ANALISIS POSITIONING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.RM.PRATOMO BAGANSIAPIAPI

T E S I S

Oleh

M.JUNAEDI 067013016/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

41

ANALISIS POSITIONING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.RM.PRATOMO BAGANSIAPIAPI

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

M. JUNAEDI 067013016/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

42

Judul Tesis : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Nama Mahasiswa : M. Junaedi Nomor Pokok : 067013016 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi) (Drs. Abdul Jalil Amri Arma, MKes) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)

Tanggal lulus : 22 Juni 2009

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

43

Telah diuji pada

Tanggal : 22 Juni 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi Anggota : 1. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes 2. dr. Jules H.Hutagalung, MPH 3. Drs. Amru Nasution M.Kes

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

44

PERNYATAAN

ANALISIS POSITIONING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.RM.PRATOMO BAGANSIAPIAPI

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 22 Juni 2009

M. JUNAEDI 067013016/AKK

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

45

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM.Pratomo Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir menghadapi ketatnya persaingan dengan rumah sakit lain sekitarnya yang telah lama eksis maupun yang baru bermunculan diikuti dengan pemanfaatan rawat inap yang masih jauh dari ideal. Dalam kaitan itu perlu dianalisis positioning RSUDP dalam rangka menghadapi persaingan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis potensi SWOT, efisiensi dan utilisasi dan faktor-faktor yang memengaruhi Positioning RSUDP Bagansiapiapi dan RSUAB Baganbatu Kabupaten Rokan Hilir. Jenis penelitian ini adalah survei explanatory. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita yang berkunjung pada ke dua rumah sakit pada periode yang sama sebanyak 151 orang (91 orang pada RSUDP dan 60 orang RSUAB) dengan teknik random sampling. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, dianalisis dengan regresi ganda α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Sakit Umum dr. Pratomo Bgansiapiapi memiliki potensi SWOT internal (SW) kuat dan eksternal (OT) berpeluang dan Rumah Sakit Umum Agung Baganbatu memiliki potensi SWOT internal (SW) lemah dan eksternal (OT) berpeluang. Posisi BOR RSUDP 60 % dan RSUAB 70 %. Pelayanan rawat inap meliputi (variabel penampilan fisik, kesigapan menanggapi, kehandalan pelayanan, kepastian pelayanan, faktor psikologis empati petugas pelayanan dan variabel lain-lain) berpengaruh terhadap positioning Rumah Sakit Umum dr. Pratomo (RSUDP), sedangkan pada Rumah Sakit Umum Agung Baganbatu (RSUAB) hanya variabel kepastian pelayanan yang berpengaruh terhadap positioning (p<0,05). Disarankan kepada RSUDP untuk meningkatkan pelayanan dokter terhadap pasien dan meningkatkan promosi dengan membuat dan mengedarkan brosur/leaflet; kepada Pemerintah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir serta instansi terkait secara berkelanjutan mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan RSUDP.

Kata kunci : Positioning, SWOT

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

46

ABSTRACT

Dr.RM. Pratomo Hospital (RSUDP) owned by Bagansiapiapi government faces strict competition with existed hospital or new hospital and followed with the utility of inpatient that far from the ideal one. Related to that situation, it is needed to analyze the RSUDP positioning to face the competition. The purpose of the research is to analyze the SWOT potency, efficiency and utilization and factors influencing positioning of Dr.RM.Pratomo Hospital Bagansiapiapi and Agung Baganbatu Hospital (RSUAB) Rokan Hilir District. This research was used the explanatory survey. The sample for this study were the patients visiting this two hospitals in the same period of time which consisted of 91 patients from Dr.RM. Pratomo Hospital and 60 patients from Agung Baganbatu Hospital with randomized sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire-based interviews. The data were analyzed through a multiple regression test at α = 0.05. The result of this study shows that the Strength’s score of RSUDP is 3,25, while the opportunity’s score as 3. The result of RSUAB SWOT shows that the Weakness’s score is 1,64, while the Opportunity’s as 2,40. Efficiency and utilization with the BOR position 70% for Agung Hospital and 60% for Dr.RM. Pratomo Hospital. The Reliability, Responsiveness, Assurance and Miscellaneous variables have significant and positive influence on the positioning strategy of Dr.RM.Pratomo Hospital, while assurance is only variable which has a significant and positive influence on the positioning strategy of Agung Hospital (p<0,05). It is suggested that the doctors working for Dr.RM. Pratomo General Hospital to improve their service to patients and develop the promotion by leaflet; to the government and Rokan Hilir District Health Office also suggested to monitor and evaluate the activities done in Dr.RM. Pratomo Hospital continuously.

Keywords: Positioning, SWOT

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

47

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul " Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah Dr.RM.Pratomo

Bagansiapiapi".

Penulisan ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

Dengan segala ketulusan hati dan keikhlasan serta cinta kasih, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), sebagai Rektor

Universitas Sumatera Utara.

Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, sebagai Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, sebagai Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ibu Prof. Dr. Ida Yustina, MSi, sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

48

Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, MKes, selaku Anggota Komisi

Pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

Bapak dr. Jules H.Hutagalung, MPH, dan Drs. Amru Nasution M.Kes sebagai Dosen Penguji Tesis yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan penelitian ini.

Bapak Bupati Kabupaten Rokan Hilir yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan sekaligus memberikan izin belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Para dosen dan staf di lingkungan Sekolah Pascasarjana Program Studi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan khususnya Administrasi Rumah Sakit

Ibu. Dahniar, MKes yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di RSUD dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi.

Bapak dr. Amiruddin Daulay, M.Kes yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di RS.Agung Baganbatu.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

49

Keluarga besar jajaran di Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir, yang telah memberikan motivasi, dukungan moril kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada keluarga tercinta Ibunda

Hj. Rajemah yang telah memberikan dukungan baik moril dan do'a restu.

Teristimewa buat Istri tersayang dan anak-anakku, yang penuh pengertian, kesabaran, pengorbanan dan do'a serta rasa cinta yang dalam setia menunggu, memotivasi dan memberikan dukungan moril agar bisa menyelesaikan pendidikan ini tepat waktu.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Juni 2009

Penulis

M. Junaedi

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

50

RIWAYAT HIDUP

M. Junaedi, lahir pada tanggal 08 September 1963 di Bagansiapiapi, anak kedelapan dari sepuluh bersaudara dari pasangan Ayahanda Alm. HM.Saleh Rahman dan Ibunda Hj.Rajemah. Pendidikan formal penulis, dimulai dari pendidikan sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri 001 selesai tahun 1970, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri II Pekanbaru selesai tahun 1980, Sekolah Menengah atas negeri II Pekanbaru selesai Tahun 1983, S-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Jakarta selesai tahun 1992. Mulai bekerja sebagai kepala Puskesmas Tanah Merah tahun 1993 sampai tahun 1996, RSUD Pekanbaru Januari 1997 sampai Desember 1997, RSU Dr. Karyadi Semarang dari bulan Januari 1998 samapai desember 1999, Kepala Puskesmas Urung tahun 2000 sampai Tahun 2003. Kepala Puskesmas Tanjung Balai Karimun sejak Tahun 2003 samapai tahun 2004, Kepala Puskesmas Tebing Tahun 2004 samapai tahun 2005. Direktur RSUD Dr. RM.Pratomo Bagansiapiapi 2006 sampai 2008. Kepala Dinas Kesehatan Rokan Hilir sejak Tahun 2008 sampai sekarang. Pada tanggal 08 Agustus tahun 1996, penulis menikah dengan Leni Marlina anak ke delapan dari sembilan bersaudara, yaitu anak dari Alm. Bapak Ali Ibrahim

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

51

dengan Ibu Alm. Hj. Jawanis, dan penulis dikaruniai tiga orang anak, yaitu satu putra dan dua putri. Tahun 2006 penulis mengikuti pendidikan lanjutan di S-2 program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii RIWAYAT HIDUP ...... vi DAFTAR ISI ...... vii DAFTAR TABEL ...... ix DAFTAR GAMBAR ...... xii DAFTAR LAMPIRAN ...... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2. Permasalahan ...... 8 1.3. Tujuan Penelitian ...... 8 1.4. Hipotesis ...... 9 1.5. Manfaat Penelitian ...... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...... 10 2.1 Rumah Sakit ...... 10 2.1.1. Pengertian ...... 11 2.1.2. Fungsi dan Jenis Rumah Sakit ...... 11 2.1.3 Pelayanan Rumah Sakit...... 13 2.1.4 Pelayanan Rawat Inap ...... 15 2.2. Positioning ...... 15 2.3. Prosedur Pelaksanaan Positioning ...... 16

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

52

2.4. Efisiensi Utilisasi Unit Rawat Inap Rumah Sakit...... 17 2.5. Strategi ...... 21 2.5.1. Pengertian Strategi ...... 21 2.5.2. Tingkatan Strategi ...... 22 2.5.3. Manfaat Strategi...... 22 2.5.4. Pengertian Manajemen Strategi ...... 23 2.6. Analisa SWOT ...... 24 2.7. Penelitian Sebelumnya ...... 28 2.8. Landasan Teoritis ...... 30 2.9. Kerangka Konsep Penelitian ...... 32

BAB 3 METODE PENELITIAN ...... 33 3.1. Jenis Penelitian ...... 33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 33 3.3. Populasi dan Sampel ...... 33 3.4. Metode Pengumpulan Data ...... 35 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ...... 36 3.6. Metode Pengukuran ...... 38 3.7. Metode Analisis Data ...... 39

BAB 4 HASIL PENELITIAN ...... 40 4.1. Gambaran Umum RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi ...... 40 4.1.1. Strategis di RSUD Dr. RM Pratomo Bagansiapiapi ...... 41 4.1.2. Data Strategis RSUDP Tahun 2007 ...... 42 4.1.3. Potensi SWOT RSUD. Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi (RSUDP) ...... 46 4.2. Potensi SWOT RSU Agung Baganbatu ...... 48 4.2.1. Gambaran Rumah Sakit Umum Agung Baganbatu (RSUAB) . 48 4.2.2. Data Strategis RSUAB Tahun 2009 ...... 50 4.2.3. Potensi SWOT RSU Agung Baganbatu ...... 53 4.3. Efisiensi dan Utilisasi RSUDP Bagansiapiapi dan RSUAB Baganbatu...... 55 4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Positioning RSUDP dan RSUAB ...... 56

BAB 5 PEMBAHASAN ...... 61 5.1. Potensi SWOT RSUD. Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi (RSUDP) dan RSUAB Baganbatu ...... 61 5.2. Efisiensi dan Utilisiasi Pemakaian Tempat Tidur di RSUDP dan di RSUAB...... 64 M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

53

5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Positioning RSUDP dan RSUAB ...... 65

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...... 69 6.1. Kesimpulan ...... 69 6.2. Saran ...... 69

DAFTAR PUSTAKA ...... 71

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Jumlah Kunjungan Pasien pada RSUDP Bagansiapiapi Tahun 2006-2008 6 4.1. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Rokan Hilir ...... 43 4.2 Evaluasi Faktor Internal RSUD Dr. Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2009 46 4.3 Faktor Eksternal RSUD Dr. RM Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2009 ...... 47 4.4. Tabel SWOT RSUD Dr. RM Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2009 ...... 47 4.5. Tabel Ketenagaan RSU Agung Baganbatu ...... 51 4.6. Faktor Internal RSUAB Baganbatu Tahun 2009 ...... 53 4.7. Faktor Eksternal RSUA Baganbatu Tahun 2009 ...... 54 4.8. Tabel SWOT RSU Agung Baganbatu Tahun 2009 ...... 54

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

54

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Pola Dasar Grafik Barber Johnson sebagai Model Visualisasi Indikator Efisiensi Utilisasi Unit Rawat Inap Rumah Sakit...... 18 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ...... 31 3.1. Skala ukur untuk mengumpulkan nilai dalam jenis rasio terbatas 0 s/d 10. ( Diadopsi dari Rorim Pandey; 1998)...... 38 4.1 Statistik Barber Johnson Pencapaian RSUDP 2008 dan RSUAB 2008 ..... 55

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

55

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ...... 74

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 78

3. Hasil Uji Regresi ...... 84

4. Dokumentasi Penelitian ...... 96

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

56

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah bagian penting dari hak azasi manusia. Undang-

Undang Dasar RI 1945 mencantumkan pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengadakannya secara berkeadilan bagi seluruh masyarakat

Indonesia.(UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2). Paradigma pelayanan rumah sakit milik pemerintah pada masa awalnya murni diberikan oleh negara untuk tujuan sosial.

Model pelayanan sosial tersebut mulai berubah bertahap setelah tahun 1997 setelah krisis ekonomi melanda Indonesia (Thabrany, 2000). Pihak manajemen setelah krisis ekonomi mulai menanggapi bahwa pelayanan rumah sakit harus dapat menghasilkan sedikit dana operasional dari sisa hasil usaha, karena kalau tidak demikian, pengembangan manajemen sulit dilaksanakan.

Sesuai dengan Undang-undang kesehatan bahwa pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam Undang-undang

No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah: keadaan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

57

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (UU Kesehatan, 1992).

Rumah Sakit (RS) di Indonesia dewasa ini merupakan institusi pelayanan kesehatan yang padat modal, padat Sumber Daya Manusia, padat ilmu dan padat teknologi. Mengelola sebuah rumah sakit tidaklah mudah terlebih-lebih terkait dengan era Globalisasi terutama yang berhubungan dengan mempertahankan kelangsungan hidup di era persaingan dunia usaha produksi dan jasa yang makin bebas. Disamping itu tuntutan masyarakat yang makin meningkat terhadap mutu pelayanan yang bersinergi “cepat - tepat - menyenangkan - tetapi tidak mahal”.

Peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kelayakan kesehatan yang merata dan terjangkau pada seluruh masyarakat baik secara geografis maupun ekonomi membutuhkan penyediaan sarana pelayanan kesehatan sebagai fasilitasnya. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi yang lebih luas menyangkut fungsi peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat.

Masalah bisnis rumah sakit saat ini mengalami persaingan yang ketat dengan semakin mudahnya perijinan pendirian rumah sakit swasta. Lokasi rumah sakit saat ini sudah tidak lagi mempertimbangkan jarak antar rumah sakit, sehingga persaingan sangat mengandalkan pada kualitas layanan, biaya perawatan dan tenaga medis yang terdapat didalamnya. Akibat persaingan yang ketat ini, rumah sakit dituntut untuk M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

58

membuat inovasi dan strategi untuk mendapatkan pelanggan/pasien, bila gagal berkompetisi maka akan mengakibatkan ditutupnya operasional rumah sakit tersebut.

Persaingan dalam industri jasa rumah sakit meliputi persaingan untuk perawatan pasien rawat inap, jasa dokter dan jasa apotek, sehingga dinamika persaingan yang terjadi adalah kompetisi multipoint

Salah satu instansi yang memasarkan jasa kepada konsumen adalah instansi pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan menimbulkan persaingan antar penyedia pelayanan kesehatan termasuk diantaranya adalah rumah sakit. Dengan adanya persaingan antar rumah sakit yang semakin tinggi disertai dengan banyaknya pembangunan rumah sakit baru maka rumah sakit perlu terus mengembangkan diri dengan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dan memberi kepuasan terhadap konsumen

Jasa pelayanan kesehatan adalah salah satu kebutuhan yang penting, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan.

Salah satu lembaga yang menangani masalah pelayanan kesehatan adalah lembaga berbentuk rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu lembaga yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan yang selama ini, merupakan lembaga yang tidak mencari keuntungan yang optimal dalam tujuan pendiriannya. Rumah sakit secara khusus merupakan suatu lembaga yang menangani masalah kesehatan yang bersifat non profit oriented. Selain itu rumah sakit tidak membatasi jumlah pasien yang dilayani, sesuai dengan tujuannya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

59

Masyarakat masih memandang bahwa pelayanan kesehatan dari rumah sakit sebagai suatu pelayanan jasa yang bersifat sosial, sehingga dianggap tidak etis untuk menerapkan prinsip profit maximation dalam industri pelayanan kesehatan. Rumah sakit sesuai dengan sifatnya, tidak bertujuan mencari laba atau non profit, tapi bukan berarti rumah sakit tidak mencari laba dalam operasinya. Semenjak otonomi daerah fungsi rumah sakit mengalami pergeseran yakni dari fungsi sosial menuju fungsi ekonomi. Persi (1993) mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit sebagai fungsi sosial yang nonprofit, pada akhir abad sekarang telah berubah menjadi fungsi ke arah sosial ekonomi.

Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut RSUD dr.RM. Pratomo

Bagansiapiapi (RSUDP) merupakan instansi milik Pemerintah Kabupten Rokan Hilir, ditujukan bagi semua golongan masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat maka diperlukan pelayanan jasa yang bernilai lebih baik secara kualitas maupun kuantitas (Azwar,

1996).

RSUDP Bagansiapiapi sebenarnya telah mulai mengaplikasikan paradigma pelayanan rumah sakit yang disebut ”subsidi silang” sebelum krisis ekonomi tahun

1997, bersamaan dengan gencarnya kampanye peningkatan mutu mengantisipasi era perdagangan bebas. Banyak para pengelola rumah sakit yang sudah mempersiapkan diri melalui pendidikan manajemen profesional. Pihak pimpinan tersebut segera terobsesi meningkatkan mutu untuk mampu bersaing secara global. Laba yang diperoleh dari sisa hasil usaha dipakai membantu pengembangan dan pertumbuhan organisasi rumah sakit sendiri, seiring dengan pemerintah pusat membuat keputusan M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

60

politik yang penting yaitu pemberlakuan otonomi daerah untuk kabupaten dan kota yang disyahkan menjadi daerah otonomi (UU Otonomi Daerah, 1999). Strategi kebijakan politik tersebut memberikan peluang luas untuk pemerintah daerah dan kota membenahi usaha-usaha rumah sakit. Salah satu cara melalui proses pengembangan dan peningkatan mutu dengan strategi positioning dalam rangka mengahadapi persaingan. Positioning merupakan suatu proses pengembangan produk/jasa yang memerlukan usaha differensiasi supaya pelayanan terasa bermanfaat dan berkesan serta mampu menggugah hati dan pikiran pihak pengguna produk/jasa. Selanjutnya salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan suatu perusahaan umumnya dan khususnya dalam memenangkan persaingan di dalam menghadapi lingkungannya adalah melalui analisis SWOT, yaitu analisis terhadap kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dimiliki dan dihadapi oleh perusahaan.

Analisis SWOT pada umumnya timbul secara langsung atau tidak langsung dikarenakan persaingan yang datang dari perusahaan lain yang memproduksi barang dan jasa yang sejenis dengan produk perusahaan. Hal ini membuat perusahaan harus menetapkan strategi untuk memenangkan persaingan atau dapat bertahan hidup.

Persaingan yang semakin ketat dan tajam mengakibatkan perusahaan membutuhkan antisipasi yang tepat dan akurat sehingga perusahaan dapat memasarkan produknya di pasar, dan bahkan bila memungkinkan, menjadi pemimpin pasar. Untuk itu,

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

61

perusahaan harus menetapkan dan merealisasikan strategi agar perusahaan dapat bertahan dalam lingkungan yang dinamis. (Kotler, 2000).

Kondisi RSUDP Bagansiapiapi milik Pemda Kabupaten Rokan Hilir memprihatinkan sampai pada tahun 2005 dimana Rumah Sakit yang ditargetkan harus dapat mandiri, sampai tahun 2005 belum mampu bersaing dengan Rumah

Sakit swasta di sekitarnya. Pada tahun 2006 RSUDP Bagansiapiapi mulai dikelola dengan kebijakan peningkatan potensi bersaing. RSUDP Bagansiapiapi dikembangkan untuk memiliki nilai positioning dalam rangka menghadapi persaingan. Pada saat ini di Kabupaten Rokan Hilir yang patut dianggap sebagai pesaing adalah Rumah Sakit Umum Agung (RSUAB) milik swasta di Kecamatan

Bagan Sinembah Baganbatu dengan jarak tempuh sekitar dua jam perjalanan dari ibu kota kabupaten.

Jumlah kunjungan pasien ke RSUDP Bagansiapiapi dari tahun 2006 sampai dengan 2008 terus mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perkembangan jumlah kunjungan pasien RSUDP Bagansiapiapi pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Pasien pada RSUDP Bagansiapiapi Tahun 2006- 2008

Tahun Persentase (%) No Uraian 2006 2007 2008 2007 2008 Jumlah Kunjungan Pasien 12.341 13.204 14.129 6.99 7.01 1 Pasien Rawat Inap 687 758 833 10.33 9.89 2 Poliklinik 9.050 9.954 10.950 9.99 10.01 3 BOR 56% 60% 65% 4 LOS (hari) 5 4 3

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

62

Sumber : RSUD. dr.RM. Pratomo Baganbatu, 2009

Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 14.129 pasien dan jumlah kunjungan yang terendah pada tahun 2006 yaitu 12.341 pasien dimana tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 6,99% dan tahun 2008 sebesar 7,01%. Jumlah pasien rawat inap juga tertinggi pada tahun 2008 yaitu 833 pasien dan terendahnya tahun 2006 yaitu

687 pasien dimana tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 10,33% dan tahun

2008 sebesar 9,89%. Jumlah kunjungan pasien untuk poliklinik juga tertinggi pada tahun 2008 yaitu 10.950 pasien dan terendahnya tahun 2006 yaitu 9.050 pasien dimana tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 9,99% dan tahun 2008 sebesar

10,01%, BOR (tingkat penempatan tempat tidur) juga tertinggi pada tahun 2008 yaitu

65% dan terendahnya juga pada tahun 2006 yaitu 56% dimana tahun 2008 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2007, dan untuk LOS terendah pada tahun 2008 yaitu 3 hari dan tertinggi pada tahun 2006 yaitu 5 hari dimana tahun

2008 mengalami penurunan sebesar dindingkan dengan tahun 2006 dan 2007. hal ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan jumlah pasien dari ketiga tahun di atas terus mengalami peningkatan.

Pimpinan RSUDP perlu merintis jalan untuk meningkatkan daya saing dalam bisnis pelayanan, dengan melakukan analisis strategi SWOT (Strength-Weakness-

Opportunity-Threatening). Berdasarkan analisis SWOT tahun 2005 yang diperoleh dari RSUDP Bagansiapiapi bahwa positioning Rumah Sakit tersebut berada pada

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

63

kondisi WO (Weakness & Opportunity), lemah tetapi memiliki kesempatan yang kuat

/positif (RSUD dr.RM. Pratomo, 2008).

Berdasarkan analisis SWOT tersebut RSUDP Bagansiapiapi mulai membenahi diri dengan melakukan perbaikan internal dan memaksimalkan peluang eksternal yang terbuka dengan paradigma dari yang sosial murni ke sosial ekonomis dapat dikerjakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dana yang tersedia.

Sekalipun tidak terlalu menonjolkan kandungan falsafah bisnis, tujuan utama dari

RSUDP Bagansiapiapi adalah jelas tidak menutup kemungkinan untuk beralih ke pelayanan sosio ekonomis atau sekaligus menjadi BLU (Badan Layanan Umum)

(UU.No 17/2003 dan UU.No.1 /2004). Kejelasan tersebut tertera pada Visi Rumah sakit yang tertulis sebagai berikut : “Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan terbaik di wilayah regional secara Prima, Komprehensif,

Profesional dan Humanis.” (Profil RSUD dr.RM. Pratomo, 2008).

Mengacu pada data SWOT RSUDP diatas maka dapat dilihat positioning

RSUDP dalam rangka menghadapi persaingan belum menunjukkan kemajuan seperti yang diharapkan. Salah satu cara yang ditempuh dalam rangka meningkatkan daya saing adalah meningkatkan Positioning, dimana positioning menurut Engel, Warsaw dan Kinner (1991) merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu strategi pemasaran karena hal ini akan menentukan persepsi dari konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh jasa pelayanan Rumah Sakit itu sendiri. Berdasarkan beberapa permasalahan diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti Analisis

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

64

Positioning Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM.Pratomo Bagansiapiapi dan faktor yang mempengaruhinya.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini bagaimanakah Analisis Positioning Rumah Sakit Umum

Daerah Dr.RM.Pratomo Bagansiapiapi dan Faktor-faktor yang memengaruhinya dalam menghadapi persaingan.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis positioning melalui potensi SWOT RSUDP Bagansiapiapi dan

RSUAB Baganbatu Kabupaten Rokan Hilir

2. Menganalisis Efisiensi dan Utilisasi RSUDP Bagansiapiapi dan RSUAB

Baganbatu Kabupaten Rokan Hilir

3. Menganalisis Positioning dan faktor-faktor yang memengaruhi Positioning

RSUDP Bagansiapiapi dan RSUAB Baganbatu Kabupaten Rokan Hilir

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh pelayanan rawat inap terhadap positioning RSUD dr. RM.

Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir.

1.5. Manfaat Penelitian

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

65

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir memberi masukan dalam

pengambilan kebijakan pengembangan Rumah Sakit untuk menghadapi

persaingan.

2. Bagi RSUD dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi memberi masukan tentang

kelemahan ataupun kekuatan strategi yang telah dibuat untuk dicermati dalam

rangka memajukan rumah sakit dan menghadapi persaingan.

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta

keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya manajemen Rumah Sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

2.1.1. Pengertian

Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) yang dimaksud dengan Rumah

Sakit adalah suatu komplek atau rumah atau ruangan yang dipergunakan untuk menampung dan merawat orang yang sakit dan bersalin, kamar orang sakit yang berada dalam suatu kamar khusus, seperti Rumah Sakit khusus, rumah bersalin, lembaga masyarakat, kapal laut dan lain-lain.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang

Rumah Sakit, menyatakan bahwa rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

66

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan peneliti kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik.

Pengertian Rumah Sakit yang modern sering disalah tafsirkan oleh sebagian pihak sebagai gambaran sebuah Rumah Sakit yang gedung serta peralatan medis dan peralatan umum lainnya (hardware) serba muthakir dan mahal. Pengertian ini sebeyulnya tidak tepat. Istilah Rumah Sakit modern sebetulnya ialah Rumah sakit yang memakai pendekatan konsepsi dan pelaksanaan dengan menggunakan dasar- dasar pemikiran dan manajemen modern yang didasarkan atas situasi dan kondisi yang ada dan dengan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dari waktu ke waktu, harus selalu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan mayarakat.

Rumah Sakit itu suatu tempat, tetapi juga fasilitas, sebuah institusi, sebuah organisasi. Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctors in hospital (1971) menyatakan bahwa Rumah Sakit setidaknya mempunyai lima fungsi:

1. Harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutiknya.

Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah dan non bedah, harus tersedia. Pelayanan

rawat inap ini juga meliputi pelayanan keperawatan, gizi, farmasi, laboratorium,

radiologi dan berbagai pelayanan diagnostik serta terapeutik lainnya.

2. Rumah Sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan.

3. Rumah Sakit juga punya tugas melakukan pendidikan dan pelatihan.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

67

4. Rumah Sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan,

karena keberadaan pasien di Rumah Sakit merupakan modal dasar untuk

penelitian ini.

5. Rumah Sakit juga punya tanggung jawab untuk program pencegahan penyakit

dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya.

SK Menkes RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit adalah yang memberikan pelayanan kesehatan dari yang bersifat dasar, spesialistik dan sub spesialistik.

2.1.2. Fungsi dan Jenis Rumah Sakit

Menurut SK Menkes RI No.983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi Rumah Sakit, fungsi Rumah Sakit adalah: a. Menyelenggarakan pelayanan medik b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik c. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan e. menyelenggakan pendidikan dan latihan f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

Sebagai gambaran terhadap kompleksnya sistem Rumah Sakit. Dimana menerima berbagai input sekaligus dari berbagai arah, serta harus memproses input tersebut pada berbagai sub sistem di dalamnya untuk menghasilkan berbagai output.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

68

Kompleksitas dari pasien mengharuskan rumah sakit memperhatikannya sebagai suatu sistem Bio-psiko-sosial dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Hal ini menempatkan segi kepuasan pasien oleh rumah sakit sebagai suatu output (Alkadri dkk, 1997)

Sesuai dengan perkembangan yang dialami, pada saat ini Rumah Sakit dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu: a. Menurut pemilik

Jika ditinjau dari pemiliknya, Rumah Sakit dibedakan atas dua macam yakni

Rumah Sakit pemerintah (government hospital) dan Rumah Sakit swasta (private

hospital).

b. Menurut filosopi yang dianut

Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni Rumah Sakit yang tidak mencari keuntungan (non profit hospital) dan Rumah Sakit yang mencari keuntungan

(profit hospital) jika ditinjau dari filosopi yang dianut. c. Menurut pelayanan yang diberikan

Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni Rumah Sakit umum

(general hospital) dan Rumah Sakit khusus (specialty hospital) jika hanya satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. d. Menurut lokasi rumah sakit

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

69

Rumah Sakit dapat dibedakan atas beberapa macam yang semuanya tergantung dari pembagian sistem pemerintahan yang dianut. Misalnya Rumah Sakit pusat lokasinya di ibu kota negara, Rumah Sakit provinsi lokasinya di ibu kota provinsi dan Rumah Sakit Kabupaten lokasinya di ibu kota Kabupaten jika diinjau dari lokasinya.

2.1.3. Pelayanan Rumah Sakit

Rumah Sakit yang merupakan suatu sub sistem dari pelayanan kesehatan juga merupakan suatu industri jasa yang berfungsi untuk memenuhi salah satu kebutuhan primer manusia, baik sebagai individu, masyarakat atau bangsa secara keseluruhan untuk meningkatkan hajat hidup yang utama yaitu kesehatan (Depkes RI, 1992).

Dalam upaya menghasilkan proses dan keluaran pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien yang berorientasi pada kepentingan pasien, Deparetemen kesehatan RI telah menyusun kriteria-kriteria penting mengenai jenis disiplin pelayanan yang berkaitan terutama dengan struktur dan proses pelayanan Rumah Sakit. Kriteria-kriteria tersebut tertuang dalam bentuk “standar pelayanan rumah sakit” sebagai suatu nilai/modul yang dijadikan dasar perbandingan yang harus dipakai oleh pengelola

Rumah Sakit dalam melaksanakan pelayanan yang didasari ilmu pengetahuan dan keterampilan managemen rumah sakit yang memadai yang dijiwai oleh etika profesi

(Depkes RI, 1992).

Standar pelayanan Rumah Sakit mencakup 20 pelayanan di Rumah Sakit sebagai berikut: (1). Administrasi dan manajemen (2). pelayanan medis (3).

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

70

pelayanan gawat darurat (4). kamar oprasi (5). pelayanan intensif (6). pelayanan perinatal resiko tinggi (7). pelayanan keperawatan (8). pelayanan anastesi

(9). pelayanan radiologi (10). pelayanan farmasi (11). pelayanan laboratorium

(12).pelayanan rehabilitasi medis (13). pelayanan gizi (14). rekam medis

(15). pengendalian infeksi di Rumah Sakit (16). pelayanan sterilisasi sentral

(17). keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana alam (18). pemeliharaan sarana (19). pelayanan lain (20). Perpustakaan. (Kepmenkes RI No.

983/Menkes/SK/XI/1992).

Pelayanan kesehatan tersebut disediakan Rumah Sakit dalam bentuk pelayanan rawat jalan yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu dan jam tertentu, rawat inap yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam. Adapun rawat inap terdiri dari : (1) unit ruang perawatan umum, (2) unit ruang perawatan penyakit dalam, (3) unit ruang perawatan penyakit bedah, (4) unit ruang perawatan obstetri dan ginekologi, (5) unit ruang perawatan bayi, (6) unit ruang perawatan pediatri (Kepmenkes RI No.

983/Menkes/SK/XI/1992).

2.1.4. Pelayanan Rawat Inap

Rawat inap sebagai salah satu pelayanan yang ada di Rumah Sakit, merupakan betuk perawatan dalam jangka waktu tertentu dimana pasien tinggal di Rumah Sakit.

Depkes RI (1998), menyebutkan bahwa sistem penginapan pasien adalah fungsi utama hospital, karena tanpa fasilitas ini hospital tidak dapat membedakannya

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

71

dengan upaya kesehatan lainnya. Bangsal, kamar termasuk segala perabotan harus memberi rasa nyaman bagi pasien, sehingga perawatan dan pengobatan dapat terlaksana secara efisien.

2.2. Positioning

Posisi produk adalah cara produk ditetapkan oleh konsumen berdasarkan atribut penting yang ada pada produk dalam ingatan konsumen dalam hubungannya dengan pesaing. Menurut Kotler (1997) penentuan posisi atau positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasarannya.

Menurut Al Ries & Trout (2002) positioning adalah suatu strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau produk pesaing. Konsep positioning mulai dikenal pada tahun 1972 kemudian istilah tersebut mulai diperkenalkan oleh Jack Trout dan Al Ries dalam serangkaian artikel yang berjudul “The Position Area” yang dimuat dalam surat kabar bisnis Advertising Age.

Menurut Engel, Warsaw dan Kinner (1991) Positioning didefinisikan sebagai berikut “Competitive positioning is the perception that targeted consumers of a firm,s offering relative to competitor”. Positioning merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu strategi pemasaran karena ini akan menentukan persepsi dari konsumen terhadap produk atau jasa perusahaan. Positioning secara langsung berhubungan M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

72

dengan bauran pemasaran perusahaan. Statemen Positioning yang jelas adalah kunci melaksanakan aktivitas promosi.

2.3. Prosedur Pelaksanaan Positioning

Perlu disadari bahwa proses menentukan Positioning dari produk yang ditawarkan adalah memposisikan produk sebagai pendatang baru, mengembangkan posisi yang sudah ada atau memposisikan kembali suatu produk. Positioning mencakup perancangan penawaran, dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan menganggap penting posisi perusahaan diantara pesaing. Namun

Positioning yang baik harus mencerminkan bagaimana/cara target pasar mendefinisikan nilai dan melakukan pemilihan produk jasa yang bersaing.

Menurut Walker, JR. Orville (1992), langkah-langkah untuk melakukan positioning adalah sebagai berikut :

a. Identifikasikan pesaing relevan dan mengidentifikasi atribut determinan.

b. Mengumpulkan informasi dari konsumen untuk mengetahui persepsinya

berdasarkan atribut determinan terhadap posisi produk dan pesaing dengan

menggunakan perceptual map.

c. Analisa kekuatan dari posisi produk.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

73

d. Menetapkan dan melihat berbagai peluang yang ada dan menetapkan lokasi

produk sendiri.

e. Menentukan kombinasi keinginan dan atribut utama yang diinginkan oleh

konsumen sebagai dasar untuk menciptakan persepsi.

f. Melakukan pemilihan strategi Positioning.

2.4. Efisiensi Utilisasi Unit Rawat Inap Rumah Sakit

Barber Johnson adalah suatu instrumen yang menggambarkan status efisiensi kinerja unit rawat inap rumah sakit. Baber Jhonson yang berasal dari Inggeris

(Soejadi, 1990) mengandung empat aspek penting yang dipakai menjadi indikator kinerja rumah sakit di dalam pelayanan pasien di unit rawat inap. Indikator ini kerap dipakai sebagai indikasi responsi masyarakat di dalam menggunakan fasilitas yang dipilih berdasarkan kesan-kesan ada atau tidak pelayanan bermutu di suatu rumah sakit. Gambar dasar dari grafik Barber Jhonson ditampilkan pada Gambar 2.1

Indikator efektifitas dan efisiensi utilisasi fasilitas unit rawat inap di rumah sakit di Indonesia secara umum sudah dilengkapi dengan model indikator Grafik

Barber and Johnson (Lihat Gambar 2.1). Indikator ini memadukan setidak-tidaknya 4 indikator : (1) BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu rasio hunian tempat tidur rawat inap rata-rata dalam periode tertentu. Nilai normal menjadi panduan pada umumya adalah

75 – 90 %. ; (2) TOI (Turn Over Interval) adalah angka berapa hari rata-rata tempat tidur kosong sebelum diokupasi oleh pasien berikutnya. Nilai yang dianggap baik adalah 1 s/d 3 hari; (3) ALOS (sering disingkat LOS yaitu Average Legth of Stay

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

74

yaitu berapa hari rata-rata seluruh pasien tinggal menginap di rumah sakit sebelum pulang) .

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 30 28 28 26 26 24 BOR 80 % 24 BOR90 BTO12,5% 22 BOR 75 % 22 20 20 18 18 16 16 BTO 15 14 Effisien Daerah 14 12 12 BTO 20 10 10 8 8 BOR 70 % 6 6 4 BTO 30 4

Average of Length of Stay (ALOS) 2 BOR 50 % 2 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Turn Over Interval (TOI)

Gambar 2.1. Pola Dasar Grafik Barber Johnson sebagai Model Visualisasi Indikator Efisiensi Utilisasi Unit Rawat Inap Rumah Sakit.

Indikator yang dianggap baik adalah diantara 1 s/d 6 hari, dan yang terakhir indikator efektifitas dan efisiensi utilisasi fasilitas unit rawat inap di rumah sakit di

Indonesia secara umum sudah dilengkapi dengan model indikator Grafik Barber and

Johnson (Lihat Gambar 2.1). Indikator ini memadukan setidak-tidaknya 4 indikator :

(1) BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu rasio hunian tempat tidur rawat inap rata-rata dalam periode tertentu. Nilai normal menjadi panduan pada umunya adalah 75 – 90

%. ; (2) TOI (Turn Over Interval) adalah angka berapa hari rata-rata tempat tidur kosong sebelum diokupasi oleh pasien berikutnya. Nilai yang dianggap baik adalah 1

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

75

s/d 3 hari; (3) ALOS (sering disingkat LOS yaitu Average Length of Stay yaitu berapa hari rata-rata seluruh pasien tinggal menginap di rumah sakit sebelum pulang) .

Indikator yang dianggap baik adalah diantara 1 s/d 6 hari, dan yang terakhir adalah

(4) BTO yaitu Bed Turn Over dengan arti berapa kali rata-rata semua tempat tidur pernah dihuni dalam rentang waktu relatif 1 tahun. Angka yang dianggap baik apabila tempat tidur pernah dihuni > 30 kali per tahun (Self Assessment KARS,

2002).

Disebut berimbang apabila rasio pemakaian tempat tidur oleh pasien yang ada sekitar 60 s/d 85 % (indikator dianggap normal di Indonesia). Bila angka tersebut lebih rendah ataupun lebih tinggi maka angka-angka tersebut menunjukkan ada yang kurang efisien (kurang-baik) diakibatkan dari tingkat hunian tersebut.

Bila angka BOR misalnya berada dibawah 60 %, ruang rawat inap dianggap memiliki jumlah tempat tidur yang berlebihan. Angka BOR yang melebihi rasio 85

% juga dianggap tidak baik buat rumah sakit karena jumlah pasien dianggap sudah berlebihan dibandingkan dengan kemampuan sejumlah tenaga kerja yang sudah ditetapkan untuk memberikan pelayanan bermutu (Sujudi, 1997).

TOI (Turn Over Interval) yang berarti interval berapa hari rata-rata seluruh tempat tidur kosong sebelum dihuni kembali oleh pasien yang berikutnya . Angka yang dianggap baik untuk TOI adalah 1 s/d 3 hari tempat tidur kosong sebelum diisi kembali. Angka TOI yang berkepanjangan artinya bahwa fasilitas tempat tidur terlalu lama kosong. Indikasinya bahwa rancangan fasilitas yang ada tidak efektif terpakai

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

76

karena mungkin sudah disediakan berlebihan dibandingkan kebutuhan realistis dari suatu daerah yang dilayani.

Angka ALOS (Average Length of Stay) atau lama rata-rata seorang pasien tinggal di rumah sakit. Oleh KARS angka ini ditetapkan sebagai 3 s/d 5 hari sebelum pasien pulang. Angka ALOS yang normal tersebut secara teoritis dapat menggambarkan bahwa kualitas perawatan unit rawat inap rumah sakit adalah baik efektif dan efisien. ALOS yang tinggi sering dikaitkan dengan buruknya kualitas pelayanan perawatan dan pengobatan yang ada di rumah sakit sehingga para pasien tidak segera sembuh. Perusahaan pelanggan yang membayar biaya pelayanan rawat inap pasien tanggungan-nya tidak menyukai hari pelayanan rawat inap yang berkepanjangan.

Bed Turn Over (BTO) adalah jumlah rata – rata berapa orang semua tempat tidur pernah dipakai oleh pasien dalam rentang relatif per tahun. Jumlah yang terlalu sedikit dianggap kurang memadai sementara jumlah yang terlalu tinggi melebihi

50x/tahun dianggap fasilitas ruang rawat inap terlalu padat dan sukar dipertanggung jawabkan berlangsungnya pelayanan yang tidak terburu-buru memulangkan pasien karena ada pasien lain yang antri (Sujudi, 1997).

2.5. Strategi

2.5.1. Pengertian Strategi

Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” atau “strategia” yang berarti Jenderal. Sebenarnya strategi berasal dari militer yang berarti

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

77

penempatan pasukan dalam jumlah yang besar untuk mengalahkan musuh. Strategi juga memiliki arti yang tersirat yaitu merupakan rencana berskala besar yang berorientasi kepada jangkauan masa yang akan datang serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.

Menurut Glueck dan Jauch (1996) pengertian strategi adalah rencana yang disatukan menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Sedangkan menurut pakar strategi lain yaitu Pearce dan Robinson (2005) pengertian strategi adalah:

”Strategic is mean managers large scale, future oriented plans for interacting with the competitive environment to achieve company objectives”.

Jadi, pengertian strategi menurut Pearce dan Robinson adalah rencana para manajer yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran perusahaan.

Strategi selalu berhubungan dengan lingkungan. Baik lingkungan usaha, lingkungan persaingan, lingkungan industri bahkan sampai lingkungan alam. Strategi bertujuan menyelaraskan lingkungan dengan aktivitas maupun kegiatan yang

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

78

dilakukan perusahaan yang pada akhirnya digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.5.2. Tingkatan Strategi

Strategi sebagai sebuah kesatuan terbagi atas tingkatan-tingkatan berdasarkan lingkup strategi itu sendiri. Menurut teori manajemen strategi, seperti yang diungkapkan oleh Umar (2003), strategi perusahaan antara lain dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan. Strategi-strategi yang dimaksud adalah strategi generik (generic strategy) yang akan dijabarkan menjadi strategi utama atau induk

(grand strategy), yang kemudian dijabarkan menjadi strategi di tingkat fungsional perusahaan. Strategi ini disebut sebagai strategi fungsional, Strategi Generik, Strategi

Utama/Induk, Strategi Fungsional

2.5.3. Manfaat Strategi

Apapun latar belakangnya, baik karena permasalahan maupun keinginan pemilik, organisasi tetap perlu memiliki strategi. Strategi menggambarkan arah perusahaan dan merupakan perkiraan terhadap apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Manfaat merumuskan strategi bagi perusahaan sangat luas dan dapat digunakan sebagai pemecahan masalah di masa yang akan datang.

Menurut Tripomo dan Udan (2005), rumusan strategi yang baik memiliki manfaat sebagai berikut: a. Mendorong pemahaman terhadap kondisi sebenarnya di dalam perusahaan.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

79

b. Mengatasi konflik yang disebabkan oleh arah pengembangan perusahaan yang

tidak jelas. c. Pemanfaatan secara efektif dan alokasi sumberdaya perusahaan yang terbatas. d. Memenangkan kompetisi persaingan antar perusahaan yang sangat ketat. e. Mampu membantu perusahaan mencapai keinginan dan memecahkan

permasalahan yang rumit.

2.5.4. Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi mempunyai kelebihan yaitu untuk mengembangkan nilai perusahaan, kemampuan manajerial, tanggung jawab organisasi dan sistem administrasi. Manajemen strategi juga berperan dalam sistem pengambilan keputusan organisasi baik operasional maupun fungsional.

Menurut pengertian yang diungkapkan Pearce dan Robinson (1997), definisi manajemen strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana- rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan.

Pengertian manajemen strategi menurut Glueck dan Jauch (1990), yaitu:

Manajemen strategi dalam sebuah organisasi merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis ialah cara dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategis.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

80

Sedang menurut David (2005), manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuannya. Secara tersirat, manajemen strategi berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi atau operasional, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategi merupakan langkah awal perusahaan bergerak. Artinya seluruh kegiatan operasi perusahaan bergantung pada perencanaan strategis yang dirumuskan. Oleh karena itu, perusahaan yang merumuskan strategi yang tepat dan mampu menerapkannya dalam kegiatan operasi dapat mencapai kesuksesan.

2.6. Analisa SWOT

Salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan suatu perusahaan umumnya dan khususnya dalam memenangkan persaingan di dalam menghadapi lingkungannya adalah analisis SWOT, yaitu analisis terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang atau kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) yang dimiliki dan dihadapi oleh perusahaan. Hal yang umum bahwa analisis SWOT itu sendiri timbul secara langsung atau tidak langsung dikarenakan persaingan yang datang dari perusahaan lain yang memproduksi barang dan jasa yang sejenis dengan produk perusahaan. Hal ini membuat perusahaan harus menetapkan strategi untuk memenangkan persaingan atau dapat bertahan hidup. Persaingan yang semakin ketat dan tajam mengakibatkan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

81

perusahaan membutuhkan antisipasi yang tepat dan akurat sehingga perusahaan dapat memasarkan produknya di pasar, dan bahkan bila memungkinkan, menjadi pemimpin pasar. Untuk itu, perusahaan harus menetapkan dan merealisasikan strategi agar perusahaan dapat bertahan dalam lingkungan yang dinamis (Rangkuti, 2003).

Matriks SWOT (Strengths-Weakness-Opportunity-Threats) adalah alat untuk mencocokkan yang penting guna membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), dan WT (kelemahan-ancaman). Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi

ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal (Rangkuti,

2003).

Langkah-langkah dalam menyusun Matriks SWOT adalah:

a. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

b. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan

c. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

82

d. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

e. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi

SO dalam sel yang ditentukan.

f. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil Strategi

WO dalam sel yang ditentukan.

g. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi

ST dalam sel yang ditentukan.

h. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi

WT dalam sel yang ditentukan.

Untuk hal tersebut diatas terdapat beberapa penyesuaian dalam pembentukan model analisisnya yaitu : (Rangkuti, 2003)

a.Pembobotan tetap menggunakan skala 1 (sangat penting ) hingga 0 (tidak

penting), akan tetapi penentuan nilai skala untuk masing-masing situasi total

berjumlah 1 dengan cara:

i. Urutkan faktor situasi berdasarkan skala prioritas (SP) (tertinggi nilainya 16

dari 4x4, urutan 2 nilainya 3 x 4 = 12 dan terendah nilai 4 dari 1 x 4) lalu

dkalikan dengan konstanta (K) nilai tertinggi yaitu 4

ii. Masing-masing nilai situasi tersebut di bagi dengan total nilai SP x K b. Peringkat tetap menggunakan skala 1(rendah) - 4 (tinggi) untuk kekuatan dan

peluang, sedangkan skala 4(rendah) - 1(tinggi) untuk kelemahan dan ancaman,

namun karena tidak ada pembanding, maka nilai skala ditentukan berdasarkan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

83

prioritas dari masing-masing situasi (misalnya skala 4 untuk peluang yang paling

utama) c. Nilai tertinggi untuk Bobot x Peringkat adalah 1-2 (Kuat) dan terendah adalah 0-1

(lemah). strategi bagaimana meminimalkan kelemahan yang selalu muncul dalam

perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang menguntungkan.

Berdasarkan nilai peringkat dan pembobotan yang kemudian dikalikan akan diperoleh hasil kombinasi antara beberapa situasi sebagai berikut : a. (Kekuatan, Kesempatan atau S,O)

Atinya perusahaan menentukan strategi berdasarkan kombinasi kekuatan dan

kesempatan yang bisa memanfaatkan kekuatan untuk menggunakan peluang

sebaik-baiknya b. (Kelemahan, Kesempatan atau W,O)

Artinya perusahaan harus membuatstrategi bagaimana meminimalkan kelemahan

yang selalu muncul dalam perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang

menguntungkan. c. (Kekuatan, Ancaman atau S,T)

Artinya perusahaan bisa memanfaatkan kekuatan baik dalam hal manajemen,

sistem pemasaran maupun kemampuan finansial untuk mengatasi ancaman

d. (Kelemahan, Ancaman atau W,T)

Artinya perusahaan harus meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

84

Tujuan alat analisis ini adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk diterapkan (David, 2005).

2.7. Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian Murdiati (2005) di Rumah Sakit Haji Surabaya bahwa

Positioning Rumah Sakit Haji berdasarkan manfaat yang dicari dalam benak pengguna jasa yang belum menggunakan Rumah Sakit Haji adalah mudah dijangkau , tarip murah, pelayanan cepat petugas ramah dan fasilitas bagus. Manfaat yang dicari pengguna jasa yang menyatakan ada keinginan memanfaatkan RS Haji, berdasarkan persepsi pengguna Rumah Sakit Haji hal ini menunjukkan masih ada peluang untuk menjadi pasar potensial.

Hasil penelitian Juliasih (2007) Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr: Soebandi

Jember bahwa strategi yang dikembangkan oleh RS kurang agresif dibanding pesaing salah satu penyebabnya adalah pemahaman dan persepsi internal terhadap suatu kondisi belum sama.

Hasil penelitian Tandya (2009) pada Rumah Sakit Panti Nirmala Malang bahwa faktor empati mampu memberikan sumbangan efektif atau kontribusi yang paling besar pengaruhnya terhadap peningkatan loyalitas pasien. Hal ini diduga karena faktor empati sangat berkaitan erat dengan tingkat kepuasan konsumen

(pasien) terhadap segala fasilitas dan kualitas pelayanan yang telah mereka dapatkan dari semua pihak termasuk para tenaga medis di Rumah Sakit Panti Nirmala Malang

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

85

tersebut. Kunci pemasaran profesional adalah memahami kebutuhan riil pelanggan dan memenuhinya dengan lebih baik daripada yang dilakukan oleh para pesaing.

Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti keberhasilan menyelami jiwa (psikologis) konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya penelitian ini, diketahui bahwasanya loyalitas pasien ternyata dipengaruhi secara signifikan oleh faktor penampilan fisik (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy) dari kualitas jasa.

Hasil penelitian Trenggono (2005) pada Rumah Sakit Hermina – Bekasi bahwa persaingan bisnis rumah sakit di Indonesia semakin ketat, sehingga diperlukan program-program inovatif untuk memenangkan persaingan. Beberapa program inovatif yang ditawarkan oleh RSIA Hermina sebagai first-mover adalah untuk mempromosikan rumah sakit, menjadit lebih dekat dengan pasien dan meluncurkan diferensiasi produk yang tidak dimiliki oleh pesaing.

Hasil peneletian Sunardi (2005) di Kota dan Kabupaten Malang: (1). Fokus pada pelanggan Rumah Sakit, bahwa penekanan tertinggi pada pelanggan dari empat kelompok lainnya, fokus pesaing dibawah rata-rata pada kelompok tersebut, kinerja tertinggi pada tingkat hunian, serta kinerja terendah pada keberhasilan jasa baru. (2).

Fokus Komprehenship Rumah Sakit menunjukkan bahwa penekanan pada pelanggan, pesaing serta koordinasi antar fungsi, kinerja tertinggi pada kontrol biaya operasi dan kinerja terendah pada keberhasilan jasa baru. (3). Fokus pada koordinasi antar fungsi,

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

86

menunjukkan bahwa penekanan tertinggi pada koordinasi antar fungsi dari kelompok lainnya, fokus pesaing dibawah rata-rata pada kelompok tersebut, kinerja tertinggi pada tingkat hunian, kinerja terendah pada pertumbuhan pendapatan menyeluruh.

(4) Fokus tidak berkembang, menunjukkan bahwa penekanan tertinggi pada fokus jangka panjang dari keempat kelompok lainnya, fokus pesaing dibawah rata-rata pada kelompok tersebut, kinerja tertinggi pada tingkat hunian, serta kinerja terendah gross profit margin.

2.8. Landasan Teoritis

Prospek bisnis rumah sakit di Indonesia saat ini masih memberikan peluang bagi berbagai pihak untuk mendirikan dan mengoperasikan rumah sakit yang bersifat umum maupun spesialisasi khusus. Prospek bisnis rumah sakit di Indonesia sangat baik, didasarkan argumen : 1) Tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat yang dapat dilihat dari angka GNP, sehingga diperkirakan akan meningkatkan kebutuhan layanan kesehatan yang lebih baik. 2) Masih banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri diantaranya ke Singapura karena kebutuhan layanan dokter dan rumah sakit yang prima 3) Perkembangan wilayah-wilayah pemukiman baru dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan taraf hidup yang berkembang cepat 4)

Banyaknya tenaga kerja asing dan turis yang datang ke Indonesia, sehingga membutuhkan rumah sakit yang memiliki standar yang baik 5) Perijinan pendirian rumah sakit dari pemerintah yang lebih sederhana (Trenggono, 2005). Berdasarkan argumen tersebut, terbuka peluang bagi rumah sakit untuk membuka dan menjalankan operasionalnya. Kunci persaingan dalam bisnis rumah sakit yang dapat

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

87

diidentifikasi adalah : 1) Kualitas dan kuantitas dokter yang melayani 2) Kualitas peralatan dan teknologi yang ditawarkan 3) Lokasi rumah sakit 4) Pengenalan nama rumah sakit 5) Kualitas pelayanan tenaga perawat 6) Kemudahan untuk pengurusan administrasi 7) Harga atau biaya perawatan yang ditawarkan 8) Segmen pasar yang dilayani Hal penting yang harus dilakukan oleh rumah sakit untuk menjalankan pelayanannya adalah : 1) Mengidentifikasi segmen masyarakat yang terdapat dalam radius pelayanan 2) Menentukan target segmen yang menjadi fokus pelayanan 3)

Menentukan positioning yang jelas sehingga masyarakat mengetahui bagaimana pelayanan yang dapat diberikan 4) Program-program pemasaran yang inovatif, karena saat ini rumah sakit memiliki persaingan bisnis yang ketat sehingga diperlukan program pemasaran yang mampu mendatangkan pelanggan/pasien bagi rumah sakit tersebut.

Menurut Kotler (1997) positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam sasaran pelanngan. Selanjutnya Parasuraman et al. (1998) menyimpulkan bahwa terdapat lima dimensi yang dipergunakan pelanggan dalam mempersepsikan mutu pelayanan. Kelima dimensi tersebut adalah, tangibles, reliability, responsiveness, assurance serta empathy. Penelitian Parasuraman bertujuan untuk mengungkap kriteria-kriteria yang dipergunakan pelanggan dalam mempersepsikan pelayanan

2.9. Kerangka Konsep Penelitian

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010. SWOT RSUDP dan RSUAB

Nilai Internal (SW dari SWOT) Nilai Eksternal (OT dan SWOT) 88

Potensi SWOT, Efisiensi dan Utilisasi

Utilisasi Unit Pelayanan Rawat Inap Bed Occupancy Rate (BOR) Average Length of Stay (ALOS)

Indikator Pelayanan rawat inap

a. Tangibility POSITIONING

b. Assurance RSUDP c. Responsiveness

d. Reliability e. Empathy

f. Lain-lain

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

BAB 3

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

89

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian ini adalah survei menggunakan pendekatan explanatory research yakni mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpul data dengan tujuan menjelaskan pengaruh rawat inap terhadap positioning RSUD dr. RM. Pratomo Tahun 2006-2007 di Kabupaten Rokan

Hilir melalui pengujian hipotesis.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. RM. Pratomo di

Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Provinsi , tepatnya di Jalan Pahlawan No

13 Bagansiapiapi dan Rumah Sakit Agung di Baganbatu. Waktu penelitian bulan

Desember 2008 s/d Januari 2009

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah memakai jasa unit rawat inap. Besar populasi dihitung merujuk jumlah rata-rata pasien pulang dari unit rawat inap RSUDP di sepanjang tahun 2007. Jumlah rata-rata pasien pulang unit rawat inap per bulan di tahun 2007 dijadikan nilai populasi (N). Perhitungan jumlah sampel dibuat berdasarkan rumus perhitungan sampel dari Slovin. Rumusnya sebagai berikut :

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

90

Penentuan jumlah sampel memakai rumus dari Slovin (Notoatmodjo.S, 2003)

N n = l + N(d2)

Keterangan rumus : dimana:

N = Besar Populasi n = Besar Sampel d = Tingkat Kesalahan (0,1)

Dari rumus diatas diperoleh jumlah responden sebanyak :

980 Sampel RSUDP = = 91 orang (dibulatkan) 1 + (980 x 0,01)

Pasien yang dijadikan sebagai sampel adalah pasien yang berkunjung ke

RSUDP Bagansiapiapi dan RSUAB Baganbatu pada periode yang sama. Rumus perhitungan jumlah sampel yang sama juga digunakan pada RSU Agung Baganbatu

Kecamatan Bagan Sinembah.

Perhitungan sampel dari RS Agung Baganbatu (RSUAB) dibuat selaras.

Diketahui jumlah rata rata pasien pulang dalam rentang 1 bulan adalah 150 orang

(2008). Perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ditentukan dengan cara serupa yaitu dengan rumus Slovin. :

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

91

150 Sampel RSUAB = = 60 orang (dibulatkan) 1 + (150 x 0,01)

Pemilihan sampel di masing-masing lokasi penelitian dibuat menurut ketentuan bahwa setiap pasien yang pulang mulai hari yang ditentukan dihubungi dan diminta mengisi kuesioner sampai jumlah mereka memenuhi kuota yang ditetapkan dalam perhitungan sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan meliputi :

1. Data primer

Metode pengumpulan data primer dilakukan menggunakan metode wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner penelitian. Untuk mengetahui kelayakan pertanyaan pada kuesioner maka terlebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner kepada responden yang menyerupai lokasi penelitian, dimana tujuannnya untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Setelah dilakukan ujicoba kuesioner diketahui bahwa item-item pertanyaan pada variabel indikator rawat inap meliputi; tangibility, assurance, responsiveness, reliability, empathy dan variabel lain-lain, valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini dengan hasil sebagai berikut: a. Variabel Tangible, Assurance, Emphaty masing- masing dengan 3 item pertanyaan,

diperoleh nilai koefisien korelasi >0,3 dan nilai alpha cronbach 0,7687, 0,7454,

dan 0,9162 > 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan). (lampiran. 2)

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

92

b. Variabel reliability dengan 4 item pertanyaan, diperoleh nilai koefisien korelasi

>0,3 dan nilai alpha cronbach 0,7781 > 0,6 (memenuhi syarat yang telah

ditetapkan) (lampiran. 2) c. Variabel lain-lain dengan 5 item pertanyaan, diperoleh nilai koefisien korelasi >0,3

dan nilai alpha cronbach 0,8651 > 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)

(lampiran. 2).

2. Data sekunder

Diperoleh dari RSUDP Bagansiapiapi dan RSUAB Baganbatu dan data-data pendukung lainnya seperti analisis SWOT, dan pencapaian efisensi dan utilisasi unit rawat inap yang diwakili BOR pada kedua Rumah Sakit

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

1. Nilai Kekuatan (S) atau Kelemahan (W) dalam kelompok internal SWOT

adalah nilai yang dipersepsi oleh anggota penilai mengenai kedudukan

organisasi RSUDP pada suatu periode. Komponen internal yang ditetapkan

adalah komponen-komponen strategis : (1) Falsafah pelayanan; (2) Manajemen

Mutu; (3) SDM dan kualitas-nya; (4) Aliran finansil dari pemilik; (5)

Keberadaan fasilitas rumah sakit; (6) Sistem informasi / pemasaran

dilaksanakan oleh RS. Kelompok ini adalah bagian dari kelompok variabel

independent (kausa)

2. Nilai-nilai eksternal untuk hitungan OT pada analisis SWOT diperhitungkan

berdasarkan persepsi penilai terhadap komponen-komponen yang ada di

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

93

lingkungan eksternal RSUDP. Komponen-komponen yang ditetapkan untuk

hitungan ini adalah : (1) Undang – Undang yang ditetapkan berlaku sebagai

standar pelayanan RS; (2) Potensi kebutuhan / hasrat masyarakat (demand) pada

pelayanan Rumah Sakit; (3) Pesaing adalah keberadaan organisasi serupa yang

memiliki kegiatan serupa RSUDP; (4) Kebijakan / Policy dari Penguasa

Pemerintah menyelaraskan kondisi daerah; (5) Sistem informasi / komunikasi

massa yang ada di daerah. Kelompok ini adalah bagian dari kelompok variabel

independent (kausa)

3. Kualitas / mutu RSUDP dan keberadaan-nya menurut penilaian responden

dibuat menurut pedoman lima indikator pelayanan bermutu oleh Parasuraman

dkk. (1998) Komponen-komponen yang dinilai adalah masalah tangibilitas

(tangibility) yaitu penampilan fisik dan tata letak RSUDP; (2) Reliabilitas

(reliability – kehandalan) sistem pelayanan RSUDP; (3) Ketanggapan

(responsiveness) dari petugas RSUDP; (4) Kepastian (Assurance) adanya

ketersediaan pelayanan yang dijanjikan; (5) Empati (Empathy) yaitu tingkat

kemampuan dan prilaku petugas RSUDP melayani pemakai jasa dengan ramah

tamah dan sesuai dengan keberadaan psikologis pemakai jasa.

Pada kelompok kuesioner dengan lima aspek penentu mutu pelayanan ada

dibuat pengelompokan variabel independent (kausa) yaitu komponen yang

berpengaruh pada nilai agregat positioning.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

94

4. Positioning RSUDP adalah status nilai RSUDP di mata / hati dan pikiran

masyarakat pengguna jasa rawat inap yang dinilai berdasarkan manfaat yang

mampu ditampilkan beda dan mudah oleh RSUDP yang merupakan elemen

penting dalam suatu strategi pemasaran yang ditentukan oleh persepsi

konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh jasa pelayanan

Rumah Sakit

5. Nilai indikator utilisasi unit pelayanan rawat inap RSUDP diukur dengan

indikator BOR (Barber Johnson) yang dianggap merupakan variabel bukti atau

fakta dari pengaruh akibat (independent variable) lima aspek mutu menurut

Parasuraman.

3.6. Metode Pengukuran

Pengukuran dibuat dalam skala rasio ordinal yaitu penilaian kuantitatif terhadap kondisi variabel yang dipertanyakan pada responden.

Alat ukurnya dibuat merujuk pada metode yang dianjurkan Rorim Panday

(1998), yaitu skala ukur pada garis yang ditandai dengan skala pada masing – masing marka diberi angka ukur supaya memudahkan responden membuat penilaian menurut nalar dari responden sendiri.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 3.1. Skala ukur untuk mengumpulkan nilai dalam jenis rasio terbatas 0 s/d 10. ( Diadopsi dari Rorim Pandey; 1998).

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

95

Setiap aspek dari Parasuraman dipecah menjadi 2 – 4 pertanyaan yang selaras dengan masing-masing aspek yang diwakili. Nilai dari 2 – 4 pertanyaan ini kelak akan dirata-ratakan untuk menghasilkan nilai terpadu dari aspek tersebut. Nilainya boleh jadi dalam pecahan karena pada dasarnya ukuran yang dipakai per ukuran tiap kuesioner adalah nilai numerik dalam rentang 0 – 10 lihat gambar skala ukur yang dipaparkan di atas.

3.7. Metode Analisis Data

Peneliti membuat analisa akhir, dipakai model regresi multivariat. Perumusan dibuat dengan cara menempatkan semua komponen potensi internal dan eksternal serta lima indikator mutu didalam ulasan tersendiri sehingga memperlihatkan usaha- usaha apa saja yang telah dilakukan manajemen untuk menanamkan nilai positioning dihati pasien pengguna jasa.

Sebagai variabel dependent nilai yang diberikan menurut pengakuan pasien

(responden) tentang apa nilai yang mereka berikan pada skala jawaban. Signal dari pernyataan positioning itu sendiri akan dapat dibaca melalui pemaparan nilai Barber

Johnson. Intinya dari Grafik Barber Johnson adalah posisi BOR (Bed Occupancy

Rate) untuk menggambarkan pencapaian kinerja usaha positioning yang telah dilaksakan oleh RS melalui kegiatan-kegiatan pengembangan mutu yang telah dilakukan. Nilai positioning yang ada dipikiran pasien/masyarakat tidak dapat dibaca kecuali ada bukti pengembangan efisiensi utilisasi rumah sakit melalui alat ukur

(indikator) yang ada. Untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (Indikator

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

96

Pelayanan Pelayanan rawat inap) terhadap terikat (positioning) secara statistik digunakan bantuan komputer.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi (RSUDP) terletak di Jl Pahlawan No. 13 Bagansiapiapi, pintu keluar masuk kota menghubungkannya dengan daerah-daerah Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir,

Riau Daratan. RSUDP terletak strategis ditengah-tengah permukiman masyarakat ibu-kota Kabupaten Rokan Hilir, cukup strategis karena mudah diakses dari segala jurusan kota. RSUDP pada tahun 2007 dan 2008 sudah mengalami banyak pengembangan / pertambahan sarana dan fasilitas pelayanan baru termasuk perbaikan bangunan perkantoran, ruang pelayanan serta pertamanan yang bersih dan asri.

Suasana lingkungan Rumah Sakit dapat dikatakan cukup nyaman.

Lokasi termasuk luas dengan ukuran lahan 11.263 M2 . Luas bangunan di tahun 2006 adalah 2,528 M2 . Pada Tahun 2008 RS sudah ditetapkan akan dikembangkan menjadi RS kelas C seperti umumnya RS di Kabupaten lain sejalan dengan penetapan UU otonomi Daerah No. 53 tahun 1999 merupakan Rumah Sakit rujukan untuk seluruh Puskesmas di Kabupaten Rokan Hilir.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

97

RSUDP terletak pada daerah yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang tinggi yaitu di daerah sentra kelapa sawit dan karet yaitu di sekitar

Kecamatan Pujud, Kubu dan Bagan Sinembah. Di daerah tersebut terdapat jalan lintas antar Provinsi sehingga memudahkan mobilitas masyarakat.

Demografi Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2006 menunjukkan jumlah penduduk sebanyak 477.919 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Bagan Sinembah dengan angka 103.270 jiwa (2005) yaitu 25 % dari seluruh populasi Kabupaten Rokan Hilir, sementara Kecamatan Bangko (lokasi

RSUDP) hanya memiliki penduduk sebanyak 76.605 jiwa atau ± 16 %. (Profil

RSUDP, 2007 )

Rumah Sakit milik swasta yang kemudian dijadikan pembanding penelitian positioning adalah RSU Agung, terletak di daerah Kecamatan Bagan Sinembah, yaitu di sentra penduduk yang terbanyak dan dengan pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang serta terletak persis di daerah lintas jalan raya antar propinsi di

Sumatera. (RAPBD Kab. Rohil, 2008)

4.1.1. Strategis RSUD dr. RM Pratomo Bagansiapiapi

RSUD Dr. Pratomo pada dasarnya telah dibenahi secara intensif mengingat keberadaannya sebagai Rumah Sakit rujukan Puskesmas di Kabupaten Rokan Hilir.

Pada waktu tersebut mulai diteruskan rencana pembangunan sarana prasarana supaya segera setara dengan tingkat kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di

Kabupaten Rokan Hilir. Struktur manajemen (kepemimpinan) telah dibenahi,

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

98

pengembangan SDM diutamakan dengan rekrutmen staf baru dan melaksanakan pelatihan-pelatihan eksternal internal untuk pegawai / staf yang lama.

Pengembangan RSUDP dimulai dengan persiapan riset kelaikan Rumah Sakit sesuai dengan kondisi daerah. Rencana pengembangan dikendalikan langsung oleh pihak Kabupaten Rokan Hilir yang pada saatnya menerima mandat sebagai daerah otonomi Kabupaten. Dalam bidang manajemen strategis RSUDP telah memulai rencana pengembangan melalui penetapan Master Plan dan Master Program. Visi dan Misi dicanangkan, tatanan kerja dan pembangunan sarana diteruskan untuk menjadikan RSUDP layak dijadikan sentra pelayanan kesehatan rujukan di

Kabupaten Rokan Hilir (Profil RSUDP, 2008).

4.1.2. Data Strategis RSUDP Tahun 2007

Pengembangan tahun 2006 yang terlaksana pada 2007 diteruskan sampai dengan rencana kerja tahun 2007 dan 2008. Pada laporan Profil 2007 dicatatkan hal- hal sebagai berikut.

1. Visi RSUDP adalah : Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan terbaik di wilayah regional secara prima, komprehensif, profesional dan

Humanis. Visi tersebut menyebutkan bahwa RSUDP menjadi penyelenggara

pelayanan kesehatan terbaik, berkualitas di seluruh unit pelayanan, sesuai dengan

profesi yang mengacu pada unsur-unsur kemanusiaan fisik, mental sosial dan

spiritual. (Profil RSUDP, 2008).

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

99

2. Pernyataan Misi RSUDP menunjang rencana dalam visi yaitu pelayanan

kesehatan prima dengan dukungan peningkatan sarana dan sarana serta

profesionalisme SDM yang bekerja disana dengan selalu berorientasi dengan

kondisi dan situasi budaya dan kemanusiaan masyarakat pengguna jasa. (Profil

RSUDP, 2008)

3. Data Ketenagaan RSUDP Bagan Siapiapi.

Tabel 4.1. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Rokan Hilir

No Jenis Tenaga Jumlah Persen (%) 1 Medis 29 5.11 2 Perawat dan Bidan 248 43.66 3 Tenaga Kesehatan lainnya 206 36.27 4 Tenaga Non esehatan 85 14.96 Jumlah 568 100.0 Sumber : Profil RSUDP Kabupaten Rokan Hilir, 2008

Ketenagaan RSUDP dilengkapi menurut kebutuhan yang dinyatakan oleh masing-masing departemen kerja yang sedang beroperasi. Permintaan tenaga dibuat menurut kebutuhan yang realistis di departemen masing-masing.

4. Data sarana fisik yang dipersiapkan RSUDP s/d tahun 2007 sudah jauh lebih memadai dari periode sebelumnya. Beberapa sarana utama yang tercatat telah turut dibenahi dalam kurun waktu 2001 s/d 2005. Dari daftar berikut dapat dicermati bahwa pembenahan-pembenahan sarana fisik sudah cukup banyak dilakukan oleh

Pemerintah Daerah Kab Rokan Hilir dengan tujuan menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang memadai untuk masyarakat daerah tersebut tanpa bersusah payah

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

100

mencari sarana pelayanan serupa jauh di luar daerah. Sarana fisik yang terdapat di

RSUDP adalah:

1. Poliklinik / Kantor dan sarana Unit Gawat Darurat 2. Kamar Bedah / Radiologi/ Laboratorium 3. Instalasi Rawat Inap / Rawat Anak 4. Kebidanan 5. Instalasi Rawat Inap II 6. Instalasi Rawat Bedah 7. ICU (Intensive Care Unit) 8. Instalasi Gizi / Laundry 9. Rumah Dinas Kopel 10. Gedung Isolasi / Ruang Rapat 11. Gedung Genset 12. Mushola 13. Kamar Jenazah 14. Gudang Perawatan Kelas II

Penambahan sarana fisik yang disebut gedung diikuti pula dengan penambahan peralatan pelayanan kesehatan yang secukupnya menurut standar yang diberikan oleh Dep Kes RI serta pengadaan oleh Pemerintah Daerah sendiri. (Daftar dari peralatan pelayanan tidak disertakan karena terlalu mendetail dan banyak diuraikan pada tulisan ini).

Untuk menjadi penunjang operasional disediakan sarana penunjang berupa ambulan sebanyak 4 unit; kendaraan roda 4 sebanyak 5 unit, kendaraan roda 2 sebanyak 1 unit dan speed boat (perahu motor) sebanyak 1 unit.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

101

Peralatan telekomunikasi disiapkan telepon 2 unit, PABX 20 unit dan Internet 1 unit sambungan. Ada pembuatan 2 sumur bor, tenaga listrik PLN 53 KV, Tenaga genset cadangan 100 Kilowat.Incenerator pengolahan limbah padat tersedia cukup, sementara sarana limbah cair sedang dalam penggarapan selanjutnya.

5. Data Indikator Pelayanan Unit Rawat Inap RSUDP

Pelayanan unit rawat inap pada tahun 2007 menunjukkan indikator pelayanan yang cukup menggembirakan yaitu :

1. BOR (Bed Occupancy Rate) dari 70 tempat tidur tersedia 60,64 % 2. LOS (Average Length of Stay) digenapkan 3 hari 3. TOI (Turn Over Interval) digenapkan 4 hari 4. BTO (Bed Turn Over) dibulatkan 50 kali 5. NDR (Net Death Rate) rasio meninggal > 48 jam perawatan 5 ‰ 6. GDR (Gross Death Rate) rasio psn meninggal semua 12 ‰

Parameter-parameter indikator diatas menunjukkan indikasi pencapaian

RSUDP pada tahun tersebut rata-rata menyamai indikator pencapaian RSUD yang ada di Indonesia pada umumnya tetapi pencapaian tersebut sudah jauh meningkat dibanding angka di tahun 2006. Angka BOR 2006 hanya 54,70 % tetapi jumlah tempat tidur pada waktu itu hanya sekitar 40 unit. Bila dipakai perbandingan jumlah tempat tidur sebanyak 40 (tahun 2006) dan 70 (tahun 2007).Pada dasarnya jumlah rata rata pasien menginap per hari meningkat dari 20 menjadi rata-rata 40 orang perhari. Angka ini menunjukkan jumlah pasien rata-rata per hari mengalami peningkatan dari waktu sebelumnya. Kunjungan total pasien di unit pelayanan rawat

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

102

jalan pada triwulan III tahun 2006 sebanyak 4.187 orang pasien. Pada triwulan III tahun 2007 mengalami kenaikan 7.368 orang pasien. Pertambahan jumlah total pasien poliklinik di tahun 2007 lebih dari 75 %. Angka-angka ini adalah indikasi adanya pertambahan pilihan pasien (masyarakat) memilih RSUAB menjadi tempat pelayanan perawatan kesehatan.

4.1.3. Potensi SWOT RSUD. Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi (RSUDP)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data analisa SWOT dimana masing- masing Rumah Sakit menggunakan metode External Factor Analysis (EFAS) dan

Internal Factor Analysis (IFAS) (Rangkuti, 2003). Matriks SWOT RSUD. Dr. RM.

Pratomo Bagansiapiapi (RSUDP) berdasarkan faktor Internal dengan Matriks

Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation Matrix) dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.2. Evaluasi Faktor Internal RSUD Dr. Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2009

Kekuatan (Strength) Bobot Rating Skor Pengembangan Manajemen Strategis 0.2 4 0.8 Bangunan /fasilitas rawat / Obat-obatan 0.2 4 0.8 Peralatan Medis & Diagnostik 0.1 2 0.2 Tenaga Spesialist /Dokter dan Perawat 0.05 2 0.1 Informasi pada Masyarakat / Pemasaran 0.05 1 0.05 Kelemahan (Weakness) Jumlah tempat tidur yang perlu dibenahi 0.2 4 0.8 Kurang agresif tentang Sistem Informasi RS 0.1 3 0.3 Pelayanan Ambulans yang statis 0.05 2 0.1 Pemahaman SDM tentang pelayanan masih kurang baik 0.05 2 0.1 TOTAL 1 3.25 Sumber: Data diolah dari RSUDP, 2009

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

103

Berdasarkan dari evaluasi faktor internal Tabel 4.2. diatas tampak bahwa

RSUDP Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir memiliki nilai skor 3,25 atau di atas nilai rata-rata yang menunjukkan posisi internal RSUDP kuat. Dengan demikian

RSUDP Bagansiapiapi secara internal sudah cukup mampu untuk melaksanakan perannya meningkatkan jasa pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Rolan Hilir

Provinsi Riau

Pada Tabel 4.3 berikut dicantumkan Tabel SWOT RSUDP Bagansiapiapi berdasarkan faktor eksternal dengan Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (External

Factor’s Evaluation Matrix) sebagai berikut:

Tabel 4.3. Faktor Eksternal RSUD Dr. RM Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2009

Peluang (Opportunity) Bobot Rating Skor Pemenuhan Peraturan Perundang-Undangan 0.2 4 0.8 Kebutuhan Masyarakat pelayanan Kesehatan bermutu 0.1 3 0.3 Tingkat Kesadaran Otonomi Daerah 0.1 2 0.2 Perekonomian Masyarakat di Daerah sekitar 0.1 3 0.3 Potensi pemakai jasa 0.1 2 0.2 Ancaman (Threat) Kemudahan transport di daerah 0.2 4 0.8 Sistem Informasi Masyarakat 0.1 3 0.3 Munculnya pesaing baru 0.1 1 0.1 TOTAL 1 3.00 Sumber: Data diolah dari RSUDP, 2009

Berdasarkan evaluasi faktor eksternal pad Tabel 4.3. diatas tampak bahwa

RSUDP Bagansiapaiapi memiliki nilai skor 3.0 atau di atas nilai rata-rata yang menunjukan posisi eksternal perusahaan yang cukup kuat atau berpeluang.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

104

Berdasarkan informasi SWOT yang diperoleh di atas maka dapat disimpulkan posisi SWOT RSUDP sebagai berikut :

Tabel 4.4. Tabel SWOT RSUD Dr. RM Pratomo Bagansiapiapi Tahun 2009

No URAIAN Skor (RSUDP) 1 Hasil Analisa (SW) 3,25 (Kuat) 2 Hasil Analisa (OT) 3,00 (peluang) Sumber: Data diolah dari RSUDP, 2009

Berdasarkan Tabel 4.4. diatas dapat disimpulkan bahwa RSUDP Bagansiapiapi mempunyai posisi internal kuat dan posisi eksternal yang berpeluang.

4.2. Potensi SWOT RSU Agung Baganbatu

Data-data berikut diperoleh RSU Agung di Baganbatu (RSUAB) yang dipakai sebagai Rumah Sakit pembanding bagi RSUDP Bagansiapiapi.

4.2.1. Gambaran Rumah Sakit Umum Agung Baganbatu (RSUAB)

Rumah Sakit Umum Agung Baganbatu terletak di Jl. Sudirman KM. 8

Baganbatu. Letaknya persis dipinggir jalan raya Lintas Sumatera Kabupaten Rokan

Hilir. Jalan raya ini ramai dilalui dari segala jurusan menghubungkan Kab. Rokan

Hilir dengan provinsi lain di sekitarnya dan menghubungkan juga daerah-daerah kecamatan di Kabupaten.

RSUAB sejak didirikan mulai dengan status balai pengobatan pada tahun

2002 sampai dengan Tahun 2008 sudah mengalami banyak pengembangan / pertambahan sarana dan fasilitas pelayanan baru termasuk perbaikan bangunan perkantoran, ruang pelayanan serta pertamanan yang bersih suasana lingkingan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

105

rumah sakit dapat dikatakan sangat nyaman karena selain terletak di daerah perbukitan juga dikelilingi oleh rimbunan perkebunan kelapa sawit serta karet.

Lokasi dengan ukuran luas 20.000 M2 pada saat ini sudah diokupasi oleh bangunan-bangunan penunjang keberadaan rumah sakit.Lahan berstruktur landai ke arah belakang. Kondisi ini membuat aliran air permukaan (selokan) mudah teralirkan ke ketempat yang lebih rendah di bagian belakang lahan. Sarana pengolahan air limbah telah juga dibuat berupa bak sedimentasi, chlorinasi serta penjernihan tahap akhir yaitu “lily pond”. Di lokasi ini sudah didirikan suatu bangunan incinerator yang diperkirakan cukup mampu memenuhi kebutuhan RSUAB serta luas bangunan di tahun 2006 adalah 2.580 M2 .

Sarana pelayanan berupa UGD sederhana sudah tersedia terletak di bagian depan rumah sakit yang mudah dijangkau. Sarana pemeriksaan pasien rawat jalan juga telah dipersiapkan secukupnya untuk para spesialis secara bergantian di hari-hari praktek tertentu. Ruang Bedah dan Obgyn (Kebidanan) masih bersatu untuk sementara karena sedang menunggu penyelesaian sarana baru.

Sarana Penunjang diagnostik yang telah ada adalah Rontgen bertipe meja

(bukan portabel) lengkap dengan dinding timbal yang dipasang sebagai alat proteksi radiasi. Sarana Laboratorium dapat dikatakan memadai karena telah dapat melaksanakan pemeriksaan dasar seperti, parasitology, urinalysis, mikrobiology, serology dan kimia darah standar.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

106

Ruangan dapur (gizi) sudah tertata bagus, disamping ruang cuci yang masih manual serta ruang doby. Sarana air dapat dikatakan berlimpah walau sumber mereka diperoleh melalui jaringan air mandiri (sumur bor). Sumber daya listrik dilengkapi oleh PLN sebesar 64 KVA dan di backup oleh tersedianya dua unit generator dengan akumulasi daya sebesar 32 KVA telah dapat mencukupi kebutuhan yang ada.

Tataletak RSUAB di tengah-tengah daerah beberapa perusahaan Perkebunan

Kelapa Sawit. Jalur Lintas Sumatera yang ada di depan-nya membuat pasokan pengguna jasa untuk rumah sakit cukup bagus karena RSUAB relatif mudah dicapai oleh masyarakat dengan sarana yang cukup memadai dengan kebutuhan standar pengguna jasa.

Demografi Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2006 menunjukkan jumlah penduduk sebanyak 477.919 jiwa. Pada bagian sebelumnya telah diungkapkan bahwa potensi jumlah penduduk yang mungkin dianggap dapat menjadi pengguna jasa dimiliki Kecamatan Bagan Sinembah yang menjadi tempat beroperasi RSUAB.

Penduduknya 103.270 jiwa (2005) yaitu 25 % dari seluruh populasi Kabupaten

Rokan Hilir, sementara Kecamatan Bangko (lokasi RSUDP) hanya memiliki penduduk sebanyak 76.605 jiwa atau ± 16 %.

4.2.2. Data Strategis RSUAB Tahun 2009

Pengembangan tahun 2008 yang terlaksana pada 2009 diteruskan sampai dengan rencana kerja tahun 2009 dan 2010. a. Visi RSUAB

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

107

Menjadi Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan terbaik di

wilayah Kabupaten Rokan Hilir ataupun Kabupaten lain di sekitar regional

Provinsi Riau dengan falsafah sosio-ekonomis. b. Misi RSUAB

a) Menunjang rencana pengembangan pelayanan rumah sakit yang adekuat

menurut kebutuhan masyarakat di Kabupaten Rokan Hilir secara umum dan

Kecamatan Kecamatan Bagan Sinembah secara khusus.

b) Menunjang kebutuhan pemerintah dan masyarakat di daerah didalam

memajukan tingkat kesehatan masyarakat di daerah.

c) Menyediakan lahan pekerjaan pelayanan Rumah Sakit untuk kesehatan

masyarakat. c. Data Ketenagaan

Dibandingkan dengan RSUDP Bagansiapiapi, RSUAB relatif lebih kecil atau

separuh dari RSUDP. Jumlah ketenagaan yang bekerja di RSUAB juga relatif

lebih kecil. Namun begitu untuk memenuhi standar pelayanan yang baik dimata

pemerintah dan juga masyarakat pelanggan, RSUAB konsisten menumbuh

kembangkan kualitas pelayanan standar dengan kelengkapan tenaga kerja

profesional merujuk ke standar ketenagaan Rumah Sakit kelas C.

Tabel 4.5. Tabel Ketenagaan RSU Agung Baganbatu

No Jenis Tenaga Status Jumlah 1 Dokter Spesialis 4 Dasar Temporer 4 2 Dokter Umum Residen 3

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

108

3 Dokter Gigi Temporer 1 4 D3 / D4 Kesehatan Residen 3 5 Perawat Residen 20 6 Paramedis Non-Perawat Residen 4 7 Tenaga Kesehatan lain Residen 2 8 Tenaga Non-Kesehatan Residen 5 9 Tenaga Non-Medik Temporer 10 Jumlah PNS, Non PNS / Nakes dan Non Nakes 53 Sumber : Profil RSUAB, 2007

Rumah Sakit swasta di Indonesia pada umumnya dikelola dengan falsafah

”profit taker” dimana mereka banyak memberdayakan tenaga profesional pemasaran,

RSUAB pada hal ini sama sekali tidak mempekerjakan siapapun untuk tugas pemasaran tersebut, dengan melakukan usaha pemasaran dan melakukan pembenahan–pembenahan fasilitas dan kualitas pelayanan menurut standar yang mereka lihat dirumah sakit swasta lain. Faktor pemilihan lokasi pada awalnya tergolong tepat karena Rumah Sakit tersebut berada di suatu lokasi yang dikelilingi oleh perusahaan-perusahaan perkebunan yang mudah mengaksesnya. Letaknya berada di pusat daerah perkebunan kelapa sawit serta Pabrik Minyak Kelapa Sawit.

Penekanan penting dari tata letak ini adalah masalah kemudahan mengakses oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. d. Data Indikator Pelayanan Unit Rawat Inap RSUAB

Pelayanan unit rawat inap pada tahun 2007 menunjukkan indikator pelayanan yang cukup menggembirakan yaitu :

1. BOR (Bed Occupancy Rate) dari 70 tempat tidur tersedia 74 % 2. LOS (Average Length of Stay) digenapkan 8 hari

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

109

3. TOI (Turn Over Interval) digenapkan 3 hari 4. BTO (Bed Turn Over) dibulatkan 48 kali 5. NDR (Net Death Rate) rasio meninggal > 48 jam perawatan 2 ‰ 6. GDR (Gross Death Rate) rasio pasien meninggal semua 10 ‰

Indikator diatas menunjukkan pencapaian RSUAB pada tahun tersebut rata- rata menyamai indikator pencapaian RSUD yang ada di Indonesia pada umumnya tetapi pencapaian tersebut tidak banyak berubah dibanding angka di tahun-tahun sebelumnya. Angka BOR 2006 hanya 74,70 % tetapi jumlah tempat tidur 40 unit.

Pada dasarnya jumlah rata rata pasien menginap berkisar 30 orang per hari.

Kunjungan total pasien di unit pelayanan rawat jalan pada triwulan III tahun 2006 sebanyak 6.800 orang pasien. Pada triwulan III tahun 2007 sebanyak 7.270 orang pasien. Pertambahan jumlah total pasien poliklinik di tahun 2007 hanya 7 % . Angka- angka ini tidak mengindikasikan adanya pertambahan pilihan pasien (masyarakat) memilih RSUAB menjadi tempat mendapat pelayanan rawat kesehatan.

4.2.3. Potensi SWOT RSU Agung Baganbatu

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data hasil analisa SWOT dengan netode External Factor Analysis (EFAS) dan Internal Factor Analysis (IFAS) berpedoman pada (Rangkuti, 2003), data RSU Agung Baganbatu berdasarkan faktor

Internal sebagai berikut :

Tabel 4.6. Faktor Internal RSUAB Baganbatu Tahun 2009

Kekuatan (Strength) Bobot Rating Skor Pengembangan Manajemen Strategis 0.2 3 0.6 Bangunan /fasilitas rawat / Obat-obatan 0.2 3 0.6

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

110

Peralatan Medis & Diagnostik 0.05 0.5 0.025 Tenaga Spesialist /Dokter dan Perawat 0.05 1 0.05 Informasi pada Masyarakat / Pemasaran 0.1 0.5 0.05 Kelemahan (Weakness) Jumlah tempat tidur yang perlu dibenahi 0.1 0.5 0.05 Kurang agresif tentang Sistem Informasi RS 0.1 1 0.1 Pelayanan Ambulans yang statis 0.1 1 0.1 Pemahaman SDM tentang pelayanan masih kurang baik 0.1 0.5 0.05 TOTAL 1 1.63 Sumber: Data diolah dari RSUDP, 2009

Berdasarkan evaluasi faktor internal pada tabel 4.6. diatas tampak bahwa

RSUAB Baganbatu Kabupaten Rokan Hilir memiliki nilai skor 1,63 atau di bawah nilai rata-rata yang menunjukkan posisi internal RSUAB lemah. Dengan demikian

RSUAB Baganbatu secara internal belum cukup mampu untuk melaksanakan perannya meningkatkan jasa pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Rokan Hilir

Provinsi Riau

Pada Tabel 4.7 berikut dicantumkan tabel SWOT RSUAB Baganbatu berdasarkan faktor eksternal sebagai berikut:

Tabel 4.7. Faktor Eksternal RSUA Baganbatu Tahun 2009 Peluang (Opportunity) Bobot Rating Skor Pemenuhan Peraturan Perundang-Undangan 0.2 3 0.6 Kebutuhan Masyarakat Yang Kesehatan bermutu 0.1 2 0.2 Tingkat Kesadaran Otonomi Daerah 0.1 1 0.1 Perekonomian Masyarakat di Daerah sekitar 0.1 2 0.2 Potensi pemakai jasa 0.1 2 0.2 Ancaman (Threat) Kemudahan transport di daerah 0.2 4 0.8 Sistem Informasi Masyarakat 0.1 1 0.1 Munculnya pesaing baru 0.1 2 0.2 TOTAL 1 2.40 Sumber: Data diolah dari RSUDP, 2009

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

111

Berdasarkan evaluasi faktor eksternal pada tabel 4.7. diatas tampak bahwa

RSUAB Baganbatu memiliki nilai skor 2.40 atau di atas nilai rata-rata yang menunjukan posisi eksternal perusahaan yang cukup kuat atau berpeluang.

Berdasarkan infromasi SWOT yang diperoleh di ats maka dapat disimpulkan posisi SWOT RSUAB sebagai berikut :

Tabel 4.8. Tabel SWOT RSU Agung Baganbatu Tahun 2009 No URAIAN Skor (RSUAB) 1 Hasil Analisa (SW) 1,63 (Lemah) 2 Hasil Analisa (OT) 2,40 (peluang) Sumber: Data diolah dari RSUAB, 2009

Berdasarkan Tabel 4.8. diatas dapat disimpulkan bahwa RSUAB Baganbatu mempunyai posisi internal lemah dan posisi eksternal yang cukup kuat atau berpeluang.

4.3. Efisiensi dan Utilisasi RSUDP Bagansiapiapi dan RSUAB Baganbatu

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 30 28 28 26 26 24 BOR 80 % 24 BOR90 BTO12,5% 22 BOR 75 % 22 20 20 18 18

16 16 BTO 15 Daerah Effisien Daerah 14 14 12 12 BTO 20 10 10

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah8 Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi,8 2010. BOR 70 % 6 6 4 BTO 30 4 Average of Length of Stay (ALOS) 2 BOR 50 % 2 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Turn Over Interval (TOI)

112

Sumber :RSUDP dan RSUAB..

Gambar 4.1. Statistik Barber Johnson Pencapaian RSUDP 2008 dan RSUAB 2008

Peneliti melengkapi statistik pencapaian 2 rumah sakit selama tahun terakhir

(2008), pada Gambar 4.3 ditampilkan Grafik Barber Johnson (BJ) dengan menempatkan posisi pencapaian dari masing-masing RSUDP dan RSUAB pada 1 grafik yang sama. menunjukkan nilai BOR (Bed Occupancy Rate) keduanya identik.

Posisi BOR RSUAB 70 % sementara posisi RSUDP 60 %. Pihak Dinas Kesehatan ataupun Dep Kes RI memakai indikator BOR menjadi salah satu indikator keberhasilan rumah sakit di dalam pencapaian tujuan utilisasi unit rawat inap apakah berhasil atau tidak. Angka 70 % adalah angka ideal minimal (Dep Kes RI; 2000) untuk mengatakan suatu rumah sakit itu berhasil jadi efisien.

4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Positioning RSUDP dan RSUAB

Positioning Pelayanan Rumah Sakit tidak terlepas dari nilai mutu pelayanan

Rumah Sakit yang dipersepsi oleh pasien/masyarakat sebagai yang memuaskan atau tidak memuaskan. Kotler (2000), mengatakan perusahaan terus menerus coba menampil-bedakan (differentiate) penawaran mereka dan pesaing. Pelanggan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

113

merindukan pelayanan baru serta jaminan kemudahan dalam pelayanan. Bila organisasi sukses, pesaing akan mencontoh cara mereka memberikan penawaran.

Akibatnya banyak manfaat berkompetisi hanya berlangsung dalam waktu yang singkat. Perusahaan harus selalu memikirkan suatu fitur tambahan yang baru dan manfaat memenangkan perhatian dan keinginan dari konsumen yang suka memilih- milih dan sensitif terhadap harga. Bila suatu perusahaan mampu mempertahankan dalam periode yang terus menerus perhatian dan pilihan dari konsumen maka akan timbul suatu nilai psikologis ”positioning” yaitu semacam fanatisme kuat akan selalu mengkonsumsi / menggunakan produk (merek) tertentu dari perusahaan pilihan tersebut.

Positioning adalah suatu upaya mendesain (merancang) penawaran dan kesan

(image) oleh perusahaan, untuk mampu menguasai tempat tertentu di benak

(pikiran) dari pasar sasaran (Kotler; 2000). Al Ries dan Jack Trout menurut Kotler

(2000) melihat positioning sebagai suatu uji coba kreatif dilakukan terhadap suatu produk yang sedang ada :

Positioning yang dianalisis dalam tesis ini berjudul : ”Analisis Positioning

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi” dalam arti sepintas bagaimana pihak manajemen pengelola Rumah Sakit memposisikan produk jasa pelayanan mereka dipikiran masyarakat Bagansiapiapi secara khusus dan masyarakat

Kabupaten Rokan Hilir secara umum. Dari pengertian ini adalah bijaksana bila penelitian diarahkan pada apa kata pasien/masyarakat mengekspresikan bagaimana

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

114

posisi produk/pelayanan Rumah Sakit telah ada dipikiran mereka. Apakah posisi

RSUDP atau posisi RSUAB sebagai pembanding dipikiran masyarakat yang pernah menggunakan jasa kedua Rumah Sakit.

Peneliti memperoleh data-data autentik mengenai komentar pasien tentang posistioning ini pada bagian berikut akan dianalisis data hasil kuesioner kualitas ke dua rumahsakit dipikiran para pelanggan mereka masing-masing. Protokol pengumpul data adalah kuesioner yang dirancang menganilisis apa kata pasien/masyarakat terhadap nilai-nilai Lima Penentu Kualitas Pelayanan (Five

Determinants of Service Quality) oleh Parasuraman dkk. (Kotler; 2000). Kuesioner tersebut dibuat untuk menilai bagaimana kepuasan yang dipersepsi oleh pihak pasien terhadap pelayanan rumah sakit yang mereka harapkan.

Ada lima aspek pelayanan yang diteliti yang dikelompokkan oleh Parsuraman sebagai : (1) Nilai Penampilan Fisik yang dapat divisual, di dengan dan dirasa

(Tangibility); (2) Kesigapan menanggapi (Responsiveness) ; (3) Kehandalan pelayanan (Reliability); (4) Kepastian pelayanan (Assurance) dan (5) Faktor psikologis Empati dari pengelola / petugas pelayanan (Empathy).

Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner yang distrukturkan untuk dapat memberikan informasi pelanggan/ pasien pada kedua Rumah Sakit tersebut.

4.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Positioning RSUDP Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir

Struktur pada kuesioner yang digunakan pada penelitian ini telah disediakan sebanyak 20 item pertanyaan utama yang menjadi elemen dari lima aspek penentu M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

115

mutu pelayanan menurut Parasuraman dkk. Dua item kuesioner yaitu pertanyaan no.

19 dan no. 20 dikhususkan untuk menampung data positioning Rumah Sakit menurut pandangan masing-masing responden Rata-rata dari nilai rasio yang ada pada kedua nomor dijadikan sebagai nilai variabel dependent (Y) dari 18 pertanyaan selebihnya.

Dua dari 18 pertanyaaan tersisa yaitu no. 17 dan no. 18 adalah pertanyaan mencari informasi bagaimana persepsi dari responden mengenai masalah biaya, kenyamanan yang berimbang serta transport terhadap Rumah Sakit.

Selanjutnya 16 pertanyaan terdiri dari pencari data nilai lima faktor penentu mutu pelayanan menurut protokol Parasuraman dkk. Perlu diterangkan bahwa di dalam analisis, nilaii dari masing masing pertanyaan per kelompok dirata-ratakan menjadi nilai dari kolom mewakili variabel kelompoknya..

Berdasarkan uji statistik regresi stepwise diperoleh ada 4 variabel yang signifikan dengan persamaan sebagai berikut:

& Y = 1.029 + 0.147 (Cass) + 0.281(Cres) + 0.338 (Creal) + 0.499 (Claila)

Berdasarkan model regresi yang terbentuk antara variabel bebas meliputi variabel Lain-lain (Laila), Kepastian Pelayanan (Cass), Kesigapan menanggapi

(Cres), dan Kehandalan pelayanan (Crel) (sebagai X) terhadap variabel terikat

Positioning (Capo) (sebagai Y) memberikan pengaruh positif dan signifikan dengan nilai R2= 0,562, secara statistik memberikan arti bahwa koefisien regresi yang dihitung diyakini dapat meramalkan kebenaran nilai Y sebesar 56.2 % dan 43.8 % selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain diluar X yang dihitung diikuti dengan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

116

Nilai F (Fisher) cukup besar dengan nilai signifikansi (0.000) artinya hasil yang diberikan cukup bermakna. Nilai Durbin Watson (DW) yang mengontrol ada tidaknya autokorelasi adalah 1,474 atau < 2. Nilai DW ini memastikan tidak ada autokrelasi diantara nilai-nilai dalam variabel hitung regresi.

4.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Positioning RSU Agung Baganbatu Kabupaten Rokan Hilir

Berdasaarkan uji statistik regresi stepwise diperoleh persamaan sebagai berikut:

& Y = 2,397 + 0,497 (Cass).

R2 = 0,557

Berdasarkan model regresi yang terbentuk antara variabel terikat Positioning

(Capo) sebagai Y diperokeh nilai F (Fisher) = 72.984 yang besar untuk degree of freedom (df) 1, dinyatakan bermakna.

Berdasarkan hasil analisa regeresi tersebut diatas terhadap nilai positioning

RSUAB, menunjukkan bahwa Assurance (jaminan/kepastian pelayanan) berpengaruh terhadap positioning RSUAB.

Nilai R2= 0,557 mengartikan bahwa variabel bebas regresi yang dihitung berepenagaruh terhadap positiong sebesar 55.7 %. Nilai 44.3 % selebihnya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar X yang dihitung.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

117

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Potensi SWOT RSUD. Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi (RSUDP) dan RSUAB Baganbatu

Berdasarkan hasil penelitian sebagai potensi SWOT masing-masing Rumah

Sakit dapat dilihat sebagai berikut. Pada tahun 2005 RSUDP Bagansiapiapi yang terlebih dahulu melaksanakan usaha pembenahan kualitas menurut sistem manajemen

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

118

modern telah memperhitungkan strategi melalui SWOT. Pada tahun tersebut posisi

SWOT berada pada posisi berpeluang tapi lemah. Nilai SWOT RSUDP pada tahun

2008 (November) berada pada posisi skor SW = 3,25 (kuat) dan OT = 3,00

(berpeluang) dari kedua posisi dengan rentang waktu 3 tahun, strategi SWOT

RSUDP sudah beralih ke posisi posisi SWOT Berkekuatan dan Berpeluang (Tabel

4.4)

Strategi SWOT dari RSUAB pada tahun 2009 (Januari), dengan parameter yang serupa adalah SW = 1,63 (Lemah) dan OT = 2,40 (berpeluang) (Tabel 4.4.)

Skore tersebut menunjukkan pada dasarnya RSUAB memiliki peluang strategis tetapi memerlukan beberapa pemolesan aspek internal (SW) supaya nilai Kekuatan

(Strength – S) dapat membuat posisinya lebih kuat sepadan dengan RSUDP yang diperbandingkan. Skor SWOT RSUAB pada periode sebelumnya tidak dapat diperoleh, karena tidak pernah dibuat pada waktunya.

Ada 2 hal penting yang dapat ditarik dari perbandingan analisis SWOT kedua

Rumah Sakit, bahwa pada dasarnya secara sepihak menurut analisis staf dari masing- masing Rumah Sakit, dengan pengendalian objektif oleh peneliti dan dengan item aspek-aspek nilai yang serupa. Pertama bahwa nilai SWOT dari kedua Rumah Sakit dapat dikatakan setara dengan sedikit kelemahan pada aspek pengelolaan internal

(SW) yang ditunjukkan oleh RSUAB. Kedua, bahwa ada sedikit kesempatan (O) yang lebih pada RSUDP. Aspek Peluang (O) tersebut terutama bila dicermati pada tabel-tabel aspek eksternal kedua RS dimana kesempatan lebih dimiliki RSUDP di

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

119

dalam kekuatan bersaing dibandingkan dengan RSUAB. Ketiga adalah hal sebaliknya terjadi pada aspek kemudahan transport yang dimiliki oleh RSUAB yang menjadi peluang dibandingkan dengan RSUDP.

Masalah aspek kekuatan bersaing yang dimiliki oleh RSUDP erat kaitannya dengan ketiadaan Rumah Sakit lain yang setara menjadi pesaing di Bagansiapiapi, sementara masalah transport keluar dari daerah tersebut juga tidak cukup baik. Hal ini menjadi salah satu aspek kelemahan bagi RSUDP yang memicu masyarakat jarang berkunjung ke RSUDP.

Pada RSUAB keberadaan masalah transport sangat mendukung, faktor tersebut justru membuat mobilitas dari masyarakat untuk mencari Rumah Sakit di daerah lain jadi tinggi. Aspek tersebut bagaimanapun mengurangi potensi bersaing dari RSUAB lalu sedikit menjadi lemah, diikuti dengan masalah kualitas internal

(SW) dari RSUAB masih belum tumbuh secara baik pada tahun terakhir.

Pemerintah Daerah menyatakan bahwa perekenomian masyarakat di

Bagansiapiapi rata-rata sedikit berada di bawah tingkat perekonomian di lokasi

RSUAB berada, logis membuat ada kemudahan dari RSUAB menjadi lebih berhasil menarik masyarakat perkebunan dan perusahaan yang banyak berlokasi di daerah

Baganbatu.

Nilai komersil bagi Rumah Sakit adalah penting di dalam membuat keputusan dimana lokasi suatu Rumah Sakit layak didirikan. RSUAB kelihatan cukup jeli membuat penempatan lokasi Rumah Sakit mereka berdiri ditengah-tengah komunitas

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

120

masyarakat yang lebih tinggi nilai ekonominya. Aspek Placement RSUAB merupakan strategi dan memberikan peluang yang besar dalam rangka menghadapi persaingan.

Kaplan dan Norton (1996) gagalnya pelaksanaan sebuah strategi yang dikutip oleh Yuwono ada empat hal, yaitu: visi dan strategi tidak dapat dijalankan, strategi tidak terhubung dengan sasaran departemen, tim dan individu, strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber daya dan umpan-balik yang diperoleh bersifat taktis bukan strategis. Kegagalan utama dalam menjalankan strategi juga ditentukan oleh kurangnya sosialisasi strategi. Oleh karena itu, penetapan kinerja dalam renstra harus meliputi seluruh kinerja organisasi, SDM, keuangan, operasional, dan bisnis.

Penilaian SWOT di kedua Rumah Sakit dapat dipakai sebagai keperluan internal masing-masing Rumah Sakit. Strategi SWOT yang telah dihasilkan dapat bermanfaat digunakan untuk menjadi titik tolak bagi masing-masing Rumah Sakit membenahi langkah pengembangan selanjutnya untuk meningkatkan pelayanan

Rumah Sakit.

5.2. Efisiensi dan Utilisiasi Pemakaian Tempat Tidur di RSUDP dan di RSUAB.

Nilai BOR (Bed Occupancy Rate) kedua rumah sakit relatif identik. Posisi

BOR RSUAB lebih tinggi yaitu 70 % sementara posisi RSUDP hanya 60 %. Pihak

Dinas Kesehatan ataupun Dep Kes RI memakai indikator BOR menjadi salah satu indikator keberhasilan rumah sakit di dalam pencapaian tujuan utilisasi unit rawat inap apakah berhasil atau tidak. Angka 70 % adalah angka ideal minimal (Dep Kes

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

121

RI; 2000) untuk menyatakan suatu rumah sakit itu berhasil dan efisien. Pengukuran kinerja merujuk hasil penelitian, secara umum hasil kinerja RSUDP dan di RSUAB menunjukkan trend data dan perbandingan data yang relatif kurang baik. Kinerja keuangan jika dibanding dengan kinerja keuangan RSUDP, relatif rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh menurunnya tingkat kunjungan RSUDP yang berdampak pada penurunan pendapatan dan dapat disebabkan oleh tarif yang terlalu rendah, biaya yang tinggi, aset SDM dalam penyediaan pelayanan. Untuk itu perlu dianalisis perlunya menaikkan tarif dan efisensi. Alternatif lain adalah menaikkan margin operasional atau mengurangi utilisasi aset yang tidak perlu. Kaplan dan Nortons

(1996) menyebutkan bahwa tujuan finansial menggambarkan tujuan jangka panjang perusahaan yaitu pengembalian modal investasi yang tinggi dari setiap unit bisnis.

Kinerja operasional secara umum masih di bawah standar. Dari segi indikator pertumbuhan produktivitas ini secara langsung karena penurunan jumlah kunjungan dari tahun 2003 ke tahun 2004 yang berdampak pada rasio jumlah kunjungan. Untuk indikator pelayanan yang diukur dengan rasio pasien dengan tenaga, BOR, AvLos,

BTO, TOI, pada umumnya di bawah standar. Jika dikaitkan dengan ukuran kinerja pelanggan seperti kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran perlu dianalisis untuk mengidentifikasi harapan, kebutuhan pelanggan dan memperhatikan faktor pendorong keberhasilan pelanggan kunci seperti waktu tunggu dan waktu pelayanan. Kesimpulan akhir pengukuran kinerja RSUDP dengan skor tersebut menggambarkan bahwa kinerja RSUDP masih

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

122

kurang sehat. Oleh karena itu, perencanaan yang proaktif perlu dibuat dan diimplementasikan, tidak bersifat reakatif terhadap masalah.

5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Positioning RSUDP dan RSUAB.

Berdasarkan hasil uji statistik pengaruh dari enam aspek pelayanan yang diteliti meliputi : (1) Nilai Penampilan Fisik yang dapat divisual, dengan dan dirasa

(Tangibility); (2) Kesigapan menanggapi (Responsiveness) ; (3) Kehandalan pelayanan (Reliability); (4) Kepastian pelayanan (Assurance) dan (5) Faktor psikologis Empati dari pengelola/petugas pelayanan (Empathy) dan (6) Lain-lain berepengaruh terhadap positioning di RSUDP Bagansiapiapi p<0,05 dan variabel yang paling berpengaruh adalah lain-lain (Claila) dengan koefisien ß=0,422.

Sudarma (2000) semakin pesat perkembangan teknologi yang berkaitan dengan jasa pelayanan kesehatan, baik langsung maupun tidak langsung dapat menambah wawasan masyarakat menjadi lebih luas. Karena sebagian dari pelanggan jasa pelayanan rumah sakit tidak hanya melakukan perbandingan secara sempit

(lokal) nasional saja, tetapi membandingkannya secara global, sehingga menuntut terhadap kepuasan pelanggan

Menurut Gaspersz (2002) kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi, ekspektasi pelanggan, dan mengetahui faktor yang mempengaruhinya yaitu kebutuhan dan keinginan, pengalaman masa lalu serta ukuran biaya kualitas dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan program perbaikan kualitas.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

123

Hasil dari jawaban kuesioner melalui responden menjelaskan bahwa positioning RSUDP dan RSUAB mempunyai perbedaan kecil di beberapa item tetapi secara umum RSUDP mengunggulkan variabel Assurance, Responsiveness,

Realiability, dan lain-lain Variabel lain-lain memiliki pengaruh kuat terhadap pembentukan positioning pada RSUDP Bagansiapiapi. sedangkan pada RSUAB hanya variabel Assurance yang signifikan dan memberi pengaruh terhadap positioning.

Payne (1993) ada tujuh faktor yang mempengaruhi dalam pemasaran dan bisnis jasa , yaitu : produk/service, harga, tempat, promosi, orang, proses dan layanan pelanggan. Sementara menurut Craven (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi strategi positioning adalah : Strategi Produk/service, saluran distribusi, harga promosi dan tenaga penjualan.

Temuan penelitian ini sekaligus mendukung dan memperkuat teori yang dikemukakan oleh Payne (1993) bahwa banyak perusahaan yang gagal sebagai akbat manajemen sumber daya manusia yang tidak efektif atau perusahaan tersebut berhasil karena manajemen sumber daya manusia yang efektif. Salah satu aspek penting dalam memandang orang sebagai unsur bauran pemasaran adalah memahami peran berbagai karyawan untuk mempengaruhi aktivitas pemasaran dan tugas kontak pelanggan. Ada karyawan yang secara spesial ditugaskan melakukan kontak dengan pelanggan.

Beberapa hal hasil temuan ini juga behubungan dengan layanan pelanggan yang dikemukankan Kotler (2000). Pelanggan semakin tidak suka melakukan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

124

transaksi dengan berbagai penyedia jasa yang menangani berbagai jenis peralatan.

Selanjutnya temuan penelitian ini sekaligus mendukung dan memperkuat teori yang dikemukakan oleh Payne (1993). Faktor penting yang membedakan perusahaan jasa adalah kualitas pelayanan pelanggan.

Visi dan misi RSUDP adalah Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang dibuat berciri khas sesuai dengan keperluan masyarakat di daerah. RSUDP merupakan

Rumah Sakit dengan ciri sosio-ekonomis dengan memikirkan nilai-nilai profit seperti organisasi swasta komersil lain dan melaksanakan pelayanan sosial pada masyarakat di daerahnya. Visi dan Misi yang sudah ditetapkan dan berlaku saat ini merupakan komitmen dari RSUDP untuk melayani kebutuhan pelayanan kesehatan di daerah.

Secara statistik variabel bebas meliputi variabel lain-lain (Laila), Kepastian

Pelayanan (Cass), Kesigapan menanggapi (Cres), dan Kehandalan pelayanan (Crel) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel positioning RSUDP dimana variabel dominan yang berpengaruh adalah variabel lain-lain.

Sejalan dengan penelitian Murdiati (2005) di Rumah Sakit Haji Surabaya bahwa Positioning Rumah Sakit Haji berdasarkan manfaat yang dicari dalam benak pengguna jasa yang belum menggunakan Rumah Sakit Haji adalah mudah dijangkau , tarip murah, pelayanan cepat petugas ramah dan fasilitas bagus.

Berdasarkan hasil uji statistik faktor dominan yang berpengaruh terhadap positioning RSUAB hanya assurance (jaminan/kepastian pelayanan) dengan koefisien ß=0,746 dimana variabel ini dilain pihak terkait dengan kualitas pelayanan

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

125

dan tujuan komersil daripada Rumah Sakit itu sendiri. Hal ini memberikan arti bahwa strategi yang dijalankan masih kurang agresif.

Sejalan denagn penelitian Juliasih (2007) di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr:

Soebandi Jember bahwa strategi yang dikembangkan oleh RS kurang agresif dibanding pesaing salah satu penyebabnya adalah pemahaman dan persepsi internal terhadap suatu kondisi belum sama.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

126

1. Rumah Sakit Umum dr. Pratomo Bgansiapiapi memiliki potensi SWOT internal

(SW) kuat dan eksternal (OT) berpeluang dan Rumah Sakit Umum Agung

Baganbatu memiliki potensi SWOT internal (SW) lemah dan eksternal (OT)

berpeluang .

2. Posisi BOR Rumah Sakit Umum dr. Pratomo (RSUDP) 60% dan Rumah Sakit

Umum Agung Baganbatu (RSUAB) 70 % .

3. Pelayanan rawat inap meliputi (variabel penampilan fisik, kesigapan menanggapi,

kehandalan pelayanan, kepastian pelayanan, faktor psikologis empati petugas

pelayanan dan variabel lain-lain) berpengaruh terhadap positioning Rumah Sakit

Umum dr. Pratomo (RSUDP), sedangkan pada Rumah Sakit Umum Agung

Baganbatu (RSUAB) hanya variabel kepastian pelayanan yang berpengaruh

terhadap positioning.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran atau rekomendasi sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pratomo sebagai sarana pelayanan kesehatan agar

meningkatkan pelayanan dokter terhadap pasien ditekankan kepada kualitas

responsif, untuk pelayanan perawat ditekankan pada kualitas pelayanan empathy

dan petugas kesehatan pelayanannya ditekankan kepada pelayanan tangible tanpa

mengabaikan kualitas pelayanan lainnya.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

127

2. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir serta instansi terkait agar secara

berkelanjutan mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan

RSUDP Dr. Pratomo Bagansiapiapi dalam pelayaan kesehatan.

3. Kepada Pengelola RSUDP Dr. Pratomo Bagansiapiapi agar lebih meningkatkan

promosi tentang RSUDP Dr. Pratomo misalnya dengan membuat dan

mengedarkan brosur/leaflet dalam rangka memanfaatkan kekuatan dan peluang

untuk mendukung strategi positioning RSUDP Dr. Pratomo Bagansiapiapi.

DAFTAR PUSTAKA

Alkadri dkk, 1997, Kompleksitas Kepuasan Pasien di Rumah Sakit, Bulettin JPKM, Jakarta Al Ries and Jack Trout,2002. Positioning : The Battle for Your Mind. Jakarta : PT Salemba Eban Patria.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

128

Azwar, 1996. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta. Barabba Vincent P & Zaltman Gerald, 1997. Hearing the Voice of the Market, (Menyimak Suara Pasar), Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Daulay, Amruddin, 2007. Analisis Program Kerja Komete Medik dan Utilisasi Fasilitas Unit Rawat Inap RS Haji Medan, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. David, Fred R, 2002, Manajemen Strategis Konsep, Edisi Terjemahan, Pearson Education Asia Pte Ltd. Depkes RI, 1989. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 749a/Menkes/ Per/XII/1989, Jakarta. ______,1993. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 983/MENKES/SK/XI/1992, Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, Jakarta. ______, 1994. Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit (Konsep Dasar dan Prinsip), Jakarta. ______, 1998. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit, Jakarta Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 1997. “Pedoman Pengelolaan Pelayanan Medis Rumah Sakit Di Indonesia”, Jakarta. Engel, James F, Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. 1994. Perilaku Konsumen. Terjemahan FX Budiyanto. Binarupa Aksara, Jakarta. Gaspersz Vincent, 1997. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-Konsep Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total, Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Jauch, L.R dan W.F. Glueck, 1999. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. Juliasih, 2007. Analisis Karakteristik Kastemer, Kondisi Persaingan dan Kondisi Internal (Dengan Audit Pemasaran) Sebagai Dasar Penyusunan Strategi Pemasaran di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr: Soebandi Jember. Thesis. Universitas Airlangga, Surabaya. Tidak dipublikasikan Kaplan, Robert S. Et al, 2000. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced Scorecard (terjemahan), Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip & Amstrong, Garry. 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I. Alih Bahasa Alexander Sindoro. Prenhallindo, Jakarta.

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

129

______, 2000. Marketing Management. “Positioning the Market Offering, Prentice Hall International, Inc. Singapore Manajemen RSUDP, 2005. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM Pratomo Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir. Murdiati, Endang, 2005. Analisa Pasar Pelayanan Persalinan Sebagai Dasar Penyusunan Program Pemasaran Rumah Sakit Haji Surabaya. Thesis. Universitas Airlangga, Surabaya. Tidak dipublikasikan Notoatmodjo S. 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta. Parasuraman, A; Zeithaml, Valarie A. & Berry, Leonard L. (1998) Serqual : A. Multiple-Items Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing. Volume 64, number 1, p 12 – 37. Pearce & Robinson 1997, Manajemen Strategi, Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, Bina Rupa Akasara, Jakarta Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, 2007. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008, Peraturan Bupati Rokan Hilir. Persi, 1993. Kongres Ke VI PERSI dan Hospital Expo Ke VII, Jakarta Hilton Convention Centre 21 - 25 Nopember 1993. Cermin Dunia Kedokteran, Edisi Khusus No. 91, 1994 Pohan Imbalo S, 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan, “Jaminan Mutu Layanan Kesehatan di Lingkungan Kesehatan Kabupaten/Kota”, ECG Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Program Magister AKK, 2007. Panduan Penulisan Proposal Penelitian & Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. LP3ES, Jakarta. RSUD Dr. RM. Pratomo, 2007. Profil 2006, RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi. ______, 2007. Profil 2008, RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi. Self Assessment KARS, 2002. Materi Akreditasi-Rumah-Sakit. Sujudi dan Sumartini (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Rumah Sakit, UGM,Yogyakarta

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

130

Sunardi, 2005. Analisis Orientasi Pasar Kearah Keunggulan Kinerja Rumah Sakit Di Kota Dan Kabupaten Malang. Thesis Program Magister Manajemen, PPSUB Malang. Tidak dipublikasikan Surat Keputusan Menkes RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit, fungsi Rumah Sakit, Jakarta. Sutarto, Herry dkk, 1999. Strategic Management, Analisis SWOT dan Pendekatan Rantai Nilai, Asosiasi Institut Manajemen Indonesia, Jakarta. Tandya, 2009. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Administrasi Rumah Sakit Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Pada Rumah Sakit Panti Nirmala Malang . Thesis Magister Manajemen Rumah Sakit Brawijaya Malang. Tidak dipublikasikan Thabrany, Hasbullah. 2000. Rasional Pembayaran Kapitasi.Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta Trenggono, 2005. Dinamika Persaingan Rumah Sakit Case Study Rumah Sakit Hermina Bekasi. Thesis Magister Manajemen Rumah Sakit Brawijaya Malang. Tidak dipublikasikan Tripomo, Tedjo. Udan, 2005 Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung. Umar, Husein, 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Gramedia, Jakarta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan, Jakarta Undang-Undang Otonomi Daerah 1999. Petunjuk Pelaksanaan. Undang-Undang Otonomi Daerah. Penerbit CV. Restu Agung Jakarta Walker Jr, Orville. C. 1992. Marketing Management A Strategic Approach. Toppan Company.

Lampiran-1 . Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN POSITIONING Nama Rcsponden. : ______No. RM :______Umur :______Tahun Lk / Pr : Pekerjaan :______AlamatRmh :______Kota :______StatusKeluarga : Td kw / Kawin / Pisah/Poligm Pendk: SD / SL / Akd / Univ

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

131

(Tandai Status anda sbg jawaban) (Tandai pendldikan terakhir anda)

Tanndai suatu posisi di sepanjang garis yang terletak dibawah pertanyaan. Titik yang anda tandai (conteng) dengan tanda silang X akan kami ukur sebagai nilai (ponten) rumah sakit atau kondisi, petugas yang kami pertanyakan pada setiap pertanyaan. Skala ukur dipakai sebagai pemandu berapa nilai yang anda berikan sebagai yang pantas. (1.Tangibility/ Tampilan RS) 1. RS terletak di daerah perkotaan Apakah anda melihat tata letak RS cocok untuk tempat berobat: Bagaimana penilaian anda ? Berapa ponten-nya ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2. Fasilitas ruangan sudah banyak diperbaiki. Ruangan bersih, ventilasi baik, air selalu cukup ? Berapa ponten rumah sakit ini menurut anda ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3. Pertamanan juga sudah mulai diurus, nyamuk dan serangga sudah diatasi dapat mungkin dengan kain khasa atau penyemprotan rutin. Berapa prestasi RS ini ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (II. Reliability I Kehandalan RS) 4. Rumah sakit daerah sudah dikembangkan untuk dapat memberi layanan lebih dari 4 tenaga spesialis. Pelayanan dokter ahli sudah lebih cukup di bandingkan sebelumnya. Berapa ponten RS ini dalam prestasi ini? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5. Para perawat dan bidan sudah banyak yang dilatih ulang, pendidikan mereka dan disiplin sudah lebih baik di tahun terakhir ini. Berapa nilai yang anda berikan? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 6. Petugas administrasi, resepsionis, satuan pengamanan dan petugas kebersihan M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

132

selalu ditatar dengan pelatihan termasuk displin kerja dan sikap melayani masyarakat. Berapa nilai yang anda berikan disni ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7. Rumah sakit dikabarkan sudah menjadi lebih baik dengan kecukupan jumlah peralatan yang lebih patut serta obat-obatan lebih mudah dan lebih murah. Berapa nilai RS ini dalam masalah ini ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 III.Faktor kesigapan petugas /Responsiveness) 8. Kalau pasien memerlukan pertolongan dokter, dokter selalu datang segera memberi pertolongan. Berapa nilai mereka menurut pengalaman anda ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9. Perawat/bidan disiagakan merawat 24 jam setiap hari. Mereka diwajibkan memberi pertolongan pada pasien setiap saat. Berapa ponten kesiap siagaan mereka itu ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10.Petugas administrasi, apotek, satpam, petugas kebersihan ataupun petugas parkir sudah dilatih dalam bidang kerja masing-masing supaya tangkas, rajin dan displin. Bagaimana mereka bekerja ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(IV. Kepastian Pelayanan (Assurance) 11. Ketika anda masuk di RS anda pemah melihat apa saja yang dapat diharapkan dapat dilakukan dokter ahii yang ada di RS. Bagaimana ponten ketepatan janji pelayanan dokter ahli tersebut menurut anda ?

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

133

I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12. Ketika anda masuk di RS anda tentu mengharapkan para perawat dan bidan ataupun petugas pelayanan laboratorium, Rontgen yang rapi, berbaju seragam, bersih, bermuka manis dan terampil memberikan pelayanan masing-masing. Berapa nilai yang anda berikan atas kesesuaian antarajabatan dan keterampilan mereka ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

13. Kita juga melihat kondisi kejujuran dan disiplin para petugas keamanan, parkir, kebersihan serta sopir ambulans periu ditingkatkan. Berapa ponten yang anda berikan atas kejujuran dan disiplin serta tau tugas mereka untuk melayani pengunjung ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

IV. Sikap Keramahan yg Simpatik / Empathy petugas) 14. Ketika anda baru masuk ke RS, apakah ada tegur sapa yang simpatik membantu, anda oleh petugas Satpam, parkir, pendaftaran atau petugas kebersihan yang pertama bertemu ? Berapa nilai simpati atau senyum mereka ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

15. Bagaimana dengan pihak perawat dan bidan ataupun teknisi laboratorium serta Rontgen. Terialu sibukkah mereka atau kurang perduli. Berapa nilai prestasi mereka? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

134

16. Bagaimana dengan pelayanan dokter-dokter yang melayani anda di unit rawat inap? Simpatikkah pelayanan mereka ? Berapa nilai-nya? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (VI. Lain-lain) 17. Pada kondisi tertentu pasien RS diminta menyediakan sejumlah pembayaran atau semua diberikan secukupnya ? Berapakah nilai prestasi mereka membuat pembayaran jadi terjangkau dan murah ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

18. Untuk mencapai RS anda memerlukan sarana transport. Bagaimana kondisi sarana transport umum dan rumah anda ke RS terutama malam hari ? Berapa nilai patut diberikan karena kemudahan transport tersebut ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

19. Di dalam pengalaman anda mendapat pelayanan di RS, tidak menjadi soal entah apapun penyebab-nya atau apapun alasan-nya, berapa nilai kepercayaan anda berikan bahwa rumah sakit ini adalah yang terbaik di sekitar daerah ini ? Berapa nilai itu ? I———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20. Bila anda lihat RS seperti suatu perusahaan bisnis berapa nilai saing RS dibandingkan , dengan RS swasta lain yang ada di daerah ini ? Berapa nilainya ? LampiranI———I———1——-1——-I——I——I——I——I——I——I-2 . Uji Validitas dan Reliabilitas 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Validitas dan Reliabilitas variabel Tangible ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

135

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

1. TAN01 Tanggible 2. TAN02 Tanggible 3. TAN03 Tanggible

Mean Std Dev Cases

1. TAN01 3.5500 .8256 20.0 2. TAN02 2.7500 1.2513 20.0 3. TAN03 3.0000 .7947 20.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 9.3000 5.9053 2.4301 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

TAN01 5.7500 3.3553 .6178 .6902 TAN02 6.5500 1.7342 .7905 .4856 TAN03 6.3000 3.6947 .5168 .7835

Reliability Coefficients

N of Cases = 20.0 N of Items = 3

Alpha = .7687

Validitas dan Reliabilitas variabel Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

136

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

1. REL1 Reliability 2. REK2 Reliability 3. REL3 Reliability 4. REL4 Reliability

Mean Std Dev Cases

1. REL1 3.5500 .6048 20.0 2. REK2 3.9000 .6407 20.0 3. REL3 3.1500 1.1821 20.0 4. REL4 2.8500 1.3870 20.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 13.4500 9.8395 3.1368 4

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

REL1 9.9000 7.4632 .6084 .7500 REK2 9.5500 8.0500 .3793 .8130 REL3 10.3000 4.6421 .7460 .6276 REL4 10.6000 3.6211 .8136 .5996

Reliability Coefficients

N of Cases = 20.0 N of Items = 4

Alpha = .7781

Validitas dan Reliabilitas Variabel Responsivness

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

137

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

1. RES1 Responsiveness 2. RES2 Responsiveness 3. RES3 Responsiveness

Mean Std Dev Cases

1. RES1 4.2000 .8944 20.0 2. RES2 4.5500 .8256 20.0 3. RES3 3.5000 .9459 20.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 12.2500 4.7237 2.1734 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

RES1 8.0500 2.2605 .6184 .6054 RES2 7.7000 2.5368 .5724 .6639 RES3 8.7500 2.3026 .5317 .7131

Reliability Coefficients

N of Cases = 20.0 N of Items = 3

Alpha = .7454

Validitas dan Reliabilitas Variabel Assurance

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

138

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

1. ASS1 Assurance 2. ASS2 Assurance 3. ASS3 Assurance

Mean Std Dev Cases

1. ASS1 2.7000 1.3018 20.0 2. ASS2 3.8000 .8944 20.0 3. ASS3 2.8500 1.5985 20.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 9.3500 12.9763 3.6023 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

ASS1 6.6500 5.7132 .8948 .8254 ASS2 5.5500 8.1553 .7871 .9577 ASS3 6.5000 4.1579 .9607 .8000

Reliability Coefficients

N of Cases = 20.0 N of Items = 3

Alpha = .9162

Validitas dan Reliabilitas Variabel Emphaty

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

139

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

1. EMP1 Emphaty 2. EMP2 Emphaty 3. EMP3 Emphaty

Mean Std Dev Cases

1. EMP1 3.0500 1.6694 20.0 2. EMP2 4.1000 .7881 20.0 3. EMP3 3.4000 1.6026 20.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 10.5500 12.2605 3.5015 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

EMP1 7.5000 4.0526 .8065 .4260 EMP2 6.4500 9.9447 .3410 .9230 EMP3 7.1500 4.2395 .8262 .3923

Reliability Coefficients

N of Cases = 20.0 N of Items = 3

Alpha = .7688

Validitas dan Reliabilitas Variabel Lain-lain

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

140

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

1. LAIN1 Lain-lain 2. LAIN2 Lain-lain 3. LAIN3 Lain-lain 4. LAIN4 Lain-lain 5. LAIN5 Lain-lain

Mean Std Dev Cases

1. LAIN1 3.5500 1.0501 20.0 2. LAIN2 2.8000 1.2814 20.0 3. LAIN3 6.3500 1.7554 20.0 4. LAIN4 3.0000 1.1698 20.0 5. LAIN5 3.1000 1.4473 20.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 18.8000 30.1684 5.4926 5

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

LAIN1 15.2500 25.2500 .3616 .9010 LAIN2 16.0000 19.5789 .7890 .8125 LAIN3 12.4500 14.9974 .8892 .7814 LAIN4 15.8000 21.0105 .7264 .8307 LAIN5 15.7000 18.9579 .7233 .8273

Reliability Coefficients

N of Cases = 20.0 N of Items = 5

AlphaLampiran = - 3.8651 Hasil Uji Regresi

Regression (all)

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

141

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Positioning 6.72 1.798 151 Tangibility 8.50 1.583 151 Reliability 12.20 2.135 151 Responsiveness 9.13 2.138 151 Assurance 8.40 2.631 151 Emphaty 9.43 1.768 151 Lain-lain 6.36 1.593 151 Correlations

Responsi Positioning Tangibility Reliability veness Assurance Emphaty Lain-lain Pearson Correlation Positioning 1.000 .254 .447 .149 .597 .314 .520 Tangibility .254 1.000 .517 .670 .656 .764 .392 Reliability .447 .517 1.000 .589 .484 .618 .453 Responsiveness .149 .670 .589 1.000 .475 .856 .381 Assurance .597 .656 .484 .475 1.000 .699 .609 Emphaty .314 .764 .618 .856 .699 1.000 .544 Lain-lain .520 .392 .453 .381 .609 .544 1.000 Sig. (1-tailed) Positioning . .001 .000 .034 .000 .000 .000 Tangibility .001 . .000 .000 .000 .000 .000 Reliability .000 .000 . .000 .000 .000 .000 Responsiveness .034 .000 .000 . .000 .000 .000 Assurance .000 .000 .000 .000 . .000 .000 Emphaty .000 .000 .000 .000 .000 . .000 Lain-lain .000 .000 .000 .000 .000 .000 . N Positioning 151 151 151 151 151 151 151 Tangibility 151 151 151 151 151 151 151 Reliability 151 151 151 151 151 151 151 Responsiveness 151 151 151 151 151 151 151 Assurance 151 151 151 151 151 151 151 Emphaty 151 151 151 151 151 151 151 Lain-lain 151 151 151 151 151 151 151

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

142

Variables Entered/Removeda

Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Assurance . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). 2 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Lain-lain . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). 3 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Emphaty . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). 4 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Reliability . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). a. Dependent Variable: Positioning Model Summarye

Adjusted Std. Error of Durbin-W Model R R Square R Square the Estimate atson 1 .597a .356 .352 1.447 2 .628b .395 .387 1.408 3 .657c .431 .419 1.370 4 .700d .489 .475 1.302 1.397 a. Predictors: (Constant), Assurance b. Predictors: (Constant), Assurance, Lain-lain c. Predictors: (Constant), Assurance, Lain-lain, Emphaty d. Predictors: (Constant), Assurance, Lain-lain, Emphaty, Reliability e. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

143

ANOVAe

Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 172.622 1 172.622 82.403 .000a Residual 312.133 149 2.095 Total 484.755 150 2 Regression 191.461 2 95.730 48.307 .000b Residual 293.294 148 1.982 Total 484.755 150 3 Regression 208.926 3 69.642 37.115 .000c Residual 275.828 147 1.876 Total 484.755 150 4 Regression 237.261 4 59.315 34.991 .000d Residual 247.494 146 1.695 Total 484.755 150 a. Predictors: (Constant), Assurance b. Predictors: (Constant), Assurance, Lain-lain c. Predictors: (Constant), Assurance, Lain-lain, Emphaty d. Predictors: (Constant), Assurance, Lain-lain, Emphaty, Reliability e. Dependent Variable: Positioning Coefficientsa

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 3.289 .395 8.317 .000 Assurance .408 .045 .597 9.078 .000 1.000 1.000 2 (Constant) 2.375 .486 4.892 .000 Assurance .304 .055 .445 5.520 .000 .629 1.591 Lain-lain .281 .091 .249 3.083 .002 .629 1.591 3 (Constant) 3.701 .642 5.765 .000 Assurance .413 .064 .604 6.414 .000 .437 2.289 Lain-lain .338 .091 .299 3.733 .000 .601 1.663 Emphaty -.276 .090 -.271 -3.051 .003 .489 2.043 4 (Constant) 2.429 .685 3.547 .001 Assurance .406 .061 .594 6.635 .000 .436 2.291 Lain-lain .283 .087 .251 3.249 .001 .587 1.703 Emphaty -.438 .095 -.431 -4.629 .000 .403 2.480 Reliability .263 .064 .313 4.088 .000 .598 1.672 a. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

144

Excluded Variablese

Collinearity Statistics Partial Minimum Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance VIF Tolerance 1 Tangibility -.241a -2.836 .005 -.227 .570 1.755 .570 Reliability .207a 2.818 .005 .226 .766 1.306 .766 Responsiveness -.174a -2.369 .019 -.191 .774 1.292 .774 Emphaty -.202a -2.231 .027 -.180 .512 1.955 .512 Lain-lain .249a 3.083 .002 .246 .629 1.591 .629 2 Tangibility -.238b -2.877 .005 -.231 .570 1.755 .423 Reliability .164b 2.215 .028 .180 .726 1.378 .574 Responsiveness -.207b -2.899 .004 -.233 .761 1.315 .560 Emphaty -.271b -3.051 .003 -.244 .489 2.043 .437 3 Tangibility -.139c -1.371 .172 -.113 .377 2.652 .324 Reliability .313c 4.088 .000 .321 .598 1.672 .403 Responsiveness -.086c -.669 .504 -.055 .236 4.237 .152 4 Tangibility -.177d -1.846 .067 -.152 .374 2.676 .293 Responsiveness -.195d -1.579 .117 -.130 .226 4.420 .151 a. Predictors in the Model: (Constant), Assurance b. Predictors in the Model: (Constant), Assurance, Lain-lain c. Predictors in the Model: (Constant), Assurance, Lain-lain, Emphaty d. Predictors in the Model: (Constant), Assurance, Lain-lain, Emphaty, Reliability e. Dependent Variable: Positioning

Collinearity Diagnosticsa

Condition Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Assurance Lain-lain Emphaty Reliability 1 1 1.955 1.000 .02 .02 2 .045 6.562 .98 .98 2 1 2.930 1.000 .01 .01 .00 2 .045 8.034 .61 .62 .00 3 .025 10.909 .38 .38 1.00 3 1 3.916 1.000 .00 .00 .00 .00 2 .046 9.239 .30 .45 .00 .00 3 .026 12.157 .06 .16 .99 .06 4 .011 18.567 .64 .39 .00 .94 4 1 4.898 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 2 .050 9.850 .15 .43 .02 .00 .04 3 .027 13.419 .01 .19 .97 .03 .02 4 .014 18.725 .80 .13 .00 .03 .57 5 .010 21.946 .05 .25 .00 .93 .37 a. Dependent Variable: Positioning Casewise Diagnosticsa

Case Number Std. Residual Positioning 40 -3.018 3 a. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

145

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 4.26 9.94 6.72 1.258 151 Std. Predicted Value -1.949 2.564 .000 1.000 151 Standard Error of .117 .499 .225 .075 151 Predicted Value Adjusted Predicted Value 4.33 10.17 6.72 1.254 151 Residual -3.93 3.48 .00 1.285 151 Std. Residual -3.018 2.669 .000 .987 151 Stud. Residual -3.117 2.698 -.004 1.005 151 Deleted Residual -4.19 3.55 -.01 1.334 151 Stud. Deleted Residual -3.215 2.758 -.004 1.016 151 Mahal. Distance .223 21.054 3.974 3.726 151 Cook's Distance .000 .129 .008 .016 151 Centered Leverage Value .001 .140 .026 .025 151 a. Dependent Variable: Positioning Charts Normal P-P Plot of Regression Stand Dependent Variable: Positioning 1.00

.75

.50

.25

0.00 Expected Cum Prob Cum Expected 0.00 .25 .50 .75 1.00

Observed Cum Prob

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

146

Scatterplot Dependent Variable: Positioning 3

2

1

0

-1

-2

-3

-4 Regression Studentized Residual Studentized Regression -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

147

Regression (RSUDP)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Positioning 6.66 1.962 91 Tangibility 8.23 1.543 91 Reliability 11.64 2.095 91 Responsiveness 8.67 2.251 91 Assurance 8.10 2.801 91 Emphaty 9.16 1.740 91 Lain-lain 5.88 1.659 91 Correlations

Responsi Positioning Tangibility Reliability veness Assurance Emphaty Lain-lain Pearson Correlation Positioning 1.000 .225 .508 .047 .536 .277 .667 Tangibility .225 1.000 .453 .614 .704 .764 .315 Reliability .508 .453 1.000 .504 .442 .568 .512 Responsiveness .047 .614 .504 1.000 .374 .786 .257 Assurance .536 .704 .442 .374 1.000 .712 .679 Emphaty .277 .764 .568 .786 .712 1.000 .550 Lain-lain .667 .315 .512 .257 .679 .550 1.000 Sig. (1-tailed) Positioning . .016 .000 .328 .000 .004 .000 Tangibility .016 . .000 .000 .000 .000 .001 Reliability .000 .000 . .000 .000 .000 .000 Responsiveness .328 .000 .000 . .000 .000 .007 Assurance .000 .000 .000 .000 . .000 .000 Emphaty .004 .000 .000 .000 .000 . .000 Lain-lain .000 .001 .000 .007 .000 .000 . N Positioning 91 91 91 91 91 91 91 Tangibility 91 91 91 91 91 91 91 Reliability 91 91 91 91 91 91 91 Responsiveness 91 91 91 91 91 91 91 Assurance 91 91 91 91 91 91 91 Emphaty 91 91 91 91 91 91 91 Lain-lain 91 91 91 91 91 91 91

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

148

Variables Entered/Removeda

Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Lain-lain . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). 2 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Reliability . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). 3 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e Responsiv nter <= . eness .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). 4 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Assurance . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). a. Dependent Variable: Positioning Model Summarye

Adjusted Std. Error of Durbin-W Model R R Square R Square the Estimate atson 1 .667a .444 .438 1.471 2 .694b .482 .470 1.428 3 .735c .540 .524 1.353 4 .750d .562 .542 1.328 1.474 a. Predictors: (Constant), Lain-lain b. Predictors: (Constant), Lain-lain, Reliability c. Predictors: (Constant), Lain-lain, Reliability, Responsiveness d. Predictors: (Constant), Lain-lain, Reliability, Responsiveness, Assurance e. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

149

ANOVAe

Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 153.929 1 153.929 71.163 .000a Residual 192.511 89 2.163 Total 346.440 90 2 Regression 166.945 2 83.472 40.924 .000b Residual 179.495 88 2.040 Total 346.440 90 3 Regression 187.085 3 62.362 34.047 .000c Residual 159.354 87 1.832 Total 346.440 90 4 Regression 194.663 4 48.666 27.575 .000d Residual 151.776 86 1.765 Total 346.440 90 a. Predictors: (Constant), Lain-lain b. Predictors: (Constant), Lain-lain, Reliability c. Predictors: (Constant), Lain-lain, Reliability, Responsiveness d. Predictors: (Constant), Lain-lain, Reliability, Responsiveness, Assurance e. Dependent Variable: Positioning Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 2.024 .571 3.548 .001 Lain-lain .788 .093 .667 8.436 .000 1.000 1.000 2 (Constant) .368 .858 .429 .669 Lain-lain .652 .106 .551 6.172 .000 .738 1.354 Reliability .211 .084 .226 2.526 .013 .738 1.354 3 (Constant) .944 .832 1.135 .260 Lain-lain .651 .100 .551 6.508 .000 .738 1.354 Reliability .343 .089 .367 3.871 .000 .589 1.697 Responsiveness .243 .073 -.279 -3.316 .001 .746 1.341 4 (Constant) 1.029 .817 1.259 .211 Lain-lain .499 .123 .422 4.062 .000 .473 2.116 Reliability .338 .087 .361 3.886 .000 .589 1.698 Responsiveness .281 .074 -.322 -3.779 .000 .702 1.424 Assurance .147 .071 .210 2.072 .041 .496 2.017 a. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

150

Excluded Variablese

Collinearity Statistics Partial Minimum Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance VIF Tolerance 1 Tangibility .016a .193 .847 .021 .901 1.110 .901 Reliability .226a 2.526 .013 .260 .738 1.354 .738 Responsiveness -.133a -1.640 .105 -.172 .934 1.071 .934 Assurance .154a 1.442 .153 .152 .539 1.857 .539 Emphaty -.128a -1.361 .177 -.144 .698 1.433 .698 2 Tangibility -.065b -.750 .455 -.080 .786 1.273 .644 Responsiveness -.279b -3.316 .001 -.335 .746 1.341 .589 Assurance .118b 1.113 .269 .118 .527 1.899 .483 Emphaty -.263b -2.718 .008 -.280 .586 1.706 .586 3 Tangibility .097c 1.017 .312 .109 .586 1.706 .556 Assurance .210c 2.072 .041 .218 .496 2.017 .473 Emphaty -.059c -.402 .688 -.043 .252 3.969 .252 4 Tangibility -.073d -.562 .576 -.061 .302 3.306 .256 Emphaty -.334d -1.966 .053 -.209 .170 5.868 .170 a. Predictors in the Model: (Constant), Lain-lain b. Predictors in the Model: (Constant), Lain-lain, Reliability c. Predictors in the Model: (Constant), Lain-lain, Reliability, Responsiveness d. Predictors in the Model: (Constant), Lain-lain, Reliability, Responsiveness, Assurance e. Dependent Variable: Positioning

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions Condition Responsi Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Lain-lain Reliability veness Assurance 1 1 1.963 1.000 .02 .02 2 .037 7.265 .98 .98 2 1 2.946 1.000 .00 .01 .00 2 .039 8.651 .24 .87 .03 3 .014 14.289 .76 .12 .96 3 1 3.906 1.000 .00 .00 .00 .00 2 .051 8.760 .01 .63 .00 .36 3 .030 11.506 .51 .23 .02 .51 4 .013 17.142 .48 .14 .98 .13 4 1 4.852 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 2 .073 8.146 .06 .07 .01 .12 .32 3 .039 11.138 .12 .17 .02 .49 .21 4 .022 14.743 .38 .60 .00 .24 .45 5 .013 19.168 .44 .15 .97 .15 .01 a. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

151

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 3.74 10.20 6.66 1.471 91 Std. Predicted Value -1.986 2.408 .000 1.000 91 Standard Error of .196 .692 .298 .092 91 Predicted Value Adjusted Predicted Value 3.80 10.79 6.68 1.482 91 Residual -3.43 2.92 .00 1.299 91 Std. Residual -2.584 2.201 .000 .978 91 Stud. Residual -2.671 2.236 -.007 1.007 91 Deleted Residual -3.67 3.02 -.02 1.379 91 Stud. Deleted Residual -2.773 2.291 -.009 1.021 91 Mahal. Distance .960 23.426 3.956 3.541 91 Cook's Distance .000 .188 .013 .025 91 Centered Leverage Value .011 .260 .044 .039 91 a. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

152

Charts Normal P-P Plot of Regression Stand Dependent Variable: Positioning 1.00

.75

.50

.25

0.00 Expected Cum Prob Cum Expected 0.00 .25 .50 .75 1.00

Observed Cum Prob Scatterplot Dependent Variable: Positioning 3

2

1

0

-1

-2

-3 Regression Studentized Residual Studentized Regression -3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

153

Regression (RSUAB)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Positioning 6.80 1.527 60 Tangibility 8.90 1.570 60 Reliability 13.05 1.917 60 Responsiveness 9.83 1.748 60 Assurance 8.87 2.296 60 Emphaty 9.83 1.748 60 Lain-lain 7.08 1.169 60 Correlations

Responsi Positioning Tangibility Reliability veness Assurance Emphaty Lain-lain Pearson Correlation Positioning 1.000 .310 .362 .387 .746 .387 .209 Tangibility .310 1.000 .542 .741 .551 .741 .430 Reliability .362 .542 1.000 .655 .521 .655 .074 Responsiveness .387 .741 .655 1.000 .662 1.000 .480 Assurance .746 .551 .521 .662 1.000 .662 .415 Emphaty .387 .741 .655 1.000 .662 1.000 .480 Lain-lain .209 .430 .074 .480 .415 .480 1.000 Sig. (1-tailed) Positioning . .008 .002 .001 .000 .001 .055 Tangibility .008 . .000 .000 .000 .000 .000 Reliability .002 .000 . .000 .000 .000 .288 Responsiveness .001 .000 .000 . .000 .000 .000 Assurance .000 .000 .000 .000 . .000 .000 Emphaty .001 .000 .000 .000 .000 . .000 Lain-lain .055 .000 .288 .000 .000 .000 . N Positioning 60 60 60 60 60 60 60 Tangibility 60 60 60 60 60 60 60 Reliability 60 60 60 60 60 60 60 Responsiveness 60 60 60 60 60 60 60 Assurance 60 60 60 60 60 60 60 Emphaty 60 60 60 60 60 60 60 Lain-lain 60 60 60 60 60 60 60 Variables Entered/Removeda

Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-e nter <= Assurance . .050, Probabilit y-of-F-to-r emove >= .100). a. Dependent Variable: Positioning Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-W Model R R Square R Square the Estimate atson 1 .746a .557 .550 1.025 1.676 a. Predictors: (Constant), Assurance b. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

154

ANOVAb

Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 76.670 1 76.670 72.984 .000a Residual 60.930 58 1.051 Total 137.600 59 a. Predictors: (Constant), Assurance b. Dependent Variable: Positioning

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 2.397 .532 4.505 .000 Assurance .497 .058 .746 8.543 .000 1.000 1.000 a. Dependent Variable: Positioning

Excluded Variablesb

Collinearity Statistics Partial Minimum Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance VIF Tolerance 1 Tangibility -.146a -1.408 .165 -.183 .696 1.436 .696 Reliability -.037a -.357 .722 -.047 .728 1.373 .728 Responsiveness -.190a -1.651 .104 -.214 .562 1.779 .562 Emphaty -.190a -1.651 .104 -.214 .562 1.779 .562 Lain-lain -.122a -1.274 .208 -.166 .828 1.208 .828 a. Predictors in the Model: (Constant), Assurance b. Dependent Variable: Positioning Collinearity Diagnosticsa

Condition Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Assurance 1 1 1.969 1.000 .02 .02 2 .031 7.916 .98 .98 a. Dependent Variable: Positioning Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 4.88 9.35 6.80 1.140 60 Std. Predicted Value -1.684 2.236 .000 1.000 60 Standard Error of .133 .326 .180 .050 60 Predicted Value Adjusted Predicted Value 4.80 9.50 6.80 1.148 60 Residual -2.87 1.64 .00 1.016 60 Std. Residual -2.803 1.604 .000 .991 60 Stud. Residual -2.843 1.644 -.001 1.010 60 Deleted Residual -2.96 1.73 .00 1.055 60 Stud. Deleted Residual -3.038 1.669 -.012 1.038 60 Mahal. Distance .003 5.000 .983 1.238 60 Cook's Distance .000 .141 .019 .034 60 Centered Leverage Value .000 .085 .017 .021 60 a. Dependent Variable: Positioning

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

155

Charts Normal P-P Plot of Regression Stand Dependent Variable: Positioning 1.00

.75

.50

.25

0.00 Expected Cum Prob Cum Expected 0.00 .25 .50 .75 1.00

Observed Cum Prob Scatterplot Dependent Variable: Positioning 2

1

0

-1

-2

-3 Regression Studentized Residual Studentized Regression -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.

156

Lampiran -4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1: Peneliti sedang melakukan wawancara dengan pasien di Rumah sakit dr. RM. Pratomo dengan latar belakang sedang menjalani perawatan

Gambar 2: Peneliti sedang melakukan wawancara dengan pasien, di RS.Agung Baganbatu

M. Junaedi : Analisis Positioning Rumah Sakit Umum Daerah DR. RM. Pratomo Bagansiapiapi, 2010.