RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PONDOK RANJI TERHADAP EKSISTENSI FORUM BETAWI REMPUG (FBR) GARDU 0233

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh:

SITI LULU LUTFIAH NIM : 207051000178

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1434 H/2013 M LEMBAR PERI{YATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa : l. skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan datam pemrlisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5_ Jika di kemudian hari terbukti bahwa kryaini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. RESPON MASYARAKAT KBLURAHAN PONDOK RANJI TERHADAP EKSISTBNSI FORUM BETAWI REMPUG (FBR) GARDU 0233

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

OIeh:

Siti Lulu Lutfiah NIM : 207051000178

Nip. 1

JTIRUSAN KOMUMKASI DAIY PETTTARAN ISLAM FAKTILTAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMT]NIKASI I]NIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA 1434 H/2013 M LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PONDOK RANJI TERHADAP FORUM BETAWI REMPUG GBR) GARDU 0233. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 Oktober 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penviaran Islam.

Jakarta, 11 Oktober 2013

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris .2[*. Drs. Jumroni. M.Si NIP. 196305t5 t992031 006 NrP. 197104t2 200003 2 001

Anggota

Drs. Mulkannasir. BA. S.Pd. MM Ade Masturi. MA NrP. 19s50101 198302 l 001 NrP. 197506062007t0 I 001

Pembimbing, ABSTRAK

Nama : Siti Lulu Lutfiah NIM : 207051000178 Judul : Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233.

Saat ini organisasi sosial di masyarakat yang dilatarbelakangi kesamaan agama maupun kedaerahan tumbuh dan menjamur di berbagai bentuk dan cara tersendiri, baik dalam bentuk ORMAS maupun LSM. Seperti yang dikatakan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, pada Februari 2011 selama lima tahun terakhir, jumlah organisasi kemasyarakatan (ORMAS) di Indonesia tumbuh luar biasa cepat. Pada 2005 misalnya, baru tercatat sekitar 3.000 ormas. Saat ini, sekitar 9.000 ormas terdaftar di Kementerian Dalam Negeri. Termasuk salah satunya ialah Forum Betawi Rempug (FBR). Lalu muncul pertanyaan bagaimana sebenarnya respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji terhadap eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233? Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori SOR kepanjangan dari Stimulus–Organism–Respons menerangkan bahwa efek yang muncul tergantung pada proses yang terjadi pada individu, dimana pesan yang tersampaikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi sendiri berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, lalu komunikan mengerti dan mengolah serta menerimanya, maka munculah efek dengan wujud kesediaan merubah sikap. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji terhadap eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233. Selain itu, penelitian ini juga ingin mencari tahu apakah ada perbedaan yang muncul antara ketiga skala respon tersebut, baik berdasarkan jenis kelamin maupun usia respondennya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menggunakan teknik statistik dengan memperhitungkan prosentase berdasarkan hasil kuesioner dari responden. Selanjutnya data dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk tabel. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233 Kelurahan Pondok Ranji, masih mendapatkan respon positif dari masyarakat Pondok Ranji, terlihat bahwa FBR diketahui keberadaannya dan mampu meningkatkan keamanan di daerah tersebut, namun sebaliknya pada urutan ketiga responden juga menyetujui keberadaan FBR membuat keributan dimana-mana. Demikian juga, tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga skala respon tersebut, baik berdasarkan jenis kelamin maupun usia respondennya.

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi robbil 'alamin. Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga dan dengan segala limpahan rahmat, nikmat, inayah yang tiada henti-hentinya seperti kasih sayang yang diberikan kepada umatnya. Tidak lupa pula shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah sampai zaman penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang, beserta para keluarga dan sahabatnya dan kaum Muslim yang telah berjihad dijalannya mendirikan panji-panji Islam dan Risalahnya.

Atas izin-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul ”Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap

Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, bukan hanya karena kerja keras penulis, namun banyak pihak yang turut serta berjuang di dalamnya. karena tanpa adanya bantuan dan do’a dari orang-orang tercinta tersebut, skripsi ini tidak akan selesai. Ucapan terima kasih ini penulis hanturkan kepada :

ii

1. Yang tercinta : Ayahanda Achmad Baihaqi Halim, SH dan Ibunda

Mahfuzhoh, yang selalu mendidik, menyayangi, menjaga dan mendo’akan

dengan kasih sayang yang tidak terhingga dan tidak ternilai dengan

apapun. Semoga Allah selalu melindungi, menyayangi dan memberikan

kebahagiaan dunia maupun akhirat.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H.

Arief Subhan MA, Drs. Wahidin Saputra MA, selaku Pudek III bidang

kemahasiswaan, Drs. Jumroni M.Si, selaku Pudek II bidang administrasi

umum, dan Dr. Suparto, M.Ed, MA, selaku Pudek I bidang akademik.

3. (Almh) Dra. Asriati Jamil M. Hum. Yang telah memberikan dorongan

morill bagi penulis.

4. Drs. Jumroni M. Si, Selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

5. Dra. Musfirah Nurlaily MA. Selaku sekretaris koordinator Program Non

Reguler,

6. Drs. Sugiharto, MA. selaku pembimbing skripsi yang selalu tidak henti-

hentinya memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

7. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak

memberikan ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis dalam

menyelesailan studi maupun dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta stafnya.

9. Bapak Marzuki Ismail selaku Ketua Gardu FBR 0233, Bapak H. Danie

selaku sekjen FBR pusat, yang telah membantu penulis untuk

iii

mengumpulkan materi-materi dan bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan informasi dan bantuan kepada penulis.

10. Saudara sekandung penulis : Ahmad Zaki Halim, S. Kom (kakak) beserta

isteri, Ahmad Alfath, S. Sos (kakak), Ahmad Zulfikar (kakak), Siti Nurul

Fadhliah (adik), Muhammad Iqbal (adik) yang selalu menemani,

mendukung, menghibur dan memberi banyak harapan bagi penulis.

11. Teman-teman Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi Jurusan KPI Non-reguler 2007: Ika Kartika, Mutiara Rizki

Amelia, Isnaanto Achmad Maulana, Rizka, Syaifullah, Mohamad

Samlawi, Ade Alfan Syifa, Ongko Prasetyo, Dhani Ibnu Affan, Za’Arasy

Rahmah, Syahrul, Dahliana Syahri, Rio Aditama, Doni Bestadi, Abdul

Ghani, Aldy, Andy Widianto, Ferdy Yulian, Indah, Nila, Neneng, Jeftri, H.

Sulaiman, Nur Ardiansyah, Bima Suhardiman, Farida, Fadilah, Andi,

beserta teman-teman lainnya yang belum tersebut, kakak dan adik-adik

kelas yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam pembuatan

skripsi ini.

Penulis senantiasa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan,

mendapatkan ridha dari Allah SWT. penulis serahkan semuanya dengan

harapan semoga skripsi ini memberikan manfaat yang besar khusus bagi

penulis dan umumnya bagi yang membacanya. Wassalamu’alaikum Wr.

Wb.

Jakarta, 9 Oktober 2013

Siti Lulu Lutfiah

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR ISI ...... v

DAFTAR TABEL ...... viii

DAFTAR GAMBAR ...... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 8

D. Metodologi Penelitian ...... 9

E. Tinjauan Pustaka ...... 15

F. Sistematika Penulisan ...... 16

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Respon ...... 19

1. Pengertian Respon ...... 19

2. Macam- macam Respon ...... 21

B. Ruang Lingkup Masyarakat ...... 25

1. Pengertian Masyarakat ...... 25

2. Unsur-unsur Masyarakat ...... 27

v

3. Ciri-ciri / Kriteria Masyarakat ...... 28

C. Eksistensi ...... 28

1. Pengertian Eksistensi ...... 28

2. Bentuk-bentuk Eksistensi ...... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ...... 35

1. Profil Kelurahan Pondok Ranji ...... 35

a. Data Deskriptif ...... 35

b. Data Monografi ...... 35

B. Objek Penelitian ...... 38

1. Profil Gardu FBR 0233 Pondok Ranji ...... 38

a. Sejarah Gardu FBR 0233 Pondok Ranji...... 38

b. Visi dan Misi Gardu FBR 0233 Pondok Ranji...... 39

c. Kegiatan di Gardu FBR 0233 Pondok Ranji ...... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden ...... 42

B. Respon Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi FBR

Gardu 0233 ...... 44

1. Respon Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi

FBR Gardu 0233 dalam kategori Skala Kognitif ...... 45

2. Respon Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi

FBR Gardu 0233 dalam kategori Skala Afektif ...... 46

vi

3. Respon Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi

FBR Gardu 0233 dalam Kategori Konatif ...... 48

C. Perbandingan Prosentase Respon Skala Kognitif, Afektif

dan Konatif Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji

Terhadap FBR Gardu 0233………………….……………… 50

D. Perbandingan Rata-Rata Respon Skala kognitif, Afektif dan

konatif Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi FBR

Gardu 0233 ...... 51

E. Analisis Chi-square Respon Skala kognitif, Afektif dan

konatif Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi FBR

Gardu 0233 ...... 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 57

B. Saran-saran ...... 58

DAFTAR PUSTAKA ...... 60

LAMPIRAN ...... 62

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Populasi Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji …………….. 7

Tabel 2. Jumlah Sampel Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji …………….... 8

Tabel 3. Penentuan Skor/nilai .………………………………………………. 15

Tebel 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ……….………. 43

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan RW .………...... 43

Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan Usia…………………..…...… 44

Tabel 7. Respon Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi FBR Gardu 0233 dari skala kognitif…………..…………………… 45

Tabel 8. Respon Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi FBR Gardu 0233 dari skala afektif ………………….…………….. 47

Tabel 9. Respon Masyarakat Pondok Ranji Terhadap Eksistensi FBR Gardu 0233 dari skala konatif ………………………………….….. 49

Tabel 10. Perbandingan prosentase respon skala Kognitif, Afektif dan Konatif terhadap eksistensi FBR 0233 …………………………….. 50

Tabel 11. Perbandingan skor rata-rata respon skala Kognitif, Afektif dan Konatif terhadap eksistensi FBR)0233 …………………………….. 51

Tabel 12. Perbandingan skala Respon Kognitif, Afektif dan Konatif responden terhadap eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) 0233 dilihat berdasarkan Jenis Kelamin …………...……………… 52

Tabel 13. Analisis chi-square hitung berdasarkan jenis kelamin ……………... 53

Tabel 12. Perbandingan skala respon kognitif, afektif dan konatif responden terhadap eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) 0233 dilihat berdasarkan usia………...…………...………………………. 54

Tabel 13. Analisis chi-square hitung berdasarkan usia ………………………. 55

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teori S-O-R……………………………………………………….... 23

Gambar 2. Bagan/proses komunikasi ………………………………………….. 24

ix

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini organisasi sosial di masyarakat yang dilatar belakangi

kesamaan agama maupun kedaerahan tumbuh dan menjamur di berbagai

bentuk dan cara tersendiri, baik dalam bentuk ORMAS (Organisasi

Masyarakat) maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Seperti yang dikatakan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi,

“selama lima tahun terakhir, jumlah organisasi kemasyarakatan (ORMAS) di

Indonesia tumbuh luar biasa cepat. Pada 2005 misalnya, baru tercatat sekitar

3.000 ormas. Saat ini, sekitar 9.000 ormas terdaftar di Kementerian Dalam

Negeri. Termasuk salah satunya ialah Forum Betawi Rempug (FBR)

Lengsernya Soeharto dari kursi presiden Republik Indonesia pada mei

1998 membuka kotak Pandora problem suku, agama, ras dan antar golongan

(SARA). Tiap-tiap masalah menunjukan eksistensinya di pentas nasional dan

lokal. Organisasi atau asosiasi etnis muncul seperti jamur di musim hujan,

seperti terlihat di Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Jakarata.

Mereka memprotes ketertinggalan putra daerah dalam setiap pemilihan

kepala daerah. Berkaitan dengan itu munculah slogan agar penduduk asli

menjadi tuan rumah di kampungnya sendiri.1 Salah satu Ormas kedaerahan

yang muncul setelah bergantinya masa Orde Baru adalah Forum Betawi

1 Widyanto, Untung. Antara jago dan preman: studi tentang habitus premanisme pada organisasi Forum Betawi Rempug (FBR). Pascasarjana, FISIP, Universitas Indonesia. (Depok: Agustus, 2005)

1 2

Rempug (FBR). Setidaknya Ormas ini, paling sering menyedot perhatian

publik. FBR berdiri 29 Juli 2001, dengan ketuanya H. Fadholi El Munir.

Tidak jauh berbeda dengan organisasi-organisasi berbasis masyarakat

Betawi yang muncul sebelumnya, FBR muncul sebagai wadah aspirasi

masyarakat Betawi untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat Betawi

sebagai etnis lokal Jakarta.

Dalam buku yang ditulis oleh Solemanto, “KH. A. Fadholi El Munir,

Jejak Langkah Sang Kiai”, Munculanya FBR berawal dari keprihatinan

terhadap mayarakat Betawi yang seolah terasing di tanah kelahirannya

sendiri. Dalam buku itu, tergambar adanya diskriminasi terhadap orang

Betawi. Salah satunya masalah lapangan pekerjaan, jika orang betawi

melamar kerja di pabrik saja selalu mendapat penolakan dengan alasan penuh.

Kesulitan mendapatkan pekerjaan di kampung sendiri inilah yang menjadi

kenangan buruk, sementara setiap saat mereka harus terima beragam polusi,

bising, dan hiruk pikuk masyarakat lainnya yang jelas-jelas mengganggu

kehidupan orang Betawi.2

Masyarakat betawi sebagai penduduk asli kota Jakarta seharusnya

mendapatkan prioritas utama dalam bidang usaha, perdagangan, dan industri,

serta pelestarian budaya. Namun kenyataannya, pembangunan yang

dilaksanakan di Jakarta kurang bersahabat dengan mayarakat betawi. Hal ini

menyebabkan orang-orang betawi termarginalkan. Mereka yang semula

berada di pusat kota, lambat laun mereka minggir di wilayah sekitar Jakarta.

