Penawangan Pringapus SBDM 1,50 0,28 1.500 51 Tirto Agung Jatirunggo Pringapus 2 SBDM 2,50 1,00 2.500 52 Giri Tirto Jubelan Sumowono MAG 5,00 0,41 5.000 53 Sumbersari Keseneng Sumowono MAG, MAP 2,20 0,25 2.200 54 Sumber Agung Kebonagung Sumowono SBDL 3,50 2,23 3.500 55 Tirta Wening Duren Sumowono MA 5,00 0,50 5.000 56 Sunber Lancar Kemitir Sumowono MAP, 3 SGL 2,80 0,60 2.800 57 Tirta Jaya Abadi Sumowono Sumowono MAG 4,00 0,57 4.000 58 Barokah Lanjan Sumowono MAG 3,00 0,71 3.000 59 Tirto Mulyo Ketanggi Suruh 2 SBDM 3,00 1,01 3.000 60 Tirto Lancar Purworejo Suruh SBDL 3,60 1,18 3.600 61 Langgeng Sari Kedungringin Suruh SBDL 4,50 0,30 4.500 62 Tirta Sejahtera Dadapayam Suruh MAP, IPAS 3,20 0,77 3.200 63 Tirto Wening Bejilor Suruh SBDM 1,80 0,50 1.800 64 Tirta Sari Dersansari Suruh SBDM 2,00 0,69 2.000 65 Tirto Roto Gunungtumpeng Suruh SBDM 4,00 0,15 4.000 66 Tirto Panguripan Krandonlor Suruh SBDM 2,30 0,20 2.300 67 Tirto Rahayu Koripan Susukan MAG 2,00 1,16 2.000 68 Tirto Wening Badran Susukan SBDM 1,50 0,32 1.500 69 Tirto Mulyo Timpik Susukan SBDM 1,40 0,30 1.400 70 Tirto Sido Maju Duren Tengaran MAP 2,00 0,55 2.000 71 Bina Sejahtera Barukan Tengaran SBDL 3,50 2,23 3.500 72 Banyu Aji Tegalrejo Tengaran 2 SBDM 3,00 1,16 3.000 73 Sejahtera Makmur Cukil Tengaran SBDM 1,20 0,64 1.200 74 Tirta Handayani Karangduren Tengaran SBDM 2,50 0,54 2.500 75 Podho Rukun Regunung Tengaran SBDM 1,40 0,12 1.400 76 Tirto Lancar Kesongo Tuntang SBDM, SGL 3,20 2,48 3.200 77 Sumber Makmur Lopait Tuntang 4 SBDM 5,00 1,80 5.000 78 Tirto Agung Lestari Jombor Tuntang SBDM 1,80 1,06 1.800 79 Tirta Agung Watuagung Tuntang SBDM 2,50 0,64 2.500 80 Mitra Sejahtera Lerep Ungaran Barat MAG 2,50 1,00 2.500 81 Tirto Mulyo Branjang Ungaran Barat MAP 1,65 0,84 1.650 82 Candi Tirto Wening Candirejo Ungaran Barat 2 SBDM 4,50 2,05 4.500 83 Tirta Migunani Kalisidi Ungaran Barat MAG 5,50 1,54 5.500 84 Sami Aji Keji Ungaran Barat MAG 2,30 1,04 2.300 85 Luwih Makmur Mluweh Ungaran Timur MAG 2,40 1,00 2.400 MAG, MAP, 86 Tirto Kencono Kawengen Ungaran Timur 4,90 4,38 4.900 SBDM 87 Tirta Jaya Kalongan Ungaran Timur MAG 14,50 2,65 14.500 88 Tirto Mulyo Kalikayen Ungaran Timur MAG 1,50 0,17 1.500 Sumber : Dokumen Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum & Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019 (Tim Pokja AMPL Kabupaten Semarang, 2015)

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-30 Laporan Akhir

7.3.2. Kinerja PDAM Berdasarkan hasil Laporan Audit Kinerja BPKP Tahun 2015 dalam ”Laporan Kinerja PDAM 2015 – Wilayah II Pulau Jawa” yang diterbitkan oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dapat diketahui bahwa kategori kinerja PDAM Kabupaten Semarang termasuk kedalam kategori “Sehat”. Secara rinci hasil kinerja PDAM Kabupaten Semarang dari Tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 19 KINERJA PDAM KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012-2014 2012 2013 2014 No Keterangan Kondisi Nilai Kondisi Nilai Kondisi Nilai A ASPEK KEUANGAN 1 Rentabilitas a. R O E -251,1% 1 251,3% 5 27,4% 5 b. Ratio Operasi 0,8 3 0,9 2 0,9 2 2 Likuiditas a. Ratio Kas 168,3% 5 123,6% 5 233,3% 5 b. Efektivitas Penagihan 97,2% 5 97,6% 5 100,0% 5 3 Solvabilitas 95,8% 1 103,0% 2 125,8% 2 Bobot Kinerja - Aspek Keuangan 0,80 1,00 1,00 B ASPEK PELAYANAN 1 Cakupan Pelayanan 47,7% 3 48,8% 3 26,2% 2 2 Pertumbuhan Pelanggan 7,7% 3 9,8% 4 8,3% 4 3 Tingkat Penyelesaian Pengaduan 100,0% 5 100,0% 5 100,0% 5 4 Kualitas Air Pelanggan 67,5% 4 72,3% 4 86,1% 5 5 Konsumsi Air Domestik 16,9 2 16,1 2 15,9 2 Bobot Kinerja - Aspek Pelayanan 0,83 0,88 0,90 C ASPEK OPERASI 1 Efisiensi Produksi 75,3% 3 73,4% 3 73,9% 3 2 Tingkat Kehilangan Air 37,7% 3 34,1% 3 31,9% 3 3 Jam Operasi Layanan/ Hari 23 5 23 5 21 5 4 Tekanan Sambungan Pelanggan 59,5% 3 64,1% 4 70,9% 4 5 Penggantian Meter Air 16,6% 4 14,1% 3 0,5% 1 Bobot Kinerja - Aspek Operasi 1,28 1,28 1,10 ASPEK SDM (Sumberdaya D Manusia) Rasio Jumlah pegawai / 1000 1 pelanggan 4,8 5 4,6 5 4,1 5 Ratio diklat pegawai/peningkatan 2 kompetensi 21,9% 2 14,0% 1 26,3% 2 3 Biaya diklat terhadap biaya pegawai 2,5% 1 1,0% 1 2,1% 1 Bobot Kinerja - Aspek SDM 0,47 0,48 0,47 Total Kinerja 3,37 3,58 3,51 Kategori Sehat Sehat Sehat Sumber data : Laporan Audit Kinerja BPKP Tahun 2015 (Keuangan sudah diaudit oleh KAP)

7.3.3. Potensi dan Tantangan Pengembangan SPAM Identifikasi potensi dan tantangan pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 20 POTENSI DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN SPAM KABUPATEN SEMARANG Aspek Pengelolaan No Potensi Tantangan Air Minum A. Kelembagaan 1. Organisasi SPAM Adanya kelembagaan yang Perlunya memperjelas peran dan mendukung penyelenggaraan SPAM tanggung jawab PDAM, pemerintah Kabupaten Semarang baik itu PDAM daerah dalam bekerja sama dengan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-31 Laporan Akhir

Aspek Pengelolaan No Potensi Tantangan Air Minum maupun non PDAM masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan air minum. 2. Sumberdaya Manusia PDAM Adanya potensi sumberdaya manusia Perlunya peningkatan kualitas secara kuantitas yang mendukung sumberdaya manusia dalam penyelenggaraan SPAM PDAM dan non pengelolaan sistem penyediaan air PDAM. minum di Kabupaten Semarang B. Teknis Operasional 1. Distribusi, Jaringan Adanya potensi ketersediaan sarana Perlunya peningkatan ketersediaan Distribusi, dan Sambungan distribusi, jaringan distribusi, dan sarana distribusi, jaringan distribusi, Rumah sambungan rumah dalam mendukung dan sambungan rumah teknis operasional penyelenggraan SPAM 2. Water meter pelanggan Adanya ketersediaan sarana water Perlunya peningkatan kualitas dan meter pelanggan pada masing-masing kuantitas sarana water meter SR pelanggan pelanggan dan peralatan penunjang lainnya 3. Sumber Air Baku Adanya potensi ketersediaan sumber Perlunya peningkatan dalam mata air di Kabupaten Semarang yang pemanfaatan sumber-sumber baku air di jadikan sumber baku. mencakup pembangunan, rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan sarana prasarana pengelolaan air baku. 4. Tingkat Cakupan Pelayanan Adanya kemampuan cakupan . Perlunya pengembangan cakupan pelayanan jaringan perpipaan oleh layanan jaringan perpipaan oleh PDAM yang sudah mencakup PDAM pada wilayah-wilayah yang beberapa wilayah di Kabupaten belum terlayani Semarang . Penambahan sambungan layanan baru . Peningkatan sarana dan prasarana SPAM . Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana SPAM yang telah ada C. Pembiayaan 1. Investasi pembiayaan Adanya investasi sistem penyediaan Perlunya peningkatan sumber air minum yang disediakan dari pendanaan dari pihak swasta, baik pemerintah maupun swasta dalam dalam bentuk Kerjasama Pemerintah mendukung pengembangan SPAM dan Swasta (KPS) ataupun Corporate Social Responsibility (CSR) D. Peran Serta Masyarakat 1. Peran serta masyarakat Adanya keterlibatan dalam . Perlunya peningkatan peran serta penyelenggaraan SPAM khususnya masyarakat, swasta/sektor lain dalam penyediaan air bersih non dalam pemeliharaan dan menjaga PDAM kualitas sumber air baku . Promosi sistem manajemen kerjasama dengan pihak swasta, masyarakat, maupun pihak lainnya dalam pengembangan SPAM . Kerjasama antar SKPD dan masyarakat dalam penyediaan air minum, melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas) maupun swadaya masyarakat dengan dukungan Bank Dunia melalui Program WSLIC- 3/PAMSIMAS 2. Minat dan kemampuan Tingginya permintaan akan kebutuhan Perlunya pengembangan penyediaan membayar penyambungan jaringan distrubusi air jaringan air minum di Kabupaten minum oleh masyarakat. Semarang Sumber : Analisis Penyusun, 2016

