Monumen KRI (Kapal Republik )

i Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

ii Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

iii Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Tim Penyusun

Penanggung Jawab Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal, S.E., M.M., M.Soc.Sc.

Pengarah Kolonel Laut (E) Nevy Dwi Soesanto, S.T., CHRMP.

Ketua Tim Penyusun Kolonel Laut (KH) Drs. Syarif Thoyib, M. Si.

Wakil Ketua Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si.

Anggota Letkol Laut (KH) Suratno, S.S., M.M. Letkol Laut (KH/W) Iin Perwiyati, S.Pd., MAP. Mayor Laut (KH/W) Jurniah Kapten Laut (P) Petrus Jayanta P Lettu Laut (KH) Dharma Hartono, S.Hum. Lettu Laut (P) Wahyu Prasetyo Letda Laut (P/W) Yose Darmawita, S.E. Kopda TTU Anggara Penda IV/A Adi Patrianto Singgih, S.S. Penda III/A R. Roro Erna R.

Creative Designer : Lettu Laut (E) Hartono

iv Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

v Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

KATA PENGANTAR KADISPENAL

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, barokah dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan yang baik ini Dispenal dapat menerbitkan buku Museum dan Monumen TNI Angkatan Laut.

Buku Monumen Kapal Republik Indonesia (KRI) kami susun berdasarkan hasil survei lapangan maupun pustaka yang meliputi data tentang monumen, foto, dan latar belakang museum. Buku ini berisi informasi tentang monumen Kapal Republik Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia.

Adapun maksud pembuatan buku ini adalah untuk memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya tentang keberadaan monumen Kapal Republik Indonesia dengan tujuan agar masyarakat dapat mengenal lebih dekat dan meningkatkan minat berkunjung.

Monumen merupakan salah satu destinasi wisata bagi masyarakat sebagai sarana edukasi dan hiburan. Selain itu monumen juga berguna untuk memahami jejak peradaban manusia masa lampau berupa benda- benda peninggalan bersejarah.

Keberadaan monumen Kapal republik Indonesia pada era globalisasi saat ini dirasakan sangat tepat dalam konteks penanaman jiwa nasionalisme dan patriotisme bagi generasi muda sebagai media pembentukan jati diri dan karakter bangsa. Di tengah-tengah serbuan media informasi yang masif di kalangan generasi muda saat ini perlu adanya media penyeimbang informasi.

Bangsa Indonesia sebagai bangsa pejuang memiliki warisan sejarah perjuangan dari para pendahulu yang penuh heroik yang divisualisasikan dalam bentuk monumen KRI yang tersebar di berbagai pelosok negeri. Jejak peninggalan berupa benda-benda bersejarah yang bernuansa kemaritiman telah mewarnai kehidupan masyarakat dan semuanya semakin meneguhkan sebagai bangsa bahari.

vi Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Dengan penerbitan buku monumen KRI diharapkan dapat meningkatkan minat berkunjung masyarakat dalam memahami peninggalan sejarah TNI Angkatan laut dan memperluas wawasan tentang kemaritiman.

Sekian dan terima kasih Jalesveva Jayamahe, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Desember 2019 Kepala Dispenal,

Mohamad Zaenal, S.E., M.M., M.Soc.Sc. Laksamana Pertama TNI

vii Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

PANCASILA PANCASILA (THE FIVE PRINCIPLES)

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA. (BELIEF IN ONE SUPREME GOD)

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB. (JUST AND CIVILIZED HUMANITY)

3. PERSATUAN INDONESIA. (THE UNITY OF INDONESIA)

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN. (POPULIST WHO LED BY WISDOM IN CONSULTATIVE/ REPRESENTATIVE)

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA. (SOCIAL JUSTICE FOR ALL PEOPLE OF INDONESIA)

viii Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Daftar Isi

Kata Pengantar Kadispenal...... vi

1. Pendahuluan...... 2

2. Monumen RI Macan Tutul dan RI Harimau...... 4 INBOX : Trikora...... 8 INBOX : Perang Laut Arafuru...... 12 INBOX : Komodor ...... 20 INBOX : Laksamana Sudomo...... 22 INBOX : Jaguar Class...... 24 INBOX : Riwayat Penugasan dan Penyerahan RI Harimau...... 28

3. Monumen Kapal Selam...... 30 INBOX : Kapal Perang Kelas Whiskey...... 34

4. Monumen Kapten Kapal Laut...... 38

5. Monumen KRI ...... 44 INBOX : Ki Hajar Dewantara...... 48

Daftar Pustaka...... 54

ix Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

x Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

1 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

1. Pendahuluan Disamping untuk sarana peringatan peristiwa onumen adalah bangunan atau tempat yang M bersejarah, monumen-monumen kapal dari Angkatan mempunyai nilai sejarah yang penting atau bangunan Laut juga sebagai destinasi wisata yang menarik yang dibuat untuk memperingati seseorang atau pengunjung. Dengan melihat monumen kapal, peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok wisatawan dapat menikmati wisata sejarah dan sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada mengenang masa lalu yang menentukan perjalanan masa lalu. Seringkali monumen berfungsi sebagai hidup suatu bangsa. Dengan didukung narasi yang suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu memadai, melalui wisata sejarah seseorang bisa kota atau lokasi tertentu. Beberapa fungsi monumen memahami dimana alam pikiran berselancar ke antara lain; pertama, fungsi sosial yaitu sebagai peristiwa masa lalu. penanda (landmark) suatu tempat, sehingga mudah dilihat, diingat, dan diidentifikasi jatidirinya. Kedua, fungsi estetika yaitu untuk memperindah suatu kota. Ketiga, fungsi rekreasi dan komunikasi, yaitu tempat berinteraksi dan melepas kepenatan warga. Keempat, fungsi edukasi yaitu menjadi wahana pendidikan dan membangun kesadaran masyarakat terkait sejarah, norma-norma sosial, hukum, budaya, dan pelestarian lingkungan.

Banyak monumen yang telah dibangun untuk mengenang dan memperingati peristiwa-peristiwa bersejarah di Angkatan Laut. Monumen-monumen tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Monumen Angkatan Laut selain dalam bentuk bangunan beton juga terdapat monumen berupa benda asli dan replika (tiruan). Setidaknya ada enam monumen kapal dari TNI Angkatan Laut yang hingga kini menghiasi kota Pangkep, , dan yaitu Monumen kapal Pahlawan Laut, Monumen Kapal selam, Monumen KRI Harimau, dan Monumen KRI Macan Tutul, serta Monumen KRI Kihajar Dewantara (dalam proses).

2 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

3 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

2. Monumen RI Matjan Tutul dan RI Harimau

Dua monumen kapal perang kebanggaan TNI TNI AL pernah mencapai masa keemasan dengan Angkatan Laut adalah RI Matjan Tutul dan RI Harimau mengoperasikan MTB Jaguar Class yang di setiap kapal yang pernah menorehkan sejarah di perang Laut dapat membawa 4 buah torpedo. Ada delapan MTB Arafuru saat melawan kapal dan pesawat Belanda. Type 140 Jaguar Class yang dimiliki TNI AL. Jenis kapal Pada saat itu Kapal cepat torpedo ini bersama dengan ini sejak pertengahan tahun 1960 mulai memperkuat RI Matjan Kumbang dan RI Singa melakukan operasi armada TNI AL. Delapan MTB buatan galangan kapal infiltrasi dalam rangka Operasi Jayawijaya merebut Irian Lursen & Kroger di Bremen, Jerman Barat tersebut Barat. RI Matjan Tutul tenggelam dalam pertempuran dibeli dalam dua varian, terbuat dari kayu mahogani tersebut bersama Komodor Yos Sudarso dan ABK nya. dan dari besi baja ringan. Empat MTB Jaguar Class yang terbuat dari kayu adalah KRI Serigala, KRI Beruang, KRI Matjan Tutul, dan KRI Matjan Kumbang. Sedangkan empat kapal sisanya terbuat seluruhnya dari besi.

Meski MTB milik TNI AL pada masa itu tampil dalam dua varian, kesemuanya dideskripsikan sebagai “senjata sangat ampuh jika digunakan secara mendadak karena dengan tiba-tiba sanggup melancarkan serangan. Untuk itu hanya diperlukan bantuan berupa kegelapan malam, cuaca berkabut, serta kesempatan bersembunyi di balik pulau kecil atau berlindung dalam sebuah teluk.” Kapal inilah yang disebut sebagai MTB (Motor Torpedo Boat).

Kapal-kapal Kelas Jaguar berukuran panjang 42,6 Untuk mengenang dan menghormati jasa para meter, lebarnya 7,1 meter, bobot 183,4 ton dengan pejuang Laut Arafuru, TNI Angkatan Laut membuat postur bodi kapal slim. Meski tampilannya sederhana, replika RI Matjan Tutul yang saat ini ditempatkan di Jaguar Class bisa berlaku garang dan lincah. Kapal ini Museum TNI Satria Mandala, Jakarta dan Museum di dukung empat mesin diesel Mercedes-Benz MB51B Bhakti TNI, Mabes TNI Cilangkap. Sedangkan yang menghasilkan kekuatan 3.000 tenaga kuda. monumen RI Harimau dalam skala penuh menghiasi Dengan demikian, sesuai sebutannya sebagai kapal kompleks Museum Purna Bhakti Pertiwi – Taman Mini cepat, gerakannya memang bisa sangat cepat. Dengan Indonesia Indah, Jakarta. di dorong empat baling-baling berdiameter 1,15 meter, 4 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Jaguar sanggup meluncur di atas permukaan air dalam Kapal dengan 39 anak buah kapal (ABK) – terdiri kecepatan maksimum 42 knot (sekitar 77 km per jam). dari 4 perwira, 2 juru masak, 17 petugas kamar mesin, 18 pelaut – mampu beroperasi dalam radius sejauh 700 Sebagai kapal cepat Jaguar Class punya lunas nautical mile (setara 1.300 km) pada kecepatan 35 knot. hanya sedalam 2,5 meter yang mampu melaju di laut MTB Jaguar Class oleh pabrikannya hanya diproduksi dangkal tanpa hambatan. Kondisi tersebut menjadikan sebanyak 20 unit, periode produksinya dimulai sejak kapal cepat pembawa torpedo ini sanggup berkelok- tahun 1957 hingga 1960. kelok di antara beragam selat sempit sekaligus dangkal. Rancangan MTB Jaguar Class sejatinya merupakan Indonesia membeli 8 unit diantaranya. Sejak pengembang dari kapal cepat andalan Jerman era Jaguar Class resmi memperkuat Satuan Kapal Cepat Perang Dunia II, yakni E Boat. Dalam sekali jalan, TNI AL, baru dua MTB yang pernah mengikuti latihan kapal ini dapat membawa 25 ton bahan bakar 1,12 ton perang di laut, yakni KRI Matjan Tutul dan KRI Adjak. pelumas, dan 2 ton air tawar. Kedua kapal tersebut diikutkan dalam Operasi Lumba- 5 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Lumba pada pertengahan 1961, melakukan latihan M2HB Browning kaliber 12,7 mm untuk pertahanan dengan AL India di perairan Laut Jawa. Dua MTB jarak dekat. Meskipun dilengkapi dengan tabung tergabung dalam Satgas 203 bersama destroyer KRI torpedo, RI Matjan Tutul dan tujuh kapal lainnya tidak Singamangaraja, KRI Siliwangi, KRI Sarjawala, KRI dilengkapi dengan torpedo karena terkena embargo Surapati, KRI Patimura, dan KRI Hasanuddin. Juga dari Inggris. Karena tak membawa bekal torpedo, disertakan empat unit pesawat pemburu kapal selam, beban 4 unit MTB untuk misi penyusupan ke Irian Gannet. Barat digantikan dengan membawa empat perahu karet untuk misi pendaratan. Dalam kondisi ideal, Dalam melakukan operasi Jaguar Class TNI AL Jaguar Class dapat membawa empat torpedo MK-3 533 hanya mengandalkan dua pucuk meriam Bofors 40 mm, ranjau laut, dan 4 depth charges (bom laut) untuk mm L/70, masing-masing di haluan dan buritan. Ada menghancurkan kapal selam. tambahan dua pucuk SMB (senapan mesin berat) 6 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

7 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX TRIKORA Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat.

