JURNAL INOVASI JURNAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI

Alamat Redaksi : Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu Jl. Pembangunan No. 15 Padang Harapan – Bengkulu Telp/Fax : 0736 21255 Website : www.bappeda.bengkuluprov.go.id e-mail : [email protected]

Bengkulu JURNAL Halaman Vol. 5 No. 2 SEPTEMBER ISSN : 2459 – 9972 INOVASI 105 – 202 2019

Volume 5 Nomor 2, September 2019 ISSN : 2459 – 9972

JURNAL INOVASI JURNAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

Jurnal Inovasi memuat pemikiran ilmiah, hasil-hasil kelitbangan daerah, tinjauan atau telaah bidang pemerintahan, pembangunan, ekonomi, teknologi, inovasi, hukum, sosial budaya dan kebijakan daerah, yang terbit dua kali setahun

SUSUNAN REDAKSI

Pelindung : Gubernur Bengkulu Penanggung Jawab : Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu

Redaktur : Kabid Penelitian dan Pengembangan Kasubbid Inovasi dan Teknologi Kasubbag Keuangan Ari Winarti, S.E

Penyunting/Editor : Dr. Gushevinalti, S.Sos., M.Si (Ilmu Sosial, UNIB) Relinda Puspita, S.Pi., M.A., M.T (Bahasa Inggris, PemProv Bengkulu) Vera Isabella, S.E., M.Si (Ekonomi, PemProv Bengkulu)

Desain Grafis : Harwindah, S.Si

Sekretariat : Nurdin Gultom, S.E Ronggigaga Sianipar, S.E

Alamat Redaksi : Penerbit : Badan Perencanaan, Penelitian dan Perum Percetakan Negara RI Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu Cabang Bengkulu Jl. Pembangunan No. 15 Padang Harapan – Jl. Mahakam No. 7 Lingkar Barat - Bengkulu Telp/Fax : 0736-21255 Kota Bengkulu Website : www.bappeda.bengkuluprov.go.id e-mail : [email protected] Email : [email protected]

i

Volume 5 Nomor 2, September 2019 ISSN : 2459 – 9972

JURNAL INOVASI JURNAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

SALAM REDAKSI

Alhamdulillah Syukur Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga redaksi dapat menerbitkan Jurnal Inovasi Edisi September 2019 ini. Terbitnya Jurnal INOVASI ini merupakan sebuah upaya Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) pada Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu dan Dewan Redaksi Jurnal INOVASI untuk bersama-sama meningkatkan peran dan eksistensi kelembagaan litbang di daerah, serta pemberdayaan SDM fungsional, khususnya peneliti pada kegiatan kepenulisan ilmiah.

Pada Edisi September 2019 ini, redaksi menyajikan 7 (Tujuh) tulisan yang merupakan kiriman dari Pejabat Fungsional di lingkup Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu, serta Instansi lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu dan institusi perguruan tinggi. Ketujuh tulisan tersebut membahas tentang : Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Klasifikasi Daerah Dan Ketimpangan Pembangunan Pada Kabupaten Pemekaran Di Provinsi Bengkulu; Analisis Hukum Pidana Terhadap Putusan Pengadilan Dalam Menangani Tindak Pidana Korupsi Melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT) Pada Kasus Pidana Ridwan Mukti; Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)“Luhur Sepakat” Dan Pendapatan Asli Desa Sido Luhur Sebagai Wadah Kemajuan Desa Sido Luhur; Eksistensi Hukum Korban Tindak Pidana Dalam Sistem Peradilan Pidana Di ; Karakteristik BUMDes Tuah Sepakat Dan Bumdes Harapan Jaya, Serta Dampak Ekonominya Bagi Masyarakat; Potensi Wisata Di Kota Bengkulu; dan Strategi Penguatan Sistem Otonomi Daerah.

Jurnal INOVASI menjadi media ilmiah berkala yang diharapkan dapat mendorong produktivitas para peneliti/ calon peneliti serta SDM Fungsional lainnya di berbagai bidang dan disiplin ilmu, khususnya peneliti yang berkiprah di pemerintahan. Akhir kata, segenap redaksi Jurnal Inovasi mengucapkan selamat membaca, semoga bermanfaat.

Salam Redaksi

ii

Volume 5 Nomor 2, September 2019 ISSN: 2459 *9972 ruRNAr TNOVAST JUR,NAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menghadirkan Jurnal limiah (|urnal InovasiJ edisi kedua pada tahun 201"9 ini kehadapan pembaca sekalian. Penerbitan Jurnal inovasi ini dilatarbelakangi oleh kondisi bahwa SDM fungsional, khususnya fungsional peneliti yang memerlukan wadah dalam menuiis dan mempublikasikan karya tulis/ karya ilmiah. Oleh karena itu, penerbitan jurnal ini sebagai salah satu langkah dalam upaya memfasilitasi fungsional peneliti untuk meningkatkan kompetensi menulisnya, serta mempublikasikannya ke khalayak umum.

Dengan adanya lurnal Inovasi ini pula, diharapkan hasil-hasil kajian/ penelitian dari Badan Perencanaan, Fenelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu, serta tulisan-tulisan ilmiah dari para SDM Fungsional dilingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu serta unsur perguruan tinggi ini dapat dibaca, serta diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak" Kemudian, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan jurnal ini, kami ucapkan terima kasih.

Akhirnya, semoga dapat terus rnemberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, riset dan langkah inovasi bagi pembangunan di Frovinsi Bengkulu. Selamat membaca!!l

Penelitian dan Provinsi Bengkulu

rk. r (rvlb) NIP.19660620 198703 1 009

lIl Volume 5 Nomor 2, September 2019 ISSN : 2459 – 9972

JURNAL INOVASI JURNAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

DAFTAR ISI ...... i SUSUNAN REDAKSI ...... i SALAM REDAKSI ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... iv

Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Klasifikasi Daerah Dan Ketimpangan 105 – 123 Pembangunan Pada Kabupaten Pemekaran Di Provinsi Bengkulu Harry Anggara Putra

Analisis Hukum Pidana Terhadap Putusan Pengadilan Dalam 124 – 138 Menangani Tindak Pidana Korupsi Melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT) Pada Kasus Pidana Ridwan Mukti Yusran Konazomi

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)“Luhur Sepakat” Dan 139 – 148 Pendapatan Asli Desa Sido Luhur Sebagai Wadah Kemajuan Desa Sido Luhur Surjadi

Eksistensi Hukum Korban Tindak Pidana Dalam Sistem Peradilan 149 – 159 Pidana Di Indonesia Serly Lika Sari

Karakteristik BUMDes Tuah Sepakat Dan BUMDes Harapan Jaya, Serta 160 – 172 Dampak Ekonominya Bagi Masyarakat Harwindah

Potensi Wisata Di Kota Bengkulu 173 – 187 Ferdy Rosbarnawan

Strategi Penguatan Sistem Otonomi Daerah 188 – 202 Sitti Aminah LAMPIRAN

iv

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KLASIFIKASI DAERAH DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN PADA KABUPATEN PEMEKARAN DI PROVINSI BENGKULU

ECONOMIC GROWTH ANALYSIS, REGIONAL CLASSIFICATION AND DEVELOPMENT INEQUALITY IN EXPANDED DISTRICTS IN BENGKULU PROVINCE

Harry Anggara Putra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bengkulu Jalan WR Supratman, Kandang Limun–Kota Bengkulu email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis : (1) tingkat pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Pemekaran di Provinsi Bengkulu; (2) klasifikasi daerah pada Kabupaten Pemekaran di Provinsi Bengkulu; (3) ketimpangan pembangunan daerah pada Kabupaten Pemekaran di Provinsi Bengkulu, dan (4) untuk membandingkan antar Kabupaten Pemekaran di Provinsi Bengkulu dilihat dari aspek pertumbuhan ekonomi, klasifikasi daerah dan ketimpangan pembangunan daerah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-induktif, data yang digunakan adalah data sekunder berupa Data PDRB, dokumen dari instansi terkait lainnya, internet serta literatur lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pertumbuhan ekonomi, analisis tipologi klassen dan analisis indeks entropi theil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan ekonomi untuk masing-masing kabupaten dari tahun 2012–2016 secara rata-rata berada pada angka 5,09%–5,97%. Klasifikasi daerah untuk masing-masing kabupaten dari mengalami pergeseran, dimana pada awal periode penelitian semua kabupaten berada pada kuadran III (daerah yang berkembang cepat), dan pada akhir periode penelitian 5 (lima) kabupaten yang bergeser ke kuadran II (daerah yang maju tapi tertekan), hanya Kabupaten Kaur yang berada pada kuadran I (daerah yang maju dan cepat tumbuh). Perbandingan perekonomian antara keenam kabupaten pemekaran dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya, Kabupaten Mukomuko merupakan daerah dengan rata-rata pertumbuhan tertingi. Sementara berdasarkan tipologi klassen, Kabupaten Kaur merupakan kabupaten dengan klasifikasi daerah terbaik yaitu daerah yang maju dan cepat tumbuh, dimana pendapatan tinggi dan pertumbuhan tinggi. Kemudian jika melihat angka indeks entropi theil, maka Kabupaten Lebong merupakan daerah dengan tingkat ketimpangan pembangunan paling rendah, dan Kabupaten Bengkulu Tengah dengan tingkat ketimpangan pembangunan paling tinggi.

Kata Kunci : Pertumbuhan ekonomi, klasifikasi daerah, ketimpangan pembangunan, daerah pemekaran

105

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

ABSTRACT

The objectives of this study were to analyze : (1) economic growth rate in expanded Districts in Bengkulu Province, (2) regional classification in expanded Districts in Bengkulu Province, (3) Inequality of regional development in expanded districts in Bengkulu Province, and (4) to compare between the expanded Districts in Bengkulu Province viewed from the aspect of economic growth, regional classification and regional development imbalance. This type of research is descriptive qualitative- inductive, the data used are secondary data in the form of Regional GPD data, documents from other related institutions, internet and other literatures . The analytical method used is economic growth analysis, klassen typology analysis and index analysis of entropy theil.Results of research indicate that economic growth for each district from year 2012-2016 on average is at 5.09% -5.97%. The classification of regions for each district from pergese ran, where at the beginning of the study period all districts were in quadrant III (fast growing region), and at the end of 5 (five) districts shifting to quadrant II (advanced but depressed) regions, only Kaur District was in quadrant I (a developed and fast growing region). The economic comparison between the six divisions is seen from the side of economic growth, is the region with the highest growth average. While based on the klassen typology, Kabupaten Kaur is the district with the best regional classification that is the developed region and fast growing, whereas high income and high growth. Then if looked at theil entropy index number, then is the region with the lowest level of development inequality, and with the highest level of development inequality.

Keywords : Economic growth, regional classification, development inequality, regional expansion

PENDAHULUAN perencanaan, pengambilan keputusan, Latar Belakang dan pelaksanaan pembangunan daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor dalam batas kewenangan yang diberikan 23 Tahun 2014, yang kemudian direvisi (Kuncoro, 2004). menjadi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua Pemerintah melalui Undang-Undang atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Perencanaan Pembangunan Nasional, maka perwujudan pelaksanaan otonomi menyebutkan bahwa perencanaan daerah adalah memberikan kewenangan pembangunan nasional maupun regional yang lebih luas kepada pemerintah merupakan kegiatan yang berlangsung daerah dalam mengatur dan mengurus terus menerus dan berkesinambungan kepentingan masyarakat dan daerahnya. mengikuti pola tertentu berdasarkan Otonomi daerah membuka jalan bagi hasil telaah yang cermat terhadap situasi pemerintah daerah untuk lebih mandiri dan kondisi yang ada. Pembangunan dan memberikan keleluasaan yang bersifat menyeluruh dan tuntas (discretionary power) dalam melakukan perlu dilakukan, sehingga sasaran

106

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

pembangunan yang optimal dapat ekonomi dan ketimpangan tercapai. pembangunan di masing-masing daerah.

Pembangunan daerah bertujuan untuk Pada tahun 2003 dan tahun 2008, meningkatkan taraf hidup dan Provinsi Bengkulu mengalami kesejahteraan rakyat didaerah, melalui pemekaran kabupaten, dimana pembangunan ekonomi yang tinggi dan Kabupaten Rejang Lebong mengalami berkelanjutan, baik antar sektor maupun pemekaran menjadi 3 Kabupaten, yaitu antar pembangunan sektoral dengan Kabupaten Rejang Lebong sebagai perencanaan pembangunan oleh daerah kabupaten induk dan kabupaten yang efisien dan efektif menuju pemekarannya disahkan melalui kemandirian daerah dan kemajuan yang Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 merata (Tambunan, 2001). Namun pada adalah Kabupaten Lebong dan kenyataanya, selama ini pembangunan Kabupaten Kepahiang. Kabupaten hanya ditujukan untuk pencapaian Bengkulu Utara mengalami pemekaran tingkat pertumbuhan ekonomi, bukan menjadi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten peningkatan taraf hidup masyarakatnya. Bengkulu Utara sebagai Kabupaten Artinya, tingkat pertumbuhan yang induk dan Kabupaten pemekarannya tinggi tidak diimbangi dengan tingkat disahkan melalui Undang-Undang pemerataan distribusi hasil Nomor 03 Tahun 2003 adalah pembangunannya. Jadi, pembangunan Kabupaten Mukomuko dan Undang- ekonomi dikatakan berhasil apabila Undang Nomor 24 Tahun 2008 adalah suatu daerah/wilayah dapat Kabupaten Bengkulu Tengah. meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kemudian, Kabupaten Bengkulu dan meningkatkan taraf hidup Selatan mengalami pemekaran menjadi masyarakat secara merata. 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai kabupaten Kemampuan setiap daerah untuk induk dan kabupaten pemekarannya membangun daerahnya masing-masing disahkan melalui Undang-Undang berbeda, karena dipengarui oleh adanya Nomor 03 Tahun 2003 adalah perbedaan potensi sumber daya yang Kabupaten Kaur dan Kabupaten dimiliki, seperti sumber daya manusia, Seluma. Pemekaran ini menjadikan sumber daya alam, sumber daya buatan, Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu serta sumber daya sosial. Dalam proses menjadi 9 Kabupaten/Kota. pembangunan, ada daerah yang melimpah sumber daya alam tetapi Kabupaten pemekaran di wilayah kurang dalam sumber daya manusia. Provinsi Bengkulu saat ini adalah 6 Namun ada daerah yang sebaliknya. (enam) kabupaten, yang masing-masing Keadaan ini selanjutnya menyebabkan merupakan daerah yang memiliki perbedaan dalam perkembangan karakteristik dan potensi daerah yang pembangunan yang mengakibatkan berbeda. Pemekaran daerah memberi perbedaan tingkat pertumbuhan ruang dan wewenang yang lebih luas 107

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

bagi pemerintah daerah dalam menimbulkan konflik sosial antar memajukan daerah dan masyarakat dan antar daerah. mensejahterakan masyarakatnya. Perbedaan tingkat pembangunan akan Otonomi daerah mengharuskan mengakibatkan terjadinya perbedaan pemerintah daerah untuk lebih kreatif tingkat pendapatan per kapita dan menggali dan mengembangkan potensi pertumbuhan ekonomi di daerah ekonomi secara mandiri, sehingga Kabupaten dalam wilayah Provinsi ketimpangan antara lapangan usaha Bengkulu. Perbedaan tingkat ekonomi, ketimpangan distribusi pendapatan per kapita dan pertumbuhan pendapatan antar masyarakat dapat ekonomi akan membawa dampak diminimalisir. Adanya potensi ekonomi perbedaan tingkat kesejahteraan antar disuatu daerah tidak akan mempunyai daerah yang pada akhirnya akan arti bagi pembangunan ekonomi daerah menyebabkan ketimpangan antar daerah tersebut bila tidak ada upaya untuk di Provinsi Bengkulu. memanfaatkan dan mengembangkan potensi daerah tersebut secara optimal. Perbedaan tingkat pembangunan antar Keberhasilan pembangunan ekonomi daerah dapat juga dilihat dari perbedaan suatu daerah diantaranya dapat dilihat peranan sektor ekonomi pembentuk dari pertumbuhan ekonomi, struktur PDRB. Secara hipotesis dapat ekonomi dan kecilnya ketimpangan dirumuskan bahwa semakin besar peran ekonomi antar kabupaten/kota. dari sektor-sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi terhadap Rumusan Masalah pembentukan atau pertumbuhan PDRB 1) Bagaimana tingkat pertumbuhan di suatu wilayah, maka akan semakin ekonomi pada Kabupaten Pemekaran di tinggi pertumbuhan PDRB di wilayah Provinsi Bengkulu?; 2) Bagaimana tersebut (Tambunan, 2001). klasifikasi daerah pada Kabupaten Pemekaran di Provinsi Bengkulu?; 3) Ketimpangan ekonomi regional dalam Bagaimana ketimpangan pembangunan suatu perekonomian merupakan daerah pada Kabupaten Pemekaran di fenomena yang hampir terjadi diseluruh Provinsi Bengkulu?; dan 4) Bagaimana negara. Persoalan ketimpangan ini perbandingan antar Kabupaten masih merupakan masalah yang Pemekaran di Provinsi Bengkulu menarik untuk diteliti, mengingat dilihat dari aspek pertumbuhan karakteristik setiap daerah berbeda. ekonomi, klasifikasi daerah dan Ketimpangan antar daerah di Provinsi ketimpangan pembangunan daerah? Bengkulu dapat dilihat melalui disparitas antar wilayah yang diukur Tujuan Penelitian melalui Index Entropy Theil. Disparitas 1. Untuk menganalisis tingkat ekonomi tersebut apabila tidak pertumbuhan ekonomi pada mendapatkan prioritas dalam Kabupaten Pemekaran di Provinsi penanganannya dikhawatirkan akan Bengkulu. 108

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

2. Untuk menganalisis klasifikasi untuk menghasilkan output, maka daerah pada Kabupaten Pemekaran proses ini pada akhirnya akan di Provinsi Bengkulu. menghasilkan balas jasa terhadap faktor 3. Untuk menganalisis ketimpangan produksi yang dimiliki oleh masyarakat. pembangunan daerah pada Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Pemekaran di Provinsi diharapkan pendapatan masyarakat Bengkulu. sebagai pemilik faktor produksi akan 4. Untuk membandingkan antar meningkat (BPS, 2017). Kabupaten Pemekaran di Provinsi Bengkulu dilihat dari aspek Otonomi Daerah pertumbuhan ekonomi, klasifikasi Menurut Undang-Undang Nomor 23 daerah dan ketimpangan tahun 2014, yang kemudian direvisi pembangunan daerah. menjadi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua KAJIAN PUSTAKA atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun Pembangunan Ekonomi 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pembangunan ekonomi diartikan tentang Pemerintah Daerah, disebutkan sebagai suatu proses yang menyebabkan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, pendapatan per kapita penduduk suatu wewenang, dan kewajiban daerah masyarakat meningkat dalam jangka otonom untuk mengatur dan mengurus panjang. Dari definisi ini mengandung sendiri urusan pemerintahan dan tiga unsur, yaitu pembangunan sebagai kepentingan masyarakat setempat sesuai suatu proses yang berarti bahwa dengan peratuaran perundang- perubahan yang terus menerus dan undangannya. Selanjutnya yang memiliki unsur kekuatan untuk dimaksud dengan daerah otonom adalah investasi baru, usaha meningkatkan kesatuan masyarakat hukum yang penadapatan per kapita, serta kenaikan mempunyai batas-batas wilayah yang pendapatan per kaipta harus berwewenag mengatur dan mengurus berlangsung dalam jangka panjang urusan pemerintahan dan kepentingan (Suryana, 2000). masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Pertumbuhan Ekonomi Kesatuan Republik Indonesia. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting Produk Domestik Regional Bruto dalam analasis pembangunan ekonomi (PDRB) dan PDRB per kapita suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi PDRB menggambarkan kemampuan menunjukkan sejauh mana aktivitas suatu wilayah untuk menciptakan perekonomian menghasilkan tambahan output (nilai tambah) pada suatu waktu pendapatan masyarakat pada suatu tertentu. Untuk menyusun PDRB periode tertentu. Pada dasarnya, digunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu aktivitas perekonomian adalah suatu lapangan usaha dan pengeluaran. PDRB proses penggunaan faktor produksi dari sisi lapangan usaha merupakan 109

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

penjumlahan seluruh komponen nilai tujuan mendapatkan status yang lebih tambah bruto yang mampu diciptakan tinggi dan meningkatkan pembangunan oleh sektor-sektor ekonomi atas daerah otonom yang baru. Pembentukan berbagai aktivitas produksinya. daerah dapat berupa penggabungan Sedangkan dari sisi pengeluaran beberapa daeraah atau bagian daerah menjelaskan tentang penggunaan dari yang bersandingan, atau pemekaran dari nilai tambah tersebut. Rata-rata satu daerah menjadi dua atau lebih pendapatan yang diterima oleh setiap daerah otonom. penduduk disuatu region pada periode waktu tertentu dicerminkan oleh Tipologi Klassen pendapatan per kapita, yaitu pendapatan Untuk mengetahui gambaran tentang regional dibagi jumlah penduduk. pola dan struktur pertumbuhan ekonomi PDRB per kapita adalah nilai PDRB daerah dapat digunakan Tipologi dibagi dengan jumlah penduduk pada Klassen sebagai alat analisis. Sjafrizal pertengahan tahun, pada suatu wilayah (1997) menjelaskan bahwa dengan dan tahun tertentu (BPS, 2017). menggunakan alat analisis ini dapat diperoleh empat klasifikasi Ketimpangan Pembangunan pertumbuhan masing-masing daerah Regional yaitu daerah cepat maju dan cepat Ketimpangan pembangunan yang tumbuh (high growth and high income), terjadi antar wilayah di suatu daerah daerah maju tapi tertekan (high income merupakan aspek yang umum terjadi but low growth), daerah berkembang dalam kegiatan ekonomi di daerah cepat (high growth but low income) dan tersebut. Ketimpangan yang terjadi daerah relatif tertinggal (low growth antar wilayah disebabkan oleh and low income). perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografi Indeks Entropi Theil yang terdapat pada masing-masing Indeks ini digunakan untuk mengukur wilayah, sehingga kemampuan suatu kesenjangan ekonomi dan konsentrasi daerah dalam mendorong proses industri. Untuk mengukur kesenjangan pembangunan menjadi berbeda. ekonomi regional digunakan rumus Perbedaan kekayaan daerah ini yang Indeks Entropi Theil sebagai berikut pada akhirnya menimbulkan adanya (Kuncoro, 2004): wilayah maju dan wilayah terbelakang I theil = ∑ (yj / Y) x log (yj / Y)/ (xj/ X) (Sjafrizal, 2008). Analisis Deskriptif, Kualitatif dan Pemekaran Daerah Induktif Menurut Undang-Undang Nomor 23 Analisis deskriptif merupakan teknik Tahun 2014 tentang Pemerintahan analisis untuk mendesripsikan atau daerah, pemekaran daerah dapat menggambarkan keadaan suatu daerah diartikan sebagai pemisahan suatu berdasarkan data yang sudah daerah dari daerah induknya dengan dikumpulkan, diolah, maupun yang 110

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

sudah ada dalam penyajian informasi- artinya dari data yang terpisah-pisah informasi yang berkaitan dengan namun saling berkaitan erat penelitian. Analisis ini dapat berupa (Kriyantono, 2006). Data yang gambaran perekonomian suatu daerah, digunakan dalam penelitian ini adalah potensi daerah, kondisi pemerintahan, data time series atau data rentang waktu strategi kebijakan, dan hal-hal yang dari tahun 2012-2016. berkaitan dengan tujuan peneliitian (Sugiyono, 2007) Metode Analisis Analisis Pertumbuhan Ekonomi Penelitian kualitatif adalah penelitian Analisis petumbuhan ekonomi tentang riset yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis deskripsi, yang cenderung menggunakan analisis. memberikan gambaran berdasarkan data Proses dan makna (perspektif subyek) yang ada dengan menggunakan rumus lebih ditonjolkan dalam penelitian ini, pertumbuhan, yaitu : landasan teori dimanfaatkan sebagai PEt = PDRBt – PDRBt-1 x 100% pemandu agar fokus penelitian sesuai PDRBt-1 dengan fakta dilapangan. Selain itu Dimana : landasan teori juga bermanfaat untuk PEt : Pertumbuhan Ekonomi memberikan gambaran umum tentang tahun tertentu latar penelitian dan sebagai bahan PDRBt : Nilai PDRB tahun tertentu pembahasan hasil penelitian. Riset PDRBt-1 : Nilai PDRB tahun kualitatif bertujuan untuk menjelaskan sebelumnya fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang Analisis Tipologi Klassen didapatkan oleh peneliti. Semakin Untuk mengetahui gambaran tentang dalam dan detail data yang didapatkan, pola dan struktur pertumbuhan ekonomi maka semakin baik kualitas dari daerah dapat digunakan tipologi penelitian kualitatif ini (Kriyantono, Klassen sebagai alat analisis. Sjafrizal 2006). (1997) menjelaskan bahwa dengan menggunakan alat analisis ini dapat METODE PENELITIAN diperoleh empat klasifikasi Jenis Penelitian pertumbuhan masing-masing daerah Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu daerah cepat maju dan cepat kualitatif-induktif. Penelitian kualitatif tumbuh (high growth and high income), adalah penelitian tentang riset yang daerah maju tapi tertekan (high income bersifat deskriptif dan cenderung but low growth), daerah berkembang menggunakan analisis. Penelitian cepat (high growth but low income) dan kualitatif sifatnya induktif, karena daerah relatif tertinggal (low growth penelitian kualitatif tidak dimulai dari and low income). deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Penelitian kualitatif menggunakan proses induktif 111

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

PDRB I theil : Indeks Entropi Theil perkapita yj : PDRB per kapita kabupaten j (y) ( yi > y ) ( yi < y) Laju Y : rata-rata PDRB per kapita Pertumbuhan (r) Provinsi Bengkulu Pendapatan Pendapatan xj : jumlah penduduk kabupaten j ( ri > r ) tinggi dan rendah dan Petumbuhan Pertumbuhan X : jumlah penduduk Provinsi Tinggi tinggi Pendapatan Pendapatan Bengkulu ( ri < r ) tinggi dan rendah dan Pertumbuhan Pertumbuhan rendah rendah Indeks Entropi Theil (IET) mengukur Gambar 1. Tipologi Klassen ketimpangan antar daerah/wilayah, dimana (Kuncoro, 2014) : Dimana : - IET = 0 (nol) atau dibawah nol (0), r : rata-rata pertumbuhan ekonomi artinya ketimpangan semakin kecil kabupaten/kota (merata) y : rata-rata PDRB per kapita - IET = 1 (satu) atau diatas 1 (satu), kabupaten/kota artinya ketimpangan semakin besar ri : pertumbuhan ekonomi (tidak merata). kabupaten/kota yang diamati (i) yi : PDRB per kapita kabupaten/kota HASIL PENELITIAN DAN yang diamati (i) PEMBAHASAN Analisis Pertumbuhan Ekonomi Analisis Indeks Entropi Theil Pertumbuhan ekonomi ini diukur Untuk mengukur kesenjangan ekonomi dengan Produk Domestik Regional kabupaten/kota digunakan rumus Indeks Bruto (PDRB) dan laju Entropi Theil sebagai berikut (Ying, pertumbuhannya atas dasar harga 2000) : konstan. Pertumbuhan ekonomi pada I theil = ∑ (yj / Y) x log (yj / Y) / (xj/ kabupaten pemekaran di Provinsi X) Bengkulu dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini : Dimana :

Tabel 1. Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu, Kabupaten Lebong, Mukomuko, Kaur, Kepahiang, Seluma dan Bengkulu Tengah Tahun 2012-2016 (Persen) Kabupaten 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-Rata Lebong - 5.54 5.43 4.99 5.21 5.29 Mukomuko - 6.36 6.01 5.68 5.83 5.97 Kaur - 6.09 4.81 4.96 5.35 5.30 Kepahiang - 6.23 5.89 5.72 5.74 5.89 Seluma - 5.74 5.30 4.32 5.01 5.09 Bengkulu Tengah - 5.59 5.46 5.01 5.04 5.28 Provinsi Bengkulu - 6.07 5.48 5.13 5.30 5.49 Sumber : Data diolah, 2017

112

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Berdasarkan tabel 1. di atas, terlihat angka pertumbuhan tersebut belum bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar angka pertumbuhan pada awal pada masing-masing kabupaten periode penelitian (tahun 2013). pemekaran selama periode penelitian dengan angka tertinggi berada di Analisis Topologi Klassen kabupaten Mukomuko, dengan nilai Tipologi Klasen digunakan untuk rata-rata pertumbuhan sebesar 5,97%. mengetahui klasifikasi daerah Sementara itu, angka pertumbuhan berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan terendah berada di kabupaten Seluma pendapatan perkapita daerah. Provinsi dengan nilai rata-rata pertumbuhan Bengkulu dalam hal ini Kabupaten sebesar 5,09%. Nilai rata-rata Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang pertumbuhan ekonomi Provinsi dan Kabupaten Lebong dapat Bengkulu selama periode penelitian diklasifikasikan menjadi empat adalah sebesar 5,49%, berarti nilai rata- kelompok, yaitu : Kabupaten yang cepat rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten maju dan cepat tumbuh (high growth Mukomuko berada diatas nilai rata-rata and high income) berada pada kuadran pertumbuhan ekonomi Provinsi satu, Kabupaten yang berkembang cepat Bengkulu. Selain Kabupaten (high growth but low income) berada Mukomuko, daerah yang memiliki pada kuadran dua, Kabupaten yang angka rata-rata pertumbuhan ekonomi maju tapi tertekan (high income but low diatas nilai rata-rata Provinsi Bengkulu growth) berada pada kuadran tiga, adalah Kabupaten Kepahiang dengan Kabupaten relatif tertinggal (low nilai rata-rata pertumbuhan sebesar growth and low income) berada pada 5,89%. kuadran empat.

Berdasarkan angka pertumbuhan, dapat Perbandingan antara 6 (enam) dilihat juga bahwa pada beberapa Kabupaten pemekaran di Provinsi kabupaten pemekaran di Provinsi Bengkulu berdasarkan analisis tipologi Bengkulu menunjukkan trend nilai klassen dapat dilihat pada tabel di angka pertumbuhan yang menurun. bawah ini : Dimana Kabupaten Mukomuko, meskipun secara rata-rata pertumbuhannya tinggi, namun angka pertumbuhan ekonominya cenderung terus menurun setiap tahunnya selama periode penelitian. Tahun 2013, angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mukomuko sebesar 5,54%, tahun 2014 sebesar 5,43%, tahun 2015 sebesar 4,99%, dan meningkat pada tahun 2016 menjadi sebesar 5,21%. Meskipun meningkat pada tahun 2016, namun 113

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Tabel 2. Klasifikasi Daerah Berdasarkan Tipologi Kuadran III : Daerah berkembang Klasen Kabupaten Lebong, Mukomuko, Kaur, Kepahiang, Seluma dan Lebong cepat Tahun 2012-2016 Kuadran IV : Daerah relatif tertinggal Tahun Kuadran Kuadran Kuadran Kuadran LEB : Kabupaten Lebong I II III IV 2012 - - - - MM : Kabupaten Mukomuko 2013 LEB, KA : Kabupaten Kaur MM, KA, KPH : Kabupaten Kepahiang - - - KPH, SEL : Kabupaten Seluma SEL, BT BT : Kabupaten Bengkulu 2014 LEB, MM, Tengah SEL - KA KPH, BT 2015 LEB, Analisis Indeks Entropi Theil (IET) MM, Analisis ketimpangan ini dimaksudkan - KPH, - KA SEL, untuk melihat seberapa besar BT ketimpangan yang terjadi di masing- 2016 LEB, MM, masing kabupaten, yaitu di Kabupaten KA KPH, - - Lebong, Mukomuko, Kaur, Kepahiang, SEL, BT Seluma dan Bengkulu Tengah. Dari Sumber : Hasil Perhitungan, 2017 perhitungan dengan menggunakan Indeks Entropi Theil (IET), diperoleh Keterangan : nilai ketimpangan untuk masing-masing Kuadran I : Daerah cepat maju cepat kabupaten seperti terlihat pada tabel 3. tumbuh di bawah ini : Kuadran II : Daerah maju tapi tertekan

Tabel 3. Hasil Perhitungan Indeks Entropi Theil Kabupaten Lebong, Mukomuko, Kaur, Kepahiang, Seluma dan Bengkulu Tengah Tahun 2012-2016 Indeks Entropi Theil Tahun Lebong Mukomuko Kaur Kepahiang Seluma Bengkulu Tengan 2012 -1,649 -1,124 -1,591 -1,202 -1,353 0,190 2013 -1,551 -1,066 -1,453 -1,064 -1,318 0,381 2014 -1,397 -0,976 -1,322 -0,879 -1,269 0,688 2015 -1,250 -0,887 -1,168 -0,681 -1,227 0,984 2016 -1,080 -0,788 -0,983 -0,453 -1,168 1,301 Rata-Rata -0,770 -0,538 -0,724 -0,475 -0,704 0,394 Sumber : Hasil Perhitungan, 2017

Daerah yang memiliki angka IET yang Kabupaten diatas, berdasarkan angka semakin tinggi dikategorikan sebagai IET masing-masing kabupaten, maka daerah yang semakin timpang hanya Kabupaten Bengkulu Tengah pembangunannya. Pada enam (6) yang termasuk dalam kategori daerah

114

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

yang pembangunan tidak merata, tertinggi dan telah melampaui angka 1, sementara itu Kabupaten Lebong, yaitu 1,301. Rata-rata angka IET Mukomuko, Kaur, Kepahiang dan kabupaten Bengkulu Tengah selama Seluma angka IET masih di bawah 0 tahun 2012 – 2016 adalah sebesar (nol) artinya belum terlihat 0,394. ketimpangan pembangunan di daerah tersebut. Namun, jika dilihat trend Kabupaten Lebong merupakan daerah perkembangan angka IET semua yang angka IET nya paling kecil, kabupaten selama periode penelitian, dimana tahun 2012 angka IET terjauh maka keenam kabupaten tersebut dari 0 (nol), yaitu sebesar -1,649. cenderung bergerak pada semakin Namun angka IET tersebut memiliki timpangnya pembangunan dimasing- trend yang semakin naik, dimana tahun masing daerah. Angka IET masing- 2013 menjadi sebesar -1.551, tahun masing kabupaten pemekaran bergerak 2014 kembali meningat menjadi -1,397, naik mendekati angka 0 (nol), bahkan tahun 2015 menjadi sebesar 1,250, serta kabupaten Bengkulu Tengah angka IET tahun 2016 menjadi sebesar 1,080. nya di tahun 2016 telah melampaui Rata-rata angka IET kabupaten Lebong angka 1 (satu). Hal ini berarti 6 (enam) selama periode penelitian adalah kabupaten pemekaran tersebut memiliki sebesar -0,770, nilai ini masih belum pertumbuhan angka IET yang secara mencapai angka 0 (nol) bahkan masih perlahan terus bergerak kearah jauh dari angka 1, artinya belum terjadi ketimpangan ekonomi di masing- ketimpangan pembangunan di masing daerah. kabupaten Lebong.

