64 _Kebijakan Pemerintah dan Tradisi Mudik pada Masa Pandemi …, Nuria Febri Sinta Rahayu, dkk

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN TRADISI MUDIK LEBARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Oleh: Nuria Febri Sinta Rahayu 1, Agus Machfud Fauzi 2, Dinda Ayu Aprilianti 3 1Universitas Negeri Surabaya; [email protected] 2Universitas Negeri Surabaya; [email protected] 3Universitas Negeri Surabaya; [email protected]

ABSTRAK: Penelitian bertujuan untuk mengetahui intensitas kebijakan berupa regulasi dengan tradisi mudik lebaran yang diberlakukan oleh pemerintah pada masa pandemi covid-19 di Desa Wedoro. Teori yang digunakan adalah teori perubahan sosial dari Selo Soemardjan. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian fenomenologi Covid-19. Munculnya fenomena tersebut pemerintah mengantisipasi dengan memberlakukan kebijakan berupa regulasi yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Namun, nyatanya masih terdapat beberapa warga yang menyempatkan waktu untuk pulang (mudik). Ketika lebaran tiba, warga di desa Wedoro mengikuti anjuran pemerintah untuk lebaran dirumah saja dan tidak melakukan mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang melakukan mudik adalah masyarakat yang mayoritas berkedudukan asli Madura. Dalam tradisi Madura terdapat istilah toren, ketika lebaran tiba, warga berbondong-bondong mudik lebaran. Sehingga tradisi yang melekat pada kelompok masyarakat tidak dapat diubah atau diganggu gugat meski dalam keadaan tertentu pandemi. Mereka menganggap tradisi mudik merupakan hal wajib dilakukan. Berdasarkan fenomena tersebut, perangkat Desa Wedoro mengeluarkan kebijakan bahwa setiap warga yang melakukan kegiatan mudik lebaran maka harus membawa surat keterangan sehat dan bebas Covid-19. melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 1 (satu) minggu. Apabila terdapat warga yang teridentifikasi terpapar Covid-19, maka 1 (satu) keluarga melakukan perawatan inap di Puskesmas terdekat dan mendapat dana bantuan dari desa untuk keperluan sehari-hari. Upaya yang dilakukan pemerintah menimbulkan perubahan- perubahan yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk pada tatanan pola perilaku masyarakat. Dengan adanya perubahan yang terjadi selalu didasari dengan perencanaan untuk menghasilkan apa yang ingin diwujudkan. Perubahan akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan pengendalian atau pengawasan dari yang menghendaki perubahan (agent of change).

KATA KUNCI: Kebijakan Pemerintah, Regulasi, Tradisi Lebaran, Pandemi Covid-19

ABSTRACT: The research aims to determine the intensity of policies in the form of regulation with the tradition of Eid al-Fitr homecoming imposed by the government during the covid-19 pandemic in Wedoro Village. The theory used is the theory of social change of Selo Soemardjan. The research approach uses descriptive qualitative with the type of phenomenological research of Covid-19. The emergence of this phenomenon the government anticipates by imposing policies in the form of regulations that must be adhered to by the community. However, in fact there are still some residents who take the time to go home. When Lebaran arrived, residents in Wedoro village followed the government's advice to Eid al-Fitr at home only and did not make homecoming to prevent the spread of Covid-19. The results showed that the homecoming is a society that is

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 64 - 74) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 65 majority native to Madura. In Madura tradition there is the term toren, when Eid arrives, people flock to Eid al-Fitr. So that the tradition attached to the community can not be changed or contested even in certain circumstances pandemic. They consider the tradition of homecoming a must-do. Based on the phenomenon, wedoro village device issued a policy that every citizen who conducts Eid al-Fitr homecoming activities must bring a certificate of health and free Covid-19. self-isolation in each house for 1 (one) week. If there are residents who have been identified as exposed to Covid-19, then 1 (one) family conducts hospital treatment at the nearest puskesmas and receives assistance from the village for daily needs. The government's efforts to make changes that affect the social system, including the order of patterns of community behavior. With the changes that occur is always based on planning to produce what you want to realize. Changes will run well if supported by control or supervision of who wants change (agent of change).

