PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

MEMBANDINGKAN KEMAMPUAN DETEKSI INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) DAN BERBASIS ATURAN/RULES STANDAR PENGEMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Benedictus Yoga Pradana

095314040

HALAMAN JUDUL PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

i

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

COMPARING DETECTION CAPABILITY OF SNORT AND SURICATA INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) BASED ON DEVELOPER’S STANDARD RULES

A Thesis

Presented as Partial Fulfillment ofThe Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering

By :

Benedictus Yoga Pradana

095314040

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMAUNIVERSITY YOGYAKARTA 2016

ii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

MEMBANDINGKAN KEMAMPUAN DETEKSI INTRUSION

DETECTION SYSTEM (IDS) SNORT DAN SURICATA BERBASIS

ATURAN/RULES STANDAR PENGEMBANG

Oleh:

Benedictus Yoga Pradana NIM: 095314040

Telah disetujui Oleh:

Pembimbing

Iwan Binanto, S.Si., M.Cs. Pada tanggal:

iii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

MEMBANDINGKAN KEMAMPUAN DETEKSI INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) SNORT DAN SURICATA BERBASIS ATURAN/RULES STANDAR PENGEMBANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Benedictus Yoga Pradana NIM: 095314040

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 17 Desember 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T......

Sekretaris Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom......

Anggota Iwan Binanto, S.Si., M.Cs......

Yogyakarta, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Dekan,

Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc.

iv

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14Januari 2016

Penulis

Benedictus Yoga Pradana

v

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Benedictus Yoga Pradana

NIM : 095314040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Membandingkan Kemampuan Deteksi Intrusion Detection System (IDS) Snort dan Suricata Berbasis Aturan/Rules Standar Pengembang”

Bersama perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 14 Januari 2016

Penulis

Benedictus Yoga Pradana

vi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu

(Matius 11:28)

“Semakin tua umur seseorang maka yang dianggapnya teman akan semakin

sedikit”

(Iman Pribadi)

vii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala hasil kerja keras ini saya persembahkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menuntunku ke jalan yang terang

Kedua Orangtua (Ayah Rudatin Biratno dan Ibu LG

Yusinta) yang senantiasa memberikan dukungan, cinta, dan kasih sayang yang tulus dalam membimbing dan mendidik saya.

Sahabat dan teman – teman di kampus Universitas Santa

Dharma dan sekitar kampus

Kepada pada dosen yang telah banyak memberi ilmu dan pengetahuan kepada saya selama proses perkuliahan.

viii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ABSTRAK

Keamanan merupakan salah satu hal yang diperlukan ketika sedang melakukan suatu kegiatan. Dengan adanya rasa aman yang terjamin, kegiatan yangsedang dialakukan bisa berjalan dengan lancer tanpa adanya rasa takut. Begitu pula dengan keamanan pada jaringan komputer yang dibutuhkan ketika sedang menggunakan komputer yang terhubung dengankoneksi internet. Ancaman terhadap keamanan jaringan komputer selalu ada, tetapi ancaman tersebut dapat diatasi apabila serangan tersebut bisa diketahui terlebih dahulu dengan menggunakan Intrusion Detection System atauIDS. IDS open source yang popular adalah Snort. Selain Snort ada IDS open source yang juga memiliki kemiripan dengan Snort, yaitu Suricata yang masih tergolong baru. Untuk membandingkan kemampuan pendeteksian antara Snort dan Suricata, penulis menggunakan perangkat keras yang sama. Pengujian dilakukan dengan melakukan percobaan serangan menggunakan tools pengujian bernama Pytbull. Serangan yang digunakan adalah sama, yaitu dengan serangan dan jumlah serangan yang sama. Dari hasil pengujian, diperoleh hasil yaitu Snort dapat mendeteksi lebih banyak daripada Suricata meskipun menggunakan sumber daya komputer yang sedikit. Sedangkan Suricata, meskipun masih tergolong baru, juga dapat mendeteksi percobaan serangan yang dilancarkan oleh Pytbull meskipun membutuhkan sumber daya komputer yang lebih banyak daripada Snort.

Kata Kunci :Keamanan, IDS, Snort, Suricata, Pytbull

ix

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ABSTRACT

Security is one of the things that are required when doing an activity. With their sense of security is assured, activities underway could run smoothly without any fear. Similarly, the security of the computer network is required when using a computer connected to the internet connection. Threats to the security of computer networks have always existed, but the threat can be overcome if the attack can be known in advance by using Intrusion Detection System or IDS. The popular open source IDS is Snort. In addition there Snort open source IDS which also has similarities with Snort, that Suricata is still relatively new.

To compare the detectability between Snort and Suricata, the author uses the same hardware. Testing is done by experimenting attacks using testing tools called Pytbull. The attack used is the same, namely the attack and the number of the same attack.

From the test results, obtained results that Snort can detect more than Suricata despite using little computer resources. While Suricata, although still relatively new, it can also detect attempted attacks launched by Pytbull although it requires more computer resources than Snort.

Keyword : Security, IDS, Snort, Suricata, Pytbull

x

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa atas segala karunia, rahmat dan bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “Membandingkan Kemampuan Deteksi Intrusion Detection System (IDS) Snort dan Suricata Berbasis Aturan/Rules Standar Pengembang”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah Bapa yang Maha Kuasa, yang telah menjawab doa, menuntunku dan mencurahkan rahmat dengan perantaraan Bunda Maria dan Yesus Kristus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 3. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika. 4. Bapak Iwan Binanto, M.Cs. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini 5. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T.dan Bapak H.Agung Hernawan,S.T., M.Kom yang telah bersedia menjadi penguji penulis. 6. Kedua orangtua dan kakak yang senantiasa memberikan dukungan dalam bentuk doa, materi, semangat, inspirasi, cinta, dan kasih sayang yang tulus selama ini 7. Sahabat – sahabat seperjuangan yang telah memberi semangat Bion, Aan, Gunung, Jerry, Endrik, Cahyo 8. Teman – teman dari burjo Mandiri, Mbah Sardi, Memet, Sinto, dan Petor yang telah menyediakan konsumsi dan tempat untuk berkumpul. 9. Teman-teman “Clan COC Jawara Dunia” atas keceriaan dan semangatnya 10. Untuk pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat

xi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

menyelesaikan karya ilmiah ini

Akhir kata, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.Penulis juga meminta maaf kepada semua pihak bila ada kesalahan atau hal-hal yang kurang berkenan. Tuhan memberkati. Amin

Yogyakarta, 14 Januari2016

Penulis

xii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN ...... iii HALAMAN PENGESAHAN ...... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vi HALAMAN MOTTO ...... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... viii ABSTRAK ...... ix ABSTRACT ...... x KATA PENGANTAR ...... xi DAFTAR ISI ...... xiii DAFTAR GAMBAR ...... xvii DAFTAR TABEL ...... xviii BAB I ...... 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2. Rumusan Masalah ...... 4 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 4 1.4. Batasan Masalah ...... 4 1.5. Metodologi Penelitian ...... 5 1.6. Sistematika Penulisan ...... 6 BAB II ...... 8 LANDASAN TEORI ...... 8 2.1. Pengertian Keamanan ...... 8 2.2. Jaringan Komputer ...... 8 2.2.1. Jenis Jaringan Komputer ...... 9 2.2.2. Topologi jaringan ...... 11 2.3. Kemanan Jaringan Komputer ...... 11

xiii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2.4. Firewall ...... 12 2.5. IDS ...... 14 2.5.1. Jenis – jenis IDS ...... 14 2.5.2. Cara kerja IDS ...... 16 2.5.3. Fungsi IDS ...... 18 2.5.4. Penempatan IDS ...... 18 2.6. Snort ...... 20 2.6.1. Tentang Snort ...... 20 2.6.2. Fungsi Snort ...... 21 2.6.3. Mode Snort ...... 21 2.6.4. Cara kerja Snort...... 22 2.7. Suricata ...... 24 2.7.1. Tentang Suricata...... 24 2.7.2. Fitur Suricata ...... 24 2.8. Oinkmaster ...... 26 2.9. Pytbull ...... 27 2.9.1. Tentang Pytbull ...... 27 2.9.2. Remote Mode ...... 30 2.9.3. Local Mode ...... 30 2.9.3.1. IDS mode with attacked server in DMZ ...... 30 2.9.3.2. IPS mode ...... 30 2.9.3.3. IPS mode with attacked server in DMZ...... 30 2.10. Contoh Serangan ...... 31 2.10.1. Test Rules ...... 31 2.10.2. Brute Force ...... 31 2.10.3. Evasion Techniques ...... 32 2.10.4. Shell Codes Attack ...... 33 2.10.5. Bad Traffic: ...... 34 2.10.6. Client Side Attacks ...... 34 2.10.7. Denial Of Service ...... 35 2.10.8. Fragmented Packets ...... 35

xiv

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2.10.9. Normal Usage ...... 35 2.10.10. Pcap Replay ...... 36 BAB III ...... 37 PERANCANGAN ...... 37 3.1. Perencanaan Awal ...... 37 3.2. Topologi Jaringan ...... 38 3.3. Rancangan IDS ...... 40 3.4. Client ...... 41 3.5. Web-Server ...... 42 3.6. Skenario Pengujian ...... 42 3.7. Kehandalan ...... 45 BAB IV ...... 46 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ...... 46 4.1. Instalasi Ubuntu ...... 46 4.2. Instalasi IDS ...... 47 4.2.1. Instalasi Snort ...... 47 4.2.2. Konfigurasi Snort ...... 50 4.2.3. Instalasi Suricata ...... 52 4.2.4. Konfigurasi Suricata...... 52 4.3. Pytbull ...... 54 4.3.1. Instalasi Pytbull ...... 54 4.3.1.1. Instalasi Standar (Client) ...... 54 4.3.1.2. Server ...... 55 4.3.2. Menjalankan Pytbull ...... 56 4.3.3. Konfigurasi Pytbull ...... 58 4.4. Pemilihan Modul Pengujian Pytbull ...... 59 4.5. Instalasi web server ...... 67 4.6. Instalasi Oinkmaster ...... 67 4.7. Hasil Pengujian ...... 68 4.8. Analisa Pengujian ...... 71 4.8.1. Skenario 1 ...... 71

xv

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.8.2. Skenario 2 ...... 77 4.8.3. Skenario 3 ...... 83 4.9. Analisa Hasil ...... 88 BAB V ...... 90 KESIMPULAN DAN SARAN ...... 90 5.1. KESIMPULAN ...... 90 5.2. SARAN ...... 90 DAFTAR PUSTAKA ...... 91

xvi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Informationweek.com survey………………………………….3 Gambar 2.1 Jaringan client-server dan jaringan Peer-to-Peer ……………10 Gambar 2.2 Firewall……………………………………………………….14 Gambar 2.3 NIDS dan HIDS………………………………………………15 Gambar 2.4 Pytbull output…………………………………………………29 Gambar 2.5 Evasion Attack ……………………………………………….33 Gambar 3.1 Topologi Jaringan Instalasi Awal…………………………….39 Gambar 3.2 Topologi Jaringan Pengujian…………………………………39 Gambar 4.1 Reverse Shell…………………………………………………57 Gambar 4.2 Pytbull details ………………………………………………..69 Gambar 4.3 Grafik Hasil pengujian ……………………………………….70 Gambar 4.4 Grafik waktu pengujian………………………………………70 Gambar 4.5 Grafik hasil pengujian Skenario 1……………………………71 Gambar 4.6 Grafik waktu pengujian Skenario 1…………………………..76 Gambar 4.7 Grafik hasil pengujian Skenario 2……………………………77 Gambar 4.8 Grafik waktu pengujian Skenario 2 ………………………….82 Gambar 4.9 Grafik hasil pengujian Skenario 3……………………………83 Gambar 4.10 Grafik waktu pengujian Skenario 3 ………………………….87

xvii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Spesifikasi client, server, dan web-server ………………………….37 Tabel 3.2 Tabel spesifikasi komputer IDS ……………………………………40 Tabel 3.3 Tabel Spesifikasi Client…………………………………………….41 Tabel 3.4 Tabel Spesifikasi web server ……………………………………….42 Tabel 3.5 Tabel jumlah serangan setiap modul ……………………………….44 Tabel 4.1 Tabel daftar serangan yang dilakukan oleh Pytbull ……………...... 63 Tabel 4.2 Tabel hasil pengujian Skenario 1 …………………………………..75 Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian skenario 2 …………………………………...81 Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian Skenario 3 …………………………………..86 Tabel 4.5 Tabel rangkuman hasil pengujian ………………………………….88

xviii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Rasa aman merupakan harapan yang diinginkan oleh setiap orang.

Bahkan dalam kehidupan sehari – hari setiap orang menginginkan adanya

rasa aman. Baik itu keamanan kepada diri sendiri, teman, saudara, harta

benda, dan lain – lain. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah perlindungan

untuk melindungi hal – hal tersebut. Perlindungan dapat juga dengan

menggunakan pengawal, sebuah system kemanan yang canggih, maupun

asuransi.

Begitu pula dengan masalah keamanan pada sebuah

jaringan yang membutuhkan pengamanan yang kuat dalam menghadapi

serangan yang dapat membahayakan jaringan yang dimiliki oleh suatu

perusahaan atau individu. Peningkatan jumlah dan variasi ancaman

terhadap jaringan pun semakin tinggi. Untuk itu diperlukan sebuah sistem

yang dapat mendeteksi serangan yang menyerang jaringan tersebut agar

dapat segera ditangani. Sistem tersebut adalah Intrusion Detection System

(IDS). IDS merupakan sebuah sistem yang melakukan pendeteksian

dengan menganalisa lalu lintas jaringan yang berada dalam areanya,

apabila jaringan yang dijaganya mendapat serangan IDS akan memberi

1

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

peringatan kepada administrator mengenai serangan tersebut. IDS sendiri

dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak. IDS berupa perngkat

keras seperti Cisco Secure IDS, RealSecure dari Internet Security System.

Harga dari pernagkat keras itu sendiri dapat mencapai 8000 US$. Selain

itu juga terdapat IDS berupa perangkat lunak. Perangkat lunak IDS ada

yang berbayar dan ada yang gratis yaitu IDS berbasis open source. Contoh

IDS berbasis open source yang populer seperti Snort, Suricata, dan Bro

IDS.

