DAMPAK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH JEMBATAN SURAMADU (Studi Di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang Kabupaten )

Ananda Tri Dharma Yanti1, Mochammad Saleh Soeaidy1, Heru Ribawanto1 Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, e-mail: [email protected]

Abstract: The Development Policy Impact of Suramadu bridge on Socio-Economic Community In Suramadu bridge Regional Development part of Madura (Studies in the Sukolilo Barat Village, Labang subdistrict, Bangkalan district). This study aims to describe and analyze the impact of Suramadu bridge development on the socio- economicand correlation in the development of the Suramadu bridgeregional particularry part of Madura in Sukolilo Barat Village, Labang subdistrict, Bangkalan District. Research method used is descriptive qualitative research approach, with a focus on 1. Development impact of Suramadu bridge on socio-economic community in Sukolilo barat Village, Labang subdistrict, Bangkalan district, includes the impact on social and economic ; 2. correlation the socio-economic impact withregional development policies Suramadu bridge part of Madura; 3. evaluation of development policy Suramadu bridge regional part of Madura views of the effectiveness, , efficiency, adequacy, equity, responsiveness and accuracy.

Keywords: Impact of Policies, Suramadu bridge, Suramadu Regional Development

Abstrak: Dampak Kebijakan Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Dalam Pengembangan Wilayah Jembatan Suramadu (Studi Di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis dampak pembangunan Jembatan Suramadu terhadap sosial ekonomi dan keterkaitannya dalam pengembangan wilayah Jembatan Suramadu khususnya sisi Madura di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan fokus penelitian 1. Dampak pembangunan jembatan suramadu terhadap sosial ekonomi masyarakat di desa sukolilo barat kecamatan labang kabupaten bangkalan meliputi dampak dalam bidang sosial dan dampak dalam bidang ekonomi; 2. Keterkaitan dampak sosial ekonomi dengan kebijakan pengembangan wilayah jembatan suramadu sisi Madura; 3. Evaluasi kebijakan pengembangan wilayah jembatan suramadu sisi madura dilihat dari efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsifitas dan ketepatan.

Kata Kunci: Dampak Kebijakan, Jembatan Suramadu, Pengembangan Wilayah Suramadu

Pendahuluan Suramadu yang disesuaikan dengan kondisi Kebijakan pembangunan jembatan sosial ekonomi daerah terdampak. Dalam Suramadu sebagai salah bentuk hal ini peneliti mengambil studi Desa infrastruktur transportasi secara esensial Sukolilo Barat Kecamatan Labang dapat merangsang dan memberi peluang Kabupaten Bangkalan mengingat daerah ini pertumbuhan sosial maupun ekonomi lokasinya dekat dengan Jembatan khususnya di Pulau Madura. Untuk Suramadu. mewujudkan hal tersebut maka dibentuklah Berdasarkan masalah tersebut kebijakan pengembangan wilayah Jembatan pemerintah membentuk sebuah badan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 147

