Jurnal Holistik, Tahun XI No. 22/ Juli - Desember 2018

POSISI STRATEGIS KAB. KEPULAUAN TALAUD SEBAGAI LALULINTAS PERDAGANGAN INTERNASIONAL DALAM RANGKA MEA (Suatu Kajian Historis Kultural)

Oleh Maria Heny Pratiknjo1

ABSTRACT

Talaud Islands located right on the lip of the Pacific since the days BC experiencing a heyday where when it though barter trade system are still but community prosperous life. The Islands in the term length was Maleon (Karakelang), Sinduane (Salibabu), Tamarongge (Kabaruan), Batunampato (Nanusa) and Tinonda is . Barter Trade and the system of monopoly in spice trade by European countries have established trade colonies aiming to monopolize the spice trade in the region including the Islands clusters.

Keywords: , trade, barter

1 Dosen Antropologi Fispol Unsrat

1

ISSN 1979-0481

PENDAHULUAN ) di kawasan Asia dan

Kabupaten Kepulauan Talaud Pasifik. Berdasarkan Peraturan sebagai daerah otonom, meru- Presiden Nomor 7 Tahun 2005 pakan pemekaran dari Kabupaten tentang Rencana Pembangunan Sangihe – Talaud Daerah ini Jangka Menengah (RPJM) Nasio- terletak antara 3o38’00” – 5o33’00” nal, menegaskan bahwa Kabu- Lintang Utara dan 126o38’00” – paten Kepulauan Talaud adalah 127o10’00” Bujur Timur. Kabupaten Perbatasan antar Negara di Propinsi Utara Adapun batas-batasnya adalah dan merupakan bagian integral sebagai berikut : dari Provinsi Sulawesi Utara. - Sebelah Utara berbatasan Ibukota Kabupaten adalah kota dengan Pulau. Mindanau Melonguane yang berjarak sekitar (Negara Philipina) 271 mil laut dari ibukota Provinsi - Sebelah Timur berbatasan Sulawesi Utara yaitu . dengan Laut Pasifik Berdasarkan pembagian wilayah - Sebelah Selatan berbatasan administrative dibagi dalam 19 dengan Kabupaten Kepulauan kecamatan, 142 desa dan 11 Sangihe kelurahan. - Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi Luas wilayah lautnya sekitar 2 Kabupaten Kepulauan Talaud 37.800 km , sedangkan panjang berada diantara dua pulau yaitu garis pantai 367.70 km. Dan luas wilayah daratan 1.251,02 km2. Pulau Sulawesi dan Pulau Min- danau (Republik Philipina), itulah Terdapat tiga pulau utama di sebabnya Kabupaten Kepulauan Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu Talaud memiliki karakteristik yang Pulau Karakelang, Pulau Salibabu berbeda dengan kabupaten/kota dan Pulau Kabaruan serta gugusan lainnya yang ada di Indonesia. kepulauan Nanusa.

Sebagai daerah perbatasan Perjalanan panjang masyarakat dan sebagai daerah kepulauan yang mendiami gugusan kepu- sekaligus secara alamiah menjadi lauan ini tidak banyak kita temukan salah satu “Beranda Depan” NKRI dalam prasasti akan tetapi banyak (Negara Kesatuan Republik hal bisa dilihat dari peninggalan- peninggal sejarah berupa artefak

2

Jurnal Holistik, Tahun XI No. 22/ Juli - Desember 2018 dan fosil yaitu: antara lain benda kelang), Sinduane (Salibabu), keramik dari Cina yang terdapat di Tamarongge (Kabaruan), Batunam- kuburan-kuburan tua atau di gua- pato (Nanusa) dan Tinonda adalah gua antara lain kuburan berupa Miangas.

