INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU DI HUTAN PULANGEH KAMPUNG NGALAU GADANG KECAMATAN IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Teti Deswita1, Nursyahra1, dan Des M.2 1Program Studi Pendidikan Biologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang 2Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang (UNP)

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Fern is a low level that had kormus, its mean that its body exactly can be divided into three parts, such as roots, stems and leaves. is one of the that mostly found in the woods, it is heterogeneous plant in terms of their habitat, which stays in other plants (epiphytes), lives in the soil (Terrestrial) and also lives in water (Higrofit). Pulangeh Forest is one of forests that exist in North Bayang IV District, it belongs to the conversion forest, usually, local people use this area as a place to gardening, farming and look for wood which can not only be used as fuel but also for sale. It cause changes in plant ecosystems. Based on that case, this research has been conducted in order to determine the types of terrestrial and epiphytic that exist in Pulangeh Forest at Ngalau Gadang Village, North Bayang IV District, South Pesisir Regency. The experiment was conducted in August - September 2014 using the survey method by direct observation and collection. Identification is done in Botany Laboratotium of STKIP PGRI West Sumatra and Sumatera Biota Laboratories (Andalas University). From the research that has been conducted obtained 27 fern species, 23 terrestrial ferns species and 6 epiphytic ferns species belong to 19 Genus, 14 Family, 4 Ordo and 2 Classes. 2 species found there are epiphytic and terrestrial.

Key Word : Fern, Epiphytic Ferns, Terresteria Ferns, Pulangeh Forest.

PENDAHULUAN Secara ekonomis tumbuhan paku bermanfaat sebagai tanaman hias, sayur- Tumbuhan paku merupakan sayuran dan bahan kerajinan tangan. tumbuhan ber-kormus, dibedakan dalam Hutan Pulangeh adalah hutan yang tiga bagian, yaitu akar, batang dan daun. terdapat di Kecamatan Bayang Utara, Tumbuhan ini termasuk tumbuhan yang berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) heterogen, ditinjau dari segi habitus Kabupaten Pesisir selatan (2013) secara maupun cara hidupnya (Tjitrosoepomo, geografis Bayang Utara terletak antara 2009). 1°03,5’ - 1°13,5’ LS dan 100°31,5 - Paku-pakuan dijumpai dalam 100°45’ BT. Hutan Pulangeh yang jumlah yang amat besar di hutan-hutan berada di Ngalau Gadang terletak di hujan tropika. Di daerah beriklim sedang, daerah perbukitan, merupakan salah satu padang-padang rumput yang lembab, tempat yang memungkinkan hidupnya sepanjang sisi jalan dan sungai tumbuhan paku. (Tjitrosomo, dkk. 1983). Menurut Dinas Kehutan Provinsi METODE PENELITIAN Sumbar Hutan Pulangeh berada pada ketinggian 7750 – 21500 meter dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada Hutan ini tergolong kedalam hutan bulan Agustus-September 2014, tentang konversi, kawasannya dimanfaatkan oleh jenis paku epifit dan terestrial. Metode masyarakat setempat untuk tempat yang digunakan adalah survey deskriptif berkebun, berladang dan mencari kayu dengan cara observasi ke lapangan dan yang akan dijadikan bahan bakar koleksi langsung. sekaligus untuk dijual. Hal ini dapat Alat dan bahan yang digunakan menyebabkan terhambatnya vegetasi berupa : alat-alat tulis, kamera digital, tumbuhan disekitarnya termasuk parang, pisau cutter, label gantung, label tumbuhan paku. herbarium, spiritus, kertas koran, kertas Di alam, paku yang hidup secara kardus, kertas mounting, kertas karkil, epifit menggantungkan dirinya pada jenis karung plastik ukuran 50 kg, lakban, tali pohon tempat tumbuhnya. Apabila rafia, benang jagung, jarum jahit, loupe, pohon-pohon itu di tebang, maka Soil tester, Termohigrometer dan jenis tumbuhan paku yang hidup dipohon tumbuhan paku yang ditemukan. tersebut akan mati. Begitupun paku- pakuan yang menyenangi tempat-tempat HASIL DAN PEMBAHASAN yang teduh, mereka akan mengalami kerusakan jika terkena sinar matahari Dari penelitian yang telah langsung (Sastrapraja, 1980). dilaksanakan diperoleh 27 species Berdasarkan hal terebut maka telah tumbuhan paku yang terdiri dari 21 dilakukan penelitian tentang species paku teresterial dan 6 species “Inventarisasi Tumbuhan Paku di Hutan paku epifit, yang terkelompok ke dalam, Pulangeh Kampung Ngalau Gadang 19 genus, 14 familia, 4 ordo dan 2 Kecamatan IV Bayang Utara Kabupaten classis. Seperti terlihat pada Tabel 1, 2 Pesisir Selatan”. spesies yang ditemukan ada yang epifit dan teresterial. Dengan kondisi lingkungan pada lokasi penelitian berada pada suhu 20-34°C, kelembaban 71% - 100% dan pH 6,8 – 7.

