Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020

Peran Dinas Pariwisata dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Ponorogo

*Nurul Rahmawati, Yusuf Adam Hilman, Bambang Triono Universitas Ponorogo

*[email protected]

ABSTRACT

Special interest tourism is a tour aimed at tourists who have a specific purpose or interest and motivation in traveling. In Ponorogo itself, which is classified as special interest tourism on the Tourism Office website there are several tours such as Gunung Gajah Tour, Tanah Goyang Tour, Bedes Mountain Tour, and Pumpak Pare tour. But the existence of the tour all had only briefly gone viral but after a few months no longer heard the news. This study wants to find out how the role of the Department of Tourism in the Management of Special Interest Tourism in Ponorogo Regency. The purpose of this study is to find out the role of the Ponorogo Tourism Office and to know what obstacles are faced by the Ponorogo Tourism Office in the Management of Special Interest Tourism in Ponorogo Regency. The research method used is qualitative. The process of collecting data by interviewing the heads of community information groups in the district of Ponorogo. Data can be obtained from interview scripts, field notes or memos, and official documents. This analysis uses four indicators, namely Planning, Organizing, Movement and Supervision. The Tourism Office itself is seen as lacking in providing guidance and assistance in managing the specially meant tourism itself. many villages or tourism managers do not receive training, coaching, and assistance that is uneven, they are as if not noticed by the Department of Tourism. It can be concluded that the role of the Ponorogo Office has not been maximized and there are many shortcomings in training, guidance, assistance, and monitoring carried out by the Pariwsata Office, not necessarily and there is an imbalance in carrying out all of its duties and responsibilities.

Keywords: Special Interest Tourism; The Role of Tourism Office; Tourism of Ponorogo

ABSTRAK

Wisata minat khusus merupakan wisata yang di tujukan kepada wisatawan yang mempunyai tujuan atau ketertarikan dan motivasi khusus dalam berwisata. Di Kabupaten Ponorogo sendiri yang digolongkan dalam wisata minat khusus di website Dinas Pariwisata ada beberapa wisata seperti Wisata Gunung Gajah, Wisata Tanah Goyang, Wisata Gunung Bedes dan wisata Tumpak Pare. Tetapi eksistensi dari wisata itu semua hanya sempat viral sebentar tetapi setelah beberapa bulan sudah tidak terdengar lagi kabarnya. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana Peran dari Dinas Pariwisata dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Ponorogo. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Ponorogo dan mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata Ponorogo dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Ponorogo. Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data dengan mewawancarai ketua kelompok informasi masyarakat yang ada di kabupaten ponorogo. Data di dapat dari naskah wawancara, catatan lapangan atau memo dan dokumen resmi. Analisis ini mengunakan empat indikator yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Pergerakan dan Pengawasan. Dinas Pariwisata sendiri di pandangan kurang dalam pemberian pembinaan dan bantuan dalam pengelolaan wisata miant khusus itu sendiri. banyak desa atau pengelola wisata tidak memperoleh pelatihan, pembinaan dan bantuan yang tidak merata, mereka seperti tidak diperhatikan oleh Dinas Pariwisata. Dapat disimpulkan peran dari Dinas Ponorogo belum maksimal dan banyak kekurangan dalam pelatihan, pembinaan, bantuan dan monitoring yang dilakukan oleh Dinas Pariwsata, belum merta dan terjadi ketimpangan dalam melaksanakan semua tugas dan tanggung jawabnya. Kata Kunci: Wisata Minat Khusus; Peran Dinas Pariwisata; Pariwisata Ponorogo

1 Peran Dinas Pariwisata dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Ponorogo (Nurul Rahmawati, Yusuf Adam Hilman, dan Bambang Triono)

