Sistem Multimedia

“ Representasi dan Kompresi Data Suara ”

Oleh : Farhat, ST, MMSI, MSc

{ Diolah dari berbagai Sumber }

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan kapasitas penyimpanan yang besar nampaknya makin penting. Kebutuhan ini, disebabkan oleh data yang harus disimpan makin lama semakin bertambah banyak, khususnya bagi penggemar musik atau audio lainnya. Para penggemar tersebut umumnya sangat membutuhkan kapasitas yang sangat besar, untuk menyimpan semua data dan file-file musik/audio. Penyimpanan tersebut bukan hanya dialokasikan pada satu tempat saja. Tapi mereka juga akan menyimpan data atau file-file tersebut pada tempat yang lain.

Meskipun yang disimpan tersebut sama, hal ini berguna untuk backup data. Backup perlu dilakukan karena tidak ada yang menjamin suatu data pada tempat penyimpanan didalam komputer tidak akan mengalami kerusakan. Alangkah banyaknya kapasitas penyimpanan yang harus disediakan untuk menampung ribuan audio tersebut. Untunglah data-data tersebut dapat dimampatkan (compress) terlebih dahulu sehingga tempat yang dibutuhkan di memori semakin sedikit dan waktu yang dibutuhkan untuk berkomunikasi lebih pendek, sehingga kegagalan dalam manipulasi data lebih sedikit.

Seperti halnya data gambar maupun , data audio juga memerlukan kompresi untuk isu storage dan keperluan pengaksesan secara real time melalui jaringan komputer. Namun, untuk data audio tidak dapat digunakan teknik kompresi untuk data generik. Penggunaan algoritma demikian menyebabkan buruknya kualitas suara, rasio kompresi yang tidak terlalu besar (sekitar 87%), dan algoritma demikian tidak dirancang untuk keperluan pengaksesan secara real time.

Mirip dengan kompresi gambar, ada dua macam teknik kompresi data audio, yaitu lossydan lossless. Untuk konsumsi sehari-hari, teknik kompresi yang lossy lebih banyak digunakan karena rasio kompresi yang besar, dan penurunan kualitas data audio pun tidak dapat terlalu ditangkap oleh keterbatasan telinga manusia.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audio

Audio merupakan representasi digital, analog dan elektrikal akan suatu suara. Ketika mendengar, diperlukan sumber suara dan penerima. Sebuah sumber suara akan mengirimkan sinyal kepada pendengar hingga menghasilkan sebuah suara. Sinyal yang dikirimkan adalah sebuah data analog dari sebuah gelombang suara. Sinyal-sinyal tersebut akan dikirim ke otak dan diterjemahkan hingga kita bisa mengerti suara tersebut. Untuk menerjemahkan suara dalam komputer, kita harus mengolah data ke dalam bentuk digital, memilahnya, dan mengelolanya hingga menghasilkan sebuah informasi. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan merepresentasi sinyal elektrik gelombang suara menjadi data numerik yang berlainan. Sinyal analog menghasilkan tegangan yang bervariasi secara terus-menerus. Untuk mengolah sinyal ke dalam bentuk digital, kita dapat secara berkala mengukur tegangan sinyal dan mencatat rata-rata nilai numerik. Proses ini disebut sampling.

Dalam ilmu komputer, merupakan sebutan untuk kemampuan teknologi untuk menyimpan, merekam, dan merekayasa ulang suara melalui encoding process dalam bentuk digital. File-file audio bisa dijalankan dengan berbagai macam aplikasi, aplikasi yang terkenal adalah , Aimp, iTunes, Jet Audio, dll.

