P-ISSN 2597-9841 E-ISSN 2686-469X

Volume 4, Nomor 1, Januari - Juni 2020

KETERLIBATAN DIASPORA UNTUK PEMASARAN OBYEK WISATA KOTA 1 Amalia Djuwita

EFEKTIFITAS VIDEO YOUTUBE "WONDERFUL INDONESIA: A VISUAL JOURNEY" SEBAGAI SARANA PROMOSI PARAWISATA INDONESIA 11 Atef Fahrudin, Siti Karlinah, Herlina Agustin PROMOSI DESTINASI WISATA CILETUH PELABUHAN RATU UNESCO GLOBAL GEO PARK OLEH DINAS PARAWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT BAGI MASYARAKAT DAN WISATAWAN 25 Desayu Eka Surya, Dody Ari Rangga STRATEGI BRANDING IDENTITY @SITUGUNUNGSUSPENSIONBRIDGE DI KAB SUKABUMI UNTUK MENINGKATKAN PARAWISATA 36 Hilda Sri Rahayu, Susanne Dida, Yanti Setianti

ADAPTASI MUSLIM MILENIAL DALAM PERJALANAN WISATA HALAL DI NEGARA NON- MUSLIM 46 Miftha Pratiwi, Rindang Senja Andarini

MASALAH KOMUNIKASI PARAWISATA DESA DALAM PERSEPEKTIF MASYARAKAT DESA SAWARNA LEBAK 62 Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan

WISATA GASTRONOMI SEBAGAI DAYA TARIK PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO 75 Siska Armawati Sufa, Henri Subiakto, Meria Octavianti, Emeralda Ayu Kusuma

Diterbitkan Oleh: Bagian Publikasi Universitas Gunadarma DEWAN REDAKSI JURNAL MEDIAKOM

Penanggung Jawab Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E., M.M. Prof. Suryadi Harmanto, SSi., M.M.S.I. Drs. Agus Sumin, M.M.S.I.

Dewan Editor Dr. Dinda Rakhma Fitriani, S.I.Kom., M.I.Kom., Universitas Gunadarma Dr. Edi Prihantoro, S.S., M.M.S.I., Universitas Gunadarma Dr. Kiayati Yusriah, M.I.Kom., Universitas Gunadarma Ocvita Ardhiani, S.I.Kom., M.Si., Universitas Gunadarma

Reviewer Prof. Dr. Ir. Budi Hermana, MM, Universitas Gunadarma Dr. Ir. Tety Elida Siregar, MM, Universitas Gunadarma Dr. RR. Wahyuni Choiriyati, S.Sos., M.Si., Universitas Pertamina Dr. Mulyanti Syas, M.Si., UIN Imam Bonjol Edy Susilo, M.Si., UPN “Veteran” Dr. Aan Widodo., S.I.Kom., M.I.Kom., Universitas Bhayangkara Raya

Sekretariat Redaksi Universitas Gunadarma [email protected] Jalan Margonda Raya No. 100 Depok 16424 Phone : (021) 78881112 ext 516.

JURNAL ILMU KOMUNIKASI MEDIAKOM

NOMOR 1, VOLUME 4, JUNI 2020

DAFTAR ISI

KETERLIBATAN DIASPORA INDONESIA UNTUK PEMASARAN OBYEK WISATA KOTA BANDUNG Amalia Djuwita 1 EFEKTIFITAS VIDEO YOUTUBE “WONDERFUL INDONESIA: A VISUAL JOURNEY” SEBAGAI SARANA PROMOSI PARIWISATA INDONESIA Atef Fahrudin, Siti Karlinah, Herlina Agustin 11

PROMOSI DESTINASI WISATA CILETUH PELABUHAN RATU UNESCO GLOBAL GEO PARK OLEH DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT BAGI MASYARAKAT DAN WISATAWAN Desayu Eka Surya, Dody Ari Rangga 25

STRATEGI BRANDING IDENTITY @SITUGUNUNGSUSPENSIONBRIDGE DI KAB SUKABUMI UNTUK MENINGKATKAN PARIWISATA Hilda Sri Rahayu, Susanne Dida, Yanti Setianti 36

ADAPTASI MUSLIM MILENIAL DALAM PERJALANAN WISATA HALAL DI NEGARA NON-MUSLIM Miftha Pratiwi, Rindang Senja Andarini 46

MASALAH KOMUNIKASI PARIWISATA DESA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA SAWARNA LEBAK BANTEN Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan 62

WISATA GASTRONOMI SEBAGAI DAYA TARIK PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO Siska Armawati Sufa, Henri Subiakto, Meria Octavianti, Emeralda Ayu Kusuma 75

KETERLIBATAN DIASPORA INDONESIA UNTUK PEMASARAN OBYEK WISATA KOTA BANDUNG

Amalia Djuwita Program Studi Digital Public Relations Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom Jl. Terusan Buah Batu, Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat [email protected]

ABSTRAK Kota Bandung menjadi tujuan wisata dikarenakan destinasi wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner dan wisata belanja. Kehadiran wisatawan mancanegara seperti halnya dari Malaysia dan Singapura di Kota Bandung, dikarenakan adanya faktor kemiripan bahasa pengantar antara bahasa Melayu dan Indonesia, kedekatan secara geografis, kedekatan budaya, kedekatan sejarah dan kedekatan selera makanan. Sehingga hal itu memudahkan wisatawan untuk berkomunikasi dengan masyarakat lokal. Kunjungan wisata mancanegara ke Kota Bandung, pada Desember 2018 mencapai angka 17.375 orang, sedangkan pada Mei 2019 hanya mencapai angka 8052 orang. Penurunan jumlah mencapai angka 8052 orang kunjungan tersebut diduga karena disebabkan beberapa faktor, antara lain belum intensnya komunikasi pariwisata guna memikat calon wisatawan dan sebagainya. Penelitian dilakukan secara kualitatif subyektif melalui teknik wawancara dan observasi terhadap sejumlah narasumber yang tengah berkunjung ke beberapa obyek pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi pariwisata, dapat efektif jika para agen perjalanan melakukan penyajian informasi yang lengkap tentang destinasi wisata kepada calon wisatawan, Di samping itu informasi yang diperoleh dari para wisatawan yang telah berkunjung sebelumnya juga dapat melengkapi panduan untuk berkunjung ke sebuah obyek wisata. Para narasumber mengakui bahwa kunjungannya ke kota Bandung, terkesan oleh keindahan alamnya, sajian makanan yang enak, dan adanya pusat perbelanjaan yang menyediakan bahan tekstil dan pakaian jadi yang harganya relatif murah, tetapi disesalkan bahwa informasi wisata masih kurang optimal. Di samping itu keberadaan pekerja Indonesia di Malaysia sebagai diaspora, belum terlibat sebagai agen untuk mempromosikan pariwisata tanah airnya. Kata Kunci: Bandung, Pemasaran, Wisata

ABSTRACT Bandung is a tourist destination due to its nature tourism destinations, cultural tourism, culinary tourism and shopping tourism. The presence of foreign tourists such as Malaysia and Singapore in the city of Bandung, due to the similarity of the language of instruction between Malay and Indonesian, geographical proximity, cultural closeness, historical closeness and closeness of food tastes. So that it makes it easier for tourists to communicate with local people. Foreigns tourist visits to the city of Bandung, in December 2018 reached 17,375 people, while in May 2019 only reached 8052 people. The decrease in the number reached 8052 people was thought to be caused by several factors, including the lack of intense communication in tourism to attract potential tourists and so on.The study was conducted qualitatively subjectively through interview techniques and observation of a number of speakers who were visiting several shopping center objects in the city of Bandung.The results showed that tourism communication can be effective if the travel agents present complete information about tourist destinations to potential tourists. In addition, information obtained from tourists who have visited before can also complete a guide to visiting a tourist attraction.The speakers acknowledged that his visit to the city of Bandung, was impressed by its natural beauty, delicious food offerings, and the existence of a shopping center that provided textile materials and apparel which were relatively inexpensive, but regretted that tourist information was still

Djuwita, Keterlibatan Diaspora Indonesia... 1 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2491

less than optimal. In addition, the presence of Indonesian workers in Malaysia as a diaspora, has not been involved as an agent to promote tourism in their homeland. Keywords: Bandung, Marketing, Tourism

PENDAHULUAN Pemerintah Provinsi Jawa Barat seperti Dibukanya jalur penerbangan dari Gunung sebuah gunung berbagai kota di tanah air maupun dari berapi aktif di kawasan utara Kota Bandung, mancanegara ke Kota Bandung dan sebalik- di atas ketinggian 2084 m, dpl. Panorama nya, telah menempatkan kota ini sebagai alam di sekitar lokasi ini sangat menarik tujuan wisata. Setiap minggu, berbagai karena wisatawan dapat melihat kawah dari maskapai penerbangan domestik dan inter- dekat dengan aroma bau belerangnya dan nasional mendarat di Bandara Husen kisah legenda yang disuguhkan oleh para Sastranegara Bandung. pemandu wisata. Di bawah kaki gunung Kesibukan di Bandara tersebut, terdapat lereng yang ditumbuhi pohon sekarang agak berkurang karena beberapa cemara, hutan pinus dan perkebunan teh. pelayanan penerbangan domestik sejak awal Obyek wisata lainnya ialah Kawah Juli 2019 telah dialihkan ke Bandara Kertajati Putih Gunung Patuha di kawasan selatan Kota di Majalengka. Akan tetapi khusus untuk Bandung. Kawah ini memberikan pesona ter- penerbangan internasional masih dilakukan di sendiri karena warna kawah yang hijau muda tempat itu. di sekitarnya dikelilingi oleh pasir putih. Kunjungan wisatawan mancanegara Kemudian dapat melihatriak air dalam kawah ke Jawa Barat melalui Bandara Husen yang bertabur asap tipis serta letupan lumpur Sastranegara dalam kurun waktu satu tahun hidup, sehingga menjadikannya sebagai sebuah saja (periode Mei 2018 hingga Mei 2019, atraksi apalagi jika terkena sinar matahari menunjukan data statistik yang dinamis maka air pada kawah tersebut mengalami dimana jumlah kunjungan berada perubahan warna. pada Desember 2018 mencapai angka 17.375 Obyek wisata alam yang tak kalah orang. Hal itu dikaitkan dengan masa liburan menarik adalah Situ Patengang di Desa akhir tahun yang diduga para wisatawan Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten mancanegara mencari tujuan wisata yang Bandung dan berada di ketinggian 1600 m cukup menarik dan biaya pejalanan yang dpl di kaki Gunung Patuha, Situ Patengang lebih murah. Akan tetapi jumlah tersebut adalah danau alami dengan panorama alam mengalami penurunan, hingga Mei 2019 memukau serta dapat digunakan untuk kunjungan wisata hanya mencapai angka rekreasi naik perahu mengitari danau, sambil 8052 orang. menikmati indahnya perbukitan dan Beberapa obyek wisata alam di hamparan danau yang luasnya kurang lebih sekitar Kota Bandung ditawarkan oleh 150 ha.

2 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No.1 Juni 2020

Gambar 1. Grafik Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat melalui Kota Bandung Sumber: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=statistik-wisatawan

Di tengah danau terdapat sebuah pulau kecil bahan obsidian, kalsidon, kwarsit, rijang dan dengan suhu udara rata rata berkisar (17-23° andesit berupa anak panah, pisau, penyerut, C) – yang menjadikan pengunjung merasa gelang batu, batu asah dari jaman preneolitik, segar. Sepanjang jalan menuju Situ yang hidupnya mulai menetap di gua-gua Patengang melalui hamparan hutan dan atau ceruk atau sering kali dijumpai di perkebunan teh serta kebun-kebun sayuran kawasan perbukitan gamping ini. dan buah strawberry yang dapat dipetik Obyek wisata alam di sekitar Kota pengunjung dari pohonnya. Bandung, sesungguhnya tidak hanya itu, tapi Para wisatawan yang menyukai masih banyak bertebaran. Di samping itu petualangan atau wisata sejarah Bandung berbagai museum di kota Bandung juga purba, dapat mengunjungi Gua Pawon yang menjadi obyek yang cukup menarik terletak di puncak Bukit Pawon, Padalarang diantaranya MUSEUM Geologi, Museum Bandung Barat. Kawasan ini merupakan Negeri Jawa Barat dan sebagainya. Di perbukitan untuk penambangan batu kapur. samping obyek wisata alam di atas, Kota Gua ini memiliki panjang 38 m dan lebar 16 Bandung juga memiliki daya tarik lainnya m, sedang tinggi atap gua tidak dapat bagi para wisatawan mancanegara. Selain diketahui secara pasti karena saat ditemukan keunggulan masyarakatnya yang dikenal bagian atap gua sudah runtuh. Gua Pawon ramah dan familier, kota ini juga memiliki dahulu berada pada posisi danau Bandung wisata kuliner dan wisata belanja. Para Purba. Pada tahun 1930-1935, para arkaelog wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata menemukan alat-alat budaya masa lalu dari alam biasanya menyempatkan diri untuk

Djuwita, Keterlibatan Diaspora Indonesia... 3 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2491

menikmati makanan khas kota Bandung serta Berdasarkan pengamatan penulis, diantara mereka banyak yang tertarik untuk jumlah kunjungan wisatawan ke Kota berbelanja pakaian, sepatu, kain dan sebagai- Bandung selama ini masih belum optimal. nya. Hal itu dapat dilihat dari grafik kunjungan Kota Bandung menjadi tujuan wisata wisatawan yang mengalami penurunan dari terutama bagi wisatawan asal Malaysia yang tahun sebelumnya. Masalah itu diduga oleh selama satu dasa warsa terakhir menunjukan beberapa faktor diantaranya kurang gencar- trend peningkatan, akan tetapi mengalami nya penyebaran informasi terhadap calon penurunan ketika penelitian ini dilakukan. wisatawan mancanegara terutama tentang Jika obyek wisata alam seperti Kawah Putih, seluk beluk wisata Kota Bandung secara Tangkuban Parahu, Situ Patengan dan lebih detail dan memikat, penggunaan saluran sebagainya menjadi pemikat maka tidak media cetak, media elektronik dan media kalah pentingnya daya tarik obyek wisata sosial belum dimanfaatkan secara optimal, belanja Pasar Baru, Cihampelas, Cibaduyut, biro perjalanan wisata masih kurang ber- Distro Jl. Trunojoyo, Factory-Outlet yang kolaborasi dengan mitra kerjanya di manca- bertebaran di sepanjang Jl. Ir. H. Djuanda dan negara serta kurangnya keterlibatan para Jl.RE Martadinata, Toko Tiga di kawasan diaspora Indonesia di mancanegara untuk ikut Kosambi dan sebagainya. menyebarluaskan informasi pariwisata. Kehadiran wisatawan Malaysia dan Singapura di Kota Bandung, dikarenakan METODE PENELITIAN adanya kemiripan bahasa pengantar antara Penelitian dilakukan dengan meng- bahasa Melayu dan Indonesia, kedekatan gunakan metode subyektif kualitatif yang secara geografis, kedekatan budaya, kedekatan dilakukan pada bulan Juli 2019, dengan sejarah dan kedekatan selera makanan. teknik wawancara terhadap sejumlah wisata- Sehingga hal itu memudahkan wisatawan untuk wan mancanegara yang dijadikan narasumber berkomunikasi dengan masyarakat lokal. penelitian dan observasi di lapangan. Di samping itu dibukanya jalur penerbangan dari KL Airport, Malaysia dan HASIL DAN PEMBAHASAN Changi Airport, Singapura ke Bandara Husen Menurut Bungin (2015: 86) maka Sastranegara dengan menggunakan jasa peran komunikasi sangat penting di dalam penerbangan maskapai Air Asia me- bidang pariwisata, baik pada aspek komponen mudahkan transportasi. Waktu tempuh yang maupun elemen-elemen pariwisata. Peran dilalui dalam penerbangan sekitar dua jam, penting komunikasi bukan saja pada komponen sehingga waktu yang digunakan relatif efektif pemasaran pariwisata namun pada semua dan efisien. komponen dan elemen pariwisata. Dalam

4 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No.1 Juni 2020

menawarkan jasa parawisata pada sebuah Malaysia dan Singapura maka penulis obyek maka nilai branded dari obyek tersebut melakukan penelitian dengan mewawancarai harus mampu menarik perhatian calon beberapa narasumber dan pengamatan di pengunjung. Hal itu sejalan dengan pendapat lapangan. Margon dan Pritchard (dalam Bungin, 2015: Beberapa narasumber yang berhasil 79) yang mengatakan bahwa menjadikan diwawancarai oleh penulis mengungkapkan branding destinasi yang berhasil seharusnya kesan dan perasaannya tentang kota Bandung menjadikan suatu brand menjadi 1) dapat sebagai destinasi wisata yang memiliki citra dipercaya, 2) dapat menyampaikan suatu positif bagi obyek kunjungan wisata. Wiliam pesan, 3) berbeda dengan brand lainnya. 4) Tan (47 tahun) dan Maria Ong (43 tahun) menjadi media untuk menyampaikan ide yang keduanya tengah asyik menikmati panorama sangat kuat, 5) menggairahkan stakeholder dan Kota Bandung dari atas perbukitan Bandung partner. 6) menggetarkan pelancong. Sehingga Utara. Sambil menikmati alunan musik Kota Bandung dapat dianggap memiliki nilai bosanova yang berkumandang di sebuah kafe, brand yang dapat menatik perhatian para mereka ditemani kopi panas dan sepiring wisatawan. cemilan di atas meja. Menurut pengakuannya Dalam kontek keserasian antara kedua warganegara Singapura itu, telah lingkungan alam dengan pengembangan obyek beberapa kali berwisata ke Kota Bandung. wisata, maka Otto Soemarwoto (1993:134), Kedatangan mereka pertama kali di Kota ini, menyebutkan bahwa pengembangan pariwisata karena merasa tertarik oleh informasi yang merupakan kegiatan kompleks, menyangkut dilihat pada tayangan sebuah web pariwisata wisatawan, kegiatan, sarana prasarana, objek yang menceriterakan tentang keindahan kota dan daya tarik, fasiltas penunjang, sarana Bandung, Menurut Maria Ong, kontur lingkungan dan sebagainya. Oleh karena itu, perbukitan yang indah dan sangat asri dalam pengembangannya harus mem- alamiah tidak dapat dijumpai di negaranya. perhatikan terbinanya mutu lingkungan. Tata Sehingga untuk menikmati suasana seperti letak peruntukan perlu dilakukan untuk itu, harus dilakukan dengan berkunjung ke menghindari benturan antara kepentingan tempat lain. Selain itu, kuliner yang dijajakan pariwisata dengan kepentingan pencagaran. di kota Bandung menurut pendapatnya sangat Melalui zonasi yang baik keanekaragaman enak serta bebas untuk disantap. Hingga hal dapat terpelihara, sehingga wisatawan atau itu mereka merasa ketagihan untuk bisa bolak pengunjung dapat memilih rekreasi yang balik ke Bandung, apalagi jalur penerbangan- baik. nya mudah bisa berangkat dari Changi Airport Untuk mengetahui pendapat para dan tiba di Bandara Husen Sastranegara wisatawan mancanegara, khususnya dari dalam selang waktu satu jam kemudian.

Djuwita, Keterlibatan Diaspora Indonesia... 5 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2491

Maria Ong mengemukakan bahwa: kembali lagi, kapan-kapan jika sudah punya “In Singapore there are no beautiful and uang”) natural hills like here. So, we have to go to Pemandangan gunung itu sangat another place to enjoy it. In Bandung the indah, sama seperti Genting Highland yang culinary is delicious and free to eat.’. (“Di sejuk tetapi di sini berbeza, di sekelilingnya Singapura tidak ada bukit yang indah dan hijau, ada taman teh, pokok pinus tinggi, bau alami seperti di sini. Sehingga kami harus kulat yang baik untuk bernafas di hidung pergi ke tempat lain untuk bisa menikmati- (Pemandangan gunung gunung indah sekali, nya. Di Bandung kulinernya enak dan bebas serupa dengan Genting Highland dinginnya menyantapnya “) tapi di sini ada beda, di sekelilingnya hijau Jika Wiliam Tan dan Maria Ong ada kebun teh, pohon cemara tinggi, bau telah berkali-kali datang ke Kota Bandung belerangnya enak dihirup hidung) maka Noor Azizah (22 tahun) seorang gadis ”Fesyen yang baik, sangat bergaya, dari Selangor, Malaysia mengaku baru sesuai untuk golongan muda. Di sini terdapat pertama kali ia menginjakan kakinya di Kota banyak pakaian yang bagus. Harga agak Bandung. Ia diajak berwisata oleh paman dan murah. nilai ringgit di sini adalah sangat bibinya dengan menumpang pesawat Air Bus tinggi.” (Fashion bagus bagus, sangat trendy dari maskapai Air Asia dari Kualalumpur dan cocok untuk anak muda. Di sini banyak mendarat di Bandara Husen Sastranegara, diketemukan baju yang bagus bagus. Harga- Menurut penuturannya, ia berdecak kagum nya relatif lebih murah. uang ringgit di sini dengan keindahan panorama di sekitar sangat tinggi nilainya.) pegunungan di Kota Bandung. "pegunungan Dalam kesempatan lainnya, di seputar Bandung menyajikan situasi yang Mohammed Yacob (35 tahun) dijumpai di berbeda. Walaupun suhu udara hampir mirip Toko Tiga Kosambi. Ia berasal dari Malaka, tapi di Bandung dapat menikmati aroma bau Malaysia. Berkunjung ke Bandung karena belerang. mendengar dari kawan-kawannya bahwa di “Saya suka Bandung, udara yang Kota Bandung segalanya serba murah. Mata- sejuk pemandangan indah. Penduduknya nya menyusuri tumpukan celana jins yang ramah dan mesra. Makanan lazat, lazat pada dipajang sambil memegang dan mengelus- lidahnya jadi ketagihan. Saya mahu kembali nya. Celana yang ia sukai, diambil dan lagi, kadang kala saya sudah mempunyai diamati labelnya. Rupa-rupanya ia tertarik wang” (”Saya suka Bandung, udaranya dengan tawaran diskon 40 prosen yang dingin pemandangannya indah. Penduduknya dipancang di atas tumpukan dagangan. ramah dan bersahabat. Makanannya enak, “Seluar baik murah mempunyai lebih lezat di lidah membuat ketagihan. Aku ingin banyak diskaun. Saya mahu membeli ini,

6 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No.1 Juni 2020

tetapi masih boleh ditawarkan lagi? kawasan Cibaduyut Bandung yang terkenal “(Terjemahan : Celana bagus murah ada sebagai sentra produksi sepatu buatan pangrajin diskon lagi. Aku mau beli ini, tapi masih lokal. Menurut Saddil nama Cibaduyut sudah boleh ditawar lagi?) pernah didengar sebelumnya dari tetangganya Yacob mengetahui toko yang yang pernah pergi ke Bandung. Bersama be- dikunjunginya setelah mendapat informasi berapa temannya ia terbang dari KL Airport dari biro jasa perjalanan lokal di Kota ke Bandung menggunakan pesawat Air Asia Bandung. Bersama-sama rombongan mereka dan setibanya di Bandara Husen Sastranegara diajak berkeliling kota menyambangi pusat mereka menumpang taxi Bandara menuju perbelanjaan. Menurutnya, ia menyukai kawasan ini. Menurut pendapatnya harga pakaian yang bergaya kasual karena lebih sepatu di Cibaduyut relatif murah dan model- simpel dan mudah digunakan. nya pun cukup kena dihatinya. “Saya selalu suka pakaian yang “Harga kasut di sini murah dan mudah dan tidak rumit. Model kasual adalah modelnya menarik. Banyak pilihan dari apa yang saya suka. Seluar Jean meng- model .sukan, santai hingga formal” (“Harga gunakan t-shirt atau polo, kasut sukan”( sepatu disini murah dan modelnya menarik Terjemahan: Aku sejak dulu suka pakaian hati. Banyak pilihan dari model sport, kasual yang simpel dan tidak ribet. Model kasual itu hingga formal”.). Menurut Saddil setelah yang aku suka. Celana jins pakai kaos selesai berbelanja dari Cibaduyut ia akan ke oblong atau polo, sepatunya model olahraga). Cihampelas mencari celana jins. Rencananya Di samping berbelanja, Yacob ingin akan menginap satu malam dan menurut menyantap kuliner Kota Bandung. Menurut informasi yang ia peroleh di Cihampelas petugas biro perjalanan, kuliner di Bandung terdapat beberapa hotel yang tarif kamarnya sangat enak dan menjanjikan sehingga ia cukup murah. “Selepas membeli kasut di sini, merasa penasaran untuk mencicipinya. saya akan pergi ke Cihampelas mencari “Pegawai pelancongan berkata makanan di seluar jean. Pelan ini adalah untuk menginap Bandung lazat. Saya mahu cuba mencuba”. satu malam dan mengikut berita terdapat (“Kata petugas travel, bahwa makanan di banyak hotel dengan harga bilik murah“ Bandung enak-enak. Saya ingin mencoba (”Selesai berbelanja sepatu di sini, saya akan mencicipinya”.) menuju Cihampelas mencari celana jins, Selain Noor Azizah dan Mohammad Rencananya akan menginap satu malam dan Yacob, maka penulis berhasil menemui menurut kabar di sana banyak hotel yang tarif narasumber lainnya dari negeri jiran. Ia kamarnya murah”). memperkenalkan namanya Saddil (28 tahun) Jika Yacob, Saddil dan Azizah asal Pahang, Malaysia itu tengah menyusuri berdatangan ke kota Bandung untuk mencari

Djuwita, Keterlibatan Diaspora Indonesia... 7 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2491

pakaian jadi untuk mereka gunakan, maka Jika Roziaini dan suaminya Mohamad lain halnya Roziaini (53 tahun) dan suaminya Rozi mendapatkan informasi dari agen Mohamad Rozi ( 60 tahun) yang tengah perjalanan, lain halnya dengan Halima ( 45 memilih bahan tekstil di sebuah toko kain di tahun) yang menyesalkan orang Indonesia kawasan Jalan Martadinata Bandung. Mereka yang bekerja di Malaysia, tidak memberitahu berdua ikut dalam sebuah rombongan wisata obyek wisata di Kota Bandung. Padahal, dari Malaysia dimana sebelumnya oleh biro katanya, acapkali bertanya tapi tidak pernah wisata lokal ditawari paket tujuan tempat menjawab bahkan ada yang mengelak untuk berwisata di Indonesia. Mereka memilih Kota memberi jawaban. Bandung sebagai tujuan berwisata, karena Ia mengatakan, “Pekerja Indonesia tertarik dengan informasi seputar ketersediaan malas untuk menjawab jika saya bertanya bahan tekstil yang bagus dan murah. tentang tarikan pelancong di kota Bandung, Penulis juga mewawancarai wisatawan mereka hanya menjawab tidak tahu”. Rozi dan beberapa penggalan hasil wawancara (Terjemahan: Pekerja Indonesia malas men- ia mengatakan : jawab jika saya tanya tentang tempat wisata ” Kami diberitahu biro pelancongan di Kota Bandung, mereka cukup menjawab di tempat kami, beberapa objek tidak tahu). pelancongan di Indonesia. Saya memilih bandar Bandung, kerana dia Wisatawan mancanegara yang ber- berkata terdapat sebuah kedai tekstil buru bahan tekstil tidak hanya yang berasal yang menyediakan bahan-bahan yang baik dan murah. Saya sedang dari Malaysia, tetapi banyak pula yang ber- mencari yang sesuai untuk acara asal dari Timur Tengah. Seperti disampaikan perkahwinan anak perempuan saya, jadi saya ingin membeli dalam oleh narasumber Yulia (33 tahun) seorang jumlah yang agak besar untuk pramuniaga di Pasar Baru Bandung. Ia seragam kumpulan yang memohon pengantin perempuan pengantin mengatakan bahwa setiap hari Sabtu dan perempuan’ Minggu, biasanya tempat ia bekerja banyak

didatangi oleh orang Malaysia dan orang (Terjemahan:” Kami diberitahu biro Arab yang berbelanja mencari bahan untuk wisata di tempat kami,beberapa obyek wisata pakaian. Selain mereka, banyak juga yang di Indonesia. Saya memilih Kota Bandung, berdatangan wisatawan lokal yang berbelanja karena katanya terdapat toko tekstil yang di tokonya. menyediakan bahan yang bagus dan murah. “Tiap Sabtu Minggu...yah pasar Saya mencari yang cocok untuk acara ramai didatangi turis dari Malaysia dan orang pernikahan anak saya, sehingga hendak mem- Arab...Biasanya nyari kaen buat bikin baju.... beli dalam jumlah yang agak banyak untuk Turis lokal juga banyak yang ke sini dari seragam rombongan melamar penganten Medan, Padang, Palembang, dan wanita”)

