Analisis Framing Tirto.Id Dan Kumparan Pada Pemberitaan Kasus Ujaran Kebencian Habib Bahar

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Framing Tirto.Id Dan Kumparan Pada Pemberitaan Kasus Ujaran Kebencian Habib Bahar JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020 Analisis Framing Tirto.Id dan Kumparan pada Pemberitaan Kasus Ujaran Kebencian Habib Bahar Achmad Muayad1, Mayasari2, Siti Nursanti3 1Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: [email protected] 2Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: [email protected] 3Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: [email protected] ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana struktur frame yang dibentuk media online Tirto.Id dan Kumparan dalam memberitakan kasus ujaran kebencian Habib Bahar bin Smith terhadap Presiden Joko Widodo. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis framing menurut Pan Zhongdang dan Gerald M. Kosicki. Hasil penelitian ini menunjukan, berdasarkan analisis pada struktur sintaksis, Tirto.Id dan Kumparan ingin terlihat netral atau tidak memihak. Secara retoris, baik Tirto.Id maupun Kumparan menekankan bahwa Habib Bahar bersalah, selain itu Tirto.Id mendorong pihak Kepolisian menyelesaikan kasus ini secara objektif dan tanpa pandang bulu, sedangkan Kumparan terlihat mencoba menonjolkan kehidupan Habib Bahar. Secara Skrip, kedua media ini sama-sama memiliki kekurangan pada kelengkapan unsur skrip (5W+H) dalam beberapa artikel berita yang diposting. Sedangkan, dilihat dari struktur tematis, tema yang berkaitan informasi yang disampaikan Kumparan terlihat lebih luas dibandingkan Tirto.Id, hal tersebut dibuktikan dengan porsi pemberitaan yang lebih banyak. Namun, dilihat dari penulisan informasi, Tirto.Id terlihat lebih piawai dibanding Kumparan, Tirto.id menulis dan menyusun informasi secara runtut dan rapi. Kata Kunci: Analisis Framing, Ujaran Kebencian, Habib Bahar, Tirto.Id, Kumparan ABSTRACT This study aims to find out and describe how the frame structure was formed by Tirto.Id and Kumparan online media in reporting Habib Bahar bin Smith's hate speech cases to President Joko Widodo. The analytical method used is framing analysis according to Pan Zhongdang and Gerald M. Kosicki. The results of this study indicate, based on an analysis of the syntactic structure, Tirto.Id and Kumparan want to look neutral or impartial. Rhetorical structure, both Tirto.Id and Kumparan emphasized that Habib Bahar was guilty, besides that Tirto.Id encouraged the Police to resolve this case objectively and indiscriminately, while Kumparan was seen trying to accentuate the life of Habib Bahar. In Script structure, both of these media both lack the completeness of script elements (5W + H) in several news articles posted. From the thematic structure, the themes related to the information conveyed by Kumparan appear to be wider than Tirto.Id, this is evidenced by the greater reporting portion. However, judging from the writing of information, Tirto.Id looks more skilled than Kumparan, Tirto.id writes and compiles information in a coherent and neat manner. Keywords: Framing Analysis, Hate Speech, Habib Bahar, Tirto.Id, Kumparan PENDAHULUAN sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan Komunikasi merupakan kebutuhan fisik maupun batin. Ketika lapar, seorang bayi setiap manusia. Komunikasi digunakan akan menangis, ketika senang, seorang anak COPYRIGHT@LONTAR2020 JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020 akan tertawa, dan ketika sedih seorang ibu warna, bahasa sebagai alat komunikasi, dan akan menangis. Begitulah proses komunikasi. lain-lain. Sementara itu, yang dimaksud Tidak hanya soal bahasa, tetapi simbol dan dengan proses komunikasi sekunder adalah raut muka itu juga bagian dari komunikasi. proses penyampaian pesan kepada orang lain Itulah mengapa komunikasi perlu dipelajari, dengan menggunakan alat sebagai media guna mencegah terjadinya