BAB II DESKRIPSI KOTA DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA

A. Deskripsi Kota Surakarta

1. Sejarah Kota Surakarta

Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa

Sala, di tepi Bengawan Solo. Sunan Pakubuwana II membeli tanah tersebut dari

Kyai Sala sebesar 10.000 ringgit (gulden Belanda). Secara resmi, Keraton

Surakarta Hadiningrat mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 dan meliputi wilayah Solo Raya dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian sebagai akibat dari Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) dan Perjanjian Salatiga (17

Maret 1757) terjadi perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran dan di Kesultanan

Yogyakarta (Sumber: Wikipedia 2015).

Dalam hal pemberian nama Surakarta Hadiningrat mengikuti naluri leluhur. Hadiningrat mempunyai arti yaitu harapan akan terciptanya negara yang tata tentrem karto raharjo (tertib aman dan damai), Sura berarti tekad dan keberanian menghadapi segala rintangan yang menghadang, Hadiningrat mempunyai arti mewujudkan kehidupan dunia yang indah. Dengan demikian, kata

“Karta” dimunculkan kembali sebagai wujud permohonan berkah dari para leluhur pendahulu dan pendiri kerajaan Mataram (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

11 12

Sejarah nama Kota Solo sendiri dikarenakan daerah ini pada dahulu banyak ditumbuhi tanaman pohon Sala (Couroupita Guianensis) sejenis pohon pinus masyarakat mengenalnya dengan nama pohon Peluru Meriam. Pohon Sala dapat di temui beberapa lokasi strategis Kota Solo, yaitu; halaman Balai Kota

Surakarta, Rumah Dinas Walikota Surakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta.

Gambar 1 Pohon Sala (Couroupita guianensis) Sumber : rynari.wordpress.com

2. Sejarah Seni Bangunan dan Tata Kota Surakarta

Pada masa kolonial peradaban modern tersebut ditandai dengan keberadaan institusi pendidikan bergaya Barat, kantor dagang modern, perbankan, trem dan kereta api, perkebunan besar, listrik, surat kabar, dan sebagainya. Kantor perbankan modern yang sudah membuka keagenan di Solo pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 lain NHM (Nederladsche Hadels Maatschappij) kini 13

bermetamorfosis menjadi Bank Mandiri, Javasche Bank kini menjadi Bank

Indonesia (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

Jaringan kereta api antarkota pertama di Jawa menghubungkan dan Solo diusahakan oleh perusahaan swasta NIS (Nederlands Indische

Spoorweg). Pemerintahan Kota Surakarta terbagi ke dalam wilayah kekuasaan, yakni Kasunanan dan Mangkunegaran. Wilayah Kasunanan sebagian besar terletak pada sisi selatan kota, dan wilayah Mangkunegaran terletak pada sisi utara kota. Keberadaan rel kereta api yang membelah kota sepanjang Poerwosari Weg

(sekarang Jalan Slamet Riyadi) menjadi semacam “batas psikologis” dua kekuasaan tradisional tersebut. Setelah dilakukan reorganisasi tata pemerintahan, mulai 1927 Kota Surakarta dibagi menjadi dua daerah kekuasaan, yakni

Kawedanan Distrik Kota Surakarta dan Kawedanan Distrik Kota Mangkunegaran.

Kawedanan Distrik Kota Surakarta terdiri atas empat onder distrik atau kemantren

(sekarang kecamatan) yakni Jebres, Pasar Kliwon, Serengan, dan Laweyan.

Kawedanan Distrik Mangkunegaran terdiri atas Onder Distrik Banjarsari

(Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

Konsekuensi dari pembagian wilayah tercermin pada bangunan-bangunan penting yang berkaitan dengan kekuasaan dan perekonomian. Selain keberadaan bangunan-bangunan penting tersebut, jejak hubungan kekuasaan dapat diketahui melalui toponomi kota. Pembagian wilayah kekuasaan dalam dalam satu kota, telah membuat tata kota Surakarta memiliki dua corak. Corak tradisional terletak di sebelah selatan rel kereta api (wilayah Kasunanan) dan corak tata kota bergaya 14

Eropa terletak di belahan utara rel kereta api (utamanya yang termasuk dalam

Onder Distrik Banjarsari, Kawedanan Kota Mangkunegaran) (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

Selain itu, terdapat pula pemukiman khusus bagi etnis tertentu seperti orang Tionghoa di sekitar Pasar Gede (utamanya Kampung Balong), orang Arab di kawasan Pasar Kliwon, dan orang keturunan Banjar di Kartopuran/Jayengan.

Kawasan pemukiman tradisional Jawa menurut HJ van Mook disebut sebagai

Kejawan, pemukiman orang Tionghoa disebut Pecinan, dan kawasan hunian orang

Eropa disebut Plandan. Kawasan pemukiman orang Arab dan Timur Tengah lainnya di banyak kota disebut Pekojan. Sebelum Kota Surakarta berdiri, pada bagian barat daya kota terdapat pemukiman para saudagar di Kampung Laweyan,

Kampung Laweyan sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajang (Sumber: HJ van

Mook, Kota Gede (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1973).

Tata kota tradisional Jawa tidak mengenal pembagian tata ruang (zoning), seperti halnya kota-kota modern di Eropa. Sebaliknya tata kota modern Eropa memisahkan antara wilayah pemukiman, perkantoran, dan rekreasi. Oleh karenanya wilayah Kota Surakarta yang masuk dalam kekuasaan Kasunanan lebih bercorak tradisional Kejawen sementara wilayah Mangkungaran lebih bercorak

Plandan. Bangunan-bangunan penting peninggalan masa silam dan toponomi kota yang terletak dalam wilayah Kasunanan lebih banyak yang bercorak Jawa.

Bangunan peninggalan masa lalu dan toponomi wilayah Mangkunegaran banyak dipengaruhi budaya Belanda (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014). 15

Tata letak bangunan Kota Surakarta masa lampau terpusat pada Keraton sebagai pusat kekuasaan (kuthagara), kota dan sekitarnya disebut sebagai

Negaragung dan luar wilayah kota sebagai Mancanegara. Kompleks keraton disebut baluwarti (dari bahasa Portugis, baluwarte, yang berarti benteng). Di dalam baluwarti terdapat keraton dan tempat tinggal para kerabat dan pembantu raja (sentana dalem dan abdi dalem). Toponomi lingkungan Baluwarti disesuaikan menurut nama-nama orang terkemuka yang pemiik bangunan tertentu atau berdasar fungsi dan jabatan. Toponomi lingkungan keraton yang menggunakan nama orang antara lain : Hadiwijayan, Suryabratan, Purwodiningratan. Toponomi menurut fungsi, Keputren, Lumbung, Sasana Mulya dan sebagainya. Toponomi menurut jabatan antara lain, Wirengan, Tamtaman, Carangan, Gambuhan dan sebagainya (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

Di luar lingkungan keraton, toponomi berdasarkan nama orang terkemuka, jabatan, kedudukan, fungsi dalam pemerintahan, maupun peristiwa atau situasi yang pernah terjadi di kawasan tersebut juga lazim digunakan. Nama orang pribumi penting yang menjadi nama kampung, antara lain; Purwodiningratan,

Kusumayudan, Mangkubumen, Singosaren, Notodiningratan, dan sebagainya.

Toponomi berdasarkan nama orang terkenal Eropa, antara lain; Jebres, Petoran,

Ngemingan, Jurnasan, Sekarpace, dan Loji Gandrung. Toponomi berdasarkan jabatan dan fungsi dalam pemerintahan/kerajaan antara lain, Sraten, Kemlayan,

Jayengan, Penumping, Bumi, Kerten, Jajara, Dagen, Jagalan, dan sebagainya.

Toponomi berdasarkan keadaan yang pernah terjadi antara lain Kandang Sapi,

Kedung Lumbu, Tambak Segaran, Balapan, dan sebagainya. Beberapa nama 16

tempat yang berdasar ceritera pewayangan antara lain Sriwedari, Ngendraprasta,

Norowangsan, dan sebagainya (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

Tata ruang dan tata letak pemukiman di kawasan Mangkunegaran lebih bercorak kota Eropa dan lebih banyak disesuaikan bagi kepentingan militer. Hal itu terjadi karena Kadipaten Mangkunegaran adalah satu-satunya daerah swapraja yang diizinkan memiliki pasukan yang siap tempur (Legiun Mangkunegaran yang terdiri atas kesatuan infantri, kavaleri, dan artileri) di luar KNIL (Koninlijke

Nederlandsche Indie Lager) / pasukan militer Hindia Belanda). Tata ruang

Mangkunegaran diatur sedemikian rupa dengan zonasi wilayah bergaya Eropa.

Tata ruang wilayah Mangkunegaran memisahkan wilayah hunian, rekreasi, pelayanan publik, komersial, dan ruang terbuka hijau. Ciri khas wilayah

Mangkunegaran ditandai dengan taman di setiap sudut pemukiman yang berdekatan dengan kantor kelurahan dan pos keamanan (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

Bangunan penting yang berada di wilayah Onder Distrik Mangkunegaran antara lain kompleks Pura Mangkunegaran, kawasan Pamedan Mangkunegaran

(gedung Militaire Kavaleri–Artileri), fasilitas pendidikan dan kesehatan di masa lampau juga lebih banyak di kawasan Mangkunegaran karena kedekatannya dengan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

Jika toponomi kawasan Kasunanan Surakarta banyak menggunakan nama- nama orang penting dan terkenal, kawasan Mangkunegaraan banyak 17

menggunakan fungsi atau jabatan tertentu sebagai nama kawasan utamanya kesatuan atau pangkat militer. Beberapa nama berdasar jabatan tertentu dalam

Kadipaten Mangkunegaran antara lain; Tumenggungan, Madyotaman, Timuran,

Punggawan, Bromantakan, dan sebagainya. Nama pemukiman yang dikaitkan dengan kegiatan kemiliteran antara lain; Kestalan, Setabelan, Ngebrusan, dan sebagainya. Nama kawasan yang menggunakan kata Belanda antara lain,

Partinituin, Partinahbosch, Tirtonadiplein, Koesoemawardaniplein, Villapark, dan lain-lain. Selain nama-nama yang disebutkan di atas, kawasan tertentu telah menggunakan nama baru. Beberapa nama yang sudah hilang dari daftar toponomi

Kota Surakarta antara lain, Krapyak, Lojiwurung, Villapark, Ngadisuryan,

Pesanggrahan, dan lain-lain (Sumber: jasmerahsolo.wordpress.com 2014).

3. Logo Kota Surakarta

Gambar 2 Logo Kota Surakarta (sumber: surakarta.go.id)

18

Arti dari logo warna hijau mempunyai arti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya.

Makna dari lukisan :

1. Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan.

2. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan.

3. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan.

4. Panah berarti selalu waspada.

5. Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala.

6. Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan.

7. Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat.

8. Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a

kearah kemakmuran, jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti

bulan 6, jumlah 16 dari buah padi berarti tanggal 16.

9. Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari kota besar Surakarta dan

Sidomukti mengandung arti do'a keluhuran.

Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet:

a. Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak

enam.

b. Air berarti waudadi atau dadi dan berwatak empat

c. Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti "

terus " dan berwatak sembilan

d. Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu 19

Secara lengkap berbunyi : Rinaras Dadi Terus Manunggal yang berarti selalu waspada menjadi satu atau 1946(sumber: surakarta.go.id).

