SEJARAH DAN PERKEMBANGAN CABANG KOTA KUDUS TAHUN 1920-2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin ( S.Ud ) Pada Fakultas Agama Islam Jurusan Perbandingan Agama (Ushuluddin)

Oleh:

Herry Purnomo

NIM: H 000 090 004

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ABSTRAK

Muhammadiyah adalah salah satu gerakan pembaharuan Islam di yang dimulai pada permulaan abad ke 20. Dimana pada saat itu, adalah masa di Timur Tengah mengalami perubahan-perubahan yang dibawakan seperti para tokoh: Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaludin Al Afghani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridho. Muhammadiyah lahir pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah yang bertepatan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah yang didirikan oleh K.H. di Kota Yogyakarta. Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 1912, muhammadiyah berkembang di Yogyakarta namun paham ini sudah sampai ke plosok Jawa, hanya saja belum secara resmi berdiri memiliki cabang. Setelah Muhammadiyah mempunyai izin dari pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1921 untuk mengembangkan organisasi ini, maka pada tahun 1921 berdirilah cabang Malang dan Mblora dan disusul cabang Jakarta, Surakarta, Purwokerto, Pekalongan dan Pekajangan pada tahun 1922. Sejarah masuknya Muhammadiyah di Kudus secara umum dan masuknya Muhammadiyah Kecabang Kota Kudus secara khusus yaitu diawali dengan adanya seorang pedagang rokok, dari seorang utusan yang bernama Bapak Sumardi sebagai tangan kanan pengusaha rokok yang berdagang sampai ke Surabaya dan Malang. Berawal dari seorang pedang rokok yang di dalam dirinya tertanam oleh budaya orang Kudus Kulon yaitu dengan julukan jigang (ngaji dan dagang) maka besar kemungkinan beliau juga bersinggungan dengan Syariat Dagang Islam dan Muhammadiyah, karena dulu KH Ahmad Dahlan adalah seorang pedagang. Muhammadiyah di Kudus waktu tahun 1920 – 1960 masih menjadi sebuah cabang dari bagian Sekarisidenan Pati. Jadi bisa dikatakan Muahmmadiyah cabang Kota Kudus adalah embrio dan cikal bakal Muhammadiyah di Kudus. Karena Muhammadiyah yang waktu itu Kudus disebut sebagai cabang maka ketua pertama kali yang memimpin Muhammadiyah Kecamatan Kota adalah KH Dul Majid. Paham Muhammadiyah masuk di Kudus bersamaan dengan perdagangan yang kala itu di Kudus marak dengan perusahaan rokok yang di dagangkan sampai ke Surabaya dan Malang. Muhammadiyah berkembang di Kota Kudus melalui pendidikan dan pengajian yang dilakukan oleh ’-ulama’ Muhammadiyah di Kudus. Muhammadiyah di Kecamatan Kota ini belum tertib administrasi dan birokrasi organisasi. Data-data yang sudah tidak ada dan tidak ditemukan. Tetapi Muhammadiyah berdakwah dengan semangat perjuangan dan semangat untuk menegagkan Syariat Allah.

