MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 293 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNG PANDAN PROVINSI BANGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan; b. bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota mengenai kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota; c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Pandan Provinsi Bangka Belitung disusun dengan telah memperhatikan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bangka Belitung dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung, keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di lokasi Pelabuhan Tanjung Pandan, kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan serta keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal;

d. bahw a ... - 2 -

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1183);

6. Peratu ran M enteri ... - 3 -

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 57 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 982); 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

Memperhatikan: 1. Rekomendasi Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 552/11/2015 tanggal 12 Mei 2015 tentang Kesesuaian Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tanjung Pandan Kabupaten Belitung dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pro vinsi Kepulauan Bangka Belitung; 2. Rekomendasi Bupati Belitung Nomor 755/0341/V/2015 tanggal 11 Mei 2015 tentang Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tanjung Pandan Kabupaten Belitung;

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNG PANDAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG.

PERTAMA : Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung, sebagai pedoman dalam pembangunan, pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penentuan batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Tanjung Pandan Provinsi Bangka Belitung.

KED U A ... - 4 -

KEDUA : Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada Pelabuhan Tanjung Pandan yang meliputi pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan pemerintahan lainnya, serta pengembangannya sesuai Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Pandan, dibutuhkan areal daratan total seluas 6,3 Ha serta areal perairan seluas 18.650,93 Ha, terdiri atas:

a. areal daratan eksisting Pelabuhan Tanjung Pandan seluas 4,91 Ha; b. areal daratan pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan seluas 1,39 Ha; c. areal perairan Pelabuhan Tanjung Pandan seluas 18.650,93 Ha, terdiri atas: 1. alur pelayaran seluas 19,53 Ha; 2. areal tempat labuh seluas 45,97 Ha; 3. areal tempat sandar seluas 2,20 Ha; 4. areal kolam putar seluas 6,92 Ha; 5. areal pemanduan dan penundaan seluas 19,53 Ha; 6. areal barang berbahaya seluas 14,77 Ha; 7. areal kapal mati seluas 9,59 Ha; 8. areal keperluan darurat seluas 9,59 Ha; 9. areal kapal pemerintah seluas 14,77 Ha; 10. areal alih muat seluas 9,59 Ha; 11. areal pemeliharaan kapal seluas 9,59 Ha; 12. areal penunjang keselamatan pelayaran seluas 18.488,87 Ha.

RETI G A : Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Tanjung Pandan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan angkutan laut, sebagai berikut:

a. jangka pendek, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2023; b. jangka menengah, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2028; dan

c. jangka panjang ... - 5 -

c. jangka panjang, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2038; dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KEEMPAT : Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Pandan menyusun dokumen desain teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Tanjung Pandan.

KELIMA : Fasilitas Pelabuhan Tanjung Pandan yang direncanakan untuk dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini, dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan, tingkat penggunaan fasilitas pelabuhan yang sudah terbangun dan kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan serta wajib dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, didahului dengan studi lingkungan.

KEENAM : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya serta pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan dan sekitarnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KETUJUH : Dalam hai penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat areal yang dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya harus didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

KE D E LAPAN : ... - 6 -

KEDELAPAN : Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Pandan dapat ditinjau dan dikaji ulang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai kebutuhan.

KESEMBILAN : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri ini.

KESEPULUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 November 2020

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; 3. Menteri Dalam Negeri; 4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; 5. Menteri Perindustrian; 6. Menteri Perdagangan; 7. Menteri Badan Usaha Milik Negara; 8. Kepala Staf TNI Angkatan Laut; 9. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 10. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung; 11. Bupati Belitung; 12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan; 13. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV T anj ungpandan.

^sesuai dengan aslinya IO HUKUM,

JI HERPRIARSONO B LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOM OR :

TANGGAL:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN 2019 EXECUTIVE SUMMARY

3.2 Wilayah Kerja...... 101

D AFTAR ISI 3.3 Plot Pelabuhan Sekitar Lokasi Studi...... 11 DAFTAR ISI...... 3.4 Hinterland Pelabuhan...... 11 DAFTAR TABEL...... ii 3.5 Kondisis Jalan Akses dari dan ke Pelabuhan...... 12 DAFTAR GAMBAR...... ii 3.6 Fasilitas Eksisting Pelabuhan...... 13 1. PENDAHULUAN...... 1 3.7 Data Operasional Pelabuhan...... 18 1.1 Latar Belakang...... 1 3.8 Data SBNP Pelabuhan...... 19 1.2 Dasar Hukum...... 1 4. ANALISIS AWAL PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN LAUT...... 20 1.3 Maksud dan Tujuan...... 1 4.1 Analisa Hinterland Daerah Layanan...... 20 1.3.1 Maksud...... 1 1.3.2 Tujuan...... 1 4.2 Proyeksi Permintaan Angkutan...... 20 1.4 Hirarki Pelabuhan...... 1 4.2.1 Permintaan Angkutan Penumpang...... 20 1.5 Lokasi Studi...... 2 4.2.2 Permintaan Angkutan Barang...... 21 4.3 Proyeksi Kunjungan Kapal...... 23 2. GAMBARAN UMUM...... 3 4.3.1 Kapal penumpang...... 23 2.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi...... 3 4.3.2 Kapal Barang...... 23 2.1.1 Letakdan Administrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung...... 3 4.3.3 Kapasitas Pelayanan Dermaga...... 24 2.1.2 Kependudukan...... 3 5. RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN...... 24 2.1.3 Sektor Unggulan Potensi Wilayah...... 4 2.1.4 Perekonomian Wilayah...... 4 5.1 Kebutuhan Fasilitas Darat dan Perairan...... 24 2.1.5 Jaringan Transportasi Wilayah...... 5 5.2 Rencana Pengembangan dan Pentahapan Pembangunan Pelabuhan...... 25 2.1.5.1 Transportasi Darat...... 5 5.3 Zonasi Kegiatan Pelabuhan...... 26 2.1.5.2 Transportasi Laut...... 5 5.4 DLKRdan DLKP...... 27 2.1.5.3 Transportasi Udara...... 5 6. ANALISA EKONOMI PELABUHAN...... 40 2.1.6 Rencana Pengembangan Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ,.6 2.2 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Belitung...... 6 6.1 Analisis Kelayakan Ekonomi Pelabuhan...... 40

2.2.1 Letak dan Administrasi Kabupaten Belitung...... 6 6.2 Analisis Kebutuhan Biaya Pengembangan...... 40 2.2.2 Kependudukan...... 7 6.3 Kelayakan Ekonomi Pembangunan Pelabuhan...... 40 2.2.3 Sektor Unggulan Potensi Wilayah...... 7 2.2.4 Perekonomian Wilayah...... 7 7. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL...... 42 2.2.5 Jaringan Transportasi Wilayah...... 8 7.1 Parameter Umum...... 42 2.2.5.1 Transportasi Darat...... 8 7.2 Biaya Investasi...... 42 2.2.5.2 Transportasi Laut...... 8 7.3 Tarif...... 42 2.2.5.3 Transportasi Udara...... 9 7.4 Estimasi Kelayakan Finansial Pembangunan Pelabuhan...... 45 2.2.6 Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten Belitung...... 9 8. KAJIAN RONA LINGKUNGAN...... 45 3. KONDISI EKSISTING PELABUHAN...... 10

3.1 Gambaran Umum Pelabuhan 10 EXECUTIVE SUMMARY P: NVUsijM^M RENCAN*' INl'iiJK nr. i.AKil JMAPJ 1 ^ ir : i 0*/ -.% ; ‘ I .

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL Gambar 1-1 Peta Lokasi Pelabuhan Tanjungpandan Provinsi Bangka Belitung...... 2 Tabel 1-1 Hierarki Pelabuhan Tanjungpandan berdasarkan KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Gambar 1-2 Peta Laut Indonesia Pelabuhan Tanjungpandan Dan Tanjung Batu...... 2 Nasional...... 2 Gambar 2-1 Peta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung...... 3 Tabel 2-1 Jumlah Penduduk Provinsi Bangka Belitung Tahun 2018...... 3 Gambar 2-2 Peta Struktur Ruang Kabupaten Belitung...... 10 Tabel 2-2 PDRB atas dasar Harga Berlaku Pada Tahun 2014-2018...... 5 Gambar 3-1 Kondisi Pelabuhan Tanjungpandan...... 10 Tabel 2-3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi per Status (KM) 2018...... 5 Gambar 3-2 Kondisi Pelabuhan Tanjungpandan...... 11 Tabel 2-4 Armada Angkutan Laut, Perusahaan Pelayaran, Expedisi Muatan Kapal Laut Dan Perusahaan Bongkar Gambar 3-3 Pelabuhan di Sekitar Pelabuhan Tanjungpandan...... 11 Muat Di Bangka Belitung...... 5 Gambar 3-4 Hinterland Pelabuhan Tanjungpandan...... 11 Tabel 2-5 Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara Depati Amir, 2018...... 6 Gambar 3-5 Kondisi Jalan Menuju Pelabuhan Tanjungpandan...... 12 Tabe! 2-6 Penyebaran Pulau Menurut Kecamatan di Kabupaten Belitung...... 7 Gambar 3-6 Pintu Masuk Menuju Pelabuhan Tanjungpandan...... 12 Tabel 2-7 Jumlah Penduduk Kabupaten Belitung...... 7 Gambar 3-7 Alur Masuk Pelabuhan Tanjungpandan...... 13 Tabel 2-8 PDRB Kabupaten Belitung Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Berlaku Tahun 2014-2018...... 8 Gambar 3-8 Kolam Dermaga Pelabuhan Tanjungpandan...... 13 Tabel 2-9 Panjang Jalan Propinsi Menurut Keadaannya Tahun 2015 - 2018...... 8 Gambar 3-9 Kondisi Dermaga Pelabuhan...... 13 Tabel 2-10 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Keadaannya Tahun 2015 - 2018...... 8 Gambar 3-10 Kondisi Gudang dan Lapangan Penumpukan...... 13 Tabel 2-11 Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjungpandan, 2018...... 8 Gambar 3-11 Fasilitas Eksisting Peralatan Bongkar Muat...... 14 Tabel 2-12 Arus Penumpang di Pelabuhan Tanjungpandan, 2018...... 9 Gambar 3-12 Terminal Penumpang...... 14 Tabel 2-13 Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin Tanjungpandan, 2018...... 9 Gambar 3-13 Beberapa Fasilitas Pokok di Pelabuhan Tanjungpandan...... 14 Tabel 3-1 Fasilitas Dermaga Di Pelabuhan Tanjungpandan...... 13 Gambar 3-14 Kondisi Eksisting Bathimetri Alur Pelabuhan Tanjungpandan...... 15 Tabel 3-2 Data Fasilitas Pelabuhan Tanjungpandan...... 15 Gambar 3-15 Kondisi Eksisting Bathimetri Kolam Pelabuhan Tanjungpandan...... 16 Tabel 3-3 Ukuran Kapal di Pelabuhan Tanjungpandan...... 15 Gambar 3-16 Kondisi Eksisting Topografi Pelabuhan Tanjungpandan...... 16 Tabel 3-4 Data Penumpang dan Berangkat di Pelabuhan Tanjungpandan...... 18 Gambar 3-17 Grafik Arus Lokasi Tanjungpandan-Belitung...... 16 Tabel 3-5 Data Arus Non Petikemas dan Petikemas di Pelabuhan Tanjungpandan...... 18 Gambar 3-18 Layout Eksisiting Pelabuhan Tanjungpandan...... 17 Tabel 3-6 Data Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjungpandan...... 18 Gambar 3-19 Grafik Penumpang Angkutan Laut di Pelabuhan Tanjungpandan...... 18 Tabel 3-7 Data Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di Pelabuhan Tanjungpandan...... 19 Gambar 3-20 Lokasi dan Penempatan SBNP pada Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjungpandan...... 19 Tabel 4-1 Proyeksi Penumpang Angkutan Laut Pelabuhan Tanjungpandan...... 20 Gambar 4-1 Proyeksi Penduduk dan Penumpang Angkutan Laut Kabupaten Belitung...... 20 Tabel 4-2 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang (Hasil Komoditi)...... 21 Gambar 4-2 Grafik Regresi Linier Petikemas di Pelabuhan Tanjungpandan...... 21 Tabel 4-3 Proyeksi Arus Peti Kemas Pelabuhan Tanjungpandan...... 21 Gambar 4-3 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang ( Skenario 1 ) ...... 22 Tabel 4-4 Proyeksi Kunjungan Kapal Penumpang (Speed Boat) di Tanjungpandan...... 23 Gambar 4-4 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang Pokok ( Skenario 2 ) ...... 22 Tabel 4-5 Proyeksi Kunjungan Kapal Angkutan Barang Tanjungpandan...... 23 Gambar 4-5 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang Galian ( Skenario 3 )...... 23 Tabel 4-6 Tabel Kapasitas Dermaga...... 24 Gambar 4-6 Perbandingan Kunjungan Kapal Dan Kapasitas Maksimum Dermaga...... 24 Tabel 5-1 Tahapan Pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan...... 25 Gambar 5-1 Layout Existing Pelabuhan Tanjungpandan...... 28 Tabel 5-2 Luasan Kebutuhan Fasilitas Daratan Pelabuhan Tanjungpandan...... 25 Gambar 5-2 Layout Tahapan Pengembangan Fasilitas Sampai Jangka Panjang (2019-2038)...... 29 Tabel 5-3 Luasan Kebutuhan Fasilitas Perairan Pelabuhan Tanjungpandan...... 26 Gambar 5-3 Layout Rencana Pengembangan Fasilitas Jangka Pendek (2019-2023)...... 30 Tabel 5-4 Titik Koordinat DLKr Daratan Pelabuhan Tanjungpandan...... 35 Gambar 5-4 Layout Rencana Pengembangan Fasilitas Jangka Menengah (2019-2028)...... 31 Tabel 6-1 Perkiraan Manfaat Pembangunan Pelabuhan...... 40 Gambar 5-5 Layout Rencana Pengembangan Fasilitas Jangka Panjang (2019-2038)...... 32 Tabel 6-2 Investasi Pembangunan Pelabuhan Tanjungpandan...... 40 Gambar 5-6 Layout DLKR Daratan Pelabuhan Tanjungpandan...... 33 Tabel 6-3 Indikasi Kelayakan Ekonomi...... 41 Gambar 5-7 Layout DLKR Daratan Pelabuhan Tanjungpandan...... 34 Tabel 7-1 Tarif Jasa Kepelabuhan...... 42 Gambar 5-8 Layout Rencana Zonasi Perairan Pelabuhan Tanjungpandan...... 36 Tabel 7-2 Estimasi Total Pendapatan Jasa Pelabuhan...... 43 Gambar 5-9 Layout Rencana DLKR Perairan Pelabuhan Tanjungpandan...... 37 Tabel 7-3 Kelayakan Finansial Pembangunan Pelabuhan...... 44 Gambar 5-10 Layout DLKR DLKP Pelabuhan Tanjungpandan...... 38 Tabel 8-1 Identifikasi Dampak Potensial Terkait Dengan Pembangunan Pelabuhan...... 45 Gambar 5-11 Layout Area Konsesi...... 39 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

14) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun 2016 tentang Alur-Pelayaran Di Laut Dan 1. PENDAHULUAN Bangunan Dan/Atau Instalasi Di Perairan; 15) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal 1.1 Latar Belakang Untuk Kepentingan Sendiri; Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran dan 16) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Peraturan Pemerintahtah Nomor 61 tahun 2009 tentang kepelabuhanan, bahwa setiap pembangunan dan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor pengembangan pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan yang memuat rencana peruntukan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan; wilayah daratan dan wilayah perairan. Untuk menjamin adanya sinkronisasi antara rencana pengembangan 17) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah, maka dalam penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Perairan dan Pelabuhan; harus memperhatikan rencana tata ruang dan wilayah, baik di tingkat kabupaten, kota maupun provinsi. 18) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dalam sistem transportasi nasional yang efisien dan efektif, kebijakan maritim masa depan di Indonesia Kementerian Perhubungan; mempunyai potensi dan peluang yang besar. Berbagai kebijakan harus diadakan perubahan secara 19) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi; berkesinambungan sesuai dengan prioritas dan perkembangan lingkungan strategis dan internasional 20) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses (continuous improvement process). Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 21) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Pelabuhan Tanjungpandan merupakan pelabuhan potensial untuk dikembangkan. Dengan perannya Nasional; sebagai pelabuhan pengumpul, Pelabuhan Tanjungpandan diharapkan memiliki dampak positif bagi 22) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14 Tanggal 5 Agustus 2014 peningkatan perekonomian daerah terutama peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan; Belitung sehingga memiliki multiplier effect terhadap pembangunan di kabupaten tersebut. 23) Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata 1.2 Dasar Hukum Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034; Landasan hukum yang menjadi lingkup dalam pekerjaan penyusunan rencana induk Pelabuhan 24) Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tanjungpandan Provinsi Bangka Belitung ini adalah: Kabupaten Belitung Tahun 2014-2034.

1) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 1.3 Maksud dan Tujuan 2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; 1.3.1 Maksud 3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Adapun maksud dari penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Tanjungpandan di Kabupaten Belitung ini 4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah sebagai upaya untuk menyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan pengembangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017; Pelabuhan Tanjungpandan sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat dilakukan secara 5) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah terstruktur, menyeluruh dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015; pembiayaan serta partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan pelabuhan yang sudah terbentuk. 6) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian;

7) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim; 1.3.2 Tujuan 8) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan sebagaimana telah dirubah Adapun tujuan pelaksanaan pekerjaan sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan Pelabuhan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011; Tanjungpandan sehingga kegiatan pembangunan yang ada dapat optimal dalam mengguranggi 9) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; permasalahan yang timbul pada waktu operasional pelabuhan. 10) Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan; 11 ) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; 1.4 Hirarki Pelabuhan 12) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Penetapan Rencana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016; Induk Pelabuhan Nasional, hierarki Pelabuhan Tanjungpandan di Provinsi Bangka Belitung dapat dilihat 13) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan pada tabel berikut ini: Kapal;

1 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 1-1 Hierarki Pelabuhan Tanjungpandan berdasarkan KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Provinsi Bangka Hierarki Pelabuhan No Pelabuhan Ket Belitung 2017 2022 2027 2037 1 Bangka Belinyu PP PP PP PP 2 Bangka Barat Muntok PR PR PR PR * 3 Bangka Selatan Toboali PL PL PL PL •k & 4 Bangka Selatan Sadai PP PP PP PP 5 Belitung Tanjung Batu PP PP PP PP DW 6 Belitung Tanjungpandan PP PP PP PP */DW 7 Belitung Timur PL PL PL PL * 8 Pangkal Balam PP PP PP PP * Keterangan : Gambar 1-1 Peta Lokasi Pelabuhan Tanjungpandan Provinsi Bangka Belitung PU = Pelabuhan Utama PP = Pelabuhan Pengumpul Untuk memperjelas lokasi pekerjaan berikut disajikan peta zoom in dari pelabuhan Tanjungpandan PR = Pelabuhan Pengumpan Regional PL = Pelabuhan Pengumpan Lokal berdasarkan peta Laut Indonesia Tahun 2014 Nomor 64 Lembar Lembar Pulau Belitung hingga Pantai DW =Destinasi Wisata Barat Selat Gelasa Bagian Timur dapat dilihat pada gambar dibawah ini. *= Terdapat Kantor SOP Ditjen Hubla sesuai :

1) Permenhub No. PM 135 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Permenhub No PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan; 2) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama; 3) Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 199 tahun 2015 tentang Penunjukan Otoritas Pelabuhan Sebagai Koordinator Kegiatan Pemerintahan dan Pengusahaan Di Pelabuhan.

Seperti yang tertuang dalam KP 432 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, hierarki pelabuhan pengumpul ditetapkan dengan memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut: 1) Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil. 2) Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya 50 mil. 3) Kedalaman kolam pelabuhan mulai -7 sampi dengan -9 mLWS 4) Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 3000 DWT. 5) Panjang dermaga 120 - 350 m. 6) Luas lahan pelabuhan sesuai kebutuhan. 7) Memiliki peralatan bongkal muat sesuai jenis angka angkutan barang. Gambar 1-2 Peta Laut Indonesia Pelabuhan Tanjungpandan Dan Tanjung Batu 1.5 Lokasi Studi Lokasi Pekerjaan yaitu pelabuhan Tanjungpandan berada di sisi Selatan Kota Tanjungpandan, didaerah muara Sungai Cerucuk. Untuk lebih jelas lokasi pelabuhan dapat dilihat peta dibawah ini.

2 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

2. GAMBARAN UMUM Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 mengenai pembentukan Kabupaten Bangka Selatan,Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat 2.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi dan Kabupaten BelitungTimur maka dengan demikian wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi dalam 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) kota. Dalam wilayah 2.1.1 Letak dan Administrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung administrasi pemerintah kabupaten/kota terbagi dalam wilayah kecamatan, kelurahan/desa dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak pada 104°50' sampai 109°30' Bujur Timur dan 0°50' sampai rincian per kabupaten pad a tahun 2009 sebagai berikut: 4°10' Lintang Selatan, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Laut Natuna a) Kabupaten Bangka terdiri dari 8 kecamatan, 9 kelurahan dan 60 desa. 2. Sebelah Selatan : Laut Jawa b) Kabupaten Bangka Barat terdiri dari 5 kecamatan, 4 kelurahan dan 60 desa. 3. Sebelah Timur : Selat Karimata c) Kabupaten Bangka Tengah terdiri dari 6 kecamatan, 7 kelurahan dan 50 desa. 4. Sebelah Barat : Selat Bangka d) Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari 7 kecamatan, 3 kelurahan dan 50 desa.

Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan e) Kabupaten Belitung terdiri dari 5 kecamatan, 7 kelurahan dan 42 desa. total luas wilayah mencapai 81.725,14 km2. Luas daratan lebih kurang 16.424,14 km2 atau 20,10 persen f) Kabupaten Belitung Timur terdiri dari 7 kecamatan, dan 39 desa. dari total wilayah dan luas laut kurang lebih 65.301 km2 atau 79,90 persen dari total wilayah Provinsi g) Kota Pangkalpinang terdiri dari 5 kecamatan dan 36 kelurahan. Kepulauan Bangka Belitung Berdasarkan administrasi wilayah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara administratif terbagi dalam 6 kabupaten dan 1 kota, 46 Kecamatan dan 376 desa/kelurahan. 2.1.2 Kependudukan Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hasil proyeksi penduduk pada tahun 2018 sebesar BANGKA - BELITUNG 1.459.873 jiwa, dengan laju pertumbuhan 2017-2018 sebesar 2,03 persen. Jumlah penduduk laki-laki pada U tahun 2018 sebanyak 759.255 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 700.618 jiwa. Rasiojenis kelamin A sebesar 108, artinya pada tahun 2018 untuk setiap 208 penduduk di Kepulauan Bangka Belitung terdapat 20 0 20 40 Km •----1 1------1 100 penduduk perempuan dan 108 penduduk laki-laki. Adapun tingkat kepadatan penduduk Provinsi Keterangan Kepulauan Bangka Belitung mencapai 89 orang per km2. Apabila dilihat menurut kabupaten/kota, Kota

— Baiai WS Pangkalpinang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.755 orang per km2 dan Kabupaten 'J" Danau Baiai A4m.ru juaiii - Baiai ll*i>a'a Belitung Timur memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 51 orang per km2. £ WS Barv..vW lur.j BANGKA BELITUNG BANOKA Tabel 2-1 Jumlah Penduduk Provinsi Bangka Belitung Tahun 2018 B M K liIUNO 1 Kabupaten/Kota Laki Laki Perempuan Total

„ < . & Bangka 172,711 158,082 330,793 *> Belitung 96,456 89,699 186,155 n * ì v * r r r ^ r Bangka Barat 109,137 99,874 209,011 :UTUN<3 ...... / Bangka Tengah 100,920 91,509 192,429 f m O/ l a i 'VA • Bangka Selatan 106,991 98,910 205,901 W'-' h L l ifL ’ à-&P Belitung Timur 66,161 60,903 127,064 ■ i ? ..; ■ \ j < r - Pangkalpinang 106,879 101,641 208,520 ì ' ì \ y\ u Total 2018 759,255 700,618 1,459,873 ) . / _ > t « p . 6 - • /, 2017 743,931 686,934 1,430,865 2016 728,580 673,247 1,401,827 2015 713,223 659,590 1,372,813 2014 697,897 645,984 1,343,881 Gambar2-1 Peta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sumber: BPS Provinsi Babel, 2019

3 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

2.1.3 Sektor Unggulan Potensi Wilayah E. Perikanan

Luas lah'an pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018 mencapai 71,44 persen dari Produksi perikanan tangkap laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018 tercatat sebesar luas daratan atau setara dengan 1.173.412 ha. Lahan lain-lain (tambak, kolam, empang, hutan negara dan 228,5 ribu ton atau naik sebesar 4,87 persen dibanding tahun 2017. Sementara peningkatan nilai lain-lain) mendominasi lahan pertanian sebesar 44.27 persen. Luas lahan sawah dan lahan ladang yang tangkapan tahun 2018 mencapai 66,80 persen menjadi 8,36 triliun rupiah. Jumlah rumah tangga berpotensi ditanami padi hanya berkisar 25.093 ha dan 30.416 ha. Sementara itu, luas lahan sawah yang perikanan tangkap di laut pada tahun 2018 tercatat sekitar 17.374 atau turun sebesar 1 4,37 persen telah memiliki irigasi hanya 4.966 ha. Potensi pertanian juga dapat terlihat dari andil subsektor peternakan dibanding dengan tahun sebelumnya. dan subsektor kelautan dan perikanan. Pada tahun 2018 produksi dan nilai penangkapan ikan mengalami 2.1.4 Perekonomian Wilayah peningkatan dibanding tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari angka PDRB ADHB dengan migas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung A. Tanaman Pangan tahun 2018 adalah 73.069,31 miliar rupiah, meningkat dibandingkan tahun 2017 yang nilainya 69.861,29 Padatahun2018produktivitas padi sawah mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dari sebesar 2,98 miliar rupiah. Demikian juga dengan PDRB ADHKjuga mengalami peningkatan dari 49.986,84 miliar rupiah ton per hektar menjadi sebesar 3,06 ton per hektar. Begitu juga dengan produktivitas padi ladang di tahun 2017, menjadi 52.212,0863 miliar rupiah di tahun 2018. mengalami kenaikan dari sebesar 1,44 ton per hektar menjadi 1,87 ton per hektar. Produktivitas Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018 melambat dibandingkan tahun tanaman palawija untuk komoditas ketela pohon pada tahun 2018 mengalami kenaikan pada 2017. Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 dengan migas 4.47 persen dan tanpa migas 4,52 persen. produktivitas sebesar 4,90 persen namun mengalami penurunan pada produktivitas ton/ha Sementara di tahun 2018, pertumbuhan ekonomi dengan migas 4,45 persen dan 4,65 persen tanpa migas. dikarenakan adanya penambahan pada luas panen, komoditas kacang tanah mengalami kenaikan sekitar 0,50 persen, namun mengalami penurunan pada produktivitas ton/ha dikarenakan adanya penambahan luas panen. Sedangkan komoditas ubi jalar mengalami penurunan sekitar 2,53 persen atau sebesar 1,97 ton per hektar, komoditas jagung mengalami penurunan sekitar 11,18 persen, namun mengalami kenaikan pada produktivitas ton/ha sebesar 0,95 ton per hektar dikarenakan adanya pengurangan luas panen. Produksi sayur-sayuran tahun 2018 mengalami penurunan untuk enam dari lima belas komoditi, sementara sembilan komoditi sayuran lainnya mengalami peningkatan. B. Perkebunan Jumlah perkebunan besar kelapa sawit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2018 tercatat sebanyak 57 perusahaan. Naik turunnya harga pun terjadi untuk komoditas lada dan karet. Penurunan harga pada tahun 2018 cukup tajam sehingga produksi lada dan karet melorot dari tahun sebelumnya. C. Kehutanan Luas hutan di Pulau Bangka tahun 2018 tercatat 657,378.26 hektaryang terdiri dari 436,647.89 hektar hutan produksi, 184,276.93 hektar hutan lindung, 35,760.84 hektar hutan konservasi, dan 692.58 hutan produksi konservasi. Sementara itu areal hutan di Pulau Belitung tercatat 85.812,08 hektar, terdiri dari 41.508,01 hektar hutan produksi, 41.251,45 hektar hutan lindung, 2.557,57 hektar hutan konservasi dan 495,05 hektar hutan produksi konversi. D. Peternakan Populasi ternak besar tahun 2018 untuk sebagian besar jenis ternak mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Ternak sapi naik sekitar 8,82 persen menjadi 13.760 ekor, ternak kerbau tercatat sebanyak 378 ekor atau naik 13,51 persen, ternak kambing tercatat sebanyak 6.841 ekor atau naik sekitar 26,87 persen. Hanya ternak domba yang mengalami penurunan jumlah dari 90 ekor menjadi 59 ekor atau turun 34,44 persen dari tahun sebelumnya. Untuk produksi daging baik ternak besar maupun unggas pada tahun 2018 secara umum mengalami peningkatan.

4 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 2-2 PDRB atas dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) No Uraian Jalan Nasional Jalan Propinsi Jumlah Tahun 2014-2018 II Kondisi Jalan Tahun Baik 462,93 475,96 938,89 Lapangan Usaha Sedang 135,06 235,96 371,02 2014 2015 2016 2017 2018 Rusan Ringan 2,27 84,21 86,48 Pertanian, Kehutanan, dan 10,836,589 12,060,365 13,117,186 13,135,730 13,159,582 Perikanan Rusak Berat 0,16 54,86 55,02 Pertambangan dan Sumber : BPS Prov Babel 2019 7,622,768 7,735,362 7,743,344 8,182,055 7,741,518 Penggalian 2.1.5.2 Transportasi Laut Industri Pengolahan 12,877,313 12,888,392 13,074,073 14,237,994 15,078,720 Perhubungan laut merupakan transportasi yang strategis bagi Kepulauan Bangka Belitung yang Pengadaan Listrik, gas 42,610 51,130 66,590 79,430 86,786 merupakan wilayah kepulauan. Kunjungan kapal di pelabuhan di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun Pengadaan Air 10,371 12,058 13,175 15,041 14,813 2018 masih didominasi oleh kapal milik pelayaran dalam negeri sebanyak 2.371 unit, pelayaran rakyat Konstruksi 4,712,365 5,264,170 5,753,808 6,371,928 7,110,367 293 unit, dan untuk pelayaran luar negeri sebanyak 118 unit. Perdagangan Besar dan 7,613,531 8,634,303 9,621,638 10,840,528 11,471,239 Eceran, dan Reparasi Mobil Tabel 2-4 Armada Angkutan Laut, Perusahaan Pelayaran, Expedisi Muatan Kapal Laut Dan Perusahaan Transportasi dan Pergudangan 2,125,569 2,461,811 2,642,109 2,900,091 3,104,725 Bongkar Muat Di Bangka Belitung Penyediaan Akomodasi dan 1,321,437 1,459,818 1,609,054 1,734,055 1,896,837 Makan Minum Jumlah Kapal Berat No Jenis Pelayaran (Unit) (Grt) Informasi dan Komunikasi 849,135 941,707 1,034,043 1,135,349 1,254,818 1 Luar Negeri Jasa Keuangan 998,520 1,095,267 1,198,106 1,280,640 1,408,181 Reguler 6 6.988 Reai Estate 1,823,418 1,964,740 2,104,488 2,281,214 2,517,522 Nonreguler 112 238.480 Jasa Perusahaan 153,990 169,628 176,399 196,753 217,248 2 Pelayaran Dalam Negeri 2.371 3.258.346 Administrasi Pemerintahan 3,025,640 3,471,615 3,781,647 4,116,313 4,372,070 3 Pelayaran Rakyat 293 63.456 Jasa Pendidikan 1,362,821 1,639,695 1,859,597 1,960,364 2,128,665 4 Pelayaran Perintis - - Jasa Kesehatan dan Kegiatan 625,879 710,674 759,828 845,265 905,786 5 Kapal Negara/Tamu - - Sosial Jumlah 2017 2.782 3.567.270 Jasa Lainnya 371,658 426,589 493,147 548,548 600,436 2016 2.404 3.118.035 PDRB dengan Migas 56,373,615 60,987,324 65,048,232 69,861,298 73,069,313 2015 2.922 3.134.185 Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Babel 2019 Sumber : BPS Prov Babel 2019 2.1.5 Jaringan Transportasi Wilayah 2.1.5.3 Transportasi Udara

2.1.5.1 Transportasi Darat Di Kepulauan Bangka Belitung terdapat 2 pelabuhan udara yaitu: Bandar Udara Depati Amir di Pulau Jalan sebagai salah satu prasarana utama transportasi darat harus diperhatikan kondisi dan Bangka dan Bandar Udara H. AS. Hanandjoeddin di Pulau Belitung. Pada tahun 2018, arus kedatangan dan penggunaannya. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 600,40 km jalan berstatus jalan negara dan keberangkatan pesawat di Bandara Depat Amir mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,36 dan 850,99 km berstatus jalan provinsi. Berdasarkan kondisi jalan dengan status jalan provinsi, 93,03 persen 8,19 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017. Begitupun dengan jumlah penumpang datang dan dalam keadaan sedang-baik, sedangkan 6,96 persen dalam keadaan rusak-rusak berat. pergi menurun secara signifikan sebesar 4,30 dan 4,31 persen. Hai ini berkebalikan dengan arus pesawat dan penumpang di Bandara H. AS. Hanandjoeddin Tanjungpandan yang mengalami kenaikan. Tabel 2-3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi per Status (KM) 2018

No Uraian Jalan Nasional Jalan Propinsi Jumlah I Jalan Permukaan dan Kondisi Jalan Diaspal 600,40 850,99 1451,41 Kerikil - - Tanah - -

5 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 2-5 Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara Depati Amir, 2018 B. Pengembangan Sistem Transportasi Laut Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Penerbangan Penumpang Tahun Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dimana dalam Datang Berangkat Datang Berangkat PKW Tanjungpandan (l/B); tahap I dengan mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi, 2016 8.057 8.056 948.634 955.274 diantaranya dalam transportasi laut atau pelabuhan, yaitu pemantapan Pelabuhan Tanjungpandan 2017 8.398 8.399 994.269 993.859 sebagai Pelabuhan Pengumpul, juga sebagai salah salah satu pelabuhan penyebrangan (II/2). 2018 8.584 8.576 1. 070.188 1. 019.615 Sehingga bisa disimpulkan bahwa Pelabuhan Tanjungpandan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Barang (kg) Bagasi (kg) Indonesia II (Persero) sudah sesuai dengan RTRW Provinsi Bangka Belitung. Bongkar Muat Bongkar Muat

2016 5 . 353.193 1. 944.869 6 . 641.685 6. 817.189 Pengembangan sistem transportasi laut dilakukan melalui pengembangan alur pelayaran yang terdiri atas : 2017 6. 726.089 2.419.933 7. 991.406 7. 664.052 1. Lintas penyeberangan antar pulau yaitu pelabuhan Tanjungpandan - pelabuhan laut 2018 7 . 549.589 3. 327.912 7. 909.624 7. 860.926 Pontianak.(Kalimantan Barat). Sumber : BPS Prov Babel 2019 2. Lintas penyeberangan sabuk tengah yang menghubungkan pelabuhan : • Tanjung Api-api (Sumatera Selatan) - Tanjung Kalian (Bangka Barat); 2.1.6 Rencana Pengembangan Wilayah Provinsi Kepuiauan Bangka Belitung • Sadai (Bangka Selatan) - Tanjung Ru (Kabupaten Belitung); dan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi • Pelabuhan Manggar (Belitung Timur) - Ketapang (Kalimantan Barat). Kepuiauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034 bahwa lokasi Pelabuhan Tanjungpandan telah sesuai 3. Lintas koneksitas yaitu : dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepuiauan Bangka Belitung yakni sebagai Pelabuhan • Sadai (Kabupaten Bangka Selatan) - Pulau Pongok; Pengumpul. Terdapat beberapa potensi pengembangan wilayah khususnya dalam bidang transportasi • Pulau Pongok - Mendanau (Kabupaten Belitung); laut, antara lain : • Pangkal Balam (Pangkalpinang) - Tanjungpandan (Kabupaten Belitung); dan • Mendanau - Tanjung Ru (Kabupaten Belitung). A. Pengembangan Jaringan Transportasi Laut 2.2 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Belitung Pengembangan sistem transportasi laut dilakukan melalui pengembangan dan/atau pembangunan pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, dan pelabuhan pengumpan yang terdiri atas : 2.2.1 Letak dan Administrasi Kabupaten Belitung 1. Pelabuhan utama meliputi : Kabupaten Belitung terletak antara 107°08 BT sampai 107°58 BT dan 02°30 LS sampai 03°15 LS dengan ■ Pelabuhan Tanjung Batu di Kabupaten Belitung; dan luas seluruhnya 229.369 Ha atau ±2.293,69 Km2 . Pada peta dunia Pulau Belitung dikenal dengan nama ■ Pelabuhan Pangkal Balam dan sekitarnya. BILLITONIT yang bergaris tengah dari timur kebarat ±79 Km dan garis tengah dari utara keselatan ±77 2. Pelabuhan pengumpul meliputi ; Km. ■ Pelabuhan Belinyu di Kabupaten Bangka; ■ Pelabuhan Sadai di Kabupaten Bangka Selatan; Kabupaten Belitung merupakan bagian dari wilayah provinsi Kepuiauan Bangka Belitung yang juga ■ Pelabuhan Mentok di Kabupaten Bangka Barat; merupakan wilayah kepuiauan yang terdiri dari 100 buah pulau besar dan kecil. ■ Pelabuhan Tanjungpandan di Kabupaten Belitung; dan Dengan batas wilayah sebagai berikut : ■ Pelabuhan Manggar di Kabupaten Belitung Timur. - Sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan 3. Pelabuhan pengumpan meliputi : • Pelabuhan Sungai Liat di Kabupaten Bangka; - Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Belitung Timur • Pelabuhan Sungai Selan di Kabupaten Bangka Tengah; - Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa • Pelabuhan Toboali di Kabupaten Bangka Selatan; - Sebelah barat berbatasan dengan Selat Gaspar • Pelabuhan Tanjung Berikat di Kabupaten Bangka Tengah; Pulau yang terbesar di Kabupaten Belitung adalah Pulau Belitung. Disamping itu, masih ada pulau besar • Pelabuhan Tanjung Kelian di Kabupaten Bangka Barat; lainnya, seperti: Pulau Seliu, Pulau Mendanau, dan Pulau Nadu. Kabupaten Belitung terdiri dari lima • Pelabuhan Tanjung Tedung di Kabupaten Bangka Tengah; kecamatan, yaitu ecamatan Membalong, Kecamatan Tanjungpandan, Kecamatan Sijuk. • Pelabuhan Teluk Asam di Kabupaten Belitung Timur; dan • Pelabuhan Dendang di Kabupaten Belitung Timur. 4. Pelabuhan khusus kunjungan Kapal Wisata Asing (Layar/Yacht) • Pelabuhan Tanjungpandan; dan • Pelabuhan Tanjung Kelayang.

6 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 2-6 Penyebaran Pulau Menurut Kecamatan di Kabupaten Belitung subsektor kelautan dan perikanan. Pada tahun 2018 produktivitas padi sawah mengalami kenaikan sekitar 0,4 persen dari tahun sebelumnya atau sebesar 3,03 ton per hektar. Produktivitas padi ladang dimana Jumlah No Kecamatan Pulau mengalami penurunan 9,09 persen. Produktivitas tanaman palawija untuk komoditas ketela rambat pada 1 Membalong 35 tahun 2018 tidak mengalami perubahan berarti dari tahun sebelumnya, komoditas ubi kayu mengalami 2 Tanjungpandan 17 penurunan sekitar 8,82 persen dengan produktivitas ton per hektar sama. Produktivitas untuk komoditas 3 Sijuk 55 kacang tanah mengalami peningkatan sebesar 59,25 persen dengan produktivitas ton per hektar sama. 4 Badau 18 Sementara itu, komoditas jagung mengalami peningkatan 52.27 dengan produktivitas ton per herktar 5 Selat Nasik 38 sama. Jumlah 163 Sumber BPS Kabupaten Belitung, 2019 B. Perikanan dan Kelautan

2.2.2 Kependudukan Produksi perikanan tangkap laut di Kabupaten Belitung tahun 2018 tercatat sebesar 65.723,44 ton turun Pada Tahun 2018 jumlah penduduk Kabupaten Belitung adalah sebesar 186.155 jiwa bertambah 2,05% sebesar 3,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara nilai budidaya ikan tahun 2018 mencapai dari tahun 2017 yang jumlah penduduknya sebesar 182.418 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 15.677,5 juta rupiah. Jumlah perahu atau kapal penangkap ikan pada tahun 2018 tercatat sekitar 3.712 unit 2018 sebanyak 96.456 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 89.699 jiwa. Rasio jenis kelamin tahun atau naik sebesar 38,14 persen dibanding dengan tahun sebelumnya, dimana kapal tangkap ikan tersebut yang sama sebesar 107.53, artinya pada tahun 2018 untuk setiap 207 penduduk di Kabupaten Belitung tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Belitung. terdapat 100 penduduk perempuan dan 107 penduduk laki-laki. Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Belitung tahun 2017 - 2018 sebesar 2,05% per tahun. C. Potensi Sumber Daya Minerai

Adapun tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Belitung mencapai 81 orang per km2. Apabila dilihat Kabupaten Belitung merupakan daerah yang potensial di bidang pertambangan, karena terdapat banyak menurut tingkat kecamatan, Kecamatan Tanjungpandan memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi tanah yang mengandung minerai bijih timah dan bahan galian yang tersebar secara merata, yaitu pasir yaitu sebesar 274 orang/km2, sedangkan Kecamatan Membalong memiliki tingkat kepadatan terendah kuarsa, pasir bangunan, kaolin, batu gunung, tanah Nat dan granit. Pasir bangunan ini merupakan bahan yaitu 32 orang/km2. galian golongan C yang sebagian besar diusahakan dan dieksploitasi oleh masyarakat Belitung. Kabupaten ini sudah dikenal sebagai penghasil timah putih (stanum) yang telah dikenal luas di pasar internasional. Tabel 2-7 Jumlah Penduduk Kabupaten Belitung D. Potensi Wisata Jumlah Pendudu < No Kecamatan 2014 2015 2016 2017 2018 Wilayah potensial untuk kawasan pariwisata bahari yang sesuai untuk kegiatan pariwisata di Kabupaten 1. Membalong 26.518 27.086 27.644 28.206 28.772 Belitung terdiri dari Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi dan Pantai Tanjung Kiras. Wilayah 2. Tanjungpandan 94.926 97.124 99.263 101.416 103.594 yang sesuai untuk pengembangan pariwisata pantai Kabupaten Belitung terbagi atas kegiatan 3. Badau 14.147 14.497 14.835 15.177 15.522 4. Sijuk 29.379 30.042 30.688 31.340 31.998 penyelaman/diving dan berenang (Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi), wisata bahari dan 5. Selat Nasik 6.307 6.299 6.289 6.279 6.269 resort (Pantai Tanjung Kiras), wisata pemancingan (Pantai Tanjung Binga dan Pantai Air Saga), taman Jumlah 171.271 175 048 178.719 182.418 186.155 rekreasi pantai (Pantai Tanjung Pendam). Khusus untuk Pantai Tanjung Kelayang selain sebagai pintu Sumber : BPS Kabupaten Belitung, 2019 masuk wisatawan, pantai ini juga menjadi titik labuh kapal-kapal layar. Tanjung Kelayang menjadi titik 2.2.3 Sektor Unggulan Potensi Wilayah labuh kapal-kapal layar (yacht) dari Singapura melewati Batam dan Selat Karimata. Pada tahun 2011, A. Pertanian pelabuhan yacht dibangun di Tanjung kelayang dalam rangka Sail Wakatobi-Belitung.

