ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PARTAI POLITIK SEBAGAI KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

Oleh : Yolanda Putri Pembimbing 1 : Dr. Mexsasai Indra, S.H., M.H Pembimbing 2 : Dr. Mukhlis R, S.H., M.H Alamat : Jln. Balam Sakti Ujung, Pekanbaru Email : [email protected] Telepon : 082285639879

ABSTRACT

One problem that has received much attention in this reform era is corruption. Corruption costs the poor by distorting funds used for development activities. Since its establishment, the Corruption Eradication Commission (KPK) has ensnared 891 corruptors, as many as 223 others are cadres of political parties. So far, politicians with the status of corruption suspects have always been punished by the court, but there is no reward for the political parties where they take shelter. Whereas political parties benefit from criminal acts that occur. By following the line of thought in corporate crime, political parties should also be charged with corruption.

This research uses the typology of normative legal research or so-called doctrinal legal research, which more specifically discusses the principles of law. In this study, researchers used the nature of dextiptive research, because researchers described the Juridical Analysis of Criminal Liability of Political Parties as Corporations in Corruption Crimes.

The results of the research is up to now political parties have never been held liable for criminal acts for corruption which involve them, whereas based on the characteristics of the corporate concept in the law on corruption eradication, political parties can be equated with corporations in criminal law. Supreme Court Regulation No. 13 of 2016 concerning Procedures for Handling Criminal Cases by Corporations, which is the latest legislation issued to act on political parties as corporations, still has weaknesses, including not explaining the criteria of subjects that can be criminally liable. So as to cause the actions of people in carrying out the duties and authorities in a corporation (political party) it can actually be accounted for personally.

Keywords: Accountability - Political Parties – Corporations - Criminal Acts - Corruption

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 1 I. PENDAHULUAN mengalir untuk pencalonan Anas A. Latar Belakang Masalah sebagai ketua umum partai, pada Salah satu agenda masalah Kongres Demokrat, di Bandung yang banyak mendapat sorotan pada 2010.4 tajam di era reformasi adalah Sedangkan pada kasus suap masalah KKN (Korupsi, Kolusi PLTU Riau-1, pada surat dan Nepotisme).1 Sejak berdiri, dakwaan, Idrus Marham disebut Komisi Pemberantasan Korupsi mengarahkan Eni Saragih selaku (KPK) telah menjerat sebanyak Bendahara (Munaslub) untuk 891 koruptor. 545 orang meminta yang USD 2,5 juta diantaranya merupakan politikus, kepada Kotjo karena ingin yaitu 69 orang anggota DPR-RI, menjabat menjadi Ketua Umum 149 orang anggota DPRD, dan Partai .5 104 Kepala Daerah. Sedangkan Pada kasus-kasus yang telah 223 orang lainnya merupakan disebutkan di atas, partai politik kader partai.2 terlihat mendapat keuntungan dari Koordinator Divisi Korupsi tindak pidana korupsi tersebut. Politik IndonesianCorruption Dengan mengikuti alur pikir pada Watch (ICW), Donal Faridz pidana korporasi, partai politik menyatakan meskipun sejumlah seharusnya juga dapat dijerat partai ramai menyebutkan slogan pidana korupsi. berantas korupsi, namun tidak Mengingat konstruksi partai sedikit kadernya yang tetap politik sebagai badan hukum, melakukan tindakan korupsi.3 sebagaimana ditegaskan dalam Jenis korupsi seperti suap dan Undang-Undang Partai Politik, penggelapan dana-dana publik, partai politik dapat dimasukkan seringkali dikategorikan sebagai sebagai salah satu subjek hukum inti atau betuk dasar dari tindak di lapangan hukum pidana.6 pidana korupsi. Salah satunya Hingga saat ini belum ada satupun adalah kasus korupsi Hambalang, partai politik yang dimintai Anas Urbaningrum terbukti pertanggungjawaban pidana. menerima hadiah sebesar Rp. Banyak faktor yang 57,59 miliar dan 5,26 juta dolar mempengaruhi minimnya AS yang berasal dari PT Adhi Karya, sebesar Rp. 2,2 miliar 4 https://tirto.id/korupsi-proyek-bakamla- dan-hambalang-munas-golkar-hingga- demokrat-cDQz diakses 16 Desember 2019 1 Barda Nawawi Arief, Masalah pukul 15.20 WIB. Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum 5https://www.google.com/amp/s/m.kump Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan, aran.com/amp/kumparannews/eni-saragih- Kencana Prenada Media Group, , ke-idrus-marham-soal-proyek-pltu-riau- 2010, hlm. 147. katanya-fee-halal-154875680759668572, 2 https://www.msn.com/id- diakses tanggal 13 Desember 2019 pukul id/berita/nasional/61percent-koruptor- 20.00 WIB merupakan-politikus/ar BBQ1s4n, diakses 6 Erdianto Effendi, Hukum Pidana 26 Maret 2019, pukul 13.47 WIB. Dalam Dinamika (Bunga Rampai Masalah 3https://amp.tirto.id/partai-politik-ikut- Aktual, Cicak Buaya, Century Hingga berperan-dalam-korupsi-berjaamaah-cHen, Korupsi), UR Press, Pekanbaru, 2012, hlm. diakses 4 September 2019 Pukul 22.17 WIB 37.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 2 tindakan aparat penegak hukum Berdasarkan latar belakang terhadap kejahatan korupsi yang tersebut diatas, maka peneliti melibatkan korporasi (partai tertarik untuk meneliti politik)7, diantaranya kelemahan permasalahan ini dengan judul dalam Peraturan Mahkamah ”Analisis Yuridis Agung Republik Indonesia Pertanggungjawaban Pidana Nomor 13 Tahun 2016 tentang Partai Politik Sebagai Tata Cara Penanganan Perkara Korporasi Dalam Tindak Tindak Pidana oleh Korporasi. Pidana Korupsi”. Berkenaan dengan B. Rumusan Masalah pertanggungjawaban pidana partai 1. Mengapakah partai politik politik sebagai suatu korporasi, tidak pernah dimintai perlu kriteria yang membedakan pertanggungjawaban atas ketika perbuatan itu tindak pidana korupsi yang dipertanggungjawabkan terhadap melibatkannya? partai politiknya atau hanya dapat 2. Bagaimanakah kriteria dimintakan pertanggungjawaban pertanggungjawaban pidana pidana terhadap individu partai politik sebagai korporasi pengurusnya.8 dalam tindak pidana korupsi? PERMA Nomor 13 Tahun B. Tujuan dan Kegunaan 2016 tentang Tata Cara Penelitian Penanganan Perkara Tindak 1. Tujuan Penelitian Pidana oleh Korporasi mengatur a. Untuk mengetahui mengapa mengenai tata cara, pada partai politik tidak pernah kenyataannya di dalam peraturan dimintai tersebut terdapat pula ketentuan pertanggungjawaban atas substantive (materiil) mengenai tindak pidana korupsi yang kriteria pertanggungjawaban melibatkannya. korporasi, namun, rumusan yang b. Untuk mengetahui kriteria digunakan masih agak pertanggungjawaban pidana membingungkan. Sehingga partai politik sebagai menyebabkan perbuatan orang korporasi dalam tindak dalam pelaksanaan tugas dan pidana korupsi. kewenangan dalam suatu 2. Kegunaan Penelitian korporasi (partai politik) justru Adapun kegunaan yang dapat dipertanggungjawabkan diharapkan dari penelitian ini secara pribadi.9 adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini berguna bagi 7 Asep N. Mulyana, Pendekatan penulis sebagai persyaratan Ekonomi Dalam Penegakan Hukum untuk memperoleh gelar Terhadap Kejahatan Korporasi, PT. Sarjana Hukum di Fakultas Grasindo, Jakarta, 2018, hlm. 10. Hukum Universitas Riau. 8 Chairul Huda, Studium Generale, Pertanggungjawaban Partai Politik Sebagai b. Sebagai sumbangan Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia, pemikiran penulis terhadap Fakultas Hukum UII, Jogjakarta, 11 Juli 2019. 9Ibid.,

