DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA REMBELE TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH

Tesis

Oleh

F I N T A K U H I N I 157024007

MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA REMBELE TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP) Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

F I N T A K U H I N I 157024007

MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Judul Tesis : Dampak Pembangunan Bandara Udara Rembele Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Nama Mahasiswa : Finta Kuhini Nomor Induk Mahasiswa : 157024007 Program Studi : Studi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.S.i) (Drs. Agus Suriadi, M.Si) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) (Dr. Muryanto Amin,S.Sos.,M.Si)

Tanggal Lulus : 18 Juli 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Telah diuji pada Tanggal 18 Juli 2017

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.S.i Anggota : Drs. Agus Suriadi, M.Si Dr. Humaizi, MA Heri Kusmanto, MA, Ph. D Prof. Dr. Badaruddin, M.Si

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA REMBELE TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH

ABSTRAK

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus dilakukan untuk menuju perbaikan disegala bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan pada seperangkat nilai yang dianut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai tingkat kehidupan yang didambakan. Pembangunan pada suatu wilayah diharapkan lebih diarahkan pada pembangunan potensi, inisiatif, daya kreasi, dan kepribadian dari setiap masyarakat. Dengan pembangunan diharapkan masyarakat semakin mampu mengelola peluang dan kesempatan bagi peningkatan kesejahteraan. Pembangunan Bandara Rembele merupakan salah satu sarana mendukung kegiatan pembangunan suatu wilayah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak pembagunan Bandar Udara Rembele terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah setelah adanya pembangunan Bandar Udara Rembele.

Metode penelitian yang digunakan penelitian deskriptif dengan metode campuran (mix methode). penelitian kombinasi yang digunakan Concurrent Embedded Strategy adalah metode penelitian yang mengkombinasikan penggunaanya metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan/bersama – sama (atau sebaliknya) tetapi bobot metodenya pada model ini metode data primer dan metode data sekunder. Metode data primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode data sekunder digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode primer. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 92 responden yang berdomisili di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.

Dari hasil penelitian lapangan menunjukan bahwa Bandar Udara Rembele dari segi trasportasi dapat mengurangi pengeluaran dalam hal pengiriman barang. Bandar Udara ini sangat berkontribusi dan mempermudah sektor pertanian dan perkebunan, membantu masyarakat seperti yang kita ketahui di Daerah Bener Meriah ini adalah Daerah yang termasuk penghasil kopi terbaik didunia (Kopi Gayo).Kendatipun demikian seiring dengan perkembangan yang berjalan untuk kehidupan masyarakat sekitar dampak dari adanya pembangunan Bandara ini belum menyentuh dari sisi kemajuan ekonomi dan kehidupan sosial secara komprehensif disekitar Wilayah Bandar Udara Rembele. Jika dianalisis melalui persepsi masyarakatdari keseluruhan responden, maka setengah responden menyatakan kesetujuannya terhadap pembangunan Bandar Udara Rembele dengan mayoritas responden berharap lapangan pekerjaaan semakin luas sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar Bandara dan mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.

Kata kunci : Bandara Rembele, Kondisi Sosial Ekonomi, Pendapatan.

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA THE IMPACT OF REMBELE AIRPORT CONSTRUCTION ON THE PEOPLE’S SOCIO-ECONOMIC CONDITION IN BUKIT SUBDISTRICT,

ABSTRACT

Development constitutes a process of change is which continuously made in order to improve the people’s life according to a set of values which lead them to their welfare. Development in a certain region should be directed toward people’s potential, initiative, creative, and personal development. It is expected that the people will be able to manage opportunities to elevate their prosperity. The construction of Rembele Airport is one of the facilities which support the development activities in a certain region. The objective of this research was to find out the impact of Rembele Airport construction on the people’s socio- economic condition in Bukit Subdistrict, Bener Meriah Regency.

The research used mix method or Concurrent Embedded Strategy which was the simultaneous combination of qualitative research with quantitative research, using primary and secondary data. Primary data were the main ones which were gathered by distributing questionnaires to 92 respondents in Bukit Subdistrict, while secondary data were used the supporting data.

The result of the field research showed that, from the transportation pint of view, Rembele Airport could reduce expenditure in shipment or forwarding. It has great contribution to the agricultural and plantation sectors and help people a great deal. As we know, Bener Meriah is the area which produces the best coffee beans in the world (Gayo Coffee). However, as time goes by, from the socio-economic point of view, the construction of Rembele Airport does not give much contribution to the people in its vicinity. 50% of the respondents gave their approval of the Rembele Airport construction, and the majority of them hoped that it could help increase employment so that it could decrease the poverty and unemployment rates.

Keywords: Rembele Airport, Socio-Economic Condition, Income

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT. Sang pencipta langit dan bumi serta segala isinya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul :“DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA REMBELE TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYRAKAT KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH”. Dan tak lupa pula shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah diutus ke bumi sebagai lentera bagi hati manusia, Nabi yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan pengetahuan yang luar biasa seperti saat ini. Tesis ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Dua (S2) Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta sebagai wahana untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berpikir dalam penulisan karya ilmiah ini. Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan secara khusus ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua yang tidak pernah henti mendo’akan, menasehati, membimbing, dan mendukung penulis, dan mengerahkan segala kemampuannya untuk terus bisa memberikan yang terbaik buat putrinya ayahanda Kamal Junaidi dan Ibunda Hasnah, S.pd. diam-diam selalu terselip doa kecil dalam hati penulis, kiranya Allah SWT selalu melimpahkan segala nikmat nya ,memberikan usia yang panjang pada keduanya hingga nanti bisa menyaksikan putrinya menjadi orang yang sukses hingga mampu membahagiakan keduanya dengan hasil kerja putrinya sendiri, Penulis ingin memberikan setetes kebahagian ini yang tidak akan pernah cukup untuk membalas semua pengorbanan yang telah diberikan keduanya selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebanyak – banyak kepada ayah (H.Harris Nasution) dan mamak (Hj.Leni Astuty) yang telah banyak membantu penulis dalam segala hal, mendukung dan memberikan kasih sayang nya. Moga Allah SWT selalu limpahkan segala nikmat-nya,

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dimudahkan urusannya, dan segala amal perbuatan baik nya menjadi catatan kebaikan di yaumul akhir. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudara penulis: buat Abangda Hasfika Wandi, kakak ipar penulis Ety Susasnti dan buat kedua adik kecil ku yang tercinta, ananda Alfi Mukhlis dan ananda Fahron Rozi. Semoga penulis dapat menjadi kakak yang dapat membimbing, mengajarkan serta sekaligus menjadi contoh yang baik bagi keduanya. Pada kesempatan ini, tak lupa penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang teramat dalam bagi pihak-pihak lainnya yang telah turut ikut serta berpartisipasi membantu serta mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yakni: 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos.,M.S.i selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Drs. Agus Suriadi, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing yang telahbersedia membimbing penulis, memberikan waktu, tenaga, sumbangan pikiran dan mengarahkan, memberikan motivasi dan ide – ide bagi penulis dari awal hingga penyelesaian tesis ini. 5. Bapak Dr. Humaizi, MA dan Bapak Heri Kusmanto, MA, Ph. D selaku dosen penguji. Terimakasih untuk Kritik dan saran yang sangat membangun demi kebaikan penulisan tesis ini. 6. Bapak/ibu Pengajar Program Magister Studi Pembangunan yang telah berjasa mendidik dan berbagi ilmu dengan penulis selama masa perkuliahan.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7. Kepada kak Dina, Bang Iwan dan Bang Rasyad selaku pegawai Administrasi Program Studi Pembangunan FISIP USU yang selalu membantu penulis dalam urusan dan prosedur administrasi baik pada masa perkuliahan maupun penyelesaian Tesis ini. 8. Kepada Bapak /ibu di Unit Penyelengara Bandar Udara Rembele Bener Meriah yang telah membantu penulis selama penelitian dilapangan. 9. Buat keluarga besar Saleh G.A dan Abu Kasum, terima kasih untuk motivasi dan bantuan dalam bentuk apapun dari kalian, dan untuk semua sepupuku yang telah memberi semangat, doa dan sekaligus menjadi tempat saling berbagi. 10. Buat Calon Imam ku Bayu Azhari Nst yang sabar nya serta merta yang tak tahu kapan habisnya, yang selalu menjadi tempat berbagi, berkeluh kesah, memberi motivasi, kadang tempat pelampiasan dari berbagai persoalan yang menjadi bebanku dan selalu mendukungku dalam segala hal. Moga cepat berubah status nya dari CALON IMAM HEHE. 11. Buat sahabat – sahabat terbaikku yang sudah kuanggap seperti keluarga ku sendiri yang selalu membantu ku dalam kesusahan dan menolong ku tampa pamrih: M. Fajar Fadli yang selalu bisa kuandalkan disaat genting dan selalu bisa ngerti, Endang jaka Malik yang selalu bisa menjadi tempat berbagi dan kawan berdebat hehe alias adu mulut, Winni Ferah yang selalu ada disaat aku butuh, bisa mengerti, sangat membantu dan mendukung dalam penyelesaian tesis ini. Terimakasih buat dukungan, waktu dan kebaikan kalian semuaaa you are the best. 12. Buat sahabat-sahabat Makeni (Marhalah Ke-6 Nurul Islam) terima kasih atas doa dan dukungan nya semoga ukuwah ini selalu terjalin selamanya. Dan cepat menyusl buat sahabat – sahabat Makeni yang lainya tetap semanggat dan optimis walau banyak kendala yang kalian hadapi You are my Complete. 13. Buat adik ku Walliyuni Haira Johan dan Dewi Supriani terimakasih buat waktu, sumbangsih pemikiran dan kasih sayang nya.

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14. Buat keluarga perantauanku yang di Gang Sedar padang bulan pasar 1 dan buat adik-adik serumah ku No. 4D Leli Maryana Harahap dan Kartika Sari terima kasih untuk semua motivasi, kenyamanan, canda tawa yang diberikan selama ini. 15. Rekan – rekan Mahasiswa Program Magister Studi Pembangunan USU Angkatan XXXI, Terima kasih untuk dukungan, sumbangsih pemikiran, kebersamaan dan kerjasamanya, mudah – mudahan kita sukses selalu dan jalinan persaudaraan ini akan abadi. Amin, Terkhusus penulis ucapkan terima kasih buat 2 kakak yang baik hati Ayu Erfiana Asmy&Fitri Aprilia yang selalu bisa diandalkan dan selalu mendukung ke arah yang baik, tempat berbagi dan saling mengerti mudah – mudahan dimana pun kita berada jalinan ukuwah ini tidak pernah putus sayang akak manyak – manyak dan penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Abangda Hajar Aswad yang mana sudah banyak membantu penulis, mendukung, memberi arahan, masukan selama masa studi semoga silaturahmi ini terus bisa terjalin sampai bile – bile. 16. Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk doa – doa dan kebaikan bahkan untuk inspirasi yang telah kalian berikan sehingga penulis tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ini. Kepada semua orang yang telah berbuat baik, “Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua. Karena sesungguhnya Allah akan membalas setiap perbuatan kalian dengan seadil-adilnya”. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah- nya untuk kita semua, Amin. Medan, 31 Juli 2017 Penulis,

Finta Kuhini 157024007

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Finta Kuhini

Tempat/Tgl. Lahir : Takengon, 29 Januari 1994

Alamat : Dedalu Hakim Bale Bujang Kecamatan Lut

Tawar Kabupaten Tengah.

Agama : Islam

Status : Lajang

II. PENDIDIKAN FORMAL

Tk : Kartika 1998 - 1999

SD : SD Negeri 05 Lut Tawar 1999 - 2005

MTS : Madrasah Tsanawiah Swasta Nurul Islam

2005 – 2008

Mas : Madrasah Aliyah Swasta Nurul Islam 2008 - 2011

S1 : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara Tahun 2011– 2015

S2 : Magister Studi Pembangunan Fakultas Sosial dan

Ilmu Politik SumateraUtara Tahun 2015 – 2017

Medan, 31 Juli 2017

Penulis

Finta Kuhini

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii RIWAYAT HIDUP ...... vii DAFTARISI ...... viii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR GAMBAR ...... xii DAFTAR LAMPIRAN ...... xiii

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 RumusanMasalah ...... 11 1.3 Tujuan Penelitian ...... 12 1.4 Manfaat Penelitian ...... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dampak ...... 14 2.1.1 Dampak Perubahan Sosial ...... 14 2.1.2 Ciri – ciri Perubahan Sosial ...... 17 2.2 Konsep Pembangunan ...... 17 2.3 Indikator Pembangunan ...... 19 2.4 Tujuan dan manfaat pembangunan ...... 24 2.5 Ekonomi Pembangunan ...... 26 2.5.1 Pengertian Ekonomi Pembangunan ...... 26 2.5.2 Pengertian Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan ...... 27 2.6 Pengertian Presepsi & Tahap Pembentukannya ...... 28 2.7 Kondisi Sosial Ekonomi ...... 30 2.7.1 Pendapatan ...... 33 2.7.2 Pendidikan33 ...... 34 2.8 BandarUdara ...... 35 2.8.1 Jenis – Jenis Bandar Udara ...... 37 2.8 Penelitian – penelitianTerdahulu...... 39 2.9 KerangkaPemikiran (Kuantitatif) ...... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ...... 42 3.2 Definisi KonsepdanDefenisiOperasional ...... 44 3.2.1 DefenisiKonsep ...... 44 3.2.2 DefinisiOperasional ...... 45 3.3 Lokasi Penelitian ...... 46 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ...... 47

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.4.1 PopulasiPenelitian ...... 47 3.4.2 Sampel Penelitian ...... 48 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...... 51 3.6 Teknik Analisis Data ...... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Pembangunan Bandar Udara Rembele ...... 56 4.2 Gambaran Umum ...... 63 4.3 Penyajian Data ...... 66 4.3.1 Karakteristik Responden ...... 68 4.3.2 Tanggapan/Persepsi Responden Mengenai PembangunanBandara Rembele ...... 73 4.3.3 Kondisi Sosial Ekonomi ...... 79 4.3.4 AnalisaDampak Pembangunan Bandar Udara RembeleKecamatanBukitKabupaten BenerMeriah ...... 88 4.3.5 TelaahAnalisisDampak Pembangunan Bandar Udara RembeleKecamatanBukitKabupatenBenerMeriah DenganFaktaEmpirisdanFaktaTeori ...... 92

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...... 96 5.2 Saran ...... 97

DAFTAR PUSTAKA ...... 99

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Kampung yang Berada di Sekitar Bandara Rembele Kecamatan Bukit ...... 49 Tabel 2 Karakteristik Responden ...... 50 Tabel 3 Standar Nilai Dampak Pembangunan Badara Rembele ...... 54 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ...... 67 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 67 Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Suku ...... 68 Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Agama...... 69 Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ...... 70 Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ...... 71 Tabel 10 Jawaban Responden Tentang Pembangunan Bandara Rembele ...... 72 Tabel 11 Distribusi Responden Tentang Pengembangan Bandara Rembele ...... 75 Tabel 12 Jawaban Responden Tentang Kenyamanaan Setelah Adanya BandarUdara Rembele ...... 76 Tabel 13 Jawaban Responden Tentang Kondisi Sosial Masyarakat Kecamatan Bukit Sebelum Adanya Pembangunan Bandara Rembele...... 77 Tabel 14 Jawaban Responden Tentang Kondisi Sosial Masyarakat Kecamatan Bukit Sesudah Adanya Pembangunan Bandara Rembele ...... 78 Tabel 15 Jawaban Responden Tentang Pendapatan Sebelum AdanyaPembangunan Bandar Udara Rembele ...... 80 Tabel 16 Jawaban Responden Tentang Pendapatan Setelah Adanya Pembangunan Bandar Udara Rembele ...... 81

x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 17 Jawaban Responden Tentang Apakah Sebelum Pembangunan Bandara Rembele Pendidikan Anak Bapak/Ibu Sudah Baik ...... 83 Tabel 18 Jawaban Responden Tentang Apakah Setelah Pembangunan Bandara Rembele Pendidikan Anak Bapak/Ibu Menjadi Lebih Baik ...... 84 Tabel 19 Jawaban Responden Tentang Apakah Sebelum Pembangunan Bandara Rembele Pendapatan Bapak/Ibu untuk Pendidikan Sudah Baik ...... 85 Tabel 20 Jawaban Responden Tentang Apakah Setelah Pembangunan Bandara Rembele Pendapatan Bapak/Ibu Untuk Pendidikan Menjadi Lebih Baik ...... 86 Tabel 21 Tanggapan/Presepsi Responden Mengenai Pembangunan Bandara ...... 88 Tabel 22 Kondisi Sosial Ekonomi...... 90 Tabel 23 Pendidikan ...... 91

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Landing perdana Pesawat CN-235 di Bandara Rembele ...... 58 Gambar 2 Suasana landing perdana pesawat CN-235 di Bandara Rembele ...... 59 Gambar 3 Proses Evakuasi Korban Gempa Juli 2013 yang akan dirujuk dengan Ambulance Udara ke Banda Aceh...... 61

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara 2. Struktur Unit Penyelenggara Bandar Udara 3. Informasi Bandar Udara Rembele 4. Foto atau Dokumentasi 5. Surat Izin Penelitian di Bandar Udara Rembele 6. Daftar Pertanyaan dan Pedoman Wawancara 7. Makalah Pembangunan Bandar Udara Rembele Serta Asumsi Multiplayer Effect

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Begitupun dengan pembangunan secara nasional yang erat kaitannya dengan kemampuan negara dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik dengan menggunakan bantuan teknologi ataupun tanpa bantuan teknologi. Pembangunan nasional pada hakikatnya bersifat multidimensi dengan melibatkan berbagai sektor, seperti sektor pendidikan, pertanian, kesehatan, industri dan sebagainya.