Luas lahan pertanian di Kabupaten Belitung tahun 2018 mencapai 85,35 persen dari luas daratan atau 2.2.4 Perekonomlan Wilayah setara dengan 195.777 ha. Kategori lain lain (tambak, kolam, empang, hutan negara) mendominasi lahan Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator perekonomian di suatu wilayahdalam pertanian dengan luas total mencapai 96.990 ha sedangkan lahan perkebunan dan lahan hutan rakyat satu periode tertentu biasanya satu tahun. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dengan luas masing-masing sebesar 61.608 ha dan 12.976 ha. Luas lahan sawah dan lahan ladang yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku berpotensi ditanami padi hanya berkisar 1159 ha dan 9175 ha. Sementara itu, luas lahan sawah yang telah menggambarkan nilai tambah bruto barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unti ekonomi memiliki irigasi hanya 1061 ha. Potensi pertanian juga dapat terlihat dari andil subsektor peternakan serta

7 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

berdasarkan harga pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan berdasarkan harga pada permukaan aspai. Berdasarkan kondisi jalan, 90,83 persen jalan kabupaten tercatat dalam keadaan baik, tahun dasar dalam hai ini tahun 2010. sedangkan 9,17 persen dalam keadaan rusak. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Pada taun 2018 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Belitung dengan migas mengalami peningkatan Tabel 2-9 Panjang Jalan Propinsi Menurut Keadaannya Tahun 2015 - 2018 Panjang Jalan (km) dari 8.738.187 juta rupiah pada tahun 2017 menjadi sebesar 9.327.224 juta rupiah tahun ini. Untuk PDRB Keadaan 2015 2016 2017 2018 atas dasar harga konstan 2018 juga mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2010 1. Jenis Permukaan pada tahun 2018 adalah 6.289.592 juta rupiah. a. Aspai 132,01 123,93 132,070 132,070

b. Kerikil - - - - Tabel 2-8 PDRB Kabupaten Belitung Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Berlaku Tahun 2014-2018 c. Tanah - - - - Tahun 2. Kondisi Jalan No Lapangan Usaha a. Baik 126,01 34,12 50,000 50,000 2014 2015 2016 2017 2018 b. Sedanq Pertanian, Kehutanan, dan 6,00 82,81 79,070 79,070 1 1,822,512 2,003,599 2,207,368 2,288,449 2,354,359 - Perikanan c. Rusak 4,50 3,000 3,000 d. Rusak Berat - 2,50 - - 2 Pertambangan dan Penggalian 649,269 657,318 671,930 698,007 677,476 Sumber : BPS Kabupaten Belitung, 2019 3 Industri Pengolahan 904,493 941,727 986,077 1,070,852 1,150,502 4 Pengadaan Listrik dan Gas 8,036 9,981 13,372 15,931 17,341 Tabel 2-10 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Keadaannya Tahun 2015 - 2018 Pengadaan Air, Pengelolaan 5 2,019 2,219 2,436 2,785 2,794 Panjang Jalan (km) Sampah, Limbah dan Daur Ulang Keadaan 2015 2016 2017 2018 6 Konstruksi 674,996 747,311 832,897 975,977 1,163,774 1. Jenis Permukaan Perdagangan Besar dan Eceran, 7 717,930 779,209 871,713 1,001,626 1,098,278 a. Aspai 532,358 603,96 595,260 637,823 Reparasi Mobil dan Motor b. Kerikil - - - - 8 Transportasi dan Pergudangan 420,596 481,594 522,746 587,041 630,677 c. Tanah 42,313 24,71 33,410 28,201 Penyediaan Akomodasi dan 9 216,964 235,892 263,766 295,483 325,441 2. Kondisi Jalan Makan Minum a. Baik 481,95 486,08 463,178 509,439 10 Informasi dan Komunikasi 168,668 182,935 199,822 222,279 244,502 b. Sedang 88,87 60,35 65,300 76,623 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 150,353 167,074 184,767 198,440 214,250 c. Rusak 57,849 11,5 100,193 57,452

12 Reai Estat 221,781 240,012 259,610 282,157 297,883 d. Rusak Berat - 70,74 - 22,510 13 Jasa Perusahaan 22,678 24,854 26,602 29,288 31,857 Sumber : BPS Kabupaten Belitung, 2019 Administrasi Pemerintahan, 14 Pertahanan dan Jaminan Sosial 468,398 530,754 590,741 657,535 678,566 2.2.5.2 Transportasi Laut Wajib Perhubungan laut merupakan transportasi yang strategis bagi Kabupaten Belitung yang merupakan 15 Jasa Pendidikan 117,415 140,982 163,235 183,793 192,863 wilayah kepulauan. Kunjungan kapal di pelabuhan di Kabupaten Belitung pada tahun 2018 masih Jasa Kesehatan dan Kegiatan 16 114,378 126,366 141,952 155,515 167,789 didominasi oleh kapal milik pelayaran dalam negeri sebanyak 580 unit, untuk pelayaran luar negeri Sosial sebanyak 18 unit. 17 Jasa Lainnya 50,652 56,341 62,827 73,029 78,872 PDRB dengan Migas 6,731,137 7,328,169 8,001,861 8,738,187 9,327,224 Tabel 2-11 Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjungpandan, 2018 Sumber: BPS Kabupaten Belitung, 2019 Jumlah Kapal Berat No Jenis Pelayaran (Unit) (Grt) 2.2.5 Jaringan Transportasi Wilayah 1 Luar Negeri 2.2.5.1 Transportasi Darat Reguler - . Transportasi darat merupakan salah satu faktor penting dalam memperlancar kegiatan perekonomian. Non reguler 18 14605 Oleh karena itu, jalan sebagai prasarana utama dalam perhubungan darat harus diperhatikan kondisi dan 2 Pelayaran Dalam Negeri 580 370002 penggunaannya. Di Kabupaten Belitung terbentang 106,549 km jalan yang berstatus jalan nasional, 3 Pelayaran Rakyat 283 53595 132,070 km jalan yang berstatus jalan provinsi dan 666,024 km berstatus jalan kabupaten, dengan jenis Jumlah 881 438292 Sumber: BPS Kabupaten Belitung, 2019

8 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 2-12 Arus Penumpang di Pelabuhan Tanjungpandan, 2018 Sasaran dari pengembangan transportasi laut di Kabupaten Belitung secara umum meliputi:

Jumlah 1. Terciptanya pelayanan transportasi laut yang mudah, efisien dan efektif; Uraian Satuan Penumpang 2. Terciptanya transportasi laut sebagai moda utama bagi kegiatan ekspor, impor, pengangkutan a. Luar negeri barang, dan pengangkutan penumpang skala nasional, regional, dan lokal; Embarkasi orang - 3. Tersedianya prasarana angkutan laut yang efektif dan efisien. Debarkasi orang - Pengembangan transportasi laut meliputi pengembangan pelabuhan dan alur pelayaran menuju b. Dalam Negeri pelabuhan. Diantaranya ialah : Embarkasi orang 24164 Debarkasi orang 27583 A. Perwujudan pengembangan sistem prasarana transportasi laut, dilakukan melalui: Jumlah 2018 51747 1) Penyusunan dokumen Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan 2017 48221 Pelabuhan (DLKP) di Kabupaten Belitung; Sumber: BPS Kabupoteri Belitung, 2019 2) Percepatan penyelesaian pembangunan fasilitas penunjang Pelabuhan Utama Tanjung Batu; 2.2.53 Transportasi Udara 3) Pembangunan dan pengembangan reklamasi pantai untuk pengembangan pelabuhan; Di Kabupaten Belitung terdapat 1 (satu) pelabuhan udara yaitu Bandar Udara H. AS. Hanandjoeddin. Pada 4) Pembebasan lahan untuk pengembangan pelabuhan; tahun 2018, arus penumpang mengalami kenaikan sejalan dengan arus penerbangan yang mengalami 5) Percepatan operasional dan peningkatan daya lahan Pelabuhan Tanjung Batu peningkatan. Jumlah penumpang datang dan pergi naik secara signifikan sebesar 10,8dan 10,9 persen. 6) Peningkatan daya lahan Pelabuhan Tanjung Ru; 7) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kapal Roro ASDP rute Tanjung Ru - Selat Nasik; Tabel 2-13 Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin Tanjungpandan, 2018 8) Pemanfaatan Pelabuhan Tanjungpandan hanya sebagai pelabuhan penumpang rute Tanjungpandan - Pangkal Balam Penerbangan Penumpang Tahun 9) Pembangunan Pelabuhan Kapal Yacht penunjang pariwisata; Datang Berangkat Datang Berangkat 10) Pemusatan kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Batu; 2017 4418 4418 475899 474978 11) Pembatasan pengembangan terminal khusus (Tersus)/terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS); 2018 4803 4803 527355 526828 dan Barang (kg) Bagasi (kg) 12) Pembangunan fasilitas dan infrastruktur penunjang pelabuhan laut Bongkar Muat Bongkar Muat 2017 1794051 1224330 3305165 3346227 B. Pengembangan kawasan pelabuhan dan industri terpadu Tanjung Batu dilakukan melalui : 2018 3433822 2432123 2386596 1378418 1) Penyusunan RDTR, RTBL Kawasan Pelabuhan dan Industri terpadu Tanjung Batu; Sumber : BPS Kabupaten Belitung, 2019 2) Penyusunan masterplan kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas; 2.2.6 Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten Belitung 3) Penyusunan rencana strategis dan studi kelayakan finansial pengembangan kawasan pelabuhan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Belitung Tahun 2014-2034 bahwa lokasi Pelabuhan Tanjungpandan telah sesuai dengan dan industi terpadu Tanjung Batu; Rencana Tata Ruang Wilayah Kepulauan Bangka Belitung yakni sebagai Pelabuhan Pengumpul dan 4) Penyusunan dokumen rencana pengembangan industri terpadu Tanjung Batu; pengembangan alur pelayaran. Pengembangan transportasi laut di Kabupaten Belitung juga diarahkan 5) Pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan; untuk : 6) Pembangunan infratstuktur pendukung; 1. Meningkatkan aksesibilitas penduduk di pulau-pulau kecil 7) Penguasaan lahan untuk pengembangan industri dan pelabuhan dan; 2. Meningkatkan kemudahan distribusi barang produksi dan konsumsi, 3. Meningkatkan daya tampung prasarana pelabuhan, dan 8) Pengusulan kawasan Tanjung Batu sebagai kawasan ekonomi khusus. 4. Meningkatkan kenyamanan penumpang sejalan dengan pertumbuhan permintaan pergerakan melalui laut.

9 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

C. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan transportasi laut dilakukan dengan memperhatikan: Pelabuhan Tanjungpandan terdiri dari: Kawasan Perkantoran, Kawasan Penumpang, Kawasan Bongkar 1) Pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional dan pengembangan kawasan pelabuhan; Muat Barang, Kawasan Pergudangan, dan Kawasan Perikanan. 2) Ketentuan pelarangan kegiatan di ruang udara bebas diatas badan air yang berdampak pada Perairan Pelabuhan Tanjungpandan tidak hanya dipergunakan untuk melakukan kegiatan operasional keberadaan jalur transportasi laut; dan pelabuhan tetapi juga untuk melakukan kegiatan lainnya seperti perikanan. Pelabuhan Tanjungpandan ini 3) Pembatasan pemanfaatan ruang di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan dan daerah berada di muara sungai Cerucup, dengan kondisi alur dan kolam pelabuhan yang terdiri dari endapan lingkungan kepentingan pelabuhan harus mendapatkan izin sesuai dengan peraturan perundang- pasir dan lumpur, maka perairan di pelabuhan ini menjadi mudah mengalami pendangkalan sehingga undangan. memerlukan pengerukan minimal 2 tahun sekali sampai mencapai kedalaman -4,00 mLWS. Alur pelayaran yang diperlukanpun harus cukup panjang untuk mencapai kedalaman yang dibutuhkan. RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN QELITUNG 2011 2031 Sepanjang alur pelayaran masuk ke arah pelabuhan Tanjungpandan sudah dilengkapi dengan beberapa wwi PETA RENCANA STRUKTUR RUANG rambu suar, untuk mengantisipasi keadaan alur ini yang masih sulit karena dikelilingi perairan dangkal dengan dasar karang. Pelabuhan Tanjungpandan mempunyai luas lahan seluas 8,9 Ha yang selain dipergunakan oleh pihak Pelabuhan Tanjungpandan itu sendiri sebagaian lahan disewakan kepada pihak lain dan sisanya masih berupa tanah kosong yang belum diusahakan.

Ut**»* l'affi

»

!

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2011 - 2031

Gambar 3-1 Kondisi Pelabuhan Tanjungpandan Gambar 2-2 Peta Struktur Ruang Kabupaten Belitung Suatu pelabuhan memiliki berbagai fasilitas di wilayah daratan dan perairan. Saat ini Pelabuhan Tanjungpandan digunakan untuk melayani kapal dalam negeri, luar negeri dan kapal cepat menuju 3. KONDISI EKSISTING PELABUHAN Belitung terutama mengangkut penumpang dan kebutuhan pokok masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, hirarki 3.1 Gambaran Umum Pelabuhan Pelabuhan Tanjungpandan yaitu sebagai pelabuhan pengumpul. Kondisi Pelabuhan Tanjungpandan dapat Pelabuhan Tanjungpandan merupakan pelabuhan utama Pulau Belitung yang terletak di wilayah Barat dilihat pada gambar berikut ini : Pulau Belitung, tepatnya di Kota Tanjungpandan yaitu ± 500 m dari Pusat Kota Tanjungpandan terletak pada koordinat 02 04‘00" LS dan 107 00"00" BT. Posisi geografis pelabuhan Tanjungpandan aman dari pengaruh gelombang laut termasuk musim barat. Pelabuhan Tanjungpan dan merupakan pintu gerbang utama ekonomi Kabupaten Belitung. Komoditas barang yang diangkut di Pelabuhan Tanjungpandan antara lain barang-barang consumer goods, tanah Nat, pasir bangunan, kernel, pupuk dan kaolin. Kondisi

10 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

3.4 Hinterland Pelabuhan Pelabuhan Tanjungpandan pada pelayanan eksisting melayani transportasi laut untuk tujuan Kabupaten Bangka dengan menggunakan kapal-kapal pelayaran rakyat, niaga umum, dan kapal cepat untuk mengangkut penumpang. Sedangkan untuk melayani tujuan antar provinsi dilayani dengan menggunakan kapal-kapal pelayaran rakyat, dan niaga umum dengan rute utama yaitu menuju Jakarta (Tj.Priok), Sunda Kelapa, Palembang dan Pontianak.

Untuk pelayaran luar negeri (ekspor/impor) dilayani dengan menggunakan kapal-kapal niaga umum dengan rute utama yaitu menuju Singapura dan Malaysia.

’ OSOOt «<* 0-0T 106 OOT

Pelabuhan Tanjung Pandan

Gambar 3-2 Kondisi Pelabuhan Tanjungpandan

3.2 Wilayah Kerja Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, disebutkan bahwa Pelabuhan Tanjungpandan memiliki wilayah kerja Pelabuhan Tanjung Batu dan Pelabuhan Tanjung Roe. Legend O Kola Lain 3.3 Plot Pelabuhan Sekitar Lokasi Studi 9 Ibu Kola Pfovinsi • Kola Kabupaten

Pelabuhan yang terdapat di wilayah Kabupaten Belitung khususnya di sekitar Pelabuhan Tanjungpandan ------Jalan sebagian besar merupakan pelabuhan rakyat yang dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas nelayan. Sungai ; ' Bangka

Beberapa pelabuhan rakyat yang terdapat di sekitar Pelabuhan Tanjungpandan diilustrasikan pada gambar HI Bangka Barai berikut ini: | j Bangka Selatan Bangka Tengab W-^-K H Belitung S P | Belitung Tinnir

! Kola Pangkal Pinang 0 12,5 25 50 75 100 Kilometers

Gambar 3-4 Hinterland Pelabuhan Tanjungpandan

Penentuan hinterland Pelabuhan Tanjungpandan dengan mempertimbangkan:

1. Pelabuhan mempunyai peran dan fungsi yakni melayani pergerakan penumpang dan bongkar muat barang dari dan menuju Kabupaten Belitung. 2. Rute pelayanan angkutan Pelabuhan Tanjungpandan adalah menuju wilayah disekitarnya dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Lainnya. 3. Pertimbangan terhadap jarak, waktu dan biaya berpengaruh dalam pemilihan moda serta Gambar 3-3 Pelabuhan di Sekitar Pelabuhan Tanjungpandan pemanfaatan pelabuhan dalam melakukan pergerakan sehingga secara otomatis pengguna angkutan laut akan lebih memilih pelabuhan terdekat.

11 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Hinterland Pelabuhan Tanjungpandan khususnya untuk pelayanan barang adalah seluruh area Pulau Belitung dikarenakan Pelabuhan Tanjungpandan merupakan pelabuhan utama dan terbesar di pulau Belitung dan keberadaan pelabuhan-pelabuhan lain di pulau Belitung seperti Pelabuhan Tanjung Batu dan Pelabuhan Manggar menjadi pelengkap dan pendukung dari Pelabuhan Tanjungpandan, sampai dengan dimasa datang pada saat Pelabuhan Tanjung Batu siap menjadi Pelabuhan Utama sepenuhnya.

Arus barang pada hinterland Pelabuhan Tanjungpandan sampai saat ini didominasi oleh barang-barang tambang diantaranya kaolin dan timah serta produksi perkebunan seperti karet, kernel/sawit dan lada. Selain itu Pelabuhan Tanjungpandan sangat vital dalam mendukung bongkar muat dan distribusi barang- barang kebutuhan pokok dan perdagangan di Pulau Belitung.

3.5 Kondisis Jalan Akses dari dan ke Pelabuhan Pelabuhan Tanjungpandan berada di sisi Selatan Kota Tanjungpandan, didaerah muara Sungai Cerucuk Sebelah Timur yang dapat diakses melalui jalur darat dari Bandara HAS Hanandjoeddin dengan jarak ±13,5Km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi. Pelabuhan Tanjungpandan berada di Jl. Pelabuhan yang terhubung dengan jalan nasional yang menghubungkan Pelabuhan Tanjungpandan dengan pusat kegiatan di Kota Belitung.

Kondisi jalan akses dari dan menuju pelabuhan Tanjungpandan relatif sudah baik dengan perkerasan aspai. Kondisi umum akses jalan menuju Pelabuhan Tanjnung Pandan dapat dilihat pada gambar 3-5.

Gambar 3-6 Pintu Masuk Menuju Pelabuhan Tanjungpandan

Pelabuhan Tanjungpandan mempunyai karateristik yang tidak jauh berbeda dengan pelabuhan lainnya dimana dipengaruhi oleh arus dan gelombang laut serta angin. Untuk dialur sendiri atau seputaran daerah pintu masuk kapal atau tempat pandu naik ke kapal dari laut ke pelabuhan dipengaruhi arus menuju barat dan menuju timur, dalam kondisi air laut pasang maka arus air laut menuju ke timur atau arah masuk pelabuhan dan sebaliknya. Sedangkan gelombang laut banyak dipengaruhi oleh angin dan pasang surut itu sendiri. Apabila angin dilaut berkecepatan tinggi maka gelombang laut akan menjadi tinggi juga. Dimusim angin timur dimana kondisi angin dikategorikan tidak terlalu tinggi sehinga pada musim ini gelombang cenderung rendah dan sebaliknya. Sedangkan untuk kolam pelabuhan masih dikategorikan tidak terlalu terganggu oleh arus dan gelombang karena terlindung oleh Tanjung Pendam disisi barat, pulau Kalamoa dari sisi barat laut, sehingga dampaknya tidak terlalu signifikan, sehingga dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pelabuhan Tanjungpandan dapat beroperasi sepanjang tahun.

Dengan kondisi yang ada sekarang Pelabuhan Tanjungpandan terus berbenah seiring dengan jumlah permintaan arus barang untuk masuk atau keluar dari pelabuhan Tanjungpandan disegala aspek Gambar 3-5 Kondisi Jalan Menuju Pelabuhan Tanjungpandan diantaranya pengerasan area untuk Multipurpose, pengaspalan jalan, penambahan rambu-rambu sekitar pelabuhan serta penambahan titik penerangan, serta pemasangan gate pas dan juga perencanaan penerapan kerja pelabuhan 24/7. Sehingga kedepannya pelabuhan Tanjungpandan keberadaannya masih layak dikatakan sebagai pelabuhan untuk masa yang akan datang karena mempunyai letak yang strategis.

12 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

3.6 Fasilitas Eksisting Pelabuhan Tabel 3-1 Fasilitas Dermaga Di Pelabuhan Tanjungpandan 1. Alur dan Kolam DERMAGA TRESTLE BEBAN Alur Pelabuhan Tanjungpandan memiliki panjang 4 nautical mil dengan lebar 30 m dan draft PANJANG TAHUN NO FASILITAS Tambatan Lebar Panjang Lebar DERMAGA TAMBATAN PEMBANGUNAN -4,00 mLWS. Sedangkan untuk kolam, Pelabuhan Tanjungpandan memiliki luas 3,39 Ha dengan draft (M) (M) (M) (M) (TON/M2) -3,00 s/d -4,00 mLWS. 1 DERMAGA 01 100 10 100 1985/1986 4 2 DERMAGA 02 60 6 45 6 60 1977/1988 2 3 DERMAGA 03 40 6.3 46.75 5.3 40 1979/1980 2 4 DERMAGA 04 U 30 20 30 2008 4 DERMAGA 04 T 11 6 11 4 5 DERMAGA 05 50 3 20 4 16 2001 1 6 DERMAGA 06 20 10 20 1988/1989 2 7 DERMAGA 07 7 4 16 7 7 2001 1 8 DERMAGA 08 39 7 0 39 1997/1998 4 TOTAL DERMAGA 323 Sumber : Laporon Tohunan Pelindo II Cabong Tanjungpandan

Gambar 3-7 Alur Masuk Menuju Pelabuhan Tanjungpandan 3. Gudang dan Lapangan Penumpukan Di Pelabuhan Tanjungpandan terdapat fasilitas gudang dengan luas 750 m2. Adapun lapangan penumpukan meliputi lapangan penumpukan petikemas dan multipurpose dengan luas total 9.800 m2.

Gambar 3-8 Kolam Dermaga Pelabuhan Tanjungpandan

2. Dermaga Jumlah dermaga di Pelabuhan Tanjungpandan pada tahun 2018 terdapat 8 Buah Dermaga dengan alat Gambar 3-10 Gudang dan Lapangan Penumpukan bantu fender karet. Konstruksi yang digunakan semuanya sudah menggunakan konstruksi beton. 4. Peralatan bongkar muat Peralatan bongkar muat yang dimiliki oleh pelabuhan Tanjunagpandan adalah sebagai berikut : a. Satu buah head truck dan satu chasis ukuran 20 feet; b. Satu buah forklift ukuran 10 ton; c. Satu buah forklift ukuran 5 ton. Dengan kondisi peralatan yang dimiliki pelabuhan masih jauh kurang sehingga dalam pemenuhan keperluan bongkar muat masih perlu adanya penambahan fasilitas tersebut. Sehingga dalam waktu dekat pelabuhan akan menambah jumlah peralatan atau fasilitas pelabuhan untuk bongkar muat kargo untuk memenuhi standar pelabuhan pengumpul. Gambar 3-9 Kondisi Dermaga Pelabuhan

13 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

5. Terminal Penumpang Terminal penumpang di Pelabuhan Tanjungpandan bangunannya dalam keadaan baik dan terawat. Fasilitas Terminal penumpang meliputi dermaga beton sepanjang 50 m, bangunan terminal seluas 255m2, yang dilengkapi dengan fasilitas ruang tunggu penumpang, ruang menyusui, ruang kantor, ruang penjualan tiket, musholla, ruang tunggu VVIP, toilet, dan area parkir. .yv-*

Gambar 3-12 Terminal Penumpang

6. Fasilitas Pelabuhan Tanjungpandan Pelabuhan Tanjungpandan yang saat ini memiliki fasilitas pokok yang sudah sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku. Trestle dan dermaga yang ada pada saat ini kondisinya baik yang terbuat dari beton juga dalam kondisi yang baik. Fasilitas pelayanan sandar kapal dan bongkar muat tersedia untuk multipurpose (non petikemas dan petikemas), dan Terminal penumpang.