miskomunikasi. (Effendy, 2006:11-18). Secara teoritis, menurut Everett M. Rogers Pada proses komunikasi sekunder, sebagaimana dikutip Mulyana dalam buku media memegang peranan yang sangat penting „Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar‟, dalam proses komunikasi karena lebih efektif komunikasi adalah proses dimana suatu ide dan efisien dalam menjangkau khalayak dan dialihkan dari sumber kepada suatu penerima menyampaikan pesan. Ilmu Komunikasi atau lebih, dengan maksud untuk mengubah memiliki fokus studi tersendiri dalam kajian tingkah laku mereka. Sedangkan, ilmu media massa, yakni Komunikasi Massa. Media komunikasi merupakan cabang ilmu sosial massa merupakan sarana utama dalam sistem yang mempelajari tata cara berkomunikasi dan komunikasi massa. Menurut DeVito ( dalam segala hal yang berkaitan dengan proses Khalik, 2013), komunikasi massa dapat komunikasi. Lingkup dari komunikasi itu didefinisikan dengan memusatkan perhatian sendiri adalah komunikator , pesan, media, pada unsur-unsur yang terlibat dalam tindakan komunikan (penerima pesan), dan feedback komunikasi dan mengaitkannya dengan (Mulyana, 2007). Komunikasi merupakan operasional media massa. Unsur-unsur yang sarana bagi manusia untuk mengekspresikan dimaksud adalah sumber, khalayak, pesan, keresahan yang dialami, juga menunjukan proses, dan konteks. Untuk menyusun dan eksistensi diri, tujuannya tentu untuk memproduksi pesan dalam komunikasi massa, mendapatkan simpati. Melalui komunikasi membutuhkan biaya yang sangat besar karena seseorang dapat mengetahui keinginan orang bekerja dalam institusi yang besar dan rumit lain, begitu pula sebaliknya. Jadi, tak bisa serta melibatkan banyak orang (Khalik, dipungkiri komunikasi memiliki kedudukan 2013:4). Konsepnya sama saja dengan yang sangat penting dalam peradaban manusia komunikasi pada umumnya. Hanya saja, di bumi ini. Meski begitu, proses komunikasi Komunikasi massa melibatkan banyak orang tak selalu mulus. Proses komunikasi dikatakan ketika proses komunikasi berlangsung. Selain berhasil ketika kedua pihak saling mencerna itu, pesan yang akan disampaikan bersifat dengan baik pesan masing-masing sehingga universal dan akan diterima khalayak secara menimbulkan respon yang dikehendaki. Maka serempak. Efek yang ditimbulkan pun akan diperlukan komunikasi yang efektif. Efektif semakin kuat. Dengan demikian akan dapat dipahami sebagai “the communication is menghasilkan feedback yang kompleks dan in tune”, yaitu kedua belah pihak yang beragam. Dalam komunikasi massa, efek yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan ditimbulkan khalayak terhadap suatu yang disampaikan, lalu pesan harus mampu informasi yang disampaikan menjadi studi dimengerti, dipersepsi dan mampu yang sangat menarik oleh penulis. Banyak menghasilkan reaksi (action)(Putri, 2018). teori-teori dari para ahli yang mengkaji Menurut Effendy, proses komunikasi komunikasi massa. Teori kultivasi (George dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu proses Gerbner), teori Jarum Hipodermik, teori Uses komunikasi primer dan proses komunikasi and Gratification, dan masih banyak lagi. sekunder. Yang dimaksud dengan proses Kekuatan pers (media massa) dalam komunikasi primer adalah proses penyampaian membangun peradaban masyarakat pesan kepada orang lain yang dilakukan sesungguhnya terletak pada kekuatan efek dengan menggunakan lambang atau simbol yang dimilikinya. Bahkan, menurut McLuhan, sebagai media seperti isyarat, gambar, bukan hanya pesan-pesan, bentuk media saja COPYRIGHT@LONTAR2020 JURNAL LONTAR II VOLUME 8 NOMOR 1 II JANUARI-JUNI 2020 sudah bisa memengaruhi massanya. dikemukakan McCombs dan DL Shaw, Sedangkan, menilik keilmuan linguistik, Most dengan asumsi bahwa jika media memberi forms of media production are realized into tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu the language. Therefore, the relationship akan memengaruhi khalayak untuk between language and the media is two things menganggapnya