Dewasa ini pembangunan memang telah menjadi kata kunci yang penting, terutama di negara berkembang seperti , dan pembangunan pun berubah maknanya, tidak lagi bermakna luas yang meliputi seluruh bidang mulai dari ekonomi, politik, sosial, dan budaya, tetapi telah bermakna sempit, yaitu pembangunan ekonomi, dan ini pun telah merunjuk ke makna yang lebih sempit lagi : pertumbuhan ekonomi. Kebijakan yang mengutamakan pertumbuhan dibentuk dengan bersandar pada paradigma dan teori – teori ini memiliki keterbatasan untuk melihat akibat – akibat sosial dari penerapannya (Emir

Wiraatmaja Eksekutif, No 206, Agustus, 1996: 43). Karena Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu, proses pembangunan dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dapat dicapai dengan baik apabila pembangunan dilakukan dengan prosedur yang baik. Pembangunan adalah suatu

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Strategi pembangunan yang mengarah kepada industrialisasi di pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori pembangunan dalam Rogers (1976:183) menjelaskan bahwa pembangunan sebagai suatu proses partisipasi di segala bidang dalam perubahan sosial dalam suatu masyarakat, dengan tujuan untuk membuat kemajuan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan.

Program pembangunan dimaksudkan untuk membantu dan memacu masyarakat untuk membangun berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti infrastruktur. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakat diwilayah sekitarnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang dilakukan pemerintah memodernisasikan negara yaitu dengan membangun kebutuhan infrastruktur

(jalan, terminal, pasar, perkantoran, bandara, stasiun) yang membutuhkan lahan yang luas, yang sering terjadi dalam pembangunan infrastruktur banyak menimbulkan dampak sosial ekonomi, yaitu konflik sosial seperti perebutan lahan menurunnya ekonomi mikro masyarakat. Seperti halnya pembangunan bandara pasti berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya baik dari sisi positif maupun sisi negatif. Tapi idealnya, dampak positif harus lebih mendominasi dari dampak negatif sehingga dapat dikatakan pembangunan tersebut bukan rekayasa atau tepatnya memberikan manfaat khusus kepada

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA masyarakat sekitar Bandara. Pada zaman sekarang ini, keberadaan Bandar Udara di suatu tempat telah menjadi isu pokok dalam kemajuan daerah karena Bandar

Udara sudah menjadi kebutuhan sebagai sarana transportasi. Bandar Udara akan dapat menjadi tempat berkumpulnya orang, memberangkatkan orang dan mendatangkan orang baik dari dalam wilayah maupun dari luar wilayah dengan berbagai tujuan yang tentu akan menjadi peluang peningkatan perekonomian.

Transportasi merupakan salah satu sarana yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pembangunan suatu wilayah. Salah satu layanan transportasi yang saat ini terus berkembang dan sangat mempengaruhi pengembangan ekonomi suatu negara adalah transportasi udara yang didukung dengan infrastruktur Bandar Udara dan mampu melayani kegiatan penerbangan.

Pembangunan Infrastruktur merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan secara konsisten berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2015 - 2019. Prioritas lebih difokuskan pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur, Pemerintah dalam berbagai sektor memberikan dukungan dana pembangunan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN). Transportasi udara menjadi salah satu prioritas pembangunan infrastruktur subsektor perhubungan yang dinilai sangat penting karena sifatnya yang cepat dapat melayani perpindahan manusia dan barang, dan Bandar Udara

Rembele yang berlokasi di Kabupaten Bener Meriah mendapat prioritas pembangunan tersebut.

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012,

Bandara merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan penerbangan dengan selamat, aman, lancar, tertib, nyaman, dan berdayaguna, serta dapat berperan dalam hal pemerataan, pertumbuhan, dan sebagai pendorong maupun penggerak untuk menunjang pembangunan nasional.

Bandar Udara Rembele terletak di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener

Meriah Propinsi Aceh yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Induk

Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2004. Secara geografis Koordinat Aerodrome

Referention Point (ARP) terletak pada 04o 43’ 21,8” N dan 096o 51’ 10,6” E, dengan ketinggian 1.413 dari permukaan laut dengan Runway Number 09 and 27.

Daerah ini merupakan dataran tinggi sehingga kontur tanah pada umumnya bergelombang, bergunung-gunung dan berbukit-bukit yang merupakan daerah pertanian yang cukup subur dengan komoditi andalan antara lain perkebunan kopi rakyat, hurticultura, dan lain-lain serta potensi alam yang berlimpah belum tergali secara optimal.

Pembangunan fisik Bandar Udara ini awalnya dimulai pada tahun 1998 oleh Kanwil Perhubungan Aceh, dilanjutkan pada tahun 2001 yang pada saat kepemimpinan Alm. Drs Mustafa M. Tammy kembali melanjutkan pengusulan pembangunan Bandar Udara ke Departemen Perhubungan dengan alasan perlu percepatan pembangunan Bandar Udara di wilayah bagian tengah, akibat kondisi konflik berkepanjangan di Provinsi Aceh menyebabkan perjalanan darat tidak aman. Potensi tersebut diatas besar kemungkinan akan terjadi karena faktor pendorong antara lain peningkatan jumlah kendaraan membuat perjalanan darat

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA macet dan tidak nyaman, perhitungan waktu tempuh, meningkatnya jumlah airline dan armada pesawat jarak pendek yang tentu akan mencari pasar serta akan membuat penggunaan moda transportasi udara akan memberikan nilai positif dengan ketentuan pesawat tersebut mempunyai waktu dan jadwal yang jelas dan peran Pemerintah Daerah. Pembangunan Bandara Rembele dilaksanakan kembali sejak Tahun Anggaran 2014 hingga Tahun Anggaran 2015 dengan nilai Rp. 364,3

Miliar (Tahun 2014 sebesar Rp. 171.7 Milyar dan tahun 2015 sebesar 192,6

Miliar). Anggaran ini digunakan untuk perpanjangan runway dari 1400 m x 30 m menjadi 2250 m x 30 m, perluasan apron dari 80 x 106 m menjadi 95 m x 150 m, pelapisan runway, rehabilitasi dan perluasan terminal penumpang dari 400 m2 menjadi 1000 m2 dan pembangunan fasilitas penunjang serta pengadaan peralatan bantu pendaratan, navigasi, dan keamanan. (Budianto, Y.(2015). Makalah pembangunan bandar udara rembele serta asumsi multiplayer effect hal 13).

Bandar Udara Rembele sudah mulai beroperasi sejak tahun 2003 untuk melayani kebutuhan masyarakat di bidang angkutan transportasi udara khususnya untuk Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, yang secara rutin melayani penerbangan perintis serta penerbangan tidak berjadwal lainnya. Saat ini

Bandar Udara Rembele telah melayani penerbangan perintis 3 kali dalam satu minggu melalui operator penerbangan dengan rute penerbangan Medan -

Takengon, yaitu hari selasa, kamis dan sabtu setiap jam 10.50 WIB – 11.50 dan

Takengon - Medan setiap jam 12.20 - 13.20 WIB dengan menggunakan pesawat jenis armada C208B Grand Caravan dengan kapasitas 9 seat. Tarif penerbangan tersebut adalah tarif penumpang (Basic Fare) Rp. 359.000,-/Pax dan tarif barang

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rp. 3.200,- /kg. Penerbangan ini merupakan penerbangan angkutan udara perintis dengan menggunakan dana APBN tahun 2016 sejumlah Rp. 25.674.410.667,-

(Dua Puluh Lima Miliar Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Juta Empat Ratus

Sepuluh Ribu Enam Ratus Enam puluh Tujuh Rupiah) dengan jumlah 9 rute termasuk Medan - Takengon.

Pengembangan Bandara Rembele adalah suatu alasan pemerintah untuk meningkatkan pembangunan yang lebih baik dan diharapkan dengan pengembangan dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan misalnya segi ekonomi terdapat pertumbuhan yang pesat dengan dikembangkanya bandara.

Pengembangan Bandara Rembele bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan operasional penerbangan, dari yang semula melayani pesawat ATR 42 menjadi ATR 72, Hercules C 130 dan B 737 series. Pada sisi udara telah dibangun perpanjangan landasan dari semula 30x1.400 m menjadi 30x2.250 m. Selain itu telah dilakukan juga perluasan apron dari 80 mx106 m menjadi 95 mx150 m, pelapisan runway dan taxiway. Perluasan terminal bandara tersebut diproyeksikan mampu menampung 200.000 penumpang per tahun. Bandara Rembele saat ini hanya mampu didarati oleh pesawat sebesar Fokker 50 atau CN 235. Nantinya dengan pengembangan fasilitas tersebut, Bandara Rembele akan mampu didarati pesawat Boeing 737-series.

Pengembangan Bandara Rembele ini juga merupakan implementasi dari fokus kerja Kementerian Perhubungan untuk terus meningkatkan kapasitas sarana transportasi dan kualitas layanan transportasi kepada masyarakat. Pengembangan

Bandara Rembele diharapkan dapat mendorong pembangunan dan pengembangan

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA daerah terutama sektor pertanian dan pariwisata yang selama ini menjadi andalan

Wilayah Dataran Tinggi Gayo. Potensi ini harus dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk mengembangkan perekonomian yang dimiliki oleh kawasan ini dengan dukungan kebijakan pemerintah. Selain itu yang tidak kalah pentingnya keberadaan bandara ini akan menjadi sarana bagi angkutan logistik yang cepat mengingat Wilayah Dataran Tinggi Gayo termasuk daerah yang rawan bencana

(patahan gempa). Selain itu, Penyelesaian Pengembangan Bandar Udara Rembele merupakan bukti komitmen Pemerintah melalui Program Nawa Cita, salah satu penerjemahan Nawa Cita adalah Indonesia centris yaitu membangun dari kawasan pinggiran, daerah terluar, terisolir dan rawan bencana. Kebutuhan pengembangan yang sesuai dengan potensi wilayah ini masih tetap diperlukan, pertimbangan kebutuhan terminal cargo untuk mendukung sektor pertanian dan perkebunan serta fasilitas pendukung logistik kebencanaan.

Pembangunan Bandar Udara dimanapun lokasinya pada umumnya akan menjadi magnet pembangunan disekitarnya maupun wilayah, maka disarankan wilayah tersebut sejak dini telah mempunyai perencanaan yang baik untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi sehingga pembangunan tersebut akan lebih terarah dan terkendali menjadi pola yang teratur sebagai pintu gerbang peningkatan ekonomi wilayah. Dengan dikembangkannya Bandar Udara Rembele menjadi lebih luas sehingga bisa didarati oleh pesawat lebih besar dari sebelumnya maka pasti akan menimbulkan kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihannya yaitu (1) Sistem cepat dan efisien, (2) Cocok untuk barang-barang yang sangat penting, mudah membusuk, dan mahal, (3) Dapat mencapai area yang

7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sulit dijangkau (4) Memungkinkan gerakan yang bebas ke mana saja.

Kekurangannya yaitu, (1) Mahal (2) Sangat tergantung pada cuaca dan mudah terganggu oleh partikel-partikel yang tersuspensi di udara, (3) Pemeliharaan bandara mahal, (4) Pesawat ukuran besar tidak dapat di bandara yang kecil, (4)

Untuk daerah yang tidak ada bandaranya tidak dapat disinggahi,(5) Suara keras dan polusi tinggi.

Keberadaan Bandar udara Dalam skala mikro akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Bandar Udara antara lain menarik kunjungan wisata lokal dalam wilayah dengan memanfaatkan fasilitas Bandar Udara sebagai tempat kunjungan orang-orang yang ingin berwisata atau berkunjung ke kota takengon atau bener meriah. Selama ini hanya menggunakan jalur darat dan udara, jika melalui jalur darat bisa ditempuh dalam waktu 6 jam dari Banda Aceh dan 8 jam dari Medan. Sementara jika melalui jalur udara, hanya bisa menggunakan pesawat kecil. sedangkan setelah dikembangkan bandara ini akan memudahkan para wisata yang ingin berkunjung untuk berwisata ke daerah yang diberi julukan

“ Negeri di Atas Awan” view sekitar Bandar Udara yang secara geografis dan potensi alamnya dapat ditata sebagai tempat wisata dan dinikmati keindahan panoramanya yang sejuk nan asri. Selain hal tersebut Bandar Udara sebagai tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin membangun usaha pendukungnya antara lain taxi Bandar Udara ataupun angkutan umum, dari wilayah – wilayah yang terpaut jarak antara suatu daerah menuju bandara sehingga dapat memudahkan akses masyarakat ke bandara rembele. Hal ini juga dapat menumbuhkan perkembangan ekonomi karena banyaknya kebutuhan masyarakat

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA akan transportasi menuju bandara, sehingga timbul ide – ide atau inisiatif dari masyarkat untuk membuka usaha jasa angkutan umum khusus mengantar jemput dari bandara atau pun menuju bandara dan dapat membangun penginapan, jasa perdagangan, resi gudang. Serta dalam penjualan hasil bumi yang biasanya di ekspor ke berbagai daerah dan negara dari takengon dan bener meriah harus melalui berbagai tahap dan transit di medan ataupun Banda Aceh sehingga banyak mengeluarkan biaya dalam pengiriman barang. Dengan di kembangkannya

Bandara Rembele dapat mengurangi pengeluaran dalam pengiriman barang. Dan barang yang dikirim bisa langsung ke daerah atau negara tujuan dan masih banyak lagi jasa ekonomi lainnya yang dapat dikembangkan.

Sedangkan dalam skala makro akan berkembang pemanfaatan potensi alam yang menurut data masih banyak yang belum digali secara optimal. Dengan tersedianya fasilitas transportasi udara yang baik diharapkan para investor dari luar wilayah akan bersedia mengembangkan potensi alam.

Dalam seminar multiplier effect wakil Bupati Rusli M Saleh mengatakan

Bandara udara Rembele mampu tingkatkan peluang perekonomian di Kabupaten

Bener Meriah. “Kami menilai pembangunan Bandara Rembele akan memberi dampak besar di sektor industri, perumahan dan pariwisata, bahkan, mendukung pertumbuhan ekonomi setempat”. Anggaran yang diperkirakan untuk membangun

Bandara ini sekitar 400 miliar lebih dengan luas lahan yang disiapkan sebesar

2250 meter, yang mencakup Kampung Bale Atu hingga Kampung Karang Rejo.

Wakil Bupati Rusli M Saleh menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah melalui UPBU Rembele telah mempersiapkan dengan baik pembangunan

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA megaproyek Bandar Udara Rembele. Persiapan yang perlu dilakukan Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah salah satunya adalah dengan meningkatkan Sumber

Daya Manusia lokal. “Keberadaan Bandara pasti akan diikuti dengan perkembangan yang baru, hal ini, mengharuskan kami bersama-sama kalangan wiraswasta untuk menyiapkan SDM yang profesional. Agar memenuhi standar kompetensi ”kata Wakil Bupati Bener Meriah” Di jelaskannya, dampak multiplier effect khususnya bagi masyarakat setempat akan mendatangkan perubahan ekonomi seperti gaya dan pola hidup yang dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat, karena banyak masyarakat yang beralih profesi ataupun memanfaatkan bandara sebagai lahan untuk mencari keuntungan. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara atau daerah akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas. Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan. Dalam proses pembangunan, selain memperhitungkan dampak aktifitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat, lebih dari itu dalam proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur perekonomian ke arah yang lebih baik. Tujuan dari pemerintah itu sendiri baik, namun terkadang sistem yang ada menjadi bumerang dan menghadirkan masalah baru buat masyarakat itu sendiri. Dikembangkannya Bandar Udara membuat terputusnya jalan desa oleh proyek pembangunan bandar udara rembele. Rembele adalah salah satu dari 4 kampung yang terkena dari pengaruh pembangunan

Bandara Rembele, yang berjarak 1 kilometer dari bandara . Kecamatan Bukit

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terdiri dari 44 Kampung dan yang mengapit Bandar Udara Rembele ada 4 kampung yaitu Kampung Bale Atu, Karang Rejo, Kampung Rembele dan

Kampung Tingkem Banjar. 4 Kampung ini berpenduduk dari suku Gayo, Jawa,

Aceh. Kondisi daerah yang berada disekitar Bandar Udara Rembele saat ini masih sangat sunyi dan belum ada terjadi pembangunan, roda ekonomi yang tampak diseputaran Bandar Udara Rembele.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di kecamatan bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh. Khususnya yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi sekitar kawasan Bandar Udara

Rembele. Untuk itu penulis mengambil judul “Dampak Pembangunan Bandar

Udara Rembele Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan

Bukit Kabupaten Bener Meriah)”.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Masalah merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian dimana peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari untuk memecahkan suatu masalah dalam kegiatan penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis dalam melakukan penelitian merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pendapat atau persepsi Masyarakat Tentang Pembangunan

Bandar udara Rembele ?

