IMAGE KOTA BARU TANGERANG SELATAN: TRANSFORMASI METROPOLITAN Chris.D. Prasetijaningsih KARYA TULIS ILMIAH

IMAGE KOTA BARU TANGERANG SELATAN: TRANSFORMASI METROPOLITAN

Chris.D. Prasetijaningsih PUSBINDIKLATREN BAPPENAS E-mail : [email protected]

ABSTRACT The development of New Autonomous Region (DOB) or New Town established by the government is one way to bring public services closer to its people, improve the welfare of society, and increase democratization. Several New Autonomous Regions continue to form, including the of (2008). Tangerang Selatan City has made a gradual change to strengthen its role as part of the Jabodetabekjur metropolitan. The metropolitan transformation is demonstrated by the image as a new city reinforced by the increasingly clear central city area (CBD), structured roadways connecting the center of activities and sub-centers of activities, residential areas, and central government. The extent to which changes in the image of this new city occur, can be done through simple observations along the existing areas. The sense of place for change is easy to see if before the development ever goes through the area. Similarly, this happens with the city of South Tangerang, through assessment of the image of the city, namely path, edge, district, node and landmark. South Tangerang City also faces competition among to attract tourists and investors to come, the city underwent a change of strategy through the strengthening of city branding part of the city’s economic strategy that changed the image of the city. Key words: image of city, new city/new town, city branding, metropolitan transformation

ABSTRAK Pembangunan Daerah Otonom Baru (DOB) atau Kota Baru yang dibentuk oleh pemerintah merupakan salah satu cara untuk mendekatkan pelayanan publik terhadap penduduknya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan demokratisasi. Beberapa Daerah Otonom Baru terus terbentuk, diantaranya adalah kota Tangerang Selatan (th 2008). Kota Tangerang Selatan telah melakukan perubahan secara bertahap untuk memperkuat peranannya sebagai bagian dari metropolitan Jabodetabekjur. Transformasi metropolitan ditunjukkan dengan adanya image sebagai kota baru yang diperkuat dengan semakin jelasnya daerah pusat kota (CBD), jalur jalan yang terstruktur menghubungkan pusat kegiatan dan sub pusat kegiatan, kawasan pemukiman, dan pusat pemerintahan. Sejauh mana perubahan image kota baru ini terjadi, bisa dilakukan melalui observasi sederhana menyusuri kawasan-kawasan yang ada. Rasa (sense of place) terhadap perubahan mudah terlihat apabila sebelum terjadi pembangunan pernah menyusuri kawasan tersebut. Demikian pula hal ini terjadi dengan kota Tangerang Selatan, melalui penilaian terhadap image kota, yaitu path, edge, district, node dan landmark. Kota Tangerang Selatan juga menghadapi persaingan antar kota untuk menarik turis dan investor untuk datang, kota mengalami perubahan strategi melalui penguatan branding kota sebagian bagian dari strategi ekonomi kota yang mengubah image kota. Kata kunci: image kota, kota baru, branding kota, transformasi metropolitan