Dengan menggunakan IDS yang open source biaya yang

dikeluarkan untuk membeli perangkat keras dapat ditekan. Karena IDS

berbasis open source ini dapat menggunakan perangkat keras yang berada

di pasaran serta dengan menggunakan sistem operasi yang juga open

source. Bahkan IDS berbasis open source dapat berjalan di Windows dan

Mac dengan beberapa tambahan library agar dapat berjalan. IDS berbasis

open source ini dapat dikonfigurasi sesuai kebutuhan jaringan. Banyak

IDS berbasis open source yang berbedar di internet seperti Snort, Suricata,

dan masih banyak lagi.

2

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Gambar 1.1informationweek.com survey

Menurut survey yang dilakukan oleh Allen Glines dalam artikel

“IT Pro Ranking : IPS and IDS”, hanya Snort yang termasuk IDS open

source dan satu – satunya IDS open source yang termasuk ke dalam

survey tersebut. Jadi, Snort termasuk IDS open source yang popular

digunakan di seluruh dunia. Sedangkan, Suricata termasuk IDS/IPS open

source yang masih baru yang dimaksudkan untuk membawa ide baru dan

teknologi seperti multi-threading untuk bidang IDS. Suricata juga

menggunakan rules yang mirip dengan Snort. Baik Snort maupun

Suricata, keduanya merupakan Network based Intrusion Detection System

(NIDS).

Masalah yang dihadapi adalah bahwa kurangnya informasi untuk

membuat keputusan perangkat lunak IDS mana yang akan dipilih untuk

mengamankan jaringan yang dimiliki. Terlebih lagi, beberapa tahun

belakangan ini beberapa sistem baru telah memasuki persaingan, sehingga

disini ada beberapa sedikit informasi untuk membandingkan dengan

3

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

sistem yang sudah ada. Untuk membantu memberikan solusi, maka tulisan

ini dibuat untuk membandingkan hasil pengujian terhadap kemampuan

pendeteksian rules – rules pada dua IDS open source yaitu Snort dan

Suricata.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah yaitu :

Bagaimana perbedaan kemampuan pendeteksian antara

Snort dan Suricata terhadap pola serangan client side attacks, test

rules, bad traffic, fragmented packets evasion techniques, brute

force, denial of service, pcap replay, normal usage, dan shell

codespada Snort dan Suricata.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan suatu

masukan bagi administrator jaringan untuk menentukan IDS mana yang

akan digunakan untuk melindungi sustem jaringan yang dikelola.

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. IDS yang digunakan adalah IDS berbasis open source yaitu Snort

(versi 2.9.7) dan Suricata (versi 2.0.4) dengan waktu mengunduh

pembaharuan rules secara bersamaan (3 Desember 2014).

4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2. IDS berjalan dalam mode IDS.

3. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian kemampuan deteksi

terhadap serangan client side attacks, test rules, bad traffic,

fragmented packets evasion techniques, brute force, denial of

service, pcap replay, normal usage, dan shell codes.

4. IDS dan tool pegujian berjalan pada sistem operasi Ubuntu yang

berbasis Linux.

5. Instalasi dilakukan pada jaringan lokal dengan switch yang

terhubung ke internet.

6. Pengujian dilakukan pada jaringan lokal dengan switch dan tidak

terhubung ke internet.

1.5. Metodologi Penelitian

1. Studi Pustaka

Mencari referensi yang berasal dari berbagai sumber yang

ada seperti dari buku, jurnal ilmiah dan artikel internet terutama

yang berkaitan dengan topik permasalahan yang akan diteliti.

Referensi inilah yang akan digunakan sebagai dasar dari

pengembangan skripsi yang akan dibuat.

2. Perancangan

Metode perancangan yang akan dilakukan antara lain :

5

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

1. Perancangan topologi jaringan skala kecil antara IDS, client

dan server.

2. Pemilihan IDS yang akan digunakan.

3. Menentukan spesifikasi hardware yang akan digunakan.

4. Konfigurasi IDS yang digunakan.

5. Instalasi dan konfigurasi aplikasi Pytbull pada sisi client.

3. Implementasi

Melakukan pengujian terhadap IDS khususnya IDS yang

digunakan dengan menggunakan rules yang berbeda pada

komputer IDS. Percobaan serangan yang samadilancarkan oleh

Pytbull terhadap IDS yang diuji.

4. Analisa Hasil

Melakukan analisa terhadap hasil implementasi yang sudah

dilakukan. Analisa dengan berlandaskan pada teori-teori yang

sudah ada sebelumnya.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematikan penulisan pada tulisan ini terdiri dari 5 bab :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini megungkap latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, luaran yang diharapkan, batasan masalahh,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

6

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi penjelasan mengenai dasar teori terkait teori-teori yang

berkaitan dengan masalah yang terjadi.

BAB III PERANCANGAN

Perancangan sistem yang akan dilakukan secara mendetail beserta

metode yang akan dilakukan.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM

Membahas mengenai pemilihan IDS open source untuk

melindungi jaringan komputer yang dilindunginya dengan konfigurasi

standar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang didapatkan dalam penyelesaian

skripsi.

7

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Keamanan

Keamanan berasal dari kata aman yang menurut KBBI (Kamus

Besar Bahasa Indonesia) memiliki arti bebas dari bahaya. Jadi keamanan

sendiri berarti suatu keadaan dimana seseorang atau benda tidak berada

dalam bahaya.

2.2. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer, printer, dan

perangkat lainnya yang saling terhubung dan saling berkomunikasi

sehingga memungkinkan adanya pertukaran data melalui media kabel

maupun wireless.

Menurut Wagito (2005), jaringan komputer yang disebut secara

singkat dengan jaringan adalah kumpulan komputer dan alat – alat lain

yang saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi

tertentu.Informasi yang melintas sepanjang media komunikasi,

memungkinkan pengguna jaringan untuk saling bertukar atau

menggunakan perangkat lunak maupun perangkat keras secara berbagi.

Masing – masing komputer atau alat – alat lain yang dihubungkan pada

8

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

jaringan disebut node. Jaringan dapat terdiri dari puluhan, ratusan, bahkan

ribuan node.

2.2.1. Jenis Jaringan Komputer

Berdasarkan luas area cakupan, jaringan komputer dibagi menjadi :

1. Local Area Network (LAN)

LAN adalah suatu jaringan yang terbatas pada daerah yang

relative kecil. LAN biasanya terbatas pada daerah geografi

tertentu, seperti laboratorium, sekolah, atau gedung.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN meliputi area geografi yang lebih luas, seperti sebuah

kota. Dengan interkoneksi jaringan yang lebih luas, informasi

dapat disebarkan secara mudah melalui jaringan. Dengan

MAN, suatu kantor cabang dalam kota yang sama dapat

mengakses server di kantor pusat melalui jaringan telepon,

kabel, maupun wireless.

3. Wide Area Network (WAN)

WAN meliputi area geografi yang lebih luas daripada

MAN, dapat meliputi sebuah Negara atau dunia. Umumnya

jaringan ditempatkan pada banyak lokasi yang berbeda. WAN

digunakan untuk menghubungkan banyak LAN yang secara

geografi terpisah. WAN dibuat dengan cara menghubugkan

LAN menggunakan layanan seperti leased line, dial-up, satelit,

atau layanan packet carrier.

9

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Berdasarkan fungsinya, Jaringan komputer terbagi menjadi

1. Jaringan Client-server

Jaringan client-server pada dasarnya ada satu komputer yang

disiapkan menjadi pelayan (server) dari komputer lainnya yang

sebagai klien (client).

2. Jaringan Peer-to-peer.

Sedangkan jaringan peer-to-peer ditunjukkan dengan

komputer – komputer saling terhubung, sehingga setiap

komputer dapat meminta pemakaian bersama sumberdaya dari

komputer lainnya, demikian pula harus siap melayani

permintaan dari komputer lainnya. Model jaringan ini biasanya

hanya bisa diterapkan pada jumlah komputer yang tidak terlalu

banyak, maksimum 25, karena komunikasi akan menjadi rumit

dan macet jika jumlah komputer yang saling terhubung terlalu

banyak.

\

Gambar 2.1 Jaringan client-serverdan jaringanPeer-to-Peer

10

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2.2.2. Topologi jaringan

Topologi jaringan merupakan gambaran bagaimana

komputer dan peralatan jaringan tersusun dalam suatu jaringan.

Berdasarkan jumlah komputer yang saling terhubung, dibagi

menjadi dua, yaitu :

1. Point to Point, topologi yang hanya melibatkan dua buah

komputer yang saling terhubung..

2. Multipoint, topologi yang melibatkan lebih dari dua komputer.

Ada beberapa tipe topologi multipoint dalam jaringan yaitu :

a. Topologi Bus

b. Topologi Bintang (Star)

c. Topologi Cincin (Ring)

d. Topologi Tree

2.3. Kemanan Jaringan Komputer

Kemanan jaringan komputer terdiri dari ketentuan – ketentuan dan

kebijakan yang diterapkan oleh administrator jaringan untuk mencegah

dan memonitor akses yang tidak sah, penyalahgunaan, modifikasi, atau

penolakan terhadap upaya untuk mengakses jaringan komputer dan

sumber daya jaringan. Keamanan jaringan melibatkan otorisasi akses

terhadap data yang berada di jaringan yang dikontrol oleh administrator

jaringan. Pengguna dapat memilih atau telah ditetapkan ID dan password

atau informasi otentikasi yang lain yang memperbolehkan mereka untuk

mengakses informasi dan program yang berada dalam kewenangannya.

11

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Keamanan jaringan mencakup berbagai jaringan komputer, baik jaringan

komputer yang bersifat umum maupun pribadi yang digunakan dalam

pekerjaan sehari – hari melakukan transaksi dan komunikasi di kalangan

bisnis, instansi, dan individu.

Keamanan jaringan komputer secara umum adalah komputer yang

terhubung jaringan mempunyai ancaman keamanan yang lebih tinggi

daripada komputer yang tidak terhubung ke jaringan. Dengan

pengendalian yang teliti, resiko tersebut dapat dikurangi. Namun network

security biasanya bertentangan dengan network access, dimana bila

network access semakin mudah, maka network securityakan semakin

rawan, dan bila network access semakin baik, maka network access

semakin tidak nyaman.

2.4. Firewall

Firewall adalah alat yang digunakan untuk melindungi jaringan

privat dari jaringan publik (internet). Firewall dirancang untuk

mengendalikan aliran paket berdasarkan pada asal, tujuan, port, dan

informasi tipe paket yang terdapat pada masing – masing paket. Firewall

berisi sederet daftar aturan yang digunakan untuk menentukan nasib paket

data yang dating atau pergi dari Firewall menurut kriteria dan parameter

tertentu.

12

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pada Firewall, terjadi beberapa proses yang memungkinkan

Firewall dapat melindungi jaringan. Ada 3 macam proses yang terjadi

pada Firewall :

1. Modifikasi header paket

Modifikasi header paket digunakan memodifikasi kualitas

layanan bit paket TCP sebelum terjadi routing.

2. Translasi alamat jaringan (NAT)

Translasi yang terjadi dapat berupa one to one NAT dimana

satu alamat IP privat dipetakan ke satu alamat IP publik serta many

to one NAT dimana beberapa alamat IP privat dipetakan ke satu

alamat IP publik.

3. Filter paket

Filter paket digunakan untuk menentukan nasib paket apa

yang dapat diteruskan atau tidak.

Salah satu perangkat lunak yang banyak digunakan untuk

keperluan proses pada Firewall adalah iptables. Program iptables

merupakan program administrative untuk melakukan filter paket dan NAT

(Network Address Translation).

13

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Gambar 2.2 Firewall

2.5. IDS

Intrusion Detection System adalah sebuah sistem yang dapat

berupa aplikasi perangkat lunak atau perangkat keras yang mendeteksi

paket data yang mencurigakan dalam sebuah sistem atau jaringan. IDS

dapat melakukan inspeksi terhadap lalu lintas masuk dan keluar pada

sebuah sistem atau jaringan, melakukan analisis dan mencari bukti dari

percobaan intrusi (penyusupan). IDS hanya memberikan laporan bahwa

telah terjadi sebuah usaha penyusupan ke dalam system atau jaringan oleh

suatu pihak tetapi tidak menangkal usaha penyusupan tersebut.

2.5.1. Jenis – jenis IDS

Berdasarkan fungsionalitasnya, IDS dibagi menjadi

beberapa jenis :

14

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

1. Network-based IDS (NIDS)

Berdasarkan fakta bahwa NIDS memonitor jaringan

berdasarkan perspektif lokasi dimana NIDS terpasang, NIDS

akan memonitor seluruh segmen jaringan.

2. Host-based IDS (HIDS)

HIDS berbeda dari NIDS dalam dua hal. HIDS hanya

melindungi sistem host dimana HIDS berada dan NIC yang

dimilikinya secara default beroperasi dalam mode

nonpromiscious. HIDS sering diletakkan pada server – server

yang kritis di jaringan seperti firewall, web server, atau server

yang terkoneksi ke Internet.

Gambar 2.3 NIDS dan HIDS

15

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2.5.2. Cara kerja IDS

Sebuah IDS capat menggunakan metode yang berbeda

untuk mendeteksi adanya ancaman penyusupan. Dua metode yang

sering digunakan adalah :

1. Pattern Matching (Pencocokan Pola)

Pattern matching digunakan untuk mendeteksi

serangan yang sudah dikenal berdasarkan signatures, atau

tindakan spesifik yang dilakukan. Metode ini dikenal

sebagao signature-based IDSatau misuse detection. IDS

mencari dan mencocokkan lalu lintas jaringan dan sifat

yang cocok dengan pola dari serangan yang dikenal.

Efektivitas dari metode ini bergantung pada signature

database yang harus selalu diperbarui.

Metode ini secara analog mengidentifikasi pelaku

dengan mencocokan fingerprint pada lokasi kejadian.

Masalah yang timbul dengan metode ini adalah kegagalan

untuk mendeteksi serangan baru yang belum masuk ke

dalam database.

2. Statistical Anomaly (Anomali Statistik)

Pendeteksian dengan metode anomaly-based

detection melihat penyimpangan dari pola pemakaina

16

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

normal. Metode ini pertama kali harus menentukan profil

normal itu hal yang bagaimana, kemudian memonitor

tindakan diluar kejadian diluar parameter normal tersebut.

Hal ini memungkinkan untuk menangkap intrusi baru yang

belum memiliki signatures yang dikenal.

Metode ini dapat dianalogikan seperti polisi yang

berpatroli dan mengetahui kondisi yang dikatakan normal

pada area tersebut. Ketika dia melihat sesuatu yang janggal

polisi dapat memutuskan bahwa telah terjadi suatu tindakan

criminal yang belum diketahui apa yang terjadi atau

tanggung jawab siapa.

Pada pendeteksian anomali ada beberapa metode

pendeteksian :

a. Metric model

b. Neural network

c. Machine learning classification

Masalah yang timbul dengan anomaly-based IDS

adalah dengan tingginya insiden false positive karena

kebiasaan yang tidak biasa akan ditandai sebagai

kemungkingan serangan padahal bukan.

17

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2.5.3. Fungsi IDS

Intrusion Detection System (IDS) berfungsi melakukan monitoring

kegiatan – kegiatan yang tidak lazim pada jaringan, sehingga awal dari

langkah penyerang bisa diketahui. Dengan demikian administrator dapat

melakukan tindakan pencegahan dan bersiap atas kemungkinan yang akan

terjadi.

2.5.4. Penempatan IDS

IDS dapat ditempatkan pada bagian luar firewall sebagai baris

terdepan dalam pertahanan melawan penyusup, dan akan memiliki

kemampuan deteksi intrusi meskipun ada kemungkinan hanya mampu

mendeteksi dan mencegah dalam jumlah yang terbatas. Network-based

IDS biasanya diletakkan antara firewall dengan back-endfirewall yang

melindungi jaringan internal yang melindungi jaringan internal dari akses

public yagn dinamakan DMZ (DemilitaryZone) atau network perimeter

atau screened subnet. Peletakan IDS pada lokasi ini data menambahkan

lapisan pertahanan tambahan pada DMZ yang merupakan bagian paling

rawan dimana DMZ terdiri dari server – server.

Untuk peningkatan keamanan yang lebih memuaskan, adalah

dengan menggunakan lebih dari satu IDS (contoh : meletakkan IDS pada

DMZ dan jaringan internal lainnya). Selain itu dengan mengkombinasikan

penggunaan NIDS dan HIDS yang diinstall pada server yang rawan untuk

perlindungan berlapis.

18

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pendeteksian ancaman menggunakan IDS hanyalah langkah awal

dalam proses pengamanan dan perlindungan pada organisasi. Kunci

sesungguhnya adalah apa yang terjadi setelah ancaman terdeteksi, yaitu

perencanaan respon insiden. Untuk lebih efektif harus direspon sesegera

mungkin. IDS memerlukan fitur dan perlu diset untuk memberikan alert

terhadap ancaman ketika serangan terjadi.

Tim respon insiden harus berlatih proedur respon insiden sebelum hal

“nyata” terjadi sehingga tiap regu mengetahui tugasnya masing – masing.

Goal yang harus didapat oleh tim adalah :

1. Mencegah kerusakan (yang lebih jauh)

2. Pelacakan/identifikasi penyusup

3. Menyimpan bukti kejadian yang mengarah ke penuntutan pidana dan /

atau perdata

5.5 Rule

Rule dapat diartikan secara langsung yang berarti peraturan. Pada

IDS yang berdasarkan rule, peranan rule ini sangat penting. Kemampuan

untuk mendeteksi lalu lintas jaringan. Rule sendiri pada dasarnya dibuat

oleh administrator jaringan untuk mengklasifikasikan aktifitas jaringan

mana yang normal dan berbahaya pada jaringan yang dikelola.

Baik snort maupun suricata, peranan rule sangat penting dalam

proses pendeteksian, dikarenakan Snort dan Suricata menggunakan rule

untuk menentukan apakah lalu lintas jaringan yang melaluinya merupakan

19

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ancaman atau bukan. Rule pada snort dan suricata menurut AlienVault

dalam artikelnya yang berjudul “Suricata IDS. What is it and how to

enable it” menyatakan “Suricata is an alternative IDS which is fully

compatible with existing Snort rule” yang dapat diartikan bahwa rule pada

Snort dapat digunakan juga oleh Suricata.

Secara umum rule terdiri dari dua bagian yaitu rule header dan rule

options. Rule header merupakan bagian rule dimana aksi – aksi rule

diidentifikasi sperti Pass, Alert, Log, Activate, Dynamic, dan lain

sebagainya. Rule option merupakan bagian rule dimana pesan – pesan

peringatan (alert messages) diidentifikasi. Contoh penulisan rule :

alert tcp any -> any 6667 (msg:”IRC port in use”; flow:from_client)

Bagian pertama rule menetapkan sebuah aksi untuk

memperhatikan lalu lintas jaringan pada port 6667. Jika ada ada yang

cocok, maka akan muncul pesan “IRC port in use”, dan IDS akan

membuat catatan bahwa port IRC telah ada yang mengakses.

2.6. Snort

2.6.1. Tentang Snort

Snort adalah sebuah IDS dan IPS berbasis jaringan yang gratis dan

berbasis open source yang diciptakan oleh Martin Roesch pada tahun

1998. Snort sekarang dikembangkan oleh Sourcefire dengan Roesch

20

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

sebagai pendiri sekaligus CTO dari Sourcefire. Pada 2009, Snort ke jajaran

Hall of Fame pada majalah InfoWorld sebagai salah satu yang terbaik pada

perangkat lunak berbasis open source sepanjang waktu.

Snort sebagai IDS berbasis jaringan open source memiliki

kemampuan untuk melakukan analisa lalu lintas jaringan secara real-time

dan pendataan paket pada IP jaringan. Snort menjalankan analisa protokol,

pencarian isi, dan pencocokan isi. Layanan dasar ini memiliki banyak

tujuan termasuk application-aware triggeredquality of service, untuk tidak

memprioritaskan lalu lintas massal ketika aplikasi yang sensitive terhadap

latency sedang berjalan.

2.6.2. Fungsi Snort

Menurut Rafiudin (2010), secara prinsip, Snort memerankan tiga

fungsi utama :

1. Penangkal program – program sniffer paket – paket seperti tcpdump.

2. Packet logger (berguna untuk melakukan debug pada lalu lintas

jaringan)

3. Sebagai system pencegah intrusi untuk sistem – sistem jaringan

2.6.3. Mode Snort

Snort dapat dikonfigurasi pada tiga mode utama yaitu :

21

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

1. Sniffer

Pada mode sniffer, program akan membaca paket jaringan dan

menampilkannya pada sebuah konsol. Untuk menjalankan snort pada

mode sniffer adalah dengan mengetikan baris perintah :

#snort –v

2. Packet logger

Pada mode packet logger program akan mendata paket ke disk. Untuk

menjalankan snort pada mode Packet logger adalah dengan

mengetikan baris perintah :

#snort –dev –l /var/log/snort/

3. Network intrusion detection

Pada mode intrusion detection, program akan memonitor lalu lintas

jaringan dan menganalisanya terhadap satu set rule yang ditetapkan

oleh pengguna. Program kemudian akan menjalankan sebuah aksi

sesifik sesuai dengan apa yang telah diidentifikasi. Untuk menjalankan

snort pada mode NIDS adalah dengan mengetikan baris perintah :

# snort –c snort.conf

2.6.4. Cara kerja Snort

Snort bekerjamelakukan analisa protocol, pencocokan/pencarian

konten, dan biasanya digunakan secara aktif untuk menangkal atau secara

pasif mendeteksi suatu macam serangan dan probe tertentu seperti :

22

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

1. Buffer overflow

2. Stealth port scan

3. Serangan aplikasi berbasis web

4. SMB probe

5. Dan lain.

Snort memiliki beberapa komponen yang setiap komponennya

mempunyai tugas masing – masing. Pada saat ada paket jarignan yang

melewati Ethernet dimana Snort dipasang, maka ada beberapa hal yang

dilalui :

1. Packet capture library (libpcap)

Libpcapakan memisahkan paket data yang melalui Ethernet card untuk

selanjutnya digunakan oleh Snort.

2. Packet decoder

Packet decoder mengambil data di layer 2 yang dikirim dari proses 1

.pertama snort akan memisahkan data link (seperti Ethernet,

tokenRing, 802.11) kemudian protocol IP, dan selanjutnya paket TCP

dan UDP. Setelah pemisahan data selesai, snort telah mempunyai

informasi protocol yang dapat diproses lebih lanjut.

3. Preprocessor

Selanjutnya dilakukan analisis (preprocessor) atau manipulasi

terhadap packet sebelum dikirim ke detection engine. Manipulasi paket

berupa penandaan, engelompokan, atau dihentikan.

23

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4. Detection engine

Paket dari packet decoder akan ditest dan dibandingkan dengan rules

yang telah ditetapkan sebelumnya. Rules berisi tanda – tanda

(signature) yang termasuk serangan

5. Output

Output berupa report dan alert yang dapat berupa text, syslog,

tcpdump, binary format, atau database.

2.7. Suricata

2.7.1. Tentang Suricata

Suricata merupakan Network IDS, IPS, dan Sebuah mesin monitor

keamanan jaringan dengan performa tinggi. Suricata adalah IDS open

source dan dimiliki oleh sebuah komunitas non-profit, yaitu Open

Information Security Foundation (OISF). Suricata dikembangkan oleh

OISF dan vendor pendukungnya.

2.7.2. Fitur Suricata

Menurut website suricata berikut adalah fitur – fitur pada suricata :

1. IDS / IPS

Suricata mengimplementasikan signature language yang

lengkap untuk mencocokkan dengan ancaman yang dikenal,

24

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

policy violation, dan perilaku berbahaya. Suricata juga

mendeteksi banyak anomali pada lalu lintas yang diinspeksi.

Suricata mampu menggunakan ruleset dari Emerging Threats

Suricata dan VRT ruleset.

2. High Performance

Suricata mampu melakukan inspeksi lalu lintas multi-gigabit.

Engine pada suricata dibangun secara multi threading, modern,

basis kode yang bersih dan scalable. Ada dukungan asli untuk

akselerasi hardware pada beberapa vendor dan melalui

PF_RING dan AF_PACKET. Suricata secara experimental

mampu menggunakan GPU Acceleration untuk tugas yang

intensif.

3. Automatic Protocol Detection

Suricata secara otomatis mendeteksi protocol seperti HTTP

pada sembarang port dan mengaplikasikan pendeteksian yang

diperlukan dan logging logic. Ini sangat membantu untuk

menemukan malware dan CnC channels.

4. NSM : More than an IDS

Suricata mampu melakukan log HTTP request, mencatat dan

menyimpan sertifikat TLS, ekstrak file yang mengalir dan

menyimpan ke disk. Mendukung pcap capture secara penuh

25

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

untuk memudahkan analisa. Ini membuat Suricata sebuah

mesin yang powerfull bagi Network Security Monitoring

(NSM) ecosystem.

5. Lua Scripting

Analisa dan fungsionalitas yang lebih maju tersedia untuk

mendeteksi sesuatu tidak memungkinkan antara ruleset syntax.

6. Industry Standard outputs

Pada suricata versi 2.0 diperkenalkan “Eve”, semua JSON even

dan alert output. Ini memperbolehkan integrasi yang mudah

dengan Logstash dan tool yang mirip.

2.8. Oinkmaster

Oinkmaster merupakan script yang digunakan untuk membantu

memperbaharui maupun memanajemen rules. Oinkmaster dirilis dibawah

naungan lisensi BSD dan bekerja pada berbagai platform yang mampu

menjalankan script seperti linux, *BSD, Windows, Max OS X,

Solaris, dan sebagainya. Oinkmaster dapat digunakan untuk

memperbaharui dan memanajemen rules berlisensi VRT, community rules,

bleeding-snort rules, dan rules dari pihak ketiga lainnya termasuk rules

yang dibuat sendiri.

Pada Ubuntu, instalasi Oinkmaster dapat dilakukan dengan menjalankan

perintah :

26

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

#sudo apt-get install oinkmaster

File konfigurasi pada oinkmaster berada pada direktori

/etc/oinkmaster.conf . Pada file konfigurasi Oinkmaster perlu dilakukan

beberapa perubahan terutama pada baris dari mana rule yang akan

digunakan untuk memperbaharui diperoleh dengan merubah baris

konfigurasi pada bagian berikut :

url = http://emergingthreats.net/open/

rules>

Untuk menjalankan Oinkmaster dapat dijalankan dengan menggunakan

baris perintah sebagai berikut :

#oinkmaster –C /etc/oinkmaster.conf –o

/etc/snort/rules

Untuk bantuan pada pada oinkmaster dapat dilakukan dengan mengetikkan

perintah :

#Oinkmaster -h

2.9. Pytbull

2.9.1. Tentang Pytbull

Pytbull merupakan framework untuk melakukan pengajian IDS/IPS

pada Snort, Suricata, dan IDS/IPS lain yang menghasilkan file peringatan.

27

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pytbull dapat digunakan untuk menguji kemampuan deteksi maupun

kemampuan untuk memblokir pada IDS/IPS, untuk membandingkan

IDS/IPS, untuk membandingkan modifikasi pada konfigurasi dan untuk

mengecek/memvalidasi konfigurasi.

Pada framework Pytbull ini disertakan 300 tes yang

dikelompokkan kedalam 11 modul pengujian sebagai berikut :

1. Bad Traffic: Paket yang tidak sesuai dengan RFC dikirimkan ke server

untuk menguji bagaimana paket diproses.

2. Brute Force: menguji kemampuan dari server untuk melacak brute

force attack (contoh : FTP).

3. Client Side Attacks: Modul ini menggunakan reverse shell untuk

memberikan server instruksi secara remot untuk mendwnload file

berbahaya. Modul ini untuk menguji kemampuan IDS/IPS utnuk

melindungi dari client side attack.

4. Denial Of Service: mengetes kemampuan IDS/IPS untuk melawan

serangan DoS.

5. Evasion Techniques: variasi dari evasion techniques digunakan untuk

mengecek apaah IDS/IPS mampu mendeteksinya.

6. Fragmented Packets: variasi dari fragmented payloads dikirim ke

server untuk menguji kemampuan untuk menyusun ulang dan

mendeteksinya.

7. Ip Reputation: mengetes kemampuan server untuk mendeteksi lalu

lintas dari server dengan reputasi rendah.

28

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

8. Normal Usage: berupa paket yang bermuatan data yang sesuai dengan

pemakaian normal.

9. Pcap Replay: memungkinkan untuk memutar ulang file pcap.

10. Shell Codes: mengirimkan varian shellcodes ke server di port 21/TCP

untuk menguji kemampuan server mendeteksi/menolak shellcodes.

11. Test Rules: pengujian rules dasar. Serangan ini diharapkan untuk

dideteksi oleh set rules yang sepaket dengan IDS/IPS

Pytbull juga menampilkan report hasil pengujian dalam bentuk

grafik yang terdiri dari persentase total, jumlah test yang dijalankan dan

manampilkan hasil dari setiap modul.

Gambar 2.4 Pytbull output

29

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2.9.2. Remote Mode

Pada mode ini, IDS dipasang pada span port( atauport

miroring) dari switch inti dan telah dikonfigurasi pada mode

promiscuous. IDS menganalisa semua lalu lintas jaringan yang

melewati switch ini. File berbahaya dapat diunduh oleh Pytbull

atau oleh server. Mode ini disebut “remote”.

2.9.3. Local Mode 2.9.3.1. IDS mode with attacked server in DMZ

Pada konfigurasi ini, firewall dibagi menjadi 3 bagian (lan,

wan, dmz). IDS dipasang pada span port ( atauport miroring) dari

switch dengan interface-nya dikonfigurasi pada mode

promiscuous. IDS akan menganalisa setiap lalu lintas jaringan

yang dikirim ke interface LAN pada firewall.

2.9.3.2. IPS mode

Pada konfigurasi ini, firewall dibagi menjadi 3 bagian (lan,

wan, dmz). IDS dipasang antara pytbull dan firewall. Untuk

memberikan IDS kesempatan untuk mendeteksi file berbahaya.

Pytbull harus mengunduh file yang terinfeksi sendiri.

2.9.3.3. IPS mode with attacked server in DMZ

Pada konfigurasi ini, firewall dibagi menjadi 3 bagian (lan,

wan, dmz). IDS dipasang antara pytbull dan firewall. File yang

30

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

terinfeksi harus diunduh oleh Pytbull secara langsung untuk

memberikan kesempatan kepada IDS untuk mendeteksinya.

2.10. Contoh Serangan

2.10.1. Test Rules

Pola serangan test rules merupakan sebuah serangan yang

dilancarkan dengan tujuan untuk melakukan pengujian terhadap rules yang

digunakan oleh IDS. Pola serangan terst rules ini diharapkan dapat

memicu pesan alert pada IDS.

2.10.2. Brute Force

Sebuah serangan bruteforce adalah metode trial-and-error yang

digunakan untuk memperoleh informasi seperti password pengguna atau

nomor identifikasi pribadi (PIN). Dalam serangan brute force, perangkat

lunak otomatis digunakan untuk menghasilkan sejumlah besar tebakan

berturut-turut untuk nilai data yang diinginkan. Serangan brute force dapat

digunakan oleh penjahat untuk memecahkan data dienkripsi, atau oleh

analis keamanan untuk menguji keamanan jaringan organisasi.

seranganbrute force dapat juga diartikan bruteforce cracking.

Sebagai contoh, bentuk serangan brute force dikenal sebagai

dictionary attack dengan mencoba semua kemungkinan kata dalam kamus.

Bentuk lain dari serangan brute force dapat mencoba password yang

31

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

sering digunakan atau kombinasi huruf dan angka. Serangan semacam ini

dapat memakan waktu dan memakan sumber daya. Maka diberi nama

"brute force attack". Keberhasilan biasanya didasarkan pada kemampuan

perhitungan dan jumlah kombinasi yang dicoba daripada algoritma

komputasi.

Langkah-langkah berikut dapat digunakan untuk mempertahankan

terhadap serangan brute force:

1. Mengharuskan pengguna untuk memiliki password yang

kompleks

2. Membatasi jumlah kali pengguna dapat mencoba untuk login

3. Penguncian sementara pengguna yang melebihi jumlah

maksimum yang ditentukan usaha login

2.10.3. Evasion Techniques

Sebuah end-system dapat menerima paket yang ditolak oleh IDS.

IDS yang keliru menolak peket tersebut akan melewatkan keseluruhan

isinya Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan, kali ini dengan menyelipkan

informasi penting masa lalu IDS dalam paket bahwa IDS terlalu ketat

tentang pengolahan. Paket ini “ menghindari” pengawasan dari IDS.

Serangan ni disebut dengan evasion attack, dan pola serangan ini

adalah yang paling mudah untuk mengeksploitasi dan paling

menghancurkan akurasi IDS. Seluruh sesi dapat dilakukan pada paket

32

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

yang lolos dari IDS, dan tampak jelas ditulis dalam sesi tersebut akan

terjadi tepat di depan IDS bahkan mesin analisis yang paling canggih

sekalipun.

Evasion attack menggunakan pencocokan pola dengan cara sangat

mirip dengan dengan insertion attack. sekali lagi, penyerang

mengakibatkan IDS untuk melihat stream data yang berbeda dari end-

system. Meskipunend-system mengetahui lebih dari IDS, dan informasi

yang terlewatkan oleh IDS merupakan pendeteksian serangan yang kritis.

Gambar 2.5Evasion Attack

2.10.4. Shell Codes Attack

Shellcode adalah bagian dari kode yang dapat dibaca mesin, atau

kode script yang hanya memiliki satu misi, yaitu untuk membuka

penerjemah perintah (shell) pada sistem target sehingga seorang

"penyerang" dapat mengetikkan perintah dengan cara yang sama sebagai

pengguna atau sistem administrator yang berwenang teratur sistem dapat

melakukan (dengan beberapa pengecualian yang tidak terlalu penting tentu

33

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

saja). Namun, dalam rangka untuk mendapatkan akses remote ke shell,

Anda akan memerlukan beberapa jenis jaringan support di shellcode itu

juga. Ada lebih untuk shellcoding daripada hanya memiliki program

mengeksekusi /bin/sh atau cmd.exe.

Shellcode terutama digunakan untuk mengeksploitasi buffer

overflows (termasuk heap overflows) atau format string bug dalam biner,

software yang dapat dibaca mesin. Dalam software ini, shellcode telah

dapat dibaca oleh mesin juga, dan untuk membuat hal-hal yang lebih rumit

(tidak dapat mengandung byte nol (0x00)). Null (0) adalah pembatas string

yang menginstruksikan semua fungsi C string (dan implementasi lain),

sekali ditemukan, menghentikan pengolahan string (dengan demikian,

null-string dihentikan). Ada pembatas lain seperti linefeed (0x0A),

carriage return (0x0D), 0xFF, dan lain-lain. Beberapa tergantung pada

bagaimana programmer menulis program (atau fungsi rentan yang

menangani input) dan implementasi lain tergantung pada fungsi.

perpustakaan C yang mendasari atau library pihak ke-3, dll.

2.10.5. Bad Traffic

Paket yang tidak sesuai dengan RFC dikirimkan ke server untuk

menguji bagaimana paket diproses.

2.10.6. Client Side Attacks

Modul ini menggunakan reverse shell untuk memberikan server

instruksi secara remot untuk mendownload file berbahaya. Modul ini

34

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

untuk menguji kemampuan IDS/IPS utnuk melindungi dari client side

attack.

2.10.7. Denial Of Service

Denial of Service atau DOS adalah suatu serangan yang bertujuan

untuk mematikan pelayanan dari komputer atau suatu jaringan yang

diserang. Serangan DOS ini dapat menghambat bahkan mematikan

layanan pelayanan pada sebuah sistem sehingga pengguna yang abash tdak

dapat menerima atau mendapatkan pelayanan yang seharusnya. Serangan

DOS ini, pada dasarnya sulit dideteksi, kecuali jika penyerang telah

melakukan beberapa kali percobaan dengan alamat IP yang sama dapat

dengan mudah membloknya. Serangan DOS ini dapat lebih mematikan

apabila dilakukan dengan lebih banyak komputer atau dikenal dengan

Distributed Denial of Service (DDOS).

2.10.8. Fragmented Packets

Fragmented packets merupakan variasi dari fragmented

payloadsyang dikirim ke server untuk menguji kemampuan untuk

menyusun ulang dan mendeteksinya. Dari paket yang dikirim tadi ada

kemungkinan paket tersebut berisi suatu perintah atau file yang berbahaya.

2.10.9. Normal Usage

Merupakan suatu paket yang dikirimkan melalui jaringan seusai

penggunaan normal dari pengguna.

35

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2.10.10. Pcap Replay

Pcap Replay adalah untuk menguji kemampuan IDS yang

memungkinkan untuk menyusun dan memutar ulang file pcap yang

diterima. Pada file pcap bisa terdapat suatu bahaya yang dapat

membahayakan si penerima.

36

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB III

PERANCANGAN

3.1. Perencanaan Awal

Sebelum melakukan pengujian, ada beberapa hal yang diperlukan dalam mendukung kegiatan pengujian. Kegiatan pendukung tersebut antara lain adalah pemilihan topologi jaringan, pemilihan IDS yang akan diuji, dan tool yang digunakan untuk melakukan pengujian.

Pengujian menggunakan sebuah komputer sebagai client, sebuah komputer sebagai IDS yang akan diuji, dan sebuah web-server. Komputer client, IDS, dan web-serverakan terhubung oleh sebuah jaringan. Masing – masing memiliki spesifikasi seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Spesifikasi client, server, dan web-server SPESIFIKASI IDS Client WEB-SERVER

Random Access 4 GB 2 GB 2 GB

Memory (RAM)

Processors AMD A10- Intel Core i5- Intel Core 2solo

5800K 460M

Harddisk 500 GB 640 GB 320 GB

Operating System (OS) Ubuntu 14.04 Ubuntu 14.04 Ubuntu 12.04

LTS LTS LTS

37

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Aplikasi penguji akan diinstal pada komputer client, pada komputer IDS akan diinstal IDS yang akan diuji yaitu Snort dan Suricata, dan pada komputer web-server hanya akan menjalankan layanan web dan menyediakan file yang diperlukan dalam proses pengujian.

3.2. Topologi Jaringan

Topologi jaringan yang akan digunakan dalam pengujian ini menggunakan topologi star. Komputer client, IDS, dan web-server akan terhubung dengan sebuah switch karena keterbatasan NIC pada perangkat. Untuk menghubungkan komputer client, IDS, dan web-server ke switch menggunakan kabel tipe straight.

Topologi jaringan yang digunakan dibagi menjadi dua topologi. Topologi jaringan saat instalasi dan mengunduh file rules terbaru dan topologi jaringan saat dilakukannya pengujian. Gambar topologi jaringan yang digunakan adalah sebagai berikut :

38

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Internet

Client Web Server SWITCH Pytbull 192.168.0.10/24 192.168.0.100/24

IDS Snort/Suricata 192.168.0.101/24 Gambar 3.1 Topologi Jaringan Instalasi Awal

Client Web Server SWITCH Pytbull 192.168.0.10/24 192.168.0.100/24

IDS Snort/Suricata 192.168.0.101/24 Gambar 3.2Topologi Jaringan Pengujian

Pada komputer client, IDS, dan web-server diberi alamat IP statis. Client menggunakan alamat IP 192.168.0.100 dengan subnet 255.255.255.0. IDS menggunakan alamat IP 192.168.0.101 dengan subnet 255.255.255.0. Web-server menggunakan alamat IP 192.168.0.10 dengan subnet 255.255.255.0. perintah

PING dilakukan antar komputer untuk mengetahui jaringan sudah terhubung.

39

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pada topologi jaringan yang digunakan untuk melakukan pengujian, sambungan internet pada switch diputus. Diputusnya sambungan dengan internet ini dimaksudkan agar lingkungan pengujian terisolasi dari berbagai lalu lintas jaringan yang berhubungan dengan internet dan dapat mempengaruhi kapasitas lalu lintas jaringan.

3.3. Rancangan IDS

Spesifikasi komputer yang digunakan untuk IDS seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.2Tabel spesifikasi komputer IDS Processors AMD A10-5800K @ 3.8GHz x4

RAM 4 GB DDR3

NIC 1 Gigabit Ethernet

HDD 500 GB Seagate

Sistem Operasi Ubuntu 14.04 LTS

Pada komputer IDS, dibuat dua partisi Linux Ubuntu yang dibuat sama persis dengan besar partisi sebesar 50GB untuk masing – masing partisi dan memiliki kondisi awal yang sama untuk kedua partisi. Dengan dibuatnya dua partisi dengan kondisi yang sama dimaksudkan agar masing – masing IDS yang nantinya akan diinstal tidak saling mengganggu kinerja IDS satu dengan lainnya.

Kedua partisi linux tersebut akan diinstal system operasi Ubuntu 14.04 LTS. Pada salah satu partisi tersebut akan diinstal IDS Snort sedangkan pada partisi lainnya akan diinstal IDS Suricata. Masing – masing IDS akan menggunakan file

40

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

konfigurasi default dengan melakukan penyesuaian pada bagian rules yang akan digunakan agar dapat membaca file rules yang telah ditentukan.

3.4. Client

Spesifikasi komputer yang digunakan untuk client seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.3Tabel Spesifikasi Client Processor Intel Core i5-460M @ 2.53GHz x4

RAM 4 GB DDR3 SoDIMM

NIC 1 Gigabit Ethernet

HDD 640 GB WD Blue

27 GB EXT4 file system

1 GB swap

Sistem operasi Ubuntu 14.04 LTS

Pada komputer client, akan diinstal aplikasi Pytbull yang digunaknan untuk melakukan pengujian terhadap IDS.

41

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

3.5. Web-Server

Web-server yang digunakan adalah apache2 yang akan terinstall pada komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.4Tabel Spesifikasi web server Processors Intel Core2solo

RAM 2 GB DDR3 SoDIMM

NIC 1 Gigabit Ethernet

HDD 320 GB WD Blue

27 GB EXT4 file system

1 GB swap

Sistem Operasi Ubuntu 12.04 32-bit

Pada web-server berisi file – file berbahaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian pada IDS. File – file berbahaya ini akan digunakan untuk melakukan pengujian.

3.6. Skenario Pengujian

Skenario pengujian yang akan dilakukan dibagi menjadi empat skenario.

Skenario pengujian yang akan dijalankan adalah sebagai berikut :

42

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

1. Skenario pertama

Pengujian terhadap kemampuan IDS dalam mendeteksi serangan

testRules, BruteForce, evasion Techniques, dan Shellcodes dengan

menggunakan rules awal atau bawaan dari IDS pada saat diinstal

pertama kali (fresh install).

2. Skenario kedua

Pengujian terhadap kemampuan IDS dalam mendeteksi serangan client

side attacks, test rules, bad traffic, fragmented packets evasion

techniques, brute force, denial of service, pcap replay, normal usage,

dan shell codes.dengan menggunakan rules yang telah diperbaharui

secara manual dan menggunakan rules asli yang belum dilakukan

perubahan sama sekali (file rules diekstrak untuk kemudian langsung

digunakan). Snort menggunakan rules dari http://snort.orgsedangkan

Suricata menggunakan rules dari http://rules.emergingthreats.net/open .

3. Skenario tiga

Pengujian terhadap kemampuan IDS dalam mendeteksi serangan client

side attacks, test rules, bad traffic, fragmented packets evasion

techniques, brute force, denial of service, pcap replay, normal usage,

dan shell codes dengan menggunakan rules yang diunduh

menggunakan tools Oinkmaster. Dengan menggunakan Oinkmaster ini

file rules yang diunduh dengan menjalankan perintah sebagai berikut :

43

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

#oinkmaster –C /etc/oinkmaster.conf –r –e –o

Rules yang digunakan oleh Snort berasal dari

http://www.snort.orgsedangkan rules yang digunakan oleh Suricata

berasal dari http://rules.emergingthreats.net/open.

Pengujian yang dilakukan adalah dengan menjalankan pytbull dengan mengaktifkan sebelas modul pengujian pada setiap skenario. Masing – masing modul pengujian memiliki jumlah serangan sebagai berikut :

Tabel 3.5Tabel jumlah serangan setiap modul Modul Jumlah Serangan clientSide 50 testRules 7 badTraffic 3 fragmentedPacket 4 multipleFailedLogin 1 evasionTechniques 15 shellCodes 14 denialOfService 3 pcapReplay 1 normalUsage 2 Jumlah 100

Pengujian dilakukan pada IDS Snort dan Suricata secara bergantian.

Sebelum Pytbull dijalankan, terlebih dahulu jalankan script ReverseShell pada komputer IDS dengan menjalankan perintah :

#sudo python pytbull-server.py

44

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Script tersebut digunakan oleh Pytbull untuk menjalankan pengujian untuk serangan Netcat Reverse Shell.

3.7. Kehandalan

Kriteria kehandalan IDS pada pengujian dengan menggunakan Pytbull adalah dengan menampilkan jumlah serangan yang mampu dideteksi oleh IDS dari jumlah serangan total yang dilancarkan oleh Pytbull.

Nilai kehandalan dari setiap percobaan serangan yang terdeteksi diberikan nilai poin 1 dan nilai poin 0 untuk percobaan serangan yang tidak terdeteksi.

Nilai poin 0 = percobaan serangan yang tidak terdeteksi

Nilai poin 1 = percobaan serangan yang terdeteksi

Untuk nilai kehandala pada setiap IDS pada masing – masing skenario dilihat dari total jumlah nilai poin yang diperoleh dalam 1 skenario. Jumlah nilai poin maksimal adalah 100, diperoleh dari total jumlah percobaan serangan sebanyak

100 percobaan. Jadi IDS dengan nilai poin yang tinggi adalah IDS yang lebih banyak mendeteksi percobaan serangan yang diujikan.

Total nilai poin = jumlah percobaan serangan terdeteksi

45

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS

4.1. Instalasi Ubuntu

Pada komputer IDS dan Client akan diinstall sistem operasi Ubuntu 14.04

LTS dengan kernel linux versi 3.13.0-35-generic. Ubuntu yang telah terinstall kemudian dikoneksikan ke jaringan internet dengan alamat IP DHCP untuk menerima daftar pembaruan terlebih dahulu dengan mengetikkan perintah :

#apt-get update

Setelah update selesai, dilanjutkan dengan melakukan instalasi yang diperlukan

FTP, apache2, dan SSH server dengan mengetikkan perintah :

#apt-get install vsftpd apache2 openssh-server

Pada file konfigurasi vsftpd yang berada di /etc/vsftpd.conf disarankan untuk merubah parameter sebagai berikut :

# Allow anonymous FTP? (Disabled by default) anonymous_enable=NO # Uncomment this to allow local users to log in. local_enable=YES

Kemudian, install pembaruan system pada ubuntu dengan perintah sebagai berikut

:

46

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

#apt-get update #apt-get dist-upgrade

Setelah selesai, lakukan reboot pada komputer client dan IDS untuk menyelesaikan proses pembaruan system. Ubuntu sudah siap untuk digunakan

4.2. Instalasi IDS

4.2.1. Instalasi Snort

1. Repository Ubuntu

Instalasi Snort dengan mengunduh dari repository Ubuntu dapar

dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

- Buka terminal pada Ubuntu (Ctrl + Alt + t)

- Ketikkan perintah „sudo su‟ untuk mendapatkan hak akses sebagai

super user.

- Lakukan pembaharuan pada daftar pembaharuan dengan

mengetikkan perintah

#apt-get update

- Install Snort

#apt-get install snort

- Jika muncul jendela konfigurasi maka diisi sesuai konfigurasi yang

telah ditentukan.

- Snort sudah terinstall

47

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

2. Menggunakan Binary Code

- Install paket yang dibutuhkan untuk melakukan compile pada Snort

$ sudo apt-get update $ sudo apt-get install flex bison build- essential checkinstall libpcap-dev libnet1-dev libpcre3-dev libmysqlclient15- dev libnetfilter-queue-dev iptables-dev

- Unduh source code DAQ, Snort, dan Libdnet

$ wget https://www.snort.org/downloads/snort/daq- 2.0.2.tar.gz $ wget https://www.snort.org/downloads/snort/snor t-2.9.6.2.tar.gz $ wget http://libdnet.googlecode.com/files/libdne t-1.12.tgz

- Unzip, make, dan install Libdnet

$ tar zxvf libdnet-1.12.tgz $ cd libdnet-1.12/ $ ./configure; make $ sudo checkinstall $ sudo dpkg -i libdnet_1.12-1_amd64.deb $ sudo ln -s /usr/local/lib/libdnet.1.0.1 /usr/lib/libdnet.1

Ketika mengetikkan perintah checkinstall akan muncul pesan sebagai

berikut :

48

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

1. Should I Create a default set of package

docs?

Biasanya dipilih pilihan default, ketik y dan Enter

2. You probably don't want them to be

included in the package. Do you want me to

list them? [n]:

Ketik n dan Enter

3. Should I exclude them from the package?

(Saying yes is a good idea) [n]:

Ketik y dan Enter

Unzip, make and install DAQ

$ tar xvfz daq-2.0.2.tar.gz $ cd daq-2.0.2 $ ./configure "CFLAGS=-fPIC"; make $ sudo checkinstall $ sudo dpkg -i daq_2.0.2-1_amd64.deb

Unzip, make and install Snort

$ tar xvfz snort-2.9.6.2.tar.gz $ cd snort-2.9.6.2 $ ./configure --enable-sourcefire; make $ sudo checkinstall $ sudo dpkg -i snort_2.9.6.2-1_amd64.deb $ sudo ln -s /usr/local/bin/snort /usr/sbin/snort $ sudo ldconfig –v

49

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.2.2. Konfigurasi Snort

Setelah Snort terinstall pada Ubuntu 14.04 LTS di komputer IDS,

sesuaikan file konfigurasi pada snort.conf yang berada di

/etc/snort/snort.conf dengan jaringan yang digunakan. Pada file snort.conf,

lakukan perubahan pada beberapa bagian – bagian berikut dengan

menjalankan baris perintah :

#nano

snort>/etc/snort/snort.conf

… # Setup the network addresses you are protecting ipvar HOME_NET any # Set up the external network addresses. Leave as "any" in most situations ipvar EXTERNAL_NET any #ipvar EXTERNAL_NET !$HOME_NET … # Configure default log directory for snort to log to. For more information see snort -h command line options (-l) # config logdir: /var/log/snort/ …

Kemudian tekan ctrl+x dan kemudian y dan tekan enter untuk menyimpan

file konfigurasi.

Untuk keperluan pengujian ini, maka Snort akan menggunakan

beberapa rules yang berbeda. Rules yang akan digunakan antara lain rules

asli ketika menginstall Snort, rules yang telah diperbaharui yang berasal

dari http://www.snort.org, rules yang telah diperbaharui namun sudah

50

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

mengalami perubahan pada file rules-nya baik yang berasal dari

http://www.snort.org, dan satu rule yang sama persis dengan Suricata.

Masing masing rules diletakkan pada folder rules yang berbeda

agar mudah untuk dibedakan. Selain folder rules, file snort.conf juga

dibuat menjadi beberapa file yang sedikit berbeda pada bagian lokasi

dimana rules disimpan yang telah disesuaikan dengan pengujian. File

konfigurasi tadi masing – masing diberi nama sebagai berikut :

- SnortORI.conf : untuk pengujian dengan menggunakan rules bawaan

dari Snort.

- snortSNORTupdate.conf : untuk pengujian dengan menggunakan rules

yang diperbaharui secara manual dari http://www.snort.org

- snortSNORTupdateMODIF.conf : untuk pengujian dengan rules yang

berasal dari http://www.snort.orgnamun pembaharuan dilakukan

dengan menggunakan Oinkmaster.

Setelah file tersimpan, lakukan pengetesan apakah terdapat masalah pada

file konfigurasi dengan mengetikkan baris perintah standar pada snort :

#snort -c /etc/snort/snortORI.conf -i eth0 -l

/var/log/snort/ -k all

Untuk bantuan pada snort dapat dengan mengetikkan baris perintah :

#snort --help

51

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.2.3. Instalasi Suricata

IDS Suricata akan diinstall pada komputer IDS. Untuk melakukan

instalasi Suricata, pastikan komputer IDS tersambung dengan koneksi

internet. Kemudian jalankan baris perintah sebagai berikut :

#add-apt-repository ppa:oisf/suricata-stable #apt-get update #apt-get install suricata #apt-get update #apt-get upgrade

4.2.4. Konfigurasi Suricata

Setelah suricata terinstall pada Ubuntu 14.04 LTS, sesuaikan file

konfigurasi pada file suricata.yaml yang berada di

/etc/suricata/suricata.yaml dengan jaringan yang digunakan. Lakukan

beberapa perubahan pada bagian – bagian berikut dengan menjalankan

baris perintah :

#nano /etc/suricata/suricata.yaml

# Configure the type of alert (and other) logging you would like. outputs: # a line based alerts log similar to Snort's fast.log - fast: enabled: yes filename: fast.log append: yes #filetype: regular # 'regular', 'unix_stream' or

52

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

'unix_dgram'

address-groups: HOME_NET: any EXTERNAL_NET: any

… Kemudian tekan ctrl+x dan kemudian y dan tekan enter untuk menyimpan

file konfigurasi.

Rules yang digunakan oleh Suricata adalah rules yang diunduh

ketika melakukan instalasi awal dan untuk rules diperbaharui

menggunakan rules yang diunduh dari situs

http://www.emergingthreats.net/open. Rules yang telah diperbaharui tadi

kemudian digandakan pada folder yang berbeda untuk melakukan

pengujian dengan menggunakan rules yang sudah dilakukan perubahan.

Pada file konfigurasi Suricata yaitu suricata.yaml juga digandakan

menjadi empat bagian sebagai berikut :

- suricataORI.yaml : untuk melakukan pengujian dengan menggunakan

rules Suricata pada saat instalasi awal.

- suricataUPDATE.yaml : untuk melakukan pengujian dengan

menggunakan rules yang diperbaharui secara manual.

- suricataUPDATEmodif.yaml : untuk melakukan pengujian dengan

menggunakan rules yang diperbaharui menggunakan Oinkmaster.

53

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Setelah semua disesuaikan, lakukan pengecekan supaya Suricata

dapat dijalankan dengan mengetikkan perintah berikut

#suricata –c /etc/suricata/suricataORI.yaml –

i eth0 –A full –l /var/log/suricata

untuk bantuan pada suricata dapat menggunakan baris perintah :

#suricata –help

4.3. Pytbull

4.3.1. Instalasi Pytbull

4.3.1.1.Instalasi Standar (Client)

4.3.1.1.1. Persiapan

Pastikan Python (2.6.5) dan dependensinya telah terinstall dengan mengetikkan perintah.

$ sudo apt-get install python python-scapy python- feedparser python-cherrypy3

Install juga tools yang dibutuhkan (nmap, hping3, nikto, ab, … ). Dapat menggunakan perintah :

$ sudo apt-get install nmap hping3 nikto tcpreplay apache2-utils

Terakhir, install ncrack untuk modul bruteForce :

$ wget http://nmap.org/ncrack/dist/ncrack- 0.4ALPHA.tar.gz $ tar -xzf ncrack-0.4ALPHA.tar.gz $ cd ncrack-0.4ALPHA $ ./configure

54

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

$ make # make install

4.3.1.1.2. Instalasi Pytbull dapat diunduh dengan format tar.bz2 yang merupakan versi

stabil dengan menggunakan perintah :

$ cd /usr/local/src/ $ wget https://downloads.sourceforge.net/project/pyt bull/pytbull-2.0.tar.bz2 $ bzip2 -cd pytbull-2.0.tar.bz2 | tar xf - $ sudo mv pytbull/ /opt/ $ cd /opt/python/

Pytbull juga dapat diunduh dari Mercurial (development release).

Jika ingin mendapatkan pengembangan terakhir, install Pytbull dari

Mercurial dengan mernginstall Mercurial terlebih dahulu dengan

mengetikkan perintah :

$ sudo apt-get install mercurial $ cd /opt/ $ sudo hg clone http://pytbull.hg.sourceforge.net:8000/hgroot /pytbull/pytbull 4.3.1.2. Server

4.3.1.2.1. Persiapan

Install Python (2.6.5), FTP server (port 21/tcp), apache2 (port 80/tcp),

dan SSH (port 22/tcp) .

$ sudo apt-get install python vsftpd

apache2 openssh-server

55

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

File konfigurasi vsftpd berada di /etc/vsftpd.conf. disarankan untuk

setidaknya memiliki dua parameter berikut :

# Allow anonymous FTP? (Disabled by default) anonymous_enable=NO # Uncomment this to allow local users to log in. local_enable=YES

4.3.1.2.2. Pytbull (server)

Salin reverse shell dari folder server/ pada pytbull ke server yang

terdapat IDS/IPS. Kemudian jalankan perintah berikut :

$ sudo python /server/pytbull-

server.py

Reverse Shell sendiri merupakan sebuah program yang menyediakan

sebuah port yang siap digunkan oleh client untuk melakukan remote.