PENDAHULUAN kunjungan wisatawan dari manca negara Sektor pariwisata merupakan salah untuk berlibur di . Perlu adanya satu alternatif pemasukan bagi pendapatan peningkatan pelayanan untuk memuaskan daerah maupun devisa untuk Negara. wisatawan dan perlu adanya pengalian Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun kembali potensi wisata di Indonesia yang 2009 tentang kepariwisataan dituliskan belum terpublukasi supaya wisata tidak bahwa kepariwisataan mempunyai peranan jenuh dengan wisata yang ada di indonesia. penting untuk memperluas dan Kementrian juga mendorong memeratakan kesempatan lapangan pemerintah daerah untuk berkreatifitas dan pekerjaan, mendorong pembangunan, berinovasi tetapi harus sejalan dengan memperbesar pendapatan nasional dalam hukum yang telah berlaku. Pemerintah rangka meningkatkan kesejahteraan dan daerah memiliki peran penting untuk kemakmuran masyarakat. menggali dan mempromosikan potensi Aturan mengenai pariwisata diatur wisata yang ada didaerahnya masing- dalam Undang-Undang Republik masing. Peran pemerintah daerah harus Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang berkelanjutan dengan merangkul para kepariwisataan yang dijelaskan pada bab 1 penggiat pariwisata dan stakeholder untuk ketentuan umum pasal 1 ayat 1 dan 2 menggali dan meningkat pariwisata yang bahwa wisata merupakan kegiatan ada di daerah. Perlu juga dilakukan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang pengembangan wisata yang dilakukan oleh atau sekelompok orang dengan pemerintah daerah seperti penyediaan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan saran dan prasaran transportasi dalam rekreasi pengembangan pribadi atau menunjang pariwisata daerah. Dalam mempelajari keunikan daya tarik wisata pengembangan ekonomi perlu juga yang dikunjungi dalam jangka waktu dilakukan kerjasama yang sinergis anatara sementara. Pariwisata bisa menjadi Pemerintah Daerah, pihak swasta dan juga penopang ataupun menjadi sektor masyarakat sekitar sehingga dapat pemasukan yang besar bagi suatu negara terwujud pengelolaan pariwisata yang baik karena sektor pariwisata di Indonesia telah pada seluruh bidang pendukung agar menjadi core business. memberikan dampak yang berkelanjutan Pentingnya pariwisata menjadi serta meingkatkan pendapatan daerah bisnis inti di Indonesia dapat dilihat bahwa masyarakat dan devisa negara. pariwisata merupakan penyumbang BPD, Wisata minat khusus merupakan devisa, serta lapangan pekerjaan yang wisata yang belum lama ini dikenalkan di menjanjikan terutama pada hotel dan Indonesia. Sejak tahun 2012 indonesia baru restoran. Pada tahun 2015 sektor pariwisata menggencarkan program wisata minat merupakan peringkat ke empat dalam khusus melalui Kementrian Pariwisata dan penyumbang devisa terbesar pada tahun Ekonomi. Mahasiswa Universitas 2016 devisa yang didapat mencapai 13.5 Indonesia bersama Kelompok Mapala miliar dolar AS pertahun, pada tahun 2017 (Mahasiswa Pecinta Alam) UI berhasil pariwisata menyumbang 16.8 miliar dolar membuka dan memetakan wisata minat AS, pada tahun 2018 meningkat 20 persen khusus baru di Papua Barat. Wisata baru itu menjadi 20 miliar dolar AS dan pada tahun seperti Danau Anggi di kabupaten Arfak 2019 di proyeksikan dapat memperoleh untuk sport Paralayang, Distrik Testega di bruto dalam domestic sebesar 15 persen Kabupaten Arfak juga mempunyai banyak dari tahun 2018 sebesar Rp 280 triliun gua yang belum pernah dimasuki dan untuk devisa serta dapat menyerap 13 juta sungai Prafi di Manukwari menyuguhkan tenaga pekerja. (Cahyu, 2019). banyak jeram. Wisata minat khusus tidak Meningkatnya pemasukan devisa hanya terbatas pada petualangan aktif, tapi tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya juga jenis petualangan romatic, seperti: hot

