ISSN : 2088-8201

KAJIAN KEARIFAN LOKAL PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL RUMOH

Rahil Muhammad Hasbi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana [email protected]

ABSTRAK

Arsitektur tradisional sebagai sebuah tradisi harus dijaga keberadaannya dengan mengembangkannya. Menjaga atau meeruskan tradisi dalam arsitektur tradisional tidak berarti dengan mengulang bentuk yang sama, karena didalam arsitektur perkembangan desain dan struktur berlanjut seiiring dengan perkembangan/ perubahan budaya dan teknologi. Hal ini perlu dijaga agar kreativitas tidak mati. Hal ini bisa terwujud dengan meneruskan tradisi kebijakan lokal sebagai konsep dalam membangun. Kebijakan lokal yang diteruskan memberikan banyak memberi mamfaat bagi kehidupan manusia. Karena kebijakan lokal sendiri adalah bagian dari budaya yang dihasilkan dari pengalaman- pengalaman dan tindakan manusia secara trial dan eror demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Kebijakan lokal tidak hanya merupakan suatu tradisi yang harus di teruskan tetapi membentuk identitas dak karakter kewilayahan manusia sendiri, terutama didalam budaya dan arsitektur. Kebijakan lokal ini juga menjaga keseimbangan hidup antara manusia dan lingkungannya. Nenek moyang kita belajar dari pengalaman mereka hidup bersama dengan alam dan belajar bagaimana memberi kepada dan menerima dari alam sehingga alam tetap terjaga kelestariannya. Hal-hal ini lah yang dijadikan kebijakan lokal dan tradisi ini perlu diteruskan karena dengan menjaga tradisi ini maka kita akan tetap hidup seimbang bersama lingkungan kita. Kata Kunci : Kebijakan Lokal, Arsitektur Tradisional, Alam

ABSTRACT

Tradition in traditional architecture need to be developed and continued. Continuing this tradition is not only by repeating it in the same way as our ancestors so that we lost our creativity, but it can be continued by developing it into something new and continuing the local wisdom as a concept in building . The local wisdom remain continued but the way we built change in shape as we can use the new methods and material which suitable with our culture and technology. The important of continuing the local wisdom brought many advantages to our lives. It’s not only the matters of continuing the tradition but it also emphasizes our identity and characters,- especially in culture and architecture,- and to keep balancing the life between human and their environment . Our ancestors had learnt from their experiences to live with the nature, they had learnt to take and give with the nature so that they did not damaged their environment. This acts called local wisdom and it is need to be continued to keep our environtment save. Keyword : Local wisdom, traditional architecture, Nature

1. PENDAHULUAN seperti arsitektur Hindu, Budha, Islam dan Arsitektur tradisional Kolonial” . Pengaruh-pengaruh ini mengalami puncak perkembangannya pada memberikan nilai positif dan negatif pada masa berkembangnya agama Hindu dan arsitektur tradisional Indonesia. Dimulai Budha.Tidak bisa dipungkiri bahwa arsitektur dengan arsitektur tradisional kuno Indonesia mendapat banyak pengaruh dari Austronesia dengan ciri khas rumah luar seperti Cina, India, Arab dan Eropa panggung dan atap yang tinggi dan seperti yang dikatakan oleh Hasbi (2012) melengkung, hingga kemudian ketika Hindu “arsitektur Indonesia banyak dipengaruhi dan Budha masuk memberi pengaruh baru oleh arsitektur dari luar wilayah Indonesia pada arsitektur tradisional ini dimana

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 1

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

arsitektur Hindu dan Budha menjadikan akan mengakibatkan kehilangan identitas arsitektur tradisional Indonesia berkembang dan karakter suatu bangsa. sangat signifikan dan dianggap menjadikan Selain dari pengaruh perkembangan arsitektur tradisional Indonesia berada pada zaman. Perubahan pola pikir pada masa titik puncak perkembangannya. Hal ini dapat penjajahan oleh Belanda juga ikut kita lihat pada arsitektur candi yaitu candi berkontribusi pada proses kemunduran Borobudur , candi prambanan dll yang arsitektur tradisional Indonesia. Pada masa keindahannya masih bisa kita lihat hingga itu penjajah Belanda menanamkan pola pikir sekarang. Pada arsitektur hunian arsitektur bahwa mereka adalah masyarakat kelas Hindu dan Budha mempengaruhi bentuk satu di Indonesia, sehingga apapun yang atap (atap tumpang Tiga), perubahan dari mereka lakukan menjadi role model bagi rumah panggung menjadi rumah yg berada masyarakat Indonesia pada masa itu diatas tanah, gapura dll. termasuk pada pemilihan gaya arsitektur. Pada periode kolonialisasi arsitektur Memiliki rumah dengan gaya Eropa lebih Indonesia mendapat saingannya yaitu memiliki prestise yang tinggi dibandingkan arsitektur kolonial Belanda. Perkembangan dengan membangun dengan cara tradisional. arsitektur tradisional mengalami kemunduran Tidak bisa dipungkiri memang, pada masa ini dimana arsitektur arsitektur Eropa atau arsitektur modern Eropa/colonial Belanda lebih dominan dengan penggunaan teknologi dan material perkembangannya daripada arsitektur yang memudahkan dalam pembangunan tradisional Indonesia. lebih disukai daripada arsitektur tradisional. Fenomena ini terjadi karena Tetapi terdapat beberapa hal yang penting perkembangan teknologi dan material di era yang tidak dimiliki oleh arsitektur globalisasi dan modern, dimana dengan Eropa/Modern yaitu kearifan local dan teknologi yang baru mampu menbuat identitas kedaerahan.Identitas kedaerahan material yang pengerjaannya praktis, cepat ini perlu dipertahankan agar kita memiliki ciri dan tahan lama. Hal ini menyebabkan khas. Ciri khas ini nantinya akan sangat masyarakat Indonesia ikut beralih dari penting bagi bangsa dan negara kita material yang berasal dari lingkungan sekitar terutama dari segi politik, ekonomi, dan ke material baru yang lebih praktis dan tahan budaya. Negara yang mampu lama. Ditambah dengan berkembangnya mempertahankan budayanya sendiri akan arsitektur modern terutama International dianggap lebih kuat dibandingkan dengan Style yang tidak memilki jiwa kedaerahan/ Negara yang hanya ikut-ikutan. Budaya yang kelokalan yang menghasilkan arsitektur yang dipertahankan akan mengembangkan tidak memiliki identitas atau karakter tourism karena manusia menyukai hal-hal kewilayahan. Akibatnya kita akan yang belum pernah mereka temui. menemukan karakter yang sama pada Heterogenitas budaya juga menyebabkan arsitektur diseluruh dunia karena pengaruh Negara kaya akan produk-produk yang ini, seperti yang diakatakan oleh Zarzar, dihasilkan oleh buaday disetiap daerah yang (2008); Berry, (2008) dalam Dahliani (2015) salah satunya adalah arsitekturnya. the process of globalization causes Heterogenitas tidak menyebabkan cultural homogeneity, ketika budaya sudah kebosanan karena kita akan menjumpai hal- homogen bisa dipastikan arsitekturya akan hal ynag menarik disetiap daerah yang menjadi homogen juga karena arsitektur berbeda. merupakan produk dari budaya. Hal ini juga Budaya berarsitektur lokal penting didukung oleh pernyataan dari Soedigdo,dkk untuk diteruskan dan dikembangkan. Hal ini (2014) yang mengatakan bahwa dengan disebabkan oleh karena tradisi merupakan semakin berkembangnya arsitektur dunia, roh dari sebuah kebudayaan dan tanpa identitas dari arsitektur Indonesia sendiri tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan telah luntur digerus oleh arsitektur Eropa dan hidup dan langgeng (Artininggrum, 2012). Amerika. Selain itu dengan tradisi hubungan antara Fenomena ini tidak hanya terjadi di individu dengan masyarakatnya bisa Indonesia saja tetapi diseluruh dunia seperti harmonis dan dengan tradisi sistem yang diakatakan oleh Sartini (2004) dan kebudayaan akan menjadi Bhawuk (2008) dalam Dahliani bahwa kokoh(Artininggrum, 2012). Meneruskan budaya lokal diseluruh dunia telah ditekan budaya/tradisi tidak harus mengulang oleh perkembangan budaya moden, hal ini dengan cara yang sama persis sehingga nantinya akan menghilangkan perbedaan menghilangkan kreativitas. Tetapi bisa budaya disetiap wilayah. Tentu saja hal ini meneruskan karakter kearifan lokal sebagai Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 2