Gua peninggalan bangsa Portugis LINTASAN PERDAGANGAN di desa Damau pulau Kabaruan INTERNASIONAL yang dinamakan gua Arangan, Gugusan kepulauan Talaud berupa tengkorak manusia dan sejak zaman sebelum masehi telah tulang belulang serta keramik, mengalami masa kejayaan dalam kapak batu dan barang-barang sisa perdagangan rempah-rempah peninggalan lainnya. walaupun sifatnya masih tradi- Kepulauan Talaud memiliki sionil, kehudupan masyarakat karakteristik yang berbeda dengan sudah makmur. kabupaten/kota di Indonesia lain- Catatan Sejarah masyarakat nya yaitu sebagai daerah dapat ditemukan dalam bentuk perbatasan dan sebagai daerah prasasti, artefak dan fosil: antara kepulauan sekaligus tentunya lain benda-benda keramik dari secara alamiah menjadi salah satu Cina yang terdapat di kuburan- “Beranda Depan” NKRI di kawasan kuburan tua atau di gua-gua atau Asia dan Pasifik. Karakteristik seperti yang telah diungkapkan seperti ini telah dan dipertegas oleh seorang peneliti dari Inggris dalam Peraturan Presiden Nomor 7 berkebangsaan Swiss yang ber- Tahun 2005 tentang Rencana domisili di Australia, yaitu Prof. Pembangunan Jangka Menengah Bellwood. Beliau adalah seorang (RPJM) Nasional, yang menyatakan dosen terbang dari Unversitas bahwa Kabupaten Kepulauan Chambera. Pada tahun 1974 beliau Talaud adalah Kabupaten Per- pernah meneliti wilayah ini batasan antar Negara di Propinsi diantaranya Gua Bukit Duanne Sulawesi Utara, dengan ibu kota Musi, juga di Salurang, Sangihe. Melonguane. Adapun jarak tem- Hasil penelitian beliau telah dicatat puh dari ibukota Provinsi Sulawesi dalam satu tulisan yang diarsipkan Utara sekitar 271 mil laut. dipusat arkeologi Nasional. Kepulauan tersebut dalam sebutan Perdagangan barter dan sistim lamanya adalah Maleon (Kara- monopoli perdagangan rempah-

3

ISSN 1979-0481

rempah oleh Negara-negara Eropa meyakini akan Sang Maha Kuasa telah membentuk koloni-koloni sebagai pencipta langit dan bumi, perdagangan yang bertujuan laut dan segala isinya. Tatanan ini untuk memonopoli perdagangan tergambar dalam struktur adat rempah-rempah di Indonesia ter- diwilayah kepulauan Talaud, masuk diwilayah gugusan kepu- tokoh-tokoh adat sebagai pola lauan ini. Modal sumber daya anutan warganya, menjadi teladan internal menyediakan kekayaan sekaligius mengatur sistem hasil bumi yang selalu di- pengendalian sosial warganya. Hal perebutkan, sejarah mencatat tersebut terwujud dalam berbagai “Rempah” yang dihasilkan bumi bentuk nilai, sikap dan perilaku nusantara sebagai pemicu utama antara lain dalam sistem mata munculnya sejarah imperialism. pencaharian hidup baik sebagai

Bangsa Eropa yang pertama kali nelayan maupun petani. tiba diwilayah ini ialah bangsa Ralph Linton dalam bukunya Portugis dan menjadikan wilayah The Cultural Background of kepulauan ini, menjadi wilayahnya Personality, Budaya tidak dapat agar penguasaan perdagangan dipisahkan dari kehidupan rempah-rempah tidak diganggu masyarakat karena semua aspek oleh pedagang dari China, Persia dalam kehidupan masyarakat dan Gujarat dari India, maka dapat dikatakan sebagai wujud tanaman sebagai penghasil dari kebudayaan, Bagi masyarakat rempah-rempah seperti cengkeh, Talaud para tokoh adat berperan pala dan lainnya dipindahkan menasehati dan mengadakan penanamannya dari wilayah ini ke upacara adat pada setiap musim Ternate. Lintasan jalur diperairan tanam atau melaut. Peran tokoh dianggap sangat strategis adat selalu terdepan dalam

TALAUD TANAH PORODISA menampakkan nilai-nilai religius- (FIRDAUS) DUNIA nya dan di dalamnya para rohaniawan merupakan bagian Paradise adalah nama yang yang tak terpisahkan dari indah yang telah tertanam dalam kehidupan warganya. Kehidupan nilai-nilai kehidupan pada setiap sehari-hari warga yang hidup di pribadi atau individu yang luhur wilayah sebagai insan manusia yang