57 Jurnal Inspirasi Volume 8 No. 2 September 2017: 57-61

KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN melalui desentralisasi penduduk, distribusi peluang usaha, dan juga penyediaan infrastruktur bermukim KOTA BARU (Golany, 1976; Budiharjo dan Sujarto 1999). Tipologi Pembentukan DOB, apabila melihat dari proses kota baru dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, pembentukannya yang didasarkan peraturan yang seperti tujuan makro geo-economic, tujuan kebijakan ada, merupakan perencanaan yang didasarkan sosial, dan tujuan pengembangan fisik (Allonso, W, perencanaan konsensus yang bersifat bottom up 1970). Pembangunan Daerah Otonom Baru (DOB) planning yang bertemu dengan top down planning. yang merupakan tipologi kota baru pemerintahan Pembentukan Daerah Otonom Baru sangat strategis dapat dikategorikan kedalam ketiga tujuan diatas, apabila memperhitungkan konsep pengembangan karena terjadi perubahan ekonomi wilayah, wilayah yang berbasis pada pengembangan timbulnya pemukiman baru dan berkembangnya potensi unggulan. Strategi pembangunan kota fisik wilayah. Tipologi lain adalah kota baru baru juga merupakan sebuah kebijakan pendukung pariwisata, kota baru industri dan kota baru pantai. pembangunan ekonomi dalam konteks pengembangan Beberapa contoh konsep disain kota baru industri wilayah, kebijakan mengatasi masalah perkotaan akibat yaitu Kendal, Cikarang , Kerawang sebagai meningkatnya jumlah penduduk di kota-kota besar. industri manufaktur, Sei Mangkei sebagai industi Meningkatnya jumlah penduduk di kota-kota besar pertanian, Tanjung Lesung, Mandalika, Danau Toba, memiliki konsekuensi logis terhadap naiknya angka Borobudur sebagai industri pariwisata, Morotai, Kuala kebutuhan ruang, terutama ruang untuk bermukim. Tanjung sebagai industri maritim dan perikanan, Pengembangan kota baru, pada prinsipnya, Bintuni dan Lamongan sebagai industri minyak dan gas. bertujuan untuk meringankan beban kota induk KONSEP DISAIN KOTA BARU

Sumber: Bahan Ajar Pendidikan City Planning, Pusbindiklatren Bappenas – President University, 2016

58 IMAGE KOTA BARU TANGERANG SELATAN: TRANSFORMASI METROPOLITAN Chris.D. Prasetijaningsih KARYA TULIS ILMIAH

II. IMAGE (CITRA) KOTA Branding kota (City branding) dapat dikatakan Mulai tahun 1960-an, teori mengenai citra sebagai strategi dari suatu negara atau daerah kota mengarahkan perancangan kota berdasarkan untuk membuat positioning yang kuat didalam pendapat dan pikiran orang yang tinggal dan hidup benak target pasar mereka, seperti layaknya di dalam kota tersebut (Lynch, Kevin, 1960). Dalam positioning sebuah produk atau jasa, sehingga risetnya, Kevin Lynch menemukan arti pentingnya citra negara dan daerah tersebut dapat dikenal secara luas penduduk suatu kota terhadap kotanya, karena citra diseluruh dunia. Harahap (dalam Gustiawan, 2011). yang jelas dapat memperkuat rasa emosional warga DREAM kota terhadap kotanya seperti mobilitas mudah, pola kota memudahkan mengenali landmark, atau jalur jalan memudahkan melihat langsung pola keseluruhan antar distrik (kejelasan atau legibility); kota dengan mudah diidentifikasi karena identitasnya yang berbeda antar kawasan, serta terdapat susunan yang terpola (bangunan dan ruang terbuka) yang menunjukkan identitas tersebut (identitas dan susunan identitas); imej (image) yang kuat yang dibentuk oleh kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya dan elemen- elemen pembentuk wajah kota (imageability). Elemen-elemen pembentuk wajah kota ini Sumber: dibagi 5 bagian yaitu path (jalur) merupakan rute- Bahan Ajar Pendidikan City Planning, Pusbindiklatren Bappenas – President University, 2016 rute sirkulasi berupa jalan, gang-gang utama, jalan Syarat City branding transit, lintasan kereta api, saluran, dan sebagainya; edge (tepian/ batas) berupa batas antara dua Menurut Sugiarsono (2009) dalam membuat kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus sebuah city branding, terdapat beberapa kriteria yang linear (misalnya pantai, tembok, batasan antara harus dipenuhi, diantaranya memiliki (i) Attributes lintasan kereta api, topografi, dan sebagainya); district yang menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam gaya dan personalitas kota; (ii) Message yang skala dua dimensi; node (simpul) merupakan daerah dapat menggambarkan sesuatu yang mudah dan strategis, dimana arah atau aktifitasnya saling bertemu selalu diingat; (iii) Differentiation yaitu keunikannya dan dapat diubah ke arah atau aktifitas lain; landmark dibanding kota-kota lain; (iv) Ambassadorship, (tengeran) merupakan titik referensi seperti halnya merupakan sesuatu yang dapat menginsipirasi orang elemen node, tetapi orang tidak masuk ke dalamnya, untuk datang dan ingin tinggal di kota tersebut. karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen yang memiliki bentuk visual yang III. TRANSFORMASI METROPOLITAN KOTA menonjol dari suatu kota (misalnya, gunung atau bukit, TANGERANG SELATAN gedung tinggi, menara, tanda tinggi, tempat ibadah, Penduduk Kota Tangerang Selatan merupakan pohon tinggi, dan sebagainya). Landmark adalah bagian dari Provinsi (BPS, sensus 2010) elemen penting dari bentuk kota, karena membantu adalah 1.303.569 jiwa, dengan luas wilayah 14.719 orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota ha (147,19 km2), sehingga kepadatan penduduknya dan membantu orang mengenali suatu daerah. per hektar sebesar 88,56 jiwa/ha atau 8.856 jiwa/ Dalam perkembangan terbaru di era km2 ( 14.440 jiwa/km2). Terdiri dari 7 globalisasi, dimana antar kota mudah terhubung kecamatan yaitu Setu, Serpong, Pamulang, Ciputat, serta investasi dilakukan lintas negara, pengertian Ciputat Timur, Pondok Aren, dan Serpong Utara. Image Kota mengalami pengayaan dengan Tahun 2014 jumlah penduduk kota Tangerang adanya istilah Branding Kota. Branding Kota Selatan sebesar 1.492.999 jiwa (BPS Kota Tangerang umumnya dikaitkan dengan kemampuan kota Selatan, 2015), dengan luas wilayah 14.719 ha untuk menarik bagi calon-calon turis untuk datang (147,19 km2), sehingga kepadatan penduduknya per dan calon-calon investor untuk berinvestasi, hektar sebesar 101,43 jiwa/ha atau 10.143 jiwa/km2. meningkatkan perdagangan dan memperbaiki citra kota yang membedakannya dengan kota lain. Image Kota Tangerang Selatan sebagai kota pemukiman atau kota satelit dari Jakarta terlihat dari 59 Jurnal Inspirasi Volume 8 No. 2 September 2017: 57-61

KARYA TULIS ILMIAH

bertumbuhnya permukiman-permukiman skala besar Image Kota: di kota ini yang dibangun developer skala besar, seperti Perubahan image kota Tangerang Perumahan Bintaro yang memiliki banyak cluster, dan Selatan yang semula bagian dari kabupaten perumahan . Selain itu juga telah ada Tangerang menjadi kota tersendiri, terutama perumahan-perumahan lama yang dibangun developer terjadi di bagian kawasan pemerintahan, yaitu kecil seperti perumahan di kawasan Pamulang dan kecamatan Ciputat dan kecamatan Pamulang. Ciputat. Ketika kawasan ini menjadi satu kota otonom, Elemen-Elemen Kota untuk melihat image kota maka perlu diintegrasikan antar kawasan baru dan Tangerang Selatan sebagai kota baru (Daerah Otonom yang ada agar menjadi kota mandiri yang tertata. Baru) di Kawasan pemerintahan terletak di jl. Meruga Hal ini selaras dengan slogan kota Tangerang Selatan 1, Serua,Ciputat. Elemen-elemen kota dilihat dari yaitu “Mari Menata Tangsel Rumah Kita Bersama”. path, edge, district, node dan landmark yang menuju kawasan pemerintahan yang baru dan radius sekitarnya.