ISSN : 2088-8201

konsep dalam membangun dengan dirasa untuk mnyeimbangkan ilmu tentang menerapkan bentuk dan metode yang baru arsitektur barat dan timur/tradisional dgn material yang lebih modern. khususnya Indoensia dengan diperkenalkan Penyebab lain lunturnya arsitektur kearifan local dalam membangun. Hal ini local juga bisa disebabkan oleh dunia disebabkan karena kearifan local telah pendidikan yang masih menerapkan ilmu menajdi tradisi-fisik-budaya dan secara pengetahuan tentang arsitekjtur barat lebih turun-temurun menjadi dasar dalam banyak dibandingkan arsitektur tradisional membentuk bangunan dan lingkungan dari karena referensi tentang arsitektur barat masyarakat di Indonesia (Antariksa (2009)) lebih banyak dibandungkan dengan arsitektr Dengan mengetahui bentuk-bentuk tradisional. Hal ini menyebabkan lulusan kearifan lokal yang bisa dijadikan sebagai arsitektur lebih banyak mengenal arsitektur konsep dalam merancang dan membangun Eropa dan Arsitektur Modern dibanding diharapkan desain-desain yang akan ada arsitektur tradisional sendiri. dimasa yang akan dating merupakan desain yang menjadi ciri khas bangsa kita sendiri. Rumusan Masalah Arsitektur Tradisional Indonesia dulu 2. LANDASAN TEORI pernah mengalami perkembangan yang Kebijakan Lokal sangat signifikan.Hal ini terjadi karena nenek Kebijakan lokal merupakan aspek moyangkita dahulunya menerapkan kearifan yang dihasilkan dari hubungan antara lokal pada arsitektur tradisional Indonesia, manusia dan alam dimana manusia akan bukan hanya meniru bentuk. Hal inilah yang beradaptasi dengan alam sekitarnya. Konsep kemudian mempertahankan identitas dan kearifan lokal sering dipergunakan dalam karakter bangsa walaupun di masa dahulu arsitektur tradisional dimana arsitektur banyak budaya dari luar yang masuk ke tradisional atau vernakular selalu Indonesia, tetapi arsitektur kita tidak kalah mempertimbangkan harmonisasi antara saing, bahkan proses asimilasi budaya asing makro kosmos dan mikro kosmos sehingga dengan budaya kita telah menjadikan kehidupan didalam alam semesta dapat arsitektur tradisional kita lebih berkembang berlangsung dalam keadaan seimbang. lagi. Untuk tetap bisa mempertahankan Menurut Antaryama (2009) dalam identitas dan karakter bangsa dari segi Dahliani (2015) pengertian kearifan lokal arsitektural maka dirasakan perlu adalah system ilmu pengetahuan yang meneruskan tradisi membangun dengan memiliki orientasi terhadap bahasa alam konsep kearifan lokal dengan cara mengkaji pada wilayah-wilayah tertentu. apa sajakah kearifan lokal yang masih bisa Dahliani (2015) mengatakan bahwa diteruskan sebagai tradisi dan masih relevan konsep kearifan lokal dalam manajemen dengan masa sekarang untuk tetap bisa lingkungan digambarkan oleh Berkes (1993) membangun dan merancang dengan cara sebagai traditional ecological knowledge dan budaya kita sendiri sehingga hasilnya yang merupakan kumpulan dari nanti mampu menjadi sebuah karakter dan pengetahuan, praktek dan kepercayaan yang identitas. berevolusi melalui proses adaptasi yang diwarisi secara turun temurun melalui Tujuan Penelitian budaya. Kearifan lokal juga dapat Penelitian ini diharapkan dapat diasosiasikan dengan indigenous knowledge menghidupkan kembali arsitektur Indonesia (Ellen, Parker,Bicker (2005)). dan mengukuhkan jejaknya di wilayahnya Antariksa (2009) mengatakan bahwa sendiri dengan tidak mengabaikan kearifan local adalah perilaku positif dari perkembangan dari teknologi dan arsitektur manusia yang menghubungkan antara alam sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan lingkungan disekitarnya.Kearifan mengubah cara pandang masyarakat local dianggap sebagai ide-ide local yang terhadap arsitektur Indonesia dan lebih bijaksana, penuh dengan nasihat dan nilai- memperkenalkan budaya Indonesia melalui nilai yang dijadikan pedoman hidup oleh pengetahuan tentang kearifan local yang manusia. terdapat pada arsitektur Dari beberapa karkater yang dimiliki vernacular/tradisional yang telah diwariskan oleh kearifan lokal diatas bisa kita simpulkan oleh nenek moyang kita. bahawa kearifan lokal adalah sesuatu yang Hal ini juga berlaku di dunia bersifat kedaerahan yang diturunkan melalui pendidikan arsitektur dimana arsitektur barat lisan, demosntrasi langsung ataupun meniru masih dijadikan pedoman, sehingga perlu dan merupakan hasil dari praktik keseharian

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 3

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

yang melalui proses trial dan error. Kearifan (bagian memanjang dari rumah), atap pelana lokal merupakan pengulangan tetapi melalui menghadap kearah timu dan barat.Rumah pengulangan tetap terjadi perubahan Aceh termasuk Rumang panggung yang berdasarkan- pengalaman-pengalaman yang dibangun dengan ketinggian sekitar 2,5 - terjadi, biasanya yang baik diteruskan, yang 3meter dari Tanah, hal ini juga dimaksudkan tidak baik ditinggalkan.Kearifan lokal juga untuk menghindari binatang buas dan banjir. merupakan tradisi yang tanpa akhir karena Kolong rumah dibuat agak tinggi karena selalu ada penyesuaian diri dengan kedaan dibawah rumah inilah kegiatan bersosialisasi zaman dan merupakan ilmu yang berasal diadakan. Kolong rumah ini dipergunakan dari rakyat untuk rakyat. untuk berkumpul, para wanita mengerjakan kerajinan tangan seperti membuat jeue Arsitektur Vernakular dan Kebijakan Lokal (tampi beras) mneupas melinjo atau buah Salah satu bentuk dati kearifan local pinang untuk dijual, menenun, dll. Dimasa adalah lingkungan buatan yang salah setelah panen para wanita juga menumbuk satunya adalah arsitektur vernacular.Sartini padi bersama-sama dibawah rumah dengan (2004) mengatakan bahwa keraifan local alat yang dinamakan dengan jeungki.Tangga adalah bentuk ekspresi yang mempengaruhi rumah diletakkan dibagian utara (sebagai perilaku manusia dan aktivitasnya pintu masuk utama) dan selatan yangdiadaptasikan kedalam ide-ide/pola pikir rumah.Jumlah anak tangga selalu ganjil. dan karenanya segaal aktivitas dan perilaku Untuk menjaga agar rumah tetap manusia menghasilkan produk-produk yang bersih.Karena di masa dahulu masyarakat sesuai dengan pola piker mereka. Hal ini belum menggunakan alas kaki, sebelum bias terlihat dengan perbedaan porduk- masuk ke rumah biasanya di samping tangga produk dari budaya yang diahasilkan oleh pintu masuk disediakan guci untuk setiap daerah yang merupakan hasil dari ide membersihkan diri sebelum masuk kerumah. atau polapikir manusia dimana daerah tsb Disebelah guci terdapat tongkat kayu untuk dihuni. menaruh gayung untuk mengambil air dari Pedoman-pedoman dalam guci dan didekat guci disusun batu-batu membangun arsitektur vernacular berasal kerikil sebagai alas kaki ketika mencuci kaki. dari keraifan local yang tentu saja Rumah Aceh dibangun dengan dipengaruhi oleh budaya dan factor menggunakan metode pasak dan metode pendukung lainnya. Hal ini dosebabkan oleh ikat tanpa paku.Terdiri dari tiang dan balok lingkungan buatan dalam pembentukannya yang diletakkan diatas pondasi batu yang dipengaruhi oleh dua faktir yaitu budaya dan datar.Hal ini disesuaikan dengan Aceh yang factor pendukung laiinya seperti iklim, merupakan wilayah yang lumayan sering kebutuhan, material, teknologi konstruksi, mengalami bencana gempa. Balok dan tiang karakter site, ekonomi, pertahanan dan biasanya mempergunakan kayu agama (Rapoport, 1969). Pintu rumah memiliki ketinggian sekitar 120-150, sehingga ketika masuk Arsitektur Rumoh Aceh orang dewasa harus menunduk, ini Arsitektur rumoh Aceh memiliki ciri berhubungan dengan adat untuk memberi khas arsitektur kuno Austronesia dimana hormat pada pemilik rumah.Walaupun begitu denah dari rumoh Aceh berbentuk persegi ruangan yang dimiliki oleh masyarakat Aceh panjang, berbentuk rumah panggung dan sangat luas dan tanpa perabot. atap yang tinggi.Rumoh Aceh terdiri dari 3 Disekitar rumoh aceh terdapat kebun hingga 5 ruang (reueung dengan 16 hingga yang merupakan tanaman-tanaman yang 24 buah pilar/kolom ddengan jumlah tiang menghasilkan buah dan dapat dijual. yang selalu genap. Terdiri dari tiga ruang Biasanya adalah manga, rambutan, pisang, utama yaitu seuramo keu (serambi depan) melinjo, pinang hingga kopi. Pagar rumah sebagai ruang tamu dan tempat tidur anak merupakan tanaman-tanaman yang juga laki-laki, seuramo teunggoh yang terdiri dari dapat dimamfaatkan baik untuk dimakan anjong, rambat dan juree (kamar bagi orang buahnya ataupun untuk obat-obatan seperti tua/pengantin baru) dan yang terakhir adalah pohon glundong atau keudundong. Kamar seuramo likot yang berfungsi sebagai ruang mandi biasanya terpisah dari rumah dengan utk tamu perempuan, ruang tidur dan makan bentuk yang sederhana, hanya dikelilingi keluarga serta dapur. Pada rumah yang lebih dinding dengan atap yang terbuka. Didalam besar dapur dibuat dismaping sueramo kamar mandi terdapat sumur yamerupakan likot.Rumoh Aceh biasanya dibangun sumber air bagi segala kegiatan yang menghadap kearah utara dan selatan terdapat pada rumah tersebut. Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 4

