Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 1 - Januari 2019 Jurnal Imajinasi

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi

ORNAMEN KALA CANDI GEDONGSONGO DAN DIENG: STUDI KOMPARATIF JENIS, BENTUK DAN STRUKTUR

Syafii1 dan Supatmo2   1,2 Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Info Artikel Abstrak Salah satu ornamen yang menarik perhatian pengunjung candi adalah Sejarah Artikel: Kala. Sekilas perwujudannya pada setiap candi menunjukkan kesamaan, Diterima Oktober 2018 sebagaimana pada candi Gedongsongo dan Dieng. Tujuan penelitian Disetujui Desember 2018 Dipublikasikan Januari 2019 persamaan dan perbedaan jenis, bentuk, dan struktur ornamen Kala Keywords: padaini adalah kedua candi untuk tersebut. mengidentifikasi, Penelitian memahami,ini menggunakan dan menjelaskanpendekatan ornamen, kala, candi kualitatif, dengan observasi sebagai teknik pengumpulan data utama sementara analisis data digunakan analisis isi visual atau artistik. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Jenis ornamen Kala pada kompleks Candi Gedongsongo yang dapat dijumpai adalah Kala gawangan pintu, relung, dwarajala, dan pelipit pipi tangga. Bentuk Kala menampilkan seperti bermahkota, dengan unsur utama mata melotot, hidung besar, bertelinga, bergigi dan bertaring, sebagian besar berahang atas; (2) Jenis ornamen Kala pada kompleks Candi Dieng yang dapat dijumpai adalah Kala gawangan pintu dan relung. Bentuknya beragam, sebagian tampil seperti Kala bermahkota, sebagian lainnya menampilkan seperti Kala yang terurai rambutnya dengan unsur utama mata melotot, hidung besar, bertelinga, sebagian besar bergigi dan bertaring. Sebagian wajah Kala ditemukan dengan proporsi yang melebar, di antaranya ditambahkan unsur lonceng, kumis, dan lidah yang menjulur; (3) Kala kompleks Candi Gedongsongo dan Dieng lebih menunjukkan kesan persamaannya dilihat dari segi penempatan, perbentukan, pemanfaatan unsur, dan penampilan ukiran. Perbedaannya hanya terlihat pada pemanfaatan unsur berupa lonceng, kumis, dan lidah yang menjulur pada Candi Dieng. secara simbolik melalui seni ornamen.