Pada saat itu pemerintahan Indonesia melakukan banyak upaya untuk pengembalian irian barat agar kembali menjadi pulau di Indoensia. Persiapan yang di lakukan pemerintah adalah persiapan militer, melakukan diplomasi, kebijakan ekonomi, dan yang sangat menakjupkan. konfrontasi total. Belanda memperkuat sistem pertahannya dengan mengirim batalyon angkatan darat mereka terus Militer sendiri Indonesia mencari bantuan menerus ke irian barat. Dengan demikian pasukan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik perang mereka sangat kuat. Akan sulit bagi Indonesia antara Indonesia dan Belanda. Dari segi diplomasi, merebut kembali irian barat pada masa itu. persiapan Indonesia yaitu mendekati berbagai negara seperti Australia, India, Pakistan, Selandia Baru, Padar rapat Konferensi Meja Bundar (KMB) Thailand, Jerman, Britania Raya, dan Perancis agar tahun 1949 Indonesia dan Belanda tidak mencapai tidak memberi dukungan kepada Belanda jika pecah kesepakatan, tetapi sepakat masalah ini akan perang antara Indonesia dan Belanda. Dari segi dibicarakan kembali dalam satu tahun kedepan. ekonomi, pada tanggal 27 Desember 1958, presiden Soekarno mengeluarkan undang-undang nomor 86 Tahun 1950, PBB mengeluarkan keputusan tahun 1958 tentang nasionalisasi semua perusahaan bahwa Papua Barat mempunyai hak merdeka sesuai Belanda di Indonesia. dengan isi Piagam PBB pasal 73e. Lalu Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional Sejarah Trikora untuk merampungkan masalah ini, tetapi Indonesia Trikora di mulai dari belanda akan menjajah menolaknya. kembali Indonesia dengan tidak menyerahkan irian barat kepada pihak Indonesia. Seperti kita telah ketahui Belanda melakukan percepatan untuk program bahwa irian barat merupakan surge alam, bukan hanya pendidikan mempersiapkan kemerdekaan Papua pada keindahan alamnya tetapi irian barat menimbun bagian barat, persiapannya adalah akademi angkatan berlimpah batu barat. Sehingga irian barat digadang- laut tahun 1956 dan tentara Papua pada gadang akan menjadi sumber batu bara dan wisata 8 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

tahun 1957. Indonesia juga tidak mau kalah, yaitu tanah air dan bangsa. melakukan tindakan pembentukan Provinsi Irian Barat pada tanggal 17 Agustus 1956 dengan Zainal Abidin Tujuan Trikora Syah sebagai gubernur pertamanya. Pada intinya tujuan trikora adalah merebut kembali irian batar dari belanda. Lebih jelasnya lagi ada Amerika serikat khawatir pihak komunis di dalam isi trikora yaitu menggagalkan pembentukan mengambil keuntungan dengan adanya situasi negara boneka papua buatan belanda. Yang ke dua ini, sehingga Amerika serikat mengambil langkah adalah mengibarkan bendera merah putih di wilayah mendesak Belanda untuk berunding kembali dengan irian barat yang termasuk tanah air Indonesia. Yang Indonesia. 15 Agustus 1962 akhirnya disepakati ketiga adalah siap mempertahankan kemerdekaan, persetujuan New York Amerika Serikat. Pihak Australia kesatuan tanah air Indonesia dan bangsa. menjadi mendukung papua menjadi bagian Indonesia karena desakkan dari Amerika Serikat Operasi Trikora Operasi Trikora pada tahun 1962 pada saat Isi Trikora itu pemerintah RI melancarkan operasi militer Tanggal 19 Desember 1961, Soekarno bersandikan Operasi Trikora. Semua angkatan perang mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun republic Indonesia di kerahkan untuk merebut irian Utara Yogyakarta. Kemudian Suekarno dan kawan- barat. kawannya tidak tinggal diam. Suekarno membentuk komando mandala. Mayor jendral soeharto yang di Ada beberapa pasukan khusus misalnya tunjuk dan di angkat sebagai panglima perang untuk Komando Pasukan Gerak Tjepat AURI, RPKAD (TNI melawan belanda merebut irian barat. AD), dan Kopaska (TNI AL) juga perintahkan untuk menyelinap misi penyusupan, sabotase, intelijen, dan Tugas komando ini adalah merencanakan, melancarkan perang secara gerilya. mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Pasukan Kopaska menjadi ujung tombak dalam Indonesia. pertempuran di laut. Pasukan ini dikirim menjadi 1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua pasukan yang paling akhir dikirimkan ketika APRI buatan Belanda. akan melancarkan serangan besar-besaran melalui 2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, operasi militer bersandi Jayawijaya. tanah air Indonesia. 3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan 9 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Pasukan ini berangkat dari Jakarta ke Surabaya dengan misi rahasia. Menuju Gudang senjata PAL yaitu penataran angkatan laut, tetapi saat itu senjata tidak tersedia banyak karena sudah terpakai. Sehingga hanya tersisa saja yang di ambil termasuk bahan peledak.

APRI juga mengerahkan pesawat pembom nuklir Tu-16 buatan Rusia, Belanda akhirnya lebih memilih langkah diplomasi dan menyerahkan Irian Barat ke Indonesia melalui PBB pada 15 Agustus 1962.

10 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

11 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX PERANG LAUT ARAFURU Persengketaan antara pemerintah Indonesia dinasionalisasikannya semua milik Belanda yang dengan pihak Belanda mengenai wilayah Irian Barat tertinggal di Indonesia. Pihak Belanda tampaknya tetap sudah berlangsung sejak berakhirnya Konferensi Meja saja berkepala batu. Pertengahan April 1960, mereka Bundar (KMB). Hasil utama KMB adalah pengakuan justru mengumumkan diperkuatnya pertahanan kedaulatan bagi Republik Indonesia di seluruh bekas Irian Barat dengan mendatangkan sebuah kapal wilayah Hindia Belanda dengan pengecualian, wilayah induk, penambahan jumlah pasukan infanteri serta Irian Barat. Pembahasan terhadap wilayah seluas diperbantukannya satu skuadron pesawat Jet tempur. Di 160.618 mil persegi yang terletak di ujung timur wilayah samping memperkuat pertahanan di Irian, pemerintah Indonesia tersebut, sesuai dengan keputusan KMB, Belanda juga mengumumkan rencana pembentukan disepakati untuk ditunda satu tahun kemudian. Jangka negara Papua, langkah semacam ini jelas tidak baik, waktu setahun sesuai kesepakatan awal KMB untuk tidak meredakan ketegangan antara Indonesia dan dibahas malah berlarut-larut. Pemerintah Belanda Belanda. Justru memaksa pihak Indonesia mengambil dengan nekat terus mempertahankan wilayah tersebut. langkah drastis. Pada pertengahan Agustus 1959, Sementara usaha Indonesia membawa persengketaan di tengah-tengah pidato memperingati Proklamasi ini agar bisa dibicarakan dalam sidang umum PBB Kemerdekaan, Presiden Soekarno menyatakan menemui kegagalan. putusnya hubungan diplomatik antara kedua negara.

Kegagalan tersebut sebagai akibat pelaksanaan Tanggal 19 Desemher 1961 di depan rapat perhitungan suara PBB pada akhir November 1957 raksasa Alun-alun Utara Yogyakarta, Presiden/ menunjukkan : 41 negara mendukung, 29 menentang Panglima Tertinggi mengumandangkan Tri Komando dan sebelas negara abstain. Hasil perhitungan suara Rakyat (Trikora). lsi perintah yang disampaikan secara tersebut artinya, masih kurang 14 suara agar bisa langsung di depan massa tersebut mencakup tiga mencapai dua pertiga jumlah negara anggota, untuk hal: Pertama, Gagalkan pembentukan Negara Papua. mengangkat persengketaan Irian Barat masuk dalam Kedua, Kibarkan bendara Merah Putih di bumi Irian agenda sidang umum PBB. Situasi semacam ini Barat. Ketiga, Perintah mobilisasi. Menyusul kemudian akhirnya memaksa pemerintah Indonesia menempuh pada tanggal 2 Januari 1962, lewat Surat keputusan jalan lain. Awal Desember tahun 1957, jalan Iain Presiden No. I tahun 1962, Bung Karno telah menunjuk tersebut mulai muncul. Uni Indonesia Belanda sesuai Mayor Jenderal Soeharto untuk memegang Jabatan hasil KMB, secara sepihak dibatalkan oleh pemerintah Panglima Komando Mandala. Men/Pangal Laksamana Indonesia. Langkah keras ini berlanjut dengan TNI R.E. Martadinata usai menghadiri rapat di Istana pengusiran sekitar 50.000 warga negara Belanda serta menyampaikan perintah Presiden untuk segera

12 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

dilakukan infiltrasi, mendaratkan pasukan ke wilayah menghadapi resiko. Tetapi kapal selam memiliki Irian Barat. Letkol Sudomo sebagai Kepala Direktorat keterbatasan dan daya angkut jumlah pasukan. Di Operasi dan Latihan untuk segera menyiapkan personel samping itu, pada kenyataannya armada kapal selam dan materiel. Indonesia saat itu masih belum siap untuk mendukung operasi infiltrasi. Pada saat itu armada ALRI baru saja Sebenarnya kapal selam merupakan sarana diperkuat dengan kedatangan delapan Kapal Cepat angkutan infiltran yang paling ideal dan tidak banyak Torpedo (KCT) Motor Torpedo Boat (MTB) yang dibeli 13 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

dari Jerman Barat. Empat dari delapan KCT itulah di tengah laut, agar mampu menjaga faktor kerahasiaan. yang kemudian dipilihnya sebagai kapal pengangkut Kelemahan-kelemahan lain ialah kapal cepat torpedo infiltran. Alasan untuk memilih KCT karena KCT tersebut tidak dilengkapi dengan senjata utama torpedo merupakan kapal paling baru, cepat dan mudah untuk dapat melawan serangan kapal di permukaan air bergerak dengan tangkas seandainya harus membawa yang memiliki senjata meriam kaliber besar. Untuk tambahan pasukan. Pada rapat terbatas ini juga sudah menghadapi serangan udara kapal diperlengkapi ikut dibahas kelemahan mendasar dari MTB eks Jerman dengan dua Boffors kaliber 40 mm dan dua senapan Barat tersebut. Industri Jerman yang baru saja kalah mesin kaliber 12,7 mm. Faktor rawan lainnya ialah dalam PD II dibatasi dalam memproduksi peralatan tidak adanya bantuan udara maupun tembakan dari perang. Termasuk kena pembatasan produksi torpedo. udara khususnya pada waktu malam hari (infiltrasi dari Dengan demikian MTB yang sewajarnya harus selalu laut dilakukan malam hari), karena angkatan udara membawa senjata utama torpedo, diterima Indonesia kita belum memiliki pesawat sejenis yang dimiliki oleh dengan tabung torpedo dikosongkan. Semua rencana Belanda ialah Neptune dengan 2 kemampuan tersebut. awak MTB Jerman tersebut akan di lengkapi torpedo yang akan dibeli dari Inggris. Sayangnya setelah Kolonel Sudomo ditunjuk sebagai komandan konflik Irian Barat semakin panas, Inggris justru operasi dan Komodor Yos Sudarso juga ikut dalam memberlakukan larangan pengiriman senjata strategis, operasi tersebut. Selaku Deputi I, Komodor Yos termasuk torpedo terhadap Indonesia. Sudarso adalah orang kedua dalam jajaran ALRI. Sedangkan operasi yang bakal dilakukan, sifatnya Kolonel Sudomo sebagai komandan segara gerakan infiltrasi sekaligus aksi intelijen yang sulit menyusun gugus tugas dengan mengandalkan dipertanggung jawabkan secara militer. Tidak sekedar dukungan dari keempat KCT eks Jerman Barat tersebut. berpatroli dekat perbatasan, melainkan harus masuk Masing-masing RI Matjan Tutul dengan komandan langsung ke wilayah musuh. Kapten Wiranto, RI Matjan Kumbang dipimpin Kapten Sidhoparomo, dan Rl Harimau dengan komandan Pada umumnya, pasukan infiltran tersebut Kapten Samuel Muda dan satu lagi RI Singa. Satuan ini beranggotakan putera daerah, warga Irian yang sejak diberi nama Satuan Tugas Chusus IX (STC-9). dulu telah mendukung Republik. Tanggal 9 Januari 1962 malam, dengan berlindung di balik kegelapan, Satuan tugas tersebut diberangkatkan menuju satu demi satu empat MTB tersebut segera menyelinap daerah operasi yang letaknya 2.000 mil laut dari keluar, meninggalkan pangkalannya di Tanjung Priok, pangkalan awal di Tanjung Priok, Jakarta. Untuk Jakarta. Ke empat kapal STC IX ini sejak awal memang bisa mencapai sasaran sejauh itu, STC IX ini perlu dirancang untuk bergerak secara rahasia. Mereka melakukan tiga kali temu kumpul (rendezvous) untuk menangani tugas infiltrasi, dengan demikian semakin pengisian bahan bakar, yang semuanya harus dilakukan banyak orang tak tahu, semakin menguntungkan bagi 14 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

misi yang sedang mereka laksanakan. Sementara itu, ke arah timur laut ketika sudah mendekati daerah satu kompi pasukan putra daerah yang sudah dilatih, sasaran menyeberangi perairan Maluku, Sudomo diberangkatkan pada tanggal 14 Januari dengan kapal juga menetapkan tiga titik kumpul (rendezvous/RV) terbang Herkules AURI, langsung dari Landasan udara antara Jakarta sampai ke Maluku. RV pertama terletak , Jakarta. Ikut serta dalam di selat Madura, bertemu dengan RI Patimura. RV pesawat yang sama Komodor Yos Soedarso, Kolonel kedua di utara Flores dengan RI Rakata dan RV ketiga Moersjid (Asops Men/Pangad) dan Letnan Kolonel di dekat Pulau Udjir, Kepulauan Kai, Maluku. Lokasi Roedjito. rendezvous terakhir untuk bisa bertemu dengan RI , sebelum masuk ke perairan Irian. Ketiga titik pertemuan tersebut harus bisa ditemukan sendiri, karena di situlah kapal-kapal cepat torpedo harus mengisi tambahan bahan bakar. Selama pelayaran, musibah menimpa dua kapal, RI Matjan Kumbang. mengalami gangguan mesin, sehingga agak terlambat sampai di RV ketiga. Sementara itu RI Singa, tidak bisa mencapai RV ketiga, karena kehabisan bahan bakar di tengah jalan.

