PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Berkemajuan

1 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PENGUATAN PERAN PEREMPUAN MUDA MENUJU INDONESIA BERKEMAJUAN

Tim Penyunting : Anjarwati

Dewi

Iwan Satriawan

Jazaul Iksan

Lutfi Nurdian A

Mamik Hajaroh

Muhammad Ma’ruf

Muhammad Shobar

Nur Fitri Mutmainah

Siti Khotimah

Widaryati

II PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PROSIDING KONFERENSI NASIONAL : PENGUATAN PERAN PEREMPUAN MUDA MENUJU INDONESIA BERKEMAJUAN

Tim Penyunting : Anjarwati Muhammad Ma’ruf Dewi Amanatun Muhammad Shobar Iwan Satriawan Mamik Hajaroh Jazaul Iksan Nur Fitri Mutmainah Lutfi Nurdian A Widaryati Siti Khotimah

Setting dan Layout : Tim Panitia Desain Cover : Tim Panitia Cetakan 1, Juli 2016 ISBN : 978-602-18471-3-8 Diterbitkan Oleh :

Jl. Ring Road Barat No. 63, Mlangi, Nogotirto, Gamping Sleman, 55292 Telp : (0274) 4469199, Fax : (0274) 4469204 Email : [email protected] Website : www.unisayogya.ac.id

©2016, Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

III PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

iv PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... ii KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS ' YOGYAKARTA...... iv DAFTAR ISI...... v

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DAN TINGKATPENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA DI KOTA YOGYAKARTA...... 1

UPAYA PENGUATAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KAUM JANDA LANSIA DENGAN PENDEKATAN KASIH SAYANG...... 7

PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PRIBADI REMAJA...... 18

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG...... 34

REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PARTAI GERINDRA KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 ...... 41

PENGARUH LATIHAN KESIMBANGAN FISIK TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRENA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL...... 53

STUDI PUSTAKA KLASIFIKASI DAN DESKRIPSI MANFAAT KOMPONEN AIR SUSU IBU: MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN PERAN IBU MENYUSUI...... 67

MANFAAT SENAM NIFAS PADA PROSES INVOLUSIO UTERUS POSTPARTUM...... 76

DINAMIKA KOMPETENSI PENGASUHAN PADA IBU YANG MENJALANI LONG DISTANCE MARRIAGE...... 84

PERAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN MODAL PSIKOLOGI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN WORK ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR...... 93

ADVOKASI SAHABAT PEREMPUAN UNTUK PEMENUHAN HAK PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DI KABUPATEN MAGELANG...... 105

CHILDCARE POLICY IN : A CASE STUDY OF INSTITUTION SUPPORT TOWARD FAMILY STRENGTHENING IN YOGYAKARTA CITY...... 127

PERAN PEREMPUAN DALAM KASUS KORUPSI DI INDONESIA...... 153

TENDENSI BUDAYA POLITIK PRA PILPRES 2014 DI KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL...... 168

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM PENANGANAN KORBAN KEKERASAN PEREMPUANDAN ANAK TAHUN 2015...... 178

AFFIRMATIVE ACTION : STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN PADA PEMILU LEGISLATIF 2019...... 188

v PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PEREMPUAN DI SEKTOR EKONOMI INFORMAL SEBUAH PELAJARAN DARI BURUH GENDONG PEREMPUAN DI PASAR BERINGHARJO ...... 204

BERHARAP PADA PENDIDIKAN RAMAH ANAK...... 217

PERAN ELIT LOKAL DALAM KEMENANGAN PARTAI GERINDRA PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN UTARA...... 224

PERAN DESAIN INTERIOR TERHADAP KEMAJUAN PENDIDIKAN KHUSUS AUTIS.. 235

PEREMPUAN DALAM PERCATURAN POLITIK INDONESIA...... 241

KUALITAS PELAYANAN RSUD KABUPATEN MIMIKA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT...... 249

WISATA KULINER YOGYAKARTA, PEMETAAN ULANG DAN UPAYA REVITALISASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN UMKM...... 268

POTENSI KANDUNGAN SENYAWA PHENOL AMARANTH SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI...... 277

ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS) PADA UNDANG-UNDANG TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI INDONESIA DALAM MEMFASILITASI JENIS-JENIS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN...... 283

PENGUATAN PERAN PEREMPUAN DALAM MEWUJUDKAN KEMAJUAN POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA LOKAL...... 301

PERAN LEMBAGA PENDAMPINGAN ANAK REMAJA DAN KELUARGA (EL PARKA) PIMPINAN CABANG AISYIYAH (PCA) WIROBRAJAN DALAM MENDAMPINGI KELUARGA KORBAN KEKERASAN MENUJU KELUARGA SAKINAH DI KECAMATAN WIROBRAJAN...... 310

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF DALAM MENINGKATKAN POTENSI DAERAH DALAM BIDANG PARIWISATA...... 319

KEMANDIRIAN EKONOMI PEREMPUAN MELALUI PENGEMBANGAN DESA PRIMA (PEREMPUAN INDONESIA MAJU MANDIRI)...... 332

KONFLIK PENYELENGGARAAN PILKADA LANGSUNG DALAM OTONOMI DAERAH...... 345

vi PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA DI KOTA YOGYAKARTA

AYU DWI PUTRI

Abstrak --- Background: The prevalence women. Increased level of hemoglobin in of maternal anemia in Yogyakarta the treatment group and the comparison Municipality in 2011 and 2012 was group was 2.2 g/dl and 1.21 g/dl, 25.9% and 24.33%, respectively. Efforts respectively, with a p>0.05 and CI 95% to address this problem are conducted (0.45-1.61). education significant effect by administering Fe tablet. But the on anemia (p = 0.047). After assuming reality on the ground , there are still that there was an influence with the many pregnant women who ignore it , variable of education, supplementary one contributing factor was the feeding could affect a change in knowledge that is influenced by the level hemoglobin levels by 14 %. of education. An effort to improve the Conclusion: The provision of nutritional status of the women during supplementary food during pregnancy pregnancy is by the provision of in the third trimester affected supplementary feeding. Providing hemoglobin levels and this would supplementary food containing high increase as influenced by the level of protein is expected to increase education. hemoglobin levels. Objective: To assess the effect of Keywords: Pregnant women, hemoglobin, anemia, supplementary feeding in the third education and supplementary feeding trimester of pregnancy on the increased hemoglobin levels. Methods: This was a quantitative study. PENDAHULUAN The study design was quasi- experimental with a non-equivalent Anemia merupakan suatu keadaan control group study design. The location kesehatan yang telah menjadi masalah of the study was in several health kesehatan global terutama di negara centers in Yogyakarta Municipality. The berkembang. Ibu hamil dengan anemia experiments were conducted with mempunyai risiko lebih tinggi untuk supplementary feeding for 30 days. The mengalami kematian dan dapat berdampak samples were third trimester pregnant buruk terhadap pertumbuhan dan women, amounting to 101 people. The perkembangan janin yang dikandungnya. examination of hemoglobin levels was Anemia dapat diakibatkan karena carried out before and after the rendahnya status gizi pada ibu hamil yang intervention by using an Hb Quick- ditunjukkan oleh prevalensi anemia yang Check. This study used T-test, cukup tinggi (Adriani & Wirjatmadi, Regression, and Oneway Anova with a 2012). significance level of P <0.05 and 95 % Menurut Scholl (2011) prevalensi CI. anemia tertinggi terjadi pada trimester Results: The cases of anemia in this ketiga kehamilan. Prevalensi anemia ibu study were 54 (53.47%) pregnant hamil di tingkat nasional menunjukan bahwa masalah anemia di Indonesia

1 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan termasuk dalam kategori gawat. Survei anemia. Protein merupakan sumber utama Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang zat besi dalam makanan (Arisman, 2008). dilakukan di Indonesia pada tahun 2004 Menghindari dampak dari anemia, ibu melaporkan bahwa 50,5% ibu hamil hamil perlu mendapatkan perhatian mengalami anemia dan tahun berikutnya khusus. Pemberian vitamin dan makanan angka tersebut naik menjadi 50,9% tambahan yang mengandung protein tinggi (Sarminto, 2011). Anemia masih menjadi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan suatu masalah di Provinsi Daerah Istimewa gizi dan meningkatkan kadar Hb, sehingga Yogyakarta (DIY), prevalensi anemia kejadian anemia pada ibu hamil dapat selama tiga tahun berturut-turut sejak dihindari. tahun 2008 sampai 2010 yaitu sebesar 22,01%, 23,48% dan 22,45%. Kejadian anemia di Kota Yogyakarta tahun 2008 METODE PENELITIAN sampai dengan 2010 secara berurutan adalah 22,02%, 23,48% dan 22,45%. Jenis penelitian yang digunakan Kejadian anemia di Provinsi DIY pada adalah kuantitatif. Rancangan penelitian tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. ini adalah quasi experiment dengan desain Berbeda dengan Provinsi, kejadian anemia non-equivalent control group. Kelompok di Kota Yogyakarta meningkat menjadi penelitian dibagi menjadi dua kelompok 25,38% (Dinkes Provinsi DIY, 2012). yaitu kelompok perlakuan dan kelompok Tahun 2012 kejadian anemia di Kota pembanding. Kelompok perlakuan akan Yogyakarta menurun menjadi 24,33% diberi makanan tambahan, sedangkan (Dinkes Kota Yogyakarta, 2013). kelompok pembanding dikontrol konsumsi Di Indonesia anemia defisiensi besi tablet Fe. masih merupakan salah satu masalah gizi Penelitian dilakukan di beberapa yang utama. Dampak anemia defisiensi wilayah kerja Puskesmas di Kota besi pada ibu hamil yaitu meningkatkan Yogyakarta, Provinsi DIY. Penelitian angka kesakitan meliputi perdarahan, dilakukan pada bulan Agustus - Oktober ketuban pecah dini, kematian maternal, 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah risiko terjadinya bayi berat lahir rendah seluruh ibu hamil trimester ketiga yang (BBLR). Penyebab utama kematian terdata di beberapa wilayah kerja maternal salah satunya adalah perdarahan Puskesmas di Kota Yogyakarta dengan postpartum yang bersumber pada anemia jumlah 128 orang dan sampel sebanyak defisiensi besi (Arisman, 2008). 104 orang. Subjek pada penelitian ini Upaya untuk meningkatkan status adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria. gizi ibu selama masa kehamilan adalah Adapun kriteria inkluasinya yaitu dengan cara pemberian makanan tambahan ibu hamil dengan usia kehamilan trimester (PMT). Pemberian makanan tambahan III, tidak mengalami kekurangan energi yang diberikan berbasis pangan lokal, kronis (KEK), menerima tablet Fe dari sehingga mudah didapatkan di setiap tenaga kesehatan, bersedia menjadi subjek daerah. Tujuan pemberian makanan penelitian dengan menandatangai informed tambahan pada ibu hamil adalah untuk consent, merencanakan persalinan di Kota memenuhi kebutuhan zat gizi selama Yogyakarta. Kriteria ekslusinya adalah kehamilan sehingga dapat mencegah subjek pindah alamat sehingga sulit untuk kekurangan zat gizi dan akibat yang dilacak, subjek terdiagnosa penyakit ditimbulkan (Milman, 2010). tertentu yang berbahaya bagi kehamilan Protein merupakan komponen (penyakit sistemis dan penyakit infeksi) penting dalam pembentukan hemoglobin, dan subjek mengalami kelainan darah sehingga dengan mengkonsumsi protein (kelainan penjendalan, talasemia). yang cukup akan mencegah terjadinya

2 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Kelompok Intervensi perlakuan (79.6%) maupun pada . Perlakuan Pembanding Statistik P kelompok pembanding (71.2%), yaitu n % n % Pendidikan sebagian besar berpendidikan tinggi dan

Tinggi 39 79.6 37 71.2 tidak bermakna secara statistik. Pada 0.96X 0.326 Rendah 10 20.4 15 28.6 kelompok perlakuan sebanyak 61.2% dan kelompok pembanding sebanyak 61.5%, Instrumen yang digunakan pada dan tidak bermakna secara statistik. penelitian ini yaitu formulir wawancara, formulir recall 24 jam, alat pemeriksaan kadar hemoglobin Quik-Check Hb dan bahan olahan ikan tuna (otak-otak, nuget, Tabel 1 Uji Homogenitas Karakteristik ajifurai, rolade dan kaki naga). Analisis Subjek Penelitian Berdasarkan bivariabel digunakan untuk mengetahui Kelompok Intervensi pada Ibu hubungan antara satu variabel terhadap Hamil Trimester III di Kota outcome dengan menggunakan uji Yogyakarta regression, t-test dan oneway Anova. Analisis multivariabel digunakan untuk melihat pengaruh beberapa faktor terhadap Hasil tabel 2 menunjukkan analisis outcome dengan menggunakan uji multiple paired t-test perubahan kadar hemoglobin regression. Pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum dan setelah perlakuan. Rata-rata dilakukan sebelum dan setelah pemberikan kadar hemoglobin pada kedua kelompok makanan tambahan. Makanan tambahan meningkat. Pada kelompok perlakuan rata- diberikan ke subjek penelitian selama 30 rata kadar hemoglobin sebelum perlakuan hari dengan menu yang bergantian. 10.88 gr/dl, setelah perlakuan rata-rata kadar hemoglobinnya meningkat menjadi 13.1 gr/dl. Pada kelompok pembanding HASIL PENELITIAN juga terjadi peningkatan rata-rata kadar hemoglobin. Sebelum dipantau konsumsi Subjek penelitian dibagi menjadi tablet Fe rata-rata kadar hemoglobin pada dua kelompok, kelompok perlakuan yang kelompok pembanding yaitu 11 gr/dl dan diberi makanan tambahan terdiri dari 52 setelah dipantau meningkat menjadi 12.2 orang dan kelompok pembanding yang gr/dl. Kesimpulan dari hasil uji ini adalah dikontrol konsumsi tablet Fe terdiri dari 52 baik secara statistik maupun secara klinis, orang. Pada akhir penelitian jumlah ada pengaruh yang bermakna antara tersebut berkurang menjadi 101 orang, 49 perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan orang pada kelompok perlakuan dan 52 setelah perlakuan. orang pada kelompok pembanding. Tabel 2 Perbedaan Kadar Hemoglobin Penyebab terjadi pengurangan jumlah Sebelum dan Setelah Perlakuan subjek penelitian karena adanya subjek pada Kedua Kelompok Ibu Hamil penelitian yang mengundurkan diri, aleri Trimester III di Kota Yogyakarta terhadap ikan yang diketahui setelah Kadar hemoglobin (gr/dl) beberapa hari mengkonsumsi makanan Hb Beda Hb setelah 95% CI sebelum mean tambahan dan bayi yang dikandung mean mean SD meninggal dunia. Analisis data SD 10.9 Perlakuan 13.1 0.9 2.2* 1.76 - 2.64 menggunakan program komputerisasi Stata 1.2 versi 11.0. 11 Pembanding 12.2 1.3 1.2* 0.83 - 1.58 Berdasarkan hasil uji homogenitas 1.2 karakteristik sujek penelitian, Hasil uji statistik tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan menunjukkan bahwa setalah perlakuan ibu hamil yang menjadi subjek penelitian pada kelompok perlakuan rata-rata selisih tidak jauh berbeda baik pada kelompok

3 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

M1 M2 kadar hemoglobinnya akan meningkat Variabel Koefisien Koefisien sebesar 2.2 gr/dl, sedangkan pada CI 95% CI 95% Kelompok kelompok pembanding rata-rata selisih Perlakuan 1.03 0.98 0.45 - 1.61 0.40 - 1.55 kadar hemoglobinnya akan meninggkat 0.001 0.0006 sebesar 1.2 gr/dl. Secara statistik ada Kontrol Pendidikan hubungan yang bermakna antara perlakuan Tinggi -0.59 -1.26 - 0.06 dengan selisih kadar hemoglobin. 0.78 Perbedaan rata-rata selisih kadar Constanta 1.17 1.34 N 101 101 hemoglobin pada tingkat pendidikan yaitu R2 0.11 0.14 sebesar 0.71 gr/dl. Secara statistik ada pengaruh yang bermakna antara tingkat Hasil tabel 5 memaparkan bahwa pendidikan dengan selisih kadar pada kelompok perlakuan ibu 1 orang yang hemoglobin. sebelum perlakuan mengalami anemia dan setelah perlakuan tetap mengalami anemia, Tabel 3 Perbedaan Selisih Kadar sedangkan ibu yang diawal penelitian Hemoglobin pada Ibu Hamil sebelum perlakuan mengalami anemia dan Trimester III di Kota Yogyakarta setelah perlakuan tidak mengalami anemia Kadar Hemoglobin (gr/dl) . sebanyak 25 orang, secara statistik hasil ini mean SD bermakna. Berbeda pada kelompok Kelompok pembanding, sebanyak 6 orang ibu hamil

Perlakuan 2.2 1.5 yang diawal penelitian mengalami anemia

Pembanding 1.17 1.4 dan setelah dipantau konsumsi tablet Fe Pendidikan selama 30 hari tetap mengalami anemia.

Tinggi 1.8 1.5 Ibu hamil yang di awal penelitian mengalami anemia dan setelah penelitian Rendah 1.1 1.5 tidak lagi mengalami anemia ada sebanyak 22 orang dan hasil bermakna secara Hasil analisis multivariabel antara statistik. pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap kelompok intervensi dengan Tabel 5 Kejadian Anemia Sebelum dan mempertimbangkan faktor pendidikan dan Setelah Perlakuan pada PMT. Model pertama menunjukkan bahwa Kelompok Intervensi Ibu Hamil pemberian makanan tambahan dapat Trimester III di Kota Yogyakarta Setelah meningkatkan selisih kadar hemoglobin 2 Tidak X P Sebelum Anemia pada kelompok perlakuan sebanyak 1.03 Anemia gr/dl, berpengaruh sebesar 11 % dan Perlakuan Anemia 1 25 25. 0.00 signifikan secara statistik. Hasil model Tidak Anemia 0 23 00 0 Pembandi Anemia 6 22 kedua menunjukkan bahwa setelah ng 22. 0.00 00 0 mempertimbangkan tingkat pendidikan, Tidak Anemia 0 24 pemberian makanan tambahan tetap berpengaruh terhadap beda selisih PEMBAHASAN peningkatan kadar hemoglobin yaitu 0.98 gr/dl dan berpengaruh sebesar 14 %. Berdasarkan variabel pendidikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara tingkat Tabel 4 Pengaruh Pemberian Makanan pendidikan dengan selisih kadar Tambahan Terhadap Kadar hemoglobin sebelum dan setelah perlakuan Hemoglobin Dengan dengan nilai p<0.05. Rata-rata selisih Mempertimbangkan Faktor kadar hemoglobin pada tingkat pendidikan Pendidikan tinggi lebih banyak dibanding pendidikan rendah dengan selisih sebesar 0.71 gr/dl.

4 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Penelitian Bencaiova et al. (2012) setelah diberikan makanan tambahan dan memaparkan bahwa tingkat pendidikan tablet Fe terjadi peningkatan rata-rata dapat mempengaruhi rata-rata kadar kadar hemoglobin pada kelompok hemoglobin ibu hamil. Selain itu penelitian perlakuan (1.35 mg/dl) dan kelompok yang dilakukan di Bangladesh kontrol (1.78 mg/dl) dan secara statistik memperlihatkan bahwa ibu yang tidak bermakna. Penelitian yang mendukung berpendidikan, mempunyai kadar hasil penelitian ini adalah penelitian yang hemoglobin lebih rendah secara signifikan dilakukan oleh Hapzah et al.(2013) yaitu dibanding ibu yang menamatkan pemberian gizi mikro terhadap perubahan pendidikan paling kurang tamat SMA kadar hemoglobin dan asupan makanan (Ahmed, et. al, 2003). pada ibu hamil anemia trimester II. Hasil Rendahnya tingkat pendidikan ibu penelitiannya menunjukkan adanya hamil dapat menyebabkan keterbatasan perubahan kadar hemoglobin setelah dalam upaya menangani masalah gizi perlakuan selama 12 minggu. Peningkatan dalam keluarga. Menurut Arisman (2008) kadar hemoglobin antara sebelum dan faktor pendidikan juga berpengaruh saat sesudah intervensi pada kelompok pemberian tablet Fe. Efek samping dari perlakuan sebesar 0.350 gr/dl sedangkan tablet Fe yang dapat menggagu seperti pada kelompok kontrol peningkatan kadar mual dan muntah, sehingga orang hemoglobin sebesar 0.053 gr/dl, namun cenderung menolak tablet yang diberikan. hasil ini tidak bermakna secara statistik Penolakan tersebut berpangkal dari (p=0.267). Penambahan asupan besi, baik ketidaktahuan mereka terhadap melaui maknan dan/atau pemberian penambahan kebutuhan zat besi selama suplemen, terbukti mampu meningkatkan kehamilan. Selaian itu Balajaran et.al hemoglobin akibat hemodilusi (Arisman, (2011) berpendapat bahwa tingkat 2008). Menurut Sayogo (2006) dalam pendidikan yang dicapai seseorang tulisannya memaparkan bahwa protein mempunyai hubungan nyata dengan hewani mempunyai keunggulan dibanding pengetahuan gizi dari makanan yang dengan protein nabati, protein hewani dikonsumsinya. mudah diserap oleh tubuh sehingga sangat Berdasarkan hasil analisis berhubungan dengan metabolisme zat besi. bivariabel dan multivariabel menunjukkan bahwa pemberian makanan tambahan KESIMPULAN DAN SARAN dapat meningkatkan rata-rata selisih kadar hemoglobin pada kelompok perlakuan Pemberian makanan tambahan sebesar 2.2 gr/dl dan pada kelompok pada ibu hamil trimester ketiga dapat pembanding sebesar 1.2 gr/dl. Jika meningkatkan kadar hemoglobin dan akan membandingkan antara kedua kelompok tetap bermakna dengan tersebut, perbedaan rata-rata selisih kadar mempertimbangkan tingkat pendidikan. hemoglobinnya adalah sebesar 1.03 gr/dl dan bermakna secara statistik p>0.05. Hasil uji multivariabel dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan, pemberian makanan tambahan tetap berpengaruh terhadap beda selisih DAFTAR PUSTAKA peningkatan kadar hemoglobin yaitu sebesar 0.98 gr/dl dan pengaruhnya sebesar Adriani, M. & Wirjatmadi, B. (2012) 14 %. Pengantar Gizi Masyarakat, Jakarta: Hasil penelitian ini sesuai dengan Kencana Prenada Media Group. hasil penelitian Taslim, et,al (2006) pada Scholl, T. O. (2011) Maternal Iron Status : ibu hamil yang KEK, menunjukkan bahwa Relation To Fetal Growth, Lenght Of

5 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Gestation And The Neonate's Iron Ahmed, J., Mahmuda, I., A, S. & Endowment. Nutr Rev, 69(Suppl 1): Akhtaruzzaman (2003) Anaemia and S23-S29. Vitamin A Deficiency in Poor Urban Subarda, Hakimi, M. & Helmyati, S. Pregnant Women of Bangladesh. (2011) Pelayanan Antenatal Care Asia-Pac. J. Clin. Nutrition, 12(4): dalam Pengelolaan Anemia 460-466. Berhubungan dengan Kepatuhan Ibu Balarajan, Y., Ramakrishnan, U., Ozaltin, Hamil Minum Tablet Besi Jurnal E., Shankar, A. H. & Subramanian, Gizi Klinik Indonesia, 8(1): 7-13 S. V. (2011) Anaemia in low-income Sarminto (2011) Peran Pemerintah and middle-income countries. Daerah (Dinas Kesehatan Provinsi) Lancet, 378(9809): 2123-35. dalam Pelayanan Darah, Taslim, N. A., Karya, E. M. & Hadju, V. Yogyakarta: Dinas Kesehatan (2006) Pengaruh Pemberian Provinsi DIY. Makanan Tambahan dan Tablet Besi Dinkes Provinsi DIY (2012) Profil Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Kesehatan Provinsi DIY, Yogyakarta. Hamil yang Menderita Kurang Energi Kronik di Kabupaten Takalar, Dinkes Kota Yogyakarta (2013) Profil Selatan. Medika Kesehatan, Yogyakarta: Dinkes Kota Nusantara, 26: 24-29. Yogyakarta. Hapzah, Hadju, V. & Sirajuddin, S. (2013) Arisman (2008) Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi Pengaruh Konseling Gizi dan Dalam Daur Kehidupan,Ed.2, Suplementary Gizi Mikro Dua Kali Jakarta: EGC. Seminggu Terhadap Peningkatan Milman, N. (2010) Anemia—still a major Kadar Hemoglobin dan Asupan health problem in many parts of the Makanan Ibu Hamil. Media Gizi world! Springer-Verlag, 90: 369-377. Masyarakat Indonesia, 2(2): 64-70. Bencaiova, G., Burkhardt, T. & Breymann, Sayogo, S. (2006) Gizi Remaja Putri, C. (2012) Anemia Prevalence and Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Risk Factors in Pregnancy. European Kedokteran Universitas Indonesia. Journal of Internal Medicine, 23: 529–533.

6 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

UPAYA PENGUATAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KAUM JANDA LANSIA DENGAN PENDEKATAN KASIH SAYANG (STUDI DI LSM LUH JINGGAN PONDOK AL-KAMAL TAMBAKSARI KUWARASAN KEBUMEN JAWA TENGAH)

Dr. Azam Syukur Rahmatullah., S.H.I.,M.S.I.,M.A Doktor Psikologi Pendidikan Islam Program Studi Psikologi Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Tingkat pertumbuhan kaum tenaga. Kurang ilmu, berarti sang janda tua janda lansia pertahun meningkat, sejak masa muda dan dewasa tidak memiliki terutama janda lansia yang tidak menikah bekal keilmuan-formal yang cukup, mereka lagi. Mereka sangat membutuhkan hal-hal tidak menikmati bangku sekolah, bahkan yang menjadikan tingkat kesejahteraan kuliah, sehingga di akhir masa tuanya mereka psikologis meningkat. Oleh karenanya tidak mampu mempergunakan keilmuan yang perlu program kegiatan yang menjadikan seharusnya dimiliki sejak dini dengan baik, mereka damai, nyaman serta sejahtera. akibatnya mereka merana dan tidak berdaya Dalam hal ini terdapat Lembaga Swadaya untuk menghidupi diri mereka sendiri. Masyarakat yang diberinama LSM Luh Sedangkan kurang harta bisa dimaknai Jinggan yang berada di bawah naungan seorang janda tua ketika ditinggalkan suami Madrasah Aliyah Plus Nururrohmah tercinta tidak dibekali harta berlebih, bahkan Pondok Pesantren Al-Kamal Tambaksari cenderung kurang, sehingga akibatnya ketika Kuwarasan Kebumen yang memiliki menjanda dalam kondisi yang kurang bahkan berbagai program kegiatan yang berupaya tidak nyaman sama sekali, karena tidak untuk mensejahterakan psikologis kaum memiliki harta. janda lansia. Berbagai kegiatan tersebut Kurang skill bagi seorang janda tua berada pada bingkai pendekatan kasih dapat dimaknai bahwa mereka tidak memiliki sayang, yakni secure attachment, high kemampuan lain yang dapat diandalkan, yang motivation, frienship, personal adjusment, sejatinya meskipun secara keilmuan formal dan rich of religious-illahiyah. tidak dimiliki, namun apabila memiliki kelebihan skill lain tentu saja mampu Kata Kunci: Janda lansia, LSM Luh Jinggan, membawa para janda dalam posisi nyaman, Pendekatan kasih Sayang dan Kesejateraan karena mampu menghidupi diri mereka Psikologis sendiri. Namun dalam hal ini disebabkan minimnya skill yang dimiliki mengakibatkan PENDAHULUAN mereka menderita di masa tua. Sedangkan yang dimaksud dengan kurang tenaga adalah Menjadi janda bagi seorang posisi daya tahan dan kekuatan para kaum perempuan tentu saja bukan pilihan, apalagi janda tua tersebut yang semakin melemah, kondisi menjanda pada masa tua yang kurang sehingga tidak mampu memaksimalkan ilmu, kurang harta, kurang skill dan kurang dengan baik, akibatnya mereka hanya bisa

7 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan bekerja sesuai dengan kekuatan yang semakin tua melewati masa-masa sulitnya dan melemah tersebut, sehingga wajar apabila membantu mereka mendapatkan predikat ending-nya mereka tidak mampu kesejahteraan psikologis. Di sisi lain, penulis mendapatkan uang yang layak untuk ingin mengetahui perihal program-program menghidupi keseharian mereka. apa saja yang dilaksanakan oleh LSM tersebut Berbagai macam kelemahan dan yang berpondasikan kasih sayang. kekurangan para janda yang tersebut di atas Harapannya dengan tulisan ini akan diperoleh semakin diperparah dengan ketidakpunyaan formulasi yang tepat dalam hal menangani anak, atau memiliki anak tetapi justru menjadi para kaum janda tua. beban para kaum janda tua tersebut. Akibatnya para janda tua semakin tertekan JANDA LANSIA DALAM KONTEKS dalam hidup, mereka terkadang merasa KEKINIAN bingung akan menggantungkan keluh kesah kepada siapa. Hal ini menjadikan mereka jauh Tingkat pertumbuhan kaum lansia di dari penyebutan istilah “kesejahteraan Indonesia semakin tinggi, hal ini dapat psikologis di masa tua.” Masa tua yang dibuktikan dengan data dari Kementerian idealnya menjadi masa keemasan hidup yakni Kesehatan Republik Indonesia yang masa penuh kenyamanan, kedamaian, menyebutkan bahwa berdasarkan sensus penyatuan kepada Tuhan, justru menjadi masa penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia paling buruk dalam sejarah kehidupannya di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari karena banyak memiliki kekurangan dan total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah kelemahan. penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi Sehubungan dengan kondisi di atas, 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun terdapat Lembaga Swadaya Masyarakat 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. (LSM) yang bernama Luh Jinggan yang (http://www.depkes.go.id/article/view/150527 berada di desa Tambaksari Kuwarasan 00010/pelayanan-dan-peningkatan-kesehatan- Kebumen, di mana LSM ini menstressingkan usia-lanjut.html#sthash.hD42NLna.dpuf, diri khusus membantu para kaum janda tua diakses pada tanggal 25 Juni 2016). yang tidak mampu dan lemah secara materi Menurut data yang akurat dari dan immateri. Selain itu LSM ini memberikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pendampingan kepada para kaum janda tua melalui Buletin Jendela Data dan Informasi yang mengalami problem psikis, dan mental, Kesehatan tahun 2013 dinyatakan bahwa yang dalam hal ini pihak LSM membantu berdasarkan jenis kelamin, pola status mencerahkan para kaum janda agar kembali perkawinan antara lansia laki-laki dan lansia menemukan jalan terang dan mampu perempuan tidaklah sama. Hal ini sesuai melanjutkan kehidupannya secara gemilang, dengan data yang dihasilkan secara parsial serta meraih predikat kesejahteraan bahwa lansia perempuan lebih banyak yang psikologis, sesuatu yang banyak dituju dan berstatus cerai mati yakni sekitar 59, 15%, menjadi idaman manusia. Berbagai cara yang sedangkan untuk lansia laki-laki lebih banyak digunakan oleh pihak LSM Luh Jinggan yang menikah lagi atau bertastus kawin yakni sangat kuat dan kental nuansa kasih sayang, sekitar 82,71 %. Menurut penjelasan yang Melalui tulisan ini, penulis diuraikan pada Buletin Jendela tersebut bermaksud untuk menggali lebih dalam bahwa status perkawinan lansia adalah perihal apa dan bagaimana upaya LSM Luh persentase yang cukup tinggi dari lansia Jinggan dalam membantu para kaum janda perempuan yang berstatus cerai. Hal ini

8 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan disebabkan sebagian besar perempuan setelah cara ketiga adalah menfungsikan relasi atau cerai tidak kawin lagi dalam jangka waktu jaringan sosial, dalam hal ini para janda lansia yang relatif lama. Sebaliknya lansia laki-laki memanfaatkan perkenalan atau relasinya yang bercerai umumnya segera kawin lagi. untuk membantu mencarikan pekerjaan atau (Buletin Jendela Data dan Informasi justru memberinya pekerjaan. Apapun jenis Kesehatan, semester I tahun 2013, ISSN pekerjaan akan dikerjakan oleh janda lansia, 2088-270X) yang terpenting bagi mereka selaras dengan Kondisi yang kebanyakan lansia kekuatan yang dimiliki. perempuan tidak menikah lagi inilah yang Dari pemaparan hasil penelitian menjadikan para janda lansia banyak tersebut terlihat dengan jelas bahwa para mengalami problem dalam menciptakan kaum janda lansia yang memiliki kelemahan kesejahteraan psikologis diri, terutama atau kekurangan sebagaimana yang telah problem dalam menyambung hidup dan penulis paparkan pada bab pendahuluan, menyelesaikan problem-problem psikis. yakni kekurangan ilmu, tenaga, skill dan Sebagaimana hasil penelitian Enita harta, memang benar-benar merasakan Fitrianingrum dan Martinus Legowo yang penderitaan yang tidaklah ringan, dan kondisi kemudian ditulis dalam jurnal berjudul “ tersebut dijalani bertahun-tahun, yang tentu Strategi Bertahan Hidup Janda Lansia” saja akan menyebabkan secara kejiwaan sang (2014), melalui penelitian tersebut terlihat janda lansia mengalami tekanan, beban bahwa para janda lansia untuk menopang mental, yang dimungkinkan akan berujung kehidupannya agar tetap bisa berjalan pada penyakit psikosomatik dan meskipun harus tertatih-tatih menggunakan somapsikotik. Hasil penelitian Yanih tiga pendekatan, yakni; Pertama, mengikat Mardiana dan Zelfino (2014) menunjukkan sabuk lebih kencang, yang berarti mereka bahwa dari sekitar 60 lansia yang diantaranya menyengaja diri untuk makan hanya sekali adalah para janda lansia diberi 18 bentuk atau dua kali dalam sehari, hal ini difungsikan pertanyaan mengenai tingkat stress yang agar mereka bisa menahan lapar. Kondisi dilakukan di daerah Kunciran Tangerang. yang demikian tentu saja disebabkan krisis Hasilnya dapat ditemukan 51 reponden (85%) atau lemahnya perekonomian yang dimiliki. lansia mengalami tingkat stress dan beban Di sisi lain dimungkinkan faktor lebih mental sedangkan lansia yang mengalami mendahulukan memberi makan anak-anak hipertensi hanya sekitar 30 responden (50%). atau cucu-cucu mereka dari pada diri mereka Hasil penelitian Yanih dan Selfino sendiri. Prinsip yang dipegang adalah semakin memperkuat dugaan bahwa para “biarkan diri ini kelaparan asalkan jangan lansia terutama janda lansia memiliki tingkat sampai anak dan cucu yang kelaparan.” stress dan tekanan mental yang tinggi. Mereka Cara kedua yang dilakukan kaum rentan terjangkiti gangguan-gangguan janda lansia untuk menyambung hidup adalah perasaan seperti cemas, takut, gelisah, was- menggunakan alternatif subsistensi, yakni was, yang pada akhirnya apabila terus- memberdayakan diri dengan berjualan ringan, menerus terjadi tanpa adanya “perhatian seperti berjualan gorengan, makanan ringan, khusus” akan mengarah pada gangguan atau menjadi tukang penjaga toko, penjaga kejiwaan. Menurut Moeljono Notosoedirjo warung makan, dan berbagai kegiatan yang dan Latipun (2014) tidak hanya rawan selaras dengan tenaga yang dimilikinya. Hal gangguan kejiwaan tetapi para lansia apalagi kesemua itu dilakukan agar kehidupannya janda lansia rawan terkena gangguan terus bisa berjalan dengan baik. Sedangkan kepribadian dan mengalami mentality

9 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan disorder (gangguan mental). Oleh karenanya MENSEJAHTERAKAN PSIKOLOGI menurut Kartini Kartono (2010) para lansia KAUM JANDA LANSIA DENGAN harus mendapatkan perhatian yang lebih PENDEKATAN KASIH SAYANG terutama dari orang-orang terdekatnya, paling tidak mampu membuat nyaman, damai, Dalam kondisi yang renta dan ttidak tenang kejiwaannya, sehingga para lansia memiliki banyak kelebihan, para janda lansia terkhusus janda lansia akan terjaga dari memang membutuhkan media yang mampu gangguan-gangguan yang telah tersebut di mensejahterakan psikologis mereka. Sebab atas. dengan kesejahteraan psikologis itulah akan mengurangi tingkat stressing dan tekanan- tekanan yang mengarahkan pada zona ketidaknyamanan diri. Menurut penulis ada beberapa hal mendasar yang dibutuhkan para janda lansia, yang kesemua itu berada pada bingkai “pendekatan kasih sayang,”beberapa hal yang dimaksud antara lain:

Gambar 1 Unsur Pendekatan Kasih Sayang Untuk Janda Lansia

Secure Atachment

Rich of High Religious- Motivation Spirituality

Personal Friendhip Adjusment

Secure attacment, merupakan bentuk Rahmatullah (2013) dinyatakan bahwa nuansa kelekatan yang aman yang diperuntukkan yang paling kuat dalam sekup seecure bagi para janda lansia. Secure attachment bisa attachment adalah adanya penguatan dimaknai pula dengan memberikan emosional untuk menghadirkan kehangatan keamanan, kedamaian, dan hal-hal yang serta keharmonisan yang nyata, sehingga membuat para janda lansia tenang serta tidak dengan kondisi yang demikian seseorang menggelisahkan jiwa mereka. Dalam yang berada pada zona tersebut akan benar- penelitian Disertasi Azam Syukur benar merasakan kebahagiaan yang tidak

10 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan semu. Hal kedua yang berada pada bingkai membutuhkan kawan dan sahabat yang kasih sayang adalah motivasi yang berkualitas mampu mencerahkan pikiran dan membawa kepada para kaum janda lansia. Dengan mereka ada area husnudzan. berbagai kelemahan yang dimiliki tidak hanya Hal keempat yang dibutuhkan kaum harta yang dibutuhkan, tetapi ada tahapan janda lansia adalah personal adjusment. Di selanjutnya yang diinginkan para janda lansia dalam personal adjusment terdapat poin-poin yakni motivasi hidup. Motivasi ini sangat penting yang mampu mendamaikan perasaan diperlukan bagi mereka untuk mengarahkan dan kejiwaan kaum janda lansia, yakni adanya para kaum janda pada derajat subjective well penghargaan bagi mereka. Para kaum janda being. Menurut Azam Syukur Rahmatullah lansia sangat membutuhkan penghargaan dari dalam buku berjudul Psikologi Penderitaan orang-orang sekitarnya, meskipun (2015) dinyatakan bahwa seseorang yang penghargaan yang sifatnya ringan, seperti berhasil mencapai derajat subjective well ucapan terima kasih. Hal ini disebabkan being hidupnya akan penuh dengan rasa secara kejiwaan kaum lansia mudah trenyuh, syukur kepada Illahi rabbi atas apa yang mudah sedih, mudah terbawa emosi dan dianugerahkan kepadanya, selain itu kaya pikiran. Kondisi yang demikian perlu dicegah dengan penerimaan dan kepasrahan diri, yang dengan hal-hal yang membuat mereka tidak kesemua itu justru akan semakin menguatkan gelisah dan resah, yang salah satunya adalah untuk terus hidup lebih baik dan terus lebih menghargai semua tindak tanduk kebaikan baik. yang mereka lakukan. Hal ketiga yang dibutuhkan kaum Hal kelima yang tidak kalah penting janda lansia yang berada di bawah bingkai yang dibutuhkan kaum janda lansia adalah kasih sayang adalah friendhip atau fellowship, memperkaya mereka dengan sisi religiusitas- yakni menjalin pertemanan, perkawanan illahiyah, yakni upaya melekatkan diri dengan bahkan mengarahkan pada persahabatan Sang Hyang Pencipta. Para kaum janda lansia dengan para kaum janda lansia. Hal ini idealnya dibantu untuk selalu dekat dan lekat dikarenakan mereka membutuhkan kawan dengan Tuhannya, karena dengan semakin dekat untuk berbagi rasa, sebagai tempat dekat dan lekat dengan Tuhannya, akan untuk bercerita atas keluh kesah yang semakin memperingan beban dan tekanan dimiliki. Dengan persahabatan inilah menjadi diri, hal ini dikarenakan mereka merasa media yang tepat bagi salah satu pihak yang bahwa ada Dzat Hyang Maha Menolong, menjadi tempat sandaran untuk memasukkan adanya Dzat Hyang Maha memperingan nuansa-nuansa husnudzan (berbaik sangka) keadaan, dan hal ini otomatis membawa kepada para kaum janda lansia dalam dampak pencerahan diri yang baik dari para menjalani hidup. Ahmad Sagir dalam janda lansia tersebut. Namun berbeda apabila bukunya berjudul Husnudzan dalam semakin jauh dan menjauh dari Tuhan, beban Perspektif Psikologi (2011) menyatakan diri semakin berat, sebab mereka merasa bahwa sumber dari kedamaian hidup sejatinya hidup hanya sendiri, tidak ada yang mampu adalah pengkayaan diri dengan sikap membantunya, sehingga mata batin semakin husnudzan kepada Allah, dengan sikap inilah tertutup, dan melupakan Sang Hyang Maha akan terbangun pikiran-pikiran positif Pencipta, akibatnya kondisi semakin sehingga tatkala menapaki hidup akan terasa memprihatinkan. Oleh karenanya menjadi ringan tanpa beban, meski sesugguhnya kewajiban bagi siapaun untuk membawa para memiliki beban cobaan yang berat. Dalam hal janda lansia untuk aktif bertemu Tuhannya ini para kaum janda lansia sangat agar semakin tercerahkan dalam hidup.

11 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

inilah yang membedakan dengan LSM-LSM LSM LUH JINGGAN, POTRET lainnya. Berawal dari kegelisahan para dewan KEKINIAN YANG MEMPERDULIKAN guru di Madrasah Aliyah Plus “Nururrohmah” KAUM JANDA LANSIA DENGAN Pondok Pesantren Al-Kamal yang merasa PENDEKATAN KASIH SAYANG resah dikarenakan di sekitar lingkungan Pesantren dan Madrasah Aliyah banyak Upaya mensejahterakan psikologis terdapat janda-janda lansia yang hidupnya para kaum janda lansia yang tersebut di atas, memprihatinkan dan membutuhkan banyak dilaksanakan sepenuhnya oleh Lembaga sentuhan berbasis kasih sayang. Ada banyak Swadaya Masyarakat (selanjutnya disingkat dari mereka yang hidupnya di bawah garis LSM) yang terbilang unik. Sebab umumnya kemiskinan. Hal inilah yang menjadikan Lembaga Swadaya Masyarakat asabab-musabab LSM Luh Jinggan berada di menstressingkan pada bidang pemberdayaan bawah naungan Madrasah Aliyah Plus dan pemerhatian anak yatim, yatim piatu, “Nururrohmah” Pondok Pesantren Al-Kamal. anak jalanan, kaum fakir dan miskin. Namun Sehubungan dengan keberadaan LSM dalam hal ini LSM yang diberi nama LSM Luh Jinggan berikut akan dipaparkan visi, Luh Jinggan menstressingkan pada misi, serta program yang ada pada LSM Luh pemberdayaan dan pemerhatian bidang kaum Jinggan, yang kesemuanya kental dengan janda dan duda lansia, yang mana mereka nuansa pendekatan kasih sayang. (Sumber tidak mampu memberdayakan diri mereka dari dokumen LSM Luh Jinggan, yang sendiri. diambil pada tanggal 25 Juni 2016). LSM Luh Jinggan ini didirikan pada 1. Visi LSM Luh Jinggan bulan Januari 2014 oleh Nurul Fitriyah Menjadi Lembaga Swadaya Awaliyatul Laili, M.Pd.I yang juga Masyarakat (LSM) yang Murni merupakan Kepala Madrasah Aliyah Plus Membantu Sesama Karena Illahi Rabbi, dan Berpijak pada Ruh-ruh “Nururrohmah” Pondok Pesantren Al-Kamal Agama yang Hakiki Tambaksari Kuwarasan Kebumen. Dengan No Notaris Darmono SH: 133/27-01-2014 Visi ini dibangun dengan harapan: dan No Pengadilan: a. Berorientasi penuh untuk 23/HK.02.01/318/2014.Motto yang menolong sesama bukan karena diunggulkan dan berupaya diterapkan dengan ada tendensi/pamrih apapun, baik oleh pihak LSM adalah khairu an-nās kecuali hanya menolong karena Allah Ta’ala. anfa’uhum li an-nās, yang berarti sebaik-baik b. Menstabilkan diri untuk tetap manusia adalah yang paling bermanfaat bagi meluruskan niat, memurnikan manusia lain. Bersumber dari motto mulia hati, dan mensucikan jiwa untuk inilah LSM Luh Jinggan didirikan dengan senantiasa membantu sesama dan asumsi mampu membawa manfaat positif meringankan beban penderitaan bagi para kaum janda dan duda lansia. sesama. Hal yang menjadi pertanyaan adalah c. Berpijak pada nilai-nilai agama, berjuang untuk sesama dengan mengapa LSM Luh Jinggan dibawah naungan landasan agama yang dianut Madrasah Aliyah Plus Nururrohmah Pondok dengan sesungguhnya. Pesantren Al-Kamal? Hal ini dikarenakan dari mulai ide pendirian serta seluruh stake holder 2. Misi dan pengurus berasal dari dewa asatidz (guru) di Madrasah Aliyah Plus “Nururrohmah,” hal

12 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Berlandaskan dari visi, maka e. Janda/duda tua yang tidak penjabaran dari misi ke depan LSM memiliki rumah/tempat tinggal, ‘Luh Jinggan’ ini adalah; atau yang selama ini menumpang a. Mengentaskan penderitaan pada orang lain. masyarakat terkhusus ‘masyarakat f. Janda/duda tua yang bukan tua’ (janda/duda tua) guna menuju mendapat pensiunan PNS/atau Indonesia bebas derita bagi memiliki anak yang dikategorikan ‘masyarakat tua’ (janda/duda tua). mampu menghidupi/membantu b. Membangun koordinasi dan orang tuanya. kemitraan yang sehat dengan g. Janda/duda tua yang ditelantarkan pihak-pihak yang memiliki visi, anaknya sendiri sehingga tidak misi dan tujuan yang serumpun terurus dengan catatan anak untuk membantu pemerintah kandungnya meski mampu sama membebaskan masyarakat dari sekali tidak memperdulikan nasib penderitaan/beban mental. orang tuanya sendiri. c. Mewujudkan harmonisasi- h. Janda/duda tua yang tidak kedamaian perilaku dan jiwa memiliki sanak saudara dan kepada kaum janda/duda tua kehidupannya terlantar, atau khususnya, dengan memiliki sanak saudara namun pengembangan sumber daya tidak ada satupun yang manusia (human resources) memperdulikan nasibnya. manakala masih dimungkinkan bagi mereka. 4. Program Kegiatan Pendirian dari LSM ‘Luh Jinggan’ 3. Sasaran Bantuan ini memiliki beberapa program, di Sosial/Kemanusiaan LSM ‘Luh Jinggan’ memberikan antaranya; bantuan sosial kemanusiaan—untuk a. Memberikan santunan harian, sementara waktu—dikhususkan mingguan dan bulanan kepada para janda/duda tua yang (disesuaikan kondisi) kepada para memang benar-benar membutuhkan kaum janda/duda tua berupa uluran tangan dan ‘perhatian santuan materi agar supaya khusus’, dengan beberapa kriteria; mereka terkurangi beban kesulitan a. Janda/duda tua yang tergolong perekonomian. fakir dan miskin yang tidak b. Memberikan bantuan biaya hidup memiliki pekerjaan yang layak. selama janda/duda mengalami b. Janda/tua yang berumur di atas sakit tua, apalagi tidak ada yang 60-an tahun, atau di bawah umur bersedia memikirkan tersebut tetapi dalam kondisi yang kehidupannya. benar-benar memprihatinkan. c. Memberikan bantuan biaya sakit c. Janda/tua yang tidak memiliki yang terjangkau dengan keturunan/anak dan atau memiliki kemampuan pihak LSM ‘Luh anak/keturunan namun tidak Jinggan’ mampu menafkahi orang tuanya d. Memberikan bantuan pakaian karena memiliki beban layak pakai bagi kaum janda/duda perekonomian yang tua memprihatinkan pula. e. Memberikan bantuan d. Janda/duda tua yang sakit-sakitan, menguruskan jamkesmas/BPJS tidak mampu menghidupi dirinya agar mereka mendapatkan hak sendiri. sehat dari Negara.

13 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

f. Memberikan bantuan biaya attachment antara lain adalah memberikan pengurusan jenazah bagi para santunan baik sifatnya harian, mingguan kaum janda/duda tua maupun bulanan, berupaya memikirkan g. Memberikan bantuan mencarikan kelangsungan hidup para janda dan duda tempat tinggal bagi yang tidak lansia, selain itu memberikan pelayanan memiliki tempat tinggal’ konseling secara kejiwaan dan spiritual. h. Memberikan bantuan Menurut Allen N Mendler (2010:41) ikatan perlengkapan rumah tangga bagi personal akan semakin kuat manakala yang belum memiliki terdapat pembiasaan yang mengarah pada i. Memberikan pelayanan konseling penyatuan hati dan jiwa yang di dalamnya kejiwaan/spiritual kental nuansa kasih sayang. Dalam hal ini j. Mengunjungi para kaum kegiatan yang dilakukan LSM Luh Jinggan janda/duda lansia ke rumah- merupakan sarana untuk memperkuat ikatan rumah dan mendengarkan keluh personal dan berupaya untuk memberi rasa kesah mereka aman terutama bagi para kaum janda lansia. k. Berupaya mencarikan guru Apalagi di dalamnya terdapat kegiatan pembimbing mengaji, dan memotivasi para kaum janda dan duda lansia berbagai ibadah untuk dengan pendekatan yang kaya dengan meningkatkan kualitas iman dan kekeluargaan (friendship). Kegiatan tersebut Islam bagi para kaum janda/duda ditunjukkan dengan adanya program lansia. councelling yang dilakukan ke rumah-rumah para kaum janda/duda lansia. Dalam hal ini Mendasarkan dari pemaparan di atas pihak LSM Luh Jinggan berupaya untuk semakin menguatkan dengan jelas bahwa membangun komunikasi interpersonal, yang menurut Suciati (2015:3) komunikasi ini berbagai hal yang berhubungan dengan LSM dibangun untuk menciptakan keintiman dalam Luh Jinggan seperti visi, misi, sasaran hubungan antar sesama. Salah satu tanda bantuan sosial/kemanusiaan dan berbagai berhasilnya bangunan komunikasi yang intim program, bemuatan penuh kasih sayang. Hal adalah adanya perasaan bahagia, legowo, ini dapat dilihat dari visi yang pijakan dasar interaksi yang hangat antara kedua pihak yang menolong dan membantu hanya karena Allah saling berinteraksi, yang ending-ya membawa Ta’ala, bukan karena bisnis atau ingin pada titik kedamaian sejati. Adapun kegiatan berupa rich of menumpuk kekayaan dari bantuan-bantuan religious-spirituality yang dilakukan oleh yang ada untuk kepentingan pribadi. LSM Luh Jinggan adalah berupaya Kemudian dapat dilihat dari misi yang mencarikan guru pembimbing mengaji, dan bermaksud untuk mengentaskan penderitaan berbagai ibadah untuk meningkatkan kualitas masyarakat janda/duda tua dengan iman dan Islam bagi para kaum janda/duda harmonisasi jiwa yang menuju kedamaian. lansia. Selain itu berupa memberikan Hal ini tentu saja sangat kuat ruh kasih pelayanan konseling kejiwaan/spiritual. Kedua program tersebut mengarah pada sayangnya. Serta tentang sasaran bantuan bangunan komunikasi transendental. Menurut sosial dan kemanusiaan serta berbagai Suciati (2016:118) komunikasi transendental program kegiatan nampak bermuatan kasih merupakan interaksi kepada Tuhan dengan sayang baik kasih sayang yang diwujudkan maksud untuk mencerahkan jiwa sehingga secara materi seperti memberikan berbagai lebih dekat dan lekat dengan Tuhannya. hal untuk mencukupi kebutuhan hidup Ketika sampai pada tahapan dekat dan lekat dengan Tuhannya akan menjadikan manusia mereka, maupun yang bermuatan immateri selalu damai meskipun berbagai ujian dan yang mengarah pada ketenangan jiwa. hantaman datang mendera. Beberapa kegiatan dan program yang tersebut di atas mengarah pada zona secure

14 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Ending-nya, program kegiatan tidak berlebihan dan tidak menyepelekannya bebasis kasih sayang yang dilaksanakan oleh dan memuliakan para pemimpin yang berbuat LSM Luh Jinggan perlu ditingkatkan dan adil.(HR. Abu Dawud : 4843) dihasankan dieksiskan keberadaannya, sebab kegiatan ini oleh Syaikh Albani dalam Shahih al-jami’ bersifat memuliakan orang lain dan membawa No 2199) Dalam Hadis lain Rasulullah Saw orang lain pada posisi yang mensejahterakan. menyatakan “ Bukan ternasuk golongan kami Di sisi lain para lansia merasa mendapatkan orang yang tidak menyayangi anak-anak kecil dukungan sosial, sesuatu yang memang dan tidak menghormati orang tua. “(HR. sangat dibutuhkan oleh mereka. Sebagaimana Tirmidzi: 1842; AS-Shahihah No. 2196). hasil temuan Dinie Ratri Desiningrum (2014) Berdasarkan kedua Hadis di atas yang menyatakan bahwa adanya hubungan terlihat adanya kewajiban untuk menghormati posotof antara perpespsi terhadap dukungan orang yang sudah lansia, yakni …..”dan sosial dan kesejateraan psikologis pada lansia menghormati orang-orang tua dari (r = 0,739; p< 0,001). Hasil Uji-t kami.”Wujud penghormatan adalah tidak menunjukkan lansia janda/duda memiliki menghardik para kaum lansia, tidak menyakiti persepsi lebih positif terhadap dukungan perasaannya, dan tidak menjadikan kejiwaan sosial (t(35) = 3,594; p< 0,001) dan mereka terganggu, tetapi sebaliknya yakni menunjukkan kesejahteraan psikologis yang menjadikan kejiwaan mereka damai dan lebih baik daripada lansia duda/janda (t(42)= sentosa. Hal kedua yang harus dilakukan 2,944; p= 0,004). kepada kaum lansia adalah memuliakannya, sebagaimana Hadis yang menyebutkan MENSEJAHTERAKAN PSIKOLOGIS “Sesungguhnya termasuk pengagungan KAUM LANSIA DENGAN KASIH kepada Allah adalah memuliakan orang yang SAYANG DAN DALIL NAQLI YANG sudah beruban lagi muslim.” Wujud memuliakannya dengan jalan memperbagus MENYERTAINYA pergaulan dengan para kaum lansia, menampakkan kecintaan kepada mereka serta Program kegiatan yang dilaksanakan memperbagus panggilan kepada mereka. oleh LSM Luh Jinggan yang berbasis kasih Bentuk pemuliaan kepada kaum sayang selaras dengan apa yang diajarkan lansia terutama kaum janda adalah dengan oleh Al-Qur’an dan Hadis. Beberapa ajaran memperhatikan kesehatan mereka, baik yang dimaksud adalah Pertama, ajaran untuk kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa. Hal memuliakan kaum lansia. Rasulullah Saw ini dikarenakan kaum lansia merupakan kaum bersabda “Sesungguhnya termasuk yang lemah dari aspek fisik dam kejiwaannya. pengagungan kepada Allah adalah Hal ini selaras dengan pernyataan Allah memuliakan orang yang sudah beruban lagi dalam QS. Ar-Rum ayat 54, yang berbunyi: muslim, memuliakan ahli Qur’an dengan

$tΒ ß,è=øƒs† 4 Zπt7øŠx©uρ $Z÷è|Ê ;ο§θè% ω÷èt/ .⎯ÏΒ Ÿ≅yèy_ ¢ΟèO Zο§θè% 7#÷è|Ê Ï‰÷èt/ .⎯ÏΒ Ÿ≅yèy_ ¢ΟèO 7#÷è|Ê ⎯ÏiΒ Νä3s)n=s{ “Ï%©!$# ª!$# *

∩∈⊆∪ ãƒÏ‰s)ø9$# ÞΟŠÎ=yèø9$# uθèδuρ ( â™!$t±o„

Artinya : Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.

Kedua, ajaran untuk memberikan Muhammad Anis (2010:53-55) menyatakan kasih sayang tanpa syarat kepada para kaum bahwa sebenarnya Allah telah mengajarkan lansia, terutama para janda dan duda tua. kepada umat manusia untuk senantiasa

15 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan memiliki sifat rahmah yakni sifat yang penuh memberikan kebaikan kepada yang kasih sayang terhadap makhluk-makhluk disayangi.Hal ini selaras dengan pernyataan sesama manusia maupun selain manusia, Qur’an yang berbunyi: sebab yang menyayangi akan selalu

∩⊇⊃∠∪ š⎥⎫Ïϑn=≈yèù=Ïj9 ZπtΗôqy‘ ωÎ) š≈oΨù=y™ö‘r& $tΒuρ Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Prinsip yang dikembangkan oleh adalah tolong-menolong, prinsip ini selaras LSM Luh Jinggan sebagaimana terlihat pada dengan perintah Allah dalam Qur’an QS. Al- visi, misi dan berbagai program kegiatan Māidah Ayat 2

É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© ©!$# ¨βÎ) ( ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ ¢

∩⊄∪ Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Menurut Ibnu Katsir memahami Sebaliknya Allah swt melarang mendukung makna umum ayat ini berdasarkan redaksinya segala jenis perbuatan batil yang melahirkan bahwa Allah SWT memerintahkan semua dosa dan permusuhan. hamba-Nya agar senantiasa tolong menolong dalam melakukan kebaikan. Termasuk Ayat lain yang merujuk pada prinsip kategori Al-birr dan mencegah dari terjadinya tolong-menolong yang menjadi pondasi LSM kemungkaran sebagai realisasi dari takwa. Luh Jinggan adalah QS.At-Taubah ayat 71:

Ìs3Ζßϑø9$# Ç⎯tã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èyϑø9$ Î/ šχρâßΔù'tƒ 4 <Ù÷èt/ â™!$uŠÏ9÷ρr& öΝßγàÒ÷èt/ àM≈oΨÏΒ÷σßϑø9$#uρ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$#uρ

©!$# ¨βÎ) 3 ª!$# ãΝßγçΗxq÷zy™ y7Íׯ≈s9'ρé& 4 ÿ…ã&s!θß™‘u uρ ©!$# šχθãèŠÏÜãƒuρ nο4θx.¨“9$# šχθè?÷σãƒuρ nο4θn=¢Á9$# šχθßϑŠÉ)ãƒuρ

∩∠⊇∪ ÒΟŠÅ3ym ͕tã Artinya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kalimat “sebahagian mereka menjadi mengunggul-unggulkan diri dan saling penolong bagi sebahagian yang lain” ini “merasa benar sendiri”. Hal inilah yang merupakan kalimat “penjelas” yang diteladani sebagai bagian dari akhlak menunjukkan tingkat rasa cinta yang mahmudāh. Imam Nawawi al-Bantani (2005: menciptakan rasa perdamaian, keharmonisan, 205) dalam kitabnya Nashāihul Ibād penghargaan, welas asih antar sesama. Tidak menyatakan salah satu tujuh gologan yang adanya saling menghakimi, saling tidak akan dirahmati Allah pada hari kiamat

16 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan yakni orang-orang yang tidak dapat menjadi Buletin Jendela Data dan Informasi penolong bagi orang lain terutama tetangga Kesehatan, semester I tahun 2013, ISSN dekatnya sendiri, bahkan seringkali 2088-270X menyakiti. Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan,

KESIMPULAN Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi, Jakarta, Bumi Aksara, 2010 Berdasarkan dari pemaparan di atas Dinie Ratri Desiningrum, Kesejahteraan terlihat dengan jelas bahwa kaum lansia pada Psikologis Lansia Janda/Duda Ditinjau hakikatnya tidak hanya membutuhkan hal-hal dari Persepsi Terhadap Dukungan Sosial yang bersifat kebendaan saja, tetapi hal-hal dan Gender, Jurnal Psikologi Undip yang bersifat immateri yakni berupa Vol.13 No.2 Oktober 2014, 102-106 dukungan moril, dukungan sosial, perhatian, Enita Fitrianingrum dan Martinus Legowo, secure attachment, motivasi, persahabatan Strategi Bertahan Hidup Janda Lansia, yang kesemuanya berbingkai kasih sayang. Dengan hal-hal yang bersifat immateri inilah Jurnal Paradigma. Volume 02 Nomer para lansia mampu berdiri tegak meski 03 Tahun 2014 berbagai ujian Tuhan menyertai, dan dengan Imam Nawawi al-Bantani, Nashāikhul Ibād ; dorongan immateri ini pula menjadi wasilah Nasihat-nasihat untuk Para Hamba untuk mensejahterakan psikologi para kaum Menjadi Santun dan Bijak , terj. Fuad janda lansia. Oleh karenanya perlu Kauma , Bandung : Irsyad Baitus Salam, dimaksimalkan pemberdayaan atas program 2005 kegiatan yang bersifat materi dan immateri Muhammad Anis, Quantum al-Fatihah ; kepada para kaum janda lansia sehingga Membangun Konsep Pendidikan mereka merasa dimanusiakan sebagai Berasis Surah al-Fatihah, Yogyakarta : makhluk sosial. Pedagogia, 2010 Moeljono Notosoedirdjo, Latipun, Kesehatan DAFTAR PUSTAKA Mental, Konsep dan Penerapan, Malang, UMM Press, 2014 Ahmad Sagir, Husnuzzan Dalam Perspektif Kartini Kartono, Patologi Sosial, Gangguan- Psikologi, Yogyakarta, Mitra Pustaka, gangguan Kejiwaan, Jakarta, PT Raja 2011 Grafindo Persada, 2010 Allen N Mendler, Mendidik dengan Hati, Suciati, Komunikasi Interpersonal, Sebuah penerj. Edriyano Azwaldi, Jakarta: Tinjauan Psikologis dan Perspektif Kaifa, 2010 Islam, Yogyakarta: Buku Litera, 2015 Azam Syukur Rahmatullah, Psikologi ______, Komunikasi Transendental, Penderitaan, Kebumen, Azkiya Media, Implementasi Komunikasi Islami dalam 2015 Lingkup Praktek dan Keilmuan, ______,Penanganan Yogyakarta, LP3M Universitas Kenakalan Remaja Pecandu NAPZA Muhammadiyah Yogyakarta, 2016 dengan Pendidikan Berbasis Kasih Yanih Mardiana dan Zelfino, Hubungan Antara Sayang (Studi Di Pondok Remaja Tingkat Stress Lansia dan Kejadian Inabah XV Putra Pondok Pesantren Hipertensi pada Lansia di RW 01 Kunciran Suryalaya Tasikmalaya), Seri Disertasi, Tangerang, Forum Ilmiah, Volume 11 Pascasarjana Universitas Nomor 2, Mei 2014 261 Muhammadiyah Yogyakarta, 2013

17 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PRIBADI REMAJA (Studi Pada Puskesmas Gondokusuman II Di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta) Husnul Khotimah PP Nasiyatul ‘Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta [email protected]

Abstrak --- Pelayanan dokumentasi dan studi Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) pustaka.Teknik analisis data merupakan program pelayanan mengunakan open coding dan axial kesehatan bagi remaja di Coding.Dua analisis data ini Puskesmas.Layanan mewujudkan menjelaskan bentuk pelaksanaan remaja sehat dan mengurangi program PKPR di Puskesmas perilaku negatif pada Gondokusuman II Kota remaja.Program layanan diinisiasi Yogyakarta dan dukungan Kementerian Kesehatan RI sejak program terhadap ketahanan tahun 2003. Layanan program pribadi remaja. PKPR Puskesmas Gondokusuman Pelaksanaan program II Kota Yogyakarta adalah salah PKPR di Puskesmas satu layanan percontohan di Kota Gondokusuman II Kota Yogyakarta. Penelitian ini Yogyakarta secara teknis telah dilatarbelakangi masih minimnya berjalan cukup baik, kegiatan pelaksanaan program PKPR di dilaksanakan dalam bentuk Puskesmas dan pentingnya penyuluhan kesehatan di sekolah kesehatan remaja dalam dan masyarakat, Focus group menciptakan generasi yang Discussion (FGD) tentang berkualitas, sehat fisik dan Psikis. kesehatan remaja, konseling, dan Tujuan penelitian ini mengkaji kegiatan lomba-lomba kesehatan. pelaksanaan program PKPR di Penyuluhan kesehatan remaja Puskesmas dan dukungan menjadi barometerutama.layanan program PKPR terhadap Tim PKPR Puskesmas ketahanan pribadi remaja.Studi Gondokusuman II aktif pada Puskesmas Gondokusuman mempromosikan program pada II di Kecamatan Gondokusuman, remaja di sekolah dan di Kota Yogyakarta, Daerah kelurahan. Puskesmas mampu Istimewa Yogyakarta. menyediakan layanan sebagai Jenis penelitian ini adalah media akses remaja.Alur penelitian kualitatif dengan pelayanan Puskesmas membawa menggunakan data wawancara kemudahan para remaja.Peran mendalam, Fokus Group petugas PKPR Puskesmas Discussion (FGD), observasi, Gondokusuman II dapat

18 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

mendukung katahanan pribadi dalam perilaku beresiko baik remaja. Disisi lain, layanan kurang masalah fisik atau psikososial. maksimal disebabkan tiga faktor Susilastuti (2014) mengatakan krusial. Faktor pada jam layanan Indonesia lima tahun lalu masuk bersamaan dengan jam masuk dalam 10 besar Negara pengakses sekolah. Faktor ruang PKPR tidak situs pornografi di dunia maya. ada. Faktor dana menyebabkan Bahkan Kementrian Komunikasi dan keterbatasan kegiatan. Informatika, menyebutkan setiap Pelaksanaan program PKPR tahun peringkat tersebut selalu dapat mendukung ketahanan meningkat. Pranawati (2014) pribadi remaja ditandai menguatkan salah satu dampak munculnya sikap remaja PKPR kekerasan seksual meningkat adalah yang percaya diri, memiliki akibat menonton pornografi. Hasil kontrol diri, empati dan aktif penelitian ‘Aisyiyah tahun 2014 dalam mengikuti kegiatan. menunjukkan masih minimnya informasi tentang kesehatan remaja Kata Kunci: Pelayanan Kesehatan, khususnya Kesehatan reproduksi dan Remaja, Ketahanan layanan konseling. Pribadi. Hal ini perlu adanya upaya yang serius dalam menyikapi kondisi I. PENDAHULUAN remaja. Upaya ini tentu tidak lepas A. Latar belakang dari peran serta pemerintah, instansi Masa remaja merupakan fase dan masyarakat dalam terjadinya pertumbuhan dan mengembangkan potensi remaja dan perkembangan baik fisik, psikologis, perkembangan remaja baik dari segi intelektual maupun sosial. Baik kecerdasan, keterampilan maupun buruknya perkembangan remaja mental demi terciptanya bangsa lingkungan ikut andil memberikan Indonesia yang produktif di masa kontribusi, baik lingkungan keluarga, depan.Kementrian Kesehatan RI sekolah maupun masyarakat (2010) mengatakan, untuk termasuk teman sebaya. Pada masa mewujudkan remaja yang sehat, ini, remaja mengalami beberapa tangguh, dan produktif serta mampu perubahan yaitu dalam aspek bersaing, tentu diperlukan upaya jasmani, rohani, sosial, emosional untuk meningkatkan dan membina dan personal. Akibat berbagai kesehatan remaja yang melibatkan perubahan tersebut, remaja juga akan semua pihak termasuk orang tua, mengalami perubahan tingkah laku sekolah, masyarakat, dan yang dapat menimbulkan konflik pemerintah, sehingga Kementrian dengan orang di sekitarnya. Konflik Kesehatan Republik Indonesia tersebut terjadi karena akibat adanya menginisiasi adanya model perbedaan sikap, pandangan hidup, pelayanan kesehatan dengan maupun norma yang berlaku di pelayanan kesehatan peduli remaja masyarakat. Keadaan ini dapat (PKPR). mendatangkan konflik apabila Isu kesehatan remaja dalam keputusan yang diambil tidak tepat. program PKPR di Puskesmas ini Sehingga remaja dapat jatuh ke sangat penting untuk mendapatkan

19 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

perhatian khusus dalam mewujudkan penelitian. Peneliti kualitatif adalah remaja yang sehat baik lahir maupun peneliti deskriptif, dan peneliti lebih batin.Puskesmas diharapkan dapat tertarik dengan proses. Dalam memberikan pelayanan kepada konteks ini menggambarkan remaja sesuai dengan kebutuhannya pelaksanaan program PKPR di sehingga dapat mewujudkan remaja Puskesmas Gondokusuman II Kota yang sehat dan tangguh.Hal tersebut Yogyakarta Dalam Mendukung di atas, yang membuat peneliti tertarik Ketahanan Pribadi Remaja. Adapun untuk melakukan penelitian tentang karakteristik subyek penelitian yaitu: “Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Peduli remaja dalam mendukung Katahanan Pribadi Remaja Studi Pada Puskesmas Gondokusuman Tabel 2. 1 Karakteristik subyek II Di Kecamatan Gondokusuman, Kota penelitian Infor Jenis Pendid Yogyakarta, Daerah Istimewa Jabatan Umur man Kelamin ikan Yogyakarta”. 1 Remaja SMP P 17-19 Th SMP B. Rumusan Masalah Penelitian 2 Remaja SMA L dan P 19 Th SMA Berdasarkan latar belakang di 3 Remaja P 17-19 Th SMP atas, dapat dirumuskan menjadi dua Umum dan SMA rumusan masalah penelitian, yaitu: 4 Masyarakat P 17-19 Th SMP 1. Bagaimana pelaksanaan program Binaan dan pelayanan kesehatan peduli Puskesmas SMA remaja (PKPR) di Puskesmas Gondokusuman II, Kecamatan B. Lokasi Penelitian Gondokusuman, Kota Lokasi penelitian ini di Yogyakarta, Daerah Istimewa Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta? Yogyakarta. Didasarkan atas 2. Bagaimana pelaksanaan program pertimbangan bahwa Puskesmas pelayanan kesehatan peduli Gondokusuman II merupakan remaja (PKPR) dalam Puskesmas terpilih di Kecamatan, mendukung ketahanan pribadi sebagai Puskesmas percontohan remaja peserta program PKPR program PKPR.Puskesmas ini Puskesmas Gondokusuman II di mendapat predikat sebagai Kecamatan Gondokusuman, Kota Puskesmas yang ramah remaja. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta? C. Pengumpulan Data Menurut Moleong (2006) II. METODE PENELITIAN Sumber data utama dalam penelitian A. Jenis Penelitian kualitatif ialah kata-kata dan Penelitian ini adalah jenis tindakan, yaitu data yang diperoleh penelitian kualitatif. Dimana dari hasil wawancaradan penelitian kualitatif merupakan pengalamatan lain, data tambahan penelitian yang terlibat secara aktif lain sumber tertulis seperti dokumen dalam pengumpulan data, yaitu resmi, sumber arsip, majalah secara fisik menemui partisipan, ilmiyah, dokumen tertulis resmi, dan lingkungannya, serta institusi tempat termasuk studi pustaka. Berkaitan

20 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dengan itu, peneliti menggunakan remaja atau siswa SMA danSMP data sebagai berikut. sebagai objek atau sasaran program 1. Wawancara PKPR.Untuk membuktikan Teknik wawanara ini peneliti sejauhmana pelaksanaanprogram awali dengan melakukan wawancara PKPR di lapangan.Peserta focus dengan koordinator program PKPR grup discussion (FGD) terdiri dari5- Puskesmas Gondokusuman II Kota 6siswa. Sebagai peserta FGD Yaitu, Yogyakartadengan menggunakan siswa SMANegeri 3 Kota data wawancara yang telah dibuat Yogyakarta sebanyak 6 (enam) berdasarkan panduan wawancara siswa, dengan kriteria salah satu terbuka. Bertanya tentang sekolah yang sudah mendapatkan pelaksanaan program PKPR, proses sosialisasi program PKPR dan wawancara kemudian berkembang SMPNegeri 8 Kota Yogyakarta dengan pertanyaan yang sesuai sebanyak 5 (lima) siswa sebagai kondisi atau jawaban informan. sekolah binaan Puskesmas Berikutnya yaitu wawancara dengan Gondokusuman II Kota Yogyakarta beberapa tim atau anggota petugas yang ikut sebagai peserta lomba PKPR Puskesmas Gondokusuman II kader kesehatan. Dari 11 siswa yang Kota Yogyakarta lain termasuk menjadi informan semua adalah kepada Kepala Puskesmas, Kepada perempuan.Hal ini menunjukkan Promosi Kesehatan DIY, remaja dan bahwa siswi memiliki kapasitas yang masyarakat. baik. Teknik wawancara peneliti 3. Observasi bertanya langsung kepada informan Teknik lainyang digunakan yang dipilih, yaitu pihak yang peneliti adalah observasi. Peneliti berkompeten yang dianggap mampu mengobservasi langsung di lapangan memberikan gambaran dan informasi pada kegiatan program PKPR yang guna memberikan jawaban dilaksanakan oleh Puskesmas permasalahan penelitian.Untuk Gondokusuman II Kota Yogyakarta mendukung banyaknya informasi, yaitu pada kegiatan sosialisasi peneliti melakukan wawancara program PKPR yang merupakan individu kepada siswa SMA wujud dari kegiatan pemberian BOBKRI II dan SMPN 6 Kota informasi dan edukasi di SMA Yogyakarta sebagai peserta BOBKRI II Kota Yogyakarta dan penyuluhan program PKPR. Dalam SMPNegeri 6 Kota Yogyakarta. wawancara peneliti menggunakan Peneliti juga observasi kegiatan teknikSnowball.Siswa yang menjadi lomba kader kesehatan yang informan dalam penelitian ini teridiri dilaksanakan di SMA dari 4 (empat) perempuan dan 1 Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta (satu) laki-laki. sertaterlibat langsung dalam 2. Focus Grup Discussion (FGD) pelaksanaan kegiatan sosialisasi Selain wawancara dengan program PKPR kepada remaja dan pemangku kebijakan dan pelaksana kader posyandu remaja di Kelurahan program PKPR di Puskesmas Terban Gondokusuman II Kota Gondokusuman II Kota Yogyakarta Yogyakarta. peneliti juga mengambil data pada 4. Dokumentasi

21 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Teknik pengumpulan data Studi pustaka dilakukan oleh dilakukan dengan pengumpulan data peneliti untuk memperkaya dari Dinas Kesehatan DIY sebagai perspektif dan pengetahuan peneliti penentu kebijakan dan Puskesmas sehingga proses analisis data dapat Gondokusuman II Kota Yogyakarta terarah dan memenuhi kaidah ilmiah. sebagai puskesmas pelaksana Selain itu peneliti juga melakukan program PKPR, remaja yang terlibat penelitian data pendukung yaitu kegitan program PKPR, dan pengumpulan data dari Unit masyarakat sekitar. Data diperoleh Perpustakaan Universitas Gadjah dari buku panduan, dokumen- Mada, Perpustakaan Sekolah dokumen dan laporan pelaksanaan Pascasarjana Universitas Gadjah kegiatan PKPR. Selanjutnya peneliti Mada dan Perpustakaan Universitas melakukan analisis terhadap Negeri Yogyakarta, sehingga hasil dokumen tersebut dengan proses dan hasil penelitian dapat membuktikan di lapangan. lebih maksimal. 5. Studi pustaka

Tabel 3.5 Pengumpulan Data Metode dan No Karakteristik data Keterangan Informan • Latar belakang adanya • Kondisi yang program PKPR melatarbelakangi adanya • Pelaksanaan program PKPR program PKPR • Sasaran Program PKPR • Proses pelaksanaan program 1 Wawancara • Pengaruh program PKPR PKPR di lapangan terhadap ketahanan pribadi • Manfaat dan pengaruh remaja program PKPR terhadap diri • Ketahanan pribadi remaja remaja dalam menjalani 2 • Program PKPR • Melakukan FGD langsung • Pengalaman mengikuti kepada siswa SMP dan SMA FGD kegiatan PKPR binaan Puskesmas • Pengaruh program PKPR Gondokusuman II di pada remaja Kecamatan Gondokusuman, • Pelayanan yang diinginkan Kota Yogyakarta, Provinsi remaja DIY • Mengamati langsung kegiatan PKPR yang dilakukan oleh • Karakteristik Puskesmas Puskesmas Gondokusuman II • Pelaksanaan Kegiatan PKPR Kota Yogyakarta 3 Observasi • Remaja di Sekolah dan • Bagaimana kondisi Puskesmas Masyarakat • Kondisi remaja dan siswa • Petugas PKPR Sekolah pasca mengikuti kegiatan PKPR • Kegiatan program PKPR • Fotokegiatan 4 Dokumentasi • Ruang layanan PKPR • Ruang PKPR dan kegiatan

22 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Metode dan No Karakteristik data Keterangan Informan • Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta • Penelitian terdahulu yang • Penelitian berkaitan dengan judul, Studi 5 • Laporan • Laporan Kegiatan PKPR Pustaka • Dokumen resmi dan buku • buku-buku yang mendukung

dari tenaga perawat yang menjadi D. Teknik Analisis Data sebagai koordinator program PKPR, Analisis data dilakukan satu dokter, Bidan, dokter dan peneliti yaitu dengan psikolog. Tenaga merangkap tugas mengorganisasikan data, menyusun sebagai tenaga kesehatan Puskesmas kedalam pola yang sudah peneliti secara umum. Perangkapan tugas ini tentukan, memilih mana yang berimplikasi pada tingginya beban penting dan yang akan dipelajari, kerja petugas PKPR sehingga dapat kemudian membuat kesimpulan. mempengaruhi kinerja kurang Data sekunder yang diperoleh maksimal. Meskipun demikian, peneliti dibuktikan dengan data Koordinator petugas program PKPR lapangan yang peneliti peroleh ketika sangat loyal, care dengan remaja, wawancara dan observasi di mau jemput bola, Peran petugas lapangan sesuai kebutuhan. Data kesehatan sangat menentukan dalam tersebut kemudian diolah dan dianalisis menyediakan informasi dan edukasi. dengan menggunakan teknis coding Adapun program PKPR Puskesmas sebagai penganalisaan, yaitu Open Gondokusuman II Kota Yogyakarta coding dan Axial coding (Corbin dan yaitu: Strauss, 1998). a. Peningkatan Kesadaran Remaja Dalam Pencegahan Perilaku III. HASIL PENELITIAN DAN berisiko dan Komunikasi antar PEMBAHASAN Remaja 1. Pelaksanaan Program PKPR 1) Konseling Secara teknis, pelaksanaan Layanan konseling di program dapat terlaksana dengan Puskesmas Gondokusuman II Kota baik,dengan partisipasi yang tinggi Yogyakarta dibuka setiap hari senin dari tim petugas PKPR. Sumber daya dan jum’at pada jam buka layanan manusia sangat penting Puskesmas. Jam buka layanan ini keberadaanya dalam pelaksanaan dikeluhkan oleh remaja sekolah program kesehatan. Sebagai karena waktu jam buka layanan Puskesmas yang memiliki peran konseling bersamaan dengan jam sebagai penyedia layanan yang masuk sekolah. Meskipun sebetulnya preventif, kuratif, promotif dan sudah ada rekomendasi dari sekolah Rehabilitatif, ketenagaan menjadi namun remaja malu dan takut keluar sangat penting. Faktor ketenagaan ini di jam sekolah. Hal ini menjadi meliputi jumlah, jenis dan kualitas. kendala bagi remaja sekolah Seperti Jumlah petugas PKPR terdiri

23 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sehingga remaja memilih tidak setempat yaitu SMP Negeri 5 Kota keluar sekolah pada jam pelajaran. Yogyakakarta SMP Negeri 6, SMA. 2) Focus Group Discussion (FGD) Negeri 3 Kota Yogyakarta dan FGD dilaksanakan di sekolah SMABOBKRI II Kota Yogyakarta. SMP dan SMA binaan puskesmas Bahaya merokok, Pacaran Sehat, Gondokusuman II Kota Narkoba, HIV/AIDS, Kesehatan Yogyakarta.Dalam pelaksanaanya Reproduksi, Pola Hidup Sehat. masing-masing siswa dibagi kelompok untuk mendiskusikan dan membahas satu topik tentang remaja 2) Pengobatan dan layanan Medis dan kesehatan seperti narkoba, Berdasarkan hasil penelitian, reproduksi sehat, bahaya rokok, pelayanan medis di Puskesmas HIV/AIDS dan perilaku hidup Gondokusuman II Kota Yogyakarta sehat.Siswa diminta diskusi terhubung langsung dengan kelompok dan memecahkan masalah pelayanan di semua unit.Tindakan tersebut kemudian medis dilakukan oleh dokter atau mempresentasikan hasil petugas KIE bagi remaja yang analisisnya.Peserta FGD yang memerlukan pelayanan terkait direkomendasikan oleh sekolah yang kesehatan reproduksi.Pemberian mewakili lomba sekolah adalah layanan dilakukan oleh bidan di siswa perempuan.Hal ini dapat Puskesmas.Remaja dapat membuktikan bahwa perempuan mendapatkan pelayanan langsung memiliki kemampuan akademik dan tanpa harus melalui pendaftaran di skill yang baik. loket umum. b. Peningkatan Kualitas c. Channeling Kesehatan Remaja Puskesmas Gondokusuman II Hasil pengamatan peneliti di Kota Yogyakarta membangun lapangan, Peningkatan kualitas channeling dengan lintas sektor yaitu kesehatan remaja dilakukan melalui Dinas Pendidikan, Kepolisian, Dinas kegiatan yang menunjang kualitas Kesehatan DIY sebagai pemangku kesehatan remaja. Kegiatan bersifat kebijakan program PKPR, pejabat di promotif dan preventif diberikan masyarakat setempat seperti ketua secara langsung kepada remaja atau RW, ketua RW, pengurus Ponyandu siswa di sekolah dan luar sekolah remaja dan remaja sendiri sebagai yang tinggal di daerah binaan sasaran program. juga dengan Puskesmas Gondokusuman II Kota Community Development (CD) Yogyakarta tepatnya di Wilayah dalam pelaksanaan program Terban dan Kota Baru, dengan termasuk dengan LSM seperti PKBI. berbagai bentuk kegiatan: Berikut ini adalah gambaran 1) Penyuluhan tentang kesehatan pelaksanaan program PKPR di remaja Puskesmas Gondokusuman II Kota Kegiatan dilakukan di Sekolah Yogyakart. Program pelayanan SMP dan SMA di Wilayah kesehatan peduli remaja merupakan Puskesmas Gondokusuman II Kota program pengembangan Puskesmas Yogyakarta yang telah ditetapkan dalam rangka menanggulangi oleh Puskesmas dan Kecamatan masalah kesehatan remaja. Program

24 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan ini relevan dengan kondisi permasalahan kekerasan, narkoba, masyarakat saat ini khususnya merokok, KTD dan HIV/AIDS. remaja yang kian hari semakin Dengan adanya kegiatan yang meningkat permasalahanya baik positif, remaja mampu melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupann.

Pemberian informasi melalui yang memprioritaskan program penyuluhan terkait kesehatan adalah PKPR diakses oleh remaja. Remaja bagian penting dalam pelayanan sebagai sasaran utama dalam kesehatan peduli remaja. Masalah ini pelaksanaan program PKPR. Baik terkait erat dengan perilaku berisiko remaja sekolah maupun luar sekolah. pada remaja. Data perilaku berisiko Ketiga, sistem pelayanan yang dari Badan Narkotika Nasional DIY, ramah, terlihat adanya alur pelayanan wilayah Kota Yogyakarta dan PKPR yang berbeda dengan alur Kabupaten Sleman sepanjang tahun pelayanan pasien lain atau umum. 2013 menjadi wilayah paling tinggi Alur tersebut terpasang di ruang dalam kasus penanggulangan depan loket pendaftaran yang dapat narkotika dan obat terlarang. Hasil diakses semua pengunjung. Remaja riset Komisi Penanggulangan AIDS dapat dilayani langsung tanpa harus DIY tahun 2014 juga menyebutkan antri seperti pasien pada umumnya. bahwa Yogyakarta menduduki Ini membuktikan adanya pelayanan peringkat pertama dari ke-4 Daerah yang ramah bagi remaja. (Tribunnews.com). Program PKPR yang Pelaksanaan program PKPR di dilaksanakan Puskesmas Puskesmas Gondokusuman II Kota Gondokusuman II Kota Yogyakarta Yogyakarta apabila dikaitkan dengan telah memberikan kontribusi dalam teori model segitiga pelayanan (The mendukung ketahanan pribadi Service Triangle) yang pertama, remaja. Hal ini dapat terlihat dari dalam konteks strategi pelayanan sikap remaja peserta program PKPR yang tersusun secara baik, yaitu Puskesmas Gondokusuman II Kota terkait dengan akses pelayanan. Yogyakarta yang percaya diri, Pelayanan program PKPR dapat mampu mengontrol dirinya dengan terakses oleh remaja secara luas, baik baik, memiliki empati pada remaja sekolah maupun remaja di lingkungan dan berperan aktif dalam luar sekolah atau masyarakat. Kedua, mengikuti kegiatan. Berikut ini Orang di lini depan berorentasi pada adalah bagan pelaksanaan program pelangan. Pelanggan yang dimaksud PKPR Puskesmas Gondokusuman II dalam penelitian ini yaitu remaja. Kota Yogyakarta dalam Mendukung Petugas PKPR Puskesmas Ketahanan Pribadi Remaja. Gondokusuman II Kota Yogyakarta

25 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan Kemampuan Kemampuan Merespon teman yang konsultasi Mampu berempati padasaat teman sebaya bercerita masalahnya Memberikan solusi yang masalah atas diceritakan teman sebanya Percaya diri Remaja ikut dalam kegiatan-kegiatan yang baik kegiatan positif keluarga, sekolah dan lingkungan sosial Memberikan motivasi kepada teman sebaya masalah yang memiliki 9 9 9 9 9 9 Konseling Personal dan kelompok HIV/AIDS Rep Kesehatan Pacaran Sehat Narkoba Bahaya Merokok Hidup Pola Sehat 9 9 9 9 9 9 9 Konseling Focus Group Discussion Jenis Kegiatan Jenis Kegiatan Kegiatan Sub Hasil 9 9 (PKPR) Di Puskesmas Gondokusuman II, Kecamatan Tabel 1 Peningkatan Kesadaran Pencegahan Remaja Dalam Perilaku Berisiko dan Komunikasi Remajaantar 9 Gondokusuman, DIY Kota Yogyakarta, Provinsi Sub Program Pelayanan Kesehatan Peduli (PKPR)Remaja Remaja Remaja Pelaksanaan Program Peduli RemajaPelayanan Kesehatan Pelaksana Program Sasaran Puskesmas Gondokusu man II, Kecamatan Gondokusu man Kota Yogyakarta

26 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan Berusaha tidak tidak Berusaha merokok kebersihan Menjaga diri sekolahdan teman memilih Seleksi Tidak arusmengikuti lingkugan yang negatif Kontrol Sosial Koordinasi lintas Sektoral 9 9 9 9 9 9 Bahaya merokok Pacaran Sehat Narkoba HIV/AIDS Kesehatan Reproduksi Pola Hidup Sehat Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kementerian Kesehatan CDBETHESDA Sekolah SMP dan SMA binaan Gondokusuman II Kota Yogyakarta Guru BK danUKS 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 Penyuluhan Kesehatan Remaja Pengobatan dan Medis Layanan LombaKader Kesehatan Jenis Kegiatan Jenis Kegiatan Kegiatan Sub Hasil 9 9 9 Peningkatan kualitas Remaja Kesehatan Channeling 9 9 Program Sub Kesehatan Peduli (PKPR)Remaja Remaja PelayananRemaja Pelaksana Program Sasaran Puskesmas Gondokusu man II, Kecamatan Gondokusu Kota man Yogyakarta

27 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan d. Kendala Dalam Pelaksanaan Sikap kontrol diri begitu nampak pada Program PKPR sikap remaja, Remaja yang rentan 1) Waktu Layanan dengan masalah hal ini akan dapat Jam buka layanan PKPR khususnya menjadi hal yang serius. dalam layanan konseling pukul 08.00- 3) Empati 13.00 WIB. Jam buka layanan Remaja PKPR mampu merespon teman bersamaan dengan jam sekolah remaja. yang konsultasi, mampu merasakan apa Remaja lebih memilih masuk sekolah yang dirasakan dan dialami teman sebaya karena pertimbangan tidak ingin pada saat bercerita, remaja juga mampu meninggalkan pelajaran di sekolah. memberikan solusi atas masalah yang 2) Ruangan PKPR diceritakan teman sebanya. Ruangan PKPR di Puskesmas 4) Aktif Gondokusuman II Kota Yogyakarta Remaja PKPR sebagian besar memiliki masih bergabung dengan ruang banyak aktivitas di psikolog. Puskesmas seharusnya lingkungannya.Berdasarkan hasil memiliki ruang tersendiri untuk observasi peneliti dilapangan, remaja pelayanan remaja PKPR. idealnya terlihat aktif mengikuti kegiatan setting ruangan bernuansa selera Posyandu remaja di lingkungan remaja, tenang, nyaman, menjamin rumahnya.Untuk remaja di sekolah privasi dan kerahasiaan. sebagian besar telah mengikuti 3) Pendanaan kegiatan ekstra kurikuler, remaja Apabila Suatu program dapat terlihat aktif sebagai kader kesehatan terlaksana dengan baik, salah satunya dan sebagian mengikuti lomba kader didukung pendanaan yang baik. kesehatan. Program PKPR di Puskesmas Berdasarkan hasil penelitian di atas, Gondokusuman II Kota Yogyakarta peneliti menarik kesimpulan, ketahanan belum mendapat dana khusus untuk pribadi remaja dapat terlihat dari sikap pelaksanaan program tersebut. Dana remaja peserta program PKPR Puskesmas yang digunakan untuk program PKPR Gondokusuman II Kota Yogyakarta yang selama ini berasal dari Biaya ditampilkan seperti percaya diri, memiliki Operasional Kesehatan (BOK). kontrol diri yang baik, termasuk mandiri dan mampu beradaptasi dengan 2. Pelaksanaan Program PKPR Dalam lingkungan, empati terhadap kondisi Mendukung Ketahanan Pribadi lingkungan dan dapat bersikap aktif dalam a. Unsur – Unsur Ketahanan Pribadi mengikuti kegiatan di lingkungannya. Remaja Peserta Program PKPR Remaja yang memiliki sikap tersebut Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menunjukkan telah memiliki katahanan mendapatkan beberapa unsur ketahanan pribadi dalam menyikapi kondisi pribadi pada remaja peserta program lingkingan dan permasalahan yang PKPR Puskesmas Gondokusuman II Kota muncul. Yogyakarta seperti di bawah ini: b. Dukungan Program PKPR Terhadap 1) Percaya Diri Ketahanan Pribadi Remaja Remaja cenderung memiliki sikap rasa Unsur-unsur penting dalam ingin mencoba hal-hal baru, sikap dan ketahanan pribadi seperti percaya diri, rasa ini tentu perlu dikontrol. Sikap kontrol diri, empati, dan keaktifan remaja percaya diri sangat dibutuhkan bagi dalam menjalankan aktivitasnya dapat remaja dalam menjalani kehidupannya. mendukung pribadi remaja menjadi lebih Tanpa percaya diri akan menghambat baik dalam berperilaku. Jika remaja telah remaja untuk maju. memiliki kepercayaan diri, maka akan 2) Kontrol Diri mampu menghadapi lingkungan dengan baik. Remaja yang percaya diri akan dapat 13

28 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

mengontrol dirinya dari perilaku berisiko serta optimis dan mandiri akan dapat dan mampu beradaptasi dengan meningkatkan kualitas sumber daya lingkungannya secara baik. Remaja yang manusia. memiliki kontrol diri baik akan dapat Berdasarkan informan berempati pada lingkungannya.Secara penelitian,mayoritas perempuan, ini tidak langsung remaja telah mampu menunujukkan bahwa kualitas sumberdaya berperan aktif dalam mengahadapi manusia khususnya remaja (perempuan) lingkungan. Sikap lainnya yang nampak memiliki kapasitas dan skill serta dari remaja yaitu kemandirian dan ketahanan pribadi yang baik dalam diri. optimisme dalam menjalani kehidupannya Sehingga perempuan ikut andil dalam khususnya dalam meraih apa yang menjadi mewujudkan katahanan pribadi keinginan remaja. remaja.Ketahanan pribadi remaja ini Sikap remaja tersebut memberikan memberikan kontribusi dalam dukungan yang besar bagi remaja itu mengembangkan kualitas sumber daya sendiri dalam mengembangkan perempuan.Kualitas sumber daya manusia kepribadian dan ketahanan pribadinya. yang baik akan dapat mendukung Ketahanan pribadi merupakan hal penting ketahanan nasional suatu bangsa juga baik. dan tidak bisa ditawar dalam membangun Ketahanan nasional suatu bangsa tidak ketahanan nasional. Dalam membangun hanya dilihat dari sisi pertahanan dan ketahanan nasional dibutuhkan ketahanan sumbe rdaya alamnya saja tetapi dari pribadi bangsa yang tangguh, percaya diri kualitas sumber daya manusia.Bangsa dan mandiri. Ketahanan pribadi sangat yang memiliki ketahanan nasional yang dibutuhkan guna terwujudnya ketahanan baik adalah bangsa yang individunya Nasional suatu bangsa. Ketahanan pribadi memiliki ketahanan pribadi yang baik, suatu bangsa tidak lepas dari kualitas begitu juga sebaliknya. Di bawah ini sumber daya manusianya. Kualitas sumber adalah tahapan pelaksanaan pelaksanaan daya manusia yang percaya diri, memiliki program PKPR dalam mendukung kontrol diri yang baik, empati pada ketahanan pribadi remaja. lingkungan dan mampu berperan aktif

29 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan Terciptanya remaja meliliki yang katahanan pribadi remaja Pribadi Remaja Puskesmas Gondokusuman II Di Kecamatan Koordinasi lintas Sektoral Perkembangan teknologi Doubel Peran PKPRpetugas Waktu Ekonomi Fenomena (Phenomena) PEDULI REMAJA (PKPR) 1. 2. 3. 4. 5. Dukungan Pemerintah melalui penyediaan kegiatan penunjang fasilitas dan dana Puskesmas mampu memberikanpelayanan kepada remaja secara promotif, preventif, dan rehabilitative kuratif, di ada yang remaja menguatkan Dorongan Wilayah Puskesmas Manusia Daya Sumber Ketersediaan Antisipasi Kerentanan masalah remaja Kerentanan Antisipasi masalah Pengaruh (Intervening) 1. 2. 3. 4. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN Konteks (Contekstual Conditions) Konteks Conditions) (Contekstual Gondokusuman, Kota Yoyakarta, Daerah Istimewa Yogyakar Istimewa Daerah Yoyakarta, Kota Gondokusuman,

Bagan 2 : Pelaksanaan Program PKPR Dalam Program : 2 Mendukung Ketahanan Pelaksanaan Bagan

Faktor Internal (adanya (adanya Internal Faktor Faktor eksternal (Remaja agenmenjadi perubahan, rentan dengan masalah, bebas, kekerasan (sex seksual, Narkoba, HIV/AIDS, minimnya inormasi dan akses layanankesehatan remaja Kondisi PenyebabKondisi (Causal Condition) Kementrian dari inisiatif Kesehatan RI munculnya program pelayanan remaja peduli kesehatan . 1. 2

30 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN mampu mengontrol dirinya dari A. Kesimpulan perilaku berisiko, empati terhadap Kesimpulan terkait dengan lingkungan dan dapat terlibat aktif penelitian Pelaksanaan Program mengikuti kegiatan di lingkungann. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Dalam Mendukung Ketahanan B. Saran. Pribadi Remaja Di Puskesmas Untuk peningkatan pelaksanaan Gondokusuman II Kota Yogyakarta program PKPR Dinas Kesehatan adalah: sebagai panjang tangan Kementrian 1. Pelaksanaan Program PKPR di Kesehatan perlu melakukan realokasi Puskesmas Gondokusuman II Kota anggaran untuk program PKPR, Yogyakarta yang merupakan menfasilitasi Channeling lintas sektor program ramah pada remaja sudah dalam pelaksanaan program PKPR dan berjalan cukup baik ditandai dari Evaluasi Program PKPR. dominasi pelaksanaan kegiatan Bagi Puskesmasharus aktif langsung seperti program dalam melaksanakan program PKPR, pemberian informasi dan edukasi memperkuat Channeling lintas sektor, melalui kegiatan penyuluhan, baik pihak Swasta, Pemerintah, Konseling dan Focus Group Instansi terkait, Organisasi Discussion. Meskipun sarana masyarakat, termasuk organisasi prasana belum memadai, tidak kepemudaan di wilayah binaan menghambat pelaksaan program. Puskesmas dan masyarakat serta Pelaksanaan program PKPR secara melibatkan remaja dalam pelaksanaan teknis dapat dilaksanakan dengan program PKPR, NGO, mengadakan baik dengan peran serta sumber ruangan khusus PKPR dengan desain daya yang loyal dan motivasi yang yang sesuai selera remaja, Puskesmas tinggi dalam menggerakkan remaja. harus lebih fleksibel dalam Pelaksanaan program PKPR perlu memberikan layanan yang lebih ditingkatkan karena belum panjang waktunya agar remaja mampu memenuhi standar pelayanan PKPR mengakses layanan diluar jam sekolah, yang ditetapkan Kementrian membentuk dan memperkuat Kesehatan RI seperti belum adanya keberadaan konselor sebaya melalui ruangan khusus PKPR dan pelatihan secara berkelanjutan pendidikan konselor sebaya. sehingga mampu menjangkau 2. Pelaksanaan Program PKPR dalam pelayanan kesehatan secara luas di mendukung ketahanan pribadi sekolah, menggunakan metode yang remaja memiliki dampak yang menarik dan partisipatif dalam positif bagi perkembangan penyampaian materi atau pemberian kepribadian remaja khususnya pada informasi program PKPR, ketahanan diri remaja dalam meningkatkan promosi program PKPR menumbuhkan sikap percaya diri, secara lebih luas di sekolah dan kontrol diri, sehingga remaja lingkungan masyarakat melalui liflet, media sosial dan kegiatan-kegiatan

31

PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sosial yang ramah remaja. Dan Kesehatan Peduli RemajaDi melibatkan Masyarakat dan orang tua Puskesmas, Jakarta: dalam pelaksanaan program PKPR. Kementrian Kesehatan RI. Remaja perlumeningkatkan kapasitas keilmuannya, terlibat aktif Moleong, J Lexy, 2006, Metodelogi dalam mengikuti program PKPR di Penelitian Kualitatif, Bandung: lingkungannya, menjalankan peran PT Remaja Rosdakarya. konselor sebaya baik di lingkungan Poetry, V,R, Ramli, Pratiwi, 2012, sekolah maupun luar sekolah “Resiliensi Pada Mahasiswa Baru Penyandang Cerebral DAFTAR PUSTAKA Palsy (CP)”, Jurnal Psikologi A. Buku, Jurnal, dan Karya Ilmiyah UB, Hal. 1-13. Pranawati, Rita, 2014, Peran Orang Aisyiyah, 2012, Dukungan ‘Aisyiyah Tua Dalam Perlindungan Anak Terhadap Peningkatan Untuk Membentuk Karakter Kualitas Kesehatan Reproduksi Generasi Z, Makalah, Dalam Remaja DI Kabupaten Bantul, Seminar Parenting. Policy Paper, Jakarta: Royal Netherlands Embassy. Satrianegara, F. M., 2014, Organisasi dan Manajemen Pelayanan Arso, P.S., 2014, “Implementasi Kesehatan: Teori Dan Aplikasi Program Pelayanan Kesehatan Dalam Pelayanan Puskesmas Peduli Remaja (PKPR) Di dan Rumah Sakit, Jakarta: Puskesmas Wilayah Dinas Salemba Pustaka. Kesehatan Kabupaten Tegal”, BHAMADA, Jurnal JITK, Soedarsono, Soemarno, 1997, Vol.4, No.1, Januari 2014. Ketahanan Pribadi & Ketahanan Keluarga Sebagai Corbin, J. dan Strauss, A., 1998, Basic Tumpuan Ketahanan Nasional, of Quantitative Research: Jakarta: PT. Intermasa. Technique and Procedure for Susilastuti, 2014, Perempuan Di Developing Grounded Theory, Parlemen: Perlu Mengawal London: Sage Publications, Regulasi Pro Perempuan, Inc. Yogyakarta: Majalah Suara ‘Aisyiyah. Helmaleni, 2012, Efektivitas Suport Group Therapy Dalam Suwarjo, 2008, Konseling Teman Meningkatkan Resiliensi Sebaya (Peer Counseling) Warga Binaan Wanita Kasus Untuk Mengembangkan Narkotika, Tesis, Universitas Resiliensi Remaja, Makalah, Gadjah Mada. Dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Kementrian Kesehatan RI, 2010, Pendidikan Universitas Negeri Pedoman Pelayanan Yogyakarta, Universitas Negeri

32

PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Yogyakarta: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

B. Perundang-undangan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H tentang Hak Warga Negara. Undang-undang Tahun 2009 pasal 137 (1) tentang Kesehatan.

33 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG

Rita Sundari, Yuli Isnaeni Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta email : [email protected]

Abstrak --- This research aims to demikian lansia akan sering determine the effect of health mengalami gangguan kesehatan education about the aging process seperti kehilangan jaringan otot, for ability of treating elderly susunan saraf dan jaringan lain family with impaired elimination termasuk penurunan fungsi eliminasi in Kelurahan Sewukan Magelang. (Stanley dan Beare, 2007). Pre-experimental research method Berdasarkan prevalensi Depkes with one group pretest-posttest (2012) di Indonesia yang berusia 60 without control group. tahun keatas pada tahun 2010 Respondents consist of 15 people berjumlah 9,77% dan diperkirakan taken by simple random sampling pada tahun 2020 sebesar 11,34% technique. Collecting data using dengan usia harapan hidup 71,1 observation sheet with Paired t-test tahun. Peningkatan jumlah lansia with the significant level 0,05. The tersebut juga akan menimbulkan value obtained is the value of p = peningkatan gangguan kesehatan 0.012. Health education about the yang terjadi pada lansia. aging process affects the ability of Gangguan kesehatan pada treating elderly family with lansia terutama penurunan fungsi impaired elimination in Kelurahan eliminasi dapat menimbulkan Sewukan Magelang. ketidakmampuan dalam mengontrol BAB maupun BAK, sehingga dapat Kata Kunci : Health education, the ability of treating elderly family, impaired menimbulkan masalah seperti elimination. inkontinensia urine, inkontinensia alvi dan lain-lain (Stanley dan Beare,

2007). Berdasarkan hasil penelitian I. PENDAHULUAN Iglesias (2011) di Spanyol pada Menua merupakan proses komunitas lansia umur ≥ 65 tahun, menurunnya daya tahan tubuh dalam prevalensi inkontinensia urin pada menghadapi rangsangan dari dalam wanita lansia dalam komunitas maupun luar tubuh. Walaupun berkisar antara 5-20%. Di Indonesia

34 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan masalah inkontinensia urin psikologis, sosial, dan spiritual pada merupakan salah satu manifestasi lansia (Kholifah, Yetti & Besral penyakit yang sering ditemukan pada 2011). Berdasarkan hasil penelitian pasien geriatri. Diperkirakan Kholifah, Yetti & Besral (2011) prevalensi inkontinensia urin menunjukkan bahwa sebanyak berkisar antara 15–30% lansia di 48,3% keluarga termasuk kategori komunitas masyarakat sedangkan 20- mampu merawat dan 51,7% 30% pasien geriatri yang dirawat di termasuk tidak mampu merawat rumah sakit mengalami inkontinensia lansia di rumah. Perawatan keluarga urin, kemungkinan bertambah berat pada lansia memerlukan arahan inkontinensia urinnya 25-30% saat maupun bimbingan dari orang-orang berumur 65-74 tahun (Gustomoridho, yang memiliki keahlian dalam 2012). pemeliharaan kesehatan seperti Menurut Meridean (2011, perawat maupun petugas kesehatan dalam Astuti, 2013) mengatakan lain. bahwa dampak dari banyaknya Menurut Fallen dan Dwi (2010, masalah eliminasi yang mungkin dalam Sumantri, 2014) mengatakan dialami oleh lansia antara lain dapat bahwa peran perawat adalah sebagai menyebabkan harga diri rendah, pendidik (edukator) dalam hal ini hambatan dalam kontak sosial, perawat mempunyai peran adanya penolakan orang lain dan memberikan informasi yang meningkatnya biaya perawatan untuk memungkinkan klien (individu atau lansia. Sedangkan menurut Maryam, keluarga) membuat pilihan, dkk (2008) masalah tersebut juga mempertahankan autonominya dan dapat menyebabkan masalah seperti memotivasi klien untuk terjadinya iritasi kulit, menimbulkan meningkatkan dan memelihara stres keluarga, teman dan orang yang kesehatan. Cara memberikan merawat, serta membutuhkan biaya informasi perawat dalam perawatan untuk kebutuhan tampon, kateter, kesehatan pada lansia dapat dengan tenaga perawat dan penanganan cara memberikan pendidikan komplikasi. kesehatan kepada anggota keluarga. Masalah eliminasi pada lansia Berdasarkan hal tersebut maka yang terjadi diperlukan bantuan Notoatmodjo (2007) mengatakan maupun pertolongan dari orang lain bahwa pendidikan kesehatan terutama keluarga. Keluarga sebagai merupakan suatu pemberian care giver yang mempunyai peran pendidikan kesehatan agar dapat penting dalam masalah kesehatan tercapai suatu promosi kesehatan keluarga (Suryati dkk, 2012). yaitu tentang perubahan perilaku. Kemampuan keluarga merawat Berdasarkan studi pendahuluan lansia di rumah merupakan sebagai yang dilakukan di Kelurahan kemampuan keluarga dalam Sewukan Magelang, dilakukan memenuhi kebutuhan fisik, wawancara kepada 10 anggota

35 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan keluarga yang memiliki lansia tingkat kemampuan keluarga dengan gangguan eliminasi dan merawat lansia dengan gangguan didapatkan bahwa tingkat eliminasi di Kelurahan Sewukan kemampuan anggota keluarga dalam Magelang?” merawat lansia belum sesuai intervensi perawatan pada gangguan II. METODE PENELITIAN eliminasi. Perawatan pada lansia Jenis penelitian ini adalah jenis dengan gangguan eliminasi yang penelitian eksperimen, yaitu untuk dilakukan keluarga yaitu menilai pengaruh pendidikan membersihkan sisa eliminasi dan kesehatan tentang proses penuaan membantu ke kamar mandi ketika terhadap tingkat kemampuan lansia meminta bantuan. Ketika keluarga merawat lansia dengan lansia melakukan BAB atau BAK di gangguan eliminasi. Penelitian ini tempat tidur pada malam hari, menggunakan desain pra-eksperimen keluarga akan membersihkan sisa design yaitu menggunakan eliminasi pada pagi hari sehingga hal rancangan one group pretest-postest tersebut dapat mengganggu tanpa kelompok kontrol (Imron, kenyamanan bagi lansia. Keluarga 2014). Perlakuan yang diberikan juga menyediakan ember di kamar pada penelitian ini yaitu pendidikan lansia sebagai tempat eliminasi kesehatan tentang proses penuaan lansia, akan tetapi hal tersebut yang bertujuan untuk mengetahui memberikan dampak buruk bagi perbedaan antara sebelum dan lansia dikarenakan tidak segera sesudah diberikan perlakuan. dibersihkan oleh anggota keluarga. Kondisi tersebut dapat mengganggu III. HASIL PENELITIAN DAN kenyamanan lansia karena bau yang PEMBAHASAN menyengat dari sisa kotoran Karakteristik responden yang eliminasi lansia. Berdasarkan latar diamati pada penelitian ini meliputi belakang masalah di atas, maka umur lansia yang dirawat, pekerjaan rumusan masalah yang diajukan pada responden, nilai pretest dan nilai penelitian ini adalah, “Bagaimana postest. Distribusi tersebut dapat pengaruh pendidikan kesehatan dilihat sebagai berikut : tentang proses penuaan terhadap

36 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Gambar 1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Lansia yang Dirawat Karakteristik Responden berdasarkan Umur Lansia yang Dirawat

0 20% 60-70 tahun 33% 71-80 tahun

81-90 tahun 47%

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa dari 15 responden sebagian besar merawat lansia yang berumur 71-80 tahun yaitu 7 responden (47%) dan sebagian kecil lansia yang berumur 60-70 tahun yaitu 3 responden (20%).

Gambar 2. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

13%0% 27% Petani

60% Pedagang

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa dari 15 responden sebagian besar adalah petani yaitu 9 responden (60%) dan sebagian kecil bekerja sebagai pedagang yaitu sebesar 2 responden (13%).

37 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tabel 1. Hasil Tingkat Kemampuan Responden Merawat Lansia dengan Gangguan Eliminasi Sebelum dan Sesudah Perlakuan Pretest Postest Kategori Jumlah persentase Jumlah persentase responden responden Baik 0 0% 15 100% Cukup 12 80% 0 0% Kurang 3 20% 0 0% Total 15 100% 15 100%

Pada tabel 1 dapat dilihat yaitu 12 responden (80%) dinyatakan bahwa dari 15 responden sebelum cukup dan 3 responden lainnya diberikan perlakuan sebanyak 12 (20%) dinyatakan kurang. Sesudah responden (80%) kemampuan perlakuan, tingkat kemampuan merawat lansia dengan gangguan keluarga merawat lansia sebanyak 15 eliminasi cukup dan 3 responden responden (100%) dinyatakan baik. (20%) kemampuan merawat lansia Perbedaan tingkat dengan gangguan eliminasi kurang. kemampuan pada sebelum dan Sedangkan sesudah perlakuan berupa sesudah perlakuan dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan, sebanyak 15 pemberian pendidikan kesehatan responden (100%) kemampuan tentang cara merawat lansia dengan merawat lansia dengan gangguan gangguan eliminasi. Responden yang eliminasi baik sehingga dari pada awalnya tidak mengetahui cara keseluruhan responden tingkat yang tepat dan benar dalam kemampuan keluarga merawat lansia memberikan perawatan menjadi dengan gangguan eliminasi mengerti dan paham bagaimana cara meningkat. merawat lansia dengan gangguan eliminasi secara tepat dan benar, A. PEMBAHASAN sehingga tingkat kemampuan Hasil penelitian menunjukkan keluarga dalam merawat lansia bahwa tingkat kemampuan keluarga mengalami peningkatan daripada merawat lansia dengan gangguan sebelumnya. eliminasi sebelum dan sesudah Hal ini dibuktikan dengan perlakuan mengalami perbedaan hasil nilai pretest dan postest tingkat yaitu sebanyak 15 responden kemampuan keluarga merawat lansia mengalami peningkatan dalam dengan gangguan eliminasi sebelum kemampuan merawat lansia. Hal ini dan sesudah perlakuan dari hasil sesuai dengan tabel 1 bahwa 15 penghitungan menggunakan SPSS responden dalam penelitian ini dan didapatkan hasil nilai sig = tingkat kemampuan keluarga 0,012. Nilai sig ini <0,05 maka Ho merawat lansia sebelum perlakuan ditolak dan HI diterima sehingga ada

38 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan perbedaan antara pretest dan postest keluarga dalam memberikan yang berarti pendidikan kesehatan perawatan pada lansia sehingga dapat tentang proses penuaan berpengaruh menimbulkan stres pada keluarga. terhadap tingkat kemampuan keluarga merawat lansia dengan IV. KESIMPULAN DAN SARAN gangguan eliminasi. Berdasarkan penelitian yang Perlakuan yang diberikan dilakukan di Kelurahan Sewukan kepada responden berupa pendidikan Magelang tahun 2016, dapat kesehatan tentang cara merawat disimpulkan bahwa tingkat lansia dengan gangguan eliminasi kemampuan keluarga merawat lansia yang diberikan sebanyak tiga kali dengan gangguan eliminasi sebelum dapat memberikan pengaruh perlakuan yaitu 12 responden (80%) terhadap tingkat kemampuan dalam kategori cukup dan 3 keluarga merawat lansia dengan responden (20%) dalam kategori gangguan eliminasi. Penambahan kurang. Sesudah diberikan perlakuan kemampuan dan pengetahuan tingkat kemampuan responden seseorang dapat melalui tehnik merawat lansia dengan gangguan belajar atau bimbingan dengan tujuan eliminasi sebanyak 15 responden untuk mengetahui kondisi secara (100%) dalam kategori baik. Hal ini nyata dan aktif mendapatkan dinyatakan bahwa ada perbedaan informasi sehingga terjadi perubahan pada tingkat kemampuan keluarga perilaku pada individu, kelompok sebelum dan sesudah diberikan atau masyarakat agar lebih mandiri perlakuan yaitu berupa pendidikan dalam mencapai tujuan hidup sehat. kesehatan tentang cara merawat Peningkatan kemampuan dalam lansia dengan gangguan eliminasi merawat lansia dikarenakan mengalami peningkatan. pemberian pendidikan kesehatan Berdasarkan hasil tersebut diketahui berdasarkan pada kemampuan bahwa pendidikan kesehatan tentang seseorang untuk mengubah perilaku proses penuaan berpengaruh melalui pengetahuan dan terhadap tingkat kemampuan keterampilan yang dibutuhkan dalam keluarga merawat lansia dengan melakukan perubahan yang gangguan eliminasi. diinginkan. Diharapkan bagi keluarga dan Menurut Bandiyah (2009) masyarakat terutama keluarga yang yaitu tingkat kemampuan keluarga memiliki anggota keluarga lansia merawat lansia dipengaruhi oleh dengan gangguan eliminasi dapat pengetahuan dan keterampilan memahami tentang perubahan yang keluarga dalam memberikan terjadi pada lansia sehingga dapat perawatan. Apabila anggota keluarga meningkatkan kemampuan keluarga tidak mengerti cara-cara dalam dan menerapkan dengan benar cara memberikan perawatan maka dapat memberikan perawatan kepada lansia menurunkan tingkat kemampuan dengan gangguan eliminasi. Masalah

39 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kesehatan yang terjadi pada lansia Kholifah, S.N., Yetti, K. & Besral. bukan untuk dihindari atau dilupakan 2011. Kemampuan Keluarga akan tetapi diberikan perhatian dan Merawat Usia Lanjut perawatan untuk memelihara status Berdasarkan Karakteristik kesehatan lansia. Bagi peneliti Keluarga dan Usia Lanjut. selanjutnya diharapkan melakukan Jurnal Keperawatan. Diakses penelitian lebih lanjut tentang cara pada tanggal 23 November meningkatkan kemampuan keluarga 2015. merawat lansia dengan gangguan Maryam, R.S., dkk. 2008. Mengenal eliminasi menggunakan metode dan Usia Lanjut dan Perawatannya. media lain serta dapat menggunakan Jakarta : Salemba Medika. kelompok kontrol sebagai pembanding penelitian. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Sangadji, M.R. 2014. Astuti, D.F. (2013). Hubungan http://repository.usu.ac.id. antara Status Mental dengan Diakses pada tanggal 31 Oktober Pola Eliminasi Usia Lanjut di 2015. PSTW Budi Luhur Kasongan Bangunjiwo Kasihan Bantul Stanley, M. dan Beare, P.G. 2007. Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta Buku Ajar Keperawatan : STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta. Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC. Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Sumantri, A. 2014. Pengaruh Keperawatan Gerontik. Jakarta : Pendidikan Kesehatan Mulia Medika. Hipertensi Pada Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Depkes. 2012. Rendah Garam Lansia http://www.depkes.go.id. Hipertensi di Kecamatan Diakses pada tanggal 2 Sukolilo Kabupaten Pati. November 2015. Skripsi. Yogyakarta : STIKES Gustomoridho. 2012. ‘Aisyiyah Yogyakarta. https://gustomoridho.wordpress. Suryati, E.S., dkk. 2012. Beban com. Diakses pada tanggal 30 Keluarga Merawat Lansia Oktober 2015. Dapat Memicu Tindakan Imron, T.M. 2014. Metodologi Kekerasan dan Penelantaran Penelitian Bidang Kesehatan. Terhadap Lansia. Jurnal Jakarta : Sagung Seto. Keperawatan. Diakses pada tanggal 3 November 2015.

40 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PARTAI GERINDRA KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014

Roni Tamara Saputra, Titin Purwaningsih Program Studi Megister Ilmu Politik Universitas Muhammadyah Yogyakarta Email: [email protected]

Abstrak - Disahkannya Undang-Undang Partai Kata Kunci: Rekrutmen, Partai Gerindra dan Politik No. 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik Pileg. memberikan mandat kepada partai politik untuk memenuhi kuota 30% bagi perempuan. Guna memenuhi kuota tersebut maka Partai Gerindra Abstract - The passage of the Law on Political Kota Yogyakarta harus melakukan proses Parties No. 2 Year 2011 concerning Political rekrutmen dengan baik, agar perempuan yang Parties give a mandate to the political parties menjadi caleg bukan hanya untuk memenuhi to meet the 30% quota for women. In order to kuota tetapi juga dapat meningkatkan perolehan meet the quota then Gerindra Yogyakarta have suara dalam Pileg. Ada dua tujuan dalam to do the recruitment process well, so that penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui proses women who become candidates not only to meet rekrutmen caleg perempuan dalam pemilu but also can increase the quota of votes in legislatif tahun 2014 pada Partai Gerindra Kota Pileg. There are two objectives in this study are Yogyakarta. 2) Untuk mengetahui faktor-faktor 1) To know the process of recruitment of women yang mempengaruhi perempuan aktif di Partai candidates in the legislative elections in 2014 in Gerindra Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini the city of Yogyakarta Gerindra. 2) To metode yang digunakan adalah metode analisis determine the factors that influence women kualitatif dengan cara deskriptif. Data-data Gerindra active in the city of Yogyakarta. In dalam penelitian ini diperoleh melalui this research method used is qualitative wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian analysis method in a descriptive way. The data menunjukkan bahwa proses dalam perekrutan in this study were obtained through interviews caleg perempuan dalam Pileg 2014 dilakukan and documentation. The results showed that the secara terbuka. Adapun mekanisme rekrutmen process for the recruitment of women yang dilakukan dengan 3 cara yaitu tahap candidates in the 2014 Pileg conducted openly. administrasi, psikotes dan rekrutmen The mechanism of recruitment done in 3 ways: wawancara. Faktor yang menyebabkan seorang stage administrative, psychological and aktif di Partai Gerindra Seseorang berperilaku recruitment interviews. Factors that cause a karena pertama behavioral beliefs yaitu person active in Gerindra behave as the first perempuan yang aktif di partai politik telah behavioral beliefs that women are active in a mengetahui apa keuntungan atau kerugian yang political party has to know what the advantages didapatkan ketika perempuan aktif di partai or disadvantages that can be acquired when politik. Kedua norma subjektif yaitu adanya women active in political parties. Both dukungan dari orang di sekitarnya seperti subjective norm namely the support of those keluarga ketika seorang perempuan aktif di around him like family when a woman active in partai piolitik. Ketiga Control beliefs the party piolitik. Third Control beliefs is the merupakan kepercayaan perempuan terhadap belief of women to factors capable of faktor-faktor yang mampu memberi kemudahan facilitating the realization of a goal when active dalam mewujudkan sebuah tujuan ketika aktif in party politics. di partai politik. Keywords: Recruitment, Gerindra and Pileg

1

41 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

I. PENDAHULUAN 3 Dhian Novitasari, S.Pd Gerindra Kuota 30% ditetapkan pertama kali pada 4 Novi Allisa Semendawai Gerindra pemilu 2004 seiring dengan perjuangan dan 5 Ririk Banowati Gerindra tuntutan dari para aktivis perempuan. Hasilnya Permanasari 61 perempuan terpilih menjadi anggota 6 Estri Utami, SE PAN legislatif dari keseluruhan 500 anggota DPR RI 7 R.Ay.F. Diani Golkar (11,09%) dan pada pemilu 2009 jumlah Anindhitiati, S.Sos, MM perempuan yang menjadi anggota DPR RI 8 Sila Rita, SH, MH PPP meningkat menjadi 101 orang atau 17,86% 9 Suryani, SE, M.Si PPP (Susiana, 2014). 10 Dra. Sri Retnowati Golkar Sementara itu pada tahun 2014 jumlah Sumber: KPU-jogjaKota.go.id Data diolah perempuan yang menjadi anggota DPR RI (2015) kembali mengalami penurunan menjadi 97 orang atau 17% dari total 560 anggota DPRI Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa (Parlemen Indonesia, 2014:5). Hasil pemilihan caleg perempuan yang terpilih menjadi anggota anggota DPR RI ini belum sejalan dengan DPRD Kota Yogyakarta pada Pileg 2014 prinsip Undang-Undang Parpol tersebut. didominasi oleh Partai Gerinda, dimana 5 dari Prinsip kesetaraan gender juga tercermin 10 caleg perempuan yang terpilih berasal dari pada, Pasal 53 (UUP) legislatif yang Partai Gerinda. Namun demikian keberhasilan menyatakan bahwa daftar bakal calon juga perempuan dari Partai Gerindra yang harus memuat paling sedikit 30% keterwakilan menduduki kursi DPRD di Kota Yogyakarta perempuan. Pada Pasal (8) butir di Undang- tidak diikuti oleh 4 Kabupaten lainnya di Undang Pemilu, sekurang-kurangnya dalam Provinsi DIY. Di Kabupaten Gunung Kidul dan kepengurusan Parpol memuat kuota 30% Kabupaten Bantul misalnya tidak ada satu pun keterwakilan perempuan baik di tingkat pusat perempuan yang berhasil menduduki kursi maupun ditingkat daerah sebagai salah satu DPRD Kabupaten Gunung Kidul dan persyaratan parpol untuk menjadi peserta Kabupaten Bantul. Sedangkan di kabupaten pemilu. Sleman, Partai Gerindra berhasil menempatkan Tidak terpenuhinya kuota 30% keterwakilan dua kader perempuannya di DPRD Kabupaten perempuan juga terjadi di DPRD Kota Sleman dan satu orang kader perempuan Partai Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari total Gerindra yang berhasil menjadi anggota DPRD anggota DPRD Kota Yogyakarta sebanyak 40 Kabupaten Kulonprogo. Adapun data orang hanya 10 orang anggota berjenis kelamin selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.2 perempuan atau hanya 25% dari jumlah berikut: keseluruhan. Ke-10 perempuan calon yang terpilih menjadi anggota DPRD Kota Tabel I.2 Perempuan Anggota DPRD Kab Yogyakarta itu berasal dari Gerindra (lima Gunung Kidul, Kulonprogo, Bantul dan Sleman orang), Golkar (dua orang), dan PDIP, PAN, 2014-2019. dan PPP masing-masing satu orang (Prabowo, N Nama Partai Kabupate 2014). Dari ke-10 perempuan yang menjadi o n Anggota DPRD Kota Yogyakarta, 5 1 Suhartini PKB diantaranya berasal dari Partai Gerindra. Adapun caleg perempuan yang menjadi anggota 2 Endah Subekti PDI-P DPRD Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut: Kuntariningsih, S.E 3 Desiyanti, S.E PDI Tabel 1.1 4 Dra. Endang Sri PDI GUNUN Perempuan Anggota DPRD Kota Yogyakarta Sumartini, M.A.P G KIDUL 2014-2019 5 Tina Chadarsi Golka No Nama Partai r 1 Andri Kusumawati, SE Gerindra 6 Ery Agustin Golka 2 Christiana Agustiani Gerindra Sudiyanti, S.E., M.M r

2

42 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

7 Wiwik Widiastuti PAN terbanyak juga terdapat di Kota Yogyakarta, 8 Supriyani Astuti Demo sehingga penyusun tertarik untuk melakukan krat penelitian dengan judul “Rekrutmen Caleg 1 Dra. Keksi PDI Perempuan Pada Partai Gerindra Kota Wuryaningsih Yogyakarta Dalam Pemilu Legislatif tahun 2 Akhid Nuryati PDI 2014”. 3 Ika Damayanti Fatma Gerin Berdasarkan penjelasan latar belakang KULONP Negara, SIP dra diatas, pertanyaan dalam penelitian ini adalah: ROGO 4 Nur Eni Rahayu, SE PKB 1). Bagaimana proses rekrutmen caleg 5 Titik Wijayanti, SE PKB perempuan dalam pemilu legislatif tahun 2014 6 Siti Ismiyatun Demo pada Partai Gerindra Kota Yogyakarta? krat 2).Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi 1 Suratun, SH PAN perempuan aktif di Partai Gerindra Kota 2 Arni Tyas Palupi, ST Golka Yogyakarta? Tujuan dalam penelitian ini r BANTUL adalah: 1). Untuk mengetahui proses rekrutmen 3 Nur Laili Maharani, PKB caleg perempuan dalam pemilu legislatif tahun A.Md 2014 pada Partai Gerindra Kota Yogyakarta. 1 Farida Fuatwati Gerin Untuk mengetahui faktor-faktor yang dra mempengaruhi perempuan aktif di Partai Gerindra Kota Yogyakarta. Manfaat Penelitian 2 Dara Ayu Gerin ini adalah: 1) Manfaat teoritis dari penelitian ini dra adalah untuk memperluas khazanah ilmu 3 Ismi Sutarti, S.H Nasde pengetahuan dibidang penelitian sosial dan m politik. 2). Manfaat praktis dari penelitian ini 4 Remila Mursinta, S.IP Nasde adalah memberikan kontribusi yang signifikan, m baik bagi ilmu pengetahuan pemerintahan, 5 Nila Rifianti, S.Pd PDI-P sosial politik, khususnya memberikan pengetahuan tentang proses rekrutmen calon 6 Dwi Yogamashinta, PDI-P anggota legislatif perempuan. S.Hut Terdapat beberapa penelitian yang terkait Dra. Hj. Sri PDI-P SLEMAN dengan penelitian ini, seperti: penelitian yang Muslimatun, M.Kes dilakukan oleh Soetomo (2007) dengan judul Ida Suryanti, ST PAN penelitian “Perspektif Teoritis Model Nuril Hanifah PAN Rekrutmen Perempuan di Bidang Politik”. Hasil Rahayu Widi Nuryani, PKB dari penelitian ini adalah berbagai teori dan S.H model rekrutmen perempuan di bidang politik Rahayu Widicahyani, PKB yang dibahas merupakan suatu upaya S.H., M.M mendekatkan perempuan pada konsep Fika Chusnul PPP sebenarnya tentang rekrutmen perempuan di Chotimah, S.H bidang politik. Penelitian tentang rekrutmen Iffah Nugraheni, PPP perempuan juga di lakukan oleh Umaimah S.Ag., M.Si Wahid (2011) dengan judul penelitian Nuryanta PPP “Perempuan dan Kekuasaan Politik dalam Sumber: Data diolah (2015) Pemilukada DKI Jakarta Tahun 2012”. Hasil dari penelitian ini adalah dalam wilayah politik, Berdasarkan latar belakang diatas maka diskriminasi yang diakibatkan oleh kekerasan dapat diketahui bahwa Partai Gerindra memiliki dan hegemoni negara sangat faktual. Salah satu jumlah anggota DPRD terpilih terbanyak jika indikator yang dapat dilihat adalah minimnya dibandingkan dengan 12 partai lainnya di Kota bahkan tidak adanya keterwakilan perempuan Yogyakarta. Selain itu jumlah keterpilihan dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. Penelitian kader perempuan Partai Gerindra yang berikutnya dilakukan oleh Ai Siti Komaria

3

43 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

(2012) dengan judul penelitian “Peran Partai Politik dalam Meningkatkan Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif Kabupaten Cianjur: Studi Deskriptif Tentang Pendidikan Politik Bagi Kader Perempuan di Partai Politik”. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama bentuk program kaderisasi partai politik bagi kader perempuan dilakukan oleh Penyediaan Agensi Kriteria Kontrol partai politik melalui AD ART partai politik Tuntutan yang sudah tersusun secara sistematis dan Gambar II.1 Model Rekruitmen terprogram secara berjenjang/tingkatan yang dilakukan mulai dari DPP, DPW, DPC, PAC, Secara lengkap gambar di atas dapat dijelaskan sampai dengan tingkat Ranting. sebagai berikut:

II.Kerangka Teori 1. Penyediaan dan permintaan Penyediaan rekrutmen politik terhadap Terdapat dua teori pokok yang digunakan caleg, merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu model Rekrutmen partai dalam perekrutan caleg. Penyediaan dan politik dari Model Rush & Althoff (2007) dan permintaan terdiri dari: theory of planned behavior dari Ajzen (1991). 1) Mekanisme rekrutmen caleg yang Teori model rekrutmen politik dari Model Rush dilakukan partai politik. & Althoff (2007) digunakan untuk menganalisa 2) Waktu dan tempat pelaksanaan rekrutmen bagaimana rekrutmen caleg perempuan dalam caleg partai politik. pemilu legislatif tahun 2014 pada Partai 3) Sarana rekrutmen caleg partai politik Gerindra Kota Yogyakarta. Alasan penyusun Dapat dikatakan pada tahap penyediaan menggunakan teori model rekrutmen politik dan permintaan merupakan tahapan awal yang dari Model Rush & Althoff (2007) karena teori harus dipersiapkan oleh Partai Gerindra untuk ini adalah yang paling komplet. Sedangkan melakukan perekrutan caleg perempuan. Dalam theory of planned behavior digunakan untuk tahap ini Partai Gerindra harus mempersiapkan menganalisa faktor apa yang mempengaruhi bagaimana mekanisme perekrutan seperti apa perempuan aktif di Partai Gerindra Kota syarat-syarat yang harus dipenuhi. Selain itu Yogyakarta. Alasan penyusun menggunakan partai harus mempersiapkan tempat dan theory of planned behavior dari Ajzen (1991) menggunakan berbagai sarana untuk sosialisasi. karena teori ini adalah teori yang paling populer dalam menganalisa perilaku manusia. 2. Agensi Adapun mekanisme rekrutmen politik Agensi rekrutmen politik merupakan partai yang dikemukakan oleh Rush dan Althoff penetapan beraneka ragam kriteria, meliputi adalah: “proses perekrutan politik memiliki dua ciri-ciri dan keterampilan yang mereka anggap sifat yaitu: (1) sifat tertutup; adalah suatu sistem layak dan harus dikuasai oleh caleg yang perekrutan administratif yang didasarkan atas bersangkutan. Setiap partai tentunya patronase. (2) sifat terbuka; adalah sistem yang mempunyai kriteria yang berbeda antara partai berdasarkan pada ujian-ujian terbuka (Rush dan yang satu dengan partai lainnya. Oleh Althoff , 2007:247) karenanya partai sebelum melakukan rekrutmen Michel Rush dan Philip Althoff (2007) model partai sudah mempersiapkan kriteria dan perekrutan politik meliputi 5 proses kegiatan keterampilan seperti apa yang harus dimiliki yang dapat diterapkan juga pada perekrutmen oleh perempuan agar dapat menjadi caleg yang perempuan di bidang politik, yaitu: penyediaan diinginkan oleh Partai Gerindra. dan permintaan, agensi, kriteria, kontrol, dan tuntutan. 3. Kriteria Kriteria caleg oleh partai politik menurut S Katz dan Crotty (2006) antara lain yaitu:

4

44 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

1) Usia, dimana seorang calon haruslah b) Bakal calon anggota legislatif dari memiliki usia yang cukup yakni 21 tahun eksternal partai untuk dapat dicalonkan menjadi anggota Dalam pelaksanaan rekrutmen caleg, partai legislatif. Usia adalah hal yang penting mempunyai dua sumber calon yaitu calon dari karena dapat menentukan tingkat analisa internal partai dan dari eksternal partai. seseorang dalam menghadapi masalah. Rekrutmen yang baik tentunya rekrutmen yang Biasanya faktor usia juga dapat mengukur berasal dari internal partai karena mereka kematangan dan pengalaman seseorang adalah kader yang sudah memahami tujuan dalam masyarakat. berdirinya partai. Namun karena kurangnya 2) Popularitas, yakni seorang calon adalah criteria yang dimiliki oleh internal partai maka orang yang dikenal masyarakat luas dan partai melakukan penjaringan caleg dari luar memiliki reputasi yang baik. partai. 3) Pendidikan, yaitu seorang calon anggota legislatif harus mempunyai tingkat 5. Tuntutan pendidikan yang bagus minimal sarjana Partai politik membuat kontrak politik agar calon tersebut dapat memahami dan dengan para caleg agar dapat memenuhi kriteria mengatasi masalah-masalah sosial yang caleg yang diinginkan oleh masyarakat. terjadi di masyarakat. Kontrak politik ini dibuat agar para caleg 4) Keuangan dan finansial, hal ini adalah perempuan dapat memenuhi komitmennya suatu syarat yang juga dianggap penting, untuk bisa menyampaikan aspirasi masyarakat. seorang calon anggota legislatif haruslah Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti mempunyai dana yang cukup besar yang menggunakan teori Theory of Planned Behavior digunakan ketika mengadakan kampanye. menurut Ajzen. Teori ini mencakup 3 hal yaitu 5) Akseptabilitas, yakni penerimaan behavioral beliefs, normative beliefs, dan masyarakat terhadap seorang calon anggota control beliefs. Adapun lebih jelasnya mengenai legislatif. Penerimaan ini akan muncul Theory of Planned Behavior menurut Ajzen di ketika masyarakat merasa calon tersebut atas adalah sebagai berikut: adalah orang-orang yang benar-benar dapat menyuarakan kepentingannya. 1. Behavioral Beliefs (Sikap) 6) Kapabilitas, yakni kemampuan untuk Sikap adalah suatu keyakinan perilaku menyerap aspirasi masyarakat, kemudian positif atau negatif individu untuk menunjukkan merumuskan aspirasi tersebut terhadap perilaku yang spesifik. Dalam teori perilaku bentuk pernyataan yang jelas dan terencana, sikap merupakan produk dari menyampaikan hasil rumusan itu kepada outcome evaluation dan behavioral beliefs. masyarakat. Outcome evaluation adalah evaluasi/penilaian Kriteria utama pada umumnya adalah caleg individu terhadap kriteria keuntungan atau yang mempunyai popularitas dan finansial yang kerugian yang didapatkan dari suatu perilaku. baik, karena keduanya sangat dibutuhkan untuk Sedangkan behavioral beliefs merupakan mempermudah memenangkan persaingan. keyakinan individu terhadap hasil atau Adapun pendidikan, akseptabilitas dan konsekuensi yang didapatkan ketika ia kapabilitas biasanya merupakan faktor yang mewujudkan perilaku tersebut didasarkan pada kurang di utamakan. kriteria yang telah dinilai/dievaluasi nya dalam outcome evaluation (Ajzen, 1991:179). 4. Kontrol Kontrol rekrutmen politik caleg, 2. Normative Beliefs (Norma Subjektif) merupakan peran yang dilakukan partai politik Norma subjektif adalah dorongan sosial dalam mengontrol jalannya rekrutmen caleg. yang menentukan seseorang melakukan atau Adapun pelaksanaan kontrol rekrutmen politik tidak melakukan suatu perilaku. Dalam teori dilakukan pada: perilaku terencana, Ajzen and Fishbein a) Bakal calon anggota legislatif dari (2005:27-31) menyebutkan norma subjektif internal partai. merupakan fungsi dari motivation to comply

5

45 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan normatif beliefs. Motivation to comply deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan adalah pandangan individu terhadap faktor- dari orang-orang dan perilaku yang dapat faktor lingkungan yang mampu memberi diamati (Moleong, 2007:4). referensi untuk mewujudkan sebuah perilaku. Dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif Dalam mekanismenya, normative beliefs adalah kualitatif adalah penelitian yang berupaya orang-orang yang memiliki pengaruh terhadap menggambarkan fenomena yang terjadi dengan subjek dalam konteks perilaku yang apa adanya dengan cara mendeskripsikan kata- dihadapinya. Keyakinan mengenai perilaku apa kata tertulis atau lisan dari orang yang dipilih yang bersifat normatif (yang diharapkan oleh menjadi narasumber penelitian suatu konteks orang lain). Kemudian motivation to comply khusus yang alamiah dan dengan adalah sejauh mana kekuatan referensi tersebut memanfaatkan metode ilmiah. mampu mempengaruhi subjek untuk mewujudkan perilakunya. B.Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data 3. Control Beliefs primer dan data sekunder, oleh karenanya Perceived behavioral control ditentukan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan teknik wawancara dan dokumentasi. individu mengenai seberapa sulit atau 1. Wawancara mudahnya untuk melakukan perilaku yang Menurut Moleong (2007:186) wawancara bersangkutan. Dalam konstrak teori perilaku adalah percakapan dengan maksud tertentu. terencana, kontrol perilaku yang dipersepsikan Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu merupakan hasil fungsi dari control beliefs dan pewawancara (interviewer) yang mengajukan power of control beliefs. Control beliefs adalah pertanyaan dan terwawancara (interviewee) kepercayaan individu terhadap faktor-faktor yang memberikan jawaban atas pertanyaan. yang mampu memberi hambatan atau Sedangkan menurut Esterberg wawancara mempermudah dirinya dalam mewujudkan adalah pertemuan dua orang untuk bertukar sebuah perilaku. Sedangkan power of control informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga beliefs adalah derajat seberapa besar faktor- dapat dikonstruksikan maknanya dalam suatu faktor kontrol tersebut mempengaruhi topik tertentu (Sugiyono, 2012:317). keputusan seseorang untuk mewujudkan Dapat disimpulkan bawa wawancara adalah perilaku atau tidak. dialog antara peneliti dengan informan secara tatap muka atau melalui media (misal telepon) guna memperoleh data penelitian. Melalui III. METODE PENELITIAN kegiatan wawancara, peneliti akan mengetahui A. Jenis Penelitian hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan Jenis penelitian yang digunakan dalam dalam menginterprestasikan situasi dan penelitian ini adalah penelitian deskriptif fenomena yang terjadi. Penelitian kualitatif kualitatif. Menurut Sukmadinata (2011:54) sering menggabungkan teknik observasi penelitian deskriptif bertujuan untuk partisipatif dengan wawancara mendalam. menggambarkan kejadian pada saat sekarang Wawancara yang akan penyusun tanyakan secara apa adanya. Penelitian deskriptif kepada informan mengenai adalah bagaimana (descriptive research) adalah suatu metode proses perekrutan caleg perempuan, apa alasan penelitian yang ditujukan untuk Partai Gerindra mencalonkan caleg perempuan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang terpilih, apa yang dilakukan Partai yang berlangsung pada saat ini atau saat yang Gerindra sehingga caleg perempuan dapat lampau. Penelitian ini tidak mengadakan terpilih. manipulasi atau pengubahan pada variabel- 2. Dokumentasi variabel tetapi menggambarkan suatu kondisi Dokumentasi merupakan benda-benda dengan apa adanya. Sedangkan penelitian tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah peraturan-peraturan, notulen, catatan harian, prosedur penelitian yang menghasilkan data dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Adapun

6

46 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan menurut Guba dan Lincolin sebagaimana Kemerdekaan No. 19A, Pandeyan, Umbulharjo, dikutip oleh Moleong (2002:161) dokumentasi Yogyakarta. Ketua DPC Partai Gerindra Kota adalah setiap bahan tertulis atau film dari record Yogyakarta saat ini dijabat oleh Bapak Anton yang tidak dipersiapkan karena adanya Prabu Semendawai, SH dengan sekretarisnya permintaan dari seorang penyelidik. Menurut yang dijabat oleh Bapak Hariyanto, SH. Sugiyono (2011:329) dokumentasi merupakan Dewan Pimipinan Cabang Kota catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen Yogyakarta adalah Dewan Pelaksana Partai bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- yang bersifat kolektif di Daerah Tingkat karya monumental dari seseorang. Kabupaten/Kota. Dewan Pimpinan Cabang Pada penelitian ini dokumentasi yang penyusun adalah dewan pimpinan partai sebagai perlukan adalah AD/ART Partai Gerindra, pelaksana keputusan kongres, peraturan Struktur kepengurusan Partai Gerindra dan organisasi, keputusan musyawarah daerah, Tugas dan fungsi pengurus partai. musyawarah cabang serta memimpin semua 3. Observasi kegiatan partai di tingkat cabang serta Menurut Sukmadinata (2006: 220) kepengurusan di bawahnya. Selain itu Dewan observasi atau pengamatan merupakan suatu Pimpinan Cabang mewakili partai dalam teknik atau cara mengumpulkan data dengan bertindak ke dalam dan ke luar di tingkat jalan mengadakan pengamatan terhadap cabang. Pengesahan berdirinya DPC ditetapkan kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan oleh DPP atas usulan DPD. menurut Bungin (2007:115) observasi adalah DPC mempunyai berbagai kewajiban, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu melaksanakan segala ketentuan dan untuk menghimpun data penelitian melalui kebijakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran pengamatan dan pengindraan. Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Keputusan Rapat Tingkat Nasional, Keputusan C. Analisis Data Musyawarah Daerah, Keputusan Rapat Tingkat Menurut Hamidi (2005:75) unit analisis Daerah, Keputusan Musyawarah Cabang, adalah satuan yang akan diteliti bisa berupa Keputusan Rapat Tingkat Cabang, dan individu, kelompok, benda atau suatu latar Peraturan Partai lainnya. Memberikan perintah, peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas persetujuan, arahan, dan pedoman tentang individu atau kelompok sebagai subjek kegiatan Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat penelitian. Dengan mengungkap unit analisis Daerah tingkat kabupaten/ Kota. Memberikan data dengan menetapkan kriteria responden perintah, persetujuan, arahan, dan pedoman tersebut, peneliti dengan sendirinya akan kepada dewan pimpinan partai di semua memperoleh siapa dan apa yang menjadi subjek tingkatan di bawahnya dalam melaksanakan penelitiannya. Dalam hal ini peneliti akan keputusan-keputusan dan strategi, Kebijakan, mencoba menemukan informan awal yakni dan Rencana Aksi serta ketentuan partai. orang yang pertama memberi informasi yang Menyampaikan laporan berkala kepada ke pada memadai ketika peneliti mengawali aktivitas Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan pengumpulan data. Adapun unit analisis dalam Daerah. Memberikan pertanggungjawaban pada penelitian ini adalah ketua DPC Gerindra Kota Musyawarah Cabang. Dewan Pimpinan Cabang Yogyakarta, Staf Partai Gerindra dan anggota terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus DPRD fraksi Gerindra. Harian. Demi kelancaran kegiatan partai di IV.Deskripsi Wilayah Penelitian tingkat cabang maka DPC Partai Gerindra Mengacu pada AD/ART Partai mempunyai hak untuk membuat berbagai Gerindra, maka Partai Gerindra memiliki peraturan pelaksana dan kebijakan dalam beberapa Dewan Pimpinan Cabang yang berada rangka pelaksanaan keputusan musyawarah pada tiap-tiap Kabupaten/Kota diseluruh cabang. Selain hal tersebut pula DPC juga Indonesia. Salah satunya adalah DPC Partai berhak untuk memberhentikan fungsionaris Gerindra Kota Yogyakarta. Partai Gerindra DPC melalui rapat pleno DPC dan dilaporkan DPC Kota Yogyakarta beralamat di Jl. Printis dalam Rapat Pimpinan Cabang. Menerima atau

7

47 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan menolak ketetapan rapat pleno Dewan Dari hasil penelitian juga membuktikan Pimpinan Ranting dan Rapat Pimpinan Anak bahwa anggota Bapilu tidak hanya berasal dari Ranting tentang pemberhentian fungsionaris internal partai, namun juga melibatkan tokoh- Dewan Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak tokoh eksternal Partai Gerindra. Pelibatan tokoh Ranting. Membatalkan keputusan Dewan diluar anggota Partai Gerindra ini menurut Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting penulis akan menghadirkan netralitas yang atau Musyawarah Ranting dan Rapat Pimpinan tinggi. Netralitas ini sangat diperlukan dalam Anak Ranting melalui Rapat Pleno Cabang, proses rekrutmen Caleg perempuan, mengingat apabila keputusan tersebut bertentangan dengan bakal Caleg perempuan juga dapat berasal dari keputusan dan kebijakan partai atau internal Partai Gerindra. Sehingga jika semua membahayakan partai. Bertindak mewakili anggota Bapilu berasal dari pengurus Partai partai di tingkat cabang dan mengadakan Gerindra maka penilaian dalam proses hubungan kerja sama serta persahabatan dengan rekrutmen menjadi tidak objektif. organisasi lain di tingkat cabang. Jumlah Pengurus Harian DPC sebanyak-banyaknya 17 orang, dengan memperhatikan keterwakilan 3) Kriteria perempuan sekurang-kurangnya 30% Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh Partai Gerindra apakah seorang perempuan V. HASIL DAN PEMBAHASAN tertentu layak menjadi caleg perempuan dari 1. Rekrutmen Caleg Partai Gerindra atau tidak. Kriteria pertama 1) Penyediaan dan Permintaan adalah usia, sesuai dengan peraturan KPU usia Dari hasil penelitian mengenai Caleg harus di atas 21 tahun, sehingga Partai penyediaan dan permintaan, penyusun Gerindra dalam melakukan rekrutmen Caleg menyimpulkan bahwa Partai Gerindra telah perempuan juga memperhatikan peraturan dari melakukan tahapan rekrutmen dengan baik. Hal KPU tersebut. Rata-rata usia yang di usung oleh ini dibuktikan dengan terpenuhi 3 unsur dalam Partai Gerindra 30-40 tahun. Hal ini dapat penyediaan dan permintaan yaitu mekanisme dikatakan bahwa Partai Gerindra juga rekrutmen yang dilakukan dengan 3 cara yaitu menginginkan Caleg perempuan yang sudah tahap administrasi, psikotes dan rekrutmen memiliki pengalaman dalam politik. Namun wawancara. demikian Partai Gerindra juga memberikan Unsur yang kedua dalam penyediaan kesempatan bagi para pemuda untuk ikut serta dan permintaan adalah waktu dan tempat dalam politik, hal ini dibuktikan dengan adanya pelaksanaan. Partai Gerindra Kota Yogyakarta Caleg perempuan yang berusia di bawah 26 sudah memulai melakukan proses rekrutmen tahun. caleg perempuan 1 tahun sebelum Pileg Tabel III.1 Usia Caleg Perempuan dilaksanakan. Lamanya waktu ini menunjukkan Partai Gerindra Kota Yogyakarta benar-benar No Nama TTL Usia menginginkan kader perempuan yang 1 Andri 08/12/1976 37 berkualitas. Unsur ke tiga dalam penyediaan Kusumawati, SE dan permintaan adalah sarana rekrutmen. 2 Christiana 26/8/1980 33 Dalam melakukan sosialisasi perekrutan caleg Agustiani perempuan Parta Gerindra menggunakan 3 Dhian Novitasari, 11/06/1985 28 banyak media seperti koran, baliho, pamflet, S.Pd media sosil dan lain sebagainya. Namun dalam 4 Novi Allisa 14/6/1974 39 hal sarana rekrutmen sebenarnya Partai Semendawai Gerindra Kota Yogyakarta lebih banyak 5 Ririk Banowati 14/11/1966 47 menggunakan word of mouth. Permanasari 6 Theresia Mursiwi 28/9/1967 46 2) Agensi Haryaningtyas, SH

8

48 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

7 RR.CH Nawaning 23/3/1963 50 Gerindra Kota Yogyakarta. Idealnya untuk Dyah Siwi menjadi caleg dalam Pileg sedikitnya para calon 8 Kuntari 18/1/1966 47 memiliki dana antara 200-300 juta. Sementara Jatiningsih itu para caleg perempuan dari Partai Gerindra 9 Sarmaida 14/12/1973 40 Kota Yogyakarta banyak yang hanya memiliki Tampubolon, SH kemampuan finansial sebesar Rp 100 juta tetap 10 MB. Dian Ariany 09/06/1965 48 di terima menjadi caleg Partai Gerindra Kota Rosita Yogyakarta pada Pileg tahun 2014. 11 Arum Sriyati, SH 12/04/1971 42 Kriteria ke lima adalah akseptabilitas. 12 Chrisna Putri 17/2/1989 24 Akseptabilitas merupakan faktor terpenting Febriani, A.Md Partai Gerindra dalam merekrut caleg 13 Bandriyati 10/09/1967 46 perempuan. Hal ini dikarenakan walaupun 14 Ester Sudaryanti 10/10/1968 45 memiliki finansial yang baik jika caleg yang Oktarini, SE, bersangkutan tidak diterima oleh masyarakat AAA.IJ maka akan kecil kemungkinan dapat terpilih. 15 Dwiningsih, S.S 12/07/1983 30 Oleh karena itu Partai Gerindra merekrut caleg Sumber: KPUD Yogyakarta diolah kembali perempuan yang memiliki akseptabilitas baik (2014) dengan cara melihat tingkat keaktifan caleg di masyarakat. Kriteria kedua adalah popularitas. Kriteria ke enam adalah kapabilitas. Walaupun popularitas tidak menjadi jaminan Kapabilitas (capability) adalah sebuah untuk dapat terpilih dalam Pileg namun kemampuan tertentu atau kapasitas yang setidaknya dengan tingkat popularitas yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan atau dimiliki oleh Caleg dapat membantu pada saat hasil tertentu. Dapat dikatakan bahwa semua berkampanye. Hal ini dikarenakan seseorang perempuan yang menjadi caleg Partai Gerindra yang memiliki kapabilitas namun tidak dikenal di Kota Yogyakarta merupakan caleg yang oleh masyarakat maka belum tentu akan memiliki kemampuan. Kemampuan tersebut terpilih. dapat dilihat dari pengalaman yang dimiliki dan Kriteria ke tiga adalah pendidikan. dari tingkat pendidikan yang telah di tempuh. Tingkat pendidikan bakal calon legislatif juga Dari sini dapat dilihat bahwa perempuan- merupakan salah satu pertimbangan dalam perempuan yang menjadi Caleg Partai Gerindra direkrut atau tidaknya perempuan untuk di Kota Yogyakarta merupakan perempuan menjadi caleg. Tingkat pendidikan dapat yang layak dicalonkan. mencerminkan kemampuan seseorang dalam bidang tertentu. Namun nyatanya Partai 4) Kontrol Gerindra tidak hanya menerima Caleg Bentuk kontrol juga dilakukan dengan perempuan yang memiliki gelar sarjana, namun penandatanganan fakta integritas yang berisi ada juga Caleg perempuan yang hanya lulusan tentang kesanggupan para bakal caleg SMA. Hal ini menunjukkan jika Partai Gerindra perempuan untuk mengikuti seluruh aturan dan memandang bahwa pendidikan bukanlah yang atau kegiatan baik yang sudah ada maupun terpenting akan tetapi pengalaman yang yang akan ada dikemudian hari, yang akan menentukan. Seberapa tingginya pendidikan diadakan oleh DPC Gerindra Kota Yogyakarta. seseorang namun tidak memiliki pengalaman Fakta integritas juga mencantumkan bahwa dalam politik, akan mudah tersingkir ataupun apabila terpilih menjadi anggota DPRD Tingkat kalah dalam persaingan. II Kota Yogyakarta, maka bakal caleg Kriteria keempat adalah kemampuan bersangkutan akan mematuhi apa yang menjadi keuangan dan finansial. Dari data menunjukkan aturan-aturan dalam Anggaran Dasar dan bahwa kemampuan finansial menjadi Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra Kota pertimbangan dalam menentukan caleg tetapi Yogyakarta. Dengan tegas juga menyatakan bukan merupakan faktor utama bagi perempuan bahwa apabila bakal caleg melanggarnya, maka yang ingin menjadi bakal calon caleg Partai

9

49 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan bakal Caleg akan menerima sanksi dalam b) Norma subjektif bentuk apapun. Dapat disimpulkan bahwa faktor dukungan keluarga sangat menentukan aktif 5) Tuntutan tidaknya perempuan untuk aktif di partai Berikut bukti bahwa ada tuntutan politik. Hal ini dikarenakan setiap perempuan tertentu terhadap para caleg dari Partai Gerindra yang akan berpartisipasi dalam pemilihan Kota Yogyakarta. Bukti ini dapat dilihat pada anggota legislatif diharuskan melampirkan adanya keharusan bagi para Caleg untuk persetujuan suami. Dengan demikian dapat menandatangani fakta integritas yang berisi dikatakan bahwa dukungan keluarga merupakan tentang pernyataan bahwa Caleg akan salah satu faktor penting dalam menentukan mengikuti seluruh aturan dan atau kegiatan baik aktif tidaknya perempuan dalam partai politik. yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, yang akan diadakan oleh DPC c) Control beliefs Gerindra Kota Yogyakarta. Dan apabila saya Faktor selanjutnya adalah Control terpilih menjadi anggota DPRD Tingkat II Kota beliefs yang merupakan kepercayaan individu Yogyakarta, saya akan mematuhi apa yang terhadap faktor-faktor yang mampu memberi menjadi aturan-aturan dalam Anggaran Dasar kemudahan dalam mewujudkan sebuah tujuan dan Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra ketika aktif di partai politik. Salah satu Kota Yogyakarta. Apabila saya melanggarnya, kemudahan yang diperoleh adalah dapat saya siap menerima sanksi dalam bentuk mengikuti Pileg dari partai yang di ikutinya. apapun. Setelah caleg perempuan memperoleh Agar caleg perempuan memiliki kualitas kesempatan untuk bertarung dalam Pileg maka maka Partai Gerindra membuat berbagai mereka memiliki kesempatan untuk dapat macam tuntutan. Tuntutan ini diharapkan dapat dipilih oleh masyarakat. Agar dapat terpilih meningkatkan kualitas dari para caleg maka caleg perempuan tersebut mengeluarkan perempuan itu sendiri. Tuntutan untuk patuh semua kemampuannya untuk menarik simpati dan taat pada Anggaran Dasar/Anggaran masyarakat untuk kemudian memilihnya. Rumah Tangga, Manifesto Perjuangan dan peraturan-peraturan serta ketetapan Partai VI.Kesimpulan Gerindra merupakan salah satu bukti nyata a. Kesimpulan bahwa Partai Gerindra menginginkan para caleg Proses rekrutmen caleg perempuan nantinya adalah manusia-manusia yang dalam pemilu legislatif tahun 2014 pada Partai memiliki visi dan misi dari Partai Gerindra. Gerindra Kota Yogyakarta dilakukan secara terbuka. Pada rekrutmen caleg perempuan 2. Faktor yang Mempengaruhi Perempuan dalam pemilu legislatif tahun 2014 Partai Aktif di Partai Gerindra Kota Yogyakarta Gerindra Kota Yogyakarta dilakukan secara a) Behavioral Beliefs (Sikap) terbuka. Pelaksanan rekrutmen secara terbuka Dari hasil penelitian di atas dapat ini dilakukan agar dapat memenuhi kuota caleg disimpulkan bahwa tidak semua perempuan perempuan sesuai dengan ketentuan perundang- yang aktif di partai politik memiliki tujuan yang undangan. sama. Ada yang hanya ingin menambah Dilihat dari model perekrutan politik pengalaman berorganisasi dan ada juga yang yang meliputi 5 proses kegiatan yang dapat menjadikannya sebagai alat untuk membawa diterapkan juga pada perekrutan perempuan di aspirasi. Namun ada pula responden yang bidang politik, yaitu: penyediaan dan belum tahu apa keuntungan yang akan permintaan, agensi, kriteria, kontrol, dan diperoleh pada saat aktif di partai politik, tuntutan telah dipenuhi oleh Partai Gerindra karena pada saat bergabung dengan partai Kota Yogyakarta dalam melakukan rekrutmen politik responden mengaku hanya diajak oleh caleg perempuan Partai Gerindra untuk bergabung guna memenuhi kuota 30%. Faktor yang menyebabkan seorang aktif di Partai Gerindra pertama behavioral beliefs

10

50 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan yaitu perempuan yang aktif di partai politik [6] Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. telah mengetahui apa keuntungan atau kerugian Malang : UMM Press yang didapatkan ketika perempuan aktif di partai politik. Kedua, norma subjektif yaitu [7] Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi adanya dukungan dari orang di sekitarnya Penelitian Kualitatif. Bandung: PT seperti keluarga ketika seorang perempuan aktif Remaja Rosdakarya. di partai piolitik. Ketiga Control beliefs merupakan kepercayaan perempuan terhadap [8] Moleong, Lexy. 2002. Metodologi faktor-faktor yang mampu memberi kemudahan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. dalam mewujudkan sebuah tujuan ketika aktif remaja Rosdakarya di partai politik. b. Saran [9] Parlemenindonesia. 2014. “Anatomi Caleg Dari kesimpulan di atas maka saran yang DPR RI Terpilih Pada penyusun sampaikan yaitu bagi Partai Gerindra Pemilu 2014”. Diakses secara online di Kota Yogyakarta diharapkan dapat parlemenindonesia.org mempertahankan pola rekrutmen caleg perempuan yang berasal dari kader partai. Hal [10] Rush, Michael dan Phillip Althoff. 2007. ini dikarenakan jika seorang caleg dari internal Pengantar Sosiologi Politik, partai maka akan lebih memahami visi dan misi Alih Bahasa oleh Kartini Kartono. Jakarta: partai PT Raja Grafindo Persada.

[11] Soetomo. 2007. “Perspektif Teoritis Model DAFTAR PUSTAKA Rekrutmen [1] Ai Siti Komaria. 2012. “Peran Partai Politik Perempuan Di Bidang Politik”. Jurnal dalam Meningkatkan Mimbar Volume XXIII No. 2 Keterwakilan Perempuan Di Lembaga April – Juni 2007 Legislatif Kabupaten Cianjur: Studi Deskriptif Tentang Pendidikan Politik [12] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis Bagi Kader Perempuan (Pendekatan Kuantitatif, di Partai Politik”. Tesis. Universitas Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Pendidikan Indonesia [13] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian [2] Ajzen, Icek. “The Theory of Planned Kuantitatif, kualitatif dan R & Behavior”, Organizational D. Bandung: Alfabeta. Behavior and Human Decision Processes, Vol. 50, 1991. hlm. 179-211. [14] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. [3] Ajzen, Icek dan Martin Fishbein, “Theory- Bandung: Alfabeta Based Behavior Change Interventions: Comments on Hobbis and [15] Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Sutton”, Journal of Health Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Psychology, Vol. 10, No. 1, 2005, hlm. 27- Remaja Rosdakarya 31. [16] ______. 2006. Metode Penelitian Tindakan. [4] Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Bandung: Remaja Rosda Karya Penelitian Suatu Pendekatan [17] Susiana, Sali. 2014. “Penurunan Praktik. Jakarta: RinekaCipta Keterwakilan Perempuan Dalam Pemilu 2014” Info Singkat Vol. VI, No. [5] Bungin, Burhan 2007. Penelitian Kualitatif. 10/II/P3DI/Mei/2014 Jakarta: Kencana

11

51 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

[18] Umaimah Wahid. 2011. “Perempuan dan Kekuasaan Politik dalam Pemilukada DKI Jakarta Tahun 2012. Tesis. Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur

[19] Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[20] Undang-undang No. 2 Tahun 2011 Pasal 1 tentang Partai Politik

Internet [1] http://www.republika.co.id. “Ingin Jadi Anggota DPRD Kabupaten? Siapkan Uang Rp 300 Juta”. Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa -tengah-diy nasional /13/04/23/mlon2c- ingin-jadi-anggota-dprd-kabupaten-siapkan- uang-rp-300-juta. Tanggal 6 April 2016 [2] http://www.republika.co.id. “ Izin Suami Diduga Penyebab Tidak Terpenuhinya Kuota Perempuan” Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/polit ik/13/04/01/mkkzr4 izin-suami-diduga-penyebab-tidak- terpenuhinya-kuota-perempuan. tanggal 6 April 2016 [3] http://jogja.tribunnews.com. “Novi Lepas Profesi Sebagai Pengacara”. Diakses dari http://jogja.tribunnews.com/2014/05/22/novi- lepas-profesi-sebagai pengacara. Tanggal 6 April 2016

[4] KPU-jogjaKota.go.id [5] Prabowo, Danang. 2014. “10 Kursi DPRD Kota Yogyakarta Milik Perempuan”. Diaskses dari http://pemilu.sindonews.com/read/862979/113/ 10-kursi-dprd-Kota yogyakarta-milik-perempuan-1399927831

12

52 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PENGARUH LATIHAN KESIMBANGAN FISIK TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRENA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL

Suratini Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Resiko jatuh pada lansia sering osteoporosis, dan perubahan pada sistem saraf terjadi pada semua lansia, salah satu upaya pusat. Hal ini dapat menyebabkan penurunan yang dilakukan untuk melakukan latihan kekuatan otot terutama otot ekstremitas kesimbangan fisik. Tujuan penelitian ini bawah, ketahanan, dan koordinasi serta diketahuinya pengaruh latihan terbatasnya range of motion (ROM) (Miller, kesimbangan fisik l terhadap risiko jatuh 2004). Kelemahan otot ekstemitas bawah pada lanjut usia di Panti Sosial Trena dapat menyebabkan gangguan keseimbangan Werdha Yogyakarta unit Budi Luhur tubuh sehingga mengakibatkan kelambanan KasonganBantul.Penelitian ini bergerak, langkah pendek-pendek, kaki tidak dilaksanakan pada bulanJuni 2014. Jenis dapat menapak dengan kuat dan terlambat penelitian ini adalah penelitian eksperimen mengantisipasi bila terpeleset atau tersandung semu dengan desain one group pre test post (Tinetti, 1992; Kane, 1994; Reuben, 1996; test with control, jumlah responden dalam Campbell & Brocklehurst, 1987 dalam penelitian ini adalah 12 orang kelompok Darmojo, 2004). Kondisi ini akan intervensi dan 12 orang kelompok menimbulkan risiko terjadinya jatuh. kontrol.Hasil uji statistik dengan dengan Pair T test didapatkan bahwa p v = 0,000 Kemunduran dan kelemahan yang biasanya pada kelompok intervensi dan pv 0,027 diderita oleh lansia dikenal dengan istilah 13 I, pada kelompok kontrol. Kesimpulannya salah satunya adalah instability (falls). Reuben ada pengaruh pemberian Latihan (1996, dalam Darmojo, 2004) mengartikan Keseimbangan fisik terhadap terhadap jatuh sebagai suatu kejadian yang dilaporkan risiko jatuh pada lansia di PSTW oleh penderita atau saksi mata yang melihat yogyakarta unit Budi Luhur Kasongan kejadian dan mengakibatkan seseorang Bantul. Oleh sebab itu disarankan bagi mendadak terbaring atau terduduk di lantai petugas panti untuk dapat memberikan dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau bimbingan latihan kesimbangan fisik luka. Hal ini sesuai dengan survei masyarakat secara rutin dan terstruktur di panti dalam di AS yang mendapatkan sekitar 30 % lansia upaya mencegah risiko jatuh pada lansia. dengan usia lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya, setengah dari angka tersebut Kata kunci: Latihan Keseimbangan fisik, Risiko Jatuh , mengalami jatuh berulang. Insiden di rumah- PSTW rumah perawatan (nursing home) 3 kali lebih banyak dan lima persen dari penderita jatuh ini LATAR BELAKANG memerlukan perawatan di rumah sakit Salah satu kemunduran atau perubahan fisik (Tinetti, 1992 dalam Darmojo, 2004). Begitu yang terjadi adalah pada sistem pula dengan Kane, et al. (1989) yang muskuloskeletal yaitu berkurangnya massa mendapatkan data dari survei masyarakat di otot, kekakuan jaringan penghubung, AS sekitar 1/3 lansia dengan usia lebih dari 65

53 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan tahun pernah menderita jatuh setiap tahunnya gangguan berjalan serta gangguan sedangkan di rumah-rumah perawatan berkisar neuromuskular atau muskuloskeletal. Bila 50 % penghuninya mengalami jatuh yang terdapat tiga disability, maka risiko jatuh 100 berakibat 10 – 25 % memerlukan perawatan di %, sedangkan tanpa disability mempunyai RS. Kecenderungan yang sama dapat pula risiko jatuh sekitar 12 % per tahun. terjadi di Indonesia. Perubahan yang terjadi pada lansia seperti Kasus jatuh yang terjadi di poliklinik layanan penurunan penglihatan, pendengaran, dan terpadu usia lanjut RSCM pada tahun 2000 muskuloskeletal dapat mengakibatkan sebesar 15,53 % (285 kasus). Pada tahun 2001 gangguan keseimbangan dan kelemahan otot tercatat 15 pasien lansia (dari 146 pasien) yang ekstremitas bawah yang merupakan salah satu dirawat karena instabilitas dan sering jatuh. penyebab jatuh pada lansia. Perawat sebagai Pada tahun 1999, 2000, dan 2001 masing- bagian dari pemberi pelayanan kesehatan pada masing tercatat sebanyak 25 pasien, 31 pasien, lansia, mempunyai tanggung jawab untuk dan 42 pasien yang harus dirawat karena melakukan pencegahan terhadap jatuh. Hal ini fraktur femur akibat jatuh (Supartondo, Setiati juga merupakan area praktek keperawatan & Soejono, 2003). Hal ini menandakan bahwa komunitas. Oleh karena itu, agar bantuan yang kejadian jatuh pada lansia semakin meningkat diberikan pada agregat lansia tepat maka perlu dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, usaha dikenalkan berbagai bentuk intervensi atau pencegahan terjadinya jatuh pada lansia latihan fisik untuk mencegah risiko jatuh merupakan langkah yang perlu dilakukan, akibat keseimbangan tubuh yang tidak karena bila sudah terjadi jatuh, pasti akan optimal. menyebabkan komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan kondisi lansia (Darmojo, Menurut Ceranski (2006, dalam Fefendi, 2004). Kondisi ini nampak juga pada lansia 2008) salah satu latihan yang yang tinggal di panti werdha. direkomendasikan untuk meningkatkan keseimbangan postural lansia adalah dengan Berdasarkan data yang diperoleh dari petugas latihan keseimbangan (balance exercise) yaitu PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan aktivitas fisik yang dilakukan untuk Bantul didapat data jumlah lansia meningkat meningkatkan kestabilan tubuh dengan dalam 1 tahun terakhir didadapat 75 lansia meningkatkan kekuatan otot ekstremitas yang tinggal di tempat tersebut. Data riwayat bawah. Hal ini sesuai dengan beberapa hasil jatuh pada lansia di PSTW ini sepanjang studi yang menyatakan bahwa aktivitas fisik tahun 2013 berjumlah 10 orang (13,3 %). atau latihan fisik dapat meningkatkan Lansia yang menderita penyakit kronik yang keseimbangan tubuh untuk mencegah jatuh sering mengalami kejadian jatuh terdapat pada lansia (Puffer, 1996; Carmeli, 2000; 12,1%. Hal ini menandakan bahwa komplikasi Skelton, 2001; Carter, 2001; Dharmmika, lebih lanjut akibat jatuh menyebabkan 2005; Wiramihardja, 2005). kecacatan yang permanen pada lansia seperti fraktur maupun dislokasi. Intervensi dengan latihan keseimbangan fisik dapat dilakukan oleh perawat atau petugas Penyebab jatuh yang diakibatkan oleh sosial yang berada di panti werdha, salah gangguan keseimbangan dan gait serta satunya adalah Panti Sosial Tresna Werdha kelemahan otot ekstremitas bawah terjadi (PSTW) Yogyakarta unit Budi Luhur sekitar 17 % (Shobha, 2005). Hal ini Kasongan Bantul. Intervensi mengenai latihan diperkuat dengan pendapat Probosuseno keseimbangan dan penilaian fungsi (2006) yang menyatakan bahwa disability keseimbangan belum pernah dilakukan pada (ketidakmampuan)terdiri dari kelemahan paha, lansia di PSTW ini dan kegiatan yang artritis, penyakit parkinson, kelemahan badan berkaitan dengan kebugaran fisik hanya secara umum, gangguan keseimbangan, dan dilakukan dua kali seminggu, yaitu senam pagi

54 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan tidak semua lansia mengikutinya. Oleh Penelitian dilakukan selama 2 minggu dengan karena itu, pemberian asuhan keperawatan instrumen latihan kesimbangan yang terdiri pada lansia akibat kelemahan organik dari 8 gerakan untuk kaki. Sedangkan untuk (impairment), keterbatasan kemampuan Risiko jatuh dengan menggunakan time Up (disability), dan ketidamampuan melakukan Go. Peneliti melakukan rekapan setiap kali kegiatan (handicap), termasuk pencegahan latihan seminggu 3 kali dan dilakukan setiap risiko jatuh menjadi sangat penting. dua hari sekali dengan frekuensi dinaikkan secara bertahap. Pencegahan jatuh pada lansia dapat dilakukan dengan melakukan latihan keseimbangan fisik, Aktivitas latihan keseimbangan fisik yang yang sebelumnya diperiksa fungsi dilakukan responden antara lain dengan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan gerakan 1) pemanasan. 2) Latihan Bipedal toe penilaian Skala Keseimbangan Berg (Berg raises dan heel raises. 3) Bipedal inversion Balance Scale). Penilaian ini dilakukan untuk dan eversion 4) Unipedal toe raises dan heel melihat bagaimana keseimbangan badannya raises 5) Unipedal inversion dan eversion. 6) dalam melakukan gerakan antara lain berdiri Wall slides 7) Unipedal balance 8) dari posisi duduk, berpindah tempat, berputar, Pendinginan. dan berdiri di atas satu kaki. Penelitian dilakukan peneliti dan asisten Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peneliti selama dua minggu dengan latihan pengaruh latihan kesimbangan fisik terhadap kesimbangan dengan 8 gerakan pada risiko jatuh pada lanjut usia di PSTW kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Pada dua kelompok tersebut dilakukan pengukuran risiko jatuh pada lansia dengan METODE PENELITIAN menggunakan Time Up Go ( TUG) dengan Penelitian ini merupakan penelitian mencatata pada lembar hasil penelitian yang eksperimen semu (quasi experiment) dengan telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian desain nonequivalentpretest-postest with melakukan intervensi pada kelompok dengan controlgroup. Penelitian ini membandingkan ptalihan keseimbangan yang meliputi 8 antara kelompok yang dilakukan latihan gerakan dasar. Pada latihan tahap awal minggu keseimbangan fisik sebagai kelompok pertama setiap aktivitas dimulai untuk setiap intervensi dengan kelompok yang tidak gerakan dengan hitungan 10 kali, kemudian dilakukan latihan keseimbangan fisik sebagai laitihan kedua 15 kali dan pada latihan kelompok kontrol. Desain ini menggunakan selanjutnya 20 kali. Kemudian pada minggu pengukuran dua kali, yaitu sebelum dan kedua pada latihan awal 20 kali gerakan untk sesudah perlakuan. Pengukuran yang setiap gerakan dan latihan kedua 25 kali dan dilakukan sebelum intervensi disebut pretest, latihan terakhir 30 kali. dan pengukuran yang dilakukan sesudah intervensi disebut postest. Hasil penelitian selajutnya dioleh dengan menggunkan SPSS versi 19 dengan Sampel dalam penelitian ini terdiri atas melakukan uji normalitas data. Hasil uji kelompok kontrol dan kelompok intervensi normalitas dengan spiro wilk didapatkan masing-masing terdiri dari 12 responden. hasilnya data dalam ditribusi normal sehingga Rseponden dalam penelitian ini diambil secara analisis data yang digunakan untuk menguji selektif sesuai dengan kriteria inklusi dan ada tidaknya pengaruh dengan menggunakan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. maka menggunakan analisis komparatif Instrumen penelitian tidak dilakukan uji coba sebelum dan sesudah perlakuan pada karena kedua instrumen ini merupakan kelompok berpasangan (Paired T-test). instrumen yang sudah baku. Penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Apabila nilai P hitung lebih kecil dari

55 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

nilai taraf signifikan maka Ha diterima dan Ho intervensi dan kelompok kontrol terdapat ditolak artinya ada pengaruh perbedaan yaitu pada kelompok intervensi latihankeseimbanganfisikdengan risiko jatuh lebih banyak wanitanya. pada lanjut usia di PSTW Yogyakarta unit Sedangkan untuk agama selurhnya responden Budi Luhu kasongan Bantul. Jika P hitung memeluk agama islam baik pada kelompok lebih besar dari nilai taraf signifikan maka Ha kontrol maupun pada kelompok intrevensi. ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada latihan keseimbangan fisik dengan risiko jatuh Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata usia lansia pada lanjut usia. pada kelompok intervensi dan kontrol adalah 74,1 tahun (95 % CI: 70,38-78,22) dengan HASIL DAN PEMBAHASAN standar deviasi 7,64 tahun. Usia termuda 61 A. Analisis Univariat tahun dan umur tertua 85 tahun. Dari hasil 1. Karakteristik Responden estimasi interval didapatkan bahwa 95 % Karakteristik responden yang akan diyakini rata-rata umur lansia berada di antara digambarkan dalam analisis univariat meliputi 70,38 sampai dengan 78,22 tahun usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. a. Karakteristik responden menurut jenis Analisis univariat terhadap karakteristik kelamin. responden dapat dijelaskan sebagai berikut. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi usia lansia di tabel 4.3. PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul 2014 Tabel 4.3 menunjukkan proporsi lansia perempuan lebih banyak (58,4 %) dibandingkan dengan proporsi lansia laki-laki No Karakteristik Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol (41,6 %) pada kedua kelompok intervensi dan responden kontrol. 1. Usia Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 2. Karakteristik responden menurut aktivitas fisik 60-75 Tahun 5 41,6 7 58,4 Karakteristik responden berdasarkan aktivitas 75-85 Tahun 7 58,4 5 41,6 Total 12 100 12 100 fisik pada penelitian ini dapat dilihat pada 2. Jenis Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase tabel 4.4. Kelamin Laki-laki 4 33,3 6 50 Tabel 4.4 menunjukkan proporsi lansia yang Perempuan 8 66,7 6 50 aktivitas fisiknya kurang (54,8 %) lebih Total 12 100 12 100 3. Agama Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase banyak daripada lansia yang aktivitas fisiknya Islam 12 100 12 100 baik (45,2 %) pada kedua kelompok intervensi Total 12 100 12 100 dan kontrol. Tabel 4.1. Menunjukkan pada kelompok 3. Keseimbangan Tubuh Lansia Sebelum intervensi usianya sebagian besar 75-85 tahun Perlakuan (58,4%) dan untuk kelompok intervensi Rata-rata keseimbangan tubuh lansia sebelum sebagaian besar berusia 60-75 tahun (58,4%). dilakukan latihan keseimbangan fisik pada Antara kelompok intervensi dengan kelompok kelompok intervensi dan kontrol dapat dilihat kontrol terdapat perbedaan usia, untuk pada tabel 4.5. kelompok kontrol lebih didominasi dengan usia 60-75 tahun, sedangkan untuk Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata kelompokintervensi lebih didominasi pada keseimbangan tubuh lansia sebelum perlakuan kelompok umur 75-85 tahun. pada kelompok intervensi sebesar 45,61 Jenis kelamin untuk kelompok kontrol dengan standar deviasi 4,29 dan pada sebagian besar perempuan dengan jumlah 8 kelompok kontrol rata-rata keseimbangan orang (66,7%) dan pada kelompok kontrol tubuh lansia sebesar 47,78 dengan standar antara laki-laki dan perempuan dengan jumlah deviasi 5,29. sama yaitu 6 orang ( 50%). Antara kelompok

56 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

3. Keseimbangan Tubuh Menurut Usia, Jenis sebesar 50 % dibandingkan dengan usia Kelamin, Aktivitas Fisik kurang dari 80 tahun. Begitu pula dengan Keseimbangan tubuh lansia yang mengalami proporsi lansia perempuan dan aktivitas fisik gangguan dapat dilihat hubungannya dengan yang kurang dilakukan akan cenderung usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik seperti mengalami gangguan keseimbangan sebesar yang akan dijelaskan di bawah ini. 100 % dan 50 %.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa proporsi pada usia lebih dari 80 tahun cenderung akan mengalami gangguan keseimbangan tubuh Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Usia Lansia di PSTW Budiluhur Kasongan Bantul 2014

Variabel n Mean Median SD Min-Maks 95 % CI p value

Usia 24 74,1 71 7,64 61-85 70,38- 0,205 78,22

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Lansia di PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul 2014

Jenis Kelamin Kelompok Total p value Intervensi Kontrol n % N % N % Laki-laki 4 25 6 50 10 41,6 1,000 Perempuan 8 75 6 50 14 58,4 Total 12 100 12 100 24 100,0

Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik Lansia di PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul tahun 2014

Aktivitas Kelompok Total p value Fisik Intervensi Kontrol n % N % n % Kurang 8 66,7 3 25 11 45,8 0,810 Baik 4 33,3 9 75 13 44,2 Total 12 50 12 50 24 100,0

Tabel 4.5Rata-Rata risiko jatuh Tubuh Lansia Sebelum Perlakuan di PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul Tahun 2014 Kelompok n Mean SD Min-Maks p value Intervensi 12 29,2 4,29 24-34 0,058 Kontrol 12 23,2 5,29 18-29 Total 24 26,2 4,91 36-55 Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Gangguan Keseimbangan Tubuh Menurut Usia, Jenis Kelamin, Aktivitas Fisik di PSTW Unit Budi Luhur Kasongan Bantul tahun 2014 No Variabel Gangguan Keseimbangan Tubuh

Frekuensi %

57 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

1 Usia 60-69 tahun 1 25 70-79 tahun 1 25 > 80 tahun 2 50 Total 4 100,0

2 Jenis Kelamin Laki-laki 0 0 Perempuan 4 100 Total 4 100,0

3 Aktivitas Fisik Kurang 2 50 Baik 2 50 Total 6 100,0

4. Keseimbangan Tubuh Menurut Kelompok Tabel 4.8 Intervensi dan Kontrol Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Baik Keseimbangan tubuh lansia yang mengalami Menurut Usia Lansiadi PSTW Unit Budhi gangguan dapat dilihat distribusinya Luhur Kasongan Bantul tahun 2014 berdasarkan kelompok intervensi dan kontrol seperti yang akan ditampilkan berikut ini. Variabel Aktivitas Fisik Baik Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Gangguan n % Keseimbangan Tubuh Menurut Kelompok Usia Intervensi dan Kontroldi PSTW Yogyakarta 60-69 tahun 6 50 Unit Budi Luhur Kasongan Bantul 2014 70-79 tahun 3 25 Kesimbangan Kelompok > 80 tahun 3 25 Tubuh Intervensi Kontrol n % n % Gangguan 0 0,0 4 25 Normal 12 100,0 8 25 Total 12 100,0 Total 12 100,0 37 100,0 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa proporsi pada usia 60-69 masih dapat melakukan aktivitas Tabel 4.7 menunjukkan bahwa proporsi pada fisik dengan baik sebesar 50 % dibandingkan kelompok kontrol dan intervensi mengalami dengan usia lebih dari 80 tahun yang hanya gangguan keseimbangan sebesar 25 % melakukan aktivitas fisik sebesar 25 %. dibandingkan dengan kelompok intervensi 6. Aktivitas fisik Menurut Jenis Kelamin yang keseimbangannya normal. Lansia 5. Aktivitas Fisik Menurut Usia Lansia Aktivitas fisik berkategori kurang yang Aktivitas fisik berkategori baik yang dilakukan lansia dapat dihubungkan dengan dilakukan lansia dapat dihubungkan dengan jenis kelamin seperti yang akan ditampilkan dari faktor usia seperti yang akan berikut ini. ditampilkan berikut ini.

58 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tabel 4.9 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Rata-Rata Risiko Jatuh Lansia Pada Kurang Menurut Jenis Kelamin Lansiadi Kelompok Intervensi di PSTW Yogyakarta PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur unit Budi Luhur Kasongan Bantul tahun Kasongan Bantul 2014 2014

Variabel Aktivitas Fisik Kurang Risiko Jatuh n Mean SD p value n % Sebelum 12 30,2 4,10 0,000 Jenis Kelamin Sesudah 12 22,2 2,10 Laki-laki 8 57 Perubahan 12 8 2 Perempuan 6 43 Tabel 4.10 menunjukkan ada perbedaan secara bermakna rata-rata keseimbangan Total 14 100,0 tubuh lansia antara sebelum dan sesudah diberikan latihan keseimbangan pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa proporsi kelompok intervensi (p value = 0,000; α = lansia perempuan cenderung kurang dalam 0,05). Dan perubahan rata-rata melakukan aktivitas fisik dibandingkan keseimbangan tubuh lansia pada kelompok dengan lansia laki-laki yaitu sebesar 57 %. intervensi sebesar 7,10 Analisis Bivariat 1. Kesetaraan Karakteristik Responden 3. Perbedaan Rata-rata Keseimbangan Uji homogenitas atau kesetaraan Tubuh Lansia pada Kelompok Kontrol karakteristik responden dan keseimbangan Sebelum dan Sesudah diberikan tubuh lansia sebelum perlakuan antara Perlakuan kelompok intervensi dan kontrol dilakukan sebelum berlanjut pada analisis bivariat dan Tabel 4.11 multivariat. Berdasarkan hasil analisis, Rata-Rata Risiko Jatuh Lansia pada didapatkan nilai p value dari variabel usia Kelompok Kontrol di PSTW Yogyakarta (0,105); jenis kelamin (1,000); aktivitas fisik Unit Budi Luhur Kasongan Bantul tahun (0,716): dan keseimbangan tubuh sebelum 2014 perlakuan (0,058) dalah lebih dari 0,05, maka variabel tersebut homogen (tidak ada perbedaan) sehingga dapat memenuhi asumsi Risiko Jatuh n Mean SD p uji t. Oleh karena itu, variabel tersebut value memenuhi prasyarat untuk dilakukan analisis Sebelum 12 22,4 4,29 0,027 bivariat dan multivariat lebih lanjut seperti Sesudah 12 26,2 3,15 yang akan diuraikan berikut ini. Perubahan 12 3,8 1,14 2. Perbedaan Rata-rata Keseimbangan Tubuh Lansia Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Tabel 4.11 menunjukkan ada perbedaan yang Kelompok Intervensi bermakna pula rata-rata keseimbangan tubuh lansia pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan latihan keseimbangan pada kelompok intervensi (p value = 0,027; α = 0,05) tetapi, perubahan rata-rata keseimbangan tubuh lansianya hanya sebesar 1,50 Perubahan rata-rata keseimbangan pada kelompok intervensi lebih besar yaitu 1,50

59 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

dibandingkan dengan perubahan rata-rata Meningkatnya usia akan menyebabkan keseimbangan pada kelompok kontrol yang menurunnya sistem muskuloskeletal yang hanya sebesar 1,14. Hal ini juga tergambar disebabkan oleh proses menua dapat pada kenaikan nilai rata-rata masing-masing berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh tes keseimbangan yang lebih dominan pada karena pada ekstremitas bawah terjadi kelompok intervensi dibandingkan dengan penurunan kekuatan otot sehingga kelompok kontrol sesudah diberikan latihan mengakibatkan perubahan keseimbangan keseimbangan bahkan, pada kelompok untuk menopang berat tubuh dan berisiko kontrol terdapat nilai rata-rata keseimbangan untuk jatuh. Hal ini diperkuat pula dengan yang menurun. data yang menyebutkan bahwa prevalensi jatuh di atas usia 80 tahun sebesar 50 % 4. Perbedaan Rata-rata Keseimbangan Tubuh (Hazzard, 2003). Lansia Sesudah Perlakuan pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Risiko jatuh terjadi pada lansia perempuan disebabkan yang menjadi responden dalam penelitian ini lebih banyak perembuan Tabel 4.12 daripada laki-laki. Hasil penelitian juga Rata-Rata Risiko Jatuh Tubuh Lansia menujukkan bahwa lebih banyak lanjut usia Sesudah Perlakuandi PSTW yogyakarta perempuan cenderung terjadi gangguang Unit Budi Luhur Kasongan Bantul 2014 keseimbangan. Hal ini terjadi dikarenakan Kelompok n Mean SD p proses menua pada lansia perempuan lebih value cepat dibandingkan dengan laki-laki karena Intervensi 12 24,50 2,05 0,000 penurunan sistem hormonal sehingga Kontrol 12 28,30 3,30 mengakibatkan gangguan salah satunya pada sistem muskuloskeletalnya. Asumsi ini memperkuat pendapat Flynn, et al. (1989 Tabel 4.12 menunjukkan ada perbedaan yang dalam Wolfson, 1995) yang menyatakan bermakna rata-rata keseimbangan tubuh bahwa pada lansia lebih dari 60 tahun massa lansia sesudah diberikan latihan otot akan berkurang dimana pada lansia keseimbangan pada kelompok intervensi perempuan sebesar 1 % dibandingkan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p dengan lansia laki-laki yang hanya berkurang value = 0,000; α = 0,05). 0,5 %. Hal ini didukung pula oleh pendapat Frontera, et al. (1991 dalam Wolfson, 1995) b. Pembahasan yang mengatakan bahwa kekuatan kaki pada 1. Karakteristik Responden lansia perempuan 23 % lebih rendah Berdasarkan hasil penelitian didapatkan daripada kekuatan kaki lansia laki-laki. bahwa keseimbangan dapat dipengaruhi oleh faktor usia dimana lansia dengan usia lebih Kekuatan kaki pada lansia perempuan akan dari 80 tahun akan cenderung mengalami berkurang dikarenakan penurunan massa otot gangguan keseimbangan sebesar 66,7 % dan kekuatan otot salah satunya pada dibandingkan dengan usia kurang dari 80 ekstremitas bawah sehingga akan tahun. Hal ini ditandai pula dengan mempengaruhi keseimbangan dan gaya meningkatnya usia, maka aktivitas fisik yang berjalan. Hal ini memperkuat penelitian yang dilakukan semakin menurun sehingga akan dilakukan Steffen, Hacker dan Mollinger mengganggu keseimbangan tubuhnya. Hasil (2002) yang mendapatkan nilai ini memperkuat penelitian yang dilakukan keseimbangan lansia perempuan lebih Barnedh (2006) bahwa proporsi pada rendah dibandingkan dengan lansia laki-laki. kelompok usia lebih dari 80 tahun akan Begitu pula dengan Eliopoulos (2005) yang mengalami gangguan keseimbangan sebesar mengatakan bahwa kematian akibat jatuh 70%. lebih banyak terjadi pada perempuan yang

60 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan berusia 65 tahun atau lebih yaitu sekitar 51 Lansia yang termasuk kurang dalam % dibandingkan dengan laki-laki. melakukan aktivitasnya, diharapkan dapat diberi motivasi dan diberikan intervensi Lansia perempuan yang kurang dalam latihan keseimbangan fisik secara langsung. melakukan aktivitas fisik dibandingkan Karena apabila lansia tidak melakukan dengan lansia laki-laki dapat memengaruhi mobilisasi, dapat berakibat pada terjadinya keseimbangan tubuhnya. Hal ini dikarenakan kemunduran yang lebih parah. Hal ini aktivitas fisik yang dilakukan lansia sehari- diperkuat oleh penelitian Perrin, et al. (1999) hari dapat melatih ekstremitas bawah untuk yang menyebutkan bahwa lansia yang senantiasa menjaga keseimbangan ketika mempunyai kegiatan olahraga, bahkan yang melakukan aktivitas berdiri, berpindah sudah berhenti lama pun mempunyai kontrol tempat, dan berjalan sehingga memiliki efek terhadap tubuh yang lebih baik dibandingkan terhadap keseimbangan tubuhnya. Hal ini dengan lansia yang inaktif karena pada ditandai dengan hasil penelitian yang keadaan imobilisasi kekuatan otot dapat menyebutkan bahwa aktivitas fisik yang berkurang tiap harinya (Kane, 1989 dalam kurang akan mengakibatkan gangguan Darmojo, 2004) keseimbangan tubuh. Hasil ini memperkuat penelitian Barnedh (2006) yang menyatakan 2. Perbedaan keseimbangan tubuh lansia bahwa aktivitas fisik mempunyai hubungan sesudah latihan keseimbangan fisik bermakna dengan gangguan keseimbangan Ada perbedaan yang bermakna rata-rata dimana aktivitas fisik yang rendah salah keseimbangan tubuh lansia sesudah satunya tidak teratur berolahraga berisiko diberikan latihan keseimbangan pada untuk terjadinya gangguan keseimbangan. kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini diperkuat pula Hasil di atas diperkuat pula oleh pendapat dengan adanya peningkatan rata-rata Chang, et al. (2004, dalam Al-Faisal, 2006) keseimbangan tubuh lansia sebelum dan yang mengatakan bahwa peningkatan sesudah diberikan latihan keseimbangan fisik aktivitas fisik dapat menjadi salah satu pada kelompok intervensi dibandingkan komponen efektif dalam mencegah jatuh dengan kelompok kontrol. Dan rata-rata karena aktivitas yang dilakukan dapat perubahan keseimbangan tubuh lansia lebih meningkatkan keseimbangan dan koordinasi. tinggi pada kelompok intervensi yaitu sebesar 7,28 dibandingkan dengan kelompok Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa kontrol yang rata-rata perubahan apabila lansia tetap melakukan aktivitas keseimbangan tubuh lansianya hanya sebesar sehari-harinya sesuai dengan kegiatan yang 1,05. ada di panti dan melakukan latihan keseimbangan secara teratur diharapkan Hasil penelitian di atas memperkuat dapat meningkatkan kekuatan ekstremitas penelitan Ballard, et al. (2004) yang bawah dan keseimbangan. Hal ini perkuat memperlihatkan peningkatan secara oleh pendapat Skelton (2001) yang signifikan 5 item dari 14 item instrumen mengatakan bahwa aktivitas fisik keseimbangan akibat latihan keseimbangan mempunyai efek positif terhadap yang dilakukan sehingga program latihan ini keseimbangan tubuh atau faktor risiko jatuh, dapat meningkatkan keseimbangan dan yaitu meningkatkan keseimbangan, kekuatan kaki. Begitu pula dengan penelitian kemampuan fungsional, mobilitas, kekuatan yang dilakukan oleh Gunarto (2005) dan dan tenaga, koordinasi dan gait serta Dharmmika (2005) yang menyatakan bahwa menurunkan depresi dan ketakutan terhadap latihan keseimbangan dapat meningkatkan jatuh. nilai keseimbangan dan memperbaiki keseimbangan fungsional.

61 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Oleh karena latihan keseimbangan fisik (2003, dalam Anonim, 2007) menyatakan memiliki dampak secara langsung terhadap bahwa program latihan fisik yang terdiri dari peningkatan keseimbangan tubuh lansia, pemanasan diikuti dengan keseimbangan, maka hal ini memperkuat pendapat koordinasi, dan latihan kekuatan otot serta Pudjiastuti dan Utomo (2003) yang pendinginan yang dilakukan 1 jam per menyatakan bahwa latihan fisik dilakukan minggu selama satu tahun dapat menurunkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan angka kejadian jatuh sebesar 40 %. kondisi fisik lansia sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, latihan keseimbangan fisik ini dapat kecepatan, keterampilan, dan kelenturan dilakukan secara teratur dan terukur serta sendi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat bersamaaan dengan mengidentifikasi faktor- Wolfson (1995) bahwa kekuatan ekstremitas faktor yang mempengaruhi keseimbangan, bawah adalah komponen yang penting dari perbaikan kondisi lingkungan, dan fungsi sensorimotorik dalam membantu meningkatkan kualitas pelayanan baik mobilisasi karena akibat dari penurunan kepada lansia yang masih produktif maupun kekuatannya dapat berhubungan dengan pada lansia yang kurang atau tidak produktif kejadian jatuh. diharapkan dapat mengurangi risiko jatuh. Hal ini memperkuat pendapat Brandt, et al. Hasil analisis didapatkan bahwa latihan (1986, dalam Rogers, 2001) bahwa program keseimbangan fisik memiliki pengaruh latihan yang dibarengi dengan perbaikan terhadap keseimbangan peneliti berasumsi input sensori sangat bermakna dalam bahwa latihan keseimbangan fisik yang meningkatkan keseimbangan tubuh. dilakukan 2 kali seminggu selama 6 minggu Sedangkan strategi manajemen yang pada kelompok intervensi ternyata memiliki meliputi kombinasi latihan keseimbangan pengaruh yang besar terhadap keseimbangan yang terstruktur, modifikasi lingkungan, tubuh lansia. Hal ini diperkuat oleh pendapat penghentian atau pengurangan obat-obatan Colon-Emeric (2002) yang menyatakan psikotropik serta perbaikan visus dapat bahwa latihan fisik merupakan salah satu menurunkan risiko jatuh sampai 25-39 % bentuk intervensi tunggal yang dapat (Robbins, 1989 dalam Barnedh, 2006). dilakukan pada lansia karena kekuatan kedua ekstremitas bawah dan keseimbangan dapat DAFTAR PUSTAKA terlihat peningkatannya secara nyata dengan program latihan yang sederhana dan terukur. Al-Faisal, W. (2006). Falls Prevention for Older Persons. Diakses dari Pendapat di atas didukung pula oleh Stanley http://www.who.int/ageing, tanggal 2 dan Beare (1999) yang menyatakan bahwa Februari 2014. keuntungan dari program latihan pada lansia terutama pada sistem muskuloskeletalnya Anonim. (2006). Suggested Therapy adalah peningkatan kekuatan otot, ROM Interventions for Patients with (Range of Motion), kelenturan, kepadatan tulang, dan keseimbangan. Balance and Gait Deficits. Diakses dari www.anodynetherapy.com, Latihan keseimbangan fisik yang dilakukan tanggal 5 Februari 2014). peneliti secara teratur diawali dengan pemanasan, latihan inti dan diakhiri dengan Anonim. (2007). Summary table of studies pendinginan diharapkan secara tidak investigating whether regular langsung dapat meningkatkan kekuatan otot physical activity reduces rates of falls kaki sehingga menurunkan angka kejadian and fall-related injuries in older jatuh yang banyak dialami lansia. Hal ini adults who are at increased risk by diperkuat oleh penelitian Barnett, et al. physical activity guidelines advisory

62 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

committe report. Diakses dari older adults. Journal of Gerontology, http://www.health.gov/PAGuideline,t 4, 218-224. anggal 3 Februari 2014. Budiharjo, S., Romi, M.M., & Prakosa, D. Balance improvements in older women: (2004). Pengaruh latihan fisik effects of exercise training oleh intensitas sedang terhadap persentase Judge, J.O., Lindsey, C., Underwood, lemak badan wanita lanjut usia. M., & Winsemius, D., Berkala Ilmu Kedokteran, Vol. 36, (http://www.ptjournal.org/cgi/content No.4: 195-200. /abstract/73/4/254, diperoleh 2 Februari 2014). Carmeli, E., Reznick, A.B., Coleman, R., & Carmeli, V. (2000). muscle strength Ballard, J.E., McFarland, C., Wallace, L.S., and mass of lower extremities in Holiday, D.B., & Roberson, G. relation to functional abilities in (2004). The effect of 15 weeks of elderly adults. Journal of exercise on balance, leg strength, and Gerontology, 46: 249-257. reduction in falls in 40 women aged 65 to 89 years. Journal Am Med Carmeli, E., Bar-Chad, S., Lotan, M., Womens Association, 59(4), 255-61. Merrick, J., & Coleman, R. (2003). Five clinical tests to assess balance Barnedh, H. (2006). Penilaian Keseimbangan following ball exercises and treadmill menggunakan Skala Keseimbangan training in adult persons with Berg pada Lansia di Kelompok lansia intellectual disability. Journal of Puskesmas Tebet. Tesis. Gerontology, Vol. 58A, 8, 767-772. Jakarta:FKUI. Colon-Emeric, C.S. (2002). Falls in older Berg Balance Test oleh Berg, K., Dauphinee, adults: assessment and intervention in W., Williams, J.I., & Maki, B., (1992, primary care. Journal Hospital http://www.fallspreventiontaskforce.or Physician, 55-66 g/pdf/BergbalanceScale.pdf, diperolah 23 Februari 2009). Darmojo, R.B.& Martono, H.H. (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Bethesda. (2000). Balance Disorders. NIH Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit Publication, 99, 4374. FKUI.

Bethesda. (2009). Preventing Falls and Depkes RI. (1997). Pola Pembinaan Related Fractures. Diakses dari Kesehatan Usia Lanjut Di Panti Wredha. http://www.niams.nih.gov/Health_inf Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan o, tanggal 23 Februari 2014 Keluarga.

Buchner, D.M., Cress, M.E., de Lateur, B.J., Depkes RI. (2001). PedomanPembinaan Esselman, P.C., Margherita, A.J., Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Price, R., et al. (1997). The effect of Kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina strength and endurance training on Kesehatan Keluarga. gait, balance, fall risk, and health services use in community-living Depkes RI. (2003). Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok

63 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Usia Lanjut. (Edisi 2). Jakarta: http://www.indonesiannursing.com, Direktorat Kesehatan Keluarga. tanggal 13 Januari 2014.

Dharmmika, S. (2005). Pengaruh Latihan Hastono, S.P. (2007). Analisis Data Stabilitas Postural terhadap Kesehatan. Modul Pengajaran. UI: Keseimbangan Fungsional pada FKM. Pasien Polineuropati Diabetik Anggota Gerak Bawah. Tesis. Hauer, K., Rost, B., Rutschle, K., Opitz, H., Jakarta: FKUI Specht, N., Bartsch, P., et al. (2001). Exercise training for rehabilitation Eliopoulos, C. (2005). Gerontological and secondary prevention of falls in Nursing. (6th Edition). Philadelphia: geriatric patients with a history of Lippincott Williams & Wilkins. injurious falls. Journal American Geriatrics Society, 49, 10-20. Erwin. (2005). Sebaran Faktor-faktor Intrinsik Lokal serta Hubungannya Hawk, C., Hyland, J.K., Rupert, R., dengan Instabilitas Postural/ Jatuh Colonvega, M., & Hall, S. (2006). pada Usia Lanjut di Divisi Geriatri Assessment of balance and risk for RSCM. Tesis. Jakarta: FKUI falls in a sample of community- dwelling adults aged 65 and older. Feder, G., Cryer, C., Donovan, S., & Carter, BioMed Central, Chiropractic & Y. (2000). Guideline for the Osteopathy prevention of falls in people over 65. British Medical Journal, 321, 1007- Hirsch, M.A., Toole, T., Maitland, C.G., & 1011. Rider, R.A. (2003). The effects of balance training and high-intensity Fuller, G.F. (2000). Falls in the elderly. The resistance training on persons with American Academy of Family Idiopathic Parkinson’s Disease. Physicians, 1-11. Journal Arch Phys Med Rehabil, Vol. Gill, J., Allum, H.J., Carpenter, M.G., 84., 1109-1117. Ziolkowska, M.H., Adkin, A.L., Hollis, M., & Fletcher-Cook, P. (1999). Honegger, F., et al. (2001). Trunk Practical Exercise Therapy. (Fourth sway measures of postural stability Edition). UK: Blackwell Science Ltd. during clinical balance test: Effects of age. Journal of Gerontology, 7, 438- Howe, T.E., Rochester, L., Jackson, A., 447. Banks, P.M., & Blair, V.A. (2007). Exercise for improving balance in Gillespie, L.D., Gillespie, W.J., Robertson, older people. Cochrane Database M.C., Lamb, S.E., Cumming, R.G., Syst Rev, 4, CD004963. & Rowe, B.H. (2009). Interventions for preventing falls in elderly people. Jimmy. (2008). Perawatan Lanjut Usia yang The Cochrane Library 2009, Issue 1 mengalami Gangguan. Diakses dari http://jimmy74.wordpress.com, Fefendi. (2008). Latihan Keseimbangan tanggal 26 Februari 2009. Postural pada Lansia. Diakses dari

64 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Kane, R.L., Ouslander, J.G., & Abrass, I.B. Probosuseno. (2006). Mengapa Lansia sering (1989). Essentials of Clinical tiba-tiba Roboh?. Diakses dari Geriatrics. (2nd Edition). US: http://www.litbang.depkes.go.id/aktu McGraw-Hill al/kliping/lansia280506.htm., tanggal 1 Desember 2014). Langley, F.A., & Mackintosh, S.F.H. (2007). Functional balance assessment of Pudjiastuti, S.S., & Utomo, B. (2003). older community dwelling adults: a Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: systematic review of the literature. EGC. The Internet Journal of Allied Health Sciences and Practice, Vol. 5 Puffer, J.C. (1996). Tai Chi an innovative approach to reduce falling in the Lueckenotte, A.G. (1997). Pengkajian elderly. Journal Watch Dermatology, Gerontologi. Alih Bahasa, Anik, M. July (Edisi 2). Jakarta: EGC. Sabri, L., & Hastono, S.P. (2006). Statistik Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic Kesehatan. (Edisi Revisi). Jakarta: Nursing. (2nd Edition). St. Louis, PT RajaGrafindo Persada Missouri: Mosby, Inc. Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2002). Meiner, S.E., & Lueckenotte, A.G. (2006). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Gerontologic Nursing. (3rd Edition). Klinis. Jakarta: Sagung Seto. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier Setiawan. (2008). Keseimbangan dan Miller, C.A. (2004). Nursing for Wellness in Koordinasi. Diakses dari Older Adults. Theory and Practice. http://binhasyim.wordpress.com, (4th Edition). Philadelphia: Lippincott tanggal 6 Februari 2014. Williams & Wilkins. Siswono. (2006). Menabung Kalsium untuk Nies, M.A., & McEwen, M. (2007). Kesehatan Tulang. Diakses dari Community/ Public Health Nursing: http://www.gizi.net/cgi- Promoting the Health of Populations. bin/berita/fullnews, tanggal 19 St. Louis, Missouri: Saunders Februari 2009 Elsevier. Sherrington, C., Whitney, J.C., Lord, S.R., Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Herbert, R.D., Cumming, R.G., & Penelitian Kesehatan. (Edisi Revisi). Close, J.C.T. (2008). Effective Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Exercise for the Prevention of Falls: A Systematic Review and Meta- Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik. Analysis. Journal American (Edisi 2). Jakarta: EGC. Geriatrics Society, 56 (12): 2234- Ozcan, A., Donat, H., Gelecek, N., Ozdirenc, 2243 M., & Karadibak, D. (2005). The Soepardi, E.A., & Iskandar, N. (2001). relationship between risk factors for Telinga Hidung Tenggorok Kepala falling and the quality of life in older Leher. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. adults. BMC Public Health, 5, 9

65 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Stanley, M., & Beare, P.G. (1999). Gerontological Nursing. (2nd Edition). Philadelphia: F.A. Davis Company.

Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa, Nety, J., Sari, K. (Edisi 2). Jakarta: EGC.

Steffen, T.M., Hacker, T. A., & Mollinger, L. (2002). Age and gender-related test performance in community- dwelling elderly people: Six Minute Walk Test, Berg Balance Scale, Timed Up & Go Test, and Gait Speeds. Journal Physical Therapy, Vol. 82, 2.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Supartondo, Setiati, S., & Soejono, C.H. (2003). Penatalaksanaan Pasien Geriatri dengan Pendekatan Interdisiplin. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan FKUI

Tinetti, M.E. (2003). Preventing Falls in Elderly Persons. The New England Journal of Medicine, 348

Watson, R. (2003). Perawatan pada Lansia. Alih Bahasa: Musri. Jakarta: EGC.

66 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Studi Pustaka Klasifikasi dan Deskripsi Manfaat Komponen Air Susu Ibu: Meningkatkan Pengetahuan dan Peran Ibu Menyusui Titin Aryani1, Agil Dhiemitra Aulia2, Andri Nur Sholihah3

1 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, D IV Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan 2 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, S1 Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan 3 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, D IV Bidan Pendidik, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak–Generasi yang unggul dan berkemajuan dimulai dari pembentukan I. PENDAHULUAN generasi yang sehat dan cerdas sejak dini, Kecerdasan dan kesehatan yang dibentuk baik melalui pemberian asupan makanan sejak dini, diharapkan akan mencetak generasi sehat bergizi, pendidikan, mapun yang unggul dan berkemajuan dalam ilmu lingkungan yang berkualitas. Pemberian Air pengetahuan dan teknologi di masa depan Susu Ibu telah banyak menjadi pilihan para sehingga dapat berkontribusi dalam ibu menyusui sebagai upaya pemberian meningkatkan daya saing bangsa di ranah makanan sehat bergizi untuk bayi. internasional. Penyiapangenerasiyang Meskipun demikian, pengetahuan mengenai berkualitasdimulai dari peran keluarga, seperti komponen air susu ibu secara lebih rinci, halnya ibu. Ibu menyusui merupakan tokoh baik melalui studi pustaka maupun penting dalam upaya penyiapangenerasi penelitian masih kurang memadai. Padahal, berkualitas sejak dini melalui program ASI pengetahuan mengenai komponen air susu Ekslusif. ibu diharapkan dapat memberikan World Health Organization (WHO), United pengetahuan, memotivasi dan meningkatkan Nations Childtren’s Fund (UNICEF) dan peran ibu menyusui mengingat banyaknya Departemen Kesehatan Republik Indonesia komponen bermanfaat yang terdapat dalam melalui SKMenteri Kesehatan air susu ibu. Hal inilah yang menjadi latar No.450/Menkes./SK/IV/2004 telah menetapkan belakang perlunyamembahassecara rinci rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 0 klasifikasi dan deskripsi komponen sampai 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut, bermanfaat yang terdapat dalam air susu dijelaskan bahwa untuk mencapai ibu. Tujuan penelitian ini adalah pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan mampumengklasifikasikan dan yang optimal, bayi usia 0 sampai 6 bulan mendeskripsikan komponen bermanfaat pertama harus diberi ASI eksklusif. Selanjutnya dalam air susu ibu. Metode penelitian ini demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu akan menggunakan metode library research. Hasil mulai memberikan makanan pendamping ASI penelitian studi pustaka menunjukkan dan ASI dapat dilanjutkan hingga bayi berusia bahwa air susu ibu diklasifikasikan sampai 2 tahun1. menjadilima komponen yaitu komponen zat Berdasarkan profil data kesehatan gizi, komponen pendukung sistem imun, Indonesia tahun 2011 menunjukkan pemberian komponen hormonal, komponen pendukung ASI eksklusif di Indonesia masih sangat kecerdasan otak, dan komponen protektif. Kata Kunci : Air Susu Ibu, Generasi, Sehat, Cerdas, 1SK Menkes 2004 No.450/Menkes./SK/IV/2004

67 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan rendah, persentase bayi yang menyusu eksklusif susu 0 sampai 6 bulan hanya 61,5%. Hal ini ibu”.Manfaatdaripenelitianiniadalahmemberika disebabkan kesadaranmasyarakat dalam n pengetahuan kepada masyarakat tentang mendorong peningkatan pemberian ASI klasifikasi dan deskripsi komponen bermanfaat eksklusif masih relatif rendah.2 yang terdapat dalam air susu ibu, sehingga Upaya untuk mendorong peningkatan dapat meningkatkan peran ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif telah banyak penyiapan generasi bangsa yang unggul dan dilakukan, baik melalui penyuluhan, media berkemajuan. informatif, dan sebagainya. Akan tetapi, semua itu tidak akan bisa berhasil tanpa kesadaran II. METODE PENELITIAN yang tinggi dari para ibu menyusui untuk A. Tempat dan Waktu Penelitian mensukseskan program ASI eksklusif. Penelitian ini merupakan penelitian Informasi yang memuat pengetahuan menarik kepustakaan atau Library Research, maka tentang air susu ibu dapat menjadi pilihan untuk penelitian ini dilakukan di perpustakaan memotivasi ibu menyusui sehingga diharapkan Universitas Aisyiyah Yogyakarta, dan di tempat dapat meningkatkan kesadaran ibu menyusui tinggal peneliti. Sedangkan waktu untuk agar bisa mensukseskan program ASI Eksklusif melakukan penelitian ini adalah pada tanggal 1 dan dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun. Juni-12 Juli 2016. Pengetahuan mengenai komponen bermanfaat yang terdapat dalam air susu ibu B. Jenis, Pendekatan, dan Spesifikasi diharapkan dapat memotivasi para ibu Penelitian menyusui mengingat banyaknya komponen Jenispenelitian yang bermanfaat dalam air susu ibu. Meskipun digunakandalampenelitianiniadalahpenelitianku demikian, pengetahuan mengenai komponen air alitatif, yakni penelitian yang menghasilkan susu ibu khususnya yang membahas menurut penemuan-penemuan yang tidakdapat dicapai klasifikasi dan deskripsi air susu ibusecara lebih dengan cara atau prosedur statistik.Pendekatan rinci, baik melalui studi pustaka maupun penelitianmenggunakan pendekatan analisis penelitian dinilai masih kurang memadai. wacana. Analisis wacana penelitian ini Sebagian besar sumber yang memuat digunakan untuk memperoleh data mengenai pengetahuan mengenai komponen air susu ibu komponen bermanfaat yang terdapat dalam air belum terklasifikasi secara rinci, sehingga susu ibu. Kemudian dilakukan metode timbul multitafsir bagi pembacanya. analisisindeksikalitas yaitu, mengelompokkan Berdasarkanuraiandiatas, latar belakang tiap-tiap materi kedalam kategori-kategoriyang penelitian iniadalah “perlunya memberikan telah ditentukan, yang kemudian hasil analisis pengetahuan, memotivasi dan meningkatkan disajikan dalambentuk deskriptif, sehingga peran ibu menyusui dengan cara memberikan penelitian ini secara spesifik dapat disebut pengetahuan mengenai klasifikasi dan deskripsi sebagaipenelitian deskriptif kualitatif. komponen bermanfaat yang terdapat dalam air susu ibu’. Rumusan masalah dalam penelitian C. Definisi Operasional dan Prosedur ini adalah“Bagaimanakahklasifikasi dan Penelitian deskripsi komponen air susuibu?”. Adapun Penelitian yang diteliti adalah teks, maka tujuan penelitian adalah “Mampu dalam hal ini penelitian menggunakan mengklasifikasikan dan mendeskripsikan pendekatananalisis wacana dalam menganalisis komponen bermanfaat yang terdapat dalam air data yang ada, guna mengetahui materi yang relevan dengan komponen yang terdapat dalam 2Kemenkes RI. 2012. Profil Data Kesehatan air susu ibu. Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Prosedur penelitian ini adalah; KementrianKesehatanRepublik Indonesia

68 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

1. Mengumpulkan pustaka (artikel, jurnal, yang tinggi protein, vitaminyang terlarut dalam buku, dan sebagainya) yang membahas lemak, mineral-mineral dan imunoglobulin. komponen air susu ibu. b. Transitional milk (ASI peralihan) 2. Memberikan klasifikasi terhadap komponen ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan bermanfaat yang terdapat dalam air susu ibu. setelahkolostrum (8-20 hari) dimana kadar 3. Memasukkan sub bagian komponen air susu lemak, laktosa, dan vitaminlarut air lebih tinggi ibu kedalam klasifikasi yang sesuai. dan kadar protein, mineral lebih rendah, 4. Memberikan deskripsi terhadap berbagai sertamengandung lebih banyak kalori daripada klasifikasi dan sub bagiannya. kolostrum. c. Mature milk (ASI matang) D. Jenis dan Sumber Data ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 Penelitian ini menggunakan jenis data hari setelahmelahirkan dengan volume sekunder yaitu data mengenai komponen air bervariasi yaitu 300-850 ml/haritergantung susu ibu, serta data pendukung ataulainnya pada besarnya stimulasi saat laktasi. 90% yang dalam hal ini digunakan untuk adalah air yang diperlukan untuk memelihara memperoleh landasan teori mengenai hidrasi bayi. Sedangkan 10%kandungannya komponen air susu ibu. adalah karbohidrat, protein dan lemak yangdiperlukan untuk kebutuhan hidup dan E. Teknik Pengumpulan Data perkembangan bayi. Dalam pengumpulan data ini, penulis 1) Foremilk menggunakan metode penelitianLibrary Jenis ini dihasilkan selama awal menyusui research.Library research adalah suatu riset danmengandung air, vitamin-vitamin dan kepustakaan.Pendekatan ini digunakan untuk protein. memperoleh data yang bersifat teoritis sebagai 2) Hind-milk landasan teoriilmiah, yakni dengan cara Jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal memilih dan menganalisa literatur-literatur saatmenyusui dan mengandung lemak tingkat yang relevandengan judul penelitian. tinggi dan sangatdiperlukan untuk pertambahan berat bayi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan studi pustaka dari berbagai Komposisi ASI menurut Proverawati, Air sumber, komponen bermanfaat yang terdapat SusuIbu (ASI) diproduksi secara alami oleh ibu dalam air susu ibudalam penelitian ini dan sebagai nutrisi dasarterlengkap untuk bayi dikategorikan menjadi lima golongan, yaitu; selama beberapa bulan pertama hidup sang bayi.3ASI dibedakan menjadi 3 kelompok dan 1. Komponen Zat Gizi tahap secara terpisah yaitu : Komponen zat gizi pada air susu ibu dibagi a. Kolostrum menjadi dua golongan, yaitu; Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan a. Komponen zat gizi makro oleh kelenjarpayudara setelah melahirkan (2-4 Zat gizi makro adalah zat gizi yang hari) yang berbeda karakteristikfisik dan dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh makhluk komposisinya dengan ASI matang dengan hidup. volume 150-300 ml/hari. Berwarna kuning a) Lemak keemasan atau krem (creamy).Lebih kental Sumber kalori utama dalam ASI adalah dibandingkan dengan cairan susu tahap lemak. Sekitar50% kalori ASI berasal dari berikutnya.Kolostrum mempunyai kandungan lemak. Kadar lemak dalam ASI 3,5-4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudahdiserap oleh bayi oleh karena trigliserida

3Proverawati, 2010.KapitaSelekta ASI dalam ASI lebih duludipecah menjadi asam &Menyusui.PenerbitNuhaMedika: Yogyakarta.

69 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan lemak dan gliserol oleh enzim lipase keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap yangterdapat dalam ASI. bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai b) Karbohidrat bahan dalam lingkungannya. Sistem imun Karbohidrat utama dalam ASI adalah terbagi menjadi sistem imun spesifik dan non laktosa, yangkadarnya paling tinggi dibanding spesifik. Sistem imun spesifik terdiri dari susu mamalia lain (7g%).Laktosa mudah diurai sistem humoral (limfosit B), selular (limfosit menjadi glukosa dan galaktosa. Denganbantuan T), sistem limfoid primer, sistem limfoid enzim lactase yang sudah ada dalam mukosa sekunder (limpa, kelenjar limfe dan sistem saluranpencernaan sejak lahir. Laktosa imun mukosa). Sistem imun non spesifik terdiri mempunyai manfaat lain, yaitumempertinggi dari yang bersifat fisik/mekanik (kulit, selaput absorbsi kalsium dan juga lendir, silia, batuk, bersin), yang larut (asam merangsangpertumbuhan Laktobasillis bifidus. lambung, lisosim, laktoferin, asam neuraminik, c) Protein komplemen, interferon, CRP) dan selular Protein dalam susu adalah kasein dan whey. (monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil, sel Kadar protein ASI adalah whey 0,9%,60% NK, sel K, basofil, mastosit, trombosit).5 diantaranya adalah whey, yang lebihmudah Air susu ibu (ASI) memiliki sistim dicerna dibanding kasein (protein utama susu pertahanan (sistem imun) tidak spesifik dan sapi). spesifik. Apabila kuman/zat asing yang masuk b. Komponen zat gizi mikro tidak dapat ditangkal oleh sistem kekebalan Zat gizi mikro adalah komponen zat gizi tubuh tidak spesifik, maka diperlukan sistem yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh kekebalan dengan tingkat yang lebih tinggi atau makhluk hidup sistem kekebalan spesifik. Kekebalan tubuh 1) Garam dan Mineral tidak spesifik adalah sistem kekebalan tubuh Ginjal neonatus belum dapat yang ditujukan untuk menangkal masuknya mengkonsentrasikan airkemih dengan baik, berbagai zat asing dari luar tubuh yang dapat sehingga diperlukan susu dengan kadar garam menimbulkan kerusakan/penyakit, seperti dan mineral yang rendah. ASI mengandung bakteri, virus, parasit atau zat berbahaya kadar garam danmineral lebih rendah dibanding lainnya. susu sapi. Bayi yang mendapatsusu sapi atau 1) Pertahanan tidak spesifik ASI susu formula dapat menderita tetani (otot Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama kejang).Karena hipokalsemia kadar kalsium pada minggu-minggu pertama menyusui. dalam susu sapi lebih tinggidibanding ASI, Kolostrum dan ASI dini mengandung 1-3 juta tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi, sel darah putih (leukosit) per ml. Pada ASI sehinggamengganggu penyerapan kalsium dan matur, yaitu ASI setelah 2-3 bulan menyusui, juga magnesium. jumlah sel ini menurun menjadi 1000 sel per ml 2) Vitamin yang terdiri dari monosit/makrofag (59-63%), ASI cukup mengandung vitamin yang sel neutrofil (18-23%), dan sel limfosit (7-13%) diperlukan bayi.Vitamain K yang berfungsi ASI juga mengandung faktor pelindung sebagai katalisator pada prosespembekuan (protektif) yang larut dalam ASI seperti enzim darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang lisozim, laktoferin (sebagai pengikat zat besi), cukupdan mudah diserap.4 sitokin (zat yang dihasilkan oleh sel kekebalan untuk mempengaruhi fungsi sel lain), dan 2. Komponen Sistem Imun protein yang dapat mengikat vitamin B12, Sistem imun adalah semua mekanisme yang faktor bifidus, enzim-enzim, dan antioksidan. digunakan tubuh untuk mempertahankan

4Suradi R, dkk. 2003. BahanBacaanManajemenLaktasi. 5https://asilaktasi.com/2015/03/28/9040/diakses tanggal Jakarta: PerkumpulanPerinatalogi Indonesia 11 Juli 2016

70 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan a. Sel makrofag f. Laktoferin Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit Laktoferin bersifat bakteriostatik (pemusnah bakteri) aktif sehingga dapat (menghambat pertumbuhan bakteri). Efek ini menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada dicapai dengan mengikat besi yang dibutuhkan saluran cerna. Selain sifat pemusnah, sel untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri makrofag juga memproduksi enzim lisozim, zat patogen (misalnya Staphylococcus dan E. Coli). komplemen (komponen cairan tubuh yang Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml berperan dalam perusakan bakteri), laktoferin, dan tertinggi pada kolostrum. sitokin, serta enzim lainnya. Makrofag pada g. Peroksidase ASI dapat mencegah infeksi saluran cerna Peroksidase adalah enzim yang dapat melalui enzim yang diproduksinya. menghancurkan kuman patogen. Berbeda b. Sel neutrofil dengan susu sapi, ASI tidak mengandung Neutrofil yang terdapat di dalam ASI laktoperoksidase yang dapat menyebabkan mengandung sIgA yang dianggap sebagai alat reaksi peradangan di dinding usus bayi, transpor IgA dari ibu ke bayi. Peran neutrofil kalaupun ada kadarnya kecil. ASI lebih ditujukan pada pertahanan jaringan 2) Pertahanan spesifik ASI payudara ibu agar tidak terjadi infeksi pada Mekanisme pertahanan spesifik oleh ASI permulaan laktasi. diperantarai oleh limfosit T dan antibodi. c. Lisozim a. Limfosit T Lisozim dapat menghancurkan dinding sel Sel limfosit T merupakan 80% dari sel bakteri yang terdapat pada selaput lendir limfosit yang terdapat dalam ASI. Sel limfosit saluran cerna. Kadar lisozim dalam ASI adalah T dapat menghancurkan kapsul bakteri E. Coli 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua dan mentransfer kekebalan selular dari ibu ke menyusui, bahkan sampai penyapihan. bayi yang disusuinya. Dibanding dengan susu sapi, ASI mengandung b.Imunoglobulin (antibodi) 300 kali lebih banyak lisozim per satuan Imunoglobulin dihasilkan oleh Sel limfosit volume yang sama.6 B. Sel limfosit B terutama memproduksi d. Komplemen sekretori IgA (sIgA) yang berfungsi melindungi Komplemen adalah protein yang berfungsi IgA dari enzim penghancur protein (tripsin, sebagai penanda sehingga bakteri yang pepsin) di saluran cerna bayi dan keasaman ditempel oleh komplemen dapat dengan mudah lambung. Imunoglobulin M (IgM) akan dikenal oleh sel pemusnah. Disamping itu, ditransfer pada awal kehidupan bayi sebagai komplomen sendiri secara langsung dapat perlindungan terhadap E.coli dan polio, bila menghancurkan bakteri. ibu sudah pernah terpajan sebelumnya. e. Sitokin Imunoglobulin G IgG) dimiliki oleh bayi dari Sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA transfer melalui plasenta. Imunoglobulin D kelenjar ASI. Sitokin yang berperan dalam hanya sedikit sekali ditemukan dalam ASI, sistim imun di dalam ASI adalah IL-l sedangkan IgE tidak ada. Kadar sIgA, IgG, dan (interleukin-1) yang berfungsi mengaktifkan sel IgM, tidak dipengarui oleh usia ibu, jumlah limfosit T. Sel makrofag juga menghasilkan anak yang pernah dilahirkan, dan usia TNF-α dan interleukin 6 (IL-6) yang kehamilan. mengaktifkan sel limfosit B sehingga antibodi Imunoglobulin di dalam ASI tidak diserap IgA meningkat. oleh bayi tetapi berperan memperkuat sistim imun lokal saluran cerna. Limfosit B pada saluran cerna ibu diaktifkan oleh bakteri pada saluran cernanya, selanjutnya limfosit aktif ini

6Mataram I.K.A. (2011). AspekImunologi Air bermigrasi ke kelenjar payudara menjadi sel SusuIbu.JurnalIlmuGizi. vol(no):2(1). 1 Februari 2011. plasma dan menghasilkan antibodi. Selain itu,

71 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan beberapa kajian juga memperlihatkan termasuk faktor pertumbuhan dan perbaikan kandungan antibodi terhadap jamur dan parasit jaringan. Perbedaan usia ibu mempunyai pada ASI. pengaruh terhadap kadar antibodi yang Air susu ibu juga dilaporkan dapat terkandung dalam kolostrum. Ibu yang masih meningkatkan jumlah sIgA pada saluran napas remaja, kolostrumnya memiliki kadar IgA dan dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini IgM sekretorik lebih banyak dibanding ibu dibuktikan dengan lebih rendahnya kejadian yang usianya lebih tua. penyakit radang telinga tengah, pneumonia, Adanya kadar antibodi yang masih tinggi penyebaran bakteri ke bagian tubuh lainnya, terhadap virus polio dalam kolostrum perlu meningitis (radang selaput otak), dan infeksi dipertimbangkan pada pemberian imunisasi saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI polio per oral. Pada keadaan ini sebaiknya ASI dibanding bayi yang mendapat susu formula. tidak diberikan 2 jam sebelum dan sesudah Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan pemberian vaksin polio per oral pertama, agar dapat terlihat sampai tahun kedua. Demikian tidak terjadi netralisasi vaksin polio oleh sIgA pula angka kematian bayi yang mendapat ASI kolostrum. lebih rendah dibanding bayi yang mendapat susu formula. 3. Komponen Hormonal c. IgA Sekretori (sIgA) Selain kandungan nutrisi ASI mengandung Imunoglobulin A banyak ditemukan pada hormon dan faktor pertumbuhan (growth permukaan saluran cerna dan saluran napas. factor) yang merupakan komponen bioaktif Dua molekul imunoglobulin A bergabung protein. Komponen tersebut berfungsi terutama komponen sekretori membentuk IgA sekretori untuk meningkatkan kemampuan adaptasi (sIgA). Fungsi utama sIgA adalah mencegah saluran cerna setelah bayi lahir dengan cara melekatnya kuman patogen pada dinding merangsang pertumbuhan sel saluran cerna, saluran cerna dan menghambat pematangan sistem saluran cerna, pembentukan perkembangbiakan kuman di dalam saluran koloni kuman baik, dan perkembangan jaringan cerna. IgA sekretori di dalam ASI dilaporkan limfoid saluran cerna. Faktor pertumbuhan memiliki aktivitas antibodi terhadap virus yang terdapat dalam ASI antara lain IGF-1, (polio, Rotavirus, echo, coxsackie, influenza, EGF, TGF- a dan –b. Haemophilus influenzae, virus respiratori ƒ Leptin dan adiponektin sinsisial/RSV), bakteri (Streptococcus Leptin merupakan hormon pengatur nafsu pneumoniae; E. coli, klebsiela, shigela, makan/asupan makanan dan metabolisme salmonela, campylobacter), dan enterotoksin energi. Pada kegemukan ditemukan kekurangan yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli leptin atau resistensi terhadap kerja leptin. serta Giardia lamblia. Begitu pula terhadap Casabiele dkk. (1977) pertama kali protein makanan seperti susu sapi dan kedelai membuktikan adanya leptin ini dalam ASI. (bergantung pada pajanan ibunya). Oleh karena Meskipun makna keberadaan leptin dalam ASI itu, ASI dapat mengurangi angka kesakitan belum banyak diteliti, namun Mirales dkk. infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan (2006) mengungkapkan bahwa kadar leptin bagian atas. dalam ASI selama periode menyusui d. Kolostrum berbanding lurus dengan kadar leptin dalam Kolostrum mengandung sIgA dengan kadar darah ibu dan indeks massa tubuh ibu. sampai 5000 mg/dL yang cukup untuk melapisi Peran leptin dalam ASI adalah pada asupan permukaan saluran cerna bayi terhadap makanan. Hal ini dapat menerangkan mengapa berbagai bakteri patogen dan virus. Begitu pula berat badan bayi yang mendapatkan ASI lebih dengan antibodi lainnya, paling banyak terdapat ringan dibanding bayi yang mendapat susu dalam kolostrum. Selain itu, terdapat lebih dari formula. Pada keadaan resistensi terhadap kerja 50 proses pendukung perkembangan imunitas leptin, kadar leptin tidak kurang tetapi leptin

72 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan tidak dapat bekerja dengan baik. Makin banyak 3) Gangliosida bayi mendapat ASI maka makin kecil Gangliosida merupakan salah satu kemungkinan si bayi mengalami kegemukan di komponen dari membran sel manusia, terutama kemudianhari.7 membran sel saraf dan otak. Untuk mendapat Selain leptin, ASI juga mengandung asupan nutrisi gangliosida optimal, bayi adiponektin yang berfungsi mencegah memang sebaiknya mendapat gangliosida dari terjadinya penebalan pembuluh darah ASI. Dalam ASI, ada dua jenis gangliosida (aterosklerosis) dan radang. Diperkirakan kedua yaitu, GD3 (disialogangliosides 3) dan GM3 hormon ini akan dapat mengurangi risiko anak (monosialogangliosides 3). dari penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Gangliosida banyak terdapat pada air susu Seperti diketahui, obesitas pada usia dini dapat ibu pada enam minggu pertama masa merupakan faktor risiko kelainan menyusui. Pada awal menyusui, ASI yang kardiovaskular (hipertensi, penyakit jantung memancar didominasi GD3. Saat proses koroner) pada usia dewasa. menyusui hampir usai, GM3 mendominasi. Kadar GD3 pada ASI adalah 2-8 mcg/ml. 4. Komponen Pendukung Kecerdasan Otak Sedangkan GM3 mencapai 2-14 mcg/ml.9 1) Asam amino sistin dan taurin 4) Kolesterol Selain mudah dicerna, dalam ASI terdapat Komponen lain yang sangat dibutuhkan asam amino yang tidak terdapat dalam susu untuk tumbuh kembang optimal bayi adalah sapi yaitu sistin dan taurin. sistin diperlukan kolesterol. Bagi orang dewasa, makanan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin dengan label ‘rendah kolesterol’ dinilai lebih untuk pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sehat untuk dikonsumsi, namun bagi bayi, sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh mereka membutuhkan komponen kolesterol dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru dalam jumlah tertentu yang diperlukan dalam lahir enzim pengurai tirosin ini belum ada. pembentukan jaringan syaraf yang salah 2) DHA satunya terdapat pada otak bayi. Komponen ini sering diasosiasikan dengan tingkat kecerdasan anak. DHA 5. Komponen Protektif (docasahexaenoic acid) adalah salah satu ASI mengandung protein yang dapat bentuk asam lemak omega-3 yang berperan mengikat vitamin B12 sehingga dapat vital dalam pertumbuhan dan perkembangan mengontrol pertumbuhan mikroorganisme di jaringan pada organ otak. Penelitian dalam saluran cerna. Makin banyak vitamin mengungkap bahwa dalam otak mereka yang B12 yang diikat oleh protein mengakibatkan mendapatkan ASI ekslusif memiliki kadar makin sedikit vitamin B12 yang digunakan oleh DHA yang lebih tinggi dibanding mereka yang bakteri patogen. Air susu ibu juga mengandung mengkonsumsi susu formula, dan kadar DHA glikoprotein (gabungan karbohidrat dan dalam otak berbanding lurus dengan lamanya protein), glikolipid (karbohidrat dan lemak), menyusui si kecil(http://balitapedia.com/3- dan oligosakarida yang berfungsi menyerupai komponen-ajaib-dalam-asi-untuk-kecerdasan- bakteri pada permukaan mukosa saluran cerna anak/3366). Dalam penelitian Aryani et al bayi, sehingga dapat menghambat perlekatan (2015) terbukti terdapat asam lemak omega-3 bakteri patogen. pada mukosa saluran cerna. dalam air susu ibu.8 Gabungan makronutrien ini juga berfungsi mengikat racun kuman (toksin). Antioksidan 7http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/aspek-hormonal- dalam ASI, seperti tokoferol-α dan karotin-β air-susu-ibu. Diaksestanggal 11 Juli 2016 merupakan faktor anti peradangan. Di dalam 8Aryani T, et al. (2015). PengaruhSuhudan Lama PenyimpananterhadapKerusakanAsamLemak Omega-3 Pada Air SusuIbu.LaporanHasilPenelitian. Kopertis 9http://dechacare.com/ASI-untuk-Kecerdasan-Anak- Wilayah V: Yogyakarta Anda-I599-1.html. Diaksestanggal 11 Juli 2016.

73 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

ASI juga terdapat faktor ketahanan terhadap cepat proses metabolismenya dan diserap oleh infeksi stafilokokus (faktor antistafilokok) dan usus.12 komponen yang menyerupai gangliosida yang Asam laurat memiliki aktivitas antioksidan dapat menghambat bakteri E. Coli. yang tinggi dan terbukti dapat menghambat Hasil penelitian Aryani et al menyebutkan pertumbuhan bakteri patogen Listeria bahwa didalam ASI terdapatasamlaurat dengan monocytogenes.13 kadar rata-rata 26,85% dari total asam lemak ASI.10Asamlaurat di IV. KESIMPULAN dalamtubuhakandiubahmenjadimonolaurin. Berdasarkan hasil penelitian, dapat Hasilpenelitian yang disimpulkan bahwa air susu ibu diklasifikasikan telahdilakukanmenunjukkanbahwamonolaurinb menjadi lima bagian penting yaitu, komponen ersifat antivirus, zat gizi, komponen pendukung sistem imun, antibakteridanantijamur.Menurut Bruce Fife komponen hormonal, komponen pendukung asam laurat mempunyai beberapa manfaat. kecerdasan otak, dan komponen protektif. Manfaat tersebut antara lain: 1) mengurangi resiko aterosklerosis dan penyakit yang terkait, DAFTAR PUSTAKA 2) menurunkan resiko kanker dan penyakit Aryani T, et al. (2015). Pengaruh Suhu dan degeneratif lainnya, 3) membantu mencegah Lama Penyimpanan terhadap Kerusakan infeksi virus, 4) mensupport sistem kekebalan tubuh, 5) membantu mencegah osteoporosis, 6) Asam Lemak Omega-3 Pada Air Susu membantu mengontrol diabetes, 7) memulihkan Ibu. Laporan Hasil Penelitian. Kopertis kembali (kehilangan) berat badan, 8) Wilayah V: Yogyakarta. menyediakan sumber energi yang cepat, 9) Aryani T, et al. (2016). Identifikasi Kadar menyediakan sedikit kalori dibandingkan Asam Laurat pada Air Susu Ibu dan dengan lemak lain, 10) menyediakan nutrisi Susu Formula bayi usia 0-6 bulan. penting untuk kesehatan, 11) memperbaiki sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi, 12) Laporan Hasil Penelitian. Universitas membantu kulit tetap lembut dan halus, 13) ‘Aisyiyah: Yogyakarta. membantu mencegah kanker kulit, 14) tidak Fife, B. (2003). The Healing Miracle of mengandung kolestrol, 15) tidak menaikkan Coconut Oil. Download 7 Februari kolestrol darah, dan 16) tidak menyebabkan 2011. Mary Shomon, 11 kegemukan. Asam laurat yang memiliki 12 Editor/Webmaster. atom karbon pada trigliseridanya termasuk Kemenkes RI. (2012). Profil Data Kesehatan dalam kelompok Medium Chain Fatty Acid (MCFA) atau ALRM. ALRM memiliki 6 Indonesia Tahun 2011. Jakarta: sampai 12 atom karbon (Marten, et. al., 2006). Kementrian Kesehatan Republik Keunggulan ALRM dalam proses pencernaan Indonesia dibanding asam lemak tak jenuh yaitu lebih Marten, B., Pfeuffer, M. dan Schrezenmeir, J. (2006). Medium-chain triglycerides :

10Aryani T, et al. (2016). Identifikasi Kadar Asam Laurat 12Marten, B., Pfeuffer, M. danSchrezenmeir, J. (2006). pada Air Susu Ibu dan Susu Formula bayi usia 0-6 bulan. Medium-chain triglycerides : Review. International Dairy Laporan Hasil Penelitian. Universitas ‘Aisyiyah: Journal.16: 1374-1382. Yogyakarta. 13Wang, L.L. dan Johnson, E.A. (1992).Inhibition of 11Fife, B. (2003). The Healing Miracle of Coconut Oil. Listeria monocytogenes by fatty acids and Download 7 Februari 2011. Mary Shomon, monoglycerides. Applied and Envioronmental Editor/Webmaster. Microbiology. 58: 624-629.

74 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Review. International Dairy Journal.16: 1374-1382. Mataram, I.K.A. (2011). Aspek Imunologi Air Susu Ibu. Jurnal Ilmu Gizi. vol(no):2(1). 1 Februari 2011. Proverawati.(2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Penerbit Nuha Medika: Yogyakarta. Suradi R, dkk. (2003). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatalogi Indonesia Surat Keputusan Menteri Kesehatan. (2004). No.450/Menkes./SK/IV/2004. Wang, L.L. dan Johnson, E.A. (1992). Inhibition of Listeria monocytogenes by fatty acids and monoglycerides. Applied and Envioronmental Microbiology. 58: 624-629. https://asilaktasi.com/2015/03/28/9040. Diakses tanggal 11 Juli 2016. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/aspek- hormonal-air-susu-ibu. Diakses tanggal 11 Juli 2016. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu- ibu-dan-kekebalan-tubuh. Diakses tanggal 11 Juli 2016. http://balitapedia.com/3-komponen-ajaib- dalam-asi-untuk-kecerdasan- anak/3366)\. Diakses tanggal 11 Juli 2016. http://dechacare.com/ASI-untuk-Kecerdasan- Anak-Anda-I599-1.html. Diakses tanggal 11 Juli 2016.

75 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

MANFAAT SENAM NIFAS PADA PROSES INVOLUSIO UTERUS POSTPARTUM

Yuni Purwati Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia email: [email protected]

Abstrak --- Proses involusi baik jika I. PENDAHULUAN kontraksi uterus kuat sehingga harus Pembangunan kesehatan pada dilakukan upaya untuk memperbaiki prinsipnya selalu diarahkan untuk melalui senam nifas. Tujuan penelitian meningkatkan derajat kesehatan dapat diaplikasikan senam nifas untuk masyarakat, termasuk pembangunan di mempercepat proses involusio uteri bidang kesehatan ibu dan anak. Salah satu pada ibu nifas di RSU PKU indikator yang digunakan untuk mengukur Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini derajat kesehatan masyarakat adalah angka merupakan penelitian eksperimen kematian ibu postpartum dan bayi. dengan posttest only design. Sampel Indikator kemampuan pelayanan kesehatan dipilih dengan purposive sampling suatu negara menurut WHO bisa dilihat sejumlah 40 subyek, 20 orang sebagai dari angka kematian ibu selama masa responden kelompok eksperimen dan 20 perinatal, intranatal, dan postnatal. Hal ini orang sebagai responden kelompok sesuai dengan visi yang ditetapkan kontrol. Alat mengumpulkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dengan lembar observasi hasil pemerintah Indonesia. Visi Indonesia sehat pengukuran tinggi fundus uteri dan 2015 mempunyai delapan sasaran kontraksi rahim responden, analisis (Millennium Development Goals/MDGs) statistik dengan independent saples t- MDGs yang salah satunya yaitu test. Hasil analisis statistik dengan mengurangi angka kematian bayi dan ibu independent samples t test pada saat persalinan. menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < Angka Kematian Ibu (AKI) atau α=0,05, sehingga senam nifas Maternal Mortality Ratio (MMR) di bermanfaat secara efektif dalam Indonesia menurut data SDKI 2002-2003 mempercepat involusio uteri di RSU ialah sebesar 307/100.000 kelahiran PKU Muhammadiyah Bantul. Saran hidup. Sedangkan angka kematian ibu di utama bagi tenaga kesehatan dapat Provinsi Jawa Barat masih cukup tinggi mengajarkan dan memotivasi ibu dibandingkan dengan rata-rata nasional postpartum secara rutin melaksanakan yaitu sebesar 321,15/100.000 kelahiran senam nifas. hidup. Angka kematian ibu melahirkan disebabkan oleh beberapa faktor, Kata Kunci: Senam Nifas, Involusio Uteri diantaranya karena pendarahan. Pendarahan menjadi penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Penyebab

76 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

kedua ialah eklamsia lalu infeksi (Depkes PKU Muhammadiyah Bantul, bahwa RI, 2012). senam nifas tidak dilakukan secara rutin Upaya pencegahan perdarahan post oleh ibu-ibu yang telah melakukan partum dapat dilakukan semenjak persalinan. Pertama karena setelah persalinan kala 3 dan 4 dengan pemberian diajarkan oleh fisioterapi, belum bisa hafal oksitosin. Hormon oksitosin ini sangat gerakannya untuk mengulangi secara berperan dalam proses involusi uterus. mandiri. Kedua karena bahagianya Proses involusi akan berjalan dengan melahirkan anak yang sehat, jadi yang bagus jika kontraksi uterus kuat sehingga terpikirkan hanya bagaimana cara harus dilakukan tindakan untuk mengasuh anak yang baik. Ketiga karena memperbaiki kontraksi uterus . Upaya kondisi tubuh ibu masih lemah dan untuk untuk mengendalikan terjadinya bangun masih terasa sakit, maka tidak perdarahan dari tempat plasenta dengan terpikirkan oleh ibu untuk melakukan memperbaiki kontraksi dan retraksi serat senam nifas. myometrium yang kuat dengan ambulasi Belum ada penelitian yang dini maupun latihan. Oleh karena itu upaya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui mempertahankan kontraksi uterus dapat dampak senam nifas pada perubahan dilakukan melalui senam nifas involusio uteri. Berdasarkan permasalahan (Cuningham, 2006). tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan Dalam penelitian Larson, dkk penelitian “Pengaruh senam nifas terhadap (2008) yang melakukan survey secara involusio uteri di RSU PKU acak tentang efek senam nifas bagi ibu Muhammadiyah Bantul 2015”. nifas pada 1003 Wanita Amerika mengaku Tujuan umum penelitian ini adalah setelah mengikuti program senam nifas dapat diketahui pengaruh senam nifas dengan latihan yang teratur mengalami terhadap involusio uteri pada ibu nifas di kontraksi rahim yang lebih kuat, selain itu RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Tujuan juga mengalami penurunan pada berat khusus penelitian ini, dapat diketahui badan selama enam minggu setelah involusio uteri pada ibu nifas yang melahirkan. Dan dalam studi dari 1432 ibu melakukan senam nifas secara rutin di nifas di Swedia yang melakukan senam RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dapat nifas ditemukan bahwa mayoritas 71 % diketahuinya involusio uterus pada Ibu wanita tersebut mengalami metabolisme nifas yang tidak melakukan senam nifas tubuh yang lancar, dan pemulihan fisik secara rutin di RSU PKU Muhammadiyah yang lebih cepat.Manfaat senam nifas Bantul. Hasil penelitian ini diharapkan diantaranya adalah membantu dapat menambah database ilmu penyembuhan rahim, perut, dan otot pengetahuan keperawatan khususnya pinggul yang mengalami trauma serta keperawatan maternitas dalam pelaksanaan mempercepat kembalinya bagia-bagian senam nifas bagi Ibu postpartum. Bagi unit tersebut ke bentuk normal, membantu pelayanan keperawatan maternitas dapat menormalkan sendi-sendi yang menjadi menjadikan acuan standart operasinal longgar akibat kehamilan dan persalinan, prosedur dalam meningkatkan pelayanan serta mencegah perlemahan dan pada Ibu postpartum. peregangan lebih lanjut (Danuatmaja,et al.2008). Latihan senam nifas dapat segera II. METODE PENELITIAN dimulai 24 jam setelah melahirkan. Rancangan penelitian Dari hasil wawancara peneliti menggunakan metode eksperimen terhadap 2 ibu nifas pada tanggal 23 April (experiment research) yang merupakan 2015 yang dirawat di Ruang An-nisa RSU kegiatan percobaan (research) dengan

77 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan tujuan untuk mengetahui suatu gejala atau kelompok pembanding, menguji pengaruh yang timbul sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan setelah perlakuan adanya suatu perlakuan tertentu. yang diberikan. Rancangan eksperimen yang digunakan Populasi dalam penelitian ini dalam penelitian ini menggunakan Posttest adalah seluruh Ibu postpartum normal di Only Design. Rancangan ini menggunakan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Tehnik pengambilan sampel dengan uji one sample kolmogov-sminorv. Hasil uji menggunakan purposive sampling yaitu pada taraf kesalahan > 0,05 maka Ho pengambilan sampel yang telah memenuhi diterima dan Ha ditolak, artinya data syarat atau kriteria yang telah ditetapkan berdistribusi normal.Analisisߙ data yang oleh peneliti (Sugiyono, 2009). Jumlah dilakukan untuk data tidak berpasangan sampel pada penelitian ini sejumlah 40 Ibu yang berdistribusi normal yaitu dengan postpartum, 20 orang sebagai responden menggunakan independent sample t-test kelompok eksperimen dan 20 orang sebagai Apabila hasil uji statistik membuktikan nilai responden kelompok kontrol. Alat yang signifikansi < 0,05, dapat disimpulkan digunakan untuk mengumpulkan data bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ha : adalah lembar observasi hasil pengukuran Terdapat efektifitasߙ senam nifas terhadap tinggi fundus uteri dan kontraksi rahim perubahan mood Ibu postpartum di RSU responden. PKU Muhammadiyah Bantul. Ho: Tidak Uji analisis parametris bekerja terdapat efektifitas senam nifas terhadap berdasarkan asumsi bahwa setiap variabel perubahan mood Ibu postpartum di RSU yang akan dianalisis berdasarkan distribusi PKU Muhammadiyah Bantul. normal. Sebelum uji statistik parametrik, dilakukan uji normalitas data menggunakan

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis deskriptif karakteristik responden dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Usia Responden Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase < 20 tahun 1 5% 2 10% 20-35 tahun 18 90% 14 80% ¾ 35 tahun 1 5% 2 10% Jumlah 20 100% 20 100%

Pada tabel 1. menunjukkan sebanyak 14 responden (80%) pada mayoritas berusia 20-35 tahun, sebanyak 18 kelompok kontrol. responden (90%) kelompok eksperimen dan . b. Status Paritas Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan status paritas Status Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol paritas Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 kali 10 50% 12 60% 2 kali 8 40% 5 25%

78 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

≥ 3 kali 2 10% 3 15% Jumlah 20 100% 20 100%

Pada tabel 2. menunjukkan pada kontrol sebagian besar responden dengan kelompok eksperimen paling banyak status paritas 1 kali yaitu 12 responden dengan status paritas 1 kali yaitu sebanyak (60%). 10 responden (50%). Pada kelompok c. Hasil Penelitian Involusio Uteri Tabel 3. Hasil Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Penurunan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol TFU Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Hari ke-2 ≥ 2 cm 12 60% 1 5% (baik) 1-2 cm 6 30% 12 60% (cukup) < 1 cm 2 10% 7 35% (buruk) Jumlah 20 100% 20 100%

Tabel 3. ini menunjukkan yaitu menurun 2 cm atau lebih sebanyak 12 perubahan/penurunan tinggi fundus uteri responden (60%). Pada kelompok kontrol dari hari ke-0 postpartum sampai dengan dengan diberikan panduan senam nifas saja hari ke-2 postpartum. Pada kelompok secara tertulis, sebagian besar 12 eksperimen setelah diberikan latihan senam respondenn (60%) dalam kategori cukup nifas 1 hari 1 kali, penurunan TFU pada hari dengan penurunan 1-2 cm. ke-2 paling banyak dalam kategori baik,

d. Hasil Analisis Statistik Tabel .4. Hasil Analisis Statistik Independent Samples T-Test Hasil 95% CI t df Sig. (2- Mean St. Lower Upper tailed) Difference error TFU 4.000 38 0.000 0.8000 0.2000 0.3951 1.204 9

Berdasarkan kecenderungan hasil signifikan dalam mempercepat proses tabulasi silang pada tabel 4, dibuktikan involusio uteri ibu postpartum. dengan hasil analisis statistik independent Salah satu cara agar kontraksi tetap samples t-test, didapatkan hasil t hitung baik sampai akhir nifas adalah mobilisasi 4,000 lebih besar dari t tabel dengan taraf dan gerakan sederhana seperti senam nifas. siginifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Karena dengan senam nifas maka otot-otot Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan yang berada pada uterus akan mengalami bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya kontraksi dan retraksi yang mana dengan bahwa dengan latihan senam nifas yang adanya kontraksi ini akan menyebabkan diberikan setiap hari bermanfaat secara pembuluh darah pada uterus yang meregang dapat terjepit sehingga

79 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan perdarahan dapat terhindari. Menurut hasil kontraksi otot rahim, dimana dengan penelitian Davenport, et.al. (2011) peningkatan kerja otot rahim ini akan menyatakan bahwa Ibu postpartum yang mengakibatkan otot-otot dalam rahim melakukan latihan postpartum secara teratur terjepit dan pembuluh darah juga akan akan mengurangi resiko penyakit yang pecah, sehingga menyebabkan jaringan otot diakibatkan postpartum seperti perdarahan kekurangan zat-zat yang diperlukan postpartum, bahkan penyakit kronis seperti sehingga jaringan otot bisa mengecil dan penyakit sindrom metabolik, penyakit akibat ukuran rahim juga akan mengecil obesitas maupun penyakit kardiovaskuler. (Masruroh, 2015). Hasil penelitian lain Senam nifas sebaiknya dilakukan setelah menyebutkan bahwa senam nifas yang melahirkan, lalu secara teratur setiap hari. dilakukan dengan teratur dapat membantu Dengan melakukkan senam nifas sesegera segera meningkatkan kualitas hidup ibu mungkin, hasil yang didapat diharapkan bisa postpartum. Gerakan secara ritmis yang optimal. Dalam pelaksananya, harus dilakukan pada senam nifas dapat dilakukan secara bertahap, sistematis, dan membantu meningkatkan kontraksi uterus, kontinyu. (Hamnah, 2013). meningkatkan peristaltik usus, sirkulasi Senam nifas dilakukan untuk darah, sehingga terhindar dari berbagai melatih mobilisasi dini ibu postpartum, penyakit yang dapat terjadi pascapartum. sehingga dapat membantu proses Hubungan emosional bayi dan Ibu akan pemulihan organ tubuh setelah persalinan. terjalin lebih erat karena Ibu bisa segera Senam nifas yang dilakukan setelah merawat bayinya secara langsung melahirkan merupakan salah satu bentuk (Bahadoran, et.all., 2007). ambulasi dini untuk mengembalikan Kontraksi uterus dapat meningkat perubahan fisik seperti saat sebelum hamil dengan adanya senam nifas, hhal ini terjadi dan mengembalikan tonus otot-otot perut dari adanya peningkatan ion kalsium di bagian bawah. Kontraksi otot-otot akan ekstra sel yang berikatan dengan komudulin, membantu proses involusi yang dimulai setelah komudulin dan kalium ini berikatan setelah plasenta keluar segera setelah maka akan meningkatkan miosin kinase dan melahirkan. Ambulasi secepat mungkin dan terjadi fosforilase pada kepala miosin yang frekuensi sering sangat diperlukan dalam berikatan dengan aktin sehingga terjadilah proses involusi (Saunder, 2002 dalam tarikan otot secara berkala sehingga terjadi Indriyastuti, 2014).Kaitannya dengan proses kontraksi uterus yang terus menerus. involusi uteri, maka dengan melakukan Adanya kontraksi dan retraksi dari uterus senam nifas diharapkan dapat mempercepat yang terus menerus maka akan terjadi proses involusi uteri tersebut (Bahiyatun, penjepitan pembuluh darah sehingga 2009). pembuluh darah pecah dan terganggulah Diungkapkan oleh Rulynil, dkk peredaran darah ke uterus. Sehingga (2014), senam nifas yang dilakukan pada menyebabkan jaringan otot kekurangan zat ibu post partum berpengaruh terhadap yang diperlukan sehingga ukuran jaringan pemulihan fisik sembilan kali lebih baik otot uterus akan mengecil. Selain itu juga pada ibu yang tidak diberikan intervensi peredaran darah ke uterus yang kurang ini senam nifas. Latihan fisik berupa senam mengakibatkan uterus mengalami atropi dan nifas pada masa post partum berpengaruh ukuran akan kembali kebentuk semula. terhadap pemulihan fisik ibu post partum Penurunan TFU ini terjadi secara gradual, lebih cepat. Ibu postpartum yang melakukan artinya tidak sekaligus tetapi setingkat demi senam nifas dengan teratur dan sesuai setingkat. TFU ini akan berkurang 1-2 cm dengan tehnik yang benar sesuai yang telah setiap harinya dan pada hari ke 9 uterus diajarkan dapat membantu menguatkan tidak dapat teraba. Pada ibu yang senam

80 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan nifas penurunanTFU berlangsung lebih terbimbing dapat menyebabkan gangguan cepat dari pada yang tidak senam (Dasuki, proses pemulihan kondisi fisik ibu 2008 dalam Martini, 2012; Masruroh, postpartum yaitu proses involusi uteri dan 2015). kejadian diartasis rectus abdominis Hasil penelitian ini sejalan dengan (pemisahan otot-otot perut). Gangguan hasil penelitian Fadlina (2015), menyatakan proses involusiuteri yang tidak sempurna bahwa terdapat perbedaan involusi uterus diantaranya adalah subinvolusiuteri yang antara kelompok yang melakukan senam dapat mengakibatkan perdarahan,selain itu nifas dengan kelompok yang tidak adalah hiperinvolusi uteri. melakukan senam nifas. Senam nifas akan Keberhasilan penelitian ini juga merangsang kontraksi otot uterus sehingga didukung oleh adanya usia responden yang proses involusi berjalan lebih cepat. Latihan mayoritas antara 20-35 tahun. Pada fisik berupa senam nifas dapat kelompok eksperimen sebanyak 18 menimbulkan rangsangan sehingga responden (90%) dan pada kelompok meningkatkan aktivitas kimiawi, terjadi kontrol sebanyak 16 responden (80%). Pada peningkatan metabolisme mitokondria usia produktif ini responden lebih mudah untuk menghasilkan ATP sebagai energi menerima informasi, taat terhadap latihan untuk kontraksi. Hasil penelitian ini pada yang diberikan dan keinginan yang lebih juga selaras dengan hasil penelitian Inayati tinggi untuk segera pulih dari kondisi (2004) dalam Indriyastuti (2014) tentang postpartumnya, sehingga dapat beraktifitas pengaruh senam nifas terhadap pemulihan lebih optimal lagi secara lebih cepat setelah fisik ibu postpartum.primipara fase mmelahirkan. Disamping itu responden puerperium dini di Ruang Flamboyan dalam penelitian ini juga sebagian besar RSUD Dr. Koesma Tuban, yang dengan status paritas primipara, yaitu pada menyebutkan bahwa ibu postpartum yang kelompok eksperimen sebanyak 10 melakukan senam nifas pemulihan fisiknya responden (50%) dan pada kelompok lebih cepat. kontrol sebanyak 12 responden (60%). Ibu Pada kelompok kontrol postpartum yang baru melahirkan yang menunjukkan hasil bahwa sebagian besar 12 pertama kali belum mempunyai responden (60%) dalam kategori cukup pengalaman banyak untuk perawatan setelah dengan penurunan 1-2 cm. Pada kelompok melahirkan sehingga paparan informasi, kontrol ini tidak diajarkan melakukan senam pelatihan yang ditujukan untuk perawatan nifas secara langsung, akan tetapi diberikan postpartum akan diikuti lebih tertib, disiplin panduan senam nifas yang dapat dijadikan dan kontinyu untuk mencapai kesehatan acuan ibu postpartum dalam melakukan postpartum yang sedang dijalaninya. senam nifas. Perbedaannya dengan Pada pelaksanaan penelitian ini kelompok intervensinbahwa pada kelompok terdapat kendala-kendala yang dialami kontrol upaya senam nifas bisa saja peneliti yang tidak diprediksi sebelumnya. dilakukan oleh ibu postpartum secara Peneliti menemui kendala dalam pemilihan mandiri, namun dalam pelaksanaannya tidak responden penelitian. Pada perencanaannya, terjadual. Pada kelompok eksperimen responden penelitian ini adalah ibu pelaksanaan senam nifas dilakukan secara postpartum normal yang dirawat di Ruang terbimbing dan terjadual dengan rytme Annisa RSU PKU Muhammadiyah yang sama pada setiap harinya. Ambarwati Yogyakarta. Hal ini tidak dapat terpenuhi (2008) dalam hasil penelitiannya karena pasiien yang dirawat dengan menyatakan, bahwa tanpa adanya upaya postpartum di ruang An-nisa sebagian besar perawatan masa postpartum diantaranya karena persalinan dengan tindakan sectio dengan treatment senam nifas yang caesarea. Hal ini berkaitan dengan ketentuan

81 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pelayanan BPJS bahwa pasien yang Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan diindikaasikan dapat melakukan persalinan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: normal, maka unit pelayanan yang harus EGC. dituju adalah unit pelayanan tingkat I yaitu Puskesmas, sehingga yang tidak dapat Cuningham. 2006. Obsietri Williams. Edisi dilayani pada unit tingkat I, selanjutnya baru 21.Volume 1. Jakarta: EGC. dirujuk ke unit pelayanan kesehatan tingkat Danuatmaja, B. & Meiliasari, M. 2008. II. Sehingga pada penelitian ini, peneliti Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. menggunakan responden ibu postpartum Jakarta: Puspaswara. dengan sectio caesarea hari ke-0 sampai hari ke-2 post partum. Pada pelaksanaan Dasuki, R. (2008). Perbandingan Efektifitas penelitian juga ditemukan responden drop Misoprostol Per Oral Dengan out, tidak mau melanjutkan pelaksanaan Oksitosin Untuk Prevensi senam nifas dengan alasan badannya kurang Perdarahan Postpartum. nyaman atau responden pulang sebelum hari http://www.chnrl.net.publikasi.pdf.M ke-2, sehingga peneliti mencari responden PO. Diakses 27 April 2016. penggganti dengan kriteria yang sama untuk memenuhi jumlah sampel penelitian. Davenport, M.H., Giroux, I., Sopper, M.& Motolla M. F. 2011. Postpartum IV. KESIMPULAN DAN SARAN Exercise Regardless of Intensity Latihan senam nifas efektif secara Improves Chronic Disease Risk signifikan dalam mempercepat proses Factors. Official Journal Of The involusio uteri ditunjukkan dari parameter American College of Sport Medicine, penurunan TFU di RSU PKU Vol. 43, No.6: 951-958. Muhammadiyah Bantul. Saran bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul, yaitu pada Depkes RI. 2012. Rencana pembangunan pemangku kebijakan dapat menggunakan jangka panjang bidang kesehatan hasil penelitian ini untuk membuat 2005-2025. kebijakan dalam penyusunan SOP http://www.depkes.go.id/downloads/n perawatan postpartum, sehingga klien ewdownloads/rancangan_RPJPK_200 postpartum dapat cepat pulih dan 5-2025.pdf . (diakses tanggal 20 April beraktifitas normal. 2015). Fadlina, A. 2015. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus DAFTAR PUSTAKA Uteri Pada Ibu Post Partum. eprints.ums.ac.id/35853/12/naskah%2 Ambarwati, Eny, R., Wulandari, D. 2008. 0publikasi.pdf. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Hamnah, S. U. 2013. Senam Nifas. www.asysyariah.com. Bahadoran, P., Abbasi, F., Yousefi, A.R.& Kargarfard, M. 2007. Evaluating The Indriyastuti, H.I., Kusumastuti, Aryanti, T. Effect of Exercise on The Postpartum 2014. Pengaruh Senam Nifas Quality Of Life. Iranian Journal of Terhadap Kecepatan Involusio Uterus Nursing and Midwifery Research Pada Ibu Nifas di BPS Sri Jumiati Winter, Vol. 12 No.1:17. Buluspesantren Kebumen. Jurnal Involusi Kebidanan. Vol. 4, No.8:33- 46.

82 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Larson-Meyer, E.2008. Effects Reguler Exercise on Mother and Child. International SportMed Journal Vol.4 No. 6 Martini. 2012. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan TFU Ibu Postpartum Hari ke-Tujuh di Wilayah Kerjaa Puskesmas Kotabumi II Lampung Utara. Thesis Progra Pascasarjana Fakultass Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta. Masruroh. 2015. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tingi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Darul Ulum, Jombang. Rulynil, N. T., Ermawati & Evareny, L. 2014. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Ibu Postpertum di RSUP DR. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014:3(3). http://jurnal.fk.unand.ac.id Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung Alfabet

83 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

DINAMIKA KOMPETENSI PENGASUHAN PADA IBU YANG MENJALANI LONG DISTANCE MARRIAGE

ADEANTY ROOSDIANA MARTHADEWI, ENDAH PUSPITA SARI Program Studi Psikolog, Universitas Islam Indonesia [email protected]

Abstrak --- Penelitian kualitatif ini rintangan-rintangan. Permasalahan yang bertujuan untuk 1) mengetahui kondisi mucul kerap kali datang dari faktor ekonomi, pengasuhan pada ibu yang menjalani long anak, kesehatan, hingga pekerjaan. distance marriage, 2) mengetahui Permasalahan-permasalahan tersebut tidak kompetensi pengasuhan yang muncul pada ibu yang menjalani long distance jarang akhirnya memisahkan anggota marriage, 3) mengetahui dinamika keluarga berada di tempat yang terpisah kompetensi pengasuhan pada ibu yang dalam kurun waktu yang tidak menentu. menjalani long distance marriage. Pernikahan jarak jauh (long distance Responden terdiri dari dua ibu yang telah marriage) sebagian besar disebabkan oleh menjalani long distance marriage selama 6 tekanan ekonomi. Souccar dalam Ekasari, tahun dan 15 tahun, telah memiliki anak, Wahyuningsih, & Setyaningrum (2008) dan memiliki waktu khusus yang telah ditentukan untuk bertemu dengan menuturkan beberapa hal yang menjadi pasangan. Metode pengambilan data yang masalah pada long distance marriage, yaitu: digunakan adalah wawancara dengan 1) masalah psikologis, yakni kondisi menggunakan pedoman wawancara kejiwaan yang dirasakan subjek secara disertai probing. Metode analisis data afektif dan kognitif. Pada aspek kognitif hal yang digunakan dalam penelitian adalah yang ditekankan adalah komunikasi yang analisis konten. Hasil penelitian ini adalah merupakan masalah terberat pada keluarga kondisi pengasuhan yang terdapat pada ibu yang menjalani long distance marriage long distance marriage. Menurut akan memunculkan strategi untuk Hendershott dalam Ekasari, dkk (2008) menyiasati konflik yang muncul. Interaksi masalah anak menjadi topik utama yang kondisi pengasuhan yang dialami dengan menjadi perhatian khusus. Suami yang tidak strategi yang dilakukan ternyata dapat tinggal bersama anak akan kehilangan memunculkan kompetensi pengasuhan peristiwa-peristiwa penting dalam proses yang baik bagi pengasuhan anak. perkembangan anak. Pengasuhan yang Kata kunci : kompetensi pengasuhan, long distance dijalankan oleh seorang istri saja akan marriage memberikan hasil yang berbeda dari pengasuhan yang dijalankan pasangan LATAR BELAKANG MASALAH suami-istri yang tinggal dalam satu rumah. 2) masalah peran sosial, yakni hasil dari Kehidupan yang dijalani oleh sebuah ketidakharmonisan harapan berbagai pihak keluarga untuk mencapai tujuan pernikahan atau persepsi adanya ketidakcocokan antara tidak mudah dan banyak mengalami tuntutan peran dengan kebutuhan dan nilai-

84 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan nilai individu. 3) masalah biologis, yaitu yang dilakukan peneliti tanggal 16 Juni adanya dorongan seksual yang harus diatasi 2010, responden NW merasa bahwa ternyata sendiri ketika tidak ada pasangan dalam seorang anak tidak cukup hanya melakukan hubungan seksual. mendapatkan sentuhan dari ibu, karena Tantangan lain pada long distance sentuhan dari ibu dengan sentuhan dari ayah marriage terkait dengan pengasuhan salah berbeda. Lebih lanjut ditambahkan bahwa satunya dikemukakan oleh Sadarjoen (2008) anak tidak bisa tumbuh tanpa sentuhan ayah, yang menyatakan bahwa kehadiran anak ayah juga harus terlibat dalam pendidikan di dalam keluarga long distance marriage dalam rumah. menyebabkan kehidupan keluarga menjadi Pengasuhan merupakan tugas yang lebih kompleks. Pada keluarga yang disandang suami istri ketika mereka sudah memiliki anak, biasanya anak tinggal memiliki keturunan. Dapat pula diartikan bersama dengan istri di daerah asal sebagai tugas yang berkaitan dengan sedangkan suami bekerja di daerah lain mengarahkan anak menjadi mandiri di masa (Scoot, 2002). Lebih lanjut, pasangan yang dewasanya, secara fisik dan psikologis tidak tinggal bersama anak-anak dapat fokus (Widyawati, 2008). Shanock dalam pada karir, namun pasangan lain, biasanya Widyawati (2008) menggunakan istri yang tinggal dengan anak merasakan pengasuhan sebagai suatu hubungan yang peran sebagai orang tua tunggal. Oleh sebab intens berdasarkan kebutuhan yang berubah itu, kehidupan istri menjadi lebih kompleks secara pelan, sejalan dengan perkembangan dan merasakan peran sebagai orang tua anak. Idealnya, orangtua akan mengambil tunggal yang harus memperhatikan dan bagian dalam pendewasaan anak-anak menjaga anak. Istri pada pasangan long karena dari kedua orangtualah anak akan distance marriage sering kali merasa belajar untuk mandiri, entah melalui belajar mempunyai peran sebagai orang tua tunggal sosial dengan modeling ataupun melalui dan konflik peran meskipun pasangan long proses resiprokal dengan prinsip pertukaran distance marriage menganut peran sosial. egalitarian, yaitu pasangan suami istri Pada kenyataannya, walaupun di dalam mempunyai peran yang sama dalam teori dinyatakan bahwa kehadiran kedua keluarga. Namun, ketika salah satu pasangan orangtua penting dalam mengasuh anak, meninggalkan keluarga, pasangan tersebut dengan kondisi long distance marriage akan akan menyerahkan perannya dalam keluarga lebih banyak tantangan yang harus dihadapi. kepada pasangan yang tinggal dengan Dalam penelitian ini peneliti akan menggali keluarga. lebih mendalam mengenai dinamika Berangkat dari kasus dan masalah yang kompetensi pengasuhan pada ibu yang muncul pada long distance marriage di atas, menjalani long distance marriage. peneliti tertarik utnuk menganalisis pengaruh long distance marriage pada kompetensi pengasuhan anak. Dari preliminary research (Sari & Utami, 2010)

85 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

TINJAUAN TEORITIS Sebagaimana kebanyakan ilmu pengetahuan perilaku lainnya, dasar-dasar Konseptualisasi kompetensi pengasuhan teoretis dan empiris yang mendasari sangat tergantung pada dampak spesifik kompetensi pengasuhan sebagian besar yang diharapkan dari perkembangan anak- berbasis kultur barat, terutama Amerika anak. Sebagai contoh, perkembangan bahasa Serikat. Menurut Whiting dan Edwards (Teti tampaknya sangat baik dikembangkan oleh dan Candelaria, 2002) terdapat kesepakatan lingkungan-lingkungan pengasuhan yang universal di antara orangtua di seluruh dunia kaya akan input-input bahasa, diarahkan bahwa tujuan sentral pengasuhan adalah sesuai dengan tingkat perkembangan anak- membantu anak-anak menjadi anggota anak, dan responsif terhadap kecenderungan masyarakat yang produktif dan bermanfaat. komunikasi anak (Bornstein & Tamis- Jadi apa yang dipromosikan sebagai LeMonda dalam Teti dan Candelaria, 2002). kompetensi pengasuhan memiliki citarasa Lebih lanjut pengalaman-pengalaman budaya barat, meskipun sejumlah bukti menguasai bahasa yang disediakan orangtua menunjukkan ada sejumlah kompetensi dan responsivitas orangtua terhadap perilaku pengasuhan yang memiliki validitas lintas anak sangat penting untuk mempromosikan budaya. perkembangan intelektual anak-anak dan Teti dan Candelaria (2002) untuk hal seperti ini para orangtua dapat menyimpulkan secara umum ada tiga poin menstruktur lingkungan anak-anak yang penting terkait kompetensi pengasuhan. secara intelektual dapat menstimulasi Pertama, kehangatan (warmth), penerimaan perkembangan bahasa (sebagai contoh, (acceptance), dan kepekaan terhadap menyediakan secara tepat bahan-bahan kebutuhan-kebutuhan dasar anak-anak permainan sehari-hari dan yang (sensitivity to children’s basic needs), menstimulasi dan bervariatif) (Bradley indikasi-indikasi sosial dan apa yang disebut dalam Teti dan Candelaria, 2002). tepat menurut tingkat perkembangan anak Sebaliknya, teori-teori kelekatan akan merupakan komponen universal kompetensi mendefinisikan kompetensi pengasuhan pengasuhan. Oleh karena itu, membangun dalam terma sensitivitas pengasuhan atau hubungan positif dan resiprokal mutualisme abilitas orangtua untuk membaca dan orangtua-anak sedini mungkin menjadi merespon secara tepat terhadap stres anak, tujuan pertama dan terpenting dari sosialisasi kecenderungan untuk mencari kenyamanan, dini karena dampaknya terhadap kualitas dan tanda-tanda untuk berinteraksi dan orientasi anak terhadap orangtua dan menarik diri (Ainsworth dalam Teti dan kemudahan tahap sosialisasi selanjutnya. Candelaria, 2002). Konseptualisasi Kedua, pengasuhan negatif, kekerasan, dan kompetensi pengasuhan juga akan berbeda koersif secara universal diakui berdampak dalam kaitannya dengan perbedaan- buruk terhadap anak-anak, meskipun tingkat perbedaan usia anak yang mencakup kerusakannya bervariasi dan tergantung pada kompetensi-kompetensi perkembangan dan usia dan disposisi temperamental anak. kebutuhan-kebutuhan spesifik anak. Ketiga, keterlibatan orangtua merupakan

86 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan indeks kompetensi pengasuhan yang baik Maines dalam Ekasari dkk (2008) meskipun tidak bisa berdiri sendiri. Poin mengartikan pernikahan jarak jauh (long penting lainnya adalah kontrol orangtua, distance marriage) adalah pernikahan meskipun tidak mengindikasikan kompetensi terpisah antara suami istri yang didasari atas pengasuhan, dalam konteks kehangatan dan komitmen sebelum pernikahan karena kepekaan yang tinggi ditemukan tuntutan karir atau pekerjaan. Lebih lanjut menghasilan anak-anak yang lebih kompeten ditambahkan bahwa long distance marriage dan penyesuaian diri baik. Sebagaimana merupakan kondisi yang mengharuskan studi awal tentang praktek-praktek disiplin suami dengan istri beserta anak-anaknya dan internalisasi mengindikasikan, pada berpisah karena tekanan ekonomi dan sosial. tingkatan tertentu kontrol orangtua dalam Gerstel dan Gross dalam Julinda (2009) bentuk menarik kembali cintanya kepada mendefinisikan long distance marriage anak jika anak melanggar disiplin atau sebagai kesepakatan yang dilakukan dengan memaksa anak mematuhi disiplin dengan sukarela oleh pasangan suami istri yang kekuasaan yang dimiliki sebagai orangtua berada pada dua lokasi geografis yang mungkin diperlukan bagi sejumlah anak agar berbeda dengan pekerjaan masing-masing memperhatikan pesan orangtua, tetapi para dan dipisahkan setidaknya tiga malam dalam orangtua harus hati-hati agar terhindar dari satu minggu selama sesedikitnya tiga bulan. kontrol eksesif yang dapat mengancam Rhodes dalam Julinda (2009) menambahkan otonomi anak dan dampak sampingnya bahwa dengan demikian, sales, pekerja adalah anak lebih menaruh perhatian emosi dengan pekerjaan yang berhubungan dengan orangtua yang mendasari pentingnya pesan, perjalanan, personel militer, migran yang bukan pesan itu sendiri. menjadi pekerja, pekerja konstruktif dan Kompetensi pengasuhan dipengaruhi pramugari yang meninggalkan rumah untuk oleh beberapa faktor (Belsky dalam waktu tertentu bukan termasuk dalam McDermott, 2002), yaitu sumber daya definisi long distance marriage. orangtua, misalnya efikasi diri (Widyawati, 2008) dan religiusitas (Myers, 1996); dan FOKUS PENELITIAN konteks psikososial , misalnya karakteristik anak, harga diri, kepuasan hidup, religiusitas Fokus penelitian ini adalah bagaimana (Muller & Ellison, 2001; Regnerus, 2003). kompetensi pengasuhan pada ibu yang Belsky dalam McDermott (2002) lebih menjalani long distance marriage sehingga jauh menjelaskan bahwa kompetensi sukses mengasuh anak-anaknya. Dalam teori pengasuhan merupakan hal yang sensitif dinyatakan bahwa kehadiran kedua orangtua bagi kemampuan mengasuh anak dan penting dalam mengasuh anak, dengan berkomunikasi. Hal tersebut dipengaruhi kondisi long distance marriage akan lebih oleh: karakteristik anak, sumber daya banyak tantangan yang harus dihadapi. orangtua, dan konteks atau kondisi Anderson dalam Ekasari, dkk. (2008) psikososial. menyatakan bahwa salah satu orangtua biasanya tinggal di rumah bersama dengan

87 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan anak-anak, sehingga akan mengemban kompleks tentang fenomena yang sulit tanggung jawab, stres, dan jumlah pekerjaan diungkapkan oleh metode kuantitatif yang lebih besar, dan orangtua lainnya (Strauss & Corbin, 2003). Metode yang akan biasanya akan pindah ke lokasi yang lebih digunakan pada penelitian ini adalah dekat dengan pekerjaannya. Namun dengan pendekatan studi kasus. Yin (2009) kompetensi pengasuhan yang baik para menjelaskan, untuk menjawab pertanyaan orangtua yang menjalani long distance bagaimana (how) dan mengapa (why) maka marriage dapat mengatasi kendala-kendala pendekatan yang dapat digunakan adalah tersebut. Kompetensi pengasuhan tidak lepas studi kasus. Lebih lanjut, ditambahkan dari faktor-faktor yang mempengaruhi sesuai bahwa kedua pertanyaan tersebut yang dikemukakan oleh Belsky dalam mengindikasikan perlunya eksplorasi McDermott (2002), yaitu: karakteristik anak, terhadap permasalahan yang ingin dijawab sumber daya orangtua, dan konteks atau melalui penelitian. Penelitian ini kondisi psikososial. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode pengumpulan data ingin mengeksplor lebih mendalam terkait wawancara mendalam (in-depth interview) dengan dinamika kompetensi pengasuhan dengan menggunakan pertanyaan semi- pada ibu yang menjalankan long distance structure. Metode analisis data yang marriage. digunakan dalam penelitian adalah analisis konten yang bertujuan untuk memperoleh tema-tema dari pengalaman-pengalaman responden.

DESAIN PENELITIAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini ditujukan untuk Karakteristi responden dalam penelitian mengungkap dinamika kompetensi ini adalah ibu yang menjalani long disance pengasuhan pada ibu yang menjalani long marriage yang berdomisili di Yogyakarta, distance marriage. Oleh karena itu, peneliti telah memiliki anak, dan memiliki waktu menggunakan pendekatan kualitatif, metode khusus yang telah ditentukan untuk bertemu ini dinilai lebih baik karena tidak membatasi dengan pasangan. pada pengujian hubungan antara satu atau beberapa variabel saja. Penelitian kualitatif Tabel 1: Identitas Responden digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang mengharuskan peneliti Responden Inisial Pekerjaan Lama Jumlah melakukan eksplorasi mendalam terhadap Responden menjalani anak LDM permasalahan yang diajukan. Metode I M Guru 6 tahun 3 orang kualitatif dapat digunakan untuk II S Dosen 15 tahun 3 orang mengungkapkan dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum diketahui dan dapat memberi rincian yang

88 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

HASIL PENELITIAN dengan suami, dan peran ayah dan ibu di saat bersamaan. Berdasarkan hasil penelitian yang Kompetensi pengasuhan yang muncul pada dilakukan, diketahui bahwa responden ibu yang menjalani long distance marriage penelitian telah menjalani long distance yaitu: marriage selama 6 tahun dan 15 tahun. • Kompetensi interpersonal meliputi: Kedua responden bekerja sebagai pendidik membangun komunikasi, memenuhi atau staf pengajar. Ketidakhadiran suami kebutuhan anak, mencontohkan ibadah, atau ayah di dalam rumah membuat dan mampu mendeteksi keinginan anak. responden harus berperan ganda. Kondisi • Kompetensi intrapersonal meliputi: pengasuhan yang terwujud sejalan dengan memiliki ilmu pengetahuan, religiusitas pengasuhan pun memiliki nilai kekuatan Islam, pola pendidikan anak, belajar, (strength), kelemahan (weakness), evaluasi, figur keayahan, pola asuh, dan kesempatan (opportunity), dan ancaman meneladani Rasulullah Saw. (threats). Guna memperjelas hasil penelitian, berikut adalah rincian jawaban dari PEMBAHASAN pertanyaan penelitian yang telah peneliti kemukakan sebelumnya. Memiliki waktu pertemuan merupakan Kondisi pengasuhan pada ibu yang karakteristik pasangan yang menjalani long menjalani long distance marriage adalah: distance marriage yang dikemukakan • Kekuatan (strength) meliputi: memiliki Rhodes dalam Julinda (2009), yaitu kepuasan berkeluarga, memiliki sistem pasangan biasanya melakukan reuni dengan pendukung, mampu memprioritaskan variasi periode waktu yang berbeda-beda. anak, berperan ganda dalam keluarga, Beberapa diantaranya melakukan reuni pada merintis sekolah taman kanak-kanak, akhir pekan tanpa mempertanyakan kapan mampu menciptakan suasana keluarga akan melakukan reuni selanjutnya. Waktu yang terbuka dan memiliki kehangatan pertemuan responden berkisar 1-2 minggu keluarga. sekali atau empat pertemuan dalan satu • Kelemahan (weakness) meliputi: bulan. karakteristik pribadi responden, suami Kehadiran pembantu yang merupakan yang lupa akan moment penting, sistem pendukung di dalam keluarga sangat pengulangan kesalahan oleh suami, dan membantu jalanya kegiatan rumah tangga. nada bicara suami. Pemakaian jasa pembantu di keluarga • Kesempatan (opportunity) meliputi: responden dimulai sejak anak-anak masih memiliki apresiasi moment penting kecil. Kedua responden merupakan ibu dalam keluarga, memiliki kelekatan rumah tangga yang memiliki pekerjaan, dengan anak, memiliki waktu pertemuan, sehingga hanya memiliki waktu yang memiliki kegiatan rutin. terbatas untuk mengerjakan pekerjaan rumah • Ancaman (threats) meliputi: kesibukan tangga. Bahkan pada saat anak-anak suami, adanya perbedaan pola pikir responden masih kecil, pembantulah yang

89 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan lebih sering bermain dan menyuapi anak- lebih menyulitkan dengan adanya kehadiran anak. Hal ini terkadang menimbulkan anak yang tinggal di rumah. Hal ini perasaan bersalah kepada anak-anak. Rhodes tercermin dalam konflik-konflik yang dalam Julinda (2009) menjelaskan bahwa muncul misalnya pada masalah banyak orangtua yang melakukan perpisahan pendampingan dan kebinggungan saat masa merasakan rasa bersalah telah berpisah pengambilan rapor. dengan keluarga dan melewatkan bagian- Menurut preliminary research (Sari & bagian penting dalam perkembangan anak- Utami, 2010) kompetensi pengasuhan yang anak mereka. Perasaan bersalah muncul saat ideal dibagi menjadi 2 kompetensi, yaitu responden tidak bisa mendampingi anak kompetensi pengasuhan interpersonal dan secara intens. kompetensi pengasuhan intrapersonal. Peran ganda ibu dalam keluarga pada Kompetensi yang berasal dari luar diri kedua responden jelas tampak bahwa individu dan berperan besar dalam responden mendominasi peran dalam kompetensi pengasuhan orangtua dinamakan keluarga, terlebih saat suami responden tidak sebagai kompetensi interpersonal. berada di rumah. Lebih lanjut Rhodes dalam Kompetensi yang berasal dari dalam diri Julinda (2009) menjelaskan bahwa orangtua individu dan berperan besar dalam yang melakukan perpisahan dengan keluarga kompetensi pengasuhan orangtua dinamakan dapat lebih fokus dengan pekerjaannya, sebagai kompetensi intrapersonal. namun orang tua yang tinggal dengan anak- Membangun komunikasi merupakan anak biasanya mengambil peran sebagai kompetensi interpersonal yang nampak pada orangtua tunggal (single parent). Biasanya kedua responden. Komunikasi merupakan orangtua yang tidak melakukan perpisahan wujud dari empati yang merupakan akan merasa kecil hati dengan perubahan kemampuan orangtua untuk mengenali dalam tanggung jawab dan pengaturan perasaan, mempersepsi, dan merasakan apa hidup. Responden memiliki peran ganda saat yang anak-anak mereka rasakan (Sari & suami tidak berada di rumah, sehingga Utami, 2010). Responden selalu menjalin keadaan ini membuat responden menjadi komunikasi pada seluruh anggota keluarga sangat sibuk. Responden lebih sering untuk mengetahui informasi mengenai mengambil keputusan terhadap kebijakan keadaan, kabar, dan kondisi psikologis anak. keluarga namun tetap dengan persetujuan Persamaan kompetensi intrapersonal bersama. kedua responden adalah religiusitas Islam. Kondisi pengasuhan berupa ancaman Menurut Sari dan Utami (2010) religiusitas yang terdapat pada kedua responden adalah merupakan satu hal yang tidak bisa terlepas kesibukan suami responden dan peran ayah dari kehidupan manusia, tak terkecuali ibu di saat bersamaan keluarga yang dalam hal pengasuhan. Hampir semua menjalani long distance marriage. Rhodes responden menggunakan landasan dalam Julinda (2009) berpendapat bahwa religiusitas dalam model pengasuhannya. pasangan yang menjalankan long distance Meneladani Rasulullah Saw merupakan marriage akan mengalami pola hidup yang

90 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan salah satu wujud religiusitas yang teraplikasi yang menjalani long distance marriage juga pada responden. memiliki kepuasan berkeluarga. Belajar, memiliki ilmu pengetahuan, dan evaluasi termasuk dalam enhancement yang SARAN merupakan pengembangan diri yang mutlak Saran yang dapat peneliti berikan melalui dibutuhkan agar orang tua bisa penelitian ini adalah: meningkatkan kualitas pengasuhan bagi a. Memilih responden penelitian pada anak-anaknya (Sari & Utami, 2010). keluarga yang menjalani long distance marriage yang memiliki anak usia 0-14 KESIMPULAN tahun. Pada anak usia tersebut, tentu Dinamika kompetensi pengasuhan pada ibu pengasuhan yang diterapkan berbeda yang menjalani long distance marriage dengan penelitian ini yang anak-anak adalah: responden berusia remaja dan akan Keadaan long distance marriage yang munculkan konflik yang berbeda. dijalani membuat ibu memiliki kondisi b. Meneliti aspek kesejahteraan psikologis pengasuhan tertentu. Bekal pengasuhan yang anak yang keluarganya mengalami long dimiliki ibu memberi modal pada distance marriage. pengasuhan pertama yang diberikan kepada c. Peneliti diharapkan dapat mewawancarai anak. Lebih khusus, pada orangtua yang suami/ pasangan yang menjalani long sama-sama bekerja dalam kondisi long distance marriage. distance marriage menambah tantangan d. Peneliti diharapkan memiliki tersendiri dalam mengasuh anak. Interaksi kemampuan wawancara yang baik agar hal-hal tersebut menciptakan kondisi dapat melakukan probing dengan tepat pengasuhan yang bersifat kekuatan sehingga dapat menggali informasi yang (strength), kelemahan (weakness), dibutuhkan secara lebih mendalam. kesempatan (opportunity), dan ancaman (threats). Hadirnya tantangan atau konflik DAFTAR PUSTAKA dalam hubungan suami-istri dan orangtua- anak membuat ibu yang menjalani long Ekasari, N., Wahyuningsih, S., & distance marriage membentuk suatu langkah Setyaningrum, I. 2008. Permasalahan strategi untuk menyiasati dan mengatasi pada Istri dalam Commuter Marriage konflik-konflik yang muncul. Hal ini (Proceedings). Temu Ilmiah Nasional ternyata mampu meminimalisir konflik dan Ikatan Psikologi Perkembangan tantangan yang terjadi dan membentuk Indonesia: Menata Karakter Bangsa. kompetensi pengasuhan yang baik. 28-29 November. Bandung : Hotel Kompetensi pengasuhan yang muncul Papandayan. meliputi kompetensi interpersonal dan Julinda. 2009. Gambaran Kepuasan kompetensi intrapersonal. Kompetensi Pernikahan Istri pada Pasangan pengasuhan yang ideal ini mengindikasikan Commuter Marriage. Skripsi. Medan: pengasuhan yang berkualitas sehingga ibu Fakultas Psikologi Universitas

91 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Sumatera Utara. Diakses tanggal 24 Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Februari 2011 dari Islam Indonesia http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 Scoot, A. T. 2002. Communication 3456789/19285/3/Chapter%2011.pdf Characterizing Successful Long McDermott, D. 2002. Parenting Education Distance Marriages. Disertasi. from K-12: Theoritical and Empirical Lousiana State University: Faculty of Background and Support. Diakses Agricultural and Mechanical College. pada tanggal 12 November 2010 dari Diakses tanggal 24 Februari 2011 dari http://www.preparetomorrowparents.or http://etd.lsu.edu/docs/available/etd- g 0416102- 172102/unrestricted/Scott_dis.pdf Muller, C. & Ellison, C.G. 2001. Religious Involvement, Social Capital, and Strauss, A., & Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Adolescents’ Academic Progress: Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan Evidence from the National Education Teknik-teknik Teorisasi Data. Longitudinal Study of 1988 (Abstract). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sociological Focus, 34, 2. Teti, D. M., & Candelaria, M. A. 2002. Myers, S. M. 1996. aN Interactive Model of Parenting Competence. In Bornstein, Religiousity Inheritance: The M. H. (Eds.). Handbook of Parenting Importance of Family Context. (Vol.4): Social Condition and Applied American Sociological Review, 61, 5, Parenting. New Jersey: Lawrence 858-866. Erlbaum Associates. Widyawati, L. 2008. Efektivitas Pelatihan Regnerus, M.D. 2003. Religion and Positive Keterampilan Pengasuhan untuk Adolescent Outcomes: A Review of Meningkatkan Efikasi Diri Pengasuhan: Studi Preliminer. Skripsi Research and Theory. Review of Religious Research, 44, 4, 394-413. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Sadarjoen, S. S. 2008. Mengelola Budaya Universitas Islam Indonesia. Perkawinan Jarak Jauh (Proceedings). Yin, R. K. 2009. Case Study Research: Temu Ilmiah Nasional Ikatan Designs and Methods (4th Ed.). Psikologi Perkembangan Indonesia: Menata Karakter Bangsa. 28-29 California: Sage Publication Inc. November. Bandung: Hotel Papandayan. Sari, E. P., & Utami, D. S. 2010. Kompetensi Pengasuhan untuk Anak- anak Indonesia yang Lebih Sejahtera. Laporan Penelitian (Tidak

92 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PERAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN MODAL PSIKOLOGI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN WORK ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR

Atik Noor Rohmah dan Marcham Darokah Universitas , Magister Profesi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Penelitian ini bertujuan langsung terhadap kinerja dengan untuk melihat peran persepsi budaya koefisien parameter sebesar 0,708 dan organisasi dan modal psikologi terhadap nilai P lebih kecil dari 0,05. Sumbangan kinerja pegawai dengan dimediasi oleh efektif work engagement terhadap kinerja work engagement. Penelitian ini sebesar 50,1 %. Persepsi budaya merupakan penelitian kuantitatif organisasi juga tidak berperan terhadap eksplanasi, yaitu mencari penjelasan atau peningkatan kinerja, dilihat dari koefisien menguji peran antar variabel yang parameter -0,138 dan nilai P lebih besar terumus pada hipotesis penelitian. dari 0,05. Sumbangan efektif persepsi Pengumpulan data dilakukan dengan budaya organisasi sebesar 1,9 %. menggunakan skala kinerja, work engagement, modal psikologi dan budaya Kata kunci : Kinerja, work engagement, modal organisasi, terhadap 103 pegawai di psikologi, budaya organisasi. Sekretariat Daerah Katingan Tengah. Data yang diperoleh dianalisis LATAR BELAKANG MASALAH dengan metode structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian Otonomi daerah menjadi tonggak menunjukkan modal psikologi motivasi bagi masing-masing pemerintah mempunyai peranan langsung terhadap daerah di Indonesia untuk mengembangkan work engagement dengan koefisien potensi yang ada, termasuk sumber daya parameter sebesar 0,793 dan nilai P lebih manusia dalam mewujudkan pemerintahan kecil dari 0,05. Sumbangan efektif modal yang baik (good governance). Kabupaten psikologi terhadap work engagement Katingan menjadi salah satu pemerintah sebesar 62,8%. Persepsi budaya kabupaten yang berusaha terus menerus organisasi mempunyai peranan langsung melakukan upaya pengembangan kinerjanya terhadap work engagement dengan untuk mewujudkan prinsip-prinsip good koefisien parameter sebesar 0,270 dan governance tersebut. nilai P lebih kecil dari 0,05. Sumbangan Data yang diperoleh dari narasumber efektif persepsi budaya organisasi menggambarkan bahwa kinerja pegawai terhadap work engagement hanya sebesar sampai saat ini masih memerlukan 7,2 %. Modal psikologi tidak berperan perbaikan, meskipun dalam Laporan meningkatkan kinerja pegawai, dilihat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dari koefisien parameter sebesar -0,008 (LAKIP) untuk tahun 2014, Kabupaten dan nilai P lebih besar dari 0,05. Katingan memperoleh kenaikan skor dari C Sumbangan efektif modal psikologi menjadi C+. Menurut narasumber, kinerja terhadap kinerja sebesar 0,000. pegawai di lingkungan pemerintah Sementara itu work engagement berperan kabupaten masih belum sesuai harapan,

93 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan banyak permasalahan seperti kedisiplinan KERANGKA TEORI pegawai yang rendah, kesadaran melaksanakan tugas tanpa diperintah, 1. Kinerja ketepatan waktu dan permasalahan lainnya. Kinerja pegawai yang rendah tersebut tentu Terdapat beberapa definisi mengenai tidak akan mampu mendukung keberhasilan kinerja, antara lain dari Gibson (1997) yang pemerintah untuk mewujudkan good mendefinisikan kinerja adalah suatu hasil governance. dari pekerjaan yang berhubungan dengan Kinerja pegawai tidak lepas dari tujuan organisasi, efisiensi dan efektifitas berbagai aspek eksternal dan internal yang kinerja lainnya. Sementara Bernardin (2000) saling mempengaruhi, seperti budaya mendefinisikan kinerja sebagai berikut : organisasi sebagai aspek eskternal dan “Performance is defined as the record kepribadian individu yang menjadi aspek of outcomes produced on a specified internal. Aspek eksternal dapat diwakili oleh job function or activity during a time budaya organisasi, sementara aspek internal period“ diwakili dengan modal psikologi. Penelitian Definisi kinerja dari Bernardin ini membahas kedua aspek tersebut dengan tersebut menitikberatkan pada pencapaian dimediasi oleh work engagement. atau hasil-hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan atau kegiatan selama periode TUJUAN PENELITIAN waktu tertentu. Dessler (2010) mengartikan kinerja adalah prestasi aktual karyawan yang 1. Untuk mengetahui struktur model diperbandingkan dengan prestasi yang peranan budaya organisasi dan modal diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja psikologi terhadap kinerja dengan yang diharapkan merupakan prestasi standar work engagement sebagai variabel yang menjadi acuan atau dasar untuk melihat mediator. kinerja karyawan sesuai dengan posisinya 2. Untuk melihat variabel mana yang dibandingkan dengan standar yang dibuat. memberikan sumbangan terbesar Kinerja dapat diukur melalui aspek- terhadap kinerja pada model tersebut. aspeknya, dan sesuai dengan definisi dari beberapa ahli maka ada beberapa aspek MANFAAT PENELITIAN kinerja antara lain dari Bernardin (2000) yang mengungkapkan enam aspek kinerja 1. Teoritis yaitu : Hasil penelitian ini diharapkan dapat 1. Kualitas kerja, yaitu aspek kinerja menjadi dasar untuk pengembangan yang berkaitan dengan tingkat penelitian selanjutnya, khususnya pelaksanaan kerja individu diukur yang berkaitan dengan budaya dari tujuan atau harapan yang telah organisasi dan modal psikologi ditetapkan. terhadap kinerja pegawai dengan 2. Kuantitas kerja, yaitu aspek kinerja work engagement sebagai variabel yang berhubungan dengan sejumlah mediator. hasil yang diperoleh dari perilaku 2. Praktis kerja individu pada suatu waktu. Secara praktis penelitian ini 3. Ketepatan waktu, merupakan aspek diharapkan dapat menjadi bahan kinerja yang melihat akumulasi pertimbangan terutama bagi waktu individu dalam menyelesaikan Pemerintah Kabupaten Katingan tugas-tugasnya sesuai dengan batas dalam proses peningkatan kinerja waktu yang ditentukan. pegawai melalui variabel-variabel 4. Efektifitas merupakan aspek kinerja terkait. yang memperhitungkan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk

94 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

dapat menghasilkan produk yang karyawan dapat berasal dari dalam diri maksimal. Termasuk dalam sendiri dan dari luar. Faktor yang berasal efektifitas ini adalah kemampuan dari dalam diri yaitu : mengurangi tingkat kerugian dari 1. Karakteristik individu sumber daya yang ada. 2. Kemampuan 5. Kebutuhan terhadap supervisi 3. Pengetahuan kerja berkaitan dengan kemampuan 4. Motivasi karyawan dalam bekerja tanpa 5. Sementara faktor yang berasal dari membutuhkan pengawasan yang luar karyawan antara lain : mengantisipasi tindakan yang tidak 6. Budaya organisasi diharapkan. 7. Rancangan kerja 6. Dampak interpersonal, sejauh mana 8. Kualitas supervisi karyawan mampu menjaga nama baik individu dan organisasi, menjaga 2. Work Engagement relasi, dan harga dirinya dengan maksimal. Istilah Engagement awalnya Kinerja seorang karyawan dapat diperkenalkan oleh Kahn dalam Schaufeli dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang (2006) dan didefinisikan dengan penguasaan berasal dari dalam atau dari luar organisasi. seseorang terhadap perannya sebagai Menurut Amstrong (1998) beberapa faktor karyawan, bagaimana orang tersebut yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan mengikatkan diri dengan pekerjaannya adalah sebagai berikut : kemudian mengekspresikan secara fisik, 1. Faktor individu (personal factors) kognitif dan emosi dalam memerankan diri merupakan faktor yang berkaitan sebagai karyawan. Komponen fisik dengan keadaan karyawan menunjukkan bagaimana seseorang bersangkutan seperti kemampuan, mengerahkan energi fisiknya untuk berperan motivasi, komitmen, dll. sebagai karyawan, sedangkan komponen 2. Faktor kepemimpinan (leadership kognitif mengacu pada keyakinan dan factors), berkaitan dengan tingkat kepercayaan karyawan terhadap organisasi, kualitas dukungan dan pengarahan pimpinan dan lingkungan kerjanya. yang diberikan oleh pimpinan, Sementara komponen emosi mengacu pada manajer, atau ketua kelompok kerja. perasaan positif dan negatif karyawan 3. Faktor kelompok/rekan kerja (team terhadap organisasi, pimpinan dan factors) merupakan faktor yang lingkungan kerjanya. berkaitan dengan kelompok/rekan Perkembangan selanjutnya muncul kerja berkaitan dengan kualitas istilah work engagement yang mempunyai dukungan yang diberikan oleh rekan beberapa definisi antara lain dari Maslach kerja. (2001) yang mendefinisikannya melalui 4. Faktor sistem (system factors). Faktor pendekatan burnout. Menurut Maslach work sistem berkaitan dengan engagement adalah kondisi emosional yang sistem/metode kerja yang ada dan menetap dan bersifat positif, sedangkan fasilitas yang disediakan oleh burnout bersifat negatif. Sehingga dapat organisasi. dikatakan work engagement dan burnout 5. Faktor situasi (contextual/situational merupakan dua kutub yang berlawanan. factors). Faktor situasi berkaitan Definisi work engagement yang lebih dengan tekanan dan perubahan luas dan sering digunakan adalah berasal dari lingkungan, baik lingkungan internal Schaufeli et.al (2002), work engagement maupun eksternal. adalah keadaan mental yang positif, Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) pemenuhan, pandangan terhadap kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

95 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kerja yang dikarakteristikkan dengan adanya Aspek-aspek dari Schaufeli yang vigor, dedication dan absorption. terdiri dari tiga aspek yaitu vigor, dedication Penelitian ini menggunakan teori dari dan absorption tersebut akan digunakan Schaufeli dengan pertimbangan teori tersebut sebagai dasar penyusunan skala work telah sering digunakan dalam penelitian- engagement dalam penelitian ini. penelitian yang berkaitan dengan work Menurut Bakker dan Demerouti (2008) engagement, antara lain penelitian Breevart menguraikan beberapa faktor yang dapat et. al (2015) mengenai member-exchange, mempengaruhi work engagement yaitu : work engagement dan job performance, 1. Personal resources (sumber daya hasilnya menunjukkan adanya hubungan personal), yaitu evaluasi diri positif positif antara job performance dengan work yang berhubungan dengan daya engagement. Penelitian lain dari Karatepe tahan, dan mengacu pada kemampuan (2013) mengenai High-Performance Work individu untuk mengendalikan dan Practices and Hotel Employee memberikan dampak yang baik pada Performance:The mediation of Work lingkungan mereka Engagement”, menunjukkan work 2. Sumber daya (job resources) yaitu engagement berperan secara penuh terhadap aspek fisik, sosial dan organisasional job performance. yang berfungsi sebagai media untuk Aspek-aspek dari work engagement mencapai tujuan pekerjaan baik menurut Macey et. al (2009) meliputi dua secara fisiologis maupun psikologis, aspek yaitu : serta menstimulasi pertumbuhan dan 1. Work engagement sebagai energi perkembangan individu. psikis, hal ini dirasakan individu pada Work engagement menjadi salah satu saat larut dalam pekerjaannya. faktor internal yang dapat mempengaruhi 2. Work engagement sebagai energi kinerja seseorang, sebagaimana dijelaskan tingkah laku, yaitu bagaimana sebelumnya tentang faktor-faktor yang perilaku work engagement dapat mempengaruhi kinerja. Work engagement dilihat oleh orang lain. yang tinggi akan meningkatkan kinerja 3. Menurut Schaufeli work engagement seseorang, karena seseorang akan lebih mempunyai tiga aspek yaitu : mengikatkan dirinya baik secara fisik, 4. Vigor yaitu sejumlah energi yang mental maupun psikis terhadap dikerahkan individu dalam bekerja, pekerjaannya, dan termotivasi untuk ketabahan dan keuletan dalam mencapai keberhasilan dalam bekerja. menghadapi kesulitan, dan kemauan Sebaliknya Work engagement rendah yang besar untuk bekerja. menyebabkan kinerja seseorang kurang 5. Dedication adalah bagaimana maksimal karena kurang adanya keterikatan. perasaan individu terhadap Kadar work engegament seseorang pekerjaannya. Individu merasa sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi sebagai terlibat pada pekerjaannya, dan faktor eksternal seseorang dan modal memandang pekerjaannya sebagai psikologi sebagai faktor internal seseorang. sesuatu yang penuh makna, Budaya organisasi sebagai lingkungan kerja menginspirasi, sehingga individu akan menanamkan nilai-nilai organisasi yang merasa bangga, antusias dan akhirnya akan terserap oleh pegawai, tertantang dengan pekerjaannya sedangkan modal psikologi sebagai faktor tersebut. internal ikut menentukan tingkat work 6. Absorption mengacu pada tingginya engagement seseorang. Melalui penjelasan konsentrasi dan minat individu pada ini dapat diketahui kaitan antara variabel saat bekerja, sehingga melupakan kinerja, work engagement, modal psikologi keadaan di sekitarnya dan terlarut dan budaya organisasi. dalam pekerjaannya.

96 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

3. Modal Psikologi b. Pengalaman pribadi dan pemodelan Modal psikologi adalah kondisi c. Persuasi sosial psikologis yang positif dari seseorang, d. Peningkatan fisik dan psikologis dicirikan dengan empat aspek yaitu ; (1) self 2. Hope; Snyder dalam Luthans (2006) efficacy yaitu kepercayaan diri dalam merumuskan hope sebagai keadaan positif menghadapi tugas-tugas yang menantang yang didasarkan pada rasa keberhasilan, dan berusaha dengan cukup untuk energi yang terarah pada tujuan, dan menyelesaikan tugas-tugas tersebut, (2) rencana mencapai tujuan. Hope optimism yaitu berkaitan dengan pandangan mempunyai komponen berikut ini : yang positif tentang keberhasilan di masa a. Goal (tujuan), merupakan sekarang dan masa depan, (3) hope yaitu sasaran dari aktifitas mental perasaan seseorang untuk tidak mudah individu yang kemudian menyerah dalam mencapai tujuan dan menghasilkan suatu aspek kemampuan membuat aternatif lain sebagai kognitif. Tujuan dapat beragam solusi untuk mencapai tujuan tersebut, dan bentuknya dapat berupa tujuan (4) resiliency yaitu berkaitan dengan terhadap sesuatu yang positif dan ketahanan seseorang dan kemampuannya ingin dicapai atau diharapkan kembali setelah menghadapi kesulitan terjadi, dapat juga berupa (Luthans, 2007). tujuaningin menghentikan Modal psikologi menurut Osigweh sesuatu yang bersifat negatif. dalam Mulyasari (2012) adalah suatu Selain itu tujuan individu dapat pendekatan terhadap keadaan seseorang, berupa tujuan yang berjangka dengan dicirikan dimensi-dimensi yang pendek maupun jangka panjang. dapat mengoptimalkan potensi individu b. Pathway Thinking, merupakan sehingga mendukung kinerja organisasi. kemampuan individu untuk Dimensi-dimensi tersebut adalah self menentukan suatu cara atau jalur efficacy, optimism, hope dan resiliency. dalam rangka pencapaian tujuan, Definisi yang digunakan dalam termasuk mengembangkan cara penelitian ini adalah yang berasal dari lain atau alternatif lain ketika Luthans, modal psikologi adalah kondisi menghadapi hambatan. psikologis yang positif dari seseorang, c. Agency Thinking, komponen ini dicirikan dengan empat aspek yaitu self berkaitan erat dan saling efficacy, optimism, hope dan resiliency. mendukung dengan pathway Berdasarkan teori dari Luthans, modal thinking. Apabila pathway psikologi mempunyai empat aspek, yaitu : thinking merupakan kemampuan 1. Self Efficacy; menurut Bandura Self individu untuk menentukan cara Efficacy adalah persepsi tentang pencapaian tujuan beserta kemampuan individu untuk alternatifnya, maka Agency mengorganisasi dan Thinking ini lebih kepada mengimplementasikan tindakan untuk kemampuan individu untuk menampilkan kecakapan tertentu. bertahan pada saat menghadapi Pengertian ini menjelaskan adanya hambatan, sehingga dapat kepercayaan diri pada individu mengenai dikatakan Agency Thinking kemampuannya untuk melakukan suatu merupakan komponen motivasi tindakan. Masih menurut Bandura, Self dalam tujuan. Efficacy bersumber dari beberapa faktor 3. Optimism; Seligman menyatakan bahwa yaitu : optimism merupakan pandangan a. Pengalaman penguasaan atau seseorang yang menyeluruh, pencapaian kinerja memandang sesuatu dengan positif,

97 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

berpikir secara positif dan mudah yang berharga sehingga diajarkan kepada memberikan makna yang berarti bagi anggota baru sebagai cara yang benar untuk dirinya (Seligman, 1991). menyadari, berpikir dan merasakan 4. Resiliency, merupakan fenomena yang hubungan dengan masalah tersebut. ditandai dengan pola-pola adaptasi Sementara Pettigrew dalam Sobirin (2009) positif dalam konteks kesulitan atau mendefinisikan budaya organisasi adalah resiko yang signifikan. Komponen sistem makna yang diterima secara terbuka perilaku psikologi positif ini dipandang dan kolektif, berlaku untuk waktu tertentu sebagai kapasitas untuk memikul dan kelompok tertentu. kesulitan, kegagalan, konflik, kejadian Robbins (2008) mendefinisikan budaya yang positif, kemajuan dan tanggung organisasi adalah sebuah sistem makna jawab secara meningkat (Luthans, bersama yang dianut oleh anggota, yang 2006). Kemampuan untuk memikul membedakan satu organisasi satu dengan meliputi beberapa hal seperti yang lainnya. Robbins juga menjelaskan fleksibilitas, penyesuaian, kemampuan bahwa budaya organisasi berhubungan adaptasi, responsif terus menerus tentang cara anggota melihat organisasi, dan terhadap perubahan. bagaimana anggota menyerap budaya Empat aspek dari modal psikologi organisasi tersebut menjadi bagian dari yaitu self efficacy, optimism, hope dan perilakunya. Kreitner (2005) resiliency yang dijelaskan Luthans akan menggambarkan budaya organisasi sebagai digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima pengukuran modal psikologi responden. secara implisit oleh kelompok dan kemudian menentukan bagaimana kelompok tersebut 4. Persepsi Budaya Organisasi merasa, berpikir, dan bereaksi terhadap lingkungan. Persepsi adalah kesan yang diperoleh Berdasarkan definisi dari Robbins seseorang melalui panca inderanya, bahwa persepsi adalah kesan yang diperoleh kemudian dianalisis, diinterpretasi dan seseorang melalui panca inderanya, dievaluasi, sehingga orang tersebut kemudian dianalisis, diinterpretasi dan memperoleh pemahaman (Robbins, 2003). dievaluasi, sehingga orang tersebut Sedangkan Kreitner dan Kinicki (2005) memperoleh pemahaman. Kemudian definisi mendefinisikan persepsi adalah proses mengenai budaya organisasi adalah sebuah kognitif yang memungkinkan seseorang sistem makna bersama yang dianut oleh dapat menafsirkan dan memahami anggota, yang membedakan satu organisasi lingkungan sekitarnya. satu dengan yang lainnya, maka dapat Kesimpulan dari definisi persepsi disimpulkan bahwa persepsi budaya tersebut bahwa persepsi adalah proses organisasi adalah kesan seseorang melalui kognitif seseorang dalam memahami panca inderanya dalam memahami sistem lingkungannya dengan melibatkan panca yang dianut anggota dalam organisasinya. inderanya, karena masing-masing orang Pengertian persepsi budaya organisasi inilah mempunyai perbedaan maka persepsi yang akan digunakan dalam penelitian. masing-masing orang juga dapat berbeda- Budaya organisasi mempunyai beda dan besifat subjektif. sejumlah aspek yang membedakan dengan Definisi budaya organisasi menurut budaya lain, dalam hal ini Luthans (2006) Schein dalam Luthans (2006) adalah suatu menjelaskan karakteristik budaya organisasi pola asumsi dasar yang diciptakan, yaitu : ditemukan atau dikembangkan oleh 1. Aturan atau perilaku yang diamati, kelompok tertentu pada saat menyesuaikan meliputi bahasa, istilah, ritual umum diri dengan masalah-masalah eksternal dan yang berkaitan dengan rasa hormat internal. Pola tersebut dipandang sebagai hal dan cara berperilaku.

98 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

2. Norma ; standar dalam berperilaku 1. Budaya organisasi diberikan kepada meliputi pedoman yang digunakan anggota baru melalui proses dalam melaksanakan pekerjaan. sosialisasi. 3. Nilai dominan ; nilai-nilai utama 2. Budaya organisasi mempengaruhi yang diharapkan oleh organisasi perilaku di tempat kerja. seperti kualitas produk tinggi, sedikit 3. Budaya organisasi berlaku pada dua absen dan efisiensi tinggi. tingkat berbeda, masing-masing 4. Filosofi ; kebijakan yang membentuk tingkat mempunyai variasi yang kepercayaan organisasi mengenai berkaitan dengan pandangan keluar bagaimana karyawan atau pelanggan dan kemampuan bertahan terhadap diperlakukan. perubahan. 5. Aturan ; pedoman yang berkaitan Berdasarkan uraian mengenai aspek- dengan pencapaian organisasi. aspek budaya organisasi tersebut, sesuai 6. Iklim organisasi ; keseluruhan dengan dasar teori yang digunakan maka “perasaan” yang disampaikan dengan penelitian ini menggunakan aspek-aspek pengaturan yang bersifat fisik, cara budaya organisasi dari Robbins yang terdiri berinteraksi. dari tujuh aspek, yaitu inovasi, perhatian Sementara itu menurut Robbins (2008) pada hal-hal yang rinci, orientasi hasil, budaya organisasi mempunyai aspek-aspek orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, sebagai berikut : dan stabilitas. 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko ; sejauh mana karyawan METODE PENELITIAN didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. Penelitian ini dilakukan pada 103 2. Perhatian pada hal-hal yang rinci ; pegawai di lingkungan Sekretariat Daerah sejauh mana karyawan diharapkan Kabupaten Katingan. Metode yang menjalankan presisi, analisis dan digunakan untuk pengumpulan data dalam perhatian pada detil. penelitian ini adalah skala kinerja, skala 3. Orientasi hasil ; sejauh mana work engagement (UWES), skala modal manajemen fokus pada hasil daripada psikologi (PCQ) dan skala budaya teknik dan proses yang digunakan organisasi. Kinerja akan diukur dengan untuk mencapai hasil. menggunakan skala kinerja yang disusun 4. Orientasi orang ; sejauh mana sendiri berdasarkan aspek-aspek kinerja dari keputusan manajemen Bernardin (2000) yaitu kualitas, kuantitas, mempertimbangkan efek dari hasil ketepatan waktu, efektifitas, kebutuhan tersebut terhadap orang yang ada di terhadap supervisi dan dampak interpersonal. dalam organisasi. Skala kinerja terdiri dari 12 item dengan lima 5. Orientasi tim ; sejauh mana kegiatan- kategori jawaban yaitu sangat sering, sering, kegiatan kerja diorganisasikan pada jarang, kadang-kadang dan tidak pernah. tim daripada individu. Skala kinerja adalah skala uji terpakai dan 6. Keagresifan ; sejauh mana orang mempunyai tingkat reliabilitas sebesar 0,836. bersikap agresif dan kompetitif Kemudian work engagement akan daripada santai. diukur menggunakan skala Utrecht Work 7. Stabilitas ; sejauh mana kegiatan Engagement Scale yang disusun oleh organisasi menekankan pada Schaufeli dan Bakker (2002) terdiri dari mempertahankan status quo. aspek vigor, dedication dan absorption, Kreitner (2005) menjelaskan adanya terdiri dari 17 item dengan lima kategori tiga karakteristik dari budaya organisasi jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, agak yaitu : sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Skala work engagement mempunyai tingkat

99 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan validitas yang bergerak antara 0,75 – 0,83 koefisien parameter sebesar -0,008 dan nilai dan tingkat reliabilitas sebesar 0,85. P lebih besar dari 0,05. Sumbangan efektif Modal psikologi diukur dengan skala modal psikologi terhadap kinerja sebesar 0 Psychological Capital Questionare yang %. Sementara itu work engagement berperan disusun oleh Luthans, dkk (2007) terdiri dari langsung terhadap kinerja dengan koefisien 24 item yang berdasarkan aspek self efficacy, parameter sebesar 0,708 dan nilai P lebih hope, resiliency dan optimism dengan lima kecil dari 0,05. Sumbangan efektif work kategori jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, engagement terhadap kinerja sebesar 50,1 %. agak sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak Persepsi budaya organisasi juga tidak sesuai. Tingkat validitas skala ini begerak berperan secara signifikan terhadap antara 0,568 – 0,749 dan tingkat reliabilitas peningkatan kinerja, dilihat dari koefisien sebesar 0,909. parameter -0,138 dan nilai P lebih besar dari Kemudian persepsi budaya organisasi 0,05. Sumbangan efektif persepsi budaya akan diukur menggunakan skala budaya organisasi sebesar 1,9 %. organisasi yang disusun sendiri oleh peneliti, Berdasarkan hasil analisis SEM yang berdasarkan aspek-aspek budaya organisasi dilakukan, terdapat pengaruh yang tidak dari Robbins (2003) yaitu inovasi, perhatian signifikan dari persepsi budaya organisasi pada hal-hal rinci, orientasi hasil, orientasi pada kinerja. Begitu pula dengan pengaruh orang, orientasi tim, keagresifan dan modal psikologi, tidak terdapat signifikansi stabilitas. Skala budaya organisasi terdiri pengaruh variabel tersebut secara langsung dari 14 item, mempunyai tingkat validitas terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah yang bergerak antara 0,505 – 0,789 dan Kabupaten Katingan. tingkat reliabilitas sebesar 0,854. Hasil penelitian ini berbeda dari hasil Tehnik analisis data menggunakan penelitian yang dikemukakan oleh metode Structural Equation Modeling Sudarmadi (2007) dan Uddin et.al (2013) (SEM) dan dijalankan dengan program yang menemukan bahwa adanya pengaruh AMOS. positif dari budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Sementara itu penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN lainnya yang dilakukan Lestari (2015) menunjukkan modal psikologi berkontribusi Modal psikologi mempunyai peranan dalam meningkatkan kinerja karyawan. langsung terhadap work engagement dengan Persepsi budaya organisasi dan koefisien parameter sebesar 0,793 dan nilai P modal psikologi pegawai Setda Kabupaten lebih kecil dari 0,05. Sumbangan efektif Katingan tidak mampu memprediksi kinerja modal psikologi terhadap work engagement dengan signifikan. Namun demikian, kedua sebesar 62,8%. Hasil tersebut menunjukkan variabel tersebut memiliki andil yang bahwa modal psikologi dapat mempengaruhi signifikan pada kinerja jika di mediasi oleh keterikatan kerja pegawai. variabel work engagement. Sumbangan Persepsi budaya organisasi mempunyai efektif persepsi budaya organisasi terhadap peranan langsung terhadap work engagement work engagement sebesar 7,2 % dan modal dengan koefisien parameter sebesar 0,270 psikologi sebesar 62,8 %, dengan demikian dan nilai P lebih kecil dari 0,05. Sumbangan dapat dikatakan 70 % varian work efektif persepsi budaya organisasi organisasi engagement dapat dijelaskan oleh budaya terhadap work engagement hanya sebesar 7,2 organisasi dan modal psikologi secara %. bersama-sama. Hasil analisi dari variabel- Modal psikologi tidak berperan variable tersebut dapat dilihat dalam tabel meningkatkan kinerja pegawai, dilihat dari berikut ini: :

100 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tabel 1 Peran langsung variabel penelitian

Pengaruh Var Var CR P β/koef r2 Ket Langsung WE MP 4,478 0,000 0,793 0,628 sig

WE BO 2,364 0,018 0,270 0,072 sig

K MP -0,026 0,979 -0,008 0,000 Tdk sig

K WE 2,066 0,039 0,708 0,501 Sig

K BO -0,964 0,335 -0,138 0,019 Tdk sig

Keterangan: K = kinerja, WE = work engagement, MP = modal psikologi, BO = budaya organisasi.

Budaya organisasi memegang peranan kedisiplinan. Para pegawai tersebut secara penting dalam menciptakan kinerja yang umum hanya memenuhi administrasi dengan optimal serta iklim kerja yang kondusif masuk tepat waktu untuk melakukan daftar untuk mencapai tujuan organisasai. Hal ini hadir melalui sistem finger print namun seperti yang dikemukakan Robbins (2008) setelah itu para pegawai banyak yang keluar bahwa budaya organisasi dapat membentuk masuk kantor tanpa izin atasan dan alasan sikap kerja dan perilaku kerja karyawan yang jelas. Selain itu banyak aktifitas sesuai dengan tujuan organisasi. Budaya pekerjaan yang ditunda dan tidak dilakukan organisasi yang kondusif dapat mendukung dengan segera sehingga menghambat kinerja. kinerja karyawan, sehingga karyawan Hal tersebut telah menjadi budaya organisasi mampu memberikan kontribusi yang sehingga kinerja organisasi secara maksimal bagi organisasi. Sebaliknya menyeluruh kurang efektif. budaya organisasi yang kurang kondusif Permasalahan lain yang membuat dapat mempengaruhi efekfitifas serta kinjera budaya organisasi ini kurang efektif adalah organisasi secara menyeluruh. sistem yang kurang memadai. Sistem dalam Secara independen variabel budaya pemerintahan kurang mampu organisasi tidak mampu memprediksi kinerja mengidentifikasi pegawai yang memiliki pegawai pada Sekretariat Daerah. Beberapa kinerja yang baik ataupun kinerja yang permasalahan yang terungkap melalui kurang baik. Sementara itu, reward yang wawancara diantaranya adalah kedisiplinan diberikan pada para pegawaipun relatif sama. dan rasa keadilan. Hal ini mengakibatkan motivasi para Permasalahan-permasalahan tersebut pegawai untuk menghasilkan kinerja yang membentuk budaya organisasi yang kurang optimal kurang mendapat inforcement atau menunjang efektifitas budaya organisasi. penguatan. Berdasarkan data wawancara, sebagian Para pegawai menganggap pekerjaan pegawai yang bekerja kurang menunjukan yang dihasilkan tepat waktu ataupun

101 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pekerjaan lainnya yang dilakukan dengan KESIMPULAN memperhatikan kualitas akan diganjar sama dengan pegawai lainnya. Namun demikian, Variabel persepsi budaya organisasi dan persepsi pegawai terhadap budaya organisasi modal psikologi tidak mempengaruhi ini memiliki andil yang signifikan terhadap kinerja secara langsung, melainkan harus work engagement pegawai. Temuan ini dimediasi oleh work engagement. Hal ini sejalan dengan pendapat Markos dan menunjukkan model work engagement Sandhya dalam Markos (2010), bahwa salah terbukti dapat digunakan sebagai mediator satu cara membangun engagement dalam untuk memfasilitasi peran variabel lingkungan kerja adalah menciptakan iklim independen terhadap variabel dependen. dan budaya kerja yang baik. Variabel modal psikologi menjadi Hasil temuan lain pada penelitian ini penyumbang terbesar terhadap variabel adanya peran modal psikologi dalam mediator daripada persepsi budaya mempengaruhi tingkat work engagement. organisasi. Modal psikologi diantaranya adalah hope, optimism, dan resiliensi (Luthans 2010). Hope di indikasikan sebagai sebagai keadaan positif yang didasarkan pada rasa keberhasilan, DAFTAR PUSTAKA energi yang terarah pada tujuan, dan rencana mencapai tujuan. Sementara optimism adalah Amstrong, M. (1998). Performance pandangan seseorang yang menyeluruh, Management. St. Ives Ple: Clays Ltd. memandang sesuatu dengan positif, berpikir secara positif dan mudah memberikan makna Aon Hewitt. (2015). 2015 Trends in Global yang berarti bagi dirinya (Seligman, 1991). Employee Engagement: Making Aspek-aspek tersebut secara umum identik Engagement Happen. dengan aspek dari vigor dan dedication Vigor yang dikemukakan oleh Schaufeli. Bakker, A. B., & Bal, M. (2010). Weekly Sehingga semakin tinggi modal psikologi work engagement and performance: A yang dimiliki oleh para pegawai di study among starting teachers. Journal sekretariat daerah dapat meningkatkan work of Occupational and Organizational engagement. Hal ini sejalan dengan Psychology, 83, 189-206. pernyataan Sweetman dan Luthans (2010) bahwa modal psikologi yang dimiliki Bakker, dkk. (2007). Job resources boost seseorang akan mempengaruhi tingkat work engagement, particularly when keterikatan kerja (work engagement) baik job demands are high. Journal of secara langsung maupun tidak langsung, Educational Psychology, 99, 274–284. semakin baik modal psikologi yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi work Bandura, A. (1997). Self Efficacy: The engagement seseorang. Exercise of Control. New York: W. H. Variabel kinerja pada penelitian ini Freeman and Company. secara langsung dipengaruhi oleh work engagement. Temuan ini memberikan Baron, A. R., & Jerald, G. (2000). Behavior pemahaman bahwa semakin tinggi work in Organization: Understanding and engagement pegawai dilingkungan Managing The Human Side of Work. Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan Canada: Prentice Hall International maka diikuti dengan kinerja yang baik. Inc. Keterikatan variabel ini banyak ditemukan Bernardin, H. d. (2000). Human Resource pada penelitian sebelumnya seperti Medlin & Management. New York: McGraw Hill. Green (2009) dan pendapat schaufeli (2008).

102 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Borman, dkk. (2003). HandBook of Ghazali, I., & Fuad. (2014). Structural Psychology: Volume 12 Industrial and Equation Modeling: Teori, Konsep dan Organizational Psychology. Canada: Aplikasi dengan Program LISREL 9.10. John Wiler & Sons, Inc. Semarang: Badan Penerbit Universitas . Brouze, K. L. (2013). Examining The Mediating And Moderating Role Of Gibson, I. &. (1997). Organisasi : Perilaku, Psychological Capital In The Job Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga. Demand-Resources Model. Hakanen, J. J., Bakker, A. B., & Schaufeli, Chatman., Jennifer., & Bersade (1997). W. B. (2006). Burnout and Work Employee Satisfaction, Factor Engagement Among Teachers. Journal Associated with Company Performance. of school psychology, 43, 495-513. Journal of Applied Psychology , 29-42. Kotler, P. &. (2008). Prinsip-prinsip Chaudhary, R., Rangnekar, S., & Barua, M. Pemasaran. Jakarta: Erlangga. K. (2012). Relationships between occupational self efficacy, human Kreitner, R. &. (2005). Perilaku Organisasi. resource development climate, and work Jakarta: Salemba Empat. engagement. Team Performance Management, 18, 370-383. Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi. Dessler, G. (2003). Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall. Luthans, F. Y. (2007). Psycological Capital : Developing The Human Competitive DeVrye, C. (2001). Good Service is Good Edge. New York: Oxford University Business (7 Strategi Sederhana Menuju Press. Sukses). Jakarta: Gramedia. Markos, S. (2010). Employee Engagement : Furtwengler, D. (2002). Penilaian Kinerja: The Key to Improving Performance. Menguasai Keahlian Yang Anda International Journal of Business and Perlukan Dalam 10 Menit. Yogyakarta: Management , 89-96. Andi. Medlin, Bobby & Green, Kenneth W. Ghazali, I. (2014). Model Persamaan (2008). Enhancing Performance Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Through Goal Setting, Engagement, Program AMOS 22.0. Semarang: Badan And Optimism. Emerald Group Penerbit Universitas Diponegoro. Publishing Limited

Ghazali, I., & Fuad. (2005). Structural Mondy, R. &. (2005). Human Resource Equation Modeling: Teori, Konsep dan Management. Massachusetts: Prentice Hall. Aplikasi dengan Program LISREL. Semarang: Badan Penerbit Universitas Robbins, S. &. (2008). Organizational Diponegoro. Behavior (Perilaku Organisasi). Jakarta: Salemba Empat. Ghazali, I., & Fuad. (2005). Structural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Robbins, S. P. (2003). Essential of Aplikasi dengan Program LISREL. Organizational Behavior. India: Semarang: Badan Penerbit Universitas Prentice-Hall. Diponegoro. Russell, B. &. (2000). Human Resources Management. New York: Mc Graw Hill.

103 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Schaufeli, W. B. (2006). The measurement of work engagement with a short questionnaire: across-national study. educational and psychological measurement, 4.

Seligman, M. (1991). Learned Optimism. New York: Alfred A Knopf Inc.

Shimazu, A., Schaufeli, W. B., Kamiyama, K., & Kawakami, N. (2014). Workaholism vs. Work Engagement: the Two Different Predictiors of Future Well-being and Performance. International Journal of Behavioral Medicine, 22, 18-23.

Sobirin, A. (2009). Budaya Organisasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfa Beta.

Taylor, S. (1995). Health Psychology.

Singapore: McGraw Hill. Inc.

Uddin, M. J. (2013). Impact of Organizational Culture on Employee Performance and Productivity : A Case

Study of Telecommunication Sector in Bangladesh. International Journal of Business and Management , 71.

Wilderom, C. P. M., Glunk, U., &

Maslowski, R. (2000). Organizational Culture as a Predictor of Organizational Performance: Handbook of Organizational Culture and Climate.

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2009). Strucutral Equation Modeling: Belajar Lebih Mudah Teknik Analisis Data Kuistioner dengan Lisrel - PLS. Jakarta: Salemba Infotek.

104 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Advokasi Sahabat Perempuan Untuk Pemenuhan Hak Perempuan Korban Kekerasan di Kabupaten Magelang

Avyn Nur Hermizha Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Magelang, Jawa Tengah, Indonesia [email protected]

secara optimal. Selain itu juga Abstrak --- Kasus kekerasan terhadap dikarenakan kurangnya informasi yang perempuan kini semakin meningkat. didapatkan oleh masyarakat terutama Tentunya hal ini menjadi sebuah korban. Kemudian kurang optimalnya permasalahan yang cukup besar karena peran dari Pusat Pelayanan Terpadu di mengakibatkan dampak di masyarakat. Kabupaten Magelang mengakibatkan Salah satu tugas pemerintah adalah layanan tidak maksimal. Upaya melakukan perlindungan bagi para advokasi Sahabat Perempuan untuk korban salah satunya dengan memenuhi pemenuhan hak perempuan korban hak yang seharusnya didapatkan oleh dilakukan dengan penyadaran dari mereka. Akan tetapi masih banyak masyarakat, audiensi dengan DPRD korban yang belum dapat mengkases kabupaten Magelang dan bekerjasama layanan secara maksimal sesuai yang dengan Pemerintah Daerah Kabupaten telah diamanatkan dalam undang- Magelang. undang dan peraturan daerah di Kabupaten Magelang. Tujuan penelitian Kunci : advokasi, lembaga swadaya masyarakat ini sebagai masukan kepada pihak terkait yaitu Pusat Pelayanan Terpadu dan Pemerintah Daerah Kabupaten BAB I Magelang terkait kebijakan untuk dapat memenuhi hak perempuan korban Pendahuluan kekerasan di Kabupaten Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian A. Latar Belakang kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, Kekerasan di Indonesia merupakan dan dokumentasi. Informan dalam sebuah masalah sosial yang masih banyak penelitian ini yakni Pemerintah Daerah terjadi di masyarakat. Tindakan kekerasan Kabupaten Magelang yang terjaring tersebut bahkan sering mengakibatkan dalam Pusat Pelayanan Terpadu, gangguan kesehatan fisik maupun Sahabat Perempuan dan Korban.Hasil psikologi hingga kematian, mengingat Penelitian menunjukan bahwa anggaran bahwa sebagian besar para korban yang ada di Kabupaten Magelang untuk kekerasan ini adalah perempuan dan anak. perempuan korban sangat minim Terlebih isu kekerasan seksual pada anak sehingga layanan tidak dapat diakses kini semakin hangat diperbincangan di

105 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan media massa. Tentunya hal ini menjadi seperti kasus kekerasan seksual pada anak keresahan bagi masyarakat maupun khususnya di masyarakat pedesaan, hal pemerintah dalam menangani banyaknya tersebut sering diselesaikan cukup dengan muncul tindakan kekerasan tersebut. mediasi, sehingga tidak mengedepankan perlindungan terhadap korban. Hal ini Berbagai laporan menyebutkan disebabkan mereka cenderung melaporkan bahwa tingkat kekerasan terhadap permasalahan pada tokoh-tokoh informal perempuan di Amerika Serikat menempati masyarakat. Maka dapat dikatakan tidak rangking pertama. Di negara maju itu, semua kasus tindakan kekerasan tersebut wanita yang berpendapatan rendah, paling berujung di pengadilan. rentan terhadap kekerasan di tengah keluarga dan pelecehan seksual. Anehnya, Menurut data Komnas Perempuan kurang dari 5 persen pelaku kekerasan pada 2016 Jumlah kasus Kekerasan terhadap perempuan dinyatakan bersalah Terhadap Perempuan 2015 sebesar dan hanya 3 persen dari mereka mendekam 321.752, bersumber pada data di penjara. Dengan kata lain, 15 dari 16 kasus/perkara yang ditangani oleh pelaku kekerasan terhadap perempuan Pengadilan Agama atau Badan Peradilan divonis bebas. Menurut laporan PBB pada Agama (PA-BADILAG) sejumlah 305.535 tahun 2010, 40 persen remaja putri AS kasus, dan dari lembaga layanan mitra mengalami kekerasan fisik dan mental Komnas Perempuan sejumlah 16.217 yang dilakukan pacarnya. Masalah itu di kasus. Sebanyak 11.207 kasus di ranah Barat mengindikasikan penurunan usia kekerasan dalam rumah tangga, 60% atau kekerasan terhadap perempuan. Di militer 6.725 kasus berupa kekerasan terhadap AS, sepertiga serdadu perempuan juga istri, 24% atau 2.734 kasus kekerasan menjadi korban pelecehan seksual. Pada dalam pacaran, dan 8% atau 930 kasus masyarakat Eropa dengan segudang kekerasan terhadap anak perempuan, klaimnya untuk membela hak-hak Sebanyak 5.002 kasus (31%) terjadi di perempuan, juga tidak mampu menjaga ranah komunitas. Pada tahun 2015 sama perempuan terhadap pelecehan-pelecehan seperti tahun 2014, kekerasan tertinggi di tengah masyarakat. Jumlah perempuan adalah kekerasan seksual (61%). Jenis dalam sebuah keluarga Eropa yang kekerasan seksual di komunitas tertinggi mengalami kekerasan fisik dan mental, adalah: perkosaan (1.657 kasus), lalu sangat mengkhawatirkan. Di Inggris ada pencabulan (1.064 kasus), pelecehan banyak kasus kekerasan terhadap seksual (268 kasus), kekerasan seksual lain perempuan. Peningkatan eksploitasi wanita (130 kasus), melarikan anak perempuan telah menjadi masalah serius bagi (49 kasus), dan percobaan perkosaan (6 masyarakat Inggris. Di negara pemuja kasus) (Komnas Perempuan : 2016). Selain HAM itu, hampir setiap menit, wanita itu banyaknya kasus yang tidak di laporkan menghubungi polisi karena berada dalam juga berpengaruh pada pendataan. bahaya akibat kekerasan di keluarga (Irib Indonesia : 2013). Selain itu kasus kekerasan pada anak juga marak terjadi di Indonesia. Di Indonesia kekerasan terhadap Kasus yang sering terjadi adalah perempuan merupakan sebuah tindak pencabulan dan pemerkosaan. Menurut pidana, akan tetapi implementasi tindakan data dari Komisi Nasional Perlindungan hukum belum dapat berjalan efektif karena Anak (KPAI) periode Maret 2015, kasus terhalang norma yang melihat bahwa kekerasan seksual tertinggi sebesar 35 kekerasan khususnya dalam rumah tangga persen di Indonesia. Menurut data KPAI merupakan permasalahan pribadi. dari tahun 2011 hingga 2014, angka kasus Seringkali kasus-kasus tindakan kekerasan kekerasan seksual selalu meningkat. Pada yang tidak ditindaklanjuti, bahkan ketika tahun 2011, kasus kekerasan sebanyak 328.

106 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Di tahun 2012 naik menjadi 746, lalu 525 bidang perlindungan bagi perempuan dan kasus pada 2013 dan meningkat drastis anak yang menjadi korban kekerasan. sebanyak 1380 pada tahun 2014 (Tanjung : Selain melakukan pelayanan dan 2015). pendampingan kasus, Sahabat Perempuan juga melakukan advokasi kebijakan kepada Peningkatan kasus kekerasan dari pemerintah daerah demi memenuhi hak- tahun ke tahun di Indonesia merupakan hak korban kekerasan. Terlebih bentuk tindakan kejahatan yang semakin berdasarkan data anggaran pemerintah meresahkan masyarakat, terlebih tingkat daerah di tahun 2015 untuk perlindungan perlindungan yang harus ditingkatkan pada terhadap perempuan dan anak korban korban yang biasanya adalah masyarakat kekerasan masih tergolong kecil. rentan seperti perempuan dan anak. Tugas pemerintah untuk menangani kasus tersebut yaitu melakukan sebuah B. Rumusan Masalah perlindungan dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang yang Bagaimana advokasi yang dilakukan memuat hak perempuan dan anak korban Sahabat Perempuan dalam mendorong kekerasan pada UU No. 23 Tahun 2004 pemerintah untuk pemenuhan hak mengenai UUPKDRT (Undang-Undang perempuan dan anak korban kekerasan di Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Kabupaten Magelang ? Tangga), UU No. 21 Tahun 2004 tentang Pemberantasan Tindak Pidana C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Perdagangan Orang dan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan a. Manfaat Akademik/Teoretik anak. Peraturan dan undang-undang yang Dapat memberikan telah ditetapkan pemerintah merupakan sumbangan informasi bentuk perlindungan bagi para korban maupun pemikiran yang dalam memenuhi haknya. Selain itu juga dapat digunakan oleh sebagai bentuk kewajiban dan tugas negara peneliti selanjutnya terkait untuk melindungi dengan salah satu cara upaya advokasi kebijakan membentuk sebuah peraturan. Akan tetapi yang dilakukan oleh pada kenyataan di lapangan banyak korban lembaga swadaya kekerasan yang belum dapat tercover masyarakat. dengan baik untuk mendapatkan haknya. b. Manfaat Praktis Selain karena kurangnya pengetahuan, Memberikan masukan minimnya infromasi serta pelayanan dari kepada pihak terkait yaitu negara yang kurang maksimal Pusat Pelayanan Terpadu mengakibatkan terjadinya banyak korban dan Pemerintah Daerah yang tidak terlindungi sesuai koridornya. Kabupaten Magelang terkait Maka kondisi tersebut membuktikan kebijakan untuk dapat bahwa dalam melakukan perlindungan memenuhi hak perempuan terhadap korban kekerasan anak dan korban kekerasan di perempuan tidak hanya berada pada Kabupaten Magelang. pundak negara saja. D. Teori Dukungan dan kerjasama yang kuat perlu dijalin kepada masyarakat seperti a. Konsep Kekerasan Lembaga Swadaya Masyarakat yang Kekerasan merupakan bergerak di isu tersebut seperti Sahabat sebuah tindakan penganiayaan, atau Perempuan yang berada di Kabupaten perlakuan yang salah. menurut Magelang. LSM tersebut bergerak di WHO kekerasan adalah

107 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan penggunaan kekuatan fisik dan orang yang lebih besar (melalui kekuasaan, ancaman, atau tindakan kata, sentuhan, gambar visual) terhadap diri sendiri, perorangan, maupun perlakuan kontak atau sekelompok orang atau secara langsung seperti masyarakat yang mengakibatkan perkosaan mamar atau trauma, kematian, d. Kekerasan secara sosial kerugian psikologis, kelainan atau Kekerasan secara sosial dapat perampasan hak. Sedangkan menacangkup penelantaran kekerasan seksual merupakan anak dan ekploitasi anak. bentuk kontak seksual atau bentuk Penelantaran anak adalah sikap lain yang tidak diinginkan secara dan perlakuan yang tidak seksual. Kekerasan seksual memberikan perhatian yang biasanya disertai dengan tekanan layak pada pertumbuhkan anak psikologis atau fisik (O’Barnett et seperti dikucilkan oleh al., dalam Matlin, 2008). Kemudian keluaraga. Sedangkan ekploitasi perkosaan merupakan jenis anak menunjuk pada sikap kekerasan seksual yang spesifik. diskriminatif atau perlakuan Perkosaan dapat didefinisikan sewenang-wenang terhadap sebagai penetrasi seksual tanpa izin anak yang dilakukan keluarga atau paksaan serta kekerasan fisik atau masyarakat seperti (Matlin, 2008). melakukan pemaksaan terhadap anak untuk kepentingan Menurut Suharto (1997) kekerasan ekonomi. pada anak dapat dikelompokkan menjadi : b. Advokasi a. Kekerasan anak secara fisik Secara umum advokasi Kekerasan secara fisik adalah aksi-aksi sosial, politik dan merupakan bentuk kultural yang dilakukan secara penyiksaan,pemukulan, dan sistematis dan terencana, dilakukan penganiayaan terhadap anak secara kolektif untuk mengubah degan menggunakan benda kebijakan publik dalam rangka maupun tidak, yang melindungi hak-hak rakyat dan emnimbulkan luka secara fisik menghindari bencana buatan bahkan kematian. Bentuk luka manusia. Menurut sosiologi, aksi dapat berupa lecet atau memar berbeda dengan perilaku. Aksi akibat persentuhan kekerasan mengandung tujuan dan dilakukan seperti bekas gigitan, secara sadar. Sedangkan perilaku cubitan,ikat pinggang atau rotan bisa terjadi tanpa tujuan dan tanpa bahkan juga dapat berbentuk sadar (Abercrombie et.al. 1998:2). bekas luka bakar. Advokasi juga dapat dikatakan b. Kekerasan anak secara psikis sebagai suatu media atau cara yang Kekerasan secara psikis digunakan dalam rangka mencapai meliputi penghardikan, tujuan tertentu secara sistematis penyampaikan kata-kata kotor, dan terorganisir untuk memperlihatkan buku, gambar mempengaruhi dan mendesakkan atau film pornografi pada anak. terjadinya perubahan dalam c. Kekerasan secara seksual kebijakan publik secara bertahap Kekerasan secara seksual dapat dan maju (incremental) (Rachmat berupa perlakuan prakontak Syafaat, 2008). seksual antara anak dengan

108 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Selain itu juga advokasi dan terorganisir untuk adalah bentuk membangun mempengaruhi dan mendesakkan organisasi-organisasi yang kuat terjadinya perubahan dalam untuk membuat para penguasa kebijakan publik secara bertahap- bertanggung jawab dan maju (incremental). Oleh Mansour menyangkut peningkatan Fakih advokasi ini ditujukan untuk keterampilan serta pengertian mengubah, meyempurnakan, atau rakyat tentang bagaimana membela suatu kebijakan tertentu kekuasaan itu bekerja. Advokasi tanpa menguasai atau merebut memusatkan perhatian pada banyak kekuasaan politik. Jadi wajar ketika permasalahan yang ada di aktor-aktor politik yang masyarakat, seberapa banyak melaksanakan advokasi sejatinya mereka mendapatkanya, siapa yang mereka adalah aktor diluar struktur ditinggalkan, bagaimana uang yang mencoba mempengaruhi rakyat dibelanjakan, bagaimana struktur tanpa mengganti atau keputusan dibuat, bagaimana menguasai struktur kekuasaan sejumlah orang dicegah, dan tersebut. bagaimana informasi dibagikan atau disembunyikan (Miller dan Secara lebih detail tujuan dari Jane, 2005:12). Maka dapat advokasi adalah: dikatakan bahwa advokasi 1. Menarik perhatian para pembuat merupakan proses terencana dan kebijakan terhadap masalah-masalah sistematis yang dilakukan untuk yang dihadapi kelompok marjinal mendorong lahirnya suatu 2. Mempengaruhi proses pembuatan kebijakan atau memperbaiki atau dan implementasi dari kebijakan- mengubah suatu kebijakan publik kebijakan yang ada. sesuai dengan kehendak atau 3. Memberi pemahaman kepada publik kepentingan siapa yang tentang detail dari berbagai mendesakkan terjadinya perbaikan kebijakan, sistem-sistem yang ada dan perubahan tersebut, dengan serta skema-skema kesejahteraan jalan mempengaruhi para penentu sosial. kebijakan. Advokasi didefinisikan 4. Meningkatkan keterampilan dan cara beragam. Secara sempit advokasi pandang individu maupun kelompok- lekat dengan perspektif hukum atau kelompok sosial agar kebijakan bisa pembelaan dalam pengadilan. diimplementasikan secara baik dan Namun pengertian advokasi disini benar. sebenarnya tidak hanya mempunyai arti ‘membela’ tetapi juga 5. Menciptakan sistem pemerintahan ‘mengajukan’ atau yang berorientasi pada rakyat. ‘mengemukakan’ yang berarti juga mempunyai arti untuk berusaha 6. Mendorong tumbuhnya aktivis- ‘menciptakan’ yang baru aktivis keadilan sosial yang muncul (Topatimasang, 2005:7). Mansour dari kekuatan masyarakat sipil Fakih mengatakan, advokasi (Pamungkas :2005). merupakan suatu usaha sistemik

109 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Gambar 1: Skema Kerja Proses Advokasi

KERJA GARIS DEPAN: KERJA PENDUKUNG: fungsi lobbi, perundingan, menyediakan dukungan juru bicara, menggalang dana, informasi, data, sekutu akses

KERJA BASIS: membangun massa, pendidikan politik kader, membangun lingkaran inti, mobilisasi aksi Sumber: Topatimasang, 2007:52

Dalam proses advokasi, advokasi dapat dicakup kedalam dua hal Topatimasang telah menyederhanakan : pertama, konsolidasi jejaring yang ada pola dasar dalam advokasi kebijakan. yang agar menjadi kekuatan yang lebih Dia membaginya menjadi tiga fungsi solid dalam mendorong advokasi yang saling berkaitan dan saling kebijakan kedua, kombinasi berbagai mendukung. Tiga fungsi tersebut adalah aktivitas atau strategi advokasi agar kerja pendukung, kerja basis (ground tujuan yang ada bisa dicapai secara works), dan kerja garis depan (front maksimal. (Hasrul Hanif & Rachmad liner). Sedangkan pada strategi Gustomy : 2010: 60)

Gambar 2

STARTEGI ADVOKASI

KONSOLIDASI AKSI KOMBINASI KOLEKTIF SIASAT

Sumber : Hasrul Hanif & Rachmad Gustomy : 2010: 60

Advokasi berbasis jejaring tahan lama dan berkesinambungan. membutuhkan kerja-kerja yang Meskipun demikian, usaha kearah itu bersifat kolektif. Oleh karena itu tidak bisa dilakukan secara singkat konsolidasi aksi kolektif adalah dan simpatik. Perlu siasat dan sebuah kebutuhan yang tidak keterampilan untuk menjaga dan terhindarkan agar kerja-kerja mengkreasi konsolidasi kolektif. advokasi berjalan secara optimal,

110 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Secara spesifik, kerja konsolidasi luas terjadi dari lembaga yang kolektif dimaksudkan untuk : beragam. Mereka mencoba a. Merekayasa agar para pihak untuk mendefinisikan batasan NGOs dilihat menempa pola perilaku baru dari bentuk, ukuran dan fungsinya b. Menyamakan mimpi sehingga yang dibedakan menjadi 3 tipe yakni: semua pihak berada dalam nada dan NGOs internasional irama yang seperti Save the Children Aid sama (biasanya disebu sebagai “Northern c. Menyepakati cara berfikir dan cara NGOs” atau “NGOs”); LSM bekerja baru dilapangan dan “perantara” di selatan (NGOs, selatan) dilakukan dalam berbagai yakni mereka yang mendukung kerja kesepakatan baik yang informal kelompok akar rumput (grassroots) maupun formal seperti aturan, melalui pendanaan, nasihat teknis dan prosedur, tata kerja dan advokasi; gerakan akar rumput dari sebagainya. jenis yang beragam (organisasi akar Dalam strategi advokasi kombinasi rumput atau GROs, dan organisasi siasat hal terpenting pada advokasi yang berbasis komunitas atau CBOs) kebijakan adalah bagaimana yang dikendalikan oleh anggotanya membangun siasat yang tepat agar sendiri; serta jaringan kerja maupu misi dari advokasi tercapai. Ada dua federasi yang terdiri atas beberapa atau kategori siasat dalam melakukan seluruh tipe LSM di atas (Mansour advokasi yakni yaitu strategi otak dan fakih, 2004:2-3) strategi otot. (Hasrul Hanif & Rachmad Gustomy : 2010: 61). LSM secara tegas didefinisikan dalam Instruksi Menteri c. Konsep Organisasi Masyarakat Sipil Dalam Negeri No.8/1990, yang menyebutkan bahwa LSM adalah Organisasi masyarakat sipil organisasi atau lembaga yang adalah organisasi masyarakat yang anggotanya adalah masyarakat warga didirikan secara sukarela berbeda negara Republik Indonesia yang dengan aparat-aparat pemerintah. secara sukarela atau kehendak sendiri Sifat dari masyarakat sipil bisa kita berniat secara bergerak di bidang sebut sebagai organisasi masyarakat kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh sipil dimana organisasi non- organisasi atau lembaga sebagai pemerintah, LSM, mempunyai wujud partisipasi masyarakat dalam peranan besar sebagai organisasi upaya untuk meningkatkan taraf masyarakat sipil. Peranan utama hidup dan kesejahteraan masyarakat, CSO-CSO (Civil Society yang menintikberatkan kepada Organisation/Organisasi Masyarakat pengabdian secara swadaya. Sipil) dalam isu pembangunan Budairi (2002) menyebutkan berkelanjutan adalah termasuk untuk bahwa LSM, dalam pengetian yang membatasi kekuasaan dan melakukan lebih politis adalah organisasi kontrol demokratik terhadap keswadayaan masyarakat yang pemerintah (Arsenio Bano : 2000). diorientasikan sebagai tandingan Istilah organisasi masyarakat pemerintah. Sedangkan Abdul Hakim sipil ini sendiri merupakan bentuk Garuda Nusantara dalam Budairi dari adaptasi bahasa Inggris Non (2002) mengtakan bahwa definisi Govermental Organisasions (NGOs). LSM dapat diartikan sebagai geakan Edward dan Humme mendefinisikan yang tumbuh untuk menumbuhkan istilah NGOs sebagai kategori kesadaran dan kemandirian organisasi yang batasannya sangat

111 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

masyarakat yang pada akhirnya dalam penelitian didasarkan pada fungsi dari meningkatkan kesejahteraan rakyat. metode kualitiatif itu sendiri. Metode Menurut Peter Hannan (1988), kualitatif memberikan kebebasan bagi menyebutkan bahwa LSM adalah peneliti untuk memperoleh atau menemukan organisasi yang bertujuan untuk jawaban dari permasalahan yang akan diteliti mengembangkan pembangunan di sedalam-dalamnya. Menurut Bodgan dan tingkat grassroots, biasanya melalui Taylor metode penelitian kualitatif adalah penciptaan dan dukungan terhadap prosedur penelitian yang menghasilkan data kelompok-kelompok swadaya lokal. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan Sasaran LSM adalah untuk dari orang-orang dan perilaku yang dapat menjadikan kelompok-kelompok ini diamati (Lexy J Moleong : 2010). berswadaya setelah proyeknya berakhir. Sedangkan George Junus Penelitian dengan menggunakan Aditjondro dalam Budairi (2002) juga metode kualitatif ini akan mempelajari latar mengatakan bahwa istilah LSM belakang dan masalah yang diteliti secara diberikan kepada semua organisasi mendalam dan melakukan interaksi secara yang melakukan oposisi dan kritik menyeluruh pada elemen yang menjadi terhadap kebijaksanaan pemerintah. obyek penelitian. Metode ini dianggap tepat untuk dapat mengetahui secara mendalam proses Advokasi yang dilakukan LSM BAB II Sahabat Perempuan untuk pemenuhan hak perempuan korban kekerasan di Kabupaten Metode Penelitian Magelang dengan berbagai dinamika yang terjadi di dalamnya. A. Jenis Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data Penelitian mengenai “Advokasi LSM Sahabat Perempuan Untuk Pemenuhan Hak 1. Observasi Perempuan Korban Kekerasan“ ini menggunakan metode kualitatif. Penggunaan Peneliti mengumpulkan data metode dalam penelitian ditujukan untuk menyatakan terus terang terhadap sumber mempermudah dalam pelaksanaan penelitian data, bahwa akan melakukan penelitian. Jadi, yang diangkat. Berangkat dari persoalan mereka yang diteliti mengetahui sejak awal yang akan diteliti tersebut, penulis sampai akhir aktivitas yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti terhadap subyek atau sumber data. dengan harapan nantinya hasil penelitian Tetapi, dalam suatu saat peneliti juga tidak dapat lebih menyeluruh dan kontekstual terus terang atau tersamar dalam melakukan sesuai dengan realitas di lapangan. observasi. Hal ini untuk menghindari kalau data yang dicari merupakan data yang masih Penelitian kualitatif pada hakekatnya dirahasiakan. adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, serta Observasi dilakukan dengan cara memahami bahasa dan tafsiran tentang dunia pengamatan atau pencatatan secara langsung disekitarnya. Metode penelitian kualitatif terhadap informasi atau hal yang berkaitan digunakan untuk meneliti pada kondisi dengan permasalahan yang diteliti. Observasi alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen dilakukan dengan melihat kegiatan-kegiatan kunci, teknik pengumpulan data dilakukan yang dilakukan oleh Sahabat Perempuan kualitatif lebih menekankan pada makna dalam upaya menangani dan melindungi (Sugiono : 2012). Metode penelitian serta advokasi yang dilakukan dalam kualitatif lebih tepat digunakan untuk emmenuhi hak perempuan korban kekerasan. menganalisis realitas sosial secara mendalam. Kegiatan tersebut seperti FGD dengan Pemilihan metode kualitatif sebagai metode

112 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

DPRD, interaksi dengan beberapa pihak Terpadu yang meluputi Bapermaspuan, terkait yang berhubungan dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Korban. permaslaahn tersebut. 3. Dokumentasi 2. Wawancara Dokumentasi merupakan catatan Menurut Eistenbergh dalam Sugiono peristiwa yang sudah berlalu. Menurut (2012:72), wawancara merupakan pertemuan Sugiyono (2012:82), dokumentasi bisa dua orang untuk bertukar informasi dan ide berbentuk tulisan, gambar, atau karya melalui tanya jawab, sehingga dapat monumental dari seseorang. Dokumentasi dikonstruksikan makna dalam suatu topik merupakan bentuk pengumpulan dan tertentu. pencatatan data yang diperoleh dengan menggunakan media sebagai bentuk laporan. “a meeting of two Media dapat secara tertulis maupun berupa persons to foto, rekaman audio dan audio visual, yang exchange kemudian akan digunakan sebagai information and pendukung penelitian. Dokumentasi ini idea through merupakan pelengkap dari penggunaan questionand metode observasi dan wawancara dalam responses, penelitian kualitatif. Dokumen yang resulting in dibutuhkan nantinya dapat berupa foto-foto communication maupun vidio kegiatan yang pernah and joint dilakukan oleh Sahabat Perempuan. construction of Pengumpulan data ini dapat bersumber dari meaning about a berbagai dokumen yang berhubungan dengan particular topic.” penelitian, seperti APBD Kabupaten (Eistenbergh Magelang tahun 2015, data kekerasan dalam Sugiono, perempuan, serta foto kegiatan yang 2012:72). dilakukan oleh Sahabat Perempuan dalam upaya advokasi kebijakan. Dengan melakukan wawancara, maka peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa BAB III didapatkan melalui observasi. Pembahasan Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi- Avokasi yang dilakukan oleh Sahabat terstruktur. Jenis wawancara ini termasuk Perempuan dengan pengumpulan data dalam kategori indepth interview, dimana keseluruhan kasus kekerasan perempuan dan dalam pelaksanaannya lebih bebas bila anak di Kabupaten Magelang sebagai dibandingkan dengan wawancara terstruktur. pendukung dalam memperjelas kondisi Tujuan dari wawancara jenis ini adalah kekerasan yang ada di Magelang bahwa menemukan permasalahan secara lebih kasus yang terjadi merupakan hal yang harus terbuka, dimana pihak yang diajak segera ditangani. Selain itu juga melihat dari wawancara juga diminta pendapat dan ide- sisi anggaran untuk dapat mendorong idenya. Dalam penelitian ini, peneliti pemerintah menaikan anggaran bagi melakukan wawancara mendalam kepada perempuan dan anak korban kekerasan agar komponen yang ada di Sahabat Perempuan dapat memenuhi haknya melalui berbagai dan pihak pemerintahan Kabupaten SKPD terkait. Magelang seperti anggota Pusat Pelayanan

113 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

A. Data Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten Magelang

Berdasarkan data dari tahun 2013 hingga 2015 berbagai jenis kekerasan perempuan dan anak terjadi di Kabupaten Magelang. Tabel 1 Data Kasus Kekerasan TerhadapPerempuan dan Anak Kabupaten Magelang Tahun 2013-2015

No Jenis Kasus Bapermas RSU 2013 2014 % 2015 % 2013 % 2014 2015 % Kekerasan Dalam Rumah 1 Tangga (KDRT) 34 44% 38 44% 7 47% 16 73% Kekerasan Seksual Anak 2 (KSA) 14 18% 29 33% 8 53% 6 27% 3 Perkosaan 9 12% 7 8% Kekerasan Dalam 4 Pacaran (KDP) 15 19% 8 9% 5 pelecehan seksual 1 1% 2 2% 6 trafficking 1 1% 3 4% 7 pesetubuhan 4 7% Jumlah 78 87 15 22

Jenis Kasus Polres Saper 2013 % 2014 % 2015 % 2013 % 2014 % 2015 % KDRT 12 31% 3 25% 47 64% 32 60% 28 48% KSA 26 67% 17 55% 8 67% 17 23% 10 21% 28 48% Perkosaan 1 2% 8 26% 1 8% 2 3% 5 7% KDP 4 6% 3 6% 1 2% pelecehan seksual 2 3% 3 6% 1 2% trafficking 1 1% pesetubuhan 6 19% Jumlah 39 31 12 73 53 58

114 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Gambar 3

Perkembangan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Kabupaten MAgelang Th. 2013-2015 100 Bapermaspuan 80 RSU 60 Polres 40

jumlah kasus Sahabat 20 Perempuan 0 2014 2015 2013 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015

Gambar 4

Persentase Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Kabupaten Magelang Tahun 2013-2015 150

100 19,8 % 27,8 % 50

0 1232013 2014 2015 Series1

Jika dilihat berdasarkan grafik penurunan sebesar 19,8%, namun di tahun disetiap lembaga, perkembangan kasus 2015 justru mengalami kenaikan mencapai kekerasan terhadap perempuan dan anak 27,8%. Sehingga dapat dikatakan bahwa yang melapor di Bapermaspuan Kabupaten kasus kekerasan terhadap perempuan dan Magelang mengalami kenaikan tahun 2014 anak di Kabupaten Magelang masih tinggi. ada 78 kasus dan 2015 ada 87 kasus. Maka dari itu sangat diperlukan Menurut data kasus di RSUD Kabupaten peningkatan upaya dari pemerintah untuk Magelang naik dari tahun 2013 sebanyak menekan angka tersebut melalui kegiatan 15 kasus dan di 2015 ada 22 kasus. Akan pencegahan, penanganan kasus dan tetapi dilihat data kasus yang masuk di rehabilitasi sosial bagi korban kekerasan Polres Kabupaten Magelang turun dari yang terus bermunculan. tahun 2013 ada 39 kasus, 2014 ada 31 kasus dan tahun 2015 ada 12 kasus. Upaya lain yang dilakukan oleh Sedangkan dari data Sahabat Perempuan Sahabat Perempuan yaitu melalui tahun 2013 ada 73 kasus yang melapor, pendekatan dan memberikan pemahaman turun di tahun 2014 menjadi 53 kasus dan kepada beberapa komunitas binaan dari naik 58 kasus di tahun 2015. Jika dilihat lembaga mengenai hak korban dan data kasus secara keseluruhan, bahwa kewajiban pemerintah terhadap korban kasus kekerasan tahun 2014 mengalami kekerasan terhadap perempuan dan anak.

115 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan selain itu juga mengajak diskusi berbagai perlindungan, mendapatkan pelayanan CSO seperti Aisiyah Kabupaten Magelang, kesehatan dan bimbingan rohani, Fatayat, Gereja Kristen Jawa untuk penanganan secara khusus berkaitan dg memahami kewajiban pemerintah dan kerahasiaan korban, dan pendampingan masyarakat serta mengetahui kondisi di oleh pekerja sosial dan bantuan hukum. Kabupaten Magelang terkait dengan Sedangkan dalam undang-undang tingginya kasus kekerasan yang dialami perlindungan anak (UUPA) bahwa korban perempuan dan anak. Hal itu juga memeiliki hak mendapatkan pendidikan, dilakukan untuk merespon peraturan hak untuk diasumh, hak mendapatkan daerah yang baru saja di sahkan oleh fasilitas kesehatan dari promitif hingga DPRD tentang perlindungan kekerasan rehabilitatif, hak mendapatkan bantuan terhadap perempuan dan anak dari tindak hukum serta mendapatkan pendampingan kekerasan dan diskriminasi. psikososial saat pengobatan, pemulihan, rehabilitasi sosial dan pendampingan di B. Hak Korban dalam Peraturan pengadilan. Daerah Kabupaten Magelang

Korban perempuan dan anak C. Kebutuhan Layanan Bagi terhadap keerasan wajib dilindungi sebab Perempuan dan Anak Korban ketika tidak adanya upaya yang tegas Kekerasan melalui regulasi akan terus terjadi kasus yang sama secara terus menerus. Ketika Banyaknya kasus kekerasan korban perempuan dan anak tersebut terhadap perempuan dan anak yang terjadi mengalami kekerasan, tentu mereka di Kabupaten Magelang, mengakibatkan memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam terjadinya banyak korban yang harus upaya penanganan kasus hingga dilindungi untuk mendapatkan haknya pemulihan. Upaya untuk melakukan seperti yang telah diamatkan pada pemenuhan hak terhadap korban perlu UUPKDRT, UUPA serta Peraturan Daerah regulasi dari pemerintah. Hal tersebut di Kabupaten Magelang Tentang merupakan tanggung jawab dan kewajiban Perlindungan Perempuan dan Anak pemerintah seperti yang terkandung dalam Terhadap Tindak Kekerasan dan undang-undang penghapusan kekerasan Diskriminasi. Maka secara ideal hak yang dalam rumah tangga (UUPKDRT) dan seharusnya didapatkan oleh korban undang-undang perlindungan anak diantaranya : (UUPA) bahwa pemerintah berkewajiban a. Layanan Hukum merumuskan kebijakan, menyelenggarakan Seharusnya korban kekerasan sosialisasi dan advokasi, perempuan dan anak seharusnya menyelenggarakan pelatihan sensitif mendapatkan perlindungan dari gender dan pelayanan terhadap korban polisi seperti mempermudah proses serta membangun kerja sama dengan pelaporan, organisasi pengacara, masyarakat dan lembaga sosial. Selain itu dan Lembaga Bantuan Hukum juga upaya daerah membangun kabupaten (LBH). Selain itu juga berhak layak anak, pemerintah menjamin mendapatkan kemudahan dalam perlindungan dengan memeprhatikan hak proses di pengadilan, sebab dari dan kewajiban anak secara hukum dan beberapa kasus yang korbannya kewajiban pemerintah daerah dalam anak-anak, sering mengalami melakukan perlindungan terhadap anak. kendala pada kondisi fisik dan Berdasarkan amanat dari psikis yang menurun karena proses UUPKDRT pada pasal 10 bahwa korban dipersidangan yang lama. Hal memiliki hak untuk mendapatkan

116 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

tersebut mempengaruhi kesaksian dibutuhkan layanan untuk korban di pengadilan. psikososial yang mudah di jangkau oleh korban. Layanan ini sangat b. Layanan Psikologi dibutuhkan korban karena untuk Bagi korban kekerasan terhadap melakukan pendampingan dalam perempuan dan anak juga penanganan kasus. Meskipun seharusnya mendapatkan hak untuk selama ini Sahabat Perempuan layanan psikologi seperti telah melakukan layanan pemulihan ketika mengalami psikososial terhadap korban, namun trauma maupun konseling. Selama jangkauan dari Sahabat Perempuan ini pemerintah daerah juga belum belum dapat meluas. Maka dari itu melakukan kerja sama dengan RSJ dibutuhkan layanan melalui Pusat bagi pembebasan biaya untuk Pelayanan Terpadu di setiap desa konseling khusus bagi korban agar mudah dijangkau dan cepat kekerasan terhadap perempuan dan ketika terjadi kasus kekerasan anak. Sehingga biaya yang harus terhadap perempuan dan anak. dikeluarkan korban untuk melakukan konseling pada psikolog e. Layanan Rohani di Kabupaten Magelang masih Pemulihan dan hak korban yang mahal. Terlebih lagi kurangnya seharusnya di dapatkan korban tenaga psikolog juga adalah layanan rohani. Konseling memperlambat proses penanganan yang diperlukan tidak hanya dari kasus. Maka perlu layanan sisi medis saja, namun juga psikologi bagi korban kekerasan diperlukan pemulihan secara rohani terhadap perempuan dan anak di agar nantinya korban kekerasan RSUD dan RSJ di Kabupaten terhadap perempuan dan anak Magelang. mendapatkan ketenangan secara rohani disamping telah mengalami c. Layanan Kesehatan sakit fisik dan psikis. Maka Selain itu Korban juga dibutuhkan pendampingan rohani membutuhkan layanan kesehatan bagi korban kekerasan terhadap berupa visum, tes DNA, perempuan dan anak. pemeriksaan kehamilan yang tidak diinginkan, pemulihan sakit fisik f. Layanan Shelter yang dialami oleh korban akibat Layanan untuk rumah aman bagi kekerasan. Sehingga hal tersebut korban kekerasan terhadap perlu dipenuhi oleh Rumah Sakit perempuan dan anak sangat dan Dinas Kesehatan agar korban dibutuhkan di Kabupaten dapat mengcover kebutuhan medis Magelang. Layanan ini diharapkan melalui pelayanan yang mudah dan ada untuk dapat khusus melindungi gratis, sebab di beberapa para perempuan dan anak korban puskesmas masih ada kebijakan kekerasan dari ancaman yang untuk visum yang dikenakan biaya. mereka hadapi. Hal tersebut penting karena untuk melindungi d. Layanan Psikososial korban dari tindakan kekerasan Mengingat dari data kasus yang kemungkinan akan terus kekerasan perempuan dan anak dialami ketika tidak segera yang terjadi di Kabupaten diamankan. Maka layanan shelter Magelang tersebar di berbagai beserta oprasionalnya sangat wilayah kecamatan yang luas, maka diperlukan khusus untuk korban

117 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

kekerasan terhadap perempuan dan Peran pemerintah dalam anggaran sebagai anak dalam upaya perlindungan fungsi alokasi untuk menyesuaikan dengan yang dilakukan. kebutuhan masyarakat serta fungsi distribusi untuk dapat mensejahterakan g. Layanan Rehabilitasi Sosial masyarakat. Maka pentingnya anggaran Hak korban selain untuk agar dapat dialokasikan sesuai kebutuhan mendapatkan layanan dalam masyakarat melalui kebijakan publik. penanganan kasus, juga berhak Terkait dengan hal tersebut maka perlunya mendapatkan layanan untuk anggaran untuk pemenuhan hak korban rehabilitasi sosial. Hal ini sangat kekerasan terhadap perempuan dan anak diperlukan bagi korban agar tetap yang ada di Kabupaten Magelang, yang berfungsi secara sosial, kemudian telah didukung dengan disahkannya pemulangan juga yang dapat Peraturan Daerah Tentang Perlindungan dilakukan melalui Dinas Sosial. Perempuan dan Anak Terhadap Tindak Selain itu perlunya pemulihan Kekerasan dan Diskriminasi. pendidikan lanjut bagi anak yang sudah punya anak dan ingin Melihat dari banyaknya kasus sekolah lagi, dan anak yang hamil kekerasan perempuan dan anak di dan masih bersekolah agar tidak Kabupaten Magelang maka perlu upaya dikeluarkan dari sekolah yang pemerintah untuk dapat menurunkan angka dapat dibantu oleh Dinas tersebut melalui berbagai kegiatan pada Pendidikan, serta pemulihan korban pencegahan, penanganan kasus hingga secara ekonomi. rehabilitasi sosial bagi korban. Sehingga perlu dukungan anggaran dari pemerintah D. Anggaran Penanganan Kasus untuk penanganan korban kekerasan Kekerasan Terhadap Perempuan terhadap perempuan dan anak. Sehingga dan Anak perlu dilihat persentase anggaran untuk perempuan dan anak korban kekerasan Anggaran merupakan sebuah pada APBD Kabupaten Magelang tahun komitmen politik dari sebuah kebijakan. 2015 sebagai berikut : Gambar 5 Anggaran Untuk Kegiatan Perempuan dan Anak Berdasarkan APDB Th. 2015 Kabupaten Magelang di masing-masing SKPD

pembinaan dinas organisasi pendidikan, pe perempuan di muda dan olah kecamatan raga untuk 171.227.000 pemberdayaan perempuan sekretariat dan anak daerah untuk 50.000.000 permberdayaa n perempuan dan bapermaspuan perlindungan 782.652.000 anak 92.000.000

Sumber : APBD Kab.Mgl Th. 2015

118 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Gambar 6 Anggaran Untuk Kegiatan Perempuan dan Anak di Bapermapuan dan KB Kabupaten Magelang Tahun 2015

Sumber : APBD Kab.Mgl Th. 2015 program keserasian Peningkatan kebijakan peran serta dan peningkatan kesetaraan kualitas anak gender dalam dan perempuan pembangunan 101.000.000 400.652.000 penguatan kelembagaan pengarusutama an gender dan peningkatan anak kualitas hidup 126.000.000 dan Penanganan terpadu korban perlindungan kekerasan berbasis gender dan perempuan anak 80.000.000 155.000.000

Gambar 7

Anggaran Penanganan Terpadu Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Th 2015

Belanja belanja Barang dan pegawai Jasa 33.450.000 46.550.000

Sumber : APBD Kab.Mgl Th. 2015

119 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Gambar 8

persentase belanja anggaran untuk penanganan kasus penanganan kasus kekerasan perempuan kekerasan dan anak perempuan dan anak 0,0026%

pendapatan daerah kab. magelang th 2015

Sumber : APBD Kab.Mgl Th. 2015

Berdasarkan APBD 2015 Bentuk advokasi yang dilakukan oleh Kabupaten Magelang anggaran yang Sahabat Perempuan pada awalnya sebelum terfokus untuk penanganan kasus terbentuknya perda untuk pelindungan kekerasan perempuan dan anak terdapat di korban kekerasan terhadap perempuan dan Bapermaspuan sebesar 46.550.000. Akan anak, yaitu mendesak pemerintah daerah tetapi anggaran yang dapat langsung agar segera membuat. Hal tesebut dirasakan oleh korban hanya sebesar dilakukan melalui pendekatan di Badan 2.288.000 yang dipergunakan untuk pemberdayaan masyarakat, perempuan dan transport dan makan pada saat pelatihan KB untuk membantu mendesak DPRD keterampilan bagi korban kekerasan. agar segera membentuk perda tersebut. Sedangkan anggaran untuk sosialisasi Selain itu juga komunikasi aktif antara pencegahan kekerasan perempuan dan Sahabat Perempuan dengan anggota DPRD anak sebesar 20.000.000 selama satu tahun di komisi D membahas terkait dengan yang dilaksanakan oleh Kesra. Adapun usulan untuk pembuatan perda perlidungan berdasarkan wawancara dengan Dinas perempuan dan anak tersebut pada tahun Kesehatan bahwa anggaran di Dinas 2015. Diskusi yang dibentuk tersebut Kesehatan sebesar 10.000.000 yang untuk menggali data kasus yang ada di dipergunakan untuk pembebasan biaya Kabupaten Magelang karena memang visum namun tidak ada klim. Jika dilihat dilihat dari data yang dimiliki oleh anggota dari tingginya kasus kekerasan perempuan DPRD sangat kurang. Sehingga beberapa dan anak di Kabupaten Magelang dan data yang masuk dari Sahabat Perempuan besaran anggaran untuk penanganan kasus dipergunakan untuk membantu mendesak masih tergolong sangat jauh dari upaya baahwa perda tersebut memang haurs segera perlindungan dan pemenuhan hak yang dibentuk. didapatkan oleh para korban kekerasan, Selain itu juga Sahabat Perempuan mengingat baru kegiatan pelatihan menggelar acara kampanye dan long march ekonomi saja yang dirasakan oleh korban, selain untuk bukti peduli akan banyaknya sedangkan anggaran untuk penanganan kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia, kasus pada korban belum terlihat dari sisi pemahaman kepada masyarakat juga pada anggaran pada APBD tahun 2015. pemerintah daerah untuk segera mengesahkan peraturan daerah tentang Advokasi Sahabat Perempuan Untuk perlindungan perempuan dan anak. Pemenuhan Hak Korban Untuk Perempuan Sehingga pada tahun 2016 Perda untuk Korban Kekerasan di Kabupaten Magelang

120 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan perlindungan perempuan dan anak dapat di para perempuan ada diberbagai daerah. sah kan. Kotribusi dari Sahabat Perempuan Meskipun pemerintah juga telah terhadap pembentukan Perda tersebut melaksanakan kewajiban dalam bentuk ketika Perda masih menjadi darf Raperda program dan upaya perlindungan yang kemudian dikirimkan ke LSM Sahabat tercatum dalam Anggaran Pendapatan dan perempuan untuk diberikan masukan. Belanja Negara maupun daerah disetiap Salah satunya di bab 3 tentang hak- tahunnya, namun peran dari masyarakat hak perempuan dan anak korban kekerasan sipil juga sangat penting dalam melakukan yang meliputi hak untuk dihormati harkat upaya perlindungan tersebut. Hal ini bukan dan martabat sebagai manusia; hak atas dalam artian negara akhirnya pemulihan kesehatan dan psikologis dari meninggalkan kewajibannya dan penderitaan yang dialami korban; hak dilimpahkan ke organisasi masyarakat menentukan sendiri keputusannya; hak sipil, akan tetapi hal ini dilakukan dalam mendapatkan informasi; hak atas bentuk sinergisitas antara negara dan kerahasiaan; hak atas kompensasi; hak atas masyarakat untuk bersama sama rehabilitasi sosial; hak atas penanganan melakukan perlindungan terhadap pengaduan; hak korban dan keluarganya perempuan dan anak dari mulai upaya untuk mendapatkan kemudahan dalam preventif hingga persuasif. proses peradilan; dan hak atas pendampingan. Kemudian untuk rencana Upaya perlindungan kekerasan aksi daerah ketika berbicara tentang dilakukan oleh LSM Sahabat Perempuan kebijakan pemenuhan hak korban dalam melalui bentuk preventif untuk makna luas mulai dari pencegahan, memperkuat pengetahuan masyarakat agar penanganan hingga dengan pemulihan setidaknya dapat melindungi dirinya yang pada saat itu belum di atur di Perda. sendiri dan paham atas hak-haknya ketika Wacana konseptual tetang civil seseorang menjadi korban. Banyaknya society dan agenda aksi yang dilakukan tingkat pengetahuan yang rendah pada oleh Lembaga Swadaya Masyarakat masyarakat mengakibatkan tingkat sebagai salah satu representasi civil pemahaman rendah yang berakibat society. Hal ini menarik dari sisi peran masyarakat tidak tahu yang harus politik LSM yang cukup menonjol dalam dilakukan ketika menghadapi kasus perubahan sosial di Indonesia maupun dari kekerasan di lingkungan sekitar. Hal sisi tingkat kesadaran para aktivis LSM tersebut yang menjadi point penting mengenai ideologis mereka dalam formasi pergerakan dari LSM Sahabat Perempuan. sosial yang ada pada saat ini. Salah satu Mengingat jumlah korban kekerasan elemen pentong yang sering kali terkait perempuan yang mengalami peningkatan dengan keberadaan masyarakat sipil adalah di Kabupaten Magelang maka perlu adanya oornop atau Non-Govermental upaya penguatan pengetahuan dan Organization (NGO). Lembaga nirlaba pencerdasan masyarakat mengenai tersebut jika dilihat karakteristik utamanya, kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan kelompok yang memiliki misi agar nantinya tahu apa yang harus pnguatan dan pemberdayaan masyarakat, dilakukan. baik yang berada di luar sektor negara Negara memiliki kewajiban maupun swasta (Culla : 2006). terhadap perempuan dan anak korban berada di luar sektor negara kekerasan. Akan tetapi Sahabat Perempuan maupun swasta (Culla : 2006). melakukan penguatan komunitas yang terdiri dari para korban kekerasan dan Munculnya berbagai Lembaga beberapa kelompok masyarakat yang Swadaya Masyarakat yang bergerak untuk memiliki kesadaran untuk lebih peka melakukan berbagai kegiatan untuk upaya terhadap lingkungan yang bermasalah perlindungan hingga pemberdayaan bagi terutama pada kasus kekerasan perempuan

121 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan anak. Penguatan organisasi tersebut (Bapermaspuan) Kabupaten Magelang di dilakukan dengan pemberian pemahaman tahun 2014 terdapat 84 kasus yang atas peran negara dan masyarakat dalam tertangani. Dari 82 kasus tersebut ada 30 kelompok masyarakat untuk dapat kasus anak dan 52 kasus dewasa. berfungsi memberikan pertolongan Kemudian tahun 2015 di Jawa Tengah pertama kepada perempuan dan anak kasus yang ditangani sebanyak 1.083 korban kekerasan. Ketika korban belum dewasa. Pada tahun 2010 pemerintah berani lapor ke polisi, maka tugas dari membentuk sebuah Pusat Pelayanan kelompok masyarakat sebagai rujukan dan Terpadu (PPT) yang terbentuk juga di 21 pendamping dalam kasus tersebut. Upaya Kecamatan dan desa sebanyak 159 dari yang dilakukan diantaranya dengan 372 desa. PPT tersebut berfungsi sebagai pelatihan untuk konseling bagi para korban pusat layanan bagi para perempuan dan kekerasan, pengetahuan akan Undang- anak korban kekerasan yang terjadi di Undang untuk hak-hak korban yang harus Kabupaten Magelang. Harapannya agar dipenuhi hingga pembinaan untuk dapat PPT ini menjadi rujukan, layanan bagi melakukan advokasi ke pemerintah. korban hingga pendampingan kasus. Akan tetapi menurut pengakuan dari Kepala Pendampingan terhadap korban Bapermaspuan bahwa proses pematangan kekerasan terhadap perempuan terutama kelembagaan tersebut tidak dapat yang banyak terjadi di Kabupaten mengandalkan suport penuh dari Magelang, sebagian besar korban memiliki pemerintah dalam pengertian anggaran tingkat pengetahuan yang rendah, sehingga sehingga mengatakan bahwa tidak bisa pendampingan sangat perlu untuk bekerja secara maksimal. Pada akhirnya dilakukan. Sehingga para pendamping juga menggalang kerjasama dengan Sahabat harus banyak dibekali informasi yang Perempuan agar kegiatan dapat terlaksana. cukup agar nantinya dapat membantu Sehingga peran PPT di Kabupaten korban dalam memperjuangkan dan Magelang seakan-akan membeku untuk mendapatkan hak-haknya sesuai yang melaksanakan kewajiban secara maksimal tercantum pada Undang-undang. Kondisi sebagai tenaga layanan bagi perempuan tersebut kerap terjadi ketika kurangnya korban kekerasan yang terjadi. Sebagian pemahaman korban mengakibatkan adanya besar kasus dirujuk ke Sahabat Perempuan. oknum yang memanfaatkan keadaan dari Hal tersebut dibuktikan dengan pengakuan korban seperti meminta untuk beberapa korban yang menyampaiakan mengeluarkan biaya ketika proses bahwa semua informan tidak mengetahui pelaporan hingga sidang. Berdasarkan PPT Kabupaten Magelang. Layanan yang kondisi tersebut maka upaya LSM Sahabat diterima korban hanya berupa visum gratis perempuan melalui penguatan kapasitas namun untuk layanan pemulihan secara dalam komunitas-komunitas yang dibina psikologis pasca kejadian tidak mereka diharapkan mendapatkan pemahaman dapatkan. terkait dengan upaya preventif hingga persuasif untuk kasus kekerasan terhadap Meskipun dibeberapa kasus yang perempuan dan para korban, sebab banyak terjadi di pedesaan, bahwa ketika komunitas atau kelompok masyarakat terjadi kasus kekerasan atau pelecehan tersebut yang justru lebih dekat dengan seksual hanya cukup ditangani di internal korban yang dapat terjadi pada lingkungan, desa saja, sehingga hal tersebut juga yang tetangga, keluarga, saudara bahkan diri mengakibatkan kerugian yang dialami oleh sendiri. korban. Maka dari itu peran penting dari kelompok masyarakat dan organisasi Berdasarkan data yang disampaikan masyarakat sipil yang bergerak di bidang oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan tersebut untuk melakukan perlindungan Perempuan Keluarga Berencana terhadap korban dalam memenuhi hak-

122 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan haknya sesuai perundang undangan. pada Peraturan Daerah Kabupaten Sehingga ketika peran negara lemah, peran Magelang Tentang Perlindungan masyarakat sipil justru yang harus lebih Perempuan dan Anak Terhadap Tindak kuat. Terlebih selain untuk penguatan Kekerasan dan Diskriminasi untuk dapat dalam komunitas, sebagai tenaga pengada melakukan penanganan kasus secara cepat, layanan, pendampingan kasus. Sahabat salah satunya dengan menambahkan Perempuan juga mendorong untuk fulltimer yang berperan sebagai psikolog di masyarakat dapat melakukan advokasi ke Bapermas, agar tidak perlu merujuk ke pemerintah melalui kebijakan dalam upaya RSU karena akan memperlambat proses perlindungan perempuan dan anak korban penanganan kasus ketika tidak dapat kekerasan. Salah satunya adalah dengan langsung ditangani. Kemudian juga mendorong terbentuknya Peraturan daerah perlunya pelatihan bagi para pendamping, perlindungan terhadap perempuan korban agar nantinya mempermudah proses kekerasan yang sedang dalam proses pendampingan kasus kekerasan perempuan pembentukan di DPRD. dan anak yang terjadi seperti pelatihan Selain itu juga kerja sama yang kader Pusat Pelayan Terpadu atau kader dibangun di grassroots bagi kelompok Desa. masyarakat yang sudah terbentuk agar dapat masuk pada musrenbangdes untuk a. Perlunya sosialisasi hingga tingkat mengawal anggaran yang responsif pada grassroots mengenai bahaya perlindungan perempuan pada APBDes pernikahan dini, melahirkan di maupun APBD hingga pada tingkat bawah umur dan seksual bebas hal kabupaten. Upaya ini bertujuan untuk tersebut perlu pemahaman bagi mendorong para perempuan aktif dan ikut orang tua di tingkat desa dan anak- berpartisipasi pada ranah publik untuk anak di lingkungan sekolah menyampaikan suaranya, dan turut serta b. Perlunya dukungan dana dari dalam pengambilan keputusan kebijakan. APBD yang mampu mengcover Sahabat Perempuan juga bekerjasama untuk pemenuhan hak perempuan dengan berbagai LSM di Jawa Tengah dan dan anak korban kekerasan yang DI Yogyakarta yang terhimpun dalam satu sudah tertuang di Peraturan Daerah Forum Pengada Layanan. Hal tersebut Kabupaten Magelang Tentang dilakukan selain memperluas jaringan dan Perlindungan Perempuan dan bekerja sama juga dalam bentuk saling Anak Terhadap Tindak Kekerasan merujuk ketika ada korban diluar wilayah dan Diksriminasi meliputi : serta juga memperkuat advokasi seperti - Pembebasan biaya visum bagi yang telah dilakukan Desember 2015 korban kekerasan di semua dengan kampanye untuk Sahkan RUU Puskesmas Kekerasan Seksual yang sedang dalam - Pembebasan biaya bagi korban pembahasan DPR RI. untuk memeriksakan kehamilan yang tidak Upaya advokasi yang dilakukan diinginkan oleh Sahabat Perempuan yaitu dengan - Biaya untuk Tes DNA menggali data korban kekerasan yang ada - Penanganan dan pelayanan serta anggaran untuk perempuan dan anak kesehatan bagi korban yang korban selain itu juga berkerja sama mengalami kekerasan fisik melalui beberapa SKPD terkait dan CSO maupun psikis untuk melakukan audiensi pada 15 Juni - Adanya transport bagi korban 2016 kepada Dewan Perwakilan Rakyat kekerasan ketika pada saat Daerah Kabupaten Magelang. Beberapa proses penanganan kasus hal yang disampaiakan yaitu terkait pemenuhan hak korban yang tercantum

123 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

seperti di kepolisian dan pengadilan Tingginya kasus kekerasan - Anggaran untuk pendampingan terhadap perempuan dan anak yang di korban secara homevisit hal Indonesia khususnya juga di Kabupaten tersebut sangat diperlukan, Magelang menjadi sebuah permasalahan merujuk salah satu contoh yang harus segera ditangani agar tidak berita kasus di Tribun Jogja 24 semakin menambah angka kenaikan Januari 2016 terdapat 67 anak disetiap tahunnya. Kondisi tersebut melahirkan dibawah umur tentunya menjadi tanggung jawab dari dalam 6 bulan dari data pemerintah yang sudah diamanatkan pada puskesmas di Pakis maka perlu undang-undang dan semakin dikuatkannya penanganan secara personal pada peraturan daerah. Di samping itu juga - Anggaran untuk pemulihan tugas masyarakat melalui lembaga korban secara psikis yaitu masyarakat sipil sebagai pendorong melalui konseling psikologi, pemerintah agar dapat melaksanakan trauma. Kemudian juga kewajibannya serta membantu agar korban pemulihan kesehatan bagi dapat memenuhi haknya. Upaya tersebut korban yang mengalami sakit dilakukan mulai dari proses pencegahan, fisik. Selain itu juga pemulihan pendampingan kasus hingga dengan dari segi ekonomi dengan rehabilitasi korban secara independen pelatihan dan pembekalan disamping bekerja sama dengan keterampilan. pemerintah. Advokasi yang dapat - Anggaran untuk rehabilitasi dilakukan oleh Sahabat Perempuan dengan sosial khusus bagi perempuan memberikan pemahaman pada masyarakat dan anak korban kekerasan di mengenai pentingnya pencegahan hingga Kabupaten Magelang penanganan kasus jika terjadi kekerasan c. Perlu tersedianya Shelter beserta yang menimpa perempuan dan anak. oprasionalnya yang dapat Kemudian pendekatan dan kerja sama digunakan oleh para korban dengan SKPD terkait seperti kekerasan perempuan dan anak Bapermaspuan, Dinas Sosial, Polisi, dan d. Perlunya perlindungan bagi anak lainnya untuk dapat memberikan layanan yang hamil dan masih sekolah agar bagi korban. Selain itu juga audiensi ke mendapatkan haknya untuk tetap DPRD tekait anggaran yang sangat minim bersekolah terhadap korban kekerasan perempuan dan e. Melihat kondisi yang semakin anak di Kabupaten Magelang. darurat dibutuhkan PPT di setiap Terlebih jika dilihat dari sisi desa agar penanganan kasus anggaran di berbagai SKPD terkait masih semakin cepat minim. Kemudian pendataan bagi korban f. Pusat Pelayanan Terpadu masih belum terdata dengan baik. Selain Kabupaten Magelang agar dapat itu juga peran Pusat Pelayanan Terpadu melaksanakan tugas dan fungsinya yang belum optimal dan koordinasi yang secara maksimal salah satunya lemah sehingga masih banyak anggota PPT dengan koordinasi secara rutin dan korban yang tidak mengetahui peran antar anggota layanan terpadu dan fungsi masing-masing dengan baik, sehingga hak korban juga tidak dapat terpenuhi ketika mereka minim informasi. BAB IV Maka dari itu upaya advokasi yang Penutup dilakukan Sahabat perempuan harapannya anggaran untuk perempuan dan anak korban kekerasan dapat ditingkatkan serta A. Kesimpulan

124 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan layanan yang idealnya untuk korban agar Komnas Perempuan. 2016. Catatan dapat diakses dengan optimal, sehingga Tahunan (CATAHU) Kekerasan Terhadap Perempuan : Negara korban dapat memenuhi haknya melalui Secara Putus Impunitas Pelaku. layanan dari pemerintah. Maka ketika Jakarta korban sudah menjadi korban tidak http://www.komnasperempuan.or.i dijadikan korban lagi melalui layanan yang d/ diakses pada 22 Mei 2016, pukul 21.00 WIB sulit mereka dapatkan. Untuk pemenuhan hak korban tersebut diperlukan prespektif gender bagi pemerintah dan kerjasama dari Mardiasmo, 2002, “Otonomi dan eksekutif, legislatif serta masyarakat Manajemen Keuangan Daerah”. melalui salah satunya LSM untuk bersama- Penerbit ANDI, Yogyakarta. sama menekan angka korban kekerasan di Kabupaten Magelang. Tanjung, Gema. 2015. Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Terus Meningkat. DAFTAR PUSTAKA Semiloka Komisi Perempuan MUI DKI Jakarta

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2015 http://www.beritasatu.com/ berita pada Rabu, 12 Agustus 2015 pukul 16.26 WIB diakses pada hari Rabu pukul 21.57 WIB Bano, Arsenio. 2000. Jurnal Peranan Organisasi Masyarkat Sipil Dalam Pembangunan yang Berkelanjutan di Timor Lorosa’e Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 22 September 2004 Lembaga Negara Culla, Adi Suyadi. 2006. Rekonstruksi Republik Indonesia Tahun 2004 Civil Society Wacana dan Aksi Nomor 95.Jakarta Ornop di Indonesia. LP3ES : Jakarta UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Deddy Supriady Bratakusmah, Dadang Solihin. 2004. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Jakarta : Gramedia Pustaka Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Terhadap Tindak Kekerasan dan Diskriminasi. 2016 Fakih, M., & Topatimasang, R. (2005). Mengubah Kebijakan Publik. Yogyakarta: INSIST. Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Jakarta: Gahalia Indonesia. Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta, 2007. Syafa’at, Rachmad, (2008), Metode Advokasi dan Alternatif Penyelesaian Irib.2013. Kekerasan Terhadap Sengketa, Intrans Publishing, Malang Perempuan di Dunia Modern. http://indonesian.irib.ir Artikel 24 November 2013 dan diakses pada 2 Januari 2015 pukul 20.23 WIB Topatimasang, Roem. dkk, (2007), Mengubah Kebijakan Publik, INSISTpress, Yogyakarta.

125 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Lampiran Gambar 9 Kampanye Sahkan RUU Pelecehan Kekerasan Seksual

Gambar 10 Pelatihan Advokasi kepada komunitas dan masyarakat desa

Gambar 11 Diskusi Raperda dengan Anggota DPRD komisi D Istiwahyuni, Fatayat NU, Aisyah, komunitas Srikandi, Lembaga Advokasi Bumi, Kepolisian, Pusat Pelayanan Terpadu, perangkat desa, Antasena, media, dan masyarakat

126 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

CHILDCARE POLICY IN MUHAMMADIYAH: A CASE STUDY OF INSTITUTION SUPPORT TOWARD FAMILY STRENGTHENING IN YOGYAKARTA CITY

DAVID EFENDI Departement of Government, Muhammadiyah University of Yogyakarta

HERNI RAMDLANINGRUM Australian National University, Australia

Abstract --- This Appreciative applied is the best option for the children. Inquiry approach (AI) research Therefore, this research model is one of the identified the appropriate system breakthroughs to help Muhammadiyah applied in Muhammadiyah’s with two objectives: first, Muhammadiyah institutional care as the best enable social workers in their option for the children. organizations to work effectively with Therefore, this research model is children and families so that children can one of the breakthroughs to help grow up safe and protected within their Muhammadiyah with two family. Second, this work includes objectives: first, Muhammadiyah professional social workers and social enable social workers in their volunteers who carry social work tasks. organizations to work effectively The research, held from October 22 with children and families so that to November 8, 2013 aims to find the best children can grow up safe and practice in terms of returning the child (re- protected within their family. integration) at the orphanage institutions Second, this work includes (hereinafter referred to as the institution) to professional social workers and their families. This research has a focus so social volunteers who carry social that Muhammadiyah can work effectively work tasks. The study aims to with children and families, that these find the best practice in terms of children can grow up in a safe and secure returning the child (re- environment within the family and integration) at the orphanage community environment. institutions to their families. This The expected outcome is to support research has a focus so that changes in the Muhammadiyah, although it Muhammadiyah can work is recognized that what is happening effectively with children and outside Muhammadiyah might influence families, that these children can policies and practices of Muhammadiyah. grow up in a best, safe and secure What happens in the Muhammadiyah also environment within the family could have a greater influence to the and community environment. policies and practices of government or other organizations. Basically, this tesearch conducted by the Assembly of Social Services with BACKGROUND the support from Family for Every Child includes four locations that have been Through this Appreciative Inquiry identified as examples of promising approach (AI) research, we want to start practices in terms of changing from help create a situation in which the system institutional care into family-based care.

127 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

The research report focuses only on hectares is divided into 14 districts, cases in Yogyakarta area, precisely Putra 45 villages, 2,531 Community and Muhammadiyah Institution related to how 617 households. The city passed deinstitutionalization initiative as an effort four major rivers stretching from to return the child to the best care system, the north to the south. Related to which is in a family environment. This the population of the Yogyakarta report also describes how pre-conditioning from year to year are as many as becomes one of the interesting things to 442.209 people (2006), 456.915 see possible efforts to strengthen family in (2008), 388.088 (2009), 388.627 the future as seen on foster children, (2010). In 2011, Yogyakarta had families, staff and caregivers. 390.558 people (BPS Yogyakarta 2012). One thing that is interesting PROFILE is the decline in the number of population from the period of 2008 To gain a thorough understanding, it is to 2009. necessary to describe the local situation of But it is quite interesting to the research sites covering the conditions note, that although this of Yogyakarta as well as the institution Muhammadiyah Lowanu along with its ups and downs. Institution is located in the city but the live-in foster children are mostly from Sleman and Bantul 1. Profile of Yogyakarta City while children who come from the city of Yogyakarta remain in their The existence of family by getting family and Yogyakarta and Temple educational support from PAY. make Yogyakarta city is seen as one of the cultural 2. Profile of PAY Putra centers of . In the city of Muhammadiyah (Putra Yogyakarta it is common to find Muhammadiyah Institution) cultural heritage, both physical / material (tangible) and non- The institution is located at physical / non-material (intangible). Jalan Lowanu Mg III/1361, The existence of Yogyakarta city Yogyakarta. The oldest institution cannot be separated from the established in 1912 has been founding of the palace of registered in the Social Department Yogyakarta Sultanate in 1756. The of Yogyakarta Province by the old town is also the birthplace of code: 0884/3038/VI in 2005. Thus, Muhammadiyah with their there had been nearly 100 years gap religious social movements in 1912 of this new institution to finally be established by Haji Ahmad formally registered to the State. Dahlan in Village. Initially this institution had one Besides Muhammadiyah, there was area for boys and girls. It was in also a social organization that 1928 the separation was done that added color to Yogyakarta, namely the institution was divided into two Taman Siswa. Both organizations locations, for boys in Lowanu, were the pioneer establishment of managed by Muhammadiyah Yogyakarta as a city of education. branch level, and girls in Yogyakarta has the Notoprajan which is managed by narrowest area compared with the Aisyiyah. other districts, which is 32.5 km 2 From several documents which means that 1.025% of the found at the institution, history of Yogyakarta province of 3,250 the establishment of

128 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Muhammadiyah Boys and Girls In 1990, the institution was Institution was a response of combined with religious Muhammadiyah’s members to care educational institutions and thus about social phenomena where these institutions not only during the colonialism period, accommodate the orphans alone there were a huge number of but, more broadly, from poor orphans and the poor. In the first families, abandoned children, quarter of the 19th century in 'victims' of disharmony families in Yogyakarta, precisely in both Yogyakarta and outside areas. Yogyakarta royal square often This educational approach model became a spot to the gathering of also makes the institution as an the poor and orphans, where in the organization that “has to look for same place the philanthropists students / foster children”. It is would give their charity as well. obvious when we see from the This phenomenon can still be seen vision and mission of this until now at the central mosque institution, that it is likely to be Kauman every Friday. Then, in more of an educational institution 1918 was born in Muhammadiyah rather than just a regular institution an organization called the People's although its active substances and Welfare Trustees (PKU – Pembina programs are pure institution (the Kesejahteraan Umat). This is the data is fetched from the first institution to handle orphan background of children who are in sponsorship activities these institutions). "systematically." The vision of this institution Actually, the number of the is to "make Putra Muhammadiyah orphanages in Yogyakarta province Yogyakarta Institution as a social, is very little when compared to the educational, and religious number of institutions run by institution that creates Muhammadiyah and Aisyiyah Muhammadiyah’s skilled, nationally. From the total amount independent 2 , and noble future of Muhammadiyah’s and cadres. This is then translated into Aisyiyah’s 308 PAY (PAY= three missions, which are (1) to Institution) (Muhammadiyah Profile give formal education at least until in 2010), only 7 institutions that are completing high school according located in Yogyakarta greater area. to the children’s talents and And from 7 institutions, only 2 that interests, (2) to provide religious are actually located in the central of

Yogyakarta. In 2011 Social 2 Department of the city of There is no generic standard of the independency concept set by Muhammadiyah Institution. A Yogyakarta issued data about the senior leader of Muhammadiyah Institution once number of social service gave his opinion about being independent. organizations as many as 95 Unfortunately, the independency he was talking organizations. 16 of them are about is the independency of the institution, not children institution. 1 In the independency of the children. According to Muhammadiyah itself there is one him, there are four indicators for an institution to group, which is the Lead Branch of be considered independent: (1) has an absolute Muhammadiyah Nitikan, which has authority in managing its own financial planning although it still may be transparent; (2) able to a family support model (established manage a local and regional networking for the in 1991). capital access and able to circulate the capital in real activities; and (4) able to develop every potential the children may have to the maximum 1 The total of institution organizations that include so that they can be of work-place ready and good children and the elder people are 26 institutions. national cadres.

129 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan and moral education professionally, children and 25 children living in a (3) to provide education and self- family. This number continued to reliance skills according to their decline until 2013, the institution talents, willingness, interest and the only accommodated 70 live-in demands of the changing era. children and 20 non-institutional Related to the institution children. More detail can be seen capacity to accommodate the from the following Table 1, taken children, it all depends on the from three different academic financial capability and capacity of years. the room. In 2011, there are the total of 106 of live-in foster

Table 1. Live-in Institution Children and Non-Institutional Children 2010-2014

Description 2010-11 2012-13 2013-14 Yogyakarta Local Area 8 7 6 Outside Yogyakarta 91 51 59 Outside Java 16 12 11 Non-institutional 25 25 20 Total 131 children 95 children 96 children

From the table above we city of Yogyakarta, who live in an can see the origin of foster children orphanage. Thus the data submitted living in Lowanu Institution, by the informant is 'valid'. It will ranging from the most dominant, be a discussion in the next section. who are coming from outside of Just like the founders and Yogyakarta province then followed Muhammadiyah institution staff in by those from outside Java and the general, the institution caregivers third place is children from The see the institution as a part of the Privileged Area of Yogyakarta social services that can help people (Bantul and Sleman). The table has to educate their children so that not changed for the last four years. they can be independent people For children who live outside the with noble character, and can be institution it has been deliberately Muhammadiyah cadres later in the separated to show how the amount future. The 'conventional' roles of of family / education Muhammadiyah in the form of compensations are gradually institution provider simply can not reduced. It is based on a story from be considered small because an informant at the administrative through hundreds of institution department who is considering organizations, Muhammadiyah reducing the amount of family institutions have put real efforts in compensation. helping the orphans, abandoned According to the document children, babies without parents, reports that we received, children and commercial sex workers (PSK who live in this house are more – Pekerja Seks Komersial). because the capacity insufficiency of the room rather than the understanding that the children are RESEARCH METHOD getting the best care in the family. From Table 1 above, we can hardly From the beginning, the research is find orphans who were born in the a qualitative type of research with

130 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Appreciative Inquiry approach to obtain the desired data that is related to the 1. A collaboration search about the initiatives de-institutionalization (De-I), or best practice done by the individual the reunification done by the institution / community, or a certain caregivers along with the stakeholders’ organization. support. However, this study also does not close any possibility that what will be 2. Systematic discovery of something discovered later is just the matter of pre- that can create the most effective conditions to start the De-I project due to running system in terms of human resource constraints, perception, economic, environmental, and paradigm, and the strong ideology. With social ability. AI approach all data collected is expected 3. The art and practice of asking to continue to provide benefits in mapping questions to encourage and and future strategies. Practically, the AI can be stregthen the system’s ability in understood from those two words. First, order to multiply the positive ‘appreciative’ means systematic effort to outcomes. recognize the best things that individual / 4. An assumption that every living communities around us do, to increase the system within an organization / values. Second, this approach is intended community has the resources, to explore and discover and to ask assets, wealth, and positive questions. inspiration that has been untapped. In addition, Appreciative Inquiry can 5. Linking "positive change core" also be interpreted as: directly to the change agenda.

This can be understood by looking at the cycle expressed by Whithney (2010) as follows:

Following are some literature support for social workers is often studies about social workers and lacking. orphanage that are interesting to be 2. Approach to social work often understood, to provide a context in where focuses on only the individual case/ we are and what data we are looking for, related to the presence of orphanage work, where it may not be suitable (residential care) particularly in Indonesia. where there are a lot of social workers and where bigger social 1. Social work for children and transformation is needed. vulnerable family is pathetic, lack 3. Social workers often concentrate on of resources, and low in grade in bureaucratic work, such as social many situations. Training and protection administration, which do

131 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

not use their skills and abilities to collaboratively - We must understand each the maximum (the best practices). other to create a systematic change. 4. Good practices that exist in many This research is a case study intended to analyze a specific situation countries and regions mostly both in practice and the situations in it. In through pilot projects and some are this topic, the case study is ideally built in the national system. supposed to be learning about micro and The global situation is expected to macro situation of mutual interaction. The find positive forces for future change to macro situation can be seen from the improve the quality of social workers and policies and government regulations support the children and vulnerable aspects and support programs while in the families around the world, by building the specific study context, this case study will forces that exist in the current system and have a lot to do with how management and align it to the local context funding agencies run, the role of social workers (quantity and quality), AI approach is chosen for several reasons, infrastructure support and key aspects that they are: support the sustainability of social services. 1. To develop the strengths of the Data obtained by engaging service program for children participants through FGD (Focus Group without parental care. Discussion) and interview. FGD is 2. To learn about what makes it intended to identify a range of opinions, impressions, and perceptions held by the possible to work for children and participants within a relatively short time families (3-4 hours). The interview itself is meant 3. To promote cooperation and to deepen the information possessed by the collaboration plan subject on a predetermined topic. 4. To map the current system and Following Kvale and Brinkmann identify where social work may (2008:102), the study has seven stages: to give a positive influence. determine the theme (thematizing), design (designing), interviews (interviewing), 5. To identify and develop the transcribing (transcribing), analysis strength to change. (analyzing), verification (verifying), and 6. To promote a shared vision for a reporting (reporting). better quality of social work. During the field research, we interview with the senior members of regional MPS. According to Cooperrider and Pratt In each of the first three study cases, there (1995) there are at least 4 principle guides , will be interviews with representatives of among other things: first, the inquiry into regional MPS. This interview will focus the life of the organization / community must begin with an appreciation of the on what they have learned from their efforts and experience of its actors involvement in this studied initiative. (appreciative). In other words, we must Including the implications for the regional learn to understand what we have and what MPS in implementing the new national does not exist / available. Second, the standards. Also, at the national level investigation for the possibility must be put research there will be an interview with the into realization for the purpose we wish to senior member of Assembly of Education, achieve. Third, a provocative investigation so the process should arouse us and make Social, Health, Empowerment, Lazis, and us want to work to improve the results; and Assembly of Economic in Jakarta. I fourth, the investigation should be done addition, we Interviews with key stakeholders including UNICEF, Save the

132 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Children, and the Government of Indonesia institution children. They were included in to determine their contribution to the each FGD of 10 people and were also change as well as their hopes for the future interviewed about each of the elements (see Respondents Table). Some of the of family support. related information is also obtained from the stakeholder panel of social service PROFILE OF RESPONDENTS / assembly consisting of stakeholders from PARTICIPANTS Muhammadiyah Yogyakarta regional leadership structure which consists of a Participants in this study consisted panel of social services, Dikdasmen, and a of the institution caregivers/ staff, panel of community empowerment. representatives of family, and the

Table 2. Research Activities and Participants

No Activity Category / Participants Amount 1 FGD Children in Institution 10 2 Interview Children in Institution 4 3 Interview Children outside Institution 3 4 FGD Staff 10 5 Interview Staff 3 6 FGD Parents/ Family 10 7 Interview Parents/ Family 3 8 Interview Muhammadiyah Council 4 Number of participants

Respondents/ participants who of the institution and gain wider were included in this study consist of staff employment opportunities. representatives, families and children. For Interview respondents from families and children, they made up of institution staff were appointed by the families and children who receive family institution’s leader and as for the family of benefits (non-nursing) and also the representatives, the caregivers who are families whose children join the institution more familiar with the child’s family as well as children who live-in the designated them. Families of all institution. The qualification of children participants came from two locations: the involved were ranging from children who city of Yogyakarta and nearby district, the are in elementary school, junior high/ MT, Bantul district. Average families involved and high school/ vocational school. Most are labors, workers, farmers, or street of the children involved are children from sellers. In general, they are the biological religious school and vocational school. parents, either the mother or father of the The vocational school becomes a place to children who are supported. learn for the institutional children because Here is a brief profile of foster it teaches expertise that after they are done children who are involved in FGD as with school, they can automatically get out shown in Table 1.

133 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Table 3. List Of The Children Joining FGD

No Name Place, DOB School Grade Status 1 Ahmad Habibi A Boyolali, 17 December Pakel Public 5 Fatherless 2002 Elementary School 2 Ditya Amiftakhul R Magelang, 21 May 1999 MTs Muh 9 Fatherless Karangkajen 3 Siswono Purbalingga, 18 August MTs Muh 9 Fatherless 1998 Karangkajen 4 Dwi Khoerul Semarang, 14 January Muh 3 10 Under Prasetyo 1997 Vocational privileged School 5 Tri Thoni Riyanto Boyolali, 22 November Muh 1 10 Under 1997 Vocational privileged School 6 Andrianto Banjarnegara, 03 April SMK SMTI 11 Under 1995 privileged 7 Hanif Akbar W Jakarta, 23 January 1997 SMK SMTI 11 Fatherless 8 Wika Tri Afrilianto Jakarta, 28 April 1997 SMK Muh 3 11 Fatherless 9 Misbahudin Purbalingga, 28 March SMK N 6 12 Orphan 1994 10 Nur Abdullah Purbalingga, 02 July Plantation 12 Orphan 1995 Vocational School MM 52

Although by the origin, almost everyone undergoing its own dynamics. The process was born outside Yogyakarta but some of of implementation and evaluation of the them are Yogyakarta descends and study include some of the following: currently returned to Yogyakarta but stay at the institution due to financial factor, a. Methodological Issues one of the parents dies, and broken home families. Three out of ten children still AI approach with the use of have complete parents and no one actually FGD and interviews has a does not have a family. This situation has limitation where the interaction contributed a lot of stories of joy and seems stiff especially when FGD sorrow that will be discussed next. and interviews were held when the researcher team is not too familiar LIMITATION with the participants. It was even the first time for most of the Research, we believe, in all kinds, families, children, and staff to be obviously have limitations both in terms of involved in FGD to talk about method, instruments, and researchers’ things that are 'sensitive', knowledge as the implementers of the concerning managerial, parental activities. Included as a study with choice in institution, and about the instruments / tools, AI approach is feelings of the children who live in

134 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

institution and the feelings of living To avoid tension, short at home (children living with games were played in between families, or called non-institution FGD activities to provide a children). relaxing and confident atmosphere. Society in general, Children who were shy to introduce including the participants of this themselves and talk about their study have a tendency to prefer the situation and their family could express problems either within their work in pairs and pick their own authority reach to change the state partner to whom they felt most or any outside party so it is difficult comfortable with. After that, each to dig initiative or success stories as participant introduced their long as they become a part of the partner’s situation ever since they interaction in their own were still in a family, how they got environment. When we tried to dig into the institution, as well as the the positive outcomes, they tend to ups and downs of living in an 'be nostalgic' with the institution’s institution. This activity got all the management in the past, while the participants active and brought children and the parents had trouble laughter even though in the finding anything positive they had beginning their eyes were teary but ever felt or experienced. After a at the end, the situation turned while, they showed a general trend warmer. Some people who didn’t that family affection is the most express themselves in the forum important thing. regarding the uncomfortable situation were finally able to talk b. Instruments/research tools about it after the researcher talked to them face-to-face, starting by Researchers were actually asking what they wanted to be in confident using the type of probing the future along with giving a questions, but we often ran into relevant motivation. obstacles due to the difficulty of using the type of questions that we DESCRIPTION OF RESEARCH think are very western, such as SITES (CASE STUDY) ‘could it be described in more detail', ‘how is your feeling sir/ Issues expressed by participants ma’am/ kid?’ The “tell me more” were an expression of generality when a type of question is very difficult to question posed in the study - they preferred implement and based on our to express the problems rather than the experience, the participants tend to ability to appreciate the best practices that be quiet and was already prepared had been encountered by caregivers to answer the next questions rather (leaders, administrators, staff, and than describing more to what they volunteers). The issue that got stronger is had already said. In addition, the the lacking of leadership that great language issue got a little harder activities they had over the years could not since some respondents from be sustained. families are unable to speak Bahasa From this study we also found the Indonesia. It caused a bit of ‘fact’ that the 47 people reunification story difficulty to the note taker with at Lowanu Putra Muhammadiyah very little Institution was not proven true. This could proficiency. This issue could be have been caused by different perceptions. resolved because we recorded the PAY (the institution) only accommodates whole interview process. children from elementary to high school ages. Some people who were supported to

135 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan the college level is a 'cadre' who, in the of institution’s alumni. Due to the very old future, will help take care of the children age, PAY the institution has already as well. One single caregiver can take care generated thousands of alumni who are of 10 children in average. Thus, the 47 scattered in different places with their children who were returned might have respective degrees of success. The foster been those who had finished high school. children know many of them active. For There was also a case where 11 children foster children from outside Java, they were discharged more as a punishment usually get approval from the alumni who than reunification. come from outside Java, especially those Some innovations emerged from who are living in Yogyakarta. This can be institution management reform initiative is reviewed because of the trust to the to implement a rigorous assessment system alumni, besides it is more effective since it when accepting children either from is not possible to scan it all the way outside Yogyakarta Greater Area or from outside Java. The percentage of the children from the region or even outside Java. Java and outside Java from year to year Assessment, the last few years, was done can be shown as the following table: by directly visiting their area of origin Ironically, some of the leaders in before they were actually accepted. This, the institution want to remove the family according to some of the caregivers and support model, commonly called 'non- leaders, is done so that children who can institutional' - children who receive still live with their family may remain in educational support from the institution but their family. Only when faced with the not living in, instead live with their family. question of education, caregivers and The total average annually is 20 children nursing leadership could not provide from the city of Yogyakarta and solutions, especially to those who live centralized in one school, which is Mts outside Yogyakarta. It may be a future Muhammadiyah, Karangkajen. recommendation. From different participants who are stakeholders in the Regional Leadership It may not be different from the admission Muhammadiyah Yogyakarta can be system at the other PAY (institution). expressed in general related to this issue There are a couple of interesting things we that the institution should remain, because can deliver here. There are several parties it is the form of Muhammadiyah’s social or stakeholders involved. First, it is the services that has been initiated since long caregivers who usually perform the ago especially in Lowanu, which is assessments to families who want to send Muhammadiyah’s first institution. The their children by asking some checklists/ existence of social institutions is one of the questions and also record the direct pillars of Muhammadiyah movement in observations of the families. Second, the addition to health and education. presence of religious institutions at the However, support from the assembly has children’s origin village. The religious not been enough shown especially the institutions can be a Muhammadiyah structure in the area of Muhammadiyah. central branch/ sub-branch or mosque/ With such situation, it is rather difficult to mosque organization. The acceptance start a reunification discussion because the contract for Lowanu Institution foster institution was still busy finding a way to children is not between Institution-Family survive and getting sufficient financial (individual), but between the agency with source. the institution (institution-to-Institution). The ‘minimum’ role of It’s a context where Islamic Muhammadiyah structure at the regional religious institutions are at the location. It level as well as the area can be traced from is intended to get a clear responsibility the main source of revenue to fund the model as well as a guarantee from the local institutions. The greatest sources of funds organizations at their area. Finally, the role come from donors/ community, followed

136 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan by government aid, independent institutions, and Dharmais Foundation Jakarta. 3 According to an institution caregiver, the amount of financial aid from the government and Dharmais is getting smaller from year to year. While donors remain relatively stable. Another leader just wanted to be independent from external donors and emphasizing more on the development of institution-owned enterprises such as rice field and rental buildings. According to the regional MPM board (Community Development Council), it is a good idea but often times the empowerment done by the institution is very sporadic and not systematic that when there’s a change in management, the different policies often disturb empowerment program’s sustainability.

It is a fact that the ratio between the numbers of children with the staff/ daily caregivers is non-comparable. There are at least 10 daily caregivers who incidentally university student while the leaders or the management don’t monitor the condition of the children regularly. Below is a picture of the burden of Trustees / children caregivers:

3 In year 2010, the amount of money from the donors was IDR 109.145.350, from the enterprise was IDR 5.100.000,-, from the government was IDR 8,394,165,-, from Dharmais Foundation was IDR 2.250,000 (source: Annual report and activity evaluation of Putra Muhammadiyah Lowanu Institution, 2010).

137 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Table 4. List of The Caregivers and The Children

NO Grade Amount of Name of Caregiver Children 1 Elementary School 3 Rudia Agazi 2 7th grade 16 Agus Eko P/ Sunarjo 3 8th grade 11 M Saprudin Nawawi 4 9th grade 12 Julianto 5 10th grade 10 Nur Fais 6 11th grade 6 Neni 7 12th grade 9 Nurudin Hamzah

Some years earlier there was cooperation REASONS FOR FAMILY-BASED with the university that is UAD (Ahmad SUPPORT (WHY IS KEEPING Dahlan University – Universitas Achmad CHILDREN IN FAMILIES SO Dahlan) psychology major to help with IMPORTANT?) children handling and mentoring. 4 However, since year 2012 the program was To answer the question about how no longer coordinated for no apparent the best parenting system for the children reason. Very likely this was the result of could be obtained, researcher asked this management change. Although the question to all group of participants, either cooperation program with the campus was it is the children, family, staff, and considered less effective for the children caregivers by first providing an care but they needed an innovation that opportunity to tell what kind of positive involve the campus as an available thoughts the participants had when seeing resource. Innovation indeed is the key to the children stayed at the institution, improve the quality of service and at the including the children themselves to tell same time efforts to diversify the service the positive values when living at the model is necessary, it should not only institution and at home. Once the bring children live in institution - but the participants have gotten enough campus may support to strengthen the opportunities, the researchers then gave families and to prepare them to receive another opportunity for FGD staff and again their children who are temporarily in parents to express in writing what’s good the institution. about living in the institution and at home for the children. The following table is a summary taken from two FGDs for families and staff.

4 At the time the research was being conducted, I only found one volunteer from the National Islamic University. The recently graduated student said that he became a volunteer personally and not representing any organization or institution. The decision to be involved was based by his own initiative to apply the knowledge he had gained. At the end I figured that the student is a member of Muhammadiyah Students Association.

138 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tabel 5. Staff and Family Perceptions on Foster Children Existence

Living-in The Institution Living at Home

1. More independent 1. Getting the parents’ / family 2. Worship / Pray more regularly affection. 3. Receiving formal/ informal education 2. Getting the attention from the (vocational school/ university) parents. 4. Creative and having a lot of 3. Self Confident achievements. 4. Can socialize with the 5. Financially covered (clothes/ food) community. 6. Learning to adapt 5. Free 7. Running a modest life 6. Comfortable 8. Discipline 7. Closer to family. 9. Help ease the parents’ burden

Almost all FGD participants agreed 7. “…as a motivator.” that the primary care and the first and the 8. “…family as one of the purposes in best is in a family with parents where their life.” affection can not be replaced with affection 9. “…as a shelter, and sharing the from elsewhere. The affection from the after-life” staff and institution’s caregivers is very 10. “…personality shaper” limited. It is recognized by the participants 11. “….like the limbs.” especially the institution does not have an exemplary figure whom the children can A daughter of one of the PAY see on daily basis, because, in practice, the former caregivers who is also a current staff or caregiver field has been more like a staff also expressed her opinion on family: tutor and not able to completely replace the role of parents. That is, although there are “Family means a lot to me, and when my many advantages of living in an institution, mother died it was raining. That's when I really hate the rain while my father always of course the need of family affection is told me that the rain is not evil. Shortly very important. It also encourages the idea after the lapse of 2 years, my father and understanding that the family is the remarried a kindergarten teacher and after main element and try as much so that the that my father died and it was my children are not sent to the institution stepmother who took care of me until now. My family is the core of forming my unless circumstances do not allow them to personality. And today my eyes were live with their family. swollen from crying because it is the From the same FGD we may also birthday of my mother. "(said in tears) cite the original words on how the participants appreciate their family being. Another young caregiver who is also PAY According to the participants, a family is: alumni also shared her personal story:

1. “…a major supporter for the “When I was little, my mother taught me success” to be independent by selling stuff. I lived at Banjarnegara at the time. My father 2. “…a place to share the ups and worked as a laborer in Jakarta. I was at the downs” 4th grade at the time.” 3. “…the motivator and life’s complimentary” With a mindset that is very positive 4. “…the first and the last to love me” towards family, it actually has provided a 5. “…a place to learn, to get affection, pre-condition to develop family to be raised and develop” strengthening efforts both in terms of 6. “…without my family, I don’t economy and education so it won’t be so mean anything.”

139 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan easy to send their children to social institution’s social work. Let’s say Mrs. institutions especially for children before Nina, who told us her own reason in an teenager ages who really require 'affection' interview: from their parents / family. In addition to the family meaning, “My father once a caregiver here and there have also been some situations or asked me to help at the institution. I have worked here for 3 years, and only in the events that made the caregivers relieved. evening since I have to teach at a Some of the quotations below are expected kindergarten in the morning. Maybe when to represent a wide variety of expression I’m married later, I will have to leave but that had been said in both FGD forums and the closeness with the children here makes one-on-one interviews: me more calm and to live with all the other caregivers is exciting for me.”

“I feel happy when my online donation While for the 'actors' or the foster program was getting a result. I feel like I children themselves, they have their own can do something although it’s small.” views related to the advantages and disadvantages of living in the institution -Dede and at home. When a child feels “Having an outstanding child of course ‘comfortable’ living in the institution, they makes us, the caregivers as their parents usually have their individual factors that truly happy and and proud. Like when they are sometimes very personal. Like Zainal made it to the top three achievers in their (not a real name) who has his own reason, class.” "... the good thing about living in an -Irfan institution is when I can become a big brother for the children at the institution.” “When we provide them with food and The existence of the social environment at they don’t eat it, we feel sad. But the institution is considered able to otherwise when they eat it, we feel 'replace' the sibling-like structure in the satisfied. Their favorites are meatballs and vegetable soup. I am glad when they can family so there is big brother and sister share their stories and problems. It is really system according to their age level and fulfilling for me. Generally they chat level of education. during meal time…” For more details and to find out more the other’s views and opinions, the -Kitchen staff following table the summary. A caregiver surely has their own motivation to be involved in the

Table 6. Comparison of living in an institution and at home Living in Institution Living at Home 1. “…want to finish the study first..” 1. “Close to the parents,” 2. “…to help reduce the parents’ burden.” 2. “…can help my parents.” 3. “I only have a few more months left 3. “receiving more affection from the here, let’s just finish it..” parents.” 4. “…can study in groups.” 4. “can get together with the parents and 5. “…to practice living independently” siblings.” 6. “…togetherness, experience, discipline, 5. “there’s some sort of freedom we cannot self-reliance..” get at PAY” 7. “Lots of friend.” 6. “My mother’s food tastes more 8. “Can help each other.” delicious.” 7. “Cared by the family.” 8. “The memorable advice my family gave me.” 9. “…it’s the most exciting when we can meet and gather with the family.” 10. “To help my parents earning money.”

140 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

According to the institution various processes of data collection, the alumnus, Ari (not a real name), in general, writer can conclude that there is a positive children who live in PAY is due to image about the alumni of this institution "economy issues” ... so it is possible that because a lot of alumni are considered they may not be able to continue their successful to enter the work place. This education so alternatively, they stay at the makes sense because the kids who are in institution. Especially if they go to residence for upper secondary education vocational school where there are many are put in SMK (vocational school). And costs such as the cost of the practice, alumni turned out to have a fairly strong buildings, etc.. To maintain the role as to who could be sent to the relationships with their family, in general institution all these times and maybe in the the caregiver or team leader tries to get the future. phone number of the child's parents in Although it is known to the order to provide information by text caregivers, but there is no strict messages related to the development of punishment regarding the matter. There are children in the institution. In addition, also parents who do not want to see their another reason why a child feels more children at the institution as often due to comfortable staying at the institution is 'respect’ the feelings of children who come probably because of the family firmness from outside the area who do not get factor. A child said: visited by their parents and families. The reason for the children from Bantul to still be in institutional care is to relieve the “My own parents actually want me to live burden on their parents, at least when their at home with the family but now that my father got remarried and his wife is not parents told them to stay at the institution like my own mother when she was alive, I they can not refuse. While all the entire don’t feel as comfortable living at home kinds of needs that they receive in the anymore..” orphanage, they actually can get in their own families. The basic needs that they However, in general the children don’t acquire at the institution are the involved in these activities have a high needs of freedom, love of parents/ family/ enough tribute to the existence of families relatives, and the time to share their and parents. A child, namely Arham, has a problems directly to their parents. sense of extraordinary affection to his Some of the children complained mother and wanted to live with his parents about the never-ending activities both at because the almost-graduated kid cannot school and at the institution so they often wait to help his mother earn some money. feel sore. In general, the children return to He ended up being in the institution the institution after 12 at noon and then because his uncle had brought him there. followed by the institution’s activities. To Arham’s uncle got the information from a give you an idea, here is a standard neighbor who had lived in at the same schedule at the institution. institution where Arham now lives. Of the

Tabel 7: Daily Activity Schedule of PAY Institution Children

Time Activity 04.00-05.00 Wake up, do the dawn prayer and read the Koran 05.00-05.30 Cleaning time 05.30-06.00 Get ready to go to school 06.00-06.45 Breakfast then go to school 06.45-13.00 School time

141 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

13.00-14.45 Lunch Break 14.45-15.30 Afternoon prayer and Tadarus 15.30-17.00 Evening cleaning time, sport, play time 17.00-17.45 Evening bath 17.45-19.30 Maghrib Prayer, Isya prayer, religious discussion. 19.30-20.00 Dinner 20.00-2130 Study 21.30-22.00 Watch TV 22.00-04.00 Rest. Source: PAY Documents, 2013

NB : Evening Ahad is speech practice and Friday service practice. Night Ahad, Ba’da Maghrib, to the Isya time is for trustees activities.

Issues expressed by participants Assessment, the last few years, was done were an expression of generality when a by directly visiting their area of origin question posed in the study - they preferred before they were actually accepted. This, to express the problems rather than the according to some of the caregivers and ability to appreciate the best practices that leaders, is done so that children who can had been encountered by caregivers still live with their family may remain in (leaders, administrators, staff, and their family. Only when faced with the volunteers). The issue that got stronger is question of education, caregivers and the lacking of leadership that great nursing leadership could not provide activities they had over the years could not solutions, especially to those who live be sustained. outside Yogyakarta. It may be a future From this study we also found the recommendation. ‘fact’ that the 47 people reunification story It may not be different from the at Lowanu Putra Muhammadiyah admission system at the other PAY Institution was not proven true. This could (institution). There are a couple of have been caused by different perceptions. interesting things we can deliver here. PAY (the institution) only accommodates There are several parties or stakeholders children from elementary to high school involved. First, it is the caregivers who ages. Some people who were supported to usually perform the assessments to the college level is a 'cadre' who, in the families who want to send their children by future, will help take care of the children asking some checklists/ questions and also as well. One single caregiver can take care record the direct observations of the of 10 children in average. Thus, the 47 families. Second, the presence of religious children who were returned might have institutions at the children’s origin village. been those who had finished high school. The religious institutions can be a There was also a case where 11 children Muhammadiyah central branch/ sub- were discharged more as a punishment branch or mosque/ mosque organization. than reunification. The acceptance contract for Lowanu Institution foster children is not between Some innovations emerged from Institution-Family (individual), but institution management reform initiative is between the agency with the institution to implement a rigorous assessment system (institution-to-Institution). when accepting children either from It’s a context where Islamic Yogyakarta Greater Area or from outside religious institutions are at the location. It the region or even outside Java. is intended to get a clear responsibility

142 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan model as well as a guarantee from the local conventional) that the transformation organizations at their area. Finally, the role couldn’t not be manifested fully. of institution’s alumni. Due to the very old age, PAY the institution has already One of the caregivers and staff that generated thousands of alumni who are has been working at the institution for over scattered in different places with their 20 years, expressed his thought: respective degrees of success. The foster children know many of them active. For “… Family compensation in the form of foster children from outside Java, they pocket money, clothes, and rice between 1970-1993 was omitted. I don’t know usually get approval from the alumni who why. Maybe because there had been a come from outside Java, especially those change in management but I myself prefer who are living in Yogyakarta. This can be the previous regulations since it reviewed because of the trust to the strengthened our togetherness better.” alumni, besides it is more effective since it is not possible to scan it all the way outside In addition, regulatory and Java. The percentage of the children from financial support both from the Java and outside Java from year to year is government and Muhammadiyah’s greater shown at the previous Table 3. structure makes the family strengthening Ironically, some of the leaders in possible, even more powerful and not vice the institution want to remove the family versa. What happened in Lowanu PAY is support model, commonly called 'non- an anomaly in which the maturity of an institutional' - children who receive institution does not exactly strengthen educational support from the institution but family revitalization initiative but rather, not living in, instead live with their family. keeping the conventional ways of The total average annually is 20 children managing social services. Some of from the city of Yogyakarta and Muhammadiyah elite members have centralized in one school, which is Mts actually made a call for renewal (tajdid) in Muhammadiyah, Karangkajen. social service efforts, that it may be directed to the socio-preneurship where THE STRENGTHS OF INITIATIVE trainings about it had been run in both regional and local levels. The Several things that can become the professionalization of the management’s strength points of management dynamic at charitable efforts have not fully absorbed the institution and non-institution system to become the spirit of the institutions’ in Putra Muhammadiyah Institution can be stakeholders. explained by a few things. First, being the All these times, the institution oldest institution, Putra Muhammadiyah caregivers don’t have a strong paradigm on has had many and long history of giving a perspective service that there has experience in its exceeding one hundred been a profit-oriented phenomenon in years of age. In this age, the institution institution service at various institutions actually has a strong enough reason to across Indonesia. This phenomenon is make efforts to revitalize the institution certainly sad for the children who were management. The fact that this institution separated from their family only to become has supported families for decades without a tool to gain material advantage by the asking the children to live in the institution institution caregivers and staff. One of the is one of the plus points. It was performed plus points of this nearly a century old many years ago before there was a institution is shown from the child’s systematic effort by the government to perspective at the program description and reduce the number of institutions. Efforts institution profile year 2011. Here is the to strengthen the family to keep their citation: children at home are only constrained by the model of leadership they had (perhaps "... The children play a role as a subject that must be considered in accordance with

143 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

their nature. The institution’s role is to the other places, these children are invited create the conditions of a family, as well to pray for the donor’s success and they as the substitute of father / mother at home. “ usually love this activity especially when in the end they get food and a little pocket To place the children as the subject money. That was one of the expressions of is a very transformative idea, considering a caregiver jokingly, and but it is true that that generally, even in formal educational kids are happy whenever they received a institutions, children are portrayed as an Koran recitation invitation from the 'object' rather than active subjects who can donors. certainly contribute more according to their needs. However, the practice of THE FUTURE OF FAMILY CARE making the children as a subject is (WISHES FOR THE FUTURE) certainly not as easy as imagined. As the paradigm embodiment, this institution put Only one of the 10 institution their best effort to develop programs and caregivers who sees the need for a activities based on children's needs: "of the systemic effort of a deinstitutionalization. children, by the children, and for the Some see this institution being very children." Because of the involvement important, as it becomes a necessity. orientation, children who were considered Another reason is, even without doing any qualified in leadership skills formed an 'marketing promotion', this institution is organization named OSDA (Organisasi already very much visited by the donors or Darussalam – Darussalam Islamic family, or organizations who want to put Preacher Organization). By the their children in the institution. Moreover organization, caregivers and staff only the since the 1990s, the institution has been function as activites coordinator. One of integrated with Islamic boarding school. OSDA purposes is to be a role model for The same phenomenon occurs in various younger children (new foster children) as places related to the double functioning of well as protectors at the institution and at the childcare institution. school.5 Many statements said that donors Muhammadiyah PAY institution is were considering the presence of the also trying to put the community as a children in the institution – means that the partner that can support the activities at donors want to see the kids in the both institutions as a socialization medium institution instead of their family home. or as a place to learn the realities of real This issue becomes a serious concern for life, which cannot be obtained directly at the team and we make every effort to the institution. The supporting activity can confirm it to the leadership and caregivers. be an invitation for Koran recitation at the Many caregivers do not see this issue as a donor’s house and for the caregivers, they problem as the donors were explained that are usually invited to lead the Koran the presence of the children is not only at recitation at the surrounding areas the institution but also at their family’s (Yogyakarta city greater area). Just like in home. A caregiver claimed: “…if the management can give an 5 Orphanage’s Muhammadiyah Institution applies a understanding to the donors so that system where they send the children to schools they can understand that the alike so that they are easier to coordinate. There institution also has family care are several types of collaboration between the system. Sometimes the donors institution and the school. For vocational school level, there are some kids who have more skills and come directly to our office and they deserve to continue their education at a good sometimes ask what a non- vocational school outside Muhammadiyah’s such institution means. Generally a lot of as SMTI (Sekolah Menengah Tekhnologi Industri – the donors have understood it.” Industrial Technology Middle School – that is very popular among the children.)

144 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

"For the past several years, the educational boarding school system in the complain topic has been about the poor institution since 1990. Three out of ten management system because the gap participants placed the management/ between the leaders, the staff, and children managerial issue as their most concern to is too far and should be corrected,” added be solved soon considering the age of the an FGD participant. It turned out that the institution. The institution management gap between the leaders of the foster child became a hot discussion where the was considered a serious problem that it institution is considered lacking on became a discussion at several events. It leadership figure. It is caused by the also became the hope of the future absence of the “elders” in the institution so changes. some staff likened this situation as 'chicks In the research process, the lost the roster'. As a result, activities that research team found it difficult to enter the involved the community, including non- DI because the growing issue was not DI institution children were a bit ignored. but numerous attempts to revitalize the Other participants put “funding” as existence of institution, management, a major issue. This is due to the demands leadership, financial resources, and of the higher operating costs. Although education quality of the learners and there have been productive efforts such as community involvement initiatives in the developing the rice field and building educational process at the institution rental for wedding receptions, but the (participatory). When researchers gave an presence of donors remains very important. opportunity to convey their expectations to Due to financial issues also, a participant the FGD participants in a card for staff as through the interview expressed her containing the following: opinion on the existence of family care, where she thought is less effective and had 1. Social Services an initiative to cancel it. The intention is to 2. Funding focus more to children who are living in 3. Reunification the institution. Estimated cost per child per 4. Autonomy year of primary school age to vocational 5. Management school age on average is 4-6 million 6. Professionalism Rupiah, which consists of tuition fees/ 7. Family care/ support / non- educational fee, pocket money, clothes, institutional food, and year-end bonus. As for the parents/ family we did The researcher believes that the list the same thing, from personal interviews, above contained strategic issues that are children, and FGD. For parents, we successfully mapped from face to face provided a card with the writing on it as interviews performed which then taken to follows: the FGD (Focus Group Discussion). When the participants were given the opportunity 1. Affection to sort the list starting from the most 2. Care important to the least priority, the results 3. Education can be described as follows. 4. Aspiration From 10 FGD participants of group 5. Compensation of institution staff, five of which puts 6. Cost of Living social services as the main orientation of 7. Security the institution existence. That means the 8. Peace institution existence is the 'hope' and 9. Residence/ home 'demand' of the society, not only in the in the area but also outside the Yogyakarta Related to the initiatives on family area. It is also considered to be a support strengthening and reunification motivation for implementing Islamic actually a small initiative has appeared or

145 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan forward thinking, either emerged from factor that is quite interesting to note. FGDs / interviews with the children, staff, Another one issue is that children only got and families. How this initiative can be a little information that they would be sent explained, here are some interviews to the institution when all they know, they citations / statements the participants of were sent to boarding school to learn three different groups said: religion. In some cases, this is a form of From the children living in an institution: dishonesty to the child. There were tons of disappointments when they arrived at the “…before my parents couldn’t site and it turned out an institution. afford my education. But now I can However, it turns out that the children choose.. of course I choose to live were relatively resilient and able to adapt at home.” well in an environment that was initially uncomfortable.6 “I have a friend to play with at The 'efforts to return the children to home, and I can help my parents… the family to get the best care' initiative but my uncle is very strict…” (the also faced some obstacles both in terms of uncle had the initiative to bring the cultural, economic, and also internal child to the institution) management and leadership in the institution. First, the cultural barrier is “…I thought I was sent here to join strongly influenced by the level of the Islamic boarding house..” education that is uneven in both the family and the institution staff. There is still a The children’s background in the strong assumption and belief that the institution are quite diverse, but existence of the institution of charity substantially they are sent to an institution, orphanage is a field for managers and living away from the family even in an donors. There are many, though not all, early age and in fact some of them still donors who contributed some funds to the have families who can afford to raise them institution under the condition where the up but the awareness of raising a child in a children have to live in the institution. family has shifted. Before, our family There was only one staff who confidently would help if there was a relative in said that "the Prophet Muhammad did not trouble or help them financially when they live in an institution and nor did he set up lost their parents. But now both sides are one" so that in the future this will become reluctant to ask for help and also offer help temporary residential care, where the even though we’re family. A child said that he had stayed at his uncle's house in Bantul but did not feel 'at home' and it was 6 rd uncomfortable. After all, living in the In general, elementary school age, 3 graders, family home where it doesn’t belong to the are sent to the institution to finish their education up to the high school/ vocational school level then biological parents, there is a general they can either come back to their family or stay in tendency of unfair treatment. their area and work. Kids who stayed for longer There are also other factors, for than 5 years, at the first or second year of their example the initiative of the family, like in vocational school, according to the information, the case of Hanif, where his uncle resolved don’t feel like going home since they would rather all matters to send him to an institution. wait until they finish their education completely, His biological parents are still alive and the even though they come from Yogyakarta child is also more comfortable staying in surrounding regions (Sleman and Bantul). Frankly speaking, the family is happier if the children could their own homes with all their limitations stay at home (as they can help the family) under and capabilities. But the uncle’s one condition: the institution still provide their intervention in this case is very strong and tuition fee since the family cannot afford it. In even parents and children can not refuse to other words, actually the scholarship scheme at be sent to an orphanage. That is another high school level supposed to be able to reduce the amount of children living in the institution.

146 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan family situations don’t allow them to keep 5. Death certificate of father or their child (for a temporary time being). mother, issued by the local Of the many papers reporting from government / village leader, the institution, not only from Yogyakarta 6. A medical certificate that stated the but also outside Yogyakarta, it can be child is physically and mentally concluded that efforts to establish the healthy, accompanied by blood institution and efforts to keep them are type information, related to perceptions / views and beliefs 7. STTB, NEM, report cards, and that the institution is part of a Moving letter by the previous Muhammadiyah charitable efforts as school, evidence of our concern on community 8. Letter of good conduct from the issues, such as poverty, ignorance, the local police station or school, number of orphans, and poverty rampant. 9. Black and white passport photo This belief is reinforced by Allah’s word in size 3x4 and 4x6, 3 pieces each and the Qur'an that ordered us to sympathize the film negative, the orphans and the poor. It is a “helping” 10. Fill out the form that is provided by spirit, and it has been the most important the institution, part in social worship that Muhammadiyah 11. Interview session, believe. 12. All documents must be submitted/ sent to the institution at least a Second, family’s financial issue week before the admission becomes a reason for family members and announcement. community leaders to support the delivery of the children to the institution with a As the leader stated, the reason ‘to get an education and life skills’. requirements will also be validated by the The children in the institution were placed institution team who will come visit and in vocational school with a ‘promise’ to ask the family directly and the community get a job upon finishing school. This is in which prospective institution children found to be very reasonable for families to come from. With this tight and firm release their children who are still in standard, of course it’s not easy for the primary school age to stay away from family to decide to send their children to family, away from parents’ love. Apart the institution and will likely let the from that, there are also other motives such children remain in the family if the ability as the children are considered 'naughty' in to pay for school is covered. This is in fact their village, as well as experiencing often makes legitimacy for families to send family disharmony while the other their children to the institution especially if relatives are reluctant to accommodate they have gotten the support from local these children. leaders / Muhammadiyah organizations The minimum requirements to put /local mosque councils. the children at Lowanu Institution are: Last thing a barrier the author 1. Prospective students should be sent prefers to address as leadership barrier- by a local organization, preferably meaning initiatives to take care of a child from the a Muhammadiyah branch in a family is a primary thing and make the level of organization, institution a temporary shelters are not in 2. A formal letter from a local command of the people who have government stating that the child is authority. Even in this Lowanu PAY case, really fatherless or orphans or initiator stood at relatively weak position coming from poor families, that is general helpers while the institution 3. Prospective foster children must be head and Muhammadiyah’s local branch able to take care of themselves leaders stood as policy makers. However (minimum 3rd grade age), there had been tightening efforts in 4. Birth certificate, recruitment system, but it does not change

147 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan the mindset that an institution is a place of who are dealing directly with the children education, morality, skills, and children are alumni who are considered outstanding training to be independent. It can be seen and had received a 'scholarship' to continue from the Lowanu vision, "to make Putra their studies up to the university level. Muhammadiyah Yogyakarta as a social, AI approach that was originally educational and religious institution that expected to see the strength rather than the creates Muhammadiyah’s skilled, issue apparently was not running ideally. independent, and noble cadres." As a result The problem mapping is much bigger is that the institution's existence is equated rather than seeing the potential and with other educational institutions that is a possibility of strengthening the family as temporary place and also no initiative for the best care for children. Regarding the intervention to their families to be able to issue, we can also describe how take care of their own children. stakeholders may intervene in the future Besides the issue of 'bad' (see recommendation). management system, it was due to the dual To the idea of family strengthening role that is currently on going. From period possible, at least this chart can be used as a to period (five years), we found out that reference related to the roles of there had been dual positioning between stakeholders either done or haven’t been secretary coordinator and treasurer to the done, as well as the new roles that can management in the department head and accelerate the process of family staff. The daily caregivers who supervise empowerment socially, culturally, and the kids and the volunteers are not economically included in the structure. Daily caregivers

Tabel 8. Stakeholders Support Internally - Externally

Institution Support (current) Outcome Education Assembly School tuition subsidiary, Institutional children receive directly to the school. education Social Service Management development, Institution can measure their Assembly program capacity. Tabligh Assembly Ustadz/speaker Speaker availability Cader Assembly Not yet seen - Economy Assembly Not yet seen - PCM and PRM Preparing institution Management legality/ regulation and administration Foundatiom PTM Volunteer delivery (now Institution children can easily personally) be facilitated.

From a discussion with the staff, described in detail the map of there are several issues in the list that has Muhammadiyah institution management been a barrier since the last 10 years, nationally, and included some of these starting in 1998. Some of the issues aspects: (1) weakness of the data base, (2) include: (1) the impact of national financial limited financial resources, (3) the lack of situation is felt to meet the operational infrastructure and supporting facilities, (4) needs of the institution, (2) the low salaries lack of human resources (HR) of employees, (3) and the limitation of professionals in the fields of social supporting infrastructure of institutions services, (5) the children were lacking of production activities makes it difficult to 'productivity' after leaving the institution, optimize the potential of the existing from and the last (6) is related to the weak the ground endowments and buildings. network the institution has that often times Yanto Mulya, FORPAMA it is difficult to access opportunities and chairman which was founded in 2007 programs from existing sources.

148 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Putra Muhammadiyah Institution There are also several reasons Yogyakarta has also been trying to sustain among the people which by ideological their existence in social services. Among reasons, push the institution to be them is the effort to revamp and independent and avoid "foreign funds" restructuring of the institution management donations from abroad where it will bring system such as in the form of coaching bad image (negative stigma) of the activities and efforts to raise the salaries of Muhammadiyah institution. Therefore, the employees. A decent salary is not there is a strong push in recent years that mentioned descriptively as something that some institutions or other charitable social will support the social workers agenda. To enterprise Muhammadiyah has, should overcome the lacking of operational have the support of the charitable efforts of funding issues the institution tried to the profit (for example cross-subsidies expand the network and cooperation with from universities and hospitals). In various agencies either private or addition, the development of governmental including with community entrepreneurship in the institution leaders. In addition, the development of management is also considered important. productive enterprises in the form of land To reinforce the idea, it is utilization for agriculture, rice, and trade. important to discuss about stakeholders’ Again, here is not so strongly emphasized strategic and practical roles in the near the roles that can be taken by future. Please see the table below. Muhammadiyah structure.

Tabel 9. Stakeholders Support In The Future

Institution Strategic Support Outcome /Program Assembly of Variety of Scholarship Children may gain access to Education, Schemes (High school/ broader education. Elementary to University) Middle school level and Education Department. Social Service Management development Institution may prepare an Council and institution capacity agenda for change/ strengthening. governance innovation towards professional service. Council of Preparing strategies and Strong family Community family-based economic Empowerment empowerment program Economy Assembly To help the network gain Family involved actively in access to government community economic strategic program program. LazizMu Work together with MPM to Strong family. do strategic effort in family economic strengthening

The involvement of PTM social welfare programs (social welfare) (Muhammadiyah University) is very while it has the power to be the backbone important in Yogyakarta context, for social care reform and the especially this area has a number of professionalization of social workers campus and available resources are especially for social service agencies abundant. We need to emphasize that within the context of Muhammadiyah. The among all the Muhammadiyah in necessity of opening the social welfare Yogyakarta, none of them has a campus department is part of the recommendations

149 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan on the strengthening of institutions that The situation encourages the public will ultimately help strengthen families. to confidently leave their children in the Thus, it becomes inevitable because it is boarding house that in fact using the same very ironic if Muhammadiyah is not the system and method of parenting as in capable to supply professional social the institution. So, a new face and a new workers for its own charity. identity contribute to building a positive It is a big challenge considering public perception of assessing the presence Muhamammadiyah institution has been institution. In addition, parents have very much established and large in enough reasons to send their child to the number. Based on the records that were institution, such as to be more independent, reported by FORPAMA in institution to get religious education, and to acquire directory of 2008, recorded at least 22 more skills. The third reason is the most thousand institutional children spread dominant to motivate parents. across 351 Muhammadiyah institutions run At the same time, the girls and boys by the assembly. One such challenge is the institutions of Muhammadiyah as research professionalism in which the institution is areas still retain a particular model of no longer oriented by the amount of foster family care for orphans / the poor who still children living in institutions but how it have family in Yogyakarta. Both staff and also prioritized social services for children parents have relatively the same reasons who remain in the family who are that by living in their own home, at least financially in need of support. But keep in the children can help with the family mind that this is not meant to support the a economic activity. Thus, the economic short-term program, but how to maintain factor is still the determination of the logic family strengthening programas a long of this policy. However, from the interview term one (sustainability). So not only the with the staff leaders, we figured that they families are able to get out of the problem plan to reduce the family support since it is of financing their children's education but considered to be less effective. also one day the family is able to help The recommendations from this others. This initiative has begun to study can be geared to at least three institutionally reinforced by Council of institutions, namely (1) institution’s Social Services (MPS) Muhammadiyah management staff, (2) Assembly of Central Management. Muhammadiyah, and (3) for the government. CONCLUSION Recommendation for institution staff/ caregivers/ volunteer: From the explanation above, there are at least two major conclusions and one 1. Building an institution governance evaluation of the AI approach used. First, agreement that refers to the system there is a shift in general perception in developed by Muhammadiyah understanding that an institution is purely social services. as which houses children who have no 2. Build consensus to make efforts in parents or have parents but are not able to empowering potential families that meet the basic needs of children will send / have sent a child to the (education). This view has been shifted institutions by involving various both for the institutional children and assemblies and stakeholders. parents as the impact of the system 'be- 3. Provide capacity building training cameral' institution where now transformed for volunteers to understand that into an Islamic boarding school as its new residential care is temporary and identity. The perception of staying at the for emergency situations so that institution then becomes positive enough when the family is ready to accept for the kids. the child back, they can immediately facilitate the return.

150 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

REFERENCE Recommendations for Muhammadiyah Councils: Argyris, C. (1973). Action science and 1. Provide a scholarship scheme for intervention. The Journal of Applied vulnerable families to anticipate the Behovioral Science, 19, 115- 140. attempts to put the child in the institution just because of the Argyris, C. (1970). Intervention theory and difficulty of access to education methods. Reading, MA: Addison- 2. Making an agreement to make Wesley. efforts in empowering potential families who will send / have sent Argyris, C. & Schon, D. (1978). their child to the institutions by Organizational learning: A theory of involving various assemblies and action perspective. Reading,MA: stakeholders. Addison-Wesley. Administrative 3. Conduct an educational discussion Science Quarterly, 22,591-622. for the institution staff so that the business orientation does not Blake, R. & Mouton, J. (1976). become a logic operation of social Consultation. Reading, MA: institutions. Addison-Wesley. 4. The structure of the related panel Bartunek, J. (1983). How organization should not only administrative and development can develop regulative but how the institution, organizational theory. Group and on a higher level, may set up a Organization Studies, 8, 303-318. scheme to improve or reform. During this time, the institution was Bartunek, J. (1984). Changing interpretive trap of pragmatic thinking of how schemes and organizational to maintain the institution rather restructuring: The example of a than providing the best service for religious order. Administrative the children. Science Quarterly, 27, 355-372.

Recommendation for the government: Bell, D. (1973). The coming of the post- industrial society. New York: Basic 1. Governments are required to seek a Books. family rescue program from Cooperrider, David L. 2008. Appreciative inability issue of not able to Inquiry Handbook. Brunsick, OH: provide the child’s basic needs. Crowa Custom Publishing, Inc. 2. The government is required to consistently and consequently Bohr, N. (1958). Atomic theory and human reduce social assistance schemes to knowledge. New York: John Wiley. orphan institutions and transferred it to encourage families to optimize Bradford, L. P. Gibb, J. R., & Benne, K. the economic ability by running (1964). T-group theory and empowerment activities laboratory method. New York: John 3. The government imposed a Wiley. monitoring method to oversee the institutions that are too easy in Whitney, D dan Troston-Bloom. 2010. The accepting children without strict Power of appreciative Inquiry for scanning. Positive change. Beyer, J. (1981). Ideologies, values and decision making in organizations. In P. C. Nystrom and W. H. Starbuck

151 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

(Eds.), Handbook of organizational design, Vol.2. Oxford University Press. Beyer, J. & Trice, H. (1982). Utilization process: Conceptual framework and synthesis of findings. http://www.iisd.org/pdf/appreciativeinquir y.pdf

152 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Peran Perempuan dalam Kasus Korupsi di Indonesia

Dewi Sekar Kencono

Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]; [email protected]

juga mempunyai peran dalam kasus Abstrak --- Munculnya beberapa nama korupsi baik secara langsung maupun perempuan yang terlibat dalam kasus tidak langsung. korupsi pada ranah publik baik dari ibu rumah tangga, anggota partai politik Kata Kunci: kasus korupsi, perempuan, maupun pejabat publik menjadi sorotan politik. selama beberapa tahun ini. Perempuan yang terjerat dalam kasus korupsi pada I. PENDAHULUAN dasarnya terjadi karena tidak mengetahui secara detail resiko jabatan dan tekanan Budaya jawa kuno menempatkan perempuan yang akan diterima dari jabatan yang sebagai sub-ordinasi laki-laki. Sejak kecil laki- sedang diembanya. laki dan perempuan dalam cara mendidik Dilihat dari faktor gaya kepemimpinan, sudah dibedakan. Laki-laki lebih dipersiapkan politik, agama, psikologis dan budaya untuk menjadi pemimpin dan perempuan lebih ketimuran semuanya secara tidak dipersiapan untuk mengurus dan langsung menjadi pelindung perempuan menyelesaikan sektor domestik rumah tangga. dari jeratan korupsi. Hal ini disebabkan Hal itu dikonstruksikan melalui sistem sosial, adanya batasan-batasan yang tidak bisa di budaya, dan hukum sehingga keberadaan lewati oleh perempuan baik secara perempuan tidak dirasakan sebagai penindasan normatif maupun secara baginya karena proses tersebut telah lahiriah.Perempuan cenderung tidak berlangsung berabad-abad dan dari generasi ke korup dibanding laki-laki pada ranah generasi. Laki-laki sebagai pihak penindas publik.Perempuanmemiliki andil yang juga tidak merasa menindas perempuan. cukup besar dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Peranannya yang Dengan demikian, gejala semacam ini cukup strategis pada lingkup keluarga, dianggap sebagai hal yang biasa. Pada giliran lingkup kerja dan komunitas, perempuan selanjutnya, maka terjadilah diferensiasi peran biasanya bisa saling mengingatkan melalui berdasarkan jenis kelamin (cf.Budiman, 1982). berbagi ilmu dan saran. Melalui media Oleh karena itu, dalam sistem sosial dikenal inilah diharapkan ajakan menanamkan sektor publik (public sector) dan sektor nilai moral, kejujuran dan budaya malu. domestik (domestik sector). Sektor publik Peran perempuan ini tentunya juga tidak distereotipkan sebagai wilayah laki-laki lepas dari peran laki-laki mau ikut andil sedangkan sektor domestik distereotipkan dan aktif atau tidak dalam upaya sebagai wilayah perempuan (cf. Abdullah, pencegahan dan pemberantasan korupsi 1997). karena baik laki-laki maupun perempuan Secara historis, streotip perempuan dapat juga bisa terlibat dalam dilihat dari tiga aspek: biologis, psikologis, korupsi.Perempuan sebenarnya dan mitologis. Secara biologis (fisik), mempunyai peran yang sangat sentral perempuan lebih lemah daripada laki-laki, dalam pemberantasan korupsi terutama di secara psikologis perempuan merupakan sosok keluarga tetapi sebaliknya perempuan yang lebih dikendalikan oleh emosi dalam

153 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

bertindak, suka dilindungi, tidak menyukai mendapatkan kekuasaan. Korupsi dapat tantangan, dan serba lembut, sedang secara dilakukan siapa saja, baik pejabat atau aparat mitologis yang bersumber dari ajaran agama pemerintah, swasta, maupun individu dan dan mite-mite tertentu, hampir selalu kelembagaan. Korupsi juga tak mengenal batas menempatkan perempuan merupakan sub- usia atau jenis kelamin. Meningkatnya angka ordinasi laki-laki. Secara kultural, budaya korupsi dalam satu dekade ini, juga Jawa berpandangan bahwa tugas seorang meningkatkan perempuan yang terlibat dalam perempuan adalah macak ‘berhias’, masak ranah korupsi yang merupakan kehajatan yang ‘memasak’, dan manak ‘melahirkan’dengan luar biasa. wilayah operasi dapur, sumur, dan kasur. Dalam pandangan hidup orang jawa, juga Berdasarkan statistik yang dirilis Komisi dikenal tiga kesetiaan seorang perempuan, Pemberantasan Korupsi (KPK) per 29 Februari yakni ketika kecil harus patuh kepada orang 2016, KPK telah melakukan penyelidikan tua, ketika dewasa harus patuh kepada suami, sebanyak 769 perkara, penyidikan 483 perkara, dan ketika tua harus patuh kepada anak- penuntutan 397 perkara, inkracht 323 perkara, anaknya. Sedangkan secara sosial, nilai-nilai dan eksekusi 343 perkara. Dari data tersebut di atas dilembagakan dalam semua aspek setidaknya ada 48 perempuan yang terlibat kehidupan: hukum, politik, dan pranata sosial. (Kompas,2016). Perempuan yang terlibat Berbagai faktor itulah yang akhirnya korupsi tersebut hampir menyentuh semua lini membentuk stereotip perempuan (Suyanto dan baik dari politisi perempuan, deputi senior, Astuti, 2010) direktur, bahkan ibu rumah tangga juga terlibat. Selain itu banyak dari perempuan-peremuan ini Merujuk pada steriotip perempuan yang terjerat korupsi karena mendukung tersebut, perempuan pada akhirnya tunduk pada suaminya bahkan beritanya hampir setiap hari laki-laki. Bahkan peremuan tidak segan untuk diberitakan. Perempuan yang terlibat kasus membantu laki-laki memuluskan jalan menuju korupsi tersebut antara lain: kekuasaan atau perempuan tersebut Tabel 1 Daftar Perempuan yang Terlibat Korupsi di Indonesia Tahun 2004-2016 No. Nama Kasus Menyuap anggota DPR periode 1999-2004, untuk 1. Mirnda Goeltom memuluskan langkahnya menjadi Deputi Gubernur Senior BI pada 2004. Memberi suap ke sejumlah anggota DPR 1999-2004 2. Nunun Nurbaeti terkait pemenangan Miranda S Goeltom sebagai Dewan Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) 2004. Korupsi secara memberikan uang suap senilai total Rp 3 miliar kepada Bupati Buol Amran Batalipu terkait 3. Hartati Murdaya kepengurusan izin usaha perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah Korupsi secara bersama-sama dalam pengadaan dan 4. Neneng Sri Wahyuni pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2008. menerima suap sebesar Rp2,5 miliar dan 1,2 juta dolar AS dalam pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda 5. Angelina Sondakh dan Olahraga dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Suap dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur 6. Wa Ode Nurhayati Daerah (PPID)

154 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games 7. Mindo Rosalina Manulang Hambalang Diduga menerima uang suap 33.000 dollar singapura terkait proyek Jalan Trans-Seram di Maluku yang 8. Damayanti Wisnu Putranti dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pembangunan Rakyat. Menerima uang dari Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Deiyai Irenius Adi dan Direktur PT Abdi Bumi Cendrawasih Setiady Jusuf. Suap tersebut 9 Dewie Yasin Limpo untuk pemenangan tender proyek pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua, ke dalam pembahasan APBN tahun 2016 dengan anggaran Rp 50 M. Sumber: KPK diolah seperti kasus-kasus besar yang menjadi pemberitaan media massa. Tanpa bermaksud Setelah berakhirnya rezim orde baru, memukul rata terhadap semua perempuan, pemberantasan korupsi menjadi salah satu muncul pertanyaan: inikah gambaran kaum agenda utama di negeri ini. Persoalan korupsi perempuan modern zaman sekarang? Di saat di Negara Indonesia terbilang kronis, bukan sebagian kaum perempuan masih berjuang hanya membudaya tetapi sudah keras untuk memperjuangkan hak-haknya, di membudidaya. Beragam lembaga, produk sisi lain kaum perempuan sudah banyak yang hukum, reformasi birokrasi dan sinkronisasi menikmati kesetaraan gender dan menduduki telah dilakukan, akan tetapi hal itu belum juga jabatan strategis, tapi mengapa ada dapat menggeser kasta pemberantasan perempuan yang mudah tergoda untuk korupsi. Korupsi bukan sekadar perbuatan melakukan praktik-praktik melawan hukum, melainkan juga kejahatan korupsi?(Rozi,2012). kemanusiaan yang memiliki dampak buruk yang serius terhadap keberlangsungan umat Melihat keadaan seperti ini penulis menggali manusia. Korupsi bahkan bisa menjadi salah peran dan peluang melakukan korupsi satu faktor penyebab kegagalan negara. Noah perempuan pada ranah publik. Keterlibatan Chomsky (2006;38) menyatakan bahwa tersebut harus dihalau dengan tindakan karakteristik negara yang gagal (failed state) perempuan dalam upaya pemberantasan antara lain: negara tidak punya kemampuan korupsi di Indonesia. Penting untuk melindungi warga negara dari berbagai menupayakan hal-hal yang bisa dilakukan bentuk kekerasan, tidak terjaminnya hak-hak oleh perempuan dalam memberantas korupsi. warga negara, lemahnya institusi demokrasi, sikap agresif yang sewenang-wenang dari II. PEMBAHASAN pemerintah, lemahnya penegakan hukum, serta maraknya penyalahgunaan kekuasaan. a. Definisi Korupsi

Para perempuan ini, menurut Indonesia Secara etimologi, Korupsi berawal dari Corruption Watch memainkan peranan kunci bahasa latin corruptio atau corruptus. dalam praktik mafia hukum dan menjadi Corruptio berasal dari kata corrumpere, suatu operator untuk mengamankan koruptor dari kata latin yang lebih tua yang berarti jeratan hukum. Di luar angka pada data yang kerusakan atau kebobrokan. Dari bahasa latin diungkap oleh KPK, mungkin jumlah kaum itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti perempuan yang terlibat korupsi lebih banyak Inggris yaitu corruption, corrupt; Prancis lagi. Karena yang namanya korupsi tidak yaitu corruption; dan Belanda yaitu corruptie, harus melibatkan sejumlah dana fantastis korruptie. Dari Bahasa Belanda inilah kata itu

155 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan turun ke Bahasa Indonesia yaitu korupsi. 8. Korupsi terjadi disebabkan adanya (Focus Andera dalam penyalahgunaan wewenang dan Prodjohamidjojo,2001:7) jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi Menurut Transparency International (TI) : dengan mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. “Corruption is operationally defined as Menurut Wertheim(dalam Lubis, the abuse of entrusted power for 1970) menyatakan bahwa seorang private gain.“ (Korupsi adalah pejabat dikatakan melakukan tindakan perlakuan yang didefinisikan sebagai korupsi bila ia menerima hadiah dari penyalahgunaan dari kekuasaan yang seseorang yang bertujuan dipercayakan untuk pendapatan mempengaruhinya agar ia mengambil pribadi) keputusan yang menguntungkan kepentingan si Pemberi hadiah. Menurut World Bank korupsi didefinisikan Kadang-kadang orang yang sebagai berikut : menawarkan hadiah dalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam “Corruption is the abuse of public korupsi. bahwa balas jasa dari pihak office for private gain.“(Korupsiadalah ketiga yang diterima atau diminta oleh penyalahgunaanjabatan publikuntuk seorang pejabat untuk diteruskan keuntungan pribadi). kepada keluarganya atau partainya/ KPK dalam menjalankan tugasnya kelompoknya atau orang-orang yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 31 mempunyai hubungan pribadi Tahun 1999 joUndang-Undang Nomor20 dengannya, juga dapat dianggap Tahun 2001 menyebutkan bahwa pengertian sebagai korupsi. Dalam keadaan yang korupsi mencakup perbuatan: demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah 1. Melawan hukum, memperkaya diri tingkah laku pejabat yang melanggar orang/badan lain yang merugikan azas pemisahan antara kepentingan keuangan /perekonomian negara pribadi dengan kepentingan (pasal 2). masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat (Revida, 2. Menyalahgunakan kewenangan karena 2003). jabatan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/kedudukan yang Dari beberapa definisi korupsi tersebut dapat merugikan menciptakan pemahaman masyarakat bahwa keuangan/perekonomian negara (pasal korupsi merupakan perbuatan tidak baik, 3) curang, dapat disuap tidak bermoral, menyimpangdari kesucian, melanggar norma- 3. Kelompok delik penyuapan (pasal 5,6, norma agama materiil, mental dan hukum dan 11) dengan penggunaan kekuasaan dan berbagai hal yang melekat pada dirinya sebgai pejabat 4. Kelompok delik penggelapan dalam publik untuk memperkaya diri sendiri maupun jabatan (pasal 8, 9, dan 10) orang lain.

5. Delik pemerasan dalam jabatan (pasal b. Motivasi Seseorang Melakukan 12) Korupsi

6. Delik yang berkaitan dengan Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pemborongan (pasal 7) pejabat publik, baik politikus/politisi maupun birokrat yang secara tidak wajar memperkaya 7. Delik gratifikasi (pasal 12B dan 12C) diri atau memperkaya mereka yang dekat

156 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dengannya, dengan menyalahgunakan didalamnya termasuk perilaku naluriah yang kekuasaan publik yang dipercayakan kepada didorong prinsip kesenangan. Ego adalah mereka pada dasarnya perbuatan korupsi komponen kepribadian yang adalah perbuatan yang tidak wajar atau bertanggungjawab untuk menangani dengan menyimpang guna mengeruk keuntungan realitas. Ego bekerja berdasarkan prinsip pribadi atau golongan tertentu yang realitas, yang berusaha memuaskan keinginan berpengaruh pada kerugian keuangan negara. id dengan cara yang realistis dan sosial yang Perbuatan menyimpang tersebut menurut sesuai. Sedangkan superego adalah aspek Hartanti (2007:11) disebabkan karena kepribadian yang menampung semua standar beberapa faktor, yaitu: internalisasi moral dan cita-cita yang kita perileh dari kedua orang tua, masyarakat, rasa a. Lemahnya pendidikan agama dan benar dan salah. Superego memberikan etika. pedoman untuk membuat penilaian. b. Kolonialisme. suatu pemerintahan asing tidak menggugah kesetiaan dan Psikoanalisis memberikan gagasan yang kepatuhan yang diperlukan untuk mendasar bahwa semua pikiran dan tindakan membendung korupsi. sadar adalah proses yang tidak disadari dan c. Kurangnya pendidikan. Namun diringkas dalam frase pikiran yang tidak kenyataannya, kasus-kasus korupsi di sadar. Perilaku dalam kehidupan sehari-hari Indonesia dilakukan oleh koruptor merupakan perilaku sadar dalam yang memiliki kemampuan intelektual ketidaksadaran. Karena dalam perilaku sadar yang tinggi, terpelajar, dan terpendam perilaku yang tidak disadari yang terpandang. Sehingga alasan ini dapat akhirnya mempengaruhi perilaku sadar. Freud dikatakan kurang tepat. (1983:47) menjelaskan bahwa : d. Kemiskinan. Pada kasus korupsi yang merebak di Indonesia, para pelakunya Tugas pertama yang diserahkan bukan didasari oleh kemiskinan psikoanalisis adalah menjelaskan melainkan keserakahan, sebab mereka neurosa-neurosa. Dengan bukanlah dari kalangan yang tidak berpangkat pada resistensi serta mampu melainkan para konglomerat. transferensi dan e. Tidak adanya sanksi yang keras. mengikutsertakan amnesia f. Kelangkaan lingkungan yang subur sebagai fakta yang ketiga, untuk pelaku antikorupsi. psikoanalisis berhasil menyusun g. Struktur pemerintahan. suatu teori tentang represi dan h. Perubahan radikal. Pada sistem nilai memperlihatkan peranan yang mengalami perubahan radikal, korupsi dimainkan oleh naluri-naluri muncul sebagai suatu penyakit seksual dan ketidaksadaran dalam transisional. neurosa-neurosa. i. Keadaan masyarakat. Korupsi dalam suatu birokrasi bisa mencerminkan Manusia memiliki dorongan-dorongan psikis keadaan masyarakat. yang berprinsip pada kesenangan (pleasure principle) yang mendasar yang bersarang Dari beberapa faktor-faktor tersebut di atas dalam id. Namun dorongan in mendapat dapat disimpulkan bahwa seseorang hambatan atas prinsip realitas, yaitu ego yang melakukan praktik-praktik korupsi karena bertugas membatasi dorongan primitif sesuai dipengaruhi oleh dua faktor. yaitu faktor dengan prinsip realitas dan Superego yang internal dan eksternal dari dirinya. Sigmund berprinsip kepada norma. Dorongan psikis id Freud (dalam Rader 1962:127). dalam teori merupakan dorongan pada norma. Dorongan piskonalalisis menyatakan bahwa kepribadian psikis id merupakan dorongan yang paling manusia itu terdiri dari tiga sistem, yaitu id, besar membentuk perilaku berasal dari id. ego, dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang hadir sejak lahir, Ego manusia lambat laun terlatih

157 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

dengan pengaruh kepentingan publik. Asumsi yang dapat diambil adalah eksternal untuk menghargai realita uang tidak punya jenis kelamin dan tidak bisa dan mengejar prinsip realita, dan memilih siapa yang menjadi pemiliknya. dalam berbuat itu, harus melepaskan Siapa pun tentunya mempunyai `bakat' untuk semetara atau selamanya korupsi asalkan ada niat dan kesempatan bermacam objek dan tujuannya– yang tepat pastilah bisa jadi korupsi itu. tidak hanya secara seksual– Melihat rentetan kejadian kasus per kasus di keinginan untuk memperoleh mana keterlibatan perempuan menjadi kenikmatan. Tetapi meninggalkan variabel vital dalam skenario perampokan kenikmatan adalah selalu merupakan anggaran rakyat tersebut, tampaknya hal yang sulit bagi manusia. Ia tak kebetulan sukar untuk dinalar. dapat berhasil tanpa suatu kompensasi. Fenomena perempuan banyak tersangkut korupsi merupakan gejala yang relatif baru di Manusia, meskipun sudah membatasi Indonesia. Tekanannya bukan pada persoalan perilakunya dengan prinsip realitas, usaha kebetulan atau by design, melainkan lebih mencari kesenangan masih tetap menjadi pada bagaimana kita memaknai perubahan dorongan psikis dalam ketidaksadaran yang sosiologis dalam konteks gender dan kuat menuntut untuk dipenuhi. Dorongan- feminisme yang bersangkut paut dengan dorongan naluriah ada dalam setiap makhluk skandal-skandal keuangan tersebut. Keran hidup yang berprinsip pada kesenangan yang Euforia antidomestifikasi kebebasan sosial- dibatasi oleh ego dan superego. Dorongan id politik yang terbuka pasca-reformasi rupanya yang tidak bisa diterima oleh masyarakat akan berdampak positif pada kian menguatnya direpres, sehingga lama kelamaan akan akselerasi perempuan di sektor publik. membentuk suatu tekanan psikologis yang Setelah sekian lama terdomestifikasi oleh memerlukan cara tertentu untuk wacana dan kebijakan yang bias gender, pelan mengungkapkannya sehingga dapat diterima tapi pasti perempuan di Indonesia mulai oleh lingkungan masyarakat. Begitu juga menemukan `jati diri'. Maraknya gerakan dari dengan kasus korupsi yang terjadi di negeri kaum feminis yang menuntut adanya ini. Memberantas korupsi tidak hanya kesamaan hak dan kesempatan (equality of memperhatikan diri sendiri, penyebab opportunity) untuk mengakses sumber daya timbulnya korupsi apakah disebabkan sosialekonomi-politik seperti halnya laki-laki, lingkungan kecil atau lingkungan yang lebih mulai banyak diafirmasi para pemangku luas serta bagaimana struktur masyarakat jabatan dan pengambil keputusan di negeri ini menggunakan nilai-nilai budaya berkaitan (Aditjondro, dalamAfifuddin, 2012). dengan korupsi. Dalam hal ini, pemimpin negara perlu memberikan contoh sehingga Keadaan di Indonesia ini menjadi penting masyarakat memahami nilai-nilai apa yang mengingat beberapa penelitian, yang dapat dianut masyarakat. membuktikan adanya hubungan antara tingkat korupsi yang rendah suatu Negara dengan c. Peran Perempuan dalam Korupsi partisipasi perempuan di pemerintahan. Berdasarkan studi yang dilakukan Bank Munculnya banyak nama perempuan dalam Dunia tahun 1999 terhadap 150 negara, jeratan kasus korupsi ini menyiratkan adanya menunjukkan bahwa tingkat partisipasi emansipasi perempuan pada berbagai bidah perempuan yang tinggi diparlemen akan telah berjalan dengan baik termasuk juga pada mendorong turunnya tingkat korupsi disuatu ranah korupsi. Munculnya feminisasi korupsi Negara. Hal tersebut didukung penelitian yang disampaikan oleh Muhammad Afifuddin yang dilakukan oleh Vivi Alatas tahun 2006 (Republika, 2012)yang dilatar belakangi terhadap perilaku korup di 4 negara yakni: keterlibatan perempuan sebagai aktor penting Australia, India, Indonesia, dan Singapura dalam jejaring mafia perampok uang rakyat tidak ditemukan yang signifikan dari perilaku dalam kasus-kasus yang mencuat keranah korup laki-laki dan perempuan. Perbedaan

158 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan perilaku korup menurut penelitian ini tidak disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : didasarkan Gender namun oleh Budaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada 1. Gaya Kepemimpinan perspektif dalam menilai perilaku wanita dalam korupsi. Selanjutnya dalam survei yang Korupsi erat hubungannya dengan dilakukan Transparency International’s kewenangan dan kekuasaan, sedangkan cara Global Corruption Barometer pada tahun menjalankan kekuasaan itu sendiri erat 2009 di lebih 60.000 rumah tangga di lebih 60 hubungannya dengan gaya kepemimpinan di negara, membuktikan secara konsisten bahwa suatu organisasi. Tulisan Robbins (1998) perempuan lebih sedikit membayar suap di melalui studi pustaka terhadap sejumlah bandingkan laki-laki. literatur, pada dasarnya masih mempertanyakan apakah perilaku seorang Selain itu adanya perempuan-perempuan di pemimpin dikarenakan adanya hormon yang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan dikandung di dalam tubuh dan otaknya. Akan penting seperti menteri, kepala daerah, dan tetapi ia mengakui bahwa studi yang ketua komisi menunjukan adanya peningkatan menunjukkan bukti-bukti bahwa kualitas kinerja yang cukup baik. Akan tetapi kepemimpinan memiliki akar biologis, masih kurang mengertinya perempuan pada semakin meningkat. Dari tinjauan pustaka ranah-ranah baru yang awam sama sekali tersebut, meningkatnya tingkat hormone nampaknya membuat diri mereka mudah serontonin dapat memperbaiki kemampuan terjebak dalam kesalahan tanpa disadari. melakukan sosialisasi dan mengontrol agresi. Berhembusnya isu perempuan sangat Semakin tinggi tingkat testosteron, semakin berperan dalam korupsi ini merupakan salah tinggi tingkat dorongan berkompetisi satu bukti ketidakadilan gender. Pada (Robbin, 1998). kenyataannya perempuan selalu menjadi korban untuk masalah apapun termasuk dalam Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya isu korupsi terutama saat menjadi korban atau memiliki hormon ini. Tetapi jika pelaku. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana dibandingkan dengan laki-laki, tubuh laki-laki media memberitakan peremuan terkait secara alami menghasilkan sepuluh kali lebih masalah korupsi. Perlakukan publik juga banyak dari pada Perempuan. Dengan buruk terhadap perempuan tersangka korupsi. demikian wajar saja laki-laki lebih agresif Disinilah ketidakadilan gender itu terlihat dibandingkan dengan perempuan. jelas. Namun perempuan bagaimanapun punya potensi untuk ikut andil dalam Dilihat dari sisi sejarah, sebagian besar memberantas korupsi. pemimpin di Indonesia adalah laki-laki. Tercatat, hanya Presiden ke lima-lah d. Faktor Penghambat Perempuan (Megawati Soekarno Putri) yang merupakan Terjerat Korupsi putri dari mantan Presiden Soekarno yang pernah memimpin negeri ini. Mengutip dari Euforia yang diusung dalam pengurustamaan quotation Lord Acton pada pertengahan abad gender dalam berbagai aspek termasuk dalam 19. Pada desertasi tersebut Acton melontarkan jabatan penting dalam dekade terakhir ini juga istilah yang cukup terkenal hingga kini yaitu menjadi pendorong adanya perempuan yang masuk kealam kancah kepemimpinan. Kaum “Power Tends to Corrupt, Absolute feminism yang mendesak adanya perlakuan Power Tends to Corrupt Absolutely”. setara antara laki-laki dan perempuan yang kemudian membuka akses publik untuk Istilah tersebut sangat tepat untuk mengakomodir perempuan untuk menggambarkan penguasa yang ingin berkecimpung dalam berbagai aspek terutama menyalahgunakan kekuasaanya. Korupsi pada aspek sosial, ekononomi dan politik yang quotation tersebut bukan hanya terkait uang, selama ini di jabat oleh para lelaki. Penghabat melainkan juga politik atau kebijakan. terjeratnya perempuan dalam ranah korupsi Dengan demikian ada kecenderungan korupsi

159 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan itu muncul karena adanya kekuasaan yang berarti keterlibatan perempuan membuat para pemimpin tersebut menjadi didalam perjuangan kebebasan serakah dan rakus. nasional, dalam perencanaan pembangunan nasional, dan Selain itu, perempuan memiliki gaya perjuangan bagi perubahan kepemimpinan yang lebih demokratic, ditingkat lokal dan global. sedangkan laki-laki merasa lebih nyaman dengan gaya yang bersifat directive Indonesia sendiri pemberian celah (menekankan pada cara-cara yang bersifat kepemimpinan kepada perempuan baru benar- perintah). Perempuan cenderung mengadopsi benar bergelora pada pasca-turunnya Soeharto gaya kepemimpinan yang lebih demokratik. dan Orde Barunya. Dimana yang diketahui Mereka mendorong partisipasi, berbagi banyak orang adalah pemimpin haruslah laki- kekuasaan dan informasi, dan mencoba untuk laki. Kemudian banyaknya perempuan yang meningkatkan “kemanfaatan” bagi berkarier diluar birokrasi dan parlemen juga pengikutnya. Mereka cenderung memimpin menekan angka keterlelibatan perempuan, hal melalui pelibatan atau pemberdayaan dan tersebutlah yang mendorong bergulirnya mendasarkan pada kharisma, keahlian, wacana quota 30% dalam parlemen agar kontak, dan keahlian interpersonal dalam keterwakilan suara perempuan dapat mempengaruhi orang lain. Sebaliknya laki- diakomodir. Memang wacana ini sangat laki cenderung lebih menggunakan gaya yang berdampak besar dalam keterwakilan mendasarkan pada kontrol dan perintah. perempuan dalam parlemen akan tetapi Mereka lebih mendasarkan pada jabatan ketidaksiapan para perempuan untuk otoritas formal sebagai dasar baginya untuk berkiprah dalam bidang yang baru yang telah melakukan pengaruhnya. sekian lama dikuasai oleh para lelaki ini membuat adanya kebingungan yang kadang Keterbatasan yang diciptakan dalam tidak dapat ditanggulangi. kepemimpinan perempuan adalahdimana perempuan dianggap sebagai warga Negara Sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur kelas dua setelah laki-laki yang terdogmatis Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas sejak dahulu kala menyebabkan ruang gerak Indonesia, Sri Budi Eko Wardhani (2012) perempuan sebagaimana akutualisasi dirinya menilai politisi perempuan yang duduk di menjadi sangat terbatas. Sebagaimana yang legislatif mudah terjerat kasus korupsi atau dikemukakan oleh Charlotte Bunch( dalam suap lantaran masih belum menguasai tentang Tong, 2004:331-332) dalam tujuan jangka lika-liku politik. Perempuan masih awam soal panjang dari feminism global adalah politik, sehingga mudah terseret kasus hukum mengingat aturan-aturan yang dilaksanakan 1) …. Hak perempuan atas dalam sistem perpolitikan Indonesia itu sangat kebebasan untuk memilih, dan rumit. kekutan untuk mengendalikan hidupnya sendiri di dalam dan di Celah-celah peraturan hukum siap menjerat luar rumah. Memiliki kekuasaan apabila perempuan pemimpin yang atas hidup dan tubuh kita sendiri mendapatkan jabatan dan kekuasaan ini tidak adalah ensensial untuk mengerti bagaimana melaksanakan dan memastikan adanya kebanggaan menggunakan jabatanya secara baik dan dan otonomi pada setiap benar. Sehingga tidak bisa pungkiri namanya perempuan. kekuasaan dekat sekali dengan tindak korupsi, sehingga perempuan punya peluang untuk 2) ….penghapusan semua bentuk melakukan korupsi baik disadari maupun ketidakadilan dan opresi dengan tidak disadari. Selain itu politisi yang berasal menciptakan tatanan sosial dan dari parpol termasuk juga politisi perempuan ekonomi yang lebih adil, secara mau tidak mau tunduk kepada keinginan nasional dan internasional. Hal ini parpol, hal inilah juga yang mendorong

160 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan adanya kepatuhan terhadap parpol. 2001:34).

Kemudian dalam sisi birokrasi secara Kegiatan parpol yang kebanyakan didominasi normatif, setiap PNS baik laki-laki maupun oleh lelaki, menciptakan budaya partai yang perempuan memiliki peluang yang sama bekerja seenaknya sendiri tanpa ada untuk menduduki jabatan struktural sesuai kesetaraan gender didalam pelaksanaan dengan ketentuan yang berlaku. Namun, pada kegiatan parpol. Untuk masuk kedalam parpol kenyataanya hanya sedikit PNS perempuan sendiri perempuan harus memiliki yang mampu menduduki jabatan karier “sumberdaya ekonomi” yang mumpuni, tertinggi dengan alasan semata-mata kodrati sehingga dapat dikatakan kemiskinan perempuan seperti hamil dan melahirkan yang membatasi partisipasi politik perempuan. dikhawatirkan akan mengganggu tugas Sebagaimana ketahui, proses penjaringan jabatan yang diemban, alasan selanjutnya calon legislatif dan kepala daerah yang selalu didengung-dengungkan adalah mensyaratkan harus memiliki rekening “tidak baik perempuan memimpin laki-laki, tabungan bank yang dananya lumayan besar. karena tidak sesuai dengan nilai-nilai Mengingat kedaan seperti itu kebanyakan ketimuran dan belem tentu laki-laki mau perempuan merupakan ibu rumah tangga yang dipimpin perempuan, kemudian resiko dinas tidak memiliki penghasilan sendiri dan kalau luarkota yang mengganggu keluarga ” memiliki penghasilan sendiri tentu tidak (Mulia, 2005: 35).Alasan tersebut secara tidak sebegitu besar. langsung menutup celah normatif yang diberikan untuk menjadi seorang Pemimpin Keadaan ini juga terjadi pada tataran pada perempuan.Memang ada kesempatan birokrasi, sudah menjadi rahasia umum kalau yang diberikan kepada perempuan untuk ingin naik jabatan harus ”membeli kursi” menjadi seorang pemimpin atau pun pejabat dengan menyetorkan sejumlah uang kepada karier akan tetapi diberikannya “label”yang pemangku jabatan yang menetukan secara tidak langsung dilekatkan untuk pergeseran dan promosi jabatan.Keterbatasan- membatasi ruang gerak perempuan terutama keterbatasan inilah yang mengakibatkan melalui sisi adat kebudayaan di Negara ini. minimnya perempuan yang aktif pada jabatan karier yang tinggi atau sebagai anggota parpol 2. Politik: Partisipasi Perempuan yang masuk kedalam perewakilan di parlemen. Sehingga korupsi yang dilakukan Kebijakan politik mengenai pemberdayaan oleh perempuan berbanding lurus dengan dan partisipasi perempuan pada ranah politik keterwakilan perempuan pada jabatan ini mulai terbuka setelah bergulirnya prestisius berdasarkan jumlah perempuan reformasi 1998. Sebagaimana partisipasi yang pada jabatan tinggi. politik perempuan, partai politik memiliki peranan yang penting dalam manifesto politik 3. Sudut Pandang Agama yang tercipta dari proses demokrasi. Dimana Kajian tentang perempuan dan kesetaraan parpol meletakkan dasar fundamental merupakan sebuah kajian yang tidak pernah terutama untuk kaderisasi pemimpin surut dalam tiap ruang dan waktu, termasuk kedepannya. Keterlibatan perempuan dalam didalamnya tentang kepemimpinan manajemen parpol masih sangat rendah dan perempuan. Hal ini disebabkan oleh sebuah secara system sangat kecil dilaksanakan. konstruksi masyarakat yang seolah Kemudian secara kualitas keterlibatan menempatkan perempuan dalam posisi minor, perempuan dalam dunia politik harus dengan dari dahulu, mungkin, hingga sekarang. Ada affirmative action yang artinya harus ada sebuah hadis yang selalu dijadikan sebagai kuota yang mengharuskan perempuan alat untuk melgitimasi superioritas seorang dilibatkan dalam aktivitas politik baik laki-laki dalam kepemimpinan. Yakni sebuah diparpol maupun pada pemerintahan. Hal ini riwayat Abi Bakarah R.A yang kurang lebih menjadi penting agar perempuan tidak terjemahannya sebagai berikut : terisolasi dalam kehidupan politik (Utami,

161 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

“….Ketika sampai kepada Nabi dengan laki-laki sudah dari sejak lahir laki- berita tentang bangsa Persia yang laki lebih mengandalkan logika pemikiran mengangkat anak perempuan secara rasional dibanding perempuan. Begitu Kisra sebagai Ratu mereka, Nabi pula dengan perempuan yang sejak lahir bersabda: “Tidak akan bahagia perasaan dibanding logika berfikir yang suatu kaum yang menyerahkan dimiliki walaupun kadang perempuan lebih urusan mereka kepada cermat dan teliti dibanding laki-laki. perempuan.” Perempuan secara psikologis jauh lebih lemah, sekuat-kuatnya psikologis perempuan Perlu diperhatikan dari bangunan kalimat tetap membutuhkan tempat untuk berkeluh tersebut adalah tidak adanya forbidden kesah. Perempuan juga mudah goyah dalam statement atau ungkapan pelarangan, pendirian melihat realitas dan pengaruh melainkan sebatas peramalan akan sesuatu perasaan yang dirasakannya. yang masih belum pasti karena masih bersifat asumtif. Walaupun disampaikan oleh Nabi, Faktor psikologis yang dimiliki perempuan tapi kemungkinan mengandung makna lain membuat mereka untuk berpikir berkali-kali dibalik statemen tersebut, masih perlu untuk untuk melakukan sebuah tindakan termasuk dilacak bersama lewat sentuhan historis– tipikor. Perempuan lebih berspekulasi dan sosiologis (Fawaidurrahman, 2011). Hadis di memiliki kekhawatiran akan tindakan yang atas diriwayatkan oleh Bukhari yang dalam akan dilakukannya.Hal ini lah yang pemahaman ulama semua hadisnya tidak mengakibatkan perempuan cenderung berhati- perlu dipertanyakan, sehingga sebagian besar hati dalam mengambil tindakan karena ulama menerima bulat-bulat hadis ini. memperhitungkan dampak baik dan buruk yang akan diterimanya dari perilakunya Ditinjau dari sejarahnya, hadis tersebut masih tersebut. Sedangkan laki-laki dari dilahirkan memiliki kelemahan-kelemahan. Struktur memiliki rasa berani dan menikmati tantangan sosial yang terjadi di masa itu masih sangat dengan segala konsekuensi yang ada. patriakal, sehingga kepemimpinan perempuan masih perlu untuk dihindari karena Melalui buku The Complex perempuan pada waktu itu masih unqualified. Cinderella:.Ketakutan Tersembunyi Wanita Perbedaan biologis tidak berarti menimbulkan Kemerdekaan, Dowling (1981) melakukan ketidaksetaraan dalam kehidupan. Fungsi- penelitian di Amerika kepada para wanita fungsi biologis harus dibedakan dari fungsi- mandiri. Kesimpulan berdasarkan penelitian fungsi sosial. Dalam kepemimpinan nilai dan kisah kehidupan para wanita mandiri yang di anggap paling dominan adalah tersebut ternyata wanita takut untuk kualitas dan kepribadian yang meliputi bertanggungjawab atas kehidupan mereka kemampuan dan kapasitas, pengalaman dan sendiri (Publisheus Weekly). Menurut kemampuan kepemimpinan. Dowling, perempuan termotivasi oleh hasrat tak sadar untuk dijaga sebagai takut Dengan demikian, terjadinya korupsi kemerdekaan yang disebut "Cinderella bukan karena adanya perbedaan cara pandang compleks". Sebuah aspek penting dari antara laki-laki dan perempuan. Terjadinya pekerjaan dapat didefinisikan sebagai korupsi dalam pembahasan ini adalah identifikasi aspek dari fenomena yang lebih kurangnya pengetahuan, kemampuan, besar seperti mengapa perempuan memilih kapasitas, dan pengalaman serta skill untuk tinggal dalam hubungan disfungsional. kepemimpinan dari orang tersebut, bukan karena perbedaan gender yang berpengaruh Fenomena ini dapat didefinisikan sebagai pada perilakunya. suatu sindrom yang ditandai oleh serangkaian motivasi tertentu atau penyebab. Dowling 4. Psikologi Perempuan mengidentifikasi hanya satu motivasi, sedangkan sindrom sebenarnya kombinasi Melihat dari perspektif psikologi perempuan dari motivasi banyak, yang dalam diri mereka

162 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sendiri karakteristik yang membentuk terlibat dalam urusan di luar ranahnya. kompleks. Hal ini didasarkan pada gagasan Kemudian tradisi budaya ketimuran terutama feminitas digambarkan dalam cerita itu, di tradisi jawa dimana mengejawantahkan mana seorang wanita cantik, , sopan, bahwa kesuksesan sebuah keluarga mendukung, pekerja keras, mandiri, dan tergantung dari peran perempuan sebagai istri difitnah oleh perempuan dari masyarakat, tapi dan ibu. dia tidak mampu mengubah situasi itu dengan sendiri tindakan dan harus dibantu oleh Laki-laki adalah pemimpin perempuan kekuatan luar, biasanya laki-laki (yaitu sehingga perempuan harus berada dibelakang Pangeran ). laki-laki apapun kondisinya. Hal inilah yang menjadi sebuah harga mati dari dogma yang Cinderella Complex itu sendiri dipengaruhi ditanamkan secara turun-temurun kepada oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor anak-anak perempuan sehingga membatasi Eksternal meliputi peran penting lingkungan para perempuan untuk mengembangkan sayap pada tumbuh kembangnya. Budaya, pola asuh membuka jaringan didunia luar. orang tua serta media massa memiliki pengaruh yang cukup penting. Sedangkan Jika karena alasan aktualisasi diri dan faktor internalnya adalah harga diri. Individu tuntutan zaman maka wanita harus bekerja yang tergantung memiliki harga diri yang (dalam Islam), wanita tetap harus memegang rendah sehingga membutuhan bimbingan dan norma dan etika. Bahwa secara alami ini tetap dukungan dari orang lain.Jika tugas-tugas menuntutnya untuk berperan sesuai dengan yang diemban oleh perempuan dalam jabatan kodratnya. Jika dia berkarir, dia bersuami, dia publik tersebut dianalogikan sebagai sebuah juga mempunyai anak, dan dia juga bagian tekanan dalam dunia politik, tentunya seorang integral dari masyarakat. Peran ini menyatu perempuan cenderung lebih mudah untuk dalam diri wanita (Rahmat,2010). Tentunya menyerah dan membutuhkan berbagai macam wanita harus menanamkan peranannya dan bantuan untuk mampu mandiri dan survive menjadikan pria bagian dari kehidupannya. dari berbagai tekanan politik. Melalui konsepsi yang diberikan secara Sehingga dengan adanya tekanan tersebut, berkelanjutan kepada setiap generasi penerus perempuan lebih rentan untuk berperilaku seperti ini akan sangat membatasi ruang menyimpang untuk menyelamatkan dirinya bergerak para perempuan. Sehingga karena (dianalogikan dengan meminta bantuan orang tidak memiliki jaringan yang cukup kuat dan tua dan orang terdekat untuk menyelesaikan luas serta mengingat kodrati perempuan tugas-tugas). Tidak semua politikus saat ini memberikan batasan ruangan untuk benar-benar memegang teguh pada prinsip perempuan untuk melakukan korupsi. Secara atau ideologi yang dianutnya saat ini. psikologi dan budaya, kemungkinan Akibatnya perempuan lebih mudah terjebak perempuan melakukan korupsi itu lebih kecil dalam perangkap-perangkap korupsi yang ada dibandingkan dengan kemungkinan yang di dunia politik baik itu disengaja maupun dimiliki oleh laki-laki karena ranah tidak. jangkauannya yang sangat luas.

5. Adat Budaya Ketimuran e. Peran Perempuan dalam Pemberantasan Korupsi Konsepsi budaya ketimuran, meletakan perempuan sebagai “kanca wingking” yang Masalah perempuan dan korupsi tidak ada berarti perempuan itu berada dibelakang laki- hubungannya dengan identitas perempuan itu laki. Sebagai konsekuensi dari konsepsi ini sendiri, tetapi korupsi adalah semata-mata adalah posisi tidaklah penting bagi perempuan persoalan kekuasaan dan kesempatan saat untuk keluar rumah karena garda terdepan melakukkan. Tidak bisa dipungkiri adalah ranah laki-laki. Konsepsi ini membuat perempuan menjadi ujung tombak perempuan menjadi tidak antusias untuk pemberantasan korupsi. Peran perempuan

163 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sebagai ibu, istri, pergaulan dalam komunitas sederhana dan sewajarnya juga akan atau rekan kerja adalah kekuatan dominan mengurangi tekanan kepada laki-laki untuk dalam hal pemberantasan korupsi. Tapi mencari tambahan demi mencukupi melihat dari perspektif gender dan gerakan kebutuhan perempuan-nya. Karena banyak anti-korupsi, peran perempuan bukan hanya laki-laki beralasan melakukan korupsi sebatas pencegahan tindakan korupsi di level disebabkan oleh tuntutan perempuan- mikro keluarganya, akan tetapi juga bisa perempuan (istri dan anak) mereka. Demi berperan di komunitas dan lingkup memenuhi kebutuhan tersebutlah para laki- kerjanya.Perempuan memiliki tiga ruang; laki melakukan korupsi. Sehingga dapat domestik, produksi dan komunitas. Setiap dikatakan bahwa perempuan merupakan ruang itu perempuan bisa berperan. Antara ujung pangkal dalam pemberantasan korupsi lain sebagai berikut peran perempuan dalam mengingat peran yang dimiliki yang tidak beberapa lingkup : bisa dilepaskan secara langsung baik secara kodrati maupun jenjang kariernya. 1. Keluarga 3. Komunitas Diantara peran perempuan yang memiliki pengaruh besar adalah menjadi pendidik Untuk menunjukkan eksistensinya biasanya dalam keluarga untuk mendorong generasi perempuan secara aktif terlibat dalam muda untuk bertindak jujur. Perempuan juga beberapa kegiatan pada suatu komunitas sebagai filter itu memang bisa dilakukan. tertentu sesuai dengan minat dan keinginan Perempuan yang meiliki ketelitian yang yang ingin dicapai. Melalui keikutsertaanya cermat dan detail, bisa diberdayakan untuk pada kegiatan-kegiatan ini bisa pula mengurangi peluang laki-laki untuk perempuan menyelipkan pendidikan dan melakukan korupsi dengan cara menanyakan sosialisasi mengenai kejujuran dan asal usul uang yang diberikan kepada memperbaiki moral. Lewat percakapan ringan perempuan (istri/ibu). Perempuan bisa ini besar harapannya bisa saling menjadi agen untuk pencegahan sekaligus mempengaruhi terutama obrolan ibu-ibu suporter bagi gerakan anti-korupsi. Melalui biasanya membawa dampak secara tidak mendidik dan mempersiapkan anak-anaknya langsung yang biasanya akan menjadi topic dengan menanamkan nilai moral, budaya pembicaraan diberbagai tempat lain. malu atas kesalahan dan kebohongan serta kejujuran itu yang paling hakiki. Karena pada Dengan adanya pembicaraan dari mulut ke generasi ini telah terjadi degradasi moral yang mulut dengan yang membawa niatan baik luarbiasa sudah tidak ada lagi yang namanya untuk mengingatkan pentingnya aspek budaya malu dan rasa sungkan saat kejujuran dan nilai moral serta budaya malu melakukan kesalahan. Peranan ini menjadi ini besar harapannya generasi pada decade ini sangat penting untuk mempersiapkan generasi memiliki perubahan pemikiran menjadi lebih penerus kedepannya. baik dan member contoh yang baik pula untuk generasi berikutnya. Karena lebih baik 2. Lingkungan Kerja meninggalkan ilmu yang bermanfaat dibandingkan banyak harta tetapi tidak Perempuan bisa mulai dengan memberikan kebaikan mengkampanyekan gagasan transparansi.Gagasan tentang transparansi ini III. KESIMPULAN harus dikampanyekan di segala lingkup (soetjipto,20011). Selain itu pola hidup Dari paparan diatas dapat diambil perempuan yang dirasa konsumtif dan penuh kesimpulan bahwa setiap orang memiliki bibit rasa persaingan terutama untuk kalangan dan kecenderungan untuk melakukan korupsi. jetset “sosialita“serta kalangan pekerja, Korupsi tidak memandang “embel-embel” agaknya pola hidup seperti harus diganti apapun yang melekat pada pelakunya dengan pola hidup yang teratur/disiplin, terutama jenis kelamin. Namun pada

164 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan perempuan karena factor gaya kepemimpinan, DAFTAR PUSTAKA politik, agama, psikologis, kodrati dan budaya ketimuran yang membatasi ruang gerak Buku perempuan dalam aktualisasi diri dan sekaligus sebagai pelindung perempuan dari Chomsky, Noam (2006), Failed State, The jerat korupsi. Sehingga, perempuan Abuse of Power and The Assault on cenderung tidak korup dibanding laki-laki Democracy. Diunduh dari pada ranah publik.Perempuanmemiliki andil http://libgen.info/view.php?id=306037. yang cukup besar dalam pencegahan dan Diakses pada tanggal 16 Juni 2016 pemberantasan korupsi. Peranannya yang pukul 00.17 WIB cukup strategis pada lingkup keluarga, Evi, Hartanti. (2007). Tindak Pidana Korupsi. lingkup kerja dan komunitas, perempuan Jakarta:Sinar Grafika. biasanya bisa saling mengingatkan melalui berbagi ilmu dan saran. Melalui media inilah Freud, S (1983). Sekelumit Sejarah diharapkan ajakan menanamkan nilai moral, Psikoanalisis.Jakarta : Gramedia kejujuran dan budaya malu. Peran perempuan ini tentunya juga tidak lepas dari peran laki- Mulia, Siti Musdah dan Farida, Anik. (2005). laki mau ikut andil dan aktif atau tidak dalam Perempuan dan Politik. Jakarta ; upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama karena baik laki-laki maupun perempuan juga Nurdjana Dkk, 2005, Korupsi&Illegal Loging bisa terlibat dalam korupsi. Dalam System Desentralisasi , Cetakan Ke-2, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Rader, M. (1962). A Modern Book of Esthetics Robbins, Stephen.P. (1998). Organization Behavior : Concepts, Controversiess Application, 8th ed. Tong, Rosemarie Putnam. (2004), Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehenshif Kepada Arus Utama Pemikiran Feminis . Jakarta; Jalan Sutra. Utami, Tari Siwi, (2001). Perempuan Politik di Parlemen. Yogyakarta ; Penerbit Gava Media Jurnal Rahmat.(2010). Problematika Wanita Mandiri dan Solusinya. Jurnal. Diunduh dari http://bangrahmat.wordpress.com/2010/ 04/30/problematika-wanita-mandiri- dan-solusinya/ diakses pada 17 Juni 2016 pukul 21:23 WIB Suyanto Aw & Sri Puji Astuti. (2010), Stereotip Perempuan Dalam Bahasa Indonesia Dalam Ranah Rumah

165 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tangga. Jurnal. Diunduh dari 2012 pukul 09:41 WIB Http://Staff.Undip.Ac.Id/Sastra/Suyanto / Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2016 ______. FAQ KORUPSI DAN KPK Pukul 14:10 WIB diunduh dari http://www.kpk.go.id/modules/edito/co Media Massa ntent_faq.php?id=15 diakses pada tanggal 13 Juni 2012 pukul 09:47 WIB Ichwan, Alif. Perempuan Dalam Bayang- Bayang Jerat KorupsiKompas Jumat, ______. “Helping Countries Combat 22 April 2016 Diunduh Corruption: The Role of the World dariHttp://Nasional.Kompas.Com/Rea Bank, diunduh dari d/2016/04/22/08082021/Perempuan.D http://www1.worldbank.org/publicsecto alam.Bayang- r/anticorrupt/corruptn/cor02.htm diakses Bayang.Jerat.Korupsi?Page=All pada tanggal 19 juni 2012 pukul 20:01 Diakases Pada Tanggal 10 Juni 2016 WIB Pukul 20:40 WIB Afifuddin, Mohammad. Feminisasi Korupsi. Peraturan Perundang-Undangan Republika (15/2/2012) Diunduh Dari Http://17-08- Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang 1945.Blogspot.Com/2012/02/Koran- Nomor 31 Tahun 1999tentang Digital-Mohammad- Pemberantasan Tindak Pidana Afifuddin.HtmlDiakses Pada Tanggal Korupsi. Lembaran Negara RI Tahun 13 Juni 2016 Pukul 22:17 WIB 1999. Sekretariat Negara.. Jakarta Ani Soetjipto. (21/4/2011). Perempuan Agen Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang Antikorupsi. Diunduh dari Nomor 20 Tahun 2001Tentang http://www.antikorupsi.org/new/index.p Perubahan Atas Undang-Undang hp?option=com_content&view=article Nomor 31 Tahun 1999 Tentang &id=20444:ani-soetjipto-perempuan- Pemberantasan Tindak Pidana agen- Korupsi. Lembaran Negara RI Tahun antikorupsi&catid=48:wawancara&Item 2001. Sekretariat Negara.. Jakarta id=121&lang=id diakses pada tanggal . 12 Juni 2016 pukul 23:59 WIB Internet Fawaidurrahman (2011). Kepemimpinan ______. Perempuan dalam Kajian Hadis www.transparancy.org/news_room/faq/ (Melacak yang Terlupakan). Diunduh corruption_faq diunduh pada tanggal 8 dari juni 2016 pukul 09:29 WIB http://fawaidroh.wordpress.com/2010/0 3/27/kepemimpinan-perempuan-dalam- ______. http:/www.ti.or.id. Transparency kajian-hadist-melacak-yang-terlupakan/. Internasional, dimuat dalam Wikipedia Diakses pada tanggal 18 Juni 2012 Indonesia, Korupsi. Diakses tanggal 7 pukul 20.42 WIB Juni 2016 pada pukul 14.03 WIB Rozi, Fahrur. (2012). Mengapa Perempuan ______. Peran Wanita Dalam Ikut Korupsi? Diunduh Dari Pemberantasan Korupsi, Diunduh Dari Http://Www.Al- Http://Kowani.Or.Id/7/?E=24&W=Idve Khilafah.Org/2012/02/Mengapa- rsion Diakses Pada Tanggal 13 Juni Perempuan-Ikut-Korupsi.Html Diakses 2016 Pukul 09:47 WIB Pada Tanggal 12 Juni 2016 Pukul 19:45 ______, Cinderella Complex diunduh dari WIB http://en.wikipedia.org/wiki/Cinderella_ Revida, Erika, Korupsi di Indonesia: Masalah complex diakses pada tanggal 29 juni dan Solusinya, diunduh dari

166 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 Korupsi. Diunduh Dari 456789/3800/1/fisip-erika1.pdf diakses Http://Dutakita.Com/Berita- pada tanggal 10 Juni 2016 pukul 19:43 Nasional/145-Puskapol-Ui-Politisi- WIB Perempuan-Mudah-Terjerat- KorupsiDiakses Pada Tanggal 3 Juni Wardhani, Sri Budi Eko. (2012). Puskapol 2016 Pukul 09:58 WIB UI: Politisi Perempuan Mudah Terjerat

167 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

TENDENSI BUDAYA POLITIK PRA PILPRES 2014 DI KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL

DWIAN HARTOMI AKTA PADMA ELDO DAN SAKIR

Magister Ilmu Pemerintahan, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Budaya politik merupakan salah satu pendapat dan juga memiliki kebebasan faktor yang mempengaruhi tinggi atau berbicara. Untuk pemilihn umum itu kadar rendahnya partisipasi politik masyarakat pada demoktratisnya juga sangat tergantung pada pemilihan umum. Budaya politik menjadi seberapa jauh pemilihan tersebut berlangsung menarik untuk dikaji karena menjelang secara bebas, jujur dan adil. pemilihan umum tendensi budaya politik Budaya politik merupakan sebagai suatu berbeda-beda disetiap daerah termasuk tendensi budaya politik saat Pra PILPRES 2014 di sikap orientasi yang khas warga negara Banguntapan Bantul. Tujuan dari penelitian ini terhadap sistem politik dan aneka ragam untuk mengetahui bentuk budaya politik di bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga kecamatan banguntapan kabupaten Bantul. negara yang ada di dalam sistem itu (Almond, Metode dalam penelitian ini menggunakan 1990). Budaya politik merupakan salah satu deskriptif kuantitatif. Pada pra PILPRES 2014 unsur yang terdapat dalam diri setiap tendensi budaya politik berdasarkan sikap yang masyarakat Indonesia. Saat sekarang ini ditunjukkan adalah budaya politik Toleran kegiatan politik telah memasuki dunia sedangkan budaya politik berdasarkan orientasi keagamaan, kegiatan ekonomi dan social dan politiknya adalah budaya politik Subyek/Kaula. kehidupan pribadi dan social secara luas, maka budaya politik langsung mempengaruhi PENDAHULUAN kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian Semua warga negara yang menganut sumber-sumber masyarakat (Syarbaini, 2011). demokrasi harus melaksanakan pemilihan Budaya politik merupakan sistem nilai umum, karena pemilihan umum adalah dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh sebagian instrument terhadap pelaksanaan masyarakat, namun setiap unsur masyarakat demokrasi dalam suatu Negara. Dalam berbeda pula budaya politiknya, seperti antara pemilihan umum masyarakat mempunyai hak masyarkat umum dengan para elitnya. Orang- memilih dan dipilih sesuai ketentuan yang orang yang melibatkan diri dalam kegiatan berlaku, masyarakat juga bebas mengutarakan politik, paling tidak dalam pemberian suara,

168 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan memperoleh informasi cukup banyak orang yang menggunakan hak pilih dari tentang kehidupan. 188.461.971 orang yang terdaftar menjadi Sebenarnya saat ini sangat sulit untuk daftar pemilih tetap menurut data KPU (Data melakukan identifikasi budaya politik yang ada Website KPU RI). Ini membuktikan bahwa di Indonesia, karena sampai saat sekarang ini antusias masyarakat terhadap pesta demokrasi wujud simbolnya masih belum jelas. Akan ini cukup tinggi dengan bukti bahwa lebih dari tetapi masih ada suatu hal yang menjadi tolak 70% yang menggunakan hak pilihnya sebagai ukur untuk membahas tentang budaya politik di warga Negara. Indonesia adalah adanya terdapat suatu Dari data tersebut terlihat kemungkinan kelompok budaya yang dominan yang berasal adanya peran dari budaya politik yang ada pada dari kelompok etnis yang dominan pula diri setiap masyarakat Indonesia yang perlu keberadaannya di Indonesia yaitu kelompok rasanya untuk dicermati dengan seksama, etnis jawa, yang mendiami bagian tengah dan bahwa sudah adanya kesadaran politik yang timur dari pulau jawa dan dengan populasi yang cukup tinggi terutama pada PILPRES 2014. sangat padat ini akan mewarnai sikap, perilaku Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul dan orientasi politik pemerintah. merupakan salah satu daerah yang cukup tinggi Budaya politik merupakan factor internal tingkat partisipasinya dalam pemilihan Presiden yang menyebabkan meningkatnya partisipasi yang lalu dengan jumlah pengguna hak pilih politik dalam pemilihan Presiden tahun 2014, sebanyak 67.143 pemilih dari 80.409 yang karena budaya politik itu merupakan nilai-nilai terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (Arsip yang dimiliki oleh masyarakat sejak dari dulu KPUD Bantul, 2014). hingga sampai saat sekarang ini pada pemilihan Maka dari itu penulis telah menentukan umum. Dengan budaya politik yang tinggi terkait rumusan masalah pada tulisan ini adalah sebenarnya mempermudah KPU dalam Bagaimana tendensi budaya politik pra kerjanya sebagai sosialisasi politik karena PILPRES 2014 di kecamatan Banguntapan memang sudah dari dalam diri masyarakat itu Kabupaten Bantul? tertanam jiwa bahwa menggunakan hak pilih itu Tujuan dan manfaat pada tulisan ini merupakan sebuah keharusan dan tanpa adalah agar sekiranya kita bisa mengetahui paksaan siapapun. tendensi budaya politik di kecamatan Banyak yang mengatakan bahwa tahun Banguntapan Kabupaten Bantul menjelang 2014 merupakan tahun politik karena memang PILPRES 2014 yang lalu, sehingga bisa pada tahun itu Indonesia akan memiliki seorang membantu mengidentifikasi tipe budaya politik pemimpin baru setelah dipimpin selama 10 taun yang ada di daerah tersebut agar sekiranya atau 2 periode kepemimpinan dengan Presiden bermanfaat bagi yang membutuhkanya. bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Meskipun Untuk menentukan bentuk budaya PILPRES telah berlalu namun ada hal-hal politik yang ada di masyarakat Banguntapan menarik untuk di kaji apalagi terkait partisipasi penulis akan menggunakan teori Gabriel A. masyarakat sendiri. Almond yang telah membagi menjadi dua Pada pemilihan presiden tahun 2014 bentuk yaitu berdasarkan sikap yang tingkat partisipasi masyarakat yang ditunjukkan dan berdasarkan orientasi menggunakan hak suaranya sekitar 134.953.967 politiknya. Dengan dua kategori ini sangat

169 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan relevan dengan penelitian kali ini, meskipun C. Teknik Pengumpulan Data teori ini sudah lama diperkenalkan oleh Gabriel Teknik pengumpulan data yang A. Almond namun penulis berharap bisa digunakan berdasarkan Tipe Data Primer ; menjawab rumusan masalah dalam penelitian Kuesioner, Angket, Observasi. Sedangkan ini. untuk data sekunder penulis menggunakan dokumentasi atau kepustakaan. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti A. Budaya Politik Berdasarkan Sikap Yang menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan ditunjukkan pendekatan kuantitatif. Dengan pendekatan kuantittif maka peneliti akan menyajikan serta Setiap masyarakat memiliki kecendrungan menganalisis data dan fakta secara sistematis sikap yang berbeda-beda dalam tingkah sehingga hasil dari penelitian ini mudah lakunya terhadap politik. Pada kondisi ini dipahami dan disimpulkan (Arintoko budaya politik memiliki kecenderungan sikap Suharsimi : 2002). ”militan” atau sifat ”tolerasi”.

B. Populasi & Sampling DIAGRAM I. Persentase Responden Terkait a) Populasi CAPRES Yang Berbeda Suku/Ras/Agama

Populasi dalam penelitian ini adalah 37 35 masyarakat yang terdaftar sebagai daftar 24 pemilih tetap dan menggunakan haak pilihnya pada pemilihan umum presiden 2014 di 4 kecamatan Banguntapan. tidak kurang tertarik sangat b) Sampling tertarik tertarik tertarik

Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini adalah menggunakan Stratified Setiap masyarakat memiliki perbedaan dalam Random Sampling yaitu suatu teknik sampling menyikapi suatu hal, apalagi termasuk sebuah dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi pilihan yang tidak akan bisa dipaksakan oleh (strata), karena mempunyai karakteristik yang orang lain. Masyarakat Banguntapan pada heterogen dan heterogenitas tersebut umumnya kurang tertarik ketika dihadapakan mempunyai arti yang signifikan terhadap dengan Calon Presiden yang berbeda suku, ras, pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti maupun agama itu karena masyarakat dapat mengambil dengan cara ini. Dari daftar banguntapan sebagian besar adalah kelompok populasi yang diteliti yakni Masyarakat mayoritas, baik dari suku maupun agama jadi kecamatan Banguntapan yang telah terdaftar wajar apabila mereka masih kurang tertarik sebagai pemilih tetap dalam pemilihan Presiden dengan calon pemimpin yang berbeda dengan tahun 2014. mereka. Tapi masih ada juga masyarakat yang sangat menghargai sebuah perbedaan untuk

170 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan menjadi pemimpin mereka baik dari ruang DIAGRAM III. Persentase Responden Terkait lingkup Negara Indonesia. Kampanye di Lingkungan Terdekat

DIAGRAM II. Persentase Responden Terkait 48 Kampanye di Lingkungan Terdekat 29 47 14 9

22 21 tidak kurang senang 10 senangsenang sangat senang

tidak kurang terganggu sangat Hubungan baik yang dilakukan setiap terganggu terganggu terganggu masyarakat menjadikan kehidupan menjadi rukun dan tentram, dalam kehidupan berbangsa Kampanye adalah salah satu usaha Parpol dan bernegara yang memiliki bermacam suku untuk mengenalkan calonnya kepada dan kebudayaan sudah seharusnya sikap baik masyarakat banyak. Dan biasanya itu dilakukan dan toleransi ditanamkan karena jika tidak di tempat terbuka yang tidak jauh dari rumah memiliki sifat seperti itu sangat sulit untuk warga dengan alasan memudahkan untuk hidup bermasyarakat. Masyarakat Banguntapan menarik massa yang banyak agar melihat yang pada umumnya adalah orang jawa sangat kampanye yang berisi pengenaln tentang calon senang hidup berdampingan dengan orang yang yang akan diusung. Di banguntapan masyarakat berbeda suku dan budaya dengan mereka, itu sangat menghargai kegiatan kampanye semua bisa dilihat daarri slama ini mereka yang meskipun itu adalah menggnggu ketenangan, sangat jarang terjadi keributan yang dapat dilihat sebagian besar masyarakat merasa ditimbulkan oleh perselisihan antar suku. tidak tergangu dengan kampanye yang ada ketika menjelang PILPRES berlangsung. B. Budaya Politik Berdasarkan Orientasi Masyarakat Banguntapan sangat toleran untuk Politik kegiatan yang memang bertujuan untuk Dari realitas budaya politik yang kepentingan banyak dan juga masyarakat berkembang di dalam masyarakat, Gabriel paham dan mengerti kampanye adalah bagian Almond mengklasifikasikan budaya politik dari proses menjelang pemilu. sebagai berikut :

a) Budaya politik Parokial b) Budaya Politik Kaula c) Budaya Politik Partisipan

171 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

ada juga masyarakat yang tidak menggunakan DIAGRAM IV. Persentase Responden Terkait hak pilihnya dan itu disebabkan karena ada hal Penggunaan Hak Pilih Pada PILPES 2014 yang mendesak dan tidak bisa dihindari yang mengakibatkaan tidak bisanya membeikan Tidak suara pada pemilihan presiden tahun lalu. 6% DIAGRAM V. Persentase Responden Terkait Seberapa Perlu Mengikuti PILPES 2014 Iya 94% 55 39 .0 6

Ada terdapat 6 responden yang tidak Tidak Kurang Perlu Perlu menggunakan hak pilihnya, itu bukan Karena Perlu Sangat perlu tidak ada penyebabnya mereka tidak datang ke TPS namun memang karena ada hal yang tidak bisa dihindarkan seperti masuk rumah sakit, Tingginya kesadaran masyarakat mendadak harus pergi kelur kota Karena ada banguntapan akan perlunya untuk mengikuti dapat panggilan kerjaan dan masih banyak hal pemilihan umum presiden dapat terlihat jelas di yang membuat mereka mendadak tidak bisa grafik diatas, pencapian jawaban “Perlu” untuk mnggunakan hak pilihnya sebagai warga mengikuti Pemilu Presiden mencapai 55% Negara. persen atau lebih dari setengan dari responden yang ada menandakan bahwa masyarakat Berdasarkan hasil wawancara dengan banguntapan sudah menganggap bahwa pemilu bapak Suyadi salah satu responden yang dengan itu sangat penting dan harus untuk diikuti terpaksa tidak bisa mengikuti PILPRES 2014 dengan memberikan hak suara yang ada. kemarin; Responden yang menjawab “Sangat Perlu” juga Sangat disayangkan sekali saya tidak bisa sudah jelas, akan kesadaran yang tinggi untuk mengikuti pemilihan ummum presiden kemarin itu, mengikuti pemilihan umum presiden. padahal itu dilakukan Cuma lima tahun sekali dan juga kita akan memiliki Presiden yang baru yang Berdasarkan wawancara dengan bapak akan memimpin Indonesia kedepan. Mau gimana paimin, salah satu responden yang menjawab lagi kemarin posisi saya pada hari pemilihan itu kurang perlu mengikuti pemilihan umum tahun masih dalam perjalanan pulang ke Jogja jadi terpaksa enggak ikut milih. lalu; Dapat diambil kesimpulan bahwa Perlu enggak perlu sebenarnya untuk ikut nyoblos, kalau dihitung-hitung kan suara saya tidak begitu sebagian besar responden memang sangat pengaruh dari jutaan orang yang ikut nyoblos se antusias untuk mengikuti pemilihan umum Indonesia. Sebenrnya saya mending ke sawah atau presiden tahun lalu dan memang mereka cari makan buat ternak, tapi karena pemilihan memiliki calon masing-masing untuk menjadi presiden itu juga penting saya sempatin nyoblos kemarin. presiden Indonesia. Meskipun demikian masih

172 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Maka dari itu mayoritas responden DIAGRAM VII. Persentase Responden Terkait menyatakan bahwa mengikuti pemilahn umum Perasaan Hendak Mengikuti PILPES 2014 presiden itu perlu dilakukan karena itu adalah 53 moment untuk melakukan peubahan bangsa 25 18 Indonesia dengan pemimpin yang baru dan 4 dipilih oleh rakyat.

DIAGRAM VI. Persentase Responden Terkait Alasan Mengikuti PILPES 2014

88 Lebih dari setengah dari total responden 8 1 3 yang menjawab antusias saat hendak melakukan Pemilihan umum, itu membuktikan bahwa pemilihan umum adalah hal yang memang dinantikan dan ada harapan besar yang tersimpan saat hendak melakukan pencoblosan dalam pemilihan presiden tahun 2014 lalu. Selain itu terbuktti bahwa masyarakat Sadar akan hak sebagai warga Negara Banguntapan ada beberapa yang sangat antusias adalah jawaban yang paling dominan dijawab menantikan pemilihan umum presiden 2014, oleh responden tentang alasan mereka karena memang sumbangan suara mereka akan mengikuti pemilu. Dalam budaya politik melahirkan presiden Indonesia yang baru kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban setelah dipimpin oleh Presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono selama sepuluh kepada Negara itu sangatlah penting, disana tahun. dapat dinilai seberapa baiknya budaya politik masyarakat dan masuk kategori mana DIAGRAM VIII. Persentase Responden Terkait masyarakat tersebut. Di Banguntapan sendiri Siapa Yang Bertanggung Jawab Atas Terselenggaranya PILPRES 2014 hampir mayoritas masyarakat sudah mengerti dan paham akan haknya sebagai warga Negara yaitu salah satunya memberikan suara pada 100 65 pemilu presiden yang diselenggarakan 5 tahun 18 sekali. 9 8 0

Dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Banguntapan sudah paham siapa yang bertanggung jawaab atas terlaksananya PILPRES 2014 kemarin, dengan begitu masyarakat jadi tahu dan paham siapa saja yang bertanggung jawab dan jika ada kesalahn atau

173 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kecurangan yang dilakukan oleh pihak yang kepada media elektronik yang menjadi sumber tidak bertanggung jawab maka masyarakat tahu utama terkait pemilu. kepada siapa akan dilaporkan hal tersebut. DIAGRAM X. Persentase Responden Terkait Meskipun jawaban yang diberikan oleh Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Memilih Calon responden bermacam-macam namun memang jwaban mereka adalah adalah pihak yang 68 bertanggung jawab atas Pemilu Presiden yang lalu. Presiden dengan dibantu KPU sebagai 27 penanggung jawab penuh atas terselenggaranya 4 1 pemilu dan Bawaslu yang selalu siap untuk mengawasi pemilu agar sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa adanya kecurangan sedikitpun.

DIAGRAM IX. Persentase Responden Terkait Masyarakat Banguntapan mayoritas Sumber Informasi Tentang PILPRES 2014 memilih CAPRES karena factor sosok dan kemampuan presiden, itu membuktikan bahwa 58 sebelumnya masyarakat telah mengenal dan 31 tahu siapa pemimpin yyang akan dipilihnya saat 8 3 melakukan pencoblosan. Pilihan mereka adalah karena kemampuan calon yang dilihat dari prestasi dan kemampuan saat dia sebagai pememimpin suatu daerah sebelumnya. Selain itu masih ada juga masyarakat yang memilih calonnya dari program kerja yang ditawarkan, Media elektronik menunjukkan media masyarakat mengetahui program kerja yang yang paling dominan untuk menjadi referensi ditawarkan melalui media elektronik seperti TV dan berita terkait PILPRES 2014 kemarin, itu yang selalu gencar mempromosikan calon menunjukkan bahwa masyarakat Banguntapan presiden pada saat itu. Namun hanya sedikit pada umumnya telah memiliki media elektronik yang memilih presiden karena alasan partai untuk hiburan dan juga menambah pengetahuan pengusung, itu karena masyarakat telah paham terrkhusus masalah informasi tentang pemilihan dan mengerti siapa presiden yang harus mereka umum tahun lalu. Sosialisasi KPU juga banyak pilih tanpa harus meliht dari partai mana calon yang menjadikan sumber utama terkait tentang tersebut berasal. PILPRES 2014 lalu, itu membuktikan masyarakat peduli dan menaruh perhatian ketika KPU sosialisasi tentang Pemilihan umum yang lalu. Yang bisa dilihat lagi adalah Media Cetak dan Media pendukung hanya sedikit yang menjadikan referensi tentang PILPRES kemarin, itu disebabkan karena masyarakat pada umumnya sudah beralih

174 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

DIAGRAM XI. Persentase Respoonden Terkait apa yang terjadi tentang Negara Indonesia ini. Kedekatan Dengan Salah Satu Partai Politik Ketika ketidak pedulian itu muncul maka secara otomatis masyarakat juga sudah tidak mau tahu 100 71 menahu tentang negara ini lagi, terlihat pada 13 masyarakaat Banguntapan masih banyak yang 9 0 7 tidak tertarik dengan isu politik nasional karena tidak menurut mereka pada umumnya masalah kurang dekat dekat dekat sangat politik itu adalah masalah orang pejabat diatas dekat dan mereka yang rakyat bawah yang paling penting bisa menjalani hidup dengan sebagaimana mestinya tanpa memikirkan hal Pada umumnya ternyata responden tidak yang luas apalagi masalah politik. Tapi bukan ada memiliki kedekatan dengan Partai Politik berarti semua masyarakat banguntapan yang manapun, itu membuktikan bahwa masyarakat beranggapan bahwa politik itu urusan pejabat banguntapan tidak banyak yang menjadi actor atas, terbukti bahwa masih ada beberapa politik pada saat PILPRES lalu. Hanya sektar masyarakat yang masih peduli dan tertarik 16% dari responden yang memiliki kedekatan dengan isu politik nasional. atau sangat dekat dengan salah satu Parpol peserta Pemilu 2014 kemarin, mereka memiliki DIAGRAM XIII. Persentase Responden Kepedulian kedekatan baik sebagai kader partai itu sendiri Terhadap Kebijakan Pemerintah maupun hanya sebagai simpatisan pada saat sangat tidak pemilu. Dapat dilihat bahwa hanya sedikit peduli peduli kurang masyarakat Banguntapan yang menaruh 9% 9% peduli perhatian terhadap system politik pada 22% umumnya sedangkan kesadarannya terhadap peduli 60% input dan kesadarannya terhadap actor politik itu sendiri masih rendah.

DIAGRAM XII. Persentase Responden Terkait Ketertarikan Membicarakan Tentang Perkembangan Di Banguntapan pada umumnya Isu Politik Nasional masyarakat peduli terhadap peraturan pemerintah karena memang mereka yang akan Sangat tertarik tidak tertarik merasakan dampak dari kebijakan tersebut, jika 27% tertarik 2% kebijakan itu mempunyai pengaruh yang sangat 37% besar dan menguntunngkan masyarakat maka wajar apabila masyarakaat akan senang. Namun ternyata masih ada yang kurang peduli terhadap kurang apapun kebijakan pemerintah karena mereka tertarik beranggapan bahwa kebijakan itu hanya untuk 34% menguntungkan rakyat yang kaya dan membuat susah rakyat yang kurang mampud Ketertarikan dalam membahas ataupun ibanguntapan itu sendiri, contohnya seperti membicarakan isu politik nasional itu kebijakan kenaikan harga BBM. menandakan masih ada kepedulian terhadap

175 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

DIAGRAM XIV. Persentase Responden Terkait DIAGRAM XV. Persentase Responden terkait Ketertarikan Membicarakan Tentang Perkembangan Keikutsertaan Dalam LSM Yang Bergerak Di Isu Politik Nasional Bidang Social Politik

Sangat tertarik tidak tertarik 15% 27% tertarik 2% 37% tergabung

85% tidak tergabung kurang tertarik 34%

Ketertarikan dalam membahas ataupun membicarakan isu politik nasional itu Bergabung dengan Lembaga Swadaya menandakan masih ada kepedulian terhadap Masyarakat sangat efektif untuk memberi apa yang terjadi tentang Negara Indonesia ini. masukan maupun mempengaruhi terhadap Ketika ketidak pedulian itu muncul maka secara setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh otomatis masyarakat juga sudah tidak mau tahu pemerintah. Ketika masyarakat aktif di LSM menahu tentang negara ini lagi, terlihat pada yang beregerak di bidang social politik maka masyarakaat Banguntapan masih banyak yang system politik akan berjalan dengan baik mulai tidak tertarik dengan isu politik nasional karena dari input sampai ke output, namun menurut mereka pada umumnya masalah kenyatannya masyarakat Banguntapan sendiri politik itu adalah masalah orang pejabat diatas masih kurang berperan aktif bergabung dalam dan mereka yang rakyat bawah yang paling LSM yang dimaksud sehingga proses penting bisa menjalani hidup dengan kelancaran system politik kurang berjalan sebagaimana mestinya tanpa memikirkan hal sebagaimana mestinya karena hanya sebagian yang luas apalagi masalah politik. Tapi bukan kecil yang bergabung dengan LSM yang berarti semua masyarakat banguntapan yang bergerak di bidang social politik. beranggapan bahwa politik itu urusan pejabat atas, terbukti bahwa masih ada beberapa DIAGRAM XVI. Persentase Responden Terkait masyarakat yang masih peduli dan tertarik informasi utama tentang pasangan CAPRES 2014 dengan isu politik nassional. 77 80 60 40 7 16 20 0 0

Informasi tentang pasangan calon itu sangat penting bagi setiap orang, karena dengan mengetahui segala informasi tentang calon

176 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pesiden itu kita bisa menjadi yakin dan percaya 2) Budaya politik berdasarkan dengan kemampuan dan latar belakang yang orientasinya dimiliki sehingga kita mempunyai pertimbangan dan alasan sendiri mengapa kita Jika diakumulasikan dan disimpulkan budaya harus memilih pasangan tersebut untuk menjadi poltik masyarakat Banguntapan berdasarkan presiden. Di aman yang telah modern kini orientasinya dapat dilihat mulai dari keaktifan banyak cara untuk memperkenalkan pasangan masyarakat mengikuti proses politik yang ada alon presiden kepada masyarakaat luas, tidak seperti dulu lagi yang masih mengandalkan di Negara ini dan tidak hanya pada saat informasi utama pada saat kampanye saja pemberian suara saja. Masyarakat banguntapan namun sekarang sudah ada media lain berupa pada umumnya sudah memiliki kesadaran yang media elektronik seperti Televisi (TV), Internet baik sebagai warga Negara dan juga menaruh yang banyak digunkan oleh masyrakt saat ini. kesadaran, minat dan perhatian terhadap system politik politik pada umumnya dan terutama pada obyek output, namun pada tataran KESIMPULAN kesadaran terhadap input dan juga sebagai actor Adapun kesimpulan yang disusun dalam politik masih rendah karena masyarakat penelitian ini berdasarkan teori budaya politik banguntapan menyadari sepenuhnya akan Gabriel Almond adalah sebagai berikut : otoritas pemerintah. Maka dari itu peneliti mengkategorisasikan budaya politik masyarakat 1) Budaya Politik berdasarkan sikap yang banguntapan berdasarkan orientasinya masuk ditunjukkan kedalam budaya politik subyek/kaula. Penelitin ini menunjukkan adanya sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat banguntapan bahwa akan pentingnya mengahargai sebuah DAFTAR PUSTAKA perbedaan. Meskipun dalam hati mereka ada beberapa hal yang mereka tidak senangi dengan Almond, Gabriel A. dan Sidney Verba. (1990). perbedaan yang ada baik suku, ras, agama Budaya Pollitik, tingkah laku politik dan namun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat demokrasi di lima Negara, Bumi Aksara, Banguntapan selalu hidup rukun dan damai Jakarta. menjalani hari-hari. Begitu juga dengan pilihan Suharsimi, Arikunto. (2002). prosedur politik yang mereka yakini juga tidak ada penelitian, suatu pendekatan praktek, perselisihan atau gesekan yang terjadi saat Rineka Cipta : Jakarta. pemilu presiden 2014 lalu mereka sangat menghargai perbedaan pilihan politik tersebut. Syarbaini, Syahrial dkk. (2011). Pengetahuan Maka dari itu peneliti berani menyimpulkan Dasar Ilmu Politik, Ghalia Indonesia : bahwa budaya politik berdasarkan sikap yang Bogor. ditunjukkan adalah budaya politik toleran Arsip KPUD-Bantul Pemilihan Presiden. (2014). Berdasarkan kertas model DB1 PPWP & A.3.3-PPWP.

177 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM PENANGANAN KORBAN KEKERASAN PEREMPUANDAN ANAK TAHUN 2015 (Studi Kasus di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A Kabupaten Kulon Progo)

Elzica Kumalasari, Ane Permatasari Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia

berkesinambungan dan menjadikan Abstrak --- Implementasi Peraturan lembaga P2TP2A ini sebagai Pusat Bupati Kulon Progo Nomor 66 Tahun Layanan Utama dalam penanganan 2013 Tentang Pembentukan Pusat korban kekerasan berbasis gender. Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak dibentuk untuk Kata Kunci: Implementasi Kebijakan Publik, melindungi perempuan dan anak dari Perlindungan Perempuan dan Anak. tindak kekerasan dan untuk memenuhi kebutuhan korban yang mengalami kekerasan serta untuk menghindari I. PENDAHULUAN pelanggaran HAM yang sering terjadi Dewasa ini tak dapat dipungkiri pada saat ini. Untuk mempertahankan bahwa tindak kekerasan semakin Kabupaten Kulon Progo sebagai merajalela khususnya terhadap Kabupaten peduli HAM dan Kabupaten perempuan dan anak.Kabupaten Kulon Layak Anak maka diperlukan adanya Progo sebagai Kabupaten Peduli HAM payung hukum yang mampu melindungi dan Kabupaten Layak Anak Tingkat perempuan dan anak dari tindak Pratamaharus melindungi setiap kekerasan.Dalam pelaksanaannya warganya terutama pada perempuan dan P2TP2A belum mendapatkan respon anak. Untuk mempertahankan apresiasi yang positif dari masyarakat dan belum tersebut pemerintah Kabupaten Kulon dipimpin oleh seorang kepala dan Progo membentuk Pusat Layanan sekretaris serta sarana dan prasarana Penanganan Korban Kekerasan yang ada belum memadai untuk P2TP2A Perempuan dan Anak yang berdasarkan dalam memberikan layanan kepada Peraturan Bupati Kabupaten Kulon korban kekerasan. Untuk itu, diharapkan Progo Nomor 66 Tahun 2013 Tentang pihak jejaring maupun semua pihak yang Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu terlibat dalam pelaksanaan P2TP2A ini Perlindungan Perempuan dan dapat mengatasi permasalahan pada Anak.Angka kekerasan terhadap anggaran dan sumber daya, sehingga perempuan dan anak di Kulon Progo P2TP2A Kabupaten Kulon Progo dapat dalam lima tahun terakhir mengalami

178 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

peningkatan disebabkan semakin tahun kebijakan harus ditransmisikan kepada kesadaran masyarakat untuk melapor personal yang tepat dan perintah harus jelas, kasus kekerasan semakin tinggi. akurat dan konsisten. Dengan adanya Pusat Layanan ini b) Sumber Daya diharapkan korban kekerasan yang Implementasi kebijakan akan tidak efektif menimpa perempuan dan anak tidak apabila para implementor kekurangan meningkat lagi setiap tahunnya serta sumber daya yang penting untuk penghargaan yang pernah diraih bisa melaksanakan kebijakan. dipertahankan. Untuk itulah penelitian c) Disposisi (Sikap Kecenderungan) skripsi ini dilakukan dengan harapan Jika para pelaksana bersikap baik terhadap untuk mengetahui sejauh mana suatu kebijakan tertentu, maka kemungkinan Implementasi Kebijakan Peraturan besar mereka akan melaksanakan kebijakan Bupati tentang Penanganan Korban sebagaimana yang diinginkan oleh para Kekerasan terhadap Perempuan dan pembuat keputusan awal. Anak tahun 2015 untuk mewujudkan d) Struktur Birokrasi programnya sesuai dengan tujuannya Untuk mendukung keberhasilan berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten implementasi kebijakan diperlukan sebuah Kulon Progo Nomor 66 Tahun 2013 prosedur operasional yang standard Tentang Pembentukan Pusat Pelayanan (Standard Operational Procedures atau Terpadu Perlindungan Perempuan dan SOP). Anak. Berkaitan dengan penelitian terhadap Berdasarkan penjelasan di atas implementasi kebijakan peraturan bupati maka rumusan masalah yang dapati kulon progo nomor 66 tahun 2013 tentang digunakan adalah sebagai berikut: pembentukan P2TP2A dalam melayani Bagaimana Implementasi Peraturan korban kekerasan dirasa teori yang sesuai Bupati Kulon Progo Nomor 66 Tahun dengan penelitian yang peneliti ambil yakni 2013 Tentang Pembentukan Pusat teori yang dikemukakan oleh George Pelayanan Terpadu Perlindungan Edwards III, karena untuk melihat Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dalam keberhasilan atau kegagalan implementasi Penanganan Korban Kekerasan suatu kebijakan dalam kajian tahapan kerja Perempuan dan Anak Tahun 2015? yang dilakukan yaitu menggunakan A. Kerangka Teori pendekatan Top Down. Dengan 1. Implementasi Kebijakan Publik mengkaitkannya terhadap implementasi Secara umum implementasi kebijakan peraturan bupati kulon progo dalam menurut Dr. Suranto, M. Pol dapat diartikan melayani para korban kekerasan, diperlukan sebagai tindakan yang dilakukan oleh adanya komunikasi yang baik antara pemerintah maupun swasta, baik secara penyelenggara layanan dengan penerima individu atau kelompok dengan maksud layanan, sumber daya dan kemampuan yang untuk mencapai tujuan yang telah dimiliki oleh para penyelenggara layanan dirumuskan dalam kebijakan harus memadai, lalu disposisi (sikap Model Teori Implementasi Kebijakan kecenderungan) penyelenggara layanan oleh George C. Edwards III, dalam bukunya yang baik dan struktur birokrasi dari yang berjudul “Implementing Public penyelenggara layanan terhadap korban Policy”, Edward mengemukakan kekerasan yang termasuk di dalamnya yaitu pendapatnya bahwa terdapat empat faktor UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan atau variabel kritis dalam implementasi Perempuan dan Anak sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu komunikasi, dapat memberikan pelayanan sesuai dengan sumberdaya, disposisi (sikap SOP yang telah ditentukan. kecenderungan) dan struktur birokrasi. II. Metode Penelitian a) Komunikasi Penelitian yang dilakukan adalah Dalam mengimplementasikan kebijakan, deskriptif kualitatif.Dalam penelitian ini perintah untuk mengimplementasikan yang akan diamati adalah implementasi

179 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pembentukan pusat pelayanan terpadu yang telah diketahui oleh pengambil perlindungan perempuan dan anak sebagai kebijakan harus ditransmisikan kepada unit pelaksana teknis dari Badan pelaksana kebijakan melalui komunikasi Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan yang baik agar dapat menghasilkan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana implementasi yang baik pula. Komunikasi yang memberikan layanan kepada yang diterima oleh para pelaksana kebijakan perempuan dan anak korban kekerasan di harus jelas dan tidak membingungkan agar Kabupaten Kulon Progo.Teknik dalam pelaksanaannya dapat berjalan efektif pengumpulan data yang digunakan adalah dan sesuai dengan tujuannya.Komunikasi wawancara, observasi dan dokumentasi yang tidak baik dapat menimbulkan serta dilengkapi dengan data primer dan kesalahpahaman yang menimbulkan sekunder.Peneliti dalam menganalisa data pelaksanaan kebijakan tidak berjalan menggunakan deskriptif kualitatif yaitu baik.Komunikasi dilakukan antar sesama dengan cara pengumpulan data kemudian implementor atau badan pelaksana dianalisa dari awal hingga akhir penelitian kebijakan dan juga kepada kelompok dengan cara reduksi data, penyajian data, sasaran dari kebijakan tersebut. kesimpulan serta dengan teknik triangulasi. a) Komunikasi Melalui Sosialisasi Sosialisasi antar jejaring di Badan III.HASIL DAN PEMBAHASAN PMPDPKB dilakukan rutin setiap 3 bulan Setelah melakukan penelitian dan sekali.Jejaring disini terdiri dari pemerintah pengumpulan data di lapangan, maka dan non pemerintah.Jejaring penanganan diperoleh data yang berkaitan dengan korban kekerasan telah terbentuk pada tahun Implementasi Peraturan Bupati Kulon Progo 2012 dan jejaring ini sangat mendukung Nomor 66 Tahun 2013 Tentang sekali terhadap implementasi perbup tentang Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu pembentukan P2TP2A di Kabupaten Kulon Perlindungan Perempuan Dan Anak di Progo. Dengan adanya dukungan dari Kabupaten Kulon Progo. Pengumpulan data jejaring ini, pihak jejaring juga melakukan diperoleh melalui wawancara dengan sosialisasi dengan cara : Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Badan PMPDPKB Kabupaten Kulon Progo, Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan dan 1. Konferensi Pers Perlindungan Anak Badan PMPDPKB, Konferensi pers ini dilakukan pada tahun Wakil Ketua II Jejaring Penanganan Korban 2012 dan setiap 1 bulan sekali dengan Kekerasan Perempuan dan Anak P2TP2A, melakukan penyiaran terhadap isu Petugas Sekretariat P2TP2A dan kekerasan, KDRT, dan biasanya informasi Masyarakat Kabupaten Kulon Progo. yang disiarkan dalam bentuk Berikut ini adalah hasil penelitian yang talkshow/dialog. dilakukan peneliti melalui wawancara 2. Testimoni korban berdasarkan variabel yang digunakan Para korban membentuk komunitas yang peneliti untuk mengetahui proses bagaimana korban bisa mengorganisir implementasi kebijakan dalam penelitian dirinya lalu bisa membentuk paguyuban ini: korban KDRT dan itu dijadikan sebagai cara A. Komunikasi sosialisasi dari jejaring berdasarkan Komunikasi merupakan faktor pengalaman para korban.Penyebaran penting yang mempengaruhi implementasi informasi oleh Rifka Anisa dalam sosialisasi kebijakan publik dan sangat menentukan kepada masyarakat dengan mitra kerja yaitu keberhasilan dari suatu implementasi radio kedaulatan rakyat terkait isu kekerasan kebijakan dalam pencapaian tujuan. terhadap perempuan dan anak serta upaya Implementasi kebijakan publik akan efektif perlindungannya dilakukan hampir 1 bulan jika para pembuat kebijakan mengetahui apa sekali. yang akan dikerjakan sehingga informasi

180 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Selain itu, komunikasi terhadap kebijakan.Untuk dapat masyarakat juga dilakukan melalui mengimplementasikan kebijakan secara pertemuan di setiap kecamatan di kulon efektif maka dibutuhkan sumber daya yang progo.Sosialisasi tersebut dilakukan baik cukup. Implementasi kebijakan tidak akan oleh jejaring penanganan korban efektif apabila kekurangan sumber daya kekerasan.Sosialisasi kepada masyarakat di yang penting untuk melaksanakan 12 Kecamatan Kulon Progo dilakukan kebijakan. Oleh karena itu sumber daya dalam setahun 2 kali dan menunggu yang penting dalam implementasi kebijakan undangan dari pihak kecamatan.Informasi meliputi sumber daya manusia, sumber daya yang disampaikan dalam sosialisasi tersebut informasi, sumber daya finansial, sumber yaitu kekerasan dalam rumah tangga daya wewenang, dan sarana dan prasarana. (KDRT), undang-undang perlindungan a) Sumber Daya Manusia Dan perempuan dan anak, ada juga tentang Potensi bagaimana cara pengaduannya jika terjadi Implementasi kebijakan tidak akan kekerasan terhadap perempuan dan anak berhasil tanpa adanya dukungan dari sumber serta pengenalan lembaga P2TP2A sebagai daya manusia yang cukup secara kualitas layanan utama penanganan korban maupun kuantitas.Sumber daya manusia kekerasan yang berbasis gender. atau staf harus mendukung secara jumlah b) Komunikasi Antara maupun keahliannya dalam melaksanakan Penyelenggara Layanan dengan tugas. Apabila sumber daya manusia serta Penerima Layanan keahlian yang dimiliki oleh para staf kurang Dalam mewujudkan tujuan kebijakan, optimal maka implementasi kebijakan diperlukan adanya komunikasi yang baik tersebut tidak akan berjalan efektif. antara penyelenggara layanan dengan Walaupun staf tersebut memiliki jumlah penerima layanan.Apabila komunikasi yang yang sangat memadai tetapi belum tentu dijalankan oleh keduanya tidak baik maka secara kualitas mereka dapat melaksanakan implementasi kebijakan ini tidak dapat apa yang menjadi tanggung jawabnya. berjalan optimal. Sehingga diperlukan pula sumber daya Proses penanganan yang dilakukan manusia yang mengetahui apa yang harus kepada korban biasanya mendapatkan dilakukan. Disisi lain kurangnya staf yang laporan bisa dari masyarakat, jejaring memiliki kemampuan/keahlian juga PK2PA, rujukan, atau orang yang sudah akanlebih menghambat pelaksanaan mengetahui informasi seputar P2TP2A, kebijakan tersebut. setelah laporan masuk ke kantor baru korban Dalam Implementasi Peraturan diidentifikasi sesuai kebutuhannya Bupati Kulon Progo Nomor 66 Tahun 2013 kemudian baru ke konselor. Pemulihan atau Tentang Pembentukan P2TP2A belum pendampingan yang dilakukan terhadap berjalan sebagaimana yang diamanatkan korban maksimal 3 bulan tergantung taraf dalam Peraturan Bupati Kulon Progo intervensi sebatas mana karena dari pihak tersebut P2TP2A mulai berjalan pada tahun konselor memiliki batasan.Ketika 2014. Dalam implemenasi perbup ini belum mendampingi korban perkosaan usia dipimpin oleh seorang kepala dan staf yang sekolah akan didampingi hingga korban tetap berada di kantor P2TP2A hanyalah 2 dapat menerima dirinya kembali di orang dan 8 konselor yang tidak menetap masyarakat setelah itu berhenti dalam berada di kantor sebab konselor disini melakukan pendampingan sebab untuk masing-masing memiliki pekerjaan diluar menghindari ketergantungan korban kepada menjadi konselor P2TP2A.Akan tetapi konselor atau pun pihak lain sedangkan keterbatasan sumber daya manusia tersebut untuk rehabilitasi di P2TP2A diarahkan tidak membuat para pelaksana tidak tergantung kepada kasusnya. menjalankan kewajibannya untuk B. Sumber Daya melaksanakan tugas berdasarkan potensi Sumber daya memiliki peranan yang dimiliki.SDM di P2TP2A sudah penting dalam implementasi diberikan pelatihan dalam perlindungan

181 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan terhadap perempuan dan anak yang anggaran yang cukup dalam dilakukan di luar Kabupaten Kulon Progo. pengimplementasiannya. Jika dilihat dari segi kualitasnya, Sumber daya finansial seringkali kemampuan SDM P2TP2A sudah cukup menjadi penghambat dalam implementasi baik selain itu pihak Badan PMPDPKB kebijakan.Oleh karena itu anggaran harus melakukan rekrutmen pegawai untuk merupakan faktor yang harus dimiliki dalam pengadaan kepala, sekretaris hingga staf di menjalankan sebuah kebijakan. Dalam P2TP2A agar pelaksanaan implementasi Perbup Kabupaten Kulon Progo Nomor 66 kebijakan dapat berjalan efektif. Tahun 2013 Tentang Pembentukan Pusat b) Sumber Daya Informasi Pelayanan Terpadu Perlindungan Dalam sebuah implementasi Perempuan dan Anak dicantumkan bahwa kebijakan, sumber daya informasi menjadi pembiayaan yang diperlukan untuk faktor yang penting agar apa yang pelaksanaan kegiatan P2TP2A dibebankan dilaksanakan sesuai dengan apa yang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan. Hal yang demikian agar para Daerah. Kekurangan dana inilah yang pelaksana tidak melakukan kesalahan dalam menyebabkan pihak BPMPDPKB kesulitan menyampaikan informasi tentang dalam melakukan sosialisasi rutin untuk bagaimana cara mengimplementasikan upaya pencegahan kekerasan perempuan kebijakan tersebut. Informasi ini penting dan anak di Kabupaten Kulon Progo. untuk diketahui oleh orang-orang yang P2TP2A Kabupaten Kulon Progo sebagai terlibat dalam implementasi kebijakan agar unit pelaksana teknis dari BPMPDPKB tidak adanya kesalahpahaman antara satu yang melaksanakan tugas berdasarkan dengan yang lainnya dalam melaksanakan Perbup 66/2013 juga membutuhkan dana tugas. untuk reintegrasi korban, memberikan Berdasarkan wawancara dengan kebutuhan kepada korban di bidang informan terkait Perbup Nomor 66 Tahun keterampilan dan pemulangan kembali 2013 Tentang Pembentukkan P2TP2A korban ke daerah asalnya, P2TP2A belum bahwa dalam melakukan penanganan melaksanakan fungsi tersebut karena korban kekerasan terhadap perempuan dan memang kekurangan dana. Pihak P2TP2A anak pihak P2TP2A berkoordinasi dengan menyatakan bahwa dana dari APBD selama pihak jejaring melalui surat rujukan dan ini hanya untuk kebutuhan korban di shelter media telepon. Dalam memberikan dan untuk korban menjalani perawatan pelayanan bentuknya melalui rujukan- kesehatannya sehingga harus mencari dana rujukan dari instansi yang memang sudah kepada donatur yang mau membantu. bergabung dalam jejaring penanganan d) Sumber Daya Wewenang korban kekerasan perempuan dan anak. Jadi, Wewenang juga merupakan sumber P2TP2A ini tidak berdiri sendiri tetapi daya lain yang dapat mempengaruhi bekerja sama dengan pihak jejaring implementasi kebijakan publik. penanganan korban kekerasan terhadap Kewenangan merupakan kekuasaan bagi perempuan dan anak lintas Kabupaten dan para pelaksana dalam melaksanakan Kecamatan Kulon Progo. Jadi dalam kebijakan yang sudah ditetapkan. penyampaian informasi dengan pihak Berdasarkan hasil wawancara dengan jejaring dalam berkoordinasi menangani informan dalam hal wewenang bahwa dalam korban kekerasan sudah dilakukan dengan hal pengimplementasian Perbup ini baik. wewenang yang dijalankan oleh anggota c) Sumber Daya Finansial jejaring sudah sesuai dengan tugas dan Sumber daya finansial atau anggaran kewajibannya dalam menangani korban merupakan faktor utama yang sangat kekerasan. Akan tetapi, jika dilihat dari penting dalam mengimplementasikan suatu Perbup Nomor 66 Tahun 2013 yang kebijakan.Agar program dalam kebijakan didalamnya mengamanatkan tersedianya tersebut berjalan efektif maka dibutuhkan seorang kepala dan sekretaris belum sesuai dengan kenyataannya. Selama ini tugas dan

182 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan wewenang seorang kepala dan sekretaris perannya dalam melaksanakan tugasnya dilimpahkan kepada 2 orang staf yang ada di sebagai pelaksana sebuah P2TP2A tersebut.Sehingga beban kerja yang kebijakan.Disposisi disini berarti bagaimana dijalankan oleh 2 orang staf tidak sesuai respon dan pemahaman para pelaksana dengan wewenangnya. kebijakan dalam melaksanakan Peraturan Dalam implementasi Perbup ini belum Bupati Nomor 66 Tahun 2013 Tentang berjalan optimal. Jika dalam hal wewenang Pembentukkan Pusat Pelayanan Terpadu tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan, Perlindungan Perempuan Dan Anak di maka keefektifan suatu implementasi Kabupaten Kulon Progo. kebijakan akan mengalami hambatan. a) Respon dan Pemahaman Sehingga persoalan ini menjadi perhatian Impelementor Terhadap bagi pemerintah kabupaten kulon progo Kebijakan untuk mencarikan solusi yang tepat dari segi Para implementor sangat mendukung SDM pula, agar terciptanya keseimbangan implementasi Perbup Nomor 66 Tahun 2013 beban kerja di antara pelaksana kebijakan tentang Pembentukkan P2TP2A ini.Perbup tersebut. tersebut diharapkan dapat menjadi solusi e) Sumber Daya Sarana Dan dari permasalahan kasus kekerasan yang ada Prasarana di Kabupaten Kulon Progo dan mampu Sarana dan prasarana dalam sumber melindungi korban terutama perempuan dan daya merupakan aspek yang sangat penting anak.Pemahaman informan sebagai karena untuk menunjang suatu keberhasilan implementor dari Perbup tersebut juga implementasi agar apa yang menjadi tujuan sangat baik yang berarti implementor sangat dapat dirasakan dampaknya oleh kelompok mengerti tujuan dan alasan dibuatnya sasaran. Sarana dan prasarana adalah semua Perbup tersebut. Hal demikian juga terlihat fasilitas yang tersedia berupa bangunan serta dimana informan sebagai aktivis di bidang perlengkapan lainnya yang tersedia demi perlindungan perempuan dan anak dan aktif terselenggaranya pelaksanaan suatu terlibat dalam lembaga lain di bidang yang kebijakan dan dipergunakan untuk sama dalam proses perencanaan hingga mendukung secara langsung tugas-tugas lahirnya perbup tersebut sehingga yang ditetapkan. pemahaman informan sangat baik Gedung P2TP2A adalah rumah menyangkut Perbup dan tujuan-tujuan yang dinasbupati yang statusnya pinjam pakai ingin dicapai. oleh pemerintah kulon progo untuk digunakan dalam melayani para korban kekerasan dan hal itu dirasa belum layak D. Struktur Birokrasi untuk digunakan oleh para korban Dalam suatu implementasi kebijakan kekerasan. Seluruh fasilitas didalamnya publik tidak dapat dilepaskan dari suatu termasuk alat-alat kantor, tempat tidur, struktur birokrasi.Struktur birokrasi mesin cuci, dll merupakan bantuan dari merupakan bentuk organisasi dari pelaksana BPPM (Badan Pemberdayaan Perempuan kebijakan. Struktur birokrasi yang baik akan dan Masyarakat) Provinsi DIY. Akan tetapi, mendukung keberhasilan implementasi sarana dan prasarana yang ada belum cukup kebijakan. Dalam penelitian ini peneliti memadai sehingga menjadi kendala bagi melihat struktur birokrasi pelaksana para penyelenggara maupun pelaksana kebijakan dari Standard Operational dalam pengimplementasian perbup Procedures (SOP) dan koordinasi yang pembentukan P2TP2A Kabupaten Kulon terjalin di antara anggota jejaring. Progo ini. a) Standard Operational Procedures C. Disposisi (SOP) Disposisi merupakan kecenderungan Berdasarkan hasil wawancara dan sikap yang dimiliki oleh para implementor data sekunder yang didapat oleh peneliti dalam melaksanakan suatu kebijakan.Hal ini selama penelitian, bahwa masing-masing sangat penting agar implementor memahami badan pelaksana dalam penelitian ini

183 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan memiliki SOP masing-masing. Masing- terkait dengan tugasnya memberikan saran masing SOP tersebut akan dijadikan dan pertimbangan kepada Bupati dalam petunjuk pelaksanaan kebijakan. P2TP2A penyusunan kebijakan dan upaya Kabupaten Kulon Progo telah memiliki SOP perlindungan perempuan dan anak, berdasarkan Peraturan Menteri Negara membantu Bupati dalam mengoordinasikan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan pelaksanaan upaya perlindungan perempuan Anak Republik Indonesia Nomor 05 Tahun dan anak dan kemudian melaporkan hasil 2010 Tentang Panduan Pembentukan Dan pelaksanaan tugas kepada Bupati. Hal Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu. tersebut perlu dilakukan agar tidak adanya SOP yang dimiliki berupa alur-alur tumpang tindih tugas dan kewajiban sesama penanganan kasus yang dilakukan oleh tiap- anggota jejaring lainnya. tiap pelaksana. Dalam alur tersebut para Sehingga jika dilihat disini, dalam pelaksana harus merahasiakan keberadaan koordinasi jejaring penanganan korban korban dan tidak memperbolehkan pihak kekerasan perempuan dan anak di lain diluar tim jejaring untuk datang Kabupaten Kulon Progo belum optimal, mengunjungi korban selama korban berada sebab sifatnya masih kelembagaan dimana dalam shelter yang disediakan. SOP yang dalam mengadakan pertemuan terkadang dimiliki P2TP2A tergolong sederhana sumber daya manusia yang ada selalu karena tugas P2TP2A yang hanya berganti-ganti sehingga koordinasi jejaring menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh belum maksimal.Akan tetapi, jika dilihat korban saja. dari tugas dan fungsinya memang masing- b) Koordinasi dan Peran Jejaring masing anggota di dalam jejaring ini sudah Koordinasi merupakan faktor melaksanakan tugasnya dengan baik, tinggal pendukung yang sangat penting dalam bagaimana menatap ke media keberhasilan suatu implementasi kebijakan. komunikasinya.Dengan lahirnya Pusat Koordinasi yang buruk akan menjadi Pelayanan Terpadu Perlindungan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sangat sehingga tujuan dan sasaran dari kebijakan membantu para anggota jejaring dalam sulit dicapai. menangani korban kekerasan terutama Berdasarkan wawancara yang dengan adanya P2TP2A ini sebagai salah satu dilakukan kepada informan diperoleh lembaga yang melayani korban kekerasan keterangan bahwa koordinasi antar anggota berbasis gender. P2TP2A tidak kepada jejaring untuk mensukseskan pelaksanaan ranah korban saja, akan tetapi kepada Perbup Nomor 66 Tahun 2013 Tentang masyarakat umum dengan memberikan Pembentukan P2TP2A di Kabupaten Kulon sosialisasi. Meskipun dari segi komunikasi, Progo dilakukan dengan cara berjejaring. koordinasi anggota jejaring ini masih kurang Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah akan tetapi sangat mendukung sekali dalam membentuk tim jejaring untuk penanganan pelaksanaan P2TP2A ini. Sehingga peran korban kekerasan yang telah di atur dalam dari pihak jejaring disini sangat mendukung Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 23 dengan keberadaan P2TP2A, dimana Tahun 2012 Tentang Pembentukan Tim P2TP2A merupakan representatif dari Jejaring Penanganan Korban Kekerasan negara, pemerintahan yang peduli terhadap Terhadap Perempuan dan Anak Tahun isu kekerasan yang berbasis gender. 2012-2015. Dalam hal melindungi dan melayani IV. KESIMPULAN korban kekerasan, peran anggota jejaring Implementasi Peraturan Bupati yang solid sangat diperlukan, dimana tugas Kabupaten Kulon Progo Nomor 66 Tahun dari anggota jejaring ini melakukan 2013 Tentang Pembentukan Pusat penyusunan data perlindungan perempuan Pelayanan Terpadu Perlindungan dan anak, peninjauan lapangan dan Perempuan dan Anak dalam Penanganan identifikasi permasalahan, melaksanakan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak koordinasi dengan pihak anggota jejaring Tahun 2015 belum berjalan optimal.

184 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Jaringan yang sudah terjalin dalam DAFTAR PUSTAKA penanganan korban kekerasan telah berjalan Buku: dengan baik dan sangat mendukung pelaksanaan P2TP2A ini, akan tetapi dalam Djannah, Fathul, et.al. 2003. Kekerasan pelaksanaannya sosialisasi yang pernah Terhadap Istri. Yogyakarta: LKiS. dilakukan oleh jejaring penanganan korban Dwijowijoto, Riant N. 2003. Kebijakan kekerasan belum mendapatkan respon yang Publik: Formulasi, Implementasi, dan positif dari masyarakat, meskipun sudah Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media dilakukan kepada masyarakat di tingkat Komputindo. kecamatan, desa, dusun, hingga RT/RW sebab masyarakat masih menganggap isu Gultom, Maidin. 2012. Perlindungan kekerasan akan membawa konflik Hukum Terhadap Anak dan dilingkungan sehingga semakin tahun kasus Perempuan.Bandung: PT Refika kekerasan semakin meningkat di Kabupaten Aditama. Kulon Progo. Selain itu, kendala yang paling Marzuki. 1982. Metodologi Riset. menonjol dalam Implementasi Perbup ini Yogyakarta: PT. Hanindita Offset. adalah anggaran dan sumber daya sehingga untuk mempertahankan Kabupaten Kulon Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Progo sebagai Kabupaten Peduli HAM dan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Kabupaten Layak Anak, pemerintah Remaja Rosdakarya. Kabupaten harus meningkatkan kualitas dan Mutiarin, Dyah & Arif Zaenudin. 2014. kuantitas kinerjanya dalam P2TP2A ini dan Manajemen Birokrasi dan menjadikan P2TP2A Kabupaten Kulon Kebijakan:Penelusuran Konsep dan Progo sebagai pusat layanan utama dalam Teori. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. penanganan korban kekerasan berbasis gender. Purwanto. 2010. METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF untuk Psikologi dan Pendidikan. A. Saran Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. 1. P2TP2A Kabupaten Kulon Progo dapat adil dan berkesinambungan Purwanto, Erwan A. & Dyah Ratih S. dalam penanganan korban kekerasan 2012.Implementasi Kebijakan Publik: terhadap perempuan dan anak. Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. 2. Memberikan strategi sosialisasi yang Yogyakarta: Gava Media. menarik kepada masyarakat agar Satori, Djam’an & Aan Komariah. 2012. masyarakat lebih paham dengan Metodologi Penelitian Kualitatif. konteks kekerasan serta lembaga Bandung : Alfabeta. penanganannya yaitu P2TP2A Kabupaten Kulon Progo. Suharno. 2013. Dasar-Dasar Kebijakan 3. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Publik: Kajian Proses dan Analisis beserta jejaring yang ada dan semua Kebijakan. Yogyakarta: Ombak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembentukan P2TP2A diharapkan Sulaeman, Munandar & Siti Homzah. 2010. dapat mengatasi permasalahan yang Kekerasan Terhadap Perempuan: dihadapi oleh P2TP2A terutama pada Tinjauan dalam Berbagai Disiplin anggaran dan sumber daya. Ilmu & Kasus Kekerasan. Bandung: PT Refika Aditama. Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

185 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Syafiie, Inu K. et al. 1999.Ilmu Administrasi Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Publik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 05 Tahun Wahab, Solichin A. 2015. Analisis 2010 Tentang Panduan Pembentukan Kebijakan: Dari Formulasi ke dan Pengembangan Pusat Pelayanan Penyusunan Model-Model Terpadu. Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Jurnal dan Internet : Yuwono, Ismantoro D. 2015.Penerapan Siregar, Putri N. Perlindungan Hak Tenaga Hukum dalam Kasus Kekerasan Kerja Perempuan. 2010. Ditemukan Seksual Terhadap Anak.Jakarta: pada:www.academia.edu/8324774/DE Pustaka Yustisia. PUTI_PERLINDUNGAN_PEREMP UAN_KEMENTERIAN_PEMBERD Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian AYAAN_PEREMPUAN_DAN_PER Sosial dan Pendidikan (Teori- LINDUNGAN_ANAK_RI. Diakses Aplikasi). Jakarta: PT Bumi Aksara. 28 Desember 2015. www.kulonprogokab.go.id, Diakses pada 21 November 2015. Peraturan : www.komnasperempuan.or.id, Diakses pada Republik Indonesia.1979. Undang-Undang 15 November 2015. Nomor 04 Tahun 1979 Tentang KesejahteraanAnak, Lembaran Negara Kedaulatan Rakyat Online. 2015. Tinggi, RI Tahun 1979. No. KDRT dan Kekerasan Seksual di 32.Menteri/Sekretaris Negara. Jakarta. Kulonprogo. Ditemukan pada: http://krjogja.com/m/read/251882/ting Republik Indonesia.1999. Undang-Undang gi-kdrt-dan-kekerasan-seksual-di- Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak kulonprogo.kr. Diakses 30 November Asasi Manusia.Lembaran Negara RI 2015. Tahun 1999, No. 165. Sekretariat Negara. Jakarta. Republika Online. 2015. Indonesia Darurat Kekerasan pada Anak. Ditemukan Republik Indonesia.2002. Undang-Undang pada:http://m.republika.co.id/berita/ko Nomor 23 Tahun 2002 Tentang ran/hukum-koran/15/08/03/nshvh4- Perlindungan Anak.Lembaran Negara indonesia-darurat-kekerasan-pada- RI Tahun 2002, No.109. Sekretariat anak.Diakses 16 Oktober 2015. Negara. Jakarta. Tribunjogja.2015. Kasus Kekerasan pada Republik Indonesia.2004. Undang-Undang Perempuan Meningkat di Kulonprogo. Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Ditemukan pada: Penghapusan Kekerasan Dalam http://jogja.tribunnews.com/2015/04/0 Rumah Tangga.Lembaran Negara RI 3/kasus-kekerasan-pada-perempuan- Tahun 2004, No.95. Sekretariat meningkat-di-kulonprogo.Diakses 15 Negara. Jakarta. Oktober 2015. Kabupaten Kulon Progo.2013.Peraturan Harianjogja. 2015. Jumlah Kasus Tergolong Bupati Kulon Progo Nomor 66 Tahun Tinggi, Remaja Dihimbau Lebih 2013 Tentang Pembentukan Pusat Waspada. Ditemukan pada: Pelayanan Terpadu Perlindungan http://m.solopos.com/2015/08/04/penc Perempuan dan Anak.Berita Daerah abulan-di-gunungkidul-jumlah-kasus- Tahun 2013, No.66. Sekretaris tergolong-tinggi-remaja-diimbau- Daerah. Kabupaten Kulon Progo.

186 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

lebih-waspada-629648. Diakses 17 November 2015. http://eprints.uny.ac.id/8552/3/BAB%202% 20-%2008417141005.pdf, diakses pada 4 Februari 2016. Kedaulatan Rakyat Jogja.2015. Tinggi, KDRT dan Kekerasan Seksual di Kulon Progo.Ditemukanpada: http://www.krjogja.com/web/news/rea d/251882/tinggi_kdrt_dan_kekerasan_ seksual_di_kulonprogo. Diakses 14 Mei 2016. Humas Polres Kulon Progo. 2016. Polsek Temon Tangani Kasus KDRT. Ditemukanpada:http://humaspolreskul onprogo.blogspot.co.id/2016/05/polse k-temon-tangani-kasus- kdrt.html?m=1.Diakses 14 Mei 2016.

187 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

AFFIRMATIVE ACTION : STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN PADA PEMILU LEGISLATIF 2019 Oleh : Muhammad Khozin, Dewi Amanatun Suryani, Gerry KatonMahendra Program StudiAdministrasiPublik,Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak --- Keterwakilan perempuan mempengaruhi pemilih untuk dalam pemilu legisltif kita masih relatif memberikan preferensi kepada rendah. Kuota 30% yang telah kandidat perempuan, rendahnya diamanahkan undang-undang belum kepercayaan pemilih kepada kandidat dapat terpenuhi dan cenderung perempuan, partai politik masih belum menurun pada Pemilu tahun 2014. membuat prioritas wakil perempuan Artikel ini bertujuan mengidentifikasi yang diinginkan, masih berlakunya dan menganalisis tentang rendahnya praktek politik uang antar kandidat, tingkat keterwakilan perempuan pada dan tidak adanya komitmen yang serius pemilu legislatif tahun 2009 dan 2014 dari organisasi masyarakat yang untuk dan memberikan rekomendasi strategi mendorong massanya agar memilih guna meningkatkan keterwakilan kandidat perempuan. Oleh sebab itu perempuan pada pemilu legislatif tahun perlu adanya upaya peningkatan 2019. Metode yang digunakan adalah kapasitas perempuan melalui organisasi penelitian deskriptif kualitatif dengan kemasyarakatan dan pemberdayaan teknik pengumpulan data perempuan dengan metode rekruitmen menggunakan studi pustaka. Sedangkan yang jelas kepada perempuan yang teknik analisa yang digunakan adalah akan menjadi figur publik, model interaktif. Berbagai referensi memperbanyak produk legislasi dan data menunjukkan bahwa secara implementasi kebijakan yang ramah kuantitas, jumlah perempuan di gender serta mempertahankan parlemen dari waktu ke waktu mekanisme sistem affirmative action dan mengalami peningkatan namun tetap Zipper system dalam pemilu legislatif dibawah kuota 30% yang diharapkan. Padatahun 1999 hanya terdapat 9% Kata Kunci: Affirmative Action, Kesenjangan Gender, Keterwakilan Perempuan, representasi perempuan, tahun 2004 Peningkatan Kapasitas, naik menjadi 11,3%, tahun 2009 17,9% Pemberdayan Perempuan dari total keseluruhan kursi parlemen. Namun selanjutnya pada pemilu I. PENDAHULUAN legislatif 2014 persentase keterwakilan A. Latar Belakang Masalah perempuan di parlemen justru menurun, yakni DPR 17,3 persendan Melihat sejarah perjuangan DPD 25,76 persen. Berbagai kendala bangsaIndonesia tentu saja tidak bisa menyebabkan rendahnya tingkat dilepaskan dari peran keterwakilan perempuan diantaranya perempuan.Perempuan pada saat itu sudah masih kuatnya budaya patriarki yang berperan aktif dalam dunia politik dan

188 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan menjadi saksi perjuangan dalam mencapai Dari bunyi pasal-pasal tersebut diatas kemerdekaan.Sejarah mencatat bahwa jelas bahwa partai politik yang pada pada zaman kerajaan , terdapat pemilu sebelumnya tidak mampu seorang bernama Gayatri Rajapatni yang memenuhi ambang batas suara, maka dikenal ahliberpolitik dan pintar mengelola harus menyertakan syarat 30% kerajaan hingga mencapai puncak keterwakilan pada kepengurusan partai kejayaan. politik tingkat pusat dan juga harus Masuk pada era kolonialisme menyertakan kader perempuan dalam Belanda, bangsa Indonesia juga memiliki daftar calon anggota legislatif. Dalam hal seorang tokoh perempuan yang ahli dalam ini, pemerintah sudah membuat kebijakan berpolitik dalam diri R.A. Kartini dan khusus bagi perempuan dengan tujuan Supeni.R. A. Kartini besar berkat untuk menambah porsi keterlibatan pemikiran-pemikiran moderatnya terutama perempuan dalam dunia politik.Dengan dalam memperjuangkan emansipasi wanita adanya kebijakan khusus dari pemerintah dan Supeni yang terkenal berkat sepak tersebut, diharapkan baik partai politik dan terjangnya dikancah perpolitikan Indonesia para tokoh politik dari kalangan dengan menduduki beberapa jabatan perempuan mampu memanfaatkan akses penting, diantaranya anggota DPR dan yang sudah dijamin oleh Undang-Undang duta besar Indonesia untuk Negara lain. tersebut.Dengan adanya keterlibatan Contoh-contoh tersebut di atas perempuan dalam ranah politik (pengurus menunjukkan bahwa sebenarnya partai poltik dan anggota DPR/DPD RI) perempuan Indonesia memiliki potensi diharapkan nantinya dapat merumuskan yang luar biasa untuk dapat dan mengawal kebijakan-kebijakan publik memperlihatkan eksistensinya di ruang yang ramah terhadap anak dan perempuan publik, khususnya pada bidang politik serta berkeadilan gender. Upaya perempuan untuk Mengapa hal tersebut perlu menunjukkan dan mempertahankan diupayakan oleh kalangan eksistensi dibidang politik saat ini bahkan perempuan?Perlu diketahui bahwa contoh sudah diakomodir dengan mengeluarkan kasus yang terjadi di Indonesia, kebijakan affirmative action melalui perempuan Indonesia masih tertinggal di Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 dalam kehidupan publik. Kesenjangan tentang Partai Politik dan Undang-Undang gender yang senantiasa muncul dalam melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun indikator sektor sosial menjadi sebuah 2012 tentang Pemlihan Umum DPR, tantangan berskala nasional. Tingkat DPRD, dan DPD. Undang-Undang Nomor kematian ibu yang cukup tinggi yaitu 307 8 Tahun 2012 pada Pasal 8 Ayat (2) per 100.000 kelahiran hidup dan menjadi menyebutkan bahwa “partai politik yang salah satu yang tertinggi di kalangan tidak memenuhi ambang batas perolehan negara-negara ASEAN. Angka harapan suara pada Pemilu sebelumnya atau partai hidup pada tahun 2008 adalah 71 tahun politik baru dapat menjadi Peserta Pemilu untuk perempuan dan 67 tahun untuk laki- setelah memenuhi persyaratan”. Pasal 8 laki.1Partisipasi perempuan di pasar tenaga Ayat (2) Poin e berbunyi “menyertakan kerja masih 49 persen jika dibandingkan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh dengan 80,2 persen laki-laki. Di antara persen) keterwakilan perempuan pada perempuan yang bekerja di sektor kepengurusan partai politik tingkat pusat”. pemerintahan, kurang dari 1 persennya Selanjutnya pada pasal 55 menyebutkan menduduki posisi eselon atas dan Daftar bakal calon sebagaimana dimaksud keterwakilan mereka di lembaga legislatif dalam Pasal 53 memuat paling sedikit 30% hanya 18 persen. (tiga puluh persen)keterwakilan perempuan. 1 (BPS Sosio-Economic Survey, 2008)

189 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Beberapa peraturan daerah juga dinilai perempuan dengan karakter seperti itu tidak ramah terhadap wanita.Contohnya bukan tipe perempuan ideal.3 adalah peraturan daerah Kota Tangerang Mindset para politikus umumnya yang melarang perempuan berada diluar masih beranggapan bahwa politik dan rumah melebihi pukul 22.00 pengambilan kebijakan merupakan domain WIB.Masalah-masalah publik diatas, yang kaum laki-laki. Tren menurun yang notabene menggambarkan ketidakadilan ditunjukkan pada penyelenggaraan pemilu gender dan menggambarkan kurangnya tahun 2009 dan 2014 tersebut perhatian pemerintah harus mampu menunjukkan bahwa peran perempuan diperjuangkan melalui parlemen, dalam bidang politik dan pengambilan khususnya para politisi/anggota DPR dari kebijakan semakin terbatas.Dengan jumlah kalangan perempuan. Kuota 30% bagi keterwakilan yang masih sangat minim perempuan untuk dapat dicalonkan dan tentu saja perempuan akan semakin duduk di parlemen harus dimanfaatkan menjadi kaum minoritas dan memiliki sebaik mungkin. bargaining position yang lemah diantara Namun jika kita melihat realitas yang kalangan pembuat kebijakan di parlemen terjadi saat ini, ruang yang diberikan oleh serta semakin sulit mewujudkan dan pemerintah melalui Undang-Undang mengawal kebijakan-kebijakan yang Nomor 8 Tahun 2012 ternyata belum ramah terhadap anak dan perempuan serta mampu dimanfaatkan dengan baik oleh bernafaskan kesetaraan gender. partai politik dan kader politik perempuan. Berdasarkan uraian diatas, artikel ini Data menyebutkan bahwa keterwakilan akan membahas dan memberikan perempuan pada hasil penyelenggaraan rekomendasi mengenai strategi penguatan pemilihan umum legislatif tahun 2009 dan affirmative action yang dapat dilakukan 2014 menunjukkan tren menurun. oleh berbagai stakeholders (pemerintah, Keterwakilan perempuan pada Pemilu partai politik, dan calon anggota DPR dari legislatif 2009 hanya sebesar 18,04 persen kalangan perempuan) guna meningkatkan untuk DPR dan 26,52 persen untuk DPD. peran, baik secara kualitas maupun Selanjutnya pada pemilu legislatif 2014 kuantitas pada gelaran pemilihan umum lalu persentase keterwakilan perempuan di legislatif tahun 2019 sehingga nantinya parlemen juga masih rendah dan bahkan dapat memberikan kontribusi maksimal mengalami penurunan, yakni DPR 17,3 terutama dalam kebijakan-kebijakan persen dan DPD 25,76 persen. 2 Ada publik yang terkait dengan isu perempuan, beberapa faktor yang menyebabkan kuota anak, dan kesetaraan gender. perempuan di parlemen selalu tidak mencapai batas maksimal.Diantaranya B. Rumusan Masalah adalah ketidakseriusan partai politik mempersiapkan kader perempuan Bagaimana strategi meningkatkan (pelengkap syarat), anggapan bahwa keterwakilan perempuan pada pemilu perempuan belum cukup cakap dalam legislatif 2019 ? berpolitik dan adanya anggapan bahwa selama ini politik dipandang sebagai C. KajianPustaka aktifitas maskulin, berpendapat dan PenelitianAndriRusta, Tengku Rita tindakan agresif.Ketiga karakteristik Valentina, Nicky NiaGustrianidengan tersebut dianggap tidak ideal bagi perempuan.Dengan ungkapan lain,

3 Atho Mudzhar, dkk. (2001). Wanita dalam Masyarakat Indonesia Akses Perbedaan dan 2 http://www.cnnindonesia.com/politik/2015082712 Kesempatan. Press: Yogyakarta. 5633-32-74875/porsi-perempuan-di-legislatif- harus-lebih-besar-di-2019/

190 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan judul ”Affirmative Action” Untuk yang selama ini belum mendapatkan Demokrasi Yang Berkeadilan Gender Pada kesempatan untuk tampil di ranah publik. Pemilu 2009. Hasil dari penelitian tersebut Keberhasilan affirmative action tentu saja bergantung pada komitmen pihak terkait, adalah Affirmative action digunakan untuk seperti pemerintah, partai politik, dan dasar pemberian kuota bagi perempuan di kaum perempuan. DPRdan DPRD. Namun demikian kuota bukanlah salah satu jalan dalam Kebijakan affirmative action dalam memperjuangkan menuju keadilan gender. kehidupan berpolitik modern dimulai dengan diadakannya Deklarasi Universal Kuota dirancang hanya untuk Hak-Hak Asasi Manusia (10 Desember memfasilitasi akses perempuan pada 1948) yang menyatakan tentang pengambilan keputusan dengan tujuan pentingnya kesamaan hak antara laki-laki untuk mengatasi kondisi sistem pemilu dan perempuan dalam mendapatkan Indonesia yang sangat complicated. Ketika kesempatan berpolitik dan mengelola garis start perempuan berada jauh negara. Sebagaimana disebutkan dalam dibelakang, kuota menjadi sangat penting Pasal 21 sebagai berikut: agar terjadi kompetisi dan kerjasama a. Setiap orang berhak turut serta dalam secara fair. pemerintahan negaranya, secara langsung atau melalui wakil-wakil D. KerangkaTeoritik yang dipilih dengan bebas; 1. Affirmative Action b. Setiap orang berhak atas kesempatan Affirmative action (tindakan afirmatif) yang sama untuk diangkat dalam adalah kebijakan yang diambil yang jabatan pemerintahan negeranya; bertujuan agar kelompok/golongan tertentu c. Kehendak rakyat harus menjadi dasar (gender ataupun profesi) memperoleh kekuasaan pemerintah; kehendak ini peluang yang setara dengan harus dinyatakan dalam pemilihan kelompok/golongan lain dalam bidang umum yang dilaksanakan secara yang sama. Bisa juga diartikan sebagai berkala dan murni, dengan hak pilih kebijakan yang memberi keistimewaan yang bersifat umum dan sederajat, pada kelompok tertentu dengan pemungutan suara secara (hukumonline.com). rahasia ataupun dengan prosedur lain yang menjamin kebebasan Affirmative action disini dapat memberikan suara. dijadikan sebagai alat penting untuk mempertahankan minimal 30 % Selain itu, Internasional Covenant on perempuan agar tetap berada pada tingkat Civil and Political Rights (ICCPR) yaitu pembuatan keputusan sehingga bisa Konvensi Internasional menjamin hak-hak meminimalisir aturan- aturan yang tidak politik wanitajuga menitipkan sah untuk mencapai kesetaraan gender.4 pesansebagaimana dapat dilihat dalam Pasal 7 dan 8 : Affirmative action merupakan cara pandang yang dilakukan oleh suatu Negara a. Pasal 7 menyebutkan hak perempuan untuk menjamin hak-hak warga Negaranya dalam kehidupan politik dan kemasyarakatan negaranya, khususnya menjamin bagi perempuan atas dasar 4Migirou, Kalliope. (1999). Menuju Implementasi Efektif Mengenal Legislasi dan Hak Azazi persamaan hak; Perempuan Internasional.dalam: Perempuan b. Pasal 8 menyebutkan hak perempuan Parlemen Bukan Sekedar Jumlah, Bukan Sekedar untuk mendapat kesempatan mewakili Hiasan (terjemahan). Jakarta: YJP dan IDEA. pemerintah mereka pada tingkat

191 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

internasional dan berpartisipasi dalam menyatakan partai politik harus pekerjaan organisasi-organisasi menyertakan sekurang-kurangnya 30% internasional. (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai Dalam Undang-Undang Nomor 39 politik tingkat pusat. Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pada bagian ketiga pasal 15 yang telah diakui dan dilindunginya hak-hak memuat syarat pendaftaran partai politik perempuan, antara lain sebagai berikut: sebagai calon peserta pemilu menyebutkan pada poin (d) bahwa partai politik harus a. Politik dan pemerintahan; membuat surat keterangan dari pengurus b. Kewarganegaraan; pusat partai politik tentang penyertaan c. Ketenagakerjaan; keterwakilan perempuan sekurang- d. Pendidikan dan pengajaran; kurangnya 30% (tiga puluh persen) sesuai e. Kesehatan; dengan ketentuan peraturan perundang- f. Ketenagakerjaan; undangan. g. Melakukan perbuatan hukum, dan Kemudian pada pasal pasal 55 yang h. Dalam ikatan/putusnya perkawinan. mengatur pemilihan umum DPRD Dalam konteks Indonesia, affirmative menyebutkan Daftar bakal calon action yang saat ini digunakan dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 menjamin keterlibatan perempuan dalam memuat paling sedikit 30% (tiga puluh ruang publik, khususnya dalam bidang persen) keterwakilan perempuan.Dari politik dapat dilihat dalam Undang- beberapa Affirmative Action yang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang disediakan oleh pemerintah, sudah saatnya Hak Asasi Manusia dapat dilihat pada bagi seluruh stakeholdersuntuk bersama- Pasal 46 yang berbunyi sistem pemilihan samamemanfaatkannya dengan umum, kepartaian, pemilihan anggota baik.Dalam hal ini pemerintah harus badan legislatif, dan sistem pengangkatan mampu konsisten untuk tetap di bidang eksekutif, yudikatif, harus menyediakan dan mengawal akses bagi menjamin keterwakilan wanita sesuai perempuan melalui kebijakan-kebijakan persyaratan yang ditentukan. dan peraturan-peraturan yang pro Selanjutnya penyediaan ruang untuk perempuan. berpolitik bagi kaum perempuan juga Partai politik juga harus turut serta dapat dilihat pada Undang-Undang Nomor membangun iklim demokrasi yang ramah 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, terhadap perempuan, memaksimalkan tepatnya pada pasal 2 ayat 2 yang potensi perempuan dengan melaksanakan berbunyi Pendirian dan pembentukan sistem rekrutmen yang professional Partai Politik sebagaimana dimaksud pada dengan berlandaskan kemampuan, dan ayat (1) menyertakan 30% (tiga puluh kapabilitas tanpa membedakan latar perseratus)keterwakilan belakang suku, agama, budaya, dan jenis perempuan.Kemudian pada pasal 5 juga kelamin. Dengan menerapkan sistem yang berbunyi kepengurusan Partai Politik professional berbasis skill diharapkan akan tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada lahir kader-kader partai politik yang ayat (2) disusun dengan menyertakan berkualitas dan mampu memajukan bangsa paling sedikit 30% (tiga puluh dan Negara melalui ide dan gagasan yang perseratus)keterwakilan perempuan. nantinya dituangkan dalam suatu Dalam Undang-Undang Nomor 8 kebijakan publik. Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Bagi para tokoh perempuan, baik DPR, DPRD, dan DPD juga akademisi, ilmuwan, aktivis diharapkan mengakomodir keterlibatan untuk dapat memanfaatkan ruang yang perempuan.Pada Pasal 8 Ayat (2) Poin (e) sudah diberikan oleh pemerintah melalui

192 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Undang-Undang dan ikut ambil bagian bagaimana agar tujuan tersebut dapat dalam gelaran pemilu sebagai pengurus dicapai.7 partai dan calon anggota legislatif. Dengan keterlibatan aktif kaum perempuan dalam Dari pendapat diatas dapat berpolitik tentu saja akan membuat disimpulkan bahwa strategi merupakan bargaining position perempuan dalam suatu rencana yang disusun oleh pembuat proses pembuatan kebijakan akan semakin kebijakan untuk mencapai tujuan yang kuat. Diharapkan kaum perempuan mampu diinginkan.Rencana tersebut meliputi berkontribusi nyata dalam merancang dan tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus menghasilkan kebijakan publik yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam ramah terhadap anak, perempuan, dan mempertahankan eksistensi, mendapatkan berkeadilan gender.Hal ini menjadi poin dukungan dan memenangkan persaingan. penting karena kita ketahui bersama, saat ini masih terdapat kebijakan-kebijakan 3. Demokrasi, Pemilu dan publik yang belum mencerminkan Representasi Perempuan kesetaraan gender. Dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasipemegang kekuasaan 2. Strategi tertinggi adalah rakyat. Dalam sistem Menurut David Hunger dan Thomas demokrasi rakyat memiliki posisi tawar L. Wheelen, strategi adalah serangkaian yang tinggi dalam pengambilan sebuah keputusan dan tindakan manajerial yang kebijakan publik.Segala kebijakan menentukan kinerja perusahaan dalam mengenai putusan pemerintah haruslah jangka panjang.Manajemen strategi dirundingkan terlebih dahulu dengan meliputi pengamatan lingkungan, rakyat yang direpresentasikan dalam perumusan strategi (perencanaan strategis sebuah lembaga perwakilan. Lembaga atau perencanaan jangka panjang). perwakilan adalah lembaga demokrasi Implementasi strategi dan evaluasiserta 5 berisikan wakil – wakil rakyat dari pengendalian. berbagai latar belakang dan kepentingan. Untuk bisa terbentuk lembaga perwakilan Quinn mengartikan strategi adalah tersebut, rakyat menitipkan kekuasaannya suatu bentuk atau rencana yang secara penuh melalui sebuah mekanisme mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, politik. kebijakan-kebijakan dan rangkaian Menurut Henry B. tindakan dalam suatu organisasi menjadi Mayomenyatakanbahwademokrasi sebagai suatu kesatuan yang utuh. 6 sistem politik adalah di mana Marrusmendefinisikan strategi sebagai kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar suatu proses penentuan rencana para mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi pemimpin puncak yang berfokus pada secara efektif oleh rakyat dalam tujuan jangka panjang organisasi, disertai pemilihan-pemilihan berkala yang penyusunan suatu cara atau upaya didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politi.8Di Indonesia mekanisme ini lebih familiar kita kenal dengan “pemilihan umum”. 5Hunger dan Wheelen. (2003). Manajemen Strategi. Yogyakarta: Andi. Idrus, Muhammad (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga: Yogyakarta. 7Stephanie, K. Marrus. (2002) .Desain Penelitian 6 Cameron, K.S. and Quinn, R.E. (1999, 2006), Manajemen Strategik.Jakarta: Rajawali Press. Diagnosing and Changing Organizational Culture: 8 Henry B. Mayo. (1996). An Introduction to Based on the Competing Values Framework. Democratic Theory. Oxford University Press. New Reading, MA: Addison-Wesley. York.

193 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Pemilihan umum menurut Undang- seideal teknik pengambilan sample undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang penelitian tersebut. Sebagai bagian dari Pemilihan Umum DPR, DPRD, dan DPD sebuah sistem politik seringkali Pemilu Pemilihan Umum adalah sarana sarat dengan kepentingan, dan bahkan pelaksanaan kedaulatan rakyat yang sering melukai semangat demokrasi yang dilaksanakan secara langsung, umum, seharusnya dikedepankan. bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Logika sederhana tidak Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan representatifnyalembaga perwakilan kita Pancasila dan Undang-undang Dasar adalah tidak berimbangnyajumlah Negara Republik Indonesia tahun 1945. keterwakilan perempuan dalam lembaga Pemilihan Umum menurut Al- legislasi. Jumlah penduduk Indonesia yang Iman 9 adalah memilih seorang penguasa, notabene lebih banyak perempuan tidak pejabat atau lainnya dengan jalan tergambarkan dalam jumlah keanggotaan menuliskan nama yang dipilih dalam dewan legislasi. Hal ini sungguh ironi secarik kertas atau dengan memberikan ketika produk legislasi tersebut akan suaranya dalam pemilihan.Dalam sistem banyak mempengaruhi mereka dan kadang pemerintahan demokrasi Pemilu adalah akan jauh dari keberpihakan kepada bentuk partisipasi rakyat pada politik mereka kaum perempuan. untuk memilih wakil mereka pada Pemilu tahun 2004 menjadi tonggak lembaga– lembaga perwakilan seperti harapan masyarakat Indonesia untuk dapat DPR, DPRD, dan DPD secara langsung merubah posisi perempuan dalam yang dilaksanakan secara jujur, adil, dan konstitusi di Indonesia. Namun sayangnya transparan. tidak ada sebuah jawaban yang Dari pengertian di atas dapat memuaskan. Bahkan Menurut Susan disimpulkan bahwa pemilihan umum Blackburn, feminis dan analisis politik dari merupakan proses menentukan pilihan Monash Universitiy Australia mengatakan yang dilakukan oleh suatu masyarakat sebenarnya sejarah perempuan dan politik dalam suatu Negara untuk memilih wakil di Indonesia selalu diwarnai dengan dalam parlemen, penguasa ataupun pejabat kejutan. 10 Karena sejak pasca politik untuk memimpin dan mengelola kemerdekaan perempuan Indonesia telah sistem pemerintahan Negara. mencapai tingkatan-tingkatan politik yang Dari mekanisme pemilihan umum jauh lebih maju dibandingkan dengan tersebut diharapkan dapat terpilih wakil- negara lain. Sejak tahun 1945 hak wakil rakyat yang dapat mengawal amanat perempuan untuk memilih telah diakui, sistem demokrasi. Pemilu yang selalu posisi perempuan dalam politik dianggap sebagai salah satu berlangsung secara fluktuatif sehingga perwujudandemokrasi seharusnyadapat saat- saat terakhir menjelang pemilu 2004. menghasilkan lembaga perwakilan yang Menurut Blackburn, berubahnya benar–benar dapat merepresentasikan status perempuan tersebut disebabkan rakyat yang diwakilinya. Pemilu karena proses demokrasi di Indonesia tidak seharusnya ibarat teknik pengambilan melalui cara-cara bertahap (gradual) tetapi sample dalam sebuah penelitian. Sebagai melalui lompatan - lompatan (leaps). sebuah metode, teknik yang dilakukan harusnya dapat menghasilkan sampel yang 10 dapat mewakili populasinya. Baik secara Susan Blackburn. ”Gradualism Versus jumlah, jenis maupun karakternya. Democratic Leaps: Political Representation of Women In Australia and Indonesia”, makalah Sayangnya sistem pemilu kita belum dapat untuk biannual Symposium on Australia- Indonesia: Challenges in Bilateral Relations, 9Abu Nashr Muhammad Al-Iman. (2004). dalam jurnal Perempuan edisi 34 tahun 2004 hal Membongkar Dosa-dosa Pemilu. Prisma Media : 94. Jakarta

194 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Setiap lompatan ”demokrasi” kualitatif. 12 Paradigma yang digunakan menghasilkan visi-visi politik negara yang dalam penelitian ini adalah penelitian berbeda, malahan terkadang sangat deskriptif kualitatif.Kutha menjelaskan, dramatis melihat persoalan perempuan. metode deskriptif analisis dilakukan Karenanya, sebelum sistem politik dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta diperkuat dengan konstitusi dan aturan yang kemudian disusul dengan analisis, hukum yang berpihak pada perempuan, tidak semata-mata menguraikan, dapat dipastikan tidak pernah ada melainkan juga memberikan pemahaman pembangunan nasib perempuan yang dan penjelasan secukupnya. Metode bersifat berkesinambungan. deskriptif kualitatif akan berfokus pada Keberadaan perempuan dalam pencarian data, pengumpulan data, analisis parlemen akan sangat mempengaruhi data, dan menyimpulkan data. 13 Teknik kebijakan pembangunan terhadap pengumpulan data dalam penelitian ini kaumnya. Sebab perempuan di Indonesia adalah dengan menggunakan teknik studi dalam hal ini dapat dikatakan sebagai pustaka.Sugiyono menyatakan bahwa hasil individu dan kelompok yang penelitian juga akan semakin kredibel tersubordinasi/terdiskriminasikan dalam apabila didukung foto-foto atau karya tulis mendapatkan keadilan maupun kesetaraan akademik dan seni yang telah tersedia 14 dibandingkan laki-laki.11 Berdasarkan pernyataan tersebut, teknik Memang dari segi sosiologis, negara studi pustaka mampu memperkuat hasil Indonesia sebagian besar suku dan penelitian. Teknik analisis data dalam budayanya merupakan penganut sistem penelitian ini merujuk pada teori yang patriarkhis. Sehingga hal ini dikemukakan oleh Huberman dan Miles mengalokasikan peranan wanita hanyalah dalam Idrus.Huberman dan Miles sebagai pendukung dari sistem yang ada, mengajukan model analisis data yang atau sering dikatakan hanya berperan pada disebut dengan model interaktif. Model sektor domestik dalam kehidupan interaktif terdiri dari tiga hal utama, yaitu bermasyarakat. reduksi data, penyajian data, dan Perubahan harus dilakukan, ketentuan penarikankesimpulan/verifikasi. 15 Pada kuota 30% harus diwujudkan. Pengalaman tahapan awal, penulis menyusun dan Pemilu tahun 2004 cukup dijadikan sejarah mengolah data, kemudian awal akan dibukanya kran penghargaan mengklasifikasikannya bedasarkan makna kepada perempuan. Bukan sesuatu yang dan penggunaannya.Setelah itu data harus diulang. Bangsa Indonesia harus disajikan dan dianalisis hingga mampu menunjukkan penghormatannya mendapatkan kesimpulan. kepada kaum perempuan dengan memberikan kesempatan kepada III. HASIL DAN PEMBAHASAN Perempuan untuk dapat duduk mewakili Pemilu merupakan demokrasi rakyat kaumnya dan memperjuangkan hak – lima tahunan untuk memilih presiden dan haknya dalam pelaksanaan pembangunan. Dewan Perwakilan Rakyat baik pusat

II. METODE PENELITIAN 12 Indriantoro dan Supomo.(1999). Metodologi A. Paradigma Penelitian Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Secara umum, paradigma penelitian Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta: Yogyakarta. 13 diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu Ratna, Nyoman Kutha. (2010). Metodologi penelitian kuantitatif dan penelitian Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 11Ida Novianti, “Subordinasi Peran Sosial 14 Sugiyono.(2005). Metode Penelitian Kualitatif. Perempuan (Analisis Terhadap Cerpen ‘Laila’ Bandung: Alfabeta. karya Putu Wijaya,” Jurnal Studi Gender dan Anak 15 Idrus, Muhammad (2009). Metode Penelitian YINYANG vol.5, no. 2 (2010): 286. Ilmu Sosial. Erlangga: Yogyakarta.

195 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan maupun daerah. Untuk pemilihan anggota partai politik, serta kurangnya sumber dewan, ajang pesta rakyat tersebut menjadi daya.16 medan “pertarungan” antara para calon Euforia reformasi menjadi era baru untuk mendapatkan kursi kekuasaan. yang menjebol demokrasi semu selama Masing-masing calon akan berusaha untuk orde baru berlangsung. Reformasi pada mendapatkan suara sebanyak mungkin akhirnya membuka banyak semangat agar dapat terpilih. sosial dalam segala lini kehidupan Unsur keterpilihan calon wakil rakyat bermasyarakat, seperti adanya semangat ditentukan oleh berbagai faktor, kesetaraan dan keadilan dengan pandangan diantaranya aturan partai dan sejauhmana yang lebih bebas dan tidak terkekang.17 calon tersebut dikenal oleh pemilihnya. Kesetaraan dan keadilan merupakan Dalam dunia politik kekuatan uang juga suatu hak yang dimiliki masyarakat secara menjadi salah satu faktor kesuksesan individu maupun kelompoknya masing- memenangkan pertaruangan meski masing.Maka dari itu, tidak terkecuali tidak/semua berhasil semata-mata karena individu maupun kelompok yang kiranya faktor uang. tersubordinasi memanfaatkan semangat Dunia politik sering diidentikkan demokrasi untuk kehidupan yang lebih dengan dunia maskulin yang baik, seperti halnya perempuan. memungkinkan orang untuk saling jegal Munculnya semangat perempuan dan menggunakan segala cara untuk masuk parlemen pada akhirnya menjadi mendapatkan tujuan. Politik itu kejam atau suatu perhatian khusus bagi negara politik itu keras masih banyak dirasakan demokratis khususnya Indonesia.Hal oleh kaum perempuan sehingga untuk tersebut ditunjukkan dengan adanya mencalonkan diri sebagai wakil rakyat kebijakan affirmative action sebagai memerlukan pertimbangan lebih dibanding pencantuman kuota perempuan dalam laki-laki. parlemen.Kuota tersebut ditargetkan Faktor keluarga juga turut mencapai 30% sebagai kuantitas yang mempengaruhi pilihan perempuan untuk dikatakan representatif bagi perempuan.18 bersedia maju sebagai wakil Secara kuantitas, jumlah perempuan rakyat.Budaya patriarkhi masih kental di parlemen pada masa reformasi dapat mewarnai cara pandang terhadap posisi dikatakan lebihbanyakdibanding pemilu- perempuan. Kedudukan perempuan masih pemilu sebelumnya di zaman Orde Baru. dianggap kelas dua. Kondisi ini tidak Hal ini dapat dibuktikan dengan data hanya terjadi di Indonesia. meningkatnya persentase jumlah Negara-negara Asia Tenggara seperti perempuan dari waktu ke waktu sesudah Malaysia misalnya,masih menempatkan reformasi , yakni tahun 1999 yang hanya perempuan dalam posisi terdapat 9% representasi perempuan, tahun termarjinalkansecara politik. Wan Azizah, 2004 naik menjadi 11,3%, tahun 2009 tokoh politik perempuan 17,9% dari total keseluruhan kursi Malaysia,menyebutkan ada lima kendala perempuan berperan serta aktifdalam 16 Wan Azizah, “Perempuan dalam Politik; Refl politik, yaitu diskriminasi subliminal eksi dari Malaysia”, http://www. terhadap perempuan,kendala waktu, idea.int/publications/wip/upload/copyright-preface- adanya anggapan bahwa “tempat tableofcontents.pdf, diakses tanggal 29 Maret 2009) perempuanadalah di rumah”, sikap apatis 17 bawaan dan keenderunganmenghindari Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru (Jakarta: Kecana Prenada Media Group, 2010), 12. 18 Wahidah Zein Siregar, “Parliamentary Representation of Woman in Indonesia: Struggle for A Quota,” Asian Journal of Woman’s Studies (AJWS) vol. 11, no. 3 (2005): 37.

196 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan parlemen, khususnya DPR RI. 19 Namun Utara, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, selanjutnya pada pemilu legislatif 2014 Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Jawa lalu persentase keterwakilan perempuan di Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, parlemen justru mengalami penurunan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara yakni DPR 17,3 persen dan DPD 25,76 Barat), menggambarkan pelanggaran persen. Kecenderungan peningkatan politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014. demikian, memang dikatakan sebagai Pemantauan yang dilakukan sejak 16 suatu kabar baik bagi perjuangan Maret 2014 terhitung sejak kampanye perempuan dalam mencapai kesetaraan, terbuka hingga hari-H pencoblosan 9 April walau memang persentase jumlah yang 2014, ditemukan sebanyak 313 kasus ada masih jauh dibawah standar komposisi pelanggaran. Provinsi Banten menduduki kuota yakni 30% (dan bahkan pada Pemilu urutan pertama dengan 36 pelanggaran 2014 menurun). politik uang. Riau dan Bengkulu menyusul Namun ada juga pernyataan, masih dengan jumlah yang sama, yaitu 33 kasus, kurangnya perwakilan perempuan dari diikuti Sumatera Barat dengan 30 kasus, standar komposisi tersebut juga dapat dan Sumatera Utara dengan 29 kasus. mengindikasikan lambannya kemajuan Sejumlah kasus yang berhasil yang diperjuangkan oleh perempuan untuk ditemukan, pemberian uang menempati berperan secara seimbang dengan laki-laki. posisi pertama dengan 104 kasus, Perempuan Parlemen dapat dikatakan pemberian barang sebanyak 128 kasus, menjadi tolak ukur bagaimana keadilan pemberian jasa 27 kasus, dan penggunaan dan kesetaraan gender dapat sumber daya negara sebanyak 54 kasus. diperjuangkan. Posisi strategis, wewenang Berdasarkan besaran jumlah uang, terdapat yang dimiliki, dan ruang yang lebih luas 28 kasus dengan nilai Rp26.000 hingga menjadikan suatu motivasi bahwa Rp50.000. Besaran uang yang diberikan perempuan parlemen adalah pionir bagi antara Rp5.000 hingga Rp25.000. 20 perempuan-perempuan di luar parlemen Hasil pemantauan di Kota Semarang (dalam masyarakat). menunjukan politik uang ini banyak Namun adanya fakta buruk akan dilakukan oleh calon anggota legislatif perempuan di parlemen dapat membuat (caleg) laki-laki yang memiliki modal masyarakat menjadi acuh kembali akan lebih banyak dibandingkan caleg representasi perempuan di parlemen perempuan. Caleg laki-laki lebih agresif tersebut. Fakta-fakta yang disebutkan dalam mengumpulkan suara dengan model disini adalah dimana adanya perempuan politik uang. Sementara caleg perempuan parlemen yang melakukan tindakan juga melakukan hal yang sama namun korupsi, pecitraan semu dan kurangnya porsinya kecil dan sebagian kecil yang partisipasi aktif dalam mendukung berani menggunakan uang, khususnya kesejahteraan masyarakat. caleg perempuan yang bermodal. Beberapa Selain isu pencitraan, tidak dapat caleg perempuan menggunakan sembilan dipungkiri politik uang juga sudah menjadi bahan pokok (sembako), makanan olahan, rahasia umum. Calon anggota legislatif dan cinderamata dalam menggaet suara. yakin dengan uang suara rakyat bisa dibeli. A. Upaya Strategis Mewujudkan Pemantauan Indonesian Corruption Watch Affirmative Action (ICW) di 15 provinsi (Banten, Riau, Penyebab kuatnya budaya patriarki Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera yang mempengaruhi pemilih untuk memberikan preferensi kepada kandidat 19Wahidah Zein Siregar, “Representasi Perempuan perempuan dikarenakan kandidat di DPR, DPD, MPR, dan DPRD 2009-2014: perempuan dianggap tidak mampu Komposisi, Peran dan Tantangan Perempuan Parlemen,” Jurnal Perempuan vol. 18 no.4 (2013): 29. 20Indra Kertati, Riptek Vol. 8, No. 1, Tahun 2014.

197 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan membawa aspirasi rakyat, kinerja kandidat Sebagaimana pesan yang pernah perempuan dinilai buruk oleh orang-orang, disampaikan dalam Beijing Platform partai politik masih belum membuat bahwa tanpa partisipasi aktif perempuan prioritas wakil perempuan yang dan melibatkan perspektif perempuan diinginkan, persaingan antara kandidat dalam setiap tingkatan pengambilan politik dengan menggunakan uang yang kebijakan, tujuan dari kesetaraan, tidak seimbang, dan organisasi massa tidak pembangunan dan perdamaian tidak akan serius mendorong massa untuk memilih bisa tercapai.23 kandidat perempuan. Ini adalah pelajaran Undang Undang RI Nomor 7 Tahun penting untuk pemilu mendatang. 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Kuncinya adalah perempuan harus tentang Penghapusan segala Bentuk berkinerja yang baik, jujur, bertanggung Diskriminasi terhadap Perempuan jawab dan dapat dipercaya sebagai (disingkat sebagai Konvensi Wanita). parlemen. 21 Politik pemberdayaan Dengan meratifikasi Konvensi PBB perempuan bukanlah sesuatu yang dimaksud, maka segala bentuk dilakukan hanya dengan membuka jalan diskriminasi yang didasarkan pada atau ruang publik begitu saja terhadap perbedaan jenis kelamin harus dihapuskan. perempuan.Perlu adanya strategi yang Oleh karena itu, dalam diri setiap komperensif mulai dari hulu hingga ke perempuan mempunyai hak-hak khusus hilir kepada perempuan.22 yang berkaitan dengan hak asasi manusia Hulu yang patut dibentuk untuk dan diakui serta dilindungi oleh undang- memberdayakan perempuan pada dasarnya undang. dimulai dari metode rekruitmen yang jelas Di dalam undang-undang No. 39 kepada perempuan yang akan menjadi Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, figur publik, bekerjasama dengan basis telah diakui dan dilindunginya hak-hak dukungannya sehingga dapat pola perempuan, yaitu antara lain hak-hak hubungan timbal balik yang membangun, sebagai berikut : hingga pembentukan lingkungan yang a. Politik dan pemerintahan; ramah gender sebagai bekal perspektif b. Kewarganegaraan; perempuan. c. Ketenagakerjaan; Sedangkan hilir yang dimaksudkan d. Pendidikan dan pengajaran; adalah menciptakan suatu produk-produk e. Kesehatan; legislasi dan implementasi kebijakan yang f. Ketenagakerjaan; ramah gender sehingga tidak ada g. Melakukan perbuatan hukum, dan ketimpangan hukum antara perempuan h. Dalam ikatan/putusnya dengan laki-laki sebagai warga negara. perkawinan. Melalui pemberdayaan hulu dan hilir Oleh sebab itu, khususnya di dunia perempuan parlemen tersebut, bisa politik perempuan harus diberi kesempatan berimplikasi pada peningkatan kapabilitias yang sama dengan laki-laki untuk perempuan dalam parlemen yang mampu menduduki posisi dalam partai politik setara dalam politik maskulin yang eksis maupun pemerintahan. Maka penting saat ini.Hal itu juga berarti pada adanya untuk memberikan perlindungan terhadap peningkatan partisipasi aktif perempuan hak-hak perempuan di bidang politik, baik dalam pembangunan negara. yang meliputi hak berpartisipasi dalam pemerintahan dengan ikut serta dalam perumusan kebijakan pemerintah dan 21ibid pelaksanaan kebijakan, hak untuk dipilih 22Nur Iman Subono, “Partisipasi Perempuan, Politik Elektoral dan Kuota: Kuantitas, Kualitas, 23United Nations Development Program (UNDP), Kesetaraan?,” Jurnal Perempuan vol. 18, no. 4 Human Development Report 1993, New York: (2013): 56. UNDP.

198 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan memilih yang bebas untuk bersih serta berwibawa. Hal ini dapat menentukan wakil rakyat di pemerintahan, disampaikan baik secara lisan maupun maupun hak untuk ambil bagian dalam tulisan. Upaya dapat dilakukan secara lisan organisasi-organisasi pemerintah maupun maupun tertulis kepada wakil rakyat yang non-pemerintah yang berkaitan dengan duduk di pemerintahan, lembaga-lembaga kehidupan pemerintah dan politik negara. pemerintah, LSM, bahkan dengan Dasar hukum atas hak-hak di bidang kemajuan teknogi masyarakat bisa politik tersebut di atas dapat ditemukan menyampiakannya melalui SMS (short dalam Pasal 21 DUHAM Universal massage service). Declaration of Human Rights /Deklarasi Pasal.8. Hak perempuan untuk Umum Hak Asasi Manusia (1947), mendapat kesempatan mewakili Internasional Covenant on Civil and pemerintah mereka pada tingkat Political Rights / ICCPR yaitu Konvensi internasional dan berpartisipasi dalam Internasional tentang Hak-Hak Politik pekerjaan organisasi-organisasi Wanita; butir 1 dan 2, Pasal 25 ICCPR, internasional. dan dasar hukum yang lebih khusus dapat Sedangkan dasar hukum hak-hak ditemukan dalam Pasal 7 dan 8 : politik perempuan tersebut dalam hukum Pasal.7. Hak perempuan dalam nasional diatur di dalam UU. Nomor 39 kehidupan politik dan kemasyarakatan Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia negaranya, khususnya menjamin bagi Pasal 46 yang mengamanatkan sebagai perempuan atas dasar persamaan, hak. berikut : “sistem pemilihan umum, a. untuk memilih dan dipilih; kepartaian, pemilihan anggota badan b. untuk berpartisipasi dalam legislatif, dan sistem pengangkatan di perumusan kebijakan pemerintah bidang eksekutif, yudikatif, harus dan implementasinya; menjamin keterwakilan wanita sesuai c. untuk memegang jabatan dalam persyaratan yang ditentukan”.Dengan pemerintahan dan melaksanakan demikian, jika terjadi perbedaan segala fungsi pemerintahan di penghargaan/kedudukan terhadap pria segala tingkat; dengan wanita dalam suatu pemerintahan, d. berpartispasi dalam organisasi- bukanlah disebabkan karena jenis organisasi dan perkumpulan- kelaminnya tetapi karena adanya perkumpulan non pemerintah yang perbedaan pada prestasi ataupun berhubungan dengan kehidupan kemampuan yang dicapai.Persamaan masyarakat dan politik negara. kedudukan laki-laki dan perempuan khususnya dibidang pemerintahan dan Ad. Hak untuk memilih dan dipilih hukum sebenarnya sudah diatur UUD’45 Hak politik dalam keikutsertaan dalam dalam Pasal 27 ayat (1), yang Pemilu baik sebagai calon yang akan ikut mengamanatkan bahwa; “Segala dipilih ataupun sebagai pemilih. Hak ini warganegara bersamaan kedudukannya di harus sesuai dengan hati nurani, bukan dalam hukum dan pemerintahan dan wajib karena tekanan atau di bawah ancaman. menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Ad. Hak mengajukan pendapat Selanjutnya UU No 8 Tahun 2012 Melalui wakil-wakilnya baik di DPD, DPR tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan maupun DPRD masyarakat dapat Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan berpartisipasi dalam pemerintahan, baik itu Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat berbentuk usulan, permohonan, pengaduan mengatur tentang keterwakilan perempuan bahkan berbentuk kritik terhadap dalam kepengurusan Parpol peserta pemilu pemerintah dalam melaksanakan sebagaimana disebutkan dalam pasal 8 pemerintahan yang efektif, efisien dan huruf e. “menyertakan sekurang-

199 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kurangnya 30% (tiga puluh persen) Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 55 keterwakilan perempuan pada UU No. 8 Tahun 2012 mengatur mengenai kepengurusan partai politik tingkat pusat.” daftar bakal calon anggota DPR, DPRD Demikian juga dalam UU No. 2 Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang Tahun 2008 tentang “Partai Politik” Pada ditetapkan oleh partai politik peserta kelembagaan partai politik-pun, affirmatic Pemilu, dan dalam rangka affirmative action dilakukan dengan mengharuskan action supaya perempuan semakin dapat partai politik menyertakan keterwakilan berperan aktif di lembaga legislatif dengan perempuan minimal 30% dalam pendirian menyatakan, bahwa: Daftar bakal calon maupun dalam kepengurusan di tingkat sebagaimana dimaksud pada Pasal 53 pusat. Pada ketentuan Pasal 2 UU. No. 2 memuat paling sedikit 30% (tiga puluh Tahun 2008 dinyatakan bahwa: Pendirian perseratus) keterwakilan perempuan”. dan pembentukan Partai Politik Sebagai upaya menguatkan perolehan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) suara perempuan, maka pada ketentuan menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) Pasal 56 ayat (2) diterapkan pula zipper keterwakilan perempuan”. Sedangkan system yaitu, pengaturan bahwa setiap 3 Pada ayat sebelumnya dinyatakan bahwa: (tiga) bakal calon yang diajukan oleh Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh partai politik dalam Pemilu maka paling sedikit 50 (lima puluh) orang warga sekuarang-kurangnya terdapat 1 (satu) negara Indonesia yang telah berusia 21 orang bakal calon perempuan, sedangkan (dua puluh satu) tahun dengan akta ayat (1) menetapkan pula, bahwa nama- notaris” Tidak cukup pada pendirian partai nama calon dalam daftar bakal calon politik saja, affirmative action ini juga disusun berdasar nomor urut, jika nomor dilakukan pada semua tingkatan urut ada 1, 2 dan 3 maka pada salah satu kepengurusan dari tingkat pusat hingga nomor urut itu harus ada nama bakal calon tingkat kabupaten/kota. Seperti diatur perempuan dan tidak di bawah nomor urut dalam Pasal 20 UU No. 2 Tahun 2008 tersebut. tentang Partai Politik: Kepengurusan Untuk menjamin dan sebagai salah Partai Politik tingkat provinsi dan satu penekanan supaya partai politik kabupaten/kota sebagaimana dimaksud melaksanakan affirmative action terhadap dalam Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) bakal calon anggota legislatif perempuan disusun dengan memperhatikan tersebut, maka pada ketentuan Pasal 67 keterwakilan perempuan paling rendah ayat (2) KPU, KPU Provinsi, dan KPU 30% (tiga puluh perseratus) yang diatur Kabupaten/Kota mempunyai kewenangan dalam AD dan ART Partai Politik masing- untuk mengumumkan secara terbuka masing. kepada masyarakat baik melalui media Kebijakan Affirmative action terhadap massa cetak harian nasional maupun media perempuan pada partai politik tidak banya massa elektronik nasional”. pada pendirian dan kepengurusan saja, Penggunaan sistem affirmative action tetapi sampai pada persyaratan dokumen dan Zipper system ini cukup ampuh untuk keikutsertaan dalam Pemilu, yaitu seperti meningkatkan keterwakilan perempuan, yang diamanatkan dalam ketentuan Pasal hal ini dapat dilihat dari data tiga kali 15 huruf d UU No. 8 Tahun 2012yang Pemilu terakhir, tampak bahwa menyatakan bahwadokumen persyaratan keterwakilan perempuan dalam kursi meliputi (d) surat keterangan dari pengurus parlemen baik di tingkat pusat maupun pusat partai politik tentang penyertaan daerah terus meningkat cukup signifikan. keterwakilan perempuan Peningkatan tersebut dapat dilihat, yaitu sekurangkurangnya30% (tiga puluh pada Pemilu: 1999-2004 = 9,0% Pemilu persen) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

200 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Pada Tahun 2004-2009= 11%, Pemilu untuk mendorong massanya agar Tahun 2009-2014= 18,%. 24 memilih kandidat perempuan dan Ormas memberi sumbangan berarti cenderung berebut suara dengan dalam menciptakan militansi kadernya kandidat laki – laki yang juga yang akan terjun ke dunia politik. Banyak merupakan kadernya. diantara anggota legislatif berasal dari organisasi kepemudaan dan Dari kesimpulan tersebut diatas, maka kemasyarakatan. Aisyiyah memiliki peran rekomendasi untuk meningkatkan utama dalam menjadikan kader-kadernya keterwakilan perempuan pada pemilu siap mengemban amanah dalam bidang legislatif tahun 2019 adalah: kenegaraan dan kemasyarakatan. Program a. Perlu upaya peningkatan kapasitas kegiatan Aisyiyah selalu menyentuh perempuan (berkinerja baik, jujur, kehidupan masyarakat di level paling bertanggung jawab dan dapat bawah sehingga denyut permasalahan dipercaya sebagai parlemen) melalui yang dihadadapi oleh kelompok organisasi kemasyarakatan termarginalkan terutama yang dialami b. Pemberdayaan perempuan dengan perempuan menjadi perhatian khusus dari metode rekruitmen yang jelas kepada organisasi perempuan Muhammadiyah ini. perempuan yang akan menjadi figur Melalui organisasi seperti Aisyiyah ini publik dengan bekerjasama organisasi terbentuk militansi perempuan yang kemasyarakatan yang menjadi basis memiliki daya juang tinggi dalam dukungannya. pemenuhan hak-hak perempuan. c. Memperbanyak produk legislasi dan implementasi kebijakan yang ramah IV. KESIMPULAN gender sehingga tidak ada Dari pembahasan yang disampaikan ketimpangan hukum antara diatas maka dapat kita tarik kesimpulan perempuan dengan laki-laki sebagai sebagai berikut: warga negara a. Penyebab rendahnya tingkat d. Mempertahankan mekanisme sistem keterwakilan perempuan pada pemilu affirmative action dan Zipper system legislatif tahun 2009 dan 2014 adalah dalam pemilu legislatif masih kuatnya budaya patriarki yang mempengaruhi pemilih untuk memberikan preferensi kepada kandidat perempuan b. Rendahnya kepercayaan pemilih kepada kandidat perempuan karena masih kuatnya anggapan bahwa perempuan tidak mampu membawa aspirasi rakyat dan memiliki kinerja yang buruk c. Partai politik masih belum membuat prioritas wakil perempuan yang diinginkan, d. Masih berlakunya praktek politik uang antar kandidat e. Tidak adanya komitmen yang serius dari organisasi masayarakatyang

24V. Hadiyono, Memaknai Perempuan dalam Kursi Parlemen, Jurnal Ilmiah Hukum.

201 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

DAFTAR PUSTAKA Abu Nashr Muhammad Al-Iman.(2004). Pertama. BPFE Yogyakarta: Membongkar Dosa-dosa Pemilu. Yogyakarta. Prisma Media : Jakarta Kacung, Marijan (2010).Sistem Politik Atho Mudzhar, dkk. (2001). Wanita dalam Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Masyarakat Indonesia Akses Pasca Orde Baru. Kecana Prenada Perbedaan dan Kesempatan. Sunan Media Group : Jakarta Kalijaga Press: Yogyakarta. Migirou, Kalliope. (1999). Menuju Blackburn, Susan. (2004) Gradualism Implementasi Efektif Mengenal Versus Democratic Leaps: Political Legislasi dan Hak Azazi Perempuan Representation of Women In Internasional.dalam: Perempuan Australia and Indonesia. Makalah Parlemen Bukan Sekedar Jumlah, untuk Biannual Symposium on Bukan Sekedar Hiasan (terjemahan). Australia- Indonesia: Challenges in Jakarta: YJP dan IDEA. Bilateral Relations. Jurnal Perempuan Edisi 34 Novianti, Ida. (2010). Subordinasi Peran Sosial Perempuan (Analisis Terhadap Cameron, K.S. and Quinn, R.E. (1999, Cerpen ‘Laila’ karya Putu Wijaya. 2006), Diagnosing and Changing Jurnal Studi Gender dan Anak Organizational Culture: Based on the YINYANG Vol.5 No. 2 Competing Values Framework. Reading, MA: Addison-Wesley. Ratna, Nyoman Kutha. (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Hadiyono, Memaknai Perempuan dalam Sosial Humaniora Pada Umumnya. Kursi Parlemen, Jurnal Ilmiah Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hukum. Stephanie, K. Marrus. (2002) .Desain Henry B. Mayo. (1996). An Introduction to Penelitian Manajemen Democratic Theory. Oxford Strategik.Rajawali Press : Jakarta University Press. New York. Sugiyono.(2005). Metode Penelitian Hunger dan Wheelen. (2003). Manajemen Kualitatif. Alfabeta : Bandung Strategi. Yogyakarta: Andi. United Nations Development Program Idrus, Muhammad (2009). (UNDP), Human Development Report MetodePenelitian Ilmu Sosial. 1993, New York: UNDP. Erlangga: Yogyakarta. Wahidah Zein Siregar, “Representasi Iman Subono,Nur. (2013)“Partisipasi Perempuan di DPR, DPD, MPR, dan Perempuan, Politik Elektoral dan DPRD 2009-2014: Komposisi, Peran Kuota: Kuantitas, Kualitas, dan Tantangan Perempuan Kesetaraan?,” Jurnal Perempuanvol. Parlemen,”Jurnal Perempuan vol. 18 18, no. 4 no.4 (2013): 29. Indra Kertati, Riptek Vol. 8, No. 1, Tahun Wan Azizah, “Perempuan dalam Politik; 2014. Refleksi dari Malaysia”, http://www. idea.int/publications/wip/upload/copy Indriantoro dan Supomo.(1999). right-preface-tableofcontents.pdf, Metodologi Penelitian Bisnis untuk diakses tanggal 29 Maret 2009) Akuntansi dan Manajemen. Edisi

202 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Zein Siregar,Wahidah. (2005)“Parliamentary Representation of Woman in Indonesia: Struggle for A Quota,”Asian Journal of Woman’s Studies (AJWS) vol. 11, no. 3

Diakses dari http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index .php/catalog/335

Diakses dari http://www.cnnindonesia.com/politik/2015 0827125633-32-74875/porsi-perempuan- di-legislatif-harus-lebih-besar-di-2019/

Diakses dari www.hukumonline.com/klinik/detail/cl690 4/affirmative-action

203 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PEREMPUAN DI SEKTOR EKONOMI INFORMAL Sebuah Pelajaran dari Buruh Gendong Perempuan Di Pasar Beringharjo

Hidayatul Fajri, Nur Fitri Mutmainah, Erni Saharuddin Dosen di Prodi Administrasi Publik, Fakultas FEISHum Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak -- Penelitian ini memperkirakan bahwa jumlah penduduk membahas tentang perempuan di sektor dunia yang bekerja adalah 3 milliar orang informal dengan perspektif gender, (William dan Gurtoo, 2011), dan hampir khususnya buruh gendong perempuan dua pertiga atau 1,8 milliar yang bekerja di di Pasar Beringharjo. Berfokus sektor informal (Jutting dan Laiglesia, terutama kepada kesenjangan yang 2009). dihadapi pekerja perempuan dari segi Hal ini menandakan bahwa sektor pendapatan sehari-hari. Metode yang informal secara luas diakui sebagai suatu digunakan dalam penelitian ini adalah fitur yang cukup besar dalam memperluas metode kualitatif dengan menggunakan perekonomian global kontemporer pendekatan fenomenologis. Argumen (Charmes, 2009; Feige dan Urban, 2008; pokok yang dibangun yaitu perempuan ILO, 2002, Jütting dan Laiglesia, 2009; seringkali dirugikan di dalam sektor Rodgers dan Williams, 2009; Schneider, ekonomi informal. Akhirnya, makalah 2008). Di Indonesia, kecenderungan yang ini menyimpulkan bahwa perlunya sama juga terjadi. Jika dilihat, jumlah sebuah kebijakan di sektor informal angkatan kerja Indonesia diperkirakan dengan menggunakan dimensi gender sebesar 125,3 juta pada Februari 2014, atau dan norma gender sehingga naik 5,2 juta dibandingkan Agustus 2013 kesejahteraan sosial masyarakat dapat atau 1,7 juta dibandingkan bulan Februari dicapai dengan lebih adil. 2013. Sedangkan Tingkat partisipasi angkatan kerja diperkirakan sebesar 69,2 Kata kunci: Perempuan, Sektor ekonomi informal, persen dan jumlah orang yang bekerja pada perspektif gender Februari 2014 mencapai 118,2 juta (ILO, 2014). Berdasarkan Laporan BPS pada Februari 2016 maka dari jumlah partisipasi I. PENDAHULUAN angkatan kerja tersebut, persentase A. Latar Belakang Masalah penduduk bekerja yang berada di sektor Beberapa dekade belakangan, formal adalah 41,72%. Sementara itu, terlebih semenjak kemenangan ekonomi sektor informal mendominasi dengan liberalisme (Fukuyama, 2004) yang 58,28%. ditandai dengan tumbangnya sosialisme Sedangkan untuk DI Yogyakarta, sebagai ideologi ekonomi atau politik, tempat berlangsungnya penelitian ini, pada manusia semakin dianggap sebagai suatu Februari 2014 jumlah angkatan kerja di komoditas yang diharapkan untuk dapat DIY sebanyak 2,03 juta orang, dengan sebanyaknya bisa terserap ke dalam pasar, jumlah partisipasi angkatan kerja adalah baik itu formal ataupun informal. Di dalam sebesar 71,84% atau 1,46 juta orang. Dari laporannya beberapa waktu lalu, OECD jumlah Partisipasi Angkatan Kerja itu,

204 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

46,18% bekerja di sektor formal sedangkan Kedua hal inilah yang mengurangi daya sisanya 53,72% bekerja di sektor informal. tawar mereka dan menjadikan mereka Data diatas semakin mempertegas menerima pendapatan yang lebih rendah pentingnya keberadaan dari sektor daripada laki-laki. informal sebagai penyerap tenaga kerja, Selain itu, Williams, tahun 2013, termasuk juga tenaga kerja perempuan. Di hampir menyatakan hal yang sama. DIY, pada Februari 2014 jumlah Penelitiannya yang berjudul “Evaluating perempuan yang bekerja di sektor informal the Gender Variations in Informal Sector lebih tinggi daripada laki-laki. Secara Entrepreneurship: Some Lessons From relatif, perempuan yang bekerja di sektor Brazil,” menjelaskan bahwa pendapatan informal berjumlah 56,71% sedangkan perempuan di sektor informal akan tetap laki-laki hanya 51,22% (BPS, 2014). Jenis- lebih rendah daripada laki-laki meskipun jenis sektor informal itu umumnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih dikelompokkan mejadi dua macam, yaitu; tinggi. Penelitian ini juga menjelaskan sektor informal pertanian dan sektor bahwa adanya pengaruh gender terhadap informal non pertanian. perbedaan partisipasi laki-laki dan Meskipun begitu, keberadaan perempuan di dalam pasar tenaga kerja perempuan di sektor informal sangat rentan informal. terjadinya ketidaksetaraan. Beberapa ILO dalam laporannya tahun 2015, penelitian terdahulu menunjukkan hal ini. juga menjelaskan bahwa hasil yang dicapai Rokicka dan Ruzik pada tahun 2010, laki-laki dan perempuan dari bekerja masih mempublikasikan sebuah artikel yang tidak merata. Di mana segregasi pekerjaan berjudul “The Gender Pay Gap in Informa untuk laki-laki dan perempuan masih Employment in Poland.” Penelitian mereka terlihat jelas. Banyak perempuan membahas tentang adanya perbedaan melakukan pekerjaan dengan upah yang distribusi pendapatan antara laki-laki dan lebih rendah dan prospek pengembangan perempuan baik di sektor formal maupun karir yang lebih terbatas. Tingkat informal. Sehingga penelitian ini partisipasi perempuan dalam angkatan mengindikasikan bahwa di sektor informal kerja masih sangat rendah, padahal banyak terjadi ketidaksetaraan pendapatan, dan perempuan dilaporkan melakukan kegiatan perempuan menjadi kelompok yang yang terkait dengan tanggung jawab dirugikan dari ketidaksetaraan itu. keluarganya secara penuh. Penelitian yang hampir sama yang Jika dilihat, penelitian-penelitian itu dilakukan oleh Mitra, tahun 2005, dalam selalu mengarah pada satu kesimpulan penelitiannya yang berjudul “Women in the yang sama, bahwa adanya ketidaksetaraan Urban Informal Sector: Perpetuation of yang terjadi antara laki-laki dan Meagre Earning,” memberikan gambaran perempuan. Sehingga bahwa eksploitasi perempuan juga terjadi di pasar tenaga kerja, tak terkecuali di B. Rumusan Masalah sektor informal. Selain itu, penelitian ini Dari latar belakang yang telah juga menggambarkan bahwa perempuan diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa tidak dapat berpartisipasi dalam pasar adanya ketimpangan yang terjadi antara tenaga kerja secara penuh karena mereka laki-laki dan perempuan di dalam sektor diwajibkan untuk menggabungkan ekonomi informal. Di mana, 96% kegiatan rumah tangga mereka dengan perempuan di sektor ini pekerjaan mereka pekerjaan. Hal itu menyebabkan mereka tidak aman, tidak teratur dan seringkali hanya dapat bekerja di lingkungan tempa merupakan pekerjaan yang “tidak tinggal mereka, dan hanya dapat disadari”(Nanavati, 2009). Sehingga untuk mengakses pekerjaan dari sektor-sektor menjawab permasalahan itu dan informal, sehingga pilihan mereka dibatasi. mengkontekstasikannya dengan DIY maka

205 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan penelitian ini berfokus kepada; budaya dan tradisi (Omoyibo dan Ajayi, “Bagaimana perspektif gender sektor 2011). ekonomi informal buruh gendong Lebih lanjut, untuk dapat melakukan perempuan di pasar beringharjo ?” analisis gender terlebih dahulu harus dipahami antara pengertian gender dan C. Tujuan dan Manfaat Penelitian pengertian seks atau jenis kelamin. Seks Penelitian ini bertujuan untuk adalah pembagian jenis kelamin yang melihat dan mengkaji perspektif gender di ditentukan secara biologis dan melekat ekonomi sektor informal DIY. Sedangkan pada jenis kelamin tertentu. Seks berarti manfaat penelitian ini bagi akademisi dan perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai pengambil kebijakan adalah sebagai makhluk yang secara kodrati memiliki sebuah masukan akademik dan praktis fungsi-fungsi organisme yang berbeda. akan pentingnya untuk memiliki dan Dalam arti perbedaan jenis kelamin, seks melihat perspektif gender di dalam sektor mengandung pengertian laki-laki dan ekonomi informal perempuan terpisah secara biologis. Laki- laki memiliki fisik yang kuat, otot yang kuat, memiliki jakun, bersuara berat, memiliki penis, testis, sperma, yang D. Kajian Pustaka berfungsi untuk alat reproduksi dalam 1) Perspektif Gender meneruskan keturunan. Sedangkan Gender telah menjadi fokus utama perempuan memiliki hormon yang berbeda dari para feminis barat selama gelombang dengan laki-laki, sehingga mereka kedua dari feminisasi. Seperti sistem memiliki payudara, memiliki bentuk pemikiran lainnya, istilah gender juga di pinggul yang lebih besar daripada laki-laki, ekspor ke negara-negara berkembang memiliki vagina, dan sel telur yang sebagai konsep, alat analisis dan inisiatif berfungsi sebagai alat reproduksi, kebijakan. Dominasi konsep barat di dalam mengalami menstruasi, serta memiliki terminologi gender sangatlah terlihat jelas. perasaan yang sensitif. Secara biologis Istilah gender membawa bias barat. Karena alat-alat tersebut melekat pada laki-laki dibawa dari barat, ia memperlihatkan bias dan perempuan selamanya, fungsinya tidak kulit putih barat yang berasal dari kelas dapat dipertukarkan. Secara permanen menengah dan mengaburkan perbedaan tidak berubah dan merupakan ketentuan lain yang berdasarkan pada ras, kelas, biologi atau ketentuan Tuhan (kodrat) etnisitas, agama, seksualias dan lainnya. (Handayani dan Sugiarti, 2008). Pada tataran ini, gender gagal mengakui Sedangkan menurut John and peran perempuan pada struktur tatanan Gordon (2005), “gender merupakan yang lain (Steady, 2002). Pada catatan perbedaan antara laki-laki dan perempuan umum, konsep gender perlu dipahami yang disebabkan karena adanya konstruksi sebagai variabel cross-cutting sosial sosial” (Boyi, 2013). Konsep gender budaya. Sistem gender dibangun pada adalah sifat yang melekat pada kaum laki- konteks sosial budaya yang berbeda-beda, laki dan perempuan yang dibentuk oleh mengarahkan pada apa yang diharapkan, faktor-faktor sosial maupun budaya, diperbolehkan, dan dihargai pada sehingga lahir beberapa anggapan tentang wanita/pria dan pada anak laki-laki atau peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan pada konteks yang lebih perempuan. Bentukan sosial atas laki-laki spesifik. Peran gender dipelajari melalui dan perempuan antara lain adalah: proses sosialisasi, tidak pasti dan masih perempuan seringkali dikenal sebagai dapat dipertukarkan. Gender di makhluk yang lemah lembut, cantik, institusionalisasikan melalui sistem emosional dan keibuan. Sedangkan laki- pendidikan, ekonomi dan politik, legislasi, laki dianggap kuat, rasional, jantan dan

206 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan perkasa. Sifat-sifat di atas dapat kehidupan, seperti penampilan, dipertukarkan dan berubah dari waktu ke kepribadian, seksualitas, komitmen waktu. Oleh sebab itu dapat dikatakan keluarga dan pekerjaan, secara bersamaan bahwa gender adalah konsep sosial yang membentuk peran gender kita. Perbedaan membedakan (dalam arti: memilih atau pada peran dan perlaku gender seringkali memisahkan) peran antara laki-laki dan menimbulkan kesenjangan dimana salah perempuan. Perbedaan fungsi dan peran satu gender menjadi lebih kuat dan yang antara laki-laki dan perempuan itu tidak lain menjadi kurang beruntung (World ditentukan karena keduanya memiliki Health Organization, WHO, 2009). Reeves perbedaan biologis atau kodrati, namun dan Baden (2000) mengungkapkan bahwa dibedakan atau dipilah-pilah menurut meski tidak disebabkan oleh perbedaan kedudukan, fungsi dan peranan masing- asal daerah, namun kebanyakan masingdalam berbagai bidang kehidupan kesenjangan gender terjadi di wilayah dan pembangunan (Handayani dan pedesaan karena disini budaya masih Sugiarti, 2008). sangat dijunjung tinggi. Budaya dan tradisi Menurut Cleves (1993), “gender seringkali digunakan oleh laki-laki untuk merupakan satu set peran, seperti kostum mempertahankan pembatasan akses dan topeng, untuk diperlihatkan kepada terhadap potensi perempuan (Gyeke and masyarakat bahwa kita adalah feminin atau Owusu, 2013). maskulin”. Gender juga merupakan satu set perilaku yang meliputi seluruh aspek

Untuk memperjelas konsep seks dan gender dapat diperhatikan melalui Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perbedaan Seks dan Gender No. Karakteristik Seks Gender (1) (2) (3) (4) 1. Sumber Pembeda Tuhan Manusia (masyarakat) 2. Visi, misi Kesetaraan Kebiasaan 3. Unsur pembeda Biologis (alat Kebudayaan (tingkah reproduksi) laku) 4. Sifat Kodrat, tertentu, tidak Harkat, martabat, dapat dapat dipertukarkan dipertukarkan Terciptanya norma- 5. Dampak Tercipta nilai-nilai: kesempurnaan, norma/ ketentuan kenikmatan, tentang “pantas” atau kedamaian, dll. “tidak pantas”, laki-laki Sehingga pantas memimpin menguntungkan kedua sedangkan perempuan belah pihak pantas dipimpin, dll. Seringkali merugikan salah satu pihak, kebetulan adalah perempuan Dapat berubah, 6. Keberlakuan Sepanjang masa, dimana saja, tidak musiman dan berbeda mengenal pembedaan antar kela kelas Sumber. Unger (1973) dalam Handayani dan Sugiarti, 6:2008.

207 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Menurut Bem (2010), gender adalah itu sektor informal, biasanya merujuk pada bagaimana biologis seorang laki-laki dan kegiatan ekonomi yang berada di luar perempuan dihargai secara budaya dan aturan dan lembaga legal sebuah negara. interpretasikan menjadi ide yang diterima Di negara maju, istilah ini sering kali secara lokal. Boserup (1986) menyatakan dikaitkan dengan bisnis yang tidak bahwa “istilah budaya yang mendalam terdaftar dan tidak membayar pajak atau mengenai superioritas laki-laki, terlihat memberikan tunjangan bagi pekerjanya. sangat alami sehingga membuat orang Pendekatan tersebut kemungkinan tidak berasumsi bahwa hal tersebut merupakan cocok bagi negara berkembang yang masih pembawaan alamiah jenis kelamin itu lemah dalam hal pencatatan kegiatan bisnis sendiri (Bhat, 2011)”. Gender adalah dan kepatuhan hukum. Sebuah definisi disparitas dan perbedaan antara laki-laki alternatif, yang juga dipakai di Indonesia, dan perempuan secara sosial. didasarkan pada status pekerjaan – sebuah Bagaimanapun faktor sosial dan budaya di kondisi yang mewakili jaminan dalam masyarakat memainkan peran dalam penghasilan dan definisi pertama. (Bank menunjukkan perbedaan tersebut. Dunia, 2010) Kesenjangan dan stratifikasi gender Definisi resmi mengenai kegiatan merupakan konsep penting yang sektor formal dan informal yang diterapkan dihubungkan dengan studi gender. oleh BPS pada 2001 menggunakan Kesenjangan gender merupakan situasi kombinasi antara status pekerjaan dan jenis dimana terdapat diskriminasi struktural, pekerjaan utama (lihat: Tabel 2). Semua perlakuan yang berbeda dan tidak sama karyawan dan pemberi kerja yang yang didasarkan pada jenis kelamin, yang mempekerjakan karyawan permanen didefi biasanya dirasionalisasikan oleh budaya, nisikan sebagai formal. Demikian pula institusi dan peraturan administrasi. Ketika semua kalangan profesional atau pekerja di situasi tersebut terjadi, akses terhadap posisi manajer dianggap sebagai pekerja sumber daya, pendapatan dan kesempatan formal, kecuali bagi mereka yang diklasifi pada jenis kelamin tertentu tidaklah kasikan sebagai pekerja keluarga, namun mungkin terjadi (Boyi, 2013). jumlah golongan terakhir ini sangat sedikit. Semua kombinasi yang lain dianggap 2) Sektor Informal informal, kecuali mereka yang memiliki Tidak ada definisi baku untuk sektor usaha sendiri dengan pekerja dari keluarga. informal. Definisi yang umum tentang apa ((Bank Dunia, 2010)

Tabel 2. Definisi BPS untuk Sektor Formal dan Informal

Status Jenis Pekerjaan Profesional, Penjual, Pekerja Produksi, Lainnya Direktur, Buruh Pertanian Transpor, Manager Tak ahli Memiliki usaha sendiri Formal Informal Informal Informal Memiliki usaha sendiri Formal Formal Informal Formal Informal dengan pekerja keluarga Pemberi kerja denhan Formal Formal Formal Formal Formal pekerja permanan Karyawan Formal Formal Formal Formal Formal Karyawan lepas, pertanian Formal Informal Informal Informal Informal Karyawan lepas, non-tani Formal Informal Informal Informal Informal Pekerja keluarga Informal Informal Informal Informal Informal (Sumber: Bank Dunia, 2010)

208 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Definisi yang disederhanakan akan merupakan pekerja informal. Sementara dipakai saat menangani data yang tidak itu, mereka yang memiliki usaha sendiri mempunyai informasi mengenai jenis dengan dibantu pekerja keluarga dianggap pekerjaan utama, sebuah informasi yang formal jika bekerja di bidang non-tani, dibutuhkan pada definisi resmi (lihat: tetapi dianggap informal jika bekerja di Tabel 3). Dalam kondisi tersebut, defi nisi bidang pertanian. Semua pemberi kerja dan alternatif menggunakan kombinasi status karyawan dianggap formal. Versi yang pekerjaan dan klasifikasi pertanian/non- disederhanakan ini sesuai dengan defi nisi tani. Menurut definisi ini, semua pekerja resmi untuk lebih dari 99 persen pekerja. keluarga dan pekerja yang memiliki usaha (Bank Dunia, 2010) sendiri tanpa dibantu pekerja keluarga,

Tabel 3. Defenisi yang Disederhanakan Sektor Formal dan Informal

Status Industri Non-Tani Pertanian Pekerja keluarga Informal Informal Memiliki usaha sendiri Informal Informal Memiliki usaha sendiri Formal Informal dengan pekerja sementara Pemberi kerja atau karyawan Formal Formal (Sumber: Bank Dunia, 2010)

Pekerja informal cenderung miskin, tunjangan yang lebih baik. Meskipun ingin tanpa keahlian, dan terkonsentrasi pada beralih ke sektor formal, para pekerja ini pekerjaan pertanian di pedesaan. Tetapi, tidak sanggup keluar dari informalitas. tidak begitu jelas apakah mereka memilih b) Pekerja yang lebih menyukai sendiri untuk bekerja informal ataukah pekerjaan informal. mereka tersisih dari pasar tenaga kerja Ketika dihadapkan pada sebuah formal. Bank Dunia (2010) berusaha kesempatan, para pekerja akan berhitung mengungkap alasan mengapa pekerja tetap untung rugi terlebih dahulu sebelum bertahan di sektor informal dan mengapa memutuskan untuk beralih ke sektor mereka berpindah dari dan ke pekerjaan formal. Keputusan akan diambil formal dan informal. Meskipun motivasi berdasarkan upah, tunjangan, jam kerja, dan pilihan orang berbeda-beda dan lokasi, dan lingkungan kerja. Setelah mungkin pula tumpang tindih, pekerja mempertimbangkan kelebihan dan informal terbagi dalam empat kategori kekurangannya, sebagian orang lebih besar, yaitu: memilih pekerjaan sektor informal. a) Pekerja yang terjebak di sektor Beberapa orang memperoleh penghasilan informal. lebih besar di sektor informal, sementara Informalitas sering dipandang yang lain bersedia melepaskan penghasilan sebagai perangkap bagi mereka yang tidak lebih besar demi jam kerja lebih fl eksibel dapat memperoleh pekerjaan formal dan yang dapat diperoleh melalui pekerjaan di terpaksa bekerja secara informal tanpa gaji sector informal. teratur dan tunjangan. Pasar tenaga kerja c) Pekerja yang menggunakan tersegmentasi menjadi sektor informal informalitas sebagai batu loncatan ke yang ‘kurang menguntungkan’ dan sektor pekerjaan yang lebih baik. formal yang ‘lebih disukai’ karena pekerja Pekerjaan di sector informal memperoleh upah lebih tinggi dan kemungkinan menjadi titik awal bagi

209 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan mereka yang ingin meraih pekerjaan lebih pribadinya agar ia dapat memahami baik. Kaum muda terutama memandang pengalaman-pengalaman partisipan yang ia pekerjaan di sektor informal sebagai cara teliti. (Creswell, 2012). Penelitian ini akan memperoleh pengalaman dan membangun dilaksanakan di pasar Beringharjo. Pasar jaringan yang akhirnya mengarah ke ini merupakan salah satu pasar tradisional pekerjaan sektor formal. Pekerja yang yang terletak di Jalan Jenderal A.Yani memiliki pengalaman juga dapat kawasan Malioboro, Daerah Istimewa menggunakan pekerjaan informal sebagai Yogyakarta. cara mengumpulkan aset supaya kelak Informan dalam penelitian ini adalah dapat memulai usahanya sendiri. Beberapa para buruh gendong perempuan di pasar pekerja informal yang lain terus bekerja Beringharjo. Akan tetapi tidak semua demi memperoleh pekerjaan informal yang buruh gendong perempuan akan dijadikan lebih baik. sebagai informan. Informan hanya akan d) Pekerja yang menghadapi guncangan dibatasi hingga data yang terkumpul dengan memanfaatkan sektor sampai pada titik jenuh. Data dikumpulkan informal sebagai jaring pengaman. menggunakan strategi observasi kualitatif Pekerjaan informal sering dipakai di mana peneliti terjun langsung ke sebagai mekanisme untuk menghadapi lapangan untuk mengamati perilaku dan guncangan, seperti misalnya diberhentikan aktivitas buruh gendong perempuan di dari pekerjaan formal. Hal ini dapat terjadi Pasar Beringharjo. Dalam pengamatan ini dalam skala besar ketika terjadi guncangan peneliti mencatat/merekam aktivitas- makroekonomi atau resesi yang aktivitas dalam lokasi penelitian. Selain itu mengakibatkan perusahaan gulung tikar peneliti juga melakukan face to face atau mengurangi jumlah karyawan demi interview (wawancara berhadap-hadapan) mempertahankan kelangsungan usaha. dan in-depth interviw (wawancara mendalam) dengan partisipan untuk II. METODE PENELITIAN memunculkan pandangan dan opini dari Paradigma penelitian yang akan para partisipan. (Creswell, 2012) digunakan adalah penelitian kualitatif. Sedangkan untuk validasi data, Menurut Locke, Spirduso, & Silverman Penelitian ini digunakan teknik triangulasi (1987), penelitian kualitatif pada sumber. Triangulasi sumber mengarahkan hakikatnya bertujuan untuk memahami penulis agar dalam mengumpulkan data, situasi, peristiwa, kelompok, ataupun wajib menggunakan beragam sumber data interaksi sosial tertentu pada setting yang tersedia. Menurut Moleong (2004) alamiah. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan bahwa triangulasi adalah menerapkan pendekatan fenomenologi. teknik pemeriksaan keabsahan data yang Pendekatan fenomenologi menurut memanfaatkan sesuatu yang lain di luar Moustakas (1994) adalah strategi data itu untuk keperluan pengecekan atau penelitian di mana di dalamnya peneliti pembanding terhadap data itu. Denzin mengidentifikasi hakikat pengalaman dalam Moleong (2004) membedakan manusia tentang suatu fenomena tertentu. empat macam triangulasi sebagai teknik Di dalam prosedur penelitian ini pemeriksaan data yang memanfaatkan mengharuskan peneliti untuk mengkaji penggunaan sumber, metode, penyidik dan sejumlah subjek dengan terlibat secara teori. Metode analisis dalam penelitian ini langsung dan relatif lama di dalamnya menggunakan model analisis interaktif. untuk mengembangkan pola-pola dan Model analisis interaktif terdiri dari tiga relasi makna. Kemudian menurut alur kegiatan yang terjadisecara Nieswiadomy (1993) di dalam proses bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian penelitian, peneliti mengesampingkan data, dan penarikan kesimpulan atau terlebih dahulu pengalaman-pengalaman verifikasi.

210 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

tetap bertahan dengan pekerjaan tersebut. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Modal dari pekerjaan ini hanyalah fisik Dimensi kesejahteraan merupakan yang kuat serta kemauan, karena tidak dimensi terpenting untuk dijadikan sebagai membutuhkan skill ataupun keahlian rujukan karena dengan itu dapat melihat khusus untuk menjadi buruh gendong. tingkat kesejateraan material yang diukur Penghasilan yang beliau dapat memang dengan tercapainya kebutuhan dasar tidak seberapa, hanya sekitar Rp.2.000,- seperti makanan, penghasilan, perumahan sekali angkut (ketika mengangkut setengah dan kesehatan. Kebutuhan dasar tersebut kwintal beliau hanya dibayar Rp. 25.000,-). menjadi fokus utama, karena seorang Harga jasa tersebut memang tidak individu tidak akan mampu memikirkan seberapa, bahkan cenderung tidak pantas. dimensi-dimensi selanjutnya ketika urusan Namun beliau menuturkan bahwa tarif perut mereka masih belum terpenuhi. tersebut adalah tarif bagi pedagang tetap di Level kesejahteraan merupakan tingkat pasar Beringharjo yang meskipun tidak material yang diukur dari tercukupinya seberapa namun akan selalu menggunakan kebutuhan dasar seperti makanan, jasanya, karena sudah langganan. Biasanya penghasilan, perumahan, dan kesehatan beliau baru akan mendapatkan pendapatan yang harus dinikmati oleh perempuan dan yang sedikit lebih layak (sekitar Rp. laki-laki. 15.000-Rp. 20.000) dari para pengunjung Di dalam penelitian yang dilakukan, yang kebetulan lewat dan membutuhkan maka penulis melihat jumlah pendapatan jasanya ketika berbelanja ke pasar para pekerja informal perharinya. Beberapa Beringharjo (meskipun tidak sering). Jadi pekerja perempuan sektor informal, meskipun pendapatan yang diperoleh khususnya buruh gendong di Pasar sedikit, hal tersebut tidaklah menjadi soal Beringharjo, mengatakan bahwa selama pendapat tersebut masih dapat penghasilan mereka sebagai buruh membuat dapur terus mengepul. gendong tidak mencukupi untuk memenuhi Bu Isyah juga mengungkapkan kebutuhan mereka sehari-hari. Mbah Giyah bahwa ada banyak teman-temannya yang yang berprofesi sebagai seorang buruh perempuan dari satu desa yang menjadi gendong mengaku bahwa sehari-hari buruh gendong di pasar beringharjo. Beliau beliau memperoleh uang sebesar Rp. menuturkan bahwa meskipun lokasinya 20.000,00-Rp. 25.000,00, dan hanya pada jauh dari rumah namun karena pasar saat-saat tertentu saja pendapatan beliau beringharjo adalah pasar terbesar di bisa membawa uang Rp. 50.000,00 dalam Yogyakarta, maka beliau tetap memilih satu hari. Bu Punikem, Juga seorang buruh untuk menjadi buruh gendong di pasar gendong di Pasar Beringharjo, menuturkan tersebut. Meskipun perjalanan dari rumah bahwa beliau bisa membawa pulang uang ke pasar juga tidak sebentar dan sekitar Rp. 35.000,00 atau bahkan lebih membutuhkan biaya yang mahal, namun jika pengunjung datang di hari-hari libur. beliau tetap bertekad untuk bekerja dan Kemudian Bu Sutiyem, yang juga daripada tidak mendapatkan penghasilan berprofesi sebagai buruh gendong di pasar apapun ketika berdiam di rumah. Bu Isyah Beringahrjo, mengungkapkan bahwa sepertinya cukup memanfaatkan teknologi dalam sehari beliau bisa memperoleh uang yang berkembang saat ini. Dengan sebesar Rp. 25.000,00 hingga Rp. menggunakan handphone beliau menjadi 35.000,00. lebih mudah untuk berkomunikasi dengan Buruh gendong lainnya, Bu Isyah para pelanggan dan juga sebaliknya. menuturkan bahwa menjadi buruh gendong Mbah Rubikem adalah salah seorang sebenarnya bukanlah pilihan hidupnya, lansia yang telah menghabiskan lebih dari namun karena keadaan dan tuntutan separuh hidupnya bekerja sebagai buruh ekonomi lah yang menyebabkan beliau gendong di pasar Beringharjo. Beliau

211 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan menuturkan bahwa dulu ibu beserta kakak- termasuk ke dalam anggota paguyuban kakak perempuannya juga bekerja sebagai pasar Beringharjo. Beliau menuturkan buruh gendong di pasar Beringharjo, bahwa sudah tidak sanggup lagi untuk sedangkan ayahnya hanyalah seorang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh buruh tani. Mbah Rubikem saat ini hanya paguyuban pasar. Alhasil beliau seringkali tinggal hidup sebatang kara, suaminya merasa terasing dan tersingkirkan dari telah lama meninggal dan beliau juga tidak persaingan kerja diantara para buruh memiliki seorang anakpun. Saat ini beliau gendong pasar Beringharjo. Suatu ketika hanya tinggal dan hidup bersama dengan beliau menuturkan pengalamannya ketika kakak beserta keponakan-keponakan yang sedang diadakan pembagian lurik ataupun sewaktu kecil telah diasuhnya. Mbah bantuan sembako dari salah satu yayasan Rubikem menuturkan bahwa dahulu beliau pendonor. Ketika berusaha menanyakan tidak sempat mengenyam bangku sekolah sedang ada kegiatan apa, bantuan apa yang karena sejak kecil telah sibuk bekerja di dibagi dan siapa yang membagi, seringkali rumah untuk membantu ibunya ataupun diantara para buruh tersebut malah bekerja di sawah untuk membantu terkesan menutupi, kalaupun ada yang tahu ayahnya. Karena tidak pernah mengenyam mereka berdalih tidak mengetahui apa-apa. bangku sekolah inilah maka praktis beliau Buruh gendong perempuan lainnya tidak memiliki kemampuan baca tulis adalah Mbah Tumiyem. Selama lebih dari ataupun keahlian lainya. Keterbatasan 40 tahun Mbah Tumiyem telah inilah yang membuat beliau mau tak mau mengabdikan hidupnya untuk menjadi harus memilih bekerja sebagai seorang buruh gendong. Pekerjaan ini beliau pilih buruh gendong yang pekerjaannya sama karena tidak dibutuhkan keterampilan sekali tidak membutuhkan keahlian kecuali ataupun keahlian khusus untuk menjadi fisik yang kuat. seorang buruh gendong. Setiap hari mbah Untuk bekerja sehari-hari mbah Tumiyem harus berangkat pagi-pagi Rubikem harus menempuh perjalanan jauh sekitar pukul 09.00 dari rumahnya, jarak dari Sentolo-Kulonprogo untuk mencapai yang jauh dari Sentolo-Kulonprogo ke pasar Beringharjo dengan menggunakan pasar Beringharjo tidak pernah angkutan umum, bahkan ia harus menyurutkan niatnya untuk mencari rejeki menggunakan ojek karena angkutan umum sebagai buruh gendong. Dengan upah yang tidak menjangkau rumahnya. Pendapatan tidak menentu sekitar 15-30 ribu perhari, yang diperoleh sehari-hari sungguh tidak beliau harus membantu suaminya yang menentu, bahkan beliau seringkali tidak hanya bekerja sebagai buruh tani untuk memperoleh sepeserpun. Karena usia dan menafkahi 6 orang anaknya. Sehari-hari kekuatan tubuh yang semakin menurun sebelum berangkat menjadi buruh membuat gerak tubuhnya menjadi semakin gendong, pada pagi hari mbah Tumiyem melemah dan tentu juga berpengaruh biasanya juga berjualan nasi di rumahnya. terhadap menurunnya jumlah barang yang Jadi setelah jualannya sudah laku terjual, bisa beliau angkut. Mbah Rubikem juga baru beliau memutuskan untuk berangkat menuturkan bahwa sudah banyak dari ke pasar Beringharjo. Aktivitas pekerjaan langganannya yang berganti dengan ini sepertinya memang terasa berat, namun pedagang baru dan sekarang tidak lagi beliau mengungkapkan bahwa tidak ada menggunakan jasanya. Saat ini mbah perasaan ngoyo dalam hidupnya. Karena Rubikem hanya menggantungkan jika beliau merasa lelah ataupun sakit pendapatannya dari para pelanggan yang maka beliau juga tidak akan memaksakan sehari-hari berkunjung ke pasar diri untuk bekerja. Beringharjo. Sehingga jika dihitung, rata-rata Berbeda dengan Bu Isyah, mbah pendapatan tertinggi buruh gendong Rubikem mengaku bahwa beliau tidak perempuan itu dalam satu hari adalah

212 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sekitar Rp.30.000.00, kemudian jika dikali dan perempuan, selain faktor-faktor yang 30 hari maka pendapatan buruh gendong berbentuk fisik. dalam satu bulan bisa mencapai Rp. Hasil penelitian lainnya juga 900.000,00. Namun penghasilan tersebut menunjukkan bahwa buruh gendong masih merupakan penghasilan bruto karena perempuan di pasar Beringharjo belum dikurangi dengan ongkos pulang Yogyakarta merasakan kenyamanan dalam pergi dengan angkutan umum, biaya kerjanya. Hal tersebut dikarenakan buruh makan dan minum, serta belum tentu gendong perempuan merasa bahwa bekerja dalam satu hari para perempuan yang adalah perwujudan orientasi ekonomi guna bekerja di sektor informal ini dapat mempertahankan kelangsungan hidup memperoleh penghasilan minimal Rp. keluarganya, perwujudan otonomi diri, 30.000,00. kerja dimaknai sebagai rejeki pemberian Kemudian jika disandingkan dengan Tuhan, kehidupan sosial dan sebagai pendapatan para pekerja sektor informal sarana untuk mendapatkan kehidupan yang laki-laki. Sebagai contoh, manool (buruh lebih baik. Adanya rasa nyaman dalam gendong laki-laki) mendapatkan bekerja, diakui oleh buruh gendong penghasilan yang jauh diatas buruh perempuan, dipengaruhi oleh adanya gendong perempuan. Sebagai seorang motivasi, role model, faktor-faktor buruh gendong, dalam sehari Pak Trimo pendorong, nilai-nilai yang mereka yakini (salah satu manool) mengaku mendapatkan dalam kehidupan dan diterapkan dalam upah minimal sekitar 100 ribu rupiah per pekerjaan, kondisi buruh gendong hari, dengan jam kerja mulai dari pukul 9 perempuan di dalam pekerjaannya dan pagi, hingga pasar tutup yaitu pukul 4 sore. strategi coping yang dilakukan. Begitu juga dengan Pak Jito, yang setiap Selain itu juga menunjukkan bahwa harinya paling minimal bisa mendapatkan bekerjanya perempuan merupakan salah 80 ribu sampai 100 ribu. Jika demikian satu strategi untuk memperbesar maka kurang lebih penghasilan bruto Pak kesempatan meningkatkan standar Trimo dan Pak Jito selama satu bulan bisa kehidupan, namun bagi sebagian besar mencapai Rp. 3.000.000,00, belum kaum perempuan yang miskin dan bekerja dikurangi dengan biaya transport pulang- sebagai buruh angkut hal ini tidak terlalu pergi dan makan-minum setiap hari. Saat berpengaruh karena pada kenyataannya ini upah UMR Kota Yogyakarta pada mereka masih dibayar dengan harga murah tahun 2015 ini pun sudah mencapai angka seperti ketika melakukan pekerjaan Rp. 1.305.500,00. Oleh karena itu jika domestik. Meskipun sama-sama dibandingkan dengan penghasilan bruto menjadikan buruh angkut sebagai mata para buruh gendong laki-laki dan upah pencaharian mereka, namun buruh angkut UMR Kota Yogyakarta, maka dapat dilihat laki-laki dan perempuan menggunakan bahwa penghasilan buruh gendong cara yang berbeda dalam melaksanakan perempuan masih jauh lebih rendah. pekerjaan mereka. Buruh angkut laki-laki Dimensi pendapatan ini terkait menggunakan teknologi yang lebih modern dengan akses terhadap sumber daya. Level untuk mengangkut barang-barang yang akses merupakan perbedaan akses antara berat sehingga mempesar pendapatan laki-laki dan perempuan terhadap sumber mereka. Hal ini berbeda dari buruh angkut daya produktif. Kesenjangan gender perempuan yang hanya mengandalkan seringkali terlihat dari adanya perbedaan tenaga fisik saja, tanpa menggunakan akses antara laki-laki dan perempuan teknologi apapun dan sistem pembayaran terhadap sumber daya. Banyak hal yang yang tidak terstruktur mengakibatkan menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan buruh angkut laki-laki dan pendapatan antara buruh gendong laki-laki perempuan menjadi berbeda. Meskipun sebenarnya, strategi mata pencaharian

213 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sebagai buruh angkut, baik bagi laki-laki keterampilan dan sejenisnya untuk mapun perempuan, sama-sama disebabkan memberdayakan buruh gendong guna karena kurangnya asset modal. Persepsi membuka peluang kemungkinan pilihan kemiskinan mereka dibentuk karena pekerjaan di bidang yang lain. adanya kepercayaan tradisional terkait dengan peran dan ideologi gender.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Tulisan ini menyimpulkan bahwa Daftar Pustaka masalah-masalah yang dihadapi oleh perempuan di sektor informal berhadapan Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik dengan isu-isu gender yang ada dan Ketenagakerjaan Daerah Istimewa mengakar dalam sosial-budaya normatif Yogyakarta 2013-1014. Yogyakarta: masyarakat. Studi ini menampilkan BPS D.I Yogyakarta argumen yang memperlihatkan bahwa laki- laki dan perempuan memilki tingkat resiko Bank Dunia. 2010. Laporan yang berbeda di dalam ekonomi sektor Ketenagakerjaan di Indonesia: Menuju Terciptanya Pekerjaan yang informal, di mana perempuan seringkali Lebih Baik dan Jaminan Perlindngan berada pada posisi yang dirugikan. Bagi Para Pekerja. Jakarta: Kingdom Sehingga, dengan tingkat resiko yang of Netherland dan The World Bank berbeda itu, dibutuhkan penanganan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Bhat, Bilal Ahmad. 2011. Gender Earnings Penggunaan ‘lensa gender’, sangat and Poverty Reduction: Post- diperlukan untuk mengidentifikasi dan Communist Uzbekistan. Journal of menentukan besarnya kebutuhan- Asian and African Studies, Vol 46, kebutuhan yang diperlukan oleh N0 6, 629-649 perempuan, sehingga terlebih dahulu perlu untuk memperhatikan faktor-faktor baik Boserup, A. 1986. The Strategy of Non- internal ataupun eksternal yang menjadi offensive Defence. Research School of Pacific Studies, Australian kerentanan dan resiko mereka. Untuk itu, National University, Peace Research perlu dirancang kebijakan ataupun Centre, program-rogram kesejahteraan sosial dengan skema yang sesuai, agar manfaat Boyi, Abubakar Aminu. 2013. Gender dari setiap program pembangunan dapat Studies and Sustainable dirasakan oleh perempuan, khususnya Development in Nigeria. Journal of perempuan di sektor informal. Educational and Social Research, Vol 3, No 10, 31-35 Sebagai penutup, sejalan dengan kesimpulan yang dihasilkan, maka tulisan Charmes, J . 2009. Concepts, measurement ini menyarannkan bahwa perlunya and trends. In Is Informal Normal? merancang sebuah intervensi atau Towards More and Better Jobs in merumuskan kebijakan, dimensi gender Developing Countries, JP Jütting and dan norma gender di sektor informal dalam JR Laiglesia (eds.), 19–35. Paris: rangka untuk mencapai hasil yang OECD. berkelanjutan dan berkeadilan, solusi alternatif lembaga independen/ORMAS Creswell, John.W. 2012. Research Design: pemerhati buruh gendong dan pemerintah Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif terkait perlu mengadakan kegiatan

214 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka development: What’s new? In Is Pelajar Informal Normal? Towards More and Better Jobs in Developing Feige, EL and I Urban. 2008. Measuring Countries, JP Jütting and JR underground (unobserved, non- Laiglesia (eds.), 22–42. Paris: OECD observed, unrecorded) economies in transition countries: Can we trust Locke, L. F., Spirduso, W. W., & GDP? Journal of Comparative Silverman, S. J. 1987. Proposals that Economics, 36, 287–306. work: A guide for planning dissertations and grant proposals Fukuyama, Francis. 2004.The End of (2nd ed.). Newbury Park, CA: Sage Hiistory and The Last Man: Kemenangan Kapitalisme dan Mitra, Arup. 2005. Women in the Urban Demokrasi Liberal. Yogyakarta: Informal Sector: Perpetuation of Qalam Meagre Earnings. Development and Change 36(2): 291–316 Gurtoo, A and CC Williams. 2009. (2005).Institute of Social Studies Entrepreneurship and the informal 2005. Blackwell Publishing, 9600 sector: Some lessons from India. Garsington Road, Oxford OX4 2DQ, International Journal of UK and 350 Main St., Malden, MA Entrepreneurship and Innovation, 02148, USA 10(1), 55–62. Moleong, Lexy. J. 2004. Metode Penelitian Gyeke, Mavis Dako & Prince Owusu. Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya 2013. A Qualitative Study Exploring Factors Contributing to Gender Nanavaty, Reema. 2009. Gender Inequality in Rural Ghana. Sensitivity and the SEWA Mediterranean Journal of Social Experience. The Journal for Sciences, Vol 4, 481-489 Decesion Makers is the Property of Vikalpa, Volume 34 No. 4 October- Handayani, Trisakti dan Sugiarti. 2008. November 2009. Indian Institute of Konsep dan Teknik Penelitian Management, Ahmedabad Gender. Malang: UMM Press Omoyibo, Kingsley Ufuoma & Ben Ibukun ILO. 2002. Women and Men in the Ajayi. 2011. Understanding Gender Informal Economy: A Statistical and Global Africa: A Critical Picture. Geneva: International Labor Perspective. Gender & Behaviour. 9 Office (1), 3729-3751

ILO. 2014. Indonesia: Tren Sosial dan Rodgers, P and CC Williams. 2009. The Ketenagakerjaan Agustus 2014. informal economy in the former Jakarta: Asian Decent Work Decade Soviet Union and in Central and 2006-2015 Eastern Europe. International Journal ILO. 2015. Trend Ketenagakerjaan dan of Sociology, 39(2), 3–11 Sosial di Indonesia 2014-2015: Memperkuar Produktivitas Melalui Rokicka, Magdalena and Anna Ruzik. Pekerjaan Layak. Jakarta: ILO 2010. The Gender Pay Gap in Informal Employment in Poland. Jütting, JP and JR Laiglesia. 2009. CASE Network Studies & Analyses Employment, poverty reduction and No. 406, pp. 1-46

215 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Schneider, F. 2008. The Hidden Economy. Cheltenham: Edward Elgar

Williams. C. Collin, Et. Al. 2013. Evaluating the Gender Variations in Informal Sector Entrepreneurship: Some Lessons from Brazil. Journal of Developmental Entrepreneurship Vol. 18, No. 1 (2013) 1350004 (16 pages) © World Scientific Publishing Company DOI: 10.1142/S1084946713500040

216 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

BERHARAP PADA PENDIDIKAN RAMAH ANAK INNA HANAFIAH

Abstrak --- Marimba, A (1987: 19) prasarana yang memadai, baik itu mendefinisikan pendidikan sebagai bersifat konfensional atau berteknogi “bimbingan atau pimpinan secara sadar tinggi yang dibuat sesuai dengan oleh pendidik terhadap perkembangan kebutuhan anak yang membantu agar jasmani dan rohani terdidik menuju terlaksananya kegiatan belajar terbentuknya kepribadian yang mengajar maupun teknolgi yang utama.”Pendidikan bagi anak adalah digunakan untuk membantu anak tanggung jawab yang harus dipikul dalam menjalani kehidupan sehari-hari. bersama baik oleh keluarga, sekolah Berbagai tantangan yang dihadapi dan masyarakat. Dengan pendidikan, sebuah lembaga dalam mewujudkan anak dapat terbantu untuk pendidikan ramah bagi anak mengembangkan potensinya, baik itu diantaranya pemahaman itu sendiri aspek moral-spiritual, intelektual, tentang pendidikan ramah bagi anak, emosional maupun sosial. Pembelajaran sumber daya manusia, sarana secara sistematis yang sengaja prasarana, lingkungan dan kebijakan diselenggarakan dalam sebuah lembaga yang berlaku. Sedangkan solusi yang formal atau sekolah akan lebih ditawarkan untuk menghadapi membantu dalam usaha pencapaian tantangan tersebut diantaranya tersebut, dimanalembaga formal yang pemahaman akan tujuan pendidikan tentu memahami kebutuhan dan ramah bagi anak, sosialisasi dan mendukung anak untuk dapat pelatihan, pembuatan kebijakan yang mengoptimalkan kemampuannya. mendukung perwujudan pendidikan Pendidikan ramah pada anak atau sejak ramah bagi anak. diproklamirkan, disebut sebagai Pendidikan Inklusif, pendidikan ramah yang tidak membedakan latar belakang A. Latar Belakang kondisi anak baik secara fisik, mental, Marimba, A (1987: 19) mendefinisikan sosial dan ekonomi.Di Indonesia hal ini pendidikan sebagai “bimbingan atau telah berkembang bahkan ditetapkan pimpinan secara sadar oleh pendidik menjadi sebuah Peraturan Mentri terhadap perkembangan jasmani dan Pendidikan Nasional No.70 tahun 2009 rohani terdidik menuju terbentuknya yang membahas tentang pelaksanaan kepribadian yang utama.” pendidikan inklusif. Banyak pihak yang Menurut Langgulung, H (2000: terlibat dalam mewujudkan pendidikan 402) di antara fungsi utama pendidikan, ramah ini, seperti guru, kepala sekolah, yaitu; pertama, pemindahan nilai-nilai dari orthopedagog, guru pendamping, generasi tua ke generasi muda agar dokter, psikolog, pemerintah sebagai identitas suatu masyarakat terpelihara pemangku kebijakan dan yang paling adanya.Nilai-nilai itu di antaranya seperti; utama adalah orangtua sebagai keberanian, kejujuran, setia kawan dan pendidik utama sejak anak dilahirkan, lain-lain yang perlu tetap dipelihara demi sebagaimana telah diterangkan dalam keutuhan dan kelanjutan hidup al-Qur’an bahwa orangtua-lah yang masyarakat.Kedua, pemindahan ilmu dan menashranikan dan memajusikan keterampilan-keterampilan dari generasi ke seorang anaknya. Selain itu pendukung generasi. dalam perwujudan pendidikan ramah Ilmu adalah prinsip-prinsip yang bagi anak adalah adanya sarana digunakan untuk memahami jagat raya dan

217 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan penciptanya serta memahami manusia Namun sekolah tidak dapat bekerja sendiri.Jalannya bisa melalui indera, akal, sendiri, perlu adanya bantuan dan intuisi, ilham dan yang tertinggi adalah kerjasama dengan pihak orangtua sebagai wahyu yang diberikan pada Nabi-nabi dan pemberi pendidikan pertama bagi Rasul-rasul.Adapun keterampilan adalah anak.Maka dari itu, kerjasama orangtua kemampuan membuat sesuatu walaupun dan guru di sekolah merupakan bagian tidak memahami prinsip berlakunya penting demi menciptakan pembelajaran sesuatu itu. yang efektif juga dalam rangka Pemindahan (transmission)nilai- peningkatan layanan pendidikan dalam nilai, ilmu dan keterampilan ini menurut mewujudkan pendidikan yang ramah pada Langgulung, H ( 2000: 404) merupakan anak. tugas proses belajar. Proses belajar Pendidikan ramah adalah merupakan perubahan tingkah laku yang pendidikan yang mampu mengakomodir agak kekal sebagai akibat dari pengalaman. anak dengan berbagai latar belakang, Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pendidikan yang mampu mengoptimalkan proses belajar dapat berjalan sebagaimana setiap potensi yang anak miliki dengan mestinya; Syarat pertama adalah bahwa pelayanan yang disesuaikan dengan harus ada perangsang (stimulus). Syarat kondisi dan karakteristik anak. kedua, pelajar harus bergerak balas Pelayanan dalam pembelajaran pun (respons) kepada perangsang itu.Syarat akan semakin khusus, oleh karena itu ketiga adalah bahwa gerak balas diberi diperlukan upaya lain yang lebih mengarah peneguhan (reinforcement) agar gerak kepada upaya pemberian bantuan dalam balas itu bersifat kekal. Jika salah satu dari pengembangan diri yang memberikan ketiga syarat ini tidak terwujud, maka kesempatan dan kemudahan kepada siswa proses belajar tidak akan terjadi, jadi untuk belajar agar dapat berkembang perubahan tingkah laku yang diharapkan sebagai manusia. (Alimin,Z:2008) pun tidak tercapai. Konteks yang lebih luas Dengan demikian pendidikan yang dari proses belajar adalah proses belajar ramah bagi anak sangat diperlukan bagi sosial. Dalam proses belajar sosial ini perkembangan anak Indonesia dengan tingkah laku proses belajar akan tidak metik beratkan pada sebuah aturan melibatkan peniruan (imitation). pemerataan kesamaan atau lebih Pendidikan bagi anak adalah mengedepankan pada satu aspek saja. tanggung jawab yang harus dipikul Karena manusia dilahirkan dengan bersama baik oleh keluarga, sekolah dan berbagai kecerdasannya yang berbeda yang masyarakat.Ki Hajar Dewantara kesemuanya itu harus dihargai dengan cara menyebutnya sebagai Tri Pusat diakomodir dan optimalkan. Pendidikan, yaitu tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu 1. Pendidikan Ramah Bagi Anak mengemban suatu tanggung jawab Pendidikan merupakan kebutuhan pendidikan bagi generasi mudanya. dasar setiap manusia untuk menjamin (Hasbullah,2009:37) Dengan pendidikan, keberlangsungan hidupnya agar lebih anak dapat terbantu untuk bermartabat.Karena itu negara memiliki mengembangkan potensinya, baik itu kewajiban untuk memberikan pelayanan aspek moral-spiritual, intelektual, pendidikan yang bermutu kepada setiap emosional maupun sosial. Pembelajaran warganya tanpa terkecuali termasuk secara sistematis yang sengaja mereka yang memiliki perbedaan dalam diselenggarakan dalam sebuah lembaga kemampuan (memiliki hambatan) seperti formal atau sekolah akan lebih membantu yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 dalam usaha pencapaian tersebut. (1). Sedangkan pada GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990: 105) berbicara mengenai

218 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pendidikan nasional dan memberikan sejak lahir dan terus berkelanjutan batasannya sebagai berikut : membentuk kemampuan individual, “Pendidikan nasional yang berakar memenuhi kesadarannya, melatih pada kebudayan bangsa Indonesia dan gagasan-gagasan dan berdasarkan Pancasila serta Undang- emosinya.Lewat pendidikan yang Undang Dasar 1945 dairahkan untuk tidak disadari, individu secara meningkatkan kecerdasan serta harkat bertahap mulai mendapat bagian dan martbat bangsa, muwujudkan dari sumber daya intelektual dan manusia serta masyarakat Indonesia moral yang telah dikumpulkan oleh yang beriman dan bertakwa terhadap umat manusia.Demikianlah ia Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas menjadi pewaris modal untuk dan mandiri sehingga mampu membangun peradaban.” membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi Pendidikan yang sejatinya datang dari kebutuhan pembangunan nasional dan rangsangan terhadap potensi-potensi anak, bertanggung jawab atas pembangunan melalui proses sosialisasi dimana anak bangsa.” menemukan dirinya. Pendidikan yang paling formal dan Definisi tersebut menggambarkan paling teknis dan tidak bisa menghindari terbentuknya manusia yang utuh sebagai proses alamiah ini, kecuali tergoda oleh tujuan pendidikan.Pendidikan setan pendidikan yang menindas dan memperhatikan kesatuan aspek jasmani mengekang. Jadi misi pendidikan adalah dan rohani, aspek diri (individualitas) dan menciptakan ruang pengalaman yang aspek sosial, aspek kognitif, afektif dan menyenangkan dimana anak bisa psikomotor serta segi serba keterhubungan berkembang potensinya secara manusia dengan dirinya (konsentris) maksimal.Selain itu, bahwa pendidikan dengan lingkungan sosial dan alamnya harus dilangsungkan dengan berpangkal (horizontal) dan dengan Tuhannya pada pengalaman anak sendiri. (vertical). (Tirtahardja, Umar, 2005:36- Pengalaman bersifat edukatif jika ada 37). keteraturan proses dan dapat diulang dan Pendidikan di seluruh dunia bisa melahirkan proses struktur mempunyai tujuan dasar yang universal, pengalaman, mengungkap urutan yang sama dimanapun, yaitu membawa pengalaman, menganalisis hubungan seorang anak manusia menjadi individu (sebab akibat) satu pengalaman dengan yang dewasa. Pendewasaan adalah proses pengalaman lainnya dan akhirnya dapat perkembangan segenap potensi yang tidak membuat kesimpulan sebagai hasil belajar berkotak-kotak anatara kecerdasan nalar, dari pengalaman. Situasi belajar yang emosional dan spiritual. Tidak terkotak- sesungguhya memiliki dimensi-dimensi kotak antara kognitif, affektif dan yang bersifat longitudinal dan literal, psikomotor.Tidak terkotak-kotak antara memiliki sifat historis dan sosial, dan fisik dan psikis.Perkembangan yang bersifat dinamis. melibatkan semua potensi anak yang Lalu bagaimana dengan pendidikan mengintegrasikan pengalaman yang ramah bagi anak ?pertanyaan ini sudah melibatkan gerakan fisik, getaran psikis mulai banyak terjawab dengan hadirnya dan imaji nalar sekaligus. John Dewey lembaga pendidikan bahkan sampai mengatakan : hadirnya komunitas edukatif yang ramah “Seluruh pendidikan dilaksanakan bagi anak, tempat yang mampu melalui peran serta individu dalam menstimulus kecerdasan anak yang kesadaran sosial rasnya.Peran itu berbeda-beda, seperti hadirnya sekolah dimulai secara tidak disadari nyaris dengan tema alam, menonjolkan karakter,

219 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan home schooling dan yang lainnya. yang bervaraiasi.Oleh karena itu menurut Sebaliknya, disamping itu pula masih paham ini pembelajaran seharusnya banyak pemikiran dan metode yang dianut perpusat pada anak untuk membantu dalam pendidikan yang bahkan kurang menghilangkan hambatan belajar dan ramah terhadap anak. Dengan demikian hambatan perkembangan, sehingga menandakan bahwa terdapatnya perbedaan kebutuhan belajar setiap anak dapat pemikiran, perbedaan cara atau tidak dipenuhi.Maka dapat dikatakan bahwa meratanya informasi mengenai pelayanan pendidikan ramah bagi anak adalah pendidikan yang ramah terhadap anak. pelayanan pendidikan yang dapat Pendidikan ramah terhadap anak dapat mengakomodir kebutuhan anak, diartikan sebagai pendidikan yang mampu menstimulus kecerdasannya dan berpusat mengakomodir anak dengan berbagai latar pada anak. belakang.Pernyataan tersebut terdapat pada sebuah kesepakatan yang di deklarasikan 2. Pendukung Pendidikan Ramah Bagi pada tahun 1994 di Salamanca, Spanyol Anak sehingga dikenal sebagai Deklarasi Konsep yang sangat ideal mengenai Salamanca yang melahirkan konsep pendidikan khusus atau inklusi lambat laun Pendidikan Inklusif. Di Indonesia, kini makin mendapat respon positif dari pendidikan Inklusi telah mendapat semua kalangan, ada usaha-usaha para pengakuan dengan hadirnya Peraturan praktisi pendidikan di lapangan mulai Mentri Pendidikan Nasional mencoba mempraktekan prinsip-prisip (Permendiknas) No.70tahun 2009 tenatang pendidikan yang dapat mengakomodasi Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik kebutuhan setiap anak. Namun demikian yang Memiliki Kelainan dan Memiliki konsep tentang pendidikan kebutuhan Potensi Kecerdasan Dan/ Atau Bakat khusus dan inklusi harus secara terus Istimewa. Dalam peraturan tersebut menerus diperkenalkan kepada para dijelaskan (Pasal 1) bahwa pendidikan pendidik dan calon pendidik, agar inklusif adalah sistem penyelenggaraan pemahaman tentang pendikan inklusif pendidikan yang memberikan kesempatan semakin dipahami dan dan kepada semua peserta didik yang memiliki diterima.Idelanya pelayanan pendidikan kelainan dan memiliki potensi kecerdasan inklusi ini tidak dapat dilakukan oleh satu dan/ atau bakat istimewa untuk mengikuti atau dua orang, namun akan banyak pihak, pendidikan atau pembelajaran dalam satu profesi yang terlibat terutama orang tua lingkungan pendidikan secara bersama- sebagai kunci dari perkembangan seorang sama dengan peserta didik pada umumnya, anak. dan peraturan lainnya. Orangtua adalah komponen yang Kelainan yang dimaksud pada pasal di terdiri dari ayah dan ibu dan merupakan atas dijelaskan juga pada pasal 10, yaitu hasil dari ikatan perkawinan yang sah dan anak berkebutuhan khusus dengan kategori dapat membentuk sebuah hambatan yang bersifat permanen dan keluarga.Orangtua memiliki temporer dimana keadaan tersebut tentu tanggungjawab untuk mendidik, mengasuh memiliki berbagai penyebab yang melatar dan membimbing anak-anaknya untuk belakanginya sehingga mereka mencapai tahapan tertentu yang membutuhkan pada pendidikan menghantarkan anak untuk siap dalam khusus.Konsep pendidikan kebutuhan kehidupan masyrakat.Disamping itu, khusus saat ini dipandang sebagai sebuah orangtua juga harus mampu pemikiran yang bersifat holistik, anak mengembangkan potensi yang ada pada dipandang sebagai individu yang utuh, diri anaknya, memberi teladan dan mampu setiap anak memiliki hambatan untuk mengembangkan pertumbuhan pribadi berkembang dan hambatan dalam belajar dengan penuh tanggung jawab dan penuh

220 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kasih sayang.Pengertian orangtua di atas, matang dan dewasa.”(Depdikbud, 1993 tidak terlepas dari pengertian keluarga, : 12 dalam Zaldym:2010). karena orangtua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah Tugas-tugas serta peran yang harus tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dilakukan orang tua pun tidaklah mudah, atas ayah, ibu dan anak-anak. salah satu tugas dan peran orang tua yang Orangtua merupakan orang yang lebih tidak dapat dipindahkan adalah mendidik tua atau yang dituakan.Namun umumnya anak-anaknya. Sebab orang tua memberi dimasyarakat orangtua adalah orang yang hidup anak, maka mereka mempunyai telah melahirkan kita yaitu ibu dan bapak. kewajiban yang teramat penting untuk Selain telah melahirkan kita ke dunia, mendidik anak mereka. Jadi, tugas sebagai mereka juga telah mengasuh dan orangtua tidak hanya sekadar menjadi membimbing anaknya dengan cara perantara makhluk baru dengan kelahiran, memberikan contoh yang baik dalam tetapi juga memelihara dan mendidiknya menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu (Zaldym:2010, dalam Dananjaya, H : juga orangtua telah memperkenalkan 2011). anaknya dengan hal-hal yang terdapat di Suatu kewajar dan logis jika tanggung dunia ini dan menjawab secara jelas jawab pendidikan terletak di tangan kedua tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh orangtua dan tidak bisa dipikulkan kepada anak. Maka pengetahuan yang pertama oranglain karena ia adalah darah dan diterima oleh anak adalah dari dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan orangtuanya.Karena orangtua adalah pusat kedua orangtua itu sendiri. Maka sebagian kehidupan rohani si anak sebagai penyebab tanggung jawab pendidikan dapat dari kenalnya dengan alam luar, maka dilimpahkan kepada orang lain yaitu setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya melalui sekolah (Hasbullah, 2009:88). dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya Tanggung jawab pendidikan yang perlu terhadap orangtuanya di permulaan disadarkan dan dibiasakan oleh orangtua hidupnya dulu.Jadi orangtua atau ibu dan terhadap anak antara lain : bapak memegang peranan yang penting a. Memlihara dan membesarkannya, dan amat berpegaruh atas pendidikan tanggung jawab ini merupakan anak(www.pengertiandefinisi.com). dorongan alami untuk dilaksanakan Orang tua yang tidak karena anak memerlukan makan, memperdulikan anak-anaknya, orang tua minum dan perawatan agar ia dapat yang tidak memenuhi tugas-tugasnya hidup secara berkelanjutan sebagai ayah dan ibu, dan akan sangat b. Melindungi dan menjaga berpengaruh terhadap keberlangsungan kesehatannya, baik secra jasmaniah hidup anak-anaknya. Terutama peran maupun rohaniah dari berbagai seorang ayah dan ibu adalah memberikan gangguan penyakit atau bahaya pendidikan dan perhatian terhadap anak- lingkungan yang dapat anaknya. Sebagaimana dikemukakan, membahayakan dirinya. “Perkembangan jiwa dan sosial anak c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu yang kadang-kadang berlangsung pengetahuan dan keterampilan kurang mantap akibat orang tua tidak yang berguna bagi kehidupannya berperan selayaknya.Naluri kasih kelak, sehingga bila ia telah dewasa sayang orang tua terhadap anaknya mampu berdiri sendiri dan tidak dapat dimanifestasikan dengan membantu orang lain. menyediakan sandang, pangan, dan d. Membahagiakan anak untuk dunia papan secukupnya.Anak-anak dan akhirat dengan memberinya memerlukan perhatian dan pengertian pendidikan agama sesuai dengan supaya tumbuh menjadi anak yang

221 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. seperti down syndrome, tunagrahita, (Hasbullah, 2009:88-89). tunalaras, autis, ADHD, ADD, korban NAPZA, anak pada daerah konflik dll. Maka pendukung utama dari pendidikan ramah ini sejatinya adalah 3. Tantangan Pendidikan Ramah Bagi orangtua dari anak itu sendiri, adapun Anak pihak lain yang dapat mendukung Berbagai tantangan yang dihadapi penyelenggaraan pendidikan inklusi sebuah lembaga dalam mewujudkan diantaranya : pendidikan ramah bagi anak diantaranya a. Guru/ tutor : sebagai pendidik, pemahaman itu sendiri tentang pendidikan pemberi informasi ramah bagi anak.Metode turun temurun bagi anak yang menitik beratkan pada satu aspek saja b. Kepala Sekolah : sebagai koordinator seperti kognitif tanpa mempertimbangkan dan orang yang aspek lain (afektif, psikomotor) sehingga bertanggung jawab tidak sedikit pendidikan kita disinggahi terhadap dengan praktik pendidikan yang tidak penyelenggaraan ramah terhadap anak.Selain dari jumudnya pendidikan inklusi di pemikiran, hal ini pun dapat disebabkan institusinya oleh tidak meratanya informasi yang c. Terapis : sebagai pengembang seharusnya didapati oleh para pendidik dan secara fisik orangtua mengenai pendidikan inklusi/ d. Dokter : sebagai pengawas pendidikan ramah bagi anak. pada aspek fisik dan Selain itu faktor tantangan lain kesehatan yang lebih khusus adalah sumber daya e. Psikolog : sebagai pengawas manusia yang ahli pada bidang tersebut, pada aspek psikis tidak banyak para ahli yang tertarik hingga f. Pemerintah : sebagai pemangku akhirnya terjun pada konsep/ sistem kebijakan pendidikan ini. Keterbatasan ini sedikit banyak memperhambat terselenggaranya Selain dari pihak-pihak yang telah layanan pendidikan inklusi.Selanjutnya disebutkan, factor pendukung dari adalah mengenai sarana prasarana, penyelenggaraan pendidikan inklusi yakni pendidikan inklusi tidak hanya dinilai dari dengan adanya sarana prasarana yang segi penerimaan siswa yang memiliki latar memadai, baik itu bersifat konfensional belakang yang berbeda, namun dilihat pula atau berteknogi tinggi yang dibuat sesuai dari aspek sarana dan prasarana yang memadai dengan kebutuhan anak yang membantu dan mendukung sehingga tujuan dari belajar agar terlaksananya kegiatan belajar secara khusus dan mampu memgakomodir kemampuan anak.Dalam mengajar maupun teknolgi yang pemenuhan pada tahapan ini memerlukan digunakan untuk membantu anak dalam biaya yang tidak sedikit pula, maka menjalani kehidupan sehari-hari.Dengan pemerintah sebagai pemangku kebijakan berbagai hambatan yang dimilikinya anak dalam hal ini berkaitan dengan membutuhkan media pembelajaran, ruang pembiayaan secara bersama ikut andil belajar, fasilitas belajar yang mempu untuk merealisasikannya selain dari aturan memudahkan untuk memahami berbagai yang dibuat sebagai paying hukumnya. informasi yang disampaikan pada Terakhir tantangan dalam mewujudkan anak.Sarana pembelajaran tersbut pendidikan inklusi adalah lingkungan disesuaikan dengan hambatan yang anak tempat akan diselenggarakannya inklusi miliki baik secara fisik seperti tunanetra, baik dari faktor individunya atau aturan tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, yang terdapat pada lingkungan tersebut. tunaganda. Sedangkan secara mental

222 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

4. Solusi Pendidikan Ramah Bagi Anak Sedangkan solusi yang ditawarkan untuk menghadapi tantangan tersebut diantaranya : a. Memahamkan akan tujuan pendidikan ramah bagi anak b. Sosialisasi dan pelatihan c. Pembuatan kebijakan yang mendukung perwujudan pendidikan ramah bagi anak.

DAFTAR PUSTAKA

Alimin.Z (2008). Reorientasi Pendidikan Khusus/Plb (Special Education) Ke Pendidikan Kebutuhan Khusus (Special Needs Eucation) Usaha Mencapai Pendidikan Untuk Semua. [Online]. Tersedia : zaenalalimin.blogspot.com

Dananjaya, H. (2011). Pendidikan Gratis. Jakarta : Paramadina

Hasbullah. (2008). Dasar- dasarIlmuPendidikan.Jakarta : PT Raja GrafindoPersada

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. 2009. Tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/ Atau Bakat Istimewa. [Online].

Purwanto, Ngalim,M. (2009). Ilmu Pendidikan Teorotis dan Praktis. Bandung : PT RemajaRosdaKarya

223 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PERAN ELIT LOKAL DALAM KEMENANGAN PARTAI GERINDRA PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN LUWU UTARA

Iqbal Aidar drus1, Titin Purwaningsih2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Selatan, Kasim Bantul DIY 55183 Email : [email protected] [email protected]

Abstrak --- Partai Gerindra menjadi anggota legislatif bukanlah memilih perserta pemilihan umum pertama kali karena track record Aktor ataupun partai, pada tahun 2014, yang diikuti dua belas tapi karena berdasarkan dari pilihan Partai Politik. Walaupun baru pertama tokoh masyarakat yang diikutinya, selain kali mengikuti pemilihan umum di itu faktor kedekatan emosional, Kabupaten Luwu Utara, Partai Gerindra kekerabatan dan kekeluargaan dengan berhasil memperoleh suara terbanyak ke tokoh masyarakat. dua setelah Partai Golongan Karya dan mendapatkan jatah enam kursi menjadi Kata Kunci: Pemilu, Peran Elit lokal, anggota dewan. Keberhasilan ini didukung Kemenangan Partai Gerindra oleh tokoh masyarakat di Kabupaten Luwu Utara yang berasal dari golongan A. Pendahuluan elit, seperti elit birokrat, elit ekonomi Partai politik berfungsi sebagai (pengusaha), dan elit politik mempunyai saluran aspirasi warga negara. Peran partai andil yang besar dalam menarik politik memperoleh momentumnya pada saat simpatisan masyarakat untuk memilih Pemilu, ketika warga negara memilih para calon anggota legislatif yang berasal dari anggota legislatif yang akan membawa Partai Gerindra.Oleh karena itu, peran elit aspirasi mereka. Karena itu, partai politik lokal dalam kemenangan Partai Gerindra memiliki tugas, yaitu menyeleksi, menjadi fokus kajian pada penelitian ini. menawarkan, dan mencalonkan kadernya Penelitian ini menggunakan metode sebagai calon anggota legislatif untuk dipilih kualitatif, dengan teknik pengumpulan rakyat. Partai yang menjadi pemenang data yaitu wawancara mendalam dan pemilu di suatu daerah, bisa dimaknai dokumentasi. Sebagai informan dalam sebagai partai yang memperoleh tempat di penelitian ini yaitu, Ketua DPC Partai hati masyarakat untuk menyalurkan aspirasi Gerindra, enam anggota DPRD dari Partai mereka dalam pemilihan umum ( Mahadi Gerindra, Tokoh masyarakat dan Wakil 2011 ). Partai Politik (Parpol) sebagai salah Bupati Luwu Utara. Hasil penelitian ini satu komponen bangsa sesungguhnya menunjukkan bahwa peran elit lokal memiliki peran yang strategis untuk ambil dalam kemenangan Partai Gerindra bagian dalam menumbuhkembangkan dengan menggunakan tiga pendekatan, kembali wawasan kebangsaan masyaraka yaitu pendekatan posisional, pendekatan Indonesia. Hal itu sangat dimungkinkan reputasi dan pendekatan keputusan. berdasarkan UU No. 2 / Tahun 2011 tentang Dimana hasil suara Partai Gerindra 6,5%, perubahan atas Undang – Undang Nomor 2 suara calon terpilih 39,2%, suara calon Tahun 2008 tentang Partai Politik, yang tidak terpilih 54,3% dari semua calon antara lain memuat kebijakan yang berkaitan yang ada yaitu sebanyak tiga puluh lima dengan pendidikan politik masyarakat. calon, sehingga Gerindra berhasil Regulasi ini memberikan isyarat betapa mendapatkan enam kursi untuk duduk di strategisnya peran partai politik dalam DPRD Luwu Utara. Pada umum, memberikan pembinaan politik bagi masyarakat di Luwu Utara memilih masyarakat, termasuk yang berkaitan

224 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dengan wawasan kebangsaan. Partai politik Utara Gerindra sebagai partai pemenang sangat berperan dalam mengawasi kinerja kedua mendapatkan peolehan 6 kursi di pemerintah maupun dalam mensejahterakan DPRD Luwu Utara ,dimana kemenangan masyarakatnya. Sedangkan penerapan partai Gerindra pada pemilu Legislatif Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2012 tahun 2014 -2019 bisa dikatakan tentang pemilihan umum, dimaksudkan agar sangat mengejutkan partai-partai lain proses domokratisasi tetap terpelihara yang sudah lama berada di Kabupaten melalui pemilu yang lebih berkualitas, Luwu Utara. domokratis, dapat dilaksanakan dengan baik, Dimana partai yang baru ikut Pileg terkelola dan terlembaga. Beberapa bisa merebut suara yang cukup besar di atas pengaturan bagi partai politik untuk dapat partai-partai lainya yang pada pemilu 2014 menjadi peserta pemilu dengan derajat mereka terbilang sukses dalam merebut kompetisi yang sehat, partisipatif, kursi DPRD Kabupaten Luwu Utara seperti, mempunyai tingkat keterwakilan yang lebih DEMOKRAT, PKS, HANURA, PPP, PKB, tinggi, serta memiliki mekanisme PDIP, PBB dan PAN, ternyata Gerindra pertangung jawaban yang jelas, serta sukses bersaing dalam merebut kursi menciptakan penyelengaraan pemilu yang DPRD.Kemenangan partai Gerindra ini tidak terlepas dari peran toko – tokoh lebih berkualitas dari waktu ke waktu. penting sebagai elit lokal di Kabupaten Pada jurnal ini Penulis meneliti Luwu Utara , tokoh – tokoh penting yang tentang peran elit lokal dalam kemenangan sangat berpengaruh di Luwu Utara gabung di Partai Gerindra di Kabupaten Luwu Utara. Partai yang baru ini (Gerindra) seperti Wakil Dimana Partai Gerindra mulai masuk di Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani yang Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2010 menjabat sebagai wakil ketua DPD II yang di ketuai oleh Sakaruddin, dan Gerindra Sulawesi Selatan dan Arsyad Kasmar Mantan Ketua DPD II Golkar dan kemudian digantikan oleh Arsad Kasmar, hal Calon Bupati Luwu Utara tahun 2010 yang ini di karenakan Sakaruddin tidak segera gagal bersaing dengan Bupati sekarang menyiapkan infrastruktur partai baik berupa Arifin Junaidi merebut Kursi 01 Luwu sekretariat maupun kepengurusan hingga ke Utara. Arsyad Kasmar yang sekarang tingkat anak ranting (kelurahan) pada masa menduduki Ketua DPC Gerindra Kabupaten jabatanya. Mantan politisi Partai Golkar Luwu Utara mengantikan Sakaruddin Ketua Arsyad Kasmar ditetapkan sebagai Ketua DPC sebelumnya begitu halnya dengan Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Tahar Rum Mantan Kepala Dinas Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Pendidikan Luwu Utara dan juga Pernah Bersaing dengan Arsyad Kasmar pada setelah melewati uji kelayakan dan Tahun 2010 untuk menjadi Bupati Luwu kepatutan oleh tim penjaring partai Utara, tapi sayangnya juga gagal dan tersebut. Meski dinilai sebagai pendatang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua baru dalam mendudukan kadernya di DPC Gerindra Luwu Utara dan menajadi parlemen, namun Partai Gerakan Indonesia Wakil Ketua DPRD Luwu Utara. Raya (Gerindra) bisa membuktikan Peran tokoh – tokoh penting diatas kesuksesannya pada Pemilihan Umum yang merupaka elit lokal mempunyai peran (Pemilu) 2014, partai berlambang kepala yang luar biasa dalam kemengan Partai burung garuda itu berhasil meraih enam Gerindra untuk mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten Luwu Utara. Dimana elit – elit kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah lokal diatas mempunyai latar belakang yang (DPRD) Kabupaten Luwu Utara (Lutra). berbeda maupun asal kecamatan yang Kesuksesan Gerindra tersebut ditetapkan merupakan basis mereka masing – masing, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lutra, dimana Wakil Bupati Luwu Utara Indah dalam rapat pleno terbuka, penetapan Putri Indriani dari Kecamatan Bone – bone perolehan kursi partai politik (Parpol) dan dan Sukamaju yang merupakan basis suara penetapan calon terpilih anggota DPRD terbanyak diantara kecamatan yang lain, Lutra di aula demokrasi, kantor KPU Luwu Arsyad Kasmar dari Kecamatan Baebunta Utara. Anggota KPU Luwu Utara, Ir. Abdul sebagai tokoh terpandang di Kecamatan tersebut sama halnya dengan Muh Tahar Azis, mengatakan dalam rapat pleno Rum dari Kecamatan Sabbang merupakan penetapan tersebut Partai Gerindra berhasil sosok yang sangat dihormati dan dihargai di meraup sebanyak 23.954 suara dan sukses Kecamatanya yang merupakan basis suara mengamankan enam kursi di DPRD Luwu beliau, tiga sosok ini yang sangat berperan

225 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dalam kemengan Partai Gerindra untuk kekuasaan secara informal yang dimiliki mendaptkan jatah kursi DPRD. Sepak para elit. Dalam hal ini elit dapat dilihat terjang Gerindra sebagai partai baru sejauh mana partisipasinya dalam sistem memang luar biasa, elit –elit lokal yang ada politik untuk mengetahui keterlibatannya dalam partai tersebut sukses membuktikan peranya dalam pemilihan legislatif periode dalam proses pembuatan kebijakan. Ketiga, 2014 -2019 Kabupaten Luwu Utara dan analisa keputusan merupakan cara untuk mereka mampu bersaing dengan partai - mengetahui siapakah di antara para elit yang partai besar lainya yang sudah ada cukup berkuasa dengan mempelajari proses lama di Kabupaten Luwu Utara. pembuatan keputusan-keputusan tertentu. Dalam konteks ini, sesungguhnya yang B. Kerangka Teori mendapat perhatian penting adalah dari pihak siapakah sebetulnya yang berhasil a. Teori Partai Politik mengajukan inisiatif pembuatan keputusan, Dalam Negara demokrasi dari dan pihak siapakah yang menentang berbagai fungsi partai politik yang ada keputusan tersebut. sebenarnya terdapat 4 (empat) fungsi sertal partai politik. Pertama adalah fungsi artikulasi kepetingan yaitu mengembangkan C. Metode Penelitian program – program dan kebijakan Penelitian yang dilakukan dalam pemerintah yang konsisten. Kedua, fungsi penelitian ini adalah penelitian deskriptis agregasi kepentingan, memungut tuntutan kualitatif. penelitian deskriptis adalah masyarakat dan membungkusnya. Ketiga, penelitian yang bertujuan pada pemecahan rekruitmen, yaitu menyeleksi dan melatih masalah-masalah data-data yang orang untuk posisi – posisi di eksekutif dan dikumpulkan,disusun dan dijelaskan legeslatif. Keempat, mengawasi dam kemudian dianalisi. Lokasi dalam penelitian mengontrol pemerintah, (Caton2007: dalam ini adalah di Kabupaten Luwu Utara di Pamungkas 2011 : 20) Provinsi Sulawesi Selatan di seketariat b. Teori Patronase Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Patronase di definisikan sebagai Luwu Utara karena memiliki tanggung sebuah pembagian keuntungan di antara jawab dalam pemilihan umum legislatif politisi untuk mendistribusikan sesuatu pada periode pada tahun 2014 dalam secara individual kepada pemilih, para kemenagan partai. pekerja atau pegiat kampanye, dalam rangka Dalam penelitian ini mengunakan mendapat dukungan politik dari mereka jenis data yang penulis gunakan, yaitu data menurut (Shefter 1994 : 283 dalam Aspinal primer dan sekunder, Teknik pengumpulan dan Sukmajati 2015) data dengan wawancara dan dokumentasi, c. Teori Elit dimana wawancara langsung (Face to face) tersebut dilakukan dengan responden di Berkaitan dengan elit yang memiliki seketariat partai Gerindra yaitu elit lokal atau tidak memiliki kekuasaan, Putnam Wakil Bupati Luwu Utara, Ketua Umum menawarkan setidaknya ada tiga strategi Gerindra Luwu Utara , wakil ketua DPRD untuk mengidentifikasi elit politik (elit dan Luwu Utara, angota DPRD terpilih dari kekuasaan), (Putnam dalam Haryanto 2005). partai Gerindra, tokoh masyarakat dan Tiga strategi itu adalah analisa posisi, analisa mereka orang-orang yang dianggap reputasi dan analisa keputusan. Pertama, mempunyai informasi yang dibutuhkan analisa posisi mempunyai suatu anggapan penelitian dan memiliki akses terhadap bahwa lembaga atau struktur pemerintah objek penelitian dan mengunakan dokumen- formal mempunyai suatu peta hubungan dokumen mengenai kemenangan partai kekuasaan yang bisa dipakai untuk Gerinda dalam pemilihan Umum legislatif menganalisa siapa yang berkuasa di antara tahun 2014 di BPS, KPU dan seketariat para elit, dan bahwa pejabat-pejabat yang DPRD Luwu Utara dapat bersumber dari menduduki posisi-posisi puncak dalam buku, media massa, elektronik, internet, lembaga – lembaga tersebut cenderung jurnal dan dokumentasi seperti foto pada secara politis berkuasa. Kedua, analisa saat penelitian di lakukan. reputasi mendasarkan pada reputasi Unit analisis data dalam penelitian

226 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan ini adalah Kabupaten Luwu Utara yaitu di Luas wilayah Kabupaten Luwu Utara adalah seketariat partai Gerindra yaitu kader dan 7.502,58 Km2 yang secara administrasi ketua DPC Gerindra Luwu Utara, di gedung Pemerintahan Kabupaten Luwu Utara DPRD Luwu Utara di mana akan terbagi atas 11 (sebelas) kecamatan. mewawancarai 6 anggota DPRD terpilih Diantara kecamatan-kecamatan tersebut, periode 2014-2019 dan di rumah jabatan Kecamatan Seko merupakan kecamatan Wakil Bupati Luwu Utara sebagai wakil yang terluas yaitu 2.109,19 Km2 atau ketua DPD Gerindra Sulawesi Selatan 28,11% dari total luas wilayah kabupaten sekaligus Wakil Bupati Luwu Utara dan 4 sekaligus merupakan kecamatan yang dapil pemihan umum legislatif Luwu Utara letaknya paling jauh dari Ibukota Kabupaten yaitu tokoh – tokoh masyarakat dan yang Luwu Utara yaitu berjarak 198 KM. terakhir yaitu teknik analisis data yaitu Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk Pengumpulan data yang didapatkan dari berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 dengan sumber peneliti yang masih bersifat mentah ibu kota Masamba merupakan pecahan dari serta belum diolah oleh peneli, Reduksi data Kabupaten Luwu Adapun batas wilayah dengan cara membuat abstraksi dengan secara administratif adalah sebagai berikut : maksud untuk membuat rangkuman dengan Dilihat dari batas wilayah menyeleksi data sehingga data dapat administrasi, Kabupaten Luwu Utara disesuaikan dengan yang diteliti. Indetifikasi berbatasan dengan : Sebelah Utara : Provinsi dan kategori, dalam bagian ini peneliti Sulawesi Tengah melakukan indentifikasi dan kategorisasi Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu dan sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Teluk Bone Hal ini pula dilakukan kodifikasi terhadap Sebelah Barat : Provinsi Sulawesi Barat dan data dan informasi yang telah diperoleh Kabupaten Toraja Utara Sebelah Timur : melalui wawancara dan dokumentasi. Kabupaten Luwu Timur. Menyajikan data dalam bentuk yang sederhana sesuai dengan kriteria dan klasifikasi sesuai dengan rumusan masalah E. Hasil dan Pembahasan dalam penelitian agar mudah dipahami. Mengumpulkan data-data yang telah didapat Penelitian ini meneliti tentang dari seluruh proses penelitian untuk peran elit lokal dalam kemenangan membuat pemaknaan penuturan yang dapat Partai Gerindra pada pemilihan umum dipahami berkenaan dengan masalah yang legislatif tahun 2014 di Kabupaten diteliti. Luwu Utara. Penelitian ini membahas, peran elit lokal dalam kemenangan D. Deskripsi Wilayah Penelitian Partai Gerindra pada Pemilu Legislatif, Kabupaten Luwu Utara dengan keadaan dimana Partai Gerindra merupakan Topografi yang bervariasi mulai dari dataran partai baru yang ikut dalam pesta rendah didaerah pesisir dengan garis pantai demokrasi yang dilaksanakan oleh mencapai + 60 Km hingga dataran tinggi KPUD Luwu Utara. Pada penelitian ini pengunungan dengan ketinggian lebih dari penulis melihat peran elit lokal dari 3 2000 M dari permukaan laut, luas wilayah Kabupaten Luwu Utara kurang lebih pendekatan yaitu pendekatan posisional, 7.502,58 Km2 yang secara Administratif pendekatan reputasi dan pendekatan terdiri dari 12 Kecamatan dari daerah pesisir keputusan, sehingga dengan 3 di Malangke hingga daerah pengunungan di pendekatan ini kita bisa mengetahui Rampi dan 171 Desa. Letak Geografis Kabupaten Luwu Utara terletak antara 010 sebagaimana peran elit lokal dalam 53’ 19” - 020 55’36” Lintang Selatan dan kemenangan Partai Gerindra pada 1190 47’ 46” - 1200 37’ 44” Bujur Timur. Pemilu Legislatif di Kabupaten Luwu Kabupaten Luwu Utara dengan Ibu kota Utara, untuk lebih jelasnya bisa melihat Masamba yang berjarak 430 Km kearah tabel di bawah ini, bagaimana proses utara dari Kota Makassar. Letak Kabupaten Luwu Utara berada pada 010 53’ 19” - 020 kemenangan Partai Gerindra pada 55’36” Lintang Selatan dan Pemilu Legislatif di lihat tabel bawah 1190 47’ 46” - 1200 37’ 44” Bujur Timur. ini.

227 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tabel 1 Perolehan Suara Partai Gerindra dan Calon Anggota Dewan Terpilih Berdasarkan Persentase

Suara Suara Dapil Nama Partai Jumlah Persentase Calon (%) (%)

1 Rahmat Laguni, 2.203 ST Kab. Luwu (52%) Utara 1 612 (14%) 4.234 100 % 2 I Wayan Sutta, 1.419 S.PI (34%)

Kab. Luwu 3 1.637 Yamsir 346 (17%) 1.982 100 % Utara 2 (83%)

4 Muh. Tahar Rum, 1.726 SH Kab Luwu (50%) 3.471 100 % Utara 3 366 (10%) 5 1.379 Drs.Thahir Bethoni (40%)

Kab. Luwu 6 1.045 223 (18%) 1.268 M. Imran Mattola 100 % Utara 4 (82%)

KPUD Luwu Utara

partai baru. Gerindra sebagai Partai Tabel diatas menejelaskan baru berhasil membuktikanya lewat bagaimana Partai Gerindra berhasil suara yang di peroleh pada saat pemilu meraih kursi DPRD di Kabupaten legislatif dan berhasil mendapatkan Luwu Utara, yang terbagi atas 4 dapil suara di atas suara partai lainya yang dari 12 Kecamatan yang ada, dimana mempunyai basis suara pada periode Partai Gerindra berhasil mendapatkan 6 sebelumnya, berikut perbandingan kursi dan menjadi pemenang kedua perolehan persentase suara Partai dengan suara terbanyak setelah Partai Gerindra dan Partai Nasdem yang Golkar. Golkar berhasil mendapatkan 7 merupakan partai baru yang ikut Pileg kursi di posisi pertama dari 12 Partai di Luwu Utara. yang ada. Sebagai partai baru Gerindra berhasil mengalahkan partai-partai lama yang sudah mempunyai basis suara di Luwu Utara. Pada Pemilu Legislatif periode 2014 -2019 ada beberapa dinamika yang di alami partai- partai pemenang pemilu periode sebelumnya. Banyak calon incumbent yang duduk di kursi DPRD periode sebelumnya kalah dengan calon anggota DPRD dari

228 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tabel 2 Tabel Perbandingan Suara Partai Gerindra, Nasdem dan PAN Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Luwu Utara Suara Jumlah Nama Suara Calon suara Partai Calon Suara Calon Suara No Tidak Keseluruhan Partai Partai dan Persentase Politi Terpilih Terpilih Calon k

Partai 9.409 12.989 22.398 1.547 1 Gerindra 23. 945 100 % (39,2%) (54.3%) (93,5%) (6,5%)

1.353 Partai 3.127 7.491 10.618 2 Nasdem (11,3 11.971 100 % (26%) (62,7%) (88,7%) %)

Partai 7.302 5.083 12.385 986 3 PAN 13.371 100 % (55%) (38%) (93%) (7,%)

KPUD Luwu Utara

Tabel di atas menjelaskan Terlihat jelas bahwa peran elit lokal bagaimana perbandingan suara dalam kemenangan Gerindra Partai Gerindra, Nasdem dan PAN sangan menentukan jumlah suara yang merupakan dua partai baru yang di peroleh calon, sehingga dan partai lama yang ikut Pemilu calon yang diusung oleh partai Legislatif dan mendapatkan kursi di merupakan elit lokal yang DPRD Luwu utara. Gerindra lebih berkualitas dan memiliki unggul persentase suara dari ketokohan, sehingga masyarakat Nasdem dan PAN, dimana peran memilih bukan karena partainya elit lokal di Gerindra dalam melainkan kualitas calon yang di perolehan suara cukup besar untuk usung partai, sehingga bisa mendapatkan suara di empat daerah mewakili suara rakyat di gedung pemilihan yang ada di Luwu Utara, parlemen untuk kesejahteraan sedangkan Nasdem sebagai partai masyarkat di Luwu Utara. baru hanya biasa mendapatkan tiga Perolehan kursi Partai kursi dan PAN sebagai partai lama Gerindra yang merupakan prestasi hanya mendapatkan empat kursi di yang luar biasa dengan bawa Gerindra. Dari persentase menempatkan calon-calon yang suara partai di atas kelihatan jelas mempunyai ketokohan di bagaimana persentase yang di masyarakat, sehingga partai dapatkan Gerindra jauh lebih kecil Gerindra berhasil memenangkan dari suara Partai PAN dan Nasdem, suara di semua dapil yang ada di tapi kenyataanya perolehan suara Kabupaten Luwu Utara ini, calon Partai Gerindra jauh lebih besar dan terbukti dengan enam kursi yang di dapatkanya untuk duduk menjadi anggota dewan.

229 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan yang meliputi di 12 Kecamatan yang ada. dimana kekayaan berpengaruh pada Penulis akan menjelaskan bagaimana pembagian keuntungan di antara politisi peran elit lokal dalam kemenangan Partai untuk mendistribusikan sesuatu secara individual kepada pemilih, para pekerja atau Gerindra melalui 3 pendekatan yaitu pegiat kampanye, dalam rangka mendapat pendekatan posisional, Pendektan dukungan politik dari mereka, (Shefter 1994 reputasi dan pendekatan keputusan. : 283 dalam Aspinal dan Sukmajati 2015). Penulis meneliti bagaimana pemilihan 1. Peran Elit Berdasarkan Pendekatan legislatif di Luwu Utara harus mengunakan Posisional dalam Kemenangan Partai cost politik untuk menjadi anggota dewan Gerindra di Kabupaten Luwu Utara cukup banyak, tidak heran ketika Pemilihan umum legislatif tahun 2014 pengusaha- pengusah yang mempunyai dana di Kabupaten Luwu Utara sangatlah yang besar ikut dalam berkompetisi di pileg menarik. Jumlah calon anggota dewan tahun 2014, seperti anggota dewan yang sebanyak 394 yang ikut dalam calon terpilih dari Partai Gerindra. Kemenangan legislatif dari 12 partai yang telah mendaftar calon dari Partai Gerindra tidak lepas dari di KPU untuk mengikuti pemilihan umum modal ekonomi sebagai modal politk untuk legislatif. Semua calon anggota DPRD harus memenangkan kompetisi. Tanpa modal yang memperebutkan 35 kursi DPRD Luwu besar seseorang sulit untuk duduk di kursi Utara, dari 4 dapil yang ada di Kabupaten DPRD, namun aspek ketokohan dalam Luwu Utara. Pemilu menjadi aspek penting, karena a.Kekuasaan masyarakat sudah lebih cerdas dalam Posisi dalam kekuasan sangat menentukan pilihanya. Selain aspek berpengaruh bagi kemenangan Partai ketokohan, kemenangan calon juga Gerindra apalagi dalam pemilihan legislatif tergantung pada strategi yang dimiliki. Akan Tahun 2014 di Kabupaten Luwu utara. tetapi pentingnya ketokohan dan modal Ketua Partai, Pengurus partai dan calon- politik dalam pencalonan menjadi calon legislatif harus mempersiapkan pertimbangan utama dalam rekrutmen strategi politik pada pemilihan umum politik yang dilakukan oleh Partai Gerindra. legislatif di Kabupaten Luwu utara. c. Eksekutif Kekuasaan yaitu Elite yang memerintah, Posisional dalam eksekutif yang menurut Mosca dan Parto dalam Bottomore dimana peran eksekutif berpengaruh pada (2006 : 36), meliputi mereka yang kemenangan Legislatif khususnya partai menduduki posisi-posisi penting kekuatan Gerindra Kabupaten Luwu Utara. Dimana politik dalam suatau masyarakat, mereka Elit eksekutif merupakan group yang terdiri yang memiliki kekuasaan, yakni mereka dari orang-orang yang mempunyai posisi yang menduduki posisi – posisi tertentu. strategis dalam strategi di bidang tertentu. dimana dalam penelitian ini elit lokal yang Dengan posisi yang strategis ini, dapat memiliki kekuasaan yaitu Indah Putri memperoleh kekuasaan mengontrol dan Indriani merupakan ketua DPC dan Wakil mempengaruhi orang lain. Misalnya pejabat- Bupati Luwu Utara, Arsyad Kasmar yang pejabat pemerintah pada kedudukan yang merupakan mantan ketua DPC Gerindra dan strategis, (Huky dalam Arsal,2004 :7). juga mantan calon Bupati pada saat Pilkada Dimana peneliti melihat Peran elit lokal di Luwu Utara, sedangkan Tahar Rum dalam eksekutif, Indah Putri Indriani yang merupakan wakil ketua DPC Gerindra yang merupakan ketua DPC Gerindra mempunyai merupakan calon anggota dewan yang ikut jabatan fungsional di pemrintahan yaitu terpilih periode tahun 2014-2019. Elit lokal Wakil Bupati, begitu halnya dengan Tahar tersebut mempunyai pengaruh besar dalam Rum yang pernah menjabat sebagai mantan menentukan calon-calon anggota dewan Kepala Dinas di Pemerintahan Luwu Utara, untuk ikut pemilihan umum legislatif. dimana peran beliau sebagai Elit kekuasan b.Kekayaan dan eksekutif sudah di jelaskan perannya Posisional dalam kekayaan dalam dalam tabel 5.2. Peran elit eksekutif lainya hal ini bagaimana kekayaan menjadi suatu yaitu I wayan suta yang merupakan mantan sumber kekuasaan. Dalam teori Patronase kepala desa di Kecamatan Sukamaju yang

230 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan memerupakan tokoh masyarakat yang 2. Peran Elit Berdasarkan mempunyai basis suara di dapil 1. Sebagai Pendekatan Reputasi dalam mantan kepala desa, lewat kepemimpinan Kemenangan Partai Gerindra di beliau pada saat menjabat membuat banyak Kabupaten Luwu Utara perubahan di desa dan ketika beliau a. Sosialisasi mencalonkan untuk mejadi anggota dewan Dalam pendekatan reputasi dalam masyarakat masih tetap menduduk beliau sosialisasi dimana proses pembentukan untuk mewakili suaranya di gedung DPRD sikap dan orientasi politik pada anggota Luwu Utara. pengalaman dan jaringan pada masyarakat, masyarakat melalui proses saat menjabat membuat masyarakat bisa sosialisasi politik inilah memperoleh sikap mempercai kinerja elit eksekuti pada saat dan orientasi terhadap kehidupan politik terpilih menjadi anggota dewan. yang berlangsung dalam masyarakat. d. Komunitas Penulis menganalisis bagaimana pentingnya Posisional dalam komunitas yang sosialisasi yang dilakukan Partai maupun dimana komunitas banyak di manfaatkan elit calon anggota dewan, dengan melakukan lokal yang ingin menggapai apa yang di sosialisasi tingkat partisipasi masyarakat inginkan lewat komunitas yang bisa dia dalam memilih calon meningkat, apalagi manfaatkan. Dimana Elit komunitas adalah partai memberikan visi dan missi partai orang-orang tertentu dalam suatu komunitas untuk kepentingan rakyat, sehingga dipandang sebagai kelompok yang dapat masyarakat bisa mempercayai partai yang mempengaruhi kelompok lain,( Huky dalam mencalonkan kadernya, begitupun calon Arsal,2004 :7). Dimana peneliti melihat anggota dewan apa saja program kerja yang peran elit lokal dalam kemenangan partai dilakukan pada saat terpilih, untuk Gerindra tidak lepas dari komunitas yang ada meyakinkan masyarakat agar bisa memenuhi di Luwu Utara, baik organisasi daerah, janji dan membantu kesejahteraan kumunitas masyarakat,maupun persatuan masyarakat dan calon yang belum di kenal mahasiswa Kabupaten Luwu utara, kader – oleh masyarakat bisa di kenali oelh kader Gerindra maupun caleg terpilih masyarakat ketika pemilihan nanti. Apalagi mengunakan lembaga masyrakat dan dengan adanya ambulance gratis ,Partai organisasi kemahasiswaan untuk di jadikan Gerindra melakukan sosialisasi kekecamatan tim kampanye maupun tim sukses masing – dan desa-desa tentang ambulance gratis masing calon. yang di siapkan Partai untuk masyarakat, Penulis menganalisis bagaimana agar ketika membutuhkan bantuan di bidang komunitas di Luwu Utara tidak terlalu kesehatan baik untuk ibu-ibu hamil dan berpengaruh dalam kemenangan Gerindra orang yang sakit untuk di bawa ke rumah pada pemilihan umum legislatif di tahun sakit atau puskesmas terdekat agar cepat di 2014. Komunitas hanya membantu calon obati oleh dokter maupun perawat di rumah dan partai dalam melaksanakan kampanye sakit tersebut, itulah pentingnya sosialisasi politik baik sebagai panitia pertandingan bagi Partai Politik maupun calon anggota bola, festival musik maupun olahraga lainya dewan yang akan mengikuti pemilihan di yang di adakan partai untuk menarik Kabupaten Luwu Utara. partisipasi pemuda memilih calon dari Partai b. Partisipasi Gerindra. Organisanis kemahasiswaan Pendekatan reputasi dalam Partisipasi masyarakat sangat cari oleh calon-calon dimana partisipasi politik yang merupakan anggota dewan untuk sebagai alat kegiatan masyarakat dalam berdemokrasi kampanye, khususnya pada pemilih pemula pada pemilihan umum baik legislatif yang bisa di manfaatkan suaranya, media maupun eksekutif, masyarakat harus cerdik sosial yang sangat sering digunakan oleh tim untuk memilih pemimpin negara dan secara sukses pemuda calon anggota dewan untuk langsung atau tidak langsung meyebar isu-isu positif maupun negatif mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam menurunkan maupun menaikan (Public Policy). Penulis menganalisis popularitas calon anggota legislatif di bagaimana partisipasi yang dilakukan Partai Kabupaten Luwu Utara. Gerindra dalam kegiatan yang di adakan oleh masyarakat setempat. Kegiatan-

231 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kegiatan yang berupa bakti sosial, donor Gerindra Sulawesi Selatan. Beliau danar dan sunat gratis yang di laksanakan mempunyai hak moral untuk membuat dan oleh pemerintah kecamatan dan desa melaksanakan keputusan politik, baik dalam berkerjasama dengan masyarakat sekitar. strategi Kader-kader Partai Gerindra dan calon – strategi partai, dan penentuan calon yang anggota dewan ikut dalam kegiatan yang akan ikut pada pemilihan umum anggota biasanya diadakan setahun sekali itu, dewan, pada saat pendaftaran hingga Gerindra pun mengunakan mobil kemenangan Partai Gerindra tidak lepas ambulance gratis untuk digunakan dari kewenangan ketua DPC Gerindra, masyarakat, sehingga siapaun bisa sehingga Gerindra sukses menepatkan 6 menggunakanya apabila membutuhkan calon yang terpilih untuk mewakili 4 dapil pertolongan oleh ambulance. Selain itu yang ada di Kabupaten Luwu Utara. Partai Gerindra juga berpartisipasi dalam Penulis Menganalisi, dimana sosialisasi untuk tidak golput dalam kewenangan para elit lokal yang ada di pemilihan umum legislatif merupakan hal partai sangat berpengaruh pada keputusan positif, apalagi banyak masyarakat belum yang di buat oleh partai, baik dalam mengetahui visi dan missi Partai. Dimana penentuan kebijakan partai dalam penentuan Partai harus memberi arahan untuk pemilih calon, dan proses pendaftaran sampai pemula umur 17 tahun ke atas agar strategi politik, untuk kemenagan calon – berpatisipasi dalam ikut serta menentukan calon yang ikut pada pemilihan umum di pilihanya pada pesta demokrasi di tahun 2014 yang tersebar di 4 dapil di kabupaten Luwu utara. Kabupaten Luwu Utara. c. Kontrol Sosial b. Wibawa Pendekatan reputasi dalam kontrol Seorang pemimpin mempunyai sosial khusunya di dalam masyarakat, wibawa dalam kekuasaan yang dia punya dimana peran elit juga bisa di lihat dari dan kemampuan menguasai dan jaringan sosial yang merupakan suatau mempengaruhi orang lain dimana jaringan tipe khusus, di mana ikatan yang mempunyai sikap dan tingkah laku yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam mengandung kepemimpinan dan daya tarik jaringan adalah hubungan sosial. Penulis apalagi dalam politik. Elit lokal di Partai menganalisis bahwa Kontrol sosial yang Gerindra sangat berpengaruh dalam yang dilakukan oleh Partai Gerindra kemenagan Partai, apalagi dalam basis merupakan hal yang positif sehingga dalam suara yang merek miliki, sehingga kampanye politik partain Gerindra untuk kekuasaan elit yang mempunyai wibawa turun di masyarakat secara langsung dapat sangatlah menarik perhatian bagi diterima dengan baik oleh masyarakat masyarakat. sekitar, apalagi di dalam partai Gerindra Penulis menganalisis bagaimana calon-calon anggota DPRD sebagian dari elit kewenangan para elit lokal yang ada di lokal yang mencalonkan yang berasal dari 4 partai Gerindra sangat berpengaruh dalam dapil yang ada di Kabupaten Luwu Utara keputusan di sebuah partai. Bagaimana sehingga akses untuk turun kemasyarakat wibawa seorang pemimpin dalam dapat berjalan dengan baik. menentukan keputusan kebijakan yang di 3. Peran Elit Berdasarkan Pendekatan buat agar bisa dapat di terima oleh siapapun Keputusan dalam Kemenangan , asalkan kebijakan yang di buat sesuai Partai Gerindra di Kabupaten Luwu dengan startegi partai politik untuk Utara memenagkan calon – calon di 4 dapil yang a. Kewenangan ada di kabupaten Luwu Utara c. Keputusan Kebijakan Peran elit lokal dalam pemilihan umum legislatif di Kabupaten Luwu Utara Pengambilan keputusan dalam mempunyai peran sangat penting apa lagi kebijakan merupakan tugas dan fungsi peran mantan Ketua DPC Partai Gerindra pimpinan Partai Politik, dalam menentukan Arsyad Kasmar dan Ketua baru yang alternatif untuk menjadi sebuah keputusan terpilih Indah Putri Indriani yang dalam strategi politik untuk memenangkan sebelumnya adalah Wakil Ketua DPD II pemilihan umum legislatif di Luwu utara,

232 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

di butuhkan pertimbangan-pertimbangan setiap dapil Luwu Utara. sebelum jatuh pada sebuah keputusan baik Pendekatan reputasi terdiri dari keputusan menguntungkan maupun sosialisasi, partisipasi dan kontrol sosial, merugikan seorang pemimpin. Dimana dimana pendekatan reputasi ini Kemenangan partai Gerindra tidak lepas dari merupakan strategi politik yang di solitnya suatu partai . Kerja sama antar lakukan elit lokal dalam kemenangan pengurus dan kader-kader Partai dan bagiamana seorang pemimpin mengkodinir Partai Gerindra, memperlihatkan bawahan agar bisa patuh dan taat pada reputasi calon anggota dewan dan partai, aturan yang ada di suatau partai, khusunya sehingga masyarakat tertarik memilih Partai Gerindra. calon dari Partai Gerindra dan yang Penulis Menganalisis bahwa, keputusan terakhir Pendekatan keputusan terdiri dalam kebijakan partai yang di lakukan oleh dari kewenangan, wibawa dan keputusan ketua DPC Gerindra dalam mengkodinir dalam kebijakan. Pendekatan ini sangat anggotanya untukvmenjalankan kebijakan efektif dalam menjalankan visi dan missi yang telah di buat dan sepakati oleh partai. Partai Gerindra, sehingga elit lokal yang sehingga dari eli -elit lokal yang masuk memegang jabatan sebagai penentu dalam pencalonan, bisa menjaga basis suara kebijakan mempunyai pendekatan di daerah masing-masing, dengan terlaksananya keputusan kebijakan Partai keputusan yang baik dengan anggota Gerindra pada saat Pemilihan legislatif. partai dan calon anggota dewan, sehingga Sehingga Partai Gerindra dapat menjadi menjalin kerja sama yang baik untuk partai baru yang berhasil memenangkan mencapai satu tujuan terbukti dengan pemilihan legislatif di Kabupaten Luwu kemenangan Partai Gerindra di Pemilu Utara periode 2014-2019 dengan legislatif menepatkan 6 calon terpilihnya di 4 dapil Kemenangan Partai Gerindra pada yang ada. Pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Luwu Utara tidak terlepas dari peran elit lokal. Ketiga figur tokoh F. Kesimpulan dan Saran masyarakat Indah Putri Indriani, Muh a. Kesimpulan Tahar Rum dan Arsyad Kasmar Berdasarkan dari hasil kajian di atas, merupakan elit lokal yang mempunyai dimana Peran Elit Lokal dalam kemenangan pengaruh besar di masyarakat, sehingga Partai Gerindra pada pemilihan umum keterlibatan elit lokal pada pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Luwu legislatif mempunyai peran besar utara, dalam penelitian ini penulis sehingga Partai Gerindra berhasil mengunakan teori partai politik, teori mendapatkan 6 kursi di DPRD dan patronase,teori elit politik dan mengunakan menjadi partai pemenang kedua dari 3 pendekatan dalam penelitian ini, maka dari dua belas partai yang ada. Dimana itu dapat di ambil beberapa kesimpulan, hasil penelitian ini menunjutkan dimana peran elit lokal di lihat dari bahwa perolehan suara Partai Gerindra pendekatan posisional, pendekatan cukup besar, sehingga terpilihnya enam reputasi dan pendekatan keputusan yang calon anggota dewan dari setiap dapil berasal dari teori elit politik dapat yang ada di Luwu Utara, sehingga jelas menjawab rumusan masalah yang ada di persentase suara Gerindra cukup besar penelitian ini. Pendekatan Posisional dari partai baru dan partai lama lainya, inilah merupakan bentuk kesuksesan Suara calon Partai Gerindra lebih besar Partai Gerindra dalam mendapatkan dari suara Partai, karena masyarakat perolehan suara yang maksimal, memilih bukan karena partai melaikan memanfaatkan posisi elit lokal di partai ketokohan dari calon-calon yang di maupun di daerah pemilihan masing- usung Gerindra di tambah modal masing calon, terbukti dengan ekonomi yang besar. terpilihnya calon anggota dewan di

233 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

b. Saran maupun di pusat agar bisa mendapatkan Dalam penelitian ini penulis pengetahuan yang lebih luas dari peneliti mengunakan 3 teori yaitu teori partai sebelumnya yang hanya meneliti di politik, teori patronase dan teori elit Kabupaten khusunya di Luwu Utara politik, untuk mempertajam analisis Provinsi Sulawesi Selatan. hasil penelitiian. Dimana penulis meneliti tentang kemenangan Partai DAFTAR PUSTAKA Gerindra pada pemilihan umum legislatif, yang tidak lepas dari peran elit Arsal, Thriwaty. 2004. Partisipasi Politik lokal yang ada di partai dan calon Elit Agama Islam di Kota Magelang. Usul anggota dewan yang mempunyai Penelitian.FIS Unnes. ketokohan dan modal ekonomi, sehingga Aspinal E dan Sukmajati M, 2015. Politik suara yang didapatkan partai sangat Uang di Indonesia : Patronase dan memuaskan sebagai partai baru yang ikut Klientelisme Pada Pemilu Legislatif pemilihan. 2014, Jogyakarta. PolGov. Penelitiaan ini hanya memfokuskan pada teori elit politik yang dimana Bottomere,T,B (1996) , 2006. Elite dan Masyarakat,Jakarta,Akbar Tanjung berdasarkan pendekatan teori elit yang Institute. Budiarrdjo, Miriam, 2008. berkaitan dengan elit yang memiliki atau Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. tidak memiliki kekuasaan, ada tiga Gramedia Pustaka Utama. strategi untuk mengidentifikasi elit politik (elit dan kekuasaan). Tiga strategi Bungin Burhan, 2012. Metodologi itu adalah Pendekatan posisional, Penelitian Kualitatif, (aktualisasi, Pendekatan reputasi dan Pendekatan Metodologis ke arah ragam varian kontemporer), Jakarta : Rajawali keputusan, dengan tiga pendekatan ini Pers. penulis berhasil menjawab rumusan masalah yang telah di ajukan dalam Darwis ,2011 . Elit Politik Lokal Dalam penelitian ini, sehingga kedepanya Konflik Ibu Kota di Kabupaten Morowali, peneliti selanjutnya menambahkan Jurnal. Haryanto, 1990, Elit, Massa dan rumusan masalah dalam penelitianya dan konflik, Pusat Antar Universitas-Studi perbandingan antara satu partai dengan sosial, UGM, Yogyakarta, hal. 6 partai lain, sehingga dapat memperkuat Helmi Mahadi ,2011. Pragmatisme hasil dan analisisnya dari peneliti Politik (Studi Kasus Proses sebelumnya, yang hanya mempunyai Rekrutmen Politik PDI-P Pada satu rumusan masalah dan hanya Pilkada di Kabupaten Sleman, membahas satu partai saja. Jurnal. Penelitian selanjutnya juga harus Keller, Suzanne, 1995, Penguasa dan memfokuskan penelitianya dengan Kelompok Elite : Peranan Elite – mengunakan metode kuantitatif, penentu dalam Masyarakat Modern, sehingga ada perbedaan dalam proses PT RajaGrafindo Persada, Jakarta penelitian dan data yang diperoleh, yang cenderung mengunakan koesioner yang Lexy J. Meleong, 2005. Metodologi disebarkan oleh peneliti. Berbeda Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, dengan peneliti sebelumnya yang Bandung : PT Remaja Rosdakarya. mengunakan metode kualitatif dengan Varma,S P, 2003. Teori Politik Modern, analisis lebih mendalam dengan Jakarta, PT Raja Gravindo Persada, mengunakan wawancara kepada Jakarta Yusron, 2009. Elite Lokal dan informan penelitian dan peneliti Civil Society: kediri di tengah demokrasi, selanjutnya juga memfokuskan pada Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. pemilihan umum legislatif di provinsi

234 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PERAN DESAIN INTERIOR TERHADAP KEMAJUAN PENDIDIKAN KHUSUS AUTIS KHARISTA ASTRINI SAKYA, IMAM SANTOSA, ANDAR BAGUS Program Studi Doktor Ilmu Seni Rupa dan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Meningkatnya kasus kelahiran LATAR BELAKANG MASALAH autis kian mengkhawatirkan. Meningkatnya kasus kelahiran autis kian Meningkatnya kasus kelahiran autis mengkhawatirkan. Autis dapat dikatakan kian mengkhawatirkan. Data Badan Pusat sebagai gangguan perkembangan pada Statistik menunjukkan sejak 2010 dengan komunikasi dan interaksi sosial. Seringkali perkiraan hingga 2016, terdapat sekitar 140 dilupakan bahwa yang mempengaruhi ribu anak di bawah usia 17 tahun menyandang perkembangan dan pendidikan seorang autis. Data terakhir pada tahun 2015 anak, bukan hanya pada lingkungan psikis menunjukkan sebanyak 25.000 anak autis ada saja, tetapi lingkungan fisik juga memiliki di Jawa Barat. Autis merupakan gangguan andil yang cukup besar. Dalam hal ini perkembangan yang kompleks, disebabkan lingkungan fisik yang dimaksud adalah oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga desain interior pendidikan khusus autis. mengakibatkan gangguan pada perkembangan Desain Interior sebagai profesi memiliki komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, tanggungjawab untuk dapat membuat sensori dan belajar, dan bukan suatu penyakit fasilitas yang mengakomodasi segala mental (Peeters, 1997). Seringkali dilupakan macam individu, dalam hal ini adalah bahwa yang mempengaruhi perkembangan autis. Autis memiliki karakteristik yang dan pendidikan seorang anak, bukan hanya unik dan khusus sehingga membutuhkan pada lingkungan psikis saja, tetapi lingkungan fasilitas yang khusus pula. Penelitian ini fisik juga memiliki andil yang cukup besar. bertujuan untuk melihat fasilitas yang Oleh karena itu, lingkungan fisik yang ada terdapat pada pendidikan khusus autis di diharapkan dapat memberikan pengaruh Bandung secara faktual sehingga dapat positif dalam perkembangan anak autis. mengetahui apakah sudah sesuai untuk Disinilah dibutuhkan peran desain interior. desain anak autis dan mengetahui Desain Interior sebagai profesi memiliki seberapa besar peran desain interior untuk tanggungjawab untuk dapat membuat fasilitas lembaga pendidikan autis. Metode yang yang mengakomodasi segala macam individu, digunakan adalah kualitatif dengan cara dalam hal ini adalah autis. Autis memiliki melakukan observasi selama 2 bulan karakteristik yang unik dan khusus sehingga terhadap lembaga pendidikan autis, membutuhkan fasilitas yang khusus pula. wawancara dan kajian literatur. Hasil Terdapat beberapa pendidikan khusus autis di penelitian menunjukkan bahwa peran Bandung yang menerapkan terapi tertentu dan desain interior termasuk salah satu faktor memiliki fasilitas yang berbeda-beda pula. dalam keberhasilan kemajuan pendidikan Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui karena anak autis yang memiliki seberapa besar peran desain interior dalam karakteristik khusus juga harus diberi membantu menangani permasalahan autis. fasilitas / desain interior yang khusus pula. Kata kunci :autis, desain interior, pendidikan khusus

235 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

RUMUSAN MASALAH Autis merupakan gangguan perkembangan yang kompleks, disebabkan Desain Interior sebagai profesi oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga memiliki tanggungjawab untuk dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan membuat fasilitas yang mengakomodasi komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, segala macam individu salah satunya adalah sensori dan belajar, dan bukan suatu penyakit autis. Sehingga fasilitas pendidikan khusus mental (Peeters, 1997). Menurut Power, autis juga diharapkan memiliki desain interior (1989) dalam Wikipedia, karakteristik anak yang sesuai untuk karakteristik dan perilaku autis dapat terlihat dari segi komunikasi anak autis. (Sebagian tidak berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal, tidak mampu TUJUAN DAN MANFAAT mengekpresikan perasaan maupun keinginan), Penelitian ini bertujuan untuk melihat bersosialisasi (tidak ada kontak mata, fasilitas yang terdapat pada pendidikan menghindar bertemu orang lain), adaptasi (konsentrasi kosong, bengong, melakukan khusus autis di Bandung secara faktual sesuatu berulang-ulang, menggigit benda, sehingga dapat mengetahui apakah sudah menyakiti diri sendiri, memukul benda), sesuai untuk desain anak autis dan kepekaan sensori (sensitif terhadap suara, mengetahui seberapa besar peran desain sentuhan, menjilat mainan atau benda-benda), interior untuk lembaga pendidikan autis. pola bermain (menyenangi benda berputar, Manfaat penelitian ini adalah untuk sering terpaku pada benda tertentu), emosi mengetahui peran desain interior sehingga (sering marah tanpa alasan, sering mengamuk menambah informasi mengenai desain tak terkendali, tiba-tiba tertawa). Jenis terapi interior yang tepat bagi lembaga pendidikan yang dapat digunakan adalah terapi medika autis. Selain itu, untuk meningkatkan mentosa, perilaku, psikologis, bermain, kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap fisioterapi, terapi musik, terapi fisik, ABA, masalah autis. wicara, okupasi, perkembangan, visual, biomedik (Yurike, 2009). KAJIAN PENELITIAN Proses terapi dilakukan di dalam Peran desain interior terhadap fasilitas ruangan terapi yang tertutup, sehingga secara tidak langsung penderita autis akan pendidikan khusus autis di Bandung seperti berinteraksi dengan ruangan selama proses ruang terapi kriya, ruang terapi akademik, dan terapi. Hal ini menyebabkan anak autis tidak ruang terapi motorik. merasakan apa yang ada di lingkungan luar KERANGKA TEORI ruangan. Dalam setiap perancangan selalu terjadi penyesuaian yang didasari oleh Desain Interior kepentingan pengguna, salah satunya adalah penyesuaian perancangan ruang yang akan digunakan oleh anak autis yang mudah terdistraksi oleh stimuli yang ada pada Pendidikan Khusus lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran desain interior untuk membuat suatu ruangan yang dapat Autis mendukung proses terapi anak autis di ruang terapi. Menurut American International Journal of Research in Humanities, Arts and Social Sciences, bahwa desain interior dapat Ruang yang sesuai berpengaruh positif atau negatif pada dengan karakteristik psikologis penderita autis. Kebiasaan anak autis penderita autis dapat dipengaruhi menjadi lebih baik dengan mengubah lingkungan fisik Kerangka teoritik bangunan (warna, tekstur, orientasi, akustik, dll). Sumber : dok pribadi

236 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

METODE PENELITIAN Gambar 2. Ruang Terapi Kriya Pendekatan Sumber : dok. pribadi Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pendekatan Desain Interior yang dipakai menggunakan teori Hosny (2015), menurut American International Journal of Research in Humanities, Arts and Social Sciences, bahwa desain interior dapat berpengaruh positif atau negatif pada psikologis penderita autis. Kebiasaan penderita autis dapat dipengaruhi menjadi lebih baik dengan mengubah Gambar 3. Ruang Terapi Akademik lingkungan fisik bangunan (warna, tekstur, orientasi, akustik, dll). Sumber : dok. pribadi

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan studi kajian literatur. Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap perilaku & lingkungan, baik sosial dan material individu atau kelompok yang diamati (Gall, 2003). Studi kasus berada di Lembaga Percik Insani, Bandung. Penelitian dilakukan Gambar 4. Ruang Terapi Motorik / Sensori selama 2 bulan. Wawancara dilakukan Sumber : dok. pribadi terhadap terapis yang sudah berpengalaman di bidangnya selama 16 tahun. Pengambilan data menggunakan dokumentasi berupa foto-foto. HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi dilakukan di Lembaga Percik Insani. Lembaga Percik Insani merupakan komunitas para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di Bandung, merupakan sarana untuk sharing dan berbagi pengetahuan juga pengalaman, Gambar 5. Ruang Tengah didampingi dengan para ahli. Sumber : dok. pribadi Gambar 1. Ruang Tengah Percik Insani Sumber : dok. pribadi

237 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Wawancara dengan sesuatu yang rumit. Sebagai contoh, taplak meja yang bermotif atau vas bunga Wawancara dilakukan dengan Ibu yang biasanya ada tetapi suatu waktu Retno selaku supervisor / terapis Percik Insani dipindahkan. Pernah terjadi anak autis yang yang sudah berpengalaman selama 16 tahun tantrum dan melempar / membanting semua di bidang terapi autis. barang yang ada di ruangan. Terapis lalu Menurutnya, autis adalah gangguan mengeluarkan barang tersebut satu persatu hambatan perkembangan, komunikasi dan dari dalam ruangan. Saat ruangan sudah interaksi sosial. Hanya levelnya / tingkatan kosong, anak tersebut diam dan tidak nya yang berbeda-beda. High function itu mengamuk lagi. Untuk hari berikutnya, memang diatas baik komunikasi, sosialisasi, barang-barang tersebut kembali dimasukkan dst. Sebaliknya dengan yang middle dan low ke dalam ruangan satu per satu agar tidak function. Autis tidak bisa sembuh, hanya kembali menjadi tantrum. Memang desain dapat meningkat / lebih baik. Penanganan interior ukan faktor terbesar dalam bagi anak autis adalah untuk : peningkatan autis, akan tetapi, desain interior adalah salah satu faktor yang sangat a. Membangun komunikasi dua arah berpengaruh dalam peningkatan autis. Anak yang aktif autis baik yang high function ataupun low b. Mampu melakukan sosialisasi ke function sangat detail per cm. Seperti dalam lingkungan yang umum dan misalnya di dalam suatu ruangan, biasanya bukan hanya dalam lingkungan ada 1 vas bunga. Tiba-tiba keesokannya vas keluarga tersebut pindah posisi sedikit. Mereka lalu c. Menghilangkan dan meminimalkan mengembalikan kembali vas tersebut ke meja perilaku tidak wajar pada posisi yang sama seperti kemarin. d. Mengajarkan materi akademik Bentuk ruang, luas atau sempit ruangan juga e. Meningkatkan kemampuan bantu diri berpengaruh. Anak hiperaktif sebaiknya ruang atau bina diri dan ketrampilan lain kelas nya diberi sekat agar geraknya tidak terlalu over kesana kemari. Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah menemukan program Kajian Literatur intervensi dini yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus tembok Menurut Beaver (2003), arsitek dari penghalang interaksi sosial anak dan Inggris, sebaiknya perancangan ruang dan menitikberatkan komunikasi dengan orang bangunan untuk anak autis adalah : lain melau cara menunjuk jari, menggunakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata- a. Membuat koridor untuk tempat kata. Program intervensi dini menawarkan rehabilitasi autis sebaiknya tidak pelayanan pendidikan dan penanganan untuk terlalu panjang, hanya sekedar untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah sirkulasi atau dapat dimanfaatkan didiagnosis mengalami ketidakmampuan fisik sebagai tempat bermain. atau kognitif. b. Membuat ruangan yang cukup (tidak Desain interior suatu ruang untuk autis terlalu besar atau terlalu kecil). jelas sangat berpengaruh. Dari beberapa c. Perhatikan akustik / bising yang seminar yang ia ikuti, warna adalah yang ditimbulkan pada ruangan, seperti paling berpengaruh. Warna biru dan hijau menaruh karpet di lantai dengan adalah yang paling baik untuk autis merasa menggunakan material yang lembut tenang. Sementara warna merah mencolok sehingga tidak menimbulkan suara adalah yang paling dihindari. Di dalam suatu dan dapat meredam suara. ruang sebaiknya tidak banyak aksesoris / d. Keamanan sangat penting seperti saat simple saja. Baik yang high function, low mendesain toilet. function semua sama saja mudah terdistraksi

238 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

e. Jendela sebaiknya diberikan kunci dan ANALISIS menggunakan kaca yang aman, selain itu sebaiknya menaruh penutup Dari observasi yang dilakukan dapat jendela agar tidak semua cahaya dianalisa bahwa lembaga Percik Insani sudah matahari dapat masuk ke dalam menerapkan beberapa desain interior yang ruangan sehingga menimbulkan memang khusus untuk anak autis. distraksi. Menggunakan warna - warna yang hangat / f. Sebaiknya menggunakan pencahayaan sederhana pada dinding, lantai, langit-langit, tidak langsung, karena anak autis furniture sehingga tidak membuat distraksi sensitive terhadap kedipan lampu, anak autis. Mengurangi pola-pola dekorasi walaupun bagi orang yang tidak yang berlebihan. Terdapat jendela yang berkebutuhan khusus tidak pernah memiliki sistem penguncian. Lokasi lembaga menyadarinya. mendukung akustik yang tenang karena jauh g. Memberikan suatu ruang khusus yang dari sumber bising (jalan raya). Luas ruang disebut ruang tenang, agar ketika anak terapi cukup (tidak terlalu besar ataupun autis tantrum / mengamuk, terlalu terlalu kecil). stress dan banyak tekanan, anak autis Akan tetapi belum memiliki suatu dapat tenang jika berada di ruangan ruang khusus (ruang tenang) apabila anak tersebut. sedang tantrum. h. Sebaiknya membuat taman agar Wawancara terhadap terapis percik membantu merangsang indra visual, insani telah menunjukkan bahwa desain pendengaran, peraba, penciuman dan interior memang termasuk salah satu faktor perasa. pendukung dalam keberhasilan terapi autis i. Menggunakan warna-warna yang jika lingkungan terapi didesain secara khusus hangat dalam membuat desain interior sesuai dengan karakteristik anak. seperti pada lantai, dinding, langit- Kajian literatur penelitian sebelumnya langit. juga menerangkan bahwa betapa pentingnya peran desain interior sebagai faktor Menurut Hedge (2015), desainer lingkungan fisik untuk mendukung terapi interior dan ahli pencahayaan dari Universitas anak autis. Texas menyatakan bahwa untuk ruang terapi autis sebaiknya : KESIMPULAN

a. Membuat desain visual sesederhana Pemahaman akan sebuah mungkin dan menggunakan permasalahan yang terjadi dalam proses pencahayaan yang terang. perancangan merupakan hal yang penting dan b. Menghindari silau. Gunakan patut untuk dimengerti, agar dalam pencahayaan secara tidak langsung perancangan desain yang dihasilkan (indirect lighting). memberikan sebuah solusi yang baik dan c. Perhatikan penggunaan lampu yang tepat untuk menanggapi masalah tersebut. membuat kedipan (flickering) karena Kebutuhan pengguna serta aktivitas anak autis peka terhadap kedipan didalamya menjadi sebuah acuan dalam lampu. merancang fasilitas-fasilitas dan keputusan d. Suara, lampu, warna dan pola / desain interior. gambar yang terlalu dekoratif. Penyandang autis memiliki Memicu anak autis mendapatkan karakteristik yang khusus, sehingga stimulus yang berlebihan. diperlukan penanganan yang khusus pula. Desain interior ternyata memiliki peran yang penting terhadap suatu peningkatan kegiatan terapi autis. Tentunya dengan desain yang sesuai dengan karakter fisik dan psikis penderita autis. Oleh karena itu, desain ruang

239 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pendidikan khusus autis sebaiknya diperhatikan dan menjadi sebuah kajian yang bisa lebih diperdalam lagi agar dapat menjadi sebuah alternatif solusi dalam membuat suatu ruang terapi autis yang dapat meringankan perilaku autis sehingga dapat memajukan pendidikan autis.

DAFTAR PUSTAKA

Beaver, C. 2003. Breaking the mould, Communication 37(3): 40 Gall, dkk. 2003. Educational Research : an Introduction. Seventh Edition. Boston : Allyn dan Bacon Hedge, Asha. 2005. Sensory Sensitivity and the Built Environment. Designing for Disorders. LD+A : Texas Hosny, Inas. 2015. American International Journal of Research in Humanities, Arts and Social Sciences. Arab Republic of Egypt. Petters, Theo. 1997. Autism : From Theoretical Understanding to Educational Intervention. J.A Majors Company. Peeters, Theo 2004. Autisme Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi Pendidikan bagi Penyandang Autis. Jakarta, Dian Rakyat Sakya, Kharista. 2015. Seminar Nasional Itenas. Peran Desain Interior pada Ruang Terapi Autis Bandung Sakya, Kharista. 2016. Seminar Nasional USU. Arsitektural dan Desain Interior Lembaga Terapi Autis di Bandung

240 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PEREMPUAN DALAM PERCATURAN POLITIK INDONESIA

Mahathir Muhammad Iqbal Universitas Islam Raden Rahmat Malang Malang-Indonesia Email: [email protected]

Abstraks --- Politik afirmasi atau pendidikan yang setara dengan pria. Di pengutamaan tidak sekadar ditujukan demi bidang lain ada perempuan yang berjuang mengurangi kesenjangan dampak untuk merebut kemerdekaan RI seperti Cut pembangunan terhadap perempuan. Di luar Nyak Dhien, Maria Tiahuhu, Yolanda isu gender, para perempuan kandidat, Maramis, dsb. termasuk laki-laki, mesti memperhatikan Indonesia merupakan Negara pertama situasi ketidakseimbangan lain. Dalam di kawasan Asia-Pasifik yang membentuk perspektif politik misalnya, upaya untuk kementrian khusus untuk meningkatkan mengentaskan ketidakberdayaan peran perempuan.1 Berbagai kegiatan perempuan yang berkaitan dengan kualitas perempuan yang muncul sejak perannya dibidang politik, yang pertama pemerintahan Orde baru baik organisasi adalah menghilangkan segala bentuk profesi maupu ikatan kerja suami, PKK, diskriminasi terhadap perempuan di pentas Kowani, dll. Hal tersebut menunjukkan politik untuk mangaktualisasikan adanya pertumbuhan partisipasi politik kemampuannya. Hal tersebut tidak hanya perempuan yang semakin besar dan telah selaras dengan tujuan pembangunan banyak membantu melaksankan program- nasional, tetapi juga karena jumlah program pemerintah. Berbagai jabatan perempuan adalah separuh dari jumlah politis telah dicapai seperti menjadi penduduk Indonesia. Oleh karena itu, menteri, anggota parlemen, ketua partai, sangatlah wajar bila ada wakil yang dapat bupati, camat, lurah dll. Tetapi jika dilihat menyuarakan aspirasi politik mereka. dari jumlah maupun pengaruhnya dalam perumusan kebijaksanaan nasional Kata Kunci: sangatlah kecil. Keterlibatan perempuan dalam urusan politik pada masa kini sangat berbeda dengan kondisi perempuan dimasa lalu. I. PENDAHULUAN Perbedaan itu bisa karena kondisi sosio- Keterlibatan perempuan di kancah kultur maupun perkembangan zaman. politik bukanlah sesuatu hal yang baru. Berbagai permasalahan yang seringkali Dalam sejarah perjuangan kaum korbannya adalah para wanita seperti perempuan, partisipasi perempuan dalam penyiksaan terhadap TKW di luar negeri, pembangunan telah banyak kemajuan dan kekerasan dalam rumah tangga dicapai terutama di bidang pendidikan, (KDRT) menunjukkan lemahnya ekonomi, lembaga kenegaraan dan perlindungan hukum terhadap mereka. pemerintahan. Dalam sejarah perjuangan Semua permasalahan dan ketidakadilan kaum wanita Indonesia, kita mengenal tokoh-tokoh perempuan seperti R.A 1Eza, nove “Partisipasi Politik Perempuan di Kartini, Dewi Sartika, Nyi Ageng Serang, Indonesia” (Online) dsb. Mereka memperjuangkan hak-hak http://noveez.blogspot.co.id/2012/05/partisipasi- perempuan untuk dapat memperoleh politik-perempuan-di_26.html. (diakses pada 5 Otober 2015)

241 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan yang menimpa kaum hawa inilah yang Angka itu melonjak hampir dua kali nampaknya membuat kaum pejuang lipat jika dibandingkan dengan perempuan feminis menjadi geram. Mereka calon dalam periode awal pilkada (2005– menginginkan adanya sebuah perlindungan 2008). Mengutip data yang dihimpun secara legal yang terformulasikan berupa Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat aturan dalam suatu undang-undang. (JPPR), selama kurun awal pelaksanaan Partisipasi perempuan dibidang politik pilkada itu, perempuan kandidat hanya pada masa reformasi kini mengalami mencapai 3,8 persen dari 466 pilkada (134 perluasan peran menjadi anggota parlemen. orang).2 Partisipasi perempuan dalam pemilu Meski terbilang masih kecil, kenaikan legislatif menunjukan adanya kemajuan itu menandai perubahan peta sosio-politik bagi proses demokrasi yang berbudaya perempuan di daerah. Perempuan tak partisipatoris dan tentu saja hal ini hanya dipandang sejajar dalam rasio membuat kaum perempuan lebih kaya akan penduduk (101 laki-laki:100 perempuan), pemenuhan haknya. Dengan adanya tapi karena kemampuannya memimpin keterwakilan perempuan di Parlemen daerah. Lebih dari itu, perempuan diharapkan berbagai aspirasi yang pemimpin diharapkan lebih mampu berkaitan tentang masalah-masalah mengafirmasi (memihak) kebutuhan perempuan bisa “terinstitusionalisasikan” perempuan dalam kebijakan dan melalui berbagai produk politik yang pembangunan daerah. dibuat. Tingginya harapan terhadap Keterwakilan perempuan menjadi perempuan kontestan cukup wajar. Sebuah wakil rakyat adalah sebuah ikhtiar untuk studi multinegara menunjukkan bahwa memperjuangkan kepentingan kaum demokrasi dan kesetaraan gender perempuan dalam arena legislasi. Dengan merupakan dua variabel yang saling kedudukan mereka di parlemen diharapkan berkontribusi. Studi Caroline Beer pada kepentingan para kaum hawa dapat 2009 menemukan bahwa negara-negara terwakili. Akan tetapi, partisipasi kaum dengan demokrasi yang mapan dan wanita yang terlibat di parlemen tidak memberikan ruang yang sama untuk sebatas pemenuhan kuota belaka. Mereka perempuan dalam memilih serta tidak sekedar kuantitas tapi juga harus memegang jabatan publik memberikan memiliki kualitas yang menunjukan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kemampuan dirinya sebagai penyalur kapabilitas perempuan. Yakni, dalam aspirasi rakyat. Akhirnya, melihat peningkatan harapan hidup, angka fertilitas perjuangan kaum wanita diberbagai bidang lebih rendah dan ada perbaikan kehidupan termasuk bidang politik patut kesempatan kerja. kita hargai dan hormati selama itu berada Di tengah perdebatan akademis yang pada batas yang wajar dan tidak menyalahi saling tak selaras, faktanya, kehadiran aturan agama dan norma sosial. perempuan kepala daerah dan wakil kepala daerah masih relevan untuk mendorong II. HASIL DAN PEMBAHASAN politik afirmasi bagi perempuan. A. Fakta Partisipasi Politik Setidaknya tiga bidang utama yang Perempuan Di Indonesia bersinggungan dengan kehidupan Harus diakui, terjadi peningkatan perempuan masih membutuhkan partisipasi perempuan sebagai pasangan keberpihakan. Yakni, pendidikan, calon (paslon) dalam pilkada serentak kesehatan, dan angkatan kerja. 2015. Menurut data sementara KPU, dari 1.576 calon kepala daerah dan wakil 2Sobari, Wawan “Tak Otomatis Pro-Kaum Hawa” kepala daerah yang mendaftarkan diri, 115 (Online) http://www.jpip.or.id/artikelview-569-tak- di antaranya perempuan (7,3 persen). otomatis-prokaum-hawa.html (diakses pada 8 Oktober 2015).

242 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Menurut data BPS hingga 2013, angka perempuan usia 15 tahun ke atas partisipasi murni (APM) perempuan tidak/belum pernah sekolah. Jumlahnya memang lebih baik untuk jenjang SMP dan dua kali lipat lebih jika dibandingkan SMA. Namun, tingkat kepemilikan ijazah dengan penduduk laki-laki. Kategori yang perempuan (SMP, SMA, dan sama dialami perempuan melek huruf, diploma/sarjana) masih lebih rendah yang angkanya lebih rendah daripada laki- daripada laki-laki. Pun, angka penduduk laki (angka lihat grafis).

Sumber: BPS 2013-2014, diolah.

Dalam masalah kesehatan, masih ada Bagi perempuan bekerja, iklim sekitar 1,027 juta penduduk perempuan ketenagakerjaan belum sepenuhnya (0,83 persen) yang berobat jalan ke dukun afirmatif. Hingga 2012, survei BPS bersalin pada 2013. Angka tersebut menemukan bahwa rasio gaji perempuan meningkat hampir dua kali lipat dari 2009 terhadap laki-laki sebesar 0,8 poin. (0,42 persen). Perilaku berobat yang Artinya, bagi perempuan bekerja pun, berisiko itu cukup ironis dengan upaya- penghasilan belum setara. Kasus Jawa upaya penurunan angka kematian ibu saat Timur bisa sedikit memberikan penjelasan. melahirkan yang banyak di inisiatori Yakni, jumlah perempuan yang berposisi pemerintah dan daerah. Apalagi, penduduk sebagai tenaga kepemimpinan dan perempuan yang mengalami keluhan ketatalaksanaan jauh lebih sedikit kesehatan lebih banyak daripada laki-laki. ketimbang laki-laki (90,34 persen) pada Terkait dengan urusan ekonomi, 2013. perempuan (>15 tahun) yang bekerja jauh Bagi perempuan kepala rumah tangga lebih sedikit daripada laki-laki pada 2012. (KRT), situasi tersebut tentu merugikan. Situasi itu terjadi karena lebih banyak Berdasar status perkawinan, perempuan perempuan yang beraktivitas mengurus menjadi KRT pasca mengalami perceraian. rumah tangga ketimbang laki-laki. Angka Artinya tak kawin lagi. Angka perempuan tertinggi terutama pada perempuan KRT mencapai 82,56 persen pada 2013. kelompok usia 15–24 tahun. Baiknya, tren Mayoritas berstatus cerai mati (69,16 angka perempuan tak bekerja persen). Merujuk angka-angka itu, potensi menunjukkan penurunan tipis sejak 2009.

243 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan timbulnya kemiskinan baru cukup tinggi Permendagri lebih mengedepankan prinsip bila tidak ada intervensi pemerintah. kepatuhan dan kesatuan manajemen Seandainya dalam pilkada serentak keuangan negara daripada pendekatan 2015 lebih banyak perempuan kandidat pengarusutamaan serta pertimbangan terpilih, apakah akan menguntungkan perbedaan gender. posisi perempuan di daerah? Jawabannya Ada satu hal yang paling tak sesederhana ya atau tidak. Studi Kurnia memungkinkan didorong para perempuan Hastuti Dewi pada 2015 tentang kandidat untuk mengakomodasi kemenangan tiga perempuan sebagai kepentingan perempuan. Yakni, melakukan bupati dalam pilkada Kabupaten afirmasi isu-isu perempuan dalam visi, Pekalongan, Banyuwangi, dan Kebumen misi, dan program kampanye masing- menunjukkan hal sebaliknya. Pendekatan masing. Saat mereka memenangi pilkada, mereka terhadap isu-isu perempuan kepentingan perempuan akan lebih menunjukkan bahwa perempuan pemimpin terakomodasi dalam rencana pembangunan tidak otomatis mengadopsi perspektif jangka menengah daerah (RPJMD) sesuai perempuan dalam kebijakannya. isi kampanye. Fakta pendukung lain tampak dari B. Kendala-Kendala Partisipasi Politik perubahan indeks pembangunan gender Perempuan (IPG). Perbandingan IPG delapan daerah Untuk dapat terlibat dalam segala yang di pimpin bupati/wali kota aspek kegiatan politik bagi perempuan perempuan (Surabaya, Bantul, Kabupaten tidaklah mudah. Kondisi perempuan Kediri, dan Kartanegara) dan Indonesia yang dicapai sekarang ini bupati/wali kota laki-laki (Kabupaten terbentuk oleh adanya kendala yang Blitar, Bantaeng, Kota Bandung, dan menghambat partisipasi politiknya. Samarinda) menunjukkan data yang tak Kendala pokok yang sering sekali konsisten. Sepanjang 2009–2013, dipergunakan sebagai alasan lemahnya akumulasi perbaikan IPG Surabaya lebih partisipasi politik perempuan, dapat tinggi daripada tiga daerah lain yang sama- dikelompokkan menjadi dua, yakni sama dipimpin perempuan. Namun, hambatan internal dan hambatan eksternal. Bantaeng di bawah kepemimpinan Prof Dr Hambatan internal berupa H M. Nurdin Abdullah berhasil keengganan besar perempuan untuk meningkatkan angka IPG lebih baik dalam terlibat dalam kegiatan politik. kurun yang sama. Keengganan ini dikarenakan soso-kultural Situasi yang tak menguntungkan kaum mereka yang belum memungkinkan bisa hawa itu sebenarnya bukan kesalahan aktif menyuarakna dan menyampaikan daerah semata. Rezim regulasi otonomi keinginan serta aspirasinya di bidang daerah menjadi salah satu penyebab. politik. Aktivitas dianggap tidak layak bagi Pertama, hingga pemberlakuan UU perempuan, karena sifat-sifatnya yang jauh 32/2004, desain pemberdayaan perempuan dari citra perempuan. Dunia politik di ditetapkan sebagai desentralisasi naggap “keras”, “kotor”, dan penuh dengan kewenangan. Karena itu, daerah tidak muslihat sehingga dianggap tidak cocok cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan untuk citra perempuan. gender (praktis dan strategis) dalam Lingkungan social budaya yang perencanaan pembangunan. kurang mendukung pengembangan potensi Kedua, permendagri yang mengatur perempuan, antara lain wawasan orangtua, pedoman penyusunan APBD cenderung adat, penafsiran terhadap ajaran agama melemahkan upaya pengarusutamaan yang tidak tepat, tingkat pendapatan gender. Alasannya, permendagri keluarga, dan system penddidikan yang menetapkan kode-kode belanja daerah diskriminatif. Masih lekatnya budaya berdasar kewenangan yang didelegasikan. tradisional dan kecilnya akses wanita pada

244 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan penguasaan factor social ekonomi • Kelaziman “model maskulin” menyebabkan terbentuknya image dalam mengenai kehidupan politik dan badan- diri perempuan bahwa memang sewajarnya badan pemerintahan hasil pemilihan. mereka berada di belakang pria. • Kurangnya dukungan partai, seperti Kendala eksternal menurut Afan terbatasnya dukungan dana bagi Gaffar antara lain dari birokrasi yang kandidat perempuan; terbatasnya akses paternalistic, pola pembangunan ekonomi untuk jaringan politik, dan meratanya dan politik yang kurang seimbang dan standar ganda. kurang berfungsinya partai politik. • Kurangnya hubungan dan kerja sama Kendala pokok lemahnya partisipasi dengan organisasi publik lainnya, politik perempuan antara lain berada pada seperti serikat dagang (buruh) dan lingkungan social budaya yang kurang kelompok-kelompok perempuan. mendukung pengembangan potensi • Tiadanya sistem pelatihan dan perempuan. Selain itu dapat pula pendidikan yang dibangun dengan bersumber dari kebijaksanaan baik, baik bagi kepemimpinan pembangunan politik yang kurang perempuan pada umumnya, maupun memadai serta kurang berfungsinya partai bagi orientasi perempuan muda pada politik. Peningkatan partisipasi politik kehidupan politik khususnya. perempuan dapat diupayakan antara lain • Hakikat sistem pemilihan, yang dengan melalui pendidikan politik yang barangkali atau tidak mungkin mampu menciptakan kemampuan dan menguntungkan bagi kandidat kesadaran perempuan akan hak dan perempuan. kewajibannya di bidang politik. C. Upaya Peningkatan Partisipasi Dalam hal ini memang tidak terlepas Politik Perempuan dari keberadaan laki-laki yang secara luas Dalam upaya peningkatan perempuan mendominasi arena politik, laki-laki sangat di bidang politik perlu pemahaman dan dominan dalam memformulasikan aturan- analisis secara menyeluruh sehingga aturan permainan politik; dan laki-laki lah dihasilkan suatu rekomendasi yang sering mendefinisikan standar untuk kebijkasanaan yang tepat. Bebeapa peluang evaluasi. Lebih jauh, kehidupan politik bagi perempuan untuk meningkatkan sering diatur sesuai dengan norma-norma kualitas perannya dibidang politik antara dan nilai-nilai laki-laki, dan dalam lain: beberapa kasus, bahkan menurut gaya • Pasal 17 dan 21 UUD 1945 hidup laki-laki. Sebagai contoh, model • GBHN yang sejak tahun 1978 politik didasarkan pada ide “pemenang dan • Konferensi-konferensi perempuan pecundang”, kompetisi dan konfrontasi, sedunia bukan atas dasar saling menghormati, Peluang-peluang yang mendukung kolaborasi dan penciptaan konsensus. tersebut, memang pada akhirnya akan Lingkungan ini sering bertentangan dengan dikembalikan kepada perempuan untuk perempuan. Keberadaan dari model yang memanaatkannya atau tidak. Namun bila didominasi laki-laki ini menyebabkan mengingat besarnya potensi yang ada pada perempuan menolak politik secara perempuan Indonesia yang secara kuantitas keseluruhan atau menolak politik gaya lebih besar daripada pria, maka laki-laki. Jadi, ketika perempuan sewajarnyalah bila peluang dan potensi berpartisipasi dalam politik, mereka tersebut tidak disia-siakan. cenderung melakukannya dalam jumlah Perempuan dalam pengembangan kecil. kiprahnya sebagai warganegara Di antara kendala-kendala politik yang mempunyai harapan sebagai pemilik masa dihadapi perempuan, yang utama adalah: depan bangsa yang secara fungsional mampu menempatkan diri sebagai tenaga

245 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pembaharu, dinamisator dan katalisator tahun 1992 menjadi 9,2% pada tahun untuk pembangunan nasional. Oleh karena 1999. itu perempuan dalam menghadapi Keadaan ini mengakibatkan terjadinya tantangan globalisasi harus membekali pengesahan dan penerapan berbagai dirinya dengan ilmu, teknologi dan produk hukum (UU dan peraturan) dan berbagai macam kemampuan dan penetapan prioritas program-progam keterampilan di berbagai bidang kehidupan pembangunan di tingkat nasional dan lokal seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sama sekali tidak mencerminkan bangsanya. kesetaraan politik, keadilan sosial, maupun Upaya untuk mengentaskan kepentingan kaum perempuan. Dua isu ketidakberdayaan perempuan yang penting yang dibahas pada Konferensi berkaitan dengan kualitas perannya PBB tentang Perempuan di Beijing, tahun dibidang politik, yang pertama adalah 1995, adalah perlunya meningkatkan menghilangkan segala bentuk diskriminasi jumlah kaum perempuan di dunia politik terhadap perempuan di pentas politik untuk serta memperkokoh basis kekuatan mangaktualisasikan kemampuannya. Hal mereka. Partisipasi aktif pemerintah tersebut tidak hanya selaras dengan tujuan Indonesia dalam konferensi itu pembangunan nasional, tetapi juga karena ditindaklanjuti dengan digelarnya berbagai jumlah perempuan adalah separuh dari lokakarya, seminar, dan konferensi oleh jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena perempuan anggota parpol dan parlemen itu, sangatlah wajar bila ada wakil yang yang disponsori oleh Kementerian Negara dapat menyuarakan aspirasi politik mereka. Pemberdayaan Wanita. Peran perempuan Indonesia di pentas Semua kegiatan itu dimaksudkan politik sudah waktunya mendapat porsi untuk memperkokoh jaringan aktivis yang proporsional. Seyogyanya tidak ada perempuan serta melobi lembaga-lembaga lagi ucapan yang meragukan terkait agar memasukkan isu jender dan kemampuannya untuk tampil di pentas kuota perempuan dalam proses-proses politik. Oleh karena itulah harus adanya legislatif. Meningkatnya partisipasi politik gerakan yang mendorong untuk perempuan baik di tingkat lokal maupun terwujudnya kebijakan pemerintah yang nasional akan berpengaruh pada karakter memiliki kepekaan gender. demokrasi Indonesia bagi seluruh warga Untuk membicarakan upaya negara. Memperkuat partisipasi politik, memperkuat partisipasi politik perempuan berarti menempuh upaya-upaya yang tak di Indonesia kita harus menempatkannya di hanya terbatas pada meningkatkan jumlah dalam konteks transisi yang tengah dialami perempuan di dunia politik, namun juga bangsa Indonesia menuju ke sistem politik memperbaiki kinerja dan keberhasilan yang lebih demokratis. Inti demokrasi perempuan dalam berpolitik, mengkaji adalah upaya menjamin kesetaraan politik dampak yang ditimbulkan partisipasi bagi seluruh warga, tak terkecuali mereka di dalam sistem politik, memonitor kelompok marjinal dan kaum minoritas. perkembangan agenda politik, dan Meskipun secara demografis mayoritas memantau isu-isu yang muncul seiring penduduk Indonesia adalah perempuan, dengan keterlibatan mereka di dalam mereka tak lebih dari mayoritas bisu sistem politik. kelompok besar yang termarjinalisasi Isu pemberdayaan perempuan secara politis, sosial, kultural dan sebenarnya belum mendapat porsi dan ekonomis yang hampir selalu absen pada kedudukan yang sebanding dengan diskusi proses-proses pengambilan keputusan. mengenai peningkatan jumlah perempuan Sebagai contoh, representasi perempuan di di parlemen. Akan tetapi, diskusi-diskusi DPR mengalami penurunan dari 12% pada yang digelar selama konferensi nasional dan lokakarya regional sudah maju

246 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan selangkah dalam meningkatkan kesadaran di kota mencapai Rp 903.085, sedangkan ke arah itu. rerata pengeluaran warga yang tinggal di III. Kesimpulan desa hanya Rp 505,461. Dengan besaran Politik afirmasi atau pengutamaan pengeluaran yang timpang, perempuan di tidak sekadar ditujukan demi mengurangi desa memiliki kapasitas memilih yang kesenjangan dampak pembangunan lebih kecil dalam menentukan prioritas terhadap perempuan. Di luar isu gender, pengeluaran dan manajemen keuangan para perempuan kandidat, termasuk laki- skala rumah tangga. laki, mesti memperhatikan situasi Terakhir, keragaman budaya yang ketidakseimbangan lain. Isu-isu berikut tinggi. Posisi kultural perempuan berbeda tidak kalah urgen untuk diseriusi. di tiap nilai-nilai budaya yang berkembang Pertama, kesenjangan antardaerah. di masyarakat. Misalnya, ada perbedaan Beberapa provinsi di Indonesia antara posisi kultural perempuan dalam menghadapi kondisi ketertinggalan capaian budaya dan adat Jawa dan Papua. Juga, pembangunan lebih parah daripada daerah tingkat penerimaan dan keterbukaan lain. Penduduk perempuan di Papua terhadap perubahan berbeda untuk setiap menghadapi kesenjangan lebih parah kultur dan adat. daripada kaum hawa di provinsi lain. Untuk itu, akan tampak naif bila Misalnya, angka buta huruf perempuan politik afirmasi hanya mempertimbangkan mencapai 37,04 persen pada 2013. perbedaan kebutuhan gender. Sebab, Padahal, rerata angka nasional hanya 7,69 secarafaktual sumber perbedaan yang persen. mendiskriminasi perempuan meliputi pula Contoh disparitas lain tampak pada disparitas antar wilayah, karakter kawasan status kesehatan perempuan. Persentase tempat tinggal, serta variasi nilai budaya penduduk perempuan yang mempunyai dan adat keluhan kesehatan di Daerah Istimewa A. Saran Jogjakarta (37,86 persen) dan Nusa Niat perempuan menjadi calon Tenggara Timur (37,16 persen) jauh lebih kepala/wakil kepala daerah pada pemilihan tinggi daripada angka rerata nasional kepala daerah serentak masih minim. sebesar 28,68 persen. Angka keluhan Jumlahnya hanya 116 orang atau 7,32 kesehatan daerah lain jauh lebih kecil, persen dari 1.584 calon. Padahal, jika seperti Maluku Utara (16,32 persen) dan menjadi pemimpin daerah, mereka dapat Papua (19,19 persen). mendorong kebijakan yang pro perempuan. Kedua, kesenjangan desa dan kota. Dari 1.584 orang yang memenuhi Perempuan di desa mengalami syarat untuk mengikuti pilkada serentak, ketidaksetaraan lebih parah daripada di hanya 116 orang atau 7,3 persen yang kota. Persentase penduduk perempuan usia merupakan perempuan.meskipun jumlah 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah calon kepala daerah perempuan bisa saja sekolah di kawasan perdesaan (10,14 bertambah karena belum termasuk empat persen) dua kali lipat lebih besar daripada daerah yang penetapan calonnya baru di perkotaan (4,46 persen). Begitu pula 262 daerah, persentase keberadaan perempuan yang menjadi KRT berstatus perempuan tidak akan berubah atau tak cerai hidup dan cerai mati di perdesaan akan lebih dari 8 persen. Keempat daerah (85,77 persen) lebih besar ketimbang yang calon kepala daerahnya belum perempuan KRT di perkotaan (79,54 ditetapkan adalah Surabaya, Denpasar, persen). Minahasa Selatan, dan Kutai Kartanegara. Ironisnya, ketimpangan itu terjadi di Adapun dari jumlah 116 calon tengah situasi perbedaan pengeluaran yang perempuan tersebut, sebanyak 54 orang cukup kontras. Pada 2013 rata-rata maju sebagai calon kepala daerah dan 62 pengeluaran per kapita sebulan penduduk orang lainnya maju sebagai calon wakil

247 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kepala daerah. Dari jumlah yang maju Nadezhda Shvedova.”Kendala-kendala sebagai kepala daerah, terbanyak adalah terhadap Partisipasi Perempuan mantan anggota DPR/DPD/DPRD. dalam Parlemen,” Sementara dari yang maju sebagai calon wakil kepala daerah, terbanyak adalah http://pecintapena.wordpress.com/2011/06/ kader partai. 04/peran-perempuan-di-parlemen/ Oleh karena itu diperlukan kebijakan http://koran.republika.co.id/koran/0/14991 afirmasi perempuan di parpol dengan 3/mendorong-partisipasi-perempuan/ merevisi Undang-Undang Partai Politik dan menyebutkan secara eksplisit atau Sobari, Wawan “Tak Otomatis Pro-Kaum harus minimal 30 persen, bukan Hawa” (Online) "memperhatikan keterwakilan" 30 persen http://www.jpip.or.id/artikelview- di kepengurusan partai. 569-tak-otomatis-prokaum- Untuk jalur perseorangan atau hawa.html (diakses pada 8 Oktober independen, revisi UU Pilkada di 2015). antaranya dengan memberikan kemudahan syarat dukungan dan kelonggaran waktu bagi calon perempuan yang maju.

Daftar Pustaka

Bruce A. Chodwick, Social Science Research Methods, terj. Sulistia (dkk), Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Semarang: IKIP Semarang Press, 1991. Cakrawala Pendidikan,”Parisipasi Politik dalam Upaya Peningkatan Partisipasi Politik Wanita”, 1997. Eza, Nove “Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia” (Online) http://noveez.blogspot.co.id/2012/05/ partisipasi-politik-perempuan- di_26.html. (diakses pada 5 Otober 2015) Gaffar,Afan, “Partisipasi Politik di Indonesia,” vol:3 Francisia Sse Seda, “Politik Perempuan: Bukan Jumlah Semata,” Keaggotaan Wanita di MPR 1971-1992 (Lembaga Pemilihan Umum 1992). M.Darwin,Muhadjir,”Negara dan Perempuan,”Yogyakarta:2005.

248 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

KUALITAS PELAYANAN RSUD KABUPATEN MIMIKA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT Oleh : Muhammad Khozin Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Pelayanan publik Adapun teknik analisis yang digunakan yang diselenggarakan oleh aparatur adalah metode analisis kualitatif. Hasil pemerintah dewasa ini masih banyak penelitian menunjukkan kinerja mendapatkan sorotan. Banyak pelayanan RSUD Kabupaten Mimika kelemahan yang masih kita jumpai adalah “cukup baik”, yang ditunjukkan sehingga belum dapat memenuhi dengan score 2,80. Adapun 4 unsur yang kualitas yang diharapkan masyarakat. mendapatkan penilaian mutu kinerja Salah satu upaya untuk meningkatkan terendah adalah waktu pelayanan; kualitas pelayanan publik adalah perilaku pelaksana; maklumat perlunya untuk dilakukan survei pelayanan; dan mekanisme penanganan kepuasan masyarakat sebagai tolok pengaduan, saran dan masukan. ukur untuk menilai tingkat kualitas Sedangkan unsur yang mendapatkan pelayanan. Rumah Sakit Umum Daerah apresiasi tertinggi adalah unsur Mimika sebagai salah satu unit dari persyaratan dan kompetensi pelaksana. organisasi publik yang bertugas Sehingga perlu direkomendasikan melakukan pelayanan kepada adanya program – program masyarakat juga harus melakukan peningkatan kapasitas, penambahan pengolahan terhadap survey kepuasan fasilitas pojok pengaduan, serta masyarakat. Lalu bagaimanakah penyusunan standar pelayanan publik. kualitas pelayanan RSUD Kabupaten Mimika kepada pelanggannya?. Kajian ini mengupas kualitas pelayanan dilihat dari 15 unsur pelayanan sesuai UU Kata Kunci — pelayanan publik, nomor 25 Tahun 2009 tentang kualitas pelayanan, kepuasan masyarakat pelayanan publik. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan sebagai bahan untuk I. PENDAHULUAN menetapkan kebijakan dalam rangka A. Latar Belakang Masalah peningkatan kualitas pelayanan publik. Sebagai negara berkembang, salah Jenis Penelitian ini adalah deskriptif- satu isu yang terus disorot di negara kita eksploratif dengan unit analisis adalah ketimpangan hak dan kewajiban pelanggan/pengguna pelayanan. warga negara dengan kewajiban Adapun teknik pengambilan sample pemenuhan kesejahteraan yang harus yang digunakan adalah metode SRS dilaksanakan oleh Pemerintah. (Stratified Random Sampling). Hakekat dari adanya pemerintah Sedangkan data dikumpulkan dengan adalah untuk melayani masyarakat. menggunakan kuisioner, observasi, Dengan berbagai program dan kegiatannya dokumentasi, interview dan referensi. pemerintah selalu berupaya untuk mempermudah dan mensejahterakan

249 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kehidupan masyarakatnya. Berbicara Indonesia berbagai usaha dilakukan program dan kegiatan pemerintah adalah pemerintah untuk meningkatkan kualitas berbicara pelayanan publik. Hal ini pelayanan masyarakat, namun sampai sebagaimana tercermin dalam maksud dan sejauh ini pelayanan masih belum cukup tujuan setiap program dan kegiatan pada memuaskan. semua level pemerintahan yang Salah satu upaya untuk kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, mensejahterakan rakyat. sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Pelayanan publik merupakan undang Republik Indonesia Nomor 25 persoalan yang cukup rumit. Tuntutan Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, masyarakat akan kualitas pelayanan yang perlu dilakukan survei kepuasan lebih bermutu mewajibkan pemerintah masyarakat sebagai tolok ukur untuk untuk berpikir lebih keras lagi. Tak jarang menilai tingkat kualitas pelayanan. Di dalam penyelenggaraannya pemerintah samping itu data kepuasan masyarakat harus menggandeng sektor swasta yang dapat menjadi bahan penilaian terhadap dikenal lebih baik dalam memberikan pelayanan yang masih perlu perbaikan dan pelayanan kepada customernya. menjadi pendorong setiap unit Pelayanan publik yang penyelenggara pelayanan untuk diselenggarakan oleh aparatur pemerintah meningkatkan kualitas pelayanannya. dewasa ini masih banyak mendapatkan Untuk mengukur kepuasan masyarakat sorotan. Berbagai kelemahan kita jumpai terhadap pelayanan yang diberikan unit- sehingga belum dapat memenuhi kualitas unit pelayanan pemerintah adalah melalui yang diharapkan masyarakat. Hal ini survei kepuasan masyarakat. ditandai dengan masih adanya berbagai Rumah Sakit Daerah sebagai salah keluhan masyarakat yang disampaikan satu unit dari organisasi publik yang melalui media massa, sehingga dapat bertugas melakukan pelayanan kepada menimbulkan citra yang kurang baik masyarakat juga harus melakukan terhadap aparatur pemerintah. Mengingat pengolahan terhadap survey kepuasan fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat atas produk layanan yang masyarakat, maka pemerintah perlu terus selama ini mereka berikan. Mutu suatu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan hanya dapat diketahui setelah pelayanan. dilakukan penelitian baik terhadap tingkat Fenomena pelayanan masyarakat kesempurnaan, sifat, totalitas dan wujud sekarang masih diwarnai pelayanan yang serta ciri dan ataupun terhadap kepatuhan sulit untuk diakses, prosedur yang berbelit- para penyelenggara terhadap standar yang belit, biaya tak jelas dan terjadi KKN. telah ditetapkan. Dalam praktek sehari-hari Oleh sebab itu pelayanan masyarakat di melakukan penilaian tidaklah mudah. Indonesia harus meningkatkan kualitas Penyebab utamanya ialah karena mutu pelayanannya, agar memuaskan pelayanan tersebut bersifat multidimensi. masyarakat penggunanya. Hanya dengan Tiap orang tergantung dari latar belakang memberikan pelayanan yang dan kepentingan masing-masing dapat saja berkualitaslah maka kepuasan pelanggan melakukan penilaian dari dimensi yang dapat diwujudkan (MenPan,2004). berbeda. Suatu pelayanan dinilai Penelitian yang dilakukan oleh Smith memuaskan bila pelayanan itu dapat dan Mizner (Azrul Anwar; 1996:25) memenuhi kebutuhan, keinginan dan mengatakan adanya perbedaan dimensi harapan pelanggan. Apabila pelanggan penilaian sebagai berikut. Untuk para merasa tidak puas terhadap suatu dokter sebagai penyelenggara pelayanan pelayanan yang disediakan, maka akan kesehatan, dimensi mutu pelayanan yang berdampak pada kunjungan pelanggan. Di dipandang paling penting adalah

250 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pengetahuan ilmiah yang dimiliki dokter Kabupaten Mimika?. Tulisan ini akan (80%), perhatian dokter secara pribadi mengupas kualitas pelayanan RSUD kepada pasien (60%), keterampilan yang Mimika berdasarkan persepsi masyarakat dimiliki dokter (50%), serta kenyamanan yang dilayaninya. Kajian ini dilakukan pelayanan yang dirasakan oleh pasien dengan berpedoman pada Peraturan (8%). Menteri Pembedayaan Aparatur Negara Tetapi untuk pasien sebagai pemakai dan Reformasi Birokrasi Nomo1 16 Tahun jasa pelayanan kesehatan dimensi 2014 tentang Survey Kepuasan pelayanan yang paling penting adalah Masyarakat efisiensi pelayanan kesehatan (45%), perhatian dokter secara pribadi pada pasien B. Maksud dan Tujuan Penelitian (40%), keterampilan dokter (35%), serta Untuk mengetahui tingkat kinerja unit kenyamanan yang dirasakan oleh pasien pelayanan sebagai bahan untuk (35%). menetapkan kebijakan dalam rangka Dari perbedaan dimensi diatas peningkatan kualitas pelayanan publik dapat ditarik kesimpulan bahwa hakekat yang lebih baik. dasar diselenggarakannya pelayanan kesehatan rumah sakit adalah untuk C. Kerangka Teoritik memenuhi kebutuhan dan tuntutan C.1. Pelayanan Publik masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Menurut A.S. Moenir (1995:7) Sehingga kesehatan masyarakat dapat "Pelayanan umum adalah suatu usaha terpelihara, dan mutu pelayanan yang yang dilakukan kelompok atau seseorang dikaitkan dengan kehendak untuk atau birokrasi untuk memberikan bantuan memenuhi kebutuhan serta tuntutan kepada masyarakat dalam rangka pemakai jasa pelayanan yang menunjuk mencapai suatu tujuan tertentu". pada tingkat kesempurnaan pelayanan Pelayanan merupakan kegiatan utama kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan pada orang yang bergerak di bidang jasa, tuntutan setiap pasien. Makin sempurna baik itu orang yang bersifat komersial pemenuhan kebutuhan dan tuntutan ataupun yang bersifat non komersial. tersebut makin baik pula mutu pelayanan Namun dalam pelaksanaannya terdapat kesehatan di rumah sakit. perbedaan antara pelayanan yang Makin meningkatnya kecerdasan dilakukan oleh orang yang bersifat dan wawasan masyarakat akan hak dan komersial yang biasanya dikelola oleh kewajibannya menjadikan masyarakat pihak swasta dengan pelayanan yang lebih kritis dalam menerima pelayanan dilaksanakan oleh organisasi non dari Pemerintah. Sebagai bahan masukan komersial yang biasanya adalah dalam pelaksanaan evaluasi pemerintah. penyelenggaraan pelayanan publik yang Jadi dapat disimpulkan bahwa dilaksanakan oleh pemerintah sudah pelayanan publik adalah segala bentuk saatnya pemerintah pada setiap tingkatan jasa pelayanan baik dalam bentuk barang melakukan survei kepuasan pelanggan. publik maupun jasa publik yang pada Adalah RSUD Kabupaten Mimika prinsipnya menjadi tanggungjawab dan sebuah institusi milik Pemerintah yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di menyediakan penyelenggaraan pelayanan pusat, di daerah dalam rangka pelaksanaan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten ketentuan peraturan perundang- undangan. Mimika. Karaktersitik masyarakat Adapun unsur-unsur pelayanan publik Kabupaten Mimika yang mulai heterogen menurut A.S. Moenir (1995:8) adalah: menjadi tantangan tersendiri bagi RSUD a. Sistem, Prosedur dan Metode dalam penyelenggaraan pelayanan. Lalu Yaitu di dalam pelayanan publik perlu bagaimanakah kualitas pelayanan RSUD adanya sistem informasi, prosedur dan

251 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

metode yang mendukung kelancaran pelayanan publik antara lain adalah : pelayanan. a. Kesederhanaan b. Personil, terutama ditekankan pada Prosedur pelayanan publik tidak perilaku aparatur, dalam pelayanan berbelit-belit, mudah dipahami dan publik aparatur pemerintah selaku mudah dilaksanakan. personil pelayanan harus profesional, b. Kejelasan disiplin dan terbuka terhadap kritik dari Persyaratan teknis dan administratif pelanggan atau masyarakat. pelayanan publik; unit kerja atau c. Sarana dan prasarana pejabat yang berwenang dan Seperti peralatan dan ruang kerja serta bertanggung jawab dalam fasilitas pelayanan publik. memberikan pelayanan dan d. Masyarakat sebagai pelanggan penyelesaian keluhan atau persoalan Masyarakat sebagai pelanggan dan sengketa dalam pelaksanaan sangatlah heterogen baik tingkat pelayanan publik; rincian biaya pendidikan maupun perilakunya. pelayanan publik dan tata cara Sedangkan azas-azas dalam pembayaran. pelayanan publik menurut Lijan Poltak c. Kepastian waktu Sinambela (2008:6) tercermin dari: Pelaksanaan pelayanan publik dapat a. Transparansi diselesaikan dalam kurun waktu yang Bersifat terbuka, mudah dan dapat telah ditentukan. diakses oleh semua pihak yang d. Akurasi membutuhkan dan disediakan secara Produk pelayanan publik diterima memadai serta mudah dimengerti. dengan benar, tepat dan sah. b. Akuntabilitas e. Keamanan Dapat dipertanggungjawabkan sesuai Proses dan produk pelayanan publik dengan ketentuan peraturan memberikan rasa aman dan kepastian perundang- undangan. hukum. c. Kondisional f. Tanggung jawab Sesuai dengan kondisi dan Pimpinan penyelenggara pelayanan kemampuan pemberi dan penerima publik atau pejabat yang ditunjuk pelayanan dengan tetap berpegang bertanggungjawab atas pada prinsip efisiensi dan efektivitas. penyelenggaraan pelayanan dan d. Partisipatif penyelesaian keluhan atau persoalan Mendorong peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan publik. dalam penyelenggaraan pelayanan g. Kelengkapan sarana dan prasarana publik dengan memperhatikan Tersedianya sarana dan prasarana aspirasi, kebutuhan dan harapan kerja dan pendukung lainnya yang masyarakat. memadai termasuk penyediaan sarana e. Keamanan Hak teknologi telekomunikasi dan Tidak diskriminatif dalam arti tidak informatika. membedakan suku, agama, ras, h. Kemudahan akses golongan, gender dan status ekonomi. Tempat dan lokasi serta sarana f. Keseimbangan Hak dan kewajiban pelayanan yang memadai, mudah Pemberi dan penerima pelayanan dijangkau oleh masyarakat, dan dapat publik harus memenuhi hak dan memanfaatkan teknologi kewajiban masing- masing pihak. telekomunikasi dan informatika. Dalam proses kegiatan pelayanan i. Kedisiplinan, kesopanan dan diatur juga mengenai prinsip pelayanan keramahan sebagai pegangan dalam mendukung Pemberi pelayanan harus bersikap jalannya kegiatan. Adapun prinsip disiplin, sopan dan santun, ramah,

252 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

serta memberikan pelayanan dengan menyenangkan, tidak mengandung ikhlas. kesalahan, mengikuti proses dan prosedur j. Kenyamanan yang telah ditetapkan lebih dahulu." Lingkungan pelayanan harus tertib, Jadi pelayanan yang berkualitas itu teratur, disediakan ruang tunggu yang tidak hanya ditentukan oleh pihak yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang melayani, tetapi juga pihak yang ingin indah dan sehat serta dilengkapi dipuaskan. Menurut Parasuraman dan dengan fasilitas pendukung pelayanan kawan-kawan ada beberapa kriteria yang seperti parkir, toilet, tempat ibadah, menjadi dasar penilaian konsumen dan lain- lain. terhadap pelayanan yaitu : a. Bukti langsung (tangible), meliputi C.2. Kualitas Pelayanan fasilitas fisik, perlengkapan, 1. Pengertian Kualitas Pelayanan pegawai dan sarana komunikasi. Pemberian pelayanan yang baik b. Keandalan (reliability) yakni merupakan salah satu upaya organisasi kemampuan memberikan untuk menciptakan kepuasan bagi pelayanan yang dijanjikan dengan konsumennya. Jika konsumen merasa segera, akurat dan memuaskan. telah mendapatkan pelayanan yang baik c. Daya tanggap (responsiveness) berarti organisasi mampu memberikan yaitu keinginan para staf untuk pelayanan yang baik pula. Demikian pula membantu para pelanggan dan sebaliknya, pelayanan tidak dapat memberikan pelayanan dengan diuraikan secara obyektif seperti sebuah tanggap. produk, melainkan merupakan interaksi d. Jaminan (assurance) mencakup sosial dengan subyektivitas, lebih pengetahuan, kemampuan dan sifat tergantung pada nilai, perasaan dan dapat dipercaya yang dimiliki para perilaku. staf bebas dari bahaya, resiko dan Menurut Wyckcof dan Lovelock keragu- raguan. dalam bukunya yang dikutip dan e. Empati, meliputi kemudahan diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono (2000 dalam melakukan hubungan : 60) ada dua faktor utama yang komunikasi yang unik, perhatian mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu individu, memahami kebutuhan respected service dan perceived service. para pelanggan (Fandy Tjiptono, Apabila jasa yang diterima atau dirasakan 2001:70) (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa C.4. Kepuasan Masyarakat dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Kepuasan adalah tingkat perasaan Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih seseorang setelah membandingkan hasil rendah daripada yang diharapkan, maka yang dirasakan dengan harapannya (Oliver kualitas jasa yang dipersepsikan buruk. : 1980). Baik tidaknya kualitas jasa tergantung Untuk menciptakan kepuasan pada kemampuan penyedia jasa dalam layanan sebuah rumah sakit, maka rumah memenuhi harapan pelanggannya secara sakit tersebut harus menciptakan dan konsisten. mengelola suatu sistem untuk memperoleh Masyarakat akan merasa puas pelanggan yang lebih banyak dan apabila mereka mendapatkan suatu kemampuan untuk mempertahankan.1 pelayanan yang berkualitas. A.S. Moenir Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan (1995:204) mengemukakan pendapat yang dapat memuaskan setiap pemakai mengenai konsep pelayanan yang efektif sebagai suatu pelayanan yang berkualitas 1 J. Supranto MA, Pengukuran Tingkat adalah "Layanan yang cepat, Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarat, Hal. 227-236

253 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan jasa pelayanan publik sesuai dengan penerapan standar pelayanan standar dan kode etik profesi yang telah profesi.. ditetapkan. Secara umum dimensi d. Keamanan tindakan kepuasan tersebut dibedakan menjadi dua, Untuk dapat terselenggaranya yaitu2 : pelayanan yang bermutu, aspek 1. Kepuasan yang mengacu hanya pada keamanan tindakan ini harus penerapan standar dan kode etik diperhatikan. profesi. Di sini ukuran kepuasan 2. Kepuasan yang mengacu pada pemakai jasa pelayanan publik penerapan semua persyaratan terbatas hanya pada kesesuaian pelayanan kesehatan. dengan standar serta kode etik profesi a. Ketersediaan pelayanan saja. Dengan pendapat ini, maka Karena kepuasan mempunyai ukuran-ukuran pelayanan publik yang hubungan erat dengan mutu bermutu hanya mengacu pada pelayanan, maka sering penerapan standar serta kode etik disebutkan suatu pelayanan profesi yang baik saja. Dengan kesehatan bermutu apabila ukuran-ukuran yang dimaksud pada pelayanan publik tersedia di dasarnya mencakup penilaian terhadap masyarakat. kepuasan pasien mengenai; b. Penerimaan pelayanan a. Hubungan pelayanan dengan Dapat diterima atau tidak pelanggan pelayanan sangat menentukan Adalah sangat diharapkan setiap puas atau tidaknya masyarakat pelayan dapat dan bersedia terhadap pelayanan tersebut. memberikan perhatian yang c. Keterjangkauan pelayanan cukup kepada masyarakat secara Pelayanan kesehatan yang terlalu pribadi, menampung dan mahal tidak akan dapat dijangkau mendengarkan segala keluhan oleh semua pemakai jasa serta menjawab dan memberikan pelayanan kesehatan dan karena keterangan sejelas-jelasnya tidak akan memuaskan tentang segala hal yang ingin masyarakat. diketahui oleh masyarakat. d. Efisiensi pelayanan b. Kenyamanan Pelayanan Untuk meningkatkan kepuasan, Kenyamanan pelayanan yang perlu diupayakan peningkatan dimaksud disini tidak hanya efisiensi pelayanan, karena puas menyangkut fasilitas yang atau tidaknya pemakai jasa disediakan, tetapi yang terpenting pelayanan akan dipengaruhi juga lagi menyangkut sikap serta oleh efisiensi pelayanan, tindakan pelaksana ketika e. Mutu Pelayanan menyelenggarakan pelayanan. Suatu pelayanan bisa dikatakan c. Pengetahuan dan kompetensi bermutu apabila pelayanan teknis tersebut dapat memberikan Menyelenggarakan pelayanan kepuasan serta tindakan-tindakan yang didukung oleh pengetahuan yang dilakukan nyaman. kompetensi teknis bukan saja Jika dibandingkan antara kedua merupakan bagian dari kewajiban kelompok dimensi kepuasan ini, maka etik, tetapi juga merupakan akan segera tampak bahwa dimensi kewajiban prinsip pokok kepuasan yang kedua bersifat ideal, karena sesungguhnya penyelenggaraan pelayanan 2 Azrul Anwar, Menjaga Mutu Pelayanan kesehatan yang memuaskan pasien Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Hal. 30-36

254 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan tidaklah semudah yang diperkirakan tetapi Adapun ruang lingkup Survei tetap dilaksanakan. Kepuasan Masyarakat dalam peraturan ini meliputi : C.5. Survei Kepuasan Masyarakat a.Persyaratan Menurut Peraturan Menteri Persyaratan adalah syarat yang harus Pendayagunaan Aparatur Negara dan dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis Reformasi Birokrasi No 16 Tahun 2014 pelayanan. Seiring kemajuan teknologi dan b. Prosedur tuntutan masyarakat dalam hal pelayanan, Prosedur adalah tata cara pelayanan unit penyelenggara pelayanan publik yang dibakukan bagi pemberi dan dituntut untuk memenuhi harapan penerima pelayanan, termasuk masyarakat dalam melakukan perbaikan pengaduan. pelayanan. Pelayanan publik yang c.Waktu pelayanan dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini Waktu pelayanan adalah jangka waktu belum memenuhi harapan masyarakat. Hal yang diperlukan untuk menyelesaikan ini dapat lihat dari masih banyaknya seluruh proses pelayanan dari setiap keluhan masyarakat yang disampaikan jenis pelayanan. melalui media masa dan jaringan sosial, d. Biaya/Tarif sehingga memberikan dampak buruk Biaya/Tarif adalah ongkos yang terhadap citra pelayanan pemerintah, yang dikenakan kepada penerima layanan menimbulkan ketidakpercayaan dalam mengurus dan/atau memperoleh masyarakat. pelayanan dari penyelenggara yang Salah satu upaya yang harus besarnya ditetapkan berdasarkan dilakukan dalam perbaikan pelayanan kesepakatan antara penyelenggara dan publik adalah melakukan survei kepuasan masyarakat. masyarakat kepada pengguna layanan. e.Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan Mengingat jenis layanan publik sangat Produk spesifikasi jenis pelayanan beragam dengan sifat dan karakteristik adalah hasil pelayanan yang diberikan yang berbeda, maka survei kepuasan dan diterima sesuai dengan ketentuan masyarakat dapat menggunakan berbagai yang telah ditetapkan. Produk metode dan teknik. Selama ini survei pelayanan ini merupakan hasil dari kepuasan masyarakat menggunakan setiap spesifikasi jenis pelayanan. Keputusan Menteri Pendayagunaan f. Kompetensi Pelaksana Aparatur Negara Nomor: Kompetensi Pelaksana adalah 25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman kemampuan yang harus dimiliki oleh Umum Penyusunan Indeks Kepuasan pelaksana meliputi pengetahuan, Masyarakat Unit Pelayanan Instansi keahlian, keterampilan, dan Pemerintah. Keputusan ini belum pengalaman. mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 g. Perilaku Pelaksana tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas Dan kini telah terbit Peraturan Menteri dalam memberikan pelayanan. Pendayagunaan Aparatur Negara dan h. Maklumat Pelayanan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun Maklumat Pelayanan adalah merupakan 2014 tentang Survei Kepuasan pernyataan kesanggupan dan kewajiban Masyarakat, dimana unsur-unsur yang penyelenggara untuk melaksanakan diukur dalam survei ini mengacu pada pelayanan sesuai dengan standar unsur-unsur pelayanan yang termuat dalam pelayanan. undang-undang pelayanan publik. i. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

255 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara pelaksanaan Berdasarkan data 3 bulan terakhir data penanganan pengaduan dan tindak sbb: lanjut. - Jumlah pasien Rawat Jalan adalah Hasil atas survei kepuasan 20.355 pasien. masyarakat tidak harus disajikan dalam - Jumlah pasien Rawat Inap adalah bentuk skoring/angka absolut, tetapi dapat 6.766 pasien. pula disajikan dalam bentuk kualitatif Berarti rata-rata kunjungan pasien (baik atau buruk). Hal yang menjadi rawat jalan per bulan adalah 6.785 dan perhatian utama atas hasil survei tersebut, rawat inap 2.255 orang. Berarti jumlah adalah harus ada saran perbaikan dari rata-rata pasien perbulan adalah 9.040 pemberi layanan yang disurvei terhadap orang. Dengan batas kesalahan 10% untuk peningkatan kualitas layanan. N=9.040 maka sampelnya adalah 263 orang. II. METODE PENELITIAN Rincian : A. Jenis penelitian Rawat jalan : 6.785/9.040 x 263 = 66 Jenis Penelitian ini dapat Rawat Inap : 2.255/9.040 x 263 = 197 dikategorikan sebagai jenis penelitian 263 deskriptif-eksploratif. D. Teknik Pengumpulan Data B. Unit Analisis a. Kuisioner Unit analisis dalam penelitian ini Adalah dengan menggunakan adalah pelanggan/pengguna pelayanan daftar pertanyaan untuk dijawab RSUD Kabupaten Mimika. oleh responden. C. Populasi dan Sampel b. Observasi Yang menjadi populasi dari Adalah dengan pengamatan, penelitian ini adalah anggota masyarakat pencatatan sistematis mengenai yang menjadi pelanggan (customer) dari fenomena-fenomena yang RSUD Kabupaten Mimika. Khususnya diselidiki saat pelayanan sedang pada Instalasi Rawat Inap dan Instalasi berlangsung. Rawat Jalan. Dari keseluruhan populasi c. Dokumentasi akan dicari sampling dalam penelitian ini Yakni mempelajari dan dengan menggunakan metode SRS mengumpulkan bahan-bahan (Stratified Random Sampling). tertulis dari dokumen-dokumen Adapun alasan menggunakan yang ada pada RSUD Kabupaten metode ini dikarenakan menentukan Mimika. jumlah sampel populasi berstrata tetapi d. Interview jumlah tiap-tiap strata tidak proporsional. Dilakukan kepada pihak penyedia Sehingga jumlah sampel setiap layanan dan pengguna layanan kelompoknya akan berbeda antar satu e. Referensi kelompok dengan kelompok yang lainnya. Mempelajari laporan kegiatan Adapun rumus pengambilan sampel yang Rumah Sakit, profil Rumah Sakit digunakan adalah: serta dokumen pendukung lainnya n/N x s = x E. Teknik Analisis Data Keterangan : Teknik yang digunakan dalam n : Jumlah populasi setiap strata penelitian ini adalah metode analisis N : Jumlah total populasi antar strata kualitatif, yaitu data-data yang telah s : Jumlah sample untuk N sesuai tabel terkumpul akan di interpretasikan sesuai sample arti kata yang disesuaikan dengan tujuan x : Jumlah sample setiap strata dan kepentingan penelitian.

256 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Terlebih dahulu masing-masing III. INTERPRETASI DAN ANALISIS jawaban dalam angket penelitian akan DATA diberikan skor sesuai dengan bobot dan Seluruh data yang terkumpul dalam kualitasnya masing-masing jawaban penelitian ini selanjutnya diolah dan sebagai berikut: dianalisis secara deskriptif statistik. a. Jawaban Sangat Setuju, diberi Dalam interpretasi dan analisis data bobot 1; dari kuesioner yang telah diperoleh, b. Jawaban Setuju, diberi bobot 2; berdasarkan 9 unsur yang diwujudkan c. Jawaban Netral, diberi bobot 3; dalam 15 (lima belas) indikator sebagai d. Jawaban Tidak Setuju, diberikan tolok ukur kinerjanya. Setelah data-data bobot 4; (survei) tersebut didapatkan, maka masuk e. Jawaban Sangat Tidak Setuju pada tahap pengolahan data, dimana diberikan bobot 5. outputnya adalah paparan berupa Adapun jawaban-jawaban interpretasi dan analisis data sebagai responden atas pernyataan yang berikut: disampaikan dalam kuesioner akan diolah 6 tahap : A. Karakteristik Responden 1. Tahap 1. Memberi skor nilai pada tiap Responden survei ini adalah jawaban yang masuk berdasar skala masyarakat yang pernah menggunakan likert jenjang 1-5. jasa pelayanan RSUD Kabupaten Mimika 2. Tahap 2. Menghitung Nilai rerata dengan jumlah sebanyak 263 orang. indikator Tabel 2. Karakteristik Responden RSUD Kabupaten Mimika Jumlah total nilai indikator No Item Jumlah % Jumlah nilai responden tiap indikator A Kelompok umur 1 17-20 th 28 11% 3. Tahap 3. Memberi bobot pada setiap 2 21-30 th 105 40% unsur yaitu gabungan bobot semua 3 31-40 th 90 34% unsur adalah 100%. Sehingga 4 >41 th 40 15%

diketahui 100%/9Unsur = 11,11 % B Jenis kelamin 4. Tahap 4. Menghitung Mutu Indikator 1 Laki-laki 136 52% dari tiap unsur 2 Perempuan 127 48% Mutu Indikator = Nilai Rerata Indikator x Bobot (yaitu 11,11%) C Pendidikan terakhir 5. Tahap 5. Menghitung Mutu Per 1 SD 31 12% Unsur 2 SMP 43 16% Mutu Per Unsur = Jumlah Bobot Mutu 3 SLTA 146 56% Tiap Unsur x (bobot/100) 4 Diploma 28 11% 6. Tahap 6. Memberi Skor Mutu Kinerja 5 ≥S1 15 6% sebagaimana berikut : Tabel 1. Nilai Persepsi, Nilai Interval dan D Pekerjaan utama Kinerja Mutu 1 PNS/TNI/POLRI 24 9% Nilai 2 Pegawai Swasta 61 23% Kinerja Mutu Interval 3 Wiraswasta 25 10% 0 - 1,00 Tidak Baik 4 Pelajar/Mahasiswa 23 9% 1,1 - 2,00 Kurang Baik 5 Lainnya 130 49% 2,1 - 3,00 Cukup Baik Note: Pengelompokan umur menggunakan 3,1 - 4,00 Baik Analisis Cluster

4,1 - 5,00 Sangat Baik

257 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

B. Skala Indeks Kepuasan Masyarakat Untuk mengukur kepuasan pelayanan, sebagaimana disebutkan dalam Peraturan 1. Unsur Persyaratan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Berdasarkan hasil pengolahan data dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun rekapitulasi kuesioner untuk unsur yang 2014 tentang Survei Kepuasan Masyarakat pertama (persyaratan) diperoleh gambaran bahwa ruang lingkup pengukuran persentase sebaran jawaban responden kepuasan masyakat meliputi 9 unsur sebagaimana ditampilkan dalam peraga pelayanan. Dari 9 unsur tersebut kita berikut: turunkan kedalam indikator-indikator yang Tabel 4. Persepsi Responden Terhadap akan kita ukur sebagaimana terpaparkan Persyaratan Pelayanan dalam tabel berikut : Persyaratan Tabel 3. Indikator Survey Kepuasan Kategori/Indikator pelayanan sulit Masyarakat dipenuhi No. Unsur Indikator Sangat Tidak Setuju 26% 1 Persyaratan Persyaratan pelayanan sulit dipenuhi. Tidak Setuju 36% 2 Prosedur Prosedur pelayanan Netral 16% tidak sederhana. Setuju 16% 3 Waktu Jam buka dan tutup Sangat Setuju 6% Pelayanan pelayanan tidak pasti. TOTAL 100% Waktu pelayanan lama.

4 Biaya / Tidak ada kepastian Tarif biaya pelayanan. Dari unsur persyaratan dengan Biaya pelayanan tidak pernyataan “Persyaratan pelayanan sulit terjangkau. dipenuhi” diketahui bahwa sebagian besar 5 Produk Hasil pelayanan tidak responden menyatakan “Tidak Setuju” Spesifikasi sesuai dengan yang (36%). Nilai ini bermakna positif yang Jenis diharapkan. berarti bahwa persyaratan pelayanan pada Pelayanan RSUD Kabupaten Mimika sudah dianggap 6 Kompetensi Petugas pelayanan mudah untuk dipenuhi oleh pengguna Pelaksana kurang mampu dalam layanan RSUD. menjalankan tugas. 2. Unsur Prosedur 7 Perilaku Petugas kurang ramah Berdasarkan hasil olah data kuesioner Pelaksana dalam melayani. atas indikator yang kedua yakni prosedur Petugas kurang disiplin pelayanan, diperoleh gambaran sebaran dalam melayani jawaban responden sebagaimana Petugas kurang tanggap dalam ditampilkan dalam tabel berikut: melayani 8 Maklumat Tidak tersedia Tabel 5. Persepsi Responden Terhadap Pelayanan pengumuman/informas i tentang Janji Prosedur Pelayanan Pelayanan. Prosedur pelayanan 9 Penanganan Tidak tersedia kotak Kategori/Indikator tidak sederhana Pengaduan, saran dan masukan Sangat Tidak Setuju 15% Saran dan Tidak tersedia ruang Tidak Setuju 32% Masukan pengaduan. Netral 22% Petugas tidak bersedia Setuju 24% melayani keluhan Sangat Setuju 7% masyarakat. TOTAL 100%

258 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Dari unsur prosedur dengan berikut adalah sebaran jawaban responden pernyataan “Prosedur pelayanan tidak atas pernyataan tersebut. sederhana” diketahui bahwa sebagian Tabel 7. Persepsi Responden Terhadap besar responden menjawab “Tidak Setuju” Waktu Pelayanan Waktu pelayanan (32%). Nilai ini bermakna positif yang Kategori/Indikator berarti selama ini sebagian besar lama masyarakat pengguna layanan berpersepsi Sangat Tidak Setuju 17% bahwa prosedur layanan pada RSUD Tidak Setuju 15% Mimika dianggap sudah sederhana. Netral 11% Setuju 33%

Sangat Setuju 24% 3. Unsur Waktu Pelayanan TOTAL 100% Untuk mengukur kepuasan masyarakat atas unsur waktu pelayanan Dari unsur waktu layanan dengan kami membaginya kedalam 2 indikator. pernyataan “Waktu Layanan Lama”, Yakni indikator jam buka dan tutup diketahui bahwa sebagian besar responden pelayanan serta indikator waktu yang menjawab “Setuju” (33%) ini bermakna diperlukan dalam proses pelayanan. bahwa masyarakat merasakan bahwa Berdasarkan hasil olah data atas kuesioner waktu yang diperlukan untuk pelayanan yang telah diisi oleh masyarakat pengguna “lama”. Nilai ini bermakna negatif yang jasa layanan RSUD Kabupaten Mimika, berarti selama ini masyarakat merasa diperoleh gambaran opini masyarakat waktu layanan belum sesuai dengan sebagai berikut: Tabel 6. Persepsi Responden Terhadap harapan mereka. Jadwal Pelayanan 4. Unsur Biaya/Tarif Jam buka dan Sama halnya dengan unsur waktu Kategori/Indikator tutup pelayanan pelayanan, untuk mengukur unsur terkait tidak pasti biaya/tarif kami menggunakan 2 indikator, Sangat Tidak Setuju 18% yakni indikator kepastian biaya serta Tidak Setuju 33% keterjangkauan biaya pelayanan. Netral 14% Berdasarkan hasil olah data Setuju 24% kuesioner atas indikator yang pertama Sangat Setuju 11% yakni kepastian biaya pelayanan diperoleh TOTAL 100% gambaran persepsi masyarakat seperti ditampilkan dalam tabel berikut: Dari unsur waktu layanan dengan indikator berupa pernyataan “Jam Buka dan Tutup Pelayanan Tidak Pasti”, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab “Tidak Setuju” (33%) ini menunjukkan bahwa jam buka dan tutup layanan pada RSUD Mimika pasti. Nilai Tabel 8. Persepsi Responden Terhadap ini bermakna positif yang berarti selama Kepastian Biaya Pelayanan Tidak ada ini jam buka dan tutup layanan dinilai Kategori/Indikator kepastian biaya memiliki kepastian oleh pengguna layanan pelayanan rumah sakit. Sangat Tidak Setuju 33% Selanjutnya untuk indikator yang Tidak Setuju 30% kedua yakni terkait waktu pelayanan yang Netral 3% diperlukan dalam proses pelayanan. Setuju 24% Adapun penyataan yang kami lontarkan Sangat Setuju 10% adalah “Waktu pelayanan lama”. Dan TOTAL 100%

259 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Dari unsur biaya/tarif dengan Tabel 10. Persepsi Responden Tentang pernyataan indikator “Tidak ada kepastian Spesifikasi Produk Layanan biaya pelayanan”, diketahui bahwa Hasil pelayanan sebagian besar responden menyatakan Kategori/Indikator tidak sesuai dengan “Sangat Tidak Setuju” (33%). Hal ini yang diharapkan bermakna bahwa telah ada kepastian Sangat Tidak Setuju 19% Tidak Setuju 33% terkait biaya pelayanan. Nilai ini bermakna Netral 15% positif yang berarti bahwa biaya pelayanan Setuju 20% pada RSUD Kabupaten Mimika telah ada Sangat Setuju 13% ketetapan sehingga memberikan kepastian TOTAL 100% kepada pelanggan. Sedangkan untuk indikator yang kedua Dari unsur produk spesifikasi jenis yakni keterjangkauan biaya pelayanan, kami pelayanan dengan pernyataan “Hasil coba menyampaikan pernyataan “Biaya pelayanan tidak terjangkau”, berikut pelayanan tidak sesuai dengan yang persentase atas jawaban responden yang telah diharapkan”, diketahui bahwa sebagian kami olah: besar responden menjawab “Tidak Tabel 9. Persepsi Responden Tentang Setuju” (33%) ini bermakna bahwa produk Keterjangkauan Biaya spesifikasi jenis pelayanan telah sesuai Biaya pelayanan dengan harapan pengguna layanan rumah Kategori/Indikator tidak terjangkau sakit. Nilai ini bermakna positif yang Sangat Tidak Setuju 16% berarti selama ini hasil pelayanan telah Tidak Setuju 33% sesuai harapan pengguna layanan rumah Netral 23% sakit. Setuju 19% Sangat Setuju 9% 6. Unsur Kompetensi Pelaksana TOTAL 100% Berdasarkan hasil olah data rekapitulasi jawaban responden diperoleh Dari unsur biaya pelayanan dengan gambaran persepsi untuk unsur kompetensi pernyataan “Biaya layanan tidak pelaksana, sebagaimana berikut ini: terjangkau”, diketahui bahwa sebagian Tabel 11. Persepsi Responden Terhadap besar responden menjawab “Tidak Setuju” Kemampuan Petugas (33%) ini berarti bahwa biaya pelayanan Petugas pelayanan kurang mampu sudah dianggap terjangkau. Nilai ini Kategori/Indikator bermakna positif dimana selama ini biaya dalam pelayanan di RSUD Mimika sudah menjalankan tugas Sangat Tidak Setuju 18% dianggap terjangkau sesuai yang Tidak Setuju 36% diharapkan oleh pengguna layanan rumah Netral 24% sakit. Setuju 14% 5. Unsur Produk Spesifikasi Jenis Sangat Setuju 8% Pelayanan TOTAL 100% Unsur produk spesifikasi jenis pelayanan diukur dengan pernyataan Dari unsur kompetensi pelaksana “Hasil pelayanan tidak sesuai dengan dengan penyataan indikator petugas yang diharapkan”. Berdasarkan hasil olah pelayanan kurang mampu dalam data primer, diperoleh gambaran persepsi menjalankan tugas, diketahui bahwa masyarakat sebagaimana ditampilkan sebagian besar responden menjawab dalam tabel berikut: “Tidak Setuju” (36%). Nilai ini bermakna positif bahwa menurut responden petugas layanan telah mampu menjalankan

260 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan tugasnya dengan baik sesuai harapan Tabel 13. Persepsi Responden Terhadap pengguna layanan rumah sakit. Kedisiplinan Petugas Petugas kurang 7. Unsur Perilaku Pelaksana Kategori/Indikator disiplin dalam Untuk mengukur kepuasan melayani masyarakat atas unsur perilaku pelaksana, Sangat Tidak Setuju 19% Tidak Setuju 34% kami menggunakan 3 indikator pelayanan, Netral 15% yang kami wujudkan dalam 3 pernyataan. Setuju 25% Adapun ketiga indikator tersebut adalah: Sangat Setuju 7% 1. Indikator keramahan petugas TOTAL 100% pelayanan 2. Indikator kedisiplinan petugas Dari unsur perilaku pelaksana 3. Indikator ketanggapan petugas dengan pernyataan “Indikator Petugas Berdasarkan hasil olah data hasil kurang disiplin dalam memberikan rekapitulasi jawaban responden diperoleh pelayanan”, diketahui bahwa sebagian gambaran persepsi sebagaimana besar responden menjawab “Tidak Setuju” ditampilkan dalam tabel berikut: (33%), ini bermakna positif bahwa Tabel 12. Persepsi Responden Terhadap masyarakat menilai petugas telah disiplin Keramahan Petugas dalam melayani sebagaimana harapan Petugas kurang mereka. Kategori/Indikator ramah dalam melayani Sedangkan untuk indikator yang Sangat Tidak Setuju 19% ketiga yakni terkait dengan ketanggapan Tidak Setuju 36% petugas dalam melayani masyarakat kami Netral 13% wujudkan dalam pernyataan “Petugas Setuju 21% kurang tanggap dalam melayani”. Dan Sangat Setuju 11% berikut hasil olah data atas jawaban TOTAL 100% responden atas pernyataan tersebut. Tabel 14 Persepsi Responden Terhadap Dari unsur perilaku pelaksana Ketanggapan Petugas dengan pernyataan “Petugas kurang Petugas kurang ramah dalam melayani”, diketahui Kategori/Indikator tanggap dalam bahwa sebagian besar responden melayani menjawab “Tidak Setuju” (37%). Nilai ini Sangat Tidak Setuju 20% bermakna bahwa masyarakat sudah Tidak Setuju 32% menganggap petugas telah ramah dalam Netral 19% melayani para pengguna jasa pelayanan Setuju 17% rumah sakit. Sangat Setuju 12% TOTAL 100% Kemudian untuk indikator selanjutnya adalah terkait kedisiplinan Dari unsur perilaku pelaksana petugas yang kami tampilkan dalam dengan pernyataan “Indikator petugas pernyataan “Petugas kurang disiplin kurang tanggap dalam melayani”, dalam memberikan pelayanan”. Berikut diketahui bahwa sebagian besar responden hasil olah data atas jawaban untuk menjawab “Tidak Setuju” (32%) ini pernyataan tersebut: bermakna bahwa Petugas telah tanggap

dalam melayani para pengguna layanan

rumah sakit. Dan berikut gambaran grafik

atas sebaran jawaban responden terkait

penyataan tersebut diatas.

261 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

8. Unsur Maklumat Pelayanan Berdasarkan hasil olah data primer Unsur berikutnya yang kami ukur atas jawaban responden yang terlibat adalah unsur maklumat pelayanan. Dimana dalam survei ini diperoleh gambaran unsur yang kedelapan ini adalah semangat persepsi untuk indikator ketersediaan baru dalam penyelenggaraan pelayanan kotak saran dan masukan sebagaimana publik yang diwujudkan dalam janji ditampilkan dalam tabel berikut: pelayanan. Tabel 16. Persepsi responden tentang Berdasarkan hasil olah data atas ketersediaan kotak saran dan masukan jawaban responden terkait dengan Tidak tersedia pernyataan “Tidak tersedia Kategori/Indikator kotak saran dan pengumuman/informasi tentang janji masukan pelayanan” diperoleh gambaran Sangat Tidak Setuju 13% Tidak Setuju 32% sebagaimana ditampilkan dalam tabel Netral 16% berikut: Setuju 30% Tabel 15 Persepsi Responden Tentang Sangat Setuju 9% Ketersediaan Maklumat Pelayanan TOTAL 100% Tidak tersedia

pengumuman/inf Kategori/Indikator Dari indikator ketersediaan kotak ormasi tentang saran dan masukan, diketahui bahwa Janji Pelayanan sebagian besar responden menjawab Sangat Tidak Setuju 0% “Setuju” (32%), ini bermakna bahwa Tidak Setuju 5% Netral 1% responden menolak pernyataan tersebut Setuju 40% karena dilingkungan rumah sakit telah Sangat Setuju 54% tersedia kotak saran dan masukan TOTAL 100% meskipun secara bentuk masih sangat sederhana sekali. Dari pernyataan “Tidak tersedia Indikator selanjutnya adalah terkait pengumuman/informasi tentang Janji ketersedian ruang pengaduan. Hasil olah Pelayanan”, diketahui bahwa sebagian data atas indikator ini dapat dilihat pada besar responden menjawab “Sangat tabel berikut ini. Setuju” (54%) ini bermakna bahwa di Tabel 17. Persepsi Responden Tentang RSUD Kabupaten Mimika belum tersedia Ketersediaan Ruang Pengaduan Tidak tersedia pengumuman/informasi tentang janji Kategori/Indikator ruang pengaduan pelayanan. Opini ini significant dengan Sangat Tidak Setuju 15% kondisi di lapangan, bahwa memang Tidak Setuju 17% belum terdapat janji pelayanan yang Netral 18% terpasang pada lingkungan rumah sakit. Setuju 33% Sangat Setuju 17% 9. Unsur Penanganan Pengaduan, TOTAL 100% Saran dan Masukan Untuk mengukur Unsur Dari pernyataan “Tidak tersedia penanganan pengaduan, saran dan ruang pengaduan” diketahui bahwa masukan kami mengukurnya dengan sebagian besar responden menjawab menggunakan 3 indikator: “Setuju” (33%). Ini bermakna bahwa di 1. Ketersediaan kotak saran dan RSUD Mimika belum tersedia ruang masukan pengaduan yang khusus untuk melayani 2. Ketersediaan ruang pengaduan pengaduan masyarakat terkait pelayanan 3. Kesediaan petugas melayani keluhan rumah sakit. masyarakat

262 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Indikator yang terakhir yang kami Rata U Bobot Mutu IKM Kinerja analisis adalah mengenai kesediaan -rata petugas menerima keluhan masyarakat. 12 1,59 11,11 17,70 1,97 Kurang Hasil olah data untuk indikator tersebut Baik dapat kita lihat pada tabel berikut ini. 13 3,10 3,70 11,48 1,30 Kurang Tabel 18. Persepsi Responden Tentang 14 2,79 3,70 10,31 Baik Kesediaan Menerima Keluhan 15 3,62 3,70 13,38 Petugas tidak BOBOT MUTU TOTAL 25,2 Cukup bersedia melayani UNSUR IKM Baik Kategori/Indikator keluhan IKM 2,80 masyarakat *U : Unsur Sangat Tidak Setuju 32% Tidak Setuju 33% Dengan demikian nilai indeks Netral 12% RSUD Kabupaten Mimika hasilnya dapat Setuju 11% disimpulkan sebagai berikut: Sangat Setuju 12% TOTAL 100% a. Bobot IKM = 25,20 b. IKM = 2,80 Dari pernyataan “Petugas tidak c. Kinerja IKM = Cukup Baik bersedia melayani keluhan masyarakat” Dari hasil rekap data diatas diketahui bahwa sebagian besar responden diketahui bahwa kinerja pelayanan RSUD menjawab “Tidak Setuju” (33%) atau Kabupaten Mimika adalah “cukup baik”, menolak pernyataan tersebut, yang yang ditunjukkan dengan score 2,80. menunjukkan bahwa petugas pelayanan Adapun 4 unsur yang mendapatkan telah memperhatikan dan siap menerima penilaian mutu kinerja terendah adalah: keluhan masyarakat. a. Unsur Waktu Pelayanan; b. Unsur Perilaku Pelaksana; 2) Rekapitulasi Indeks Kepuasan c. Unsur Maklumat Pelayanan; dan Masyarakat d. Unsur mekanisme penanganan Dari keseluruhan kinerja per unsur pengaduan, saran dan masukan. pelayanan serta indikator kepuasan Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat atas pelayanan RSUD masyarakat belum puas terhadap Kabupaten Mimika dapat dilihat pada tabel pelaksanaan unsur-unsur tersebut diatas. berikut: Tabel 19. Kinerja Per Unsur Pelayanan dan 3) Analisis Prioritas Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat Kinerja Pelayanan Publik di RSUD Kabupaten Mimika Rata Setelah mengetahui hasil olah data U Bobot Mutu IKM Kinerja -rata Survei Kepuasan Masyarakat RSUD 1 3,59 11,11 39,84 4,43 Sangat Kabupaten Mimika, maka akan dilakukan Baik deskripsi atas kekurangan dan saran-saran 2 3,23 11,11 35,86 3,98 Baik yang telah disampaikan oleh para 3 3,22 5,55 17,85 1,82 Kurang responden saat dilakukan survei. 4 2,70 5,55 14,96 Baik Selain memberikan penilaian terhadap 5 3,54 5,55 19,67 2,10 Cukup indikator-indikator atas unsur pelayanan, Baik 6 3,27 5,55 18,15 dalam penelitian ini responden juga 7 3,25 11,11 36,12 4,01 Baik memberikan catatan berupa kekurangan 8 3,43 11,11 38,06 4,23 Sangat Baik serta masukan menurut persepsi mereka. 9 3,32 3,70 12,27 1,36 Kurang Informasi ini sangat berharga sekali untuk 10 3,33 3,70 12,32 Baik kita para penyelenggara pelayanan. Oleh 11 3,30 3,70 12,21 karena itu, persepsi responden berupa

263 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kekurangan dan saran tersebut kami Kekurangan rekapitulasi sebagaimana berikut : Masukan/Harapan 1. Tolong melayani masyarakat tanpa Tabel 20 Rekapitulasi Saran dan Masukan pandang bulu, utamakan mengobati Responden dulu baru melakukan komentar, Kekurangan mohon di UGD lebih ramah tamah. 1. Waktu tunggu di ruangan poli (Responden 8) pemeriksaan dokter yang lama 2. Mohon lebih cepat melakukan (Responden 1) pelayanan (Responden 21) 2. Kotak saran tidak ada dan ruangan 3. Mohon jangan menunggu terlalu lama, pengaduan tidak ada (Responden 8) (Responden 28) 3. Pelayanan terlalu lama. Pasien kadang 4. Mohon antrian pasien dicarikan solusi menunggu sampai bosan, petugas supaya jangan mengantri terlalu lama harus cekatan (Responden 24) (Responden 30) 4. Pelayanan terkesan lambat 5. Mohon lebih ramah dan murah (Responden 20) tersenyum dan cepat pelayanannya 5. Pengaduan kurang ditindaklanjuti (Responden 45) (Responden 49) 6. Jalan masuk mohon diperbaiki, kursi 6. Sangat melelahkan karena harus harus cukup untuk setiap poli menunggu berjam-jam (Responden (Responden 49) 70) 7. Pelayanan jangan menunggu lama 7. Pelayanannya terlalu lambat di loket (Responden 72) obat (Responden 90) 8. Berikan pelayanan yang lebih 8. Untuk pelayanan di apotek agak lama maksimal. Perawat diharapkan lebih (Responden 94) santun (Responden 80) 9. Menunggu lama di pelayanan obat 9. Pelayanan obat khusus UGD, (Responden 102) Pelayanan obat rawat jalan, pelayanan 10. Terlalu lama menunggu antrian di obat rawat inap harus dipisahkan poli, karena dokter berkunjung ke (Responden 84) rawat inap dulu (Responden 109) 10. Petugas harus ramah terapkan 3 S 11. Terlalu lama pelayanan karena (senyum, salam, sapa) (Responden 90) kurangnya dokter. Dokter 11. Ditambah petugas agar tidak lama spesialis ditambah (Responden 120) menunggu obat (Respondn 96) 12. Terlalu lama menunggu saat antri di 12. Tambahlah suster dan dokter pendaftaran (Responden 127) (Responden 103) 13. Pelayanan terlalu lama khususnya di 13. Utamakan kenyamanan konsumen, bagian laboratorium dan apotek, tidak ada gunanya tanpa keramahan, petugas kurang lembut (Responden sopan santun dan senyuman 153) (Responden 119) 14. Waktu tunggu antrian yang lama di 14. Tolong disediakan kotak saran dan loket dan di ruang dokter dan juga ruang pengaduan bagi masyarakat diloket obat (Responden 164) (Responden 211) 15. Petugas di loket maupun di poli 15. Utamakan kebersihan kamar, perbaiki kebanyakan ngerumpi, pasien marah- ac, petugas kurang ramah (Responden marah baru direspon, bangsal sangat 215) panas (Responden 231) 16. Petugas dilarang menggunakan alat 16. Dari mulai pendaftaran sampai poli komunikasi dan ngerumpi. Kebersihan yang dituju terlalu lama mengantri air perlu diperhatikan, halaman perlu (Responden 240) dirawat banyak nyamuk(Responden 17. Pelayanan dari loket ke poli sangat 231) lama. Mohon ruangan agar lebih 17. Setiap bangsal harus ada satpam, bersih (Responden 241) perhatikan jam besuk, nakes harus ramah, kotak saran harus lebih efektif, AC Rusak, pasien terlalu lama

264 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Kekurangan maklumat pelayanan, dan unsur menunggu, IGD responnya tidak cepat mekanisme penanganan pengaduan, (Responden 237) saran dan masukan dimana unsur- unsur pelayanan tersebut mendapatkan Dari rekapitulasi masukan dan indeks < 2,10 sehingga masuk dalam saran dari masyarakat diatas dapat kita kategori “Kurang Baik”. 3) Sedangkan unsur pelayanan yang ketahui bahwa mayoritas responden masih mendapatkan apresiasi paling tinggi mengeluhkan terkait lamanya waktu adalah unsur persyaratan pelayanan pelayanan, mekanisme pengaduan serta dan unsur kompetensi pelaksana sikap petugas pelayanan. Keluhan-keluhan yang ditunjukkan dengan skala indeks tersebut significant dengan hasil > 4,10 yang berarti "Sangat baik”. pengolahan data diatas yang menunjukkan unsur pelayanan terkait waktu pelayanan, 5.2. Rekomendasi Dengan memperhatikan hasil perilaku petugas pelayanan dan analisis dan interpretasi data pada bab-bab mekanisme penanganan pengaduan, saran sebelumnya, maka dalam rangka perbaikan dan masukan masih mendapatkan dan peningkatan kualitas pelayanan di penilaian yang rendah RSUD Kabupaten Mimika dapat diberikan rekomendasi sebagai berikut. 1) Sehubungan dengan rendahnya IV. PENUTUP penilaian masyarakat terhadap unsur Kesimpulan waktu pelayanan, direkomendasikan Berdasarkan hasil analisis dan agar RSUD Kabupaten Mimika rutin interpretasi data pada bab sebelumnya, melaksanakan pengukuran waktu pada bagian ini akan dirumuskan tunggu pelayanan dan melakukan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah evaluasi atas hasilnya. dilakukan. Yaitu mengenai hasil Survei 2) Terkait dengan masih rendahnya Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap persepsi masyarakat terhadap sikap kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum dan perilaku pelaksana layanan Daerah Kabupaten Mimika. Adapun direkomendasikan untuk kesimpulan yang diperoleh dari hasil ditingkatkannya program-program penelitian ini adalah sebagai berikut: pembinaan terhadap seluruh pegawai. 1) Berdasarkan hasil analisis data primer Menurut teori yang pernah dan sekunder yang kami himpun dari dikembangkan oleh Fandy Tjiptono para responden disimpulkan bahwa dalam bukunya Prinsip-prinsip Total kualitas pelayanan di RSUD Quality Service, salah satu strategi Kabupaten Mimika adalah “CUKUP yang dapat dilakukan untuk BAIK” yang ditunjukkan dengan skala meningkatkan kualitas jasa adalah indeks 2,80 yang masuk dalam Range melalui pengembangan budaya 2,10 – 3,00 dengan kategori “cukup kualitas. Budaya kualitas harus baik”. Dengan indeks tersebut berarti dijadikan sistem nilai organisasi yang sebagian besar responden merasa akan menghasilkan lingkungan yang cukup puas terhadap kualitas kondusif bagi pembentukan dan pelayanan dilingkungan RSUD penyempurnaan kualitas secara terus Kabupaten Mimika. menerus. Budaya kualitas terdiri dari 2) Unsur pelayanan yang mendapatkan filosofi, keyakinan, sikap, norma, penilaian terendah oleh responden nilai, tradisi, prosedur, harapan untuk adalah pada unsur waktu pelayanan, meningkatkan kualitas. Agar tercipta unsur perilaku pelaksana, unsur budaya kualitas yang baik dibutuhkan

265 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

komitmen menyeluruh pada seluruh DAFTAR PUSTAKA anggota organisasi. Upaya membentuk budaya ini dapat Agus Purwanto, Erwan dan Ratih dilakukan melalui pengembangan satu Sulistyawati, Dyah Metode program yang terkoordinasi yang Penelitian Kuantitatif, GAVA diawali dari seleksi dan MEDIA. Yogyakarta, 2007 pengembangan karyawan. Ada Anggoro, Ferry, Pelayanan Publik dan delapan program pokok yang saling Pengelolaan Infrastruktur terkait guna membentuk budaya Perkotaan, Sinergi Publishing, kualitas, yaitu : pengembangan Yogyakarta, 2008 individual, pelatihan manajemen, perencanaan sumber daya manusia, Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur standar kinerja, pengembangan karier, Penelitian: Suatu Pendekatan survei opini, perlakuan yang adil, dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. profit sharing. Dwiyanto ,Agus, Manajemen Pelayanan 3) Sehubungan dengan rendahnya Publik:Peduli, Inklusif, dan apresiasi masyarakat terhadap unsur Kolaboratif, Gadjah Mada maklumat pelayanan maka University Press, Yogyakarta, 2010 direkomendasikan agar RSUD Dwiyanto, Agus, Reformasi Birokrasi Kabupaten Mimika menindaklanjuti Publik di Indonesia, Pusat Studi dengan menyusun Standar Pelayanan Kependudukan dan Kebijakan Publik. Dimana dalam Standar UGM, Yogyakarta, 2002 Pelayanan Publik tersebut sesuai dengan amanah Undang-Undang Koentjaraningrat, Metode-metode nomor 25 tahun 2009 tentang Penelitian Masyarakat, LIPI, pelayanan publik serta Peraturan Jakarta, 1973 Menteri Pendayagunaan Aparatur Moenir, H.A.S, Manajemen Pelayanan Negara dan Reformasi nomor 15 Umum, Bina Aksara, Jakarta, 1995 tahun 2014 tentang pedoman penyusunan Standar Pelayanan Morgan, Colin dan Stephan Murgantroyd, diwajibkan setiap penyelenggara Total Quality Manajemen in the pelayanan membuat maklumat Public Sector, Great Britain: Colin pelayanan/janji pelayanan. Morgan and Murgan Troyd 4) Sehubungan dengan rendahnya Associaties, 1994 apresiasi responden terhadap unsur Nurmandi, Achmad, Public Service dalam mekanisme penanganan pengaduan, Pelayanan Publik Perkotaan di saran dan masukan dapat Indonesia, Laporan Penelitian, direkomendasikan dibentuknya pojok Jurusan Ilmu Pemerintahan, layanan pengaduan sebagaimana FISIPOL UMY, 1996 diharapkan banyak masyarakat. Dengan menyediakan tempat khusus ______, Manajemen pengaduan layanan dapat Pelayanan Publik, Sinergi memudahkan masyarakat untuk Publishing, Yogyakarta, 2010 langsung menyampaikan aduannya ______, Manajemen dan terkesan lebih nyata adanya. Perkotaan, Sinergi Publishing, Namun demikian bagaimanapun juga Yogyakarta, 2006 tindak lanjut dari pengaduan tersebut Osborn, David & T.Gaebler.1993. adalah yang lebih penting. Reinventing Governent: How the Entrepreneurial Spirit is

266 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Transforming the Public Sector. pedoman penyusunan Standar New York: A Plume Book Pelayanan Ratminto dan Septik, Atik, Manajenen Peraturan Menteri Pembedayaan Aparatur Pelayanan (Pengembangan Model Negara dan Reformasi Birokrasi Konseptual, Penerapan Citizen’s Nomo1 16 Tahun 2014 tentang Charter dan Standar Pelayanan Survey Kepuasan Masyarakat Minimal. Pustaka Pelajar, 2006. Profil RSUD Kabupaten Mimika Tahun Rahmad, Jamaludin, Psikologi 2014 Komunikasi, CV Remaja Karya, Jakarta, 1985

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989 Supranto, J, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta Surachmad, Winarno, Dasar-dasar Teknik Research, Tarsito, Bandung, 1978 Suwarno, Yogi. “The Emergence of Public Participation in Contemporary

Indonesia: Coproduction Role of Neighborhood Association in delivering Public Service”. Master Thesis at GSPA-ICU, Tokyo, 2005

Tjiptono, Fandy, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Andi Offset, Yogyakarta, 1997 ______, Strategi Pemasaran, Andy Offset, Yogyakarta, 2002

Tjiptono fandy. Dan Diana Anastasia, Total Quality Manajement, Edisi Revisi, 2001 Undang-undang RI No.32 Tahun 2002, tentang Otonomi Daerah

Undang-undang RI No.25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik

Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi nomor 15 tahun 2014 tentang

267 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

ARTIKEL ILMIAH

Wisata Kuliner Yogyakarta, Pemetaan ulang dan Upaya Revitalisasi dalam rangka Peningkatan Perekonomian UMKM 1

Oleh : Puji Qomariyah 2, Yana Karyana 3

Abstrak --- Menjadi wilayah pembangunan sumberdaya manusia tujuan wisata terbesar kedua setelah berkualitas, prasyarat bagi pembangunan Bali, Yogyakarta harus sesegera perekonomian, serta menjadi salah satu mungkin menangkap semua peluang fokus pembangunan nasional. Meskipun usaha ekonomi dari kegiatan berbagai macam makanan dari berbagai pariwisata bagi masyarakatnya, negara mendapat tempat di masyarakat, terlebih ragam kuliner khas makanan asli Indonesia juga tetap Yogyakarta yang hingga saat ini mendapat tempat bahkan ragam yang belum tergali secara optimal. Ragam ditawarkan semakin banyak. Menu nasi kuliner khas/tradisional yang liwet solo, mie godog Yogya, dan sup merupakan salah satu produk budaya buntut misalnya, bisa berada bersama- selain memiliki nilai ekonomis bagi sama steak di di hotel berbintang lima masyarakat sekaligus bisa menjadi seperti Hotel the Darmawangsa di salah satu upaya peningkatan Jakarta, lengkap dengan gaya ketahanan pangan. Thiwul, gathot, lesehannya. Di rumah pun, kita semakin sawut, misalnya yang berbahan dasar sering mencoba resep beragam makanan singkong yang ketersediaannya di asli Indonesia atau yang sudah masyarakat bisa menjadi alternatif dimodifikasi, maupun makanan pengganti beras. Inovasi olahan mancanegara. Dalam hal jamur, ternyata secara tekstur keanekaragaman sumber pangan, maupun rasa tidak kalah jika Indonesia sebenarnya sangat kaya, mulai dibandingkan dengan daging. dari beragam bahan pangan Memperkenalkan ragam kuliner khas sumberkarbohidrat, sumber protein, Yogyakarta akan membuka peluang sumber vitamin dan mineral.(Pambudy ekonomi bagi masyarakat dengan dalam Soenardi, 2002). memanfaatkan bahan baku yang Kuliner tradisional merupakan tersedia secara melimpah semisal salah satu kekayaan budaya yang harus singkong, jagung, jamur, dan hasil digali kembali sebagai salah satu aset pertanian lokal lainnya juga dapat cultural melalui revitalisasi dan proses- meningkatkan ketahanan pangan proses transformasi. Hal ini perlu masyarakat karena masyarakat bisa dilakukan untuk mengimbangi serbuan melepaskan diri dari ketergantungan kuliner asing dan model franchise produk impor semisal beras, kedelai, kuliner sebagai dampak pasar bebas dan serta daging. globalisasi. Kuliner tradisional di Indonesia semakin tidak popular dan Orang bijak mengatakan food is kalah dengan Thailand, Jepang, China. our last defence. Sejalan dengan ini, Sebagai bagian dari folklore, sudah ketahanan pangan merupakan pilar semestinya harus ada usaha untuk

1. Hasil Penelitian Hibah Bersaing didanai Ditjen DIKTI Kemendiknas RI tahun anggaran 2011/2012 2. Dosen jurusan Sosiologi Fisipol - Univ. Widya Mataram Yogyakarta 3. Dosen jurusan Administrasi Negara - Univ. Widya Mataram Yogyakarta

268 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan mempopulerkannya kembali, baik oleh Sate Klathak Tembi, Bakmi Pak Pele. pemerintah, pelau usaha maupun Informasi lokasi, inilah yang menjadi masyarakat luas. Apabila ada anggapan salah satu kendala di samping tempatnya bahwa kurang populernya kuliner yang relatif susah dijangkau oleh tradisional Indonesia disebabkan terlalu pengunjung semisal Bakmi Mbah Mo di banyak varian dan cara masak yang Kampung Code-Bantul. Terkait dengan terlalu lama, sudah tentu bukan suatu destinasi wisata kuliner (utama) di penilaian yang benar. wilayah Yogyakarta, sebagian besar masyarakat/pengunjung mengetahuinya. Dalam khasanah kuliner Masyarakat/pengunjung mengetahui Yogyakarta, Gudeg (jawa: gudheg) persebaran lokasi tersebut, hanya untuk masih menjadi makanan khas komoditas/produk kuliner yang ada di Yogyakarta. Gudeg, yang sejarah wilayah tersebut masyarakat/pengunjung kemunculannya hingga menjadi masih mengalami kesulitan mendapatkan makanan khas Yogyakarta masih informasi secara detail. Meskipun simpang siur telah menjadi salah satu begitu, sesungguhnya kondisi ini bisa destinasi kuliner bagi wisatawan maupun menjadi modal yang cukup berarti bagi masyarakat Yogyakarta sendiri. pengembangan pemetaan destinasi Kepopuleran gudeg bisa dilihat dari wisata kuliner Yogyakarta di masa banyak warung makan yang menjual datang. Informasi tentang wisata kuliner, gudeg dan tidak hanya terkonsentrasi inilah yang menjadi salah satu kendala pada satu kampung meskipun sampai pengembangan wisata kuliner hampir di saat ini Kampung Wijilan tetap menjadi berbagai tempat, tidak terkecuali di rujukan bagi penikmat gudeg. Bakpia Yogyakarta. Pengunjung/masyarakat menjadi makanan berikutnya yang memperoleh informasi secara informal dianggap menjadi makanan khas baik dari teman, internet mulut ke mulut, Yogyakarta, diikuti Geplak. Meskipun hingga mencari sendiri informasi menganggap Gudeg sebagai makanan tersebut. Ada celah yang terbuka lebar khas Yogyakarta, terkait dengan informasi dan masyarakat/pengunjung banyak memilih pengembangan wisata kuliner Bakpia dan Geplak sebagai oleh-oleh Yogyakarta: kemudahan mendapatkan makanan dari Yogyakarta. Bisa bagi siapapun yang berkunjung ke dipahami, alasan kepraktisan mengingat Yogyakarta untuk memperoleh terkait bakpia dan geplak relatif lebih awet dengan informasi kuliner di Yogyakarta. dibandingka gudeg, selain harga gudeg Kemudahan memperoleh informasi sebagai oleh-oleh relatif lebih mahal tersebut akan banyak membantu dibanding jenis makanan lainnya terlebih pengunjung dalam menentukan pilihan bakpia dan geplak. kuliner khas Yogyakarta. Dari 44 (empat puluh empat) Pasar merupakan salah satu tempat tempat/warung makanan di wilayah kegiatan perekonomian masyarakat yang Yogyakarta, hanya ada 12 tempat yang dapat menunjukkan tingkat diketahui oleh masyarakat/pengunjung kesejahteraaan dari suatu lebih dari 50%. Kenyataan ini cukup wilayah/daerah. Jumlah Pasar yang mengejutkan mengingat masih banyak terdapat di Kota Yogyakarta pada tahun tempat/warung/toko makanan yang tidak 2008 mencapai 32 pasar yang diketahui meskipun tempat tersebut menempati lahan seluas 124.847,07 m2 cukup terkenal semisal: Bale raos, dengan 15.340 pedagang. Dari Bakmi Kadin, Peyek kacang Yu Tum, keseluruhan pasar yang ada, sekitar

269 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

79,62 persen pasar sudah memiliki jenis makanan Gudeg, ataupun kampung sarana dan prasarana yang memadai Pathuk dengan Bakpia-nya. sedangkan 20,38 persennya merupakan Pasar tradisional masih menjadi pasar tradisional dengan sarana andalan bagi masyarakat untuk prasarana yang masih sangat terbatas. memperoleh makanan/jajanan khas Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tradisional Yogyakarta. Pasar Kranggan, Kota Yogyakarta mencapai 5,12 persen. misalnya semenjak pasar buka di pagi Angka ini meningkat dibandingkan hari banyak penjual beragam jajanan dengan tahun 2007 yang mencapai 4,46 maupun makanan tradisional semisal persen. Pertumbuhan ekonomi ini wader goreng, lopis, dll. Sementara di terutama didorong oleh pertumbuhan Pasar Ngasem kita bisa membeli thiwul- sektor perdagangan, hotel dan restoran gathot ataupun apem beras yang banyak serta sektor angkutan dan komunikasi, diminati pelanggan. Terkait penataan dengan tingkat pertumbuhan masing- pasar agar menjadi bersih, ada perbedaan masing 5,46 persen dan 8,15 persen. pendapat penjual pada masing-masing Kedua sektor tersebut merupakan sektor pasar. Penjual di pasar Kranggan andalan dalam perekonomian Kota berharap adanya lokalisasi jenis Yogyakarta. (Kota Yogyakarta Dalam komoditas yang dijual sehingga Angka, 2009) penjual/pedagang makanan tidak Secara umum, pasar tradisional bercampur dengan pedagang jenis masih menjadi urat nadi perdagangan lainnya, sementara di Pasar Ngasem dan perekonomian masyarakat di justru berharap pedagang dari komoditas wilayah Yogyakarta. Hal ini bisa dilihat yang berlainan dicampur saja sehingga dari masih eksis-nya pasar-pasar ketika misalnya pengunjung selesai tradisional di Yogyakarta di tengah membeli sayur bisa membeli makanan gempuran pusat perbelanjaan modern. pada pedagang yang berjualan di Pasar tradisional menjadi sandaran sebelahnya. banyak pelaku usaha mikro-kecil di Makanan/masakan Yogyakarta Yogyakarta. Inilah tarikan napas identik dengan citarasa manis. Inilah perekonomian di daerah Yogyakarta. yang menjadi ciri khas Geliat pasar tradisional menjadi ujung makanan/masakan Yogyakarta semisal tombak produk lokal Yogyakarta mulai gudeg, bakpia, geplak, baceman, bahkan dari seni kriya, dan produk pakaian pecel pun mempunyai rasa yang jadi, alat rumah tangga, hingga makanan cenderung manis. Kenyataan ini menjadi tradisional baik yang masih asli maupun penanda yang unik sekaligus yang telah mengalami modifikasi. menguntungkan bagi produk kuliner Terlebih untuk makanan/jajanan Yogyakarta. tradisional, masih banyak ditemui di pasar tradisional di Yogyakarta Rasa manis pada bakpia maupun meskipun akhir-akhir ini pangsa pasar gudeg telah menjadikan common sense maupun pengembangannya mulai pengunjung ketika mencari kudapan tergerus oleh makanan modern yang siap maupun oleh-oleh saat mereka saji. Selain pasar tradisional, makanan berkunjung ke Yogyakarta. Loyalitas tradisional khas Yogyakarta banyak lidah, mungkin ini bisa sedikit tumbuh berkembang di kampung- menjelaskan. Bagi sebagian besar kampung yang pada akhirnya menjadi pecinta kuliner Yogyakarta, rasa semacam penanda bagi kampung jajanan/makanan manis yang pas di lidah tersebut semisal Wijilan merujuk pada mereka akan melekat dalam ingatan

270 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan mereka. Hal ini sebenarnya berlaku kecenderungan sebagian umum bagi produk kuliner di daerah masyarakat/wisatawan di Yogyakarta lain. Mengambil contoh Bakpia 25 mulai berubah dalam mencari produk Ongko Joyo ataupun Bakpia 75 yang kuliner Yogyakarta: citarasa. Peluang telah memasarkan produknya puluhan tersebut ditangkap pelaku usaha kuliner tahun, hingga hari ini selalu dipenuhi Yogyakarta dengan menawarkan produk pengunjung (terutama saat liburan dan yang berkualitas. Bakpia 25 memberikan akhir pekan). Meskipun banyak kebebasan bagi konsumen untuk melihat toko/warung pusat oleh-oleh menjual langsung proses produksi di pabriknya di produk bakpia, namun kedua toko Kampung Pathuk. Dengan pengawasan tersebut tidak kekurangan pembeli kualitas pada setiap tahapan, langkah ini terlebih pelanggan setianya. memberikan rasa percaya (trust) pada Kemampuan mempertahankan citarasa konsumen atas produk kuliner yang inilah yang menjadi kuncinya. Dari mereka beli. Pengalaman melihat waktu ke waktu, kedua produsen bakpia langsung menjadi daya tarik tersendiri tersebut mampu menghasilkan bakpia bagi wisatawan. Meskipun banyak dijual yang digemari masyarakat dengan produk bakpia dengan kemasan yang citarasa yang tidak berubah. Ini tidak hampir sama dengan nama yang hampir terlepas dari kualitas kontrol yang sama pula semisal Bakpia 125, Bakpia dilakukan manajemen mampu 35, Bakpia 38, Bakpia 67 hingga saat ini menghasilkan bakpia dengan standar pembeli Bakpia 25 relatif stabil. yang hampir sama dan terjaga sepanjang Kuliner khas/tradisional, jalan masuk waktu. Ingatan pelanggan sejalan dengan ketahanan pangan-ekonomi lokal waktu berubah menjadi ingatan kolektif masyarakat bahwa oleh-oleh bakpia Pengawasan kualitas (quality Yogyakarta adalah Bakpia 25 atau control) pada setiap tahap, menjaga Bakpia 75. Hal yang hampir sama citarasa-penyajian-pengemasan, serta berlaku pula pada produk kuliner lainnya menumbuhkan kepercayaan pada di Yogyakarta semisal Gudeg Yu Jum, konsumen akan menjadi salah satu kunci Gudeg Bu Slamet, Gudeg Bu Ahmad. memenangkan persaingan di masa datang. Dalam hal produk kuliner Ingatan kolektif masyarakat akan Yogyakarta, pada akhirnya kemasan disebarluaskan pada sanak-saudara, boleh sama, namun lidah teman, handai taulan. Inilah perlunya konsumen/pelanggan/wisatawan tidak bagi pelaku kuliner di Yogyakarta untuk pernah berbohong. Ini yang harus melakukan pengawasan kualitas (quality mendapatkan pencermatan semenjak dini control) pada produk mereka di tengah pelaku kuliner di Yogyakarta. persaingan yang semakin ketat. Dalam pandangan masyarakat luas, Yogyakarta Promosi merupakan salah satu adalah kota yang murah untuk faktor penentu keberhasilan suatu memperoleh oleh-oleh. Hingga saat ini, program pemasaran. Produk yang sudah kondisi tersebut masih cukup melekat di direncanakan dengan baik serta telah benak masyaraat. Masyarakat/wisatawan ditentukan harga jualnya secara tepat, berharap mereka mendapatkan produk belum menjamin keberhasilan kuliner maupun produk lainnya di pemasaran terhadap produk tersebut. Hal Yogyakarta dengan harga yang murah. ini disebabkan karena apabila produk Namun dalam perkembangan terakhir, di yang sudah bagus dengan harga yang tengah gempuran makanan cepat saji sudah bagus tidak dapat dikenal oleh ataupun warung/resto modern ada konsumen, maka produk tersebut tidak

271 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan akan berhasil di pasaran. Upaya untuk warung makan/resto dengan harga yang memperkenalkan produk kepada relatif mahal. Pelaku kuliner di konsumen merupakan awal dari kegiatan Yogyakarta bisa menangkap fenomena promosi. Kegiatan promosi didefinisikan tersebut sebagai peluang sebagai: “ Arus Informasi atau persuasi mengembangkan usahanya. Segmentasi satu arah yang dibuat untuk pasar di bawah kelas menengah-atas di mengarahkan seseorang atau organsiasi Yogyakarta masih terbuka lebar kepada tindakan yang menciptakan mengingat Yogyakarta merupakan pertukaran dalam pemasaran.” (Swastha, wilayah tujuan wisata maupun menetap 2000). Promosi menjadi masukan sementara bagi masyarakat luar. Ceruk terbesar masyarakat/pengunjung bagi pasar yang masih terbuka inilah yang pengembangan kuliner di wilayah harus segera ditangkap para pelaku Yogyakarta. Kenyataan ini didasarkan kuliner di Yogyakarta dengan bahwa hampir 78,3 % menawarkan produk makanan tradisional masyarakat/pengunjung mencari dan dengan peningatan kualitas atau mendapatkan informasi sendiri tentang memberikanan tawaran (inovasi) produk kuliner Yogyakarta dari teman-teman baru sesuai selera pasar. mereka. Bisa dipahami, bahwa kegiatan Dengan sentuhan teknologi dan promosi merupakan produk memerlukan pengelolaan yang lebih baik, makanan biaya yang tidak sedikit. Bagi pelaku tradisional seperti thiwul, gathot ataupun usaha kuliner di Yogyakarta skala geblek dapat dikembangkan lebih lanjut, UMKM, mereka lebih banyak selain untuk memperbaiki kandungan mengandalkan konsumen/pembeli untuk gizinya, juga untuk menjangkau pasar mempromosikan produknya dari mulut yang lebih luas di luar konsumen ke mulut konsumen/pembeli yang tradisionalnya. Sehingga makanan membeli produknya. Alokasi biaya tradisional seperti thiwul, gathot ataupun promosi yang relatif besar tentunya akan geblek juga tersedia di daerah-daerah berpengaruh pada modal kerja mereka, yang lain. “Pengayaan” makanan sementara di sisi lain mereka pun tradisional tidak hanya mempromosikan memerlukan promosi dan publikasi produk kuliner khas/tradisional produk kuliner mereka agar dikenal Yogyakarta, yang lebih penting lagi konsumen. Kendala tersebut sebenarnya adalah meningkatkan ketahanan pangan bisa dijembatani dengan strategi dengan cara mengurangi ketergantungan pemasaran bersama melalui berbagai terhadap bahan pangan tertentu, beras media: cetak-elektronik, online, hingga misalnya. Ukuran ketahanan pangan even/bazaar produk kuliner Yogyakarta. adalah apabila stok makanan pokok, Upaya ini memerlukan rentangan tangan apapun jenis makanan pokok itu, bersama agar biaya promosi bisa ditekan tercukupi. Karenanya, sudah sepatutnya seminimal mungkin. masyarakat dilibatkan dengan diberi Inovasi produk di tengah tempat dan akses yang luas; tidak hanya persaingan yang semakin ketat menjadi menjadi konsumen, tetapi juga produsen pekerjaan rumah bagi pelaku kuliner di sehingga dapat melestarikan makanan Yogyakarta. Hal ini bisa dipahami pokok lokal yang selama ini mereka mengingat ada pergeseran pula pada pola konsumsi. konsumsi masyarakat/wisatawan Ada banyak nilai di balik makanan menjadikan kuliner sebagai salah satu khas/tradisional kita, karena di dalamnya gaya hidup. Secara sederhana bisa dilihat ada pemanfaatan hasil alam Indonesia, makin ramainya pengunjung pada

272 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan yang berarti juga melestarikan hasil alam memerlukan rentangan semua pihak. negara kita. Tentu saja hasil alam yang Pada titik ini, sesungguhnya ada cocok dengan kondisi alam daerah celah/ceruk pasar yang cukup terbuka tersebut. Semakin kita melestarikan mengingat sebenarnya masyarakat makanan tradisional tersebut, hasil alam banyak mengenal ragam kuliner yang digunakan pun semakin bertahan khas/tradisional Yogyakarta. Upaya karena dibutuhkan dalam proses memperkenalkan (kembali) ragam produksinya. Dalam perspektif ini, kuliner khas/tradisional Yogyakarta bisa sesungguhnya makanan khas/tradisional menjadi jalan masuk untuk memperkuat menjadi salah satu faktor yang dapat posisi Yogyakarta sebagai daerah tujuan memperkuat ketahanan pangan lokal wisata dalam tahap demi tahap, yang yang pada ujungnya pun berdampak pada saatnya akan mampu membuka pada ketahanan pangan nasional. peluang usaha (baru) serta lapangan kerja (baru) mengingat kuliner dan Selalu ada yang baru dalam dunia wisatawan adalah dua hal yang selalu kuliner Yogyakarta berjalan berdampingan. Beberapa saran Kalimat ini seolah berlaku untuk yang bisa menjadi pertimbangan bagi wisatawan yang baru pertama kali parapihak (stakeholders) yang terlibat berkunjung ke Yogyakarta maupun yang dalam dunia pariwisata kaitannya sudah sering berwisata ke Yogyakarta. dengan pengembangan ragam kuliner Ini sebagai gambaran bahwa pertama, khas/tradisional Yogyakarta: perkembangan kuliner Yogyakarta Pertama, perlunya pusat informasi cukup dinamis-inovatif sehingga mampu (information center) kuliner Yogyakarta menghasilkan produk kuliner yang bagi masyarakat (warga dirasakan baru bagi wisatawan semisal Yogyakarta/wislok/wisman) yang Cakratela dengan produk berbahan ubi, mudah, ramah, dan dapat diakses Warung Spesial Sambal dengan masyarakat setiap saat. Pusat informasi beraneka ragam sambalnya, Bakpia rasa bisa diintegrasikan dengan yang lainnya durian ataupun Jejamuran dengan terutama pada pintu gerbang masuk- produk olahan jamur. Kedua, masih keluar Yogyakarta semisal stasiun, belum tersampaikannya ragam kuliner bandara, terminal, hotel-hotel, pusat khas/tradisional Yogyakarta yang perbelanjaan, ataupun ruang publik yang jumlahnya cukup banyak dan tersebar di bisa didapatkan dengan mudah oleh berbagai wilayah yogyakarta sehingga masyarakat/pengunjung. ‘seolah’ ada kejutan bagi wisatawan Kedua, promosi bersama antar misalnya diperkenalkan dengan Bakmi para pihak yang terlibat dalam dunia mBah Mo Kampung Code-Bantul yang kuliner Yogyakarta: dalam hal ini antara untuk mencapai lokasinya harus banyak kualitas produk dan ‘kemasan’ menjadi bertanya. Kedua hal tersebut jika sangat penting. Promosi adalah salah dikelola dengan baik akan menjadi daya satu upaya memperkenalkan ragam tarik bagi dunia pariwisata Yogyakarta, kuliner khas/tradisional kepada sekaligus mendorong peningkatan masyarakat. Kegiatan promosi perekonomian warga/masyarakat. memerlukan biaya yang cukup besar, Upaya tersebut bisa ditempuh sehingga dengan adanya promosi dengan memperkenalkan (kembali) bersama akan sangat membantu ragam kuliner khas/tradisional (terutama UMKM kuliner Yogyakarta) Yogyakarta kepada masyarakat maupun didalam memromosikan produknya wisatawan, tidaklah mudah dan

273 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sehingga biayanya bisa ditanggung Keenam, jika memungkinkan, bersama dan lebih murah. membangun ruang wisata kuliner Ketiga, penyusunan buku panduan bersama (semacam taman kuliner) yang (guide book) tentang ragam kuliner mudah dijangkau tempatnya, dengan Yogyakarta meliputi: Jenis/nama, tempat menyediakan beragam kuliner memperoleh, kandungan gizi, jalur Jogjakarta. Ide pembangunan Taman transportasi, informasi harga, guide book Kuliner di daerah Condongcatur of Yogyakarta culinary. Melengkapi beberapa tahun silam sesungguhnya pusat informasi, buku panduan sangat sebuah terobosan bagi pengembangan membantu pengunjung untuk wisata kuliner. Ketidakberhasilan Taman mendapatkan informasi secara detail. Kuliner lebih pada tidak adanya program Penyusunan panduan ini dapat yang jelas secara berkelanjutan meliputi menggandeng parapihak yang program promosi, penyediaan sarana berkecimpung dalam dunia pariwisata. transportasi, hingga pendampingan Keempat, penyediaan serta pelaku kuliner di sana. Pasar memang peningkatan sarana transportasi maupun akan tercipta secara alamiah antara infrastruktur yang memadai sehingga pedagang-pembeli, namun tren bisa ‘mendekatkan’ konsumen pada tumbuhnya pujasera yang semakin tempat-tempat tujuan wisata kuliner. banyak di berbagai kota bisa menjadi Salah satu kendala pembelajaran bersama untuk upaya masyarakat/pengunjung/wisatawan keberhasilan membangun ruang wisata dalam menikmati ragam kuliner kuliner (khas/tradisional) Yogyakarta. khas/tradisional Yogyakarta yang Ketujuh, pembinaan dari pihak tersebar di berbagai wilayah adalah terkait dalam hal pemasaran (marketing), aksesibilitas menuju lokasi. Ada quality control, maupun permodalan kecenderungan sehingga pelaku kuliner (UMKM) bisa masyarakat/pengunjung/wisata-wan bersaing dengan manajemen usaha yang menggunakan kendaraan pribadi untuk terkelola dengan baik serta menaikkan menuju lokasi kuliner. Alasan posisi tawar atas keunikan kulinernya. kepraktisan serta belum memadainya Kedelapan, pemanfaatan informasi sarana transportasi umum perlu teknologi untuk pengembangan wisata dipikirkan bersama bagi pihak-pihak kuliner (produksi, pemasaran). terkait. Perkembangan informasi teknologi Kelima, Promosi baik di dalam akhir-akhir ini semakin cepat dan relatif Yogyakarta maupun ke luar dalam murah. Peluang ini bisa dimanfaatkan, bentuk: event-event/bazaar/festival misalnya pemanfaatan aplikasi GIS. kuliner, web-site. Beberapa event-bazaar Dengan adanya peta informasi daerah, kuliner dalam tahun-tahun terakhir ini dapat ditentukan arah pembangunan. cukup mendapat respon positif dari Dan para investor pun bisa menentukan masyarakat baik pengunjung maupun strategi investasinya berdasarkan kondisi pelaku/penjualnya, semisal Pasar geografis yang ada, kondisi penduduk Kangen Yogyakarta yang diadakan dan persebarannya, hingga peta setiap tahun sekali pada musim liburan, infrastruktur dan aksesibilitas. Bagi Kampung Ramadhan di Jogokaryan, pengunjung/wisatawan, adanya aplikasi ataupun Pasar Ramadhan Kampung GIS suatu wilayah akan memudahkan Kauman. Event-bazaar bisa dilakukan di mendapatkan berbagai informasi wilayah dalam wilayah Yogyakarta ataupun ke tersebut sehingga aksesibilitas menuju luar daerah.