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Bagaimana Dampak Pembangunan Bandar udara Rembele Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Bukit Kabupaten Bener

Meriah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraanya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk menganalisis pendapat atau persepsi masyarakat Kecamatan Bukit

Kabupaten Bener Meriah tentang pembangunan Bandar Udara Rembele

2. Untuk meganalisis dampak pembangunan Bandar Udara Rembele

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Bukit Kabupaten

Bener Meriah”.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah atau fenomena sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat secara ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis,

baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai sarana untuk melatih

dan mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dan menambah

pengetahuan ilmiah pada Magister Studi Pembangunan dalam kaitannya

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan perkembangan ekonomi masyarakat sekitar bandara sebagai

dampak dari perkembangan Bandar Udara Rembele.

2. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

berguna/bermanfaat bagi instansi yang terkait.

3. Manfaat secara akademis

Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menambah kemampuan

berfikir secara ilmiah dan memberikan kontribusi baik secara langsung

maupun tidak langsung bagi kepustakaan Magister Studi Pembangunan.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dampak

Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktifitas manusia (Suratmo, 2004: 24). Dampak suatu proyek pembangunan pada aspek sosial ekonomi khususnya untuk negara berkembang terdapat pada komponen-komponen berikut yang ditetapkan sebagai indikator sosial ekonomi antara lain : 1) penyerapan tenaga kerja 2) berkembangnya struktur ekonomi, yaitu timbulnya aktifitas perekonomian lain akibat proyek tersebut seperti toko, warung, restoran, transportasi dan lain-lain, 3) peningkatan pendapatan masyarakat, 4) kesehatan masyarakat. 5) persepsi masyarakat. 6) pertambahan penduduk dan lain sebagainya.

Dampak sosial merupakan perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan oleh aktifitas pembangunan (Sudharto, 1995). dampak sosial muncul ketika terdapat aktifitas : proyek, program atau kebijaksanaan yang diterapkan pada suatu masyarakat. untuk intervensi ini mempengaruhi keseimbangan pada suatu sistem masyarakat, pengaruh tersebut bisa positif maupun negatif.

2.1.1 Dampak Perubahan Sosial

Perubahan Sosial menurut pendapat Selo Soemardjan (1991 : 304),

Perubahan Sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok- kelompok dalam masyarakat.

Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial atau organisasi sosial masyarakat.Perubahan sosial meliputi perubahan dalam berbagai hal, seperti perubahan teknologi, perilaku, norma, sistem nilai, pola dan keyakinan.

Perubahan tersebut dikaitkan dengan perubahan yang mempengaruhi sebagian besar individu dalam masyarakat tertentu.

Adapun dampak dapat terbagi menjadi dua yaitu

1. Dampak Positif

Menunjukkan bahwa perubahan sosial memberikan

pengaruh kemajuan dalam kehidupan masyarakat. Adapun dampak

positif perubahan sosial sebagai berikut:

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perkembangan

iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru yang

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mendorong berbagai inovasi yang dapat memudahkan kehidupan

masyarakat menuju perubahan sosial kearah modernisasi .

b. Tercipta lapangan kerja baru Dapat mendorong industrialisasi dan

perkembangan perusahaan multinasional. Dengan pengembangan

perusahaan secara global dan pembukaan industri kecil, tersedia

banyak lapangan pekerjaan sehingga mampu menyerap tenaga

kerja secara maksimal.

c. Tercipta tenaga kerja profesional untuk mendukung persaingan

industri diperlukan tenaga kerja yang memiliki kecakapan,

keterampilan, keahlian, dan profesionalisme yang tinggi.

2. Dampak Negatif

Menunjukkan kerugian yang di alami oleh masyarakat, kerugian tersebut berupa materil maupun non materil. Adapun dampak negatif perubahan sosial sebagai berikut :

a. Terjadi disintegrasi sosial Disintegrasi terjadi karena adanya

revolusi, kesenjangan sosial, perbedaan kepentingan yang dapat

mendorong perpecahan dalam masyarakat.

b. Terjadi pergolakan daerah Pergolakan daerah dapat muncul akibat :

• Kesenjangan ekonomi

• tidak memperhatikan tatanan hidup

• mengabaikan nilai dan norma

• perbedaan agama, ras, suku bangsa dan politik.

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Terjadi kerusakan lingkungan

d. Lembaga sosial tidak berfungsi secara optimal menyalahgunakan

kedudukan dan wewenang.

2.1.2 Ciri-Ciri Perubahan Sosial

a. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang (dinamis),

b. Perubahan pada satu lembaga akan menyebabkan perubahan pada

lembaga lainnya.

c. Perubahan yang cepat (revolusi) dapat menyebabkan disorganisasi

dalam kelompok dan bersifat sementara,

d. Perubahan sosial tidak hanya mencakup material / spiritualnya

saja tapi mencakup keduanya.

2.2 Konsep Pembangunan

Menurut pengertian ilmu ekonomi yang ketat, istilah pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi – kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama (Todaro : 2008). Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan dan meningkatkan produktivitas. Untuk itu sebelum berbicara pembangunan, beberapa para ahli memberikan gagasannya mengenai pembangunan. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan bahkan peningkatan kualitas

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Menurut Deddy T. Tikson, bahwa pembangunan dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya yang secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi. Misalnya dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi, transformasi dalam struktur sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial – ekonomi, sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat. Menurut

Jakob Oetama, pembangunan ialah usaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Apapun usaha yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat masuk dalam kategori pembangunan. Menurut (Todaro : 2005), merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi dan institusional demi mencapai kehidupan yang lebih naik..

Pembangunan biasanya didefenisikan sebagai “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan pembangunan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa / nation – building. Dari defenisi diatas akan muncul tujuh ide pokok :

1. Pembangunan merupakan suatu proses, pembangunan dilakukan secara

berkelanjutan dan terdiri dari tahap – tahap yang bersifat tanpa akhir.

2. Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan sebagai

sesuatu untuk dilaksanakan.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Pembangunan dilakukan secara terencana, baik jangka waktu pendek,

jangka waktu sedang, dan jangka waktu panjang yang dimana dilakukan

untuk jangka waktu tertentu.

4. Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan

pembangunan.

5. Pembangunan mengarah modernitas yang diartikan sebagai cara hidup

yang baru dan lebih baik dari sebelumnya.

6. Modernitas yang ingin dicapai bersifat multidimensional.

7. Pembangunan ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga

semakin kukuh pondasinya dan menjadi negara yang sejajar dengan

bangsa lain (Sondang P. Siagian : 2001).

Dari berbagai macam pengertian dari pembangunan maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu upaya yang melibatkan masyarakat untuk melakukan proses perubahan dan sebuah transformasi yang dilakukan dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial dan memiliki kehidupan yang layak.

2.3 Indikator Pembangunan

Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap negara. Di negara – negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan – kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah.

Sebaliknya, di negara – negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut,

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor – faktor sekunder dan tersier

(Tikson : 2005).

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga – lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan

Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini akan disajikan ringkasan Deddy

T. Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut :

1. Pendapatan Perkapita

Pendapatan Perkapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan

salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk

mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makro-ekonomi,

indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur,

sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator

makro-ekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa

kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional selama ini telah

dijadikan tujuan pembangunan di negara – negara dunia ketiga. Seolah –

olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara

otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional

(pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap

penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan

pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber

daya ekonomi.

2. Struktur Ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan

mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas –

kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per

kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap

pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri

dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang –

barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan

perluasan tenaga kerja. di lain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap

pendapatan nasional akan semakin menurun.

3. Angka Tabungan

Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi

memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan faktor

utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana

terjadi di inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan

kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang

memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui

tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

4. Indeks Kualitas Hidup

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA IKH atau Physical Quality of Life Index ( PQLI) digunakan untuk

mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat

indikator makro-ekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang

kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi.

Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi

tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung

berdasarkan kepada (1) angka rata – rata harapan hidup pada umur satu

tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks

ini, angka rata – rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat

menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan

lingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan

keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat

menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai

hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan

masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan

mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya,

indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas

manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per

kapita sebagai ukuran kualitas manusia.

5. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat

indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa

indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. menurut

UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumber

daya manusia. dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan

sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan – pilihan

yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa

peningkatan kualitas sumber daya manusia akan diikuti oleh terbukanya

berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara

bebas.

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai faktor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengan mengombinasikan tiga komponen, (1) rata – rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata – rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan

Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

2.4 Tujuan dan Manfaat Pembangunan

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang dilakukan secara berkelanjutan. Artinya melanjutkan apa yang telah dibangun, membangun yang belum dibangun dan menambah bagian – bagian baru sesuai kebutuhan nyata masyarakat. Prinsip pembangunan seperti ini yang perlu dilaksakan dalam sebuah kepemimpinan di daerah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan hasil – hasil pembangunan yang telah dicapai dalam aktivitas pemerintahan dan pembangunan pada periode lima tahun sebelumnya, maka untuk memelihara serta melanjutkan aktivitas pemerintahan dan pembangunan dimaksud demi mencapai masyarakat daerah yang maju, mandiri, damai dan sejahtera, perlu ditetapkan visi

– misi pembangunan yang hendak dilaksanakan dalam periode lima tahun kepemimpinan pasangan yang terpilih sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu tersebut. Visi – misi yang ditetapkan hendaknya jelas sasaran yang hendak dibangun, sasaran yang dibangun itu dikehendaki menjadi apa setelah lima tahun baik dari sisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya berazaskan nilai – nilai pancasila.

Tujuan utama pembangunan bukan lagi menciptkan tingkat pertumbuhan

GNP yang setinggi – tingginya, melainkan penghapusan dan pengurangan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang terus berkembang. menurut Todaro

(2005) ada Tiga tujuan inti pembangunan yaitu :

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam

barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan,

kesehatan dan perlindungan keamanan.

2. peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja,

perbaikan pedidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai – nilai kultural

dan kemanusiaan yang semuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki

kesejahteraan materil, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan

bangsa.

3. perluasan rentang pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu dan

bangsa, yakni membebaskan mereka dari ketergantungan.

Selain itu ada kaitan antara tujuan pembangunan ekonomi dan tujuan pembangunan nasional dengan dimensi jangka waktu pendek dan panjang yaitu :

1. Tujuan pembangunan ekonomi jangka pendek yang berhubungan

dengan tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan taraf

hidup, kecerdasan, kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan

merata serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan

berikutnya.

2. Tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang adalah mewujudkan

suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spritual

berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang merdeka, barsatu berkedaulatan rakyat dalam suasana

prikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis dalam

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, damai.

Pada tahap awal pembangunan dititikberatkan pada bidang ekonomi

dengan harapan akan berpengaruh pada bidang lain.

2.5 Ekonomi Pembangunan

2.5.1 Pengertian Ekonomi Pembangunan

Ilmu ekonomi pembangunan merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus membahas dan menganalisis mengenai masalah – masalah ekonomi dan pembangunan ekonomi serta aspek lainnya yang berkaitan dengan yang terdapat di negara – negara berkembang.

Menurut Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah – masalah ekonomi di negara – negara berkembang dan kebijakan – kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.

Menurut Profesor Simon Kuznets, Ekonomi Pembangunan adalah meningkatnya kemampuan suatu negara untuk menyediakan beragam barang yang dibutuhkan penduduknya dalam jangka panjang.

Tujuan dari ekonomi pembangunan adalah untuk menelaah faktor – faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan, atau pembangunan yang lambat di negara – negara berkembang dan selanjutnya mengemukakan cara pendekatan yang dapat ditempuh masalah – masalah yang di hadapi sehingga dapat memperlaju jalannya pembangunan ekonomi di negara – negara tersebut.

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.5.2 Pengertian Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan

Ruang lingkup adalah suatu batasan yang memudahkan dilaksanakan nya penelitian agar lebih efektif dan efisien untuk memisahkan aspek tertentu sebuah objek. Menurut todaro (1997), pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan. Sedangkan pembangunan itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan – perubahan besar dalam struktur sosial, dan lembaga – lembaga nasional termasuk pula percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan atau pemberantasan kemiskinan yang absolut.

Pandangan – pandangan para ekonom mengenai aspek yang berkaitan dengan masalah pembangunan di negara – negara sedang berkembang itulah yang disebut sebagai ekonomi pembangunan.cabang ilmu ekonomi ini belum memiliki suatu pola analisis tertentu yang dapat di terima oleh kebanyakan ekonomi.

Belum adanya pola analisis yang dapat diterima tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Kompleksitas masalah pembangunan dan banyaknya faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan merupakan faktor penyebab terpenting dari keadaan tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan masalah yang dianalisis di dalam ekonomi pembangunan mencakup bidang yang sangat luas. Beberapa bidang penting yang dianalisis dalam ekonomi pembangunan antara lain : masalah pertumbuhan ekonomi, masalah kemiskinan, masalah pembentukan modal, masalah pengarahan tabungan, masalah bantuan luar negeri.

Selain memerhatikan masalah efisiensi alokasi sumber daya produktif yang langka (tidak terpakai) serta kesinambungan pertumbuhan dari waktu ke

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA waktu, ekonomi pembangunan juga berbicara mengenai mekanisme – mekanisme ekonomi, sosial, politik, dan kelembagaan, dalam sektor swasta maupun sektor publik.

2.6 Pengertian Persepsi & Tahap Pembentukannya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengertian persepsi adalah sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Rakhmat (1993) dan Lugindo

(1999) mengemukakan bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

Matlin (1998) dalam Utami dan Indriawati (2006) mendefinisikan persepsi secara lebih luas, yaitu sebagai suatu proses yang melibatkan pengetahuan pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterpretasikan kombinasi faktor luar (stimulus visual) dan diri kita sendiri (pengetahuan-pengetahuan sebelumnya). Jika pendidikan akuntansi memberikan persepsi yang salah mengenai akuntansi, maka dapat membuat orang yang memiliki kemampuan yang tepat tidak menjadi berminat dalam memilih karirnya sebagai akuntan publik.

Berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, persepsi menjadi sangat penting karena pengambilan keputusan oleh seseorang dipengaruhi oleh persepsi yang dimilikinya. Sehingga persepsi mahasiswa terhadap suatu pekerjaan misalnya,akan mempengaruhi keputusan mahasiswa tersebut dalam memilih suatu pekerjaan atau profesi

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sedangkan menurut Robbins (2003) dalam Sujiman (2006) menyatakan bahwa persepsi adalah sebuah proses dimana seseorang menggunakan dan menginterpretasikan kesan sensorinya dalam rangka memahami lingkungannya.

Dalam penelitian Puspitasari (2010) menurut Walgito (1990) mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat saraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, maka individu tersebut mengalami persepsi.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi adalah tanggapan seseorang dari sebuah penerimaan informasi ataupun pengalaman kemudian diinterpretasikan oleh orang tersebut dalam rangka memahami lingkungan dan menafsirkan pesan informasi yang telah diperoleh tersebut.

Tahap Pembentukan Persepsi Ada empat tahap dalam proses pembentukan persepsi menurut Belch (2007) yaitu sejumlah tahapan ketika seorang individu mengelola informasi yang masuk dalam dirinya. Keempat tahap itu masing- masing; eksposure, attention, comprehension dan retention.

1. Exposure; tahap dimana seseorang mulai menerima informasi melalui

panca indera yang dimiliki. Informasi diperoleh dengan cara melihat

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ataupun mendengarkan secara langsung informasi-informasi mengenai

suatu hal tertentu.

2. Attention; seseorang mulai menempatkan informasi-informasi yang

diterima ke dalam sebuah stimulus. Informasi-informasi tersebut mulai

dicerna melalui pikiran seseorang.

3. Comprehension; seseorang mulai menginterpretasikan informasi yang

masuk tersebut menjadi sebuah arti yang spesifik. Informasi tersbut

menjadi berkembang dan menjadikannya persepsi yang berbeda antara

setiap individu-individu yang menerima informasi tersebut.

4. Retention; tahap dimana seseorang sudah mulai tidak mengingat lagi

keseluruhan dari apa yang mereka baca, lihat atau dengar meskipun

mereka sudah tertarik dan dapat menginterpretasikan informasi tersebut.

2.7 Kondisi Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi Menurut Abdulsyahni (1994:45) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang di tentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan, pendapatan, lingkungan tempat tinggal dan jabatan dalam organisasi. sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2001 : 75) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya. Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda. Dalam konsep sosiologi manusia sering disebut dengan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tanpa adanya bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial yang diartikan sebagai hal yang berkenaan dengan masyarakat.

Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.Ini dalah pengertian yang paling sederhana.

Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(KBBI, 1996 : 251). ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan).

Sejarah sosial ekonomi berhubungan dengan keadaan – keadaan dimana manusia hidup, kemungkinan perkembangan materi dan batasan-batasannya yang tidak bisa di ikuti manusia. Penduduk dan kepadatan penduduk, konsumsi dan produksi pangan, perimahan sandang, dan pangan, kesehatan dan penyakit, sumber-sumber kekuatan dan pada tingkat dasarnya faktor-faktor ini berkembang tidak menentu dan sangat drastis mempengaruhi kondisi – kondisi dimana manusia itu harus hidup (Ahmad,1992:45).

Salah satu yang terpenting dalam kehidupan sosial adalah interaksi sosial.

Pengalaman–pengalaman interaksi sosial dalam keluarga menentukan pula cara- cara tingkah laku individu terhadap orang lain yang berada dilingkungan pergaulan sosial di luar keluarganya, didalam masyarakat pada umumnya.

Apabila interaksi sosialnya didalam kelompok – kelompok karena beberapa sebab

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak lancar atau tidak wajar, kemungkinan interaksi sosial masyarakat pada umumnya juga berlangsung tidak wajar.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil mencukupinya.