KEYWORDS: Government Policy, Regulation, Eid Tradition, Covid-19 Pandemic

PENDAHULUAN Keadaan tersebut mengakibatkan keresahan yang terjadi di lingkungan Kabar virus mematikan yang masyarakat, sehingga setiap masyarakat berasal dari Wuhan China ditemukan ketika memiliki kepentingan di luar pada bulan Desember tahun 2019. rumah diwajibkan untuk mematuhi Menurut beberapa media informasi, virus protokol kesehatan yang telah tersebut dihasilkan oleh pasar hewan diberlakukan oleh pemerintah seperti yang ada di negara tersebut, sehingga menggunakan masker, menjaga jarak, negara China sempat dalam kondisi dan mencuci tangan. Sehingga keadaan terpuruk, virus tersebut dikenal dengan tersebut menimbulkan kebiasaan baru nama Covid-19. Setelah Virus tersebut yang terus berulang dan menjadi budaya. mewabah di negara China, virus tersebut Jika dikaitkan dengan budaya baru dikonfirmasi telah menyebar ke seluruh tersebut maka sama seperti yang negara termasuk di wilayah Asia. Setelah dikatakan oleh Louis Althusser mengenai mengetahui hal tersebut, pemerintah coupure, maksudnya ialah terdapat proses mengambil tindakan tegas memahami dealektikal materealis akibat untuk menanggulanginya. Berdasarkan adanya suatu problematika. surat edaran yang dikeluarkan oleh Kebijakan-kebijakan yang dite- pemerintahan pada masa pandemi kini, rapkan di tengah kehidupan masyarakat berbagai kebijakan dibuat dan saat pandemi berlangsung meng- diberlakukan oleh pemerintah dengan akibatkan perubahan sosial. Perubahan tujuan memutus mata rantai penyebaran sosial yang terjadi karena adanya Virus Covid-19 yang ada di Indonesia, perubahan pada suatu lembaga yang seperti pemberlakuan kebijakan 3-M, mempengaruhi sistem serta pola-pola PSBB, dan PPKM. Upaya yang dilakukan perilaku dalam kelompok masyarakat1. oleh pemerintah tersebut semakin Seiring berjalannya kebijakan yang diperketat karena setiap harinya angka diberlakukan, memunculkan keadaan kasus positif Covid-19 terus bertambah memaksa terhadap semua masyarakat dan angka kematian yang disebabkan untuk mematuhi kebijakan- kebijakan dari virus tersebut juga semakin meningkat. pemerintah. Namun banyak dari mereka yang belum terbiasa mematuhi protokol

1 Selo Soemardjan dalam Sosiologi Suatu Pengantar, 2015 (: Rajawali Pers, 2015) , hlm 261.

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 66 _Kebijakan Pemerintah dan Tradisi Mudik Lebaran pada Masa Pandemi …, Nuria Febri Sinta Rahayu, dkk kesehatan seperti menggunakan masker 100 juta. Pada proses pelanggaran ketika beraktivitas di luar, dan lain-lain. nantinya ada tahapan berupa teguran Perubahan yang terjadi pada masyarakat secara persuasif hingga sanksi berat ini berlangsung tanpa adanya sesuai dengan UU Pasal 93 Tahun 2018. pengawasan masyarakat sehingga Namun berdasarkan fenomena yang menimbulkan dampak yang tidak terlihat pada saat libur lebaran tahun 2020 diharapkan. yang lalu, adanya regulasi yang Kebijakan dari pemerintah tetap diterapkan di Desa Wedoro berdasarkan diberlakukan pada setiap elemen kebijakan pemerintah tidak mengubah masyarakat termasuk pada tingkat desa. pemikiran para warga untuk melakukan Ketika libur lebaran tiba, terdapat kebiasaannya yaitu pulang kampung pada regulasi dari desa atas wewenang masa pandemi meski adanya sanksi pemerintah untuk melarang para warga kebijakan yang telah diberlakukan dalam melakukan kegiatan di luar rumah pemerintah kepada warga yang memaksa termasuk pada tradisi mudik lebaran yang melakukan mudik. Maka dengan biasa dilakukan masyarakat pada masa demikian, pemerintah harus bekerja sama lebaran. Adanya bentuk regulasi yang dengan tatanan-tatanan struktur dalam terdapat di Desa Wedoro terhadap tradisi pemerintahan mulai dari setiap provinsi, mudik lebaran merupakan bentuk kabupaten, kecamatan, sampai ke daerah kebijakan atas penerapan yang untuk lebih memperketat dan diberlakukan dalam pandemi yaitu menegakkan kembali hukum yang penerapan 3M, PSBB, dan PPKM. berlaku. Dengan kondisi tersebut memunculkan Adanya kebijakan mengenai adanya larangan dari Presiden RI (Joko larangan budaya pulang kampung Widodo) pada perayaan Hari Raya Idul memberikan asumsi positif maupun Fitri 1441 Hijriah yaitu seluruh negatif dari masyarakat karena diantara masyarakat harus tetap berdiam di rumah mereka ingin berkumpul dengan sanak dan tidak diperbolehkan untuk saudaranya, sedangkan disisi lain dengan melakukan mudik atau pulang kampung, kegiatan yang dilakukan di luar rumah kebijakan tersebut diberlakukan sebagai dapat memicu penyebaran angka Covid- upaya pencegahan penyebaran virus 19. Di daerah Jawa Timur terdapat Covid-19. Dengan larangan tersebut, kenaikan angka Covid-19 tertinggi maka Menteri Perhubungan menge- setelah Jakarta. Dengan demikian maka luarkan kebijakan mengenai Gubernur Jawa Timur menghimbau pengendalian pada semua transportasi kepada semua daerah Jawa Timur untuk selama musim mudik lebaran untuk menyediakan tempat layanan observasi mencegah penyebaran virus Covid-19 atau isolasi mandiri hingga di tingkat desa berlangsung (Permenhub No. 25 Tahun karena berdasarkan prakiraan nantinya 2020). terdapat fenomena perlonjakan angka Dalam kebijakan Permenhub pulang kampung pada masyarakat. yang diedarkan terdapat larangan yang Adanya regulasi yang telah dirancang menerapkan sanksi tercantum dalam UU oleh pemerintah masih terus diabaikan Pasal 93 Tahun 2018 yang berisi tentang oleh masyarakat, sehingga untuk kegiatan karantina kesehatan kepada mengantisipasinya pemerintah membuka seluruh masyarakat, dan apabila ada suatu pintu kepada para pemudik untuk pulang pelanggaran pada karantina kesehatan kampung dengan cara memenuhi maka nantinya dikenakan pidana satu persyaratan yang dibuat seperti kebijakan tahun penjara dan denda maksimal Rp.

