Vol.2 No.2 Juli-Desember 2020 SiNDANG JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN KAJIAN SEJARAH

LEMBAGA PENELITIAN PENGEMBANGAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DAN KERJASAMA (LP4MK) PRODI PENDIDIKAN SEJARAH STKIP PGRI LUBUKLINGGAU Dewan Redaksi SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah

Editor in Chief Risa Marta Yati, M.Hum (STKIP PGRI Lubuklinggau)

Section Editor Ira Miyarni Sustianingsih, M.Hum (STKIP PGRI Lubuklinggau)

Guest Editor Dr. Syarifuddin, M.Pd. (Universitas Sriwijaya) Ayu Septiani, M.Hum. (Universitas Padjadjaran)

Reviewer/Mitra Bestari Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum. (Universitas Sebelas Maret) Dr. Umasih, M.Hum. (Universitas Negeri ) Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum. (Universitas Negeri ) Kunto Sofianto, Ph.D. (Universitas Padjadjaran) Asyhadi Mufsi Sadzali, M.A. (Universitas )

Administrasi Viktor Pandra, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau) Dr. Doni Pestalozi, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau) Dewi Angraini, M.Si. (STKIP PGRI Lubuklinggau)

Alamat: Jl. Mayor Toha Kel Air Kuti Kec. Lubuklinggau Timur 1 Kota Lubuklinggau 31626 Website: http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JS/index Email: [email protected]

i SINDANG: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN KAJIAN SEJARAH Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2020) Halaman Dewan Redaksi ...... i Daftar Isi ...... ii

1. Identitas Budaya: Berkeperibadian dalam Kebudayaan (Salah Satu Konsep Trisakti) Bung Karno disampaikan, 17 Agustus 1965) Ida Bagus Brata, Rulianto, Adi Saputra ...... 84 2. Variabilitas Penggunaan Model Pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran Sejarah Peminatan Kelas X IPS di Kota Yusuf Budi Prasetya Santosa, Fahmi Hidayat ...... 94 3. Narasi Foto: Kehidupan Sosial Masyarakat Ulu Rawas Masa Kolonial Belanda 1825-1942 Supian Ramli, Lagut Bakaruddin ...... 105 4. Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Transmigrasi di Kelurahan Bangun Jaya Tahun 1986-2012 Belina Pasriana, Isbandiyah, Sarkowi ...... 113 5. Museum Majapahit di Tahun 2018-2019 sebagai Sarana Pendidikan dan Rekreasi serta Tempat Bersejarah Ahmad Muhib Zuhairy ...... 124 6. Sejarah Teknik Pengobatan Kuno India (Ayurveda) Imamatul Azizah, Riska Syafitri, Umy Kalsum ...... 139 7. Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa 1825-1830 Vira Maulisa Dewi, Wiwin Hartanto, Rully Putri Nirmala Puji ...... 147 8. Dinamika Perkembangan Kebudayaan di Persia Kuno dan Mesir Kuno Berliana Fatihatuz Fiizha, Mohammad Robby M, Rizky Apria Bakti ...... 159 9. Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Transmigrasi di Desa Widodo Kecamatan Tugumulyo Tahun 1980-2017 Dwi Novita, Isbandiyah, Agus Susilo ...... 166 10. Keramik Situs Gede Ing Suro sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMK Muhammadiya 03 Riki Pratama Putera ...... 176

ii ISSN-P: 2684-8872 Vol. 2, No. 2 (Juli-Desember 2020): 176-183 ISSN-E: 2623-2065

KERAMIK SITUS GEDE ING SURO SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMK MUHAMMADIYAH 03 PALEMBANG

Riki Pratama Putera Universitas PGRI Palembang Alamat korespondensi: [email protected]

