Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229

BUYA : KETELADANAN MULTITALENTA TANAH MELAYU NUSANTARA

Mahdi Bahar dan Hartati M. Program Studi Seni, Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi [email protected]

Naskah diterima: 9 April 2019; direvisi: 5 Juni 2019; disetujui: 20 Juni 2019

Abstrak

Buya HAMKA adalah tokoh Multi Talenta Nusantara banyak meninggalkan karya tulis, selain sebagai ulama, sastrawan, pendakwah, dan politikus. Sepanjang hayatnya senantiasa memperjuangkan ideologi berbasis ajaran tauhid. Suka dan duka, segudang pengalaman, pahit dan manis dijalani Buya HAMKA. Penghargaan demi pengahragaan diperolehnya, baik nasional maupun internasional. “Kebesaran” Buya HAMKA yang ditunjukkan melalui karya dan aktivitas semasa hidup, diteroka di tanah alam perjuangan mengisi kemerdekaan. Sekalipun perjuangan beresiko masuk penjara, namun akhirnya pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Buya HAMKA. Ketokohan Buya HAMKA merupakah anugerah yang patut ditauladani oleh para generasi di persada Nusantara.

Kata kunci: Hamka, karya, perjuangan,tauhid.

Abstract Buya HAMKA is a multi-Talent Nusantara figure who left many writings, besides being scholars, writers, preachers and politicians. Throughout his life, he always fought for an ideology based on the teachings of Tawheed. Love and sorrow, a lot of experience, bitter and sweet lived by Buya HAMKA. He won awards for sports, both nationally and internationally. The "greatness" of the Buya HAMKA, which was demonstrated through work and activities during life, was explored in the natural lands of the struggle for independence. Even though the struggle risks entering prison, eventually the Republic of Indonesia government conferred the title of National Hero to Buya HAMKA. The character of Buya HAMKA is a gift that deserves to be followed by generations in the archipelago.

Keywords: Hamka, work, struggle, monotheism.

PENDAHULUAN Si Bujang Jauah1, “gelar” “Harimau mati meninggalkan kesayangan sewaktu remaja diberikan belang; Haji Rasul, Syeh Abdul Karim Gajah mati meninggalkan gading; Manusia mati meninggalkan jasa; Amrullah ayah tercinta, tidak lagi di ……. alam fana ini. Si Bujang Jauah telah Besar harimau pada belangnya; Besar gajah pada gadingnya; meninggalkan kita, sekarang berada di Kebesaran manusia tampak pada alam kubur menuju Rabb-nya, yaitu karyanya…” Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (Allahu samad). Si

1p://hajibuyahamka.blogspot.com/200 9/07/ ; diunduh pkl. 4:50, tgl. 20-1-2015 1 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara….

Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229

Bujang Jauah yang pada masa remaja suka berkelana ini, atas izin Allah SWT, Buya Sang Pahlawan Tauhid sampai akhir hayatnya telah menjadi Sang pahlawan yang akrab besar dan memang , dengan “ ” besar… dengan panggilan Buya HAMKA ini Multi Talenta yang dianugerahkan “ ” telah menunjukkan kepahlawanannya. oleh zat yang tidak perlu dipikirkan Kepahlawanan itu telah “siang bak hari oleh manusia, ialah Allah ‘azawajalla. dan terang bak bulan” dalam bentuk Itulah beliau bernama Haji Abdul Malik buah pikir dan goresan kalamnya yang Karim Amrullah yang disingkat banyak disusun di bawah penerangan HAMKA, diberi sebutan penghormatan cahaya “lampu minyak tanah” dalam dan kesayangan oleh ummat kepada berbagai bidang ilmu pengetahuan dan beliau, yaitu Buya HAMKA . “ ” juga seni, serta muatan dan kedalaman Atas kebesaran dan perjuangan isinya yang tetap bernilai sepanjang yang ditunjukkan Buya HAMKA masa. Sang pahlawan intelektual melalui buah pikir dan tindakan serta “menuju jalan yang lurus” bernama karya beliau untuk memajukan ummat, Buya HAMKA itu tidak hanya berhenti bangsa dan Tanah Air Indonesia pada buah pikir yang direkam dalam berdasarkan pemikiran ke-Islaman yang bentuk karya tulis semata. Akan tetapi beliau perjuangkan sebagai anak kemampuan itu diiringi oleh laku dan Melayu Nusantara yang dilahirkan di perbuatan, serta keteguhan yang beliau bumi Minangkabau, alhamdulillah tunjukan sebagai pemimpin dan pelaku berdasarkan Keputusan Presiden No. di berbagai ranah komunitas keahlian, 113, Th. 2011, pemerintah Republik sejalan dengan kepiawaian beliau Indonesia menganugerahkan gelar sebagai pendakwah handal nan Pahlawan Nasional kepada HAMKA. menyejukkan sanubari ummat di Buya HAMKA, jasa dan Oh…. … persada Nusantara. perjuangan Buya untuk mencerdaskan Bertautan dengan itu amat tepat ummat menuju jalan yang lurus “ ” dan pantaslah terutama ketokohan serta (shiratal mustakim) insya Allah kebesaran HAMKA di bidang ilmu ke- senantiasa akan kami kenang dan Islaman (‘ulama) dan pendakwah yang lanjutkan. disukai ummat ini, mengantarkan beliau

