ANALISIS TREND DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI GULA DI PG. WRINGIN ANOM KABUPATEN SITUBONDO (TREND ANALYSIS AND THE FACTORS INFLUENCING THE SUGAR PRODUCTION IN WRINGIN ANOM SUGAR FACTORY ) Handa Aprisco*) *)Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Jember Email: [email protected]

ABSTRAK Pabrik Gula merupakan agroindustri berbasis tanaman perkebunan. Pabrik gula sebagai pelaku agribisnis pengolah tanaman tebu dan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam industri pergulaan di pada saat ini memiliki dinamika usaha yang banyak mendapat perhatian. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo dengan mengkaji tentang analisis trend dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui trend luas lahan tebu, produksi dan produktivitas gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo dan (3) mengukur tingkat efisiensi biaya di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo. Data dianalisis dengan analisis trend, analisis Cobb-Douglas (uji-t, uji- F, uji Adjusted R2) dan analisis RC-Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Trend luas lahan tebu, produksi dan produktivitas gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo dari tahun 2001-2015 memiliki trend yang meningkat. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula secara signifikan adalah bobot tebu, rendemen dan tenaga kerja. (3) Penggunaan biaya di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo menunjukkan tingkat efisien antara tahun 2010-2015 kecuali pada tahun 2010 dan 2013 mengalami inefisiensi biaya.

Kata kunci; Efisiensi, Gula, Trend, Produksi, Produktivitas.

ABSTRACT Sugar factory is a plantation-based agroindustry. It is as agribusiness sugar processor and one of producer sector having important role in Indonesia sugar factory nowadays it has many developing business. Therefor, the research was conducted in Sugar Factory Wringin Anom Situbondo Regency to investigate about the analyse of trend and influencing factors the sugar productivity. The research had aims to: (1) The width of sugar cane plantation are, sugar production and the productivity trend in Wringin Anom Sugar Factory Situbondo Regency, (2) identify the factors influencing the sugar production in Wringin Anom Sugar Factory Situbondo Regency and (3) measure the cost efficiency in Wringin Anom Sugar Factory Situbondo Regency. The data were analyzed by a trend analysis, Cobb-Douglass analysis (t- test, F-test, Adjusted R2 test) and RC-ratio analysis. The research show that: (1) The width of sugar cane plantation are, sugar production and productivity in Wringin Anom Sugar Factory Situbondo Regency from year 2001 to 2015 had been increasing positively. (2) The factors significance influence the sugar production was the weight of sugar cane, sucrose content of sugar cane crop and the labour. (3) The using cost in Wringin Anom Sugar Factory Situbondo Regency showed it was efficient from year 2010-2015 except in year 2010 and 2013 underwent cost inefficiency.

Keywords; Efficiency, Sugar, Trend, Production, Productivity.

