<<

Prosiding Seminar Nasional PS2DM UNLAM Vol. 2 No. 1

MENANAMKAN NILAI MORAL PADA ANAK MELALUI FILM DISNEY THE PIRATE FAIRY Sri Normuliati Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan Selatan E-mail: [email protected]

ABSTRAK Nilai moral merupakan aspek-aspek yang berkembang pada diri individu melalui interaksi antara aktivitas internal dan pengaruh stimulus eksternal. Pada awalnya seorang anak belum memiliki nilai-nilai dan pengetahuan mengenai nilai moral tertentu atau tentang apa yang dipandang baik atau tidak baik oleh kelompok sosialnya. Dan film yang merupakan lakon (cerita) gambar hidup menjadi salah satu media untuk menyampaikan nilai-nilai moral dalam kehidupan, khususnya bagi penikmat film tersebut. Seperti yang terdapat dalam film yang didistribusikan oleh Walt Disney yang berjudul The Pirate Fairy. Film yang menceritakan tentang dunia peri ini mengandung nilai moral yang baik untuk ditanamkan kepada anak-anak yang menontonnya, seperti nilai persahabatan yang akrab, tolong menolong, saling memaafkan, baik dan buruk suatu perbuatan akan mendapat balasan, tekun belajar dan berani mengakui kesalahan. Kata kunci: nilai moral, film, the pirate fairy

PENDAHULUAN Nemo, Troy Story, , Kungfu Panda, Tinker Anak-anak dan film kartun/animasi Bell and The Pirate Fairy dan lain-lainnya. merupakan perpaduan yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun menggunakan bahasa pengantar berbahasa Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tayangan- Inggris tidak mengurangi minat para orang tua untuk tayangan di televisi swasta yang berlomba-lomba membawa anak-anak mereka menonton film-film menanyangkan film kartun/animasi setiap harinya. tersebut. Seperti MNC TV dengan serial anak Upin Ipin dan Melihat fenomena banyaknya film-film yang kawan-kawan, Adit dan Sopo Jarwo. Indosiar diproduksi dan diperuntukkan bagi anak-anak, para dengan kartun Indonesia: Keluarga Somat. Global orang tua hendaknya mulai jeli dalam memilih jenis TV dengan serial Dora and The Explorer, film yang akan ditonton oleh anak-anaknya. Film Spongebob Squarepants, Robot and Monster, dan didefinisikan bukan hanya semata untuk hiburan Blaze and The Monster Machines. Rtv dengan semata, sebuah film juga hendaknya juga kartun Chuggington, Bubble Marin, Wasimo, Monk, memberikan pelajaran nilai-nilai moral yang baik Kung Foot, Pororo The Little Penguin, dan Robocar bagi anak-anak. Poli. Berdasarkan pemaparan tersebut, dalam Selain serial anak yang ditayangkan di tulisan ini akan dibahas tentang nilai-nilai moral apa televisi-televisi swasta, industri film baik dari dalam saja yang terdapat dalam film Disney The pirate dan luar negeri juga ikut memproduksi film-film pairy. Film yang didistribusikan oleh Walt Disney dengan sasaran utamanya yaitu anak-anak. Dari Studios pada tahun 2014 ini menceritakan tentang dalam negeri, kita tentu ingat dengan sebuah film dan teman-temannya dalam usaha untuk yang berjudul Petualangan Sherina. Film yang menyelamatkan bubuk pixie yang dibawa kabur oleh dirilis pada tahun 2000 ini hadir di tengah-tengah Zarina. Film yang dalam versi aslinya menggunakan industri perfilman Indonesia yang sedang lesu. bahasa Inggris ini ditayangkan pada akhir tahun Setelah petualangan Sherina, beberapa judul lain 2015 lewat saluran TV kabel Fox Movies Premium. juga ikut meramaikan bioskop-bioskop di tanah air, Sementara TV nasional yang pertama kali diantaranya film Untuk Rena, Laskar Pelangi, menayangkan film ini adalah Global TV yang Denias Senandung di Atas Awan, Tanah Air Beta, menayangkannya secara perdana pada tanggal 6 Juli Tendangan Dari Langit, Hafalan Shalat Delisa, 2016 sebagai Big Movies Candyland, kemudian Serdadu Kumbang dan masih banyak lagi yang mulai ditayangkan di RCTI pertama kalinya pada 9 lainnya. Juli 2016 sebagai film di blok Wonderful World of Dari luar negeri, jenis film yang menarik Disney. perhatian anak-anak sebagian besar adalah jenis film Definisi Film kartun/animasi seperti Frozen, Minions, Finding

