SANITASI PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN SRAGEN JAWA TENGAH DAN KABUPATEN GIANYAR BALI

Market Sanitation in Kabupaten Sragen Jawa Tengah and Kabupaten Gianyar Bali

Riris Nainggolanl dan Supraptinil

th Abstract. According to Environmental Performance Index (EPI) at the 134 ranking for 163 countries below the rangking of Sudan and Tanzania. EPI indicators tracked across ten policy categories covering both environmental public health in relation to water supply and sanitation and ecosystem vitality. Sanitation in human life include such as housing and public places sanitation. As a public places , in the market many people doing the transaction and it may transmit diseases. In the other hands, the existence of market are needed by the community to suffice their basic live need. The main purpose of this study was to evaluate the sanitation of several traditional market including market location, market yard, building, and sanitation facilities. The study was an observational and expolatory sectional study for two Kabupatens traditional market by using form. The object of this research was the Kabupaten Sragen Central Java Province and Kabupaten Gianyar Bali Province traditional market including "toko", "kios", and ''los". Scoring result for each variable which consist of market location, market yard, building, and market sanitation facilities including water supply, refuse or garbage disposal, sewage disposal shown in tables. The result indicate that market at Bunder Sragen which trained is good. At the other market, yard, wall, roof, floor, water supply, garbage disposal and cleaners were fair or middle criteria. Market "kios" blocking, waste disposal, lighting, garbage container, drainage and firehouse were poor criteria.

Keywords: Sanitation, traditional market, public places

Abstrak. Menurut Environmental Performance Index (EPI) yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan termasuk penyediaan air bersih dan sanitasi dan ekosistem, Indonesia menduduki rangking ke 134 dari 163 negara di bawah Sudan dan Tanzania. Sanitasi mencakup sanitasi perumahan (housing) dan sanitasi tempat-tempat umum (public places sanitation). Pasar merupakan salah satu tempat umum bagi orang banyak untuk melakukan kegiatan jual - beli yang dapat menyebabkan timbulnya dan atau menularnya penyakit. Keberadaan pasar sangat dibutuhkan -oleh masyarakat untuk memperoleh dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Jenis penelitian ini observasional yang bertujuan menilai sanitasi pasar tradisional . Sebagai populasi adalah pasar tradisional yang .ada di Jawa dan Bali. Sampel diambil secara purposif dari pasar yang telah dibina oleh Ditjen PP-PL, kemudian diambil pasar yang mewakili daerah Jawa Tengah (Kabupaten Sragen) dan Bali (Kabupaten Gianyar). Penelitian dilaksanakan tahun 2010. Pengumpulan data dengan observasi menggunakan check list, wawancara mendalam (in depth interview) kepada pedagang menggunakan kuesioner dan diskusi terarah (focus group discussion) dengan pengelola pasar. Pengumpulan data primer terrmasuk letak pasar, bangunan pasar meliputi toko, kios, los,sarana sanitasi mencakup penyediaan air bersih, pembuangan sampah dan kotoran, dan saluran drainase. Selain itu juga dilakukan pengumpulan data mengenai keamanan pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar Bunder Sragen merupakan pasar tradisional yang sudah dibina sesuai pedoman yang sudah memenuhi syarat Pasar Sehat. Lantai, penyediaan air bersih dan alat pembersih termasuk kriteria baik yang mencapai nilai maksimal. Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan pembuangan air limbah termasuk kriteria sedang. Sedangkan letak pasar, penerangan, pembuangan kotoran manusia, bak sampah, dan alat pemadam kebakaran termasuk kriteria.kurang.

Kata kunci: Sanitasi, pasar tradisional, tempat umum

PENDAHULU AN adalah suatu. tempat tertentu, bertemunya antara penjual dengan pembeli termasuk Keberadaan pasar sangat dibutuhkan fasilitasnya dimana penjual dapat oleh masyarakat untuk memperoleh dan memperagakan barang dagangannya dengan mencukupi kebutuhan hidupnya (Herminza, membayar restribusi . (Depkes RI, 1993). 2008). Pasar sebagai salah satu tempat beraktifitas umum harus memperhatikan Pasar merupakan salah satu tempat aspek higyene dan sanitasi tempat-tempat umum bagi orang banyak untuk melakukan umum (public places sanitation). Pasar kegiatan jual - beli yang dapat menyebabkan

