PENGABDIAN MASYARAKAT: PENDOKUMENTASIAN KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA

Tim Pengabdian Masyarakat

Universitas Katolik Parahyangan - Sekolah Tinggi Teknologi Abstrak 3

BAB 1. MITRA KEGIATAN 3

BAB 2. PERMASALAHAN MITRA 3

BAB 3. SOLUSI YANG DITAWARKAN 3

BAB 4. TARGET LUARAN 6

DAFTAR PUST AKA 6

Lampiran 7

Evaluasi Jadwal Kegiatan

Materi Kuliah Umum

Materi Diskusi Budaya

Foto-foto Kegiatan Pengabdian

Buku Pendokumentasian Objek

2 ABSTRAK Arsitektur merupakan satu dari sekian aspek budaya peninggalan sejarah dengan mempelajari pelestarian bangunan, ataupun konservasi Arsitektur. Secara garis besar, upaya pelestarian cagar budaya dilakukan dengan cara perlindungan, pemeliharaan, dan dokumentasi. Upaya perlindungan dilakukan melalui penyelamatan, pengamanan, dan perijinan. Upaya pemeliharaan dilakukan melalui konservasi dan pemugaran. Upaya dokumentasi/publikasi dilakukan melalui perekaman data dan publikasi. Adapun perekam data, merupakan rangkaian kegiatan pembuatan dokumen tentang cagar budaya yang dapat memberikan informasi atau pembuktian keberadaannya. Kegiatannya berupa pemotretan, penataan, penggambaran, survey, dan penomoran. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut kerjasama yang telah ditandatangani oleh STT Cirebon dengan Prodi Arsitektur UNPAR yang mempunyai peran untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal kepekaan dan pemahaman mengenai bangunan cagar budaya.

Bab 1. Mitra Kegiatan Mitra kegiatan yaitu STT Cirebon merupakan perguruan tinggi yang memiliki prodi Arsitektur yang beralamat di JI. Evakuasi No. 11 Cirebon dengan salah satu potensi kota Cirebon adalah Bangunan cagar Budaya. STT Cirebon sebagai satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki prodi Arsitektur memerlukan kerjasama dengan Universitas Katolik Parahyangan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswanya dalam hal kepekaan dan pemahaman mengenai bangunan cagar budaya

Bab 2. Persoalan Mitra Kegiatan Mitra memerlukan bantuan berupa dukungan dalam hal pendokumentasian bangunan dari peninggalan bersejarah. Saat ini lembaga mitra belum cukup memiliki dukungan keahlian perencanaan tersebut secara internal dari organisasinya sendiri. Karena itu diperlukan bantuan dari pihak eksternal atau pihak ketiga yang memiliki keahlian di bidang bangunan cagar budaya sebagai mitra pendukung pelaksanaan amanat tersebut

Bab 3. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kegiatan pengabdian masyarakat ini oleh UNPAR dan STTC melakukan kerjasama untuk kegiatan pendokumentasian kawasan cagar budaya Keraton Kasepuhan

UN PAR sebagai pendamping yang memberikan bantuan teknis berupa:

1. Keahlian dalam pendokumentasian gambar terukur dalam lingkup arsitektur sesuai dengan kompetensi pengabdi dan menjawab kebutuhan lembaga mitra. 2. Pendampingan lembaga mitra dalam bentuk konsultasi teknis terkait perwujudan pendokumentasian Kawasan Cagar Budaya Keraton Kasepuhan 3. Pengadaan dokumen lengkap sebagai muara dari dua pendekatan di atas, sesuai dengan standard profesi arsitektur. Metode yang dilakukan adalah pendampingan terhadap pengukuran objek siti inggil, kuliah umum bersama masyarakat dan bekerjasama dengan pihak terkait (Keraton Kasepuhan, Bappeda

3 Cirebon) karena sesuai dengan permintaan dari pihak mitra yang mengajukan usulan keterlibatan Prodi Arsitektur Unpar dalam pendampingan.

Alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan pembelajaran measures drawing dalam buku

Historical American Building Structure adalah terbagi atas alat ukur, alat tulis dan alat bantu ukur.

Gambar 1. Alat Ukur

Gambar 2. Alat tulis

Gambar 3. Alat bantu ukur

4 Kegiatan dilakukan sesuai jadwal yang telah direncanakan dengan bentuk fisik pertemuan dan koordinasi melalui rapat maupun proses persiapan dokumen dari objek Keraton Kasepuhan pada umumnya dan Siti lnggil pada khususnya.

. ·- .. -....,,,_,""""'·

" ...... v... 1i.; ...,

._. ....· ---- 1�-

1,1 ...... b

.... ,_ -�-...... _

. ;. .. . - -· .. ·"'::. .:

. .. .. : ... ,_ : ..:-

- ...... ·. . -

Gambar 4. Siti lnggil Keraton Kasepuhan

Pelaporan akhir yang dapat dilakukan dalam rangkaian pelaksanaan kegiatan dengan periode oktober-desember ini dapat menghasilkan: 1. Data sejarah obyek bangunan 2. Data arsitektur bangunan 3. Hasil pemotretan bangunan 4. Hasil pengukuran tapak dan bangunan 5. Tabel data detail bangunan D Nomor D Nama bagian bangunan D Foto D Gambar 2d & 3d D Keterangan D Referensi Urgensi data ini dapat digunakan dalam upaya tindakan konservasi yang tepat untuk pelestarian cagar budaya, khususnya keraton kasepuhan cirebon. Dalam upaya pendokumentasian ini, masih terdapat beberapa objek bangunan di kawasan cagar budaya cirebon yang memerlukan kegiatan pengukuran dan penelitian.

5 Kegiatan pengukuran dilakukan oleh mahasiswa STIC dan Unpar, memberikan pembelajaran yang baik terhadap pemahaman measured drawing dalam upaya pelestarian cagar budaya. Melihat dari pelaksanaan kegiatan ini maka diperlukan keberlanjutan kerjasama dengan melakukan pengukuran pada objek di keraton Kasepuhan maupun objek keraton Kanoman dengan penambahan jumlah anggota untuk dapat mengoptimalkan kinerja dan memperluas pemahaman untuk mahasiswa.

Kontribusi mitra pada pengukuran ini menyediakan mahasiswa sebagai sumberdaya manusia yang bertugas melakukan pengukuran dan penggambaran. Dukungan yang lain dalam bentuk pendanaan dari mitra adalah biaya bagi tim pengukuran dan penggambaran. Keberlanjutan yang dikendaki berdasarkan usulan dari mitra dan pembicaraan bersama yaitu : Melanjutkan kegiatan tahap berikutnya (2017):

0 Measured drawing pakungwati keraton kasepuhan

0 Measured drawing siti inggil keraton kanoman

Bab 4. Hasil dan Kesimpulan

Dampak dari kegiatan pengabdian ini terhadap mitra kegiatan, adalah peningkatan produktivitas mitra dan peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi dan seni di perguruan tinggi. Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan luaran adalah tabel data pengukuran lengkap dengan penjelasan dan sejarah dari objek yang diukur. Hasil kegiatan pengabdian ini dibandingkan dengan target luaran yang dituliskan pada proposal pengabdian. Harapan selanjutnya, kegiatan ini tidak hanya berhenti pada pendokumentasian saja tetapi dapat berlanjut hingga tahap publikasi dan pendokumentasian secara lengkap dari beberapa objek banguna di kawasan cagar budaya di Cirebon, sebagai upaya penyebarluasan informasi dan wawasan mengenai pelestarian cagar budaya agar dapat diketahui dan dipahami masyarakat luas.

DAFT AR PUST AKA

BAE, R. Sugihardjo. 1975. Gambar-gambar Dasar I/mu Bangunan. : R. Sugihardjo BAE.

Chiara, Joseph de and John Callender. 1980. Time Saver Standards for Building Types, 2nd edition. New York : Mc Graw Hill, Inc. 1980.

Neufert, Ernest. 1979. Data Arsitek. : Erlangga.

Sabaruddin, Arief. 2011. A-Z Persyaratan Teknis Bangunan. Jakarta: Griya Kreasi. www.nps.gov/historyhdp

6 Foto-foto Kegiatan Pengabdian LAMPI RAN: Tahap Persiapan (Koordinasi dengan Pihak Bappeda Cirebon)

7 Tahap Persiapan (Koordinasi dengan Pihak Keraton Kasepuhan Cirebon)

8 Tahap Kuliah Umum bersama mitra & Masyarakat Kuliah umum disampaikan oleh Ir. Murtiyoso nara sumber dari pihak Unpar & bp mustaqim narasumber dari mitra

9 Tahap Pengukuran

Koordinasi Pengukuran

Pelaksanaan Pengukuran

10 11 Diskusi budaya sebagai pelaporan kepada pihak terkait (Keraton Kaepuhan, Bappeda, Dinas Pariwisata, Masyarakat kota Cirebon)

]

12 13 14 . .

MATERI KULIAH UMUM CIREBON.

Sutrisno M;.irtjyoso Koordinator Lapangan.

Pengantar.

Barangk.ali Cirebon adala� satu-satunya kota di persada Nusantara yang rn�mpu membanggakan kesinambungan sejarah kotanya sejak awal abad 14, hampir 600 tahun yang lalul Dalam kasus inl Cirebon memang unik, boleh dikatakan tldak pemah mengalami bencana baik alamiah maupun karena manusia yang menlmbulkan kerusakan dalam skala kola, apalagi sampal pembumi-hangusan seperti yang dialami banyak kota-kota pesi"sir lain. Bangunan-bangunan penting di Cirebon (hampir-hampiQ tidak pemah dibongkar total; kecuali beberapa 'pembangunan' baru-baru ini. Bangunan rusak karena tidak dlgunakan lagi atau memang · ditinggalkan oleh penghuninya. Namun yang terpenting di slni adalah kenyataan bahwa Cirebon memiliki bangunan-bangunan yang tidak ada pembandingnya di tempat lain, khususnya bangunan-bangunan dari masa awal kerajean lslam. di Jawa. Bangunan-bangunan yang lahir dan tumbuh akibat kedatangan Islam adalah mesjid den ker.aton. Mesjid . ' merupakan tipologi yang benar-bener baru, bentuknya mengadaptasi bentukan yang sudah ada; sedangkan fungsinya benar-benar ban.I. Mengenal keraton, baik bentuk maupun fungsl meneruskan tradisi, perkembangannyalah yang diberi arah berbeda oleh pengaruh Islar�. Tetapi pada akhimya, keraton menjadi lebih dominan, bahkan mesjid agung/ mesjld negara terserap ke dalam komplekskraton. Katau sekarang kit.a mendengar kata •1tereton•, maka yang nampak dalam bayangan kits selalu Yogya dan Solo; hal ini tidak salah memang kedua keraton tersebut basar dan megah. Hanya jangan pula dilupakan bahwa kedua contoh tadl adalah hasll akhir suatu proses yang memakan waktu selama hamplr empat abad sejak . Kemudian, dalam prosesnya, pemah melalui periode pesisir, yaitu semasa kebangkitan dan kejayaan kota-kerajaan di sepanjang pantai Utara Jawa. Biasanya kita lupa karena memang di Jawa Tengah sudah tidak ada lagi peninggalan yang bisa dilihat. Keraton-keraton Demak, Kudus, Jepara, Tuban, Pajang, Kerta, Plered · hanya tinggal nama. r Tulisan lnl bennaksud untuk menghantar siapapun yang benninat untuk datang ke Cirebon, kemudian menyimak dan mengkaji yang nampak di sana. Mumpung masih ada.

Latar Belakang Sejarah.

Sebelum kedatangan dan kekuasaan dinasti Islam, Cirebon tidak termasuk pelabuhan yang penting di Pantai Utara Jawa. Masa itu Sunda K�lapa, Krawang (tanjung Pura, lndramayu (Dermayu) bahkan Losari lebih ramai dan penting sebagai pelabuhan Semua berubah kelika Federasl Pantura dibawah Demak memutuskan untuk meraf1!bah Jawa Barat. Sebagai pijakan pertama ke arah jtu, Cirebon ditundukkan (1470); kemungkinan besar karena tidak ter1alu besar, sehingga lebih mudah dikuasai. Seorang tokoh besar yang kemudlan bergelar Sunan Gunung Jati mulai membangun Cirebon sehlngga menjadi kerajaan-kota yang besar, kewibawaannya sejajar dengan Demak di Tengah dan Glri di Timur Jawa. Iahufl 15�5 Banten dikuasal oleh gabungan kekuatan Cirebon dan Demak, disusul 2 tahun kemudian Sundakalapa. Pelabuhan lain, Krawang dan lndramayu yang r:nemang·sucfah menampung populasl Musljm sejak lama, dengan mudah ikut bergabung dengan federasi Islam lni. ��di pada dasawarsa ketiga abad 16, segenap pesislr Utara Jawa dari Banten sampai Surabaya, ada dibawah kendali penguasa-penguasa Islam yang bemaung di'bawah kewibawaan politik Demak. Kurun ini nampak.nya menandal suatu titik pentlng dalam sejarah Jawa;.saat inilah terjadi perubahan besar-besaran hampir di segala bidang. Di bidang rellgl, agama HJndu-Buda digeser oleh Islam; sistem hegemonis Majapahit digantlkary federasi banyak negara-kota; budaya yang memusat ke pertanian berpindah ke perkotaan dan pelayaran; dan struktur masyarakat yang be11apis-lapis mulai susut. Semua ini. membawa dampak yang sangat besar bagi �rah perkembangan berikutnya. berakar pada Hal ini penting untuk dapat memahami bahwa budaya yang lingg�I di Cirebon pada �asa�ya . 15-16; WaJah lain danpada urban Pantura abad yang pada gillrannya adalah pewalis kebudayaan MaJapahrL banyak �rsamaan pewaris kebudayaan Majapahit dapat ditemui di . Oleh karena itu wajar apablla kite temul mem1h!d. banyak bentuk, baik dalam skala urban maupun detail di antara kedua kawasan ttu. Walaupun ber1 ku juga kesamaan, tldak dapat ldta rnenyimpulkan begltu saja bahwa yang ber1aku di Clreb<>n ata1,.1 Ball lalu � kite untuk di Oemak, Jepara, Tuban atau manapun pada saat itu. Variasi lokal tidak kalah banyaknya, dan tugas mengenali berbagai unsur yang ada dan memilahnya mana yang lokal mana yang umum. Kejayaan arsitektur masa ini masih dapat disaksikan pada beberapa baglan keraton dan masjid. Contoh yang paling mengesankan adalah kompleks Oalem Agung Pakungwati yang ter1etak di sisi Timur Keraton Kasepuhan Laut. sekarang. Termasuk dalam bagian ini adalah Sitl lnggll di Bara( masih digunakan sebagai baglan Keraton Kasepuhan; dan mesjid Pejagrahan di sisl Timumya. Kompleks inl sekarang tinggal reruntuhan, walaupun sebagian dinding-dindlngnya masih utuh, untuk dapat memahami kompleks lni pertu kajian mengenal arsitektur istana zaman Majapahlt, perbandingan dengan arsitektur puri di Bali dan pasareyan di Gede. Bebera�a Int. baglan keraton Kanoman, seperti Balai Wrtana dan SiU Hinggll�ya kemungkJnan besar jugs berasal dari mesa Mengenal mesjid, make masih dapat disaksikan Mesjid Agung Kasepuhan, di sisl Baral alun-alun; meSjid Panjunan di Panjunan dan mesjid Pejaorahan. Mesjid Agung Kasepuhan yang nampak sekarang merupakan hasil per1uasan dari bangunan astinya. Bagian tertua mesjid adalah bangunan kecU di dalamnya. Rupanya bangunan lni ter1etak di permukaan tanah yang lebih rendah daripada muka tanah sekarang karena tertutup oleh per1uasan kemudian. Sama halnya dengan mesjld Panjunan, muka tanah aslinya semakln tenggelam oleh lingkungannya, walaupun keadaan bangunannya lebih balk karena baglan lamanya tldak dlgunakan sebagal tempat sembahyang lagi. Nasib lain menlmpa mesjid Pejagrahan, yang lerpaksa dlrubah justru karena tuntutan para penggunanya sendiri yang semakln besar. Denahnya saja yang maslh asll, ditambah (mungkln) keempat sokogurunya. Monumen terakhlr dari periode lnl adalah kompleks pemakaman Astana Gunung Jatl pada sebuah bukit 8 km, kira-kirA dari Clrebon. Kompleks pemakaman inl menunjukkan besamya pengaruh budaya pra-lslam dalam urusan kematlan. Seperti Sunan Girt, Sunan Bayat dan Sunan Muria, Sunan Gunung Jatipuil dimakamkan di bagl bukit dan leras-teras di bawahnya dijadikan kompleks pemakaman keturunannya. Tradisl ini bertanjut terus sampal ke lmogiri di masa Malaram, bahkan sampaJ hart inl pads orang Jawa umumnya. Masa keemasan inl segera pudar. bersamaan dengan kebangkitan Malaram di pedalaman Jawa Tengah. Ketika Mataram mencapal puncak kejayaannya di bawah Agung, maka status Cirebon sudah surut sekedar kerajaan bawahan (mancanegara) Malaram. Sepeninggal Sultan Agung dan Panembahan Ratu pada 17, pertengahan abad penguasa Cirebon bahkan dijadlkan sandera di Plered, lbukota Malaram. Kejatuhan 150 Amangkurat I dan awal kekacauan di Jawa yang akan bertangsung hampir tahun non-stop, memberi kesempatan kepada keturunan dinasti penguasa Clrebon untuk kembali dan mencoba menegakkan kewibawaan lagi:. Sayang sia-sia. Kekuasaan atas Clrebon dibagi kepada ketiga orang pangeran keturunan Panembahan Girilaya, menjadi Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman dan Kadlpaten Kacerbonan. Perpecahan· ini dlnyatakan dengan pembangunan dua keraton di Cirebon, Keraton Kasepuhan dibangun di sisi Baral palem Agung Pakungwati; dan �I Keraton Kanoman di lapak lstana penguasa lama (pra-lslam) Clrebon Lemah Wungkuk. Jadi kedua keraton ini di bukan keraton yang sama sekali baru, seperti lazimnya. dinastl Mataram Jwa Tengah, tetapi merupakan pertuasan atau renov� keraton yang sudah ada sebelumnya. 18, Pada awal abad ketika Cirebon sudah sentosa di bawah pertindungan Batavia, dibangun proyek spektakuler Astana Sunyaragi di luar kota Cirebon ke arah Barat, yaitu jalur putba yang menuju KunJngan dan ber1anjut ke Sumedang atau Clamls (Galuh). lstana lni sungguh luar biasa, karena besamya dan sistem hidroliknya; mungkin tidak kalah rumitnya dengan di Yogyakarta; beberapa sarjana bahkan berpendapal bahwa Hamengkubuwono I memperoleh lnsplrasl untuk membangun Taman Sari dari lstana Sunya Ragi ini. Sesudah lnl, tJdak ada pembangunan besar-besaran lagi, Keraton Kacerbonan yang didirikan pada awal abad 19 18 lebih merupakan suatu dalem (rumah bangsawan) besar. Lagipula memeng sejak pertengahan abad Cirebon mulai mengalami pemiskinan besar-besaran sebagal ResidenUe Cheribon yang dlkuasal langsung oleh 18 Batavia. Para pejabat VOC sejak pertengahan abad menguras habls-habisan Residentie lni tanpa kendali dari Batavia maupun pertawanan para bangsawan setempat. Oitambah pule bencana kelaparan yang berulang kall 10 1719 - 18121). melanda kawasan lni (paling tJdak tahun sekali di antara Mungkin lidak ada kawasan lain yang lebih menderita dari Cirebon di bawah pengawasan Belanda. D A. Keraton Kasepuhan D Obyek Peninjauan Pekaranga�pekarangan Keraton. Bangsal-bangsal utama Keraton Kasepuhan Balekambang dan gunungan lndrakila D Keterangan Keraton ini didirikan sejak Panembahan Ratu I naik tahta menggantikan buyutnya, Sunan Gunung Jati pada tahun 1570. Mungkin ini merupakan tradisi lama, ketika seorang raja mangkat, maka penerusnya tidak mungkin mengusir para kerabat tuanya, jadi penguasa baru lebih baik membangun kedlaman baru, untuk mengurangi pengaruh mereka. Tradisl ini sudah nampak sejak Mataram Kuna dan masih berlanjut sampal Mataram Islam, sebelum terpasung kontrak dengan Batavia. Di Cirebon, karena perpindahan lni tidak jauh, maka ada baglan-bagian keraton lama yang masih digunakan atau dipertahankan dalam tatanan yang baru. Sekarang sulit untuk dapat memastikanbagian-baglan mana yang tennasuk lama, baglan pembangunan awal dan bagian yang berupa tambahan baru kemudian. . Baglan paling depan, SitJhlnggil, adalah bagian d�rl Dalem lama, tetapl dipertahankan eksistensi dan fungslnya. lnl bukan berartJ tidak ada perubahan sama sekali, baglan-baglari pagar dan paduraksanya sudah ada yang diperbaharui (ada yang abad 19). Demikian juga bagunan­ bangunan kayu di atasnya, pastJ pemah diganti; kita hanya menganggap bahwa bentuk keseluruhannya tetap dipertahankan. Sesudah Sitihinggil, adalah pelataran Kemandungan, bangunan d.i ata;Snya sudah tidak ada. Di seberangnya terdapat LanggarAgung, sarans peribadahanbagi penghuni Keraton. Semua itu ada pada bagian terdepan, melalul Gerbang Lonceng (sudah tidak ada loncengnyal) kita masuk ke bagian dalam. Sekarang di tengah-tengah terdapat Bunderan Dewandaru dengan S6pasang area singanya. Di sisi Timur terdapat gedung Kereta dan di sisl Baral Museµm Keraton. Melalul lnl tibalah kila di Jinem Pengrawit dengan lengkungnya yang sangat E1'0pa. Waiau demikian, kemungklnan besar bagian depan keraton lnl adalah salah satu bagian yang tertua. Melalul Jinem lni kita sampal di Bangsal Pringgondant yang relatif muda, kemudian Bangsal Prabayaksa dan tementi di depan Bangsal Agung, tempat duduk Sultan, yang mestlnya merupakan bagian tertua juga; sayang dari penampilannya tid.ak memperlihalkan ketuaannya. Di sebelah Barat adalah Keputren, sedangkan di Timur adalah kediaman Sultan, Dalem Amm dengan Jinem Arum sebagal pendoponya. Di sisi llmur Dalem Arum terdapat sebuah kolam, Balekambang dan di dekatnya Gunungan lndraklla, satu dari empat guoungan yang dulu ada di belakang Keraton. D Ti njauan Anatoml, tata ruang dan tata rupa bangunan Penonjolan bagian-bagian khusus. Per1ambangan dan Makna Kegunaan dan Tata guna bangunan D Titi k Berat 1. Organisasi Ruang: - bentukan-bentukan ruang yang tefjadi - h�bungan antara masing-masing ruang - orientasi dan alokasi ruangan 2. Bangunan-bangunan dalam kawasan - sosok bangunan-bangunan - hirarld bangunan - dinamika dan penyelesalan hubungan entar ruang - sistem struktur dan konstruksi D Tugas Bual evaluasi mengenal potensl-polensi dari bentukan arsitektur yang ditentukan, ditinjau dari segi tata kota, konservasi dan peningkatan mutu lingkungan. D B. Dalem Agung Pakungwati D Obyek Peninjauan Dalem Agung Pakungwati Mesjid Pejagrahan dan kanal ke laut Lawangsanga D Keterangan Batas-batas Dalem Agung Pakungwati sudah tidak dapat dipastikan lagi sekarang. Menurut keterangan, Sitihinggil tennasuk bagian dari OAP, tetapi diakomodasikan ke dalam tatanan baru. Sekarang yang tertinggal pada kita hanyalah bataS-:batas pek&rangan dalem tersebut, itupun tidak tertalu lengkap lagi. Demikian juga keletakan peghubung antar pekarangan sudah tidak jelas. Beberapa nampak ditutup, ebagian pembukaanjuga nampak sebagal pembongkaran. Tempat masuk yang ada merupakan suatu pekarangan terbuka dengan bekas gapura di slsi Barat dan dlnding kerawang yang terjadl dari susunan bata yang membentuk pola wajik, seperti masih dapat kita sakslkan di Bali. Sesudah itu terdapat kolam dari batu yang sangat menarik dan dipercaya sebagal tempat mandi keluarga raja. Dari sinl, melalui pekarangan sempit, kita sampai pada kolam lain, dinamal Sumur Upas, tempai mencuci persenjataan para ksatria yang tinggal di pekarangan sebelahnya ( sisl Utaranya). Kolam lnl langsung bertiubungan dengan pekarangan

yang sekarang dlisl dengan dua buah bangunan sedertlana, bangunan di sisi Barat lebih penting · karena di belakang pagar bambu itu terdapat satu-satunya bangunan peninggalan jaman OAP, yaitu Paseban. Di belakang Paseban ini tertetak pekarangan inti yang dianggap keramat karena dlsitulah pemah bersemayam Sunan Gunung Jati dan mertuanya, Pangeran Cakrabuana, cikal-bakal Cir-ebon. Dua bangunan yang ada adalah rekaan baru, walaupun beberapa bekas batur menunjukkan bahwa di dalam pekarangan ioi pasti terdapat beberapa bang1.1nao. Baglan yang paling menarik dari kompleks lnl, ada di sisl Selatan, suatu tam.an air yang fantastis (pada waktunyal) dan merupakan pendahulu bagl Sunyaragi. Teman inl dlatur dengan jalan-jalan rahasia dan sistem hidrolik yang sekarang sudah tidak kelihatan. Rupanya pada abad 15, k.awasan ini masih beraw8-('8wa sehingga pengallran air tklak meojadi masalah. Mengenai masalah air lnl maslh ada bukti berupa masjid kecil di seberang Paseban yang sampai sekarang bemama Pejagrahan, dan dipercaya berasal dari kata Jala dan Grahe, atau rumah di

atas air. Pencapaian ke mesjid ini· tidak bisa langsung, karena sekarang mesjid ini sudah ter1etak di tengah-teng'ah kampung. Bangunan terakhlr adalah bangunan Lawangsanga di tepi Kali Kasunean, jela·s merupakan kantor Syahbandar pada masanya. Na mun umumya tidaklah setua OAP, nampak dari penggunaan tebar layar massif, pengaruh Batavia; tetapi diletakkan sebagai penyangga konstruksl atap dengan · susunan balok khas Cina. O Tinjauan Anatomi, tata ruang dan tata rupa bangunan Penonjolan bagian-bagian khusus. Pertambangan dan Makna Kegunaan dan Tata guns bangunan O Ti ti k Be rat 1. Organisasi Ruang: - bentukan-bentukan ruang yang terjadi - hubungan antara masing-masing ruan!} - orientasl dan alokasi ruangan 2. Bangunan-bangunan dalam llawasan - sosok bangunan-bangunan - hirark.i bangunan - dinamika dan penyelesaian hubungan antar ruang - sistem struktur dan konstruksi D Tugas Buat evaluasi mengenai potensi-potensi dari bentukan arsitektur yang ditentukan, ditinjau dali segi tata kola, konservasl dan peningkatan mutu lingkungan. ALUN-ALUN

PANCANlTl PANCARATNA D o D

TAMAN GlYANTl

MASJJD PEJAGRAHAN 0 �GAR AGUNG

0

KEPUTREN

[l

b 1 0 20 30 . 40

KERATON KASEPUHAN CIREBON N so r D C . Hasjid Agung Kasepuhan D Obyel:. Peninjauan: Alun-alun Kasepuhan Mesjld Agung Kasepuhan D Keterangan Masjid Agung Kasepuhan is situated at the western end of the present alun·alun. This masjid was built by sunan Jat.i as one of the mandatory appendagesof an Independenttown-state. Asis usual with oldest masjids, the orientation of th� building ls straightto Mekkah, give or take a couple of degrees; feature not found with younger masjids or Mataram style masjids. The original masjid still can be found inside, and itsfront door is used as present masjid's mihrab for Friday's prayer. The presentmasjld is a full elaboration of the old one, three serambis enlargethe praying hall into north, south and eastdirection. And the new roof Is higher than the presumedoriginal. Before the front door (the presentmihrab}, thereare indicatlons of a fonner existence of a moat, although we could not reckon its form and dimensions anymore because the surrounding surfaces had been raisedand tiled. The roof, strangely, Is not pyramidal but have horizontal ridge, just like ordinary hipped roof. Legends said that initially, the roof was pyramidal, like other masjids, but at one time, fire broke in the roof (probably still made from thatch, not yet wooden shingles/slrap) and destroyed the roof completely. The newone Installed was the one that su ""ived up to our tim e. Inside the masjid, we find 12 big columns in three rowsof four each at the (featera nd 18 more closerto the wall. At present, this columns do not se""e its function anymore, they are too weakenedby age, instead the 1940 restorationinstalled steel frames around these columns and thus relieved the originals from their burden. Historically, the firstexpansion was done right after the fire toward the end of 16C. A more thorough expansion was done by a patih in 1 ac, the addition of thesouthe rn wing and a serambi. Apother expansion took place In mid 19C, another serambl was added further and a smaller northern wing. A renovation in 1940, done by the Dutch Government added a shelter over the

water basin at the north side, making It necessary to build another· bigger water reservoirto supply theablution water. The present government has allocated fundsfor another allover renovation of the Kasepuhan complex in the 1970s. This timeiy renovation saved not only the MAK, but of no less Importance are the Keraton's Siti lnggil. Only last March, justafter we left it, the provincial government

· donated another hundred million rupiahs for the maintenance and minor repairs of the masjid. O Tinjauan Anatomi, tata ruang dan tata rupa bangunan Penonjolan bagian-bagian khusus. Pertambangan dan Makna Kegunaan dan Tata guna bAngunan 0 Titik Berat 1. Organisasi Ruang: - bentukan-bentukan ruang yang terjadi - hubungan antara masing-masing ruang

· - orientasi dan alokasi ruangan 2. Bangunan-bangunan dalam kawasan - sosok bangunan-bangunan - hirarki bangunan - dinamlka dan penyelesaian hubungan antar ruang - sistem strukturdan konstruksl D Tugas Buat evaluasi mengenal potensl-potensi daribentukan arsitekturyang ditentukan, ditinjau dari segi tata kota, konservasi dan peningkatan mutu lingkungan . ------v

,- - -- . ------.. ------

�--- , . ,.. -, .. ,.. "' ti( • I • :•: 14 � \� I ,.

• • I J: 1• •' /��- 1j . - . . ,. II • . - • I • • I • I ., •

I e I • I - I I

ALO!:N 2.

jCHAAL 0 ' to 20m '-'-==••c=••c=�·c=>•c:t:'====::t=::==::::1' D D. Keraton Kanoman D Obyek Peninjauan: Sitihinggil dan alun-atun Langgar Oalem

Gedong Pusaka "· Bangsal-bangsal dalam. D Keterangan Keraton ini dibangun di atas suatu tapak yang dianpiJap sebagai bangunan pertama di Cireb<>n, yaitu bangunan Bangsal Wrtana, kediaman Ki Gedeng Alang-atang, penghuni pertama kawasan lnl. Sampal sekarang, bangunan yang tertetak di bagian belaksng Keraton Hu masih dlanggap sebagal bangunan asllnya. Sekarang slsi Utara alun-alun sudah sepenuhnya tertutup oleh pasar. Alun-alunpun kurang terurus dan berkesan kumuh. Beberapa baglan dari keraton lnl pastl sudah sangat tua umumya, lebih tua dari kompleks Dalem Agung Pskungwati bahkan. Persoalannya adalah menemukan dan memilah bagian-baglan itu. Kompleks Sitihinggil dengan dominasi warns merahnya memilikl Bale Manguntur, �uatu bangunan yang sangat aneh karena walaupun dibuat dart batubata, tetapl jelas memper1ihatkan peniruan terhadap konstruksl kayu. Mungk.lnkah dulu asllnya kayu? DI sisi Tlmumya ada Mande Karesmen, tempat gametan yang berbatur tetapi berkolong. Jadl di bawah lantai papan terdapat ruang kosong. Entah apa gunanya. DI belakang (Selatan) Sltlhinggil, terdapat bangunan Paseban yang juga tldak kalah anehnyA. Langgar Dalem merupakan batas pekarangan tengah dan menuju kompleks kedhaton. Rasanya bangunan lnl juga menrupakan bangunan yang tertua dalam kompleks Keraton. Perhatlkan aling-aling, dan omamentasl di depan seramtii. Sayang interiomya sudah banyak berubah. Di sisi Timur nampak Gedong Pusaka sedang di sisi Barat nampak menara lonceng. Jauh di sisi Barat nampak bangunan Sumirang yang sekarang berfungsi sebagai penerima tamu. Kita terus ke tengah. Paling dulu nampak adalah bangunan Jinem Arum yang nampak biasa-biasa saja. UhatJah lebih dekat, perhatikan pintunyal Melalul samping kita masuk ke Bangsal Prabayaksa dengan singasana yang fantastis dan sangat teatrikal. Paling belakang adalah Bate Witana, bangunan paling tu� di Cirebon. Perhatikan hubungan antara bangunan, unsur air, penataan batu-batuan dan pembukaan-pembukaannya. Bangunan­ bangunan lain di sisi Timur adalah banguna Pulantara yang memperlihatkan teknik Belanda abad 16-17, seperti masih nampak di Pasar lkan Jakarta. Pedaleman adalah wilayah pribadi Sultan. di tua yang tid1:1k menarik, tetapi tengoklah belakangnya yang penuh seberangnya terdapatbangsal · belukar, ada kolam yang sangat menarik. D Tinjauan Anatomi, tata ruang dan tata rupa bangunan Penonjolan bagiar::i-bagian khusus. Periambangan dan .Makna Kegunaan dan Tata guna bangunan D Ti ti k Ber at 1. Organisasi Ruang: - bentukan-bentukan ruang yang terjadi - hubungan antara masing-maslng ruang - orientasl dan alokasi ruangan 2. Bangunan-bangunan dalam kawasan - sosok bangunan-bangunan - hlrarkl bangunan - dinamika dan penyelesaian hubungan antar ruang - sistem struktur dan konstruksl D Tugas Buat evaluasi mengenai potensi-potensi dari bentukan arsitektur yang ditentukan, ditinj�u dari segi tata kota, konservasi dan penlngkatan mutu lingkungan. J

ALUN-ALUN KANOMAN r

PANCANIT f D D D DD

SIT f INGGIL r ==tl nn L0 SIBLAWONG PASEBAND

0

PULANTARA J J [__ � ___....___ � �__,

D

KERATON KANO MAN - CIREBONI o E. Sunyaragi' D Obyek Peninjauan: Kompleks Astana Sunyaragi D Keterangan Kompleks bangunan ini dibangun oleh Pangeran Aria Cerbon, seorang tokoh historis yang melegenda dalam cerita rakyat, sejak tahun 1704 sampai 1741 dan dipersemt1Shkan kepada Sultan Kesepuhan·. Bangunan ini hanya digunakan sampai tahun 1852, semasa Sultan Sepuh IX dan kemudlan terbengkalai. Baru pada tahun 1940 ada sedikit perbaikan, walaupun perbaikan besar-besaran baru diadakan taht.m 1977 oleh Pemerintah RI. Kompleks ini pada dasamyaterdiri alas tiga baglan yang saling berhubungan. Baglan depan, di sisi Timur, berupa lapangan terbuka di sisl utara dan kolam besardi Selatan. Di tengahnya adalah jalan yang menuju bangunan utama baglan lnl, yaitu Bangsal Jinem. Di kiri kanannya , diaplt oleh Gua Pengawal di tepl kolam dan Mande Kemasan di bukit utara. Di belakang Bangsal Jlnem terdapat Manda Seling, sebuah pavlliun yang menghadap ke dalam. Di seberangnya tertelak kompleks tengah atau pusat. Kompleks pusat merupakan kumpulan gua dan kolam yang sallng berhubungan dan pada keadaan aslinya, menglntegrasikan j1,1ga unsur air, sehingga keseluruhannya merupakan kombinasi karang, ruangan (gua), dan tetumbuhan di tengah-tengah gemercik air yang mengalir rnembentuk tirai, yang bertindak sebagai kolam cermln, penambatan perahu dan sebagainya. Semuanya distilir dengan motif mega-mendung yang mengalami fraktalisasi dalam berbagai skala dan modifikasi. Batas antara bagian tengah dan bagian belakang merupakansuatu kolam besar berukuran 30 x 10 meter dengan paviliun di tengahnya, Kolam Bale Kambang. aagian paling Baral didominasi oleh sebuah gunung buatan di tepl danau, Gua Arga Jumut, pencapatannya melalul jalan mellngkar. Di depan gunung Int terdapat tanah lapang dengan gapura candl bentardi seberangnya. Keseluruhan kompleks ini ter1etak di tengah danau (mungkln alami dulunya) yang sangat luas. D Tinjauan Anatomi, tats ruang dan tata rupa bangunan Penonjolan bagiao-bagian khusus. Per1ambangan d�n Makna Kegunaan dan Tata guna bangunan O Ti ti k Ber at 1. Organisasi Ruang: - bentukan-bentukan ruang yang terjadi - hubungan antara masing-masing ruang - orientasl dan alokasi ruangan 2. Bangunan-bangunan dalam kawasan - sosok bangunan-bangunan - hlrarki bangunan - dinamika dan penyelesafan hubungan antar ruang - sistem strukturdan konstruksi D Tugas Bu�t evaluasi mengenai potensi-potensi dari bentukan arsitektur yang ditentukan, ditinjau dari seg1 tata kota, konservasi dan peningkatan mutu Ungkungan. . .

.• ..

...

: J. :• I I ":. --- .. \ -- .. ' . - ...... I

:

. , .. . I I r·..:.. - _ J

., I ' . I

'"' Ill .0 E a> 0 t.:J ' ' 1

SKETSA SEJARAH

PERKEMBANGAN MORFOLOGI KERATON CIREBON1

Oleh:

Mustaqim Asteja

Pendiri Komunitas PusakaCirebon Kendi Pertula

KoordinatorAMIDA Jabar Wilayah Cirebon ,[email protected]

Makalah ini berisikan berbagai sumber informasi sebagai pengantar awal pendokumentasian dan penelitian lebih mendalam untuk dapat merekonstruksi fase-fase perkembangan morfologi Keraton-keraton Cirebon dan perkembangan Tata Kota Cirebon. Dalam penelitianilmu sejarah, arkeologi, dan arsitektur untuk merekonstruksi perkembangan Kota Cirebon dan wilayah Cirebon yang lebih luas lagi, setidaknya ada beberapa lokasi yang selama ini dianggap sangat penting yaitu Kawasan Situs Keraton Kasepuhan, Situs Keraton Kanoman, Situs Keraton Kacirebonan, Situs Keraton dan Pengguron Kaprabonan, serta Kawasan Tamansari Goa Sunyaragi yang semuanya berlokasi di Kota Cirebon. Adapun lokasi lainnya adalah Kompleks Makam Sunan Gunung Jati (Astana Gunung Jati), dan Situs Makam Ki Buyut Trusmi yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon. Kawasan situs-situs tersebut dipandang penting perannya dalam mengungkapkan sejarah lokal dan regional perkembangan Kota Cirebon dan wilayah lain yang mendukungnya pada periode yang rentangnya cukup panjang yaitu antara abad ke 15 -19 M.

Gambaran Umum Wilayah Cire"fJon

Secara Historis Geografis Caruban Nagar� sebutan wilayah Cirebon tempo dahulu, pada masa awal terbentuknya mempunyai letak yang sangat strategis sebagai perbatasan diantara dua kutub kebudayaan, Budaya Sunda (Kerajaan Pajajaran) di wilayah Barnt, dan Budaya Jawa (Kerajaan Majapahit) di wilayah Timur. Budaya Sunda dan .Jawa merekat membentuk multibudaya yang khas yaitu Budaya Cirebon. Budaya Cirebonjuga rnerupakan perpaduan antara budaya Maritim (Kelautan) dengan pudaya Agraris (Pertanian). Budaya Maritim Cirebon meliputi wilayah pesisir pantai yang dinamakan Caruban Larang yang masyarakatnya sebagian besar berbahasa Jawa, sedangkan Budaya Agraris meliputi wilayah sekitar lereng pegunungan Ciremai di selatan dan pegunungan Kromong di barat yang

1 Makalah disampaikan dalam Kuliah Umum Bangunan Dan Kawasan Cagar Budaya Cirebon.Dilaksanakan atas kerjasama Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon, Jurusan Arsitektur UNPAR Bandung, dan Komunitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula. Tanggal 13 Oktober 2016 bertempat di Aula Lantai 4 Kampus STICJI. Evakuasi No. 11 Kota Cirebon.

1 dinamakan Caruban Girang, masyarakatnya berbahasa Sunda. Gunung Ciremai dan Gunung Jatj menjadi penanda Caruban Nagari dari arah lautan. Kedua Wilayah Cirebon tersebut dihubungkan oleh sebuah sungai yang hulunya disebut sungai Suba di Caruban Girang dan muaranya disebut sungai Krian di Caruban Larang. (Asteja, 2014: 1-2)

Sebagai Kota Niaga Pesisir yang mengandalkan potensi kemaritiman letak Cirebon masa itu telah dikenal dan tercatat dalam berbagai manuskrip.Manuskrip Cina" Shun-Feng Hsiang - Sung " sebuah buku pedoman pelayaran yang disusun ±..th 1430 M yang sekarang tersimpan di Bodleian Library (Oxford), menerangkan intruksi jalur pelayaran dari Shun-t'a (Sunda Pajajaran)2 kearah timur sepanjang Pantai Utara menuju Che-Li-Wen (Cirebon).Hal tersebut dikuatkan pula oleh manuskrip Portugis Suma Oriental( 1513-1515 ) karya Tome Pires menerangkan tentang Pulau Jawa yang wilayahnya meliputi Sunda dan Jawa dipisahkan oleh sebuah sungai yang bernama Chemano (Cimanuk). Di wilayah Jawa terdapat beberapa pelabuhan salah satunya Cheroboam (pelabuhan Cirebon). Charabaon (Cirebon) telah dipetakan dalam peta Asia yang. dibuat oleh Mercator dan dilengkapi oleh Hondius (1606) di Amsterdam. Da Asia, Decada IV karya Joao DeBarros (± 1496 - 1570) yang diedit oleh Joao Baptista Lavanha tahun 1615 di Madrid, terdapat peta pulau Jawa yang menggambarkan pelabuhan-pelabuhan di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa diantaranya Charabom (Cirebon) disebelah Timur River Chiamo (sungai Cimanuk). (Heuken, 1999: 30- 42, 73, 96, 106-108).

Awai Mulajadi Cirtbon sebagai nama tempat dan wilayab

Munculnya Cirebon dalam dinamika sejarah nusantara () seiring dengan awal proses Islamisasi di pulau Jawa. Sejarahwan dan arsiparis bangsa Belanda,Dr. E.C. Godee Molsbergen, mencatat bahwa Cirebon pada zaman Hindu tidak terkenal, pada saat itu terdapat peninggalan prasasti di Kawali. Di Talaga (Majalengka) ditemukan koleksi brons (patung perunggu), dan sebuah danau keramat yang dipergunak.an untuk upacara keagamaan masyarak.at pribumi yang tidak boleh dikunjungi oleh bangsa Eropa. Suatu. peristiwa penting dalam keagamaan di Cirebon adalah kedatangan seorang warga Arab, seorang penyebar agama Islam, terkenal dengan nama Syekh Israel Ibn Maulana , Falatehan, atau Susuhunan Gunung Jati3. Pada saat kedatangannya, masyarakat menghormati beliau dengan

2Pada waktu itu wilayah Cirebon masih menjadi bawahan Kcrajaan Sunda Pakuan Pajajaran. Hal itu

J Dalam catatan sejarah yang di tulis oleh orang bangsa Belanda tidak populer nama Syekh Syarif Hidayatullah sebagaimana yang terdapat pada naskah tradisi Cirebon seperti Carita PurwakaCaruban Nagari, yang identik dengan Sunan Gunung Jati (1448-1568). Mereka menyamakan dan menamakan Sunan Gunung Jati dengan nama Syekh Israel Ibn Maulana , Falatehan. Sedangkan Mr. E.W.V.Van Den Berg dalam "De Inlandsche Rangen En Titels Of En Madoera" hal 80, menamakan Sjech Noer Ad-din Ibrahim Bin Maoelana Israel yang oleh orang Jawa disingkat dengan nama Ibn. Maoelana.

2 \

mempersembahan sebuah pi.ring yang berisi sari godokan udang, yang dinamakan "Peter',4. Su�tu daerah yang bemama Pakongwati (Pakungwati), setelah itu dinamakan Tjai-rebon atau Tjir�bon. Orang-orang Portugis menulisnya Charabon. Di dalam dokumen V.O.C ditulis Tsjeribon, Chirrebon, Sirrebon. (Molsbergen; 1931:1; Terjemahan dr. lwan Satibi, 2010).

Cikal bakal berdirinya kerajaan Islam Cirebon berdiri diatas bekas wilayah Kerajaan Galuh Sunda Pakuan yang lebih populer dengan nama Kerajaan Pajajaran. Manuskrip Carita Purwaka Caruban Nagari (Selanjutnta ditulis CPCN) Karya Pangeran Aria Carbon yang 5 ditulis tahun 1720 Masehi mencatat dengan lengkap nama nagari-nagari atau kerajaan kecil bawahan kerajaan Pajajaran sebagai berikut yaitu : Nagari Surantaka, Nagari Singapura, Nagari Japura, Nagari Wanagiri, Nagari Rajagaluh, dan Nagari Talaga Manggung. Nagari­ nagari yang terletak di wilayah pesisir utara Cirebon seperti : Nagari Surantaka, Nagari Singapura, dan Nagari Japura lebih terekspos keberadaannya karena, mempunyai peran dan sumbangsih yang besar dalam masa awal pembentukan wilayah Kerajaan Islam Cirebon.

6 Nagari Singapura mencapai masa kejayaan sekitar tahun 1415 sebagai Kota Bandar Jalur Sutra Pesisir Utara Pulau Jawa dengan desaPasambangan dan pelabuhan Muara Jatisebagai pusatnya. Ki Gedeng Tapa menjadi Syahbandar pelabuhan Muara Jati dengan gelar Ki Gedeng Jumajanjati.Selanjutnya pasar desa Pasambangan menjadi salah satu pusat kegiatan perdagangan dan penyebaran Islam di Jawa khusunya wilayah Jawa Barat dikenal dengan sebutan Puser Bumi.Diceritakan pula terdapat Mercusuar di Gunung Amparan Jati yang pada malam hari cahayanya bersinar terang terlihat dari kejauhan menandai Pantai Muarajati. Mercusuar tersebut didirikan oleh angkatan bersenjata Cina yang tidak terhitung banyaknya dibawah Panglima Besar Wa Heng-ping dan Laksamana Te-Ho (Cheng­ Ho).(Atja, 1986:121-122, 158-159).

Selanjutnya menurut Pangeran Aria Carbon, Caruban Nagari adalah sebuah negeri besar yang masyarakatnya hidup makmur di bawah pemerintahan Susuhunan Jati Purba Wisesa atau Sunan Gunung Jati, salah seorang "Wali" di Pulau Jawa yang menegakkan dan menata agama Islam di Tanah Sunda. Susuhunan Jati Purba Wisesa bertahta di Keraton Pakungwati bersama uwanya, Pangeran Cakrabuwana bergelar Sri Mangana sebagai Ki Kuwu Caruban ke dua dan menjadi manggalaCaruban Nagari. Pada awalnya nama Caruban adalah Sarumban yang artinya Campuran lalu diucapkan menjadi Caruban akhimya Carbon 7 atau kini Cirebon • Wali Songo menamakan "Puser Bumi", rtegeri yang ada ditengah bumi

4 Peter kemungkinan pengucapan Belanda dari "Petis" Belendrang, yaitu Komoditi perdagangan berupa makanan yang terbuat dari sari airperasan rebon atau orang Sunda menyebutnya Cai-rebon yang rasanya Jezat untuk penyedap rasa. 5 Manusk:rip Purwaka Carbon Nagari, koleksi Museum Sri Baduga - Bandung NoJnventnris 36.510/07. I 0 6DaJam swnber arsip lainnya Singapoera scbagai sebuah nama desa di Cirebon telah tercatat dalam arsip pajak masa pemerintahan kolonial lnggris ketika menguasai Pulau Jawa (1811-1816), Details of Settlement

Cheribon 1815-1816, Sub Division ofCheribon atau desa - desa di Cirebon dengan urutan desa No. 2, pada · tahun 1 815 telah terdapat 152 Dcsa (ANRI, Cirebon Buudel Arsip 39.1). 7Campuran yang dimaksud ad;tlah penduduknya terdiri dari bcrbagai bangsa dengan adat budaya dan agama yang berbeda�beda. Meruirut Pustaka Jawadwipa U4 (h. 65/66), penghuni Desa Kebon Pesisir irebon Larang dalam tahun 1369 Saka atau 144? M. dua·tahun setelah desa tersebut dibangun. penduduknya ada 346 orang yang terdiri atas 182 pria dam 164 wanita. Perincian menurut golongannya: 196 orang Sunda, 106

orang Jawa, 16 orang Sumatera, 4 orang Semenanjung Malaka, 2 orang India, 2 orang Parsi, 3 orang Syam, 11

3 ' ' . '

Pulau Jawa.Penduduk setempat menamakan ''Nagari Gede" yang diucapkan "Garage" keµmdian menjadi "Grage". (Atja, 1986:154; Dasuki, 1978:1-2; Sulendraningrat, 1972:9).

Sketsa Kronologis Perkembangan Morfologi Keraton Cirebon

Menurut Rosmalia, salah satu Ianskap budaya di Indonesia yang berpotensi sebagai Kawasan Cagar Budaya pada tingkat nasional , maupun WHCL di internasional adalah Cirebon, yang memiliki perjalanan historis yang cukup panjang dan penting, memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh Kota-Kota lain di Indonesia. Salah satu keunikan kota Cirebon adalah keberadaan tiga keraton yang hingga kini masih berfungsi dan berpengaruh dalam membentuk kehidupan kebudayaan masyarakatnya. Ketiga keraton tersebut, yaitu : Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Ketiganya berada pada satu kawasan di Kota Cirebon.Gambaran keunikan lanskap budaya Cirebort dari kebudayaan keraton ditunjukan dengan tradisi kebudayaannya.Tradisi ini membuat wilayah Cirebon dan sekitarnya memiliki kekayaan budaya yang clianggap unik dan memiliki nilai sacral.(Rosmalia, 2016: 1-2).

Sangat sulit untuk merekonstruksi keberadaan fisik Keraton-Keraton Cirebon yang telah mengalami perkembangan �ejarah lebih dari lima Abad, salah satu kendalanya adalah sumber data yang sejaman dengan awal pembangunan keraton-keraton tersebut sulit didapatkan bahkan tidak ada clan keraton-keraton itu sendiri secara dinamis mengalami berbagai perkembangan dan kerusakan karena waktu dan cuaca alam. Namun dari data-data peta voe clan manuskrip tradisional <;irebon, merkipun belum didukung dengan kajian dan penelitian arkeologis lebih lanjut, untuk sementara dapat dikemukakan sketsa atau gambaran perkembangan morfologi Keraton-Keraton Cirebon sebagai berikut :

Dukuh Kebon Pesisir Lemahwungkuk Caruban Larang, Tanggal 14 bagian terang bulan Caitra tahun 1367 Saka yang bersamaan dengan tanggal 8 April 1445 Masehi, hari kamis, serombongan penduduk sebanyak 52 orang yang di pimpin oleh Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang mendirikan sebuah desa di kawasan Hutan Pantai yang disebut Kebon Pasisir. Penanggalan Hijriyah pada waktu itu adalah 29 Dzulhijjah tahun 847 H, atau mungkiii sudah jatuh kepada tanggal 1 Muharrram 848 H. Momentum tersebut dikenal dengan Babad Cirebon.(Danasasmita, 1983 -1984:11). Penduduk desa baru itu memilih Ki Danusela (Ki Gedeng Alang-Alang) yang telah 5 tahun bersama keluarganya bermukim dikawasan itu menjadi kuwu mereka yang Pertama. Karena Ki Danusela kebetulan menantu Ki Gedeng Kasmaya penguasa Caruban Girang, maka desa baru itu diberinama Caruban Larang atau Cirebon Pasisir. Menurut traclisi Kesultanan Kanoman, bangunan pertama yang ada di Dukuh Kebon Pesisir Lemahwungkuk Caruban Larang adalah Bangsal Witana, berasal dari kata Kawitan Ana (pertama kalinya ada) sebuah bangunan atau rumah. Terletak di sebelah barat Kawasan Kebon Jimat atau sebelah selatan/belakang Mantle Mastaka Keraton

orang Arab, clan 6orang Cina. Mereka itulah yang bersama Walangsungsang membangun Tajug di tepi pantai yang dinamai Jalagrahan. (Danasasmita,1983 -1984:49).

4 Kanoman. Bangsal ini berbentuk konstruksi Joglo di atas plafonnya terdapat ukiran Candrasangkala berbunyi Munggaling Tatahan Pranataning Ratu yang menunjukan angka tahun 1561 Saka atau-1_639 Masehi.

Dalem Agung Pakungwati, Keraton Awai di Cirebon(1452M), Terkait keberadaan 8 Keraton Pakungwati tempat bertahtanya Sunan Gunung Jati, PustakaPakungwati Carbon (1779 M) yang juga pada bagian penutupnya merujuk pada naskah Nagara Kretabhumi sebagai sumber, pada halaman 199 terdapat keterangan tentang Ietak Keraton Pakungwati yang menyinggung pula nama Cirebon sebagai berikut : Keraton itu didirikan di sebelah barat sungai Krian. Dahulu disebut Kali Carbon yang dalam zaman Hindu disebut Kali Subha, sebelah hulunya disebut Kali Gangga dan sebelah hulunya lagi disebut Carbon Girang.Di sungai ini banyak sekali rebon (udang kecil). Semasa Mbah Kuwu Carbon pertama yaitu Ki Pangalang-Alang masih hidup, ia biasa menangkap rebon di sungai irii. Sebenamya sebutan Pakungwati (nama puteri Walangsungsang dan kemudian menjadi nama Keraton Cirebon) masih ada kaitannya dengan rebon karena kata pakung berarti udang. Selanjutnya Dalem Agung Pakungwati diperluas setelah Syekh Syarif Hidayatullah atau sunan Gunung Jati diangkat sebagai Tumenggung Carbon (1479) oleh uwanya yaitu Pangeran Cakrabuana, beliau bertahta dan rnemusatkan pemerintahannya di Dalem Agung Pakungwati. Pada saat itu Dalem Agung Pakungwati dipandang sudah merupakan sebuah Keraton sebagai Kutha (Kota) pusat peinerintahan Kerajaan Islam Cirebon yang batas-batas wilayahnya tercatat dalam Naskah Mertasinga, pupuh 29:06-29:19 sebagai berikut :" ... Batas-batas Carbon pada saat itu �dalah : disebelah tinmr menyusur pantai, diselatan menyusur kali Kasuneyan, dibarat sampai kelaut lua5 sebagai batas, diutara Jagabayan yang menjadi pojok kotanya. Kearah timur-lautnya itu Pab�an batasnya. Ditarik lurus kearah selatan maka pojok tenggaranya itu di Kasuneyan. Kemudian ditarik lurus kesebelah barat, maka pojok barat itu ialah Pintu Gerbang selatan dan ke arah utara sebagai pojok barat-lautnya itu ialah Ki Gedeng Kiring batasnya, itu pintu yang sebelah utara, yang bemama Jagabayan Larang

8Menurut Kitab Carob Kandha Carang Seket, pada Carang Kaping Rolas Ian Telulas diceritakan : Pada saat itu Cirebon belum disebut Negara tetapi masih disebut desa yang dipimpin oleh seorang Kuwu, yaitu di Teg&� Pengalang-Alang. Mengapa tempat itu kemudian disebut Cirebon karena penghasilan daerah itu. memproduksi udang rebon dari laut wttuk dibuat Terasi. Terasi adalah merupakan barang upeti dari Cirebon. Sedangkan mata uang pada masa itu masih berupakepingan-kepingan atau lempengan logam yang dicampur dengan kuningan atau perunggu sebagai a:lat beli bagi masyarakat. Lemahwungku,k itu sesungguhnya adalah sebidang tanah yang biasa dipakai untuk menjemur rebon-rebon yang mereka jaring dari laut. Kemudian setelah rebon-rebon itu dltumbuk di tempat penumbuk dari batu, untuk dibuat terasi.Terasi ini ndalah ciri khas desa Cirebon yang mengirimkan pajaknya atau upelinya kepada Raja Pajajaran, pada setiap tahurmya. Kuwu Carbon selama hidupnya didaerab pesisir ini niempunyai pulri perempuan yang sangat cnntik bemama Nyai Mas Kencanawati. Kemudian sang putri diperistri oleh Pangeran Cakrabuana. Dari perkawinan tersebut mereka mendapat keturunan dua orang. Satu perempuan yang diberi nama Nyi Da:lem Pakungwati, dan satunya lagi lak-laki bemama Pangera.tl Carbon.Begitulah mereka menetap di Cirebon, bertempat tinggal di sebelah barat Tnjug Pajalagrahan.Tempat itu oleh orang disebut dengan nama Dalem Agung sebagai rumah turun-temurun kelak hingga zaman lcejayaan Sunan Gunung Jati. Terseb.utlah rumah itu diibaratkan tiang­ tiangnya hanya pohon jarak dan atapnya dawt jati. Itu merupakan kata-kata ltias8n, walau disana merupakan tempat sederhana namun fakirmiskin, dan orang-orang mcngabdi disana berkumpul, setia clan hormat kepada Pangeran Cakrabua,na, karena mereka mengharapkan bahwa kelak mampu menjadi Raja setelah wafat ayahandanya. Banyak orang-orang dari seberang lautan membaldikan dirikepadanya, maka kemudian mereka sekeluargamendapat kebahagiaan sertaJcemakmuran.

5 : .

yang terletak disebelah selatan Kasuneyan. Sultan Demak (II) juga mengirim tukang kayu sebanyak 500 orang, yang dikepali oleh Raden Sepet. Kemudian Raden Sepet itu diberi nama Kuwu Dipati, yang ketika meninggal dimakamkan di Bumi Dawuhan dan dianggap mempunyai keramat. Sultan Demak (II) juga membangun kutha (tembok) Astana. Hasil pembangunan Sultan Demak ini di kemudian hari akan menjadi tempat pemakaman. Tempat itu sudah dihiasi mirip rupanya dengan Baitul Mukadas sesuai dengan keinginan Sunan Gunung Jati Purba. Rakyat yang menyertainya di Negara Carbon semuanya mengikuti keinginan Sinuhun Jati. Kemudian Sultan Demak (II) juga membangun pasanggrahan yang terletak disebelah bawah Gunung Sembung, dan Made Mangun itu peninggalan dari Majapahit yang dibawa ke Demak, juga dipindahkan ke Carbon. Sekarang Carbon sudah menjadi indah danramai dikunjungiorang ... " (Wahyu , 2005:89). Keraton Pakungwati (1529 M), Keraton Pakungwati merupakan Keraton Baru pengembangan dan perluasan Keraton Dalem Agung Pakungwati. Dihangun disebelah barat Keraton Dalem Agung Pakungwati dengan CandrasengkalaTungga/ Tata Gunaning Wong menunjukan tahun 1451 Saka atau 1529'Masehi

Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman (-1510 Saka/1588 M), dan Kacirebonan Awai, Pada sekitar tahun 1679 didirikanlah keraton Kanoman oleh Pangeran Badridin Kartawijaya atau Sultan Anom Pel'tfuna; :Pangeran Badridin Kartawijaya adalah adik dari Pangeran Samsudin Martawijaya a�u Sultan Sepuh Pertama mereka adalah putra Panembahan Pakungwati II atau Panembahan Girilaya.Semenjak berdirinya Keraton Kanoman,. Keraton Pakungwati namanya diganti menjadi Keraton Kasepuhan.Adapun putra bungsu Panembahan Girilaya yang bemama Pangeran Wangsak.erta dikukuhkan sebagai Panembahan Cirebon atau Panembahan Agung Gusti sebagai Kacirebonan Awai yang menempati kampung Katimangdisebel ah timur Alun-Alun Keraton Kasepuhan.

Keraton dan Pengguron Kaprabonan, Didirikan di sebelah timur Alun-Alun Keraton Kanoman sekitar tahun 1697 Masehi oleh Pangeran Raja Adipati Kaprabon dengan cita-citanya ingin mengembangkan agama Islam sesuai perjuangan para Waliyullah terdahulu terutama karuhunnya yaitu Sunan Gunung Jati.

Tamansari Goa Sunyaragi, Terkait Tamansari Goa Sunyaragi di Kota Cirebon, menurut Molsbergen " sampai saat ini kita tidak mengetahui bagaimana pembangunan tempat peristirahatan SUNYARA(\Jl. Kami beruntung telah mendapatkan beberapa petunjuk mengenai hal ini di Arsip Nasional pada bah "Pengerjaan Goa Dalam Gaya Tionghoa (in Chineesche stijl gebouwd grotwerk)". Pada tahun 1703 PANGERAN.-ARIA CHERIBON (Pangeran Aria C�bon) mengerjakan seorang ahli bangunan etnis Tionghoa untuk melaksanakan pembangunan goa ini.Tugas ini telah dilaksanakan dengan sangat memuaskan. Menurut penerusnya, ialah SULTAN ADIWIDJAJA KASEPOEHAN pembangunan ini diselesaikan di bawah pemerintahannya, ahli bangunan ini harusdibunuh untuk menghindari agar ia tidak lagi membangun tempat peristirahatan sebaik yang telah dibangunnya untuk raja lain. Di Linggarjati clan Darma Sultan juga memiliki villa-villa untuk menikmati air yang jemih.Sekitar tahun 1700, Cirebon adalah sebuah kota besar untuk para pribumi. Terdiri dari rumah-:rumah bambu dan beberapa bangunan batu papan,. seperti "))alem " para raja dan ruang tamu penguasa benteng. Di dalain kota diperkirakan berpenduduk 7000 kepala

6 ,·

keluarga terdapat sebuah mesjid beratap genteng (Masjid Agung Sang Ciptarasa) yang tingginya melebihi bangunan di sekitarnya.(Molsbergen, 1931:10-11; Terjemahan dr. Iwan Satibi, 2010).

Keraton Kacirebonan (1814 Masehi), Keraton Kacirebonan adalah Keraton Termuda dan terkecil di Cirebon, terletaktidak jauh dan diapit oleh Keraton Kasepuhan di selatan dan Keraton Kanoman di utara. Dalam catatan sejarah Kasultanan Kacirebonan mulai ada sejak tahun 1808 dipimpin oleh Pangeran Raja Kanoman putra Sultan Kanoman IV, secara fisik komplek keraton mulai dibangun sejak tahun 1814 setelah Pangeran Raja Kanoman atau Sultan Kacirebonan Pertama wafat.

Keraton-Keraton Cirebon dan Tata kota Cirebon Abad Ke-18 Masebi, Berdasarkan analisa perbandingan peta-peta kuno dan Peta Citra Sat�lit morfologi Keraton Cirebon dan Tata Ruang Kota Kuna Cirebon awal Abad ke-18 setelah dibangunnya Benteng De Beschermingh Cheribon (1686 Masehi) clapatdirekonstruksi sebagai berikut: Tata ruang Kota Cirebon berbentuk memanjang dari arah selatan ke arah utara dialiri jaringan transportasi sungai-sungai antara lain sungai Krian-Kasunean, sungai Sipadu, dan sungai Sukalila. Sungai Sukalila masih berkelok belum lurus ke arah timur laut seperti sekarang, setelah melewati jembatan Pasar Pagi, sungai sukalila berbelok menyerong ke arah selatan sejajar dengan Wegh na K.rakatas (Jalan Karanggetas), mengalir ke arah selatan dari Hotel Asia di Jalan Kalibaru Selatan berbelok ke arah Selatan (sekarang menjadi jalan Pamujudan dan jaian Syarif Abdurahman/jalan Bahagia) sampai. di perempatan Jalan Lemahwungkuk, aliran sungai Sukalila kemudian berbelok ke arah timur menuju ke laut bernama Cirbon Revier yang dijadikan pelabuhan oleh VOC (sekarang jalan Pabean di depan pintu Pelabuhan Cirebon clan gedung Pabrik Rokok BA:r), dankearah selatan mengalir menuju sungai Sipadu di depan Keraton Kasepuhan (dahulu diSebut Kali Batcin ,sekarang menjadi Jalan Talang, Jalan Merdeka, Jalan Mayor Sastra Atmaja). Keraton Kasepuhan dibatasi tembok Kutha Kosod (Tembok Bata) terletak di sebelah utara Sungai Krian-Kasunean. Sebelah utara dari Keraton Kasepuhan dibentengi oleh Sungai Sipadu, disebelah timur Keraton Kasepuhan dibentengi oleh anak sungai Kasunean - Sipadu (sekarang menjadi Jalan Mayor Sastra Atmaja), sedangkan di sebelah baratnya juga dibatasi oleh anak sungai yang men:galir dari Sungai Krian - Sipadu (sekarang menjadi Jalan Pegajahan diperkirakan dahulu anak sungai).Keraton Kanoman beracla di sebelah utara .dari Keraton Kasepuhan, disebelah selatan berbatas jaringan Jalan Pulasaren, di timur Jalan Lemahwungkuk, di utara Jalan Kanoman, serta di bagian baratnya setelah perempatan Jagabayan dari utara ke selatan terdapat Jalan Winaon sampai Jalan Kepatihan. Adapun jaringan jalan lainya yang· teiah ada yaitu : Jalan Pasuketan - Jalan Pekiringan (Wegh na Panjelan), Jalan Lawanggada (menuju arah Kuningan), dan Jalan Prujakan/Pararel Wegh/Jalan Kembar , sekarang Jalan Nyi Mas Gandasari. (National Archive Nederlands Den Haag, 4, VEL. 1250;National Archive Nederlands Den Haag, 4.VEL. 1252; Museum Bodellianum Port. 57 no. 75; Peta Kadaster Keraton Kasepuhan Cirebon; clanCitra Satelit 2012).

Demikian Sketsa Sejarah Perkembangan Morfologi Keraton · Cirebon, semoga bermanfaat. Amiin.

7 t •

DAFfARPUST AKA RUJUKAN

Asteja, Mustaqim, Nagar.i-Nagari Pesisir Cirebon : Cirebon BandarJalur Sutra : Nagari Singapura; Nagari Surantaka; Caruban Larang; Nagari Japura; Bandar Cimanuk. GRAGEPEDIAEnsiklopedia Pusaka Cirebon, Koran KABAR CIREBON edisi : . 7 April 2014; 14 April 2014: 21 April 2014; 28 April 2014; 5 Mei 2014; 12 Mei 204.

------, Cika/ Baka/ Kota Cirebon : Gangganadi, Sungai Krian antaraLegenda danSejarah; Masa Awai Pemerintahan Tradisional Cintbon; Dalem Agung Pakungwati. GRAGEPEDIA Ensiklopedia Pusaka Cirebon, Koran KABAR CIREBONedisi : 19 Mei 2014; 26 Mei 2014; 16 Juni 2014.

------,AnIntroduction to the Architectural Heritage, Bangunan Cagar BudayaKola Cirebon. Makalah disampaikan dalam kegiatan Kuliah Umum Sekolah Tinggi Tehnologi Cirebon. Diselenggarakan atas kerjasama STTC, Komuriitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula, clan Yahintira. Cireb,dn, 14 November 2014 bertempatdi aula KampusSTTC.

Atja, Carita Purwaka Caruban Nagari, Karya Sastra Sebagai Swnber Pengetahuan Sejarah. Proyek PengembanganPennuseuman Jawa Barat. Bandung 1986.

Danasasmita, Saleh Drs. (dkk). Rintisan Penelusuran Masa Si/am Sejarah Ja"1a Baral (Jilid Keempat). PROYEK PENERBITAN BUKU SEJARAH JAWA BARAT. Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. 1983 - 1984.

Emile Leushuis ,GidsHistorische Stadswandelingen Indonesie : Medan, Jakarta, Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, En Ma/ang. KIT Publisher. Amsterdam 2011.

Heuken, Adolf SJ, Sumber - Sumber Asli Sf/)arahJakarta (sampai dengan tahun 1630) Jilid I. Yayasan Cipta Loka Caraka. Jakarta1999.

Jill Gocher, clan Lawrence Lim. Cirebon The Times Travel Library. Times Editions - Singapore 1990.

Molsbergen, Dr. E.C. Godee. Uits Cheribon's Geschietknis, Gedengboek der Gemeente Cheribon 1906-1931. Bandung 1931.

Rosmalia, Dini Dr. Pengaruh Kera/on Terhadap Pola Ruang Lanskap Budaya Cirebon, Ringkasan Disertasi ITB Bandung.Bandung 2016.

Sudibjo, Z.H. (Alih Aksara) & TD. Sudjana.Carub Kandha Carang Seket. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. PROYEK PENERBITANBUKU SASTRA INDONESIA DAN DAERAH. Jakarta 1980.

Sulendraningrat,P.S. Nukilan Sedjarah 1JirebonAsli, Cetakanke dua. Pusaka Tjirebon. . Tjirebon 1968.

------, Nuki/an Sedjarah TjirebonAs/i, Cetakanke tiga, Pusaka Tjirebon.Tjirebon 1972.

------, Purwaka Tjaruban Nogari, Penerbit Bhratara.Djakarta1972.

fim Penelitian. Penelitian Tata Kota Kuna Di Wilayah Kesultanan Cirebon Provinsi Jawa Baral. Deputi Sejarah Dan Purbakala. Asisten. Deputi Urusan Arkeologi Nasional. Proyek Penelitian Dan PengembanganArkeologi, Jakarta 2003.

Tim Penyusun. PedomanPenulisan Sejaroh Loka/ . Departemen Kebudayaan clanPariwisata.Direktorat Jendral Sejarah clan Purbakala.DirektoratNilai Sejarah.Jakarta2009.

Tim Penyusun. Potensi WisataBudayo Kola CirebonDinasKebudayaan Dan Pariwisata K ota Cirebon.CV. Neo

·· Technology,Cirebon 2006.

Uka Candrasasmita;Arieologl Islam Nusantara. KPG (KepustakaanPopuler Gramedia). Jakarta2009.

Yayasan Keraton Kasepuhan, Mengena/ Kasultanan Kasepuhan Cirebon West-Java. Cirebon 2002.

Zuhdi, Susanto (Penyunting). Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah.CV. Devit PrimaKarya, Jakarta 1996.

8 ArJ 1tttk-i-v1 !Urn-+..,, cl�o.o

__,.. �t ...... t.--1-,,Lc.r r� b"'r'Wlj idv� (J.,/J,') �"""" �.)'\. :i __. ..h � �W 0 r�d - 0 ,,.... ) r..n'l-\'r - �(t'J · Materi Diskusi Budaya 22/12/2016

KAWASAN & PENINGGALAN CAGAR Ol•h: P. R.A.Arlef NatadlnlngraUE BUDAYA DI CIREBON •puh XIV K•ratonKasepuhan Clrebon Pada : Oiskusi Budaya "Pelesbrian K

DALEM AGUNG PAKUNGWATI

1 22/12/2016

PAS NGGRAHAN BALONG BIRU CIREBON GIRANG

2 22/12/2016

SITI INGGIL

3 22/12/2016

KERAMIK-KERAMIK ASTANA GUNUNG JATI SEKATEN

4 22/12/2016

GAMELAN DENG GUNG KERETA SINGA BARO NG

SESUDAH NAN GUNUNG JATI

5 22/12/2016

KERATON KASEPUHAN

6 22/12/2016

TAMAN GUA SUNYARAGI

7 22/12/2016

B -�-

8 22/12/2016

9 22/12/2016

TERIMA KASIH

10 22/12/2016

DOKUMENTASI CAGAR BUDAYA KERATON KASEPUHAN

• STTC dan U NPAR melakukan kerjasama pengabdian masyarakat untuk kegiatan pendokumentasian kawasan cagar budaya Keraton Kasepuhan

PENDOKUMENTASIAN KAWASAN • UNPARsebagai pendamping yang memberikan CAGAR BU DAYA bantuan teknis berupa: KERATON KASEPUHAN CIREBON - Keahlian dalam pendokumentasiangambar terukur dalam lingkup arsitektur sesuai dengan kompetensi KETUA TIM pengabdi dan menjawab kebutuhan lembaga mitra. DR. IR. KAMAL A. ARIF, M.ENG DISKUSI BU DAYA, CIREBON 21.12 2016 - Pendampingan dalam bentuk konsultasi teknis dan penyusunan dokumen.

JADWAL KEGIATAN

.IADUAl.l!EGIATAll�llAIVARM4T �AllAll�IWIKA\IM&AllC4c;.tdl;llUOAV•-UW.TOllU.,._Cfll9Gll -...... U....utnfll!llT,\llLl.lOlll"ARAllY":i�l.-DIGQnllDIOl.OQ�

· ····:::·· �-·-·-·- ..,.._J11'"- ·;"�·�:���-"-"'-·---- b:};� ... - ·-­ ·�'-r.R"'-· .-....-...... - - -- .... .-. ... PERSIAPAN ".,._::s"" OKT2016 ·�,._. __ __,_ . ..___. __ :=::---

• �.. u,...,.,..,,..,..,...,. ... ·------.:· .:• · ..:�

1 22/12/2016

TAHAP PERSIAPAN: 3 OKT 2016

KOORDINASI AWAL - BAPPEDA KOORDINASI AWAL- SULTAN K

TAHAPAN PENDOKUMENTASIAN 1. SITI INGGIL2016 2. PA KUNGWATI2017

KULIAH UMUM IR. MURTIYOSO & BP MUSTAQIM

TAHAP PERSIAPAN: 13 OKTOB

2 22/12/2016

UNPAR-UM COLLABORATION 2014 - 2015

MEASURED DRAWING DEFINISI MEASURED DRAWING

kn11RDl:\C;J11.\Tf>lll ,,Rl(T11.0\ 1.."\ll �1n:, - JU.Ji': 'tG'.l.lt�llllU J:»l.-\"lloQ

Society of American Archivists /3. i'iI i "": ��� Measured Drawing from A Glossaryof Archival and Records Terminology (2005) by Libraryof Congress & Societyof American � An architectural drawing, made to scale, of a building or structure.

Context Measured drawings are not used to guide ---.. -- construction but are created to document an existing building or structure. eL�-;:-

PEMBEKALAN OBSERVASI & DISKUSI

3 22/12/2016

:.(�� ­

�-' ------,..,. -- " - --� - - - -'� � � / - T I T )$\Jr r CONTOH HASIL MEASURED DRAWING CONTOH HASIL DOKUMENTASI MEASURED DRAWING

MEASURED DRAWING UM-UN PAR @SAHC, ALOR STAR, KEDAH

Sultan Abdul Hamid College or Kolej SUitan Abdul ¢ Hamid, located in Aler ) Setar, Kedah, is one of Malaysia's oldest and most prestigious schools.

CONTOH HASIL DOKUMENTASI MEASURED DRAWING

4 22/12/2016

MEASURED DRAWING UM-UNPAR @SAHC, ALOR STAR, KEDAH

PERALATAN MEASURED DRAWING

PELAKSOKT- DESAN 2016AAN

ALAT PENGUKURAN

- - .· .-. > -

5 22/12/2016

PENGUKURAN OLEH MAHASISWA STTC UN PAR 17 OKT 2016 KOORDINASI PENGUKURAN NOV & 16-17 2016 Tahap Pelaksanaan: PENGUKURAN DAN PE MOTRETAN DI SITI INGGIL KERATON KASEPUHAN Tahap Pelaksanaan: PENGUKURAN DAN PEMOTRETAN DI SITI INGGIL (OKT-DES 2016) KE RATON KASE PU HAN (OKT-DES 2016)

PERLU KERJASAMA INSTANSI TERKAIT UNTUK BANTUAN

PERALATAN : SKYLI FT

?

PENGUKURAN - SITI INGGIL

6 22/12/2016

31,41m 9,12m J,l9ir

SITEPLAN 31,SOm ZONA SITI INGGIL

TAM PAK UTARA, TAMPAK BARAT"

:o=:: . -�"!�.r� • ... ,·:-Ja.-��-.J�L:-,,.;_�.- !. :.;. i ; .;.,,.; • ! - : ;: •:•!•: •: �-

SELATAN" TAM PAK TAM PAK TIMUR,

MANDE SEMI RANG

7 22/12/2016

DENAH

lsometri Malang Semirang

. ,\I•�' \1.i;I� v111 •·�� ,,....,,111 l11n'- 1••1•"'11 , ,.. � '"''.._" (, 1.,.� a1;Loio"'•"'t:lo•" ,..;..,,, """" ...nori11.,,., i.�, :o '•·"• hu 101:•�•·i;�1,,. .jµt �·' ••0:1! i;;, l•b<••ILI lk ,1>,·,L1 ·�''-'''I• 1•,; 11 •I� l., � ! > '' '''''I' I 1l 11 1m 1L•k"I \�·'1� l'JU"I:." 'ti tll"l! l 1 1n1: I.HI)!: PL >J•:• LI 11 �nL l••O�ut\.,I l•••!>:""-"1 ""'' J-'•U1l•il•>-1L ,IL I,., l,.ln• 1'IL1,,J.,,,w•:1 )..•1,0,,n �«'1'"'"" "" ,.,.,..,(,\, l>on,.� "'"""'�" r., � 1••.J., 1'...:i." "''lf''L"�' ,.,.,,.,,,.,,;. 1...... "'" ...... �.... ,.,.. ,.. • ..._,,,,�.ri::;bon...... : ... ,,�,111 �•�tltllll ,..,,.. l"1J.,.I J,.., 1 '""'' �'"" I' � <• "I"'" 1·... �· ""'• ' "-'"' • ....,,, ,. ,;1.. ,.,._ !• !' ,1,,_:1 \/." :.:t1>:• l>"'i11..n :..... i:1 i1rt"'"'I .i.I" ...... ,, oa �··I 01<1-IL d•ll•"IO 1•n,,,1...i1 ,_.,.,,,,,...I'' "�•111 "�!··•n �h�1' '·• J..:.•JR 1n, 111.r"f'.l'•n """ 1 L"' \"1�, Ir�'"'"'" lo"•m 't�·� ,, - 1-: J,1 .. ,., ....1.i..1"', .i. n \ r• """ .i..,� ..) t .� ... :iH1I •..J•• .,.1r.,1u"""'"'""'""',._;..,,• .,,.� .,,,1,.. . '" ': ld..O:""" ··l !do,,,..., ""h' yrJlk '-•'-1•<••11'1 , ,,,.,.,.....,:-...,,10.:••""''°" ... •r�.,.·�"·•1• l

.... l \l111i1 H�;ir \loitil ,1i1 m1 ;.1i ,l,·11pm ,,m \l"'l('T'I hun\:" .!1 dn!.:.1111111 m1:n):_r"lili11!'1 <1rn,1ml'1• �l·,ol �·�11i; pu!..1-.k W\.ar;.11�111\h '•'•1!• · :rr!{'. �.,. .•. ,/.''''�'''"" .'•'; • 1:. ·...... , >.�...... ,,,,.i.,·1l •""-'""' ·,,.,'

8 22/12/2016

J1114"..i�ll""',\�11J !1M l;l:p..J.a.t1,..ln 1 i..t.ihtml\'•l•U";ifllft 1 ...... h ti -"•k..on l.-ri,11""""'·-'"n•o·hk.11rd 1l..an.1uihul..on11"'1·�'\: t.-.,.. 1J J1 .1..-1...,, L ..r-... "' 1,,., "'·'r.:r. l�•�i 11.�u;,'Un>n11\l pi1l1 """'"f'llr...111 "� NILAI ARTEFAK DAN UPAYA KONSERVASI � l�""' ""'''l"'n !I•"· �·J"JI. 1,,..,,1.J< 1n,·n�un!''"I'' l"'..ii"n ,...... �, NILAISIGNIFIKAN

� Propelllng SmseofLms Semen ts REPAIR • MAINTENANCE RESTORASI • PRESERVASI • REKONSTRUKSI

LAPUK.• • • • • • • • • • • .._____ ,. LESTARI �r. • .,.. {SUSTAIN)

Obsolete Plratho/ogJcaJ OOKUM:NTASI flements • REVITAUSASI

. • NONSIGNIFIKAN

KESIMPULAN

Rekomendasi Ookumentasi Penelitian tindakan konservasi

FIN ALISASI KERJASAMA INI MERUPAKAN LANGKAH AWAL YANG PERLU DES2016 DILANJUTKAN

MELANJUTKAN KEGI ATAN TAHAP BERIKUTNYA (2017):

• MEASUREDDRAWING PAKUNGWATI KERATON KASEPUHAN

• MEASURED DRAWING SITI INGGIL KERATON KANOMAN

DARI DATA DOKUMENTASI YANG DIP EROLEH DAPAT DILAKUKAN PENELITIAN UNTUK M EREKOM ENDASIKANJENIS TIN DAKAN KONSERVASI YANG TEPAT

9 22/12/2016

PENYUSUNAN LAPORANDOKUMEN & DISKUSI BUDAYA (DESEMBER 2016) LAP ORAN KERATON KASEPUHAN PENGABDIAN LAPORANPENDOKUMENTASIAN CIREBON

1. DATA SEJARAH OBYEK BAN GUNAN 2. DATA ARSITEKTUR BANGUNAN HASIL PEMOTRETAN BANGUNAN 3. HASIL PENGUKURAN TAPAK DAN BANGUNAN 4. TABEL DATA DETAIL BANGUNAN 5. 0 NOMOR 0 NAMA BAGIAN BANGUNAN 0 FOTO 0 GAMBAR 2D & 3D 0 KETERANGAN 0 REFERENSI

1. MALANG SEMIRANG DETIL ARSITEKTUR MALANG SEMI RANG "1:• .... ,,.. ' ... c1., t..uii:11,..,,n 1• ....u. •, r1. • • , r "���·! ,!.11 \h MJ:.11i;. '-"lt.11.,11;: ,,.J,1:.1h \lJLini; '1.llllrllli.,. '''' .. t>Jnl-�"1,1•\ ,Jni:. l(1l11•>.1..,J. 1.11 )Ool"''" ..t.iu l"-"T!IJ'l� "!.ml.1 ... i- .. :)L..l•t1l l. 111rld.- �•I• �r"Q4'': J,1J:1 • •Lu, "1u;1,:: .ri>..:11 ' •H� •n1:li1nl•J11;:L !IL 111>..1111 1111.111 J.,u : � l'"IJ -:� . .:. .. FUNGSI .. Jun,_...,..,,,11.., .\:..Li::� "-lllU•l1'r...U•., 1l:� ,J.it..111•1rn1� .,,IJ 1:1 nllO�o.11 lillh •I'._..,.,.,,,.!<,"' 11•"1111(1lu: ,.d.>l.·�•I••• ,:.,,, , " .. .' lonlum:n•Jo;:h1•1.i.�1l1,1,1•1ro\.n•l""'�1•Lu1.a1 '"•l•h�\I '"'� • • �l.,""'" • /,,,, /\,,j.Jf�' 1lt.I ,• ," IJ� ,•: • /" "'i 1n. r11N..l1u 1 ..,,:•.1-.r: 'M1•11l IL.r.,:i"'J" rul� .. 1no1..,.,c..i.,11r-n,.:out111.,111�1".h�J •oh u�·· ; ..,,._ ,;\I l••>i: ''mr.••1,:..,..i4n1J..,L..fl1.'.J1JJll""Ni;"'1.i11""m!'1ti,-.i h•O ...111.:m,1.1 """' umu 111..u1••111'"''' •••I).; tM�l ll'hll l(Ullltlll�l ....IAllU. f�j4j,.J;,,,_,.,..,J

10 22/12/2016

DETILARSITEKTUP MALANG SEMiRANG OETILARSITEKT\JRM,,i.Afli" SEMffill'IJG f

·-­ ... , ..__ --- _. ==-

...... ,_ ·--- ' -;- ,_._ I

OBJEKPENGUKURAN: MANDE KARESMAN OBJEKPENGUKURAN: MANDE KARESMAN

11 22/12/2016

12 22/12/2016

MORFOLOGI GGIL

.. ..._. �• ..._ .. iic• • ,..,...... __ ,. ,> 1Mn1-m JI�· .... �l>__,_,...__..��·w:..c,....-

l'ENGEU>l\IPO ll-l\lte\T : A. KO!'ilJ.'LEKALIJN.,\J, . B. K , IPI.lXSill INGGIL J..'.O\lPLEK.IU.\L'ND GAN D.KOMPJ.Jo:K BUNDE& . D� �NDA:R:U F.. l©l\IPUXIW .GSAL KERA1'0N J\KOMPl.EKOAl.DtAG ·c; G.KO�.IPUX lJKDl \WI

'·• . I Ci..,._,.. K.r ..:i KucpWi.i """ ...... J... Atunr. m .,,..,_,.:. �1-ielUll de 1dani1tndf•J...... -wllld'

KDMUNITA.9 PUSAKA CIREBON KENDI PERTUL.A

1 22/12/2016

·KOMPLEK SITI INGGIL .KOMPLEKKAMANDUNGAN

1. TAMANRAJA GIYANTI 2.MEJABATU 3.GERBANG BENTAR 1.REGOLI (GAPURAADHI) 2. GERBANG LONCENG �MANDEMALANG--.·"""�'� 3. GEOONG KAMANDUNGAN ?--MANDESEMAR TINANDU 6.MANDEPANDAWA 7.MANDE� (sudah tidak ada) 4. SUMURPERSEGI & . IA.."IDK PAIJNGGIHAN iD l' "GJRING) 5. GKUPBED G 9. WAIU�CGA-YONI 6. LANGGARAG G 10.GmB.\l G ' BAN'� 7.REGOLll CG."\PURAru 'G) �,JJNDfl'F.NCADA 12.JINEM WAJ.;OWATI 09111) iiiiiii���iil"'iiii��

2 22/12/2016

KOMPLEKBUNDERAN

1. TAMAN BUNDERANDEWANDARU · 2. ARCA LEMBU ANDIN1 3. MFJA llATU 4. PATUNG MACAN PUTIH - . MUSEUM KERETASINGA BARONG 6. JINEM SRI MANGANII 7. GERBANG KUNCUNG . TUGU MANUNGGAL 9. JINEvf LUNJUK 10. MUSEUtvf BENPAKUNO L l. LAWANG BACEM 12. 0 .JAlAR

KOMPLEKBANGSAL KERATO�_."'lii11 KOMPLEK DALEM AGUNG ·i. JINEM PANGRAWIT LB.ALONGKENCANA 2. GOWAUPAS 2. LO GAJAHNGULING S 3. StJMUR PflU 3. 'BANGSAL PRINGGANDANI �.LUNJUK 4. BANGSAL PRABAYAKSA -. .JINmv1: PASlNAUWAN -. B.ANGSALPANEMBAHAN 6. MASJIDPEJLAGRAHAN (diluar KutaBenteng K 6. JINEM PUNGKORAN 7. MANDEPANEMBAHAN 7. lANGGARALIT . MANDEPANGADEP .DALEMARUM 9. MANDEPANGIWA -JINEMARUM 10. GERBANG.BENTAR MAGENTONG -KAPUTREN l l. SUMUR YEKH - DAPUR MULUD 12.KAPUTRAN l3 KAPl.TrnEN 14 SUMUR:i

3 22/12/2016

KOMPLEK UKIR KA.WI ·i. GERBANG KAWI 2. GEDONG PANEMBAHAN 3. GUNUNG INDRAKILA 4. WATU LAMPIT �. BALONG SEGARAN 6. GEOONG KONJA&4NGGIL1920-1933 7. BALONG KRETA SABHA 8. MANDE LANGEN 9. GERBANG NAGA JO.I.A l\NGSANGA 11. GERBANG WETON 1990).

PEMBANGUNAN Sebelah Selatan Alun-Alun KasepuhanSITI terdilpat INGG banjUJ\aJI SITI INGGIL 1920-1933 • merah berbentuk podium dinamal Sitt Inggll. Sitt = Tanah, ln-�o-1 tlnggl (bahasa Clrebon). Slti lnggil dlkellliilgi Wribok b:abl � dengan gapuJ:!l berupa Candi Bl!Jltar. Gapui:a Cand Bent;n 4lsebelatl utara bemama Gapura Adhi, seda:ngkao di sebelah.se)at;m bem� Gapura Banteng. DI bawah Gapura Banteng ini teTdapat c.ndn Sengkala dengan tullsan Kuta Bata Tlnata Bantengy.aJ)gjlndT.irtllGu1 adalah tahun 1451 saka atau 1529 masehi �I tablr;!i pembangunan Sitt lnggil.

4 22/12/2016

SITI INGGIL 2013-2016

5 22/12/2016

ARSITEKTUR MAKNAKULUTURALdan ELEM ENARSITEKTUR Makna BANGSAL SITIHINGGIL ! di YOGYAKARTA

KONSERVASI +-+MAKNAKultural Oleh: /�!:�An�J\ Polltls Dr. Alwln Suryono, MT. Bentuk-----�Fungsi Soslal Kemanuslan Arsltektur UN PAR

Fllosofldalam Budaya Jawa Mabna Nilai Elemen Arsitebtur � � Pandangan Dunla Jawa (kesatuan menyeluruh lnteraksl splrltual- soslal-alam) Pelestarian T Pendebatan Nilai Realltas dlllhat sebagal satu kesatuan menyeluruh dan Arsitebtur sallng berhubungan, tldak dlbagl terplsah-plsah.

lnteraksl soslal sekallgus slkap tlld alam dan splrltual Nilai budaya Budaya (filosofi) Jawa � Nilai Anitebtur Anitebtur Tradisional Jawa, Melestarihan Mabna (hultural) � bentub fungsi arsitebtur, Anitebtur Eropa Kaldah Dasar Kehldupan Masyarakat Jawa (kerukunan, toleransl) melalui dan Kerukunan ., harmonls, tenang, tenteram. Nilai Sejarah Masa Sultan - � HB I IX Toleransl.,perbedaan budaya hakekatnya satu. untuh masa hini dan masa datang Nilai l

1 22/12/2016

Sumbu Rlosofts Kraton: Sumbu Alosofts Knton: U-S: Togu Pal Putih- Kraton­ u U-S: TuguPalPutlh-Kraten· Panggung Krapyak A Pa nggungKrapyak T - B: SungalCode -- Sunpi B: T •· Sungai Code·· Sungal Wlnongo Wlnongo

F

Klrl·bswatcPagsrdm entnn:e bangsel SltlhlnggJI. Klrl·-: SelubungterbiJ

Fllosofl kesatuan lnteraksl splrltual-soslal-alam I nteraksl splrltual lntoraksl splrtlual: Sultanmodlta&I di dim Bongsol, memo ndangkearahTuguPalPutlh {erea Bangsel leblh tlnggl2 meter-andarl •rea lalnll)'B) .... _ � ...

.:II "f ,,_ - . . .. - � ' � � : J :t, Stflni:lnillm.rAnt bniub.a:�-­ Ra11IAllall.

. '

tab nwigslmo!rl ..mbu F110<0Bs,bangumm Rrrang utama borsllatVortikal, • adaptil llngk.(Yantis, ponor) omamen 11.Dn n.mpurna dralmtsa-air h iln + o:nonr 1n.nnUl1sl al11ml

2 22/12/2016

lnterakal alam: lnterakal Fllosofl "toleransl" Budaya Jawa (padaBud.,.Erupa): Soslal paduan gaya arsltoldllr, . · struldllrbangunan dan

-- • omamentasl-dekorasl

- ...... ·· .. ""

.... �-- ! C'\i.. -�

Paduan gaya arsltoldllrdim satubangunan (tolorsnol bud.,.J.,.. lntorakslsoslal-+ Paduan gayaarslto ldllrtradlslonal Jawa-Eropa 2 omtol

Strukturbanpnan: Kesetempatan Elemen-elernen Arsitektur Signifikan untuk Dilestarikan BangsolSIUhlnUll:mgkl b:i,)1 Elemen2arslto ldllr slgnlftkan pombontukmakna kesomostaan(tatoruang, • Bangsal Wltono M1ncunkurTangldl: rangb kaku kayu ling balok • • 11lubungdal )6kesotompalan (goyo1..itaktur,omomen,01Ndu'bonginn). bunpang sail, .. ,, • topl-topl: ranlka bl)a(Hang bun

- bangullllll:gaya 1rsltoldllrEropa Sltlhlnggll) D..a e>J11 nrsl!Ktm dim1 (bgs din g.,.. arsltoldllrTradlslonol (bgs Wltono-Ml'lllJIDtUrTangldl) llWI tormuantalang holisontal dlmaknal toleransl BudlJllJawa. • ._ ·ig,. Strukbll"bangi>nao (lndependenontsbongoal) bgsSltlhlnggll: rangb bl)a (Hong..balok) tlang' bogl1n • • beton ..-U halok • hgs Wllo110• bill' �gunkurrongb Tangldl: kaku Imp!- lieg KJ�-b Pagordononlm�"-ISlllllln!.ilLKlfl.l!IES..lllb!mgwt>- To.,.,: tumpang .... h: sail GerbqUtaraKretDn dm Alun-almUrsa Pnrrd�IAI Afu11-1i�undmi�. Kllnm: • bangunan2 topl: rangbbaja (tlang bundar).

3 22/12/2016

Omamen-dekorasl: KonsepT • atap:uldran puncak-tepi wuwung, 'Kemamang", uklran Hsi-plank; dalranPelestarlan KonsepTlndakanPelestarlan pelostarlan pd alemen2arsllektur signllikan pembentuk Konsep pelestarlan solubung dalam adalah Presemsidan perawatan ruHn: · Uang-balok baton pd en Inn co (dokorasl gambar naga pola ftoral); rmdam plalon, balok-balok tumpangsarl, talang-talang,Jendela skyllgltt, • kosamostaan (tata ruane,salubung dalam) Uang kaJu-kotak bangsal Wltono (uklnmwoma1111 .. podllp...,l ota1H••"81> · keselempatan (gaya arsllektur,omamen, strukturbangunan) Uang-Hane, lantal. bftllhdm •l•/11nP1kJ, Konsep pelestarlan gaya arslloktur adalah presemsl perawatan ruUn: Uang bosl-bundar (omamenuklnnbunp rul!pw.,.,.n... nh '$utllol & Konsep polutadan ruaneadalah Pl"asom1sl: dua gaya arslloktur (arsllekturJawa-Eropa) pada seluruh elomon • plalon bgs SIUblnggU (dekorasl blntang••l!ldolopanwamaemos), lllta poslsl ba"'°"l leblh ommnennarm:) (umpak, tlane,balok" tumpang dan dan omamen/dakorasl) plafon bgs Wltono (Wdranw1f1l••maha.Ja�,1Ufrl,..gdtfdlfl- tlnggl sari -..- pada sumbu Alosollssocara slmebl .. monJaga makna toleransl Budaya Jawa (terhadap Budaya Eropa) lorliuklla111h ko �lun Utara. Alun-alun Utara sobalknya dlreslnrasl:rumput dlsubll'kal- Konsep pelestarlan strukturbangunan adalah prasemsl & perawatan ruUn: balok2 tumpang sari,Uang2, usuk2 atap,elomen2 sambungan .. kellllngltJ8dlllnallllpobonberlnJlnl ,..111P•OO.u.llSllll

KESIMPUlAN Kasus Studl Bangsal Sltlhlnggll:

Alosoll"kosatuan lnleraksl soslal-splrltual-alam" Budaya Jawa, molalul: dljl!llbdgn metode 'sampol bertujuan' (-sh� ·tata ruang ( slmeblsumbu Alosofts,adapUI llngkungan) -Aspol< BudayaJawa: poransoslal-splrltual Sultan/Kraton, • selubung dalam (terbuka,beboo l'lftdltnll k1Al!m-•l..,danTu111 PllPuUh). poslsl pada sumbu Alosoftsdi area muka Kraton Alosoll"toleransl" Budaya Jawa molalul: ·Aspok Anltoldnr:arslloktur i"J"I campuran (lndlslonal Jawa-gaya Eropa) · gaya anllektur (paduan lawa-Eropa), -Aspek Pelestarlan:bangunan relaHI utuh-asll • strukturbangunan (lndepondon, rangka kaku kaJu-b�a) TERI MA KASIH · omamon-dekorasl (atap,llstplank, balok, Uang, umpak).

l KaM8p Undakan poloSbn an da!ah: ·Tata ruang dlpresemsl (posklbtrtinggl, slmetrlsumbu Fllosofls, terbuke ke Alun-elun

Uun).,. Alun-lllun Ulan dlntslnrasl (rump.Jt,pohon�� .Selubung d1lam dlpresemsl -dlrawatruUn (plafon, belok·bllokhlmp-st, blleng-taleng,.jendeleskyl�t,tle'*"tlmg.lentel).

·Gaya arsltekturdlpresomsl (geyeersltekbJr Jewe-Eropa) • dl rawat ruUn (ales t11ng,t11ng-tfmig, balok-balokdan om 11111n/ dekonsl). .Strukturban l!llnan dloreserYasl dan dlrawat ruUn soluruhaleman2 lllll

4 22/12/2016

Bencana: PENDAHULUAN Fenomena Nllal Sejarah/budaya: Ada puluhan Janis ArsltekturTradlslonal lkonlk di lndonesla • penobatan Mataram ... tempat Sullan-!lultan kerajaan -tempat pelantlkan Preslden RI. pertama, salah satu di Jogyakarta -tempat upacara-upacara (Kraton, rltual splrltual Sultan)

• wujud arsltektur kesemestaan,IJ. kesetempatan budaya Jaws

• bangunan cagar budaya (nllal-aD1t1111 bolu11 makslmal)

isu utama pelestarlanaspek kesemestaandan kesetempatan dalam arsltekturTradlslonalJawa Bll1'tJ!fllTnlum•h•U.nihlb th2010 Udo"'"/baru?tl

: Tujuan Urgensi Penelitian AmanahUURI no. 11-2010 IMengungkap kesemestaan dan kesetempatan dalam arsltektur IBangaalSltthlnggJI dan mendeskrlpslkan konsep pelestarlannya, telah borjalan l n tahun, mas lb blsa dltlngkatkan dengan pendekatan Budaya Jawa, arsltektur dan pelestarlan. Pelestarlan pu uba Pemblaran_. penurunan nllal/kerusakan/kepunahan Bangunan CagarBudaya = Kekayaan budaya bangsa pentlng bagl pemahaman pengembanganseJarah, Bangunan cagar budaya: llmu pengetahuandan kebudayaan Mengungkap kesemestaan dan kesetempatan dalam • aset budaya bangaa yang bernllal Unggl 1. dalam kehldupanbermasyarakat, berbangsa dan arslrekbu darl bangsal • ldentltal naslonal/etnlkjkelompok 101181 Sltlblnggll bemegara • buktl lalu 2. Mende1krlpslkan elemen' arsltektur 1lgnlflkan pembentuknya llmlah masa . 3. Menetapkan konsep pelestarlan elemen' arsltektur bb.

perlu dilestarikan dengantepat PB.B1U1Aft ASPEIC l£StMB1UllIWIIESBEMP4WI D.Al.AM.AltSITEIClUR BAllGSALSmHlllOOIL DI KRAlUllYDOYMAHl'A

5 22/12/2016

Manfaat Kajian Teori Teorl Arsltektur Anltektur • susunan olemen·elemen ..pek bentuk-fungsl-maknl 10001 Pelestarlan Kosemestaandan Kesetempatan d1l1m anltektur '"""' lungs! tvrk.altkonteks Temuan penelltlan: metoda baca aspek bentuk-fungsl arsltektur Banesal Sltlhlng&ll di Yogyakarta . (akthllao-�m ... klnl) • (Ungkung1m,alem, bud.,.) . bentuk(bongunai/rua1111uo� • tvrk.alt ara dlwlllodkan pord>ahan) l_konJkYcgyakarta pendekatsn c (•buklur-koiw;lr, bangunan caga.r budaya tradlslonal . makna(•rtl lntvrpretasl bangunmi/,_,gluor)- tvrk.altsplrlt(Hloslll/nllal2/nonno). •alfHI: TeorlBud8fll T lawa Aspakbenblk: Beman (garts,bldangdanvoluma); memudahkan dim mengungkap: Fllosoll:Dasar Kehldupan Masyarakat (kerukun•n, toloranol) dan lawa Sasunan (pengguna.,sumbu,grtd,repell51, rotMI). • Makna kultural dan nllal-nllalnya darl su1tu obJek Pand1npn Dunla (kesatuan lnterakslsplrllual·soslal·alam) lawa Estetlka (11\tlllul-·••klA.. n, ""'�'""""'tvmo/'8�al tvmo, • elemen-elemen arsltektur pembentuk nllal-nllal tsb. hlrarld,ke&:elmbansm, 8lolus:I) ICl••• 1999; ParftrJ. Kerukunmi=hannonll, selara, tlnqd1nttnteram�lmba�i..L • cara pelestarlan yang tepat (agar makna kultural bertahan) Tolmt'J'lbu""""poll>edllml budayahalG�adllahutu. Malfad Keh•dlrmib..,_ laln = cebuah kekayaml toqJom•D&U'1Wtlmndid), Teorl Pelestarlan T [b!Clup mesrobo"'am. = car11mallh1trealltm: masukan dim pelakaaanaan konservasl bangunan cagar budaya Kae.tililt1intarM:S1plri.tl.lal-H&.hif·_... Pelestart1n • proses memahaml, mellndungl, morawat dan mel1kukan , ...q1band..J. ta�·plo bok >ii). (penentu kebQakan, pemlDk baneunan,anltekjpengowos/pelaksana) tlndlkan pelestarlan plda suatu tempat(bangunan/llngkungan), lnten1ksl10&l•Iseklllgtaslkap thd alEI asplrlbJal . N n agp Ulll- llalnr- bsrtahln. Tindakln polostarlln: tlndakaa pre•ontlf,presenasl, restorasl,rehablUtasl, adaptasl, rekonstruksl (111tat..bc,.pal!n-..kll l!i"S).

Pendekatan Nllal METODEPENELITIAN Makna kultural ...... tenusun/dldukung sejumlah ,...11: Studl lnl bertu)u1n mengungkap kosemostaandan kasetempatan anltektur Nl11l Bud8Jll a1pok lllo1oll/nll1l ,1 pokk a n BanesalSltlhlnggll di KratonYogyakarta dengan cara deskrlptlf·oksplanatlf • (8BJ9 hldup) 1 ogl ta (�blol, &•lal), aspek artefak (bangmm/oman8J1tkeblkmlgm) -+ Peaollllln Kualltatlf[Moloong 2010] Nllal Anltektural anltektur,karya an terkonal, pelopor " • gaJa Itek U

6 DOKUMENTASI KEGIATAN Nama Bangunan : Malang Semirang

Nam a Foto Detail Keterangan Gambar

Denah Pengambilan titik ukur

- -- I - -- menggunakan metoda perhitungan azimuth. ••'7i���i""'""""::-I Gambar di samping tampak samping dan bawahnya tampak depan.

Ukuran Detail bagian kolom dan atas umpak umpak pada kolom T

•1

Detail bagian tengah umpak pada kolom T

Detail bagian bawah umpak pada kolom T Detail umpak luar pada titik denah G

Potongan Siste m memanjang sambungan pada struktur kolom P

Si stem sambungan pada struktur kolom R

Si stem sambungan pada struktur kolom A

Potongan Material pada melintang tampak dan samping keterangan Malang material Semira ng Potongan

----- melintang

Denah atap Detail

-- struktur penutup atap

Detail ukiran pada plafon tumpang sari

Detail Detail umpak arsitektural pada titik Q di kolom denah tum pang dengan sari elevasi lebih tinggi Detail umpak pada titik T di denah dengan elevasi lebih rend ah

Detail Gambar ukuran isometri kolom umpak pada tum pang titik T pada sari denah

Nam a Foto Detil Keterangan Bangunan

Sri J' t 11' !<.' r•..i,,.i r----'"- Den ah )5.q -- I] - [J fl'I Mang anti ··'"Ttf.. Kol om '( .. I • ---- �---- -�---�--- !f- - r;--. I I ..... - � -- .,_ ,. ,_ ";' '! : � .. .. 1' . . '? yo �1': 7 � , • 0 ' �- � � h- I 't .,,, ' I � � " ' I 7..... ' -� .. i l ll' � Kol om Jarak Kol om Jarak Kol om Jarak Kol om Jarak . ,•.: 2.13 2.07 1.40 0-P 2.85 A-B H-l G'-F' J• -: ? 2.87 I 3.50 2.18 P-Q 1.90 ' - . '! ':' . ri �· . . 8-C 1-E' J-K , .. 2.87 1.36 2.52 Q-R 1.92 ":.4. . D E'-J' . . . C- I K-L . 2.90 2.04 2.28 R-S 1.90 " ·�· ; f. D-E J'-1' L-A ,, .. 2.10 2.85 I 0.92 S-T 2.84 . · : ' �· l l'-H ...,;: : &' . � E-F B-M ] : Pf 2.28 237 2.85 T-U 2.84 ! ·, � F H'-K' 1[ -G M-N -T 2.52 2.88 286 2.85 ' �-//)I "".. ' ::;.�- / G-H K'-G' N-0 U-V } �::jo.cr- 1.92 1.93 1.41 5.795 t V-W W-X X-Y Y-Z " j'" 2.98 5.8 5.8 1 �� fU"> /C.oLOIOi� • l>IN"'N� Z-A' A'-B' S-C' C'-D' " ..... f( fltll • cnau.� ,,. ' " ..,,,._ ..# ,n 'f"Ttll<... "' t � · - 4:, 0' ,. IJ>14 '� e..�.... ' 0- • t • ,f:fG lo lir J. _,,. ' ' . ( ,_._ Jlfc I � I 2-• "-w as- 1-9:Z...... t.'� I < Jeci z. '1 ;. . _ ,. . 11t I Ill - )( .l.6 • 0 1eo ; t ,_. S $'> t.� :1 ,. L.."' "" ,., , .. . ""' - I� .I. !M.' 1 '1r f .,,.n ic: -.. f "" 1 �:z.� !"'!� f. 'If L • t , , ... . . • � • \ "f•8 I '(. J- 0 l.90 5-7� I ... o rt;.. :1.u , (f, ;o Lft , n-•i - . ... ' " 1.. 2.Gr- 1 ·"6 ,,.. ,,., f-a � u.s-.. A gr; . ,. ,. .2"...''" -11' ,...... ,. • • .,. -A' 1fD () f) .8 . (' ,, ... '1 ' ''\.," I l'ib I .. �- > / ' '1' ,_,. s -c:,' S' , _ , ;;T us , ... 1"1 -6 1 • • I o o' 0 1 "'I i� 0 •¥ e' 111 0 r· g. · /-IJ �- · · J.e•.. ,._; o - ·� s-� � !! ,.J I Potongan .,..-?f, I Bangunan

.I -- __. ------9---- • *>

0 0 • 0 --; J f A --,,1. " .. 1\(\1\.... • 0 ' - t_ _j' ,. � • :;1.'J 0 • ,.o • �- 9 • •

I � I �·J.I_',.J I1�1\-A -' ______.I 5 ' '

Detil Sekur Kolom S

I 1)-� . I r BI �2- H>" -----' i--+-:5.J. 1/ I 1 r:- Detil Kolom J'l'H'K'G' Balok BA

BalokZY Gerding Kelem S

Kase Kelem S KolomA'

KolomY Kolom Z Detil Tumpang Sari

Tampak Kolom Y

Kolom Z