PENDAHULUAN Keindahan candi yang ada di Jawa Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Tengah dan sungguh luar biasa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki jika dilihat dari aspek arsitektural dan or- kekayaan warisan purbakala berupa candi namentalnya. Sungguh, candi merupakan yang cukup banyak. Boleh dikata tak terbi- warisan leluhur yang harus senantiasa di- lang. Dari waktu ke waktu masih ditemukan jaga kelestariannya. Tidak hanya itu, sudah adanya penemuan candi baru. Dari waktu semestinya pada berbagai unsur yang ada ke waktu juga bangunan yang tersusun, or- secara ilmiah perlu dikaji eksistensinya. namen yang melekatinya mengalami keru- Candi sebagaimana yang disebutkan sakan baik secara alami maupun kejahilan dalam berbagai sumber dimaksudkan seb- orang yang tidak bertanggung jawab. agai makam, taman, tempat ibadah, atau ke- © 2019 Semarang State University. All rights reserved  Corresponding author : Address: Jurusan Seni Rupa FBS UNNES UNNES JOURNALS email : [email protected] 2 Syafii dan Supatmo, Ornamen Kala Candi Gedongsongo Dan Dieng: Studi Komparatif Jenis, Bentuk Dan Struktur giatan keagamaan lainnya. Dengan demikian Candi Hindu yang tersebar di Jawa candi memiliki makna religius. Candi diban- Tengah jumlahnya cukup banyak antara lain gun dengan maksud atau niat yang berkait Dieng, Gedong Songo, Boko, dan . dengan keagamaan, yakni agama Hindu dan Penelitian ini tidak diarahkan pada kajian Budha. Candi sebagai bangunan semacam semua candi yang ada di Jawa Tengah, akan pemakaman hanya terdapat dalam agama tetapi diarahkan pada kompleks percandian Hindu, sementara dalam agaman Buda can- Gedongsongo dan Dieng. Kedua kompleks di dimaksudkan sebagai tempat pemujaan percandian ini memiliki sejumlah candi (Soekmono, 1973: 82-83). dalam satu kawasan. Kompleks percandian Sebagai bangunan pemuliaan atau Gedongsongo yang berada di Kabupaten pemujaan, candi biasanya dipenuhi dengan Semarang, memiliki sejumlah candi yang hiasan atau ornamen. Demikian juga candi dikenal sebagai candi 1 sampai dengan 5 (li- di Jawa Tengah dan Yogyakarta dapat di- pastikan diberi ornamen yang melekat atau juga terdapat sejumlah candi yang dilabeli menghiasinya. Berbagai ornamen geome- denganhat Syafii, nama dkk, . 2016). Kompleks Nama candi Candi tersebut Dieng tris, sulur-suluran, binatang atau lainnya adalah kompleks candi Arjuna, Dwarawati, dapat dilihat dalam percandian di Jawa Ten- Gatutkaca, dan Bima (Soetarno, 2005). Ked- gah dan Yogyakarta. ua kompleks candi ini memiliki kesamaan Berbagai ornamen yang ada terse- dalam hal pemilihan lokasi, yakni di gunung. but, yang paling menonjol atau mencolok Pemilihan tempat ini, konon dikaitkan den- adalah ornamen Kala. Ornamen ini diimaji- gan keyakinan Hindu tentang kahyangan. nasikan sebagai wajah raksasa dengan mata Hal inilah barangkali yang menarik melotot, hidung besar dan bertaring. Den- dari upaya penelitian ini. Kompleks per- gan penempatannya pada atas pintu ger- candian yang memiliki latar belakang religi, bang candi, ornamen Kala senantiasa men- pemilihan tempat yang sama, dan waktu jadi perhatian pengunjung. pendirian yang relatif sama, bisa jadi orna- Sebagaimana diketahui bahwa candi men Kala yang ada memiliki kesamaan, atau merupakan bangunan suci bagi pemeluk sebaliknya berbeda karena dimungkinkan agama Hindu dan Budha. Namun secara dibuat oleh para undagi berbeda. Dengan - demikian, yang menjadi pertanyaan adalah nya dilihat dari sisi ornamennya. Salah satu apakah kesamaan dan perbedaan jenis, ben- kesamaanfisik orang ornamen awam sulit tersebut untuk adalahmembedakan peman- tuk, dan struktur ornamen Kala kompleks faatan ornamen Kala yang ditempatkan di Candi Gedongsongo dan Dieng? atas pintu gerbang candi. Informasi empirik melalui peneli- Pengamatan sekilas menunjukkan tian ini berakhir pada pemerolehan pema- bahwa ornamen Kala yang ada di semua haman atas bentuk visual ornamen Kala, candi tampak sama. Apakah memang benar- baik kesamaan maupun perbedaan. Sudah benar sama ataukah ada perbedaan? Inilah barang tentu hasil penelitian ini akan dapat yang menjadi pertanyaan awal penelitian ini. membuka kembali pertanyaan-pertanyaan Mestinya visualisasi bentuk ornamen Kala penelitian, mengapa unsur-unsur ornamen ini memiliki perbedaan, karena dimung- Kala pada percandian Gedongsongo dan Di- kinkan dibuat oleh orang yang tidak sama, eng memiliki kesamaan atau perbedaan? meskipun latar belakang dan inspirasi boleh Buku-buku yang mengulas tentang jadi sama. Oleh karena itu, dalam penelitian candi di samping jumlahnya sedikit, juga ini akan dicari unsur-unsur persamaan dan jarang menyentuh dan mendokumentasi- perbedaan dari bentuk ornamen yang ada kan ornamen Kala yang komprehensif. Mis- pada candi. alnya pada tulisan Soekmono (1973), Van der Hoop (1949), Sutarno (2005) ditemu-