1 Peneliti pada Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 112 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 112 —122 timbulnya / menularnya penyakit (Khoiruz, Alur pencemaran yang mungkin 2010). Sebagaimana diketahui pasar terjadi dalam pasar adalah pada manusia, merupakan salah satu fasilitas ekonomi di bahan-bahan dagangan termasuk bahan kota maupun desa yang menjual kebutuhan pangan ,dan segala peralatan/sarana yang ada masyarakat. Munculnya pasar modern atau di pasar. Sumber pencemaran pada makanan mal yang berkembang semakin subur hampir dapat dimulai dari pertanian (padi/ sayuran di di seluruh kota, pasar tradisional menghadapi sawah/ kebun, ikan di laud empang/ kolam), tantangan tidak ditinggalkan oleh pengumpulan, penampungan, pengangkutan penjual dan pembeli, sebagai akibat kondisi dan penyimpanan. Pencemaran pada manusia pasar tradisional yang kotor, semerawut dan terutama bila dalam status karier maupun kumuh (Marthen , 2010). Hal ini dapat terjadi hygiene perorangan atau perilaku hidup akibat bercampurnya penjualan unggas dan bersih (PHBS) yang kurang memenuhi syarat ternak hingga makanan di sejumlah pasar kesehatan. Pencemaran pada peralatan yang tradisional yang mencerminkan masih ada dimaksudkan terutama sarana sanitasi rendahnya perhatian pemerintah daerah mencakup penyediaan air bersih dan tempat maupun masyarakat terhadap kesehatan. Ini pembuangan sampah/limbah. juga menjadikan salah satu penyebab Direktorat Jenderal Pengandalian penyebaran penyakit. rentannya terhadap Penyakit Menular dan Penyehatan (Kompas, 2008). Hasil penelitian Eddy Lingkungan (P2M-PL) telah membina Sukmana Winata tahun 2009 diketahui beberapa pasar tradisional untuk menjaga adanya Salmonella pada daging sapi 54.2% kesehatan dan keamanan masyarakat dan sampel dan daging ayam 66.7% sampel yang keracunan makanan di beberapa daerah, dijual di pasar-pasar di Provinsi Jawa Barat. antara lain di Payakumbuh, Daerah Khusus Menurut Environmental Performance Index Ibukota (DKI) Jakarta, Sragen, Tangerang, yang berkaitan dengan penyediaan air (EPI) Pekalongan, dan Gianyar. bersih dan sanitasi, Indonesia menduduki rangking ke 134 dari 163 negara dengan skor 44.6 di Sudan dan Tanzania (Yale bawah BAHAN DAN CARA University and Columbia University, 2010) . Sanitasi pasar sebagai salah satu tempat Pasar yang diteliti adalah Pasar umum merupakan bagian sanitasi lingkungan Bunder (sudah dibina) dan Pasar Banaran suatu perkotaan di samping sanitasi (belum dibina) di Kabupaten Sragen Jawa perumahan. Sehubungan dengan itu pada Tengah dan Pasar Gianyar (sudah dibina) dan tahun 2010 telah dilakukan penelitian sanitasi Pasar Blah Batu (belum dibina) di Kabupaten pasar di beberapa kota kabupaten di Gianyar Bali. Tujuan penelitian untuk Indonesia yaitu Kabupaten Sragen Jawa menilai sanitasi pasar tradisional meliputi Tengah danKabupaten Gianyar Bali. Bahan letak pasar, bangunan pasar dan fasilitas makanan dan makanan jajanan banyak pasar yang ada. diperdagangkan di pasar tradisional di Variabel dependen dalam penelitian Indonesia. Pasar tradisional masih adalah sarana sanitasi pasar tradisional dan merupakan tempat berbelanja bahan makanan variabel independen mencakup pengelola yang digemari masyarakat kita walau sudah pasar, pedagang, ketersediaan alat banyak pusat-pusat perbelanjaan moderen kebersihan, sarana sanitasi (ketersediaan air yang menjual bahan makanan yang bersih, tempat pembuangan kotoran atau diperlukan sehari-hari. Banyak pedagang cuci kakus (MCK)/ toilet, tempat yang berusaha untuk membuat penampilan pengelolaan sampah,dan saluran pembuangan makanan jajanan lebih menarik sering kali air limbah (SPAL) atau drainase. dengan cara menambahkan bahan tambahan pewarna buatan dan bahan kimia termasuk Jenis penelitian : non intervensi Rhodamin-B dan Methanil Yellow. Selain itu dengan desain exploratory. Adapun cara agar makanan lebih awet sering bahan pengambilan sampel pasar melalui tahapan makanan atau makanan jajanan diberi di setiap kabupaten dibuat listing (daftar tambahan bahan kimia termasuk borax dan pasar) berdasarkan data sekunder dari Dinas formalin (Wirasto K, 2008). Kesehatan dengan memperhatikan antara pasar yang dibina dengan pasar yang belum

113 Sanitasi pasar tradisional...(Riris N & Supraptini)

dibina. Kemudian di setiap kabupaten komoditi yang dijual di samping hewan diambil satu pasar baik yang sudah dibina ternak, unggas juga bahan makanan dan dan satu pasar yang belum dibina dengan lainnya antara lain makanan matang nasi, cara purposive sampling latil(

114 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 112 —122 sudah ada sistem pengamanan yang bertugas penyakit, pencahayaan, suhu, dan penyediaan menjaga pasar. tempat cuci tangan kurang sebagaimana terlihat pada tabel berikut (Tabel 1): Tempat penjualan bahan makanan, pengendalian binatang penular (vektor)