Ada beberapa faktor yang menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kesehatan, kondisi lingkungan ditempat tinggal kepemilikan kekayaan,dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dan komunitasnya. Kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat mempunyai suatu status dan peranan. Dalam hal ini uraiannya dibatasi hanya 2 faktor yaitu:

1. Pendapatan

2. Pendidikan

2.7.1. Pendapatan

Ilmu ekonomi mengenal istilah pendapatan yang mengandung arti Everes merinci pendapatan terdiri atas:

a. Pendapatan Berupa Uang

1. Usaha sendiri meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi

atau penjualan dari kerajinan rumah.

2. Hasil investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik

tanah.

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang di peroleh dari kerja

sosial.

b. Pendapatan berupa barang, yaitu :

1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan

dan transportasi, pemukiman dan rekreasi

2. Barang yang di produksi dan yang dikonsumsi dirumah antara lain

pemakaian barang yang diproduksi dirumah atau di sewa yang seharusnya

dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang di tempati.

3. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan

penjualan barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang,

kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan atau menang judi (Mulyanto

Sumardi, 1985).

2.7.2. Pendidikan

Tingkat pendidikan sesuai dengan status sosial ekonomi karena merupakan fenomena “cross cutting” untuk semua individu. Pencapaian pendidikan individu dianggap sebagai cadangan untuknya atas semua prestasi dalam hidup, yang tercermin melalui nilai – nilai atau drajatnya. Akibatnya, pendidikan memainkan peran dalam sebuah pendapatan.

Pendidikan memainkan peran penting dalam mengasah keterampilan seseorang individu yang membuat dia sebagai orang yang siap untuk mencari dan memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi khusus yang mengelompokkan orang dengan status sosial ekonomi terendah. Menurut UU NO.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang ditemukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan jenjang pendidikan terbagi sebagai berikut ini :

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang

merupakan suatu upaya pembinaan yang di tujukan bagi anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

2. Pendidikan dasar

Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah

anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

3. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan

dasar yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun.

4. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada

perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya

tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.

2.8 Bandar Udara

Pelabuhan Udara, Bandar Udara atau Bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa

Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1996 Tentang

Kebandarudaraan pasal 1 mengatakan bahwa: “Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi”.

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Rahmat Tandi, Bandar Udara (Aerodrome) ialah daerah tertentu di daratan atau di perairan, termasuk semua Bangunan, Instalasi, dan Peralatan yang semuanya atau sebagian digunakan untuk melayani kedatangan dan keberangkatan pesawat udara. Dengan defenisi tersebut diatas maka dapat dijabarkan Bandar Udara secara terperinci diuraikan sebagai berikut :

1. Harus jelas lokasi yang akan dipergunakan (di daratan atau di perairan).

2. Kemudian harus ada sarana dan prasarana yang meliputi (Bangunan;

Instalasi; dan Peralatan).

3. Kegunaan dan manfaat dari Bandar Udara itu sendiri (Melayani

kedatangan dan keberangkatan pesawat udara).

Menurut Undang – Undang Nomor 40 Tahun Bandara merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan penerbangan dengan selamat, aman, lancar, tertib, nyaman, dan berdayaguna, serta dapat berperan dalam hal pemerataan, pertumbuhan, dan sebagai pendorong maupun penggerak untuk menunjang pembangunan nasional.

Pembangunan atau pengembangan bandara ini juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian wilayah Bener

Meriah dan Aceh Tengah.

Transportasi udara adalah salah satu moda transportasi yang dilengkapi dengan teknologi tinggi dan dioperasionalkan oleh SDM yang terdidik dan qualified serta dijalankan mengikuti prosedur dan aturan – aturan yang berlaku baik internasional maupun nasional yang dilaksanakan dengan ketat tidak dapat tawar – menawar demi menjamin keselamatan penerbangan sehingga moda

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA transportasi udara adalah Transportasi Cepat dan Aman hal tersebut sesuai data kecelakaan dimana persentase kecelakaan transportasi udara merupakan persentase paling kecil dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, dimana dalam menjalankan operasionalnya Bandar Udara merupakan prasana dan sarana pesawat terbang dari satu tempat ke tempat tujuan.

2.8.1 Jenis- Jenis Bandar Udara

1. Bandar Udara Domestik

Merupakan sebuah Bandar Udara yang hanya menangani penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama. Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi dan tidak mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.

Bandara tersebut umumnya memiliki landasan pendek yang hanya dapat menangani pesawat jarak pendek / menengah dan lalu lintas regional. Di beberapa negara, bandar udara sejenis itu tidak memiliki pemeriksaan keamanan / detektor logam, tetapi pemeriksaan seperti itu telah diadakan beberapa tahun belakangan ini.

Kebanyakan Bandara kota Madya di Kanada dan Amerika Serikat masuk dalam kelompok ini. Di Bandara Internasional di Kanada, terdapat terminal domestik yang menangani penerbangan di Kanada (terbang dari satu kota Kanada ke kota lainnya). Beberapa negara kecil tidak memiliki Bandar Udara domestik umum, atau bahkan penerbangan domestik umum, contohnya Belgia.

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Bandar Udara Regional

Merupakan sebuah Bandar Udara yang melayani lalu lintas di daerah geografi berpopulasi relatif kecil. Sebuah bandara regional umumnya tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk memproses lalu lintas antarnegara. Di Kanada Bandara regional umumnya melayani penerbangan di Kanada dan beberapa penerbangan menuju Amerika Serikat. Beberapa bandar udara regional AS, diantaranya menyebut dirinya Bandar Udara Internasional, memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi yang beroperasi bila diminta, tetapi kebanyakan melayani lalu lintas domestik.

Pesawat yang menggunakan bandara tersebut merupakan jet bisnis kecil, pesawat pribadi, dan jet regional.

3. Bandar Udara Internasional

Merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas Bea dan

Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan internasional atau antarbenua.

Bandara internasional sering menangani penerbangan domestik

(penerbangan yang terjadi di satu negara) juga penerbangan Internasional. Di beberapa negara kecil kebanyakan Bandar Udara merupakan Internasional, sehingga konsep suatu "Bandara Internasional" memiliki makna kecil. Di Negara- negara tersebut, terdapat sebuah sub-kategori Bandar Udara Internasional terbatas yang menangani penerbangan Internasional, tetapi terbatas pada tujuan

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA jarak pendek (umumnya karena faktor geografi) atau campuran bandara sipil / militer.

2.9 Penelitian – Penelitian Terdahulu

1. Penelitian oleh Avitria Susanti salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Andalas pada tahun 2012 yang berjudul

“Dampak Keberadaan Bandara Internasional Minangkabau (BIM)

Terhadap Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Kataping. Hasil

penelitian menjelaskan, keberadaan BIM telah mengakibatkan serentetan

perubahan sosial. Diantaranya yaitu terjadinya mobilitas mata pencaharian

sebagian penduduk. Selain itu juga mengakibatkan pemahaman

masyarakat akan nilai budaya yang mulai berubah, karena BIM dibangun

di atas tanah masyarakat, tanah pemerintah dan tanah ulayat Datuak Rajo

Sampono. Tanah ulayat di Minangkabau merupakan harta pusaka tinggi

yang tidak boleh diperjual belikan atau digadaikan, kecuali empat hal yaitu

mayat tabujua ditangah rumah gadang, rumah gadang katirisan, gadih

gadang indak balaki, dan mambangkik batang tarandam.Jika terjadi

diantara empat hal tersebut barulah harta pusaka tinggi bisa diperjual

belikan atau digadaikan, tetapi kasus yang terjadi di Kataping, masyarakat

mau menyerahkan tanah ulayatnya untuk pembangunan bandara, karena

ingin anak kamenakan mereka bisa bekerja di Kataping. Kesimpulan

penelitian ini adalah bahwa dengan keberadaan BIM di Nagari Kataping

telah membawa perubahan terhadap masyarakat sekitar, yaitu terjadinya

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA peralihan mata pencaharian masyarakat, dan juga mengakibatkan

pemahaman masyarakat akan nilai budaya yang mulai berubah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Emir Hartato, salah satu mahasiswa

Universitas Indonesia yang berjudul “Dampak Pembangunan Internasional

Lombok (BIL) terhadap nilai tanah di Kabupaten Lombok Tengah”

menyatakan pembangunan bandara internasional bandara Lombok (BIL)

di Tanah Awu, kabupaten lombok tengah secara langsung telah

menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan baru dan mampu

mendorong pusat – pusat pertumbuhan lain yang digambarkan dengan

fenomena kenaikan harga tanah. Nilai tanah di Kabupaten Lombok

Tengah mengalami perubahan makna bagi penduduk. Tanah yang semula

memiliki nilai sosial dan bersifat untuk kepentingan umum saat ini

berubah menjadi bernilai ekonomi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Vina Maria Ompusungu tahun 2015 yang

berjudul Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat pasca

pembangunan bandar udara internasional kuala namu didesa beringin

kecamatan beringin kabupaten deli serdang, menunjukan bahwa bandara

kuala namu mampu membawa dampak yang besar terhadap sosial

ekonomi masyarakat, telah terciptanya peluang usaha baru yang

meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Contoh sepanjang

jalur ratusan peluang usaha tercipta dengan banyaknya masyarakat yang

membuka usaha – usaha baru terutama sektor ekonomi kerakyatan. Rumah

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA makan skala sederhana, warung makan dan minumana, toko kecil, tambal

ban ,cuci kendaraan (doorsmer) dan lain sebagainya.

2.10 Kerangka Pemikiran (Kuantitatif)

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pembangunan bandar udara rembele

Persepsi/pendapat Masyarakat Kecamatan Bukit tentang pembangunan bandar udara rembele

Kondisi sosial ekonomi

Pendapatan Pendidikan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

BAB III

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode campuran (Mix Methode) yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Menurut Johnson dan Cristensen (2007) metode penelitian campuran adalagh suatau metode penelitian kuantitatif dan kulaitatif untuk digunakan secara bersama –sama dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, realiabel dan objektif.

Dengan menggunakan metode kombinasi maka realibitas data akan dapat ditingkatkan, karena relibilitas data yang tidak dapat diuji dengan metode kualitatif maupun kuantitatif.

Model metode penelitian kombinasi yang digunakan peneliti adalah model

Concurret Embedded Strategy. Menurut Creswell (2009) Concurrent Embedded

Strategy adalah metode penelitian yang mengkombinasikan penggunaanya metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan/bersama – sama (atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya pada model ini metode data primer dan metode data sekunder. Metode data primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode data sekunder digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode primer.

Berdasarkan apa yang terjadi penelitian kualitatif bertujuan untuk memusatkan perhatian pada masalah – masalah atau fenomena – fenomena yang

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang betrsifat aktual, kemudian menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional akurat.

Sedangkan penelitian kuantitatif yang dilakukan adalah Deskriptif

Kuantitatif, yaitu suatu metode dimana data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel tunggal. Analisa tabel tunggal (frekwensi) ini dimaksudkan untuk memperinci data – data sekaligus menyajikan persentase dari masing – masing jawaban responden, sehingga akan dapat diketahui jawaban yang paling dominan atau yang paling besar persentasenya. Dan selanjutnya pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala hitungan yang telah ditetapkan dengan menggunakan rumusan tertentu.

Dalam analisa tabel tunggal ini akan dicari nilai rata – rata tiap – tiap data yang disajikan pada tabel dengan cara :

Nomor rangking × Frekwensi Jumlah responden

Setelah data selesai dianalisa dalam tabel tunggal berikut rata – ratanya maka akan dicari nilai dari rata – rata variabel dampak pembangunan Bandara

Rembele.

3.2 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

3.2.1 Definisi Konsep

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut (Singarimbun, (1981:32) Definisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok, atau individu tertentu Penelitian ini dimaksudkan unuk mengetahui dampak pembangunan bandar udara rembele terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat kecamatan bukit kabupaten bener meriah ,oleh karena itu dirumuskan defenisi konsep yang bertujuan menyamakan presepsi tentang apa yang akan diteliti untuk menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.

Adapun yang menjadi defenisi konsep dari penelitian ini adalah :

1. Dampak

Dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu subjek terhadap

objek keadaan serta kondisi. Dalam hal ini dilihat bagaimana dampak

pembangunan bandar udara rembele terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat kecamatan bukit kabupaten bener meriah.

2. Pembangunan

Pembangunan adalah upaya untuk memajukan masyarakat dan warganya

terutama kemajuan material.

3. Persepsi

Persepsi adalah tanggapan seseorang dari sebuah penerimaan informasi

ataupun pengalaman kemudian di interpretasikan oleh orang tersebut

dalam rangka memahami lingkungan dan menafsirkan pesan informasi

yang telah diperoleh.

4. Sosial Ekonomi

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sosial Ekonomi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana masyarakat

sendiri yang menjadi penentu status dan peran yang dimilikinya dalam

kehidupan bersama. Untuk melihat status sosial ekonomi Melly G. Tan

mengatakan adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan

ini masyarakat tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial

ekonomi rendah, sedang, dan tinggi (Koentjaraningrat, 1981:35).

4.2.2 Definisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah – langkah penelitian dapat di kemukakan bahwa defenisi operasional merupakan langkah lanjut dari defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang di teliti, maka perumusan operasional di tujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep - konsep penelitian dapat di observasi

(Siagian,2011:141). Dalam penelitian ini yang menjadi defenisi operasional adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas

Secara sederhana variabel bebas (independent variabele) dapat di definisikan

sebagai variabel atau sekelompok atribut yang mempengaruhi atau

memberikan akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain

(Siagian, 2011:89). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dampak

pembangunan bandara udara rembele.

2. Variabel terikat

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Variabel terikat (dependent variabel) secara sederhana dapat diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya, maka variabel terikat sering juga disebut variabel terpengaruh (Siagian, 2011:90).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah. Indikator variabel sosial ekonomi adalah :

Yang mau dilihat dan diteliti adalah bagaimana kondisi sosial ekonomi di bandar udara rembele kecamatan bukit kabupaten Bener Meriah dengan indikatornya sebagi berikit :

1. Pendapatan

2. Pendidikan

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekitar pembangunan Bandar Udara Rembele terletak di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh. Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah 4 (empat) Kampung/Desa yang berada di sekitar Bandar Udara Rembele yaitu :

1. Kampung Bale Atu

2. Kampung Karang Rejo

3. Kampung Rembele

4. Kampung Tingkem Banjar

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sugiyono (2004:149) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu. Menurut Nazir (2005:271) populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi finit sedangkan jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga disebut populasi infinit. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di sekitar Bandar Udara Rembele Kabupaten

Bener Meriah. Populasinya dari 4 (empat) kampung yang tepat berada di sekitar

Bandar Udara Rembele diantaranya Kampung bale atu berjumlah 400 kk,

Kampung karang rejo berjumlah 287 kk, Kampung Rembele berjumlah 302 kk, dan Kampung Tingkem Banjar berjumlah 144 kk, jadi jumlah keseluruhan populasi sebanyak 1133 kk.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian. sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane yaitu:

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 푁 푛 = 푁푑2 + 1

Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

D = Tingkat presisi (10%)

1133 n = (1133)(0.1)2+1

1133 푛 = 1133 x 0.01 + 1

1133 푛 = 12.33

= 91.8 dibulatkan menjadi 92 jiwa

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh besar sampel sebanyak

92 yang berada disekitar Bandara Rembele. Penarikan sampel dengan menggunakan metode Propotional Statified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan melihat secara strata di daerah penelitian yang terdiri dari 4

Kelurahan , yaitu:

Tabel 1 : kampung yg berada di Sekitar Bandara Rembele Kecamatan Bukit

No Kelurahan N N

1. Bale Atu 400 27

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Karang Rejo 287 24

3. Rembele 302 25

4. Tingkem Banjar 144 16

Jumlah 1133 92

Setelah ditentukan jumlah masyarakat yang akan dijadikan sampel dalam satu kampung selanjutnya untuk memilih masyarakat yang telah ditentukan peneliti berapa jumlahnya dan siapa yang akan di wawancarai peneliti mengenani pembangunan Bandara Udara Rembele menggunakan teknik sampel judgement sampling yaitu salah satu jenis purposive sampling selain quota sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009).

Adapun karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti tabel dibawah No.2:

Tabel 2 : karakteristik Responden

No Desa Desa Desa Desa Karaktereristik Bale Atu Karang Rembele Tinkem Responden Rejo banjar Jumlah sample

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jumlah sampel (kk) keseluruhan

1 berada dalam 27 24 25 16 92 usia dewasa

2 berdomisili 27 24 25 16 92 kurang dari 5km dari proyek pembangunan bandar udara

3 mampu 27 24 25 16 92 memahami pertanyan didalam kuisoner dengan baik. 4 Tidak ada 27 24 25 16 92 responden yang berasal dari rumah tangga yang sama

Kemudian Setelah mengetahui jumlah dari tiap desa yang akan diwawancarai untuk memilih siapa yang akan peneliti pilih untuk dapat diwawancarai mengunakan metode Accidental Sampling Metode pengambilan sampel dengan memilih berdasarkan orang yang ditemui atau secara kebetulan atau siapa saja yang ada dipandang oleh peneliti cocok untuk sumber data.