2 Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020 spring, serta soft adventure seperti bermain perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh kano dan scuba diving. Indonesia masih suatu jabatan tertentu. Kepribadian mempunyai segudang potensi wisata dan seseorang juga mempengaruhi bagaimana masih asli tentunya masih banyak destinasi peran itu harus dijalankan. Peran yang wisata yang dapat di gali dan di dimainkan hakekatnya tidak ada kembangkan (Adri, 2018). perbedaan, baik yang dimainkan atau Kabupaten ponorogo memiliki diperankan pimpinan tingkat atas, cukup banyak destinasi wisata khusus, menengah maupun bawah akan namun selama ini sektor pariwisata yang di mempunyai peran yang sama. kembangkan adalah destinasi budaya, Aturan mengenai pariwisata diatur potensi tersebut jika dikembangkan akan dalam Undang-Undang Republik banyak menambah destinasi baru yang bisa Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang di kemas menjadi salah satu alternatif Kepariwisataan yang dijelaskan pada bab 1 destinasi baru yang memiliki prospek ketentuan umum pasal 1 ayat 1 dan 2 kedepan yang baik. bahwa wisata merupakan kegiatan Kabupaten Ponorogo dalam perjalanan yang dilakukan oleh seseorang pengembangan Wisata minat khusus atau sekelompok orang dengan sendiri masih tergolong baru serta masih mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan belum familiar dikalangan masyarakat rekreasi pengembangan pribadi atau Ponorogo sendiri. Banyak masyarakat mempelajari keunikan daya tarik wisata yang belum tahu tentang apa itu wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu minat khusus padahal mereka sering sementara. Selain itu terdapat aturan lain bahkan pernah berkunjung kesalah satu yang menjadi acuan Dinas Pariwisata di wisata yang tergolong dalam wisata minat Kabupaten Ponorogo yang tertuang dalam khusus. Wisatawan biasanya mempunyai Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 62 kemampuan keahlian atau ketrampilan Tahun 2016. Salah satu bidang yang ada tertentu yang cocok dengan objek wisata dalam Struktur Dinas Pariwisata minat khusus yang akan di kunjungi. Kabupaten Ponorogo adalah Bidang Wisata minat khusus itu sendiri contohnya Promosi, dimana salah satu tugasnya seperti mendaki gunung, berkemah, rafting tentang pengenalan pariwisataan atau lainnya. Tertulis juga pada pada Pasal Kabupaten Ponorogo. Pengelolaan 20 UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang kegiatan pariwisata sangat diperlukan kepariwisataan yang mengatakan bahwa: dalam rangka menarik wisatawan untuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata tinggal lebih lama didaerah tujuan minat khusus merupakan usaha wisatawan dan tentunya agar wisatawan pemanfaatan sumber daya alam dan membelanjakan uangnya sebanyak – potensi seni budaya bangsa untuk banyaknya selama melakukan perjalanan menimbulkan daya tarik dan minat khusus tersebut (Chatamallah, 2008). sebagai sasaran wisata. Pengelolaan adalah pengendalian atau penyelenggaraan berbagai sumber TINJAUAN PUSTAKA secara berhasil guna mencapai sasaran, Peran merupakan segala perilaku dalam pengertian yang lebih sempit yang di harapkan oleh orang lain kepada pengelolaan adalah jenis kepemimpinan orang lain sesuai kedudukan dalam suatu yang bertujuan khusus untuk tercapainya sistem. Peran di pengaruhi oleh keadaan tujuan dari organisasi (Ahyak, 2018). sosial dari dalam dan atau dari luar serta Pengelolaan yaitu upaya untuk mencapai bersifat stabil. Peran juga didasarkan atas tujuan dengan menjalankan manajemen penghargaan orang lain sesuai dengan dengan dasar perencanaan, posisi, kedudukan dan norma pada situasi pengorganisasian, pelaksanaan dan sosial tertentu (Nurillah & Yusrizal, 2018). pengawasan (Yachya, Wilopo, & Hakekatnya, peran juga dapat Mawardi, 2016). dirumuskan sebagai suatu rangkaian

3 Peran Dinas Pariwisata dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Ponorogo (Nurul Rahmawati, Yusuf Adam Hilman, dan Bambang Triono)