Tabel 1. Penilaian Sanitasi Pasar di Kabupaten Sragen Jawa Tengah HASIL PENILAIAN VARIABEL/SUBTANSI YANG PS.BUNDER PS.BANARAN No DINILAI SRAGEN SRAGEN (sudah dibina) (belum dibina) 1 Bangunan Pasar Baik (100%) Kurang (44%) 2 Bangunan Kios Baik (100%) Cukup (67%) 3 Tempat Pembuangan Sampah Baik (80%) Kurang (60%) 4 Saluran Limbah dan Drainase Baik (100%) Cukup (67%) 5 Toilet Baik (83%) Cukup (67%) 6 Air Bersih Baik (100%) Cukup (67%) 7 Tempat Penjualan makan / bahan Cukup (67%) Kurang (44%) makanan(Kios/los) 8 Pengendalian binatang penular penyakit Cukup (67%) Cukup (67%) 9 Keamanan Pasar Baik ( 80%) Kurang (50%) 10 Pencahayaan, suhu, dan kelembaban Baik (100%) Cukup (67%) 11 Tempat cuci tangan Kurang ( 50%) Kurang (50%) 12 Tempat parkir Baik (100%) Kurang (50%) 13 Pedagang/ Karyawan Cukup ( 86%) Cukup (71%) Hasil Rata-Rata Baik ( 83%) Kurang (59%) Kesimpulan hasil penilaian Sudah sehat. Kurang sehat

Tabel di atas tersebut menunjukkan berlantai semen terlihat lantainya sudah kurang tempat cuci tangan di kedua pasar di pecah ataupun retak-retak, sehingga Sragen baik pada pasar yang sudah dibina permukaan lantai tidak rata. Berkaitan maupun yang belum dibina. Air di Pasar Gianyar bersumber dengan keamanan, di pasar yang belum Penyediaan Air Minum (PAM) dan ada tiga yang dibina pasar dijaga " • oleh petugas MCK satu di bagian depan dan dua di bagian dibentuk oleh lingkungart pasar setempat, di belakang di Pasar Blah Batu ada sumber air

pasar Banaran petugaS dikoordinasikan bersih dari sumur pompa tangan (SPT) dan ketua RT, Kepala dengan, tokoh masyarakat, MCK. lingkungan, dan paguyuban pedagang. Kondisi sanitasi pasar di Kabupaten

Pasar Gianyar dan pasar Blah Batu Gianyar lainnya dapat dilihat pada Tabel 2 urnutnnya masih di pasar yang belum dibina berikut. berlantai tanah. Pada pasar yang sudah

115 Sanitasi pasar tradisional...(Riris N & Supraptini)

Tabel 2. Penilaian Sanitasi Pasar di Kabupaten Gianyar Bali HASIL PENILAIAN PS. GIANYAR PS.BLAH YANG DINILAI No VARIABEL/SUBTANSI BALI BATU BALI (sudah dibina) (belum dibina) 1 Bangunan Pasar Kurang (35%) Kurang (56%) 2 Bangunan Kios Cukup (67%) Kurang (33%) 3 Tempat Pembuangan Sampah Baik (80%) Cukup (60%) 4 Saluran Limbah dan Drainase Kurang (33%) Kurang (33%) 5 Toilet Cukup (67%) Kurang (50%) 6 Penyediaan Air Bersih Cukup (67%) Baik (100%) 7 Tempat Penjualan makan dan bahan Kurang (30%) Kurang (33%) makanan (kios/los) 8 Pengendalian binatang penular penyakit Cukup (67%) Cukup (67%) 9 Keamanan Pasar Kurang (50%) Kurang (50%) 10 Pencahayaan, suhu, dan kelembaban Kurang (50%) Cukup (65%) 11 Tempat cuci tangan Kurang (50%) Kurang (50%) 12 Tempat parkir Cukup (67%) Cukup (67%) 13 Pedagang/ Karyawan Cukup (71%) Kurang (43%) Hasil Rata-Rata Kurang (56%) Kurang (54%) Kesimpulan penilaian Kurang sehat Kurang sehat

Tabel 2 di atas menunjukkan nilai oleh petugas keamanan dari pemerintah kurang pada variabel bangunan pasar, saluran daerah, bahkan di Pasar Gianyar ditambah limbah drainase, pencahayaan, suhu, dengan petugas hansip (pecanang) yang kelembaban, dan tempat cuci tangan baik tugasnya diatur oleh pemangku adat. pada pasar yang sudah dibina maupun yang Hasil penilian pasar pada dua dijaga belum dibina. Pasar yang sudah dibina kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Penilaian Pasar di Kabupaten Sragen dan Gianyar 2010 HASIL PENILAIAN VARIABEL/SUBTANSI PS.BUNDER PS.BANARAN PS.GIANYAR PS.BLAH No YANG DIN)LAI SRAGEN SRAGEN BALI BATU BALI (sudah dibina) (belum dibina) (sudah dibina) (belum dibina) 1 Bangunan Pasar Baik (100%) Kurang (44%) Kurang (35%) Kurang (56%) 2 Bangunan Kios Baik (100%) Cukup (67%) Cukup (67%) Kurang (33%) 3 Tempat Pembuangan Baik (80%) Kurang (60%) Baik (80%) Cukup (60%) Sampah 4 Saluran Limbah dan Baik (100%) Cukup (67%) Kurang (33%) Kurang (33%) Drainase 5 Toilet Baik (83%) Cukup (67%) Cukup (67%) Kurang (50%) 6 Air Bersih Baik (100%) Cukup (67%) Cukup (67%) Baik (100%) 7 Tempat Penjualan makan dan Cukup (67%) Kurang (44%) Kurang (30%) Kurang (33%) bahan makanan (kios/los) 8 Pengendalian binatang Cukup (67%) Cukup (67%) Cukup (67%) Cukup (67%) penular penyakit 9 Keamanan Pasar Baik ( 80%) Kurang (50%) Kurang (50%) Kurang (50%) 10 Pencahayaan, suhu, dan Baik (100%) Cukup (67%) Kurang (50%) Cukup (65%) kelembaban 11 Tempat cuci tangan Kurang ( 50%) Kurang (50%) Kurang (50%) Kurang (50%) 12 Tempat parkir Baik (100%) Kurang (50%) Cukup (67%) Cukup (67%) 13 Pedagang/ Karyawan Cukup ( 86%) Cukup (71%) Cukup (71%) Kurang (43%) Hasil Rata-Rata Baik ( 83%) Kurang (59%) Kurang (56%) Kurang (54%) Kesimpulan hasil penilaian Sudah sehat. Kurang sehat Kurang sehat Kurang sehat

116 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 112 —122

Dari tabel tersebut di atas dapat Sehubungan dengan pembinaan, hampir diketahui bahwa baik pada pasar yang sudah semua pedagang menghendaki adanya dibina maupun yang belum dibina di pembinaan yang langsung dengan contoh- Kabupaten Gianyar temyata dua pasar yang contoh nyata. diteliti dinilai kurang sehat. Pasar yang Hasil indepth interview menunj ukkan kurang sehat di Kabupaten Sragen adalah sehubungan dengan snitasi bahwa yang belum dibina yaitu Pasar Banaran. MCK dan penyediaan air bersih di pasar Bunder sudah Sehubungan dengan pembinaan, dan cukup sebagaimana diungkapkan informan pengawasan yang dilakukan menunjukkan pengelola/lurah pasar sebagai berikut. basil yang bervariasi. Pembinaan berdasarkan "ada sumber air bersih dan MCK dua ada tidaknya buku pedoman ternyata pada buah, sudah mencukupi untuk pasar yang kecil"; pasar yang dibina semuanya sudah mempunyai buku pedoman penyelenggaraan Berkaitan dengan pembinaan atau pasar sehat (Kepmenkes pengawasan yang dilakukan menurut No.519/Menkes/SK/VI/2008), sedangkan pengakuan lurah Pasar Bunder sebagai pada pasar yang belum dibina semuanya berikut. belum ada yang mempunyai buku pedoman "pembinaan atau pengawasan penyelenggaraan pasar sehat. Di Pasar dilakukan oleh tim khusus gabungan/kerja Bunder pembinaan atau pengawasan sama pengelola pasar "Pengawasan dilakukan oleh tim khusus (gabungan/kerja dilakukan oleh petugas keamanan selalu sama lintas progam yaitu pengelola pasar bergilir melakukan tugasnya. Untuk pasar (pemerintah daerah), dinas perdagangan, yang didepan, pintu dibuka jam 05.00-17.00 dinas kesehatran, dinas petemakan dan dan untuk pasar yang diluar (belakang) buka perlindungan konsumen) dengan frekuensi dari jam 03.00". tiap hari pasar. Pengakuan petugas Pasar Gianyar Pembinaan khusus di Pasar Banaran mengenai pembinaan belum ada sebagaimana dilakukan dengan cara mengumpulkan semua diungkapkan pengelola pasar berikut. pedagang, diajak bicara mengenai masalah yang ada di pasar dan untuk pengembangan "Dinas Kesehatan kabupaten belum pasar. Frekuensi pembinaan yang dilakukan pernah melakukan pembinaan pasar sehat, tidak tentu sesuai kebutuhan. Sementara walaupun sudah ada petugasnya yang sudah pembinaan yang dilakukan bersamaan ikut pelatihan pasar sehat, namun karena dengan pengawasan dengan berkeliling pasar petugas yang pegang Seksi Sanitasi belum 1-2 kali per hari. Pedagang yang kurang tepat ada (yang lama pensiun) dan belum dana diberi teguran dan mengingatkan misalnya dari Daerah untuk kegiatan tersebut". pedagang supaya tidak membuang sampah Demikian juga diungkapkan oleh sembarang, berjualan pada tempat yang pengelola pasar Pasar Blah Batu di Bali sudah ditentukan sehingga tidak semrawut bahwa: "Belum pernah ada pembinaan dan tidak menjual makanan yang sudah pelaksanaan pasar sehat, walaupun pernah kadaluarsa. ada sekali penyuluhan dari dinkes kabupaten Di Pasar Gianyar Dinas Kesehatan mengenai flu burung pada saat terjadi kabupaten belum pernah melakukan wabah". pembinaan pasar sehat, walaupun sudah ada Hasil penilaian rata-rata pasar di dua petugasnya yang sudah ikut pelatihan pasar kabupaten mengenai Bangunan pasar, sehat. Petugas yang Seksi Sanitasi belum ada bangunan kios, tempat pembuangan sampah , (yang lama pensiun) dan belum ada program saluran limbah dan drainase, toilet, air bersih, dan dana dari Daerah untuk kegiatan tempat penjualan makanan dan bhn makanan, tersebut. Sedangkan di Pasar Blah Batu pengendalian binatang penular penyakit, belum pernah ada pembinaan pelaksanaan keamanan pasar; pencahayaan, suhu, dan pasar sehat, hanya pernah sekali ada kelembaban; tempat cuci tangan; tempat penyuluhan dari . Dinas Kesehatan Kabupaten parkir; dapat dilihat pada tabel berikut. mengenai flu burung pada saat terjadi wabah.

117 Sanitasi pasar tradisional...(Riris N & Supraptini)

Tabel 4. Hasil Penilaian Sanitasi Pasar HASIL PENMAIAN PS.BUNDER PS.BANARAN PS.GIANYAR PS.BLAH SUBTANSI YANG SRAGEN SRAGEN BALI BATU BALI DINILAI (sudah dibina) (belum dibina) (sudah dibina) (belum dibina) Hasil Rata-Rata Baik ( 83%) Kurang (59%) Kurang (56%) Kurang (54%) Kesin)pulan hasil penilaian Sudah sehat Kurang sehat Kurang sehat Kurang sehat

PEMBAHASAN pekerja kebersihan pasar dengan kejadian kecacingan di pasar tradisional Johar Kota Adanya pengaturan pasar yang Semarang. Bagi pekerja kebersihan pasar bercampur antara penjualan hewan ternak, disarankan agar memperhatikan kebersihan unggas dengan bahan makanan dan dagangan perorangan dan prosedur kerja serta lainnya merupakan salah satu penyebab didukung dengan penggunaan alat pelindung rentannya akan penyebaran penyakit diri (APD) sehingga dapat meningkatkan sebagaimana hasil penelitian Sulistyowati keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja pada tahun 2008 di 53 pasar tradisional di kebersihan pasar. (Widiantoro,2004) Jawa dan 27 pasar di Bali. Hal tersebut juga mencerminkan masih rendahnya perhatian Penelitian Asmoro (2007) mengenai pemerintah daerah maupun masyarakat hubungan hygiene dan sanitasi tempat terhadap kesehatan. Dapat dikatakan pasar penjualan dengan jumlah kuman pada daging tersebut masih jauh dari sanitasi sehat. ayam dengan populasi seluruh penjual daging ayam di Pasar Peterongan Semarang Hasil penilaian menunjukkan kurang menunjukkan hasil adanya hubungan antara tempat cuci tangan di kedua pasar di Sragen hygiene dan sanitasi dengan jumlah kuman, baik pada pasar yang sudah dibina maupun sanitasi tempat penjualan kurang pada nilai yang belum dibina. Kurangnyan tempat cuci p= 0,000. Bila hygiene dan sanitas itempat dapat mempengaruhi perilaku hidup tangan penjualan pedagang baik maka jumlah bersih pedagang. Menurut peneitian Agustina kuman semakin sedikit dan bila hygiene dan dkk. (2009) pada pedagang makanan jajanan sanitasi tempat penjualan pedagang kurang tradisional bahwa sebanyak 47.8% pedagang maka jumlah kuman semakin banyak. tidak mempunyai hygiene perorangan atau perilaku bersih dan sehat (PHBS) dan 65.2% Sebagaimana di pasar tradisional di responden tidak mempunyai peralatan yang Kabupaten Sragen, juga di pasar Gianyar dan bersih (saniter), sebanyak 30.4% responden pasar Blah Batu lantai di pasar yang belum menjual bahan makanan yang tidak segar dibina umurnnya masih lantai tanah. Pada (baik). Selanjutnya dari hasil penelitian pasar yang sudah berlantai semen terlihat Winata (2009) mengenai keberadaan sudah pecah ataupun retak, sehingga Salmonella spp. pada daging sapi dan ayam permukaan lantai tidak rata. Selain itu pasar yang dijual di pasar-pasar di Provinsi Jawa Gianyar menunjukkan nilai kurang pada Barat diketahui adanya Salmonella pada 13 variabel bangunan pasar, saluran limbah sampel daging sapi dari 24 sampel yang drainase, pencahayaan, suhu, kelembaban, diperiksa dan 24 dari 36 sampel daging ayam dan tempat cuci tangan di kedua pasar di yang dijual di pasar-pasar di Provinsi Jawa Gianyar baik pada pasar yang sudah dibina Barat. Sampel diambil dari beberap maupun yang belum dibina. Sumber air di kabupaten/kota termasuk Bekasi, Bogor, Pasar Gianyar dari PAM dan MCK ada tiga Sukabumi, Bandung, Cianjur, Sumedang, buah (satu di bagian depan dan dua di bagian Tasilcmalaya, Cirebon, dan Indramayu. Pada belakang) di Pasar Blah Batu ada sumber air hasil penelitian Widiantoro (2004) yang bersih dan MCK.

menggunakan uji Chis quare test dengan Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

derajat kebebasan 5% ternyata ada hubungan Khoyros (2010) mengenai gambaran sanitasi bermakna antara tingkat pemakaian alas kaki pasar tradisional Tanah Merah Desa Petrah di kuku (p value (p value 0,018), kebersihan Kabupaten Bangkalan bahwa variabel lantai, 0,027), kebersihan tangan (p value 0,034), penyediaan air bersih dan alat pembersih (p value 0,021) pada dan kebersihan kaki termasuk kriteria baik yang mencapai nilai