Diterima: 10 Januari 2020; Direvisi: 15 Juni 2020; Disetujui: 29 Juni 2020

Abstract Gede Ing Suro Site Ceramics as a Source of History Learning in SMK Muhammadiyah 3 Palembang. The problem of this research is what historical value is there in the Gede Ing Suro ceramics site which can be used as a source of history learning in class X SMK Muhammadiyah 3 Palembang. The purpose of this study is to determine whether the historical value of the Gede Ing Suro ceramics site can be used as a source of history learning in class X SMK Muhammadiyah 3 Palembang. The method used in this research is descriptive qualitative method. Data collection techniques used were documentation, observation and interviews. The results of the study can be concluded. Ceramics of the Gede Ing Suro site are historic relics which prove that the Gede Ing Suro Site has important historical and cultural values in the past. The historical value of the Gede Ing Suro ceramics site can be used as a source of history learning in class X. By becoming a teaching material Ceramics Site of the Gede Ing Suro as a Historical Learning Resource at SMK Muhammadiyah 3 Palembang, it will help students get to know historical relics, especially local history, namely ceramic site Gede Ing Suro. So that it can motivate maintaining the cultural products in South , especially at the Gede Ing Suro Site. Keywords: Gede Ing Suro Site Ceramics, Historical Learning Resources.

Abstrak Keramik Situs Gede Ing Suro Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMK Muhammadiyah 3 Palembang. Permasalahan penelitian ini adalah nilai sejarah apakah yang ada pada keramik situs Gede Ing Suro yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah dikelas X SMK Muhammadiyah 3 Palembang. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui nilai sejarah apakah yang ada pada keramik situs Gede Ing Suro yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah dikelas X SMK Muhammadiyah 3 Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Hasil penelitian dapat disimpulkan. Keramik situs Gede Ing Suro merupakan peninggalan-peninggalan bersejarah yang membuktikan bahwa di Situs Gede Ing Suro memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting pada masa lalu. Nilai sejarah keramik situs Gede Ing Suro dapat dijadikan sumber pembelajaran sejarah pada kelas X. Dengan dijadikan bahan ajar Keramik Situs Gede Ing Suro Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMK Muhammadiyah 3 Palembang, maka akan membantu peserta didik lebih mengenal peninggalan-peninggalan bersejarah khususnya sejarah lokal yaitu keramik situs Gede Ing Suro. Sehingga dapat memotivasi memelihara hasil kebudayaan yang ada di Sumatera Selatan khususnya di Situs Gede Ing suro. Kata Kunci: Keramik Situs Gede Ing Suro, Sumber Pembelajaran Sejarah.

A. Pendahuluan pikiran. Dengan demikian, instruksional Pembelajaran merupakan kegiatan adalah menyampaikan pikiran atau ide yang dilakukan seseorang individu yang telah diolah secara bermakna lainnya untuk menambah wawasan. melalui pembelajaran. Menurut Gagne Pembelajaran merupakan terjemahan pembelajaran adalah suatu sistem yang dari kata “instruction” yang dalam bertujuan untuk membantu proses Bahasa Yunani disebut “instruction” atau belajar anak didik, yang berisi “intruere” yang berarti menyampaikan serangkaian peristiwa yang dirancang,

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JS/index 176

SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 2, No. 2 (Juli-Desember 2020): 176-183.