Bila pada tahun 1930 masyarakat betawi masih menjadi mayoritas, seirama

2 Solemanto, Jejak Langkah Sang kiai; mengawal republik dari tanah betawi (Jakarta: Mukti Jaya, 2009), h. 16 3

dengan arus urbanisasi sebagai akibat Jakarta menjadi ibu kota pada tahun 60-

an suku betawi tinggal menjadi minoritas. Menurut catatan pada tahun 1961,

suku betawi tinggal 22,9% dari 2,9 juta penduduk Jakarta. Mereka banyak

yang tergusur ke luar Jakarta, khususnya ke wilayah , depok,

, dan .3

Fakta itulah yang menguatkan para tokoh betawi, seperti kiai Fadholi

El Munir untuk bangkit memperjuangkan hak-hak betawi dengan mendirikan

Forum Betawi Rempug atau disingkat dengan FBR.

Forum betawi rempug termasuk salah satu organisasi kemasyarakatan

yang tunduk pada sistem sosial budaya lingkungannya yang tumbuh di

tengah-tengah masyarakat serta mendapat pengakuan dan dukungan.4

Beberapa tokoh muda Betawi menggagas dibentuknya suatu wadah yang

menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Betawi, berazaskan

Islam serta berlandaskan Al-quran, Assunnah, Pancasila dan UUD 1945 yang

kemudian dikenal dengan nama : “FORUM BETAWI REMPUG” yang

disingkat dengan FBR.

Tujuan akhirnya tentu saja untuk mengangkat harkat warga betawi.

Namun masyarakat terlanjur melihat kegiatan FBR sering berbenturan dengan

hukum. Dalam dua tahun terakhir ini, mereka malah sering terlibat dalam

beberapa peristiwa yang memancing emosi massa.

Forum ini sejak awal berupaya menegaskan identitas kesukuan yang

begitu kental dengan organisasi berbasis kedaerahan. Namun, Fadholi seolah-

olah tak sanggup meredam emosi anggotanya yang sebagian besar masih

3 Ibid, h. 17 4 Taufiq Abdullah, Agama dan Perubahan Sosial (Jakarta: PT. Raja Grapindo,1996), cet.ke-2, h. 327 4

berusia muda. Beberapa perilaku yang mengundang pertanyaan publik sempat dilakukan anggotanya yang gemar mengenakan seragam serba hitam itu.

Sentimen primordialisme mereka semakin mudah terbakar, tatkala berhadapan dengan etnis lain untuk mempertahankan eksistensinya Seperti kejadian pada beberapa waktu yang lalu; Bentrokan antara organisasi masyarakat Forum Betawi Rempug (FBR) dan Pemuda Pancasila (PP) terjadi di Jalan Raya Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis malam 29

Oktober 2011. Keributan kedua ormas ini berawal dari perselisihan sejumlah anggota kedua ormas, yang berbuntut melukai salah satu anggota PP.Akibat insiden tersebut, puluhan anggota PP pun menyerang Kantor Sekretariat FBR yang berada di Jalan Raya Pondok Ranji, Bintaro, Tangerang Selatan.

Akibatnya kantor Sekretariat FBR hancur.

Menurut harian Kompas. Senin 29 oktober 2011. Kapolri Jenderal

Bambang Hendarso Danuri memaparkan data tindak kekerasan oleh sejumlah ormas, dalam rapat koordinasi gabungan DPR-Pemerintah terkait ormas di

Gedung DPR, Jakarta. Diungkapkan Kapolri, medio 2007-2010 terdapat 107 tindak kekerasan. Berdasarkan data kepolisian, terdapat tiga ormas yang kerap melakukan kekerasan selama empat tahun terakhir.5 Salah satunya adalah FBR.

Pada umumnya masyarakat memandang buruk terhadap ormas seperti arogan dan pembuat rusuh. Namun peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi bagaimana sebenarnya yang terjadi di masyarakat, apa yang dirasakan

5 Koran Kompas, Senin 30 Agustus 2010 5

masyarakat yang dilingkungannya terdapat gardu FBR, dan bagaimana respon

masyarakat dengan keberadaan FBR dilingkungnnya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Respon Masyarakat Pondok Ranji

Terhadap Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penulis membatasi kajian skripsi ini hanya pada Respon masyarakat

yang berada di Kelurahan Pondok Ranji, kecamatan Ciputat Timur,

Tangerang Selatan terhadap eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR)

Gardu 0233. Adapun masyarakat yang di teliti ialah yang berada di

Wilayah RW. 11-13 kelurahan Pondok Ranji, Ciputat Timur. Tangerang

Selatan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan-

permasalahan yang diangkat adalah:

a. Bagaimana Respon Kognitif masyarakat kelurahan Pondok Ranji,

Ciputat Timur terhadap Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR)

Gardu 0233.

b. Bagaimana Respon Afektif masyarakat kelurahan Pondok Ranji,

Ciputat Timur terhadap Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR)

Gardu 0233. 6

c. Bagaimana Respon Konatif masyarakat kelurahan Pondok Ranji,

Ciputat Timur terhadap Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR)

Gardu 0233.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. untuk mengetahui bagaimana respon Respon Kognitif masyarakat

kelurahan Pondok Ranji, Ciputat Timur terhadap eksistensi Forum

Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233.

b. untuk mengetahui bagaimana respon Respon, Afektif masyarakat

kelurahan Pondok Ranji, Ciputat Timur terhadap eksistensi Forum

Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233 berdasarkan jenis kelamin.

c. untuk mengetahui bagaimana respon Konatif masyarakat kelurahan

Pondok Ranji, Ciputat Timur terhadap eksistensi Forum Betawi

Rempug (FBR) Gardu 0233 berdasarkan usia nya.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan

khususnya pada Jurusan Komunikasi Penyiaran islam terutama yang

berkaitan dengan Stimulus dan Respon, dan para akademis di bidang

sosial dalam hal ini Respon Kognitif, Afektif dan Konatif masyarakat

kelurahan Pondok Ranji, Ciputat Timur terhadap eksistensi Forum

Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233. 7

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih, saran

dan masukan pada FBR khususnya dan pada Organisasi Masyarakat

yang lain pada umumnya, untuk mengatahui bagaimana pandangan

masyarakat sebagai sarana mengevaluasi untuk mencapai tujuan yang

lebih baik lagi.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena

pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah

perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu

pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat

dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.6

2. Subjek dan Objek

Dalam penenelitian subjek yang diteliti adalah respon masyarakat

kelurahan Pondok Ranji, Tangerang Selatan mengenai keberadaan

organisasi masyarakat Forum Betawi Rempug. Sedangkan yang menjadi

objek penelitian adalah organisasi masyarakat Forum Betawi Rempug

Gardu 0233 Pondok Ranji Tangerang Selatan.

3. Populasi dan Sampel

6 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN JakPress, 2006), h. 36 8

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di wilayah

RW 11-13 kelurahan Pondok Ranji, yang terdiri dari; RW 11 sebanyak

437 orang, RW 12 sebanyak 189, dan RW 13 sebanyak 172 orang.

Berikut adalah banyaknya populasi penelitian:

Tabel 1

Banyaknya Populasi

Banyaknya Populasi (masyarakat kelurahan RW Pondok Ranji)

11 437

12 189

13 172

TOTAL 798

Laporan kependudukan kelurahan Pondok Ranji, Juli 2011 b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-

cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan

lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi.

Dari populasi sebanyak 798 masyarakat kelurahan Pondok Ranji,

dengan menggunakan random sampling sederhana, merupakan teknik

sampling yang paling mudah dilakukan. Dimana setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. 9

Periset menulis atau memberi nomor pada seluruh anggota populasi,

lalu mengundinya (merandom/ mengacak) sampai menemukan jumlah

sampel yang dibutuhkan. Namun hal ini dilandasi dengan syarat

tersedianya kerangka sampling atau daftar sampling7. Dari random

sampling didapati sampel yang digunakan masing-masing angkatan

diambil sebesar 10% nya maka didapati sampel penelitian sebanyak 81

Masayarakat. Berikut adalah banyaknya sampel yang diambil adalah :

Tabel 2

Banyaknya Sampel yang diambil

No. RW Banyaknya Sampel (masyarakat)

1 11 10% x 437 = 44

2 12 10% x 189 = 19

3 13 10% x 172 = 18

TOTAL 81

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini,

maka dilakukan dengan pengumpulan data primer yaitu data-data yang

diperoleh dari hasil lapangan dari sumber data pertama dilokasi penelitian

atau objek penelitian. Untuk memperoleh data yang empiris, penulis terjun

7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: PT. Kencana, 2007), hal. 150-151 10

langsung ke lokasi penelitian dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Teknik Observasi

Observasi yang merupakan pengamatan dan pencatatan dengan

sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki oleh pancaindera.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

tentang gambaran umum tentang objek penelitian.

b. Teknik Angket (Kuesioner)

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab. Dari

masing-masing pertanyaan itu telah disediakan jawabannya, untuk

dipilih mana yang sesuai dengan pendapat, perasaan dan keyakinan

responden. Jenis angket yang penulis berikan, adalah angket tertutup

dengan pilihan yaitu item-item yang diberikan disertai dengan

jawaban alternatif sehingga responden tinggal menjawab sesuai

dengan dirinya.

c. Dokumentasi

Selain peneliti menyebarkan angket kepada responden,

peneliti juga mengumpulkan data-data sekunder seperti dokumen

foto, kliping, yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang lebih

tepat dan akurat.

11

5. Pengolahan Data

Dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik yang

berguna untuk mengilustrasikan atau mendeskripsikan berbagai gejala

berdasarkan keadaan apa adanya dari gejala itu sendiri, tanpa perlu

mempertanyakan mengapa gejala tersebut terjadi. Dalam pengolahan dan

analisis data, dilakukan dengan;

a. Deskriptif, data-data yang diperoleh melalui angket kemudian diproses

dengan beberapa tahapan, sebagai berikut :

1) Evaluasi, memeriksa jawaban responden untuk diteliti, ditelaah dan

dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data-data yang

akurat.

2) Frekuensi, mentabulasi atau memindahkan jawaban-jawaban

responden yang diperoleh dari angket ke dalam bentuk tabel yang

berdasarkan tema-tema di BAB IV. Kemudian dicari frekuensi dan

prosentasenya untuk dianalisis.

3) Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari analisis dan penafsiran

data. Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pen-

deskripsiannya dalam bentuk verbal (kata-kata) maupun angka

sehingga menjadi bermakna.

b. Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan metode kuantitatif

yaitu metode yang menggunakan teknik statistik dengan

memperhitungkan prosentase.8 Perhitungan prosentase ini dilakukan

untuk setiap alternatif jawaban dalam angket yang diajukan pada

8 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 210. 12

sampel itu. Sebelum hasil dari analisis data dideskripsikan dan

ditampilkan dalam bentuk tabel atau bagan-bagan, setelah data

terkumpul lalu diolah dan dianalisis dengan menghitung score rata-

rata (Mean), analisis rata-rata digunakan untuk menentukan kategori

dari setiap skala penelitian, berikut adalah persamaan rata-rata:

x = ∑ fi.xi ∑fi

Keterangan:

x : score atau rata-rata (mean)

fi : frekuensi pengamatan

xi : pengamatan9

Sedangkan untuk menentukan skala respon responden terhadap

FBR akan digunakan Standart Deviasi, berikut persamaannya :

SD = √ Ʃ x²

N

Keterangan:

SD : Standart Deviasi

Ʃx² : Jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat

N : Jumlah individu10

Dengan penghitungan tingkat responden terhadap 3 skala, baik

kognitif, afektif maupun konatif, dengan persamaan :

9 Noor Bekti Negoro, Handout Statistik Sosial, (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 5 10 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada, 2008), cetakan ke-3, h. 35 13

Tinggi = X + stdDev

Sedang = X

Rendah = X - StdDev

Selanjutnya dengan menggunakan persamaan Chi-Square/

Chi-Kuadrat (χ²) untuk menguji sebuah hipotesis. Hipotesis adalah

kesimpulan sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris.11 Hipotesisnya

sebagai berikut:

1. Dengan Ho, maka tidak ada hubungan antara jenis kelamin

dengan respon masyarakat terhadap eksistensi FBR Gardu 0233.

Atau Ha, maka ada hubungan antara jenis kelamin dengan respon

masyarakat terhadap eksistensi FBR Gardu 0233.

2. Dengan Ho, maka tidak ada hubungan antara usia dengan respon

masyarakat terhadap eksistensi FBR Gardu 0233. Atau Ha, maka

ada hubungan antara jenis kelamin dengan respon masyarakat

terhadap eksistensi FBR Gardu 0233. Berikut adalah

persamaannya:

χ² = Ʃ (fo-fh)²

fh

Keterangan:

χ² : Chi-Kuadrat

fo : Frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel

11 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.75 14

fh : Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan

frekuensi yang diharapkan dalam populasi (frekuensi yang

diharapakan merupakan perkalian anatara jumlah baris dengan

lajur dibagi jumlah total).12

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu

objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan

sistematik oleh peneliti. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap

suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau

pertanyaan yang harus diisi oleh responden (Kriyantono, 2006:134).

Skala likert merupakan skala yang paling mudah penerapannya dan

sederhana dalam menafsirkan hasilnya. Indikator-indikator dari variabel

sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat

pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden. Pernyataan-

pernyataan yang disajikan dibuat bervariasi yaitu antara pernyataan positif

dan pernyataan negatif yang kemudian masing-masing akan diberi skor

dengan perincian sebagai berikut:

12 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT. Kencana, 2007), h. 186 15

Tabel 3

Penentuan Skor/nilai

No. Pilihan Jawaban Skor Jawaban

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak menemukan judul yang sama

persis dengan judul skripsi ini baik di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, di perpustakaan umum UIN syarif Hidayatullah

Jakarta maupun di Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia, namun terdapat beberapa yang mirip baik dengan

objek maupun dengan jenis penelitian yang digunakan, yakni:

1. Skripsi yang ditulis oleh Sholahuddin Al-Ayyubi, dengan judul “Respon

Masyarakat Penggilingan Jakarta Timur Terhadap Pengajian Bulanan

Forum Betawi Rempug (FBR)”.13 Pada penelitin tersebut terdapat

kesamaan objek namun yang membedakan dengan penelitian penulis,

13 Sholahuddin Al-Ayyubi, Respon Masyarakat Penggilingan Jakarta Timur Terhadap Pengajian Bulanan Forum Betawi Rempug (FBR), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007

16

yaitu skripsi tersebut fokus pada pengajian bulanan yang diselenggarakan

FBR Pusat sedangkan skripsi penulis fokus pada eksistensi FBR Gardu

0233.

