BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Merupakan sumber data yang didapatkan melalui buku, artikel maupun data online dari website yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas serta wawancara dengan berbagai narasumber.

2.1.1.1 Artikel

• http://www.hanjuang.com • http://www.legiit.com • http://www.superbandrek.blogspot.com

2.1.1.2 Data Literatur

Berikut sumber buku sebagai materi pendukung perancangan ulang kemasan

• Temu-temuan dan Empon-empon, Budi Daya dan Manfaatnya oleh Ir. Fauziah Muhlisah • Food and Beverage Packaging Technology 2nd edition oleh Richard Coles • Wedang Minuman Segar Berkhasiat oleh Yunita • Kebudayaan dan Waktu Senggang oleh Fransiskus Simon • Sejarah Jawa Barat oleh Drs. Yoseph Iskandar

2.1.1.3 Data Visual

• Handmade Packaging Workshop oleh Rachel Wiles • Prototypes Packaging oleh Edward Denison • Designing Brand Identity 3th edition oleh Alina Wheeler • Tipografi dalam desain grafis oleh Danton Sihombing.

3 4

• Universal Principles of Design oleh William Lidwell • Choosing Color for logos and Packaging oleh John T. Drew • Desain Komunikasi Visual Terpadu oleh Yongky Safanayong

2.1.1.4 Narasumber

1. Bapak Mohammad Sanusi selaku Kepala Humas Hanjuang 2. Bapak Anthony Sutrisno selaku Ketua Bumi Putih

2.1.2 Literatur 2.1.2.1 Sekilas Tentang Rempah-rempah Rempah-rempah merupakan komoditas hasil pertanian yang banyak digunakan sebagai sumber cita rasa dan aroma. Menurut Somaatmadja (1985), rempah-rempah adalah bahan asal tumbuh- tumbuhan yang biasa dicampurkan ke dalam berbagai makanan untuk memberi aroma/flavor dan membangkitkan selera makan. Asal kata rempah-rempah ( ) diturunkan dari bahasa Latin yaitu species aromatacea yang berarti buah-buahan bumi. Kata ini kemudian disingkat menjadi species yang berarti komoditi yang mempunyai nilai spesial. Menurut penulis-penulis klasik, rempah- rempah diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu: 1. Spesies aromata , rempah-rempah yang digunakan sebagai parfum seperti kapulaga, kayu manis, dan sweet marjoram. 2. Spesies thumiamata , rempah-rempah yang digunakan untuk dupa/kemenyan seperti thyme, kayu manis, dan rosemary. 3. Spesies condimenta , rempah-rempah yang digunakan untuk pengawetan seperti kayu manis, jinten, adas, cengkeh, dan sweet marjoram. 4. Spesies theriaca , rempah-rempah yang digunakan untuk menetralkan racun seperti adas, ketumbar, bawang putih, dan oregano.

Beberapa rempah-rempah selain memberikan aroma yang khas pada makanan, juga memberikan manfaat kepada pemakainya

5

(berpengaruh positif terhadap kesehatan) dan memberi sifat ketahanan (Somaatmadja, 1985). Tidak kurang dari 30 jenis rempah-rempah dan tumbuh-tumbuhan menunjukkan aktivitas antioksidan (Kochar dan Rossell, 1990)

Selain manfaat di atas, rempah-rempah juga dapat diolah sebagai minuman tradisional yang populer dikonsumsi sejak zaman dahulu di . Jamu dikenal sebagai minuman yang berasa pahit sehingga tidak setiap orang menyukainya.

Rempah-rempah yang banyak digunakan pada pembuatan minuman tradisional Hanjuang adalah adalah jahe, kayu manis, daun serai, lada hitam, daun pandan, cengkeh, pala, dan kapulaga. Berikut merupakan penjelasan singkat tentang rempah yang biasa digunakan pada minuman tradisional;

Jahe ( ) Jahe adalah umbi dari pohon Zingiber officionale Roscoe , yang termasuk dalam famili Zingiberaceae . Penghasil rasa pedas jahe adalah gingerol dan shogaol yang banyak terdapat dalam oleoresin jahe (Rismunandar, 1992). Ekstrak jahe juga dapat menyembuhkan sakit reumatik, disentri bakteri yang akut, penyakit malaria, radang, influensa, batuk dan pendarahan. Di samping itu juga dapat merangsang nafsu makan, memperlancar pencernaan dan mengurangi asam perut karena adanya zat antioksidan yang merangsang selaput lendir dan usus (Rismunandar, 1992).

Kayu Manis ( ) Kayu manis merupakan tumbuhan berdaun rimbun yang tingginya dapat mencapai 16 m dan termasuk famili Lauraceae . Menurut Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso (1985), kayu manis dapat dimanfaatkan sebagai obat sariawan, encok dan tekanan darah tinggi. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengobati muntah- muntah, asma, masuk angin dan antidiare.

5 6

Serai ( Lemongrass ) Sereh merupakan tumbuhan sejenis rumput yang berumpun besar, termasuk famili Gramineae . Sereh dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit kepala, otot dan sendi ngilu, batuk nyeri lambung, diare, anti radang dan memperlancar sirkulasi darah (Widjayakusuma et al ., 199). Selain itu dapat juga digunakan untuk membantu pencernaan, mengurangi tekanan darah dan mencegah flatulensi (Farrell, 1990).