kepada derajat yang dihormati secara

2 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 kultural Melayu dengan sebutan hukum2.…. Sungguh luar biasa…., jiwa “Buya”. Pada sebutan Buya ini, dan jihad Buya mengungkap dan sekaligus menempatkan HAMKA pada mengurai kebesaran serta kebenaran posisi penghormatan religius yang Allah, SWT., yang tertuang dalam Al lazim dijadikan sebagai tolok ukur dan Qur’an itu, dilakukan di penjara. acuan dalam kehidupan sosial-budaya, Mengutip apa yang disampaikan khususnya dalam kebudayaan Melayu Prof. Dr. James Rush, guru besar Minangkabau dan kebudayaan Melayu sejarah pada Universitas Yale Amerika pada umumnya di bumi Nusantara. Serikat, sebagaimana ditulis pada Kebesaran Buya HAMKA bagian terakhir Kitab Tafsir Al Azhar sebagai ‘ulama atau intelektual Islam Juzu’ III seperti demikian. “Studi dan yang tidak saja hanya besar melalui dan tulisan Hamka tentang kepercayaan dan di berbagai mimbar, akan tetapi pengetahuannya yang mendalam, kebesaran itu beliau “abadikan” melalui tercermin secara dramatis dalam keluasan dan kedalam yang keberhasilannya menyusun Tafsir yang menggambarkan kecerdasan sebagai lengkap. Dan untuk masyarakat seorang ahli tafsir Al-Quran dengan Indonesia yang sedang berkembang ia melahirkan Kitab Tafsir Al Azhar merupakan tiang penyangga. Ia sebagai karya gemilang yang terdiri atas mengharap agar masyarakat Indonesia 30 juzu’ , yang dimulai menyusunnya menjadi masyarakat Islam, masyarakat oleh Buya HAMKA menjelang tahun yang aman, damai dan modern di 1960 pada masa alat penerang listrik Bawah Lindungan Ka’bah”.3 Oleh masih langka di negeri ini; apalagi karena itu, kebesaran dan kepahlawanan komputer, internet, atau telepon Tauhid Buya HAMKA yang tampak genggam (handphone) belum ada. dari usaha besar beliau sebagaimana Bahkan, karya utama dan terbesar terekam dalam karya Tafsir Al Qur’an beliau itu diselesaikan secara lengkap tersebut, amat patut ditauladani dan oleh pengarang dalam tahanan (penjara) dibumikan dalam dunia kependidikan. pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, karena dituduh melakukan

2 kegiatan subversi terhadap pemerintah Hamka, Tafsir Al Azhar – Juzu’ 3, (: PT. Pustaka Panjimas, 1983), h. tanpa pernah dibuktikan secara sampul akhir. 3Ibid.

3 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229

Sebagai pahlawan “Tauhid”, manusia dapat bekerja di atas bumi, memakan buah-buahannya, menikmati dapat diyakini apa yang ingin dituju kebaikan dan keindahannya, dan oleh Buya HAMKA. Terutama memakmurkan bumi dan dirinya. Inilah penegasan-dunia: menerima dunia tujuannya adalah mewujudkan apa karena dunia tidak berdosa dan baik, yang dijelaskan oleh Ismai’l Raji Al- diciptakan oleh Tuhan dan diatur oleh- Nya untuk dimanfaatkan manusia. 5 Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi. Dua ” orang sarjana, pemikir, dan pemimpin Intelektualitas Buya HAMKA yang tak kenal lelah mendakwahkan tidak hanya tercatat di bidang studi ke- Islam sepanjang hayat mereka, terutama Islaman yang intinya adalah di Amerika Serikat. Mereka meninggal “Mengagungkan Ketauhidan”, namun amat tragis, … dibunuh dengan amat beliau adalah seorang pujangga keji, ditikam dan disayat berkali-kali. Di berjuang lewat untaian kata-kata sastra. antara tikaman itu mengenai jantung Rangkaian kata diekspresikan bak keduanya oleh orang yag tidak dikenal4. susunan anak tangga menuju puncak Mereka sepanjang hayat untuk mengantarkan pembaca pada mengumandangkan dan berbicara di pencapaian idealisme berbasis ajaran bumi “Paman Sam” itu tentang Tauhid Tauhid yang beliau teropongkan pada sebagai prinsip pertama aksiologi dalam kehidupan sosial saat itu. Keindahan kehidupan Islam, seperti demikian. susunan kata dialur dan dialirkan “Tauhid menegaskan bahwa Tuhan melalui berbagai kelokan hayatan, telah menciptakan umat manusia agar namun tetap mampu membawa manusia dapat membuktikan diri bernilai secara moral melalui pembaca pada pemaknaan (meaning of perbuatannya. Sebagai Hakim agung meaning) yang beliau selubungkan di dan akhir, Dia memperingatkan bahwa semua perbuatan manusia akan balik yang kasat mata itu. Kesenjangan diperhitungkan; bahwa perbuatan baik antara yang ideal dan yang faktual, mereka akan diberi pahala, dan perbuatan buruk mereka akan diberi sebagaimana kondisi kontemporer yang hukuman. Tauhid selanjutnya beliau lihat, menjadi kegundahan yang menegaskan bahwa Tuhan menempatkan manusia di muka bumi inspiratif dan memunculkan daya agar manusia mendiaminya. Agar imajinatif, serta mampu beliau

4 tuangkan secara kreatif menjadi karya Ismai’l Raji Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, Atlas Budaya Islam: Menjelajah sastra yang mengangumkan. Seperti Khazanah Peradaban Gemilang, Cetakan ke-IV, Terj. Ilyas Hasan dari judul The Cultural Atlas of Islam, (: Mizan, 2003). H. 5. 5Ibid, h. 119