penting. Jadi, apa yang that cannot be separated (Mayasari, dianggap penting bagi media, maka penting Darmayanti and Riyanto, 2013). Lebih jauh, juga bagi masyarakat. Oleh karena itu, apabila dalam perspektif sosiologis, menurut media massa memberi perhatian pada isu Newcomb (dalam Muhtadi, 2008), perubahan tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan sikap suatu masyarakat pada umumnya memiliki pengaruh terhadap pendapat umum dipengaruhi oleh adanya informasi baru yang (Bungin, 2006:285). dipandang relevan dengan tuntutan Realitas yang terjadi saat ini, pesan kondisional, kapan dan dimana informasi itu ibarat pisau dan media sebagai pemiliknya. diterima. Bersamaaan dengan munculnya Pisau bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan respon terhadap stimuli informasi, secara pemiliknya, jika ingin memotong benda yang bertahap dan disadari ataupun tidak disadari, besar tentu diperlukan pisau dengan ukuran perubahan itu mulai terjadi. Besar kecilnya yang besar, begitu pun tingkat ketajamannya perubahan, salah satunya bergantung pada bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam kekuatan efek media yang menjadi salurannya. konteks komunikasi massa pun begitu, pesan Sebagai penyalur informasi, media massa dapat dimanipulasi melalui kontruksi frame merupakan kekuatan yang mampu yang dibuat media dalam kepentingannya. memengaruhi sekaligus merubah perilaku Ingin menciptakan opini publik yang lebih masyarakatnya, termasuk perilaku politik yang besar, dengan framing bisa dilakukan. Namun, biasanya menjadi target dari partai-partai keadaan ini tentu berlawanan dengan pedoman politik atau kekuatan-kekuatan politik lainnya. jurnalisme yang ada, tetapi apa mau dikata Sebab media massa, sesuai dengan sifat dan ketika konflik kepentingan sudah menjadi fungsi yang diperankannya, selalu berusaha haluan. menyajikan informasi terbaru dan dipandang Sejalan dengan Yesicha dalam karya relevan bagi masyarakatnya (Muhtadi,
Recommended publications
  • Islamist Buzzers: Message Flooding, Offline Outreach, and Astroturfing Seto, Ario
    www.ssoar.info Islamist Buzzers: Message Flooding, Offline Outreach, and Astroturfing Seto, Ario Veröffentlichungsversion / Published Version Zeitschriftenartikel / journal article Empfohlene Zitierung / Suggested Citation: Seto, A. (2019). Islamist Buzzers: Message Flooding, Offline Outreach, and Astroturfing. ASEAS - Austrian Journal of South-East Asian Studies, 12(2), 187-208. https://doi.org/10.14764/10.ASEAS-0021 Nutzungsbedingungen: Terms of use: Dieser Text wird unter einer CC BY-NC-ND Lizenz This document is made available under a CC BY-NC-ND Licence (Namensnennung-Nicht-kommerziell-Keine Bearbeitung) zur (Attribution-Non Comercial-NoDerivatives). For more Information Verfügung gestellt. Nähere Auskünfte zu den CC-Lizenzen finden see: Sie hier: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0/deed.de Aktuelle Südostasienforschung Current Research on Southeast Asia Islamist Buzzers: Message Flooding, Offline Outreach, and Astroturfing Ario Seto ► Seto, A. (2019). Islamist buzzers: Message flooding, offline outreach, and astroturfing.Austrian Journal of South-East Asian Studies, 12(2), 187-208. Based on ethnographic research on Islamist buzzers – social media political operators tasked with making particular online conversation subjects trend – in Indonesia, this article details the process of how the proliferation of insensitive message in both the online and offline realms plays a role in mobilizing those sympathetic to religious fundamental- ism. As this research shows, the interviewed buzzers were one of the driving forces behind the massive success of the fundamentalist Islamic Defenders Front (Front Pembela Islam, FPI) as they mobilized people to participate in the organization’s political rallies between 2016 and 2017. Driven by altruistic volunteerism and sense of community, these actors go beyond their duty as click-farmers.
