Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 No. 2 Tahun 2020 Hal. 133-142

MODIFIKASI ALAT PENCETAK RENGGINANG : STUDI KASUS PADA IKM UD.YANI JAYA

MODIFICATION OF THE RENGGINANG MOLD TOOL: A CASE STUDY ON IKM UD.YANI JAYA

Sulharman dan Jantri Sirait Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda Jl. Banggeris No.1, Samarinda, 75124 e-mail : [email protected]

Diterima: 14 Juni 2020; Direvisi: 11 Agustus – 16 November 2020; Disetujui: 18 Desember 2020

Abstrak Modifikasi alat pencetak Rengginang telah dilakukan. Modifikasi pada alat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan cara memodifikasi alat yang telah dimiliki oleh IKM UD. Yani Jaya. Alat tersebut dioperasikan secara mekanis (manual dengan tangan). Untuk dapat memodifikasi alat diperlukan bahan-bahan seperti plat besi, besi siku, plywood, teflon, dan baut. Metode yang digunakan adalah identifikasi gambar kerja, bahan, mesin dan alat. Setelah modifikasi alat selesai, dilakukan pengujian awal dan unjuk kerja. Hasil dari unjuk kerja alat menunjukkan bahwa alat dapat meningkatkan kapasitas produksi dibandingkan dengan alat yang belum dimodifikasi, dengan kapasitas sebelumnya adalah 3 kg/jam (1 cetakan) dan 2,13 kg/jam (1 cetakan paralon), sedangkan alat cetak rengginang modifikasi 13,6 kg/jam (12 cetakan) dengan produktivitas 100%. Perhitungan tekno-ekonomi menunjukkan peningkatan kapasitas per bulan dengan selisih 1760 kg atau sebesar Rp. 132.000.000,-. Terdapat peningkatan kapasitas sebesar 550 %.

Kata kunci : modifikasi, alat pencetak, kapasitas produksi, rengginang

Abstract Modifications of Rengginang mold tool have been made. Modifications of this tool aim to increase the production capacity by modifying the tools already owned by small industry UD.Yani Jaya. The tool is operated mechanically (manually by hand). To be able to modify the tool required materials such as iron plates, elbow iron, plywood, teflon, and bolts. The methods used are identification of working images, materials, machines and tools. Modified tools, initial tests and performance test. The results of the test show that the tool can increase production capacity compared to unmodified tools, with the previous capacity being 3 kg/h (1 mold) and 2.13 kg/h (1 paralon mold), while the modified of Rengginang mold tool 13.6 kg/h (12 molds) with 100% productivity .Calculation of techno-economic show there is an improvement in capacity per month which is 1760 kg or amounting to Rp. 132,000,000,-. This increased capacity by 550 %.

Keywords : modification, mold tool, production capacity, glutinous crispy Rengginang

PENDAHULUAN macam proses pengukusan, yaitu Rengginang adalah makanan ringan pengukusan 1 tahap dan 2 tahap berbentuk bulat-pipih berdiameter 5-7 cm, (Suryawirawan, 2014). Campurkan berwarna putih kecoklatan, memiliki tekstur yang telah dihaluskan sehingga tercampur yang renyah dan dibuat dari bahan dasar rata. Kukus kembali ketan yang telah beras ketan. Di pasaran ada dua jenis tercampur bumbu selama 30 menit. Proses rengginang yaitu rengginang ketan putih selanjutnya pencetakan dan penjemuran dan rengginang ketan hitam (Putranto, (dapat menggunakan alat pengering atau 2014). sinar matahari). Setelah kering, adonan Proses pembuatan kerupuk tersebut digoreng dan dikemas. rengginang yaitu beras ketan dicuci, Salah satu IKM kerupuk rengginang direndam selama 4 jam dan ditiriskan, yang ada di Samarinda adalah UD. Yani kemudian dikukus selama 30 menit. Di Jaya, yang pada proses pencetakan industri rengginang manis terdapat 2 kerupuk rengginang hanya memiliki 133

Sulharman Modifikasi Alat Pencetak Rengginang : Studi Kasus Pada IKM UD. Yani Jaya Jantri Sirait kapasitas 1 cetakan (1 jam ± 3 kg) (Personal Communication). Proses Alat – alat yang sudah lama akan pencetakan ini kurang praktis dan mempengaruhi proses produksi. membutuhkan waktu yang cukup lama. Prosesnya akan lama, karena alat yang Alat tersebut dioperasikan secara mekanis dipakai sudah lama dan bentuknya sudah (manual dengan tangan). Alat tersebut tidak sempurna sehingga hasil yang seperti pada Gambar 1. dihasilkan juga tidak maksimal.(Mayasari,2017).