Menurut Rahmat (1993:110) Accindental Sampling yaitu dilakukan dengan mengambil siapa saja yang ada atau yang kebetulan ditemui atau sedang bersentuhan langsung dengan objek penelitian berdasarkan format kriteria yang ada.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini berupa data primer dan data skunder.

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Metode pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang

diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung di lokasi penelitian.

Pengumpulan data primer ini dilakukan melalui:

a. Wawancara mendalam, yaitu dengan memberikan pertanyaan

kepada sejumlah pihak yang terkait dengan masalah penelitian.

Dalam metode ini akan digunakan metode wawancara secara

mendalam dengan orang-orang yang berkompeten di bidang-

bidang yang ingin diteliti, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara.

b. Kuesioner atau daftar pertanyaan, dimaksudkan untuk

mendapatkan informasi dan data yang relevan dari responden

yaitu dari pasien melalui daftar pertanyaan tertutup dan terbuka

yang diajukan. Dengan menyajikan beberapa alternative jawaban

yang sudah ditentukan.

2. Metode penelitian data sekunder yaitu metode/teknik pengumpulan data

yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data primer.

Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumen sebagai berikut :

a. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang menggunakan

catatan-catatan dan rekam video yang ada di lokasi penelitian atau

sumber-sumber lain yang terkait dengan obyek penelitian.

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data diperoleh dari buku-

buku, literatur, internet dan sumber-sumber lain yang berkompetisi

dan memilki keterkaitan dengan masalah penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang sudah diperoleh dari para sample tersebut, selanjutnya di analisis agar dapat menyajikan informasi yang aktual dan failed untuk menjawab permasalahan yang ada. Dengan format penelitian deskriptif kuantitatif, maka analisis data dilakukan melalui interprestasi berdasarkan pemahaman intelektual yang dibangun oleh pengalaman empiris. Interprestasi dan analisis data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data, melalui teknik dokumentasi untuk

memperoleh data sekunder serta wawancara dan kuesioner untuk

memperoleh data bersifat primer.

b. Penilaian data dengan memperhatikan prinsip validitas,

obyektivitas dan reabilitas. Untuk itu ditempuh prosedur :

mengkategorisasikan data primer dan sekunder dengan sistem

pencatatan yang relevan yaitu dengan menggunakan Skala Likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu. Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata – kata antara lain : sangat baik (SB), Baik (B), Ragu – ragu ®, Tidak Baik

(TB), Sangat Tidak Baik (STB).

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Untuk penilaian ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :

a. Sangat Baik (SB) skor = 5

b. Baik (B) skor = 4

c. Ragu – ragu (R) skor = 3

d. Tidak Baik (TB) skor = 2

e. Sangat Tidak Baik(STB) skor = 1

c. Interprestasi dan penyajian data, dilakukan dengan membuat analisis

data dan fakta melalui pemahaman intelektual yang dibangun atas dasar

pengalaman empiris. Untuk itu diperlukan kecermatan dan harus dibekali

dengan seperangkat teori yang relevan. Agar penyajian data lebih

formative dan jelas, maka hasil interprestasi dan analisis data disajikan

dalam bentuk tabel, persentasi serta membuat deskripsi dalam rangkaian

yang logis.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menganalisa data digunakan analisa tabel tunggal atau yang disebut analisa tabel frekwensi. Analisa tabel tunggal ini dimaksudkan untuk merinci data – data sekaligus manyajikan persentase dari masing – masing jawaban responden sehingga akan dapat diketahui data yang paling dominan atau yang paling besar persentasenya.

Kemudian dari lima alternatif jawaban yang disediakan akan diberi skor sebagai berikut :

1. Untuk jawaban alternatif sangat baik diberi skor 5

2. Untuk jawaban alternatif baik diberi skor 4

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Untuk jawaban alternatif ragu – ragu skor 3

4. Untuk jawaban alternatif tidak baik diberi skor 2

5. Untuk jawaban alternatif sangat tidakn baik diberi skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban dari responden apakah tergolong sangat baik, baik, ragu – ragu, tidak baik, sangat tidak baik. digunakan cara (Hadi, 1995 : 18) Maka terlebih dahulu akan ditentukan atas intervalnya dengan rumus sebagai berikut :

rangking tertinggi 5−1 4 = = = 0,8 jumlah item 5 5

Sehingga dapat ditentukan patokan nilai variabel yang diteliti yaitu :

Tabel 3 : Standar Nilai Dampak Pembangunan Bandara

No Kategori Skor Makna

1. Sangat Tinggi 4,21-5,00 Dampak Pembangunan Sangat baik

2. Tinggi 3,41-4,20 Dampak Pembangunan Cukup baik

3. Sedang 2,61-3,40 Dampak Pembangunan baik

4. Rendah 1,81-2,60 Dampak Pembangunan kurang baik

5. Sangat Rendah 1,00-1,80 Dampak Pembangunan tidak baik

Kemudian, untuk mengetahui ukuran Dampak Pembangunan Bandara terhadap Sosial ekonomi pada msayarakat Kecamatan Bukit Kabupaten Bener

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Meriah di tiap – tiap indikator yang telah ditetapkan, digunakan metode perhitungan rata – rata yaitu :

Jumlah total keseluruhan skor jawaban

Jumlah seluruh responden

Contoh : jika untuk pertanyaan nomor 5 (berhubungan dengan dampak pembangunan bandar udara rembele), diperoleh jumlah keseluruhan jawaban dari

92 responden adalah 133, maka nilai rata – rata jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah :

133/ 92 = 1,44 (sangat rendah)

d). Penyimpulan yaitu penarikan kesimpulan atas dasar interprestasi dan

analisis data dan merupakan jawaban dari permasalahan yang telah

dirumuskan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.1 Sejarah Umum Pembangunan Bandar Udara Rembele

Pembangunan Bandar Udara ini sudah tercetus sejak tahun delapan puluhan, dimana pada saat kepemimpinan Bupati Aceh Tengah Almarhum M.

Beni Banta Cut, BA. telah mewacanakan Rembele sebagai lokasi pembangunan bandara namun pada saat itu belum terealisasi pelaksanaan pembangunan secara fisik. Selanjutnya pada saat kepemimpinan Bupati Almarhum Drs. Buchari Isaq,

Pemerintah Daerah mulai merintis rencana pembangunan Bandar Udara dimana pada saat itu telah dilakukan penjajakan dengan Departemen Perhubungan. Atas mediasi Almarhum Drs. Baharuddin Wahab putera Gayo yang saat itu beliau bertugas sebagai Kepala Biro Umum & Perlengkapan Departemen Perhubungan, sehingga pada tahun 1997 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah menurunkan Tim Survey ke lapangan dan dari beberapa calon lokasi Bandar

Udara yang dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah, Tim

Teknis Direktorat Perhubungan Udara yang diketuai oleh Drs Razali Abu Bakar pada saat itu menetapkan Rembele sebagai calon lokasi terpilih. Sebagai tindak lanjut dari pembangunan ini Pemerintah Daerah meminta kepada PT. KKA sebagai pemegang HPH di lokasi tersebut untuk melepaskan sebahagian lokasi tanah HPH yang berada di Desa Bale Atu dan sebahagian lagi Pemerintah Daerah membebaskan tanah milik masyarakat untuk pembangunan Bandar Udara. Dan mulai tahun 1999 telah dilakukan pembangunan fisik oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara melalui Kantor Wilayah Perhubungan Aceh dengan pekerjaan striping tanah serta pekerjaan cut and fill untuk badan landasan ± 60 x 400 meter.

Namun pada tahun selanjutnya pembangunan ini sempat terhenti akibat ketidak

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tersediaan dana APBN dan kondisi Aceh mulai konflik. Pada tahun 2001,

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah pada saat kepemimpinan Alm. Drs

Mustafa M. Tammy kembali melanjutkan pengusulan pembangunan Bandar Udara ke Departemen Perhubungan dengan alasan perlu percepatan pembangunan

Bandar Udara di wilayah bagian tengah, akibat kondisi konflik berkepanjangan di

Provinsi Aceh menyebabkan perjalanan darat tidak aman. Atas kegigihan

Pemerintah Daerah Departemen Perhubungan mengucurkan dana pembangunan melalui APBN tahun 2001 sebesar Rp. 2,5 miliar dimana dalam perjalanannya dana yang sudah dialokasikan untuk Bandar Udara Rembele dipindahkan untuk pembangunan Bandar Udara Maimun Saleh di Sabang dengan alasan Bandar

Udara Rembele belum siap dengan perencanaan teknis walaupun pada ahirnya atas perjuangan Pemerintah Daerah dana tersebut dapat dikembalikan lagi untuk pembangunan Bandar Udara Rembele. Dalam rangka menunjang kelancaran pembangunan, Pemda Aceh Tengah pada tahun 2002 telah menyiapkan dana khusus untuk perencanaan sebesar ± Rp. 2,5 Miliar yang dialokasikan untuk pembuatan dokumen Study Kalayakan, Rencana Induk, Amdal dan Rencana

Teknis Terinci (RTT) dimana dokumen ini menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan sampai saat ini. Dengan lengkapnya dokumen perencanaan pada tahun 2002 dan tahun 2003, Pemerintah Pusat kembali mengucurkan dana sebesar

± Rp. 12 miliar yang dianggap cukup signifikan untuk nilai pembangunan pada saat itu karena hanya setingkat Bandar Udara perintis sehingga berkat pembangunan tersebut pada tahun 2003 Bandar Udara ini telah dapat dilakukan ujicoba pendaratan perdana dengan menggunakan pesawat CN-235 atas kerjasama

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pemda Aceh Tengah dengan PT. Dirgantara Indonesia yang difasilitasi oleh

Bapak Ardjuna Thalib yang bekerja di perusahaan tersebut.

Foto 1

Landing Perdana Pesawat CN-235 di Bandara Rembele

Dengan menggunakan fasilitas Bandar Udara yang sangat minimal pada saat itu hanya landasan pacu 30 x 1.200 meter serta terminal sementara berupa bangunan panggung dari konstruksi kayu. Pemerintah Daerah selaku tuan rumah telah mempersiapkan acara demikian matang dan juga personil keamanan mengingat saat itu daerah konflik namun pada saat menjelang pesawat diberangkatkan dari Bandung – Polonia Medan dan Rembele terjadi teror dari orang yang tidak bertanggung jawab hampir menggagalkan perjalanan ini tetapi dengan kesigapan Pemda acara ini berjalan mulus kembali. Sungguh sebuah catatan sejarah yang cukup spektakuler dimana segenap lapisan masyarakat tumpah ruah datang ke Bandar Udara Rembele hanya untuk menyaksikan kehadiran pesawat yang Alhamdullilah tanpa kendala mendarat perdana di dataran tinggi Gayo yang mana bagi sebahagian besar masyarakat event ini masih

58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA langka. Sementara kegiatan lainnya adalah beberapa tokoh masyarakat dan Kepala

Desa diberi kesempatan untuk menikmati Joyflight mengitari keindahan pemandangan dataran tinggi Gayo, disamping itu juga dimeriahkan dengan acara tradisional lainnya selama lima hari berturut-turut.

Foto 2

Suasana Landing Perdana Pesawat CN-235 di Bandara Rembele

Sejak tahun 2004 dimulai penerbangan perintis dari Bandar Udara

Rembele yang dibiayai melalui dana APBN yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya yang sudah berlangsung sampai saat ini. Selain hal tersebut dalam kesempatan ini juga disampaikan bahwa usulan pembangunan Bandar Udara

Rembele telah menjadi pioner kemajuan pembangunan Bandar Udara Kabupaten di Indonesia karena sejak saat itu bermunculan permintaan dari daerah lain untuk pembangunan Bandar Udara maupun peningkatan Bandar Udara yang sudah ada dimana Bandar Udara Rembele sebagai pemicu permintaan tersebut. Selain hal tersebut hasil perencanaan Bandar Udara Rembele menjadi model dari konsep

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perencanaan teknis Bandar Udara di tanah air walaupun hal tersebut tidak tercatat sebagai dokumen resmi di Departemen Perhubungan namun pekerjaan ini menjadi sebuah pengalaman yang berharga dapat menyelesaikan pembangunan monumental dalam kondisi daerah Aceh dalam masa konflik dan menjadi model pembangunan bandara di Indonesia.

Dengan penggalangan dana dari berbagai sumber, pada tahun 2003 dan tahun 2004 Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Perhubungan NAD telah mengalokasikan dana untuk pembangunan taxiway 23 x 187 meter dan apron 80 x

106 meter, sementara dana yang bersumber dari APBN dikonsentrasikan untuk pembangunan fasilitas sisi darat berupa gedung terminal penumpang, kantor, gedung PKP-PK, gedung Genset, perumahan dan peralatan serta pelaksanaan penerbangan secara rutin.

Pada tanggal 24 Desember 2004, telah terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Provinsi Aceh dan kepulauan Nias. Dalam rangka perbaikan kerusakan akibat bencana alam dan pemulihan ekonomi, Pemerintah

Indonesia yang dibantu Dunia Internasional membentuk suatu Badan yang menangani Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana yaitu Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias yang salah satu isi blue printnya adalah meningkatkan fungsi dan fasilitas Bandar Udara di Provinsi Aceh dan Nias sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi dan sebagai sarana transportasi udara apabila terjadi lagi bencana, sehingga pada tahun 2006 dan 2007 BRR

NAD-Nias melaksanakan kegiatan memperpanjang landasan pacu Bandar Udara

Rembele menjadi 30 x 1,400 meter serta peningkatan fasilitas penunjang lainnya.

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada tahun 2008 - 2013, Bandar Udara Rembele yang merupakan Satuan

Kerja (Satker) Ditjen Perhubungan Udara menjalankan fungsinya melaksanakan kegiatan rutin kebandar udaraan untuk penerbangan perintis dan perawatan

Bandar Udara disamping melaksanakan penyempurnaan dan kelengkapan pembangunan fhase I (satu) seperti pelapisan landasan, pemagaran, pembangunan jalan lingkungan dan pengadaan peralatan.

Pada tanggal 2 Juli 2013, terjadi bencana alam gempa bumi 6,2 Skala

Richter yang menimpa Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang telah meluluh lantakkan infrastruktur bangunan pemerintah dan lebih kurang 35.000 rumah masyarakat rusak. Pasca bencana alam tersebut. Bandar Udara Rembele sangat berfungsi sebagai sarana penanggulangan bencana antara lain mengevakuasi korban bencana yang sakit untuk dirujuk ke Medan dan Banda

Aceh.

Foto 3

Proses Evakuasi Korban Gempa Juli 2013 yang akan dirujuk dengan

Ambulance Udara ke Banda Aceh

Disamping itu pada saat Bencana Bandara Rembele berfungsi sebagai jalur transportasi koordinasi pusat dan daerah dalam rangka penanganan bencana

61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menggunakan pesawat berbadan kecil. Kendala yang dihadapi pada saat itu adalah banyaknya permintaan operator penerbangan dan para donor yang akan mengirimkan bantuan logistik cepat ke daerah bencana menggunakan pesawat cargo jenis Hercules namun tidak dapat dilayani akibat persyaratan Bandar Udara yang tidak memenuhi untuk didarati pesawat berbadan besar.

Berdasarkan hal ini pada saat kunjungan Peresiden Republik Indonesia

Bapak Soesilo Bambang Yudoyono ke lokasi bencana, Bupati Bener Meriah menyampaikan usulan pengembangan Bandar Udara Rembele sebagai antisipasi apabila terjadi bencana Bandar Udara akan berfungsi sebagai angkutan logistik yang cepat menggunakan pesawat cargo, mengingat daerah ini termasuk daerah yang rawan bencana (patahan gempa). Selain hal itu tentu dapat dikembangkan untuk peningkatan pesawat penumpang yang lebih besar sebagai kebutuhan moda transportasi udara di wilayah tengah Provinsi Aceh yang dapat melayani 3 (tiga)

Kabupaten yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Dalam pembahasan rapat Sidang Kabinet telah disetujui urgensi peningkatan pembangunan Bandar

Udara Rembele yang secara teknis ditindaklanjuti oleh Kementerian Perhubungan dan dalam waktu yang relatif singkat Direktorat Bandar Udara Udara Ditjen

Perhubungan Udara melalui Kepala Satker Bandar Udara Rembele agar segera membuat rencana usulan kebutuhan dana Bandar Udara Rembele dapat didarati pesawat setingkat Hercules. Kepala Satker Bandar Udara Rembele bersama Tim

Teknis membuat usulan sesuai persyaratan infrastruktur pendaratan pesawat

Hercules. Mengingat besarnya voleme pekerjaan yang akan dilaksanakan maka tim Direktorat memutuskan pelaksanaan pembangunan fisik dilaksanakan

62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bertahap dalam 2 (dua) tahun anggaran sedangkan biaya pembebasan tanah merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Pelaksanaan pembangunan tahun

2014 telah selesai dilaksanakan sesuai target dan dilanjutkan pada APBN tahun

2015 dimana juga pada perjalanan bandara Rembele termasuk 8 (delapan) bandara prioritas yang ditingkatkan di Indonesia sehingga mendapat tambahan kucuran dana dalam APBN-P untuk dapat didarati pesawat Boeing 737 – Series yang saat ini sedang dalam pelaksanaan yang diharapkan pada tahun 2016 seluruh program ini sudah selesai dilaksanakan.