Pandan ( Pandanus ) Daun pandan adalah perdu yang menjalar dan berdaun tipis, dengan panjang 40-80 cm dan lebar 4,5 cm (Heyne, 1987). Daunnya yang berwarna hijau sering digunakan sebagai pengharum dan pemberi zat warna alami dalam bahan pangan. Menurut Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso (1985) pandan wangi dapat digunakan untuk mengobati encok dan urat syaraf yang tegang.

Lada Hitam ( ) Lada hitam adalah buah lada yang masih mempunyai kulit yang berwarna hitam hasil fermentasi dan penjemuran. Sedangkan lada putih adalah buah lada yang tidak mempunyai kulit lagi dan telah dikeringkan. Secara umum, lada dapat digunakan untuk mengobati haid yang tidak teratur, masuk angi, influenza, demam dan tekanan darah rendah (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985).

Pandan ( Pandanus ) Daun pandan adalah perdu yang menjalar dan berdaun tipis, dengan panjang 40-80 cm dan lebar 4,5 cm (Heyne, 1987). Daunnya yang berwarna hijau sering digunakan sebagai pengharum dan pemberi zat warna alami dalam bahan pangan. Menurut Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso (1985) pandan wangi dapat digunakan untuk mengobati encok dan urat syaraf yang tegang.

7

Kapulaga ( ) Kapulaga dapat dipergunakan sebagai tanaman obat penyakit radang amandel, tenggorokan, gatal-gatal, perut mulas, sesak nafas, keletihan dan demam. Selain itu, dapat juga digunakan untuk penyakit muntah-muntah, sakit dalam tulang, influenza, reumatik dan batuk (Indo, 1993).

Cengkeh ( ) Cengkeh tergolong ke dalam family Myrtaceae . Minyak essensial cengkeh berjumlah sekitar 17 persen dan 93 persennya adalah eugenol. Bunga cengkeh dapat digunakan untuk mengobati masuk angin, batuk dan mata terasa sakit (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985). Selain itu, menurut Sutedjo (1990), simplisia ini sangat baik juga untuk mengatasi sakit batuk.

Kembang Pala ( Mace ) dan Biji Pala ( ) Biji pala berwarna keabu-abuan, berbentuk oval, beberapa berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi. Menurut Rismunandar (1992), dalam pengobatan tradisional kegunaan biji pala adalh untuk menghentikan muntah-muntah dan menghilangkan rasa sakit sewaktu haid. Selin itu, menurut Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso (1985) biji pala juga berkhasiat untuk kejang lambung, susah tidur dan encok.

2.1.2.2 Sekilas Tentang Kebudayaan Cikal bakal kebudayaan berawal dari bahasa Latin, yaitu cultura , yang menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan, dan pengembangan tanaman atau ternak. Pengertian tersebut berubah menjadi gagasan tentang keunikan adat istiadat kebiasaan suatu masyarakat. Selanjutnya, istilah cultura menjadi multidimensi bersama dengan munculnya berbagai pendapat tentang apa makna perbedaan dan keunikan dalam memahami manusia pada

7 8

umumnya. Menurut Fransiskus Simon dalam bukunya Kebudayaan dan Waktu Senggang “manusia seharusnya tidak hanya menggumuli tataran refleksi filosofis, tetapi juga memahami kebudayaan melalui pergumulan dengan berbagai bentuk pengalaman empiris” Pemahaman kebudayaan para pemikir Indonesia diduga berasal dari bahasa Sansekerta, yakni buddhayah . Kata tersebut terdiri dari kata “budi” dan “daya”. Budi adalah makna akal, pikiran, pengertian, paham, pendapat, perasaan. Sedangkan daya mengandung kompleksitas makna dari yang tersurat dalam budi, juga sebagai himpunan kemampuan dan segala usaha yang dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan berunsurkan sesuatu yang bersifat universal seperti bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, system mata pencaharian, system religi dan kesenian.

2.1.2.3 Sekilas Tentang Budaya Sunda Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa Indonesia dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes yaitu mencakup wilayah administrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Karena letaknya yang berdekatan dengan ibukota negara maka hampir seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini 65% penduduk Jawa Barat adalah suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Daerah mereka yang juga sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda. Masyarakat sunda mengartikan kata “sunda” menjadi beberapa pengertian (Hizhib: 2010); Sunda, dari kata “Saunda”, berarti Lumbung bermakna (subur dan makmur)

9

Sunda, dari kata “Sonda”, berarti bahagia Sunda, dari kata “Sonda”, berarti sesuai dengan keinginan hati Sunda, dari kata “Sundara”, berarti lelaki yang tampan Sunda, dari kata “Sundari”, berarti wanita yang cantik Sunda, dari kata “Sundara”, nama dewa kamaja (penuh rasa cinta kasih) Sunda berarti indah

Jika dilihat dari arti Sunda diatas, tidak ada satupun arti yang kurang baik, hampir semua artinya baik. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan masyarakat sunda adalah pengharapan akan kebaikan dalam setiap aspek kehidupan. Berikut merupakan unsur-unsur kebudayaan sunda:

1. Bahasa Bahasa sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain, yaitu: • Bahasa sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani. • Bahasa sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya • Bahasa sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah. Namun demikian di Serang dan di Cilegon, lebih lazim menggunakan bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh teknik pendatang dari suku jawa.

2. Mata Pencaharian Mata pencaharian pokok masyarakat sunda adalah:

9 10

• Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet dan kina • Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran • Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, peternak.

3. Sosial Jalinan hubungan antara individu-individu dalam masyarakat Suku Sunda dalam kehidupan sehari-hari berjalan relatif positif. Apalagi masyarakat Sunda memiliki sifat “ someah hade ka semah ” ini terbukti banyak pendatang atau tamu tidak pernah surut berada ke Tatar Sunda termasuk yang enggan kembali ke tanah airnya. Lebih jauh lagi banyak sekali sektor kegiatan strategis yang didominasi kaum pendatang dan menunjukan bahwa orang Sunda mempunyai sifat ramah dan baik hati kepada kaum pendatang atau tamu.

Diakui pula oleh etnik lainnya di negeri ini bahwa sebagian besar masyarakat Sunda memang telah menjalin hubungan yang harmonis dan bermakna dengan kaum pendatang. Hal ini ditandai oleh hubungan mendalam penuh empati dan persahabatan. Tidaklah mengherankan, bahwa persahabatan, saling pengertian dan bahkan persaudaraan kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara warga Sunda dan kaum pendatang.

Perkenalan pribadi, pembicaraan dar hati ke hati, gaya dan ragam bahasa (termasuk logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara menyapa, cara duduk dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan akan turut mempengaruhi berhasil tidaknya komunikasi antar budaya dengan orang Sunda. Pada akhirnya, di balik kearifan,

11 sifat ramah, dan baik hati orang Sunda, sebenarnya masih sangat kental sehingga hal ini menjadi penunjang di dalam terjalinnya sistem interaksi yang berjalan dengan harmonis.

W.M.F. Hofsteede, dalam desertasinya Decision-making Process in Four Villages (1971) juga menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke dalam kelompok elite dan massa. Elite setempat terdiri dari lurah, pegawai-pegawai daerah dan pusat, guru, tokoh-tokoh politik, agama dan petani-petani kaya. Selanjutnya, petani menengah, buruh tani, serta pedagang kecil termasuk pada kelompok massa. Informal leaders , yaitu mereka yang tidak mempunyai jabatan resmi di desanya sangat berpengaruh di desa tersebut, dan diakui sebagai pemimpin kelompok khusus atau seluruh desa.

Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan kerabat atau keluarga dalam masyarakat Sunda menempati kedudukan yang sangat penting. Hal itu bukan hanya tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi setiap tingkat hubungan itu yang langsung dan vertikal ( bao, buyut , aki, bapa, anak , incu ) maupun yang tidak langsung dan horisontal ( dulur, dulur misan, besan ), melainkan juga berdampak kepada masalah ketertiban dan kerukunan sosial. Bapa/indung, aki/nini, buyut, bao menempati kedudukan lebih tinggi dalam struktur hubungan kekerabatan ( pancakaki ) daripada anak, incu, alo, suan . Begitu pula lanceuk (kakak) lebih tinggi dari adi (adik), ua lebih tinggi dari paman/bibi. Hubungan kekerabatan seseorang dengan orang lain akan menentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya, menentukan bentuk hormat menghormati, harga menghargai, kerjasama, dan saling menolong di antara sesamanya, serta menentukan kemungkinan terjadi-tidaknya

11 12

pernikahan di antara anggota-anggotanya guna membentuk keluarga inti baru.

Pancakaki dapat pula digunakan sebagai media pendekatan oleh seseorang untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya. Dalam hubungan ini yang lebih tinggi derajat pancakaki -nya hendaknya dihormati oleh yang lebih rendah, melebihi dari yang sama dan lebih rendah derajat pancakaki -nya.

3. Kesenian Masyarakat sunda begitu gemar akan kesenian, sehingga banyak terdapat jenis kesenian diantaranya seperti : Seni tari : Tari Topeng, Tari Merak, Tari Sisingaan dan Tari Jaipong. Seni musik : Degung (semacam orkestra) menggunakan gendang, gong, saron, kecapi, angklung Lagu daerah: Bubuy bulan, Es Lilin, Manuk Dadali, Tokecang, dan Warung Pojok. Wayang: Wayang Golek Senjata tradisonal: Kujang Batik: Batik Cirebon, Batik Tasik, Batik Ciamis, Batik Garut, Batik Cianjur, Batik Bogor, Batik Sumedang 2.1.3 Hasil Survey Penulis melakukan survey dengan membagikan kuisioner kepada 152 orang responden untuk mengetahui minat masyarakat terhadap minuman tradisional priangan dan produk Hanjuang. 1. 97 orang (64%) responden adalah pria dan 55 orang (36%) sisanya adalah wanita. 67 orang (44%) responden dengan usia 20-30 tahun. 53 orang (35%) responden dengan usia 30-40 tahun. 32 orang (21%) sisanya berusia di atas 40 tahun.

13

2. 53 orang (35%) responden tinggal di Jabodetabek dan 99 orang (65%) sisanya tinggal di luar Jabodetabek.

3. 65 orang (43%) responden adalah mahasiswa/i. 55 orang (36%) responden adalah pegawai/karyawan. 32 orang (21%) adalah wirausaha.

4. 126 orang (83%) responden mengetahui tentang minuman tradisional priangan dan sisanya 26 orang (17%) responden tidak mengetahuinya.

5. 81 orang (53%) meminum minuman tradisional priangan karena manfaatnya yang baik dan banyak. 64 orang (42%) meminum minuman tradisional priangan karena rasanya yang enak dan sisanya 7 orang (5%) responden meminumnya karena sudah menjadi adat istiadat/kebiasaan.

6. Dari skala 1-5, di skala 1 ada 3 orang (2%) koresponden yang kecil atau ragu minatnya untuk mencoba minuman tradisional instan. Di skala 2 ada 6 orang (4%) koresponden yang agak berminat untuk mencoba minuman tradisional instan. Di skala 3 ada 33 orang (22%) koresponden yang cukup berminat untuk mencoba minuman tradisional instan. Di skala 4 ada 72 orang (47%) koresponden yang mempunyai ketertarikan lebih mencoba minuman tradisional instan. Di skala 5 ada 38 orang (25%) koresponden yang sangat tertarik untuk mencoba minuman tradisional instan.

7. 79 orang (52%) responden mengetahui tentang merk atau Hanjuang dan sisanya 73 orang (48%) responden tidak mengetahuinya.

8. 17 orang (11%) responden selama kurang dari setahun telah menjadi penikmat minuman tradisional. 64 orang (42%) responden selama 1-5 tahun telah menjadi penikmat minuman tradisional. 68 orang (45%) responden selama 5-20 tahun telah menjadi penikmat minuman

13 14

tradisional. 3 orang (2%) responden selama lebih dari 20 tahun telah menjadi penikmat minuman tradisional.

9. 125 orang (82%) responden merasa desain kemasan berpengaruh terhadap pembelian sebuah produk. 27 orang (18%) responden merasa desain kemasan tidak berpengaruh terhadap pembelian produk.

10. Rangkuman kemasan yang baik menurut kebanyakan koresponden adalah kemasan yang memiliki desain yang baik serta memberikan informasi yang baik seperti cara penyajian, informasi gizi, komposisi dsb. Serta menjaga keutuhan produk tahan lama juga kemudahan dalam membuka kemasan, mudah dibawa dan efisien.

2.1.4 Hasil Wawancara 1. Hasil wawancara dengan Bapak Mohammad Sanusi merupakan pembahasan tentang Cihanjuang sendiri dari mulai berdiri, perkembangan Cihanjuang dimulai dari tahun 1997 hingga sekarang berkembang dengan berbagai varian rasa. Pembahasan juga mengenai pengolahan asli rempah-rempah hingga menjadi minuman instan tradisional. 2. Hasil wawancara dengan Bapak Anthony Sutrisno merupakan pembahasan tentang budaya Sunda yang berkembang, perkembangan dari zaman dahulu hingga sekarang. Menurut Bapak Anthony, persamaan yang mendasar dari kebiasaan masyarakat Sunda dari zaman dahulu hingga saat ini adalah ngariung atau berkumpul bersama, menghabiskan waktu untuk mengobrol dan bersantai, juga terdapat perbedaan seperti orang tua zaman dahulu ngariung sambil nyirih dan berkarya, kalau anak muda sekarang lebih suka bergosip. Bapak Anthony juga berpendapat bahwa budaya Sunda saat ini makin diminati oleh anak muda ujang Sunda hanya disayangkan kurangnya referensi dan kurang mendalam.

2.1.5 Observasi Observasi dilakukan ke pabrik Hanjuang sendiri di jalan Cihanjuang,Cimahi

15

2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Data Perusahaan Hanjuang merupakan salah satu merk dagang dari minuman tradisional priangan produksi dari UKM Cihanjuang Inti Teknik di Cimahi . Minuman ini sudah terkenal dari mulai sekitar Bandung sampai dengan ke luar negeri. Kekuatan dari minuman ini terletak pada rasa dan aromanya juga khasiatnya.

2.2.1.1 Sejarah Perusahaan CV Cihanjuang Inti Teknik (Cintek) awalnya merupakan usaha yang bergerak di bidang teknik pada tahun 1997, yaitu penjualan turbin tenaga air skala kecil, merupakan penghasil energi untuk menggerakan suatu mesin yang membutuhkan energi yang cukup besar dengan efisiensi tinggi, tetapi pada akhirnya CV Cintek harus memperlihatkan kegunaan dari turbin tersebut, maka dibuatlah mesin pengiris sayur, mesin penggiling kopi, jahe, dan lain-lain. Maka muncul sebuah ide untuk sekaligus memanfaatkan mesin yang telah dibuat sehingga lahir produk Hanjuang yang bergerak di bidang minuman tradisional instan rempah-rempah pada tahun 2000 dengan produk pertama Hanjuang adalah kopi bandrek instan. Tetapi seiring berjalannya waktu muncul permintaan dari konsumen untuk membuat produk bandrek instan tanpa ada kopi yang terkandung di dalamnya. Pada tahun 2004 permintaan konsumen pun mulai meningkat serta adanya 4 varian kopi bandrek, kopi bajigur, bandrek original, bajigur original. Pada tahun 2005 muncul varian baru yaitu bandrek teh, ginseng dan beras kencur serta muncul dengan perpaduan coklat dan pada tahun 2008. Seiring dikenalnya produk dan nama Hanjuang di masyarakat, muncul kemitraan yaitu bentuk kerja sama dengan produk Hanjuang dengan menjadi agen penjual

15 16

produk Hanjuang. Hanjuang pun ikut dalam pemberdayaan tenaga kerja lokal dari masyarakat sekitar Cihanjuang, Cimahi.

2.2.1.2 Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Hanjuang

2.2.1.3 Data Produk

Gambar 2.2 Produk Hanjuang

Berikut merupakan beberapa produk Hanjuang a. Bajigur Bajigur adalah minuman hangat yang terbuat dari santan, gula aren, garam, dan sedikit jahe. Kadangkala, penyajian bajigur biasanya juga ditambah dengan sedikit cengkaleng (kolang-kaling). Netto : 25gr /pcs Harga : Rp. 7500,- / pack

17 b. Bandrek Bandrék adalah minuman tradisional orang Sunda dari Jawa Barat, Indonesia yang dikonsumsi untuk menaikkan kehangatan tubuh. Minuman ini biasanya dihidangkan pada cuaca dingin, seperti di kala hujan ataupun malam hari. Bahan dasar bandrék yang paling penting adalah jahe dan gula merah, tapi daerah-daerah tertentu menambahkan rempah-rempah tersendiri untuk memperkuat efek hangat yang diberikan bandrék, seperti serai, merica, pandan, telur ayam kampung, dan sebagainya Netto : 25gr /pcs Harga : Rp. 7500,- / pack c. Coklat Bandrek Merupakan perpaduan coklat dengan bandrek yang menghasilkan rasa yang lebih modern dan unik. Netto : 25gr /pcs Harga : Rp. 7500,- / pack d. Kopi Bandrek Sama halnya seperti coklat bandrek, kopi bandrek merupakan perpaduan antara kopi dengan bandrek yang ditujukan kepada orang yang menyukai kopi, dan terdapat sensasi tersendiri ketika merasakan jahe dan gula aren dalam seduhan kopi tersebut. Netto : 25gr /pcs Harga : Rp. 7500,- / pack e. Beas Cikur Salah satu jenis jamu yang sering dijual oleh penjual jamu keliling adalah beras kencur, atau beas cikur dalam bahasa Sunda . Minuman ini dikenal memiliki berbagai manfaat

17 18

untuk kesehatan seperti penambah nafsu makan dan menambah kebugaran tubuh. Netto : 25gr /pcs Harga : Rp. 7500,- / pack

f. Sakoteng Sakoteng adalah sekoteng, minuman rasa jahe yang biasa dihidangkan panas. Bahan lain yang biasanya dicampur ke dalam minuman sekoteng adalah kacang hijau , kacang tanah , pacar cina dan potongan roti . Sekoteng biasa dihidangkan pada malam hari. Netto : 25gr /pcs Harga : Rp. 7500,- / pack

g. Enteh Bandrek Racikan tradisional yang khas dari jawa barat antara teh dengan bandrek, menjadikan sajian minuman hangat yang tidak kalah dengan minuman hangat varian yang lain dan ditujukan bagi pencinta teh. Netto : 25gr /pcs Harga : Rp. 7500,- / pack

Cara Pemakaian Cara pemakaian produk ini sangat mudah, cukup dituang dan diseduh dengan air panas pada secangkir gelas, dan minuman tradisional pun telah dapat dinikmati.

2.2.1.4 Karakteristik

Badan Usaha : CV (commanditaire vennootschap )

Lokasi : Jl. Cihanjuang 204

Cimahi 40513

Jam operasional : Senin - Sabtu (08.00-16.00 WIB)

19

2.2.1.5 Visi dan Misi

Visi : Mengedepankan minuman instan tradisional hingga ke manca negara

Misi : 1. Melakukan pemberdayaan masyarakat lokal

2. Memberikan kualitas bagi para konsumen

3. Mengutamakan seni dan budaya Indonesia dalam setiap peranan.

2.2.1.6 Data Target Target pasar untuk minuman tradisional instan Hanjuang mulai dari dalam negeri tersebar di beberapa pulau di Indonesia dengan sistem kemitraan hingga diekspor ke mancanegara, harganya memang relatif terjangkau.

a. Psikografis • Kepribadian : suka berkumpul, menyukai tradisi • Kebiasaan : konsumtif, senang berbincang-bincang, senang menghabiskan waktu bersama-sama, suka membaca berita atau buku • Gaya hidup : suka bersantai, menikmati gaya hidup yang tenang dan memperhatikan cita rasa makanan dan minuman serta menjaga kesehatan tubuh. b. Demografis • Usia : 17 – 70 tahun • Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan • Pendidikan : SMP, SMA, D3, S1, S2 • Kelas sosial : kelas B,C

19 20

• Pekerjaan : karyawan, karyawati, manager, direktur, ibu rumah tangga c. Geografis Sub Urban dengan iklim yang sejuk hingga dingin. 2.2.1.7 Data Pembanding a. Legiit

Gambar 2.3 Logo Legiit

Lokasi: Kp. Tabrik ds. Sindanglaya no. 116 RT 02, RW 08 Karangpawitan, Garut, Jawa Barat

Visi Menjadikan bandrek dan bajigur minuman populer di dunia

Misi • Mempopulerkan produk bandrek dan bajigur di kalangan masyarakat dunia • Menjadikan bandrek dan bajigur sebagai minuman alternative selain the dan kopi • Memberikan kebanggaan bagi penikmatnya

Produk

21

Gambar 2.4 Produk Legiit

b. Super Bandrek

Gambar 2.5 Logo Super Bandrek

Lokasi: Griya Permata Raden B/19 Karadenan, Bogor, Jawa Barat

Produk

Gambar 2.6 Produk Super Bandrek

2.3 Tinjauan Khusus 2.3.1 Landasan Teori 2.3.1.1 Teori Desain Grafis "Graphic design is the business of making or choosing marks and arranging them on a surface to convey an idea " – Richard Hollis

Desainer dan sejarawan Richard Hollis melihat desain grafis sebagai semacam bahasa dengan tata bahasa dan kosa kata yang tidak pasti dan

21 22

terus berkembang. Dalam Buku Pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa, Agus Sachari (2005) menjelaskan Desain Komunikasi Visual adalah Profesi yang mengkaji dan mempelajari desain dengan berbagai pendekatan baik hal yang menyangkut komunikasi, media, citra tanda maupun nilai. Peran utama dari desain adalah identifikasi untuk mengatakan apa sesuatu atau barang itu, atau dari mana asalnya. Fungsi yang kedua adalah untuk memberikan informasi dan instruksi, yang menunjukkan hubungan dari satu hal ke hal lain. Ketiga adalah sebagai fungsi promosi dan presentasi di mana tujuannya membuat mata konsumen tertuju pada promosi atau presentasi tersebut atau sesuatu yang diingat baik oleh konsumen, tapi tidak peduli apa format atau konsep yang ingin digunakan, setiap desain akan terdiri dari satu atau lebih dari unsur-unsur dasar atau elemen desain.

Unsur-unsur tersebut termasuk shape , bentuk ( form ), tekstur, garis, ruang, dan warna membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan ( balance ), ritme (rhythm ), tekanan ( emphasis ), proporsi ( proportion ) dan kesatuan (unity ), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas. Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar tangan, dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual.

Frank Jefkins (1997) mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi: kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala, dan penekanan.

Ada 8 aspek atau perspektif untuk analisis citra visual menurut Yongky Safanayong (2006) yaitu etis,historis,kultural, personal, kritikal, estetis, pragmatis dan nilai tambah. Pembahasan akan lebih ditekankan kepada historis dan kultural. Historis berdasar dari sumber sejarah dan fakta sejarah, belajar mengenal proses awal atau asal-usul, pentingnya karya berdasarkan garis waktu. Sementara kultural, dewasa ini sudah hidup berbudaya. Aktivitas desain komunikasi visual sebagai manifestasi

23

kebudayaan merupakan krida seluruh insan budaya yang terlibat. Kultural sangat erat kaitannya dengan pendekatan semiotik. Merupakan segala nilai material dan spiritual yang diciptakan atau sedang diciptakan oleh masyarakat selama sejarah.

2.3.1.2 Teori Kemasan Menurut Oxford Dictionary , kemasan ( packaging ) adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membungkus atau melindungi suatu barang. Definisi menurut buku Packaging the Branding adalah menurut beberapa orang, desain kemasan merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan mental, melatih intelektual yang diperlukan untuk membentuk ide dan konsep. Untuk orang lain, kemasan adalah tentang kerajinan untuk membuat sesuatu, menerapkan dan menyempurnakan rincian terkecil atau detail dan pilihan nuansa yang dipilih. Kedua pendekatan tersebut dianggap benar oleh sejarah desain.

Menurut drs. AD Pirous MA (2007) Mutu lain dari sebuah kemasan dinilai dari kemampuannya dalam memenuhi fungsi, di mana kemasan dituntut untuk memiliki daya tarik yang lebih besar daripada barang yang dibungkus di dalamnya. Keberhasilan daya tarik kemasan ditentukan oleh estetik yang menjadi bahan pertimbangan sejak awal perencanaan bentuk kemasan, karena pada dasarnya nilai estetik harus terkandung dalam keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis tanpa melupakan kesan jenis, ciri dan sifat barang yang diproduksi.

Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut;

1. Faktor pengamanan Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga

23 24

dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.

2. Faktor ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif dan efisien termasuk dalam pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang.

3. Faktor pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan peletakan di dalam rak atau tempat pemajangan serta keamanan produk terjamin bila ditumpuk.

4. Faktor komunikasi Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Pencitraan produk yang tidak berhasil biasanya menciptakan kesan atau pesan yang berbeda dari yang ingin disampaikan oleh produk tersebut.

5. Faktor ergonomi Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen.

25

6. Faktor estetika Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

7. Faktor identitas Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.

8. Faktor promosi Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.

9. Faktor lingkungan Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc.Donald untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan ( environmentally friendly ), dapat didaur ulang (recyclable ) atau dapat dipakai ulang ( reusable ).

Sifat dasar desain yaitu bersifat fungsional dan estetis menurut Christine S. Cenadi (1998) Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat

25 26

digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional);

1. Daya tarik visual (estetika) Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur-unsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon yang positif tanpa disadarinya. Sering terjadi konsumen membeli suatu produk yang tidak lebih baik dari produk lainnya walaupun harganya lebih mahal. Dalam hal ini dapat dipastikan bahwa terdapat daya tarik tertentu yang mempengaruhi konsumen secara psikologis tanpa disadarinya. Misalnya produk-produk sabun yang pada umumnya memiliki komposisi yang tidak jauh berbeda. Tetapi produk sabun mandi yang dapat menampilkan kelembutan yang divisualkan dengan baik pada desain kemasannya, diantaranya menggunakan warna-warna lembut ( ) dan merek yang memberikan kesan lembut dan anggun akan lebih banyak dipilih oleh konsumen. Visualisasi yang ditampilkan memberikan efek psikologis bahwa konsumen akan merasakan kulitnya lebih lembut setelah menggunakan sabun mandi tersebut.

2. Daya tarik praktis (fungsional) Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya yang perlu dipertimbangkan antara lain; • Dapat melindungi produk • Mudah dibuka atau ditutup kemnali untuk disimpan • Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman • Mudah dibuka atau ditutup kemnali untuk disimpan

27

• Dapat digunakan kembali ( reusable ) • Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang • Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali dengan jenis produk yang dapat diisi ulang ( refill )

Selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk penjualan swalayan harus memenuhi beberapa kriteria Bob Cotton (1990), antara lain:

1. Stands out (menonjol) Kriteria yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia akan kehilangan fungsinya, karena suatu produk harus bersaing dengan berpuluh-puluh produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara adalah dengan penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar.