2.2 Kompresi Audio

Kompresi audio/video adalah salah satu bentuk kompresi data yang bertujuan untuk mengecilkan ukuran file audio/video dengan metode :  Lossly compression format, adalah format auido dengan teknik kompresi yang cukup kuat yang akan menekan besar file hingga ukuran yang cukup kecil, namun kualitas audio yang mengalami penurunan akibat kehilangan data-data dalam proses encodingnya. Contoh: *.MP3, *.WMA dan *.AAC  Lossless compression format, merupakan format audio dengan teknik kompresi yang cukup, sehingga besar file dapat ditekan namun dengan penurunan sedikit kualitas audio pula. Contoh: *.FLAC

Kompresi dilakukan pada saat pembuatan file audio/video dan pada saat distribusi file audio/video tersebut. Kendala kompresi audio:  Perkembangan sound recording yang cepat dan beranekaragam

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

 Nilai dari audio sample berubah dengan cepat

Losless audio codec tidak mempunyai masalah dalam kualitas suara, penggunaannya dapat difokuskan pada :  Kecepatan kompresi dan dekompresi  Derajat kompresi  Dukungan hardware dan Lossy audio codec penggunaannya difokuskan pada :  Kualitas audio  Faktor kompresi  Kecepatan kompresi dan dekompresi  Inherent latency of algorithm (penting bagi real-time streaming)  Dukungan hardware dan software

2.3 Metode Kompresi Audio

 Metode Transformasi Menggunakan algoritma seperti MDCT (Modified Discreate Cosine Transform) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke dalam sinyal digital agar tetap dapat didengar oleh manusia (20 Hz s/d 20kHz) , yaitu menjadi frekuensi 2 s/d 4kHz dan 96 dB.  Metode Waktu Menggunakan LPC (Linier Predictive Coding) yaitu digunakan untuk speech (pidato), dimana LPC akan menyesuaikan sinyal data pada suara manusia, kemudian mengirimkannya ke pendengar. Jadi seperti layaknya komputer yang berbicara dengan bahasa manusia dengan kecepatan 2,4 kbps

2.4 Teknik Kompresi Audio dengan Format MPEG (Moving Picture Expert Group)

 MPEG-1 menggunakan bandwidth 1,5 Mbits/sec untuk audio dan video, dimana 1,2 Mbits/sec digunakan untuk video sedangkan 0,3 Mbits/sec digunakan untuk audio. Nilai 0,3 Mbits/sec ini lebih kecil dibandingkan dengan bandwidth yang dibutuhkan oleh CD Audio yang tidak terkompres sebesar 44100 samples/sec x 16 bits/sample * 2 channel > 1,4 Mbits/sec yang hanya terdiri dari suara saja.  Untuk ratio kompresi 6:1 untuk 16 bit stereo dengan frekuensi 48kHz dan bitrate 256 kbps CBR akan menghasilkan ukuran file terkompresi kira-kira 12.763 KB, sedangkan ukuran file tidak terkompresinya adalah 75.576 KB

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

 MPEG-1 audio mendukung frekuensi dari 8kHz, 11kHz, 12kHz, 16kHz, 22kHz, 24 kHz, 32 kHz, 44kHz, dan 48 kHz. Juga mampu bekerja pada mode mono (single audio channel), dual audio channel, stereo, dan joint-stereo Algoritma MPEG Audio  Menggunakan filter untuk membagi sinyal audio: misalnya pada 48 kHz, suara dibagi menjadi 32 subband frekuensi.  Memberikan pembatas pada masing-masing frekuensi yang telah dibagi-bagi, jika tidak akan terjadi intermodulasi (tabrakan frekuensi)  Jika sinyal suara terlalu rendah, maka tidak dilakukan encode pada sinyal suara tersebut  Diberikan bit parity yang digunakan untuk mengecek apakah data tersebut rusak atau tidak (yang mungkin disebabkan oleh gangguan / noise), apabila rusak, maka bit tersebut akan digantikan bit yang jenisnya sama dengan bit terdekatnya.