Gambar 3-11 Fasilitas Bongkar Muat Eksisting

Gambar 3-13 Beberapa Fasilitas Pokok di Pelabuhan Tanjungpandan

14 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Fasilitas penunjang di Pelabuhan Tanjungpandan saat ini meliputi beberapa fasilitas yang dianjurkan 8. Kondisi Bathimetri dan Topografi dalam peraturan seperti area perkantoran, instalasi air bersih, jaringan listrik dan telekomunikasi, area pengembangan pelabuhan, area parkir, dan jaringan jalan yang memadai. Rincian fasilitas pelabuhan sisi Berdasarkan peta batimetri dan topografi yang diperoleh dari Pelindo II Cabang Pelabuhan darat baik pokok maupun penunjang sebagaimana tabel berikut: Tanjungpandan. Adapun kondisi batimetri pada alur pelabuhan memiliki kedalaman maksimal hingga -4.50 mLWS dan bagian kolam pelabuhan hanya memiliki kedalaman maksimal sekitar -4.00 mLWS, dan Tabel 3-2 Data Fasilitas Pelabuhan Tanjungpandan Kondisi Topografi relatif datar dengan elevasi 2-3 m. Berikut hasil peta batimetri dan topografi Pelabuhan LUAS/KAV TAHUN Tanjungpandan. NO NAMA FASILITAS KONSTRUKSI (m2) PEMBANGUNAN 1 Gedung Kantor Lantai I 380 Beton 1999/2000 Lantai II 168 Beton 2000/2001 Total Bangunan 548 2 Terminal Penumpang 255 Beton 1992 Lapangan Parkir 1.200 Aspai 1992 3 Terminal Penumpang 75 Semi Permanen 2001 4 Gudang 867 Beton 2012 5 Pos Pintu Masuk 22 Beton 1992 6 Pos Tengah 24 Beton 1992 7 Garasi Truckk tangki 48 Beton 8 Rumah Dinas GM 126 Beton 1982 Hotmix/Aspal adukan 9 Jalan Pelabuhan 13.108 Beton 10 Lapangan Tenis 1 Beton 1986 Rumah &L Tangki 11 63 Beton 2000 Reservoar 12 Hanggar Motor Pandu 1 Kayu 1997 Sumber : Loporon Tohunan Pelindo II Cobang Tanjungpandan

7. Karakteristik Kapal Kapal-kapal yang beroperasi dan dilayani di Pelabuhan Tanjungpandan saat ini untuk kapal-kapal barang berukuran maksimal 2.000 DWT sesuai dengan kondisi dan kapasitas fasilitas tersedia (dermaga, alur, dan kolam). Untuk kapal penumpang terdiri dari kapal cepat/express dengan ukuran 252 GT dengan kapasitas penumpang ±400 orang, yang menghubungkan dengan pelabuhan Pangkal Balam Kab.Bangka.

Tabel 3-3 Ukuran Kapal di Pelabuhan Tanjungpandan

JENIS SPESIFIKASI KAPAL KAPAL URAIAN Draft (DWT) LOA (m) Lebar(m) (m) Kapal cepat/express 252 GT 37,8 3,4 2 Kapal Barang 2.000 DWT 61-72 8,9 4-4,5 (Cargo) Sumber : Ha sii Survey 2019

15 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Areal perairan yang disurvey adalah seluas ±62,00 ha yang meliputi perairan pada kolam pelabuhan dan alur keluar masuk kapal dermaga. Perekaman pasang surut di dilakukan selama 15 hari berturut-turut dengan alat palem yang ditempatkan pinggir dermaga yang ada. Hasil pengamatan tinggi air yang kemudian di analisa dengan menggunakan Metode Admiralty sehingga menghasilkan konstanta- konstanta harmonis pasang surut sebagai berikut:

GRAFIK HUBUNGAN PASANG SURUT DAN ARUS KEC. TANJUNG PAN DAN

1.40

1,20

1,00

0 ,6 0 |

a>ò 0 ,4 0

0,20

Gambar 3-15 Kondisi Eksisting Bathimetri Kolam Pelabuhan Tanjungpandan

Gambar 3-17 Grafik Arus Lokasi Tanjungpandan-Belitung

Berdasarkan hasil analisis pasang surut di lokasi pelabuhan didapatkan data sebagai berikut :

Elevasi Muka Air (cm) Highest High Water Level (HHWL) 252 Mean High Water Spring (MHWS) 149 Mean High Water Level (MHWL) 252 Mean Sea Level (MSL ) 142 Mean Low Water Level (MLWL) 131 Mean Low Water Spring (MLWS) 38 Lowest Low Water Level (LLWL) 28 Sumber data : hydros oceanografi TNI AL

Gambar 3-16 Kondisi Eksisting Topografi Pelabuhan Tanjungpandan

16 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

C A T A T A . '-OTC5

»•< A 'I J Ji lJtV/V HJsJ Al . AJI « 'i i t A < i A I J A < A I e. IA»

C A T A T A - . OTCD CATTAI -SOOICr AT *• A V A < 0 0 -5 C IA T TITK X T z CJ3 _ 1 7923.3S.2C 9 6 9 S 3 S -9 : < 3 3 9 : V

C ^ . 2 7 9 2 -2 1 •>: 969632S.J: •3 C « V 1

T : r : i : s i :.; v a s i

A . D E R M A G A D.Q1 B. DERMAGA D.02&D.03 C. DERMAGA D.04 D. DERMAGA D OS E. DERMAGA D.06 F. DERMAGA D.07 G. DERMAGA D.08 H. GATE IN/OUTLINI2 I. P O S K P 3 J. P T .P E L IN D O II TG .P AN DAN K. KSOP TG.PANDAN L. KARANTINA M. BEA & CUKAI N. GATE LIN11 O. TERMINAL PENUMPANG P. RECEPTION FACILfTIES Q. CONTAINER YARD R. G U D A N G S. JALAN AKSES DUKS TIMAH T. MERCUSUAR U. KARANTINA KESEHATAN V. STASIUN RADIO PANTAI

A1 s~l Is. I JJ J ’ ;--atat\ i

A T t l t O - ^ . T V ' , 3 ^ , ' - ' ' i3 H7- ioc-

- T«S. -A'- C '-C A A I'.j.< ’ T.A3w-A- -A.T T A ' J . ' C ^ a 3A '. 3 A \< 3 < A 3 :.IT . MS TANJUNGPANDAN TAsav

erse-C I 3 - AT :?

O Gf\w 3A^i cwvims o S A V S V i j W I ' - < 3

/lAUVI'-G -O iW• O. ‘5AV I c a v * o n . 1> . \V \ t ir i A IJIA>K.\Nt A.NA I

Gambar 3-18 Layout Eksisiting Pelabuhan Tanjungpandan

17 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Pelabuhan Tanjungpandan selain melayani jasa angkutan penumpang juga melayani angkutan barang. 3.7 Data Operasional Pelabuhan Berikut ini adalah tabel data arus non petikemas dan petikemas yang menggunakan Pelabuhan Pelabuhan Tanjungpandan pada pelayanan eksisting melayani transportasi laut untuk tujuan Pulau Tanjungpandan. Bangka dengan menggunakan kapal penumpang cepat yang beroperasi di pelabuhan Tanjungpandan. Jumlah penumpang dari tahun ke tahun di Pelabuhan Tanjungpandan mengalami peningkatan setiap Tabel 3-5 Data Arus Non Petikemas dan Petikemas di Pelabuhan Tanjungpandan tahunnya, tetapi mulai tahun 2013 mengalami penurunan, karena pengalihan ke moda transportasi udara. No URAIAN SATUAN 2014 2015 2016 2017 2018 Berdasarkan hasil data yang diperoleh maka dapat dilihat tingkat pergerakan penumpang angkutan laut Non Petikemas 1,189,447 1,151,724 611,247 637,741 761,373 di Pelabuhan Tanjungpandan. Data pergerakan transportasi laut di Pelabuhan Tanjungpandan dapat 1 (Kegiatan) Ton dilihat pada tabel berikut ini: • Bongkar Ton 723,102 675,287 479,028 477,220 541,635 Tabel 3-4 Data Penumpang dan Berangkat di Pelabuhan Tanjungpandan • Muat Ton 466,345 47,.437 132,219 160, 521 219,738 Non Petikemas Tahun Penumpang Datang Penumpang Berangkat Jumlah (Kemasan) • General cargo Ton 222,177 170,318 179,155 202,109 237,325 2009 51,723 59,180 110,903 • Bag Cargo Ton 423,386 412,399 362,615 405,718 505,235 2010 64,750 65,965 130,715 2011 65,820 62,148 127,968 • Curah Cair Ton 178,845 170,884 69,477 29,914 17,303 2012 69,180 60,706 129,886 • Curah Kering Ton 365,039 398,123 . _ 1,510 2013 57,640 62,344 119,984 2 Petikemas Teus 7,319 8,241 8,982 11,356 14,060 2014 54,918 52,888 107,806 Sumber : Laporan Tahunan Pelindo II Cabang Tanjungpandan 2015 30,953 29,042 59,995 2016 26,682 21,646 48,328 Dari data yang ada pada tahun 2018 tercatat bahwa pelabuhan ini telah melakukan bongkar muat barang 2017 24,710 23,511 48,221 dari dalam negeri sebesar 761.373 ton, sedangkan untuk petikemas sebanyak 14.060 teus. 2018 27,583 24,164 51,747 Sumber : Loporon Tahunan Pelindo II Cobang Tanjungpandan Arus barang terjadi penurunan signifikan pada tahun 2016 setelah dilakukan penghentian bongkar muat pasir di dermaga KJUB (area milik PT Timah yang dikerjasamakan dengan Pelindo II). Pergerakan penumpang angkutan laut di Pelabuhan Tanjungpandan menunjukkan angka kenaikan dari tahun 2009 sebesar 110,903 sampai tahun 2013 sebesar 119,984 orang. Namun mengalami penurunan Tabel 3-6 Arus Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjungpandan pada tahun-tahun berikutnya dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2018 sebesar 51.747 orang. NO URAIAN SATUAN 2014 2015 2016 2017 2018 Pergerakan Penumpang Angkutan Laut 1 Luar Negeri Unit 13 8 10 10 18 GT 33,809 8,334 9,055 7,937 14,695 140.000 2 Dalam Negeri Unit 1,176 1,010 579 577 580 120.000 GT 804,744 767,590 352,841 382,295 370,002 100,000 3 Rakyat Unit 356 382 321 273 283 80,000 GT 52,547 80,150 55,794 50,850 54,039 60,000 4 Perintis Unit - - - - - 40.000 GT - - - - - 5 Tamu - - - - - 20.000 Unit GT - - - - - Unit 1,545 1,400 910 860 881 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 T1 OU T1 A L1 GT 891,100 856,074 417,690 441,082 438,736 ' Penumpang Datang Penumpang Berangkat ...... Jum lah Sumber : Laporan Tahunan Pelindo II Cabang Tanjungpandan

Gambar 3-19 Grafik Penumpang Angkutan Laut di Pelabuhan Tanjungpandan

18 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

3.8 Data SBNP Pelabuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) merupakan peralatan atau sistem yang berada di luar kapal yang PULAU BF.LITUNG-PANTAI BARAI PKLABUHAN TANJUNGPANDAN didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi kapal dan/atau lalu SEKALA 1:25000 lintas kapal.

Penempatan SBNP di wilayah Pelabuhan Tanjungpandan terutama pada alur pelayaran serta pada daerah TÒ>* 3i“ 25 5 Ì 61

dangkal atau. Jenis rambu yang ditempatkan lateral kanan dan lateral kiri pada alur pelayaran serta rambu . 2*43-2.87LU> 107* K 25 61 BT suar untuk menandai lokasi pelabuhan. Bila dilihat dari tabel 3-7 maka SBNP yang terpasang di Wilayah pelabuhan Tanjungpandan lebuh banyak pelampung suar yang dipasang di posisi luar hingga memasuki daerah dangkal.

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) pada alur pelayaran menuju Pelabuhan Tanjungpandan PELABUHAN TANJUNGc;' ’ berdasarkan data dari Dishidros TNI AL Tahun 2014 Nomor 64 Lembar Pulau Belitung hingga Pantai Barat Selat Gelasa Bagian Timur terdapat beberapa rambu suar dan pelampung suar sebagai navigasi pelayaran. Untuk lebih jelas lokasi SBNP serta koordinat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Untuk Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di alur masuk pelabuhan atau mulai dari MPMT sudah terpasang dan penempatan disesuaikan dengan kondisi dari kondisi perairan tersebut, dan bila disesuaikan dengan Gambar 3-20 Lokasi dan Penempatan SBNP pada Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjungpandan jumlah kapal - kapal yang datang/masuk/keluar dari dan ke pelabuhan Tanjungpandan masih dikategorikan jumlah SBNP yang ada sudah cukup. Namun untuk di alur utama pelayaran rambu yang terpasang masih menggunakan pipa-pipa sebagai penanda daerah perairan yang terdangkal dan biasa digunakan untuk para pandu dalam pemanduan kapal-kapal menuju atau keluar pelabuhan. Karena kedalaman yang masih sangat dangkal hingga saat ini belum bisa dipasang bouy pelampung yang biasa digunakan pelabuhan lain di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

Tabel 3-7 Data Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di Pelabuhan Tanjungpandan

No NAMA SBNP JENIS SBNP LOKASI KOORDINAT 1 MPMT Tanjunq Pandan Pelampung Suar Selat Banqka 02° 42' 10.0" LS 107° 31'20.0" BT 2 Tanjung Pandan No.1 Pelampung Suar Selat Banqka 02° 43' 55.0" LS 107° 34' 47.0" BT 3 Tanjunq Pandan No.2 Pelampung Suar Selat Bangka 02° 43' 46.0" LS 107° 34' 50.0" BT 4 Tanjung Pandan No.3 Pelampunq Suar Selat Banqka 02° 44' 04.0" LS 107° 35' 16.0" BT 5 Tanjunq Pandan No.4 Pelampung Suar Selat Bangka 02° 43' 58.0" LS 107° 35' 10.0" BT 6 Tanjung Pandan No.6 Pelampunq Suar Selat Banqka 02° 44' 02.0" LS 107° 35' 34.0" BT Belitung, Selat 7 Pulau Mendanau Menara Suar 02° 53' 00.0" LS 107° 20’ 30.0" BT Bangka Belitung, Selat 8 Pulau Langkuas Menara Suar 02° 32' 00.0" LS 107° 37' 30.0" BT Banqka 9 Karang Pandan Rambu Suar Selat Banqka 02° 53' 10.12" LS 107° 12' 10.22" BT 10 Tanjunq Pandan Rambu Suar Selat Banqka 02° 44' 10" LS 107° 35'42" BT Sumber : Tim Penyusunaan Pelabuhan Tanjungpandan

19 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

4. ANALISIS AWAL PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN LAUT jumlah penduduk yang bergerak semakin besar. Indeks pergerakan ini dapat menjadi tolak ukur dalam memperkirakan jumlah pergerakan pada masa yang akan datang. 4.1 Analisa Hinterland Daerah Layanan Dengan menggunakan angka indeks pergerakan di atas, maka dapat diketahui proyeksi pergerakan Pelabuhan Tanjungpandan merupakan pelabuhan yang berada di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten penumpang di wilayah Pelabuhan Tanjungpandan, ialah sebagai berikut : Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai pusat pergerakan di wilayah Kabupaten Belitung, Tabel 4-1 Proyeksi Penumpang Angkutan Laut Pelabuhan Tanjungpandan hai tersebut berdampak pada aktivitas pergerakan pengguna jasa angkutan laut terutama Kecamatan

yang berada di wilayah Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Jumlah Jumlah Tahun Penumpang Tahun Penumpang Penduduk Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari 2 (dua) pulau besaryaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung.

Kota Pangkal Pinang sebagai ibukota provinsi juga sebagai pusat bisnis dan ekonomi dari Kabupaten 2013 167,602 119,984 2026 218,943 60,861 berada di Pulau Bangka sehingga keberadaan Pelabuhan Tanjungpandan sebagai pelabuhan yang 2014 171,271 107,806 2027 223,428 62,108 memiliki jasa angkutan laut dengan rute menuju pelabuhan Pangkal Balam sangat dibutuhkan untuk 2015 175,048 59,995 2028 228,005 63,380 menunjang aksesibilitas antar pulau dan Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2016 178,719 48,328 2029 232,676 64,679 2017 182,418 48,221 2030 237,443 66,004 4.2 Proyeksi Permintaan Angkutan 2018 186,155 51,747 2031 242,307 67,356 4.2.1 Permintaan Angkutan Penumpang 2019 189,969 52,807 2032 247,271 68,736 Pergerakan penumpang angkutan laut di Pelabuhan Tanjungpandan menunjukkan angka penurunan dari 2020 193,860 53,889 2033 252,336 70,144 tahun ke tahunnya, kecuali pada tahun 2018 kemarin. Pada tahun 2014 total pergerakan penumpang laut 2021 197,832 54,993 2034 257,506 71,581 di Tanjungpandan mencapai 107.806 orang per tahun, sedangkan pada tahun 2018 total pergerakan 2022 201,884 56,119 2035 262,781 73,047 penumpang laut sudah mecapai 51.747 orang, tingkat penurunan penumpang angkutan laut sebesar 2023 206,020 57,269 2036 268,164 74,544 ±13 % dalam 5 tahun terakhir. 2024 210,241 58,442 2037 273,658 76,071 Berkaitan dengan lokasi studi di Tanjungpandan, dapat dirumuskan beberapa asumsi agar 2025 214,548 59,640 2038 279,264 77,629 mempermudah proses perhitungan besaran pergerakan yaitu : Sumber: Hasil Analisis 2019 1. Karakteristik pergerakan penumpang di wilayah hinterland terbesar ialah menuju Pelabuhan Pangkal Balam yang berada di Kabupaten Bangka. Pergerakan penumpang angkutan laut sampai dengan tahun 2038 diperkirakan sebesar 77.629 orang 2. Karakteristik wilayah hinterland dianggap sama dengan Kab.Belitung, yaitu merupakan wilayah pesisir penumpang, dengan peningkatan yang konstan berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk dan dekat dengan laut. Kabupaten Belitung sebesar 2,05 %. 3. Tipe wilayah yang diwakili yaitu wilayah Kab.Belitung dan Kab.Bangka dianggap sama, yaitu merupakan wilayah dengan tingkat pertumbuhannya menengah. Proyeksi Penduduk dan Penumpang Berdasarkan hai tersebut di atas, maka variabel intensitas dianggap memiliki korelasi yang kuat terhadap 300,000 variabel pergerakan (Y), dimana secara umum dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah penduduk pada suatu zona akan diikuti oleh peningkatan jumlah pergerakan dari dan ke zona tersebut.

Mengacu pada asumsi di atas pula, dapat ditentukan indeks bangkitan pergerakan (i bangkitan) dengan rumus sebagai beikut: Total Pergerakan Indeks Pergerakan = ------:——— Jumlah Penduduk r o LO IO OD c n O tH

20 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

4.2.2 Permintaan Angkutan Barang Berdasarkan tabel 3.6 data petikemas di Pelabuhan Tanjungpandan untuk mengetahui proyeksi arus Angkutan barang yang menuju Tanjungpandan didominasi oleh bahan pokok atau sembako, bahan petikemas dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier. Grafik arus petikemas dapat dilihat pada strategis seperti generai cargo, semen, alat berat dan batu bara, sedangkan sektor migas didominasi gambar dibawah ini. angkutan BBM. Sedangkan angkutan barang yang keluar Tanjungpandan didominasi oleh sektor perkebunan seperti lada, karet dan biji kelapa sawit selain itu ada bahan galian seperti pasir, tanah liat, dan kaolin. Salah satu potensi wilayah Kabupaten Belitung adalah komoditas hasil perkebunan khusunya biji kelapa sawit, bahan galian seperti pasir, tanah liat dan timah. Melihat potensi yang ada, maka diperkirakan pergerakan barang yang melalui Pelabuhan Tanjungpandan adalah bahan komoditas hasil perkebunan, bahan pokok dan bahan galian.

Proyeksi terhadap permintaan angkutan barang khususnya hasil komoditi yang meliputi non-migas, bahan pokok serta bahan strategis lainnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4-2 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang (Hasil Komoditi)

Jenis Komoditi I Tahun Perkebunan Bahan Pokok Barang Galian Total (Ton) 2013 532,444 30,465 1,972,449 2,535,358 2014 565,056 31,135 2,053,418 2,649,609 2015 599,666 31,820 2,137,711 2,769,197 2016 636,395 32,520 2,225,464 2,894,379 Gambar 4-2 Grafik Regresi Linier Petikemas di Pelabuhan Tanjungpandan 2017 675,375 33,236 2,316,819 3,025,430 Dari grafik regresi linier arus petikemas didapat persamaan fungsi linier yang digunakan untuk 2018 716,741 33,967 2,411,925 3,162,633 memprediksi arus petikemas pada tahun yang akan datang, dimana persamaan arus peti kemas 2019 760,642 34,714 2,510,934 3,306,290 Y = 1630.8x + 3487.8 dengan nilai R2 = 0,9566. Dari fungsi persamaan linier diatas didapat hasil proyeksi 2020 807,231 35,478 2,614,008 3,456,717 arus peti kemas seperti ditunjukkan tabel dibawah ini. 2021 856,674 36,258 2,721,313 3,614,245 2022 909,145 37,056 2,833,023 3,779,224 Tabel 4-3 Proyeksi Arus Peti Kemas Pelabuhan Tanjungpandan 2023 964,830 37,871 2,949,318 3,952,019 2024 1,023,926 38,704 3,070,388 4,133,018 Peti Kemas Peti Kemas 2025 1,086,642 39,556 Tahun Tahun 3,196,427 4,322,625 TEUs TEUs 2026 1,153,199 40,426 3,327,641 4,521,266 2027 1,223,832 41,316 3,464,240 4,729,388 2013 5,215 2026 26,319 2028 1,298,792 42,225 3,606,447 4,947,464 2014 7,319 2027 27,950 2029 1,378,343 43,153 3,754,492 5,175,988 2015 8,241 2028 29,581 2030 1,462,766 44,103 3,908,614 5,415,483 2016 8,982 2029 31,211 2031 1,552,361 45,073 4,069,063 5,666,497 2017 11,356 2030 32,842 2032 1,647,443 46,065 4,236,098 5,929,606 2018 14,060 2031 34,473 2033 1,748,348 47,078 4,409,989 6,205,415 2019 14,903 2032 36,104 2034 1,855,435 48,114 4,591,020 6,494,569 2020 16,534 2033 37,735 2035 1,969,080 49,172 4,779,481 6,797,733 2021 18,165 2034 39,365 2036 2,089,686 50,254 4,975,679 7,115,619 2022 19,796 2035 40,996 2037 2,217,680 51,360 5,179,930 7,448,970 2023 21,427 2036 42,627 2038 2,353,514 52,490 5,392,565 7,798,569 2024 23,057 2037 44,258 Sumber: Hasil Analisis 2019 2025 24,688 2038 45,889 Sumber: Hasil Analisis 2019

21 EXECUTIVE SUMMARY

Proyeksi terhadap permintaan angkutan barang khususnya hasil-hasil perkebunan dan bahan galian Dengan menggunakan beberapa asumsi diatas maka hasil perhitungan angkutan barang dengan dianalisis dengan menggunakan beberapa skenario permintaan angkutan barang seperti berikut ini: menggunakan skenario 2 ialah sebagai berikut : 1. Skenario 1 (Yield Cargo) Proyeksi Permintaan Angkutan Barang Bahan Pokok Beberapa parameter atau asumsi yang digunakan dalam memproyeksikan jumlah permintaan angkutan barang sampai dengan 20 tahun, antara lain: 2038 ■ a. Pergerakan angkutan barang khususnya produksi hasil perkebunan diangkut atau 2034 I didistribusikan seluruhnya melalui Pelabuhan Tanjungpandan dimana pada Tahun 2013 hasil 2029 perkebunan yang diangkut melalui Tanjungpandan sebesar 532.444 ton. 2024 ' b. Tingkat pertumbuhan angkutan barang sebanding dengan tingkat pertumbuhan PDRB 2021 ;■ Kabupaten Belitung pada sektor perkebunan yakni sebesar 6,13 % per tahun. I 2017 I* 12 c. Skenario ini diasumsikan dapat berjalan setelah adanya upaya untuk meyakinkan seluruh pihak perkebunan untuk mengangkut keluar hasil produksinya dari Kab.Belitung melalui angkutan 2013 • ■ laut 0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000

Proyeksi Permintaan Angkutan Barang (Perkebunan) Gambar 4-4 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang Pokok (Skenario 2)

2,500,000 . Skenario 3 (Angkutan Barang Galian) Beberapa parameter atau asumsi yang digunakan dalam memproyeksikan jumlah permintaan 2,000,000 r angkutan barang khususnya barang galian di Kabupaten Belitung, parameter yang digunakan dalam skenario ini yaitu:

a. Pergerakan angkutan barang khususnya produksi hasil galian diangkut atau didistribusikan seluruhnya melalui Pelabuhan Tanjungpandan dimana pada Tahun 2013 hasil galian seperti pasir, tanah liat dan kaolin yang diangkut melalui Tanjungpandan sebesar 1.972.449 ton.

b. Tingkat pertumbuhan angkutan barang sebanding dengan tingkat pertumbuhan PDRB Serieslj 532,444 j 675,375 J 856,674 ;l,023,926jl,378,343!l,855,435|2,3S3,S14j Kabupaten Belitung pada sektor penggalian yakni sebesar 4,11 % per tahun.

c. Skenario ini diasumsikan dapat berjalan setelah adanya upaya untuk meyakinkan seluruh pihak Gambar4-3 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang (Skenario 1) pada sektor penggalian untuk mengangkut keluar hasil produksinya dari Kab, Belitung melalui Permintaan angkutan barang pada tahun 2038 diproyeksikan mencapai 2.353,514 ton per tahunnya. angkutan laut.