274 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sebuah tempat wisata kuliner dapat Philip Kotler. 2005. Manajemen diperhitungkan dengan lebih terencana. Pemasaran. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia. KEPUSTAKAAN Philip Kotler, Gary Amstrong. 2002. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, Jakarta: Erlangga. Kasus dan Solusi Ed.2. Graha Ilmu. Yogyakarta. ______. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Basu Swastha Dh. 2001. Manajemen INDEKS. Penjualan. BPFE-UGM. Yogyakarta. Soenardi, Tuti. 2002. Makanan Alternatif untuk Ketahanan ______. 2002. Azas-Azas Pangan Nasional. Penerbit Buku Marketing. Penerbit Liberty. Kompas. Jakarta. Yogyakarta. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Basu Swatha Dh, Irawan. 2003. Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Manajemen Pemasaran Modern. Penerbit Liberty. Wahono, Francis. et al. 2004. Pangan Yogyakarta. Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati. Brannen, Julia. 2002. Memadu Metode Cindelaras Pustaka. Yogyakarta. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Pustaka Pelajar. Wurianto, Arif Budi. 2008. Aspek Yogyakarta. Budaya pada Tradisi Kuliner Tradisional di Kota Malang Boga GPU, Tim. 2001. Penganan untuk sebagai Identitas Sosial Budaya. Antaran. Gramedia Pustaka Sebuah Tinjauan Folklore. Utama. Jakarta. (Naskah Publikasi). Univ. Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Muhammadiyah Malang. Penelitian Kebudayaan. (cetakan Malang. kedua). Lain-lain Press. Yogyakarta. • Kota Yogyakarta Dalam Angka, 2009 Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Majalah : Offset. Menu Sehat. Edisi 9/Th. II/2006. Kayam, Umar. 1990. Mangan Ora Mangan Kumpul. Grafiti. Jakarta. Sedap Sekejap khusus Pemula. Edisi 20/IV/04. Nangoi, Ronald. 2004. Pemberdayaan di Era Ekonomi Pengetahuan. Grasindo. Jakarta. Tabloid/Koran : Nugroho, Alois A. dan Ati Cahayani. 2003. Multikulturalisme dalam Mata Jogja. Edisi No. 4. Mei-Juni 2007. Bisnis. Grasindo. Jakarta.

275 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Kompas. Minggu, 11 Mei 2006. Di Yogya, Lidah Wajib Bertamasya. Butet Kertaradjasa.

• http://www.pemda-diy.go.id/ diakses pada 1 Mei 2012, pukul 13.24 WIB

• http://yogyakarta.bps.go.id/ diakses pada 1 Mei 2012, pukul 13.24 WIB

• http://bakpia25.com/index.php?option =com_content&view=article&id=8&I temid=15; diakses pada 15 Mei 2012, pukul 19.31 WIB

• http://female.kompas.com/read/2012/ 07/02/09160922/Inovasi.Produk.dan.J asa.Jangan.Ditunda. diakses pada 22 April 2012, pukul 16.14 WIB

276 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Potensi Kandungan Senyawa Phenol Amaranth Sebagai Antioksidan Alami

Rita Andini1, Irfan2, Melly Novita2, Muhammad Ikhsan Sulaiman2 1 : Universitas Teuku Umar – Meulaboh, NAD 12, Agroteknologi, Fakultas Pertanian 2: Universitas Syiah Kuala – Banda Aceh, NAD, Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Asal: Meulaboh & Banda Aceh, Indonesia Kontak: [email protected] atau [email protected]

Abstrak --- Amaranth atau di Indonesia PENDAHULUAN lebih dikenal sebagai bayam, merupakan Amaranth (Amaranthus sp.) berasal dari sumber sayuran hijau yang memiliki bahasa Yunani yang berarti “unfading flower” kandungan nutrisi yang unggul, yaitu zat (in english) atau di Indonesia lebih dikenal besi, vitamin A, C, protein, khususnya lysine sebagai bayam. Amaranth telah menjadi obyek yang merupakan salah satu komponen dari penelitian pada dua dekade belakangan ini asam amino essensial yang sangat dikarenakan memiliki keunggulan dari segi dibutuhkan oleh balita dalam masa agronomis; seperti pertumbuhan yang cepat, pertumbuhan. Penelitian sebelumnya tahan kering, lebih tahan terhadap cuaca panas, melaporkan bahwa biji bayam memiliki hama, dan salinitas juga membutuhkan input beragam kandungan senyawa phenol yang yang lebih sedikit dalam kultivasinya (Vélez- dapat berfungsi sebagai antioksidan alami. Jiménez et al. 2014). Daun amaranth banyak Namun hingga saat ini, kandungan senyawa dikonsumsi sebagai sayuran di daerah Afrika phenol pada daun bayam yang berasal dari dan Asia, termasuk di wilayah Indonesia; eksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia khususnya di bagian barat sehingga yang belum banyak diteliti. Dalam penelitian ini, berkembang di kawasan ini adalah jenis bayam kandungan senyawa phenol pada daun daun (vegetable amaranth). A. tricolor L. adalah bayam yang berasal dari Afrika, Amerika, spesies utama yang mewakili vegetable Asia, Papua New Guinea (PNG), dan amaranth (Costea et al. 2003). Sedangkan, di Indonesia (n = 31 aksesi) diteliti melalui bagian bumi belahan utara seperti di Amerika Liquid Chromatography Mass Spectrometer dan Eropa, biji dari amaranth lebih banyak (LCMS) dengan menggunakan pelarut digunakan sebagai salah satu bahan campuran methanol. Ada 12 jenis senyawa phenol pada serealia atau confectionary atau sering disebut daun yang dideteksi oleh LCMS dengan sebagai grain amaranth (Fomsgaard et al. 2009). kandungan yang bervariasi antara 0.1 – 129 Tiga spesies utama di grain amaranth yang mg/kg untuk quercetin, gallic acid, rutin, paling banyak dikomersialkan adalah A. protocatechuic acid, vanillic acid, cruentus L., A. caudatus dan A. chlorogenic, caffeic acid, kaempferol, ellagic hypochondriacus. Dua spesies utama di grain acid, carotene, dan absorbic acid. amaranth, sering juga disebut sebagai multi- Sedangkan, untuk ferrulic acid -1 purpose amaranth. Hal ini berarti bahwa daun kandungannya berkisar antara 2.0-8.7 g kg . mudanya dapat digunakan sebagai sayuran dan Penelitian ini membuka potensi bayam bijinya kelak dapat dipanen setelah cukup umur. sebagai sumber antioksidan alami yang Amaranth jenis ini banyak dikonsumsi di berguna bagi kesehatan manusia. beberapa daerah di Afrika barat. Selain kedua Kata kunci: bayam, flavonoids, keanekaragaman jenis bayam konsumsi tersebut, ada juga yang hayati, LCMS, senyawa bioaktif. digunakan sebagai tanaman hias (ornamental

277 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan amaranth) termasuk “Celosia” atau lebih menurunkan kadar kolesterol. Penelitian secara dikenal sebagai “Cockscomb” dan juga jenis in-vivo menunjukkan bahwa total kolesterol bayam liar-liaran atau weedy amaranth yang pada serum darah dapat turun hampir 50% belum terdomestikasi dan lebih berfungsi dengan mengkonsumsi biji amaranth. Selain itu, sebagai gulma seperti A. palmeri atau dengan mengkonsumsi kulit epidermis biji “pigweed” atau jenis bayam duri (A. spinosus) amaranth (bran) juga dapat menurukan level (Achigan-Dako et al. 2014). lipid pada darah dan tidak mengandung zat pencetus alergi (allergens). Kelebihan ini Kelebihan tanaman amaranth dibandingkan menjadikan amaranth sebagai sereal alternatif dengan tanaman sayuran hijau dan serealia untuk penderita darah tinggi yang memiliki lainnya seperti gandum, jagung, oat adalah afinitas alergi terhadap bahan sereal bahwa kedua bagian tanaman; yaitu biji dan konvesional, seperti gandum dan oat (Caselato- daunnya memiliki kandungan protein Sousa dan Amaya-Farfán 2011). berkualitas tinggi yang ditandai dengan kandungan lysine yang tinggi. Lysine adalah Secara umum, riset di bidang nutrisi dan salah satu asam amino esensial yang pada kandungan senyawa bioaktif pada biji amaranth umumnya jarang ditemukan pada sumber lebih maju dibandingkan pada daunnya protein nabati namun banyak dibutuhkan dalam (Khanam dan Oba 2013). Riset mengenai fase perkembangan balita. Dikarenakan bayam daun untuk saat ini lebih banyak kandungan lysine yang tinggi, ekstrak dari biji dilakukan oleh peneliti India, Malaysia dan amaranth dapat direkomendasikan sebagai Amerika latin. Kandungan antioksidan yang blending food, khususnya sebagai bahan lebih tinggi pada daun dari jenis sayuran campuran untuk formulasi susu balita (Achigan- dibandingkan dengan daun dari jenis biji-bijian Dako et al. 2014). telah dipublikasikan oleh Khanam dan Oba (2013). Daun A. tricolor L. khususnya yang Lima tahun belakangan ini, banyak penelitan berwarna merah-keunguan memiliki kandungan di bidang industri pangan menitikberatkan antioksidan seperti betaxanthins dan betacyanins pencarian senyawa antioksidan berbasis alam, yang lebih tinggi dan hal ini dapat termasuk kandungan dari komposisi senyawa meningkatkan added value dari amaranth phenol dalam bahan pangan, bioavailabilitas sebagai bahan pewarna alami yang aman pada phenol, dan efek postifnya terhadap kesehatan industri makanan. Selain itu, daun A. spinosus manusia (Khanam dan Oba 2013). Antioksidan yang merupakan jenis bayam liar berduri juga dikategorikan sebagai salah satu zat senyawa dilaporkan mengandung senyawa phenol yang bioaktif (bioactive compound) yang penting cukup tinggi dan didominasi oleh senyawa dikarenakan dapat menangkap radikal bebas quinic acid, quercetin, dan kaempferol secara in- vivo, sehingga dapat mengurangi (Stintzing et al. 2004). resiko penyakit lethal-degeneratif, seperti kanker, obesitas, cardiovascular (CVD) dan juga Beberapa species amaranth asli Indonesia memperlambat efek penuaan (anti-aging effect) yang berasal dari dataran tinggi Gayo di Aceh (Diplock et al. 1998). Sayuran, khususnya yang dan masih dianggap “liar-liaran”, seperti A. berwarna hijau dan oranye dipercayai memiliki blitum L, A. dubious dan A. viridis memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, termasuk kandungan protein dan lysine yang berkualitas amaranth (López-Mejia et al. 2013). tinggi pada daunnya. Selain itu, species-species tersebut memiliki variasi agro-morphology yang Daun dan biji amaranth memiliki potensi tinggi dan berpotensi untuk dijadikan sebagai yang signifikan untuk dikembangkan sebagai komoditi pangan bergizi tinggi (Andini et al. antioksidan alami dan dapat dikembangkan 2013). Namun sayangnya, eksplorasi keragaman sebagai bahan dasar untuk industri pangan sehat genetik dan fungsional bayam Indonesia masih (López-Mejía et al. 2014). Selain itu, daun dan sangat sedikit dilakukan, padahal keragamannya biji amaranth dipercayai memiliki nutra-ceutical cukup besar. Penelitian pendahuluan tersebut atau nutritive & pharmaceutical effects yang dapat dijadikan sebagai baseline dalam dapat digunakan sebagai zat anti-diabetes dan

278 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan mengeksplorasi potensi keanekaragaman hayati volumenya mencapai 100 ml. Kemudian bayam Indonesia dalam keterkaitannya dengan antioksidan diekstrak dengan digoyang dengan program pemerintah di bidang ketahanan shaker 100 rpm selama 4 jam. Setelah disaring pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dengan kertas saring (Whatmann No. 4), pelarut menganalisa dan mengkarakterisasi senyawa pada ekstrak diuapkan dengan menggunakan phenol pada daun bayam dari keempat jenis vacuum evaporator dengan suhu 50 oC untuk (sayuran, biji-bijian, ornamental, liar-liaran) kemudian dilarutkan kembali dengan pelarut yang berasal dari Indonesia dan beberapa aksesi hingga volumenya menjadi 10 ml. Ekstrak dari Afrika, Amerika, Asia dan PNG melalui dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup Liquid Chromatography Mass Spectrometer rapat kemudian dibekukan pada suhu -30 oC (LCMS) dengan menggunakan pelarut sebelum siap dianalisis. methanol. Penelitian ini diharapkan dapat B.2. Analisis & Kuantifikasi membuka potensi dan meningkatkan nilai tambah (added value) bayam sebagai sumber Analisis antioksidan dilakukan dengan antioksidan alami yang terjangkau. mengkuantifikasi senyawa phenol melalui LCMS sesuai dengan metode Shimadzu No. I. MATERIAL & METODE PENELITIAN C51 untuk analisis flavonoid dan No. 030 untuk carotenoid dan tocopherol. Kondisi analisis A. Material LCMS disesuaikan dengan petunjuk dan Material penelitian adalah benih dari referensi yang ada. keempat jenis bayam yang telah dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia dan luar Kuantifikasi dilakukan dengan menginjeksi negeri. Koleksi dari luar negeri diperoleh senyawa referensi pada berbagai konsentrasi melalui United States Department of Agriculture sehingga dihasilkan suatu kurva standar dan (USDA) (Tabel 1). Benih bayam ditanam dalam dibandingkan dengan chromatogram pada rumah kasa Fakultas Pertanian – UNSYIAH; retensi waktu yang sesuai (Stintzing et al. 2004). masing-masing 3 benih dalam polybag (ukuran Senyawa phenol standar yang digunakan dalam 20x30 cm). Masing-masing aksesi ditanam analisis ini adalah: quercetin, gallic acid, rutin, sebanyak 3 kali ulangan (r=3). Media yang protocatechuic acid, vanillic acid, apigenin, digunakan adalah top soil yang dicampur tocopherol, chlorogenic acid, caffeic acid, dengan pupuk kandang, dengan perbandingan ferrulic acid, kaempferol, ellagic acid, 1:5. Bayam ditumbuhkan hingga daunnya secara antochyanin, caroten, dan ascorbic acid. Untuk fisiologis mencapai ukuran layak dikonsumsi senyawa yang terdeteksi oleh LCMS namun atau kira-kira 30-50 hari setelah waktu semai. tidak memiliki standar akan diduga dengan Daun bayam dari masing-masing polybag membandingkan m/z value versus referensi. dipanen dan digunakan menjadi material penelitian untuk diteliti kandungan antioksidannya. B.3. Data Statistik Data statistik yang ditulis berdasarkan: nilai tengah (mean) ± Standard Deviasi (SD) dari tiga B. Metode Penelitian pengukuran. Nilai tengah ini digunakan dalam B.1. Ekstraksi Antioksidan penghitungan statistik lanjutan. Program Pelarut metanol digunakan untuk statistika yang digunakan adalah JMP versi 9 mengekstrak daun bayam. Metode ekstraksi SAS Inc.. Signifikant test juga dilakukan secara mengikuti metode Amin et al. (2006). Daun otomoatis dalam program JMP. sebanyak 50 g dipanen dari masing-masing II. HASIL DAN PEMBAHASAN polybag kemudian dihancurkan hingga halus dalam mortar yang telah diberi pelarut sehingga A. Kandungan senyawa phenol menjadi pasta. Pasta bayam dimasukkan dalam LCMS dapat mendeteksi kandungan tabung erlenmeyer dan diberi pelarut hingga senyawa phenol pada daun dari keempat jenis

279 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan bayam. Ada 12 senyawa phenol pada daun yang Rutin memiliki efek positif untuk pencegahan selanjutnya dikarakterisasi sebagai quercetin, dan perawatan kanker kolon. Sedangkan, gallic acid, rutin, protocatechuic acid, vanillic quercetin dapat digunakan sebagai salah satu acid, chlorogenic, caffeic acid, ferrulic acid, bahan penting dalam pengobatan kemoterapi, kaempferol, ellagic, carotene, dan ascorbic khususnya untuk kanker kulit dan prostat acid. Kandungan kesebelas senyawa phenol dikarenakan quercetin memiliki kemampuan pada daun bayam bervarisasi, yaitu antara 0.1 – untuk menghambat pertumbuhan sel-sel tumor. 129 mg/kg; kecuali ferrulic acid yang berkisar Namun, yang terpenting dari fungsi rutin dan antara 2.0- 8.7 g/kg (Tabel 1). Secara umum, 12 quercetin adalah sebagai antioksidan yang dapat senyawa phenol yang dianalisa dapat mencegah proses oksidasi dari HDL kolesterol dikategorikan ke dalam tiga kelompok. Pertama dalam darah (Kalinova dan Dadakova 2009). adalah kelompok hydrobenzoic acid seperti gallic acid, vanillic acid, dan ellagic acid. Penelitian ini juga menyimpulkan Kedua adalah kelompok hydroxycinnamic acid keunggulan daun dari jenis sayuran seperti A. seperti caffeic acid, chlorogenic acid, dan tricolor L. dalam kaitannya dengan kandungan coumaric acid. Ketiga adalah kelompok senyawa phenol dibandingkan kandungan di flavonoid, yaitu isoquercetin, hyperoside, dan daun dari jenis grain amaranth (A. hybridus). rutin. Kandungan senyawa phenol yang Selain itu, kandungan caffeic acid yang bervariasi ini mengkonfirmasi hasil penelitan tertinggi ditemukan di daun dari jenis vegetable sebelumnya (Khanam dan Oba 2013, Steffensen amaranth seperti A. tricolor L. dan A. dubius. et al. 2011, Stintzing et al. 2003). Kandungan kedua tertinggi pada caffeic acid Pada penelitian ini, quercetin, kaempferol, ditemukan pada A. cruenthus yang merupakan dan rutin adalah tiga senyawa phenol tertinggi jenis multi-purpose (Tabel 1). Caffeic acid dan yang terkandung di daun (Tabel 1). Sedangkan, beberapa turunan esternya dipercaya memiliki penelitian sebelumnya menyatakan bahwa anti-carcinogenenic efek, khususnya pada quercetin, isoquercetin (quercetin-3-glucoside), kanker kolon (Khanam dan Oba 2013). dan rutin (quercetin-3-rutinoside) merupakan Penelitan ini mengkonfirmasi potensi amaranth jenis flavonoid yang paling sering ditemukan di sebagai sumber antioksidan alami, aman daun dari keempat jenis amaranth (A. dikonsumi, dan bermanfaat bagi kesehatan cruenthus, A. tricolor L., A. hypochondriacus, manusia. A. hybrid, A. retroflexus) (Kalinova dan Dadakova 2009). Perbedaan species, jumlah III.KESIMPULAN material yang digunakan, dan kondisi Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lingkungan saat penanaman kemungkinan potensi kekayaan keanekaragaman genetik dapat menyebabkan perbedaan hasil keduanya. amaranth, khususnya yang berasal dari Kandungan dari analisis senyawa rutin dan Indonesia. Amaranth atau yang lebih dikenal quercetin bervariasi antara 3.0-60 dan 66-129 sebagai bayam di Indonesia merupakan mg kg-1 (Tabel 1). Kandungan rutin pada tanaman sayuran hijau yang memiliki nilai penelitian ini cukup bervariasi dan hasil yang nutrisi yang sangat baik dan juga memiliki dilaporkan jauh lebih kecil dibandingkan potensi untuk dikembangkan sebagai bahan dengan publikasi sebelumnya, yaitu sekitar 24.5 antioksidan alami. LCMS dapat mendeteksi g kg-1 berat kering. Rutin dan quercetin adalah kandungan senyawa phenol yang ada pada flavonoid alami yang banyak ditemukan di daun, dari empat jenis amaranth yang berbeda alam. Flavonoid adalah salah satu antioksidan (jenis biji-bijian, sayuran, liar-liaran, dan yang dianggap sangat efektif untuk mencegah tanaman hias). Ada 12 jenis senyawa phenol penyakit-penyakti degeneratif akibat penuaan yaitu: quercetin, gallic acid, rutin, seperti atherosclerosis dan kanker. Khusus protocatechuic acid, vanillic acid, chlorogenic, untuk jenis flavonoid yang berasal dari caffeic acid, ferrulic acid, kaempferol, ellagic, tumbuhan sangat direkomendasikan carotene, dan ascorbic acid dan ferrulic acid dikarenakan memiliki gastro-protective agent. yang kesemuanya merupakan zat senyawa aktif

280 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan dapat mencegah penyakit kronis, seperti Fomsgaard, I.S., Añon, M.C., Paulina, A. kanker, arthritis, dan CVD. Tahapan penelitian (2009) Adding Value to Holy Grain: berikutnya adalah tes bio-assay dan pengukuran Providing the Key Tools for the bioavailabilitas senyawa phenol dari daun Exploitation of Amaranth - the amaranth secara in-vivo untuk mengetahui Protein-rich Grain of the Aztecs. khasiat antioksidan tersebut pada kesehatan. Results from a Joint European - Latin American Research Project. Aarhus. DAFTAR PUSTAKA Kalinova, J., Dadakova, E. (2009) Rutin and Total Quercetin Content in Achigan-Dako, E., Sogbohossou O.E.D., Amaranth (Amaranthus spp.). Maundu, P. (2014) Current Original Paper: Plant Foods Hum Knowledge on Amaranthus spp.: Nutr 64:68-74. DOI 10.1007/s1130- Research Avenues for Improved 00800104-x. Nutritional Value and Yield in Leafy Khanam, U.K.S. and Oba, S. (2013) Bioactive Amaranths in Sub-Saharan Africa. Substance in Leaves of Two Euphytica 197:303-317. Amaranth Apecies, Amaranthus DOI:10.1007/s10681-014-1081-9. tricolor and A. hypochondriacus. Amin, I., Norazaidah, Y., Hainida, K.I.E. Can.J.Plant Sci. 93:47-48. (2006) Antioxidant Activity and DOI:10.4141/CJPS2012-117. Phenolic Content of Raw and López-Mejia, O.A., López-Malo, A., Palou, E. Blanched Amaranthus Species. (2013) Antioxidant Capacity of Food Chem 94:47–52. DOI: Extracts from Amaranth 10.1016/j.foodchem.2004.10.048 (Amaranthus hypochondriacus L.) Andini, R., Yoshida, S., Ohsawa, R. (2013) Seeds or Leaves. Industrial Crops Variation in Protein Content and and Products 53:55-59. Amino Acids in the Leaves of Steffensen, S.K., Rinnan, Å., Mortensen, A.G. Grain, Vegetable and Weedy Types (2011) Variations in the Polyphenol of Amaranths. Agronomy 3:391– Content of Seeds of Field Grown 403. DOI: Amaranthus Genotypes. Food 10.3390/agronomy3020391. Chemistry 129:131-138. Caselato-Sousa, V.M. and Amaya-Farfán, J. Stintzing, F.C., Kammerer, D., Schieber, A. (2012) State of Knowledge on (2004) Betacyanins and Phenolic Amaranth Grain: a Comprehensive Compounds from Amaranthus Review. Journal of Food Science spinosus L. and Boerhavia erecta L. 77(4):93-104. DOI:10.111/j.1750- Zeitschrift für Naturforsch 59:1–8. 3841.2012.02645. Vélez-Jiménez, E., Tenbergen, K., D Santiago, Costea, M., Tardif, F.J., Brenner, D.M. (2003) P., Cardador-Martínez M.A. (2014) Notes on Economic Plants. Functional Attributes of Amaranth. Economic Botany 57(4):646-649. Review Article: Austin Journal of The New York Botanical Garden Nutrition and Food Sciences 2(1):6. Press, Bronx, NY 10458-5126 U.S.A. Diplock, A.T., Charleux, J.L., Crozier-Willi, G., et al. (1998) Functional Food Science and Defence Against Reactive Oxidative Species. British Journal of Nutrition 80.Suppl.1:77- 112.

281 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan g k / g g k / g m Caroten Ascorbic acid g k / g m g k / g m g k / g g k / g m Caffeic acidCaffeic acid Ferrulic Kaempferolacid Ellagic g k / g acid m Chlorogenic g k / g m Vanillic Acid Vanillic g k / g acid m Protocatechuic Protocatechuic g k / g m g k / g m g k / g m 73.4 ± 7.8 9.6 ± 0.5 39.5 ± 18.2 8.0 ± 1.6 6.0 ± 5.7 7.0 ± 1.2 0.5 ± 0.6 7.1 ± 1.0 69.6 ± 1.9 13.6 ± 7.7 5.2 ± 3.5 1.6 ± 0.8 76.6 ± 10.788.4 ± 40.8 12.3 ± 0.2 1.9 ± 54.3 1.3 ± 11.8 23.2 ± 10.6 ± 27.7 0.7 8.7 ± 5.8 10.1 ± 5.0 4.5 ± 5.9 ± 3.5 4.2 4.7 ± 0.8 6.6 ± 0.1 0.4 ± 6.0 0.4 ± 5.4 1.4 81.3 ± ± 0.4 7.6 66.3 ± 15.9 ± 7.1 14.8 13.4 5.8 ± ± 4.7 4.6 1.5 7.7 ± ± 1.1 0.1 2.2 ± 0.2 66.4 ± 19.468.6 ± 16.2 6.6 ± 0.8 9.3 ± 2.9 32.9 ± 22.1 35.9 ± 9.3 8.2 ± 7.2 7.1 ± 3.4 4.8 ± 0.1 2.4 ± 1.3 3.8 ± 1.9 6.1 ± 4.5 0.4 ± 0.1 0.6 ± 0.0 7.0 ± 1.1 8.1 ± 79.3 2.1 ± 3.6 78.1 ± 23.3 18.0 ± 12.5 0.1 ± 6.6 5.3 ± 3.7 6.3 ± 4.2 1.8 ± 1.5 2.2 ± 0.3 76.1 ± 20.587.4 ± 45.9 9.097.3 ± ± 7.8 32.0 8.7 ± 7.8 32.9 5.2 ± ± 2.6 64.7 15.1 ± 32.9 4.1 ± 9.7 ± 5.9 7.5 14.1 ± 1.9 4.6 6.5 ± ± 2.6 3.1 7.4 ± 0.1 6.4 ± 4.2 ± 0.1 3.5 4.0 ± 2.8 0.3 4.5 ± ± 0.3 5.9 0.4 ± 0.6 4.2 0.5 ± ± 1.6 0.3 4.2 ± 1.3 68.9 ± 5.4 23.0 ± 80.0 ± 0.5 12.9 27.9 86.6 ± ± 3.0 5.3 6.4 ± 1.1 7.8 ± 21.9 ± 2.6 5.5 4.9 ± 5.7 2.0 ± 5.8 0.5 ± 1.7 1.6 ± 1.0 2.2 ± 0.9 76.8 ± 34.997.3 ± 62.5 7.3 ± 4.9 7.3 ± 9.6 10.4 ± 35.5 5.2 ± 21.8 9.3 ± 5.7 0.4 ± 7.6 1.3 ± 0.4 3.6 ± 1.8 2.2 ± 0.1 3.8 ± 0.8 0.6 ± 0.5 0.4 ± 0.5 2.7 ± 2.1 5.2 ± 59.8 0.6 ± 25.2 86.3 ± 11.7 17.7 ± 13.0 12.9 ± 13.3 7.6 ± 1.8 5.1 ± 5.5 1.8 ± 1.1 1.5 ± 0.9 84.2 ± 39.0 9.4 ± 1.3 38.5 ± 27.4 10.0 ± 0.1 4.8 ± 2.1 4.4 ± 0.7 0.1 ± 0.1 4.8 ± 3.6 65.9 ± 32.5 18.8 ± 14.1 5.4 ± 1.0 2.0 ± 0.2 99.9 ± 15.0 9.585.1 ± ± 3.1 38.4 13.6 28.7 ± ± 2.0 39.7 16.4 ± 11.2 ± 13.8 6.0 6.1 5.1 ± ± 2.2 6.2 8.5 2.5 ± ± 0.3 2.1 0.5 2.2 ± ± 0.6 1.2 6.2 0.6 ± ± 3.4 0.3 93.8 ± 7.6 ± 3.1 2.8 75.9 13.9 ± ± 26.9 9.6 15.1 8.4 ± ± 19.1 0.1 4.8 ± 1.7 ± 4.3 1.7 2.1 ± 1.2 75.1 ± 17.0 6.6 ± 5.9 36.1 ± 34.3 7.5 ± 1.8 4.9 ± 6.6 6.3 ± 3.4 0.4 ± 0.4 4.0 ± 4.2 97.4 ± 2.7 12.4 ± 6.2 5.6 ± 3.5 1.6 ± 0.3 68.2 ± 12.8 7.1 ± 2.2 33.1 ± 36.0 8.2 ± 3.7 7.6 ± 3.1 3.4 ± 3.5 0.6 ± 0.4 1.9 ± 1.0 84.9 ± 19.4 18.0 ± 1.2 5.1 ± 1.1 2.2 ± 0.6 Quercetin Gallic Acid Rutin 102.0 ± 19.8 9.1 ± 8.2 47.1 ± 8.6 12.2 ± 3.2 6.1 ± 2.4 9.8 ± 0.0 0.5 ± 0.7 6.0 ± 1.1 80.4 ± 20.5 9.6 ± 4.5 7.3 ± 1.1 2.6 ± 0.5 128.8 ± 14.7 8.0 ± 5.4 59.8 ± 0.3 7.5 ± 2.6 8.4 ± 2.1 3.9 ± 4.2 0.7 ± 0.3 5.9 ± 2.4 75.1 ± 18.1 22.4 ± 1.7 3.3 ± 2.5 1.6 ± 0.3 110.0 ± 45.5106.1 ± 26.9 8.3114.0 ± ± 3.2 33.6 3.4114.4 ± ± 3.6 50.4 20.8 8.7 ± ± 3.7 28.3 10.7 ± 7.0 ± 3.6 17.0 36.8 ± 8.5 ± 42.3 21.3 8.5 2.8 ± ± 10.7 12.2 ± 7.6 5.1 ± 0.6 5.0 5.8 ± 4.7 5.3 ± 8.0 5.3 ± 1.1 ± 2.5 6.6 2.0 ± 1.4 7.9 2.6 ± ± 0.7 2.5 ± 0.1 0.2 0.4 ± 0.1 5.5 0.5 ± ± 3.2 5.7 0.4 ± 6.1 4.0 ± 4.4 0.7 2.5 60.2 ± ± ± 0.5 62.4 1.6 ± 5.2 4.7 89.0 4.0 ± ± 18.6 ± 2.9 1.6 25.3 14.7 ± 66.8 4.2 13.2 ± ± 6.5 ± 15.1 2.1 3.9 2.2 ± 1.0 5.0 16.8 ± 2.3 ± ± 2.5 17.0 0.5 1.4 ± 0.1 1.7 5.5 ± ± 1.3 2.0 1.0 ± 0.1 123.6 ± 11.7 7.2 ± 1.3 34.2 ± 30.3 7.0 ± 6.7 5.6 ± 3.8 8.7 ± 1.3 0.2 ± 0.2 8.7 ± 1.6 74.9 ± 10.3 19.6 ± 4.7 4.4 ± 4.7 1.6 ± 1.3 117.9 ± 6.5 7.3 ± 0.9 43.2 ± 33.5 10.7 ± 6.5 3.7 ± 3.7 4.5 ± 0.0 0.6 ± 0.6 5.1 ± 1.6 71.6 ± 3.4 14.3 ± 8.1 5.4 ± 3.5 0.8 ± 0.1 123.7 ± 10.1 6.4 ± 7.6 49.4 ± 6.6 10.0 ± 5.0 3.8 ± 1.1 1.8 ± 2.4 0.3 ± 0.3 3.3 ± 3.5 91.5 ± 6.2 17.9 ± 3.0 6.5 ± 4.2 1.9 ± 0.2 112.5 ± 16.8 5.7 ± 0.6118.9 ± 11.5 48.0 ± 22.6 7.0 ± 6.3 8.8 ± 41.0 4.6 ± 1.5 0.6 ± 0.3 10.7 ± 8.1 4.8 ± 0.1 4.7 ± 0.7 0.4 ± 0.5 6.1 ± 0.8 5.8 ± 3.9 0.7 ± 62.9 0.2 ± 15.1 6.5 ± 4.4 2.1 ± 2.5 67.0 ± 7.4 4.4 ± 2.2 21.7 ± 1.2 6.2 ± 0.4 3.7 ± 0.4 1.5 ± 0.7 127.3 ± 15.6 11.1 ± 3.4 56.7 ± 3.6 3.7 ± 4.9 6.3 ± 1.6 8.2 ± 2.1 0.4 ± 0.2 3.2 ± 2.3 84.3 ± 20.1 6.5 ± 1.3 7.0 ± 3.1 1.8 ± 1.6 105.6 ± 59.6104.3 ± 10.0 12.8 ±117.1 0.9 ± 33.9 9.5 ± 4.4 3.0 7.5 ± ± 5.2 26.9 ± 2.9 12.1 16.0 ± 10.0 ± 10.7 ± 5.7 3.7 7.5 7.3 6.6 ± ± 7.7 1.8 ± 3.7 2.3 6.8 ± 4.5 7.2 2.6 ± ± 2.6 0.4 0.5 ± 4.2 0.1 ± 0.4 ± 2.7 0.0 5.7 ± 0.8 5.7 ± 1.5 ± 0.0 2.3 71.1 ± 88.1 34.4 2.4 ± ± 11.6 1.9 6.5 20.9 56.1 ± ± ± 11.2 2.1 9.1 5.3 6.7 ± ± 3.5 9.8 2.5 ± 12.6 1.9 1.4 ± ± 0.0 4.9 0.9 ± 5.1 1.8 ± 1.2 123.4 ± 1.5 11.3 ± 4.2 36.0 ± 15.8 8.0 ± 7.1 2.4 ± 2.8 8.6 ± 1.8 0.5 ± 0.5 6.8 ± 4.6 77.8 ± 22.8 7.3 ± 2.5 6.0 ± 4.0 2.4 ± 0.4 r r o o l l o o c c i i inosus r r p Celosia Spesies A.viridis A. blitum A.dubius A.dubius A.dubius A.blitum A.blitum A.dubius A. blitum A. dubius A.t A.t A.tricolor A.tricolor A.tricolor A.tricolor A.tricolor A.tricolor C. trigyna C. A.s A.hybridus A.hybridus A.cruenthus A.cruenthus A.cruenthus A.cruenthus A.cruenthus A.cruenthus A.caudatus L. A.caudatus L. a n a G G G G K K K va va K a a du-Indi -T n-T n-T a pa-Meda a ng-T a a l i a Asal India USA USA USA l a est J est J est Jumla Benin Jumla N es es Kenya l Taiwan Greece Jakarta e Zambia l b b i W W K m pua New Guine a a OR Zimbabwe WDWD Be Be WD Pd. l h n a angang VG VG b b ndua WD Pegas a m m ANDUNGAN SENYAWA PHENOL PADA DAUN BAYAM BERBAGAI AKSESI PI 483244 IDN 23/Ygy IDN 25/ JKT WD WD Yogyakarta Kode Aksesi Tipe IDN 37/ BNA VG Aceh- PI 566899/IND VG T PI 608761/IND VG PI 566897/IND GR K IDN 18/ Meda PI 349553/PNG VG P PI 605351/GRC GR PI 490298/KEN VG PI 538319/USAPI 605352/JAM GR VG Jamaica PI 490662/ BEN GR PI 482049/ZWE GR Zimbabwe PI 500249/ZMB GR PI 606281/BGD VG Bangladesh IDN 01/ Monga PI 604669/TWN VG IDN 05/ BurbiahIDN OR TKG - Burbiah IDN 19/ M IDN Marelan45/ IDN VG Sumatra North Ames 5134/USA VG IDN 04/ bi Bur NPL/ White seeds GR IDN 33/ Le IDN 34/ Le IDN 11/ Tn.Depet WD Ce IDN Merah 50/ IDN Pn. VG Java Jakarta- PI 540445/IDN/Java VG Java-Indonesia NPL/ Red Red NPL/ Inflorescence GR 1. 9 4 1 3 5 6 7 8 2 23 31 28 29 22 10 11 18 12 13 20 24 25 26 27 19 30 14 17 21 15 16 No. ABEL T

282 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS) PADA UNDANG-UNDANG TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI INDONESIA DALAM MEMFASILITASI JENIS-JENIS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Oleh: Rizki Hari Wibowo

Abstrak --- Tujuan penelitian adalah 2007 Tentang Pemberantasan Tindak untuk mengetahui sejauh mana Pidana Perdagangan Orang; 4) UU Undang-undang dan peraturan hukum No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan lainnya di Indonesia mengenai Anak; 5) Keputusan Presiden Republik perlindungan tindak kekerasan IndonesiaNomor 88 Tahun terhadap perempuan. Selama 15 tahun, 2002TentangRencana Aksi sampai tahun 2012, Komisi Nasional NasionalPenghapusan Perdagangan Perempuan mendefinisi kekerasan (Trafiking)Perempuan Dan Anak. terhadap perempuan sebanyak 14 jenis, Hasil penelitian menunjukkan yaitu: (1) Perdagangan perempuan untuk bahwa jenis-jenis tindak kekerasan tujuan seksual; (2) Pelecehan Seksual; terhadap perempuan muncul sebanyak (3) Penyiksaan seksual; (4) Eksploitasi 459 kali atau hanya sekitar 1,5% dari Seksual; (5) Perbudakan Seksual; (6) keseluruhan kata. Kategori Pemaksaan Intimidasi/serangan bernuansa seksual, kontrasepsi, Intimidasi, Kontrol Seksual termasuk ancaman atau (diskriminasi, kriminalisasi), dan percobaanperkosaan; (7) Kontrol seksual, Pemaksaan Kehamilan intensitasnya termasuk pemaksaan busana dan sangat rendah berada dibawah 2,2% kriminalisasi perempuanlewat aturan dari total 459 kata tentang jenis-jenis diskriminatif beralasan moralitas dan kekerasan terhadap perempuan dan agama; (8) Pemaksaan Aborsi; (9) anak. Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual, (10) Pemaksaan Kata kunci : Kekerasan Perempuan, Undang- perkawinan, termasuk kawin paksa dan Undang, Analisis isi. kawin gantung; (11) Prostitusi Paksa, A. LATAR BELAKANG (12) Pemaksaan kehamilan; (13) Praktik Kajian hubungan internasional tradisi bernuansa seksual yang dewasa ini diwarnai oleh adanya membahayakan ataumendiskriminasi kesadaran manusia terhadap perempuan; (14) Pemaksaan pentingnya norma atau nilai kontrasepsi/sterilisasi kemanusian untuk dikedepankan. Penelitian ini menggunakan metode Perkembangan ini merupakan dampak Analisis Isi dengan karakter Semantik positif dari implementasi nilai-nilai (Semantic Content Analysis), yakni Hak Asasi Manusia yang mulai muncul prosedur yang mengklasifikasi tanda pasca perang dingin. Oleh pengamat menurut maknanya. Objek penelitian hubungan internasional hal sekaligus dalam penelitian adalah peraturan merupakan awal mula pergeseran hukum di Indonesia mengenai dominasi Negara bangsa (nation-state) perlindungan terhadap perempuan, sebagai aktor dominan dalam yaitu: 1) Kitab Undang-undang Hukum hubungan internasional yang berfokus Pidana (KUHP) Bab XIV - Kejahatan pada kepentingan nasional untuk Terhadap Kesusilaan; 2) UU No.23 kemudian mengalihkan fokus kepada tahun 2004 tentang Penghapusan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam lingkup Kekerasan Dalam Rumah akademis HI pandangan-pandangan Tangga(PKDRT); 3) UU No 21 tahun

283 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan yang menitik beratkan pada norma atau kemungkinan bagi para korban untuk nilai disebut dengan paradigma mengajukan pengaduan ke PBB.1 konstruktivis. Dalam paradigma Secara internasional, pemerintah konstruktivis sangat kental adanya Indonesia sebenarnya telah meratifikasi peranan aktor-aktor internasional baik landasan Cedaw (Convention of the state maupun non state yang ellimination of all forms of mendorong kepentingan norma sebagai discrimination againts Women) atau sebuah pencapaian keberhasilan global Landasan anti diskriminasi terhadap hubungan internasional. perempuan. Konvensi ini telah Upaya internalisasi atau mengikat negara untuk menghapus memasukkan norma-norma segala bentuk diskriminasi terhadap internasional ke dalam sebuah Negara perempuan. Tepatnya pada 18 untuk dapat diterima dan menjadi nilai Desember 1979, Majelis Umum PBB yang bisa berlangsung secara cair menyetujui sebuah rancangan dalam kehidupan masyarakat menjadi Konvensi CEDAW atau Konvensi tugas berikutnya bagi aktor-aktor Penghapusan Segala Bentuk kemanusiaan (humanitarian) baik yang Diskriminasi pada Perempuan. berada di tingkat lokal maupun Konvensi CEDAW dikeluarkan untuk internasional. Upaya pelembagaan dan melindungi dan mempromosikan hak- habitualisasi hendaknya berjalan secara hak perempuan di seluruh dunia. bersama-sama dalam menciptakan Pemerintah Indonesia kemudian dunia yang berlandaskan norma. menandatangani konvensi ini pada 29 PBB menyerukan sebuah standar Juli 1980 dan kemudian mengesahkan hukum internasional yang mengikat konvensi CEDAW pada tanggal 24 Juli dimana Negara Anggota harus 1984. Negara-negara peserta Konvensi bertanggung jawab dalam memerangi kemudian wajib membuat peraturan pelanggaran hak asasi manusia yang dan kebijakan untuk menghapus meluas ini. Menurut perkiraan PBB, diskriminasi pada perempuan dalam satu dari tiga perempuan di seluruh kehidupan politik dan kehidupan dunia menjadi korban kekerasan. kemasyarakatan negara, khususnya Berdasarkan suatukajian yang menjamin persamaan antara laki-laki dilakukan oleh Organisasi Kesehatan dan perempuan dalam konteks hak Dunia di 10 negara tentang asasi manusia, yaitu meliputi: hak kesehatanperempuan dan kekerasan untuk bekerja, hak untuk mendapatkan dalam rumah tangga, ternyata antara kesempatan yang sama, menerima 15% sampai 71% upah dan tunjangan yang sama, perempuanmelaporkan kekerasan fisik perlindungan kerja dll. Dengan atau seksual yang dilakukan oleh suami ditandatanganinya Konvensi CEDAW atau pasangannya. Antara4% sampai seharusnya diskriminasi tidak akan 12% perempuan melaporkan terjadi, namun fakta membuktikan penganiayaan fisik selama kehamilan. bahwa perempuan masih mengalami Sekitar 5.000orang perempuan dibunuh banyak diskriminasi di lingkungannya. oleh anggota keluarga atas nama Yaitu berupa nilai-nilai yang masih kehormatan setiap tahun diseluruh mengekang, norma dan aturan yang dunia. Dalam kondisi seperti demikian, mekanisme-mekanisme untuk hak-hak perempuanmasih belum sepenuhnya dilaksanakan, dan sebagian besar perempuan belum mengetahuiadanya 1http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/docum ents/press_corner/20100308_01_id.pdf diakses pada 28 Juni 2016

284 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

menjadikan perempuan sebagai warga peraturan hukum di Indonesia dalam negara kelas dua.2 memberikan perlndungan terhadap Setelah melakukan ratifikasi perempuan. terhadap perjanjian-perjanjian internasional menjadi kewajiban B. RUMUSAN MASALAH Negara untuk mengintegrasikan aturan Dari latar belakang diatas peneliti tersebut dalam peraturan perundang- menentukan pertanyaan dalam undangan domestik untuk memberi penelitian ini adalah “bagaimana jaminan hukum. Demikian pula Undang-undang tindak kekerasan pemerintah indonesia yang terhadap perempuan di Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan memfasilitasi jenis-jenis tindakan dalam bentuk Undang-undang dan kekerasan terhadap perempuan?” peraturan lainnya untuk mengatur segala bentuk perlindungan hak-hak C. DEFINISI KONSEPTUAL perempuan termasuk didalamnya 1. Konsep Hak Asasi Manusia peraturan yang mengatur tentang tinda Konsep Hak Asasi Manusia kejahatan terhadap perempuan. (HAM) muncul karena terjadinya Adanya peraturan perundang- situasi manusia yang satu menindas undangan diskriminasi terhadap dan memperbudak manusia yang perempuan semakin berkurang. Tidak lain dan telah terjadi dari masa ke demikian dengan dalam upaya masa. Telah dipahami bahwa sejak perlindungan hukum atas tindak keberadaannya, manusia kejahatan dimana tidak serta merta mempunyaikedudukan, harkat dan menghilangkan kasus kekerasan martabat yang sama. Perhatian terhadap perempuan. Menurut Catatan terhadap masalah HAM,sebenarnya Tahunan (CATAHU) Komnas telah dilakukan ribuan tahun yang Perempuan tahun 2016, Jumlah kasus silam, oleh bangsa-bangsa seperti kekerasan terhadap perempuan tahun Yahudi,Yunani, Babylonia, Romawi 2015 sebesar 321.752, bersumber pada dan Inggris, dituangkan dalam Al- data kasus/perkara yang ditangani Quran, Alkitab, bahkantelah oleh Pengadilan Agama atau Badan dilakukan dalam masyarakat- Peradilan Agama sejumlah 305.535 masyarakat adat. Perlawanan kasus, dan dari lembaga layanan mitra terhadap eksploitasimanusia satu Komnas Perempuan sejumlah 16.217 sama lain, sebenarnya telah kasus. Terpisah dari jumlah tersebut, dilakukan bersamaan dengan ada sejumlah 1.099 kasus yang keberadaanmanusia itu sendiri, diadukan langsung ke Komnas tetapi hal itu dipahami sebagai Perempuan melalui Unit Pengaduan bagian dari gerakan moral, untuk Rujukan (UPR) yang sengaja danagama, bukan sebagai masalah didirikan Komnas Perempuan untuk yuridis.Perlawanan secara yuridis menerima dan merujuk pengaduan diawali dengan lahirnya Magna korban yang datang langsung maupun Charta di Inggris 15 Juni 1215. yang masuk lewat surat dan surat Kelahiran Magna Charta diikuti elektronik. Unit ini dikelola olehdivisi dengan pernyataan-pernyataan pemantauan Komnas Perempuan. tentang HAM seperti: Hobeas Tingginya angka pelanggaran tersebut Corpus Act, 1679; Bill Of Rights, mengindikasikan masih lemahnya 1689; Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, 4 juli 1776 yang 2http://www.konde.com/2016/06/mengapa-ada- kemudian dimasukkan dalam diskriminasi-terhadap.html diakses pada 28 Juni Undang-Undang Dasar Negara 2016

285 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Amerika Serikat, 17 September mekanisme pengawasan dan 1787, Declaration Des Droits De perlindungan HAM, yaitu Kovenan L’Homme et du Cytoyen, 1789 dan Internasional tentang Hak-hak Sipil pernyataan-pernyataan lainnya. dan Poitik (International Covenant Secara Internasional, on Civil and Political Rights) serta perkembangan HAM semakin pesat, Hak-hak Ekonomi, Sosial dan setelah munculnya kesadaran Budaya (International Covenant on bersama masyarakat internasional Economic, Social and Cultural setelah mengalami kehancuran luar Rights). Ketiganya dikenal dengan biasa akibat dari Perang Dunia (PD) istilah “the International Bill of II. Kesadaran akan pentingnya Human Rights”3 HAM menjadi dasar dan tujuan Konsepsi mengenai HAM dibentuknya Perserikatan Bangsa mendorong perjuangan Bangsa (PBB) tahun 1945. Dalam perlindungan terhadap setiap United Charter secara eksplisit individu manusia termasuk disebutkan bahwa tujuan perempuan yang dalam sejarahnya didirikannya PBB salah satunya berada dibawah baying-bayang adalah dalam rangka untuk kaum lelaki. Munculnya HAM yang mendorong penghormatan terhadap secara masif diikuti dengan HAM secara internasional. Tonggak munculnya gerakan feminism sejarah pengaturan HAM yang internasional membuka ruang-ruang bersifat internasional baru bagi perempuan untuk menunjukkan dihasilkan tepatnya setelah Majelis eksistensi sebagai individu yang Umum PBB mengesahkan Deklarasi memliki hak sama dengan kaum Universal HAM (Universal adam. Kesempatan berkarir, Declaration of Human Rights) pada berpolitik, memimpin dan hal-hal tanggal 10 Desember 1948. lain yang sebelumnya identik Deklarasi ini merupakan dokumen dengan laki-laki dewasa ini telah internasional pertama yang di dilakukan oleh kaum hawa. dalamnya berisikan “katalog” HAM 2. Konsep Kekerasan terhadap yang dibuat berdasarkan suatu Perempuan kesepakatan internasional. Deklarasi Makna kekerasan secara tersebut tidak hanya memuat hak- konvensional adalah apabila hak asasi yang diperjuangkan oleh manusia dipengaruhi sedemikan liberalisme dan sosialisme, rupa sehingga realisasi jasmani dan melainkan juga mencerminkan mental-psikologis aktualnya berada pengalaman penindasan oleh rezim- di bawah realisasi rezim fasis dan nasionalis-nasionalis potensialnya.4Kekerasan pada 1920an samapai tahun 1940an. perempuan yaitu setiap tindakan Sementara itu elit nasional bangsa- kekerasan berdasarkan gender yang bangsa yang dijajah menyebabkan kerugian atau mempergunakan paham hak asasi, penderitaan fisik, seksual atau terutama “hak untuk menentukan psikologis terhadap perempuan, dirinya sendiri”, sebagai senjata ampuh dalam usaha untuk 3 Pratiwi, Cekli Setya, Hak Asasi Manusia: Konsep meligitimasikan perjuangan mereka Dasar, Prinsip-prinsip dan Instrumen HAM di untuk mencapai kemerdekaan. Tingkat Internasional dan di Indonesia, 2013. Jurnal Universitas Muhammadiyah Malang, dikutip Kemudian, pada tahun 1966 dari http://pusam.umm.ac.id/page/id- dihasilkan perjanjian internasional file_home_971004-7.pdf pada 24 Mei 2016 (treaty) yang di dalamnya terdapat 4 Windhu 1992. “Kekuasaan dan Kekerasan Menurut Galtung” hal 64, Yogyakakarta: Kanisius

286 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan termasuk ancaman untuk sekedar melalui perilaku fisik melaksanakan tindakan tersebut belaka. dalam kehidupan masyarakat dan c) Kekerasan psikologi, pada pribadi (Apong, dalam Martha 2003 kekerasan psikologi, sebenarnya :113) dampak yang dirasakan lebih Secara umum bentuk-bentuk menyakitkan daripada kekerasan kekerasan pada perempuan dapat secara fisik. Bentuk tindakan ini dilihat dari penjelasan dibawah ini: sulit untuk dibatasi a) Kekerasan fisik, kekerasan fisik pengertiannya karena terhadap perempuan dapat sensitivisme emosi seseorang berupa dorongan, cubitan, sangat bervariasi. Identifikasi tendangan, jambakan, pukulan, akibat yang timbul pada cekikan, bekapan, luka bakar, kekerasan psikis sulit pemukulan dengan alat diukur. Sekalipun tindak pemukul, kekerasan dengan kekerasan psikologi itu jauh benda tajam, siraman air panas lebih menyakitkan, karena dapat atau zat kimia, menenggelamkan merusak kehormatan seseorang, dan penembakan. Kadang – melukai harga diri seseorang, kadang kekerasan fisik ini merusak keseimbangan jiwa, diikuti dengan kekerasan seksual namun kekerasan psikologis ,baik berupa serangan kealat– tidak akan merusak organ tubuh alat seksual (payudara dan bagian dalam bahkan tindakan kemaluan) maupun berupa yang berakibat kematian. persetubuhan paksa Sebaliknya, tindakan kekerasan (pemerkosaan). Pada fisik kerap menghasilkan hal pemeriksaan terhadap korban yang demikian. akibat kekerasan fisik maka d) Kekerasan ekonomi, yaitu yang dinilai sebagai akibat dimisalkan dengan seorang penganiayaan adalah bila di suami mengontrol hak keuangan dapati luka yang bukan karena isteri, memaksa atau melarang kecelakaan, namun bekas luka isteri bekerja untuk memenuhi itu dapat diakibatkan oleh suatu kebutuhan sehari–hari keluarga, peristiwa kekerasan yang serta tidak memberi uang tunggal atau berulang–ulang, belanja, memakai/ dari yang ringan hingga yang menghabiskan uang isteri fatal. (Martha, 2003:45-48). b) Kekerasan seksual, kekerasan seksual adalah setiap Konsepsi kekerasan terhadap penyerangan yang bersifat perempuan perlu dipaparkan oleh seksual terhadap perempuan, peneliti untuk memberikan dasar- baik telah terjadi persetubuhan dasar teoritis atau empiris terhadap atau tidak, baik ada atau tindakan-tindakan yang tergolong tidaknya hubungan antara sebagai tindakan kekerasan terhadap korban dan pelaku kekerasan. perempuan sehingga dapat dijadikan Pembedaan aspek fisik dan referensi dalam penelitian ini. seksual dianggap perlu, karena ternyata tindak kekerasan 3. Interpretasi Bahasa Hukum terhadap perempuan yang Metode Interpretasi adalah bernuansakan seksual tidak metode untuk menafsirkan terhadap teks perundang-undangan yang tidak

287 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

jelas, agar perundang-undangan peraturan perundang-undangan) tersebut dapat diterapkan terhadap dan hal-hal yang bersifatkhusus peristiwa konkret tertentu. (premis minor atau Penafsiran tidak hanya dilakukan peristiwanya). oleh hakim, tetapi juga oleh peneliti b) Intprestasi gramatikal; Metode hukum dan mereka yang yang digunakan adalah berhubungan dengan kasus (konflik) menafsirkan kata-kata atau dan peraturan-peraturan hukum. istilah-istilahdalam perundang- Menurut Sudikno undangan sesuai kaedah bahasa Mertokusumo dalam bukunya “Bab- (hukum tata bahasa) Bab Tentang Penemuan Hukum”, yangberlaku. Bahasa merupakan Interpretasi adalah metode sarana yang penting bagi hukum, penemuan hukum dalam hal karena merupakanalat satu- peraturannya ada tetapi tidak jelas satunya yang dipakai pembuat untuk dapat diterapkan pada undang-undang dalam peristiwanya. Sebaliknya dapat juga merumuskan pasa-lpasaldan terjadi hakim harus memeriksa dan penjelasannya.Metode mengadili perkara yang tidak ada Interpretasi gramatikal ini peraturannya yang khusus. Di sini merupakan cara penafsiran yang hakim menghadapi kekosongan atau palingsederhana untuk ketidaklengkapan undang-undang mengetahui makna yang yang harus diisi atau dilengkapi, terkandung di dalam pasal- sebab hakim tidak boleh menolak pasaltersebut. Dalam memeriksa dan mengadili perkara mengungkapan maknanya dengan dalih tidak ada hukumnya disamping harus memenuhi atau tidak lengkap hukumnya. standarlogis, juga harus Dalam hal ini apa yang harus mengacu pada kelaziman bahasa dilakukan oleh hakim untuk sehari-hari yang menemukan hukumnya? Untuk digunakanmasyarakat.Penafsiran mengisi kekosongan itu digunakan ini penting untuk mencari arti, metode berpikir analogi, metode maksud dan tujuan dari kata- penyempitan hukum dan metode a kataatau istilah yang digunakan contartio.5 dalam suatu kaidah hukum, Dalam ilmu hukum dan dengan memperhatikanapakah praktik peradilan, dikenal beberapa kata-kata itu kata kerja, kata macam metode Interpretasi, yaitu:6 benda, kata sifat atau keadaan, a) Interpretasi subsumptif.; Metode kata ganti,ataukah kata dasar, yang digunakan adalah kata jadian, kata ulang, kata penerapan silogisme. Silogisme majemuk, atau kata adalah bentukberfikir logis imbuhandengan awalan sisipan dengan mengambil kesimpulan dan akhiran, atau kata depan, dari hal-hal yang besifat dan sebagainya. umum(premis mayor atau c) Interpretasi Sistematis/logis; Metode yang digunakan adalah menafsirkan peraturan 5 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu perundang-undangandengan Pengantar, 1999, Yogyakarta: Liberty 6 menghubungkannya dengan Frisca Cristi, Teori Perundang-Undangan Dan Perjanjian Pada Umumnya, Karakteristik peraturan hukum (undang- Production SharingContract, Dan Analisa Hukum undang lain) ataudengan Pasal 31 Undang-undang RI Nomor 24 Tahun keseluruhan sistem hukum. 2009, 2010, Jakarta: FH UI

288 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Hukum dilihat sebagai suatu (diantisipasi) oleh perumus kesatuan atausebagai sistem peraturan perundang-undangan peraturan. Artinya tidak satupun pada saatperaturan perundang- dari peraturan undangan dirumuskan. Dengan perundangantersebut dapat kata lain, metode ini ditafsirkan seakan-akan ia sangatpenting untuk berdiri sendiri, tetapi harus memperoleh pemahaman yang selaludipahami dalam kaitannya baik dan benar mengenai dengan jenis peraturan yang "untukmelindungi siapa atau apa lainnya. Menafsirkanperaturan suatu ketentuan peraturan perundang-undangan tidak boleh perundang- menyimpang atau keluar dari undangandirumuskan". sistem perundang-undangan h) Interpretasi restriktif; suatu negara. Interpretasi restriktif digunakan d) Interpretasi Historis; Metode untuk menjelaskan suatu yang digunakan adalah ketentuan undangundangdimana penafsiran makna undang- ruang lingkup ketentuan itu undang menurutterjadinya dibatasi dengan berititik tolak dengan jalan meneliti sejarah, pada artinya menurut bahasa. baik sejarah hukumnya, maupun Dengan demikian Interpretasi sejarahterjadinya Undang- restriktif adalah undang. metodeinterpretasi yang bersifat e) Interpretasi teologis/sosiologis; membatasi. Dengan Interpretasi teologis i) Interpretasi ekstentif; Metode (Sosiologis), hakim menafsirkan penafsiran yang membuat undang-undangsesuai dengan interpretasi melebihi batas-batas tujuan pembentuk undang- hasilinterpretasi gramatikal. Jadi undang sehingga tujuan interpretasi ekstensif digunakan lebihdiperhatikan dari bunyi untuk menjelaskansuatu kata-katanya. Interpretasi ketentuan undang-undang teologis terjadi apabila dengan melampaui batas yang maknaUndang-Undang itu diberikan olehinterpretasi ditetapkan berdasarkan tujuan gramatikal. Contoh: Perkataan kemasyarakatan. “menjual” dalam pasal f) Interpretasi komparatif; Metode 1576KUHPerdata oleh hakim penafsiran dengan jalan ditafsirkan secara luas yaitu membandingkan antara berbagai bukan hanya semata-matahanya system hukum. Interpretasi berarti jual beli, tetapi juga Komparatif digunakan untuk menyangkut peralihan hak. mencari kejelasan j) Interpretasi otentik/secara resmi; mengenaisuatu ketentuan Penafsiran otentik ini biasanya perundang-undangan dengan dilakukan oleh pembuat undang- membandingkan undang- undangsendiri dengan undangyang satu dengan yang mencantumkan arti beberapa lain dalam suatu sistem hukum kata yang digunakan di dalam atau hukum asing lainnya. suatuperaturan. Dalam jenis g) Interpretasi antisipatif/futuristis; interpretasi ini hakim tidak Metode interpretasi antisipatif diperkenankan adalah metode penafsiran atas melakukanpenafsiran dengan apa yang hendakdicapai cara lain selain dari apa yang

289 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

telah ditentukan pengertiannya penculikan, penyekapan, didalam undang-undang itu pemalsuan, penipuan, sendiri. penyalahgunaan kekuasaan atau k) Interpretasi interdisipliner; posisi rentan, penjeratan utang Interpretasi jenis ini biasa atau memberi bayaran atau dilakukan dalam suatu analisis manfaat, sehingga memperoleh masalah yangmenyangkut persetujuan dari orang yang berbagai disiplin ilmu hukum. memegang kendali atas orang lain Di sini digunakan logika tersebut, baik yang dilakukan di penafsiranlebih dari satu cabang dalam negara maupun antar ilmu hukum. negara, untuk tujuan prostitusi l) Interpretasi multidisipliner; ataupun eksploitasi seksual Seorang Hakim harus juga lainnya.7 mempelajari suatu atau beberapa 2. Pelecehan Seksual, Merujuk pada disiplin ilmu laindi luar ilmu tindakan bernuansa seksual yang hukum. disampaikan melalui kontak fisik m) Interpretasi dalam perjanjian; maupun non fisik yang menyasar Interpretasi terhadap kontrak pada bagian tubuh seksual atau atau perjanjian dalam praktik seksualitas seseorang, termasuk hukum dengan menggunakan siulan, main mengalamiperkembangan, mata, komentar atau ucapan mengingat perjanjian merupakan bernuansa seksual, kumpulan kata dan kalimat mempertunjukan materi-materi yangsifatnya interpretable pornografi dan keinginan seksual, (dapat ditafsirkan), baik oleh colekan atau sentuhan di bagian para pihak yangberkepentingan, tubuh, gerakan atau isyarat yang undang-undang maupun oleh bersifat seksual sehingga hakim. Sementara itu dalam mengakibatkan rasa tidak nyaman, aturanperundang-undangan tersinggung merasa direndahkan sendiri tidak memberikan martabatnya, dan mungkin sampai pedoman dan kepastian menyebabkan masalah kesehatan hukumtentang bagaimana dan keselamatan.8 seharusnya dalam menafsirkan 3. Penyiksaan seksual, Perbuatan perjanjian terutama yang secara khusus menyerang ketikamuncul adanya perbedaan organ dan seksualitas perempuan penafsiran antar satu pihak yang dilakukan dengan sengaja, dengan pihak lainnya. sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik D. DEFINISI OPERASIONAL Berikut adalah definisi 15 jenis 7 Disadur dari definisi dalam Undang Undang No. kekerasan perempuan (komnas 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Perempuan, 2012), yaitu sebagai 8 Komnas Perempuan, Perempuan dalam Jeratan berikut: Impunitas: Pelanggaran dan Penanganan, 1. Perdagangan perempuan untuk Dokumentasi Pelanggaran HAM Perempuan tujuan seksual, Tindakan Selama Konflik Bersenjata di Poso 1998-2005, perekrutan, pengangkutan, Komnas Perempuan, 2009, hal. 132 dan rumusan penampungan, pengiriman, yangdikembangkan Rifka Annisa Women’s Crisis Centre dalam Lusia Palulungan, “Bagai Mengurai pemindahan, atau penerimaan Benang Kusut: BercerminPada Kasus Rieke Dyah seseorang dengan ancaman Pitaloka, Sulitnya Pembuktian Pelecehan Seksual, kekerasan, penggunaan kekerasan, Tatap: Berita Seputar Pelayanan, KomnasPerempuan,2010, hal. 9

290 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

jasmani, rohani maupun seksual, dengan mengikuti kehendak pada seseorang untuk memperoleh pelaku, agar ia dinikahi. pengakuan atau keterangan 5. Perbudakan Seksual, Sebuah darinya, atau dari orang ketiga, tindakan penggunaan sebagian dengan menghukumnya atas suatu atau segenap kekuasaan yang perbuatan yang telah atau diduga melekat pada “hak kepemilikan” telah dilakukan olehnya ataupun terhadap seseorang, termasuk oleh orang ketiga, untuk akses seksual melalui mengancam atau memaksanya pemerkosaan atau bentuk-bentuk atau orang ketiga, dan untuk suatu lain kekerasan seksual. alasan yang didasarkan pada Perbudakan seksual juga diskriminasi atas alasan apapun, mencakup situasi-situasi dimana apabila rasa sakit dan penderitaan perempuan dewasa dan anak-anak tersebut ditimbulkan oleh, atas dipaksa untuk menikah, hasutan dari, dengan persetujuan, memberikan pelayanan rumah atau sepengetahuan pejabat tangga atau bentuk kerja paksa publik.9 yang pada akhirnya melibatkan 4. Eksploitasi Seksual, Merujuk kegiatan seksual paksa termasuk pada aksi atau percoban perkosaan oleh penyekapnya.11 penyalahgunaan kekuatan yang 6. Intimidasi atau serangan berbeda atau kepercayaan, untuk bernuansa seksual, ancaman tujuan seksual termasuk tapi tidak atau percobaan perkosaan, terbatas pada memperoleh Tindakan yang menyerang keuntungan dalam bentuk uang, seksualitas untuk menimbulkan sosial maupun politik dari rasa takut atau penderitaan psikis eksploitasi seksual terhadap orang pada perempuan. Serangan dan lain.10 termasuk di dalamnya intimidasi seksual disampaikan adalah tindakan mengiming- secara langsung maupun tidak imingi perkawinan untuk langsung melalui surat, sms, memperoleh layanan seksual dari email, dan lain-lain.12 perempuan, yang kerap disebut 7. Kontrol seksual, termasuk oleh lembaga pengada layanan pemaksaan busana dan bagi perempuan korban kekerasan kriminalisasi perempuan lewat sebagai kasus “ingkar janji”. aturan diskriminatif beralasan Iming-iming ini menggunakan moralitas dan agama, Mencakup cara pikir dalam masyarakat yang berbagai tindak kekerasan secara mengaitkan posisi perempuan langsung maupun tidak langsung, dengan status perkawinannya dan tidak hanya melalui kontak sehingga perempuan merasa tidak fisik, yang dilakukan untuk memiliki daya tawar, kecuali mengancam atau memaksakan perempuan mengenakan busana

9 tertentu atau dinyatakan Merujuk pada definisi penyiksaan sebagaimana tercantum dalam UU No 5 Tahun 1998 tentang melanggar hukum karena cara ia Ratifikasi KonvensiMenentang Penyiksaan dan berbusana atau berelasi sosial Perlakuan atau Penghukuman lain yang Kejam, dengan lawan jenisnya. Termasuk Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat di dalamnya adalah kekerasan Manusia, Pasal 1 10 Buletin sekjen PBB tentang tindakan-tindakan khusus bagi perlindungan dari eksploitasi seksual 11 Dirumuskan dari pengertian penyiksaan seksual dan pelanggaran seksual, St/SGB/2003/13, 9 dalam Pasal 7(2)(c) Statuta Roma Oktober 2003 dalam Komnas Perempuan, op.cit., 12 Komnas Perempuan, Pembela HAM: Berjuang hal. 46 Dalam Tekanan, Komnas Perempuan, 2007

291 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

yang timbul akibat aturan tentang alasan baik dari pihak suami pornografi yang melandaskan diri maupun otoritas lainnya. Tidak lebih pada persoalan moralitas termasuk dalam penghitungan daripada kekerasan seksual. jumlah kasus, sekalipun 8. Pemaksaan Aborsi, Pengguguran merupakan praktik kawin paksa, kandungan yang dilakukan karena adalah tekanan bagi perempuan adanya tekanan, ancaman, maupun korban perkosaan untuk menikahi paksaan dari pihak lain.13 pelaku perkosaan terhadap dirinya. 9. Penghukuman tidak manusiawi 11. Prostitusi Paksa, Merujuk pada dan bernuansa seksual, Cara situasi dimana perempuan menghukum yang menyebabkan dikondisikan dengan tipu daya, penderitaan, kesakitan, ketakutan, ancaman maupun kekerasan untuk atau rasa malu yang luar biasa menjadi pekerja seks. yang tidak bisa tidak termasuk Pengondisian ini dapat terjadi dalam penyiksaan. Termasuk pada masa rekrutmen maupun dalam penghukuman tidak untuk membuat perempuan manusiawi adalah hukuman tersebut tidak berdaya untuk dapat cambuk dan hukuman-hukuman melepaskan dirinya dari prostitusi, yang merendahkan martabat misalnya dengan penyekapan, manusia yang ditujukan bagi penjeratan hutang, atau ancaman mereka yang dituduh melanggar kekerasan. Prostitusi paksa norma-norma kesusilaan. memiliki beberapa kemiripan, 10. Pemaksaan perkawinan, namun tidak selalu sama dengan termasuk kawin paksa dan kawin perbudakan seksual atau dengan gantung, Situasi dimana perdagangan orang untuk tujuan perempuan terikat perkawinan di seksual. luar kehendaknya sendiri, 12. Pemaksaan kehamilan, Ketika termasuk di dalamnya situasi perempuan melanjutkan dimana perempuan merasa tidak kehamilan yang tidak ia kehendaki memiliki pilihan lain kecuali akibat adanya tekanan, ancaman, mengikuti kehendak orang tuanya maupun paksaan dari pihak lain. agar ia menikah, sekalipun bukan Kondisi ini misalnya dialami oleh dengan orang yang ia inginkan perempuan korban perkosaan yang atau dengan orang yang tidak ia tidak diberikan pilihan lain kecuali kenali, untuk tujuan mengurangi melanjutkan kehamilannya akibat beban ekonomi keluarga maupun perkosaan tersebut. Pemaksaan tujuan lainnya. Pemaksaan kehamilan ini berbeda dimensi perkawinan juga mencakup situasi dengan kehamilan paksadalam dimana perempuan dipaksa konteks kejahatan terhadap menikah dengan orang lain agar kemanusiaan, sebagaimana dapat kembali pada suaminya dirumuskan dalam statuta roma, setelah dinyatakan talak tiga (atau yaitu situasi pembatasan secara dikenal dengan praktik “kawin melawan hukum terhadap cina buta”) dan situasi dimana seorangperempuan untuk hamil perempuan terikat dalam secara paksa, dengan maksud perkawinannya sementara proses untuk membuat komposisietnis perceraian tidak dapat dari suatu populasi atau untuk dilangsungkan karena berbagai melakukan pelanggaran hukum internasional lainnya. 13 Komnas Perempuan, Pembela HAM: Berjuang Dalam Tekanan, Komnas Perempuan 2009, hal 132

292 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

13. Praktik tradisi bernuansa seksual terkait dengan hak reproduksi yang membahayakan dan atau yang mereka miliki. mendiskriminasi perempuan, Praktik tradisi bernuansa seksual E. METODE PENELITIAN yang membahayakan atau Metode penelitian yang dilakukan mendiskriminasi perempuan dalam penelitian ini adalah merujuk pada kebiasaan menggunakan metode Analisis Isi berdimensi seksual yang (Content Analysis). Ada tiga konsep dilakukan masyarakat , kadang yang tercakup di dalam analisis isi. ditopang dengan alasan agama Pertama, analisis ini bersifat sistematis. dan/atau budaya, yang dapat Hal ini berarti isi yang akan dianalisis menimbulkan cidera secara fisik, dipilih menurut aturan-aturan yang psikologis maupun seksual pada ditetapkan secara implisit, misalnya: perempuan atau dilakukan untuk cara penentuan sampel. Kedua, analisis mengontrol seksualitas perempuan isi bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi dalam perspektif yang bersifat kuantitatif. merendahkan perempuan Menurut Janis (1965), ada 14. Pemaksaan kontrasepsi atau beberapa bentuk klasifikasi dalam sterilisasi, Yaitu “pemaksaan analisis isi, yaitu: a) Analisis Isi penggunaan alat-alat kontrasepsi Pragmatik (Pragmatic Content bagi perempuan untuk mencegah Analysis), yakni prosedur memahami reproduksi, atau pemaksaan teks dengan mengklasifikasikan tanda penuh organ seksual perempuan menurut sebab atau akibatnya yang untuk berhenti bereproduksi sama munkin timbul, b) Analisis Isi sekali, sehingga merebut hak Semantik (Semantic Content Analysis), seksualitas perempuan serta yakni prosedur yang mengklasifikasi reproduksinya”. Persoalan ini tanda menurut maknanya, c) Analisis sebelumnya pernah Sarana Tanda (Sign-Vehicle Analysis), diangkatkelompok perempuan yakni prosedur memahami teks dengan pada masa orde baru, yang cara menghitung frekuensi kemunculan ditengarai merupakan akiba dari kata, misalnya, kata negara Indonesia wacana penurunan laju muncul dalam sambutan Obama tatkala pertambahan penduduk sebagai berkunjung ke Indonesia. salah satu indicatorkeberhasilan Penelitian ini menggunakan pembangunan. Kali ini, persoalan metode Analisis Isi dengan karakter pemaksaan Semantik (Semantic Content Analysis), kontrasepsi/sterilisasidiangkat yakni prosedur yang mengklasifikasi oleh perempuan dengan disabilitas tanda menurut maknanya. (Misalnya, dan perempuan dengan menghitung berapa kali kata demokrasi hiv/aids.Mereka melaporkan dijadikan sebagai rujukan sebagai salah bahwa pemaksaan satu pilihan sistem politik yang dianut kontrasepsi/sterilisasi kerap oleh sebagian besar masyarakat dunia). ditolerir karena dianggap bisa Atau, misalnya yang lain, berapa kali mencegah kehamilan yang tidak kata Indonesia disebut oleh Obama diinginkan oleh pihak lain di sebagai rujukan contoh negara dengan keduakelompok ini, tanpa keragaman suku, budaya dan agama, memberikan informasi dan yang mampu mempersatukan kesempatan kepada mereka untuk semuanya dalam bingkai negara dapat memilih sendiri keputusan kesatuan. Secara rinci, Janis (1965) mengembangkan Analisis Isi Semantik

293 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

menjadi tiga macam kategori sebagai Dalam penelitian ini peneliti berikut: menggunakan sejumlah Undang- a) Analisis Penunjukan undang dan peraturan pemerintah (Designation Analysis), yakni pendukung undang-undang yang menghitung frekuensi berapa berkaitan dengan Ketenagakerjaan sering objek tertentu (Orang, sebagai objek penelitian. benda, kelompok, konsep) Penulis tidak menggunakan dirujuk. Analisis model ini juga semua data atau undang-undang biasa disebut sebagai Analisis Isi yang berkaitan dengan Pokok Bahasan (Subject-Matter ketenagakerjaan. Menurut Undang- Content Analysis). Undang Nomor 12 Tahun 2011 b) Analisis pensifatan (Attribution tentang Pembentukan Peraturan, Analysis), yakni menghitung jenis dan hierarki peraturan frekuensi berapa sering perundang-undangan Republik karakteristik objek tertentu Indonesia adalah sebagai berikut: a) dirujuk atau disebut. (Misalnya, UUD Negara Republik Indonesia karakteristik tentang bahaya Tahun 1945; b) Ketetapan MPR; c) penggunaan obat terlarang bagi UU/Perppu; d) Peraturan Presiden; kehidupan). e) Peraturan Daerah Provinsi; f) c) Analisis Pernyataan (Assertion Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Analysis), yakni analisis teks Peneliti menggunakan 2 undang- dengan menghitung seberapa undang tertinggi yaitu UUD 1945, sering objek tertentu dilabel atau Undang-Undang dan Peraturan diberi karakter secara khusus. pemerintah Pengganti Undang- (Misalnya, berapa sering Iran undang. disebut oleh Amerika sebagai Peneliti menentukan negara yang teroris) menggunakan beberapa undang- undang pokok di Indonesia yang F. HIPOTESA mengatur tindak kekerasan Dari rumusan masalah diatas terhadap perempuan, yaitu: dapat peneliti merumuskan hipotesa 1) Kitab Undang-undang Hukum atau jawaban sementara sebagai Pidana (KUHP) Bab XIV - berikut: Lemahnya penegakan hukum Kejahatan Terhadap atas pelanggaran kekerasan terhadap Kesusilaan; perempuan di Indonesia disebabkan, 2) UU No.23 tahun 2004 tentang salah satunya, oleh peraturan hukum di Penghapusan Kekerasan Indonesia mengenai kekerasan Dalam Rumah terhadap perempuan yang tidak Tangga(PKDRT); memfasilitasi secara utuh dengan 3) UU No 21 tahun 2007 Tentang indikasi kurangnya menekankan pada Pemberantasan Tindak Pidana jenis-jenis pelanggaran kekerasan Perdagangan Orang; terhadap perempuan. 4) UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak; G. OBJEK PENELITIAN DAN 5) Keputusan Presiden Republik CODING IndonesiaNomor 88 Tahun 1. Objek Penelitian (data 2002TentangRencana Aksi penelitian) NasionalPenghapusan Kedudukan data dalam Perdagangan penelitian analisa konten adalah (Trafiking)Perempuan Dan juga sebagai objek penelitian. Anak

294 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

2. Pengkodean (Coding) diteliti beserta batasan dan Tahap awal dari analisa data pengertian operasional setiap dalam penelitian analisa konten kategori. Dalam penelitian ini adalah menentukan kategori khusus peneliti menentukan kerangka (sign) dan menentukan kerangka coding berdasarkan pada hipotesa coding. Kerangka coding adalah yang muncul diatas adalah sebagai daftar kategori-kategori yang berikut:

No Kategori Coding Turunan Kata Jenis Analisis 1 Perdagangan Perdagangan Tiga kategori Analisis Isi perempuan (Perdagangan perempuan, Semantik, yaitu: perdagangan anak), • Analisis Penunjukan komersial, penyekapan, (Designation Analysis), penculikan, kekerasan yakni menghitung 2 Pelecehan Seksual Pelecehan, kejahatan frekuensi berapa sering seksual, lelucon seks, objek tertentu colekan, martabat • Analisis pensifatan 3 Penyiksaan seksual Penyiksaan, perkosaan (Attribution Analysis), 4 Eksploitasi Seksual Mempekerjakan paksa, yakni menghitung eksploitasi frekuensi berapa sering 5 Perbudakan Seksual Perbudakan, penderitaan karakteristik objek 6 Intimidasi Intimidasi, ancaman, tertentu dirujuk atau serangan, psikis atau disebut psikologis, trauma • Analisis Pernyataan 7 Kontrol seksual Diskriminasi, (Assertion Analysis), kriminalisasi perempuan yakni analisis teks 8 Pemaksaan Aborsi Aborsi, Pengguguran dengan menghitung kandungan seberapa sering objek 9 Hukuman tidak kesakitan, ketakutan, rasa tertentu dilabel atau manusiawi malu diberi karakter secara 10 Pemaksaan Menikah, Perkawinan khusus. perkawinan paksa, kawin gantung 11 Prostitusi Paksa Prostitusi paksa, penjaja seks 12 Pemaksaan Pemaksaan kehamilan kehamilan 13 Praktik tradisi Tradisi, perkawinan adat 14 Pemaksaan Kontrasepsi, Stelisisasi, kontrasepsi larangan hamil, reproduksi

295 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

H. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada klasifikasi, pengelmpkan, pengkodean yang telah dilakukan sebelumnya, disampaikan data sebagai berikut: No Kategori Turunan Kata ∑ Coding KU UU UU UU KEP HP 35 23 21 PRE 1 Perdagangan Perdagangan perempuan (Perdagangan perempuan dan anak), 10 14 72 100 52 248 komersial, penyekapan, penculikan, kekerasan 2 Pelecehan Pelecehan, kejahatan Seksual seksual, lelucon seks, 14 14 4 7 12 51 colekan, martabat 3 Penyiksaan Penyiksaan, perkosaan 1 9 5 0 3 18 seksual 4 Eksploitasi Mempekerjakan paksa, 0 1 0 28 10 39 Seksual eksploitasi 5 Perbudakan Perbudakan, penderitaan 0 0 0 15 2 17 Seksual 6 Intimidasi Intimidasi, ancaman, serangan, psikis atau 1 6 4 14 7 32 psikologis, trauma 7 Kontrol seksual Diskriminasi, 0 3 4 0 3 10 kriminalisasi perempuan 8 Pemaksaan Aborsi, Pengguguran 0 2 0 0 0 2 Aborsi kandungan 9 Hukuman tidak kesakitan, ketakutan, 1 0 6 3 0 10 manusiawi malu 10 Pemaksaan Menikah, Perkawinan 15 1 3 1 2 22 perkawinan paksa, kawin gantung 11 Prostitusi Paksa Prostitusi paksa, penjaja 0 0 0 0 1 1 seks 12 Pemaksaan Pemaksaan kehamilan 5 0 0 1 0 6 kehamilan 13 Praktik tradisi Tradisi, perkawinan adat 0 1 0 0 2 3 14 Pemaksaan Kontrasepsi, Stelisisasi, kontrasepsi larangan hamil, 0 0 0 0 0 0 reproduksi 37 51 98 169 104 459

296 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

JUMLAH KONTEN

Perdagangan perempuan Pelecehan Seksual Penyiksaan seksual Eksploitasi Seksual Perbudakan Seksual Intimidasi Kontrol seksual Pemaksaan Aborsi

Berdasarkan data diatas, dapat No.23 Tahun 2002 tentang diketahui bahwa muncul keseluruhan Perlindungan Anak; 5) Keputusan sebanyak 459 kata jenis-jenis Presiden Republik IndonesiaNomor 88 kekerasan terhadap perempuan yang Tahun 2002TentangRencana Aksi telah peneliti tentukan dalam tahap NasionalPenghapusan Perdagangan penggkodean sebelum dilakukan olah (Trafiking)Perempuaan Dan Anaka . data pada objek penelitian, yaitu; 1) Dari data diatas dapat peneliti Kitab Undang-undang Hukum Pidana temukan beberapa poin penting sebagai (KUHP) Bab XIV - Kejahatan hasil dari peneltian dengan metode Terhadap Kesusilaan; 2) UU No.23 analisis konten sbagai berikut: tahun 2004 tentang Penghapusan 1) Angka 459 Kekerasan Dalam Rumah sebagai Tangga(PKDRT); 3) UU No 21 tahun kemunculan 2007 Tentang Pemberantasan Tindak jenis-jenis Pidana Perdagangan Orang; 4) UU tindak

297 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

kekerasan terhadap perempuan melindung perempuan dan anak di adalah 1,5% dari keseluruhan kata Indonesia dari tindakan kejahatan yang dalam kelima undang-undang semakin hari justru semakin meningkat pokok kekerasan terhadap angkanya. Dunia internasional melalui perempuan aktor state maupun non state(Non 2) Kata perdagangan dan kekerasan Government Organizations) terus muncul paling banyak dengan mendorong dan ikut berperan aktif jumlah 248 kata atau sebesar 54% membantu perjuangan hak perempuan dari jenis kekerasan yang lainnya. dan anak keseluruh dunia. Konsep Hal ini menunjukkan perhatian humanitarian intervention muncul besar pemerintah Indonesia dalam sebagai akibat dari tingginya angka memberantas perdagangan kejahatan atau kekerasan yang perempuan dan anak serta perhatian menimpa perempuan dan anak sebagai pula pada tindakan kekerasan yang korbannya. menjadikan perempuan dan anak Perlindungan berupa aturan sebagai korbannya. hukum yang jelas setidaknya akan 3) Pelecehan seksual dan kejahatan menekan tindak kekerasan tehadap seksual muncul 11% sebagai yang perempuan dan anak. Interpretasi terbanyak kedua namun dengan bahasa hukum sudah tentu menjadi perbedaan jarak yang cukup lebar celah bagi pengacara untuk melindungi dari kategori perdagangan kliennya dari jerat hukum atas perempuan. perbuatannya. Oleh sebab itu, aturan 4) Kategori pemaksaan kontrasepsi hukum yang memfasilitasi secara jelas tidak sama sekali ditemukan dalam jenis-jenis tindakan kekerasan terhadap kelima prundang-undangan perempuan dan anak akan dapat kekerasan terhadap perempuan. mempersempit pelaku kejahatan unuk 5) Kategori tindak aborsi, prostitusi membela diri dari tuntutan hukum. paksa dan praktek tradisi atau adat Disinilah manfaat dilakukannya juga sangat kecil kemunculannya. penelitian ini. Analisis konten pada Pergaulan bebas yang marak undang-undang memberi gambaran dewasa ini ternyata belum atau peta yang sangat jelas mengenai difasiitasi oleh pemerintah kemampuan aturan hukum di Indonesia indonesia. selain itu keragaman dalam memfasilitasi segala jenis suku adat dengan tradisinya tindakan kekerasan terhadap masing-masing yang jumlahnya perempuan dan anak. ratusan suku juga sangat Terlihat jelas beberapa jenis memungkinkan terjadinya tindak kejahatan terhadap perempuan penekanan terhadap hak dan anak belum mampu diintegrasikan perempuan. secara utuh dan jelas dalam peraturan 6) Kategori Intimidasi, Kontrol peundang-undangan di Indonesia. Seksual (diskriminasi, Pemaksaan kontrasepsi, tindak aborsi, kriminalisasi), dan Pemaksaan prostitusi paksa dan praktek tradisi Kehamilan muncul lebih sedikit serta jenis kejahatan lainnya masih atau sama dengan 10 kali atau sangat kurang intensitasnya dan perlu kurang dari 2,2% diperbaiki dan disempurnakan sehingga mampu melindungi Beberapa poin hasil penelitian perempuan dan anak serta memberi diatas menjadi sebuah urgensi atau hukuman yang sesuai bagi pelaku situasi darurat yang mengharuskan kejahatan. aktifis perempuan dan anak untuk terus berjuang melakukan advokasi untuk

298 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

I. KESIMPULAN Martha, Elmina, Aroma. Perempuan, Kesimpulan dalam penelitian ini kekerasan, dan hukum. 2003, memberikan jawaban atas rumusan Yogyakarta UII Press masalah dan membenarkan hipoesa peneliti yang ditentukan sebelum Sudikno Mertokusumo, Mengenal penelitian yaitu: lemahnya penegakan Hukum: Suatu Pengantar, hukum atas pelanggaran kekerasan 1999, Yogyakarta: Liberty terhadap perempuan di Indonesia Komnas Perempuan, Pembela HAM: disebabkan, salah satunya, oleh Berjuang Dalam Tekanan.2007, peraturan hukum di Indonesia Komnas Perempuan mengenai kekerasan terhadap perempuan yang tidak memfasilitasi Komnas Perempuan, Pembela HAM: secara utuh dengan indikasi kurangnya Berjuang Dalam Tekanan. 2009 menekankan pada jenis-jenis Komnas Perempuan pelanggaran kekerasan terhadap perempuan yang ditunjukkan oleh hasil Komnas Perempuan, Perempuan penelitian dalam Jeratan Impunitas: Pelanggaran dan Penanganan, J. DAFTAR PUSTAKA Dokumentasi Pelanggaran Buletin sekjen PBB tentang tindakan- HAM Perempuan Selama tindakan khusus bagi Konflik Bersenjata di Poso perlindungan dari eksploitasi 1998-2005, Komnas seksual dan pelanggaran Perempuan, 2009, hal. 132 dan seksual, St/SGB/2003/13, 9 rumusan yangdikembangkan Oktober 2003 dalam Komnas Rifka Annisa Women’s Crisis Perempuan Centre dalam Lusia Palulungan, “Bagai Mengurai Benang Frisca Cristi, Jurnal tesis, Akibat Kusut: BercerminPada Kasus Hukum Pasal 31 Undang- Rieke Dyah Pitaloka, Sulitnya undang Nomor 24 Tahun 2009 Pembuktian Pelecehan Seksual, terhadap Production Sharing Tatap: Berita Seputar Contract di Indonesia. 2010, Pelayanan.2010, Komnas Jakarta: FH UI Perempuan Krippendorff, Klaus, Content analysis : Pratiwi, Cekli Setya, Hak Asasi an introduction to its Manusia: Konsep Dasar, methodology - 2nd ed, 2004, Prinsip-prinsip dan Instrumen California, US: Sage HAM di Tingkat Internasional Publications dan di Indonesia, 2013. Jurnal Universitas Muhammadiyah Lembar Fakta Catatan Tahunan Malang, dikutip dari (Catahu) 2016, Kekerasan http://pusam.umm.ac.id/page/id terhadap Perempuan Meluas: -file_home_971004-7.pdf pada Mendesak Negara Hadir 24 Mei 2016 Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan di Ranah Domestik, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Komunitas dan Negara, 2016, (KUHP) Bab XIV - Kejahatan Komnas Perempuan Terhadap Kesusilaan

299 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

UU No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga(PKDRT) UU No 21 tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan Dan Anak http://eeas.europa.eu/delegations/indon esia/documents/press_corner/20 100308_01_id.pdf diakses pada 28 Juni 2016 http://www.konde.com/2016/06/menga pa-ada-diskriminasi- terhadap.html diakses pada 28 Juni 2016

300 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan PENGUATAN PERAN PEREMPUAN DALAM MEWUJUDKAN KEMAJUAN POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA LOKAL

Sri Indarti Ketua Umum PWNA Bengkulu Dosen FISIP UMB-Mahasiswa Doktor Administrasi Publik (DAP)UNDIP email: [email protected]

Abstrak --- Proses perubahan dalam beragam profesi, kreasi dan perbaikan politik, sosial dan maupun dalam beragam aktifitas budaya yang berkemajuan sosial. Namun tantangan memerlukan peran berbagai pihak permasalahan sosial dan budaya juga secara sinergis. Perempuan yang semakin kompleks, yang menunggu jumlahnya melebihi separo kiprah perempuan yang bermitra penduduk, memiliki peran penting dengan berbagai pihak untuk dalam aspek politik dan budaya mewujudkan kemajuan kehidupan lokal.Perempuan berperan pada dan peradaban melalui beberapa aspek pengembangan politik dalam strategi optimalisasi. keluarga dan masyarakat, demikian pula dalam akifitas sosial dan budaya Kata kunci : peran perempuan, masyarakat Bengkulu. Namun masih politik, sosial, budaya lokal terdapat tantangan-tantangan dalam melaksanakan peran perempuan. A. PENDAHULUAN Berbagai tantangan dan kendala Pembangunan politik, sosial menghadang para perempuan yang dan budaya yang berkemajuan masuk kedalam panggung politik dan senantiasa perlu dilakukan oleh berbagai permasalahan sosial berbagai pihak, karena masih banyak menunggu kiprah perempuan untuk aspek-aspek dalam berbagai lini perlu di berperan mengurainya. Penelitian ini rubah dan diperbaiki.Pembangunan merupakan penelitian deskriptif berkelanjutan memiliki perspektif kualitatif yang didasarkan pada bahwa pembangunan merupakan upaya observasi dan kajian kepustakaan yang saling terkait dan terintegrasi (library research) di Bengkulu. antara berbagaiaspek pembangunan Identifikasi peran politik dan yakni aspek politik, ekonomi, sosial, kepemimpinan pada aspek lokal, budaya dan lingkungan. Kecenderungan keterwakilan perempuan jabatan hanya pada salah satu aspek saja akan lembaga politik tertentu di Bengkulu merugikan aspek lainnya, seperti terjadi mencapai kuantitas dominan pada pada pendekatan developmentalisme periode tertentu. Namun secara yang lebih mengutamakan pertumbuhan umum, keterwakilan kaum dan kemajuan ekonomi akan perempuan di dalam institusi- menimbulkan permasalahan institusi politik masih sangat minimal kesenjangan dalam pemerataan dan posisi pada umumnya belum ekonomi, serta memunculkan masalah menunjukkan prosentase yang aspek politik, sosial, budaya dan signifikan. lingkungan. Efek dari hal ini adalah Secara sosial dan budaya negara dan masyarakat membayar pada saat ini terbuka kesempatan mahal atas kehancuran kekayaan sosial, luas bagi perempuan untuk berperan etika, budaya, kekayaan sumber daya

301 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan lingkungan hidup, serta praktek menjadi alat dalam pergulatan politik yang menyimpang. kekuasaan diantara para pemimpinnya. Orientasi penyelenggaraan dan Untuk memahami politik, harus pengaturan kehidupan bangsa dan diselami bagaimana dinamika sosial negara baik dalam bidang politik, sosial bumi Indonesia dimana ia berakar”. dan budaya adalah untuk kepentingan Saat ini dinamika politik juga terlalu publik. Maka selayaknya tahapan- memperlihatkan pragmatisme dan tahapan kebijakan yang dikembangkan transaksional. Agaknya politik terlalu dan ditargetkan adalah berorientasi jenuh dengan perilaku licik (slithery), kepentingan publik dan memberikan ketimbang sebagai suatu kebajikan manfaat maksimal kepada publik (virtue). Hampir dua dekade pasca Aspek politik dan reformasi, demokrasi rasanya masih kepemimpinan berpengaruh besar jauh dari harapan bersih dan sehat. dalam aktifitas kehidupan masyarakat Perkembangan paling progresif dalam dan negara, dimana lewat mekanisme demokrasi saat ini adalah partisipasi politik dan kepemimpinan akan langsung. Selebihnya, demokrasi menentukan berbagai keputusan dan digandoli perilaku curang dan politik implementasi kebijakan yang uang. (lihat dalam Subhan, 2016:2). menyangkut publik.Sistem politik yang Transisi dinamika demokrasi di baik akan berpengaruh besar terhadap daerah telah membuka berbagai ruang peyelenggaraan negara yang adil dan bagi perempuan untuk memainkanperan berpihak pada kepentingan publik serta yang lebih besar dalam ranah publik. kesejahteraan rakyat. Dinamika politik, sosial dan budaya Manifestasi politik pada mengharuskan perempuan untuk terjun lingkup nasional dan lokal masih cukup dan bergerak pada area aspek politik, memprihatinkan, terjadi ironi dimana sosial dan budaya. Ibarat ada politik belum efektif sebagai proses pembukaan area sawah yang pembuatan kebijakan untuk berlumpur, maka tetap lebih baik untuk kemaslahatan publik, dimana terjun menanam padi walaupun sebagiannya masih cenderung menjadi terkadang terkena lumpur yang ajang untuk berburu kekuasaan. kemudian lumpur itu harus dibersihkan Kondisi sosial dengan adanya dari badan, daripada menjadi penonton. kesenjangan masyarakat (kaya-miskin), Aktifitas dalam bidang politik, sosial budaya luar yang gencar menerpa dan budaya secara etis, elegan dan seiring dengan teknologi yang masif bermoral disertai dengan kapabilitas menyebar sampai ke berbagai pelosok akan memberikan warna positif dan daerah, menjadi tantangan untuk pencerahan untuk peradaban dan mengantisipasinya. Tantangan- kemajuan. tantangan kondisi politik, sosial dan budaya memerlukan peran berbagai B. MULTI PERAN PEREMPUAN pihak dan perempuan selayaknya aktif Berbagai wacana, konsepsi dan berkontribusi mewujudkan politik, istilah berkembang dalam sejarah dan sosial dan budaya yang berkemajuan, aktifitas perempuan seperti konco baik dalam lingkup nasional maupun wingking, peran ganda dan multiperan lokal. perempuan. Perwujudan peran Ironi praktek politik pernah perempuan dalam berbagai aspek dibaca oleh pemikir Soejatmoko bahwa kehidupan masih menghadapi “ partai politik tidak menjadi organ tantangan-tantangan pada satu sisi dan yang mengimbangi kebutuhan, hasrat pada sisi lain peluang-peluangbagi pemilih dan tujuan, tetapi hanya perempuan semakin terbuka lebar untuk

302 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan berperan serta berkiprah dalam berbagai keluarga dan masyarakat. Pembagian aspek kehidupan. kerja dalam aktifitas keluarga dan Perempuan dalam kehidupannya masyarakat menjadi bagian penting menjalankan multiperan peran sebagai untuk mewujudkan kiprah dan peran istri, Ibu, dan anak, sekaligus peran perempuan secara optimal. sosial dalam masyarakat baik secara individu maupun organisasi, serta B. IDENTIFIKASI PERAN POLITIK berperan dalam beragam berprofesi. PEREMPUAN LOKAL Beragam peran dan aktifitas perempuan 1. Peran Politik Perempuan pada sesuai dengan fitrahnya, menjadi bagian Lembaga Politik di Bengkulu untuk kemajuan kehidupan dan Kiprah perempuan pada peradaban manusia. Sebagai aktor pengambilan keputusan politik, multiperan maka secara ideal perlu kepemimpinan dan pemerintahan menempatkan diri sesuai dengan masih kurang. Dalam pancawarsa kapasitas, kondisi dan tabiatnya. ini Bengkulu memiliki beberapa Masing-masing perempuan memiliki tokoh perempuan yang memegang kecenderungan, bakat, potensi dan kepemipinan atau jabatan tabiat yang berbeda dan ini memberikan pemerintahan daerah, yaitu Wakil ruang partisipasi yang heterogen bagi Walikota Bengkulu yaitu Ir. Patriana masing-masing perempuan untuk Sosialinda, Ketua DPRD Kota berkiprah dalam kehidupan. Bengkulu (Erna Sari Dewi, SE) dan Multiperan perempuan wakil Bupati Kaur (Yulis Suti Sutri, senantiasa perlu disertai karya nyata SKM ).Sebagian perempuan di dan usaha yang tidak pernah berhenti. Bengkulu memegang posisi Camat, Bukan sekedar untuk mencari nafkah Kepala Bagian , Kasubag, Lurah, dan profesi semata namun juga untuk Kepala Desa, Kepala sekolah dan membangun masyarakat, bangsa dan sebagainya. Representasi politik peradaban manusia. Dengan manajemen perempuan, juga terdapat pada yang tepat, keterlibatan aktif perempuan lembaga dan aktifitas berikut : akan meningkatkan kualitas kehidupan

a. DPD RI Prestasi kuantitatif dalam keterwakilan politik yang dicapai perempuan Provinsi Bengkulu pada DPDRI periode 2014-2019 sudah besar, dimana dari 4 senator DPDRI utusan Provinsi Bengkulu, maka 2 orang diantaranya adalah perempuan yaitu Eni Khaerani dan Riri Damayanti. Hal ini bisa dilihat dari tabel berikut : Tabel 1 Anggota DPD RI Dapil Bengkulu Keterwakilan No. Nama Jenis Kelamin Perempuan 1. H. Ahmad Kanedi, SH, MH Laki-laki 2. Dra. Hj, Eni Khaerani, M.Si Perempuan 50 % 3. H. Mohammad Sholeh, SE Laki-laki 4. Riri Damayanti, S.Psi Perempuan Sumber: diolah dari dprd.bengkuluprov.go.id

b. DPR RI Anggota DPRRI perwakilan dari Bengkulu pada periode 2014-2019 memiliki prosentase besar, dimana saat pelantikan berjumlah 75 %. Kemudian dalam perjalanannya terjadi Pergantian Antar Waktu untuk utusan dari Partai

303 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Nasdem yang diwakili perempuan, sehingga 100 % anggota DPRRI dari Bengkulu adalah perempuan. Hal ini bisa diamati dari tabel berikut : Tabel 2 Anggota DPRRI DAPIL Bengkulu No. Nama Partai Keterangan 1 Anarulita Muchtar Nasdem Menggantikan Patrice Rio Capella 2 Dewi Coryati PAN 3 Susi Markely Bachsin Gerindra 4 Elva Hartati PDIP Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/daftar

c. DPRD Provinsi Keterwakilan perempuan pada lembaga DPRD Provinsi Bengkulu masih rendah dan belum signifikan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 Anggota DPRD Provinsi Bengkulu 2014-2019

No DAPIL Jumlah Anggota Jumlah DPRD perempuan 1 Kota Bengkulu 8 1 2 Bengkulu Utara - Bengkulu Tengah 8 1 3 Muko-Muko 4 2 4 Rejang Lebong-Lebong 9 0 5 Kepahiang 4 0 6 Bengkulu Selatan – Kaur 7 1 7 Seluma 5 2 JUMLAH 45 7 Sumber : diolah dari dprd.bengkuluprov.go.id

Berdasarkan tabel hak politik dan partisipasi politik, tersebut, maka partisipasi seperti pada aktifitas berikut : perempuan sebagai anggota a.Menanamkan dan DPRD Provinsi Bengkulu masih mengembangkan fondasi hak, kecil, dimana dari sejumlah 45 kewajiban, berpendapat, anggota DPRD Provinsi demokrasi pada anggota Bengkulu, hanya terdapat 7 keluarga, masyarakat dan perempuan yang menjadi warga negara. anggota DPRD. b. Mengembangkan aktifitas pemenuhan hak, kewajiban dan 2. Peran Politik Perempuan dalam demokrasi pada masyarakat Keluarga dan Masyarakat c. Berperan dalam proses Perempuan memiliki peran pendidikan politik dalam mewujudkan dan d. Terlibat aktif dalam proses mengembangkan hak-hak politik pemilu, pemilihan pemimpin pada anggota keluarga dan e. Terlibat aktif pada partai politik masyarakat, seperti hak untuk (pengurus, anggota). menentukan nasib, berkumpul dan berserikat, memilih dan dipilih. C. IDENTIFIKASI PERAN Perempuan juga memiliki peran PEREMPUAN DALAM ASPEK dalam sosialisasi dan penegakan hak- SOSIAL DAN BUDAYA

304 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Bengkulu memiliki nilai sosial makna baik bagi masyarakat pendukung dan budaya tertentu yang telah ada sejak maupun pihak luar yang memiliki jaman “poyang” (nenek moyang), dan kepentingan masyarakat tersebut juga memiliki kearifan-kearifan lokal (Koetjaraningrat, 1985:180). Lingkup yang memungkinkan bagi perempuan masyarakat menciptakan kebudayaan untuk berkiprah, serta merumuskan berbeda, namun isi pokok dari aktifitas yang akan dilakukan kebudayaan di dunia tercakup dalam perempuan dalam lingkup keluarga dan unsur-unsur kebudayaan yaitu bahasa, masyarakat, serta berpartisipasi aktif sistem pengetahuan, organisasi sosial, dalam kegiatan sosial, budaya dan sistem mata pencaharian hidup, politik. sistemreligi, dan kesenian “ Falsafah hidup masyarakat (Koentjaraningrat, 1985:203) . setempat, "Sekundang setungguan Masyarakat asli Bengkulu berasal dari Seio Sekato". Bagi masyarakat beragam etnikdengan bahasa daerah dan Bengkulu pembuatan kebijakan dialek yang berbeda seperti bahasa yang menyangkut kepentingan Melayu, Rejang,Enggano, Serawai, bersama yang sering kita dengar Lembak, Pasemah, Mulak Bintuhan, dengan bahasa pantun yaitu: "Ke Pekal danMukomuko (Ramli, 1991:13). bukit Samo Mendaki, Ke lurah Mayoritas masyarakat Samo Menurun, Yang Berat Samo berpedoman pada Pegang pakai adat Dipikul, Yang Ringan Samo (ketentuan pokok) yang mayoritas Dijinjing", artinya dalam digunakan di Bengkulu yaitu “Adat membangun, pekerjaan seberat Bersendi Syara’, Syara’ bersendi apapun jika sama-sama dikerjakan Kitabullah yang berarti segala sesuatu bersama akan terasa ringan juga. dalam pelaksanaan adat pada dasarnya Selain itu, ada pula "Bulek Air Kek berpedoman kepada Al Qur’an dan Pembukuh, Bulek Kata Rek Hadits” (Perda adat Kota Bengkulu, Sepakat", artinya bersatu air dengan 2005:142). Peran perempuan dalam bambu, bersatunya pendapat kehidupan sosial budaya, diantaranya : dengan musyawarah. 1. Peran Perempuan dalam Keluarga ( (http://www.indonesia.go.id/in/pem Istri dan Ibu) erintah-daerah/provinsi-bengkulu Perempuan dalam /sosial-budaya) keluargadipandang mulia pada mayoritas budaya Bengkulu Sebagai Perempuan Bengkulu saat ini istri dan ibu, posisi perempuan pada umumnya memiliki kebebasan dihargai dan dianggap memiliki untuk memilih pendidikan, profesi dan peran penting dalam kehidupan. beragam aktifitas sosial. Walaupun Masuknya perempuan dalam demikian, ada yang membatasi peluang keluarga lelaki, tergantung hasil untuk beraktifitas, seperti pemahaman musyawarah kedua belah pihak, masyarakat, perempuan dan sebagaimana dalam konsepsi Perda keluarganya (tingkat pendidikan dan Adat sebagai berikut : informasi), ketimpangan struktur sosio- kultural masyarakattaraf kehidupan “ Keberadaan seorang lelali (kemiskinan membatasi peluang atau seorang perempuan ke perempuan untuk menikmati pendidikan dalam lingkungan suatu dan beraktifitas sosial). keluarga sebagai akibat Kebudayaan merupakan perkawinan disebut Semendo. produk dari suatu masyarakat yang Suasana kekerabatan antar fungsinya sebagai alat keluarga semendo sangat erat untukmengeksresikan berbagai macam

305 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dan penuh tata krama. Artinya atau harta penantian milik dalam sikap pembicaraan dan istri waktu gadis. tindakan perbuatan selalu Penentuan dan keputusan diatur dengan etika dan penuh tentang wujud semendo dalam kesantunan. Bahkan dalam perkawinan biasanya masyarakatpun selalu dibicarakan dan ditetapkan dibiasakan sikap keramah- pada saat “memadu tamahan, yang tua dihormati, rasan”(meminang). yang kecil disayangi dan (lihat dalam Perda Adat, sesama besar dikawani atau 2005: 137-138). dihargai.... sistem perkawinan Pola pengasuhan terbaru dikenal tiga macam bentuk dalam keluarga saat ini, sangat semendo, yaitu : memerlukan peran ayah, agar tidak 1. Semendo berjujuran atau berkembang menjadi “fatherless beleket country”. Pengasuhan anak Artinya perempuan istri yang memerlukan sosok keberanian, dibayar dengan mahar yang ketegasan dan kemandirian yang sangat tinggi sekali, harus sebagiannya dari sosok ayah. Pegang kembali dan menjadi pakai adat “adat bersendi syara dan kelarga pihak suami. Tentu syara bersendi Kitabullah” di saja segala sesuatu dengan Bengkulu perlu disertai dengan kesepakatan bersama. penafsiran pemahaman yang 2. Semendo terambil anak komprehensif secara bertahap, Disini pihak lelaki setelah termasuk dalam pola pengasuhan perkawinan bersedia masuk anak yang memerlukan kerjasama menjadi milik dan keluarga sinergis antara laki-laki dan pihak perempuan. Dalam perempuan (ibu dan ayah).Generasi hal ini semua biaya sahabat sebagai generasi terbaik penyelenggaraan menjadi generasi gemilang karena perkawinan dan peralatan ayah terlibat dalam pengasuhan ditanggung oleh keluarga bersama dengan ibu. Di dalam Al pihak perempuan. Apabila Qur’an terdapat 17 dialog terjadi perseraian, maka si pengasuhan, 14 diantaranya antara lelaki wajib keluar dan ayah dan anak . Keterlibatan meninggalkan harta usaha pengasuhan ayah akan dapat selama perkawinan. dilakukan di rumah, sekolah dan 3. Semendo rajo-rajo masjid. Ayah sebagai pengasuh harus Kedua belah pihak perempuan hadir di masjid, anak merasa tentram atau lelaki mempnyai hak berlama-lama di masjid, tidak was- dan kewajiban yang sama, was atau dihardik di dalam masjid kedua belah pihak bebas namun dibiarkan berlama-lama di memilih dimana keluarga play station, mall, main HP dan baru itu akan menetap, sebagainya . Jika anak terhormat di apakah di rumah mertua masjid, ia akan menjadi generasi laki-laki atua di rumah masjid.Ibnul Qayyim dalam kitab mertua istri. Semua hasil Tuhfatul maudud menyatakan, “ jika usaha selama perkawinan terjadi kerusakan pada anak, adalah milik bersama, penyebab utamanya adalah ayah”. Ini kecuali harta perjuangan menunjukkan pentingya sinergitas pengasuhan bersama antara ibu dan

306 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

ayah, ibarat burung yang terbang bahasa daerah yang dengan dua sayap (ayah dan ibu), digunakan oleh masyarakat pengasuhan anak memerlukan Bengkulu, yakni: Bahasa keduanya. Melayu, Bahasa Rejang, 2. Peran Perempuan dalam Masyarakat Bahasa Pekal, Bahasa Perempuan memiliki kesempatan Lembak. Penduduk Provinsi luas untuk berkiprah dalam Bengkulu berasal dari tiga masyarakat di Bengkulu. Beragam rumpun suku besar terdiri profesi dan kegiatan sosial leluasa dari Suku Rejang, Suku dilakukan, walaupun masih Serawai, Suku Melayu. menghadapi tantangan sosio kultural Sedangkan lagu daerah yaitu dan kondisi perempuan yang Lalan Balek.” (Wikipedia, beragam. Budaya Bengkulu) 3. Peran Perempuan dalam religi, budaya, seni, kearifan lokal 4. Melestarikan Makanan tradisional Perempuan di Bengkuluberperan Bengkulu dalam pengembangan budaya Perempuan berperan besar dalam besurek dan upacara-upacara adat, pelestarian makanan tradisional sebagai personil dalam cerdik Bengkulu, yang sering digunakan cendekio (kelompok terpelajar dalam dalam acara-acara adat, maupun Badan Musyawarah disajikan dalam aktifitas keseharian. Adat).Perempuan aktif melestarikan 5. Kontribusi aktif dalam pemenuhan rebana, sarafal anam, petatah-petitih hak sosial dan budaya dan pantun. Perempuan berperan Berdasarkan konsepsi pemenuhan besar dalam pembinaan anak-anak, hak tersebut, maka perempuan sehingga “Tamat kaji” (khatam Al berperan besar dalam proses Qur’an atau selesai melakukan pelaksanaan hak-hak ekonomi, sosial pembelajaran Al Qur’an). Pengajian- dan budaya, seperti hak untuk pengajian Al Qur’an dalam budaya bekerja, berpartisipasi pada kegiatan Bengkulu cukup banyak dilakukan kebudayaan, menikmati kemajuan oleh perempuan. Kemudian, ilmu pengetahuan. Perempuan- beberapa konsepsi tentang adat perempuan yang memahami peran Bengkulu, sebagai berikut : perempuan dan berkecimpung dalam “ Adat dan istiadat yang sektor publik atau menjadi tokoh / cukup akrab dengan simpul massa mensosialisasikan dan masyarakat Bengkulu, di menggerakkan pemenuhan hak antaranya: Kain Bersurek, politik, sosial dan budaya pada merupakan kain bertuliskan masyarakat. huruf Arab gundul. Kepercayaan masyarakat di Provinsi Bengkulu umumnya D. TANTANGAN DAN PENGUATAN atau sebesar 95% lebih PERAN PEREMPUANDALAM menganut agama Islam. MEWUJUDKAN KEMAJUAN Upacara adat juga banyak POLITIK, SOSIAL, BUDAYA dilakukan masyarakat di Perkembangan teknologi dan Provinsi Bengkulu seperti, globalisasi informasi memberikan sunat rasul, upacara adat tantangan khas untuk peran perempuan perkawinan, upacara dalam aspek sosial, budaya dan politik. mencukur rambut anak yang Tantangan perempuan untuk masa yang baru lahir... Terdapat empat akan datang, akan berkembang sesuai

307 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan dengan jamannya. Tantangan politik, beberapa hambatan pribadi dan sosial dan budaya pada masa sekarang psikologis yang dialami oleh perempuan demikian masif, seiring dengan arus dalam berpartisipasi di ranah publik. sekularisme, demoralisasi dan Strategi penguatan peran politik, sosial dan perkembangan teknologi informasi yang budaya perempuan yaitu : gencar sampai ke pelosok daerah. HP - Perempuan selalu meningkatkan dan internet yang memberikan peluang kapabilitas pribadi, ilmu, wawasan, akses pornografi, vouyerisme, moral dan etika dalam kehidupan cinderella compleks yang dampaknya pribadi, keluarga, politik dan sosial bisa menimpa perempuan. dan budaya. Perkembangan teknologi dan - Sosialisasi pentingnya peran informasi menyuburkan maraknya perempuan dan ragam peran pornografi, pada sisi lain budaya tuak perempuan oleh TOGA, TOMA, pada daerah dan Kabupaten yang ormas dan tokoh atau aktifis, sebagian dampaknya berpengaruh pada terutama aktifis perempuan. perempuan. Pola kehidupan di pondok - Penguatan dengan adanya contoh dari kebun dan hutan pada sebagian aktifis perempuan yang secara masyarakat di daerah menjadi proporsional bisa menjadi sosok tantangan terhadap pengasuhan dan yang bisa menjadi tauladan (dalam perlindungan perempuan dan anak. aspek-aspek tertentu, sesuai dengan Angka kekerasan terhadap perempuan kapasitasnya). dan incest di Bengkulu cukup tinggi , - Perempuan aktif membangun fondasi sebagaimana data berikut : keluarga yang kokoh (melakukan “Tercatat sebanyak 133 kasus pengelolaan sumber daya keluarga kekerasan seksual terhadap sehingga sakinah, tercapai target perempuan dan anak pada 2010, keluarga dan anggota keluarga dapat meningkat menjadi 442 kasus berkiprah positif dalam masyarakat). pada 2011, lalu sebanyak 384 Keluarga akan menjadi fondasi untuk kasus pada 2012, meningkat peran perempuan secara politik, menjadi 655 kasus pada 2014 sosial dan budaya. dan sebanyak 425 kasus pada - Perempuan Aktif bersama 2015.”(www.majalahkartini.co.i masyarakat, kepada kebaikan, d, 15/10/2015) kebenaran dan kemajuan. - Menjadi unsur perubah(agen of change)dalam pembangunan politik, Tantangan bagi perempuan untuk sosial budaya. berperan dalam aspek politik dan sosial, Peran perempuan perlu diarahkan pada diantaranya berupa tantangan sosio pembangunan sosial, politik dan kultural sebagian masyarakat yang budaya yang mengarah pada membentuk konsep perempuan secara perubahan menuju kesejahteraan dan sempit dan memberikan status yang keadilan sosial, meningkatkan lebih rendah dari laki-laki, berpengaruh kualitas kehidupan manusia secara terhadap aktivitas perempuan pada paripurna, yakni memenuhi aspek publik dan politik. kebutuhan manusia yang terentang Hambatan pribadi dan psikologi mulai dari kebutuhan fisik sampai perempuan menjadi tantangan tersendiri sosial. seperti kurangnya keterampilan politik - Sinergi dan jejaring untuk dan kepercayaan diri, persepsi politik optimalisasi peran perempuan sebagai halyang ‘kotor’ serta tanggung melalui organisasi : Ormas, LSM, jawab merawat keluarga merupakan Kaukus, JPPB (Jaringan Peduli

308 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Perempuan Bengkulu), LP3MUI, Lembaga Perlindungan Anak dan sebagainya. Hal ini sekaligus bisa menjadi langkah untuk mengekplorasi beragam potensi perempuan dan jejaring secara proporsional dan optimal.

E. PENUTUP Perempuan memiliki posisi dan peran urgen dalam kehidupan dan peradaban, namun pada sisi lain masih terdapat kesenjangan peran perempuan pada aspek politik, sosial dan budaya. Penguatan-penguatan perlu dilakukan agar terjadi optimalisasi peran perempuan yang berkemajuan.

DAFTAR PUSTAKA

Setda Kota Bengkulu, 2005, Adat Kota Bengkulu, Biro Hukum Setda Kota Bengkulu Ramli, Ahmad , 1991, Pengendalian Sosial Daerah Bengkulu. Bengkulu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Subhan, Kolom Politik, Kompas 23 Juli 2016, hal 2 Dprd.bengkuluprov.go.id https://id.wikipedia.org/wiki/daftar http://www.indonesia.go.id/in/pemerintah- daerah/provinsi-bengkulu /sosial-budaya) Wikipedia, Budaya Bengkulu

309 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

PERAN LEMBAGA PENDAMPINGAN ANAK REMAJA DAN KELUARGA (EL PARKA) PIMPINAN CABANG AISYIYAH (PCA) WIROBRAJAN DALAM MENDAMPINGI KELUARGA KORBAN KEKERASAN MENUJU KELUARGA SAKINAH DI KECAMATAN WIROBRAJAN

SRI MULYANINGSIH Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi ’45 Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Keluarga merupakan bagian agar dapat menyiapkan kader pemimpin terkecil dalam berdirinya sebuah Negara. negeri yang berkualitas. Melalui Keluarga sakinah merupakan lingkungan Lembaga Pendampingan Anak Remaja subur bagi generasi penerus bangsa. dan Keluarga (EL PARKA) Pimpinan Melalui keluarga sakinah banyak Cabang Aisyiyah (PCA) Wirobrajan, pemimpin yang sukses dengan melakukan pendampingan dan konsultasi kepemimpinannya dengan keluarga dan anggota keluarga yang memakmurkan wilayah juga mengalami kekerasan dalam rumah masyarakatnya. Inti keluarga itu sendiri tangga di Kecamatan Wirobrajan. adalah sekelompok individu yang terdiri Tujuan dari lembaga ini adalah dari bapak, ibu, dan anak kandung. menciptakan keluarga yang tentram Kesemuanya melakukan interaksi bahagia dalam menyiapkan kader menjalankan tugas dan perannya masing pemimpin bangsa. Proses pendampingan – masing. Memerankan keluarga sakinah dilakukan dengan Metode Konseling tidaklah mudah, keluarga sakinah pribadi, dengan tahap – tahap, 1) merupakan keluarga yang dapat Perencanaan Pertemuan, 2) Tahap menciptaan rasa aman, nyaman, tentram, pembinaan hubungan baik, 3) Tahap dan bahagian guna tercapainya klarifikasi masalah, 4) Tahap Interaksi, kesejahteraan bersama seluruh anggota 5) Tahap penetapan tujuan, 6) Tahap keluarga. Masa kini, banyak keluarga akhir, 7) Tahap pasca pertemuan. yang tidak harmonis. Konflik – konflik Melalui tahapan ini sudah banyak kecil terkadang menjadi penyulut api keluarga yang berhasil terdampingi dan perceraian. Banyak faktor yang menjadi lebih baik. menyebabkan retaknya keluarga diantaranya ketidaksiapan individu Kata kunci : Keluarga Sakinah, Pendampingan menjalani pernikahan, kurangnya pengetahuan, dan komunikasi yang tidak lancar. Jika keluarga retak, banyak LATAR BELAKANG MASALAH terjadi penyimpangan didalamnya seperti kekerasan, maka generasi penerus akan Keluarga merupakan lingkungan memiliki karakter yang menyimpang. terdekat pada diri remaja dan anak – anak. Bahkan bisa dibilang Negara akan Keluarga juga lingkungan yang subur kehilangan aset berharganya. Oleh karena itu, Pimpinan Cabang Aisyiyah untuk pendidikan mereka. Keluarga akan (PCA) Wirobrajan sangat selalu dikaitkan ketika remaja maupun memperhatikan keharmonisan keluarga, anak – anak dianggap bermasalah.

310 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Di era saat ini banyak ditemukan Keharmonisan keluarga sangat keluarga yang tidak kondusif. Sehingga berpengaruh pada keadaan ini. banyak juga ditemukan remaja yang nekat Keharmonisan keluarga itu sendiri mengakhiri hidupnya, hanya karena menurut Zainun (dalam Muniriyanto, kurangnya perhatian dari keluarga. Bapak Suharnan, 2014), keluarga dimana anggota dan ibu yang sibuk dengan pekerjaan dan didalamnya bisa berhubungan secara urusan masing – masing membuat serasi dan seimbang, saling memperoleh minimnya kasih sayang bagi anak. pemuasan atas segala kebutuhan. Lekat diingatan tahun lalu, dimana Sedangkan Subhan (dalam Peni R), dua orang anak ditelantarkan orang tua berpendapat bahwa keharmonisan mereka, dan harus tidur di pos keamanan. keluarga adalah komunikasi aktif diantara Anak ini ditelantarkan tanpa dipenuhi mereka terdiri dari suami istri, dan atau kebutuhannya. Saat diperiksa orang tua siapapun yang tinggal bersama. mereka beralasan untuk mendidik anak Kurangnya komunikasi antar anggota lebih mandiri. Banyak fihak yang keluarga akan memicu terjadinya menyoroti hal tersebut. Bertanya – tanya pertengkaran keluarga, kekerasan dengan kondisi keluarganya. Apakah keluarga, bahkan hingga pada perceraian. benar mendidik anak dengan cara seperti Kesemua hal ini berimbas pada itu, ( Kompas, Kamis, 15 Mei 2015). perkembangan anak – anak dan remaja. Banyak kasus dimasyarakat yang Arrigo, Holt, Buckley, & Whelan korbannya adalah remaja dan anak – anak. (dalam Margaretha, dkk, 2013) anak laki – Mereka menjadi korban pelecehan seksual. laki yang tumbuh dalam keluarga yang Penyebab sebagian besar karena mereka mengalami kekerasan memiliki resiko tiga diasuh oleh orang lain, bukan anggota kali lipat menjadi pelaku kekerasan keluarga mereka sendiri. Kesibukan orang terhadap isteri dan keluarga mereka tua mewajibkan mereka harus bersekolah dimasa mendatang, sedangkan anak lebih lama dari jam belajar umumnya. perempuan berkembang menjadi Orang tua mudah sekali percaya dengan perempuan dewasa yang cenderung pasif orang lain untuk mendidik anak – anak dan memiliki resiko tinggi menjadi korban mereka. kekerasan di keluarga mereka nantinya. Disisi lain, ketidak harmonisan Di Yogyakarta sendiri kasus pasangan suami istri juga sangan rentan kekerasan keluarga dan anak sangat membuat remaja dan anak – anak merasa meningkat tajam. Komnas Perempuan tidak betah di rumah. Mereka akan pada tahun 2014 menyebutkan angka mencari pelampiasan dengan tindakan kekerasan terhadap perempuan sebesar kenakalan diluar rumah. Puspitawati 293.220 kasus, meningkat dari tahun (dalam Sriyanto dkk, 2014), mengatakan sebelumnya (2013) sebanyak 279.688 beberapa hal yang dapat dilakukan remaja kasus. Kasus kekerasan terhadap tanpa pengawasan orang tua adalah, perempuan paling banyak terjadi di ranah mereka akan perbuatan criminal, asusila, personal (keluarga dan relasi intim) yakni dan pergaulan bebas. Dalam masalah 59 persen kasus kekerasan berupa budaya mereka akan mengalami, kekerasan terhadap istri. Selanjutnya untuk kehilangan identitas diri, terpengaruh kekerasan pada anak, menurut catatan budaya barat, masalah degradasi moral KPAI terjadi adanya peningkatan kasus yang diwujudkan dalam bentuk kurang yang signifikan setiap tahunnya. Tahun menghormati orang lain, tidak jujur 2011 terjadi 2178 kasus, 2012 ada 3512 sampai, usaha untuk mengakhiri hidup kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada mereka, narkoba, dan mabuk – mabukan. 5066 kasus. Dari keseluruhan kasus tersebut, kasus tertinggi adalah kasus anak

311 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

berhadapan dengan hukum (ABH), diikuti Aisyiyah Wirobrajan terhadap kasus pengasuhan, kasus pendidikan, korban kekerasan kasus kesehatan dan napza, serta kasus pornografi dan cybercrime, MANFAAT PENELITIAN (Republika.co.id). Melihat kekawatiran ini, Pimpinan Manfaat dari penelitian ini dibagi Cabang Aisyiyah (PCA) Wirobrajan menjadi dua yaitu, manfaat teoritik dan membentuk sebuah lembaga Indahnya manfaat praktis. Manfaat teoritik dari Mewujudkan Kebersamaan Keluarga penelitian ini adalah, diharapkan penelitian (IMKK) melalui program Lembaga ini dapat menyumbangkan pemikiran dan Pendampingan Anak Remaja dan gagasan bagi ilmu pengetahuan mengenai Keluarga (EL – PARKA). Lembaga ini metode pendampingan yang efektif. berisikan ibu – ibu PKK dari setiap Melalui pendekaran dan pendampingan kelurahan di kecamatan wirobrajan. Latar yang intens dan bersahabat. belakang profesi para anggotanya sangat Manfaat praktisnya adalah beragam. Mulai dari guru, psikolog, dan diharapkan penelitian ini dapat membantu lain – lain. Pengurus IMKK berharap agar memberikan solusi terhadap permasalahan dapat menurunkan angka kekerasan pada serupa. Diharapkan pula dapat menjadi anak dan perempuan melalui program contoh untuk daerah yang lain, agar lebih ELPARKA. memahami lingkungan sekitar kususnya anak dan remaja sebagai calon penerus RUMUSAN MASALAH bangsa.

1. Siapakah yang dimaksud dengan KAJIAN PUSTAKA keluarga korban kekerasan ? 2. Bagaimana proses pendampingan 1. Remaja dan Keluarga yang dilakukan oleh Pimpinan Remaja menurut Harlock, berasal Cabang Aisyiyah Wirobrajan ? dari kata adolescere, yang berarti tumbuh 3. Apa hasil dari pendampingan yang atau tumbuh menjadi dewasa. Adolescence telah dilakukan ? memiliki arti luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Piaget TUJUAN PENELITIAN ( dalam Harlock, 1980), berpendapat bahwa remaja adalah usia dimana individu 1. Mengkaji masalah – masalah yang berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dihadapi oleh keluarga usia dimana anak tidak lagi merasa 2. Mengetahui penyebab terjadinya dibawah tingkat orang – orang yang lebih kekerasan dalam keluarga tua melaikan berasa dalam tingkatan yang 3. Mengetahui dampak yang sama, minimal mengenai hak. Awal ditimbulkan kekerasan keluarga remaja ditandai dengan matangnya fungsi bagi perkembangan remaja dan seksual pada individu. Pada umumnya anak – anak ketika anak sudah mulai masuk masa 4. Mengenalkan program Lembaga sekolah menengah atas. Pendampingan Anak Remaja dan Ciri – ciri remaja menurut Harlock Keluarga milik Pimpinan Cabang ditandai dengan perubahan fisik yang Aisyiyah Wirobrajan, agar cepat dan penting disertai dengan cepatnya menginspirasi kecamatan – perkembangan mental yang cepat. kecamatan lain di luar Wirobrajan. Meningginya emosi yang intensitasnya 5. Mengkaji proses pendampingan bergantung pada tingkat perubahan fisik yang dilakukan Pimpinan Cabang dan psikologis yang terjadi. Berubahnya

312 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan minat dan pola perilaku, contoh remaja memperbaiki kualitas dan konsep dirinya. tidak lagi menganggap banyak teman Disinilah Ia dinilai oleh orang lain yang sebagai tingkat popularitas, namun sudah sejajar dengan dirinya. Kelompok sebaya berganti menjadi kualitas yang utama memberikan sebuah dunia tempat kawula bukan kuantitas lagi. muda dapat melakukan sosialisasi dalam Ciri lain dari diri remaja adalah krisi suasana dimana nilai – nilai yang berlaku identitas diri Erikson (dalam Harlock, bukan nilai – nilai orang dewasa, 1980) mengatakan bahwa, identitas diri melainkan yang dibuat oleh teman – teman yang dicari remaja berupa usaha untuk mereka. menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya Berdasarkan teori ini maka sangat dalam masyarakat. Apakah dia seorang penting sekali peran keluarga dalam anak atau seorang dewasa ?. Apakah mendampingi remaja. Keluarga lah nantinya ia akan menjadi seorang suami menjadi kelompok pertama sebelum atau ayah ?. Apakah iya mampu untuk remaja berkumpul dengan kelompok percaya diri sekalipun latar belakang rasa sebayanya. Menurut Mattessich dan Hill tau agama atau nasionalnya membuat (Puspitawati. H, 2013) Keluarga sendiri beberapa orang merendahkannya atau ia memiliki pengertian sebagai suatu akan berhasil atau gagal ?. Ericson juga kelompok yang berhubungan kekerabatan, menjelaskan bahwa proses mencari jati tempat tinggal, atau hubungan emosional diri ini sangat mempengaruhi perilaku yang sangat dekat yang memperlihatkan remaja. Salah satu mencari perasaan empat hal (yaitu interdepensi intim, kesinambungan dan kesamaan yang baru, memelihara batas - batas yang terseleksi, para remaja harus menperjuangkan mampu untuk beradaptasi dengan kembali perjuangan tahun lalu. Meskipun perubahan dan memelihara identitas untuk melakukannya mereka harus sepanjang waktu, dan melakukan tugas- menunjuk secara artifisial orang – orang tugas keluarga). yang baik hati untuk berperan sebagai Definisi lain menurut Settels musuh. Remaja akan selalu menempatkan (Puspitawati. H, 2013), keluarga juga idola mereka sebagai pembimbing dalam diartikan sebagai suatu abstraksi dari mencapai identitas akhir. Identitas yang ideologi yang memiliki citra romantis, terjadi merupakan bentuk identitas Ego. suatu proses, sebagai satuan perlakukan Dalam proses perkembangannya intervensi, sebagai suatu jaringan dan remaja juga melalui berbagai banyak tujuan/peristirahatan akhir. Lebih jauh, perubahan, salah satunya perubahan dalam Frederick Engels dalam bukunya The bidang sosial. Remaja cenderung lebih Origin of the Family, Private Property, memilih membuat komunitas mereka and the State, yang mewakili pandangan sendiri – sendiri, berdasarkan kesukaan radikal menjabarkan keluarga mempunyai dan minat mereka. Remaja lebih hubungan antara struktur sosial-ekonomi mempercayai lingkungan sebaya mereka masyarakat dengan bentuk dan isi dari daripada lingkungan lainnya yang menurut keluarga yang didasarkan pada sistem mereka berbeda. Kelompok sebaya yang patriarkhi (Puspitawati. H, 2013). dibentuk oleh remaja sangat banyak Sebagai unit terkecil dalam menyumbang pembentukan karakter masyarakat, keluarga memiliki kewajiban remaja. Horrock dan Benimoff ( dalam untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Harlock, 1998), berpendapat bahwa anaknya yang meliputi agama, psikologi, kelompok sebaya merupakan dunia nyata makan dan minum, dan sebagainya. kawula muda, yang menyiapkan panggung Adapun tujuan membentuk keluarga dimana ia dapat menguji diri sendiri dan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan orang lain. Di dalam komunitasnya remaja bagi anggota keluarganya. Keluarga yang

313 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan sejahtera diartikan sebagai keluarga yang kesengsaraan atas penderitaan secara fisik, dibentuk berdasarkan atas perkawinan seksual, psikologis dan/atau penelantaran yang sah, mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga termasuk ancaman untuk fisik dan mental yang layak, bertaqwa melakukan perbuatan, pemaksaan, atau kepada Tuhan Yang Maha Esa serta perampasan kemerdekaan seseorang memiliki hubungan yang serasi, selaras, secara melawan hukum dalam lingkungan dan seimbang antar anggota keluarga, dan rumah tangga (Selviana. M, 2010). antar keluarga dengan masyarakat dan Dapat disimpulkan bahwa remaja lingkungannya (Puspitawati. H, 2013). dan keluarga adalah satu kesatuan dalam Burgest dan Locke (Puspitawati. H, sebuah atap yang dinamakan rumah 2013) mengemukakan 4 (empat) ciri tangga. Keduanya saling berkaitan dan keluarga yaitu (a) Keluarga adalah mempengaruhi satu dan yang lainnya. susunan orang - orang yang disatukan oleh Ketika keluarga ini mengalami ikatan perkawinan (pertalian antar suami kerenggangan dan konflik, maka hal ini dan istri), darah (hubungan antara orang akan berimbas pada tugas perkembangan tua dan anak) atau adopsi; (b) Anggota - yang harus dijalani anak atau remaja. anggota keluarga ditandai dengan hidup Dimana mereka sangat butuh bersama dibawah satu atap dan merupakan pendampingan dalam masa keemasan susunan satu rumah tangga. Tempat kos mereka, sebelum benar – benar matang dan rumah penginapan bisa saja menjadi menjadi pribadi dewasa yang berkarakter. rumah tangga, tetapi tidak akan dapat menjadi keluarga, karena anggota - 2. Lembaga Pendampingan Anak anggotanya tidak dihubungkan oleh darah, Remaja dan Keluarga (ELPARKA) perkawinan atau adopsi, (c) Keluarga Wirobrajan merupakan kesatuan dari orang - orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang Daerah Istimewa Yogyakarta menciptakan peranan - peranan sosial bagi merupakan daerah dengan angka si suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki - kekerasan terhadap anak dan perempuan laki dan perempuan, saudara laki - laki yang cukup tinggi. Komnas Perempuan dan saudara perempuan; Peranan - peranan pada tahun 2014 menyebutkan angka tersebut diperkuat oleh kekuatan tradisi kekerasan terhadap perempuan sebesar dan sebagian lagi emosional yang 293.220 kasus, meningkat dari tahun menghasilkan pengalaman; dan (d) sebelumnya (2013) sebanyak 279.688 Keluarga adalah pemelihara suatu kasus. Kasus kekerasan terhadap kebudayaan bersama yang diperoleh dari perempuan paling banyak terjadi di ranah kebudayaan umum. personal (keluarga dan relasi intim) yakni Keluarga juga terdiri dari beberapa 59 persen kasus kekerasan berupa jenis, salah satunya adalah keluarga yang kekerasan terhadap istri. Selanjutnya untuk tidak harmonis. Keluarga yang tidak kekerasan pada anak, menurut catatan harmonis rentan sekali membuat anggota KPAI terjadi adanya peningkatan kasus keluarganya tidak nyaman dan merasa yang signifikan setiap tahunnya. Tahun rumah laksana neraka. Cirri yang sangat 2011 terjadi 2178 kasus, 2012 ada 3512 menonjol dari sebuah keluarga yang tidak kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada harmonis adalah seringnya terjadi 5066 kasus (Republika.co.id). Angka yang kekerasan dalam rumah tangga. Dalam tidak sedikit. Dapat terlihat jelas bahwa UU NO.23 tahun 2004 Kekerasan dalam hampir 5000 orang disakiti dan disiksa rumah tangga (KDRT) adalah setiap oleh anggota keluarga terdekat mereka. perbuatan terhadap seseorang suami Pengaruh negatif dari KDRT pun maupun istri, yang berakibat timbulnya beraneka ragam dan bukan hanya bersifat

314 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan hubungan keluarga, tetapi juga terhadap sangat brilliant, dengan mendirikan anggota dalam keluarga yang ada di Lembaga Pendampingan Anak Remaja dalamnya. Dalam hal luka serius fisik dan dan Keluarga (El Parka) di Kecamatan psikologis yang langsung diderita oleh Wirbrajan. Berlatar belakang pengurus korban perempuan, keberlangsungan dan Perkumpulan Keluarga di Yogyakarta, Ibu sifat endemis dari KDRT akhirnya Wuri sering menemukan kasus – kasus membatasi kesempatan perempuan untuk yang menyangkut keluarga. Mulai dari memperoleh persamaan hak bidang kekerasan dalam keluarga, kenakalan hukum, sosial, politik dan ekonomi di remaja, status ekonomi yang melahirkan tengah-tengah masyarakat. Terlepas dari tindakan criminal, dan lain sebagainya. Ibu viktimisasi perempuan, KDRT juga Wuri mengajak relawan yang kesemuanya mengakibatkan retaknya hubungan adalah wanita yang peduli dengan kondisi keluarga dan anak-anak yang kemudian lingkungan sekitar Wirobrajan. Ibu Wuri dapat menjadi sumber masalah sosial. merekrut banyak relawan dari masing – Tindak kekerasan pada anggota masing kelurahan (Ranting) untuk ikut keluarga dalam rumah tangga merupakan andil dalam lembaga ini. masalah sosial yang serius, akan tetapi Visi dan Misi lembaga ini adalah kurang mendapat tanggapan dari untuk Mendampingi Anak, Remaja, dan masyarakat dan para penegak hukum Keluarga dalam mencari slusi atas karena beberapa alasan, pertama: permasalahan dalam bentuk penasihatan, ketiadaan statistik kriminal yang akurat, pencerahan, dan rujukan. EL PARKA kedua: tindak kekerasan pada anggota melihat bahwa Anak, Remaja, dan keluarga dalam rumah tangga memiliki Keluarga sebagai bagian dari masyarahat, ruang lingkup sangat pribadi dan terjaga dan perlu ditingkatkan kualitasnya, agar privacynya berkaitan dengan kesucian dan mampu tumbuh, berkembang menjadi keharmonisan rumah tangga (sanctitive of sumber daya manusia Indnesia yang dapat the home), ketiga: tindak kekerasan pada diandalkan. istri dianggap wajar karena hak suami Tujuan berdirinya ELPARKA adalah sebagai pemimpin dan kepala keluarga, untuk mendampingi dan membantu keempat: tindak kekerasan pada anggota memecahkan permasalahan anak remaja keluarga dalam rumah tangga terjadi dan keluarga dalam bidang pendidikan, dalam lembaga legal yaitu perkawinan. sosial, ekonomi, kesehatan, psikis, dan (Hasbianto, 1996) hukum, demi terwujudnya generasi Hal semacam ini yang membuat penerus yang berkualitas, mandiri, anak dan remaja kehilangan sosok orang bertanggungjawab, dan bertaqwa. tua yang seharusnya menjadi role model Metode yang dilakukan dalam hal ini mereka. Pelampiasan mereka salurkan adalah Metode Konseling pribadi, dengan dengan perbuatan yang negatif yang tahap – tahap, 1) Perencanaan Pertemuan, mampu mencelakakan diri sendiri dan relawan ELPARKA menerima pendaftaran bahkan orang lain. Melihat kondisi ini konseling dari clien. Data diproses untuk Pimpinan Cabang Aisyiyah Wirbrajan merencanakan pertemuan awal. Relawan merasa terpanggil untuk mendirikan menghubungi clien untuk pertemuan awal sebuah lembaga yang memfasilitasi para dengan mengatur waktu yang sesuai untuk korban kekerasan rumah tangga dan berbincang dan tempat yang sesuai pula. mencari solusi bersama agar keluarga Persetujuan antara relawan dan clien kembali harmonis. tertuang dalam perjanjian awal sebagai Ibu Hj. Wuri Astuti selaku Ketua bukti bersedia mengikuti segala prsedur Umum Pimpinan Cabang Aisyiyah yang ada, dan hingga benar – benar tuntas. Wirobrajan mempunyai gagasan yang 2) Tahap pembinaan hubungan baik,

315 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan building raport dilakukan terhadap clien ekstern seperti, Pimpinan Cabang dengan mengatur jadwal bertemu rutin Muhammadiyah (PCM) Wirobrajan, walau hanya beberapa menit saja. Kepala Kecamatan Wirobrajan, Kantor Seringnya pertemuan dengan clien akan Urusan Agama Kecamatan Wirobrajan, membuat rasa nyaman tercipta di hati Puskesmas Wirbrajan, Polsekta clien. Kepercayaan clien terhadap relawan Wirobrajan, dan Jaringan penanganan akan meningkat. Diharapkan kesan baik korban kekerasan berbasis gender, akan mempermudah clien mengungkapkan trafficking (KPMP) kota Yogyakarta. segala permasalahan tanpa ada yang ditutupi. 3) Tahap klarifikasi masalah, METODE PENELITIAN merupakan tahap mendalam dari proses building raport yang telah terjalin. Metode penelitian yang digunakan Relawan mulai menganalisis hal – hal pada studi kasus ini ialah dengan metode yang menjadi keluhan. Siapa saja yang penelitian pendiri Lembaga Pendampingan terlibat didalamnya, apa yang dilakukan Anak Remaja dan Keluarga (ELPARKA) terhadap clien, seberapa sering kejadian Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) itu terulang, siapa saja yang merasakan Wirobrajan. Metode obervasi yang dampaknya, apa dampak yang ditimbulkan dilakukan yaitu observasi partisipan darikejadian itu, dan detail permasalahan sebagai warga di Kecamatan Wirobrajan. yang sebenarnya. 4) Tahap Interaksi, pada tahap ini relawan sudah mendapatkan HASIL banyak data mengenai permasalahan yang terjadi. Relawan merencanakan pimbingan Konflik pasti akan selalu ada dalam yang akan dilakukan. Menentukan dan interaksi sosial. Tidak terkecuali dalam membuat kesepakatan kepada clien apakah rumah tangga. Salah satu penyebab setuju dengan saran dan solusi yang seringnya konflik dalam rumah tangga diberikan. 5) Tahap penetapan tujuan, adalah karena pernikahan dini. Belum setelah semua telah siap untuk melakukan siapnya mental serang remaja menjadi tindakan. Relawan menentukan target, suami istri sering kali membuat kepada siapa seharusnya pendampingan pertengkaran tidak dapat dihindarkan. dilakukan, dan apa fungsi dari Pernikahan dini di kecamatan pendampingan tersebut. Bisa Wirobrajan meningkat dari tahun – tahun dimungkinkan bukan clien yang menjadi sebelumnya. Kasus terakhir sebuah target bimbingan, bisa juga anggota keluarga kecil harus rela bercerai keluarga yang lain. 6) Tahap akhir, berupa dikarenakan seringnya percekcokan terjadi pendampingan dilakukan beberapa kali antara suami dan istri. Proses dalam setiap bulannya. Disesuaikan pendampingan sudah dilakukan, namun dengan permasalahan yang dialami clien. jalan perceraian menjadi solusi pasangan 7) Tahap pasca pendampingan, pada tahap tersebut. ini dilakukan evaluasi apakah prses yang Tahap awal sebelum bercerai, sudah telah dilalui memberikan dampak yang dilakukan mendampingan dengan signifikan terhadap kelangsungan hidup mendengan penuturan dari Istri “D” . Istri rumah tangga clien atau tidak. Bila tidak “D” merasa tidak tercukupi mengenai terjadi perubahan yang signifikan, maka nafkah. Kondisi pada saat awal menikah akan diberikan surat rujukan kepada fihak memang suami “T” belum bekerja, namun yang dipandang lebih mumpuni dalam sudah mantap akan menikahi istrinya “D”. kasus tersebut. Informasi tidak hanya didengar dari satu Pimpinan Cabang Aisyiyah pintu, namun penuturan suami juga Wirbrajan menjalin relasi dengan pihak dipertimbangkan. Menggali informasi dari

316 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan suami “T” untuk melihat masalah dari sisi anak ke dewasa, dimana anak-anak yang lain. Informasi dari sang suami, mengalami perubahan-perubahan cepat di bahwa setiap mencari pekerjaan dan segala bidang. Mereka bukan lagi anak, hasilnya dibawah gaji sang istri suami baik bentuk badan, sikap dan cara berpikir merasa tidak dihargai. Sehingga ketika serta bertindak, namun bukan pula orang dirumah masih membantu pekerjaan dewasa yang telah matang (Rahma, Z.F, rumah dan mengurus anak. Pada 2012). kesempatan yang lain, istri mengadukan Pernikahan dini yaitu merupakan bahwa suami sering berkomunikasi intim intitusi agung untuk mengikat dua insan dengan teman – teman perempuannya dan lawan jenis yang masih remaja dalam satu sudah berani melakukan tindak kekerasan, ikatan keluarga menurut Lutfiati (Rahma, seperti menampar dan lain – lain. Z.F, 2012). Nukman (Rahma, Z.F, 2012) Sehingga menyulut pertengkaran. Setiap Pernikahan dini adalah pernikahan di kali pendampingan kepada kedua belah bawah usia yang seharusnya belum siap fihak selalu menuturkan masalah – untuk melaksanakan pernikahan. masalah baru. Hal – hal sepele yang belum Selama proses pendampingan bisa diterima oleh remaja. Contonya, individu sudah baik dalam menyambut mudah emosi, mudah marah dan ngambek bantuan secara ekstern. Namun kendala bila tidak dituruti, dan lain – lain. Selama pada saat pendampingan adalah, usia proses pendampingan selalu kata – kata mereka yang masih terlalu muda dan susah ketidakcocokan sudah terpatri dikedua mendapat masukan dari orang yang lebih belah pihak. tua. Seperti sifat asli remaja,yang lebih Sudah mampu dilihat bahwa remaja percaya dengan anggota kelmpok yang menikah dini, masih sangat sebayanya daripada dengan orang yang memunculkan ego mereka sebagai lebih tua (Hurlock, 1998). pengambilan keputusan. Cara Berawal dari pernikahan dini yang pendampingan dengan mengkonseling kemudian berakhir dengan perceraian kedua belah pihak, agar terbuka wawasan yang kurang dari 5 tahun usia pernikahan. keduanya ternyata belum bisa efektif. Membuat anak yang menjadi korban Mereka sudah memiliki standart pribadi perceraian kedua orangtuanya harus mengenai pasangan yang ideal. Rasa berkembang dengan tanpa bimbingan menyesal telah menikah sudah mendarah salah satu orang tuanya. ELPARKA daging diantara keduanya. Sehingga berperan mengawal perkembangan anak proses selanjutnya diberikan kepada tersebut semenjak perceraian hingga pengadilan agama untuk melakukan dewasa nanti. Menjadi orang tua tunggal tugasnya memediasi mereka. Sehingga sangat tidak lah mudah, disamping harus keluarga tersebut dapat kembali utuh. mencari nafkah juga harus mendidik dan Mengingat sudah lahirnya seorang anak mengawasi perkembangannya. Oleh dari hasil pernikahan mereka. karena itu, dalam kasus ini ELPARKA berperan penuh melakukan pendampingan PEMBAHASAN rutin pada setiap rabu minggu ketiga disetiap bulannya, untuk menanyakan Zakiah Daradjat berpendapat bahwa kondisi dan kendalam pada rumah tangga Pengertian secara umum, pernikahan dini korban perceraian dan kekerasan ini. Demi yaitu merupakan instituisi agung untuk mewujudkan generasi penerus bangksa mengikat dua insan lawan jenis yang yang mandiri, disiplin, dan masih remaja dalam satu ikatan keluarga. bertanggungjawab. Remaja itu sendiri adalah anak yang ada pada masa peralihan antara masa anak-

317 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

KESIMPULAN

Kekerasan dalam keluarga sangat DAFTAR PUSTAKA berdampak pada perkembangan anak dan remaja. Anak korban kekerasan dapat Hasbianto, Elli N., Kekerasan Dalam mengalami krisis identitas dan menjadi Rumah Tangga Kejahatan yang pribadi yang menyimpang dari seharusnya. Tersembunyi, dalam Syafiq Hasyim Ketidak lengkapan kasih sayang orang tua (ed.), Menakar “Harga” Perempuan: membuat mereka berfikiran bahwa kelak Eksplorasi Lanjut Terhadap Hak-Hak ketika dewasa mereka juga akan Reproduksi Perempuan dalam Islam, melakukan hal yang sama. Oleh karena itu Bandung: Mizan, 1999 butuh pengawalan khusus bagi keluarga Hurlock, E.B. (1998). Psikologi dengan korban kekerasan. Perkembangan Suatu Pendekatan Maraknya kekerasan keluarga pada Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: saat ini membuat Pimpinan Cabang Erlangga Aisyiyah (PCA) Wirobrajan membentuk Lembaga Pendampingan Anak Remaja Margaretha, Nuringtyas. R, Rachim. R, dan Keluarga, yang kemudian disebut 2013, Trauma Kekerasan Masa Kanak dengan EL PARKA. Tujuan didirikannya dan Kekerasan dalam Relasi Intim, lembaga ini adalah untuk mendampingi Malara Seri Sosial Humaniora, dan membantu memecahkan permasalahan Universitas Airlangga, 17(1):33-42 anak remaja dan keluarga dalam bidang Muniriyanto, Suharnan, 2014, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri, psikis, dan hukum, demi terwujudnya dan Kenakalan Remaja, Jurnal generasi penerus yang berkualitas, Psikologi Indonesia, 02:156-164 mandiri, bertanggungjawab, dan bertaqwa. Puspitawati, H. 2013. Konsep dan Teori ELPARKA telah berperan banyak Keluarga. PT IPB Press.Bogor. 1-16 bagi warga di Wirobrajan. Banyak kasus yang telah ditangani salah satunya, Rahma, Z.F, (2012), Resik Pada Remaja perceraian akibat pernikahan dini, dan Akibat Pernikahan Dini, Jurnal pendampingan terhadap anak korban Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan perceraian, dari kecil hingga dewasa. Yogyakarta Memperhatikan pendidikannya dan juga Selviana. M, 2010, Sikap Istri Terhadap perkembangannya sosialisasinya. Kekerasan Dalam Rumah Tangga ELPARKA melakukan pendampingan (Studi Kasus di Wilayah Kampung “X” dengan beberapa tahapan, 1) Perencanaan Jakarta), Jurnal Psikologi, 8(1): 16-24 Pertemuan, 2) Tahap pembinaan hubungan baik, 3) Tahap klarifikasi masalah, 4) Sriyanto, (2014), Perilaku Asertif dan Tahap Interaksi, 5) Tahap penetapan Kecenderungan Kenakalan Remaja tujuan, 6) Tahap akhir, 7) Tahap pasca Berdasarkan Pola Asuh dan Peran pertemuan. Dengan adanya ELPARKA Media Massa, Jurnal Psikologi, masyarakat disekitar Wirobrajan Universitas Pendidikan Indonesia mendapatkan fasilitas pendampingan tanpa Bandung, 1: 74-88 pungutan biaya dan secara berkelanjutan.