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 3 almamater dalam liability10 adalah salah satu teori menambah khasanah hukum yang digunakan dalam pudana yang berhubungan pembebanan dengan pertanggungjawaban pertanggungajawaban pidana pidana partai poitik sebagai terhadap korporasi yang badan hukum dalam tindak melakukan kejahatan. Teori atau pidana korupsi di Indonesia doktrin ini berasal dari negara dan sebagai referensi Anglo-Saxon, seperti Inggris dan penulisan skripsi Amerika.11 Menurut Sutan Remy selanjutnya. Sjahdeini, doktrin ini c. Sebagai bahan kajian bagi mengajarkan bahwa apabila kalangan hukum, dalam tindak pidana itu dilakukan atau mengembangkan dan diperintahkan olehnya agar memperluas ilmu dan dilakukan oleh orang lain adalah pengetahuan dalam bidang mereka yang merupakan hukum, terkhususnya di ”personel pengendali korporasi” bidang hukum pidana. atau “directing mind of the corporations”, maka menurut C. Kerangka Teori ajaran identifikasi, 1. Teori Tujuan Pemidanaan pertanggungajwaban pidana dari Perihal ide dari ditetapkannya tindak pidana tersebut dapat tujuan pidana dan pemidanaan, dibebankan kepada korporasi. pada penelitian ini peneliti Yang dimaksud dengan personel menggunakan teori gabungan atau pengendali korporasi adalah retributive teleologis atau anggota pengurus, direktur atau teleological retributivist. Tokoh pejabat senior yang berwenang utama teori ini adalah Pellegrino bertindak untuk dan atas nama Rossi (1787-1848). Secara teoritis korporasi.12 teori gabungan berusaha untuk b. Teori Vicarious Liability menggabungkan pemikiran yang Menurut doktrin atau ajaran terdapat di dalam teori absolute “vicarious liability” adalah dan teori relative. Di samping pembebanan pertanggujawaban mengakui bahwa penjatuhan pidana dari tindak pidana yang sanksi pidana diadakan untuk dilakukan oleh seseorang kepada membalas perbuatan pelaku, juga orang lain. Misalnya tindak dimaksudkan agar pelaku dapat pidana yang dilakukan oleh A diperbaiki sehingga bisa kembali pertanggungjawabannya ke masyarakat. 2. Teori Pertanggungjawaban 10 Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Pidana Korporasi Hukum Pidana,Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 233-238. a. Teori Identifikasi 11 (Identification Theory) Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Identification theory atau Prenada Media, Bandung, hlm. 222 direct corporate criminal 12Sutan Remy Sjahdeini, Ajaran Pemidanaan: Tindak Pidana Korporasi & Seluk Beluknya Edisi Kedua, Prenada Media, , 2017 hlm. 174

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 4 dibebankan (juga) kepada B. 4. Tindak Pidana adalah suatu pertanggungjawaban pidana perbuatan yang dilakukan oleh pengelola atau pegawai korporasi orang yang dapat bertanggung dibebankan kepada korporasi. jawab atas perbuatannya. Pengelola atau pegawai yang Perbutan itu dilakukan dengan berbuat, korporasi yang ikut melawan hukum dan dengan bertanggungjawab.13 kesalahan serta telah memenuhi rumusan delik E. Kerangka Konseptual dalam undang-undang untuk 1. Pertanggungjawaban pidana diancam dengan pidana.17 adalah penilaian apakah 5. Tindak Pidana Korupsi adalah seseorang tersangka/terdakwa setiap orang yang secara dapat dipertanggungjawabkan melawan hukum melakukan atas suatu tindak pidana yang perbuatan memperkara diri terjadi.14 sendiri atau orang lain yang 2. Partai Politik adalah organisasi suatu korporasi dapat yang bersifat nasional dan merugikan keuangan negara dibentuk oleh sekelompok atau perekonomian negara.18 warga negara Indonesia secara 6. Suap adalah memberi sukarela atas dasar kesamaan pemberian hadiah atau janji kehendak dan cita-cita untuk kepada seorang penyelenggara memperjuangkan dan membela negara atau pegawai yang kepentingan politik anggota, berhubungan dengan masyarakat, bangsa dan jabatannya.19 negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan D. Metode Penelitian Republik Indonesia 1. Jenis Penelitian berdasarkan Pancasila dan Penelitian ini mengkaji Undang-Undang Dasar Negara pokok permasalahan sesuai Republik Indonesia Tahun dengan ruang lingkup dan 1945.15 identifikasi msalah melalui 3. Korporasi adalah kumpulan pendekatan undang-undang orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan tentang Pencegahan dan Pemberantasan badan hukum maupun bukan Tindak Pidana Korupsi, Lihat juga Pasal 1 badan hukum.16 angka 1 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penanganan Perkara 13Ibid, hlm. 156-157. Tindak Pidana Oleh Korporasi 14 Erdianto Effendi, Hukum Pidana 17 M. Rosid Kusnan, Hukum Pidana, Indonesia, PT. Refika Aditama, Jakarta, Cempaka Putih, Klaten, 2008, hlm. 26. hlm. 108. 18 Lihat Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang 15 Lihat Pasal 1 Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2011 tentang Perubahan 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Pemberantasan tentang Partai Politik Tindak Pidana Korupsi 16 Lihat Pasal 1 angka 1 Undang-Undang 19 Mahrus Ali, Asas, Teori, Praktek Nomor 20 Tahun 2011 tentang Perubahan Hukum Pidana Korupsi, UII atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Press,, 2013 hlm.125.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 5 dan regulasi yang bersangkut Undang Nomor 31 Tahun paut dengan isu hukum yang 1999 Tentang Pencegahan diteliti. Dalam penelitian ini dan Pemberantasan Tindak penulis melakukan penelitian Pidana Korupsi terhadap asas-asas hukum, 4) Undang-Undang Nomor 2 yaitu asas geen starf zonder Tahun 2011 Tentang schuld (tiada pidana tanpa Perubahan Atas Undang- kesalahan) dengan Undang Nomor 2 Tahun memanfaatkan metode 2008 Tentang Partai deskriptif. Penelitian ini Politik mengkaji tentang Analisis 5) Peraturan Mahkamah Yuridis Pertanggungjawaban Agung Republik Indonesia Pidana Partai Politik Sebagai Nomor 13 Tahun 2016 Korporasi Dalam Tindak Tentang Tata Cara Pidana Korupsi berdasarkan Penanganan Tindak Pidana Undang-Undang Nomor 20 Oleh Korporasi Tahun 2001 Tentang b. Bahan Hukum Sekunder Perubahan Atas Undang- Bahan hukum sekunder Undang Nomor 31 Tahun 1999 yaitu bahan-bahan hukum Tentang Pemberantasan Tindak yang erat kaitannya dengan Pidana Korupsi dan Peraturan bahan hukum primer dan Mahkamah Agung Republik dapat membantu Indonesia Nomor 13 Tahun menganalisis dan memahami 2016 Tentang Tata Cara bahan hukum primer, dapat Penanganan Perkara Tindak berupa: Rancangan peraturan Pidana Oleh Korporasi. perundang-undangan, 2. Sumber Data perundang-undangan yang Dalam penelitian ini data tidak berlaku, hasil karya yang digunakan adalah data ilmiah para sarjana, hasil- sekunder terdiri atas: hasil penelitian, jurnal yang a. Bahan Hukum Primer berkaitan dengan pengaturan Bahan hukum primer adalah dan pertanggungjawaban bahan-bahan hukum yang pidana partai politik sebagai mengikat, dan terdiri dari:20 korporasi dalam tindak 1) Undang-Undang Dasar pidana korupsi.21 Negara Republik Indonesia Tahun 1945. c. Bahan Hukum Tersier 2) Undang-Undang Republik Bahan hukum tersier Indonesia Nomor 1 Tahun adalah bahan-bahan hukum 1946 tentang Peraturan yang bersifat menunjang Hukum Pidana. bahan hukum primer dan 3) Undang-Undang Nomor bahan hukum sekunder, 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang- 21 Suteki dan Galang Taufani, Metode Penelitian Hukum (Filsafat, Teori dan Praktik), Raja Grafindo Persada, Depok, 20Ibid, hlm. 31. 2018, hlm. 216.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 6 antara lain kamus, internet, II. PEMBAHASAN ensiklopedia, yang berkaitan A. Partai Politik Tidak Pernah dengan penelitian.22 Dimintai Pertanggungjawaban Atas Tindak Pidana Korupsi 3. Teknik Pengumpulan Data Yang Melibatkannya Teknik pengumpulan data Menurut berbagai undang- yanag dipergunakan adalah undang pidana khusus tersebut: Library Research (Penelitian “korporasi adalah kumpulan Kepustakaan)23 yaitu orang dan/atau kekayaan yang memanfaatkan perpustakaan teroganisasi, baik merupakan sebagai sarana dalam badan hukum maupun bukan mengumpulkan data, dengan badan hukum”. mempelajari buku-buku Belakangan beberapa sebagai bahan referensi yang dugaan kasus hasil korupsi berhubungan dengan mengalir ke partai politik yang permasalahan yang akan kemudian memunculkan diteliti. pertanyaan apakah partai politik merupakan korporasi untuk bias 4. Analisis Data dan mampu dimintai Data yang telah terkumpul pertanggungjawaban pidana.24 dari studi kepustakaan (library Maka peneliti menggunakan research) selanjutnya diolah justifikasi yuridis untuk menelaah dengan cara di seleksi, aturan hukum pidana yang diklarifikasi secara sistematis, berkaitan dengan keberadaan logis dan yuridis kemudian partai politik serta korporasi dianalisis secara kualitatif. sebagai elemen yang diberikan Analisis kualitatif adalah suatu kehendak oleh hukum. yaitu metode analisis hasil studi Undang-Undang Pemberantasan kepustakaan ke dalam bentuk Tindak Pidana Korupsi.25 penggambaran permasalahan Berdasarkan Pasal 1 angka dengan menggunakan teori-teori 1 Undang-Undang Nomor 31 dan menguraikannya dalam Tahun 1999 Jo. Undang-Undang bentuk kalimat dan disimpulkan Nomor 20 Tahun 2001 tentang dengan menggunakan metode Pemberantasan Tindak Pidana deduktif yaitu suatu cara Korupsi menyatakan bahwa menarik kesimpulan dari dalil korporasi adalah kumpulan orang yang bersifat umum ke khusus, dan/atau kekayaan yang dan dipelajari sebagai suatu terorganisasi baik merupakan kesatuan yang utuh dan badan hukum maupun bukan sistematis. badan hukum. Pada frasa

