BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Objek Penelitian Perkembangan teknologi internet serta perkembangan mobile technology saat ini dapat membuat perilaku masyarakat berubah dan juga membuka peluang baru dalam melakukan hal apapun. Setiap orang menjadi lebih mudah dalam mengekspresikan dirinya, melakukan networking, membentuk komunitas, dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat dilakukan dengan menggunakan internet. Dalam menanggapi kebutuhan pasar, pada tahun 1998 Research in Motion mengeluarkan produk Blackberry, sebuah yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, text message, menjelajah internet, messenger, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Produk Blackberry ini lah yang kemudian akan dijadikan objek dalam penelitian ini.

Gambar 1.1 Logo Blackberry Sumber : http://www.logostage.com

Objek dalam penelitian ini dikhususkan pada Blackberry generasi 10, BlackBerry 10 adalah sistem operasi mobile yang dikembangkan oleh BlackBerry Limited (dahulu Research In Motion). Blackberry generasi 10 ini menggunakan OS yang berbeda dari OS yang sebelumnya digunakan, kini Blackberry generasi 10 menggunakan OS QNX yang diakuisisi oleh BlackBerry pada bulan April 2010.

1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini teknologi telah berkembang terutama teknologi internet dan telepon selular, dengan adanya perkembangan teknologi tersebut maka media pun turut berevolusi dari semula media masa menjadi media personal dan sosial. Pengintegrasian media pun terjadi, seperti halnya TV, Koran, majalah dan radio dengan media modern, dan juga internet dengan media bergerak (mobile). Dapat juga kita lihat penggunaan media lintas dekade yang tentunya semakin berkembang dari tradisional menuju era digital. Semakin bertambah banyak media yang digunakan dan semakin canggih pula, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 1.1 berikut : Tabel. 1.1 Penggunaan Media Lintas Dekade 1930s 1950s 1960s 1970s 1980s 1990s 2000s Popular Popular Popular Popular Popular Popular Popular Media Media Media Media Media Media Media Platforms: Platforms: Platforms: Platforms: Platforms: Platforms: Platforms: Movies, Movies, Movies, Movies, Movies, Movies, Movies, print, print, print, print, print, print, print, Radio radio, radio, radio, radio, radio, radio, television television television, television, television, television, cable cable cable home television, television, television, video, arcade home home game video, video video, console, games consoles, game portable portable consoles, music music portable players, players, music DVDs, (i.e. Sony players, home Walkman), VCRs, computers, VCRs, home Portable home computers handheld computers. portable, video 1930s 1950s 1960s 1970s 1980s 1990s 2000s Popular Popular Popular Popular Popular Popular Popular Media Media Media Media Media Media Media Platforms: Platforms: Platforms: Platforms: Platforms: Platforms: Platforms : handheld game video systems, game internet, systems, cell internet, phones, cell MP3 phones. Players, DVRs, electronic interactive toys, internet- connected smart phones, tablet computers. Sumber: Gutnick et al. 2011.

Perubahan yang cukup signifikan pun terjadi di dalam kebiasaan penggunaan media oleh masyarakat, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nielsen pada tahun 2009 yang menjelaskan perubahan tersebut dan menjelaskan bahwa media konvensional seperti TV, radio, media cetak dan billboard kini berkompetisi dengan berbagai media baru yang berbasis teknologi digital, dan mengandalkan kekuatan jejaring internet, seperti Facebook dan Twitter (social media). Social media adalah media yang relatif tidak mahal yang digunakan untuk mengkombinasikan teknologi dengan interaksi sosial melalui kata-kata. Media ini biasanya menggunakan internet untuk menjalankannya, seperti Twitter, Facebook, YouTube, dan lain sebagainya. (Fortune, 2013) Dengan menggunakan social media maka komunikasi interaktif yang melibatkan para penggunanya untuk turut berpartisipasi didalamnya dengan memberi komentar dan sebagai sarana komunikasi dengan para pengguna lain nya atau masyarakat umum menjadi mungkin. Pertumbuhan pengguna social media dari tahun ke tahunnya cukup pesat seperti yang tertulis dalam penelitian Alyssa Donigan dengan judul “The Measure of Social Media” yang telah dirangkum dalam Tabel. 1.2.

Tabel. 1.2 Pertumbuhan Social Media

2010 2011 Twitter 75.000.000 90.000.000 Facebook 250.000.000 640.000.000 LinkedIn 50.000.000 100.000.000

Sumber : Donigan, Allysa A, 2012

Dan pada tahun 2011 LinkedIn mengumumkan bahwa mereka telah terdaftar di New York Stock Exchange dan go public dengan 100 juta pengguna aktif diseluruh dunia. Data-data tersebut menjadi penting karena relevan dengan semua orang, dimana mereka adalah bagian dari sebuah merek. Pengguna social media di Indonesia sendiri terbilang tinggi, dalam sebuah survey menunjukan bahwa Indonesia memiliki pengguna facebook sebanyak 50.000.000 dari total akun yang ada di dunia sebanyak 991.168.360 yang berarti adalah sebesar 5% dari keseluruhan.