4 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 diketahui karya sastra beliau yang berbagai ketimpangan yang terjadi tidak terkenal adalah “Tenggelamnya Kapal sebagaimana yang dikehendaki ajaran Van der Wijck (1) dan Di Bawah Tauhid, menjadi inspirasi bagi Buya Lindungan Ka’bah (2)”.6 HAMKA untuk dilahirkan kedalam Sinopsis (1): karya sastra. Melalui karya sastra itulah, Novel ini bercerita tentang “ Orang Tua kita ini berjuang bak kisah cinta dua insan, tapi dipisahkan “ ” oleh tradisi adat. Ada dua adat yang ada pahlawan dengan senjata pena, dalam novel ini yaitu Budaya berkeinginan agar semua orang dapat Minangkabau (Padang) dan Budaya Bugis (Makassar). Sang penulis Buya diarahkan menuju “jalan yang lurus”. Hamka beranggapan bahwa beberapa Cukup banyak karya sastra yang beliau tradisi adat tersebut tidak sesuai dengan dasar-dasar Islam ataupun akal budi lahirkan sebagai saluran kejuangan dan yang sehat 7 ” kepahlawanan Buya HAMKA yang Sinopsis (2): takkan pernah padam memperjuangkan “Seorang pemuda bernama Hamid, sejak berumur empat tahun telah umat untuk senantiasa berada pada jalan ditinggal mati ayahnya. Ayah Hamid yang benar. mula-mula ialah seorang yang kaya. Karena itu banyak sanak saudara dan Lihat saja puisi heroik yang sahabatnya. Tetapi setelah beliau toreskan tanggal 13 November perniagaannya jatuh dan menjadi melarat, tak ada lagi sanak saudara dan 1957 setelah mendengar pidato M. sahabatnya yang datang. Karena sudah Natsir yang mengurai kelemahan tak terpandang lagi oleh orang-orang sekitarnya itu, maka pindahlah ayah system kehidupan buatan manusia. Hamid beserta ibunya ke kota Padang, HAMKA dengan tegas menawarkan yang akhirnya dibuatnya sebuah rumah kecil. Di tempat itulah ayah Hamid kepada Sidang Konstituante agar meninggal .8 ” ummat Islam bebas menjalankan Dari beberapa karya sastra syari at Islam bagi pemeluknya dalam beliau, amat tampak betapa budaya ’ Negara Kesatuan Republik Indonesia. lingkungan tempat beliau dilahirkan, Semangat ke-Tauhidan HAMKA yang yaitu tanah Melayu Minangkabau demikian terabadikan dalam puisi dengan adatnya yang belum sempurna beliau berikut: dilaksanakan bersendikan syarak, dan KEPADA SAUDARAKU M.NATSIR 6 http://id.wikipedia.org/wiki; Meskipun bersilang keris di leher diunduh: pkl. 9:18, tgl. 20-1-2015. 7 Berkilat pedang di hadapan matamu http://indosastra.com/sinopsis; Namun yang benar kau sebut juga diunduh: pkl. 10:18, tgl. 23-1-2015. 8http://www.pustakasekolah.com/sino benar psis; diunduh: pkl. 10:38, tgl. 23-1-2015. Cita Muhammad biarlah lahir

5 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229

Bongkar apinya sampai bertemu Pancangkan Pandji-pandji Kalimah Hidangkan di atas persada nusa Tauhid, Jibril berdiri sebelah kananmu Walau karihal kafirun… Mikail berdiri sebelah kiri Berjuta kawan sefaham bersiap masuk Lindungan Ilahi memberimu tenaga Kedalam ”daftarmu” … *9 Suka dan duka kita hadapi Betapa terang benderangnya Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu kepahlawanan Tauhid yang disuarakan Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi Ini berjuta kawan sepaham Buya HAMKA melalui untaikan kata- Hidup dan mati bersama-sama kata sastrawi yang bernilai abadi di Untuk menuntut Ridha Ilahi Dan aku pun masukkan bumi ini, memantaskan beliau sebagai

Dalam daftarmu……! seorang pujangga yang pahlawan. Daya (dikutip dari buku “Mengenang 100 tahun HAMKA”) imajinasi yang tinggi, kemampuan Selanjutnya M. Natsir membalas pemilihan kata yang tajam dan luar dengan sajak pula pada Buya HAMKA, biasa, bermuatan makna yang sangat berjudul DAFTAR, demikian. dalam, menggelorakan semangat DAFTAR kejuangan nan heroik, menyusun alur Saudaraku Hamka, Lama, suaramu tak kudengar lagi pikiran dalam goresan dan garisan karya Lama… sastra, merupakan kemampuan yang Kadang-kadang, Di tengah-tengah si pongah mortir dan menyatu dengan kehidupan Buya mitralyur, HAMKA. Demikian Buya HAMKA, Dentuman bom dan meriam sahut- menyahut, apa yang dilihat dan dirasakan senjang Kudengar, tingkatan irama sajakmu itu, antara yang ideal dengan yang faktual Yang pernah kau hadiahkan kepadaku, Entahlah, tak kunjung namamu bertemu dalam konteks ke-Tauhidan yang di dalam Daftar . ” ” qaffah, sebagaimana beliau ungkapkan Tiba-tiba, Di tengah-tengah gemuruh ancaman dalam puisi “KEPADA SAUDARAKU dan gertakan, M. NATSIR , itu merupakan Rayuan umbuk dan umbai silih ” berganti, konsistensi Buya HAMKA Melantang menyambar api kalimah hak memperjuangkan tujuan hidup beliau, dari mulutmu, Yang biasa bersenandung itu, sebagaimana digoreskan di akhir Seakan tak terhiraukan olehmu bahaya karangannya berjudul Ajahku pada mengancam. “ ” Aku tersentak, bulan April tahun 1943: “Dimana- Darahku berdebar, Air mataku menyenak, Girang, diliputi syukur Pancangkan ! 9https://serbasejarah.wordpress.com; Pancangkan olehmu, wahai Bilal ! diunduh: pkl. 2:55, tgl. 23-1-2015.