4. Kondisi Geografi Kota Surakarta

Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan nama kota Solo, Kota

Surakarta memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan

Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo The Spirit of

(Jiwanya Jawa). Kota Surakarta terletak antara 110˚45’15” dan 110˚45’35” BT dan antara 7˚36’ dan 7˚56’ LS. Luas daerah administrasi kurang lebih 44.06 km2 dan keadaan Cuaca Kota Solo mempunyai suhu udara maksimum 32,4˚C dan suhu udara minimum 21,6˚C, sedangkan tekanan udara rata-rata adalah 1008,74 mbs.

Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa (Daerah

Istimewa Yogyakarta), jalur utara (Semarang) dan jalur menuju Jawa Timur

(Surabaya), yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit. Jalur kereta api dari jalur utara, timur dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini.

Kota Surakarta merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang paling menarik di Jawa Tengah khususnya dengan Eks-karesidenan Surakarta

SUBOSUKAWONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar,

Wonogiri, Sragen dan Klaten) masing-masing daerah tersebut memiliki potensi pariwisata yang besar dan mempunyai atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan domestik dan luar negeri, dapat mendatangkan devisa di setiap 20

daerahnya dan mengidentikan Surakarta sebagai salah satu pusat budaya atau yang lebih dikenal dengan “Jiwanya Jawa”

Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo

Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain. Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas Kota Surakarta sendiri yang hanya 44 km2 dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing- masing luasnya kurang lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan kawasan kota besar yang terpusat.

Gambar 3 Peta Kota Surakarta 21

Sumber: Wikipedia Tahun 2015

a. Batas Wilayah

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Boyolali.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Sukoharjo.

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan

Kabupaten Karanganyar.

b. Pembagian Administratif

Kota Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan yang masing-masing dipimpin

oleh seorang camat dan 51 kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh

seorang lurah. Kelima kecamatan di Surakarta adalah:

1) Kecamatan Pasar Kliwon (57110): 9 kelurahan

2) Kecamatan Jebres (57120): 11 kelurahan

3) Kecamatan Banjarsari (57130): 13 kelurahan

4) Kecamatan Laweyan (57140): 11 kelurahan

5) Kecamatan Serengan (57150): 7 kelurahan

c. Kependudukan

Tabel 1 Data Agregat Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2014 Kecamatan Pria Wanita Jumlah No Nama n % n % n % 22

1 Laweyan 48.081 17,61% 49.909 17,85% 97.990 17,73%

2 Serengan 26.054 9,54% 27.081 9,69% 53.135 9,61%

Pasar 3 41.762 15,30% 42.248 15,11% 84.010 15,20% Kliwon

4 Jebres 70.518 25,83% 71.618 25,61% 142.136 25,72%

5 Banjarsari 86.623 31,73% 88.756 31,74% 175.379 31,73%

Jumlah 273.038 100.00% 279.612 100.00% 552.650 100.00%

Sumber : Data Agregat Kependudukan Tahun 2014

B. Pariwisata Kota Surakarta

Kota Surakarta mempunyai berbagai obyek-obyek wisata yang layak dijadikan aset-aset wisata. Potensi obyek-obyek wisata di Kota Surakarta antara lain:

1. Wisata Transportasi

a. Sepur Kluthuk Jaladara

Steam Loco Jaladara atau yang disebut dengan Sepur Kluthuk

Jaladara sudah melintasi kota Surakarta sejak 27 September

2009 Lokomotif Kereta Uap Wisata Jaladara ini buatan Jerman pada

tahun 1896, diambilkan dari Museum Palagan , sementara

gerbongnya dari dan Bandung. Sepur Kluthuk Jaladara,

rencananya akan beroperasi 2 kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Sabtu

dan Minggu dengan rute Stasiun Puwosari sampai Stasiun Kota Sangkrah 23

yang berjarak kurang lebih 5.8 kilometer. Rute ini melewati Jalan Slamet

Riyadi, jalan utama kota Solo dan rencananya akan singgah beberapa saat di beberapa tempat perhentian dalam satu trip pulang pergi, di antaranya adalah Museum Batik Danar Hadi, Loji Gandrung, Sriwedari, Museum