Gambar 1.2 Pengguna Facebook di Indonesia

Sumber : www.socialbakers.com

Demikian juga dengan penggunaan twitter, Indonesia masuk kedalam 5 besar pengguna twitter terbanyak di dunia seperti yang terlihat dalam gambar 1.3

Gambar 1.3 Top 20 Countries in terms of Twitter accounts

Sumber : Bennet, Shea (2012) Fenomena yang sedang terjadi adalah sejak kemunculan social media, internet berevolusi dari cara sederhana untuk berhubungan menjadi sebuah jaringan global yang menghubungkan organisasi, bisnis, dan orang. Media sosial merupakan cara termudah, tercepat, dan paling eksplosif untuk mengirim dan menerima informasi. Tidak hanya dapat menyampaikan pesan merk dan konten kepada pelanggan tetapi social media juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian seperti yang dikatan Lempert berikut “Consumers are turning more frequently to varioustypes of social media to conduct their information searches and to make their purchasing decisions.” (Lempert, P dalam Mangold, W Glynn) Penggunaan social media terus naik seiring juga dengan penggunaan smartphone. Terlihat dengan akses social media melalui Blackberry, 86.9% dari tweet dikirim melalui handphone, dengan 12% message diantaranya di publish dari website. Blackberry semakin lama menjadi handphone dominan bagi para pengguna twitter, terlebih karena adanya UberSosial (aplikasi twitter yang popular) dan official BlackBerry app Twitter untuk pengguna Twitter. Hal tersebut membuktikan bahwa Blackberry masih terus mendominasi. (www.fortunepr.com, 2012) Sebuah survey yang dilakukan oleh Jakarta Post juga menerangkan bahwa 65,7% orang mengakses internet melalui smartphone. Sehingga peran smartphone kini sudah cukup besar. Blackberry di Indonesia mendominasi dibandingkan penggunaan Blackberry di Negara lainnya di Asia Pasifik, Sistem operasi BlackBerry mendominasi pasar ponsel pintar di Indonesia dengan 27%, diikuti Symbian 20%, dan Android 10%. Posisi keempat dan kelima diduduki oleh Windows Phone sebesar 8% dan iOS 2%. (Panji, Aditya. 2012)

Gambar 1.4 Current Operating System

Sumber : Panji, Aditya. 2012

Produsen smartphone asal Kanada ini merupakan smartphone nomor satu di Indonesia dengan pengguna aktif sebesar 50 juta sehingga pengguna Blackberry Indonesia menempati porsi sekira 80-90% dari total pengguna di seluruh dunia yang mencapai 60 juta. (Ardhi Suryadhi , 2013) Pada tahun 2013 ini Blackberry telah meluncurkan produk barunya yaitu Blackberry generasi 10 dan Research in Motion (RIM) mengklaim software generasi baru mereka siap untuk berkompetisi dengan para rival, terutama iPhone dan Android. Penjualan Blackberry generasi baru ini sendiri di Indonesia lebih dipusatkan di kota Bandung, dibanding kota lain di Indonesia termasuk Jakarta, hal ini seperti dikatakan oleh Public Relations Manager BlackBerry Indonesia, Yolanda Nainggolan dalam kesempatan launching Blackberry Q10 di Kota Bandung sebagai berikut “Pasar produk BlackBerry di Bandung bagus dan para pengembang kami banyak di (kota) sini," (Dessy Saputra, 2013) selain itu pasar dan pemakaian BlackBerry di Bandung dirasa sangat bagus oleh BlackBerry. Dilihat dari peminatnya, Bandung memiliki banyak pengguna. Didukung juga dengan Blackberry Innovation Center (BIC) terbanyak berada di Bandung. (Harian TI, 2013) Head of Software Portfolio Research in Motion Vivek Bhardwaj mengatakan bahwa tak ada "Plan B" atau rencana cadangan apabila BlackBerry 10 gagal dan ia mengatakan bahwa ini adalah pertaruhan besar dengan istilah make it or break it. (Yusuf Oik, 2012). Namun setelah beberapa lama berjalan ternyata Blackberry dinilai kurang dalam hal inovasi dan aplikasi dibandingkan dengan para pesaingnya dari operating system IOS, Android, Window, dll. Aplikasi yang sedang naik daun pada operating system lainnya ternyata masih belum dapat dihadirkan dalam Blackberry. Beberapa nama besar, seperti, Instagram, Pinterest, dan Yelp belum terdaftar di BlackBerry World. Hal tersebut berpengaruh juga pada saham Blackberry, rating saham BlackBerry (BBRY) diturunkan menjadi ‘sell’ dari sebelumnya ‘neutral’ oleh MKM Partners, hal ini menyusul berkurangnya peluang keberhasilan produk perusahaan, BlackBerry dan berdasarkan penelitian MKM Partners, produk-produk Blackberry yang baru tersebut hanya memiliki kurang dari 10% jumlah aplikasi Android yang sangat populer dan kurang dari 5% dari jumlah aplikasi untuk iPhone. Begitulah yang tercatat dalam sebuah web perusahaan saham ternama monex dalam web nya http://www.monexnews.com Peran social media Menurut Social Media Report 2012 dari Nielsen mengungkapkan bahwa di kawasan Asia-Pasifik, tingkat pengembilan keputusan pembelian (buying decision) berdasarkan informasi dari media sosial dapat mencapai lebih dari 50%. Selain social media yang turut berpengaruh pada keputusan pembelian, juga terdapat beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian diantaranya yaitu faktor kualitas produk dan kebijakan harga produk. Kualitas produk saat ini sangat diperhatikan oleh konsumen. Konsumen menginginkan kualitas produk yang terbaik dalam melakukan keputusan pembelian. Menurut Kotler (2007:258) arti dari kualitas produk adalah ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Selain kualitas kebijakan harga juga merupakan hal yang berpengaruh dalam keputusan pembelian, variabel harga merupakan satu- satunya variabel bauran pemasaran yang dapat menghasilkan pendapatan, dan harga juga dapat menjadi sebuah nilai yang akan diterima oleh konsumen. Blackberry sendiri khususnya untuk generasi 10 memiliki harga yang cukup mahal bila dibandingkan dengan Blackberry jenis lainnya, seperti dapat dilihat pada table 1.3 yang merupakan list 8 smartphone Blackberry dengan harga tertinggi saat ini dipasaran pada bulan September 2013.