disusun sedemikian rupa untuk ruang sehingga sejarah lokal mempengaruhi dan mendukung menyangkut lokalitas tertentu oleh para terjadinya proses belajar anak didik penulis sejarah (Priyadi, 2012: 161). yang bersifat internal (Djamarah, 2010: Dalam suatu daerah pasti memiliki 237). Sedangkan menurut Dimyanti dan suatu cerita baik pedesaan maupun kota Mudjiono. Mereka mengemukakan cerita sejarah tersebut dirawat subur di bahwa pembelajaran adalah kegiatan lisan masyarakat setempat dari generasi guru terprogram dalam desain ke generasi, cerita tersebut di katakan instruksional, untuk membuat peserta sebagai sejarah lokal karena sejarahnya didik belajar secara efektif, yang hidup dalam satu cakupan dan tidak menekankan pada penyediaan sumber terlalu dikenal didaerah lain Adapun belajar (Dimyanti dan Mudjiono, 2015: menurut Taufik Abdullah sejarah lokal 297). Pembelajaran merupakan suatu dapat dirumuskan sebagai kisah masa sistem, yang terdiri atas berbagai lalu dari kelompok atau kelompok komponen-komponen yang saling masyarakat yang berdiam di daerah berhubungan satu dengan yang lain. geografis terbatas (Johan dan Dien, 2014: Komponen tersebut meliputi tujuan, 151). materi, metode, dan evaluasi. Keempat Berdasarkan penjelasan yang komponen pembelajaran tersebut harus kemukakan diketahui bahwa, hasil studi di perhatikan oleh guru dalam memilih khusus pada sejarah lokal akan dan menentukan model-model memberiakan pengetahuan lebih umum pembelajaran yang akan digunakan terhadap kejadian-kejadian historis di dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, tingkat lokal yang merupakan dimensi 2011: 1). Sedangkan menurut Sumantri sejarah nasional. Sehingga sejarah lokal (1999) pembelajaran adalah suatu proses mampu menjadi bernilai bagi daerah yang dilakukan oleh para guru dalam sendiri sesuai dengan fungsi sejarah itu membimbing, membantu dan sendiri. Salah satu dari sejarah lokal mengarahkan peserta didik sehingga tersebut peninggalan-peninggalan memiliki pengalaman belajar mangkuk, piring, capu dan sendok yang (Marwiyah, dkk., 2018: 56). terbuat dari keramik situs Gede Ing Belajar dalam pendidikan merupakan Suro, dengan mengangkat materi seperti suatu yang sangat berguna pada masa ini tentunya mempunyai proses sekarang karena belajar bisa menjadi tersendiri yang tidak terungkap bekal dalam menjalani kehidupan sepenuhnya pada materi sejarah apalagi kita belajar tentang sebuah nasional yang ada di silabus karena sejarah dari masa lalu dengan belajar sejarah lokal adalah sejarah itu sendiri. sejarah, apalagi belajar sejarah lokal kita Sejarah keramik telah ada sejak sendiri kita dapat mengetahui puluhan ribuan tahun lalu. Suatu kehidupan pada masa lalu dan apa saja sumber mengatakan bahwa keramik yang mereka ciftakan. Maka dengan itu telah ada pada zaman Neantherthal sejarah lokal dapat kita jadikan sumber (70.000-35.000 SM) dengan atau bahan pembelajaran disekolah ditemukannya bentuk wadah dari tanah untuk diterapkan. liat yang dibakar. Namun pada saat itu Dalam pengertian objektif, sejarah keramuk belum memiliki motis dimana lokal adalah proses perkembangan kebanyakan keramik sekarang. Tetapi keaktifan kemanusiaan didaerah pada saat itu keramik masih terbuat dari tertentu. Pengertian disini adalah tanah liat yang dibakar rendah sehingga lingkungan geografis tertentu yang kurang kuat, seiring berjalannya waktu mana sudut arealnya dapat diperluas proses pembuatan keramik ada dan dipersempit karena sejarah lokal kemajuan dimana diketahui pada masa cendrung bias (Priyadi, 2012: 163). kedinastian tiongkok mulai membuat Pengertian sejarah lokal tidak berbelit- keramik dengan kualitas tinggi (Nia, belit seperti daerah atau regional. Istilah 2011: 11-12). Keramik perlu di lokal mempunyai arti suatu tempat, atau didiskusikan secara khusus, karena dari

177

Riki Pratama Putera. Keramik Situs Gede Ing Suro sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMK Muhammadiyah 03 Palembang

sisi keilmuan sejarah bukan hanya penelitiannya koleksi keramik Tiongkok penting dari segi arkeologi, tetapi juga yang terdapat di Museum untuk rekonstruksi sejarah perdagangan Ranggawarsita , berdasarkan antara dan Tiongkok. Sebagai tipologi, zaman dan lokasi penemuan contoh banyaknya pecahan piring, keramik tersebut. Penelitiannya ia sendok atau barang pecah belah yang jadikan sumber pembelajaran sejarah ditemukan di Indonesia merupakan sehingga berguna untuk bahan ajar. keramik yang dibuat pada masa Dinasti Berikutnya Penelitian keramikoleh (Tjandrasasmita, 2009: 103). Dimana Nini Aprika pada tahun 2016 dengan keramik masuk dibawa oleh pedagang judul penelitian Temuan Permukaan dari china. Sama halnya dengan jalur Keramik dan Tembikar di Desa Durian sutra keramik juga mempunyai jalur Gadis Sebagai Sumber Pembelajaran perdagangan sendiri atau sering disebut Sejarah di SMA Candradimuka jalur sutra maritim. Porselen dalah jenis Palembang, dimana hasil penelitian keramik yang sangat diminati di tersebut memiliki kesimpulan “Temuan Nusantara contohnya saja pada masa permukaan yang berupa pecahan dinasti Ming, pemakaian tungku keramik dan tembikar yang terdapat di pemanas naik pada saat itu (Sen, 2010: Desa Durian Gadis merupakan 70-71). peninggalaan bersejarah yang Secara umum keramik dapat dibagi membuktikan bahwa di desa Durian menjadi wadah, misalnya guci, Gadis masih memiliki nilai sejarah pada tempayan, piring atau mangkuk dan peninggalan-peninggalan tersebut. bukan wadah misalnya figuran, baik Temuan keramik dan tembikar ini bisa manusia maupun hewan. Pada di jadikan sebagai sumber pembelajaran dasarnya, setiap pecahan wadah bagai siswa SMA terutama sejarah memiliki unsur-unsur yang dapat kelokalan.” Dan itulah kesimpulan dari diamati, misalnya profil, berkenaan penelitian tentang keramik dan dengan orientasi bentuk penampung tembikar yang dibuat oleh Nini Aprika. pecahan wadah, apakah merupakan Penelitian tersebut membahas tentang wadah terbuka, tegak atau tertutup, nilai sejarah peninggalan-peninggalan rupa berhubungan dengan bentuk tiga keramik, perbedaan penelitan tentang diukuran, meliputi diameter, ketebalan, keramik dengan yang saya ambil tinggi, panjang dan lebar. Dari seluruh keramik Gede Ing Suro. bagian pecahan, bagian dasar dan tepian Maka dari latar belakang tersebut adalah pecahan yang dapat dijadikan peneliti tertarik untuk meneliti tentang atribut kuat sebagai identifikasi keramik yang berasal dari situs Gede keramik. Identifikasi keramik meliputi Ing Suro sebagai bahan penelitian saya zaman Dinasti ataujuga abad yang berjudul“Keramik Situs Gede Ing pembuatan keramik. Atribut yang dapat Suro Sebagai Sumber Pembelajaran Siswa digunakan dalam penelitian keramik Di SMK Muhamadiyah 3 Palembang”. untuk mengidentifikasi ialah dapat dilihat dari pertanggalan pembuatan, B. Metode Penelitian dari bentuk hiasan karna keramik Dalam suatu penelitian terdapat umumnya memiliki hiasan dan glasir sebuah metode. Pada umumnya metode (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, adalah sebuah cara atau sebuah 1999: 65). prosedur untuk mendapat objek yang Penelitian keramik dapat dijadikan dicari dalam penelitian atau dapat juga sumber pembelajaran sejarah karena dikatakan bahwa metode sebuah cara dalam penelitian keramik kita akan untuk berbuat mengerjakan sesuatu membahas bagaimana masuknya sistem yang terencana dan teratur. dari keramik ke Nusantara terutama uraian tersebut dapat dikatan bahwa Sumatera Selatan. Penelitian keramik metode selalu berkaitan dengan pernah dilakukan oleh Abdul Habib prosedur, proses, atau teknis yang pada tahun 2016 yang berjudul sistematis untuk melakukan penelitian

178 SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 2, No. 2 (Juli-Desember 2020): 176-183.

disiplin tertentu.Pada penulisan skripsi penunjang pendidikan bagi anak ini peneliti menggunakan motode didiknya. Terdapat guru-guru dengan penelitian deskriptif kualitatif, yang kualitas mumpuni yang kompeten menggunakan cara pengumpulan data dibidangnya, kegiatan penunjang sumber-sumber sistematis dan pembelajaran seperti ekstrakurikuler menggunakan data secara (ekskul), organisasi siswa, komunitas terperinci.Penelitian kualitatif adalah belajar, tim olahraga, dan perpustakaan penelitian tentang riset yang sehingga siswa dapat belajar secara bersifat deskriptifdan cenderung maksimal. Proses belajar dibuat menggunakan analisis. Proses dan senyaman mungkin bagi peserta didik makna (perspektif subjek) lebih dan waktu pembelajaran dilakukan ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. pada waktu pagi. SMK Muhammadiyah Landasan teori dimanfaatkan sebagai 03 Palembang Memiliki peserta didik pemandu agar fokus penelitian sesuai 393 orang (laki-laki 121 dan perempuan dengan fakta di lapangan. Selain itu 272) pada tahun 2018/2019. landasan teori juga bermanfaat untuk Proses pembelajaran di SMK memberikan gambaran umum tentang Muhammadiyah 03 Palembang latar penelitian dan sebagai bahan sudah menggunakan Kurikulum 13. pembahasan hasil penelitiaan. Dimana penilaian di ambil dari 4 aspek. Istilah penelitian kualitatif menurut yaitu pengetahuan, keterampilan, sosial, Kirk & Miller pada mulanya bersumber dan spiritual. Pembelajaran sejarah di pada pengamatan kualitatif yang di SMK Muhammadiyah 3 Palembang pertentangkan dengan pengamatan diajarkan oleh Bapak Purmansyah, S.Pd. kuantitatif. Lalu mereka mendefinisikan Bapak Purmansyah mengajar bahwa metodologi kualitatif adalah menggunkan buku paket yang ada tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan seperti Airlangga dengan metode dan social yang secara fundamental model pembelajaran yang bervariatif. bergantung pada pengamatan pada manusia dan berhubungan dengan Keramik Situs Gede Ing Suro sebagai orang-orang tersebut dalam bahasnya Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA dan dalam peristilahanya (Rahmat, 2009: Muhammadiyah 3 Palembang 1). Berbagai penelitian yang dillakukaan Proses pembelajaran pada hakikatnya dewasa ini, sebagian besar diarahkan untuk membelajarkan siswa menggunakan paradigma penelitian agar dapat mencapai tujuan yang telah kualitatif, baik yang fenomenologis, membelajarkan siswa agar dapat naturalistic maupun simbolik. Penelitian mecapai tujuan yang telah ditentukan. kualitatid memang mengasyikan karena Dengan demikian, maka proses sala satu teknik pengumpulan datanya pengembaganan perencanaan dan memakai pendekatan partisipatif desain pembelajaran, siswa harus (Rahmat, 2009: 5). dijadikan pusat dari segalah kegiatan. Berdasarkan uraian diatas bahwa Artinya, keputusan-keputusan yang metode penelitian ini menggunakan diambil dalam perencanaan dan desain deskriptif kualitatif yaitu berupa riset pembelajaran disesuaikan dengan yang cendrung menggunakan analisis. kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat C. Pembahasan dan bakat, motivasi belajar, dan gaya Deskripsi Singkat SMK belajar siswa itu sendiri (Wina, 2008: 9). Muhammadiyah 03 Palembang Sedangkan mata pelajaran sejarah Merupakan salah satu sekolah adalah mata pelajaran yang mempelajari menengah yang berlokasi di Jl. Jendral kehidupan atau pristiwa-pristiwa Ahmad Yani, 13 Ulu, Seberang Ulu I penting pada masa lampau.Peninggalan tepatnya di kota Palembang, provinsi sejarah yang membahas tentang Sumatera Selatan. Sekolah ini pristiwa pada masa lampau dapaat menyediakan berbagai fasilitas dijadikan bahan bukti sejarah. Dalam

179

Riki Pratama Putera. Keramik Situs Gede Ing Suro sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMK Muhammadiyah 03 Palembang

pembelajaran sejarah peninggalan- dengarkan dan juga bisa sebagai peninggalan sejarah dapat dijadikan pemecahan masalah berkelompok sebagai bahan atau materi dalam secara bersamaan. Untuk ceramah yaitu pembelajaran sejarah (Putri, dkk., 2015). dengan memberikan ucapan secara lisan Menurut bapak Purmansyah, S.Pd. kepada anak atau sedikit mencerikan Pembelajaran sejarah adalah pelajaran suatu kejadian yang ada didalam materi, yang membahas masa lalu baik itu pada proses selanjutnya Tanya jawab peninggalan benda maupun pristiwa guru bisa melihat bagaimana siswa bisa sejarah, dimana dalam pembelajaran pengetahuan yang diberikan dan pada sejarah guru harus banyak membaca metode akhirnya dengan pemberian untuk menambah wawasan dalam tugas. mengajar. Jadi dari penjelasan diatas maka Dalam proses pembalajaran di SMK dapaat diuraikan bahwa pembelajaran Muhammadiyah 3 Palembang peserta sejarah di SMK Muhammadiyah didik bisa menambah dan pengetahuan- Palembang telah bejalan dengan baik, pengetahuan yang ada, di sekolah ini dengan di lengkapi fasilitas yang cukup dulunya menggunakan kurikulum memadai. Dan juga SMK Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Muhammadiyah sudah memakai (KTSP ) dan pada tahun-tahun kurikulum K13. Serta dalam berikutnya telah berubah dengan pembelajaran guru harus banyak kurikulum 2013. Kurikulum 2013 membaca untuk menambah wawasan. mempunyai beberapa aspek penilaian, Dalam memahami materi pelajaran antara lain aspek pengetahuan, aspek khususnya materi tentang keramik situs keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Gede Ing Suro seorang guru harus Di dalam Kurikulum 2013, terutama di banyak membaca dokumen-dokumen dalam materi pembelajaran terdapat yang ada tentang Keramik Situs Gede materi yang dirampingkan dan materi Ing Suro dan mencari informasi melalui yang ditambahkan, sesuai dengan apa saja untuk mencari datanya. kompetensi Inti (KI) dan kompetensi Menurut bapak Purmansyah S.Pd., Dasar (KD) dalam silabus dan RPP. umur 26 tahun, pekerjaan guru Sejarah Menurut bapak Purmansyah S.Pd., (wawancara jam 10:00 WIB, tanggal 16 umur 26 tahun, pekerjaan guru Sejarah Mei 2019) di SMK Muhammadiyah 3 (wawancara jam 10:00 WIB, tanggal 17 Palembang, untuk melakukan Mei 2019) di SMK Muhammadiyah 3 pengayaan pembelajaran sejarah lokal Palembang, kurikulum 2013 merupakan tentang Keramik Situs Gede Ing Suro suatu perubahan yang terjadi system harus mempunyai kriteria pokok pendidikan yang menurutnya siswa pemilihan materi pembelajaran sehingga harus lebih aktif dalam proses kegiatan mengacu pada Standar Kompensi dan pembelajaran dan gurunya hanya Kompetensi Dasar, Dengan kata lain sedikit aktif dalam pemberian materi materi yang diambil layak dan pembelajaran. Sehingga siswa harus disesuaikan sehingga menunjang pada lebih giat lagi dan harus peka terhadap pencapaian Standar Kompensi dan apa yang disampaikan oleh gurunya. Kompetensi Dasar yang telah Menurut bapak Purmansyah S.Pd., ditentukan oleh kurikulum yang ada. umur 26 tahun, pekerjaan guru Sejarah Baru kemudian materi dapat (wawancara jam 10:00 WIB, tanggal 17 dikembangkan dalam proses Mei 2019) di SMK Muhammadiyah 3 pembelajaran. Materi penelitian tentang Palembang, metode yang digunakan Keramik Situs Gede Ing Suro telah yaitu diskusi, ceramah, tanya jawab sera disesuaikan dan termasuk Standar pemberian tugas. Menurunya diskusi itu Kompetensi pada silabus dan RPP, merupakan suatu metode yang untuk lebih memperjelaskan dipaparkan digunakan guru untuk melihat tingkat sebagai berikut : kemampuan pada siswa sampai mana Standar Kompetensi : 3. mereka bisa menyerap apa yang mereka Mengumpulkan informasi terkait