Tabel. Jenis Tumbuhan Paku Teresterial dan Epifit Yang Didapatkan Di Hutan Pulangeh Kampung Ngalau Gadang Kecamatan IV Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan

Ordo Familia Genus Species H I. Filicinae Aspleniaceae Asplenium 1. Asplenium nidus Linn. E/T Blechnaceae Blechum 2. Blechnum orientale Linn. T Cyatheaceae Cyathea 3. Cyathea sp. T Davalliaceae Davallia 4. Davallia divaricata B. I E Dennstaedtiaceae Spenomeris 5. Spenomeris chinensis (L)Maxon var. Chinensis T Athyrium 6. Athyrium sp. T Gleicheniaceae 7. Gleichenia laevigata (Willd) Hk T Gleichenia 8. Gleichenia linearis (Burm.) Clarke. T Nephrolepidaceae Nephrolepis 9. Nephrolepis biserrata (Sw.) Schott. T Microsorium 10. Microsorium hancockii (Baker) ching E/T Microsorum 11. Microsorum membranifolium (R. Br.) Ching T Polypodium 12. Goniophlebium percussum (Cav.) Wagner & Grether. T 13. Pyrrosia longifolia (Burm.F.) Morton E 14. Pyrrosia penangiana (Hook.) Hott E 15. Species 21 E Pteridaceae Adiantum 16. Adiantum capillus-veneris L. T Pteridium 17. Pteridium aquilinum (L) Khan. T Tectariaceae Tectaria 18. Tectaria incisa Cavanilles. T Thelypteridaceae Thelypteris 19. Cyclosorus unitus (L) Ching T 20. Thelypteris ciliata (Wall) Ching T 21. Thelypteris eggersil (Hieron) C. F. Reed. T 22. Thelypteris opulenta (Kaulf.) Fosberg T 23. Thelypteris sp. T Marattiales Marattiaceae Angiopteris 24. Angiopteris angustifolia C. Presl. T Schyzaenales Lygodiaceae Lygodium 25. Lygodium microphyllum (Cav.) R. Br. T II. Lycopodiinae Selaginalles Selaginellaceae Selaginella 26. Selaginella sp. T 27. Selaginella willdenowii (Desv.) Backer T

Keterangan :H= Habitat T= Teresterial E= Epifit

Dari Tabel di atas terlihat bahwa Thelypteris ciliate (Wall) Ching.; jenis - jenis tumbuhan paku yang Thelypteris eggersil (Hieron) C. F. ditemukan secara keseluruhan adalah Reed.; Thelypteris opulenta (Kaulf.) 27 species. Jenis tumbuhan paku yang Fosberg.; Thelypteris Sp.; Angiopteris hidup secara epifit ada 6 species yaitu: angustifolia C. Presl.; Lygodium Asplenium nidus Linn.; Davallia microphyllum (Cav.) R. Br.; Selaginella divaricata B.I.; Microsorium hancockii Sp. dan Selaginella willdenowii (Desv.) (Baker) ching.; Pyrrosia longifolia Backer. 2 species ditemukan ada yang (Burm.F.) Morton.; Pyrrosia epifit dan teresterial yaitu : Asplenium penangiana (Hook.) Hott. dan Species nidus Linn.; Microsorium 21. hancockii(Baker). literature yang Jenis tumbuhan paku yang hidup digunakan untuk identifikasi adalah teresterial ada 23 species yaitu: Holttum (1967), De winter and Asplenium nidus Linn.; Blechnum Amoroso (2003), Steenis (2008), orientale Linn.; Cyathea Sp.; Sastrapraja (1985) dan Cobb Boughton Spenomeris Chinensis (L) Maxon var. (1963). Chinensis.; AtriumSp.; Gleichenia Tumbuhan paku yang hidup di linearis (Burm.) Clarke.; Gleichenia daerah tropis umumnya berada pada sahu laevigata (Willd) Hk.; Nephrolepis 21-27°C untuk pertumbuhannya dan biserrata (Sw.) Schott.; Microsorium Kelembaban relatif yang baik bagi hancockii (Baker) ching.; Microsorum pertumbuhan tumbuhan paku pada membranifolium (R. Br.) Ching.; umumnya berkisar antara 60-80 % Goniophlebium percussum(Cav.) (Hoshizakidan Moran, 2001 dalam Wagner & Grether.; Adiantum capillus- Anonimus 2014/03). Kondisi lingkungan veneris L.; Pteridium Aquilinum (L) pada lokasi penelitian berada pada suhu Khan.; Tectaria incisa Cavanilles.; 20-34°C, kelembaban 71% - 100% dan Cyclosorus unitus (L) Ching.; pH 6,8 – 7, oleh sebab itu tidak semua jenis tumbuhan paku yang dapat hidup and fern Allies. Prosea disana. Sesuai dengan pendapat Daryanto Foundation. Bogor. Indonesia. 268 (1995) dalam Rahmi bahwa cuaca, iklim PP. dan suhu serta lingkungan merupakan faktor penunjang yang penting untuk Holltum, R.E. 1967. A. Revised Flora of mendukung kelangsungan hidup suatu Malaya vol. II Fern of Malaya. organisme. Government Printing Office. Singapore. KESIMPULAN DAN SARAN Sastrapraja, S. 1980. Jenis Paku

Indonesia. Lembaga Biologi A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan Nasional. Bogor. tentang Inventarisasi Tumbuhan Paku di Hutan Pulangeh Kampung Ngalau Steenis, V. 2008. FLORA Untuk Sekolah Gadang Kecamatan IV Bayang Utara Indonesia. PT Pradnya Paramita. Kabupaten Pesisir Selatan. Maka dapat Jakarta. disimpulkan bahwa di dapat sebanyak 27 Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Species tumbuhan paku yang terdiri dari Tumbuhan Schizophyta, 23 paku teresterial dan 6 paku epifit yang Thallophyta, Bryophyta, termasuk kedalam 19 genus, 14 familia, 4 Pteridophyta. Gadjah Mada ordo dan 2 classis. 2 species ditemukan University Press. Yogyakarta. ada yang epifit dan teresterial. Tjitrosomo, S., Harran, S., Sudiarto, A., B. Saran Hadisunarso., Mondong, R., Koesoemaningrat, T., Peneliti menyarankan, untuk Tjondronegoro, P.P.D., penelitian selanjutnya sebaiknya Hadioetomo, R.S., Djaelani, M., dilakukan tentang pengaruh tumbuhan Adiwikarta, T., Prawiranata, W., paku terhadap kesuburan tanah di Sudarnadi. H., Zakaria, M.A., Pulangeh Kampung Ngalau Gadang Natasaputra, M. 1983. Botani Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Umum 3. Angkasa. Bandung. Pesisir Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus.2014. http://e- jurnal.com/faktor-lingkungan-yang mempengarugi.html Diakses 23 juni 2014.

BPS-Statistik of Pesisir Selatan. 2013. Kecamatan IV Nagari Bayang Utara. Painan.

Cobb, B. 1963. A field guide to the ferns and their related families. Houhton Mifflin Company Boston.

De Winter, W. P and Amoroso, V.B (Editor). 2003. Plant Resources of South-East Asia No. 15 (II). Ferns