Dengan demikian akhirnya, meskipun tidak bersamaan, hanya tiga MTB bisa mencapai perairan PuIau Udjir, merapat ke Rl Multatuli untuk menerima bahan bakar tambahan dan memuat para infiltran. Para Selama pelayaran menuju daerah sasaran, ke penerbang Herkules AURI tampaknya mendarat dengan empat MTB berada pada kondisi Total Black Out pedoman yang juga dalam situasi serba darurat. Info dan Radio Silence, mereka sama sekali tidak boleh awal, landasan darurat di Pulau Langgur sudah selesai menggunakan hubungan radio, di samping itu seluruh diperbaiki, sehingga bisa menampung pendaratan lampu kapal dipadamkan serta sejauh mungkin Herkules dengan aman. Tetapi setelah mendarat menghindari pertemuan dengan kapal-kapal niaga. dengan suara gemuruh dan terbanting-banting, ketika Satu-satunya lampu yang boleh dinyalakan, sebuah keluar dari perut pesawat, semak belukar. lampu kecil di bagian belakang kapal. Lampu itulah pedoman arah bagi kapal yang kebetulan berada di RI Matjan Tutul sesudah debarkasi pasukan belakangnya. Kecuali merancang pelayaran SCT IX selesai dilakukan di landasan darurat Pulau Langgur, dengan gerak melambung, menyusuri lebih dulu para infiltran tersebut kemudian menyeberang ke perairan Nusa Tenggara sebelum nantinya membelok Pulau Udjir, tempat RI Multatuli membuang jangkar. 15 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Menjelang sore hari, tanggal 15 Januari, di atas RI Dengan haluan 000 derajat dan formasi 18, Multatuli, Kolonel Sudomo Komandan STC IX, ketiga MTB tersebut dengan serentak meninggalkan memberikan briefing tentang rencana operasi. Hadir RI Multatuli. Setiap kapal membawa 30 anak buah lengkap ketiga komandan KCT. Kecuali itu juga ikut kapal dan sekitar 40 infiltran, putra daerah yang akan briefing Deputi Operasi KSAL Komodor Yos Soedarso, didaratkan di Irian untuk memulai perang gerilya. Para Asisten Operasi KSAD Kolonel Moesjid dan Letnan infiltran beristirahat di geladak, di sela-sela perahu Kolonel Roedjito. Sudomo menatapkan mereka akan karet. Inilah alasan utama mengapa Sudomo lebih dulu berangkat meninggalkan RV ke tiga ini tepat pada menerbangkan mereka ke dekat perbatasan dengan pukul 24.00 tengah malam. Kecepatan rata-rata kapal pesawat udara, tidak ikut berlayar dengan MTB. ditentukan 20 mil per jam. Ketiga kapal harus tetap Karena secara teknis memang tidak mungkin, kapal- berlayar total black out dengan selalu dalam formasi kapal torpedo tersebut mengangkut pasukan sebanyak 18 (kiellinie), bergerak berurutan. RI Harimau berada itu, berlayar sejauh 2.000 mil laut. RI Matjan Kumbang paling depan, RI Matjan Tutul di tengah dan RI Matjan berada paling belakang, satu-satunya kapal yang tetap Kumbang paling belakang. boleh menyalakan radar, karena bertugas sebagai Kapal Jaga Operasi (KJO). Sewaktu jam menunjukkan pukul Sudomo masih tetap berupaya agar Komodor 19.30, Sudomo lewat radio walkytalky mengarahkan Yos Soedarso tidak usah ikut berlayar. Saya ingatkan haluan konvoi untuk menuju 059 derajat. Inilah arah tugas kita hanya mengantar para infiltran sampai di paling singkat untuk mencapai Vlakke Hoek, daerah daerah sasaran. Tetapi sayang beliau tetap menolak. tujuan yang terletak di pantai sebelah timur Sungai Malahan minta agar dirinya di satukan dengan unit Aiduna. infiltran, pasukan ini harus mencapai pantai Irian dengan memakai perahu karet. Atas pertimbangan tersebut, maka Sudomo kemudian menempatkan Yos Soedarso di Rl Matjan Tutul bersama para infiltran. Sementara Sudomo dengan Moersjid dan Roedjito naik RI Harimau. Keinginan Yos Soedarso untuk bisa ikut mendarat, didorong oleh tekadnya dalam memenuhi perintah Trikora dari Bung Karno. Khususnya bagian, kibarkan Bendera Merah Putih di bumi Irian. Yos Sudarso sudah membawa bendera Merah Putih dari Jakarta, untuk bisa ditancapkan di Irian dan ingin mengambil sebongkah tanah Irian untuk di serahkan kepada Bung Karno.

16 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Iring-iringan ke tiga MTB di Laut Arafuru ini Secara bersamaan dilaporkan pula bahwa radar Matjan agaknya tidak merasa, bahwa sejak pukul 20.25, mereka Kumbang telah mendeteksinya 2 echo pada baringan sebenarnya telah terdeteksi dari udara oleh Letnan H. 070 derajat, dalam jarak sekitar 9 mil. Terlihat siluet Muckar Danoe, yang sedang berpatroli dengan pesawat kapal perang Belanda di arah lambung kanan dan Neptune. “Jarak pada saat itu lebih kurang sekitar 60 mil satu lagi di lambung kiri, Dengan gampang bisa kita dari Vlakke Hoek. Mockar Danoe, keturunan Indonesia kenali jenisnya, yang di lambung kanan adalah sebuah yang menjadi warga negara Belanda dan masuk dalam fregat dan sebuah kapal perusak (destroyer) kelas dinas militer Koninklijke Marine (KM), Angkatan Laut Holland, melihat cerobong muka yang bagian atasnya Kerajaan Belanda. Dengan tangkas mereka langsung ada lekuk ke belakang. Dan di lambung kiri ada satu mengirim tanda bahaya dini kepada Hr. Ms. Evertsen, fregat. Terlihatnya tiga kapal musuh tersebut langsung Hr. Ms. Kontenaer dan Hr. Ms. Utrecht yang juga diinformasikannya kepada Moersjid, yang berada di sedang berpatroli di perairan setempat. RI Harimau. Mereka kemudian tahu, kapal tersebut masing-masing adalah Hr. Ms. Evertsen, Hr. Ms. Kontenaer dan kapal ketiga Hr. Ms. Utrecht, Sudomo sebagai komandan operasi berkesimpulan, keberadaan kapal kita telah diketahui oleh musuh. Misi ini tak bisa dilanjutkan, harus dibatalkan. Tak pernah ada perintah operasi untuk menyerang Belanda, apalagi karena kita tidak punya senjata utama torpedo. Persenjataan tidak seimbang, fregat dan destroyer Belanda memiliki meriam 4,7 inci (12 cm) sebagai senjata utama, sedangkan KCT kita hanya memiliki senjata 40 mm dan 12,7 mm untuk menangkis serangan udara.

Pukul 21.50 Sudomo memerintahkan ketiga MTB putar haluan menuju arah 239 derajat dan menghindar Pukul 21.45 pesawat Neptune tersebut mulai secepat-cepatnya, untuk bisa kembali ke pangkalan. mengambil posisi siap menyerang. Untuk menerangi Nyaris secara serentak, ketiga kapal tersebut cikar sasaran, mereka lebih dulu menembakkan flare (roket kanan, menuju haluan 239 derajat. RI Harimau dengan suar). Hr. Ms. Evertsen. Pada saat itulah RI Matjan kecepatan tinggi melampaui lambung kiri Matjan Kumbang sebagai kapal jaga melaporkan kepada Rl Kumbang, merubah haluan ke 239 derajat. Tetapi Harimau yang berada paling depan, mengenai adanya sementara itu, dengan mengejutkan, Matjan Tutul sebuah pesawat terbang yang melintas di atas konvoi. Justru memakai kekuatan penuh, lewat sebelah kanan

17 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Matjan Kumbang dan malahan langsung mengambil haluan ke kanan, ke haluan sejajar 239 derajat sambil haluan 329 derajat. Haluan ini justru mengarah ke terus menghujani Matjan Tutul dengan tembakan posisi Hr. Ms. Evertsen. Meriam 12 cm. Pukul 22.30, tembakan tepat kedua dari Evertsen mengenai bagian tengah Matjan Tutul. Matjan Kumbang disaat genting justru mengalami Kapal terlihat meledak, penumpangnya berhamburan kemudi macet, kemudian menggunakan kemudi di antara kobaran api yang sangat besar. Pukul 22.35, darurat dan mengarah ke haluan 239 derajat. Serangan tembakan Evertsen sekali lagi tepat kena anjungan RI yang kedua oleh Neptune di ulang pada pukul 22.02. Matjan Tutul, kapal tersebut berhenti bergerak, dan Tembakan peluru suar menerangi seluruh cakrawala, pukul 22.50 mulai tenggelam ke dasar laut. Komodor dilanjutkan dengan tembakan roket mengarah ke Yos Sudarso gugur di medan pertempuran bersama formasi STC IX, tetapi tidak ada yang mengenai Kapten Wiratno (Komandan RI Matjan Tutul), Kapten sasaran. Tiga menit kemudian, begitu melihat bayangan Memet Sastrawiria (Ajudan Komodor Yos Sudarso), pesawat terbang di atas formasi komandan Matjan Kapten Tjiptadi, 21 orang tenggelam dan 53 orang Kumbang segera perintahkan untuk tembakan sasaran ditawan Belanda. dengan meriam 40 mm dan senapan mesin 12,7 mm secara serentak. Pada pukul 22.07 Hr. Ms. Evertsen pertama kali memuntahkan peluru Meriam 12 cm kepada Matjan Tutul karena diduga akan mengadakan serangan torpedo karena haluan 329 derajat yang mengarah kepadanya. Komodor Yos Sudarso Deputi I Angkatan Laut RI Pukul 22.08 terdengar lewat radio, perintah legendaris dari Komodor Yos Soedarso, “KOBARKAN SEMANGAT PERTEMPURAN”. Serentak dengan itu, tembakan dari kedua senjata 40 mm Matjan Tutul di arahkan langsung ke Hr. Ms. Evertsen. Tembakan yang memang sia-sia, karena letak sasaran berada jauh di luar jangkauan. Yos Soedarso sudah mengambil alih pimpinan Matjan Tutul dari tangan Kapten Wiratno. Pukul 22.10, sebuah tembakan Evertsen tepat mengenai buritan Matjan Tutul. Terjadi kebakaran kecil yang segera berhasil dipadamkan. Saat Sepuluh menit kemudian, Evertsen melanjutkan itu Matjan Tutul berganti haluan ke kiri, mengarah 239 pengejaran dan terus menghujani RI Harimau dengan derajat. Melihat manuver tersebut, Evertsen juga putar siraman tembakan selama satu jam. Untung, tak satu

18 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

pun peluru kena sasaran. Sampai akhirnya pada sekitar dihujani tembakan. Tetapi, setiap kali ada peluru jatuh pukul 23.45, Evertsen tak lagi melakukan pengejaran. di sebelah kanan, justru Matjan Kumbang bergerak ke Saat itu pula Sudomo dengan sigap segera mengirim kakan. Begitu tembakan musuh jatuh ke kiri kapal, ke kawat ke MBAL di Jakarta. Ia memohon agar pihak arah itu pula arah kapal bergerak”. Taktik menghindar MBAL secepatnya meminta bantuan MBAU untuk dari serangan sebagaimana telah diperlihatkan Matjan mengirim pesawat pembom AURI. Sudomo minta Kumbang, ternyata membuahkan hasil. Meskipun mereka membom kapal-kapal Belanda yang sedang kapalnya ditembaki oleh Hr. Ms. Kontenaer hanya dari mengejar tersebut, karena jelas mereka semua sudah jarak sekitar lima mil, terbukti RI Matjan Kumbang masuk ke dalam wilayah teritorial perairan Indonesia. berhasil lolos. Terlebih lagi setelah Sidhopramono Menurut Men/Pangal Martadinata kawat tersebut dengan nekat membawa kapalnya menembus masuk memang sampai ke Jakarta dan diteruskan ke MBAU, ke laut karang kedalaman tiga meter. Kontenaer tak namun tampaknya Angkatan Udara ada kesukaran lagi berani mengejar. Pertempuran laut antara ketiga teknis operasional untuk dapat memenuhi permintaan MTB Indonesia dengan dua kapal perang Belanda yang sifatnya mendadak dan tidak terencana yang dibantu oleh pesawat terbang Neptune, memang sebelumnya. berlangsung dahsyat. Pertempuran berlangsung sebagai layaknya pertarungan antar gentleman, jelas saling berhadap-hadapan.