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 64 - 74) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 67 protokol kesehatan sesuai anjuran dan pendukung, untuk selanjutnya melakukan berdasarkan persyaratan dari pemerintah. wawancara dan observasi mendalam Persyaratan tersebut antara lain: dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah (1) Para pekerja pada bidang pertahanan, disusun dan dikembangkan, lalu keamanan, dan ketertiban umum, selanjutnya dilakukan pengolahan dan kesehatan, kebutuhan dasar, fungsi konsolidasi data, guna penelitian tersebut ekonomi, hingga percepatan penanganan menghasilkan data yang akurat dan bisa Covid-19. (2) Pasien yang membutuhkan menjamin keasliannya. Untuk penangan mesdis. (3) Masyarakat yang menguatkan penelitian ini terdapat memiliki kebutuhan mendesak. (4) Para beberapa data yang diambil dari media pemulangan PMI, WNI, dan pelajar dari sosial seperti media televisi, instagaram, luar negeri untuk pulang ke daerah asal. maupun twitter. Dengan adanya kebijakan-kebijakan Metode ini dilakukan untuk yang telah dupayakan maka diharapkan menganalisis regulasi di Desa Wedoro masyarakat selalu memperhatikan dan Kec. Waru dengan budaya pulang mematuhi kebijkan tersebut, sehingga kampung saat lebaran dengan kebijakan dapat memutus mata rantai penyebaran pemerintah (3M-PSBB) yang berlaku di Covid-19. tahun 2020. Penelitian ini menggunakan teori perubahan sosial dari Selo METODE Soemardjan yang mengatakan bahwa terjadinya perubahan sosial terjadi pada Penelitian ini menggunakan suatu kelembagaan di masyarakat yang metode kualitatif deskriptif yang dalam mempengaruhi aspek-aspek soail seperti penjelasannya mengacu pada definisi nilai, sikap, pola perilaku, dan sistem yang diperoleh dari pandangan sosial yang ada di masyarakat. Adanya masyarakat. Berdasarkan pendapat regulasi yang di tegakkan oleh aparat Sugiyono (2005) bahwa metode pemerintah dan dibantu dengan pegawai deskriptif merupakan metode yang daerah guna memutus mata rantai digunakan untuk menggambarkan atau penyebaran Covid-19 ini memberikan menganalisis hasil dari penelitian yang perubahan sosial yang cukup luas. dilakukan tetapi tidak digunakan untuk menyimpulkan secara luas. Sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN nantinya data yang diperoleh dari metode ini berdasarkan dengan realita yang Kebijakan Regulasi pada Masa terjadi di lapangan. Pandemi Metode pengambilan data adalah wawancara2 dan observasi3. Metode Kabar tentang hadirnya virus wawancara dan observasi ini memiliki Covid-19 yang berasal dari Wuhan China keunggulan yaitu tidak ada hasil disebut virus yang mematikan telah rekayasa. Untuk penelitian ini objeknya didengar sejak bulan Desember 2019, adalah warga Wedoro Kec. Waru Kab. keadaan tersebut sempat membuat geger Sidoarjo yang dilakukan dengan cara seluruh negara di dunia, salah satunya di purposive sampling. Dalam metode Indonesia. Tidak lama kemudian kabar pengumpulan data, peneliti virus pandemi tersebut menyebar sampai menggunakan dokumentasi sebagai di Indonesia dan memberikan

2 Wawancara adalah kegiatan tanya jawab untuk 3 Observasi adalah tinjauan atau pengamatan secara mendapatkan keterangan atau pendapat mengenai suatu spesifik. (Sugiyono, 2017: 203) hal. (KBBI)

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 68 _Kebijakan Pemerintah dan Tradisi Mudik Lebaran pada Masa Pandemi …, Nuria Febri Sinta Rahayu, dkk kekhawatiran, pasalnya dikemudian hari menggunakan hand sanitizer yang terdapat beberapa warga yang terindikasi berbahan dasar alkohol agar bersih dari terkena virus Covid-19. Adanya pandemi kuman-kuman yang menempel pada tersebut menjadi masalah sosial dan tangan dan area sekitarnya. (3) Menjaga mengakibatkan perubahan pola perilaku Jarak; Apabila anda melakukan kegiatan masyarakat hingga saat ini. Berbagai di luar rumah maka yang perlu aspek kehidupan telah mengalami diperhatikan adalah dengan menjaga perubahan yang sangat signifikan, karena jarak dengan orang sekitar. Dalam selang beberapa waktu angka kematian anjuran untuk menjaga jarak ialah satu yang diakibatkan oleh virus tersebut terus sampai dua meter. (4) Menjauhi meningkat. Kerumunan; Dalam kegiatan yang Pemerintah masih terus berupaya dilakukan di luar rumah yang sangat untuk megatasi permasalahan tersebut penting adalah menjauhi kerumunan, mulai dari penerapan 3M kemudian karena saat berkerumun ada kontak fisik penerapan PSBB yang mengalami yang tidak berjarak sehingga dapat perpanjangan hingga saat ini diubah dimungkinkan lebih cepat jika terpapar dengan penerapan PPKM. Kebijakan 3M dengan virus Covid-19. (5) Mengurangi merupakan kebijakan yang wajib Mobilitas Mobilitas yang dimaksud ialah dilakukan yaitu dengan mencuci tangan pergerakan yang dilakukan oleh dengan air yang mengalir, memakai masyarakat untuk keluar rumah. Dan masker, dan menjaga jarak dari diharapkan masyarakat tidak perlu keluar kerumunan. Kebijakan tersebut disahkan rumah apabila tidak dalam keadaan yang oleh pemerintah pada awal September mendesak dan penting. dalam surat edaran dari Sekertaris Jendral Penerapan 5M sama halnya Kemendikbud No. 77106/A.A7/EP/2020. dengan 3M, akan tetapi pemerintah Kebijakan 3M disaranakan untuk meningkatkan kembali kebijakan yang diterapkan ketika beraktivitas di dalam ada sebelumnya guna masyarakat lebih maupun di luar rumah, akan tetapi hal memperhatikan dan peduli dengan tersebut menimbulkan pendapat pro- kesehatan yang ada pada dirinya. Dalam kontra di masyarakat, pasalnya beberapa penerapan PSBB terdapat berbagai masyarakat berpendapat apabila kegiatan regulasi yang diterapkan dan telah di dalam rumah tidak menimbulkan tercantum pada Peraturan Pemerintah No. kerumunan. Kebijakan 3M terus 21 Tahun 2020 mengenai Pembatasan dioptimalkan dan diperketat sehingga Sosial Berskala Besar atau PSBB dalam muncul kebijakan baru yaitu 5M. rangka percepatan untuk penangan virus Penerapan 5M ini merupakan pengganti Corona-19, kemudian Peraturan Menteri dari kebijakan 3M. Kesehatan No. 09 Tahun 2020 mengenai 5M yang dimaksud di sini ialah: pedoman dalam Pembatasan Sosial (1) Memakai Masker; Diharapkan kepada Berskala Besar atau PSBB, dan Peraturan seluruh masyarakat untuk menggunakan Pemerintah Pengganti Undang-Undang masker saat berkegiatan diluar rumah atau Perpu No. 01 Tahun 2020 mengenai atau juga saat berku mpul dengan kerabar Kebijakan Keuangan Negara dan di manapun tempatnya. (2) Mencucui Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Tangan; Setiap orang perlu melakukan Penanganan dari pandemi Covid-19 cuci tangan menggunakan sabun dan air dalam menghadapi rintangan yang yang mengalir secara bersih. Apabila membahayakan sektor perekonomian di tidak memungkinkan untuk bercuci Indonesia. Penerapan kebijakan PSBB tangan maka yang harus dilakukan ialah yang ditekankan oleh Presiden RI yaitu,