118 Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012 : 112 - 122 maksimal. Halaman, dinding, atap, Hasil penelitian Ratnawati (2001) pembagian los, tempat pembuangan ampah mengenai sanitasi lingkungan dan kondisi (TPS), clan pembuangan air limbah termasuk sosio ekonomi pedagang makanan kriteria sedang. Sedangkan variabel letak jajanan:studi kasus di tempat-tempat tujuan pasar, penerangan, pembuangan kotoran wisata di kota Bandung menunjukkan bahwa manusia, bak sampah, dan alat pemadam sebagian besar dari 66 pedagang makanan kebakaran termasuk kriteria kurang. Sanitasi jajanan yang terpilih mempunyai latar pasar tradisional Tanah Merah secara umum belakang pendidikan yang cukup rendah, 36 kurang memenuhi syarat sehingga perlu orang, 54,5%, berpendidikan SD dan SLTP. adanya koordinasi dan komitmen yang baik Umumnya mereka memiliki rumah sendiri antara pihak pengelola, penjual maupun dan tenaga kerja yang digunakan untuk pengunjung pasar untuk meningkatkan mengelola usahanya adalah anggota sanitasi pasar. keluarganya. Mereka bekerja antara tiga sampai dengan enam jam per hari, dengan Di pasar yang sudah dibina dijaga upah berkisar antara Rp 2.500,00 sampai oleh petugas keamanan dan pemerintah dengan Rp.500.000,00 per hari. Penyiapan daerah, bahkan di Pasar Gianyar ditambah makanan jajanan yang akan dijual dilakukan dengan petugas hansip (pecanang) yang di dua tempat, yaitu di rumah dan di lokasi tugasnya diatur oleh pemangku adat. penjualan. Lokasi atau tempat penjualan Pembinaan sangat penting untuk dilakukan makanan jajanan umumnya memiliki mengingat tingkat pengetahuan pedagang lingkungan sanitasi yang baik. Instansi umumnya di pasar tradisional. Hasil pembina/pengendali pengelolaan pedagang penelitian Herminza (2008) menunjukkan makanan jajanan belum berperan secara pedagang yang berpengetahuan kurang optimal. tentang pewadahan sampah sebesar (75,8%), berpengetahuan baik tentang pewadahan Dari tabel 4 hasil di atas dapat sampah (42,2%), dan pedagang yang diketahui bahwa baik pada pasar yang sudah bersikap kurang terhadap pewadahan sampah dibina maupun yang belum dibina di (63,7%), bersikap baik terhadap pewadahan Kabupaten Gianyar temyata kedua pasar sampah (36,3%). sebesar 49% respoden yang diteliti dinilai kurang sehat. Pasar yang mempunyai kategori pewadahan sampah kurang sehat di Kabupaten Sragen adalah baik. Hasil analisa Chi Square diperoleh ada pasar yang belum dibina yaitu Pasar Banaran. hubungan pengetahuan pedagang dengan Berkaitan dengan keamanan, di pasar praktik pewadahan samapah dengan nilai p= yang belum dibina dijaga oleh petugas yang 0,0001 ; ada hubungan sikap pedagang dibentuk oleh lingkungan pasar setempat, dengan praktik pewadahan sampah dengan sedangkan di pasar Banaran petugas nilai p=0,024. Bagi masyarakat khususnya dikoordinasikan dengan tokoh masyarakat, para pedagang agar merubah perilaku mereka ketua RT, kepala lingkungan, dan paguyuban dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pedagang. sikap karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng. Penelitian Pasar tradisional merupakan salah Marwati dkk (2008) dengan tingkat satu fasilitas ekonomi yang menjual pencemaran timbal pada makanan jajanan di kebutuhan masyarakat. Pasar tradisional yang Pasar Bringharjo menunjukkan pencemaran banyak terkesan kotor, semerawut dan timbale (Pb) pd 7 dan 16 jenis makanan kumuh menghadapi tantangan yang bersaing jajanan pada puku1.08.00 berkisar antara dengan munculnya pasar moderen yang 0,832-1,604 puku ppm; 12.00 1,327-1,949 berkembang semakin banyak dan menjamur ppm; dan pukul 16.00 0,798-1,901ppm . harus ditata dengan baik agar tidak Lama waktu menjajakan berpengaruh ditinggalkan masyarakat. Dari penelitian signifikan terhadap pencemaran Pb.; Tujuh Marten (2010) dianj urkan perbaikan pasar jenis makanan yang tercemar adalah geplak, tradisional melalui peningkatan sistem risoles, apem, tahu telur, , , sanitasi pasar di kota Menado. Perlu . Pemeriksaan sampel dengan Atomic dibangun sebuah septik tank untuk Absorption Spectrophotometric (AAS). penyaluran limbah cair, dan sebuah tempat penampungan sampah sementara (TPS).

119 Sanitasi pasar tradisional...(Riris N & Supraptini)

Sementara itu sistem drainase eksisting penjualan daging, restoran, dan lain-lain masih memadai untuk mengaliri air hujan. harus mengelompok tidak campur-campur. Hasil analisis Marten menyarankan untuk Konstruksi bangunan tidak boleh ada sudut- penambahan personil sanitasi di pasar. Untuk sudut mati yang menyulitkan merealisasikan program perbaikan sistem pembersihannya, dan harus anti tikus (rat sanitasi kawasan pasar tersebut diperoleh proof) dan tidak banyak tiang sehingga orang pinjaman dari pihak ke III. dapat leluasa pandangannya dan tidak mengganggu pandangan pasar. Adapun lantai Pasar adalah suatu tempat tertentu, bangunan terbuat dai bahan-bahan tahan bertemunya antara penjual dengan pembeli lama, kedap air dan tidak retak-retak maupun termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat licin.Selain itu permukaan bangunan tempat memperagakan barang dagangannya dengan penjualan harus halus, sedikit miring dan membayar restribusi (Depkes RI, 1993). lebih tinggi dari lantai. Setiap bangunan Pasar harus mengikuti persyaratan Kesehatan harus cukup penghawaan dan pencahayaan Lingkungan Tempat-tempat Umumyang 10-15 f.c. dan pada sekeliling bangunan sudah ditetapkan Pemerintah. Dalam hal ini dibuat saluran pembuangan air kotor/air ditandaskan pasar sebagai suatu temat umum hujan. Sebagai pasar khusus dimana bila di dimana sekumpulan orang melakukan dalam pasar terdapat ruang-ruang khusus dan aktifitas sehingga harus mengikuti syarat sanitasi untuk tempat umum (public places syarat kesehatan lingkungan tempat umum. sanitation) termasuk restoran/warung makan Syarat kesehatan lingkungan yang sangat dan pemangkas rambut, maks berlaku penting harus tersedia atau dilengkapi dengan persyaratan minimal hygiene dan sanitasi. Fasilitas sanitasi meliputi penyediaan air Manajemen sanitasi lingkungan merupakan bersih : tersedia yang cukup jumlahnya kegiatan untuk menciptakan kondisi sesuai dengan kebutuhan; jamban/urinoir: lingkungan di wilayah tersebut (Sutrisno jamban umum yang menggunakan leher untuk 2008). angsa, jamban pria harus terpisah dari jamban wanita, jumlah jamban Keberadaan pasar sangat penting diperhitungkan untuk setiap 40 pedagang dalam kehidupan masyarakat dan sangat wanita diperlukan 1 buah jamban, setiap 60 dibutuhkan. (Herminza, 2008). Dalam hal pedagang pria diperlukan 1 jamban dan 1 pembinaan teknis penyelenggaraan pasar urinoir; tempat sampah tertutup rapat, kedap mungkin dapat dilakukan seperti air, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya penyelenggaraan jasaboga dengan di sesuai kan dengan kebutuhan. pengawasan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Pengangkutan sampah harus dilakukan pada Kabupaten/Kota mel ibatkan Asosiasi jam-jam tertentu sehabis pasaran paling tidak Jasaboga terkait dan organisasi profesi serta 1 x sehari; saluran pembuangan air kotor: instansi terkait lainnya.(Depkes, 2003). Hal saluran air kotor yang menghubungkan ini penting karena di pasar sering dijual saluran-saluran air kotor dari bangunan- makanan siap dinikmati baik oleh bangunan pasar ke saluran air kotor kota pengunjung, petugas pasar maupun harus cukup besar dan bila tertutup harus pedagang. dilengkapi dengan saringan penahan sampah. Selain itu harus dilengkapi peralatan termasuk alat pembersih, peti Pertolongan KESIMPULAN DAN SARAN Pertama Pada Kecelakaan (P3K), alat Kesimpulan pemadam kebakaran dan alat pengeras suara yang dapat dipergunakan untuk memberi I. Dari hasil Penilaian Pasar diketahui pengumuman/penerangan kebersihan kepada bahwa Pasar Bunder di Kabupaten para pedagang sewaktu-waktu. Sragen telah memenuhi syarat sebagai pasar sehat. Sedangkan Pasar Banaran di Letak pasar harus sesuai tata kota, Kabupaten Sragen, Pasar Gianyar, dan berjarak tidak kurang dari 500 m dari tempat Pasar Blah Batu di Bali belum memenuhi pembuangan akhir sampah. Bangunan pasar syarat sebagai pasar sehat. Sedangkan umum harus diatur sedemikian rupa hingga pasar Gianyar yang juga pasar tingkat memungkinkan arus orang lancar. Bangunan kabupaten, masih ada banyak kekurangan untuk keperluan tertentu seperti tempat