50

Prosiding Seminar Nasional PS2DM UNLAM Vol. 2 No. 1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cinemags edisi 171 yang terbit pada bulan film dapat diartikan dalam dua pengertian. Pertama, Oktober 2013 menyebutkan ada berbagai macam film merupakan selaput tipis yang dibuat dari jenis genre film yang populer saat ini, diantaranya seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan adalah film animasi. Animasi (Animation) adalah dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif film yang pengolahan gambarnya menggunakan (yang akan dimainkan dibioskop). Yang kedua, film bantuan grafika komputer hingga menghasilkan diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup efek 2 dimensi dan 3 dimensi. Kebanyakan film-film (KBBI, 2007) yang ditunjukkan untuk anak adalah film-film yang Film adalah karya seni yang diproduksi secara masuk dalam kategori animasi. kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat bertujuan memperoleh estetika atau keindahan yang disimpulkan bahwa film adalah cerita gambar hidup sempurna (Elvinaro, 2004: 134) yang berbentuk audio visual yang di dalamnya Film merupakan alat komunikasi massa terdapat nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui yang muncul pada akhir abad ke-19. Film jalannya cerita dan diharapkan mampu memberikan merupakan alat komunikasi yang tidak terbatas pengalaman dan pemahaman terhadap sesuatu. ruang lingkupnya di mana di dalamnya menjadi Nilai Moral ruang ekspresi bebas dalam sebuah proses Secara umum moral menyaran pada pembelajaran massa. Kekuatan dan kemampuan pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima film menjangkau banyak 13 segmen sosial, yang umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan membuat para ahli film memiliki potensi untuk sebagainya: akhlak, budi pekerti, susila (KBBI, mempengaruhi membentuk suatu pandangan 2007). dimasyarakat dengan muatan pesan di dalamnya. Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup Hal ini didasarkan atas argument bahwa film adalah masalah yang boleh dikatakan bersifat tidak terbatas. potret dari realitas di masyarakat. Film selalu Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan merekam realitas yang tumbuh dan berkembang di kehidupan, seluruh persoalan yang menyangkut dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikanya harkat dan martabat manusia. Secara garis besar ke dalam layar ( Sobur, 2006 : 126 – 127 ). persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat Ibrahim (2011: 190) menyebutkan bahwa dibedakan ke dalam persoalan yang berhubungan sebagai industri (an industry), film adalah sesuatu manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia yang merupakan bagian dari produksi ekonomi suatu dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk masyarakat dan ia mesti dipandang dalam hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungannya dengan produk-produk lainnya. hubungan manusia dengan Tuhannya. Sebagai komunikasi (communication), film Moral berasal dari kata Latin mores yang merupakan bagian penting dari sistem yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat, digunakan oleh para individu dan kelompok untuk kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan mengirim dan menerima pesan (send and receive rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku messages). yang harus dipatuhi. Moral merupakan kaidah Dalam pembuatan film cerita diperlukan norma dan pranata yang mengatur perilaku individu proses pemikiran dan proses teknis. Proses dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan pemikiran berupa pencarian ide, gagasan atau cerita masyarakat. Moral merupakan standard baik-buruk yang akan dikerjakan. Sedangkan proses teknis yang ditentukan bagi individu nilai-nilai sosial berupa ketrampilan artistik untuk mewujudkan budaya dimana individu sebagai anggota sosial. segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang Moralitas merupakan aspek kepribadian yang siap ditonton. Oleh karena itu suatu film terutama diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan film cerita dapat dikatakan sebagai wahana kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan penyebaran nilai – nilai (Effendy, 2002 : 16 ). seimbang. Perilaku moral diperlukan demi Sobur (2004:127) mengatakan bahwa Film terwujudnya kehidupan yang damai penuh telah menjadi media komunikasi audio visual yang keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan (Ali, akrab dinikmati oleh segenap masyarakat dari 2012: 136) berbagai rentang usia dan latar belakang sosial. Kenny dalam Nurgiyantoro (2009:320-321) Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau menyebutkan bahwa moral, seperti halnya tema, ia banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli merupakan sesuatu yang ingin disampaikan yang bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi merupakan makna terkandung dalam sebuah karya. khalayaknya. Moral dimaksudkan sebagai saran yang

