KONTRUKSI TERORISME DALAM FILM HOTEL MUMBAI (Studi Analisis Wacana Kritis Model Teun A.Van Dijk)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KONTRUKSI TERORISME DALAM FILM HOTEL MUMBAI (Studi Analisis Wacana Kritis Model Teun A.Van Dijk) Abstract Enguine Jessica Tista, Gusti Wedar. 2020.Kontruksi Terorisme Dalam Film Hotel Mumbai (Studi Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik).Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jember. Pembimbing: Ari Susanti,S.Sos.,M.Med.Kom. The film has a strong reality about the reality that occurs in everyday life. Hotel Mumbai is one of the films that recorded the reality of terrorism attacks in the city of Mumbai on 26/11 in 2008. This research uses qualitative research methods. Where researchers will explain the analysis of critical discourse using theories from Teun A, van Dijk in which there are 3 models of approaches namely; The level of text structure, the level of social cognition and the social context in the film. The results of this study, at the text level, the thematic Macro structure is obtained the theme referred to in this structure is an outline contained in the Mumbai Hotel film. The film tells the true story, an attack on a group of young men (terrorists) against hotel guests who are labeled infidels, a film that depicts brutal acts of terror that are based on the spirit of jihad against the 10 young men (terrorists) to be able to kill more than 160 people in the city Mumbai. The level of social cognition, analyzed by looking at how the film must be narrated. Social representations that include humans, social roles and events in the mumbai hotel film are depicted with a tense, helpless atmosphere and even society and law enforcement are afraid to act for a variety of reasons behind them. Level of social context, from social practice researchers see Brother Bull as the mastermind and the perpetrators of terror as the actors of terror attacks in the city of Mumbai. Keywords: Critical Analysis Discourse, Film, Terrorism, Teun A. van Dijk PENDAHULUAN Terorisme berkembang sejak pembunuhan, baik yang dilakukan secara berabad lampau, ditandai dengan bentuk perorangan maupun oleh suatu kelompok kejahatan murni berupa pembunuhan dan terhadap penguasa yang dianggap sebagai ancaman yang bertujuan untuk mencapai tiran. Adanya aksi terorisme ini tidak hanya tujuan tertentu. Perkembangannya bermula ada di Indonesia. Bahkan terorisme di dunia dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan juga bukan suatu hal yang baru. Namun yang kemudian berubah menjadi menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre di New York Mumbai dan 10 pelaku terror . ada sekitar pada 11 September 2001 yang dikenal 174 korban tewas dan 300 korban luka-luka sebagai “September Kelabu” dikarenakan dalam kejadian tersebut. Sedangkan dalam memakan 3000 korban. Peristiwa tersebut film, Sutradara Anthony Maras memang merupakan isu global yang mempengaruhi menggambarkan 10 pelaku teror akan tetapi kebijakan politik seluruh negara, sehingga beliau memfokuskan pada tiga lokasi seperti menjadi titik tolak persepsi untuk stasiun VT, kafe Lilopal dan terakhir Hotel memerangi Terorisme sebagai musuh Taj. Didalam film hanya digambarkan internasional. kejadian terror tersebut berlangsung hanya Negara India termasuk daftar negara sehari diakhiri dengan penyelamatan dari yang pernah mengalami aksi terorisme pasukan khusus India yang baru tiba pagi tepatnya di Kota Mumbai pada tahun 2008 hari dikarenakan jaraknya jauh yaitu dekat yang merenggut nyawa lebih dari 160 orang. New Delhi. Ddalam film Anthony Maras, Tragedi tersebut tentunya membuat bekas tidak menjelaskan secara eksplisit latar ingatan pada keluarga yang ditinggalkan belakang 10 pemuda pelaku teror. Pemuda korban tewas serangan terorisme, terjadinya yang berperawakan warga lokal tentu akan serangan teror tersebut dikarenakan sulit diketahui negara asalnya. Bahasa yang minimnya toleransi agama antar sesama di digunakan di telepon juga tidak banyak India pada saat itu. membantu. Anthony Maras, tidak Di sini peneliti menemukan menjelaskan juga berapa korban yang tewas perbedaan kejadian terorisme yang terjadi di ataupun terluka dalam kejadian terorisme kota Mumbai langsung dengan kejadian dalam film tersebut. Meskipun film ini terorisme dalam film Hotel Mumbai. dalam sempat dituding menyudutkan islam akan berita media online tirto.id yang ditulis oleh tetapi film Hotel Mumbai tidak bertujuan Irma Garnesia pada tanggal 21 April 2019 menyudutkan keyakinan apapun. Pada film lalu, bahwa aksi terror di Mumbai pada tersebut, selain mengangkat pembunuhan tahun 2008 lalu, didalangi oleh Laskar e- sadis dan baku tembak, Anthony Maras juga Taiba, organisasi Islamis ektremis terbesa mengulik kemungkinan-kemungkinan yang asal Pakistan. Serangan pada November membuat orang menjadi pelaku teror. Pelaku 2008 itu terjadi selama empat hari berturut- teror adalah remaja tanggung, miskin, tidak turut tanpa henti di 12 lokasi berbeda di bisa berbahasa inggris. Alih-alih demi agama, aksi-aksi pembunuhan dilakukan Definisi Komunikasi Massa demi imbalan uang untuk keluarga. Banyak definisi tentang komunikasi Pandangan islam terhadap terorisme massa yang telah dikemukakan para ahli secara umum meninjau fatwa Majelis Ulama komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan Indonesia (MUI) yang dikutip oleh Astuti yang dikemukakannya. Namun, dari sekian (2015), aksi terorisme merupakan aksi yang banyak definisi itu ada benng merah membahayakan dan dapat menimbulkan kesamaan definisi satu sama lain. Pada kerugian baik fisik maupun psikis dasarnya komunikasi massa adalah (Dzikriyya, 2017). Hal ini pun diperjelas komunikasi melalui media massa (media dalam ajaran agama islam bahwa ajaran cetak dan elektronik). Sebab, awal islam tidak mereferensikan tindakan perkembangannya saja, komunikasi massa kejahatan, radikalisme, ekstrimisme dengan berasal dari pengembangan kata media of cara-cara anarkis, seperti membom dan mass communication (media komunikasi bunuh diri. Sedangkan pandangan islam massa). terhadap terorisme dalam film, pelaku Fungsi Komunikasi Massa teroris mengganggap tindakan ekstrimisme Fungsi Komunikasi Massa Alexis S. Tan yang mereka lakukan adalah bentuk jihad Tujuan Komunikan Tujuan untuk membela dan menjujung tinggi agama (Menyesuaikan diri Komunikator islam. Aksi ekstremis ini jelas dilakukan No pada sistem (Penjaga atas nama Islam dan Muslim. Para pelaku pemuasan Sistem) beberapa kali melafazkan nama Allah saat kebutuhan) melancarkan aksi dan batal membunuh 1. Memberi Mempelajari Zahra karena ia Muslim. Informasi ancaman dan Berdasarkan uraian latar belakang masalah peluang, memahami di atas, peneliti akan menggunakan metode lingkungan, analisis wacana dengan menggunakan model menguji kenyataan, Teun A. Van Djik, didalam model van Djik meraih keputusan. mempunya tiga dimensi yaitu teks, kognisi 2. Mendidik Memperoleh sosial dan analisis sosial selain itu didukung pengetahuan dan dengan teori-teori mengenai terorisme. keterampilan yang TINJAUAN PUSTAKA berguna memfungsikan c. Majalah dirinya secara d. Televisi efektif dalam e. Internet masyarakatnya, f. Film mempelajari nilai,Film tingkah laku yangMenurut Kamus Besar cocok agar diterimaBahasa Indonesia, terbitan dalam Balai Pustaka (1990:242), masyarakatnya. film adalah selaput tipis yang 3. Mempersuasi Memberi keputusan,dibuat dari seluloid untuk mengadopsi nilai,tempat gambar negatif (yang tingkah laku, danakan dibuat potret) atau aturan yang cocokuntuk trmpat gambar positif agar diterima dalam(yang dimainkan di bioskop). masyarakatnya. Film juga diartikan sebagai 4. Menyenangkan, Mengembirakan, lakon(cerita) gambar hidup. memuaskan mengendorkan uratDari definisi yang pertama, kebutuhan saraf, menghibur,kita dapat membayangkan komunikan dan mengalihkanfilm sebagai sebuah benda perhatian dariyang sangat rapuh, ringkih, maslaah yanghanya sekeping Compact dihadapi. Disk (CD). Sedangkan film (Sumber: Alexis S. Tan) diartikan sebagai lakon Bentuk- Bentuk Media Massa artinya dalah film tersebut Menurut Ardianto, merepresentasikan sebuah Komala, Karlinah (2009:103), cerita dari tokoh tertentu media massa pada dasarnya secara utuh dan berstruktur. Istilah kedua ini pula yang lebih sering dikaitkan dengan drama, yakni sebuah seni peran yang bukunya mari Membuat divisualkan. Film (Konfiden, 2002) Jenis-Jenis Film membagi jenis film menjadi Heru Effendy dalam 4 antara lain : dapat dibagi menjadi dua kategori yakni, 1. Film dokumenter media cetak dan media elektronik (Taris & 2. Film cerita pendek (short film) Hamdani, 2018). 3. Film cerita panjang (feature-length a. Surat kabar films) b. Radio 4. Film-film jenis lain: profil langganan selebriti dunia, Taj Hotel, demi perusahaan (corporate profile), iklan menghidupi putri kecilnya dan juga istri televisi (tv commercial/tvc), program yang sedang mengandung anak ke duanya. televisi (tv programme) dan Di hari itu, Taj Hotel juga kedatangan tamu videoklip (music video). VIP, yaitu pasangan suami istri David Terorisme (Armie Hammer) dan Zahra (Nazanin Teror dalam Kamus Besar Bahasa Boniadi) yang membawa anaknya yang Indonesia(KBBI) usaha menciptakan masih bayi serta pengasuhnya. Pada hari ketakutan, kengerian dan kekejaman oleh yang sama, sekelompok teroris tiba di seseorang atau golongan. Lalu, arti dari Mumbai dan langsung bergerak ke tempat- teroris berbeda dengan teror. teroris adalah tempat yang telah ditentukan, seperti stasiun pelaku yang melakukan ancaman, meneror kereta, jalan umum, dan juga Taj Hotel yang untuk mencipatakan ketakutan pada menjadi tujuan utamanya. Mereka seseorang atau kelompok. melakukan aksi teror dengan menembak Film Hotel Mumbai secara brutal