Dari hasil perhitungan IET Pembahasan. menunjukkan bahwa selama periode Dari hasil perhitungan dengan tahun 2012-2016 angka IET selalu menggunakan analisis rumus meningkat. Angka ketimpangan pertumbuhan ekonomi, Tipologi Klasen tertinggi terjadi di Bengkulu Tengah, dan Indeks Entropi Theil maka dapat dimana tahun 2012 angka IET sebesar diketahui pertumbuhan ekonomi, 0,190, tahun 2013 meningkat menjadi klasifikasi daerah serta ketimpangan 0,381, tahun 2014 terus bergerak naik pembangunan di Kabupaten Lebong, menjadi sebesar 0,688, tahun 2015 Mukomuko, Kaur, Kepahiang, Seluma kembali naik menjadi sebesar 0,984, dan Bengkulu Tengah seperti yang serta tahun 2016 dengan angka IET terangkum dalam Tabel 4. dibawah ini :

115

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Tabel 4. Hasil Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Tipologi Klassen, dan Indeks Entropi Theil Tahun 2012-2016 Rata-Rata Tipologi Kabupaten Pertumbuhan Klassen Indeks Entropi Theil Ekonomi (Kuadran) Lebong 5,29 III – III – II – II Merata /Tidak Timpang Mukomuko 5,97 III – III – II – II Merata /Tidak Timpang Kaur 5,30 III – IV – IV – I Merata /Tidak Timpang Kepahiang 5,89 III – III – II – II Merata /Tidak Timpang Seluma 5,09 III – I – II – II Merata /Tidak Timpang Bengkulu 5,28 III – III – II – II Tidak Merata/Timpang Tengah Sumber : Hasil Perhitungan, 2017

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten periode penelitian, dimana stabilitas Pemekaran kegiatan ekonomi dapat terus Pertumbuhan ekonomi pada 6 (enam) dipertahankan untuk tumbuh dan kabupaten pemekaran dapat dilihat pada berkembang. Angka pertumbuhan tabel 1. dan table 4 diatas, dimana rata- ekonomi yang rata-rata diatas 5% ini rata pertumbuhan ekonomi masing- menunjukkan proses kapasitas produksi masing kabupaten berada di atas angka pada perekonomian daerah pemekaran 5%. Hal ini menunjukkan bahwa jika diwujudkan dalam bentuk kenaikan dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB-nya. Pertumbuhan ekonomi yang ekonomi, maka kabupaten pemekaran di dapat dikategorikan pada angka yang Provinsi Bengkulu berada pada kondisi bagus ini merupakan indikator yang hampir sama, dengan rentang keberhasilan pembanguan ekonomi pertumbuhan antara 5,09% - 5,97%. sekaligus keberhasilan pemerintah Sementara pada periode yang sama, daerah. Perekonomian yang tumbuh rata-rata perumbuhan ekonomi Provinsi diatas 5% merupakan dampak postif Bengkulu adalah sebesar 5,49%. dari pergerakan sektor-sektor ekonomi Artinya, ada 2 (dua) kabupaten pembentuk PDRB, hal ini sekaligus pemekaran yaitu kabupaten Mukomuko menunjukkan tumbuhnya kegiatan dan Kabupaten Kepahiang dengan rata- ekonomi masyarakat dan daerah. rata agka pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata pertumbuhan provinsi. Hal ini Angka pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan bahwa kinerja ekonomi positif di seluruh kabupaten pemekaran kedua kabupaten tersebut lebih baik menggambarkan bahwa perekonomian dibandingkan daerah pemekaran lainnya daerah semakin membaik dari tahun ke bahkan provinsi Bengkulu. tahunnya. Angka pertumbuhan Angka pertumbuhan ekonomi ini ekonomi pada kabupaten pemekaran menunjukkan bahwa proses perubahan yang relatif sama menunjukkan perekonomian daerah pemekaran terus aktivitas ekonomi masyarakat di 6 bergerak kearah yang lebih baik selama (enam) kabupaten tersebut tidak terlalu

116

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

jauh berbeda memberikan kontribusi pada 6 (enam) daerah tersebut relatif dalam perekonomian daerahnya sama. Dalam penyusunan perencanaan masing-masing. Kabupaten Mukomuko sektoral, pemerintah daerah masing- sebagai daerah pemekaran dengan masing dapat lebih memperhatikan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi sektor-sektor ekonomi potensial yang ditunjukkan dengan nilai PDRB dimiliki, karena kebijakan kabupaten Mukomuko dari tahun ke pembangunan pada saat ini lebih tahunnya lebih tinggi dari kabupaten berorientasi pada pertumbuhan lainnya. Aktivitas ekonomi masyarakat ekonomi. di bidang perkebunan (terutama sawit) memberikan kontribusi yang cukup Klasifikasi Daerah Kabupaten besar dalam perekonomian daerah Pemekaran kabupaten Mukomuko. Pola pertumbuhan ekonomi dan klasifikasi daerah pemekaran di Setiap daerah mengalami perubahan Provinsi Bengkulu digambarkan melalui terhadap keadaan perekonomiannya, tipologi Klassen, dimana dalam hal pertumbuhan ekonomi maka pengelompokkan daerah berdasarkan setiap daerah yang mempunyai angka pada perbandingan tingkat pertumbuhan pertumbuhan ekonomi positif berarti (r) dan pendapatan (y) Kabupaten terjadi peningkatan produksi barang dan Pemekaran dengan tingkat pertumbuhan jasa (peningkatan kapasitas produksi) dan pendapatan rata-rata provinsi. dari tahun ke tahunnya yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan Tipologi daerah untuk masing-masing PDRB. Kegiatan ekonomi pada 6 kabupaten dari tahun 2012–2016 (enam) Kabupaten Pemekaran di mengalami pergeseran, dengan kondisi Provinsi Bengkulu secara rata-rata per ada 5 (lima) kabupaten yaitu Lebong, tahunnya bergerak stabil diangka rata- Mukomuko, Kaur, Kepahiang dan rata antara 5,09% - 5,97%. Dalam Bengkulu Tengah menuju kuadran II, kegiatan ekonomi yang sebenarnya, yaitu daerah yang maju tapi tertekan pertumbuhan ekonomi dapat diartikan (pendapatan tinggi, pertumbuhan sebagai perkembangan ekonomi secara rendah). Daerah yang relatif maju tetapi fisik yang terjadi, yaitu seperti dalam beberapa tahun terakhir laju pertambahan jumlah dan produksi pertumbuhannya menurun akibat barang industry, perkembangan tertekannya kegiatan utama kabupaten infrastruktur, perkembangan barang yang bersangkutan. Karena itu, manufaktur dan sebagainya. walaupun daerah ini merupakan kabupaten telah maju, tetapi dimasa Tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata mendatang diperkirakan di setiap Kabupaten pemekaran di pertumbuhannya tidak akan begitu Provinsi Bengkulu relatif tidak terlalu cepat, walaupun potensi pembangunan jauh berbeda, hal ini juga dimungkinkan yang dimiliki pada dasarnya sangat karena sektor-sektor ekonomi potensial besar. Daerah ini dapat memperbaiki 117

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

kondisi daerahnya, antara lain dengan potensi pembangunan yang sangat besar perbaikan faktor aksesibilitas, serta dan telah dimanfaatkan secara baik optimalisasi sumber daya alam untuk kemakmuran masyarakat potensial. setempat, karena itu diperkirakan kabupaten ini akan terus berkembang Daerah maju tapi tertekan dapat dimasa mendatang. Hal ini mengembangkan sektor unggulan dimungkinkan karena adanya lainnya yang tidak mengalami pemanfaatan sumber daya alam yang penekanan. Hal ini dilakukan agar ada secara lebih optimal, tingkat pertumbuhan ekonomi pada daerah ini aksesiblitas cukup tinggi yang ditunjang tidak hanya bergantung pada kegiatan dengan transportasi yang lancar, letak ekonomi utamanya. Pengembangan daerah yang strategis yaitu berada pada produk bernilai tambah juga diperlukan jalur lintas sumatera. bagi daerah dalam tipologi ini, hal ini ditujukan agar memberikan nilai Namun, tujuan pembangunan bukan tambah pada hasil produksi daerah. semata-mata mengejar pertumbuhan Dimana dalam hal ini kegiatan ekonomi, karena salah satu tolok ukur pengolahan hasil produksi sehingga keberhasilan pembangunan adalah produk yang dipasarkan tidak hanya tingkat pemerataan pembangunan dan produk mentah tetapi produk yang hasil-hasilnya. Dalam rangka terlah memiliki nilai tambah (produk pembangunan daerah, pemerintah jadi atau produk setengah jadi). daerah perlu menyusun prioritas Pengembangan ini dilakukan untuk kebijakan pembangunan. Penentuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi prioritas kebijakan ini dilakukan agar dan pendapatan masyarakat setempat. pembangunan daerah dapat lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien Sementara itu, kabupaten Kaur dibawah kendala keterbatasan anggaran merupakan daerah yang bergeser pada dan Sumber Daya yang dimiliki daerah. kondisi terbaik diakhir periode penelitian, yaitu berada pada kuadran I. Ketimpangan Pembangunan Dimana daerah ini menjadi daerah yang Kabupaten Pemekaran maju dan cepat tumbuh (pendapatan Dalam mengukur tingkat ketimpangan tinggi dan pertumbuhan tinggi). Daerah pembangunan antar kabupaten/kota di ini mengalami laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu digunakan alat dan tingkat pendapatan per kapita yang analisis Indeks Entropi Thei (IET). lebih tinggi dari rata-rata kabupaten Adapun hasil perhitungan dengan pemekaran di Provinsi Bengkulu. Pada menggunakan indeks entropi theil dapat dasarnya daerah tersebut merupakan dilihat pada Tabel 1. Tabel 9. dan tabel kabupaten yang paling maju, baik dari 10. diatas. Secara umum, Sumber Daya segi tingkat pembangunan maupun Alam dan kondisi demografis antara kecepatan pertumbuhan. Daerah ini kabupaten pemekaran relatif tidak jauh merupakan kabupaten yang mempunyai berbeda. Namun selama periode 118

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

penelitian, Bengkulu Tengah memiliki pendapatan perkapita menurut tingat ketimpangan pembangunan yang kabupaten (daerah pemekaran) di semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan Provinsi Bengkulu mulai tidak merata. dengan angka IET yang telah melewati Hal ini berarti nilai kesenjangan angka 1, yang artinya menggambarkan pendapatan perkapota antar kabupaten bahwa pendapatan per kapita kabupaten pemekaran di Provinsi Bengkulu mulai Bengkulu Tengah masih belum merata, menunjukkan tingkat kemerataan yang serta konsentrasi kegiatan ekonomi tidak baik. diwilayahnya juga belum merata. Berdasarkan hasil perhitungan, maka Untuk mengurangi ketimpangan untuk saat ini hanya Kabupaten pembangunan, maka setiap kabupaten Bengkulu Tengah yang masuk dalam harus meningkatkan pendapatan dan kategori daerah pemekaran di Provinsi laju pertumbuhan ekonomi dengan cara Bengkulu dengan tingkat kemerataan mengembangkan sektor unggulan yang yang tidak baik (timpang). Dengan dimiliki masing-masing daerah. Dengan potensi sumber daya yang melimpah meningkatkan/ mengembangkan sektor serta sebagai daerah otonom, dimana unggulan maka akan memacu kenaikan kepentingan dan pembangunan daerah tingkat pendapatan dan pertumbuhan menjadi tanggung jawab / wewenang ekonomi. Dengan meningkatnya pemerintah daerah, maka diperlukan pendapatan maka kabupaten akan kebijakan–kebijakan yang sesuai menjadi daerah yang lebih maju dan dengan potensi serta kondisi daerah. berkembang cepat. Hal ini harus dilakukan oleh pemerintah daerah agar kondisi perekonomian di Meskipun berada pada kondisi daerah yang terus tumbuh dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, berkembang tersebut ditunjukkan pula namun sulit mengelak bahwa dengan berkurangnya ketimpangan ketimpangan pembangunan pada 5 pembangunan atau semakin meratanya (Lima) daerah pemerkaran di Provinsi distribusi pendapatan antar penduduk Bengkulu bergerak semakin tinggi, daerah tersebut. walaupun masih dibawah angka nol. Hal ini terlihat pada angka indeks PENUTUP entropi theil pada masing-masing Simpulan daerah yang terus bergerak naik, dan 1. Pertumbuhan ekonomi untuk diharapkan tidak semakin naik agar masing-masing kabupaten dari tahun tetap berada dibawah angka nol. Jika 2012 – 2016 secara rata-rata berada hasil analisis mendekati angka 1 (satu) pada angka 5,09%–5,97%, dimana maka hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lebong dengan distribusi pendapatan mulai tidak pertumbuhan ekonomi rata-rata merata dari tahun ke tahunnya. Nilai sebesar 5,29%, Mukomuko sebesar indeks yang meningkat semakin 5,97%, Kaur sebesar 5,30%, mendekati 1 (satu) berarti distribusi Kepahiang sebesar 5,89%, Seluma 119

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

sebesar 5,09% dan Bengkulu Tengah ada yang telah melampaui angka 1. sebesar 5,28%. Pertumbuhan Angka IET ini menggambarkan ekonomi rata-rata terendah adalah bahwa pendapatan per kapita di kabupaten Seluma, yaitu sebesar masing-masing Kabupaten masih 5,09%, dan tertinggi adalah tergolong merata. Dimana kabupaten kabupaten Mukomuko sebesar Lebong, Mukomuko, Kaur, 5,97%. Kepahiang dan Seluma memiliki 2. Klasifikasi daerah untuk masing- angka IET dibawah nol, sementara masing kabupaten dari tahun 2012– itu hanya kabupaten Bengkulu 2016 mengalami pergeseran, dimana Tengah yang berada pada kondisi pada awal periode penelitian semua ketimpangan pembagunan atau kabupaten berada pada kuadran III pembangunan tidak merata. (daerah yang berkembang cepat), 4. Perbandingan perekonomian antara yaitu daerah ini memiliki keenam kabupaten pemekaran dilihat pertumbuhan yang tinggi namun dari sisi pertumbuhan ekonominya, pendapatan rendah. Pada akhir Kabupaten Mukomuko merupakan periode penelitian (tahun 2016), ada daerah dengan rata-rata pertumbuhan 5 (lima) kabupaten yang bergeser ke tertingi. Sementara berdasarkan kuadran II (daerah yang maju tapi tipologi klassen, Kabupaten Kaur tertekan), yaitu daerah dengan merupakan kabupaten dengan pendapatan tinggi namun klasifikasi daerah terbaik yaitu pertumbuhan rendah, daerah tersebut daerah yang maju dan cepat tumbuh, adalah Kabupaten Lebong, dimana pendapatan tinggi dan Mukomuko, Kepahiang, Seluma dan pertumbuhan tinggi. Kemudian jika Bengkulu Tengah. Kabupaten Kaur melihat angka indeks entropi theil, menjadi satu-satunya daerah yang maka Kabupaten Lebong merupakan berada pada kuadran I pada akhir daerah dengan tingkat ketimpangan periode penelitian, yaitu daerah yang pembangunan paling rendah, dan maju dan cepat tumbuh, dimana Kabupaten Bengkulu Tengah dengan pendapatan tinggi dan pertumbuhan tingkat ketimpangan pembangunan tinggi. paling tinggi. 3. Secara umum, Sumber Daya Alam dan kondisi daerah antar kabupaten Rekomendasi pemekaran di Provinsi Bengkulu 1. Klasifikasi daerah mayoritas relatif tidak jauh berbeda. Selama kabupaten pemekaran berada pada periode penelitian (2012–2016), kuadran daerah berkembang cepat, kabupaten pemekaran tersebut dimana pertumbuhan ekonomi telah menunjukkan kondisi pada tingkat cukup tinggi dan pendapatan masih ketimpangan pembangunan dengan rendah. Untuk itu, kabupaten trend meningkat. Hal ini ditunjukkan pemekaran harus terus meningkatkan dengan angka Indeks Entropi Theil pendapatan dan pertumbuhan (IET) yang semakin besar bahkan ekonominya secara maksimal, 120

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

dengan menyusun arah dan DAFTAR PUSTAKA kebijakan pembangunan yang fokus Arsyad, Lincolyn. 2004. Ekonomi dan memprioritaskan pada sektor Pembangunan. Yogyakarta : ekonomi dominan dalam PDRB STIE YKPN Kabupatennya. Bhinadi. 2003. “Disparitas 2. Berdasarkan perhitungan Indeks pertumbuhan Ekonomi Jawa Entropi Theil (IET), dimana tingkat dengan luar Jawa, Jurnal ketimpangan pembangunan di Ekonomi Pembangunan Volume masing-masing Kabupaten mulai 8 No. 1 Hal.39-48, Juni 2003. bergerak naik, maka dalam BPS Provinsi Bengkulu. 2016. mengurangi angka ketimpangan Bengkulu Dalam Angka. pembangunan ini diharapkan BPS Provinsi Bengkulu. 2017. kabupaten pemekaran dapat Bengkulu Dalam Angka. menyusun program/kegiatan yang Caska dan Riadi, RM. 2008. mendukung pada upaya peningkatan Pertumbuhan dan Ketimpangan pendapatan per kapita daerah Pembangunan Ekonomi Antar masing-masing dimasa mendatang. Daerah di Provinsi Riau. Jurnal 3. Trend meningkatnya angka IET di Industri dan Perkotaan, Volume masing-masing kabupaten XII 1629 Nomor 21, Februari pemekaran merupakan bukti 2008. ketimpangan pembangunan ekonomi Dumairy. 1997. Perekonomian ditengah kebanggaan daerah Indonesia. Jakarta : Erlangga terhadap angka pertumbuhan Frediyanto, Yanuar. 2010. Analisis ekonomi daerah yang cukup tinggi. Kemampuan Keuangan Untuk itu, ke depannya pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi daerah tidak hanya fokus pada upaya Jawa Tengah sebelum dan peningkatan angka pertumbuhan sesudah Kebijakan Otonomi ekonomi, tetapi juga pada kebijakan Daerah. Skripsi. Fakultas dan program/kegiatan pada upaya Ekonomi, Universitas peningkatan pendapatan Diponegoro, Semarang. masyarakatnya. Hidayat, Syarif. 2000. Refleksi Realita 4. Pemerintah Provinsi Bengkulu dapat Otonomi Daerah dan Tantangan memperbesar ekspansi pembangunan kedepan. Jakarta : Pustaka hingga ke daerah kabupaten/kota, Quantum. baik dari sektor ekonomi maupun Khairunnisa, Astari. 2012. Analisis fasilitas dan aksesibilitas agar tidak Disparitas Pembangunan terjadi kesenjangan yang terlampau Ekonomi Antar Kecamatan di besar antar kabupaten/kota di Kota Medan. Jurnal Ekonomi wilayah Provinsi Bengkulu. dan Pembangunan, Vol. 3 No. 7. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Prakits Riset Komunikasi. Jakarta : Prenada. 121

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Kuncoro, Mudrajat. 2004, Otonomi dan Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan Pembangunan Daerah (Problemantika dan (Reformasi, Perencanaan, Pendekatan). Bandung : Strategi, dan Peluang). Jakarta : Salemba Empat. Erlangga. Sutarno, Kuncoro. 2003, Pertumbuhan ……………….... 2004. Analisis Spasial Ekonomi dan Ketimpangan dan Regional. Yogyakarta : antar Kecamatan di Kabupaten AMP YKPN Banyumas, 1993 - 2000, Jurnal Mopangga, Herwin. 2011. Analisis Ekonomi Pembangunan, Ketimpangan Pembangunan dan Volume 8 No. 2, Desember Pertumbuhan Ekonomi di 2003 : 97-110. Provinsi Gorontalo. Jurnal Tadjoeddin, M. Z. 2001. Aspirasi Trikonomika, Vol. 10 No. 1, Terhadap Ketidakmerataan : Juni 2011. Disparitas Regional dan Konflik Partadiredja, Ace. 1997. Perhitungan Vertikal di Indonesia. Jakarta : Pendapatan Nasional. Jakarta : UNSFIR Working Paper. LP3ES Tambunan, T. H. 2001. Perekonomian Rasyid, Ryaas. 1998. Desentralisasi Indonesia : beberapa masalah Dalam Rangka Menunjang penting. Jakarta : Ghalia Pembangunan Daerah Dalam Indonesia Pembangunan Administrasi Teguh, Muhammad. 2004. Penelitian Indonesia. Jakarta : LP3ES. Ekonomi, Edisi Kedua. Raja Sjafrizal. 1997. Pertumbuhan Ekonomi Grafindo Persada. Jakarta. dan Ketimpangan Regional The Kian Wie. 1988. Industrialisasi Wilayah Indonesia Bagian Indonesia : Analisis dan Barat. Jakarta : Prisme LP3ES. Catatan Kritis. Jakarta : Kompas ...... 2008. Ekonomi Regional : Media. Teori dan Aplikasi. Padang : Todaro, Michael P dan Smith, Stephen Baduose Media. C. 2003. Pembangunan Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid Kuantitatif Kualitatif dan R&D. 1 Edisi ke delapan. Jakarta : Bandung: Alfabeta. Erlangga. Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Todaro, Michael P. 2009. Pembangunan (Proses, Masalah Pembangunan Ekonomi di dan Dasar Kebijakan). Jakarta : Dunia Ketiga (Edisi LPFE UI. Kesembilan. Jakarta : Erlangga. Suparmoko, Irawan. 2002, Ekonomi Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan, BPFE – UGM, Pembangunan. Yogyakarta : Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Supriyanto. 2006. Struktur Ekonomi Wijayanti. 2003. Analisis Kesenjangan Wilayah di Provinsi Hasil Pembangunan Regional : Pemekaran. Jakarta : LIPI Press. Indonesia, 1992-2001, Jurnal 122

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Ekonomi Pembangunan Volume Pembangunan Vol. 5 No. 1, 9 No. 2 Hal.129-142, Desember Tahun 2007 : 59-78. 2003. Yunan Y, Zuhairan. 2012. Tipologi Yadiansyah. 2007. Analisis Sektoral sebagai Pengukur Pertumbuhan Ekonomi dan dalam Menentukan Sektor Ketimpangan Pendapatan antar Potensial Kabupaten Lampung Propinsi di Indonesia periode Selatan. Jurnal Signifikan Vol I 1993-2005, Jurnal Ekonomi No.1,. hlm. 15 – 30

123

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

ANALISIS HUKUM PIDANA TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI OPERASI TANGKAP TANGAN (OTT) PADA KASUS PIDANA RIDWAN MUKTI

ANALYSIS OF CRIMINAL LAW ON VERDICT TOWARDS RIDWAN MUKTI’S CAUGHT RED-HANDED CASE

Yusran Konazomi Fakultas Hukum, Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu Jalan Ahmad Yani Nomor 1 Bengkulu Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sudah tepat pertimbangan hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bengkulu dalam putusan Tingkat Pertama Nomor : 45/Pid.Sus-TPK/2017/PN Bgl Tahun 2018 dan Putusan Tingkat Banding Pengadilan Tinggi Bengkulu Nomor : 4/Pid.Sus-TPK/2018/PT.BGL. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan normatif yuridis. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui wawancara, serta data sekunder didapat melalui studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor : 45/Pid.Sus-TPK/2017/PN Bgl Tahun 2018 sudah benar dan tepat sesuai dengan fakta hukum di persidangan dan ketentuan Perundang- undangan yang berlaku, hal ini terbukti dengan dikuatkannya putusan tersebut oleh Pengadilan Tinggi Bengkulu dengan Putusan Nomor : 4/Pid.Sus-TPK/2018/PT.BGL yang memperbaiki putusan Tingkat Pertama mengenai kualifikasi dan lamanya pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa I Ridwan Mukti dan terdakwa II Lily Martiani Maddari.

Kata Kunci : Hukum pidana, putusan pengadilan, tindak pidana korupsi, operasi tangkap tangan

ABSTRACT

This study aims to confirm the verdict of corruption from Judge of District Court of BengkuluNumber 45/Pid.Sus-TPK/2017/PN Bgl of 2018 andHigh Court of Bengkulu Number 4/Pid.Sus-TPK/2018/PT.BGL. It is descriptive study using juridical normative approach. Primary data isobtained from interview, and secondary data is collected from literatures and documentation. Result of study shows that verdictfrom the judge of Bengkulu District Court Number 45/Pid.Sus-TPK/2017/PN Bgl of 2018 is correct and properbased on facts on the court and laws, then it is confirmed by verdict of Bengkulu High Court Number 4/Pid.Sus-TPK/2018/PT.BGLwhich revises about qualification and duration of detention to RidwanMukti and Lili Martiani Maddari as defendants.

Keywords: criminal law, verdict, corruption, caught red-handed

124

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

PENDAHULUAN korupsi terjaring dalam Operasi Pemberantasan tindak pidana korupsi, Tangkap Tangan (OTT) KPK. ada upaya penangkapan pelaku yang merupakan salah satu tindakan hukum Di Provinsi Bengkulu, KPK telah yang telah dilakukan Penyidik yang menangkap beberapa pejabat daerah, diatur dalam ketentuan perundang- anggota DPRD, hakim, pengusaha, undangan yang berlaku, yaitu orang maupun keluarga pejabat, diantaranya yang dapat/boleh ditangkap sedang salah satu kasus yang menarik perhatian melakukan tindak pidana dengan bukti publik yaitu Operasi Tangkap Tangan yang cukup. Karena penangkapan yang dilakukan KPK terhadap Gubernur merupakan bentuk perampasan hak Bengkulu Non Aktif, Ridwan Mukti. asasi manusi, maka penyidik harus hati- Dimana Ridwan Mukti bersama istri hati dalam melakukan penangkapan. dan pengusaha/kontraktor di Provinsi Bengkulu, terjaring dalam operasi Penegakan hukum untuk memberantas tangkap tangan KPK terkait fee proyek tindak pidana korupsi yang dilakukan infrastruktur pada tanggal 20 Juni 2017, secara konvensional selama ini yang kemudian ditetapkan sebagai mengalami berbagai kendala dan tersangka pelaku dugaan tindak pidana hambatan, untuk itu diperlukan metode korupsi. penegakan hukum secara luar biasa melalui pembentukan suatu badan Pada tanggal 11 Januari 2018, khusus yang mempunyai kewenangan Pengadilan Negeri Bengkulu yang yang luas, independen, serta bebas dari mengadili perkara tersebut menyatakan kekuasaan manapun dalam upaya bahwa terdakwa Ridwan Mukti terbukti pemberantasan tindak pidana korupsi. secara sah dan meyakinkan bersalah Dalam rangka mewujudkan supremasi melakukan tindak pidana korupsi hukum, pemerintah telah membuat melalui putusan tingkat pertama landasan yang kuat dalam usaha Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada memerangi tindak pidana korupsi Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor : melalui berbagai regulasi yang telah 45/Pid.Sus-TPK/2017/PN Bgl. ada, serta membentuk badan khusus Kemudian terdakwa Ridwan Mukti yang disebut Komisi Pemberantasan mengajukan banding dan Pengadilan Korupsi (KPK) yang memiliki Tinggi Bengkulu tanggal 28 Maret 2018 kewenangan melakukan koordinasi dan menguatkan putusan Pengadilan Negeri supervisi, termasuk melakukan Bengkulu yang menyatakan terdakwa penyelidikan, penyidikan, dan Ridwan Mukti bersalah dan penuntutan. Kinerja KPK dari tahun ke menjatuhkan pidana yang semula tahunnya terus menunjukkan diputuskan oleh Pengadilan Negeri peningkatan, hal ini terlihat dari Bengkulu 8 (delapan) Tahun penjara banyaknya pejabat negara dan pejabat menjadi 9 (sembilan) Tahun penjara, daerah yang melakukan tindak pidana serta pidana tambahan berupa pencabutan hak untuk dipilih dalam 125

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

jabatan publik yang semula 2 (dua) b. Korupsi adalah busuk, rusak, suka tahun menjadi selama 5 (lima) tahun memakai barang atau uang yang setelah terdakwa menjalani hukuman dipercayakan kepadanya, dapat pokoknya. Putusan Pengadilan Tinggi disogok melalui kekuasaan untuk Bengkulu tersebut tertuang melalui kepentingan pribadi. putusan tingkat banding Pengadilan Tinggi Bengkulu Nomor : 4 /Pid.Sus- Menurut Undang-Undang Nomor 31 TPK/2018/PT.BGL. Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, mendefinisikan Berdasarkan latar belakang diatas, yang pengertian korupsi ke dalam Pasal 2 menjadi rumusan masalah adalah Ayat (1) yaitu : “Setiap orang yang apakah pertimbangan hakim Pengadilan secara melawan hukum melakukan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan perbuatan memperkaya diri sendiri atau Negeri Bengkulu dalam putusan orang lain atau suatu korporasi yang Tingkat Pertama Nomor : 45/Pid.Sus- dapat merugikan keuangan Negara atau TPK/2017/PN Bgl Tahun 2018 dan perekonomian Negara…”. Putusan Tingkat Banding Pengadilan Tinggi Bengkulu Nomor : 4/Pid.Sus- Secara umum, gambaran mengenai TPK/2018/PT.BGL sudah tepat?. unsur-unsur suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak pidana korupsi Tujuan dalam penelitian ini adalah terdapat pada Pasal 2 dan Pasal 3 untuk mengetahui apakah sudah tepat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 pertimbangan hakim Pengadilan Tindak tentang Perubahan Atas Undang- Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Bengkulu dalam putusan Tingkat Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pertama Nomor : 45/Pid.Sus- TPK/2017/PN Bgl Tahun 2018 dan Menurut Prints (2002) unsur-unsurnya, Putusan Tingkat Banding Pengadilan yaitu: Tinggi Bengkulu Nomor : 4/Pid.Sus- a. Setiap orang; TPK/2018/PT.BGL. b. Memperkaya/menguntungkan diri sendiri, orang lain atau suatu TINJAUAN PUSTAKA korporasi; Pengertian Tindak Pidana Korupsi c. Dengan cara melawan hukum; Secara harfiah, menurut Nitibaskara d. Menyalahgunakan kewenangan, (2000), dimana korupsi memiliki arti kesempatan atau sarana yang ada yang sangat luas, antara lain sebagai padanya karena jabatan atau berikut : kedudukan; a. Korupsi adalah penyelewengan atau e. Dapat merugikan keuangan Negara penggelapan (uang Negara atau atau perekonomian Negara. perusahaan dan sebagainya) untuk kepentingan pribadi dan orang lain.