6 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 mana, namun kebenaran hendaklah menjadi anggota Dewan Konstituante; ditegakan”.10 selain dari itu Buya HAMKA juga aktif HAMKA Dalam Karier sebagai wartawan, editor berbagai Tidak saja sosok Buya HAMKA majalah dan pemimpin Majalah; sebagai ‘ulama dan pujangga, masih peneliti yang berpengalaman; banyak lagi kepakaran dan pengalaman sejarahwan; dan budayawan12. “Hamka yang beliau punyai dan geluti sebagai memang sudah hampir tidak berarti karier. Sebagai seorang ahli tasauf, “golongan” agama. Juga tidak hanya Buya HAMKA telah dikukuhkan seorang “kiai”. Barangkali memang sebagai Guru Besar Ilmu Tasauf di inilah ulama pertama yang dipunyai Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Indonesia, yang sangat paham “hidup di (PTAIN) tahun 195811; luar masjid”.13 sebagai pendakwah dan ‘ulama, beliau Kebesaran Buya HAMKA tidak mendapat anugerah gelar Doktor saja di “Masjid” akan tetapi juga besar Honoris Causa dari Univ. al-Azhar, dan dihormati di “Luar Masjid”. Sang Kairo; sebagai sastrawan, beliau “Multi Talenta” anak Melayu Nusantara mendapat gelar Doktor Honoris Causa yang dilahirkan di Ranah Minangkabau dari Univ. Kebangsaan Malaysia dan ini banyak meninggalkan jejak yang gelar Profesor dari Univ. Prof. terlalu mahal untuk diabaikan. Oleh Moestopo, Jakarta; sebagai pimpinan karena itu, menjadi keniscayaan dan aktif dalam organisasi, Buya dilakukan penggalian nilai-nilai postif HAMKA pernah memimpin organisasi dari jejak dan langkah Buya HAMKA Muhammadiyah, rektor Perguruan untuk disuri-tauladankan ke dalam Tinggi Islam Jakarta dan Univ. Prof. berbagai kemungkinan dunia Mustopo Jakarta, Ketua Umum Majlis pendidikan, sehingga tumbuh HAMKA- Ulama Indonesia; sebagai pelaku HAMKA yang baru untuk membangun politik, Buya HAMKA aktif dengan ummat, bangsa dan negara, yang dapat Partai Masyumi dan pada pemilihan dipertanggungjawabkan kebenaran laku umum tahun 1955 beliau terpilih dan perbuatannya di pengadilan Allah,

10Hamka, Ajahku – Cetakan Ketiga, 12Lihat, al. Hamka, Islam dan Adat (Djakarta: Djajamurni, 1963). H. 302. Minangkabau, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 11Hamka, Tasauf: Perkembangan dan 1984). Passim. Pemurniannya, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 13https://serbasejarah.wordpress.com; 1984). H. Pengantar Penerbit. diunduh: pkl. 2:55, tgl. 23-1-2015.

7 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229

SWT. Seratusan lebih buku yang beliau dalam banyak bidang ilmu yang lahir pusakakan untuk kita dan berbagai dari Buya HAMKA senantiasa hidup pengalaman yang dipunyai Buya dan relevan sepanjang masa. HAMKA, serta penghargaan yang Katakanlah misalnya bagaimana diperoleh dari lembaga terhormat, baik kesenjangan hak dalam kehidupan yang nasional maupun internasional seharusnya tidak memunculkan masalah merupakan gambaran prestasi multi mendasar disebabkan oleh perbedaan karier. Semua itu patut dijadikan latar budaya antara seseorang (Hayati) pemicu dan pacu, sehingga hadir dalam berlatar budaya Minangkabau dengan diri sebagai “tunjuk ajar” yang patut seseorang (Zainuddin) berlatar budaya ditauladani dalam membangun hidup. Bugis-Makasar, meskipun ayahnya orang Minangkabau seperti terlukis Pemikiran HAMKA Dalam Tinjauan dalam karya “Tenggelamnya Kapal Van “Tulis Baca” der Wijck”. Dalam pandangan Buya Kepiawaian Buya HAMKA HAMKA, kesenjangan hubungan dalam tulis baca, yang lahir dari persaudaraan disebabkan oleh sistem berbagai latar situasi dan kondisi sosial, kekerabatan yang tidak seharusnya budaya, serta politik di sepanjang terjadi pada diri Zainuddin, merupakan hayatnya, telah melahirkan seratusan kultur yang tidak sesuai dengan dasar- lebih karya tulis dalam sejumlah ranah, dasar Islam, ataupun akal budi yang antara lain: agama, sastra, politik, sehat. budaya, dan sejarah. Karya-karya ini Bagaimanapun kuatnya azas terabadikan sampai saat ini, “tidakkan sosial-budaya sistem matrilineal lapuk karena hujan, tidakkan lekang mengungkung kehidupan yang diwarisi karena panas”. Goresan tinta di kertas secara turun temurun dalam bingkai “buram” berjalan perlahan tapi pasti budaya Minangkabau, namun ketidak sepanjang hayatnya, telah menorehkan pantasan yang dilihat Sang Buya pemikiran yang brillian, cerdas, tajam, berasaskan ajaran tauhid ataupun akal dan kontemplatif yang mencerahkan budi yang sehat , tetap disuarakannya dari Sang Maha Guru…, Buya meskipun dalam situasi dan kondisi HAMKA. Pemikiran mendasar pendukung adat Minangkabau yang (filosofis) dan hasil kajian yang cerdas amat kental pada masa itu di kalangan