22 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian 24 I Wayan Hendra dan I Wayan Hukum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, Suardana, “Pertanggungjawaban Pidana hlm. 103. Partai Politik Sebagai Korporasi Dalam 23 Koentjoroningrat, Metode-Metode Tindak Pidana Korupsi di Indonesia”, Jurnal Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, Kertha Wicara, Vol. 4, No. 8, 2019, hlm. 6. hlm. 65. 25 Ibid, hlm. 20.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 7 “dan/atau” dilihat bahwa definisi dapat dinilai dengan uang, berupa korporasi dalam undang-undang uang, atau barang serta segala tindak pidana korupsi sangat luas. bentuk kekayaan yang dimiliki Sehingga, subjek bukan badan dan menjadi tanggung jawab hukum seperti perkumpulan orang partai politik”. Terlihat jelas apa atau perkumpulan harta kekayaan yang dipersyaratkan oleh undang- juga dikategorikan sebagai subjek undang tindak pidana korupsi hukum korporasi. untuk korporasi sama dengan Jika dipersamakan dengan unsur keuangan partai politik partai politik, sebagaimana dalam undang-undang partai definisi partai politik pada Pasal 1 politik. ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Selanjutnya mengenai Tahun 2011 tentang perubahan karakteristik “badan hukum”. atas Undang-Undang Nomor 2 Ternyata dari definisi mengenai Tahun 2008 tentang Partai Politik korporasi tersebut di atas, undang- yang menjelaskan bahwa “partai undang tindak pidana korupsi politik adalah organisasi yang tidak membatasi pengertian bersifat nasional dan dibentuk korporasi hanya berupa badan oleh sekelompok warga negara hukum saja, tetapi bukan badan Indonesia…” Maka, dapat terlihat hukum.27 Korporasi dan partai adanya kesamaan karakteristik politik merupakan badan hukum, antara korporasi dan partai politik yang dipersamakan dengan yaitu kumpulan orang atau manusia sebagai subjek hukum. organisasi. Karakteristik Maka, berdasarkan uraian di “kumpulan orang” tersebut sama atas, partai politik layak untuk dengan yang dijelaskan dalam dipersamakan dengan korporasi, undang-undang tindak pidana karena partai politik telah korupsi. memenuhi unsur “kumpulan Karakteristik selanjutnya orang”, “kumpulan harta adalah “kekayaan yang kekayaan yang terorganisasi”, dan terorganisasi”. Syarat adanya “berbadan hukum” sebagaimana harta kekayaan yang terpisah definisi korporasi yang terdapat (tersendiri) serta mempunyai hak dalam undang-undang tindak dan kewajiban merupakan ciri pidana korupsi. khas dari korporasi.26 Pasal 5 Dengan diterimanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun korporasi sebagai subjek hukum 2011 tentang perubahan atas pidana yang dinilai dapat Undang-Undang Nomor 2 Tahun melakukan tindak pidana dan 2008 tentang Partai Politik dapat menjelaskan bahwa keuangan mempertanggungjawabkannya partai politik adalah semua hak secara pidana,28 maka partai dan kewajiban partai politk yang