318 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF DALAM MENINGKATKAN POTENSI DAERAH DALAM BIDANG PARIWISATA (Studi Kasus: Bupati Gunungkidul 2011-2015)

Tri Wahyu Ningsih dan Erni Zuhriyati Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email :[email protected]

Abstrak --- Potensi daerah dalam bidang Kata kunci : Gaya kepemimpinan transformatif, pariwisata merupakan sebuah aset potensi daerah dalam bidang pariwisata unggulan daerah Gunungkidul yang I. PENDAHULUAN semakin berkembang. Peningkatan Salah satu gaya kepemimpinan yang potensi daerah dalam bidang pariwisata berpengaruh dapat memotivasi bawahannya, tidak lepas dengan faktor pemimpin yang serta dapat membangkitkan kinerja dapat merubah Gunungkidul menjadi bawahannya adalah gaya kepemimpinan daerah yang maju berkat transformatif. Dalam gaya kepemimpinan pariwisatanya.Kendati demikian selama transformatif dapat merubah peran Sumber kepemimpinan Bupati Badingah priode Daya Manusia. Dengan menciptakan dan 2011-2015 bermunculan inovasi-inovasi menimbulkan motivasi kerja, memberikan baru terkait obyek wisata yang ada di inovasi dan menciptakan ide-ide kreatif Gunungkidul.Adanya upaya pemerintah terhadap pegawai maka akan terciptanya Gunungkidul dalam pengelolaan dan hubungan kerja yang baik.Kepemimpinan pengembangan pariwisata, disinyalir transformatif mengacu pada pemimpin yang dengan adanya dorongan yang kuat dari berhasil menggerakkan karyawan melalui Bupati Badingah untuk dapat memotivasi melampaui kepentingan diri secara langsung pegawainya dalam memajukan melaui pengaruh ideal (kharisma), inspirasi, Gunungkidul dalam pariwisatanya. stimulasi intelektual, atau pertimbangan Berdasarkan Peraturan Daerah individual.Gaya kepemimpinan transformatif Gunungkidul No. 5 tahun 2013 dapat memotivasi para pegawai untuk penyelenggara kepariwisataan pada pasal mencapai kinerja diluar harapan dengan 7 ayat 1 yang berbunyi “pembangunan mentransformasikan sikap, kepercayaan, dan destinasi pariwisata meliputi : nilai-bilai para pegawai agar memperoleh pemberdayaan masyarakat, kepatuhan dan menghasilkan hubungan kerja pembangunan daya tarik wisata, yang baik antara pemimpin dan pegawai. pembangunan prasaranan, penyediaan Karakteristik perempuan sebagai fasilitas umum, pembangunan fasilitas pemimpin dapat terlihat dari pemikiran yang pariwisata secara terpadu dan dimiliki perempuan bahwa benih berkesinambungan”. Dalam hal ini, keberhasilannya adalah inovasi dan diperlukannya stakeholder pendukung kolaborasi dari pemikirannya.Sementara itu, dalam pengelolaan potensi daerah dalam mengenai keterampilan didepan bidang pariwisata Gunungkidul, sehingga publik.Pemimpin perempuan memiliki dengan menggunakan gaya keterampilan interpersonal yang lebih kepemimpinan transformatif yang empatik, fleksibel, mendengarkan secara diterapkan bupati badingah dapat aktif, merenung, dan meratapi menghasilkan destinasi-destinasi permasalahan.Sosok Bupati Badingah pariwisata baru Gunungkidul. merupakan seorang pemimpin yang mudah bergaul dengan siapapun, dengan berbekal

319 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan organisasi sosial dan aktifitas adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang kemasyarakatan menjadi modal penting lain atau seni untuk mempengaruhi perilaku untuk sukses meniti karir politik dan dapat manusia, baik secara perseorangan atau memimpin Gunungkidul.Selama priode kelompok. empat tahun, Gunungkidul telah menjadi 2. Teori kepemimpinan transformatif salah satu daerah yang dapat berkembang Perinsip kepemimpinan secara pesat dengan mengandalkan Transformasional, menurut Erik Ress 2011. pariwisatanya. Antara lain sebagai berikut : Semenjak menjabat sebagai Bupati a. Simplifikasi, keberhasilan dari Gunungkidul, Badingah terbukti bahwa kepemimpinan diawali dengan sebuah dalam sektor pariwisata telah mampu visi yang akan menjadi cermin dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tujuan bersama. Kemampuan serta memperluas lapangan pekerjaan dan keterampilan dalam mengungkapkan memberikan kontribusi yang besar bagi visi secara jelas. pendapatan daerah.Untuk menciptakan b. Motivasi, Kemampuan untuk kondisi obyek dan daya tarik wisata ideal memberikan motivasi kepada pengikut yang mampu melayani berbagai dapat menjadikan keharmonisan antara kepentingan, antara lain masyarakat, swasta pemimpin dan pengikutnya dan pemerintah, diperlukan usaha penataan c. Fasilitasi, pentingnya fasilitas didalam dan pengembangan secara optimal sesuai organisasi dapat menjadi penunjang dengan daya dukung, daya tampung dan dalam kepemimpinan. Hal ini akan yang paling utama adalah daya tarik berdampak pada semakin bertambahnya wisatawan.Khususnya dalam pertumbuhan modal intektual dari setiap orang yang pariwisata yang ada di Gunungkidul.Adanya terlibat di dalamnya. inovasi-inovasi baru dalam pariwisata d. Inovasi, yaitu kemampuan untuk membuat banyaknya pengunjung yang secara berani dan bertanggung jawab datang.Keberhasilan ini dapat diwujudkan melakukan suatu perubahan apabila melalui langkah kinerja Badingah untuk diperlukan dan menjadi suatu tuntutan memimpin Gunungkidul sebagai daerah dengan perubahan yang terjadi. yang maju dan berkembang, sehingga e. Mobilitas, yaitu pengerahan semua Daerah ini tidak lagi menjadi daerah yang sumber daya yang ada untuk tertinggal di Provinsi Daerah Istimewa melengkapi dan memperkuat setiap Yogyakarta. orang yang terlibat di dalamnya dalam mencapai visi dan tujuan. A. KERANGKA TEORI f. Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk 1. Kepemimpinan selalu siap belajar tentang diri mereka Menurut Kartini Kartono, sendiri dan menyambut perubahan Kepemimpinan adalah masalah relasi dan dengan paradigma baru yang positif. pengaruh antara pemimpin dan yang g. Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul sampai pada akhir, tekad bulat untuk dan berkembang sebagai hasil dari interaksi menyelesaikan sesuatu dengan baik dan otomatis diantara pemimpin dan individu- tuntas. individu yang dipimpin (ada relasi Karakteristik pemimpin transformatif interpesonal).Kepemimpinan ini bisa menurut Bassadalah : berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin a. Menciptakan visi dan kekuatan misi untuk mengajak, mempengaruhi, dan b. Menanamkan kebanggaan pada diri menggerakkan orang-orang lain guna bawahan melakukan sesuatu, demi pencapaian satu c. Memperoleh dan memberikan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Miftah penghormatan Thoha berpendapat lain kepemimpinan

320 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

d. Menumbuhkan kepercayaan di globalisasi dirumuskan sebagai antara bawahan kepemimpinan transformasional. Dalam e. Mengkomunikasikann harapan teori Bas, pemimpin transformatif tertinggi memotivasi bawahan untuk berbuat lebih f. Menggunakan simbol untuk baik dengan apa yang sesungguhnya menekankan usaha tinggi diharapkan bawahan itu dengan g. Mengeskpresikan tujuan penting meningkatkan nilai tugas, dengan dalam cara yang sederhana mendorong bawahan mengorbankan h. Menumbuhkan dan meningkatkan kepentingan diri sendiri demi kepentingan kecerdasan, rasionalitas dan organisasi yang dibarengi dengan menaikkan pemecahan masalah secara hati-hati tingkat kebutuhan bawahan ketingkat yang pada bawahan lebih baik. i. Memberikan perhatian secara Interaksi antara pemimpin dan bawahan personal ditandai oleh pengaruh pemimpin untuk j. Membimbing dan melayani tiap mengubah perilaku karyawan menjadi bawahan secara individual seseorang yang merasa mampu dan k. Melatih dan memerikan saran-saran bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai l. Menggunakan dialog dan diskusi prestasi kerja yang tinggi dan untuk mengembangkan potensi dan bermutu.Pemimpin mengubah karyawan, kinerja bawahan sehingga tujuan organisasi dapat dicapai Dalam memahami karakteristik bersama. Berdasarkan Teori Bass (1985, pemimpin dalam aktivitas pemimpinya, 1990), Avolio & Bass (1995) terdapat beberapa teori/pendekatan yang mengemukakan bahwa kepemimpinan dapat menjelaskan mengenai hal tersebut, transformatif memiliki empat karakteristik, yaitu pendekatan watak/sifat, pendekatan yaitu: Attributed charisma (Atribut karisma), perilaku dan pendekatan kontigensi. inspirasional motivation (Motivasi Pendekatan watak/sifat, pendekatan sifat inspirasi), intelektual stimulation pada kepemimpinan artinya rupa dari (Intelektual stimulasi) dan individualized keadaan pada suatu benda, tanda lahiriah, consideration (Konsiderasi individu). ciri khas yang ada pada sesuatu untuk Walaupun seringkali Bass menambahkan membedakan dari yang lain. Pendekatan satu karakteristik lagi yang merupakan prilaku, melalui pendekatan tingkah laku perluasan dari karisma, yaitu kita dapat menentukan apa yang dilakukan idealizedinfluence (Bass 1991 dalam Alvin, pemimpin yang efektif dan mencari jawaban Chan, 2004) keempat karakteristik itu serta menjelaskan apa yang menyebabkan adalah kepemimpinan itu efektif, seperti: bagaimana a. Attributed Charisma (Kharisma pemimpin melaksanakan tugas dan atribut) sebagainya. Pendekatan kontigensi, disebut - Keteladanan juga disebut pendekatan situasional, sebagai - Jujur teknik manajemen yang paling baik dalam - Berwibawa memberikan kontribusi untuk pencapaian - Memiliki semangat sasaran organisasi dan mungkin bervariasi b. Inspirational Motivation (Motivasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda. inspirasi) - Memberikan motivasi - Memberi inspirasi pada pengikut 3. Gaya kepemimpinantransformatif - Percaya diri Gaya kepemimpinan transformatif - Meningkatkan optimism merupakan salah satu bentuk kepemimpinan c. Intellectual Stimulation (Stimulasi yang diyakini dapat mengimbangi pola pikir intelektual) dan refleksi paradigma baru dalam arus - Inovatif

321 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

- Professional Faktor penghambat dalam peningkatan - Menjadi pemimpin yang melibatkan potensi daerah: masyarakat - Pembebasan Lahan - Kreatif - Fasilitas infrastuktur d. Individualized Consideration (Konsiderasi individu) II. MOTODE PENELITIAN - Toleransi 1. Jenis Penelitian - Adil Jenis penelitian yang digunakan adalah - Pemberdayaan karyawan penelitian kualitatif dengan pendekatan - Partisipatif deskriptif.penelitian kualitatif adalah - Memberikan penghargaan penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti 4.Peningkatan Potensi Daerah Dalam pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai Bidang Pariwisata tahun 2011-2015 lawannya adalah exprerimen). Destinasi pariwisata merupakan suatu 2. Lokasi Penelitian aktifitas yang mencangkup wilayah Lokasi penelitian ini akan dipusatkan geografis tertentu yang didalamnya terdapat pada Daerah Kabupaten Gunungkidul yaitu komponen produk pariwisata (attraction, Kantor Bupati Gunungkidul, jalan Brigjen amenities, accesbilities, education) dan Katamso No. 1 Wonosari, DIY. Selanjutnya, layanan.Serta unsur pendukung lainnya Dinas kebudayaan dan pariwisata (masyarakat, pelaku industri pariwisata, Gunungkidul jalan Brigjen Katamso No. 1 institusi pengambang) yang membentuk Wonosari, DIY. Dinas kehutanan dan sistem yang sinergis dalam menciptakan perkebunan Gunungkidul, Dinas motivasi kunjungan serta totalitas Perindagkop ESDM. Serta melihat salah satu pengalaman kunjungan bagi obyek wisata Goa pindul. wisatawan.Dalam kawasan destinasi wisata 3. Unit Analisis memiliki ciri khas atau keunikan agar dapat Dalam unit analisis, penelitian sosial memberikan pesona atau daya tarik mencangkup berbagai variasi unit penelitian wisatawan. yaitu individu, masyarakat dan institusi. Kabupaten Gunungkidul memiliki Sehingga unit analisis dalam penelitian obyek wisata unggulan yaitu obyek wisata mengenai gaya kepemimpinan transformatif alam pantai sejumlah ± 46 pantai, terbentang Bupati Badingah adalah individu, sejauh 70 km di wilayah selatan Kabupaten masyarakat dan institusi. Gunungkidul mulai dari ujung barat ke ujung 4. Jenis Data timur. Wisata alam yang berupa wisata alam Dalam melakukan penelitian diperlukan pantai, goa, bukit, sungai, pegunungan, dan data untuk mendukung kegiatan penelitian, air terjun yang tersebar di 18 kecamatan. adapun data yang dibutuhkan adalah sebagai Keunikan bentang alam karst gunung berikut : menyjikan daya tarik wisata minat khusus a. Data primer petualangan yang dikemas dalam berbagai Data yang diperoleh langsung dari kegiatan, diantaranya; jelajah wisata/ subyek (pihak-pihak) sumber informasi yang trackling, penelusuran goa, camping, dicari Ibu Badingah, Kantor Bupati outbond, cave tubing dan river tubing. Gunungkidul, Dinas kebudayaan dan Faktor pendukung atau Strategi dalam kepariwisataan Gunungkidul, Dinas meningkatkan potensi daerah, diperlukan Kehutanan dan perkebunan, Dinas stakeholder sebagai berikut. Perindagkop ESDM, POKDARWIS Dewa - Partisipasi masyarakat Bejo pengelola goa pindul, masyarakat - Media Gunungkidul, pengunjung pariwisata goa - Investor pindul. b. Data sekunder

322 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Data yang diperoleh dari sumber media a. Reduksi Data masa, buku, dan dokumen-dokumen yang Reduksi berguna untuk memilah dan berhubungan dengan penelitian. memisahkan data-data penelitian yang 5. Teknik Pengumpulan Data bermakna ganda dan tidak sesuai dengan a. Studi pustaka kebutuhan penelitian. Sehingga melalui Metode pengumpulan data dengan studi proses reduksi ini diharapkan akan mampu pustaka merupakan teknik pengumpulan data memilah atau menseleksi data yang yang dilakukan sebagai sumber data menjelaskan tentang gaya kepemimpinan penelitian dengan menelaah dan transformatif Badingah dalam menjalankan menganalisis data-data sekunder dari laporan tugas kepemimpinan sebagai Bupati penelitian, jurnal, buku, koran, website, Gunungkidul. Pembahasan maupun berbagai dokumen lainnya yang b. Pengambilan kesimpulan berhubungan dengan gaya kepemimpinan Tahap terakhir dalam proses analisis Badingah dalam meningkatkan Potensi data adalah melakukan pengambilan Daerah Gununkidul. kesimpulan terhadap pembahasan yang b. Wawancara sudah dilakukan. Selanjutnya, maka hasil Teknik pengumpulan data melalui pembahasan akan disaring pada kesimpulan wawancara ini dilakukan dengan cara tatap yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan muka dan mengadakan tanya jawab kepada Badingah dalam meningkatkan Potensi Bupati Gunungkidul, staf-staf yang bekerja Daerah Gunungkidul. Maka kesimpulan ini dikantor Bupati, Dinas kebudayaan dan akhir yang menjadi tujuan penelitian ini. pariwisata Gunungkidul, Dinas kehutanan dan perkebunan Gunungkidul, dinas III. PEMBAHASAN Perindagkop ESDM, POKDARWIS Dewa A. Gaya kepemimpinan Bejo pengelola goa pindul, masyarakat Transformatif Bupati Badingah Gunungkidul, pengunjung pariwisata goa Interaksi antara pemimpin dan pegawai pindul. ditandai oleh pengaruh c. Dokumentasi pemimpin untuk mengubah perilaku pegawai Dalam teknik Dokumentasi ini menjadi seseorang yang merasa mampu dan digunakan untuk mencari data mengenai hal- bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai hal atau variabel yang berupa catatan- prestasi kerja yang tinggi dan catatan, map, CD, file, poto, arsip dan lain bermutu.Pemimpin mengubah pegawai, sebagainnya. Melalui teknik dokumentasi ini sehingga tujuan organisasi dapat dicapai akan diamati fenomena dari obyek yang bersama. Dalam gaya kepemimpinan diteliti dari berbagai dokumen yang ada. transformatif terdapat empat karakteristik 6. Teknik Analisis Data dalam menjalankan tugasnya yaitu: Data mengenai gaya kepemimpinan Attributed charisma, Inspirational Badingah yang diperoleh dari berbagai motivation, Intellectual stimulation, sumber akan dianalisis secara mendalam Individualized consideration. Sehingga dengan logika induktif dan disikapi dengan dalam pembahasan dibawah ini akan akal sehat tentang fenomena-fenomena yang dijelaskan bahwa Bupati Badingah terkait dengan gaya kepemimpinan menerapkan gaya kepemimpinan transformatif Badingah Priode 2011-2015 transformatif dalam kepemimpinannya sehingga akan diketahui gaya kepemimpinan sehari-hari kepada pegawai-pegawai untuk yang diterapkan Badingah sesuai dengan meningkatkan potensi daerah Gunungkidul karakteristik kepemimpinan transformatif. dalam bidang pariwisata tahun 2011-2015. Secara rinci tahap analisis data dalam 1. Attributed Charisma (Atribut penelitian ini : karisma) Pemimpin atau atasan merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan

323 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan bagi pegawainnya, dipercaya, dihormati, kegemaran Bupati Badingah dalam disegani dan mampu mengambil keputusan berorganisasi, dan menganggap semua yang terbaik untuk kepentingan organisasi. bawahannya seperti layaknya teman. Kerangka perilaku atau indikator dari d. Memiliki Semangat Attributed charismaadalah: Dengan semangat yang tinggi pemimpin a. Keteladanan miliki dalam bekerja, Bupati optimis dapat Sebagai seorang Bupati berusaha agar memimpin organisasi dan para pegawainya dapat menjadi pemimpin teladan bagi para menjadi lebih baik.Bupati memiliki pegawainya.Dan Ibu Badingah merasa sudah semangat yang tinggi dalam memimpin cukup menjadi teladan bagi para Gunungkidul, walaupun background Ibu pegawainya.Setiap organisasi memiliki Badingah tidak dari pemerintahan, namun peraturan dan peraturan tersebut dibuat oleh Ibu mau belajar.Semangat juang untuk para pemimpin.Walaupun Ibu Badingah memimpin Gunungkidul dengan tujuan sebagai orang nomor satu di Gunungkidul untuk melanjutkan jejak almarhum suami namun beliau dapat memberi contoh teladan untuk mensejahterakan masyarakat adalah terhadap pegawai-pegawainya. tujuan Ibu Badingah. b. Jujur 2. Inspirational Motivation (Motivasi Bupati merupakan orang yang terbuka inspirasi) dan jujur terhadap para pegawainya.Hal ini Pemimpin dapat memotivasi seluruh dapat dilihat dari keterbukaan informasi karyawannya untuk memilki komitmen internal organisasi terhadap para pegawai, terhadap visi organiasi atau perusahaan dan tetapi sesuai dengan kedudukan jabatan mendukung semangat tim dalam mencapai masing-masing pegawai. tujuan-tujuan perusahaan. Kerangka perilaku Sifat jujur sendiri terbukti bahwa atau indikator dari inspirationalmotivation selama menjabat sebagai pemimpin adalah: Gunungkidul, Ibu Badingah tidak pernah a. Memberikan Motivasi tersangkut dalam hal diluar Setiap di akhir rapat yang diadakan kepentingannya.Serta selama ini tidak ada dengan seluruh pegawai, Ibu Badingah tidak tersiar kabar buruk mengenai lupa untuk memberikan motivasi kepada kinerjanya.Memiliki sikap terbuka terhadap seluruh pegawainya agar pegawainya tetap semua urusan pekerjaannya membuat merasa semangat dalam bekerja. Biasanya pegawai merasa semangat dalam Ibu Badingah akan memberikan kata-kata menyelesaikan pekerjaanya. penyemangat yang dapat mendorong c. Berwibawa pegawai akan bekerja lebih semangat. Selain Pemimpin seorang perempuan di akhir rapat, pemimpin biasanya akan menunjukkan sikap keibuannya kepada memberikan motivasi terhadap pegawai pegawai-pegawainya merupakan menjadi yang terlihat membutuhkan sedikit dorongan bonus tersendiri untuk meningkatkan kinerja motivasi. pegawai. Namun kurang tegasnya pemimpin b. Memberi Inspirasi Pada Pengikut dapat membuat pegawai lupa akan Seorang pemimpin yang berkharisma kinerjanya. Disisi pegawai, hal ini tentu saja adalah pemimpin yang dapat memberikan menjadikan kearakraban pemimpin dan inspirasi terhadap para bawahannya dan para pengikutnya, sementara disisi lain seorang bawahannya juga merasa terinspirasi dari pemimpin dituntut untuk dapat bersikap perkataan dan tindakan sang pemimpin. tegas dan beribawa terhadap pegawainya Tutur kata beliau yang halus sebagai Bupati dengan demikian akan terciptanya hubungan Perempuan dapat memberikan kesan vertikal antara pemimpin dan bawahannya. terhadap pegawainya.Menjadi pemimpin Dalam hal ini, sulitnya Bupati Badingah yang dapat menginspirasi para bawahan untuk dapat berperilaku beribawa terhadap adalah bonus yang diharapkan oleh para pegawai dan masyarakatnya disebabkan oleh pemimpin.Memberikan ide-ide atau

324 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan masukan terhadap persoalan yang terjadi b. Professional dalam pengembangan promosi pariwisata Bupati melakukan pekerjaannya sesuai selalu Bupati lakukan kepada pegawainya. dengan tugas dan tanggung jawab yang c. Percaya Diri dimiliki.Hal ini menunjukkan bahwa Walaupun pemimpin merupakan pemimpin profesional.pemimpin merupakan seorang perempuan, pemimpin yakin dapat orang yang professional ketika pemimpin memimpin Kabupaten Gunungkidul serta memisahkan urusan pribadi dengan urusan berusaha untuk meningkatkan potensi organisasi pemerintah, serta memperlakukan daerah. pegawainya sama rata tanpa harus d. Meningkatkan Optimis memandang status sosialnya. Rasa optimis diperlukan dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, agar c. Menjadi Pemimpin Yang Melibatkan pekerjaan tersebut dapat selesai tepat waktu Masyarakat dan memuaskan.Pemimpin merasa bahwa Masyarakat Gunungkidul termasuk sikap optimis penting dalam diri setiap masyarakat yang memiliki loyalitas tinggi pegawai untuk meningkatkan kinerja terhadap pengembangan pariwisata yang ada organisasi pemerintah. Salah satu cara di Gunungkidul.Keikut sertaan masyarakat meningkatkan rasa optimis setiap pegawai dalam pengembangan pariwisata menjadi yaitu pemimpin memberi motivasi kepada power dalam menggali potensi daerah setiap pegawai dan pemberian reward Gunungkidul. terhadap hasil kerja yang telah dilakukan. Dengan adanya ikhtikat Bupati 3. Intellectual Stimulation (Stimulasi Badingah untuk melibatkan masyarakat intelektual) dalam menjalankan program dalam Pemimpin dapat menumbuhkan kepemimpinanya menjadikan masyarakat kreativitas dan inovasi dikalangan lebih diperhatikan. Hal ini dapat menjalin pegawainya dengan mengembangkan komunikasi dan interaksi yang baik terhadap pemikiran kritis dan pemecahan masalah masyarakat dan Bupati Badingah.Dengan untuk menjadikan kearah yang lebih baik. demikian sosialisasi antar masyarakat dapat Sehingga pemimpin harus mampu berjalan dengan baik, serta dapat menjadikan menumbuhkan ide-ide baru dan memberikan masyarakat mandiri dalam melestaraikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan- pariwisata yang ada di Gunungkidul. permasalahan yang dihadapi bawahan. Sehingga dengan adanya kelompok sadar Kerangka perilaku atau indikator dari wisata dapat mencipatakan desa-desa wisata intellectual stimulation adalah: yang dikelola oleh masyarakat setempat a. Inovatif d. Kreatif Bupati Gunungkidul telah banyak Bupati Badingah mau menerima dan melakukan inovasi dalam bidang pariwisata, mengembangkan ide baru yang disampaikan menswadayakan masyarakat dengan cara oleh pegawai asalkan ide baru tersebut mengembangkan obyek wisata yang ada. masuk akal dan dapat meningkatkan kinerja Dengan menata perencanaan yang kuat dapat organisasi. Bupati akan turut berpartisipasi menjadikan inovasi-inovasi baru dalam dalam pengembangan dan kesuksesan ide mengembangkan pariwisata.Inovasi yang baru atau inovasi tersebut untuk dilakukan Bupati Badingah yaitu ditandai menswadayakan pegawainya. Bupati selalu pada tahun 2015 dengan Gunungkidul sudah memiliki ide-ide baru untuk menyelesaikan masuk dalam jaringan global geopark masalah atau untuk mengembangkan inovasi network.Dengan demikian pariwisata obyek wisata yang ada.Ide-ide Bupati dalam Gunungkidul dapat dikenal di pengembangan pariwisata selalu berpikir Mancanegara.Kemudian dalam kedepan dengan memikirkan rencana tujuan pengembangan obyek wisata goa pindul wisata yang ada di Gunungkidul.Ide pada tahun 2010. kreatifnya dituangkan dalam penataan pantai

325 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan pulang syawal (indrayanti) dan dalam d. Partisipatif pembuatan wisata buatan Embung Kepemimpinan partisipatif didefinisikan Nglanggeran pada tahun 2013. seorang pemimpin mengikut sertakan 4. Individualized Consideration pegawai-pegawainya bersama-sama (Konsiderasi individu) berperan didalam proses pengambilan Pemimpin dapat bertindak sebagai keputusan. Model kepemimpinan seperti ini pelatih dan penasehat bagi karyawannya.Ibu diterapkan apabila tingkat kematangan Badingah digambarkan sebagai pemimpin pegawainya berada pada taraf kematangan yang mau mendengarkan dengan penuh moderat sampai tinggi.Walaupun bukan perhatian masukan-masukan bawahan dan menjadi pegawai kantor Gunungkidul, secara khusus mau memperhatikan namun adanya pendekatan dan interaksi kebutuhan-kebutuhan bawahan. Kerangka yang terjadi antara pengelola wisata Goa perilaku atau indikator dari individualized pindul dengan Bupati Badingah. Bupati consideration adalah: Badingah selalu menyempatkan waktunya a. Toleransi berkunjung dan berinteraksi kepada Bupati merupakan orang yang sabar, pengelola Goa pindul ini, serta memberikan dimana ketika salah satu seorang pegawai kesempatan untuk mengutarakan pendapat dari SKPD tidak dapat menyelesaikan atau masukan terhadap permasalahan yang tugasnya pada waktu yang telah terjadi kepada Bupati. Dengan hal ini akan ditentukan.Maka Bupati memberikan terjalin komukasi dan interaksi terhadap nasehat dan menanyakan solusi dari Bupati. permasalahannya. Dengan menggali lagi e. Memberikan Penghargaan permasalahan yang terjadi maka Bupati akan Pemimpin menghargai hasil pekerjaan memberikan waktu untuk dapat yang dilakukan oleh para pegawainya. Jika menyelesaikan permasalahan yang terjadi, pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, hal ini tentu saja didukung dengan karakter pemimpin akan memberikan pujian. Selain pemimpin perempuan yang selalu bersikap pujian yang diberikan oleh pemimpin, lembut dan menghargai kinerja pegawainya. pemimpin juga akan mengapresiasinya b. Adil dalam bentuk penghargaan. Penghargaan Selama ini Bupati berusaha untuk atas prestasi kerja pegawai dilaksanakan bersikap adil terhadap semua pegawainya setahun sekali. Ini dibuktikan dengan adanya tanpa membeda-bedakan mereka berasal dari pemberian reward terhadap pelaku agama, jabatan, ataupun jenis kelamin. pengembangan pariwisata. c. Pemberdayaan Karyawan Dari pembahasan diatas dapat dilihat Ketika pemimpin memberikan tugas bahwa Bupati Badingah menerapkan gaya kepada para pegawai, pemimpin tidak akan kepemimpinan transformatif. Ada tiga memberitahu bagaimana para pegawai harus karakteristik yang menonjol dalam melakukannya. Pemimpin percaya kepemimpinan Ibu Badingah yaitu, sepenuhnya pada kemampuan para pegawai Inspriration motivation, Intellectual bahwa mereka akan menyelesaikan tugas- stimulation, dan Individualized tugas kantor dengan baik sesuai dengan consideration. Kendati demikian, kemampuan yang mereka miliki. karakteristik yang sering dilakukan oleh Memiliki komitmen untuk Bupati Badingah dalam kepemimpinannya mensejahterakan masyarakat merupakan selama 2011-2015 adalah karakteristik suatu tujuan yang mulia, dengan komitmen Inspriration motivation (Motivasi inspirasi) ini Bupati merangkul pegawainya untuk dengan indikator : memberikan motivasi dapat menjalankan tugasnya masing-masing. kerja, memberikan inspirasi, percaya diri, Sehingga akan menjadikan pegawai-pegawai dan meningkatkan optimis bawahan. Gunungkidul semakin merasa diperhatikan. Sedangkan dalam karakteristik Attribut charisma terdapat satu indikator yang tidak

326 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan terpehuni yaitu, indikator beribawa, hal ini Melalui empat pintu koridor ini akan disebabkan oleh Bupati Badingah menemukan beberapa obyek wisata sesuai merupakan sosok pemimpin perempuan dengan pintu koridor yang akan dilalui. yang cenderung memiliki sifat keibuan Empat pintu koridor masuk merupakan terhadap pegawai-pegawainya.Sehingga titik-titik jalur pergerakan destinasi wisata indikator ini tidak terlaksana dengan baik Gununugkidul untuk mengembangkan obyek dalam kepemimpinan Bupati Badingah. desa wisata, yang menjadi andalan obyek B. Peningkatan Potensi Daerah wisata Gunungkidul pada tahun 2011-2015 Dalam Bidang Pariwisata tahun adalah obyek wisata pantai. Sehingga 2011-2015 melalui salah satu jalur koridor ini menjadi Pembangunan pariwisata diarahkan jalur alternatif wisatawan untuk dapat pada peningkatan pariwisata sehingga menikmati obyek wisata yang ada disetiap menjadi sektor andalan yang mampu pintu koridor yang ada. meningkatkan kegiatan ekonomi, termasuk Faktor pendukung dalam potensi daerah kegiatan sektor lain yang terkait. Sehingga dalam bidang pariwisata Gunungkidul lapangan kerja, pendapatan masyarakat, dan tahun 2011-2015 pendapatan daerah akan meningkat melalui Selain Sumber Daya Alam yang upaya pengembangan dan pendayagunaan menjadi faktor utama dalam pendukung berbagai potensi pariwisata daerah pariwisata Gunungkidul, keberadaan Gunungkidul. stakeholder juga ikut menjadi penentu Strategi Bupati Badingah dalam jalannya keberhasilan pengembangan pengembangan pariwisata Gunungkidul di pariwisata yang ada. Dalam perkembangan fokuskan pada akses jalan untuk menuju pariwisata dibutuhkan timework antara obyek daya tarik wisata Gunungkidul dengan stakeholder yang ada diantaranya sebagai menggunakan empat koridor pintu masuk berikut: baik dari timur, barat atau utara dan selatan. a. Partisipasi masyarakat Sehingga dengan empat koridor pintu masuk Dalam mendukung peningkatan potensi ini akan mempermudah wisatawan untuk daerah dalam bidang pariwisata, partisipasi berwisata di Gunungkidul. masyarakat sangat berpengaruh terhadap - KORIDOR I (dari arah Yogyakarta) pelaksanaan pengembangan Yogyakarta – Patuk – Wonosari – pariwisata.Peningkatan potensi dalam bidang Baron – Kukup – Krakal –Drini – pariwisata dikhususkan terhadap obyek Sundak (70 Km) wisata pantai dengan berbasis pemberdayaan - KORIDOR II (dari arah Parangtritis, masyarakat.Adanya kelompok sadar wisata Bantul) merupakan mitra pemerintah daerah dalam Yogyakarta – Parangtritis – hal perencanaan pembangunan, dapat Trowono/Saptosari – Kemadang – berfungsi sebagai agen yang berpengaruh Kukup – Sepanjang – Drini – Krakal besar untuk mengembangkan dan ikut serta – Sundak (70 Km) untuk mempromosikan obyek wisata - KORIDOR III (dari arah Surakarta) pantai.Kelompok sadar wisata ini berada Solo/Sukoharjo/Klaten – Ngawen – disetiap pantai yang ada di Kabupaten Semin – Karangmojo – Semanu – Gunungkidul, tingginya antusias masyarakat Panggul – Jepitu – Wediombo – untuk ikut serta dalam peningkatan Tepus (55 Km) pariwisata di Gunungkidul membuat - KORIDOR IV (dari arah Wonogiri – Gunungkidul semakin terkenal di Indonesia Pacitan ) atau Mancanegara. Wonogiri dan Pacitan – Pracimantoro Antusias masyarakat sekitar pantai – Rongkop – Wediombo – Tepus (50 sangat tinggi terhadap obyek wisata yang Km) ada di Gunungkidul. Dengan adanya partisipasi dari masyarakat merupakan salah

327 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan satu kunci keberhasilan dalam sisi mata uang, antara insvestor dan pemberdayaan masyarakat, sehingga dengan pemberdayaan masyarakat untuk dapat demikian kebijakan yang dibuat oleh saling mengelola dan mengembangkan pemerintah dapat berjalan dengan pariwisata Gunungkidul. baik.Tingginya partisipasi masyarakat dapat Faktor penghambat potensi daerah dalam memajukan potensi pariwisata yang ada. bidang pariwisata 2011-2015 Pengembangan pariwisata pada suatu destinasi wisata diharapkan agar dapat selalu b. Media berjalan sesuai dengan rencana sehingga Di era globalisasi saat ini, kecepatan tujuan yang sudah ditetapkan sejak awal informasi yang aktual sangatlah dibutuhkan, dapat tercapai.Namun dalam kenyataannya termasuk dalam berwisata.Setiap orang pembangunan pariwisata masih menemui berlomba-lomba untuk menyebar luaskan hambatan atau kendala yang dihadapi. informasi destinasi wisata yang baru saja Kabupaten Gunungkidul. dikunjungi, contohnya saja melalui a. Pembebasan Lahan “Komunitas Travel Blogger Dalam perkembangan pariwisata Indonesia”.Media ini memiliki banyak peran Gunungkidul memerlukan tanah yang luas di industri pariwisata, salah satunya adalah untuk menunjang obyek pariwisata yang ada, kontribusi dalam media promosi di media sementara itu terdapat suatu kendala on-line.Peran media dalam pengembangan terhadap pembebasan lahan yang ingin pariwisata sangat berjalan baik untuk dijadikan tempat pariwisata di membantu Dinas Kebudayaan dan Gunungkidul.Masalah pembebasan tanah Pariwisataan Gunungkidul dalam yang sempat booming di Gunungkidul mempromosikan obyek wisata yang ada. Hal adalah pembebasan lahan di Goa Pindul. ini diperkuat dengan pernyataan staff dinas Obyek wisata goa pindul termasuk obyek Kebudayaan dan Pariwisataan seksi Promosi wisata yang berpotensi sebagai salah satu pemasaran. obyek wisata yang terkenal di Gunungkidul, c. Investor namun terdapat permasalahan mengenai Tumbuhnya kepercayaan investor ini lahan disekitar goa pindul tersebut. Pada banyak didukung oleh kebijakan pemerintah tahun 2013 terjadi konflik antara pengelola daerah yang memberikan kemudahan goa pindul dengan salah seorang pengusaha investasi, perbaikan infrastrktur besar- bernama Siput (Cina).Dimana pengusaha besaran di sektor wisata, dan pengembangan tersebut mengakui bahwa memiliki lahan kawasan perekonomian yang mendukung diatas goa pindul tersebut, sehingga turut wisata.Sehingga dapat mendorong ikut untuk mengelola goa pindul kunjungan wisatawan ke Gunungkidul. tersebut.Puncak konflik terjadi ketika Siput Walaupun masih sedikitnya investor melaporkan kepada pihak yang berwajib yang ingin berpatisipasi dalam investasi terkait dengan penyerobotan lahan yang pengembangan pariwisata Gunungkidul, telah dilakukan oleh tiga kelompok disinyalir hal ini dapat menjadikan pengelola wisata Goa pindul.Sehingga pariwisata Gunungkidul dengan berbasis permasalahan sengketa lahan ini masih pemberdayaan masyarakat semakin berkelanjutan sampai saat ini. menjadikan masyarakatnya mandiri untuk Permasalahan sengketa lahan di dapat mengelola dan mengembangkan kawasan goa pindul menjadi polemik pariwisatanya sendiri.Hal ini tentu saja tersendiri yang dihadapi Pemerintah Daerah membuat pengembangan pariwisata Gunungkidul. Dalam proses pembebasan Gunungkidul menjadi pengembangan yang lahan ini, diperlukan usaha serta dukungan asri dan berbudaya tanpa banyaknya campur dari Pemerintah pusat untuk melakukan tangan dari insvestor untuk dapat merubah mediasi guna menyelesaikan masalah ini. pariwisata menjadi lebih maju.Bagaikan dua Dengan ditandatanganinya surat pernyataan

328 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan bahwa Siput sepat untuk tidak akan menutup obyek pariwisata yang ada.Sementara itu, akses ke goa pindul. Kemudian dengan rata-rata hotel yang terdapat di kabupaten dikeluarkannya SP3 dari pihak kepolisian Gunungkidul merupakan hotel kelas melati yang menginformasikan bahwa tidak ada dengan fasilitas seadanya tanpa adanya kasus penyerobotan lahan yang dilakukan fasilitas yang memanjakan wisatawan untuk oleh kelompok pengelola wisata Goa pindul dapat bersantai dan tinggal lebih lama serta terhadap lahan kepunyaan Siput menikmati suasana di pedesaan.Namun tersebut.Bukan hanya masalah sengketa masih ada obyek wisata Gunungkidul yang lahan di goa pindul, pemerintah daerah juga belum memiliki infrastuktur yang dihadang dengan mahalnya harga yang memadai.Hal ini menjadi kendala dan harus diwatarkan warga untuk pembebasan lahan dibenahi segera untuk mendukung iklim guna membangun obyek wisata yang baik. investasi khususnya pariwisata. b. Keterbatasan Fasilitas Infrastuktur Kurangnya kapasitas obyek wisata Fokus pembangunan di Gunungkidul untuk menampung para wisatawan yang adalah sektor pariwisata, karena dari sektor ingin berkunjung menjadi dilema tersendiri ini yang mampu mensejahterakan bagi wisatawan luar yang ingin berkunjung masyarakat.Namun dalam pembanguan wisata Goa pindul.Pasalnya Goa pindul ini sektor ini masih menghadapi kendala yakni hanya dapat menampung wisatawan sekitar infrastruktur jalan yang belum memadahi. 200 orang tapi kenyataannya dapat 10 kali Sektor pariwisata di Gunungkidul diakui lipat wisatawan.Banyaknya minat wisatawan banyak memberikan kontribusi terhadap luar untuk melihat Goa pindul ini menjadi pertumbuhan ekonomi, hingga lebih dari 5 boomerang tersendiri para pengunjung untuk persen, sehingga perlu terus dapat menikmati wisata Goa ini. dikembangkan.Terlebih lagi mengenai Adanya faktor penghambat dalam pelebaran jalan menuju ke objek wisata peningkatan potensi daerah dalam bidang terutama objek wisata pantai terkendala pariwisata Gunungkidul menjadi benang pembebasan tanah.Selain masalah merah dalam permasalahan yang harus infrastruktur jalan, di daerah ini belum diperhatikan.Sepak terjang kepemimpinan tersedia hotel atau penginapan yang Badingah dalam menanggulangi adanya representatif, sehingga para wisatawan harus faktor penghambat dalam peningkatan menginap di Yogyakarta.Sementara itu jarak potensi daerah dalam bidang pariwisata ini Gunungkidul dan Yogyakarta sangat mulai diperhatikan sehingga setiap tahun ada jauh.Sehingga dibutuhkan investor yang perubahan yang membaik.Hal ini diperlukan mampu membangun hotel dan restaurant waktu yang cukup lama untuk dapat yang representatif. merasakan hasil yang optimal demi Pembangunan kepariwisataan tidak peningkatan pariwisata yang maju dan dapat dilakukan dengan hanya berbudaya. mengembangkan daya tarik saja. Tanpa IV. KESIMPULAN harus memperhatikan aksesbilitas, Gaya kepemimpinan transformatif tranportasi dan fasilitas pendukung yang Bupati Badingah dalam meningkatkan lalinnya seperti: fasilitas akomodasi, potensi daerah dalam bidang pariwisata, restoran, pusat layanan informasi wisata, dapat diukur melalui empat karakteristik kondisi keamanan, fasiliatas penjual kepemimpinan transformatif yang diterapkan cinderamata, fasilitas parkir, fasilitas kamar Bupati Badingah dalam menggerakkan mandi yang harus dikembangkan secara pegawai-pegawainya selama masa menyeluruh dalam suatu system perencanaan kepemimpinannya tahun 2011-2015. yang terpadu. Untuk menunjang pariwisata 1. Dalam karakteristik Attributed Gunugkidul yang terkemuka dan berbudaya Charisma (Atribut karisma),terdapat tentu saja faktor fasilitas infrastuktur empat indikator. Tiga diantaranya: sangatlah mendukung untuk melancarkan keteladanan, jujur, memiliki semangat.

329 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Ketiga indikator ini dilakukan dengan inspirasi, percaya diri, dan meningkatkan baik oleh Bupati Badingah selama optimis bawahan. Sedangkan dalam kepemimpinannya, namun ada satu karakteristik Attribut charisma terdapat satu indikator yang belum dapat indikator yang tidak terpehuni yaitu, dilaksanakan dengan baik yaitu, indikator beribawa. indikator beribawa. Hal ini Sementara itu dalam peningkatan dikarenakan Bupati merupakan potensi daerah dalam bidang pariwisata pemimpin perempuan yang memiliki sudah menunjukkan peningkatan yang sikap keibuan kepada pegawai- signifikan dari setiap tahunya.Obyek pegawainya. pariwisata yang menjadi icon Gunungkidul 2. Dalam karakteristik Inspirational selalu mengalami perkembangan dan Motivation(Motivasi inspirasi), perbaikan setiap tahunnya. Faktor terdapat empat indikator. Keempat pendukung dalam peningkatan potensi indikator tersebut adalah: memberikan daerah dalam bidang pariwisata diantaranya: motivasi, memberikan inspirasi kepada tingginya antusias partisipasi masyrakat pengikut, percaya diri, dan dalam pengembangan obyek wisata, meningkatkan optimism. Semua kemudian tingginya peran media dalam indikator tersebut, dilakukan dengan mempromosikan obyek wisata Gunungkidul, baik oleh Bupati Badingah kepada dan yang terakhir adanya bantuan dana dari pegawai-pegawainya selama masa insvestor dalam pengembangan obyek wisata kepemimpinannya tahun 2011-2015. gunungkidul. Sementara untuk faktor 3. Dalam karakteristik Intellectual penghambat dalam peningkatan potensi Stimulation(Stimulasi intelektual), daerah.Pertama, terjadinya permasalahan terdapat empat indikator. Keempat pembebasan lahan mengenai perkembangan indikator tersebut adalah: inovatif, obyek wisata yang professional, menjadi Pemimpin yang berlangsung.Permasalahan yang paling melibatkan bawahan dan kreatif. mencuat adalah sengketa lahan yang terjadi Semua indikator tersebut, sudah di Goa pindul.Faktor penghambat yang dilakukan dengan baik oleh Bupati kedua adalah masih terdapatnya kekurangan Badingah kepada pegawai-pegawainya infrastuktur yang memadai guna menunjang selama masa kepemimpinannya tahun obyek wisata yang ada. Infrastuktur yang 2011-2015. dimaksud antara lain: fasilitas jalan menuju 4. Dalam karakteristik Individualized obyek wisata, tempat penginapan, fasilitas Consideration(Konsiderasi individu), kamar mandi, fasilitas parkir, dan fasilitas terdapat lima indikator. Kelima tempat istirahat dan tempat makan. indikator tersebut adalah: toleransi, adil, pemberdayaan karyawan, Daftar Pustaka partisipatif dan memberikan Kartono, Kartini, 2014 “pemimpin dan penghargaan. Semua indicator tersebut kepemimpinan” Jakarta, Rajawali sudah dilakukan dengan baik oleh Press. Bupati Badingah kepada pegawai- pegawainya selama masa Rivai, Zainal Veithzal dkk, 2014 kepemimpinannya tahun 2011-2015. “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi” Jakarta, Rajawali Press. Kendati demikian, karakteristik yang Thoha, Miftah, 2012 “perilaku organisasi, sering dilakukan oleh Bupati Badingah dimensi-dimensi prima ilmu dalam kepemimpinannya selama 2011-2015 administrasi negara” Jakarta, PT adalah karakteristik Inspriration motivation Rajawali. (Motivasi inspirasi) dengan indikator : memberikan motivasi kerja, memberikan

330 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Sugiono, 2010, ““Metode penelitian pendidikan, pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D” Bandung, Alfabeta. Wagimo dan Jdamaludin Ancok, “Hubungan kepemimpinan transformasional dan transaksional denganmotivasi bawahan dimiliter” dalam Jurnal Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Vol. 32, No. 2, 112-127.

331 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

KEMANDIRIAN EKONOMI PEREMPUAN MELALUI PENGEMBANGAN DESA PRIMA (PEREMPUAN INDONESIA MAJU MANDIRI)

Wuri Rahmawati Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas FEISHUM Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Pengembangan Desa khususnya dalam perekonomian keluarga. PRIMA memberikan alternatif pilihan (b) meningkatkan pendapatan keluarga cara dalam upaya pemberdayaan antara 10%-40% melalui pengembangan perempuan dengan mengoptimalkan usaha di bidang olahan pangan, konveksi, seluruh potensi yang ada, serta jasa, maupun kerajinan, (c) meningkatan mengkoordinasikan berbagai program pengetahuan dan ketrampilan anggota pemberdayaan perempuan dari instansi kelompok dalam pengembangan usaha terkait, LSM, Organisasi Perempuan dan melalui berbagai kegiatan pelatihan, Organisasi Kemasyarakatan. Melalui cara pameran dan studi banding, (d) ini diharapkan peran perempuan meningkatkan solidaritas dan meningkat sehingga taraf hidup ekonomi, meningkatkan hubungan silaturahmi antar pendidikan dan kesehatan meningkat anggota dari berbagai desa, dan (e) pula. Kajian ini dilakukan untuk membantu penyelesaian masalah keluarga melakukan evaluasi terhadap sebab beberapa kasus permasalahan implementasi program pengembangan 30 keluarga bersumber dari masalah Desa PRIMA di wilayah Daerah Istimewa ekonomi. Yogyakarta. Metode penelitiannya kuantitatif dan kualitatif, dengan Kata Kunci : Desa PRIMA, Akses, Perempuan, pendekatan analisis gender. Responden Ekonomi dari anggota kelompok Desa PRIMA, beberapa stakeholders yang terlibat atau I. PENDAHULUAN berperan dalam pengembangan Desa PRIMA seperti dinas atau instansi terkait, Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Perangkat Desa dan fasilitator atau Indonesia dan pada umumnya Negara-negara pendamping. Seluruh anggota kelompok di Asia pasca krisis ekonomi yaitu bagaimana Desa PRIMA menjadi responden dalam menekan laju kemiskinan.Karena secara penelitian ini sedangkan untuk stakeholder aktual masih banyak penduduk Indonesia yang menjadi informan dalam kajian ini yang masuk dalam kategori miskin, dan ditentukan secara purposivesampling.Hasil umumnya jumlah tersebut berada di pedesaan. kajian menunjukkan bahwa Peranan komoditi makanan terhadap garis pengembangan Desa Prima memberikan kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dampak terhadap kemudahan akses peranan komoditi bukan makanan: perempuan terhadap modal usaha, perumahan, sandang, pendidikan dan pelatihan, dan perluasan pasar. Dampak kesehatan (www.bps.go.id). dari kemudahan akses tersebut yaitu : (a) Kaitannya dengan masalah kemiskinan ini, Menumbuhkan dan meningkatkan pemerintah Indonesia melaksanakan aksi-aksi motivasi perempuan untuk produktif pengurangan kemiskinan di berbagai sektor (berwiraswasta) sehingga dapat berperan kehidupan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta

332 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

(DIY) sendiri, penanggulangan kemiskinan Untuk mengetahui secara detail tentang dilakukan diantaranya melalui pengembangan kondisi Desa PRIMA maka perlu untuk Desa PRIMA (Perempuan Indonesia Maju melakukan kajian dan dievaluasi secara Mandiri). Desa PRIMA merupakan program komprehensif sehingga progress, capaian nasional dari Kementerian Pemberdayaan program, dampak sosial serta keberlanjutan Perempuan dan Perlindungan Anak yang program dapat terpantau. Maksud implementasi di setiap propinsi atau pelaksanaan kajian evaluasi program Desa pemerintah daerah berada dalam koordinasi PRIMA adalah untuk melakukan kegiatan Badan Pemberdayaan Perempuan dan evaluasi yang mendalam terhadap Masyarakat. implementasi dan pelaksanaan program Desa Program-program stimulus bagi kelompok PRIMA, sedangkan tujuannya untuk perempuan dengan dukungan dana bergulir mengetahui sejauh mana efektivitas dari pemerintah. Dukungan kepada kelompok pelaksanaan program pada kelompok sasaran, perempuan dilakukan dengan pertimbangan dampak sosial bagi masyarakat sekitar serta bahwa kemiskinan menjadikan kualitas mengetahui kebutuhan program dan kegiatan kesehatan rendah, tingkat produktivitas tindaklanjut untuk pengembangan program ekonomi rendah dan mengakibatkan Desa PRIMA di DIY. Manfaat dari kajian ini pendidikan belum merupakan prioritas, yaitu menjadi dasar penentuan langkah lebih terutama bagi kaum perempuan. lanjut dalam pengembangan Desa PRIMA Permasalahan yang dihadapi perempuan yang lebih baik. ini disebabkan karena adanya stereotype, marginalisasi, sub ordinasi dan bahkan double A. Kemiskinan burden terhadap perempuan. Dalam berbagai hal perempuan selalu menjadi korban atau Definisi tentang kemiskinan telah pihak yang dikorbankan.Padahal dalam mengalami perluasan, seiring dengan semakin keluarga, perempuan memiliki banyak peran. kompleksnya faktor penyebab, indikator Secara umum tujuan program Desa maupun permasalahan lain yang PRIMA yaitu mewujudkan perempuan melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya Indonesia yang maju mandiri di bidang dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan ekonomi melalui pembangunan kegiatan telah meluas hingga kedimensi sosial, ekonomi produktif untuk mendukung kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut terciptanya kondisi kehidupan yang lebih Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah sehat dan sejahtera baik dilingkungan ketidakmampuan memenuhi standar keluarga, masyarakat maupun bangsa. minimum kebutuhan dasar yang meliputi Sedangkan secara khusus tujuannya kebutuhan makan maupun non makan. mencakup: (1) meningkatkan kapasitas SDM Membandingkan tingkat konsumsi penduduk perempuan Indonesia di bidang ekonomi dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah sehingga mampu meningkatkan kontribusi untuk konsumsi orang perbulan. dan keikutsertaannya dalam pelaksanaan Definisi menurut UNDP dalam Cahyat pembangunan ekonomi dan pembangunan (2004), adalah ketidakmampuan untuk diberbagai sektor kehidupan lainnya, (2) memperluas pilihan-pilihan hidup, antara lain membuka dan memperluas kesempatan bagi dengan memasukkan penilaian tidak adanya kaum perempuan untuk mengembangkan partisipasi dalam pengambilan kebijakan potensi dirinya serta meningkatkan publik sebagai salah satu indikator kesejahteraan hidup melalui pengembangan kemiskinan. Pada dasarnya definisi dan penguatan aktivitas ekonomi produktif, kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: dan (3) memperkuat peran/posisi tawar a. Kemiskinan Absolut (bargaining position) kaum perempuan dalam Kemiskinan yang dikaitkan dengan mengakses informasi dan sumber daya perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan ekonomi, permodalan, perbankan, pemasaran yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok dan pasar. atau kebutuhan dasar minimum yang

333 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan memungkinkan seseorang untuk hidup secara tersebut bekerja di sektor formal dengan layak. Dengan demikian kemiskinan diukur pendapatan yang lebih tinggi. dengan membandingkan tingkat pendapatan Variabel modal fisik, yang antara lain orang dengan tingkat pendapatan yang luas lantai perkapita dan kepemilikan aset dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan seperti lahan, khususnya untuk pertanian. dasarnya yakni makanan, pakaian dan Kepemilikan lahan akan menjadi faktor yang perumahan agar dapat menjamin penting mengingat dengan tersedianya lahan kelangsungan hidupnya. produktif, rumah tangga dengan lapangan b. Kemiskinan Relatif usaha pertanian akan dapat menghasilkan Kemiskinan dilihat dari aspek pendapatan yang lebih baik. ketimpangan sosial, karena ada orang yang Kepemilikan modal fisik ini dan sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar kemampuan memperoleh pendapatan sebagai minimumnya tetapi masihjauh lebih rendah tenaga kerja akan menjadi modal utama untuk dibanding masyarakat sekitarnya menghasilkan pendapatan keluarga. Anggota (lingkungannya). Semakin besar ketimpangan rumah tangga yang tidak memiliki modal fisik antara tingkat penghidupan golongan atas dan terpaksa menerima pekerjaan dengan bayaran golongan bawah maka akan semakin besar yang rendah dan tidak mempunyai alternatif pula jumlah penduduk yang dapat untuk berusaha sendiri. Selanjutnya status dikategorikan miskin, sehingga kemiskinan pekerjaan, di mana status pekerjaan utama relatif erat hubungannya dengan masalah kepala keluarga jelas akan memberikan distribusi pendapatan. dampak bagi pola pendapatan rumah tangga. World Bank (2002) mengkategorikan B. Indikator Kemiskinan karakteristik penduduk miskin menurut Agar seseorang dapat hidup layak, komunitas, wilayah, rumah tangga, dan pemenuhan akan kebutuhan makanan saja individu.Pada faktor komunitas, infrastruktur tidak akan cukup, oleh karena itu perlu pula merupakan determinan utama dipenuhi kebutuhan dasar bukan makanan, kemiskinan.Keadaan infrastruktur sangat erat seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, kaitannya dengan tingkat kesejahtaraan pakaian, serta aneka barang dan jasa lainnya. masyarakat. Infrastruktur yang baik akan Ringkasnya, garis kemiskinan terdiri atas dua memudahkan masyarakat untuk melakukan komponen, yaitu garis kemiskinan makanan aktivitas ekonomi maupun sosial dan bukan makanan (BPS, 2012).Analisis kemasyarakatan, selain itu memudahkan faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan investor untuk melakukan investasi di daerah atau determinan kemiskinan pernah dilakukan yang bersangkutan. oleh Ikhsan (1999).Ikhsan, membagi faktor- faktor determinan kemiskinan menjadi empat C. Penyebab Kemiskinan kelompok, yaitu modal sumber daya manusia Negara-negara di Asia Tenggara seperti (human capital), modal fisik produktif Indonesia, Malaysia, dan Thailand (physical productive capital), status menemukan bahwa kemiskinan dan pekerjaan, dan karakteristik desa. ketidakmerataan disebabkan oleh beberapa Modal sumber daya manusia dalam suatu faktor antara lain produktivitas tenaga kerja rumah tangga merupakan faktor yang akan yang rendah sebagai akibat rendahnya mempangaruhi kemampuan suatu rumah teknologi, penyediaan tanah dan modal jika tangga untuk memperoleh pekerjaan dan dibanding dengan tenaga kerja, tidak pendapatan. Dalam hal ini, indikator yang meratanya distribusi kekayaan terutama tanah. sering digunakan adalah jumlah tahun Secara umum ada empat faktor penyebab bersekolah anggota keluarga, pendidikan kemiskinan di Indonesia yaitu rendahnya taraf kepala keluarga, dan jumlah anggota pendidikan, rendahnya taraf kesehatan, keluarga. Secara umum semakin tinggi terbatasnya lapangan kerja dan kondisi pendidikan anggota keluarga maka akan keterisolasian. semakin tinggi kemungkinan keluarga

334 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi suatu negara tergantung pada 2 (dua) faktor karena pada akhirnya juga hanya akan di utama yaitu (1) Tingkat pendapatan nasional dapur saja ( Fakih, M, 2008) rata-rata dan (2) Lebar sempitnya kesenjangan c. Stereotipe dalam distribusi pendapatan. Setinggi apapun Stereotipe adalah pelabelan atau tingkat pendapatan nasional perkapita yang penandaan negatif terhadap kelompok atau dicapai oleh suatu negara, selama distribusi jenis kelamin tertentu yang dapat pendapatan yang tidak merata maka tingkat menimbulkan berbagai diskriminasi dan kemiskinan di negara tersebut pasti akan tetap ketidakadilan.Bentuk stereotipe ini umumnya parah (Daulay, 2009). ditujukan kepada perempuan yang berakibat menyulitkan, membatasi, memiskinkan dan D. Gender merugikan perempuan.Misalnya adanya Gender tidak sama dengan kodrat. Kodrat keyakinan bahwa laki-laki adala pencari adalah sesuatu yang ditetapkan Tuhan, nafkah maka setiap pekerjaan yang dilakukan sehingga manusia tidak dapat merubah atau perempuan dinilai hanya sebagai tambahan menolak. Sementara itu, kodrat bersifat sehingga pekerja perempuan dapat dibayar universal seperti menstruasi,melahirkan dan lebih murah daripada laki-laki.Ada juga yang menyusui merupakan kodrat bagi perempuan, beranggapan bahwa ketika perempuan sementara mempunyai sperma adalah kodrat bersolek adalah untuk menarik perhatian bagi laki-laki (Fakih,2008). Gender adalah lawan jenisnya sehingga pada kasus-kasus perbedaan antara perempuan dan laki-laki kekerasan atau pelecehan seksual perempuan dalam peran, fungsi, perilaku yang dibentuk sebagai korban justru seringkali dipersalahkan oleh ketentuan sosial dan budaya setempat (Nugroho, 2008). (Nugroho, 2008). Stereotipe selalu merugikan dan Beberapa hal yangmenyebabkan berbagai menimbulkan ketidakadilan.Masyarakat ketimpangan, ketidakadilan tersebut beranggapan bahwa tugas utama perempuan antaralain: adalah melayani suami sehingga berakibat a. Marginalisasi pendidikan kaum perempuan dinomorduakan. Marginalisasiyaitu terpinggirkan atau (Fakih, M, 2008). tersisihkannya peran, posisi, akses perempuan d. Kekerasan (Violence) terhadap berbagai aspek kehidupan sebagai Violence(kekerasan) merupakan invasi akibat ketidakadilan gender. Contoh (assault)atau serangan terhadap fisik maupun marginalisasi :program kredit, pelatihan- integritas mental psikologis seseorang yang pelatihan, ditujukan hanya pada laki-laki, dilakukan terhadap jenis kelamin tertentu, pembagian warisan (Nugroho,2008). umumnya pada perempuan sebagai akibat b. Subordinasi oleh anggapan gender yang disebut dengan Subordinasi muncul sebagai akibat gender-related violence. Bentuk kekerasan ini pandangan gender pada perempuan yang misalnya pemerkosaan, pemukulan, menempatkan perempuan pada posisi tidak penyiksaan pada organ kelamin, penting karena adanya anggapan bahwa prostitusi/pelacuran,pelecehanseksual (sexual perempuan emosional atau irasional sehingga harassment), pornografi, dan penciptaan tidak dapat tampil sebagai pemimpin. ketergantungan. Gender violence terjadi Sebagai contoh adanya peraturan yang karena ketidaksetaraan kekuatan yang ada dikeluarkan pemerintah bahwa jika suami dalam masyarakat. akan pergi belajar (jauh dari keluarga) dapat e. Beban kerja (double burden) mengambil keputusan sendiri sedangkan jika Peran gender perempuan dalam anggapan istri harus dapat izin dari suami masyarakat adalah mengelola rumah (Nugroho,2008). Subordinasi karena gender tanggasehingga beban kerja domestiknya ini terjadi dalam segala macam bentuk yang lebih banyak dan lebih lama daripada laki- berbeda dari tempat ke tempat dan dari waktu laki. Bahkan untuk keluarga miskin ke waktu. Di Jawa dulu ada anggapan bahwa perempuan mempunyai beban kerja yang

335 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan lebih berat lagi yaitu selain beban kerja mendorong, memotivasi, membangkitkan domestik juga harus bekerja di luar.Beban kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta kerja sebagai akibat bias gender diperkuat berusaha untuk dapat mengembangkan dalam oleh pandangan bahwa pekerjaan perempuan kehidupannya. Subejo dan Supriyanto (2004), (pekerjaan domestik) dianggap dan dinilai pemberdayaan merupakan kegiatan yg lebih rendah dibandingkan dengan jenis disengaja untuk memfasilitasi masyarakat pekerjaan laki-laki dan bukan sebagai lokal dalam merencanakan, memutuskan, dan pekerjaan produktif. mengelola sumberdaya lokal yg dimilikinya melalui collective action dan networking E. Pemberdayaan Masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan Pemberdayaan telah menjadi isu yang kemandiriannya dlm persoalan ekonomi, sangat menarik dalam berbagai bidang ekologi, dan sosial. kehidupan.Salah satu diantaranya isu Berdasar beberapa definisi tersebut maka pemberdayaan perempuan. Hal ini berawal pemberdayaan adalah tindakan yang dari kesadaran perempuan akan potensi yang dilakukan untuk mendorong masyarakat agar ada dan belum teroptimalkan selama ini, terlibat atau berpartisipasi dalam kegiatan- sehingga mendorong beberapa kelompok atau kegiatan atau urusan publik, memiliki aktivis perempuan untuk menyuarakan dan kemampuanmeningkatkankompetensinyadan memperjuangkan hak-hak perempuan dalam menyediakan kesempatan untuk ranah publik. mengembangkan kompetensi tersebut sebagai Personset.al. (1994: 112-113) dalam upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang Suharto (2005; 66-67) menyatakan bahwa sudah ada atau dimiliki sendiri oleh proses pemberdayaan masyarakat umumnya masyarakat. dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak Pemberdayaan masyarakat merupakan ada literatur yang menyatakan bahwa proses kegiatan memfasilitasi masyarakat dalam pemberdayaan terjadi dalam relasi satu- menggali dan mengembangkan potensinya lawan-satu antara pekerja sosial dan klien melalui akses terhadap sumberdaya yang ada, dalam setting pertolongan perseorangan. sehingga mau dan mampu berpartisipasi Menurut Cook(1994), pemberdayaan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat merupakan upaya yang disengaja untuk bagi dirinya, bagi publik, dan bagi memacu peningkatan atau pengembangan pemerintah. Strategi pemberdayaan dapat masyarakat. Giarci (2001), pemberdayaan dilakukan dengan proses partisipatif melalui merupakan usaha membantu masyarakat agar serangkaian dialog dan konsultasi dengan mampu memutuskan, merencanakan dan perwakilan-perwakilan kelompok warga, mengambil tindakan untuk mengelola dan representasi sektoral, asosiasi profesi, mengembangkan lingkungan fisiknya serta kelompok bisnis, intelektual, lembaga kesejahteraan sosialnya. swadaya masyarakat, dan sebagainya. Bartle (2003) pemberdayaan merupakan Tujuan utama pemberdayaan adalah alat untuk menjadikan masyarakat semakin memperkuat kekuasaan masyarakat, komplek dan kuat (institusi lokal tumbuh, khususnya kelompok lemah yang memiliki collective power-nya meningkat serta terjadi ketidakberdayaan, baik karena kondisi perubahan secara kualitatif pada internal (misalnya persepsi mereka sendiri), organisasinya).Sedangkan menurut Deliveri maupun karena kondisi external (misalnya (2004) pemberdayaan merupakan proses ditindas oleh struktur sosial yang tidak untuk memandirikan masyarakat agar dapat adil).Guna melengkapi pemahaman mengenai meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan pemberdayaan perlu diketahui konsep menggunakan dan mengakses sumber daya mengenai kelompok lemah dan lokal/setempat. ketidakberdayaan yang dialaminya. Sumodiningrat (2004), pemberdayaan Beberapa kelompok yang dapat merupakan upaya untuk membangun daya dikategorikan sebagai kelompok lemah atau dan tenaga yang dimiliki masyarakat dengan tidak berdaya meliputi:

336 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan a. Kelompok lemah secara struktural, baik dalam rangka mengurangi beban biaya lemah secara kelas, gender, maupun etnis. kesehatan dan pendidikan keluarga miskin. b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, Prioritas program ini untuk meningkatkan anak-anak dan remaja, penyandang cacat, kualitas hidup perempuan, di samping upaya gay dan lesbian, masyarakat terasing. untuk meningkatkan kualitas kesehatan c. Kelompok lemah secara personal, yakni perempuan, kualitas pendidikan perempuan, mereka yang mengalami masalah pribadi serta penghapusan berbagai tindak kekerasan dan atau keluarga. terhadap perempuan dan anak, termasuk Pemberdayaan masyarakat memiliki perdagangan perempuan dan anak dimensi jangka panjang untuk memfasilitasi (trafficking). Penetapan prioritas ini berkaitan dan mendorong anggotanya agar mampu dengan pertimbangan bahwa kemiskinan di mengelola seluruh dunia senantiasa berdampak pada lingkunganstrategissecaraberkesinambungan perempuan dan anak. (sustainable). Pemberdayaan masyarakat Desa PRIMA merupakan sebuah desa mendorong masyarakat untuk memanfaatkan percontohan untuk menanggulangi sumberdaya yang dimilikinya secara optimal kemiskinan melalui upaya ekonomi disertai serta masyarakat dapat terlibat secara penuh pengurangan beban biaya kesehatan dan dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial pendidikan bagi keluarga miskin,dengan dan ekologinya memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya Pemberdayaan masyarakat menyangkut alam dan sumberdaya manusia serta dengan aspek internal dan eksternal. Faktor internal mengkoordinasikan berbagai program merupakan semua sumberdaya yang pemberdayaan perempuan dari instansi dimiliki/dikuasi, sedangkan faktor eksternal terkait, LSM, organisasi perempuan, dan adalah keterlibatan pihak luar dalam proses organisasi kemasyarakatan lainnya untuk pemberdayaan. Eksternal faktor dapat berupa bersama-sama membangun kepedulian untuk tim fasiltasi/fasilitator yang bisa merupakan menghapuskan kemiskinan. pegawai pemerintah, LSM, swasta, dan lain- Empat hal yang perlu dilakukan dalam lain. Peranan tim fasilitator cukup dominan meningkatkan produktivitas ekonomi pada awal program namun akan terus perempuan, yaitu : berkurang sampai masyarakat tersebut a. Mengintensifkan upaya untuk mampu tumbuh mandiri. Tahapan mengarusutamakan atau memfokuskan pemberdayaan yaitu seleksi lokasi, sosialisasi peningkatan produktivitas ekonomi program pemberdayaan masyarakat dan perempuan dalam seluruh sektor proses implementasi pemberdayaan pembangunan secara sinergi, terutama di masyarakat. Tahapan implementasi yaitu need sektor-sektor yang melaksanakan assessment dengan Participatory Rural pembangunan ekonomi rakyat. Appraisal (PRA), pengembangan kelompok, b. Menumbuhkan kesadaran sektor maupun perencanaan dan implementasi kegiatan, pemerintah daerah untuk menghasilkan monitoring dan evaluasi partisipatif, program-program yang tepat untuk kemandirian masyarakat meningkatkan produktivitas ekonomi perempuan. F. Desa PRIMA c. Mendorong tumbuhnya forum komunikasi Pengembangan Desa PRIMA berdasarkan program peningkatan ekonomi perempuan Kebijakan Peningkatan Produktivitas untuk mengakses sumberdaya dan Ekonomi Perempuan (PPEP) yang informasi program-program pemberdayaan dikeluarkan oleh Kementrian Pemberdayaan ekonomi baik dari pemerintah, swasta Perempuan dan Perlindungan Anak.PPEP ataupun organisasi non pemerintah adalah program yang sangat strategis dalam d. Mengembangkan model desa mandiri upaya peningkatan kualitas hidup dan untuk mengurangi beban keluarga miskin. pemenuhan hak ekonomi perempuan melalui penguatan produktivitas ekonomi perempuan

337 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Perempuan dalam kegiatan usaha secara perempuan serta menggugah partisipasi umum terbagi dalam empat kelompok yaitu berbagai pihak berkepentingandalam perempuan tidak mampu berusaha karena pengembangan usaha perempuan beban kemiskinan, perempuan yang belum danpenanggulangan kemiskinan. atau tidak berusaha, perempuan pengusaha b. Meningkatkan partisipasi masyarakat, mikro dan perempuan pengusaha kecil kaum perempuan khususnya dan dunia menengah. Pada kelompok perempuan usaha dalam pengembangan perlindungan pengusaha berskala mikro, permasalahan sosial melalui usaha dan sumber utama yang dihadapi yaitu ketidaktersediaan pembiayaan. uang tunai untuk segera memutarkan c. Meningkatkan produktivitas ekonomi usahanya karena kebutuhan rumah tangga perempuan kelompok miskin di berbagai masih termasuk bagian dari kegiatan. kegiatan usaha untuk meningkatkan Kelompok ini sering menjadi korban para pendapatan keluarga. pemberi jasa modal dengan bunga harian d. Meningkatkan akses kelompok yang besar. perempuan terhadap informasi, teknologi Sementara itu, terdapat kelompok tepat guna dan berbagai sumber perempuan yang telah berusaha dan masuk pembiayaan. kategori usaha kecil dan e. Mewujudkan keadilan dan kesetaraan menengah.Permasalahan yang sering dihadapi gendermelalui peningkatan produktivitas perempuan pengusaha kecilyaitu : kurangnya ekonomi perempuan. akses informasi pasar dan teknologi, kurangnya akses permodalan, kurangnya Sasaran Desa PRIMA yaitu perempuan peningkatan sumberdaya manusia, kurangnya dari keluarga miskin agar terjadi penurunan penataan kelembagaan/ jaringan, dan tingkat kemiskinan di wilayah tersebut. kurangnya sensitifitas gender di kalangan Sedangkan ruang lingkup Desa PRIMA yaitu: masyarakat. a. Pengembangan usaha yang dilakukan oleh Pengembangan model Desa PRIMA perempuan pada Desa PRIMA, khususnya berlandaskan pada prinsip masyarakat bagi kelompok perempuan miskin menjadi membangun, artinya dalam pelaksanaannya prioritas. Kegiatan yg dilakukan dalam pengembangan model Desa PRIMA akan rangka pengembangan usaha merupakan bertumpu pada kekuatan masyarakat itu suatu upaya yang saling berkaitan, mulai sendiri, dan dilaksanakan melalui proses yang dari peningkatan SDM (tingkat sesuai dengan dinamika masyarakat itu pendidikan, kesehatan, politik, sosial sendiri, untuk mencapai tujuan dengan budaya dan lingkungan) hingga kesepakatan masyarakat bersama. kemampuan perempuan dalam ambil Denganmenyadarikeragamansosial budaya keputusan dalam penentuan usahanya. masyarakat, maka pengembangan Desa b. Partisipasi perempuan meliputi PRIMA sepenuhnya diserahkan pada keikutsertaan perempuan mulai dari komitmen masyarakat sendiri. perencanaan kegiatan usaha yang akan Pengembangan Desa PRIMA ini memiliki dilaksanakan hingga pengambilan tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan keputusan dan evaluasi pelaksanaan. umumnya adalah mewujudkan perempuan c. Akses informasi bagi kelompok Indonesia yang maju dan mandiri di bidang perempuan. ekonomi melalui pengembangan kegiatan- kegitan ekonomi produktif untuk mendukung II. METODOLOGI terciptanya kondisi kehidupan yang lebih Penelitian ini termasuk ke dalam sehat dan sejahtera baik dilingkungan penelitian evaluasi (evaluation keluarga, masyarakat maupun bangsa. research).Penelitian evaluasi adalah Tujuan khusus Desa PRIMA antara lain: penelitian yang diharapkan dapat memberikan a. Menstimulasi pengembangan usaha masukan atau mendukung pengambilan perempuan melalui ketrampilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau

338 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan lebih alternatif tindakan (Kuncoro, diversifikasi produk atau usaha, motivasi 2009.)Populasi dalam kajian ini adalah 30 usaha, pengemasan, dan pelatihan cara Desa PRIMA di DIY dan stakeholders. produksi makanan yang baik dan benar Sampel dalam penelitian yaitu seluruh (CPMB). Pelatihan CPMB merupakan anggota kelompok perempuan Desa PRIMA tahapan harus diikuti oleh anggota Desa yang pengambilannya secara sensus, dan PRIMA untuk memperoleh No. PIRT, yang stakeholders (dinas pariwisata, Kepala menjadi kewenangan Dinas Kesehatan. Desa/Lurah, Fasilitator/pendamping) yang Namun demikian rata-rata anggota pengambilannya secara purposive sampling. kelompok merasa kesulitan mendapatkan No. Data yang digunakan dalam kegiatan ini PIRT karena banyak persyaratan yang harus meliputi data sekunder dan primer. Data terpenuhi baik utamanya kebersihan dan sekunder diperoleh dengan melakukan survei higenitas dari tempat produksi, air, peralatan instansional kepada pihak-pihak terkait produksi, cara produksi dan sebagainya. Oleh terutama Pemerintah Daerah DIY, BPS, dan karena itu, perlu upaya pendampingan lebih lembaga lain yang memiliki data dan intensif yang dilakukan oleh fasilitator agar informasi yang relevan. Ada pun data-data persyaratan-persyaratan minimal tersebut primer dilakukan dengan menggabungkan dapat terpenuhi sehingga produk dapat beberapa metode observasi atau pengamatan, memperoleh No PIRT. wawancara, Forum Group Discussion (FGD). Kegiatan pelatihan diselenggarakan oleh Kajian ini menggunakan metode berbagai stakeholders seperti Kantor kuantitatif dan kualitatif, dengan pendekatan Pemberdayaan Perempuan di analisis gender Harvard atau Gender Kabupaten/Kota,Dinas Perindustrian, Framework Analysis (GFA), yaitu suatu Perdagangan dan Koperasi; Dinas Kesehatan; analisis yang digunakan untuk melihat suatu Dinas Pertanian; Dinas Sosial; Dinas Tenaga profil gender dari suatu kelompok sosial dan Kerja; dan Dinas Ketahanan Pangan atau peran gender dalam pembangunan yang institusi lain yakni UMY, UGM, UPN mengutarakan empat komponen dan interelasi memiliki program pemberdayaan perempuan satu sama lain yaitu profil akses, profil maupun pengabdian masyarakat. partisipasi, profil manfaat dan profil kontrol Keikutsertaan anggota kelompok Desa (Overholt et.al, 1986 dalam Handayani, PRIMA dalam berbagai pelatihan dan 2008). berbagai kelompok pengentasan kemiskinan dari berbagai instansi merupakan hal baik III. HASIL DAN PEMBAHASAN akan tetapi perlu sinergi dan koordinasi lintas sektoral secara kontinyu, komprehensif a. Profil Akses sehingga program-program yang Profil akses menguraikan akses anggota diimplementasikan dapat mencapai tujuan dan terhadap bantuan modal, pelatihan, perluasan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh akses pasar dan sumber informasi kegiatan- masyarakat utamanya dalam upaya kegiatan tersebut. Berdasar hasil analisis, mengentaskan kemiskinan. Intensitas sebagian besar anggota kelompok Desa komunikasi dan koordinasi PRIMA (80% - 95%) merasa mendapat antarstakeholdersperlu untuk ditingkatkan. kemudahan untuk, memperoleh bantuan Sedangkan akses perluasanpasar modal, mengikuti pelatihan maupun bentuknya melalui brosur/leaflet, pameran mengikuti kegiatan perluasan akses pasar. dan studi banding. Untuk pameran Bantuan modal mudah diperoleh dengan sebagaimana pelatihan sistemnya perwakilan bunga rendah sebesar 1% dan tanpa agunan. sehingga hanya beberapa orang yang dapat Pinjaman anggota pada kisaran Rp.500.000,- mengikuti pameran.Oleh karena itu, perlu ada sampai dengan Rp.2.000.000,- yang dapat sistem internal yang dibangun oleh kelompok diangsur 10 bulan. Pelatihan yang pernah untuk rotasi anggota yang diwakilkan untuk diikuti antara lain mengenai manajemen mengikuti pameran maupun pelatihan.Hal ini usaha, pembukuan dan administrasi, penting dilakukan agar seluruh anggota

339 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan memiliki tambahan wawasan, pengetahuan Sedangkan untuk pelatihan dan pameran dan ketrampilan yang merata.Program sifatnya perwakilan sehingga belum dapat perluasan pasar melalui media pameran semua anggota kelompok berpartisipasi dalam sebagian besar menyatakan sesuai kebutuhan kegiatan tersebut.Biasanya yang ditunjuk kelompok. untuk mewakili pelatihan atau pameran ditentukan oleh kelompok.Harapan dari b. Profil Partisipasi kelompok terkait pelatihan adalah agar Profil partisipasi melihat keterlibatan atau pelatihan dapat dilakukan di masing-masing keikutsertaan aktif perempuan mulai dari kelompok sehingga seluruh anggota penetapan kebutuhan formulasi proyek kelompok dapat mengikuti acara tersebut. implementasi, monitoring dan Perbandingan keikutsertaan anggota dalam evaluasi.Partisipasi ini dapat dibedakan 2 pelatihan dapat terlihat dalam gambar berikut: yaitu partisipasi kuantitatif (berapa jumlah yang terlibat) dan partisipasi kualitatif (bagaimana peran perempuan dalam pengambilan atau penetapan keputusan).Profil partisipasi dalam kajian ini menguraikan tingkat kehadiran dalam pertemuan rutin kelompok, keaktifan mengemukakan pendapat, keikutsertaan dalam pelatihan dan perluasan jaringan pasar. Tingkat kehadiran anggota dalam pertemuan rutin, keikutsertaan dalam pameran dam keikutsertaan dalam pelatihan cukup Gambar 3.2. baik. Tingginya tingkat kehadiran anggota Partisipasi anggota dalam pelatihan dalam pertemuan rutin ini menunjukkan partisipasi yang baik dari seluruh anggota Sedangkan untuk kegiatan pameran agar dalam implemantasi program Desa PRIMA. lebih diintensifkan (sering dilakukan) agar Anggota kelompok yang tidak hadir dalam dapat memperluas jaringan pemasaran.Sebab pertemuan rutin umumnya karena ada acara saat ini pemasaran menjadi masalah utama yang bersamaan waktunya, sedang sibuk, dalam pegembangan usaha anggota bekerja, lupa jadwal pertemuan karena tidak kelompok. Bagi anggota kelompok bahwa ada informasi sebelumnya (undangan). memproduksi itu mudah tetapi memasarkan Perbandingan kehadiran anggota dalam rapat itu susah. Ketika mendapat materi pelatihan dapat terlihat dalam gambar berikut: pemasaran, dalam implementasinya tidak mudah sebab dari aspek pengemasan misalnya untuk dapat masuk ke swalayan minimal dengan kemasan plastik ukuran 0,8 yang Perbandingan keikutsertaan anggota dalam perluasan pasar (pameran) dapat terlihat dalam gambar berikut :

Gambar 3.1. Tingkat kehadiran anggota dalam pertemuan rutin

340 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Gambar 3.3 anggota Mengembangkan ketrampilan Partisipasi anggota dalam perluasan pasar Desa berorganisasi PRIMA Akses modal dan pasar lebih Dari uraian di atas terlihat bahwa mudah partisipasi perempuan (anggota kelompok) Meningkatkan kemampuan dalam berbagai kegiatan dari aspek jumlah mengemukakan pendapat atau kuantitas tinggi akan tetapi dari aspek Sumber: Data Primer kualitas belum optimal. Salah satu aspek yang Berdasar tabel 3.4 terlihat bahwa program dapat terlihat yaitu masih rendahnya Desa PRIMA telah memberikan berbagai keberanian anggota kelompok untuk manfaat terhadap anggota-anggota mengemukakan pendapat.Berdasar hasil kelompoknya.Kegiatan pelatihan, bantuan analisis data diperoleh fakta bahwa partisipasi modal, akses pasar cukup bermanfaat baik perempuan (anggota kelompok) untuk untuk mengembangkan usaha, mengeluarkan pendapat hanya berkisar antara mengembangkan diri maupun menambah 10% – 20%.Oleh karena itu kegiatan-kegiatan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan yang mampu meningkatkan dan merangsang keluarga. anggota Desa PRIMA untuk tampil dalam Menurut hasil olah data primer, manfaat forum publik dapat lebih diintensifkan. bantuan modal yang diperoleh dari program c. Profil Manfaat Desa PRIMA yaitu untuk menambah modal Profil manfaat melihat manfaat apa yang usaha, membeli peralatan usaha dan diperoleh perempuan dengan adanya program membayar biaya sekolah. Dari fakta ini maka pembangunan (Desa PRIMA). Profil Kontrol terlihat bahwa bantuan yang diberikan melihat siapa yang mengendalikan keputusan digunakan untuk pengembangan usaha ataupun manfaat atas program pembangunan meskipun masih ada sebagian kecil yang (Desa PRIMA).Profil manfaat menguraikan memanfaatkan bantuan tersebut untuk manfaat yang diperoleh atau dirasakan dengan keperluan lain seperti membayar biaya mengikuti pelatihan, menerima bantuan sekolah anak, melunasi hutang ditempat lain, modal, mengikuti pameran (perluasan pasar) konsumsi keluarga dan menambah biaya dan bergabung dengan kelompok Desa membangun rumah. PRIMA. Profil manfaat anggota kelompok Upaya membuka akses pasar yang selama terlihat dalam tebel berikut: ini telah dilakukan memberikan manfaat Tabel 3.4 kepada anggota kelompok Desa PRIMA, Profil Manfaat Anggota Kelompok Desa yaitu mendapat pasar baru dan menambah PRIMA di DIY mitra kerjasama, mendapat pengetahuan dan Profil Manfaat yang diterima ketrampilan baru, menyerap/ menambah No. Manfaat anggota kelompok tenaga kerja. 1 Manfaat Manajemen usaha lebih baik Dari berbagai kegiatan tersebut, anggota pelatihan Menumbuhkan kreatvitas kelompok merasa mendapat beberapa manfaat diversifikasi produk dengan bergabung dalam kelompok Desa Mengembangkan ketrampilan PRIMA yaitu sebagian besar (80%) merasa berorganisasi penghasilan usaha meningkat, kemampuan 2 Manfaat Menambah modal usaha dan ketrampilan berorganisasi berkembang, Bantuan Membeli peralatan usaha akses modal dan pasar lebih mudah dan Modal Membayar biaya sekolah kemampuan mengemukakan pendapat dalam 3 Manfaat Meningkatkan penjualan forum meningkat. perluasan Mendapat Penghasilan usaha meningkat seiring pasar ketrampilan/pengetahuan baru dengan manajeman usaha yang lebih baik Mendapat pasar baru (aspek produksi, pemasaran, administrasi dan Menyerap/ menambah tenaga pembukuan), akses modal lebih mudah sebab kerja bunga pinjaman hanya 1% yang tentunya 4 Manfaat Meningkatkan penghasilan lebih rendah dari bunga bank.Rata-rata menjadi usaha peningkatan pendapatan anggota kelompok

341 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan berkisar antara 10-40% dan sebagian kecil Tiga (3) fakta tersebut mengindikasikan pada kisaran 41 – 80%.Tidak ada yang bahwa perempuan (anggota kelompok) telah peningkatan pendapatan usahanya lebih dari memiliki kekuasaan atau kontrol atas dirinya 80%.Kondisi ini menunjukkan bahwa sendiri terhadap berbagai kegiatan yang program Desa PRIMA mampu berkontribusi dilakukan meskipun demikian keterlibatan dalam peningkatan perekonomian perempuan laki-laki (suami) tidak dapat diabaikan. khususnya dan keluarga pada umumnya. Kondisi ini tentu menjadi modal dasar untuk Sedangkan untuk kemampuan pengembangan Desa PRIMA ke depan agar mengemukaan pendapat dalam forum. kontrol atau kuasa perempuan terhadap Menurut olah data primer,sekitar 10-20% dirinya semakin besar.. perempuan yang berani mengemukaan Sedangkan dukungan suami terhadap istri pendapat dalam forum.Kondisi ini merupakan untuk berpartisipasi dalam kegiatan program dampak sosial yang baik meskipun masih Desa PRIMA terlihat cukup tinggi meskipun perlu untuk terus dikembangkan.Fakta yang masih ada sedikit suami yang tidak selalu ada, selama ini perempuan lebih cenderung mendukung karena berbagai alasan seperti diam dan tidak berani mengemukakan kesibukan mengurus rumah/anak, kesibukan pendapatnya (silent group).Ketidakpercayaan mengelola usaha keluarga, dan sebagainya. diri perempuan yang sering menjadi penyebab Dukungan suami yang baik ini tentu akan perempuan tidak berani menyampaikan ide- mempermudah perempuan (anggota Desa idenya, ada kekhawatiran ditolak, disalahkan PRIMA) untuk selalu aktif berpartisipasi atau bahkan dilecehkan pendapatnya. dalam berbagai program yang dilaksanakan Desa PRIMA. Pengembangan perempuan d. Profil Kontrol untuk dapat berperan dalam ranah publik Profil Kontrol melihat siapa yang sangat mungkin terjadi melalui program Desa mengendalikan keputusan ataupun manfaat PRIMA sehingga perempuan tidak lagi atas program pembangunan (Desa terkungkung dalam budaya patriarkhi dengan PRIMA).Dalam profil kontrol, perempuan peran-peran domestik yang dibebankan. memiliki kekuasaan untuk mengubah kondisi posisi, masa depan diri dan IV. KESIMPULAN komunitasnya.Profil kontrol anggota ini 1. Kinerja anggota dan kelompok Desa menguraikan siapa penentu keputusan atas PRIMA menunjukkan hasil positif baik berbagai program Desa PRIMA, diri dari profil akses, profil partisipasi, profil sendiri/istri, suami, kedua pihak (suami dan manfaat dan profil kontrol. istri). 2. Akses anggota dan kelompok terhadap Berdasar hasil kajian terlihat bahwa bantuan modal, pelatihan maupun penentu keputusan atau kontrol tehadap perluasan pasar mudah berbagai kegiatan dalam Desa PRIMA lebih 3. Partisipasi anggota dan kelompok terhadap banyak dilakukan oleh keluarga (istri dan kegiatan pertemuan rutin, pelatihan dan suami), kemudian oleh istri (anggota perluasan akses pasar ditinjau dari aspek kelompok bersangkutan) dan terakhir oleh kuantitas tinggi tetapi dari aspek kualitas suami. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih rendah. anggota kelompok Desa PRIMA dalam 4. Manfaat yang diperoleh anggota melalui mengambil keputusan cenderung untuk pelatihan yaitu manajemen usaha lebih melibatkan atau berdiskusi dengan suami.Hal baik, menumbuhkan kreatvitas yang menggembirakan bahwa sudah ada diversifikasi produk, mengembangkan anggota kelompok yang menentukan sendiri ketrampilan berorganisasi, manajemen keputusan untuk berpartisipasi dalam kegiatan usaha lebih baik, mengembangkan Desa PRIMA.Namun demikian masih tetap ketrampilan berorganisasi, menambah ada yang mengambil keputusan untuk pengetahuan tentang pembukuan dan berpartisipasi dalam kegiatan Desa PRIMA administrasi, mengembangkan strategi adalah suami. pemasaran.

342 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

5. Manfaat yang diperoleh anggota melalui mampu menyerap tenaga kerja, bantuan modal yaitu menambah modal meningkatkan solidaritas dan silaturahmi usaha, membeli peralatan usaha, antar anggota dari berbagai desa, dan membayar biaya sekolah, bunga pinjaman membantu mengatasi masalah ekonomi lebih rendah, mengurangi ketergantungan keluarga. pada tengkulak, persyaratan memperoleh pinjaman lebih mudah,pengembalian pinjaman tidak memberatkan. 6. Manfaat yang diperoleh melalui perluasan akses pasar yaitu meningkatkan penjualan, DAFTAR PUSTAKA mendapat ketrampilan/pengetahuan baru, mendapat pasar baru, menyerap/ Asnawi.S. (1994).Masalah Kemiskinan di menambah tenaga kerja, mendapat Pedesaan dan Strategi pengetahuan/ketrampilan baru, melakukan penaggulangannya, Seminar diversifikasi produk, mendapatkan mitra SosialBudayaMengentaskanKemiskina kerjasama. n. KelompokKerjaPanitiaDasawarsa 7. Manfaat yang diperoleh dengan bergabung PengembanganKelompokKebudayaan menjadi anggota Desa PRIMA yaitu Provinsi Sumatera Barat. meningkatkan penghasilan usaha, Bartle, Phil.(2003). Key Words C of mengembangkan ketrampilan Community Development, berorganisasi, manajemen usaha lebih Empowerment,Participation: baik,menumbuhkan diversifikasi produk, (http://www.scn.org/ip/cds/cmp/key- mengembangkan ketrampilan c.htm) berorganisasi,menambah pengetahuan tentang administrasi dan pembukuan, akses Cahyat, dkk. (2004). modal dan pasar lebih mudah, MengkajiKemiskinandanKesejahteraa meningkatkan kemampuan mengemukakan nRumahTangga: pendapat. Peningkatan penghasilan usaha SebuahPanduandenganContohdariKut pada kisaran 10% sampai dengan 80%. ai Barat, Indonesia. Bogor : Center for 8. Kontrol terhadap berbagai program Desa International Forestry Research PRIMA belum sepenuhnya dilakukan oleh perempuan (anggota kelompok) tetapi Cook, James B. (1994). Community masih ada peran laki-laki (suami). Development Theory, Community Perempuan (anggota kelompok) yang Development Publication MP568, melakukan kontrol terhadap berbagai Dept. of Community program pengembangan Desa PRIMA Development.Coloumbia: University berkisar antara 20% - 46%, kontrol oleh of Missouri. laki-laki (suami) 2% - 10% dan kontrol Daulay.M. (2009).KemiskinanPedesaan. yang dilakukan secara bersama-sama Medan: USUpress suami/istri berkisar 40% - 80%. 9. Implentasi program Desa PRIMA Deliveri (2004): PemberdayaanMasyarakat, menimbulkan dampak ekonomi dan dalamhttp://www.deliveri.org/guidelin dampak sosial bagi anggota kelompok es/policy/pg_3_summary.htm maupun masyarakat sekitar.Dampak ekonomi meliputi peningkatan penjualan Faisal, Sanapiah. (1995). Format-format melalui pameran, peningkatan pendapatan Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan untuk menambah modal dan biaya anak Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. sekolah, penambahan modal dengan bunga rendah.Dampak sosial meliputi Fakih,M. (2008).Analisis Gender peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan danTransformasiSosial.Yogyakarta: motivasi mengembangkan produk lokal, PustakaPelajar

343 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Giarci, G.G. (2001).Caught in Nets: A Critical Examination of the Use of the Concept of“Network” in Community Development Studies, Community Development. Journal Vol.36 No.1 January 2001 pp 63-71. New York : Oxford University Press. Jhingnan ML. (2000).Ekonomi Pembangunan danPerencanaan. Jakarta: Penerbit PT. Raja GrafindoPersada Mosse,J.C.(2007).Gender dan Pembangunan. Yogyakarta: PustakaPelajar Nugroho,R. (2008). Gender danStrategiPengarusutamaannya di Indonesia. Yogyakarta: PustakaPelajar Suharto, Edi. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama. Sumodiningrat, G. (2000). Visidan Misi Pembangunan PertanianBerbasisPemberdayaan. Yogyakarta: IDEA. SupriyantodanSubejo.(2004). HarmonisasiPemberdayaanMasyarak atPedesaandengan PembangunanBerkelanjutan. BuletinEkstensia. Jakarta: PusatPenyuluhanPertanian, Deptan RI, Vol 19/Th XI/2004 Website BadanPemberdayaanPerempuandanM asyarakat DIY: www.bppm.jogjaprov.go.id Website BadanPusatStatistik: www.bps.go.id Website KementrianPemberdayaanPerempuand anPerlindunganAnak: www.menegpp.go.id World Bank.(2000).Word Bank Development Report Poverty. New York:Oxford University.

344 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

KONFLIK PENYELENGGARAAN PILKADA LANGSUNG DALAM OTONOMI DAERAH

PANGKY FEBRIANTANTO, S.IP Alumni FISIPOL UGM / Mahasiswa MIP UMY Magister Ilmu Pemerintahan - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Abstrak --- Reformasi 1998 telah Makalah ini memaparkan tentang memberi dampak banyak terhadap pilkada langsung dan juga pemetaan perubahan tatanan kenegaraan di konflik di dalamnya. Selain itu Indonesia. Salah satunya adalah dengan dipetakan tentang aktor-aktor yang adanya otonomi daerah. Di mana harus berperan dalam meminimalisir otonomi daerah pasca reformasi lebih konflik yang terjadi dalam pilkada memberi wewenang kepada daerah baik langsung. provinsi maupun kabupaten atau kota untuk mengurus pemerintahan daerahnya sendiri. Salah satu produk Kata kunci : otonomi daerah, pilkada yang dilahirkan dari rahim otonomi langsung, konflik daerah pasca reformasi adalah penyelenggaraan pilkada langsung. Pada masa orde baru, kepala daerah diangkat oleh Presiden, yang mekanisme pemilihannya di DPRD juga PENDAHULUAN dikontrol oleh Presiden. Dengan kata Semenjak reformasi berjalan di lain, kepala daerah dipilih oleh DPRD dengan sentuhan intervensi presiden. Indonesia, semangat untuk merayakan Sedangkan pasca reformasi, pada awal- demokrasi dengan perbaikan sistem awal memang kepala daerah tetap dipilih oleh DPRD, namun setelah terbit pemerintahan pun mengalir dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 derasnya. Mulai dari kebebasan kepala daerah dipilih lewat pemilihan langsung oleh rakyat seperti pada sistem mendirikan partai politik, mereformasi pemilihan umum. Pemilihan kepala struktur lembaga tinggi negara, daerah daerah secara langsung ini lazim disebut pilkada langsung. Secara mengajukan ususlan pemekaran daerah, perspektif demokrasi, tentu pilkada memperbarui sistem pemilihan umum langsung ini jauh lebih demokratis dibanding pemilihan kepala daerah legislatif dengan sistem proporsional lewat DPRD di mana rakyat dapat terbuka, sampai pemilihan presiden dan memilih sendiri calon kepala daerahnya. Namun, adanya pilkada langsung tentu wakil presiden secara langsung. Dan yang tidak lepas dari adanya konflik.

345 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan lebih menarik adalah euforia pelaksanaan tingkat pusat, maka diidealkan bahwa sejak otonomi daerah. diterapkannya kebijakan otonomi daerah Menurut Undang-Undang Nomor itu, arus dinamika kekuasaan akan 32 Tahun 2004 yang tertuang dalam pasal bergerak sebaliknya, yaitu dari pusat ke 1 ayat 5, yang dimaksud dengan otonomi daerah.1 daerah adalah hak, wewenang, dan Sebagai perwujudan dari cita kewajiban daerah otonom untuk mengatur desentralisasi tersebut, maka langkah- dan mengurus sendiri urusan pemerintahan langkah penting sudah dilakukan oleh dan kepentingan masyarakat setempat pemerintah. Lahirnya berbagai peraturan sesuai dengan peraturan perundang- perundang-undangan yang mengatur undangan. Dan daerah otonom atau daerah tentang pemerintahan daerah membuktikan yang dimaksud seperti yang tertuang bahwa keinginan untuk mewujudkan cita- dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun cita ini terus berlanjut. Sekalipun 2004 ayat 4 adalah kesatuan masyarakat demikina, kenyataan membuktikan bahwa hukum yang mempunyai batas-batas cita tersebut masih jauh dalam realisasinya. wilayah yang berwenang mengatur dan Otonomi daerah masih lebih sebagai mengurus urusan pemerintahan dan harapan ketimbang sebagai kenyataan yang kepentingan masyarakat setempat menurut telah terjadi. Dengan demikian dapat prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dikatakan bahwa Otonomi Daerah masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan belumlah terwujud sebagaimana yang Republik Indonesia. diharapkan. Beberapa faktor-faktor yang Pada prinsipnya, kebijakan otonomi menetukan prospek otonomi daerah, daerah dilakukan dengan diantaranya, yaitu : mendesentralisasikan kewenangan– Faktor Pertama adalah faktor kewenangan yang selama ini tersentralisasi manusia sebagai subyek penggerak (faktor ditangan pemerintah pusat. Dalam proses dinamis) dalam peenyelenggaraan otonomi desentralisasi itu, kekuasaan pemerintah daerah. Faktor manusia ini haruslah baik, pusat dialihkan dari tingkat pusat ke dalam pengertian moral maupun Pemerintahan Daerah sebagaimana kapasitasnya. Faktor ini mencakup unsur mestinya, sehingga terwujud pergeseran pemerintah daerah yang terdiri dari Kepala kekuasaan dari pusat ke daerah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Jika dalam 1 Asshiddiqie, Jymli. 2012. Otonomi Daerah kondisi semula arus kekuasaan dan Parlemen Di Daerah. www.mahkamahkonstitusi.go.id. Diakses pada pemerintahan bergerak dari daerah ke 10 April 2016.

346 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat yang memadai penyelenggaraan Daerah (DPRD), aparatur daerah maupun pemerintahan tidak dapat dilakukan masyarakat daerah yang merupakan dengan baik, efisien, dan efektif. Oleh lingkungan tempat aktivitas pemerintahan sebab itu perhatian yang sungguh- daerah tersebut. sunggguh terhadap masalah ini dituntut Faktor kedua adalah faktor dari para penyelenggara pemerintahan keuangan yang merupakan tulang daerah. punggung bagi terselenggaranya aktivitas Dengan adanya otonomi daerah pemerintahan Daerah. Salah stu cirri diharapkan daerah tingkat I maupun daerah otonom adalah terletak pada Tingkat II mampu mengelola daerah nya kemampuan self supportingnya / mandiri sendiri. Untuk kepentingan rakyat dan dalam bidang keuangan. Karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kemampuan keuangan ini akan sangat secara sosial ekonomi yang merata2. memberikan pengaruh terhadap Dan salah satu wujud pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. otonomi daerah adalah dengan Sumber keuangan daerah yang asli, dilaksanakannya pemilihan umum kepala misalnya pajak dan retribusi daerah, hasilm daerah dan wakil kepala daerah atau perusahaan daerah dan dinas daerah, serta pilkada yang diselenggarakan secara hasil daerah lainnya yang sah, haruslah langsung. Pilkada langsung sebagai sarana mampu memberikan kontribusinya bagi untuk memperkuat otonomi daerah. keuangan daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya Faktor ketiga adalah faktor juga ditentukan oleh pemimpin lokal. peralatan yang merupakan sarana Selain itu, Pilkada langsung sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktivitas pembelajaran demokrasi politik bagi rakyat pemerintahan daerah. Peralatan yang ada (civic education). Dengan kata lain, haruslah cukup dari segi jumlahnya, pilkada langsung akan menjadi media memadai dari segi kualitasnya dan praktis pembelajaran praktik berdemokrasi bagi dari segi penggunaannya. Syarat-syarat rakyat yang diharapkan dapat membentuk peralatan semacam inilah yang akan sangat kesadaran kolektif segenap unsur bangsa berpengaruh terhadap penyelenggaraan tentang pentingnya memilih pemimpin pemerintahan daerah. yang benar sesuai nuraninya. Faktor keempat adalah faktor organisasi dan manajemen. Tanpa 2 Kaho, Josef Riwu. 2002. Prospek Otonomi Daerah di Negara Kesatuan Republik kemampuan organisasi dan manajemen Indonesia. Rajawali Press: Jakarta

347 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Ketentuan tentang Pemilukada dengan melibatkan orang-orang atau diatur dalam pasal 18 ayat 4 Undang- kelompok-kelompok yang saling Undang Dasar 1945. Pasal tersebut yang menantang dengan ancaman kekerasan.4 berbunyi “Gubernur, Bupati dan Walikota Dari kedua definisi tersebutdapat diambil masing-masing sebagai kepala pemerintah kesimpulan bahwa konflik adalah daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih percekcokan, perselisihan dan secara demokratis”. Sedangkan Undang- pertentangan yang terjadi antar anggota Undang yang mengatur tata pelaksanaan atau masyarakat dengan tujuan untuk Pemilukada di Indonesia pada dasarnya mencapai sesuatu yang diinginkan dengan mengacu pada Undang-Undanga Nomor cara saling menantang dengan ancaman 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan kekerasan. Daerah. Dalam pasal 21 Undang-Undang Konflik sosial merupakan satu No. 32 Tahun 2004 diatur tentang hak-hak bentuk interaksi sosial antara satu pihak daerah dalam menyelenggarakan otonomi, dengan pihak lain didalam masyarakat dimana salah satu haknya adalah memilih yang ditandai dengan adanya sikap saling pimpinan daerah. mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial KONFLIK sesungguhnya merupakan suatu proses Istilah konflik secara etimologis bertemunya dua pihak atau lebih yang berasal dari bahasa Latin “con” yang mempunyai kepentingan yang relatif sama berarti bersama dan “fligere” yang berarti terhadap hal yang sifatnya terbatas. benturan atau tabrakan.3 Pada umumnya Menurut Soerjono Soekanto dalam istilah konflik sosial mengandung suatu bukunya yang berjudul “Kamus rangkaian fenomena pertentangan dan Sosiologi”, Soerjono Soekanto membagi pertikaian antar pribadi melalui dari konflik sosial menjadi lima bentuk yaitu: konflik kelas sampai pada pertentangan 1. Konflik atau pertentangan pribadi, dan peperangan internasional. Dalam yaitu konflik yang terjadi antara pengertian lain, konflik adalah merupakan dua individu atau lebih karena suatu proses sosial yang berlangsung perbedaan pandangan dan sebagainya.

3 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya(Jakarta: Kencana Prenada 4 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, Media Group, 2011), hal (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 345. hal.99.

348 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

2. Konflik atau pertentangan rasial, rakyat sebagai pemegang kedaulatan yaitu konflik yang timbul akibat menentukan kebijakan kenegaraan. perbedaan-perbedaan ras. Mengandung arti bahwa kekuasaan 3. Konflik atau pertentangan antara tertinggi untuk mengatur pemerintahan kelas-kelas sosial, yaitu konflik Negara ada pada rakyat. Melalui yang terjadi disebabkan adanya Pemilukada, rakyat dapat memilih siapa perbedaan kepentingan antar kelas yang menjadi pemimpin dan wakilnya sosial. dalam proses penyaluran aspirasi, yang 4. Konflik atau pertentangan politik, selanjutnya menentukan arah masa depan yaitu konflik yang terjadi akibat sebuah negara5. adanya kepentingan atau tujuan Peraturan Pemerintah tentang politis seseorang atau kelompok. Pilkada langsung pertama kali adalah 5. Konflik atau pertentangan yang Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun bersifat internasional, yaitu konflik 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan yang terjadi karena perbedaan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala kepentingan yang kemudian Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Di berpengaruh pada kedaulatan mana, dalam produk hukum tersebut negara. didefinisikan tentang pilkada yaitu sebagai Dari kelima bentuk konflik sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di tersebut, konflik pilkada langsung wilayah Propinsi dan Kabupaten/ Kota sebenarnya dapat masuk ke dalam bentuk berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 konflik pribadi namun lebih tepat apabila untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil konflik pilkada langsung masuk dalam Kepala Daerah. Undang-undang Nomor 32 bentuk konflik politik karena banyak unsur Tahun 2004 pasal 56 ayat (1) dinyatakan politik yang terjadi dalam pilkada bahwa Kepala daerah dan wakil kepala langsung. daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis PILKADA LANGSUNG berdasarkan asas langsung, umum, bebas, Pemilihan umum Kepala Daerah rahasia, jujur, dan adil. dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Dari pemaparan tersebut maka merupakan instrumen yang sangat penting dapat dikatakan bahwa Pemilihan umum dalam penyelenggaraan Pemerintahan 5 Yusdianto, Identifikasi Potensi Pelanggaran Daerah berdasarkan prinsip demokrasi di Pemilihan Kepala Daerah dan Mekanisme Penyelesaiiannya. Jurnal Konstitusi Vol II daerah, karena di sinilah wujud bahwa nomor 2, November 2010, hlm 44

349 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kepala daerah dan wakil kepala daerah, diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan atau seringkali disebut pilkada, adalah Umum (Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu pemilihan umum untuk memilih kepala Kabupaten/Kota. Khusus di Nanggroe daerah dan wakil kepala daerah secara Aceh Darussalam, Pilkada diselenggarakan langsung di Indonesia oleh penduduk oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) daerah setempat yang memenuhi syarat. dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Kepala daerah dan wakil kepala daerah Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh). adalah: Awalnya, peserta pilkada adalah pasangan 1. Gubernur dan wakil gubernur untuk calon yang diusulkan oleh partai politik provinsi atau gabungan partai politik. Seiring 2. Bupatidan wakil bupati untuk berjalannya waktu, adanya Undang- kabupaten Undang Nomor 12 Tahun 2008 3. Walikota dan wakil walikota untuk menyatakan bahwa peserta pilkada juga kota dapat berasal dari pasangan calon Sebelumnya, kepala daerah dan perseorangan yang didukung oleh sejumlah wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan orang. Khusus di Nanggroe Aceh Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar Darussalam, peserta Pilkada juga dapat hukum penyelenggaraan pilkada adalah diusulkan oleh partai politik lokal. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pilkada secara langsung oleh rakyat Tentang Pemerintahan Daerah. Dalam dapat dikatakan sebagai suatu proses undang-undang ini, pilkada (pemilihan demokrasi menuju ke arah yang lebih kepala daerah dan wakil kepala daerah) demokratis. Oleh karena itu, pilkada secara belum dimasukkan dalam rezim pemilihan langsung harus menjamin terselenggaranya umum (pemilu). Pilkada langsung pertama pemilihan yang berkualitas dan berjalan kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. dengan baik. Pilkada secara langsung Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor merupakan gagasan penting dalam 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara menggabungkan kearifan lokal dalam Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan masyarakat.Kehadiran pilkada secara dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi langsung dipandang memiliki sejumlah bernama "pemilihan umum kepala daerah keunggulan dibanding dengan sistem dan wakil kepala daerah". pemilihan melalui DPRD. Menurut AA Pilkada langsung diselenggarakan GN Ari Dwipayana, setidaknya ada oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa kondisi yang mendukung Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan pemilukadaa dilakukan secara langsung.

350 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Pertama, pengaturan pemilukada konsep demokrasi langsung dalam pilkada, langsung menawarkan sejumlah manfaat tiap masyarakat lokal akan mendapatkan dan sekaligus harapan bagi pertumbuhan, kesempatan untuk memperoleh semacam pendalaman dan perluasan demokrasi pendidikan politik, kepemimpinan politik lokal. Demokrasi langsung melalui dan sekaligus mempunyai posisi yang pemilukada akan membuka ruang setara untuk terlibat dalam pengambilan partisipasi yang luas bagi warga dalam keputusan politik sekaligus memberi proses demokrasi dalam menentukan legitimasi politik kepada calon Kepala pemimpin di tingkat lokal dibandingkan Daerah dan wakil Kepala Daerah8. sistem demokrasi perwakilan yang lebih Keempat, pilkada langsung banyak meletakkan kuasa untuk memperbesar harapan untuk mendapatkan menentukan rekrutmen calon di tangan figur pemimpin yang aspiratif, kompeten, segelintir orang di Dewan Perwakilan dan terbaik sesuai keinginan Rakyat Daerah (DPRD)6. masyarakat.Dengan dilaksanakannya Kedua, dari sisi kompetisi politik, pemilukada secara langsung maka Kepala pilkada secara langsung memungkinkan Daerah yang terpilih akan lebih peduli munculnya persaingan menarik antar pada warga dibandingkan anggota DPRD kandidat serta memungkinkan masing- yang memiliki peran penting saat masing kandidat untuk berkompetisi dalam pemilukada dijalankan secara tidak ruang yang lebih terbuka jika langsung. Dengan demikian pemilukada dibandingkan sistem tertutup melalui mempunyai sejumlah manfaat berkaitan DPRD. Pemilukada langsung juga akan dengan peningkatan kualitas tanggung memberikan sejumlah harapan pada upaya jawab pemerintah daerah pada masyarakat pengembalian kedaulatan rakyat kepada yang pada akhirnya akan mendekatkan rakyat dan bukan kepada DPRD7. Kepala Daerah dengan masyarakat9. Ketiga, sistem pemilihan langsung Kelima, Kepala Daerah yang akan memberi peluang bagi warga untuk terpilih melalui pemilukada langsung akan menggunakan hak pilihnya untuk memilih memiliki legitimasi politik yang kuat tipe pemimpin yang terbaik tanpa ada sehingga akan terbangun perimbangan intervensi dan tekanan. Setidaknya melalui kekuatan (check and balances) di daerah antara Kepala Daerah dengan DPRD. 6 Dwipayana, AA GN Ari. Pemilihan Umum Perimbangan kekuatan dalam menjalankan Kepala Daerah Langsung dan Otonomi Daerah, .www.plod.ugm.ac.id/makalah. Diakses pada 10 April 2016 8 Ibid 7 Ibid 9 Ibid

351 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan fungsi pemerintahan akan meminimalisasi elektoral, justru menjadi ajang baru penyalahgunaan kekuasaan10. timbulnya konflik kekerasan dan benturan- benturan fisik antar pendukung calon KONFLIK DALAM PILKADA kepala daerah menjadi pemandangan LANGSUNG jamak yang ditemui. Singkatnya, Konflik berasal dari kata kerja mekanisme demokrasi yang ada seolah Latin configure yang berarti saling justru melegitimasi munculnya kekerasan memukul. Secara sosiologis, konflik akibat perbedaan yang sulit ditolerir antara diartikan sebagai suatu proses sosial antara pihak-pihak berkepentingan di arena dua orang atau lebih atau bisa juga demokrasi. Dalam kajian Syamsudin Haris kelompok dimana salah satu pihak (2005), sedikitnya ada lima hal yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menyebabkan terjadinya konflik yang menghancurkannya atau membuatnya menimbulkan kekerasan dalam momentum tidak berdaya. Dalam proses demokrasi Pilkada, yaitu: elektoral, konflik merupakan sebuah Pertama, konflik yang bersumber keniscayaan karena setiap individu atau dari mobilisasi politik atas nama etnik, kelompok sosial memiliki kepentingan, agama, daerah, dan darah. Mobilisasi pemahaman, dan nilai yang berbeda-beda. politik atas nama etnik dan agama, baik Konflik relatif mudah hadir dari basis secara bersama maupun terpisah, potensial sosial yang lebih kompleks, dibanding muncul di wilayah-wilayah di mana hanya sekedar suatu kompetisi dalam ketegangan etnis cenderung tinggi seperti proses demokrasi. di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, Pilkada, sebagai sebuah mekanisme serta daerah-daerah di mana proporsi demokrasi sebenarnya dirancang untuk penduduk secara etnik dan/atau agama mentransformasikan sifat konflik yang relatif berimbang. Sementara itu, konflik terjadi di masyarakat. Pilkada berupaya yang bersumber dari mobilisasi politik atas mengarahkan agar konflik tidak meluas nama daerah asal (asli-pendatang) menjadi kekerasan. Sayangnya, idealitas mungkin potensial muncul di hampir yang dibangun dalam sebuah proses semua daerah yang menyelenggarakan demokrasi, pada kenyataannya seringkali pilkada. Sementara itu, konflik yang jauh dari apa yang diharapkan. Pilkada bersumber dari mobilisasi politik atas yang dirancang sebagai demokrasi nama “golongan darah” (bangsawan atau bukan), potensial muncul di daerah-daerah

10 Ibid bekas kerajaan atau kesultanan di masa

352 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan lalu, dan daerah-daerah di mana relasi jenis ini terutama berpeluang muncul di politik atas dasar kelas sosial masih cukup daerah-daerah di mana kepala daerahnya dominan. maju kembali sebagai kandidat untuk Kedua, konflik yang bersumber jabatan kedua. Netralitas panitia pilkada di dari kampanye negatif antar pasangan tingkat kecamatan (PPK) dan calon kepala daerah. Berbeda dengan desa/kelurahan (PPS) amat menentukan. pemilu presiden, di mana kandidat hanya Potensi konflik juga bisa muncul jika dikenal melalui media cetak dan aparat birokrasi (PNS, TNI, dan Polri) elektronik, para calon kepala daerah adalah cenderung memobilisasi dukungan bagi tokoh-tokoh yang hampir setiap saat bisa kandidat dari unsur PNS, TNI, dan Polri. ditemukan di daerah. Sebagian besar Kelima, konflik yang bersumber masyarakat bahkan mungkin mengenal dari perbedaan penafsiran terhadap aturan pribadi dan asal-usul tiap calon. Karena main penyelenggaraan pilkada. Sejumlah itu, kampanye negatif yang mengarah ketentuan pilkada yang diatur dalam munculnya fitnah mengenai integritas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, kandidat bisa mengundang gesekan Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun antarmassa pendukung dalam kampanye 2005, dan aturan main lain seperti Inpres, pilkada. Keppres, Perpres, dan Kepmendagri, Ketiga, konflik yang bersumber potensial mengundang konflik jika dari premanisme politik dan pemaksaan ditafsirkan secara berbeda oleh peserta kehendak. Gejala ini sudah muncul di (kandidat berikut partainya), beberapa daerah, saat massa pendukung penyelenggara pilkada (KPUD), dan calon memprotes keputusan KPUD karena pemda serta DPRD. calon tidak memenuhi persyaratan Di sisi lain, penyelenggaraan administratif yang ditentukan UU. Pilkada secara langsung memang Premanisme politik dan pemaksaan merupakan aktivitas yang berhubungan kehendak bisa muncul pula setelah pilkada dengan kekuasaan. Seluruh partai memiliki usai dan hasilnya diumumkan KPUD jika kepentingan, begitu pun individu kandidat elite yang menjadi kandidat kepala daerah yang hendak bertarung. Mereka akan “tidak siap” menerima kekalahan dan mengoptimalkan seluruh kekuatan memprovokasi massa pendukungnya. termasuk kekuatan dari para Keempat, konflik yang bersumber pendukungnya masing-masing. Jika ada dari manipulasi dan kecurangan kesiapan untuk menang dalam sebuah penghitungan suara hasil pilkada. Konflik rivalitas, seyogyanya juga harus ada

353 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan kesiapan untuk kalah. Namun demikian, pemimpinnya bisa menikmati hak-hak banyak kandidat yang ternyata tidak siap dasar warga negara, seperti kebebasan kalah sehingga dengan sadar memicu berbicara, kebebasan berkumpul dan konflik besar di daerah. Partsipasi politik berorganisasi serta kebebasan pers warga masyarakat kerapkali juga tidak (Bingham Powel Jr, 1982 : 3) dalam domain kesadaran pemilih rasional Kenyataan di bebarapa Pilkada (rasional voter) melainkan keasadaran yang sudah terselenggara banyak yang palsu yang dimanipulir oleh ikatan-ikatan tidak melahirkan legitimasi. Hasil yang tradisional, sentimen etnis, budaya ditetapkan tidak memiliki wibawa sebagai patriarki, ideologisasi agama dan lain-lain. hasil yang syah, sehingga muncul Sumber Konflik dan Political gelombang penentangan dari berbagai Performance Bangsa Indonesia sudah pihak, terutama dari pendukung calon yang bersepakat untuk berdemokrasi melalui kalah. Di banyak tempat, Pilkada juga pemilihan langsung baik di tingkat pusat tidak memiliki sistem pengorganisaian maupun daerah. Momentum ini dapat perundingan. Buktinya seperti di kasus mengukur penampilan politik (political Pilkada Maluku Utara dan Sulawesi performance) di pemerintahan pusat Selatan, saluran perundingan tidak tertata maupun daerah dalam suatu sistem secara baik. Berbagai pihak otoritatif demokrasi. Indikator-indikator penampilan seperti KPU, DPRD juga Mentri Dalam politik jika merujuk pada pendapatnya Negeri tidak memiliki wibawa untuk Bingham ada lima, yakni : membawa konflik pasca Pilkada secara Pertama, legitimasi pemerintah lebih elegan. Faktor lain, masih banyaknya didasarkan pada klaim bahwa pemerintah orang yang tidak dapat berpartisipasi tersebut mewakili keinginan rakyatnya. dalam Pilkada. Hal ini indikatornya adalah Kedua, pengaturan pengorganisasian tingginya golput, bahkan di beberapa perundingan (bergaining) untuk provinsi dan kota utama di Indonesia memperoleh legitimasi yang dilaksanakan golput ”memenangi” Pilkada. Jika golput melalui Pemilu yang kompetitif. Ketiga, memenangi Pilkada artinya begitu kuatnya sebagian orang dewasa dapat ikut serta ketidakpercayaan dari warga masyarakat dalam proses Pemilu, baik sebagai pemilih kepada sistem penyelenggaran Pilkada maupun sebagai calon untuk menduduki akan melahirkan perbaikan nasib mereka jabatan penting. Keempat, penduduk dapat ke depan. Faktor selanjutnya adalah masih memilih secara rahasiah tanpa ada adanya ketidakrahasiahan dalam pemilihan paksaan. Kelima, Masyarakat dan dan tersumbatnya hak-hak dasar warga

354 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan negara. Kasus di beberapa Pilkada, warga Kedua, sengketa Pilkada juga memilih karena berada dalam tekanan baik banyak dipicu oleh tidak maksimalnya dari organisasi massa, organisasi proses pendaftaran pemilih. Banyak keagamaan, preman politik dan lain-lain. masyarakat di suatu daerah yang Berbagai tekanan yang dirasakan menyelenggarakan Pilkada merasa berhak menyebabkan warga kehilangan kritisisme, untuk menjadi pemilih, tapi kenyataannya kehilangan hak memilih sesuai nurani dan tidak terdaftar. Hal ini menimbulkan lain-lain. Jika semua itu terjadi, maka ketidakpuasan dan sangat memungkinkan political performance di sebuah daerah menjadi determinan konflik. Kasus Pilkada dengan sendirinya akan buruk dan Kalimantan Barat misalnya, diwarnai berpotensi melahirkan konflik pasca protes ke KPUD oleh hampir lebih 1000 pilkada. pemilih yang merasa tidak terdaftar pada Selain itu, jika dilihat dari proses Daftar Pemilih Tetap (DPT). penyelenggaraannya, konflik Pilkada Ketiga, konflik juga sangat biasanya muncul dari hal-hal sebagai mungkin lahir dari ekses masa kampanye. berikut : Berbagai upaya melakukan untuk Pertama, tahapan pendaftaran calon memasarkan politik (marketing of politics) yang umumnya memiliki peluang adanya untuk meraih simpati publik, dalam calon yang gugur atau tidak lolos verifikasi praktiknya sekaligus juga dibarengi dengan yang dilakukan oleh KPUD. Hal ini bisa tindakan menyerang, mendeskriditkan, jadi karena adanya dualisme black campign, pembunuhan karakter yang kepemimpinan parpol, ijzazah palsu atau dapat menimbulkan rasa sakit hati. Jika tidak terpenuhinya syarat dukungan 15 menemukan momentumnya, hal ini pun persen parpol pendukung dan lain dapat menjadi akselerator konflik dalam sebagainya. Dalam konteks ini, munculnya Pilkada. multitafsir dan perdebatan di seputar Keempat, tahapan yang juga keputusan MK yang membolehkan adanya biasanya krusial adalah tahapan penetapan calon independen membuat masalah kian pemenang pilkada. Fenomena yang sering komplek. Ketidaksiapan aturan main yang muncul adalah, pihak yang kalah, apalagi opersional untuk mengakomodir calon- mengalami kekalahan dengan angka tipis, calon independen ini kerapkali menjadi selalu mengangkat isu penggelembungan sumber konflik yang potensial. Kasus suara, banyak warga yang tidak terdaftar penolakan calon independen ini misalnya dan persoalan pendataan pemilih lainnya beberapa waktu lalu terjadi di Cilacap. sebagai sumber utama kekalahan. Massa

355 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan yang merasa tidak mendapat hak pilih Muslimatun yang diusung oleh PAN, biasanya memprotes dan dimanfaatkan Nasdem, PPP, Demokrat, PKB, Golkar, oleh pasangan yang kalah. PBB, dan Hanura. Konflik terjadi ketika Kelima, konflik juga bisa jadi Sri Muslimatun yang merupakan kader muncul di proses penetapan pemenang. PDIP saat pencalonan belum mengantongi Kasus di beberapa daerah, DPRD tidak surat PAW (Pergantian Antar Waktu) dari mau menetapkan hasil Pilkada. Terutama, keanggotaan sebagai pejabat publik dengan di daerah yang mayoritas anggota DPRD- status anggota DPRD Kabupaten Sleman. nya berasal dari kubu yang bersebrangan Syarat yang mengharuskan anggota DPRD dengan kandidat yang tepilih. Meskipun harus mundur jika mencalonkan diri dalam tidak memiliki dampak yuridis terhadap pilkada kemudian menimbulkan gesekan hasil pilkada, namun penolakan DPRD dari kedua pendukung pasangan calon. tersebut memunculkan sengketa politik Dari tribunnews.com, diberitakan pada 18 berkepanjangan pasca pilkada. Oktober 2015 tim pendukung Sri Purnomo-Sri Muslimatun melakukan KONFLIK PILKADA protes ke DPRD Sleman dan menuntut KABUPATEN SLEMAN 2015 Ketua DPRD untuk segera mengeluarkan Kasus konflik dalam pilkada surat PAW untuk Sri Muslimatun, apalagi langsung salah satunya terjadi di Sri Muslimatun saat itu juga sudah Kabupaten Sleman pada Pilkada berhenti dari keanggotaan kader PDIP. Kabupaten Sleman 2015. Ada 2 (dua) Padahal, tanggal 20 Oktober 2015 adalah konflik utama yang terjadi selama proses batas akhir untuk melengkapi pendaftaran Pilkada Kabupaten Sleman tahun 2015. calon. Bahkan massa pendukung Sri Konflik yang pertama terjadi pada tahap Purnomo-Sri Muslimatun yang sempat pendaftaran peserta pilkada, dan konflik bersitegang dengan anggota DPRD yang kedua terjadi pada tahap kampanye Kabupaten Sleman juga mengancam akan calon. terus menduduki kantor DPRD Kabupaten Konflik yang pertama bersumber Sleman dan menginap. Pendukung Sri dari penafsiran aturan main Purnomo-Sri Muslimatun berhenti penyelenggaraan pilkada. Pilkada memprotes DPRD Kabupaten ketika KPU Kabupaten Sleman 2015 diikuti dua RI mengeluarkan Surat Edaran (SE) KPU pasang calon yakin Yuni Setia-Danang RI No 706 tanggal 21 Oktober 2015 yang Wicaksana yang diusung oleh PDIP, PKS berimplikasi pada diizinkannya Sri dan Gerinda. Dan Sri Purnomo - Sri

356 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Muslimatun untuk ikut berkompetisi dalam pengawas, Polri, TNI, dan Kejaksaan, Pilkada Kabupaten Sleman 2015. tetapi juga tokoh-tokoh LSM, ormas, pers, Konflik yang kedua bersumber dari dan akademisi setempat. Melalui premanisme politik saat tahap kampanye. konsensus dan kesepakatan lokal itu Pada Faris Afristyan, mahasiswa Fakultas diharapkan dapat dihasilkan, misalnya, Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan kode etik penyelenggaraan pilkada, kode temannya Ayu Diah Eka Apsari etik kampanye, komitmen siap kalah, dan mengalamai penyerangan oleh beberapa seterusnya. Lalu, dalam konteks fasilitator, pendukung salah satu pasangan calon di membatasi diri dalam pemerintah daerah sekitar Lapangan Denggung, Sleman pada dan DPRD agar campur tangan tidak Minggu 22 November 2015. Dari berita berlebihan dalam penyelenggaraan pilkada yang dihimpun dari indoelection.com, dan distorsi yang bisa menjadi sumber polisi telah menangkap para pelaku yang kecurigaan bisa dihindari. Jadi, kata memang dalam keadaan mabuk dan kuncinya adalah membangun kerja sama membawa senjata tajam saat kampanye. dan kemitraan antar pihak berkepentingan tanpa harus membeda-bedakan. Apabila dilihat dari aktor-aktor yang REKOMENDASI berperan dalam pilkada , maka seluruh Menurut Syamsuddin Haris (2005), aktor dapat berperan serta dalam dalam rangka mengelola potensi konflik meminimalisir terjadinya konflik yang pilkada, maka : terjadi dalam pilkada langsung. Aktor dan 1. Segenap pihak di daerah perlu peranan tersebut adalah : membangun kesepakatan atau 1. Masyarakat umum selaku konsensus lokal dalam rangka pemegang hak pilih haruslah mengantisipasi munculnya memahami dan taat hukum konflik dan gejolak. terhadap segala proses 2. Pemerintah daerah dan DPRD penyelenggaraan pilkada perlu membatasi diri sebagai langsung. fasilitator saja termasuk 2. KPU Daerah dan Bawaslu memfasilitasi kesepakatan Daerah serta penyelenggara lokal. pilkada langsung yang Konsensus lokal itu tidak hanya independen, professional dan melibatkan KPUD, Pemerintah daerah, bermartabat. DPRD, partai-partai, para kandidat, Panitia

357 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

3. Media massa juga harus suasana panas yang berpotensi memberikan kontrubusi dalam konflik. menciptakan pilkada langsung yang demokratis dengan PENUTUP mengusung jurnalisme damai. Berbicara tentang konflik dalam 4. Elit politik dan peserta pilkada penyelenggaraan pilkada langsung, langsung serta pendukungnya tentunya sangat kompleks. Konflik dalam juga harus menjaga diri untuk pilkada dapat tidak selalu dimaknai tidak terlampau agresif sebagai kegagalan demokrasi yang menyerang kandidat lain, apalagi berakibat kekacauan, tapi sejatinya konflik dalam konteks menjatuhkan harus dimaknai sebagai suatu proses martabat dan kehormatan mereka pembelajaran politik bagi masyarakat. dengan cara-cara yang tidak etis. Selain itu, konflik juga memang sulit 5. Legislatif dan pemerintah pusat dihindari di wilayah demokrasi yang dalam merumuskan segala masyarakatnya multikultural, terlebih produk hukum yang berkaitan kalau elite politiknya tidak memiliki dengan pilkada langsung wajib kedewasaan dalam berdemokrasi. Maka, memformulasikan peraturan setiap aktor yang berperan dalam pilkada perundang-undangan secara langsung juga wajib turut serta dalam bijaksana meminimalisir konflik yang terjadi selama 6. Pemerintah Daerah selaku proses pilkada langsung. eksekutif daerah wajib bertanggungjawab dalam DAFTAR PUSTAKA menciptakan suasana damai di Almond, Gabriel A. & G. Bingham Powel, daerah yang dipimpin Jr.1978. Compartive Politics. 7. Yudikatif (Mahkamah Konstitusi) Litle, Brown and Company: Boston dan DKPP selaku pengadil serta pemutus permasalahan etik dan Asshiddiqie, Jymli. 2012. Otonomi Daerah dan Parlemen Di Daerah. sengketa penyelenggara pilkada www.mahkamahkonstitusi.go.id. langsung wajib bertugas secara Diakses pada 10 April 2016 adil. Dwipayana, AA GN Ari. Pemilihan Umum 8. Keamanan (TNI dan Polri) wajib Kepala Daerah Langsung dan Otonomi Daera., mengedepankan pengamanan www.plod.ugm.ac.id/makalah. yang tidak mudah menyulut Diakses pada 10 April 2016

358 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

Elly M. Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Kencana Prenada Media Group : Jakarta

Haris, Syamsudin. 2005. Mengelola Potensi Konflik Pilkada. www.lipi.go.id/berita. Diakses pada 10 April 2016

Indoelection. 2015. Bentrok Kampanye Pilkada Sleman, Polisi Ancam Jerat UU Darurat. www.indoelection.com. Diakses pada 01 Mei 2016

Kaho, Josef Riwu. 2002. Prospek Otonomi Daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rajawali Press: Jakarta

Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Tribun Jogja. 2015. Massa Pendukung Santun Ancam Menginap di DPRD. www.tribunnews.com/jogja. Diakses pada 01 Mei 2016

Yusdianto. 2010. Identifikasi Potensi Pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Mekanisme Penyelesaiiannya. Jurnal Konstitusi Vol II: Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2005

Surat Edaran (SE) KPU RI No 706 tanggal

21 Oktober 2015

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

359 PROSIDING Konferensi Nasional Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan

360