8 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No.1 Juni 2020

dari Jawa. Tapi yang itu sekarang agak sepi, Berdasarkan penelitian di atas, maka karena lapangan terbang jadi jauh di Kertajati” dapat disimpulkan bahwa: (1) Intensitas Para wisatawan yang berdatangan ke komunikasi yang dilakukan dalam kota Bandung dalam rombongan yang ber- penyelenggaraan parawisata, menjadi faktor beda dan belum tentu saling mengenal satu pendukung terhadap keberhasilan upaya sama lain, akan tetapi mereka dipertemukan pemasaran obyek wisata. Interaksi yang dalam suatu kepentingan yang sama yaitu berlangsung antara calon wisatawan dengan wisata belanja, wisata kuliner dan wisata mereka yang lebih dulu melakukan kunjung- alam di Kota Bandung. an wisata, mempengaruhi minat untuk Dalam mendukung penyelenggaraan melakukan perjalanan yang serupa. Dengan perjalanan wisata, biro jasa wisata demikian, pengalaman yang diperoleh oleh sesungguhnya memiliki peran yang cukup para wisatawan akan melekat dala hatinya penting. Hal itu berkenaan dengan keberadaan- yang pada gilirannya akan ditularkan pada nya sebagai agen informasi tentang tujuan orang lain. (2)Kedekatan hubungan emosional wisata yang ditawarkan. Yoeti (1996: 286) antara wisatawan Malaysia dan Singapura mengemukakan bahwa organisasi pariwisata dengan masyarakat Indonesia, memudahkan memiliki tanggung jawab dalam merumuskan interaksi berkomunikasi. Kedekatan ini arah kebijakan kepariwisataan nasional, dilihat dari aspek sejarah, budaya, bahasa, sehingga untuk itu masalah penyebar-luasan makanan dan faktor geografi. (3)Keberadaan informasi tentang dunia wisata di seluruh biro jasa parawisata yang memasarkan obyek Indonesia seyogianya menjadi perhatian perjalanan wisata melalui penyebaran brosur dengan melakukan penyesuaian terhadap dan sejenisnya, maupun penyelenggaraan perkembangan teknologi informasi. web site dengan konten obyek wisata menyebabkan calon wisatawan menjadi SIMPULAN DAN SARAN tertarik dengan tawaran yang disajikan, akan Dari hasil penelitian maka tetapi masih perlu dilakukan optimalisasi. (4) komunikasi pariwisata, dapat efektif jika para Kemudahan penggunaan transportasi agen perjalanan yang didukung para diaspora, penerbangan, menjadi pendukung kelancaran melakukan penyajian informasi yang lengkap arus perjalanan wisata, sehingga pindahnya tentang destinasi wisata kepada calon tempat keberangkatan/ kepergian pesawat wisatawan, Di samping itu informasi yang dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara diperoleh dari para wisatawan yang telah ber- Kertajati, Majalengka yang belum didukung kunjung sebelumnya juga dapat melengkapi oleh jaringan infra struktur tansportasi darat panduan untuk berkunjung ke sebuah obyek yang memadai, akan berpengaruh terhadap wisata. frequensi jumlah wisatawan ke Kota

Djuwita, Keterlibatan Diaspora Indonesia... 9 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2491

Bandung. (5)Keberadaan pekerja Indonesia di penjuru dunia, melalui perwakilan Negara/ Malaysia sebagai diaspora belum mem- kedutaan besar Indonesia. berikan dukungan sebagai agen wisata yang memberikan informasi tentang obyek wisata DAFTAR PUSTAKA di tanah air. Bungin, Burhan. (2015). Komunikasi Saran dalam penelitian ini, antara lain: Pariwisata Pemasaran dan Brand (a) Pada Bandara tempat kedatangan wisata- Destinasi. Jakarta: Prenadamedia wan, hotel tempat menginap wisatawan, mall Group. tempat perbelanjaan dan tempat keramaian Marpaung, Happy. (2002). Pengantar seyogianya dapat disiapkan dan disebarkan Pariwisata. Bandung: Alfabeta. brosur yang memuat tentang obyek wisata, Soemarwoto, Otto. (1993). Pengembangan event kegiatan, peta perjalanan dan sebagai- Pariwisata dan Dampak yang nya yang dicetak secara mutahir dalam Ditimbulkannya. Yogyakarta: Andi. jumlah yang memadai serta diberikan secara Yoeti, Oka A. (1993). Pengantar Ilmu cuma-cuma. (b)Obyek-obyek lokasi wisata, Pariwisata. Bandung: Angkasa. sebaiknya ditayangkan pada siaran televisi http://www.disparbud.jabarprov.go.id/ yang disajikan oleh penyelenggara perhotelan di samping penyediaan jasa transportasi untuk mendukung kelancaran perjalanan wisata. (c)Biro jasa perjalanan wisata dalam negeri seyogianya meningkatkan kolaborasi dengan perusahaan sejenis di mancanegara dalam hal pemasaran jasa dan obyek wisata serta dapat meningkatkan penyajian informasi tentang citra wisata Indonesia, dengan meng- gunakan saluran komunikasi yang tersedia disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. (d) Para diaspora Indonesia, agar dihimbau untuk ikut serta mendukung program pariwisata Indonesia, menjadi agen informasi wisata dengan memberikan informasi seputar obyek dan perjalanan wisata di tanah air. Untuk itu Pemerintah disarankan untuk melakukan pendekatan terhadap kelompok- kelompok diaspora yang tersebar di seluruh

10 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No.1 Juni 2020

EFEKTIVITAS VIDEO YOUTUBE “WONDERFUL INDONESIA: A VISUAL JOURNEY” SEBAGAI SARANA PROMOSI PARIWISATA INDONESIA

1Atef Fahrudin, 2Siti Karlinah, 3Herlina Agustin 1,2,3Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang, Hegarmanah, Kabupaten Sumedang [email protected]

ABSTRAK Industri pariwisata kini tengah dihadapkan dengan tantangan zaman dengan hadirnya konsep Tourism 4.0 yang mengharuskan Indonesia berbenah diri dalam menghadapi konsep tersebut. Lahirnya tren Tourism 4.0 telah mengubah keseluruhan siklus ekosistem kepariwisataan, termasuk menjadi penyebab bergesernya budaya siber wisatawan yang salah satu contohnya bisa dilihat pada perubahan proses pengambilan keputusan berwisata orang-orang di era ini, dimana orang-orang menjadikan media sosial sebagai sumber rujukan dalam menetapkan destinasi wisata mereka. Kolom komentar di YouTube kadang-kadang menjadi sebuah review bagi siapapun yang membacanya, dikarenakan orang-orang menuliskan pendapat ataupun pengalaman mereka terkait konten disana. Hal ini membuat YouTube memungkinakan untuk menjadi sarana promosi termasuk didalamnya promosi destinasi pariwisata. Penelitian ini di buat dengan tujuan untuk mencari tahu sejauh mana efektifitas video yang diunggah di YouTube sebagai sarana untuk mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia. Kata Kunci: Indonesia, Pariwisata, Promosi, YouTube

ABSTRACT The tourism industry is now faced with the challenges of the times with the presence of the Tourism 4.0 concept which requires Indonesia to improve itself in facing the concept. The birth of the trend of Tourism 4.0 has changed the entire cycle of tourism ecosystems, including being a shifting cause of tourist cyber culture, one example of which can be seen in the changing decision-making processes of people in this era, where people make social media a reference source in setting destinations their tour. The comment column on YouTube sometimes becomes a review for anyone who reads it, because people write their opinions or experiences regarding the content there. This makes it possible for YouTube to become a promotional tool including the promotion of tourism destinations. This research was created with the aim to find out the extent to which the effectiveness of videos uploaded on YouTube as a means to promote Indonesian tourism destinations. Keywords: Indonesia, Promotion, Tourism, YouTube

PENDAHULUAN keramahannya dan mudah bersahabat dengan Dalam bidang pariwisata, Indonesia bangsa mana pun. Kedua, alam Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk menjadi adalah seperti bongkahan tanah surga yang kawasan tujuan wisata dunia karena memiliki tidak setiap negara memilikinya seperti tiga unsur pokok yang membedakan Indonesia pegunungan yang ada di setiap pulau, pesisir dengan negara lainnya yaitu; masyarakat pantai yang eksotik, gua-gua, hamparan sawah (people), alam (nature), dan warisan budaya yang luas. Kemudian yang ketiga, adalah (cultural heritage) (Ri’aeni, 2010). Pertama, budaya yang kaya. Indonesia merupakan negara masyarakat Indonesia dikenal dunia karena dengan kekayaan yang sangat beragam

Fahrudin, Karlinah, Agustin, Efektifitas Video Youtube,... 11 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

dengan jumlah 1.340 suku bangsa dan 300 Meski demikan, dunia tidak akan kelompok etnis menempatkan Indonesia berhenti dan terus melaju dalam derasnya sebagai bangsa yang besar dan beragam. perkembangan zaman. Begitupula dengan Indonesia merupakan negara kepulauan industri pariwisata yang kini tengah dihadapkan yang besar dan memiliki sumber daya alam dengan tantangan zaman dengan hadirnya yang terdiri dari sea, sun, sand and mainland konsep Tourism 4.0 yang mengharuskan yang sangat memungkinkan untuk jadi Indonesia berbenah diri dalam menghadapi sumber devisa negara (Setiawan, 2016). konsep tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh Indonesia terkenal memiliki tempat-tempat Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwasannya yang dianugerahi sumber daya alam yang Tourism 4.0 sedang menjadi tren pengembangan eksotis dan diharapkan mampu berkontribusi pariwisata berbagai negara di dunia (Puspita, dalam memberikan devisa bagi daerahnya. 2019). Muncul-nya era Tourism 4.0 merupakan Dengan total pulau 17.000-an lebih dengan dampak dari revolusi industri 4.0 khususnya beragam keindahan dan potensi wisatanya. di sektor pariwisata. Melihat besarnya potensi pariwisata Indonesia, Revolusi industri 4.0 pertama kali di hal ini membuat Indonesia berpeluang perkenalkan oleh Klaus Schwab dalam meraup untung besar dari sektor pariwisata karyanya The Fourth Industrial Revolution, (Fahrudin, 2018). Jumlah kunjungan wisata- yang mana ditandai dengan hadirnya per- wan mancanegara ke Indonesia dari tahun ke paduan teknologi sebagai penyebab terbiaskan- tahun semakin meningkat. Misalnya saja nya batas antara bidang fisik, digital dan pada Agustus 2018, menurut Badan Pusat biologis (Imam, 2017). Seluruh rangkaian Statistik (BPS) kunjungan dalam satu bulan perkembangan dan perubahan dari revolusi itu meningkat sebanyak 8,44 persen di- ini berfokus pada satu kunci, yaitu pemanfaatan bandingkan dengan jumlah kunjungan pada kekuatan digitalisasi atas informasi, atau biasa bulan yang sama pada Agustus 2017, yaitu diistilahkan sebagai internet of things (IoTs). dari yang tadinya hanya 1,39 juta kunjungan Istilah tersebut diartikan sebagai hubungan menjadi 1,51 juta kunjungan. Secara kumulatif, antara berbagai jenis hal dalam kehidupan Badan Pusat Statistik (BPS) mangatakan seperti; produk, tempat, layanan, jasa dan bahwa jumlah kunjungan wisatawan manca- banyak hal dengan orang-orang. Hubungan negara ke Indonesia dalam 1 tahun mencapai ini terjadi dengan adanya pemanfaatan 10,58 juta kunjungan yang mana pada tahun teknologi atas informasi yang diakses lewat 2017 hanya 9,42 juta kunjungan saja. Dari beragam bentuk platform (Schwab, 2016). sederet data yang dipaparkan di atas, meng- Lahirnya tren Tourism 4.0 telah indikasikan bahwa pariwisata Indonesia sedang mengubah keseluruhan siklus ekosistem naik daun saat ini. kepariwisataan, termasuk menjadi penyebab

12 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

bergesernya budaya siber wisatawan yang YouTube sebagai sarana untuk mem- salah satu contohnya bisa dilihat pada promosikan destinasi pariwisata Indonesia perubahan proses pengambilan keputusan kepada wisatawan mancanegara (wisman) berwisata orang-orang pada era ini, dimana dengan melihat bagaimana respon mereka di orang-orang menjadikan media sosial sebagai kolom komentar YouTube. sumber rujukan dalam menetapkan destinasi wisata mereka. Sebagaimana diungkapkan METODE PENELITIAN oleh (Magill, 2017), sekitar 85% wisatawan Penelitian ini menggunakan di dunia mengakui bahwa review di media pendekatan etnografi virtual, dimana metode sosial mempengaruhi rencana wisata mereka. ini digunakan dalam rangka memotret YouTube sebagai media sosial yang fenomena masyarakat dalam wilayah dunia memfasilitasi unggahan konten dalam bentuk maya (Nasrullah, 2017), yang mana dalam video menjadi media sosial paling favorit konteks ini adalah netizen yang berinteraksi dalam kelasnya. Semua orang bisa meng- dalam kolom komentar YouTube. Adapun unggah/mengakses video apapun tanpa di- pengambilan data penelitian dilakukan dalam bebankan biaya. Oleh karenanya jumlah wilayah (dunia virtual) saja yaitu pada media penonton di YouTube semakin hari semakin sosial YouTube, lebih spesifiknya adalah menyaingi jumlah penonton televisi hanya pada wilayah video YouTube (Ayuwuragil, 2018). Di satu sisi YouTube “Wonderful Indonesia: A Visual Journey”. memungkinkan terjadinya interkonektivitas Sebab apabila melakukan pengumpulan data dengan penontonnya, dimana penonton bisa penelitian di luar wilayah (dunia virtual) memberikan tanggapan langsung terhadap isi artinya dianggap sebuah pelanggaran dalam konten dengan meninggalkan komentar di konteks etnografi virtual (Hine, 2000). kolom komentar YouTube. Kolom komentar di YouTube kadang-kadang menjadi sebuah HASIL DAN PEMBAHASAN review bagi siapapun yang membacanya, Pada bagian awal hasil penelitian, dijelaskan dikarenakan orang-orang menuliskan pendapat terlebih dahulu tipologi wisatawan/turis dalam ataupun pengalaman mereka terkait konten bepergian untuk berwisata. Page and Connell disana. Hal ini membuat YouTube me- dalam (Magill, 2017) mengatakan bahwa mungkinakan untuk menjadi sarana promosi Plog SC (1974) telah menciptakan sebuah termasuk di dalamnya promosi destinasi tipologi tentang turis untuk mengkategorisasi- pariwisata. kan turis terhadap jenis destinasi wisata yang Oleh karena itu penelitian ini dibuat dipilih Tipologi Plog juga bisa digunakan dengan tujuan untuk mencari tahu sejauh untuk membedakan pilihan destinasi wisata mana efektifitas video yang diunggah di generasi ke generasi.

Fahrudin, Karlinah, Agustin, Efektifitas Video Youtube,... 13 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

Tabel 1. Tipologi Turis Plog SC

Allocentric Mid-Centric Psychocentric  Senang bepergian  Pergi ke destinasi  Tidak yakin untuk secara independent terkenal yang bepergian, pergi ke  Mencari mungkin telah tempat-tempat yang pengalaman ditemukan dan dekat dengan rumah berpetualang dipopulerkan oleh  Bepergian ke destinasi yang Allocentrics belum diketahui Sumber: Page & Connell (2006)

Berdasarkan tipologi di atas, generasi memungkinkan wisatawan untuk mengetahui millennial (Y), generasi Z dan generasi Alfa destinasi wisata sebelum meninggalkan rumah adalah Allocentric (Page & Connell, 2006). mereka. Studi menunjukkan bahwa teknologi Sementara generasi sesudahnya, seperti: seluler sangat diperlukan bagi pelancong generasi X, Baby Boomers tergolong kedalam Generasi Y sebagaimana di-katakan oleh Mid-Centric dan Psychocentric. Penelitian Business Travel Direct (2016) yang dapat sebelumnya, (Richards & Wilson, 2003) dijelaskan oleh survei yang dilakukan pada menyatakan bahwa generasi Y lebih banyak 2013 'The Future of Travel' oleh (Expedia, melakukan bepergian dibandingkan dengan 2013), survei menemukan bahwa 49% persen generasi lainnya karena mereka bersemangat dari Generasi Y meng-gunakan smartphone untuk mendapatkan pengalaman yang mereka untuk me-rencanakan perjalanan, 40% memberi mereka perjalanan ke tujuan baru. menggunakan-nya untuk berbagi pengalaman Terbukti, sebagaimana disampaikan oleh melalui foto dan 35% menggunakan aplikasi (UNWTO, 2016) bahwa generasi Y mewakili untuk memesan perjalanan (Sinha, 2011). 23% dari miliaran wisatawan yang bepergian Hadirnya media sosial telah ke luar negeri pada tahun 2016. menciptakan cara yang lebih luas untuk orang Perkembangan teknologi dan internet berkomunikasi dan terhubung satu sama lain berkecepatan tinggi turut serta dalam secara global (Kelly, 2016). Sebuah laporan mendorong perkembangan media sosial dari Mintel (2013) tentang 'Dampak Media sehingga memungkinkan pelancong di era Sosial pada Pariwisata Internasional' me- Tourism 4.0 menjadi lebih mandiri dalam nyatakan bahwa media sosial memainkan melakukan perjalanan wisata mereka. peran penting bagi para pelancong Generasi Menurut (Xiang, Magnini, & Fesenmaier, Y, dengan menggunakan berbagai situs 2015) kemajuan teknologi dan internet sebagai alat untuk tetap berhubungan dengan dengan aplikasi perjalanan yang tersedia keluarga dan teman saat bepergian (Kelly,

14 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

2013). Sementara dengan perkembangan bulanan (Matney, 2017), dengan cepat naik teknologi dan internet membuat semua menjadi pemimpin global di pasar streaming generasi sama-sama menggunakan internet video. Layanannya diarahkan untuk berbagi untuk perencanaan perjalanan, meskipun konten, di mana pengguna dimaksudkan untuk tetap saja pelancong generasi Y yang paling memasok dan mengunggah video mereka tinggi dalam menggunakan internet dan sendiri ke platform. Hal ini memungkinkan media sosial (Xiang et al., 2015, p. 244). YouTube dijadikan sebagai sarana untuk Menurut (Wasserman, 2007) satu dari membuat konten promosi pariwisata. tiga pengguna internet melaporkan keputusan Sebuah penelitian dari (O’Connor, pembelian mereka dipengaruhi oleh situs 2008), meneliti pengaruh konten yang dibuat dengan konten sosial. Demikian pula, (Kelly, pengguna YouTube dan dampak potensial 2016) melaporkan bahwa lebih dari delapan pada motivasi pemilihan destinasi wisatawan. dari sepuluh (85%) pelancong di seluruh dunia Disimpulkan bahwa informasi mengenai mengklaim bahwa orang-orang komentar, pariwisata yang dibuat oleh konsumen yang video, dan foto di media sosial memengaruhi dalam konteks ini traveler lebih dapat di- rencana bepergian mereka. Berbeda dengan percaya daripada iklan tradisional. Konten dulu, Wisatawan selalu mengandalkan dari yang dihasilkan dianggap sebagai faktor yang mulut ke mulut untuk mengumpulkan ide kredibel dan berpengaruh bagi konsumen destinasi wisata untuk dikunjungi. Teman dan online (Yoo & Gretzel, 2010). Demikian pula, keluarga sering dipandang sebagai sumber (Cheong & Morrison, 2008) menyatakan yang paling dapat dipercaya disebabkan bahwa wisatawan sangat bergantung pada mereka adalah orang terdekat yang bisa konten media sosial yang dibuat pengguna. dijadikan sumber inspirasi, perencanaan dan Ulasan konsumen dan utas media sosial pengorganisasian perjalanan (East, Singh, meningkatkan niat pembelian konsumen, Wright, & Vanhuele, 2013). Namun, sebuah serta kredibilitas konten yang dirasakan studi yang melihat pengaruh media sosial (Muntinga, Moorman, & Smit, 2011). pada pilihan destinasi, menyatakan bahwa Google dan Ipsos MediaCT melakukan kemunculan media sosial memungkinkan penelitian tentang penggunaan YouTube pelancong menerima kabar dari orang asing dalam industri perjalanan (Crowel, Gribben, mengenai destinasi tertentu, yang memiliki & Loo, 2014) ditemukan bahwa dua pertiga pengaruh kuat pada keputusan perjalanan pelancong A.S. menonton video perjalanan mereka (Tham, Croy, & Mair, 2013). online sebelum memesan per-jalanan mereka. YouTube sebagai salah satu media Tren yang meningkat dalam penggunaan sosial, merupakan situs web berbagi video YouTube telah mendesak pemasar untuk online dengan sekitar 1,5 miliar pengguna menyelidiki penggunaan YouTube sebagai

Fahrudin, Karlinah, Agustin, Efektifitas Video Youtube,... 15 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

alat pemasaran tujuan. Menyematkan video mana disampaikan oleh Laswell dengan YouTube di situs web dan blog perusahaan gagasannya yang terkenal “Who Says What in dianggap menambah kekayaan ke situs web, Which Channel to Whom With What Effect ?” serta menarik wisata-wan potensial (Reino & yang apabila dijabarkan menjadi (1) source, Hay, 2011, p. 42). (2) message, (3) channel, (4) audience dan Selanjutnya dalam hasil dan pem- (5) effect. Dimana dalam penelitian ini bisa bahasan penelitian ini, akan dibahas mengenai kita jabarkan sebagai berikut. efektifitas Video YouTube “Wonderful Dari Gambar 1, bisa diketahui Indonesia: A Visual Journey” sebagai sarana bagaimana aplikasi unsur-unsur komunikasi promosi Indonesia dalam rangka untuk dalam konteks penelitian ini untuk me- menarik minat wisatawan mancanegara untuk mudahkan dalam memahami penjelasan pada datang berwisata ke Indonesia. Bersandar hasil dan pembahasan penelitian ini. Selanjut- pada teori komunikasi, bahwasannya dalam nya akan dijelaskan berkenaan dengan tanda menyampaikan sebuah pesan komunikasi dan makna yang menjadi bagian dari sekian harus memiliki 5 unsur komunikasi sebagai banyaknya Bahasa di dunia maya.

Source Message Channel Audience Effect

Pembuat Menjelaskan Video Penonton Likes, Subs, Keindahan Konten “Wonderful Youtube Comment Indonesia Indonesia: A Visual Journey”

Gambar 1. Formula Unsur Komunikasi pada Konteks Penelitian Sumber: Olahan Data Penelitian (2019)

Gambar 2. Tampilan Video Video YouTube “Wonderful Indonesia: A Visual Journey” Sumber: https://youtu.be/ojQbArbuN4E

16 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Dalam konteks penelitian ini, tampilan YouTube, jumlah view yang bisa mencapai pada Gambar 2 peneliti sebut sebagai lokasi angka 2,5 juta tontonan termasuk banyak. penelitian, dimana wilayah tersebut menjadi Artinya video Video YouTube dengan judul wilayah dimana peneliti mengambil data “Wonderful Indonesia: A Visual Journey” penelitian dan tempat dimana subjek bisa dikatakan berhasil untuk menarik minat penelitian berada yang dalam hal ini netizen agar mereka menonton konten yang merupakan penduduk dunia maya yang biasa ada di dalamnya. disebut sebagai warga net atau netizen. Sebagaimana telah dijelaskan sebelum- Adapun objek penelitian sekaligus objek nya, bahwa YouTube merupakan media yang dinikmati dan direspon oleh netizen sosial yang memungkinkan adanya twoway yaitu konten video berjudul “Wonderful communications. Dimana netizen dianggap Indonesia: A Visual Journey”. Dari tampilan sebagai audiens yang aktif sebab bisa tersebut kita melihat beberapa simbol dengan memberikan respon dengan meninggalkan penjelasan sebagai berikut. pendapat, kritik, saran dan lain sebagainya di Dari gambar 3 bisa didapatkan kolom komentar YouTube. Bahkan komentar sebuah gambaran mengenai hasil penelitian seseorang yang telah ia tinggalkan bisa ini. Video YouTube dengan judul “Wonderful dikomentari lagi oleh orang lain yang Indonesia: A Visual Journey” berhasil men- menggambarkan YouTube adalah media dapatkan view atau ditonton sebanyak 2,5 juta sosial yang memungkinkan terjadinya kali dengan respon netizen menyukai se- interconnectivity di dalamnya. Berdasarkan banyak 25 ribu orang dan 587 orang tidak hasil temuan penelitian, video YouTube menyukai video tersebut. Adapun channel “Wonderful Indonesia: A Visual Journey” YouTube dengan nama Indonesia.Travel ini dikomentari oleh 1,7 ribu netizen yang bisa memiliki 92 ribu subscriber. Untuk ukuran dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Simbol dan Makna pada Wilayah Penelitian Sumber: Data Penelitian (2019)

Fahrudin, Karlinah, Agustin, Efektifitas Video Youtube,... 17 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

Gambar 4. Jumlah Komentar Netizen Sumber: https://youtu.be/ojQbArbuN4E

Dengan jumlah komentar sebanyak kemunculan media sosial memungkinkan 1,7 ribu komentar tentu saja hal ini menjadi pelancong menerima kabar dari orang yang sebuah review tersendiri bagi siapa saja yang tidak dikenal mengenai destinasi tertentu, yang membacanya. Media sosial benar-benar telah memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan merubah perilaku penilaian seseorang ter- perjalanan mereka. hadap sesuatu. Sebagaimana dikatakan oleh Begitu pula dengan media sosial (East et al., 2013) pada penelitiannya, orang- YouTube, peneliti melihat bahwa YouTube orang sebelum mengenal media sosial ter- memiliki pengaruh terhadap keputusan biasa untuk mengumpulkan berbagai macam perjalanan pelancong dimasa mendatang. Hal informasi yang berkaitan dengan destinasi ini bisa dibuktikan dengan melihat respon wisata mana yang baik untuk dikunjungi dari komentar-komentar netizen yang banyak. orang-orang terdekat mereka seperti keluarga Komentar positif dari netizen yang menyata- dan teman-teman mereka. Akan tetapi dengan kan dirinya pernah berkunjung pada salah- kemunculan media sosial, orang bisa saja satu tempat yang ditayangkan akan menjadi mempercayai orang asing untuk menetapkan sebuah pertimbangan bagi netizen lainnya. keputusan wisata mereka melalui review Netizen yang berkomentar di kolom komentar komentar, gambar, rating dan sebagainya disana bisa dipastikan berasal dari berbagai yang dibagi-kan di jejaring sosial. Hal ini negara di dunia sebab media sosial dengan sejalan dengan sebuah penelitian yang di- karakteristiknya mampu menghilangkan batas- lakukan oleh (Tham et al., 2013) yang batas wilayah dan jarak sehingga tidak heran menemukan bahwa adanya pengaruh media siapapun dan dari manapun bisa bertemu sosial pada pilihan destinasi, sehingga pada satu ruang dan waktu.

18 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Gambar 5. Komentar Positif yang Ditanggapi oleh Netizen lainnya Sumber: https://youtu.be/ojQbArbuN4E

Dari temuan tersebut, terbukti bahwa tersebut berpikir bahkan sampai mengunjungi komentar positif benar-benar menjadi sebuah Indonesia. Sementara seorang netizen bernama review yang dijadikan sebuah pertimbangan Guangcal Zhang mengatakan ia cemburu bagi netizen lainnya untuk mengunjungi kepada Evan sebab bisa tinggal di Indonesia. Indonesia. Gambar 5 menjelaskan bahwa Selain itu Guangcal Zhang menambahkan netizen dengan akun bernama Evan and bahwa ia sebelumnya pernah datang ke Bali Rachel memberikan testimoninya bahwa ia sebanyak dua kali dan ia sangat menyukai sekarang tinggal di Indonesia dan mengatakan orang-orang dan budayanya disana. sangat mudah untuk menemukan tempat- Untuk menguatkan hasil penelitian tempat yang indah di Indonesia. Bisa di- ini, peneliti mengumpulkan data dari kolom simpulkan bahwa komentar positif netizen komentar video YouTube “Wonderful Indonesia: dengan akun bernama Evan and Rachel telah A Visual Journey”, yaitu pernyataan beberapa sukses memperoleh perhatian yang banyak netizen yang memberikan komentar dengan dari netizen lainnya. Bisa dilihat dari gambar indikasi ketertarikan untuk mengunjungi di atas ketika netizen dengan akun bernama Indonesia. Tentu saja pernyataan-pernyataan Evan and Rachel menuliskan komentar ter- yang diambil bukan dari komentar orang- sebut, ia mendapatkan 1,6 ribu like dari orang Indonesia atau yang sudah pernah netizen lainnya. Artinya sebanyak 1,6 ribu datang ke Indonesia akan tetapi diambil dari netizen telah mendapatkan masukan informasi netizen yang berasal dari luar negeri yang mengenai Indonesia dan ke depannya bisa tertarik untuk datang ke Indonesia setelah saja dari 1,6 ribu netizen yang menyukai melihat tayangan video YouTube “Wonderful

Fahrudin, Karlinah, Agustin, Efektifitas Video Youtube,... 19 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

Indonesia: A Visual Journey”. Adapun komentar video YouTube “Wonderful pengambilan data yang dilakukan meng- Indonesia: A Visual Journey” pada Gambar 6. gunakan teknik random sampling di mana Pada Gambar 6, seorang netizen peneliti memilih subjek penelitian secara dengan akun bernama Mat Salleh TV acak dari seluruh jumlah populasi subjek mengatakan “Saya berencana akan pergi ke penelitian yang memiliki karakteristik sesuai Jakarta minggu depan, dengan melihat video dengan konteks penelitian atau dengan kata ini telah membuat saya lebih bersemangat lain yang memiliki hubungan terhadap untuk pergi…”. Pernyataan tersebut penelitian. menandakan bahwa netizen dengan akun Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada bernama Mat Salleh TV terpengaruh dengan tangkapan gambar yang diambil dari kolom tayangan video tersebut.