4

Jurnal Holistik, Tahun XI No. 22/ Juli - Desember 2018

Paradise hilang oleh karena Kondisi ini menjadi potensi keserakahan bangsa-bangsa pen- sekaligus ancaman terhadap jajah/koloni-koloni atau penguasa integrasi bangsa Indonesia dilihat pada masa itu. Keserakahan dalam dari aspek sosial, budaya dan penguasaan perdagangan rem- HANKAM. pah-rempah telah ikut meng- Fakta geografis secara intens hilangkan nilai kelangsungan terjadi interaksi antara masyarakat hidup manusia yang menjadi perbatasan Indonesia dan gambaran atau symbol dari Philipina, berupa pelintas batas, sekelompok orang yang mendiami perdagangan/ penyelundupan, kepulauan di bibir pasifik dengan pencurian ikan, dan saling Paradise atau Surga. mempengaruhi pola budayanya. Pergerakan ekonomi dunia Apalagi masyarakat di pulau-pulau yang telah diprediksi sejak lampau yang berdekatan langsung dengan oleh Dr. Sam Ratulangi tokoh Philipina terkadang bergantung pendidikan asal Minahasa, bahwa kondisi ekonominya dengan awalnya kekuatan ekonomi dunia masyarakat Philipina. Fakta-fakta yang berkiblat di Eropa, pada saat ini dapat menjadi ancaman kedepan, kekuatan ekonomi baru integrasi akan muncul dibelahan dunia MEA DAN PELUANG timur. Geopolitik dunia dari KABUPATEN KEPULAUAN kawasan samudra Atlantik lokasi- TALAUD MENJADI DEAERAH nya negara-negara barat menuju PERTUMBUHAN EKONOMI BARU kekuatan kawasan samudra Pasifik tempatnya negara-negara Asia. Dalam rangka MEA, seluruh Beberapa pakar dunia mengajukan pihak memacu diri untuk tesis ini juga, negara-negara menghadapi kondisi tersebut, tak kekuatan ekonomi baru semisal terkecuali wilayah perbatasan di Jepang, Cina, Korea Selatan, Indonesia seperti Talaud yang Taiwan, Singapura sebagai Macan seharusnya menjadi titik strategis Asia dan Indonesia lagi menyusul untuk dikembangkan sebagai menjadi Macan Asia barukarena kawasan potensial dalam kondisi mempunyai modal yakni posisi pasar bebas ASEAN. .Kini kita harus strategis di kawasan Pasifik. berpikir bahwa potensi strategis kawasan kepulauan Talaud dengan

5

ISSN 1979-0481

sumber daya laut yang potensial, pertumbuhan ekonomi bahkan letak di bibir Pasifik dan diantara minim dengan infrastruktur seperti beberapa negara, serta di jalan, listrik, dan kebutuhan perbatasan sebagai garis depan sekunder lainnya. Hal tersebut Nusantara dan faktor sejarah membuat kecenderungan masya- kebudayaan masyarakat Talaud rakat lebih senang ke negara adalah modal yang perlu tetangga yang memiliki kondisi dikembangkan menghadapi pasar ekonomi lebih baik. Padahal satu bebas ASEAN. hal yang sangat penting dan perlu

Di Dalam rangka MEA menjadi bahan permenungan Indonesia memiliki peluang untuk bahwasanya, ketika ekonomi di memanfaatkan keunggulan skala kuasai oleh negara lain, maka ekonomi dalam negeri sebagai negara akan kehilangan ke- basis memperoleh keuntungan. daulatannya, sebaliknya nasiona- lisme masyarakat akan muncul dan Selain itu, kolaborasi yang baik antara otoritas negara dan para secara bahu membahu akan pelaku usaha diperlukan antara menjaga keutuhan NKRI manakala lain: Infrastrukur baik secara fisik, kesejahteraan mereka diper- social, hukum dan kebijakan) perlu hatikan. dibenahi, peningkatan kemam- Penelitian terhadulu oleh puan serta daya saing tenaga kerja Pratiknjo, dkk (2014), mengatakan dan perusahaan di Indonesia, kondisi kawasan kepulauan Talaud Jangan sampai Indonesia hanya dan perdagangan tradisional yang menjadi penonton di negara terjadi hingga saat ini, bahwasanya sendiri setelah pemberlakuan MEA sebagian besar masyarakat Talaud dengan mengeskploitasi sarana di perbatasan adalah nelayan dan dan prasarana yang dimiliki. petani. Sering melakukan per-

Pembangunan pusat ekonomi jalanan ke Pilipina Selatan, di wilayah perbatasan sangat kehidupan ekonominya sangat penting karena berbatasan bergantung dari Pilipina., Apabila langsung dengan negara lain. melakukan perjalanan ke Philipina untuk urusan keluarga atau Adapun fenomena yang terjadi pada umumnya daerah perbatasan menjual hasil hanya dibekali di Indonesia terlihat jauh dari dengan surat perjalanan yang

6

Jurnal Holistik, Tahun XI No. 22/ Juli - Desember 2018 dikeluarkan aparat Kecamatan BCA menjadi kekecewaan publik yang Marore. Orang Marore dan mempresentasikan ketidakpuasan Miangas sebagian besar tinggal di komunitas (etnis).