pelaksana yakni Badan Pengembangan 3. Sikap menghargai hasil karya seseorang Wilayah Suramadu (BPWS). Kebijakan dan kenginan untuk maju. pembentukan BPWS ini sesuai dengan 4. Toleransi terhadap perubahan-perubahan Peraturan Presiden RI No 23 tahun 2009 yang menyimpang. tentang Badan Pengembangan Wilayah 5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan. -Madura. BPWS yang baru 6. Penduduk yang heterogen. dibentuk pada tahun 2010 oleh pemerintah 7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pusat ini bersifat ad hoc/sementara bidang-bidang kehidupan tertentu. mempunyai visi yakni terwujudnya wilayah 8. Orientasi ke masa depan. suramadu sebagai pusat pertumbuhan 9. Nilai bahwa manusia selalu beikhtiar ekonomi Jawa Timur dan sebagai simpul untuk memperbaiki hidup (Soekanto, transportasi nasional yang tetap dapat 1987, h.20). mempertahankan nilai budaya yang hidup Sedangkan faktor penghambat dalam masyarakat. Dalam mewujudkan perubahan sosial, menurut Soekanto visinya tersebut BPWS bekerjasama oleh meliputi: pemerintah daerah kabupaten di Madura. 1. Kurangnya hubungan dengan Salah satu Kabupaten tersebut adalah masyarakat luar. Kabupaten Bangkalan yang sekaligus juga 2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan wilayah pengembangan terlambat. Jembatan Suramadu. Dengan demikian hal 3. Sikap masyarakat yang tradisional. ini tentu akan dapat menstimulasi 4. Adanya kepentingan-kepentingan yang peningkatan sosial ekonomi masyarakat. tertanam dengan kuat. 5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan Kajian Pustaka pada integrasi kebudayaan. 1. Konsep Pembangunan 6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau Konsep pembangunan dapat asing. digambarkan salah satunya melalui model 7. Hambatan-hambatan yang bersifat pertumbuhan. Model pertumbuhan yang ideologis. diungkapkan oleh Rostow merupakan 8. Adat atau kebiasaan —suatu konsep yang memandang 9. Nilai bahwa pada hakikatnya hidup ini pembangunan dari sudut ekonomi dan tidak mungkin akan diperbaiki sosial. Kenaikan pendapatan per-kapita (Soekanto, 1987, h.20). penduduk suatu Negara merupakan sebuah Lebih lanjut lagi, Kodoatie menjelaskan realita dan perwujudan pembangunan“. tentang dampak pembangunan transportasi Menurut Rostow yang dikutip oleh jalan dengan perubahan ekonomi adalah Budiman beberapa tahapan proses sebagai berikut: pembangunan tersebut meliputi —Secara umum, tidak ada satu teoripun —masyarakat tradisional, prakondisi lepas yang menyatakan tentang hubungan antara landas, tinggal landas, bergerak ke pembangunan transportasi jalan dengan kedewasaan dan konsumsi massa tinggi“ perubahan ekonomi masyarakat. Akan (Budiman, 1995, h.26) tetapi, keberadaan jalan dan fasilitas transportasi lainnya pada tingkat tertentu 2. Pembangunan terhadap Sosial akan secara esensial meragsang dan Ekonomi Masyarakat memberi peluang pertumbuhan ekonomi“ Pembangunan akan berpengaruh pada (Kodoatie, 2005, h.268). perubahan sosial. Dalam proses perubahan Lebih lanjut lagi, menurut Thengsen sosial masyarakat terdapat faktor yang dikutip oleh Kodoatie juga pendorong dan penghambat. Berikut adalah mengungkapkan bahwa: beberapa faktor pendorong dalam —Investasi pada jaringan jalan utama di perubahan sosial menurut Soekanto negara berkembang hanya akan mengarah meliputi: pada mereduksi biaya operasi kendaraan 1. Kontak dengan budaya lain. dan waktu tempu perjalanan saja, tetapi 2. Sistem pendidikan yang maju. jarang berpengaruh terhadap pembangunan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 148

ekonomi secara signifikan. Kecuali untuk 3. Membandingkan biaya dan manfaat daerah-daerah terisolir dihubungkan yang dicapai sebagai hasil dari dengan jalan utama. Investasi pada jalan intervensi. penghubung pedesaan yang membuka 4. Menggunakan model untuk memahami daerah terisolir atau mampu mereduksi dan menjelaskan apa yang terjadi biaya transportasi secara dramatis sering sebagai akibat dari kebijakan masa lalu. memiliki peluang lebih besar 5. Pendekatan kualitatif dan jugmental membangkitkan pembangunan ekonomi“ untuk mengevaluasi (Kodoatie, 2005, h.269). keberhasilan/kegagalan kebijakan dan program. 3. Dampak Kebijakan 6. Membandingkan apa yang sudah Menurut Kamus Besar Bahasa terjadi dengan tujuan atau sasaran dampak diartikan sebagai —daya yang ada tertentu dari sebuah program atau atau timbul dari sesuatu (orang, benda) kebijakan. yang ikut membentuk watak, kepercayaan 7. Menggunakan pengukuran kinerja atau perbuatan seseorang“ (KBBI, 2001, untuk menilai apakah tujuan atau h.849). Lebih lanjut lagi, dampak kebijakan targetnya sudah terpenuhi menurut Winarno adalah sebagai berikut: (Ardyasworo, 2011, h.43). —Dampak kebijakan lebih merujuk pada akibat-akibatnya bagi masyarakat, baik 4. Evaluasi Kebijakan yang diinginkan atau tidak diinginkan yang Evaluasi kebijakan publik (public policy berasal dari tindakan atau tidak adanya evaluation) dalam studi kebijakan publik tindakan pemerintah. Dalam hal ini ada dua (public policy study) merupakan salah satu kemungkinan dampak yang ditimbulkan tahapan dari proses kebijakan publik dari pelaksanaan kebijakan yaitu dampak (public policy process). Menurut yang diinginkan (berkonotasi positif) dan Mustopadijaja yang dikutip oleh Widodo dampak yang tidak diinginkan (berkonotasi evaluasi merupakan —kegiatan pemberian negatif). Dampak kebijakan juga dibedakan nilai atas sesuatu —fenomena“ di dalamnya antara Policy Impact Outcomes dan Policy terkadung pertimbangan nilai (value Output. Policy Out Comes adalah akibat- judgment) tertentu“ (Widodo, 2012, h.111). akibat dan konsekuensi-konsekuensi yang Menurut Widodo untuk melakukan evaluasi ditimbulkan dengan dilakukannya suatu kebijakan, program dan kegiatan terdapat kebijakan. Sedangkan Policy Output adalah beberapa tahap yang harus dilakukan : apa yang telah dihasilkan dengan adanya a. Mengidentifikasi apa yang menjadi proses perumusan kebijakan dari pengertian tujuan kebijakan, program dan ini, maka dampak mengacu pada adanya kegiatan. perubahan-perubahan yang diakibatkan b. Penjabaran tujuan kebijakan, program oleh suatu implementasi kebijakan“ dan kegiatan ke dalam kriteria atau (Winarno, 2007, h.23). indikator pencapaian tujuan. Menurut Parsons yang dikutip oleh c. Pengukuran indikator pencapaian Ardyasworo bahwa ada tujuh metode dalam tujuan kebijakan program. upaya mengetahui dampak kebijakan antara d. Berdasarkan indikator pen- lain: capaian tujuan kebijakan program 1. Membandingkan tadi, data dicari di lapangan. problem/situasi/kondisi dengan apa e. Hasil data yang diperoleh dari lapangan yang terjadi sebelum intervensi. diolah dan dikomparasi dengan kriteria 2. Melakukan eksperimen untuk mengkaji pencapaian tujuan (Widodo, 2012, dampak suatu program terhadap suatu h.125). Kriteria / indikator evaluasi area atau kelompok dengan menurut Dunn sebagai berikut: membandingkannya dengan apa yang terjadi di area atau kelompok lain yang Tabel. 2 Indikator Evaluasi Kebijakan belum menjadi sasaran intervensi.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 149