1

PENDAHULUAN Kabupaten Situbondo sangat potensial dengan produksi komoditas Latar Belakang tanaman tebu yang tinggi didukung dengan adanya agroindustri pengolah tebu menjadi Tebu merupakan salah satu komoditi gula, yaitu: PG. Wringin Anom, PG. Olean, perkebunan tanaman semusim yang penting PG. Pandji, dan PG. Asembagoes. Salah dalam pembangunan subsektor perkebunan satu agroindustri gula di Kabupaten di Jawa Timur antara lain untuk memenuhi Situbondo adalah Pabrik Gula Wringin kebutuhan gula domestik maupun sebagai Anom. PG. Wringin Anom Kabupaten komoditi ekspor penghasil devisa negara, Situbondo yang didirikan pada tahun 1881 sehingga dalam upaya meningkatkan merupakan pabrik gula yang termasuk produksi dan produktivitas tebu serta dalam unit usaha PT. Perkebunan mendukung keberhasilan program Nusantara XI beserta tiga pabrik gula Swasembada Gula Nasional, di Jawa Timur lainnya. Pabrik Gula Wringin Anom dilaksanakan program Akselerasi terletak di desa Wringin Anom, Kecamatan Peningkatan Produktivitas Gula Nasional Panarukan, Kabupaten Daerah Tingkat II sejak tahun 2001 (Disbun Jatim, 2011). Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Pabrik gula sebagai agroindustri Produksi gula pada PG. Wringin merupakan subsistem inti dari sistem Anom Kabupaten Situbondo tiap tahun agroindustri pergulaan. Sebagai industri seperti cenderung mengalami fluktuasi hal hilir maka kaitan ke belakang cukup tinggi, ini disebabkan oleh berbagai hal terutama mempunyai multiplier effect yang cukup disebabkan oleh kerusakan alat di pabrik kuat di pedesaan, di dalam suatu wilayah, dan keterlambatan pasokan bahan baku padat karya dan padat modal, oleh karena tebu karena faktor lain seperti cuaca itu kebijaksanaan yang tepat sangat sehingga memperlambat proses produksi, menentukan dalam perkembangannya hal ini juga dapat berpengaruh terhadap (Hafsah, 2002). perkembangan efisiensi pada Pabrik Gula Menurut Suwandi (2015), kondisi Wringin Anom Kabupaten Situbondo yang agroindustri gula sejak beberapa tahun disebabkan jumlah pengeluaran atau biaya terakhir seperti pasien kritis di instalasi yang tidak seimbang dengan jumlah gawat darurat sebuah rumah sakit kuno saat penerimaan. Besarnya biaya hasil produksi sedang terjadi peperangan yang hanya akan membuat tidak seimbang antara mendapatkan asupan makanan dan infus penerimaan dengan pengeluaran. Biaya seadanya. Agroindustri gula tersandera produksi ini termasuk biaya perawatan harga jual produk lebih rendah, dibanding mesin giling tebu yang usianya sudah tua biaya produksi sehingga tidak berdaya karena PG. Wringin Anom Kabupaten menghadapi perkembangan terkini. Situbondo sebagian besar mesinnya masih Peningkatan produktivitas relatif lamban, asli peninggalan Belanda dengan teknologi jauh di belakang biaya produksi. mesin uap, dibanding ketiga pabrik gula Agroindustri gula juga belum dapat lainnya di Kabupaten Situbondo yang menepis bahwa profitabilitas hanya sudah menggunakan teknologi mesin giling diperoleh dari kombinasi dukungan yang sudah dimodernisasi. Dari kondisi agroklimat dan harga karena tebu pasti tersebut maka banyak harapan dipengaruhi agroklimat meskipun permasalahan utama yang seharusnya teknologi dapat meminimalkan resiko dicarikan solusinya adalah, bagaimana sedangkan pendapatan berbanding lurus potensi hasil produksi komoditas unggulan dengan produksi dan harga yang berarti dan peluang usaha pengembangan harga murah berisiko mempengaruhi daya agroindustri gula berdasarkan kondisi saat tahan keberlanjutan perusahaan. ini, maka potensi dan peluang yang baik

