Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361

Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16, No. 2, Desember 2020, Hal. 170-183 DOI: 10.22146/bip.v16i1.770 ISSN 1693-7740 (Print), ISSN 2477-0361 (Online) Tersedia online di https://journal.ugm.ac.id/v3/BIP

Pemanfaatan portal basis data daring dalam validasi nama ilmiah jenis dan suku tumbuhan

I Putu Gede P. Damayanto1, Fandri S. Fastanti2, dan Syadwina H. Dalimunthe3 1,2,3Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. Raya Jakarta-Bogor, km 46, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16911 e-mail: [email protected]

Naskah diterima: 2 Oktober 2020, direvisi: 10 November 2020, disetujui: 16 November 2020

ABSTRAK

Pendahuluan. Kajian mengenai validasi nama ilmiah jenis dan suku tumbuhan masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan informasi tentang proses validasi nama ilmiah pada tingkat jenis dan suku. Metode penelitian. Data dikumpulkan dari basis data portal daring mengenai nama ilmiah jenis dan suku pada tumbuhan. Data dianalisis secara deskriptif-naratif. Hasil dan Pembahasan. Validasi nama ilmiah jenis dan suku pada tumbuhan dapat dilakukan melalui penelusuran publikasi terkini dan memanfaatkan portal basis data daring seperti IPNI, POWO, Tropicos, The List, dan GBIF. IPNI dan memberikan informasi lebih banyak tentang nama jenis tumbuhan dibandingkan dengan portal lain. POWO dan GBIF memberikan informasi tentang status nama tumbuhan yang dilengkapi dengan foto tumbuhan, spesimen, dan peta persebarannya. Tropicos menampilkan nama suku yang telah mengikuti klasifikasi terbaru APG IV. Kesimpulan dan Saran. Validasi nama ilmiah jenis dan suku melalui portal basis data daring merupakan cara tercepat untuk melakukan validasi, namun demikian, validasi melalui publikasi revisi taksonomi tumbuhan terkini merupakan cara yang paling direkomendasikan. Validasi dapat diawali dengan memanfaatkan portal basis data daring dan selanjutnya dikonfirmasi dengan melakukan penelusuran publikasi revisi taksonomi tumbuhan terkini.

Kata kunci: nama ilmiah; portal basis data daring; taksonomi; tumbuhan; validasi

ABSTRACT

Introduction. The study of the validation of scientific names of plant type and family level is limited. This study aims to provide information on the process of scientific name validation on plant type and family level. Data Collection Method. Data were collected from online portal databases covering the scientific name of plant family. Data was analyzed by conducting a descriptive-narrative approach Results and Discussion. Validation of the scientific name of plant type and family level can be conducted by searching the latest publications through the online database portals such as IPNI, POWO, Tropicos, The Plant List, and GBIF. IPNI and The Plant List provide more information about species names compared to others. POWO and GBIF provide the status of the plant names and complemented with photographs of the , specimens, and distribution maps. Tropicos provides names of families according to the latest APG IV classification. Conclusion. Validation through the online portal database is the fastest way, however, validation through the publication of the latest plant taxonomy revision publications is recommended. Validation can be initiated by using the online database portals and then confirmed by tracking the latest revised plant taxonomy publications.

Keywords: scientific name; online database portal; taxonomy; plant; validation

170 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361

A. PENDAHULUAN anggota marga Nastus awalnya dilaporkan terdiri Indonesia merupakan negara dengan dari satu marga bambu yang tumbuh tersebar keanekaragaman hayati tinggi dan memiliki mulai dari Madagaskar, Pulau Reunion hingga sekitar 20.000 jenis tumbuhan tinggi berbunga Tenggara (kawasan Malesia). Berdasarkan (Pullaiah dkk., 2015). Laporan terkini bukti molekuler terbaru, diketahui bahwa menyatakan bahwa terdapat 31.750 jenis terdapat dua kelompok berbeda Nastus, yaitu tumbuhan dan jamur di Indonesia (Retnowati & kelompok Nastus kawasan Malesia dan Rugayah, 2019). Seluruh jenis tumbuhan dan kelompok Nastus kawasan Madagaskar dan jamur yang ditemukan telah diberi nama secara Pulau Reunion (Chokthaweepanich, 2014; Wong ilmiah. Nama ilmiah merupakan pembuka dkk., 2016; Zhou dkk., 2017). Widjaja & Wong khazanah ilmu pengetahuan. Penamaan ilmiah (2016) kemudian memberikan nama kombinasi suatu makhluk hidup bertujuan untuk baru untuk sebagian besar anggota jenis Nastus di menyediakan referensi dan memfasilitasi kawasan Malesia. Salah satu jenis Nastus di komunikasi ilmiah mengenai makhluk hidup kawasan Malesia yang awalnya bernama Nastus tersebut. Penamaan tersebut harus dipahami schmutzii S.Dransf. (Dransfield, 1980), kini telah secara universal, presisi dan stabil (Turland, berubah nama menjadi Chloothamnus schmutzii 2019) sehingga dapat mempermudah (S.Dransf.) Widjaja (Widjaja & Wong, 2016). penelusuran pustaka secara akurat dalam Setiap komunitas ilmiah yang akan kegiatan penelitian (Bennett & Balick, 2014). mengkomunikasikan entitas bambu N. schmutzii Nama umum atau lokal dari suatu makhluk harus menggunakan nama terkininya, yaitu C. hidup penting dalam kehidupan sehari-hari, schmutzii, karena nama terakhir ini merupakan tetapi tidak cukup akurat secara ilmiah (Bennett nama yang yang diterima secara ilmiah. & Balick, 2014). Penamaan berdasarkan nama Di sisi lain, perubahan konsep pada suku lokal dapat menyebabkan kekacauan dalam tumbuhan juga dapat terjadi. Oleh karena itu, komunikasi ilmiah. Setiap daerah dapat penamaan untuk tingkat suku tumbuhan atau memberikan nama lokal yang berbeda untuk satu tingkatan lain di atasnya sebaiknya mengikuti jenis tumbuhan yang sama. Sebagai contoh, hasil klasifikasi terkini yaitu The Angiosperm gelinggan, galuga, kesumba atau pacar keling Phylogeny Group (APG, 2016). Sebagai contoh, merupakan nama lokal tumbuhan untuk jenis pada marga Durio (durian-durianan) dan Bixa orellana L. Sementara itu, nama lokal Gossypium (kapuk-kapukan), awalnya tumbuhan kumis kucing digunakan pada dua jenis digolongkan ke dalam suku Bombacacae. tumbuhan berbeda, Cleome speciosa Raf. dan Berdasarkan pengelompokan terbaru, marga- Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. Contoh- marga tersebut dipindahkan ke suku Malvaceae contoh tersebut dapat memunculkan (Stevens, 2001; APG, 2016). Perubahan takson ketidakjelasan dan kebingungan akan suatu nama ini juga wajib diikuti selama perubahan tersebut tumbuhan. Untuk itu, penamaan ilmiah terutama mengacu pada aturan penamaan yang disepakati. untuk tumbuhan, jamur dan alga, telah diatur dan Perubahan nama jenis dan suku tumbuhan disepakati secara internasional. Setiap lima merupakan hal yang sering terjadi dalam kajian hingga enam tahun sekali, aturan ini diperbarui taksonomi tumbuhan. Kegiatan validasi perlu sesuai dengan perkembangan zaman. Aturan dilakukan untuk menjaga keakuratan dan penamaan ilmiah untuk tumbuhan, jamur dan kekinian nama jenis dan suku tumbuhan. Validasi alga yang terkini dikenal dengan “International nama jenis dan suku tumbuhan merupakan Code of Nomenclature for Algae, Fungi, and sebuah proses verifikasi nama ilmiah yang Plants” atau lebih dikenal dengan istilah diterima (accepted) saat ini. Validasi merupakan “Shenzhen Code” (Turland dkk., 2018). kegiatan rutin yang dilakukan seorang peneliti Nama ilmiah jenis dan suku bersifat dinamis dan kurator taksonomi sehingga memerlukan dalam taksonomi tumbuhan. Akibat perubahan sumber acuan yang komprehensif dalam studi konsep jenis, nama ilmiah jenis tumbuhan dapat kepustakaannya. diubah atau direvisi sesuai bukti-bukti ilmiah Kajian mengenai validasi nama ilmiah jenis terbaru yang ditemukan. Sebagai contoh, bambu dan suku tumbuhan perlu dilakukan karena