Produktivitas pekerja bergantung pada alat kerja dan peforma pekerja, sehingga untuk meningkatkan produktivitas diperlukan alat kerja yang menunjang kinerja.(Haripurna & Purnomo, 2017). Menurut Kartikasari (2009) salah satu faktor pendukung pelaksanaan proses Gambar 1. Alat pencetak rengginang yang produksi yaitu penggunaan mesin. Dengan dimiliki UD.Yani Jaya yang di beli digunakannya mesin maka volume di pasaran produksi atau produktivitas akan

meningkat, sehingga perusahaan Selain itu UD.Yani Jaya membuat memperoleh keuntungan yang besar. cetakan rengginang dari pipa paralon yang Masalah pada home industry adalah penekanan adonannya dilakukan dengan pada tahapan proses produksi, pemilik tangan (Gambar 2). Sedangkan produk juga berperan sebagai pegawai/karyawan rengginang UD. Yani Jaya terlihat pada sehingga dituntut harus multitasking dalam Gambar 3. beberapa kondisi. Oleh karena itu,

dibutuhkan alat ataupun mesin yang dapat mempermudah pekerjaan. (Permatadenyn, 2016). Sudaryanto dan Hanim (2002) menjelaskan bahwa untuk pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) memerlukan inovasi teknologi yang tepat guna yang menunjang peningkatan produktivitas. Alat cetak rengginang yang ada Gambar 2. Alat pencetak rengginang (dari ketan putih) yang dimiliki UD.Yani dipasaran seperti alat buatan Triwitono dari Jaya dari potongan paralo Yogyakarta ini menggunakan satu cetakan (alat cetak rengginang inovasi, Gambar 1). Kapasitas maksimum 63 kg/hari. (Triwitono, 2011). Alat ini digerakkan secara manual dengan menekan kayu penekan. Untuk membuat rengginang beras ketan yang telah dikukus diisikan pada cetakan dalam papan pencetak. Lalu dilakukan pemadatan rengginang, dengan

menarik handle sehingga kayu penekan turun dan memadatkan rengginang dalam cetakan. Kemudian rengginang dapat Gambar 3. Produk rengginang UD.Yani Jaya dikeluarkan dari cetakan untuk dikeringkan. 134

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 No. 2 Tahun 2020 Hal. 133-142

(https://ugm.ac.id/id/berita/3972-dosen-ftp- sehingga adonan rengginang yang telah kembangkan-alat-cetak-rengginang). tercetak bulat akan tertinggal di meja. Lalu Penelitian alat buatan Anam dari adonan tersebut di jemur. (Sirait, 2015). Malang ini menggunakan dua belas Alat-alat yang ada dipasaran tersebut cetakan (Gambar 4). Alat ini digerakkan secara manual dengan bagian utama terdiri dari besi dan teflon. Kapasitas yang berupa lempengan besi tipis. Di satu dihasilkan masih kecil terutama alat yang lempengan dibuat lubang cetak, dan di dimiliki oleh UD.Yani Jaya, yaitu seperti papan lainnya dibuat tonjolan pada posisi yang ditunjukkan oleh Gambar 1 dan 2. tepat dengan lubang. Untuk mengatupkan dua papan digunakan pegas atau pengungkit yang bersandar pada tiang B penopang. Untuk membuat satu rengginang secara manual perlu 5 sampai 6 detik. R-Gitak A berlubang 12 hanya perlu 16 detik untuk selusin rengginang. Namun alat ini kurang praktis karena memerlukan waktu untuk bongkar pasang untuk mengeluarkan dan memasukan adonan rengginang baru (Anam, 2010). Gambar 5. Alat Cetak Rengginang Jantri Sirait (2015) Rumusan masalah apakah dengan memodifikasi alat pencetak rengginang dapat meningkatkan kapasitas produksi? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kapasitas produksi dengan cara memodifikasi alat yang telah dimiliki oleh UD. Yani Jaya yaitu alat cetak

rengginang seperti Gambar 1.