UNNES JOURNALS Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 1 - Januari 2019 3 kan penjelasan tentang ornamen Kala akan perbentukan ornamen Kala tersebut. Be- tetapi belum dilakukan komparasi antara rangkat dari unsur-unsur yang ada tersebut ornamen Kala pada beberapa candi. Dalam dicari kesamaan dan perbedaannya. buku yang ditulis Soekmono (1973) hanya Teknik pengumpulan data utama disebutkan perbedaan antara Kala tipe Jawa adalah observasi. Observasi dilakukan Tengah dan Jawa Timur. Penelitian-penelitian tentang orna- candi, dan secara khusus ornamen Kala men candi telah dicoba dilakukan akan teta- yanguntuk melekat mengamati pada seluruh kondisi bagian fisik umumcandi. Termasuk jika ditemukan ornamen Kala bentuk ornamen (Supatmo, dkk: 2008, 2010, yang ada di reruntuhan candi (yang belum Sunaryo,pi baru sebatas dkk 2008). mengidentifikasi Penelitian lain jenis terkait dan direkonstruksi). Proses observasi terhadap dengan ornamen candi dan bangunan seje- ornamen yang dimaksud (baik motif utama nis juga dilakukan oleh Basudewa dan Ti- maupun unsur-unsurnya) dilakukan dengan bantuan kamera. Sitinjak dan Sari (2015). Penelitian-peneli- Teknik analisis data dilakukan secara tiantasari tersebut (2015); mengkaji Arifin (2015); tentang dan kesetaraan Wardani, kualitatif dengan langkah reduksi data, ornamen candi dengan candi atau bangunan yang setara lainnya, dan aspek-aspek esteti- kesimpulan (lihat Miles dan Huberman, kanya. Sementara penelitian tentang makna 1984).penyajian Secara data, khusus verifikasi analisis dan penelitian penarikan ini ornamen candi Hindu dan Budha di Jawa juga menggunakan visual content analysis telah dilakukan oleh Halim dan Herwindo atau lebih tepat disebut sebagai analisis (2017). Semua penelitian tersebut tidak artistik atas ornamen Kala yang ada. atau belum menyentuh tentang ornamen candi Gedongsongo dan Dieng. Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN tentang ornamen kala candi Prambanan dan Antara Kompleks Candi Gedongsongo dan Dieng untuk melihat kesamaan dan perbedaan an- Nama Gedongsongo diberikan oleh taraSewu dua pernah candi peneliti yang memiliki lakukan motivasi(Syafii, 2018) yang penduduk setempat untuk menamai berbeda. Pertanyaan lebih lanjut adalah kompleks candi tersebut. Kata Gedongsongo apakah ada kesamaan dan perbedaan orna- berasal dari bahasa Jawa “Gedhong” berarti men kala pada candi yang memiliki motivasi rumah atau bangunan dan “Sanga” berarti agama, penempatan, dan waktu pendirian sembilan. Jadi arti kata Gedongsongo relatif yang sama, yakni candi Gedongsongo merupakan sembilan bangunan karena di dan Dieng. kawasan ini terdapat sembilan candi, tetapi Tujuan penelitian ini adalah dalam hanya tujuh candi yang dapat dikunjungi sedangkan dua candi yang lainnya masih menjelaskan jenis dan bentuk ornamen Kala dalam tahap penelitian. Dulu sebelum padarangka kompleks mengidentifikasi, Kompleks Candi memahami Gedongson dan- disebut kompleks Candi Gedongsongo go dan Dieng, dan menemukan kesamaan candi tesebut disebut sebagai candi Gedong dan perbedaannya. Pitu. Hal tersebut karena pada Tahun

kelompok bangunan sehingga mencatat METODE PENELITIAN 1804, Raffles hanya menemukan tujuh Penelitian ini menggunakan pendeka- kompleks tersebut dengan nama Gedong tan kualitatif dengan sasaran ornamen Kala Pitoe. Baru kemudian Van Braam membuat yang ada pada kompleks Candi Gedongson- publikasi pada tahun 1925, Friederich dan go dan Dieng. Secara lebih khusus sasaran Hoopermans membuat tulisan tentang diarahkan pada jenis dan bentuk ornamen, 2011: 132). serta unsur-unsur yang digunakan dalam Gedongsongo pada tahun 1865 (Hariyanto, UNNES JOURNALS 4 Syafii dan Supatmo, Ornamen Kala Candi Gedongsongo Dan Dieng: Studi Komparatif Jenis, Bentuk Dan Struktur