171 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 informasi tersebut belum diketahui secara luas varietas, jenis, marga, suku, bangsa, kelas, dan dan masih ada penelitian yang menggunakan divisi (Davis & Heywood, 1963). Setiap takson nama ilmiah tumbuhan yang tidak diterima saat tersebut dapat memiliki anak takson. Sifat-sifat ini. Sebagai contoh, terdapat beberapa yang dijadikan dasar dalam kegiatan klasifikasi penelitian terkini yang masih menggunakan berbeda-beda tergantung dari penyusun nama Sauropus androgynus (L.) Merr. untuk klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai. Taksa merujuk nama ilmiah tumbuhan daun katuk yang terdapat pada tingkat lebih rendah (Anwar & Wahyuni, 2020; Arisandy & Triyanti, umumnya mempunyai kesamaan sifat lebih 2020; Fakhrizal & Saputra, 2020; Fikri & banyak daripada taksa yang terdapat pada Purnama, 2020; Kurniawan dkk., 2020; Santoso tingkat di atasnya. Kategori anak taksa antara dkk., 2020; Syhadat, 2020; Triananinsi dkk., jenis dan suku paling sering digunakan dalam 2020). Kenyataannya kini, nama jenis S. publikasi ilmiah yang melibatkan entitas androgynus sudah tidak valid lagi karena telah tumbuhan. direvisi pada tahun 2012 menjadi Breynia Sistem klasifikasi, khususnya pada androgyna (L.) Chakrab. & N.P.Balakr tumbuhan berbunga kini menggunakan sistem (Chakrabarty & Balakrishnan, 2012). Di sisi klasifikasi Angiosperm Phylogeny Group IV lain, kajian mengenai pemanfaatan basis data atau disingkat APG IV (APG, 2016). Klasifikasi daring dalam validasi nama ilmiah jenis dan sistem APG IV ini merupakan versi keempat suku tumbuhan belum pernah dilakukan. dari sistem klasifikasi tumbuhan berbunga Tulisan ini bertujuan untuk memberikan modern yang sebagian besar informasi dasar mengenai tahapan yang pengelompokkannya dilengkapi dengan data dilakukan dalam validasi nama ilmiah jenis dan molekuler (karakter DNA tumbuhan). APG IV suku pada tumbuhan. Hasil kajian ini merupakan pemutakhiran dari sistem klasifikasi diharapkan dapat menyediakan rekomendasi APG sebelumnya, yaitu APG III (APG, 2009), dalam melakukan validasi nama ilmiah jenis dan APG II (APG, 2003) dan APG I (APG, 1998). suku tumbuhan. Dalam ilmu informasi, tulisan Contoh klasifikasi pada durian yang mengikuti ini mengungkap sumber data daring terbuka APG IV yaitu bangsa: Malvales, suku: (online open data resources) yang terpercaya Malvaceae, marga: Durio, jenis Durio dan mudah diakses untuk dimanfaatkan oleh zibethinus L (Stevens, 2001). Sebelumnya, D. masyarakat secara ilmiah. zibethinus termasuk ke dalam suku Bombacaceae (Kostermans, 1958). B. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tumbuhan Nama Ilmiah Jenis dan Suku pada Setiap jenis tumbuhan telah Tumbuhan dikelompokkan atau diklasifikasikan secara Semua jenis tumbuhan di dunia diupayakan ilmiah ke dalam suatu tingkatan (taksa) oleh komunitas ilmiah untuk diberi nama jenis mengikuti hierarki untuk memudahkan dalam secara ilmiah. Nama ilmiah merupakan kunci mempelajari tumbuhan (dan juga makhluk untuk membuka informasi suatu taksa yang hidup lainnya). Gagasan dari sistem klasifikasi dituju. Penamaan ilmiah tumbuhan bertujuan pada tumbuhan adalah mengelompokkan untuk menyediakan referensi dan memfasilitasi tumbuhan dalam suatu sistem agar komunikasi ilmiah mengenai tumbuhan di memudahkan dalam penggunaan dan seluruh dunia. Penamaan tersebut harus mempelajarinya. Pengelompokan dilakukan dipahami secara universal, presisi dan stabil dengan menganalisis bukti ilmiah secara (Turland, 2019). Nama lokal tumbuhan dengan multidisiplin, yakni pengamatan ciri morfologi, berbagai bahasa daerah tidak memenuhi syarat sitologi, anatomi, metabolit, molekuler hingga universal, presisi dan stabil karena nama penelusuran pustaka (ACB, 2011). tersebut bersifat lokal dan banyak nama lokal Tingkatan takson dalam klasifikasi yang sama diberikan pada dua atau lebih tumbuhan setidaknya berturut-turut terdiri dari tumbuhan yang berbeda jenis, atau bahkan yang terendah hingga tertinggi, yaitu forma, sebaliknya. Nama lokal biasanya tidak