Gambar 2.1 Teknik Kompresi Audio

Kompresi Audio MP3  Asal-usul MP3 dimulai dari penelitian IIS-FHG (Institut Integriette Schaltungen- Fraunhofer Gesellschaft), sebuah lembaga penelitian terapan di Munich, Jerman dalam penelitian coding audio perceptual.  Penelitian tersebut menghasilkan suatu algoritma yang menjadi standard sebagai ISO- MPEG Audio Layer-3 (MP3).

Tabel 2.1 Tabel Kemampuan Kompresi Sound Quality Bandwith Mode Bitrate Reduction Ratio Telephone 2.5 kHz Mono 8 kbps 96:1 Sound Better than 4.5 kHz Mono 16 kbps 48:1 shortwave Better than AM 7.5 kHz Mono 32 kbps 24:1 radio Similar to FM 11 kHz Stereo 56..54 kbps 26..24:1 radio Near CD 15 kHz Stereo 96 kbps 16:1 CD >15 kHz Stereo 112..128 kbps 14..12:1

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

File MP3 terdiri atas 2 bagian data:  Header : berfungsi sebagai tanda pengenal bagi file MP3 agar dapat dibaca oleh MP3 player yang berukuran 4 byte Beberapa karakteristik yang dibaca komputer adalah bit ID, bit layer, bit sampling frequency dan bit mode.  Data audio : berisi data file .

Gambar 2.2 Header File MP3

Beberapa karakteristik dari MP3 memanfaatkan kelemahan pendengaran manusia. 1. Model psikoakustik o Model psikoakustik adalah model yang menggambarkan karakteristik pendengaran manusia. o Salah satu karakteristik pendengaran manusia adalah memiliki batas frekuensi 20 Hz s/d 20 kHz, dimana suara yang memiliki frekuensi yang berada di bawah ambang batas ini tidak dapat didengar oleh manusia, sehingga suara seperti itu tidak perlu dikodekan. 2. Auditory masking Manusia tidak mampu mendengarkan suara pada frekuensi tertentu dengan amplitudo tertentu jika pada frekuensi di dekatnya terdapat suara dengan amplitudo yang jauh lebih tinggi.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Gambar 2.3 Grafik Frekuensi MP3 3. Critical band Critical band merupakan daerah frekuensi tertentu dimana pendengaran manusia lebih peka pada frekuensi-frekuensi rendah, sehingga alokasi bit dan alokasi sub-band pada filter critical band lebih banyak dibandingkan frekuensi lebih tinggi.

Gambar 2.4 Critical Band Witdths

4. Joint stereo Terkadang dual channel stereo mengirimkan informasi yang sama. Dengan menggunakan joint stereo, informasi yang sama ini cukup ditempatkan dalam salah satu channel saja dan ditambah dengan informasi tertentu. Dengan teknik ini bitrate dapat diperkecil.

Beberapa persyaratan dari suatu encoder/decoder MP3:  Ukuran file terkompresi harus sekecil mungkin  Kualitas suara file yang telah terkompresi haruslah sedekat mungkin dengan file asli yang belum dikompresi  Tingkat kesulitan rendah, sehingga dapat direalisasikan dengan aplikasi yang mudah dibuat dan perangkat keras yang ‘sederhana’ dengan konsumsi daya yang rendah.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Gambar 2.5 Audio Encoder dan Decoder

Filter Bank, adalah kumpulan filter yang berfungsi memfilter masukan pada frekuensi tertentu, sesuai dengan critical band yang telah didefinisikan. Filter yang dipakai adalah gabungan dari filter bank polyphase dan Modified Discrete Cosine Transform (MDCT). Perceptual Model, dapat menggunakan filter bank terpisah atau penggabungan antara perhitungan nilai energi dan filter bank utama. Keluaran model ini adalah nilai masking treshold. Apabila noise berada dibawah masking treshold, maka hasil kompresi tidak akan dapat dibedakan dari sinyal aslinya. Quantization/Coding, merupakan proses kuantisasi setelah sinyal disampling. Proses ini dilakukan oleh power-law quantizer, yang memiliki sifat mengkodekan amplitudo besar dengan ketepatan rendah, dan dimasukkannya proses noise shaping. Setelah itu nilai yang telah dikuantisasi dikodekan menggunakan Huffman Coding. Encoding Bitstream, merupakan tahap terakhir dimana bit-bit hasil pengkodean sampling sinyal disusun menjadi sebuah bitstream.

Selama beberapa tahun terakhir format populer untuk audio informasi, termasuk WAV, AU, AIFF, VQF, dan MP3. Semua ini didasarkan pada penyimpanan nilai tegangan sampel dari sinyal analog, tetapi semua rincian informasi diformat dalam cara yang berbeda dan semua menggunakan berbagai teknik kompresi untuk satu tingkat atau lainnya.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

2.5 Format Audio

1. WMA

WMA () adalah format yang ditawarkan oleh Microsoft. Format ini di desain khusus untuk digunakan pada yang ada pada sistem operasi windows.

Kelebihan :

 File WMA bisa dijalankan pada media player lain juga walaupun berada pada sistem operasi yang lain.  Sangat disukai vendor musik online karena dukungannya terhadap Digital Rights Management (DRM). DRM (Digital Rights Management ) adalah fitur yang mendukung pencegahan terhadap pembajakan musik.  Memiliki kualitas musik lebih baik dibandingkan MP3 dan AAC.  Format WMA cukup populer dan didukung oleh piranti keras dan piranti lunak.

Kekurangan :

 File wma memiliki ukuran yang cukup besar karena teknik kompresi kurang dilakukan dengan maksimal. Format audio wma biasanya tidak digunakan di internet karena ukuran file yang besar.

2. Format CD Adalah proses mengubah amplitudo gelombang bunyi ke dalam waktu interval tertentu (disebut juga sampling) sehingga menghasilkan representasi digital dari suara PRESENTASI SUARA

Kelebihan :

 File dengan format .cda ini dapat langsung dijalankan dengan melalui CD-R

Kekurangan :

 File .cda sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun sehingga jika dicopy ke harddisk, file tersebut akan menjadi tidak dapat di-play atau dimainkan.  Dibutuhkan software khusus untuk mengubah dari format .cda menjadi format lain yang dapat disimpan di computer.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

3. Format (AAC) AAC adalah singkatan dari Advanced Audio Coding. Format ini merupakan bagian standar Motion Picture Experts Group (MPEG), sejak standar MPEG-2 diberlakukan pada tahun 1997. Sample rate yang ditawarkan sampai 96 KHz dua kali MP3.

Cara Kerja AAC:

 Bagian-bagian sinyal yang tidak relevan dibuang.  Menghilangkan bagian-bagian sinyal yang redundan.  Dilakukan proses MDCT (Modified Discret Cosine Transform) berdasarkan tingkat kompleksitas sinyal.  Adanya penambahan Internal Error Connection.  Kemudian sinyal disimpan atau dipancarkan.

Kelebihan :

 Sample ratenya antara 8 Hz – 96 kHz.  Memiliki 48 channel.  Suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (dibawah 16 Hz).  AAC mampu memperdengarkan kualitas suara yang lebih baik ketimbang Mp3.

Kekurangan :

 File yang sudah dikompres tidak bisa di kembalikan ke bentuk awal, karena ada beberapa data yang hilang.  Lisensi AAC tidak gratis.

4. Format Waveform Audio (WAV) WAV merupakan format file audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM sebagai standar untuk menyimpan file audio pada PC, dengan menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation. File WAV adalah file audio yang tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan semuanya di media penyimpanan dalam bentuk digital. Karena ukurannya yang besar, file WAV jarang digunakan sebagai file audio di Internet.