Tipe Pertanyaan Kecamatan Labang Kabupaten Kriteria Bangkalan Efektivitas Apakah hasil yang Kebijakan pembangunan jembatan diinginkan telah dicapai ? Suramadu membuat dampak baik itu dalam Efisiensi Seberapa banyak usaha aspek sosial maupun ekonomi masyarakat diperlukan untuk di Madura termasuk bagi Desa Sukolilo mencapai hasil yang Barat Kecamatan Labang Kabupaten diinginkan ? Bangkalan. Hal ini karena dalam setiap Kecukupan Seberapa jauh kebijakan yang dibuat pasti akan pencapaian hasil yang menimbulkan efek-efek atau konsekuensi diinginkan untuk disebut sebagai dampak kebijakan. Dampak memecahkan Masalah? kebijakan menurut Winarno adalah sebagai Pemerataan Apakah biaya dan berikut: manfaat didistribusikan —Dampak kebijakan lebih merujuk pada dengan merata kepada akibat-akibatnya bagi masyarakat, baik kelompok yang berbeda? yang diinginkan atau tidak diinginkan Responsifitas Apakah hasil kebijakan yang berasal dari tindakan atau tidak memuaskan kebutuhan, adanya tindakan pemerintah. Dalam hal preferensi atau nilai ini ada dua kemungkinan dampak yang kelompok tertentu? ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yaitu dampak yang diinginkan yang diinginkan benar- (berkonotasi positif) dan dampak yang benar berguna? tidak diinginkan (berkonotasi negatif). Dampak kebijakan juga dibedakan Sumber: William Dunn (2000, h.61) antara Policy Impact Outcomes dan Policy Output. Policy Out Comes adalah Metode penelitian akibat-akibat dan konsekuensi- Jenis penelitian ini adalah penelitian konsekuensi yang ditimbulkan dengan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. dilakukannya suatu kebijakan. Menurut Denzin dan Lincoln yang dikutip Sedangkan Policy Output adalah apa oleh Moleong menyatakan bahwa yang telah dihasilkan dengan adanya penelitian kualitatif adalah —penelitian yang proses perumusan kebijakan dari menggunakan latar alamiah, dengan pengertian ini, maka dampak mengacu maksud menafsirkan fenomena yang terjadi pada adanya perubahan-perubahan yang dan dilakukan dengan jalan melibatkan diakibatkan oleh suatu implementasi berbagai metode yang ada“ (Moleong, kebijakan“ (Winarno, 2007, h.23). 2005, h.5). Fokus dalam penelitian ini

adalah: 1. Dampak kebijakan 2. Dampak Dalam Bidang Sosial

pengembangan Jembatan Suramadu a. Dampak Dalam Bidang Mobilitas terhadap sosial ekonomi masyarakat di Sosial Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang Jembatan Suramadu merupakan sebuah Kabupaten Bangkalan; 2. Keterkaitan anugerah karena langsung menghubungkan dampak kebijakan pembangunan Jembatan ke daerah perkotaan yakni kota Surabaya. Suramadu dengan pengembangan wilayah Kota Surabaya merupakan kota Jembatan Suramadu; 3. Evaluasi Kebijakan metropolitan yang merupakan kota terbesar Pengembangan Wilayah Jembatan kedua di Indonesia yang mempunyai Suramadu Sisi Madura. kelengkapan akses kebutuhan hidup. Dengan demikian masyarakat dapat dengan Hasil dan pembahasan mudah memasok akses kebutuhan hidupnya 1. Dampak Pembangunan Jembatan karena adanya jembatan Suramadu terhadap Sosial Ekonomi Suramadu.Sedangkan dampak negatif Masyarakat di Desa Sukolilo Barat berkaitan dengan semakin banyaknya