4.2 Gambaran Umum

A. Deskripsi Lokasi

Bandar Udara Rembele terletak di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener

Meriah Propinsi Aceh yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Induk

Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2004. Secara geografis Koordinat Aerodrome

Referention Point (ARP) terletak pada 04o 43’ 21,8” N dan 096o 51’ 10,6” E, dengan ketinggian 1.413 dari permukaan laut dengan Runway Number 09 and 27.

Daerah ini merupakan dataran tinggi sehingga kontur tanah pada umumnya bergelombang, bergunung-gunung dan berbukit-bukit yang merupakan daerah pertanian yang cukup subur dengan komoditi andalan antara lain perkebunan kopi rakyat, hurticultura, dan lain-lain serta potensi alam yang berlimpah belum tergali secara optimal. Daerah ini juga memiliki keindahan panorama alam dan budaya lokal yang dapat menjadi modal jual sebagai daerah kunjungan wisata.

B. Tujuan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

63

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Mewujudkan keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan

transportasi udara;

2. Mewujudkan aksesibilitas dalam mendukung konektivitas dan daya saing

logistik nasional;

3. Mewujudkan peningkatan kapasitas pelayanan sarana dan prasarana

transportasi udara;

4. Meningkatkan profesionalisme SDM transportasi udara dan pemanfaatan

ilmu pengetahuan dan teknologi;

5. Memperluas peran sektor transportasi udara terhadap pembangunan

nasional yang berkelanjutan;

6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

C. Fungsi dan Tugas Bandar Udara

Secara umum fungsi Bandar Udara adalah memindahkan atau memobilisasi manusia ataupun barang dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan angkutan pesawat terbang, namun dalam arti yang lebih luas sesuai visi dan misi Bandar Udara akan berperan :

a. Simpul dalam jaringan transportasi udara sebagai titik lokasi pertemuan

jaringan rute penerbangan;

b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya pemerataan

pembangunan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi serta keselarasan

antara pembangunan nasional dan daerah;

c. Tempat kegiatan alih moda transporatsi dalam bentuk interkoneksi antar

moda transportasi;

64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA d. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan, pariwisata

serta sektor pembangunan lainnya; e. Pembuka isolasi daerah akibat keadaan kondisi geografis atau sulitnya

transportasi lainnya di suatu wilayah; f. Penanganan bencana, dimana dengan tersedianya Bandara memudahkan

transportasi penanggulangan bencana pada wilayah sekitarnya; g. kota dan banyak dijumpai pada banyak kota-kota di Indonesia. h. Apabila kita tinjau letak dari posisi Bandar Udara Rembele berada pada

posisi starategis karena kondisi wilayah di sekitarnya relatif datar, dekat

dengan pusat Pemerintahan dan berada pada posisi sentral dalam wilayah

Kabupaten Bener Meriah termasuk jarak dari Kabupaten Aceh Tengah

yang tidak begitu jauh. Hal ini menyebabkan kecenderungan wilayah ini

akan berkembang pesat sebagai pusat pengembangan jasa dan

pemukiman dimana keberadaan Bandar Udara secara tidak langsung

akan menjadi Landmark yang mendorong pengembangan Sub Wilayah

Kota (SWK) di sekelingnya. Untuk skala mikro Bandar Udara

berdasarkan masterplannya secara tidak langsung dapat menata wilayah

yang bersisian dengan wilayahnya, namun dalam skala makro tentu

Pemerintah Daerah sebagai regulator pembangunan akan sangat berperan

memberikan warna dalam menata kawasan yang relatif belum

berkembang untuk menghasilkan penataan kota yang baik pada masa

yang akan datang sehingga menjadi kota yang nyaman dan artistik.

Maka untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu direncanakan sejak

65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dini penataan pola ruang seperti untuk zona perdagangan, pemukiman,

ruang terbuka hijau, jaringan dan simpul jalan dan lain-lain yang ter-

integrasi dalam satu pola pembangunan.

i. pembangkit tenaga listrik, pertanian yang melimpah, usaha perdagangan,

peternakan dan lain-lain. Selain itu pemanfaatan keindahan panorama

alam dan budaya lokal akan menjadi daya tarik tersendiri untuk

kunjungan wisata baik Domestik maupun Internasional yang kesemuanya

ini akan dapat membuat investasi pembangunan di Kabupaten Bener

Meriah, Aceh Tengah bahkan sampai Kabupaten Gayo Lues dan

sebahagian Kabupaten Bireuen yang tentu berdampak pada peningkatan

perekonian dari suatu wilayah.

4.3 Penyajian Data

4.3.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini karakteristik yang diteliti meliputi umur, jenis

Kelamin, Pendidikan, agama dan suku.

Distribusi responden berdasarkan usia memperlihatkan karakteristik demografis suatu wilayah seperti penduduk usia muda(0-14 tahunan), usia produktif (15-59 tahunan) dan usia lanjut (60 tahunan ke atas). Komposisi penduduk Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4 :

Tabel 4 : Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No usia Jumlah Persentase (%)

66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. 20 – 30 Tahun 23 25

2. 29 – 40 Tahun 30 32.60

3. 40 – 50 Tahun 22 23.91

4. 50 – 60 Tahun 14 15.21

5. > 60 Tahun 3 3.26

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak adalah yang berusia 29 – 40 tahun yaitu sebanyak 30 orang (32.6 %) dan yang paling sedikit pada umur 60 tahun yaitu sebanyak 3 orang (3.26 %) yang berada di sekitar bandar udara Rembele Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.

Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki – laki 48 52.17

2. Perempuan 44 47.82

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dari tabel 5 distribusi responden berdasarkan jenis Kelamin maka

Responden yang berada disekitar bandar udara rembele Kecamatan Bukit

Kabupaten Bener Meriah yang berjenis kelamin Laki – laki 48 orang (52.1 %)

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang lebih banyak jumlahnya dibanding Perempuan yang berjumlah 44 orang

(47.8%).

Bila Ditinjau dari sudut pandang suku/etnis penduduk Kecamatan Bukit

Kabupaten Bener Meriah terdiri dari berbagai etnis/suku, antara lain jawa,

Minang, Aceh, Gayo dan lainnya. komposisi penduduk berdasarkan suku pada

Kecamatan Bukit dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6 : Distribusi Responden berdasarkan suku

No Suku Jumlah Persentase(%)

a. Gayo 42 45.65

b. Aceh 20 21.73

c. Jawa 15 16.30

d. Lainya 15 16.30

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel no 6 terlihat bahwa suku bangsa yang paling banyak jumlahnya adalah suku gayo 45.65 % (42 orang), suku aceh berjumlah 21.73%

(20 orang), suku jawa sebanyak 16.30% (15 orang) dan suku lainya berjumlah

16.30% (15 orang). Berarti yang berada disekitar bandar udara rembele dominan lebih banyak suku Gayo dari pada suku lainnya.

Masyarakat kecamatan bukit mayoritas menganut agama islam. Distribusi responden menurut agama dapat dilihat pada tabel sebelah ini :

Tabel 7 : Distribusi Responden Menurut Agama

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No Agama Jumlah Persentase(%)

1. Islam 92 100

2. Kristen - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dari tabel 7 distribusi responden menurut agara memperlihatkan bahwa yang berada di sekitar bandar udara rembele kecamatan bukit kabupaten bener meriah semua menganut agama islam yaitu sebesar 100% (92 orang).

Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang karena pendidikan dapat membantu seseorang dalam menghadapi kehidupan yang dialaminya. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan relatif cukup tinggi meskipun juga ada yang tidak bersekolah. Pada umumnya masyarakat telah pernah mengikuti pendidikan baik ditingkat dasar, menegah tingkat pertama, menengah tingkat atas, bahkan ke jenjang akademik maupun perguruan tinggi.

Tingkat pendidikan Kecamatan bukit dapat dilihat pada tabel No. 8 :

Tabel 8 : Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1. SD 3 3.26

2. SMP 10 10.86

3. SMU 37 40.21

4. Perguruan Tinggi 36 39.13

5. Tidak Sekolah 6 6.52

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dari tabel dapat dilihat bahwa Mayoritas responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA/SMU sederajat yaitu sebesar 40.21% (37 orang) dari total sample, berlatarbelakang pendidikan SMP sebanyak 10.86 (10 orang), berlatarbelakang pendidikan SD 3.26% (3 orang), berlatarbelakang pendidikan

Perguruan tinggi sebanyak 39.13 (36 orang), selain itu masih ada masyarakat/responden yang belum atau tidak sekolah sebesar 6.52% (6 orang) tapi jumlahnya sangat kecil. Dalam tingkat pendidikan yang dimiliki masyarakat kecamatan bukit kabupaten bener meriah umumnya sangat bagus karena hampir rata – rata masyarakat sekolah meskipun ada diantaranya yang tidak mengenyam pendidikan juga tapi sangat sedikit dibandingkan dengan yang bersekolah.

Dari tingkat latar belakang pendidikan pekerjaan Responden dikecamatan bukit kabupaten bener meriah berbagai jenis dan bidang sesuai dengan tingkat pendidikan, kemampuan, keterampilan dan profesi yang dimiliki oleh masyarakat umumnya, masyarakat bekerja sebagai petani, wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil,

Honorer,wiraswasta dan ibu rumah tangga. Namun melihat kondisi di daerah

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kecamatan bukit kabupaten bener meriah yang memiliki tanah yang sangat subur jadi banykanya masyarakat yang berpropesi sebagai petani dan kalau pun ada kerja tetap biasanya kerja sampingan masyarakat yang berada di kecamatan bukit kabupaten bener meriah ialah bertani ada yang bertani kopi, menanam kentang, cabe, jagung, tomat, kol dan segala jenis sayuran namun demikian yang berada di bener meriah tidak semua berprofesi sebagai petani ada juga yang PNS, wiraswasta dan pekerjaan lainya.

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9 : Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1. Petani 30 32.60

2. Wiraswasta 26 28.26

3. PNS 18 19.56

4. Honorer 6 6.52

5. Ibu Rumah Tangga 4 4.34

6. Dan lain – lain 8 8.69

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Tabel di nomor No 9 menunjukan Heterogenitas Jenis Pekerjaan masyarakat yang berada disekitar bandar udara rembele dan yang terlihat jenis

Pekejaan/mata pencaharian yang mencapai tingkat tertinggi petani 32.60% (30 orang), wiraswasta mencapai 28.26% (26 orang) dan selanjutnya Pegawai

Negeri Sipil 19.56% (18 orang), honorer mencapai 6.56 % (6 orang), Ibu

71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA rumah Tangga 2.34% (4 orang), selain ituterdapat juga masyarakat yang belum/tidak bekerja ataupun bekerja dari sektor lainya sebesar 8.69% (8 orang).

4.3.2 Tanggapan/Persepsi Responden Mengenai Pembangunan Bandara

Rembele

Persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti gambaran atau penginterprestasian terhadap apa yang dilihat, didengar atau dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap, pendapat dan tingkah laku. Persepsi atau pendapat masyarakat mengenai pembangunan bandar udara rembele dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 10 : Jawaban Responden Tentang Pembangunan Bandara Rembele

No Kriteria Jumlah Persentase%

1. Sangat Baik 16 17.39

2. Baik 71 77.17

3. Ragu – ragu/biasa saja 5 5.43

4. Tidak Baik - -

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100 Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang presepsi ataupun tanggapan tentang pembangunan bandar udara rembele sangat baik 17.39% (16 orang), dan yang menjawab baik tentang pembangunan bandar udara rembele ini 77.17% (71 orang) dan ada juga yang beranggapan bahwasanya pembangunan bandar udara rembele ini biasa saja sekitar 5.43% (5orang). Dengan

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA jawaban demikian dapat kita ketahui bahwasanya pembangunan ini disambut baik oleh masyarakat setempat karena dengan adanya pembangunan bandar udara rembele ini dapat memudahkan akses masyarakat untuk kelancaran trasportasi udara karena selama ini hanya mengandalkan transportasi darat, melalui jalur

(bireun) atau melalui jalur kota cane, blangkejeren. Melalui jalur timur kondisinya tidak kondusif, sementara melalui jalur tengah (blangkejeren), jalannya kurang layak karena selain banyak tanjakan yang sangat tinggi, tikungan, jalannya juga sudah banyak rusak serta sempit. Kondisi demikian membuat waktu tempuh dari medan ke aceh tengah (takengon) menjadi sangat lama, dengan jarak sekitar 200 km memerlukan waktu sampai 20 jam. Jadi bandar udara sangat membantu kelancaraan transportasi dari dan ke bener meriah dan sekitarnya. Dan pembangunan bandar udara ini juga sangat membantu pada saat terjadinya bencana, bandar udara ini berfungsi sebagai sarana penanggulangan bencana antara lain mengevakuasi korban bencana yang sakit yang tidak dapat tertangani di daerah. Waktu terjadi bencana pada tahun 2013 bandar udara Rembele kesulitan dalam mengevakuasi korban karena pesawat besar tidak bisa masuk ke bandar udara karena tidak memenuhi persyaratan untuk didarati oleh pesawat berbadan besar. Begitu juga bantuan logistik yang masuk pada saat itu tidak dapat dikirim sekaligus untuk korban bencana. Seperti yang dikatakan oleh ibu sumiati berumur 45 tahun sebagai berikut :

“pada saat terjadi gempa banyaknya korban yang terluka parah akibat terkena bangunan dan reruntuhan toko, rumah dan masjid sehingga satu dari anggota keluarga saya terputus kakinya akibat kena bangunan masjid dan harus dilakukan operasi amputasi kaki dan keterbatasan medis dan banyaknya korban sehingga mengharuskan anggota keluarga saya untuk dirujuk ke banda aceh ke rumah sakit umum zainal

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA abidin karena adanya bandar udara rembele ini sehingga dapat mengevakuasi korban dengan cepat dan dapat tertolong nyawanya walaupun pada saat itu yang sangat parah sekali didahulukan untuk dirujuk ke banda aceh atau medan karena kecil nya muatan pesawat, pesawat yang masuk ataupun yang bisa didarati hanya pesawat kecil’’.

Walaupun demikian ada beberapa hal yang juga menghambat masyarakat dalam bersosialisasi antara satu desa dengan desa lainnya dikarenakan terputusnya jalan desa oleh proyek untuk pembangunan bandar udara rembele. dampak akibat terputusnya jalan desa adalah makin jauhnya masyarakat desa bale atu pergi dan pulang ke sawah yang terletak di selatan bandara untuk sementara waktu. Akan tetapi pada saat ini setelah proyek pembangunan selesai jalan yang berada disekitar bandar udara rembele menjadi lebih baik dan memudahkan masyarakat dalam beraktifitas dulunya batu kerikil tapi sekarang jalanya mulus walaupun masih ada sebahagian kecil yang belum direnovasi atau diperbaiki.

Tabel 11 : Jawaban Responden Tentang Pengembangan Bandara Rembele

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 32 34.78

2. Baik 54 58.69

3. Ragu – ragu/biasa saja 6 6.52

4. Tidak Baik - -

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100 Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dari tabel nomor 11 tentang pengembangan bandar udara rembele dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang pengembangan Bandar Udara

Rembele sangat baik 37.78 % (32 orang), dan yang menjawab baik 58.69% dari

(54 orang) dan ada juga yang masih ragu – ragu atau beranggapan biasa saja atas pengembangan Bandar Udara Rembele yaitu 6.52% dari (6 orang). Dengan demikian pengembangan Bandar Udara Rembele ini sangat diapresiasi oleh masyarakat karena sangat membantu dalam banyak hal untuk makin memudahkan masyarakat dalam berpergian keluar kota dan untuk mitigasi gempa mengingat daerah ini yang rawan bencana (patahan gempa) agar dapat mengantisipasi kejadian yang lalu waktu terjadi gempa pada tahun 2013 karena pada tahun 2013 saat terjadi gempa banyaknya permintaan operator penerbangan dan para donor yang akan mengirimkan bantuan logistik cepat ke daerah bencana menggunakan pesawat cargo jenis hercules namun tidak dapat didarati karena persyaratan

Bandara Udara yang tidak memenuhi untuk didarati pesawat berbadan besar.

75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dengan dikembangkannya Bandara Udara Rembele ini dapat menjadi antisipasi bagi daerah apabila terjadi bencana Bandara udara berfungsi sebagai angkutan logistik yang cepat dan mengevakuasi korban bencana yang sakit untuk dirujuk ke

Medan dan Banda Aceh.

Tabel 12 : Jawaban Responden Tentang Kenyamanan setelah adanya

Bandar Udara Rembele

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 8 8.69

2. Baik 44 47.82

3. Ragu – ragu/biasa saja 28 30.43

4. Tidak Baik 12 13.04

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui Jawaban responden tentang kenyamaan pembangunan atau pengembangan Bandar Udara Rembele sangat baik

8.69 (8 orang) baik 47.82 (44 orang), ragu – ragu/biasa saja 30.43% (28 orang), tidak baik 13.04 (12 orang). Dapat disimpulkan dari beragam jawaban para responden bahwasanyaa sejak adanya dan dikembangkanya Bandar Udara ini sebahagian dari masyarakat juga merasa tidak nyaman baik lansung maupun tidak langsung karena semenjak dikembangkan Bandar Udara Rembele ini banyaknya orang yang lalu lalang setiap sore untuk berfoto – foto atau pun jalan – jalan sore didaerah sekitar Bandar Udara Rembele.dan ramainya anak sekolah yang sehabis

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sekolah berkunjung ke bandar udara hanya untuk duduk – duduk dan selfi bareng kerabatnya. Dan hal ini juga sangat menggangu para orang tua seperti yang dikatakan oleh ibu Hasnah umur 47 tahun sebagai berikut ini :

“ anak – anak sepulang sekolah bukannya pulang kerumah dulu ganti pakaian tapi malah keluyuran tidak jelas dan tidak memberi kabar kepada kami orangtua nya kadang kami khawatir, seharusnya jika anak – anak yang pakai seragam tidak diijinkan masuk oleh UPBU Rembele yang berjaga di pintu masuk bandar udara rembele. Terkecuali anak yang berseragam sekolah datang bersama guru dari sekolah ingin melihat bandara udara rembele atau pun yang memiliki kepentingan tertentu. Memang ini tidak menjadi urusan bandar udara rembele akan tetapi lebih baik jika adanya kebijakan yang dibuat demikian saran kami sebagai masyarakat sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan lebih membuat kami merasa aman, dan kadang yang membuat kami resah yang tinggal tepat di dekat bandar udara rembele banyaknya anak muda yang lewat membawa kereta ugal – ugalan”.