Tanggal 16 Januari Presiden/Panglima Besar Komando Pembebasan Irian Barat mengadakan sidang luar biasa untuk membahas insiden Laut Arafuru. Persidangan tersebut dihadiri oleh semua Kepala Staf Angkatan dan seluruh Staf Operasi Pembebasan Irian Barat. Kolonel Achmad Yani, juru bicara Staf Operasi Pembebasan Irian Barat, menjelaskan kepada pers bahwa tidak benar Indonesia bermaksud mencoba melakukan invasi atau pendaratan karena dari ukuran kapal-kapal MTB tidak sebanding dengan kapal perusak Belanda.

Pukul 22.10, tembakan pertama meriam 12 cm dari Kontenaer mulai menghujani Matjan Kumbang. Posisi Matjan Kumbang sangat sulit, sekitar satu jam

19 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX KOMODOR YOS SUDARSO Yos Sudarso Jadi Tentara Laut Sejak Usia 19 Tahun

Pria bernama lengkap Joshipat Sudarso memulai karir pada usia 19 tahun di zaman Jepang. Dia menjadi Mualim II pada “Gyo Osamu Butai”.

Kelahiran Salatiga, 24 November 1925 ini bergabung bersama para pemuda Indonesia lainnya dengan BKR Laut. Yos menjabat sebagai perwira Penyelidik Militer Khusus, kemudian berturut-turut menjadi perwira Field Preparation, perwira SO III, Perwira penghubung pada Central Join Board dan kemudian diperbantukan pada kabinet ISAP di Yogyakarta pada Desember 1949.

Yos menikah dengan Siti Kustini pada 1955 dan dikaruniai 5 anak. Dua di antaranya meninggal. Jalur pendidikannya Sekolah Rakyat, SLP, SLA hingga Sekolah Pelayaran Tinggi di ., pendidikan latihan perwira laut di zaman Jepang. Pada masa kemerdekaan yos masuk sebagai kadet di Kalibakung. Pada 1952 menempuh pendidikan dalam air, 1959 jadi Deputi KASAL.

Semasa Perang Kemerekaan Yos Sudarso pernah berupaya menembus Blokade Belanda ke Maluku dari Jawa. Namun sesampainya di Bali rencana itu tidak terlaksana perahu yang ditumpanginya diserang pertama mengampil oper pimpinan dan tugas Belanda. atas kapal perang Belanda. Dia berturut-turut menjabat navigator di RI Pati Unus, kemudian RI Setelah penyerahan kedaulatan Yos Sudarso Banteng, perwira di RI Gajah Mada dan komandan di termasuk salah seorang dari pemuda Indonesia yang RI Rajawali, Komandan RI Alu-alu, dan dinas terakhir 20 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

di luatan sebagai Komandan RI .

Pada 1952 Yos sempat mengikuti pendidikan “Senjata Bawah Air” di luar negeri dan kursus ulangan tambahan perwira di Surabaya. Tahun 1958 Yos diangkat sebagai Hakim Perwira pada pengadilan tentara seluruh Indonesia. Setahun kemudian Yos menjabat Deputi I KSAL dan pada Agustus 1960 menjabat Deputi KSAL. Pangkat komodor disandangnya sejak April 1960.

Peristiwa penting yang menyangkut Yos Sudarso yang diliput media ialah ikut mengantarkan Pasukan batalyon Garuda II ke Kongo menumpang Kapal USS Boxer pada Sabtu 10 September 1960 di Tanjung Priuk. Yos hadir bersama Ibu Soekarno yang memberikan kalungan bunga pada Komandan Batalyon Garuda II Letkol Solichin. Dalam upacara pemberangkatan hadir Panglima Kodam V Umar Wirahadikusuma dan Brigjen .

Pertempuran Laut Arafuru pemicu semangat juang bangsa Indonesia yang mendorong Operasi Jayawijaya. Operasi ini telah meningkatkan posisi tawar diplomasi Pemerintah Indonesia untuk membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda. Pertempuran Laut Arafuru adalah babak pertama perjuangan pembebasan Irian Barat secara militer. Pertempuran 15 Januari 1962, memberikan pelajaran betapa pentingnya sejarah pertahanan maritim bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Tanggal 15 Januari memang patut diabadikan sebagai Hari Dharma Samudera.

21 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX LAKSAMANA SUDOMO DAN PERTEMPURAN LAUT ARAFURU Laksamana Sudomo tutup usia pukul 10.05 WIB, Rabu (18/4). Salah satu peristiwa terpenting dalam hidup Sudomo mungkin pertempuran Laut Aru. Sebagai perwira militer TNI AL, Sudomo memimpin langsung misi khusus pembebasan Irian Barat.

Januari 1962, ketegangan perebutan Irian Barat antara Indonesia dan Belanda semakin terasa. Belanda melanggar kesepakatan Konferensi Meja Bundar dan enggan menyerahkan Irian (saat ini bernama Papua) pada Indonesia.

Atas dasar itulah Indonesia mulai merancang sebuah operasi militer terbatas. Saat itu TNI melancarkan sebuah operasi klandestin atau operasi rahasia. Mereka ingin menyusupkan infiltran ke Irian. Saat itu Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) telah melatih para sukarelawan guna kepentingan infiltrasi. Misi ini diberi nama STC-9 kepanjangan dari Masalah baru muncul, bagaimana mengirimkan satuan tugas chusus 9 Januari. Sudomo memimpin tiga para infiltran itu ke Papua? Masalahnya para motor torpedo boat (MTB), KRI Macan Tutul, KRI sukarelawan tidak dibekali kemampuan terjun payung. Macan Kumbang,dan KRI Harimau. Sehingga mustahil mengirim mereka lewat udara. Jalan satu-satunya hanya melalui jalan lautan. Saat itu tiba-tiba Komodor Yos Sudarso menyatakan keinginannya untuk ikut. Saat itu Yos Kepala Staf TNI AL Laksamana RE Martadinata Sudarso menjabat Deputy I Angkatan Laut. Artinya kebagian tugas mengatur pengiriman infiltran itu. Yos adalah orang kedua di AL. Terlalu riskan seorang Dalam rapat di Markas Besar Angkatan Laut, tidak ada perwira tinggi ikut dalam misi klandestin semacam satu pun perwira berpangkat mayor atau letkol yang itu. Namun Yos bersikeras ikut, apalagi Kolonel Inf mau memimpin misi ini. Hanya Letkol Sudomo yang Moersjid, Asisten Operasi KSAD ikut dalam operasi berani mengacungkan tangan. infiltrasi ini.

22 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

bernama Motor Torpedo Boat tapi kenyataannya, tiga “Masa Moersjid bisa ikut, saya tidak bisa ikut. Ini KRI tak dilengkapi dengan torpedo untuk pertempuran kan kapal angkatan laut,” ujar Yos setengah memaksa. laut. Mereka hanya dilengkapi senapan mesin 12,7 untuk menangkis serangan udara. Diputuskan para gerilyawan akan diangkut naik pesawat terbang dan ke salah satu kepulauan Maluku. Dalam waktu singkat, KRI Macan Tutul terbakar. Setelah itu mereka akan dibawa ke Irian dengan kapal Komodor Yos Sudarso mengambil keputusan nekat. motor TNI AL secara rahasia. Dia memacu KRI Macan Tutul menghadapi tiga kapal perusak Belanda itu. Keputusan itu diambil Yos agar Awalnya misi berjalan mulus. Tanggal 13 Januari, dua kapal lain bisa melarikan diri. seluruh infiltran telah diangkut ke dalam 3 MTB itu dan siap melakukan infiltrasi. KRI Macan Tutul hancur berantakan dihajar peluru musuh. Sebelum karam, Yos Sudarso berteriak Tanggal 15 Januari 1962, 3 kapal melaju semakin lantang “Kobarkan terus semangat pertempuran!” KRI dekat ke Irian. Tanpa sadar, kehadiran mereka sudah Macan Tutul karam di tengah perairan Aru. terdeteksi pesawat pengintai Belanda. Peristiwa ini membawa dampak besar. Yang Pukul 17.00 waktu setempat, tiga kapal mulai paling merasakan akibatnya adalah Angkatan udara. bergerak. KRI Harimau berada di depan, membawa Mereka dinilai tidak mampu melindungi misi ini. antara Kol. Sudomo, Kol. Mursyid, dan Kapten Padahal namanya misi rahasia, tentu tidak diketahui Tondomulyo. Di belakangnya adalah KRI Macan Tutul semua pihak. yang dinaiki Komodor Yos Sudarso. Sedangkan di belakang adalah KRI Macan Kumbang. Yos Gugur, Sudomo selamat. Kelak Sudomo lah yang diberi tugas mengendalikan seluruh kapal Menjelang pukul 21.00, Tiba-tiba terdengar republik Indonesia dalam operasi Mandala untuk dengung pesawat mendekat, lalu menjatuhkan flare misi balas dendam. Namun pertempuran laut antara yang tergantung pada parasut. Keadaan tiba-tiba Belanda dan Indonesia tidak pernah terjadi. Setelah menjadi terang-benderang, dalam waktu cukup lama. penentuan pendapat rakyat, masyarakat Irian memilih Tiga kapal Belanda yang berukuran lebih besar ternyata bergabung dengan Indonesia. sudah menunggu kedatangan ketiga KRI. Sudomo terus berkarir di TNI AL hingga Pertempuran tak seimbang terjadi. Walau mencapai pangkat laksamana.

23 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX

JAGUAR CLASS Komposisi Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL Delapan MTB buatan galangan kapal Lursen & Kroger terbagi dalam Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal di Bremen, Jerman (Barat) tersebut dibeli dalam dua Cepat Torpedo (KCT). Meski kiprah seputar KCT varian, terbuat dari kayu mahogani dan dari besi baja belakangan kurang terdengar, namun TNI AL hingga ringan. Empat MTB Jaguar Class yang terbuat dari kayu kini masih mengoperasikan KCT yang diwakili jenis adalah KRI Serigala, KRI Beruang, KRI Matjan Tutul, FPB-57 Nav II. FPB-57 penyandang gelar KCT terdiri dan KRI Matjan Kumbang. Sedangkan empat kapal dari 4 unit, yakni KRI Andau 650, KRI Singa 651, sisanya terbuat seluruhnya dari besi. Varian ini tampil KRI Tongkak 652, dan KRI Ajak 653. Sebagai KCT, dengan identitas KRI Anoa, KRI Adjak, KRI Singa, dan senjata unggulannya adalah 2 torpedo 533 mm SUT KRI Harimau. (surface and underwater target). Flash back ke masa lalu, TNI AL pernah mencapai masa keemasan dengan Meski MTB milik TNI AL pada masa itu tampil mengoperasikan MTB Jaguar Class yang di setiap kapal dalam dua varian, kesemuanya dideskripsikan sebagai dapat membawa 4 buah torpedo. “senjata sangat ampuh jika digunakan secara mendadak karena dengan tiba-tiba sanggup melancarkan serangan. Untuk itu hanya diperlukan bantuan berupa kegelapan malam, cuaca berkabut, serta kesempatan bersembunyi di balik pulau kecil atau berlindung dalam sebuah teluk.” Kapal inilah yang disebut sebagai MTB (Motor Torpedo Boat). Di lingkungan US Navy, kapal jenis ini populer dengan sebutan PT (Patrol Boat).

Dari delapan MTB Jaguar Class eks Jerman Barat, hanya tinggal KRI Harimau yang sampai sekarang masih bisa disaksikan di Museum Purna Bhakti Pertiwi Taman Mini Indonesia Indah. Nasib KRI Harimau cukup beruntung karena tidak dijadikan besi tua, Ada delapan MTB Type 140 Jaguar Class yang lantaran KRI Harimau pernah dianaiki Mayor Jenderal dimiliki TNI AL. Jenis kapal ini sejak pertengahan Soeharto sewaktu memimpin persiapan operasi tahun 1960 mulai memperkuat armada TNI AL. Trikora.

24 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

kelok di antara beragam selat sempit sekaligus dangkal. Dari spesifikasinya, Jaguar Class punya ukuran Rancangan MTB Jaguar Class sejatinya merupakan panjang 42,6 meter, tetapi lebarnya tidak lebih dari pengembang dari kapal cepat andalan Jerman era 7,1 meter. Sementara bobotnya 183,4 ton dengan Perang Dunia II, yakni E Boat. Dalam sekali jalan, postur bodi kapal terlihat langsing. Meski tampilannya kapal ini dapat membawa 25 ton bahan bakar, 1,12 ton sederhana, Jaguar Class bisa berlaku garang dan lincah. pelumas, dan 2 ton air tawar. Kapal ini di dukung empat mesin diesel Mercedes-Benz MB51B yang menghasilkan kekuatan 3.000 tenaga kuda. Unjuk kerja Jaguar Class memang mengagumkan. Dengan demikian, sesuai sebutannya sebagai kapal Sekali meninggalkan pangkalan, kapal dengan 39 anak cepat, gerakannya memang bisa sangat cepat. Dengan buah kapal (ABK) – terdiri dari 4 perwira, 2 juru masak, di dorong empat baling-baling berdiameter 1,15 meter, 17 petugas kamar mesin, 18 pelaut – mampu beroperasi Jaguar sanggup meluncur di atas permukaan air dalam dalam radius sejauh 700 nautical mile (setara 1.300 km) kecepatan maksimum 42 knot (sekitar 77 km per jam). pada kecepatan 35 knot. Apalagi jika membawa senjata andalannya, empat torpedo MK-3. Kapal perang tipe ini bakal berubah menjadi seekor jaguar galak sekaligus haus darah. Jaguar Class setiap saat siap bertarung serta menenggelamkan segala macam tipe kapal atau sasaran di atas air meski ukuran sasaran jauh lebih besar beberapa kali lipat.

Menurut catatan, MTB Jaguar Class oleh pabrikanya hanya diproduksi sebanyak 20 unit, periode produksinya dimulai sejak tahun 1957 hingga 1960. Indonesia membeli 8 unit diantaranya. Sejak Jaguar Class resmi memperkuat Satuan Kapal Cepat TNI AL, baru dua MTB yang pernah mengikuti latihan perang di laut, yakni KRI Matjan Tutul dan KRI Adjak. Kedua kapal tersebut diikutkan dalam Operasi Lumba-Lumba Keunggulan lainnya, Jaguar Class punya lunas pada pertengahan 1961, melakukan latihan dengan AL hanya sedalam 2,5 meter. MTB ini mampu melaju di laut India di perairan Laut Jawa. Dua MTB tergabung dalam dangkal tanpa hambatan. Kondisi tersebut menjadikan Satgas 203 bersama destroyer KRI Singamangaraja, KRI kapal cepat pembawa torpedo ini sanggup berkelok- Siliwangi, KRI Sarjawala, KRI Surapati, KRI Patimura,

25 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

dan KRI Hasanuddin. Juga disertakan empat unit charges (bom laut) untuk menghancurkan kapal selam. pesawat pemburu kapal selam, Gannet. (Bayu Pamungkas)

MTB Tanpa Torpedo Spesifikasi MTB Type 140 Jaguar Class: • Produksi : Lursen & Kroger Meski namanya Motor Torpedo Boat, Jaguar • Dimensi : 42,6 x 7,1 Class TNI AL di masa operasinya justru tidak dibekali • Berat : standar 183,4 ton – full 210 ton torpedo. Pasalnya, sejak awal sudah direncanakan MTB • Mesin : 4 mesin diesel Mercedes-Benz MB51B dari Jerman Barat ini akan dibekali torpedo buatan • Kecepatan max : 42 knot Inggris. Sebagai negara yang baru saja dikalahkan • Jangkauan : 700 nautical mile dalam Perang Dunia II, industri strategis di Jerman waktu itu terkena beragam pembatasan. Jerman boleh memprodiksi MTB, tetapi tidak boleh memproduksi torpedo.

Karena torpedo yang diproduksi Inggris-lah yang kemudian berimbas negatif. Inggris dan Belanda, sama-sama anggota NATO yang terikat kerja sama saling membantu. Akibat dari dari kisruh konflik Irian Barat dengan Belanda, terutama saat Presiden Soekarno memilih opsi militer terhadap Belanda, maka pihak Inggris memberlakukan embargo senjata kepada Indonesia.

Praktis Jaguar Class TNI AL hanya mengandalkan dua pucuk meriam Bofors 40 mm L/70, masing-masing di haluan dan buritan. Ada tambahan dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB Browning kaliber 12,7 mm untuk pertahanan jarak dekat. Karena tak membawa bekal torpedo, beban 4 unit MTB untuk misi penyusupan ke Irian Barat digantikan dengan membawa empat perahu karet untuk misi pendaratan. Dalam kondisi ideal, Jaguar Class dapat membawa empat torpedo MK-3 533 mm, ranjau laut, dan 4 depth 26 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

27 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX

RIWAYAT PENUGASAN DAN PENYERAHAN RI HARIMAU Riwayat Operasi/Penugasan : Tahun 1967 : Operasi Penegak di perairan Jakarta Tahun 1962 : operasi infiltrasi dalam rangka pembebasan selama tiga bulan dan Operasi Sebar di perairan Irian Barat. Pada tanggal 9 Januari 1962 Satuan Belawan. Tugas Chusus 9 atau lebih dikenal dengan STC-9 dibawah Komandan Kolonel Laut (P) Tahun 1969 : Operasi Sebar di perairan Belawan dan Sudomo, diberangkatkan dari pelabuhan Tanjung Pinang. Tanjung Priuk Jakarta menuju Pantai Merah di Kaimana, Irian Barat. Pada tanggal 15 Januari 1962 saat konvoi STC-9 melintas di Riwayat Penyerahan : sekitar laut Arafuru, keberadaannya di ketahui oleh pesawat patroli Belanda yang Tahun 1993 : Pada tanggal 22 Agustus 1993 diserahkan kemudian melaporkannya ke kapal perang oleh TNI AL kepada Yayasan Purna Bhakti Belanda yang sedang berpatroli yaitu HRMS Pertiwi untuk dijadikan Monumen. Eversten dan HRMS Kortenaer, dalam pertempuran tersebut, Komodor Josaphat Tahun 2012 : Pada tanggal 10 Februari 2012 selesai Soedarso gugur bersama para pejuang lainnya. dilaksanakan renovasi dan diresmikan kembali penggunaannya oleh Kasal Laksamana Tahun 1963 : Operasi Buaya Timbul di perairan Tanjung TNI Soeparno. Pinang dan selat Singapura untuk melaksanakan show of force dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia.

Tahun 1964 : Operasi Ganyang di perairan Tanjung Pinang dan Selat Singapura.

Tahun 1965-1966 : Latihan Bersama antara ALRI dengan Pakistan selama empat bulan.

28 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

29 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

3. Monumen Kapal Selam (Monkasel)

Rasanya sudah banyak yang tahu bahwa kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi tak terlepas dari jasa show of force armada militer RI dikala itu. Dari sekian banyak arsenal tempur yang dijagokan untuk merontokan nyali Belanda, bisa disebut unsur armada kapal selam adalah yang paling ditakuti Belanda. Alasannya jelas, RI dikala itu menjadi satu-satunya negara di belahan dunia selatan yang memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey. Saat itu Whiskey class merupakan kapal selam diesel yang amat ditakuti oleh blok NATO. Belanda pun saat itu tak memiliki kapal selam dengan spesifikasi yang sama untuk menandingi Whiskey class.

Whiskey class mulai diproduksi tahun 1952 di Vladi Rusia. Dan mulai masuk jajaran TNI AL (Satselarmatim) tanggal 29 Januari 1962 dengan tugas pokok menghancurkan garis lintas musuh (anti shipping), mengadakan pengintaian dan melakukan “silent raids”. Kemampuan Whiskey class terbukti dapat menggetarkan armada kapal Belanda. Dari 12 kapal selam Whiskey class yang dimiliki TNI-AL, KRI Pasopati-410 bisa disebut yang paling kondang disebut-sebut. Pasalnya, Pasopati adalah kapal selam terakhir yang beroperasi. Pasca Gestapu, Rusia melakukan embargo suku cadang militer Armada kapal selam saat sedang merapat untuk keperluan logistik di KRI ke Indonesia, akibatnya armada kapal selam TNI AL perlahan mulai mati akibat kurangnya suku kapal selam di kota Surabaya sejak tahun 1998. cadang. Langkah kanibalisasi suku cadang terus dilakukan, dan yang terakhir beroperasi adalah KRI Pasopati (410), dinamakan atas senjata KRI Pasopati. Pasopati tercatat baru dinonaktifkan tokoh pewayangan Arjuna, merupakan sebuah kapal dari jajaran TNI-AL pada 25 Januari 1990. Saat selam museum non-aktif kelas Whiskey (disebut ini KRI Pasopati ditempatkan sebagai monumen kelas Tjakra di Indonesia) milik Angkatan Laut

30 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Indonesia. Pasopati merupakan salah satu kapal yang dan dibongkar. Khusus untuk Pasopati, kapal ini diberikan Uni Soviet kepada Indonesia pada rezim dipotong lalu diangkut ke sebuah tempat dekat ditahun 1952. Ia berpartisipasi pada Operasi Stasiun Gubeng dan Plaza Surabaya, untuk dirakit Trikora sebagai pengangkut Marinir dan senjata ke kembali dan dijadikan monumen sekaligus museum. Irian Barat, dimana Pasopati mengalami kerusakan parah. Setelah lebih dari 30 tahun beroperasi, Data spesifikasi KRI Pasopati 410: Pasopati dan kapal sekelasnya dipensiunkan. • Panjang : 76,6 meter • Lebar : 6,3 meter • Kecepatan : 18,3 knot ketika di permukaan (13.5 knot ketika menyelam) • Berat penuh : 1.300 ton • Berat kosong : 1.050 ton • Jarak jelajah : 8.500 mil laut • Bahan bakar : Solar • Baterai : 224 buah • Senjata : Torpedo steam 12 buah • Panjang torpedo : 7 meter • Peluncur torpedo : 6 • Awak kapal : 63 orang

Sebagai kapal selam diesel-elektrik yang didesain pada awal 1950-an untuk kondisi laut Arktik Rusia (sebelum tenaga nuklir dan lambung teardrop), Pasopati dianggap bising dibandingkan kapal selam modern negara maju pada1960-an dan seterusnya. Desain kapal yang sempit dan tanpa pendingin (Laut Arktik yang dingin sangat kontras dengan perairan hangat Indonesia) membuat kapal ini kurang nyaman dikalangan awak kapal. Meski begitu, Pasopati tetap beroperasi hingga kemunculan kelas Cakra, dimana kapal sekelasnya dipensiunkan

31 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

32 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

33 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX

KAPAL PERANG KELAS WHISKEY (W) Kapal selam buatan Uni Soviet ini merupakan hasil pengembangan dari kapal selam Nazi Jerman Type XXI yang berhasil dirampas oleh pasukan merah saat menduduki Jerman tahun 1945. Pengembangannya dilakukan oleh biro khusus, yaitu Lazurit Design Bureau, yang bermarkas di Gorky, dan diproduksi secara massal antara tahun 1949 hingga 1958. Oleh pihak NATO dan Amerika, kapal selam ini diberi nama sandi “Whiskey”, sehingga lazim dikenal sebagai kelas Whiskey atau W. Agar mencapai hasil maksimal dalam memenuhi kebutuhan kapal selam di jajaran AL negara-negara satelit dan sekutunya, Uni Soviet juga memberikan lisensi pembuatannya ke sejumlah negara anggota Pakta Warsawa, antara lain Polandia.

Ketika Indonesia berminat untuk membeli 12 kapal selam kelas W, Soviet menyetujui galangan kapal Gdynia di Polandia untuk mengirim 2 kapal selam kelas W tahap pertama ke ALRI pada tahun 1959. Setelah diserahterimakan kepada ALRI tanggal 12 September 1959, kedua kapal selam kelas W lansiran Polandia tersebut dinamakan RI Tjakra dan RI Nanggala, keduanya menjadi kapal selam ALRI yang pertama. Pengiriman kapal selam tahap kedua dan ketiga dilakukan pada tahun 1962 langsung dari Pangkalan AL Pasifik Uni Soviet: Vladivostok. Pada tanggal 29 Januari 1962 ALRI menerima 4 kapal selam kelas W, yang dinamakan RI Nagabanda, RI Tjandrasa, RI Trisula dan RI Nagarangsang. Whiskey Class di kota Saint Petersburg, Rusia Selanjutnya pada tanggal 15 Desember 1962 ALRI menerima pengiriman tahap ketiga kapal 34 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

selam kelas W dari Uni Soviet, yang dinamakan RI Widjajadanu, RI Hendradjala, RI Bramastra, RI pasopati, RI Tjundamani dan RI Alugoro. Kehadiran 12 kapal selam kelas W ALRI tersebut turut menjadi penentu “hengkangnya” Belanda dari bumi Cendrawasih (Irian Barat) saat berlangsungnya kampanye Pembebasan Irian Barat Trikora.

Kemampuan operasional dan daya serang kapal selam kelas W, antara lain torpedo berpandu tercanggih disaat itu yaitu type SAET- 50 telah menjadi faktor deterrence (penggetar) bagi Belanda yang didukung Amerika dan NATO. Pada saat dilakukan penomoran lambung kapal, satuan kapal selam ALRI mendapat nomor yang awali angka kepala “5”. Kemudian ketika Komando Armada dibagi dua, yaitu Komando Armada Samudera (Koarsa) dan Komando Armada Nusantara (Koartara), pada tahun 1966, angka “5” diganti menjadi “4” yang dipergunakan hingga saat ini.