2 akan datang di PG. Wringin Anom ...-5,-3,-1,1,3,5,... Jika jumlah data Kabupaten Situbondo. adalah ganjil maka skor waktunya adalah ...-2,-1,0,1,2,... persamaan trend Tujuan Peneltian linear yang digunakan untuk memproyeksikan hasil produksi adalah 1. Mengetahui trend luas lahan tebu, sebagai berikut (Supranto, 2011). produksi dan produktivitas gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo. Y= a + b X 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi gula di ∑ y a = PG. Wringin Anom Kabupaten n Situbondo. ∑ XY b = 3. Mengukur tingkat penggunaan biaya di ∑ X2 PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo. Pengujian hipotesis kedua tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat METODE PENELITIAN produksi gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo digunakan dengan Penentuan lokasi penelitian ini analisis Cobb-Douglas, menurut dilakukan secara sengaja (purposive Soekartawi (1995), digunakan rumus methods) (Nazir, 1999). Pemilihan obyek sebagai berikut: penelitian pada Pabrik Gula Wringin Anom b1 b2 b3 b4 bn Kabupaten Situbondo didasarkan Y  a X1 X 2 X 3 X 4 X n e pertimbangan bahwa, PG. Wringin Anom Persamaan tersebut selanjutnya Kabupaten Situbondo merupakan pabrik diubah menjasi bentuk linear berganda gula dengan tingkat hasil produksi gula dengan cara melogaritmakan persamaan. yang cukup tinggi dan menjadi salah satu Pengujian secara keseluruhan faktor- pabrik dengan isu yang berkembang akan faktor hasil produksi yang berpengaruh ditutup kegiatan operasionalnya akan tetapi secara bersama-sama terhadap produksi saat ini masih dapat beroperasi disaat gula dapat diformulasikan dengan analisis banyak pabrik gula yang sudah tutup uji F sebagai berikut: sehingga pabrik ini sangat berpotensi membantu penyediaan kebutuhan gula jumlah kuadrat tengah regresi F − hitung = nasional. Metode yang digunakan dalam jumlah kuadrat tengah sisa penelitian ini adalah metode deskriptif dan korelasional. Data yang digunakan dalam Pengujian seberapa jauh variabel Y penelitian adalah data sekunder dengan yang disebabkan oleh variasi variabel X rentang waktu tahun 2001-2015. dapat dihitung nilai koefisien determinasi Untuk menguji hipotesis pertama dengan formulasi sebagai berikut: 푁 − 1 yang menyatakan bahwa perkembangan 퐴푑푗푢푠푡푒푑 R2 = 1 − (1 − 푅2) luas lahan tebu, produksi dan produktivitas (푁 − 퐾 − 1) gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo cenderung menurun digunakan N = jumlah contoh (sampel yang diambil) analisis trend yaitu metode kuadrat terkecil k= banyaknya variabel bebas (least square method) ). Metode ini untuk melihat perkembangan dari data deret Pengaruh masing-masing koefisien waktu. Sebagai sampel adalah tahun regresi dapat diketahui melalui uji-t dengan produksi yang apabila jumlah data adalah formulasi sebagai berikut: genap, maka skor waktunya adalah bi t − hitung = | | Sbi

3

Jumlah Kuadrat Sisa oleh PG. Wringin Anom Kabupaten Sb = √ i Jumlah Kuadrat Tengah Sisa Situbondo sebesar 1.699,20 hektar. Perkembangan luas lahan tebu di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo pada b = Koefisien regresi ke-i i tahun yang akan datang dapat diperkirakan Sbi = Standart deviasi ke-i dengan mengetahui trend luas lahan tebu. Berdasarkan hipotesis ketiga yaitu Perkiraan luas lahan tebu dilakukan selama mengenai tingkat efisiensi biaya pada PG. 5 tahun mendatang yaitu tahun 2016-2020. Wringin Anom Kabupaten Situbondo, Perkembangan luas lahan tebu di PG. digunakan analisis RC-ratio dengan Wringin Anom Kabupaten Situbondo lima formulasi sebagai berikut (Soekartawi, tahun mendatang disajikan dalam tabel 1995): berikut:

total penerimaan (Rp) RC − 푟푎푡푖표 = Tahun a b Trend Luas Lahan (ha) total biaya (Rp) 2016 1.699,20 4,45 1734,80

2017 1739,25 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2018 1743,70

2019 1748,15 Dari hasil penelitian diperoleh data yang digunakan untuk menghitung trend 2020 1752,60 luas lahan, produksi, produktivitas gula. Sumber: Analisis Data Sekunder (diolah 2016). Faktor–faktor yang mempengaruhi produksi gula yaitu luas lahan tebu, bobot Tabel diatas dapat menjelaskan tebu, rendemen dan tenaga kerja serta data perkiraan luas lahan tebu PG. Wringin penerimaan beserta biaya di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo dari tahun Anom Kabupaten Situbondo. Data yang 2016-2020 mengalami kenaikan. Hal ini telah terkumpul selanjutnya diolah dengan ditunjukkan dengan luas lahan pada tahun menggunakan data analisis yaitu analisis 2020 mencapai angka 1752,60 ha. Menurut Trend, Analisis Cobb-Douglas, dan hasil trend luas lahan tebu dapat dikatakan Analisis RC-ratio. memiliki trend meningkat atau positif. Perkembangan luas lahan tebu tersebut a.Trend Luas Lahan Tebu, Produksi dan dapat digunakan dengan asumsi jika Produktivitas Gula keadaan pada saat ini hampir sama dengan keadaan mendatang. Persamaan garis trend luas lahan tebu yang diperoleh dari hasil analisis Persamaan garis trend produksi gula menggunakan metode trend adalah: yang diperoleh dari hasil analisis menggunakan metode trend adalah: Y = 1.699,20 + 4,45 X Y = 104091,92 + 1225,6 X Persamaan ini menunjukkan besarnya nilai koefisien trend sebesar 4,45 yang Persamaan ini menunjukkan besarnya artinya besarya penambahan luas lahan tebu nilai koefisien trend sebesar 1225,6 yang tiap tahunnya sebesar 4,45 dan intersep atau artinya besarya penambahan produksi gula konstanta yang didapatkan sebesar tiap tahunnya sebesar 1.225,6 kuintal dan 1.699,20 yang artinya rata-rata luas lahan intersep yang didapatkan sebesar 104091 tebu selama 15 tahun terakhir yang dikelola yang artinya rata-rata hasil produksi gula selama 15 tahun terakhir yang dihasilkan

4 oleh PG. Wringin Anom Kabupaten Perkembangan produktivitas gula Situbondo sebesar 104.091,92 kuintal. pada PG. Wringin Anom Kabupaten Perkembangan produksi gula pada Situbondo pada tahun yang akan datang PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo dapat diperkirakan dengan mengetahui pada tahun yang akan datang dapat trend produktivitas gula. Perkiraan diperkirakan dengan mengetahui trend produktivitas gula dilakukan selama 5 produksi gula. Perkiraan produksi gula tahun mendatang yaitu tahun 2016-2020. dilakukan selama 5 tahun mendatang yaitu Perkembangan produktivitas gula pada PG. tahun 2016-2020. Perkiraan produksi gula Wringin Anom Kabupaten Situbondo lima pada PG. Wringin Anom Kabupaten tahun mendatang disajikan dalam tabel Situbondo lima tahun mendatang disajikan berikut: dalam tabel berikut: Tahun a b Trend Produktivitas (ku/ha) Tahun a b Trend Produksi (ku) 2016 61,2 0,6 66,00 2016 104.091,92 1.225,6 113896,72 2017 66,60 2017 115122,32 2018 67,20 2018 116347,92 2019 67,80 2019 117573,52 2020 68,40 2020 118799,12 Sumber: Analisis Data Sekunder (diolah 2016). Sumber: Analisis Data Sekunder (diolah 2016). Tabel diatas dapat menjelaskan Tabel diatas dapat menjelaskan perkiraan produktivitas gula PG. Wringin perkiraan produksi gula PG. Wringin Anom Anom Kabupaten Situbondo dari tahun Kabupaten Situbondo dari tahun 2016-2020 2016-2020 mengalami kenaikan. Hal ini mengalami kenaikan produksi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat produktivitas ditunjukkan dengan jumlah produksi gula gula pada tahun 2020 mencapai angka pada tahun 2020 mencapai 118.799 kuintal. 68,40. Menurut hasil trend produktivitas Menurut trend produksi gula dapat gula dapat dikatakan memiliki trend yang dikatakan memiliki trend yang meningkat meningkat atau positif. Perkembangan atau positif. Perkembangan produksi gula produktivitas gula tersebut dapat digunakan tersebut dapat digunakan dengan asumsi dengan asumsi jika keadaan pada saat ini jika keadaan pada saat ini hampir sama hampir sama dengan keadaan mendatang. dengan keadaan mendatang. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persamaan garis trend produktivitas Produksi Gula gula yang diperoleh dari hasil analisis menggunakan metode trend adalah: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula di PG. Y = 61,2 + 0,6 X Wringin Anom Kabupaten Situbondo dilakukan dengan menggunakan Persamaan ini menunjukkan besarnya pendekatan Cobb-Douglas, dimana nilai koefisien trend sebesar 0,6 yang produksi gula (ku/ha) sebagai variabel artinya besarya penambahan produktivitas terikat/dependent variable (Y), sedangkan gula tiap tahunnya sebesar 0,6 dan intersep luas lahan tebu (X1), bobot tebu (X2), yang didapatkan sebesar 61,2 yang artinya rendemen (X3) dan tenaga kerja (X4) rata-rata produktivitas gula selama 15 tahun sebagai variabel bebas/independent terakhir yang dihasilkan oleh PG. Wringin variable. Penentuan variabel-variabel Anom Kabupaten Situbondo sebesar 61,2. tersebut adalah untuk mengetahui seberapa besar variabel atau faktor-faktor tersebut