172 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 digunakan dalam dunia ilmiah karena sering kali sinonim nomenklatur (konsep takson sama menyebabkan kerancuan penafsiran meski namun memiliki spesimen tipe yang berbeda). makhluk hidup yang dimaksud adalah sama. Nama basionim dan sinonim biasanya Meski demikian, penggunaan nama lokal yang dicantumkan sebelum mendeskripsikan takson ditambahkan dalam deskripsi jenis dapat tertentu yang telah mengalami perubahan menambah wawasan pembaca. konsep dan dapat menunjukkan runutan sejarah Nama ilmiah merupakan nama yang perubahan nama ilmiah dari waktu ke waktu. diberikan kepada setiap takson tumbuhan yang Penamaan ilmiah terutama untuk tumbuhan, berlaku secara universal (KBBID, 2020), baik jamur dan alga, telah diatur dan disepakati itu menunjukkan tingkat jenis maupun suku. secara internasional dalam “Kode Internasional Nama ilmiah diberikan pada saat Tatanama Alga, Jamur dan Tumbuhan” mendeskripsikan jenis baru maupun karena (“International Code of Nomenclature for adanya perubahan konsep takson tertentu. Nama Algae, Fungi, and Plants) wajib menjadi acuan ilmiah jenis baru diterbitkan pada artikel dalam oleh komunitas ilmiah. Setiap lima hingga enam jurnal ilmiah yang telah memiliki international tahun sekali (Turland, 2019), aturan ini standard book number (ISBN) atau diperbarui. international standard serial number (ISSN) Nama ilmiah jenis tumbuhan terdiri dari (Turland, 2019) serta mudah diakses melalui dua kata dalam bahasa Latin atau yang di-Latin- media elektronik. Nama ilmiah diberikan oleh kan sehingga disebut sebagai “binomial penulis (author), yakni orang (atau sekelompok nomenclature”. Secara umum, nama latin orang) yang mendeskripsikan dan memberikan tumbuhan dicetak miring untuk aturan nama pada takson tertentu. Inisial nama author penulisan dalam bahasa Indonesia seperti tersebut akan dicantumkan berdampingan halnya kata asing (bukan Indonesia). Kata dengan nama ilmiah jenis atau tingkatan taksa pertama pada binomial nomenclature mewakili lain yang dipublikasikan. Sebagai contoh, kelompok marga dengan huruf pertama dicetak Carolus Linnaeus, ilmuwan asal Swedia yang kapital. Kata kedua adalah nama penunjuk jenis pertama kali mengemukakan sistem binomial yang diawali dengan huruf kecil (Turland dkk., nomenclature pada 1753 (Müller-Wille, 2020), 2018). Sebagai contoh, nama ilmiah bambu telah memberikan nama ilmiah pada ribuan jenis petung adalah asper (Schult.f.) tumbuhan dan hewan. IPNI (2020) dan Tropicos Backer ex Heyne (Damayanto & Riastiwi, (2020) mencatat ada sekitar 10.500 jenis 2018), yaitu “Dendrocalamus” adalah penunjuk tumbuhan yang telah dipublikasikan oleh marga dan “asper” adalah penunjuk jenis. Linnaeus dengan kode namanya disingkat “L.”, Penggunaan nama penunjuk jenis yang sama salah satunya, yaitu cempaka kuning, Michelia dengan nama penunjuk marga tidak champaca L. (Linnaeus, 1753). Adanya diperbolehkan dalam binomial nomenclature. perubahan konsep jenis, maka M. champaca Setelah nama jenis digunakan dalam paragraf, kemudian direvisi menjadi Magnolia champaca misalnya kelompok angur-angguran (L.) Baill. ex Pierre (Pierre, 1880). Nama author Ampelocissus elegans Gagnep. (Dalimunthe pada nama jenis basionimnya ditempatkan dkk., 2016), maka selanjutnya nama marga dalam tanda kurung (dalam hal ini “L.”) dan dapat disingkat dengan memakai huruf author yang mengubahnya ditempatkan pertamanya dan nama author tidak perlu berikutnya dengan tanpa tanda kurung (dalam dibubuhkan sehingga menjadi A. elegans. Jenis hal ini “Baill. ex Pierre”). Daftar mengenai yang tidak dapat ditentukan (atau tidak penulisan author dapat dilihat pada Brummitt & diketahui) namanya, misalnya pada lumut Powell (1992). marga Dicranoloma maka akan ditulis Nama ilmiah yang direvisi dapat berubah Dicranoloma sp. (Fastanti & Ariyanti, 2017). status sebagai nama basionim (nama asli yang Untuk menunjukkan lebih dari satu jenis dalam menjadi dasar nama baru yang diterbitkan), marga tersebut maka nama jenis akan ditulis sinonim taksonomi (konsep takson berbeda Dendrocalamus spp. (Zulkarnaen & Andila, namun memiliki spesimen tipe yang sama) dan 2015). Pemberian nama pada tingkat di bawah

173 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 jenis, misalnya pada tingkat varietas (dengan Sementara itu, G. integrifolium var. pectinatum singkatan “var.” yang berarti varietas) terdiri merupakan nama sinonim dari G. pectinatum. dari tiga kata, misalnya Bambusa vulgaris var. Sejarah penamaan jenis ini akan terekam dalam striata (Lodd. ex Lindl.) Gamble. Pemberian publikasi dan portal-portal berbasis data daring nama ilmiah secara akurat sangat penting dalam yang fokus pada bidang taksonomi. setiap bidang penelitian. Penggunaan nama Penamaan untuk tingkat suku tumbuhan ilmiah yang tidak tepat (termasuk penulisan secara umum mengikuti hasil klasifikasi terkini author dan penempatan suku yang benar) dapat yaitu APG IV (APG, 2016) yang didasarkan menjadi penyebab tidak akuratnya suatu hasil pada data komprehensif termasuk data penelitian. molekuler dalam melakukan Suku adalah salah satu hierarki utama pengelompokkannya. Sebagai contoh, cermai dalam taksonomi tumbuhan yang terletak antara atau Phyllanthus acidus (L.) Skeels awalnya bangsa dan marga. Suku dapat dibagi lagi tergolong ke dalam suku Euphorbiaceae (Burger menjadi beberapa anak suku yang merupakan & Huft, 1995). Kini semua jenis Phyllanthus peringkat menengah antara taksa suku dan ditempatkan ke dalam suku Phyllantaceae marga. Nama suku secara umum diambil dari (Stevens, 2001). salah satu nama marga anggotanya kemudian secara umum diakhiri dengan “…ceae”. Ada Validasi Nama Jenis dan Suku pada beberapa suku yang namanya dikonservasi, Tumbuhan tidak mengikuti aturan tersebut, sehingga suku- Validasi nama ilmiah jenis dan suku pada suku tersebut memiliki lebih dari satu nama, tumbuhan merupakan salah satu kegiatan yang sebagai contoh: Compositae (Asteraceae), wajib dilakukan terutama dalam penelitian Gramineae () dan Palmae (Arecaceae). ilmiah yang melibatkan jenis tumbuhan di Nama suku dimulai dengan huruf kapital dan dalamnya. Validasi juga penting dalam menjaga tidak ditulis miring. Sebagai contoh, jenis keakuratan nama jenis dan suku pada koleksi Begonia sumbawaensis Girm. (Girmansyah, spesimen herbarium (Girmansyah, 2014). Para 2016) memiliki nama marga Begonia dan suku ahli taksonomi tumbuhan acap kali melakukan Begoniaceae. perubahan konsep jenis akibat ditemukannya berbagai bukti ilmiah baru tentang jenis Revisi Taksonomi Nama Jenis dan Suku pada tumbuhan tersebut. Dengan demikian, nama Tumbuhan ilmiah jenis atau suku suatu tumbuhan bersifat Konsep jenis dan nama ilmiah jenis dinamis dan nama yang sedang diterima tumbuhan dapat mengalami perubahan sesuai (accepted) saat itulah yang harus digunakan dengan adanya bukti-bukti ilmiah terbaru. untuk menamai jenis dan suku pada tumbuhan Perubahan nama ini juga wajib diikuti selama yang diteliti. Nama-nama ilmiah yang melekat perubahan tersebut mengacu pada aturan padanya dapat dijadikan sinonim [misalnya: penamaan tumbuhan yang berlaku saat itu. Bambusa atra Lindl. adalah sinonim dari Sebagai contoh pada anggota jenis labu-labuan, atra (Lindl.) Widjaja] (Widjaja, Gymnopetalum pectinatum (W.J.de Wilde & 1997), dipindahkan antar marga [misalnya: Duyfjes) Rugayah (de Wilde dkk., 2015). Nastus reholttumianus Soenarko dipindahkan Sebelum direvisi, jenis ini merupakan sebuah menjadi Chloothamnus reholttumianus varietas bernama Gymnopetalum integrifolium (Soenarko) Widjaja] (Widjaja & Wong, 2016) (Roxb.) Kurz var. pectinatum W.J.de Wilde & atau bahkan tata bahasa Latinnya diperbaiki Duyfjes (de Wilde & Duyfjes, 2006). Revisi (misalnya: Hetaeria alba Ridl. yang seharunya dilakukan karena ditemukan beberapa bukti adalah Hetaeria alta Ridl.) (Turland dkk., taksonomi yang baru sehingga diputuskan 2018). Kenyataannya, hanya akan ada satu nama bahwa varietas tersebut seharusnya ilmiah untuk satu jenis tumbuhan yang diterima diperlakukan sebagai jenis (de Wilde dkk., pada saat itu, untuk itulah validasi perlu 2015). Dengan demikian, nama yang valid dari dilakukan. Validasi nama jenis, salah satunya jenis tersebut saat ini adalah G. pectinatum. dapat dilakukan melalui laman daring seperti