Adapun urutan kapal selam kelas W ALRI sesuai nomor lambung, adalah sebagai berikut: - RI Tjakra-401 - RI Trisula-402 - RI Nagabanda-403 - RI Nagarangsang-404 - RI Hendradjala-405 - RI Alugoro-406 - RI Nanggala-407 - RI Tjandrasa-408 - RI Widjajadanu-409 - RI Pasopati-410

35 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

- RI Tjundamani-411 RI Nanggala Mayor O.P. Koesno, RI Tjandrasa Mayor - RI Bramastra-412 Mas Mardiono, RI Widjajadanu Mayor Assyr Mochtar, RI Pasopati Kapten Sigit Joto Sudirdjo, RI Tjundamani Salah satu kapal selam ALRI, yaitu RI Tjandrasa Kapten R.D. Sudiono dan RI Bramastra Kapten Leodarsa. yang saat itu bernomor lambung 505, mendapat penghargaan Bintang Sakti dari pemerintah atas Spesifikasi Teknis: keberhasilannya mendaratkan satu regu pasukan khusus TNI AD (RPKAD/Resimen Para Komando Angkatan Dimensi : Panjang 73,1 m, Lebar 6,7 m, Darat) ke daratan Irian Barat pada tanggal 21 Agustus Draft 4,6 m (tertinggi) 1962. Saat itu RI Tjandrasa-505 (404), yang bertugas Bobot : 1.030 ton (di permukaan), mendaratkan Tim-2 Detasemen Pasukan Chusus 1.180 ton (menyelam) (DPC) RPKAD ke pantai teluk Tanah Merah Irian Barat. Kecepatan : 17 knot (di permukaan), Adanya peralihan kepemimpinan nasional, dari 15 knot (menyelam) Orde Lama ke Orde Baru, berdampak serius Persenjataan : 6 tabung torpedo kaliber 21 inci pada kemampuan operasional kapal-kapal (533mm) ; 4 di haluan, 2 buritan, selam kelas W, akibat kesulitan suku cadang dan Total torpedo yang dibawa; 14 buah. besarnya biaya pemeliharaan. Pada tahun1972 1 meriam anti pesawat laras ganda KRI Tjakra dan Nanggala tidak digunakan lagi. kaliber 57 mm, 1 meriam anti pesawat laras ganda kaliber 25 mm Tahun 1974 giliran KRI Alugoro, Hedradjala, Awak : 60 orang Nagarangsang, Tjandrasa, Tjundamani, Trisula dan Widjajanu yang di nonaktifkan. Tahun 1980 KRI Nagabanda tidak digunakan lagi. Sedangkan KRI Bramastra di non-aktifkan tahun 1986. Tahun 1990 kapal selam kelas W terakhir yang tidak digunakan lagi, adalah KRI Pasopati. Pada tanggal 27 Juni 1998 Pasopati diabadikan sebagai Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Surabaya guna mengenang jasa-jasa pengabdian kapal-kapal selam kelas W.

Sebagai Komandan pertama RI Tjakra, adalah Mayor R.P. Poernomo, RI Trisula Mayor T.A. Natanegara, RI Nagabanda Mayor A.T. Wignyo Prayitno, RI Nagarangsang Mayor Agus Subroto, RI Hendradjala Kapten R.M. Handogo, RI Alugoro Kapten S.F. Makalew, 36 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

37 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

4. Monumen Kapten Kapal Laut

Monumen Kapal Kapten Pahlawan Laut Pelayaran dagang seperti ini dilakukan berulang berada di Museum Akademi Angkatan Laut Loka kali sebagai alat transportasi laut yang potensial Jalasrana, Bumimoro, Surabaya. Kapal ini menjadi pada masanya dan bukan melayari wilayah Sulawesi koleksi museum karena memiliki nilai-nilai sejarah tetapi sampai ke Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. dalam perang kemerdekaan. Kapal Kapten Pahlawan Laut merupakan saksi bisu perjuangan para prajurit Di masa revolusi fisik atau yang lebih dikenal ALRI Daerah III Pangkalan Seberang Sulawesi. sebagai masa perang kemerdekaan, konsolidasi kekuatan perjuangan bersenjata di Jawa dan Perjuangan ekspedisi lintas laut daerah seberang mulai dilakukan. Pasukan Markas Pertahanan ALRI Daerah III Pangkalan Seberang Sesuai dengan perintah Mabes ALRI pada dengan Komandan Resimen Mayor Djohan Daeng tanggal 7 November 1946 akan dibentuk ALRI Mangung yang bermarkas di Lawang, Jawa Timur Pangkalan Seberang. ALRI PS merupakan bagian memerintahkan ekspedisi ke Sulawesi Selatan, yang dari ekspedisi lintas laut dengan tujuan untuk dikenal dengan nama ‘Ekspedisi TRIPS’ (Tentara Rakyat menggelorakan proklamasi kemerdekaan di Sulawesi Indonesia Persiapan Sulawesi), salah satu diantaranya dan mendirikan pangkalan ALRI di luar Pulau Jawa. dengan menggunakan perahu lete Kapten Baru, yang Ekspedisi ke Sulawesi telah dilakukan berkali-kali oleh berubah status dari sarana transportasi ekonomi TRIPS (Tentara Rakyat Indonesia Persiapan Sulawesi) menjadi sarana perjuangan bangsa melawan penjajah. dengan menggunakan kapal-kapal kayu dan salah satu kapal yang dipakai adalah kapal Kapten Pahlawan Laut. Ekspedisi TRIPS ke Sulawesi Selatan ini terdiri Perahu jenis lete bernama Kapten Baru milik atas 10 ekspedisi, yaitu Ekspedisi I yang dipimpin Hj. Siti Hawa diluncurkan tanggal 23 April oleh Abd. Latief mendarat di Suppa, Ekspedisi II yang 1932 di Pulau Kalukalukuang Liukang Kalmas. dipimpin oleh Murtala/Muh.Said juga mendarat di Suppa, Ekspedisi III yang dipimpin oleh A.Manjulai/ Perahu dibuat oleh Malla Ali dan kawan- Ishak juga mendarat di Suppa, Ekspedisi IV yang kawannya dari kayu jati dan ulin tersebut berbobot dipimpin oleh A.Mattalatta mendarat di Barru, 16 ton dengan panjang 12 meter dan lebar 3 meter Ekspedisi V yang dipimpin oleh Saleh Lahade bernomor lambung 2690 Lla. Kapal Baru memulai mendarat di Suppa, Ekspedisi VI dipimpin oleh pelayaran perdananya ke Makassar memuat hasil A.Sarifin dan A.Sapada mendarat di Mangkoso bumi dan laut seperti lola, teripang, ikan kering, Barru, Ekspedisi VII dipimpin oleh M.Bakri dan AR. kelapa biji, dan kopra dengan juragan Piter, dibantu Makmur mendarat di Bulo-Bulo Bonthain, Ekspedisi beberapa sawi (anak buah kapal) antara lain M.Riza, VIII dipimpin oleh Arief Mappuji bersama Rahman Taher, Salam, Mabau, Yamang, Puang Juha, dan Lado. mendarat di Laikang Takalar, Ekspedisi IX dipimpin 38 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

oleh Kapten Hasan Rala yang menggunakan Perahu Pertahanan ALRI VI Daerah Pangkalan Seberang. Kapten Baru mendarat di Palanro Barru, dan Ekspedisi Penggunaaan Perahu Kapten Baru tentu saja X yang dipimpin oleh K.S. Mas’ud mendarat di Mandar. melalui perhitungan yang cermat oleh para pejuang kita karena tidak jarang pula ditemukan Empat peleton ekspedisi lainnya masing-masing ada yang menjadi kaki tangan Belanda. dipimpin oleh M Jusuf, Muhammadong, Husen Ibrahim, Harijoso hanyut di Selat Bali dan disergap Belanda. Sedang dilain pihak (Bakkar Puang Menda, Pada tanggal 28 Januari 1947 melalui Kota Bondowoso dan pasukannya) telah menyadari resiko yang akan di Jawa Timur, Perahu Kapten Baru diberangkatkan mereka hadapi dalam menggabungkan diri yang mengangkut ekspedisi yang terdiri dari Kapten berarti mempertaruhkan harta benda dan nyawanya. Hasan Rala, Letnan I A.A.Rivai, Letnan I Manggu Namun tidak menyebabkan mereka urung dari Dg.Siala, Letnan I Muh. Djafar, Letnan I S.Abdullah, niatnya semula untuk membantu perjuangan. Pasukan Letnan I R.Nasution, Letnan II M.Hasan, Letnan II Kapten Hasan Rala meninggalkan Lawang, 28 Januari M.Saido, Letnan II Ibrahim, Letnan II Achmad Lamo, 1947 pukul 08.30 menuju tempat pemberangkatan Letnan II Sadji, Letnan II Abd.Rahim Dg.Parani, di Bondowoso. Mereka diantar sendiri oleh Mayor L. Letnan II Sahabuddin, Letnan II Ibnu Ilham Jals, Djohan Daeng Mangung dengan beberapa staf ALRI. Calon Letnan H.Naapi, Calon Letnan Abd. Rahim Dg.Parani, Calon Letnan Abd.Radjab, Calon Letnan Di Bondowoso dijemput oleh Komandan J.Koelloe, Calon Letnan A.Zaeni, Calon Letnan Pangkalan Letkol J.F.Warouw. Pukul 19.00 perahu Djurit, Calon Letnan E.D.Soewarno, Sersan Mayor jenis lete bertolak ke laut lepas. Selain para pejuang, Abd. Rahim, Sersan Mayor Mantjong, Sersan Mayor kapal Kapten Baru juga memuat 45 pucuk senapan, Haja, Sersan Mayor Herman, Sersan Mayor Abd. 9 peti granat, 2 peti obat-obatan, 12 ton gula pasir, Azis, Sersan Mayor Masuara, Ajudan Romi Bokingo, dan amunisi secukupnya. (Sarita Pawiloy, 1988). Sersan R. Soetedjo, Sersan Haruna, Sersan Laewa, Pada tanggal 1 Februari, tiba di pulau kecil Sersan Moh.Abduh, Kopral Domasese, Kopral Batjo Kalukalukuang. Pada tanggal 16 Februari perahu Doping, Prajurit I Tore, dan Prajurit I Mahamuda. rombongan ekspedisi lewat pulau kecil Panikiang, sambil berjuang melawan cuaca buruk. Akhirnya perahu Daftar tersebut tertulis di atas perunggu kandas di perairan pantai Barru (Kampung Cempae). yang diletakkan pada samping kiri belakang kamar perahu Kapten Baru yang nantinya beralih nama Pada malam itu, terdengar tembakan brengun menjadi Kapten Pahlawan Laut, yang merupakan otomatis yang diperkirakan ditujukan ke perahu Surat Kolektif No. 44/0/SW tanggal 10 Januari 1947 rombongan ekspedisi. Tidak ada juga bekas tembakan, yang ditanda tangani oleh Mayor Johan Daeng dan rombongan diam-diam saja. Pukul 19.30, Mangung selaku Komandan Resimen Pasukan Markas pendaratan dimulai. Sebagian menggunakan perahu 39 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia) kecil/sampan, sebagian lagi berenang menggunakan rombongan, Kapten Hasan Rala (Daeng Hasan) papan. Jarak pantai dengan perahu yang kandas sekitar termasuk Lettu A.A. Rivai, Letda Achmad Lamo. 1,5 mil. Operasi pendaratan berlangsung sampai pukul 05.10 keesokan harinya. Hutan bakau tempat Pertempuran dimulai pukul 05.40 menjelang pagi mendarat diliputi tanah berlumpur hingga lutut. dan pasukan musuh mengira pasukan ekspedisi belum membalas karena masih mengatur formasi untuk keluar Hari itu sudah masuk tanggal 17 Februari 1947, dari jebakan kepungan Belanda. Beberapa rakyat jatuh pasukan bukan hanya kelelahan berenang dan berjalan di bergelimpangan terkena tembakan serampangan oleh lumpur, tetapi juga menderita kelaparan. Ternyata musuh pasukan KNIL. Pasukan KNIL menembak rombongan telah bersiap sejak malam pendaratan. Pasukan KNIL rakyat yang berada di depan dan disengaja oleh Belanda didatangkan dari Pare-Pare dan Palanro, serta “pasukan agar rakyat timbul kebenciannya kepada para pejuang. pasosok” (rakyat) yang dipaksa melawan pejuang. Dua jam bertempur, terlihat ada celah yang bisa Musuh yang banyak jumlahnya itu telah mengepung. diterobos, yaitu kelompok pasukan rakyat. Sambil Di bagian depan, nampak pasukan ekspedisi ALRI mengendap di hutan bakau, Kapten Hasan Rala bersama dan ratusan rakyat yang berteriak mengacungkan pasukannya bergerilya dan berhasil mengelabui musuh. tombak dan parang, sementara di belakang, pasukan KNIL telah ada disitu dengan kekuatan Pasukan KNIL memusatkan serangan ke arah 3 peleton. Keuntungan posisi berada pada KNIL, pasukan Lettu M. Jafar sehingga pasukan Kapten begitu pula kondisi kesiapan tempur; disamping Hasan Rala dapat menjauhi medan pertempuran itu jumlahnya 3 kali lipat dari pasukan ekspedisi. dan selanjutnya menuju ke Gunung Birue, sekitar 2,5 km dari medan pertempuran. Rombongan Kapten Bagi ALRI, tidak ada jalan lain kecuali Hasan Rala berusaha menyeberang jalan raya poros bertempur. Kapten Hasan Rala memberi isyarat utama Makassar–Pare-Pare. Melalui usaha perjalanan sambil berkata, “Mana yang kita lebih sukai, terbunuh berkelok-kelok lewat hutan bakau dan pematang tombak berarti mati tersiksa atau oleh tembakan empang, mereka tiba juga di kubu pejuang di Batulappa, senapan yang prosesnya amat cepat”. Dijawab para diantar oleh petunjuk jalan yang setia Daeng Parani. anggota : “Lebih baik mati tertembak“. Maka kontak Pada malamnya baru datang informasi bahwa semua senjatapun dimulai. Terpaksa, rakyat yang maju anggota rombongan Lettu M.Jafar tertawan. Korban terkena tembakan, sementara pasukan KNIL/KL pihak pejuang 2 orang, sedangkan 3 tewas di pihak musuh. berlindung di belakang rakyat. Pasukan ekspedisi terdiri dari dua kelompok. Kelompok sayap kanan 20 Di Batulappa, mereka dijemput oleh Muhammad orang dipimpin oleh Lettu L.M. Jafar, dibantu oleh Syah sebagai Komandan Batalyon I ALRI Daerah III. Kapten L. Abdullah Daeng Mabella. Kelompok sayap Ketika itu pasukan HI merupakan bagian/unsur dari kiri berjumlah 16 orang dipimpin oleh komandan ALRI setempat, Kepala Kampung Puang Tobo dari

40 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Lapao turut membantu pasukan ekspedisi. Muhammad buana menjadi alat transportasi yang mendukung Syah kemudian dijadikan penasehat bidang penguasaan kegiatan perekonomian masyarakat di kepulauan wilayah operasi ALRI setempat. Pada tanggal 25 yang terpencil seperti Kecamatan Kalmas. Kemudian Februari 1947, dilakukan peninjauan wilayah kampung pada tahun 1962 Bapak A.A. Rivai (Mantan Gubernur Batulappa oleh Hasan Rala, Muhammad Syah dan KDH Tk. I Sulawesi Selatan dan mantan Dirut PT. Puang Tobo. Mereka dikawal 1 regu pasukan bersenjata Semen Tonasa) mengusulkan perubahan nama lengkap, dengan tujuan membentuk kubu ALRI agak perahu lete Kapten Baru menjadi Kapten Pahlwan terpisah dari pemukiman rakyat. Beberapa kurir Laut. Nama inilah sampai sekarang digunakan untuk terpercaya disusupkan ke daerah musuh di Barru guna perahu yang berjasa dalam ekspedisi laut tahun 1947. mencari informasi anggota rombongan ekspedisi yang Kemudian pada tahun 1976, atas prakarsa Bapak HM ditawan musuh. Beberapa waktu kemudian perahu Arsyad B. dengan restu Bapak A.A. Rivai dan Bapak Kapten Baru diambil kembali oleh Bakkar Puang H. Achmad Lamo meminta kepada pemilik perahu Menda untuk diperbaiki sampai layak melaut kembali. Kapten Pahlawan Laut untuk dimuseumkan.

Perahu lete Kapten Pahlawan Laut tersimpan rapi dalam ruang museumTNI AL Loka Jala Crana, Surabaya

Menjadi monumen Kapten Pahlawan Laut Dengan persetujuan pemiliknya yang terakhir (H. Bakkar Puang Menda) maka perahu Kapten Setelah mengalami perbaikan pada tahun Pahlawan Laut diberangkatkan ke Pangkajene 1960, perahu Kapten Baru kembali melanglang dengan Juragan H. Bakkar Puang Menda sendiri

41 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

didampingi Darwis Wahid mewakili Pemerintah Muttalib, Bakri, dan Haya. Setelah melayari Selat Kecamatan Kalmas, dan beberapa orang sawi. Makassar dan Laut Jawa selama 3 hari, Kapten Pahlawan Setelah sebulan berada di Sungai Pangkajene Laut tiba dengan selamat di dermaga TNI – AL menunggu penyelesaian administrasi Ujung, Surabaya. Pelayaran ini merupakan pelayaran penyerahannya, selama itu mereka menjadi terakhir bagi Kapten Pahlawan Laut bergelut dengan tanggungan Bapak H.M. Arsyad B bersama keluarga laut lepas dan gelombang yang kadang mengganas. yang ditinggalkan di Pulau Kalu-Kalukuang. Upacara penyerahan dilakukan oleh Gubernur Sulsel ketika itu, H Achmad Lamo yang juga merupakan salah seorang anggota ekspedisi yang menggunakan perahu Kapten Pahlawan Laut, kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang selanjutnya diserahkan / ditempatkan di Museum TNI – AL Loka Jala Srana Bumi Moro Surabaya. Dalam museum tersebut, Perahu Kapten Pahlawan Laut ditempatkan dalam satu bangunan khusus untuk menjaga kelestariannya. Di depan perahu itu terpampang sebuah prasasti, berbunyi, “Dengan semboyan merdeka atau mati pada tanggal 28-1-1947 Pasukan Markas Pertahanan ALRI VI Daerah III Pangkalan Seberang telah mengadakan ekspedisi laut ke Sulawesi Selatan dalam rangka konsolidasi kesatuan Angkatan Laut di luar Jawa. Perahu inilah merupakan saksi dan bukti sarana lintas laut tanpa menunggu bantuan dari luar. Hanya dengan modal percaya diri sendiri tugas negara dapat dilaksanakan”.

Kemudian untuk mengenang jasa kapal yang Selanjutnya perahu Kapten Pahlawan Laut sangat besar, pemerintah daerah Pangkep mendirikan diberangkatkan ke Ujung Pandang, dan ditempatkan monumen atau tugu Kapal Kapten Pahlawan Laut yang di Dermaga 7 sambil menunggu pemberangkatan peresmiannya dilakukan oleh Lurah Liukang Kalmas ke Surabaya. Pada tanggal 1 Juli 1976 perahu Kapten Abdul Rahman SPd, Senin 11 Mei 2015, sekaligus Pahlawan Laut diberangkatkan ke Surabaya dipimpin menjadi pertanda keberadaan dan partisipasi warga oleh Darwis Wahid dibantu 7 orang sawi masing - masyarakat Kalukalukuang Kabupaten Pangkep. masing : Menda (Putra H. Bakkar Puang Menda), Muhammad Tahir, Kaharuddin, Abuhae, Abdul 42 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

43 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

5. Monumen KRI Ki Hajar Dewantara

Dari sekian banyak kapal perang TNI AL, KRI atau korvet. Sebagai kapal kombatan, KDA-364 hadir Ki Hajar Dewantara 364 punya keunikan yang tiada dengan persenjataan lengkap pada jamannya. Senjata bandingannya dengan kapal perang TNI AL lainnya. pada haluan, dipercayakan pada meriam Bofors 57 Pasalnya, dari seri kapal, hanya terdiri dari satu unit, mm MK1, kemudian di depan anjungan ada dua pucuk kemudian punya peran sebagai satu-satunya kapal latih kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) Rheinmetall tempur bagi para perwira TNI AL. Kini, di usia peng- Rh202 kaliber 20 mm. Sebagai senjata pamungkasnya abdiannya yang telah menembus tiga dekade, banyak ada empat buah rudal anti kapal MM38 Exocet, serta torehan sejarah dan pengabdian dari kapal perang ini, senjata AKS (Anti Kapal Selam) yakni dua peluncur kapal ini direncanakan akan menjadi monumen KRI torpedo SUT 21 inchi. yang ditempatkan di Pantai Kenjeran Surabaya. Sebagai kepanjangan ‘indra’ kapal, KRI Ki KRI Ki Hajar Dewantara 364 adalah kapal Hajar Dewantara-364 dilengkapi dengan helikopter, perang TNI AL dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) untuk itu di bagian buritan terdapat helipad yang yang punya fungsi khusus. Pasalnya, selain berperan mampu didarati helikopter sekelas NBO-105 atau sebagai kapal kombatan dari jenis korvet, KRI Ki Hajar Westland Wasp. Hanya saja, keberadaan helikopter di Dewantara yang punya kode KDA-364 juga punya kapal perang ini ‘senasib’ dengan helikopter yang ada peran sebagai kapal latih. Uniknya lagi, KDA-364 tidak di korvet SIGMA Class dan Bung Tomo Class, yakni seperti kapal perang TNI AL lainnya yang punya sister sama-sama tidak dibekali dengan fasilitas hangar. ship, seperti Van Speijk Class, Parchim Class, Tribal Class, Fatahillah Class dan Bung Tomo Class, maka Debut KDA-364 yang sangat membekas bagi KRI Ki Hajar Dewantara 364 hanya satu-satunya, publik di Tanah Air tatkala kapal perang ini berhasil alias tidak ada sister ship di TNI AL. Tapi merujuk mengitersep kapa feri Lusitania Expresso pada tahun pada Jane’s Fighting Ship 1983-1984, KRI Ki Hajar 1992. Saat itu, KRI Ki Hajar Dewantoro 364 yang Dewantara 364 ternyata punya sister ship meski berada tergabung dalam Satgas Operasi Aru Jaya diperintahkan nun jauh di belahan dunia lain, yakni Ibn Khaldoum untuk menghalau kapal feri dari Portugal yang ingin yang dioperasikan AL Irak. melakukan provokasi di Lepas Pantai Timor Timur.

KRI Ki Hajar Dewantara-364 dibeli oleh Korvet Latih Indonesia pada tahun 1980. Kapal ini dibangun galangan Uljanic Ship Yard, Yugoslavia. Dari segi usia, Bila KRI Dewaruci menempa kemampuan kapal perang ini satu angkatan dengan kedatangan dasar calon perwira TNI AL dengan spesifikasi kapal fregat Fatahillah Class buatan Belanda. Dengan bobot layar, maka pendidikan lanjutannya adalah KRI Ki penuh 1.850 ton, kapal ini masuk kategori light fregate Hajar Dewantara 364, di kapal inilah perwira TNI 44 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

AL, khususnya dari korps pelaut disiapkan untuk siap Ki Hajar Dewantara 364 punya banyak keunikan, tempur dengan mengenalkan pada sosok kapal perang. seperti pesawat tempur latih yang punya dua kokpit, Bisa dibilang, di kapal inilah perwira TNI AL yang maka KDA-364 juga dilengkapi dua anjungan yang baru lulus memulai pengabdiannya sebagai pelaut letaknya atas dan bawah. Anjungan pertama yang tempur sejati. Mungkin itu juga mengapa kapal ini merupakan anjungan biasa terletak di bagian atas. menggunakan nama Ki Hajar Dewantara. Sementara di bagian bawah adalah anjungan latih. Di dalam anjungan latih juga terdapat berbagai macam Sebagai kapal perang dengan fungsi latih, KRI instrumen selayaknya anjungan reguler. Dengan adanya

45 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

anjungan latih, proses praktik siswa bisa lebih mudah spesifikasi senjatanya pun serupa dengan KRI Ki Hajar dan cepat, tanpa mengganggu operasional kapal. Dewantara 364. Namun, kabarnya Ibn Khaldoum tidak sempat dipasangi rudal anti kapal.

Pada saat invasi Irak ke Kuwait di tahun 1990, Ibn Khaldoum menjadi kapal perang utama AL Irak, sesuai dengan geografisnya, Irak memang lebih fokus pada kekuatan angkatan darat, unggulan lain AL Irak saat itu adalah KCR (Kapal Cepat Rudal) Osa Class yang dilengkapi rudal anti kapal Styx. Tapi sayang, nasib Ibn Khaldoum tak sejaya KRI Ki Hajar Dewantara 364, pada tahun 2003, Ibn Khaldoum 507 dihancurkan lewat serangan udara oleh AU AS. (Gilang Perdana)

Fasilitas lain sebagai kapal perang latih adalah jumlah kabin kamar yang lebih banyak dari kapal lain pada umumnya, serta tersedia ruang kelas. Normalnya, kapal ini diawaki oleh 90-an ABK. Namun, karena harus menampung siswa, kapal ini dapat mengakomodir 100 orang siswa taruna. Satu hal yang jadi kebanggaan, banyak mantan komandan, atau awak KDA-364 yang menempati posisi petinggi di TNI AL.