5 mempengaruhi produksi gula. Aplikasi sisannya 1% dijelaskan oleh sebab-sebab SPSS 16 dengan metode stepwise. Metode yang lain diluar model. stepwise adalah salah satu metode untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah Tabel Hasil Analisis Regresi Cobb- analisis regresi, secara definisi adalah Douglas Fungsi Produksi Gula Full- gabungan antara metode forward dan Model di PG. Wringin Anom backward, variabel bebas yang pertama kali Kabupaten Situbondo masuk adalah variabel yang korelasinya Std. Variabel Parameter B t Sig. tertinggi dan significant dengan variabel Error (Constant) terikat.  -1,984 0,007 -265,105 0,000 Luas Lahan  0,001 0,002 0,547 0,596 (X1) 1 Tabel Hasil Analisis Regresi Cobb- Bobot Tebu  0,998 0,002 592,852 0,000 (X2) 2 Douglas Fungsi Produksi Gula Rendemen  0,996 0,001 764,481 0,000 Model Stepwise di PG. Wringin Anom (X3) 3 Tenaga  -0,001 0,001 -2,367 0,039 Kabupaten Situbondo Kerja (X4) 4 Korelasi R 1,000 Std. Berganda Variabel Parameter B t Sig. Error R Square R2 1,000

(Constant)  -1,986 0,007 -297.076 0,000 Adjusted R 2 1,000 Bobot Square R  0,999 0,001 10870,175 0,000 Tebu (X2) 2 Std. Error Rendemen of the se 0,00017  0,997 0,001 896.912 0,000 (X3) 3 Estimate Tenaga F 4,153E5 0,000  -0,001 0,001 -20,380 0,037 Kerja (X4) 4 n 15 Korelasi R 1,000 Berganda Sumber: Analisis Data Sekunder (diolah 2016) R Square R2 1,000

Adjusted R 1,000 Square Selanjutnya yaitu uji-t untuk Std. Error mengetahui seberapa berpengaruh masing- of the se 0,00016 Estimate masing variabel bebas terhadap variabel F 5,914E5 0,000 terikat. Hasil uji-t berdasarkan pada pada n 15 tabel diatas. Persamaan fungsi produksi Sumber: Analisis Data Sekunder (diolah 2016) gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Hasil analisis SPSS 16 terhadap Situbondo adalah sebagai berikut: faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula di PG. Wringin Anom Kabupaten logY = -1.984 + 0,001 log X1 +0,998 log Situbondo menjelaskan variabel yang perlu X2 + 0,996 log X3 – 0,001 X4 dimasukkan atau dibuang yaitu variabel luas lahan yang dibuang sebagai predictor dan dinyatakan sebagai fungsi produksi dan metode yang digunakan adalah Cobb-Douglas sebagai berikut: stepwise. Disajikan pada tabel bahwa F- 0,001 0,998 0,996 0,001 hitung sebesar 59,115 dengan tingkat Y  0,137X1 X 2 X3 X 4 signifikansi 0,000 hal ini dapat diartikan bahwa secara keseluruhan variabel bebas Keterangan: kecuali luas lahan (bobot tebu, rendemen Y = Produksi Gula (ku) dan tenaga kerja) berpengaruh nyata X1 = Luas Lahan (ha) terhadap variabel terikat yaitu tingkat X2 = Bobot Tebu (ku) produksi gula di PG. Wringin Anom X3 = Rendemen (%) Kabupaten Situbondo. X4 = Tenaga Kerja (orang) Uji Adjusted R2 disajikan pula dalam e = Variabel Pengganggu tabel sebesar 1,000 artinya 99% variabel terikat yaitu produksi gula dapat dijelaskan Dari persamaan produksi diatas maka oleh seluruh variabel bebasnya, sedangkan dapat dijelaskan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap produksi gula di

6

PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo besar kandungan gula tebu, sehingga akan sebagai berikut: meningkatkan produksi gula.