2. Skenario 2 (Coverage Area/Radius Layanan)

Pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan diprioritaskan untuk melayani permintaan angkutan barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk Kabupaten Belitung Parameter yang digunakan dalam skenario ini yaitu:

a. Pergerakan angkutan barang khususnya kebutuhan sehari-hari atau sembako diangkut atau didistribusikan seluruhnya melalui Pelabuhan Tanjungpandan dimana pada Tahun 2013 bahan pokok yang melalui pelabuhan Tanjungpandan sebesar 30.465 ton. b. Tingkat pertumbuhan angkutan barang kebutuhan pokok sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Belitung sebesar 2,2 %.

22 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Proyeksi Permintaan Angkutan Barang Galian Waktu perjalanan menuju Pangkal Balam Kab. Bangka setiap tripnya adalah 4 jam dengan waktu pelayanan pelabuhan selama 8 jam, maka dapat diperhitungkan jumlah pergerakan kapal penumpang adalah 2 gerakan per hari (datang dan pergi). Hasil perhitungan kebutuhan armada angkutan penumpang 6, 000,000 dengan menggunakan kapal 252 GT maka didapat kunjungan kapal pada tahun 2038 ialah 410 kali 4. 000. 000 kunjungan kapal per tahunnya

2.000. 000 4.3.2 Kapal Barang 0 Armada angkutan barang yang melayani permintaan di pelabuhan Tanjungpandan direncanakan dengan kapasitas yang mencukupi untuk mengangkut hasil barang yang diangkut pada 3 skenario diatas yaitu, bahan pokok, perkebunan, dan sektor penggalian. Berdasarkan hasil analisis permintaan angkutan barang diketahui pada tahun awal perencanaan sebesar 2.535.358 ton per tahun serta proyeksi pada akhir tahun perencanaan tahun 2038 terdapat sebesar 7.798.569 ton per tahun. Asumsi armada angkutan yang digunakan untuk melayani permintaan barang kapal dengan kapasitas 2.000 DWT. Gambar 4-5 Proyeksi Permintaan Angkutan Barang Galian (Skenario 3) Spesifikasi kapal 2000 DWT adalah sebagai berikut: 4.3 Proyeksi Kunjungan Kapal Kategori Kapal Besaran Satuan • BobotMati 2000 dwt 4.3.1 Kapal penumpang • Tonase Muatan 1500 ton Kapal penumpang yang digunakan di Pelabuhan Tanjungpandan menggunakan kapal cepat/express 252 GT yang berkapasitas ± 400 orang, untuk tujuan Pelabuhan Pangkal Balam Kab.Bangka. Penggunaan • Panjang 61 m kapal ini juga diharapkan dapat menjadi sarana transportasi laut guna menghubungkan masyarakat- • Lebar 8,9 m masyarakat di pulau-pulau kecil di sekitar Provinsi Bangka Belitung. Hasil perhitungan kebutuhan armada • Draft Kapal 4,3 m dengan menggunakan armada rencana yang berkapasitas 400 orang penumpang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Kebutuhan frekuensi, trip, dan jumlah armada kapal 2000 DWT di Pelabuhan Tanjungpandan dapat dilihat Tabel 4-4 Proyeksi Kunjungan Kapal Penumpang (Speed Boat) di Tanjungpandan pada tabel berikut ini: Tabel 4-5 Proyeksi Kunjungan Kapal Angkutan Barang Tanjungpandan

Tahun Penumpang Kunjungan Tahun Penumpang Proyeksi Barang Proyeksi Kunjungan Barang (Ton) Kunjungan (Ton) Kunjungan Tahun Tahun Kapal Barang Kapal Barang 2013 119,984 240 2026 60,861 196 Per Tahun Per Tahun (Tahun) (Tahun) 2014 107,806 248 2027 62,108 201 2013 2,535,358 1,584 2026 4,521,265 1,285 2015 59,995 186 2028 63,380 206 2014 2,649,609 1,545 2027 4,729,388 1,344 2016 48,328 141 2029 64,679 210 2015 2,769,297 1,400 2028 4,947,464 1,406 2016 2,894,380 910 2029 5,175,988 1,471 2017 48,221 159 2030 66,004 215 2017 3,025,430 860 2030 5,415,483 1,539 2018 166 2031 219 51,747 67,356 2018 3,162,633 899 2031 5,666,496 1,611 2019 52,807 169 2032 68,736 224 2019 3,306,290 940 2032 5,929,605 1,685 2020 53,889 172 2033 70,144 229 2020 3,456,717 982 2033 6,205,416 1,764 2021 3,614,245 1,027 2034 6,494,568 1,846 2021 54,993 177 2034 71,581 234 2022 3,779,224 1,074 2035 6,797,733 1,932 2022 56,119 180 2035 73,047 239 2023 3,952,020 1,124 2036 7,115,619 2,023 2023 57,269 184 2036 74,544 244 2024 4,133,019 1,175 2037 7,448,970 2,117 2024 58,442 188 2037 76,071 250 2025 4,322,625 1,229 2038 7,798,569 2,215 Sumber: Hasil Analisis 2019 2025 59,640 192 2038 77,629 257 Sumber: Hasil Analisis 2019

23 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Hasil perhitungan kebutuhan armada angkutan barang dengan menggunakan kapal 2000 DWT maka Proyeksi Kunjungan Kapal didapat kunjungan kapal pada tahun awal perencanaan sebesar 1.584 kali kunjungan serta pada proyeksi akhir tahun perencanaan 2038 ialah 2.215 kali kunjungan kapal per tahunnya. 6,000 PROYEKSI KUNJUNGAN (KAPAL/TAHUN) 5.199 4.3.3 Kapasitas Pelayanan Dermaga Kapasitas pelayanan dermaga untuk memperhitungkan jumlah kapal yang akan bersandar dengan kapasitas dermaga yang ada sekarang di Pelabuhan Tanjungpandan. Hasil perhitungan digunakan menghitung kapasitas maksimum dermaga yang dibutuhkan untuk bersandar kapal per tahunnya, karena kapasitas pengembangan dermaga di Pelabuhan Tanjungpandan sangat terbatas (± 660 m), maka pada tahun tertentu pengembangan dermaga tidak dapat dikembangkan lagi. Untuk menghitung kapasitas pelayanan dermaga ini, kapal yang dipergunakan ialah Kapal Barang 2.000 DWT, sesuai dengan kapasitas maksimum kapal yang dapat bersandar di Pelabuhan Tanjungpandan.

1,000 Tabel 4-6 Tabel Kapasitas Dermaga 0 Kapasitas Proyeksi Proyeksi Kapasitas ro l o LO r-- CO O rH IN ro LO UD CO c n o rH f N ro LO LD r - co Kapasitas rH r - 1 rH rH rH rH rH f N (N (N (N IN f N (N f N (N f N ro ro ro ro ro ro ro ro ro Barang Barang Muat Kunjungan Kunjungan Max O O O O o O o O O O O O o O o O o o o o O o o O O O Tahun Max Dermaga f N rsj f N (N f N f N f N

24 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

5.2 Rencana Pengembangan dan Pentahapan Pembangunan Pelabuhan Tabel 5-2 Luasan Kebutuhan Fasilitas Daratan Pelabuhan Tanjungpandan Mengingat banyaknya fasilitas yang harus dibangun dan besarnya biaya pembangunan yang harus disediakan maka pelaksanaan pengembangan pelabuhan Tanjungpandan, dibagi dalam beberapa Kebutuhan / Dimensi tahapan pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan. Pengembangan No Nama / Jenis Fasilitas Satuan Eksisting 2019-2023 2019-2028 2019-2038 Keterangan (Jangka (Jangka (Jangka Pelabuhan Tanjungpandan direncanakan dalam 3 (tiga) tahapan pengembangan, dapat dilihat pada Pendek) Menengah) Panjang) tabel dibawah ini : TANJUNGPANDAN A FASILITAS POKOK Tabel 5-1 Tahapan Pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan 1 Dermaga

Tahaoan Penaembanaan - Dermaga 1 m (100 x 10) (100 x 10) (100 x 10) (100 x 10) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang - Dermaga 2 m (60 x 6) (60 x 10) (60 x 10) (60 x 10) 2019-2023 2019-2028 2019 - 2038 - Dermaga 3 m (40 x 6.3) (40 x 6.3) (40 x 6.3) (40x6.3) Perubahan peruntukan area (68 x 20) (68 x 20) Perubahan peruntukan area - Dermaga 4a, Utama m (68 x 20) (68 x 20) perkantoran pada sisi utara Perpanjangan Dermaga yang perkantoran pada sisi selatan - Dermaga 4b, Temporary (11x6) (11 x 6) (11x6) - Terminal Penumpang menjadi menghubungkan Dermaga 01 gate dan sisi timur Reception - Dermaga 5 m (50 x 3) (50 x 3) (50 x 3) (50 x 3) Daerah Komersil seluas ±6.400 m2 dengan Dermaga 06 sehingga Facilites menjadi Daerah Perpanjangan dan sisi barat menara navigasi menjadi berukuran 45 x 10 m - Dermaga 6 m (20 x10) (20x10) (65x10) (65 x 10) Komersial seluas ±6.484 m2 Dermaga seluas ±1.000 m2 Perpanjangan - Dermaga 7 m (7 x4 ) (7 x4 ) (7x4) (110x20) Pengerukan alur -5.00 mLWS dan Pembangunan perkantoran Dermaga Pengembangan area kolam dermaga menjadi -2.00 s/d terpadu pada area seluas - Dermaga 8 m (39x7) (39 x 7) (39 x 7) (39 x 7) multipurpose seluas ±12.500 m2 -5 .0 0 m Lw s ±4.000 m 2 Penambahan area Lapangan Penumpukan seluas 12.500 m2 Perpanjangan Dermaga 07 2 m2 3.800 16.300 16.300 17.050 (multipurpose) dan ±750 m2 Pengerukan alur -4.00 mLWS dan Pelra dan menghubungkan (Ex. Gudang) kolam dermaga -2.00 s/d dermaga 04b temporary serta Pembongkaran 3 Gudang m2 750 750 750 - -4 .0 0 m Lw s trestle sehinga menjadi Gudang berukuran 110 x 20 m. 4 Lapangan Peti Kemas m2 6.000 6.000 6.000 6.000 Pembongkaran Gudang 5 Talud sisi barat m 208 208 208 208 untuk dialihfungsikan 6 Alur Pelayaran mLWS -3,5 -4 -5 -5 menjadi lapangan 7 Kolam Pelabuhan mLWS -2 s/d -3,5 -2 s/d -4 -2 s/d -5 -2 s/d -5 multipurpose B FASILITAS PENUNJANG Sumber : Hosil Analisis 2019 Terminal Penumpang dan 1 m2 2.585 2.585 2.585 2.585 Area Pendukung Pengurangan area Untuk menghitung kapasitas pelayanan dermaga, kapal yang dipergunakan adalah Kapal Barang 2 Area Perkantoran m2 16.884 10.484 10.484 4.000 seluas ±6.400 m2 2.000 DWT, sesuai dengan kapasitas maksimum kapal yang dapat bersandar di Pelabuhan Tanjungpandan. dan ±6.484 m2 3 Areal Parkir m2 1.100 1.100 1.100 1.100 Berdasarkan hasil perhitungan pada tahun 2028 pengembangan dermaga sudah tidak dapat dilakukan lagi Pengurangan area 4 Penghijauan m2 2.555 1.555 1.555 1.555 karena keterbatasan lahan, sedangkan kapal yang akan bersandar sudah melebihi kapasitas dermaga (over seluas ±1.000 m2 capacity) dimana pada tahun 2028 hasil perhitungan proyeksi kunjungan kapal mencapai 3298 kapal, 5 Jalan Internai Pelabuhan m 1.429 1.429 1.429 1.429 Sarana Bantu Navigasi sedangkan kapasitas dermaga yang dapat melayani ialah 3311 kapal. Sehingga perlu penambahan 6 unit 1 1 1 1 (SBNP) dermaga baru di Pelabuhan Tanjungpandan untuk dapat mengakomodir kapal-kapal yang akan bersandar. Daerah Komersil Penambahan area 7 (Perkantoran/ m2 - 7.400 7.400 13.884 seluas ±7.400 m2 Pergudangan) dan ±6.484 m2 8 Reception Facilities m2 1.450 1.450 1.450 1.450 Fasilitas Umum m2 8.841 8.841 8.841 8.841 9 (Multipurpose) Sumber : Hasil Analisis 2019

25 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 5-3 Luasan Kebutuhan Fasilitas Perairan Pelabuhan Tanjungpandan Spesifikasi Kapal 2000 DWT B Lebar Kapal (m) 15 Spesifikasi Kapal 2000 DWT D Draft Kapal (m) 5,0 B Lebar Kapal (m) 15 Loa Panjang Maks (m) 120 D Draft Kapal (m) 5,0 Loa Panjang Maks (m) 120 No FASILITAS PERAIRAN Satuan Rumus Luas Area (m2)

I No FASILITAS PERAIRAN Satuan Rumus Luas Area (m2) 11 Areal kapal mati m2 50% dari luas areal pindah labuh kapal 95,900 12 Areal keperluan darurat m2 50% dari luas areal pindah labuh kapal 95,900 Tanjungpandan Areal kapal pemerintah 13 m2 R = diameter area labuh perkapal 147,700 dan lain-lain A FASILITAS PERAIRAN L+6D + 30 m (m) 1 Areal Tempat Berlabuh m2 Luas areal berlabuh = jumlah kapal x n x R2 459,727.40 Luas Netto area berlabuh (Ha) R = L +6D + 30 meter N x n x R 2 R : jari-jari areal untuk labuh per kapal A = Anetto x F1 x F2 (Ha) L : panjang kapal yang berlabuh Sumber : Hasil Aricilisis 2019 D : kedalaman air untuk 1 armada 2 Areal Sandar Kapal m2 A = 1.8L x 1.5L 21,960.00 5.3 Zonasi Kegiatan Pelabuhan L = Panjang kapal (meter) 1. Zona Kegiatan Penumpang dan Kapal Pemerintah (Passengers and Government Shipping Zone) 2. Zona Kegiatan General Cargo (General Cargo Zone) A = Luas Perairan Tempat Sandar utk 1 Kapal 3. Zona Kegiatan muatan Kontainer (Container Cargo Zone) Luas areal kolam putar = jumlah kapal x ( tt 3 Areal Kolam Putar m2 69,224.00 x D2)/4 4. Areal Management Pelabuhan D = 2L Rincian zonasi sebagai berikut : D : diameter areal kolam putar 4 Lebar Alur m W = 9B + 30 meter 72.75 1. Zona Pelayanan Penumpang B = Lebar kapal terbesar Zona ini merupakan zona yang menampung aktivitas penumpang di pelabuhan dan aktivitas W = Lebar alur kapal penumpang yang ada. Dalam zona ini terdapat aktivitas naik tururn penumpang, barang Panjang Alur dan kendaraan yang merupakan aktivitas kedatangan dan keberangkatan penumpang. Zona ini 5 Pemanduan dan m2 A = W X L 195,339 terbagi menjadi 2 (dua), yaitu : Penundaan W= lebar alur a. Zona perairan yang terdapat beberapa area, yaitu : area pelayaran, area kolam pelabuhan, L = panjang alur pemanduan dan penundaan area perairan tempat labuh dan area pemanduan. Area di wilayah perairan ini merupakan Areal Pemanduan dan area yang disediakan untuk kapal-kapal penumpang yang singgah di Pelabuhan 6 m2 195,339 Penundaan Tanjungpandan. 7 Kedalaman LWS 5.3 Areal barang b. Zona daratan yang terdapat beberapa area kegiatan, yaitu : terminal penumpang, kawasan 8 R = diameter area labuh perkapal 147,700 berbahaya perkantoran, lapangan penumpukan, dan areal parkir kendaraan, Untuk menampung L+6D + 30 m (m) pergerakan penumpang dan pergerakan barang muatan. Oleh sebab itu pada Luas Netto area berlabuh (Ha) perencanaanya diharapkan adanya pembagian secara lebih khusus lagi rnengenai N x n x R 2 pergerakan penumpang dan pergerakan barang muatan dalam zona daratan ini, sehingga A = Anetto x F1 x F2 (Ha) memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna pelabuhan. 9 Areal alih muat kapal m2 50% dari luas areal pindah labuh kapal 95,900 Areal pemeliharaan 2. Zona Pelayanan Distribusi Barang 10 m2 50% dari luas areal pindah labuh kapal 95,900 kapal Zona Pelayanan Distribusi barang muatan merupakan zona tempat berpindahnya barang muatan dari truk ke lapangan penumpukan yang terdapat pada kawasan distribusi barang

26 EXECUTIVE SUMMARY PFNYUSUNAN '.A ifjpUK ri- i.-M-;1 J i i \N l ANji.i UGYAi iOAN f-‘RO\ fi u :-j ;

muatan. Terdapat alat berat yang dapat memindahkan barang muatan dari truk kemudian 4 DLKR dan DLKP didistribusikan ke lapangan penumpukan yang nantinya didistribusikan ke kapal yang berlabuh Dalam penentuan layout pelabuhan, tidak hanya memperhatikan penataan bangunan di darat saja, di Pelabuhan Tanjungpandan. Pada zona ini terdapat area parkir truk yang mengantri untuk tapi juga fasilitas yang ada di laut. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR), baik daratan maupun mendistribusikan barang muatannya. Terdapat 2 (dua) area pokok dalam zona ini, yaitu : perairan, dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP) sangat perlu diperhatikan. Untuk a. Areal parkir truk antrian, areal yang berfungsi sebagai areal istirahat dan antrian truk yang keperluan keselamatan pelayaran (safety of navigation) melalui perairan Indonesia dan demi menunggu mendistribusikan barang muatan. perlindungan lingkungan perairan terhadap pencemaran (environmental protection against b. Areal lapangan penumpukan yang terdapat juga beberapa alat berat di dalamnya. Alat berat pollution), maka di kawasan perairan yang padat lalu-lintasnya terutama di perairan-perairan tersebut untuk distribusi muatan kapal yang berlabuh di dermaga. sempit, perlu dipasang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP-Af'c/s to Navigation) menurut 3. Zona Pengelola Administrasi ketentuan Nasional dan Internasional. SBNP tersebut dalam jumlah banyak berupa Mercu Suar, Zona ini merupakan zona pusat pengelolaan Pelabuhan Tanjungpandan. Semua kegiatan Rambu Suar, Pelambung Suar, Anak Pelampung, Radar Beacon. Sehubungan dengan masalah administrasi yang meyangkut pengelola dan pengawasan pelabuhan, pelayanan masyarakat dan tersebut diatas, maka setiap nahkoda kapal, baik yang berlayar di laut lepas (high seas) maupun di lain sebagainya dilakukan dizona ini oleh administrator pelabuhan. Pada zona ini terdapat kantor perairan sempit seperti sungai atau teluk harus memanfaatkan SBNP yang ada disamping dapat Administator Pelabuhan dan kantor-kantor lainnya. menggunakan alat elektronik navigasi Radar ataupun GPS dengan memperhatikan batasan 4. Zona Perbekalan/Logistik ketelitian (accuracy margin) alat-alat itu. Disamping itu harus pula disiapkan peta-peta navigasi yang Zona ini merupakan zona yang menampung kegiatan perbekalan atau logistik dari kapal-kapal diterbitkan oleh lembaga-lembaga Hidrografi Nasional/Dishidros. Peta-peta tersebut harus selalu yang ada dan perbekalan bagi pegawai atau ABK (Anak Buah Kapal) yang ada selama di daratan. dikoreksi berdasarkan berita Pelaut Indonesia/BPI ataupun data lembaga asing tersebut. Pada zona ini terdapat fasilitas menara air (tempat penyimpanan air dan instatasi air bersih), serta 1. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR), Meliputi : kantin dan waserba (warung serba ada) yang menyediakan perbekalan berupa makanan atau a. Daratan (Pokok & Penunjang)s kebutuhan lain bagi ABK dan pegawai yang ada. b. Perairan (kegiatan alur-pelayaran, tempat labuh, tempat alih muat antarkapal, kolam 5. Zona Pelayanan Keselamatan pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, kegiatan pemanduan, tempat Zona ini merupakan zona yang menampung kegiatan pelayanan keselamatan baik untuk perbaikan kapal, dan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan. Berikut merupakan luas DLKR keselamatan kapal-kapal yang ada maupun untuk keselamatan penumpang. Pada zona ini Daratan dan Perairan di Pelabuhan Tanjungpandan terdapat fasilitas pemadam kebakaran, fasilitas perambuan, fasilitas pencahayaan dan fasilitas SAR 2. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP), Meliputi : (.search and rescue). a. Alur-pelayaran dari dan ke pelabuhan; 6. Zona Peristirahatan b. Keperluan keadaan darurat Zona ini disediakan bagi kapal yang tambat untuk beristirahat sebelum kembali melaut. Pada zona c. Keperluan keadaan darurat; ini disediakan fasilitas tambat seperti dermaga yang dilengkapi dengan fender. Fasilitas- fasilitas d. Penempatan kapal mati; yang tersedia pada zona ini adalah tempat penginapan, kantin/waserba dan KM/WC umum. e. Percobaan berlayar; 7. Zona Sosial f. Kegiatan pemanduan kapal; Zona ini menampung kegiatan sosial yang bersifat menunjang kehidupan di Pelabuhan g. Fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal Palimbungan fasilitas yang terkait dengan kegiatan ini antara lain Mushola, poliklinik, gedung h. Pengembangan pelabuhan jangka panjang. pertemuan, kantor agen dan lain-lain. 8. Zona Penghijauan Zona ini merupakan zona lingkungan terbuka yang ditanami dengan pohon-pohon sebagai peneduh. Disamping juga sebagai peneduh, keberadaan pohon-pohon atau tanaman yang ada juga berfungsi sebagai pembatas antar masing-masing zona yang ada. Keberadaan zona ini untuk memberikan kesan asri pada lingkungan pelabuhan yang ada, sehingga para pengguna pelabuhan dapat merasakan nyaman untuk beraktivitas di lingkungan tersebut.