Gambar 6. Komentar Netizen Luar Negeri Sumber: https://youtu.be/ojQbArbuN4E

Gambar 7. Komentar Netizen Luar Negeri Sumber: https://youtu.be/ojQbArbuN4E

20 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa Berdasarkan pemaparan tersebut akun dengan nama Jan Dos yang berasal dari peneliti menemukan beberapa temuan untuk Kazakhstan mengungkapkan ketertarikannya mengukur dan menjelaskan seberapa efektif dengan ucapan “Masallah beautiful”, begitu video YouTube “Wonderful Indonesia: A pula akun dengan nama Duyen Tran me- Visual Journey” sebagai sarana promosi ngatakan bahwa ia menyukainya. Sementara pariwisata Indonesia. Sejak pertama kali dua akun lainnya yaitu Muhammad Zubair video tersebut di unggah sampai penelitian dari Pakistan dan akun bernama martyn ini dibuat sudah memperoleh sebanyak 2,5 castens mengatakan bahwa ia bersemangat juta view netizen dengan respon netizen untuk pergi ke Bali. menyukai sebanyak 25 ribu netizen meskipun Pada Gambar 8 diketahui bahwa ada yang menyatakan tidak suka sebanyak netizen dengan akun bernama xxds, Anthony 587 orang. Selain itu, video tersebut juga di- Renaldi, dan Losev perkins menyatakan komentari oleh 1,7 ribu netizen dengan kertertarikan mereka untuk mengunjungi mayoritas berkomentar positif dan beberapa Indonesia. Ketiga dari mereka mengatakan menyatakan ingin mengunjungi Indonesia. hal yang sama bahwa mereka ingin datang ke Berdasarkan data tersebut, bisa dikatakan Indonesia dengan mengatakan “I’m gonna go bahwa penggunaan video YouTube there” atau “I want visit Indonesia”. “Wonderful Indonesia: A Visual Journey” sebagai sarana promosi pariwisata Indonesia SIMPULAN DAN SARAN efektif.

Gambar 8. Komentar Netizen Luar Negeri Sumber: https://youtu.be/ojQbArbuN4E

Fahrudin, Karlinah, Agustin, Efektifitas Video Youtube,... 21 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

DAFTAR PUSTAKA Hine, C. (2000). Virtual Ethnography. Ayuwuragil, K. Penonton Youtube, Saingi London: Sage Publication Ltd. Jumlah Netizen yang Tonton Televisi. Imam, H. (2017). Pergeseran Budaya Siber & Retrieved from Visual di Sektor Pariwisata https://www.cnnindonesia.com/tekno Indonesia. Jurnal Seminar Nasional logi/20180509180435-185- Seni Dan Desain, 1, 275–282. 297003/penonton-youtube-saingi- Iwan Setiawan. (2016). Potensi Destinasi jumlah-netizen-yang-tonton-televisi Wisata Di Indonesia Menuju on July 27, 2019 Kemandirian Ekonomi, 978–979. Cheong, H. J., & Morrison, M. A. (2008). Kelly, J. (2013). The Impact of Social Media "Consumers’ reliance on product on Tourism - International. Retrieved information and recommendations from found in UGC". Journal of http://academic.mintel.com.ezproxy.c Interactive Advertising, 8(2), 38–49. ardiffmet.ac.uk/display/643811/?high Crowel, H., Gribben, H., dan Loo, J. Travel light# on July 29, 2019 Content Takes Off on YouTube. Kelly, J. (2016). Voluntourism Worldwide. Retrieved from Retrieved from https://www.thinkwithgoogle.com/co http://academic.mintel.com.ezproxy.c nsumer-insights/travelcontent- ardiffmet.ac.uk/display/748338/?__c %0Atakes-off-on-YouTube/ on July c=1&highlight# on July 29, 2019. 29, 2019. Magill, D. (2017). The Influence of Social East, R., Singh, J., Wright, M., dan Vanhuele, Media on The Overseas Travel M. (2013). Consumer Behaviour (1st Choices of Generation Y. B.A. ed). (HONS.) International Tourism and Expedia. The Future of Travel Report. Events Management. Retrieved from Matney, L. (2017). YouTube Has 1.5 Billion http://expediablog.co.uk/wp- Logged-In Monthly Users Watching content/uploads/2013/10/Future-of- A Ton of Mobile Video. Retrieved Travel-Report1.pdf on July 29, 2019. from Fahrudin, A. (2018). Digitalisasi Bisnis https://techcrunch.com/2017/06/22/y Pariwisata dalam Menyikapi outube-has-1-5-%0Abillion-logged- Perilaku Masyarakat Indonesia in-users-watching-a-ton-of-mobile- Kontemporer. Oration, (Komunikasi video/ on July 29, 2019. Organisasi). Muntinga, D. G., Moorman, M., & Smit, E. G. (2011). “Introducing COBRAs:

22 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Exploring Motivations for Brand- Confederation (ISTC). Retrieved Related Social Media Use”. from http://www.atlas- International Journal of Advertising, euro.org/pages/pdf/FINAL_Industry_ 30(1), 13–46. Report.pdf on July 28, 2019 Nasrullah, R. (2017). Etnografi Virtual: Riset Schwab, K. (2016). Summary for Komunikasi, Budaya dan Policymakers. (Intergovernmental Sosioteknologi di Internet. Bandung: Panel on Climate Change, Ed.), Simbiosa Rekatama Media. Climate Change 2013 - The Physical O’Connor, P. (2008). “User-Generated Science Basis. Cambridge: Content and Travel: A Case Study on Cambridge University Press. Tripadvisor.Com”. Information and Sinha, S. (2011). Global Travel Goes Trendy Communication Technologies in with Social Media, Mobile Phones in Tourism, 47–58. Tow. Retrieved from Page, S., & Connell, J. (2006). Tourism: A http://www.ibtimes.com/articles/103 Modern Synthesis (1st ed). Andover, 910/20110123/global-travel-goes- UK: South-Western Cengage trendy-with-social-media-mobile- Learning. phones-in-tow.htm# on July 29, Puspita, S. (2019). Tourism 4.0 Jadi Tren 2019. Pengembangan Pariwisata Dunia. Tham, A., Croy, G., & Mair, J. (2013). Retrieved from “Social Media in Destination Choice: https://travel.kompas.com/read/2019/ Distinctive Electronic Word-of- 03/01/070000127/tourism-4.0-jadi- Mouth Dimensions”. Journal of tren-pengembangan-pariwisata-dunia Travel & Tourism Marketing, 30(1- on July 27, 2019 2), 144–155. Reino, S., & Hay, B. (2011). “The Use of UNWTO. (2016). AM Reports Volume 2 YouTube as a Tourism Marketing “The Power of Youth Travel” | Tool”. In Proceedings of the 42nd World Tourism Organization Annual Travel & Tourism Research UNWTO. Retrieved from Conference, 42. http://www2.unwto.org/publication/a Ri’aeni, I. (2010). “Penggunaan New Media m-reports-volume-2-power-youth- dalam Promosi Pariwisata Daerah travel#main-content-area on July 28, Situs Cagar Budaya di Indonesia”. 9, 2019 1–10. Wasserman, T. (2007). “Survey Gives Good Richards, G., & Wilson, J. (2003). A Report Reviews to Online Product for the International Student Travel Reviews.” Brandweek, 48 (12).

Fahrudin, Karlinah, Agustin, Efektifitas Video Youtube,... 23 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2492

Xiang, Z., Magnini, V., & Fesenmaier, D. Yoo, K.-H., & Gretzel, U. (2010). (2015). “Information Technology and “Antecedents and Impacts of Trust in Consumer Behavior in Travel and Travel-Related Consumer Generated Tourism: Insights from Travel Media”. Journal of Information Planning Using The Internet”. Technology & Tourism, 12 (2), 139– Journal of Retailing and Consumer 152. Services, 22, 244–249.

24 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

PROMOSI DESTINASI WISATA CILETUH PELABUHAN RATU UNESCO GLOBAL GEO PARK OLEH DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT BAGI MASYARAKAT DAN WISATAWAN

1Desayu Eka Surya, 2Dody Ari Rangga 1,2Universitas Komputer Indonesia, 1,2Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi Jl. Dipati Ukur No.102-114, Bandung, Jawa Barat, Indonesia [email protected], [email protected]

ABSTRAK Maksud penelitian untuk mengetahui Promosi Bagian Perencanaan dan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tentang Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark Ciletuh Sukabumipada Masyarakat Jawa Barat. untuk menjawab maksud maka diangkat empat subfokus penelitian yaitu: Tujuan, Pesan, Media dan Hambatan untuk menganalisis tentang fokus penelitian yaitu Promosi. Pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif, informan penelitian terdiri dari informan kunci sebanyak dua orang, dan informan pendukung sebanyak tiga orang dengan menggunakan purposive sampling, teknik pengumpulan data: wawancara mendalam, observasi non partisipan, dokumentasi dan internet searching. Teknik analisa data: pengumpulan data, penilaian data, interpetasi data dan menarik kesimpulan. uji keabsahan data: pengingkatan ketekunan, triangulasi, diskusi teman sejawat dan membercheck. Hasil penelitian adalah tujuan Bagian Perencanaan Dan Destinasi Pariwista Provinsi Jawa Barat Tentang Geopark Ciletuh menginformasikan tentang keindahan alam Geopark Ciletuh, Mengenalkan dunia pariwisata di Jawa Barat, Agar masyarakat menjadikan Geopark sebagai tempat berwisata. pesan yang disampaikan berbentuk narasi, berbentuk persuasi dan gaya pesan formal dan nonformal. Media yang digunakan media elektronik, media cetak dan media sosial. Hambatan yang terjadi pada pemberian informasi yang dilakukan oleh bagian perencanaan dan destinasi pariwisata yaitu hambatan informasi, kurang sosialisasi mengenai Geopark, Masih banyak yang belum memahami apa yang dinas lakukan dilapangan. Kesimpulan dari penelitian bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dalam memberikan informasi mengenai objek wisata geopark telihat dari pemberian informasi yang dilakukan yaitu pesan yang bersifat narasi,persuasive dan gaya pesan formal dan nonformal, tujuan yang dilakukan adalah untuk memberi pemahaman dan informasi mengenai ciletuh, dan media yang digunakan adalah media cetak, media sosial dan media elektronik yang ditemui di lapangan adalah masih kurang nya pemahaman masyarakat tentang apa yang dilakukan oleh dinas dan kurang nya pemerataan informasi dan juga media yang kurang. Saran dapat dipetimbangkan oleh dinas agar apa yang terjadi dilapangan bisa diminimalisir dan media yang digunakan lebih menarik lagi agar masyarakat lebih tertarik untuk melihat dan mencari tahu. Kata Kunci: Kebudayaan, Pariwisata, Penyebaran Informasi, Promosi

Surya, Rangga, Promosi Destinasi Wisata,... 25 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2493

ABSTRACT This research is to find out the Promotion of the Tourism Planning and Destination Section of the West Province Tourism and Culture Office about Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark Ciletuh Sukabumipada Society. To answer the intention, four research subfocuses were raised namely: Purpose, Message, Media and Obstacles to analyze the focus of the research namely Promotion. Qualitative research approach, with descriptive methods, research informants consisted of two key informants, and supporting informants as many as three people using purposive sampling, data collection techniques: in-depth interviews, non-participant observation, documentation and internet searching. Data analysis techniques: data collection, data assessment, data interpretation and drawing conclusions. Data validity test: improvement in perseverance, triangulation, peer discussion and member checking. The results of the study are the objectives of the West Java Province Pariwista Planning and Destination Section About Ciletuh Geopark informing about the natural beauty of the Ciletuh Geopark, Introducing the world of tourism in West Java, So that people make Geopark as a place to tour. the message delivered is in the form of narration, form of persuasion and formal and informal message style. The media used are electronic media, print media and social media. Barriers that occur in the provision of information carried out by the planning and tourism destinations are information barriers, lack of socialization about Geopark, there are still many who do not understand what the agency is doing in the field. The conclusion from the study that the Department of Tourism and Culture of West Java Province in providing information on geopark tourism objects seems to be from the information given that is a narrative, persuasive and formal and informal message style, the purpose of which is to provide understanding and information about ciletuh, and the media used are print media, social media and electronic media encountered in the field are still lack of public understanding of what is done by the department and the lack of equal distribution of information and also the media that is lacking. Suggestions can be considered by the department so that what happens in the field can be minimized and the media used is more interesting so that people are more interested in seeing and finding out. Keywords: Culture, Information Dissemination, Promotion, Tourism

PENDAHULUAN budaya yang dapat disuguhkan kepada para Indonesia mempunyai letak geografis wisatawan, seperti pegunungan, pantai, secara umum merupakan perairan dan danau, curug dan banyak lainnya. kepulauan yang begitu sangat luas, dengan Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco demikian Indonesia sebagai negara yang Global Geopark adalah salah satu tempat sangat kaya dengan keaneka ragam budaya Wisata yang ada di Jawa Barat. Tempat wisata dan kekayaan alamnya, seperti pantai, ini berada di Ciwaru, Ciemas Kabupaten gunung, lembah, dan juga air terjun, sehingga Sukabumi. Geopark ciletuh merupakan Indonesia menjadi tujuan wisatawan dalam kawasan wisata geologi yang memiliki nilai negeri atau luar negeri untuk menikmati pengetahuan yang sangat jarang ditemui di segala kekayaan alam yang di milikinya, tempat wisata lainnya. Geopark ciletuh salah satunya keindahan alam dan keaneka merupakan kawasan wisata yang memiliki ragaman budaya di Provinsi Jawa Barat. keunikan tersendiri, yaitu selain tempat Dengan luas wilayah yang dimilikinya Jawa berwisata dan rekreasi, Potensi wisata yang Barat mempunyai bermacam pilihan wisata dimiliki Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco

26 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Global Geopark mempunyai peluang yang wisata Ciletuh Pelabuhan ratu Unesco Global sangat besar untuk dikembangkan, sehingga Geopark Sukabumi. dapat meningkatkan pendapatan daerah dan Pengenalan objek wisata baru di perekonomian masyarakat. wilayah selatan Jawa Barat oleh Dinas Di kawasan Ciletuh Pelabuhan Ratu Pariwisata dan Kebudayaan, menjadi daya Unesco Global Geopark terdapat 11 tempat tarik baru baik bagi wisatawan domestik wisata diantaranya Bukit Panenjoan, Puncak maupun wisatawan mancanegara, menarik- Darma, Curug Awang, hingga Bukit Kunti. nya objek wisata Ciletuh Pelabuhan ratu Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global Unesco Global Geopark bukan hanya menawar- Geopark tak hanya dijadikan tempat wisata, kan berbagai macam keindahan alam, akan tapi digunakan juga untuk sarana olahraga tetapi menawarkan juga berbagai macam seperti olahraga selancar, olahraga panjat keanekaragaman budaya yang sering di- tebing, paralayang serta menyelam. Akan adakan oleh warga setempat yang kemudian tetapi dengan segala macam keindahan alam didukung penuh oleh Dinas Pariwisata dan yang dimilikinya, masih banyak masyarakat Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. yang belum mengetahui mengenai Geopark Simamora (2003:285), mengatakan Ciletuh, masyarakat banyaknya mengetahui promosi adalah: “Segala bentuk komunikasi wisata yang berada di Sukabumi yaitu Pantai yang digunakan untuk menginformasikan (to Pelabuhan Ratu dan Pantai Ujung Genteng, inform), membujuk (to persuade), atau Sehingga perlu adanya penanganan khusus mengingatkan orang–orang tentang produk dari Dinas Pariwisata dan Budaya Propinsi yang dihasilkan organisasi atau perusahaan. Jawa Barat untuk terus memberikan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan informasi melalui berbagai promosi tentang Provinsi Jawa Barat berkewajiban dalam objek wisata tersebut agar masyarakat lebih mempromosikan Objek Wisata Ciletuh mengetahui tentang Geopart Ciletuh. Pelabuhan ratu Unesco Global Geopark, Organisasi dalam hal ini merupakan karena lokasi wisata tersebut memiliki Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi peluang besar dan berpengaruh bagi warga Jawa Barat yang merupakan organisasi yang setempat, yang sebelumnya mata pencaharian berperan penting dalam kemajuan Pariwisata masyarakat hanyalah sebagai nelayan, dan dan Kebudayaan yang berada suatu tempat kini mayarakat mempunyai mata pencaharian khususnya di Geopart Ciletuh. Lembaga ini lain seperti berdagang, guide, dan sebagainya menjadi pelaku utama terjadinya komunikasi yang semuanya kerena dampak lain dari antar masyarakat, peranan terkait yang promosi objek wisata Ciletuh Pelabuhan ratu dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Unesco Global Geopark. Artinya peranan Kebudayaan yaitu mengenai promosi objek pemerintah dalam mempromosikan objek

Surya, Rangga, Promosi Destinasi Wisata,... 27 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2493

wisata Ciletuh Pelabuhan ratu Unesco Global wisatawan semakin tertarik untuk datang dan Geopark memberikan dampak positif untuk mulai mengetahui geopark itu sendiri” menciptakan ekonomi baru bagi masyarakat. (Wawancara, Rinaldi, 22 Maret 2019) Promosi yang dilakukan oleh Dinas Menurut Everett M. Rogers yang Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa dikutip oleh Deddy Mulyana menjelaskan Barat bukan hanya mengenalkan objek wisata bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana baru di wilayah Sukabumi yang memiliki suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu keindahan alamnya tetapi juga, cara lain guna penerima atau lebih, dengan maksud untuk menarik wisatawan domestik maupun wisata- mengubah tingkah laku mereka”. (Mulyana, wan manca negara, yaitu dengan melakukan 2007: 62). pagelaran kirab budaya di objek wisata Berbeda dengan pendapat Harold Ciletuh Pelabuhan ratu Unesco Global Lasswell yang dikutip oleh Onong Uchjana Geopark, ini semakin membuktikan bahwa Effendy mengemukakan definisi komunikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tidak adalah: “Proses penyampaian pesan oleh main-main dalam mempromosikan kawasan komunikator kepada komunikan melalui objek wisata baru di wilayah Sukabumi media yang menimbulkan efek tertentu” tersebut. (Effendy, 2009:10). Promosi lain yang dilakukan oleh Bertolak dari uraian di atas dapat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi diketahui bahwa komunikasi memiliki nilai Jawa Barat yaitu olahraga selancar yang yang sangat penting dalam proses ber- dilakukan di objek wisata Ciletuh Pelabuhan interaksi. Selain itu menurut Onong Ucjana ratu Unesco Global Geopark, semakin banyak- Effendy (2009: 31) mengatakan tentang nya promosi yang dilakukan oleh Dinas fungsi komunikasi sebagai berikut: Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa 1. Menginformasikan (to inform) Mem- Barat, semakin menarik minat masyarakat berikan informasi kepada masyarakat maupun wisatawan domestik atau wisatawan mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau manca negara untuk datang ke objek wisata pikiran dan tingkah laku orang lain, serta baru di daerah Sukabumi. Semakin sering segala sesuatu yang disampaikan orang melakukanya promosi akan semakin mem- lain. perluas komunikasi, hal ini disampaikan 2. Mendidik (to educate) Komunikasi Rinaldi sebagai berikut: merupakan sarana pendidikan, dengan “Promosi yang kita lakukan biasanya komunikasi manusia dapat menyampaikan mengadakan acara surving dengan men- ide dan pikirannya kepada orang lain datangkan atlet surving dari luar negeri dan sehingga orang lain mendapatkan informasi dalam negeri sehingga animo masyarakat dan dan ilmu pengetahuan.

28 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

3. Menghibur (to entertain) Komunikasi untuk mengunjungi Objek Wisata Ciletuh selain berguna untuk menyampaikan Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark dan komunikasi pendidikan, juga berfungsi semakin menarik minat wisatawan untuk untuk menyampaikan hiburan atau meng- berkunjung yang pada akhirnya kepopularitasan hibur orang lain. tempat tersebut semakin besar. 4. Mempengaruhi (to influence) Fungsinya Sehingga Maksud dan Tujuan, dari mempengaruhi setiap individu yang penelitian adalah untuk mengetahui Promosi berkomunikasi, tentunya berusaha mem- bagian perencanaan dan destinasi pariwisata pengaruhi jalan pikiran komunikan, dan dinas pariwisata dan kebudayaan Provinsi lebih jauh lagi berusaha merubah sikap Jawa Barat tentang Ciletuh Pelabuhan Ratu dan tingkah laku komunikan sesuai Unesco Global Geopark Sukabumi, yang dengan apa yang diharapkan. dianalisa dengan tiga (3) sub fokus yaitu Komunikasi yang terus dilakukan Tujuan yang akan dicapai, Pesan yang oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan disampaikan, Media yang digunakan dan Provinsi Jawa Barat guna menarik minat Hambatan yang dialami. masyarakat untuk berkunjung ke objek wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan baru di kawasan Kabupaten Sukabumi. adalah instansi pemerintah yang bergerak Komunikasi tidak dapat berjalan tanpa dalam bidang kebudayaan dan pariwisata. adanya pihak lain yang menerima pesan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi tersebut. Akibatnya jika komunikasi tidak Jawa Barat bertanggung jawab dalam dapat dibentuk oleh Dinas Pariwisata dan mengembangkan dan pemasaran kebudayaan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat maka dan objek wisata Ciletuh Pelabuhan ratu promosi yang dilakukanpun tidak dapat ber- Unesco Global Geopark yang berupaya jalan dengan semestinya. memenuhi tuntutan persaingan dengan terus Persaingan dalam sektor pariwisata mengikuti perkembangan dalam berbagai baik skala kecil, menengah dan besar sangat- bidang. lah ketat. Bisnis pariwisata yang tidak meng- Peranan Dinas Pariwisata dan ikuti persaingan, secara otomatis akan mer- Kebudayaan semakin penting bagi sektor edup dengan sendirinya. Dalam perkembangan- pariwisata yang secara langsung mendukung nya, setiap bidang harus fokus sehingga dapat perkembangan perekonomian daerah bahkan bertahan, bersaing dan menguasai pasar. sektor perekonomian baru untuk Indonesia. Salah satu fokusnya adalah Dalam menjalankan perannya, komunikasi komunikasi pariwisata, jika komunikasi ini dalam mempromosikan pariwisata menjadi terus dilakukan secara berkelanjutan, diharap- sasaran yang akan dituju sehingga diharapkan kan masyarakat akan merespon dan tertarik dapat mendatangkan wisatawan dan men-

Surya, Rangga, Promosi Destinasi Wisata,... 29 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2493

ciptakan sektor perekonomian baru. dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan- Melalui komunikasi pariwisata yang kan makna dari pada generalisasi” (Sugiyono, sangat mendukung pengenalan wisatawan 2010: 1). terhadap objek wisata Ciletuh Pelabuhan ratu Melalui metode ini, peneliti meng- Unesco Global Geopark Sukabumi, menjadi gambarkan masalah yang berdasarkan data target untuk menarik wisatawan mulai dari yang relevan serta menafsirkan data-data tentang wisatawan domestik maupun wisatawan Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mancanegara. bagian Destinasi Pariwisata sebagai komunikasi pariwisata dalam menyebarkan informasi METODOLOGI PENELITIAN mengenai Geopark Ciletuh pada masyarakat Menurut E.A. Suchman dalam M. Jawa Barat. Nazir desain penelitian adalah semua proses Pemilihan Informan ditetapkan yang dilakukan dalam perencanaan dan berdasarkan Teknik Penarikan Informan pelaksanaan penelitian. (Suchman dalam secara Purposive Sampling. Atau sering juga Nazir, 2005: 84), Sedangkan menurut V. disebut dengan sampling pertimbangan. Shah dalam M. Nazir desain penelitian dalam Menurut Dr. Riduan, M.B.A dalam bukunya arti sempit yaitu “desain penelitian yang Dasar-dasar Statistik mengatakan bahwa: hanya mengenal pengumpulan analisa data “Purposive Sampling adalah teknik sampling saja” (Shah dalam Nazir, 2005: 84). Dalam yang digunakan peneliti jika peneliti mem- melakukan penelitian ini, peneliti meng- punyai pertimbangan-pertimbangan tertentu gunakan penelitian kualitatif dengan metode di dalam pengambilan sampel atau informan deskriptif sebagai desain penelitiannya. untuk tujuan tertentu. Hanya mereka yang Dalam metode kualitatif ini realitas di- ahli dan yang patut memberikan pertimbangan pandang sebagai suatu hal yang berdimensi untuk pengambilan informan yang diperlukan. banyak, sebagai suatu kesatuan yang utuh serta berubah-ubah. Desain penelitian kualitatif HASIL DAN PEMBAHASAN adalah metode penelitian yang digunakan Adapun proses atau langkah yang untuk meneliti pada kondisi obyek yang peneliti lakukan mulai dari persiapan, alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) penelitian hinga analisis hasil penelitian dimana peneliti adalah instrumen kunci, adalah sebagai berikut: (1)melakukan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi di dalam kegiatan penelitian observasi, wawancara yang dilakukan dengan tentang promosi ciletuh Pelabuhan Ratu pihak-pihak yang berkaitan erat dengan Unesco Global Geopark Sukabumi, untuk Promosi Geopart Ciletuh, dokumentasi dan melihat proses komunikasi dalam kegiatan studi pustaka. Analisis data bersifat induktif, penelitian tersebut dan meminta kesediaan-

30 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

nya dalam melakukan penelitian dengan adalah Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global melakukan diskusi mengenai penelitian yang Geopark Sukabumi, yang menjadi kebanggan akan diangkat dan melakukan pengurusan masyarakat Jawa Barat khususnya Sukabumi, surat perizinan penelitian kepada dinas namun masih banyak masyarakat Jawa Barat terkait, (2)peneliti membuat susunan daftar yang belum mengetahui sepenuhnya keindahan pertanyaan yang akan ditanyaka kepada Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global informan sesuai dengan informasi yang di- Geopark maka masih dinilai perlu dilakukan butuhkan oleh peneliti, (3)selama me-lakukan pengenalan sebagai mana diungkapkan oleh wawancara dan observasi peneliti membuat informan penelitian, (b)Mengenalkan dunia dokumentasi berupa rekaman maupun foto, pariwisata di Jawa Barat. Dunia pariwisata (4)data yang diberikan dari informan memang tidak akan ada habisnya, karena kemudian peneliti olah untuk memperoleh mengingat keanekaragaman alam tidak akan hasil penelitian yang akan dituju. terhitung, akan tetapi dari segala macam yang Tahap-tahap yang dilakukan di atas dimiliki oleh Indonesia khususnya Jawa Barat adalah untuk memperoleh data yang objektif masih banyak masyarakat yang belum dan alamiah, sehingga diperoleh hasil mengenal kekayaan apa saja yang di miliki penelitian sebagai berikut: (a)tujuan yang oleh Jawa Barat itu sendiri, maka perlu peran ingin dicapai oleh bagian perencanaan dan organisasi atau instansi pemerintahan yang destinasi dalam mempromosikan Ciletuh mengenalkan kekayaan alam kepada Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark masyarakat, dalam hal ini adalah Dinas kepada masyarakat Jawa Barat, (b)tujuan Pariwisata dan Budaya Propinsi Jawa Barat, merupakan hal yang menjadi titik capai dari (c)Agar masyarakat menjadikan Geopark suatu rencana yang lakukan, terus dilakukan sebagai tempat berwisata. Jawa barat supaya sampai ke tujuan yang ingin di capai, merupakan daerah dengan keadaan topografi dari wawancara telah dilakukan secara men- yang sangat beragam, dimana disebelah utara dalam kepada informan kunci dan informan terdiri dataran rendah, sebelah tengah dataran pendukung maka peneliti mengetahui bahwa tinggi atau pegunungan dan sebelah selatan tujuan dilakukannya promosi adalah: terdiri dari daerah perbukitan dengan sedikit (a)Menginformasikan tentang keindahan pantai menjadikan Jawa Barat sebagai alam Geopark Ciletuh. Kekayaan alam adalah destinasi para wisatawan domestik atau salah satu kebanggaan dari sebuah daerah mancanegara. Akan tetapi ada objek wisata termasuk juga daerah Kabupaten Sukabumi, yang harus dijadikan sebagai tempat wisata kekayaan alam tidak selamanya dapat dirawat yaitu Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global dan dipelihara dengan baik oleh pemerintah Geopark Sukabumi dimana di dalamnya ataupun masyarakat termasuk salah satunya banyak keragaman tempat wisata mulai dari

Surya, Rangga, Promosi Destinasi Wisata,... 31 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2493

pantai, air terjun, bukit sehingga objek wisata Geopark Sukabumi kepada wisatawan. ini sebagai salah satu tempat berwisata. Media Yang Digunakan Oleh Bagian Pesan yang disampaikan oleh bagian Perencanaan Dan Destinasi Dalam Mem- perencanaan dan destinasi dalam mem- promosikan Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco promosikan ciletuh pelabuhan ratu unesco Global Geopark Sukabumi Kepada Masyarakat global geopark yaitu unsur komunikasi yang Jawa Barat. Bagian Perencanaan dan akan menghasilkan feedback yang baik jika Destinasi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pengemasan pesan disampaikan oleh Propinsi Jawa Barat, menggunakan beberapa komunikator atau pengirim dengan teknik jenis media dalam mempromosikan Ciletuh yang juga baik. Peneliti mengajukan Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark pertanyaan bentuk pesan seperti apa yang Sukabumi, adapun bentuk media yang digunakan oleh bagian perencanaan dan dipergunakan dalam mempromosikan Ciletuh destinasi pariwisata dalam mempromosikan Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark Objek Wisata Ciletuh Pelabuhan Ratu Sukabumi tersebut adalah sebagai berikut: Unesco Global Geopark Sukabumi, dimana (1)Media elektronik, bagian Perencanaan Dan bentuk pesan yang digunakan dalam Destinasi menilai bahwa dengan meng- mempromosikan Ciletuh Pelabuhan Ratu gunakan media elektronik, mereka dapat Unesco Global Geopark Sukabumi adalah menyampaikan informasi mengenai Ciletuh sebagai berikut: (a)Pesan berbentuk narasi. Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark Narasi merupakan sebuah pengembangan kepada masyarakat, karena hampir setiap paragraf, yang dilakukan bagian perencanaan rumah mempunyai media elektronik tersebut destinasi pariwisata dalam mem-promosikan seperti Televisi dan radio. Harapan informan Objek Wisata Ciletuh Pelabuhan Ratu penelitian dari bagian Perencanaan dan Unesco Global Geopark Sukabumi kepada Destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan wisatawan. Pesan Narasi yang disampaikan Propinsi Jawa Barat, dengan menggunakan adalah menceritakan kejadian dan peristiwa media elektronik dapat mencapai sasaran dalam runtuttan waktu yang kompleks yang dalam hal ini masyarakat untuk memberikan tujuannya untuk meanrik dan menghibur informasi tentang Ciletuh Pelabuhan Ratu wisatawan, (b)Pesan berbentuk persuasi. Unesco Global Geopark, (2)Media cetak, Persuasi merupakan bentuk pesan yang isi seperti: buku dan pamflet adalah yang pesannya merupakan suatu pesan yang dilakukan begian Perencanaan Dan Destinasi mempengaruhi wisatawan, hal ini dilakukan Pariwisata. Informan penelitian mengatakan oleh Bagian Perencanaan Dan Destinasi bahwa media cetak sangat efektif karena Pariwisata dalam mempromosikan Objek penyebaran media cetak bisa sampai ke Wisata Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global pelosok, selain itu media cetak dapat