174 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 pada portal International Plant Names Index digunakan secara bersamaan dan diharapkan (IPNI), Tropicos dan The Plant List menghasilkan informasi yang komprehensif. (Girmansyah, 2014). Portal-portal penyedia basis data daring nama ilmiah tumbuhan tersebut dijabarkan sebagai C. METODE PENELITIAN berikut. Penelitian dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi - LIPI International Plant Names Index (IPNI) pada bulan Desember 2019. Penelitian yang Validasi nama-nama ilmiah tumbuhan dilakukan adalah penelitian deskriptif yang dapat dilakukan lebih cepat, mudah dan akurat bertujuan membuat pencandraan secara dengan memanfaatkan basis data daring yang sistematis, akurat, dan faktual menganai suatu dapat diakses secara bebas (Bennett & Balick, fakta (Suryabrata, 2010). Alat dan bahan yang 2014). International Plant Names Index atau dipergunakan dalam pengumpulan data yaitu IPNI, contohnya, adalah sebuah portal daring perangkat komputer, sambungan internet, dan yang memberikan informasi tata nama untuk alat tulis. Objek dalam penelitian ini adalah nama-nama ilmiah tumbuhan berpembuluh. tahapan validasi nama ilmiah jenis dan suku Portal ini dapat diakses pada laman ipni.org. tumbuhan. Subjek penelitian berupa semua Portal IPNI dikelola oleh Royal Botanic portal basis data daring yang menyediakan data Gardens, Kew dan berkolaborasi dengan The nama ilmiah tumbuhan (Tabel 1). Portal tersebut Harvard University Herbaria dan The Australian kemudian diseleksi dengan beberapa kriteria National Herbarium (IPNI, 2019). Portal IPNI yang telah ditetapkan seperti menyediakan menyediakan tautan (bila tersedia) ke protolog semua nama jenis tumbuhan berpembuluh, dalam artikel daring BHL serta tautan ke data mendata nama ilmiah tumbuhan secara global, taksonomi (sinonim dan distribusi) melalui data dimutakhirkan secara berkala, portal Plant of the World Online (POWO) menyediakan informasi status nama ilmiah (powo.science.kew.org). Basis data IPNI tumbuhan, menyertakan nama suku, dan diperoleh dari berbagai publikasi yang telah beberapa informasi tambahan seperti diterbitkan terkait nama ilmiah atau taksa pada tersedianya gambar spesimen, deskripsi jenis, tumbuhan dan dapat dilihat dalam ringkasan peta distribusi, nama sinonim dan basionim, yang disediakan dalam menu “statistics” dalam serta lain sebagainya. Data tersebut disusun portal IPNI. dalam sebuah matriks pengamatan. Data yang Informasi yang ditampilkan portal IPNI, diperoleh kemudian dianalisis dan dijabarkan misalnya ketika mencari nama ilmiah bambu secara deskriptif-naratif. Validasi nama ilmiah Schizostachyum purpureum Damayanto & jenis dan suku tumbuhan melalui protolog atau Widjaja (Poaceae) (Damayanto & Widjaja, publikasi revisi terkini juga dijabarkan. 2016), yaitu berupa nama jurnal dan tanggal publikasi, nama suku, nama dan nomor pengumpul spesimen herbarium, lokasi dan D. HASIL DAN PEMBAHASAN tanggal koleksi spesimen, lokasi herbarium Validasi Melalui Basis Data Daring tempat disimpannya spesimen tipe, distribusi Berdasarkan hasil seleksi, terdapat lima dan sinonim. Portal IPNI menyediakan portal basis data daring penyedia data nama informasi mengenai sejarah perubahan nama ilmiah tumbuhan yang memenuhi kriteria yang suku, marga, jenis atau takson di bawahnya. telah ditetapkan (Tabel 2). Portal yang tidak Informasi suku pada portal IPNI dicatat memenuhi kriteria sebagian besar karena tidak berdasarkan publikasi yang tersedia (terlihat mendata nama tumbuhan secara global dan data dalam ikon huruf “i”). Portal IPNI juga tidak jarang dimutakhirkan. Kendati demikian, tidak memberikan informasi mengenai nama jenis semua portal dalam Tabel 2 memenuhi semua yang diterima (accepted). Status accepted suatu kriteria yang telah ditetapkan. Informasi dalam nama jenis selanjutnya dapat dilihat dalam portal tersebut saling melengkapi satu sama tautan menuju portal POWO yang diberikan lainnya sehingga portal-portal ini dapat oleh portal IPNI. Secara teknis, validasi nama

175 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 ilmiah dalam portal IPNI wajib memperhatikan tautan menuju portal IPNI, dan bibliografi ejaan nama ilmiah yang akurat. Portal IPNI (referensi yang menyatakan diterimanya suatu tidak akan menampilkan informasi apapun bila nama jenis). Kendati demikian, tidak semua ejaan nama ilmiah yang dimasukkan tidak informasi tersebut menyertai setiap nama ilmiah sesuai. Ada baiknya melakukan penelusuran yang tertelusuri. Dalam penelusuran nama jenis nama ilmiah melalui laman google.com terlebih Dinochloa aopaensis Widjaja (Widjaja, 2009) dahulu. Laman google.com akan misalnya, portal POWO tidak menyediakan memberitahukan bila ejaan nama ilmiah yang nama sinonim karena jenis ini tidak pernah dimasukkan kurang tepat. direvisi sebelumnya. Portal IPNI selalu berupaya meningkatkan kinerja layanannya melalui masukan atau Tropicos umpan balik (feedback) dari para penggunanya. Portal Tropicos awalnya dibuat untuk Penulis (IPGPD) pernah mengirim umpan balik penelitian internal di Missouri Botanical terkait nama jenis bambu yang sudah direvisi Garden, Amerika Serikat dan kini telah tersedia dan pihak pengelola portal IPNI meresponnya untuk komunitas ilmiah di seluruh dunia. Semua dengan baik dan segera. IPNI (2019) mengklaim data tata nama, bibliografi dan spesimen catatan baru ditambahkan setiap hari dan pihak merupakan data yang terakumulasi dalam basis pengelola terus bekerja untuk meningkatkan data elektronik Missouri Botanical Garden standardisasi basis data mereka. Beberapa jurnal selama 30 tahun terakhir. Data tersebut tersedia internasional di bidang ilmu taksonomi untuk umum pada portal Tropicos yang tumbuhan, seperti The Gardens' Bulletin memiliki hampir 1,3 juta nama ilmiah, lebih dari Singapore dan Kew Bulletin, mewajibkan 4,4 juta catatan spesimen, lebih dari 600 ribu penulis menggunakan basis data IPNI dalam gambar, dan sekitar 69 ribu nama lokal tulisannya (KB, 2016; GBS, 2019). tumbuhan (Tropicos, 2019). Portal ini dapat diakses melalui laman tropicos.org. Plant of the World Online (POWO) Portal Tropicos dapat digunakan untuk Portal Plant of the World Online atau menelusuri nama ilmiah ataupun nama lokal POWO memungkinkan pengguna untuk suatu tumbuhan. Menu pencarian nama mengakses informasi tentang nama ilmiah yang tumbuhan lebih lanjut juga terdapat pilihan diterima (accepted) beserta sinonim semua penyaringan (filter), sehingga mendapatkan tumbuhan berbiji di dunia. Portal ini dapat hasil pencarian yang lebih efisien. Portal diakses pada laman powo.science.kew.org. Tropicos juga memiliki menu pilihan untuk POWO (2019) menyatakan bahwa portal menelusuri nama jenis tumbuhan dari pencarian POWO mulai dibangun pada tahun 2017 dan koleksi spesimen tumbuhan, referensi tempat informasi yang disajikan belum sempurna terbit, proyek-proyek pendataan tumbuhan, karena kegiatan pencatatan data masih gambar, dan beberapa menu tambahan lainnya berlangsung. Pada tahun 2020, POWO yang mendukung pencarian jenis tumbuhan. diharapkan akan menjadi sumber informasi Portal Tropicos juga menyediakan tautan yang komprehensif. Kendati demikian, POWO langsung menuju beberapa portal terkait seperti (2019) menyatakan bahwa tidak semua The Plant List (theplantlist.org), IPNI (ipni.org), keputusan taksonomi dalam basis data POWO APNI atau Australian Plant Name Index berasal dari sumber yang ditinjau dari ulasan (biodiversity.org.au), The New York Botanical sejawat (peer-review) dan hasil kuratorial. Garden (sweetgum.nybg.org), Museum Penelusuran nama ilmiah dalam portal POWO National d'Histoire Naturelle (coldb.mnhn.fr), wajib memperhatikan ejaan nama ilmiah yang Smithsonian National Museum of Natural akurat. History (collections.nmnh.si.edu), Herbarium Sebagian besar informasi yang ditampilkan WU, Institute of Botany, University of Vienna dalam portal POWO mencakup nama jenis, (herbarium.univie.ac.at), JSTOR nama suku, status nama jenis (accepted atau (plants.jstor.org), SEINet (swbiodiversity.org), sinonim), pertelaan, distribusi (berupa peta), African Plant Database (ville-ge.ch), African