126

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Pengertian Operasi Tangkap Tangan canggihnya (sophisticated) modus Pengaturan tentang tangkap tangan operandi tindak pidana korupsi”. terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Butir 19 Menurut Pasal 1 butir 19 KUHAP : KUHAP tersebut, bahwa terhadap “Tertangkap tangan adalah pelaku yang tertangkap tangan tersebut tertangkapnya seorang pada waktu dapat segera dilakukan penahanan. Hal sedang melakukan tindak pidana atau ini sesuai dengan bunyi Pasal 18 dengan segera sesudah beberapa saat KUHAP yang menyebutkan dalam hal tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat tertangkap tangan penangkapan kemudian diserukan oleh khalayak dilakukan tanpa surat perintah dengan ramai sebagai orang yang ketentuan bahwa penangkap harus melakukannya, atau apabila sesaat segera menyerahkan pelaku beserta kemudian padanya ditemukan benda barang bukti kepada penyidik atau yang diduga keras telah dipergunakan penyidik pembantu. Dalam hal untuk melakukan tindak pidana itu yang tertangkap tangan ini, tidak hanya menunjukkan bahwa ia adalah penyidik yang boleh melakukan pelakunya atau turut melakukan atau penangkapan, tetapi setiap orang atau membantu melakukan tindak pidana petugas keamanan boleh melakukan itu”. penangkapan tersangka yang merupaka pelaku tindak pidana, dengan syarat Menurut Chaeruddin dkk (2008), setelah itu menyerahkan tersangka dan bahwa: “Penangkapan terhadap pelaku barang bukti kepada penyidik. dugaan tindak pidana korupsi akhir- akhir ini semakin marak terjadi, Putusan Hakim khususnya yang dilakukan oleh Komisi Menurut Mulyadi (2007) ditinjau dari Pemberantasan Korupsi (KPK) visi teoritik dan praktik, Putusan sehingga menjadi pembahasan menarik pengadilan adalah : “Putusan yang baik di media cetak, elektronik maupun diucapkan oleh hakim karena seminar-seminar ilmiah lainnya. Hal ini jabatannya dalam persidangan perkara dikarenaka korupsi telah menjadi pidana yang terbuka untuk umum, masalah yang serius di Indonesia, setelah melakukan proses dan khsususnya yang melibatkan pejabat prosedural hukum acara pidana, pada negara dan pejabat daerah, yang umumnya berisikan amar pemidanaan kemudian merambah ke seluruh lini atau bebas atau pelepasan dari segala kehidupan masyarakat, yang dilakukan tuntutan hukum, dibuat dalam bentuk secara sistematis sehingga tertulis dengan tujuan penyelesaian menimbulkan stigma negatif bagi perkaranya”. bangsa dan negara dalam pergaulan masyarakat internasional. Berbabagi Bentuk putusan hakim menurut cara telah ditempuh untuk memberantas Mulyadi (2007) korupsi seiring dengan semakin 1) Putusan Bebas (Vrijspraak) 127

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Secara teoritik, putusan bebas dalam prinsipnya majelis hakim dalam rumpun hukum Eropa Kontinental persidangan tidak cukup lazim disebut dengan istilah putusan membuktikan tentang kesalahan Vrijspraak, sedangkan dalam terdakwa, serta hakim tidak yakin rumpun Anglo-Saxon disebut terhadap kesalahan tersebut; putusan Acquittal. Pada dasarnya, b. Majelis hakim berpandangan esensi putusan bebas terjadi karena terhadap asas minimum terdakwa dinyatakan tidak terbukti pembuktian yang ditetapkan oleh secara sah dan meyakinkan bersalah Undang-undang telah terpenuhi, melakukan tindak pidana tetapi majelis hakim tidak yakin sebagaimana didakwakan Jaksa atau akan kesalahan terdakwa. Penuntut Umum dalam surat 2) Putusan Lepas dari Segala Tuntutan dakwaan. Putusan bebas dijatuhkan Hukum (Onslag van alle oleh Majelis Hakim oleh karena hasil Rechtsvervolging) pemeriksaan di sidang pengadilan, Ketentuan Pasal 191 Ayat (2) kesalahan terdakwa atas perbuatan KUHAP mengatur secara eksplisit yang didakwakan kepadanya tidak tentang putusan pelepasan dari terbukti secarah sah dan meyakinkan segala tuntutan hukum. Pada Pasal menurut hukum. Akan tetapi, tersebut diatas, putusan pelepasan menurut penjelasan Pasal demi Pasal dari segala tuntutan hukum atas Pasal 191 Ayat (1) KUHAP, disebutkan sebagai berikut : “Jika menyebutkan bahwa yang dimaksud pengadilan berpendapat bahwa dengan perbuatan yang didakwakan perbuatan yang didakwakan kepada kepadanya tidak terbukti sah dan terdakwa terbukti, tetapi perbuatan meyakinkan adalah tidak cukup itu tidak merupakan suatu tindakan terbukti menurut penilaian hakim pidana, maka terdakwa diputus lepas atas dasar pembuktian dengan dari segala tuntutan hukum”. Dengan menggunakan alat bukti menurut demikian bahwa titik tolak ketentuan ketentuan hukum acara pidana. Pasal 191 Ayat (2) KUHAP ditarik suatu konklusi dasar bahwa pada Secara yuridis, dapat disimpulkan putusan pelepasan, tindak pidana bahwa putusan bebas diberikan yang didakwakan oleh Jaksa atau apabila majelis hakim setelah penuntut umum memang terbukti memeriksa pokok perkara dan secara sah dan meyakinkan menurut bermusyawarah beranggapan bahwa: hukum, tetapi terdakwa tidak dapat a. Ketiadaan alat bukti seperti dipidana karena perbuatan yang ditentukan asas minimum dilakukan terdakwa bukan pembuktian menurut Undang- merupakan perbuatan pidana. Undang secara negatif (Negatieve 3) Putusan Pemidanaan (Veroordeling) wettelijke bewijs theorie) Putusan pemidanaan atau sebagaimana diatur dalam Veroordeling pada dasarnya diatur KUHAP. Dalam hal ini, pada dalam Pasal 193 Ayat (1) KUHAP, 128

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

yang menyebutkan bahwa : “Jika bukti yang cukup akan pengadilan berpendapat bahwa kesalahannya); terdakwa bersalah melakukan tindak 7) Kepentingan umum”. pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan METODOLOGI PENELITIAN pidana”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan Menurut Makarao (2004), “Pemberian pendekatan normatif yuridis. putusan apapun bentuknya akan Pendekatan normatif yuridis adalah berpengaruh besar bagi pelaku, penelitian berdasarkan peraturan keluarga, masyarakat setra hukum itu perundang-undangan yang berlaku dan sendiri. Oleh karena itu, semakin besar dikaitkan dengan teori-teori hukum dan banyaknya pertimbangan hakim, pidana serta pelaksanaannya. Data yang maka akan semakin mendekati digunakan adalah data primer yang keputusan yang rasional dan dapat didapat melalui wawancara, serta data diterima oleh semua pihak. Untuk sekunder didapat melalui studi pustaka mencapainya, maka hakim harus dan dokumentasi. memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah : HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Sifat tindak pidana (apakah itu suatu Ketentuan Pasal 50 Ayat (1) dan Ayat tindak pidana yang berat atau (2) dan Pasal 51 Undang-Undang ringan); Nomor 48 Tahun 2009 tentang 2) Ancaman hukuman terhadap tindak Kekuasaan Kehakiman, menyatakan pidana; bahwa : “Putusan pengadilan selain 3) Keadaan dan suasana waktu harus memuat alasan dan dasar putusan, melakukan tindak pidana tersebut juga memuat pasal tertentu dari (yang memberatkan atau peraturan perundang-undangan yang meringankan); bersangkutan atau sumber hukum tak 4) Pribadi terdakwa yang menunjukkan tertulis yang dijadikan dasar untuk apakah dia seorang penjahat yang mengadili. Tiap putusan pengadilan telah berulang-ulang dihukum atau harus ditandatangani oleh ketua serta seseorang penjahat untuk satu kali ini hakim yang memutus dan panitera yang saja; atau apakah dia seorang yang ikut serta bersidang. Penetapan, ikhtisar masih muda ataupun seorang yang rapat permusyawaratan, dan berita acara telah berusia lanjut. pemeriksaan sidang ditandatangani oleh 5) Sebab-sebab untuk melakukan tindak ketua majelis hakim dan panitera pidana; sidang”. 6) Sikap terdakwa dalam pemeriksaan perkara (apakah dia menyesal akan Ketentuan Pasal 53 Ayat (1) dan Ayat kesalahannya, atau dengan keras (2) UU tersebut juga menyebutkan menyangkal meskipun telah ada bahwa : “Dalam memeriksa dan memutus perkara, hakim 129

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

bertanggungjawab atas penetapan dan Pasal 197 huruf d dan Pasal 197 huruf f putusan yang dibuatnya. Penetapan dan KUHAP. putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat pertimbangan Fakta-fakta persidangan yang hukum hakim yang didasarkan pada dihadirkan berorientasi dari lokasi alasan dan dasar hukum yang tepat dan kejadian (locus delicti), waktu kejadian benar”. (tempus delicti), dan modus operandi tentang bagaimana tindak pidana itu Berdasarkan Pasal 50 dan Pasal 51 dilakukan. Selain itu, harus diperhatikan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 akibat langsung atau tidak langsung dari tentang Kekuasaan Kehakiman, dalam perbuatan terdakwa, barang bukti yang Pasal 50 disebutkan bahwa : digunakan, dan terdakwa dapat 1) Putusan pengadilan selain harus mempertanggungjawabkan perbuatan- memuat alasan dan dasar putusan, nya atau tidak. Setelah fakta-fakta juga memuat Pasal tertentu dari dalam persidangan telah diungkapkan, Peraturan-Peraturan yang baru kemudian putusan hakim bersangkutan atau sumber hukum tak mempertimbangkan unsur-unsur tindak tertulis yang dijadikan dasar untuk pidana yang didakwakan oleh penuntut mengadili. umum yang sebelumnya telah 2) Tiap putusan pengadilan harus dipertimbangkan korelasi antara fakta- ditandatangani oleh Ketua serta fakta, tindak pidana yang didakwakan, Hakim yang memutus dan Panitera dan unsur-unsur kesalahan terdakwa. yang ikut serta bersidang. Setelah itu, majelis mempertimbangkan dan meneliti apakah terdakwa telah Dan dalam pasal 51 disebutkan bahwa : memenuhi unsur-unsur tindak pidana “Penetapan, ikhtiar rapat yang didakwakan dan terbukti secara permusyawaratan dan berita acara sah dan meyakinkan menurut hukum. pemeriksaan sidang ditandatangani oleh Ketua Majelis Hakim dan Panitera Pertimbangan yuridis dari tindak pidana sidang”. yang didakwakan harus memenuhi aspek teoritis, pandangan doktrin, Putusan hakim sangat berkaitan dengan yurisprudensi, dan posisi kasus yang bagaimana hakim dalam ditangani, kemudian secara limitatif mengemukakan pendapat atau ditetapkan pendiriannya dalam putusan. pertimbangannya berdasarkan fakta- fakta serta alat bukti di persidangan Pertimbangan Majelis Hakim serta keyakinan hakim atas suatu Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada perkara. Oleh sebab itu, hakim memiliki Pengadilan Negeri Bengkulu tentunya peran sentral dalam menjatuhkan berdasarkan fakta-fakta hukum yang putusan pengadilan. Pertimbangan adat, bahwa apa yang dilakukan mengenai hal-hal yang memberatkan terdakwa II. Lily Martiani Maddari dan meringankan terdakwa diatur dalam menerima uang fee proyek sebesar 130

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar disyaratkan bahwa pihak penerima rupiah) dari saksi Jhoni Wijaya melalui hadiah itu menerima sendiri saksi Rico Diansari adalah hadiah/uangnya melainkan dapat sepengetahuan dari terdakwa I. Ridwan dilakukan oleh orang lain yang telah Mukti. Pengetahuan terdakwa I. Ridwan bekerja sama atau yang mempunyai Mukti tersebut dapat dinilai dari hubungan khusus dengan penerima rangkaian peristiwa sebelum terjadinya hadiah itu seperti halnya dalam perkara pemberian uang dari saksi Jhoni Wijaya ini terdakwa I. Ridwan Mukti dan kepada saksi Rico Diansari yang terdakwa II. Lily Martiani Maddari kemudian oleh saksi Rico Diansari uang adalah suami istri. itu diserahkan kepada terdakwa II. Lily Martiani Maddari. Selain itu maksud Majelis Hakim Tingkat Pertama dari saksi Jhoni Wijaya memberikan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada uang sebesar Rp.1.000.000.000,00 (satu Pengadilan Negeri Bengkulu juga milyar rupiah) tersebut kepada terdakwa mempertimbangkan sehubungan dengan I. Ridwan Mukti sebagai Gubernur kedudukan Terdakwa I. Ridwan Mukti Bengkulu melalui saksi Rico Diansari pada saat melakukan tindak pidana dan terdakwa II. Lily Martiani Maddari korupsi adalah sebagai Gubernur adalah sebagai tanda terima kasih Bengkulu yang dipilih langsung oleh karena PT. Statika Mitra Sarana telah rakyat di daerah pemilihannya, sudah mendaptkan proyek pembangunan/ barang tentu masyarakat memiliki peningkatan jalan dari Dinas PU harapan besar agar terdakwa I. Ridwan Pemerintah Provinsi Bengkulu Tahun Mukti yang didampingi oleh isterinya, 2017. yaitu terdakwa II. Lily Martiani Maddari dapat berperan aktif dalam Melihat rangkaian peristiwa tersebut upaya pencegahan dan pemberantasan secara utuh, maka ketika uang dari saksi tindak pidana korupsi di wilayah hukum Jhoni Wijaya telah beralih penguasaan Brovinsi Bengkulu serta diharapkan fisiknya dan telah diterima oleh mampu menjadi suri tauladan bagi terdakwa II. Lily Martiani Maddari, masyarakat yang dipimpinnya. secara hukum haruslah dianggap telah Demikian juga dengan kedudukan diterima oleh terdakwa I. Ridwan terdakwa I. Ridwan Mukti selaku Mukti. Dalam konteks dakwaan Pasal Gubernur Bengkulu merupakan jabatan 12 huruf a Undang-Undang Nomor 31 strategis dalam sistem politik di Tahun 1999 tentang Pemberantasan Indonesia, merupakan perwakilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana pemerintah pusat yang ada di daerah, telah diubah dengan Undang-Undang maka perbuatan terdakwa I. Ridwan Nomor 20 Tahun 2001 tentang Mukti bersama-sama dengan terdakwa Perubahan Atas Undang-Undang II. Lily Martiani Maddari bukan saja Nomor 31 Tahun 1999 tentang telah menciderai tatanan demokrasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang sedang dibangun tetapi juga perbuatan menerima hadiah tidak semakin memperbesar ketidakpercayaan 131

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

masyarakat, khususnya masyarakat di datang ke Jakarta untuk menemui wilayah Provinsi Bengkulu kepada terdakwa I (Ridwan Mukti). lembaga negara dan pemerintahan yang 3) Terdakwa I (Ridwan Mukti) sah. bersama-sama dengan terdakwa II (Lily Martiani Maddari) melakukan Majelis hakim juga memberi pertemuan dengan saksi Rico pertimbangan sehubungan dengan hal- Diansari, saksi Rico Maddari, saksi hal untuk menghindarkan negara Teza Arizal dan saksi Rahman dan/atau pemerintah Indonesia, Saifullah di Coffe Shop Hotel Mulia khususnya Pemerintah Provinsi Jakarta pada tanggal 1 Juni 2017 Bengkulu dan kemungkinan dipimpin sekitar jam 19.00 WIB, dan pada oleh orang yang pernah dijatuhi pertemuan tersebut saksi Rico hukuman akibat melakukan tindak Maddari melaporkan kepada pidana korupsi, maka khsusu terhadap terdakwa II (Lily Martiani Maddari) Terdakwa I. Ridwan Mukti dapat bahwa yang hadir hanya 4 (empat) dijatuhi pidana tambahan berupa pengusaha. pencabutan hak-hak tertentu selama 4) Terdakwa II (Lily Martiani Maddari) waktu tertentu sesuai ketentuan pada tanggal 2 Juni 2017 sekitar peraturan perundang-undangan yang pukul 20.00 WIB bertempat di berlaku. Coffee Club Senayan City Jakarta, melakukan pertemuan dengan saksi Atas memori banding yang disampaikan Rico Diansari dan saksi Rico oleh tim penasihat hukum para Maddari, dimana dalam pertemuan terdakwa, dan kontra memori yang itu terdakwa II (Lily Martiani disampaikan oleh Penuntut Umum Maddari) meminta saksi Rico Komisi Pemberantasan Korupsi, Diansari menyediakan fee atas Pengadilan Tinggi Bengkulu proyek-proyek PUPR Provinsi memberikan pendapat yaitu : Bengkulu dari rekanan-rekanan yang 1) Terdakwa Ridwan Mukti/ telah dinyatakan sebagai pemenang Pembanding I melakukan pertemuan dengan besara fee sebagaimana yang dengan memerintahkan saksi pernah disampaikan terdakwa II Kuntadi agar memanggil para (Lily Martiani Maddari) kepada saksi rekanan pemenang lelang itu untuk Rico Diansari pada pertemuan- menemui dirinya di Jakarta. pertemuan sebelumnya sekitar bulan 2) Terdakwa II (Lili Martiani Maddari) Oktober 2016 di Kemang Jakarta, memiliki pengetahuan dan keinginan yaitu sebesar 10% dari nilai kontrak yang sama dengan terdakwa I pada tanggal 2 Juni 2017. Hal itu (Ridwan Mukti) dengan cara dilakukan oleh terdakwa II (Lily memerintahkan saksi Rico Maddari Martiani Maddari) dengan statusnya menghubungi saksi Rico Diansari sebagai istri dari terdakwa I (Ridwan dan saksi Kuntadi agar memanggil Mukti). para rekanan pemenang lelang 132

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

5) Terdakwa I (Ridwan Mukti) keperluan pembelian material dari menyampaikan kalau dirinya sebagai saksi Jhoni Wijaya kepada saksi Rico Gubernur bisa saja membatalkan Diansari sesuai saran dari terdakwa lelang yang telah dimenangkan itu II (Lily Martiani Maddari). dan melakukan blacklist bagi 9) Saksi Rico Diansari sekitar pukul perusahaan-perusahaan tersebut. 09.00 WIB bertempat di rumah Kemudian pada akhir pertemuan pribadi Gubernur Bengkulu terdakwa I (Ridwan Mukti) meminta menyerahkan uang sejumlah Rp. kepada para rekanan agar 1.000.000.000,00 (satu milyar berkoordinasi dengan saksi Rico rupiah) yang dibungkus Diansari, dimana sebelumnya menggunakan kardus A4 warna terdakwa I (Ridwan Mukti) hitam merk Mirage 70 gram kepada menyampaikan kedekatannya dengan terdakwa II (Lily Martiani Maddari) saksi Rico Diansari. sambil mengatakan : “ini yuk ada 6) Terdakwa I (Ridwan Mukti) pada dari , dari pak Jhoni, tanggal 5 Juni 2017 bertempat di jumlahnya satu”. Kemudian Kantor Gubernur Bengkulu marah- terdakwa II (Lily Martiani Maddari) marah dengan para kontraktor dan menanyakan : “aman gak? Takut diakhir pembicaraan terdakwa I ayuk”. Dijawab oleh saksi Rico (Ridwan Mukti) meminta para Diansari : “Insya Allah aman yuk”. kontraktor untuk menghubungi saksi Selanjutnya terdakwa II (Lily Rico Diansari. Martiani Maddari) menyampaikan : 7) Saksi Jhoni Wijaya pada sekitar “co, kata om kau, ndak usah pake tanggal 7 atau 8 Juni 2017 tanda terima, kelak bahayo”, hal itu berkoordinasi dengan saksi Rico dikatakan oleh terdakwa II (Lily Diansari untuk menanyakan besaran Martiani Maddari) dikarenakan ada kontribusi yang harus disiapkan, kekhawatiran terdakwa I (Ridwan dimana menurut saksi Rico Diansari Mukti) jika uang dimaksud ada permintaan fee dari terdakwa I menggunakan tanda terima. (Ridwan Mukti) melalui terdakwa II (Lily Martiani Maddari). Berdasarkan uraian sebagaimana 8) Saksi Jhoni Wijaya pada tanggal 20 tersebut diatas dapat diambil suatu Juni 2017 bertempat di kantor PT petunjuk bahwa uang yang berjumlah Rico Putra Selatan di Jalan Bakti Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar Husada Nomor 71-A Bengkulu rupiah) bukan merupakan uang menyerahkan uang sebesar Rp. tunjangan hari raya (THR) akan tetapi 1.000.000.000,00 (satu milyar merupakan fee yang akan diberikan rupiah) yang dibungkus kepada terdakwa I (Ridwan Mukti). menggunakan kardus A4 warna Walaupun tim penasihat hukum para hitam merk Mirage 70 gram kepada terdakwa menerangkan uang yang Rico Diansari disertai kuitansi (tanda berjumlah Rp.1.000.000.000,00 (satu terima) uang seakan-akan untuk milyar rupiah) sebagaimana keterangan 133

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

saksi Jhoni Wijaya yang menyatakan 2) Terdakwa II (Lily Martiani Maddari) bahwa uang tersebut bukan merupakan memiliki pengetahuan dan keinginan “fee” akan tetapi sebagai “tanda terima yang sama dengan Terdakwa I kasih” atau apapun juga istilahnya (Ridwan Mukti) dengan cara bahwa pemberian tersebut jelas memerintah saksi Rico Maddari bertentangan dengan hukum maupun menghubungi Rico Diansari dan Undang-Undang karena yang diberi saksi Kuntadi agar memanggil para adalah Ridwan Mukti sebagai Gubernur rekanan pemenang lelang datang ke yang masih aktif, apalagi yang member Jakarta untuk menemui terdakwa I hadiah adalah pemenang lelang proyek (Ridwan Mukti). yang berjumlah keseluruhannya sebesar 3) Terdakwa II (Lily Martiani Maddari) Rp.54.000.000.000,00 (lima puluh seharusnya tidak ada kewenangan empat milyar rupiah) dan nilai tersebut untuk memerintah saksi Rico setelah dikurangi pajak maka nilai Maddari untuk menghubungi Rico proyek yang dikerjakan saksi adalah Diansari, walaupun Rico Maddari sekitar Rp. 47.000.000.000,00 (empat adalah adik kandung terdakwa II, puluh tujuh milyar rupiah), sehingga akan tetapi tidak punya kapasitas 10% (sepuluh persen) dari jumlah untuk mengkoordinir para rekanan tersebut adalah sekitar pemenang lelang untuk menemui Rp.4.700.000.000,00 (empat milyar terdakwa I (Ridwan Mukti). tujuh ratus juta rupiah). 4) Perintah terdakwa II (Lily Martiani Maddari) atas sepengetahuan dan Secara umum dapat dilihat bahwa perintah dari terdakwa I (Ridwan dalam memutuskan perkara Ridwan Mukti), hal tersebut bisa dikaitkan Mukti, para majelis hakim baik dalam dengan terdakwa I bersama-sama putusan tingkat pertama Pengadilan dengan terdakwa II yang melakukan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan pertemuan dengan Rico Diansari, Negeri Bengkulu maupun putusan saksi Rico Maddari, saksi Teza banding pada Pengadilan Tinggi Arizal dan saksi Rahmani Saifullah Bengkulu, memperhatikan petunjuk dan di Coffee Shop Hotel Mulia Jakarta pertimbangan dalam membuat putusan, pada tanggal 1 Juni 2017 sekitar jam antara lain : 19.00 WIB dan pada pertemuan 1) Terdakwa I (Ridwan Mukti) tersebut saksi Rico Maddari mengadakan pertemuan dengan melaporkan kepada terdakwa II memerintahkan saksi Kuntadi agar bahwa yang hadir hanya 4 (empat) memanggil para rekanan pemenang pengusaha. lelang untuk menemui dirinya di 5) Keterangan saksi Kuntadi dan saksi Jakarta, dimana pertemuan ini Jhoni wijaya berkesesuaian dengan diuraikan hal-hal yang diinginkan keterangan saksi Teza Arizal, saksi oleh Terdakwa I kepada para Ahmad Irfansyah, saksi Haryanto pengembang/para rekanan. alias Lolak, saksi Syaifuddin Firman,

134

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

saksi Taufik Adun, dan saksi Soehito korupsi secara bersama-sama Sadikin. sebagaimana dalam dakwaan Pasal 12 6) Dari keterangan beberapa saksi huruf a Undang-Undang RI Nomor 31 sebagaimana tersebut diatas dapat Tahun 1999 tentang Pemberantasan diambil suatu petunjuk bahwa Tindak Pidana Korupsi sebagaimana pemberian uang sejumlah telah diubah dengan Undang-Undang Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang rupiah) dari Jhoni Wijaya ke Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terdakwa II (Lily Martiani Maddari) jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, atas sepengetahuan terdakwa I dakwaan alternatif pertama. (Ridwan Mukti). Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Majelis Hakim Tingkat Banding telah Bengkulu Nomor 45/Pid.Sus- mempelajari dengan seksama berkas TPK/2017/PN.Bgl tanggal 11 Januari perkara, berita acara sidang yang 2018 yang dimintakan banding tersebut memuat keterangan para saksi maupun diperbaiki mengenai kualifikasi dan keterangan para terdakwa, barang bukti, lamanya pidana yang dijatuhkan tuntutan penuntut umum Komisi kepada terdakwa I Ridwan Mukti Pemberantasan Korupsi, Nota dan terdakwa II Lily Martiani Pembelaan Tim Penasihat Hukum Para Maddari. Majelis Hakim Banding Terdakwa dan pembelaan pribadi Pengadilan Tinggi Bengkulu telah Terdakwa I Ridwan Mukti dan menimbang bahwa putusan Pengadilan Terdakwa II Lily Martiani Maddari, Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Kelas IA Bengkulu dalam Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan perkara ini tidak bertentangan dengan Negeri Bengkulu Nomor 45/Pid.Sus- hukum dan/atau Undang-Undang, akan TPK/2017/PN.Bgl tanggal 11 Januari tetapi putusan tersebut harus diperbaiki 2018, memori banding dari Tim mengenai kualifikasi tindak pidana Penasihat Hukum Para Terdakwa, yang dilakukan oleh para terdakwa oleh kontra memori banding dari Tim karena sudah diuraikan dalam Penasihat Hukum Para Terdakwa, konsideran/pertimbangan hukum, maka kontra memori banding dari Tim kalimat dalam amar putusan yang Penuntut Umum Komisi Pemberantasan berbunyi : “Sebagaimana dalam Korupsi, Majelis Hakim Tingkat dakwaan Pasal 12 huruf a Undang- Banding memperbaiki pertimbangan Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama tentang Pemberantasan Tindak Pidana dalam putusannya yang menyatakan Korupsi sebagaimana telah diubah bahwa terdakwa I Ridwan Mukti dan dengan Undang-Undang RI Nomor 20 terdakwa II Lily Martiani Maddari telah Tahun 2001 tentang Perubahan Atas terbukti secara sah dan meyakinkan Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun bersalah melakukan tindak pidana 1999 tentang Pemberantasan Tindak 135

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 Ayat (1) pidana yang didakwakan oleh Penuntut ke-1 KUHP, yang perlu dihilangkan Umum. sehingga kualifikasinya menjadi “Korupsi secara bersama-sama” dan Berdasarkan ketentuan Undang-Undang lamanya pidana yang dijatuhkan kepada Nomor 48 Tahun 2009 tentang para terdakwa perlu diperbaiki Kekuasaan Kehakiman, pertimbangan sebagaimana dituangkan dalam amar hakim adalah pemikiran-pemikiran atau putusan. pendapat hakim dalam menjatuhkan putusan dengan melihat hal-hal yang Kemudian Majelis hakim banding juga dapat meringankan atau memberatkan menimbang bahwa oleh karena para pelaku. Setiap hakim wajib terdakwa ditahan di dalam Rumah menyampaikan pertimbangan atau Tahanan Negara, maka berdasarkan pendapat tertulis terhadap perkara yang Pasal 22 Ayat (4) KUHAP, lamanya sedang diperiksa dan menjadi bagian para terdakwa berada dalam tahanan yang tidak terpisahkan dari putusan. dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, serta sebelum putusan PENUTUP mempunyai kekuatan hukum tetap Kesimpulan sesuai dengan Pasal 193 Ayat (2) huruf Berdasarkan uraian diatas, dapat b KUHAP, menetapkan agar para disimpulkan bahwa : Pertimbangan terdakwa tetap berada dalam tahanan. hakim Pengadilan Tindak Pidana Kemudian terhadap barang bukti dalam Korupsi Pada Pengadilan Negeri perkara ini akan diputuskan Bengkulu Nomor : 45/Pid.Sus- sebagaimana dalam amar putusan TPK/2017/PN Bgl Tahun 2018 sudah dibawah ini. Majelis hakim juga benar dan tepat sesuai dengan fakta mempertimbangkan bahwa oleh karena hukum di persidangan dan ketentuan para terdakwa dijatuhi pidana, maka Perundang-undangan yang berlaku, hal berdasarkan Pasal 222 Ayat (1) ini terbukti dengan dikuatkannya KUHAP para terdakwa dibebani untuk putusan tersebut oleh Pengadilan Tinggi membayar biaya perkara dalam tingkat Bengkulu dengan Putusan Nomor : banding yang jumlahnya akan 4/Pid.Sus-TPK/2018/PT.BGL yang ditentukan dalam amar putusan ini. memperbaiki putusan Tingkat Pertama Dalam menjatuhkan pidana kepada para mengenai kualifikasi dan lamanya terdakwa, maka perlu dipertimbangkan pidana yang dijatuhkan kepada terlebih dahulu hal-hal yang terdakwa I Ridwan Mukti dan terdakwa memberatkan dan yang meringankan II Lily Martiani Maddari. terdakwa. Majelis hakim telah membuktikan unsur-unsur dari tindak Rekomendasi pidana yang menunjukkan perbuatan Berdasarkan uraian diatas maka harapan terdakwa Ridwan Mukti telah yang dapat disampaikan, antara lain : memenuhi dan sesuai dengan tindak 1. Kepada Hakim Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri 136

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Bengkulu agar selalu rasa keadilan Hukum Tindak Pidana Korupsi, dalam menjatuhkan sanksi atau Jakarta, Refika Aditama. hukuman bagi terdakwa untuk Darwan Prinst, 2002. Pemberantasan memberikan efek jera bagi pelaku Tindak Pidana Korupsi, serta peringatan bagi pejabat/ ASN Bandung, PT Citra Aditya Bakti. dan masyarakat lainnya agar berhati- Evi Hartanti, 2005. Tindak Pidana hati dalam menjalankan jabatan dan Korupsi, Semarang, Sinar Grafika. wewenang yang dimiliki. J.C.T Simorangkir, dkk, 2004. Kamus 2. Khusus kepada Aparatur Sipil Hukum, Jakarta, Sinar Grafika. Negara (ASN) agar bekerja secara Leden Marpaung, 2001. Tindak proporsional dan profesional dalam Pidana Korupsi : Pemberantasan menjalankan pekerjaannya sehingga dan Pencegahan, Jakarta, Sinar tidak melakukan perbuatan yang Grafika. dapat merugikan keuangan negara. Lilik Mulyadi, 2007. Hukum Acara Pidana : Normatif, Teoritik, DAFTAR PUSTAKA Praktik dan Permasalahannya, Ahmad Rifai, 2010. Penemuan Bandung : PT Alumni. Hukum oleh Hakim dalam ……………., 2010. Kompilasi Hukum Perspektif Hukum Progresif, Pidana dalam Perspektif Teoritis Jakarta, Sinar Grafika. dan Praktek Peradilan, Jakarta, Andi Hamzah, 1996. KUHP dan Mandar Maju KUHAP, Jakarta, Rineka Cipta. Moeljatno, 2008. Asas-asas Hukum A. Zainal Abidin Farid, 2007. Hukum Pidana, Jakarta, Rieneka Cipta Pidana I, Jakarta, Sinar Grafika. Moh. Taufik Makarao, 2004. Pokok- Amir Ilyas, 2012. Asas-Asas Hukum Pokok Hukum Acara Pidana, Pidana, Makassar, Rangkang Jakarta, PT Rineka Cipta. Education. Ronny Hanitijo Soemitro, 1994. Bambang Waluyo, 2004. Pidana dan Metode Penelitian Hukum, Pemidanaan, Jakarta, Sinar Jakarta, Ghalia Indonesia Grafika. Ronny Rahman Nitibaskara, 2000. Barda Nawawi Arief, 2001. Masalah Tegakkan Hukum Gunakan Penegakan Hukum dan Hukum, Jakarta, PT Kompas Kebijakan Penanggulangan Media Nusantara. Kejahatan, Bandung, PT Citra Satjipto Rahardjo, 1998. Bunga Aditya Bakti. Rampai Permasalahan Dalam ………………………, 2010. Bunga Sistem Peradilan Pidana, Jakarta, Rampai Kebijakan Hukum Pusat Pelayanan Keadilan dan Pidana, Bandung, PT Citra Aditya Pengabdian Hukum Jakarta. Bakti. Sudarto, 2007. Hukum dan Hukum Chaerudin, dkk, 2008. Strategi Acara Pidana, Bandung, PT Pencegahan dan Penegakan Alumni.

137

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Sudikno Mertokusumo, 1993. Hukum KUHAP Penyidikan dan Acara Perdata Indonesia, Penuntutan, Edisi Kedua, Jakarta, Jogyakarta, Liberty. Sinar Grafika. Sutiyoso, 2006. Metode Penelitian Peraturan Perundang-Undangan Hukum, Jogyakarta, Liberty. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Teguh Prasetyo, 2011. Hukum Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Acara Edisi Revisi, Jakarta, PT Raja Pidana. Grafindo Persada. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tri Andrisman, 2010. Hukum Acara tentang Pemberantasan Tindak Pidana, Lampung, Universitas Pidana Korupsi. Lampung. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Yahya M Harahap, 2000. Pembahasan tentang Kekuasaan Kehakiman Permasalahan dan Penerapan

138

PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDESA)“LUHUR SEPAKAT” DAN PENDAPATAN ASLI DESA SIDO LUHUR SEBAGAI WADAH KEMAJUAN DESA SIDO LUHUR

MANAGEMENT OF VILLAGE-OWNEDENTERPRISE (BUMDESA) “LUHUR SEPAKAT” AND LOCAL-OWN REVENUE OF SIDO LUHUR VILLAGE

Surjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bengkulu Jl. Raya Padang Kemiling Km. 14 Kota Bengkulu 38216 email : [email protected]

ABSTRAK

BUMDESA merupakan badan usaha milik desa yang didirikan atas dasar kebutuhan dan potensi desa sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.Desa SidoLuhur adalah contoh desa tertinggal yang mampu memanfaatkan potensi desasebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui pembentukan BUMDESA “Luhur Sepakat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme dan faktor apa saja yang mempengaruhi mekanisme pengelolaan BUMDESA pada Desa SidoLuhur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Mekanisme yang digunakan dalam pengelolaan BUMDESA ini adalah pengelolaan keuangan yang bersumber dari penyertaan modal dana desa untuk mensejahterakan Desa Sido Luhur serta warga sekitar. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara sedangkan data sekunder merupakan data yang dimiliki olehBUMDESA“Luhur Sepakat”. Hasil dari penelitian ini bahwa Desa Sido Luhur memiliki banyak potensi pengembangan dimana Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia cukup berpotensi memajukan desa melalui penyertaan modal yang bersumber dari dana desa sebagai wujud otonomi desa.

Kata Kunci : BUMDESA, Sejahtera, Potensi

ABSTRACT

BUMDESA is avillage-owned enterprise established based on needs and effort to improve local wellness. SidoLuhur Village is a model of remote village which is able to utilize its resources to improveprosperity of thecommunity by creating BUMDESA “LuhurSepakat”. This study aims to identify mechanism and factors affecting BUMDESA management in SidoLuhur Village. This is descriptive qualitative study. Primary data is obtained by observation and interview, then secondary data is collected from BUMDESA “LuhurSepakat” itself. Finally, this study reveals that management of village funds for capital is the mechanism to increase prosperity of the community. Then, plenty of natural resources and human resources in the village are potential to develop as supported by village funds.