Kelebihan :  Suara bagus, karena tidak dikompres.  format WAV mudah untuk diubah dan dikompresi ke format MP3 atau lainnya jika diperlukan.  Mampu dimainkan pada semua operasi seperti Windows atau Mac, serta browser populer.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

 Format WAV banyak digunakan oleh handphone, sehingga popularitas hampir menyamai file MP3

Kekurangan :

 Ukuran memori Besar, sehingga memakan storeage hadisk.  Susah dishare melalui internet karena ukurannya yang besar.

5. Format Audio Interchange (AIFF)

File AIFF merupakan format file audio standar yang digunakan untuk menyimpan data suara untuk PC dan perangkat audio elektronik lainnya, yang dikembangkan oleh Apple pada tahun 1988. Standar dari file AIFF adalah uncompressed code pulse-modulation (PCM), namun juga ada varian terkompresi yang dikenal sebagai AIFF AIFF-C atau aifc, dengan berbagai kompresi codec.

Audio Interchange File Format [.AIF] - Merupakan format standar Macintosh. - Software pendukung: Apple QuickTime Audio CD [.cda] - Format untuk mendengarkan CD Audio - CD Audio stereo berkualitas sama dengan PCM/WAV yang memiliki sampling rate 44100 Hz, 2 Channel (stereo) pada 16 bit. - Durasi = 75 menit dan dynamic range = 95 dB.

Kelebihan :

 Memiliki suara yang bagus.

Kekurangan :

 tidak bisa diputar pada windows karena product aiff hanya mendukung untk MAC OS  memiliki ukuran yang cukup besar sehingga format aiff jarang digunakan pada internet

6. Format MPEG Audio Layer 3 (MP3)

Pada awalnya, format MP3 ini dikembangkan oleh seorang Jerman bernama Karlheinz Brandenburg, memakai pengodean Pulse Code Modulation (PCM). Prinsip yang dipergunakan oleh MP3 adalah mengurangi jumlah bit yang diperlukan dengan menggunakan model psychoacoustic untuk menghilangkan komponen-komponen suara yang tidak terdengar oleh manusia – sehingga adapat digolongkan file audio dengan kompresi lossy. Pada tahun 1991, file MP3 distandarisasi dan tahun 1994 hingga akhir tahun 2000, popularitas dari MP3 semakin meningkat dengan semakin mudahnya akses Internet. Munculnya software untuk menjalankan file MP3 seperti Winamp di tahun 1997 yang dikembangkan oleh Nullsoft, dan player console untuk , mp123, juga membuat file MP3 semakin digemari.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Kelebihan :

 Merupakan format audio yang sering digunakan yang biasa digunakan sebagai output file audio.  MP3 memiliki kapasitas yang lumayan kecil.

Kekurangan :

 Bit rate terbatas, maksimum 320 kbit/s (beberapa encoder dapat menghasilkan bit rate yang lebih tinggi, tetapi sangat sedikit dukungan untuk mp3-mp3 tersebut yang memiliki bit rate tinggi).  Resolusi waktu yang digunakan mp3 dapat menjadi terlalu rendah untuk sinyal-sinyal suara yang sangat transient, sehingga dapat menyebabkan noise.  Resolusi frekuensi terbatasi oleh ukuran window yang panjang kecil, mengurangi efisiensi coding.  Tidak ada scale factor band untuk frekuensi di atas 15,5 atau 15,8 kHz.  Mode jointstereo dilakukan pada basis per frame.  Delay bagi encoder/decoder tidak didefinisikan, sehingga tidak ada dorongan untuk (pemutaran audio tanpa gap). Tetapi, beberapa encoder seperti LAME, dapat menambahkan metadata tambahan yang memberikan informasi kepada MP3 player untuk mengatasi hal ini.

CARA KERJA MP3 :

Dalam sebuah MP3 Player ada beberapa komponen yang sangat penting. Dua di antaranya adalah codec, firmware, serta converter. Converter tugasnya adalah mengonversi data digital menjadi analog atau sebaliknya mengonversi sinyal analog menjadi data digital yang terdiri dari bilangan satu dan nol saja. Sedangkan codec adalah sebuah algoritma yang digunakan untuk mengompresi maupun dekompresi file oleh converter itu sendiri.

Pada sebuah MP3 Player yang paling sederhana setidaknya terdapat satu converter, yaitu mengonversi data digital menjadi analog dengan sebuah codec serta sebuah software atau firmware yang mengaplikasikan codec pada converter. Player yang paling sederhana ini hanya mampu memainkan file dengan satu format saja yaitu MP3, tanpa dapat melakukan aplikasi lain. Sedangkan player yang mampu melakukan beberapa hal sekaligus. Misalnya merekam suara juga, maka di dalamnya terdapat tambahan converter yang bertugas untuk mengonversi sinyal analog menjadi digital. Bila player yang Anda miliki dapat memainkan lebih dari satu format itu tandanya player tersebut memiliki lebih dari satu codec.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

7. Format MIDI

Merupakan standar yang dibuat oleh perusahaan alat-alat elektronik berupa serangkaian spesifikasi agar berbagai instrument dapat berkomunikasi. Dengan menggunakan format MIDI, perangkat elektronik seperti keyboard dan computer dapat melakukan sinkronisasi satu sama lain.

Interface MIDI terdiri dari 2 komponen yaitu :

 Perangkat keras, merupakan hardware yang terhubung dengan peralatan (keyboar/computer)  Data format yang mengandung pengkodean informasi (spesifikasi instrument, awal/akhir nada, frekuensi dan volume suara).

CARA KERJA MIDI :

Cara kerja MIDI pada instrument keyboard sama seperti sebuah komputer. Personal Computer (PC) yang anggotanya terdiri dari CPU, Monitor, dan keyboard controller yang terpisah dan memiliki fungsinya masing-masing. Keyboard yang memiliki fungsi untuk mengendalikan apa saja yang diinginkan oleh pengguna komputer, CPU berperan sabagai otak komputer yang menerima perintah dari keyboard controller sedangkan layar monitor memiliki fungsi untuk menampilkan hasil dari segala pekerjaan yang dilakukan oleh pengguna komputer.

Sama seperti sebuah komputer instrument keyboard digital memiliki beberapa controller (tuts), sumber bunyi (sound modul/generatorl), amplifier yang berfungsi sebagai penguat suara, adan speaker yang berfungsi untuk monitor bunyi. Bentuk fisik ketiganya terpisah dan dapat berkomunikasi menggunakan jack MIDI. Antara keyboard dengan pengahasil suara dapat berkomunikasi dengan menggunakan kabel MIDI. Wujud dari komunikasi tersebut berupa berupa perintah MIDI yang dikirim dari suatu alat ke alat lainnya jadi, MIDI tidak mengeluarkan suara.

Kelebihan :

 Jenis instrumen musik bisa diubah sesukanya tanpa harus merekam ulang data lagu  Ukuran filenya sangat kecil (5 menit lagu full orchestra ukurannya bisa hanya 50 Kb)  Tidak membutuhkan komputer yang 'powerful'

Kekurangan :

 Kualitas suara instrumen musiknya tergantung dari soundcard/instrumen MIDI yang dipakai.  Efek MIDI yang tersedia sangat terbatas seperti reverb, chorus dsb

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

8.

Ogg adalah format multimedia gratisan yang dirancang untuk streaming dan penyimpanan yang effiesien. Format ini dikembangkan oleh Xiph.org Foundation. Begitu pula yang merupakan codec audio gratisan. Vorbis biasanya dipasang bersama Ogg, sehingga muncullah yang namanya Ogg Vorbis.

Kelebihan :

 Merupakan codec audio gratisan  Menghemat penyimpanan memori, karena kapasitas rendah.

Kekurangan :

 Masih sedikit player yang mendukung format ini.  Audio OGG juga telah melalui proses kompresi dengan menghilangkan file-file suara yang tidak diperlukan, jadi suara yang dihasilkan tidak terlalu bagus.