Candi Gedong Songo merupakan didirikan pada abad 8 dan 9. Keduanya juga kompleks percandian yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten yang berlanggam Jawa Tengah Utara. Semarang Jawa Tengah. Candi tersebut dapat oleh paraBerdasarkan ahli diklasifikasikan informasi sebagai (https:// candi dicapai dari dua arah yakni dari Ambarawa- id.wikipedia.org/) bangunan-bangunan Sumowono dengan jarak 14 Km dari kompleks Candi Dieng ini berasal dari Ungaran-Sumowono dengan jarak 19 Km, Kerajaan Kalingga. Nama sebenarnya dari masing-masing tersedia angkutan umum candi tersebut, sejarah, dan raja yang menuju Gedongsongo. Secara astronomi, bertanggung jawab atas pembangunan kompleks Candi Gedongsongo terletak pada candi-candi ini tidak diketahui. Hal ini 110020’27”BT dan 7014’3”LS. Kompleks karena kelangkaan data dan prasasti yang kompleks Candi Gedongsongo berada pada terkait dengan pembangunan candi-candi ketinggian 1200 m dpl, sehingga udaranya ini. Penduduk Jawa lokal menamakan setiap cukup dinggin (Hariyanto, 2011: 130). candi sesuai dengan tokoh wayang Jawa, Kompleks Candi Gedongsongo terbagi kebanyakan diambil dari epos atas lima kelompok percandian yaitu sebagaimana disebut di atas. kelompok candi Gedong I, candi Gedong II, candi Gedong III, candi Gedong IV, dan candi Jenis, Bentuk, dan Struktur Kala Kom- Gedong V. Tiap-tiap kolompok berada pada pleks Candi Gedongsongo jarak yang cukup jauh dan letaknya semakin Berdasarkan pengamatan peneliti, belakang semakin tinggi. jenis ornamen Kala yang ada pada kompleks Kompleks Candi Gedongsongo ini kompleks Candi Gedongsongo adalah Kala terdapat kemiripan atau kesejajaran dengan yang ditempatkan di atas pintu (gawangan) kompleks Candi Dieng yang berdiri di masuk bilik candi, Kala relung, Kala talang air (dwarajala), dan Kala yang ditempatkan Banjarnegara. Kemiripan dan kesejajaran pada pipi kanan kiri gerbang candi. inipegunungan dapat dilihat Dieng persebaran wilayah Wonosobo candi yang dan Kala yang ditempatkan di atas pintu tidak mengelompok dalam satu kesatuan. (gawangan), selanjutnya disebut Kala pintu, Jika kompleks Candi Gedongsongo dapat tampak dominan dilihat dari segi ukurannya, dan oleh karenanya keberadaannya menjadi pusat perhatian ketika pengunjung ingin dengandiidentifikasi menggunakan kompleks nama-nama candi 1, 2, 3,wayang 4 dan memasuki candi. Dilihat dari bentuknya, tokoh5, kompleks Mahabarata Candi dalam Dieng diidentifikasiversi Jawa. secara keseluruhan tidak ada keseragaman Kompleks Candi Dieng ini dikenal dengan antara candi satu dengan lainnya, walaupun kompleks candi Arjuna, Gatutkaca, Bima, memiliki unsur pokok yang sama, yakni dan Dwarawati. Gugusan candi yang cukup mata, hidung, telinga, mulut yang hanya banyak dibanding dengan yang lain adalah rahang atas, gigi dan taring. Mata Kala kompleks candi Arjuna yang terdiri atas semuanya ditampilkan dalam bentuk bulat candi Arjuna, Semar, Srikandi, Puntadewa, (plelengan), hidung besar, telinga berupa dan Sembadra. stilasi dedaunan. Unsur gigi ternyata Kompleks candi Gedongsongo dan dibuat dalam jumlah yang berbeda-beda. Dieng, keduanya berdiri di pegunungan dan motivasi agama yang sama, yakni Hindu. buah diakhiri dengan taring. Pada candi 3, Kompleks Candi Dieng oleh para ahli diduga jumlahPada candi gigi 1serinya dan 2, ternyata gigi seri lebih berjumlah banyak, 6 didirikan pada sekitar 750 M dan tahap sementara pada candi 5 gigi seri berjumlah 4 kedua pada tahun 800-an M, (Miksic, 2002; buah sebagaimana gigi manusia akan tetapi Dumarcay & Miksic, 2002) sementara antara gigi yang satu dengan lainnya dibuat kompleks Candi Gedongsongo diduga juga berjarak.