ISSN : 2088-8201

Elemen lain yang terdapat pada rumoh mengkoordinasikan masyarakat untuk aceh adalah lumbung yang disebut dengan melakukan gotong royong dalam krueng yang diletakkan didalam halaman membangun rumah. Sedikit perbedaan, rumah. Pada musim hujan biasanya padi rumoh Aceh ini biasannya didiami oleh dua akan dipindakan kedalam rumah. keluarga. Sehingga gotong royong dalam membangun benar-benar hanya karena 3. METODE keinginan utk membantu bukan karena Penelitian ini mengkaji kearifan lokal rumah tsb akan ditinggali bersama. Hal ini yang terdapat pada Rumoh Aceh yang telah menjadi semacam norma dalam budaya menjadi warisan dan tradisi secara turun Aceh jika ada kegiatan apapun yang temurun dalam waktu yang lama. Kajian ini diadakan oleh masyarakat maka diadakan akan dilakukan dengan metode kualitatif secara gotong royong tanpa mengharapkan deskriptif dengan melakukan observasi imbalan. Tetapi walaupun begitu ada yang lapangan dan wawancara dengan para tokoh memimpin pembangunan rumah ini yang sejarah aceh serta tukang yang dinamakan dengan utoh atau tukang. Utoh berpengalaman dalam membangun Rumoh ini dibayar sesuai dengan kesepakatan Aceh. Hasil dari observasi dan wawancara antara pemilik rumah dengan utoh tsb. Utoh juga akan didukung oleh studi literatur. ini adalah tenaga professional yang mengerti tentang seluk beluk pertukangan dalam Tahapan Penelitian membangun rumoh Aceh. Mereka 1. Tahap Observasi mendapatkan ilmu secara turun temurun Tahap pertama yang akan dilakukan tanpa pendidikan formal. Bisa dikataka adalah observasi lapangan yang akan mereka adalah praktisi yang belajar melalui dilakukan pada beberapa rumoh aceh warisan ilmu dan trial dan eror. Ilmu mereka untuk mencari persamaan elemen-elemen tidak hanya menjadi tradisi yang sama tetapi yang akan diteliti. Pada tahapan ini akan juga berkembang mengikuti perkembangan dilakukan pengumpulan data dengan foto zaman. Sayangnya kini dengan ada dan sketsa serta mengukur rumah. pendidikan formal, banyak orang yang 2. Tahap wawancara mengecilkan profesi Utoh ini. Padahal belum Tahapan selanjutnya adalah wawancara tentu yang memiliki pendidikan formal bisa dengan tokoh yang mengerti tentang melakukan pekerjaan sebaik dan serapi sejarah rumoh aceh serta tukang-tukang Utoh. yang berpengalaman dalam membangun Pada tahap awal pembangunan Utoh rumoh aceh untuk mendapatkan ini dibantu oleh masyarakat untuk informasi-informasi yang diperlukan mendirikan kolom-kolom, disinilah semangat dalama mengkaji keraifan local yang gotong royong tersebut digalakkan. Setelah dipergunakan dalam membangun rumoh semua tiang berdiri pekerjaan akan aceh. dilanjutkan oleh Utoh tersebut hingga 3. Tahap studi literature selesai. Utoh yang bisa membangun rumoh Informasi juga akan diperoleh dari studi Aceh sekarang mulai langka, karena tidak literature sebagai perbandingan dengan banyak masyarakat Aceh yang membangun hasil obeservasi dan wawancara. rumoh Aceh dengan berbagai alasan. 4. Tahap Analisis Sehingga tradisi Utoh Rumoh Aceh suatu Data yang telah diperoleh dari ketiga saat bisa hilang bersama dengan ilmu-ilmu tahapan diatas akan digabungkan dan yang dimilikinya.Hal lain yang juga sudah berdasarkan variable penelitian nantinya mulai hilang adalah semangat gotong royong akan dianalisa kearifan local apa sajakah membantu membangun rumoh Aceh yang dapat diteruskan untk dipergunakan bersama-sama. Sekarang pekerjaan tersebut dalam desain masa kini. sudah mulai komersial, dibayar dengan upah. 4. HASIL PEMBAHASAN Musyawarah ditingkat kampung juga Tahap Awal Perencanaan Pembangunan untuk menentukan hari baik untuk Pada proses awal pembangunan membangun yang ditentukan oleh Tengku. Rumoh Aceh diadakan musyawarah terlebih Setelah musyawarah selesai dilanjutkan dahulu sebelum membangun. Musyawarah pada proses mengumpulkan bahan atau dilakukan di tingkat keluarga dahulu baru material. Material yang dipergunakan kemudian diadakan musyawarah ditingkat merupakan material/bahan yang terdapat kampung dengan memberitahukannya dilingkungan sekitar. Penggunaan material kepada Teungku di desa agar bisa sekitar ini merupakan ilmu yang diwariskan

