Drs. M.A. Tihaml, M.A. FIQH TASHAWUF DAN TASHAWUF FIQH (Pencermatan terhadap Satu Masalah Fiqh Syekh Nawawi)

r rik jika dilihat secara terpisah. Sedang­ Al-Syeikl1 Mulianunact Nawawi kan kemungkinan yang ketiga mudah al-Bantani, sebagaimana dikacakan oleh dan menarik wuuk dikaji karena dua al-Yasu'i (1987:719), adalah seorang bidang tersebut oleh al-Syeikh Mu­ faqih mutashawif (ahli fiqh yang ber­ hammad Nawawi diperlakukc.11 dalam tasawut). Penyebutan ahli fiqh yang kesacuan. Bah.kan perlakuan itu pula bertasawuf (almutashawif), mengan­ terjadi pada bidang ilmu kalam. Kare­ dung tiga kemungkinan interpretesi. na itu al-Syeikh Nawawi. Pertama, al-Syeikh Muhammad Nawa­ seperti yang tertulis dalam kitabnya, wi adalah seorang allli fiqh yang da­ Bahjah al-Wasa'il (t.tb.:30) berpegang lam kehidupaimya menjalai1kai1 prilaku pada pemyataan ulan-ia terdahulu yang atau menggunakan simbol-simbol menyatakai1: tasawuf (orang sufi). Atau dengan per­ kataan lain, seorang sufi yang ahli fiqh. Kedua, ia adalah seon:ng ahli �.,.J J,-i}.ll9J�fJ�� (ilmu) fiqh dan sekaligus seorang ahli (ilmu) tasawuf. Ketiga, ia adalah ahli rJ J..u;..U! �fJ J� (ilmu) fiqh yang di dalam kajian fiqh­ nya menggu11akai1 pendekatan (ilmu) -� .ll9�_, J� tasawuf atau meugandung aspek-aapek tasawuf, demikian pula sebaliknya da­ Iam kajian (ilmu) tasawufnya. ·sarangsiapa yang mangama/kan hasi/ Jika dicermati, kemungkinan yang fiqh tanpa dibarengi dengan tasawuf, maka pertama sulit w1tuk dikaji, karena data ia adalah fasik; barangsiapa yang meng­ tentang biografi al-Syeikh Muhanunad amalkan tasawuf tanpa berdasar pada hasil Nawawi sukar didapat. Kemungkinan fiqh, maka ia adalah zindik; dan barang­ siapa yang mengamalkan tasawuf yang yang kedua mudall w1ruk dikaji, sebab pengamalannya berdasarkan dari hasil fiqh, karya- karyanya yang membahas dua maka ia adalah orang yang memper­ bidai1g ilmu itu ada dan cukup me­ oleh/mencapai kebenaran (hakekat) •. madai. Tetapi kajiaimya kura.ng mena- Pemyataan tersebut menw1jukka.11