Tabel 13 : jawaban Responden Tentang Kondisi Sosial Masyarakat

Kecamatan Bukit Sebelum Adanya Pembangunan Bandara

Rembele

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 10 10.86

2. Baik 51 55.43

3. Ragu – ragu/biasa saja 31 33.69

4. Tidak Baik - -

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dari tabel di No 13 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang kondisi sosial masyarakat sebelum adanya pembangunan bandar udara rembele sangat baik 10.86% (10 orang), dan yang menjawab baik 55.43% dari (50 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau 33.69% (31 orang). kondisi sosial masyarakat kecamatan bukit sangat baik dalam artian sebelum adanya pembangunan bandar udara ini keadaan atau kondisi ekonomi masyarakat yang berada di sekitar Bandara rata – rata dalam kondisi yang normal dan dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari – hari seperti kita lihat pada jawaban responden.

Tabel 14 : Jawaban Responden Tentang Kondisi Sosial Masyarakat

Kecamatan Bukit Sesudah Adanya Pembangunan Bandara

Rembele

No Kriteria Jumlah Persentase%

1. Sangat Baik 20 21.73

2. Baik 39 42.39

3. Ragu – ragu/biasa saja 30 32.60

4. Tidak Baik 3 3.26

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang kondisi sosial masyarakat setelah adanya pembangunan Bandar Udara

78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rembele sangat baik 21.73 (20 orang), dan yang menjawab baik 42.39% dari (39 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau 32.60% (30 orang) dan yang menjawab tidak baik 3.26% (3 orang). jawaban responden setelah pembangunan

Bandar Udara ini beragam dan langsung atau pun tidak langsung Bandar Udara

Rembele telah meningkatkan kedudukan atau pun kondisi sosial masyarakat karena dengan adanya pembangunan bandara udara memerlukan lahan yang banyak sehingga siapa masyarakat yang memiliki tanah atau pun lahan yang berada didekat sekitar bandara diantaranya ada 4 kampung yang mengapit Bandar

Udara Rembele ini yaitu dan Kampung Bale Atu, Kampung Karang Rejo,

Kampung Rembele dan Kampung Tingkem Banjar akan mendapatkan ganti rugi dan jika yang didapatkan sesuai atau menguntungkan bagi si pemilik tanah akan memperbaiki kondisi sosial masyarakat tersebut. Akan tetapi masih banyak juga masyarakat yang merasa bahwasanya pembangunan bandara ini tidak memberikan efek yang singnifikan bagi kondisi sosial mereka. Seperti yang dikatakan bapak

Jimikonadi umur 38 tahun sebagai berikut ini :

“ sebelum dan sesudah dibangun bandar udara ini kondisi kami juga begini saja tidak ada yang berubah dari kondisi sosial kami masih tetap sama dengan yang dulu’’.

4.3.3 Kondisi Sosial Ekonomi

a. Pendapatan

Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup yang sering kali diukur tinggi rendahnya pendapatan dan dan meningkatnya produktivitas.

Bandar udara rembele dibangun dan dikembangkan dengan harapan agar dapat

79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dan menjadi ladang usaha bagi masyarakat yang berada disekitarnya.

Tabel 15 : Jawaban Responden Tentang Pendapatan Sebelum Adanya

Pembangunan Bandar Udara Rembele

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 11 11.95

2. Baik 46 50

3. Ragu – ragu/biasa saja 30 32.60

4. Tidak Baik 5 5.43

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang pendapatan sebelum adanya pembangunan bandar udara rembele sangat baik 11.95% (11 orang), dan yang menjawab baik 50% dari (46 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau biasa saja 32.60% (30 orang) dan yang menjawab tidak baik 5.43% (5 orang). Dengan demikan berarti pendapatan masyarakat sebelum adanya pembangunan bandar udara sangat baik walaupun yang merasa ragu – ragu dan biasa saja dengan pedapatan mereka juga banyak. Karena jika untuk makan dan kebutuhan pangan insyaallah masyarakat di daerah kecamatan bukit kabupaten aceh tengah sangat bisa untuk memenuhinya, terkecuali buat sekolah keperguruan tinggi ada sebagaian yang merasa kurang mampu dan tidak berkecukupan.

80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 16: Jawaban Responden Tentang Pendapatan Setelah Adanya

Pembangunan Bandar Udara Rembele

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 16 17.39

2. Baik 19 20.65

3. Ragu – ragu/biasa saja 45 48.91

4. Tidak Baik 12 13.04

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel nomor 16 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang pendapatan setelah adanya pembangunan bandar udara rembele sangat baik 17.39%(17 orang), dan yang menjawab baik 20.65% dari (19 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau biasa saja 48.91% (45 orang) dan yang menjawab tidak baik 13.04% (12 orang). Dengan demikan dapat kita ketahui bahwasanya pembangunan bandar udara rembele banyak memberikan dampak pada masyarakat walaupun dampak tersebut bermacam – macam modelnya mulai dari yang baik maupun tidak baik. Yang menjawab sangat baik dan baik ialah orang – orang yang yang setelah dibangun dan dikembangkannya bandar udara rembele memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan setiap bulan karena dapat bekerja didalam bandar udara walaupun sebagai pembersih taman, cleaning service, dan ada juga yang menmbuka cafe didalam bandar udara sehingga

81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pendapatan juga pasti tidak seperti dulu kerjanya tidak menentu seperti yang dikatakan ibu ayu ningsih umur 39 seperti berikut ini:

“saya merasa sangat bersyukur sekali setelah dibangun dan dikembangkanya bandar udara rembele ini bisa memberikan saya pekerjaan tetap yaa walaupun kerjaannya cuman bersih – bersih taman tapi setidaknya saya bisa mengharapkan uang setiap bulan yang pasti bakal saya dapat dan saya mengetahui berapa jumlah yang saya peroleh, tidak seperti dulu yang dicari hasilnya belum pasti dan kerjaan nya juga lumayan berat, pokoknya setelah diabangun bandar udara ini bisa sedikit mensejahterakan saya, walaupun mungkin yang lain tidak merasakan hal yang sama dengan saya”.

Yang menjawab biasa saja beranggapan bahwasnya pendapatan mereka sebelum dan sesudah dibangun nya bandar udara ini tidak ada beda nyaa, penghasilan mereka tetap sama seperti yang dikatakan ibu Zubaidah seperti berikut ini :

“sebelum dan sesudah dibangun bandar udara rembele ini pendapatan kami juga begini tidak nambah dan tidak kurang juga biasa saja,dan sampai saat ini juga belum ada program dari pemerintah untuk bisa memperdayakan masyarakat biar lebih berkembang dan bisa membangun usaha menengah kecil sehingga program tersebut dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dan kami juga dapat lebih terarah”.

Yang menjawab tidak baik beranggapan bahwasanya pendapatan mereka setelah adanya bandar udara rembele ini mengurangi penghasilannya karena sudah ada cafe didalam bandar udara, dan didepan bandar udara sudah ada cafe mobil keliling sehingga setelah dikembangkannya bandar udara ini sedikit mengurangi pendapatan. Seperti yang dikatakan bapak Munawarsyah yang berjualan tepat disamping gerbang bandar udara sebagai berikut ini :

“sudah beberapa minggu pendapatan saya sangat berkurang dulunya saya bisa memperoleh 200 sehari sekarang hanya 100 mungkin karena jika berkunjung ke bandar udara mereka sudah bawa makanan dan jika tidak pun didalam bandar udara sudah tersedia cafe, tidak seperti

82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dulu belum ada yang berjualan apapun, dan didepan bandar udara sekarang banyak penjualan keliling berhenti dan berjualan di situ ”. b. Pendidikan

Tabel 17 : Jawaban Responden Tentang Apakah Sebelum Pembangunan

Bandara Rembele Pendidikan Anak Bapak/Ibu sudah Baik

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 12 13.04

2. Baik 66 71.73

3. Ragu – ragu/biasa saja 14 15.21

4. Tidak Baik - -

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang sebelum pembangunan bandar udara rembele pendidikan sudah baik yang menjawab sangat baik 13.04%(12 orang), dan yang menjawab baik 71.73% dari

(66 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau biasa saja 15.21% (14 orang).

Dengan hasil yang didapatkan berarti sebelum pembangunan bandar udara ini pendidikan anak – anak masyarakat di kecamatan bukit sangat baik karena yang menjawab lebih dominan baik yaitu 71.73%.

83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 18 : jawaban Responden Tentang Apakah Setelah Pembangunan

Bandara Rembele Pendidikan Anak Bapak/Ibu Menjadi Lebih

Baik

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 12 13.04

2. Baik 13 14.13

3. Ragu – ragu/biasa saja 67 72.82

4. Tidak Baik - -

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang setelah pembangunan bandar udara rembele pendidikan anak bapak/ibu menjadi lebih baik yang menjawab sangat baik 13.04 % (12 orang), dan yang menjawab baik 14.13 % dari (13 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau biasa saja 72.82 % (67 orang). Dengan demikian secara keseluruhan yang menjawab lebih banyak biasa saja/ragu – ragu karena masyarakat beranggapan bahwasanya tidak ada yang berubah buat pendidikan anak mereka setelah dibangun nya bandar udara ini biasa saja seperti yang dikatakan bapak komarudin umur 53 seperti berikut ini :

“setelah dan sebelum dibangun bandar udara rembele ini pendidikan anak kami begitu saja tidak ada yang berubah, palingan jika ada anak kami yang mau sekolah ke luar kota lebih dapat memudahkan saja untuk akses trasportasi yang dulunya harus naik mobil lagi jika telah sampai di medan atau banda aceh tapi sekarang lebih gampang dan mengirit biaya juga”.

84

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 19: jawaban Responden Tentang Apakah Sebelum Pembangunan

Bandara Rembele Pendapatan Bapak/Ibu untuk Pendidikan

sudah Baik

yang menjawab tentang sebelum pembangunan bandar udara rembele pendapatan bapak/ibu untuk pendidikan sudah baik yang menjawab sangat baik

18.47 % (17 orang), dan yang menjawab baik 55.43 % dari (51 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau biasa saja 22.82 % (21 orang) dan yang menjawab tidak baik 3.26 % (3 orang). Seperti yang tertera pada tabel dibawah ini :

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 17 18.47

2. Baik 51 55.43

3. Ragu – ragu/biasa saja 21 22.82

4. Tidak Baik 3 3.26

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Dengan jawaban responden dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya sebelum pembangunan bandar udara rembele ini pendapatan untuk pendidikan masyarakat kecamatan bukit kabupaten bener meriah cukup bagus karena yang menjawab baik lebih dominan dari pada yang lainnya. walaupun demikian ada juga yang menjawab tidak baik karena mereka beranggapan bahwasanya untuk bisa menyekolahkan anak itu susah apalagi dengan biaya yang saat ini terbilang mahal seperti yang dikatakan bapak syamsudin seperti berikut ini :

85

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “sekolah itu biayanya mahal apa lagi untuk saat ini kadang untuk menyekolahkan anak harus minjam sana sini karena penghasilan pun sangat minim. akan tetapi bagaimana pun kondisinya sekolah itu sangat perlu karena dengan pendidikan lah kehidupan bisa berubah dan dengan pendidikan lah kita dapat membuka cakrawala pandang yang luas untuk bertindak dan merubah kehidupan. Jadi apapun dan bagaimana pun sulitnya kehidupan ini jikalau buat sekolah harus diusahakan karena kami saja yang bersekolah begini susahnya apalagi kalau tidak sekolah bagaimana jadinya nanti Walaupun kita tidak bisa menyekolahkan sampai ke - jenjang perguruan tinggi maksimal sampai jenjang SMA saja bisa mengusahakannya”.

Tabel 20 : jawaban Responden Tentang Apakah Setelah Pembangunan

Bandara Rembele Pendapatan Bapak/Ibu Untuk Pendidikan

Menjadi Lebih Baik

No Kriteria Jumlah Persentase(%)

1. Sangat Baik 16 17.39

2. Baik 15 16.30

3. Ragu – ragu/biasa saja 61 66.30

4. Tidak Baik - -

5. Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 92 100

Sumber : Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tentang setelah pembangunan bandar udara rembele pendapatan bapak/ibu untuk pendidikan menjadi baik yang menjawab sangat baik 17.39 % (16 orang), dan yang menjawab baik 16.30 % dari (15 orang) dan yang menjawab ragu – ragu atau biasa saja 66.30 % (61 orang). Yang menjawab baik dan sangat baik beranggapan bahwa dengan adanya bandar udara rembele ini pekerjaanya menjadi

86

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA lebih baik sehingga untuk pendidikan anak – anaknya pun ikut membaik karena sudah mempunyai penghasilan yang bisa diharap setiap bulannya seperti yang dikatakan ibu sarmiah umur 49 tahun seperti berikut ini :

“ allhamdulilah sekarang setelah dibangun dan dikembangkan bandar udara rembele ini ikut juga meningkatkan pendapatan saya untuk pendidikan, jadi lebih baik dulunya suka susah karena tidak ada yang diharap karena kerjaan saya juga serabutan tapi setelah ada kerjaan tetap sangat membantu saya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak – anak saya walaupun kadang suka kurang akan tetapi lebih meringankan saya untuk pendidikan pada saat ini”.

mayoritas responden menjawab ragu – ragu/biasa saja sekitar 66.30 % mereka beranggapan bahwa sebelum dan setelah pembangunan bandar udara rembele ini pendapatan untuk pendidikan anak – anak mereka sama saja tidak ada yang berubah.

87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.3.4 Analisis Dampak Pembangunan Bandar Udara Rembele Kecamatan

Bukit Kabupaten Bener Meriah

Setelah data – data yang diperoleh dari hasil Kuesioner diubah dalam bentuk angka maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 21 : Tanggapan/Presepsi Responden Mengenai Pembangunan Bandara

No Indikator Skor Makna (Dampak Pembangunan) 1. Pendapat Masyarakat 4,11 Baik tentang Pembangunan Bandara 2. Pendapat masyarakat 4,28 Sangat Baik tentang Pengembangan Bandara 3. Kenyamanan Setelah 3,52 Baik

Adanya Bandara

4. Pendapat Bagaimana 3,77 Baik

Kondisi Sosial Masyarakat Sebelum Adanya Pembangunan Bandara 5. Pendapat Bagaimana 3,82 Baik Kondisi Sosial Masyarakat Setelah Adanya Pembangunan Bandara

Rata – rata 3.9 Baik

Berdasrkan tabel di atas terlihat bahwa dalam indikator tanggapan/presepsi responden mengenai pembangunan Bandar udara rembele mempunyai nilai 3.9 yang bermakna baik. Sebagaimana diketahui tanggapan masyarakat terhadap pembangunan dan pengembangan Bandar udara rembele sangat baik. Dengan dikembangkannya Bandar udara rembele ini memudahkan akses masyarakat

88

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA untuk kelancaran trasportasi dari dan bener meriah dan sekitarnya. Dan moda trasportasi udara ini dapat melayani 3(tiga) Kabupaten yaitu Bener Meriah, Aceh

Tengah dan Gayo lues. dan dengan adanya pembangunan Bandar udara ini mampu membantu pada saat terjadinya bencana mengingat bahwasanya daerah ini termasuk daerah yang rawan bencana (patahan gempa). Dengan dikembangkannya Bandar udara rembele ini ternyata membuat terputusnya jalan desa yang satu dan lainya sehingga menjadi penghambat masyarakat bersosialisasi antar desa satu dengan desa lainnya dikarenakan terputusnya jalan desa oleh proyek untuk pengembangan Bandar udara rembele. akibat lain dari terputusnya jalan desa adalah makin jauhnya masyarakat desa bale atu pergi dan pulang ke sawah yang terletak di selatan Bandar udara Rembele. Akan tetapi setelah proyek pembangunan selesai jalan yang berada disekitar Bandar udara rembele jadi lebih baik dan memudahkan masyarakat dalam beraktifitas dulunya batu kerikil tapi sekarang jalannya mulus walaupun masih ada sebahagian kecil yang belum direnovasi seperti jalan menuju bandara tepatnya berada di simpang Bandar udara rembele, jalanya sangat jelek banyak lubang dan dapat membahayakan pendatang maupun masyarakat setempat yang melintasi jalan tersebut. Mudah – mudahan jalan yang berada tepat dipersimpangan Bandar udara rembele tersebut segara diperbaiki karena sangat membahayakan bagi masyarakat dan memberikan rasa tidak nyaman bagi pendatang yang ingin berkunjung ke desa yang diberi julukan negeri diatas awan.