1. Faktor Luas Lahan Tebu (X1) 4. Faktor Tenaga Kerja (X4) Faktor luas lahan tebu berdasarkan Nilai koefisien regresi untuk variabel hasil analisis regresi Cobb-Douglas fungsi tenaga kerja (X4) adalah sebesar -0,001 produksi gula model stepwise di PG. yang berarti setiap penambahan 1% tenaga Wringin Anom Kabupaten Situbondo kerja akan meningkatkan produksi gula di berdasarkan analisis adalah variabel yang PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo perlu dihilangkan atau tidak berpengaruh sebesar -0,001% dengan asumsi variabel- secara nyata terhadap variabel terikat, hal variabel lain dianggap tetap/konstan. Hasil ini menunjukkan bahwa luas lahan tebu uji-t menunjukkan bahwa nilai signifikansi terhadap produksi gula di PG. Wringin dari variabel tenaga kerja adalah 0,037 yang Anom Kabupaten Situbondo dapat berarti variabel tenaga kerja (X4) mengakibatkan penurunan produksi berpengaruh secara nyata terhadap disebabkan oleh faktor luas lahan produksi gula akan tetapi berpengaruh dikarenakan peningkatan luas lahan yang negatif. tidak diikuti dengan efisiensi usahatani. c. Efisiensi Biaya di PG. Wringin Anom 2. Faktor Bobot Tebu (X2) Kabupaten Situbondo Nilai koefisien regresi bobot tebu (X2) adalah 0,999 yang berarti setiap Tingkat efisisensi biaya dapat penambahan 1% bobot tebu akan diartikan perbandingan antara total meningkat produksi gula sebesar 0,999% penerimaan dengan total biaya yang apabila faktor lain dianggap konstan. Hasil dikeluarkan selama proses hasil produksi. uji-t menunjukkan bahwa nilai signifikansi Nilai dari efisiensi biaya dipengaruhi oleh dari variabel bobot tebu adalah 0,000 yang jumlah penerimaan dan penggunaan biaya berarti variabel bobot tebu (X2) produksi. Penerimaan sendiri sangat berpengaruh secara nyata terhadap dipengaruhi oleh tingkat jumlah hasil produksi gula. Hal ini dikarenakan semakin produksi yang dihasilkan. PG. Wringin besar bobot tebu maka semakin banyak Anom Kabupaten Situbondo dalam pula tebu yang digiling ke pabrik gula, melaksanakan usahanya selalu sehingga akan meningkatkan hasil produksi memperhitungkan besarnya biaya dan gula. penerimaan yang masuk. Perusahaan berusaha mengatur keuangannya secara 3. Faktor Rendemen (X3) efisien. Perusahaan dikatakan efisien dalam Berdasarkan nilai koefisien regresi hal penggunaan biaya jika perusahaan nilai rendemen (X3) sebesar 0,997 yang tersebut dapat mengatur keuangannya baik berarti setiap penambahan 1% rendemen berupa penerimaan dan juga biaya-biaya tebu akan meningkat produksi sebesar yang dikeluarkan secara seimbang. 0,997 % dengan asumsi variabel-variabel Analisis yang digunakan untuk lain dianggap tetap atau konstan. Hasil uji-t mengetahui tingkat efisiensi biaya hasil menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari produksi PG. Wringin Anom Kabupaten variabel rendemen adalah 0,000 yang Situbondo adalah analisis RC-Ratio, berarti variabel rendemen (X3) berpengaruh disajikan pada tabel berikut: nyata terhadap peningkatan produksi gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo. Hal ini dikarenakan semakin besar nilai rendemen tebu, maka semakin

