Pengantar Redaksi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 6 No 1 Mei 2020 PENGANTAR REDAKSI Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan kurnia-Nya, Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya volume 6 nomor 1 tahun 2020 dapat dipublikasikan kehadapan pembaca. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya merupakan sebuah wadah untuk memuat hasil-hasil penelitian sejarah dan budaya di berbagai daerah di Indonesia. Diterbitkan oleh kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Pada Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya volume 6 nomor 1 tahun 2020 ini ditampilkan 6 (enam) artikel yang ditulis oleh penulis/peneliti berasal dari Universitas „Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Universitas Batanghari Jambi, UIN Imam Bonjol Padang, BPNB Jawa Barat, BPNB Kepulauan Riau, dan BPNB Sumatera Barat. Sebagai pembuka dalam jurnal ini adalah artikel berjudul “Kearifan Lokal dalam Pembuatan Kapal Bagan di Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia 1980-2017”, yang ditulis oleh Drs. Ajisman dari BPNB Sumatera Barat. Dalam pembahasan diungkapkan tentang kehidupan masyarakat nelayan di pesisir barat Sumatera Barat yang membuat kapal sendiri yakni kapal bagan dalam usaha menangkap ikan di laut. Tradisi pembuatan kapal bagan telah berlangsung sejak dahulu (turun temurun) dan masih bertahan di tengah-tengah gelombang arus gencarnya promosi pariwisata di kawasan Sungai Nyalo (wisata Mandeh) sekarang ini. Walaupun dalam perkembangannya, kapal bagan tidak mengalami inovasi yang berarti. Para tukang bagan mendidik generasi muda bagaimana cara membuat kapal bagan, juga mengajarkan kearifan lokal dalam membuat kapal bagan. Antara lain bagaimana cara memilih kayu dan memperlakukan kayu dengan baik, kapan memulai mengerjakan, meluncurkan kapal ke laut dantanda-tanda alam ketika melaut. Tulisan kedua berjudul “Perguruan Thawalib Padang Panjang in the Perspective of Educasional History 1912-1926” oleh Harmonedi dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Tulisan ini membahas tentang Perguruan Thawalib Padang Panjang yang telah dikenal kontribusinya selama ini dalam bidang pendidikan. Sejarah berdirinya tidak dapat dipisahkan dari Surau Jembatan Besi, yang dalam perkembangannya berubah menjadi Thawalib Padang Panjang. Pembaharuan pendidikan dilatar belakangi oleh tuntutan masyarakat yang butuh generasi berakhlak mulia, cerdas, kritis dan terampil. Usaha-usaha pembaharuan yang dilakukan, yaitu mendorong lahirnya siswa yang berpikiran kritis, merdeka dalam berpendapat serta terampil berorganisasi, menerapkan pendidikan sistem klasikal, menetapkan kitab pegangan guru, dan pengembangan kurikulum. Disebutkan bahwa, tokoh utama dalam pembaharuan pendidikan di Thawalib Padang Panjang adalah Syekh Abdul Karim Amrullah, ulama kharismatik yang pernah bersentuhan dengan gerakan pembaharuan di Timur Tengah. i Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 6 No 1 Mei 2020 Tulisan ketiga berjudul “Tradisi Surat Menyurat Sultan Indrapura dengan Depati Kerinci” oleh Deky Syaputra ZE dari Universitas Batanghari Jambi. Dalam pembahasannya berdasarkan manuskrip yang ditemukannya, bahwa pada masa dahulu terdapat tradisi yang diterapkan oleh pihak Kesultanan Indrapura dalam surat menyurat, khususnya dalam mengirim surat ke para depati di Kerinci. Dari naskah surat keterangan Marah Muhammad Baki gelar Tunku Sultan Firmansyah kepada Kyai Depati Empat Pemangku Lima Nan Selapan Helai Kain di dalam Alam Kerinci pada tanggal 29 Mei 1888 M, dapat diketahui tradisi surat menyurat baik struktur surat maupun adat laluan dari surat tersebut. Hal yang menarik dari tradisi tersebut adalah sekitar tiga hari tiga malam, karena harus mengumpulkan seluruh depati di Alam Kerinci yang sesuai dengan adat purbakala. Tulisan keempat berjudul “Ta‟arib (Arabisasi) Istilah-istilah Budaya dalam Majalah Alo Indonesia” oleh Syaifullah dari Universitas „Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Sebagaimana diketahui Majalah Alo Indonesia merupakan majalah berbahasa Arab yang memuat banyak informasi tentang Indonesia, tidak terkecuali pengenalan tradisi dan keanekaragaman budaya Indoensia. Fokus bahasan penulis adalah istilah-istilah budaya dalam majalah Alo Indonesia dengan memperhatikan masuknya unsur-unsur bahasa asing ke dalam bahasa Arab dengan mengganti lafadz-lafadz asing yang paling dekat dengan lafadz bahasa Arab. Lebih lanjut proses ini disebut dengan proses ta’rib yaitu menekankan kepada fonem-fonem yang mengalami arabisasi dengan menggunakan pendekatan fonetik. Tulisan kelima “Perkembangan Tari Merawai di Pulau Lipan Kabupaten Lingga” oleh Dedi Arman dari BPNB Kepulauan Riau. Tulisan ini mengkaji tentang perkembangan tari merawai, tarian Orang Laut yang ada di Pulau Lipan, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Temuan tulisan ini menunjukkan bahwa tarian merawai berasal dari Pulau Lipan, Lingga dan tidak ditemukan di daerah lainnya di Kabupaten Lingga. Tahun 1950-an sampai periode tahun 1990-an, tarian merawai sering ditampilkan Orang Laut dalam acara keramaian. Setelah era reformasi, tari merawai makin jarang ditampilkan Orang Laut. Terakhir, Orang Laut Pulau Lipan menampilkan tari merawai tahun 2018. Sejumlah pelaku tari merawai masih ada, namun pewarisan tari merawai juga tidak berjalan. Generasi muda Orang Laut lebih tertarik dengan kesenian modern, seperti dangdut. Selain itu, Orang Laut Pulau Lipan tidak lagi memiliki alat musik yang digunakan sebagai pengiring tari merawai. Tulisan keenam “Representasi Kucing dalam Folklor Sunda” oleh Any Rostiyati (BPNB Jawa Barat). Dalam pembahasannya, Any Rostiyati menggambarkan kedekatan perempuan dengan kucing terdapat dalam folklor masyarakat Sunda, yang direpresentasikan dalam folklor lisan Nini Anteh (bayangan seorang nenek yang sedang menenun pada saat bulan purnama). Nini Anteh dikisahkan tinggal di bulan bersama Candramawat, kucingnya. Selain dalam folklor lisan Nini Anteh, kucing direpresentasikan pula dalam permainan tradisional anak Sunda. Permainan tersebut di antaranya adalah: ucing batu, ucing beling, ucing dongko, ucing guliweng, ucing hui, ucing jidar, ucing kuriling, ucing sumput, ucing pengpeun, dan ucing-ucingan. Kucing rupanya merepresentasikan ii Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 6 No 1 Mei 2020 simbol dualisme bagi masyarakat Sunda yakni satu sisi kucing (ucing) dipandang subjek yang penting dalam foklor Nini Anteh, sisi lain peran sebagai ucing dalam permainan rakyat kerapkali dihindari dan menjadi bahan olok-olok teman dan dipersepsi sebagai sesuatu yang buruk. Demikian beberapa tulisan (artikel) telah diketengahkan secara baik dan tentunya akan mendapat apresiasi dan respon dari para pembaca sekalian. Pada akhirnya, redaksi senantiasa mengucapkan maaf, apabila dalam jurnal ini terdapat kesalahan ataupun kekeliruan yang diusahakan segera memperbaikinya. Harapan kami, mudah-mudahan jurnal ini bermanfaat dan menambah wawasan pembaca, terutama dalam upaya melestarian budaya bangsa Indonesia. Terima kasih. Padang, Mei, 2020 DEWAN REDAKSI iii Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 6 No 1 Mei 2020 iv Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 6 No 1 Mei 2020 ISSN: 2502- 6798 (print) ISSN: 2655-8254 (online) DAFTARI ISI Pengantar Redaksi i Daftar Isi v Ajisman Kearifan Lokal dalam Pembuatan Kapal Bagan di Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia Kabupaten Pesisir Selatan 1980-2017 (1-31) Harmonedi Perguruan Thawalib Padang Panjang in the Perspective of Educational History 1912 – 1926 (32- 51) Deki Syaputra ZE Tradisi Surat Menyurat Sultan Indrapura dengan Depati Kerinci (52-72) Syaifullah Ta’rib (Arabisasi) Istilah-istilah Budaya dalam Majalah Alo Indonesia (73-92) Dedi Arman Perkembangan Tari Merawai Di Pulau Lipan Kabupaten Lingga (93-113) Ani Rostiyati Representasi Kucing dalam Foklor Sunda (114-136) v Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 6 No 1 Mei 2020 KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBUATAN KAPAL BAGAN DI NAGARI SUNGAI NYALO MUDIAK AIA KABUPATEN PESISIR SELATAN 1980-2017 THE LOCAL CULTURE IN BUILDING KAPAL BAGAN IN NYALO RIVER NAGARI MUDIAK AIA SOUTHERN COASTAL REGENCY 1980-2017 Ajisman Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat Jl. Raya Belimbing No 16 A Kuranji Kota Padang Email: [email protected] DOI: 10.36424/jpsb.v6i1.150 Naskah Diterima: 14 Februari 2020. Naskah Direvisi: 29 April 2020. Naskah Disetujui: 04 Mei 2020 Abstrak Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan tentang kearifan lokal pembuatan kapal bagan di Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia tahun 1980- 2017. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap: heuristik, kritik, sintesis dan penyajian hasil dalam bentuk tulisan. Hasil kajian menunjukkan bahwa masyarakat Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia berkerja sebagai nelayan dan pembuat kapal bagan. Tradisi pembuatan kapal bagan masih bertahan di tengah-tengah gencarnya gelombang arus promosi pariwisata di kawasan Sungai Nyalo dan sekitarnya. Tradisi membuat kapal bagan masih diwarisi dari generasi ke generasi. Walaupun kemampuan membuat kapal bagan yang dimiliki para tukang tidak diperoleh melalui pendidikan formal, namun hasil buatan tukang Sungai Nyalo Mudiak Aia sudah memenuhi syarat pokok dalam pembuatan kapal bagan seperti keapungan, kekuatan, dan stabilitas. Ada unsur kearifan lokal dalam mengkonstruksi badan kapal, contohnya bodi kapal dibuat sedikit lebih lebar kebelakang atau lancip ke depan agar kapal tersebut kuat dan lebih tahan ombak.