Keywords : BUMDESA, prosperity, resource 139

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

PENDAHULUAN meningkatkan harkat dan martabat BUMDESA merupakan badan usaha lapisan masyarakat yang berada dalam milik desa yang didirikan atas dasar kondisi tidak mampu dengan cara kebutuhan dan potensi desa sebagai mengandalkan kekuatannya sendiri upaya peningkatan kesejahteraan sehingga dapat keluar dari perangkap masyarakat. Berkenaan dengan kemiskinan dan keterbelakangan, atau perencanaan dan pendirian, BUMDESA konsep memampukan dan juga merupakan perwujudan partisipasi memandirikan masyarakat. masyarakat desa secara keseluruhan, Pemberdayaan BUMDESA merupakan sehingga tidak menciptakan model proses pemberdayaan potensi-potensi usaha yang dihegemoni oleh kelompok pembangunan yang ada di desa yang tertentu ditingkat desa artinya tata bersumber dari, oleh dan untuk aturan ini terwujud dalam mekanisme masyarakat (Kartasasmita, 1997). kelembagaan yang solid. Penguatan kapasitas kelembagaan akan terarah Lahirnya Undang-Undang No 6 Tahun pada adanya tata aturan yang mengikat 2014 Tentang Desa memberikan seluruh anggota (Anonim, 2007). paradigma dan konsep baru mengenai Melalui BUMDESA, Desa berpeluang kebijakan tata kelola desa secara untuk mengelola pembangunan nasional. Undang-undang desa ini tidak ekonomi sebagai hak otonom yang lagi menempatkan desa sebagai latar dimiliki desa. Tujuan BUMDESA yaitu belakang Indonesia tapi halaman depan mengoptimalkan pengelolaan aset desa, Indonesia. Undang-Undang Desa yang memajukan perekonomian desa, serta disahkan pada akhir tahun 2013 juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengembangkan prinsip keberagaman desa. Sifat usaha BUMDESA adalah (Kurniawan, 2015). berorientasi pada keuntungan. Sifat pengelolaan usahanya adalah Dengan berlakunya Undang-Undang keterbukaan, kejujuran, partisipasif dan Desa No 6 tahun 2014, desa memiliki berkeadilan. Fungsi BUMDESA adalah kewenangan untuk mengurus dan sebagai motor penggerak perekonomian mengelola desanya sendiri dalam desa, sebagai lembaga usaha yang mewujudkan kesejahteraan rakyat. menghasilkan Pendapatan Asli Desa Undang-undang tersebut juga mengakui (PADes), serta sebagai sarana untuk adanya otonomi desa. Menyadari akan mendorong percepatan peningkatan pentingnya pembangunan di tingkat kesejahteraan masyarakat desa. desa, Pemerintah melakukan berbagai program untuk mendorong percepatan Secara konseptual pemberdayaan pembangunan kawasan pedesaan, BUMDESA tidak jauh berbeda dengan namun hasilnya masih belum signifikan konsep-konsep pemberdayaan dalam meningkatkan kualitas hidup dan masyarakat yang sudah banyak dikenal, kesejahteraan masyarakat. Oleh karena misalnya sebagai upaya memperkuat itu, pembangunan desa harus dilakukan unsur-unsur keberdayaan untuk secara terencana dengan baik dan harus 140

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

menyentuh kebutuhan riil masyarakat sehingga mampu memberikan desa sehingga pembangunan yang kontribusi pendapatan asli desa untuk dilakukan di kawasan pedesaan dapat kemajuan desa. Penelitian ini dilakukan maksimal (Zatalini, 2015). dengan tujuan untuk mengetahui mekanisme pengelolaan BUMDESA Kebijakan berupa desentralisasi fiskal pada Desa Sido Luhur dan mengetahui ke desa (dana desa) menunjukkan faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk keberpihakan yang besar dan mekanisme pengelolaan BUMDESA progresif dari pemerintah pusat akan Sido Luhur. prioritas peningkatan pembangunan daerah dalam pelayanan masyarakat TINJAUAN PUSTAKA demi terwujudnya kesejahteraan Beberapa pengertian dari Badan Usaha masyarakat desa. Dana tersebut dapat Milik Desa (BUMDESA) diantaranya digunakan sebagai modal pembangunan yaitu : desa melalui BUMDESA sesuai pasal 1. BUMDESA merupakan salah satu pada UU No. 6 Tahun 2014 dengan strategi kebijakan untuk maksud untuk mendorong peningkatan menghadirkan institusi Negara skala ekonomi produktif rakyat desa (kementerian Desa PDTT) dalam (Sidik, 2015). kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Desa (selanjutnya Provinsi Bengkulu yang terdiri dari 9 disebut tradisi desa). kabupaten, 117 kecamatan dan 1341 2. BUMDESA merupakan salah satu desa memiliki 1032 BUMDESA. Dari strategi kebijakan membangun 1032 BUMDESA yang ada, terdapat Indonesia dari pinggiran melalui 722 BUMDESA berstatus aktif dan 310 pengembangan usaha ekonomi Desa BUMDESA berstatus tidak aktif. yang bersifat kolektif. Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui 3. BUMDESA merupakan salah satu Dinas PMD Provinsi Bengkulu pada strategi kebijakan untuk Tahun 2018 melakukan penilaian meningkatkan kualitas hidup terhadap BUMDESA berprestasi se- manusia Indonesia. Provinsi dan ditetapkan BUMDESA 4. BUMDESA merupakan salah satu “Luhur Sepakat” Desa Sido Luhur, bentuk kemandirian ekonomi Desa Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten dengan menggerakkan unit-unit Bengkulu Utara sebagai juara I pada usaha yang strategis bagi usaha kategori desa tertinggal. Mekanisme ekonomi kolektif Desa (Putra, 2015). pengelolaan BUMDESA pada Desa Sido Luhur dapat dijadikan sebuah Dinyatakan di dalam peraturan Menteri model untuk diterapkan pada desa-desa Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 lainnya. Sehingga, yang menjadi pasal 5 ayat 1 Tentang Badan Usaha rumusan masalah yaitu bagaimana tata Milik Desa bahwa BUMDESA dapat kelola BUMDESA Luhur Sepakat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan dalam memanfaatkan potensi desa potensi desa yaitu: 141

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

1. Kebutuhan masyarakat terutama ditetapkan. Asas akuntabel yang dalam pemenuhan kebutuhan pokok menentukan bahwa setiap kegiatan 2. Tersedia sumberdaya desa yang dan hasil akhir kegiatan belum dimanfaatkan secara optimal penyelenggaraan pemerintahan desa terutama kekayaan desa dan terdapat harus dapat dipertanggungjawabkan permintaan di pasar. kepada masyarakat desa sesuai 3. Tersedianya sumber daya manusia dengan ketentuan peraturan yang mampu mengelola badan usaha perundangundangan; sebagai asset penggerak 3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan perekonomian masyarakat. pemerintahan desa yang 4. Adanya unit-unit yang merupakan mengikutsertakan kelembagaan desa kegiatan ekonomi warga masyarakat dan unsur masyarakat desa; yang dikelola secara parsial dan 4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu kurang terakomodasi. pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa yang melandasinya. sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 METODOLOGI PENELITIAN yaitu transparan, akuntabel, partisipatif Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sido serta dilakukan dengan tertib dan Luhur sebagai desa tertinggal di disiplin anggaran (BPKP, 2015), Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten dengan uraian sebagai berikut: Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. 1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan Penelitian ini menggunakan metode yang memungkinkan masyarakat Deskritif kualitatif. Metode kualitatif untuk mengetahui dan mendapat adalah penelitian yang digunakan untuk akses informasi seluas-luasnya menyelidiki,menemukan,menggambark tentang keuangan desa. Asas yang an dan menjelaskan kualitas dari membuka diri terhadap hak pengaruh sosial yang tidak dapat masyarakat untuk memperoleh dijelaskan, diukur atau digambarkan informasi yang benar, jujur, dan secara kuantitatif (Saryono, 2010). tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan pemerintahan desa Teknik pengumpulan data di dalam dengan tetap memperhatikan penelitian ini melalui observasi, ketentuan peraturan perundang- wawancara, dokumentasi dan studi undangan; pustaka. Data yang digunakan adalah 2. Akuntabel yaitu perwujudan data primer yaitu data yang diperoleh kewajiban untuk melalui observasi dan wawancara dan mempertanggungjawabkan data sekunder yaitu data yang telah ada pengelolaan dan pengendalian di BUMDESA Luhur Sepakat. Data sumber daya dan pelaksanaan yang sudah diperoleh kemudian kebijakan yang dipercayakan dalam dianalisis dan diinterpretasi melalui rangka pencapaian tujuan yang telah 142

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

reduksi dengan mengelompokan hal-hal Desa Sido Luhur adalah dengan pokok, kemudian disajikan dan naungan hukum sebuah peraturan desa dilakukan penarikan kesimpulan atas yaitu Perdes Nomor 006 Tahun 2016 jawaban-jawaban yang diperoleh dari Tanggal 28 Oktober 2016 Tentang informan. Kualitas atau keabsahan data Pendirian Badan Usaha Milik Desa. menggunakan teknik triangulasi dengan Dalam operasionalnya BUMDESA di membandingkan hasil wawancara Desa Sido Luhur digunakan untuk antara informan satu dengan informan mensejahterakan desa itu sendiri. Desa lainnya untuk keperluan pengecekan Sido Luhur dalam observasi deskriptif atau sebagai pembanding terhadap data memberikan hasil sangat baik yang tersebut. dibuktikan melalui berjalan lancarnya pengelolaan aset (lihat Tabel 1) HASIL DAN PEMBAHASAN walaupun dengan beberapa kendala. Mekanisme pengelolaan yang terdapat pada BUMDESA “Luhur Sepakat”

Tabel 1. Kegiatan Usaha yang Sedang Berjalan No Nama Unit Usaha Produk/Kegiatan yang dilaksanakan atau dihasilkan 1 Simpan Pinjam Memberikan pinjaman untuk warga desa Sido Luhur dengan bunga 1,5%/Bulan 2 Jasa rental tenda dan Menyewakan tenda dan kursi untuk pesta desa Sido Luhur kursi maupun di luar desa Sido Luhur 3 Jasa Rental molen Menyewakan molen untuk pembangunan desa,maupun pribadi baik didalam maupun di luar desa Sido Luhur 4 Jasa Transaksi Online Menerima pembayaran seca online seperti :listrik, listrik pulsa, BPJS, tiket pesawat,PDAM,FIF,Dll 5 Jasa perdagangan Menjual produk hasil olahan ibu-ibu pkk desa sido luhur dan penjualan pulsa elektrik All operator 6 Jasa BRI link Melayani transfer, tarik tunai,setoran tabungan,setoran pinjaman,pembayaran listrik,briva,PDAM,tiketing,cek saldo, Dll

Tabel 1 menunjukkan bahwa merupakan wadah masyarakat dalam BUMDESA Luhur Sepakat selain mengembangkan potensi desa yang ditunjuk sebagai lembaga legal belum tersentuh oleh pemerintah. perekonomian desa untuk peningkatan Potensi tersebut berguna untuk warga layanan umum dan optimalisasi aset masyarakat sekitar. Seperti kegiatan desa, BUMDESA berperan pula sebagai simpan pinjam yang memiliki bunga pendukung kegiatan usaha dan 1,5%, hal tersebut bukan memberatkan perekonomian masyarakat desa dalam warga namun justru meringankan. memfasilitasi dan mengkoordinasikan Peminjaman dapat dilakukan untuk upaya-upaya ekonomi produktif milik modal usaha warga dan perputaran masyarakat desa. BUMDESA sendiri bunga bukan untuk pemerintah namun

143

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

digunakan untuk kemajuan desa Sido Bukan hanya kegiatan yang sedang Luhur, agar BUMDESA ini dapat berjalan saja namun ada juga kegiatan berkembang dan menjadi lembaga usaha yang direncanakan akan perekonomian yang memiliki daya dikembangkan seperti pada Tabel 2. saing, maka perlu dilakukan Kegiatan pengembangan ini fokus kategorisasi tingkat perkembangannya. dengan rencana pengembangan usaha Kategorisasi ini bertujuan agar yang disertai dengan upaya peningkatan pemerintah dapat lebih mudah dalam kualitas SDM pengelola BUMDESA. mengklasifikasi kekuatan dari masing- masing BUMDESA.

Tabel 2. Kegiatan Bimbingan teknis BUMDESA No Kegiatan Pelaksana 1 Bimbingan Teknis Provinsi Pengembangan Bengkulu BUMDESA 2 Pembukaan KEMENDES Pelatihan BUMDESA Angkatan XXI 3 Pelatihan BALATMAS BUMDESA Pekan Baru 4 Pelatihan Dinas DPMD BUMDESA Bengkulu Utara

Tabel 3. Kegiatan usaha yang direncanakan akan dikembangkan No Nama Unit Usaha Produk/Kegiatan yang dilaksanakan atau dihasilkan 1 Pembentukan unit Pembenihan benih ikan yang berkualitas, serta mampu usaha pembenihan ikan memenuhi kebutuhan benih didesa SidoLuhur dan sekitarnya yang akan bekerjasama dengan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) 2 Pembentukan unit cetak Pembuatan batako yang berkualitas, akan bekerjasama batako dengan karang taruna desa 3 Penanaman modal Jasa keuangan, mampu membantu perekonomian masyarakat usaha simpan pinjam dengan bunga ringan 4 Pendirian pangkalan Gas LPG subsidi 3 Kg mampu memenuhi kebutuhan Gas Gas LPG 3 Kg LPG untuk masyarakat Desa Sido Luhur dan dapat bekerja sama dengan warung manisan di dalam maupun di luar Desa Sido Luhur

Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa perencanaan tersebut sangat berpotensi perencanaan pengembangan kegiatan bagi Desa Sido Luhur dalam usaha dari BUMDESA memiliki mendapatkan benih ikan berkualitas. potensi yang baik. Pembentukan unit Ikan dengan kualitas yang baik dapat usaha pembenihan ikan adalah mensejahterakan warga sekitar melalui perencanaan usaha yang baik karena 144

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

pendapatan penjualan yang diperkirakan terhadap perekonomian. Dalam dapat di ekspor ke luar daerah. perekonomian menggunakan BUMDESA akan mendapatkan omset Masyarakat memiliki peranan yang dari usaha yang sedang dijalankan dan sangat penting karena memiliki posisi dikembangkan. Omset digunakan untuk sebagai obyek dan subyek dari melihat kemajuan dari usaha yang perekonomian itu sendiri. Artinya, dilakukan serta pemutaran modal yang masyarakat tidak hanya menjadi target akan memajukan usaha yang dijalankan atau tujuan dari suatu pembangunan saat ini. tetapi juga dilibatkan di dalam perekonomian. Partisipasi masyarakat Tabel 4. Omset Usaha dalam perekonomian sangat penting No Nama Unit Jumlah Omset karena dengan melibatkan masyarakat Usaha Per Bulan(Rp) 1 Transaksi Rp 10.000.000,- dalam pelaksanaan perekonomian maka Online perekonomian yang dilaksanakan bisa 2 Pulsa Elektrik Rp 3.000.000,- sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3 Sewa Menyewa Rp 300.000,- Perekonomian yang dilaksanakan di 4 BRI Link Rp 100.000.000,- desa tentu kebutuhannya akan berbeda 5 Simpan Pinjam Rp 10.000.000,- Jumlah Rp 123.300.000,- dengan perekonomian yang dilaksanakan di daerah perkotaan. Dalam penelitian ini partisipasi secara Omset dari BUMDESA kurang lebih langsung oleh masyarakat desa dimulai 123 juta rupiah per tahun (lihat Tabel dari tahap merencanakan, 4). Hasil bersih dari BUMDESA melaksanakan, sampai pada kegiatan dialokasikan sebesar 20% untuk Desa, pengawasan melalui kegiatan BKM 20%, BUMDESA 20%, pemanfaatan dana BUMDESA yang kemudian Dusun 15%. Jumlah yang berbasis potensi lokal. cukup besar, Hal ini perlu diperdalam karena menyangkut akuntabilitas dari Meskipun dalam perekonomian desa BUMDESA dan kepercayaan ada dua paradigma yang berbeda yaitu masyarakat kepada BUMDESA. kegiatan usaha ekonomi yang dilakukan Beberapa partisipan juga mengharapkan oleh masyarakat secara individu adanya peninjauan kembali proporsi (swasta) di satu sisi dan usaha kolektif pembagian SHU, dimana Dusun yang masyarakat dalam wadah BUMDESA bersentuhan langsung dengan disisi lain. Namun keduanya memiliki masyarakat hanya mendapat sedikit dari tujuan yang sama yaitu masyarakat bisa bagian SHU. Kecilnya alokasi untuk berpartisipasi dalam perekonomian. pedukuhan ini menjadi salah satu faktor Partisipasi masyarakat diperlukan dalam penyebab masyarakat tidak merasakan perekonomian karena dari manfaat dari keberadaan BUMDESA. masyarakatakan diperoleh informasi guna identifikasi mengenai kondisi eksisting, kebutuhan, serta sikap 145

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Pelembagaan BUMDESA untuk dan masyarakat pengeluaran yang pemberdayaan dan penggerakan potensi dialokasikan akan lebih diperdalam lagi ekonomi desa bertujuan untuk sebab jika pengeluaran lebih besar dari mendukung kebijakan makro pemasukan maka akan menjadi rugi pemerintah (UU No.32/2004) dalam yang melebihi 10% dari modal yang upaya pengentasan kemiskinan didapat. khususnya di pedesaan. Pemberdayaan BUMDESA secara melembaga di Tabel 5. Pembagian Hasil Usaha tingkat desa diharapkan akan N Uraian Pembagian Uraian Hasil mendinamisasi segala potensi desa o 1 Penambahan modal usaha Rp 106.800,- untuk kesejahteraan masyarakatnya. 2 Pendapatan asli desa Rp 35.600,- Oleh sebab itu beberapa unsur penting 3 Penasihat Rp 17.800,- 4 Badan Pengawas Rp 26.700,- sebagai prasyarat pendirian, @5 Orang pemberdayaan, dan pelembagaan 5 Pelaksana Operasional Rp 133.500,- @ 3 Orang BUMDESA dijadikan sebagai tujuan 6 Pendidikan dan Sosial Rp 14.420,- khusus yang akan dihasilkan melalui 7 Cadangan Rp - penelitian ini, yaitu : 1. Model kelembagaan pemberdayaan Walaupun banyak kelebihan dan masyarakat dalam pengelolaan kelancaran didalam pengelolaan potensi ekonomi desa (penjabaran BUMDESA namun masih banyak Pasal 213 UU No.32/2004). kendala yang terjadi didalam 2. Model organisasi dan manajemen Pengelolaan BUMDESA. Permasalahan BUMDESA yang timbul didalam pengelolaan 3. Model fasilitasi, yang terdiri dari : BUMDESA ini antara lain belum a. partisipasi masyarakat dan memiliki kantor sendiri sehingga pemberdayaan ekonomi, selama ini berjalannya kegiatan b. pendampingan usaha, dan BUMDESALuhur Sepakat menumpang c. pola kemitraan eksternal terhadap di Balai Pertemuan KP2a Desa Sido lembaga keuangan (bank, Luhur dengan ruangan yang cukup koperasi, atau penanam modal), sempit sehingga pelayanan belum bisa dan mitra usaha lainnya. maksimal. Serta BUMDESA belum bisa memberikan Salary kepada pengurus Istilah pemberdayaan yang pada BUMDESALuhur Sepakat menjadi awalnya hanya bersifat mikro- permasalahan pokok dalam individual, telah berkembang secara menjalankan kegiatan usaha luas menjadi sebuah strategi preverensi BUMDESA Luhur Sepakat. Namun dan intervensi kelompok dan bahkan kondisitersebut tidak terlalu menjadi masyarakat. Sebagai stratetgi, kendala sebab bila dilihat dari ukuran pemberdayaan dewasa ini banyak waktu BUMDESA ini juga baru digunakan sebagai suatu aksi atau berjalan 3 tahun sehingga berdasarkan gerakan dalam rangka mengatasi Tabel 5, minimnya kontribusi terhadap masalah-masalah individual, kelompok, Pendapatan Asli Desa (PADes) dan 146

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

besaran jasa pengurus justru dapat REKOMENDASI dijadikan peluang atau ruang untuk Kehadiran BUMDESA sebagai wujud pengambilan kebijakan terutama pada nyata untuk membantu perekonomian perlunya penambahan akumulasi modal masyarakat desa khususnya di desa yang bersumber dari penyertaan dana tertinggal dirasa menjadi kebutuhan desa. mutlak. BUMDESA Luhur Sepakat dalam menjalankan programnya PENUTUP membutuhkan pendampingan dan KESIMPULAN fasilitasi dari semua stakeholder BUMDESA dibentuk dengan tujuan termasuk peran Pemeritah Daerah baik untuk meningkatkan kesejahteraan Provinsi maupun Kabupaten. Fasilitasi masyarakat lokal desa dan dan pendampingan dapat berupa meningkatkan pendapatan asli desa suntikan modal usaha, pemasaran hasil serta meningkatkan pengelolaan potensi usaha, peningkatan SDM pengurus desa.Sebagai badan usaha desa yang dalam rangka pengelolaan BUMDESA bertujuan untuk meningkatkan melalui pelatihan yang terintegrasi. pendapatan desa dan masyarakat, program BUMDESA Luhur Sepakat DAFTAR PUSTAKA Desa Sido Luhur sudah dapat menjadi Anonim. (2007). Buku Panduan unit usaha yang dijalankan sebagai Pendirian dan Pengelolaan salah satu upaya peningkatan pelayanan Badan Usaha Milik Desa ekonomi masyarakat desa, disamping (BUMDes). Departemen sebagai sumber pendapatan untuk Pendidikan Nasional Pusat Kajian BUMDESA dalam meningkatkan Dinamika Sistem Pembangunan Pendapatan Asli Desa (PADes). (PKDSP) Fakultas Ekonomi Program ini dapat dijadikan sebagai Universitas Brawijaya. Jakarta. salah satu penopang perekonomian PP-RPDN. masyarakat Desa Sido Luhur. BPKB. (2015). Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Mekanisme pengelolaan BUMDESA Pengelolaan Keuangan Desa. “Luhur Sepakat” Desa Sido Luhur yaitu Jakarta. Badan Pengawasan mengikuti alur proseduryang diberikan Keuangan dan Pembangunan. oleh pemerintah dan sesuai peraturan Putra, Anom Surya. (2015). Buku 7 yang ada. Faktor yang mempengaruhi Badan Usaha Milik Desa: Spirit mekanisme pengelolaan BUMDESA Usaha Kolektif Desa. Jakarta. “Luhur Sepakat” adalah masalah Kurniawan, Boni. (2015). Desa kepemilikan kantor BUMDESA dan Mandiri, Desa Membangun. Salary untuk pengurus BUMDESA. Kementeran Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia. Jakarta.

147

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Kartasasmita, Ginanjar. (1997). Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Pemberdayaan masyarakat. Kualitatif. Yogyakarta.Mitra Yogyakarta. Universitas Gadjah Cendikia. Mada. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Sidik, Fajar. (2015). Menggali Potensi Tentang Desa. Lokal Mewujudkan Kemandirian Zatalini, Farah. (2015). Kewenangan Desa. Jurnal Kebijakan & Otonomi Desa dalam Administrasi Publik Vil. 19 No 2 Perencanaan Pembangunan Desa e-ISSN 0852-9213, e-ISSN 2477- Bagian. Hukum Administrasi 4693. Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung. Lampung.

148

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

EKSISTENSI HUKUM KORBAN TINDAK PIDANA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

EXISTENCE OF LAW FORVICTIM IN THE CRIMINAL COURT SYSTEM IN INDONESIA

Serly Lika Sari Fakultas Hukum Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu Jalan Ahmad Yani Nomor 1 Bengkulu email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana eksistensi hukum Korban Tindak Pidana dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan normatif yuridis. Pendekatan normatif yuridis adalah penelitian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dikaitkan dengan teori-teori hukum pidana serta pelaksanaannya. Data yang digunakan data sekunder didapat melalui studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian hukum terhadap korban tindak pidana dalam KUHAP belum optimal, walaupun perhatian pengaturan hukum atas dasar penghormatan HAM dari pelaku tindak pidana cukup banyak. Pengertian mengenai kepentingan korban dalam kajian viktimologi, tidak hanya dipandang dari perspektif hukum pidana atau kriminologi saja, melainkan berkaitan pula dengan aspek keperdataan. Posisi hukum korban tindak pidana dalam sistem peradilan pidana, tidak menguntungkan bagi korban tindak pidana, karena terbentur dalam masalah mendasar yaitu korban hanya sebagai saksi (pelapor atau korban), dimana korban tindak pidana tidak termasuk bagian dari unsur yang terlibat dalam sistem peradilan pidana, sebagaimana terdakwa, polisi dan jaksa.

Kata Kunci : Korban, tindak pidana, peradilan.

ABSTRACT

This study aims to recognize existence oflaw for victim in the criminal court system in Indonesia. This is descriptive study using juridical normative. Secondary data is obtained from literatures and documentation. Result shows that The Criminal Law Procedure Code (KUHAP) is less-attentive for victim although there is quite a lot of laws based on Human Rights for criminal. Considering study of victimology, victim is not only viewed by criminal law perspective, but also civil law. A victim in criminal court tends to be less-benefit forhim since he acts as witness as well (whistle blower or victim).A victim seems to be excluded of criminal courtas a defendant, police, and attorney.

Keywords : Victim, criminal, court

149

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

PENDAHULUAN mencari kebenaran materil yang Indonesia merupakan Negara yang dikehendaki hukum pidana materil. berdasarkan atas hukum, maka setiap Korban mempunyai peranan fungsional tindakan harus sesuai dengan pancasila ketika terjadinya tindak pidana, baik dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD dalam keadaan sadar maupun tidak 1945) sebagai dasar hukum yang paling sadar, secara langsung ataupun tidak hakiki, disamping produk-produk langsung. hukum lainnya. Hukum tersebut harus selalu ditegakkan guna mencapai cita- Salah satu latar belakang pemikiran cita dan tujuan Negara Indonesia. victimologis adalah “pengamatan Namun demikian, dalam meluas terpadu”, yaitu segala sesuatu pelaksanaannya penegakan hukum harus diamati secara meluas terpadu kadang tidak selalu sesuai dengan yang (makro-integral), disamping diamati tertulis dalam peraturan perundang- secara mikro-klinis. Apabila kita ingin undangan. Hal ini dikarenakan interaksi mendapatkan gambaran kenyataan antar manusia (individu) kadangkala menurut proporsi yang sebenarnya menimbulkan hubungan yang bersifat secara dimensional, mengenai sesuatu negatif atau merugikan salah satu pihak. terutama mengenai relevansi sesuatu, Dan disinilah terkadang tindak pidana maka usaha pengembangan victimologi terjadi di masyarakat, dimana pihak sebagai suatu sub-kriminologi yang yang terlibat didalamnya yaitu pelaku merupakan studi ilmiah tentang korban dan korban. kejahatan sangat dibutuhkan terutama dalam usaha mencari kebenaran materil Jenis tindak pidana di masyarakat dan perlindungan hak asasi manusia sangatlah banyak, diantaranya dalam Negara pancasila ini. pembunuhan, perampokan, pencabulan, pencemaran nama baik, pemerkosaan, Dalam sistem hukum nasional, korban pencurian, dan lain sebagainya. dalam suatu tindak pidana merupakan Perkembangan kasus hukum di pihak yang sangat dirugikan, namun masyarakat, dimana perhatian kita posisinya tidak begitu mendapat umumnya lebih banyak menyoroti perhatian. Dalam sistem peradilan kepada pelaku, karena dalam ilmu pidana, korban dianggap hanya sebagai tindak pidana perhatian terhadap pelaku “figuran” bukan sebagai pemeran harus dibuktikan tindakannnya untuk utama, atau hanya berperan sebagai menjatuhkan sanksi pidana. Masih saksi korban. Namun dalam kenyataan sedikit perhatian diberikan kepada tindak pidana, korban bahkan tidak korban kejahatan, dimana mereka hanya mengalami cedera fisik namun sebenarnya merupakan elemen juga cedera psikis, bahkan sampai (partisipan) dalam peristiwa pidana. meninggal dunia. Dalam hal ini dapat Korban tidak hanya merupakan sebab dikatakan bahwa posisi korban dalam dan dasar proses terjadinya kriminalitas, suatu tindak pidana adalah tidak mudah tetapi berperan penting dalam usaha dipecahkan dari sudut hukum. 150

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Dalam sejarah hukum, perhatian lebih tidak hanya terfokus pada pembahasan terfokus pada masalah aspek penologist bagi si pelaku tindak pidana saja, akan dari hukum pidana, yaitu bagaimana tetapi kepentingan korban tindak pidana supaya pelaku tindak pidana dapat yang sudah selayaknya harus dihukum sesuai dengan tindak pidana diperhatikan juga. Perlindungan yang yang terbukti dilakukannya, akibatnya ada dalam KUHAP lebih banyak masalah-masalah mengenai korban melindungi hak asasi si pelaku tindak tidak begitu mendapat perhatian. Disini pidana dibandingkan dengan hak kedudukan korban menjadi tidak asasi/kepentingan korban tindak pidana, mendapat perlindungan hukum dan dimana yang dikemukakan ketentuan- keadilan yang semestinya, maka ketentuan yang dicarilah jalan keluar alternatif dengan melindungi/memperhatikan kepentingan restitusi jika sifatnya kearah privat, atau korban hanya mengenai praperadilan kompensasi jika sifatnya kearah publik. dan gabungan gugatan ganti kerugian. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Sistem peradilan melalui produk sistem yang dianut oleh KUHAP adalah peraturan perundang-undangan di retributive justice, yaitu suatu kebijakan Indonesia, khususnya Kitab Undang- yang titik perlindungannya adalah si Undang Hukum Acara Pidana pelaku tindak pidana (offender oriented) (KUHAP) yang diundangkan dalam bukan restorative justice yang fokus Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 kebijakan perlindungan terhadap korban menjadi dasar dari penyelenggaraan tindak pidana (Victim Oriented). sistem peradilan pidana di Indonesia. Sistem peradilan pidana sebagai basis Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penyelesaian perkara pidana belum rumusan masalah dalam penelitian ini mengakui eksistensi korban tindak adalah bagaimana Eksistensi Hukum pidana selaku pencari keadilan, dimana Korban Tindak Pidana dalam Sistem seorang korban tindak pidana akan Peradilan Pidana di Indonesia?. Tujuan menderita kembali sebagai akibat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem hukum itu sendiri, karena korban bagaimana eksistensi hukum Korban tindak pidana tidak dapat dilibatkan Tindak Pidana dalam Sistem Peradilan secara aktif seperti halnya dalam Pidana di Indonesia. beracara perdata, tidak dapat langsung mengajukan sendiri perkara pidana ke TINJAUAN PUSTAKA pengadilan melainkan harus melalui Victimologi instansi yang ditunjuk (kepolisian dan Victimologi pada hakikatnya kejaksaan). merupakan pelengkap atau penyempurnaan dari teori-teori Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa etimologi kriminal yang ada. Berbeda sudah selayaknya sistem peradilan dengan kriminologi, ilmu ini berusaha pidana harus dikaji ulang dan harus menjelaskan mengenai masalah melihat kepentingan yang lebih luas, terjadinya berbagai kejahatan atau 151

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

munculnya korban kejahatan dari sudut manusia, campur tangan angkatan pandang yang berbeda, yaitu bukan dari bersenjata diluar fungsinya, aspek pelaku dan penderitaan korban, terorisme, intervensi, dan peperangan melainkan juga bagaimana korban lokal atau dalam skala internasional; kadangkala menjadi pemicu dan b. Viktimisasi ekonomi, terutama yang mengakibatkan terjadinya kejahatan terjadi karena ada kolusi antara (Atmasasmita, 2010). pemerintah dan konglomerat, produksi barang-barang tidak Obyek studi atau ruang lingkup bermutu atau merusak kesehatan, victimologi adalah sebagai berikut termasuk aspek lingkungan hidup; (Gosita, 2002) : c. Viktimisasi media, dalam hal ini 1) Berbagai macam viktimisasi kriminal dapat disebut penyalahgunaan obat atau kriminalistik; bius, alkoholisme, malpraktek 2) Teori-teori etiologi viktmisasi dibidang kedokteran, dan lain-lain; criminal; d. Viktimisasi yuridis, dimensi ini 3) Para peserta yang terlibat dalam cukup luas, baik yang menyangkut terjadinya atau eksistensi suatu aspek peradilan dan lembaga viktimisasi kriminal atau permasyarakatan maupun yang kriminalistik, seperti para korban, menyangkut dimensi diskriminasi pelaku, pengamat, pembuat undang- undang-undang, termasuk undang, polisi, jaksa, hakim, menerapkan kekuasaan dan pengacara dan sebagainya; stigmatisasi walaupun sudah 4) Reaksi terhadap suatu viktimisasi diselesaikan aspek peradilannya. kriminal; 5) Respon terhadap suatu viktimisasi Korban kriminal, argumentasi kegiatan- Dalam Pasal 1 Angka 2 Undang- kegiatan penyelesaian suatu Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang viktimisasi atau viktimologi, usaha- Perlindungan Saksi dan Korban usaha prevensi, refresi, tindak lanjut menyatakan bahwa : “Korban adalah (ganti kerugian); dan seseorang yang mengalami penderitaan 6) Faktor-faktor fisik, mental, dan/atau kerugian viktimogen/kriminogen. ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana. Sedangkan menurut Suatu viktimisasi dapat dirumuskan Gosita (2002), yang dimaksud dengan sebagai suatu penimbulan penderitaan korban adalah mereka yang menderita (mental, fisik, sosial, ekonomi, moral) jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat pada pihak tertentu dan dari tindakan orang lain yang bertentangan kepentingan tertentu. Paradigma dengan kepentingan diri sendiri atau viktimisasi meliputi : orang lain yang mencari pemenuhan a. Viktimisasi politik, dapat kepentingan diri sendiri atau orang lain memasukkan aspek penyalahgunaan yang bertentangan dengan kepentingan kekuasaan, perkosaan hak-hak asasi hak asasi yang menderita”. 152

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Korban merupakan pihak yang Sementara itu, hak dan kewajiban mengalami penderitaan dan kerugian korban adalah sebagai berikut (Gosita, dalam terjadinya suatu tindak pidana 2002) : atau kejahatan, korban tentunya a. Hak korban, antara lain : memiliki hak-hak yang termuat dalam 1) Mendapat kompensasi atas Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 penderitaan, sesuai dengan Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi kemampuan pelaku; dan Korban yang menyatakan bahwa 2) Korban berhak menolak korban berhak untuk : kompensasi karena tidak a. Memperoleh perlindungan atas memerlukannya; keamanan pribadi, keluarga dan 3) Korban berhak mendapatkan harta bendanya, serta bebas dari kompensasinya untuk ahli ancaman yang berkenaan dengan warisnya, bila korban meninggal kesaksian yang akan, sedang, atau dunia karena tindakan tersebut; telah diberikannya; 4) Mendapat pembinaan dan b. Ikut serta dalam proses memilih rehabilitasi; dan menentukan perlindungan dan 5) Mendapatkan kembali hak dukungan keamanannya; miliknya; c. Memberikan keterangan tanpa 6) Menolak menjadi saksi, bila hal tekanan; ini membahayakan dirinya; d. Mendapat penerjemah; 7) Memperoleh perlindungan dari e. Bebas dari pertanyaan yang ancaman pihak pelaku bila menjerat; melapor dan/atau menjadi saksi; f. Mendapatkan informasi mengenai 8) Mendapat bantuan penasihat perkembangan kasus; hukum; g. Mendapatkan informasi mengenai 9) Mempergunakan upaya hukum putusan pengadilan; (rechtsmiddelen). h. Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan; b. Kewajiban korban, antara lain : i. Mendapat identitas baru; 1) Korban tidak main hakim j. Mendapatkan tempat kediaman sendiri; baru; 2) Berpartisipasi dengan k. Memperoleh penggantian biaya masyarakat mencegah timbulnya transportasi sesuai dengan korban lebih banyak lagi; kebutuhan; 3) Mencegah kehancuran si pelaku l. Mendapat nasihat; dan/atau baik oleh diri sendiri, maupun m. Memperoleh bantuan biaya hidup orang lain; sementara sampai batas waktu 4) Ikutserta membina pembuat perlindungan berakhir. korban; 5) Bersedia dibina atau membina diri sendiri untuk tidak menjadi korban lagi; 153

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

6) Tidak menuntut restitusi yang kondisi pada saat kejahatan tidak sesuai dengan kemampuan berlangsung. pelaku; 7) Memberi kesempatan kepada Peranan korban dalam menimbulkan pelaku untuk memberi restitusi kejahatan, antara lain (Mulyadi, 2007) : kepada pihak korban sesuai a. Tindakan kejahatan memang dengan kemampuannya; dan dikehendaki oleh si korban untuk 8) Menjadi saksi bila tidak terjadi; membahayakan diri sendiri dan b. Kerugian akibat tindak kejahatan ada jaminan keamanannya. mungkin dijadikan si korban untuk memperoleh keuntungan yang lebih Peranan Korban dalam Terjadinya besar; Kejahatan c. Akibat yang merugikan si korban Peran yang dimaksud adalah sebagai mungkin merupakan kerjasama sikap dan keadaan diri seseorang yang antara si pelaku dan si korban; akan menjadi calon korban ataupun d. Kerugian akibat tindak kejahatan sikap dan keadaan yang dapat memicu sebenarnya tidak terjadi bila tida ada seseorang untuk berbuat kejahatan. provokasi si korban. Pihak korban yang mempunyai status sebagai partisipan aktif maupun pasif Sistem Peradilan Pidana Indonesia dalam suatu kejahatan, memainkan Sistem Peradilan melalui produk berbagai macam peranan yang Peraturan Perundang-Undangan mempengaruhi oleh situasi dan kondisi Indonesia, khususnya Kitab Undang- tertentu secara langsung maupun tidak Undang Hukum Acara Pidana langsung. (KUHAP) yang diundangkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Peranan korban kejahatan ini antara lain menjadi dasar dari penyelenggaraan berhubungan dengan apa yang sistem peradilan pidana. Kepentingan dilakukan pihak korban, bilamana korban tindak pidana telah diwakili oleh dilakukan sesuatu, serta dimana hal alat Negara yaitu kepolisian dan tersebut dilakukan. Peranan korban ini kejaksaan sebagai penyelidik, penyidik mempunyai akibat dan pengaruh bagi dan penuntut umum. Hubungan antara diri korban serta pihaknya, pihak lain, korban tindak pidana dengan pihak dan lingkungannya. Pihak korban dapat kepolisian dan kejaksaan adalah bersifat berperan dalam keadaan sadar atau simbolik, sementara hubungan antara tidak sadar, secara langsung maupun terdakwa dengan penasihat hukumnya tidak langsung, sendiri maupun secara prinsip adalah murni dalam bersama-sama, bertanggungjawab atau hubungan hukum antara pengguna jasa tidak, secara aktif maupun pasif, dengan dan pemberi jasa yang diatur dalam motivasi positif maupun negatif, dimana hukum perdata. Polisi dan jaksa semuanya tergantung pada situasi dan bertindak untuk melaksanakan tugas Negara sebagai wakil korban tindak 154

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

pidana dan atau masyarakat, sedangkan Political Rights (16 Desember 1948) penasihat hukum bertindak atas kuasa mengakui bahwa semua orang adalah langsung dari terdakwa yang bertindak sama terhadap Undang-Undang dan mewakili terdakwa sendiri. berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa perlakuan atau sikap METODOLOGI PENELITIAN diskriminasi apapun. Setiap tindakan Penelitian ini merupakan penelitian pelanggaran hak-hak asasi yang dijamin deskriptif yang menggunakan oleh ketentuan peraturan perundang- pendekatan normatif yuridis. undangan nasional. Pendekatan normatif yuridis adalah penelitian berdasarkan peraturan Perkembangan di dalam hukum perundang-undangan yang berlaku dan nasional, awalnya tidak begitu responsif dikaitkan dengan teori-teori hukum terhadap kepentingan korban. Tetapi pidana serta pelaksanaannya. Data yang dengan berbagai kongres internasional digunakan data sekunder didapat yang membahas masalah victim, maka melalui studi pustaka dan dokumentasi. perhatian terhadap korban tindak pidana mulai terangkat. Seperti diketahui, HASIL DAN PEMBAHASAN setidaknya ada 3 (tiga) pertemuan Aspek Viktimologi pada Korban internasional mengenai tema yang Tindak Pidana sama, yaitu : Kongres di Geneva Pengembangan dan manfaat viktimologi membahas “New Form and Dimension adalah selaras dengan kehidupan of Crime; Kongres di Caracas tahun masyarakat, dimana viktimologi 1980 menindaklanjuti tentang Crime dirumuskan sebagai studi yang and the Abuse of Power, Offenses and mempelajari masalah korban, penimbul Offender Beyond the Reach of Law; lalu korban, serta sebab-akibat penimbulan kemudian Kongres di Milan Tahun korban, yang merupakan masalah 1985 yang membahas Victim of Crime, manusia sebagai kenyataan sosial. Yang Which it Connect the New Dimentions dimaksud dengan korban dan of Criminality and Crime Prevention in menimbulkan korban disini dapat the Context of Development, berupa individu, suatu kelompok, Convention and Non Conventional korporasi swasta dan pemerintah. Crime, Illegal Abuse of Economic and Publik Power. Dilihat dari sudut Hak Asasi Manusia (HAM), masalah kepentingan korban Dimensi ganti rugi atas penderitaan tindak pidana merupakan bagian dari korban dikaitkan dengan sistem persoalan hak asasi manusia pada restitusi, yang dalam pengertian umumnya. Prinsip universal viktimologi adalah berhubungan dengan sebagaimana termuat dalam The perbaikan atau restorasi atas kerugian Universal Declaration of Human Right fisik, moril, harta benda dan hak-hak (10 Desember 1948) dan The korban yang diakibatkan oleh tindak International Convenant on Civil and pidana. Berbeda dengan kompensasi 155

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

merupakan permintaan atas dasar diatur dengan peraturan pemohonan, dan jika dikabulkan harus pemerintah. dibayar oleh masyarakat atau Negara, sedangkan restitusi dituntut oleh korban Aspek Viktimologi dalam hukum agar diputus oleh pengadilan, jika nasional dapat dilihat terutama dalam diterima tuntutannya maka harus KUHAP, selain itu dengan dibentuknya dibayar oleh pelaku tindak pidana Pengadilan HAM yang telah tersebut. Karena hakikat perbedaan dilaksanakan secara efektif sejak tahun demikian masih belum direalisasikan 2002, berdasarkan Undang-Undang dalam kenyataan, maka seringkali tidak Nomor 26 Tahun 2000. Selanjutnya ada bedanya antara kedua pembayaran implementasi Undang-Undang tentang tersebut, karena yang terpenting HAM tersebut dituangkan dalam perhatian terhadap korban terlebih Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun dahulu, baru kemudian menyusul 2000 tentang Kompensasi, Restitusi, begaimana bentuk pembayaran atas dan Rehabilitasi terhadap Korban kerugian korban. Pelanggaran HAM yang Berat. Sebagaimana dimuat dalam Pasal 1 Dalam perkembangan tentang korban butir 3 yang berbunyi : ini, telah dituangkan dalam Undang- “ Korban adalah orang perorangan atau Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang kelompok orang yang mengalami Perlindungan Saksi dan Korban. penderitaan, baik fisik, mental maupun Kepentingan korban dikuasakan pada emosional, kerugian ekonomi, atau suatu lembaga yang dibentuk oleh mengalami pengabaian, pengurangan Undang-Undang yakni Lembaga atau perampasan hak-hak dasarnya Perlindungan Saksi dan Korban sebagai akibat pelanggaran hak asasi (LPSK). Kepentingan korban melalui manusia yang berat, termasuk korban LPSK tersebut tertuang dalam Pasal 7 adalah ahli warisnya’. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tersebut, yaitu : Dalam hal tersebut diatas, disebutkan 1) Korban melalui LPSK berhak hanya korban pelanggaran HAM berat mengajukan ke pengadilan beruba : saja, maka perlu dikaji lebih lanjut a. Hak atas kompensasi dalam terkait korban tindak pidana biasa agar kasus pelanggaran hak asasi dapat masuk dalam ketentuan tersebut, manusia yang berat; sehingga korban tindak pidana biasa b. Hak atas restitusi atau ganti dapat masuk pula dalam proses kerugian yang menjadi peradilan HAM. tanggungjawab pelaku pidana. 2) Keputusan mengenai kompensasi dan restitusi yang diberikan oleh pengadilan. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kompensasi dan restitusi 156

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Eksistensi Hukum Korban Tindan b. Korban dari pelanggaran HAM Pidana Dalam Peradilan Pidana tidak langsung, seperti Pengertian korban dalam aspek hukum keluarga, kelompok korban sangatlah luas, namun dalam yang menderita tekanan jiwa pembahasan makalah ini adalah korban atau kemiskinan. dalam pengertian sebab-akibat adanya c. Korban pelanggaran tindak pidana (Victim Against Crime). kesejahteraan. Dimana dalam praktiknya, korban dapat dilihat dari sudut pandang : Lingkup bahasan mengenai korban pada 1) Korban dilihat dari pembentukan penulisan ini adalah korban perilaku hukum; kriminal/anti sosial, yang dapat diproses a. Korban dari Over Legislation berdasarkan KUHAP sebagai landasan dan Sweeping Legislation; operasional penyelenggaraan peradilan b. Korban dari kekosongan atau pidana. Ketentuan-ketentuan dalam kesesalan hukum. hubungannnya dengan aspek 2) Korban dilihat dari perilaku viktimologi di dalam KUHAP secara kriminal atau anti sosial; relatif dapat dikatakan banyak, dimana a. Korban dari Crime Against the pengaturan KUHAP yang terkait Person; dengan viktimologi diantaranya terlihat b. Korban dari Against the dalam Pasal 1 ayat (10) dan ayat (22), Property; Pasal 81, Pasal 82 ayat (3) dan ayat (4), c. Korban dari Drug Abuse; Pasal 95 ayat (1) hingga ayat (5), Pasal d. Korban dari Sex Offences/rape; 96 ayat (1), Pasal 98 ayat (1), Pasal 99 e. Korban dari White Collar ayat (1), Pasal 100 ayat (1), Pasal 101, Crime/Organized Crime; Pasal 274, Pasal 275, dimana fokusnya f. Korban dari New Crime lebih banyak berkaitan dengan ganti Forms. rugi. 3) Korban dilihat dari dalam lingkup HAM dan Kesejahteraan Sosial. Berdasarkan KUHAP, maka hak-hak a. Korban Pelanggaran HAM korban dapat dirumuskan ada 4 (empat) berat, terdiri dari : aspek, yaitu : - Pelanggaran yang bersifat 1) Hak untuk melakukan kontrol criminal dan ada pula yang terhadap tindakan penyidik dan bersifat fealusence; penuntut umum, yakni hak - Korban pelanggaran berat mengajukan keberatan atas terbagi dalam Genocide, tindakan penghentian penyidikan Torture, enforced dan /atau penuntutan dalam Displacement, Crime kapasitasnya sebagai pihak ketiga Against Women and yang berkepentingan. Ini diatur Children, Extrajudicial dalam pasal 109 dan Pasal 140 ayat Killing, Schorsing Rubbel. (2) KUHAP;

157

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

2) Hak korban dalam kedudukannnya perlindungan HAM tidak hanya bagi sebagai saksi, sebagaimana dalam pelaku tetapi juga bagi korban tindak Pasal 168 KUHAP; pidana. 3) Hak bagi keluarga korban dalam hal korban meninggal dunia, untuk PENUTUP mengizinkan atau tidak atas Kesimpulan tindakan polisi melalukan bedah Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan mayat atau penggalian kubur untuk bahwa : otopsi. Hal demikian diatur dalam 1. Perhatian hukum terhadap korban pasal 134–136 KUHAP; tindak pidana dalam KUHAP 4) Hak menuntut ganti rugi atas belum optimal, walaupun perhatian kerugian yang diderita akibat dari pengaturan hukum atas dasar tindak pidana dalam kapasitasnya penghormatan HAM dari pelaku sebagai pihak yang dirugikan. tindak pidana cukup banyak. Tercantum dalam Pasal 98–101 2. Pengertian mengenai kepentingan KUHAP. korban dalam kajian viktimologi, tidak hanya dipandang dari Posisi hukum korban tindak pidana perspektif hukum pidana atau dalam sistem peradilan pidana tidak kriminologi saja, melainkan menguntungkan bagi korban tindak berkaitan pula dengan aspek pidana, karena terbentur pada masalah keperdataan. mendasar yaitu korban hanya sebagai 3. Posisi hukum korban tindak pidana saksi (pelapor atau korban). Korban dalam sistem peradilan pidana, tidak termasuk dalam bagian dari unsur tidak menguntungkan bagi korban yang terlibat dalam sistem peradilan tindak pidana, karena terbentur pidana, berbeda dengan terdakwa, polisi dalam masalah mendasar yaitu dan jaksa. Hal tersebut berakibat bagi korban hanya sebagai saksi korban tindak pidana tidak mempunyai (pelapor atau korban), dimana upaya hukum, apabila ia keberatan korban tindak pidana tidak terhadap suatu putusan pengadilan, termasuk bagian dari unsur yang misalnya banding atau kasasi apabila terlibat dalam sistem peradilan putusan pengadilan yang dipandang pidana, sebagaimana terdakwa, tidak adil atau merugikan dirinya. polisi dan jaksa.

Kepentingan korban tindak pidana Rekomendasi masih harus diperjuangkan dari sudut 1. Diharapkan agar semua pihak mekanisme peradilan pidana, karena terkait, baik kepolisian, lembaga- regulasi yang ada belum berpihak lembaga bantuan hukum, secara utuh pada korban tindak pidana pemerintah hingga masyarakat sehingga asas keseimbangan dan dapat secara terpadu meingkatkan pengayoman dari pemerintah kerjasama dalam mencegah diharapkan dalam memprioritaskan 158

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

terjadinya tindak kejahatan …………... 2002. Masalah Korban dilingkungan sekitarnya. Kejahatan. Jakarta : PT. Bhuana 2. Pemerintah daerah dapat Ilmu Populer. melakukan kerjasama dengan pihak Mulyadi, Lilik. 2007. Kapita Selekta kepolisian dan/atau lembaga Hukum Pidana Kriminologi dan bantuan hukum dalam upaya Viktomologi. Jakarta : Djambatan. melakukan sosialisasi untuk Soeparman. Kepentingan Korban meningkatkan pemahaman dan Tindak Pidana Dilihat Dari pengetahuan mencegah/mengatasi Sudut Viktimologi. Majalah terjadinya tindak kejahatan. Hukum Tahun ke XXII No. 260, Juli 2007. Varia Peradilan. DAFTAR PUSTAKA Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Atmasasmita, Romli. 2010. Teori dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Kapita Selekta Victimologi, Edisi Pidana. Kedua Cetakan Ketiga. Bandung : Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 PT Refika Aditama. tentang Perlindungan Saksi dan Gosita, Arif. 1986. Viktimologi dan Korban. KUHP. Jakarta : Akamedika Presindo.

159

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

KARAKTERISTIK BUMDes TUAH SEPAKAT DAN BUMDes HARAPAN JAYA, SERTA DAMPAK EKONOMINYA BAGI MASYARAKAT

CHARACTERISTIC OF BUMDes“TUAH SEPAKAT” AND BUMDes“HARAPAN JAYA” AND THEIR ECONOMY IMPACTS TO THE COMMUNITY

Harwindah Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu Jalan Pembangunan Nomor 15, Kota Bengkulu Email : harwindah@

ABSTRAK

Mengadopsi nawa cita Presiden Joko Widodo yang ketiga, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran sdengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, maka dicanangkanlah dana desa dengan jumlah yang fantastis yaitu satu desa satu milyar. Dana Desa diperuntukkan membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu pemanfaatan dana tersebut adalah untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dari hasil usaha BUMDes, pemerintah mengharapkan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat, untuk mengetahui apakah berdirinya BUMDes di masing-masing desa memberikan pengaruh atau dampak terhadap perekonomian masyarakat. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui jenis unit usaha diadopsi oleh BUMDes Tuah Sepakat dan BUMDes Harapan Jaya serta untuk mengetahui dampak BUMDes tersebut terhadap perekonomian masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kaulitatif. Metode berpikir yang dipakai pada penelitian ini adalah perumusan masalah, observasi lapangan, analisis data dan penarikan kesimpulan yang dikaitkan dengan fakta-fakta di lapangan. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Unit usaha yang dilaksanakan oleh BUMDes Tuah Sepakat adalah unit keuangan (simpan pinjam) dan perdagangan (pertokoan) sedangkan BUMDes Harapan Jaya memiliki 6 unit usaha yaitu, Perkebunan; Transportasi; Simpan Pinjam; Perusahaan Air Bersih; BRI Link; dan Pengolahan arang cangkang sawit; BUMDes Tuah Sepakat dan Harapan Jaya berdampak secara ekonomi terhadap kehidupan masyarakat seperti meningkatkan Pendapatan Asli Desa, membuka lapangan kerja, menaikkan pendapatan masyarakat melalui simpan pinjam dan menjadi pengurus BUMDes.

Kata Kunci : BUMDes, dana desa, unit usaha, PADes

ABSTRACT

One of priority programs from Jokowi called NawaCita mentions about developing Indonesia’s rural areas. Therefore, there is program called Dana Desa (village funds), 1 billion rupiah for each village. This fund aims to finance governance, development,

160

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

community building, and community empowerment. One of implementation is establishing Village-owned Enterprise (BUMDes). Thus, this study aims to figure out type of business unit adopted by BUMDes “TuahSepakat” dan “Harapan Jaya” and its impact to community income. It is a descriptive study using qualitative approach. Frame of work of this study consists of identifying problems, field observation, data analysis, and conclusion based on facts on site. Result shows that BUMDes “TuahSepakat” runs savings and loan (finance unit) and stores (trade unit). Meanwhile, BUMDes “Harapan Jaya” has 6 business units, i.e.: plantation, transportation, savings and loan, clean water, BRI Link, and palm-shell charcoal. It is known that both BUMDes economically affect to the community income, for example increasing villageown-source revenue, creating employment, increasing income through savings and loan, and being staff at BUMDes.

Keywords : BUMDes, village funds, business unit, PADes (village own-source revenue.

PENDAHULUAN beranjak naik diperingkat kesembilan Dalam pembukaan UUD 1945 pada setelah Provinsi Nangroe Aceh alinea ke IV bahwa pembangunan Darussalam (NAD) (BPS Provinsi nasional ditujukan untuk kesejahteraan Bengkulu, 2018). Penurunan angka umum untuk mencapai kemandirian kemiskinan ini menunjukkan bahwa ekonomi. Pembangunan nasional telah terjadi penambahan pendapatan Indonesia adalah paradigma perkapita dan penurunan konsumsi Pembangunan yang terbangun atas makanan dan non-makanan. Berarti pengalaman Pancasila yaitu telah terjadi pengurangan penduduk pembangunan manusia Indonesia yang berada pada garis kemiskinan. seutuhnya dan pembangunan Banyak faktor penyebab penurunan masyarakat Indonesia seluruhnya, angka penduduk miskin, salah satunya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, adalah terciptanya lapangan kerja baru. dan pedomannya (Wikipedia). Tujuan pembangunan nasional adalah Prioritas penggunaan dana desa untuk mewujudkan masyarakat adil dan pembangunan desa dialokasikan untuk makmur yang merata material dan mencapai tujuan pembangunan desa spiritual berdasarkan Pancasila dan yaitu meningkatkan kesejahteraan Undang-Undang Dasar 1945 (Benny, masyarakat desa dan kualitas hidup 2016). manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui: Bengkulu merupakan provinsi termiskin a. pemenuhan kebutuhan dasar; di antara 10 Provinsi di Pulau , b. pembangunan sarana dan prasarana yaitu sebesar 16,45% pada bulan maret Desa; 2017. Namun pada bulan maret 2018 c. pengembangan potensi ekonomi terjadi penurunan angka kemiskinan lokal; dan sebesar 1.02% menjadi 15,43% d. pemanfaatan sumber daya alam dan sehingga menjadikan Bengkulu lingkungan secara berkelanjutan. 161

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Salah satu pemanfaatan dana tersebut berada di BUMDes Tuah Sepakat dan adalah untuk mendirikan Badan Usaha Harapan Jaya. Milik Desa (BUMDes). Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun Rumusan masalah dari kajian ini adalah 2014 tentang desa. Pendirian BUMDes unit usaha apa yang berada di BUMdes diharapkan dapat mengentaskan Tuah Sepakat dan Harapan jaya serta kemiskinan dan menaikkan apa pengaruh/dampak berdirinya kesejahteraan masyarakat melalui BUMDes pada perekonomian meluasnya kesempatan kerja dan masyarakat di desa tersebut?Tujuan dari meningkatnya pendapatan penduduk kajian ini adalah untuk mengetahui jenis sehingga masyarakat Indonesia menjadi unit usaha yang dijalankan oleh sejahtera dan mandiri. BUMDes Tuah Sepakat dan Harapan Jaya dan apa pengaruh kedua BUMDes BUMDes juga diharapkan bisa tersebut terhadap perekonomian mengerem arus urbanisasi dan migrasi. masyarakat di Desa Mandi Angin Jaya Swakelola yakni mengutamakan tenaga dan Desa Mekar Jaya. kerja dan material lokal desa yang berasal dari desa setempat sehingga TINJAUAN PUSTAKA mampu menyerap tenaga kerja lokal Pembangunan dan meningkatkan pendapatan Tujuan dan sasaran pembangunan masyarakat desa. Hasil usaha BUMDes Indonesia adalah membangun manusia dapat dimanfaatkan untuk Indonesia seutuhnya yang adil dan pengembangan usaha dan pembangunan makmur berdasarkan Pancasila dan desa, pemberdayaan masyarakat desa UUD 1945. Tujuan dan sasaran dan pemberian bantuan untuk pembangun an nasional sebagaimana masyarakat miskin melalui hibah, tercantum dan tersirat dalam bantuan sosial, dan kegiatan dana Pembukaan UUD 1945 adalah: bergulir yang ditetapkan dalam 1. Melindungi segenap bangsa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja seluruh tumpah darah Indonesia, Desa. Dari hasil usaha BUMDes, 2. Memajukan kesejahteraan umum, pemerintah mengharapkan terjadinya 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, peningkatan pendapatan masyarakat, dan untuk mengetahui apakah berdirinya 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia BUMDes di masing-masing desa yang berdasarkan kemerdekaan, memberikan pengaruh atau dampak perdamaian abadi dan keadilan terhadap perekonomian masyarakat. sosial (Zein Sakti, 2016). Oleh karena itu kami mengadakan kajian mengenai hal tersebut. Sebagai Pemerintah Daerah mengatur dan bahan evaluasi dana desa yang mengurus sendiri urusan pemerintahan dimanfaatkan untuk pendirian BUMDes menurut asas otonomi dan tugas serta untuk mengetahui unit usaha yang pembantuan (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014). Program prioritas 162

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

pembangunan Kabupaten Mukomuko  Mewujudkan kemandirian tahun 2016-2021 diantaranya bidang masyarakat; dan pendidikan, kesehatan, bidang  Menciptakan desa-desa mandiri dan infrastruktur, bidang pertanian, bidang berkelanjutan yang memiliki kelautan dan perikanan, bidang ketahanan sosial, ekonomi, dan perindagkop dan UKM. Kementerian ekologi, serta penguatan keterkaitan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal kegiatan ekonomi kota-desa. dan Transmigrasi telah menetapkan sebanyak 24 desa di Kabupaten Dana Desa Mukomuko, Bengkulu, sebagai desa Melalui Undang-Undang Nomor Tahun yang menjadi skala prioritas 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa pembangunan di dalam program kerja dana desa memberikan fokus yang lebih kementerian tersebut. Kabid Pemerintah besar pada pengentasan kemiskinan dan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat ketimpangan, prioritas penggunaan dan Desa Kabupaten Mukomuko Eka Dana Desa digunakan untuk Purwanto di Mukomuko, mengatakan pembangunan dan pemberdayaan sebanyak 24 desa yang menjadi skala masyarakat dalam rangka meningkatkan prioritas program kerja kementrian kualitas hidup masyarakat desa untuk tersebar di 12 kecamatan (Antaranews, mengurangi kemiskinan, mengurangi 2018). kesenjangan penyediaan infrastruktur dasar, serta memperluas kesempatan Perencanaan pembangunan desa dan kerja. dana desa dalam kerangka implementasi nawa cita dan RPJMN 2015-2019. BUMDes RPJMN 2015-2019 merupakan visi, Pembangunan desa berbasiskan misi, dan agenda (Nawa cita) yang kekuatan lokal (keuangan dan aset desa) berfungsi untuk menjadi pedoman berwujud pembentukan dan Kementerian/Lembaga dalam menyusun pengembangan produk unggulan desa rencana strategis dan acuan dasar dalam dan/atau produk unggulan kawasan pemantauan dan evaluasi RPJMN. perdesaan, digerakkan dan dikelola oleh RPJMN juga dapat menjadi acuan bagi desa melalui Badan Usaha Milik Desa masyarakat berpartisipasi dalam (BUMDes) pada lingkup desa atau pelaksanaan pembangunan nasional. BUMDesa bersama pada lingkup antar CITA Ke-3 NAWA CITA adalah desa. Undang Undang No 6 Tahun 2014 membangun Indonesia dari pinggiran tentang Desa. Pasal 87 Pasal 88 Desa dengan memperkuat daerah-daerah dan dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa dalam kerangka Negara Kesatuan Desa yang disebut BUM Des. (2) BUM Republik Indonesia. Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Tujuan pembangunan kawasan (3) BUM Desa dapat menjalankan perdesaan (Buku Saku Dana Desa, usaha di bidang ekonomi dan/atau 2017) : pelayanan umum sesuai dengan 163

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

ketentuan peraturan perundang- yaitu melaksanakan tugas desa dalam undangan. (1) Pendirian BUM Desa menyelenggarakan cabang-cabang disepakati melalui Musyawarah Desa. produksi yang penting bagi desa dan (2) Pendirian BUM Desa sebagaimana yang menguasai hajat hidup orang dimaksud pada ayat (1) ditetapkan banyak Tujuannya untuk meningkatkan dengan Peraturan Desa. kemampuan masyarakat dalam mengendalikan perekonomian di desa Sifat BUMDes adalah menjadi alat desa untuk sebesarbesarnya kesejahteraan bagi gerakan perekonomian di desa masyarakat dan kemandirian ekonomi yang bercirikan semangat kolektif dan di tingkat Desa (Buku Saku Dana Desa, kegotongroyongan. Maksud BUMDes 56).

Gambar 1. Dampak Ekonomi BUMDes (Buku Saku Dana Desa, 2017)

Klasifikasi Jenis BUMDes BUMDes dapat menjalankan bisnis (Permendesa Nomor 04 Tahun 2015) penyewaan (renting) barang untuk BUMDes dapat menjalankan bisnis melayani kebutuhan masyarakat Desa sosial (social business) sederhana yang dan ditujukan untuk memperoleh memberikan pelayanan umum(serving) Pendapatan Asli Desa. Unit usaha kepada masyarakat dengan memperoleh dalam BUMDes dapat menjalankan keuntungan finansial. Unit usaha dalam kegiatan usaha penyewaan meliputi: BUMDes dapat memanfaatkan sumber a. alat transportasi; daya lokal dan teknologi tepat guna, b. perkakas pesta; meliputi: c. gedung pertemuan; a. air minum Desa; d. rumah toko; b. usaha listrik Desa; e. tanah milik BUM Desa; dan c. lumbung pangan; dan f. barang sewaan lainnya. d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya. BUMDes dapat menjalankan usaha perantara (brokering) yang memberikan 164

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

jasa pelayanan kepada warga. Unit a. pengembangan kapal Desa berskala usaha dalam BUMDes dapat besar untuk mengorganisasi menjalankan kegiatan usaha perantara nelayan kecil agar usahanya yang meliputi: menjadi lebih ekspansif; a. jasa pembayaran listrik; b. Desa Wisata yang mengorganisir b. pasar Desa untuk memasarkan rangkaian jenis usaha dari produk yang dihasilkan kelompok masyarakat;dan masyarakat; dan c. kegiatan usaha bersama yang c. jasa pelayanan lainnya. mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya. BUMDes dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang METODOLOGI PENELITIAN (trading) barang-barang tertentu untuk Jenis penelitian yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat penelitian ini adalah penelitian maupun dipasarkan pada skala pasar deskriptif. Pendekatan penelitian yang yang lebih luas. Unit usaha dalam digunakan adalah pendekatan kaulitatif. BUMDes dapat menjalankan kegiatan Metode berpikir yang dipakai pada perdagangan (trading) meliputi: penelitian ini adalah perumusan a. pabrik es; masalah, observasi lapangan, analisis b. pabrik asap cair; data dan penarikan kesimpulan yang c. hasil pertanian; dikaitkan dengan fakta-fakta di d. sarana produksi pertanian; lapangan. e. sumur bekas tambang; dan f. kegiatan bisnis produktif lainnya. Jenis data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data primer BUMDes dapat menjalankan bisnis (wawancara, dan observasi) serta data keuangan (financial business) yang sekunder (dokumen, laporan, memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala peraturan/produk hukum). Dan metode mikro yang dijalankan oleh pelaku pengumpulan data yang digunakan pada usaha ekonomi Desa. Unit usaha dalam penelitian ini adalah: Metode BUMDes dapat memberikan akses Dokumentasi, Metode Observasi, dan kredit dan peminjaman yang mudah Metode Wawancara. diakses oleh masyarakat Desa. HASIL DAN PEMBAHASAN BUMDes dapat menjalankan usaha Gambaran Umum Kabupaten bersama (holding) sebagai induk dari Mukomuko unit-unit usaha yang dikembangkan Secara astronomis, Kabupaten masyarakat Desa baik dalam skala lokal Mukomuko terletak antara 020 16’ 32” Desa maupun kawasan perdesaan. Unit – 030 07’ 46” Lintang Selatan dan usaha dalam BUMDes dapat antara 1010 01’ 15” – 1010 51’ 29,6” menjalankan kegiatan usaha bersama Bujur Timur. Berdasarkan posisi meliputi: geografisnya, Kabupaten Mukomuko 165

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

memiliki batas-batas: Utara – 1. Meningkatlan kesejahteraan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera masyarakat dan BUMDes Barat; Selatan – Kabupaten Bengkulu pemerintah desa. Utara; Barat – Samudera Hindia; Timur 2. Membantu melakukan pengawasan – Kabupaten Kerinci dan Kabupaten terhadap pelaksanaan Merangin, Jambi. Kabupaten penyelenggara kegiatan ekonomi Mukomuko terdiri dari 15 kecamatan, desa. 148 desa dan tiga kelurahan. 3. Membantu pemerintah desa dalam upaya mengembangkan sumber BUMDes Kabupaten Mukomuko sumber potensi alam dan manusia Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), didesa untuk dikembangkan sebagai lembaga ekonomi masyarakat menjadi sumber sumber sumber yang perannya cukup strategis dalam ekonomi menggerakkan perekonomian 4. Menjadi media pemerintah desa masyarakat di pedesaan. Sehingga, untuk mewujudkan mewujudkan Bumdes sebagai lembaga ekonomi rencana pembangunan khususnya rakyat yang juga menjadi pilar dibidang ekonomi. demokrasi. Bumdes yang diciptakan dengan tujuannya untuk meningkatkan Pengaturan BUMDes diatur di dalam perekonomian desa, mengoptimalkan pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. aset desa, meningkatkan usaha 23 Tahun 2014, bahwa desa dapat masyarakat, menciptakan peluang mendirikan Badan Usaha Milik Desa usaha, menciptakan lapangan pekerjaan, sesuai dengan kebutuhan dan potensi pengembangan ekonomi desa serta desa. Tujuan BUMDes yaitu meningkatkan pendapatan desa. Jika mengoptimalkan pengelolaan aset-aset pengelolaan Bumdes optimal, maka desa yang ada, memajukan desa akan menjadi desa yang mandiri. perekonomian desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Sifat BUMDes sebagai salah satu mitra usaha BUMDes adalah berorientasi pemerintah desa dalam mewujudkan pada keuntungan. Sifat pengelolaan rencana-rencana pembangunan usahanya adalah keterbukaan, perekonomian ekonomi dituntut mampu kejujuran, partisipatif, dan berkeadilan. menyediakan kebutuhan-kebutuhan Dengan kehadiran BUMDes ini masyarakat dalam mengembangkan diharapkan desa menjadi lebih mandiri usaha. Badan Usaha Milik Desa adalah dan masyarakat menjadi lebih sejahtera usaha yang dibentuk/didirikan oleh (Ovi, 2013). pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaanya dilakukan Pendirian BUMDes didasarkan pada oleh pemdes dan masyarakat. Peran kebutuhan dan potensi desa, sebagai BUMDes bagi desa yang upaya peningkatan kesejahteraan menjalankannya: masyarakat. Berkenaan dengan perencanaan dan pendiriannya, 166

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

BUMDes dibangun atas prakarsa banyak BUMDes berada pada tahap masyarakat, serta mendasari pada pembelajaran. Dana BUMDes dapat prinsip prinsip kooperatife, partisipatif, berasal dari pemerintah, pihak ketiga transparasi, emansipatif, akuntabel, dan dan masyarakat. Dana berasal dari Dana sustainable. Dari semua itu yang Desa yang diserahkan melalui jalur terpenting adalah bahwa pengelolaan langsung ke APBDes. BUMDes harus dilakukan secara professional dan mandiri (Eka, 2016). Selain itu masih banyak BUMDes yang membagi keuntungan BUMDes lebih Kabupaten Mukomuko memiliki 148 besar ke modal dibandingkan untuk Desa dan tiga Kelurahan. Dari 148 Desa honor pengurus dan pengawas. dari 148 Desa yang memiliki BUMDes Sehingga masih banyak masyarakat baru 78 Desa (Data Dinas yang enggan untuk ditunjuk mejadi Pemberdayaan Masyarakat Desa penegelola BUMDes. Kebanyakan Kabupaten Mukomuko Tahun 2017). pembagian keuntungan sebesar 15% Dari jumlah tersebut, hanya 10% untuk pengelola; 30% untuk PADes ; BUMDes yang aktif, yang berarti 40% untuk modal ; dan 15% untuk lain- sekitar ±8 BUMDes. Dari ke delapan lain. Idelanya menurut Kabid PUEM BUMDes tersebut kami memilih pembagiannya adalah 40% untuk BUMDes Tuah Sepakat, Desa Mandi pengelola ; 40% untuk PADes; dan 20% Angin Jaya, Kecamatan Teramang Jaya untuk modal. Sehingga perekonomian dan BUMDes Harapan Jaya, Desa masyarakat dapat terangkat. Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam sebagai sample kami. Hal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tersebut karena BUMDes tersebut Tuah Sepakat semenjak berdiri dapat berkembang BUMDes Tuah Sepakat didirikan dengan pesat dan mampu memberikan berdasarkan Peraturan Desa Nomor 1 dampak bagi kesejahteraan masyarakat Tahun 2015/1 dengan SK Pengesahan serta lokasinya mudah dijangkau, jalan Nomor: 100-237 Tahun 2016. BUMDes menuju desa tersebut masih bisa dilalui Tuah Sepakat Terletak di Desa Mandi dengan transportasi mobil. Walau untuk Angin Jaya, Kecamatan Teramang Jaya. menuju ke Desa Mekar Jaya jalannya Visi BUMDes Tuah Sepakat adalah masih berupa tanah merah dan berbukit- “mewujudkan lembaga usaha ekonomi bukit tetapi masih bisa dilalui jika hari desa yang sehat, kuat berdaya saing sedang cerah. tinggi dan terpercaya yang mampu melayani kebutuhan ekonomi Menurut Kepala Bidang Pengembangan masyarakat dalam mencapai kehidupan Usaha Ekonomi Masyarakat, Dinas masyarakat yang sejahtera” sedangkan Pemberdayaan Masyarakat Desa misi BUMDesini adalah “ Menjadikan Kabupaten Mukomuko, sampai saat ini BUMDes Tuah Sepakat sebagai belum ada BUMDes yang lokomotif penggerak ekonomi keberhasilannya signifikan, masih masyarakat menuju desa mandiri”. 167

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Adapun tujuan dari BUMDes ini berdasarkan musawarah desa, terdiri adalah: dari: a. Meningkatkan pendapatan asli desa 1. Badan pengawas yang diketuai oleh (PAD) untuk peningkatan sekretaris kecamatan, yaitu Bapak pembangunan desa dan Marhidi, SE; peningkatan elayanan masyarakat; 2. Penasehat yang merupakan kepala b. Mendorong perkembangan desa mandi angina jaya, yaitu perekonomian masyarakat desa; Bapak Hanasrum; dan c. Meningkatkan kreativitas dan 3. Direktur BUMDes yaitu Dedi peluang usaha ekonomi produktif Nopian bagi masyarakat desa yang berpenghasilan rendah; BUMDes ini memiliki dua unit usaha d. Mendorong berkembangnya usaha yaitu, unit keuangan (simpan pinjam) mikro sector informal; dan dan perdagangan (pertokoan). Simpan e. Melakukan kerjasama dengan pihak pinjam yang dilakukan serupa dengan lain yang saling menguntungkan. simpan pinjam yang dilakukan oleh perbankkan nasional. Bagi masyarakat Sumber dana BUMDes ini berasal dari yang ingin meminjam uang di BUMDes APBDes yang merupakan dana desa ini juga harus menyerahkan surat-surat dan penyertaan modal masyarakat bagi berharga sebagai jaminan. Untuk usaha simpan pinjam. Pembagian sisa peminjaman di bawah 10 juta, surat hasil usaha BUMDes Tuah Sepakat berharga yang harus dijaminkan adalah ditetapkan berdasarkan ketentuan dalam Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor Peraturan Desa Mandi Angin Jaya (BPKB) dan untuk peminjaman diatas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pendirian 10 juta yang harus dijaminkan adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sertifikat tanah. Unit perdagangan atau Tuah Sepakat, sebagai berikut: pertokoan BUMDes tuah sepakat a. Dana Cadangan = 35% menjual berbagai jenis pupuk b. Pendapatan Asli Desa (PADes) = nonsubsidi karena rata-rata penduduk di 20% Desa Mandi Angin berprofesi sebagai c. Pengurus unit Usaha = 25% petani. d. Badan Pengawas BUMDes = 15% BUMDes Tuah Sepakat tercatat di e. Pendidikan = 2,5% Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa f. Dana Sosial = 2,5% (PMD) Kabupaten Mukomuko sebagai BUMDes yang memiliki Sedangkan untuk pengeluaran gaji administrasi/laporan keuangan paling karyawan unit tiap bulannya sebesar lengkap. BUMDes Tuah sepakat 40% dari pendapatan bersih tiap bulan memiliki neraca akhiir, Laporan dan 20% digunakan untuk honor Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus pengelola BUMDes. Pengelola atau Kas (Cash Flow), Perubahan Modal pelaksana operasional BUMDes dipilih (equitas) dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). 168

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Dampak berdirinya BUMDes Tuah Harapan dari BUMDes Tuah sepakat Sepakat yang dirasakan oleh masyarakat adalah didirikannya BUMDes Bersama adalah: agar lebih luas jangkauan dan 1. Meningkatnya Pendapatan Asli berkembang lebih pesat. Sumber daya Desa, sesuai dengan tujuan manusia yang kurang memiliki BUMDes Tuah Sepakat dan Perdes keterampilan dalam manajemen Nomor 1 tahun 2015 bahwa 20% lembaga, usaha dan keuangan sehingga dari keuntungan BUMDes menyulitkan pengelola dalam diperuntukkan untuk PADes. mewujudkan administrasi yang tertata. 2. Kemudahan mendapatkan pupuk untuk pertanian, tidak mengharus BUMDes Harapan Jaya petani ke kota untuk mendapatkan BUMDes Harapan Jaya didirikan pupuk yang lumayan memakan berdasarkan Peraturan Desa Nomor 3 waktu dan biaya. Tahun 2015/3 dengan SK Pengesahan 3. Menambahkan penghasilan Nomor: 100-237 Tahun 2016. BUMDes masyarakat bagi para karyawan dan Harapan Jaya disahkan Oleh Kepala pengelola BUMDes, untuk Desa Mekar Jaya No. pengelola dialokasikan 25% dan 06/SK.BHJ/MJ/TT/2016, untuk jangka untuk pengawas 15%. waktu yang tidak terbatas.BUMDes 4. Membuka lapangan kerja bagi Harapan Jaya Terletak di Desa Mekar masyarakat dengan diangkat Jaya, Kecamatan Teras Terunjam. sebagai karyawan unit. BUMDes Harapan Jaya memiliki enam 5. Menambah penghasilan masyarakat unit usaha, yaitu: Perkebunan; yang ikut serta dalam keangggotan Transportasi; Simpan Pinjam; simpan pinjam dimana setiap Perusahaan Air Bersih; BRI Link; dan tahunnya akan dibagikan SHU Pengolahan arang cangkang sawit simpan pinjam. Sumber dana BUMDes ini berasal dari Sedangkan kendala yang masih APBDes yang merupakan bantuan dari dirasakan oleh BUMDes Tuah Sepakat pemerintah dan penyertaan modal adalah: masyarakat. Bantuan pemerintah yang 1. Posisinya yang di pelosok sehingga telah diterima BUMDes Harapan Jaya konsumen terbatas dari desa Mandi adalah Tahun 2016 sebesar 59 Juta Angin saja. rupiah, Tahun 2017 sebesar 77 Juta 2. Keputusan Kepala Desa yang Rupiah, dan Tahun 2018 sebesar 150 mengkhususkan nasabah atau Juta Rupiah konsumen dari masyarakat dari Desa Mandi Angin Jaya saja, Penyertaan modal masyarakat berupa sehingga terbatas dan sedikit pemberian alat tungku rotari cangkang nasabah yang bergabung. sawit. Saat ini tungku rotari milik 3. Kredit macet dari nasabah. masyarakat jumlahnya sebanyak 22 buah. Pembagian keuangan Bumdes

169

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Harapan Jaya diatur dalam AD/ART digaji perhari sebesar Rp 600,- per sebagai berikut: kg arang sawit a. Pemupukan Modal Usaha Unit = 3. Membuka lapangan kerja bagi 90% masyarakat dengan diangkat b. Operasional Bumdes = 5 % sebagai karyawan unit dan c. Dana Cadangan = 5 % karyawan BUMDes. 4. Menambah penghasilan masyarakat Sedangkan pembagian hasil usaha yang ikut serta dalam keangggotan BUMDes setiap tahun dipergunakan simpan pinjam dimana setiap untuk : tahunnya akan dibagikan SHU 1. Pemupukan modal usaha = 50 % simpan pinjam. 2. Pendapatan desa = 20 % 5. Unit usaha BRI Link sangat 3. Pengurus dan pengawas bumdes = membantu masyarakat untuk 15 % menarik atau menyimpan uang 4. Dana sosial = 5% mereka tanpa harus pergi ke Kota 5. Operasional = 5 % dan mengantri di Bank. 6. Dana Cadangan = 5% 6. Kemudahan air bersih bagi Pengelola atau pelaksana operasional masyarakat yang rumahnya sulit BUMDes dipilih berdasarkan terjangkau air bersih. musawarah desa, terdiri dari: 7. Kemudahan transportasi dari dan ke 1. Penasehat yang merupakan kepala dalam Desa Mekar Jaya. desa Mekar Jaya, yaitu Bapak H. 8. Bunga yang rendah membantu Yundan Akhsan; dan masyarakat dalam memenuhi 2. Direktur BUMDes yaitu kebutuhan dalam simpan pinjam di Mulyatman BUMDes Harapan Jaya. Dampak didirikannya BUMDes Harapan Jaya adalah sbb: Kendala yang dirasakan oleh BUMDes 1. Meningkatnya Pendapatan Asli Harapan Jaya adalah: Desa dimana sebesar 20% dari 1. Lokasinya yang dipelosok keuntungan BUMDes dialokasikan ditambah infrastruktur jalan yang untuk pendapatan desa. belum memadai. Jalan masih 2. Menambahkan penghasilan berupa tanah merah dan sempit masyarakat bagi para karyawan dan sehingga menyulitkan truk-truk pengelola BUMDes. Pendapatan pengangkut arang siap jual dan masyarakat meningkat seiring pengangkut cangkang sawit sulit dengan berdirinya unit arang dari menembus lokasi. Struktur cangkang sawit. Setiap pagi hingga tanahnya yang juga landai, siang Ibu-Ibu bekerja membakar menyulitkan truk-truk besar untuk cangkang sawit, malam-malam sampai di lokasi. giliran Bapak-Bapak yang 2. Harga bahan baku cangkang yang membakar cangkang. Mereka semakin mahal. Awalnya cangkang sawit dianggap sampai oleh pabrik- 170

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

pabrik sawit sehingga dijual murah. pembinaan dan pelatihan pengurus Kemudian karena mengetahui BUMDes di Kabupaten Mukomuko cangkang tersebut menjadi barang mengenai praktek dalam menyusun yang dapat diolah kembali dan manajemen keuangan, pelaporan permointaan BUMDes Harapan dan perekrutan. Jaya semakin besar maka harga 2. Pada saat musyawarah desa, dalam cangkang sawit dinaiikan oleh penentuan AD/ART, disarankan pihak pabrik. untuk memperbesar dana alokasi 3. Keterbatasan peralatan untuk peruntukan pengelola BUMDes membakar cangkang sawit sehingga masyarakat tertarik sehingga arang yang dihasilkan mengurus dan mengembangkan dibawah permintaan pasar. BUMDes.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Aranto, Ferry. (2018). Diambil dari Dari kajian yang telah dilakukan dapat https://bengkulu.antaranews.com ditarik kesimpulan sebagai berikut: /berita/47877/ kementerian- 1. Unit usaha yang berada pada prioritaskan-pembangunan-24- BUMDes Tuah Sepakat adalah unit desa-di-mukomuko. [diakses 22 keuangan (simpan pinjam) dan Agustus 2019] perdagangan (pertokoan) Badan Pusat Statistik Kabupeten sedangkan BUMDes Harapan Jaya Mukomuko. (2017). Kabupaten memiliki 6 unit usaha yaitu, Mukomuko dalam Angka 2017. Perkebunan; Transportasi; Simpan Mukomuko: Percetakan Demy. Pinjam; Perusahaan Air Bersih; Benny Ferdianto. (2016). Eksistensi BRI Link; dan Pengolahan arang Badan Usaha Milik Desa cangkang sawit. Terhadap Peningkatan 2. BUMDes Tuah Sepakat dan Harpan Pendapatan Asli Desa Di Tiyuh Jaya Kabupaten Mukomuko Candra Kencana Kecamatan berdampak secara ekonomi Tulang Bawang Tengah terhadap kehidupan masyarakat Kabupaten Tulang Bawang seperti meningkatkan Pendapatan Barat. Skripsi: Lampung: Asli Desa, membuka lapangan Universitas Lampung. kerja, menaikkan pendapatan Eka, Ade Kurniawan. (2016). Peranan masyarakat melalui simpan pinjam Badan Usaha Milik Desa dan menjadi pengurus BUMDes. (Bumdes) Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Saran/Rekomendasi Lanjut Kecamatan Singkep Saran atau rekomendasi : Pesisir Kabupaten Lingga 1. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2015). Skripsi. Tanjung Desa Kabupaten Mukomuko Pinang: Universitas Maritim diharapkan dapat melakukan Raja Ali Haji. 171

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/ Desa KarangrejekKecamatan makna-hakikat-dan-tujuan- Wonosari Kabupaten Gunung pembangunan-nasional-17. Kidul. Skripsi. Yogyakarta: [diakses 22 Agustus 2019] Universitas Negeri Yogyakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangu Peraturan Menteri DesaPembangunan nan_nasional_Indonesia. Daerah Tertinggal dan [diakses 11 Oktober 2018) Transmigrasi Republik Kementerian Keuangan Republik Indonesia.Nomor 4 Tahun 2015. Indonesia. (2017). Buku Saku Tentang Pendirian, Pengurusan Dana Desa Dana Desa Untuk Dan Pengelolaan, Dan Kesejahteraan Rakyat. Jakarta. Pembubaran Badan Usaha Milik Lellyana, Garnies Sagit. (2017). Peran Desa. Badan Usaha Milik Desa Program Nasional Pemberdayaan (Bumdes) Dalam Meningkatkan Masyarakat Mandiri. Paket Kesejahteraan Masyarakat Desa Informasi 2012-2013. Berdasarkan Uu No. 6 Tahun Undang-Undang Republik Indonesia 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Di Bumdes Tirta Mandiri Desa.. Klaten).Skripsi. Solo: Zein Sakti. (2016). Diambil dari Universitas Muhammadiyah https://www.awalilmu.com/2016/ Surakarta. 02/tujuan-dan-sasaran- Ovi, Dantika Era Tama. (2013). pembangunan-nasional- Dampak Badan Usaha Milik indonesia.html [diakses 22 Desa (Bumdes)Bagi Agustus 2019]. Kesejahteraan Masyarakat Di

172

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

POTENSI WISATA DI KOTA BENGKULU

THE TOURISM POTENTIAL OF BENGKULU CITY

Ferdy Rosbarnawan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu Jl. Pembangunan No.15- Padang Harapan, Bengkulu e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata di Kota Bengkulu. Penelitian ini adalah penelitian deskrifitf menggunakan pendekatan kualitatif, dengan analisis bersifat induktif, serta hasil penelitian lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi, serta data sekunder melalui dokumentasi dan studi pustaka/literatur. Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif melalui : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata di Kota Bengkulu adalah Fort Marlborough,Rumah Kediaman Bung Karno, Pantai Panjang, Pantai Jakat, Danau Dendam Tak Sudah dan Pulau Tikus.

Kata Kunci : Potensi, wisata

ABSTRACT

This study aims to identify tourism potential in Bengkulu City. This is descriptive study using qualitative approach which its analysis is inductive. Therefore the result of this study emphasizes to the meaning more than generalization. It uses primary data obtained from interview and observation. Also secondary data collected from documentation and literatures. A qualitative descriptive analysis is conducted by data reduction, data presentation, and conclusion. Result shows that tourism potential in the city of Bengkulu areBenteng Marlborough (Marlborough Fort), RumahKediaman Bung Karno (Seclusion House), PantaiJakat (Jakat Beach), DendamTakSudah Lake, and PulauTikus (Tikus Island).

Keywords : Potency, tourism

PENDAHULUAN untuk memperkuat perekonomian tanah Pariwisata menjadi salah satu air (Yanita, 2019). primadona bagi hampir semua negara dalam meningkatkan sumber Bisnis pariwisata merupakan bisnis pendapatannya diluar migas dan pajak. unggulan dan sangat menjanjikan, hal Sebagaimana diungkapkan oleh Menteri ini disebabkan adanya tren peralihan Pariwisata bahwa pariwisata Indonesia konsumsi, dari kebutuhan barang merupakan salah satu sektor prioritas menjadi kebutuhan mengisi waktu 173

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

senggang (leisure). Berdasarkan data Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang Provinsi Bengkulu. Kota ini merupakan dikutip oleh Galih (2018) , konsumsi kota terbesar kedua di pantai barat yang berkaitan dengan rekreasi dan Pulau Sumatera, setelah Kota Padang. budaya melonjak ke level 6,5 %, angka Destinasi wisata di Kota Bengkulu ini jauh lebih cepat dari pertumbuhan sangat potensial menjadi daya tarik konsumsi masyarakat, pada komponen wisatawan sekaligus sumber pembentuk Produk Domestik Bruto penerimaan daerah. Menjelang agenda (PDB) yang hanya 4,95 %. Data pariwisata terbesar di Provinsi pendukung lainnya menyebutkan, rata- Bengkulu yakni “Visit 2020 Wonderfull rata biaya hiburan (per kapita per bulan) Bengkulu” Pemerintah Provinsi selama tahun 2015-2017 naik 30,96% mengadakan berbagai kegiatan yang sedangkan biaya belanja makanan salah satunya adalah Bencoolen festival pokok mengalami penurunan sebesar guna mempromosikan daerah-daerah 2,9%. Angka-angka itu secara tersirat wisata yang terletak di Kota Bengkulu. menunjukkan adanya perubahan pada Dalam rangka identifikasi potensi kecenderungan pola konsumsi. Perilaku wisata daerah serta melihat kondisi dan konsumsi masyarakat berkebalikan kesiapan pemerintah daerah di sektor dengan aturan ekonomi konservatif. pariwisata daerah, dalam mendukung program prioritas gubernur. Maka Menurut Deddy (2014), pariwisata penelitian ini mengangkat topik merupakan bagian integral dari penelitian, tentang potensi wisata pembangunan nasional yang dilakukan daerah kota Bengkulu. Rumasan secara sistematis, terencana, terpadu, masalah dalam penelitian ini adalah : berkelanjutan dan bertanggungjawab Apa saja potensi wisata dan potensi dengan tetap memberikan perlindungan wisata unggulan di Kota Bengkulu?. terhadap nilai-nilai agama, budaya yang Tujuan penelian ini untuk hidup dalam masyarakat, kelestarian Mengidentifikasi potensi wisata dan dan mutu lingkungan hidup serta mengetahui potensi wisata unggulan di kepentingan nasional. Pertumbuhan Kota Bengkulu industri pariwisata harus didukung oleh seluruh sektor. Kebijakan ini TINJAUAN PUSTAKA memberikan beberapa implikasi antara Pengertian Wisata lain perlu adanya pembenahan yang Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009, menyeluruh diberbagai sektor dan Wisata adalah kegiatan perjalanan yang upaya pembangunan kepariwisataan dilakukan oleh seseorang atau harus berorientasi kepada tren sekelompok orang dengan mengunjungi kepariwisataan global, masa kini dan tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, masa depan. pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang kunjungi dalam jangka waktu sementara. Menurut Nyoman (2003) 174

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Pariwisata merupakan berbagai macam Daya Tarik wisata juga harus kegiatan wisata dan didukung berbagai mengaju pada studi kelayakan fasilitas serta layanan yang disediakan finansial (Studi kelayakan ini oleh masyarakat, pengusaha, dilakukan untuk melihat apakah pemerintah dan pemerintah daerah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga Potensi Wisata akan memilki dampak sosial Potensi wisata adalah obyek atau atraksi ekonomi secara regional, dapat wisata yang dapat dipublikasikan, menciptakan lapangan pekerjaan, dipasarkan, dikelola serta dapat meningkatkan devisa dan dikembangkan menjadi tempat sebagainya.), Layak Teknis peristirahatan atau bersenang-senang (Pembangunan objek wisata harus dalam sementara waktu dan dapat dapat dipertanggung-jawabkan diambil manfaatnya dari obyek wisata secara teknis dengan melihat daya tersebut. Menurut Yoety (2002) Potensi dukung yang ada) dan Layak wisata terdiri dari dua faktor, yaitu : Lingkungan (Analisis dampak Faktor fisik (faktor yang menunjang lingkungan dapat dipergunakan sebagai obyek wisata yang merupakan sebagai acuan kegiatan elemen alam). Dan Faktor non fisik pembangunan suatu objek wisata). (pendukung untuk pengembangan obyek wisata). 2. Prasarana Pariwisata Prasarana wisata dibagi atas tiga Unsur-Unsur Pariwisata komponen : Menurut Isa Wahyudi (2017), Unsur a. Prasarana Umum, yaitu prasarana pokok yang harus mendapat perhatian yang menyangkut kebutuhan guna menunjang pengembangan umum bagi kelancaran pariwisata di daerah tujuan wisata yang perekonomian. Adapun yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan termasuk dalam kelompok ini pembangunan dan pengembangannya diantaranya ialah : Jaringan Air meliputi lima unsur : bersih, Jaringan Listrik, Jaringan 1. Daya Tarik Wisata Jalan, Dainase : Sanitasi dan Undang-Undang Republik Indonesia Penyaluran Limbah, Sistem Nomor 10 tahun 2009 tentang Persampahan dan Jaringan kepariwisataan disebutkan bahwa Telekomunikasi dan Internet daya tarik wisata adalah segala b. Prasarana Penunjang : RS,Apotek, sesuatu yang memiliki keunikan, Pusat Perdagangan, Kantor keindahan dan nilai berupa Pemerintah, Perbankan keanekaragaman kekayaan alam, c. Prasarana Wisata : Kantor budaya dan hasil buatan manusia Informasi, Tempat Promosi dan yang menjadi sarana atau tujuan Tempat Rekreasi, pengawas kunjungan wisatawan. pantai.

175

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

3. Sarana Pariwisata maupun mengirimkan informasi Sarana wisata merupakan scara tepat dan tepat. kelengkapan daerah tujuan wisata e. Sistem keamanan atau yang diperlukan untuk melayani pengawasan yang memberikan kebutuhan wisatawan dalam kemudahan di berbagai sektor menikmati perjalanan wisatanya. bagi para wisatawan. Dalam kepariwisataan dikenal ada tiga macam sarana, yakni : 5. Masyarakat/ Lingkungan a. Sarana Pokok Kepariwisataan Adapun yang ikut berperan dalam (main tourism superstructure) pengembangan suatu objek dan daya b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan tarik wisata adalah sebagai berikut : (supplementing tourism a. Masyarakat : Masyarakat di superstructure) sekitar objek wisatalah yang akan c. Sarana Penunjang Kepariwisataan menyambut kehadiran wisatawan (supporting tourism tersebut dan sekaligus akan superstructure) memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. 4. Tata Laksana/ Infrastruktur Untuk ini masyarakat di sekitar Infrastruktur adalah situasi yang objek wisata perlu mengetahui mendukung fungsi sarana dan berbagai jenis dan kualitas prasarana wisata, baik yang berupa layanan yang dibutuhkan oleh sistem pengaturan maupun bangunan para wisatawan. fisik di atas permukaan tanah dan di b. Lingkungan : Di samping bawah tanah seperti: masyarakat di sekitar objek a. Sistem pengairan, distribusi air wisata, lingkungan sekitar objek bersih, sistem pembuangan air wisatapun perlu diperhatikan limbah yang membantu sarana dengan seksama agar tak rusak perhotelan/restoran. dan tercemar. Lalu lalang manusia b. Sumber listrik dan energi serta yang terus meningkat dari tahun jaringan distribusinya yang ke tahun dapat mengakibatkan merupakan bagian vital bagi rusaknya ekosistem dari fauna dan terselenggaranya penyediaan flora di sekitar objek wisata. Oleh sarana wisata yang memadai. sebab itu perlu ada upaya menjaga c. Sistem jalur angkutan dan kelestarian lingkungan melalui terminal yang memadai dan lancar penegakan berbagai aturan dan akan memudahkan wisatawan persyaratan dalam pengelolaan untuk mengunjungi objek-objek suatu objek wisata. wisata. c. Budaya : Lingkungan masyarakat d. Sistem komunikasi yang dalam lingkungan alam di suatu memudahkan para wisatawan objek wisata merupakan untuk mendapatkan informasi lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan 176

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

hidup suatu masyarakat. Oleh sifat–sifat sampel (Sugiyono, 2012). karena itu lingkungan budaya, Kota Bengkulu dipilih sebagai lokasi kelestariannya tidak boleh penelitian karena : tercemar oleh budaya asing, tetapi 1. Kota Bengkulu Merupakan Ibu harus ditingkatkan kualitasnya Kota Provinsi Bengkulu sebagai sehingga dapat memberikan pusat kunjungan wisatawan dari kenangan yang mengesankan bagi berbagai daerah. setiap wisatawan yang 2. Kota Bengkulu termasuk dalam berkunjung. program prioritas Pemerintah Provinsi Bengkulu yaitu visit 2020 Program prioritas pemerintah Wonderfull Bengkulu, dengan even Provinsi Bengkulu wisata Bencoolen Festival Adapun festival yang telah disusun dalam mewujudkan Visit 2020 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Wonderfull Bengkulu adalah Data 1. Bengkulu Marine Festival (Sail Data yang digunakan dalam penelitian Enggano) ini dalah data primer dan data skunder. 2. Mountain Valley Festival (Kebun Data primer diperoleh dari hasil Teh Kabawetan) wawancara dan observasi. Data 3. River Lake Festival ( Danau Tes, Sekunder diperoleh melalui studi dan Semua Danau di Bengkulu ) literatur, buku, jurnal Ilmiah, Internet, 4. Garden Flower Festival (danau Publikasi BPS, Serta dokumen dari Mas Harun Bastari) Instansi Terkait. Metode penelitian yang 5. Bencoolen Festival (Kota digunakan adalah metode descriptif Bengkulu). survey, dimana penelitian ini didasarkan pada kajian pustaka, informasi dari METODOLOGI PENELITIAN instansi terkait seperti dinas Pariwisata, Jenis Penelitian Dinas Perindustrian, UKM dan Penelitian ini adalah penelitian Perdagangan, Dinas Pendidikan dan deskrifitf (descriptive research) Kebudayaan, dan Bapelitbang serta menggunakan pendekatan kualitatif, observasi lapangan. Metode dengan analisis bersifat induktif, serta Pengumpulan Data yang digunakan hasil penelitian lebih menekankan pada adalah : Wawancara (Interview) dengan makna daripada generalisasi (Sugiyono, Informan dalam penelitian ini adalah : 2010). Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu; Kepala Dinas Pariwisata Lokasi Penenelitian Provinsi Bengkulu; Kepala Dinas Lokasi penelitian adalah wilayah dan Perindustrian, Koperasi dan UMKM instansi pemerintah Kota Bengkulu. Kota Bengkulu; dan Kabid Penelitian Pemilihan Lokasi penelitian dilakukan dan Pengembangan Bappeda Provinsi secara purpose sampling karena alasan Bengkulu, serta Observasi, dan –alasan tertentu yang diketahui dari Dokumentasi/ Studi Pustaka. 177

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Metode Analisa Data Potensi Wisata Kota Bengkulu Metode Analisa Data yang digunakan Kota Bengkulu memiliki beberapa adalah deskriftif kualitatif, tehnik bangunan dan benteng peninggalan analisa data dilakukan dalam penelitian Inggris yang merupakan potensi wisata ini adalah analisa data secara deskriftif sejarah diantaranya adalah Fort kualitatif, mengikuti konsep Miles dan Marlborough, dan Rumah Kediaman Huberman (1984) yaitu melalui : Bung Karno. Sedangkan untuk Potensi 1. Data Reduction (Reduksi Data) wisata alam berupa Pantai Panjang, 2. Data Display (Penyajian Data) Pantai Jakat, Danau Dendam Tak Sudah 3. Conclucion Drawing/Verification dan Pulau Tikus. Berdasarkan Peraturan (Penarikan Kesimpulan Gubernur No L.82 Dispar Tahun 2018 tentang Penetapan Potensi Wisata HASIL DAN PEMBAHASAN Unggulan Provinsi Bengkulu Gambaran umum Kota Bengkulu menyebutkan 22 potensi wisata Kota Bengkulu merupakan ibukota dari unggulan Provinsi Bengkulu, dan 4 Provinsi Bengkulu. Kota ini merupakan diantaranya terdapat di Kota Bengkulu, kota terbesar kedua di pantai barat yakni Fort Marlborough, Rumah Pulau Sumatera, setelah Kota Padang. Kediaman Bung Karno, Pantai Panjang Sebelumnya kawasan ini berada dalam dan Pulau Tikus. pengaruh kerajaan Inderapura dan kesultanan Banten. Kemudian dikuasai Berdasarkan hasil wawancara yang Inggris sebelum diserahkan kepada dilakukan penulis dengan Kepala Dinas Belanda. Kota ini juga menjadi tempat Pariwisata Kota Bengkulu menjelaskan pengasingan Bung Karno dalam kurun bahwa pengembangan potensi wisata tahun 1939 - 1942 pada masa yang ada di Kota Bengkulu menjadi pemerintahan Hindia Belanda dan tanggungjawab Dinas Pariwisata menjadi kota kelahiran salah satu Provinsi Bengkulu, pemerintah Kota istrinya, Fatmawati. Kota Bengkulu Bengkulu bertanggungjawab terhadap memiliki luas wilayah sebesar kebersihan tempat wisata tersebut, hal 144,52 km²dengan jumlah penduduk ini dipertegas dengan penjelasan yang sebesar 351.298 jiwa yang terdiri atas dipaparkan oleh Bapak Kepala Dinas 176.535 orang laki-laki dan 174.763 Pariwisata Provinsi Bengkulu melalui orang perempuan pada tahun 2015. kepala bidang Destinasi yakni proses Kota Bengkulu dengan luas wilayah alih pengembangan Potensi Wisata 144,52 km², terletak di pantai barat memang telah disepakati kedua belah pulau Sumatera dengan panjang pantai pihak, akan tetapi dalam proses sekitar 525 km. Kawasan kota ini pembangunan infrastruktur menjadi membujur sejajar dengan pegunungan tanggung jawab bersama pemerintah Bukit Barisan dan berhadapan langsung provinsi Bengkulu yang tak hanya dengan Samudra Hindia. melibatkan Dinas PU Provinsi tetapi juga PU Pusat baik dalam hal

178

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

pembangunannya maupun Benteng ini didirikan di atas bukit pendanaannya. buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi samudera Dalam penjelasannya Kabid Penelitian Hindia. Benteng ini berada di tanah dan Pengembangan Bappeda Provinsi seluas 44.000 meter2; Ukuran fisiknya Bengkulu menyebutkan prospek sekitar 240 x 170 m. Ketinggian dinding pengembangan potensi wisata yang ada bervariasi dari 8 sampai 8.50 meter, di Kota Bengkulu, harus didukung dengan ketebalan 1.85 sampai 3 meter. dengan sarana dan prasarana yang Pertahanan benteng terdiri dari 72 memadai baik secara kuantitatif maupun meriam. Di dalam benteng terdapat kualitatif, sehingga pengunjung tak beberapa baris bangunan dengan atap hanya merasa tertarik dengan panorama berbentuk segitiga. Bangunan tersebut alam ataupun budaya yang disajikan memiliki (krepyak) teras dengan barisan tetapi juga merasa nyaman dan aman tiang besi. Benteng Marlborough terlihat seperti kura-kura: kepala kura- Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi kura adalah pintu utama, badannya dan UMKM Kota Bengkulu adalah benteng itu sendiri. Bentuk ini menjabarkan secara keseluruhan potensi merupakan tipikal benteng dari Eropa. wisata yang ada di Kota Bengkulu (Kemendikbud, 2012). menjadi penguat sektor usaha mikro kecil dan menengah sebab Bengkulu Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat bukan daerah industri, dan hanya dua Bengkulu, sehingga penghuninya komoditas perkebunan yang menjadi terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka andalan yakni karet dan kelapa sawit, kemudian kembali tahun 1724 setelah yang harganyapun fluktuatif. Jika nanti diadakan perjanjian. Tahun 1793, sudah terbentuk potensi wisata dengan serangan kembali dilancarkan. berbagai macam destinasi sehingga Marlborough masih berfungsi sebagai jumlah kunjungan wisatawan baik lokal benteng pertahanan hingga masa Hindia maupun asing meningkat, maka UMKM Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun dan pariwisata akan menjadi sektor 1942-1945, dan pada perang penguat perekonomian Bengkulu. kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang Berikut penjelasan potensi wisata yang kalah hingga tahun 1948, benteng itu berada di Kota Bengkulu : menjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough Fort Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Benteng Marlborough (Inggris:Fort Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough) adalah benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Hingga tahun 1977, benteng ini Benteng ini didirikan oleh East India diserahkan kepada Depdikbud untuk Company (EIC) tahun 1714-1719 di dipugar dan dijadikan bangunan cagar bawah pimpinan gubernur Joseph Callet budaya (Media Andalas, 2015). sebagai benteng pertahanan Inggris. 179

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Menurut Dinas Pariwisata Provinsi kini dan proyeksinya ke masa depan Bengkulu, bahwa Benteng Marlborough bertahan kepada ciri khasnya sebagai merupakan satu – satu nya bukti sejarah bangsa yang tetap berpijak pada terbesar kerajaan Inggris disumatera landasan falsafah dan budayanya sendiri yang dipelihara oleh Balai Pelestarian salah satunya melalui cagar budaya. Cagar Budaya yang terpusat di Provinsi Jambi. Hal tersebut menjadi dasar Penataan dan perawatan bangunan perlu penetapan Potensi Pariwisata Unggulan kembali ditingkatkan, serta perlu di Kota Bengkulu. Potensi wisata adanya sarana dan prasarana yang dapat sejarah yang ditawarkan menjadi menciptakan kenyamanan, kemudahan, komoditas penelitian yang menarik dan keamanan dan keselamatan wisatawan memiliki nilai yang besar dalam dalam melakukan kunjungan wisata. memperkaya kajian keilmuan. Beberapa hal yang perlu dikembangkan Berkembangnya sektor pariwisata fort adalah Revitalisasi pusat jajanan/ Marlborough telah berdampak positif kuliner yang bersih dan terstandar, terhadap usaha kecil dan menengah Pembangunan tempat parkir yang yang ada disekitarnya, nanti semakin terpola dengan baik, Penataan Taman majunya pariwisata akan berpengaruh yang terdiri dari pembuatan pagar terhadap terangkatnya usaha mikro pembatas dan pemasangan lampu taman menengah dan dampaknya tentunya akan menjadikan wisata fort keberadaan koperasi akan lebih hidup, Marlborough magnet tersendiri bagi hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas para pengunjung. Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kota Bengkulu. Kabid Litbang Bappeda Provinsi Bengkulu menyebutkan dalam prospek perkembangan Benteng Marlborough sebagai cagar budaya salah satunya adalah upaya pelestarian dengan melibatkan masyarakat. Keterlibatan masyarakat akan membuat masyarakat terkhusus yang tinggal Gambar 1. Fort Marlborough Kota disekitar Benteng Marlborough Bengkulu mengedepankan sifat menghargai dan mengakui bahwa Benteng Malborough menjadi potensi wisata unggulan yang harus dijaga sehingga masyarakat memiliki rasa tanggungjawab dalam hal itu. Kesadaran jati diri suatu bangsa yang banyak dipengaruhi oleh pengetahuan tentang masa lalu bangsa yang bersangkutan, sehingga keberadaan kebangsaan itu pada masa 180