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 64 - 74) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 69

Joko Widodo pada tanggal 31 Maret pada masyarakat. PSBB yang dilakukan 2020. Akan tetapi baru direalisasikan yaitu dengan waktu 24 jam sehingga pertama kali di daerah ibukota Jakarta terdapat pelaksanaan jam malam pada pada tanggal 10 April 2020. Dan pukul 21.00 WIB seluruh warga tidak kemudian, di ikuti oleh daerah-daerah boleh ada yang beraktivitas di luar rumah. yang lain seperti Sumatera Barat, Tangerang, termasuk di daerah Sidoarjo, Surabaya, dan Gresik. Saat penerapan PSBB berlangsung berbagai kegiatan diberhentikan untuk sementara waktu, seperti kegiatan belajar tatap muka di sekolah, jual-beli di pasar atau pertokoan, pemberhentian kegiatan pariwisata, dan kegitan yang melibatkan fasilitas umum. Namun terdapat pengecualian yang melibatkan delapan sektor dalam Gambar 1. kebutuhan manusia. Seperti sektor (Sumber:https://www.instagram. kesehatan, sektor pangan, sektor com/p/CAH1xwnAra7/?ighsid=6jirwvu2 keuangan, dan sektor komunikasi. n Dengan adanya regulasi yang telah 9e7https://www.instagram.com/p/B_wQ dikeluarkan oleh pemerintahan maka pF KgLeS/?ighsid=19grd2d9hwolk) pihak Kepolisian menindak lanjuti dengan Maklumatnya pada No. Pada jilid II dilakukan pada Mak/2/III/2020 mengenai Kepatuhan tanggal 12 Mei 2020 dan kembali Masyarakat Dalam Kebijakan Pemerintah beroperasi dalam waktu 24 jam hingga guna memutus mata rantai penyebaran dua pekan ke depan dengan kebijakan dan Covid-19 dalam kegiatan PSBB. sanksi yang diperketat sebagai Adanya maklumat tersebut untuk konsekuensinya saat melanggar. Dalam mengatasi pelanggaran yang dilakukan memperketat regulasi yang oleh masyrakat. Di daerah Sidoarjo, bersinambungan ini maka dilakukan Surabaya, dan Gresik juga menerapkan operasi pada jam malam dalam waktu 24 kebijakan PSBB yang di perintahkan oleh jam di tempat-tempat umum. Seperti, Gubernur Jawa Timur, sehingga desa- pasar, fasilitas umum, persimpangan desa yang ada pada daerah tersebut jalan besar, dan pabrik industri. (Heru mendapatkan regulasi dari pemerintah Tjahjono, 2020). Dalam kebijakan ini, yang harus ditaati. Gubernur Jawa Timur meminta untuk PSBB yang diberlakukan oleh memberlakukan physical distancing pada Gubernur Jawa Timur terbagi menjadi fasilitas umum, dan pemberlakuan pada dua jilid. Pada jilid I dilakukan pada oprasi ganjil-genap. Untuk sanksi yang tanggal 20 April 2020. Beliau membuat diberikan bagi setiap pelanggar yaitu kebijakan tersebut berdasarkan dengan tidak dapat melakukan perpanjangan SIM surat edaran Menteri Kesehatan No. 09 dan SKCK karena pihak keamanan dapat Tahun 2020 mengenai Pedoman PSBB melakukan penahanan pada KTP untuk Percepatan Penanganan Kasus pelanggar. Covid-19. Kebijakan tersebut dilakukan Berdasarkan data yang diperoleh, dengan dibantu oleh aparat kepolisian para pelanggar PSBB di jilid II dapat untuk mengawasi mobilitas yang ada terancam Undang-Undang Pidana, Pasal

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 70 _Kebijakan Pemerintah dan Tradisi Mudik Lebaran pada Masa Pandemi …, Nuria Febri Sinta Rahayu, dkk