51

Prosiding Seminar Nasional PS2DM UNLAM Vol. 2 No. 1 berhubungan dengan ajaran tertentu yang bersifat Pixie dan mencuri semua bubuk pixie biru yang praktis, yang dapat diambil (ditafsirkan) lewat cerita menjadi sumber kekuatan . yang bersangkutan. Ia merupakan petunjuk yang Bersama kawan-kawannya, Tinker Bell pun sengaja diberikan tentang berbagai hal yang mencoba menyusul Zarina dengan tujuan untuk berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti mendapatkan kembali bubuk Pixie yang telah dicuri sikap, tingkah laku, dan sopan santun. Ia bersifat oleh Zarina. Namun, mereka harus berhapan dengan praktis sebab “petunjuk” itu dapat ditampilkan atau kawanan bajak laut James dan menjadikan Zarina ditemukan modelnya dalam kehidupan nyata, sebagai kapten dalam pelayaran mereka. Mereka sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita berencana melakukan pelayaran udara dengan itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya. menggunakan bubuk pixie biru yang telah dicuri Nilai moral adalah aspek-aspek yang Zarina untuk bisa merampok sebanyak-banyaknya berkembang pada diri individu melalui interaksi ke berbagai negara. antara aktivitas internal dan pengaruh stimulus Perebutan botol yang berisi bubuk biru sempat eksternal. Pada awalnya seorang anak belum terjadi di antara Zarina dan Tinker Bell beserta memiliki nilai-nilai dan pengetahuan mengenai nilai kawan-kawannya. Sayangnya, Zarina berhasil moral tertentu atau tentang apa yang dipandang baik mendapatkan kembali bubuk biru tersebut dan atau tidak baik oleh kelompok sosialnya. menaburkan bubuk ajaib ke arah Tinker Bell dan Selanjutnya, dalam berinteraksi dengan lingkungan, kawan-kawannya. Mereka pun berubah kekuatan, anak mulai belajar mengenai berbagai aspek bubuk yang ditaburkan Zarina menukar bakat dan kehidupan yang berkaitan dengan nilai moral (Ali, kekuatan mereka. Sehingga mereka harus kembali 2012: 146). beradaptasi dengan kekuatan baru dalam usaha untuk mengejar Zarina dan kawanan bajak laut yang Menanamkan Nilai Moral Pada Anak Melalui telah membawa bubuk pixie biru. Film Disney The Pirate Fairy Tidak pantang menyerah, Tinker Bell pun Film The Pirate Fairy menceritakan tentang kembali berusaha untuk mendapatkan bubuk pixie sebuah tempat bernama Pixie Hollow. Di sana biru walaupun harus berhadapan langsung dengan terdapat sebuah rumah debu pixie yang dijaga oleh kawanan bajak laut James. Ketika Tinker Bell sudah peri-peri yang bertugas. Diantara para penjaga mendapatkan botol yang berisi bubuk pixie, James tersebut, ada seorang peri bernama Zarina yang memberikan pilihan kepadanya, memberikan memiliki ketertarikan dengan debu pixie dan ingin kembali bubuk pixie atau Zarina tidak akan selamat. bereksperimen menemukan debu-debu berwarna lain Ternyata selama ini James dan kawan-kawannya selain debu pixie yang berwarna biru yang selama hanya memperalat Zarina. Saat bubuk pixie sudah ini dikenal oleh seluruh penduduk Pixie Hollow. jadi, James malah mengurung Zarina ke dalam Tidak mampu menahan rasa penasarannya, Zarina sebuah tempat yang dilapisi kaca anti peri. pun diam-diam melakukan eksperimen tersebut Tinker Bell menyerahkan kembali botol berisi dengan ditemani oleh sahabatnya Tinker Bell yang bubuk pixie biru dan memilih menyelamatkan kemudian membawanya kepada sebuah kekacauan Zarina yang telah dilembar ke laut. Bersama kawan- yang terjadi akibat debu pixie yang dihasilkannya. kawannya, mereka berhasil menyelamatkan Zarina Zarina merasa sedih karena merasa bakatnya tidak dan kembali menyusun strategi untuk merebut dihargai, dia pun memilih untuk pergi dari Pixie kembali botol bubuk pixie. Bersama Zarina, Tinker Hollow. Bell dan kawan-kawannya mampu mengalahkan Satu tahun kemudian, ketika Pixie Hollow kawanan bajak laut. Bukan hanya tentang botol merayakan Four Seasons Festival, dengan berisi bubuk pixie biru, mereka juga meminta Zarina pertunjukan dari peri dari semua musim. Termasuk untuk kembali ke Fixie Hollow dan kemudian Tinker Bell dan kawan-kawan yang lain yang tengah membuat pertunjukkan yang menakjubkan pada bersiap dengan pertunjukannya. Tiba-tiba Zarina perayaan Four Seasons Festival. hadir di tengah-tengah peserta dan menaburkan debu Adapun beberapa nilai moral yang terdapat pixie yang aneh yang membuat seluruh penonton dalam film The Pirate Fairy yang dapat ditanamkan dilanda rasa kantuk dan langsung tertidur nyenyak. kepada pribadi anak-anak yang menonton film ini Tinker bell dan kawan-kawan yang lain tidak ikut diantaranya yaitu: tertidur karena mereka bersembunyi saat mengetahui Zarina menaburkan bubuk pixie yang aneh tersebut. Nilai persahabatan yang akrab. saat semua orang tertidur, Zarina menyelinap secara Nilai ini terlihat pada bagaimana Tinker Bell diam-diam menuju gudang penyimpanan bubuk dan kawan-kawan sesama peri selalu bersama-sama di saat susah dan senang, di saat menghadapi

52

Prosiding Seminar Nasional PS2DM UNLAM Vol. 2 No. 1 kesulitan dan kebahagiaan bersama-sama. Keadaan dilakukan oleh teman yang lain karena dia juga telah ini memberikan gambaran akan nilai persahabatan menyadari kesalahannya. yang sebenarnya. Sebuah persahabatan memang Baik dan buruk suatu perbuatan akan mendapat semestinya selalu ada dalam kondisi apapun, tidak akan meninggalkan apabila ada sahabatnya yang balasan sedang dalam kondisi yang tidak mengenakkan. Bagian dari pesan ini terdapat pada adegan Justru di saat itulah, mereka tetap bersama dan kawanan bajak laut yang berniat jahat ingin saling menguatkan. menjarah di banyak negara, pada akhirnya mereka justru harus mengalami kekalahan dan tercebur ke Tolong menolong laut setelah usaha bertarung dengan para peri. Bagian dari pesan tolong menolong pada film Bagian ini mengajarkan kepada anak-anak supaya The Pirate Fairy ini terlihat ketika Tinker Bell tidak melakukan perbuatan jahat di dalam hidupnya. menemani Zarina yang sedang bereksperimen Karena setiap perbuatan jahat, akan menerima dengan bubuk Pixie. Tinker bersedia membantu balasan yang setimpal. Begitupun juga dengan Zarina menyelesaikan hasil eksperimennya. Hal perbuatan baik juga akan mendapatkan hasil yang serupa juga terlihat saat Tinker Bell dan kawan- baik pula. Contoh itu terlihat dari Tinker Bell dan kawannya harus berhadapan dengan Zarina. Zarina kawan-kawannya yang berusaha mendapatkan menukar kekuatan mereka dan mereka bingung kembali bubuk pixie biru yang merupakan bubuk menghadapi kekuatan barunya, Tinker Bell dan milik Pixie Hollow, perbuatan baik mereka kawan-kawan perinya saling membantu untuk mendapatkan akhir yang membahagiakan. beradaptasi dengan kekuatan baru mereka. Juga ketika Tinker Bell dan kawan-kawannya Tekun belajar menghadapi James dan kawanan bajak laut. Bagian dari pesan ini terdapat pada adegan Meskipun mereka harus terperangkap, mereka tetap Zarina yang tetap berusaha dalam membuat bubuk- saling membantu dan tolong menolong mencari cara bubuk Pixie beraneka warna walaupun pernah agar bisa keluar dari perangkap yang ada. Bahkan mengalami kegagalan dalam eksperimennya. Pesan ketika Zarina yang telah mencuri bubuk pixie biru ini mengajarkan anak agar tidak patah semangat sedang dalam bahaya, Tinker Bell dan kawan- ketika mengalami kegagalan. Justru dari kegagalan kawannya tetap menolong untuk menyelamatkan itulah, mereka bisa belajar untuk mendapatkan Zarina. keberhasilan di lain kesempatan. Seperti yang Adegan demi adegan yang ditampilkan dialami oleh Zarina yang pada akhirnya mampu tersebut mengajarkan kepada anak-anak agar menghasilkan berbagai warna bubuk pixie seperti mempunyai sikap tolong menolong terhadap teman- orange, ungu, hingga pink. teman yang sedang membutuhkan bantuan. Melalui Berani mengakui kesalahan tokoh Tinker Bell, Zarina dan kawan-kawannya anak Bagian dari pesan ini terdapat pada adegan bisa melihat bagaimana indahnya apabila kita bisa Zarina yang setelah diselematkan oleh kawan- saling menolong satu sama lain. Selain dapat kawannya sesama peri. Dia tidak menyangka bahwa merekatkan hubungan pertemanan, sikap tolong kawan-kawan yang telah dikhianatinya justru menolong juga membuat kita menjadi pribadi yang menyelamatkan nyawanya. Zarina pun menyadari menyenangkan dan disenangi oleh teman-temannya. kesalahannya dan meminta maaf atas apa yang Saling memaafkan sudah dilakukannya, yakni mencuri bubuk pixie Bagian dari pesan saling memaafkan terdapat biru. Pesan ini mengajarkan kepada anak agar tidak pada adegan dimana Zarina menyadari kesalahannya malu ataupun gengsi mengakui kesalahan apabila dan meminta maaf atas kekeliruannya telah mencuri memang sudah melakukan kesalahan dan kemudian bubuk pixie biru. Tinker Bell dan kawanan peri yang dibarengi dengan permintaan maaf. lain berbesar hati menerima permintaan maaf Zarina SIMPULAN dan meminta Zarina agar bisa pulang bersama Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat mereka ke Fixie Hollow. Bagian ini mengajarkan disimpulkan bahwa terdapat beberapa nilai moral kepada anak-anak bahwa dalam sebuah pertemanan, dalam film Disney The Pirate Fairy yaitu nilai bisa terjadi kesalahpahaman atau perbuatan yang persahabatan yang akrab, tolong menolong, saling tidak menyenangkan yang dapat menyebabkan memaafkan, baik dan buruk suatu perbuatan akan pertemanan menjadi renggang. Sebagai seorang mendapat balasan, tekun belajar dan berani teman yang baik, sudah semestinya kita bisa mengakui kesalahan. Nilai moral tersebut bagus memaafkan kesalahan atau kekeliruan yang ditanamkan kepada pribadi anak-anak supaya

53

Prosiding Seminar Nasional PS2DM UNLAM Vol. 2 No. 1 mereka menjadi pribadi yang berkarakter baik. Sementara itu, bagi para orang tua dan lingkungan agar bisa lebih memperhatikan setiap tontonan bagi anak-anak, bisa memilihkan bahan tontonan yang baik bagi perkembangan sikap maupun mental anak- anak. DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara Ardianto, Elvinaro & Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media Cinemags edisi 171. Oktober 2013. Jakarta: Megindo Effendi, Onong Uchjana. 2002. Mari Membuat Film, Panduan Untuk Menjadi Produser, Panduan & Pustaka Konfiden. Yogyakarta: Pustaka pelajar https://id.wikipedia.org/wiki/the_pirate_fairy Ibrahim, Idy Subandy. 2011. Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pusat Bahasa Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

54