8 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 ninik-mamak dan orang Minangkabau tulis baca ini dapat dilihat sebagai salah pada umumnya. Begitu pula pemikiran satu ciri penunjuk kemajuan peradaban kritis dan heroik yang dilancarkan (civilization) yang mencerdaskan di menyuarakan kebenaran ajaran tauhid planet bumi. Sebagai perbandingan untuk mewujudkan bangsa dan negara dapat dilihat dari salah satu dasar yang ideal menurut HAMKA yang bangunan awal Eropa modern pada terabadikan dalam puisi “DAFTAR” kurun waktu 1460-1559, seperti ditulis M. Natsir untuk dirinya seperti dikemukakan Eugene F. Rice, Jr. ternukil di atas; meskipun “Di tengah- (1970)15, yaitu penemuan (invention) tengah gemuruh ancaman dan “alat pencetakan” (printing) oleh tiga gertakan, Rayuan umbuk dan umbai nama yang menonjol pada waktu itu, silih berganti, Melantang menyambar ialah Johann Gutenbergh (1395-1468), api kalimah hak dari mulutmu, Yang Johann Fust (1400-1465), dan Peter biasa bersenandung itu, Seakan tak Schöffer (1425-1502) di Mainz – terhiraukan olehmu bahaya baratdaya Jérman. Namun demikian, mengancam….Pancangkan olehmu, kemajuan bidang teknologi kepenulisan wahai Bilal !, Pancangkan Pandji- penemuan Eropa tidaklah berdiri pandji Kalimah Tauhid, Walau karihal sendiri, akan tetapi merupakan kafirun…”. Pemikiran hakiki dan gabungan dari dua penemuan bangsa inspiratif bernilai dasar tersebut, niscaya Cina sebelumnya, yaitu kotak pencetak akan abadi melaui tulis baca. Amat (block printing16) dan kertas, pada awal mulyalah ajaran Islam pertama kali abad ke-8. Selanjutnya, pencetakan diturunkan kepada Nabi Muhammad, kertas di Eropa diawali di Spanyol pada SAW tentang perintah membaca (iqra’), abad ke-12 oleh orang-orang (migran) “Bacalah dengan (menyebut) nama Arab, yang menerima sendiri teknologi Tuhanmu Yang menciptakan”14. pencetakan kertas dari Cina. Kemudian Demikian tulis baca sebagai azas yang secara perlahan, dua abad setelah itu, akan memainkan peran dalam berkembang pencetakan kertas di membangun hidup dan peradaban. dataran Eropa, yaitu Italy (1270), Apa yang dilakukan Buya 15Eugene F. Rice, Jr., The Foundations HAMKA terutama dalam bentuk karya of Modern Europe, i460-1559, (New York: W.W. Norton & Company, 1970), pp. 1-23. 16Kotak pencetak tersebut terbuat dari 14 Al-Qur’an, S, 96:1 kayu.

9 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229

Perancis (1340), Jerman (1390), dan untuk pengembangan ilmu pengatahuan Swis (1411). Berdasarkan penemuan yang lain. Amat benarlah, bahwa tulis alat tulis berupa “mesin” pencetak dan baca adalah kunci peradaban manusia kertas tersebut, maka terjadi perubahan yang mencerdaskan, disebabkan tulis sejarah, yaitu pencepatan kemajuan baca tidak saja sebagai sarana atau informasi dan komunikasi yang media penyampaian ilmu dan atau sebelumnya bergerak amat lambat pengetahuan, akan tetapi tulisan sebagai dalam bentuk tradisi lisan (oral suatu entitas dapat “mengabadikan” tradition) ke bentuk tradisi tulis baca. ilmu dan atau pengetahuan dari suatu Dampak kemajuan tulis baca zaman ke zaman berikutnya. Oleh menggunakan teknologi pencetakan karena itu, pada satu sisi, karya tulis tersebut, menjelang tahun 1500 ialah, juga berperan sekaligus sebagai percetakan-percetakan di dataran Eropa dokumen ilmu atau pengetahuan (Barat) telah menerbitkan enam juta tertentu, yang sewaktu-waktu dapat buku dalam bentuk kurang lebih lima dijadikan rujukan untuk membangun puluh ribu edisi. Melalui buku-buku perilaku. Di antara kebesaran Buya tersebut, informasi ilmu dan atau HAMKA tergambar dari seratusan lebih pengetahuan berkembang pesat, karya tulis dalam bentuk buku yang sehingga para pedagang, seniman, beliau karang sepanjang hayatnya. pengacara, kantor-kantor pemerintahan, Apa bila ditelusuri lebih jauh dokter, dan guru yang tinggal dan hidup berdasarkan pandagan fenomenology di kota-kota daratan Eropa pada Edmun Husserl (founder of umumnya, amat memerlukan buku- phenomenology, 1931), sesungguhnya buku. pengetahuan manusia itulah pada Demikian pula tiga pilar utama hakikatnya yang menentukan perilaku yang membangun peradaban (saintifik) manusia (behavioral aspects); manusia Eropa modern, yaitu matematik, logika, tidak akan bisa berbuat di luar dan eksperimen, yang juga merupakan pengetahuannya. Manusia hanya akan gabungan dari penemuan-penemuan berbuat berdasarkan atau sesuai bangsa lain sebelumnya, menjadi amat (kehendak) dengan pengetahuannya. cepat tersebar informasinya, sehingga Kenyataan empirik atas peran tulis baca menjadi inspirasi bagi banyak orang yang seperti demikian, terutama di