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 5

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

secara turun temurun oleh nenek moyang. karena sifatnya yang cepat tumbuh Penggunaan material dari alam sekitar tidak kembali. hanya karena bahan tersebut mudah 4. Tali Ijuk didapatkan tetapi juga disesuaikan dengan Tali ijuk dipergunakan untuk kedaan iklim dan geografis dari wilayah menggabungkan belahan bamboo untuk Aceh. Bahan material tersebut adalah : material dinding ataupun lantai.Selain itu juga untuk mengikat konstruksi atap dan 1. Kayu daun rumbia sebagai penutup atap. Kayu yang biasanya digunakan adalah 5. Daun Rumbia/daun kelapa kayu Sentang/ barang/pohon Daun rumbia biasanya dipergunakan nangka/kayu bak mane dll. Kayu-kayu ini sebagai penutup atap.Penggunaan daun digunakan untuk konstruksi utama yaitu rumbia dan atau daun kelapa ini karena kolom (tameh) dan balok (rhoek) dan memang di daerah Aceh dahulunya konstruksi atap; kuda-kuda dan Gording. banyak terdapat daun rumbia dan atau Selain itu kayu juga digunakan untuk daun kelapa.Sehingga material sangat membuat tangga dan pasak. mudah untuk didapatkan.Mempergunakan Setiap masyarakat Aceh biasanya atap daun rumbia dan atau kelapa sangat memiliki Lampoeh atau kebun yang bermamfaat didaerah yang beriklim tropis, ditanami kayu untuk keperluan dimana material penutup atap ini membangun Rumah. Sehingga mereka merupakan material yang tidak mudah bisa membangun rumah dengan kayu menghantarkan panas sehingga ruangan yang didapat dari kebun sendiri. Selain dibawahnya tetap terasa sejuk. menghemat biaya hal ini juga menjaga 6. Batu kelestarian hutan dimana setiap pohon Batu kali yang berbentuk pipih biasanya yang ditebang akan kembali ditanam dipergunakan sebagai alas pondasi. untuk dipergunakan dalam membangun Pondasi seperti ini dinamakanjuga gaki rumah di generasi yang berikutnya. tameh/keuneuleung atau pondasi umpak Kayu yang dipilih adalah kayu dengan dimana kolom kayu hanya diletakkan kualitas yang sangat bagus sehingga diatas batu sebagai pembatas kayu dapat bertahan lama. Struktur Utama dari dengan tanah agar tidak mudah lapuk. Rumoh Aceh biasanya bisa bertahan Penggunaan material yang berasal dari lebih dari seratus tahun jika dijaga dengan lingkungan sekitar ini menegaskan baik.Kayu untuk struktur Rumoh Aceh jika kearifan lokal dalam menjaga tidak dipergunakan lagi sering dijual keseimbangan mikro kosmos dan makro kembali untuk dibangun kembali menjadi kosmos. Proses penggunaan material rumah yang baru. setempat dan kebiasaan menanam 2. Papan kembali pohon yang dipergunakan dapat Material papan biasanya dipergunakan melestarikan dan menjaga lingkungan. untuk konstruksi dinding dan lantai.Kayu Proses ini juga secara tidak langsung yang digunakan untuk papan adalah kayu akan memaksa manusia utk tetap sentangaau kayu barang serta ada juga menjaga dan mengembalikan apa yang yang menggunakan kayu pohon kelapa. sudah diambil dari alam, karena untuk 3. Bambu kebutuhan pembangunan selanjutnya. Hal Selain kayu, material yang dpergunakan ini tidak hanya bermamfaat bagi untuk lantai dan dinding adalah kelestarian lingkungan saja tetapi juga bamboo.Bamboo ini nantinya dibelah dan berpengaruh kepada banyak factor, diikat/digabungkan dengan tali yang misalnya berpengaruh pada tetap dibuat dari kulit bambu sendiri ataupun tali terjaganya (memperlambat perubahan) ijuk. iklim dan makhluk hidup lainnya yang juga Penggunaan tanaman bambu sebagai hidup bersama-sama kita. material rumah juga merupakan upaya untuk melestarikan lingkungan agar tetap Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan hijau.Bambu merupakan tanaman yang tidak dijaganya lingkungan, penebangan sangat mudah hidup dimana saja dan hutan menyebabkan ketidakseimbangan dapat tumbuh lagi dalam waktu yang pada alam, efeknya yang paling besar singkat.Sehingga bamboo bisa adalah pada perubahan iklim dan hilangnya dikategorikan kepada material yang habitat binatang-binatang karena rusaknya ramah lingkungan dan dapat diperbaharui hutan.Padahal manusia tidak bisa hidup

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 6

ISSN : 2088-8201

sendiri.Manusia sangatlah bergantung pada Ketika diadakan acara pernikahan alam dan makhluk hidup lainnya. seuramo Keu ini dipergunakan untuk menerima linto baro/ pengantin pria Kearifan lokal penggunaan material sebelum disandingkan di pelaminan dari alam ini juga mengurangi sampah yang dengan dara baro/pengantin wanita. tidak bisa terurai. ketika membangun rumah Jika malam biasanya seuramo keu juga yang baru material dari sruktur rumah yang dipergunakan sebagai tempat tidur untuk lama masih dipergunakan karena sistem anak laki-laki. Ruangan ini bersifat semi struktur rumoh aceh merupakan struktur publik karena pengaruh dari agama Islam knockdown yang bisa dibongkar pasang yang membedakan ruangan wanita dan tanpa merusak materialnya, sehingga pria. Tamu yang boleh naik keatas hanya materialnya sustainable hingga dia lapuk dan tamu yang diijinkan oleh tuan tidak bisa dipergunakan lagi. Setelah maerial rumah/kepala rumah tangga. Jika dirumah ini tidak dipergunakan lagi, maka dia akan tidak ada kepala rumah tangga biasanya kembali ke alam (terurai) sehingga tak akan tamu akan diterima di bawah/kolong ada sampah yang menumpuk. rumah yang terdapat bale-bale/balai. Perubahan iklim yang semakin lama semakin panas ini adalah efek bola salju dari manusia yang tidak menjaga lingkungannya tetapi tetap ingin merasakan kenyamanan. Pohon ditebang untuk kepentingan manusia tetapi tidak ditanam lagi sehingga iklim menjadi panas, kerena panas manusia agar nyaman mempergunakan AC utk menyejukkan ruangan, akibatnya energy terkuras dan Freon menyebabkan ozone bocor dan bumi semakin lebih panas. Jika kita berpegang teguh pada kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang kita dan meneruskan budaya penggunaan material yang bisa diperbaharui dengan tetap menjaga lingkungan maka bumi kita akan tetap terjaga.

Pola Ruang Gambar 1. Denah Rumoh Aceh dan hirarki Pola ruang rumoh aceh dapat dibagi ruang menjadi dua yaitu ruang dalam dan ruang luar. Tangga untuk naik keatas merupakan 1. Ruang dalam pemisahan antara ruang publik (kolong Pola Ruang dalam Rumoh Aceh bisa rumah ) dengan seuramo keu sebagai dilihat secara horizontal dan vertical. ruang semi publik. Tangga ini adahulunya Secara horizontal adalah denah Rumoh ditaruh dibawah kolong seuramo keu di Aceh sendiri yang terdiri dari Rumoh bagian sebelah barat atau timur, hal ini Inong, Seuramo Keu dan Seuramo dilakukan agar para tamu masuk ke Likot.Walaupun dikarenakan kebutuhan ruamh dengan menundukkan kepala terdapat beberapa Rumoh Aceh dengan untuk menghormati pemilik rumah. Seiring tambahan Rumoh Dapu atau Dapur di perkembangan zaman tangga ini di samping seuramo Likot.Biasanya Rumo pindah kebagian sisi Barat atau Timur Dapu ini lebih rendah atau sejajar dengan dengan tambahan teras rumah selebar 1 Seuramo Likot. m. Hanya saja budaya menunduk ketika memasuki rumah tetap dipertahankan  Seuramo Keu/Agam dengan membuat pintu yang tingginya Seuramo Keu/ Serambi depan adalah sekitar 120-130 m. ruangan yang berfungsi sebagai ruang tamu dan bersifat semi publik. Ruangan  Seuramo Inong ini dipergunakan untuk menerima tamu, Seuramo Inong; adalah bagian rumah terutama tamu laki-laki baik tamu dihari yang berada ditengah. Bagian rumah ini biasa ataupun ketika diadakan acara biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu adat. dibagian timur kamar untuk anak

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 7

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

perempuan yang disebut Jurei dan rumah menjadi lebih indah karena dibagian barat kamar utk orang tua yang perbedaan lantai tersebut. Anjong dan disebut dengan anjong. Diantara anjong jurei adalah ruang yang bersifat privat, dan Jurei terdapat rabat yang merupakan perbedaan lantai antara seuramo keu lorong yang menghubungkan antara dengan seuramo inong menegaskan sifat seuramo keu dan seuramo likot. privasi ini. Tipe rumah yang lain adalah rumah yang memiliki seuramo Inong yang hanya  Seuramo Likot (Serambi Belakang) memiliki Anjong atau ruang tidur untuk Seuramo likot (bagian barat) berfungsi orang tua. Anak-anak perempuan tidur di sebagai ruag tidur anak perempuan atau seuramo likot.Tipe rumah yang seperti ini dan orang tua jika ada anak perempuan biasanya terdapat dirumah yang hanya yang baru saja menikah. Seuramo likot memiliki 16 tiang.Ruang didepan Anjong juga berfungsi untuk menerima tamu biasanya dipergunakan sebagai tempat perempuan jika ada acara-acara adat pelaminan ketika acara pernikahan. atau tamutamu yang memiliki Anjong akan beralih fungsi menjadi ruang kekerabatan yang dekat karena seuramo tidur pengantin baru (anak perempuan likot bersifat privat. Seuramo likot juga yang baru menikah) dan orang tua dan berfungsi sebagai dapur (dibagian timur) anak perempuan yang belum menikah jika rumah tidak memiliki rumoh dapu dan akan tidur di seuramo likot. Dalam sekaligus sebagai ruang makan dan beberapa adat Aceh anak perempuan ruang kumpul keluarga. yang baru menikah akan tetap tinggal dirumah orang tua selama kurang lebih 2  Rumoh Dapu (Dapur) tahun sehingga mereka (pengantin baru) Rumoh Dapu adalah ruangan tambahan dianggap sudah mampu hidup mandiri. yang berfungsi sebagai dapur.Biasanya Dibeberapa wilayah Aceh orang tua pihak rumoh dapu terletak disamping seuramo perempuan juga memberikan rumah likot di bagian Timur.Ketinggiannya bisa untuk pengantin baru sesudah mereka sejajar ataupun lebih rendah dari seuramo menikah. likot.Ukurannya lebih kecil dari bagian lain Didalam anjong terdapat lantai yang di Rumoh Aceh karena ruangan ini hanya dapat dilepas.Hal ini disebabkan karena berfungsi sebagai dapur. anjong juga dipergunakan untuk Masyarakat Aceh dulunya memasak memandikan mayat, sehingga ketika mempergunakan kayu bakar, sehingga di memandikan mayat bagian lantai ini Rumoh Dapu ada bagian dapu yang dilepas dan dibawahnya dipasang seng dibuat berbentuk persegi dan diisi dengan atau terpal untuk mengalirkan air ke tanah.Untuk kompornya dipergunakan halaman rumah. batuan untuk meletakkan panci. Tanah ini dipergunakan karean lantai dari rumoh dapu biasanya adalah bamboo dan kayu, jadi rawan terbakar oleh api. Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan yang menyebabkan perubahan pada budaya hidup, Rumoh Aceh seringkali didampingi oleh Rumah yang dibangun tetapi tetap berdampingan dengan Rumoh Aceh sendiri. Hal ini Gambar 2. Lubang dilantai rumah yang terjadi karena budaya anak-anak yang dipergunakan ketika acara sudah dewasa (terutama perempuan) memandikan jenazah tetapi blm tidak lagi tidur bersama orangtuanya. Seuramo Inong ini memiliki perbedaan Rumah bawah inilah yang akhirnya lantai dengan dua seuramo yang lain mempengaruhi keberadaan Rumoh Aceh dengan perbedaan lantai setinggi 0.5 yang semakin berkurang. Rumah bawah meter. Perbedaan lantai ini dilakukan ini yang biasanya disebut sebagai rumah untuk memberi batasan perbedaan antara tumbuh karena fungsinya yang seuramo keu/seuramo likot dengan mengakomodasi pertambahan kebutuhan, seuramo Inong. Selain itu perbedaa lantai terutama pertambahan anggota ini juga akan mempengaruhi bentuk fasad keluarga.Di rumah bawah ini terdapat

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 8

ISSN : 2088-8201

dapur, ruang makan, kamar mandi ruang kegiatan lainnya seperti menganyam dan keluarga dan kamar tidur. mengumpulkan pinang dan melinjo masih dipergunakan hingga sekarang. Munculnya rumoh yup/rumah bawah ini juga diakibatkan oleh perkembangan zaman. Bahkan pada perkembangannya rumoh yup lebih banyak dipergunakan daripada rumoh Aceh sendiri. Hal ini juga mengakibatkan penggunaan rumoh Aceh menjadi semakin berkurang. Gambar 5. Bagian kolong rumoh Aceh Secara vertical Rumoh Aceh dibagi yang dijadikan sebagai garasi mobil menjadi 3 bagian yaitu :  Bagian Bawah Rumoh/Kolong Rumah  Bagian Tengah Rumah Kolong rumoh Aceh biasanya Bagian tengah rumah adalah bagian yang dipergunakan sebagai ruang publik; dipergunakan untuk kegiatan seharihari. sebagai tempat berkumpul dan Ruangan ini bersifat semi privat dan melakukan kegiatan sehari-hari misalnya privat. menganyam (tikar, tampi beras, keranjang dll), mengumpulkan buah melinjo/pinang  Bagian Atas rumah/Atap. untuk dijual, menumbuk padi setelah Bagian atas rumah adalah ruangan panen atau hanya duduk berkumpul dibawah atap yang disebut dengan para. dengan para tetangga. Para ini dipergunakan untuk menyimpan barang-barang. Para ini terdapat dibagian Timur dan bagian barat rumah. Bentuknya menonjol ke depan melewati badan rumah.

Gambar 3. (kiri) Rumoh Aceh tanpa rumah bawah/tumbuh (Kanan) Rumoh Aceh dengan rumah bawah/tumbuh

Gambar 6. Para yg merupakan bagian Tinggi kolong rumah adalah 2- 3 meter. atap yang dijadikan sebagai tempat Sehingga ruang dibawah ini sangat penyimpanan fleksibel dan multifungsi.

Gambar 4. Bagian kolong rumoh Aceh Gambar 7. Denah Rumoh Aceh dan Budaya menumbuk padi kini sudah mulai hirarki ruang secara vertikal ditinggalkan oleh masyarakat. Karena masyarakat setelah panen lebih mudah 2. Ruang luar membawa hasil panennya untuk Rumoh Aceh memiliki ruangan dalam dan dibersihkan di pabrik beras. Sehingga ruang dalam yang merupakan suatu fungsi sebagai ruang menumbuk padi kesatuan yang mengakomodasi sudah tidak dipergunakan lagi. Tetapi kebutuhan pemiliknya. Ruang dalam dan sekarang kolong rumah juga ada yang ruang luar terhubung melalui berubah fungsi menjadi garasi mobil dan alur/sequence kegiatan sehari-hari motor karena banyaknya masyarakat masyarakat Aceh. Ruang Luar terdiri dari yang sudah memiliki mobil dan motor. Pintu masuk Rumah dan pagar pembatas, Fungsi sebagai tempat berkumpul dan biasanya dibuat dari bamboo atau kayu Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 9