4.3.2. Menjalankan Pytbull Jika telah memilih modul clientSideAttack, perlu menjalankan reverse shell

pada server dengan menjalankan perintah berikut

$ ./pytbull-server.py -p 34567

Sejak file diunduh di direktori saat ini, dapat juga dibuat folder /pdf dan

memulai dari direktori induk.

$ mkdir pdf/ $ cd pdf/ $ ../pytbull-server.py -p 34567

Jalankan Pytbull (yang berada di sisi client). Sebagai contoh untuk memulai

Pytbull tess ke 192.168.100.48, yang menjalankan Snort.

56

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

$ sudo ./pytbull -t 192.168.100.48

Sebagai catatan anda perlu melakukan adaptasi atau perubahan (file

config.cfg) pada port yang digunakan untuk menjalankan reverse shell jika

anda menggunakan parameter optional –ppada sisi remote.

Secara umum, reverse shell bekerja sebagai berikut :

1. Client (yang menjalankan Pytbull client) mengirim instruksi ke

server (yang menjalankan reverse shell) untuk mengunduh file

PDF yang berbahaya.

2. Server mengunduh file berbahaya menggunakan perintah wget

dari pihak ketiga (server di internet, yang memasang file

berbahaya). Itu akan memicu alert. (Snort atau Suricata).

3. Alert tersebut akan dikumpulkan oleh client melalui FTP.

Gambar 4.1 Reverse Shell

57

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.3.3. Konfigurasi Pytbull

Pada komputer client dengan sistem operasi Ubuntu 14.04 yang telah terinstall Pytbull, diperlukan beberapa konfigurasi. Pada file konfigurasi Pytbull dialkukan beberapa perubahan agar Pytbull dapat melakukan pengujian terhadap

IDS. Berikut adalah isi konfigurasi file Pytbull yang berada di

/opt/Pytbull/conf/config.cfg :

[CLIENT] ipaddr = 192.168.1.100 #alamat IP pytbull client iface = eth0 useproxy = 0 proxyhost = proxyport = proxyuser = proxypass =

[PATHS] db = data/pytbull.db urlpdf = http://192.168.1.100/TESTFILE pdfdir = pdf/malicious pcapdir = pcap tempfile = /tmp/pytbull.tmp alertsfile = /var/log/snort/alert #log pada snort #alertsfile = /var/log/suricata/fast.log #log pada suricata

[ENV] sudo = /usr/bin/sudo nmap = /usr/bin/nmap nikto = /usr/bin/nikto niktoconf = /etc/nikto/config.txt hping3 = /usr/sbin/hping3 tcpreplay = /usr/bin/tcpreplay ab = /usr/bin/ab ping = /bin/ping ncrack = /usr/local/bin/ncrack ncrackusers = data/ncrack-users.txt ncrackpasswords = data/ncrack-

58

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

passwords.txt localhost = 127.0.0.1

[FTP] ftpproto = ftp ftpport = 21 ftpuser = q ftppasswd = 1

[TIMING] sleepbeforegetalerts = 2 sleepbeforenexttest = 1 sleepbeforetwoftp = 2 urltimeout = 5

[SERVER] reverseshellport = 12345

[TESTS] clientSideAttacks = 1 testRules = 1 badTraffic = 1 fragmentedPackets = 1 bruteForce = 1 evasionTechniques = 1 shellCodes = 1 denialOfService = 1 pcapReplay = 1 normalUsage = 1 ipReputation = 0

[TESTS_PARAMS] ipreputationnbtests = 10

4.4. Pemilihan Modul Pengujian Pytbull

Modul pengujian yang dipilih dan akan digunakan untuk melakukan serangan pada Snort dan Suricata ini mewakili dari kesimpulan yang dibuat pada laporan yang disusun oleh “Verizon Business Risk Team”. Dari laporan tersebut dapat disimpulkan limabelas teratas serangan terhadap celah keamanan, yaitu :

59

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

- Keylogging dan spyware

Merupakan malware yang secara spesifik didesain secara diam – diam

untuk mengumpulkan, memantau dan melakukan pencatatan apa saja

yang dilakukan oleh pengguna sistem.

- Backdoor dan command / control

Adalah tools yang menyediakan remote akses atau mengendalikan

sistem yang terinfeksi atau bahkan keduanya dan didesain untuk

berjalan diam –diam.

- SQL injection

Teknik serangan yang diguanaan untuk mengeksploitasi bagaimana

halaman web berkomunikasi dengan back-end database.

- Penyalahgunaan sistem akses

Secara sengaja menyalahgunakan sumberdaya, akses maupun hak

istimewa yang diberikan kepada salah seorang dalam sebuah

organisaasi.

- Akses yang tidak diijinkan melalui informasi default

Merupakan suatu hal diamana penyerang mendapatkan akses ke dalam

sistem atu perangakat yang dilindungi dengan perlindungan standar

(yang dikenal dengan) username dan password.

- Pelanggaran terhadap penggunakan yang telah disetujui dan peraturan

lain

60

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Secara kebetulan atau sengaja bertujuan melanggar aturan yang telah

disepakati.

- Akses illegal melalui kelemahan ataukesalahan seting access control

lists (ACLs)

Ketika ACLs lemah atau salah konfigurasi, penyerang dapat

mengakses sumber daya dan menjalankan aksinya secara terang

terangan.

- Packet sniffer

Memonitor dan mengcapture data yang melalui jaringan

- Pengaksesan secara illegal melalui informasi yang dicuri

Penyerang memperoleh akses ke sistem terlindungi mengunakan data

yang valid tapi merupakan hasil curian.

- Pretexting atau social engineering

Teknik dimana penyerang menjalankan skenario untuk membujuk,

memanipulasi, atau menipu korban dalam menjalankan aksinya atau

menggali informasi.

- Membypass otentikasi

Menghindari otentikasi normal untuk mendapatkan akses ke dalam

sistem secara illegal.

61

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

- Pencuriat asset secara fisik

Pencurian asset secara fisik.

- Brute-force attack

Proses secara otomatis dengan mencoba memasukkan kombinasi

username dan password sampai berhasil.

- RAM scrapper

Merupakan bentuk baru dari malware yang didesain untuk menangkap

data dari RAM pada sistem.

Phishing (dan variasi “ishing” lainnya)

Adalah salah satu teknik social engineering dimana penyerang

menggunakan komunikasi elektronik (email) untuk mendapatkan

informasi penerima pesan

Pada Pytbull telah tersedia ____ pengujian yang terbagi ke dalam sembilan modul yang dapat dijalankan. Modul yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut :

- Client Side Attack

- TestRules

- Bad Traffic (non RFC compliant)

- Fragmented Packets

62

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

- Multiple Failed Logins/brute force

- Evasion techniques

- Malware dan Virus

- Shellcode

- Denial of Service

- Normal Usage

Tabel berikut adalah daftar serangan yang akan digunakan dalam pengujian IDS Snort dan Suricata : Tabel 4.1 Tabel daftar serangan yang dilakukan oleh Pytbull

# Description Module Port Payload fmt 1 doc1 clientSideAttacks wget 2 doc2 clientSideAttacks wget 3 file clientSideAttacks wget 4 pdf1 clientSideAttacks wget 5 pdf2 clientSideAttacks wget 6 pdf3 clientSideAttacks wget 7 pdf4 clientSideAttacks wget 8 pdf5 clientSideAttacks wget 9 pdf6 clientSideAttacks wget 10 pdf7 clientSideAttacks wget 11 pdf8 clientSideAttacks wget 12 pdf9 clientSideAttacks wget 13 pdf10 clientSideAttacks wget 14 pdf11 clientSideAttacks wget 15 pdf12 clientSideAttacks wget 16 pdf13 clientSideAttacks wget 17 pdf14 clientSideAttacks wget

63

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

18 pdf15 clientSideAttacks wget 19 pdf16 clientSideAttacks wget 20 pdf17 clientSideAttacks wget 21 pdf18 clientSideAttacks wget 22 pdf19 clientSideAttacks wget 23 pdf20 clientSideAttacks wget 24 pdf21 clientSideAttacks wget 25 pdf22 clientSideAttacks wget 26 pdf23 clientSideAttacks wget 27 pdf24 clientSideAttacks wget 28 pdf25 clientSideAttacks wget 29 pdf26 clientSideAttacks wget 30 pdf27 clientSideAttacks wget 31 pdf28 clientSideAttacks wget 32 pdf29 clientSideAttacks wget 33 pdf30 clientSideAttacks wget 34 pdf31 clientSideAttacks wget 35 pdf32 clientSideAttacks wget 36 pdf33 clientSideAttacks wget 37 pdf34 clientSideAttacks wget 38 pdf35 clientSideAttacks wget 39 pdf36 clientSideAttacks wget 40 pdf37 clientSideAttacks wget 41 pdf38 clientSideAttacks wget 42 pdf39 clientSideAttacks wget 43 ppt clientSideAttacks wget 44 swf1 clientSideAttacks wget 45 swf2 clientSideAttacks wget 46 xls1 clientSideAttacks wget 47 xls2 clientSideAttacks wget 48 xls3 clientSideAttacks wget 49 xls4 clientSideAttacks wget 50 xls5 clientSideAttacks wget

64

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

51 Simple LFI testRules 80/tcp socket 52 LFI using NULL byte testRules 80/tcp socket 53 Full SYN Scan testRules command 54 Full Connect() Scan testRules command 55 SQL Injection testRules 80/tcp socket 56 Netcat Reverse Shell testRules 22/tcp socket 57 Nikto Scan testRules command 58 Nmap Xmas scan badTraffic command 59 Malformed Traffic badTraffic scapy 60 Land Attack badTraffic scapy 61 Ping of death fragmentedPackets scapy 62 Nestea Attack 1/3 fragmentedPackets scapy 63 Nestea Attack 2/3 fragmentedPackets scapy 64 Nestea Attack 3/3 fragmentedPackets scapy 65 Multiple failed logins against bruteForce command FTP with ncrack 66 Nmap decoy test (6th position) evasionTechniques command 67 Nmap decoy test (7th position) evasionTechniques command 68 Hex encoding evasionTechniques 80/tcp socket 69 Nmap scan with fragmentation evasionTechniques command 70 Nikto Random URI encoding evasionTechniques command 71 Nikto Directory self reference evasionTechniques command 72 Nikto Premature URL ending evasionTechniques command 73 Nikto Prepend long random evasionTechniques command string 74 Nikto Fake parameter evasionTechniques command 75 Nikto TAB as request spacer evasionTechniques command 76 Nikto Change the case of the evasionTechniques command URL 77 Nikto Windows directory evasionTechniques command separator 78 Nikto Carriage return as request evasionTechniques command spacer 79 Nikto Binary value as request evasionTechniques command spacer

65

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

80 Javascript Obfuscation evasionTechniques 80/tcp socket 81 SHELLCODE ** sparc setuid 0 shellCodes 21/tcp socket 82 SHELLCODE x86 setgid shellCodes 21/tcp socket 83 SHELLCODE IRIX SGI + shellCodes 21/tcp socket NOOP 84 SHELLCODE x86 setgid 0 && shellCodes 21/tcp socket SHELLCODE x86 setuid 0 85 OVERFLOW attempt shellCodes 21/tcp socket 86 SHELLCODE x86 setuid 0 shellCodes 21/tcp socket 87 win32_bind_dllinject - shellCodes 21/tcp socket EXITFUNC=seh DLL=c:\ LPORT=4444 Size=312 Encoder=PexFnstenvSub 88 win32_bind_dllinject - shellCodes 21/tcp socket EXITFUNC=seh DLL=c:\ LPORT=4444 Size=312 Encoder=Pex 89 win32_bind - EXITFUNC=seh shellCodes 21/tcp socket LPORT=4444 Size=709 Encoder=PexAlphaNum 90 db "cmd.exe /c net user shellCodes 21/tcp socket USERNAME PASSWORD /ADD && net localgroup Administrators /ADD USERNAMEN" 91 Cisco: Creates a new VTY, shellCodes 21/tcp socket allocates a password then sets the privilege level to 15 92 Rothenburg Shellcode shellCodes 21/tcp socket 93 Schauenburg Shellcode shellCodes 21/tcp socket 94 Mainz/Bielefeld Shellcode shellCodes 21/tcp socket 95 DoS against MSSQL denialOfService scapy 96 ApacheBench DoS denialOfService command 97 hping SYN flood denialOfService command 98 slammer worm pcapReplay pcap 99 ApacheBench 10 requests normalUsage command 100 Standard ping normalUsage command

66

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.5. Instalasi web server

Pada komputer web server, perlu dilakukan instalasi apache2 agar dapat menyediakan layanan web yang nantinya digunakan untuk melakukan pengujian dengan menjalankan baris perintah :

#apt-get install apache2

Komputer web server dapat diganti dengan mengunggah file pengujian ke web hosting yang berada di internet, namun karena keterbatasan koneksi yang dimiliki maka menggunakan web server yang tidak terhubung dengan internet.

File yang digunakan untuk pengujian, disalin ke direktori /var/www/ .

Lakukan konfigurasi alamat IP pada komputer web server menggunakan alamat

IP 192.168.0.10/24.

4.6. Instalasi Oinkmaster

Oinkmaster adalah sebuah tools yang dapat digunakan untuk mengunduh dan memodifikasi rules yang berasal dari internet, jaringan local maupun dari file local. Oinkmaster akan menggunakan file berekstensi “tar.gz” untuk di ekstrak kemudian dilakukan modifikasi pada file yang diekstrak tersebut sesuai perintah yang telah dibuat pada file konfigurasi Oinkmaster.

Untuk menjalankan Oinkmaster dapat menggunakan perintah sebagai berikut :

67

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

#oinkmaster –C

[option] –o

Contoh :

#oinkmaster –C /etc/oinkmaster.conf –r –e -v –o

/etc/snort/rules

Untuk bantuan dalam menggunakan Oinkmaster dapat mengetikkan perintah

#oinkmaster -h

4.7. Hasil Pengujian

Setelah pengujian selesai, Pytbull akan mengaktifkan web server pytbull yang menampilkan hasil pengujian dalam antarmuka halaman web dengan alamat http://127.0.0.1:8080. Pengguna harus membuka alamat tersebut pada komputer client dengan menggunakan peramban yang tersedia pada komputer client.