UNNES JOURNALS Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 1 - Januari 2019 5

Visualisasi mulut (rahang) cenderung Sementara itu, Kala dwarajala hanya melebar bahkan melengkung selebar bidang ditemukan pada candi 1. Bentuk secara yang dihiasi (sebagaimana pada candi 1, 3, keseluruhan menunjukkan perwujudan 4 dan 5). Bahkan pada candi 5 rahang Kala yang tiga dimensional, sebagaimana seperti melilit bidang yang menyerupai patung. Sesuai dengan fungsinya Kala ini kedua tangan. Penggambaran rahang ditempatkan pada bagian sudut untuk bagian atas ini ada perkecualian pada candi mengalirkan air. Berkenaan dengan 2 tampak lebih pendek, karena memang fungsinya ini mulut Kala dibuat lubang bulat. ruangnya demikian, akan tetapi kesan Unsur yang melekat sama sebagaimana Kala terbuka tetap ditunjukkan. pada umumnya, hanya penggambaran mulut Penggambaran mahkota atau rambut lengkap berahang atas dan bawah. Gigi yang memanfaatkan stilisasi dedaunan dan bunga tampak hanya bagian atas, dengan jumlah yang menyatu dengan mata Kala. Dengan gigi seri 4 buah diakhiri dengan taring. kondisi demikian, seolah tampak Kala Kala pipi pintu tangga masuk juga bertanduk, yang keduanya menyatu pada hanya ditemukan pada candi 1. Digambarkan bagian kening dengan stilasi kuncup bunga. dengan mulut Kala menelan pengapit tangga. Bentuk Kala ini berwujud tiga dimensional sebagaimana patung, dengan unsur yang sama dengan Kala lainnya. Hanya pada Kala ini, seolah-olah bertanduk yang menyatu dengan matanya. Giginya hanya 4 buah diakhiri dengan taring.

Gambar 1. Kala Gawangan Pintu Candi I Jenis, Bentuk dan Struktur Kala Kom- pleks Candi Dieng Berdasarkan pengamatan peneliti jenis Kala yang dijumpai pada kompleks

gerbang (utama), dan Kala relung, serta KalaCandi yang Dieng ada dapat pada rerentuhandiidentifikasi dan Kala museum pintu (kemungkinan merupakan Kala pintu Gambar 2. Kala Relung Candi II gerbang). Kala pintu gerbang pada kompleks Kala relung pada kompleks Candi Candi Dieng, tampaknya tidak ada persamaan Gedongsongo memiliki karakteristik yang karakter antara candi satu dengan candi beragam, ada yang sama sebagaimana Kala lainnya, walaupun unsur yang melekat gawangan pintu. Ditemukan juga Kala yang padanya sama. Unsur tersebut adalah mata bagian atasnya dibatasi oleh pelipit lengkung bulat, hidung besar, bertaring, bertelinga, yang diakhiri dengan pilin (lihat Gambar beralis stlisasi tumbuh-tumbuhan. Ada hal 2). Ditemukan juga Kala yang terukir agak yang menarik dicatat bahwa Kala pintu candi tersamar, berkesan datar. Unsur-unsur Semar dan Srikandi mulut Kala diakhiri yang melekat pada Kala relung memiliki dengan bentuk lonceng. kesamaan dengan Kala gawangan pintu, Kala pintu pada candi Arjuna, bentuk namun di antaranya ada yang berkesan secara umum terbangun sebagaimana bertanduk yang menyatu dengan mata. Gigi unsur-unsur tersebut di atas, kecuali lonceng. Yang perlu dicatat, telinga tidak yang empat buah. ditampilkan tegak, akan tetapi menjulur serinya ada yang berjumlah 6 dan ada juga ke bawah. Bagian bawah hidung, sekaligus