Tabel 1.3 Harga Blackberry di Pasar Indonesia

NO JENIS HARGA 1 BlackBerry Porsche P’9981 Rp.18.000.000,- 2 Blackberry Q10 Rp.6.950.000,- 3 Blackberry Z10 Rp.6.250.000,- 4 BlackBerry Dakota Bold 9900 Rp.5.450.000,- 5 BlackBerry Bold Bellagio 9790 Rp.4.050.000,- 6 Blackberry Q5 Rp.3.950.000,- 7 BlackBerry Torch 9810 Rp.3.900.000,- 8 BlackBerry Torch 9860 Monza Rp.3.200.000,-

(sumber: http://tabgadget.com/299/harga-Blackberry-terbaru/)

Sehingga kebijakan harga menjadi sangat krusial bagi sebuah perusahaan. Harga yang terlalu tinggi akan membentuk persepsi konsumen bahwa produk kita termasuk pada kategori barang mewah superior (berkualitas tinggi). Sedangkan jika harga yang kita tawarkan terlalu rendah, maka dapat membentuk persepsi konsumen bahwa produk kita adalah inferior (berkualitas rendah). Jadi, bukanlah hal mudah bagi sebuah perusahaan dalam menentukan harga, perusahaan harus ekstra hati-hati dalam membuat kebijakan terkait dengan harga. Dengan fenomena-fenomena tersebutlah maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH SOCIAL MEDIA HABITS, PRODUCT QUALITY DAN PRICING POLICY TERHADAP PURCHASING DECISION PADA PRODUK BLACKBERRY”

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh social media habits terhadap purchasing decision? 2. Bagaimana pengaruh product quality terhadap purchasing decision Blackberry? 3. Bagaimana pengaruh pricing policy terhadap purchasing decision Blackberry? 4. Bagaimana pengaruh social media habits, product quality dan pricing policy terhadap purchasing decision Blackberry?

1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh social media habits terhadap purchasing decision produk Blackberry. 2. Mengetahui pengaruh product quality terhadap purchasing decision produk Blackberry. 3. Mengetahui pengaruh pricing policy terhadap purchasing decision produk Blackberry. 4. Mengetahui pengaruh social media habits, product quality dan pricing policy terhadap purchasing decision produk Blackberry.

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Aspek Teoritis a. Bagi Akademisi Memberikan gambaran mengenai pengaruh social media habits, product quality dan pricing policy terhadap purchasing decision pada produk Blackberry. b. Bagi Peneliti Berikutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya, khususnya bagi peneliti lain yang berminat mempelajari masalah yang sama.

2. Aspek Praktis a. Bagi Perusahaan (Blackberry) Dapat memberikan gambaran mengenai faktor yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian bagi konsumen dan dapat mengambil peluang untuk meningkatkan preferensi konsumen terhadap produknya dengan diketahuinya faktor tersebut. Dan mengetahui aplikasi apa sajakah yang harus terdapat dalam Blackberry.

b. Bagi Pelaku Bisnis Dapat mengetahui social media apa sajakah yang paling banyak digunakan sehingga memungkinkan para pelaku bisnis melakukan promo atau iklan dengan media tersebut guna mengenalkan produknya dan meraih keuntungan. Pelaku bisnis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan, kelompok atau perseorangan yang melakukan kegiatan bisnis dengan konsumen kalangan menengah keatas sebagai target penjualan dan menawarkan produk dengan kualitas premium.

1.5 Sistematika Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai obyek studi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan masalah. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, operasional variabel, metode pengumpulan data, dan teknis analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV menjelaskan hasil dari pembahasan mengenai pengaruh social media habits, product quality dan pricing policy terhadap purchasing decision. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya.