JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

Analisis Framing Tirto.Id dan Kumparan pada Pemberitaan Kasus Ujaran Kebencian Habib Bahar

Achmad Muayad1, Mayasari2, Siti Nursanti3 1Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: [email protected] 2Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: [email protected] 3Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: [email protected]

ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana struktur frame yang dibentuk media online Tirto.Id dan Kumparan dalam memberitakan kasus ujaran kebencian Habib Bahar bin Smith terhadap Presiden . Metode analisis yang digunakan yaitu analisis framing menurut Pan Zhongdang dan Gerald M. Kosicki. Hasil penelitian ini menunjukan, berdasarkan analisis pada struktur sintaksis, Tirto.Id dan Kumparan ingin terlihat netral atau tidak memihak. Secara retoris, baik Tirto.Id maupun Kumparan menekankan bahwa Habib Bahar bersalah, selain itu Tirto.Id mendorong pihak Kepolisian menyelesaikan kasus ini secara objektif dan tanpa pandang bulu, sedangkan Kumparan terlihat mencoba menonjolkan kehidupan Habib Bahar. Secara Skrip, kedua media ini sama-sama memiliki kekurangan pada kelengkapan unsur skrip (5W+H) dalam beberapa artikel berita yang diposting. Sedangkan, dilihat dari struktur tematis, tema yang berkaitan informasi yang disampaikan Kumparan terlihat lebih luas dibandingkan Tirto.Id, hal tersebut dibuktikan dengan porsi pemberitaan yang lebih banyak. Namun, dilihat dari penulisan informasi, Tirto.Id terlihat lebih piawai dibanding Kumparan, Tirto.id menulis dan menyusun informasi secara runtut dan rapi. Kata Kunci: Analisis Framing, Ujaran Kebencian, Habib Bahar, Tirto.Id, Kumparan

ABSTRACT This study aims to find out and describe how the frame structure was formed by Tirto.Id and Kumparan online media in reporting Habib Bahar bin Smith's hate speech cases to President Joko Widodo. The analytical method used is framing analysis according to Pan Zhongdang and Gerald M. Kosicki. The results of this study indicate, based on an analysis of the syntactic structure, Tirto.Id and Kumparan want to look neutral or impartial. Rhetorical structure, both Tirto.Id and Kumparan emphasized that Habib Bahar was guilty, besides that Tirto.Id encouraged the Police to resolve this case objectively and indiscriminately, while Kumparan was seen trying to accentuate the life of Habib Bahar. In Script structure, both of these media both lack the completeness of script elements (5W + H) in several news articles posted. From the thematic structure, the themes related to the information conveyed by Kumparan appear to be wider than Tirto.Id, this is evidenced by the greater reporting portion. However, judging from the writing of information, Tirto.Id looks more skilled than Kumparan, Tirto.id writes and compiles information in a coherent and neat manner. Keywords: Framing Analysis, Hate Speech, Habib Bahar, Tirto.Id, Kumparan

PENDAHULUAN sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan Komunikasi merupakan kebutuhan fisik maupun batin. Ketika lapar, seorang bayi setiap manusia. Komunikasi digunakan akan menangis, ketika senang, seorang anak

COPYRIGHT@LONTAR2020 JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

akan tertawa, dan ketika sedih seorang ibu warna, bahasa sebagai alat komunikasi, dan akan menangis. Begitulah proses komunikasi. lain-lain. Sementara itu, yang dimaksud Tidak hanya soal bahasa, tetapi simbol dan dengan proses komunikasi sekunder adalah raut muka itu juga bagian dari komunikasi. proses penyampaian pesan kepada orang lain Itulah mengapa komunikasi perlu dipelajari, dengan menggunakan alat sebagai media guna mencegah terjadinya miskomunikasi. (Effendy, 2006:11-18). Secara teoritis, menurut Everett M. Rogers Pada proses komunikasi sekunder, sebagaimana dikutip Mulyana dalam buku media memegang peranan yang sangat penting „Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar‟, dalam proses komunikasi karena lebih efektif komunikasi adalah proses dimana suatu ide dan efisien dalam menjangkau khalayak dan dialihkan dari sumber kepada suatu penerima menyampaikan pesan. Ilmu Komunikasi atau lebih, dengan maksud untuk mengubah memiliki fokus studi tersendiri dalam kajian tingkah laku mereka. Sedangkan, ilmu media massa, yakni Komunikasi Massa. Media komunikasi merupakan cabang ilmu sosial massa merupakan sarana utama dalam sistem yang mempelajari tata cara berkomunikasi dan komunikasi massa. Menurut DeVito ( dalam segala hal yang berkaitan dengan proses Khalik, 2013), komunikasi massa dapat komunikasi. Lingkup dari komunikasi itu didefinisikan dengan memusatkan perhatian sendiri adalah komunikator , pesan, media, pada unsur-unsur yang terlibat dalam tindakan komunikan (penerima pesan), dan feedback komunikasi dan mengaitkannya dengan (Mulyana, 2007). Komunikasi merupakan operasional media massa. Unsur-unsur yang sarana bagi manusia untuk mengekspresikan dimaksud adalah sumber, khalayak, pesan, keresahan yang dialami, juga menunjukan proses, dan konteks. Untuk menyusun dan eksistensi diri, tujuannya tentu untuk memproduksi pesan dalam komunikasi massa, mendapatkan simpati. Melalui komunikasi membutuhkan biaya yang sangat besar karena seseorang dapat mengetahui keinginan orang bekerja dalam institusi yang besar dan rumit lain, begitu pula sebaliknya. Jadi, tak bisa serta melibatkan banyak orang (Khalik, dipungkiri komunikasi memiliki kedudukan 2013:4). Konsepnya sama saja dengan yang sangat penting dalam peradaban manusia komunikasi pada umumnya. Hanya saja, di bumi ini. Meski begitu, proses komunikasi Komunikasi massa melibatkan banyak orang tak selalu mulus. Proses komunikasi dikatakan ketika proses komunikasi berlangsung. Selain berhasil ketika kedua pihak saling mencerna itu, pesan yang akan disampaikan bersifat dengan baik pesan masing-masing sehingga universal dan akan diterima khalayak secara menimbulkan respon yang dikehendaki. Maka serempak. Efek yang ditimbulkan pun akan diperlukan komunikasi yang efektif. Efektif semakin kuat. Dengan demikian akan dapat dipahami sebagai “the communication is menghasilkan feedback yang kompleks dan in tune”, yaitu kedua belah pihak yang beragam. Dalam komunikasi massa, efek yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan ditimbulkan khalayak terhadap suatu yang disampaikan, lalu pesan harus mampu informasi yang disampaikan menjadi studi dimengerti, dipersepsi dan mampu yang sangat menarik oleh penulis. Banyak menghasilkan reaksi (action)(Putri, 2018). teori-teori dari para ahli yang mengkaji Menurut Effendy, proses komunikasi komunikasi massa. Teori kultivasi (George dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu proses Gerbner), teori Jarum Hipodermik, teori Uses komunikasi primer dan proses komunikasi and Gratification, dan masih banyak lagi. sekunder. Yang dimaksud dengan proses Kekuatan pers (media massa) dalam komunikasi primer adalah proses penyampaian membangun peradaban masyarakat pesan kepada orang lain yang dilakukan sesungguhnya terletak pada kekuatan efek dengan menggunakan lambang atau simbol yang dimilikinya. Bahkan, menurut McLuhan, sebagai media seperti isyarat, gambar, bukan hanya pesan-pesan, bentuk media saja