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 150

peredaran narkoba, kriminalitas dan yang maju dan berorientasi pada masa lokalisasi. depan juga menjadi faktor pendorong dalam Melihat model pertumbuhan Rostow perubahan sosial yang ada di Desa Sukolilo yang dikutip oleh Budiman (1995, h.26) Barat Kecamatan Labang Kabupaten dalam konsep pembangunan, dapat Bangkalan. dikatakan bahwa intervensi pemerintah dalam pembangunan jembatan Suramadu 3. Dampak Dalam Bidang Budaya membuat masyarakat di Desa Sukolilo Dampak positif adanya Jembatan Suramadu Barat Kecamatan Labang ini menjadi berkaitan dengan mulai berubahnya status masyarakat yang naik level menjadi di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang masyarakat pra kondisi lepas landas. Hal ini Kabupaten Bangkalan dari daerah plosok karena intervensi pemerintah dalam menjadi daerah yang lebih hidup. Selain itu, pembangunan mengakibatkan kemajuan terdapat kerjasama budaya antar suku dalam mobilitas sosial. Madura dengan suku Jawa yakni kirab dan lomba perahu hias di daerah pesisir dekat b. Dampak Dalam Bidang Pendidikan Jembatan Suramadu untuk memperingati Dampak pembangunan jembatan Hari Raya Ketupat. Hal ini menjadi sebuah Suramadu dari segi pendidikan membawa salah satu perubahan budaya karena dampak yang positif bagi masyarakat di sebelum ada Jembatan Suramadu hanya Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang diadakan oleh orang Madura saja. Dampak Kabupaten Bangkalan yakni muncul dua negatif berkaitan tatanan nilai dan budaya sekolah negeri baru yakni SMK dan SMP. dalam masyarakat yang berbasiskan nilai Terlihat bahwa ada usaha untuk agama menjadi semakin luntur. membangun SDM yang berkualitas Dampak sosial pembangunan sehingga masyarakat menjadi pelaksana infrastruktur secara langsung juga dapat dalam pembangunan di daerahnya sendiri mempengaruhi perubahan sosial seperti sebagai persiapan ketika kawasan yang diungkapkan Soekanto (1987, h.20) Suramadu di kembangkan lebih baik. dalam hal ini yakni berhuhungan dengan Dampak positif lain adalah masyarakat adanya kontak kebudayaan lain, sikap di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang menghargai hasil karya seseorang dan yang mendapatkan training, workshop dan keinginan untuk maju serta sistem yang sosialisasi khususnya kepada nelayan dalam terbuka dalam lapisan-lapisan juga menjadi rangka membangun SDM berkualitas yang faktor pendorong dalam perubahan sosial dilakukan oleh Badan Pengembangan yang ada di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Wilayah Suramadu. Dengan demikian jika Labang Kabupaten Bangkalan. melihat model pertumbuhan Rostow yang dikutip oleh Budiman (1995, h.26) dalam 4. Dampak Dalam Bidang Ekonomi konsep pembangunan, dapat dikatakan a. Dampak Dalam Bidang Kelancaran bahwa intervensi pemerintah dalam Arus Transportasi pembangunan jembatan Suramadu Adanya pembangunan jembatan membuat masyarakat di Desa Sukolilo Suramadu membawa dampak positif bagi Barat Kecamatan Labang ini menjadi masyarakat di Desa Sukolilo Barat masyarakat yang naik level menjadi Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan. masyarakat pra kondisi lepas landas. Hal ini Arus transportasi semakin lancar sehingga karena intervensi pemerintah dalam mempermudah masyarakat untuk pembangunan mengakibatkan sedikit menyebrang dan mendistribusikan kemajuan pada wawasan dan pengetahuan barang/jasa ke Pulau Jawa dan sebaliknya. masyarakat yang tadinya tidak tahu menjadi Waktu dan biaya dalam distribusi tahu. Selain itu, jika melihat pada dampak barang/jasa semakin efektif dan efisien. sosial pembangunan infrastruktur secara langsung juga dapat mempengaruhi b. Dampak Dalam Bidang Kegiatan perubahan sosial seperti yang diungkapkan Ekonomi Masyarakat Soekanto (1987, h.20) bahwa pendidikan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 151

Adanya pembangunan jembatan a. Efektifitas Kebijakan Pengembangan Suramadu bukan hanya membawa dampak Wilayah Jembatan Suramadu Sisi positif. Akan tetapi juga membawa dampak Madura negatif bagi kegiatan ekonomi masyarakat Efektifitas dalam evaluasi menekankan di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang pada pertanyaan —apakah hasil yang Kabupaten Bangkalan. Jembatan Suramadu diinginkan telah dicapai?“. Badan membuat mereka yang aktif dan kreatif Pengembangan Wilayah Suramadu sebagai mempunyai pekerjaan yang baru. Badan pelaksana yang bertanggungjawab Sedangkan bagi mereka yang kurang aktif terhadap pengem-bangan wilayah Jembatan menjadi korban akibat adanya Suramadu sudah berusaha untuk pembangunan jembatan Suramadu. mendapatkan hasil yang diinginkan yakni terbukti dengan berjalannya penyelesaian c. Dampak Dalam Bidang Tingkat program tahun 2011-2012 yakni: Pendapatan Masyarakat ñ Desain Pembangunan rest area di lahan Adanya pembangunan jembatan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura Suramadu bukan hanya membawa dampak (KKJSM) seluas 40 ha dan rencana positif. Akan tetapi juga membawa dampak pembangunan masjid ikon Madura di negatif terhadap tingkat pendapatan pintu masuk KKJSM. masyarakat di Desa Sukolilo Barat ñ Penjajagan dan promosi investasi Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan. dengan pihak asing terus diretas. Jembatan Suramadu membuat mereka yang Diantaranya dengan Gubernur Provinsi aktif dan kreatif mempunyai pekerjaan yang Okinawa Jepang, China dan sejumlah baru yang juga berpengaruh pada Negara manca Asia Negara lainnya. peningkatan pendapatan. Sedangkan bagi ñ Pemetaan Potensi Wilayah. mereka yang kurang aktif dan kreatif dalam ñ Konsultasi Publik. menyiasati keadaan mengakibatkan ñ Program Pemberdayaan Masyarakat, penurunan terhadap pendapatan mereka. seperti: Pelatihan UMKM, Pelatihan Pemanfaatan Hutan Mangrove,

5. Keterkaitan Dampak Sosial Ekonomi Pelatihan Kriya Logam, Pelatihan IT Dengan Kebijakan Pengembangan untuk pondok pesantren, dll. Wilayah Jembatan Suramadu Sisi Madura Namun demikian hasil yang Badan Pengembangan Wilayah diinginkan belum sepenuhnya membuahkan Suramadu (BPWS) yang mempunyai hasil khususnya dalam penjajagan investasi. sumber daya personel berstatus tenaga Hal ini menunjukkan kebijakan profesional dan anggaran yang memadai pengembangan wilayah jembatan suramadu dari APBN. BPWS bertugas untuk sisi Madura kurang efektif. mengembangkan wilayah kawasan kaki jembatan Suramadu sisi Madura maupun b. Efisiensi Kebijakan Pengembangan sisi Surabaya. Dan mengembangkan Wilayah Jembatan Suramadu Sisi wilayah Madura secara keseluruhan. Selain Madura itu terdapat kebijakan dan strategi dalam Efisiensi dalam evaluasi menekankan mencapai realisasi pengembangan wilayah pertanyaan —seberapa banyak usaha jembatan Suramadu yang disesuaikan diperlukan untuk mencapai hasil yang dengan sosial ekonomi di daerah terdampak diinginkan?. Badan Pengembangan sehingga kebutuhan masyarakat dapat Wilayah Suramadu sebagai Badan terpenuhi dan tepat sasaran. pelaksana yang bertanggungjawab terhadap pengembangan wilayah Jembatan

6. Evaluasi Kebijakan Pengembangan Suramadu telah berusaha membuat Wilayah Jembatan Suramadu Sisi kebijakan dan strategi dengan sedemikian Madura rupa agar menjadi efisien. Target yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 152