Pulau Saranggani, General Santos, PENUTUP ataupun Davao. Mereka dikenal Sebagai kawasan perbatasan, sebagai pekerja kasar yang ulet. Kabupaten Talaud di provinsi Apabila bertransaksi mereka Sulawesi Utara ini dapat berfungsi menggunakan uang Peso, uang sebagai: Sekat pemisah, Sabuk Rupiah jarang digunakan. Meski- pengaman dan pembela kedau- pun masuk wilayah Indonesia, latan negara, Potret jati diri atau namun interaksi ekonomi masya- citra kehormatan dan martabat rakatnya lebih dekat ke daerah bangsa dan negara Republik selatan Philipina. Jarak Marore dan Indonesia dalam tata pergaulan Balut hanya sekitar 40 mil. Kondisi (interaksi) masyarakat inter- geografis itu memaksa masyarakat nasional. Dalam konteks ini Miangas dan Marore berinteraksi citranya dinilai baik apabila ekonomi secara alamiah ke menampakkan kemajuan dan Philipina. Harga beras dan gula keunggulan, sebaliknya bercitra pasir relatif lebih murah dibeli di buruk bila masih bergelut dengan Philipina ketimbang membeli di aneka penderitaan dan tetap Tahuna atau Manado karena berada dalam kancah keter- mereka juga mempertimbangkan tinggalan seperti yang dialami resiko dan biaya perjalanan. hingga kini. Selain itu menjadi Kesenjangan/ketimpangan di Pintu gerbang di bagian utara berbagai aspek kehidupan Nusantara bagi lalu lintas manusia, masyarakat dibanding dengan barang, dan modal di masa depan daerah-daerah lain di lingkup apabila wilayah ini berhasil kesatuan masyarakat hukum diberdayakan terutama dalam provinsi Sulawesi Utara dan rangka memasuki pelaksanaan kawasan barat Indonesia pada kerjasama interregional di kawasan umumnya, sangat mungkin akan Asia dan Pasifik (BIMG-EAGA, melahirkan gelagat emosional ASEAN, dan APEC) bernuansa kecemburuan dan berpotensi untuk berkembang

7

ISSN 1979-0481

DAFTAR PUSTAKA

Bogdan, R., & Taylor, S.J. 1975. Introduction to qualitative research methods. New York : John Wiley Bungin, Burhan 2003, Analisis Data Dalam Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah Penyusunan Model Aplikasi. Jakarta PT Raja Grafindo Perkasa. Bustami, Gumardi, 2012, Menuju Asean Economy Community 2015, Jakarta Departemen Perdagangan RI. Kahin, George McTuman. 1995. Timbulnya Pergerakan Kebangsaan Indonesia, dalam Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Koentjaraningrat, 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. ______,1997. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Penerbit Rajawali. Jakarta Mikkelsen, Britha, 2006, Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Moleong, Lexy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosada Karya, Bandung. Pratiknjo dkk, 2014, Memperkokoh KeIndonesiaan Melalui Ketahanan Budaya Masyarakat Perbatasan di Bibir Pacifik, Study Kasus di Kab. Kep. Talaud. UNSRAT Manado Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara, Buku Rinci Di ProvinsiSulawesi Utara Salindeho, Winsulangi dan Pitres Sombowodile, 2008. Kawasan Sangihe- Talaud-Sitaro Daerah Perbatasan Keterbatasan Pembatasan. Jogjakarta, FUSPAD (Forum Saifudin Fedyani Achmad, 2011. Catatan Reflektif Antropologi Sosial Budaya. Institut Antropologi Indonesia (IAI). Sarundajang, 2011. Geostrategi. Penerbit KATA Jakarta. Saefudin, Ahmad Fedyani. 2011. Konflik dan Intereaksi. Rajawali Jakarta Singarimbun, Masri dan sofyan Effendi, 1986, Metode Penelitian Survey, Suntingan LP3ES, Jakarta. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta.

8