27 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

CATATA», ! NOTES U W H I t N U r [ r>K-tiAi v i« .iri> « u a . P E N D l'D U K

o.«f t a k k o c m d in a t UAM* KO CJtOftÀt -T ,< X V z L :^ L 1 f 9 2 W 20 • 3 MC M

I. i i Ri /I T9Z4ZIOO I »69e»S» |____O V f M |

|] DERMAGA

] PERKANTOHAN

| RECEPTION FACILI riES

.! AREA PARKIR

h P AREA PETIKEMAS

AREA MULTIPURPOSE

TERMINAL PENUMPANG

FASILITAS UMUM

RUANG TERBUKA HIJAU

- D E R M A G A 04 ( I ) & D E R M A G A 07 PERUNTUKAN PELAVARAN R A K Y A T - DERMAGA 01. 02. 03 06 04. 08 PERUNTUKAN MULTIPURPOSE - DERMAGA 05 PERUNTUKAN KAPAL PENUMPANG

S tU 'fc U>JI * * ■ - TOVE l’r.VATA TK 1 .ll.r>i

AFHiYON (M IRA S >Um VII NI. ■ «!«. >114 (■««»: t in *

PROJECT r i K Y U S t v k PEIA*_W.N LAJJT T A/v JUNQPA^OAN b t l II U M • TANJUNGPANDAN v d a .w e - v ; CARAP TAPPAI C «A »V »«G Iv-l EJCJN CATF SKAfeA SC Al E CIBIMI «’ORPose» CCSONFF CTPEFJKSA OHECKEC -3.50 m LW S v j u a v h a h CWAvVNG (SO

..VJK-H

Gambar 5-1 Layout Eksisting Pelabuhan Tanjungpandan EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

CATATAN I NOTES

KEMENTERlAN PERHUBUNGAN OtHEKTORAT jCNOCRAL PERHUBUNGAN LAUT KANTOR KESVAHSANOARAN & OTORlTAS PELABUHAN KCLAS IV TANJUNGPANDAN

CATATAN / NOTES OAF TAR KOOROINAT KOOHDINAT TITIK X Y z OJPL 1 792 385 20 9696354 80 * 3 350 M

[ OJPL 2] 70242100 I 9696325 00 | OOIO m ]

REFERENSI ELEVASI

PENGEMBANGAN JANGKA PENDEK (2019-2023) ■ PENGEMBANGAN JANGKA MENENGAH (2019-2028) □ PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG ■ (2019-2038)

PENATA TK I (lll/D )

AFRIYON PUIRA. S Sos.MM NIP 1974 0414199903 1004

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN LAUT TANJUNGPANDAN BANGKA BELITUNG TANJUNGPANDAN NO GAMBAR PARAE DRAW ING NO SIGN

NO GAMBAR DRAWING NO

NO GAMBAR NO GAMBAR DRAWING NO DRAW ING NO

Gambar 5-2 Layout Tahapan Pengembangan Fasilitas Sampai Jangka Panjang (2019-2038) EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

------\—' Perkantoran Perkantoran Daerah Komersil PEMUKIMAN 4.800 m2 Reception Facilities 2.484 m2 1.600 m2 PENDUDUK Perkantoran Perkantoran 1.450 m2 \ 4.000 m2 4.000 m2 \

7»?4?iafl [ *606 W S » ; • 1 0 IC M | _____ ELEVASI r Area Parkir i 1.100 m2 T ' D tR M A G A

PERKANIORAN

Ruang Terbuka Hijau Area Terminal RfcCfcP IION HACILITItS 1.555 m2 Penumpang AREA PARKIR 2.585 m2 AREA PETIKEMAS

AREA MULTIPURPOSE Daerah Komersil Multipurpose 1.000 m2 1.500 m2 TERMINAL PENUMPANG

FASILITAS UMUM

RUANG TERBUKA HIJAU

Multipurpose DAEF^AH KOMERSIL 750 m2

Multipurpose 2.300 m2

Fasilitas Umum (Multipurpose) 8.841 m2

Multipurpose 4.000 m2 TANJUNGPANDAN j WS» DHAWISG NO

Multipurpose 5.000 m2 -4.00 m LW S

Multipurpose 3.500 m2

Petikemas 6.000 m2

Gambar 5-3 Layout Rencana Pengembangan Fasilitas Jangka Pendek (2019-2023) Pelabuhan Tanjungpandan EXECUTIVE SUMMARY PENVUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Gambar 5-4 Layout Rencana Pengembangan Fasilitas Jangka Menengah (2019-2028) Pelabuhan Tanjungpandan EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Daerah Komersil Daerah Komersil PFMUKIMAN Reception Facilities 4.084 m2 4.800 m2 PENDUDUK 1.450 m2 Daerah Komersil 4.000

I / ! 7« 4 n no [ h u m u s ! ».i aio m | Area Parkir 1.100 m2 D E R M A G A

PERKANTORAN Ruang Terbuka Hijau Area Terminal 1.555 m2 Penumpang RECEPTION FACILI TIES 2.585 m2 I AREA PARKIR

AREA PETIKEMAS

AREA MULTIPURPOSE Daerah Komersil Multipurpose 1.000 m2 TERMINAL PENUMPANG 1.500 m2 FASILITAS UMUM

RUANG I ERBUKA HIJAU

Multipurpose PERPANJANGAN DERMAGA 750 m2 DAERAH KOMERSIL

Multipurpose 2.300 m2

Fasilitas Umum (Multipurpose) 8.841 m2

PHOJtC T k v I.nì •»**#« Mi »ì ; > m a LAUT Multipurpose taa. ium:ih a a c a »4 B A * è H K A H tlM u fec. 4.000 m2 TANJUNGPANDAN ^ARV IA3CAI - t i r

Multipurpose 5.000 m2

-5.00 m L W S

Multipurpose 3.500 m2

N O OAMBAR NO , ..yjH.H CRA.VN'j SO- Petikemas 6.000 m2 — ------

Gambar 5-5 Layout Rencana Pengembangan Fasilitas Jangka Panjang (2019-2038) Pelabuhan Tanjungpandan EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

CATATAN / NOTES KEVENTERlAN PERMU8ON0AN OIREKtORAT JENOERAl PLKHUBUNGAN LAUT •CANTOR KESVAH8AH0ARAN E OTORITAS PELABUHAN Luas DLKR Daratan 85.977 m2 PEMUKlMAN KELAS V IANAINGPANOAN PENDUDUK CATATAN'NOTES OAFTAR KOORDINAT NAWA KOORPINAT

D IP I I

I D-'PL 2 [ 792421 00 | 960632500 | • .1 010 M RECEPTION Racil/ties REFERENSI ELEVASI Z O N A A ZONA BEBAS Z O N A B ZONA UMUM TERBUKA Z O N A C ZONA UMUM TERBATAS

^ 7 ^

PENATA TK I (III-l» TUMPUKAN PASIR

PEKEKJAAN

LOKASI TANJUNGPANDAN N O G A M B A K DRAWING NO SKALA maga SCALE 1,1 « Q'b l ia t OESIGNE R DIPERIKSA CHECKED N O G A M B A R

GAMBAR DRAWING

NO GAMBAR N O G A M B A R DRAWING NO

Gambar 5-6 Layout DLKR Daratan Pelabuhan Tanjungpandan EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Gambar 5-7 Layout DLKR Daratan Pelabuhan Tanjungpandan EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 5-4 Titik Koordinat DLkr Daratan Pelabuhan Tanjungpandan

KOORDINAT DLKr DARATAN TANJUNGPANDAN | NO KODE TITIK LONGITUDE LATITUDE NO KODE TITIK LONGITUDE LATITUDE 1 TP-DIkr 01 107° 37'41,65" BT 02° 44' 48,09" LS 30 TP-DIkr 30 107° 37' 39,65" BT 02° 44' 43,85" LS 2 TP-DIkr 02 107° 37'41,67" BT 02° 44' 47,87" LS 31 TP-DIkr 31 107° 37' 40,49" BT 02° 44' 44,40" LS 3 TP-DIkr 03 107° 37'42,54" BT 02° 44' 47,93" LS 32 TP-DIkr 32 107° 37'41,33" BT 02° 44' 35,99" LS 4 TP-DIkr 04 107° 37'42,60" BT 02° 44' 46,37" LS 33 TP-DIkr 33 107° 37'41,96" BT 02° 44' 35,82" LS 5 TP-DIkr 05 107° 37'41,32" BT 02° 44' 45,39" LS 34 TP-DIkr 34 107° 37' 42,03" BT 02° 44' 35,88" LS 6 TP-DIkr 06 107° 37' 46,28" BT 02° 44' 39,36" LS 35 TP-DIkr 35 107° 37' 49,79" BT 02° 44' 35,62" LS 7 TP-DIkr 07 107° 37' 45,35" BT 02° 44' 38,72" LS 36 TP-DIkr 36 107° 37' 49,87" BT 02° 44' 35,95" LS 8 TP-DIkr 08 107° 37' 45,24" BT 02° 44' 38,88" LS 37 TP-DIkr 37 107° 37' 50,67" BT 02° 44' 35,76" LS 9 TP-DIkr 09 107° 37' 44,32" BT 02° 44' 38,25" LS 38 TP-DIkr 38 107° 37' 51,28" BT 02° 44' 35,69" LS 10 TP-DIkr 10 107° 37' 44,05" BT 02° 44' 38,66" LS 39 TP-DIkr 39 107° 37' 52,01" BT 02° 44' 34,99" LS 11 TP-DIkr 11 107° 37' 44,04" BT 02° 44' 38,81" LS 40 TP-DIkr 40 107° 37' 51,70" BT 02° 44' 33,14" LS 12 TP-DIkr 12 107° 37' 44,23" BT 02° 44' 38,92" LS 41 TP-DIkr 41 107° 37'52,10" BT 02° 44' 33,13" LS 13 TP-DIkr 13 107° 37' 44,18" BT 02° 44' 39,01" LS 42 TP-DIkr 42 107° 37' 52,41" BT 02° 44' 34,59" LS 14 TP-DIkr 14 107° 37'44,54" BT 02° 44' 39,23" LS 43 TP-DIkr 43 107° 37' 53,05" BT 02° 44' 36,38" LS 15 TP-DIkr 15 107° 37' 44,49" BT 02° 44' 39,31" LS 44 TP-DIkr 44 107° 37' 52,90" BT 02° 44' 36,38" LS 16 TP-DIkr 16 107° 37' 43,08" BT 02° 44' 38,47" LS 45 TP-DIkr 45 107° 37' 52,30" BT 02° 44' 42,29" LS 17 TP-DIkr 17 107° 37' 43,11" BT 02° 44' 38,39" LS 46 TP-DIkr 46 107° 37' 52,23" BT 02° 44' 44,48" LS 18 TP-DIkr 18 107° 37'43,73" BT 02° 44' 38,75" LS 47 TP-DIkr 47 107° 37' 51,41" BT 02° 44' 47,33" LS 19 TP-DIkr 19 107° 37' 43,93" BT 02° 44' 38,58" LS 48 TP-DIkr 48 107° 37' 49,89" BT 02° 44' 46,45" LS 20 TP-DIkr 20 107° 37'44,27" BT 02° 44' 37,97" LS 49 TP-DIkr 49 107° 37' 49,60" BT 02° 44' 49,39" LS 21 TP-DIkr 21 107° 37' 43,98" BT 02° 44' 37,96" LS 50 TP-DIkr 50 107° 37' 46,08" BT 02° 44' 46,52" LS 22 TP-DIkr 22 107° 37'41,84" BT 02° 44' 36,61" LS 51 TP-DIkr 51 107° 37' 43,61" BT 02° 44' 44,52" LS 23 TP-DIkr 23 107° 37'41,60" BT 02° 44' 39,09" LS 52 TP-DIkr 52 107° 37' 44,46" BT 02° 44' 47,24" LS 24 TP-DIkr 24 107° 37'41,33" BT 02° 44'41,90" LS 53 TP-DIkr 53 107° 37' 43,57" BT 02° 44' 46,20" LS 25 TP-DIkr 25 107° 37' 38,78" BT 02° 44' 46,91" LS 54 TP-DIkr 54 107° 37' 44,19" BT 02° 44' 47,24" LS 26 TP-DIkr 26 107° 37'35,60" BT 02° 44' 46,35" LS 55 TP-DIkr 55 107° 37' 43,53" BT 02° 44' 47,99" LS 27 TP-DIkr 27 107° 37' 35,70" BT 02° 44' 45,80" LS 56 TP-DIkr 56 107° 37' 42,73" BT 02° 44' 47,95" LS 28 TP-DIkr 28 107° 37' 37,49" BT 02° 44' 45,78" LS 57 TP-DIkr 57 107° 37'42,79" BT 02° 44' 46,38" LS 29 TP-DIkr 29 107° 37' 38,63" BT 02° 44' 45,36" LS 58 TP-DIkr 58 107° 37'43,03" BT 02° 44' 46,23" LS Sumber : Tim Penyusunan Pelabuhan Tanjungpandan

35 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Gambar 5-8 Layout Rencana Zonasi Perairan Pelabuhan Tanjungpandan

36 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

CATATA*. .* '-OTC3 =.'1 I i * A ’I J 4s'll'J- SI 7* 44 41.51*15 CATATA*- : --OTI3 I T P -IX K r Pl>4 IO** i r 77.1-OT 7 - 4 4 4 0 0 7 *1 5 CATTA*? -<00*?CI'-AT I T* 4X»« POS 107* ir 14 »l *T 2* A4 4191' li [ TP 4XP» PO» 1 07" i r 11 >4 BT 7 * 4 4 4 4 4 5 * l ) | TP P »I P07 ÌOT* 17 1» J* »T »’ 44 4 7.57*15 1 TP CIP» PO* 1 0 7* 1 7 4 1 .5 4 • » ! 7- 44 15.5»-15 j T P D i * ' or-, 107* ir 44.5» 5T 1-44 15.51 *15 | TP O lii PIO 107* 1 7 4 1 1 7 51 7* 44 4» 1» * 15 j TP Dtp/ PII 1 0 »* i r 4 1 .4 4* 5 * 7 * * « 4 4 1 *1 5 *?rr:*?:\ci r.cvASi | T P J X P f P U 107* i r 44 4 » BT 7 * 4 4 4 7 .7 7 ' 15 ! T P D i P r P i i 107* » r *' 4 5 “ » » 7 * 44 41 .5 1 15 | TP CXP» PI4 1 07 * i r >0 5 4 * o » 2* 44 «V II U ! T T t H O P l » ior* i r 51.07' |i 7*44 11.11 L5 | T P - O i P » PI» »ór* #r 55 M 5» 7 * 4 4 H M D [ T+ XhJLf P II 107* i r 55,7** «T 2 * 44 « l . a * 15 ! T P 4 X K » P i » 107* J r 17.57 - BT 7 * 4 4 44 .7 5 " Ut j T P . O l « / P I 5 107* 1« 75.54 ST 2* A4 49.SS'l5 | TP 1KP* PTC 107* M 11 « 5T 7 * 4 » © 4 * * i l 1 T P t x « » P 2 i 107* 15 * 4 . 0 » •» 7’ 4 }'«.«J *U ! T P f ) i « t P 1 2 1 0 7* W 51 .5 1* 5T ______7 » 45* 7 7 .4 * 15 LUA8 DLKR PERAIRAN : 452,56 Ha

I T » p U i p /4 l o r ” u 1 5 . i l - 8T 7*45 4431* I f T P V \ - * r P75 107" U >0.75* OT 7 * 4 4 1 1 .0 »* 15 rp.cn.iu r «2 I TP-CK Pf P74 107* 14 71 .0 5 OT 7* «4 11.14*1» T P . O t « f P 2 / 107* >4 1 7 ,ir BT 7* « « 4 i , o n & TP P K r P74 _____lo r M) 15.50' 83 ___2* 4 0 5 7.7* L i t p -c x p » p t » ior* ic it.es '_qt 7»*• »> «r li T P -O u t» p j o i o t *’m l o . i r i i 2* 4 0 4 o.Tr ta TP t X K / > » 107* H ?2 T r «T 7 44 13 4Q- 13, t» Oui Pii io/* w ii.tr «Tr _ J * M VO I ) ' 15_ TP-OUU P II 107* I l j V _ 7* 41 40 I I * » T P -IX K » P M l » 7 * w o r 7 * « 1 » . W 13> TP-D l«f I>I3 107* K 75.44 «f 2 * 4 1 ’ 15 .2 1 *15 T P -O U i 107* W H > r jr 7*4» 7.00' Il 8fc^-*>p O»*/P4> TP Ol.»» pi» TP OOtf »1 » > 07» M IC 4 0 - 0 7 l * 4 « M H ‘ Q p T P P O » P M 107* i r 47 .1 - p r ~ 7 » 4 4 ' >4,01* O T*4XK/ 4 ■ / IP «Xr PO» j V " O*. PO* TP-D U W P J » wriri4.»r »t~ 7 *4 5 * 0 * 1 0 /7^«_4»* «T 7 *4 5 17 0 1 *15 TP !>.»• «MI 107* » « 1.117" o r 7* 44 40,01 * l » TP-O lK/PO f TP-DOCt r g j 107» H H,w‘ irò 1,21** ,-pp*^' -___ *L.ip-fx«#Pia TP D U V A 4 1 f ~Ì07» i r K 7Q~ 0T~ 7* 11. 7**

A—

M iN V ilJ J J A-'-'-('JVi j ;-- AT A T ^.1 : Il l*=

Ardirò--1J. 197i J-T?A,5,S.-i,VV C^1^1 10C: 3 ;< :* ? - ia a --

3 T - 3 - \ A \ *? : --C A . A I-- C - < p ; _ A 3 _ - a -- - i v t TA'.J ^'.<3 =A'- CAN 3 A \< 3 < A 3 Z .IT w '-<3 TANJUNGPANDAN

3 < A _A 3 C A . I CC3K3M*?C I3..A T

--Q. GAV3A*? C l r t A I'-G '-O. S A » 2f\% *VWI\<3

--Q. SA » a v i i W W '-O. C*V*Vr-G \Q.

1- 1. DA* A ( li'lA DIA.NKA.NCANA

Gambar 5-9 Layout Rencana DLKr Perairan Pelabuhan Tanjungpandan

37 38 v z 3 i ■ 3.C1C V -< . 3 \ '•O. GAV3A-3 GAV3A-3 '•O. j w r . G \o. a i \ y c a \ 9 6 9 6 2 £ ^ 3 : 9696-32S.03 . - J 3 - 2 3 K Ì G A Y A INDONESIA IUNG PANDAN BAGIANUI TIVI World Ocodetic S)iiem I9M SERALA I : 000 (2° 100 55 SELAT GEL GEL SELAT kidilimRata iRfall Air diacbul Rcadah dcngaa Tcrcndah rader II Profrkal dm dan : di Mercalor Pula katiagglaa diachulTengah denean mc'.cr dan dihituaa hpbaratda dm diah IXlduksa ha Sciai Tcegah Mcndaaaa dan Tan;ung Pandan lai Sambar DalaDiperbanii Diparti llidiografiRI olchlatina H R BcUada ANOANSIM 19)4 Dmaa dan iahun 19)9 IIOI. 19)4 HidroOatanografi DAN SINOKATAN L PULAU BELITUNG-PAN P-DLKP ?fl] P-DLKP | l P-D LK P 15| |rP-DLKP J4| & [TP-DLKP 3' TANJUNG BATU ] 0 1

P -D L K P 31| d l k p - t p 181.983.713,31 m2 DLKP | [fP-DLKP io) | lP-D L K P O?)»1 P -D L K P 12j ALUR PELAYATAN P O L K P P-OLKP 107V50'00*E (fP -D L K P 13] trP-DLKPUh1 P -D L K P O; P -D L K P 1 P -D L K P 11 ALUR PELAYATAN P -D L K P Osi |tP -D L K P 09| | | ALUR PELAYATAN Gambar 5-10 Layout DLKR DLKP Pelabuhan Tanjungpandan DLKR Pelabuhan 5-10 Gambar Layout DLKP Northing (m) 9678194.107623 9677030.005309 9676032.150475 9676096.896198 9675354.996380 9675873.655176 9670629.0881239663111.064687 9664520.198451 9677182.017320 9677969.568578 9682619.739995 9688215.857338 9695457.322435 9700676.773646 9696973.666635 9696166.907992 9696097.893825 9696040.3870459696053.737174 9696111.947342 9696082.931171 9696153.288481 9695817 900061 9695780.383054 9695825.256874 9696325.643652 9695829.363448 9697159.758417 9692636.636077 9688494 582588 9685334 509344 9682901.504263 9681115.027783 Easting (m) 781872.167318 780650.860846 780768.222469 781307.864307 781283.764569 779447.197029 777380.617816 775033.879179 772988.738306 777080.128363 775326.788618 777992 524285 779588 703182 776325.254734 784683.657506 791611 204220 791182.449458 791344.982820 791646.324226 792032.614584 792048.983644 792225.951381 792513.471102 792162.039484 792217 337615 791655.483238 790174 894851 789985.509572 786586.178758 780407.857806 781446.563667 785908 202347 786669.296280 785717.741477 107‘20’00"E La titu de 2*54' 30.92"2*55’ LS 08.89" 2*55*41.35"LS 2*55' LS 39.20" LS 2* 56' 03.34" 2*55'LS 46.60" 2* LS 58' 37.40" LS 3* 02'42.20" 3*01*LS 56.50" LS 2* 55'04.20" LS 2*42' 19.20" LS 2* 54' 38.70" LS 2* 52' 07.20" LS 2*49' 05.00"2*45' LS 09.60" LS 2° 44' 19.20" LS 2*44' 45.48"2° 44'LS 47.71'' LS 2* 44'49.56"2° 44'LS 49.10" LS 2* 44' 47.20" LS 2 “ 44' 4 8 .1 4 " 2* LS 44'45.83"2*44' L5 56.76"2* 44'LS 57.98" LS 2*44' 56.56"2*44' LS 40.39"2*44' LS 56.55" LS 2*44' 13.50"2* 46'41.10"LS 2*48'LS 55.80"2*50' LS 38.30" LS 2*52' 36.43"2* 52'LS 55.60" LS Lonqitude 107* 32' 07.91" 107*BT 31' 28 47" BT107’ 31‘ 32.34" 107’BT 31' 49.80" BT Koordinat Ra 107* 31' 49.07" 107*BT 30' 49.60" BT107’ 29' 43.10" 107*BT 28' 27.70" BT 107* 27' 21.40" BT 107* 29' 32.90" BT 107* 30’ 02 04" BT 107* 29' 07.20" BT 107* 33' 37.30" BT 107* 28' 36.10" BT 107* 30' 53.30" BT 107* 37* 2 1 .7 0 " BT 107* 37' 07.88" 107*BT 37’ 13.15" BT107* 37' 22.90" BT 107* 37' 35.40" BT 107* 37' 35.93" BT 107* 34' 39.10" 107*BT 31' 19.50" BT 107* 31* 5 3 .4 0 " BT 107* 34' 18.00" BT 107* 37'41.65"107* 37'BT 50.95" 107*BT 37*41.39"107* BT 37' 39.61" 107*BT 37' 23.21" 107*BT 36' 35.27" 107*BT 36' 29.18" BT 107* 34' 55.04" BT 107* 34' 12.14" BT K o d e Titik TP-DLKP 01 TP-DLKP04 TP-DLKP 03 TP-DLKP 05 TP-DLKP 02 TP-DLKP 12 TP-DLKP 06 TP-DLKP07 TP-DLKP 08 TP-DLKP09 TP-DLKP 10 TP-DLKP 11 TP-DLKP 13 TP-DLKP 14 TP-DLKP 18 TP-DLKP 15 TP-DLKP 16 TP-DLKP 17 TP-DLKP 19 TP-DLKP 20 TP-DLKP 21 TP-DLKP 25 TP-DLKP 22 TP-DLKP 23 TP-DLKP 26 TP-DLKP 24 TP-DLKP 27 TP-DLKP 28 TP-DLKP 29 TP-DLKP 30 TP-DLKP 32 TP-DLKP 33 TP-DLKP 34 TP-DLKP 31

s.oo.ocu EXECUTIVE SUMMARY EXECUTIVE PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