216 KUHP dan ancaman hukuman Berdasarkan fakta yang terjadi di penjara selama empat bulan dua minggu4. lapangan sebagaian basar masyarakat Pada kenyataannya, PSBB jilid II masih memanfaatkan teknologi untuk dapat terdapat kelonjokan kendaraan bersilaturrahmi melalui virtual online. khususnya pada roda dua yakni 40%. Mereka hanya dapat bertemu dan memaafkan satu sama lain secara tidak Lebaran pada Masa Pandemi langsung atau tatap muka via online. Adanya dukungan dari aplikasi digital Pada tahun-tahun sebelumnya yang dapat diakses melalui benda dengan mudah kita dapat melakukan elektronik seperti telepon genggam dan kegiatan di luar rumah atau berlibur dan laptop sudah bukan menjadi alasan untuk mudik dengan sesuka hati tanpa adanya tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. regulasi yang mengikat. Namun, pada Sehingga pada masa pandemi ini semua tahun 2020 semua kegiatan yang ingin elemen masyarakat hanya bisa dilakukan sangat terbatas dan sangat mengandalkan dari aplikasi tersebut terikat dengan kebijkan-kebijakn dari untuk melakukan kegiatan yang pemerintah. Salah satunya saat lebaran membutuhkan tatap muka. tiba, lebaran di tahun 2020 menjadi Selain itu, saat halal bi halal lebaran yang berbeda. Berdasarkan lebaran sebagian masyarakat juga dengan regulasi yang telah diberlakukan menolak adanya tamu yang berkunjung oleh pemerintah maka disaat lebaran ke rumah. Dan budaya yang ada untuk pemerintah menghimbau kepada seluruh berbagai angpao mereka berikan dengan masyarakat untuk tetap merayakan cara yang unik, seperti di daerah Waru lebaran dengan di rumah saja, dan sesuai dan Karangrejo. Sebagian dari mereka dengan anjuran pemerintah untuk tetap berpendapat bahwa adanya kebijakan dari mematuhi protokol kesehatan melalui pemerintah tidak mengubah bentuk 3M, PSBB, dan sampai sekarang yaitu kesakralan untuk merayakan lebaran PPKM. Masyarakat tidak dapat bersama dengan keluarga. melakukan kegiatan halal bi halal dengan sanak famili bahkan tetangga sekitar rumahnya.

Gambar 3. (Sumber:https://www.viva.co.id/berita/na si onal.com)

Gambar 2. (Sumber: https://www.bbc.com)

Gambar 4. (Sumber: Tribun Jawa Timur Travel)

4 Pemkot Bogor UU KUHP, Pasal 216.

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 64 - 74) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 71

Tradisi Mudik Lebaran pada Masa Pandemi

Tradisi saat lebaran sangat melekat pada setiap masyarakat. Jika dilihat di lapangan sebagian masyarakat di Desa Wedoro merupakan penduduk urbanisasi dari desa ke kota dan menetap untuk menempuh kehidupan baru yang layak. Sehingga, mayoritas dari mereka Gambar 5. setiap libur lebaran tiba melakukan Masyarakat mudik dengan melintasi kegiatan pulang kampung. Namun jembatan Suramadu. berbeda dengan lebaran di tahun 2020. (Sumber: Instagram Jawa Pos) Berdasarkan peraturan dari Kementerian Perhubungan yang telah diresmikan, pada Dengan kondisi yang diakibatkan oleh Permenhub No. 25 Tahun 2020 kebijakan-kebijakan dari pemerintah mengenai pengendalian transporatsi guna guna memutus mata rantai penyebaran mencegah penyebaran kasus Covid-19. Covid-19 masyarakat mau tidak mau Larangan tersebut baik dalam sarana dipaksa untuk mengikuti peraturan transportasi darat, laut, maupun udara, yang sifatnya hukum. Peraturan baik transportasi umum maupun merupakan tujuan dari kehendak yang transporatsi pribadi. Akan tetapi terdapat diingonkan oleh sesorang, lembaga, pengecualian pada transporatsi yang ada atau yang lain. seperti, kendaraan dinas, kendaraan TNI Peraturan mengandung makna atau Polri, kendaraan ambulans atau yang kukuh, tidak dapat di goyangkan jenazah, dan kendaraan yang mengangkut dan memaksa. Sehingga semua wajib barang logistik. untuk mentaati peraturan yang ada Mayoritas dari masyarakat dalam masyarakat. Berdasarkan memang mematuhi kebijakan yang telah dengan fenomena di lapangan, disahkan oleh pemerintah. Akan tetapi terdapat perubahan-perubahan yang masih ada beberapa masyarakat yang terjadi pada masyarakat sehingga belum mampu mengikuti kebijakan mempengaruhi pola perilaku yang ada. tersebut sehingga nekat untuk melakukan Perubahan yang dilakukan kegiatan mudik lebaran. Termasuk di pemerintah dan diterapkan di masyarakat daerah Wedoro, beberapa warga yang merupakan bentuk perubahan yang berasal dari Madura mengikuti tradisi dikehendaki (Itended-Change), dalam toron dan banyak yang melakukan mudik perubahan ini terdapat perencanaan yang saat lebaran sehingga menimbulkan sudah dipikirkan matang oleh pihak kepadatan area jembatan Suramadu pemerintah5. Pasalnya semua kebijakan akibat lebaran tiba. Adanya peraturan dari yang ada tidak seperti yang diinginkan pemerintah sebagian kecil dilanggar oleh oleh sebagian masyarakat. Mayoritas dari masyarakat yang mengenal tradisi mereka menginginkan untuk melakukan sehingga melupakan regulasi yang dapat tradisi mudik lebaran akan tetapi pada menimbulkan konsekuensinya. realitasya semua kegiatan masyarakat diatur oleh pemerintah. Menurut teori Unilinear theoris of evolution6 teori ini