UNNES JOURNALS 6 Syafii dan Supatmo, Ornamen Kala Candi Gedongsongo Dan Dieng: Studi Komparatif Jenis, Bentuk Dan Struktur membelah mulut, dipahatkan bunga mawar mekar. mekar, seolah tergantung pada hidungnya. Tampak jauh berbeda dibandingan Pada kanan kiri bunga tersebut terpahat dengan candi lainnya Kala gawangan pada gigi seri yang jumlahnya lebih dari 4 dan pintu candi Bima, dibuat lebih sederhana bertaring. dengan karakter ukiran yang berkesan da- tar. Komposisi antarunsur pun tampak beda, dengan jarak mata dan rahang yang cukup jauh. Pahatan gigi juga tampak beda dengan Kala lainnya, karena gigi ditampilkan menju- lur sebagaimana pilinan sesuatu. Kala relung candi Arjuna lebih meng- gambarkan bermahkota segitiga yang meruncing ke atas. Unsur yang ada seb- agaimana Kala pada umumnya, yakni ber- Gambar 3. Kala Relung Candi Arjuna mata bulat (plelengan), berhidung besar, mulut dengan rahang atas terbuka lebar, bertelinga, bergigi seri yang tampak berjum-

atas hidung tampak seperti ikatan dedaunan yanglah 6 mengisi buah dan mahkota/rambut. diakhiri dengan Kala taring. relung Di candi Puntadewa, pahatannya tak setimbul candi Arjuna, artinya relatif datar. Unsur yang ada juga sama sebagaimana Kala lain- nya. Gigi seri yang tampak berjumlah 4 buah. Sementara itu, Kala Relung Gatutkaca ber- bentuk sebagaimana Kala bermahkota den- Gambar 4. Kala Gawangan Pintu Candi gan pengukiran mata yang cukup sederhana, Arjuna bulat yang di tengahnya dipahatkan guratan bulat yang lebih kecil. Unsur secara kes- Kala pintu yang dipahatkan pada can- eluruhan sama sebagaimana Kala lainnya, di Semar, sayang sebagian sudah rusak dan uniknya, ditambahkan unsur kumis. Kala re- terlepas, menunjukkan keunikan, atau per- lung ini juga bergigi seri cukup banyak dan bedaan dengan candi Arjuna, yakni pada tidak tampak gigi taringnya. bagian akhir dari mulut (rahang atasnya) Kala relung pada candi Bima, perwu- tergantung lonceng. Kala yang dipahatkan judannya juga tampak berbeda dengan Kala pada candi Srikandi menampilkan bentuk lainnya. Stilisasi dedaunan menujukkan wajah yang lebih lebar yang ditimbulkan pengukiran yang relatif sederhana. Tidak jarak mata dan mulut lebih panjang diband- menggambarkan Kala bermahkota ataupun ing Kala lainnya. Akhir mulut tertutup oleh topeng. Matanya dipahatkan seperti Kala re- rangkaian daun dan bergigi seri yang jum- lung candi Gatut Kaca. Hanya bergigi (taring) lahnya cukup banyak. satu pada bagian kanan dan satu bagian kiri. Kala gawangan pintu pada Candi Pun- Bisa dikatakan sebagai Kala ompong dengan tadewa berbentuk cembung bagian atas, lidah menjulur dan berkesan lucu. dan mulut. Bagaian mulut diakhiri dengan Di samping Kala gawangan pintu dan stilisasi pilin dan daun dan tergantung lon- relung, pada kompleks percandian Dieng juga ditemukan ornamen Kala yang tidak dan bertaring yang pada bagian tengah, di jelas pemanfaatannya. Kala ini peneliti bawahceng pada hidung pilin terukirterakhir. bunga Jumlah yang gigi sedang6 buah amati sebagaimana yang tersimpan di mu-