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

atau dari tanaman. Jika terbuat dari tanaman maka tanaman ini merupakan tanaman obat-obatan atau tanaman sayuran atau buah-buahan misalnya tanaman jarak, pohon kedondong, dll. Setelah melalui pintu masuk kita akan bertemu dengan halaman yang luas yang biasanya ditanami dengan tanaman komoditas seperti kopi, pinang, pisang,melinjo dll, pohon buah-buahan seperti rambutan, jambu air, durian,dll serta beberapa tanaman sayur/bumbu yang menjadi makanan sehari-hari seperti tomat cabe dll. Ada juga beberapa rumah yang menanam tanaman hias untuk

mempercantik halaman rumah. Gambar 8. Lay out ruang luar Rumoh Hal ini tentu saja selain bermamfaat dari Aceh segi ekonomi dan kehidupan sehari-hari juga sangat bermamfaat membantu Struktur dan Konstruksi kenyamanan penghuni rumah jika musim Struktur rumoh Aceh sama dengan kemarau, karena rumah yang memiliki rumah-rumah tradisional lainnya di Indonesia banyak tanaman akan terasa lebih sejuk. yang mempergunakan teknologi local dan Halaman rumah juga dipergunakan untuk material local. Teknologi local ini merupakan memelihara ternak seperti tradisi yang diturunkan secara turun temurun ayam,bebek,kambing hingga kerbau/sapi. oleh nenek moyang dan setiap generasi Ternak ini dipergunakan untuk konsumsi terjadi pengembangan karena perubahan- pribadi ataupun untuk membantu perubahan yang terjadi.Perubahan- perekonomian.Dengan layout rumah perubahan ini tentu saja dipengaruhi oleh seperti ini masyarakat Aceh bisa disebut factor-faktor agama, budaya dan perubahan sebagai masyarakat yang memiliki rumah keadaan alam. Rumoh Aceh adalah Rumah yang mandiri, dimana kebutuhan sehari- Panggung dengan ketinggian dari tanah hari tersedia di rumah tersebut tanpa sekitar 2-3 meter. harus membeli. Secara umum struktur rumah Aceh Didekat pintu masuk biasanya terdapat adalah struktur rumah panggung. Dimana kamar mandi. Kamar mandi rumoh aceh metode konstruksinya mengguakan metode yang dulu hanya terdiri dari sumur yang konstruksi knock down atau bongkar pasang. ditutup dengan dinding dari anyaman Penerapan system ini memudahkan bamboo ataupun anyaman daun ijuk/ jika rumah ini dijual kembali, baik dijual kelapa,( tetapi sekarang sudah mulai secara utuh ataupun per-bagian. Walaupun diganti dengan material beton) dan tidak material yang dipergunakan adalah kayu, memiliki atap. Biasanya memiliki pintu umur dari rumah Aceh lumayan lama, bias atau tidak memiliki pintu,( jika tidak mencapai hingga seratus tahun. Hal ini memiliki pintu maka pintu masuk dibuat diketahui dari wawancara dari pemilik rumah sedemikian yang mengakui sudah menghuni rumah rupa sehingga bagian dalam kamar mandi tersebut sejak dari mereka kecil (umur tidak terlihat dari luar). pemilik rumah berkisar antara 60-80 Setiap Rumah Aceh memiliki kamar tahun).Pemilik juga mengatakan bahwa mandi yang diletakkan di halaman depan, rumah tsb sudah dimiliki oleh orangtuanya yang dimaksudkan untuk menjaga sebelum mereka lahir.Ada juga yang tidak kebersihan pemilik rumah setelah pulang megetahui pasti berapa umur rumah mereka dari sawah atau ladang. Sehingga ketika karena rumah tersebut bukan dibangun baru, mereka baru pulang dari sawah atau tetapi strukturnya dibeli dari rumah yang lading mereka bisa langsung sudah ada, kecuali penutup atap. Sehingga membersihkan diri sebelum masuk system knock down sangat memudahkan kerumah. pemilik rumah untuk dijual lagi. Proses pemasangan struktur dilakukan setelah semua bahan material terkumpul. Proses ini dimulai dengan mempersiapkan

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 10

ISSN : 2088-8201

kayu untuk kolom dan balok. Kayu yang keu/seuramo likot dengan tungai terdapat dijadikan kolom dan balok di takik untuk balok lebar yang disebut dengan peulangan. membuat sambungan antara kolom dan Peulangan ini dipasang untuk memperkuat balok. kemudian kolom-kolom ini dibuatkan bagian tengah rumah yang berbeda landasan berupa batu kali. Batu kali yg ketinggian dipergunakan adalah batu kali yang pipih. Batu kali ini sering juga disebut sebagai pondasi umpak. Untuk material yang lebih modern dengan konsep yang sama, batu kali biasanya digantikan oleh beton yang dibentuk mirip dengan batu pipih. Fungsi dari batu atau beton cor ini adalah untuk memisahkan kolom kayu dengan tanah dan menghindari kelembaban sehingga kolom kayu tidak cepat busuk. Konstruksi pondasi system ini hanya meletakkan kayu diatas batu tanpa menempelkannya dengan material lainnya. Gambar 10. Pasak untuk meperkuat ikatan Hal ini dilakukan agar jika terjadi gempa balok dan kolom rumah tidak kaku dan bisa mengikuti arah goyangan gempa sehingga rumah tidak roboh dan strukturnya tidak rusak.

Gambar 11. Rhok, toi dan peulangan sebagai pengikat kolom

Selanjutnya pemasangan kolom dan balok. Kolom rumah biasanya berjumlah genap. Jumlah dari kolom menentukan luasan (ruweung/ruang) rumah nantinya. Gambar 9. Batu pondasi (kiri) dan pondasi Semakin banyak jumlah kolom semakin beton (kanan) untuk menghindari kayu besar luasan rumah. Biasanya luasan rumoh dari kelembaban tanah Aceh dibuat dalam grid 3 ruweung/ruang dengan jumlah kolom 16 buah, 5 ruweung Selanjutnya pemasangan kolom dengan jumlah kolom 24 buah, 7 ruweung (tameh) dan balok (rhok dan toi). Balok pada dengan jumlah kolom 32 buah dan 10 struktur rumah aceh dibagi menjadi 2 yaitu ruwung dengan jumlah kolom 44 buah. rhok dan toi. Rhok adalah balok yang Walaupun begitu jumlah kolom untuk menghubungkan kolom pada arah melintang bagian lebar rumah selalu sama jumlahnya sedangkan toi adalah alok yang yaitu 4 buah kolom. Yang berbeda adalah menghubungkan kolom pada arah jumlah kolom memanjang yang bervariasi memanjang. Rhok dan toi ini berfungsi untuk dari 4 hingga 11 kolom. Hal ini seperti yang mengikat tameh/kolom agar dapat berdiri dikatakan oleh Yusriadi (2016) dimana tegak. Tameh diberi lubang untuk jumlah tiang bervariasi dari 16, 18,2 dan 24 memasukkan ujung rhok dan toi sehingga hingga 40 buah (sisi memanjang) dengan tameh/kolom saling terikat oleh balok (rhok pengaturan tiang 4 baris (lebar) dengan jarak dan toi). Untuk mempererat ikatan pada tiang yang bervariasi dari 2-3 m. lubang ini ditambahkan pasak/bajo. System Kolom yang pertama didirikan adalah ini membuat struktur rumah tidak kaku dan kolom (tameh) Raja dan kolom (tameh) ketika terjadi goyangan ketika gempa rumah Putroe, yang terletak dibagian tengah rumah dapat bergerak fleksibel mengikuti gempa diantara ruang seuramo keu dan Seuramo sehingga tidak ada gaya yg berlawanan yang Inong/ Tungai. membuat struktur rumah menjadi rusak dan Selanjutnya adalah pekerjaan roboh. pemasangan kolom (tameh) dengan balok Selain rhok dan toi dibagian tengah (rhuek). Seperti yang sudah disebutkan rumah diantara ruangan seuramo diatas proses pemasangan kolom dan balok Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 11

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

ini menggunakan system knock down, dimana sambungan kolom katu dan balok merupakan sambungan dengan menggunakan takikan dan dipererat dengan pasak bukan dengan paku. Selain pasak yang tali ijuk juga digunakan untuk mengikat terutama mengikat reng ke gording dan penutup atap (daun rumbia) dengan reng. Gambar 14. Papan lantai yang dipaku Teknologi untuk system struktur ini pada balok lantai (Lhue) tentu saja sesuai dengan kebijakan local dan kepercayaan yang dipercayai oleh Papan lantai di paku pada balok lhue masyarakat setempat.Kebijakan local ini yang dipasang diatas rhok. System didapat dari pengalaman-pengalaman dari pemasangan lue pada rhok juga dengan cara generasi ke generasi.Factor alam dan budaya sangat mempengaruhi terbentuknya ditakik (rhok ditakik dan dimasukkan lhue system ini. System ini selain mempermudah kedalamnya). Setelah itu diatas lhue dipasang papan lantai dengan cara diikat untuk dibongkar pasang tanpa merusak dengan ijuk ataupun dengan dipaku. kolom dan baloknya, juga lebih fleksibel Begitu juga dengan dinding yang ketika menghadapi bencana gempa. Hal ini terbukti ketika gempa 8.9 skala Richter yang terdiri dari susunan papan horizontal yang terjadi pada 24 Desember 2014, tidak ada dipakukan pada struktur utama. Dahulu rumoh Aceh yang roboh ataupun rusak. dinding juga dibuat dari anyaman bamboo dan diikat dengan tali ijuk ke struktur utama. Gempa tersebut hanya membuat rumoh Penggunaan papan kayu sebagai material Aceh bergeser. lantai dan dinding membuat struktur rumoh

Aceh menjadi struktur yang ringan. Selain itu material papan sebagai material lantai dan kayu bisa membuat suhu didalam ruangan menjadi lebih sejuk, karena angin dari bawah rumah akan mengalir kedalam rumah. Tahapan pemasangan dinding bersamaan dengan tahapan membuat bukaan seperti jendela dan ventilasi atau lubang angin. Rumoh Aceh memiliki banyak

Gambar 12. Sambungan knockdown bukaan yang memungkinkan untuk kolom dan balok yang diperkuat pasak memasukkan cahaya dan aliran udara.

Gambar 13. Kolom yang bergeser akibat Gambar 15 Papan dinding yang dipasang gempa yang terjadi di Aceh. secara horizontal Prinsip cross ventilation yang Kemudian selanjutanya adalah merupakan salah satu syarat rumah di iklim membuat ateuh Rumoh yang terdiri dari tropis dilaksanakan pada rumoh Aceh. Setiap lantai dan dinding. Lantai materialnya dinding pada rumoh Aceh memiliki bukaan biasanya dari papan kayu dan dipakukan ke baik jendela maupun ventilasi. Seperti yang balok lantai. Dahulu sebelum ada paku, telah disebutkan diatas, orientasi dari rumoh lantai dibuat dari bamboo yang dibelah tau Aceh adalah utara-selatan. Hal ini dilakukan papan dari pohon kelapa dan diikat dengan untuk menghindari arah angin yang kencang tali ijuk atau rotan dan diikatkan kembali dari sisi utara- selatan (bagian utara-selatan pada balok lantai. adalah bagian yang lebih panjang).

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 12

ISSN : 2088-8201

Struktur atap ini merupakan struktur atap yang ringan karena bahan materialnya yang ringan. Struktur seperti ini sangat cocok untuk didaerah yang rawan gempa.material penutup atap adalah daun rumbia, material untuk struktur atap seperti kuda-kuda, gording dan usuk merupakan kayu Gambar 16. Bukaan pada Rumoh Aceh setempat/local seperti kayu pohon kelapa yang berfungsi untuk mengalirkan udara sedangkan rengnya biasanya dari bamboo dan memasukkan cahaya yang dibelah. Pengikatnya adalah tali ijuk ataupun tali dari kulit kayu. Bukaan pada rumoh Aceh terdapat Material penutup atap yang pada setiap sisi dinding tetapi dengan jumlah merupakan daun rumbia berperan penting yang berbeda. Bagian sisi utara selatan lebih juga dalam menciptakan suhu yang nyaman banyak terdapat bukaan dibandingkan didalam rumah. Daun rumbia bukanlah dengan arah penghantar panas sehingga suhu diruangan timur barat. Hal ini dilakukan untuk akan tetap terasa nyaman disiang hari. menghindari arah matahari langsung masuk kedalam rumah. Tetapi walaupun begitu bagian timu barat tetap terdapat bukaan yang berupa jendela yg bisa dibuka tutup sesuai kebutuhan dan ventilasi yang berbentuk ornamen/ukirant, sehingga cahaya dan udara tetap bisa masuk.

Gambar 19. Struktur atap yang ringan dengan material kayu dan daun rumbia serta diikat dengan tali ijuk dan rotan

Gambar 17. Bukaan/ jendela di sisi utara Walaupun begitu terdapat kelemahan selatan dan juga di sisi timur barat, tetapi dalam mempergunakan material kayu dan jumlahnya hanya sedikit namun ditambah daun sebagai struktur rumah yaitu rentan dengan ventilasi yang berbentuk ukiran terbakar api. Namun hal ini juga sudah yg dibolongi sehingga udara dan cahaya dipertimbangkan dengan baik oleh nenek tetap bisa masuk. moyang kita. Dalam warisan ilmunya pada struktur rumoh Aceh nenek moyang kita Setelah pemasangan lantai dan memberikan solusi agar kebakaran tidak dinding dilanjutkan dengan memasang atap. meluas ketika terjadi kebakaran dengan Material struktur atap biasanya membuat senuah tali yang terhubung dengan mempergunakan kayu atau bamboo dengan rangkaian penutup atap yang disebut dengan penutup atap dari daun rumbia yang taloe pawai. Cukup dengan memutuskan tali dirangkai. Sambungan antara penutup atap ini maka penutup atap akan jatuh ketanah menggunakan tali ijuk ataupun tali rotan. dan mencegah kebakaran meluas ke rumah lainnya.

Gambar 18. Struktur Atap yang mempergunakan material kayu untuk Gambar 20. Taloe Pawai untuk usuk dan reng serta daun rumbia sebagai menjatuhkan penutup atap ketika penutup atap kebakaran terjadi.

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 13

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

Penggunaan material setempat dan material dari alam tidak hanya bermamfaat bagi kenyamanan suhu didalam rumah dan beradaptasi dengan bencana alam seperti gempa dan banjir tetapi juga mewujudkan keseimbangan makro kosmos dan mikro kosmos; menjaga keseimbangan antara kehidupan manusia dengan alam. Karena semua pembangunan rumoh Aceh menggunakan material tersebut maka pohon-pohon tersebut setelah dipergunakan ditanam kembali karena nantinya akan dipergunakan lagi oleh anak cucu. Gambar 22. Bentuk geometri yang Penanaman kembali ini mewujudkan berupa tumbuh-tumbuhan keseimbangan alam dimana pohon-pohon tetap ditanam kembali setelah ditebang Ornamentasi pada Rumoh Aceh juga sehingga alam tetap terjaga. menunjukkan status social dari masyarakat, semakin banyak ornamentasi di rumoh Aceh Finishing maka bisa dipastikan pemilik adalah orang Bagi arsitektur tradisional finishing yang berada dikampung tersebut. Rumah merupakan bagian dari “wajah” atau yang memiliki ornament yang sedikit “karakter” dari pemilik. Begitu juga dengan pemiliknya merupakan orang yang biasa- rumoh Aceh. Wajah rumah merupakan imaj biasa saja dan rumah yang tidak memiliki dari pemilik rumah. Wajah rumah dapat ornament sama (biasanya didingnya adalah dilihat dari pemilihan ornamentasi dan warna anyaman bamboo atau hanya papan kayu dari rumah tersebut. saja.) sekali maka pemiliknya bisa 1. Ornamentasi digolongkan kepada masayarakat ekonomi Ornamentasi dari Rumoh Aceh kelas bawah. kebanyakan merupakan bentuk-bentuk geometri dan tumbuh-tumbuhan. Bentukan yang menyerupai manusia dan hewan tidak dipergunakan lagi setelah islam masuk ke Aceh. Hal ini karena didalam agama Islam dilarang menggunakan ukiran/gambar yang menyerupai manusia dan hewan. Fungsi dari ornamentasi ini selain untuk Gambar 23. Rumoh Aceh yang tidak keindahan juga sebagai ventilasi (cross memiliki ornamentasi ventilation, karena terdapat didua sisi rumah yang berhadapan) dan untuk 2. Warna memasukkan cahaya matahari. Pemilihan warna untuk rumoh Aceh tidak terdapat pakem tertentu, tetapi warna hijau, warna kayu dan hitam mendominasi pewarnaan pada Rumoh Aceh. Penggunaan warna hijau karena warna hijau memberi imej islami, warna kayu biasanya dari bahan kayu yang hanya diplitur tanpa cat. 3. Bentuk dan Fasad Bentuk rumoh Aceh merupakan bentuk rumah panggung persegi panjang yang