Kata Kunci: Muhammadiyah; Perkembangan; Kudus

PENDAHULUAN berbunyi : menegakkan dan menjujung tinggi agama Islam Latar Belakang Masalah sehingga terwujud masyarakat Islam Muhammadiyah adalah yang sebenar-benarnya. salah satu gerakan pembaharuan Dalam keberhasilannya di Islam di Indonesia yang dimulai atas tidak kalah penting dari peran pada permulaan abad ke 20. Dimana sebuah Cabang dan Ranting. Maka pada saat itu, adalah masa di Timur perjuangan semacam ini menarik Tengah mengalami perubahan- untuk dibahas dalam penelitian kali perubahan yang dibawakan seperti ini. Karena keberadaan para tokoh: Ibnu Taimiyah, Muhammadiyah di Indonesia tidak Muhammad bin Abdul Wahab, lepas dengan perkembangannya Jamaludin Al Afghani, Muhammad hingga sampai kepelosok Nusantara Abduh dan Muhammad Rasyid termasuk di Kota Kudus. Ridho.1 Dakwah Muhammadiyah Muhammadiyah lahir pada yang dipelopori oleh K.H. Ahmad tanggal 18 November 1912 Dahlan di ini terus Miladiyah yang bertepatan pada berkembang. Dalam perjalananya tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah hingga tahun 2013 saat ini yang didirikan oleh K.H. Ahmad Muhammadiyah tetap terlihat kokoh Dahlan di Kota Yogyakarta. Hal di dan semakin besar di era yang atas tidak lepas dari latar belakang global dan kebudayaan yang global. sejarah dan pengalaman keagaman Muhammadiyah tetap pendiri. memperlihatkan sayapnya sampai ke K.H. Ahmad Dahlan dalam ujung pantai utara tidak terlepas mendirikan organisasi hingga organisasi ini tumbuh di Muhammadiyah mempunyai Kota Kretek dan Kota yaitu maksud dan tujuan yang mulia Kudus. Mengingat berbagai lisensi dimana tertera dalam Anggaran yang penulis temukan berupa data Dasar Muhammadiyah Pasal satu dokumentasi dan hasil wawancara disebutkan : Muhammadiyah adalah kepada Bapak Nuurfan Sunaryo (90) Gerakan Islam dan Da’wah Amar dan Bapak Raden Asihan (97) serta Ma’ruf Nahi Munkar Berasaskan beberapa tokoh-tokoh Islam dan Bersumber pada Al- Muhammadiyah di Kudus yang Qur’an dan Hadits. Sudah jelas masih menyimpan memori-memori bahwa Muhammadiyah adalah perjuangan Muhammadiyah di gerakan Islam yang sudah pasti Kudus. Muhammadiyah ada di menjunjung dan menegakkan Islam Kudus dimulai sebelum tahun 1920. di Indonesia dengan pemikiran Hal ini tidak terlepas dengan adanya pembaharuanya dan modernisasinya Muhammadiyah di Cabang Kota yang bertujuan jelas tercantum Kudus yang menjadi pusat gerakan dalam anggaran dasarnya yang Muhammadiyah hingga sekarang. Muhammadiyah mulai 1Dr. Syamsul Hidayat dkk, Setudi melebarkan sayapnya pada tahun Kemuhammadiyahan Kajian Historis Ideologi 1920 terhitung ketika 6 tahun dari dan Organisasi, (Surakarta: LSI UMS, cet 2009), berdirinya Sekolah Dasar hlm. 25.

Muhammadiyah di Kudus pertama saja ruang gerak mereka berada di kalinya sebagai bukti sejarah di Kota. Kota Kretek dan Kota Santri adanya gerakan yang terilhami oleh Surat Tujuan Penelitian Ali-imran ayat 104. Tujuan Penelitian ini adalah Hal ini terbukti dari awal Untuk mengetahui sejarah dan berkembangnya Muhammadiyah di perkembangan Muhammadiyah di Kudus berawal dari pusat kota yakni Cabang Kota Kudus. sekarang disebut Cabang Kota, Kajian Pustaka namun menurut saksi sejarah Bapak Kajian pustaka merupakan Nurfan Sunaryo sebagai salah satu hasil penelitian yang relevan dengan Pimpinan Muhammadiyah di Kota permasalahan yang diteliti. Dalam Kudus yang masih bertemu dengan penelitian sebelumnya yang orang-orang pertama yang berhubungan dengan penelitian ini, memimpin Muhammadiyah di penulis dapatkan diantaranya Kudus, “bahwasanya adalah: Muhammadiyah lahir di Kudus Pertama, Abdul Ghofur tidak dengan nama daerah namun (2004) dalam skripsi yang berjudul “ pergerakan dari Ranting Kota yakni Sejarah dan Perkembangan di Pasuruhan Lor, dan Besito Muhammadiyah di Kabupaten sebagai bukti sejarah bahwa Batang” Fakultas Agama Islam Muhammadiyah mencetak kader- Universitas Muhammadiyah kadernya dengan lewat ranting- Surakarta. Dalam penelitian ini ranting kecil yang dulunya belum dapat di simpulkan bahwa: disebut sebagai Cabang”2. Hal ini berdirinya Muhammadiyah di juga terlihat dari letak geografis SD Batang diawali dari tiga Kecamatan Muhammadiyah dan sekolah yang sudah dahulu mendirikan Muhammadiyah umumnya di Kota cabang yaitu di Kecamatan Tersono Kudus terletak dipusat Kota Santri, pada tahun 1961, dan cabang Batang dan perkembangan Muhammadiyah pada tahun 1962 serat cabang yang seperti pusaran magnet atau Limping berdiri pada tahun 1964. gelombang magnet bahwa intinya Ketiga cabang ini membentuk ada di tengah. sebuah pimpinan daerah setelah kota Peneliti sangat tertarik untuk Batang resmi menjadi kota menggambarkan sejarah dan Kabupaten pada tahun 1966. perkembangan Muhammadiyah di Muhammadiyah di Batang mulai cabang kota, karena cabang kota ini berkembang dengan berbagai segi adalah cabang yang lahir dari perkembanganya adalah dari bidang adanya Muhammadiyah di Kudus amal usaha,kelembagaan dan yang para tokohnya adalah dari dakwah. Perkembangan ini berbagai ranting di Kudus hanya dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah: karena pembawa faham Muhammadiyah, 2 Wawancara dengan Bapak H. Noerfan keadaaan ekonomi, sumberdaya Soenaryo Pimpinan Daerah Muhammadiyah manusia dan jabatan. Kabupaten Kudus tahun 1986-1990, tanggal 13- 18 Setember 2013.