7

Total Total Biaya Laba/Rugi RC- Tahun Penerimaan 2. Faktor-faktor yang berpengaruh secara (Rp) (Rp) Ratio (Rp) signifikan terhadap produksi gula 2010 31.209.479.700 35.355.261.867 (4.145.782.167) 0,883 yaitu: bobot tebu, rendemen dan tenaga kerja sedangkan faktor luas lahan tidak 2011 43.224.076.950 37.709.320.502 5.514.756.448 1,146 berpengaruh secara nyata terhadap 2012 55.265.888.050 45.741.621.099 9.524.266.951 1,208 produksi gula di PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo. 2013 51.430.266.370 52.334.878.261 (904.611.891) 0,983 3. Efisiensi biaya dari tahun 2010-2015 2014 57.160.382.200 56.825.552.078 334.830.722 1,006 PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo menunjukkan tingkat 2015 57.133.769.920 54.432.172.312 2.701.597.608 1,050 efisien kecuali pada tahun 2010 dan Rata- 33.013.532.593 47.066.467.687 14.186.945.519 1,046 Rata 2013 mengalami inefisiensi biaya.

Sumber: Laporan Evaluasi Giling PG. Wringin Saran Anom (diolah 2016). 1. PG. Wringin Anom Kabupaten Situbondo hendaknya mengimbangi Dapat dilihat total penerimaan dan perkembangan luas lahan dengan total biaya hasil produksi pada PG Wringin melaksanakan intensifikasi usahatani Anom Kabupaten Situbondo selama kurun seperti pemeliharaan terhadap varietas waktu 6 tahun terakhir yaitu dari tahun unggul, bongkar ratoon serta 2010-2015. Penerimaan didapat dari penggunaan pupuk yang tepat baik penjualan gula dan tetes. Penjualan gula bagi tebu milik pabrik maupun tebu dilakukan oleh pabrik kepada karyawan milik petani guna peningkatan atas haknya, maupun melalui kantor produksi dan produktivitas gula. Direksi PTPN XI di dan tetes 2. Hal-hal yang berkaitan dengan dijual kepada mitra perusahaan yang sudah rendemen dan bobot tebu yaitu mulai terikat sebelumnya. Dapat dijelaskan dari awal pelaksanaan usahatani tebu tahun 2010 hingga tahun 2015 dilaksanakan dengan strategi yang menunjukkan PG. Wringin Anom tepat utamanya mengenai kendala Kabupaten Situbondo mengalami efisiensi teknis dilapangan seperti kendala biaya yaitu tahun 2011, 2012, 2014 dan cuaca serta penyelamatan rendemen 2015 dengan efisiensi biaya tertinggi yaitu dengan waktu tebang tebu yang efektif tahun 2012 menunjukkan tingkat RC-ratio agar kemasakan tebu optimal sebesar 1,208 yang diiringi keuntungan diimbangi dengan pergantian mesin tertinggi sebesar Rp9.524.266.951 pabrik yang dirasa kurang bekerja sedangkan pada tahun 2010 dan 2013 secara maksimal dengan mesin baru mengalami inefisiensi biaya dengan tingkat dalam meminimalisir angka inefisiensi biaya terendah tahun 2010 kehilangan rendemen. menunjukkan tingkat RC-ratio sebesar 3. Melihat tenaga kerja mempunyai 0,883 dengan kerugian mencapai pengaruh negatif terhadap produksi Rp4.145.782.167. gula maka PG. Wringin Anom hendaknya menerapkan kebijakan KESIMPULAN DAN SARAN yang tepat seperti pemangkasan tenaga kerja yang dirasa berlebih, guna Kesimpulan terciptanya efisiensi dan efektifitas 1. Perkembangan luas lahan, produksi tenaga kerja. dan produktivitas gula di PG. Wringin 4. Mengingat ratio antara penerimaan dan Anom dari tahun 2001-2015 memiliki biaya hasil produksi gula di PG. trend yang meningkat. Wringin Anom Kabupaten Situbondo masih belum sepenuhnya