METODE Pengembangan Pariwisata Seksi Obyek Lokasi Penelitian yang di gunakan dan Daya Tarik wisata. dalam penelitian ini adalah lokasi wisata Penelitian ini menggunakan teknik yang ada dalam website Dinas Pariwisata analisis data dengan model Miles dan yang tergolong dalam wisata minat khusus Huberman 1992, dalam analisis ini terdapat dan yang mengetahui tentang pengelolaan tiga aspek penting yaitu Reduksi data, dari wisata minat khusus di Kabupaten Penyajian Data dan Penarikan Ponorogo. Kriteria yang dalam Kesimpulan(basrowi & suwandi, 2008). menentukan lokasi adalah Wisata Minat Analisis Miles dan Huberman Khusus yang masuk dalam website dinas dalam pelaksanaan pengumpulan data Pariwisata dan dinas pariwisata sebagai harus aktif karena proses dari Pembina pariwisata di Kabupaten pengumpulan data sampai penarikan Ponorogo, dari kriteria tadi yang termasuk kesimpulan dilakuan secara berulang- dalam lokasi penelitian ini yaitu seperti ulang dalam sampai penelitian siap Wisata Gunung Gajah yang ada Desa dikerjakan, baru proses tersebut berakhir. Gajah, Kecamatan Sambit berjarak 24 kilomenter dari pusat kota, Wisata Tanah Goyang berlokasi di Desa Pudak wetan, Kecamatan Pudak 34 kilometer dari pusat kota , Wisata Gunung Bedes berlokasi di Dusun Buyut, Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota ponorogo, Wisata Tumpak Pare berlokasi didesa cepoko Kecamatan Ngrayun 37 kilometer dari pusat kota dan Wisata Gunung Gede yang berlokasi di Jl. Arjuna, Tatung Lor, Balong, Kabupaten Ponorogo. Sedangkan Dinas Pariwisata Gambar 1. Analisis Data Miles dan Kabupaten Ponorogo ber alamatkan di Huberman 1992 Jalan Pramuka No.19A, Nologaten, Kec. (Sumber: data Sekunder) Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini memanfaatkan teknik PEMBAHASAN penelitian deskriptif kualitatif dalam Berdasarkan penyajian data di atas mengumpulkan data menggunakan dapat kita malakukan penganalisan data dokumentasi, kata, gambar. Data di peroleh dari peran Dinas Pariwisata dalam dari wawancara mendalam, catatan, teks pengelolaan wisata minat khusus di naskah, laporan dilapangan dan dokumen Kabupaten Ponorogo. Aturan mengenai resmi lainya yang saling berhubungan dan Pariwisata diatur dalam “Undang-Undang terkait dengan penenelitian yang dilakukan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun dengan penyusunan teori dari bawah ke 2009 tentang kepariwisataan yang atas (Moleong, 2014) dijelaskan pada bab 1 ketentuan umum Pemilihan informan dalam pasal 1 ayat 1 dan 2 bahwa wisata penelitian ini menggunakan Snow ball atau merupakan kegiatan perjalanan yang teknik bola salju, dimana pilihan informan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok yang di sarankan oleh informan orang dengan mengunjungi tempat tertentu sebelumnya. Jadi informan yang akan untuk tujuan rekreasi pengembangan digunakan adalah pengelola wisata pribadi atau mempelajari keunikan daya keahlian khusus dan Dinas Pariwisata tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka Kabupaten Ponorogo Bidang waktu sementara”. Selain itu terdapat aturan lain yang menjadi acuan Dinas Pariwisata di Kabupaten Ponorogo yang

4 Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020 tertuang dalam Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 62 Tahun 2016. Untuk dapat melihat peran dari Dinas Pariwisata dalam pengelolaan wisata minat khusus di Kabupaten Ponorogo memiliki menggunakan beberapa indikator. a. Perencanaan (Planning) Dapat dilihat faktor-faktor dalam mengukur sebuah perencanaan dapat ditafsirkan 1) Spesifik, konsep perencanaan masih belum jelas fokus dari wisata minat khusus di Kabupaten Ponorogo. 2) Measurable, kebanyakan program kerja dalam pengelolaan sulit untuk Gambar 2. Website Dinas Pariwisata di ukur karena semua urusana di (Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten limpahkan ke desa yang terkendala Ponorogo) masalah pendanaan dan sumber daya yang mumpuni. Perlu adanya adanya sosialisasi 3) Realistic, Dinas Pariwisata kapada desa-desa yang mempunyai wisata menyerak semua tanggung jawab desa atau pun yang berencana pengelolaan kepada Kepada Desa mengembangkan wisata didesa, khususnya dengan tetapi desa mengalami wisata minat khusus. Sosialisasi ini kesulitan karena sumber daya yang bertujuan memberikan gambaran kepada dimiliki terbatas. desa-desa untuk membuat perencanaan 4) Time, yaitu waktu dalam perencaan jangka pendek dan panjang sehingga pengelolaan dari dinas tidak jelas wisata desa bisa terus berkembang agar karena semua tanggung jawab wisata tersebut tidak diam di tempat atapun diserahakan ke desa sehingga hilang. Dinas Pariwisata juga harus lambat dalam pengelolaan dan berperan aktif dalam mengawal dari setiap perkembangan wisata minat khusus. perkembangan wisata-wisata di Ponorogo Pemerintah memberikan stimulus sehingga terus berkembang. untuk masyarakat berinisiatif untuk memajukan desanya dengan potensi b. Pengorganisasian (Organizing) potensi di desanya. Pemerintah Daerah Pertemuan rutin sudah ada yang yang di wakili oleh Dinas Pariwisata melakukan dari tingkat pengelola wisata memberikan pembinan dan promosi untuk setia desa masing-masing tetapi untuk membantu wisata minat khusus dan wisata pertemuan rutin dengan Dinas Pariwisata lainya. Dalam hal promosi Wisata hanya sendiri belum ada sampai sekarang ada di website Dinas Pariwisata saja untuk pertemuan mungkin sekedar ada pelatihan cara lain tidak ada usaha lain seperti saja. Dinas Pariwisata kurang memberikan membuat spanduk, baliho atau lainnya pengarahan untuk pengelolaan wisata di untuk promosi wisata –wisata tersebut. desa masing-masing pengelola wisata minat khusus sehingga setiap pengelola kebingungan dalam mengembangkan potensi wisata minat khusus menjadikan pengelola berjalan begitu saja tanpa ada perencanaan jangka panjang. Salah satu bidang yang ada dalam struktur Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo adalah Bidang Promosi. Dimana salah satu tugasnya tentang pengenalan