2.6 Audio Converter

Audio Converter digunakan untuk mengkonversi jenis file audio (MP3, WAV, WMA, dll) ke jenis lain dari file audio. Jika tidak dapat mengedit atau convert file audio tertentu maka sebagian software tidak dapat membaca file audio tersebut.

2.7 Contoh Aplikasi Converter Audio

 Free Studio

Gambar 2.6 Aplikasi Free Studio

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Free Studio sebenarnya adalah kelompok dari beberapa program. Klik Konversi dari menu utama, lalu pilih opsi Free Audio Converter untuk membuka tools converter audio.

Format Input: AAC, AC3, AIF, AIFF, ALAC, AMR, APE, ASF, AU, CAF, CUE, FLAC, M4B, MKA, MP2, MP3, MPC, OGG, RA, RAM, RM, RMM, RMVB, SHN , SPX, TTA, WAV, dan WMA

Format Output: AAC, ALAC, AMR, FLAC, OGG, M4B, M4R, MP3, WAV, dan WMA

 Switch Sound File Converter

Gambar 2.7 Aplikasi Switch Sound File Converter

Format Input : 3GA, AAC, ACT, AIF, AIFC, AIFF, AMR, APE, ASF, AU, CAF, CDA, DART, DCT, DS2, DSS, DVF, FLAC, GSM, M4A, M4R, MID, Depkes, MP2 , MP3, MPC, mPGA, MSV, OGA, OGG, QCP, RA, RAM, RAW, RCD, REC, RM, RMJ, SHN, SMF, SPX, VOC, VOX, WAV, WMA, dan Virginia Barat

Format Output : AAC, AC3, AIFC, AIF, AIFF, AMR, APE, AU, CAF, CDA, FLAC, GSM, M3U, M4A, M4R, MP3, MPC, OGG, PLS, RAW, SPX, VOX, WAV, WMA , dan WPL.

2.7 Ujicoba Kompresi Data Audio

Sekarang kita akan melakukan sebuah ujicoba dengan mengkompresi sebuah audio dengan menggunakan software Audacity.

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Pertama import data dengan cara pilih import pada file lalu pilih audio

Gambar 2.8 Import data audio

Kemudian pilih file audio yang akan di kompresi

Gambar 2.9. Pilih data yang akan di kompresi

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Setelah dipilih kita bisa memilih untuk menyalin file atau menggunakan file yang ada

Gambar 2.10 Pilihan metode yang digunakan

Setelah dipilih maka akan muncul seperti gambar dibawah

Gambar 2.11 Tampilan data audio

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Kemudian pada file kita pilih export

Gambar 2.12 Export data audio

Pada tampilan export pilih options untuk mengatur ukuran kualitas

Gambar 2.13. Tampilan export file

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Gambar 2.14 Tampilan option pada export file

Kemudian tulis nama dan type file baru yang telah di kompresi

Gambar 2.15 Pilih type data

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Kita juga bisa mengubah data file tersebut degan mengganti data pada edit metadata setelah itu klik ok

Gambar 2.16. Tampilan edit metadata

Setelah data terisi tunggu proses kompresi selesai

Gambar 2.17 Proses kompresi

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

Berikut adalah perbandingan file asli dan file yang sudah dikompresi

Gambar 2.18 File sebelum dan sesudah di kompresi

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma

DAFTAR PUSTAKA

1. Alfarisi, Salman. 2012. Model Pertemuan Ke-3 Perkuliahan Multimedia dan Animasi. Universitas Mercubuana. 2. http://beeshoot.weebly.com/my-blog/jenis-format-audio

3. http://www.omninerd.com/articles/How_Audio_Compression_ Works 4. http://en.wikipedia.org/wiki/Audio_file_format

Farhat, ST., MMSI., MSc Sistem Multimedia Universitas Gunadarma