8

menunjukkan tingkat efisien maka Julaeha. 2014. Peranan Sektor Pertanian diharapkan meningkatkan produksi Di Bidang Ekonomi dengan memperhatikan efisiensi biaya Pembangunan Nasional. baik dari proses usahatani tebu maupun ehajulaeha027.wordpress.com. memperhatikan biaya pada masa Diakses pada tanggal 18 November giling. 2016. Kurdianto, M. 2014. Analisis Kebijakan DAFTAR PUSTAKA Swasembada Gula Di Indonesia. Surabaya. Skripsi (Tidak Ariesa, F. N. 2011. Analisis Kelayakan Dipublikasi). UPN Veteran Jawa Restrukturisasi Mesin Pabrik Gula Timur. Kremboong, Kabupaten Sidoarjo, Moerdokusumo, A. 1993. Pengawasan Jawa Timur. Skripsi (Tidak Kualitas dan Teknologi Pembuatan Dipublikasi). Bogor. Repository Guladi Indonesia. Bandung. ITB. IPB. Mubyarto dan Daryanti. 1991. Gula: BPS. 2015. Luas Areal dan Produksi Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta. Tanaman Perkebunan Rakyat Aditya Media. Situbondo Menurut Komoditi 2014. Mubyarto. 1977. Pengatar Ekonomi Situbondo. Situbondo Dalam Angka Pertanian. Jakarta. LP3ES. 2015. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta. BPS. 2015. Produksi Perkebunan Besar Ghalia. Menurut Jenis Tanaman Indonesia Parasetyo, T. W. 2011. Analisis Trend dan Tahun 2002-2015 (00 Ton). Biro Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pusat Statistik Indonesia. Produktivitas Gula di PG. Kebon Disbun Jatim. 2014. Perkembangan Areal, Agung. Skripsi (Tidak Dipublikasi). Produksi, Produktivitas dan Jember. Unmuh Jember. Rendemen Tebu di Propinsi Jawa PTPN XI. 2011. Unit Usaha Pabrik Gula. Timur Tahun 2009–2010. www.ptpn11.co.id. Diakses pada www.disbun.jatimprov.go.id. tanggal 18 November 2016. Diakses pada tanggal 18 November Rahman. A. Z. 2013. Analisis Faktor- 2016. Faktor Produksi Gula Di Pabrik Entjaurau, A. 2013. Makalah Analisis Gula Cepiring, Kabupaten Kendal, Deret Berkalah Dengan Metode Jawa Tengah. Skripsi (Tidak Least Square. Dipublikasi). Bogor. Repository IPB. Andrianusentjaurau.blogspot.com Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan Diakses pada tanggal 18 November Aplikasinya - cetakan pertama. 2016. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Eka, O. D. 2015. Perkembangan Pabrik Soekartawi. 2004. Agribisnis Teori dan Gula Wringin Anom Desa Wringin Aplikasinya. Jakarta. PT Raja Anom Kec. Panarukan Kab. Grafindo Persada. Situbondo. Skripsi (Tidak Subiyono dan Wibowo. 2005. Agribisnis Dipublikasi). Jember. Repository Tebu Membuka Ruang Masa Depan Unej. Industri Berbasis Tebu Jawa Timur. Hafsah, M. J. 2002. Bisnis Gula di Jakarta. Perhepi. Indonesia. Jakarta. Pustaka Sinar Supranto, J.M.A. 2000. Statistik : Teori dan Harapan. Aplikasi. Jakarta. Erlangga. Husodo, B. 2013. Laporan Praktek Kerja Supriyadi, P. 1992. Rendemen Tebu, Liku- Lapang II Proses Pengolahan Gula Liku Permasalahannya. Yogyakarta. di PTPN XI PG. Wringin Anom. Kasinius. Yogyakarta. LPP.

9

Suryabrata, S. 1997. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Sutiarso, E. 2015. Statistika Non Parametrik, Teori dan Aplikasi. Jember. Universitas Muhammadiyah Jember. Suwandi, A. 2015. Transformasi Industri Gula. Surabaya. XI News. Taryoto. 1992. Analisis Kelembagaan Penunjang Pengembangan Agroindustri. Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Widarwati, T. 2008. Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Gula Di PG Pagottan. Skripsi (Tidak Dipublikasi). Bogor. Repository IPB.

10