7.3.4. Analisis Kebutuhan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM Analisis kebutuhan program dan kegiatan dalam pengembangan SPAM Kabupaten Semarang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-32 Laporan Akhir

7.3.4.1. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan SPAM Sasaran program sektor pengembangan SPAM di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 21 SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN SPAM KABUPATEN SEMARANG Kondisi Sasaran Program No. Uraian Sasaran Program Eksisting Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V 1. Sistem Perpipaan

Kebocoran (%) % 26,6 26,0 26,0 26,0 26,0

Cakupan Pelayanan Penduduk (%) % 36,2 37,9 37,7 37,4 37,1

Kapasitas Terpasang Lt/Detik 412 412 412 412 412

Idle Capacity Lt/detik

2. Sistem Bukan Perpipaan

Cakupan Pelayanan Penduduk (%) % - - - - -

Kapasitas Terpasang Lt/Detik - - - - -

3. Kinerja PDAM Tahun 2014

Aspek Keuangan (Skor penilaian BPPSPAM) 1,00 Skor 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Aspek Pelayanan (Skor penilaian BPPSPAM) 0,90 Skor 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90

Aspek Operasional(Skor penilaian BPPSPAM) 1,10 Skor 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10

Aspek SDM (Skor penilaian BPPSPAM) 0,47 Skor 0,48 0,49 0,50 0,50 0,50

Sumber : RAD Penyediaan Air Minum & Penyehatan Lingkungan Kab. Semarang Th.2015-2019, Bisnisplan PDAM Kab. Semarang 2014-2018

7.3.4.2. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan SPAM Usulan kebutuhan program pengembangan SPAM di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 22 USULAN PROGRAM PENGEMBANGAN SPAM KABUPATEN SEMARANG Kegiatan Rencana Program No Satuan Ket Pengembangan SPAM Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V I SPAM Perkotaan 1. Kecamatan Ungaran . Program Tapping . Program Tapping Kota Semarang Kota Semarang . Pengembangan . Pengembangan Lt/detik Kota Ungaran Kota Ungaran

. Program Pembuatan Sumur Dalam 2. Kecamatan Program Ambarawa Lt/detik Pemanfaatan MA

Ngembat 3. Kecamatan Tengaran Program Pemanfaatan MA

Kali Tanggi 4. Kecamatan Instalasi Kaliwungu, Transmisi/Distribusi Pringapus dan Ungaran Timur II SPAM Berbasis Masyarakat 1. Desa usulan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Program Pamsimas sarana prasarana sarana prasarana sarana sarana sarana air minum air minum prasarana air prasarana air prasarana air minum minum minum 2. Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan SPAM Kawasan SPAM di Kawasan SPAM di Kawasan SPAM di SPAM di SPAM di Rawan Air Rawan Air Rawan Air Kawasan Kawasan Kawasan Rawan Air Rawan Air Rawan Air SPAM Kawasan II Khusus Peningkatan Kinerja Kategori III Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat PDAM Kinerja Sumber : Analisis, 2016

7.3.4.3. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM Usulan kebutuhan program pembiayaan SPAM di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-33 Laporan Akhir

TABEL VII. 23 USULAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGEMBANGAN SPAM Sumber : Analisis, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-34 Laporan Akhir

7.4. SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 7.4.1. Sektor Pengolahan Air Limbah Pengelolaan air limbah memiliki program atau kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Pengolahan air limbah permukiman ditangani melalui dua sistem yaitu sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat (off site). Sanitasi sistem setempat (on site) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual sedangkan sanitasi sistem terpusat (off site) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah-rumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

7.4.1.1. Kondisi Eksisting Pengelolaan Air Limbah Kondisi pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang secara garis besar diuraikan sebagai berikut : A. Sistem Dan Infrastruktur Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang terdiri dari black water yaitu air buangan dari jamban, toilet, WC dan grey water yaitu air buangan yang berasal dari kamar madi, wastafel. Black water ditampung dengan septik tank kemudian di angkut menggunakan truk tinja untuk diolah di penampungan IPLT yang ada di Kabupaten Semarang. Beberapa pelanggaran juga ditemukan pembuangan black water ke sungai. Sedangkan untuk grey water pada umumnya dibuang ke saluran air (drainase) dan juga dibuang ke sungai. Untuk memberi gambaran tentang sistem dan infrastruktur yang ada di Kabupaten Semarang maka di susun diagram sistem sanitasi (DSS).

Gambar 7. 1 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-35 Laporan Akhir

Gambar 7. 2 Diagram Sistem Sanitasi On Site

Cakupan pelayanan air limbah di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan. Prosentase akses JSP meningkat dari 55,3% menjadi 64,2%, akses JSSP mengalami penurunan dari 12,3% menjadi 9,5%, sharring mengalami peningkatan dari 13% menjadi 13,5% dan perilaku BABS mengalami penurunan dari 19,4% menjadi 12,9%. Prosentase akses layanan air limbah secara umum di Kabupaten Semarang mengalai peningkatan dari 80,6% menjadi 87,1%. Dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang, Kecamatan Getasan dan Tengaran merupakan wilayah kecamatan yang bebas dari BABS. Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik dan kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik per kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang disajikan dalam tabel berikut ini:

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-36 Laporan Akhir

TABEL VII. 24 CAKUPAN LAYANAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI KABUPATEN SEMARANG Identitas Data (Data aktual ter- Baseline Nama entry / Data di BPS) No Kecamatan Jumlah Akses % Akses % Akses % Akses % Akses Jumlah KK JSP JSSP Sharing BABS Desa/Kel JSP JSSP Sharing BABS Baseline 1 Tengaran 15/15 19659/18630 13.726 70,7 3.288 17,9 1.638 9,0 471 2,4 97,6 2 Getasan 13/13 14178/14454 10.804 75,6 455 3,3 2.919 21,1 - - 100,0 3 Kaliwungu 11/11 9237/9088 4.365 47,9 1.220 12,0 3.120 33,0 539 7,2 92,8 4 Pabelan 17/17 13686/12801 5.072 35,3 4.847 36,4 1.532 12,8 2.235 15,5 84,5 5 Ungaran Barat 11/11 18287/18760 12.977 72,5 1.019 4,4 1.771 10,6 2.520 12,4 87,6 6 Bandungan 10/10 16079/14885 8.816 56,1 2.123 14,5 2.285 14,4 2.164 15,0 85,0 7 Bergas 13/13 19325/19330 14.818 76,5 502 2,4 2.301 12,2 1.704 8,9 91,1 8 Susukan 13/13 14353/14052 6.783 49,7 3.086 19,5 1.892 12,6 2.592 18,3 81,7 9 Sumowono 16/16 10091/9426 5.736 62,0 256 2,8 1.218 12,9 2.427 22,3 77,7 10 Ungaran Timur 10/10 27211/19135 17.739 55,5 5.289 25,0 718 3,2 3.465 16,3 83,7 11 Tuntang 16/16 17377/18626 11.342 64,3 927 5,5 2.842 16,6 2.266 13,6 86,4 12 Pringapus 9/9 14317/14256 4.148 28,3 2.712 18,2 1.569 12,3 5.888 41,1 58,9 13 Jambu 10/10 11607/12027 8.116 68,8 296 3,1 860 7,7 2.335 20,4 79,6 14 Suruh 17/17 21131/20644 8.853 43,0 3.872 17,4 4.066 20,2 4.340 19,4 80,6 15 Banyubiru 10/10 11749/10864 6.448 55,7 410 4,1 979 9,0 3.912 31,2 68,8 16 Bawen 9/9 14518/14255 7.308 50,1 2.257 16,0 1.954 13,8 2.999 20,1 79,9 17 Ambarawa 10/10 16768/16682 7.956 49,0 2.889 16,4 2.169 12,2 3.754 22,5 77,5 18 Bancak 9/9 7097/7031 3.107 44,2 602 7,7 1.010 12,8 2.378 35,3 64,7 19 Bringin 16/16 14033/14426 5.612 43,1 408 3,3 - - 8.013 53,7 46,3 Jumlah 235/235 290.703/279.372 163.726 55,3 36.458 12,3 34.843 13,0 54.002 19,4 80,6

Identitas Data (Data aktual Kemajuan N Nama ter-entry / Data di BPS) o Kecamatan Jumlah % Akses % Akses % Akses % Akses % Akses Jumlah KK JSP JSSP Sharing BABS Desa/Kel JSP JSSP Sharing BABS PRogres 1 Tengaran 15/15 19659/18630 14.695 73,7 2.764 14,7 2.200 11,6 - - 100,0 2 Getasan 13/13 14178/14454 10.856 76,1 674 4,6 2.648 19,4 - - 100,0 3 Kaliwungu 11/11 9237/9088 5.143 57,3 1.123 12,7 2.672 26,4 299 3,6 96,4 4 Pabelan 17/17 13686/12801 9.826 75,0 1.572 8,9 1.415 11,9 873 4,2 95,8 5 Ungaran Barat 11/11 18287/18760 14.660 82,6 192 1,1 1.872 9,4 1.563 6,9 93,1 6 Bandungan 10/10 16079/14885 11.505 71,6 1.506 9,9 1.911 11,6 1.157 6,9 93,1 7 Bergas 13/13 19325/19330 15.001 77,6 533 2,6 2.305 12,3 1.486 7,6 92,4 8 Susukan 13/13 14353/14052 8.740 63,8 2.743 16,6 1.658 11,0 1.212 8,6 91,4 9 Sumowono 16/16 10091/9426 6.863 68,5 544 3,5 1.794 19,1 890 8,9 91,1 10 Ungaran Timur 10/10 27211/19135 19.334 63,6 3.891 18,7 1.266 6,7 2.720 10,9 89,1 11 Tuntang 16/16 17377/18626 11.601 65,7 927 5,5 2.668 15,9 2.181 13,0 87,1 12 Pringapus 9/9 14317/14256 7.432 52,0 2.208 15,6 2.691 18,7 1.986 13,8 86,2

