Geo Image 7 (1) (2018)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage

Pemodelan Spasial Untuk Penentuan Zonasi Rawan Kawasan Rawan Bencana Aliran Materil Erupsi Gunung Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Yusuf Rizki Ananda, Juhadi, Moch. Arifien

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri ,

Info Artikel Abstrak ______Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memodelkan atau menggambarkan persebaran aliran material Diterima 28 Februari 2018 erupsi, serta untuk mengetahui zonasi rawan bencana Gunung Ungaran jika suatu saat terjadi Disetujui 24 Januari 2018 bencana vulkanik. Metode yang digunakan untuk memodelkan aliran material erupsi yaitu dengan Dipublikasikan 24 Mei menggunakan metode simulasi numerik Monte Carlo dengan asumsi bahwa kondisi topografi 2018 menentukan jalannya aliran. Penentuan zonasi kawasan rawan bencana dilakukan dengan ______menggunakan teknik overlay aspek aliran material erupsi, aspek kondisi penggunaan lahan, aspek Keywords: morfologi, dan aspek kepekaan terhadap bahaya yang diwakili oleh nilai bobot. Hasil dari penelitian Simulation the rail ini yaitu menghasilkan model aliran material erupsi pada tiga titik lokasi yang berbeda, titik tersebut transportation system; didasarkan pada peluang terjadi aktivitas erupsi. Pada titik pertama luas aliran erupsi yaitu sebesar Subtitution; Magelang– 3,91 퐤퐦ퟐ, titik kedua sebesar 1,25 퐤퐦ퟐ, dan titik ketiga sebesar 2,51 퐤퐦ퟐ. Zonasi kawasan rawan Semarang corridor. bencana mengahsilkan kelas rawan bencana yang dibagi menjadi kelas sangat rendah, rendah, ______sedang, dan tinggi. Pada ketiga titik lokasi erupsi menunjukan bahwa kelas zonasi rawan bencana tinggi memiliki luas wilayah yang terkecil daripada luas kelas zonasi rawan bencana lainnya.

Abstract ______The purpose of this research is to model or describe the distribution of material flow eruption and to know the zoning vulnerable to the disaster of Mount Ungaran if one day there is a volcanic disaster. The method used to model the flow of eruption material is by using Monte Carlo methods of numerical simulation with the assumption that the topography determines the course of the flow. Determination of zoning of disaster prone areas is done by using overlay technique of eruption material flow aspect, land use condition aspect, morphology aspect, and sensitivity aspect to hazard represented by weight value. The result of this research is to produce the eruption material flow model at three different location points, the point is based on the chance of eruption activity. At the first point the area of eruption flow is 3.91푘푚2, the second point is 1.25푘푚2, and the third point is 2.51푘푚2. Zoning of disaster prone areas produces disaster-prone class which is divided into very low, low, medium, and high class. At all three locations the eruption shows that the high disaster-prone zoning class has the smallest area compared to the extent of other disaster-prone zoning classes.

© 2018 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285 Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected]