2. Skripsi yang ditulis oleh Mutiara Rizki Amelia, dengan judul “Respon

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” terhadap Program

Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.14 Skripsi ini berbeda dengan

penulis dari sisi objek penelitian dan subjek penelitian, hanya saja terdapat

kesamaan teori yang digunakan yakni menggunakan teori respon.

3. Tesis yang di tulis oleh Untung Widyanto, dengan judul “Antara Jago dan

preMan”: Studi Tentang Habitus Premanisme Pada Organisasi Forum

Betawi Rempug (FBR).15 Penelitian tersebut berbeda dengan skripsi

penulis dari segi fokus penelitian, penelitian tersebut menjelaskan tentang

premanisme yang terjadi di FBR sedangkan skripsi penulis tentang respon

masyarakat terhadap eksistensi FBR Gardu 0233.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematik, maka penulis

membaginya ke dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I :PENDAHULUAN

14 Mutiara Rizki Amelia, “Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Uin Syarif Hidayatullah ( Jakarta. 2011) 15 Untung Widyanto, “Antara Jago dan preMan”: Studi Tentang Habitus Premanisme Pada Organisasi Forum Betawi Rempug (FBR), Pascasarjana, FISIP, Universitas Indonesia. (Depok: Agustus, 2005) 17

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan

dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan

Bab II :KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini diuraikan pembahasan mengenai ruang lingkup

respon, yang terdiri dari; pengertian respon dan macam-macam

respon. Riang lingkup masyarakat yang terdiri dari; pengertian

masyarakat, faktor-faktor/unsur-unsur masyarakat dan kriteria

masyarakat.

Bab III :GAMBARAN UMUM

pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum wilayah

penelitian yang sedang diteliti, yaitu subjek dan objek dari

penelitian ini. Dimana subjeknya adalah masyarakat kelurahan

Pondok Ranji, sedangkan objeknya adalah Forum Betawi Rempug

(FBR) Gardu 0233.

Bab IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil temuan dan analisis di lapangan, yakni

respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji dengan sampel 47

orang, baik mencari tahu respon kognitif, afektif dan konatif,

mengetahui skala ketiganya; baik tinggi, sedang, maupun rendah

terhadap eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR), serta mencari

tahu perbedaan ketiga skala respon baik berdasarkan jenis kelamin

maupun usia responden. Pada bab ini menguraikan mengenai hasil

penelitian yang berupa deskripsi responden dan analisa data. 18

Bab V :KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir akan menguraikan kesimpulan yang merupakan

jawaban dari permasalahan yang di bahas. Selain itu, penulis juga

mencantumkan saran-saran dari permasalahan yang di bahas.

19

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ruang Lingkup Respon

1. Pengertian Respon

Respon adalah aksi reaksi yang muncul dari suatu masalah terhadap

khalayak. Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan

atau tanggapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

respon adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap suatu gejala atau

peristiwa yang terjadi.1 Ada beberapa pengertian respon menurut para ahli,

yaitu:

Menurut Sarlito (1987), setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan

tanggapan atau balasan (respon) terhadap stimulus. Pendapat selaras diungkap

oleh Mar‟at (1984) yang menyatakan bahwa respon merupakan reaksi akibat

penerimaan stimulus, dimana stimulus adalah berita, pengetahuan, informasi,

sebelum diproses atau diterima oleh indranya. Individu manusia berperan

sebagai unsur pengendali antara stimulus dan respon, sehingga yang

menentukan bentuk respon individu terhadap stimulus adalah stimulus dan

faktor Individu itu sendiri (Miftah Toha, 1988).2

1 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002). Edisi ke-3 h. 595 2 Pengertian-Respon, diakses 2 februari 2011 dari eri08tirtayasa.blogspot.com

19 20

Sedangkan menurut Berlo 1960 (dalam Reza Yogaswara), merumuskan respon sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil atau akibat menerima stimulus. Stimulus tersebut merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh seseorang melalui salah satu penginderanya. Respon digolongkan menjadi dua jenis yaitu respon yang tidak nampak (covert response) dan respon yang nampak (covert response). Respon yang tidak nampak diwujudkan oleh seseorang kedalam aspek kognisi (pengetahuan) dan afeksi (sikap). Respon yang nampak diwujudkan kedalam aspek psikomotorik

(tingkah laku). Antara respon yang nampak dan respon yang tidak nampak terdapat suatu keterkaitan, namun hubungan tersebut ada yang selaras dan ada yang tidak selaras. Selaras artinya sistem kognitif dan komponen efektif mempunyai sifat yang sama di semua seginya maka timbulah keadaan yang selaras dengan psikomotorik dan tidak ada dorongan untuk berubah, sedangkan tidak selaras artinya sistem kognitif dan komponen efektif itu mempunyai segi-segi yang tidak bisa berjalan bersama-sama, maka terjadilah ketidakselarasan dan timbulah tekanan yang mendorong untuk mengubah sistem kognitif sedemikian rupa sehingga tercapainya keadaan selaras

(Sarlito,1987).3

Jadi, respon adalah suatu reaksi atau tanggapan seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul, dimana bisanya stimulus tersebut berpengaruh terhadap diri seseorang sehingga memunculkan suatu reaksi yang

3 Pengertian-respon, diakses 2 Februari 2011 dari eri08tirtayasa.blogspot.com 21

beraneka ragam baik sebatas pengetahuan atau pendapat, perasaan, maupun

sikap atau perilaku. Lebih jelasnya diterangkan dalam macam-macam respon

dibawah ini.

2. Macam-macam Respon

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chate, respon

dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Kognitif (pendapat), yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan,

keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini

muncul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau persepsi

oleh khalayak.

b. Afektif (perasaan), yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap

dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada

perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Konatif (perilaku), yaitu respon yang berhubungan dengan dorongan dan

perilaku nyata khalayak, yaitu meliputi tindakan atau kebiasaan.4

Dalam teori S-O-R yang merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-

Respons ini semula berasal dari psikologi, lalu kemudian menjadi juga teori

komunikasi, karena objek material dari psikolog dan ilmu komunikasi adalah

sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap,

opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

4 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 218 22

Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Respons, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Prof. Dr. Mar‟at dalam bukunya “Sikap Manusia”, perubahan serta pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

23

Untuk lebih jelas mengenai tiga variabel penting tersebut, dapat dilihat

pada bambar I di bawah ini:

Gambar I: Teori S-O-R

Organism :

Perhatian Stimulus Pengertian

Penerimaan

Respons

(Perubahan Sikap)

Sumber: Onong Uchjana (2003): 255

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan

kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan

mengerti, kemampuan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah

komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk

mengubah sikap.5

5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 254-256. 24

Selanjutnya, model komunikasi menurut Philip Kotler dalam buku

„Marketing Management‟.6

Berikut ini akan dijelaskan model komunikasi menurut Philip Kotler,

dapat dilihat pada gambar 2:

Gambar 2: Bagan/skema proses komunikasi

message sender encoding Media decoding receiver g

noise

feedback response

Sumber: Onong Uchjana (2006): 39

Unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur

dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

a. Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepadaseseorang atau

sejumlah orang.

b. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambing.

6 Onong, Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi ‘Teori dan Praktek’ (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2006), h. 256 25

c. Message : pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

d. Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator

kepada komunikan.

e. Decoding : pengawasandian, proses diman komunikan mennetapkan

makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response : tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah

menadapatkan pesan.

h. Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda

dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.7

B. Ruang Lingkup Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam bahasa inggris disebut society, asal kata dari socius

yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab yaitu

syirk artinya bergaul.8 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, masyarakat

adalah “sejumlah manusia dalam artian seluas-luasnya dan terikat oleh suatu

7 Ibid, hal. 256 8 Munandar Soeleman. Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Eresco, 1993), h. 63 26

kebudayaan yang mereka anggap sama”.9 Berikut di bawah ini adalah

beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.

a. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan.

b. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita

suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya

pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

c. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif

pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

d. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan

manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang

cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan

sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /

kumpulan manusia tersebut.

e. Drs JBAS Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah

segenap antar hubungan social terdiri atas banyak sekali kolektiva-

kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas sub

kelompok. Sedangkan menurut Prof, M. M Djojodiguno, masyarakat

adalah “suatu kebulatan dari segala perkembangan dalam hidup bersama

antara manusia dengan manusia”.10

9 Tim penyusun, kamus pembinaan dan pengembangan bahasa, kamus besar bahasa Indonesia (PT Persero: Balai Pustaka, 1999), cet ke-10, hal. 635 10Abu Ahmadi, Ilmu Sosial dasar (Jakarta: Bina Aksara, 1998), h. 96-97 27

f. Talcott Parson merumuskan kriteria masyarakat. Menurutnya masyarakat

ialah suatu sistem sosial yang melebihi masa hidup individual normal dan

merekrut anggota secara reproduksi biologis dengan melakukan

sosialisasai terhadap generasi berikutnya.

Definisi lain menyatakan bahwa masyarakat di artikan sebagai

kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama

sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengaanggap dirinya

sebagai satu kesatuan social.11

Bisa dikatakan masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah

memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat kebiasaan yang sama-sama di

taati dalam lingkungannya.

Masyarakat ialah kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh

satuan adat, ritus atau hokum dan hidup bersama. Al-Qur‟an menyebut

masyarakat dengan beberapa kata, yaitu Qawm, ummah, syu’ub, dan qabail.

Selain itu Al-Qur‟an juga memperkenalkan sifat masyarakat dengan al-

mustakbirun, al-mala, al-mustad‟afin, dan sebagainya.

2. Unsur-Unsur Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur

sebagai berikut ini:12

a. Beranggotakan minimal dua orang.

11 Ramdani Wahyu, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 74 12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 25. Ed. Baru 28

b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia

baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan

antar anggota masyarakat.

d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta

keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

3. Ciri-ciri / Kriteria Masyarakat

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi

agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

a. Ada sistem tindakan utama.

b. Saling setia pada sistem tindakan utama.

c. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

d. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran/ reproduksi

manusia.

C. Eksistensi

1. Pengertian Eksistensi

Kata eksistensi berasal dari kata Latin Existere, dari ex keluar sitere =

membuat berdiri. Artinya apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa

yang dialami. Konsep ini menekankan bahwa sesuatu itu ada. 29

Dalam konsep eksistensi, satu-satunya faktor yang membedakan setiap hal yang ada dari tiada adalah fakta. Setiap hal yang ada itu mempunyai eksistensi atau ia adalah suatu eksisten.

Menurut Bapak Gerakan Eksistensialis Kierkegaard, menegaskan bahwa yang pertama-tama penting bagi keadaan manusia yakni keadaannya sendiri atau eksistensinya sendiri. Ia menegaskan bahwa eksistensi manusia bukanlah „ada‟ yang statis, melainkan „ada‟ yang „menjadi‟. Dalam arti terjadi perpindahan dari „kemungkinan‟ ke „kenyataan. Apa yang semula berada sebagai kemungkinan berubah menjadi kenyataan. Gerak ini adalah perpindahan yang bebas, yang terjadi dalam kebebasan dank e luar dari kebebasan. Ini terjadi karena manusia mempunyai kebebasan memilih.

Dengan demikian eksistensi manusia adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Bereksistensi berarti muncul dalam suatu perbedaan, yang harus dilakukan tiap orang bagi dirinya sendiri.

Kierkegaard menekankan bahwa eksistensi manusia berarti berani mengambil keputusan yang menentukan hidup. Maka barang siapa tidak berani mengambil keputusan, ia tidak hidup bereksistensi dalam arti sebenarnya.

Menurut Zainal Abidin (2008) Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan individu dalam meng- aktualisasikan potensi-potensinya. 30

Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan.

dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya pengaruh atas ada atau

tidak adanya kita. eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita,

karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan

bahwa keberadaan (eksistensi) kita diakui. Tentu akan terasa sangat tidak

nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh

karena itu pembuktian akan keberadaan kita dapat dinilai dari berapa orang

yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika

kita tidak ada.

Eksistensi Dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah; hal berada,

keberadaan.13 Makna terkaya dan terdalam dari istilah eksistensi ditemukan

dalam bahasa arab. Eksistensi berasal dari akar kata kerja wajada . bentuk

kata kerja ini berarti “menemukan” dan turunannya adalah wujud (ada),

wijdan (sadar), wajd (nirwana) dan wujd.

Menurut Sartre, manusia merupakan satu-satunya makhluk yang

bereksistensi, artinya bahwa manusia itu bukanlah sesuatu yang konseptual

melainkan sesuatu yang aktual. Dengan demikian, eksistensi pertama-tama

bertolak dari manusia sebagai subjek. Oleh karena eksistensi bertolak dari

manusia sebagai subjek, maka eksistensi manusia tidak sama dengan objek-

objek yang lain, karena eksistensi manusia tidak dihasilkan dari sesuatu yang

ditentukan melainkan suatu penyangkalan terhadap objek

13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi ke- 4 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. i 31

tertentu. Pemahaman ini bertolak dari apa yang dicetuskan oleh Sartre bahwa

eksistensi mendahului esensi. Artinya, manusia itu berada dulu baru ada.

Berada dulu baru ada hendak mengatakan suatu pengertian bahwa manusia

pada awalnya adalah kosong. Tetapi, oleh karena pilihan bebasnya manusia

menjadi ada. Dengan kata lain, kebebasan manusia untuk memilih menjadikan

kekosongannya bereksistensi. Bereksistensi berarti bertindak sesuai dengan

pilihan saya sebagai satu-satunya individu yang bebas. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa manusia itu “ada” sejauh ia bertindak terhadap sesuatu

bagi dirinya sendiri dan apa yang dia lakukan untuk dirinya sendiri adalah

lahir dari kebebasan dan kesadarannya sebagai individu yang menyadari

sesuatu yang berarti bagi dirinya.

Makna lain dari istilah eksistensi adalah suatu keberadaan yang

dirasakan, ditemukan dan ditentukan oleh panca indera. Karna itu dapat

dikatakan bahwa ada sesuatu yang dapat dirasakan melalui panca indera.

Eksistensi memang perlu, apapun bentuknya tujuannya adalah untuk

mengkomunikasikan bahwa sesuatu itu “ada”. Ketika orang mencari, maka

sesuatu yang eksis itulah yang akan ditengok oleh sang pencari keeksistensian

tersebut.

2. Bentuk-bentuk Eksistensi

Tiap eksistensi meliliki cirinya yang khas. Kierkegaard membedakan

adanya 3 bentuk eksistensi, yaitu: 32

1. Bentuk Estetis

Dalam bentuk eksistensi yang etis, manusia menaruh perhatian yang

besar terhadap segala sesuatu diluar dirinya. Ia hidup di dalam dunia dan

di dalam masyarakat, dengan segala sesuatu yang dimiliki dunia dan

masyarakat itu. Sifat hakiki bentuk eksistensi estetis ialah tidak adanya

ukuran ukuran moral yang umum yang telah ditetapkan, dan tidak adanya

kepercayaan keagamaan yang menentukan. Yang ada hanya keinginan

untuk menikmati seluruh pengalaman emosi dan nafsu. Ia memang

mengejar hal-hal yang tak terbatas tetapi dalam arti kesenangan yang tak

terbatas. Pada tahap ini merupakan tahap rendah dalam eksistensi

manusia, namun tahap ini tetap disebut sebagai tahap eksistensial, karena

pada tahap ini setiap individu memiliki pilihan bebas atas situasi-situasi

yang dia hadapi.

2. Bentuk Etis

Tahap etis merupakan suatu tahap di mana individu membuat suatu

pilihan bebas atau sebuah “lompatan eksistensial”. Lompatan eksistensial

mengandaikan bahwa individu mulai secara sadar memperhitungkan atau

memilah-milah dan menggunakan kategori yang baik dan yang jahat

dalam bertindak. Kierkgaard melukiskan peralihan dari eksistensi estetis

ke eksistensi etis seperti orang yang meninggalkan kepuasan nafsu-nafsu

seksualnya yang bersifat sementara dan masuk ke dalam status

perkawinan dengan menerima segala kewajibannya. Pada tahap ini 33

individu dapat menguasai dan mengenali dirinya. Pengenalan dan

penguasaaan diri menghantar individu untuk menyesuaikan tindakan-

tindakannya dengan ukuran-ukuran moral yang bersifat universal. Dengan

demikian, kehidupan seorang individu pada tahap ini ditandai oleh

pilihan-pilihan konkrit berdasarkan pertimbangan rasio.

3. Bentuk Religius

Tahap religius merupakan tahap tertinggi dari eksistensial manusia.

Dikatakan demikian karena tahap ini tidak lagi menggeluti hal-hal yang

konkrit melainkan langsung menembus inti yang paling dalam dari

manusia, yaitu pengakuan individu akan Allah sebagai realitas yang

Absolut dan kesadarannya sebagai pendosa yang membutuhkan

pengampunan dari Allah. Pada tahap ini, manusia religius membiarkan

diri terkena oleh mata petir rahmat Tuhan dan dengan iman kepercayaan

yang besar ia mempertaruhkan seluruh kehidupannya demi Allah.

Sedangkan secara filosofis, eksistensi dapat disederhanakan

menjadi tiga titik. Pertama, titik 'asal mula' yang ditandai dengan

peristiwa 'kelahiran'. Kedua, 'titik 'tujuan' yang ditandai dengan peristiwa

'kematian'. Ketiga, titik 'eksistensi' berupa garis lurus perjalanan

kehidupan manusia yang menghubungkan antara kedua titik terdahulu. 34

jadi, titik eksistensi berposisi diantara titik asal mula dan titik tujuan yang

berfungsi menjembatani kedua titik tersebut.14

Di sepanjang garis eksistensi inilah berbagai macam persoalan

hidup tumbuh dan berkembang. Seringkali pluralitas persoalan tersebut

memisahkan atau memutuskan hubungan antara asal mula dan tujuan

kehidupan.

Jika manusia meyakini bahwa asal mula kehidupan ini dari 'Tuhan',

maka tujuan kehidupan haruslah diyakini kembali menuju 'Tuhan'.

Sebagai konsekuensinya, seluruh perilaku kehidupan manusia

mutlak harus bernilai ketuhanan.

14 Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat2 (Yogyakarta : Kanisius 2001) h. 25 35

BAB III

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Profil Kelurahan Pondok Ranji

a. Data Deskriptif

Secara administrasi, Kelurahan Pondok Ranji berada di Kecamatan

Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang, Banten. Pondok Ranji adalah

hasil pembentukan 77 Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang Sesuai Dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Tangerang Nomor 3 Tahun 2005 maka sejak saat itu Kelurahan Pondok

Ranji termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Tangerang, Banten. Luas

wilayah kelurahan yaitu 340 Ha, dengan batas-batas administrasi

sebagai berikut :

− Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Pondok Aren

− Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Rengas

− Sebelah Barat berbatasan dengan : Kelurahan Cempaka Putih

− Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Pondok Aren

b. Data Monografi

desa/kelurahan : Pondok Ranji

kecamatan : Ciputat Timur

kota : Tangerang Selatan

provinsi : Banten

35

36

tahun : 2011

bulan : Juli

Pondok Ranji terdiri dari 15 Rw dan 73 RT dan berpenduduk sebanyak

25282 jiwa, Pondok Ranji mempunyai luas daerah :

-tanah sawah 15 ha

-tanah kering 468 ha

-tanah fasilitas umum 24 ha

-tanah fasilitas sosiak 22,4 ha

Dari jumlah penduduk Pondok Ranji di atas terdiri dari:

1. Jumlah Kepala Keluarga : 4.969 KK

a. Penduduk menurut Jenis Kelamin

 Jumlah Laki-laki : 12.354 orang

 Jumlah Perempuan : 12.887 orang

b. Penduduk menurut Kewarganegaraan

 WNI LAki-laki : 12.336 orang

 WNI Perempuan : 12.875 orang

 WNA Laki-laki : 16 orang

 WNA Perempuan : 8 orang

 WNK Laki-laki : 2 orang

 WNK Perempuan : 4 orang

c. Penduduk menurut Agama

- Islam : 21.794 orang

- Katholik : 577 orang

- Protestan : 361 orang 37

- Hindu : 19 orang

- Budha : 7 orang

Saat ini Pondok ranji sudah tidak memiliki desa tertinggal lagi,

namun bila dilihat dari mata pencarian penduduk setempat yg mayoritas

sebagai wirausaha seperti; pedagang,tempat futsal,studio musik, warung

makan, studio photo, bengkel kendaraan bermotor, dan usaha lainnya.

Seperti data di bawah ini:

Petani Pemilik Tanah : 17 orang

Petani Penggarap Tanah : 46 orang

Petani Penggarap/Penyekap : - orang

Buruh Tani : 13 orang

Nelayan : - orang

Pengusaha Sedang/Besar : 20 orang

Pengrajin/Industri Kecil : 8 orang

Buruh Industri : - orang

Buruh Bangunan : 321 orang

Buruh Pertambangan : - orang

Buruh Perkebunan : - orang

Pedagang : 2.250 orang

Pengangkutan : 550 orang

Pegawai Negeri Sipil : 769 orang

TNI : 15 orang

POLRI : 15 orang 38

Pensiunan (TNI/POLRI/PNS) : 450 orang

 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Belum Sekolah : 3.670 orang

Tidak Tamat Sekolah Dasar : 185 orang

Tamat SD/Sederajat : 3.227 orang

Tamat SLTP/Sederajat : 3.666 orang

Tamat SLTA/Sederajat : 5.433 orang

Tamat Akademi/Sederajat : 4.136 orang

Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat : 4.924 orang

Pencari Kerja Laki-laki : 950 orang

Pencari Kerja Perempuan : 250 orang

B. Objek Penelitian

1. Profil Gardu Forum Betawi Rempug (FBR) 0233

a. Sejarah Gardu FBR 0233

Gardu adalah perpanjangan tangan dari FBR pimpinan pusat yang

ada di kelurahan jabodetabek. Gardu merupakan sebuah simbol

sekelompok masyarakat FBR yang terdapat di wilayah-wilayah

tertentu dan sebagai wadah tempat berkumpulnya anggota FBR tingkat

gardu untuk menjalankan kegiatan-kegiatan gardu. selain sebagai

tempat berkumpulnya anggota aga saling rempug, tempat mengadakan

kegiatan dan acara-acara FBR, dan sebagai tempat berbagi informasi

dari FBR pusat. 39

Pengurus gardu dapat dibentuk jika satu kelurahan atau desa

terdapat sekurang-kurangnya 100 orang anggota yang aktif serta

mempunyai bendera kebesaran. Dalam satu kelurahan dapat dibentuk

lebih dari satu gardu, jika keadaan daerah dan penduduknya

memerlukan. Tercatat pada tahun 2010 sudah terdapat 300 gardu di

seluruh Jabodetabek.1

Dari 300 gardu yang sudah berdiri diantaranya adalah gardu 0233

yang berada di Pondok Ranji dan termasuk satu dari 17 gardu yang

berada di wilayah Tangerang Selatan. Gardu tersebut berada di wilayah

Rengas, kelurahan Pondok Ranji. Gardu ini berdiri sejak tahun 2005

didirikan oleh Isma’il Marzuki dan masih aktif sampai sekarang.2

Mengingat betapa pentingnya sebuah gardu FBR untuk selalu

menjalin komunikasi dengan anggota di setiap daerah serta Seiring

dengan bertambah banyaknya anggota FBR yang bergabung

khususnya di wilayah Pondok Ranji, dan secara administrasi wilayah

tersebut sudah mampu, maka pada tahun 2005 dari pimpinan pusat

merekomendasi untuk membuat sebuah gardu yang bernomor 0233

dan diketuai oleh Isma’il Marzuki.

b. Visi dan Misi Gardu FBR 0233

Visi:

Mengoptimalkan peran organisasi menuju kesejahteraan dan keadilan

sosial serta tegaknya hukum bagi masyarakat Betawi dan masyarakat

lainnya.

1 Solemanto, Jejak Langkah Sang kiai; Mengawal Republik dari Tanah Betawi, (Jakarta: Mukti Jaya, 2009) h. 154 2 Wawancara dengan Ismail Marzuki, ketua Gardu FBR 0233 40

Misi:

a. Mewujudkan dan membina masyarakat Betawi yang sadar hukum

serta mengamalkan akhlak yang mulia.

b. Memperjuangkan aspirasi masyarakat Betawi menuju tegaknya

hukum dan keadilan agar tercipta stabilitas, keamanan, dan

ketertiban masyarakat) Gardu 0233.

c. Kegiatan di Gardu FBR 0233:

 Pengajian Bulanan di Gardu minimal 3 bulan sekali, dan di korwil

setiap bulan.

 Memperingati Hari Basar Islam (HBI), dan santunan kepada kaum

dhuafa, para janda dan anak-anak yatim piatu.

 Mengadakan kerja bakti masjid

 Membersihkan makam di sekitar kampung

 Membentuk tim foot sal untuk menyalurkan bakat para anggota FBR

khususnya anak muda.

 Latihan pencak silat/ beksi

 membentuk Sarbeni (Satuan Relawan Bencana Betawi) Rempug

 Untuk skala besar kita juga latihan dengan TIMSAR pusat.

 Dan pembai’atan bagi Anggota baru yang diadakan setiap bulan di

kantor pusat.

Selain kegiatan rutinitas diatas, FBR Gardu 0233 juga selalu membaur dengan masyarakat, karena FBR juga berasal dari masyarakat hadir untuk kepentingan masyarakat. Ketika ada perayaan pernikahan FBR 41

tidak segan-segan menjadi palang pintu dan keamanan acara tersebut. FBR juga selalu memperhatikan lingkungan sekitar, sebelum terbentuknya

FBR, di Pondok Ranji setiap malam minggu selalu terjadi keributan, namun setelah adanya FBR kondisi di lingkungan Pondok Ranji semakin aman.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis data dengan menggunakan prosedur yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Data-data untuk menjelaskan identitas responden berdasarkan jenis kelamin, tempat tinggal (RW), dan umur disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sedangkan untuk mengetahui respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji dari RW 11, 12, dan 13 terhadap eksistensi Forum Betawi Rempug yang terbagi dalam 3 jenis respon, yaitu respon kognitif, afektif dan konatif juga ditampilkan disertai dengan rata- rata jawaban responden serta standar deviasinya.

Untuk mengukur respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji dari RW 11,

12, dan 13 dengan populasi sebanyak 798 orang, dan didapati sampel dengan random sampling 81 orang. Sampel yang digunakan terdiri dari RW 11 sebanyak

437 orang , RW 12 sebanyak 189 orang, dan RW 13 sebanayk 172 orang.

A. Identitas Responden

Dari 81 kuesioner yang telah terkumpul, penulis mendapatkan data

mengenai responden berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini, jenis

kelamin ditunjukkan agar dapat dilihat apaka ada hubungannya dengan

respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji dari kelurahan 11, 12, dan 13

terhadap eksistensi FBR di Gardu 0233. Adapun frekuensi jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

42 43

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin F Prosentase 1 Laki-laki 53 65.43% 2 Perempuan 28 34.57% Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel 4 didapati bahwa identitas responden berdasarkan jenis kelamin masyarakat laki-laki sebanyak 53 orang (65.43%) dan perempuan sebanyak 28 orang (34.57%). Dengan begitu terlihat bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dari jumlah responden perempuan.

Selanjutnya, karakteristik responden berdasarkan RW yang dijadikan objek dalam penelitian ini, datanya dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan RW

No RW F Prosentase 1 11 44 54.33% 2 12 19 23.45% 3 13 18 22.22% Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel 5 diatas, didapati bahwa responden masyarakat RW

11 sebanyak 44 orang (54.33%), RW 12 sebanyak 19 orang (23.45%), dan

RW 13 sebanyak 18 orang (22.22%), dengan total responden keseluruhan sebanyak 81 orang.

Selanjutnya, karakteristik responden berdasarkan umur responden ditunjukkan lebih rinci karena dalam penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungannya umur responden dengan respon masyarakat kelurahan Pondok 44

Ranji terhadap eksistensi Forum Betawi Rmpug (FBR) di Gardu 0233.

Datanya dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur F Prosentase 1 15-25 tahun 34 41.09% 2 25 tahun keatas 47 58.01% Jumlah 81 100%

Berdasarkan tabel 6 diatas, didapati bahwa responden yang berumun

15-25 tahun sebanyak 34 orang (41.09%) dan yang berumur 25 tahun keatas

sebanyak 47 orang (58.01%). Dengan begitu terlihat bahwa jumlah responden

yang ber umur 25 tahun keatas lebih banyak dari jumlah responden yang ber

umur 15-25 tahun.

B. Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Eksistensi

Forum Betawi Rempug (FBR) di Gardu 0233

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Likert dalam angket

yang telah digunakan. Dengan skala nilai untuk pertanyaan bersifat positif,

dengan STS= sangat tidak setuju (1), TS= tidak setuju (2), RR= ragu-ragu (3),

S= setuju (4), SS= sangat setuju (5). Sedangkan untuk pertanyaan bersifat

negatif, dengan STS = sangat tidak setuju (5), TS= tidak setuju (4), RR=

ragu-ragu (3), S= setuju (2), SS= sangat setuju (1). Dimana setiap jawaban

yang dipilih sesuai dengan tabel yang ada, maka hasilnya dikalikan dengan

skaala nilai tersebut diatas. 45

Dalam mengkategorikan respon, berdasarkan teori yang dikemukakan

oleh Steven M. Chate, respon dibagi menjadi 3 kategori, yaitu1:

1. Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Eksistensi

Forum Betawi Rempug (FBR) di Gardu 0233 dalam Kategori Skala

Kognitif.

Berdasarkan respon Kognitif (pendapat), yaitu respon yang berkaitan

erat dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai

sesuatu hal. Respon ini muncul apabila adanya perubahan terhadap yang

dipahami atau persepsi oleh khalayak. Dari data yang terkumpul, didapati

respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji terhadap eksistensi Forum

Betawi Rmpug (FBR) di Gardu 0233 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7 Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233 Skala Kognitif

No Pertanyaan Skala Kognitif Nilai Rangking 1 Saya pernah mendengar kata ORMAS 260 9 ORMAS merupakan singkatan dari Organisasi 6 2 Masyarakat 296 3 Saya mengetahui FBR 328 5 4 FBR kepanjangan dari Forum Betawi Rmpug 316 4 Saya pernah melihat keberadaan FBR di 5 330 2 Indonesia FBR merupakan salah satu ORMAS di 6 339 1 Indonesia FBR merupakan salah satu ORMAS besar di 226 8 7 Jakarta

1 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 218

46

FBR merupakan Organisasi yang terbentuk 8 294 7 dari suku Betawi

9 Salah satu Gardu FBR berada di Kelurahan 293 8 Pondok Ranji 10 187 10 FBR pernah terlibat kasus anarkis JUMLAH 2871 10 Skor Rata-Rata 287.1 Standar Deviasi 31.9

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat yang mendapatkan rangking

tertinggi dalam skala kognitif ialah responden setuju bahwa Forum Betawi

Rempug (FBR) merupakan salah satu ORMAS yang berada di Indonesia,

Dan yang mendapat peringkat kedua, yaitu responden setuju bahwa

keberadaan Forum Betawi Rempug (FBR) diakui di Indonesia. Secara

keseluruhan, tabel tersebut menjelaskan pengetahuan, keterampilan dan

informasi yang diperoleh responden terhadap eksistensi Forum Betawi

Rempug (FBR), didapati skor rata-rata 2871.1, dengan standar deviasi

31.9. dengan tingkatan responden sebagai berikut :

Tinggi = x ≥ 2903

Sedang = 2839.2 ≤ x < 2903

Rendah = x < 2839.2

2. Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Eksistensi

Forum Betawi Rempug (FBR) dalam Kategori Skala Afektif

Selanjutnya, berdasarkan respon Afektif (perasaan), yaitu respon yang

berhubungan dengan emosi, sikap dan penilaian seseorang terhadap sesuatu.

Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi dan tidak 47

disenangi khalayak terhadap sesuatu hal. Dari data yang terkumpul, didapati respon afektif Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Eksistensi

Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8 Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233 Skala Afektif

No. Pertanyaan Skala Afektif Nilai Rangking 1 Menurut Saya keberadaan ORMAS itu penting 259 4 2 Saya sering memperhatikan kegiatan FBR 256 5 3 Saya menyukai kegiatan FBR 231 8 Saya mnyetujui keberadaan gardu FBR 0233di 4 241 7 lingkungan saya 5 FBR membuat saya termotivasi untuk 200 9 bergabung dalam sebuah ORMAS

6 FBR sangat memberikan dampak positif 189 10 kepada saya dan masyarakat FBR sangat memberikan dampak negatif 7 296 2 kepada saya dan masyarakat Saya menyetujui kegiatan sweeping (operasi 8 tempat minuman keras, perjudian dan 303 1 prostitusi) yang dilakukan FBR Selain dapat melindungi masyarakat, FBR juga 9 249 6 membantu kegiatan polisi (keamanan) 10 Keberadaan FBR menambah daftar buruk 167 11 tindak kriminalitas dikalangan ormas Kekeluargaan anggota FBR sangat 11 289 3 menginspirasi diri saya JUMLAH 2680 11 Skor Rata- Rata 243.636 Standar Deviasi 27.07

Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat dilihat bahwa yang mendapat peringkat

pertama dalam respon skala afektif adalah responden merasa Setujui 48

kegiatan sweeping (operasi tempat minuman keras, perjudian dan

prostitusi) yang dilakukan FBR di lingkungan Pondok Ranji. Dan yang

mendapat peringkat kedua adalah tentang perasaan responden yang

menyatakan FBR sangat memberikan dampak negatif kepada masyarakat.

Kareana memang seringkali dalam kegiatannya selalu bersinggungan

dengan ORMAS lain, walaupun tujuan sebenarnya baik. Secara

keseluruhan, respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan penilaian

responden terhadap Forum Betawi Rempug (FBR) Pondok Ranji didapati

skor rata-rata 243.636, dengan standar deviasi 27.07, dengan tingkatan

responden sebagai berikut:

Tinggi = x ≥ 270.706

Sedang = 216.566 ≤ x < 1270.706

Rendah = x < 216.566

3. Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji terhadap Forum Betawi

Rempug (FBR) dalam Kategori Skala Konatif , berdasarkan respon

Konatif

Konatif (perilaku), yaitu respon yang berhubungan dengan dorongan

dan perilaku nyata khalayak, yaitu meliputi tindakan atau kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari. Dari data yang terkumpul, didapati respon konatif

Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji terhadap Forum Betawi Rempug

(FBR) dalam Kategori Skala Konatif dapat dilihat pada tabel berikut ini:

49

Tabel 9

Respon Masyarakat Kelurahan Pondok RAnji terhadap Forum Betawi

Rempug (FBR) dalam Kategori Skala Konatif

No. Pertanyaan Skala Konatif Nilai Rangking

1 Saya pernah ikut serta langsung menyaksikan 246 3 kegiatan FBR Saya Pernah berpartisipasi dalam kegiatan 2 216 5 yang dilakukan FBR Keberadaan FBR membuat lingkungan saya 3 295 2 lebih aman dari sebelumnya Keeberadaan FBR membuat keributan 4 313 1 dimana-mana 5 Ormasa FBR sangat menginspirasi diri saya 171 8 Saya sangat mendukung setiap kegiatan yang 6 234 4 dilakukan FBR Setiap FBR mengadakan kegiatan saya selalu 7 168 9 mengikuti

8 Saya selalu mengikuti info tentang FBR 156 10 Kegiatan FBR lebih banyak manfaat 9 210 6 disbanding mudhorot

10 Karena FBR membuat diri saya termotivasi 202 7 untuk bergabung di ormas serupa/FBR JUMLAH 2211 10 Skor Rata-Rata 221.1 Standar Deviasi 24.566

Berdasarkan tabel 9 diatas, yang mendapat rangking tertinggi adalah pernyataan setuju responden bahwa Keeberadaan FBR membuat keributan dimana-mana. Dan yang mendapat peringkat kedua yaitu responden setuju bahwa mereka merasa keberadaan FBR membuat lingkungan saya lebih aman dari sebelumnya. Secara keseluruhan, respon yang berhubungan dengan dorongan dan perilaku nyata khalayak, seperti responden terhadap 50

Forum Betawi Rempug (FBR) didapati skor rata-rata 221.1, dengan standar

deviasi 24.566, dan didapati tingkatan responden sebagi berikut :

Tinggi = x ≥ 245.666

Sedang = 245.666 ≤ x < 196.534

Rendah = x < 196.534

C. Perbandingan Prosentase Respon Skala Kognitif, Afektif dan Konatif

Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Forum Betawi Rempug

(FBR) Gardu 0233

Dari perhitungan jumlah skor respon pada 3 skala di atas, akan terlihat

perbandingannya secara keseluruhan pada tabel berikut ini :

Tabel 10 Perbandingan Skor Respon Skala Kognitif, Afektif dan Konatif Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233

No. Respon Jumlah Prosentase

1 Kognitif 2871 38% 2 Afektif 2480 33% 3 Konatif 2211 29% TOTAL 7562 100%

Pada tabel 10 diatas, terlihat bahwa jumlah skor dari 3 skala respon

yang mendapatkan prosentase tertinggi pada respon skala kognitif dengan

perolehan skor 2871 atau 38%, sedang yang mendapat rangking terendah

pada skala konatif dengan perolehan skor 2211 dengan prosentase 29%.

51

D. Perbandingan Rata-Rata Respon Skala Kognitif, Afektif dan Konatif

Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Forum Betawi Rempug

(FBR) Gardu 0233

Dari perhitungan skor rata-rata respon pada 3 skala di atas, akan

terlihat perbandingannya secara keseluruhan pada tabel berikut ini :

Tabel 11 Perbandingan Skor Rata-Rata Respon Skala Kognitif, Afektif dan Konatif Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233

No. Respon Rata-Rata Ranking Skor 1 Kognitif 287.1 I 2 Afektif 243.636 II 3 Konatif 221.1 III

Pada tabel 11 diatas, terlihat bahwa rata-rata skor dari 3 skala respon

yang mendapatkan rangking tertinggi pada respon skala kognitif dengan

perolehan skor 287.1, sedang yang mendapat rangking terendah pada skala

konatif dengan perolehan skor 221.1. Jelas, bahwa responden merasa cukup

dengan pengetahuan, dan informasi yang diperolehnya dari Kegiatan Forum

Betawi Rempug (FBR) .

52

E. Analisis Chi-Square Respon Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji

Terhadap Forum Betawi Rempug Gardu 0233 (untuk mengetahui

Hipotesis dan Keputusan dari Hasil Penelitian)

Hipotesis untuk pengujian ini adalah jika ;

Ho, maka tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan respon

masyarakat. Ha, maka ada hubungan antara jenis kelamin dengan respon

msyarakat

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai Chi-Square

Hitung dan Chi-Square tabel adalah ;

Jika Chi-Square Hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima

Jika Chi-Square Hitung > Chi-Square tabel, maka Ho ditolak

Berikut adalah tabel perbandingan antara respon skala kognitif, afektif

dan konatif berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 12 Perbandingan Skala Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Responden Masyarakat Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Forum Betawi Rempug Gardu 0233dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis No. Kelamin Kognitif Afektif Konatif Jumlah

1 Laki-Laki 1866 (23.4%) 1762 (22.68%) 1437 (18.52%) 5065 (64.6%) 2 Perempuan 1005 (13.58%) 918 (11.84%) 774 (9.98%) 2697 (35%) Total 2871 (36.98%) 2680 (34.52%) 2211 (28.5%) 7762 (100%)

Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara jenis kelamin

dengan 3 skala respon baik pada respon kognitif, afektif maupun konatif.

Berdasarkan hasil tabel diatas diketahui dari 3 skala respon, respon kognitif

mendapatkan nilai tertinggi yaitu 2871 (36.98%) dengan kriteria responden 53

laki-laki sebanyak 1866 respon (23.4%) dan responden perempuan sebanyak

1055 respon (13.58%). Sedangkan yang mendapat nilai terendah adalah

respon skala konatif yaitu 2211 (28.5%) dengan kriteria responden laki-laki

sebanyak 1437 respon (18.52%) dan responden perepuan sebanyak 774

respon (9.98.8%).

Secara keseluruhan juga dapat dilihat bahwa responden laki-laki

merespon lebih tinggi dari pada responden perempuan terhadap Eksistensi

Forum Betawi Rempug (FBR) di Pondok Ranji, dengan kriteria responden

laki-laki sebanyak 5065 respon (64.6%) dan perempuan sebanyak 2747

respon (35.4%).

Berikut adalah tabel analisis chi-square hitung Responden Masyarakat

Kelurahan Pondok Ranji Terhadap Forum Betawi Rempug Gardu

023berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 13 Analisis Chi-square Hitung Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis No Jenis Respon Fo Fh fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)² : fh Kelamin Kognitif 1866 1873.43 -7.5 56.25 0.03 1 Laki-Laki Afektif 1762 1748.80 13.2 174.24 0.09 Konatif 1437 1442.76 -5.76 33.17 0.02 Kognitif 1005 997.5 7.5 56.25 0.05 2 Perempuan Afektif 918 931.19 -13.2 174.24 0.18 Konatif 774 768.23 5.76 33.17 0.04

TOTAL 7762 0 0.41

54

χ2 Hitung = ∑ (fo-fh)2 = 0.41 fh

χ² α . db = 10 % x [(r-1)(c-1)]

= 10 % x [(2-1)(3-1)]

= 10 % x 2

= 4.61

Dari output didapatkan chi-square hitung adalah 0.41, sedang chi-

square tabel bisa dihitung pada tabel chi-square, dengan α = 0.1 (10%), db =

2. Didapati chi-square tabel adala 4.61. Oleh karena χ2 hitung < χ² α . db,

dibaca : chi-square hitung kurang dari chi-square table, dengan nilai (0.41 <

4.61), maka Ho diterima.

Dengan keputusan, Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara jenis

kelamin dengan respon masyarakat. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa jika

dilihat berdasarkan output diatas bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi

respon masyarakat terhadap Eksistensi FBR Gardu 0233.

Berikut adalah tabel perbandingan antara respon skala kognitif, afektif

dan konatif berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 14 Perbandingan Skala Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Responden terhadap Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233 dilihat Berdasarkan Usia

No. Usia Kognitif Afektif Konatif Jumlah 1179 1101 908 3188 1 15-25 tahun (15.19%) (14.19%) (11.71%) (41.09%) 1692 1579 1303 4574 2 25 tahun keatas (21.79%) (20.33%) (16.79%) (58.01%) 2871 2680 2211 7762 Total (36.98%) (34.52%) (28.5%) (100%)

55

Tabel diatas menggambarkan tabulasi silang antara umur dalam 3

skala respon baik pada respon kognitif, afektif maupun konatif. Berdasarkan

hasil tabel diatas diketahui dari 3 skala respon respon kognitif mendapatkan

nilai tertinggi yaitu 2871 (36.98%) dengan kriteria responden ber usia 15-25

tahun sebanyak 1179 respon (15.19%) dan responden ber usia 25 tahun keatas

sebanyak 1692 respon (21.79%). Sedangkan yang mendapat nilai terendah

adalah respon skala konatif yaitu 2211 (28.5%) dengan kriteria responden ber

usia 15-25 sebanyak 908 respon (11.71%) dan responden ber usia 15-25

sebanyak 1303 respon (16.79%).

Secara keseluruhan juga dapat dilihat bahwa responden yang ber usia

25 tahun ke atas merespon lebih tinggi dari pada responden yang berusia 15-

25 tahun terhadap Forum Betawi Rempug, dengan kriteria responden ber usia

15-25 tahun 3188 respon (41.09%) dan berusia diatas 25 tahun 4575 respon

(58.01%).

Tabel 15 Analisis Chi-Square Hitung Berdasarkan Usia

Jenis No Umur Fo Fh fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)² : fh Respon Kognitif 1179 1179.17 -0.2 0.04 0.000033 15-25 thn 1 Afektif 1101 1100.72 0.3 0.09 0.000081 (muda) Konatif 908 908.1 -0.1 0.01 0.000011 25 thn ke Kognitif 1692 1691.82 0.2 0.04 0.000023 2 atas Afektif 1579 1579.27 -0.3 0.09 0.000056 (dewasa) Konatif 1303 1302.90 0.1 0.01 0.000007 TOTAL 6898 0 0.000211

56

χ2 Hitung = ∑ (fo-fh)2 = 0.000211 fh

χ² α . db = 10 % x [(r-1)(c-1)]

= 10 % x [(2-1)(3-1)]

= 10 % x 2

= 4.61

Dari output didapatkan chi-square hitung adala 0.000211, sedang chi-

square tabel bisa dihitung pada tabel chi-square, dengan α = 0.1 (10%), db =

2. Didapati chi-square tabel adala 4.61. Oleh karena χ2 hitung < χ² α . db,

dibaca : chi-square hitung kurang dari chi-square table, dengan nilai

(0.000211 < 4.61), maka Ho diterima.

Dengan keputusan, Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara usia

muda dan dewasa dengan respon masyarakat. Sehingga, dapat disimpulkan

bahwa jika dilihat berdasarkan output diatas bahwa usia tidak mempengaruhi

respon mahasiswa terhadap Eksistensi FBR Gardu 0233.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini, akan diuraikan Kesimpulan dari hasil temuan dan analisis

penelitian yang dilihat dari bab sebelumnya. Dalam bab ini juga disertai

saran-saran dari peneliti bagi pihak akademisi maupun praktisi yang

merupakan objek manfaat dari penelitian ini. Lebih jelaskan akan diuraikan

berikut.

Penelitian ini tentang respon masyarakat Pondok Ranji terhadap

eksistensi Forum Betawi Rempug telah selesai dilakukan oleh penulis. Maka

dari itu, setelah melakukan penelitian skripsi ini berdasarkan hasil analisis

penulis dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji terhadap eksistensi Forum

Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233. Dimana hasil analisis lapangan

membuktikan bahwa pada skala kognitif; para responden mengetahui

keberadaan/eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR) Gardu 0233 dan

mendapat skor 2871 (38%) dari 7562 responden.

2. pada skala Afektif; Responden menyetujui kegiatan sweeping (operasi

tempat minuman keras, perjudian dan prostitusi) yang dilakukan FBR,

pada skala ini mendapat skor 2480 (33%) dari 7562 responden.

3. pada skala Konatif; responden juga menyetujui Keeberadaan FBR

membuat keributan dimana-mana. Pada skala ini mendapat 2211 (29%)

dari 7562 responden. Jika dilihat pada tabel perbandingan skor rata-rata

57 58

ketiga skala respon, perolehan respon kognitif mendapatkan peringkat

pertama, diikuti dengan respon afektif pada peringkat kedua dan

selanjutnya respon konatif pada peringkat ketiga. Dengan demikian hasil

tersebut menunjukan bahwa tidak ada perubahan sikap yang signifikan

dari masyarakat terhadap FBR.

Berdasarkan hasil uji analisis chi-square, terlihat bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara respon kognitif, afektif dan konatif

masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Dimana hasil analisis menerangkan

bahwa H0 diterima, yang menjelaskan tidak ada hubungan antara jenis

kelamin responden dengan respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji

terhadap eksistensi Forum Betawi rempug (FBR) Gardu 0233.

Berdasarkan hasil uji analisis chi-square, juga terlihat bahwa tidak

ada perbedaan yang signifikan antara respon kognitif, afektif dan konatif

masyarakat berdasarkan usia. Dimana hasil analisis menerangkan bahwa

H0 diterima, yang menjelaskan tidak ada hubungannya antara usia

responden dengan respon masyarakat kelurahan Pondok Ranji terhadap

Forum Betawi rempug (FBR) Gardu 0233.

B. Saran-saran

Dari proses dan hasil penelitian skripsi ini, maka penulis dapat

menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Untuk para anggota ORMAS agar selalu melihat kembali tujuan, visi dan

misi ormas tersebut didirikan agar selalu mawas diri pada setiap kegiatan

yang dilakukan serta lebih memperhatikan dampak positif dan negativ 59

bagimasyarakat. Menjaga loyalitas anggota agar tidak ada oknum-oknum

yang membawa citra ormas tersebut menjadi buruk dimata masyarakat.

Seperti yang dikatakan bang Olay, ketua Gardu Forum Betawi Rempug

Gardu 0233. Kita harus “sami’na Wa ato’na” apa yang dikatakan

pimpinan itulah yang dikutin. Karena segala tindak yang membawa nama

rakyat atau nama kedaerahan tertentu akan selalu diperhatikan oleh

masyarakat luas.

2. Untuk para akademisi. khususnya kepada mahasiswa jurusan Komunikasi

dan Penyiaran, cobalah untuk lebih memahami ilmu komunikasi lebih

dalam lagi, karena ilmu komunikasi itu sangat luas, dapat dipraktekan

disegala bidang, baik lembaga formal maupun non formal, alangkah

baiknya jika kalian berkecimpung di dalam suatu ormas, maka jadilah

pribadi yang santun dan selalu patuh terhadap peraturan pemerintah serta

norma-norma yang berlaku di lingkungan tersebut baik yeng tertulis

maupun yang tidak tertulis.

3. Untuk masyarakat. Seharusnya dapat lebih bijak dalam menanggapi suatu

kejadian yang terjadi di tengah masyarakat agar tidak mudah terprovokasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufiq.Agama dan Perubahan Sosial.Jakarta: PT. Raja Grapindo. 1996. cet.ke-2 Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bina Aksara. 1998 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1993. Astrid S. Susanto, Filsafat Komunikasi. Bandung: Bina Cipta. 1992 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi ke-4. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2008 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003 ______, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2003. cet ke-17 Hadiwijono, Harun. Sari sejarah filsafat barat2. Yogyakarta : Kanisius. 2001 M. Echols, John dan Hasan Shadily.kamus bahasa inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-tiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2002 Poerwadinata. psikologi komunikasi.Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, Cet. III, Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana, 2007 Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007. cet.ke-13Rakhmat, ______, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999 Ramdani, Wahyu. Ilmu Sosial Dasar, Bandung: Pustaka Setia, 2007 Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN JakPress. 2006 Shihab, Muhammad Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan. 1996 Sholahuddin Al-Ayyubi, Respon Masyarakat Penggilingan Jakarta Timur Terhadap Pengajian Bulanan Forum Betawi Rempug(FBR). Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007

60 61

Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Oengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006. Ed. Baru Soelaeman, Munandar. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Eresco. 1993 Solemanto, Jejak Langkah Sang kiai; mengawal republik dari tanah betawi. Jakarta: Mukti Jaya. 2009 Sutrisno, Hadi. Metodologi Recearch. yogyakarta: Andi Ofset. 1989. cet ke-19 Susanto, Astrid S. Filsafat Komunikasi. Bandung: Bina Cipta, 1992. Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia PT Persero: Balai Pustaka. 1999. cet ke-10 Widyanto, Untung. Antara Jago dan preMan: Studi Tentang Habitus Premanisme Pada Organisasi Forum Betawi Rempug (FBR). Pascasarjana, FISIP, Universitas Indonesia. Depok: Agustus, 2005

(l, (D C, c..l to \t F. CD c{ t\ ro ${ c) $7 lf, (} \t c) C' 6 t', a r.. l') o- F- i.- c, o) (o (', (, o) $ tt (t c{ $l + C.l (rI tr-) (\ c{ iO J C.l ; (:) N (r) N t- (o ct) a.t rrJ l-- t\ (, u) J r.- ir) co cr.) (.) cv (a) ro (r) C'J (, CO q) ro :) tr) t\ c)) Ci L) (o C\) I! o. @ &l N g. -r lr) € (tl CQ .t F- N (o a N @ q1 c) (r) :l to

L + (\a J t I o o- z. 6 C t,tluEnrauj

,J ()

o- + C{ (J) c.l r\ @ (o C.l J oa o 2 (o 2>> F o_ N av ca 9 o )(,u< -rZcul J (! (\ v Zfr5c n-uJz '- + C'f a.I (o u.t <{ J \(ry J {H r/ t! (, (r N ^E- c.) H< =z .itll Jff{(J B J

(L + (\ 6l J C.l N t L o- N .J

J c\t N c\ F-

qc (t) (o tts= ri, o (, (,) (> C\i $1 C.l ca na c) d) $ CI (r) () () tD m ]) A N ()^Y) d) C\j rL -') J

"{ CO r.- o) (f, rr) r$ ts (r) o) c! Lr) u) C) \1' rt T zu.z o <) c) q C) O C)

(Siti Lulu Lutfiah) I. Pada bagian ini Anda diminta untuk menuliskan beberapa informasi mengenai diri Anda 1. Nama : 2. Usia : (tahun) 3. Jenis Kelamin : lingkari salah satunya a. Laki-laki b. Perempuan 4. RW :

II. Pada bagian ini Anda diminta untuk menjawab semua pertanyaan mengenai respon Anda terhadap Eksistensi Forum Betawi Rempug (FBR)Gardu 0233. Jawaban yang Anda berikan diharapkan sesuai dan ditulis dengan sebenar- benarnya.

Beri tanda Ceklist (√) pada salah satu jawaban yang tersedia dibawah ini. Keterangan SS : Sangat Setuju S : Setuju RR : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

III. Daftar Pertanyaan

A. Pertanyaan Skala Kognitif/ Pengetahuan

No Pertanyaan STS TS RR S SS 1 Saya perbah mendengar kata ORMAS ORMAS merupakan singkatan dari Organisasi 2 Masyarakat 3 Saya mengetahui FBR 4 FBR kepanjangan dari Forum Betawi Rmpug

5 Saya pernah melihat keberadaan FBR di Indonesia 6 FBR merupakan salah satu ORMAS di Indonesia FBR merupakan salah satu ORMAS besar di 7 Jakarta

8 FBR merupakan Organisasi yang terbentuk dari suku Betawi

9 Salah satu Gardu FBR berada di Kelurahan Pondok Ranji 10 FBR pernah terlibat kasus anarkis

B. Pertanyaan Skala Afektif/ Perasaan

No Pertanyaan STS TS RR S SS 1 Menurut Saya keberadaan ORMAS itu penting 2 Saya sering memperhatikan kegiatan FBR 3 Saya menyukai kegiatan FBR Saya mnyetujui keberadaan gardu FBR 0233di 4 lingkungan saya FBR membuat saya termotivasi untuk bergabung 5 dalam sebuah ORMAS

6 FBR sangat memberikan dampak positif kepada saya dan masyarakat FBR sangat memberikan dampak negatif kepada 7 saya dan masyarakat Saya menyetujui kegiatan sweeping (operasi 8 tempat minuman keras, perjudian dan prostitusi) yang dilakukan FBR Selain dapat melindungi masyarakat, FBR juga 9 membantu kegiatan polisi (keamanan) Keberadaan FBR menambah daftar buruk tindak 10 kriminalitas dikalangan ormas Kekeluargaan anggota FBR sangat menginspirasi 11 diri saya

C. Pertanyaan Skala Konatif/ Tingkah Laku

No Pertanyaan STS TS RR S SS 1 Saya pernah ikut serta langsung menyaksikan kegiatan FBR 2 Saya Pernah berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan FBR Keberadaan FBR membuat lingkungan saya lebih 3 aman dari sebelumnya 4 Keeberadaan FBR membuat keributan dimana- mana 5 Ormasa FBR sangat menginspirasi diri saya Saya sangat mendukung setiap kegiatan yang 6 dilakukan FBR

7 Setiap FBR mengadakan kegiatan saya selalu mengikuti 8 Saya selalu mengikuti info tentang FBR 9 Kegiatan FBR lebih banyak manfaat di banding mudhorot 10 Karena FBR membuat diri saya termotivasi untuk bergabung di ormas serupa/FBR

Daftar Wawancara

WAWANCARA TERTULIS DENGAN KETUA FBR GARDU 0233, PONDOK RANJI KORWIL TANGERANG SELATAN

Nama : Ismail Marzuki/Bang’ Olay Jabatan : ketua Gardu 0233 Korwil Tangerang Selatan Tempat : Rengas, Pondok Ranji Tanggal : 5 Desember 2011

1. Nama lengkap bapak? Jawaban: Ismail Marzuki, tapi panggil aja saya bang Olay, itu panggilan akrab orang-orang sini.

2. Jabatan abang sebagai apa? Jawaban: Alhamdulillah, sampe sekarang saya masih dipercayain jadi ketua gardu 0233.

3. Apakah FBR? Jawaban : FBR adalah sebuah organisasi kemasyarakatan (Gabungan anak-anak betawi). Walaupun didirikan di namun FBR bukan organisasi Islam melainkan ORMAS yang bersifat ke Daerahan tapi berlandaskan Islam.