28 bahwa fiqh dan tasawuf adalah satu ya.i1g bertindak sebagai juru bicara me­ kesatuan, fiqh adalah menyangkut per­ nyatakan maksud kedatangannya kepa­ buatan fisik, sedang tasawuf adalah da Rabi'ah. Dengan lembut Hasan al­ menyangkut perbuatan jiwa yang Basri berketa: Wahai Rabi'ah, memberi makna pada perbuatan fisik suamimu telah meninggal dunia, kami itu. Untuk itu al-Syeikh Muhammad datang dengan maksud ingiu mela­ Nawawi melakukan kajian bidang fiqh marmu, pilihlah yang engkau sukai di dengan pendekata.11 (biasanya di­ antara kam.i, bukankah kami juga ungkapkan lewat contoh) tasawuf. orang-orang zulmd (sufi)? Mena.i1ggapi Strategi keilmuan yang ditempuh oleh tawaran ini, Rabi'ah al-'Adawiyah al-Syeikh Muhammad Nawawi tersebut menjawab: Terima kasih atas penghar­ bisa dijadikan indikator yang menandai gaan ini, namun perkenanka.i1lah saya epistemologi pemikiran fiqh, tasawuf, berta.i1ya kepada anda sekalian; siapa dan kalam, baginya. Sebagian dari di antara kalian yang lebi11 pin tar, dan epistemologinya itu, dapat dikemu­ w1tuk yang lebih pintar ini saya ber­ kakan dalam analisisnya terhad.i.p sedia diperisteri? Para tamu menjawab: kasus dialog antara Hasan al-Basri de­ Hasan al-Basri adalah orang yang lebih ngan Rabi'ah al-'Adawiyah yang, ke­ pi.ntar di amara kami. dua tokoh itu - sama ahli tasawuf Mendengar jawaban itu, Rabi'ah dan/atau orang sufi. AI-Syeikh Mu­ al-'Adawiyah (RA) kemudia.11 menya­ hammad Nawawi menulis dialog di­ cakan setuju kepada Hasan al-Basri de­ maksud dalam kitabnya Syarlz 'Uqud ngan mengataka.i1: Jika anda dapat al-Lujain Ji Bayani Huquq al-Z,aujain menjawah empat pertanyaan saya ini, (1294 H: 20) dengan gaya tasawufi. maka saya bersedia menjadi isteri ancla. Hasan al-Basri (HB) menjawab: [I Silahkan ajukan pertanyaan-pertanyaa.11 itu, semoga Allah memberi petw1juk Setelah habis masa iddah bagi sehingga saya dapat menjawabnya. Rabi'ah al-' Adawiyah yang ditinggal Atas kesediaan ini, lalu terjadilah dia­ wafat oleh suaminya, kemudia.11 Hasan al-Basri beserta serombongan teman­ log seperti tenmgkap berikut ini. tema1mya datang berkunjw1g. Sesam­ RA : Apabila saya meninggal du­ pai di depan rnmah Rabi'ah, mereka nia, bagaimana menurut pen­ mohon izin masuk dengan meng-­ dapat a.i1da, apakah saya ber­ ucapka.11 salam, seraya Rabi'all al­ pisah dengan dunia ini dalam , Adawiyah mangizinka.imya sembari keadaan muslim atau dalam ke­ memasang penutup kain hijab wltuk adaan kafir? memisahkan posisi tuan rumah (pe­ HB Persoala.11 ini sw1ggul1-suugguh rempuan) dan tamunya (laki-Iaki). di luar kemampuan saya, sebab Dari balik hijab itu, Hasan al-Basri menurut sifatnya sudah terma-

29 suk ke dalam ha! yang gaib. kanan atau dengan tangan kiri? RA : Apabila saya telah dikuburkan HB : Urusan catatan amal perbuatan kemudian didatangi oleh Malai­ itu adalah ha! dan persoalan kat Mmlkar dan Malaikat Nakir yang gaib; saya tidak mampu untuk mengajukan pertanyaan­ mengetahuinya. perta.uyaan (soal kubur), bagai­ RA: Pada hari kiamat nanti, semua mana menurut pengetahuan manusia dipanggil. Sebagian anda, apakah saya dapat men­ ada yang mendapat panggilan jawab semua pertanyaan kedua penghuni surga (alilu al-jan­ Malaikat itu atau tidak? nah), dan sebagian lagi menda­ HB Saya tidak mampu menjawab, pat panggilan penghuni neraka sebab masalah ini tenuasuk se­ (alilu al- nar). Bagaimana me­ suatu yang gaib. nurut pengetahuan anda, apakah RA Pada hari kiamat manusia saya cermasuk penglmni surga dikumpulkan di padang mah­ atau tennasuk penghw1i syar. Di sana catatan-catatan neraka? amal perbuatan manusia yang HB: Penanyaan ini juga di luar pe­ dulu dicatat oleh Malaikat Ha­ ngetahuan saya, sebab meny­ fadhah dan disimpan di sebuah angkut hal-hal yang gaib. bangunan di bawah 'Arasy, Ialu RA Wahai Hasan al-Basri, keempat dihamburkan oleh tiupan angin masalah yang saya pertanyakan atas izin Allah. Kemudian cata­ itu adalah hal-hal yang sangat tan-catatan itu mengharnpiri dan saya khawatirkan. Adakah menempel di pw1dak si em­ orang yang mengkhawatirkan pw1ya, lalu Malaikat mengam­ keempat ha! itu sempat mem­ bilnya dan membagikannya ke­ bayangkan ingin bersuami? pada yang bersangkutan. Seba­ gian manusia ada yang meneri­ ma catatan amal perbuacan iru III dengan tangan kanannya; mere­ Peristiwa-peristiwa sekitar dialog ka itulah orang- orang mu'miI1 dan dalam dialognya sendiri, terdapat yang taat. Sebagian lagi ada aspek-aspek fiqh yang sekaligus yang menerimanya dengan ta­ dimuati dan dikemas dalam adegan­ ngan kiri atau baJ1kan dari be­ adegan tasawuf, baik yang berhu­ lakang; mareka itulah orang­ bungan dengan kondisi pelaku dialog, orang kafir. Menurut pengeta­ aturan-aturan dalam dialog, maupw1 lman anda, apakah saya akan dalam tujuan dan simbol-simbol dia­ menerima catatan-catatan amal lognya. Sebagian dari aspek-aspek fiqh perbuacan itu ctengan tangan yang ctapac ctipecikialalt tentang ictctal1,