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Rumah Pengasingan Bung Karno awal abad ke-20 atau tahun 1918. Lokasi Rumah Pengasingan Bung Mulanya rumah tersebut merupakan Karno terletak di Jalan Jeruk yang milik pengusaha Tionghoa bernama Tan sekarang berganti nama menjadi Jalan Eng Cian, penyumplai sembako untuk Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Pemerintah Hindia Belanda pada masa Atas, Kecamatan Gading Cempaka, itu. Rumah tersebut berornamen Lokal, Kota Bengkulu. Di rumah ini tersimpan Eropa, dan Cina. Lokal diambil dari benda-benda peninggalan Bung Karno permukaan tanah. Ornamen Eropa yang memiliki nilai sejarah termasuk diambil dari tingginya permukaan saat Beliau menyusun strategi-strategi bangunan. Dan Ornamen Cina terdapat perjuangan selama di pengasingan. pada lubang angin yang ada di atas Pembagian ruangan dan penataan jendela dan pintu yang bermotif huruf koleksi benda bersejarah di rumah ini Cina. Rumah ini kemudian disewa oleh rapi dan teratur. Pemerintah Hindia Belanda untuk menempatkan Bung Karno selama Soekarno menempati rumah tersebut diasingkan di Bengkul Bersumber dari dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari bahwa promosi – promosi Rumah Benteng Malborough. Rumah yang Kediaman Bung Karno telah gencar berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll dianggarkan dan even – even daerah Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll sering kali di pusatkan di rumah Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 tersebut dengan harapan dapat memacu m di atas permukaan laut. Rumah daya tarik wisata baik dari dalam pengasingan ini berukuran asli adalah maupun luar daerah. Dan untuk 162 m² dengan bangunan 9 x 18 m. pengembangan UMKM sendiri, tak jauh Bentuk bangunannya empat persegi dari rumah kediaman bung karno panjang tidak berkaki dan dindingnya merupakan pusat oleh-oleh Bengkulu, polos. Memiliki halaman yang cukup baik berupa Outlet-outlet besar maupun luas dengan atap berbentuk limas. Pintu penjaja makanan ada di depan Rumah utamanya berdaun ganda berbentuk Kediaman Bung Karno hal tersebut persegi panjang dengan jendela persegi dipaparkan oleh Kepala Dinas panjang berhias kisi-kisi. Belum Perindustrian, Koperasi dan UMKM diketahui kapan rumah ini pertama kali Kota Bengkulu. didirikan, namun diperkirakan dibangun

Gambar 2. Rumah Pengasingan Bung Karno Gambar 3. Pantai Panjang Kota Bengkulu 181

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Pantai Panjang pembangunan tempat ibadah dan Pantai Panjang merupakan pantai yang Pembuatan Rambu-rambu petunjuk arah berada di Provinsi Bengkulu. Pantai ini juga belum terpenuhi dengan baik, memiliki garis pantai yang mencapai 7 sebagaimana yang tertuang dalam km dan lebar pantai sekitar 500 meter. Peraturan Menteri Pariwisata tahun Pantai Panjang terletak di Kecamatan 2018 bahwa secara Internasional rambu- Ratu Agung, Kecamatan Teluk Segara, rambu dibagi menjadi: Rambu Panduan & Kecamatan Ratu Samban. Letaknya dan Informasi dan Rambu Atraksi dan sekitar 4 km dari pusat kota. Pantai Layanan Pariwisata, TODS (Torism Panjang terletak sejajar dengan Pantai Orientation Directional Sign), Rambu Tapak Paderi dan Pantai Jakat. Tepat Berlogo dan Rambu Interpretasi. Kabid bersebrangan dengan pantai panjang Litbang Bappeda Provinsi Bengkulu terdapat Sport Center sebagai arena menyebutkan, terpusatnya sentral oleh-oleh olahraga. Destinasi Pantai Panjang di kelurahan anggut memiliki sisi positif didukung dengan fasilitas diantaranya dan negatif, jika para wisatawan hanya terdapat restoran, cafe, penginapan, area memiliki sedikit waktu berkunjung ke bermain, pusat perbelanjaan, hingga Pantai Panjang maka oleh-oleh khas Bengkulu belum tersaji di sekitaran Pantai fasilitas olahraga serta sarana Panjang, hal ini tentu akan berpengaruh transportasi yang mudah dan lancar. terhadap pemasaran kerajinan khas Pantai Panjang merupakan icon wisata Bengkulu menjadi belum optimal begitu alam di Kota Bengkulu, dengan jumlah dipaparkan oleh Kepala Dinas kunjungan terbanyak di akhir pekan. Perindustrian, Koperasi dan UMKM Beberapa event-event besar juga sering Kota Bengkulu. diselenggarakan di Pantai Panjang. Namun, belum adanya atraksi atau Aktivitas berselancar di Pantai Panjang pertunjukan budaya atau kesenian khas menjadi daya tarik tersendiri bagi para Bengkulu yang terjadwal setiap peselancar baik dari dalam maupun luar minggunya membuat aktivitas yang negeri. Pantai Panjang yang berhadapan dilakukan terkesan monoton, ini langsung dengan Samudra Hindia menjadi PR bersama Pemerintah memiliki spot selancar atau surfing Bengkulu dalam upaya peningkatan berkelas Internasional. Ketinggian jumlah wisatawan baik dalam dan luar ombak yang bisa mencapai 5 meter dan negeri begitu penjelasan yang hamparan pasir putih menjadikan pantai disampaikan oleh Kasubbag Bengkulu menjadi magnet bagi para Perencanaan Dinas Pariwisata Provinsi peselancar. Tingginya minat para Bengkulu wisatawan asing untuk berselancar perlu didukung dengan adanya Menara Pengembangan daya tarik wisata Pantai Pandang (Veiwing Deck) yang berfungsi Panjang sebagai upaya peningkatan sebagai pos penjagaan untuk menjaga kualitas fasilitas daya tarik wisata keselamatan dan keamanan wisatawan adalah pembangunan pusat informasi serta sebagai fasilitas penunjang wisata, pembangunan kios cenderamata, aktifitas wisatawan untuk menikmati 182

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

kawasan dalam birdview atau sangat terkait dengan kenyamanan para sightseeing (Permenpar, 2018). Tidak wisatawan. hanya itu, Pantai Panjang yang memberi peluang paling besar terhadap Pulau Tikus peningkatan jumlah kunjungan Pulau Tikus adalah pulau kecil yang wisatawan mancanegara, juga perlu terletak di perairan Pantai Bengkulu. adanya surfing center yang berfungsi Pulau Tikus ini merupakan bagian dari sebagai pusat pelayanan informasi, wilayah pemerintah Kota Bengkulu, pelayanan wisatawan, penyediaan Provinsi Bengkulu. Pulau ini berada di surfing equipment, penanganan sebelah barat dari kota Bengkulu keselamatan wisatawan dan pelatihan. dengan jarak 10 km dari pusat Kota Bengkulu dan terhubung langsung Kasubbag Perencanaan Dinas dengan samudera hindia. Pulau ini Pariwisata Provinsi Bengkulu sering dikunjungi para wisatawan dan menuturkan perencanaan dapat ditempuh dengan menyewa pengembangan Pantai Panjang perahu nelayan dari Pantai Zakat merupakan salah satu tupoksi Bidang maupun Pantai Tapak Paderi. Pulau Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Tikus merupakan pulau karang kecil Bengkulu, akan tetapi dalam proses yang terletak dalam wilayah pembangunan infrastruktur menjadi administrasi Kota Bengkulu Kecamatan tanggung jawab bersama pemerintah Teluk Segara Kelurahan Malabero yang provinsi Bengkulu yang tak hanya dikelilingi karang dan kaya dengan melibatkan Dinas PU Provinsi tetapi sumber daya alam. Di perairan sekitar juga PU Pusat baik dalam hal Pulau Tikus terdapat panorama alam pembangunannya maupun laut yang indah dengan potensi fauna pendanaannya. Sementara itu, Kepala berupa ekosistem karang dan biota laut. Dinas Pariwisata Kota Bengkulu Ini sangat cocok bagi wisatawan yang menjawab pertanyaan penulis terkait senang menyelam. Kondisi pulau yang kebersihan pantai panjang, berdasarkan berpasir putih dan kawasan lautnya penuturan beliau bahwa kebersihan terdapat lokasi-lokasi aman untuk Pantai Panjang merupakan tanggung kegiatan penyelaman dasar laut, dengan jawab bersama baik Dinas Pertamanan airnya yang jernih dan batu karangnya dan Kebersihan Kota Bengkulu dan yang indah merupakan pilihan tempat semua kalangan baik masyarakat wisata bahari yang menarik. sekitar, penjaja makanan serta peningkatan kesadaran pengunjung untuk peduli akan kebersihan pantai panjang juga menjadi elemen penting. Pengawasan kebersihan dan penambahan kuantitas ruang ganti atau toilet perlu mendapat perhatian, karena

183

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Gambar 4. Pulau Tikus Kota Bengkulu

Kabid Litbang Bappeda Provinsi Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) Bengkulu menjelaskan wisata Snorkeling Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) menjadi salah satu daya tarik tersendiri adalah sebuah danau yang terletak di bagi para wisatawan, jika dikelola Provinsi Bengkulu. Danau ini berlokasi dengan baik tentu pulau tikus akan di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan menjadi destinasi wisata unggulan bagi Singgaran Pati, Kota Bengkulu. Danau kota Bengkulu. Guna mencapai pola Dendam Tak Sudah memiliki luas peningkatan jumlah kunjungan, maka keseluruhan 557 dan luas permukaan 67 perlu adanya peningkatan amenitas hektare. Danau Dendam Tak Sudah pariwisata yakni dengan adanya sarana diperkirakan terbentuk dari aktifitas Dive center yang memenuhi standar gunung berapi di daerah. Dengan yakni : Standar eksterior, interior, mengingat penting dan strategisnya tempat bilas dan kamar ganti, ruang keberadaannya, pada tahun 1963, Danau pelatihan, ruang penyewaan peralatan, Dendam Tak Sudah ditetapkan sebagai ruang perbaikan alat, ruang pengisian cagar alam dengan luas 11,5 Hektare. tangki udara, kepegawaian, pelatihan Pada tahun 1999 wilayah cagar alam penyelam dan aktivitas yang ditawarkan diperluas menjadi 577 hektare, Danau harus menarik dan tidak monoton. Dendam Tak Sudah memiliki beberapa jenis flora khas, diantaranya anggrek Pengembangan daya tarik wisata Pulau matahari, plawi, bungan kangkung, Tikus yang perlu dilakukan adalah gelam, terentang, sikeduduk, brosong, pembangunan pusat informasi wisata, ambacang rawa, dan pakis. Selain flora pembangunan kios cenderamata, terdapatnya pula beberapa fauna khas pembangunan tempat ibadah dan seperti kera ekor pajang, lutung, burung Pembuatan Rambu-rambu petunjuk kutilang, babi hutan, ular phyton, arah, pembuatan ruang ganti/toilet yang siamang siput dan berbagai jenis ikan terstandar, pembuatan gazebo dan termasuk ikan langka, seperti kebakung pembangunan gapura identitas serta dan palau. Revitalisasi pusat jajanan/ kuliner yang bersih dan terstandar. Sehingga memberi warna tersendiri di dunia kepariwisataan di Provinsi Bengkulu. 184

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Gambar 5. Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu Gambar 6. Pantai Jakat Kota Bengkulu

Destinasi Danau Dendam Tak Sudah wisatawan mancanegara yang belum mampu menjadi magnet bagi berkunjung ke pantai ini. Pantai Jakat para wisatawan, hal ini disebabkan ini menyuguhkan pesona panorama karena lokasi parkir yang belum terpola alam yang sangat indah, apalagi dengan baik serta tatanan taman untuk dipantai ini terdapat sunset sempurna menunjang kenyaman wisatawan yang bisa anda saksikan jika berkunjung menikmati keindahan Danau belum ke pantai ini, pancaran senja jingga terkonsep dengan baik. Perlu adanya yang memberikan keindahan yang tidak pengembangan lanjutan guna tertandingi dengan sunset di pantai yang menjadikan Danau Dendam Tak Sudah lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu. menjadi salah satu potensi wisata Pantai Jakat memiliki pasir yang unggulan di kota Bengkulu seperti berwarna agak kegelapan, pantainya pembangunan Gapura Identitas, cukup luas dan kandang berombak Revitalisasi pusat jajanan/ kuliner yang tinggi. Untuk bisa menikmati keindahan bersih dan terstandar, Pembangunan pantai ini anda bisa berjalan kaki tempat parkir yang terstandar, Penataan menyusuri pantai Jakat, atau pun hanya Taman Daya Tarik Wisata yang terdiri sekedar duduk santai disekitar tepi dari pembuatan Gazebo, pagar pantai sambil menikmati jagung bakar pembatas dan pemasangan lampu yang dijual di sekitar kawasan wisata. taman. Proses pengembangan DDTS Pantai Jakat merupakan kawasan pantai sebagai salah satu potensi wisata yang direkomendasikan aman untuk menurut Dinas Pariwisata Provinsi berenang ataupun berseluncur Bengkulu masih dalam masa peralihan menggunakan banana boat. sebagai cagar alam oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), Kabid Litbang Bappeda Provinsi Bengkulu mengatakan Sama halnya Pantai Jakat dengan Pantai Panjang, Pantai Jakat Pantai Jakat merupakan salah satunya juga perlu adanya tatanan yang wisata yang cukup digemari oleh mendukung daya tarik dan kenyamanan masyarakat sekitar Bengkulu dan dan keamanan bagi pengunjung, seperti banyak juga wisatawan yang berasal pembuatan Menara Pandang (Veiwing dari luar Bengkulu bahkan juga banyak Deck), surfing center. Rambu-rambu

185

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

petunjuk arah, Kebersihan sarana dan peningkatkan daya saing pariwisata prasarana yang ada di pantai Jakat juga yang mencakup : pembangunan perlu mendapat perhatian. Pusat informasi Wisata, pembuatan dan peningkatan kualitas ruang PENUTUP ganti/toilet, pembuatan gazebo, Kesimpulan pemasangan lampu taman, Berdasarkan hasil penelitian, maka pembuatan pagar pembatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : pembangunan kios 1. Potensi Wisata Kota Bengkulu cenderamata,pusat jajanan kuliner, adalah Fort Marlborough, Rumah tempat ibadah, menara pandang Kediaman Bung Karno . Pantai (viewing deck), gapura identitas, Panjang, Pantai Jakat, Danau pembuatan rambu-rambu petunjuk Dendam Tak Sudah dan Pulau arah, pembangunan dive center dan Tikus. surfing center dan peralatannya. 2. Berdasarkan Peraturan Gubernur 2. Melakukan promosi wisata dengan No L. 82 Dispar Tahun 2018 menawarkan aktivitas yang tidak tentang penetapan Potensi monoton, seperti adanya atraksi Unggulan provinsi Bengkulu, 4 mingguan terjadwal yang diantaranya terdapat di Kota menyuguhkan keberagaman budaya Bengkulu yakni : Fort dan kesenian yang ada di Kota Marlborough, Rumah Kediaman Bengkulu. Bung Karno, Pantai Panjang dan 3. Mayarakat juga turut berpartisipasi Pulau Tikus. dalam menjaga keberadaan objek wisata, dengan tidak merusak sarana Rekomendasi dan prasarana, serta menjaga Rekomendasi disusun berdasarkan hasil kebersihan objek wisata tersebut. penelitian yang telah dilakukan peneliti. Dalam hal ini pemerintah melalui Rekomendasi diberikan kepada instansi-instansi terkait juga perlu pemerintah daerah selaku pembuat menyelenggarakan berbagai kebijakan pengembangan pariwisata penyuluhan kepada masyarakat. daerah dan bagi masyarakat yang ada di Salah satunya adalah dalam bentuk lingkungan Destinasi Wisata maupun bina masyarakat sadar wisata masyarakat selaku pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian, maka DAFTAR PUSTAKA dirumuskan rekomendasi yaitu : Adisasmita, Rahardjo. (2010). 1. Pemerintah Provinsi Bengkulu perlu Pembangunan Kawasan dan melakukan pengembangan daya tarik Tata Ruang. Yogyakarta : Graha wisata dan peningkatan amenitas Ilmu. pariwisata sebagai upaya Deddy Prasetya. (2014). Pengembangan peningkatan kualitas fasilitas daya Potensi Pariwisata Kabupaten tarik wisata dan mendukung Sumenep, Madura, Jawa Timur kesiapan destinasi pariwisata dan 186

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Jurnal Politik Muda, Vol. 3 No. Milles, M.B and Huberman, M.A. 3, Agustus-Desember 2014 (1984). Qualitative Data Ferti. 2015. Sejarah Tugu Thomas Analysis. London : Sage Parr Publication http://fhertysusi.blogspot.com/2 Pandit, Nyoman S. (2003). Ilmu 013/12/sejarah-tugu-thomas- Pariwisata : Sebuah Pengantar parr.html Perdana. Jakarta : PT. Pradnya Galih, G. (2018). BPS : Tren Konsumsi Paramita. Leisure Masih akan bergeliat Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 2018. Diambil dari.https: //m. Tahun 2018 tentang petunjuk cnnindonesia.com/ekonomi/201 operasional pengelolaan dana 80205142550-92-273890/BPS- alokasi khusus fisik bidang tren-konsumsi-leisure-masih- pariwisata. akan-bergeliat-2018.(Diakses 05 Sirojuzilam, dan Kasyful Mahali. Februari 2018). (2010). Ekonomi Regional : Isa Wahyudi. (2017). Konsep Pembangunan, Perencanaan, dan Pengembangan Pariwisata. Ekonomi. Medan : USU Press. Diambil Sugiyono. (2010). Memahami dari.https://cvinspireconsulting.c Penelitian Kualitatif. Bandung : om/Konsep-Pengembangan- Alfabeta. Pariwisata/(Diakses 1 November ______. (2012). Metode penelitian 2017). Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ______. (2017). Metode Bandung : Alfabeta Pengembangan Agrowisata. Suwardjoko dan Warpani, P. Diambil dari (2007). Pariwisata Dalam Tata .https://cvinspireconsulting.com/ Ruang Wilayah. ITB : Bandung. Metode-Pengembangan- Undang-Undang Republik Indonesia Agrowisata/(Diakses 1 Nomor 10 Tahun 2009 Tentang November 2017) Kepariwisataan. Kementrian Pendidikan dan Yanita. (2019). Perkuat ekonomi, Kebudayaan Republik pariwisata jadi sektor prioritas Indonesia.(2012).Forts In tanah air. Diambil dari Indonesia : Jakarta .https://ekonomi.bisnis.com/ Media Andalas.2015.Catatan Sejarah Perkuat -ekonomi-pariwisata-jadi- dari Benteng Marlborough sektor-prioritas tanah-air Bengkulu. Diambil dari /(Diakses 11 Febuari 2019) :http://www. Inditou Yoety, A.O. (2002). Perencanaan rist.com/read/catatan-sejarah- Strategis Pemasaran Dearah dari-benteng-marlborough- Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya bengkulu (Diakses 11 November Paramita. 2015)

187

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

STRATEGI PENGUATAN SISTEM OTONOMI DAERAH

STRENGTHENING STRATEGY OF AUTONOMY REGIONAL SYSTEM

Sitti Aminah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Jalan Kramat Raya 132-Jakarta Pusat email: [email protected]

ABSTRAK

Implementasi kebijakan otonomi daerah belum optimal berdampak terhadap kinerja pemerintahan daerah. Kajian bertujuan merumuskan strategi untuk mengoptimalkan kinerja implementasi kebijakan otonomi daerah. Desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif. Pengumpulan data melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan pakar dan pejabat pemerintah daerah yang dilaksanakan pada Juni 2019. Data diolah dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa untuk penguatan sistem otonomi daerah perlu langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: (1) Mengoptimalkan dukungan faktor lingkungan; (2) Meningkatkan harmonisasi hubungan antar organisasi (3) Meningkatkan kapasitas lembaga pelaksana; dan (4) mengefektifkan pemanfaatan sumber daya.

Kata kunci : Otonomi daerah, strategi penguatan, sistem

ABSTRACT

The implementation of regional autonomy policies has not optimally impacted the performance of regional government. The study aims to formulate a strategy to optimize the performance of the implementation of the regional autonomy policy. The research design uses a qualitative approach supported by quantitative data. Data collection through the implementation of Focus Group Discussion (FGD) by presenting local government experts and local government official that held in June 2019. Data was processed and analyzed using descriptive analysis techniques.The results of the study show that the strengthening of the regional autonomy system needs improvement as follows: (1) Optimizing support for environmental factors; (2) Increasing harmonization of relations between organizations (3) Increasing the capacity of implementing institutions; and (4) effective in use of resources.

Keywords : Regional autonomy, strengthening strategy, system

188

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

PENDAHULUAN bertingkat yakni negara kesatuan terdiri Perjalanan penyelenggaraan dari daerah provinsi dan daerah provinsi pemerintahan daerah dengan kebijakan dibagi menjadi daerah-daerah otonomi daerah di Indonesia, dimulai Kabupaten/Kota. Dalam perjalanan sejak proklamasi kemerdekaan selanjutnya terbit UU Nomor 32 tahun hinggazaman Orde Lama telah 2004 yang kemudian direvisi dengan diberlakukan Undang-Undang UU Nomor 23 Tahun 2014 (Supriatna, Pemerintahan Daerah, berturut-turut 2016). yaitu: (1) UU Nomor 1 Tahun 1945; (2) UU Nomor 22 Tahun 1948; (3) UU Penyelengaraan pemerintahan daerah Nomor 1 Tahun 1957 (sistem dengan penerapan otonomi daerah pemerintahan tunggal/Kepala Daerah bertujuan untuk mempercepat sebagai alat daerah dan pusat); (4) UU terwujudnya kesejaheraan masyarakat Nomor 18 Tahun 1965 (kebijakan melalui peningkatan pelayanan publik, otonomi daerah dengan prinsip otonomi pemberdayaan dan partisipasi yang seluas-lasnya); (5) UU Nomor 5 masyarakat dan peningkatan daya saing Tahun 1974 tetang pemerintahan daerah daerah. Namun faktanya, implementasi dengan prinsip otonomi nyata dan otonomi daerah belum berhasil bertanggung jawab. memenuhi tujuan tersebut, meskipun silih berganti kebijakan otonomi daerah Kemudian memasuki era reformasi, telah diimplementasikan di Indonesia. hadir UU Nomor 22 Tahun 1999 dalam paradigma baru pemerintahan dengan Beberapa fenomena belum efektif meletakan otonomi luas dan utuh pada kinerja implementasi otonomi daerah. daerah kabupaten/kota. Implementasi Pertama, belum optimalnya capaian UU Nomor 22 Tahun 1999 kesejahteraan masyarakat di daerah. menimbulkan konflik kepentingan di Hasil pengukuran indeks kesejahteraan kaum elit politisi, birokrat pemerintahan rakyat (IKRAR) oleh Kementerian bahkan cendekiawan yang Koordinator PMK berdasarkan memunculkan disharmoni dalam pengukuran variabel sosial, ekonomi penyelenggaraan pemerintahan daerah. dan demokrasi menunjukkan hanya ada Puncaknya dikeluarkan TAP MPR 3 (tiga) provinsi yang berada diatasgaris Nomor IV/MPR-RI/2000 untuk batas bawah sejahtera I (skor diatas merevisi UU Nomor 22 tahun 2000 60,01) yakni Provinsi DKI Jakarta, Bali yang berfokus pada penyesuaian secara dan DIY konsistensi terhadap Pasal 18 UUD . 1945, dengan menetapkan otonomi

189

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Gambar 1 Capain Indeks Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015 (Sumber : Kementerian PMK, 2015)

Kedua, penyelenggaraan otonomi daerah juga belum memenuhi ekspektasi masyarakat akan kualitas pelayanan publik yang sebanyak 41,59 persen atau 2853 (dua memuaskan masyarakat. Data ribu delapan ratus lima puluh tiga) Ombudsman RI menyebutkan dari mengeluhkan rendahnya kualitas 6859 (enam ribu delapan ratus lima pelayanan publik di pemerintah daerah, puluh sembilan) laporan atau seperti disajikan pada Gambar 1. pengaduan masyarakat Tahun 2015,

Gambar 2. Grafik Laporan Pengaduan Masyarakat Per Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah, Tahun 2015(Sumber: Ombudsman RI, 2018).

Ketiga, maraknya perilaku korupsi menunjukkan penanganan pelaku dalam jabatan-jabatan di unsur korupsi dalam jabatan-jabatan pada eksekutif, legislatif, yudikatif (termasuk struktur kelembagaan dalam periode sektor swasta)di daerah. Data KPK RI 2004 - 2016 mencapai 650 kasus, per Bulan Mei Tahun 2017 seperti disajikan pada Tabel 1.

190

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Tabel 1 Penanganan Pelaku Korupsi oleh KPK RI berdasarkan Jabatan di kelembagaan Legislatif, Eksekutif dan yudikatif serta sektor swasta No Jabatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah

1. Anggota DPR - - - 2 7 8 27 5 16 8 9 19 23 5 129 dan DPRD 2. Kepala - 1 1 - 1 1 2 - 1 4 9 3 2 0 25 Lembaga/ Kementerian 3. Duta Besar - - - 2 1 - 1 - - - - 0 0 0 4 4. Komisioner - 3 2 1 1 ------0 0 0 7 5. Gubernur 1 - 2 1 1 2 1 - - 2 3 3 1 0 17 6. Walikota/Bupati - - 3 6 6 5 4 3 3 3 12 4 9 2 60 dan Wakil 7. Eselon I,II, dan 2 9 15 10 22 14 12 15 8 7 2 7 10 15 148 III 8. Hakim ------1 2 2 3 2 3 1 1 15 9. Swasta 1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 16 18 28 8 164 10. Lain-lain - 6 1 2 4 4 9 3 3 8 8 5 25 3 81 JUMLAH 4 23 29 27 55 45 65 38 49 59 61 62 99 34 650 (Sumber: acch.KPK.go.id)

Tabel 1 diatas menunjukkan maraknya harapan. Menjadi sebuah ancaman perilaku korupsi pejabat dalam struktur karena berbagai tuntutan yang kelembagaan negara menempati tempat mengarah kepada disintegrasi bangsa teratas yakni pada jenjang jabatan semakin besar. Berbagai gelombang eselon I, II dan III (148 kasus yang tuntutan disintegrasi juga terjadi di ditangani KPK). Perilaku korupsi beberapa daerah seperti di Aceh dan anggota DPR dan DPRD yang Papua. Sejumlah isu disintegrasi mencapai 129 kasus dan korupsi Bupati bermunculan akibat dari persoalan dan Walikota serta Gubernur masing hubungan kewenangan antar pusat dan masing 60 kasus dan 17 kasusyang daerah yang belum tuntas. Munculnya mengindikasikan korupsi di lembaga perbedaan pemaknaan terhadap konten pemerintahan sangat kebijakan seringkali menimbulkan memprihatinkan.Masalah korupsi yang ketegangan hubungan pusat-daerah. marak di pemerintahan daerah turut berkontribusi pada tingginya indeks Berbagai persoalan belum optimalnya korupsi di Indonesia. Terjadi kinerja pemerintah daerah dalam peningkatan trend indeks korupsi layanan publik, maraknya kasus (1999-2016) secara signifikan rata-rata korupsi, lemahnya kapasitas pemerintah sebesar 2,0 kalah jauh dengan daerah dan konflik kewenangan turut penurunan korupsi di negara-negara mempengaruhi produktivitasdan daya seperti Thailand (0,8), Malaysia (-0,2), saing perekonomian daerah. Daya saing Filipina (-0,1) dan China (0,6). di Indonesia di Tahun 2018 hanya menempati posisi 85 dari 143 negara Keempat, kurang harmonisnya tertinggal dari Malaysia posisi 35, hubungan pusat dan daerah juga masih Thailand 44, juga Vietnam dan Pilipina menyimpan ancaman sekaligus posisi 45.Data World Bank (2018) 191

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

menunjukan kemudahan berbisnis (Ease tidak memperbaiki kualitas layanan. of Doing Busines) di Tahun 2017 hanya Faktor yang menghambat daya saing menempati ranking 91 dari 190 negara, bisnis adalah masalah korupsi, birokrasi dengan score 61,52, meningkat di pemerintah yang tidak efisien, Tahun 2018 menjadi 72 dengan score infrastruktur yang tidak memadai, akses 66,47 dari 190 negara. Sebagai contoh, terhadap pembiayaan, dan inflasi. jumlah prosedur di Indonesia sebanyak Korupsi dipresepsi merupakan 10 jenis, di Malaysia hanya 3 jenis. Di permasalah paling utama di Indonesia Indonesia waktu pengurusan 48 hari, di dan menempati urutan teratas, seperti Malaysia hanya 6 hari. Kualitas disajikan pada Gambar3 dibawah ini : regulasi bisnis lebih banyak, rumit dan

Gambar 3 Faktor-Faktor Penghambat Daya Saing

Terakhir, fenomena kesenjangan Tenggara 3,1 persen, serta Maluku dan pembangunan antar daerah juga Papua hanya 2,5 persen (BPS, 2018). menunjukkan belum optimalnya upaya mewujudkan pemerataan pembangunan Rumusan Masalah dalam penyeleggaraan otonomi daerah. Rumusan masalah yang menjadi fokus Ketimpangan ekonomi antar daerah dalam kajian ini adalah “Bagaimana data dilihat dari penyumbang terbesar strategi yang tepat untuk penguatan perekonomian Indonesia masih sistem otonomi daerah?” didominasi oleh pulau Jawa yang mencapai 58,5 persen terhadap PDB Tujuan Kajian sementara Sumatera menyumbang 22 Kajian ini bertujuan untuk merumuskan persen, Kalimantan 7,9 persen, strategi dan upaya yang tepat untuk Sulawesi 6,0 persen, Bali dan Nusa penguatansistem otonomi daerah.

192

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

kebijakan yang telah diimplementasikan akan menghasilkan dampak yang TINJAUAN PUSTAKA bersifat positif maupun negatif. Masalah Konsep implementasi kebijakan dan yang timbul dari pelaksanaan program desentralisasi menjadi acuan kajian ini. perlu penyelesaian mengacu pada Definisi kebijakan paling popular oleh peraturan perundang-undangan. Daniel Dye (2012:2) yang mengatakan bahwa A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier kebijakan publik “whatever government (1983:269) menjelaskan makna choose to do or not to do” (apapun yang implementasi adalah upaya pemerintah pilih untuk melakukan atau melaksanakan keputusan kebijakan. tidak melakukan). Konsep kebijakan di Menurutnya: “Implementation is the atas mengandung makna bahwa carrying out of basic policy decision, meskipun pemerintah diam pun atas usually incorporated in a statute but suatu isu atau permasalahan juga which can also take the form of merupakan suatu kebijakan publik. important executives orders or court Definisi ini tidak memberikan kerangka decision. Ideally, that decision identifies analisis yang jelas dan pemahaman the problem(s) to be addressed, yang visioner, karena tanpa stipulates the objective(s) to be pursued, memberikan kategorisasi atas kegiatan and in a variety of ways, structure the pemerintah. Merujuk pada Lasswell implementation process”. dan Kaplan (2010:12) menyatakan bahwa kebijakan sebagai suatu program Smith (1985:227) mengartikan pencapaian tujuan, nilai-nilai dan desentralisasi sebagai pengurangan praktek yang terarah. Kebijakan adalah pemusatan administrasi pada suatu serangkaian tindakan yang diusulkan pusat tertentu dan pemberian kekuasaan oleh seseorang, kelompok atau kepada pemerintah daerah. Pengertian pemerintah dalam suatu lingkungan ini sekaligus menyatakan gagasan tertentu dengan menunjukkan hambatan desentralisasi sebagai suatu gejala dan kesempatan terhadap pelaksanaan politik yang melibatkan administrasi usulan kebijaksanaan tersebut dalam dan pemerintahan. Dalam konteks rangka mencapai tujuan tertentu. kebijakan, UU Nomor 23 tahun 2014 mendefinisikan desentralisasi sebagai Implementasi dapat dipahami sebagai penyerahan urusan Pemerintahan oleh sebuah proses untuk mencapai sebuah Pemerintah Pusat kepada daerah tujuan. Tujuan yang ingin dicapai otonom berdasarkan Asas berupa tindakan dari keputusan yang Otonomi.Sehingga proses diambil untuk kesejahteraan bersama. desentralisasi mencakup aktifitas Implementasi juga merupakan suatu urusan-urusan pemerintahan yang keluaran (output) maupun sebagai suatu semula termasuk wewenang dan dampak (outcome) dari sebuah tanggungjawab pemerintah pusat keputusan kebijakan yang dilaksanakan sebagian diserahkan kepada oleh aparat pemerintah. Program badan/lembaga pemerintah daerah agar 193

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

menjadi urusan rumah tangganya sehingga urusan tersebut beralih dan menjadi tanggungjawab pemerintah Faktor-faktor yang berpengaruh daerah. terhadap implementasi kebijakan otonomi daerah dengan aspek-aspek Konsekuensi logis dari desentralisasi sebagai berikut: (1) Kondisi lingkungan pemerintahan dari pemerintah pusat ke (environmental conditions), yang terdiri pemerintahan daerah berdasarkan azas dari: struktur politik; proses pembuatan desentralisasi, maka daerah kebijakan; struktur kekuasaan lokal; melaksanakan otonomi daerah. faktor sosio-kultural; organisasi Otonomi Daerah adalah hak, penerima manfaat dan kecukupan wewenang, dan kewajiban daerah infrastruktur fisik. (2) Hubungan antar otonom untuk mengatur dan mengurus organisasi (inter organizational sendiri urusan pemerintahan yang relationship), yang terdiri atas: tujuan diserahkan oleh Pemerintah Pusat program yang jelas dan konsisten, kepada Pemerintahan Daerah Efektivitas Perencanaan, penganggaran berdasarkan azas desentralisasi dengan dan prosedur implementasi, kualitasi mendayagunakan potensi dan sumber- komunikasi inter-organisasional dan sumberdaya yang optimal guna efektivitas dari jaringan organisasi.(3) meningkatkan pelayanan, Ketersediaan Sumber daya (available pemberdayaan untuk kesejahteraan resources), yang terdiri atas: masyarakat (Supryatna, 2016). Makna pengawasan atas pembiayaan, konsep otonomi adalah keleluasaan atau kecukupan anggaran, ketersediaan kemandirian tetapi bukan kemerdekaan, sumberdaya keuangan, dukungan yang didalamnya mengandung arti: pimpinan politik nasional, dukungan pertama, pemberian tugas dan pimpinan politik local, dukungan kewenangan untuk melaksanakan dan birokrasi dan (4) Ciri-ciri atau sifat menyelesaikan urusan yang diserahkan badan/instansi pelaksana (characteristic kepada daerah; Kedua, pemberian of implementing agencies), yang terdiri kewenangan dan wewenang untuk atas:Keterampilan teknis dan memikirkan dan menetapkan sendiri keterampilan manajerial dari staf, cara-cara penyelesaian tugas tersebut. Kemampuan koordinasi, integrasi dan Kesemuanya bersifat delegatif dan pengawasan keputusan, Sumberdaya atributif dalam satuan masyarakat dan dukungan dari dinas atau badan, hukum untuk kepentingan nasional dan Efektivitas komunikasi internal, kepentingan negara dalam koridor Hubungan dengan DPRD, Kualitas NKRI. kepemimpinan dinas atau badan terkait dan Komitmen staf atas program dinas atau badan.Kajian merujuk pada konsep Rondinelli dan Cheema (1983) sebagai acuan dalam menyusun model

194

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

sistempenguatan penyelenggaraan otonomi daerah.