180 SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 2, No. 2 (Juli-Desember 2020): 176-183.

dengan pertanyaan mengenai Dari hasil wawancara dengan bapak kehidupan manusia purba, asal-usul Purmansyah S.Pd., umur 26 tahun, nenek moyang bangsa Indonesia, hasil- pekerjaan guru Sejarah (wawancara jam hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat 10:15 WIB, tanggal 18 Mei 2019) di SMK praaksara melalui bacaan sumber- Muhammadiyah 3 Palembang, tentang sumber yang ada di museum atau Keramik Situs Gede Ing Suro. Beliau peninggalan-peninggalan yang ada di sudah memahami nilai sejarah yang da lingkungan terdekat. pada Keramik Situs Gede Ing Suro serta Kompetensi Dasar : 3.6. Menganalisis dapat menjadikan materi tentang perkembangan kehidupan masyarakat, Keramik Situs Gede Ing Suro sebagai pemerintahan dan budaya pada masa materi pembelajaran sejarah di kelas X kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta dapat dikembang menjadi sejarah serta menunjukkan contoh bukti-bukti lokal. yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. D. Kesimpulan Jadi materi yang peneliti ambil Dari penelitian yang telah dilakukan tentang Keramik Situs Gede Ing Suro oleh penulis skripsi yang berjudul dapat dijadikan materi pembelajaran Keramik Situs Gede Ing Suro Sebagai sejarah lokal di kelas X, dengan materi Sumber Pembelajaran Sejarah SMK Keramik Situs Gede Ing Suro dapat Muhammadiyah 3 Palembang, maka dikembangkan dan diperkenalkan dapat diambil kesimpulan sebagai kepada peserta didik, sebagai upaya berikut : menumbuhkan rasa cinta terhadap Keramik situs Gede Ing Suro sejarah lokal khususnya Keramik Situs merupakan peninggalan bersejerah yang Gede Ing Suro. membuktikan bahwa situs Gede Ing Menurut bapak Purmansyah S.Pd., Suro memiliki banyak nilai sejarah yang umur 26 tahun, pekerjaan guru Sejarah terpendam yang dapat digali lebih (wawancara jam 10:15 WIB, tanggal 18 dalam lagi. Temuan keramik situs Gede Mei 2019) di SMK Muhammadiyah 3 Ing Suro ini dapat dijadikan sebagai Palembang bahwa penelitian tentang sumber pembelajaran sejarah bagi Keramik Situs Gede Ing Suro untuk pendidikan SMA/SMK terutama untuk sumber pembelajaran sejarah dapat sejarah kelokalanyang dapat memberikan manfaatnya bagi siswa dan disesuaikan dengan silabus dan RPP gurunya, pada siswa bisa menambah pada Kompetensi Inti 3 dan pengetahuan, infromasi, dan Kompentensi Dasar 3.6. mengetahui hasil peninggalan budaya yang situs Gede Ing Suro dan bagi guru Daftar Referensi bisa menambah bahan ajar yang akan Afifudin, Saebani Ahmad Beni. (2009). dijadikan materi sejarah pada kelas X Metologi kualitatif. :CV (sepuluh) dan dapat dimanfaatkan Pustaka Setia. untuk sumber penelitian yang R.H.M Akib, (1969). Sejarah Palembang, selanjutnya. Palembang: Pidato Dies. APDN. Menurut bapak Purmansyah S.Pd., Ananda Faisal dan Watni Marpaung. umur 26 tahun, pekerjaan guru Sejarah (2016). Metodologi Penelitian Hukum (wawancara jam 10:15 WIB, tanggal 18 Islam. Jakarta: Prenadamedia Group. Mei 2019) di SMK Muhammadiyah 3 Bambang Budi Utomo, (2011). Atlas Palembang, tentang Keramik Situs Gede Sejarah Indonesia Masa Islam. Jakarta : Ing Suro dapat dijadikan sebagai Direktorat Geografi Sejarah. sumber pembelajaran sejarah di kelas X Djamarah. (2010). Guru dan Anak Didik (sepuluh) dapat dimasukan kedalam Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Rineka Cipta. pada pembelajaran sejarah kelas X Dimyanti dan Mudjiono. (2015). Belajar (sepuluh). Untuk mengenalkan situs dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka bersejarah Gede Ing Suro. Cifta.

181

Riki Pratama Putera. Keramik Situs Gede Ing Suro sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMK Muhammadiyah 03 Palembang

Endraswara Suwardi. (2006). Metode Sanjaya Wina. (2015). Perencanaan dan Teori Teknik Penelitian Kebudayaan. Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: : Widyatama. Kencana. Edraswara Suwardi. (2009). Metodelogi Sari, Nasmi Herlina. (2018). Material Peneltitian Folklor. Yogyakarta Tenik.Yogyakarta: Deepublish. :Medress. Satrianawati. (2018). Media dan Sumber Irwanto Dedi, Sair Alian. (2014). Belajar. Yogyakarta: Deepublish. Metodelogi Historiografi Sejarah. Semiawan R. Conny. Metode Penelitian Yogyakarta:Eja_Oublisher. Kualitatif jenis,karakter, dan keunguglan. Jalinus Nizwardi dan Ambiyar. (2016). Jakarta : Frasindo. Media dan Sumber Pembelajaran. Siregar Eveline, Nara Hartini. (2010). Jakarta: Kencana. Teori Belajar dan Pembelajaran. : Julia. (2018). Orientasi Gaya Piringan Ghalia Indonesia. Kacapi Indung dalam kesenian Tembang Sparno Paul. (2008). Riset Tindakan untuk Sunda Cianjur di Jawa Barat. Jawa Penelitian Pendidiakn. Jakarta :PT Barat : UPI Sumedang Pres. Grasindo. Kartika. (2007). Budaya Nusantara Kajian Suardi. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Konsep Mandala dan Konsep Tri- Yogyakarta: Deepublish. loka/Buana Terhadap Pohon Hayat pada Sudono Anggani. (2000). Sumber Belajar Batik Klasik.Bandung: Rekayasa Sains dan Alat Permainan. Jakarta : PT Bandung. Grasindo. Koentjaraningrat. (2009). Sejarah Teori Sukesi Keppi. (2015). Gender & antropologi. Jakarta :Universitas Kemiskinan di Indonesia. :UB Indonesia. Press. Komaria Aan,Satori Djam’an. (2009). Sutrisno Mudji dan Hendar Putranto. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : (2005). Teori-Teori Kebudayaan. Alfabeta. Yogyakarta: Kanisius. Madjid Dien, Wahyudi Johan. (2014). Suwarno. (2012). Sejarah politik Indonesia Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Modern. Yogyakarta:Ombak. Kencana. Tan Ta Sen. (2010). Cheng HoPenyebaran Marwiyah, dkk. (2018). Perencanaan Islam Dari China ke Nusantara. Jakarta: Pembelajaran Kontemporer Berbasis Kompas Media Nusantara. Penerapan Kurikulum 2013. Uka, Tjandrasasmita. (2009). Arkeologi Yogyakarta: Deepublish. Islam Nusantara. Jakarta: Gramedia Masyur Sema. (2008). Negara dan Digital. Korupsi. Jakarta : Yayasan Obor Warsito. (2012). Antropologi Budaya. Inodnesia. Yogyakarta: Ombak. Nia Gautama. (2011), Keramik Untuk Yaumi Muhammad & Damopoli Hobi dan Karir. Jakarta : Gramedia Mujiono. (2014). Action Research Teori, Pustaka Utama. Metode, dan Aplikasi. Jakrta: PT Pajar Nor Juliansyah. (2011). Metodologi Interpratama Mandiri. Penelitian. Jakarta : Kencana. Yusuf Muri. (2014). Metode Penelitian Pawito. (2007). Penelitian komunikasi Kuantitatif, Kualitatif &Penelitian kualitatif. Yogyakarta:Lkis Gabungan. Jakarta:Kencana. Yogyakarta. Rahmat Saeful Pupu, Penelitian Priyadi, Sugeng. (2012). Konsep, Metode Kualitatif, Ewuilibrium, 2009,volume dan Tantangannya. Yogyakarta : 5no 9, h,7. Ombak. Pusat Penelitian arkeologi Nasional, Riski Sri Wati. (2016). Kepemilikan Media (1999) hal. 65 Ideologi Pemberitaan. Yogyakarta :CV Putri, Dkk. Jurnal dan Pembelajaran Buadi Utama. Sejarah, Kalfataru : Program Rusman. (2011). Model-model PendikanSejarah Juran Ilmu Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Pengetahuan Sosial FKIP Niversitas Grafindo Persada. PGRI Palembang, 2015 Vol 1 no 2

182 SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 2, No. 2 (Juli-Desember 2020): 176-183.

Falahudin Iwa,”Pemanfaatan media dalam pembelajaran”, Jurnal lingkaran Widyaiswara,2014,edisi 1 no. 4,hlm 107.

183