BAHAN DAN METODE Gambar 4. Alat R-Gitak Bahan

Bahan yang digunakan adalah adonan Pencetak rengginang buatan Jantri rengginang (untuk uji coba), teflon (bahan Sirait (Gambar 5) yang terbuat dari bahan cetakan atas dan bawah), plat besi teflon dengan panjang, lebar,dan tinggi (penyangga cetakan atas), cat dan playwood (350 x 230 x 9) mm dengan diameter (untuk meja dan dudukan alat keseluruhan), lubang 40 mm dan jumlah lubang cetakan 24 buah. Membutuhkan waktu selama Peralatan Alat yang digunakan adalah mesin 14,22 menit untuk mencetak 144 biji las (untuk mengelas plat besi), mesin kerupuk rengginang, dengan rata-rata potong (untuk memotong besi), gerinda waktu 2,37 menit sekali cetak. Cara kerja (untuk menghaluskan permukaan besi), alat ini adalah adonan beras ketan yang mesin bubut (untuk membuat lubang telah dikukus dimasukkan ke cetakan cetakan bawah pada teflon), dan mesin sambil ditekan-tekan sampai ke 24 lubang frais (untuk membuat cetakan atas pada cetakan terisi, kemudian dikeluarkan teflon). dengan mengangkat cetakan tersebut, 135

Sulharman Modifikasi Alat Pencetak Rengginang : Studi Kasus Pada IKM UD. Yani Jaya Jantri Sirait

Metode Identifikasi Gambar Kerja (Desain Alat) Identifikasi desain alat komponen Diagram Alir Penelitian merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan alat pencetak Studi Literatur : START rengginang. Tipe desain ada tiga yaitu 1. - Survey ke industri Desain asli, yaitu metodenya yang baru,

rengginang caranya yang baru, keunggulan produk Identifikasi gambar kerja - Tugas Akhir - Text Book dibanding dengan yang sudah ada (desain alat), bahan, - Paper sebelumnya, aplikasinya yang luas, mesin dan alat - Internet materialnya yang baru, atau komponennya rengginang yang juga baru. 2. Perancangan yang

Proses pabrikasi alat meliputi ; diadaptasi, yaitu pengembangan pemotongan bahan, Kriteria : - Sesuai rancangan yang sudah ada sebelumnya. 3. pembubutan,frais, desain Perancangan campuran/acak, yaitu penyambungan,perakitan, gambar perubahan bentuk, ukuran, warna, tanpa pembuatan meja dan pengecatan kerja alat perubahan fungsi utama. (Malana, 2018).

Pada penelitian ini tipe desain

perancangan campuran yaitu

memodifikasi/merubah alat yang telah ada.

Berdasarkan identifikasi dari masing- Pengujian awal (uji coba alat) masing komponen terdiri dari 4 bagian

yaitu, 1). Meja penyangga utama, 2).

Kriteria : Pencetak Atas 3) Pencetak Bawah 4). No - cetakan atas Mekanisme penekan, selengkapnya dapat Sesuai dan bawah rapat - adonan dapat dilihat pada gambar berikut ;

Yes mengembang saat digoreng

Uji unjuk kerja alat 4

Data :  Kapasitas pencetakan  Waktu pencetakan

3 Analisis Data 2

Kesimpulan

(a) (b) END

Gambar 6. Desain modifikasi alat pencetak Pendekatan dan Kerangka Teoritis rengginang Pendekatan dan kerangka teoritis (a) Tampak depan, (b) tampak samping pelaksanaan modifikasi alat pencetak rengginang ini adalah sebagai berikut :

136

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 No. 2 Tahun 2020 Hal. 133-142

Identifikasi Mesin dan Alat Proses pembuatan modifikasi alat 1 pencetak rengginang tentunya

3 menggunakan mesin atau alat bantu. Pada penelitian ini digunakan peralatan 2 perbengkelan untuk proses fabrikasi.

Pembuatan meja penyangga dan pembuatan cetakan bawah dan atas dengan mesin frais.