32 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

menguasai ruang dan waktu, artinya media informan penelitian. cetak dapat disimpan oleh masyarakat, Berikut merupakan contoh dari sewaktu waktu dapat dilihat kembali atau beberapa media yang digunakan oleh bagian diperlihatkan kepada masyarakat lainnya, perencanaan dan destinasi dalam pemberian (3)Media Sosial, adalah media yang juga informasi mengenai objek wisata Ciletuh digunakan oleh Bagian Perencanaan Dan Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark Destinasi, karena dinilai mampu menuju Sukabumi kepada masyarakat Jawa Barat sasaran dengan tepat sebagai mana disampaikan dapat dilihat dari gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Media Cetak Sumber: Peneliti (2019)

Gambar 2. Website Resmi Sumber: ciletuhpelabuhanratugeopark.org (2019)

Gambar 3. Website Resmi Sumber: ciletuhpelabuhanratugeopark.org (2019)

Surya, Rangga, Promosi Destinasi Wisata,... 33 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2493

Gambar 4. YouTube Geopark Sumber: Humas Jabar (2019)

Hambatan Bagian Perencanaan dan bahwa masih banyak dari masyarakat dan Destinasi dalam mempromosikan objek wisata wisatawan yang belum memahami menarik- Ciletuh Pelabuhanratu UNESCO Global Geo- nya taman wisata Geopart Ciletuh. Pemahaman park Sukabumi. Berdasarkan analisa dari hasil pada masyarakat atau wisatawan akan dapat obeservasi dan wawancara kepada informan mengugah kesadaran sejarah masyarakat penelitian, maka peneliti mengetahui bahwa dalam bentuk pengalaman yang akan terwujud hambatan yang dialami dalam melakukan melalui reaksi masyarakat dan wisatawan promosi oleh Bagian Perencanaan Dan untuk mengunjungi Geopart Ciletuh. Destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: SIMPULAN DAN SARAN (a)Hambatan Informasi. Hambatan informasi Peneliti mengambil kesimpulan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja mengenai “Promosi Bagian Perencanaan dan dengan bentuk bermacam-macam namun Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata dan hambatan itu bisa di-minimalisir dengan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tentang terus memberikan informasi mengenai suatu Ciletuh Pelabuhan Ratu Unesco Global objek atau tempat agar hambatan tersebut Geopark Sukabumi adalah sebagai berikut: tidak terjadi secara berulang, (b) Kurang Menganalisa apa yang sudah dilakukan oleh Sosialisasi Mengenai Geopark. Kurangnya bagian Perencanaan dan Destinasi bahwa sosialisasi menjadikan satu hambatan dalam mereka memiliki tujuan antara lain, yaitu memberikan sebuah informasi kepada untuk Menginformasikan tentang keindahan wisatawan khususnya masyarakat disekitar alam geopark ciletuh, Memperkaya dunia geopart Ciletuh. Sosialisasi sangatlah penting pariwisata Jawa Barat kepada masyarakat dan untukz kehidupan masyarakat, karena dengan juga agar masyarakat Jawa Barat menjadikan proses sosialisasi seseorang dapat berinteraksi geopark ciletuh sebagai salah satu tempat dan mengetahui apa yang terjadi disekitarnya, berwisata. Penyampaian pesan yang di- (c)Masih banyak yang belum memahami lakukan oleh bagian Perencanaan dan menganalisis hasil penelitian. Diketahui Destinasi kepada Masyarakat Jawa Barat,

34 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

peneliti melihat bentuk pesan yang di Burhan Bungin. (2015). Komunikasi Pariwisata sampaikan oleh dinas tersebut selain pesan Pemasaran dan Brand Destinasi. dalam bentuk Narasi juga pesan persuasi. Jakarta: Prenadamedia group. Media yang digunakan oleh bagian Cangara, Hafield. (2013). Perencanaan dan Perencanaan dan Destinasi dalam melakukan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT. pemberian informasi kepada masyarkat Jawa Raja Grafindo Persada. Barat yaitu media cetak, media sosial dan Effendy, Onong Uchjana. (2000). Ilmu media elektronik. Hambatan yang dialami Komunikasi Teori dan Praktek. oleh bagian Perencanaan dan Destinasi Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. memberikan informasi mengenai geopark Effendy, Onong Uchjana. (2009). Ilmu kepada masyarakat antara lain, masih Komunikasi Teori dan Praktek. kurangnya pemahaman masayarakat tentang Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. promosi Geopark Ciletuh. Promosi Bagian Kotler, Philip. (2003). Manajemen Perencanaan Dan Destinasi Tentang Ciletuh Pemasaran Edisi Kesebelas. Jakarta: Pelabuhan Ratu Unesco Global Geopark Indeks Kelompok Gramedia. Sukabumi menggunakan empat unsur antara Kotler, Philip. (2007). Manajemen lain tujuan, pesan, media dan juga hambatan. Pemasaran, Jilid 2, Edisi 12. New Jersey: PT. Indeks. DAFTAR PUSTAKA Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Adillah, Rizky. “Peran Dinas Pariwisata Suatu Pengantar. Bandung: PT. Dalam Mempromosikan Objek Remaja Rosdakarya. Wisata Pada Wisatawan di Kota Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bandung”. Bandung: Universitas Jakarta: Ghalia Indonesia. Komputer Indonesia. R. Wayne Pace, Don F. Faulos. (2006). Aji, Rizal Bayu. “Peran Lembaga Masyarakat Komunikasi Organisasi: Strategi Desa Hutan Wana Lestari Desa Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Karangbolong Buayan Kecamatan Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. dalam Mempromosikan Objek Wisata Sendjaja, Djuarsa. (2004). Pengantar Ilmu Bukit Hud”. Purwokerto: Universitas Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Jend. Soedirman. Grafindo Persada. Bilson Simamora. (2003). Memenangkan Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pasar dengan Pemasaran Efektif & Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Profitabel. Jakarta: Gramedia Pustaka Bandung: Alfabeta. Utama.

Surya, Rangga, Promosi Destinasi Wisata,... 35 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2493

STRATEGI BRANDING IDENTITY @SITUGUNUNGSUSPENSIONBRIDGE DI KAB SUKABUMI UNTUK MENINGKATKAN PARIWISATA

1Hilda Sri Rahayu, 2Susanne Dida, 3Yanti Setianti 1,2,3Universitas Padjadjaran Jl Raya Bandung Sumedang, Hegarmanah, Kec. Jatinangor [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada objek wisata situ gunung suspension bridge. tujuan penelitian adalah bagaiamana strategi brand identity yang dilakukan oleh situ gunung melalu media sosial Instagram di akun @situgunungsuspensionbridege dalam menarik wisatawan, serta bagaimana strategi yang dilakukan oleh akun media sosial situ gunung melalui brand identity wisata ini menjadi simbol daya tarik untuk para wisatawan, penelitian ini dilakukan untuk melihat pembentukan brand idenitity yang ada di media sosial instagram terhadap kunjungan wisatawan penulis ingin mengetahui keadaan dari segi perusahaan dan juga dari stakeholder. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi brand identity di media sosial Instagram @situgunungsuspensionbridge dari yaitu Humas situ gunung yang melakukan pendekatan dengan pemangku kepentingan yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan strategi branding identity yang dilakukan untuk membuat masyarakat yang ada di sekitar Kab Sukabumi serta masyarakat yang ada di lndonesia mengunjungi objek wisata baru branding identity yang dimplementasikan dan dievaluasi dengan baik. Kata Kunci: Stakeholder, Situ Gunung, Strategi Brand Identity, Wisata

ABSTRACT This research is conducted on the tourist attraction of Mount Suspension bridge. Research objectives is how the brand identity strategy is carried out by the mountain through the social media Instagram in the account @situgunungsuspensionbridege in attracting tourists, as well as how the strategy done by the social media accounts Mountain through the brand identity tourism is a symbol of attraction for the tourists, this research is done to see the establishment of brand idenitity in social media Instagram to tourists visit authors want to know the circumstances of In terms of the company and also from stakeholders. The research methods used in this study are qualitative descriptive with case study methods. The results showed that the brand identity strategy on Instagram social media @situgunungsuspensionbridge from the situ Humas mountain which approaches with stakeholders, namely the Ministry of Environment and Forestry strategy Branding identity is done to make the community in the vicinity of Sukabumi district as well as the people who are in dishes visit the new tourist identity brand that is dimplementated and well evaluated. Keywords: Brand Identity Strategy, Situ Mountain, Stakeholders, Tourism

PENDAHULUAN instagram mempengaruhi persepi dan perilaku Branding Idenity dalam media sosial wisatawan dalam meriview objek wisata ter- Instagram objek wisata sangat berpangaruh sebut sedang viral atau popular dikalangan terhadap para calon wisatawan yang akan para wisatawan yang lain (Echtner dan Ritchie, mengunjungi tempat wisata media sosial 2003; Hall et al., 2003) dalam (Abodeeb,

36 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Wilson and Moyle, 2015 : 105). Marketing terkait pengalaman-pengalaman orang lain. pemasaran pariwisata sangat efektif memikat Penelitian tentang strategi branding melalui para wisatawan ke objek wisata, pengalaman review gambar di media sosial fokus terhadap dari para wisatawan yang lain sangat di- individu sebagai objek kognitif serta ber- butuhkan untuk para wisatawan yang baru kaitan dengan sumber yang dicari para akan mengalami pengalaman yang serupa dari wisatawan terhadap pengalaman yang pernah nilai atau yang biasa disebut review (Kozak, didapatkan oleh para wisatawan lain Gartner 2002) dalam (Babolian Hendijani, 2016). (1989) dalam (Iverson, 2010: 16) Dengan demikian tujuan branding idenitity Tujuan penelitian brand identity yang dalam pariwisata sangat penting untuk dilakukan dalam jurnal ini adalah bagaiamana membangun dan membangun pangsa pasar strategi branding organisasi yang dilakukan serta branding position (siri, 2009) dalam oleh situ gunung melalu media sosial Instagram (Babolian Hendijani, 2016 : 95). di akun @situgunungsuspensionbridege dalam Karena pentingnya branding, untuk menarik wisatawan, dan bagaimana strategi memahami perjalanan serta informasi dan yang dilakukan oleh akun media sosial situ review gambar tujuan untuk menentukan gunung branding wisata ini menjadi simbol bagaimana sebuah gambar dapat membentuk daya tarik untuk para wisatawan. dan mengubah presepsi para calon wisatawan (Moyle dan Croy, 2009) dalam (Nafees & METODE PENELITIAN Harish, 2010). Dapat di identifikasi bahwa Penelitian ini menggunakan wisatawan dalam hal ini seorang indvidu pendekatan kualitatif karena peneliti ingin melihat review objek wisata melalui gambar mengetahui dan mengeksplor tentang langkah- dari akun media sosial instagram setelah me- langkah serta strategi branding identity yang lihat gambar tersebut individu calon wisatawan dilakukan oleh @situgunungsuspensionbridge bertujuan untuk mencari sumber informasi dalam memikat wisatawan melalui gambar tentang objek wisata yang dilihatnya melalui yang di akun Instagram tersebut. (Mulyana, dua dimensi gambar calon wisatawan jadi 2013 : 40 ) menyebutkan bahwa studi kasus tertarik setelah melihat gambar. (Gartner, yang baik harus dilakukan secara langsung 1994; Stepchenkova dan Morrison, 2006) dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang dalam (Nafees and Harish, 2010: 50 ). diselidiki. Strategi branding dikembangkan Meskipun demikian, data studi kasus melalui promosi media soaial yakni media dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang sosial Instagram pemasaran pariwisata diteliti, namun juga dapat diperoleh dari melalui media perjalanan, aplikasi traveling, semua pihak yang mengetahui dan mengenal situs web dan serta browsing di Internet kasus tersebut dengan baik. Hakikat pada

Rahayu, Dida, Setianti, Strategi Branding Identity,... 37 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2494

studi kasus adalah untuk menggali entitas situ gunung berjumlah tiga orang, satu orang tunggal atau fenomena (kasus) dari suatu admin @situgunungsuspensionbridge, dan masa tertentu dan aktivitas (dapat berupa tiga wisatawan yang berkunjung. program, kejadian, proses, institusi atau Metode dalam penelitian ini teknik kelompok sosial), serta mengumpulkan detail pengumpulan data yang digunakan penulis informasi dengan menggunakan berbagai adalah wawancara mendalam (in-dept prosedur data selama kasus itu terjadi. interview) dimana peneliti dan informan Creswell dalam (Gunawan, 2013: bertatap muka secara langsung. Patton dalam 114) menyebutkan studi kasus adalah (Gunawan, 2013: 30) menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap suatu tujuan wawancara untuk mendapatkan dan objek, yang disebut sebagai kasus, yang menemukan apa yang terdapat di dalam dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh dan pikiran orang lain. dalam wawancara mendalam dengan menggunakan berbagai mendalam berlangsung suatu diskusi terarah macam sumber data. Menurut Thomas diantara peneliti dan informan menyangkut Schwandt (2001) dalam (Rustanto, 2015: 28) masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, penelitian studi kasus tidak melihat fenomena wawancara digunakan untuk mendapatkan sebagai suatu variable, tetapi penelitian studi data utama yakni dengan menggunakan kasus menggunakan prioritas utama dalam teknik observasi dengan menggunakan uji penelitiannya sendiri, Studi Kasus adalah keabsahan data yakni membercheck. realitas kehidupan nyata yang mempunyai batas-batas yang jelas dan bersumber dari HASIL DAN PEMBAHASAN peristiwa. Situ Gunung merupakan salah satu Penelitian ini menggunakan wisata yang melakukan branding identity pendekatan kualitatif dengan strategi studi yakni dengan menggunakan strategi kasus karena ingin mengatahui secara merupakan jembatan terpanjang yang ada di mendetail, memberikan gambaran secara asia tenggara, wisata yang berada di lengkap dan mengeksplorasi secara men- Kabupaten Sukabumi tersebut merupakan dalam bagaimana strategi brand identity yang salah satu wisata yang sangat populer di dilakukan oleh @situgunungsuspensionbridge. kunjungi oleh banyak wisatawan, brand Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya identity yang dilakukan dibahas dalam penting seperti pengumpulan data melalui penelitian ini adalah bagaiamana startegi wawancara mendalam dengan informan, studi brand identity yang dilakukan oleh situ dokumentasi dan observasi partisipan, Waktu gunung melalu media sosial Instagram di pengambilan data dilakukan pada bulan juni akun @situgunungsuspensionbridege dalam 2019, populasi data yakni terdiri dari humas menarik wisatawan, serta bagaimana startegi

38 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

yang dilakukan oleh akun media sosial situ Berdasarkan penelitian tersebut gunung brand wisata ini menjadi simbol daya melalui media sosial yang digunakan oleh Tarik untuk para wisatawan. @situgunungsuspensionbridge di akun Situ Gunung sendiri merupakan instagram nya merupakan salah satu cara sebuah kawasan wisata danau yang ada di yang dianggap sangat efektif dalam membuat taman Nasional Gede Pangrango. Di situ para wistawan yang datang ke Kab. Gunung Sukabumi sendiri ada banyak sekali Sukabumi. destinasi wisata yang bisa dikunjungi seperti Strategi branding berkaitan dengan danau atau Situ, Curug Sawer, Hutan dan citra yang positif tempat pariwsata hal ini alam Kawasan Gunung Gede Pangrango dan juga mempengaruhi para wisatawan (Anh, juga Jembatan Gantung yang kini sudah 2012) dalam (Mitchell and Orwig, 2002 : 40) semakin ngehits di media sosial. Jembatan gambar yang dilihat dalam benak wisatawan Gantung Sukabumi menjadi ikon baru menjadi upaya strategi marketing yang ber- kawasan wisata situ gunung. Banyak yang kaitan juga dengan strategi branding dalam penasaran dengan bentuk jembatan yang penciptaan gambar di media sosial, sehingga konon terpanjang di Jawa Barat ini. Jembatan perspesi para wisatawan memiliki tujuan yang pada bagian bawahnya dibuat dari papan tertentu saat berkunjung di objek pariwisata ini semakin terlihat keren dengan adanya besi tertentu Malkawi, 2008) dalam (Mitchell and dan tali disepanjang pinggir sisi jembatan. Orwig, 2002: 49).

Gambar 1. Instagram @situgunungsuspensionbridge Sumber: Instagram @situgunungsuspensionbridge

Rahayu, Dida, Setianti, Strategi Branding Identity,... 39 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2494

Gambar di media sosial memiliki Menaikan strategi branding dalam mem- tujuan yang dianggap sebagai salah satu bagian bentuk citra positif untuk memberikan tujuan yang tidak terpenting dalam pariwisata peningkatan serta kesempatan untuk dipilih (Lopes, 2011) dalam (Mitchell & Orwig, oleh para wisatawan sebagai tempat untuk 2002), penelitian tentang subjek wisatawan dikunjungi. Oleh karena itu, memahami yang datang kembali pada tahun 1970-an dan gambar dimedia sosial di objek pariwisata itu 1980 dalam (Li dan Stepchenkova, 2012) dalam merupakan strategi branding yang berdampak (Mitchell and Orwig, 2002: 37) jurnal tersebut signifikan terhadap proses bagaimana branding menunjukan gambar dalam objek wisata memiliki tujuan yang kompetitif untuk didefinisikan sebagai jumlah kepercayaan, meningkatkan kunjungan wisatawan (Hall et gagasan dan kesan yang pengunjung ditempat al., 2003) dalam (Mitchell and Orwig, 2002: objek pariwisata (Echtner dan Ritchie, 2003; 70). Penting disini adalah sumber yang Kotler, 2002) dalam (Mitchell and Orwig, mengarah ke pembentukan strategi branding 2002: 47), termasuk calon wisatawan yang melalui gambar di media sosial. Menurut akan berkunjung. Baru-baru ini, gambar Gartner (1994) dalam (Martínez, 2016: 55) dalam situs web atau yang ada review objek sumber informasi dapat diklasiksifikasikan ke wisata di internet didefinisikan sebagai dalam sumber primer atau sekunder, sumber pengalaman, kesan dan gagasan, kepercayaan informasi utama terkait dengan pengalaman dan perasaan yang terakumulasi dari objek wisatawan yang telah berkunjung di objek pariwsata (Esper dan Rateike, 2010) dalam wisata tersebut. Sumber informasi sekunder (Mitchell and Orwig, 2002: 29). juga memainkan peran penting dalam Gambar dalam objek pariwisata membentuk tujuan wisatawan, melalui memiliki dampak yang signifikan dalam pengaruh potensial para calon wisatawan di pengambilan para calon wisatawan untuk ber- pengaruhi oleh dimensi kognitif individu kunjung di objek pariwsata tersebut, baik (Gartner, 1994) dalam (Martínez, 2016: 57) sebelum maupun selama kunjungan, para dalam hal ini pengalaman orang lain yang wisatawan sering memiliki sedikit pengetahuan telah berkunjung dalam memberikan review tentang objek wisata tempat yang dan gambar sangat berpangaruh terhadap para calon yang belum dikunjungi, dilihat oleh wisata- wisatawan yang ingin berkunjung di wisata wan tempat ini memiliki dampak yang tersebut. Informasi membentuk tujuan signifikan pada calon wisata-wan (Govers et strategi branding membentuk daya tarik para al., 2007) dalam (Mitchell & Orwig, 2002). calon wisatawan (Esper dan Rateike, 2010 ; Gras, 2008; Kurguni, 2010) dalam (Cham et mengembangkan strategi branding pariwisata al., 2016: 30). Memahami latar belakang Ishmemak, 2008) dalam (Cham et al., 2016: budaya wisatawan juga penting dalam 35) .

40

Sementara budaya sangat mem- selalu melihat ke tahun-tahun yang lalu, pengaruhi pemahaman dan visi wisatawan strategi branding ini harus aktif dan modern, tentang tujuan wisata, juga berpotensi mem- citra branding cenderung mencerminkan pengaruhi cara wisatawan menerima pesan lebih fokus ke strategi marketing yang strategi branding, karena persepsi wisatwan mengarah pada keuntungan yang sustainable. tentang strategi branding yang di pengaruhi Strategi branding juga harus mencirmkan oleh gambar yang ditujukan objek wisatawan branding yang abadi dalam hal ini dapat di media sosial (Turner et al., 2001) dalam dikenang oleh konsumen, bahkan branding (Cham et al., 2016: 40). Hal ini juga mem- berkaitan dengan karakteristik dasar yang pengaruhi pikiran para wisatawan. Oleh akan bertahan dari tahun- ke tahun. katena itu memahami latar belakang sosial Strategi branding menurut pendapat dan budaya calon wisatawan mem-berikan (Aker, 2002: 190) strategi branding, apa yang kontribusi untuk pengembangan strategi dimaksud strategi branding adalah strategi branding yang efektif (Reisinger dan Turner, bisnis (marketing). Maksudnya strategi 1997) dalam (Cham et al., 2016: 41). Strategi branding melibatkan konsep invoasi yang branding berhubungan dengan menampilkan nyata serta strategi ingin berkembang pesat gambar yang ada di media sosial untuk dikhalayak dalam persepektif yang dinamis memberikan tujuan yang menarik terhadap berbeda dengan melihat strategi dimasa lalu, para calon wisatawan dengan memahami strategi branding tidak boleh menerima media sosial sebagai strategi branding dalam persepsi tetapi sebaliknya harus bersedia pariwsisata (Reisinger dan Turner, 2000) menciptakan perubahan. dalam (Cham et al., 2016: 42). Tahapan-tahapan dalam strategi Strategi branding berkaitan dengan branding (Aker, 2002 : 205) menyebutkan bagaimana konsumen menganggap sebuah bahwa strategi branding memiliki pemahaman branding menjadi berkualitas dan dapat di- yang lebih lengkap, tahapan permata strategi katakan strategi branding memberikan informasi branding identity perspectives (strategi yang berguna bahkan strategi branding ini branding) (1) produk, (2) sebuah organisasi, dapat berkembang. Dalam strategi branding (3) orang dan (4) simbol. Perspesktif yang ini membutuhkan sumber daya atau keahlian berbeda tujuannya membantu ahli strategi mengembangkan branding, strategi branding komunikasi mengembangakan elemen strategi menjadi identitas pengembangan pariwisata. branding yang berbeda dan pola yang dapat (Aker, 2002: 175). Gambar yang ditujukan membedakan identitas dalam hal ini sebuah dalam media sosial instagram menjadi branding pariwisata harus memberikan sebuah produk, positif. organisasi, orang (wisatawan) dan simbol, Strategi branding biasanya pasif dan identitas strategi branding harus mem-

Rahayu, Dida, Setianti, Strategi Branding Identity,... 41 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2494

pertimbangkan persepktif dan menggunakan masyarakat berkaitan dengan budaya, nilai, branding apa yang harus dimunculkan dalam dan program perusahaan. Organisasi lebih pikiran konsumen (wisatawan). Strategi brand- bertahan dan lebih tahan terhadap kompetitif ing juga melihat organisasi serta branding dibandingkan dengan produk. Jauh lebih sebagai pandangan calon wisatawan. mudah meniru daripada menduplikasi sebuah Branding identity produk dalam hal organisasi dengan sumber daya manusia yang ini berkaitan dengan konsep strategi branding unik, nilai dan program. seperti yang dikemukakan oleh ( Aker, 2002 : Tahapan strategi branding organisasi 219) branding identity produk yang dapat fakta dan data yang didapatkan dari Public menjadi sebuah identitas sebagai objek Relations yang disebutkan oleh manajer pariwisata, yakni dalam melalukan wawancara bahwa ikon simbol branding yang men- dengan Humas situgunung suspension bridge, jadikan banyaknya wisatawan yakni branding awalnya wisata situ gunung ini memang identity yang dibangun yakni jembatan sudah ada tapi masih banyak masyarakat terpanjang yang ada di Asia Tenggara, yang belum mengetahui keberadaan wisata Menurut Manajer Humas mengatakan bahwa ini, kebanyakan hanya penduduk lokal yang Situ Gunung bekerja sama dengan pihak ke mengetahui wisata ini, salah satu cara yang tiga yakni dengan Kementrian Lingkungan dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kab Hidup dan Kehutanan (KLHK) Objek wisata Sukabumi yakni dengan membuat program tersebut tepat berada di Kawasan konservasi jembatan terpanjang yang ada di Asia Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Tenggara, merupakan salah satu strategi yang memiliki panjang 240 meter dan lebar 2 dilakukan dalam brand identity produk yang meter, jembatan Situ Gunung terbentang di dilakukan oleh @situgunungsuspensionbridge atas rimbunnya pepohonan hutan tropis di yakni dengan melakukan brand identity Gunung Pangrango, kurang lebih dari produk di media sosial sebagai alat yang permukaan tanah ke jembatan ketinggiannya dianggap mampu dalam menghadirkan mencapai 161 meter. Strategi branding wisatawan-wisatan yang ada di Indonesia organisasi dalam objek pariwsata situ gunung khusunya wistawan dari luar kab. Sukabumi. ini tahan terhadap kompetitif, karena objek Tahapan strategi branding sebagai pariwsata ini tidak memiliki kompetitor organisasi menurut (Aker, 2002: 217) men- wisata yang ada di Indonesia, serta sumber jelaskan bahwa branding persepektif organisasi daya manusia yang bekerja sama dengan berfokus terhadap atribut organisasi daripada KLHK, explore sukabumi sebagai elemen produk atau layanan. organisasi bersifat organisasi dalam tahapan strategi branding. sebagai inovasi, kuealitas, dan kepedulian Tahapan ketiga organisasi strategi terhadap lingkungan yang diciptakan oleh branding menurut (Aker, 2002 : 219)

42 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

berkaitan dengan fokus konsumen dalam hal identitas yang mencerminkan kekuatan ini para wisatwan yang meliaht strategi potensial dapat pengembangan branding. branding melalui nilai yang dibangun serta Simbol yang lebih bermakna jika melibatkan citra positif objek pariwisata tersebut, dengan metofora dengan simbol sebagai kepedulian lingkungan bagaimana interaksi karakteristik yang mewakili suatu branding wisatawan terhadap objek wisata serta identitas. berhubungan dengan pengalaman yang di- Brand symbol yang dilakukan oleh dapatkan saat mengunjungi objek wisata situ @situgunungsuspensionbridge pada tahun gunung. Brand Identity yang dilakukan di 2018 menjadi awal kemunculan pertama media sosial menurut narasumber staf humas membeludaknya wisatawan pertama kali akun @situgunungsuspensionbridge bekerja diluncurkan yakni pada libur lebaran tahun sama dengan admin @exploresukabumi agar 2018, brand identity symbol yang digunakan membangun brand identity terhadap para oleh @situgunungsuspensionbridge sebagai pengguna media sosial Instagram yakni ikon para wisatawan penasaran ingin melihat khalayk yang dituju adalah para pengguna bagaimana jembatan terpanjang yang ada di yakni anak muda yang ingin mengeksplore Asia Tenggara tersebut, Strategi Brand wisata-wisata yang ada di Kab Sukabumi Identity ini sangat berhasil menurut Humas tujuan utama agar akun dapat menjadi viral @situgunungsuspensionbridge karena pada dan juga memviralkan tempat wisata yang awalnya wisata ini maish belum banyak baru yakni Jemabatan Situ Gunung, melalui dikenal oleh para wisatwan dan juga akses strategi yang dilakukan oleh pihak humas situ kendaraan yang sulit untuk mencapai ke gunung dengan bekerja sama dengan admin objek wisata masih sangat sulit pada tahun @exploresukabumi dikatakan berhasil karena 2000-2017. Wisata situ gunung tidak hanya banyak wisatawan yang membeludak pada menawarkan jembatan terpanjang saja, tetapi saat pembukaan wisata Situ Gunung. juga ada banyak objek wisata yang bisa Tahapan terakhir strategi branding dinikmati oleh para wisatawan yakni ada air sebagai simbol dapat dikatakan bahwa simbol terjun, dan juga pemandangan kaki gunung merupakan hal yang paling kuat dalam gede yang bisa dinikmati oleh para memberikan branding terhadap wisatawan wisatawan struktur identitas dapat membuat lebih mudah Menurut Narasumber staf Humas untuk mendapatkan pengakuan, strategi Situ Gunung mengatakan bahwa pijakan ini branding ini dapat menjadi pengembangan dibangun dengan menggunakan bahan dasar branding dan menjadi yang paling utama kayu ulin yang dikirim langsung dari Provinsi dalam branding yang ingin dibentuk dalam Papua. Kayu tersebut sengaja dipilih karena suatu perusahaan. Simbol menjadi status tahan terhadap perubahan suhu, dan pengaruh

Rahayu, Dida, Setianti, Strategi Branding Identity,... 43 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2494

air laut. Jembatan Situ Gunung merupakan setiap hari untuk merasakan sensasi menaiki simbol dari brand identity merupakan jembatan gantung. jembatan terpanjang yang ada di Asia Berdasarkan konsep yang dikatakan Tenggara serta Jembatan terpanjang yang ada oleh (Aker, 2002: 219) strategi branding di Indonesia berdasarkan hasil pengecekan berkaitan (1) produk, (2) sebuah organisasi, dari Badan Penelitian dan Pengembangan (3) orang dan (4) simbol, dalam menjawab dari Kementrian Pekerjaan Umum dan bagaimana strategi brand identity yang Perumahan Rakyat. Brand identity yang dilakukan oleh akun Instagram @Situgunung dibangun jug yakni dalam objek wisatwan suspensionbridge berdasarkan wawancara lain yaitu Curug Sawer sebelum ada yang dilakukan strategi yang branding Jembatan Situ Gunung memakan waktu 1 identity menurut narasumber yakni sangat jam untuk ke objek wisata Curug Sawer berhasil dalam mendatangkan para wisatawan dengan adanya Jembatan Situ Gunung hanya melalui media sosial banyak masyarakat yang memakan 10 menit saja. Minat Masyarakat tertarik untuk mengunjungi salah satu untuk mengunjungi wahana wisata yang jembatan terpanjang yang ada di Asia terletak di wilayah Cisaat, Kabupaten Tenggara, Nilai branding identity yakni Sukabumi beban maksimal yang bisa ditahan sebagai simbol ini sudah menjadi ikon ter- oleh jembatan ini adalah 50 orang dewasa, hadap wisata @Situgunungsuspensionbridge. Pengunjung hanya perlu membayar uang Strategi yang dilakukan oleh Dinas retribusi wisata sebesar 50 ribu, dengan tiket Pariwsata Kab Sukabumi serta Pemerintah itu pengunjung sudah bebas memasuki Kab Sukabumi ini sangat efefktif dalam seluruh area Situ Gunung. memunculkan branding identity terhadap objek wisata yang pada saat tahun 2000-2017 SIMPULAN DAN SARAN yang belum banyak dikenal oleh para Menjawab dari tujuan penelitian wisatawan dari luar Kab Sukabumi, yang ada di atas bahwa dapat dikatakan Kesimpulan yang dapat penulis ambil yakni brand identity yang dilakukan di Instagram sebuah wisata harus membuat ikon terhadap media sosial berhasil dapat mendatangkan objek wisata yang dapat menyentuh emosi para wisatawan melalui akun para wisatawan yakni dengan cara mem- @situgunungsuspensionbrigde menjadi viral bangun sebuah branding identity yang tepat dan membludak hanya dalam waktu sekitar agar mendapat pangsa pasar paar turis serta satu minggu menurut narasumber Manager dapat meningkatan kebudayan lokal objek Humas mengatakan bahwa sejak pertama kali wisata serta dapat menaikan UMKM para dibuka pada tangga 15 juni 2018 lalu, masyarakat yang ada disekitar objek wisata, setidaknya lebih dari seribu orang datang Media sosial dianggap ampuh untuk mem-

44 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

promosikan objek wisata dengan meng- Network Place Branding Through gunakan strategi brand identity yang sesuai Multiple Stakeholders and Based on dengan kebutuhan para wisatawan. Cultural Identities: The Case of “The Coffee Cultural Landscape” in DAFTAR PUSTAKA Colombia”. Journal of Place Abodeeb, J., Wilson, E., dan Moyle, B. Management and Development, 9(1), (2015). “Shaping destination image and 73–90. identity: Insights for Arab tourism at the Mitchell, M. A., dan Orwig, R. A. (2002). Gold Coast, Australia”. International “Consumer Experience Tourism and Journal of Culture, Tourism, and Brand Bonding”. Journal of Product & Hospitality Research, 9(1), 6–21. Brand Management, 11(1), 30–41. Babolian Hendijani, R. (2016). “Effect of Nafees, L., & Harish, R. (2010). “Brand food experience on tourist satisfaction: Architecture in Tourism Branding: The the case of Indonesia”. International Way Forward for India”. Journal of Journal of Culture, Tourism, and Indian Business Research, 2(3), 153– Hospitality Research, 10(3), 272–282. 165. Cham, T. H., Lim, Y. M., Aik, N. C., dan Wheeler, A. (2003). Designing Brand Tay, A. G. M. (2016). “Antecedents of Identity (4th ed.). New York: Wiley. Hospital Brand Image and The Relationships with Medical Tourist’ Behavioral Intention”. International Journal of Pharmaceutical and Healthcare Marketing, 10(4), 412–431. David A AAKER. (2002). Bulding Strong Brands. Australia: Simon& Schuster UK Ltd Africa House Kingsway London WC3B 6AH. Heding, T., Knudtzen, C., dan Bjerre, M. (2009). Brand Management Research. Iverson, T. J. (2010). “Cultural Conflict: Tourists Versus Tourists in Bali, Indonesia”. International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, 4(4), 299–310. Martínez, N. M. (2016). “Towards A

Rahayu, Dida, Setianti, Strategi Branding Identity,... 45 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2494

ADAPTASI MUSLIM MILENIAL DALAM PERJALANAN WISATA HALAL DI NEGARA NON-MUSLIM

1Miftha Pratiwi, 2Rindang Senja Andarini 1,2Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sriwijaya Jl Masjid Al Gazali, Bukit Lama, Kec. IlirBar, Palembang, Sumatera Selatan [email protected], [email protected]

ABSTRAK Meningkatnya populasi muslim millennial sebagai wisatawan turut mendorong pertumbuhan industri pariwisata. Pertumbuhan industri wisata ini diikuti oleh ketertarikan muslim millennial untuk mengunjungi negara-negara non-muslim sebagai destinasi wisata. Banyak negara non- muslim kemudian mengusung konsep pariwisata halal. Mereka menyesuaikan fasilitas dan layanan pariwisata sesuai kebutuhan dan karakter para muslim traveler. Penelitian ini fokus pada aspek sosiokultural yang turut andil dalam interaksi antarbudaya traveler dan destinasi yang dikunjungi. Melalui metode kualitatif, penelitian ini akan mengungkap dua hal (1) bagaimana interaksi antarbudaya antara muslim millennial dengan pelaku industri pariwisata halal di negara minoritas muslim (2) bagaimana fenomena adaptasi budaya yang terjalin. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus melalui wawancara mendalam dan analisis dokumen sebagai teknik pengumpulan dan analisis data. Narasumber yang dipilih adalah narasumber yang berada pada rentang usia millennial dan gemar berwisata ke negara-negara non-muslim. Studi ini menemukan bahwa para muslim traveler Indonesia memiliki tingkat toleransi dan adaptasi yang baik. Sekalipun konsep wisata halal yang ditawarkan dinegara- negara non-muslim masih terbatas, mereka mampu menikmati pengalaman wisata yang menyenangkan. Adapun beberapa hambatan yang dialami para muslim traveler Indonesia antara lain: culture shock, stereotip terhadap masyarakat Indonesia yang masih muncul, permasalahan kompetensi komunikasi yang disebabkan kendala bahasa. Kata Kunci: Generasi Millennial, Interaksi Budaya, Wisata Halal

ABSTRACT The increasing number of millennial Muslim's population as a traveler also encourages the growth of the tourism industry. The growth of the tourism industry is followed by the interest of millennial Muslims to visit non-muslim countries as a tourist destination. Many non-muslim countries then began to develop the halal tourism concept. They adjust the tourism facilities and services based on Muslim traveler’s needs and character. This research focuses on the socio- cultural aspect that contributes to the interaction between the traveler and the destination that they visited. Through a qualitative method, this research aims to reveal two things (1) how intercultural interaction between millennial Muslims and halal tourism industry players in Muslim minority countries (2) how the phenomenon of the cultural adaptation can be formed. This research uses a case study approach through in-dept-interviews and document analysis as data collective and data analysis. The selected informants are those who were born in the millennial age range and love traveling to non-muslim countries as a destination. This study found that Indonesian Muslim travelers have a good level of adaptation and tolerance. Although the halal tourism concept offered is limited, they can enjoy a pleasant tourist experience. There are several obstacles experienced by Indonesian Muslim travelers: culture shock, the stereotype of Indonesian society that still emerge, communication competence’s problem caused by the language barrier. Keywords: Halal Tourism, Intercultural Interaction, Millennial Generation

46 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

PENDAHULUAN memudahkan para wisatawan mengumpulkan Perkembangan industri pariwisata di informasi mengenai destinasi dan mengatur era globlalisasi sini mengalami kemajuan perjalanan wisata sendiri. Kemudahan pesat, yaitu tumbuh dengan capaian rata-rata transportasi terwujud dengan berkembangnya di atas 4% per tahun. Dalam catatan UN World air connectivity model low cost carrier Tourism Organization (WTO) menunjukkan dengan harga kompetitif (Nirwandar, 2017). adanya kecenderungan penambahan wisatawan Fenomena yang menarik dari tren mancanegara (wisman). Pada 1950 jumlah pariwisata saat ini adalah berkembangnya wisman hanya mencapai 25 juta orang, tahun pariwisata halal (halal tourism). Wisata Halal 1980 meningkat mencapai 278 orang. Tahun menjadi segmen pariwisata yang juga 2000 bertambah menjadi 674 orang, dan pada berkembang di negara-negara minoritas 2016 mencapai 1,235 miliar orang, tahun muslim atau non-muslim. Jepang merupakan 2018 diperkirakan mencapai 1,8 miliar salah satu negara yang serius mengembang- wisman. Pertumbuhan pariwisata global turut kan pariwisata halal (Anggriyana/Wakyu disumbang oleh pertumbuhan wisata di Cahyo Widodo/ Detik.com, 2019). ASEAN. Jumlah wisman Vietnam meningkat Perkembangan pariwisata halal (muslim- 26%, Filipina 11%, Singapura 7%, Malaysia friendly tourism) di beberapa negara 4%, dan Indonesia 15%. Negara-negara Asia minoritas muslim ini dipicu oleh peningkatan Timur, Korea tumbuh 30% dan Jepang 22%. jumlah muslim traveler. Riset yang dilakukan Kemajuan sektor pariwisata dipicu oleh Mastercard-CrescentRating Global Muslim tumbuhnya kelas menengah yang diikuti Travel Index 2017 (GMTI 2017) meng- peningkatan daya beli masyarakat di negara- identifikasi populasi muslim muda sebagai negara berkembang dan negara Timur Tengah, kunci utama pertumbuhan pangsa pasar perkembangan teknologi informasi komunikasi, muslim dalam industri pariwisata (Muslim dan kemudahan transportasi. Era digital travel market).

Belanja Wisata Diperkirakan Akan Mencapai 300 miliar US$ pada 2026

Gambar 1. Populasi Muslim Millennial dan Prediksi Belanja Wisata Sumber: mastecard dan Halal Trip (2017: 4)

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 47 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

Generasi millennial yang sering tersebut yang fokus pada permasalahan disebut dengan Gen-Y merupakan kelompok sosiopsikologis dengan memakai metode usia 20-36 tahun yang memiliki sudut kuantitatif, penulis dalam penelitian ini ingin pandangan yang kuat dan perilaku membeli menekankan aspek sosiokultural untuk me- yang unik. Generasi millennial diprediksi lihat keunikan interaksi budaya antara oleh para industri pariwisata mulai tahun Muslim milenial Indonesia denagn orang- 2020 mendatang mampu meningkatkan orang yang terlibat sebagai pelaku atau hingga 320 perjalanan Internasional setiap pendukung industri wisata di negara-negara tahunnya (Muslim Millennial Travel Report, Non-Muslim atau minoritas Muslim. 2017: 5). Penelitian di bidang pariwisata yang Pariwisata halal (halal tourism atau menyoroti aspek budaya pernah dilakukan moslem-friendly tourism) menjadi tema oleh C. Anantamongkolkul dan koleganya. penelitian baru yang banyak didiskusikan Keduanya berupaya melihat bagaimana dalam beberapa disiplin ilmu seperti ilmu strategi adaptasi budaya yang dilakukan oleh komunikasi, pemasaran, dan pariwisata. long-stay tourist, yakni para wisatawan yang Beberapa peneliti masih berfokus pada aspek menghabiskan waktu liburan dalam waktu psikologis, mereka melihat bagaimana persepsi lama (Anantamongkul dkk., 2019: 144-154). wisatawan dan citra (image) destinasi Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pariwisata halal di negara non-muslim di masing-masing wisatawan memiliki tingkatan benak wisatawan (Mura dan Wijesinghe, integrasi yang berbeda dalam beradaptasi 2019; Vargas-Sanchez dan Perano, 2018; Al- dengan budaya dari negara yang dikunjungi – Ansi dan Han, 2019; Han dkk., 2019). mulai dari bertahan pada zona nyaman, Han dan koleganya (2019) tertarik mengeksplorasi budaya masyarakat menemukan adanya pengaruh atribut-atribut setempat, terbenam dalam budaya tersebut, halal-friendly (antara lain lingkungan sosial, dan merasakan destinasi yang dikunjungi fasilitas, makanan dan minuman, masyarakat seperti rumah kedua. Pada tingkat integrasi lokal dan staf di bidang hospitality, kualitas yang paling tinggi wisatawan yang meng- pelayanan) terhadap image positif destinasi integrasikan budaya aslinya dengan budaya wisata, kunjungan kembali, dan perilaku setempat merasa ada keterikatan dengan word-of-mouth (merekomendasikan). Al-Ansi masyarakat lokal. Sedangkan mereka yang dan Han (2019) mengungkapkan adanya berada pada level integrasi yang rendah hubungan antara performa halal-friendly dari cenderung mengalami hambatan dalam per- negara yang dikunjungi, perceived value, jalanan wisata internasional. Ikatan home- kepuasan, kepercayaan, dan loyalitas terhadap based emotional yang kuat membuat mereka destinasi. Berbeda dari penelitian-penelitian bertahan pada zona nyaman, hanya ber-

48 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

komunikasi dengan teman satu kelompok peneliti dapat menggunakan wawancara wisatanya karena takut enggan mengalami mendalam, observasi partisipan, dokumentasi- kesulitan dalam berkomunikasi dan tidak dokumentasi, kuesioner (hasil survei), rekaman, ingin mengeksplorasi budaya dari negara bukti-bukti fisik, dan lainnya (Kriyantono, yang dikunjungi. Posisi temuan penelitiannya 2014: 65). adalah bahwa interaksi antarbudaya yang Tujuan dalam penelitian studi kasus dialami oleh long-stay tourist lebih cenderung adalah untuk meningkatkan pengetahui kepada integrasi dibanding akulturasi. mengenai peristiwa komunikasi yang terbaru Melihat ketertarikan muslim millennial maupun yang bersifat historis dan proses travelers untuk berkunjung ke negara-negara yang menyertai peristiwa tersebut. Penelitian minoritas muslim, dan dengan mem- studi kasus mempertanyakan bagaimana pertimbangkan masih terbatasnya penelitian sesuatu terjadi dalam suatu situasi tertentu. yang mengaitkan pariwisata dengan unsur Untuk melakukan studi kasus peneliti perlu budaya, penulis tertarik untuk mengkaji melakukan beberapa langkah: Pertama, aspek sosiokultural dengan objek penelitian melakukan analisis secara mendetail atas muslim milenial Indonesia. Penelitian ini suatu kasus (dalam penelitian ini fenomena akan mengungkap: 1) Bagaimana interaksi khusus yang ditinjau adalah pariwisata halal antarbudaya antara muslim millennial dan dalam setting negara-negara non-Muslim atau pelaku industri pariwisata halal di negara minoritas-Muslim). Kedua, memahami suatu minoritas-Muslim, 2) Bagaimana fenomena peristiwa, kasus atau gejala dari sudut adaptasi budaya yang terjalin. pandang seluruh orang yang terlibat. Ketiga, mencatat aspek-aspek, hubungan komunikasi METODE PENELITIAN dan pengalaman yang turut berpengaruh Pada penelitian ini menggunakan terhadap munculnya suatu peristiwa. Ke- jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan empat, memberi perhatian pada bagaimana studi kasus. Metode studi kasus digunakan faktor-faktor tersebut saling berhubungan untuk memperdalam penelitian secara intensif satu dengan yang lain. Kelima, selalu atas suatu fenomena tertentu (Daymon dan mencatat tekanan-tekanan sosial yang lebih Holloway, 2010: 114-115). Studi kasus luas pengaruhnya yang berkaitan dengan adalah metode yang menggunakan berbagai peristiwa yang diteliti (Piekkari et al., 2009 sumber data yang dapat digunakan untuk dalam Daymon dan Holloway, 2010: 115). meneliti, menguraikan, dan menjelaskan Pendekatan kualitatif akan dilakukan secara komprehensif berbagai aspek individu, melalui wawancara mendalam (in-dept- kelompok, suatu program, organisasi atau interview) terhadap 4 (empat) orang informan peristiwa secara sistematis. Sehingga para sebagai sumber data utama.

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 49 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

Tabel 1. Karakteristik Narasumber NAMA USIA PEKERJAAN DOMISILI

Rezki Arnita 27 Tahun Banker Jakarta

Amalia Dewi Ardenti 23 Tahun Mahasiswi S1 Berlin

Farhan Kurnia Mayendri 25 Tahun Mahasiswa S2 Turki

Amida Yusriana 31 Tahun Dosen Semarang

Dalam penelitian ini teknik penentuan kelulusan sekolah menengah atas (SMA) di informan menggunakan purposive sampling. tahun 2000. Berbeda dengan Elwood Carison Adapun kriteria informan yang ditetapkan dalam bukunya The Lucky Few: Between the sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu (1) Greatest Generation and the Baby Boom (2008) beragama Muslim (2) kategori usia Gen Y dan yang menyatakan bahwa generasi millennial (3) gemar me-lakukan perjalanan wisata ke lahir dalam rentang tahun 1983 hingga 2001. luar negeri khususnya negara-negara minoritas Sedangkan menurut Karl Manheim dalam Muslim yang disajikan dalam Tabel 1. teorinya Generation Theory, generasi Adapun sumber data sekunder se- millennial lahir pada rasio tahun 1980 sampai bagai informasi tambahan yaitu website agen dengan 2000 dan disebut juga sebagai pariwisata, sumber berita di media massa dan Generasi Y, yang mulai dikenal dan dipakai online. Sumber data utama dan sekunder di- para editorial koran besar Amerika Serikat gunakan agar hasil penelitian benar-benar pada Agustus 1993 (Statistik Gender berkualitas. Tematik: Profil Generasi Millennial Indonesia, 2018: 31). HASIL DAN PEMBAHASAN Berbicara mengenai Muslim Muslim Millenial Indonesia dalam millennial, Halal Trip (2017) menunjukkan Perjalanan “Wisata Halal” perbedaan yang mencolok antara Muslim “Millennial” merupakan istilah yang millennial dan wisatawan Muslim pada mengacu pada rentang tahun kelahiran. umumnya. Karakteristik, kebutuhan, perilaku William Strauss dan Neil mencetuskan istilah Muslim millennial berbeda dari wisatawan “millennial” pertama kalinya dalam bukunya generasi sebelumnya (generasi X dan generasi Millennials Rising: The Next Great Generation baby boomer). Generasi Y lebih memilih per- (2000) (dikutip dalam Statistik Gender jalanan yang bebas dan menyenangkan Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia, sehingga mereka lebih suka mengatur per- 2018, p. 31). “Millennial” merupakan mereka jalanan wisata mereka sendiri tanpa melalui yang lahir pada tahun 1982 dan mengalami agen travel.

50 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Gambar 2. Karakteristik 3As Perilaku Wisata Muslim Millenial Traveler Sumber: Mastecard dan Halal Trip (2017)

Kedekatan millennial dengan restoran tersebut tidak menjual pork dan penguasaan gadget memudahkan mereka kandungan lainnya yang tidak boleh di- menciptakan perjalanan yang lebih eksploratif. konsumsi kaum muslim sesuai dengan syariat Media sosial menjadi sumber para muslim Islam. Makanan halal adalah salah satu millennial dalam mengumpulkan informasi kebutuhan utama para traveler untuk terkait hotel, rute perjalanan, transportasi memutuskan berwisata. Hal ini disampaikan umum, dan informasi terkait fasilitas wisata oleh Amalia, sebagai informan kedua yang yang Muslim-friendly. Temuan penelitian Halal sudah 6 (enam) tahun tinggal di Berlin. Trip (2017) menunjukkan bahwa kebutuhan “Gini kak, Selama ini aku di Jerman, kalo soal makanan ada sebagian dan karakteristk Muslim millennial dapat di- orang ga terlalu strict sm masalah karakteristikan ke dalam 3As, yaitu Authentic, gitu. Misalnya, selama ga babi ga masalah, ada juga yang ada babi ga affordable, accessible (otentik, dapat dijangkau makan. Ada juga orang kaya aku, secara harga, dapat diakses dengan mudah). kalo mereka gatau dagingnya itu ga disembelih secara halal, jadi mending Jika berbicara mengenai kebutuhan aku ga makan. Ada tingkatan gitu dan perilaku Muslim Millenial Indonesia. yang aku liat. Rada tricky juga. Kalo yang aku liat nih, apalagi di Jerman, Setidaknya ada beberapa fasilitas muslim- ada restoran yang serving makanan friendly yang harus dipenuhi pelaku industri vegetarian mereka vegetarian tapi jual babi juga kaya di kantin di pariwisata bagi para traveler mulai dari universitas, biasanya mereka strict makanan berlabel halal, kebutuhan untuk soal kualinya. Di sini ada juga orang Indo disini, aku ga bilang ini karena sholat, toilet yang dilengkapi air wudhu, mungkin mereka menganut dalil yang layanan dan fasilitas ramadhan, ketiadaan berbeda gitu. Kalo mereka minioritas, dimana daging/ayam sulit didapat, fasilitas dan aktivitas yang tidak halal dan mereka boleh makan daging sapi/ fasilitas rekreasi yang menjaga privasi ayam yang dijual biasa yang gada label halalnya, atau ga disembelih (COMCEC, 2016). Ketika para traveler secara halal. Kalo aku sih engga, mengunjungi negara-negara yang mayoritas tapi ada orang yang seperti itu. Jadi kalo untuk wisata halal, aku juga penduduknya beragama non-muslim, mereka mau tau sih sejauh gitu jasa yang harus selektif memilih restoran yang me- ditawarkan. Apakah cuma mengunjungi tempat yang muslim-friendly, atau miliki label halal dan memastikan bahwa sampe makanannya sampe sehati-

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 51 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

hati itu. Perlu diliat lagi sih itu” Meskipun sulit mendapatkan fasilitas (Hasil wawancara dengan Amalia masjid/mushollah selama berwisata, tidak Dewi pada 28 Juli 2018) menghalangi informan untuk melakukan Farhan Kurnia Mayendri, sebagai ibadah. informan ketiga menambahkan bahwa ketika “Aku selalu mikir kalo lagi travelling berkunjung ke negara non muslim, lebih itu kan sebenernya kita selalu dikasih kemudahan kan, jaitu Jama’. Jadi, selektif dalam hal makanan. selama aku punya ruanganku sendiri, “Kalau makanan sih di negara non misalnya aku ada kamar hotel, aku muslim lebih strict ya. Contohnya bisa sholat dengan tenang di kereta, I Jepang, mereka langsung ngasih cap have no problem with that. Jadi ga halal ke resto-resto yang udah bisa perlu particularly nyari masjid/ nyediain makanan halal. Mulai dari mushollah gitu. Selama punya pengolahan makanan hingga masakan ruangan, satu space dimana aku bisa kayak wajannya gaboleh campur sendirian, aku bisa berdiri, aku bisa dengan masak babi atau minyak babi duduk” (Hasil wawancara dengan dsb. Kalau di negara muslim, proteksi- Ardenti, A. D. pada 2019 Juli 28) nya sudah mulai dari barang impor ya, jadi dah dipastikan halal kaya Sehingga kesulitan yang dialami Turki” (Hasil wawancara dengan semua narasumber dalam kebutuhan muslim- Amalia Dewi pada 28 Juli 2018) friendly mendorong para pelaku bisnis wisata Selain kebutuhan makanan halal, dalam memperkenalkan konsep “Halal kebutuhan akan tempat untuk beribadah Tourism” bagi muslim traveler. Hal ini yang seperti masjid dan mushollah merupakan di alami Amidah ketika sudah lama tidak kebutuhan keyakinan yang harus terpenuhi. mengunjungi negara Korea selama 5 tahun. Namun tidak semua negara menyediakan “Sekarang halal tourism sangat banyak masjid/mushollah. Hal ini dialami besar di Korea, jadi tersounding dengan baik. Jadi aku ada gap yang oleh Farhan ketika berkunjung ke negara cukup lama. Aku pertama ke korea Jepang. Di Jepang, Farhan tidak hanya itu 2008 kemudian 2009, di dua tahun itu belum ada halal tourism mengalami kesulitan mencari makanan halal, sama sekali. Apalagi di Korea tuh tetapi juga fasilitas masjid/mushollah. babi banget kan. Nah makanya itu ada gap lama, 5 tahun,2016 aku “Kalau negara minoritas muslim, balik lagi, 2017 balik ,2018 aku balik mungkin pas di China. Disana susah lagi 2x balik lagi. Hampir setiap nyari Masjid dan pastinya susah tahun aku balik kesana terus. nyari makanan halal. Pas mau nyari Sebenernya aku sangat terkejut di tempat sholat itu susah, trus seneng tahun 2016 aku pertama balik lagi banget kalau misalnya bisa ketemu setelah 5 tahun ga kesana itu orang masjid yang agak hidden place gitu. Indonesia banyak, kemudian makanan Kaya temapt-tempat rahasia yang halal cukup banyak, walaupun halal dijadikan Masjid, dan yang pasti di fooodnya itu makanan Arab/India, ga beberapa kota kondisinya beda- makanan Korea gitu. Ada makanan beda” (Hasil wawancara dengan Korea yang halal gitu, aku ga makan Ardenti, A. D. pada 2019 Juli 28) sih, tapi kita sempet cari-googling,

ada di tempat jalanan untuk khusus

52 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

tempat-tempat foreigner dan memang Kebutuhan-kebutuhan ini menjadi faktor jual itu tapi agak lebih mahal, tapi yang dipertimbangkan dalam memutuskan korean halal food gitu” (Hasil wawancara dengan Yusriana, A. pada destinasi wisata halal. 1 Agustus 2019) “Biaya perjalanan murah, makanan

yang halal, kota/negara yang Meskipun beberapa negara minoritas menarik” (Hasil wawancara dengan Arnita R. pada 28 Juli 2019) muslim, khususnya Korea dan Jepang sudah Hmmm kalo Ade kebetulan ga terlalu menawarkan konsep wisata halal, masih di- concern ke makanan. Alhamdulillah Eropa itu udah vegetarian friendly nilai belum sesuai dengan konsep halal yang banget kan jadi selalu bisa minta dianut oleh kaum muslim. Namun demikian, menu vegetarian untuk temen. Kebetulan aku lumayan strict sama para narasumber yang merupakan Muslim daging. Yang lebih aku concern itu” milenial ini masih menoleransi perbedaan orang-orang disana rasis ga ya?” (Hasil wawancara dengan Ardenti, (ketidaksesuaian) konsep halal yang diberikan. A.D. pada 28 Juli 2019) Mereka masih menikmati perjalanan wisata, Yang mempengaruhi untuk traveling karena peradaban manusia, negara bahkan ingin melakukan kunjungan kembali. atau tempat tersebut punya budaya “Tentu belum mencukupi ya, karena yang berebda dan masih kental yang paling sulit itu contohnya mau peradabannya. Dan pastinya tempat- wudhu aja susah banget. Ga ada tempat itu memiliki tempat yang pancuran, jadi hanya pake wastafle, menarik untuk dikunjungi” (Hasil karena toiletnya aja gapake pancuran wawancara dengan Mayendri F.K. kan. Jadi wudhunya misalnya di pada 30 Juli 2019) subway pake wastafle untuk tangan bla bla bla trus kalo ga ada orang Karena aku suka, aku sangat suka cepet-cepet basuh kaki jadi kalo korea dan itu negara pertama yang masalah wudhu itu kesulitan, trus aku kunjungi, jatuh cinta disitu, trus sholat sih gada tempat sholat ya, jadi aku tinggal beberapa kali cukup aku duduk aja, dimanapun kita lama disitu, jadi udah rasa kaya temukan, kita sholat. Cuma memang rumah sendiri. Kaya pulang kampung, aku wondering karena di Korean makanya aku setahun sekali pasti Center itu ada mushollah, itu ajasih kesitu” (Hasil wawancara dengan perbedaannya” (Hasil wawancara Ardenti, A.D. pada 28 Juli 2019) dengan Yusriana, A. pada 1 Agustus

2019) Adaptasi dan Adjustment Muslim Millenial Terkait ketersediaan musholah para Indonesia di Negara Minoritas-Muslim narasumber tidak mempermasalahan karena Dalam interaksi antarbudaya yang bagi mereka ibadah sholat dapat dilakukan di berbeda, adaptasi dan adjustment menjadi mana saja. Kebutuhan utama lainnya yang konsep yang sangat terkait. Ketika dua jauh lebih penting bagi mereka selain kelompok yang berbeda budaya mampu ber- makanan halal, adalah biaya perjalanan yang adaptasi maka positive adjustment akan murah, daya tarik destinasi, perlakuan host muncul dalam bentuk kepercayaan diri, terhadap wisatawan manca negara (keramahan). suasana hati yang positif, hubungan antar-

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 53 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

pribadi yang berhasil dan penurunan stress. Korea. Makanya semua orang itu pake kaos kaki. Trus apalagi ya? Oh, Sedangkan negative adjustment dipicu oleh iya misalnya kalo kita kulitnya agak perbedaaan budaya yang wujudnya bisa coklat/ agak hitam yaa mereka bener-bener notice gitu loh kalo secara psikologis dan psikosomatis – ingin mereka memandang agak rendah” segera kembali ke negara asal, culture shock, Hasil wawancara dengan Yusriana, A. pada 1 Agustus 2019) kecemasan, depresi (Matsumo dkk, 2001 dalam Matsumo dkk.,2007: 78). Culture “Culture shock? Gue engga culture shock merupakan respons ketika berada pada shock hahaha…” (Hasil wawancara dengan Arnita, R. pada 28 Juli 2019) situasi yang benar-benar asing dan kontak budaya memunculkan hasil yang maladaptive. “Nggak pernah sih, mbak. Soalnya Indikator kognitif terjadinya culture shock dulu saya di AIESEC, jadi kalau culture shock udah dipelajari. Ga antara lain kecemasan, kebimbangan, pernah ada konflik juga” (Hasil kebingungan, rendahnya self-esteem, perasaan wawancara dengan Mayendri, F. K. pada 30 Juli 2019) putus asa dan pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan (Ward dkk., 2001: 269). “Culture shock, kalo untuk Salah satu informan mengalami culture shock kehidupan diluar kampus mungkin engga sih kak. Kalo untuk travelling yang disebabkan kurangnya pengetahuan sejauh ini engga. Karena mungkin budaya (khususnya mengenai norma mindsetnya udah “kalo lo disana pasti akan beda” jadi kaya udah kesopanan) yang berlaku di negara yang nyiapin mental untuk itu. Jadi ga dikunjungi. Sedangkan tiga informan lainnya terlalu sih kak. Tapi kalo dikampus terus terang mengalami culture yang mana intensitas kontak budaya di shock sebenernya gue bisa bertahan negara asing jauh lebih tinggi tidak meng- disini ga sih? kok gue gini aja gabisa ada perasaan-perasaan kaya gitu. alami culture shock. Trus kaya kemampuan berbicara kok “Ternyata aku baru tau kalo tiba-tiba gue gabisa?” (Hasil menunjukkan jari-jari, jempol kaki wawancara dengan Ardenti, A.D. itu dianggap gak sopan kalo di pada 28 Juli 2019).