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-37 Laporan Akhir

Identitas Data (Data aktual Kemajuan N Nama ter-entry / Data di BPS) o Kecamatan Jumlah % Akses % Akses % Akses % Akses % Akses Jumlah KK JSP JSSP Sharing BABS Desa/Kel JSP JSSP Sharing BABS PRogres 13 Jambu 10/10 11607/12027 8.408 70,8 446 4,0 1.220 10,3 1.533 14,8 85,2 14 Suruh 17/17 21131/20644 9.608 45,8 3.888 17,8 3.976 19,9 3.659 16,6 83,4 15 Banyubiru 10/10 11749/10864 8.037 69,3 378 3,7 893 7,8 2.441 19,1 80,9 16 Bawen 9/9 14518/14255 7.308 50,1 2.257 16,0 1.954 13,8 2.999 20,1 79,9 17 Ambarawa 10/10 16768/16682 8.060 50,4 2.962 16,9 2.219 12,6 3.527 20,2 79,8 18 Bancak 9/9 7097/7031 3.107 44,2 603 7,7 1.009 12,8 2.378 35,3 64,7 19 Bringin 16/16 14033/14426 7.026 52,0 586 3,7 476 3,6 5.945 40,7 59,3 Jumlah 235/235 290703/279372 187.210 64,2 29.797 9,5 36.847 13,5 36.849 12,9 87,1 Sumber: stbm.org, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-38 Laporan Akhir

B. Pendanaan 1) Kemampuan Pendanaan Masyarakat/Swasta Kemampuan pendanaan masyarakat/swasta dalam pembiyaan operasi, pemeliharaan sarana prasarana air limbah dilakukan secara swadaya. Masyarakat membiayai operasional dan pemeliharaan masing-masing sarana dan prasarana air limbah milik pribadi. Sumber pembiayaan yang berasal dari swadaya masyarakat pada umumnya digunakan untuk membiayai pengelolaan air limbah yang bersifat individu (rumah tangga) seperti pembuatan septik tank individu, pengurasan tangki septik tank secara individu. 2) Kemampuan Pendanaan Pemerintah Kemampuan pemerintah dalam pendanaan terhadap operasi dan pengelolaan air limbah didanai melalui APBD Kabupaten dan DAK. - DAK Pada umumnya sumber pendanaan DAK di Kabupaten Semarang dipakai untuk pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi lingkungan berbasis masyarakat. - APBD Kabupaten Pembiayaan kegiatan pengelolaan air limbah dengan menggunakan sumber pendanaan dari APBD Kabupaten pada umumnya digunakan untuk pembiayaan program pendampingan dari kegiatan yang dibiayai oleh APBN berupa kegiatan penyuluhan, sosialisasi serta peningkatan kapasitas SDM. C. Peraturan Kabupaten Semarang belum memiliki peraturan yang mengatur tentang Pengelolaan Air Limbah. D. Kelembagaan Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Semarang untuk sistem on-site di kelola oleh masyarakat pribadi, sedangkan yang IPAL Komunal dikelola oleh KSM. Instansi yang terkait dengan pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang adalah : 1) Dinas Pekerjaan Umum 2) Bappeda 3) Badan Lingkungan Hidup 4) Dinas Kesehatan E. Peran Serta Swasta dan Masyarakat Peran serta swasta dan masyarakat dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang masih terbatas. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang pada umumnya masih bersifat individual, yaitu berupa pengelolaan limbah rumah tangga dengan menggunakan septick tank. Secara mandiri, masyarakat membangun septick tank dan melakukan pengurasan tanki septic secara berkala. Beberapa program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah adalah: 1) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat  Pengembangan media promosi & informasi sadar hidup sehat melalui penyuluhan PHBS terhadap kader posyandu

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-39 Laporan Akhir

 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat melalui pelatihan ukesja bagi kader dan terlaksananya PHBS di masyarakat 2) Program pengembangan lingkungan sehat  Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat  Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat 3) Program lingkungan sehat perumahan  Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin yang diwujudkan dalam pembangunan sanitasi desa setiap tahunnya  Tersusunnya rencana induk sistem air bersih dan sanitasi lingkungan 4) Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup  Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup

7.4.1.2. Permasalahan dan Tantangan dalam Pengelolaan Air Limbah Permasalahan dan tantangan terkait pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang terkait dengan 5 (lima) aspek, yaitu : kelembagaan, perundangan, pembiayaan, peran serta masyarakat dan swasta, dan teknik operasional. Selengkapnya mengenai permasalahan dari masing-masing aspek diuraikan pada tabel berikut. TABEL VII. 25 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH No Aspek Pengelolaan Permasalahan Tantangan 1 Kelembagaan  Masih lemahnya kelembagaan masyarakat  Pengembangan kelembagaan yang bertanggungjawab dalam pengelolaan masyarakat, peningkatan edukasi, air limbah. komunikasi, sosialisasi dan  Masih lemahnya koordinasi dan kerjasama penyuluhan kepada masyarakat dengan berbagai pihak, seperti dinas/instansi terkait dengan pengembangan terkait, pihak swasta dan masyarakat yang pengelolaan lingkungan hidup masih perlu dijalin dan ditingkatkan.  Peningkatan Koordinasi antar dinas  Masih rendah dan terbatasnya SDM yang dalam pengembangan sanitasi terkait pengelolaan lingkungan sudah dilakukan.  Pendampingan dalam operasionalisasi kegiatan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat.  Pembinaan forum kabupaten/kota sehat. 2 Perundangan terkait  Belum memadainya perangkat peraturan  Pengembangan peraturan sektor air limbah perundangan dan acuan yang diperlukan perundangan dalam pengelolaan dalam pengelolaan sistem Air Limbah sistem air limbah di Kabupaten Permukiman Semarang  Masih lemahnya penegakan hukum yang  Peningkatan sosialisasi dan edukasi terkait pencemaran air limbah kepada masyarakat tentang peraturan daerah mengenai sanitasi lingkungan 3 Pembiayaan  Rendahnya alokasi pendanaan dari  Peningkatan peran Pemerintah pemerintah untuk pengelolaan dan daerah dalam meningkatkan pengembangan air limbah permukiman. pembiayaan dalam pengelolaan air  Belum optimalnya fasilitasi pemerintah limbah baik melalui APBD daerah untuk melibatkan dunia usaha dan Kabupaten, APBD Provinsi dan lembaga donor dalam pendanaan APBN. pengelolaan air limbah  Pengembangan program-program  Kurang tertariknya sektor swasta untuk CSR dalam pengelolaan air limbah melakukan investasi di bidang air limbah.  Belum adanya retribusi yang ditarik oleh pemerintah terkait dengan pengelolaan air limbah. Retribusi yang ada selama ini berupa jasa retribusi dalam pengurasan tanki septick tank yang dibebankan kepada masyarakat. 4 Peran Serta Masyaraat  Sebagian besar masyarakat di Kabupaten  Sosialisasi kepada masyarakat dan Swasta Semarang belum memahami dan menyadari tentang perilaku hidup bersih dan pentingnya pengelolaan air limbah sehat.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-40 Laporan Akhir

No Aspek Pengelolaan Permasalahan Tantangan  Terbatasnya penyelenggaraan  Peningkatan kerjasama dengan pengembangan sistem pengelolaan air pihak swasta dalam pelaksanaan limbah permukiman yang berbasis sosialisasi kepada masyarakat. masyarakat.  Adanya penyuluhan melalui  Masih kurangnya sosialisasi penanganan air penyebaran brosur, pamflet atau limbah permukiman. selebaran berkaitan dengan  Masih rendahnya kesadaran masyarakat kesehatan. akan pentingnya pengelolaan air limbah permukiman.  Masih rendahnya kesadaran untuk menerapkan PHBS  Masih minimnya media sosialisasi berkaitan PHBS 5 Teknik operasional  Kabupaten Semarang belum memiliki  Bantuan pemerintah melalui  MCK Masterplan pengelolaan air limbah program sanimas  Jamban keluarga/  Belum memiliki IPLT dan sulitnya pengadaan  Pengembangan sarana dan cubluk/ septik tank IPLT disebabkan oleh biaya yang besar dan prasarana pengelolaan air limbah  Septik tank komunal manajemen yang belum jelas terutama untuk pengelolaan air  PS Sanimas  Masih ditemukannya air limbah non toilet limbah komunal.  Truk tinja yang berasal dari mandi, cuci dan buangan  Pembangunan SPAL yang sesuai  IPLT dapur dibuang langsung ke saluran standar di wilayah permukiman. umum/sungai.  Penyusunan masterplan  Masih ditemukanya pengelolaan limbah cair pengelolaan air limbah. dari toilet ke septik tank dan air limpahan  Peningkatan pengolahan limbah diresapkan ke dalam tanah. cair sesuai baku mutu lingkungan  Masih ditemukan masyarakat yang BABS (BML).  Masih adanya perilaku BABS dan BABS  Perencanaan pembangunan IPLT terselubung dalam masyarakat  Bantuan pemerintah kepada  Tingginya tingkat pencemaran karena masyarakat melalui pembangunan pembuangan isi tangki septik dan karena IPAL komunal SPAL yang cukup tinggi  Penyusunan buku Status Lingkungan Hidup untuk memantau kondisi lingkungan yang ada di Kabupaten Semarang.  Penyusunan buku laporan pemantauan kualitas air sungai dan udara di Kabupaten Semarang  Bantuan pemberian alat biopori.  Bantuan pembuatan sumur resapan.  Pembangunan IPAL komunal. Sumber: Penyusun, 2016 Selain tantangan tersebut di atas, dalam pengelolaan air limbah adalah pemerintah daerah Kabupaten Semarang harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan sanitasi masyarakat. Pengelolaan air limbah yang dilakukan harus dapat menjawab tantangan yang ada di dalam RPJMN, target SDG’s serta target pelayanan dasar bidang PU melalui Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum. Tantangan eksternal pengelolaan air limbah Kabupaten Semarang sebagai berikut : 1) RPJMN Tahun 2015-2019 Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar. Pengelolaan air limbah melalui pembangunan dan peningkatan infrastruktur air limbah system terpusat skala kota, kawasan, dan komunal peningkatan kualitas pengelolaan air limbah sistem setempat melalui peningkatan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). 2) SDG’s Target SDG’s terhadap pengelolaan air limbah adalah pada tujuan ke 6, yaitu “Air bersih dan sanitasi. Melalui ketersediaan air dan sanitasi, dengan indikator (i) proporsi rumah tangga

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-41 Laporan Akhir

dengan akses air minum (bukan air bersih); (ii) pengolahan limbah rumah tangga yang diolah sesuai dengan standar nasional. 3) Standar Pelayanan Minimum (PU) Pelayanan terhadap air limbah permukiman melalui tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dan tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota di tahun 2014.