4. Mengapapa anda mau bergabung dengan FBR? Jawaban: Karena saya melihat sodara-sodara saya, bisa dibilang yang tadinya tuan tanah di sini sekarang makin lama makin tergeser tanahnya akibat kebutuhan hidup, makanya saya ikut bergabung dengan FBR karena disana kita bertukar pikiran untuk mencari jalan keluar bagaimana penduduk betawi nggak kegusur di tanah nenek moyangnya sendiri.

5. Apa visi misi FBR ? Jawaban Menjadi juragan dan jawara di kampungnya sendiri.

6. Apa tujuan FBR didirikan? Jawaban: Selaras ama visi, misinya FBR, kita ingin mensejahterakan masyarakat betawi, khususnya anggota FBR

7. Apa itu gardu? Jawaban: Gardu adalah sebuah simbol sekelompok masyarakat FBR yang terdapat di wilayah-wilayah tertantu dan sebagai wadah tempat berkumpulnya anggota FBR tingkat gardu untuk menjalankan kegiatan-kegiatan gardu, contoh: Rapat, pengajian, dll. Terbentuknya gardu juga harus ada syarat-syarat tertentu yaitu anggota di wilayah tersebut minimal 100 orang anggota yang aktif mengikuti kegiatan yang di lakukan FBR dan mempunyai bendera kebesaran.

8. Apakah ada hubungan FBR dengan organisasi betawi lainnya? Jawaban: Secara langsung hubungan antar organisasi betawi ada di Bamus betawi.

9. Apakah anggota dan pengurus FBR berasal dari orang betawi, mengapa? Jawaban : Tidak harus keturunan betawi, siapa saja yang tinggal dan mencari nafkah di daerah betawi harus menjaga tanah betawi. Walaupun begitu, ketua kudu orang betawi...!!!

10. Kegiatan apa saja yang dilakukan FBR? Jawaban : Ada beberapa kegiatan di gardu kami, yakni:  kita ada pengajian di Gardu minimal 3bulan sekali, dan di korwil setiap bulan.  Memperingati Hari Basar Islam (HBI), nah disitu kita adain santunan kepada para janda dan anak-anak yatim piatu.  Kita juga suka kerja bakti masjid  Membersihkan makam di sekitar kampung  Membentuk tim foot sal untuk menyalurkan bakat para anggota FBR khususnya yang anak muda.  Di FBR juga ada pencak silat/ beksi  Untuk skala besar kita juga latihan dengan TIMSAR pusat.  Kita juga mengadakan pelatihan-pelatihan untuk menunjang kemampuan anak betawi, seperti; otomotif, tataboga, dan menjahit.

11. Apakah dasar didirikannya FBR murni untuk kepentingan betawi atau ada kepentingan lain? Jawaban : Alhamdulillah berdirinya FBR oleh Alm. KH Fadholi El Munir dan KH. Lutfi Hakim yang sekarang jadi ketua FBR, memang semata-mata untuk mengangkat harkat dan martabat betawi dimana terdapat kedzoliman terhadap anak-anak betawi yang tidak berdaya di kampungnya sendiri.

12. Apakah sama FBR yang dulu dan sekarang? Jawaban : Pada dasarnya sama saja FBR dulu sampe sekarang, namun sedikit perubahan dalam jargon kami, sebelumnya kami mengusung jargon 3O kepanjangan dari Otak, Otot, dan Omong, artinya orang FBR memang jago dalam hal tersebut. Namun seiring waktu FBR semakin besar sehingga jargon tersebut sudah tidak relevan, dan kemudian diganti dengan 3S (sholat, sekolah dan silat), wajib sholat karna itu perintah agama, sekolah setinggi-tingginya dan tidak ketinggalan silat karna itu ciri orang betawi.

13. Dengan program apa saja masyarakat bisa mengetahui FBR? Jawaban : Kami selalu membaur kepada masyarakat, karena memang kami juga masyarakat, jadi setiap ada kegiatan kemasyarakatan kami selalu ada disana. Dulu setiap malam minggu di sini selalu ada keributan tapi Alhamdulillah semenjak ada FBR, bisa di minimalisir dan tidak mudah di adu domba.

14. Melalui media apa saja komunikasi yang dilakukan FBR? Jawaban : Biasanya setiap ada kegiatan kami selalu memberikan informasi melalui selebaran/brosur yang di tempel di jalan, sepanduk yang besar, surat, hingga proposal.

15. Kapan pertama kali FBR didirikan? Jawaban : FBR didirikan pada hari Minggu Legi, Robi’uts Tsani 1422 H bertepatan dengan 29 Juli 2001 M

16. Sejak Kapan FBR Gardu 0233 terbentuk? Jawaban : tahun 2005, di Rengas Pondok ranji.

17. Dimana kantor pusat FBR? Jawaban : kantorPusat FBR berada di Jl. Raya Penggilingan No.100 Pedaengan Cakung Jakarta Timur

18. Ada berapa jumlah gardu di Tangsel? Jawaban : Untuk saat ini di Tangsel ada 17 Gardu dan 28 pos. Pos adalah binaan Gardu, dan ketika sudah mampu berdiri sendiri barulah direkomendasi menjadi gardu.

19. Siapa pendiri FBR? Jawaban : KH Fadholi El Munir (Alm) dan KH. Lutfi Haki

20. Bagaimana sistem organisasi FBR? Jawaban : Sistem organisasi yang dijalankan FBR adalah Imamah maksudnya apa yang diperintahkan pimpinan, itulah yang anggota jalankan.

21. Bagaiman komunikasi yang terjalin dengan masyarakat, aparat pemerintah, maupun dengan ormas lain? Jawaban : Selalu bekerjasama kepada seluruh elemen selama tidak bertentangan dengan masyarakat. Khususnya dengan aparat kami sebagai mitra keamanan selalu koordinasi dengan aparat yang bersangkutan.

22. Apa yang selalu di utamakan di FBR? Jawaban : Selalu melakukan kegiatan positif yang berguna bagi dirinya, keluarganya, lingkungan dan masyarakat. Satu kata yang harus diingat “Rebut”: yakni persiapkan dari sekarang SDM anak betawi dan rebut sesuai dengan kemampuan. Selalu berdo’a dan melakukan pembenahan-pembenahan.

23. Bagaimana sikap FBR, jika ada masyarakat yang sentiment terhadap FBR? Jawaban : Yah, wajar lah kalo ada yang sentimen, setiap sesuatu kan pasti ada yang suka dan tidak suka. Kasih pengertian dulu dan tetep kita harus menunjukan etiket baik. Mungkin mereka sentimen karena ada kepentingan mereka yang terganjal, haha...

Jakarta, 5 Desember 2011 Pewawancara Nara Sumber

Siti Lulu Lutfiah Ismail Marzuki

Hasil Angket Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Pada Respon Skala Kognitif

No. Jenis Kelamin P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah Kategori Usia 1 Perempuan 1 1 3 4 3 4 3 4 4 4 31 muda 2 Perempuan 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 32 muda 3 Perempuan 4 4 3 2 5 5 4 4 1 3 35 muda 4 Perempuan 1 1 5 5 5 5 5 4 3 2 36 muda 5 Perempuan 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 47 muda 6 Perempuan 2 2 3 4 4 4 3 3 1 4 30 muda 7 Perempuan 1 1 2 3 4 4 3 3 5 2 28 muda 8 Perempuan 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 33 muda 9 Perempuan 4 4 5 5 2 4 4 3 1 2 33 muda 10 Perempuan 3 3 5 5 2 4 3 3 4 3 35 muda 11 Perempuan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 muda 12 Perempuan 4 4 5 3 4 3 5 2 3 5 39 muda 13 Perempuan 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 29 muda 14 Perempuan 5 5 4 4 3 5 1 1 5 1 33 dewasa 15 Perempuan 2 2 5 3 2 3 3 1 5 1 27 dewasa 16 Perempuan 3 3 3 4 4 5 1 2 5 1 31 dewasa 17 Perempuan 5 5 5 4 3 3 1 3 3 2 34 dewasa 18 Perempuan 4 4 3 4 3 3 2 5 3 2 33 dewasa 19 Perempuan 2 2 3 4 4 4 4 2 5 1 31 dewasa 20 Perempuan 1 1 4 5 3 3 2 5 2 3 29 dewasa 21 Perempuan 3 3 5 4 4 4 4 1 5 1 34 dewasa 22 Perempuan 5 5 3 5 4 3 2 2 5 3 37 dewasa 23 Perempuan 4 4 5 5 3 5 1 3 3 1 33 dewasa 24 Perempuan 1 1 4 4 4 5 4 5 5 2 31 dewasa 25 Perempuan 3 3 3 5 3 3 3 1 4 1 29 dewasa 26 Perempuan 5 5 4 5 4 4 1 3 3 1 35 dewasa 27 Perempuan 3 3 3 3 3 5 2 2 5 3 32 dewasa 28 Perempuan 3 3 4 4 3 4 1 3 2 1 28 dewasa 29 Laki-laki 4 4 5 5 3 3 1 2 3 1 31 muda 30 Laki-laki 3 3 2 2 4 3 2 4 4 2 29 muda 31 Laki-laki 1 1 5 5 4 4 3 3 3 3 32 muda 32 Laki-laki 5 5 4 4 3 5 1 2 2 1 32 muda 33 Laki-laki 3 3 4 4 4 3 4 5 5 2 37 muda 34 Laki-laki 2 2 3 3 4 4 1 1 5 1 26 muda 35 Laki-laki 4 4 3 3 4 3 5 3 1 1 31 muda 36 Laki-laki 3 3 5 5 3 4 1 3 3 2 32 muda 37 Laki-laki 5 5 5 5 5 4 2 4 5 1 41 muda 38 Laki-laki 4 4 4 4 3 5 4 3 2 2 33 muda 39 Laki-laki 1 1 3 3 3 3 3 1 4 1 23 muda 40 Laki-laki 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 30 muda 41 Laki-laki 4 4 4 4 4 3 1 2 3 4 33 muda 42 Laki-laki 5 5 3 3 4 5 4 3 4 1 37 muda 43 Laki-laki 3 3 4 4 4 5 2 3 4 1 33 muda 44 Laki-laki 5 5 4 4 5 3 2 5 3 1 37 muda 45 Laki-laki 4 3 4 4 3 3 3 5 5 2 36 muda 46 Laki-laki 3 3 4 4 4 5 4 2 5 2 36 muda 47 Laki-laki 4 4 5 5 5 5 2 5 4 3 37 muda 48 Laki-laki 5 5 4 4 4 3 4 1 2 1 33 muda 49 Laki-laki 3 3 5 5 5 4 1 3 3 1 33 muda 50 Laki-laki 5 5 5 5 5 5 3 4 5 2 44 muda 51 Laki-laki 4 4 4 4 3 5 3 4 5 1 37 muda 52 Laki-laki 3 3 5 5 4 4 2 5 3 2 36 dewasa 53 Laki-laki 2 2 5 5 5 3 3 2 3 3 33 dewasa 54 Laki-laki 3 3 3 3 4 5 2 3 4 2 32 dewasa 55 Laki-laki 3 3 5 5 4 4 2 5 4 2 37 dewasa 56 Laki-laki 5 5 3 3 5 5 4 5 5 2 42 dewasa 57 Laki-laki 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 40 dewasa 58 Laki-laki 3 3 5 5 5 5 2 3 4 2 37 dewasa 59 Laki-laki 5 5 5 5 4 5 2 5 4 2 42 dewasa 60 Laki-laki 1 1 3 3 5 5 1 4 3 1 27 dewasa 761 Laki-laki 4 3 5 5 4 4 3 2 3 5 39 dewasa 62 Laki-laki 5 5 4 4 4 3 2 3 5 1 36 dewasa 63 Laki-laki 5 5 3 3 4 5 4 5 3 1 38 dewasa 64 Laki-laki 3 3 2 2 5 4 2 1 4 2 28 dewasa 65 Laki-laki 5 3 3 3 4 5 1 2 5 3 34 dewasa 66 Laki-laki 5 5 3 3 5 5 1 4 5 1 37 dewasa 67 Laki-laki 3 3 5 5 4 5 4 5 3 2 39 dewasa 68 Laki-laki 5 5 5 5 4 3 4 2 4 2 39 dewasa 69 Laki-laki 1 1 3 3 5 5 3 3 2 1 27 dewasa 70 Laki-laki 4 3 5 5 3 5 2 3 5 1 36 dewasa 71 Laki-laki 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 34 dewasa 72 Laki-laki 3 3 3 3 4 4 1 2 3 1 27 dewasa 73 Laki-laki 2 2 5 5 5 5 5 5 2 2 38 dewasa 74 Laki-laki 1 1 3 3 5 5 4 3 5 2 32 dewasa 75 Laki-laki 3 3 5 5 4 4 2 1 5 2 34 dewasa 76 Laki-laki 5 5 5 5 4 5 4 4 1 1 36 dewasa 77 Laki-laki 5 5 3 3 5 5 4 2 4 2 40 dewasa 78 Laki-laki 3 3 5 5 4 4 2 5 5 2 38 dewasa 79 Laki-laki 4 4 3 3 5 5 4 3 2 1 33 dewasa 80 Laki-laki 3 3 2 2 4 4 3 1 4 2 28 dewasa 81 Laki-laki 3 3 5 5 4 5 2 4 5 2 38 dewasa Jumlah Item 260 296 328 316 330 339 226 294 295 1874 2871

Hasil Angket Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Pada Respon Skala Afektif

No. Jenis Kelamin P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Jumlah Usia 1 Perempuan 2 1 1 3 2 3 4 5 3 4 2 30 muda 2 Perempuan 3 2 3 4 2 1 4 3 1 1 5 29 muda 3 Perempuan 4 1 4 2 3 2 3 5 3 1 3 31 muda 4 Perempuan 1 1 2 2 3 5 5 2 4 2 2 29 muda 5 Perempuan 5 2 1 2 2 1 4 5 1 1 2 29 muda 6 Perempuan 2 4 1 3 3 2 3 5 2 1 3 29 muda 7 Perempuan 2 4 2 5 1 3 2 3 5 1 4 32 muda 8 Perempuan 5 5 3 1 2 3 3 4 1 1 2 28 muda 9 Perempuan 4 3 4 3 2 5 3 4 2 3 4 37 muda 10 Perempuan 1 4 4 1 1 1 2 2 1 2 5 24 muda 11 Perempuan 3 5 2 4 1 2 4 5 1 1 2 30 muda 12 Perempuan 2 5 3 4 3 2 2 2 2 3 2 30 muda 13 Perempuan 3 3 4 1 2 3 4 5 3 1 2 33 muda 14 Perempuan 3 2 4 3 2 4 3 3 4 1 5 34 dewasa 15 Perempuan 4 1 5 2 2 4 5 3 2 1 3 32 dewasa 16 Perempuan 1 4 2 4 1 2 5 5 4 2 3 33 dewasa 17 Perempuan 2 5 1 2 3 3 2 4 4 2 4 32 dewasa 18 Perempuan 2 5 5 5 2 1 4 2 2 3 2 33 dewasa 19 Perempuan 3 2 3 1 2 4 2 2 5 2 2 28 dewasa 20 Perempuan 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 5 37 dewasa 21 Perempuan 2 4 3 5 1 2 4 2 2 1 4 30 dewasa 22 Perempuan 5 1 5 2 4 3 5 5 2 2 4 38 dewasa 23 Perempuan 2 4 1 2 1 3 4 4 2 3 5 31 dewasa 24 Perempuan 3 3 2 3 2 1 3 4 3 1 5 30 dewasa 25 Perempuan 2 2 2 4 2 1 3 2 5 2 2 27 dewasa 26 Perempuan 4 5 1 3 4 5 2 2 4 1 3 34 dewasa 4 27 Perempuan 2 2 1 2 3 2 4 5 5 2 32 dewasa 28 Perempuan 3 3 1 5 2 3 2 2 5 3 2 31 dewasa 29 Laki-laki 2 4 3 2 2 1 3 5 1 3 3 29 muda 30 Laki-laki 2 2 4 4 3 3 3 2 2 4 5 34 muda 31 Laki-laki 4 1 4 3 2 1 5 4 4 1 3 32 muda 32 Laki-laki 3 3 5 4 1 1 2 5 4 2 2 32 muda 33 Laki-laki 3 1 1 2 2 2 4 5 2 1 4 27 muda 34 Laki-laki 2 5 1 2 1 4 5 2 1 1 4 28 muda 35 Laki-laki 5 2 3 5 4 1 3 4 5 3 2 37 muda 36 Laki-laki 4 2 4 3 4 2 5 4 2 2 2 34 muda 37 Laki-laki 1 3 5 5 2 3 4 4 2 2 3 29 muda 38 Laki-laki 3 3 1 2 2 2 5 3 4 4 2 26 muda 39 Laki-laki 4 5 5 1 2 3 2 2 3 1 3 31 muda 40 Laki-laki 2 5 2 3 5 1 2 2 3 2 4 31 muda 41 Laki-laki 3 2 1 5 5 2 5 4 2 4 2 35 muda 42 Laki-laki 4 5 3 2 2 4 3 4 1 1 2 31 muda 43 Laki-laki 5 4 4 5 2 1 3 5 5 1 4 39 muda 44 Laki-laki 3 4 4 2 5 2 2 3 5 4 4 38 muda 45 Laki-laki 3 5 5 5 1 2 5 2 2 4 2 36 muda 46 Laki-laki 2 3 2 2 2 3 4 4 1 1 5 29 muda 47 Laki-laki 5 5 2 2 3 3 4 5 2 4 4 29 muda 48 Laki-laki 3 1 3 4 5 1 5 5 1 2 2 32 muda 49 Laki-laki 5 5 5 4 2 1 2 4 3 3 4 38 muda 50 Laki-laki 3 2 1 3 2 2 3 2 4 1 5 28 muda 51 Laki-laki 3 2 5 5 2 2 4 2 2 1 2 30 muda 52 Laki-laki 4 3 4 2 3 3 5 5 2 1 3 35 dewasa 53 Laki-laki 5 4 5 5 3 5 3 4 5 4 2 41 dewasa 54 Laki-laki 2 2 2 4 2 1 5 4 1 2 5 30 dewasa 55 Laki-laki 3 4 4 3 2 4 2 2 3 2 5 32 dewasa 56 Laki-laki 5 5 4 3 1 1 2 3 3 4 5 37 dewasa 57 Laki-laki 2 4 2 2 1 2 4 5 3 1 5 30 dewasa 58 Laki-laki 3 1 3 3 3 1 2 4 3 4 5 32 dewasa 59 Laki-laki 5 3 4 2 1 3 5 4 3 2 4 36 dewasa 60 Laki-laki 4 5 5 2 1 5 5 2 4 1 2 36 dewasa 61 Laki-laki 1 5 3 2 3 1 2 4 4 1 5 31 dewasa 62 Laki-laki 3 3 1 4 2 1 3 3 1 1 5 27 dewasa 63 Laki-laki 3 4 4 5 1 2 4 5 3 4 3 38 dewasa 64 Laki-laki 5 2 4 2 2 1 5 4 4 2 2 33 dewasa 65 Laki-laki 4 3 5 4 3 4 5 2 1 2 4 37 dewasa 66 Laki-laki 5 4 1 2 3 3 1 5 4 2 3 33 dewasa 67 Laki-laki 3 2 2 5 1 4 2 5 3 3 3 33 dewasa 68 Laki-laki 2 4 1 2 2 1 3 2 3 1 5 26 dewasa 69 Laki-laki 4 3 3 2 1 3 4 2 4 2 5 33 dewasa 70 Laki-laki 3 3 4 4 1 4 5 4 1 3 2 34 dewasa 71 Laki-laki 5 4 4 3 1 1 1 4 1 3 4 31 dewasa 72 Laki-laki 3 4 1 1 2 4 3 2 3 1 5 29 dewasa 73 Laki-laki 5 3 4 2 2 3 4 2 3 1 4 33 dewasa 74 Laki-laki 5 2 2 4 3 1 2 4 3 2 4 32 dewasa 75 Laki-laki 3 1 2 2 1 2 4 2 3 1 5 26 dewasa 76 Laki-laki 4 4 3 2 2 3 3 2 1 2 5 31 dewasa 77 Laki-laki 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 5 29 dewasa 78 Laki-laki 4 3 4 1 2 1 2 3 3 2 2 27 dewasa 79 Laki-laki 3 4 2 2 1 4 5 2 1 3 4 31 dewasa 80 Laki-laki 2 4 3 2 2 1 2 2 3 1 2 26 dewasa 81 Laki-laki 4 3 2 4 1 2 5 2 1 2 2 29 dewasa Jumlah Item 259 256 231 241 200 189 296 303 249 167 289 2680

Hasil Angket Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Pada Respon Skala Konatif

No. Jenis Kelamin P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah Kategori Usia 1 Perempuan 3 2 4 2 1 3 4 4 1 5 29 muda 2 Perempuan 1 5 2 3 1 3 2 4 5 4 30 muda 3 Perempuan 2 3 4 3 2 1 4 1 2 5 27 muda 4 Perempuan 2 4 3 1 1 5 2 2 3 4 27 muda 5 Perempuan 5 2 5 1 2 3 4 2 1 4 29 muda 6 Perempuan 5 1 2 1 4 1 2 2 3 4 27 muda 7 Perempuan 5 2 2 2 2 1 4 1 1 4 24 muda 8 Perempuan 1 3 5 2 2 4 1 2 5 4 29 muda 9 Perempuan 4 4 4 4 3 2 1 3 1 5 27 muda 10 Perempuan 5 2 3 5 4 2 1 3 1 4 30 muda 11 Perempuan 2 4 4 1 2 3 3 1 2 5 27 muda 12 Perempuan 5 4 4 2 1 2 3 1 2 3 27 muda 13 Perempuan 3 2 5 4 2 1 4 2 1 2 26 muda 14 Perempuan 5 3 2 4 2 1 4 1 2 2 26 dewasa 15 Perempuan 1 5 4 1 3 3 2 4 2 1 26 dewasa 16 Perempuan 5 2 3 3 4 1 2 4 1 4 29 dewasa 17 Perempuan 2 4 5 5 3 2 1 1 2 2 27 dewasa 18 Perempuan 5 2 1 2 3 5 3 1 2 4 28 dewasa 19 Perempuan 5 2 5 2 2 4 1 1 2 4 28 dewasa 20 Perempuan 1 5 4 4 2 3 2 1 5 3 30 dewasa 21 Perempuan 2 1 4 1 5 3 2 2 3 4 27 dewasa 22 Perempuan 5 3 5 1 2 4 2 1 1 4 28 dewasa 23 Perempuan 4 3 4 4 2 3 2 1 2 5 30 dewasa 24 Perempuan 5 4 5 2 2 3 1 1 3 1 27 dewasa 25 Perempuan 4 2 5 4 1 5 2 1 3 3 30 dewasa 26 Perempuan 5 5 3 1 5 2 2 1 3 3 30 dewasa 27 Perempuan 5 4 3 5 2 3 1 1 4 1 29 dewasa 28 Perempuan 4 5 5 2 2 3 1 1 3 4 30 dewasa 29 Laki-laki 5 2 5 4 2 3 1 1 3 1 27 muda 30 Laki-laki 2 3 4 5 2 3 1 1 5 1 32 muda 31 Laki-laki 4 3 5 1 5 2 2 1 4 3 30 muda 32 Laki-laki 4 2 5 5 1 3 2 1 3 4 30 muda 33 Laki-laki 1 2 1 2 2 5 3 2 5 3 26 muda 34 Laki-laki 1 2 5 2 5 3 5 1 4 3 36 muda 35 Laki-laki 5 4 3 1 4 3 5 1 3 1 29 muda 36 Laki-laki 5 4 5 1 2 3 1 3 4 3 31 muda 37 Laki-laki 2 1 4 5 2 4 5 1 3 2 29 muda 38 Laki-laki 2 2 5 2 2 4 1 1 5 1 25 muda 39 Laki-laki 5 3 1 5 4 2 2 2 1 2 27 muda 40 Laki-laki 4 5 2 1 3 5 5 2 1 2 30 muda 41 Laki-laki 5 3 5 3 4 2 1 1 4 2 30 muda 42 Laki-laki 5 1 4 2 5 3 3 2 1 2 28 muda 43 Laki-laki 4 5 5 2 2 1 3 2 1 2 27 muda 44 Laki-laki 5 2 2 5 5 1 3 1 2 3 29 muda 45 Laki-laki 1 4 5 5 2 2 4 1 3 3 30 muda 46 Laki-laki 4 3 4 1 2 4 5 1 3 2 29 muda 47 Laki-laki 2 4 5 1 5 2 4 1 3 1 28 muda 48 Laki-laki 3 2 1 2 3 5 4 1 3 4 28 muda 49 Laki-laki 5 2 3 5 3 3 1 1 2 4 24 muda 50 Laki-laki 5 3 5 2 2 2 4 1 1 2 22 muda 51 Laki-laki 1 5 5 2 1 5 4 2 2 2 29 muda 52 Laki-laki 3 5 5 2 5 2 1 1 2 2 28 dewasa 53 Laki-laki 5 2 3 4 2 4 4 1 1 1 27 dewasa 54 Laki-laki 5 4 5 5 4 2 1 2 1 1 30 dewasa 55 Laki-laki 3 5 5 3 1 4 4 2 1 2 30 dewasa 56 Laki-laki 5 3 5 1 3 3 3 2 1 2 28 dewasa 57 Laki-laki 5 2 5 2 2 4 1 2 1 1 25 dewasa 58 Laki-laki 4 2 3 2 2 4 1 4 1 2 25 dewasa 59 Laki-laki 3 2 5 1 2 3 4 2 5 2 29 dewasa 60 Laki-laki 5 5 5 1 1 2 2 2 3 2 28 dewasa 61 Laki-laki 4 5 3 2 5 2 1 2 1 2 27 dewasa 62 Laki-laki 5 1 5 3 2 3 2 2 3 2 28 dewasa 63 Laki-laki 5 2 5 3 2 5 1 2 2 1 28 dewasa 64 Laki-laki 1 4 2 2 2 5 3 2 5 1 27 dewasa 65 Laki-laki 5 2 3 2 4 3 1 3 4 2 29 dewasa 66 Laki-laki 3 2 5 1 2 3 3 2 4 2 27 dewasa 67 Laki-laki 5 3 4 4 1 2 2 2 5 1 29 dewasa 68 Laki-laki 5 5 4 2 1 3 2 2 3 2 29 dewasa 69 Laki-laki 1 2 5 5 3 3 2 2 2 4 29 dewasa 70 Laki-laki 4 5 5 2 2 2 1 3 2 2 28 dewasa 71 Laki-laki 5 2 2 2 2 1 3 2 4 1 24 dewasa 72 Laki-laki 5 2 3 2 2 4 2 2 5 2 29 dewasa 73 Laki-laki 3 4 1 4 3 3 2 5 3 1 29 dewasa 74 Laki-laki 4 3 3 5 2 3 2 1 4 2 29 dewasa 75 Laki-laki 5 1 5 1 4 2 2 2 3 1 25 dewasa 76 Laki-laki 3 4 5 2 4 2 2 5 2 1 30 dewasa 77 Laki-laki 4 2 4 3 2 3 3 5 4 2 27 dewasa 78 Laki-laki 2 2 2 3 2 5 3 5 2 4 25 dewasa 79 Laki-laki 5 3 2 5 2 3 3 1 2 4 30 dewasa 80 Laki-laki 4 5 5 1 4 2 2 2 1 2 28 dewasa 81 Laki-laki 3 2 5 2 2 1 3 5 2 1 26 dewasa Jumlah Item 295 246 313 295 171 234 168 156 210 202 2211

Foto bersama Narasumber