2. Content (Isi) Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk. Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk tersebut dan berapa kalori yang dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut.

3. Distinctive (Unik) Secara keseluruhan desain kemasan harus unik dan berbeda dengan produk pesaing.

4. Suitable (Sesuai)

27 28

Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol untuk minuman.

2.3.1.3 Teori Komunikasi Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutip banyak orang yakni: siapa ( who ), berbicara apa ( says what ), dalam saluran yang mana ( in which channel ), kepada siapa ( to whom ) dan pengaruh seperti apa ( what that effect ) (Littlejhon, 1996).

Dalam ilmu komunikasi juga dikenal beberapa macam tipe komunikasi. Prof. Joseph A. DeVito dosen dari City University of New York dalam bukunya Communicology membagi komunikasi atas empat macam yaitu;

1. Komunikasi Intrapribadi ( Intrapersonal Communication ) Merupakan proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri.

2. Komunikasi Antarpribadi ( Interpersonal Communication ) Merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace (1979) bahwa “ Interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting ”

3. Komunikasi Publik ( Public Communication ) Sesuai namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

4. Komunikasi Massa ( Mass Communication ) Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari

29

sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat yang bersifat mekanis separti radio, televisi, surat kabar dan film.

Komunikasi yang akan digunakan dalam makalah ini adalah komunikasi massa di mana kita memberi pesan kepada komunikan melalui media yang sifatnya massal. Faktor lain yang menentukan berhasil tidaknya komunikasi adalah homophily , yakni adanya kesamaan yang dimiliki oleh seorang komunikator dengan khalayaknya misalkan dalam hal bahasa, pendidikan, agama, usia dan jenis kelamin. Dalam berkomunikasi juga terdapat tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk menciptakan kesesuaian, kesamaan, dan pemahaman yang sama tentang informasi, ide, pemikiran dan sikap terhadap orang, pihak atau kelompok tertentu yang biasa disebut sebagai target audience .

Aristoteles pada abad ke-4 pertama menulis tentang seni persuasi sebagai pilihan untuk mempengaruhi. Menurutnya, persuasi terdiri dari tiga komponen:

• Ethos: berkenaan dengan kredibilitas sumber-sumber. • Logos: berkenaan dengan argumen logis yang digunakan untuk membujuk seseorang • Pathos: berkenaan dengan penerapan daya tarik emosional untuk argumen persuasif

Menurut Yongky Safanayong ada 10 variabel yang dapat mempengaruhi proses komunikasi yaitu: persepsi, motivasi, learning, memori, sikap, kepercayaan, kepribadian, pengaruh kelompok, gaya hidup, dan nilai- nilai yang saling berinteraksi sehingga menimbulkan persepsi, pesan dan citra yang dimaksudkan oleh pembuat pesan.

2.3.1.4 Teori Tipografi Tipografi menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan

29 30

berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf ( typeset ), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.

Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sebagai berikut: Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

Sans Serif Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer sama.

Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

Miscellaneous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

31

Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf ( letterform ), yang berkembang dari tulisan tangan ( handwriting ). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tanda tanda tersebut baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada. Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility , dan readibility .

Peran tipografi dalam desain komunikasi visual pada kemasan menjadi penting karena potensinya yang mampu menampilkan diri baik sebagai elemen baca maupun elemen rupa. Kemampuan inilah yang banyak dimanfaatkan desainer untuk menampilkan brand name , logotype atau merk dagang. Tipografi pada kemasan umumnya merupakan rangkaian alphabet yang menampilkan angka atau tanda baca atau body copy yang menuliskan beberapa kalimat untuk menjelaskan produk.

2.3.1.5 Teori Warna Menurut buku “Color and Healing”, warna-warna earth tone merupakan warna-warna yang hangat yang menjaga kestabilan pikiran dan menenangkan sehingga seringkali digunakan untuk tujuan relaksasi. Menurut buku “ Packaging Design: Successful Product Branding From Concept to Shelf ”, dalam desain kemasan, Jingga atau oranye adalah warna yang dekat dengan merah, warna ini dapat mengesankan asosisasi yang kuat dari sisi negative atau positif, warna oranye yang cerah mengesankan keceriaan dan warna oranye yang lebih gelap mengesankan kehangatan serta energi. Efek warna ini menstimulasi untuk beraktivitas, menggugah selera makan, dan memicu untuk bersosialisasi. Merah biasanya digunakan sebagai penarik perhatian. Sebuah spektrum warna yang hangat, merah dapat mengkomunikasikan panas, cinta, agresif, kesenangan, semangat, peringatan, dan energi. Warna merah fisik dapat mempercepat denyut jantung dan meningkatkan tekanan darah serta adrenalin. Merah dapat melambangkan intensitas rasa (barbeque, pedas, panas) atau rasa seperti buah misalnya strawberry, raspberry, apel,

31 32

atau ceri. Namun di Cina, merah melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan, dan dikenakan oleh pengantin. Mirip dengan merah, warna oranye sering dikaitkan dengan kehangatan matahari, energi, kegembiraan, antusiasme, petualangan, keceriaan, dan kepuasan. Oranye dapat mengkomunikasikan merek ( brand ) yang kuat dan bersemangat dalam satu kategori, dan pedas, atau rasa buah jeruk. Oranye juga terkesan memberikan nuansa hangat dan sering digunakan untuk kesembuhan, keakraban dan kehangatan.

