JURNAL ARKEOLOGI ISSN 2085 - 9767 Vol. 7 Edisi No. 2 November–2015

PENGELOLA JURNAL ARKEOLOGI PAPUA

Editor : M. Irfan Mahmud, M. Si (Arkeologi Sejarah, Balai Arkeologi ) Mitra Bestari : Dr. Tony Djubiantono, DEA (Arkeologi Prasejarah, Puslit Arkenas) Prof. Riset Naniek Th. Harkantiningsih, APU (Arkeologi Sejarah, Puslit Arkenas) Prof. Riset Dr. Bambang Sulistyanto (Arkeologi Publik, Puslit Arkenas) Prof. Riset Dr. Dwi Purwoko, M.Si (Ilmu Humaniora, LIPI) Prof. Dr. Francois Semah (Arkeologi Prasejarah, MNHN Paris)

Pemimpin Redaksi : Hari Suroto, S.S. (Arkeologi Prasejarah) Sekretaris : Zubair Ma’sud, M. Hum (Arkeologi Prasejarah)

Sidang Redaksi : Sri Chiirullia Sukandar, S.S. (Arkeologi Sejarah) Klementin Fairyo, M.Si (Etnoarkeologi) Sonya M. Kawer, S.Sos (Arkeologi Sejarah)

Alamat Redaksi : BALAI ARKEOLOGI JAYAPURA Jl. Isele, Waena, Jayapura 99358 Telp. / Faks: (0967) 572467, 573542 Website: www.arkeologipapua.com E-mail: [email protected]

Jurnal Arkeologi Papua diterbitkan oleh Balai Arkeologi Jayapura 2 x 1 tahun pada bulan Juni dan November. Jurnal Arkeologi Papua memuat hasil-hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori yang berkaitan dengan arkeologi. Persyaratan naskah untuk jurnal Papua tercantum pada halaman belakang. JURNAL ARKEOLOGI PAPUA ISSN 2085 - 9767 Vol. 7 Edisi No. 2 November–2015

KATA PENGANTAR

Jurnal penelitian arkeologi PAPUA edisi November 2015, menampilkan lima artikel dengan subtansi arkeologi dan etnoarkeologi. Tulisan pertama dalam edisi ini dimulai oleh Erlin Novita Idje Djami yang menulis tentang bentuk mata pencaharian masyarakat pendukung Situs Gunung Srobu. Artikel etnoarkeologi ditulis Marlin Tolla mengenai domestikasi di daerah Pegunungan Papua melalui pembudidayaan tanaman. Rini Maryone mencoba mengkaji rumah pohon suku Momuna di Yahukimo. Selanjutnya, Sonya Martha Kawer menampilkan topik terkait tinggalan kolonial di Kabupaten . Tulisan terakhir dihadirkan oleh Ilham Abdullah yang mengkaji tentang alat tulang Situs Plestosen Jawa berdasarkan bahan baku, teknologi, dan tipologi. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penerbitan jurnal ini. Redaksi berharap, himpunan tulisan yang ada dalam edisi ini dapat meluaskan pengetahuan pembaca mengenai arkeologi di Papua serta . Masukan dan saran konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan untuk meningkatkan mutu tulisan dan jurnal penelitian arkeologi Papua.

Redaksi

Jurnal Arkeologi Papua,Volume 7, No. 2, November 2015 iii JURNAL ARKEOLOGI PAPUA ISSN 2085 - 9767 Vol. 7 Edisi No. 2 November–2015

DAFTAR ISI Kata Pengantar ...... iii Daftar Isi ...... iv Abstrak ...... v Abstract ...... vi

Erlin Novita Idje Djami Bentuk Mata Pencaharian Masyarakat Pendukung Situs Gunung Srobu Prehistory Livehood in the Srobu site ...... 63-72

Marlin Tolla Domestikasi di Daerah Pegunungan Papua Melalui Pembudidayaan Tanaman: Studi Etnoarkeologi Domesticated Landscape in the Highland of Papua Through Agricultural Practices: Ethnoarchaeological Study ...... 73-84

Rini Maryone Rumah Pohon Suku Momuna Yahukimo The Tree House of Momuna Tribe in Yahukimo ...... 85-96

Sonya Martha Kawer Tinggalan Kolonial Pulau Numfor Kabupaten Biak Numfor Colonial Relics in Numfor Island, Biak Numfor ...... 97-106

Ilham Abdullah Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, dan Tipologi Bone Tools from Pleistocene Site of Java: Raw Materials Technology, and Typology ...... 107-120

Indeks Penulis Indeks

iv Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.2, November 2015 JURNAL ARKEOLOGI PAPUA ISSN 2085 - 9767 Vol. 7 Edisi No. 2 November–2015 Kata Kunci yang dicantumkan adalah istilah bebas. Lembar abstrak ini Boleh dikopi tanpa ijin dan biaya

DDC: 930.1 DDC: 930.1 Erlin Novita Idje Djami (Balai Arkeologi Jayapura) Marlin Tolla (Balai Arkeologi Jayapura) Bentuk Mata Pencaharian Masyarakat Pendukung Situs Gunung Srobu Domestikasi Di Daerah Pegunungan Papua Melalui J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 63-72 Pembudidayaan Tanaman: Studi Etnoarkeologi Penelitian tentang bentuk matapencaharian masyarakat pendukung J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 73-84 situs Gunung Srobu sangat penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pengetahuan manusia Selama ini praktek pertanian di dataran tinggi Papua telah menjadi dan kemampuannya dalam menghadapi tantangan lingkungan topik yang hangat dalam sejumlah penelitian arkeologi. Hasil alam demi mempertahankan eksistensi komunitasnya, serta dari penelitian tersebut telah menghadirkan beberapa macam kemahirannya dalam menghasilkan teknologi peralatan hidup. interpretasi, diantaranya praktek pertanian tumbuh karena Karena masyarakat pendukung budaya situs Gunung Srobu adanya pengembangan teknologi serta kebutuhan ekonomi. sudah tidak ada, maka kajian tentang bentuk matapencahariannya Kehadiran beberapa jenis tumbuhan seperti talas (taro), ubi dapat dilakukan melalui kajian terhadap materi budaya sisa-sisa jalar (yams) dan tumbuhan pisang diperkirakan telah menjadi aktivitasnya yang terawetkan. Penelitian ini menggunakan metode bagian dari praktek budidaya di masa lalu. Tujuan dari tulisan ini pendekatan kualitatif dengan bentuk penalaran induktif, sedangkan yaitu untuk menelusuri praktek domestikasi tumbuhan di daerah strategi pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan dataran tinggi Papua terutama untuk menganalisis kemungkinan observasi di lapangan. Semua data yang berhasil dihimpun dalam adanya tumbuhan lain yang telah menjadi bagian dari praktek penelitian ini kemudian diolah dengan mengidentifikasi berdasarkan domestikasi dimasa lalu selain talas, pisang, dan ubi jalar. Tulisan jenisnya dan kemudian dianalisis deskriptif kualitatif untuk memahami makna atau menafsirkan realitas empiris yang terkandung pada ini menggunakan metode pengumpulan data melalui studi pustaka objek-objek kajian. Penelitian ini berhasil menemukan beragam jenis dan juga menggunakan data etnoarkeologi. Berdasarkan hasil artefak seperti tembikar, alat batu, alat kerang, sisa tulang binatang, yang diperoleh, domestikasi tumbuhan di wilayah pegunungan dan sampah kerang. Materi-materi budaya tersebut berkaitan erat Papua pada masa lalu diperkirakan juga telah membudidayakan dengan bentuk matapencaharian masyarakat pendukung situs jenis-jenis tumbuhan lain seperti Casuarina dan beberapa jenis Gunung Srobu yaitu bercocoktanam, berburu, meramu, nelayan, kacang-kacangan. beternak, dan industri. (Penulis) (Penulis) Kata kunci: domestikasi, pertanian, pegunungan tengah Papua Kata kunci: mata pencaharian, materi budaya, situs Gunung Srobu

DDC: 930.1 DDC: 930.1 Rini Maryone (Balai Arkeologi Jayapura) Sonya Martha Kawer (Balai Arkeologi Jayapura) Rumah Pohon Suku Momuna Yahukimo Tinggalan Kolonial Pulau Numfor Kabupaten Biak Numfor J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 85-96 J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 97-106 Tulisan ini mengkaji rumah tradisional suku Momuna di Yahukimo, Proses kolonisasi ke wilayah timur Indonesia telah meninggalkan Papua. Tujuannya, untuk mengetahui bentuk, konsep, filosofi banyak tinggalan arkeologi di daerah-daerah yang menjadi pusat serta nilai budaya rumah tradisional suku Momuna. Dengan atau penghubung kekuasaannya. Biak Numfor menjadi salah metode kualitatif dan penalaran induktif, pokok masalah yang satu daerah penting kolonisasi. Peninggalan kolonial di Biak akan dibahas berkaitan dengan bentuk rumah tradisional suku Numfor yang ditemukan, berupa: bekas rumah Belanda, bekas Momuna, konsep dan filosofinya, serta nilai budayanya. Dengan rumah Amerika, atribut perang, mata uang, dan gua-gua tempat pendekatan etnoarkeologi diharapkan budaya masa lampau persembunyian tentara Jepang pada saat Perang Dunia II. Untuk dapat direkontruksi lewat data etnografi dari tradisi masyarakat mengidentifikasi temuan, penelitian ini menggunakan metode yang masih hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah kualitatif dengan menerapkan teknik wawancara, observasi, dan tradisional suku Momuna memiliki bentuk dasar arsitektur Asia studi pustaka. Hasil temuan ditujukan untuk dapat didayagunakan Tenggara dengan konsep tanpa kamar yang dihuni keluarga inti sebagai bahan pendidikan sejarah Papua masa penjajahan. Selain dan menegaskan filosofi dasar aman dari ancaman. Tulisan ini itu, penelitian ini juga bertujuan menunjukkan situs bersejarah diharapkan dapat menambah referensi rumah suku yang ada di yang perlu dijaga dan dilestarikan dan atau dikembangkan sebagai Papua khususnya dan di Indonesia umumnya. objek wisata sejarah. (Penulis) (Penulis) Kata kunci: arsitektur, rumah pohon, suku Momuna Kata kunci: Biak Numfor, tinggalan kolonial, pelestarian

DDC: 930.1 Ilham Abdullah (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran) Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, Dan Tipologi J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 1, hal. 107-120 Selama ini pengetahuan tentang alat tulang Homo erectus hanya berasal dari Situs Ngandong, tetapi sekarang ini telah banyak alat tulang ditemukan dan dipublikasikan dari Situs Plestosen di Jawa. Tulisan ini merupakan hasil pengolahan data-base menggunakan metode mikroskopis terhadap semua temuan alat tulang dari situs-situs Plestosen di Jawa yang bertujuan memberi informasi komprehensif tentang keberadaan alat tulang. Sebanyak 48 spesimen alat tulang temuan dari Situs Sangiran, Situs Ngandong, Situs Sambungmacan, Situs Patiayam, dan Situs Bringin. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 12 jenis komponen anatomis binatang yang digunakan sebagai alat tulang. Jenis binatang yang tulangnya digunakan sebagai alat tulang adalah Cervus sp. (rusa), Cervus hippelaphus (rusa), Sus sp. (babi), Bos sp. (sapi), Bibos palaeosondaicus (banteng), rhinoceros (badak), elephantidae (gajah), dan bovidae. Teknik yang digunakan dalam membuat alat tulang adalah teknik pecah, teknik pangkas, teknik belah, teknik tekan, dan teknik gosok. Jenis alat tulang yang dihasilkan adalah pisau, lancipan, spatula dan mata tombak. (Penulis) Kata kunci: Alat tulang, Plestosen, bahan baku, teknologi, dan tipologi

Jurnal Arkeologi Papua,Volume 7, No. 2, November 2015 v JURNAL ARKEOLOGI PAPUA ISSN 2085 - 9767 Vol. 7 Edisi No. 2 November–2015

The mentioned keywords are open terms. This abstract page can be copied without any permit or cost

DDC: 930.1 DDC: 930.1 Erlin Novita Idje Djami (Balai Arkeologi Jayapura) Marlin Tolla (Balai Arkeologi Jayapura) Prehistory Livelihood In The Srobu Site Domesticated Landscape In The Highland Of Papua Through J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 63-72 Agricultural Practices: Ethnoarchaeological Study Research on the form of the people’s livelihood support Gunung J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 73-84 Srobu sites is very important. This research aims to determine the In the highland of Papua, various kinds of archaeological evidence extent of the development of human knowledge and ability to face the has been used to argue the appearance of agricultural activities. challenges of the natural environment to maintain the existence of the Though assessing the evidence in different ways, the more community, as well as expertise in generating technology equipment. relevant interpretation mostly leads to the changes of technology Since the public support for culture Gunung Srobu Site does not exist any longer, so the study of forms of livelihood can be done and economical reason. The presence or exploitation of three of through cultural material remnants preserved their activities. This the major plants such as taro, yam and bananas have brought the study uses a qualitative approach to the form of inductive reasoning, interpretation towards to domestication practices. The purpose while strategies are applied through literature and field observations. of this paper is to explore the domestication practices of plants All the data collected in this study is then processed by indentifying in the highland of Papua particularly to analyze the possibility of by type and analyzed qualitative description that aims to know the other plants that have become part of the domestication besides meaning or interpret the empirical reality that the objects contained taro, yams and bananas. Data collections in this paper consists in the study. The results of this study are in the form of various types of literature study and also through etnoarchaeological data. of artifacts such as pottery, stone tools, tool shells, animal bone The result shown that Casuarinas and some species of bean are remains, and shells litter. Culture material is closely related to the expected has been introduced in the highland of Papua through public livelihood support form Gunung Srobu site namely horticulture, domestication practices. hunting, gathering, fishing, farming, and industry. (Author) (Author) Keywords: domesticated, agricultural, the highland of Papua Keywords: livelihood, material Cultural, Gunung Srobu Site

DDC: 930.1 DDC: 930.1 Rini Maryone (Balai Arkeologi Jayapura) Sonya Martha Kawer (Balai Arkeologi Jayapura) The Tree House Of Momuna Tribe In Yahukimo Colonial Relics In Numfor Island, Biak Numfor Regency J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 85-96 J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 97-106

The architecture of traditional houses have a concept, shape, The process of colonization in the eastern region of Indonesia philosophy, and cultural values. This paper examines the traditional has left many archaeological remains in the areas that became houses in Yakuhimo Momuna tribe. The purpose of this paper is the center or connecting power. Biak Numfor became one of to determine the shape of the tree house, knowing the concept the important areas of colonization. In correlation with that, the and philosophy and cultural values Momuna Tribe tree house. remains of colonialism in Biak Numfor presented by the remains of The method used is qualitative method, the inductive reasoning the Netherland and America houses, armament, coins or currency, and approach ethnoarchaeology. The result of this research is to and caves as shelters for Japanese army during World War II. To gain knowledge about the traditional house in Papua as well in identify the findings, this study use qualitative methods by applying Indonesia as a big part. the techniques of interview, observation, and literature study. The (Author) findings addresses as an educational materials. In addition the aims of this study is to demonstrate the historical sites that need to Keywords: architecture, tree house, Momuna tribe be maintained and preserved or developed as a historical tourist attraction. (Author) Keywords: Biak Numfor, colonial relics, historic site

DDC: 930.1 Ilham Abdullah (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran) Bone Tools From Pleistocene Site Of Java: Raw Materials, Technology, And Typology J. Arkeologi Papua Juni 2015, vol. 7, no. 2, hal. 107-120 During this time the knowledge about Homo erectus bones tool comes only from trusted Ngandong, but now it has a lot of bone tools found and published on the Pleistocene Site in Java. This paper as result of data-base processing using microscopic methods against all findings bone tools from Pleisteocene site in Java which aims to provide comprehensive information about the presence of bone tools. A total of 48 specimens of bone tools findings in Sangiran at Ngandong Site, Sambungmacan site, Patiayam site and also the site of Bringin. The analysis showed that there are 12 types of anatomical components of animal bones were used as tools. The type of animal bones were used as a bone tool such as Cervus sp. (deer), Cervus hippelaphus (deer), Sus sp. (pig), Bos sp. (cow), Bibos palaeosondaicus (bull), rhinoceros (rhinoceros), Elephantidae (the elephants), and Bovidae. The technique used in making bone tools are breaks technique, pruning techniques,sides techniques, press and also rub techniques. These type of tool is produced bone knife, sharpening tool, spatula, and spear. (Author) Keywords: Bone tools, Pleistosen, raw material, technology, and tipology

vi Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.2, November 2015