Path: jalan kota dibangun pemerintah kota menunjukkan perbaikan dalam hal kapasitas, kualitas dan keterhubungan yang lebih baik, yaitu antar kawasan perekonomian dan pusat pemerintahan. Tetapi path antar kawasan pemukiman lama dengan kawasan baru belum selesai diperluas. Jalan Siliwangi yang selama beberapa tahun menjadi lokasi pusat pemerintahan baru yang bersifat sementara, mengalami perbaikan sampai menuju jalan Benda Raya (jl. Meruga), yang berlokasi di pusat pemerintahan kota yang tetap.

Badan jalan secara umum belum memadai sebagai Edge: pembatas antara jalur untuk kendaraan cepat, kendaraan lambat dan trotoar untuk pejalan kaki.

District: beberapa bangunan lama yang menjadi pusat kegiatan ekonomi di kawasan Pamulang seperti kawasan pertokoan telah mengalami perbaikan dan perluasan dan menjadi pusat aktivitas ekonomi baru. Lokasi-lokasi pemukimanpun mengalami perubahan, rumah-rumah yang berbatasan langsung dengan jalan yang sering dilalui menjadi berubah komersial. Selain itu timbulnya kawasan-kawasan permukiman baru yang lebih tertata. Kawasan-kawasan baru umumnya mendekati lokasi dimana terdapat tempat pemberhentian kereta antar Jakarta dan Serpong, serta yang berdekatan dengan jalan toll yang berlokasi membelah kota Tangerang Selatan. Node: titik pusat kawasan pemerintahan baru yang merupakan tempat berkumpulnya kantor LPSE, dinas perindustrian dan perdagangan, Balai Kota dan pusat pemerintahan kota Tangerang Selatan menjadi pusat aktivitas baru, karena dengan adanya perubahan administrasi menyebabkan pola pergerakan antara penduduk ke pusat pemerintahan baru mengalami pergeseran. Hal ini ditunjang dengan semakin membaiknya jalur jalan ke arah kota lama yang telah menjadi pusat kegiatan seperti kawasan Bintaro dan kawasan Pamulang. Landmark: Balai Kota menjadi icon baru kota baru Tangerang Selatan. Icon-icon lama kota umumnya adalah kawasan perdagangan seperti Bintaro Xchange mall, Titan Center, BSD junction yang menjadi landmark perdagangan kota Tangerang Selatan.

Branding Kota: juga memberikan kontribusi cukup besar adalah Berdasarkan data PDRB tahun 2014 (BPS sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Kota Tangsel, 2015), struktur ekonomi Tangerang (11,87%), 4 sektor lainnya dibawah 10%, dan terkecil Selatan didominasi oleh sektor perdagangan, hotel di sektor pertambangan dan penggalian (0,02%). dan restoran (31,21%), sektor jasa (15,76%), sektor Struktur ekonomi Tangerang Selatan didominasi pengangkutan dan komunikasi (14,87%), sektor oleh sektor tersier, yaitu perdagangan hotel dan industri pengolahan (13,20%). Sektor lain yang restoran, pengangkutan dan komunikasi, jasa-jasa 60 IMAGE KOTA BARU TANGERANG SELATAN: TRANSFORMASI METROPOLITAN Chris.D. Prasetijaningsih KARYA TULIS ILMIAH

dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang industri, maupun kawasan pusat bisnis kota (Central memberikan kontribusi sekitar 70%. Sedangkan 3 Business District (CBD)) dan kawasan pemerintahan. sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi yaitu Identitas baru suatu kota baru bergantung di sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor kemampuan dari manajer kotanya untuk mengubah perdagangan, hotel dan resto, serta sektor bangunan. kota yang diinginkan masyarakatnya, dalam hal pembangunan Daerah Otonom Baru skala kota yaitu walikota. Kota Baru menjadi lebih baik yang memiliki image baru apabila mampu memperbaiki unsur-unsur perkotaan, seperti perumahan, PSU (prasarana dan Sarana Utilitas), serta meningkatkan kawasan perdagangan dan industri, yang menciptakan keterkaitan antar kawasan tersebut. Sehingga kejelasan bagian-bagian dari kota mudah dikenali, identitas kota diketahui, susunan antar blok dan ruang terbuka dikenali dengan mudah, yang menciptakan image keseluruhan yang kuat yang diterima oleh masyarakat yang tinggal di kota tersebut http://budpartangsel.blogspot.co.id/2010/12/gambaran-umum- maupun para turis yang datang. Melalui branding kantor-kebudayaan-dan.html kota yang diciptakan, kota dapat memperkuat arah pengembangan wilayahnya dan strategi pembangunan Melihat sektor tersier yang memiliki peranan ekonomi yang sesuai dengan potensi yang ada. dalam kontribusi terbesar PDRB Kota, tidak berlebihan bahwa arah pengembangan wisata Kota Tangerang Selatan sebagai pusat kuliner dan event internasional. REFERENSI: Branding (identitas) lokasi yang terkait wisata kuliner Allonso, William, 1970, “What Are New Towns diantaranya adalah Taman Sari Banten yang dilaunching For?”,Urban Studies,Vol. 7, February, 1970, dalam tgl 14 Desember 2010, Mal Teraskota, Bintaro 9 Walk, Bourne, L.S dan Simmons, J.W, editor, System of Cities dan Kampung Aer. Makanan khas Tangerang Selatan reading on structure, growth and policy, University of yang dipromosikan pada saat launching Taman Toronto, 1978, Oxford University Press. Inc. Ch.7.5, Sari Banten adalah Sambal Pecak dan Sayur Besan. hlm 535 – 544. Dikaitkan dengan misi kota Tangerang Selatan Budihardjo, Eko dan Sujarto, Djoko, 2005, Kota sebagai kota Mandiri, Damai, Asri dan Sejahtera Berkelanjutan, Penerbit PT. Alumni . (MANIS atau Charming City), maka pencapaiannya Dinnie, Keith, 2011, City Branding: Theory and perlu menggali potensi yang ada. Misalnya, faktor- Cases, Palgrave Macmillan. faktor dominan apa yang diperlukan agar branding Lynch, Kevin, 1960 (twentieth printing 1990), place sebagai daerah wisata kuliner dan event The Image of City, The M.I.T. Press. international sehingga menjadi kota mandiri? Prasetijaningsih, Chris.D., 2015, Inovasi Kota, Mandiri dalam kehidupan perekonomian, misalnya Graha Ilmu. sebagai pusat wisata kuliner yang berkelanjutan Pusbindiklatren Bappenas dan President harus dibangun melalui event-event rutin yang University, 2016, Bahan Ajar Diklat City Planning, menarik perhatian masyarakat agar terus berkunjung, 2016. serta strategi pembangunan ekonomi kota yang BPS, Hasil Olah Cepat Penduduk , menghubungkan keterkaitannya dengan sektor Sensus Penduduk 2010, Katalog BPS: 201207. sekunder (industri) dan sektor primer (pertanian) BPS Kota Tangerang Selatan (2015), Katalog yang kecil kontribusinya terhadap PDRB kota. BPS:1102001.3674. https://www.tangerangselatankota.go.id/ selayang-pandang/ (download 6 Februari 2017) IV. PENUTUP http://budpartangsel.blogspot.co.id/2010/12/ Pembentukan Daerah Otonom Baru atau Kota Baru gambaran-umum-kantor-kebudayaan-dan.html ditetapkan oleh pemerintah melalui Undang-Undang. http://www.jayaproperty.com/fasilitas/shopping Pembangunannya bisa dibiayai oleh pemerintah http://tatakota-bangkim.tangerangselatankota. maupun swasta (developer) untuk mengisi kawasan- go.id/wp-content/uploads/2014/03/Puspem6.jpg kawasan seperti kawasan permukiman, kawasan 61