Kedua, M. Alfian Nurul yang berakar pada kebudayaan Azmi (2010) dalam sekrisi yang masyarakat setempat, disisi lain berjudul “Sejarah Perkembangan bentuk fisik juga akan merangsang Muhammadiyah dan Nahdhotul dan mempengaruhi pola kegiatan Ulama’ di Desa Plompong dan nilai-nilai budaya Kecamatan Serampog Kabupaten masyarakatnya. Perubahan pada Brebes” dalam sekripsi ini di bentuk fisik akan merubah pola jelaskan bahwa: Muhammadiyah kegiatan dan akhirnya nilai-nilai dan Nahdhotul Ulma’ mengalami budayanya, demikian pula hambatan dalam perkemanganya sebaliknya perubahan budaya akan dari kelompok-kelompok kecil yang merubah pola kegiatan masyarakat tidak sepaham dengan gerakan dan akhirnya mempengaruhi bentuk kedua organisasi masyarakat ini. fisik dari wadah kegiatan tersebut. Namun di samping itu Masyarakat Kudus Kulon khususnya Muhammadiyah berkembang pada kawasan sekitar masjid Menara melalui jalur gemilang yakni melalu merupakan masyarakat pedagang kelompok-kelompok orang yang santri yang mempunyai karakter berpendidikan dan perkotaan, lain kuat. Matapencaharian utama halnya dengan Nahdhotul Ulama’ mereka adalah sebagai pedagang yang memiliki pasar tersendiri di atau pengusaha, mereka merupakan pelosok desa yang mencerminkan pemeluk agama Islam yang relatif pelestarian budaya. puritan dengan tokoh sentral Sunan Ketiga, DR. Djoko Sunaryo, Kudus. Ikatan sosial diantara Dr Kuntowidjojo dkk (1989-1990) mereka sangat kuat dan agak dalam penelitian “Hari Jadi Kota menutup diri terhadap masyarat luar. Kudus dan Penetapanya”, dalam Karakter budaya masyarakat ini penelitian ini menjelaskan bahwa tercermin pada lingkungan pemukiman yang bercorak Islam binaannya. Baik pada skala rumah, sudah muncul di Kota Kudus pada kelompok rumah maupun abad XV M. Kesimpulan ini lingkungan. diambil dari adanya toponim Berdasarkan hasil-hasil langgar dalem dan sengkalan memet penelitian sebelumnya yang yang menunjukan angka tahun ditemukan mengenai “Sejarah dan 863H. dan Kudus muncul sebagai Perkembangan Muhammadiyah kota pada abad XVI M. Cabang Kota Kudus” belum pernah sebagaimana tersirat di dalam ada yang meneliti. Dengan tulisan mihrab masjid yang disebut demikian, penelitian yang berjudul Al-Aqsha. yang menyebutkan “ Sejarah dan Perkembangan Negari Kudus”. Muhammadiyah Cabang Kota Keempat, Agus Budi Kudus, merupakan pertama kali Sardjono, dalam makalah yang dilakukan sehingga layak diteliti berjudul “Pemukiman Masyarakat karena untuk mengetahui sejarah Kudus Kulon”, dalam makalah ini dan perkembangan Muhammadiyah menjelaskan bahwa bentuk Cabang Kota Kudus. pemukiman Kudus Kulon merupakan wujud dari pola kegiatan Metode Penelitian