Nasib Ibn Khaldoum-507

Seperti telah disinggung di paragraf kedua, KRI Ki Hajar Dewantara 364 punya satu saudara kembar, yakni frigat Ibn Khaldoum (kemudian berganti nama jadi Ibn Marjid) yang dioperasikan AL Irak. Meski kembaran dengan Ki Hajar Dewantara, namun Ibn Spesifikasi KRI Ki Hajar Dewantara 364 Khaldoum lebih dulu diluncurkan, yakni pada tahun • Builder : Uljanic Ship Yard, Yugoslavia 1978, setelah sebelumnya di order pembuatannya • Dimensi : 96,7 x 11,2 x 3,55 meter pada tahun 1975. Dari segi fungsi, Ibn Khaldoum juga • Bobot penuh : 1.850 ton dioperasikan sebagai kapal perang latih. Secara umum, • Mesin : 1 Rolls-Royce Olympus TM 3B gas turbine 46 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

rated at 22300 hp dan 2 MTU 16V 956 TB 91 diesels rated at 7100 shp providing a top speed of 26 knots on gas and 20 knots on diesel • Jarak jelajah : 6.400 Km pada kecepatan 20 knots • Awak : 91 pelaut, 14 instruktur, dan 100 taruna • Sonar & Radar : Sonar PHS-32 hull mounted MF • Senjata : 1 meriam Bofors 57/70 kaliber 57mm, 2 kanon penangkis serangan udara Rheinmetall MK 20 Rh 202 kaliber 20 mm, 2×2 rudal permukaan-ke-permukaan MM-38 Exocet, Rudal permukaan-ke-udara Mistral, torpedo AEG SUT diameter 533mm, dan bom laut/mortir anti kapal selam.

47 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

INBOX

KI HAJAR DEWANTARA Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional seperti kaum priyayi dan juga orang-orang Belanda. sekaligus menyandang bapak pendidikan. Nama asilnya Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Tapi pada kini diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan tahun 1922 lebih dikenal menjadi Ki Hadjar Dewantara. Nasional. Ki Hajar Dewantara punya tiga semboyan Beberapa sumber menyebutkan dengan bahasa yang terkenal yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho yang Jawanya yaitu Ki Hajar Dewantoro. Ki Hajar Dewantara berarti di depan memberi contoh, Ing Madya Mangun lahir di daerah Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889 Karso yang berarti di tengah memberikan semangat dan meninggal di Kota Yogyakarta pada tanggal 26 dan Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang April 1959 ketika umur 69 tahun. Selanjutnya, bapak memberikan dorongan. pendidikan yang biasa dipanggil sebagai Soewardi merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, Salah satu bagian dari tiga semboyan buatan politisi, kolumnis, dan pelopor pendidikan bagi bumi Ki Hajar Dewantara yaitu tut wuri handayani menjadi putra Indonesia ketika Indonesia masih dikuasai oleh slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia Hindia Belanda. hingga saat ini. Atas jasanya, namanya juga diabadikan di sebuah nama kapal perang Indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara. Potret Ki Hajar Dewantara juga diabadikan di uang kertas pecahan dua puluh ribu rupiah pada tahun 1998.

Tujuh bulan setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden RI yang pertama, Sukarno, pada tanggal 28 November 1959 menurut Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 tahun 1959.

Perjuangan dari masa muda

Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri Ki Hajar Dewantara yang merupakan pahlawan Perguruan Taman Siswa, suatu organisasi pendidikan nasional dari jawa lahir di lingkungan keluarga yang memberikan kesempatan untuk para pribumi Kabupaten Pakualaman. Beliau adalah anak dari GPH agar bisa mendapatkan hak pendidikan yang setara Soerjaningrat atau cucu dari Pakualam III. Ia berhasil

48 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia) menamatkan pendidikan dasar di ELS atau semacam pemerintahan sendiri di Hindia Belanda. Sebenarnya, sekolah dasar di zaman Belanda. Kemudian Ki Hajar idealisme ini dipengaruhi oleh Ernest Douwes Dekker. Dewantara melanjutkan studinya ke STOVIA yang Ernest Douwes Dekker atau lebih dikenal dengan nama merupakan sekolah dokter khusus putra daerah tetapi Indonesia yaitu Danudirja Setiabudi adalah orang tidak berhasil menamatkannya karena sakit. keturunan asing yang mengobarkan semangat anti Kemudian Ki Hajar Dewantara memasuki dunia kolonialisme. Lalu ketika Douwes Dekker membentuk jurnalis. Dia bekerja sebagai wartawan dan penulis Indische Partij, Ki Hajar Dewantara juga diajak untuk di beberapa surat kabar. Contohnya seperti Midden bergabung. Java, Soeditomo, De Expres,Kaoem Moeda, Oetoesan Hindia, Tjahaja Timoer dan Poesara. Di hari-hari ketika berkarir sebagai jurnalis Ki Hajar Dewantara termasuk penulis handal. Tulisan Ki Hajar Dewantara mudah dipahami, komunikatif dan penuh dengan semangat anti penjajahan.

Aktivitas Pergerakan Ki Hajar Dewantara

Selain telaten, komitmen dan ulet sebagai seorang jurnalis muda, Ki Hajar Dewantara muda juga sangat aktif di organisasi sosial dan politik. Ketika Boedi Oetomo (BO) berdiri pada tahun 1908, Ki Hajar Dewantara masuk ke organisasi ini dan dia aktif di bagian propaganda untuk melakukan sosialisasi dan membangunkan kesadaran rakyat Indonesia. Khususnya orang Jawa. Bagaimanpun caranya, rakyat Indonesia di waktu itu harus sadar mengenai pentingnya persatuan Als ik een Nederlander Was (Seandainya Aku Orang dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres Belanda) pertama Boedi Oetomo diselenggarakan di Yogyakarta juga diatur oleh Ki Hajar Dewantara. Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda bertujuan untuk mengumpulkan sumbangan dari warga pribumi. Selain di Boedi Oetomo, Ki Hajar Dewantara Dana ini digunakan untuk merayakan kemerdekaan muda juga sangat aktif di organisasi Insulinde. Insulinde Belanda dari Prancis pada tahun 1913. Atas aksi Hindia merupakan organisasi multietnis yang menampung Belanda ini timbullah reaksi kritis dari golongan kaum Indo. Tujuannya yaitu menginginkan berhaluan perkembangan nasionalisme indonesia

49 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

termasuk Ki Hajar Dewantara muda. Wajar saja Beberapa petinggi Hindia Belanda awalnya karena tingkah Hindia Belanda sangat tidak tahu diri meragukan tulisan ini benar-benar dibuat oleh Ki yaitu merayakan kemerdekaan di tanah bangsa yang Hajar Dewantara muda sendiri. Karena gaya bahasa mereka rebut kemerdekaannya. Ditambah lagi mereka dan isi artikelnya yang cenderung berbeda dari artikel- juga mengumpulkan sumbangan dari warga. Ki Hajar artikelnya selama ini. Sekalipun benar bahwa Ki Hajar Dewantara muda bereaksi dan menulis sebuah artikel Dewantara muda yang menulis, para petinggi Hindia berjudul “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau Belanda percaya ada kemungkinan Douwes Dekker “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu”. mempengaruhi Ki Hajar Dewantara muda untuk menulis secara kritis seperti itu. Tapi tulisan Ki Hajar Dewantara yang sangat terkenal adalah “Seandainya Aku Seorang Belanda” atau dalam Bahasa Belanda berjudul “Als ik een Nederlander was”. Karya Ki Hajar Dewantara ini dimuat dalam koran bernama De Expres yang dipimpin oleh Douwes Dekker pada tanggal 13 Juli 1913. Artikel buatan Ki Hajar Dewantara ini merupakan kritikan yang sangat pedas untuk kalangan pejabat Hindia Belanda. Contoh kutipan artikel tersebut antara lain sebagai berikut.

“Seandainya aku seorang Belanda, aku tidak akan melaksanakan pesta-pesta kemerdekaan di negara yang telah kita rebut sendiri kemerdekaannya. Setara dengan cara berpikir seperti itu, hal ini selain tidak adil, tapi juga tidak pas untuk menyuruh si penduduk pribumi memberikan sumbangan untuk mendanai perayaan itu. Munculnya ide untuk menyelenggarakan perayaan kemerdekaan itu saja sudah merupakan suatu penghinaan, dan sekarang kita keruk pula dompet para pribumi. Ayo, tidak apa-apa, teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Seandainya aku seorang Belanda, aspek yang bisa menyinggung perasaanku dan saudara- saudara sebangsaku adalah kenyataan bahwa pribumi wajib ikut membiayai suatu perayaan yang tidak ada kepentingan dan hubungan sedikit pun baginya”.

50 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Karena artikel ini Ki Hajar Dewantara ditangkap atas perintah dari Gubernur Jenderal Idenburg lalu akan diasingkan ke Pulau Bangka. Sesuai dengan permintaan Ki Hajar Dewantara sendiri. Tapi dua rekan Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker dan , memprotes keputusan itu dan akhirnya mereka bertiga malah diasingkan ke Belanda pada tahun 1913. Ketiga tokoh ini lalu dikenal dengan julukan “Tiga Serangkai”. Ki Hajar Dewantara muda di kala itu masih berusia 24 tahun.

Pengasingan Ki Hajar Dewantara di Belanda Dalam masa hidupnya ini, Ki Hajar Dewantara tertarik pada beberapa pemikian sejumlah tokoh pendidikan Ketika diasingkan di Belanda, Ki Hajar dari dunia Barat. Contohnya seperti Montesseri dan Dewantara masuk dalam organisasi yang menjadi Frobel, pergerakan pendidikan di negara Asia Selatan wadah bagi para pelajar asal Indonesia. Organisasi khususnya India yang dipimpin keluarga Tagore. tersebut bernama Indische Vereeniging atau yang Pemikian inilah yang mempangaruhi dan mendasari dalama Bahasa Indonesia dikenal dengan Perhimpunan Ki Hajar Dewantara dalam mengembangkan aturan Hindia. Tahun 1913, Ki Hajar Dewantara mendirikan pendidikannya nanti. sebuah biro pers yang bernama Indonesisch Pers- bureau yang dalam Bahasa Indonesia berarti kantor Mendirikan Taman Siswa berita Indonesia. Pertama kali inilah penggunaan formal dari istilah Indonesia. Istilah Indonesia ini Ki Hajar Dewantara kembali ke tanah air pada dulu diciptakan tahun 1850 oleh seorang ahli bahasa bulan September tahun 1919. Segera kemudian ia dari Inggris yang bernama George Windsor Earl dan bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pada seorang pakar hukum dari Skotlandia yang bernama tanggal 3 Juli 1922 setelah mendapat pengalaman James Richardson Logan. mengajar, Ki Hajar Dewantara mendirikan institusi pendidikan bernama Nationaal Onderwijs Instituut Di sinilah Ki Hajar Dewantara kemudian Tamansiswa atau dalam Bahasa Indonesia Perguruan memulai impiannya meningkatkan kualitas kaum Nasional Tamansiswa. Tiga slogan Ki Hajar Dewantara pribumi dengan mempelajari ilmu pendidikan. Hingga di sistem pendidikan yang digunakannya saat ini akhirnya berhasil mendapatkan Europeesche Akta. sangat dikenal di kalangan siswa dan tenaga pengajar Europeesche Akta adalahijazah bidang pendidikan di seluruh Indonesia. yang bernilai tinggi dan kelak menjadi landasan untuk memulai institusi pendidikan yang didirikannya. 51 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

Tiga slogan dalam bahasa Jawa itu berbunyi ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang dalam Bahasa Indonesia berarti yang di depan memberikan teladan, yang di tengah memberi semangat atau dukungan, yang di belakang memberi dorongan. Slogan ini tetap digunakan dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia hingga saat ini. Khususnya di Perguruan Tamansiswa.

Karir Ki Hajar Dewantara setelah Indonesia merdeka

Setelah Indonesia merdeka, dalam kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada. Karena Ki Hajar Dewantara sangatlah berjasa dalam merintis pendidikan umum. Selain itu, beliau dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya pada tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional diperingati tiap tahun. Ki Hajar Dewantara menghembuskan nafas terakhir di Yogyakarta tanggal 26 April 1959. Beliau dimakamkan di Taman Wijaya Brata.

52 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

53 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

DAFTAR PUSTAKA

Purwono, F, Perjalanan Kapten Pahlawan Laut (1985); Pustaka Bahari, Dinas Sejarah TNI AL, Jakarta.

Sejarah Perkembangan Alutsista TNI AL 1945 – 1965 (2010); Dispenal, Jakarta

https://bit.ly/2PWFwtd tentang Biografi Ki Hajar Dewantara diunduh, pada 24 Desember 2019 pk 19.05

https://bit.ly/2QhDyTa tentang Trikora- Pengertian, sejarah, isi, tujuan dan operasi, diunduh pada 24 Desember 2019 pk 20.00

https://bit.ly/2Zr9mch tentang Obituari Sudomo; Laksamana Sudomo dan pertempuran Aru, diunduh pada 24 Desember 2019 pk 17.00

https://bit.ly/2ru9lIj tentang Mengenang pertempuran Aru 58 tahun yang lalu, diunduh pada 23 Desember 2019 pk 18.00

https://bit.ly/34QjcFH tentang Yos Sudarso jadi Tentara Laut sejak usia 19 tahun, diunduh pada 23 Desember 2019 pk 18.30

54 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

55 Monumen KRI (Kapal Republik Indonesia)

56