KAJIAN DIVERSITAS KUPU-KUPU (: Papilionoidea & Hesperioidea) DAN POTENSI PEMANFAATANNYA DI HUTAN PETUNGKRIYONO, KABUPATEN PEKALONGAN, JAWA TENGAH

Djunijanti Peggie Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi –Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. Raya Jakarta – Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRACT The diversity of (Lepidoptera: Papilionoidea & Hesperioidea) at Petungkriyono preserved forest (Central Java, Indonesia) has not been revealed previously. To know the occurrence of species in the area, it is necessary to conduct an inventory survey as the first step. Inventory work at several locations was conducted from 8 am until 4 pm on 5 – 10 October 2016. Specimens were obtained using an net as a standard method. Specimen processing was conducted at Entomology Lab., Zoology Division (Museum Zoologi Bogor), Research Center for Biology – Indonesian Institute of Sciences. Identification of the obtained specimens revealed 55 species of butterflies at Petungkriyono preserved forest. There is an additional 10 species from a student’s research conducted in February – March 2017. The potential of sustainable utilization of butterfliesand various aspects related to establishing a butterfly garden are presented in this paper. Key words: inventory, butterflies, sustainable use, Petungkriyono, butterfly garden

PENDAHULUAN Kupu-kupu merupakan serangga yang umumnya disenangi oleh banyak Indonesia memiliki orang dan menjadi sumber inspirasi keanekaragaman hayati atau karena keindahan pola warna dan corak biodiversitas yang tinggi (Widjaja dkk., pada sayapnya. Kupu-kupu menjadi 2014). Pengungkapan diversitas flora bagian kecil dari ordo Lepidoptera. Dari dan fauna nusantara telah dilakukan perkiraan jumlah 160.000 spesies sejak sebelum Indonesia merdeka dan Lepidoptera sedunia, hanya sekitar berlanjut hingga kini. Pengungkapan 17.500 spesies saja yang tergolong biodiversitas ini sangat penting kupu-kupu (superfamili Papilionoidea dilakukan untuk menjadi informasi dasar dan Hesperioidea), dan bagian dalam pengambilan kebijakan terbesarnya adalah ngengat atau dikenal konservasi dan pemanfaatan potensinya. juga sebagai kupu-kupu malam

106

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

(Kristensen et al., 2007). Dari 17.500 kegiatan inventarisasi untuk spesies kupu-kupu sedunia (Kristensen memperoleh daftar spesies dengan nama et al., 2007), sekitar 2.000 spesies dapat ilmiah yang tepat sebagai data dasar. dijumpai di Indonesia (Peggie, 2014). Selanjutnya data dasar ini dapat Berbagai penelitian telah dilakukan digunakan untuk kegiatan monitoring untuk memperoleh data dasar dan evaluasi terhadap spesies dan keberadaan berbagai spesies kupu-kupu populasinya oleh pihak Kementerian di wilayah Indonesia (lihat Peggie & Lingkungan Hidup dan Kehutanan Amir, 2006; Peggie, 2008; Peggie & (KLHK), dan juga dapat ditinjau Noerdjito, 2011; Peggie, 2012; Peggie potensinya untuk pengelolaan yang & Harmonis, 2014). Hal ini dilakukan dapat memberdayakan masyarakat untuk memperoleh data baru dari area sekitar kawasan. Dalam makalah ini yang belum pernah diteliti ataupun data disampaikan daftar spesies kupu-kupu terkini di area yang pernah diteliti yang telah terdata dan dipaparkan kajian sebelumnya. Pengungkapan diversitas potensi pemanfaatan kupu-kupu secara kupu-kupu masih terus dilakukan karena berkelanjutan. belum tersedianya data dasar mengenai METODOLOGI PENELITIAN spesies apa saja yang ada di berbagai kawasan di Indonesia. Data dasar Inventarisasi kupu-kupu telah diperoleh melalui inventarisasi atau dilakukan di hutan Petungkriyono yang survei lapangan yang ditunjang dengan termasuk Desa Kayupuring dan Desa pengetahuan terdahulu jika ada. Tinalum, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Penelitian biodiversitas di Waktu pengamatan dilakukan pada kawasan hutan Petungkriyono, tanggal 5 – 10 Oktober 2016 mulai jam Kabupaten Pekalongan, telah dilakukan 8.00 sampai jam 16.00.Inventarisasi pada satwa liar berukuran besar yaitu kupu-kupu dilakukan di beberapa lokasi mamalia terutama primata dan sepanjang jalan (Gambar 1) mulai dari vertebrata lainnya (Perum Perhutani pintu gerbang hutan Petungkriyono (70 KPH Pekalongan Timur, 2015). Kajian 8’ 47,4” LS dan 1090 42’ 56,9” BT), hutan terhadap biodiversitas kupu-kupu di pinus (70 7’ 5,6” LS dan 1090 44’ 45,4” hutan Petungkriyono diawali dengan

107

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123

BT),sungai dekat mikrohidro (70 6’ 32” LS dan 1090 43’ 59,7” BT), dan Bukit Wijen (70 5’ 50,6” LS dan 1090 43’ 16,5” BT), dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan pada lokasi yang dipilih sesuai dengan tujuan mendata keberadaan berbagai spesies kupu-kupu di area Petungkriyono. Kupu-kupu umumnya melintas di koridor atau area terbuka di hutan, terutama jika ada tumbuhan berbunga a dan sungai, sehingga lokasi-lokasi ini dipilih sebagai tempat survei. Pengambilan spesimen dan data lapangan dilakukan dengan metode baku (Ubaidillah & Aswari dalam Prijono et al., 2004; Peggie, 2014) menggunakan jaring serangga. Sampel diambil dalam jumlah terbatas, hanya 3-5 individu untuk tiap spesies, sehingga pengambilan ini tidak akan mempengaruhi populasinya di alam. Sampel dimasukkan ke dalam kertas b minyak yang dilipat berbentuk segitiga, ditulis lokasi pengambilan, waktu pengambilan, dan nama pengambil. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak plastik yang diberi kapur barus.

108

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

Spesimen yang telah diidentifikasi kemudian diletakkan ke dalam laci spesimen yang permanen, dan

dimasukkan ke dalam freezer selama 2

minggu. Selanjutnya spesimen dalam

laci tersebut siap dimasukkan ke dalam

ruang koleksi serangga di Laboratorium

Entomologi, Bidang Zoologi (Museum

c Zoologi Bogor), Pusat Penelitian

Gambar 1. Beberapa lokasi untuk survei inventarisasi Biologi – LIPI sebagai pusat depositori kupu-kupu: (a) area sekitar gerbang masuk kawasan hutan Petungkriyono, (b) koridor tepi jalan, dan (c) nasional. tepi sungai dekat mikrohidro. HASIL

Spesimen yang diperoleh dari Dari hasil inventarisasi awal lapangan selanjutnya diproses dengan kupu-kupu di kawasan hutan metode baku (Ubaidillah dalam Petungkriyono selama 6 hari pada bulan Suharjono, 1999; Peggie, 2014) yaitu Oktober 2016 diperoleh 55 spesies direntang pada papan perentang di ruang kupu-kupu, yaitu: 6 spesies dari famili proses Laboratorium Entomologi. Papilionidae, 6 spesies dari famili Spesimen yang telah diproses kemudian Pieridae, 34 spesies dari famili diberi label permanen dan diidentifikasi. , 4 spesies dari famili Identifikasi dilakukan menggunakan Lycaenidae, dan 5 spesies dari famili beberapa referensi yang tersedia Hesperiidae. Spesimen ditunjukkan pada misalnya Morishita (1981), Yata (1981), Gambar 2 – 6, dengan kondisi sayap Aoki et al. (1982), Tsukada & yang tidak sempurna karena sudah lama Nishiyama (1982), Tsukada (1985, terbang dan memasuki musim 1991), D’Abrera (1985, 1986), Corbet penghujan saat dilakukan inventarisasi & Pendlebury (1992), Peggie & Amir kupu-kupu. (2006).

109

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123

Famili: Papilionidae

Graphium agamemnon Graphium antiphates Graphium sarpedon

Papilio demolion Papilio helenus Papilio memnon Gambar 2. Kupu-kupu yang tergolong ke dalam famili Papilionidae ini berukuran sedang hingga besar, memiliki corak sayap yang indah, dan banyak di antaranya memiliki perpanjangan sayap serupa ekor.

Famili: Pieridae

Appias nero Catopsilia pomona Eurema blanda

110

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

Eurema hecabe Gandaca harina Leptosia nina Gambar 3. Kupu-kupu yang tergolong ke dalam famili Pieridae umumnya berwarna kuning dan putih, walaupun Appias nero berwarna merah bata; berukuran sedang; dan tidak memiliki perpanjangan sayap serupa ekor.

Famili: Nymphalidae

Amnosia decora peraka Chersonesia rahria Subfamili: Cyrestinae Subfamili: Cyrestinae Subfamili: Cyrestinae

Cyrestis nivea Danaus genutia Subfamili: Cyrestinae Subfamili: Danainae

Euploea mulciber Euploea tulliolus Parantica aspasia Subfamili: Danainae Subfamili: Danainae Subfamili: Danainae

111

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123

Cupha erymanthis Terinos clarissa Subfamili: Heliconiinae Subfamili: Heliconiinae

Moduza procris Neptis hylas Tanaecia iapis Subfamili: Limenitidinae Subfamili: Limenitidinae Subfamili: Limenitidinae

Tanaecia palguna Doleschallia bisaltide Hypolimnas anomala Subfamili: Limenitidinae Subfamili: Subfamili: Nymphalinae

Hypolimnas bolina Junonia almana Junonia hedonia

112

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

Subfamili: Nymphalinae Subfamili: Nymphalinae Subfamili: Nymphalinae

Symbrenthia hypselis Amathusia phidippus Elymnias casiphone Subfamili: Nymphalinae Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae

Elymnias nesaea Lethe confusa Melanitis leda Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae

Mycalesis horsfieldi Mycalesis janardana Mycalesis mineus Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae

Mycalesis moorei Orsotriaena medus Ragadia makuta Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae

113

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123

Ypthima horsfieldii Ypthimapandocus Ypthima philomela Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae Subfamili: Satyrinae Gambar 4. Kupu-kupu yang tergolong ke dalam famili Nymphalidae umumnya berwarna coklat, berukuran sedang hingga besar, dan tidak memiliki perpanjangan sayap serupa ekor.

Famili: Lycaenidae

Manto hypoleuca Nacaduba kurava Surendra florimel Yasoda pita Gambar 5. Kupu-kupu yang tergolong ke dalam famili Lycaenidae umumnya berwarna biru, ungu, dan coklat; berukuran kecil; dan banyak yang memiliki perpanjangan sayap belakang.

Famili: Hesperiidae

Celaenorrhinus putra Erionota thrax Koruthaialos rubecula

Pseudocoladenia dan Tagiades gana

Gambar 6. Kupu-kupu yang tergolong ke dalam famili Hesperiidae umumnya berwarna coklat dengan kombinasi bercak putih,krem, atau kuning; danberukuran kecil.

114

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

PEMBAHASAN (Nymphalidae: Satyrinae), Melanitis phedima (Nymphalidae: Satyrinae), Inventarisasi awal ini mencatat Melanitis zitenius (Nymphalidae: keberadaan 55 spesies kupu-kupu di Satyrinae), Neorina crishna area hutan Petungkriyono dalam waktu (Nymphalidae: Satyrinae), dan yang relatif singkat dan pada kondisi Remelana jangala (Lycaenidae). cuaca yang tidak optimal. Sesuai Mengingat daur hidup kupu-kupu yang tujuan dan metodepurposive sampling, singkat, diperlukan inventarisasi penelitian ini dimaksudkan untuk lanjutan pada waktu yang berbeda- memperoleh data spesies kupu-kupu beda untuk mengungkapkan tambahan apa saja yang ada di area spesies kupu-kupu yang belum terdata. Petungkriyono. Dalam penelitian Adanya data dasar mengenai selama satu bulan antara Februari keberadaan spesies ini penting bagi sampai Maret 2017 di hutan pihak pengelola kawasan untuk Sokokembang, Nuraini (2018) melakukan pemantauan selanjutnya memperoleh 27 spesies kupu-kupu. dan pertimbangan pemanfaatannya. Jumlah 27 spesies ini relatif sedikit untuk kurun waktu satu bulan Dari hasil kupu-kupu yang dibandingkan dengan perolehan 55 diperoleh, ada satu spesies spesies dalam 6 hari yang kami yaituTerinos clarissayang belum lakukan. Namun dari data Nuraini terdeteksi selama 15 tahun (2018), ada penambahan 10 spesies inventarisasi di berbagai area di Pulau terhadap inventarisasi awalyang kami Jawa dan baru diperoleh di lakukan yaitu Rohana parisatis Petungkriyono. Keberadaan Terinos (Nymphalidae: Apaturinae), Charaxes clarissa yang hanya dijumpai di (Polyura) athamas (Nymphalidae: Petungkriyono memberikan indikasi Charaxinae), Stibochiona pentingnya Petungkriyono sebagai coresia(Nymphalidae: Cyrestinae: area konservasi. Hal ini mungkin Pseudergolini),Euthalia aconthea disebabkan adanya komponen habitat (Nymphalidae: Limenitidinae), yang tidak terdapat di area lainnya di Discophora necho (Nymphalidae: Pulau Jawa. Spesimen kupu-kupu Satyrinae), Discophora sondaica Terinos clarissa di ruang koleksi

115

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123

Laboratorium Entomologi (Museum dilaporkan dari Ciremai dan Meru Zoologi Bogor) berasal dari Jampang Betiri; Chersonesia peraka dilaporkan Tengah dan Jampang Kulon yang dari Bodogol dan Baturraden; dikoleksi sekitar tahun 1938 dan 1940. Euthalia aconthea dilaporkan Di Petungkriyono, spesies ini sebelumnya dari Bodogol dan ditemukan di tepi hutan dan di Ciremai; Discophora necho tercatat permukiman penduduk di dusun sebelumnya dari Salak dan Ciremai; Sokokembang (Gambar 7) yang tidak dan Discophora sondaica dilaporkan memberikan indikasi kelangkaan. sebelumnya dari Bodogol. Survei singkat ini menunjukkan bahwa hutan Hasil juga menunjukkan beberapa Petungkriyono merupakan habitat spesies yang diperoleh di yang berharga bagi berbagai spesies Petungkriyono ini memiliki sebaran kupu-kupu di Jawa. Hal ini sangat terbatas di Jawa (lihat Peggie, 2008), penting terutama untuk beberapa misalnyaRohana parisatis sejauh ini spesies yang sebarannya terbatas.

Gambar 7. Kupu-kupu Terinos clarissa yang dijumpai di beberapa lokasi di hutan Petungkriyono termasuk di area permukiman.

Fungsi kupu-kupu di ekosistem biophilia (Vane-Wright, 2003). adalah sebagai bagian dari mata rantai Keindahan kupu-kupu membuatnya makanan, sebagai bio-indikator menjadi primadona di antara kelompok lingkungan, sebagai salah satu serangga lainnya. kelompok satwa yang membantu Nilai intrinsik yang dimiliki oleh menyerbuk tumbuhan, dan sebagai kupu-kupu ini dapat dimanfaatkan objek yang disukai manusia atau bernilai dengan membuat taman kupu-kupu di

116

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

mana pengunjung dapat dengan mudah ini yang dapat dipelihara dalam melihat keindahan kupu-kupu yang penangkaran dan taman kupu-kupu. beterbangan secara terkonsentrasi di Selain sebagai tempat rekreasi yang dalam sungkup. Model penangkaran dan menyenangkan, taman kupu-kupu taman kupu-kupu LIPI telah dibangun memiliki nilai edukasi, yaitu digunakan dan dikembangkan sejak tahun 2016 sebagai tempat observasi untuk melalui program Biovillage – LIPI mengetahui lebih rinci mengenai daur (Gambar 8). hidup dan perikehidupan berbagai spesies kupu-kupu. Penangkaran kupu- Keberadaan berbagai spesies kupu dapat menghasilkan berbagai kupu-kupu di hutan Petungkriyono spesies kupu-kupu yang bernilai memberikan indikasi tersedianya ekonomis dan dapat diperjualbelikan potensi untuk pemanfaatan secara bertanggung-jawab dan berkelanjutan sejalan dengan upaya berkesinambungan, sejauh kita dapat ekoturisme yang dikembangkan di mengetahui dan mengembangkan Petungkriyono. Banyak di antara spesies tanaman pakan ulatnya.

Gambar 8. Ruang pemeliharaan pradewasa (a), sungkup kupu-kupu (b), dan beberapa spesies kupu-kupu (c) yang telah dikembangkan melalui program Biovillage – LIPI.

Aspek terkait pembuatan taman Lingkungan Hidup dan Kehutanan kupu-kupu (KLHK) dan pemerintah daerah setempat, dengan rekomendasi LIPI; (2) Aspek yang perlu dipersiapkan penyediaan lahan untuk penangkaran terkait pembuatan taman kupu-kupu dan taman kupu-kupu; (3) pembuatan meliputi: (1) perizinan dari Kementerian

117

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123 sungkup kupu-kupu dan ruang pameran kupu-kupu awetan, tempat pemeliharaan; (4) penyediaan tanaman; makan dan minum, dan souvenir shop (5) penyediaan kupu-kupu sebagai jika diinginkan. indukan; (6) penyediaan tenaga pekerja Ada dua tipe taman kupu-kupu, di penangkaran dan taman kupu-kupu; yaitu (1) taman kupu-kupu yang hanya dan (7) pembekalan pengetahuan memamerkan kupu-kupu pasokan dari mengenai kupu-kupu. tempat lain dan (2) taman kupu-kupu Izin untuk membuat mandiri yang memamerkan kupu-kupu penangkaran dan taman kupu-kupu hasil peliharaannya. Pada tipe pertama harus diajukan ke KLHK dan diperlukan hanya dibutuhkan sungkup (enclosure). juga rekomendasi LIPI. Pada prinsipnya Pada tipe kedua dibutuhkan sungkup pemeliharaan kupu-kupu dapat (enclosure) untuk kupu-kupu dilakukan dengan tetap memperhatikan beterbangan dan ruang pemeliharaan prinsip-prinsip ekologis dan konservasi. stadium pradewasa. Kriteria yang Taman kupu-kupu membuka peluang dipertimbangkan untuk membuat untuk edukasi dan ekowisata, namun sungkup meliputi (1) ukuran sungkup perlu diperhatikan risiko terhadap cukup memadai untuk terbangnya kupu- kemurnian jenis (Boppré&Vane- kupu, (2) rangka yang digunakan dapat Wright,2012) sehingga perlu diambil berupa rangka besi, beton, atau bahkan langkah aman dengan memberikan izin batang pohon, (3) jaring untuk untuk mengembangkan spesies yang ada melindungi dari musuh alami dan di daerah itu saja sampai dapat dilihat menjaga kupu-kupu tetap di dalam kelayakan fasilitasnya. sungkup. Ruang pemeliharaan stadium pradewasa hendaknya dilengkapi Terkait penyediaan lahan, perlu dengan bak cuci, meja dan kursi kerja, dipertimbangkan area mana yang akan rak-rak pemeliharaan, tempat telur, diperuntukkan bagi taman kupu-kupu tempat ulat, dan tempat kepompong. dengan beberapa kriteria seperti akses Ruang pemeliharaan pradewasa ini bagi publik, pasokan air memadai, dekat terpisah dari sungkup kupu-kupu untuk habitat alami, dan tersedianya sarana dan memudahkan pengambilan data, prasarana, termasuk toilet, ruang memelihara secara lebih efektif, dan

118

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

agar di dalam sungkup tidak ada ulat penangkaran dan taman kupu-kupu. yang mengagetkan pengunjung. Tenaga pekerja yang menyenangi kupu- kupu dan berdedikasi kerja menjadi Kebutuhan dasar yang harus kunci keberhasilan taman kupu-kupu. terpenuhi di dalam taman kupu-kupu meliputi tersedianya tanaman berbunga, Pengetahuan mengenai kupu- tanaman inang, tanaman penopang, dan kupu perlu dipahami. Hal ini dimulai tanaman peneduh. Ada keterkaitan yang dengan melakukan inventarisasi spesies spesifik antara ulat dengan tanaman yang ada di habitat dekat lokasi taman pakannya yang dikenal juga sebagai kupu-kupu. Selanjutnya dapat dilakukan tanaman inang. Untuk taman kupu-kupu kajian potensi spesies dengan melihat yang hanya menerima pasokan dari apakah spesies itu indah dan menarik tempat lain, tanaman inang tidak untuk dipamerkan di dalam taman kupu- diperlukan. kupu, apakah spesies itu sudah diketahui tanaman inangnya, apakah spesies itu Ketika sarana dan prasarana sudah pernah dipelihara di tempat lain, telah siap, pengadaan kupu-kupu apakah musuh alami yang diketahui. sebagai indukan dapat dimulai. Sebaiknya kupu-kupu yang dipelihara di Di dalam suatu taman kupu-kupu penangkaran adalah kupu-kupu yang biasanya terdapat sekitar 10 – 20 spesies memang ada di habitat alami di kupu-kupu dengan jumlah individu yang Petungkriyono. Hal ini untuk banyak. Jika akan dibangun taman menghindari terjadinya bencana kupu-kupu, diperlukan komitmen ekologis seperti adanya spesies pengelola taman agar di dalam taman introduksi yang mungkin dapat menjadi selalu ada kupu-kupu yang terlihat invasif. Jika akan memelihara spesies beterbangan.Adanya kupu-kupu secara dari luar daerah, harus ada perhatian berkesinambungan di dalam taman dapat khusus dan dijaga agar spesies tersebut diperoleh dari hasil pemeliharaan di tidak terlepas ke luar sungkup. penangkaran sendiri ataupun dibantu dengan pasokan dari penangkar Faktor yang sangat penting plasma.Penangkar plasma adalah dalam pengelolaan taman kupu-kupu penangkar binaan yang memelihara adalah memiliki tenaga pekerja di

119

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123 stadium pradewasa kupu-kupu dan famili Lycaenidae juga indah dan menjual kepompong hasil pemeliharaan menarik, tetapi ukuran yang relatif kecil ke taman kupu-kupu. Penangkar plasma menjadikan mereka kurang terlihat. biasanya menjadikan kegiatan Anggota famili Hesperiidae kebanyakan memelihara ini sebagai kegiatan berwarna coklat dan kecil sehingga sampingan bukan pekerjaan utama. kurang menarik untuk dikembangkan di Namun jika dikelola dengan baik, usaha taman kupu-kupu. penangkaran kupu-kupu ini dapat Survei lebih lanjut dapat mendatangkan nilai ekonomi yang menambah data spesies kupu-kupu di memadai. Peluang untuk menjadi Petungkriyono dan juga pemasok kepompong bagi taman kupu- mengungkaptanaman inang yang kupu lainnya. Model pengelolaan ini spesifik bagi masing-masing spesies mungkin dapat diadopsi sesuai dengan kupu-kupu. Salah satu kunci tujuan dan keperluan, dengan tetap keberhasilan adalah terpenuhinya memperhatikan aspek keamanan kebutuhan pakan bagi ulat, kondisi populasi lokal seperti yang diingatkan habitat yang menunjang kehidupan, oleh Boppré&Vane-Wright (2012). terhindarnya kupu-kupu dalam semua Dari 65 spesies kupu-kupu yang stadium hidupnya dari musuh alami diketahui ada di Petungkriyono, berupa predator, parasit, dan penyakit. setidaknya 15 spesies berpotensi untuk Habitat hutan lindung dikembangkan dalam taman kupu-kupu. Petungkriyono yang masih terpelihara Spesies yang termasuk famili dengan baik sangat mendukung potensi Papilionidae dan Pieridae umumnya pemanfaatan kupu-kupu. Taman kupu- mempunyai sayap yang berwarna cerah, kupu dapat dibangun untuk tujuan indah, dan menarik sehingga terlihat ekowisata, dengan pemberdayaan indah di dalam taman kupu-kupu. masyarakat sekitar kawasan yang dapat Banyak spesies dari famili Nymphalidae ikut terlibat dan menjadi penangkar juga berpotensi untuk dikembangkan plasma. Prinsip konservasi dan dalam taman kupu-kupu tetapi masih pemanfaatan berkelanjutan dapat banyak yang perlu diungkap tanaman dilakukan secara bersamaan. inangnya. Kebanyakan spesies dari

120

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

KESIMPULAN DAN SARAN Biologi – LIPI dalam program Biovillage pada tahun 2018 ini. Penulis Dari hasil inventarisasi pada telah menyampaikan sebagian isi tahun 2016 dan 2017 diketahui ada65 makalah ini dalam Seminar Kajian spesies kupu-kupu di hutan lindung Strategis yang diselenggarakan oleh Petungkriyono. Hutan ini merupakan Bappeda Litbang Kabupaten habitat alami bagi berbagai spesies Pekalongan pada tanggal 25 Juli 2018 kupu-kupu yang mempunyai potensi bersamaan dengan pelantikan Dewan besar untuk dikembangkan. Pembuatan Riset Daerah Kabupaten Pekalongan penangkaran dan taman kupu-kupu Periode 2018 – 2021. Penulis dapat dilakukan sesuai prinsip menyampaikan terima kasih yang konservasi dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya atas kesempatan yang memberdayakan masyarakat. diberikan oleh Bappeda Litbang dan Bupati Kabupaten Pekalongan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian inventarisasi kupu- DAFTAR PUSTAKA kupu di Petungkriyono telah dapat Aoki, T., Yamaguchi, S. & Uemura, Y. terlaksana dengan dukungan dana DIPA 1982. Satyridae. Libytheidae. In: Puslit Biologi – LIPI untuk Inventarisasi Tsukada, E. (ed.), Butterflies of the South East Asian Islands. III. Plapac dan Pemetaan Fauna Jawa tahun Co. Ltd., Japan, 500 pp. anggaran 2016. Penulis berterima kasih Boppré, M. &Vane-Wright, R. I. 2012. kepada segenap pihak yang telah The Butterfly house industry: conservation risks and education membantu kelancaran penelitian ini, opportunities. Conservation and termasuk Bapak Tasuri dan keluarga di Society10:285-303. Sokokembang yang telah menerima Corbet, A.S.& Pendlebury, H.M. kami di rumahnya. Model taman kupu- 1992.The Butterflies of the Malay Peninsula. 2nd edition. Oliver & kupu LIPI telah dibiayai dengan dana Boyd, London, 595 pp. DIPA Puslit Bioteknologi – LIPI dalam D’Abrera, B. 1985.Butterflies of the program Biovillage pada tahun 2016 – Oriental Region. Part 2. Nymphalidae, Satyridae & 2017, dan dengan dana DIPA Puslit Amathusiidae. Hill House, Melbourne, pp. 245-534.

121

Kajen Vol. 02 No. 02 2018 : 106-123

D’Abrera, B. 1986.Butterflies of the Peggie, D. 2012. A list of the butterflies Oriental Region. Part 3. Lycaenidae of Ujung Kulon National Park, Java, & Riodinidae. Hill House, Indonesia. Treubia39: 67-76. Melbourne, 672 pp. Peggie, D. 2014. Mengenal Kupu-kupu. Kristensen, N.P., Scoble, M.J. & Pandu Aksara Publishing, 78 hal. Karsholt, O. 2007. Lepidoptera phylogeny and systematics: the state Peggie, D. & Harmonis 2014. of inventorying moth and butterfly Butterflies of Gunung Halimun-Salak diversity. Zootaxa 1688: 699-747. National Park, Java, Indonesia, with an overview of the area importance. Morishita, K. 1981. Danaidae. In: Treubia41: 17-30. Tsukada, E. (ed.), Butterflies of the South East Asian Islands. II. Plapac Perum Perhutani KPH Pekalongan Co. Ltd., Japan, pp. 439-628, pls. 85- Timur. 2015. Laporan Tahunan 162. Kelola dan Pemantauan Lingkungan Tahun 2015. Perhutani Divisi Nuraini, S. 2018. Komunitas Kupu-kupu Regional Jawa Tengah. KPH (Lepidoptera: Rhopalocera) di Hutan Pekalongan Timur. Sokokembang Pekalongan, Jawa Tengah. Skripsi Program studi Tsukada, E.& Nishiyama, Y. 1982. Biologi Fakultas Sains dan Papilionidae. In: Tsukada, E. (ed.), Teknologi, Universitas Islam Negeri Butterflies of the South East Asian Syarif Hidayattulah, Jakarta. Islands. I. (Translated into English by Morishita, K.), Plapac Co. Ltd., Peggie, D. &Amir, M. 2006. Panduan Japan, 457 pp. Praktis Kupu-kupu Kebun Raya Bogor / Practical Guide to the Tsukada, E. 1985. Nymphalidae (I).In: Butterflies of Bogor Botanical Tsukada, E. (ed.), Butterflies of the Garden. Nagao NEF & Pusat South East Asian Islands. IV. Plapac Penelitian Biologi – LIPI, Bogor. Co. Ltd., Japan, 558 pp. Peggie, D. 2008. Inventory surveys of Tsukada, E. 1991.Nymphalidae (II).In: nymphalid butterflies in Java, Tsukada, E. (ed.), Butterflies of the Indonesia. Report on Insect Inventory South East Asian Islands. Azumino Project in Tropical Asia (TAIIV): B.R.I., Japan, 576 pp. 111-122. Also in Japanese language: Ubaidillah, R. 1999. Bab 8. Pengelolaan 2009. Inventory surveys of koleksi serangga dan artropoda nymphalid butterflies in Java, lainnya. Dalam: Suhardjono, Y.R. Indonesia.The Nature & Insects44 (ed.), Buku Pegangan Pengelolaan (13): 11-13. Koleksi Spesimen Zoologi. Balai Peggie, D.& Noerdjito, W.A. 2011. Penelitian dan Pengembangan Kupu-kupu Gunung Ciremai dan Zoologi, Pusat Penelitian dan Sekitarnya. Dalam: Peggie, D. (ed)., Pengembangan Biologi, Lembaga Fauna Serangga Gunung Ciremai: Ilmu Pengetahuan Indonesia, hal. Kumbang Sungut Panjang, Capung, 137-173. Kupu-kupu. LII Press, Jakarta, pp. 53- 103.

122

Identifikasi Diversitas Kupu-Kupu dan Potensi Pemanfaatannya (Peggie Djunijanti)

Ubaidillah, R. & Aswari, P. 2004. Bab Widjaja, E.A., Rahayuningsih, Y., VIII. Pengumpulan data lapangan Rahajoe, J.S., Ubaidillah, R., serangga. Dalam: Prijono, S.N., Marjanto, I., Walujo, E.B. & Semiadi, Peggie, D. & Mulyadi (eds.), G. 2014. Kekinian Keanekaragaman Pedoman Pengumpulan Data Hayati Indonesia 2014. LIPI Press, Keanekaragaman Fauna. Pusat 344 hal. Penelitian Biologi, LIPI, hal. 72-86. Yata, O. 1981.Pieridae. In: Tsukada, E. Vane-Wright, R.I. 2003. Butterflies. Life (ed.), Butterflies of the South East Asian series - Natural History Museum– Islands. II. Plapac Co. Ltd., Japan, pp. Smithsonian Institution. 205-438, pls. 1-84.

123