10 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 daratan Eropa pada pertengahan abad tidak tahu menjadi tahu. Islam ke-15 sampai pada pertengahan abad mengajarkan, bahwa tulis baca sebagai ke-16, dapat dijadikan bukti kebenaran salah satu bagian dari kehidupan ajaran Islam yang menempatkan tulis manusia, sebagaimana kehidupan baca sebagai bagian dari sistem manusia modern dicirikan oleh ajarannya; (1) Bacalah dengan kemampuan tulis baca, adalah sesuatu (menyebut) nama Tuhanmu Yang yang hakiki dalam keberlangsungan menciptakan; (3). Bacalah, dan hidup manusia yang diabadikan sebagai Tuhanmulah Yang Maha Pemurah; (4) bagian dari ajaran Islam. Dalam hal ini, Yang mengajar (manusia) dengan Islam menjadikan tulis baca sebagai perantaraan kalam [tulis baca]; (5). Dia media pengajaran untuk menyampaikan mengajar kepada manusia apa yang pengetahuan dari suatu manusia kepada tidak diketahuinya.17 Ayat ini pada manusia yang lain. dasarnya dapat dilihat, betapa Allah, Berdasarkan ajaran tulis baca SWT Yang Maha Pencipta telah yang suci dan mutlak benarnya tersebut, mempersiapkan Islam sebagai agama dapat ditelusuri secara struktural, ada yang sempurna. Terlihat dari sifat tiga faktor yang terkandung di futuristiknya berupa perintah dalamnya, yaitu ajaran (pengetahuan), “membaca” (tulis baca) yang tidak bisa tulisan, dan baca. Ketiga faktor ini, dipungkiri eksistensinya merupakan terlahir dalam satu kesatuan bentuk tonggak bangunan kehidupan modern. sistem tulis baca. Masing-masing Bukti kebenaran ajaran ini, bagian bergerak secara sistemik untuk sebagaimana terjadi dalam kemajuan mencapai suatu tujuan, yaitu peradaban Eropa sekira lima ratus tersampaikan kabar (information) sembilan belas tahun yang lalu dan pada gembira atau kabar pertakut kepada akhirnya mendunia tersebut, sekaligus manusia. Selanjutnya dapat dijelaskan, dapat dijadikan pembenaran dari apa yaitu: pertama, ajaran ditempatkan yang diajarkan oleh Islam. Tulis baca sebagai isi (contents) dan merupakan dengan tegas dinyatakan oleh Islam substansi (gist of meaning) dari sesuatu merupakan media pembelajaran untuk yang dimaksud; ia terkategori pada mewujudkan kecerdasan manusia dari salah satu bentuk pengetahuan, yaitu

sesuatu yang diketahui, sehingga 17 Al-Qur’an, S. 96: 1,3,4,5.

11 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 esensinya bersifat immaterial. Kedua, ditetapkan Allah, SWT seperti adalah tulisan, yaitu fenomena material, demikian, digunakan sebagai media ia berupa “words or other symbols such informasi untuk manusia. Pada masa as hieroglyphics written down as a awal Islam, informasi dan komunikasi means of communication”18. Ketiga, ke-Islaman ditujukan atau berlangsung ialah baca, yaitu bentuk perilaku berupa terutama bagi mereka kaum Nabi kemampuan membaca apa yang ditulis Muhammad, SAW sendiri, sebagaimana (“qalam”). Tiga aspek ini menjadi dinyatakan Allah, SWT “Kami tidak fondasi yang abadi secara empirik mengutus seorang rasulpun, melainkan (touchable) dalam kehidupan dan dengan bahasa kaumnya, supaya ia keberlangsungan Islam sebagai salah dapat memberi penjelasan dengan satu lembaga kehidupan manusia, yang terang kepada mereka”19. terwujud kedalam bentuk buku (kitab) Ajaran-ajaran yang disampaikan bernama al-Qur’an(‘bacaan”) sejalan melalui bahasa Arab tersebut dengan Sunnah Rasul berupa hadis. diabadikan ke dalam bentuk tulisan Al-Qur’ansebagai wujud Arab yang dikodifikasikan dalam lahiriah dari bentuk sistem tulis baca bentuk kitab. Ia merupakan dokumen seperti demikian, berperan sebagai Islam dan bahkan satu-satunya karya waduk pengetahuan yang bersifat (seni) tulis baca Islam yang tak normatif dalam bentuk ajaran. Ajaran tertandingi oleh manusia, sebabnya itu “tersurat“ dalam tulisan Arab yang ialah; “Tidaklah mungkin al-Qur’an ini disusun dalam bentuk kitab, bernama dibuat oleh selain Allah, SWT”20. Al-Qur’an. Dalam hal ini, Islam (Allah, Berdasarkan kenyataan seperti SWT) telah memilih dan menetapkan demikian, sesungguhnya pada satu sisi, aksara Arab sebagai media tulis. Pilihan eksistensi Al-Qur’an sebagai karya tulis tersebut sejalan dengan keberadaan baca, dapat dijadikan model bagi Nabi Muhammad, SAW sebagai manusia untuk membangun kehidupan manusia yang hidup berbahasa dan tulis baca, sehingga ia jadi bagian dari berkebangsaan Arab. Tulisan dan peradaban dan sekaligus sebagai alat bahasa Arab yang terpilih dan

18 19 Microsoft® Encarta® 2006. © 1993- Al-Qur’an, S, 14: 4. 20 2005 Microsoft Corporation. All rights reserved. Al-Qur’an, S, 10: 37.

12 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 ukur kemajuan kecerdasan serta berbagai karya tulisnya. Di antaranya peradaban manusia atau bangsa. dapat dilihat betapa pandangan dan Tiga faktor utama yang kritik Buya HAMKA yang mendasar membangun sistem tulis baca dan terhadap kesenjangan hidup yang terwujud dalam bentuk kitab bernama dialami Zainuddin beribu Bugis- Al-Qur’an sebagaimana dibicarakan di Makasar dan ayah berdarah Minang. atas, yaitu terdiri atas ajaran atau isi Zainuddin tidak dipandang sebagai (contents), tulisan, serta baca tersebut, orang Minang oleh keluarga ayahnya dapat djadikan model dalam meskipun ayah Zainuddin orang membangun kemampuan tulis baca. Minang, seperti dilukiskan dalam karya Pertama, aspek ajaran adalah isi yang “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”. hendak disampaikan, yaitu berupa Pandangan dan pemikiran kritis Buya pengetahuan (wahyu) yang mutlak HAMKA atas kesenjangan budaya benarnya. Dalam konteks ini dapat (adat) seperti demikian merupakan dilihat, yaitu terkandung adanya suatu pengatahuan yang bernas sebagai isi kebenaran, kejujuran, keadilan, dari tulisan, dan akan tersurat dalam ketegasan, menyejukan, kejelasan, keabadian sepanjang masa. mencerdaskan, inspiratif, dsb., yang inti Aspek kedua adalah tulisan, semuanya adalah sebagai pedoman yaitu media untuk menyampaikan isi. kehidupan; itulah hakikat dari isi yang Pada dasarnya ada dua model kemasan seyogiyanya diwujudkan dalam isi (ayat), yaitu ayat-ayat yang membangun sistem kepenulisan. Pada diturunkan di Makkah dan ayat-ayat al-Qur’an, isi tersebut sebagai “petunjuk yang diturunkan di Madinah. Ayat-ayat bagi orang yang bertaqwa”21. Dalam hal yang diturunkan di Makkah pada ini, isi hendaklah bersifat umumnya pendek-pendek dan ayat-ayat mencerdasakan, yaitu menuju ke arah yang di turunkan di Madinah panjang- kehidupan yang lebih baik. panjang; keduanya berbingkai sastra Buya HAMKA telah ilahiyah yang tak berhingga. Dapat mewujudkan isi tersebut dalam bentuk diambil pengertian di sini ialah, ayat- pemikiran yang mendasar, dan dalam ayat Makkiyah menyuratkan ajaran (filosofis), serta inspiratif, dalam dalam bentuk tulisan “ringkas” atau

pendek-pendek, sehingga tidak 21 Al-Qur’an, S, 2: 2.

13 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 memerlukan pemahaman yang “tinggi” seseorang dituntut memiliki atau penafsiran yang “dalam” untuk keterampilan kepenulisan sebagaimana mengetahui maksudnya. Secara kemungkinan model tulisan itu sendiri, semiotik dapat dijelaskan, yaitu pesan yang dapat diterjemahkan dalam yang disampaikan mudah dipahami, kehidupan sekarang dengan segala karena ia berada terutama pada kemajuan yang dihadapi. Pada sisi lain, tingkatan arti (meaning). Siapa saja kedua aspek di atas seyogiyanya yang membaca atau mendengarkan, terwujud dalam bentuk pernyataan yang akan mudah memahami apa arti yang menarik dan dikemas kedalam tulisan disampaikan melalui tulisan (ayat) seindah mungkin. Buya HAMKA telah tersebut. melakukan bentuk tulisan seperti Model ayat-ayat Madaniah demikian sebagaimana terabadikan adalah panjang-panjang. Model dalam seratusan lebih karya tulisnya, kemasan ayat ini banyak memerlukan terutama karya-karya sastra dan karya pemahaman yang mendalam untuk tulis yang lain berpaparan mudah dibaca dapat mengetahui apa maksud atau dan dipahmi, menarik, serta mengalir makna yang terkandung dalam teks atau bak air sungai mengikuti alurnya. ayat tersebut. Pada tingkatan ini, Namun sebaliknya ialah, ada juga karya adakalanya maksud yang terkandung tulis Buya HAMKA yang sarat dengan pada teks berada pada tingkatan makna pemikiran filsafat, sehingga (meaning of meaning). Berarti di sini memerlukan pehaman yang dalam ialah, pembacanya adalah orang-orang melalui tafsir dan kontemplasi untuk yang telah memiliki kemajuan ilmu atau mendapatkan makna. pengetahuan tingkat tertentu, sehingga Aspek ketiga adalah baca, yaitu dengan cara yang lebih “cerdas” seperti adanya kesadaran untuk membaca demikianlah informasi dikemas karena tulisan yang didukung oleh dipandang cocok untuk mereka keterampilan membaca berdasarkan pembaca, yaitu orang-orang Madinah. takaran kemampuan tertentu untuk Dua kemungkinan dasar model kemungkinan ragam isi dan bentuk kepenulisan seperti demikian, niscaya tulisan. Membaca adalah suatu tindakan memerlukan keterampilan tertentu yang didukung oleh keterampilan untuk mewujudkannya. Dalam hal ini, tertentu dan tindakan tersebut pada

14 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 dasarnya adalah tindakan yang terbentuknya keseimbangan peradaban disengaja, dipelajari, serta memerlukan tulis baca meniscayakan tiga unsur yang waktu tertentu untuk melakukannya. membentuknya, yaitu isi, tulisan, dan Dalam membangun sistem tulis baca, membaca, tumbuh atau ditumbuhkan maka membaca adalah tindakan yang melalui cara apa saja. Jalur pendidikan harus dibangun atau ditumbuhkan yang benar merupakan jalur yang dapat sejalan dengan membangun aspek yang ditempatkan sebagai jalur utama yang lain, sehingga terjadi keseimbangan memungkinkan tumbuhnya kesadaran (equilbirium) untuk kehidupan sistem betapa pentingnya tulis baca dalam tulis baca itu sendiri. Namun amat membangun hidup. disayangkan sampai saat ini, pada Pada akhirnya dapat diambil umumnya bangsa Indonesia masih jauh beberapa pengertian pokok sehubungan tertinggal dalam hal kesadaran dengan pembicaraan mengenai ‘tulis membaca apabila dibandingkan dengan baca’ ialah, bahwa tulis baca adalah bangsa-bangsa lain yang lebih maju. suatu “bentuk” perpaduan pengetahuan Dapat dilihat misalnya bangsa dan keterampilan. Eksistensinya Jepang, mereka senantiasa membawa menjadi kebutuhan hidup manusia yang buku bacaan yang siap dibaca kapan hakiki dalam konteks manusia sebagai

Figure 1. Bangsa Jepang mengisi waktu lowong dengan membaca (Sumber: https://www.google.com/search?q=bangsa+jepang+membaca) dan di mana saja. Pada umumnya makhluk yang paling sempurna. mereka tidak membuang-buang waktu. Kehidupan tulis baca pada hakikatnya Waktu kosong atau luang hampir selalu ialah menghidupkan tindakan diisi dengan membaca buku yang selalu memanusiakan manusia dengan segala mereka bawa ke mana-mana. Kondisi kelebihannya daripada makhluk lain di begini menyiratkan, bahwa lancar dan muka bumi. Oleh karena itu, tulis baca

15 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 yang dikehendaki dalam rangka PENUTUP memanusiakan manusia yang berharkat Buya HAMKA telah dan bermartabat dalam segala aspek meninggalkan pusaka yang tak ternilai kecerdasan, ialah terbangunnya harganya bagi kehidupan bangsa dan kehidupan manusia sebagaimana negara. Secara biologis tidak ada beda kesempurnaannya sebagai manusia. Buya HAMKA dengan manusia lain Kesempurnaan manusia dalam mana saja, akan tetapi yang kehidupan Islam adalah senantiasa membedakan adalah rekam jejak yang beribadat kepada-Nya dalam rangka ditinggalkan Buya HAMKA sulit menuju kehidupan akhirat. ditandingi oleh generasi sampai saat ini. Tindakan beralur tulis baca yang Multi talenta yang hidup pada diri Buya begitu mendasar perananya untuk HAMKA merupakan anugerah dari membangun hidup dan peradaban Sang Maha Pencipta diraih melalui manusia seperti tergambar pada latar kerja keras, hingga berbuah manis berdirinya Eropa modern di atas, sepanjang masa. Lika liku yang dilakukan Buya HAMKA sepanjang ditempuh Buya HAMKA dengan segala hayat dengan melahirkan seratusan onak dan duri sepanjang hidupnya dapat lebih buku dalam sejumlah disiplin. bernilai positif untuk dijadikan suri Sederetan karya tulis sejalan dengan tauladan dalam rangka menanamkan kepiawaian serta jalur hidup yang kesadaran berbuat terbaik untuk dijalani seseorang bernama Si Bujang membangun hayat. Buya HAMKA telah Jauah, “gelar” kesayangan sewaktu menunjukkan “Harimau mati remaja yang diberikan Haji Rasul, Syeh meninggalkan belang; Gajah mati Abdul Karim Amrullah ayah meninggalkan gading; Manusia mati tercintanya seperti demikian, meninggalkan jasa; ……. Besar menjadikan anak Sungai Batang- harimau pada belangnya; Besar gajah Maninjau itu “besar” dan memang pada gadingnya”. Seratusan lebih buku besar…, dengan “Multi Talenta” berisikan kajian dan buah pikir yang bernama lengkap Haji Abdul Malik diabadikan Buya HAMKA dalam untai Karim Amrullah yang disingkat kata dan kalimat nan elok merupakan HAMKA dan beranugerah gelar Doctor pusaka yang patut diwarisi dan serta Professor. dijadikan pacu dalam hidup. Begitu

16 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara…. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora P-ISSN: 2615 – 3440 Vol. 03, No. 01, Juni 2019 https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian E-ISSN: 2597 – 7229 pula sejumlah karier yang dilakoni Sang Al-Qur’an Digital Versi 2.1 - http://www.alquran-digital.com/ Buya dapat menjadi inspirasi untuk Microsoft® Encarta® 2006. © 1993- menumbuhkan laku-tindak yang 2005 Microsoft Corporation. All rights reserved. berujung kejayaan. Tepatlah Buya HAMKA merupakan sang multi talenta tanah Melayu Nusantara yang patut ditauladani DAFTAR PUSTAKA Al-Faruqi, Ismai’l Raji dan Lois Lamya Al-Faruqi. Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Cetakan ke-IV, Terj. Ilyas Hasan dari judul The Cultural Atlas of Islam. Bandung: Mizan, 2003. Hamka. Ajahku – Cetakan Ketiga. Djakarta: Djajamurni, 1963. ------. Tafsir Al Azhar – Juzu’ 3. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1983. ------. Tasauf: Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984. ------. Islam dan Adat Minangkabau. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1984. Rice, Jr., Eugene F. The Foundations of Modern Europe, 1460-1559. New York: W.W. Norton & Company, 1970. http://hajibuyahamka.blogspot.com/200 9/07/ ; diunduh pkl. 4:50, tgl. 20-1-2015 http://id.wikipedia.org/wiki; diunduh: pkl. 9:18, tgl. 20-1-2015. http://indosastra.com/sinopsis; diunduh: pkl. 10:18, tgl. 23-1-2015. http://www.pustakasekolah.com/sinopsi s; diunduh: pkl. 10:38, tgl. 23-1-2015. https://serbasejarah.wordpress.com; diunduh: pkl. 2:55, tgl. 23-1-2015. https://serbasejarah.wordpress.com; diunduh: pkl. 2:55, tgl. 23-1-2015.

17 Mahdi Bahar: Buya Hamka; Sang Multi Talenta Tanah Melayu Nusantara….