UNNES JOURNALS Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 1 - Januari 2019 7 seum Kaelasa, dan reruntuhan pada pela- tumbuh gigi seri dengan jumlah yang ber- taran candi. Yang tersimpan pada museum variasi dan bertaring, bertelinga dan ada Kaelasa menampilkan karakter Kala yang yang memiliki tanduk. Perbedaannya pada berbeda, terutama dalam hal penggambaran kompleks Candi Dieng terdapat Kala yang rahangnya. Yang satu hanya berahang atas, memiliki unsur kumis, lidah, dan lonceng yang lainnya lengkap berahang bawah. Yang yang digantungkan pada akhir mulut/rah- lengkap rahangnya ini bahkan juga bertan- ang atasnya. gan sebagaimana penggambaran Kala Jawa Keempat dalam hal penampilan uki- Timur. Kedua Kala ini seolah bertanduk, ber- ran, keduanya ternyata sama-sama menun- gigi seri 7 buah (Kala yang berahang atas) jukkan karakter ukir yang setanding. Artin- dan 4 buah (Kala yang lengkap rahangnya). ya, dijumpai banyak Kala yang diukir dengan Kala yang hanya berahang atas pada kanan timbul cekung memadai, akan tetapi pada kirinya dipahatkan binatang singa. Kala yang keduanya dijumpai ukiran yang dengan tim- lengkap rahangnya juga ditemukan pada re- bul cekungnya cukup sederhana, artinya pa- runtuhan pada bagian kanan belakang candi hatannya masih relatif datar. Dwarawati. Bermuka kesan bulat dan lucu, hidung pesek yang seolah keluar dari mulut- SIMPULAN nya dan tembem. Berdasarkan paparan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan se- Kesamaan/Perbedaan Bentuk dan Struk- bagai berikut. tur Ornamen Kala pada Kompleks Kom- Jenis ornamen Kala pada Kompleks pleks Candi Gedongsongo dan Dieng Candi Gedongsongo yang dapat dijumpai Kesamaan maupun perbedaan yang adalah Kala gawangan pintu, relung, dwara- dapat dicatat berdasarkan pengamatan jala, dan pelipit pipi tangga. Bentuk Kala me- penelitian ini adalah sebagai berikut. nampilkan seperti bermahkota, sebagian be- Pertama dalam hal penempatan. Kesa- sar berahang atas dan ditemukan juga yang maan antara Kala kompleks Candi Gedong- berahang bawah. Struktur yang memben- songo dan Dieng adalah penempatan Kala tuk ornamen Kala meliputi mata melotot, pada gawangan pintu bilik/ruang, dan re- hidung besar, telinga, mulut yang terbuka, lung candi. Perbedaannya di kompleks Candi bergigi dengan jumlah yang bervariasi, dan Dieng tidak ditemukan Kala yang berfungsi bertaring. Mahkota/rambut Kala distilasi sebagai dwarajala dan kala yang ditempat- dengan rangkaian dedaunan dan bagian ter- kan pada pinggiran pipi tangga masuk kanan tentu berupa bunga. kiri candi. Jenis ornamen Kala pada kompleks Kedua dalam hal bentuk, antara kala Candi Dieng yang dapat dijumpai adalah kompleks Candi Gedongsongo dan Dieng Kala gawangan pintu dan relung. Bentuknya dijumpai adanya Kala bermahkota, berorna- beragam, sebagian tampil seperti Kala men mirip tanduk, dan Kala yang berahang bermahkota, sebagian lainnya menampilkan bawah. Perbedaannya dijumpai bentuk yang seperti Kala yang terurai rambutnya. Seba- relatif beragam di Dieng dilihat dari kompo- gian wajah Kala ditemukan dengan proporsi sisi unsur terutama terlihat dari proporsi yang melebar. Struktur yang membentuk or- pipi/muka yang lebih luas dan terkesan ti- namen Kala meliputi mata melotot, hidung dak garang bahkan lucu (sebagaimana dite- besar, telinga, mulut yang terbuka, bergigi mukan di candi Srikandi dan Bima). dengan jumlah yang bervariasi, dan bertar- Ketiga dalam hal unsur, secara umum ing. Sebagian ada Kala yang ditambahkan antara Kala kompleks Candi Gedongsongo unsur lonceng, kumis, dan lidah yang men- dan Dieng memiliki unsur yang sama, yakni julur. Mahkota/rambut Kala juga distilasi mata melotot, hidung besar, berahang yang dengan rangkaian dedaunan dan bagian ter-

UNNES JOURNALS 8 Syafii dan Supatmo, Ornamen Kala Candi Gedongsongo Dan Dieng: Studi Komparatif Jenis, Bentuk Dan Struktur tentu berupa bunga. Persamaan dan perbedaan Kala kom- Halim, A. dan Herwinto, R.P. 2017. “Makna pleks kompleks Candi Gedongsongo dan Di- Ornamen pada Bangunan Candi Hindu eng lebih menunjukkan kesan persamaannya dan Budha di Pulau Jawa (Era Klasik dilihat dari segi penempatan, perbentukan, Tua-Klasik Tengah-Klasik Muda)”. Risa. pemanfaatan unsur, dan penampilan ukiran. Perbedaannya terlihat dari pemanfaatan unsur pada kompleks Candi Dieng dijumpai Haryanto.01(02): 2011. 49-68. “Pengembangan Objek Kala dengan unsur tambahan berupa lon- ceng, kumis, dan lidah yang menjulur. Un- Wisata Candi Gedongsongo sebagai sur-unsur ini tidak dijumpai pada kompleks Laboratorium IPS Terpadu” . Geografi. percandian Gedongsongo. Miksic,8(2): J. 2002. 126-135. “Kediaman Para Dewa”. Dalam Saran yang diajukan berdasarkan Tjahyono, G. (Ed.). Indonesian Heritage: penelitian ini adalah perlu dilakukan pene- Arsitektur. Jakarta: Buku Antar Bangsa litian yang lebih mendalam dalam meng- untuk Glolier International. kaji berbagai ornamen Kala pada kompleks percandian. Kajian historis arkeologis perlu ------. 2002. “ Sumber-sumber Arsitektur dilakukan, terutama terkait dengan keraga- Batu Awal”. Dalam Tjahyono, man ornamen Kala walaupun berada pada G. (Ed.). Indonesian Heritage: satu kompleks percandian. Penelitian histo- Arsitektur. Jakarta: Buku Antar Bangsa ris arkeologis diharapkan dapat menjawab untuk Glolier International. pertanyaan keragaman dalam penampilan Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 1984. visual dan unsur membentuknya. Qualitative Data Analysis. New York: Sage Publications. DAFTAR PUSTAKA Soekmono, R. 1973. Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius. Hindu dalam Kehidupan Manusia: Arifin,Kajian F. 2015. Linguistik“Representasi Antropologis”.Simbol Candi ------. 2002. “Candi: Lambang Alam Semesta”. Dalam Miksic, J. (Ed.). 12-20. Indonesian Heritage: Sejarah Awal. Penelitian Humaniora (online). 16(2): Jakarta: Buku Antar Bangsa untuk Basudewa, D.G.Y dan Titasari, C.P. 2015. Glolier International. “Kesetaraan Ornamen Kala-Makara dengan Karang Bhoma: Studi Kasus di Soetarno, R. 1997. Aneka Candi Kuno di Pura Dalem Desa Taman Pohmanis”. Indonesia. Semarang: Dahara Prize. Forum Arkeologi (online). 28(3): 177- Sunaryo, A. dkk. 2008. Bentuk dan Pola Ornamen Candi-candi Budha di Jawa Tengah. Laporan Penelitian tidak Dumarcay,186. J. 2002. “ Arsitektur Buda Jawa Tengah”. Dalam Tjahyono, G. (Ed.). Dipublikasikan, FBS UNNES. Indonesian Heritage: Arsitektur. Supatmo, dkk. 2008. “Motif dan Pola Ornamen Jakarta: Buku Antar Bangsa untuk Candi Kalasan Yogyakarta “. Laporan Glolier International. Penelitian, tidak dipublikasikan, FBS Dumarcay, J. & Miksic, J. 2002. “Candi-candi UNNES. Dataran Tinggi Dieng”. Dalam Tjahyono, ------. 2010. “Bentuk Ornamen Kala Makara G. (Ed.). Indonesian Heritage: Sejarah pada Kompleks Candi Plaosan Jawa Awal. Jakarta: Buku Antar Bangsa Tengah”. Laporan Penelitian, tidak untuk Glolier International. dipublikasikan, FBS UNNES.

UNNES JOURNALS Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 1 - Januari 2019 9

Wardani,Bentar L.K., dan Sitinjak, Paduraksa R.H., di dan Jawa Sari, Timur”. S.M. Konferensi2016. “Estetika Nasional Ragam PengkajianSeni, Hias Candi Arts and Beyond (online).

Ajar Ornamen Berbasis Candi di Jawa Syafii, dkk. 2016. “Pengembangan Bahan Candi Gedongsanga”. Laporan Penelitian,Tengah: Studi tidak Identifikasi dipublikasikan, Ornamen FBS UNNES. ------.2018. “Kala Ornament of Prambanan and Sewu Temple”. Proceeding 2nd International Conference on Arts and Culture (ICONARC 2018): 110-113. Van der Hoop. 1949. Indonesche Siermotiven. Koninklijk Bataviaasch Genootschap

van Kunsten en Wetenschappen.

UNNES JOURNALS 10 Syafii dan Supatmo, Ornamen Kala Candi Gedongsongo Dan Dieng: Studi Komparatif Jenis, Bentuk Dan Struktur

UNNES JOURNALS