Metode yang digunakan dengan penelitian lapangan dalam penelitian ini adalah dengan adalah suatu penelitian yang metode deskritif analisis dengan dilakukan intensif, terinci dan kegiatan telaah naskah, dokumen, mendalam terhadap suatu dan arsip yang kemudian organisasi lembaga atau gejala- disempurnakan dengan wawancara gejala tertentu3. dari berbagai nara sumber. Semua Tujuan peneletian kegiatan ini bertujuan untuk lapangan adalah untuk mengkonstruksi berbagai kejadian mempelajari secara intensif yang berkaitan deng kausal tentang latar belakang keadaan kondisional, kontektual, serta sekarang dan interaksi komponen-komponen yang saling lingkungan suatu unit sosial, berkaitan dalam proses sejarah jadi sumber datanya adalah Muhammadiyah di Cabang Kota tokoh-tokoh Muhammadiyah Kudus dalam kesatuan yang utuh. dan didukung oleh dokumen- Penelitian ini terpusat pada dokumen yang dimiliki oleh sudut pandang sejarah kritis analisis, Muhammadiyah Cabang Kota dengan mengungkapkan dan Kudus. menghadirkan fakta-fakta dan 2. Pendekatan menghubungkan satu sama yang Pendekatan yang lainya untuk menelaah lembaga dan digunakan dalam penelitian ini amal usaha serta dakwah yang telah adalah historis yakni, studi dilakukan oleh warga tentang peristiwa di masa Muhammadiyah di Kecamatan Kota lampau. Sejarah merupakan Kudus ini. Dengan menghadirkan peristiwa fakta di masa lampau, fakta-fakta dan kondisi sekarang bukan kisah fiksi apalagi hingga merucut sampai awal rekayasa. berdirinya, dan mengumpulkan data Pendekatan ini digunakan perjalanan sampai saat ini . serta untuk menggambarkan faktor pendukung dan penghalang kenyataan-kenyataan sejarah dan berdiri dan berkembangnya perkembangan Muhammadiyah Muhammadiyah di Kecamatan Kota Cabang Kota Kudus. Sehingga Kudus. dapat dipelajari faktor berdirinya Suatu penelitian harus dapat dan perkembangan dipertanggung jawabkan Muhammadiyah Cabang Kota kebenarannya. Ada beberapa hal Kudus. yang perlu dijelaskan berkaitan 3. Objek Penelitian dengan metode penelitian yang Objek penelitian ini digunakan dalam penelitian ini, adalah Cabang Kota Kudus yang supaya tidak menimbulkan terletak di Kecamatan Kota kerancuan metode penelitiannya, Kudus. Kecamatan Kota Kudus yaitu : adalah merupakan daerah 1. Jenis Penelitian Kecamatan Kota yang terletak Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, yang dimaksud 3 Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian ( reinika cipta: 1998), hlm 131.

antara 110o 38’ BT dan 110o 44’ Metode dokumentasi BT ( Bujur Timur ) 74’ LS dan merupakan tehnik 78’ LS (Lintang Selatan) dengan pengumpulan data yang tidak batas wilayah sebelah selatan langsung ditujukan kepada berbatasan dengan Kecamatan subjek peneliti. Dokumen Jati, sebelah utara berbatasan yang diteliti dapat berupa dengan Kecamatan Bae, sebelah berbagai macam, tidak hanya timur berbatasan dengan dokumen resmi. Dokumen Kecamatan Bae dan Kecamatan dapat berupa buku harian, Jati, sebelah barat berbatasan surat pribadi, laporan, notulen dengan Kecamatan Kaliwungu. rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial, dan Kecamatan Kota Kudus dokumen lainnya6. mempunyai luas wilayah Metode ini digunakan 1047,31 Ha, Kecamatan Kota sebagai cara untuk Kudus terbagi menjadi 25 Desa, mengumpulkan data yang Sebagian besar penduduk berupa dokumentasai tertulis Kecamatan Kota Kudus bermata maupun bukti artefak yang pencaharian sebagai buruh mengenai sejarah dan industri dan swasta.4 perkembangan 4. Metode Pengumpulan Data Muhammadiyah di a. Metode Wawancara Kecamatan Kota Kudus, serta Wawancara adalah untuk melihat gambaran pengumpulan data dengan perjalanan Muhammadiyah di cara mengajukan pertanyaan Kecamatan Kota Kudus, secara langsung oleh peningkatan dan pewawancara kepada kekuranganya dalam responden, dan jawaban berdakwah hingga tahun responden dicatat atau 2013 ini. direkam dengan alat c. Metode Observasi perekam5. Metode ini Metode observasi digunakan untuk mengetahui adalah metode yang sejarah Muhammadiyah digunakan dalam suatu masuk di Kota Kudus secara penelitian lapangan dengan umumnya dan di Kecamatan cara melihat, mengamati, dan Kota Kudus terlebih mencermati serta merekam khususnya. perilaku secara sistematis7. b. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung hasil-hasil yang telah dicapai oleh 4http://kota.kuduskab.go.id/index.php diambil pada pukul 8:50 tanggal 04-07-2013. 5 Irawan Soehartono, Metodologi 6 Ibid, hlm. 70. Penelitian Sosial, Suatu Tehnik Penelitian 7 Haris Herdiansyah, Metodologi Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu Lainnya, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, sosial,(Jakarta: Salemba Humanika, cetakan cetakan delapan, 2008), hlm. 67. ketiga, 2012), hlm 131.