Gambar 3. Model Intercultural Sensitivity Bennett Sumber: Littlejohn dkk (2017: 399)

54 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Etnosentrisme nilai, dan keyakinan. Model Intercultural Etnosentrisme merupakan istilah yang Sensitivity Bennet menjelaskan ada enam dibahas dalam Model Intercultural Sensitivity tahapan dalam penerimaan perbedaan budaya, yang dikembangkan oleh Milton Bennett dimana kondisi yang dianggap ideal adalah (Littlejohn, 2017: 399-400). Intercultural tercapainya tahap integrasi etnorelativisme. Sensitivity mengembangkan kapasitas untuk Apabila perbedaan budaya tidak dapat ter- mengakomodasi dan menerima perbedaan atasi dengan baik, maka akan mengarah pada budaya dalam perilaku berkomunikasi, nilai- etnosentrisme. Narasumber yang merupakan kategori kaya memandang kelas ketiga. Iya betul generasi baby boomer, generasi muslim millennial cenderung mampu meng- tua banget lah yang belum terbiasa atasi adanya perbedaan budaya – perbedaan dengan globalisasi tuh yang masih “ngapain kamu ke Korea?” gitu konsep halal yang diyakini dengan konsep (Amida)” (Hasil wawancara dengan halal yang ditawarkan negara-negara destinasi Yusriana, A pada 1 Agustus 2019) maupun perbedaan budaya masyarakat Kompetensi Komunikasi Indonesia dengan budaya masyarakat di Kompetensi dalam berkomunikasi negara yang dikunjungi. Dalam interaksi menjadi faktor yang paling penting dalam lintas-budaya, narasumber mampu menerima, terciptanya komunikasi yang efektif. Begitu beradaptasi dan mengintegrasikan perbedaan pula dalam komunikasi antarbudaya (inter- yang ada. Ketika kecenderungan etno- cultural communication competence), proses relativisme narasumber lebih menonjol, sisi adaptasi dapat berhasil jika komunikasi etnosentrisme narasumber meredup. pribadi dengan native (host) atau tuan rumah “Masing-masing negara beda. Kalo di Eropa, mereka cenderung to the berjalan dengan baik. Kompetensi komunikasi point. Lo mau apa? Finish your antarbudaya menjadi kunci utama. Kompetensi business here, beli – bungkus that’s it. Nah kalo di Asia, cenderung komunikasi antarbudaya adalah kemampuan ngobrol-ngobrol dulu, tawar- untuk berkomunikasi dengan orang yang tawaran dulu. Tapi semua responnya baik kok. (Rezki Arnita)” (Hasil berasal dari budaya yang berbeda dengan wawancara dengan Arnita, R pada 28 berperilaku secara tepat dan efektif untuk Juli 2019) mencapai tujuan dan membangun hubungan “Iya ramah sih, yang galak itu yang (Hoggart, 1957 dalam Littlejohn, 2017: 396). tua-tua, mamak mamak suka galak gitu, suka ngeliatin, kalo kita di Kompetensi yang lebih mendalam lagi yang Subway trus ngomong bahasa asing secara signifikan memfasilitasi adaptasi mereka akan merasa gak nyaman. Lebih baik di Subway kita tuh diem lintas-budaya adalah host communication aja. Kayanya mendingan diem aja competence – kemampuan masyarakat asing deh aman. Karena mereka sesama Korea sendiri ramah tapi kalo sama untuk secara efektif menerima, memproses foreigners tetep kayaga baik gituloh, informasi, mendesain dan menjalankan

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 55 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

mental plans untuk menyampaian atau merespons pesan (Littlejohn, 2009: 244). Yang dimaksudkan di sini adalah para pendatang termasuk wisatawan memahami “Kalo ngomongin kompetensi komunikasi ya bahasa itu dengan baik budaya masyarakat yang sangat terkendala sih. Bahasa dikunjungi dan mampu melakukan tindak Englishnya kaku dan ber- aksen. Tapi masih bisa di- komunikasi sesuai dengan perspektif mereka. pahami... Trus bahasa kadang Menurut Spitzberg dan Gudykunst beberapa negara ada yang menolak ngomong Bahasa (Kurniawan, 2011) bahwa individu yang ter- Inggris” (Hasil wawancara motivasi untuk melakukan komunikasi antar- dengan Arnita, R pada 28 Juli 2019) budaya, memiliki kemampuan yang memadai tentang lawan bicara, serta memiliki “Sejauh ini aku ngerasa direspon dengan baik. Tapi keterampilan untuk mengelola motivasi dan aku gatau juga apa karena pengetahuan yang dimiliki untuk kemampuan aku bicara bahasa yang sama dengan mereka. Misal- berkomunikasi secara efektif. Sehingga dapat nya di Perancis, kebetulan ditarik kesimpulan bahwa terdapat 3 faktor aku bisa bahasa Perancis. Tapi kalo aku dateng ke kompetensi komunikasi antarbudaya yaitu (1) negara yang aku ga bicara motivasi; (2) pengetahuan; dan (3) bahasanya misalnya di Prague atau di Budapest keterampilan. Dalam penelitian ini, hasil kemarn, atau di Polandia perolehan data dapat dilihat dari wawancara dan ketauan banget aku pendatang dan ga bisa terhadap informan yang akan dijabarkan: (a) bahasa dia, itu mungkin Motivasi. Komunikasi antarbudaya dapat mereka agak cold walau ga sampai hostile” (Hasil terjalin jika komunikator dan komunikan wawancara dengan Ardenti, sama-sama memiliki motivasi untuk A.D. pada 28 Juli 2019) berkomunikasi. Sehingga motivasi yang Meskipun terkendala bahasa, dimiliki mampu meningkatkan kompetensi namun informan kedua dan ortiga dalam berkomunikasi. Hasil wawancara beberapa pelaku industri wisata di menunjukkan bahwa komun kendala bahasa negara minoritas-Musllim (tuan menjadi hambatan dan faktor yang menurun- rumah) seperti Korea dan Jepang kan kompetensi masyarakat dari pelaku tetap berusaha menggunakan Bahasa industri wisata di negara minoritas-Muslim Inggris sedikit-sedikit dan meng- (tuan rumah) meskipun keduanya memiliki gunakan body language jika tidak motivasi untuk berkomunikasi. Hal ini di- bisa menggunakan Bahasa Inggris. alami oleh informan pertama dalam kunjungan “Orang Korea tuh willing to wisatanya ke negara Ceko, Austria, Hungaria, open gitu, orangnya mau belajar bahasa inggris. Malah Kamboja, dan Vietnam. kalo kita ngomong mereka

56 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

happy aja gitu, pokoknya berkomunikasi antara wisatawan dan para mereka orangnya sangat pelaku industri wisata non-Muslim (host). (c) membantu” (Hasil wawancara dengan Ardenti, A.D. pada Keterampilan. Keterampilan juga merupakan 28 Juli 2019) faktor penentu kompetensi komunikasi.

“Kalau tentang komunikasi, Komunikasi yang berkompeten harus terampil berkaitan dengan hospitality dalam mengelola motivasi dan pengetahuan tentunya kan. Di beberapa negara hospitalitynya masih mereka dalam berinteraksi dengan orang lain kalah dengan Indonesia. dengan latar belakang budaya yang berbeda. Mungkin yang paling baik itu Jepang, karena dari segi Gudykunst menjabarkan 3 (tiga) unsur dalam budaya mereka dituntut untuk keterampilan yaitu: (1) kemampuan meng- ramah dan bener-bener “melayani”. Even di negara golongkan anggota budaya lain ke dalam yang Non-English-Speaking kategori yang sama di mana mereka country, kalau untuk ber- komunikasi dengan traveler menggolongkan diri mereka sendiri; (2) itu mereka berusaha ngomong kemampuan untuk memaklumi kerancuan; english sedikit-sedikit walau- pun gak bisa. English jadi dan (3) kemampuan berempati dengan modal utama, kalau ga bisa, anggota budaya lain (idem.) body language pasti di- gunakan untuk serve tourists” Hal ini terjadi pada narasumber (Hasil wawancara dengan pertama dalam salah satu unsur keterampilan Mayendri, F.K. pada 30 Juli 2019) yaitu kemampuan berempati dengan anggota

budaya lain yaitu ketika berada di Jerman. (b) Pengetahuan. Pengetahuan juga Narasumber menjelaskan bahwa seluruh toko sebagai salah satu faktor bagaimana kompetensi pada hari Minggu diliburkan agar semua komunikasi antarbudaya. Lustig dan Koester orang bisa ke Gereja. dalam (Kurniawan, 2011) bahwa pengetahuan “Mereka keren sih, terutama adalah sebagai pandangan umum tentang di Jerman. Hari minggu di- budaya dan informasi yang spesifik tentang liburkan, semua store tutup. Supaya semua orang bisa ke budaya tersebut. Seperti yang telah di bahas Gereja. Jadi membuat pada poin adaptasi dan adjustment bahwa wawasan gue terbuka ajasih. ngebuat gue memahami kalau pengalaman Amida, selaku narasumber ke- manusia-manusia memang empat sempat mengalami culture shock terbentuk beda-beda di setiap negara. Tidak terlepas dari dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang budaya yang sudah men- budaya di Korea. Narasumber keempat darah daging dan sosialisasi sesama mereka” (Hasil dianggap melanggar nilai kesopanan karena wawancara dengan Arnita, R. Budaya di Korea mewajibkan penduduknya pada 28 Juli 2019) untuk menggunakan kaus kaki. Sehingga hal Hal ini membuat para ini juga dapat mempengaruhi kompetensi wisatawan memiliki rasa toleransi

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 57 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

dan berempati dengan budaya yang kalo dipertemanan biasa sih engga. Kaya aku lupa Bahasa dianut di negara minoritas Muslim Jermannya apa trus aku sehingga tercipta hubungan yang switch ke Inggris gitu casual aja. tapi kalo di kuliah, itu baik antarbudaya. beda. kalo aku ngerasanya “Mungkin kalau dari gitu. Kalo dunia pertemanan pergaulan santai/pertemanan biasa kayanya kalo aku bikin ga terlalu sih kak. Jadi ini statement “gue ga makan ada statement dari temenku daging karna gue jaga diet orang Jerman bilang gini ke gue” atau “gue ga minum aku “gue tau lo dateng dari alkohol” “gue harus ngerjain tempat lain dan dibesarkan sholat nih, 3 diantaranya dari tempat lain. Buat gue, saat gue sama-sama kalian saat lo jadi orang yang ber- mungkin” dan mereka ngerti. beda ya gue ga masalah.” Kalo dah di dunia kampus, Aku rasa semua orang mereka kaya “gue ga peduli, Jerman gitu sih, mereka ga lo udah masuk sini ya lo terlalu peduli. Cuma mungkin punya kemampuan yang sama kesenjangan itu baru berasa sama kita, gue expect lo saat di dunia kuliah. Saat kerja, memberikan kontribusi aku diharapkan untuk ngasih yang sama sama kita” kaya performance yang levelnya misalnya presentasi “nilai sama kaya orang-orang presentasi lo, nilai presentasi Jerman padahal dari bahasa kita juga. Jadi bahasa jerman aja udah beda. Perbedaan lo harus perfect” (Hasil itu baru berasa ketika aku wawancara dengan Ardenti, masuk di dunia kuliah, tapi A.D. pada 28 Juli 2019)

Komunikasi Adaptasi Penyesuaian Adjustment Antarbudaya (Adjustment) positif

Hambatan karena Adjustmentneg Perbedaan Budaya atif

Etnosentrisme Stereotipe Kompetensi Nyaman selama Komunikasi berwisata

Keterlibatan wisatawan Ingin dan host (Engagement) mengunjungi kembali Share di medsos pengalaman positif Gambar 4. Komunikasi Antarbudaya dalam Konteks Pariwisata Halal Diadaptasi dari Teori Adaptasi Ward, Berry dan Model Intercultural Sensitivity Bennet Sumber: Matsumo dkk (2007: 76-78), Littlejohn dkk (2017: 399)

58 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

SIMPULAN DAN SARAN Penulis menyarankan penelitian di Konsep wisata halal yang saat ini bidang pariwisata yang mengkaji aspek telah berkembang di negara-negara non- budaya dengan metode penelitian etnografi Muslim masih belum memenuhi standar halal atau fenomenologi agar mendapat gambaran yang sesuai dengan keyakinan Muslim yang lebih medalam mengenai pengalaman milenial Indonesia. Namun demikian mereka wisatawan saat mengunjungi negara dengan dapat menoleransi perbedaan (kekurangan) budaya yang berbeda. Studi kasus dalam cara pelayanan wisata halal destinasi yang penelitian ini belum mampu mengungkapkan dikunjungi. Para wisatawan ini bersikap tidak keunikan interaksi antar-budaya antara kaku dan mampu beradaptasi dengan situasi wisatawan dan pelaku wisata. dan kondisi (contoh: ketika masjid/mushollah masih terbatas mereka menjalan sholat secara DAFTAR PUSTAKA fleksibel bisa di kereta hingga di subway, Al-Ansi, Amr, Heesup Han. (2019). “Role of tidak terpaku tempat). Adapun beberapa Halal-Friendly Destination Perform- hambatan yang dialami para muslim traveler ance, Value, Satisfication, and Trust ketika berwisata ke negara minoritas muslim, in generating Destination Image and antara lain: culture shock, stereotip terhadap Loyalty”. Journal of Destination masyarakat Indonesia yang masih muncul, Marketing & Management, 13, 51- kendala bahasa yang menjadi penyebab 69. menurunnya kompetensi komunikasi antara Ardenti, A.D. (2019, Juli 28). Personal traveler dengan host atau “tuan rumah” di Interview negara tersebut. Khususnya saat wisatawan Arnita, R. (2019, Juli 28). Personal Interview berkunjung ke negara di mana masyarakatnya Anantamongkolkul, Chidchanok, Ken Butcer, hanya mau berkomunikasi dengan bahasa Ying Wang. (2019). “Long-stay native dan menolak berkomunikasi dengan Tourists: Developing A Theory of bahasa Inggris, sementara wisatawan tidak Intercultural Integration into The memiliki kecakapan bahasa native. Berkaitan Destination Neighbourhood”. Tourism dengan pengalaman interaksi Muslim traveler Management, 74, 144-154. dengan host, para traveler tampak mampu Brabant, Modeleine, Bernadette Watson, beradaptasi dengan lingkungan budaya yang Cindy Gallois. (2007). Psychological berbeda. Mereka mampu mengikis etno- Perspectives: Social Psychology, sentrisme dan terlibat dalam interaksi yang Language and Intercultural intim dengan setiap komponen penyedia Communication. Dalam Handbook of industri wisata halal di negara. Intercultural Communication (Ed),

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 59 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

Karlfried Knapp dan Gerd Antos, 55- Surakarta (PMS) Etnis Tionghoa dan 76. Berlin: Walter de Gruyter GmbH. Jawa). Diakses dari Daymon, Christine, Immy Holloway. (2010). https://eprints.uns.ac.id/6312/1/18028 Qualitative Research Methods in 1011201104181.pdf pada 7 Public Relations and Marketing September 2019 Communications: Second Edition. Littlejohn, Stephen W, Karen A. Foss. (2009). New York: Routledge. Encyclopedia of Communication Han, Heesup, Amr Al-Ansi, Hossein G.T. Theory. USA: Sage Publications. Olya, Wansoo Kim. (2019). Littlejohn, Stephen W, Karen A. Foss, John “Exploring Halal-Friendly Destination G. Oetzel. (2017). Theories of Human Attributes in South Korea: Perception Communication. USA: Waveland and Behaviors of Muslim Travelers Press. toward a non-Muslim Destination”. Mahendra, G. Membumikan Konsep Wisata Tourism Management, 71, 151-164. Halal. Diakses dari Izad, Rohmatul. Ketika Muslim Menjadi http://news.detik.com/kolom/d- Minoritas di Lingkungan Mayoritas 4466915/membumikan-konsep- Non-Muslim (Bag. 1). Diakses dari wisata-halal pada 11 Juli 2019 https://islami.co/ketika-muslim- MasterCard & Halal Trip. Muslin Millennial menjadi-minoritas-di-lingkungan- Travel Report 2017. mayoritas-non-muslim-bag-1/ pada MasterCard CrescentRating. Global Muslim 30 Juli 2019 Travel Index 2019. April 2019. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Matsumoto, David, Seung hee Yoo. (2007). Perlindungan Anak dan Badan Pusat Emotion and Intercultural Adjustment. Statistik. Statistik Gender Tematik: Handbook of Intercultural Profil Generasi Milenial Indonesia. Communication (Ed), Karlfried Diakses dari Knapp dan Gerd Antos, 77-98. https://www.kemenpppa.go.id/lib/upl Berlin: Walter de Gruyter GmbH. oads/list/9acde-buku-profil-generasi- Mayendri, F.K. (2019, Juli 30). Personal milenia.pdf pada 30 Juli 2019 Interview. Kurniawan, F. (2011). Kompetensi Maysrafina, I., Christianingsih. Masyarakat Komunikasi Antarbudaya (Studi Masih Salah Paham Pengertian Deskriptif Kualitatif Tentang Wisata Halal. Diakses dari Kompetensi Komunikasi Antarbudaya http://www.republika.co.id/berita/gay Anggota Perkumpulan Masyarakat ahidup/travelling/pox11w459/masyar

60 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

akat-masih-salah-paham-pengertian- http://katadata.co.id/infografik/2019/ wisata-halal pada 11 Juli 2019 03/05/potensi-besar-wisata-halal Mura, paolo, Sarah N.R. Wijesinghe. (2019). pada 11 Juli 2019 “Behind the Research Beliefs and Vargas-Sanches, Alfonso, Mirko Perano. Practices of Asian Tourism Scholars (2018). “Halal Tourism through The in Malaysia, Vietnam and Thailand”. Lens of Generation Z in a Muslim Tourism Management Perspectives, Majority Country: Implications on 3, 1-13. Tourist Services”. International Journal Nirwandar, Sapta. Tren Pariwisata 2018. of Business and Management, 13 (9) Diakses dari Ward. Collen, Stephen Bochner, Adrian https://nasional.sindonews.com/read/ Furnham. (2005). The Psychology of 1266733/18/tren-pariwisata-2018- Culture Shock. USA: Routledge 1513589619 pada 23 Juli 2019 Yusriana, A. (2019, Agustus 1). Personal Tim Redaksi. Potensi Besar Wisata Halal. Interview Diakses dari

Pratiwi, Andarini, Adaptasi Muslim Milenial,... 61 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2495

MASALAH KOMUNIKASI PARIWISATA DESA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA SAWARNA LEBAK BANTEN

Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11650 [email protected]

ABSTRAK Desa Sawarna merupakan desa wisata binaan Lebak Banten. Memiliki banyak potensi pariwisata alam, menarik untuk dikunjungi banyak wisatawan. Ironisnya, masih banyak tertinggal dalam segi pembangunan infrastruktur, maupun sumber daya manusianya. Inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini, yang sekaligus menjadi fokus penelitian ini yaitu, ingin mengetahui dan mengungkap tentang masalah komunikasi pariwisata desa Sawarna, dalam perspektif masyarakat desa Sawarna Lebak Banten. Tujuan yang ingin dicapai yaitu, diperolehnya solusi bagi masalah komunikasi pariwisata desa dalam perspektif masyarakat desa Sawarna Lebak Banten. Selain dapat menjadi masukan bagi tokoh masyarakat maupun pemerintah desa Sawarna dan pemerintah daerah Lebak Banten, juga bagi para pemerhati pariwisata desa. Agar diperoleh pemahaman yang maksimal, penelitian kualitatif ini menggunakan metode focus group discusion (FGD). Menggunakan perspektif konstruksi sosial dalam paradigma konstruktivis. Sebagai hasil diketahui, dalam perspektif masyarakat desa Sawarna, ada sembilan sumber masalah komunikasi pariwisata desa Sawarna Lebak Banten, yang sekaligus menjadi solusi bagi masalah tersebut. Diantaranya yaitu, baik masyarakat, tokoh masyarakat, maupun pemerintah desa Sawarna, masing–masing belum komunikatif dan kreatif, baik dalam melakukan pendekatan, maupun dalam mengatasi masalah komunikasi pariwisata yang ada, dan masih adanya kesenjangan komunikasi antar mereka, akibat komunikasi yang ada belum mempunyai “fungsi ganda” dan tidak adanya media komunikasi pariwisata desa yang juga dapat dimanfaatkan sebagai media pemberdayaan masyarakat desa. Kata Kunci: Masalah Komunikasi, Komunikasi Pariwisata Perdesaan, Sawarna Lebak Banten

ABSTRACT Sawarna Village is a tourist village fostered by Lebak Banten. Has a lot of natural tourism potential, interesting to be visited by many tourists. Ironically, still lagging behind in terms of infrastructure development, and human resources. This is the background of this research, which is at the same time the focus of this research is, want to know and uncover about communication problems in Sawarna village tourism, in the perspective of the Sawarna Lebak Banten village community. The aim to be achieved is to obtain a solution to the problem of communication in rural tourism in the perspective of the Sawarna Lebak Banten community. Besides being able to be input for community leaders and the village government of Sawarna and the Lebak Banten regional government, also for observers of village tourism. In order to obtain maximum understanding, this qualitative research uses the focus group discussion (FGD) method. Using the perspective of social construction in a constructivist paradigm. As a result known, in the perspective of the Sawarna village community, there are nine sources of communication problems in Sawarna Lebak Banten village tourism, which is also a solution to the problem. Among them are, both the community, community leaders, and the Sawarna village government, each not yet communicative and creative, both in approaching, and in overcoming existing tourism communication problems, and there is still a communication gap between them, due to the existing communication does not yet have a "dual function". Keywords: Communication Problems, Village Tourism Communication, Sawarna Lebak Banten

62 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

PENDAHULUAN dikunjungi banyak wisatawan nusantara Sejak dicanangkannya program Visit (Wisnus) maupun wisatawan mancanegara Indonesia pada tahun 2008, sektor pariwisata (Wisman), seperti tampak pada Gambar 1, merupakan sektor potensial yang terus di- karena memiliki banyak potensi pariwisata kembangkan sebagai salah satu sumber alam yang menarik, seperti tampak pada pendapatan nasional dan pendapatan daerah Gambar 2. serta devisa negara. Bahkan desa juga sudah Meski demikian, ironisnya desa ini turut dikembangkan menjadi desa wisata masih banyak tertinggal dalam segi pem- dalam program pariwisata desa. bangunan. Padahal desa ini memiliki potensi Di antaranya desa Sawarna di wisata yang tergolong tinggi, seperti Kecamatan Bayah, Lebak, Banten, yang diungkap dalam penelitian Fahtoni (2018) memiliki banyak potensi pariwisata alam, dan bahwa, potensi wisata desa Sawarna mampu menarik dikunjungi banyak wisatawan. Jarak- memiliki nilai total ekonomi sebesar Rp. nya juga tidak jauh, sekitar 150 km dari kota 472.279.985.106,965 per tahun (berdasarkan Rangkasbitung, dan sekitar 218 km dari nilai surplus konsumen per individu per tahun ibukota negara. dikalikan dengan jumlah pengunjung objek Memiliki luas wilayah sekitar 2.800 wisata Pantai Sawarna tahun 2017), sekalipun Ha, dengan jumlah penduduk pada tahun masih belum didukung dengan kemudahan 2016 sekitar 4.366 jiwa, laki-laki 2.250 jiwa, akses untuk mencapai lokasi wisata yang ada. dan perempuan 2.116 jiwa, dengan jumlah Bahkan dijelaskan juga oleh Fathoni (2018), kepala keluarga sekitar 1.207 KK (BPS, surplus konsumen yang diperoleh pengunjung 2016). Topografi desa ini mayoritas berupa objek wisata Pantai Sawarna sebesar Rp. pantai, dataran rendah, hingga pegunungan, 564.370,0795 per individu per satu kali dengan ketinggian wilayah antara 0-1929 kunjungan, masih jauh diatas harga rata-rata meter di atas permukaan air laut. Tidak heran pengeluaran perjalanan yaitu sebesar Rp. bila desa ini sudah mulai dikenal dan 157.105 per satu kali kunjungan.