120 Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 112 —122

dan kelemahan. Hal ini akibat belum DAFTAR PUSTAKA tersentuh pembinaan sesuai pedoman Agustina, Febria, Rindit Pambayun, Fatmalina Febry pasar sehat sehingga banyak hal yang (2009), Higiene Dan Sanitasi Pada Pedagang belum memenuhi persyaratan pasar Makanan Jajanan Tradisional Di Lingkungan sehat. Hampir semua pedagang Sekolah Dasar Di Kelurahan Demang Lebar menghendaki adanya pembinaan yang Daun Palembang Tahun 2009; Tersedia dari [Accesed 26 langsung dengan contoh-contoh nyata. Januari 2012] 2. Kualitas air bersih yang digunakan di Asmoro Dwi (2010, )Hubungan Hygiene Dan Sanitasi Tempat Penjualan Dengan Jumlah Kuman Pasar Tradisional di Pasar Gianyar pH Pada Daging Ayam Di Pasar Peterongan ° 7,3 dan suhu 30,4 C sedikit melampaui Semarang Tahun 2007 , Thesis, Universitas syaratA. da beberapa sampel daging Muhammadiyah, Semarang; Tersedia dari < dengan total mikroba positif berkisar http://Digilib.Unimus.Ac.Id> [Accesed 26 4 7 Januari 2012] antara 10 s/d 10 . Ayu Sulistyowati I Senin, 25 Agustus 2008 Pasar Tradisional Sumber Penyakit, Denpasar Tersedia dari < http:// nasional.kompas.com> Saran [Accesed 26 Januari 2012] Departemen Kesehatan (2003) Keputusan Menteri Perlu ada pembinaan pasar Kesehatan No.715/Menkes/SK/V/2003/, tradisional mencakup kebersihan dan Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga; kerapian agar para pengunjung nyaman Tersedia dari < http://digilib-ampl.net> [Accesed 26 Januari 2012] dalam berbelanja. Pembinaan dengan cara Departemen Kesehatan R.I (2008), Pedoman memberi percontohan/ model-model Penyelenggaraan Pasar Sehat, Surat bagaimana tempat berdagang untuk pasar Keputusan Menteri Kesehatan RI yang sehat, model untuk tempat berdagang No.519/MenKes/S K/VI/2008. Departemen Kesehatan RI, 1993 Persyaratan Kesehatan sesuai jenis dagangannya sehingga mudah Lingkungan Tempat-tempat Umum, Buku dibersihkan dan dagangannya terjamin aman Pedoman, Ditjen P2M PLP dan sehat untuk dikonsumsi. Pembinaan Herminza (2008), Hubungan Pengetahuan Dan Sikap dengan pengawasan dilakukan oleh Dinas Pedagang Dengan Praktek Pewadahan Kesehatan Kabupaten/Kota melibatkan Sampah Di Pasar Rangge Senta Ketapang Herminza, 2008 , Thesis; Univ. Diponegoro ; Asosiasi Jasaboga terkait dan organisasi Tersedia dari < http://www.fkm.undio.ac.id> profesi serta instansi terkait lainnya. [Accesed 28 Desember 2011] Khoyros Sakinah (2010), Gambaran sanitasi pasar Para pedagang pasar perlu diberi tradisional Tanah Merah Desa Petrah Kec. penyuluhan agar melakukan prinsip-prinsip Tanah Merah Kab.Bangkalan; Tersedia dari < higiene dan sanitasi termasuk perilaku bersih http://adln.lib.unair.ac.id> [Accesed 29 dan sehat, serta menghindarkan bahan atau Desember 2011] Marten (2009), Evaluasi dan Penyusunan Strategis makanan jajanan dari bahan-bahan yang Peningkatan System Sanitasi Pasar mengganggu kesehatan sehingga pembeli Pinansungkula Kota Menado ; Tersedia dari terutama anak-anak yang mengkonsumsi < http:// > [Accesed 28 jajanan pasar tidak terkontaminasi oleh bahan Desember 2011 ] kimia baik sebagai pewarna atau pengawet, Marwati, Nani Ratnaningsih, Siti Nuryani (2004) Tingkat Pencemaran Timbal Pada Makanan pencemar logam dan juga pencemar Jajanan Di Pasar Bringharjo, FT Univ Negeri, mikrobiologi. Mocharnmad Nasir), Hario Puntodewo S), Ismudiono (2010), Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Listeria Monocytogenes Pada Telur Ayam UCAPAN TERIMA KASIH Buras Yang Berasal Dari Beberapa Pasar Kami ucapkan terima kasih kepada Tradisional Di Surabaya, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Kementerian RISTEK yang telah Surabaya memberikan dam untuk penelitian ini dan Presiden, RI, (2007), Tentang Penataan dan Pembinaan kepada Pemerintah Daerah dan Dinas Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Kesehatan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Toko Modern, Peraturan Presiden No. Gianyar yang telah memberikan ijin dan 112/2007 Sutrisno, (2008), Kajian Manajemen dalam bantuan . sehingga terlaksananya Pelaksanaan Sanitasi Lingkungan di pengumpulan data penelitian ini. Pelabuhan Pontianak, Program Studi Magister Kesehatan Lingkungan, Program

121 Sanitasi pasar tradisional...(Riris N & Supraptini)

Pascasarjana Universitas WINATA, EDDY SUKMA(2009), Keberadaan Diponegoro,Semarang, 2008, Tersedia dari < Salmonella spp. pada Daging Sapi dan Ayam Jawa http:// digilib.unimus.ac.id> [Accesed 28 yang Dijual di Pasar-Pasar di Provinsi (IPB), Desember 2011 ] Barat. Thesis, Institut Pertanian Bogor Tina Ratnawati (2001) Sanitasi Lingkungan Dan Bogor (2010), Kondisi Sosio Ekonomi Pedagang Makanan Yale University and Columbia University Negara Jajanan:Studi Kasus Di Tempat-Tempat Countries The 2010 Environmental Tersedia dari Tujuan Wisata Di Kota Bandung 2001; Performance Index (EPI) ranks; Desember Tersedia dari < http:// http://Ippm.ut.ac.id> < http://epi.yale.edu > [Accesed 28 ' [Accesed 28 Desember 2011 ] 2011 ] Widiantoro (2004 ), Hubungan Kebersihan Perorangan Pada Pekerja Kebersihan Pasar Dengan Kejadian Kecacingan Di Pasar Tradisional Johar Kota Semarang 2004 Skripsi; Tersedia dari < http://eprints.undip.ac.id > [Accesed 28 Desember 2011 ]

122