5 Peran Dinas Pariwisata dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Ponorogo (Nurul Rahmawati, Yusuf Adam Hilman, dan Bambang Triono) pariwisata Kabupaten Ponorogo. karena wisata tersebut belum maskimal Terkelolanya wisata dengan baik, akan dalam pengelolaannya. Semua wisata menimbulkan wisatawan agar lebih lama khusus di Kabupaten Ponorogo belum tinggal di daerah wisata. Pengelolaan dapat menghasilkan pemasukan yang pasti wisata minat khusus Dinas Pariwisata karena setiap wisata belum maksimal, baik berperan sebagai pembinaan ke itu dari sarana dan prasarana maupun souvenirnya jadi untuk meningkatkan dalam pengelolaan wisata. Dari itu semua ekonomi kreatif bagi masyarakat desa tidak ada pemasukan walaupun ada lokasi untuk pengelolaan tingkat Desa mereka wisata minat khusus. Untuk bekerja sama dengan pemuda atau lembaga pengembangan dan pengelolaan Wisata desa tertentu untuk melakukan pengelolan Minat Khusus desa sudah berusaha lokasi wisata tersebut. Dinas Pariwisata semaksimal mungkin tetapi terbatasi oleh dalam tugas promosi dan pembinaan belum sumber dana dan sumber daya manusia, maksimal dapat dilihat banyaknya sedangkan Dinas Pariwisata belum ketimpangan dalam melakukan pembinaan maksimal dalam pemberian pelaithan dan serta promosi yang dilakukan oleh Dinas pendampingan untuk pengelolaan dapat Pariwsata di pandang pilih kasih dan tidak dilihat dari masih banyak desa atau merata juga untuk setiap jenis wisata di pengelola wisata minat khusus belum Kabupaten Ponorogo khusunya Wisata mendapat pelatihan dan pembinaan dengan Minat Khusus masih butuh banyak jangka penjang dan berkelanjutan. pengembangan bai dari fasilitas pendukung maupun pengelolaan wisata. b. Pengawasan (Controlling) a. Pergerakan (Actuating) Dinas melakukan pemantauan ke Adanya wisata minat khusus di kelompok sadar wisata atau pokdarwis jadi dukung oleh pemerintah desa, kabupaten untuk cara melayaninya tetap sapta serta masyarakat sekitar dari lokasi wisata pesonanya tetapi pengurus wisata itu minat khusus itu sendiri. Belum ada sendiri belum ada masukan atau pun capaina yang memuaskan dari wisata minat pengawasan atau masukan untuk khusus di kabupaten ponorogo tapi meningkatkan wisata. Dinas Pariwisata mungkin Cuma pernah ada setasiun televisi perlu melakukan perubahan sisten dalam yang pernah shooting di lokasi minat penangan pariwisata di Kabupaten khusus. Belum ada dampak yang terasa Ponorogo sehingga terjadi pemerataan dari adanya wisata mungkin hanya terlihat dalam pembinaan wisata. Serta adanya adanya orang yan datang berkunjung pengawasan dalam pegelolaan wisata kelokasi wisata dan ada perubahan dalam minat khusus sehingga didapatkan akses jalan menuju lokasi wisata. Kenapa peningkatan yang terus menurus secara hal tersebut bisa terjadi karena lambatnya bertahap dan teratur. perkembangan dalam mingkatkan wisata Dinas Pariwisata terkesan pasif minat khusus. Sehingga untuk sampai sehingga setiap tahun tidak ada evaluasi sekarang belum ada capaian yang untuk pengelolaan wisata minat khusus di membanggakan yang di didapat dari Kabupaten Ponorogo sehingga wisata akan adanya wisata miant khusus. sulit berkembang karena tidak ada evaluasi Pembuatan jembatan menuju lokasi untuk memperbaiki dan menikatkan wisata wisata dilakukan swadaya oleh masyarakat minat khusus itu sendiri. Fungsi dari dengan menggunakan tiang listrik sisa monitoring dan evaluasi adalah untuk yang tidak di pakai. Pada dasarnya memperbaiki saat ada kesalahan atau masyarakat di sekitar lokasi wisata sangat kekurangan dalam suatu pengelolaan dan menyambut baik dari adanya wisata di desa meningkatkan suatu hal sehingga para mereka tetapi wisata tersebut belum wisatawan merasa puas seteleh berkunjung memberikan dampak terhadap masyarakat ke lokasi wisata. Itu semua tidak berjalan