30 tentang peminangan, clan tentang hijab. iddah wafat ialah empat bulan sepulub Terhadap semua aspek-aspek ini, tata hari (clalam hitunga.11 jumlah harinya). krama kesuflan dan simbol-simbol Jadi dengan pemyataan Hasan al-Basri tasawuf, memberikan kenyamanan babwa Rabi'ah al-Adawiyah telal1 ha­ bagi penilaian terhadap suatu kajian. bis masa iddahnya, jelas sekali, mak­ Dalam hal iddab, al-Syeikh Mu­ sudnya ialah lewat waktu empat bulan hammad Newawi (t.t.c, :328) meru­ sepuluh hari setelah suaminya mening­ muskan pengertian dalam arti syara', gal dunia. iclclah adalah masa runggu bagi seorang Sehubw1gan dengan selesainya perempuan (isteri) akibat terjadinya masa iddah, maka Hasan al-Basri me­ perceraia.11 (firqah), baik cerai h.idup rn.inang Rabi'ah al-Adawiyab denga.11 maupun cerai mati. Iddah ini diwajib­ terang-terangan, sebab bagi Rabi'ah ka.11 kepada perempuan dengan tujuan masa berkabung telah selesai, yaitu te­ sebagai berikut: lah lewat waktu empat bulan sepulul1 I. Li al-bara'alz, yaitu w1tuk mem­ hari. Kaitanuya dengan masa seperti perjelas bersilmya rahim perem­ itulah yang sesuai dengan maksud dari puan dari kehamilan, bagi fim1an Allah yang berbunyi: perempuan yang masih berpotensi untuk hamil, sedang suaminya mampu bereproduksi, sementara perceraian terjadi bukan karena ,:,,-0.r � l....:i�c.�'1., kematian suami. µ, � �i _,is.WI� 2. Ii al-ta'abbu

31 · ·· · ··· · ····· ·· �!28.��.·.•.•.•.•...········ ... •.············.·.•.•••.•.•••.•.•.•.•.••.·.· · ································ ····························'···· ···· . · .·.··· ·····;;;�·····;•·;·;;;·;;; meningga/ dan masih·· dalam· masa iddah/ orai1g sufi, pemyataan 'tidak mengapa' dengan sindiran atau kamu· menyembunyi··· · ­ ( c\.:.;.'i) itu tidak mulus halalnya. kan (keinginan mengawini mereka/ da/am hatimu. Allah Mengetahui bahwa kamu Karena tidak mulus kebolehannya, akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada maka sebaiknya dihinclari, sebagai­ itu janganlah kamu mengadakan janji kawin mana mesti dihindarinya syubhat. Se­ dengan mereka secara rahasia, kecuali se­ telah ha.bis masa iddah perempuat1 -­ kedar mengucapkan /kepada mereka/ per­ kataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu dalam hal ini Rabi'ah al-Adawiyall -­ ber'azam /bertetap hati/ untuk berakad ni­ barulah Hasan al-Basri melakukan pe­ kah sebelum habis iddahnya. Dan keta­ minanga.n (khitbah). huilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah ke­ Kaitatrnya dengan kebolehan ter­ pada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah sebut, ada suatu ketentuan cara mene­ Maha Pengampun lagi Maha Penyantun (al­ rima tamu laki-laki yang dilakukan ) 1 Baqarah: 235 . oleh Rabi 'ah al-Adawiyah, yairu ada­ Dalam menafsiri ayat tersebut, nya penggw1aan hijab. Hijab itu diper­ Syekh Muhammad Nawawi ( 1980:65) lukan dalam rai1gka menghindari pat1- menyatakan: "Tidak ada kesulitan acas dat1gan terhadap aurac antera lar..i-laki kamu dalam mengajukan permohonan dengan perempuan. Dari balik hijab w1tuk menikahi (meminang) dengan itu keduanya berdialog sebagai cara tera.ng-terangan kepada perempu­ layaknya tamu dengan tuan rumah. an-perempuan janda yang ditinggal Dan seperti yang ctipraktekkan oleh mati oleh suami.nya atau perempuan­ Hasan al-Basri dengan Rabi'ah al­ perempuan janda yangditalaktiga, rnes­ Adawiyah, tidak ada halangan sedikit­ kipw1 mereka itu masih dalam masa pw1 mereka berdialog meskipW1 dari iddah. Pernyataan tidak ada kesulitan balik hijab. Demi.kianlah perbuatan itu berarti hukumnya 111ubaJ1". Yang dua orang sufi besar clalam dilaksa­ terka11dw1g dalam ayat in1 ialah bahwa nakat1 kegiatan kemairnsiaannya, lebil1 seorang perempuan yang sedang dalam senang memperketat dan berhati-hati masa ictdah wafamya, bolell untuk ti­ diri dalam melaksanakai1 ketentuan dak berkabung lagi. Ar+inya, ia boleh atau perintah AllaJ1. memberi kesempatan kepada laki-laki Mengenai hijab itu, Allah berfir­ untuk meminangnya. Dan kepada laki­ mat1 dalam al-Ahzab ayat 53 laki diberi kebolehan untuk rnenli­ yang berbw1yi: na.ngnya denga.n bahasa yang jelas (terang-terangan). Kebolehan memi­ �}!...-J�b��Li1�1 nang perempuan yang masil1 dalam _, masa iddah wafat seperti dalam ayat tersebut, tidak digW1akan oleh Hasan �# H' �� 1..:-'o/ s-1J_, 0-° al-Basri, sebab menurut ketentuai1 l) Semua terjemahan ayat-ayat al-Our'an dik.utip dari AI-Our'an dan Terjemahnya. terbitan Departemen Agama R.I.

32 I_J�j-J JI � 0UL4J �y!J Katakanlah kepada orang /aki-/aki �I l I WI 'i .ii) I yang beriman: "Hendaklah kamu menahan i:.,,o _Jj � J J..,.... J pandangannya, dan memelihara kemaluan­ nya; yang demikian itu adalah lebih suci .illI � 0U �� 01 IJ..il 0� bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. .(Oi : ,i ')/1) -� Hubungannya dengan masalah --,-- _?- pa.ndanga:n (melihat) tersebut, dinya­ takau pula oleh Resulullah saw dalam sabda:nya: ... apabila kamu meminta sesuatu /ke­ perluan) kepada mereka /isteriisteri Nabi), maka mintalah dari be/akang hijab (tabir). '::ara yang demikian itu !ebih suci bagi ha· tim,; dan hati mereka. Dan tidak boleh u-�'i'4---' i:.,,or y..-o _µ,� o kamu menyakiti /hati) Rasu/ullah dan tidak (pu/a) mengawini isteri-isterinya sesudah ia 0�1 Jw �, i:.,,o \.9yi-- 4S"';� wafat se/ama- lamanya. Sesungguhnya perbuaten itu ada!ah amat besar (dosanya) 4J � � U�I I di sisi Allah. -� J _J Jw .iii

Pandangan (terhadap perempuanl Menafsiri ayat tersebut. Syekh ada/ah panah beracun dari busur iblis, Nawawi (1294 H.:16) menyataka:n: berangsiapa yang meninggalkannya karena takut (takwa) kepada Allhh, maka Allah akan memben,1ya keni'matsn iman yang di­ �;_��)��]-!.� rasalr.;:.nriya (al-Bantani, 1294 H. :16). (llijab adalah penutup atau tabir yang Bagi orang-orang sufi seperti menghalangi kaum laki-laki clari pan­ Hasan al-Basri da:n Rabi'ah al- Adawi­ da:ngan kawn perempuan; dan meng- yah, perkara hijab adalah prinsip da:n halangi kaum perempuan dari wajib, tidak boleh ditawar. Kewajib­ pandangan kaum laki-laki). Penaf- an itu didasarka:n atas perintah Allah siran ini didasarkan atas penjelasan sebagaimana disebutkau dalam surah yang ditegaska:n al-Qur'an surah al­ al-Ahz.ab ayat 53 tersebut. Demikian Nur ayat 30 yang berbunyi: pula karena kebiasaa:n hijab adalah ke­ biasaan Nabi, atau perbuatan yang di­ lakukan oleh Nabi. Bagi orang sufi, �)�1�,��j.JJJJ pelaksanaan atas yang diperintahkan oleh Allah adalah bukti pelaksa:naan 01 �Jjl ill��)) l�J tharekat (dalam arti non kolektit). Me­ nurut Syekh Muhammad Nawawi

33 (1294 H.:8), syari'at adalah melaksa­ kan lagi kewajiban, tetapi suatu nakan perintah Allah dan menjauhi la­ keni'matan (halwal1). Makin lama rangan Allah. Perbuatan itu semata­ berkecimpw1g dai1 larut dalam haqiqah mata mengikuti perbuatan Nabi, leng­ makin terbuka kesempata.n untuk se­ kap dengan kesempumaan peng­ makin dekat dengan Allah yang, pacta amala1mya, dan inilah yang dikatakan pw1calmya adalah ma',ifatullalz. thariqah. Jika thariqah sudah dilaksa­ Taha.pan tersebut di atas tidak nakan, maka akan ctirasakan berarti lepas sama sekali, melainkai1 "bualmya", da.n itulah yang dikatakan kerigai1ya merupakan satu hubw1gai1 Haqiqat. Ketiga unsur ini adalah satu satu sama lain. Tidak mw1gkin tltiriqac kesatuan yang tidak bisa ctipisah.kan dapat cticapai tai1pa melalui syari'at, dalam pengamalaimya menurut orang­ sebab syari'at adalah indikator ketaatai1 orai1g sufi. kepada Allah. Artinya, taat atau cidak­ Dalam konteks yang sederllana, nya seseorang diukur melalui, apakah syari'ah adalah pengamalan secara for­ ses orai1g melaksar;akan arau mening­ mal segala perintal1 AIJah d,m menja­ galkan yari'at itu. Thaar adalah ::. arat uhi segala larangai1 Allah. Kemudim1 tercapainya tahapan syari'ah kepada naik setiJ1gkat lebih dnggi yang ct· cbuc thariqat. Sebagai bukti bal1wa syari 'at thariqah, yaitu bahwa taat kepada Al- itu tetap harus melekat pada onmg sufi ' lah itu bukan sekedar n daksanakan sekalipw1, sebab Nabi sendiri tidak kewajiban secara formal dengan meng­ !epas dari syari'at itu. Kemudian, da­ abaikai1 sektor-sektor kebaikan. mela­ lam menempuh thariqat ternyata ada inkan menekankaimya pada ti.ngkat formula-formula yang menyangkut ke­ kualitas pengamalan kewajibai1 terse­ giatan olah batin (riyadlal1 al-nafsi­ bm. Meningkatkan kualitas berarti yail), sarnpai mencapai puncak melaksanakan sektor-sektor kebaikan, kedekatan dengan Aiiah. Jika kondisi misalnya melaksanakan anjuran-anjur­ itu sudah terlampaui, maka sampailah an (swmah) da.i1 meninggalkan yang pada terminal akhir, yaitu haqiqat. kurang baik (mak.ruh), sarnpai dengai1 Dalam haqiqat, orai1g yang telah men­ melaksanakan kewajiban-kewajiban capainya akan mei1emukai1 keindahan yang ctipenuhi dengai1 pengetahuan-pe­ mahabbalz dengan Tuhan. atau ma'ri­ ngetahuan akai1 rahasia dai1 keman­ fah dengan-Nya. Atau bahkan terjadi faata.n kewajiban- kewajibai1 itu. Ka­ mukasyafah; seseorai1g telal1 mencapai lau ini sudal1 dapat dicapai, maka ber­ kejelasan ral1asia Allal1. sebab Allal1 arti sampai pada derajat yang tertinggi, sendiri yang membukakaimya. Hasm1 yaitu haqiqat. Pada tingkat ini. orang al-Basri dan Rabi'ah al-Adawiyah, sudah berada. pada sekurang-kurai1gnya adalah dua orang sufi yang sudal1 men­ telah meni'mati kewajiban-kewajibai1 capai derajat haqiqat tersebut. dari Allah itu; atau telah menjadikan (dan dirasakan) bahwa syari'ah itu bu-

34 IV hasia Allah yang tidak sanggup "dite­ Rabi'ah al-Adawiyah, seorang bak" oleh Hasan al-Basri dan Rabi'ah sufi wanita, menerima kunjw1gan al-Adawiyab itu, apalagi rahasia- ralia­ Hasan al-Basri, seorang sufi pria yang sia Allal1 yang lainnya. Sebal1agian ke­ bermaksud melakukan peminangan cii rahasia Allah yang melumpuhka.11 (khitbah). Sebagai seorang sufi, pengetalman sufi dimaksud ialah ten­ Rabi'ah al-Adawiyah menolak pinang­ tang rahasia khatimah hayat manusia, an Hasan al-Basri secara halus. pertanggungjawaban manusia di bawah diplomatis, bahkan tepat sesuai dengan interogesi Munkar dan Nakir, rekapi­ subyek, obyek, dan forum yang di­ tulasi amal manusia, dan terminal ak­ hadapinya; ketakanlah, muqtadla al­ hir perjalanan manusia di akllirat. Ke­ hal. Yang dimaksud adalah, bahwa pe­ empat rahasia itu mengisyarackan bah­ nolakan itu ditujukan kepada seorang wa pengetalluen sufi sebetulnya masih sufi juga (Hasan al-Basri) yang, de­ dalam perjuangan taqarubnya kepada ngan jawaban Rabi'ah al-Adawiyah Allal1. itu, Hasan al-Basri memahaminya. Bu­ Kaicannya dengan persoalan fiqb, kan saja paham akan maksud dari jaw­ dapat dilihat bal1wa bagi Iaki- Iaki aban itu, melainkan paham pula akan mempw1yai hak untuk meminang pe­ makna-makna pertanyaan ghaibiyah rempuan yang disukainya, dengan ti­ yang dimajukan oleh Rabi'ah al­ dak berarti pinangan tersebut i ,sri Adawiyah. langsung ctiterima. Demikian pula da­ Dalam kontek tasawuf, terlihat pat dinyatakan bal1wa penolakan pihak bahwa dalam dialog cersebut ada perempuan atas suatu pinangan itu makna-makna yang memang hagi sufi adalab haknya. Artinya, pihak perem­ adalah lumpuh untuk menangkapnya, puan berhak menerima atau menolak yaitu rencana atau iradnh Allah yang pinangan; menolak pinangan bukan hanya dimiliki dalam dan oleh kema­ perbuatan closa. Tecapi teknik peno­ haalim-Nya. Meskipun ada kemw1g­ laka,mya mestilah mempertimbangkan kinan seorang sufi mencapai kasyaf, kemulyaan akhlak, seperti yang dicon­ namun keabsolutan iradah atau rencana tohkan oleh Rabi'ah al-Adawiyah. Allah adalah dalam diri kemutlakan­ Akhlak, tennasuk ihwal penolakan pi­ N ya yang, justeru membedakan-Nya nangan, adalah wilayal1 tasawuf, se­ dari makhluk, seberapapw1 dekatnya. dang peminangan (kh.itbah) adalah wi­ Dalam kasus dialog antera Hasan al­ layah fiqh. Kedua wilayah itu dapat Basri dengan Rabi'ah al-Adawiyah, saja terjadi dalam satu kasus. Karena nampak dengan jelas bahwa sebetulnya itu, kesatuan fiqh dan tasawuf, bagi keduanya lumpuh w1tuk mengetahui Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, kemaharahasiaan rencana Allal1. Se­ adalal1 keharusan. betulnya hanya sebagian kecil saja ra-

35 DAFfAR BACAAN al-Bantani, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Syekh Muhammad Nawawi t.t. b Bahjah al-Wasa'il bi Syarh Masa 'il, 1293 H. Salalim al-Fudlala, (Indonesia: Dar (Semarang: Usaha Keluarga). Thya al-Kutub al- Arabiyah). t.t. c Nihayah al-uin fl lrsyad al-Mub­ 1294 H. 'Uqud al-Lujain fl Bayani lluquq tadi'in, (Bandung: al- Ma'aril). al-Zawjain, (Semarang: Usaha Kelu­ al-Sayuthi, Jalaluddin Abi Bakr arga). 1966 al-Jami' al-Shaghir fl AhadiJs al­ Basyir al-Nadzir, (Beirut: Dar al­ 1305 H.Marah Labid: Al-Ta/sir al-Munir Li Fikr). Ma 'alim al-Tanzil, (Beirut: Dar al­ ash-Shiddiqi, T.M. Hasbi, dkk. Fikr). 1992 al-Qur'an dan Terjemahnya, (Ban­ dung: Gema Risalah Press). t.t. a Kasyifah al-Sqja, (S�marang: Usaha al-Yasu'i, Abu Loes Ma'luf Keluarga). 1987 al-Munjid Ji al-Adab, (Beirut: Mathba'ah al-Katholikiyah).

36