Radya Pustaka,, Gladak, dan lain-lain. Sepur Kluthuk Jaladara dapat membawa maksimal 80 penumpang. Perjalanan Sepur Kluthuk Jaladara juga menyediakan fasilitas paket layanan meliputi welcome drink berupa minuman jamu tradisional dan jajanan pasar, live music traditional selama perjalanan, souvenir berupa sampir atau slayer, atraksi kesenian tradisional seperti reog atau jatilan, pemandu perjalanan, tiket masuk museum batik serta coffee break (Sumber: Yulianto, Doni Arif. 2010. Potensi Kereta Api

Wisata Sepur Kluthuk Jaladara Sebagai Penunjang Pariwisata Di Kota

Solo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret).

Gambar 4 Sepur Kluthuk Jaladara Sumber: solodejava.blogspot.com

24

b. Bus Tingkat Werkudara

Bus Tingkat Werkudara mempunyai konsep “city tour” dengan rute jalan protokol Kota Surakarta, Ketinggiannya mencapai 4,5 meter dengan lebar layaknya bus pada umumnya, yakni sekitar 2,5 meter. Bus tingkat ini hanya ditawarkan kepada wisatawan yang ingin berkeliling

Solo. Lokasi yang bisa dituju antara lain Keraton Surakarta, Kampung

Batik Kauman dan Laweyan, Mangkunegaran, Museum Radya Pustakan dan sejumlah tempat lainnya. Bus tingkat dapat mengantar wisatawan sesuai keinginannya.

Bus tingkat wisata yang bertujuan untuk menarik wisatawan telah dioperasikan mulai 20 Februari 2011. Selain itu, bus tingkat ini juga berfungsi untuk mengenang masa lalu karena dapat diketahui keberadaan bus tingkat masih populer. Dulu bus tingkat adalah bus reguler, kalau bus tingkat kali ini konsepnya berupa bus wisata dengan paket atau carter.

Pembelian tiket dapat dilakukan calon penumpang dapat membeli tiket di tempat yang sudah disediakan secara eceran untuk berkeliling kota

Solo pulang pergi pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur. Untuk harga sewa (carter) dengan per 3 jam. Penyewa juga dapat meminta bus berhenti di tempat-tempat tertentu selama lokasinya memungkinkan karena ukuran bus yang sangat tinggi serta menjaga keselamatan penumpang. 25

Gambar 5 Bus Tingkat Werkudara Sumber: 4.bp.blogspot.com

c. Perahu Hias Kali Pepe

Wisata Perahu Hias Kali Pepe hanya diadakan dalam rangkaian peringatan Tahun Baru Imlek, Pemkot Solo meluncurkan atraksi perahu hias di Kali Pepe, tepatnya di sekitaran Kampung Sudiroprajan beroperasi mulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Gambar 6 Perahu Hias Kali Pepe Sumber: soloevent.id 26

2. Wisata Sejarah

a. Keraton Kasunanan Surakarta

Keraton Kasunanan atau Keraton Surakarta Hadiningrat dibangun tahun 1744 oleh Raja Pakubuwono II. Di halaman istana terdapat menara

Panggung Sanggabuwana yang fungsinya digunakan sebagai tempat bertemu Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul yang sering disebut penguasa

Pantai Selatan. Keraton Kasunanan memiliki koleksi pusaka-pusaka kerajaan, lukisan dan paling menarik adalah kereta kuda kerajaan dan barang antik lainnya. Terletak di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar

Kliwon, Solo. Buka pada hari Senin-Kamis (09.00 - 14.00 WIB), Sabtu-

Minggu (09.00 - 15.00 WIB) (Sumber: Wikipedia 2015).

Gambar 7 Keraton Kasunanan Surakarta Sumber: omahsinten.net

b. Pura Mangkunegaran 27

Pura Mangkunegaran dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas

Said yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sambar Nyawa, Istana

Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : Pendopo Ageng dan

Dalem Ageng yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Pendopo adalah Joglo dengan empat saka guru (tiang utama) yang digunakan untuk resepsi dan pementasan tari tradisional Jawa. Ada seperangkat gamelan yang dinamai Kyai Kanyut Mesem, Kyai Pelipur Sari dan Kyai Mas

Seton. Gamelan yang sebagian besar masih lengkap ini dimainkan pada hari-hari tertentu untuk mengiringi latihan tarian tradisional. Di dalam

Dalem Ageng terdapat Paringgitan, ruang dimana keluarga menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Di dalam paringgitan, ada beberapa lukisan karya Basuki Abdullah.

Dalem Ageng juga digunakan untuk memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai seni dan sejarah yang tinggi. Terdapat koleksi topeng-topeng tradisional dari berbagai daerah di , kitab- kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram, koleksi berbagai perhiasan emas dan koleksi beberapa foto Mangkunegoro ke-2 hingga sekarang.

Pura Mangkunegaran juga memiliki perpustakaan yang disebut Rekso

Pustoko. Pura Mangkunegaran terletak di antara Jl. Ronggo Warsito, Jl.

Kartini, Jl. Siswa dan Jl. Teuku Umar (Sumber: Wikipedia 2015). 28

Gambar 8 Pura Mangkunegaran Surakarta Sumber: surakarta.go.id

3. Wisata Budaya

a. Gedung Wayang Orang Sriwedari

Gedung Wayang Orang Sriwedari adalah sebuah gedung pertunjukan wayang orang yang berada di Kompleks Taman Sriwedari.

Mempunyai daya tarik wisata yang menyajikan seni pertunjukan daerah wayang orang, dengan menyajikan cerita wayang berdasarkan pada cerita Ramayana dan Mahabarata. Berlokasi di Kompleks Taman

Sriwedari, Jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Buka setiap hari pukul 20.30 WIB – selesai. 29

Gambar 9 Gedung Wayang Orang Sriwedari Sumber: Dokumen Pribadi

4. Wisata Alam, Hiburan dan Rekreasi

a. Taman Balekambang

Taman Balekambang adalah sebagai paru-paru kota atau hutannya

Kota Surakarta, memiliki daya tarik yang sangat banyak, di antaranya adalah: Taman Reptil, Area Outbound, Taman Air Partini Tuin dsb.

Terletak di Jl. Balekambang No. 1, Surakarta. buka pukul 07.00 - 18.00

WIB setiap hari.

Gambar 10 Taman Balekambang Sumber: inalicious.wordpress.com 30

5. Wisata Religi

a. Masjid Agung Keraton Surakarta

Masjid Agung yang terbesar di Kota Surakarta yang berstatus masjid kerajaan, semua pengurus masjid diangkat menjadi abdi dalem keraton. Masjid ini memiliki gaya arsitektur Jawa Klasik. Terletak di Jl.

Masjid Agung, Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta.

Gambar 11 Masjid Agung Keraton Surakarta Sumber: flickr.com

6. Wisata Belanja

a. Pusat Grosir Solo (PGS)

PGS adalah Pasar modern tekstil terbesar di Kota Surakarta, uniknya terletak di samping rel kereta api yang dilewati oleh kereta

Railbus Bathara Kresna, Sepur Kluthuk Jaladara dan dilewati jalur wisata 31

Bus Tingkat Werkudara. Berlokasi di Jl. Mayor Sunaryo No. 1, Surakarta. buka 09:00 – 17.00 WIB.

Gambar 12 Pusat Grosir Solo (PGS) Sumber: pusatgrosirsolo.com

7. Wisata Kuliner a. Gladag Langen Bogan (GALABO)

Gladag Langen Bogan merupakan wisata kuliner malam di Kota

Solo. Gladag Langen Bogan Solo adalah arena kuliner yang hanya dibuka pada malam hari, lokasi tersebut sangat unik karena terdapat rel kereta api yang di lewati oleh Railbus Bathara Kresna dan Sepur Kluthuk Jaladara, tetapi tidak beroperasi pada malam hari. Galabo berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag, tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade

Center dan Pusat Grosir Solo. 32

Gambar 13 Gladag Langen Bogan Solo Sumber: terasolo.com b. Es Dawet Telasih di Pasar Gede

Es Dawet Telasih berisi bubur ketan hitam, bubur sumsum, tape ketan, cendol dan biji cendol telasih, Pasar Gede berlokasi di Jl. Urip

Sumoharjo, Surakarta, lokasi Pasar Gede adalah titik 0 km Kota Solo yang sebagai jalur salah satu transportasi Kota Solo yaitu Bus Tingkat

Werkudara.

Gambar 14 Dawet Telasih Sumber : life.viva.co.id

33

c. Tahok Pak Citro di Pasar Gede

Tahok sebenarnya adalah kuliner tradisional yang dibawa pendatang Tionghoa ke Solo. Berasal dari dari dua kata, yaitu tao atau teu yang berarti kacang kedelai, dan hoa atau hu yang berarti lumat. Tahok disajikan dengan kuah yang terbuat dari campuran gula jawa dan rempah sehingga bisa membuat tubuh terasa hangat saat menyantapnya (Sumber: Hipwee, 2014 16 Destinasi Kuliner yang Wajib

Kamu Sambangi Saat Melancong ke Solo, www.hipwee.com).

Gambar 15 Tahok Pak Citro di Pasar Gede Sumber: soloraya.com

8. Akomodasi di Kota Surakarta

a. Hotel Syariah Arini

Hotel Syariah Arini berlokasi di Jalan Slamet Riyadi 361, lokasi

Hotel Syariah Arini dilewati jalur Railbus Bathara Kresna sehingga bagi wisatawan yang menginap di Hotel Syariah Arini dapat menuju Stasiun

Purwosari sangat dekat. Hotel Syariah Arini menyediakan jenis kamar: 34

standart room, superior room, deluxe room dan family room (Sumber: pbs.twimg.com)

Gambar 16 Hotel Syariah Arini Sumber: pbs.twimg.com b. Riyadi Palace Hotel

Riyadi Palace Hotel adalah salah satu hotel yang berada di dekat

Stasiun Purwosari dengan memakan waktu berkendara sekitar 5 (lima) menit saja, sehingga calon penumpang atau sebaliknya yang berasal dari luar kota dapat bermalam dan berkeliling di Kota Solo. Riyadi Palace

Hotel menyediakan jenis kamar: Executive Suite, Junior Suite, Deluxe,

Junior Deluxe, Moderate dan Standard

Gambar 17 Riyadi Palace Hotel Sumber: agoda.net 35

9. Event di Kota Surakarta

a. Bengawan Solo Travel Mart

Bengawan Travel Mart mempunyai bentuk kegiatan utamanya dalam rangka menjual potensi-potensi Kota Solo, khususnya potensi pariwisata Kota Solo. Para pelaku buyer dan seller dapat saling melakukan transaksi bisnis, yang diselenggarakan berada di hotel Kota Surakarta.

b. Festival Jenang Solo

Festival Jenang Solo merupakan festival yang diadakan satu tahun sekali dalam rangka hari jadi Kota Solo, pada tahun lalu dan tahun ini acara berlangsung di Ngarsopuro. Yang membuatnya menarik masyarakat adalah dapat menikmati Jenang Solo secara gratis.

c. Festival Bengawan Solo

Festival Bengawan Solo mempunyai tujuan utama yaitu untuk mengajak masyarakat agar mengingat pentingnya menjaga kebersihan sungai. Gethek-gethek yang berhiaskan bentuk Semut, karakter wayang, bangsawan dan lain-lain dapat di lihat pada tepi Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Mojo hingga berakhir di Taman Ronggowarsito. 36