89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 22 : Kondisi Sosial Ekonomi

a. Pendapatan

No. Indikator Skor Makna (Dampak Pembangunan 1. Pendapatan Sebelum 3,7 Baik Adanya Pembangunan Bandara 2. Pendapatan Setelah 3.3 Sedang Adanya Pembangunan Bandara

Rata – rata 3.5 Baik

Dapat dilihat dari tabel 22 bahwa dari kondisi sosial ekonomi dari aspek pendapatan yang dialami masyarakat bandar udara mempunyai nilai 3.5 yang bermakna baik. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwasanya pembangunan

Bandar udara rembele banyak memberikan dampak pada masyarakat walaupun dampak tersebut bermacam – macam modelnya mulai dari yang baik maupun tidak baik. Setelah dibangun dan dikembangkannya Bandar udara rembele ada sebahagian dari masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan setiap bulannya karena dapat terlibat menjadi tenaga kerja didalam Bandar udara

Rembele seperti penata taman, membuka café dan pedagang keliling. Akan tetapi dengan dikembangkanya Bandar udara rembele ini bagi sebahagian masyarakat malah mengurangi pendapatan mereka karena dengan banyaknya orang yang jualan, dulunya yang berjualan hanya ada satu dua kios saja, sehingga tidak banyak pilihan lain bagi pengunjung, kalo sekarang yang berjualan di sekitar

Bandar udara rembele banyak macamnya sehingga omset atau penghasilan bagi sebahagian masyarakat menurun akibat dikembangkannya Bandar udara ini.

90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 23 : Pendidikan

No. Indikator Skor Makna (Dampak Pembangunan 1. sebelum pembangunan 3,97 Baik bandara pendidikan anak bapak/ibu sudah baik 2. Setelah pembangunan 3.40 sedang Bandara pendidikan anak bapak/ibu menjadi lebih baik 3. Sebelum pembangunan 3.89 Baik pendapatan untuk pendidikan anak bapak/ibu sudah baik 4. Setelah pembangunan 3.51 Baik pendapatan untuk pendidikan anak bapak/ibu menjadi lebih baik bandara Rata – rata 3.7 Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari kondisi sosial ekonomi dari indikator pendidikan yang dialami masyarakat bandar udara mempunyai nilai

3.5 yang bermakna baik. Dalam artian sebelum dibangun Bandar udara Rembele pendidikan anak – anak masyarakat yang berada di kecamatan bukit memang baik, di Bener Meriah walaupun masyarakat yang pendapatannya rendah tapi jikalau buat masalah sekolah dari mana saja mereka upayakan walaupun kadang buat makan saja susah. Karena masyarakat disana berpikiran bahwa dengan pendidikanlah anak – anak mereka dapat jauh hidup lebih baik dibandingkan dengan mereka para orang tuanya. Tetapi dengan dikembangkannya Bandar udara ini bagi sebahagian masyarakat dapat sedikit bernapas lega karena adanya penghasilan tetap yang diharapkan yang dulunya tidak memiliki pekerjaan walaupun jumlahnya tidak banyak setidaknya dapat mengurangi beban mereka buat biaya pendidikan. Akan tetapi banyak juga masyarakat yang beranggapan

91

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bahwasanya pembangunan Bandar udara rembele ini pendapatan mereka sama saja tidak berubah khususnya buat pendidikan.

4.3.5 Telaah Analisis Dampak Pembangunan Bandar Udara Rembele

Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Dengan Fakta Empiris

dan Fakta Teori

1. Fakta Empris & Fakta Teori

b. Fakta Empiris

Keberadaan bandara telah menjadikan kawasan tersebut sebagai

pusat pertumbuhan. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Emir

Hartanto bahwa keberadan Bandar udara menjadikan kawasan

tersebut sebagai pusat pertumbuhan baru dan mampu

mendorong pusat- pusat pertumbuhan lain yang digambarkan

dengan fenomena kenaikan harga tanah. Nilai tanah

menjadi berubah yang dulunya memiliki nilai social dan

bersifat umum saat ini berubah menjadi bernilai social.

c. Fakta Teori

• Menurut Arif Budiman (2000:1) pembangunan merupakan

perubahan, perubahan dari yang kurang baik menjadi lebih

baik atau usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat.

Kemajuan ini sering diartikan kemajuan material sehingga

pembangunan sering diartikan sebagai kemajuan yang

dicapai oleh suatu masyarakat di bidang ekonomi.

92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA • Menurut Event M. Rogers (1976 : 183) menjelaskan

bahwa pembangunan sebagai suatu proses partisipasi di

segala bidang dalam perubahan sosial dalam suatu

masyarakat, dengan tujuan untuk membuat kemajuan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. pembangunan

sebagai suatu usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf

hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sector

ekonomi saja tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan.

• Menurut Bintoro Tjokroamidjojo pembangunan

merupakan suatu proses perubahan sosial berencana,

karena meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan

kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi,

pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan bahkan

peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas

hidupnya.

2. Fakta Empiris & Fakta Teori

a. Fakta Empris

Keberadaan Bandar udara telah mengakibatkan munculnya

lapangan pekerjaan dalam mendapatkan pendapatan. Penelitian ini

sesuai dengan pendapat susanti (2012) bahwa keberadaan Bandara

telah mengakibatkan terjadinya mobilitas mata pencaharian

sebagian penduduk.

93

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Fakta teori

Menurut M. P. Todaro,(2005) tiga tujuan inti pembangunan yaitu :

1. peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam

barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan,

kesehatan dan perlindungan keamanan.

2. peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan

kerja, perbaikan pedidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai –

nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya

untuk memperbaiki kesejahteraan materil, melainkan juga

menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa.

3. perluasan rentang pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu

dan bangsa, yakni membebaskan mereka dari ketergantungan.

Menurut (Afifuddin, 2010: 67) dalam literature – literature ekonomi,

pembangunan didefenisikan sebagai suatu proses yang

berkesinambungan dari peningkatan jumlah dan produktivitas sumber

daya.

3. Fakta Empiris & Fakta Teori :

a. Fakta empiris

Keberadaan Bandar udara telah mengakibatkan serentetan perubahan

sosial. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Avitria Susanti (2012)

bahwa keberadaan Bandar Udara telah terjadinya mobilitas mata

pencaharian sebagian penduduk. Selain itu juga mengakibatkan

94

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pemahaman masyarakat akan nilai budaya yang mulai berubah karena

Bandar udara dibagun diatas tanah masyarakat, tanah pemerintah dan

tanah ulayat Datuak Rajo Sampono. b. Fakta Teori

Menurut Deddy T. Tikson, bahwa pembangunan dapat pula diartikan

sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya yang secara sengaja

melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.

Transformasi dalam struktur ekonomi. Misalnya dapat dilihat melalui

peningkatan atau pertumbuhan produksi, transformasi dalam struktur

sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui

pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial – ekonomi,

sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan dengan bangkitnya

semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan

nilai dan norma yang dianut masyarakat.

95

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat direkomendasikan terhadap pembangunan Bandar Udara

Rembele di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Presepsi masyarakat atas pembangunan Bandar Udara Rembele sangat

antusias dimana segenap lapisan masyarakat tumpah ruah datang ke

Bandar Udara Rembele hanya untuk menyaksikan kehadiran pesawat yang

mendarat pertama kali didataran Tinggi Gayo,an dengan

dikembangkannya bandar udara rembele ini menjadi lebih besar dari

sebelumnya untuk menunjang kelancaran arus transportasi udara. Yang

mana selama ini hanya mengandalkan trsasportasi darat, melalui jalur

(bireun) atau melalui jalur kota cane, blangkejeren. Melalui jalur timur

kondisinya tidak kondusif, sementara melalui jalur tengah (Blangkejeren),

jalannya kurang layak karena selain banyak tanjakan yang sangat tinggi,

tikungan, jalannya juga sudah banyak rusak serta sempit. Kondisi

demikian membuat waktu tempuh dari medan ke aceh tengah (takengon)

menjadi sangat lama, dengan jarak sekitar 200 km memerlukan waktu

sampai 20 jam. Jadi pengembangan Bandar Udara Rembele ini sangat

memudahkan aktivitas bagi masyarakat yang ingin bepergian ke luar kota

96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menghemat waktu tempuh dan juga menghemat biaya. Dan

pengembangan Bandar Udara Rembele ini sebagai antisipasi apabila

terjadi bencana mengingat daerah ini termasuk rawan bencana (patahan

gempa).

2. Dengan adanya Pembangunan Bandar Udara Rembele dari segi

trasportasi dapat mengurangi dalam hal pengiriman barang. Misal, barang

yang dikirim bisa langsung ke daerah atau negara tujuan. Sehingga

keberadaan Bandar Udara ini sangat berkontribusi dan mempermudah

sektor pertanian dan perkebunan untuk dapat mengurangi pengeluaran

dalam pengiriman barang yang mana dengan demikian secara langsung

maupun tidak langsung Bandar Udara ini sangat membantu masyarakat

karena seperti yang kita ketahui di Daerah Bener Meriah ini adalah Daerah

yang termasuk penghasil kopi terbaik didunia (Kopi Gayo). Kendatipun

demikian seiring dengan perkembangan yang berjalan untuk kehidupan

masyarakat sekitar dampak dari adanya pembangunan Bandara ini belum

menyentuh dari sisi kemajuan ekonomi dan kehidupan sosial secara

komprehensif disekitar Wilayah Bandar Udara Rembele.

5.2 Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka diberikan saran – saran

yang sebagai berikut :

1. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah perlu melakukan perbaikan fasilitas

umun atau publik tepatnya jalan yang berada di persimpangan menuju

Bandar Udara Rembele karena kondisinya selain dapat membahayakan

97

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA masyarakat juga dapat memperhambat perjalanan menuju Bandar Udara

Rembele selain itu juga dapat memperhambat terjadi proses

pengembangan akibat pembangunan Bandar Udara Rembele itu sendiri.

2. Pemerintah Daerah diharapkan dapat merencanakan perencanaan tata kota

yang berada di sekitar Bandar Udara Rembele seperti RTH (ruang terbuka

hijau) sehingga dapat meningkatkan perekonomian bagi masyarakat dan

menjadi pemasukan bagi pemerintah daerah dalam menarik perhatian para

wisata – wisatawan asing.

98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, H dan Soejono. 1999. Metode Penelitian Deskriptif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arsyad, Lincoln. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : bagian Penerbit STIE YKPN.

Bagong Suryanto dan Sutinah 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Prenada Media.

Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hartato, Emir. 2011. Dampak Pembangunan Internasional Lombok (BIL) Terhadap Nilai Tanah di Kabupaten Lombok Tengah. Jakarta :Universitas Indonesia.

John W Creswel. Research Design Pendekatan Kualitatif , kuantitatif dan Mixed,Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2009.

Martyn Hammersley, Metode Penelitian Sosial, Filsafat, Politik & Praktis. Jawa : Pos Press,2004

Ompusungu, Maria Vina. 2015. Analisis Peubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Riyadi, Slamet. 1981. Pembangunan Dasar-Dasar Dan Pengertiannya. Surabaya : Usaha Nasional.

Susanti, Avitria. 2012. Dampak Keberadaan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Terhadap Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Kataping. Sumatra Barat : Universitas Andalas.

Susiana Sali. 2000. Pembangunan Sosial Teori dan Implikasi Kebijakan.Jakarta: CV. TIGA PUTRA UTAMA.

Sondang P. Siagian. 2000. Administrasi Pembangunan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Singarimbun M, Effendi S. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Dalam Abdulsyani. Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Soetomo. 2004. Strategi – Strategi Pembanguan Masyarakat.Jakarta

Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudharto, P. Hadi. 1995. Aspek Sosial Amdal. Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan (Problematika dan Pendekatan). Jakarta: Salemba Empat.

Suratmo, Gunawan. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Tikson, Deddy. 2005. Keterbelakangan dan ketergantungan di indonesia, Malaysia dan Thailand. ININNAWA, Makasar.

Tjokroamidjojo, Bintaro. 2001. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: CV. Masagung.

Todaro, Michael P. 2005. Perencanaan pembangunan. Jakarta: CV. Masagung

Todaro, Michael P. 2008. Pembangunan Ekonomi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Sumber Perundang – Undangan :

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Bandar Udara.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No 21 tahun 2015 Tentang Standar Keselamatan Penerbangan.

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sumber internet :

Tumiwa. 2009. Tantangan dan permasalahan dalam pembangunan. (http://link- webs.blogspot.com,20 Juli 2009). Diakses pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 10.00. https://id.m.wikipedia.org.wiki/Bnadar_Udara# Kelebihan dan kekurangnya bandara. Diakses pada tanggal 12 Februari 2017 pukul 22.00. www.lintasgayo.com/30073/bandar-udara-rembele-dulu-sekarang-dan-akan- datang.html. diakses pada tanggal 22 Februari 2017 Pukul 05.00. https://id.m.wikipedia.org/wiki/sosial_ekonomi. diakses tanggal 27 januari pukul 11.00. www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-perubahan-sosial-teori-bentuk- dampak.html?m=1. Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 pukul 23.11. www.tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-persepsi-tahap pembentukannya.html. Diakses pada tanggal 27 Juli 2017 pukul 0:32.

101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKET (KUESIONER)

DAMPAK PEMBANGUNAN BANDAR UDARA REMBELE TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH

Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk keperluan pengumpulan data dalam rangka penulisan Tesis saya. Saya mengharapkan Bapak/Ibu para responden bersedia: 1. Menjawab semua pertanyaan ini sesuai dengan pendapat para responden dengan sejujur-jujurnya, dan perlu diketahui bahwa jawaban dari kuesioner ini tidak berhubungan dengan benar atau salah. 2. Mengisi identitas sesuai dengan data yang sesungguhnya. 3. Berikut ini terdapat pernyataan. Setiap pernyataan diikuti dengan 5 pilihan jawaban sebagai berikut : SB : Jika kamu merasa Sangat baik dengan pernyataan yang kamu baca sesuai dengan keadaan dirimu B : Jika kamu merasa baik dengan pernyataan yang kamu baca sesuai dengan keadaan dirimu R : Jika kamu merasa ragu – ragu dengan pernyataan yang kamu baca sesuai dengan keadaan dirimu TB : Jika kamu merasa Tidak baik dengan pernyataan yang kamu baca sesuai dengan keadaan dirimu STB : Jika kamu merasa Sangat Tidak baik dengan pernyataan yang kamu baca sesuai dengan keadaan dirimu. 4. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom yang tersedia.

5. Pastikan tidak ada pernyataan yang belum dijawab ketika Bapak/Ibu akan mengumpulkan kembali. Atas bantuan dan waktu yang Bapak/Ibu berikan saya ucapkan terimakasih Hormat saya,

Finta Kuhini 71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. Identititas Responden 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki – laki b. Perempuan 3. Umur : 4. Agama : a. Islam b. Kristen 5. Suku Bangsa : a. Gayo b. Aceh c. Batak d. Jawa e. Lainnya (sebutkan: ...... ) 6. Status Kependudukan : a. Penduduk Asli b. Pendatang

7. Pendidikan terakhir :

a. Tidak Sekolah b. SD c. SMP/MTs/sederajat d. SMA/MA/sederajat e. Perguruan Tinggi f. Pasca Sarjana 8. Profesi/Pekerjaan : a. PNS (Pegawai Negeri Sipil) b. Pekerja Perkebunan c. Wiraswasta/Pedagang d. Petani e. dan Lain-lain (sebutkan: ...... ) 9. Pendapatan Rata – rata : Rp...... 10. Jumlah Anggota Keluarga : ......

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

II. Tanggapan / presepsi Responden mengenai Pembangunan Bandara NO PERTANYAAN SB B R TB STB

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang pembangunan bandara udara rembele ? 2. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang pengembangan bandar udara rembele? 3 Menurut bapak/ibu bagaimana kenyamanan setelah adanya bandar udara rembele di kecamatan bukit? 4 Menurut bapak/ibu bagaimana kondisi sosial masyarakat kecamatan bukit sebelum adanya pembangunan bandar udara rembele? 5 Menurut bapak/ibu bagaimana kondisi sosial masyarakat kecamatan bukit setelah adanya pembangunan bandar udara rembele?

III . Kondisi Sosial Ekonomi

A. Pendapatan

NO PERTANYAAN SB B R TB STB

1. Apakah pembangunan bandara membuat pendapatan bapak/ibu menjadi baik ? 2. Bagaimana tingkat pendapatan keluarga bapak/ibu sebelum adanya pembangunan bandar udara rembele ? 3. Bagaimana tingkat pendapatan keluarga bapak/ibu setelah adanya pembangunan bandar udara rembele ?

B. Pendidikan

NO PERTANYAAN SB B R TB STB

1. Apakah sebelum pembangunan bandara rembele, pendidikan anak Bapak/Ibu sudah baik ? 2. Apakah setelah pembangunan bandara rembele, pendidikan anak Bapak/Ibu menjadi lebih baik ? 3. Apakah sebelum pembangunan bandara rembele, pendapatan Bapak/Ibu untuk pendidikan sudah baik ? 4. Apakah setelah pembangunan bandara rembele, pendapatan Bapak/Ibu untuk pendidikan menjadi lebih baik ? 5. Apakah sebelum pembangunan bandara rembele, sarana pendidikan di Kec. Bukit sudah memadai ? 6. Apakah setelah pembangunan bandara rembele, sarana pendidikan di Kec. Bukit menjadi lebih memadai ?

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA