i ISSN

PENERBIT : Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang

ALAMAT PENERBIT/REDAKSI: Gedung D6 Lantai 1 Jurusan Biologi FMIPA Unnes Jl. Sekaran – Gunungpati Semarang 50229 Telp. & Faks. +62-24-8508033 Email : [email protected]

TERBIT PERTAMA TAHUN: 2010

KETUA PENYUNTING Prof. Dr. Sri Mulyani ES., M.Pd

WAKIL KETUA PENYUNTING Dr. Siti Harnina Bintari, MS.

PENYUNTING AHLI Dr. Amin Retnoningsih, M.Si Dr. Drh. R. Susanti, M.P Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si Dr. Margareta R., M.Si

SEKRETARIAT Noor Aini Aviva, M.Si Muhammad Abdullah, S.Si

Prosiding Seminar Nasional Biologi mempublikasikan artikel ilmiah dari hasil-hasil penelitian pembelajaran biologi, bidang keilmuan biologi dan bidang ilmu serumpun yang dipresentasikan dalam kegiatan seminar nasional biologi yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang. Naskah ditelaah oleh penyunting ahli sebelum dipresentasikan dalam seminar.

Prosiding ini diterbitkan satu kali dalam dua tahun.

ii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr wb Salam sejahtera dan selamat datang pada Seminar Nasional Biologi 2010 yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang. Kami ucapkan terimakasih atas partisipasi dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara dalam seminar ini. Seminar yang bertema ”Pembelajaran Sains dan Perkembangan Biologi di Era Molekuler” dilaksanakan semata-mata merupakan wujud dari kepedulian mengenai trend pembelajaran saat ini yang mengarah pada pembelajaran sistem blok, problem base learning dan konsep keterpaduan yang sering kita jumpai dalam pembelajaran sains. Tujuan penyelenggaraan seminar nasional biologi ini antara lain adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pembelajaran sains dan perkembangan biologi di era molekuler selaras kebutuhan masyarakat untuk mendukung kemajuan IPTEK. Seminar Nasional ini memfasilitasi terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman pada pembelajaran sains dan perkembangan biologi molekuler. Untuk pemecahan permasalahan di masyarakat, mendorong kesadaran tentang pembelajaran sains dan biologi di era molekuler guna menghadapi persaingan serta diharapkan dapat mengungkap permasalahan pembelajaran sains dan biologi di era molekuler dalam mewujudkan insan berbudi luhur. Buku prosiding ini berisi kumpulan artikel ilmiah yang dipresentasikan oleh peserta seminar pada diskusi paralel. Kami berharap buku ini dapat membantu

Bapak/ibu/saudara dalam memperoleh2 informasi terbaru mengenai pembelajaran sains dan perkembangan keilmuan biologi .

Wassalamu’alaikum wr wb Semarang, 20 Februari 2010 Panitia

iii Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

A. MAKALAH KEYNOTE SPEAKER

Prof Dr Suhartono Taat Putra, dr, MS email [email protected] Ketua Divisi Patobiologi, Departemen PA. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Pendiri & Ketua PP Perhimpunan Psikoneuroimunologi Indonesia Pendiri & Ketua PP Perhimpunan Patobiologi Indonesia Pendiri & Dewan Pakar Asosiasi Sel Punca Indonesia

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Paradigma Konsep Biologi Molekuler

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

1. “A pattern, example or model” 2. “A perspective or frame of reference for viewing ……..” 3. Pandangan fundamental tentang pokok persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman, 1970)

Simply mental images or perception Abstraksi suatu pengertian pada realita, agar dapat dikomunikasikan

Interaksi biomolekul Model berpikir yang menjelaskan perubahan biologis berdasar atas interaksi antar biomolekul, yang berujung pada perubahan biologis seimbang (Fisiobiologis) dan yang tidak seimbang (Patobiologis)

Fisiobiologis Patobiologis Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Konsep Fisiobiologi Konsep Patobiologi

Perubahan Fisiobiologis dan Patobiologis mengandung berbagai konsep yang mendasari

1. Konsep Imunitas 2. Konsep Penuaan 3. Konsep apoptosis 4. Konsep Nekrosis 5. Konsep onkosis 6. Konsep Onkogenesis 7. Konsep Genetik (Mutasi) 8. Konsep Epigenetik (Metilasi) 9. Konsep Stress Cell 10. Konsep Stress Stem Cell, dll

Bagaimana kita bisa memahami berbagai konsep tersebut bila kita tidak mengikuti perkembangan Iptek biologi molekuler dunia?

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Selama ini kebanyakan kita sebagai Guru lebih banyak membina pola pikir ontologis dan aksiologis daripada pola pikir epistemologis anak didik. Hal ini yang menyebabkan ilmuwan kita sulit berkreasi dan berinovasi di bidang Ipteks

Industri Jasa Proses Linier

Masukan Proses Luaran Masyarakat (Calon Siswa) (proses pembelajaran) (Lulusan)

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Apakah keberhasilan kita saat ini adalah turunan atau sukses kita beradaptasi?

IQ EQ SQ AQ MIQ

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Dalam proses pembelajaran, Guru bertugas sbg: Perencana Motivator Pelaksana Evaluator Penilai keberhasilan belajar siswa (lulusan Unggulan dan Bermoral)

Guru harus memperhatikan perilaku diri sendiri dan dampak perilaku kepada anak didik dan kolega

Ciri proses belajar

1. Membentuk makna 2. Melakukan konstruksi 3. Mengembangkan pikiran 4. Terjadi pada saat imbalance 5. Dipengaruhi pengalaman dunia fisik dan lingkungan siswa 6. Tergantung dengan konsep, tujuan, dan motivasi yg mempengaruhi interaksi dgn bahan yg telah dipelajari

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Pembelajaran perlu Etika dan Moral yang sesuai dengan standar umum 1. Apakah yang bermoral dianggap baik? 2. Apakah tindakan untuk melakukan keadilan dapat disebut baik secara moral? 3. Bagaimana motivasi untuk mengadopsi cara pandang moral dan kebijaksanaan lain yang menguraikan kehidupan lembaga moral? 4. Adakah keadilan moralitas dan sudut pandang moral? Keempat pertanyaan tersebut merupakan dasar atas kepentingan motivasi melakukan keadilan, kebijaksanaan dan pola pikir yang bdidasarkan pada moral.

Guru yang berpengalaman akan bertanya pada dirinya: Bagaimana seharusnya saya membelajarkan anak didik? Jadi pembelajaran akan berhasil manakala terjadi penyesuaian moral secara konstruktif terhadap kehidupan anak didik. Guru harus berperan sebagai pengajar dan pendidik sehingga Guru menjadi model keteladanan

Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang. Pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh yang dialami. Pengetahuan secara terus menerus mengalami reorganisasi atau rekonstruksi sehingga menghasilkan pemahaman yang baru.

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

1. Hasil konstruksi yang dimiliki seseorang (constructed knowledge) 2. Domain pengalaman seseorang (Domain of experience) 3. Jaringan struktur kognitif seseorang atau ekologi konseptual (existing cognitive)

Berdasar konstruktivisme, Guru dan buku teks bukan satu- satunya sumber informasi dalam pembelajaran

Guru perlu membekali siswa kemampuan menyeleksi informasi yang diperoleh sehingga siswa menyadari bahwa informasi tertentu hanya benar dalam konteks, tempat, masalah, waktu dan bidang tertentu. Strategi pembelajaran konstruktif atau student-centered learning adalah belajar aktif, belajar mandiri, belajar koperatif dan kolaboratif, generative learning, model pembelajaran kognitif, antara lain problem base learning dan cognitive strategis

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Persepsi merupakan proses aktif untuk menyeleksi, mengorganisasi dan menginterpretasi objek, kejadian, situasi atau aktivitas.

Paradigma berbasis interaksi biomolekul melakukan hibridisasi dengan paradigma berbasis perilaku

Paradigma berbasis perilaku biomolekul

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

(Stressor) Stressor lain di lingkungan

Terapuitik

Penderita

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

PERAWAT YANG PROFESIONAL

BERPERILAKU TERAPUITIK Perawat yang faham May I help perilaku terapuitik you, sir ? telah menyadari bahwa interaksi Oh my dirinya dengan klien sweet heart harus mempercepat reaksi penyembuhan. Secara PNI interaksi demikian akan memicu proses adaptasi It’s yang menghasilkan OK ketahanan tubuh yang lebih baik. Keadaan ini akan mempercepat penyembuhan bayu

PERAWAT YANG TIDAK PROFESIONAL

TIDAK BERPERILAKU TERAPUITIK

Get Oh my Secara PNI interaksi up ! God perawat dan klien ini menghasilkan kondisi stres tahap ekshausi, yang menyebabkan ketahanan tubuh semakin menurun. Kondisi ini menyebabkan proses penyembuhan terhambat dan Stop bahkan dapat it ! menimbulkan penyakit baru. bayu Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Mendidik ibarat menyusun serpihan batu menjadi “bentukan” tertentu sesuai misi-visi pendidikan

Shakespear (Romeo & Juliet):

What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet. Apapun gelar yang disandang bila perilaku tidak sesuai maka……..! Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

B. Artikel Pemakalah Oral

PENERAPAN MODEL DIMENSI BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP DALAM MATA PELAJARAN SAINS

TITI JUDANI *), SRI SUPADMINAH **), DAN MUTIATI PURWANINGTYAS**) *) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG **) GURU SMP NEGERI 10 MALANG

ABSTRAK Pemilihan Model Dimensi Belajar untuk memecahkan masalah tersebut didasari atas beberapa pemikiran yaitu (l) dibanding dengan metode pembelajaran sains saat ini, seringkali menjebak guru pada kegiatan hand-on semata, model Dimensi Belajar lebih menekankan pada aktivitas mental dan fisik anak selama belajar, (2) model Dimensi Belajar merupakan upaya alternatif membangun hubungan dinamis dan sistematis antara bagaimana guru mengajar dan bagaimana siswa belajar, (3) berdasarkan beberapa hasil penelitian penerapan model Dimensi Belajar telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar bidang sains. Tujuan penelitian ini adalah: (l) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 SMP Negeri 10 Malang dalam mata pelajaran Sains melalui pendekatan Model Dimensi Belajar, dan (2) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam mata pelajaran Sains pada SMP Negeri 10 Malang, melalui pendekatan Model Dimensi Belajar. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus. Tiap siklus direncanakan dalam 2 kali pertemuan kelas, dan tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi-refleksi. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa: (l) Penerapan metode Dimensi Belajar dalam pembelajaran Sains, dapat meningkatkan hasil pembelajaran, hal ini terlihat pada siklus 3 dimana 90% siswa mampu menyelesaikan test hasil belajar sesuai standar kelulusan. Secara operasional, hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan keterampilan dalam siswa dalam menyelesaikan soal-soal secara sistematis. ditinjau dari (a) Sikap dan Persepsi yang Positif, (b) Pemerolehan dan Pengintegrasian Pengetahuan, (c) Perluasan dan Penghalusan Pengetahuan, (d) Penggunaan Pengetahuan Secara Bermakna, (5) Kebiasaan Berpikir Positif, dan (2) Penerapan metode Dimensi Belajar dalam mata pelajaran Sains, mampu meningkatkan kinerja/ketrampilan guru dalam mengajar Sains.

Kata-kata kunci: dimensi belajar, hasil belajar, tindakan kelas, SMP

Prosiding Seminar Nasional Biologi ISSN Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Se