18

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

PENDAHULUAN strato, gunung ini memiliki tiga puncak yaitu puncak Gendol, Botak, dan Ungaran yang Wilayah gunung api merupakan wilayah merupakan puncak tertinggi (Bemmelen, 1949). yang sangat subur dikarenakan wilayah tersebut Gunung Ungaran di klasifikasikan tipe gunung terkena dampak langsung aktivitas gunung api api B yaitu tipe Gunung Api yang sejak tahun seperti aliran lahar dingin, awan panas, maupun 1600 tidak mengalami erupsi magmatik lagi, tapi hujan abu vulkanik yang mengandung banyak masih memperlihatkan aktivitas fumarol (Pusat mineral-mineral yang dapat menyuburkan tanah. Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Kondisi tanah yang subur itulah yang menjadi Adanya fumarol di kawasan Gunung Ungaran daya tarik bagi manusia untuk menempati menandakan bahwa di bagian bawah Gunung wilayah sekitar gunung api. Sebagian besar Ungaran masih terdapat “tungku” alami dimana penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya dalam konteks gunung api tungku tersebut adalah pada lahan pertanian, dan sebagian dari lahan magma, sehingga suatu saat Gunung Ungaran pertanian tersebut berada pada daerah-daerah dapat kembali memperlihatkan aktivitas yang masuk dalam kawasan rawan bencana vulkaniknya. terutama bencana ancaman gunung api. Dari gambaran diatas maka tujuan dari Selain tingkat kesuburan tanah, kondisi penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran iklim yang sejuk, bentang alam yang menarik, atau memodelkan salah satu bahaya aktivitas serta terkadang terdapatnya situs-situs bersejarah vulkanik gunung api yaitu aliran material erupsi, di kawasan gunung api menjadi daya tarik estimasi luasan penggunaan lahan yang tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung terdampak, serta zonasi kawasan rawan bencana ke wilayah gunung api. Keberadaan banyaknya jika suatu saat terjadi bencana aktivitas vulkanik penduduk yang tinggal dan beraktivitas di sekitar Gunung Ungaran. Selain itu diharapkan dari gunung api akan berpotensi menimbulkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat bencana apabila terjadi aktivitas kegunungapian sekitar Gunung Ungaran ataupun bagi instansi pada wilayah gunung api tersebut. terkait. Dampak dari aktivitas gunung api sangatlah berdampak besar bagi penduduk METODE PENELITIAN disekitarnya yang akan berpengaruh pada kehidupan penduduk, lumpuhnya Lokasi penelitian ini yaitu berada pada perekonomian, dan mengganggu jalannya kawasan Gunung Ungaran yang dibatasi wilayah pembangunan nasional. Aktivitas gunung api kajiannya pada 7° 6’ 39,46” - 7° 14’ 30,9” Lintang tersebut akan berdampak pula pada wilayah Selatan dan 110° 16’ 49,36” - 110° 24’ 57,6” Bujur wilayah yang ada di sekitarnya baik secara Timur. Secara Administratif kawasan Gunung langsung maupun tidak langsung. Besarnya Ungaran mencakup beberapa wilayah dampak yang diakibatkan oleh bencana erupsi Kabupaten Semarang yang mencakup kecamatan tergantung dari skala dan intensitas aktivitas Ungaran Barat, kecamatan Bergas, kecamatan vulkanik yang terjadi. bandungan, Kecamatan Sumowono dan Beberapra aktivitas Gunung Api di yang Kabupaten Kendal yang mencakup kecamatan menyebabkan banyak korban jiwa salah satunya Limbangan dan kecamatan Boja. yaitu kondisi masyarakat yang tidak siap Penelitian ini berbasis pada Sistem mengahadapi kondisi tersebut. Salah satunya Informasi Geografis sebagai alat utama untuk yaitu erupsi Gunung Galunggung tahun 1822 mensimulasikan model aliran material Erupsi yang memakan korban sekitar empat ribu jiwa. Gunung Ungaran. Penelitian ini mengkaji Gunung Ungaran adalah salah gunung tentang bahaya yang diakibatkan apabila terjadi berapi yang terletak di Pulau Jawa, dengan aktivitas vulkanik terutama bahaya aliran ketinggian 2.050 meter diatas permukaan laut. material erupsi. Kemudian dalam proses Gunung Ungaran termasuk gunung api tipe penelitian dilakukan dengan observasi, studi

19

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018) dokumentasi, serta survey lapangan untuk dengan tinggi sel piksel pada saat aliran tersebut mendapatkan data-data dan analisis yang berada. Oleh karena itu (∆hi) dapat dievaluasi dibutuhkan untuk melengkapi berbagai variabel berdasarkan persamaan berikut, yang digunakan untuk menjawab dari tujuan 1. ∆ℎ𝑖 = ℎ표 + ℎ푐 − ℎ𝑖 𝑖푓(ℎ표 + ℎ푐 − ℎ𝑖) > 0 penelitian ini. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu 2. ∆ℎ𝑖 = 0 𝑖푓(ℎ표 + ℎ푐 − ℎ𝑖) ≤ 0 untuk membuat gambaran zonasi kawasan (hc) adalah sebuah nilai parameter yang rawan bencana aliran material erupsi Gunung menggambarkan dan mensimulasikan pengaruh Ungaran. atau efek dari ketinggian aliran material erupsi Teknik analisis yang digunakan yaitu (Falpeto et al. 2007;Yulianto, 2012). menggunakan tiga pendekatan yaitu, analisis Simulasi numerik bahaya avulkanik pada SIG untuk simulasi model aliran material erupsi, penelitian ini difokuskan pada aliran material analisis overlay, dan analisis deskriptif. Analisis erupsi berupa aliran lava dan lahar, dimana pertama dilakukan untuk mengidentifikasi atau simulasi tersebut telah tersistem otomatisasi membuat persebaran aliran material erupsi untuk penentuan sebaran bahaya vulkanik. gunung ungaran, dalam analisis ini Sistem tersebut dikembangkan dalam framework mengaplikasikan suatu model simulasi Monte SIG di sebuah tool VORIS(Volcanic Risk Carlo. Model simulasi aliran material erupsi yang Information System) dalam sistem ArcGIS yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan telah dimodifikasi. model probabilistik yang mengasumsikan bahwa Data masukan yang dgunakan untuk kondisi topografi mempunyai peranan penting melakukan simulasi ini yaitu dengan dalam mensimulasikan atau menentukan menggunakan data DEM-SRTM(Digital Elevation jalannya aliran material erupsi (Arana et al., Model- Shuttle Radar Terrain Model) ArcSecond 30 2000; Felpeto et al., 2001; Damiani et al 2005; meter. Selain itu parameter yang digunakan Falpeto et al 2007;Yulianto, 2012). Model ini dalam simulasi ini yaitu nilai koreksi ketinggian dibuat untuk menghitung beberapa peluang dari piksel sebesar 2meter, panjang aliran sebuah sel piksel yang mungkin terjadi aliran, 10kilomater, iterasi 10.000, dan titik kordinat dengan asumsi dua aturan sederhana, yaitu : awal simulasi. Beberapa dasar penentuan aliran hanya dapat merambat dari satu piksel ke parameter tersebut yaitu menggunakan data-data salah satu piksel dari delapan piksel sel historis aktivitas vulkanik yang pernah ada, akan tetanggaya jika perbedaan ketinggian tetapi untuk Gunung Ungaran sendiri tidak topografinya adalah positif, dan kemungkinan memiliki catatan aktivitas vulkanik sehingga untuk berpindah dari satu piksel sel ke piksel sel dalam penentuan parameter dalam penelitian ini tetangganya adalah proporsional dengan sebagian hanya menggunakan asumsi. perbedaannya. Penentuan probabilitas simulasi Analisis overlay digunakan dalam aliran material erupsi dalam penelitian ini menentukan estimasi dampak bahaya terhadap menggunakan alogaritma Monte Carlo (Falpeto, kondisi permukiman dan penggunaan lahan 2009), yang disajikan dalam persamaan berikut. lainnya, serta dalam penentuan zonasi area ∆ℎ푖 푃𝑖 = 8 rawan bencana aliran material erupsi. Dalam ∑푗=1 ∆ℎ푖 Dimana kondisi topografi dipresentasikan penentuan zonasi area rawan bencana aliran pada nilai ketinggian (h) sebuah sel pikesl pada material erupsi ditentukan oleh nilai khusus data DEM. Jika aliran terletak dalam sel piksel (bobot) yang ada dalam setiap subvariabel zonasi (i=0), maka probabilitas peluang aliran yang area rawan bencana, pemberian bobot masuk dalam salah satu delapan sel disekitarnya menunjukkan tingkat kerawanan suatu lokasi adalah (Pi), dimana (i=1,2,3,…..,8). Δh mewakili terhadap bahaya dan kemungkinannya jatuh perbedaan ketinggian antara sel piksel satu korban jiwa maupun harta (Sari et al,2001). dengan sel piksel tetangganya. Dalam estimasi Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam perbedaan, koreksi ketinggian (hc) ditambahkan penentuan zonasi area rawan bencana yaitu kondisi aliran material erupsi yang diperoleh dari

20

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018) hasil simuasli pemodelan, kondisi penggunaan Ungaran Muda merupakan pusat vulkanik yang lahan yang diperoleh dari citra satelit SPOT 6, terkini, menutup daerah puncak sejauh radius ± kondisi morfologi yang diperoleh dari bentuk 2 kilometer. ( Syabaruddin dkk., 2003) medan. Persebaran Spasial Aliran Material Erupsi (ξ1) Analisis deskriptif dalam penelitian ini Dalam penelitian ini digunakan beberapa digunakan untuk menjelaskan tentang titik sebagai titik awal jalannya skenario simulasi keterkaitan antara aliran material erupsi terhadap aliran material erupsi. Titik awal jalannya kondisi topografi wilayah penelitian serta material erupsi ditentukan dengan melihat menjelaskan tentang keterkaitan dengan material kondisi geologi yang memiliki peluang erupsi yang dihasilkan dengan kondisi vulkanik kemungkinan menjadi titik awal skenario erupsi. gunung api. Selain itu analisis ini juga Titik pertama berada lereng Selatan Gunung menjelaskan tentang kondisi penggunaan lahan Ungaran di koordinat 7 ͦ 12’ 7,75”LS , 110 ͦ 20’ terhadap tingkat kerawanan wilayah yang 22,06”BT dipilih karena, terdapat aktivitas terdapat pada zonasi area rawan bencana. vulkanik fumarol, terdapat sesar normal yang dapat menyebabkan terjadinya pusat erupsi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN akibat intrusi magma, dan lokasinya yang dekat dengan kawah hasil aktivitas ungaran muda. Kawasan Gunung Ungaran termasuk Titik kedua yaitu terletak di lereng Utara Gunung dalam unit fisiografis Serayu Utara bagian Timur Ungaran dengan koordinat 7 ͦ 8’ 11,50”LS , 110 ͦ (Easter part of The North Seraju Range). 20’ 14,87”BT dipilih karena terdapat aktivitas Sedangkan di bagian Selatan merupakan jalur sumber air panas yang mengindikasikan masih Gunung Api Kuarter (Sindoro, Sumbing, terdapat dapur magma, dan letak lokasi tersebut Telomoyo, dan Merbabu), sedangkan pada yang berada pada sesar normal, serta berada pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan wilayah aliran lava Ungaran muda. Titik ketiga Kendeng (Bemmelen, 1949). berada di lereng Timur Laut Gunung Ungaran Berdasarkan morfostatigrafinya, aktivitas dengan koordinat 7 ͦ 9’ 46,50”LS , 110 ͦ 22’ Gunung Ungaran telah megalami beberapa kali 0,46”BT titik tersebut dipilih karena berada pada periode aktivitas. Aktivitas Ungaran Tua sesar normal yang berpeluang menjadi pusat terwujud pada satuan morfologi dengan tekstur erupsi. Adapun hasil simulasi aliran material yang sangat kasar membentuk lembah dan erupsi dari ketiga titik tersebut disajikan dalam pegunungan terjal merupakan hasil erosi tingkat gambar.1 serta tabel.1, tabel.2, dan tabel.3. lanjut. Kemudian Ungaran Muda yang menutupi sebagian besar tubuh gunung api. Satuan Sentral

21

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

Gambar 1. Hasil Simulasi Sebaran Aliran Material Erupsi Gunung Ungaran.

Tabel 1. Luasan Area Aliran Material Erupsi Tabel 2. Luasan Area Aliran Material Erupsi Berdasarkan Tingkat Kemungkinan Terdampak Berdasarkan Tingkat Kemungkinan Terdampak Lokasi Pertama Lokasi Kedua Nilai Tingkat Perse Nilai Tingkat Luas Luas Persentase No Interval Kemungkinan ntase No Interval Kemungkinan (퐤퐦ퟐ) (퐤퐦ퟐ) (%) Kelas Terdampak (%) Kelas Terdampak -4 – - -4 – - 1 Rendah 2,94 75,17 1 Rendah 0,48 38,29 2,67 2,67 -2,66 – - -2,66 – - 2 Sedang 0,57 14,68 2 Sedang 0,55 43,77 1,34 1,34 -1,33 – -1,33 – 3 Tinggi 0,40 10,15 3 Tinggi 0,22 17,94 0 0 Total 3,91 100 Total 1,25 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sumber : Hasil Pengolahan Data

22

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

Tabel 3. Luasan Area Aliran Material Erupsi Berdasarkan Tingkat Kemungkinan Terdampak Lokasi Ketiga No Nilai Interval Kelas Tingkat Kemungkinan Terdampak Luas (퐤퐦ퟐ) Persentase (%) 1 - 4 – -2,67 Rendah 0.93 37.12 2 - 2,66 – -1,34 Sedang 1.08 43.08 3 - 1,33 – 0 Tinggi 0.50 19.80 Total 2.51 100 Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan pada gambar.1 maka dapat mengetahui apakah arah aliran erupsi telah diketahui bahwa nilai probabilitas yang sesuai antara hasil dengan perhitungan manual dihasilkan menghasilkan beberapa kemungkinan pada beberapa titik sampel. Hasil dari koreksi atau peluang. Pada tingkat kemungkinan rendah tersebut didapatkan bahwa arah aliran material diwakili dengan simbol warna hijau yang berarti erupsi telah sesuai dan berarti bahwa sistem pada area tersebut peluang untuk terdampak berjalan dengan benar. aliran material erupsi sangat kecil. Pada tingkat Luas Area Terdampak Aliran Material Erupsi kemungkinan sedang diwakili dengan simbol (ξ2) warna kuning, yang berarti memiliki peluang Penentuan luas area terdampak ini yaitu sedang untuk terdampak. Pada tingkat peluang menggunakan cara overlay atau tumpang susun tinggi maka pada area ini sangat berpotensi tinggi dari peta hasil simulasi aliran material erupsi untuk terdampak. dengan peta penggunaan lahan. Dalam Untuk mengkoreksi hasil dari simulasi penentuan luas area yang terdampak, area yang tersebut maka dalam penelitian ini digunakan terdampak dibagi menjadi tiga kelas area alogaritma sebelumnya untuk menghitung nilai berdasarkan pada tingkat peluang terdampak selisih sel piksel (∆hi) pada beberapa titik sampel aliran material erupsi atau tingkat yang diambil secara acak. Tujuan dari koreksi kerawanannya. Luas area terdampak pada tiga pada hasil tersebut yaitu untuk mengetahui lokasi disajikan dalam gambar.2 dan tabel.4, apakah sistem telah berjalan dengan benar serta tabel.5 ,dan tabel.6 berikut.

23

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

Gambar 2. Luasan Area Penggunaan Lahan Terdampak Aliran Gunung Ungaran.

Tabel 4. Luas Area Terdampak Lokasi Pertama Tingkat kerawanan (퐤퐦ퟐ) No. Penggunaan lahan Jumlah Rendah Sedang Tinggi 1 Permukiman 0,37 0,06 0,06 0,49 2 Sawah 1,76 0,31 0,22 2,29 3 Ladang/ tegalan 0,70 0,18 0,07 0,96 4 Kebun/ perkebunan 0,09 0,01 0,01 0,12 5 Hutan 0,01 0,01 0,03 0,06 Jumlah 2,94 0,57 0,40 3,91 Sumber : Hasil Pengolahan

24

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

Tabel 5. Luas Area Terdampak Lokasi Kedua Tingkat kerawanan (km²) No. Penggunaan lahan Jumlah Rendah Sedang Tinggi 1 Permukiman 0,04 0,07 0,02 0,13 2 Sawah 0,21 0,29 0,13 0,63 3 Ladang/ Tegalan 0 0 0 0 4 Kebun/ Perkebunan 0,19 0,18 0,07 0,44 5 Hutan 0,04 0,01 0,01 0,05 Jumlah 0,48 0,55 0,22 1,25 Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 6. Luas Area Terdampak Lokasi Ketiga Tingkat kerawanan (퐤퐦ퟐ) No. Penggunaan lahan Jumlah Rendah Sedang Tinggi 1 Permukiman 0,25 0,27 0,09 0,61 2 Sawah 0,28 0,41 0,13 0,81 3 Ladang/ tegalan 0 0 0 0 4 Kebun/ perkebunan 0,20 0,19 0,10 0,50 5 Hutan 0,20 0,21 0,18 0,59 Jumlah 0,93 1,08 0,50 2,51 Sumber : Hasil Pengolahan

Dari gambar.2 maka dapat diketahui 1. Aspek Bahaya Aliran Material Erupsi bahwa luas penggunaan lahan yang banyak 2. Aspek Penggunaan Lahan terdampak yaitu sawah dengan luas 3,47 푘푚2, 3. Aspek Morfologi kemudian untuk luas terkecil yang terdampak 4. Aspek kepekaan terhadap bahaya yaitu penggunaan lahan ladang atau tegalan Gambaran Zonasi Kawasan Rawan dengan luas 0,98 푘푚2, dan untuk luas Bencana Aliran Material Erupsi disajikan pada penggunaan lahan permukiman yang terdampak gambar 3, dan tabel.7, tabel.8, dan tabel.9 sebagai yaitu seluas 1,87 푘푚2. berikut. Zonasi Kawsasan Rawan Bencana Aliran Material Erupsi (ξ3) Tabel 7. Zonasi Rawan Bencana Lokasi pertama Dalam penentuan zonasi area rawan Kelas Zona Luas Persentas bencana material erupsi Gunung Ungaran No Interv Rawan (퐤퐦ퟐ) e (%) dipengaruhi oleh subvariabel yang menentukan al Bencana tingkat rawan bencana dengan cara overlay Sangat 1 2 - 17 3.43 87.61 untuk kemudian dilakukan scoring. Scoring yang Rendah dimaksud adalah pemberian bobot yang 2 18 - 35 Rendah 0.17 4.32 menunjukan tingkat kerawnan suatu lokasi 3 36 - 53 Sedang 0.25 6.39 terhadap bahaya dan kemungkinannya jatuh 4 54 - 72 Tinggi 0.07 1.68 korban jiwa maupun harta. Sub-variabel tersebut Total 3.91 100.00 terbagi menjadi sebagai berikut ( Bacharudin & Sumber : Hasil Pengolahan Wirakusumah, 1998) ;

25

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

Gambar 3. Zonasi Kawasan Rawan Bencana Aliran Material Erupsi Gunung Ungaran.

Persebaran Spasial Aliran Material Erupsi (ξ4) sel piksel tetangganya (ℎ𝑖), lalu setelah Berdasarkan pada hasil penelitian didapatkan peluang ke beberapa sel piksel persebaran aliran material erupsi dapat diketahui tetangganya (ℎ𝑖 ) maka dari sel piksel tetangganya bahwa simulasi aliran material erupsi ditentukan tersebut akan melakukan perhitungan kembali oleh kondisi topografi daerahnya, hal tersebut terhadap delapan sel piksel tetangganya, dan telah sesuai dengan hasil simulasi aliran erupsi proses tersebut akan terus berulang hingga suatu dimana aliran erupsi tersebut mengalir menuruni sel piksel tidak memiliki peluang sehingga aliran lereng Gunung Ungaran menuju ke wilayah akan berhenti. topografi yang lebih rendah. Seperti pada hasil Kondisi nilai sel piksel menggambarkan simulasi dapat dilihat bahwa aliran material nilai ketinggian piksel tersebut. Jika ketinggian erupsi akan cenderung mengikuti alur-alur piksel tetangga (ℎ𝑖) memiliki nilai lebih rendah sungai, hal tersebut karena alur-alur sungai daripada sel piksel awal (ℎ0), maka semakin memiliki penampang yang cekung sehingga tinggi nilai koreksi ketinggian (ℎ푐) yang aliran akan mengalir mengikuti alur tersebut. digunakan akan memberikan nilai selisih yang Pada simulasi tersebut sistem perhitungan semakin tinggi, sehingga peluang terjadinya akan dimulai pada titik awal terjadinya erupsi, aliran akan menjadi semakin tinggi pula. dimana sistem akan mulai melakukan proses Semakin banyak jumlah sel piksel yang memiliki perhitungan dari piksel awal(ℎ0) dengan delapan peluang tinggi maka hasil aliran material erupsi

26

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018) akan semakin luas jangkauannya. Arah aliran aliran material erupsi dan akan meluap ke area erupsi di tiap piksel memiliki perbedaan yang sekitarnya. Pada area tingkat kerawanan rendah dipengaruhi oleh nilai peluangnya dan nilai merupakan hasil sisa-sisa material erupsi yang selisih pikselnya (ℎ푐). Jika suatu sel piksel meluap dari area tingkat kerawanan tinggi, memiliki nilai selisih positif itu berarti piksel sehingga jarak lokasi antara area dengan tingkat tersebut memiliki peluang untuk teraliri aliran. kerawanan tinggi dan rendah akan berjarak

Jika sel piksel(ℎ𝑖) lebih tinggi dari ketinggian sel cukup jauh. piksel awal (ℎ0), maka ketinggian sel piksel Area Terdampak Aliran Material Erupsi (ξ5) tersebut akan dikoreksi oleh ketinggian sel piksel Luas area terdampak pada penelitian ini di dimana aliran tersebut berada. Probabilitas atau klasifikasikan berdasarkan tingkat kerawanannya peluang terjadinya aliran untuk merambat ke terhadap aliran material erupsi. Pada tingkat suatu sel piksel adalah nol, kondisi tersebut kerawanan tinggi itu berarti wilayah yang akan menunjukan bahwa aliran tidak dapat merambat terdampak memiliki peluang yang besar terkena ke atas. Aliran material erupsi akan berhenti jika aliran material erupsi. Selain itu jika aliran nilai piksel awal lebih rendah dari nilai piksel material erupsi melanda wilayah tersebut berarti delapan tetangganya. Jika terjadi kondisi tersebut kerusakan kondisi penggunaan lahan serta maka sistem tersebut akan mengevaluasi kedua infrastruktur akan mengalami kerusakan yang persamaan sebelumnya untuk enam belas sel-sel parah baik akibat oleh aliran lava ataupun aliran piksel yang mengelilingi delapan sel piksel lahar, hal tersebut karena pada area dengan aslinya dengan mempertimbangkan sel piksel (0) tingkat kerawanan tinggi merupakan aliran dimana aliran tersebut berada. Jika dari dari utama yang mengalir mengikuti aliran alur enam belas sel piksel tersebut terdapat peluang sungai. Pada tingkat kerawanan sedang jika untuk teraliri, maka aliran material erupsi akan terdampak oleh aliran material erupsi maka berlanjut, jika setelah terkoreksi dan tidak ada memiliki peluang untuk terkena dan mengalami peluang maka aliran tersebut akan berhenti. Nilai kerusakan sedang, artinya kerusakan yang terjadi probabilitas suatu sel piksel pada dasarnya di area ini tidak lebih parah daripada kerusakan dihitung dari perbandingan antara jumlah sel pada area dengan tingkat kerawanan tinggi. yang telah dialiri terhadap total sel piksel yang Sedangkan pada area tingkat kerawanan rendah dihitung(Yulianto, 2012). itu berarti area tersebut memiliki peluang Pada penelitian ini aliran material erupsi terdampak dan mengalami kerusakan yang hasil dari simulasi diklasifikassikan berdasarkan rendah, tingkat kerusakan pada area ini jika tingkat kerawanannya. Tingkat kerawanan terdampak aliran material erupsi maka tersebut didasarkan pada peluang terdampak jika kerusakannya tidak lebih besar dari tingkat terjadi aliran material erupsi. Tingkat kerawanan kerusakan area sebelumnya. pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu, Kondisi penggunaan lahan terluas tinggi, sedang, dan rendah. Kelas tingkat adalah sawah, kondisi tersebut diakibatkan kerawanan tinggi pada penelitian ini berarti karena kondisi kesuburan tanah yang baik di memiliki peluang besar untuk terdampak oleh wilayah sekitar gunung api, hal tersebut aliran material erupsi. Pada aliran material erupsi diakibatkan karena hasil aktivitas vulkanik masa dengan tingkat kerawanan tinggi cenderung lampau gunung ungaran. Kondisi tanah tersebut berada mengkuti alur aliran sungai, hal tersebut mengakibatkan manusia tertarik untuk terjadi karena jalannya aliran material erupsi melakukan kegiatan pertanian di daerah Gunung ditentukan oleh kondisi topografinya. Sedangkan Ungaran sehingga mengakibatkan munculnya untuk aliran material erupsi dengan tingkat permukiman-permukiman di lereng-lereng kerawanan sedang akan berada pada sekitar Gunung Ungaran. Kondisi permukiman di tingkat kerawanan tinggi, hal terebut terjadi wilayah gunung atau pegunungan cenderung karena pada aliran ini terjadi akibat alur sungai memiliki pola menyebar, hal tersebut sudah tidak mampu lagi menampung volume

27

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018) berhubungan dengan faktor kondisi fisik suatu zona sebelumnya untuk teraliri aliran material wilayah. erupsi. Kemudian kondisi penggunaan lahan Kondisi topografi mempengaruhi manusia pada zona ini mayoritas adalah permukiman untuk cenderung mendirikan permukiman di terutama permukiman dengan kepadatan sedang wilayah topografi datar. Faktor kondisi fisik hingga tinggi, kondisi tersebut menyebabkan lainnya yang mempengaruhi letak permukiman tingkat risiko untuk jatuhnya korban jiwa serta yaitu iklim, dimana manusia akan cenderung harta akan tinggi jika aliran material erupsi mendirikan memilih untuk mendirikan melanda wilayah tersebut. Faktor berikutnya permukiman di iklim yang mendukung untuk yaitu bentuk medan, bentuk medan pada zona menjalankan kehidupan. Kondisi iklim seperti tersebut berada pada lereng bawah atau kaki curah hujan akan mempengaruhi letak gunung sehingga kondisi tersebut tidak akan permukiman dimana wilayah dengan kondisi menjadi hambatan aliran material erupsi. curah hujan cukup akan lebih digemari untuk Pada zona rawan bencana rendah mendirikan permukiman, karena dengan berdasarkan hasil penelitian menunjukan cukupnya curah hujan maka sumber air akan cakupan luas pada dua lokasi yang lebih rendah mudah didapatkan. dari zona rawan bencana sedang sebelumnya dan Zonasi Kawsasan Rawan Bencana Aliran terdapat satu lokasi yang memiliki luas lebih Material Erupsi (ξ6) besar dari zona rawan bencana sedang. Pada Hasil penelitian tentang zonasi rawan zona rawan bencana rendah dapat diartikan bencana aliran material erupsi menunjukan bahwa pada zona ini tingkat kerawanan yang beberapa kategori zona rawan bencana. Zona ditimbulkan oleh aliran material erupsi serta rawan bencana tinggi pada hasil penelitian faktor lain yang menentukan akan berdampak menunjukan cakupan area yang paling kecil lebih kecil dari zona sebelumnya. Kondisi daripada zona rawan bencana lainnya. Pada tersebut menjadikan zona rawan bencana rendah zona rawan bencana tinggi kondisi tersebut karena ketika terjadi aliran material erupsi maka menunjukan bahwa tingkat kerawanan serta resiko menimbulkan korban jiwa maupun harta kemungkinan untuk jatuhnya korban tinggi akan lebih sedikit daripada zona rawan dikarenakan pada zona tersbut berada pada sebelumnya. aliran material erupsi dengan nilai probabilitas Pada zona rawan bencana sangat rendah tinggi untuk terdampak langsung aliran material berdasarkan hasil penelitian pada tiga lokasi yang erupsi. Kemudian zona ini jika dilihat dari berbeda menunjukan cakupan area yang terbesar kondisi penggunaan lahannya maka mayoritas disbandingkan dengan zona rawan bencana berada pada kondisi penggunaan lahan lainnya. Pada zona rawan bencana kondisi permukiman terutama permukiman padat, hal penggunaan lahan sangat berpengaruh, karena tersebut menjadi hal penting karena kondisi pada zona ini mayoritas berada pada kondisi tersebut terdapat banyak aktiviatas manusia di penggunaan lahan non permukiman yang berada dalamnya sehingga menimbulkan risiko jauthnya pada semua kondisi aliran material erupsi dari korban jiwa ataupun harta akan sangat tinggi. sangat rendah hingga tinggi dan berada pada Pada zona rawan bencana sedang semua wilayah bentuk medan, tetapi terdapat berdasarkan hasil penelitian menunjukan luasan satu kondisi dimana zona ini berada di wilayah wilayah yang lebih besar dari zona rawan permukiman dengan tingkat kepadatan rendah bencana tinggi. Pada zona rawan bencana sedang namun berada pada area aliran material erupsi menunjukan tingkat kerawanan serta jatuhnya dengan nilai probabilitas yang sangat rendah. korban jiwa maupun harta yang tidak lebih besar dari zona rawan bencana tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena pada zona ini berada pada area aliran material erupsi dengan tingkat probabilitas atau peluang yang lebih rendah dari

28

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

SIMPULAN Journal of Volcanology and Geothermal Research 103, 377–391. Berdasarkan hasil penelitian dan Bachrudin, Rudy and Djumarma, Wirakusumah. 1998. The Role of Geomorphology in Volcanic pembahasan pada bab sebelumnya, maka Hazard Mitigation, Applied in Indonesia. mengacu pada tujuan peneliti diperoleh Volcanologycal Survey of Indonesia, Paper, kesimpulan sebagai berikut: Remote Sensing and Natural Disaster 1. Persebaran aliran material erupsi yang Symposium, Tsubaka. Japan. didapatkan dari simulasi numerik Bemmelen. R.W. Van. 1949. The Geology of menggunakan VORIS (Volcanic Risk Indonesia, vol. 1A General Geology, Information System) menunjukan bahwa Government Print. Office, The Hauge persebaran aliran material erupsi pada tiga Netherland. titik lokasi yang berbeda menunjukan bahwa Damiani, M.L., Groppelli, G., Norini, G., Bertino, E., Gigliuto, A., Nuita, A., 2006. A lava flow aliran telah sesuai dengan asumsi bahwa simulation model for the development of volcanic aliran jalannya aliran dipengaruhi atau hazard maps for Mount Etna (Italy). Computer ditentukan oleh kondisi topografinya, dimana and Geoscience 32 (2006) 512-526, kondisi topografi tersebut diwakili oleh data Departemento di Informatica e DEM (Digital Elevation Model); Comunicazione, University of Milan. 2. Kondisi penggunaan lahan yang Felpeto, A;Arana,V; Ortiz,M; Garcia,A; (2001). kemungkinan terdampak oleh aliran material Assestment and Modelling Of Lava Flow Hazard on erupsi pada tiga titik lokasi aliran menunjukan Canay Island, Natural Hazard on Canary bahwa kondisi penggunaan lahan yang Islands, Natural Hazards,23:247-257. Falpeto, A., Matri, J., dan Ortiz, R. 2007. Automic GIS- banyak terdampak oleh aliran material erupsi based System for Volcanic Hazard Assesement. adalah penggunaan lahan sawah, kondisi Journal of Volcanologycal and Geothermal tersebut terjadi karena pada wilayah Research 166 (2007) l06-11.6 penelitian merupakan wilayah pegunungan Falpeto, Alicia. 2009. VORIS a GIS based tool for volcanic dimana masih banyak dijumpai kondisi hazard assesement. User’s guide version 2.0.1. penggunaan lahan pertanian dibandingkan Observatorio Geofisico Central, IGN. dengan penggunaan lahan permukiman. Kumalawati, Rosalina. 2015. Penginderaan Jauh Zonasi area rawan bencana aliran material Pemetaan Daerah Rawan Bencana Lahar Gunung erupsi berdasarkan hasil penelitian menunjukan Api Merapi. : Penerbit Ombak. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan bahwa pada tiga titik lokasi tersebut zona rawan Bencana Nomor 2 tahun 2012 tentang bencana yang memiliki cakupan terluas yaitu Pengkajian Resiko Bencana. pada zona sangat rendah, hal tersebut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dipengaruhi oleh kondisi penggunaan lahan yang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman terdampak berupa non permukiman dan Mitigasi Bencana Gunung Api, Gerakan tanah, permukiman kepadatan rendah, serta berada gempa Bumi, dan Tsunami. pada nilai probabilitas aliran erupsi rendah, dan Pratama, Arliandy, dkk. 2014. Pemodelan Kawasan berada di wilayah yang menghambat laju aliran Rawan Bencana Erupsi Gunung api Berbasis Data material erupsi sehingga risiko kerugian untuk Penginderaan Jauh (Studi Kasus Gunung Api Merapi). Semarang. Jurnal Geodesi Undip. jatuhnya korban jiwa ataupun harta sangat Sari, Dewi, Karnia, dan Nugroho, Hary. 2001. rendah. Pemanfaatan Hasil Aliran Lahar untuk Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gunung api DAFTAR PUSTAKA menggunakan Sistem Informasi Geografis. Seminar Nasioanal Pusat SIG dan Penginderaan Jauh Arana, V., Felpeto, A., Astiz, M., Garcia, A., Ortiz, I.P-ITS. Surabaya. R.,Abella, R., 2000. Zonation of the main volcanic Syabaruddin, dkk. 2003. Pemetaan Fasies Vulkanik Pada hazards (lava flowsand ash fall) in Tenerife, Canary Daerah Prospek Panas Bumi Gunung Ungaran Islands; a proposal for a surveillance network. Jawa Tengah. The 32rd IAGI and 28th HAGI Annual Convention and Exhibition. Jakarta

29

Yusuf Rizki Ananda dkk. / Geo Image 7 (1) (2018)

Yulianto, Fajar, dan Parwati. 2012. Aplikasi Model Peneliti Bidang Lingkungan dan Mitigasi Probabilistik untuk Simulasi Aliran Material Erupsi Bencana. Studi Kasus: Gunung Merapi, Jawa Tengah.

30