5 Selo Semardjan, op.cit., hlm. 381 dan seterusnya. 6 Inkeles Alex, What Is Sociology (New Delhi: Prentice Hall Of India,1965), hlm, 31.

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 72 _Kebijakan Pemerintah dan Tradisi Mudik Lebaran pada Masa Pandemi …, Nuria Febri Sinta Rahayu, dkk berpendapat bahwasanya manusia dan yang mendesak. Malah sebaiknya, masyarakat dapat mengalami kebiasaan-kebiasaan yang diupayakan perkembangan dalam perubahan melalui oleh pemerintah kini melekat dalam proses bertahap (August Comte, Herbert kesehariannya. Seperti saat lebaran yang Spencer). lalu masyarakat dinilai 85% mengalami Terwujudnya kesempurnaan ketertiban dalam kebijakan pemerintah. dalam mematuhi kebijakan protokol Sehingga, hanya sebagian kecil dari kesehatan maka masyarakat dan budaya masyarakat yang masih bertekad untuk perlu bekerjasama dengan tahapan proses berkegiatan di luar rumah. dari yang sederhana, kemudian kompleks sehingga muncul kesempurnaan dalam PENUTUP masyarakat. Kebijakan tersebut dengan mengubah pola perilaku masyarakat agar Segala upaya yang telah lebih berhati-hati dan sangat menjaga dilakukan pemerintah untuk memutus kesehatan. Dengan dibantu penerapan mata rantai penyebaran Covid-19 dapat 3M, PSBB, dan PPKM masyarakat dapat dikatakan sudah membawa hasil. membentuk perubahan. Sehingga angka Pernyataan tersebut dibuktikan dengan kasus yang tadinya mencapai 1000 data bahwa terdapat tiga provinsi yang sekarang menjadi 800-an. Adanya memiliki penurunan angka kasus Covid- keberhasilan tersebut karena berada di 19, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan bawah pengawasan7. Sulawesi Selatan8. Namun tidak berhenti Masyarakat di desa Wedoro di situ, pemerintah terus berupaya untuk mengalami pola perubahan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan berperilaku. Ketika terbiasa dengan jam meski berbagai perubahan terjadi dari malam pada pukul 21.00 - 04.00 WIB, berbagai aspek. Pemerintah juga maka semua tempat terasa sunyi tidak menghimbau untuk perangkat desa seperti sebelumnya. Kegiatan-kegiatan memperketat kembali kebijakan yang seperti ibu-ibu PKK sudah tidak diberlakukan khususnya saat libur melakukan kegiatan yang biasa lebaran tiba. dilakukan dengan berkerumun, namun Ketika lebaran tiba, warga di kegiatan yang dilakukan untuk bertemu Desa Wedoro mengikuti anjuran hanya ketika mengurus keuangan PKK pemerintah untuk lebaran di rumah saja saja. Lalu segerombol ibu-ibu rumah dan tidak melakukan mudik lebaran tangga yang sering melakukan kegiatan untuk mengurangi penyebaran kasus seperti merumpi, saat ini sudah tidak Covid-19. Namun berdasarkan terjadi. penelitian yang melakukan mudik Masyarakat saat ini dibandingkan lebaran ialah masyarakat yang dengan sebelumnya sangat berbeda. mayoritas berkedudukan asli Madura. Yakni yang sebelumnya tidak Dalam tradisi Madura terdapat istilah memperdulikan kesehatannya, saat ini toren yang dimana ketika lebaran tiba, lebih memperdulikan kesehatannya maka semua warga berbondong- seperti sering mencuci tangan ketika bondong untuk melakukan kegiatan keluar-masuk ruangan, jarang mudik lebaran. Sehingga tradisi yang berkerumun dengan orang- orang yang melekat dalam suatu kelompok tidak dikenal, tidak melakukan kegitan di masyarakat tidak dapat diubah atau luar rumah apabila tidak ada kepentingan diganggu gugat meski dalam keadaan

7 Ibid., hlm 380, 381. 8 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta, 21 Oktober 2010.

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 64 - 74) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 73 tertentu. Karena menurut sebagian besar 03.52 WIB. Diakses pada dari mereka tradisi merupakan hal wajib tanggal 16 Februari 2021 yang perlu dilakukan. Sehingga tradisi Andika Dian. 2020. “Dampak Pelarangan yang melekat dalam suatu kelompok Mudik Akibat Pandemi Covid- masyarakat tidak dapat diubah atau 19 Terhadap Bisnis Angkutan diganggu gugat meski dalam keadaan Udara di Indonesia”. Journal of tertentu. Karena menurut sebagian besar Civil Engineering and Planning. dari mereka tradisi merupakan hal wajib Hal, 119-121. Vol. 1, No. 2. yang perlu dilakukan. Aunillah, Rinda. July 2020. Berdasarkan fenomena tersebut, “Determinisme Teknologi: para pihak perangkat Desa Wedoro Perayaan Idul fitri di Sat memberikan kebijakan di desa, bahwa Pandemi”. Fakultas Ilmu setiap warga yang melakukan kegiatan Komunikasi, Universitas mudik lebaran maka harus membawa Padjadjaran. Hal, 5-8 Vol. 3, surat keterangan ehat dan bebas dari No. 1 Covid-19. Dan melakukan isolasi mandiri Harto Ambrosius. di rumah masing-masing selama satu https://www.kompas.id/baca/nu minggu. Apabila terdapat warga yang santara /2020/05/19/larangan- teridentifikasi terpapar kasus Covid-19 mudik-masih- diabaikan-di- maka satu keluarga melakukan perawatan jatim/ 19 Mei 202011: 33 WIB. inap di Puskesmas terdekat dan mendapat Diakses pada tanggal 15 dana bantuan dari desa untuk Februari 2021. kesehariannya. Mujani Saiful, Irvani Deni. 20 Oktober Segala upaya yang dilakukan 2020. “Sikap dan Perilaku pemerintah menimbulkan perubahan- Wabah Terhadap Kebijakan perubahan yang mempengaruhi sistem Penanganan Wabah Covid-19”. sosial dan termasuk pada tatanan pola Jurnal Ilmu Politik. Hal, 227- perilaku masyrakat9. Dengan adanya 230. Vol. 11 No.2. perubahan besar yang terjadi selalu Naim, Ngainun. 2020. Lebaran di Tengah didasari dengan perencanaan untuk Pandemi (1) “Nuansa Idul Fitri menghasilkan apa yang ingin terwujud di Tengah Corona”. dan perubahan akan berjalan dengan Tulungagung: IAIN baik apabila didukung dengan Tulungagung Press. E-book. pengendalian atau pengawasan dari Rusli Cahyadi M.Si. yang menghendaki perubahan (agent of http://lipi.go.id/berita/single/Sur change). vei- Ketahanan-Sosial- Masyarakat-selama- DAFTAR PUSTAKA PSBB/22050 11 Januari 2020. Diakses pada tanggal 15 Februari Abdurrahman Al-Farid 2021. https://tribunnewswiki.com/202 Tribun Jawa Timur, 2020 0/05/08/ kabar-gembira-inilah-4- www.tribunjatim.comuTidak syarat-orang- diperbolehkan- Menerima Tamu Untuk pulang-kampung-saat- Berkunjung diakses pada 05 larangan-mudik-siapa- Maret 2021. saja?page=2 Sabtu,9 Mei 2020

9 Social Change in Yogyakarta, 1962. (New York: Cornell University Press, Itacha), hlm, XVIII dan 379

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369 74 _Kebijakan Pemerintah dan Tradisi Mudik Lebaran pada Masa Pandemi …, Nuria Febri Sinta Rahayu, dkk

Utami Intan, Ertanto Dody. Agustus Lebaran Di Tengah Covid-19” Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan Islam. Hal, 132- 138. Vol. 5, No. 2.

p-ISSN 1412 – 517X Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369