______C A T A T A K / N O T E S « I« l NltKJAS r[<|U 3,ll»,*S ri». r r ( R « e n w ira w .vH i* i « K T ffl >T V.V©'.Nrv>P.*rt 1 OTT-R T«,5 -rt*.-- — ' I l PRMt KIMAN AELAi w Tsi-LT. A'-K'Ui-f-

PENDUDUK ■ A IA '** . M tS DAf 'AH K’JWONA f SMAA m irti >r*Ai -■T l< X V _ . * .... UJSL 1 ' 9 ’iM H Ì 0 1 0 * » • CM

|l»P. v| 7074?! IM ' I>6K1JS»[_____ O a 'iic M |

r r m ; HEffc-tfeMS ELEVASI

m lr rr rr ARfcA KONSfcSI T m j.u .i,

T T f r

i:: i i'

tsX O

il! m i n T - i ;

- .:-ìi u n :

m Jj *

PENATA TK I tl.Oi TUMPUKAN PASIR m x n o • | ! r - r t - r V A ffi" IÌN f i I TRA SS.» VM

P L *L R J < W . PROJECT V i A3VT.Ni N * N R I V A N A !•* • K PELABLA-/.M UVJT TAMJUNOf ANCAN IIAVIA.A BtlM U M . r o i i X n ; TANJUNGPANDAN

C IP C K K S A : ■ I : va o-Wfcj.V

N O GAM &&R 1 HO OAJJHI-H CHA»\ NO NO | f« A W A * T V I

» * • • •» .» « # »■ ■ *V ------•-

Gambar 5-11 Layout Area Konsesi

39 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

6.2 Analisis Kebutuhan Biaya Pengembangan

6. ANALISA EKONOMI PELABUHAN Biaya Pengembangan pelabuhan dihitung berdasarkan kebutuhan fasilitas yang tersedia dan yang akan dibangus sesuai rencana pengembangan sampai dengan 20 tahun yang akan datang. Kebutuhan biaya 6.1 Analisis Kelayakan Ekonomi Pelabuhan pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan diuraikan pada table berikut ini: 6.1.1 Manfaat Ekonomi Pelabuhan Tabel 6-2 Investasi Pembangunan Pelabuhan Tanjungpandan Pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan di Kabupaten Belitung memiliki nilai strategis bagi kawasan kepulauan serta secara tidak langsung memberi manfaat bagi perekonomian wilayah. Secara konseptual total manfaat akibat kehadiran transportasi laut merupakan total manfaat bagi pemerintah, total manfaat URAIAN PEKER J A A N JUMLAH BIAYA bagi operator, total manfaat bagi konsumen serta manfaat bagi explorasi sumber daya yang terdapat di wilayah studi.

Maka perkiraan manfaat pembangunan dan peningkatan pelabuhan Tanjungpandan diuraikan pada table PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 495,000,000 berikut ini: PEKERJAAN DERMAGA Rp 17,000,000,000 PERKERASAN JALAN & LAPANGAN PARKIR Rp 10,250,602,736 Tabel 6-1 Perkiraan Manfaat Pembangunan Pelabuhan GEDUNG KANTOR OPERASIONAL Rp 327,600,000 RUANG TUNGGU PENUMPANG Rp 1,000,000,000 Manfaat Peningkatan Tahun PDRB FASILITAS PENDUKUNG DAN PENUNJANG Rp 462,000,000 PDRB FASILITAS KESELAMATAN PELAYARAN Rp 1,200,000,000 2 0 1 8 Rp 3 ,5 2 9 ,2 6 9 Rp 9 ,1 7 6 .1 0 TIANG LISTRIK DAN INSTALASI Rp 1,000,000,000 2 0 1 9 Rp 3 ,8 6 1 ,9 5 9 Rp 1 0 ,0 4 1 .0 9 POS JAGA, PINTI) GERBANG DAN PAGAR PELABUHAN Rp 927,500,000 2 0 2 0 Rp 4 ,1 9 4 ,6 4 9 Rp 1 0 ,9 0 6 .0 9 PENGERUKAN ALUR DAN KOLAM Rp 10,218,790,694 2021 Rp 4 ,5 2 7 ,3 3 9 Rp 1 1 ,7 7 1 .0 8 PEMBONGKARAN KANTOR Rp 400,000,000 2 0 2 2 Rp 4 ,8 6 0 ,0 2 9 Rp 1 2 ,6 3 6 .0 8 PERKERASAN LAPANGAN PENUMPUKAN Rp 2,500,000,000 Rp 5 ,1 9 2 ,7 1 9 2 02 3 Rp 1 3 ,5 0 1 .0 7 PEMBANGUNAN KANTOR TERPADU Rp 11,700,000,000 Rp 5 ,5 2 5 ,4 0 9 2 0 2 4 Rp 1 4 ,3 6 6 .0 6 Rp 57,481,493,430 Rp 2 0 2 5 5 ,8 5 8 ,0 9 9 Rp 1 5 ,2 3 1 .0 6 Rp 5,748,149,343 2 0 2 6 Rp 6 ,1 9 0 ,7 8 9 Rp 1 6 ,0 9 6 .0 5 Rp 63,229,642,773 2 0 2 7 Rp 6 ,5 2 3 ,4 7 9 Rp 1 6 ,9 6 1 .0 5 Rp 63,229,642,773 2 0 2 8 Rp 6 ,8 5 6 ,1 6 9 Rp 1 7 ,8 2 6 .0 4 Sumber: Hasil Analisis 2019 2 0 2 9 Rp 7 ,1 8 8 ,8 5 9 _ R p ______1 8 ,6 9 1 .0 3 Rp 6.3 Kelayakan Ekonomi Pembangunan Pelabuhan 2 0 3 0 7 ,5 2 1 ,5 4 9 _ R p ______1 9 ,5 5 6 .0 3 2031 Rp 7 ,8 5 4 ,2 3 9 Rp 2 0 ,4 2 1 .0 2 Indikasi kelayakan ekonomi pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Tanjungpandan diuraikan 2 03 2 Rp 8 ,1 8 6 ,9 2 9 Rp 2 1 ,2 8 6 .0 2 pada tabel berikut ini:

2 03 3 Rp 8 ,5 1 9 ,6 1 9 Rp 2 2,1 5 1 .0 1 Rp 2 0 3 4 8 ,8 5 2 ,3 0 9 _ R p ______2 3 ,0 1 6 .0 0 2 0 3 5 Rp 9 ,1 8 4 ,9 9 9 Rp 2 3 ,8 8 1 .0 0

2 0 3 6 Rp 9 ,5 1 7 ,6 8 9 Rp 2 4 ,7 4 5 .9 9

2 0 3 7 Rp 9 ,8 5 0 ,3 7 9 Rp 2 5 ,6 1 0 .9 9 Rp 1 0 ,1 8 3 ,0 6 9 2 0 3 8 Re______2 6 ,4 7 5 .9 8 Sumber: Hasil Analisis 2019

40 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 6-3 Indikasi Kelayakan Ekonomi

Tahun Investasi Manfaat Manfaat Kumulatif Biaya Biaya Kumulatif Gross Operation Profit Gross Profits Cumulative

2018 Rp 21,810,852,079 Rp 63,229,642,773.00 2019 Rp (21,810,852,079.00) Rp (21,810,852,079.00) 2020 Rp 10,906,087,400 Rp 10,906,087,400 Rp 1,264,592,855.46 Rp 1,264,592,855.46 f Rp 9,641,494,544.54 Rp (12,169,357,534.46) 2021 Rp 11,771,081,400 Rp 22,677,168,800 Rp 1,289,884,712.57 Rp 2,554,477,568.03 f Rp 10,481,196,687.43 Rp (1,688,160,847.03) 2022 Rp 12,636,075,400 Rp 35,313,244,200 Rp 1,315,682,406.82 Rp 3,870,159,974.85 "Rp 11,320,392,993.18 Rp 9,632,232,146.15 2023 Rp 13,501,069,400 Rp 48,814,313,600 ' Rp 1,341,996,054.96 Rp 5,212,156,029.81 r Rp 12,159,073,345.04 Rp 21,791,305,491.19 2024 Rp 24,418,790,694 Rp 14,366,063,400 Rp 63,180,377,000 Rp 1,368,835,976.06 Rp 6,580,992,005.86 f Rp (11,421,563,270.06) Rp 10,369,742,221.14 2025 Rp 15,231,057,400 Rp 78,411,434,400 Rp 1,396,212,695.58 Rp 7,977,204,701.44 r Rp 13,834,844,704.42 Rp 24,204,586,925.56 2026 Rp 16,096,051,400 Rp 94,507,485,800 Rp 1,424,136,949.49 Rp 9,401,341,650.93 T Rp 14,671,914,450.51 Rp 38,876,501,376.07 2027 Operate Rp 16,961,045,400 Rp 111,468,531,200 Rp 1,452,619,688.48 Rp 10,853,961,339.41 'Rp 15,508,425,711.52 Rp 54,384,927,087.59 2028 Rp 17,826,039,400 Rp 129,294,570,600 Rp 1,481,672,082.25 Rp 12,335,633,421.66 ^ Rp 16,344,367,317.75 Rp 70,729,294,405.34 2029 Rp 18,691,033,400 Rp 147,985,604,000 Rp 1,511,305,523.89 Rp 13,846,938,945.55 "R p 17,179,727,876.11 Rp 87,909,022,281.45 2030 Rp 17,000,000,000 Rp 19,556,027,400 Rp 167,541,631,400 Rp 1,541,531,634.37 Rp 15,388,470,579.92 ? Rp 1,014,495,765.63 Rp 88,923,518,047.08 2031 Rp 20,421,021,400 Rp 187,962,652,800 Rp 1,572,362,267.06 Rp 16,960,832,846.98 Rp 18,848,659,132.94 Rp 107,772,177,180.02 2032 Rp 21,286,015,400 Rp 209,248,668,200 Rp 1,603,809,512.40 Rp 18,564,642,359.38 Rp 19,682,205,887.60 Rp 127,454,383,067.62 2033 Rp 22,151,009,400 Rp 231,399,677,600 Rp 1,635,885,702.65 Rp 20,200,528,062.03 Rp 20,515,123,697.35 Rp 147,969,506,764.98 2034 Rp 23,016,003,400 Rp 254,415,681,000 Rp 1,668,603,416.70 Rp 21,869,131,478.73 Rp 21,347,399,983.30 Rp 169,316,906,748.27 2035 Operate Rp 23,880,997,400 Rp 278,296,678,400 Rp 1,701,975,485.03 Rp 23,571,106,963.76 Rp 22,179,021,914.97 Rp 191,495,928,663.24 2036 Rp 24,745,991,400 Rp 303,042,669,800 Rp 1,736,014,994.74 Rp 25,307,121,958.50 Rp 23,009,976,405.26 Rp 214,505,905,068.50 2037 Rp 25,610,985,400 Rp 328,653,655,200 Rp 1,770,735,294.63 Rp 27,077,857,253.13 Rp 23,840,250,105.37 Rp 238,346,155,173.88 2038 Rp 26,475,979,400 Rp 355,129,634,600 Rp 1,806,150,000.52 Rp 28,884,007,253.65 Rp 24,669,829,399.48 Rp 263,015,984,573.35 2039 Rp 27,340,973,400 Rp 382,470,608,000 ’ Rp 1,842,273,000.53 Rp 30,726,280,254.18 ' Rp 25,498,700,399.47 Rp 288,514,684,972.82 Sumber: Hasil Anolisis 2019 EXECUTIVE SUMMARY

Hi ('■]VliSUN AN RENCANA |f-ji u !;( |A Al i -f ■! n Hit'AM "\N a VA, INAI KANGKA ;■ .■ . j ,

Hasil perkiraan terhadap kelayakan ekonomi pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan di wilayah 7.2 Biaya Investasi Kabupaten Belitung mengindikasikan : Investasi dalam pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan terdiri dari investasi pembangunan fasilitas yaitu fasilitas umum, sisi daratan dan sisi perairan, investasi lahan dan alat-alat pendukung dalam pelaksanaan kegiatan jasa kepelabuhan, pelayanan jasa bongkar muat dan jasa penumpukan barang.

Perkiraan investasi pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan adalah sebesar Rp 63.229.642.773 sesuai dengan fasilitas yang direncanakan untuk jangka waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun ke depan.

7.3 Tarif Penetapan tarif merupakan hasil asumsi yang didekatkan dengan tarif jasa kepelabuhan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Perhubungan

Tabel 7-1 Tarif Jasa Kepelabuhan NPV lebih dari noi, EIRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga pinjaman bank yaitu sebesar 23,86 % B/C Ratio lebih dari satu yaitu 3,86 Nilai BEP menunjukkan titik impas dalam jumlah pada tahun ke 5 Jasa Pelabuhan Tarif Keterangan Berdasarkan indikator tersebut, maka pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan di Kabupaten Belitung Jasa Labuh Rp 50 per GT per 15 hari Layak Secara Ekonomi Jasa Pandu Rp 45.000 Ukuran 500 GT s/d 1000 GT Jasa Tambat Rp 38 per GT per Etmal Jasa Tunda Rp 125.000 per unit per jam 7. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Jasa Bongkar/Muat Rp 400 per ton per M3 Gudang Rp 200 per ton per M3 per hari 7.1 Parameter Umum Lap. Penumpukan Rp 100 per ton per M3 per hari Perhitungan kelayakan ekonomi menggunakan Parameter-parameter dalam analisis yaitu Net Present Sum ber : PP No. 1 7 Tahun 2015 tentang PNBP yang berlaku pada Kemenhub Vatue (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internai Rate of Return (IRR) dan Pay Back Period. Untuk melakukan Perkiraan terhadap pendapatan yang mungkin diperoleh dalam penyelenggaran pelabuhan yang terdiri analisa ekonomi dengan parameter-parameter tersebut maka harus dilakukan estimasi biaya yang harus dari pendapat utama dan pendapatan lainnya. Pendapatan utama terdiri dari jasa kepelabuhan yang dikeluarkan untuk pembangunan dan pemeliharaan sehingga diperoleh perbandingan nilai manfaat yang merupakan pendapatan yang diterima berdasarkan penggunaan fasilitas pelabuhan termasuk jasa pandu, diterima dengan biaya yang telah dikeluarkan labu, bongkar muat, penumpukan, dii. Perhitungan terhadap total pendapatan jasa pelabuhan, jasa bongkar muat, retribusi, pas pelabuhan dan parkir maka total besaran pendapatan dermaga dengan jangka waktu 20 Tahun diuraikan pada tabel berikut ini:

42 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 7-2 Estimasi Total Pendapatan Jasa Pelabuhan

Tanda Masuk Tahun Tonase Jasa Labuh JasaTambat Jasa Tunda Jasa Bongkar/Muat Gudang Lap. Penumpukan Parkir Kendaraan Total Pendapatan Pelabuhan 2 0 1 8 3 ,1 6 2 ,6 3 3 Rp 8 5 ,3 2 9 .6 0 Rp 9 5 9 ,9 5 8 .0 0 Rp 7,999,650.00 Rp 1,106,921,550.00 Rp 126,505,320.00 Rp 189,757,980.00 Rp 18,250,000.00 Rp 14,600,000.00 Rp 1,465,079,787.60

2 0 1 9 3 ,3 0 6 ,2 9 0 Rp 9 1 ,5 6 8 .1 6 Rp 1,030,141.75 Rp 8,584,514.55 Rp 1,157,201,500.00 Rp 132,251,600.00 Rp 198,377,400.00 Rp 18,250,000.00 Rp 14,600,000.00 Rp 1,530,386,724.45

2 0 2 0 3 ,4 5 6 ,7 1 7 Rp 9 7 ,8 0 6 .7 1 Rp 1,100,325.49 Rp 9,169,379.09 Rp 1,209,850,950.00 Rp 138,268,680.00 Rp 207,403,020.00 Rp 18,250,000.00 Rp 14,600,000.00 Rp 1,598,740,161.29 2 02 1 3 ,6 1 4 ,2 4 5 Rp 1 0 4 ,0 4 5 .2 7 Rp 1,170,509.24 Rp 9,754,243.64 Rp 1,264,985,750.00 Rp 144,569,800.00 Rp 216,854,700.00 Rp 18,250,000.00 Rp 14,600,000.00 Rp 1,670,289,048.14

2 0 2 2 3 ,7 7 9 ,2 2 4 Rp 1 1 0 ,2 8 3 .8 2 Rp 1,240,692.98 Rp 10,339,108.18 Rp 1,322,728,400.00 Rp 151,168,960.00 Rp 226,753,440.00 Rp 18,250,000.00 Rp 14,600,000.00 Rp 1,745,190,884.98

2 0 2 3 3 ,9 5 2 ,0 1 9 Rp 1 1 6 ,5 2 2 .3 8 Rp 1,310,876.73 Rp 10,923,972.73 Rp 1,383,206,650.00 Rp 158,080,760.00 Rp 237,121,140.00 Rp 18,250,000.00 Rp 14,600,000.00 Rp 1,823,609,921.83 2 0 2 4 4 ,1 3 3 ,0 1 8 Rp 1 2 2 ,7 6 0 .9 3 Rp 1,381,060.47 Rp 11,508,837.27 Rp 1,446,556,300.00 Rp 165,320,720.00 Rp 247,981,080.00 'R p 36,500,000.00 'Rp 21,900,000.00 Rp 1,931,270,758.68 2 0 2 5 4 ,3 2 2 ,6 2 5 Rp 1 2 8 ,9 9 9 .4 9 Rp 1,451,244.22 Rp 12,093,701.82 Rp 1,512,918,750.00 Rp 172,905,000.00 Rp 259,357,500.00 Rp 36,500,000.00 Rp 21,900,000.00 Rp 2,017,255,195.52

2 0 2 6 4 ,5 2 1 ,2 6 6 Rp 1 3 5 ,2 3 8 .0 4 Rp 1,521,427.96 Rp 12,678,566.36 Rp 1,582,443,100.00 Rp 180,850,640.00 Rp 271,275,960.00 Rp 36,500,000.00 Rp 21,900,000.00 Rp 2,107,304,932.37 2 0 2 7 4 ,7 2 9 ,3 8 8 Rp 1 4 1 ,4 7 6 .6 0 Rp 1,591,611.71 Rp 13,263,430.91 Rp 1,655,285,800.00 Rp 189,175,520.00 Rp 283,763,280.00 Rp 36,500,000.00 Rp 21,900,000.00 Rp 2,201,621,119.21

2 0 2 8 4 ,9 4 7 ,4 6 4 Rp 1 4 7 ,7 1 5 .1 5 Rp 1,661,795.45 Rp 13,848,295.45 Rp 1,731,612,400.00 Rp 197,898,560.00 Rp 296,847,840.00 Rp 36,500,000.00 Rp 21,900,000.00 Rp 2,300,416,606.06 2 0 2 9 5 ,1 7 5 ,9 8 8 Rp 1 5 3 ,9 5 3 .7 1 Rp 1,731,979.20 Rp 14,433,160.00 Rp 1,811,595,800.00 Rp 207,039,520.00 Rp 310,559,280.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 2,429,463,692.91

2 0 3 0 5 ,4 1 5 ,4 8 3 Rp 1 6 0 ,1 9 2 .2 6 Rp 1,802,162.95 Rp 15,018,024.55 Rp 1,895,419,050.00 Rp 216,619,320.00 Rp 324,928,980.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 2,537,897,729.75

2 0 3 1 5 ,6 6 6 ,4 9 7 Rp 1 6 6 ,4 3 0 .8 2 Rp 1,872,346.69 Rp 15,602,889.09 Rp 1,983,273,950.00 Rp 226,659,880.00 Rp 339,989,820.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 2,651,515,316.60 2 03 2 5 ,9 2 9 ,6 0 6 Rp 1 7 2 ,6 6 9 .3 7 Rp 1,942,530.44 Rp 16,187,753.64 Rp 2,075,362,100.00 Rp 237,184,240.00 Rp 355,776,360.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 2,770,575,653.44

2 0 3 3 6 ,2 0 5 ,4 1 5 Rp 1 7 8 ,9 0 7 .9 3 Rp 2,012,714.18 Rp 16,772,618.18 Rp 2,171,895,250.00 Rp 248,216,600.00 Rp 372,324,900.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 2,895,350,990.29

2 0 3 4 6 ,4 9 4 ,5 6 9 Rp 1 8 5 ,1 4 6 .4 8 Rp 2,082,897.93 Rp 17,357,482.73 Rp 2,273,099,150.00 Rp 259,782,760.00 Rp 389,674,140.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 3,026,131,577.14 2 0 3 5 6 ,7 9 7 ,7 3 3 Rp 1 9 1 ,3 8 5 .0 4 Rp 2,153,081.67 Rp 17,942,347.27 Rp 2,379,206,550.00 Rp 271,909,320.00 Rp 407,863,980.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 3,163,216,663.98

2 0 3 6 7 ,1 1 5 ,6 1 9 Rp 1 9 7 ,6 2 3 .5 9 Rp 2,223,265.42 Rp 18,527,211.82 Rp 2,490,466,650.00 Rp 284,624,760.00 Rp 426,937,140.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 3,306,926,650.83

2 0 3 7 7 ,4 4 8 ,9 7 0 Rp 2 0 3 ,8 6 2 .1 5 Rp 2,293,449.16 Rp 19,112,076.36 Rp 2,607,139,500.00 Rp 297,958,800.00 Rp 446,938,200.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 3,457,595,887.68

2 0 3 8 7 ,7 9 8 ,5 6 9 Rp 2 1 0 ,1 0 0 .7 0 Rp 2,363,632.91 Rp 19,696,940.91 Rp 2,729,499,150.00 Rp 311,942,760.00 Rp 467,914,140.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 3,615,576,724.52 2 0 3 9 8 ,1 3 1 ,9 2 0 Rp 2 1 6 ,0 0 0 .0 0 Rp 2,430,000.00 Rp 20,250,000.00 Rp 2,846,172,000.00 Rp 325,276,800.00 Rp 487,915,200.00 Rp 54,750,000.00 Rp 29,200,000.00 Rp 3,766,210,000.00 Sumber: Hasil Analisis 2019

43 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel 7-3 Kelayakan Finansial Pembangunan Pelabuhan

Cashflow-ln Tahun Investasi Total Cashflow-in Jasa Pandu Jasa Labuh JasaTam bat JasaTunda Jasa Bongkar/Muat Gudang Lap. Penumpukan randa Masuk Pelabuha Parkir Kendaraan 2018 Rp 21,810,852,079 Rp 85,330 Rp 959,958 Rp 7,999,650 Rp 1,106,921,550 Rp 126,505,320 Rp 189,757,980 Rp 18,250,000 Rp 14,600,000 Rp 1,465,079,788 Rp 107,776,697 2019 Rp 91,568 Rp 1,030,142 Rp 8,584,515 Rp 1,157,201,500 Rp 132,251,600 Rp 198,377,400 Rp 18,250,000 Rp 14,600,000 Rp 1,530,386,724 Rp 111,905,109 2020 Rp 97,807 Rp 1,100,325 Rp 9,169,379 Rp 1,209,850,950 Rp 138,268,680 Rp 207,403,020 Rp 18,250,000 Rp 14,600,000 Rp 1,598,740,161 Rp 116,292,418 2021 O p e rate Rp 104,045 Rp 1,170,509 Rp 9,754,244 Rp 1,264,985,750 Rp 144,569,800 Rp 216,854,700 Rp 18,250,000 Rp 14,600,000 Rp 1,670,289,048 Rp 120,955,503 2022 Rp 110,284 Rp 1,240,693 Rp 10,339,108 Rp 1,322,728,400 Rp 151,168,960 Rp 226,753,440 Rp 18,250,000 Rp 14,600,000 Rp 1,745,190,885 Rp 125,912,363 2023 Rp 116,522 Rp 1,310,877 Rp 10,923,973 Rp 1,383,206,650 Rp 158,080,760 Rp 237,121,140 Rp 18,250,000 Rp 14,600,000 Rp 1,823,609,922 Rp 131,182,191 2024 Rp 24,418,790,694 Rp 122,761 Rp 1,381,060 Rp 11,508,837 Rp 1,446,556,300 Rp 165,320,720 Rp 247,981,080 Rp 36,500,000 Rp 21,900,000 Rp 1,931,270,759 Rp 162,335,452 2025 Rp 128,999 Rp 1,451,244 Rp 12,093,702 Rp 1,512,918,750 Rp 172,905,000 Rp 259,357,500 Rp 36,500,000 Rp 21,900,000 Rp 2,017,255,196 Rp 168,293,970 2026 Rp 135,238 Rp 1,521,428 Rp 12,678,566 Rp 1,582,443,100 Rp 180,850,640 Rp 271,275,960 Rp 36,500,000 Rp 21,900,000 Rp 2,107,304,932 Rp 174,631,019 2027 O p e rate Rp 141,477 Rp 1,591,612 Rp 13,263,431 Rp 1,655,285,800 Rp 189,175,520 Rp 283,763,280 Rp 36,500,000 Rp 21,900,000 Rp 2,201,621,119 Rp 181,371,420 2028 Rp 147,715 Rp 1,661,795 Rp 13,848,295 Rp 1,731,612,400 Rp 197,898,560 Rp 296,847,840 Rp 36,500,000 Rp 21,900,000 Rp 2,300,416,606 Rp 188,541,644 2029 Rp 153,954 Rp 1,731,979 Rp 14,433,160 Rp 1,811,595,800 Rp 207,039,520 Rp 310,559,280 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 2,429,463,693 Rp 221,719,922 2030 Rp 17,000,000,000 Rp 160,192 Rp 1,802,163 Rp 15,018,025 Rp 1,895,419,050 Rp 216,619,320 Rp 324,928,980 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 2,537,897,730 Rp 229,836,367 2031 Rp 166,431 Rp 1,872,347 Rp 15,602,889 Rp 1,983,273,950 Rp 226,659,880 Rp 339,989,820 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 2,651,515,317 Rp 238,473,093 2032 Rp 172,669 Rp 1,942,530 Rp 16,187,754 Rp 2,075,362,100 Rp 237,184,240 Rp 355,776,360 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 2,770,575,653 Rp 247,664,358 2033 Rp 178,908 Rp 2,012,714 Rp 16,772,618 Rp 2,171,895,250 Rp 248,216,600 Rp 372,324,900 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 2,895,350,990 Rp 257,446,702 2034 Rp 185,146 Rp 2,082,898 Rp 17,357,483 Rp 2,273,099,150 Rp 259,782,760 Rp 389,674,140 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 3,026,131,577 Rp 267,859,101 2035 O perate Rp 191,385 Rp 2,153,082 Rp 17,942,347 Rp 2,379,206,550 Rp 271,909,320 Rp 407,863,980 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 3,163,216,664 Rp 278,943,133 2036 Rp 197,624 Rp 2,223,265 Rp 18,527,212 Rp 2,490,466,650 Rp 284,624,760 Rp 426,937,140 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 3,306,926,651 Rp 290,743,151 2037 Rp 203,862 Rp 2,293,449 Rp 19,112,076 Rp 2,607,139,500 Rp 297,958,800 Rp 446,938,200 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 3,457,595,888 Rp 303,306,471 2038 Rp 210,101 Rp 2,363,633 Rp 19,696,941 Rp 2,729,499,150 Rp 311,942,760 Rp 467,914,140 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 3,615,576,725 Rp 316,683,571 2039 Rp 216,000 Rp 2,430,000 Rp 20,250,000 Rp 2,846,172,000 Rp 325,276,800 Rp 487,915,200 Rp 54,750,000 Rp 29,200,000 Rp 3,766,210,000 Rp 329,246,891

44 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

4/LT.504/phb-96 yang dikeluarkan oleh Komisi Pusat Amdal Departemen Perhubungan pada tahun 1996. Akan tetapi studi tersebut nantinya perlu diperbaharui dan ditinjau ulang sesuai 7.4 Estimasi Kelayakan Finansial Pembangunan Pelabuhan dengan arahan pengembangan yang akan dilakukan oleh Pelabuhan Tanjungpandan ke Berdasarkan proyeksi dari total pendapatan dan pengeluran maka dapat dilakukan perkiraan cashflow depannya. Identifikasi awal dampak potensial terhadap lingkungan terkait dengan penyelenggaraan Pelabuhan Tanjungpandan untuk 20 tahun kedepan. Pengembangan Pelabuhan Tanjungpandan dapat dilihat berikut ini:

Parameters Sequence : Result 1. Dampak potensial pada tahap pra-konstruksi Benefit Cost Ratio (BCR) 0,04 Tidak Layak Finansial Pada tahap pra-konstruksi diperkirakan akan terjadi dampak berupa keresahan masyarakat apabila Net Present Value (NPV) Rp (43.233.716.922) Tidak Layak Finansial dalam mempersiapkan lahan dan sosialisasi proyek tidak dilakukan dengan hati-hati dan terprogram. Pay Back Period (PBP) >20 thn Tidak Layak Finansial Mitigasi terhadap dampak ini adalah melakukan sosialisasi sejak dini dan terprogram dengan Internai Rate of Return (IRR) 5,03% Tidak Layak Finansial melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Discount Rate 11% Tabel 8-1 Identifikasi dampak potensial terkait dengan Pembangunan Pelabuhan

ISumber Dampa < Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa indikator kelayakan finansial tidak terpenuhi dengan Parameter paybock period tidak tercapai sampai tahun ke-20. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa a b c d penyelenggaraan Pelabuhan Tanjungpandan untuk perencananaan selama 20 tahun Tidak Layak Secara Fisik - Kimia ■ Iklim Finansial, ■ Fisiografi ■ Penggunaan Lahan ■ Geologi dan Tanah 8. KAJIAN RONA LINGKUNGAN ■ Hidrologi Pengembangan pelabuhan tentunya harus juga memperhatikan dampak awal lingkungan yang akan B io lo g i terjadi. Dampak awal lingkungan tersebut terbagi pada 7 dampak yang dapat diketahui pada analisa ini ■ Biota Darat yaitu: ■ Biota Air Sosial Ekonomi 1. Dampak berasal dari rencana pembangunan yaitu penggunaan lahan yang harus diklarifikasi ■ P e n d u d u k secara resmi. ■ Perekonomian 2. Dampak berasal dari pekerjaan konstruksi terbagi pada 3 yaitu: ■ Kesehatan a. Operasi Kapal kerja adanya polusi udara dan air ■ K e a m a n a n b. Jika terjadi reklamasi pantai akan terjadi sedimentasi dasar laut ■ Persepsi Masyarakat Keterangan : c. Pengerukan akan mengakibatkan penimbunan bahan recetment a = Prokonstruksi ; b = Konstruksi; c= Operasional; d = Pemelihoraan 3. Dampak berasal dari beradanya fasilitas pelabuhan dan tapak yaitu : a. Penampungan/struktur fasilitas akan terjadi perubahan fasilitas arus pantai, kurangnya debit air, kurangnya habitat daratan 2. Dampak potensial pada tahap konstruksi b. Timbulnya rute pelayaran perubahan arus pantai a) Dampak Geofisik-Kimia 4. Dampak berasal dari Bongkar/Muat Barang Dan Pergudangan akan terjadi polusi atas udara ■ Jenis Dampak : Kebisingan dan Getaran zan laut. Sumber dampak : kegiatan konstruksi berupa pengoperasian alat berat. Pengelolaan untuk itu 5. Dampak dari pengolahan Limbah yaitu polusi atas udara dan air drainase dapat dilakukan dengan pengaturan waktu kegiatan dan pembiaran tanaman perindang yang 6. Dampak dari arus lalu lintas darat yaitu polusi atas udara ada untuk difungsikan sebagai buffer. 7. Dampak lainnya ■ Jenis Dampak : Kualitas Udara Sumber dampak : kegiatan konstruksi berupa pengoperasian alat berat dan pengangkutan Pelabuhan Tanjungpandan sendiri sudah memiliki studi analisis dampak lingkungan, rencana material (tanah, batu, semen, dii) Pengelolaan untuk meminimalkan dampak ini dapat dilakukan pengelolaan lingkungan, rencana pemanatauan lingkungan (Andai, RKL, RPL), dengan No. SK

45 EXECUTIVE SUMMARY t'Mi-r 'vUlj'-NM RI NCÀN/MNIH':-. !•" LAl'illJUN TANJ'Jì'k ,>V , ì '.’ :;-.-. . - ,■ r, ;; i

di antaranya dengan melakukan penutupan saat transportasi material, melakukan penyiraman ■ Jenis Dampak : Keamanan berkala di jalan yang dilalui kendaraan, perawatan yang baik terhadap kendaraan/alat berat Sumber dampak : aktivitas pembangunan dermaga dengan berbagai material di lingkungan sehingga gas buang dari knalpot memenuhi standar. proyek. Upaya pengelolaan dilakukan dengan pembuatan pos jaga di lingkungan proyek dan ■ Jenis Dampak : Kualitas Air laut peningkatan siskamling di pemukiman warga. Sumber dampak: pembangunan dermaga dan pengerukan alur pelayaran layar / kolam labuh. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan antara lain melakukan pekerjaan dengan bersih tanpa d) Dampak Kesehatan Masyarakat menyisakan material yang tercecer dan pengerukan dilakukan dengan hati-hati agar tidak Jenis dampak : terjadinya insidensi/prevalensi penyakit dan kecelakaan kerja. menimbulkan pengadukan. Sumber dampak : kegiatan mobilisasi alat, personil dan material serta pembangunan dermaga dan fasilitas pendukungnya, Pola pengelolaan terhadap dampak ini dapat dilakukan dengan ■ Jenis Dampak : Transportasi penyuluhan tentang hdup sehat dan sanitasi lingkungan, pengelolaan terhadap munculnya Sumber dampak : peningkatan arus lalu-lintas akibat pengangkutan material ke lokasi proyek. keluhan dan kejadian penyakit, serta melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Puskesmas Pengelolaan untuk dampak ini dapat dilakukan dengan pengaturan lalu lintas melalui terdekat. pemasangan rambu-rambu lalu lintas (hati-hati, stop, dan flash lamp) serta melakukan pekerjaan di luarjam-jam sibuk. Sedangkan kerusakan jalan dapat dihindari dengan pemakaian Dampak potensial pada tahap operasi kendaraan dengan tonase yang sesuai dengan klas jalan. a) Dampak Geofisik-Kimia ■ Jenis dampak : Kualitas udara b) Jenis Dampak : Biologi Sumber dampak : pembakaran bahan bakar oleh kapal, kendaraan di darat, dan mesin-mesin Sumber dampak: pematangan dan penataan lahan, mobilisasi peralatan, dan pembangunan lainya. Pengelolaan dilakukan dengan perawatan mesin secara baik sehingga pembakaran pelabuhan beserta fasilitas pendukungnya. Pengelolaan terhadap dampak ini dapat dilakukan sempurna dan penyiraman secara berkala untuk mengurangi debu berterbangan. dengan penanaman vegetasi baru yang bersifat sebagai tanaman peneduh diharapkan akan ■ Jenis dampak : Kebisingan mampu menggantikan peranan vegetasi asalnya. Sumber dampak : aktivitas di pelabuhan seperti manuver kapal, bongkar muat barang, kendaraan pengangkut di darat maupun sepeda motor dan aktivitas lainya di pelabuhan. c) Dampak Sosekbud Pengelolaan untuk itu dilakukan dengan membuat tanaman di sekitar pelabuhan sehingga ■ Jenis Dampak : Kesempatan Kerja berfungsi sebagai buffer terhadap kawasan pemukiman di sekitarnya. Sumber dampak : rekruitmen tenaga kerja Pengelolaan terhadap dampak ini adalah dengan ■ Jenis dampak : Peningkatan air limpasan (run-off) memberikan informasi ketenaga kerjaan secara transparan, pendataan tenaga kerja lokal Sumber dampak: penutupan lahan/tanah dengan bangunan sehingga meningkatkan koefisien dengan spesifikasinya dengan melibatkan tokoh masyarakat / perangkat desa setempat, dan run-off. Pengelolaan untuk kondisi ini adalah dengan membuat sumur resapan, penutupan mengutamakan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahliannya. lahan /jalan dengan poving/grass block sehingga infiltrasi masih dapat berlangsung, dan pembuatan drainase yang cukup menampung air hujan serta pembersihan secara teratur. ■ Jenis Dampak : Kenyamanan Sumber dampak : kesibukan kegiatan proyek dan rusaknya jalan Pengelolaan untuk dampak ini ■ Jenis dampak: hidrooseanografi dapat dilakukan di antaranya dengan pengaturan jam kerja hanya pada siang hari, pengaturan Sumber dampak: pembangunan breakwater, kolam labuh dan pengerukan alur. Pengelolaan perjalanan kendaraan proyek tidak pada jam sibuk atau melalui jalur yang tidak dilalui dilakukan dengan membuat pelindung pantai pada daerah terancan abrasi. masyarakat setempat, serta segera melakukan perbaikan jika ada sarana-prasarana jalan yang ■ Jenis dampak: kualitas air laut rusak. Sumber dampak: buangan berbagai zat dari kapal, berupa limbah cair, minyak lemak, bahan ■ Jenis Dampak : Persepsi masyarakat organik dan sisa kegiatan di kapal. Pengelolaan dilakukan dengan menyediakan tempat Sumber dampak : kegiatan rekruitmen tenaga kerja dan aktivitas konstruksi. Diperlukan sampah, penampungan sisa minyak dan di dalam kapal dan membuangnya pada tempat persepsi positif masyarakat dengan mobilisasi tenaga kerja yang benar-benar memanfaatkan penampungan yang disediakan di pelabuhan untuk selanjutnya dapat diolah di kolam penduduk lokal secara proporsional. pengelolaan limbah. ■ Jenis dampak: transportasi darat dan laut

46 EXECUTIVE SUMMARY N> t JSUNAN (-.tiNCANA INrilJS". fM I AtìUMAN i.\r; i'RuVr iV r, iv i.: r j

Sumber dampak: kegiatan operasional pelabuhan Pengelolaan dilakukan dengan koordinasi kegiatan dalam waktu yang sama. Jenis Dampak : Persepsi masyarakat Sumber dampak : yang baik dengan Adpeluntuk pelayaran dan pengaturan lalu lintas dengan rambu untuk aktivitas operasional pelabuhan Pengelolaan terhadap dampak ini adalah dengan sosialisasi kendaraan di darat. dan pembinaan terhadap kegiatan sektor informai.

■ Jenis dampak : tata ruang ■ Jenis Dampak : Tata nilai budaya Sumber dampak: pemanfaatan ruang yang tidak terkendali akibat munculnya stimulan Sumber dampak : interaksi antara pendatang dengan penduduk setempat. Pengelolaan pengembangan kawasan. Pengelolaan dialakukan dengan melakukan dengan sosialisasi tata terhadap dampak ini dapat dilakukan dengan tetap menjaga interaksi masyarakat melalui ruang dan pengketatan pemberian IMB hanya yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang. pertemuan warga dan kegiatan budaya seperti perayaan hari raya, merti desa, dan sebagainya.

■ Jenis Dampak : Keamanan b) Dampak Biologi Sumber dampak : aktivitas pelabuhan dan sekitarnya seperti bongkar muat barang / Sumber dampak: kegiatan pengoperasian pelabuhan yang mengakibatkan pencemaran penumpang, pengangkutan, keberadaan jasa dan sektor informai lainya. Upaya pengelolaan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan untuk dampak ini dapat dilakukan dengan pembangunan IPAL dilakukan dengan pembuatan posjaga di lingkungan pelabuhan dan peningkatan siskamling di lingkungan pelabuhan. di pemukiman warga. c) Dampak Sosekbud ■ Jenis Dampak ; Ketenagakerjaan d) Dampak Kesehatan Masyarakat Sumber dampak: rekruitmen tenaga kerja dalam rangka operasional pelabuhan. Pengelolaan Jenis dampak : terjadinya insidensì/prevalensi penyakit dan kecelakaan kerja Sumber dampak : terhadap dampak ini adalah dengan memberikan informasi ketenagakerjaan secara transparan, kegiatan operasional pelabuhan seperti bongkarmuat barang/penumpang, pengangkutan pendataan tenaga kerja lokal dengan spesifikasinya dengan melibatkan tokoh masyarakat / barang, packing, lalu-lintas dari dan ke pelabuhan dan sebaliknya. Pola pengelolaan terhadap perangkat desa setempat, dan mengutamakan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahliannya. dampak ini dapat dilakukan dengan penyuluhan mengenai hidup sehat dan sanitasi lingkungan, ■ Jenis Dampak: Kesempatan berusaha pengelolaan terhadap munculnya keluhan dankejadian penyakit, dan melakukan pemeriksaan dan Sumber danpak: kesempatan berusaha di bidang jasa terkait makin meningkatnya aktivitas pengobatan di Puskesmas terdekat. operasional pelabuhan. Pengelolaan terhadap dampak ini dapat dilakukan dengan melakukan Berdasarkan telaah awal dari rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan Tanjungpandan, koordinasi yang baik antar warga yang dapat diwadahi dalam suatu koperasi/paguyuban dan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi nantinya perlu disusun Rencana sejenisnya. Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). ■ Jenis Dampak : Kenyamanan Sumber dampak : operasional pelabuhan seperti kapal, mesin angkat, kendaraan pengangkut barang, kendaraan penumpang pribadi/umum, sepeda motor dan lain-lain. Pengelolaan terhadap dampak ini adalah dengan pengaturan jam kerja sehingga tidak terjadi penumpukan

47 EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN RENCANA INDUK PFLABUHAN TANJUNGPANDAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Sumber dampak: kegiatan operasional pelabuhan Pengelolaan dilakukan dengan koordinasi kegiatan dalam waktu yang sama. Jenis Dampak : Persepsi masyarakat Sumber dampak : yang baik dengan Adpeluntuk pelayaran dan pengaturan lalu lintas dengan rambu untuk aktivitas operasional pelabuhan Pengelolaan terhadap dampak ini adalah dengan sosialisasi kendaraan di darat. dan pembinaan terhadap kegiatan sektor informai.

■ Jenis dampak : tata ruang ■ Jenis Dampak : Tata nilai budaya Sumber dampak: pemanfaatan ruang yang tidak terkendali akibat munculnya stimulan Sumber dampak : interaksi antara pendatang dengan penduduk setempat. Pengelolaan pengembangan kawasan. Pengelolaan dialakukan dengan melakukan dengan sosialisasi tata terhadap dampak ini dapat dilakukan dengan tetap menjaga interaksi masyarakat melalui ruang dan pengketatan pemberian IMB hanya yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang. pertemuan warga dan kegiatan budaya seperti perayaan hari raya, merti desa, dan sebagainya.

■ Jenis Dampak : Keamanan b) Dampak Biologi Sumber dampak : aktivitas pelabuhan dan sekitarnya seperti bongkar muat barang / Sumber dampak: kegiatan pengoperasian pelabuhan yang mengakibatkan pencemaran penumpang, pengangkutan, keberadaan jasa dan sektor informai lainya. Upaya pengelolaan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan untuk dampak ini dapat dilakukan dengan pembangunan IPAL dilakukan dengan pembuatan pos jaga di lingkungan pelabuhan dan peningkatan siskamling di lingkungan pelabuhan. di pemukiman warga. c) Dampak Sosekbud ■ Jenis Dampak : Ketenagakerjaan d) Dampak Kesehatan Masyarakat Sumber dampak: rekruitmen tenaga kerja dalam rangka operasional pelabuhan. Pengelolaan Jenis dampak : terjadinya insidensi/prevalensi penyakit dan kecelakaan kerja Sumber dampak : terhadap dampak ini adalah dengan memberikan informasi ketenagakerjaan secara transparan, kegiatan operasional pelabuhan seperti bongkarmuat barang/penumpang, pengangkutan pendataan tenaga kerja lokal dengan spesifikasinya dengan melibatkan tokoh masyarakat / barang, packing, lalu-lintas dari dan ke pelabuhan dan sebaliknya. Pola pengelolaan terhadap perangkat desa setempat, dan mengutamakan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahliannya. dampak ini dapat dilakukan dengan penyuluhan mengenai hidup sehat dan sanitasi lingkungan, pengelolaan terhadap munculnya keluhan dankejadian penyakit, dan melakukan pemeriksaan dan ■ Jenis Dampak: Kesempatan berusaha pengobatan di Puskesmas terdekat. Sumber danpak: kesempatan berusaha di bidang jasa terkait makin meningkatnya aktivitas

operasional pelabuhan. Pengelolaan terhadap dampak ini dapat dilakukan dengan melakukan Berdasarkan telaah awal dari rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan Tanjungpandan, koordinasi yang baik antar warga yang dapat diwadahi dalam suatu koperasi/paguyuban dan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi nantinya perlu disusun Rencana sejenisnya. Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). ■ Jenis Dampak : Kenyamanan Sumber dampak : operasional pelabuhan seperti kapal, mesin angkat, kendaraan pengangkut Ditetapkan di Jakarta barang, kendaraan penumpang pribadi/umum, sepeda motor dan lain-lain. Pengelolaan Pada tanggal : terhadap dampak ini adalah dengan pengaturan jam kerja sehingga tidak terjadi penumpukan MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

47