Tahap Pengujian Pengujian Awal Pada tahap ini dilakukan uji coba untuk Arah masuk cetakan mengetahui apakah alat yang telah selesai Gambar 7. Tampak atas dibuat dapat bekerja sesuai harapan/kriteria yang telah ditentukan. Pengujian ini dilakukan Identifikasi Bahan dengan memasukkan adonan rengginang Ada beberapa aspek yang perlu dicetakan bawah (3) kemudian diperhatikan dalam pemilihan bahan, yaitu meletakkannya di bawah cetakan atas (2), lalu ; 1. Pertimbangan sifat bahan, seperti : menekan tuas penekan (4) sehingga cetakan kekuatan, kekerasan, elastisitas, keuletan, atas dan bawah saling bertemu (rapat). daya tahan korosi, daya tahan panas, muai Dengan mengamati apakah cetakan atas dan panas, sifat kelistrikan, berat jenis, sifat bawah dapat presisi bertemu jika tidak kemagnetan, daya tahan fisik, daya tahan dilakukan perbaikan kemudian apakah hasil mulur, sifat mampu dukung, dan adonan rengginang yang telah dicetak tadi konduktifitas panas. 2. Pertimbangan hasil penggorengannya dapat mengembang ekonomi, seperti : ketersediaan barang, (mekar). Jika kedua parameter tersebut tidak waktu pengerjaan, biaya pengerjaan, biaya ada kendala, maka dilanjutkan dengan uji permesinan, dan harga bahan. 3. unjuk kerja. Pertimbangan fabrikasi, seperti : mampu cetak, mampu mesin, mampu tempa, Pengujian Unjuk Kerja mampu ruang, kemudahan sambungan, Pada tahap ini dilakukan pengujian unjuk dan perlakuan panas. (Sirait dan kerja alat untuk mendapatkan spesifikasi alat. Sulharman, 2017). Langkah-langkah pengujian unjuk kerja alat : Pada penelitian ini cetakan dibuat 1. Memasukkan cetakan atas dari bahan teflon, yang juga digunakan kepenyangganya. oleh alat cetak rengginang yang ada di UD. 2. Memasukkan adonan rengginang ke Yani Jaya. Teflon atau dalam Politetrafluoroetilena (PTFE) atau cetakan bawah. polimer etilena fluorin memiliki sifat 3. Memasukkan cetakan bawah tersebut ke koefisien gesek terendah dari berbagai bawah cetakan atas. bahan padat yang biasa digunakan. PTFE 4. Menekan bagian penekan alat pencetak digunakan sebagai pelapis anti-lengket, rengginang. 5. Hitung kapasitas pencetakan mulai dari mudah dipabrikasi, foodgrade, tahan zat memasukkan adonan sampai kimia, koefisien gesek terendah, tidak penekanan. mudah untuk terbakar, murah, dan kuat. 6. Hitung produktivitas alat. (www.temukanpengertian.com/2015/09/pe 7. Keluarkan adonan yang telah dicetak/tekan ngertian-teflon.html). tersebut.

8. Timbang tiap-tiap adonan rengginang tersebut.

137

Sulharman Modifikasi Alat Pencetak Rengginang : Studi Kasus Pada IKM UD. Yani Jaya Jantri Sirait

9. Ulangi langkah 2 sampai 7 beberapa kali mengalami kerontokan. Hasil pengujian dapat sampai didapat waktu rata-rata dilihat pada Gambar 9 sampai 12 di bawah. pencetakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi alat pencetak rengginang tetap menggunakan tenaga manual (tangan/tanpa listrik) untuk menekan cetakan dan hanya menambah jumlah cetakan dan meja saja, sesuai dengan rancangan yang dibuat dengan spesifikasi sebagai berikut ; Meja dari plywood : tinggi 400 mm, panjang 680 mm, lebar 500 mm. Cetakan atas dari teflon : panjang 305 mm, lebar 210 mm, tebal 9 mm. Cetakan bawah dari teflon : panjang 305 mm, lebar 210 mm, tebal 9 mm. Penyangga cetakan atas dari plat besi : panjang 305 mm, lebar 210 mm, tebal 5 Gambar 9. Hasil cetakan paralon manual 1 mm.Jumlah cetakan 12 buah. cetakan

Hasil modifikasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 10. Hasil cetakan yang dimodifikasi

(a) (b) (c)

Gambar 8. Pola cetakan rengginang yang telah dimodifikasi (a) pencetak bawah, (b) pencetak atas, (c) pencetak rengginang yang telah dimodifikasi

Dari hasil pengujian awal (uji coba) diperoleh bahwa cetakan atas dan bawah dapat rapat serta hasil cetakan dapat mekar saat digoreng dan hasil cetakan lebih padat Gambar 11. Hasil gorengan cetakan paralon dan rapi pada sisi tepinya. manual 1 cetakan terdapat Saat rengginang dikeluarkan cetakan, rontokan/pecahan penjemuran dan penggorengan tidak 138

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 No. 2 Tahun 2020 Hal. 133-142

Tabel 1. Hasil pengujian pencetak rengginang secara manual 1 cetakan dan alat hasil modifikasi 12 cetakan Alat Manual 1 Cetakan Berat Volume Waktu Pencetakan Ulangan 3 Adonan (cm ) (detik) (g) 1 21.13 79,26 42:12 2 21.43 79,26 31:52 3 20.71 79,26 40:31 4 23.10 79,26 31:56 5 21.62 79,26 40:28 6 22.11 79,26 38:45 7 21.55 79,26 31:49 Rata -rata 21.66 36,53

Alat Modifikasi 12 Cetakan Berat Volume Waktu Pencetakan Ulangan Adonan (cm3) (mnt) Gambar 12. Hasil gorengan cetakan yang (g) dimodifikasi tidak terdapat 1 20.41 951,15 1:07:06 2 20.32 951,15 1:07:03 rontokan/pecahan 3 20.40 951,15 1:07:00 4 20.52 951,15 1:09:02 Pengujian Unjuk Kerja Alat 5 21.03 951,15 1:12:04 Untuk uji unjuk kerja alat hasil modifikasi 6 20.39 951,15 1:11:03 7 20.24 951,15 1:07:02 ini (12 cetakan) dibandingkan terhadap alat Rata -rata 20.47 x 12 cetakan = 1:08:60 manual 1 cetakan (potongan paralon). 245.67 Gambar alat manual 1 cetakan dan 12 cetakan dapat dilihat pada Gambar 13. Dari tabel 1. terdapat perbedaan waktu pencetakan antara pencetakan secara manual dan menggunakan alat cetak hasil modifikasi. Pencetakan rengginang secara manual 1 cetakan membutuhkan waktu rata-rata 36,53 detik, untuk alat modifikasi

12 cetakan membutuhkan waktu 1,08 menit. Sedangkan kapasitas alat manual 1 (a) (b) cetakan rata-rata 21,66 g, untuk alat Gambar 13. (a) Alat manual 1 cetakan modifikasi 12 cetakan rata-rata 245,67 g. (potongan paralon) , (b) Alat Sehingga untuk 1 jam masing-masing alat pencetak 12 cetakan yang dapat dihitung kapasitasnya. Alat cetak telah dimodifikasi manual 1 cetakan 2,13 kg/jam (3600 dtk x 0,02166 kg / 36,53 dtk = 2,13 kg/jam). Pengujian ini bertujuan untuk menguji Sedangkan alat cetak rengginang unjuk kerja alat secara lebih akurat dengan modifikasi (12 cetakan) 13,6 kg/jam (60 melakukan beberapa pengulangan. Hasil mnt x 0,24567 kg/ 1,08 mnt = 13,64 pengujian pencetak rengginang secara kg/jam). Produktivitas alat 100% karena manual 1 cetakan dan alat hasil modifikasi 12 tidak ada bahan baku (adonan) yang cetakan diperlihatkan pada Tabel 1. tersisa. Dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini kapasitas alat 3kg/jam (Gambar 1), 2,13 kg/jam (Gambar 2), 12 rengginang /16 detik (Gambar 4), 607

rengginang/menit (Gambar 5).

139

Sulharman Modifikasi Alat Pencetak Rengginang : Studi Kasus Pada IKM UD. Yani Jaya Jantri Sirait

Proses uji alat pencetakan yang telah tangan sehingga kepadatan kurang, saat dimodifikasi (12 cetakan ) didapat hasil digoreng terjadi pecah-pecah (Gambar 10). yang memuaskan (tidak mengalami (Sulharman dan Sirait, 2015). kerontokan/pecah) dibandingkan dengan Selain itu faktor yang mempengaruhi cetakan manual 1 cetakan, hal ini pengembangan/mekar kerupuk saat di dikarenakan cetakan yang telah goreng adalah pengukusan yang akan dimodifikasi bagian atasnya berfungsi bepengaruh terhadap kadar air dan sebagai pemadat/perapat adonan, protein semakin lama pengukusan maka sehingga hasil cetakan lebih rata dan rapi kadar air dan protein akan menurun pada sisi tepinya (Gambar 8b). Sedangkan begitu pula sebaliknya. Semakin cepat cetakan manual merapatkan adonan hanya pengukusan maka kadar air dan protein menggunakan tekanan tangan sehingga tinggi. Pengembangan kerupuk tidak merata dan tidak rapi pada sisi dipengaruhi oleh komposisi bahan. tepinya. Kandungan protein yang tinggi cenderung Adapun energi yang diperlukan untuk menurunkan daya kembang kerupuk mengoperasikan alat ini secara manual (Purnomo et al. 1987). menurut Anam, S. (2011) yaitu kapasitas tenaga yang dihasilkan masing-masing Selain kandungan protein faktor yang operator rata-rata 4,46 kkal/mnt, denyut mempengaruhi kemekaran adalah kadar jantung kerja rata-rata dihasilkan sebesar air, kadar air kerupuk mentah akan 94 denyut/menit, dengan kedua nilai sangat berpengaruh terhadap kemekaran tersebut alat ini tergolong beban kerja kerupuk saat digoreng. Kadar air yang ringan, hal ini disebabkan penggunaan ini baik untuk proses ini adalah sekitar 9- tidak memerlukan konsumsi energi yang 10%, dimana saat itu kerupuk berada besar saat pengoperasian. pada wilayah kadar air sekunder 5,77- Hasil penggorengan alat modifikasi 12 15,4% (Tahir,1985). cetakan didapat hasil yang memuaskan (dapat mengembang/mekar dan tidak Tekno Ekonomi pecah) dibandingkan dengan cetakan Tekno ekonomi untuk alat manual manual 1 cetakan, hal ini dikarenakan dibandingkan alat hasil modifikasi dengan cetakan yang telah dimodifikasi bagian perhitungan 20 hari kerja dan 8 jam/hari, atasnya berfungsi sebagai diperlihatkan pada Tabel 2. Biaya alat yang pemadat/perapat adonan, sehingga hasil telah dimodifikasi Rp.5.000.000,-. gorengan tidak pecah (Gambar 11). Sedangkan cetakan manual merapatkan adonan hanya menggunakan tekanan

Tabel 2. Rincian Perhitungan Tekno Ekonomi Manual Alat Modifikasi Parameter 1 Cetakan 12 Cetakan Kapasitas per alat 2 kg/jam 13 kg/jam (adonan) Volume (cm3) 79,26 cm3 951,15 cm3 Kapasitas per hari 16 kg/hari 104 kg/hari 16 kg/hari x Rp. 75.000,- = 104 kg/hari x Rp. 75.000,- = Penjualan/kg/hari Rp.1.200.000,- Rp.7.800.000,- Kapasitas per bulan 320 kg/bln 2080 kg/bln ( 20 hari ) 320 kg/bln x Rp.75.000 = Rp. 2080 kg/bln x Rp.75.000 = Penjualan per bulan 24.000.000,- Rp. 156.000.000,-

140

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 No. 2 Tahun 2020 Hal. 133-142

Dari perhitungan tabel di atas Produksi “ Jahira” di Desa Semboro, memperlihatkan, perbedaan kapasitas per Kecamatan Semboro, Kabupaten bulan ada selisih 1760 kg atau sebesar Rp. Jember. Prosiding Seminar Nasional 132.000.000,-. Hal ini terjadi peningkatan Hasil Pengabdian Masyarakat kapasitas sebesar 550 %. (pp.228-232). Jember; Politeknik Negeri Jember. KESIMPULAN Haripurna, A dan Purnomo, H. (2017). Alat cetak rengginang yang telah Desain Perancangan Alat Penyaring dimodifikasi dapat meningkatkan kapasitas Dalam Proses Pembuatan Tahu produksi rengginang dengan kapasitas Dengan Metode Macro Ergonomic sebelumnya adalah 3 kg/jam (1 cetakan) Analysis and Design (MEAD), Jurnal dan 2,13 kg/jam (1 cetakan paralon), Ilmiah Teknik Industri JITI, Vol.16 (1), sedangkan alat cetak rengginang Juni 2017, 22 – 27. doi: modifikasi 13,6 kg/jam (12 cetakan) 10.23917/jiti.v16i1.3845 dengan produktivitas 100%. Haripurna, A dan Purnomo, H. (2017). Perhitungan tekno ekonomi terdapat Desain Perancangan Alat Penyaring perbedaan kapasitas per bulan ada selisih Dalam Proses Pembuatan Tahu 1760 kg atau sebesar Rp. 132.000.000,-. Dengan Metode Macro Ergonomic Hal ini terjadi peningkatan kapasitas Analysis and Design (MEAD), Jurnal sebesar 550 %. Ilmiah Teknik Industri JITI, Vol.16 (1), Juni 2017, 22 – 27. doi: UCAPAN TERIMA KASIH 10.23917/jiti.v16i1.3845 Kepada Balai Riset dan Standardisasi Kartikasari, T.C.(2009). Analisis Efisiensi Industri Samarinda yang telah memberikan dan Efektifitas Penggunaan Mesin kesempatan dan pembiayaan penelitian ini, Produksi pada C.V. Harapan Baru kepada UD. Yani Jaya dan bengkel politeknik Surakarta.(Skripsi). Program Studi mesin Samarinda yang membantu dalam Diploma III Manajemen Industri proses pabrikasi. Fakultas Ekonomi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. DAFTAR PUSTAKA Sudaryanto, S.; Hanim, A. (2002). Putranto, A. S. (2014). Pengaruh Waktu “Evaluasi kesiapan UKM Perendaman Beras Ketan Hitam menyongsong pasar bebas ASEAN dalam Air Panas terhadap Sifat (AFTA): Analisis perspektif dan Rengginang Manis yang Dihasilkan tinjauan teoritis”. Jurnal Ekonomi (Skripsi). Teknologi Pangan dan Hasil Akuntansi Manajemen, Vol. 1 (2). Pertanian. Yogyakarta: Universitas Triwitono, P (2011). Alat Cetak Gajah Mada. Rengginang Multiguna. Diakses pada Suryawirawan, A. (2014). Pengaruh 10 Januari 2019, dari Pengukusan Bertahap terhadap http://www.alatcetakrengginang.com Karakteristik Rengginang Manis Beras /2011/05/ Ketan (Oryza Sativa Glutinosa) Liputan berita Universitas Gajah Mada, (Skripsi). Yogyakarta: Universitas (2012, 24 Januari). Dosen FTP Gajah Mada. Kembangkan Alat Cetak Rengginang, Mayasari, F. dan Apriliyanti, W.M. Diakses pada 12 Januari 2019, dari (2017).Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pengemasan untuk Meningkatkan 141

Sulharman Modifikasi Alat Pencetak Rengginang : Studi Kasus Pada IKM UD. Yani Jaya Jantri Sirait

https://ugm.ac.id/id/berita/3972-dosen- ftp-kembangkan-alat-cetak-rengginang Anam, S. (2010). Mesin Pembuat Rengginang, Tempo, 2 Mei, hal.1.Jakarta. Sirait, J. (2015). Desain dan Uji Alat Pencetak Kerupuk Rengginang dalam Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Mengefisiensikan Waktu Pencetakan. Jurnal Riset Teknologi Industri, 9(1), 41-49. Malana, D. (2018). Pemilihan Bahan. Diakses pada 14 Maret 2019, dari https://www.academia.edu/search?utf8 =%E2%9C%93&q=pemilihan+bahan+ malana+d Sirait, J dan Sulharman. (2017). Rancang Bangun Alat Pembubur Kulit Buah Naga. Prosiding Seminar Nasional Ke - 1 (hal. 206-214). Samarinda: Baristand Industri Samarinda. Temukanpengertian.com (2015). Pengertian Teflon. Diakses pada 19 Juni 2019, dari https:// www.temukanpengertian.com/2015/09 /pengertian-teflon.html Anam, Samsul. (2011). Rancang Bangun dan Uji Ergonomika Alat Pencetak Rengginang Semimekanis. (Tesis). Universitas Brawijaya. Sulharman dan Sirait, J. (2015). Modifikasi Alat Pencetak Kerupuk Rengginang. Laporan Penelitian. Baristand Industri Samarinda. Purnomo AH, Choliq A. (1987). Study Tentang Daya Kembang Kerupuk Ikan. [catatan penelitian]. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 43:45-50. Tahir. (1985). Mempelajari pembuatan dan karakteristik kerupuk dari tepung sagu (Metroxylon sagu R.) [Tesis]. Ujung Pandang: Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Hasanudin.

142