6 Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020 sehingga dapat dilihat banyak wisata minat hilang tidak dikenal masyarakat lagi. Dinas khusus yang sulit untuk berkembang. Pariwisata hanya melakukan promosi melalui website serta media sosial dinas c. Kendala Dinas Pariwisata Ponorogo saja tidak ada cara atau usaha sperti Dalam Pengelolaan Wisata Minat perbuatan even wisata ataupun pembuatan Khusus Di Kabupaten Ponorogo baliho atau spanduk untuk mempopulerkan Peran Dinas dalam pengelolaan wisata minat khusus. Dinas Pariwisata wisata minat khusus di Kabupaten sendiri di pandangan kurang dalam Ponorogo mendapat beberapa kendala. pemberian pembinaan dan bantuan dalam Kendala yang dihadapi peran Dinas pengelolaan wisata miant khusus itu Pariwisata adalah sendiri. a. Tidak adanya perencanaan jangka Dalam pengelolaan pariwisata panjang dalam pengelolaan wisata sendiri sudah di bagi dalam struktunya minat khusus. harusnya sudah ada bidang yang b. Kurangnya pertemuan dan mendukung dan memberikan masukan komunikasi atara pengurus wisata dalam pengelolaan pariwisata minat dengan Dinas Pariwisata untuk khusus. Adanya pengelolan yang tepat memjukan pengelolaan wisata minat sangat dibutuhkan dalam kegiatan khusus. pariwisata guna menarik wisatawan c. Kendala dalam dana, kebanyakan didaerah wisata, supaya wisatawan dari pengelolan wisata belum berbelanja dengan uangnya selama dalam memiliki pemasukan untuk perjalanannya tersebut. Pada kenyataan mengelola organisasi. dilapangan dalam Pengelolaan wisata d. Kurang bahkan belum adanya minat khusus Dinas Pariwisata berperan fasilitas pendukung dalam sebagai pembinaan ke souvenirnya. Tapi mendukung dalam lokasi wisata pada kenyataannya banyak desa atau sehigga dapat membuat nyaman pengelola wisata tidak memperoleh itu pengunjung. semua mereka seperti tidak diperhatikan oleh Dinas Pariwisata. Dalam pelaksanaan KESIMPULAN pelatihan dan pemberian bantuan juga Wisata minat khusus adalah suatu tidak merata banyak dari mereka hanya destinasi wisata yang di tertuju pada mendapat pelatihan sekali atau dua kali wisatawan memilki tujuan serta saja ada juga yang hanya mendapat ketertarikan dan keinginan tersendiri bantuan seperti toilet umum bahkan dalam berwisata. Wisata minat khusus banyak yang tidak mendapatkan palatihan merupakan langkah dalam pengembangan dan bantuan dari Dinas Pariwisata. dari sektor pariwisata, sesuai dengan Pada dasaranya masyarakat di undang-undang nomor 9 tahun 1990 sekitar lokasi wisata sangat menyambut “tentang kepariwisataan yang mengatur baik dari adanya wisata di desa mereka pengusahaan obyek dan daya Tarik wisata tetapi wisata tersebut belum memberikan minat khusus merupakan usaha dampak terhadap masyarakat karena pemanfaatan sumber daya alam dan wisata tersebut belum maskimal dalam potensi seni budaya bangsa untuk pengelolaannya. Semua wisata khusus di menimbulkan daya Tarik dan minat khusus Kabupaten Ponorogo belum dapat sebagai sasaran wisata.” menghasilkan pemasukan yang pasti Pemerintah memberikan stimulus karena setiap wisata belum maksimal, baik untuk masyarakat berinisiatif untuk itu dari sarana dan prasarana maupuan memajukan desanya dengan potensi dalam pengelolaan wisata. Dari itu semua potensi di desanya. Banyak wisata delum tidak ada pemasukan walaupun ada lokasi memiliki program jangka panjang untuk wisata minat khusus. pengelolaan wisata sehingga banyak Monitoring dan pengwasan yang wisata yang tidak ada peningkatan bahkan diakukan oleh Dinas Pariwisata hanya