Setelah alamat tersebut dibuka, maka Pytbull akan menampilkan hasil pengujian yang akan ditampilkan dalam bentuk grafik pada tab stats dan akan menampilkan hasil yang lebih detail pada tab details. Pengguna juga dapat melakukan pencarian atau hanya menampilkan hasil pengujian yang diinginkan dengan menggunakan tab search pada laman web Pytbull dan menentukan apa yang ingin ditampilkan.

Selain menampilkan grafik status pengujian, Pytbull akan menampilkan detail dari setiap hasil tes yang dijalankan dalam bentuk tabel dengan menampilkan data alert yang dipicu oleh setiap tes yang dijalankan. Selain menampilkan alert, pada tabel juga menampilkan hasil pengujian dengan

68

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

menampilkan indikator warna sama dengan pada halaman status yaitu merah, kuning, atau hijau untuk setiap tes yang dijalankan. Untuk beberapa tes yang dijalankan, Pytbull juga dapat tidak menampilkan hasil pengujian karena IDS tidak menghasilkan alert pada tes tersebut, tes tersebut tidak mengancam, atau tes tersebut sudah sudah diketahui oleh IDS bukan sebagai ancaman.

Gambar 4.2 Pytbull details

Dari tampilan detail setiap serangan yang dilakukan oleh Pytbull, data yang ditampilkan kemudian dianalisa dan ditampilkan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut :

69

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

16

14 12 10 8 6 4 Snort

2 Suricata JumlahSerangan Terdeteksi 0

Modul Pengujian

Gambar 4.3Grafik Hasil pengujian

Snort

Suricata

13:40.800 13:49.440 13:58.080 14:06.720 14:15.360 14:24.000 14:32.640 Waktu Pengujian (menit)

Gambar 4.4 Grafik waktu pengujian

70

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.8. Analisa Pengujian

4.8.1. Skenario 1

Hasil pengujian pada Skenario 1 menunjukkan hasil seperti pada grafik berikut :

16

14 12 10 8 6 4 Snort

2 Suricata JumlahSerangan Terdeteksi 0

Modul Pengujian

Gambar 4.5Grafik hasil pengujian Skenario 1

Dari grafik hasil pengujian diperoleh hasil bahwa pada Snort dan Suricata dapat mendeteksi adanya percobaan serangan client side. Suricata dapat mendeteksi secara tepat 4 pola serangan yang dilancarkan pada modul serangan client side ini sedangkan Snort hanya dapat mendeteksi 1 pola serangan. Serangan yang berhasil dideteksi oleh Suricata dan Snort adalah serangan yang tersembunyi dalam file yang diunduh oleh IDS. Suricata mendeteksi adanya empat file yang

71

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

terdeteksi merupakan ancaman pada file pdf7, pdf9, pdf14, dan pdf39, sedangkan

Snort hanya mendeteksi ancaman pada file pdf12. Suricata mendeteksi adanya ancaman bahwa terdapat file yang tersembunyi pada file pdf7, adanya perintah untuk melakukan PING pada IRC yang terdapat pada file pdf9, pada file pdf14 mendeteksi adanya kemungkinan percobaan serangan Shellcode 0x0c0c0c0c Heap

Spray, dan adanya file PDF dengan fungsi penilaian yang kemungkinan berbahaya. Sementara Snort mendeksi adanya sambungan tcp pada SSL yang buruk pada file PDF12.

Pada modul testRules, Snort mampu mendeteksi dua serangan lebih banyak dari Suricata yang hanya mampu mendeteksi empat serangan pada modul testRules. Suricata tidak dapat mendeteksi adanya serangan pada serangan Simple

LFI dan LFI using NULL byte dan hanya mendeteksi bahwa Firefox yang digunakan adalah palsu atau tidak didukung, namun Snort dapat mendeteksinya sebagai serangan yang mencoba untuk memperoleh informasi password yang berada pada direktori /etc/passwd/ . Suricata juga tidak mampu mendeteksi adanya serangan Netcat Reverse Shell, namun Snort dapat mendeteksinya. Snort tidak dapat mendeteksi adanya serangan SQL Injection yang dilancarkan namun

Suricata dapat mendeteksinya dengan baik.

Modul serangan bad Traffic terdiri dari tiga uji coba serangan yaitu Nmap

Xmas scan, malformed traffic, dan Land Attack. Dari ketiga serangan

72

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

tersebut,Suricata hanya dapat mendeteksi adanya malformed traffic dimana IP yang digunakan adalah versi 3. Snort dapat mendeteksi adanya dua serangan yang dilancarkan yaitu pada modul Nmap Xmas Scan dan Land Attack.

Pada modul fragmentedPacket, Snort mendeteksi adanya perintah PING dengan paket yang besar pada Serangan Ping of death, sementara pada modul serangan Nestea Attack 1/3, 2/3, dan 3/3 tidak mendeteksi adanya serangan.

Suricata hanya mampu mendeteksi serangan pada Nestea Attack 3/3 dengan mendeteksi adanya pemecahan paket (fragmentasi) yang saling tumpang tindih.

Pada modul pengujian multipleFailedLogin, Snort dan Suricata dapat mendeteksi adanya percobaan untuk mengakses servis vsftpd oleh pihak luar dengan cara memasukkan kombinasi username dan password secara terus menerus.

Pada modul pengujian evasionTechniques yang terdiri dari 15 serangan dimana 13 serangan yang digunakan menggunakan tools bernama nikto. Snort dan

Suricata tidak dapat mendeteksi serangan Hexd encoding dimana Snort mendeteksinya hanya sebagai bad traffic, sementara Suricata hanya mendeteksi bahwa Firefox yang digunakan adalah palsu atau tidak didukung. Snort juga tidak dapat mendeteksi pada serangan JAvascript Obfuscation.

73

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pada modul pengujian shellcodes yang terdiri dari 14 serangan, Snort dapat mendeteksi 4 serangan shellcodes yaitu pada shellcode ** sparc setuid

0,shellcode x86 setgid, shellcode x86 setgid 0 && shellcode x86 setuid 0, dan shellcode x86 setuid 0. Sedangkan pada seranganshellcodes lainnya, Snort mendeteksi adanya serangan shellcode namun tidak sesuai dengan serangan yang dilancarkan (missdetection) . Suricata hanya dapat mendeteksi 3 3 serangan shellcode yaitu pada shellcode ** sparc setuid

0,win32_bind_dllinject - EXITFUNC=seh DLL=c:\

LPORT=4444 Size=312 Encoder=PexFnstenvSub, dan Rothenburg

Shellcodes. Suricata mendeteksi adanya serangan rothenburg shellcodes pada serangan win32_bind_dllinject - EXITFUNC=seh DLL=c:\

LPORT=4444 Size=312 Encoder=PexFnstenvSub dikarenakan terdapat pola shellcodes yang sama dengan pola Rothenburg shellcodes.

Pada modul denialOfService dan pcapReplay, Snort tidak mendeteksi serangan yang dilancarkan, sementara Suricata mendeteksi serangan DoS against

MSSQL pada modul denialOfService dimana serangan ditujukan ke servis

MSSQL pada port 1433, dan file pcap berisi Slammer Worm berhasil dideteksi oleh Suricata.

Snort dan Suricata keduanya dapat mendeteksi Standard ping pada modul pengujian normalUsage.

74

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pada skenario 1 ini Snort menggunakan rules dari versi yang sudah dibilang out-dated sedangkan Suricata menggunakan rules terbaru yang langsung diunduh ketika proses instalasi. Meskipun masih terlihat bahwa pada beberapa modul pengujian Snort dapat mendeteksi sedikit lebih banyak daripada Suricata.

Snort dapat unggul pada modul pengujian testRules, badTraffic,dan shellCodes.

Sedangkan Suricata unggul pada modul pengujian clientSide, evasionTechniques, denialOfService dan pcapReplay. Dari analisa diperoleh informasi bahwa jumlah percobaan serangan terbanyak yang dapat dideteksi adalah pada modul evasionTechniques, dimana pada evasionTechniques ini 10 dari 15 percobaan serangan dilakukan dengan menggunakan tools Nikto. Nikto ini merupakan suatu tools yang digunakan untuk melakukan pemindain celah keamanan pada web server.

Tabel 4.2 Tabel hasil pengujian Skenario 1 Snort Suricata clientSide 1 4 testRules 6 4 badTraffic 2 1 fragmentedPacket 1 1 multipleFailedLogin 1 1 evasionTechniques 13 14 shellCodes 4 3 denialOfService 0 1 pcapReplay 0 1 normalUsage 1 1 Jumlah 29 31

75

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Dari penjumlahan 10 modul pengujian pada masing – masing IDS,

Suricata dapat mendeteksi 31 percobaan serangan dari 100 percobaan serangan, sedangkan Snort dapat mendeteksi 29 percobaan serangan dari 100 percobaan serangan. Dari hasil skenario 1 ini, Suricata sedikit lebih unggul daripada Snort.

Snort Suricata

13:40.800 13:49.440 13:58.080 14:06.720 14:15.360 14:24.000 14:32.640 Waktu Pengujian (menit)

Gambar 4.6 Grafik waktu pengujian Skenario 1

Dari hasil waktu rata – rata pengujian pada skenario 1, diperoleh hasil bahwa Suricata memerlukan waktu selama 14 menit 25,399 detik untuk menyelesaikan pengujian skenario 1. Sedangkan snort hanya membutuhkan waktu rata – rata selama 13 menit 57,075 detik dalam untuk menyelesaikan pengujian pada skenario 1. Dengan selisih waktu yang mendekati 27 detik, Snort mampu unggul dengan waktu pendeteksian yang lebih baik.

76

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.8.2. Skenario 2

30

25

20

15

10 Snort 5

Suricata JumlahSerangan Terdeteksi 0

Modul Pengujian

Gambar 4.7 Grafik hasil pengujian Skenario 2

Hasil pengujian pada skenario 2 dapat dilihat pada grafik diatas, dimana pengujian dilakukan pada IDS yaitu Suricata, dan Snort. Pada skenario 2 ini, pembaharuan rules dilakukan dengan cara mengunduh pembaharuan rules dari laman web http://snort.org untuk Snort, dan http://emergingthreats.net/open untuk

Suricata. Pembaharuan yang diunduh terkompresi dalam file arsip berekstensi tar.gz . Arsip unduhan tadi, untuk kemudian diekstrak ke direktori rules yang akan digunakan oleh Snort dan Suricata. Jadi pembaharuan pada skenario 2 ini hanya sebatas unduh, ekstrak, dan kemudian dipakai tanpa dilakukan perubahan pada file rules maupun baris alert pada file rules.

77

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pada modul pengujian clientSide, Snort dan Suricata dapat mendeteksi serangan pada modul clientSide ini. Pada modul pengujian clientSide ini, Snort dapat mendeteksi 25 file yang mencurigakan yang diunduh. Dua puluh lima file tersebut memicu alert “SDF Combination Alert” yang berarti adanya kemungkinan beberapa data sensitif yang terdapat pada file tersebut yang dikirimkan melalui jaringan. Suricata hanya mendeteksi 2 file mencurigakan yaitu pada pdf7 dan pdf14.

Pada modul pengujian testRules, Suricata unggul dengan mendeteksi 3 serangansedangkan Snort hanya dapat mendeteksi 1 serangan. Suricata mendeteksi dua serangan pada uji serangan SQL Injection dan Nikto Scan, sedangkan pada Snort hanya mendeteksi pada uji serangan Nikto Reverse Shell.

Pengujian pada modul badTraffic hanya dapat dideteksi oleh Suricata tetapi hanya satu serangan pada modul badTraffic yang terdeteksi yaitu pada serangan malformed traffic yang memicu munculnya alert pada Suricata dengan keterangan versi IP yang digunakan salah. Alert yang muncul adalah sebagai berikut

[**] [1:2200011:1] SURICATA IPv4 wrong IP

version [**] [Classification: (null)] [Priority:

3] [**] [Raw pkt: BC 5F F4 56 DF AB 60 EB 69 0E B8

C7 08 00 32 00 00 1C 00 01 00 00 40 01 09 C7 C0 A8

01 64 C0 A8 ]

78

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Snort pada modul fragmentedPacket dapata mendeteksi dua serangan, sedangkan Suricata dapat mendeteksi satu serangan. Pada Snort yang terdeteksi adalah serangan Nestea Attack 1/3 dan Netstea Attack 3/3. SnortET hanya pada serangan Nestea Attack 1/3 dan Suricata hanya mendeteksi pada Nestea Attack

3/3.

Pada modul pengujian bruteForce dimana serangan dilakukan dengan melakukan ujicoba login secara paksa terhadap servis FTP dengan menggunakan kombinasi username dan password yang salah berulang kali, Suricata dapat mendeteksi. Snort ternyata tidak mendeteksi adanya upaya login secara paksa tersebut.

Suricata pada modul pengujian evasionTechniques dapat mendeteksi 14 percobaan serangan dari 15 percobaan serangan dan hanya tidak mendeteksi pada percobaan serangan Hex Encoding. Snort sendiri ternyata pada modul evasionTechniques ini hanya dapat mendeteksi 3 dari 15 percobaan serangan, yaitu dengan hanya mendeteksi percobaan serangan Nmap decoy test (6th position), Nmap decoy test (7th position), dan Nmap scan with fragmentation.

Pada modul pengujian shellCodes, Suricata dapat mendeteksi dan mengidentifikasi 3 serangan shellcodes yaitu SHELLCODE ** sparc setuid 0, win32_bind_dllinject - EXITFUNC=seh DLL=c:\

LPORT=4444 Size=312 Encoder=PexFnstenvSub, dan Rothenburg

Shellcode. Sedangkan Snort hanya mendeteksi serangan shellcodes sebagai

79

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

perintah TELNET pada kanal perintah FTP dan tidak dapat mengidentifikasi termasuk serangan shellcode yang mana.

Pada modul pengujian denialOfService, ketiga IDS yaitu Suricata dan

Snort dapat mendeteksi satu pola serangan. Pola serangan yang terdeteksi adalah pada serangan DoS pada MSSQL yaitu pada port 1433. Ketiga IDS mendeteksi adanya PING dengan kapasitas yang besar tehadap port 1433 pada IDS.

File slammer_rw.pcap yang dikirimkan pada modul pcap replay, hanya dapat terdeteksi oleh Suricata, sedangkan Snort tidak dapat mendeteksinya.