Gambar 21. Bentuk geometri yang simetris dengan atap pelana. Tinggi dipergunakan dalam ornamentasi/ ukiran badan rumah didapat dari ½ kali tinggi pada Rumoh Aceh. panggung/ kolom rumah. 4. Bukaan (pintu,jendela, ventilasi) Berikut beberapa contoh lain Seperti yang telah dijelaskan diatas bukaan pada rumoh Aceh sangat berpengaruh pada kenyamanan suhu dan cahaya yang masuk kedalam rumah. Jika Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 14

ISSN : 2088-8201

siang hari rumah akan terasa sejuk dan terang karena bukaan-bukaan tersebut. Selain dari ornamen yang juga berfungsi sebagai bukaan terdapat juga pintu dan jendela sebagai jalur masukknya cahaya dan udara. a. Pintu Pada rumoh Aceh biasanya terdapat 2 buah pintu masuk. Rumoh Aceh dahulu Gambar 25. Pintu dan tangga bagian pintunya terdapat pada lantai yang dibuka dalam berada didalam rumah keatas (tangga berada dibawah lantai). bawah/tumbuh. Perkembangannya pintu kemudian dibuat

dibagian dinding sebelah Timur atau b. Jendela selatan (diseuramo keu dan seuramo Jendela yang terdapat pada rumoh aceh likot) dengan penambahan teras sebagai tidak terlalu besar tetapi banyak, disetiap penghubung antara tangga dan pintu sisi rumah terdapat jendela. Bagian timur masuk. Ketinggian pintu biasanya rendah dan barat terdapat 3 jendela, masing- 120-130 cm. perletakan pintu pada lantai masing terletak disetiap ruangan yakni ataupun pintu dengan ketinggian rendah Seuramo Keu, seuramo Inong dan dimaksudkan untuk menghormati tuan seuramo likot. Bagian sisi utara dan rumah, dimana jika kita masuk ke rumoh selatan masing-masing terdapat 3 Aceh harus dengan menunduk. jendela. Jumlah jendela yang banyak Penggunaan 2 buah pintu ini juga membuat rumoh Aceh mendapat ckup dimaksudkan untuk memisahkan jalur cahaya dan udara. Letak jendela yang masuk perempuan dan laki-laki terutama terdapat pada setiap sisi rumah membuat jika sedang dilaksanakan upacara adat. aliran udara didalam rumoh Aceh Pintu utama/untuk tamu/ untuk laki-laki mengalir dengan baik dan selalu berganti. (publik) terdapat diruang seramoe keu Hal ini sangat baik untuk kualitas udara dan pintu kedua (privat) terdapat dibagian didalam rumah baik untuk kesehatan seuramo likot/ dapur untuk perempuan. penghuninya maupun untuk menjaga Keberadaan 2 pintu ini juga menyebabkan material rumah dari kerusakan dan tahan diletakkannya 2 buah tangga disetiap lama. pintu masuk seperti gambar dibawah ini.

Gambar 26. Jendela yang terdapat pada setiap sisi rumah membuat cahaya dan aliran udara memenuhi setiap ruangan rumah.

4. KESIMPULAN Pentingnya menjaga beberapa Gambar 24. Pintu pada rumoh Aceh kearifan lokal ini tetap berlanjut terkait terhubung dengan tangga. Letak dengan keberlangsungan hidup manusia dan tangga ada yang disamping rumah ada alam. Tidak dapat dipungkiri jika teknologi yang dibawah rumah. dan perkembangan zaman selain memberi banyak nilai positif juga memberi nilai negatif Jika rumoh aceh sudah terdapat rumah terhadap manusia terutama terhadap alam. bawah maka pintu dan tangga yang Masalah sampah, berkurangnya lahan menuju seuramo likot biasanya terdapat hijau dan hutan serta polusi dipengaruhi oleh didalam rumah bawah. hilangnya nilai-nilai kearifan lokal yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita.

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 15

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

Proses pembangunan rumoh Aceh, Management, & Applied Sciences & dari mulai proses pembangunan hingga siap Technologies huni sarat dengan kearifan lokal. Kearifan Artiningrum (2012). Modul Arsitektur lokal ini tentu saja memiliki banyak mamfaat Vernakuler. Universitas Mercubuana. karena memiliki konsep keseimbangan Jakarta makro kosmos dan mikro kosmos terutama Dahliani; Soemarno,Ispurwono ;Setijanti, dalam menjaga keseimbangan antara Purwanita (2015). Local Wisdom In Built hubungan manusia dengan manusia dan Environtment In Globalization Era. juga hubungan manusia dengan alam. International Journal of education and Berikut beberapa kearifan lokal dalam Research. membangun rumoh Aceh yang dapat diambil Ellen, R.F; Bicker, Alan (2000).Indigenous mamfaatnya bagi kehidupan kita sekarang, Environmental Knowledge and Its untuk tetap bisa menjaga keseimbangan Transformations.OPA, Netherlands hubungan antara manusia dengan manusia Hasbi,Rahil (2012). Modul Sejarah Arsitektur serta manusia dengan alam. Dunia. Universitas Mercubuana,Jakarta 1. Menjaga Privasi dengan membagi ruang Heryati. Nilai-nilai Sejarah dan Filosofi pada menjadi ruang publik,semi publik dan Raitektur Rumah Panggung Masyarakat privat. Pembagian ini dilakukan baik Gorontalo, secara horizontal ( denah pola ruang) Karyono,Tri Harso (2010)Kenyamanan maupun vertical (pembagian ruang bawah Termal dalam Arsitektur Tropis. Research dan ruang atas) Gate,article 2. Menjaga norma dan nilai budaya Karyono,Tri Harso(2016),Arsitektur Tropis . kemasyarakatan. Penerbit Erlangga,Jakarta 3. Menghormati pemilik rumah Noble, Allen (2007) : A global survey of 4. Mengajarkan kemandirian terutama untuk structural forms and cultural structure. IB anak laki-laki. Tauris, London 5. Menyatukan keluarga karena terdapat Nugrahaeni, Rini dan Suwantara, I ruangan khusus untuk berkumpul dan Ketut.Kinerja (2012).Termal Rumah selalu dipergunakan bersama-sama untuk Tradisional Kbubu.Widyariset,Vol.15 berkumpul. No.3 6. Menjaga kebersihan rumah dengan Rapoport,Amos (1969). House, Form and menempatkan kamar mandi jauh dari Culture.Pearson,London rumah dan bentuk rumah panggung Rudofsky,Bernard (1965). Arhitecture without dengan tangga sebagai pintu masuk juga Architect.Doubleday & Company. dalam rangka menjaga kebersihan rumah. Inc,Garden City,New York 7. Menerapkan budaya berbagi terutama Soedigdo,Doddy;Harysakti,Ave; Budayanti untuk ruang yang kepemilikan privat boleh Usop, Tari (2014). Elemen-Elemen dipergunakan secara public Pendorong Kearifan Lokal Pada Arsitektur 8. Ruang yang sustainable dan fleksibel Nusantara. Jurnal Perspektif Arsitektur yang bisa menyesuaikan fungsinya sesuai Sudarto 2011. Pemanfaatan Dan dengan perubahan zaman Pengembangan Energi Angin Untuk Proses Produksi Garam Di Kawasan Berikut beberapa kebijakan local yang Timur Indonesia . Jurnal TRITON Volume menjadi dasar dalam penggunaan sistem 7, Nomor 2, Oktober 2011, hal. 61 – 70 6 struktur rumoh Aceh. Zain, Zairin (2012).Pengaruh Aspek a. Menghormati alam dengan cara hidup Eksternal Pada Rumah Melayu seimbang dengan alam. Tradisional Di Kota Sambas Kalimantan b. Menyesuaikan diri dengan iklim Barat. NALARs Volume 11 No 2 Juli 2012 c. Antisipasi bahaya kebakaran dan :101-124. Program studi bencana alam seperti gempa dan banjir ArsitekturFakultas Teknik Universitas Tanjungpura 5. DAFTAR PUSTAKA

Ari Siswantoa, Azizah Salim Binti Syed Salim, Nur Dalilah Dahlan,(2012). The Phenomenology of Lamban Tuha: The Local Wisdom of South Sumatra Traditional.Architecture International Transaction Journal of Engineering, Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 16