Gambar 1. Tingkat Kunjungan Wisata Alam Ke Kabupaten Lebak Tahun 2013 – 2017 Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak (Fathoni, 2018)

Pandjaitan, Masalah Komunikasi Pariwisata,... 63

https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2496

Gambar 2. Data Tempat Wisata Alam di Kabupaten Lebak Tahun 2014 Sumber: Sephanie (2015: 2)

Artinya, wisata desa Sawarna menarik Muhlisin (2018), desa Sawarna merupakan dan menguntungkan bagi wisatawan, sekalipun desa wisata binaan dengan destinasi wisata kemudahan akses dan lain sebagainya masih terdiri dari wisata alam (pantai Ciantir, Pulo belum begitu didukung. Apalagi bila pem- Manuk, Legon Pari, Tanjung Layar, bangunan infrastruktur desa ini lebih baik Sikabayan), wisata Goa (Goa Langir, Lalay, lagi, maka tidak tertutup kemungkinan Sikadir, dan Camaul), dan wisata ziarah jumlah wisatawan yang berkunjung akan (wisata ziarah Lawang Saketeng dan Ziarah semakin meningkat, dan investor juga akan Tumenggung) (lihat Gambar 3.). Bahkan tidak segan untuk turut serta berpartisipasi desa ini juga memiliki potensi wisata edu- dalam pembangunan desa Sawarna. ekowisata berbasis tipe ekosistem, yaitu Selain diungkap Fathoni (2018), juga konsep pembangunan pariwisata yang ber- diungkap dalam penelitian Sthepanie (2015:4). kelanjutan dengan menggunakan konsep Seperti tentang miskinnya sarana lampu ekowisata dan pendidikan yang meliputi : jalan, pompa bensin, air bersih, tempat wisata berbasis alam, berkelanjutan secara ekologis, kuliner, penginapan (homestay), maupun sarana pendidikan lingkungan, bermanfaat bagi penunjang lainnya. Demikian halnya dalam masyarakat lokal, dan menghasilkan kepuasan pembangunan sumber daya manusia. Masih wisatawan, seperti tampak pada Gambar 4. banyak penduduk desa Sawarna yang kurang Seharusnya desa ini mendapatkan perhatian mampu menggunakan bahasa Indonesia secara yang besar, baik dari pemerintah desa lancar, apalagi bahasa Inggris dan bahasa Sawarna, Pemda Lebak, akademisi, maupun asing lainnya. pemerintah pusat, dan pelaku industri Padahal dijelaskan dalam penelitian pariwisata

64 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Gambar 3. Sebaran Destinasi Wisata Desa Sawarna Sumber: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Peta_Kawasan_Desa_ Wisata_Sawarna.jpg&filetimestamp=20170413163209&

Gambar 4. Pengembangan Edu-ekowisata Berbasis Tipe Ekosistem di Desa Sawarna

Inilah yang menjadi latar belakang ingin dicapai, sekaligus urgensi penelitian ini dilakukannya penelitian ini, sekaligus yaitu, diperolehnya penjelasan dan pemahaman menjadi fokus penelitian ini yaitu, ingin serta solusi bagi masalah komunikasi mengungkap dan menjelaskan bagaimana pariwisata desa dalam perspektif masyarakat masalah komunikasi pariwisata desa Sawarna desa Sawarna Lebak Banten. Selain dapat Lebak Banten, dalam perspektif masyarakat menjadi masukan bagi tokoh masyarakat, dan desa Sawarna Lebak Banten. Tujuan yang pemerintah desa Sawarna, juga bagi Pemda

Pandjaitan, Masalah Komunikasi Pariwisata,... 65

https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2496

Lebak Banten, dan para akademisi serta paradigma konstruktivis. Untuk mendapatkan pemerhati pariwisata desa. data primer dari berbagai sumber penelitian, Sedangkan alasan dipilihnya digunakan wawancara semi terstruktur dalam masyarakat desa sebagai obyek penelitian, metode focus group discusion (FGD), dengan selain sebagai cara menjaring informasi arus mengundang dua puluh satu orang nara- bawah, juga karena masyarakat merupakan sumber. Selain itu, juga digunakan kuesioner unsur mutlak dalam pembangunan desa yang tertutup dan terbuka, sebagai cara untuk bersifat multisektoral, yaitu sebagai peng- menggali informasi yang belum terungkap gerak utama metode dan program, serta akibat keterbatasan waktu dan rasa sungkan pelaksana pembangunan untuk meningkatkan narasumber. Namun bagaimanapun, kehidupan yang lebih baik. Selain itu, seperti pengumpulan data dilakukan pada natural dikatakan oleh Kholil, Sahrul, dan Diaurrahman setting, yang dibagi dalam dua seisi diskusi. (2017:292), implementasi program pem- Sedangkan guna mendapatkan data sekunder, bangunan desa harus dianggap sebagai dilakukan penelusuran dan studi pustaka sebuah proses belajar sosial melalui proses pada beberapa buku, jurnal, dan hasil evaluasi terhadap segala hal yang telah penelitian lapangan (field research) atau dicapai dalam pelaksanaan pembangunan, observasi dengan men-datangi langsung serta mempelajari berbagai kendala yang lokasi tempat penelitian. Seperti dikatakan dihadapi, bukan hanya bagi aparatur Denzin dan Lincoln (2009:496), observasi pemerintah desa, tetapi juga bagi masyarakat terhadap situasi dan pandangan sosial desa. Jadi tidak salah bila penelitian ini lebih merupakan salah satu teknik pengumpulan fokus pada upaya menggali informasi tentang data sosial. Adapun cara mengecek ke- masalah komunikasi pariwisata desa dari absahan atau keakuratan data, digunakan perspektif masyarakat desa Sawarna Lebak teknik analisis data triangulasi dengan Banten, sekalipun mereka tidak memiliki sumber lain, dan dengan derajat kepercayaan pendidikan yang tinggi, ataupun pengalaman atau kredibilitas (credibility) dengan teknik yang luas. Inilah salah satu keunikan dari pengecekan sejawat. penelitian ini. Jadi dapat ditegaskan, adapun Mengenai lokasi dan waktu judul penelitian ini yaitu, masalah komunikasi penelitian, dilakukan di desa Sawarna pariwisata desa, dalam perspektif masyarakat Kabupaten Lebak Banten, pada hari Minggu desa Sawarna Lebak Banten. dan Senin, 10–11 Februari 2019. Mengambil tempat di Andrew Batara Homestay, Jl. METODE PENELITIAN Cisuji 2 desa Sawarna Lebak, Banten. Mulai Menggunakan metode kualitatif, dari pukul 13.00 wib sampai 17.00 wib, dalam perspektif konstruksi sosial dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 3.500.000,-.

66 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN utama dalam mengimplementasikan program Sumber Masalah Komunikasi Pariwisata pembangunan pariwisata di daerahnya. Desa Dalam Perspektif Masyarakat Desa Dua, banyak tokoh masyarakat desa Sawarna Lebak Banten Sawarna yang punya inisiatif dan kreatifitas Tanpa melalui perdebatan yang yang tinggi. Namun karena belum pernah panjang, pada diskusi awal ini diperoleh mendapatkan dukungan secara finansial pemahaman, adapun sumber masalah maupun lain–lain, sehingga inisiatif dan komunikasi pariwisata desa dalam perspektif kreatifitas tersebut akhirnya kembali mentah. masyarakat desa Sawarna Lebak Banten Bahkan menurut mereka, masyarakat desa yaitu sebagai berikut : Sawarna tidak dan belum pernah mempunyai Satu, pembangunan di desa Sawarna forum komunikasi masyarakat desa. Selain belum merata, dan arah kebijakan itu, ketika ditanyakan tentang siapa yang pembangunan sektoral dan pemberdayaan bertindak sebagai komunikator pembangunan masyarakat (people empowering) desa tidak yang menampung dan mempertimbangkan mereka ketahui. Selain itu, pemerintah desa segala keluhan dari masyarakat, bagi mereka tidak punya perhatian, karena perubahan dan hampir tidak ada, kecuali RT atau RW saja. peningkatan kualitas kehidupan sosial Namun menurut RT dan RW yang kebetulan ekonomi ke arah yang lebih baik dan wajar hadir dan sebagai narasumber FGD juga, dari waktu ke waktu tidak dirasakan. Jadi mereka juga tidak dapat berbuat apa-apa, artinya, dalam perspektif masyarakat desa selain hanya menjadi pendengar yang baik Sawarna, pembangunan desa Sawarna belum saja, karena mereka juga tidak mempunyai bersifat multisektoral. Inilah sebabnya kekuatan finansial dan sebagainya. Jadi, kesadaran gerakan masyarakat desa dalam dalam perspektif tokoh masyarakat desa melaksanakan pembangunan pariwisata Sawarna, tokoh masyarakat belum dianggap untuk meningkatkan kehidupan yang lebih sebagai perpanjangan tangan pemerintah, dan baik masih lemah. Selanjutnya, menurut pemerintah desa Sawarna juga belum di- narasumber yang hadir, pemerintah desa anggap memiliki kepekaan serta kemampuan maupun kabupaten belum pernah mengajak untuk dapat memberi respon terhadap serta ataupun memberdayakan masyarakat inisiatif dan keluhan yang berasal dari tingkat desa Sawarna dalam pelaksanaan pem- bawah. Dengan kata lain, dalam perspektif bangunan desa mereka. Padahal keterlibatan masyarakat desa Sawarna,, keluhan masyarakat masyarakat desa juga merupakan salah satu bawah seringkali diabaikan oleh pemerintah syarat mutlak dalam era kebebasan dan Desa Sawarna. keterbukaan. Padahal masyarakat desa Tiga, belum adanya strategi Sawarna juga bersedia menjadi pemeran komunikasi yang efektif antar mereka dengan

Pandjaitan, Masalah Komunikasi Pariwisata,... 67

https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2496

pemerintah desa Sawarna, karena mereka persuasi atau membujuk yang dapat di- tidak merasa ada komunikasi yang baik dan gunakan untuk mempersuasi dan membujuk dekat dengan pemerintah desa Sawarna mau- masyarakat agar mendukung program pem- pun Pemda Lebak. Sehingga bagi masyarakat bangunan pemerintah, termasuk untuk dan tokoh masyarakat desa Sawarna, fungsi pembangunan pariwissata desa Sawarna. komunikasi pemerintah desa Sawarna mau- Lima, seperti dikatakan oleh Cutlip, pun Pemda Lebak belum mempunyai “fungsi Center, dan Broom (hal.230), saluran ganda”, karena masih ada kesenjangan komunikasi dapat bersifat medium (tunggal) komunikasi (communication gap). ataupun media (jamak). Namun dalam Empat, baik masyarakat maupun tokoh perspektif masyarakat desa Sawarna, desa ini masyarakat desa Sawarna, belum pernah hanya pernah melakukan rapat ataupun merasa diajak berdialog, berunding ataupun gotong royong kecil-kecilan sebagai saluran bermusyawarah secara langsung tentang komunikasi pariwisata desa. Selain lebih pembangunan pariwisata desa Sawarna. mudah dilakukan, juga karena tidak Termasuk tentang dana desa, belum ada memerlukan banyak dana. Misalnya untuk keterbukaan informasi dari pemerintah desa membersihkan kali ataupun mengatur Sawarna. Begitupun tentang Badan Usaha pembagian parkir bagi kendaraan wisatawan Milik Desa (BUMDes) Sawarna, sampai saat yang datang. Sedangkan saluran komunikasi penelitian ini dilakukan, menurut masyarakat lain seperti radio desa, panggung rakyat, desa Sawarna tidak ada. Tidak heran bila maupun alun–alun tempat pementasan banyak isu, kecurigaan, dan konflik antara kesenian rakyat, belum mereka miliki. Jadi yang pro dan kontra. Misalnya isu tentang desa ini masih miskin dalam hal saluran pemerintah desa Sawarna dan Pemda Lebak komunikasi kelompok maupun massa. yang dianggap pelit, dan tidak peduli pada Enam, menurut Cutlip, Center, dan kegiatan masyarakat, komunitas pemuda, dan Broom (hal.232), ada empat (4) dimensi komunitas pariwisata desa Sawarna Kabupaten dasar hubungan komunikasi yang juga men- Lebak Banten. Jadi artinya, dialog antar jadi rentang hubungan (relasional) pemerintah desa dan tokoh masyarakat serta komunikasi, seperti hubungan dekat (intim), masyarakat desa Sawarna belum terjalin hubungan formal, hubungan kompetitif, dan dengan baik, dan belum dimanfaatkan untuk hubungan interpersonal konfliktual dalam membangun resistensi (antipati) terhadap berbagai setting, yang juga sangat mem- pesan yang datang belakangan. Padahal pengaruhi proses komunikasi. Namun dalam menurut Cutlip, Center, dan Broom perspektif masyarakat desa Sawarna, hubungan (2006:228), berdialog, berunding ataupun (relasional) komunikasi antar masyarakat bermusyawarah adalah salah satu teknik dengan tokoh masyarakat dan Pemerintah

68 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020 desa Sawarna, masih bersifat atau masuk sesuatu dari orang lain sebagai cara untuk kategori hubungan kompetitif, bukan dekat memenuhi kebutuhannya. Jadi adalah wajar apalagi intim, karena masih belum tampak bila tanggapan–tanggapan antar individu adanya hubungan komunikasi yang bersifat yang muncul melalui interaksi di antara akrab. Sehingga dimensi ketundukkan mereka juga akan mencakup baik imbalan diantara mereka masih belum kental, sebagai (reward), pengorbanan (cost), maupun akibat masih lemahnya rasa suka. Namun keuntungan (profit). Demikian halnya dalam demikian, juga tidak nampak adanya hubungan antar masyarakat, tokoh masyarakat, hubungan yang bersifat kompetitif apalagi dan pemerintah desa Sawarna. Namun dalam konfliktual secara interpersonal. Apalagi perspektif masyarakat desa Sawarna, mereka tentang sentuhan, dialog, dan keterbukaan belum merasakan hal tersebut. Bahkan dalam penyampaian perasaan emosional menurut mereka, pemerintah desa Sawarna mereka, masih belum terjadi. Begitu juga belum peduli secara materi. Contohnya saja, tentang kedekatan (proximity), daya tarik, mereka belum pernah menerima bantuan kepercayaan, perhatian, dominasi, persuasi, dana segar untuk berbagai proposal acara dan keagresifan, juga diakui oleh para yang mereka tawarkan. Padahal menurut narasumber FGD masih kurang. Tentu saja mereka, kegiatan tersebut juga untuk hal ini menjadi hambatan, baik bagi kepentingan promosi pariwisata desa pemberdayaan masyarakat setempat, maupun Sawarna. Jadi dapat dipahami, interaksi bagi upaya pembangunan pariwisata desa maupun hubungan baik antar masyarakat, Sawarna. Misalnya saja seperti kegiatan tokoh masyarakat, dan pemerintah desa mancing bersama antar tokoh masyarakat, Sawarna kurang terjaga, sebab masih ada ataupun wisata sepeda gembira, menurut pihak yang merasa kurang diuntungkan dari penjelasan para peserta yang hadir, tidak juga hubungan tersebut. Jadi artinya, pemerintah pernah dilakukan. desa Sawarna masih lemah dalam mem- Tujuh, seperti dijelaskan oleh berikan perhatian seperti imbalan (reward), Thibaut dan Kelly, (Goldberg dan Larson, pengorbanan (cost), maupun keuntungan 1985:54) dalam teori pertukaran sosial, (profit) pada mayoritas masyarakat desa interaksi antar manusia bagaikan konsep Sawarna, yang juga menjadi sumber masalah transaksi dagang, yang fokus pada pertukaran komunikasi pariwisata desa Sawarna. barang dan jasa. Jadi menurut teori ini, Delapan, menurut teori kerja hubungan baik akan terus terjaga bila kelompok efektif antarbudaya, agar komunikasi masing–masing pihak merasa diuntungkan kelompok yang bersifat heterogen atau dari hubungan tersebut. Dalam arti, pada multikultural efektif, sebagaimana dikutip dasarnya setiap orang akan mengharapkan dari John Oetzel (Littlejohn, 2009:336), di-

Pandjaitan, Masalah Komunikasi Pariwisata,... 69

https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2496

perlukan adanya kesetaraan diantara partisipan hal tersebut tidak pernah berhasil mereka (partisipasi setara), mufakat berdasarkan lakukan, terutama dalam memecahkan pengambilan keputusan, manajemen konflik masalah dengan pemerintah desa Sawarna. yang tidak mendominasi, dan komunikasi Menurut mereka, pada tahap pertama seperti dengan penuh hormat. Namun dalam untuk mengungkapkan kesulitan saja sudah perspektif masyarakat desa Sawarna, semua sulit. Apalagi untuk tahap selanjutnya. Jadi itu belum terjadi, dan bahkan pemerintah menurut mereka, ada banyak masalah antar desa masih sangat mendominasi dan kurang masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemerintah menaruh hormat pada masyarakat maupun desa Sawarna yang belum dapat dipecahkan, tokoh masyarakat desa Sawarna. akibat belum dilaksanakannya enam langkah Sembilan, menurut John Dewey proses pemecahan masalah seperti dijelaskan (1910) dalam Teori Fungsional (Littlejohn, oleh John Dewey (1910). hal.344), mengungkapkan kesulitan, men- Demikian antara lain, sumber jelaskan permasalahan, menganalisis masalah, masalah komunikasi pariwisata desa dalam menyarankan solusi, membandingkan alternatif perspektif masyarakat desa Sawarna Lebak dan menguji mereka dengan tujuan dan Banten yang berhasil dipahami dari hasil kriteria yang berlawanan, serta mengamalkan FGD terhadap duapuluh satu orang nara- solusi yang terbaik, adalah enam langkah sumber. Sebagai alat bantu untuk mem- proses pemecahan masalah. Namun ketika permudah pemahaman bersama, digunakan hal ini disampaikan dan didiskusikan, spontan alat bantu visual seperti tampak pada Gambar para narasumber memberikan respon bahwa 5.

Gambar 5. Sumber Masalah Komunikasi Pariwisata Desa Dalam Perspektif Masyarakat Desa Sawarna Lebak Banten

70 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Solusi Bagi Masalah Komunikasi Pariwisata banyaknya isu, kecurigaan, dan konflik Desa Dalam Perspektif Masyarakat Desa antara yang pro dan yang kontra. Jadi Sawarna Lebak Banten artinya, penting mengaktifkan dialog antara Pada tahap kedua ini, dikemukakan pemerintah desa dan tokoh masyarakat serta ide diskusi tentang solusi bagi masalah masyarakat desa Sawarna, sebagai salah satu komunikasi pariwisata desa dalam perspektif cara untuk membangun resistensi (antipati) masyarakat desa Sawarna Lebak Banten. Dari terhadap pesan yang datang belakangan. diskusi ini diperoleh pemahaman bahwa, Selain itu juga disarankan, dengan memper- dalam perspektif masyarakat desa Sawarna, kaya saluran komunikasi pariwisata desa, pemerintah desa Sawarna dan Pemda Lebak seperti membuat radio desa maupun alun– Banten, perlu mendapatkan pencerahan dan alun tempat pementasan kesenian rakyat penekanan dari para akademisi tentang konsep ataupun pesta kesenian rakyat desa Sawarna, dan pentingnya pemberdayaan masyarakat yang juga dapat dijadikan sebagai salah satu (people empowering) dan tokoh masyarakat obyek wisata desa Sawarna. desa, juga tentang pembentukkan forum Solusi lain yang disarankan yaitu, komunikasi adat dan forum komunikasi pentingnya pemerintah desa Sawarna mem- pariwisata sebagai media harmonis dan bangun hubungan (relasional) komunikasi yang pembangunan masyarakat Desa Sawarna dekat dengan masyarakat dan tokoh Lebak Banten. Selain itu juga perlu ditekan- masyarakat, sehingga dimensi ketundukan kan tentang pentingnya memiliki kepekaan masyarakat dan tokoh masyarakat desa serta kemampuan untuk dapat memberi Sawarna terhadap pemerintah desa Sawarna respon terhadap inisiatif dan keluhan yang akan kental, dan hal ini akan mempermudah berasal dari tingkat bawah, sehingga tidak pemerintah desa Sawarna dalam mengendali- ada masyarakat bawah yang diabaikan oleh kan lajunya arah pembangunan wisata desa pemerintah desa Sawarna. Sawarna. Misalnya saja tentang kebersihan Selain itu juga perlu ditekankan dan keindahan lingkungan, keamanan, tentang pentingnya dilakukan strategi maupun kesantunan berlalu lintas, sebagai komunikasi yang efektif yang memiliki cara menekan jumlah angka kecelakaan di “fungsi ganda”, sehingga mampu mengurangi jalan raya yang bisa mengganggu kenyamanan kesenjangan komunikasi (communication berkendara bagi para wisatawan. Selain itu gap) yang ada antar masyarakat, tokoh juga disarankan, pentingnya pemerintah desa masyarakat, dan pemerintah desa Sawarna. Sawarna agar diberi pemahaman tentang cara Demikian halnya dengan forum dialog atau membangun kedekatan (proximity), daya tarik, musyawarah yang baik, menurut masyarakat kepercayaan, perhatian, dominasi, persuasi, desa Sawarna, efektif untuk mengurangi dan keagresifan dengan masyarakat dan

Pandjaitan, Masalah Komunikasi Pariwisata,... 71

https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2496

tokoh masyarakat desa sawarna, sebagai mampu membangun kerja kelompok atau solusi bagi permasalahan komunikasi komunikasi kelompok yang efektif bagi pariwisata desa Sawarna. pembangunan pariwisata desa Sawarna. Hal Demikian halnya dengan prinsip ini seperti ditegaskan oleh John Oetzel interaksi antar manusia yang menurut (Littlejohn, 2009:336), tentang perlunya Thibaut dan Kelly, (Goldberg dan Larson, kesetaraan diantara partisipan (partisipasi 1985:54) bagaikan konsep transaksi dagang, setara), dan mufakat berdasarkan pengambilan yang fokusnya pada pertukaran barang dan keputusan dan manajemen konflik yang tidak jasa yang saling menguntungkan. Begitupun mendominasi, dan komunikasi dengan penuh hubungan antar masyarakat, tokoh masyarakat, hormat. dan pemerintah desa Sawarna, disarankan Selanjutnya solusi tentang proses juga harus bersifat mampu memberikan pemecahan masalah. Dalam perspektif keuntungan pada semua pihak. Misalnya masyarakat desa Sawarna, pemerintah desa saja adanya kepedulian secara materi dari Sawarna harus mampu menjadi pendengar pemerintah desa Sawarna maupun Pemda yang baik, sebagai langkah awal untuk Lebak, pada berbagai inisiatif dan kreatifitas mendapatkan kejelasan masalah dari pembangunan masyarakat dan tokoh masyarakat dan tokoh masyarakat, juga masyarakat yang mampu mendorong laju sebagai langkah awal bagi analisis masalah pembangunan pariwisata desa Sawarna. Jadi dan pencarian solusi. Saran ini juga seperti artinya, menurut masyarakat desa Sawarna, ditegaskan oleh John Dewey (1910) dalam pemerintah desa Sawarna perlu diberi Teori Fungsionalnya (Littlejohn, hal.344), pengarahan tentang cara memberi imbalan dimana mengungkapkan kesulitan adalah (reward) pada masyarakat dan tokoh langkah awal dari enam langkah proses masyarakat desa Sawarna, juga tentang pemecahan masalah. prinsip pengorbanan (cost) yang mampu Berikut alat bantu visual yang memberi keuntungan (profit) bagi masyarakat menjelaskan tentang sembilan solusi bagi desa Sawarna. masalah komunikasi pariwisata desa dalam Berikutnya solusi tentang pentingnya perspektif masyarakat desa Sawarna Lebak pemerintah desa membangun sikap saling Banten. Ketidakpedulian pada salah satu hormat, dengan terlebih dahulu menaruh faktor tersebut juga dapat menjadi masalah hormat pada masyarakat maupun tokoh bagi komunikasi pariwisata desa Sawarna, masyarakat desa Sawarna, agar pemerintah karena sifat sembilan faktor tersebut bersifat desa Sawarna maupun Pemda Lebak Banten saling mempengaruhi.

72 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Gambar 6. Solusi Bagi Masalah Komunikasi Pariwisata Desa Dalam Perspektif Masyarakat Desa Sawarna Lebak Banten

SIMPULAN DAN SARAN pariwisata yang ada, juga harus mampu Ada sembilan masalah komunikasi dalam mengatasi kesenjangan komunikasi pariwisata desa Sawarna, dalam perspektif yang ada di antara mereka. Selain itu juga masyarakat desa Sawarna Lebak Banten. harus mampu dalam melakukan komunikasi yang sekaligus menjadi solusi bagi masalah yang berfungsi ganda, serta menciptakan tersebut. Diantaranya, baik masyarakat, media komunikasi pariwisata desa yang dapat tokoh masyarakat, maupun pemerintah desa berfungsi sebagai media pemberdayaan Sawarna, masing–masing belum komunikatif masyarakat desa yang dapat mendorong laju dan kreatif, baik dalam melakukan pendekatan, pembangunan pariwisata desa Sawarna. maupun dalam mengatasi masalah komunikasi pariwisata yang ada, dan masih adanya DAFTAR PUSTAKA kesenjangan komunikasi antar mereka, akibat Cutlip, Scott M., dan Center, Allen H., serta komunikasi yang ada belum mempunyai Broom, Glen M. (2016). Effective “fungsi ganda”. Selain itu juga belum adanya Public Relations. Jakarta: Penerbit media komunikasi pariwisata desa dan Prenadamedia Group. pemberdayaan masyarakat (people empower- Denzin, Norman K. & Lincoln, Yvonna S. ing) desa yang dapat mendorong laju (2009). Qualitative Research. United pembangunan pariwisata desa Sawarna. Stated of America: Sage Publication. Pada akhirnya, sebagai solusi bagi Devito, Joseph A. (2009). Human semua pihak, selain harus komunikatif dan Communication. United States of kreatif dalam melakukan pendekatan dan America: Pearson Education. upaya mengatasi masalah komunikasi Effendi, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori

Pandjaitan, Masalah Komunikasi Pariwisata,... 73

https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2496

dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Ekosistem Di Pantai Tanjung Layar Citra Aditya Bakti. Sawarna Kabupaten Lebak – Banten. Fathoni. (2018). “Analisis Nilai Ekonomi Diakses dari Objek Wisata Pantai Sawarna di https://www.researchgate.net/publica Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak tion/323165298 Provinsi Banten dengan Pendekatan Putri, I Dewa Ayu Hendrawathy. (2018). Travel Cost Method”. Diakses dari “Strategi Komunikasi Penguatan Peran http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/ Adat dalam Menjaga Lingkungan 40089 berlandaskan Falsafah Tri Hita Kholil, Syukur., Sahrul., dan Diaurrahman. Karana di Desa Batuan Kecamatan (2017). “Peran Komunikasi Sukawati Kabupaten Gianyar Bali”. Pembangunan Badan Pemberdayaan Jurnal Widya Duta, 13 (1). Masyarakat (BPM) dalam Sthepanie, Yessie. (2015). “Strategi Pembangunan Sosial dan Keagamaan Pengembangan Fasilitas Wisata di Kota Langsa”. Jurnal Al-Balagh, 1 Pantai Sawarna Di Kabupaten Lebak (2), 291–301. Banten”. Diakses dari Littlejohn, Stephen W. (2008). Theories of repository.upi.edu, Human Communication. United perpustakaan.upi.edu. States of America: Thomson. Rosmawaty. H.P. (2010). Mengenal Ilmu Muhlisin. (2018). Potensi Pengembangan Komunikasi. Bandung: Widya Edu-ekowisata Berdasarkan Tipe Padjadjaran.

74 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

WISATA GASTRONOMI SEBAGAI DAYA TARIK PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

1Siska Armawati Sufa, 2Henri Subiakto, 3Meria Octavianti, 4Emeralda Ayu Kusuma 1,3Universitas Padjadjaran Bandung, 2Universitas Airlangga Surabaya, 4Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIESIA) Indonesia [email protected]

ABSTRAK Predikat “Kota UMKM Indonesia” bagi Sidoarjo yang memiliki potensi kuat dalam bidang produsen makanan dan minuman berusaha mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui industri UMKM yang diselaraskan dengan pengembangan industri pariwisata, mampu menjadi senjata yang ampuh untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Sidoarjo. Wisata gastronomi menjadi strategi yang tepat dalam mengembangkan industri pariwisata di Sidoarjo. Penelitian ini menjelaskan mengenai bentuk pengembangan wisata gastronomi yang tepat untuk dilakukan di Sidoarjo, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan data penelitian diperoleh dari wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Informan penelitian ini adalah para pelaku UMKM di Sidoarjo yang tergabung dalam ASMAMINDA yaitu asosiasi yang beranggotakan produsen makanan dan munuman khas Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan sinergitas yang baik di antara para pelaku UMKM yang tergabung dalam ASMAMINDA agar wisata gastronomi dapat menarik wisatawan untuk datang ke Sidoarjo. Sinergitas harus dilakukan dalam segala aspek, mulai dari pengelolaan produk dari setiap UMKM sampai pada media promosi yang akan digunakan. Bukan hanya menjual produk kuliner, tetapi pelaku UMKM yang tergabung dalam ASMAMINDA harus mampu menciptakan nilai lebih dari hanya sekedar menjual makanan dan minuman. Seluk-beluk proses pembuatan produk makanan dan minuman dengan kesesuaiannya terhadap nilai budaya lokal Sidoarjo harus mampu dikemas menjadi sebuah produk pariwisata yang memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Sidoarjo. Selain itu, dukungan dari para stakeholder, terutama dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan sangat diperlukan, tidak hanya memberdayakan para pelaku UMKM tetapi juga melakukan monitoring demi menyukseskan pengembangan wisata gastronomi di Kabupaten Sidoarjo. Kata Kunci: Asmaminda, Komunikasi Pariwisata, Kuliner Sidoarjo, Pengembangan Pariwisata, Wisata Gastronomi

ABSTRACT The district of Sidoarjo has great potential in the food and beverage industry. The district seeks to develop democratic economy by aligning Micro-Small and Medium-sized Enterprises with the tourism industry with nickname ‘The City of MSMEs of Indonesia’ has managed to increase the number of visitors. Gastronomic tourism has been the right strategy to develop the tourism industry in this district. This study describes the proper form of gastronomic tourism development to be carried out in Sidoarjo, using descriptive qualitative research methods, with research data obtained from in-depth interviews, observation, and literary study. The informants of the study were the owners of MSMEs of Sidoarjo incorporated into ASMAMINDA, i.e. the association of Sidoarjoan food and beverage producers. The results showed that good synergy is needed among the MSMEs who are members of ASMAMINDA so that gastronomic tourism can attract tourists to come to Sidoarjo. The synergy should be done in every aspect, from product management of every MSMEs to promotion tools. The owners should create added-value so that they do not merely sell food and beverage products. The intricacies of the process of making food and beverage products based on local cultural values of Sidoarjo must be transformed into a tourism product that gives a unique experience for the

Sufa, Subiakto, Octavianti, Kusuma, Wisata Gastronomi Sebagai,... 75 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2497

visitors. Moreover, support from stakeholders, especially related agencies namely the Department of Tourism and the Department of Industry and Trade is needed, not only empowering MSMEs but also monitoring for the success of the development of gastronomic tourism in District of Sidoarjo. Keywords: ASMAMINDA, Gastronomic Tourism, Sidoarjoan Culinary, Tourism Communication, Tourism Development,

PENDAHULUAN menengah terbanyak di Indonesia. Total Sidoarjo merupakan kabupaten di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jawa Timur yang memiliki berbagai rangkaian mencapai 171.264 unit usaha. Rinciannya, agenda ekonomi kerakyatan mulai dari skala usaha mikro 154.891 unit, usaha kecil usaha kecil hingga menengah, sehingga menengah 154 unit, dan usaha besar 16.000 Sidoarjo pun mendapatkan predikat sebagai unit. Di Sidoarjo juga telah tumbuh sekitar 82 “Kota UMKM Indonesia”. Sidoarjo juga di- sentra industri rakyat dan ditambah kampung- kenal sebagai pusat peradaban dari Kerajaan kampung usaha, seperti: Kampoeng Batik, Jenggala merupakan wilayah yang berkembang Kampung Jajanan, Kampung Kerupuk, pesat, karena mampu mengembangkan Kampung Sandal dan Sepatu, dan lain-lain potensi usaha mikro, kecil dan menengah (Sandy, A. K., 2017). Potensi usaha kecil yang diberdayakan dengan sangat baik oleh menengah yang dimiliki oleh Kabupaten pemerintah daerah. Kabupaten Sidoarjo juga Sidoarjo apabila dikemas dengan baik akan mampu mengembangkan potensi pembangunan mampu menjadi sebuah objek wisata yang lainnya pada sektor perdagangan dan akan mendatangkan banyak wisatawan ke pariwisata melalui potensi daerahnya, sumber Sidoarjo. Pengertian objek wisata dalam hal daya manusia yang mumpuni, dan luas ini adalah berbagai hal yang mampu menarik 719,63 km2 merupakan wilayah strategis bagi wisatawan untuk berkunjung hingga mem- pengembangan perekonomian regional untuk berikan kepuasaan tersendiri pada wisatawan dijadikan daerah investasi. (Wardiyanta, 2016). Berbagai kampung yang Kabupaten Sidoarjo dengan kepadatan sudah ada di Kabupaten Sidoarjo dengan populasi 2.703,13 jiwa memiliki posisi sangat keberagaman potensi yang terdapat di dalam- strategis, karena berbatasan dengan Surabaya nya, apabila dikemas dengan baik dan juga sebagai kota metropolitan terbesar kedua di berdasar pada prinsip-prinsip pengembangan Indonesia. Kabupaten Sidoarjo juga menjadi pariwisata akan menjadi sebuah daya tarik daerah yang selalu dilintasi arus transportasi wisata tersendiri. dari Surabaya ke daerah lain di Jawa Timur Berdasarkan Undang-Undang No. 10 seperti Mojokerto, , Pasuruan, dan Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1 Gresik sehingga memberikan dampak positif ayat 5 menyatakan bahwa objek wisata pada pertumbuhan daerah. Kabupaten Sidoarjo adalah segala hal yang memiliki keunikan, juga mampu mengembangkan usaha kecil keindahan, dan nilai keragaman kekayaan

76 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

alam, budaya, dan hasil karya manusia yang Menyaksikan secara langsung mulai dari dapat menjadi sasaran serta tujuan wisatawan persiapan, cara mengolah, menyajikan, dan untuk berkunjung. Berbagai daya tarik wisata menyantap makanan khas merupakan sebuah yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo atraksi budaya yang mampu menarik diantaranya adalah makanan dan minuman wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. yang dihasilkan oleh para pelaku UMKM. Pengembangan wisata dalam bidang Hal tersebut terbukti dengan predikat yang kuliner dikenal dengan sebutan gastronomi, diperoleh Kabupaten Sidoarjo sebagai “Kota “culinary tourism, also referred to as UMKM Indonesia”. Pemerintah daerah gastronomic”(Hjalanger dan G. Richards, Sidoarjo terus berbenah agar predikat tersebut 2002). Wisata gastronomi adalah cara lain dapat tetap dapat dipertahankan dengan cara dalam menikmati objek wisata sekaligus juga menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif melestarikan kebudayaan melalui upaya sehingga peluang terserapnya tenaga kerja pelestarian kebudayaan di bidang makanan dan investor semakin meningkat. dan minuman atau biasa disebut wisaa Perkembangan UMKM di Sidoarjo kuliner (Brillat-Savarin, 1994). Hal ini sangat akan semakin meningkat apabila diselaraskan tepat untuk pengembangan pariwisata di dengan pengembangan pariwisata. Pengertian Kabupaten Sidoarjo. Banyaknya pelaku pengembangan adalah proses memperbaiki UMKM yang memproduksi berbagai jenis serta meningkatkan segala potensi yang ada, makanan dan minuman khas Sidoarjo sejalan dan pengembangan obyek wisata merupakan dengan konsep wisata gastronomi sehingga kegiatan membangun, memelihara, dan mampu memberikan kekuatan ekonomi bagi melestarikan sarana dan prasarana maupun petani, peternak, nelayan, dan industri terkait fasilitas lainnya. Berdasarkan Undang-Undang penyedia jasa kuliner. R1 No 10 Tahun 2009 Pasal 6 menyatakan Secara lebih khusus, di Kabupaten bahwa pembangunan pariwisata selayaknya Sidoarjo terdapat asosiasi yang terdiri dari memperhatikan segala keragaman, keunikan, para pelaku UMKM makanan dan minuman kekhasan budaya, dan alam serta kebutuhan khas Sidoarjo dan telah diresmikan dengan manusia dalam berwisata. Bagi Kabupaten akta notaris sejak 20 Februari 2017 bernama Sidoarjo, makanan dan minuman yang di- ASMAMINDA. Asosiasi yang berlokasi di hasilkan oleh para pelaku UMKM merupakan Bluru Kidul, Kabupaten Sidoarjo ini semakin suatu sumber daya budaya sebagai daya tarik manambah maraknya sentra UMKM di Jawa wisata yang dapat dikembangkan. Kuliner Timur. Kabupaten Sidoarjo sebagai daerah menurut Pitana (2019) merupakan salah satu dengan kawasan perairan yang mendominasi sumber daya budaya yang dapat di- wilayah Sidoarjo, banyak dimanfaatkan oleh kembangkan menjadi daya tarik wisata. para pengelola tambak dan juga nelayan

Sufa, Subiakto, Octavianti, Kusuma, Wisata Gastronomi Sebagai,... 77 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2497

dengan hasil perikanan dan hasil tangkapan METODE PENELITIAN laut yang melimpah, beberapa hasil tambak Tipe metodologi dari penelitian ini yang banyak dihasilkan adalah ikan Bandeng, adalah kualitatif deskriptif dengan mem- sedangkan hasil tangkapan dari laut berupa fokuskan pada bentuk pengembangan Udang, Kupang, dan lain-lain. Masyarakat pariwisata gastronomi di Kabupaten Sidoarjo sudah mulai mengolah hasil tambak dan dengan memposisikan peran peneliti sebagai tangkapan laut tersebut menjadi berbagai instrumen kunci, berdasar pada teknik produk makanan, beberapa diantaranya pengumpulan data secara triangulasi adalah: Bandeng Asap-Presto-Otak, Kupang (gabungan), analisis data bersifat induktif/ Crispy, dan Petis Udang. kualitatif dan lebih menekankan makna Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten dibandingkan generalisasi. Sidoarjo khususnya oleh para pelaku UMKM Melalui metode wawancara (depth yang tergabung dalam ASMAMINDA men- interview) sebagai metode pengumpulan data jadi modal kuat dalam pengembangan yang dilakukan secara langsung di lokasi pariwisata gastronomi sehingga mampu pemasaran produk ASMAMINDA bertujuan menarik wisatawan berkunjung ke Kabupaten melakukan observasi non-partisipatoris. Sidoarjo. Gastronomi secara lebih umum Sedangkan, studi dokumen dalam bentuk foto merupakan sebuah studi mengenai hubungan dan video hasil wawancara dipergunakan antara budaya menikmati makanan dan sebagai pelengkap dari metode observasi dan minuman. Gastronomi lebih lanjut mem- wawancara. pelajari berbagai komponen budaya dengan Pengambilan data dengan purposive sentra kuliner sebagai pusat analisisnya. sampling, yaitu pengambilan sampel sumber Ruang lingkup gastronomi tidak hanya data melalui informan yang diharapkan me- memaparkan makanan dan minuman dari segi mudahkan peneliti dalam menjelajahi objek pemenuhan kebutuhan fisiologis tetapi lebih secara mendalam. Data penelitian diperoleh mendalam mengkaji sudut pandang kuliner melalui informan kunci yaitu tokoh formal daerah sebagai aspek budaya serta aset bagi yang memahami tentang objek penelitian. daerah dalam mengembangkan industri Peneliti melakukan wawancara kepada sumber pariwisata guna meningkatkan ekonomi data yang dianggap menguasai tentang situasi rakyat dan pendapatan daerah. Sehingga sosial/objek penelitian (Sugiyono, 2016). melalui penjelasan dasar tersebut, penelitian Informan kunci dalam penelitian ini yaitu ini berusaha menjawab pertanyaan dasar para anggota ASMAMINDA sebagai pelaku tentang bagaimana bentuk pengembangan UMKM atau produsen makanan dan minuman pariwisata gastronomi di Kabupaten Sidoarjo khas Sidoarjo, sedangkan wisatawan dan juga yang dilakukan oleh ASMAMINDA? peminat kuliner berperan sebagai informan.

78 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN nilai budaya yang dimiliki oleh makanan dan Potensi Wisata Gastronomi di Kabupaten minuman tersebut. Menurut Turgarini hal Sidoarjo tersebut masuk pada kajian tentang aspek Kabupaten Sidoarjo, memiliki potensi gastronomi praktis (T. Kartika, dkk, 2019) yang luar biasa dalam aspek pariwisata. Dilihat dari aspek gastronomi praktis Lumpur Lapindo yang awalnya merupakan dalam memadukan berbagai potensi pariwisata, sebuah bencana alam akhirnya mampu ber- gastronomi mampu menjadi sumber daya transformasi menjadi wisata alam, rekreasi, pariwisata dalam hal inovasi produk yang dan juga wisata pendidikan. Penelitian ini pastinya berbeda dengan kegiatan atau atraksi akan mengkaji mengenai pengembangan wisata lainnya, sentra kuliner menjadi produk potensi wisata di Sidoarjo dalam aspek wisata yang tersedia setiap saat. Wisata gastronomi. Menurut kajian yang dilakukan gastronomi menyuguhkan eduwisata kuliner oleh Nurwitasari (2015) menguraikan bahwa yang otentik dengan pemahaman jauh lebih pemahaman masyarakat pada wisata kuliner besar serta apresiasi tinggi terhadap kekayaan saat ini sebatas pada kunjungan ke lokasi budaya dan kuliner khas daerah (Nurwitasari, sentra kuliner daerah setempat. Padahal lebih 2015). Sebagai sebuah objek wisata, produk daripada itu, wisata kuliner dapat dikemas makanan dan minuman yang akan dijadikan agar lebih menarik minat wisatawan melalui sebagai sebuah objek wisata gastronomi harus upaya dalam melakukan kombinasi pada memenuhi tiga syarat seperti yang dinyatakan potensi kekayaan dan atraksi budaya daerah Yoeti (1996) yaitu something to see, setempat denga potensi kuliner sehingga something to to do, dan something to buy. akhirnya dikenal sebagai wisata gastronomi. Something to see, pada daerah Berdasarkan pada jenisnya, wisata tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi gastronomi sebagai bagian dari wisata dengan wisata berbeda dengan potensi yang dimiliki minat khusus dengan fokus kegiatan lebih oleh daerah lain. Dengan perkataan lain, spesifik dibandingkan dengan jenis wisata daerah tersebut harus mempunyai daya tarik lainnya, berupaya menawarkan sesuatu yang khusus, di samping itu pula harus mempunyai lebih unik, serta menawarkan suatu pengalaman atraksi wisata yang dapat dijadikan entertain- baru dalam berwisata (Darsiharjo, dkk, 2016). ments bila orang datang ke sana. Something Pengalaman yang dapat diperoleh wisatawan to do ,padadaerah tersebut harus pula ketika melakukan wisata gastronomi adalah disediakan fasilitas rekreasi atau amusement perjalanan yang dilakukan dengan tujuan dan tempat atau wahana yang bisa digunakan untuk menikmati makanan dan minuman wisatawan untuk beraktivitas seperti olah dengan memahami mulai dari pengolahan raga, kesenian maupun kegiatan lain yang bahan mentah sampai pada pemahaman nilai- dapat membuat mereka betah tinggal lebih

Sufa, Subiakto, Octavianti, Kusuma, Wisata Gastronomi Sebagai,... 79 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2497

lama. Something to buy, pada daerah tersebut kreatif melalui industri UMKM, baik makanan harus tersedia fasilitas perbelanjaan dan minuman, maupun karya seni Batik. (shopping), terutama barang-barang souvenir Something to see yang sangat khas dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk saat ini adalah area terdampak semburan dibawa pulang ke tempat asal masing- Lumpur Lapindo di desa Renokenongo, masing. Fasilitas untuk berbelanja ini tidak kecamatan Porong. Sedangkan sisi cultural hanya menyediakan barang-barang yang see terdapat sekitar 10 candi tersebar di dapat dibeli, tetapi harus pula tersedia sarana- wilayah kabupaten Sidoarjo, yaitu: Candi sarana pembantu lain untuk lebih memper- Dermo (kecamatan Wonoayu), Candi Pari, lancar seperti money changer, bank, kantor Candi Sumur, dan Candi Pamotan pos, dan lain-lain. (kecamatan Porong), Candi Tawangalun Potensi pariwisata Sidoarjo memiliki (kecamatan Sedati), Candi Medalem segala aspek tersebut, something to do dan (kecamatan Tulangan), Candi Wangkal something to buy terdapat pada satu area (kecamatan Krembung), Candi Terung lokasi yaitu di Sun City Hotel and Shopping (kecamatan Krian), Candi Kedung Bacok Center yang terletak di Jalan Pahlawan, (kecamatan Tarik), dan Candi Petilasan Watu Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Sidoarjo. Tulis (kecamatan Prambon). Fasilitas modern Selain itu di sana juga terdapat hotel, pusat entertainments sudah banyak tersebar di perbelanjaan, waterpark, pujasera, fasilitas wilayah kabupaten Sidoarjo, diantaranya entertainments seperti: tempat karaoke, ATM adalah Ciplas (Cinema Plaza), XXI di Lippo Center, Money Changer, serta beberapa ruko Plaza, Cinema 21 dan fasilitas amusements di yang juga terdiri dari perkantoran dan butik Transmart Sidoarjo. pakaian. Bandar udara internasional Juanda ASMAMINDA sebagai Peluang yang biasa dipergunakan masyarakat Jawa Pengembangan Wisata Gastronomi di Timur dalam memanfaatkan fasilitas Kabupaten Sidoarjo transportasi udara terletak di Jalan Ir. H. Pengembangan pariwisata merupaka Juanda, Kelurahan Betro, Kecamatan Sedati, upaya suatu daerah dalam mengembangkan Kabupaten Sidoarjo. Seharusnya apabila masyarakat dan wilayahnya berdasarkan pada pemerintah daerah mampu mengembangkan- berbagai hal. Hal-hal yang mendasari nya, Kabupaten Sidoarjo dapat menjadi pintu pengembangan pariwisata antara lain adalah utama pariwisata di Jawa Timur, namun saat pengembangan pariwisata harus mampu ini Sidoarjo mulai bangkit dari keterpurukan meningkatkan taraf hidup warga masyarakat akibat efek munculnya Lumpur Lapindo sekaligus upaya pelestarian identitas dan dengan mulai mengembangkan perekonomian tradisi lokal kedaerahan, mampu menaikkan

80 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

tingkat pendapatan secara ekonomis meningkatkan pendapatan ekonomis para sekaligus mendistribusikan secara merata pelaku UMKM di Sidoarjo yang saat ini kepada penduduk lokal, dengan berorientasi sudah tergabung dalam ASMAMINDA. pada pengembangan wisata berskala kecil Anggota ASMAMINDA terdiri dari para dan menengah dengan daya serap tenaga pelaku UMKM berskala kecil di Sidoarjo, kerja besar dan berorientasi pada teknologi diharapkan mampu menyerap tenaga kerja kooperatif, serta upaya mengembangkan secara merata dari kalangan masyarakat muda potensi pariwisata melalui pemanfaatan objek di berbagai wilayah Sidoarjo sehingga proses wisata secara optimal sebagai agen promosi yang selama ini dilakukan secara penyumbang tradisi budaya dengan dampak tradisional, dapat dipromosikan dan di- negatif yang seminimal mungkin [10]. pasarkan lebih luas dengan teknologi digital Kartika [9] mengungkapkan bahwa melalui kreativitas yang akan diciptakan dalam konteks pariwisata, tentunya kehadiran tenaga kerja muda. sentra kuliner sebagai produk unggulan yang Dalam konteks pengembangan dapat disuguhkan kepada wisatawan adalah pariwisata gastronomi, maka konsep wisata serangkaian potensi wisata yang tak dapat kuliner menjadi bagian yang utama. Wisata dipisahkan. Sehingga, pada realitas yang kuliner merupakan aktivitas mencicipi makan sebennarnya bahwa potensi yang dimiliki di suatu tempat, dimana kegiatan mencicipi pelaku UMKM yang tergabung dalam makanan ini tidak hanya sekedar mencicipi ASMAMINDA dapat mejadi peluang dalam makanan, namun juga ada penekanan pada meningkatkan sektor pariwisata di Sidoarjo, aspek budaya serta mempelajari sejarah dari khususnya dalam konteks wisata gastronomi. makanan itu sendiri (T. Karika, dkk, 2019). Apabila pengembangan pariwisata di Sidoarjo Berkenaan dengan hal tersebut maka akan diperhatikan dengan serius, khususnya lebih baik apabila ASMAMINDA sebagai pemgembangan pariwisata gastronomi, hal asosiasi pelaku UMKM di Sidoarjo mampu tersebut mampu meningkatkan taraf hidup menyusun sebuah strategi pengembangan para pelaku UMKM sebagai produsen wisata dengan memasukkan unsur budaya makanan dan minuman khas Sidoarjo pada berbagai produk yang dihasilkan oleh sehingga tradisi lokal tetap bisa terjaga para pelaku UMKM yang menjadi anggota- dengan baik. Jika pariwisata gastronomi ini nya. Cerita di balik setiap makanan dan berkambang dan berhasil menarik banyak minuman yang diproduksi oleh para pelaku wisatawan datang ke Sidoarjo, maka akan UMKM tersebut dikemas dengan menarik banyak masyarakat luar Sidoarjo dapat dan mampu ditunjukkan pada calon pembeli. menikmati dan membeli produk kuliner yang Media yang digunakan dalam mengemas disediakan. Hal tersebut secara otomatis cerita tersebut bisa dengan memanfaatkan

Sufa, Subiakto, Octavianti, Kusuma, Wisata Gastronomi Sebagai,... 81 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2497

kemasan makanan dan minuman, maupun ataupun bahkan tidak mengenal berbagai disampaikan melalui berbagai media atau produk yang dihasilkan para pelaku UMKM secara langsung di tempat dimana produk yang tergabung dalam ASMAMINDA. tersebut dijual. Selain itu akan lebih baik lagi, Peluang ASMAMINDA sangat besar dalam apabila ASMAMINDA mampu menginisisasi mengembangkan konsep wisata gastronomi untuk membangun sentra kuliner yang dengan cara menjadikan sekretariat didalamnya mampu menyuguhkan berbagai ASMAMINDA sebagai sentra oleh-oleh produk kuliner yang dihasilkan dengan makanan dan minuman khas Sidoarjo, pengemasan yang baik dan juga menyuguh- menggantikan peran toko-toko oleh-oleh kan pengalaman budaya yang menjadi nilai yang selama ini sudah ada. tambah yang dirasakan oleh wisatawan. Wisata gastronomi bukan hanya Berdasarkan hasil wawancara dengan sekedar menjual produk makanan dan salah satu pengurus ASMAMINDA bernama minuman, pada wisawatan tetapi mampu Pak Didik, bahwa ada sekitar 60 pelaku memberikan pengalaman yang berharga bagi UMKM dengan produk makanan dan wisatawan bersama makanan dan minuman minuman yang bervariasi dan memiliki daya yang mereka cicipi atau mereka beli. Jadi jual. Seluruh produk ini dipasarkan dalam 3 bukan hanya sekedar mencicipi atau metode, yaitu: 1) penjualan langsung melalui membeli, tetapi dalam konsep wisata transaksi jual-beli oleh produsen kepada gastronomi para wisatawan dapat mencicipi konsumen, 2) pameran yang biasa diadakan makanan dan minuman, lalu menikmatinya oleh Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan sambil mempelajari cara memproduksinya, UMKM, dan Dinas Perindustrian dan sesuai dengan pernyataan Hall C. dan Perdagangan yang biasa digelar pada event- Mitchell yang menyatakan bahwa wisata event tertentu di masing-masing kedinasan, 3) makanan dan minuman (culinary tourism) Sekretariat ASMAMINDA, yang terletak di didefinisikan sebagai kegiatan wisatawan Blukid Residence 2 blok BA No. 01, Bluru dalam mengunjungi sentra kuliner, festival Kidul, Sidoarjo. Pada metode ketiga dalam makanan dan minuman, restoran serta lokasi memasarkan produknya melalui sekretariat spesifik untuk menikmati makanan dan ASMAMINDA, diharapkan menjadi media minuman atau menikmati/mempelajari proses belanja yang dapat disasar oleh wisatawaan. produksinya. ASMAMINDA harus mampu Beberapa perlengkapan penjualan produk, mengajak para pelaku UMKM bukan hanya seperti: etalase, dan beberapa rak sebagai memproduksi makanan tetapi juga mem- wadah produk-produk makanan dan minuman persiapkan berbagai atribut khusus dari khas Sidoarjo sudah lengkap tersedia. Namun, makanan tersebut sebagai nilai tambah dari hingga saat ini banyak wisatawan yang belum produk kuliner yang ditawarkan. Saat ini

82 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

produk kuliner yang dihasilkan oleh pelaku Kabupaten Sidoarjo dalam mempromosikan UMKM anggota ASMAMINDA sudah dan memasarkan produk hasil olahannya. beraneka ragam, hanya saja makanan dan Selama ini masyarakat atau wisatawan minuman tersebut hanya ada untuk dicicipi, mayoritas hanya membeli oleh-oleh dalam belum ada nilai lebih dari produk tersebut bentuk yang tidak tahan lama apabila di- yang mampu mengangkat nilai budaya yang bawa bepergian jauh, seperti Kue Lumpur ada dari setiap produk. Gambar 1 merupakan Muda-Mudi, Lontong Kupang. Jikalau- beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh pun wisatawan ingin berbelanja di sentra UMKM yang tergabung dalam ASMAMINDA. Predikat Kota UMKM bagi Sidoarjo oleh-oleh, mayoritas langsung mensasar menjadi modal awal dalam pengembangan ke beberapa toko yang tersebar di jalan wisata gastronomi di wilayah yang ber- Mojopahit, misalnya: Toko Mitra atau batasan langsung dengan ibukota provinsi Toko Tanjung. Mulai dari Petis Udang, Jawa Timur ini. ASMAMINDA dapat Aneka Kerupuk, Aneka Keripik, dan memberikan peluang bagi para pelaku berbagai macam sambal yang kebanyakan UMKM makanan dan minuman khas juga adalah barang titipan, baik hasil Sidoarjo yang tersebar di beberapa wilayah produksi rumahan atau hasil pabrik.

Macco Chizzo Bitha

Bandeng Maharani Crispy Abon Pecel Pastela

Gambar 1. Produk UMKM Makanan dan Minuman Sidoarjo Sumber :http://asmaminda.blogspot.com/2017/07/sekilas-tentang-asosiasi-makanan_16.html

Sufa, Subiakto, Octavianti, Kusuma, Wisata Gastronomi Sebagai,... 83 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2497

Melihat kondisi seperti itu, sudah bersifat personal. Sedangkan untuk akun ID seharusnya ASMAMINDA berkolaborasi Instagram masing-masing pelaku UMKM dengan berbagai pihak untuk mengelola dan sudah mempergunakan nama produk, namun mengembangkan produk hasil dari pada kurang aktif dalam melakukan update secara UMKM ini untuk dapat menjadi modal dalam berkala. Berikut merupakan akun Instagram pengembangan wisata gastronomi di Sidoarjo. dari dua UMKM yang menjadi anggota Saat ini pemerintah Sidoarjo masih ASMIMANDA, itu Macco Chizzo dan belum kurang memberikan perhatian khusus Qonjamadu. bagi para pelaku UMKM yang sudah mulai Dalam pengembangan wisata mandiri secara produktivitas. Saat ini gastronomi, diperlukan integrasi diantara pengelolaan dan pemasaran masih dilakukan sesama pelaku usaha agar konsep wisatanya oleh masing-masing UMKM dengan segala dapat terpenuhi. Khusus untuk promosi melalui keterbatasannya, sehingga pengembangannya media sosial seharusnya ASMAMINDA pun tidak tampak. Saat ini para pelaku memiliki satu akun yang terintegrasi dengan UMKM makanan dan minuman Sidoarjo satu ID yaitu ASMAMINDA baik dalam sebenarnya sudah mampu mengaplikasikan format fanpage Facebook maupun Instagram media sosial untuk mensosialisasikan produk agar dapat secara berkala mempromosikan mereka, baik melalui Facebook maupun masing-masing produk yang dihasilkan oleh Instagram, namun penggunaannya masih para pelaku UMKM makanan dan minuman sangat konvensional atau ID akunnya masih khas Sidoarjo.

Macco Chizzo Qonjamadu Gambar 2. Akun ID Instagram anggota ASMAMINDA Sumber : Instagram

84 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020

Integrasi yang harus dilakukan dalam tergabung dalam ASMAMINDA masih ber- mengembangkan wisata gastronomi di Sidoarjo jalan sendiri-sendiri dalam segala kegiatan- bukan hanya sebatas penggunaan akun media nya, mulai dari kegiatan produksi, promosi, promosi yang terpadu, tetapi juga di segala maupun distribusi. Untuk bisa mewujudkan aspek. Koordinasi dan konsolidasi dari setiap wisata gastronomi yang sukses menarik pelaku UMKM dapat difasilitasi oleh wisatawan datang ke Sidoarjo diperlukan ASMAMINDA sehingga dapat disusun rencana sinergitas yang baik di antara para pelaku strategis pengembangan wisata gastronomi di UMKM tersebut. Sinergitas harus dilakukan Kabupaten Sidoarjo. Setelah tersusun konsep dalam segala aspek, mulai dari pengelolaan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik produk dari setiap UMKM sampai pada dan budaya Sidoarjo, ASMAMINDA sebagai media promosi yang akan digunakan. Bukan sebuah assosiasi dapat membawa rencana hanya menjual produk kuliner, tetapi pelaku tersebut untuk diajukan pada berbagai dinas UMKM yang tergabung dalam ASMAMINDA terkait seperti dinas pariwisata serta dinas harus mampu menciptakan nilai lebih dari perindustrian dan perdagangan Kabupaten hanya sekedar menjual makanan dan minuman. Sidoarjo. Gambar 3 merupakan skema rencana Seluk-beluk proses pembuatan produk makanan pengembangan wisata gastronomi yang dapat dan minuman dengan kesesuaiannya terhadap dikembangkan di Kabupaten Sidoarjo. nilai budaya lokal Sidoarjo harus mampu dikemas menjadi sebuah produk pariwisata SIMPULAN DAN SARAN yang memberikan pengalaman tersendiri bagi Sampai saat ini pelaku UMKM yan wisatawan untuk berkunjung ke Sidoarjo.

Gambar 3. Model Pengembangan Wisata Gastronomi di Sidoarjo

Sufa, Subiakto, Octavianti, Kusuma, Wisata Gastronomi Sebagai,... 85 https://doi.org/10.35760/mkm.2020.v4i1.2497

Sinergitas antara sesama UMKM Fakultas Kehutanan Universitas Gajah yang tergabung dalam ASMIMANDA tidak Mada. akan mampu untuk menciptakan wisata Darsiharjo, W. Kastolani., & G. N. P. gastronmi yang maksimal di Sidoarjo, jika Nayoan. (2016). “Strategi tidak ada dukungan dari para stakeholder dan Pengembangan Wisata Minat Khusus juga pemerintah. Dinas Pariwisata serta Arung Jeram di Sungai Palayangan”. J. Dinas Perindustrian dan Perdagangan di- Manaj. Resort dan Leis., 13 (1), 24–35. harapkan mendukung para UMKM, tidak I. G. Pitana., & I. K. S. Diarta. (2019). hanya dengan memberdayakan para pelaku Pengantar Ilmu Pariwisata. Jogyakarta: UMKM tetapi juga melakukan monitoring Andi. demi menyukseskan pengembangan wisata J. A. Brillat-Savarin. (2004). The Physiology gastronomi di Kabupaten Sidoarjo. of Taste. Harmondsworth: Penguin. M. Hjalager and G. Richards. (2002). DAFTAR PUSTAKA Gastronomy: an Essential Ingredient A. K. Sandy. (2017). Sidoarjo Kota UKM in Tourism Production and Indonesia. Diakses dari Consumption. Tour. Gastron. https://ayukartikasandy.wordpress.com Sugiyono. (2016). “Memahami Penelitian /2017/02/21/sidoarjo-kota-ukm- Kualitatif,” Bandung Alf. indonesia/. T. Kartika., & Z. Harahap (2019). “The A. Nurwitasari. (2015). “Pengaruh Wisata Culinary Development of Pempek As a Gastronomi Makanan Tradisional Gastronomic Tourist Attraction in Sunda Terhadap Keputusan Wisatawan Palembang, Sumatera Selatan Tour”. Berkunjung Ke Kota Bandung”. Sci. J., 4 (2) 211–233. BARISTA, 2 (1), 92–102. Wardiyanta (2006). Metode Penelitian C. Fandeli. (2002). Perencanaan Pariwisata. Jogyakarta: Andi. Kepariwisataan Alam. Jogyakarta:

86 Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 No. 1 Juni 2020