Pada modul normalUsage, Suricata dapat mendeteksi adanya standard

PING, sedangkan pada Snort tidak dapat mendeteksinya,,

Pada skenario 2 ini, hasil pengujian yang diperoleh pada Snort mengalami penurunan pendeteksian terutama pada modul pengujian shellcodes dan evasion techniques dimana pada shellcodes Snort hanya mendeteksinya sebagai perintah

TELNET, sedangkan pada modul evasion tedchniques hanya dapat mendeteksi 3 dari 15 serangan. Sementara pada beberapa modul Suricata.

Penurunan jumlah serangan yang terdeteksi oleh Snort diakibatkan oleh banyaknya baris alert pada file rules yang digunakan oleh Snort tidak diaktifkan.

Sedangkan pada Suricata penurunan yang tidak terlalu banyak juga diakibatkan karena terdapat beberapa baris alert yang berhubungan dengan percobaan serangan yang dilancarkan oleh Pytbull tidak diaktifkan ketika menggunakan file rules yang diperbaharui.

80

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian skenario 2

Snort Suricata clientSide 25 2 testRules 1 3 badTraffic 0 1 fragmentedPacket 2 1 multipleFailedLogin 0 1 evasionTechniques 3 14 shellCodes 0 3 denialOfService 1 1 pcapReplay 0 1 normalUsage 0 1 Jumlah 32 28

Dari hasil pengujian pada skenario 2 ini, Snort lebih unggul daripada Suricata dalam mendeteksi serangan clientSide dimana Snort dapat mendeteksi 25 percobaan serangan sedangkan Suricata dapat mendeteksi 2 percobaan serangan.

Sedangkan Suricata hanya dapat mendeteksi 28 dari 100 percobaan serangan,

Suricata lebih unggul daripada Snort dalam mendeteksi 9 modul lainnya.

81

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Snort Suricata

12:23.04012:40.32012:57.60013:14.88013:32.16013:49.44014:06.72014:24.000 Waktu Pengujian (menit)

Gambar 4.8Grafik waktu pengujian Skenario 2

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 1 kali pengujian pada skenario 2 ini , waktu rata – rata tercepat diperoleh Suricata dengan waktu 13 menit 4 detik sedangkan Snort menyelesaikan pengujian dengan selisih waktu mencapai 1 menit 4 detik dari Suricata. Dengan jumlah pendeteksian yang lebih banyak, Snort lebih baik daripada Suricata. Akan tetapi jika dilihat secara keseluruhan, Suricata dapat mendeteksi adanya percobaan serangan dari 10 modul pengujian yang diujikan dengan waktu yang lebih cepat daripada Snort.

82

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.8.3. Skenario 3

30

25

20

15

10 Snort Suricata

Jumlah Serangan Terdeteksi 5

0

Modul Pengujian

Gambar 4.9Grafik hasil pengujian Skenario 3

Pada pengujian skenario 3 dengan menggunakan rules yang telah diperbaharui menggunakan Oinkmaster dengan pilihan untuk mengaktifkan semua baris alert pada file rules menunjukkan hasil sebagai berikut. Pada modul clientSide Snort dapat mendeteksi 27 file mencurigakan sedangkan Suricata jauh tertinggal dengan mendeteksi 10 file saja. File mencurigakan tersebut antara lain adanya hex obfuscation, mengunduh file installer pada windows berekstensi MSI, maupun serangan shellcodes.

83

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Pada modul pengujian testRules, Suricata dan Snort dapat mendeteksi 7 uji coba serangan.

Suricata pada modul pengujian badTraffic dapat mendeteksi 3 pecobaan serangan, sedangkan Snort hanya 1 serangan saja. Pada Snort hanya dapat mendeteksi pada percobaan serangan NMAP Xmas Scan tetapi tidak mendeteksi percobaan serangan Maformed Traffic dan Land Attack.

Pada modul pengujian fragmentedPackets, Suricata hanya mendeteksi 2 dari 4 percobaan serangan, sedangkan Snort dapat mendeteksi 3 dari 4 percobaan serangan. Percobaan serangan Nestea Attack 2/3 dengan muatan send(IP(dst="192.168.1.101", id=42, frag=48)/("X"*116), verbose=0) tidak dapat dideteksi oleh kedua IDS, sedangkan percobaan serangan Ping of Death dapat dideteksi oleh kedua IDS. Snort dapat mendeteksi adanya percobaan serangan Nestea Attack 1/3. Snort dan Suricata dapat mendeteksi percobaan serangan Nestea Attack 3/3.

Pada percobaan serangan untuk multiple Failed Login, kedua IDS dapat mendeteksi adanya usaha untuk memperoleh hak akses ke komputer target secara paksa.

Pada modul pengujian evasionTechniques, Suricata dan Snort dapat mendeteksi jumlah percobaan serangan yang sama yaitu 14 dari 15 percobaan serangan. Pada Suricata taidak dapat mendeteksi adanya percobaan serangan Hex

Encoding yang dilancarkan dan hanya mendeteksi bahwa firefox tidak didukung.

84

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Sedangkan Snort tidak dapat mendeteksi percobaan serangan Javascript

Obfuscation.

Pada modul serangan Shellcodes, Suricata dapat mendeteksi 10 dari 14 percobaan serangan sedangkan Snort dapat mendeteksi 8 dari 14 percobaan serangan. Kedua IDS tidak dapat mendeteksi percobaan serangan SHELLCODE

IRIX SGI + NOOP, OVERFLOW attempt, danCisco: Creates a new VTY, allocates a password then sets the privilege level to 1. Snort dan Suricata juga tidak dapat mendeteksi

Mainz/Bielefeld Shellcode . Snort juga tidak dapat mendeteksi percobaan serangan db "cmd.exe /c net user USERNAME PASSWORD

/ADD && net localgroup Administrators /ADD USERNAMEN".

Pada modul pengujian denialOfService, kedua IDS hanya mendeteksi adanya ancaman pada percobaan serangan DoS against MSSQL. Sedangkan pada percobaan serangan ApacheBench DoS dan hping SYN flood ketiganya tidak dapat mendeteksi adanya ancaman.

Modul pengujian pcapReplay, Suricata dapat mendeteksi adanya file pcap bermuatan slammer worm, sedangkan pada Snort tidak terdeteksi isi muatan pada file pcap tersebut. Ada kemungkinan bahwa Snort tidak dapat mendeteksi file pcap yang telah terinfeksi atau tidak dapat mendeteksi slammer worm itu sendiri.

Pada modul pengujian normalUsage, kedua IDS dapat mendeteksi pada percobaan serangan Standard Ping yang berisi perintah /bin/ping -c 1

85

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

192.168.1.101 . sedangkan pada percobaan serangan ApacheBench 10 requests dengan muatan perintah /usr/bin/ab -k -c 10 -n 10 http://%target%/ tidak dapat terdeteksi oleh ketiga IDS.

Peningkatan jumlah pendeteksian yang dilakukan oleh Snort dan Suricata disebabkan karena semua baris alert pada rules yang digunakan telah diaktifkan.

Pengaktifan baris alert tersebut dilakukan dengan menghilangkan tanda hashtag

(#) pada awal setiap baris alert.

Tabel 4.4Tabel hasil pengujian Skenario 3

Snort Suricata clientSide 27 10 testRules 7 7 badTraffic 1 3 fragmentedPacket 3 2 multipleFailedLogin 1 1 evasionTechniques 14 14 shellCodes 8 10 denialOfService 1 1 pcapReplay 0 1 normalUsage 1 1 Jumlah 63 50

Dari hasil penjumlahan 10 modul pengujian pada skenario 3 ini, Snort dapat mendeteksi dengan jumlah total 63 percobaan serangan, sedangkan Suricata dapat mendeteksi 50 dari 100 percobaan serangan. Dari hasil penjumlahan pada tabel hasil pengujian skenario 3, Snort lebih unggul daripada Suricata.

86

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

IDS

Snort

Suricata

10:04.800 10:22.080 10:39.360 10:56.640 11:13.920 Waktu Pengujian (menit)

Gambar 4.10 Grafik waktu pengujian Skenario 3

Pada pengujian skenario 3 ini, rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1 kali pengujian dapat dilihat pada grafik di atas. Suricata dapat menyelesaikan pengujian skenario 3 ini dengan waktu 10 menit 27 detik. Suricata menjadi yang tercepat pada skenario 3 ini, kemudian disusul oleh Snort dengan selisih 31 detik. Pada skenario 2 ini Snort lebih baik daripada Suricata dengan jumlah percobaan serangan yang terdeteksi lebih banyak daripada Suricata.

87

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

4.9. Analisa Hasil

Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap Snort dan Suricata yang terbagi dari 4 skenario pengujian, dapat dirangkum pada table berikut :

Tabel 4.5Tabel rangkuman hasil pengujian

Skenario Keterangan Snort Suricata Jumlah terdeteksi 29 31 1 Waktu pengujian 13 menit 57,076 detik 14 menit 25,399 detik Penggunaan RAM 112.2 MB 561,0 MB Jumlah terdeteksi 32 28 2 Waktu pengujian 14 menit 08,218 detik 13 menit 04,655 detik Penggunaan RAM 277.2 MB 650,1 MB Jumlah terdeteksi 63 50 3 Waktu pengujian 11 menit 03,024 detik 10 menit 27,605 detik Penggunaan RAM 1003,2 MB 2006,4 MB

Dari tabel rangkuman hasil pengujian, jumlah percobaan serangan yang terdeteksi oleh Snort lebih banyak daripada Suricata pada ketiga skenario pengujian namun berimbas pada waktu pengujian yang lebih lambat daripada

Suricata pada skenario 2, skenario 3, dan skenario 4. Dari kebutuhan memori yang digunakan terlihat bahwa Snort menggunakan memori yang lebih sedikit daripada

Suricata.

Pada pengujian skenario 1, Suricata dapat mendeteksi serangan lebih banyak daripada Snort karena Suricata menggunakan rules terbaru sedangkan

Snort menggunakan rules yang sudah lama sebagai rules bawaan. Sedangkan pada hasil pengujian skenario 2 dan skenario 3, Snort lebih banyak mendeteksi

88

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

serangan daripada Suricata. Hal ini bisa terjadi dikarenakan Snort menggunakan lebih banyak rules daripada Suricata. Pada Snort sendiri menggunakan 22.167 rules dan 329 so_rules, sedangkan pada Suricata menggunakan 19660 rules.

Dengan menggunakan lebih banyak rules Snort dapat lebih banyak mendeteksi serangan.

Pada skenario 3 yaitu pengujian dengan diaktifkannya semua rules pada

Suricata dan Snort, kebutuhan memori untuk melakukan pendeteksian juga meningkat. Pada Suricata, penggunaan memori pada skenario 3 yang mencapai 2 kali lipat kebutuhan memori Snort menunjukkan bahwa kecepatan pendeteksian juga dapat terpengaruh oleh penggunaan memori yang lebih besar.

Penggunaan memori yang lebih besar pada Suricata ini dikarenakan pada file konfigurasi Suricata yaitu suricata.yaml ada konfigurasi untuk mengatur profile detection engine dari Suricata yang diatur secara default menjadi

“medium”. Maksud dari profile detection engine ini adalah mengatur penggunaan memori yang digunakan untuk menjalankan Suricata. Penggunaan memori ini dapat berubah sesuai dengan banyaknya jumlah rules yang diaktifkan dan digunakan untuk melakukan pendeteksian.

89

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan menggunakan Pytbull terhadap IDS dengan menggunakan konfigurasi rules yang berbeda, maka didapatkan hasil yang dapat digunakan sebagai masukan kepada administratr jaringan sebagai berikut :

1. Rules Snort versi 2.9.7 lebih bagus dan update daripada Suricata

(“pada skenario 3”).

5.2. SARAN Selain itu ada beberapa saran yang bisa dikembangkan pada penelitan ini selanjutnya, antara lain:

1. Menggunakan konfigurasi yang telah dioptimalkan untuk masing –

masing IDS Snort dan Suricata.

2. Dapat dilakukan perbandingan penggunaan sumber daya komputer

dengan konfigurasi yang telah dioptimalkan.

3. Menggunakan tool pengujian IDS/IPS lain selain Pytbull.

90

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aanval. Snort vs Suricata.10 Juni 2014.https://wiki.aanval.com/wiki/Snort_vs_suricata

Damaye, Sébastien. Pytbull. 10 Juni 2014. http://pytbull.sourceforge.net

Damaye, Sebastien. Suricata-vs-Snort. 10 Mei 2015.http://www.aldeid.com/wiki/suricata-vs-snort/

Gerber, John. Three Open Source IDS/IPS Engines: The Setup. Security Advancements at the Monastery.4 Juli 2014.http://blog.securitymonks.com/2010/08/26/three-little-idsips- engines-build-their-open-source-solutions/.

Glines, Allen.2012. IT Pro Ranking:IPS and IDS.reports.informationweek.com

Komputer, Wahana..2010. Tutorial 5 Hari: Belajar Hacking dari NOL. Yogyakarta:Penerbit Andi

Kristianto, Hengki. Pengertian Macam Macam Topologi Jaringan Komputer. 13 Juni 2015. http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2013/10/pengertian- macam-macam-topologi-jaringan-komputer.html

Oinkmaster. Oinkmaster. 21 Juli 2015.http://oinkmaster.sourceforge.net

Rafiudin, Rahmat. 2010. Mengganyang Hacker Dengan Snort. Yogyakarta : Penerbit Andi

Redmine. Rule Management with Oinkmaster . 21 Juli 2015. https://redmine.openinfosecfoundation.org/projects/suricata/wiki/Rule_Ma nagement_with_Oinkmaster

Redmine. Suricata : Ubuntu Installation.20 November 2014. https://redmine.openinfosecfoundation.org/projects/suricata/wiki/Ubuntu_I nstallation#Ubuntu-Installation https://redmine.openinfosecfoundation.org

Snort. Snort.15 Juli 2014. http://snort.org/

Suricata. Open Source IDS / IPS / NSM engine. 15 Juli 2014. http://suricata- ids.org/

Vuurmur. Using Suricata IPS with Vuurmur. 18 September 2015.https://www.vuurmuur.org/trac/wiki/Suricata

91

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Wagito.2005. Jaringan Komputer : Teori dan Implementasi Berbasis Linux . Jogjakarta:Gava Media.

92