Gambar 18 Gethek Taprada Sumber: Dokumen Pribadi

d. Solo 24 Jam Menari

Solo 24 Jam Menari ini dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, sekaligus melestarikan kebudayaan. Untuk memperingati hari menari sedunia, terdapat beberapa tempat (stage) yang digunakan antara lain Kampus ISI Surakarta, Plaza Sriwedari, Plaza Solo

Square, Plaza Solo Grand Mall dan Solo Paragon.

e. Mangkunegaran Performing Art

Mangkunegaran Performing Art merupakan pertunjukan kesenian yang menampilkan berbagai jenis tari dan seni lainnya karya Trah

Mangkunegaran. Penampilan tari-tarian dan pentas seni karya Trah Pura

Mangkunegaran baik tari tradisional produk Mangkunegaran maupun pengembangannya. Berlokasi di Jl. Ronggo Warsito.

37

f. Solo Batik Carnival

Solo Batik Carnival (SBC) adalah event yang diselenggrakan tiap tahun untuk memperkenalkan batik sebagai budaya Indonesia. Kostum- kostum beraneka bentuk, bewarna-warni, serta kostum mempunyai berat kurang lebih 4 kg sangatlah membuat wisatawan kagum.

Gambar 19 Peserta Solo Batik Carnival Sumber: avivalyla.deviantart.com

g. Solo International Performing Art (SIPA)

SIPA atau Solo International Performing Arts adalah sebuah ajang pergelaran seni budaya berskala international yang diikuti oleh negara tetangga dan sekitarnya. Materi berupa seni pertunjukan, sedangkan pertunjukan yang dimaksud genre seninya mulai dari seni tari, seni musik, hingga seni teater dan lain-lain. 38

Gambar 20 Penari Solo International Performing Art Sumber: beritadaerah.co.id h. Solo City Jazz

Solo City Jazz memiliki konsep jiwa jazz musik sesuai dengan budaya Jawa khususnya Kota Solo yaitu; guyup, ngelaras, ngangeni sehingga dalam acara ini bisa berarti bagi masyarakat khususnya warga

Solo. i. Solo Keroncong Festival

Solo Keroncong Festival dapat dinikmati bagi kalangan semua umur, alunan keroncong yang sangat lembut dan bernuansa budaya

Jawa.

j. Kirab Malam 1 Sura

Kirab Malam 1 Sura memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda yaitu terdapat Kerbau Bule atau yang lebih dikenal dengan Kebo Kiai

Slamet, pada prosesi arak-arakan barisan terdepan adalah Kerbau Bule lalu diikuti oleh para kerabat keraton maupun abdi dalem Keraton 39

dengan membawa pusaka yang dimiliki Keraton dan beberapa

membawa atribut berupa lampu Keraton dan Oncor (obor) dari bambu.

Gambar 21 Kirab Malam 1 Sura Sumber: hastabanana101.blogspot.com

k. Sekaten

Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di

Masjid Agung keraton gamelan-gamelan tersebut dimainkan. digelar pasar malam dalam rangka memeriahkan upacara adat-keagamaan ini, sehingga sekaten juga dikenal dengan sebutan Pasar Malam Perayaan Sekaten. 40

Gambar 22 Pasar Malam Sekaten Sumber: indonesiadiscovery.net l. Bakdan Ing Balekambang

Pada momen Idul Fitri, Taman Balekambang sebagai salah satu destinasi wisata Kota Surakarta menggelar event Bakdan Ing

Balekambang. Acara yang dihelat dalam rangka menyemarakkan momen libur lebaran tersebut, menjadi tempat para pemudik pada khususnya dan warga Solo pada umumnya, untuk bercengkerama bersama keluarga. Terdapat aktivitas untuk bersantai seperti Taman

Air, pepohonan yang rindang, Taman Reptil dan lain-lain.