7.4.1.3. Analisis Kebutuhan Sektor Pengelolaan Air Limbah Pengembangan pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang bertujuan untuk dapat menjawab setiap permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten Semarang. Tujuan, sasaran dan strategi dalam pengelolaan air limbah dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL VII. 26 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH Sasaran No Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator sasaran 1 Menguatkan Tersusunnya Perda tentang Ditetapkannya Perda Menyiapkan peraturan kelembagaan Pengelolaan air limbah dan tentang Pengelolaan Air perundang-undangan (Perda) pengelolaan air limbah kebijakan terkait pengelolaan Limbah dan Perbub terkait tentang pengelolaan air domestic dengan air limbah domestik pengelolaan air limbah limbah dan kebijakan tentang dukungan regulasi domestik pengelolaan air limbah domestik 2 Meningkatkan efisiensi Tersusunnya masterplan dan Tersedianya dokumen Menyiapkan rencana induk dan efektifitas outlineplan Sistem Air Limbah acuan bagi pengelolaan air pengelolaan air limbah skala pengelolaan air limbah Skala Kabupaten limbah domestik kabupaten yang berkelanjutan 3 Meningkatkan Meningkatkatnya kepemilikan bertambahnya jumlah Meningkatkan penyuluhan dan ketersediaan sarana sarana sanitasi sistem on site kepemilikan jamban kampanye STBM dan air limbah domestik individual(tangki septik) yang bertangki septik yang memberikan bantuan stimulan yang memenuhi memenuhi standar dari dan memenuhi standar dan pembangunan jamban untuk standar turunnya perilaku BABS dari tidak adanya perilaku MBR BABS lagi 4 Meningkatkan cakupan Bertambahnya sistem on site  Meningkatnya akses  Meningkatkan peran serta layanan air limbah komunal terhadap sarana air masyarakat dalam yang dikelola oleh limbah sistem on site pengelolaan air limbah masyarakat komunal sistem komunal  Meningkatnya akses  meningkatkan peran serta terhadap sarana air swasta dan masyarakat limbah sistem on site dalam pemanfaatan air komunal dan limbah menjadi biogas pemanfaatan limbah menuju kemandirian energi domestik menjadi biogas 5 Meningkatkan Terbangun dan beroperasinya Beroperasinya IPLT dan Meningkatkan kerjasama pelayanan pengolahan IPLT dan sarana sarana pendukungnya. dengan pemerintah provinsi air limbah pendukungnya dan pusat serta pihak swasta berkelanjutan untuk dalam pengelolaan air limbah meminimalkan domestik. pencemaran lingkungan 6 Mengupayakan Terbangun dan Terbangunnya dan Meningkatkan kerjasama pembangunan sarana beroperasionalnya sistem beroperasionalnya IPAL dengan pemerintah provinsi pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah off site Komunal dan IPAL dan pusat serta masyarakat sistem off site di dengan cakupan layanan Percontohan Skala dan swasta (pengembang) kawasan permukiman Kawasan dalam pengelolaan air limbah yang baru dibangun sistem off site dan kawasan permukiman perkotaan padat penduduk Sumber: SSK dan MPS Kabupaten Semarang

A. Matriks Sasaran Program Pengelolaan Air Limbah

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-42 Laporan Akhir

Sasaran program Kebutuhan Sektor Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 27 SASARAN PROGRAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH Cakupan layanan Sasaran Program No Sistem eksisting 2015 2017 2018 2019 2020 2021 1 Prosentase rumah tinggal bersanitasi 85,44% 88,00% 91,00% 94,00% 97,00% 100% 2 BABS 12,90% 8,00% 4,00% 0% Terbangunnya 3 Lumpur Tinja ke IPLT - 1 unit IPLT Sumber: Rancangan RPJMD, Diolah, 2016

B. Matriks Kebutuhan Rencana Program Pengelolaan Air Limbah Rencana program Kebutuhan Sektor Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-43 Laporan Akhir

TABEL VII. 28 RENCANA PROGRAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH Kegiatan Pengembangan Rencana Program No Satuan PLP Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V SPAL Terpusat Skala Kota  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Limbah Terpusat Limbah Terpusat Limbah Terpusat Limbah Terpusat 1 Kab Semarang  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (IPLT) Limbah Setempat (IPLT) Limbah Setempat (IPLT) SPAL Terpusat Skala  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air  Sistem Pengolahan Air 2 Kawasan 15 desa Limbah Skala Kawasan Limbah Skala Kawasan Limbah Skala Kawasan Limbah Skala Kawasan Limbah Skala Kawasan berbasis masyarakat berbasis masyarakat berbasis masyarakat berbasis masyarakat berbasis masyarakat Sumber: Analisis Penyusun, 2016

C. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Program Pengelolaan Air Limbah Matrik usulan kebutuhan pembiayaan program pengelolaan air limbah di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-44 Laporan Akhir

7.4.2. Sektor Pengelolaan Drainase Jaringan drainase merupakan jaringan pematusan kota yang dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan atau air kotor rumah tangga (bukan air limbah). Pengembangan sistem jaringan drainase berfungsi untuk: a. Membebaskan suatu wilayah (terutama yang mempunyai kepadatan tinggi) dari genangan air, erosi dan banjir. b. Memperkecil resiko kesehatan lingkungan, bebas dari penyakit, seperti malaria, demam berdarah (jika aliran drainase dalam kondisi yang lancar). c. Dengan sistem yang baik, tata guna tanah dapat dioptimalkan dan juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan lainnya.

7.4.2.1. Kondisi Eksisting Pengelolaan Drainase Kabupaten Semarang Drainase merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air di suatu kawasan ke badan air dan atau bangunan resapan. Kegunaan saluran drainase antara lain:  Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air.  Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.  Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.  Mengendalikan air hujan yang berlebihanm sehingga tidak terjadi genangan atau banjir. Kondisi topografi Kabupaten Semarang yang secara fisik berupa daerah pegunungan, pada dasarnya memberikan sistem drainase alami yang sangat baik. Air hujan akan diresapkan di dalam tanah melalui porositas tanah lereng, mengalirkan sebagian air yang melimpas melalui alur- laur alam dan terbuang ke sungai menuju laut atau danau. Dengan demikian, seharusnya tidak ada potensi banjir karena air terdistribusi secara baik ke berbagai oulet dengan berbagai cara. Persoalan mendasar berkaitan dengan drainase adalah masalah manajemen air hujan baik manajemen dalam hal pemanfaatannya atau menanggulangi bahaya yang ditimbulkan. Manajemen dalam hal pemanfaatan berkaitan dengan upaya menampung air hujan untuk nantinya dipergunakan kembali sebagai sumber air baku. Manajemen dalam hal menanggulangi bahaya berkaitan dengan upaya mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak akibat kecepatan limpasan air hujan seperti longsor, dan lainnya. Persoalan lainnya adalah kondisi saluran drainase yang belum semuanya di perkeras sehingga rawan menimbulkan gerusan dinding dan dasar saluran, sehingga berpotensi menyebabkan sedimentasi di bagian outlet. Kemiringan-kemiringan saluran yang tajam juga berpotensi menimbulkan masalah akibat kecepatan tinggi terutama jika tidak dilengkapi dengan bangunan-bangunan pelengkap seperti terjunan dan sejenisnya. Inlet-inlet saluran di tepi jalan di kawasan perkotaan yang salurannya tertutup seringkali kurang efektif karena jarak antar inlet terlalu jauh sehingga mengurangi potensi pengaliran air di badan jalan.

A. Aspek teknis Pengelolaan tata guna lahan sangat mempengaruhi aliran air yang ada, Kabupaten Semarang dilewati oleh sungai. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Semarang termasuk dalam SWS Garang, SWS Babon, SWS Bodri, SWS Jragung, SWS Tuntang (termasuk Rawa Pening) dan SWS Serang.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-45 Laporan Akhir

Pada beberapa wilayah yang mempunyai ketinggian rendah rawan terjadi banjir atau genangan air, terutama di wilayah sekitar Rawa Pening. Kondisi drainase di Kabupaten Semarang pada beberapa ruas mengalami permasalahan terutama karena sedimen dan penyumbatan saluran karena adanya sampah. Hal ini terkait dengan pola perilaku masyarakat yang masih membuang sampah pada saluran-saluran drainase ataupun sungai yang ada di Kabupaten Semarang. Beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Semarang yang rawan terhadap terjadinya banjir atau genangan air adalah Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Tuntang, dan Kecamatan Bawen, dan dataran sekitar Sungai Gung di Ungaran Timur, serta di dataran sekitar Sungai Bancak di Kecamatan Bancak. B. Pendanaan 1) Kemampuan Pendanaan Pemerintah Kemampuan pemerintah dalam pendanaan terhadap operasi dan pengelolaan drainase didanai melalui APBD Kabupaten. Pembiayaan terhadap pengelolaan salura drainase oleh pemerintah digunakan untuk pembangunan, pemeriharaan dan perbaikan jaringan drainase kota. 2) Kemampuan Pendanaan Masyarakat/Swasta Kemampuan pendanaan masyarakat/swasta dalam pembiyaan operasi, pemeliharaan sarana prasarana drainase dilakukan secara swadaya. Sumber pembiayaan yang berasal dari swadaya masyarakat pada umumnya digunakan untuk membiayai perbaikan dan perawatan saluran drainase lingkungan permukiman dimana mereka tinggal. C. Kelembagaan Kelembagaan daerah yang bertanggungjawab mengelola drainase di Kabupaten Semarang adalah Dinas Pekerjaan Umum. D. Peraturan Perundangan Pengelolaan sistem drainase perkotaan di Kabupaten Semarang mengacu pada Rencana Strategis SKPD DPU Kabupaten Semarang yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pengembangan pembangunan jaringan drainase di Kabupaten Semarang. E. Peran Serta Masyarakat dan swasta Peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase dalam bentuk pembersihan saluran drainase disekitar pemukiman mereka melalui kegiatan gotong royong. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai arti penting sarana drainase untuk menjaga kesehatan lingkungan juga merupakan salah satu permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Semua pihak paham bahwa membuang sampah di selokan akan dapat menimbulkan banjir karena kapasitas saluran menjadi berkurang. Namun faktanya hal – hal tersebut masih terus terjadi