Muhammadiyah Kecamatan Malang. Berawal dari seorang Kota Kudus pedang rokok yang di dalam dirinya 5. Metode Analisis Data tertanam oleh budaya orang Kudus Metode ini digunakan Kulon yaitu dengan julukan jigang untuk menganalisa suatu data (ngaji dan dagang) maka besar yang diperoleh dari penelitian kemungkinan beliau juga lapangan, metode ini bersinggungan dengan Syariat menggunakan dengan dua cara Dagang Islam dan Muhammadiyah yaitu metode deduktif dan karena dulu KH Ahmad Dahlan induktif. adalah seorang pedagang. Metode deduktif adalah Muhammadiyah yang berdiri metode dengan cara menganalisa pada tahun 1912 berkembang di data yang berasal dari kaidah- Yogyakarta namun faham tersebut kaidah umum kemudian ditarik sudah sampai ke pelosok Jawa kedalam ketetapan kaidah- termasuk didalamnya adalah Kota kaidah yang bersifat khusus. Kudus. Hanya saja faham tersebut Dalam hal ini peneliti belum diizinkan oleh pemerintah mempelajari gejala-gejala Hindia Belanda untuk menyebarkan dengan mengamati dan faham tersebut keluar Yogyakarta. menyelidiki hal-hal yang bersifat Pada tahun 1921 Muhammadiyah umum kemudian disimpulkan diberi izin oleh pemerintah Hindia kedalam hal-hal yang bersifat Belanda maka pada tahun itu juga khusus.Metode induktif adalah berdirilah Cabang Muhammadiyah metode untuk menganlisa data di Malang dan Mblora. Setelah yang berasal dari kaidah-kaidah tahun 1921 maka berdirilah cabang yang bersifat khusus kemudian Muhammadiyah di Jakarta, ditarik ke dalam ketetapan Surakarta, Purwokerto, Pekalongan, kaidah-kaidah yang bersifat dan Pekajangan pada tahun 1922. umum. Melalui metode ini Tidak lepas dari faktor di atas diharapkan dapat memperdalam faham Muhammadiyah masuk di informasi dan dapat menguji Kota Kudus dibawa oleh seorang validitas data yang ada. pedagang. Berkat dari Bapak Sumardi, Muhammadiyah masuk ke HASIL PENELITIAN Kota Kudus melalui perdagangan. A. Sejarah Muhammadiyah Didalam berdagang, Bapak Sumardi Masuk ke Kota Kudus. bukanlah sendirian melainkan Sejarah masuknya mempunyai teman berdagang dari Muhammadiyah di Kudus secara Kudus yaitu Bapak Dul Majid. umum dan masuknya Dimana dulunya namanya sama Muhammadiyah Kecabang Kota yaitu Sumardi setelah pulang dari Kudus secara khusus yaitu diawali ibadah haji beliau ganti nama yaitu dengan adanya seorang pedagang H Dul Majid karena rumahnya rokok, dari seorang utusan yang berada di sebelah kidul masjid bernama Bapak Sumardi sebagai (selatan masjid). Bapak Dul Majid tangan kanan pengusaha rokok yang dulu membawa barang dagangan berdagang sampai ke Surabaya dan sendiri yaitu rokok cap komar.

Dulu Kota Kudus sebagai kota disebut dengan rumah kembar. yang berada di Karisisdenan Pati. Setelah itu terjadilah perdebatan Muhammadiyah berkembang disana kecil yang berujung panjang antara dengan beberapa ranting yang KHR. Asnawi dengan H. Dul Majid menerima paham ini. Paham yang membahas tentang syirik, Muhammadiyah yang berkembang khurofat, bid’ah dan takhayul, juga dikalangan orang-orang pedagang memperdebatkan permasalahan rokok juga berkembang melalui tali ibadah-ibadah. ikatan keluarga misalnya pernikahan Setelah terjadinya perdebatan dan dakwah melalui keluarga tersebut muncullah para tokoh baru terlebih dahulu. Bentuk yang kebanyakan adalah seorang menyebarnya paham ini terlebih pemuda yang berhati tulus untuk dahulu berkembang di daerah mengadakan gerakan perubahan sekitar menara atau dahulu sering dalam segala aspek, pendidikan, disebut dengan Kudus Kulon. Itu budaya, sosial, diantara para tokoh bisa dilihat sampai sekarang struktur pemuda tersebut adalah H Abdul letak dan penyebaran pendidikan Qodir, H M. Mashadi, Mener hampir sebagian besar berada di Kalian, dan Mener Sajid. Padasaat Kudus Kulon. Karena pada tahun itu Bapak. H, Abdul Qodir adalah berkembanganya Muhammadiyah seorang pengusaha rokok yang yaitu antara tahun 1912 sampai 1930 hampir mengalami gulung tikar lalu Kudus sebagai Kota kecil yang ia mewakafkan tanahnya untuk warganya ada disekitar Menara dibangun sebuah sekolah , dan Kudus dengan ciri khas bangunan akhirnya berdirilah sekolah yang tinggi dan sangat dekat satu Muhammadiyah. dengan yang lainya. Muhammadiyah berdiri di Kudus Perkembangan Muhammadiyah awalanya adalah sebagai Cabang diawali dengan tumbuhnya ranting- Kudus yang bisa dipastikan sama ranting yang sekarang sudah berdirinya Muhammadiyah di menjadi cabang tersendiri yakni Cabang Blora pada tahun 1921 ranting Gebog, Jati, Kota, dan secara resmi di akui oleh Pasuruhan yang letaknya juga tidak pemerintahan Belanda pada saat itu. jauh dengan Kudus Kulon. Namun paham ini lebih dahulu kemudian Kudus menjadi salah satu berkembang ke masyarakat melalui Cabang Muhammadiyah dari perdagangan dan pengajian. Ekskarisidenan Pati. Dari Akhirnya paham ini perkumpulan ranting-ranting itu mengispirasikan untuk mendirikan Muhammadiyah yang dipunggawai SD Muhammadiyah pada tahun oleh H. Dul Majid, H Syafi’I, H 1920 yang bertujuan untuk Nawai, dan H Jahid mulai mengantisipasi adanya misionaris berkembang dengan adanya belanda yang pada saat itu sudah pengajian pengajian yang di adakan memiliki sekolah HIS Maden dirumah Bapak Umar Said salah Biebel, kemudian Muhammadiyah satu menantu dari raja kretek M. mendirikan sekolah HIS Niti Sumito yang rumahnya di Moehamadien Maden Qur’an. sebelah barat sungai yang sering

Tantangan Muhammadiyah pasca dan kemudian di susul berdirinya di Kudus adalah dengan MI Muhammadiyah terjadinya serangan dari kalangan dua tahun 1961. umat muslim sendiri dari orang- Muhammadiyah pada saat orang yang tidak menyukai dengan ini tidak di temukan paham Muhammadiyah.berupa dokumen-dokum tertulis di olok-olokan dan berbagai hinaan karenakan Muhammadiyah yang dilakukan oleh kalangan di Cabang Kota pada saat itu muslim sendiri hingga mangkafirkan selalu berpindah-pindah orang yang paham dengan tempat belum mempunyai Muhammadiyah, setelah berdirinya skretariatan yang tetap Hisbul Wathon, maka tudingan lebih sehingga dokumen-dokumen tajam lagi dengan sebutan Wahabi. tertulis tidak bisa ditemukan Tantangan Muhammadiyah terhadap begitupula dokumen- orang-orang penjajah adalah dokumen yang berada tekanan adanya misionaris, dan didaerah. berhubungan denagan tentara Ranting-ranting tertua belanda jika mengadakan yang ada adalah ranting perkumpulan yang mencurigakan. Pasuruhan yang sekarang B. Perkembangan menjadi salah satu ranting di Muhammadiyah Cabang Kota cabang Jati, ranting Gebog 1. Fase Awal Antara Tahun yang sekarang menjadi salah 1920 Sampai Dengan satu cabang di Kabupaten Tahun 1980 Kudus, selebihnya adalah Muhammadiyah di ranting di kota yaitu Cabang Kota Kudus masih Demaan, Kauman dan dalam satu kesatuan jadi Demangan yang letaknya Kudus setatunya adalah tidak jauh dengan sekitar Cabang dan pada saat ini menara. Ranting Pasuruhan Muhammadiyah belum beitu berdirinya bersamaan banyak hanya ada di dengan cabang kota pada masyarakat perkotaan saja. waktu itu memiliki basis Pada tahun ini model yang besar. Muhammadiyah dakwah yang berkembang berkembang di sana sangat adalah pengajian, lalu pada cepat sekali, melalui dakwah fase ini juga Muhammadiyah pengajian dan pendidikan. sudah memiliki amal usaha Ranting Gebog begitu pendidikan dari dari juga berdiri bersamaan tinggakat SD dan SMP. dengan adanya cabang di Diantaranya adalah SD Kudus yang kebanyakan Muhammadiyah yang berdiri adalah dibawa oleh para tahun 1920 dan SMP pedagang dan petani, di Muhammadiyah satu Kudus Gebog perkembangan yang berdiri tahun 1946. Dan ranting ini juga sangat bagus. di susul MI muhammadiyah Dari hasil pengkaderan yang satu yang berdiri tahun 1950 dilakukan oleh para