7 Peran Dinas Pariwisata dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Ponorogo (Nurul Rahmawati, Yusuf Adam Hilman, dan Bambang Triono) sebatas dinas melakukan monitoring ke sumber daya manusia dalam kelompok sadar wisata atau pokdarwis jadi pengelolaan itu sediri. untuk cara melayaninya tetap sapta Monitoring dan evaluasi masih pesonanya tatepi belum ada evaluasi dan dirasa sangat kurang sehingga perlu adanya monitoring secara langang turun pembenahan dalam proses tersebut, dengan kelapangan bersama pengelola wisata di adanya monitoring dan evaluasi yang desa. Dinas Pariwsata terkesan pasif terlihat dan berkelanjutan sehingga dapat sehingga setiap tahun tidak ada evaluasi berpengaruh dalam pengelolaan pariwisata untuk pengelolaan wisata minat khusus di minat khusus. Kabupaten Ponorogo sehingga wisata akan sulit berkembang karena tidak ada evaluasi DAFTAR PUSTAKA untuk meperbaiki dan meningkatkan wisata minat khusus itu sendiri. Peran Dinas dalam pengelolaan Adri, A. (2018). wisata minat khusus di Kabupaten goodnewsfromindonesia.id. Retrieved Ponorogo mendapat beberapa kendala. from Kendala yang dihadapi peran Dinas www.goodnewsfromindonesia.id: Pariwisata adalah tidak adanya https://www.goodnewsfromindonesia. perencanaan jangka panjang dalam id/2018/09/19/destinasi-wisata-minat- pengelolaan wisata minat khusus. khusus-di-indonesia-bersiap- Kurangnya pertemuan dan komunikasi menyambut-peminatnya atara pengurus wisata dengan Dinas Ahyak. (2018). Strategi Pengelolaan Pariwisata untuk memajukan pengelolaan Pariwisata Halal Kota wisata minat khusus. Kendala dalam dana, (Studi Kasus pada Wisata Sunan kebanyakan dari pengelolan wisata belum Surabaya). Surabaya: memiliki pemasukan untuk mengelola Universitas Islam Negeri Sunan organisasi dan kurang bahkan belum Ampel. adanya fasilitas pendukung dalam Alwasilah, A. (2012). pokoknya kualitatif mendukung dalam lokasi wisata sehingga dasar-dasar merancang dann dapat membuat nyaman pengunjung. melakukan penelitian kualitatif. Peran dari Dinas Ponorogo belum Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya. maksimal dan banyak kekurangan dalam Basrowi, & Suwandi. (2008). memahami pelatihan, pembinaan, bantuan dan penelitian kualitatif. Jakarta: Pt monitoring yang dilakukan oleh Dinas Rineka Cipta. Pariwisata. Peran Dinas Pariwisata belum Cahyu. (2019). liputan6. Diambil kembali merta dan terjadi ketimpangan dalam dari www.liputan6.com: melaksanakan semua tugas dan tanggung https://www.liputan6.com/lifestyle/re jawabnya. ad/3650849/industri-pariwisata- 1. Perlu adanya perubahan dalam indonesia-kian-meningkat-pesat pengelolaan wisata di Kabupaten Chatamallah, M. (2008). Strategi" Public Ponorogo dan perlu adanya peran aktif Relation" dalam Promosi Pariwisata: dari Dinas Pariwisata sehingga harapan Studi Kasus dengan Pendekatan" diadakannya pengelolaan wisata dapat Marketing Public Relations" di memberikan kesejateraan untuk Provinsi Banten. Mediator. masyakatnya. Dinas Pariwisata. (2019). 2. Perlu kerjasama dengan lembaga pariwisata.ponorogo.go.id. Retrieved ataupun dengan organisasi lain untuk from peningkatan pelatihan terhadap https://pariwisata.ponorogo.go.id: pariwsata untuk peningkatan kualitas https://pariwisata.ponorogo.go.id/wis ata-minat-khusus/