176 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361

Plants: a Photo Guide (africanplants. durian (Durio zibethinus L.) (Pandey & senckenberg.de), REFLORA (reflora.jbrj. Dilwakar, 2008) ditelusuri, maka portal gov.br), dan Living Collection of Missouri Tropicos menyajikan informasi nama suku Botanical Garden (livingcollections.org). terkini durian, yaitu Malvaceae. Dalam Pengguna wajib memperhatikan ejaan nama pencarian yang sama, portal IPNI menyajikan ilmiah yang akurat dalam penelusuran nama nama sinonim dari suku durian yang ilmiah pada portal Tropicos. sebelumnya yaitu Bombacaceae. Durian yang Portal Tropicos memberikan kode-kode sebelumnya diketahui termasuk dalam suku tertentu dalam menentukan status setiap nama Bombacaceae (Kostermans, 1958) kemudian jenisnya. Kode tersebut tidak selalu muncul “ditenggelamkan” dan kini semua anggota dalam setiap nama ilmiah yang ditelusuri. Kode Durio tergolong dalam suku Malvaceae tersebut antara lain, (1) tanda seru tunggal (!) (Stevens, 2001). yang berarti legitimate atau nama ilmiah yang sah atau diterima (accepted); (2) tanda seru The Plant List ganda (!!) yang berarti nomen conservandum The Plant List adalah sebuah portal daring (bahasa Latin) atau nama ilmiah tersebut yang berisi daftar semua jenis tumbuhan yang dikonservasi (nama ilmiah yang memiliki telah dipublikasi, termasuk di dalamnya yaitu perlindungan tata nama spesifik); (3) tanda tumbuhan berpembuluh (tumbuhan berbunga, bintang tunggal (*) yang berarti illegitimate atau berunjung, pakis dan kerabatnya) dan tumbuhan nama ilmiah yang ada tidak sah; (4) tanda lumut. Portal The Plant List terbentuk karena bintang ganda (**) yang berarti invalid atau adanya kolaborasi antara Royal Botanic nama ilmiah yang ada cacat secara taksonomi; Gardens, Kew dan Missouri Botanical Garden dan (5) tanda bintang tiga kali (***) yang berarti (TPL, 2019). Portal The Plant List dapat diakses nama nomen rejiciendum (bahasa Latin) atau pada laman theplantlist.org dan sangat populer nama ilmiah yang ditolak. digunakan oleh para peneliti dan akademisi Ketika sebuah nama ilmiah tumbuhan dalam bidang ilmu taksonomi tumbuhan. ditelusuri dalam portal Tropicos, misalnya Portal The Plant List memberikan bambu Neololeba atra (Lindl.) Widjaja keterangan dengan jelas nama ilmiah tumbuhan (Poaceae) (Widjaja, 1997), maka informasi yang diterima sekaligus memberikan nama suku yang disajikan berupa detail jenis (author, jurnal dan tautan menuju ke semua nama sinonimnya. tempat terbit, basionim, klasifikasi dari marga Meski demikian, sekitar 20% nama ilmiah yang hingga kelas, dan catatan sinonim), bibliografi ada di portal The Plant List belum terselesaikan setiap nama sinonim, referensi yang (unresolved) dan menginformasikan bahwa menyatakan diterima (accepted), dan distribusi. sumber data yang dimasukkan tidak Sama seperti pada portal-portal sebelumnya, memberikan bukti cukup untuk menentukan sebagian informasi belum tentu mucul untuk status sah atau tidaknya suatu nama ilmiah setiap nama jenis tumbuhan yang ditelusuri. tumbuhan (TPL, 2019). Selain itu, TPL (2019) Selain itu, portal Tropicos belum sepenuhnya menginformasikan bahwa terdapat sumber- dimutakhirkan oleh pengelolanya. Sebagai sumber taksonomi lain yang dapat dipercaya contoh, ketika mencari nama bambu dan andal untuk beberapa kelompok atau Dendrocalamus luteus Damayanto & Widjaja beberapa wilayah tertentu. (Poaceae) yang diterbitkan Damayanto & Penelusuran nama ilmiah salak [Salacca Widjaja (2017), jenis tersebut tidak ditemukan zalacca (Gaertn.) Voss], sebagai contoh, akan pada portal Tropicos meskipun dapat ditemukan menampilkan nama jenis lengkap dengan di portal IPNI dan POWO. author, nama marga dan suku, keterangan status Portal Tropicos menyatakan dengan tegas accepted atau sinonim, nama sinonim (bila ada), bahwa nama suku pada basis datanya mengikuti tautan menuju portal IPNI, Tropicos, GBIF, acuan APG IV (APG, 2016), sehingga JSTOR, dan beberapa portal sejenis lainnya. menyajikan informasi nama suku yang Portal The Plant List memiliki tingkat mutakhir. Sebagai contoh, ketika nama ilmiah kepercayaan (confidence level) yang

177 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 ditunjukkan dalam bentuk simbol bintang. (Oleaceae) (Santika, 2016) adalah nama jenis Tingkat kepercayaan tertinggi ditunjukkan lengkap dengan author, status accepted adanya tiga bintang yang diikuti dengan status tidaknya, basionim, foto tumbuhan dan nama jenis. Terdapat tiga buah status untuk spesimen herbariumnya, peta distribusi, nama nama jenis, yaitu accepted (nama jenis yang sah lokal (bila ada), data kemunculannya pada atau diterima), synonym (nama alternatif yang beberapa portal sejenis, tautan menuju portal dahulu pernah digunakan untuk merujuk pada Catalogue of Life, tingkatan taksa, dan nama suatu jenis tetapi tidak diterima saat ini), dan sinonimnya. Portal GBIF adalah sebuah unresolved (nama yang belum memungkinkan “pengumpul” (aggregator) data dari berbagai untuk ditetapkan statusnya dalam accepted atau portal daring sehingga tingkat kepercayaannya synonym). Jumlah simbol bintang dapat perlu mendapat perhatian, terutama untuk data digunakan dalam membantu mengambil sebaran jenis tumbuhan yang muncul dalam peta keputusan saat status nama jenis yang distribusi. Secara teknis, pengguna tidak harus ditampilkan berstatus unresolved. Selain itu, memperhatikan ejaan nama ilmiah yang akurat pengguna wajib memperhatikan ejaan nama saat penelusuran nama ilmiah dalam portal ilmiah yang akurat dalam penelusuran nama GBIF. Apabila pengguna memasukan nama ilmiah dalam portal The Plant List. Seperti ilmiah dengan ejaan yang sedikit kurang tepat, portal lainnya, portal The Plant List tidak akan maka portal GBIF akan tetap menampilkan menampilkan informasi apapun bila ejaan nama informasi terkait yang mendekati nama ilmiah ilmiah yang dimasukan tidak akurat. Namun, yang dimasukan tersebut. bila nama penunjuk marga yang dimasukan benar tetapi nama penunjuk jenisnya salah, Validasi Melalui Protolog atau Publikasi maka portal ini akan memberikan daftar semua Terkini nama jenis yang menjadi anggota marga Tumbuhan diberi nama secara ilmiah dan tersebut. Portal ini kini mulai jarang digunakan dipublikasikan dalam sebuah artikel ilmiah semenjak portal POWO diterbitkan. internasional atau artikel ilmiah yang dapat diakses secara luas dan banyak dibaca oleh ahli The Global Biodiversity Information Facility taksonomi. Publikasi tersebut semakin mudah (GBIF) diakses karena hampir semua jurnal Portal The Global Biodiversity Information menerbitkan artikelnya secara daring. Kendati Facility atau GBIF memiliki tujuan demikian, banyak artikel yang menerbitkan memberikan akses kepada setiap orang pada nama ilmiah jenis tumbuhan (disebut protolog) basis data semua biota di dunia. Portal GBIF sebelum dikenal publikasi secara daring muncul pada tahun 1999 dari rekomendasi (misalnya publikasi tahun 1800an). Protolog Biodiversity Informatics Subgroup of the tersebut kini diarsipkan dan dapat diakses Organization for Economic Cooperation and dengan bebas dalam laman The Biodiversity Development. Rekomendasi yang disampaikan, Heritage Library atau disingkat dengan BHL yaitu “mekanisme internasional diperlukan (biodiversitylibrary.org). untuk membuat data dan informasi BHL merupakan sebuah konsorsium yang keanekaragaman hayati yang dapat diakses di memiliki misi meningkatkan metodologi seluruh dunia”, dengan alasan bahwa penelitian secara kolaboratif sehingga membuat mekanisme ini dapat menghasilkan banyak literatur keanekaragaman hayati tersedia secara manfaat secara ekonomi dan sosial serta terbuka (BHL, 2018). Dari laman BHL, memungkinkan pembangunan berkelanjutan protolog dapat diakses sehingga validasi nama dengan memberikan bukti ilmiah yang kuat ilmiah dapat dilakukan. Sebagai contoh, untuk (GBIF, 2019). Portal GBIF dapat diakses pada mengetahui kebenaran sebuah nama ilmiah laman gbif.org. bambu, yaitu Bambusa tuldoides Munro Informasi yang disajikan ketika menelusuri (Poaceae), maka protolog yang menerbitkan nama ilmiah tumbuhan dalam portal GBIF, jurnal tersebut harus ditelusuri. But & Chia misalnya melati Jasminum sambac (L.) Aiton (1995) menyatakan bahwa B. tuldoides

178 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 diterbitkan dalam jurnal Transactions of the tumbuhan terkini. Nama ilmiah yang benar dan Linnean Society of London, tahun 1868, volume akurat secara taksonomi menjadi hal penting 26, halaman 93. Untuk membuktikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. kebenarannya (validasi), maka artikel tersebut Tersedianya informasi basis data daring ataupun dapat diakses dan diunduh secara bebas melalui penelusuran pustaka secara gratis diharapkan laman BHL sehingga validasi nama jenis dapat memperkecil tingkat kesalahan dalam tumbuhan dapat dilakukan. Selain BHL, kegiatan validasi demi menghindari ambiguitas beberapa publikasi penting terkait taksonomi terkait kajian ilmu taksonomi (Bennett & tumbuhan di kawasan flora Malesia (meliputi Balick, 2014). Malaysia, Indonesia, Singapura, Timor Leste, Filipina, Papua Nugini, dan Brunei) (Steenis- E. KESIMPULAN Kruseman, 1950) dapat diakses pada versi cetak Validasi nama ilmiah jenis dan suku dan daring dari Flora Malesiana tumbuhan dapat dilakukan melalui penelusuran (floramalesiana.org) dan Prosea: Plant protolog dan publikasi hasil revisi terkini atau Resources of South-East Asia (proseanet.org). menggunakan portal daring seperti IPNI, Hasil revisi yang telah dipublikasikan POWO, Tropicos, The Plant List, dan GBIF. dalam sebuah publikasi ilmiah, nama jenisnya Validasi nama ilmiah jenis dan suku melalui akan diarsipkan. Pengarsipan dilakukan dalam portal daring merupakan cara tercepat untuk portal basis data daring organisasi yang fokus melakukan validasi, meskipun validasi melalui pada bidang taksonomi tumbuhan seperti publikasi revisi taksonomi tumbuhan terkini Herbarium Kew, Herbarium Leiden, Herbarium merupakan cara yang paling direkomendasikan. Missouri, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, tanaman kapulaga dahulu dikenal dengan nama Ucapan Terima Kasih ilmiah Amomum compactum Sol. ex Maton Terima kasih disampaikan kepada Dr. (Zingiberaceae) (Wu & Raven, 2000; Amxay & Himmah Rustiami (Herbarium Bogoriense) atas Newman, 2012; Droop & Newman, 2014). bimbingan yang diberikan selama penulisan Baru-baru ini, nama ilmiah kapulaga direvisi naskah ini. Kepada Dr. Rugayah dan Dr. Rani oleh de Boer dkk. (2018) menjadi Wurfbainia Asmarayani (Herbarium Bogoriense), terima compacta (Sol. ex Maton) Skornick. & kasih atas masukan yang diberikan dalam A.D.Poulsen. Dengan demikian, nama yang tulisan ini. diterima dari kapulaga saat ini adalah W. compacta. Sementara itu, A. compactum mulai DAFTAR PUSTAKA tahun 2018 merupakan nama sinonim dari W. ACB (ASEAN Centre for Biodiversity). (2011). compacta. Training manual on plant taxonomy Validasi nama ilmiah jenis dan suku melalui (dicots) in Southeast Asia. “Though the portal daring merupakan cara tercepat untuk taxonomic capacity building and melakukan validasi, meskipun validasi melalui governance for conservation and publikasi revisi taksonomi tumbuhan terkini sustainable use of biodiversity project”. merupakan cara yang paling direkomendasikan. Jepang: Japan-ASEAN Integration Fund. Melakukan validasi melalui publikasi revisi Amxay, V. L., & Newman, M. F. (2012). A taksonomi tumbuhan terkini dapat diartikan revision of Amomum (Zingiberaceae) in bahwa peneliti secara langsung medapatkan Cambodia, Laos and Vietnam. Edinburgh data dari sumber primer yang valid. Validasi Journal of Botany, 69(1), 99-206. berdasarkan basis data daring perlu dicek silang, Anwar, E. N., & Wahyuni, R. (2020). Pengaruh sehingga nama ilmiah yang didapatkan proporsi penambahan daun katuk merupakan nama yang diterima dan sah pada (Sauropus androgynus L. Merr.) terhadap saat ini. Validasi dapat diawali dengan sifat fisiko kimia selai lembaran apel. memanfaatkan portal basis data daring dan Teknologi Pangan: Media Informasi dan selanjutnya dikonfirmasi dengan melakukan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, penelusuran publikasi revisi taksonomi 11(1), 79-87.

179 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361

APG (The Angiosperm Phylogeny Group). But, P. P. H., & Chia, L. C. (1995). Bambusa (1998). An ordinal classification for the tuldoides Munro. In S. Dransfield & E. A. families of flowering plants. Annals of the Widjaja (Eds.), Plant resousces of South- Missouri Botanical Garden, 85, 531-553. East Asia, no 7. (pp. 72-74). APG (The Angiosperm Phylogeny Group). Leiden, Belanda: Backhuys Publishers. (2003). An update of the angiosperm Chakrabarty, T., & Balakrishnan, N. (2012). phylogeny group classification for the Nineteen new combinations and a new orders and families of flowering plants: name in Breynia J.R. Forst. & G. Forst. APG II. Botanical Journal of the Linnean (Phyllanthaceae) from . Society, 141, 399-436. Bangladesh Journal of Plant Taxonomy, APG (The Angiosperm Phylogeny Group). 19(2), 119-122. (2009). An update of the angiosperm Chokthaweepanich, H. (2014). Phylogenetics phylogeny group classification for the and evolution of the paleotropical woody orders and families of flowering plants. bamboos (Poaceae: Bambusoideae: APG III. Botanical Journal of the Linnean Bambuseae). Graduate Theses & Society, 161, 105-121. Dissertations, Paper 13778. Ames, IA: APG (The Angiosperm Phylogeny Group). Iowa State University, Ames. (2016). An update of the angiosperm Dalimunthe, S. H., Chikmawati, T., & Widjaja, phylogeny group classification for the E. A. (2016). Revision of Ampelocissus orders and families of flowering plants: (Vitaceae) in Sumatra. Floribunda, 5(5), APG IV. Botanical Journal of the Linnean 165-174. Society, 181, 1-20. Damayanto, I. P. G. P., & Riastiwi, I. (2018). Arisandy, D., & Triyanti, M. (2020). Ulasan: Kekinian penelitian dan Keanekaragaman jenis vegetasi di Bukit pengembangan biomaterial bambu di Cogong Kabupaten Musi Rawas. Indonesia. Prosiding Ilmiah Nasional Bioedusains: Jurnal Pendidikan Biologi Seminar Lignoselulosa 2018, September 19 dan Sains, 3(1), 40-49. 2018, Cibinong, Indonesia, pp. 30-39. Bennett, B. C., & Balick, M. J. (2014). Does the Damayanto, I. P. G. P., & Widjaja, E. A. (2016). name really matter? The importance of A new species of Schizostachyum botanical nomenclature and plant (Poaceae-Bambusoideae) from Sumba taxonomy in biomedical research. Journal Island, Indonesia. Reinwardtia, 15(2), 119- of Ethnopharmacology, 152, 387-392. 122. BHL (Biodiversity Heritage Library). (2018). Damayanto, I. P. G. P., & Widjaja, E. A. (2017). Biodiversity heritage library strategic A noteworthy Dendrocalamus (Poaceae: plan: 2018-2020. Diakses 18 Desember, Bambusoideae) from Sumatra, Indonesia. 2 0 1 9 , d a r i The Gradens' Bulletin Singapore, 69(1): https://about.biodiversitylibrary.org/ 75-80. Brummitt, R. K., & Powell, C. E. (1992). Davis, P. H., & Heywood, V. H. (1963). Authors of plant names. A list of authors of Principles of angiosperm taxonomy. scientific names of plants, with Edinmburg & London, Inggris Raya: recommended standard form of their names Olyver & Boyd. including abbreviations. Kew, Inggris de Boer, H., Newman, M., Poulsen, A. D., Raya: Royal Botanic Gardens, Kew. Droop, A. J., Fer, T., Hien, L. T. T., Hlavata, Burger, W. C., & Huft, M. J. (1995). Family 113. K., Lamxay, K., Richardson, J. E., Steffen, Euphorbiaceae. In W. C. Burger (Ed.), K., & Leong-Skornickova. (2018). Flora costaricensis. Fieldiana. Botany; Convergent morphology in Alpinieae new series, no. 36 (pp. 1-169). Chicago, IL: (Zingiberaceae): recircumscribing Field Museum of Natural History. Amomum as a monophyletic genus. Taxon, 67(1), 6-36.

180 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361 de Wilde, W. J. J. O., & Duyfjes, B. E. E. (2006). IPNI (International Plant Names Index). (2020). Review of the genus Gymnopetalum Linnaeus, Carl (1707-1778). Diakses 9 (Cucurbitaceae). Blumea, 51(2), 281-296. J a n u a r i , 2 0 2 0 , d a r i de Wilde, W. J. J. O., Duyfjes, B. E. E., & https://www.ipni.org/a/12653-1 Rugayah. (2015). Gymnopetalum KB (Kew Bulletin). (2016). Instructions for pectinatum (W.J.de Wilde & Duyfjes) Authors. Diakses 18 Desember, 2019, dari Rugayah: rank of species for http://www.springer.com/cda/content/docu Gymnopetalum scabrum var. pectinatum ment/cda_downloaddocument/New_kewb (Cucurbitaceae). Reinwardtia, 14(2), 323- ull_instrucsauthors+29+12+2016.pdf?SG 324. WID=0-0-45-545498-p173750010 Droop, A. J., & Newman, M. F. (2014). A KBBID (Kamus Besar Bahasa Indonesia revision of Amomum (Zingiberaceae) in Daring). (2020). Nama Ilmiah. Diakses 4 Sumatra. Edinburgh Journal of Botany, Februari, 2020, dari https://kbbi. 71(2), 193-258. kemdikbud.go.id/entri/nama%20ilmiah Fakhrizal, M., & Saputra, K. (2020). Potensi Kostermans, A. J. G. H. (1958). The genus daun katuk dalam mencegah kerontokan Durio Adans. (Bombac.). Reinwardtia, rambut. Jurnal Penelitian Perawat 4(3), 47-153. Profesional, 2(2), 193-200. Kurniawan, H., Dillasamola, D., & Rumapea, R. Fastanti, F. S., & Ariyanti, N. S. (2017). The B. (2020). Uji afrodisiak daun katuk Dicranoloma (Bryophyta: Dicranaceae) of (Sauropus androgynus (L.) Merr pada the Leuser Mountains National Park mencit (Mus muscullus L) obesitas. (Sumatra). Floribunda, 5(6), 200-208. Scientia Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Fikri, F., & Purnama, M. T. E. (2020). 10(2), 235-242. Pharmacology and phytochemistry Linnaeus, C. (1753). Species plantarum volume overview on Sauropus androgynous. 1. Stockholm, Swedia: Laurentius Salvius. Systematic Review Pharmacy, 11(6), 124- Müller-Wille, S. (2020). Encyclopædia 128. Britannica: Carolus Linnaeus, Swedish GBIF (The Global Biodiversity Information Botanist. Diakses 9 Januari, 2020, dari Facility). (2019). What is GBIF? Diakses https://www.britannica.com/biography/Ca 19 Desember, 2019, dari rolus-Linnaeus/Classification-by-natural- https://www.gbif.org/what-is-gbif characters GBS (The Gradens' Bulletin Singapore). (2019). Pandey, R. P., & Dilwakar, P. G. (2008). An Instructions for Contributing Authors. integrated checklist flora of Andaman and Diakses 18 Desember, 2019, dari Nicobar Islands. Journal of Economic https://www.nparks.gov.sg/sbg/research/p and Taxonomic Botany, 32(2), 403-500. ublications/-/media/SBG/Documents/The- Pierre, L. (1880). Flore forestiere de la Gardens-Bulletin-Singapore-Instructions- cochinchine volume 1. Paris, Prancis: for-Contributing-Authors-29-05-17.ashx Octave Doin. Girmansyah, D. (2014). Validasi, distribusi dan POWO (Portal Plant of the World Online). pemanfaatan Acanthaceae di Jawa. Berita (2019). About the plants of the world online Biologi, 13(1), 107-113. portal. Diakses 18 Desember, 2019, dari Girmansyah, D. (2016). Three new species of http://powo.science.kew.org/about Begonia (Begoniaceae) from Sumbawa Pullaiah, T., Bahadur, B., & Krishnamurthy, K. Island, Indonesia. The Gardens' Bulletin (2015). Plant biodiversity. Plant Biology Singapore, 68(1), 77-86. and Biotechnology: Plant Diversity, IPNI (International Plant Names Index). (2019). Organization, Function and Improvement, International Plant Names Index (IPNI). 1, 177-195. Diakses 18 Desember, 2019, dari https://www.ipni.org/