    [Show full text]
  • Download Download
    Juenal Artikula, 2019, Vol. 2 No. 1, Page: 48-53 Open Access | Url: http://ojs.ejournal.id/index.php/artikula/article/view/19 JURNAL ARTIKULA ISSN (print) 2615-191X || ISSN (Online) 2615-1901 PROGRAM STUDİ PENDİDİKAN BAHASA, SASTRA INDONESİA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN Analisis Framing Zong Dang Pan dan Gerald M. Kosicki pada Pemberitaan Kasus Dugaan Ujaran Kebencian Habib Bahar Bin Smith kepada Presiden Joko Widodo (Studi Kasus pada Kompas.com Edisi 3 Desember 2018) Hendra Setiawan 1, Lukman Nulhakim2 1, Universitas Singaperbangsa Karawang, 2.Universitas Singaperbangsa Karawang ARTICLE INFO ABSTRACT Article History: This study discusses the analysis of news framing on Kompas.com online Received 19.02.2019 media in reporting cases of alleged hate speech carried out by Habib Bahar bin Received in revised Smith to President Joko Widodo. The analysis was conducted based on the form 28.02.2019 framing approach of Zong Dan Pan and Gerald M. Kosicki. The research Accepted 28.02.2019 method uses a qualitative descriptive approach that is oriented to content Available online analysis. The results of the study can be concluded that Kompas.com prepares 20.03.2019 the news of alleged Habib Bahar bin Smith's hate speech to President Joko Widodo using the reverse pyramid technique. In addition, the facts submitted use a reference source from the quotation of the informant's statement. The news presented still carries the concept of 5W + 1H with the main emphasis on the elements of why and what (why and what). Likewise the lead is delivered with the main facts and continued supporting facts in the next paragraph.
    [Show full text]
  • Kriminalisasi Ulama Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia Dan Penegakan Hukum Pidana Di Indonesia Skripsi
    KRIMINALISASI ULAMA DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DAN PENEGAKAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah IAIN Purwokerto untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : EVA NUR’AINI NIM. 1522303009 PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2019 ii iii iv KRIMINALISASI ULAMA DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DAN PENEGAKAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA Eva Nur’aini NIM. 1522303009 Jurusan Hukum Tata Negara, Program Studi Hukum Tata Negara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto ABSTRAK Kriminalisasi merupakan suatu proses penetapan perbuatan yang semula bukan tindak pidana menjadi perbuatan yang dapat dipidana. Kriminalisasi bukan merupakan istilah baru di Indonesia, istilah tersebut telah dikenal sejak tahun 2000-an, yang pada saat itu terkenal dengan kriminalisasi kasus perburuhan. Dan pada awal tahun 2017, kasus kriminalisasi kembali meresahkan masyarakat yaitu kasus kriminalisasi ulama. Pokok permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana kriminalisasi ulama perspektif hak asasi manusia dan penegakan hukum pidana di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) untuk mengumpulkan data dan informasi dengan cara menelaah bahan-bahan pustaka yang tersedia diperpustakaan yang ada relevansinya dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini seperti buku, makalah, internet, surat kabar, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, makalah dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan perspektif hak asasi manusia, bahwa semua kasus kriminalisasi merupakan kasus pelanggaran hak asasi manusia, termasuk kasus kriminalisasi ulama.
    [Show full text]
  • Islamist Buzzers: Message Flooding, Offline Outreach, and Astroturfing
    Aktuelle Südostasienforschung Current Research on Southeast Asia Islamist Buzzers: Message Flooding, Offline Outreach, and Astroturfing Ario Seto ► Seto, A. (2019). Islamist buzzers: Message flooding, offline outreach, and astroturfing.Austrian Journal of South-East Asian Studies, 12(2), 187-208. Based on ethnographic research on Islamist buzzers – social media political operators tasked with making particular online conversation subjects trend – in Indonesia, this article details the process of how the proliferation of insensitive message in both the online and offline realms plays a role in mobilizing those sympathetic to religious fundamental- ism. As this research shows, the interviewed buzzers were one of the driving forces behind the massive success of the fundamentalist Islamic Defenders Front (Front Pembela Islam, FPI) as they mobilized people to participate in the organization’s political rallies between 2016 and 2017. Driven by altruistic volunteerism and sense of community, these actors go beyond their duty as click-farmers. They maintain regular contact with sympathizers and convincing them to revive broken weblinks, hang banners on streets as part of astroturfing campaigns and gather masses to attend offline events. Detailing the activity and spatiality of buzzers in crafting new online and offline spaces as part of their innovative bottom-up propaganda management, this research concludes that right-wing political mobilization and radicalization are not simply the product of ideology but are catalyzed by technically and
    [Show full text]
  • Indonesian Clerics Meet Instagram Management on Blocking Their Accounts
    Indonesian Clerics Meet Instagram Management on Blocking Their Accounts [Antonius Herujiyanto AH15_201118] Admittedly, many politicians have made use of social media as one of their tools to achieve their political goals. The temptation to block one’s account should not, however, have taken place. The robust criticism should not have been an excuse to do so. In the meantime, however, hundreds of Facebook and Instagram accounts in Indonesia have been blocked for having carried reports or/ and photographs dealing with the 212 movement and/ or the leader of FPI [the Defenders of Islam Front), cleric Rizieq Syihab (HRS). The latest issue on blocking social media accounts were experienced by two (hard-liner) ulema of FPI, Habib Bahar bin Smith and Habib Hanif bin Abdurrahman Alatas, respectively. Not only is Habib Bahar the founder of the so-called Defenders of Prophet Muhammad Council [MPR], but he is also the owner and founder of Tajul Alawiyyin pesantren (Islamic boarding school) in Kemang, Bogor. In the meantime, Habib Hanif is the vice-General chairman of FMI [the Islamic Students Front] and the General Chairman of FSI [the Indonesian santri Front]; the both Fronts are the Youth wings of FPI. In response to the blocking, the two ulema accompanied by FPI members including their lawyer Habib Novel Bamukmin and “witnessed” by regional Mampang police chief, decided to come to the office of Instagram and Facebook in Gatot Subroto Street, Mampang, Jakarta, on Monday (19 November). Meeting with the representative of Instagram management, Kartika Puspitasari, Habib Bahar demanded her clarification on why his account with its more than 500,000 followers was blocked? He also explained that it had never carried any reports on radicalism.
    [Show full text]
  • Skripsi 3993/Kom-D/Sd-S1/2020
    NOMOR SKRIPSI 3993/KOM-D/SD-S1/2020 ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN UJARAN KEBENCIAN HABIB BAHAR BIN SMITH PADA AKSI REUNI 212 DI MEDIA ONLINE DETIK.COM TANGGAL 2 – 3 DESEMBER 2018 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Oleh : Rita Wastianingsih NIM. 11543201612 PRODI KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2020 ABSTRAK Nama : Rita Wastianingsih Jurusan : Ilmu Komunikasi (Jurnalistik) Judul : Analisis Framing Pemberitaan Ujaran Kebencian Habib Bahar Bin Smith Pada Aksi Reuni 212 di Media Online Detik.com Tanggal 2-3 Desember 2018 Kasus mengenai ujaran kebencian adalah suatu kejahatan yang tergolong ke dalam tindak pidana terhadap kehormatan, istilah lain yang juga umum dipergunakan untuk tindak pidana terhadap kehormatan adalah tindak pidana penghinaan. Di Indonesia kasus ujaran kebencian pernah terjadi pada aksi Reuni 212 yang dilakukan oleh Habib Bahar bin Smith. Kasus ini sempat menjadi tranding dan diburu oleh berbagai media, salah satunya yaitu Detik.com. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis framing pemberitaan ujaran kebencian Habib Bahar bin Smith pada aksi reuni 212 di media online Detik.com tanggal 2-3 Desember. Penulis menjelaskan penelitian ini dengan metode deskriptif-kualitatif dan menganalisis berita dengan menggunakan metode analisis framing Robert N. Entman yang berfokus kepada empat perangkat framing diantaranya define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (sumber masalah), make moral judgment (membuat keputusan moral), treatment recommendation (menekankan penyelesaian). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Detik.com mengulang-ulang berita tentang Habib Bahar dengan Headline yang berbeda, namun secara keseluruhan substansi isi berita itu sama.
    [Show full text]
  • International Review of Humanities Studies E-ISSN: 2477-6866, P-ISSN: 2527-9416 Vol.4, No.2, October 2019 (Special Issue), Pp
    International Review of Humanities Studies www.irhs.ui.ac.id, e-ISSN: 2477-6866, p-ISSN: 2527-9416 Vol.4, No.2, October 2019 (Special Issue), pp. 825-838 INDONESIAN TERM OF ADDRESS USTAD IN FILM UTTERANCES: FORMS, FUNCTIONS, AND SOCIAL VALUES Sandy Nugraha Arabic Study Program, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia [email protected] Wiwin Triwinarti Arabic Study Program, Department of Lingustics, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia [email protected] ABSTRACT This study analyzes the term of address ustad in Indonesian culture. Indonesia’s religious-themed movies may represent the use of the term of address ustad in daily conversation. In particular, this study aims to describe the patterns of form, the patterns of use, and the social values of the term of address ustad in film utterances. The data of the term of address ustad and its contexts are collected from the utterances in Indonesia’s four Islamic-themed movies. This descriptive qualitative study uses sociopragmatics approach in identifying the functions of the term of address in film discourse. The context of the utterances that contain the term of address ustad is identified using Hymes’ (1972) S.P.E.A.K.I.N.G model. This study concludes that: (1) form patterns of the term of address ustad include incomplete form ‘Stad’; title ‘Ustad’; kinship term + title, e.g. ‘Pak Ustad’, and title + personal name, e.g. ‘Ustad Syamsul’; (2) the term of address ustad has two functions: showing respect and showing closeness; (3) there are six characteristics of people who are commonly addressed as ustad in Indonesia, including Quran private teachers, prayer leaders, teachers in pesantrens (Islamic boarding schools), Islamic preachers in mosques, Islamic preachers in television shows, and pesantren leaders in villages; (4) the terms of address ustad is a title held at any time regardless of the situation.
    [Show full text]
  • Azan Jihad Fpi Dalam Pandangan Kiai Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan Ditinjau Dari Perspektif Fenomenologi Edmund Husserl
    AZAN JIHAD FPI DALAM PANDANGAN KIAI PONDOK PESANTREN NURUL CHOLIL BANGKALAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF FENOMENOLOGI EDMUND HUSSERL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) dalam Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Oleh : Miftaul Choir NIM: E91217088 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2021 1 KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300 E-Mail: [email protected] LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Miftaul Choir NIM : E91217088 Fakultas/Jurusan : Ushuluddin dan Filsafat/Aqidah dan Filsafat Islam E-mail address : [email protected] Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah : Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain (……………………………) yang berjudul : Azan Jihad FPI Dalam Pandangan Kiai Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan Ditinjau Dari Perspektif Fenomenologi Edmund Husserl beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non- Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih- media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
    [Show full text]
  • 1310109 Saihu 2020 E.Docx
    International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net Volume 13, Issue 10, 2020 Religious Argumentation of Hate Speech (Critical Race and Racism in Hate Speech Phenomena in Indonesia) Saihua, Abd. Azizb, Suhadac, Baeti Rohmand, a,dResearch dan Community Development Department, Institute of PTIQ Jakarta, 12440, Lebak Bulus, South Jakarta, Jakarta, Indonesia, bArabic Lecturer, STIT Al-Amin Kreo Tangerang, 15422, Pondok Aren, South Tangerang, Banten, Indonesia, cIslamic education lecturer at STAI Al-Hikmah Jakarta, 12560, Cilandak, South Jakarta, Indonesia. Email: [email protected] This study discusses religious arguments against hate speech in multi- cultural Indonesians from the critical theory of race and racism (CTRR/ Intersectionality), phenomenological research approached using an openness system (infitáhiyyah) and a multi-dimensionality system (taadud al-Ad). Hate speech is not permitted in any religion. The rise of hate speech is caused by the weak understanding of intersectionality (the meeting point of race and racism) and the absence of universal values of religion in the practical social level. Through the approach of critical theory and racism and approached using openness systems (infitáhiyyah) and multi- dimensionality systems (taadud al-Ad), this phenomenological study confirms the importance of bringing together various dimensions of life especially religion when dealing with social complexity. Although hate speech is not justified in religion, many do hate speech in the name of religion. The lack of openness in da'wah and the plurality of life seen through one perspective (mono dimension) leads to hate speech. Thus, bringing together differences, transparency, and multi-dimensionality of attitude becomes a perception that must be carried out in the context of multi-cultural Indonesian society.
    [Show full text]
  • Mahkamah Agu Mahkamah Agung
    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id P U T U S A N Nomor 221/Pid.B/2019/PN Bdg Mahkamah AgungDEMI KEADILAN BERDASARKAN Republik KETUHANAN YANG Indonesia MAHA ESA Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA Khusus yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa: Nama Lengkap : AGIL YAHYA Alias HABIB AGIL Bin FARUK AL YAHYA; Tempat lahir : Bogor; Umur / tanggal lahir : 30 Tahun / 14 Februari 1988; Jenis Kelamin : Laki-Laki; Kewarganegaraan : Indonesia; Tempat Tinggal : Kampung Sawah RT. 02, RW. 01, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor; Agama : Islam; Pekerjaan : Wiraswasta; Pendidikan : SLTA/Sederajat; Terdakwa tersebut ditahan oleh: Mahkamah1. Penyidik,Agung sejak tanggal 09Republik Desember 2018 sampai dengan Indonesia tanggal 28 Desember 2018 di Rutan Polres Bogor; 2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum sejak, tanggal 29 Desember 2018 sampai dengan tanggal 06 Februari 2019 di Rutan Polres Bogor; 3. Penuntut Umum, sejak tanggal 04 Februari 2019 sampai dengan tanggal 23 Februari 2019 di Rutan Polres Bogor; 4. Hakim Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA Khusus, sejak tanggal 19 Februari 2019 sampai dengan tanggal 20 Maret 2019 di Rutan Polrestabes Bandung; 5. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA Khusus, sejak tanggal 21 Maret 2019 sampai dengan tanggal 19 Mei 2019 di Rutan Polrestabes Bandung; 6. Perpanjangan Penahanan Pertama Ketua Pengadilan Tinggi Bandung, sejak tanggal 20 Mei 2019 sampai dengan tanggal 18 Juni 2019 di Rutan Polrestabes Bandung; 7. Perpanjangan Penahanan Kedua Ketua Pengadilan Tinggi Bandung, sejak tanggal 19 Juni 2019 sampai dengan tanggal 18 Juli 2019 di Rutan Polrestabes Bandung; Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 1 dari 105 Putusan Nomor: 221/Pid.B/2019/PN.Bdg.
    [Show full text]
  • Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar Kepada Presiden Jokowi Di Media Sosial Youtube
    ANALISIS ISI UJARAN KEBENCIAN CERAMAH HABIB BAHAR KEPADA PRESIDEN JOKOWI DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: MAULIDA WAHID NIM: 11150510000023 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 ABSTRAK MAULIDA WAHID, 11150510000023, Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar Kepada Presiden Jokowi di Media Sosial Youtube, 2019 “Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar Kepada Presiden Jokowi di Media Sosial Youtube” menarik untuk diteliti. Pertama, kebebasan menggunakan media sosial yang tidak dapat dibendung, sehingga semakin banyak individu yang melanggar batasan-batasan kebebasan menggunakan media sosial. Kedua, ujaran kebencian yang dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok lain, dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain ceramah keagamaan maupun media elektronik lainnya. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah yang menjadi faktor penyebab Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam media sosial youtube dan bagaimanakah efek menanggulangi mengenai ceramah Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech)dalam media sosial youtube. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis isi. Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Narasumber dalam akun youtube Talkshow tvOne dan News & Entertainment terdiri dari Habib Bahar, Ustadz Gus Miftah dan Masyarakat.
    [Show full text]
  • Framing Media Tentang Pencemaran Nama Baik Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang 2019
    FRAMING MEDIA TENTANG PENCEMARAN NAMA BAIK (Studi Komparatif Pemberitaan Kasus Habib Bahar bin Smith di TvOne dan KompasTV) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Televisi Dakwah Oleh : Fatikasari Kurnia Rahmadhani 1501026063 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Framing Media Tentang Pencemaran Nama Baik (Studi Komparatif Pemberitaan Kasus Habib Bahar bin Smith di TvOne dan Kompas TV”. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumul qiyamah, nanti. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan serta motivasi dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Sekiranya peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag., selaku Rektor UIN Walisongo Semarang 2. Dr. H. Ilyas Supena, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang, 3. H. M. Alfandi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Nilnan Ni’mah, M.Si.,selaku Sekretaris Jurusan. 4. Dr. H. Najahan Musyafak, M.A selaku wali studi sekaligus pembimbing atas ilmu yang diberikan serta telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam proses pengerjaan skripsi ini. 5. Segenap Dosen dan Staff Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo, yang tidak dapat ditulis satu persatu atas arahan, pengetahuan dan bantuan yang telah diberikan. 6.
    [Show full text]