26 Erna Rusdiana, “Pertanggungjawaban 27 Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm. Pidana Partai Politik Sebagai Badan Hukum 37. Dalam Mewujudkan Penegakan Hukum 28 Kristian, “Jenis-Jenis Sanksi Pidana Korupsi Politik”, Disertasi, 2016, hlm. 196. Yang Dapat Diterapkan Terhadap

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 8 politik yang dipersamakan dengan politik yang dipersamakan dengan korporasi juga dapat dimintai korporasi. pertanggungjawaban atas tindak Pada kasus korupsi pidana korupsi yang Hambalang, salah seorang saksi di melibatkannya. persidangan, Yulianis, Berbeda dengan partai mengatakan bahwa Muhammad politik yang belum pernah Nazaruddin merupakan salah satu dimintai pertanggungjawaban aktor pemenangan Anas pidana, akhirnya korporasi telah Urbaningrum, telah memberikan dimintai pertanggungjawaban dana dalam bentuk voucher 3 pidana atas tindak pidana korupsi (tiga) lembar yang terdiri dari yang dilakukan oleh PT Nusa US$ 1 juta, US$ 5 juta dan US$ Konstruksi Enjineering (NKE). 500 ribu. Uang tersebut dikatakan Korporasi tersebut merupakan merupakan uang yang digunakan korporasi pertama yang divonis untuk pemenangan Anas atas tindak pidana korupsi. Urbaningrum dalam Kongres Didakwa memperkaya korporasi Partai Demokrat.31 sendiri dan juga didakwa Jika dianalisis, maka kedua melawan hukum membuat putusan diatas memiliki kesepakatan memenangkan kesamaan, yaitu merupakan perusahaannya dalam lelang bentuk korupsi suap menyuap dan proyek RS Pendidikan Khusus masing-masing korporasi dan Penyakit Infeksi dan Pariwisata partai politik memperoleh Universitas Udayana Tahun keuntungan dari tindak pidana Anggaran 2009-2010.29 PT NKE yang dilakukan. Namun, nyatanya dihukum membayar kerugian hingga saat ini partai politik tidak negara sebesar Rp. 85,4 miliar pernah dimintai serta denda Rp. 700 juta. Majelis pertanggungjawaban pidana. hakim juga menjatuhkan pidana Van Bemmelen yang tambahan untuk PT NKE berupa merupakan salah satu tokoh dari larangan mengikuti lelang proyek penganut teori tujuan pemidanaan, negara selama 6 bulan.30 yaitu teori gabungan yang Dengan divonisnya PT NKE menitikberatkan pada unsur sebagai korporasi yang pembalasan, mengatakan: “pidana melakukan tindak pidana korupsi, bertujuan membalas kesalahan maka seharusnya dan mengamankan masyarakat. pertanggungjawaban pidana pun Tindakan bermaksud dapat dimintai kepada partai mengamankan dan memelihara tujuan. Jadi, pidana dan tindakan keduanya bertujuan mempersiapkan untuk Korporasi”, Jurnal Hukum & Pembangunan, mengembalikan terpidana ke Vol. 44, No. 1, 2014, hlm. 117. 29 https://tirto.id/vonis-pt-nke-sederet- dalam kehidupan masyarakat”. korporasi-yangterancam-jerat-pidana- korupsi-ddgb, diakses 9 Maret 2020, pukul 31 Putusan Pengadilan Tindak Pidana 04.22 WIB. Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta 30 Ibid. Pusat Nomor 69/PID.B/TPK/PN.JKT.PST

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 9 Berdasarkan teori tersebut, Tindak Pidana Oleh Korporasi peneliti berpendapat bahwa sudah tidak menentukan kriteria subjek selayaknya sanksi pidana yang dipertanggungjawabkan dikenakan kepada partai politik akibat tindak pidana korporasi. yang terlibat dalam tindak pidana Hal ini menyebabkan perbuatan korupsi. Untuk mencapai tujuan orang dalam pelaksaan tugas dan pemidaan yang ideal, perlu kewenangan dalam suatu dilakukan upaya penanggulangan korporasi justru dapat tindak pidana korupsi yang dipertanggungjawabkan secara dilakukan oleh partai politik pribadi. Tindak pidana karena tindak pidana tersebut mendatangkan keuntungan bagi merupakan extra ordinary crime korporasi, tetapi sanksi pidananya yang merugikan perekonomian justru pidana badan bagi orangnya atau keuangan negara. dan bahkan beban ganti rugi karena tindak pidana itu dipikul B. Kriteria Pertanggungjawaban oleh orangnya secara pribadi.32 Pidana Partai Politik Sebagai Sutan Remy Sjahdeini Korporasi Dalam Tindak berpendapat bahwa mengenai Pidana Korupsi kedudukan sebagai pembuat Keberadaan dan kebijakan tindak pidana dan sifat formulasi PERMA Nomor 13 pertanggungjawaban pidana dari Tahun 2016 Tentang Tata Cara korporasi terdapat empat Penanganan Perkara Tindak kemungkinan, yaitu:33 Pidana Oleh Korporasi yang 1. Pengurus korporasi sebagai diterbitkan untuk menanggulangi pelaku tindak pidana, sehingga persoalan permintaan oleh karenanya penguruslah pertanggungjawaban terhadap yang harus memikul korporasi masih mengandung pertanggungjawaban pidana. banyak kelemahan, baik dalam 2. Korporasi sebagai pembuat tatanan teoretis maupun dalam tindak pidana, tetapi pengurus tataran praktis sehingga yang harus memikul memengaruhi aplikasi dan pertanggungjawaban pidana. eksekusinya dalam praktik 3. Korporasi sebagai pelaku berhukum di Indonesia. tindak pidana dan korporasi itu Kelemahan kebijakan sendiri yang harus memikul formulasi PERMA Nomor 13 pertanggungjawaban pidana. Tahun 2016 Tentang Tata Cara 4. Pengurus dan korporasi Penanganan Perkara Tindak keduanya sebagai pelaku Pidana Oleh Korporasi tindak pidana, dan keduanya diantaranya adalah mengenai pula yang harus memikul kriteria subjek yang pertanggungjawaban pidana. dipertanggungjawabkan akibat

tindak pidana korporasi. Chairul 32 Chairul Huda, Op.Cit, hlm. 10. Huda mengatakan bahwa PERMA 33 Hasbullah F. Sjawie, Direksi Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Perseroan Terbatas serta Tata Cara Penanganan Perkara Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Kencana, Jakarta, hlm. 278.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 10 Berdasarkan penjelasan di 2. Perbuatan dari manusia atas, maka baik pengurus, alamiah sebagai organ dari korporasi, maupun keduanya korporasi secara melawan merupakan subjek yang dapat hukum melakukan perbuatan dimintai pertanggungjawaban memperkaya korporasi yang pidana atas tindak pidana dapat merugikan keuangan korporasi. Selanjutnya, yang negara atau perekonomian menjadi pertanyaan adalah negara. bagaimana kriteria tindak pidana Kedua, kriteri tindak pidana yang dilakukan sehingga dapat yang dapat dimintai dimintai pertanggungjawaban pertanggungjawaban kepada kepada pengurus, korporasi atau pengurus korporasi. Berdasarkan keduanya. Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Pertama, kriteria tindak Nomor 31 Tahun 1999 pidana yang dapat dimintai sebagaimana telah diubah oleh pertanggungjawaban kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun korporasi adalah berdasarkan 2001 tentang Pemberantasan Undang-Undang Nomor 31 Tahun Tindak Pidana Korupsi yang telah 1999 sebagaimana telah diubah dijelaskan sebelumnya juga dapat oleh Undang-Undang Nomor 20 ditafsirkan sebaliknya, apabila Tahun 2001 tentang korporasi tidak melakukan Pemberantasan Tindak Pidana perbuatan melawan hukum yang Korupsi. Berdasarkan ketentuan memperkaya diri sendiri yang pasal 2 ayat (1) Undang-Undang dapat merugikan keuangan negara Nomor 31 Tahun 1999 atau perekonomian negara dan sebagaimana telah diubah oleh dapat dibuktikan pula bahwa Undang-Undang Nomor 20 Tahun perbuatan dari manusia alamiah 2001 tentang Pemberantasan sebagai organ dari korporasi tidak Tindak Pidana Korupsi, maka melakukan perbuatan melawan suatu tindak pidana korupsi yang hukum memperkaya korporasi dilakukan oleh korporasi telah maka tidak ada tindak pidana terjadi manakala memenuhi korupsi yang dilakukan oleh suatu setidaknya 2 (dua) kriteria sebagai korporasi.35 berikut.34 Dalam hal yang demikian 1. Korporasi secara melawan maka tindak pidana korupsi yang hukum melakukan perbuatan dilakukan merupakan tindak memperkaya diri sendiri yang pidana korupsi dari manusia dapat merugikan keuangan alamiah sebagai suatu individu negara atau perekonomian dan pribadi. Hal tersebut negara. merupakan tindak pidana korupsi yang pertanggungjawaban pidananya dibebankan secara

34Kristian, Sistem Pertanggungjawban individual kepada organ (orang) Pidana Korporasi Dalam Perkara Tindak yang bersangkutan. Dalam model Pidana Korupsi Pasca Terbitnya PERMA RI No. 13 Tahun 2016, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 29. 35Ibid, hlm. 161.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 11 pertanggungjawaban pidana pemahaman bahwa kriteria- korporasi, hal tersebut disebut kriteria pertanggungjawaban dengan “pengurus sebagai pelaku pidana korporasi dapat diterapkan tindak pidana dan penguruslah pada partai politik.38 yang harus bertanggungjawaban Berdasarkan putusan secara pidana”.36 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Ketiga, sedangkan tindak Nomor 100/Pid.Sus- pidana yang dimintai TPK/2018/PN Jkt.Pst, Mantan pertanggungjawabannya terhadap Sekretaris Jenderal Partai Golkar korporasi dan pengurusnya, maka Idrus Marham disebut kriterianya sama dengan yang mengarahkan Eni selaku telah disebutkan di atas. Kristian Bendahara (Munaslub) untuk mengatakan apabila ingin meminta yang USD 2,5 juta menjerat korporasi dan kepada Kotjo karena ingin pengurusnya, hal tersebut harus menjabat menjadi Ketua Umum dilakukan bersama-sama atau Partai Golkar. Eni Saragih setidaknya perkara yang pertama mengaku telah menyetor uang diajukan belum berkekuatan senilai Rp. 2 miliar atas hukum tetap atau perkaranya persetujuan Wakil Sekretaris berbeda. Sebaliknya, apabila Steering Committee (SC) perkara yang diajukan pertama Munaslub Partai Golkar, Sarmuji. kali telah berkekuatan hukum Sarmuji telah mengambalikan tetap maka perkara kedua yang uang suap tersebut sebesar Rp. diajukan kembali menjadi peraka 712 juta ke KPK.39 yang ne bis in idem.37 Menurut peneliti, kasus di Berdasarkan kriteria diatas, atas telah memenuhi beberapa yang menjadi pertanyaan adalah kriteria pertanggungjawaban dapatkah kriteria-kriteria tersebut pidana korporasi (partai politik). diterapkan terhadap partai politik. Diantaranya, “tindak pidana Meskipun korporasi dan partai dilakukan oleh personil politik adalah dua entitas yang pengendali korporasi (sebagai berbeda jika dilihat dari tujuan senior officer atau directing mind. pendirian dan jenis kegiatannya Berdasarkan teori identifikasi namun ada persamaan dalam yang menyatakan perbuatan karakteristik korporasi dan partai pimpinan korporasi atau pengurus politik sebagai badan hukum. tinggi korporasi dianggap sebagai Dalam kerangka perbuatan korporasi itu sendiri pertanggungjawaban pidana, (selama tindakan itu berkaitan persamaan karakteristik tersebut akan membawa pada suatu 38 Erma Rusdiana, “Pertanggungjawaban Pidana Partai Politik Sebagai Badan Hukum Dalam Mewujudkan Penegakan Hukum 36Ibid, hlm. 30. Korupsi Politik”, Disertasi, 2016, hlm. 258- 37 Pasal 79 ayat (1) KUHP: “seseorang 259. tidak boleh dituntut dua kali karena 39 htpps://amp.tirto.id/wasekjen-golkar- perbuatan yang telah mendapat putusan yang akui-terima-duit-dari-eni-saragih-untuk- telah mendapat putusan yang telah munaslub-ddKt diakses 13 Desember 2019 berkekuatan hukum tetap” pukul 23.00 WIB.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 12 dengan korporasi). Maka, partai korporasi berdasarkan Golkar selayaknya dimintai karakteristik yang terdapat pertanggungjawaban pidana atas dalam konsep korporasi pada perbuatan directing mind tersebut. undang-udang pemberantasan Selanjutnya, teori vicarious tindak pidana korupsi, yaitu liability (pertanggungjawaban “perkumpulan orang”, pidana pengganti) menyatakan “perkumpulan kekayaan yang bahwa pertanggungjawaban teroganisasi”, dan “berbadan pidana dari tindak pidana yang hukum”. Sehingga hal ini dapat dilakukan oleh pengurus menjadi alasan untuk korporasi dapat dibebankan dimintakannya terhadap korporasi manakala pertanggungjawaban pidana memenuhi kriteria tertentu (tindak terhadap partai politik yang pidana dilakukan oleh pengurus melakukan tindak pidana korporasi, tindak pidana korupsi. dilakukan dalam ruang lingkup 2. Subjek yang dapat dimintai pekerjaanya, dilakukan dalam pertanggungjawaban dalam rangka pemenuhan maksud dan tindak pidana korupsi adalah tujuan korporasi, korporasi gagal pengurus, partai politik atau melakukan menghalangi atau keduanya secara bersama- menindak tindak pidana yang sama. Sedangkan mengenai terjadi, tindak pidana tersebut kriteria tindak pidana yang memberikan manfaat atau dapat dimintakan keuntungan bagi korporasi, dsb). pertanggungjawaban terhadap Peneliti merasa kriteria-kriteria partai politik diantaranya tersebut sudah terpenuhi, maka adalah tindak pidana yang dengan teori vicarious liability dilakukan oleh directing mind ini, seharusnya dapat dimintai partai politik, tindak pidana pertanggungjawaban kepada yang dilakukan oleh pengurus partai politik. partai politik, dilakukan dalam Maka, berdasarkan kriteria- ruang lingkup partai politik dan kriteria pertanggungjawaban memberikan manfaat dan atau pidana korporasi yang sudah keuntungan bagi partai politik. peneliti bahas, seharusnya dapat dimuat dalam PERMA Nomor 13 B. Saran Tahun 2016 Tentang Tata Cara 1. Dengan dapat Penanganan Perkara Tindak dipersamakannya partai Pidana Oleh Korporasi, politik dengan korporasi dan mengingat ini adalah payung telah adanya korporasi yang hukum terbaru untuk menindak divonis dalam kasus korupsi, korporasi/partai politik. hal ini seharusnya dapat menjadi dasar oleh penegak III. PENUTUP untuk dimintakannya A. Kesimpulan pertanggungjawaban pidana 1. Partai politik dapat korupsi terhadap partai dipersamakan dengan politik.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 13 2. Seharusnya dengan Century Hingga berkembangnya kejahatan Korupsi),Pekanbaru: UR yang terjadi di Indonesia, Press. terutama kejahatan yang Koentjoroningrat 1991, Metode- dilakukan oleh partai politik, Metode Penelitian maka seharusnya pembuat Masyarakat, Jakarta: undang-undang segera Gramedia. membentuk peraturan Mahrus Ali, 2013, Asas, Teori, perundang-undangan yang Praktek Hukum Pidana dapat menjerat partai politik Korupsi, Yogyakarta: UII sebagai subjek tindak pidana. Press. Agar penegak hukum tidak Muladi dan Priyatno, Dwidja, ragu lagi untuk menjerat 2010, Pertanggungjawban partai politik yang terlibat Pidana Korporasi, kasus korupsi. Bandung: Prenada Media. 3. Seharusnya pembuat undang- Mulyana, Asep N., 2018, undang memperjelas kriteria Pendekatan Ekonomi pertanggungjawaban pidana Dalam Penegakan Hukum korporasi terutama yang ada Terhadap Kejahatan di dalam Peraturan Korporasi, PT. Grasindo, Mahkamah Agung Nomor 13 Jakarta. Tahun 2016 Tentang Tata Nawawi, Arief Barda, 2001, Cara Penanganan Perkara Kapita Selekta Hukum Tindak Pidana Oleh Pidana, Bandung: Citra Korporasi mengingat Aditya Bakti. PERMA ini menjadi ______, 2010, pedoman bagi penegak Masalah Penegakan Hukum hukum dalam penangan dan Kebijakan Hukum perkara pidana dengan pelaku Pidana Dalam partai politik sebagai Penanggulangan korporasi dan mengisi Kejahatan, Jakarta: kekosongan hukum, Kencana Prenada Media khususnya hukum pidana. Group. Rosid Kusnan, M., 2008, Hukum DAFTAR PUSTAKA Pidana, Klaten: Cempaka A. Buku Putih. Ashshofa, Burhan, 2004, Metode Sjahdeini, Sutan Remy, 2017, Penelitian Hukum, Jakarta: AjaranPemidanaan: Tinda PT Rineka Cipta. Pidana Korporasi & Seluk Effendi, Erdianto, 2011, Hukum Beluknya Edisi Kedua, Pidana Indonesia, Jakarta: Depok: Prenada Media. PT. Refika Aditama. Suteki dan Taufani, Galang, 2018, ______, 2012, Hukum Metode Penelitian Hukum Pidana Dalam Dinamika (Filsafat, Teori dan (Bunga Rampai Masalah Praktik), Depok: Aktual, Cicak Buaya, RajaGrafindo Persada.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 14

B. Jurnal/Makalah D. Website Erma Rusdiana, https://www.msn.com/id- “Pertanggungjawaban id/berita/nasional/61percent Pidana Partai Politik -koruptor-merupakan- Sebagai Badan Hukum politikus/ar BBQ1s4n, Dalam Mewujudkan diakses 26 Maret 2019, Penegakan Hukum Korupsi pukul 13.47 WIB. Politik”, Disertasi, 2016. https://amp.tirto.id/partai-politik- I Wayan Hendra dan I Wayan ikut-berperan-dalam- Suardana, korupsi-berjaamaah-cHen, “Pertanggungjawaban diakses 4 September 2019 Pidana Partai Politik Pukul 22.17 WIB Sebagai Korporasi Dalam https://tirto.id/korupsi-proyek- Tindak Pidana Korupsi di bakamla-dan-hambalang- Indonesia”, Jurnal Kertha munas-golkar-hingga- Wicara, Vol. 4, No. 8, 2019 demokrat-cDQz diakses 16 Kristian, “Jenis-Jenis Sanksi Desember 2019 pukul 15.20 Pidana Yang Dapat WIB. Diterapkan Terhadap https://www.google.com/amp/s/m Korporasi”, Jurnal Hukum .kumparan.com/amp/kumpa dan Pembangunan Tahun rannews/eni-saragih-ke- ke-44, No. 1, 2014. idrus-marham-soal-proyek- pltu-riau-katanya-fee-halal- C. Peraturan Perundang- 154875680759668572, Undangan diakses tanggal 13 Kitab Undang-Undang Hukum Desember 2019 pukul 20.00 Pidana (KUHP) WIB Undang-Undang Nomor 2 Tahun https://tirto.id/vonis-pt-nke- 2011 tentang Perubahan atas sederet-korporasi- Undang-Undang Nomor 2 yangterancam-jerat-pidana- Tahun 2008 tentang Partai korupsi-ddgb, diakses 9 Politik Maret 2020, pukul 04.22 Undang-Undang Nomor 20 Tahun WIB 2011 tentang Perubahan atas htpps://amp.tirto.id/wasekjen- Undang-Undang Nomor 31 golkar-akui-terima-duit- Tahun 1999 tentang dari-eni-saragih-untuk- Pencegahan dan munaslub-ddKt diakses 13 Pemberantasan Tindak Desember 2019 pukul 23.00 Pidana Korupsi WIB. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana Oleh Korporasi

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII Nomor 1 Januari-Juni 2020 15