181 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361

Retnowati, A., & Rugayah. (2019). nomenclature for algae, fungi, and plants, Keanekaragaman tumbuhan dan jamur second edition. Sofia, Bulgaria: Pensoft Indonesia. Dalam A. Retnowati, Rugayah, Publishers. J. S. Rahajoe, & D. Arifiani (Eds), Status Turland, N. J., Wiersema, J. H., Barrie, F. R., keanekaragaman hayati Indonesia: Greuter, W., Hawksworth, D. L., kekayaan jenis tumbuhan dan jamur Herendeen, P. S., Knapp, S., Kusber, W. H., Indonesia (pp. 1-14). Jakarta, Indonesia: Li, D. Z., Marhold, K., May, T. W., McNeill, LIPI Press. J., Monro, A. M., Prado, J., Price, M. J., & Santika, Y. (2016). A conspectus of Balinese Smith, G. F. (2018). International code of Oleaceae. Floribunda, 5(5), 175-177. nomenclature for algae, fungi, and plants Santoso, U., Fenita, Y., Suharyanto, & Putranto, (Shenzhen code) adopted by the nineteenth A. M. H. (2020). Effect of Sauropus international botanical congress Shenzhen, androgynus leaf extract plus turmeric China, July 2017. Regnum vegetabile 159. powder supplementation on broiler Glashütten, Jerman: Koeltz Botanical performance. Buletin Peternakan Tropis, Books. 1(1), 1-4. Widjaja, E. A. (1997). New taxa in Indonesian Steenis-Kruseman, M. J. V. (1950). Malaysian bamboos. Reinwardtia, 11(2), 57-152. plant collectors and collections. Flora Widjaja, E. A. (2009). Three new species of Malesiana, 1(1), 1-639. Dinochloa (Poaceae, Bambusoideae) with Stevens, P. F. (2001 onwards). Angiosperm erect culm sheath blades from , phylogeny website. version 14, July 2017. Indonesia. Reinwardtia, 12(5), 435-440. Diakses 9 Januari, 2020, dari Widjaja, E. A., & Wong, K. M. (2016). New http://www.mobot.org/MOBOT/research/ combinations in Chloothamnus (Poaceae: APweb/welcome.html Bambusoideae), a genus of Malesian Suryabrata, S. (2010). Metodologi penelitian. bamboos formerly confused with Nastus. Jakarta, Indonesia: Rajawali Pers. Sandakania, 22, 37-40. Syhadat, A. (2020). Skrining fitokimia daun Wong, K. M, Goh, W. L., Chokthaweepanich, katuk (Sauropus androgynus) sebagai H., Clark, L. G., Sungkaew, S., Widjaja, E. pelancar ASI. Jurnal Kesehatan Ilmiah A., & Xia, N. H. (2016). A subtribal Indonesia (Indonesian Health Scientific classification of Malesian and Southwest Journal), 5(1), 85-89. Pacific woody bamboos (Poaceae: TPL (The Plant List). (2019). About the plant Bambusoideae: Bambuseae) informed by list. Diakses 19 Desember, 2019, dari morphological and molecular studies. http://www.theplantlist.org/1.1/about/ Sandakania, 22, 11-36. Triananinsi, N., Andryani, Z. Y., & Basri, F. Wu, Z, Y., & Raven, P. H. (Eds.) (2000). Flora of (2020). Hubungan pemberian sayur daun China vol. 24 (Flagellariaceae through katuk terhadap kelancaran ASI pada ibu Marantaceae). Beijing, Cina & St. Louis, multipara di Puskesmas Caile. Journal of MO: Science Press & Missouri Botanical Healthcare Technology and Medicine, 6(1), Garden Press. 12-20. Zhou, M. Y., Zhang, Y. X., Haevermans, T., & Tropicos. (2019). Tropicos. Diakses 18 Li, D. Z. (2017). Towards a complete D e s e m b e r , 2 0 1 9 , d a r i generic-level plastid phylogeny of the http://www.tropicos.org/Home.aspx paleotropical woody bamboos (Poaceae: Tropicos. (2020). Linnaeus, Carl von. Diakses 8 Bambusoideae). Taxon, 66(3), 539-553. J a n u a r i , 2 0 2 0 , d a r i Zulkarnaen, R. N., & Andila, P. S. (2015). http://www.tropicos.org/PersonPage.aspx? Dendrocalamus spp.: bambu raksasa personid=9&tab=names koleksi Kebun Raya Bogor. Prosiding Turland, N. (2019). The Code decoded, a user's Seminar Nasional Masyarakat guide to the international code of Biodiviversitas Indonesia, 1(3), 534-538.

182 Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 16 No. 2, Desember 2020 ISSN 2477-0361

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Portal basis data daring nama ilmiah jenis dan suku tumbuhan Nama portal Singkatan portal Alamat portal African Plant Database - ville-ge.ch Australian Plant Name Index APNI biodiversity.org.au Catalogue of Life COL catalogue.life Encyclopedia of Life EOL eol.org Flora of China - efloras.org Integrated Taxonomic Information System ITIS itis.gov International Plant Names Index IPNI ipni.org Inventaire National du Patrimoine Naturel INPN inpn.mnhn.fr National Plant Germplasm System NPGS npgsweb.ars-grin.gov Plant of the World Online POWO powo.science.kew.org The Global Biodiversity Information Facility GBIF gbif.org The Plant List - theplantlist.org Tropicos - tropicos.org. World Checklist of Selected Plant Families WCSP wcsp.science.kew.org Sumber: Data primer diolah tahun 2020

Tabel 2. Portal basis data daring penyedia data nama ilmiah tumbuhan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan Nama/singkatan portal Kriteria The Plant IPNI POWO Tropicos GBIF List Menyediakan nama ilmiah semua tumbuhan berpembuluh √ √ √ √ √ Mendata nama ilmiah jenis tumbuhan secara global √ √ √ √ √ Data dimuktahirkan secara berkala √ √ √ √ √ Menyediakan informasi status nama ilmiah tumbuhan - √ √ √ √ Menyediakan nama suku tumbuhan √ √ √ √ √ Menyediakan gambar spesimen - √ √ - √ Menyediakan deskripsi jenis - √ - - - Menyediakan peta distribusi - √ - - √ Menyediakan nama sinonim dan/atau basionim √ √ √ √ √ Sumber: Data primer diolah tahun 2020

183