Kuning dapat melambangkan kehidupan, matahari, kehangatan, idealisme, energi, dan playfullnes . Kuning adalah warna yang positif dan digunakan untuk menunjukkan harapan tetapi juga dapat menandakan racun atau bahaya. Kuning merupakan warna yang merangsang mata pada kenyataannya, dan merupakan warna yang paling tinggi energinya dalam spektrum warna. Dalam kategori produk makanan, kuning sering digunakan dalam lemon atau mentega, sinar matahari, kebaikan, dan kesegaran. Dalam produk rumah tangga, kuning memiliki efektivitas negativeboth dan aution. Dalam beberapa budaya, kuning memiliki konotasi negatif pengecut dan penipuan.

2.3.1.6 Teori Logo Asal kata logo berasal dari bahasa Yunani logos , yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih popular adalah istilah logotype , bukan logo, dan pada awalnya logotype adalah elemen tulisan saja. Fungsi dari logo; • Identitas diri untuk membedakan dengan identitas milik orang lain. • Tanda kepemilikan untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain. • Tanda jaminan kualitas. • Mencegah peniruan atau pembajakan.

Dalam salah satu artikel dari Design Institute of Australia mengatakan bahwa logo adalah sebuah symbol atau gambar

33

pengidentifikasian perusahaan tanpa kehadiaran namaperusahaan. Klasifikasi logo dikategorikan menjadi dua hal yaitu: • Dilihat dari segi konstruksinya, logo dibagi menjadi tiga yaitu : 1. picture mark dan lettermark Elemen gambar dan tulisan saling terpisah 2. picture mark sekaligus lettermark Bisa disebut gambar, bisa juga disebut tulisan atau saling berbaur 3. lettermark saja Elemen tulisan saja • Semua bentuk logo dibentuk dari basic shape / primitive shape atau bentuk – bentuk dasar ( yang dibentuk dari poin dan garis ). Logo yang baik menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard harus mencakup kriteria : • Memiliki arti dan daya tarik. • Cocok untuk produk atau perusahaan yang diwakilinya. • Dapat direproduksi dengan baik dalam berbagai ukuran. • Dapat berfungsi dalam berbagai aplikasi yang di perlukan • Sesuai dengan klien dalam hubungannya dengan jumlah warna yang dipakai. • Logotype harus mudah terbaca dalam setiap ukuran. • Logogram harus mudah diartikan oleh setiap orang. • Cocok baik dalam keadan hitam putih maupun bewarna.

2.3.1.7 Teori Ilustrasi

"illustration influences the way we are informed and educated, what we buy and how we are persuaded to do things. It gives us opinion and comment. It provides us with entertainment and tells us stories"

Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa. Pembubuhan ilustrasi dalam suatu produk media harus didasarkan pada

33 34

fungsinya yang khas yang mewakili produk yang ditawarkan sekaligus mengarahkan sedemikian rupa agar konsumen bersikap dan bertindak sesuai dengan haraoan produsen.

Jenis gambar ilustrasi berdasarkan corak dan bentuknya dapat dibedakan sebagai berikut. a. Corak realistis suatu gambar atau lukisan yang dibuat menyerupai wujud aslinya, sesuai dengan anatomi dan proporsinya. b. Corak dekoratif pengubahan corak atau bentuk yang tidak meninggalkan ciri khas atau karakter dan bentuk aslinya. c. Corak karikaturis suatu bentuk yang dilebihkan atau ditonjolkan dari sebagian bentuk tubuh objek yang digambar, namun masih terdapat karakter aslinya. d. Corak ekspresionis bentuk pada gambar ekspresi yang masih dapat dikenali wujud aslinya walaupun tidak tampak nyata. Corak realistis memberikan lebih memberikan kesan nyata dan sesuai wujud aslinya sehingga konsumen mendapatkan arti literal akan apa yang digambarkan sesuai dengan pengalaman yang dialami konsumen. Corak realis lebih mudah untuk dipahami karena didasarkan pada hal-hal yang universal sehingga penyampaian kepada konsumen biasanya dapat tersalurkan dengan baik

2.3.2 Analisa SWOT a. Strength • Sebagai penghasil minuman tradisional dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau • Mudah dibuat dan instan • Membantu melestarikan budaya Indonesia

b.Weaknesses • Kemasan yang tidak mendukung perkembangan zaman (kuno) dan kurang menarik, disertai desain yang tidak sintaktik satu sama lain

35

• Kurangnya kejelasan informasi dalam kemasan • Kurang kuatnya karakteristik dari produk hanjuang • Daya tahan kemasan yang mengunakan bahan kertas coklat tipis yang tidak melindungi produk di dalamnya serta penggunaan tali tambang yang kerap kali lepas • Keamanan kemasan untuk menjaga isi sachet hanya dengan seal sehingga seringkali dicuri sachet per tiap kemasan Hanjuang c. Opportunities • Banyak diminati karena pembuatannya yang mudah • Sudah banyak masyarakat yang mengetahui produk hanjuang d. Threat • Kurang berkembang dan menurunnya tingkat penjualan • Kurangnya kejelasan informasi bagi para konsumen • Banyaknya retur barang akibat kemasan yang rusak • Banyaknya pesaing yang memberikan desain kemasan lebih menarik sehingga konsumen lebih memilih produk pesaing

35