ditetapkan BPWS dalam pencapaian hasil bukti bahwa pemerataan dalam kebijakan yakni kurang lebih 20-35 tahun. pengembangan wilayah jembatan Suramadu belum berhasil. c. Kecukupan Kebijakan Pengem- bangan Wilayah Jembatan Suramadu f. Ketepatan Kebijakan Pengembangan Sisi Madura Wilayah Jembatan Suramadu Sisi Kecukupan dalam evaluasi menekankan Madura pertanyaan —Seberapa jauh pencapaian hasil Ketepatan dalam evaluasi menekankan yang diinginkan untuk memecahkan pertanyaan —apakah hasil (tujuan) yang masalah?“. Badan Pengembangan Wilayah diinginkan benar-benar berguna?“. Suramadu sebagai Badan pelaksana yang Kebijakan pengembangan wilayah bertanggungjawab terhadap pengembangan Jembatan Suramadu sisi Madura ini sudah wilayah Jembatan Suramadu telah cukup tepat. Hal ini karena kebijakannya yang membuahkan hasil yakni dengan mengacu pada kondisi sosial ekonomi memberdayakan SDM di Madura termasuk daerah terdampak sehingga berguna bagi Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang masyarakat. Kabupaten Bangkalan. Hal ini dilakukan dalam rangka menyiapkan mereka untuk Penutup menjadi leader ketika memasuki era Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan industrialisasi. Sedangkan pengembangan kesimpulan dan saran-saran yang dapat kawasan kaki jembatan Suramadu masih memberi masukan baik pada masyarakat mengalami kemacetan karena kendala maupun instansi pemerintah terkait. pengadaan lahan. Kesimpulan d. Pemerataan Kebijakan Pengem- Kebijakan pembangunan jembatan bangan Wilayah Jembatan Suramadu Suramadu merupakan sebuah upaya dalam Sisi Madura rangka memenuhi kebutuhan yang Pemerataan dalam evaluasi menekankan kompleks. Dampak kebijakan pertanyaan —apakah biaya dan manfaat pembangunan jembatan suramadu terhadap didistribusikan dengan merata kepada sosial ekonomi masyarakat yakni bersifat kelompok yang berbeda?“. Tujuan dari positif dan negatif. Intervensi pemerintah Jembatan Suramadu yang salah satunya dalam upaya menstimulasi peningkatan ingin mewujudkan pemerataan sosial maupun ekonomi di Madura pada perekonomian khususnya di Pulau Madura khususnya yakni dengan membentuk Badan belum sepenuhnya berhasil. Hal ini terbukti pengembangan wilayah jembatan Suramadu dengan masyarakat Madura khususnya di (BPWS) dengan strategi dan kebijakan Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang mengacu pada kondisi, nilai-nilai dan Kabupaten Bangkalan masih banyak budaya Madura sehingga tidak melakukan urbanisasi ke kota Surabaya termajinalkan. Dalam hal ini peneliti untuk mencari pekerjaan yang rata-rata memberikan evaluasi terhadap kebijakan menjadi buruh Industri. pengembangan wilayah Jembatan Suramadu dengan hasil bahwa kebijakan e. Responsifitas Kebijakan tersebut belum maksimal. Hasil penelitian Pengembangan Wilayah Jembatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Suramadu Sisi Madura pemerintah dan masyarakat di Desa Responsifitas dalam evaluasi Sukolilo Barat Kecamatan Labang menekankan pada pertanyaan —apakah hasil Kabupaten Bangkalan. kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok tertentu?“. Saran Pencurian infrastruktur di kawasan kaki 1. Masyarakat Desa Sukolilo Barat jembatan Suramadu merupakan bentuk Kecamatan Labang Kabupaten responsifitas negatif dari masyarakat. Bangkalan seharusnya lebih Responsifitas yang negatif ini merupakan mempunyai motivasi yang kuat dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 153

meningkatkan pendidikan untuk Madura yang sedikit temperamental menghadapi era industrialisasi. dan keras kepala. 2. Wisata daerah pantai sangat 4. Dibutuhkan pengawasan secara khusus berpotensial baik itu dalam untuk masalah pencurian infrastruktur meningkatkan pendapatan daerah yakni dengan memperketat penjagaan. maupun pendapatan masyarakat. Dalam 5. Untuk menghindari terjadinya konflik hal ini wisata laut bernuansa edukasi BPWS khususnya berkenaan dengan sejarah Jembatan Suramadu bisa dinamika politik yakni dalam setiap dipertimbangkan. mengambil kebijakan dilakukan secara 3. Dibutuhkan pendekatan secara khusus terbuka dan transparan sehingga ketika bernegosiasi dengan masyarakat mengurangi rasa kecurigaan. Madura tentang pembelian lahan mengingat kepribadian masyarakat

Daftar Pustaka

Ardyasworo, Sri W.P. (2011) Dampak Sosial Ekonomi Dari Kebijakan Pembangunan Pariwisata. Program Sarjana Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya. Budiman, Arief. (1995) Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Dunn, William. (2000) Pengantar Analisis Kebijakan Publik.. UGM Press Keban, Yeremis T. (2004) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik; Konsep Teori Dan Isu. Yogyakarta. Gava Media. Kodoatie, J. Robert. (2005) Pengantar Manajemen Infrastruktur.Yogyakarta. Pustaka Belajar. Moleong, Lexy J. (2005) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Soekanto, Soerjono. (1987) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Press. Widodo, Joko. (2006) Analisis Kebijakan Publik: Konsep Dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang. Bayu Media. Winarno, Rudi. (2007) Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta. Media Pressindo.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.2, hal. 147-154 | 154