Gambar 4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi implementasi desentralisasi (Sumber: Cheema dan Rondinelli, 1983)

METODE KAJIAN sekunder untuk memberikan penjelasan Untuk merumuskan strategi yang tepat tambahan tentang implementasi untuk penguatan sistem otonomi daerah, kebijakan otonomi daerah. Data hasil kajian menggunakan pendekatan FGD diolah dan dianalisismenggunakan kualitatif dengan teknik pengumpulan teknik analisis deskriptif untuk data primer melalui Diskusi Kelompok selanjutnya dirumuskan strategi Terfokus (Focus Group penguatan sistem inovasi daerah.

Discussion/FGD). FGD difasilitasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN Kementerian Dalam Negeri (BPP Strategi penguatan dibangun dengan Kemendagri) pada Bulan Juni 2019 mengidentifikasi masalah dalam bertempat di BPP Kemendagri, dengan penyelenggaraan otonomi daerah pada menghadirkan pakar pemerintahan dan faktor lingkungan, hubungan antar unsur pemerintah daerah sebagai peserta organisasi, ketersediaan sumberdaya FGD. Tujuan FGD adalah menghimpun dan karakteristik instansi pelaksana dan masukan pakar pemerintahan (dari menemukan alternatif langkah-langkah perguruan tinggi) dan praktisi (Karo dan penanganannya. Kabag Pemerintahan) tentang kondisi, permasalahan dan solusi implementasi Identifikasi Masalah pada Faktor kebijakan otonomi daerah.Selain FGD, Lingkungan dan Solusi Penanganan juga dilakukan pengumpulan data 195

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Faktor lingkungan yang kondusif akan pemerintahan daerah, (2) Kualitas mempengaruhi penyelenggaraan proses pembentukan Perda (2) otonomi daerah, pada bagian ini akan pelayanan publik dan partisipasi diidentifikasi masalah sekaligus masyarakat dan (3) kecukupan sarana langkah-langkah penanganan aspek- prasarana. aspek: (1) Struktur lembaga

Tabel 2 Identifikasi Masalah Pada Faktor Lingkungan dan Langkah Penanganan Aspek Masalah/Hambatan Langkah Penanganan 1 2 3

(1) Struktur - Kelemahan dalam penataan struktur OPD - Peningkatan kapasitas pemerintah Organisasi sesuai PP No 18/2016, hasil evaluasi daerah dalam menentukan besaran Pemerintah menunjukan OPD belum tepat dalam struktur sesuai kebutuhan dan fungsi menentukan derajat urgensi suatu urusan berdasarkan prinsip “right sizing” yakni Daerah yang berdasarkan kriteria yang objektif dan ramping struktur dan kaya fungsi. terukur. - Melakukan evaluasi dan mengkaji - Penataan OPD tidak didahului oleh evaluasi implementasi PP Nomor 18 Tahun dan penelitian yang komprehensif untuk 2016 terutama evaluasi pembentukan menentukan besaran yang tepat (right size) struktur organisasi dan efektivitas dan desain tipologi OPD. kinerja OPD untuk menjamin tercapainya visi dan misi serta program prioritas pembangunan daerah.

(2) Proses - Munculnya perda-perda bermasalah yang - Melakukan perbaikan pada proses Pembentukan bernuansa SARA yang berdampak pada pembentukan kebijakan Kebijakan timbulnya disharmoni sosial dan keresahan (Perda)melalui mekanisme masyarakat. pengawasan (preventif dan represif) - Belum semua daerah mengakomodasi dan terhadap proses legislasi peraturan pluralisme dalam kebijakan daerah. perudang-undangan di level pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta membangun meknisme untuk menguji sinkronisasi peraturan perundangan guna mengeleminir adanya tumpang tindih, ketidakjelasan, multi tafsir dan pertentangan secara vertikal, horizontal antar peraturan pada jenjang yang berbeda. (3) Pelayanan publik - Belum adanya pengaturan tentang pelayanan - Pengaturan tentang penyelenggaraan dan Partisipasi publik dalam UU Pemda sehingga kerap pelayanan publik pada UU pemda, agar masyarakat membuat daerah kurang perduli terhadap daerah memiliki pedoman dan strandar penyelenggaraan pelayanan publik. yang jelas untuk pelayanan publik - Partisipasi masyarakat dalam UU Pemda, yang berkualitas. menyebabkan banyak daerah yang - Menginstruksikan pemerintah daerah mengabaikan pentingnya mendorong untuk mengoptimalkan pemanfaatan partisipasi masyarakat dalam proses sistem pelayanan terpadu satu pintu kebijakan di daerah. untuk pelayanan perizinan dan non - perizinan di daerah. - Pengaturan tentang partisipasi masyarakat dalam UU Pemda yang mengatur hak-hak warga dalam proses kebijakan dan kewajiban daerah untuk memberi ruang kepada warganya terlibat dalam proes pembentukan 196

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Aspek Masalah/Hambatan Langkah Penanganan 1 2 3

kebijakan (4) Kecukupan - Ketidaksiapan infrastruktur dan sarana - Peningkatan konektivitas antar wilayah infrastruktur prasarana pemerintahan dapat menghambat dengan pembangunan infrastruktur dan Fisik dan sarana layanan masyarakat, mengingat masih ada dukungan sarana prasarana beberapa daerah di Indonesia yang pemerintahan(hard dan soft) untuk pemerintahan menghadapi masalah konektivitas dalam meningkatkan layanan publik. daerah insfrastruktur dan soft infrastruktur (TIK) - Meningkatkan inovasi pelayanan publik tyang efektif dan efisien melalui penerapan e-government. Sumber : Hasil FGD

Identifikasi Masalah pada Faktor Identifikasi masalah dan penguatan Hubungan Antar Organisasi dan pada faktor ini mencakup aspek-aspek: Solusi Penanganan (1) Hubungan kewenangan antar Hubungan kerja antar organisasi baik pemerintah daerah, (2) Hubungan antar tingkat pemerintahan, antar sektor kepala daerah dengan DPRD dan (3) dan antar instansi yang harmonis dapat kualitas perencanaan dan penganggaran memberi penguatan terhadap daerah. penyelenggaraan otonomi daerah.

Tabel 3 Identifikasi Masalah Pada Faktor Hubungan Antar Organisasi dan LangkahPenanganan Aspek Masalah/Hambatan Langkah Penanganan

(1)Hubungan - Timbul benturan kewenangan antar - Evaluasi dampak pengalihan kewenangan kewenangan tingkat pemerintahan Provinsi dan dari Kabupaten ke Provinsi bidang Kabupaten/Kota, sehubungan pendidikan menengah, pertambangan dan pelaksanaan kewenangan urusan pengelolaan wilayah pesisir untuk pemerintahan untuk pengelolaan bidang mencegah ketidakjelasan kewenangan dan pendidikan menengah, pertambangan tanggung jawab dan menemukan solusi dan pengelolaan sumberdaya pesisir untuk penanganannya. sebagaimana diatur dalam UU No23/2014. (2) Hubungan - Hubungan antar pemerintah daerah dan - Reformasi penyelenggaraan pemerintahan Kepala Daerah- DPR bersifat dinamis dan diwarnai dengan penerapan e-government untuk DPRD benturan kepentingan terutama terkait meningkatkan transparansi, akuntabilitas pengelolaan APBD dan KUAserta dan partisipasi dalam perencanaan, penetapan RKPD. pelaksanaan dan evaluasi APBD. Penerapan e-planning, e-budgeting dan e- procurement dalam APBD (3) Kualitas - Belum semua daerah menciptakan - Membangun keterpaduan perencanaan dan perencanaan perencanaan pembangunan daerah yang sinergi pembangunan daerah pembangunan terintegrasi, baik lintas Provinsi, - Evaluasi terhadap masterplan daerah Kab/Kota maupun antar OPD sehingga pembangunan terintegrasi yang telah perencanaan daerah masih ada kesan disusun sebelumnya untuk menciptakan tumpang tindih program dan kegiatan. pemerataan pembangunan antar daerah. - Kurangnya sinergitas program dan kegiatan antar perangkat daerah/sektor dan antar Provinsi dan Kab/Kota. Sumber : Hasil FGD

197

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Identifikasi Masalah pada Faktor dan penanganan pada sumberdaya Pemanfaatan Sumberdaya pelaksanaan program mencakup aspek- Sumberdaya adalah sumberdaya yang aspek: (1) kualitas koordinasi dan berpengaruh terhadap pelaksanaan pengawasan pembiayaan, (2) kesiapan otonomi daerah, yakni kebijakan anggaran dan (3) kesiapan sumber- pemerintah daerah dan penguatan sumber anggaran. potensi daerah. Identifikasi masalah

Tabel 4 Identifikasi Masalah dan Langkah Penanganan Faktor Dukungan Sumberdaya Aspek Hambatan/Kendala Langkah Penanganan

(1) Kualitas - Peran Lembaga Pengawasan Pusat dan - Peningkatan peran lembaga pengawasan Pusat koordinasi, daerah belum optimal melaksanakan (BPK, BPKP dan Kemendagri, Inspektorat Daerah) Pengawasan fungsi pengawasan: BPK, BPKP, dalam pembinaan dan pengawasan Pembiayaan Insektorat, Kemendagri, DPRD, - Peningkatan peran pengawasan anggaran oleh akademisi dan masyarakat DPRD - Pelibatan akademisi dan masyarakat untuk pengawasan penggunaan APBD. (2)Efektivitas - Daerah-daerah kaya sumberdaya alam - Fokus pemanfaatan anggaran daerah untuk sektor Penggunaan sering bertumpu di sektor Non Migas, terutama sektor pertanian dan industry Anggaran pertambangan sehingga rentan bila hilir. diterpa inflasi. - Peningkatan investasi seiring penyiapan regulasi, - Pertumbuhan investasi belum sumberdaya manusia dan infrastruktur serta berdampak pada penurunan angka efisiensi layanan birokrasi kemiskinan - Pemda wajib menyusun master plan atau rencana - Adanya kesenjangan pendapatan desa- induk untuk jangka panjang (minimal 20 tahun) kota, Jawa-luar jawa sehingga pemanfaatan anggaran fokus pada tujuan jangka panjang bukan nuansa proyek . - Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor SDA dan Pajak serta mencari dari sektor lain seperti jasa dan pariwisata digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

(3)Kecukupan - Meskipun anggaran daerah meningkat - Koordinasi penyusunan program antar sektor dan Anggaran namun seringkali penggunaannya tidak kegiatan untuk merumuskan program jangka fokus menjawab isu dan masalah panjang dan terintegrasi mengatasi isu daerah, pembangunan dan peningkatan daya seperti kemiskinan (menghindari perencanaan saing daerah. Misalnya pembangunan yang berorientasi proyek). penanggulangan kemiskinan secara - Koordinasi antar Kabupaten/Kota dalam terintegrasi antar perangkat daerah dan implementasi master plan untuk pengembangan antar provinsi dan kabupaten/kota. kawasan berdasarkan potensi daerah, master plan pembangunan daerah memberi gambaran umum tentang pembangunan daerah, permasalahan, potensi, serta strategi pembangunan untuk setiap sektor. Sumber : Hasil FGD

Identifikasi Masalah pada Faktor langkah penanganan untuk penguatan Karakteristik Instansi Pelaksana dan kapasitas aparat pelaksana, kapasitas Solusi Penanganan DPRD, kualitas kepemimpinan kepala Karakteristik instansipelaksana daerah. mencakup identifikasi masalah dan

198

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

Tabel 5 Identifikasi Hambatan/Kendala dan Langkah Penanganan pada Faktor Karakteristik Instansi Pelaksana Aspek Hambatan/Kendala Langkah Penanganan (1) Kapasitas Aparat - Rekrutmen pegawai belum disesuaikan - Penyesuaian jabatan dengan keahlian Pelaksana (Kapasitas dengan kebutuhan untuk peningkatan ASN, penerapan fit and proper test dan ASN Pemda) kualitas pelayanan publik, belum adanya pengembangan kapasitas individu job analysis sebagai persyaratan job disesuaikan dengan jabatan. requirement. - mengevaluasi pengelolaan SDM - Menonjolnya hubungan-hubungan aparatur di daerah mulai dari persaudaraan dan afiliasi dan perencanaan, penempatan dan kecenderungan mengutamakan putra pengembangan karier aparatur untuk daerah. mengeliminasi intervensi politik dan - Faktor dominan yang membuat kinerja memperkuat independensi ASN di ASN tidak efektif dan belum optimal daerah dari tekanan politik dan dalam pelayanan publik adalah karena kepentingan elit daerah; kebijakan perekrutmen tidak didasarkan sistem merit dengan mengutamakan kompetensi tetapi lebih pada berapa formasi yang dibutuhkan.

(3) Kapasitas DPRD - Kapasitas DPRD belum optimal dalam Langkah-langkah penguatan menjalankan fungsi pembentukan perda, kapasitas DPRD: anggaran da pengawasan. (1) Rekrutmen Parpol Diperketat - Tingginya anggota DPRD yang terjerat dengan menyertakan persyaratan kasus hukum (2) Pendidikan, rekrutmen melibatkan Pakar dari luar unsur pemerintahan; (3) mantan Koruptor/Napi Dilarang mengikuti pencalonan legislatif dan pilkada karena dapat memberi contoh pendidikan politik yang buruh bagi rakyat (4) Bakal calon legislatif diikutkan dalam Uji Publik Oleh Tim yang terdiri atas unsur Akademisi, Tomas, Komisioner KPU); (5) Perlu adanya pendidikan politik (diklat dan kursus) bagi anggota DPRD. (4)Kualitas - Kurangnya kemampuan membangun - Meningkatkan komunikasi dan Kepemimpinan relasi eksekutif dan legislatif/ DPRD harmonisasi hubungan eksekutif- Kepala Daerah dalam penyelenggaraan fungsi dan peran legilatif. pemerintahan daerah serta komunikasi ke - Meningkatkan kualitas komunikasi vertikal dengan pemerintah. dengan Forkopimda Sumber: Hasil FGD

Berdasarkan hasil identifikasi 3 (terlampir) dengan menampilkan permasalahan dan solusi penanganan langkah-langkah perbaikan dari terhadap permasalahan dalam keempat faktor diatas sebagaimana penyelenggaraan otonomi daerah, maka terdapat dalam model penguatan sistem formulasi strategi untuk penguatan otonomi daerah. sistem otonomi daerah dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan otonomi daerah disajikan pada Gambar 199

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

MODEL STRATEGI PENGUATAN SISTEM OTONOMI DAERAH

Struktur Pemda - -Peningkatan peran lembaga pengawasan untuk penggunaan APBD - Membentuk Struktur dan Dana Otsus baik dari unusr - Pengawasan Preventif dengan sistim Rihgt lembaga Pengawasan Pemerintah dan represif proses Sizing, Miskin Struktur Pusat dn Daerah, DPRD,akademisi dan legislasi Prov/Kab/Kota Koordinasi Lembaga untuk Kaya Fungsi masyarakat. - Snkronisasi Perat. - evaluasi dan mengkaji - Binwas perUUan Penggunaan implementasi PP Proses Nomor 18 Than 2016 anggaran daerah Efektivitas Pemanfaatan Sumberdaya pembentukan kebijakan Optimalisasi Faktor Lingkungan Dukungan Infrastruktur - Penggunaan anggarn daerah digeser Wilayah & Sarpras Pem ke sektor pertanian & indstri hilir - Koordinasi pembangunan atar - Peningkatan Investasi bersamaan sektor untuk merumuskan dengan peningkatan kapasitas SDM program pembangunan jangka - Pengaturan Layanan Publik - Peningkatan konektivitas daerah panjang. dalam UU Pemda - Peninkatan PAD dengan melalui pembangunan - Koordinasi pembangunan antar (pedoman & standar infrastruktur wilayah dan ekstensifikasi pada sektor jasa Kab/Kota untuk pengembangan Layanan) - Perencanaan/master plan untuk sarpras peman (hard & kawasan Aceh - Pengaturan Partisipasi Soft/TIK) jangka panjang Warga dalam UU pemda proses kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah Peningkatan layanan Publik dan OPTIMALISASI TUJUAN OTONOMI DAERAH Partisipasi Masyarakat PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Meningkatnya kualitas layanan publik Meningkatnya Kapasitas daerah Meningkatnya Partisipasi dan Keberdayaan masyarakat Kapasitas SDM ASN Meningkatnya daya saing daerah Daerah

- Meningkatkan komunikasi - Penyesuaian jabatan ASN - -Atasi konfflik kewenangan dengan dan harmonisasi hubungan dengan kebutuhan daerah, melakukan Evaluasi terhadap dampak eksekutif-legilatif. penerapan fit and porper test, Pengalihan kewenangan dari Kab/Kota - Meninkatkan komunikasi pengembangan kapasitas sesuai ke Provinsi bidang urusan pertambangan, perikanan dan dan koordinasi dengan kebutuhan jabatan Hubungan Kewenangan FORKOPIMDA - Evaluasi terhadap mmanajemen pendidikan SDM Daerah - - Kualitas Harmonisasi Hubungan Antar kepemimpinan KDH Kapasitas Instansi Pelaksana Hubungan KDH- Organisasi DPRD - Penerapan e-Government untuk - Membangun sinergi dan transparansi, akuntabilitas dan integrasi Perencanaan - Rekrutemen Parpol diperketat dengan persyaratan partisipasi untuk manajemen pembangunan Daerah pendidikan; pelibatan pakar dari luar APBD, e planning, e-budgeting & e- - Evaluasi terhadapmaterplan - Mantan koruptor/Napi dilarang ikut pencalonan legislatf procurement pengembangan wilayah (pendidikan politik yang buruk) - PAda mater plan dan rencana Aceh - Bakal calon legislatif diikutkan dalam uji publik yang 200 induk untuk dipedomani oleh SKPA dipedomani diseleksi oleh unsur akademisi, tomas dan komisi KPU - Pendiikian politik yang memadai bagi anggota DPRD Perencanaan Pembangunan Daerah Kapasitas DPRD Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

PENUTUP meningkatkan kualitas perencanaan KESIMPULAN pembangunan daerah. Berdasarkan hasil kajian, disimpulkan 4. Peningkatan kapasitas instansi strategi penguatan sistem otonomi pelaksana yang mencakup: (1) daerah mencakup upaya-upaya Meningkatkan kapasitas ASN perbaikan sebagai berikut: pemda; (2) Meningkatkan kapasitas 1. Mengoptimalkandukungan faktor DPRD dan (3) Meningkatkan lingkungan, mencakup: (1) kualitas kepemimpinan kepala Perbaikan terhadap struktur daerah. organisasi pemerintahan daerah untuk menciptakan organisasi REKOMENDASI perangkat daerah yang efisien dan Kajian ini merekomendasikan 3 (tiga) efektif (2) Perbaikan proses hal, yaitu Pertama, Pemerintah dalam pembentukan Perda (3) hal ini Kemendagri dapat Peningkatan kualitas pelayanan mempertimbangkan strategi penguatan publik dan partisipasi masyarakat sistem otonomi daerah dan model yang serta (3) Peningkatan infrastruktur diajukan (terlampir) untuk perbaikan dan sarana prasarana pemerintahan terhadap masalah-masalah yang timbul termasuk infrastruktur TIK untuk dalam pimplementasi kebijakan mendukung penerapan e- otonomi daerah pada aspek lingkungan, government. hubungan antar organisasi, pemanfaatan 2. Melakukan harmonisasi hubungan sumberdaya dan karakteristik instansi antar organisasi, mencakup: (1) pelaksana. Kedua, perlu Meningkatkan harmonisasi mempertimbangkan evaluasi secara hubungan kewenangan antar menyeluruh terhadap implementasi tingkat pemerintahan; (2) kebijakan otonomi daerah, terutama Meningkatkan harmonisasi mencakup: (1) struktur organisasi dan hubungan kepala daerah dengan efektivitas kinerja OPD untuk DPRD; (3) meningkatkan kualitas menjamin tercapainya visi dan misi perencanaan pembangunan daerah serta tujuan pembangunan daerah. (2) yang berorientasi ada pencapaian Kapasitas sumberdaya manusia dan visi dan misi dan pencapaian kinerja DPRD untuk mendukung tujuan. implementasi otonomi daerah. (3) 3. Meningkatan efektivitas Kapasitas sumberdaya manusiaASN pemanfaatan sumberdaya, yakni: daerah untuk mendukung implementasi (1) Meningkatkan kualitas otonomi daerah. koordinasi lembaga pengawasan terhadap pemanfaatan penggunaan Ketiga, diperlukan perbaikan sistem anggaran daerah; (2) Meningkatkan dengan prioritas pada: (1) peningkatan efektivitas penggunaan anggaran harmonisasi hubungan antara legislatif pembangunan daerah dan (3) dan eksekutif, (2) peningkatan mekanisme pengawasan (preventif dan 201

Jurnal Inovasi Volume 5 Nomor 2 2019

represi) dan terhadap proses legislasi Public Policy. New York. Harper peraturan perudang-undangan di level Collins. 1983. Hlm. 269. pemerintah provinsi dan pemerintah Harold D. Lasswell and Abraham kabupaten/kota.(3) Peningkatan Kaplan dalam Olu Awofeso. pengawasan pengelolaan anggaran 2010. Democracy and Democratic daerah yang melibatkan Practice in Nigeria: Issues, multistakeholder baik dari unsur Challenges and Prospect. pemerintah,unsur akademisi/perguruan Kementerian PMK. 2015. Indeks tinggi, unsur masyarakat (LSM). Kesejahteraan Rakyat. Ombudsman RI, 2018. Laporan DAFTAR PUSTAKA Pengaduan Masyarakat Per Cheema, G. Shabbir and Dennis A. Instansi Pemerintah dan Rondinelli. 1983. Decentralization Pemerintah Daerah, Tahun 2015 and Development: Policy Smith, BC. 1985. Decentralization, the Implementation and Developing Territorial Dimensuin of The Countries. United States: Sage State London: George Allen & Publication ( Unwim Dye, Thomas R.2013. Understanding Tjahya S.2016. persektif otonomi Public policy, 13th Edition. New daerah dalam desentralisasi. York: Pearson Education INC: Jurnal Wahan Bina Praja Vol 3 Daniel H. Mazmanian dan Paul A. No 1, Mei 2016.Hal. 111-123) Sabatier. Implementation and World Economic Forum (2015). The GlobalCompetitiveness Report

202

BIODATA PENULIS

Harry Anggara Putra, Lahir di Curup pada tanggal 7 September 1993. Menyelesaikan pendidikan Strata Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu pada tahun 2013, dan pendidikan Strata 2 pada Program Magister Ekonomi Terapan Universitas Bengkulu pada tahun 2018.

Yusran Konazomi, Lahir di Curup pada tanggal 25 Agustus 1996. Saat ini telah menyelesaikan pendidikan pada jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Hazairin Bengkulu.

Surjadi, Lahir di Magelang pada tanggal 5 April 1960. Menyelesaikan Pendidikan di Program Sarjana Fisipol Universitas Gajah Mada pada Tahun 1985 dan Strata 2 pada Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Bengkulu pada tahun 2008. Pernah bertugas sebagai Wakil Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu, Wakil Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Kabid Pengembangan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Bengkulu, dan saat ini sebagai Widyaiswara Ahli Madya di BPSDM Provinsi Bengkulu.

Serly Lika Sari, Lahir di Bengkulu pada tanggal 13 Januari 1996. Saat ini telah menyelesaikan pendidikan pada jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Hazairin Bengkulu.

Harwindah, Lahir di Bogor pada tanggal 24 Oktober 1989. Menyelesaikan pendidikan di Program Sarjana MIPA Kimia di Universitas Sriwijaya tahun 2013. Lulus CPNS Pemda Provinsi Bengkulu formasi peneliti pada tahun 2014, dan bertugas sebagai Kandidat Peneliti di Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu.

Ferdy Rosbarnawan, Lahir di Bengkulu pada tanggal 2 November 1986. Menyelesaikan pendidikan di Program Sarjana Jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas Bengkulu pada tahun 2008, serta Pasca Sarjana pada Program Magister Perencanaan Pembangunan di Universitas Bengkulu pada tahun 2013. Sejak 31 Maret 2017 hingga sekarang bertugas sebagai peneliti pertama (Kepakaran Bidang Administrasi dan Kebijakan) di Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu.

Sitti Aminah, Lahir di Ambon pada tanggal 4 Oktober 1970. Menyelesaikan pendidikan Diploma di Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor, Jawa Barat pada Tahun 1993 dan pendidikan Strata 1 di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta Tahun 1998. Melanjutkan pendidikan Strata 2 pada Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD) di Universitas Gadjah Mada Tahun 2002, dan meraih gelar Doktor Tahun 2013 pada program studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat di Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat ini bertugas sebagai peneliti madya (Kepakaran Bidang Politik dan Pemerintahan) di Kementerian Dalam Negeri.

PEDOMAN PENULISAN JURNAL INOVASI BAPPEDA PROVINSI BENGKULU

KETENTUAN UMUM Persyaratan Naskah yang diajukan untuk dimuat dalam Jurnal Inovasi : 1. Naskah tulisan harus mempunyai relevansi dengan bidang Ekonomi dan Pembangunan, Pemerintahan, Sosial Budaya, Kebijakan Daerah dan Inovasi Daerah 2. Naskah yang akan dimuat dalam Jurnal Inovasi belum pernah dimuat dan dicetak dalam media/publikasi mana pun. 3. Redaksi Jurnal Inovasi menerima tulisan baik dari para SDM fungsional Bappeda Provinsi Bengkulu maupun dari pihak lain diluar Bappeda Provinsi Bengkulu. 4. Setiap naskah yang masuk akan melalui proses koreksi/review dari tim editor, dan penulis wajib memperbaiki sesuai rekomendasi dari reviewer. Naskah yang masuk (diterima/tidak diterima) tidak dikembalikan ke penulis. 5. Setiap naskah yang masuk harus mengikuti pedoman penulisan naskah (sesuai template)

MATERI ARTIKEL Materi artikel merupakan hasil penelitian primer/sekunder, hasil-hasil kelitbangan, maupun pemikiran berupa tinjauan/telaah yang sistematis dan kritis, ditulis menurut kaidah ilmiah. Penelitian primer adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan data dari sumber pertama (sumber asli), sedangkan penelitian sekunder adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan data yang sudah tersedia atau sudah terkoreksi. Tulisan harus memenuhi kaidah penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan penggunaan bahasa yang baik, benar dan baku (bukan bahasa popular).

PENULISAN NASKAH 1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, disertai dengan abstrak dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 2. Abstrak memuat ringkasan penelitian, yang memuat : latar belakang, masalah/tujuan, metode, dan hasil penelitian. Ditulis dalam 1 paragraf, dengan jarak 1 spasi. Abstrak dalam bahasa Indonesia maksimal 250 kata, dan dalam bahasa Inggris maksimal 150 kata (dicetak miring/italic). 3. Kata kunci (Key Word) ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, berjumlah antara 3 – 5 kata, berupa kata tunggal atau kata majemuk 4. Naskah diketik maksimal 16 Halaman. 5. Naskah diketik dalam format huruf Times New Roman, ukuran font 12, spasi 1,5, margin masing-masing 3cm, dan menggunakan kertas berukuran A4 (210mm x 297mm), dan tidak dibuat dalam 2 (dua) kolom, tidak perlu diberi penomoran halaman (Layout akan dikerjakan oleh tim redaksi). 6. Judul ditulis dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, dan diketik menggunakan huruf kapital dan ditebalkan (bold). 7. Nama penulis diketik dibawah judul, ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar. 8. Alamat penulis (nama dan alamat instansi tempat bekerja) ditulis lengkap dengan jarak 1 spasi, ditulis dibawah nama penulis. Alamat email ditulis dibawah alamat penulis. SISTEMATIKA PENULISAN 1. a) JUDUL b) Nama Penulis, Alamat Instansi Penulis, dan Alamat Email Penulis c) Abstrak (dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) d) Kata Kunci (Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) 2. PENDAHULUAN (memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan) 3. TINJAUAN PUSTAKA 4. METODOLOGI PENELITIAN 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7. DAFTAR PUSTAKA 8. LAMPIRAN (Optional)

9. Judul tabel ditampilkan di bagian atas tabel sebelah kiri dan ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12. Tulisan “tabel” dan “nomor” ditulis tebal (bold), sedangkan judul tabel ditulis normal. Gunakan angka arab (1,2,3 dst) untuk penomoran tabel. Contoh: Tabel 3. PDRB Provinsi Bengkulu Tahun 2011 – 2015 (Jutaan Rupiah) Tahun Sektor Ekonomi 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian Pertambangan Dst…. Sumber : BPS Provinsi Bengkulu (2016)

Isi tabel menggunakan huruf Times New Roman ukuran 8-11 dengan jarak 1 spasi. Pencantuman sumber atau keterangan diletakkan dibawah tabel sebelah kiri, menggunakan Times New Roman ukuran 10.

10. Gambar, grafik, foto atau diagram ditampilkan di tengah halaman (center). Keterangan gambar, grafik, foto, atau diagram ditulis dibawah ilustrasi menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dan ditempatkan di tengah (center). Tulisan “Gambar, grafik foto atau diagram” dan “nomor” ditulis tebal (bold) sedangkan isi keterangan ditulis normal. Gunakan angka arab (1,2,3 dst) untuk penomoran gambar, grafik foto atau diagram. Contoh :

Gambar 1. Inovasi Kelitbangan

11. Format penulisan daftar pustaka disusun dengan format APA yaitu mengikuti urutan abjad dengan memuat : nama pengarang (nama belakang terlebih dahulu), tahun terbit, judul, jilid/volume, edisi/nomor, tempat penerbitan, nama penerbit. Rujukan dengan sumber yang sama ditulis dengan mendahulukan tahun terbitnya. Jika tahun terbitnya sama, gunakan abjad di belakang tahun terbit.

Contoh penulisan : Buku (satu penulis) Thee, K.W. (2012). Indonesia’s Economy Since Independence. Singapore : Institute of Southeast Asian Studies.

(dua penulis) Forouzan, B.A., & Fegan, S.C. (2007). Data Communications and Networking (4th ed.). New York : McGraw-Hill.

(lebih dari tiga penulis) Firdausy, C.M. (ed) (2012). Konsep dan Ukuran Kemiskinan Alternatif. Jakarta : Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. Buku tanpa nama pengarang, tetapi ditulis atas nama lembaga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2011). Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Jakarta : LIPI

Jurnal Sambodo, M.T dan Negara, S.D. (2012). Designing Conceptual Framework and State of Energy Security in Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 20 (1), 1-17.

Prosiding Muljawan, D. (2003). An Analysis of Potential Systemic Costs in an Islamic Banking System. Dalam Prosiding International Conference on Islamic Banking : Risk Management, Regulation and Supervision. (hal. 279-298). Jakarta : Bank Indonesia.

Sumber online Khudori. (2006). Belajar Pengembangan Biofuel dari Brazil. Diambil dari http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=5665&coid=1&caid=58&gi d=5 [diakses 16 Maret 2019].

Skripsi, Tesis, dan Disertasi Wiranta, S. (1987). Japanese Economic Development Statistical Analysis Approach. Tesis, Tokyo : Nihon University.

Media Massa Pungut, U.H. 2013. Konsolidasi Usaha Tani. Kompas. 31 Desember 2012. Sumber acuan minimal 80% merupakan terbitan dalam 10 tahun ke belakang. Jumlah daftar pustaka minimal 10 buah.

PENUTUP (PENTING DIPERHATIKAN) 1. Penulis wajib mengikuti semua format sistematika penulisan jurnal inovasi ini. 2. Penulis wajib mengikuti prosedur penerbitan naskah dalam jurnal Inovasi, dimulai dari proses review naskah oleh tim editor/penyunting hingga perbaikan naskah menjadi artikel ilmiah yang layak terbit. Penulis diberi waktu dalam memperbaiki naskahnya artikelnya sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 3. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengurangi substansi materi tulisan 4. Jurnal Inovasi terbit 2 (dua) kali setahun, yaitu bulan Maret dan September. Naskah diterima paling lambat 1 (Satu) Bulan sebelum jadwal terbit. 5. Naskah dikirim dalam bentuk soft copy ke alamat : REDAKSI JURNAL INOVASI Bidang Litbang BAPPEDA Provinsi Bengkulu Jl. Pembangunan No.15 Padang Harapan, Bengkulu Telp/Fax (0736) 21255 email : [email protected]