8 Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020

Elbas, F. (2019). https://photos.google.com/share/AF1 pariwisata.ponorogo.go.id. Retrieved QipP19HPXtkTJip- from HQjrXxV0oPulqprnGmtQwn7viHx4 https://pariwisata.ponorogo.go.id: ZlhCjHCHGtgBcj8JmPZSITg/photo/ https://photos.google.com/share/AF1 AF1QipM9KpXhKB9oVH8ieWPVL QipP19HPXtkTJip- Z9h0CBNWpGYcgaVIVwi?key=ZG HQjrXxV0oPulqprnGmtQwn7viHx4 c1WmJEaFkxaVRjS3NZVjNGNEcw ZlhCjHCHGtgBcj8JmPZSITg/photo/ ZUlLZjJoVzdB AF1QipPvSK4rC4PK9AXJGf8xM5I Moleong, l. j. (2014). Metedologi xAW08ocZmGVCq59LL?key=ZGc1 Penelitian Kualitatif. Bandung: PT WmJEaFkxaVRjS3NZVjNGNEcwZ Remaja Rosdakarya. UlLZjJoVzdB Nurdiyansyah, H. (2019). Fitri, E. L. (2018). Peran Dinas Pariwisata cnnindonesia.com. Retrieved from Dalam Pengembangan Pariwisata www.cnnindonesia.com: Berbasis Masyarakat di Desa Wisata https://www.cnnindonesia.com/gaya- Kampung Tenun Samarinda. hidup/20180724173348-269- Administrasi Bisnis. 316656/wisata-minat-khusus- Google Maps. (2019). gerbang-menuju-geopark pariwisata.ponorogo.go.id. Retrieved Sarwono, J. (2006). metode penelitian from kuantitatif dan kaulitatif. yogyakarta: https://pariwisata.ponorogo.go.id: graha ilmu. https://www.google.co.id/maps/place/ Siam, N. U. (2015). Peranan Dinas Gunung+Gajah/@- Kebudayaan dan Pariwisata 8.0269809,111.4907967,773m/data=! Kabupaten Lingga dalam 3m2!1e3!4b1!4m5!3m4!1s0x2e790d2 Pengembangan Objek Wisata. Jurnal 72d780043:0xb4a383fc1fb9372c!8m Ipteks Terapan . 2!3d- Terra. (2019, 31 7). medium.com. 8.0269809!4d111.4929854?hl=id Retrieved from https://medium.com: Gunawan, I. (2015). metode penelitian https://medium.com/@TERRAITB/p kualitatif teori dan praktek. Jakarta: oac-planning-organizing-actuating- PT Bumi Aksara. and-controlling-manajemen- Izdiharibrahimov. (2019). organisasi-ea982e20529 pariwisata.ponorogo.go.id. Retrieved Yachya, A. N., Wilopo, & Mawardi, M. K. from (2016). Pengelolaan Kawasan Wisata https://pariwisata.ponorogo.go.id: Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi https://photos.google.com/share/AF1 Masyarakat Berbasis CBT QipP19HPXtkTJip- (Community Based Tourism) (Studi HQjrXxV0oPulqprnGmtQwn7viHx4 pada Kawasan Wisata Pantai Clungup ZlhCjHCHGtgBcj8JmPZSITg/photo/ Kabupaten ). Jurnal AF1QipPvSK4rC4PK9AXJGf8xM5I Administrasi Bisnis (JAB) . xAW08ocZmGVCq59LL?key=ZGc1 Yanto, Y. (2017). Pengelolaan Objek WmJEaFkxaVRjS3NZVjNGNEcwZ Wisata Masjid Raya Pekanbaru UlLZjJoVzdB Sebagai Destinasi Wisata Kota Kurnaiwan, D. (2019). liputan6.com. Pekanbaru. JOM FISIP. Retrieved from www.liputan6.com: https://www.liputan6.com/lifestyle/re ad/3243470/indahnya-bukit-gede- tempat-wisata-paralayang-di- ponorogo Miraza, S. A. (2019). pariwisata.ponorogo.go.id. Retrieved from www.pariwisata.ponorogo.go.id:

9