7.4.2.2. Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Drainase Permasalahan dan tantangan dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL VII. 29 PERMASALAHAN PENGELOLAAN DRAINASE Aspek Permasalahan Tantangan No Pengelolaan 1 Kelembagaan  Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator  Peningkatan koordinasi  Kurangnya manajemen pemanfaatan air hujan untuk dinas dalam pengelolaan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-46 Laporan Akhir

Aspek Permasalahan Tantangan No Pengelolaan dimanfaatkan kembali sebagai air baku drainase  Kurangnya manajemen penanggulangan dampak akibat  Peningkatan pelatihan kecepatan limpasan air hujan SDM dilingkungan dinas.  Masih terbatasnya kualitas dan kuantitas tenaga yang ikut terlibat dalam pengelolaan drainase 2 Perundangan terkait  Belum ada regulasi daerah yang mengatur tentang  Penyusunan NSPM sektor drainase drainase. pengelolaan drainase.  Belum adanya masterplan pengelolaan drainase yang  Penyusunan materplan menjadi pedoman dalam pengelolaan drainase secara drainase secara menyeluruh. menyeluruh wilayah  Kurangnya ketegasan peraturan tentang alih fungsi lahan Kabupaten Semarang. 3 Pembiayaan  Keterbatasan dalam pembiayaan pengelolaan drainase  Penganggaran yang memerlukan jumlah anggaran yang besar dalam pengelolaan drainase mengatasi permasalahan sistem drainase yang ada. melalui APBD  Belum ada bantuan dari pihak luar (mengandalkan dana kabupaten. pemerintah daerah) dalam pengelolaan dan perawatan  Penganggaran sistem drainase. pengelolaan drainase  Belum maksimalnya penyerapan dana APBN dari Pusat dan melalui dana APBN dan Provinsi. APBD Provinsi.  Perkembangan kawasan permukiman yang cukup pesat terutama di kawasan perkotaan dan sekitar kawasan industri belum diimbangi dengan pembangunan drainase yang memadai 4 Peran serta  Peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase  Peningkatan upaya Masyarakat dan masih kecil. sosialisasi dan swasta  Kesadaran masyarakat membuang sampah pada penyuluhan kepada tempatnya masih kurang (masih ada masyarakat yang masyarakat tentang membuang sampah di saluran drainase). pengelolaan drainase.  Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pemeliharaan saluran drainase  Minimnya peran serta swasta dalam membiayai pengelolaan drainase 5 Teknik Operasional  Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang  Penyusunan database  Aspek belum terpadu.Sistem drainase yang dibangun oleh sistem drainase Perencanaan swasta/pengembang yang tidak selaras dengan  Penyusunan materplan (masterplan, FS, pembangunan drainase makro yang lingkupnya lebih luas drainase wilayah DED) dari wilayah tersebut. Seringkali pihak pengembang tidak Kabupaten Semarang  Saluran (primer, punya acuan untuk sistem loka, sehingga penanganan  Penyusunan outline plan sekunder, tersier) sifatnya hanya partial untuk wilayah yang drainase IKK dikembangkannya saja.  Upaya peningkatan  Belum adanya ketegasan fungsi drainase dengan saluran terhadap : sewerage, sehingga pengeloraan drainase masih - Perbaikan, rehabilitasi menggunakan metode pengelolaan tradisional saluran drainase. (bercampurnya air hujan dengan limbah rumah tangga). - Normalisasi saluran  Tersumbatnya drainase oleh sampah. drainase.  Adanya genangan di kawasan tertentu di kota Ungaran - Pembangunan dan sekitar Rawa Pening waktu hujan normal saluran drainase  Masih banyaknya saluran drainase yang belum permanen, (saluran dan gorong- sehingga rawan menimbulkan gerusan dinding dan gorong). sedimentasi di bagian outlet Sumber : Analisis Penyusun, 2016 Tantangan dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Semarang harus dapat menjawab pemenuhan pelayanan terhadap pengelolaan drainase di Kabupaten Semarang. 1) Peningkatan cakupan pelayanan Pelayanan pengelolaan dan pengembangan drainase harus dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Tolok ukur pengelolaan drainase yang baik adalah tidak terjadinya genangan pada suatu kawasan terutama saat musim hujan. 2) Peningkatan kelembagaan Peningkatan kelembagaan dalam pengelolaan drainase diperlukan untuk meningkatan kinerja lembaga dan operasionalisasi pengelolaan drainase di Kabupaten Semarang. Tantangan dari peningkatan kelembagaan adalah :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-47 Laporan Akhir

 Peningkatan koordinasi kelembagaan pengelolaan drainase untuk menunjang peningkatan pengelolaan drainase.  Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan pengelolaan drainase dengan baik.  Terbentuknya organisasi kemasyarakatan yang pro terhadap peningkatan kualitas lingkungan dengan mengikursertakan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan. 3) Penggalian sumber dana Ketersediaan dana yang memadai dalam pembiayaan pengelolaan drainasen sangat dibutuhkan. Sumber dana dapat bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten. Tantangan dalam penggalian sumber pendanaan pengelolaan drainase adalah Pemerintah Kabupaten Semarang menyiapkan dokumen pendukung dalam penyerapan pendanaan dari pemeritah pusat sehingga penanganan permasalahan drainase dapat menyeluruh seluruh wilayah Kabupaten Semarang 4) RPJMN Tahun 2016-2019 Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan. Peningkatan akses pengelolaan drainase melalui pengurangan genangan di kawasan permukiman termasuk di kawasan permukiman kumuh. 5) Standar Pelayanan Minimum (PU) Target pelayanan dasar bidang PU melalui Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum terhadap sistem drainase melalui tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam dan tidak lebih dari 2 kali dalam setahun)

7.4.2.3. Analisis Kebutuhan Sektor Pengelolaan Drainase Pengembangan pengelolaan drainase di Kabupaten Semarang bertujuan untuk dapat mengatasi permasalahan dan menjawab tantangan dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Semarang. Tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan drainase dapa dilihat pada tabel berikut. TABEL VII. 30 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI DALAM PENGELOLAAN DRAINASE Sasaran No Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator sasaran 1 Meningkatkan Meningkatnya efisiensi dan Tersedianya dokumen Menyiapkan Rencana Induk efisiensi dan efektifitas pengelolaan acuan bagi pengelolaan Sistem Drainase yang terpadu efektifitas drainase utama yang terpadu drainase utama dan antara sistem drainase utama pengelolaan drainse dengan sistem drainase lokal drainase lokal dan sistem drainase lokal yang berkelanjutan pada tahun 2018 2 Meningkatkan Terintegrasinya drainase lokal Sistem drainase yang Melakukan advokasi intensif koordinasi pada pembangunan tersambung di dengan pengembang dan SKPD pembangunan perumahan dengan sistem pemukiman terkait. permukiman agar drainase yang ada tidak berdampak buruk terhadap drainase yang telah terbangun. 3 Mengurangi tingkat Menurunnya separuh tingkat Berkurangnya genangan Mengoptimalkan advokasi genangan di genangan di sekitar Rawa air pada saat hujan terhadap pengambil kebijakan beberapa titik pening dan di permukiman dan pemberdayaan masyarakat tertentu kawasan cekung di Kota dalam pemeliharaan sarana Ungaran pada tahun 2018 4 Meningkatkan Tersedianya sarana drainase Panjang saluran drainase Meningkatkan sarana dan pembangunan dan jalan dan terpeliharanya 100% yang terbangun dan prasarana drainase melalui kerja pemeliharaan saluran drainase sekunder terpelihara sesuai dimensi sama dengan pemerintah pusat, saluran drainase dan kapasitas yang swasta dan masyarakat sekunder ditentukan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-48 Laporan Akhir

Sasaran No Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator sasaran 5 Meningkatkan Tersedianya saluran drainase Panjang saluran drainase Meningkatkan peranserta pembangunan dan dan terpeliharanya drainase yang terbangun dan masyarakat dan pihak swasta pemeliharaan yang telah terbangun terpelihara sesuai dimensi dalam pengelolaan drainase saluran drainase dan kapasitas yang permukiman. permukiman dibutuhkan Sumber: SSK Kabupaten Semarang

A. Matriks Sasaran Program Pengelolaan Drainase Sasaran program Sektor Pengelolaan Drainase Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 31 SASARAN PROGRAM PENGELOLAAN DRAINASE Kondisi Sasaran Program No Uraian Sasaran Program Eksisting Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Pengurangan genangan di 1 permukiman :  Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran 29,58% pembuangan air (lebar> 1,5 m) 35,00% 41,00% 47,00% 53,00% 60%  Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak 69,17% tersumbat Sumber: Rancangan RPJMD Kabupaten Semarang 2016-2021, Diolah

B. Matriks Kebutuhan Rencana Program Pengelolaan Drainase Kebutuhan rencana program Sektor Pengelolaan Drainase Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 32 KEBUTUHAN RENCANA PROGRAM PENGELOLAAN DRAINASE Kegiatan Rencana Program No Pengembangan Satuan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V PLP 1 Pembangunan Kab. Semarang Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Drainase Drainase Drainase Drainase Drainase Drainase Kawasan/ Kawasan/ Kawasan/ Kawasan/ Kawasan/ Kawasan/ Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Sumber: Analisis Penyusun, 2016

C. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Program Pengelolaan Drainase Matrik usulan kebutuhan pembiayaan program pengelolaan drainase di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

7.4.3. Sektor Pengelolaan Persampahan 7.4.3.1. Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Persampahan Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemprosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-49 Laporan Akhir

A. Timbulan sampah Volume timbulan sampah di Kabupaten Semarang diketahui adalah 2/lt/org/hari. Faktor yang mempengaruhi timbulan sampah antara lain tingkat sosial ekonomi masyarakat, pola hidup masyarakat, adat istiadat dan kondisi geografis wilayah. TABEL VII. 33 TIMBULAN SAMPAH KABUPATEN SEMARANG No Kecamatan Jumlah lt/hr m3/hr 1 Getasan 51.378 102.756 102,76 2 Tengaran 66.691 133.382 133,38 3 Susukan 49.149 98.298 98,30 4 Suruh 67.699 135.398 135,40 5 Pabelan 42.220 84.440 84,44 6 Tuntang 66.274 132.548 132,55 7 Banyubiru 43.977 87.954 87,95 8 Jambu 39.978 79.956 79,96 9 Sumowono 32.801 65.602 65,60 10 Ambarawa 61.720 123.440 123,44 11 Bawen 54.461 108.922 108,92 12 Bringin 45.775 91.550 91,55 13 Bergas 65.885 131.770 131,77 14 Pringapus 51.188 102.376 102,38 15 Bancak 24.037 48.074 48,07 16 Kaliwungu 30.984 61.968 61,97 17 Ungaran Barat 76.247 152.494 152,49 18 Ungaran Timur 70.018 140.036 140,04 19 Bandungan 55.864 111.728 111,73 Jumlah 996.346 1.992.692 1.992,69 Sumber: Analisis Penyusun, 2016 Berdasarkan data pengelolaan sampah dari Dinas Pekerjaan Umum Seksi Pengelolaan Sampah dapat diketahui volume sampah yang terangkut ke TPA sebagai berikut : TABEL VII. 34 PRODUKSI SAMPAH DAN VOLUME SAMPAH TERANGKUT (DALAM M3) Tahun No Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Januari 2.741 11.456 10.090 10.010 9.965 10.325 12.582 2 Pebruari 2.525 10.967 9.745 10.083 9.415 10.085 12.368 3 Maret 2.560 10.850 9.570 10.200 9.235 10.045 12.433 4 April 2.828 10.363 9.425 9.849 9.195 10.015 12.436 5 Mei 2.197 9.858 9.420 9.299 8.915 9.985 12.477 6 Juni 2.639 8.353 9.360 9.307 9.080 10.190 12.897 7 Juli 2.958 8.543 9.540 9.206 9.345 10.305 11.549 8 Agustus 3.228 8.223 10.260 9.037 9.435 10.445 11.045 9 September 2.770 8.288 10.255 9.531 9.005 10.015 10.834 10 Oktober 12.436 8.730 9.210 9.250 8.790 9.735 10.242 11 Nopember 3.154 8.590 9.250 9.142 8.475 10.305 10.368 12 Desember 3.587 8.583 9.250 9.269 8.408 10.490 11.036 Jumlah 43.623 112.804 115.375 114.183 109.263 121.940 140.267 Sumber : Dinas pekerjaan Umum Kab. Semarang, 2016

B. Daerah Pelayanan Daerah pelayanan pengangkutan sampah di Kabupaten Semarang berada di 19 kecamatan, tetapi masih belum menyeluruh untuk seluruh wilayah kecamatan. C. Teknik Operasional Pengelolaan Sampah 1) Mekanisme Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah di Kabupaten Semarang pada umumnya dibedakan berdasarkan sumber sampah. Mekanisme pengelolaan sampah sebagai berikut:  Sampah permukiman

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-50 Laporan Akhir

Masyarakat diberi tanggungjawab untuk memilah sampah berdasarkan sampah basah dan sampah kering atau organik dan non organik. Sampah tersebut ditempatkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan menuju TPS terdekat dan diangkut oleh DPU ke TPA.  Sampah taman, jalan protokol dan jalan kolektor Sampah taman, jalan protokol dan jalan kolektor dilakukan oleh petugas penyapu jalan, kemudian diambil oleh petugas becak untuk dibawa ke TPS terdekat. Pengumpulan sampah ini juga dilakukan untuk sampah yang ada di tong sampah di pinggir jalan.  Sampah pasar, terminal dan perkantoran Sampah pasar, terminal dan perkantoran ditangani oleh unit pengelola yang bersangkutan sampai proses pengumpulan di TPS kemudian proses pengangkutan ke TPA dilakukan oleh DPU 2) Pewadahan Sampah Pewadahan sampah merupakan kegiatan menempatkan sampah yang dihasilkan pada suatu tempat atau wadah tertentu. Wadah sampah yang digunakan dapat bermacam-macam antara lain dari anyaman bambu, drum plastik, ban bekas, drum logam. Penempatan wadah tersebut ditempatkan pada lingkungan permukiman, tempat umum dan daerah komersial. 3) Pengumpulan Sampah Pengumpulan sampah merupakan kegiatan pengambilan sampah dari wadah atau tempat sampah untuk dibawa ke TPS. Sistem pengumpulan yang dilakukan oleh DPU sebagai berikut :  Pengumpulan individu langsung Pengangkutan sampah langsung dari sumber sampah yang ada di sepanjang jalan baik dari wadah jalan, rumah, kantor dan fasilitas umum. Pengangkutannya dilakukan dengan menggunaan kendaraan pengangkut dari DPU.  Pengumpulan individu tidak langsung Pengumpulan dilakukan oleh gerobag sampah atau becak sampah yang mengambil sampah dari wadah sampah untuk dibawa ke TPS (transfer depo), kemudian oleh kendaraan pengangkut sampah (truk sampah) dibuang ke TPA.  Pengumpulan komunal langsung Penghasil sampah mengumpulkan sampah secara komunal pada wadah sampah komunal untuk diangkut kendaraan pengangkut sampah dari BLH ke TPA. 4) Pemindahan sampah Pemindahan sampah merupakan tahap memindahkan sampah hasil dari pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk kemudian di bawa ke TPA. Untuk sampah permukiman dan perkantoran, kegiatan pemindahan dilakukan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Saat ini, di Kabupaten Semarang terdapat 128 TPS. Selain TPS, di Kabupaten Semarang juga terdapat 3 TPST (2 Operasional, 1 Belum Operasional) an 1 unit TPS3R. selengkapnya mengenai lokasi dan kapasitas TPS di Kabupaten Semarang, dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL VII. 35 LOKASI DAN KAPASITAS TPS No Kecamatan Lokasi Status Kapasitas (M3) 1 Ungaran Barat Dliwang Aset Daerah 6 2 Ungaran Barat Perum Mapagan Aset Daerah 6 3 Ungaran Barat Perum Sariharjo Aset Daerah 4

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-51 Laporan Akhir

No Kecamatan Lokasi Status Kapasitas (M3) 4 Ungaran Barat Bandarjo Aset Daerah 4 5 Ungaran Barat Perum Bandarjo II Swadaya 4 6 Ungaran Barat Perum Perikanan Blaten Aset Daerah 6 7 Ungaran Barat Setda Aset Daerah 6 8 Ungaran Barat SMPN 3 Swadaya 4 9 Ungaran Barat SMPN 2 Swadaya 4 10 Ungaran Barat SMA 1 Swadaya 4 11 Ungaran Barat Nglaras Roso Swadaya 2 12 Ungaran Barat Rumdin Wakil Bupati Aset Daerah 2 13 Ungaran Barat DPU Aset Daerah 4 14 Ungaran Barat Taman Batas Kota Ungaran Aset Daerah 6 15 Ungaran Barat Pasar Bandarjo Aset Daerah 12 16 Ungaran Barat Merapi 1 Swadaya 4 17 Ungaran Barat Merapi 2 Swadaya 4 18 Ungaran Barat Lerep Aset Daerah 6 19 Ungaran Barat Langensari Aset Daerah 12 20 Ungaran Barat DPRD Aset Daerah 4 21 Ungaran Barat SD Mardirahayu Swadaya 4 22 Ungaran Barat RSUD Ungaran Aset Daerah 4 23 Ungaran Barat RM Indah Sari Swadaya 3 24 Ungaran Barat RM Kebon Raja Swadaya 4 25 Ungaran Barat Akper Swadaya 4 26 Ungaran Barat Kampung Harmoni Swadaya 4 27 Ungaran Timur Perum Sidosari Aset Daerah 6 28 Ungaran Timur Susukan Aset Daerah 12 29 Ungaran Timur Sebantengan Aset Daerah 6 30 Ungaran Timur Perum Sapen Swadaya 6 31 Ungaran Timur Pasar Gedang Asri Aset Daerah 6 32 Ungaran Timur Perum Gedang Asri II Swadaya 6 33 Ungaran Timur Gedanganak lapangan Swadaya 6 34 Ungaran Timur Perumda Aset Daerah 12 35 Ungaran Timur Perum Sidosari Town House Swadaya 6 36 Ungaran Timur Perum Leyangan Baru Swadaya 4 37 Ungaran Timur Perum Korpri Aset Daerah 6 38 Ungaran Timur Perum Leyangan Damai Swadaya 6 39 Ungaran Timur Perum Kutilang Aset Daerah 12 40 Ungaran Timur Perum Cemara Swadaya 3 41 Ungaran Timur Kalirejo 1 Aset Daerah 4 42 Ungaran Timur Samsat Aset Daerah 6 43 Ungaran Timur Kuwera Aset Daerah 4 44 Ungaran Timur Beji Aset Daerah 6 45 Ungaran Timur Rumah Dinas Bupati Aset Daerah 4 46 Ungaran Timur Hotel Ungaran Cantik Swadaya 3 47 Ungaran Timur Telkom Swadaya 2 48 Ungaran Timur PKK Swadaya 4 49 Ungaran Timur SD Sidomulyo Swadaya 3 50 Ungaran Timur Panti Jompo Swadaya 3 51 Ungaran Timur SD Sudirman Swadaya 3 52 Ungaran Timur PDAM Aset Daerah 3 53 Ungaran Timur RM Yogi Swadaya 3 54 Ungaran Timur Disnakkan Aset Daerah 4 55 Ungaran Timur Distanbunhut Aset Daerah 4 56 Ungaran Timur Alun-alun Kalirejo Aset Daerah 6 57 Ungaran Timur Jatisari Swadaya 8 58 Ungaran Timur Pasar Babadan Aset Daerah 8 59 Bergas Bergas Kidul Aset Daerah 12 60 Bergas Perum Jasmin Swadaya 6 61 Bergas Perum Klepu Asri I Swadaya 4 62 Bergas Perum Klepu Asri II Swadaya 4 63 Bergas Ngempon Aset Daerah 4 64 Bergas Langensari Aset Daerah 8 65 Bergas Jatijajar Swadaya 6 66 Bergas Panas Swadaya 4 67 Bergas Bapak Djenggot Swadaya 6 68 Bergas Samsat Aset Daerah 4

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-52 Laporan Akhir

No Kecamatan Lokasi Status Kapasitas (M3) 69 Bergas Stadion Wujil Aset Daerah 6 70 Bergas Terminal Karangjati Aset Daerah 4 71 Bergas SMP Bergas Aset Daerah 6 72 Bergas Gebukan Swadaya 6 73 Bergas Pasar Karangjati Aset Daerah 8 74 Pringapus Bina Guna Kimia Swadaya 4 75 Pringapus Pasar Pringapus Aset Daerah 8 76 Bawen Perum Bawen Asri Swadaya 4 77 Bawen Terminal Bawen Swadaya 8 78 Bawen Pasar Hewan Bawen Aset Daerah 8 79 Bawen Tegal Rejo Swadaya 4 80 Bawen Pasar Harjosari Aset Daerah 8 81 Ambarawa Perum Ambarawa Asri Swadaya 6 82 Ambarawa Perum Mustika Jati Swadaya 4 83 Ambarawa Asrama Kavaleri 1 Swadaya 6 84 Ambarawa Asrama Kavaleri 2 Swadaya 4 85 Ambarawa Asrama Kavaleri 3 Swadaya 4 86 Ambarawa Baran I Aset Daerah 6 87 Ambarawa Baran II Swadaya 4 88 Ambarawa Sudirman Aset Daerah 6 89 Ambarawa RSUD Ambarawa Aset Daerah 6 90 Ambarawa PDAM Ambarawa Aset Daerah 8 91 Ambarawa Gereja Jago Aset Daerah 8 92 Ambarawa Pasar Warunglanang Aset Daerah 8 93 Ambarawa Pasar Projo Aset Daerah 12 94 Ambarawa Pasar Kuliner Aset Daerah 4 95 Ambarawa Pojoksari Aset Daerah 8 96 Ambarawa Pasr pagi Ambarawa Swadaya 6 97 Ambarawa Bugisan Swadaya 6 98 Ambarawa Bejalen Swadaya 6 99 Bandungan Pendem Aset Daerah 6 100 Bandungan Pasar Kemantren Aset Daerah 6 101 Bandungan PJKA Aset Daerah 6 102 Bandungan Pasar Jetis Aset Daerah 6 103 Bandungan Gedongsongo Aset Daerah 6 104 Bandungan Pasar Jimbaran Aset Daerah 6 105 Sumowono Pasar Pemda Aset Daerah 8 106 Sumowono Pasar Desa Aset Daerah 8 106 Sumowono Bumen Aset Daerah 8 107 Sumowono Pasar Sayur Swadaya 12 108 Jambu TPS Gemawang Swadaya 8 109 Jambu Pasar Bedono Aset Daerah 8 110 Banyubiru Desa Cerbonan Swadaya 6 111 Banyubiru Pasar Gilang Aset Daerah 6 112 Banyubiru Pemandian Muncul Aset Daerah 6 113 Banyubiru Posdik Swadaya 6 114 Banyubiru Pasar Banyubiru Aset Daerah 8 115 Tuntang Tlogo Swadaya 5 116 Tuntang Pasar Gedangan Aset Daerah 8 117 Bringin Pasar Bringin Aset Daerah 8 118 Bringin Karanglo Aset Daerah 8 119 Suruh Pasar Suruh Aset Daerah 12 120 Tengaran Ponpes Al Irsyad Swadaya 6 121 Tengaran Pasar Kembangsari Aset Daerah 8 122 Pabelan Semowo Aset Daerah 8 123 Pabelan Cindelaras Swadaya 6 124 Getasan TPS Kopeng Aset Daerah 6 125 Getasan Pasar Getasan Aset Daerah 8 126 Kaliwungu Pasar Kaliwungu Aset Daerah 8 127 Susukan Susukan Aset Daerah 10 128 Bancak Boto Aset Daerah 6 Sumber: DPU Kabupaten Semarang, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-53 Laporan Akhir

5) Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah merupakan kegiatan mengangkut sampah dari TPS dan Transfer depo ke TPA. Pengangkutan sampah di Kabupaten Semarang dalam 1 (satu) hari terdapat 2 ritasi pengangkutan sampah. Kendaraan pengangkutan sampah yang digunakan oleh DPU sebagai berikut: TABEL VII. 36 SARANA PRASARANA PENGANGKUTAN SAMPAH No Sarana Jumlah Kondisi 1 Arm roll 7 Baik 2 Arm roll 3 Jelek/tidak bisa digunakan 3 Dump truk 12 Baik 4 Dump truk 1 Jelek/Tdk Bisa Di Gunakan 5 Kontainer 23 6 Kend roda 3 peng sampah 1 7 Exavator 2 8 Boldoser 2 9 Gerobag 58 Sumber: DPU Kabupaten Semarang, 2016 Comment [u1]: REVISI WAKTU DI DPU 6) Pengelolaan Akhir (LEPTOP INDAH) Tempat pengelolaan akhir sampah yang ada di Kabupaten Semarang berada di TPA Blondo di Kecamatan Bawen. Metode pengelolaan yang di terapkan di TPA ini adalah controled landfill. Kondisi dan sistem pengelolaan di TPA yang ada di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL VII. 37 KONDISI TPA DI KABUPATEN SEMARANG No Uraian TPA Blondo 1 Lokasi TPA Kecamatan Bawen 2 Sampah Terolah Di TPA (M3/Hr) 140.267 3 Prosentase Sampah Terolah Di TPA Dari Timbulan Sampah (%) 20,21% 4 Jenis Pengelolaan Sampah Di TPA Controled Lanfill Comment [u2]: REVISI WAKTU DI DPU Sumber: DPU Kabupaten Semarang, 2016 (LEPTOP INDAH)

7.4.3.2. Permasalahan dan Tantangan Sistem Pengelolaan Persampahan Permasalahan dan tantangan yang terkait pengelolaan persampahan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL VII. 38 PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN No Aspek Pengelolaan Permasalahan Tantangan 1 Kelembagaan  Koordinasi perencanaan, pelaksanaan  Peningkatan kinerja melalui rapat dan evaluasi program antar SKPD yang koordinasi antar instansi terkait dengan menangani persampahan belum pengelolaan sampah secara terpadu berjalan optimal. dan berkala.  Kelembagaan swadaya masyarakat  Pemerintah memfasilitasi pembentukan dibidang pengelolaan sampah masih Kelompok Masyarakat (Pokmas) dalam terbatas pada tahap pengangkutan pengelolaan sampah 3R. sampah ke TPS, sedangkan untuk  Pembendukan Kader Warga Peduli pengelolaan sampah masih belum Lingkungan di setiap kelurahan banyak berkembang.  Peningkatan pengadaan pelatihan dan  Lemahnya manajemen pengelolaan sosialisasi tentang pengelolaan sampah persampahan yang ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan berkelanjutan SDM yang ada.  Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator 2 Perundangan terkait  Belum adanya studi manajemen  Penyusunan dokumen pendukung sektor pengelolaan sampah serta studi dalam pengelolaan persampahan persampahan tentang kualitas dan kuantitas sampah kabupaten.  Belum memiliki dokumen Masterplan  Penyusunan Peraturan Daerah tentang Persampahan pengelolaan persampahan di  Belum adanya aturan tentang Kabupaten Semarang kebijakan kerjasama dalam pengelolaan persampahan di

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-54 Laporan Akhir

No Aspek Pengelolaan Permasalahan Tantangan Kabupaten Semarang  Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif  Belum tersosialisasinya perda pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenisnya secara luas terhadap masyarakat 3 pembiayaan  Dukungan anggaran masih terbatas  Peningkatan kemampuan daerah yang berakibat minimnya sarana dalam penyerapan dana dari pusat dan prasarana sehingga pelayanan kepada provinsi. masyarakat kurang optimal.  Peningkatan kerjasama dengan swasta  Biaya operasional yang kurang dalam pengelolaan sampah. memadai, keterbatasan infrastruktur  Peningkatan peran pemerintah dalam dapat menyebabkan terakumulasinya penarikan retribusi sampah. sampah TPA.  Sosialisasi/penyuluhan secara rutin  Penarikan retribusi persampahan belum kepada masyarakat tentang kewajiban optimal dilakukan oleh pemerintah membayar retribusi sampah.  Terbatasnya anggaran APBD untuk membiayai TPA dengan sistem sanitary landfill 4 Peran serta  Kesadaran masyarakat masih rendah  Perlu peningkatan program sosialisasi Masyarakat dan dalam pemilahan dan pengolahan dan penyuluhan kepada masyarakat. swasta sampah menjadi bahan yang  Peningkatan program pelatihan mempunyai nilai tinggi (kompos)pada pengolahan sampah peningkatan timbunan sampah.  Peningkatan program kampanye.  Masih adanya perilaku buruk dalam penanganan sampah seperti membuang sampah sembarangan, membakar sampah, menimbun sampah tanpa ada pemilahan.  Pemilahan sampah belum dilakukan secara menyeluruh di Kabupaten Semarang.  Kurang terintegrasinya pengelolaan sampah oleh masyarakat dan swasta dengan sistem pengelolaan sampah skala kabupaten.  Pihak swasta belum banyak berperan dalam pengelolaan sampah. 5 Teknik Operasional  Kabupaten Semarang belum memiliki  Penyusunan dokumen masterplan dokumen perencanaan sebagai persampahan, FS persampahan dan dokumen pendukung dalam DED persampahan. peningkatan pengelolaan  Perlu peningkatan program sosialisasi persampahan. dan penyuluhan kepada masyarakat.  Timbunan sampah perhari mengalami  Pengembangan TPS menjadi TPST 3R peningkatan cukup signifikan. yang dapat mengolah sampah menjadi  Pemilahan sampah belum banyak kompos atau mendaur ulang sampah dilakukan oleh rumah tangga penghasil yang ada di TPS. sampah maupun tempat sampah yang  Pengembangan TPS menjadi TPST 3R ada di fasilitas umum. yang dapat mengolah sampah menjadi  TPS yang ada belum dikembangkan kompos atau mendaur ulang sampah untuk dapat mengolah sampah menjadi yang ada di TPS barang yang berguna.  Pembangunan TPA untuk  Sarana prasarana persampahan perlu menggantikan TPA Blondo yang hampir ditambah sebanding dengan habis masa pakainya peningkatan jumlah volume sampah yang dihasilkan.  Pengelolaan sampah sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle) tidak bekerja efektif  Rendahnya cakupan layanan dan terbatasnya jangkauan pelayanan persampahan  TPA Blondo sudah hampir penuh dan umur ekonomisnya lebih pendek dari yang diperkirakan Sumber : Analisis Penyusun, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-55 Laporan Akhir

Tantangan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Semarang harus dapat menjawab pemenuhan pelayanan maksimal terhadap pengelolaan sampah kabupaten. 1) RPJMN Tahun 2016-2019 Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan. Peningkatan akses penanganan persampahan melalui pembangunan TPA sanitary landfill dan penyediaan fasilitas 3R. 2) Standar Pelayanan Minimum (PU) Pelayanan terhadap air limbah permukiman melalui tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan dan tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan di tahun 2014.

7.4.3.3. Analisis Kebutuhan Sektor Pengelolaan Persampahan Pengembangan pengelolaan persampahan di Kabupaten Semarang bertujuan untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan aspek dalam pengelolaan persampahan, yaitu : 1) Mengembangkan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan 2) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian serta peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah 3R 3) Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan 4) Mengembangan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang ramah lingkungan 5) Mengembangkan alternatif sumber pembiayaan TABEL VII. 39 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI DALAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN Sasaran No Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator sasaran 1 Meningkatkan Meningkatnya kualitas Tersedianya dokumen acuan Meningkatkan kualitas produk kelengkapan acuan perencanaan pengelolaan bagi pengelolaan perencanaan sebagai acuan pelaksanaan persampahan sehingga persampahan pelaksanaan pengelolaan pengelolaan mampu mengantisipasi persampahan persampahan perkembangan dinamika masyarakat 2 Meningkatkan kualitas Terarahnya upaya untuk Teridentifikasinya SWOT Meningkatkan kinerja institusi kelembagaan mengoptimalkan kekuatan institusi pengelolaan pengelola persampahan pengelolaan dan memanfaatkan peluang persampahan persampahan yang dimiliki institusi pengelola persampahan serta terarahnya upaya untuk mengatasi kekurangan dan mengahadapi tantangan organisasi 3 Meningkatkan kerja Meningkatnya kapasitas Tersusunnya Meningkatkan kerja sama sama pemerintah, kelembagaan pengelolaan regulasi/kebijakan sebagai dan koordinasi dengan swasta, dan masyarakat persampahan melalui pola payung hukum kerja sama pemangku kepentingan lain dalam pengelolaan kerja sama vertikal dan pengelolaan persampahan sampah horizontal 4 Mengurangi sampah Berkurangnya sampah yang Bertambahnya umur Meningkatkan pemahaman semaksimal mungkin masuk ke TPA hingga 50% ekonomis TPA menjadi 30 masyarakat akan 3R dimulai dari sumbernya Tahun dan efisiensi biaya pengangkutan sampah 5 Meningkatkan peran Meningkatnya pengelolaan Terbentuknya 10 Bank Meningkatkan kerjasama aktif masyarakat dan sampah berbasis Sampah dan sarana pengelolaan sampah dengan dunia usaha/swasta masyarakat dari 12,5% pendukungnya masyarakat sebagai mitra menjadi 44,48% pada tahun Terbangun dan Meningkatkan kerjasama pengelolaan 2018 beroperasionalnya 1 TPS 3R pengelolaan TPS 3R dengan persampahan 3R percontohan di 19 IKK (Ibu Lembaga Keswadayaan Kota Kecamatan) Masyarakat

Terbangun dan Meningkatkan kerjasama

beroperasionalnya 3 unit pengelolaan TPST dengan TPST Swasta

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-56 Laporan Akhir

Sasaran No Tujuan Strategi Pernyataan Sasaran Indikator sasaran 6 Meningkatkan Meningkatkan cakupan Berfungsinya sarana Optimalisasi pemanfaatan pelayanan persampahan layanan persampahan prasarana dan infrastruktur sarana prasarana dan yang memadai dan persampahan yang infrastruktur persampahan merata kepada terbangun dengan optimal masyarakat di Terlayaninya kawasan- Meningkatkan cakupan perkotaan maupun kawasan yang belum pelayanan secara terencana perdesaan terjangkau layanan dan berkeadilan persampahan Terpenuhinya kebutuhan Meningkatkan kapasitas sarana pengangkutan sarana persampahan sesuai persampahan sasaran pelayanan 7 Meningkatkan fungsi Beroperasinya TPA Blondo Diterapkannya ISO 14001 Mengoptimalkan kerjasama dan kapasitas TPA dengan sistem sanitary dalam pengelolaan TPA dengan pemerintah pusat Blondo menjadi TPA landfill Blondo dan provinsi dalam Sanitary Landfill pembangunan dan pengelolaan TPA Blondo Pembangunan TPA baru dengan sistem Sanitary Landfill 8 Memanfaatkan Terjalinnya kerja sama Terbangun dan mengembangkan kerja sama ketersediaan lahan pengelolaan persampahan beroperasionalnya TPA pengelolaan sampah bersama untuk memperoleh dengan satu kabupaten/kota Regional dengan kabupaten/kota sharing dana tetangga pembangunan dan operasional pengelolaan TPA Sumber: SSK dan MPS Kabupaten Semarang

A. Matriks Sasaran Program Pengelolaan Persampahan Sasaran program Pengelolaan Persampahan Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 40 SASARAN PROGRAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN Cakupan Sasaran Program No Sistem layanan 2017 2018 2019 2020 2021 eksisting 1 Cakupan pelayanan persampahan 18,07% 18,43% 18,87% 19,31% 19,74% 20,17% Jumlah sampah diolah di akhir (TPA) 2 20,11% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 50% / masuk ke TPA Sumber: Rancangan RPJMD Kabupaten Semarang 2016-2021, SSK dan MPS Kabupaten Semarang, Diolah

B. Matriks Kebutuhan Rencana Program Pengelolaan Persampahan Kebutuhan rencana program Pengelolaan Persampahan Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-57 Laporan Akhir

TABEL VII. 41 RENCANA PROGRAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN Satuan Rencana Program No Kegiatan Pengembangan PLP (Pelayanan) Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V 1 Infrastruktur Persampahan TPA 1 TPA Sistem Penanganan Sistem Penanganan  Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota Persampahan Skala Kota Persampahan Skala Kota 2 TPA  Sistem Penanganan  Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota Persampahan Skala Kota 2 Infrastruktur dan Fasilitasi kawasan Sistem Penanganan Sistem Penanganan Sistem Penanganan Sistem Penanganan Sistem Penanganan Pengolah sampah sementara Pengolahan Sampah Antara Pengolahan Sampah Antara Pengolahan Sampah Antara Pengolahan Sampah Antara Pengolahan Sampah Antara persampahan TPST/3R (Pengelolaan Sampah dari (Pengelolaan Sampah dari (Pengelolaan Sampah dari (Pengelolaan Sampah dari (Pengelolaan Sampah dari Stasiun Antara sampai TPA Stasiun Antara sampai TPA ) Stasiun Antara sampai TPA ) Stasiun Antara sampai TPA ) Stasiun Antara sampai TPA )  Pembangunan 1 unit TPS  Pembangunan 1 unit TPS  Pembangunan 1 unit TPS )  Pembangunan 1 unit TPS 3R / tahun 3R / tahun 3R / tahun  Pembangunan 1 unit TPS 3R / tahun  Pembangunan 10 unit TPS /  Pembangunan 10 unit TPS  Pembangunan 10 unit TPS 3R / tahun  Pembangunan 10 unit tahun / tahun / tahun  Pembangunan 10 unit TPS / tahun  Rehabilitasi /  Rehabilitasi /  Rehabilitasi / TPS / tahun  Rehabilitasi / RevitalisasiTPS 10 unit TPS RevitalisasiTPS 10 unit RevitalisasiTPS 10 unit TPS  Rehabilitasi / RevitalisasiTPS 10 unit / tahun TPS / tahun / tahun RevitalisasiTPS 10 unit TPS / tahun TPS / tahun 3 Fasillitas Pewadahan, Pengumpul, Kab Semarang  Sistem Penanganan  Sistem Penanganan  Sistem Penanganan  Sistem Penanganan  Sistem Penanganan dan Pengangkutan Pengolahan Sampah Pengolahan Sampah Antara Pengolahan Sampah Pengolahan Sampah Pengolahan Sampah Antara (Pengelolaan (Pengelolaan Sampah dari Antara (Pengelolaan Antara (Pengelolaan Antara (Pengelolaan Sampah dari Stasiun Stasiun Antara sampai TPA Sampah dari Stasiun Sampah dari Stasiun Sampah dari Stasiun Antara sampai TPA ) ) berupa alat Angkut Antara sampai TPA ) Antara sampai TPA ) Antara sampai TPA ) berupa alat Angkut Stasiun antara dan TPA berupa alat Angkut berupa alat Angkut Stasiun berupa alat Angkut Stasiun antara dan TPA  Sistem Pengurangan Stasiun antara dan TPA antara dan TPA Stasiun antara dan TPA  Sistem Pengurangan Sampah Berbasis  Sistem Pengurangan  Sistem Pengurangan  Sistem Pengurangan Sampah Berbasis Masyarakat Sampah Berbasis Sampah Berbasis Sampah Berbasis Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Sumber: Analisis Penyusun, 2016

C. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Program Pengelolaan Persampahan Matrik usulan kebutuhan pembiayaan program pengelolaan persampahan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-58 Laporan Akhir

TABEL VII. 42 MATRIKS USULAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Sumber : Analisis, 2016

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-59 Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang VII-60