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

sudah bisa memengaruhi massanya. dikemukakan McCombs dan DL Shaw, Sedangkan, menilik keilmuan linguistik, Most dengan asumsi bahwa jika media memberi forms of media production are realized into tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu the language. Therefore, the relationship akan memengaruhi khalayak untuk between language and the media is two things menganggapnya penting. Jadi, apa yang that cannot be separated (Mayasari, dianggap penting bagi media, maka penting Darmayanti and Riyanto, 2013). Lebih jauh, juga bagi masyarakat. Oleh karena itu, apabila dalam perspektif sosiologis, menurut media massa memberi perhatian pada isu Newcomb (dalam Muhtadi, 2008), perubahan tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan sikap suatu masyarakat pada umumnya memiliki pengaruh terhadap pendapat umum dipengaruhi oleh adanya informasi baru yang (Bungin, 2006:285). dipandang relevan dengan tuntutan Realitas yang terjadi saat ini, pesan kondisional, kapan dan dimana informasi itu ibarat pisau dan media sebagai pemiliknya. diterima. Bersamaaan dengan munculnya Pisau bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan respon terhadap stimuli informasi, secara pemiliknya, jika ingin memotong benda yang bertahap dan disadari ataupun tidak disadari, besar tentu diperlukan pisau dengan ukuran perubahan itu mulai terjadi. Besar kecilnya yang besar, begitu pun tingkat ketajamannya perubahan, salah satunya bergantung pada bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam kekuatan efek media yang menjadi salurannya. konteks komunikasi massa pun begitu, pesan Sebagai penyalur informasi, media massa dapat dimanipulasi melalui kontruksi frame merupakan kekuatan yang mampu yang dibuat media dalam kepentingannya. memengaruhi sekaligus merubah perilaku Ingin menciptakan opini publik yang lebih masyarakatnya, termasuk perilaku politik yang besar, dengan framing bisa dilakukan. Namun, biasanya menjadi target dari partai-partai keadaan ini tentu berlawanan dengan pedoman politik atau kekuatan-kekuatan politik lainnya. jurnalisme yang ada, tetapi apa mau dikata Sebab media massa, sesuai dengan sifat dan ketika konflik kepentingan sudah menjadi fungsi yang diperankannya, selalu berusaha haluan. menyajikan informasi terbaru dan dipandang Sejalan dengan Yesicha dalam karya relevan bagi masyarakatnya (Muhtadi, ilmiahnya “…tidak semua media dapat 2008:48). menjalankan fungsi mereka dengan baik. Ada Komunikasi massa juga mengkaji unsur juga media memiliki kepentingan politik lain dalam proses komunikasi berlangsung, sesaat atau media yang betul-betul serius untuk yakni pesan, pesan memiliki ikut andil dalam menjalankan sebuah bisnis. Hal ini dapat menentukan efek yang ditimbulkan dalam terlihat dari masing-masing media massa sebuah proses komunikasi. Dalam konsep dengan ciri khas (ideologi) mereka tersendiri komunikasi massa, pesan disebut sebagai yang tergambar mulai dari fokus pemberitaan, informasi atau berita. Karena bersifat massa, bentuk atau tata letak (Lay-out) pada sampul, berita haruslah bersifat universal. Tetapi, tentu bentuk tulisan, pengunaan bahasa, warna setiap media akan menyampaikan informasi (cover dan headlines), bahkan ukuran media yang berbeda dengan media lainnya, bahkan cetak itu sendiri. Ciri khas ini selalu dijaga informasi yang sama pun bisa disampaikan dengan konsisten dengan tujuan, khalayak dengan style yang berbeda. Informasi atau media langsung bisa mengenali yang ia berita akan dikemas menggunakan konstruksi konsumsi. Ciri khas media ini juga frame sesuai kebutuhan medianya. Tak hanya mengambarkan arah dan tujuan dari media itu itu, pemilihan informasi yang akan didirikan”. (Yesicha, 2017) disampaikan ke publik bisa saja disesuaikan Imbasnya, hakikat dari tujuan adanya dengan kebutuhan media itu sendiri. Sejalan media tidak tercapai, seperti yang ditulis dengan teori Agenda Setting yang Sucahya dalam jurnalnya yang menuliskan

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

bahwa pengelolaan media pada masa kini sering jauh dari ideal kepentingan publik. Kasus Ujaran Kebencian Habib Bahar Meskipun industri media memiliki ratusan Berita yang cukup menjadi karyawan yang bagus, rajin, dan berbagai perbincangan publik tanah air pada akhir tahun profesional, kendala struktural yang 2018 adalah penetapan Habib Bahar bin Smith diciptakan oleh perusahaan terkadang menjadi sebagai tersangka kasus ujaran kebencian kendala untuk mempertemukan berbagai terhadap presiden Joko Widodo. Berita ini potensi karyawan tersebut.(Sucahya, 2013) menjadi headline di hampir semua media Terlebih, kini media dalam komunikasi nasional. massa memasuki babak baru, yaitu media yang Sebelumnya, Habib Bahar dilaporkan berbasis jaringan atau biasa disebut media oleh Ketua Umum Cyber , Muannas online dan atau media siber. Media massa Al- Aiddid atas dugaan ujaran kebencian yang mampu memenuhi kebutuhan informasi terhadap presiden RI, Joko Widodo. Habib dalam keseharian hidup masyarakat dan dapat Bahar bin Smith dilaporkan karena potongan menembus batas ruang dan waktu. Media video yang beredar di media sosial Instagram massa yang berbasis jaringan yang dapat berisi ceramah yang menggebu-gebu dengan diakses kapan pun dan dimana pun oleh kata-kata yang dianggap menghina Jokowi. masyarakat yang memiliki aksesibilitas Dalam video itu Habib Bahar juga menyebut internet. Media pemberi informasi menghibur, “Kamu kalau ketemu Jokowi, buka celananya, menyenangkan, bahkan kadang mengganggu jangan-jangan dia haid tuh Jokowi, kayanya khalayak. Media yang juga mampu banci”. Inilah yang menjadi dasar menggerakkan emosi atau memengaruhi dilaporkannya Habib Bahar ke polisi. Menurut perasaan, menantang, dan mendefinisikan klarifikasi Habib Bahar mengenai videonya masyarakat serta membentuk realitas ketika diwawancarai TVONE, ia mengatakan khalayak. Bahkan bukan tak mungkin media ceramah dalam video itu dilakukan ketika di saat ini dapat memicu terbentuknya budaya Palembang pada tahun 2017 lalu, ia juga baru di masyarakat, sebagimana menurut Sigit, mengatakan tidak menghina Jokowi secara teknologi komunikasi dan globalisasi pada pribadi melainkan secara kepemimpinan. Ia hakikatnya ternyata telah membawa nuansa mengacu pada aksi bela 4 November budaya dan nilai yang memengaruhi selera dan 2016 di Istana Negara, pada saat itu Jokowi gaya hidup masyarakat. Melalui media yang tidak bersedia menemui massa aksi dan pada kian terbuka dan terjangkau, masyarakat saat itu massa aksi ditembaki gas air mata oleh menerima berbagai informasi tentang petugas keamanan sebagai upaya pembubaran. peradaban baru yang datang dari seluruh Habib Bahar tak terima dengan perlakuan penjuru dunia (Surahman, 2016). tersebut karena yang banyak -ulama Perkembangan teknologi ini adalah yang ikut dalam aksi tersebut menjadi korban. keniscayaan, maka sulit sekali menghindar Itulah yang menjadi dasar Habib Bahar dari segala dampak yang ditimbulkannya, mengeluarkan kata-kata yang saat ini viral seperti halnya disampaikan Romli dalam dalam ceramahnya di Palembang tahun 2017 bukunya „Komunikasi Massa‟, perkembangan lalu. teknologi komunikasi tidak dapat dibendung Terhitung Jumat, tanggal 6 Desember sehingga perdebatan antara yang pro dan yang 2018, Habib Bahar telah ditetapkan sebagai kontra terhadap perkembangan teknologi ini tersangka setelah dilakukan pemeriksaan tidak perlu dipertajam. Bila ada beberapa selama kurang lebih 11 jam di Bareskrim pengaruh buruk dari hasil kehadiran teknologi Polri. Habib bahar menerima penetapannya media tentu tidak dapat dihindari karena hal sebagi tersangka dibuktikan dengan tersebut merupakan konsekuensi dari ditandatanginya BAP oleh Habib Bahar dan pertumbuhan setiap media baru (Romli, 2017). pengacaranya. Habib Bahar disangka

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

melanggar Pasal 16 jo Pasal 4 UU Nomor 40 menyajikan berita dengan lebih segar, Tahun 2004 tentang Penghapusan menarik, dan kekinian. Diskriminasi Ras dan Etnis. Tujuan penulis menggunakan Tirto Id Kasus yang menimpa Habib Bahar dan Kumparan untuk diteliti karena ingin ikut meramaikan headline berita. Berita ini mengetahui apakah kedua media ini menambah panas panggung politik yang tak mengedepankan ketidakberpihakan (netral) kurang satu tahun lagi akan digelar. Yang dan menjunjung tinggi etika jurnalistik dalam melaporkan Habib Bahar adalah Muannas Al- menyampaikan berita di masa menuju pemilu Aididd, ketua umum Cyber Indonesia, 2019. Terutama dalam menyampaikan berita sekaligus politikus Partai Solidaritas Indonesia mengenai penetapan tersangka Habib Bahar (PSI) yang merupakan partai koalisi bin Smith dalam kasus ujaran kebencian pengusung Capres-Cawapres Jokowi-Ma‟ruf. terhadap Presiden Jokowi, karena kasus ini Sedangkan, Habib Bahar merupakan salah satu ikut memanaskan pemilu 2019 nanti. Melalui ulama yang ngotot menyerukan pergantian tulisan ini, penulis juga mencari tahu apakah presiden pada pemilu 2019. media-media yang masih muda ini ikut Kasus ini memicu respon dari oposisi dipolitisasi kelompok kepentingan tertentu. pemerintah. Oposisi berharap apabila kasus ini Tentu harapannya kedua media ini melakukan dijadikan sebagai bentuk penegakkan hukum tugasnya sebagaimana mestinya, bertindak di Indonesia, proses hukum tidak hanya sesuai kaidah kegiatan jurnalistik yang berlaku dilakukan kepada apabila yang melapor adalah dan mengesampingkan kepentingan pribadi, kubu pemerintah, sedangkan laporan dari kubu golongan dan kekuatan tertentu sehingga dapat oposisi tidak diproses. “Hukum harus berdiri mengejawantahkan nilai-nilai yang sesuai setegak-tegaknya, bukan karena politisasi, dengan kaidah yang berlaku, dengan demikian framing atau pesan-pesan politik”. Pernyataan infomasi yang disalurkan ke khalayak Hidayat Nur Wahid (kader PKS) sebagai merupakan informasi yang sebagaimana oposisi ini cukup mewakili alasan penulis mestinya dan nyata seutuhnya. merasa perlu kasus Habib Bahar ini untuk diteliti, karena kasus ini sedikit banyak ikut METODE PENELITIAN memengaruhi panasnya pemilu 2019, Kajian ini berbasis analisis wacana khususnya Pemilihan Presiden. media dengan metode kualitatif, teknik analisa penelitian ini menggunakan model framing Tirto.id dan Kumparan Kasus di atas juga ikut menghiasi menurut Pan Zhongdang dan Gerald M. Kosicki. Menurut Sudibyo sebagaimana headline dalam portal berita Tirto.id dan dikutip Fiorentina dalam karya ilmiahnya, Kumparan. Tirto Id dan Kumparan merupakan salah satu media massa yang bergerak dalam dalam Ilmu Komunikasi framing digunakan cyber media yang masih cukup muda. untuk menggambarkan sebuah realita oleh media. Dalam praktiknya, analisis framing Keduanya sama-sama didirikan pada tahun juga membuka peluang bagi implementasi 2016. Meski masih sepak terjang instansi konsep – konsep sosiologis, politik, dan masih muda, kedua media ini cukup kredibel dalam memberikan berita, karena dua portal kultural untuk menganasilis fenomena berita ini sama-sama didirikan oleh mantan komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks Junalis detik.com. Kumparan didirikan oleh sosiologi, politik atau kultural yang Budiono Darsono, mantan wartawan sekaligus pendiri detik.com (Kumparan, no date), Tirto melingkupinya (Fiorentina, Mayasari and id didirikan oleh Atmaji Sapto Anggoro yang Hariyanto, 2018). Dalam pendekatan Pan dan juga pernah berkarier di detik.com (Tim Kosicki, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar (Eriyanto dalam Redaksi Tirto.id, 2016). Kedua portal ini

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

Analisis Framing – Konstruksi, Ideologi, dan kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan Politik Media¸ 2002: 295-306), yaitu; mendasarkan diri pada klaim otoritas Struktur sintaksis; sintaksis akademik. Wartawan bisa jadi mempunyai berhubungan dengan bagaimana cara pendapat sendiri atas suatu peristiwa, wartawan menyusun peristiwa, pernyataan, pengutipan itu digunakan hanya untuk opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke memberi bobot atas pendapat yang dibuat, dalam bentuk susunan umum berita. Struktur bahwa pendapat itu tidak omong kosong, semantik ini dengan demikian dapat diamati tetapi didukung oleh ahli yang berkompeten. dari bagan berita (lead yang dipakai, latar, Kedua, menghubungkan poin tertentu dari headline, kutipan yang diambil, dan pandangannya kepada pejabat yang sebagainya). Intinya ia mengamati bagaimana berwenang. Ketiga, mengecilkan pendapat wartawan memahami peristiwa yang dapat atau pandangan mayoritas sehingga pandangan dilihat dari cara ia menyusun fakta ke dalam tersebut tampak menyimpang. bentuk umum berita. Bentuk sintaksis yang Struktur skrip; skrip berhubungan paling populer adalah struktur piramida dengan bagiamana wartawan mengisahkan terbalik. Sintaksis menunjukan bagaimana atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk wartawan memaknai peristiwa dan hendak berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi kemana berita tersebut akan dibawa. Headline, cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh aspek sintaksis dari wacana berita dengan wartawan dalam mengemas peristiwa ke tingkat kemenonjolan yang tinggi dan dalam bentuk berita. Bentuk umum dari menunjukkan kecenderungan berita. Pembaca struktur skrip ini adalah 5W+1H (who, what, biasanya lebih mengingat headline daripada when, where, why, dan how). Unsur bagian berita yang lain. Headline memiliki kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda fungsi framing yang kuat dengan framing yang penting. Skrip memberi tekanan memengaruhi bagaimana realitas dimengerti mana yang didahulukan dan mana yang dengan menekankan makna tertentu. Lead, disembunyikan. merupakan pengantar sebelum masuk ke isi Struktur tematik; bagi Pan dan berita. Lead bisa menjadi penjelas atau Kosicki, berita mirip sebuah pengujian pemerinci dan juga menggambarkan latar hipotesis: peristiwa yang diliput, sumber yang berita. Fungsi lead dalam framing berita dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan, adalah memberikan sudut pandang berita dan semua perangkat itu digunakan untuk menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang diberitakan. Latar, latar merupakan yang dibuat. Pengujian hipotesis ini bisa bagian berita yang dapat memengaruhi makna disamakan dengan struktur tematik berita yang ingin ditampilkan wartawan. Seorang yakni bagaimana fakta itu ditulis dan wartawan ketika menulis berita biasanya ditempatkan ke dalam teks berita secara mengemukakan latar belakang atas peristiwa keseluruhan sehingga mendukung tema yang yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan dipunyai wartawan. Tematik berhubungan arah mana pandangan khalayak hendak dengan bagaimana wartawan mengungkapkan dibawa. Kutipan, kutipan dalam penulisan pandangannya atas peristiwa ke dalam berita bertujuan untuk membangun proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat objektivitas. Kutipan merupakan bagian berita yang membentuk teks secara keseluruhan. yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh Struktur ini akan melihat bagaimana wartawam bukan pendapat wartawan semata, pemahaman itu diwujudkan dalam bentuk melainkan pendapat dari orang yang yang lebih kecil. Detail, berhibungan dengan mempunyai otoritas tertentu. Pengutipan kontrol informasi yang ingin ditampilakan. sumber ini menjadi penanda framing atas tiga Komunikator akan menampilkan secara hal. Pertama, mengklaim validitas atau berlebihan dengan detail, kalau perlu diirinci

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

dengan data, informasi yang menguntungkan digunakan untuk memanipulasi Bahasa dengan atau menimbulkan citra yang diinginkannya. menciptakan suatu imajinasi. Kata hanti Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi- merupakan alat yang dipakai oleh komunikator informasi yang sedikit, bahkan kadang tidak untuk menunjukan di mana posisi seseorang disampaikan, apabila hal itu merugikan atau dalam wacana. Dalam mengungkapkan tidak sesuai dengan makna yang ingin sikapnya, sesorang dapat menggunakan kata dikonstruksinya. Elemen detail merupakan ganti „saya‟ atau „kami‟ yang menggambarkan strategi penonjolan makna yang dilakukan sikap tersebut sebagai sikap resmi wartawan secara implisit. Wacana mana yang komunikator belaka. Tetapi ketika memakai dikembangkan wartawan kadangkala tidak kata ganti „kita‟ sikap tersebut terlihat sebagai perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari representasi sikap bersama dalam suatu detail bagian mana yang dikembangkan komunitas. Sedangkan penggunaan kata ganti dengan detail yang besar. Koherensi, „mereka‟ justru menciptakan jarak dengan koherensi adalah pertalian atau jalinan antar komunikator bahakan menjelaskan pihak yang kata atau kalimat dalam teks. Dua buah berbeda pendapat dengan komunikator. kalimat dengan fakta yang berbeda dapat Elemen tematik ini sekilas terlihat mirip dihubungkan dengan proposisi sehingga dengan elemen tematik dalam analisis wacana tampak koheren. Di sini proposisi atau kata kritis, sebagaimana dalam buku Analisis hubung apa yang digunakan akan menentukan Wacana Kritis (2019) yang menyebutkan bagaimana hubungan kedua fakta tersebut bahwa elemen tematik menunjuk gambaran sehingga dapat membantu menjelaskan makna umum suatu teks. Disebut juga gagasan inti, apa yang ingin ditampilkan komunikator. Ada ringkasan, atau yang utama dari sebuah beberapa macam koherensi yang ditentukan wacana. Bagian tematik pada umumnya oleh jenis hubungan antarposisi, yaitu diketahui setelah tahap analisis linguistik koherensi kondisional yang menunjukan secara keseluruhan. Tematik ini juga dapat hubungan kasusal dan penjelas, koherensi dilengkapi dengan beberapa subtematik. fungsional yang membuat generalisasi dan Misalnya, tematik mengenai Rasisme spesifiksi, dan koherensi pembeda yang didukung dengan subtematik penempatan berkaitan dengan bagaimana dua buah fakta pihak tertentu sebagai pihak terpinggir hendak dibedakan. Bentuk kalimat, bentuk (marginal), penempatan pihak tertentu sebagai kalimat adalah segi sintaksis yang penyalur kuasa (power) dll. (Mayasari and berhubungan dengan cara berfikir logis yakni Darmayanti, 2019) prinsip kausalitas. Logika kausalitas ini berarti Struktur retoris; struktur retoris dari susunan Subjek (yang menerangkan) dan wacana berita menggambarkan pilihan gaya Predikat (yang diterangkan). Bentuk kausalitas atau kata yang dipilih wartawan untuk ini tidak sekedar persoalan teknis kebahasaan menekankan atau menonjolkan makna, tetapi menentukan makna yang akan dibentuk membuat citra, meningkatkan gambaran yang oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang diinginkan dari suatu berita, dan mendukung berpola aktif, seseorang menjadi subjek dari argumentasi atas kebenaran berita yang pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif disampaikan. Leksikon, elemen ini sesorang menjadi objek dari pernyataannya. menandakan bagaimana seseorang melakukan Pola kalimat memang bisa dibuat aktif atau pemilihan kata atas berbagai kemungkinan pasif, namun pada umumnya pokok yang kata yang tersedia. Pilihan kata yang dipakai dianggap penting selalu diletakkan di awal komunikator secara ideologis menunjukan kalimat. Bentuk kalimat juga menentukan bagaimana pemahamannya terhadap fakta atau apakah sesorang diekspresikan secara eksplisit realitas. Grafis, elemen wacana yang dipakai (jelas) atau implisist (disembunyikan) dalam untuk memeriksa apa yang ditekankan atau teks. Kata ganti, elemen wacana yang ditonjolkan melalui bagian tulisan seperti

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

pemakaian tanda Tanya, huruf tebal, miring, garis bawah, bahkan termasuk grafik, tabel dan RETORIS 9. Leksikon Kata, idiom, Cara 10. Grafis gambar/foto, foto. Bagian yang ditulis berbeda itu adalah wartawan 11. Metafor grafik bagian yang dipandang penting oleh menekankan 12. Pengandaian komunikator, supaya khalayak menaruh fakta perhatian pada bagian tersebut. Metafora, kata Sumber: (Sobur, 2015) atau kelompok kata yang mengandung arti bukan sebenarnya, dapat berupa kiasan, HASIL DAN PEMBAHASAN kepercayaan masyarakat, peribahasa, pepatah, Hasil kata-kata kuno, ayat ajaran agama, serta Kasus ujaran kebencian Habib Bahar ungkapan sehari-hari yang dipakai secara yang mengemuka pada akhir tahun 2018 strategis sebagai landasan berfikir, alasan cukup menarik perhatian media untuk meliput pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu dan memberitakan kepada khalayak, termasuk kepada publik. Pemakaian metafor tertentu Tirto.id dan Kumparan. Sepanjang 7 dapat memunculkan gambaran makna Desember 2018, Tirto.id mempublikasikan 5 berdasarkan persamaan atau perbandingannya berita dan Kumparan 8 berita. Berita tersebut dengan arti harfiah kata-kata yang digunakan diposting di portal webnya masing-masing, (Eriyanto, 2002:295-306). www.tirto.id dan www.kumparan.com, 13 Ringkasnya, indikator-indikator yang berita itu yang kemudian menjadi subjek pada dianalisis oleh penulis terletak pada tabel penulisan ini. Penulis menganalisis semua penjabaran di bawah ini. berita yang diposting Tirto.id dan Kumparan

untuk mengetahui frame yang dibangun dalam Tabel 1 Analisis Framing Pan Zhongdang dan Gerald M.Kosicki memberitakan kasus ujaran kebencian Habib Bahar terhadap Presiden Joko Widodo. Semua STRUKTUR PERANGKAT UNIT naskah berita disusun berdasarkan urutan FRAMING YANG DIAMATI waktu posting lebih dulu. Adapun metode SINTAKSIS 1. Skema Headline, yang dipakai adalah analisis framing menurut Cara Berita lead, latar Pan Zhongdang dan Gerald M. Kosicki. wartawan informasi, Arsip seluruh naskah berita bisa menyusun kutipan, fakta sumber, diakses melalui fitur „pencarian‟ pada portal pernyataan, berita Tirto.id dan Kumparan dengan penutup. menuliskan judul-judul berita yang diteliti. Atau bisa pula mengakses arsip penelitian SKRIP 2. Kelengkapan 5W+1H Cara berita penulis dengan mengunjungi laman wartawan shorturl.at/zFLNW mengisahkan fakta Analisis Framing Tirto.id Berita pertama dengan judul, „Bahar bin Smith Jadi Tersangka, Pengacara akan TEMATIK 3. Detail Paragraf, Cara 4. Maksud Proposisi Tempuh Praperadilan‟. Secara umum memuat wartawan kalimat, keterangan Pengacara mengenai proses hukum menulis hubungan yang berjalan. Judul tersebut cukup mewakili fakta 5. Nominalisasi isi dari berita keseluruhan, jadi isi berita antarkalimat 6. Koherensi memuat fakta dan keterangan pendukung dari 7. Bentuk maksud judul yang ditulis. Dari keseluruhan kalimat berita ini, penulis menggambarkan Bahar 8. Kata ganti Smith yang telah ditetapkan sebagai tersangka

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

berhak menempuh jalur hukum yang lain Berita keempat dengan judul sebelum diadili guna memastikan prosedur „Pengacara: Bahar Smith Bawa Buku Majas hukum yang dilakukan oleh pihak terkait & Bantah Ujaran Kebencian‟. Judul tersebut terhadap Bahar Smith sesuai ketentuan dan ditulis menggunakan kutipan langsung dari dinyatakan sah berdasarkan peraturan sumber. Dari judul tersebut bisa diketahui perundang-undangan yang berlaku sumber utama dari berita ini adalah pengacara Pada berita kedua dengan judul, Bahar Smith, isinya pun memuat keterangan- „Polisi: Bahar bin Smith Ditetapkan keterangan berupa bantahan mengenai Tersangka Tapi Tidak Ditahan‟, penulis perkataan Bahar Smith pada ceramahnya yang terlihat ingin terlihat netral karena judul yang dianggap menghina. Hal yang paling menonjol ditulis menggunakan kutipan langsung dari dari berita ini adalah pernyataan yang sumber, tetapi jika dilihat isi beritanya, disampaikan penulis sebagaimana potongan keterangan dari sumber tidak sepenuhnya gambar berikut. sama, sebagaimana tertera pada potongan gambar berikut .

Gambar 3. Penggalan isi naskah berita 4 Tirto.id

Dari kata yang dicetak tebal di atas Gambar 1. Judul naskah 2 Tirto.id mengisyaratkan bahwa penulis sudah memiliki

menilai bahwa perkataan Habib Bahar Smith pada ceramahnya merupakan hal yang buruk.

Gambar 2. Potongan gambar isi berita naskah 2 Tirto.id Berita terakhir yaitu „Tim Sukses Jokowi Tegaskan Kasus Bahar Smith Bukan Dilihat dari gambar di atas, kata „tapi‟ Kriminalisasi‟. Berita kelima ini memuat merupakan kata tambahan yang ditulis pada keterangan dari pihak pro Jokowi sebagai redaksi judul. Dari judul tersebut secara sumber. Keterangan-keterangan sumber berisi implisit penulis mengisyaratkan bahwa tentang dukungan terhadap Polri dalam mestinya kasus ini ditangani sebagaimana memproses kasus ujaran kebencian Bahar kasus pidana lainnya, meskipun alasan tidak Smith dan penolakan terhadap anggapan ditahannya Bahar Smith telah dijelaskan pada bahwa kasus Bahar Smith merupakan isi berita. kriminalisasi. Dari berita ini terlihat penulis Berita ketiga yaitu „Bahar Smith Jadi menggambarkan secara terbuka tanggapan Tersangka, Pengacara: Kasus Ini Terlalu TKN Jokowi-Ma‟ruf mengenai kasus ujaran Dipaksakan‟, berita ini secara keseluruhan kebencian Bahar Smith terhadap Presiden Joko memuat keterangan Pengacara Bahar Smith Widodo. mengenai keberatannya terhadap kasus yang Analisis Framing Kumparan menimpa kliennya. Dari penulisan judul Berita pertama yang dimuat terlihat penulis ingin terlihat netral. Latar Kumparan mengenai kasus ujaran kebencian informasi dari penulisan berita ini salah Habib Bahar terhadap Presiden Jokowi yaitu satunya adalah adanya anggapan bahwa proses „Ditetapkan Tersangka, Habib Bahar Siap hukum terhadap Bahar Smith disebabkan Kooperatif Jalani Proses Hukum‟. Hal yang karena Bahar Smith sering mengkritisi cukup menonjol dalam berita ini yaitu latar pemerintah. Pembuatan berita ini dari dibuatnya berita ini, yakni ucapan Habib menggambarkan penulis bersimpati terhadap Bahar yang menegaskan dirinya tidak akan Bahar Smith, sekaligus menuntut pihak terkait meminta maaf atas isi ceramah yang dinilai membuktikan anggapan tersebut.

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

telah menghina Jokowi, dia lebih memilih tempat bagi Irma memberikan pendapatnya dipenjara daripada meminta maaf. mengenai kasus ujaran kebencian Habib Bahar. Hal yang paling mencolok dari berita ini adalah tanggapan Irma yang mengatakan

Gambar 4 Judul naskah 1 Kumparan tidak selayaknya Habib Bahar mengikuti politik praktis atau menggunakan ceramahnya sebagai alat politik, perkataan tersebut justru menimbulkan polemik bahwa kasus ujaran kebencian Habib Bahar memang bernuansa politis.

Gambar 5. Potongan isi naskah berita 1 Kumparan Berita keempat dengan judul „Polisi: Habib Bahar Tersangka, Tak Ditahan‟, berita Dapat dilihat dari gambar di atas, gambar 4 di ini memuat keterangan kepolisian mengenai atas merupakan potongan isi berita yang status Habib Bahar yang telah ditetapkan memuat perkataan Habib Bahar ketika orasi sebagai tersangka dan keterangan tidak pada acara Reuni 212 di Monas. Terlihat dilakukan penahanan. Judul dari berita ini sebelum dibuatnya berita ini, penulis memiliki sudah memuat inti dari keseluruhan informasi, keraguan terhadap Habib Bahar akan adapun isinya hanya memuat fakta atau mengikuti proses hukum secara kooperatif. penjelasan pendukung dari judul tersebut. Maka dari itu, berita ini dimuat terlihat sebagai Informasi yang dimuat dalam berita ini cukup bentuk klarifikasi sekaligus menjawab singkat, tidak ada elemen atau unsur yang keraguan pembaca maupun penulis. ditonjolkan dalam berita ini. Berita kedua yaitu „Habib Bahar Tak Berita kelima memiliki judul „Polisi: Bermaksud Hina Jokowi „banci‟: Itu hanya Habib Bahar Kooperatif Selama Diperiksa‟, kiasan‟. Dari judul tersebut bisa diketahui dilihat dari judul bisa diketahui bahwa ini dari bahwa keseluruhan isi dari berita ini adalah berita ini memuat keterangan Kepolisian klarifikasi dari pihak Habib Bahar mengenai mengenai proses pemeriksaan Habib Bahar perkataan yang diperkarakan dan alasan dalam kasus ujaran kebencian. Selain perkataan itu diucapkan. Sumber dalam berita informasi yang dimuat berupa fakta ini adalah Pengacara Habib Bahar, Aziz pendukung atau penjelasan sebagaimana Yanuar. Hal yang menonjol dari berita ini maksud judul yang ditulis, dimuat pula adalah sebutan penulis terhadap Habib Bahar keterangan alasan Habib Bahar tak ditahan „pendiri Majelis Pembela Rasulullah‟, sebutan meski telah ditetapkan sebagai terangka. Hal instansi yang dinaungi Habib Bahar tersebut yang mencolok dalam berita ini yaitu „Namun, akan memicu pembaca mencari tahu hal yang polisi tetap menyiapkan berbagai rencana berkaitan instansi tersebut maupun kehidupan untuk mengantisipasi kaburnya Bahar dari Habib Bahar yang berkaitan dengan instansi jeratan hukum.‟ Pernyataan tersebut membuat tersebut. penulis terlihat ragu Habib Bahar akan Berita ketiga dengan judul „NasDem: kooperatif dalam menjalani proses hukum. Habib Bahar Tersangka Jangan Dianggap Berita keenam dengan judul „Habib Kriminalisasi‟. Berita ini secara keseluruhan Bahar Tersangka di Bareskrim, Polda Metro memuat keterangan Ketua DPP Nasdem Irma Masih Penyidikan‟, pembuatan berita ini Suryani Chaniago mengenai tanggapannya didasari dengan adanya laporan lain terhadap terhadap kasus ujaran kebencian Habib Bahar. Habib Bahar juga dengan kasus ujaran Pada berita ini tanggapan Irma Suryani kebencian di Polda Metro Jaya. Tujuan digambarkan sebagai tanggapan secara umum dibuatnya berita ini adalah untuk partai Nasdem yang diketuainya. Dalam berita menginformasikan perkembangan proses ini terlihat penulis secara leluasa memberikan hukum yang berjalan di Polda Metro Jaya.

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

Berita ini membuat Kumparan terlihat ini membuat penulis berita terlihat ingin memiliki jangkauan tema yang luas dalam memberikan akses kepada pembaca untuk mencari maupun menyampaikan informasi mencari tahu lebih jauh mengenai kehidupan kepada khalayak, terlebih hal yang berkaitan pribadi Habib Bahar. dengan informasi ini tidak ada pada Tirto.id. Berita ketujuh yaitu „Habib Bahar Pembahasan Tersangka, GNPF Ulama Tuntut Polisi Secara struktur sintaksis, Tirto.id Bersikap Adil‟ berita tersebut memuat memberitakan kasus ujaran kebencian Habib pernyataan yang bersifat pembelaan terhadap Bahar cukup objektif dan berimbang. Hal ini Habib Bahar sekaligus tuntutan terhadap bisa dilihat dari pihak yang dijadikan sebagai Kepolisian untuk bersikap adil dalam sumber dalam pembuatan berita. Tirto.id penegakan hukum. Dalam berita ini terlihat memintai keterangan pihak-pihak yang penulis secara terbuka memberikan tempat mempunyai keterkaitan dengan kasus ini. Hal kepada sumber untuk menyampaikan serupa dilakukan pada judul, terlihat penulis informasi mengenai ketidakadilan yang sangat hati-hati dalam menulis redaksi judul, dialami dan mempublikasikan kepada bahkan sebagian bersar judul yang digunakan khalayak. berupa kutipan dari pernyataan sumber, namun Berita kedelapan yaitu „Tim Jokowi ada satu judul dengan frame yang kentara, Dukung Langkah Polri Tetapkan Habib Bahar judul tersebut mengisyaratkan bahwa penulis Tersangka‟, berita terakhir tersebut secara mendorong Kepolisian untuk segera keseluruhan berisi tanggapan pihak Jokowi menyelesaikan kasus ini dan memproses tanpa terhadap Habib Bahar dan dukungan terhadap pandang bulu. Berdasarkan latar informasi, Polri atas proses hukum yang telah dilakukan. keseluruhan berita dibuat semata-mata untuk Dalam berita ini terlihat penulis mewadahi menyampaikan data yang didapat di lapangan. pihak Jokowi untuk menyampaikan tanggapan Begitu pun, struktur sintaksis yang dibentuk pihak Jokowi terhadap Habib Bahar secara penulis Kumparan dalam memberitakan kasus gamblang. Hal yang paling mencolok dalam ini cukup objektif dan berimbang jika ditinjau berita ini adalah pemasangan foto Habib Bahar dari sumber yang digunakan. Kumparan disertai dengan profil nama pengguna menganggap bahwa kasus ini sangat penting (username) media sosial (instagram) Habib diberitakan. Bahar, seperti gambar berikut. Secara skrip, pada beberapa berita yang dibuat Tirto.id dan Kumparan terlihat tidak lengkap. Mungkin terlihat wajar jika dilihat berdasarkan jenis berita straight semacam ini, karena biasanya informasi yang disampaikan sedikit-sedikit, namun kelengkapan berita sangat penting mengingat apabila salah satu unsur dari (5W+H) absen bisa saja mengganggu keutuhan informasi secara keseluruhan. Selain itu, berita yang lengkap Gambar 6. Foto yang tertera pada naskah berita 8 biasanya didukung dengan data dan fakta di Kumparan lapangan secara lengkap pula. Dari Bila dilihat layout berita dari keseluruhan, keseluruhan naskah yang diteliti, absennya Kumparan sudah menyematkan foto Habib beberapa unsur pada beberapa berita memang Bahar padan bagian atas setelah judul. Foto di ditemukan, tetapi absennya unsur tersebut atas diletakkan pada bagian tengah dari berita. tidak mempengaruhi inti informasi secara Dari penyematan foto yang disertai username keseluruhan.

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

Secara tematis, penulis melihat hasil analisis, sama halnya Kumparan penulisan fakta-fakta yang ditulis oleh Tirto.id menekankan bahwa Habib Bahar bersalah dan lebih baik dibandingkan Kumparan, fakta yang paling kentara yaitu penyertaan foto serta berupa kutipan sumber selalu disertakan pada akun media sosial (instagram) Habib Bahar, setiap informasi yang disampaikan, narasi hal tersebut menggambarkan bahwa yang dibuat pun selaras dengan fakta-fakta Kumparan mencoba memberi akses kepada tersebut, apa yang tertera pada informasi pembaca untuk melihat kehidupan Habib Bahar lebih dekat, tidak hanya itu, pencatutan tertera pula pada data dan fakta yang nama instansi yang dinaungi ikut dapat berkaitan. Sedangkan pada Kumparan mempengaruhi pembaca mencari informasi ,terdapat beberapa narasi yang ditulis mengenai informasi tersebut. Dari data-data di berkenaan dengan informasi tidak senada atas, bisa disimpulkan bahwa Kumparan dengan fakta yang yang disampaikan, dalam menganggap Habib Bahar bersalah dan hal ini kutipan sumber. Kutipan sumber pemberitaannya cenderung ingin mengeksplor disertakan seolah hanya untuk membuktikan lebih jauh mengenai kehidupan Habib Bahar data tersebut diperoleh dari sumber yang bin Smith. berkaitan, padahal informasinya lain, hal ini dapat menyebabkan muncul pendapat bahwa SIMPULAN data atau informasi yang disampaikan tidak Berdasarkan hasil penelitian ini, kedua valid. Pada detail penulisan dan koherensi media terlihat sangat hati-hati dalam dalam penulisan per naskah pun demikian, menyusun redaksi berita, tak banyak opini Tirto.id lebih detail, hampir di setiap informasi pewarta yang disisipkan di antara fakta selalu disertai dengan fakta pendukung, selain informasi yang ditulis. Perbedaan porsi itu, penulisan informasi pada antar paragraf pemberitaan tidak serta merta membuat maupun kalimat terlihat padu dan runtut. Oleh Kumparan dan Tirto.id membangun frame karena itu, ketika membaca naskah Tirto.id yang berbeda dalam memberitakan kasus kita bisa mengetahui kasus dalam berita ini ujaran kebencian ini. Dalam salah satu redaksi dari berita kedua media ini sama-sama secara runtut. Sedangkan pada Kumparan, mengindikasikan bahwa Habib Bahar bersalah. pada beberapa naskah berita detail dalam Namun memang, porsi pemberitaan Kumparan informasi cenderung kurang dan hubungan yang lebih banyak memengisyaratkan bahwa antar kalimat tidak terlalu padu, meskipun kasus ini sangat penting untuk diberitakan, tidak secara keseluruhan. Penulis melihat juga memuat informasi yang lebih luas, secara penulisan, detail, dan koherensi Tirto.id diantaranya pencantuman foto Habib Bahar jauh lebih baik dibanding Kumparan. Tetapi beserta nama pengguna Instagramnya. Dapat untuk keluasan penentuan tema, Kumparan dikatakan, baik Tirto.id maupun Kumparan, terlihat lebih luas dibanding Tirto.id, terbukti keduanya sama-sama menekankan Habib dengan porsi pemberitaan yang lebih banyak Bahar bersalah atas kasus ujaran kebencian dibanding Tirto.id. terhadap Presiden Joko Widodo, namun, kadar Secara Retoris, dua hal yang ditemukan tekanan Kumparan lebih besar. penulis pada Tirto.id adalah kata yang Karena Tirto.id dan Kumparan adalah menekankan bahwa Habib Bahar bersalah pemain baru dalam dunia media massa di dalam kasus ujaran kebencian terhadap Indonesia, sedari awal penulis menyadari Presiden Jokowi. Yang kedua, temuan adanya bahwa hasil penelitian ini mungkin tidak kata tambahan yang ditulis dalam judul yang semenarik jika yang diteliti adalah media yang bisa ditafsirkan sebagai penekanan terhadap notabene pemain lama dan merupakan media Kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini yang dikenal pro atau kontra penguasa atau secara objektif dan melakukan penegakan media yang biasa merangkai redaksi menohok keadilan tanpa pandang bulu. Sedangkan dan tajam. Namun, peneliti merasa perlu dalam Kumparan, berdasarkan temuan dari menelitinya dan akhirnya mendapat hasil

COPYRIGHT@LONTAR2020

JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020

sebagaimana uraian di atas. Untuk Media Indonesia Daily Newspaper‟, mendapatkan pandangan yang lebih luas International Journal of Linguistics, 5, pp. mengenai kedua media ini, peneliti selanjutnya 213–224. doi: 10.5296/ijl.v5i4.4198. bisa menggunakan kedua media ini sebagai objek penelitian dengan metode penelitian Putri, L. D. (2018) „PERANG BINTANG yang lain atau kasus yang lebih hangat. SETELAH “4 NOVEMBER” (ANALISIS DESKRIPTIF EFEKTIVITAS PESAN ANTARA KAPOLRI DAN PANGLIMA TNI REFERENSI DALAM PROGRAM INDONESIA LAWYERS CLUB EDISI “SETELAH 411” Buku PADA 8 NOVEMBER 2016)‟, Jurnal Ilmu Komunikasi, 8, pp. 307–318. Bungin, B. (2006) Sosiologi Komunikasi. : Kencana. Sucahya, M. (2013) „RUANG PUBLIK DAN EKONOMI POLITIK MEDIA‟, LONTAR, 2, Effendy, O. U. (2006) Teori Komunikasi pp. 15–22. doi: Praktek dan Teori. Bandung: Rosdakarya. https://doi.org/10.30656/lontar.v2i2.344.

Eriyanto (2002) Analisis Framing – Surahman, S. (2016) „DETERMINISME Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. LKiS. TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN Yogyakarta GLOBALISASI MEDIA TERHADAP SENI BUDAYA INDONESIA‟, Jurnal Rekam, 12, Khalik, A. (2013) Komunikasi Massa. pp. 31–42. doi: Makassar: Alauddin Press. https://doi.org/10.24821/rekam.v12i1.1385.

Mayasari and Darmayanti, N. (2019) Analisis Yesicha, C. (2017) „REPRESENTASI Wacana Kritis. Bandung: Unpad Press. PEMBERITAAN PEMULANGAN EKS GAFATAR RIAU DI SURAT KABAR RIAU Muhtadi, A. S. (2008) Komunikasi Politik POS‟, LONTAR, 5, pp. 17–28. doi: Indonesia. Bandung: Rosdakarya. https://doi.org/10.30656/lontar.v5i2.488.

Mulyana, D. (2007) Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya. Website

Romli, K. (2017) Komunikasi Massa. Jakarta: Kumparan (no date) Our Founding Principle. Grasindo. Available at: https://lifeat.kumparan.com/index. Sobur, A. (2015) Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tim Redaksi Tirto.id (2016) TENTANG KAMI. Available at: https://tirto.id/insider/tentang-kami. Jurnal

Fiorentina, R., Mayasari and Hariyanto, F. (2018) „ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “REUNI AKBAR 212” ANALISIS FRAMING MODEL ROBERT N ENTMAN MEDIA ONLINE KOMPAS.COM DENGAN REPUBLIKA.CO.ID Edisi 26 November 2017 – 9 Desember 2017‟, Jurnal Politikom Indonesiana, 3, pp. 84–93.

Mayasari, Darmayanti, N. and Riyanto, S. (2013) „Critical Discourse Analysis of Reporting on “Saweran for KPK Building” in

COPYRIGHT@LONTAR2020