pendahulunya. Maka masa ini Kudus sudah Muhammadiyah berkembang menjadi Pimpinan Daerah di ranting Gebog walaupun dan Muhammadiyah desa ini jauh dari perkotaan, Kecamatan Kota sudah namun akses desa ini lebih memecah menjadi salah satu mudah ke kota karena jalan Cabang di Kudus, yang utama yang lurus dari arah selanjutnya ada Cabang kota ke desa ini sehingga Gebog, Cabang Jati, setelah pergerakan dakwah itu Muhammaadiyah di Muhammadiyah lebih Kudus sudah mulai tertata mudah. dengan mekanisme dan Ranting Demangan, prosedur yang telah Kauman dan Demaan adalah ditentukan oleh pusat, ranting yang ada di pusat kemudia perkembangan di kota yang sampai sekarang bidang lembaga setatusnya masih menjadi Muhammadiyah di Cabang ranting Kecamatan Kota, di Kota pada tahun ini sudah ranting ini pengajian- memiliki dua puluh delapan pengajian sudah rutin di ranting tapi ada dua yang adakan sehingga ranting ini belum mendirikan ranting menjadi ranting yang maju yaitu panjunan dan dibanding dengan ranting- glantengan, ada juga ranting ranting yang lain dibidang yang sudah berdiri namun pengajian yang sudah tidak aktif yaitu kajeksan teratur. dan demangan, hal ini di 2. Fase Kedua Pada Tahun sebabkan karena tidak 1980 Sampai Dengan adanya pengkaderan dari Tahun 2005 ranting-ranting tersebut Tahun ini sebenarnya sehingga setelah wafatnya tahun ini adalah melanjutkan tokoh-tokoh tua, tidak ada perjuangan yang sudah yang meneruskanhanya ada ditanamkan di Kudus yaitu berberapa partisipan melanjutkan pondasi Muhammadiyah namun ia perjuangan Muhammadiyah tidak aktif. yang sudah dibangun di Perkembangan di bidang Cabang Kota. Perkembangan tablig atau dakwah, selama yang dapat dilihat dari tahun tahun 1980-2005 ini adalah perluasan wilayah mengadakan pengajian dan bertambahnya disetiap ranting ada Muhammadiyah di setiap mengaktifkan kembali Desa. ranting-ranting yang sudah Perkembangan fase kedua tidak aktif melalui ini adalah masa-masa pengajian-pengajian, meneruskan perjungan yang Mendirikan sholat jamaah di telah di rintis oleh tokoh- ranting dalam artian tokoh terdahulunya. Setelah menghimbau kepada semua

warga Muhammadiyah dilihat sekolah-sekolah untuk selalu berjamaah di Muhammadiyah yang berada musola-musola atau masjid- di Kudus sangat diminati masjid yang berada di oleh warga dan menjadi ranting, Mengadakan sekolah yang unggulan di pengajian angkatan muda Kudus. Muhammadiyah dan Perkembangan di bidang pengajian Anak-anak. Tabligh yaitu pengajian rutin 3. Fase ke tiga tahun 2005 yang di adakan setiap hari sampai dengan tahun 2013 jum’at kedu di Masjid Pada fase ini Mujahidin dan jumat ke Muhammadiyah sudah empat keliling ke ranting- mapan dalam segala hal. ranting. Murm uhammadiyah yang Perkembangan dibidang mencapai 100 tahun atau lembaga hampir bisa satu abad memberikan dipastikan semua desa sudah isyarat kepada kita bahwa masuk menjadi ranting keteguhan dan Muhammadiyah hanya saja 2 kesungguhanorang-orang desa yang belum memiliki yang berjuang di dalamnya. ranting yaitu desa Begitu juga Muhammadiyah Gelantengan dan Panjunan. yang berada di cabang kota ini mengalami pertumbuhan C. Kritik dan Saran pada Fase dalam ketertiban organisasi ini: memulai untuk Muhammadiyah padawaktu mengumpulkan data dan setengah dari fase ini masih sadar akan pentingnya data- dibidang pendidikan kurang data dokumen yang dimiliki mensejahterakan anggota dan oleh Muhammadiyah cabang karyawan dimana kebanyakan para kota. Masa kepemimpinan guru dan tokoh-tokoh sukarelawan yang di pimpin Bapak Imam yang mengajar dan memimpin ini mengalami beberapa Muhammadiyah. Tapi setelah kemajuan di antaranya setengah periode keatas waktu masa adalah: kepemimpinan Bapak Husain, BA Perkembangan di bidang yang kedua pemberlakuan terhadap pendidikan yaitu berdirinya guru yang purna mengajar di SD Muhammadiyah Birul berikan santunan yang bisa untuk Walidain yang ada di desa menjadi modal usaha. Melati Norowito gang 10. Muhammadiyah pada fase Perkembangan setengah ini banyak yang tidak mau Muhammadiyah di Kudus menjadi pimpinan karena tidak ada dalam bidang pedidikan bayaran. Setelah tahun 2000 tidak begitu menambahkan Muhammadiyah dicabang kota kuantitas sekolah melainkan mulai ada santunan untuk guru dan mengedepankan kualitas pimpinan mulai berbodong-bondang sekolas tersebut, hal ini bisa

untuk berlomba menjadi pimpinan dan kepala sekolah. http://kota.kuduskab.go.id/index.php 04- Kurangnya penertiban 07-2013 8:50 dokumentasi penting sehingga Muhammadiyah di Cabang Kota http://lpcr.muhammadiyah.or.id/artikel- dan di Kudus umumnya tidak peran-ptm-dalam- mempunyai data dokumen yang pemberdayaan-cabang-dan- telah lalu. ranting-muhammadiyah- detail-298.html 07:25 03-07- DAFTAR PUSTAKA 2013

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j Penelitian. Jakarta: Reinika Cipta &q=&esrc=s&source=web&c d=14&cad=rja&ved=0CDcQF Azmi, M. Alfian Nurul. 2010. Sejarah jADOAo&url=http%3A%2F Perkembangan %2Feprints.undip.ac.id%2F17 Muhammadiyah dan Nahdatul 47%2F1%2FPERMUKIMAN Ulama (Nu) di Desa _MASYARAKAT_KUDUS_ Plompong Kecamatan KULON.pdf&ei=-wjMUqD Sirampog Kabupaten Mrebes. 9:53 7.01.14 Surakarta: UMS (tidak diterbitkan) Karim, M. Rusli. 1985. Dinamika Islam di Indonesia Sebuah Tinjauan Dewan penulis. 2009. Studi Sosial dan Politik. Jogjakarta : Kemuhammadiyahan Kajian PT. Hinindita. Historis Ideologi dan Organisasi. Surakarta: LSI 1Laporan Hasil Musyawarah Kerja UMS. Cabang Muhammadiyah Kota Kudus, Tahun 1991 – Ghofur, Abdul. 2004. Sejarah dan 1996/tahun pertama. Tanggal Perkembangan 1 Nopember 1992 di Gedung Muhammadiyah Daerah Baitunnadir Kudus. Kabupaten Batang. Surakarta: UMS (tidak diterbitkan) Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2013. Herdiansyah Haris. 2012. Metodologi Muhammadiyah 100 Tahun Penelitian Kualitatif untuk Menyinari Negeri. Yogyakarta ilmu-ilmu sosial, Jakarta: Salemba Humanika. Mutohhari, Murthoda.1992. Pemikiran Sejarah dan Filsafat. Bandung: Mizan. Hidayat, Syamsul, dkk. 2009. Studi Kemuhammadiyahan Kajian Ratna, Nyoman Kutha. Metodologi Historis Ideologis dan Penelitian, Kajian Budaya dan Organisatoris. Lpid Ilmu Sosial Humaniora pada Universitas Muhammadiyah Umumnya. Yogyakarta: Surakarta. Pustaka Pelajar.

Soehartono, Irawan. 2008. Metodologi Penelitian Sosial, Suatu Tehnik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sumarno. 2000. Muhammadiyah Sebagai Oposisi, Studi Tentang Perubahab Perilaku Politik Muhammadiyah periode 1995-1998. Yogjakarta: UUI press.

Suryo, Djoko, dkk. 1990. Hari Jadi Kudus. Kudus (tidak diterbitkan).