Geliat Komik Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005 Geliat Komik Indonesia Hanny Hafiar dan Oji Kurniadi ABSTRACT The expectation to send the victory of Indonesian comics as well as in 1960 is getting wider. The rising of Indonesian youth comic maker through the big or Indy publishing house is one of the indications. But the expectation would be blown by a lot of problems. The problems are the quality of drawing and story line from young comic maker that still adopts Japanese style, the existence of porn illegal comics decreases attention of reader to read local comics, suboptimal controlling of government to illegal publishing and the pride less of our society to their own products. Teamwork from a lot of element with each portion is a must to handle the problems, so we can hope that foreign comic which is some time inappropriate with our culture not dominate Indonesian comics industry anymore. Kata kunci: komik Indonesia, manga, penerbit indie 1. Fenomena Komik di Indonesia dikemas ulang oleh penerbit di Indonesia seperti PT. Elexmedia Komputindo, M&C, Level Comics, Ada gula ada semut. Pepatah tersebut Dragon Comics, Sakura, dan Tiga Serangkai dll. mencerminkan keadaan bisnis komik di Indonesia. Karena isi ceritanya menarik, gambarnya Tingginya animo pembaca komik di Indonesia bagus, dan hasil terjemahannya sesuai dengan menyebabkan menjamurnya perusahaan penerbit konteks, maka komik Jepang yang biasa disebut dan pendistribusi komik di Indonesia, baik legal dengan Manga dengan cepat dapat memeroleh maupun ilegal. Hal ini dilakukan untuk memenuhi popularitas di kalangan pecinta komik Indonesia, permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap sehingga nama-nama seperti Adachi Mitsuru, komik-komik yang dianggap menarik untuk dibaca. Yukari Kawachi, Eriko Onno, dan Naoki Urosawa, Komik adalah suatu bentuk seni yang segera melekat di benak pembaca komik sebagai menggunakan gambar-gambar tidak bergerak, yang mangaka yang memiliki hasil karya yang ditunggu- disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk tunggu. jalinan cerita serta dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk seperti 2. Pengaruh Komik strip dalam koran atau majalah, hingga dibuat terhadap Berbagai Bidang seperti buku. Komik yang beredar di Indonesia didominasi Popularitas komik telah memengaruhi dunia oleh komik yang dibuat oleh pembuat komik atau seni peran, karena dewasa ini muncul fenomena mengaka asal Jepang, yang diterjemahkan dan pembuatan sinetron yang ide ceritanya diadaptasi Hanny Hafiar dan Oji Kurniadi. Gelliat Komik Indonesia 359 dari jalan cerita sebuah komik yang biasa disebut Namun, fenomena yang paling menarik untuk dorama. Beberapa dorama ini bahkan sempat diamati adalah munculnya manga school, atau booming di pasaran. Hal ini merujuk pada serial lembaga pendidikan yang menyediakan “Meteor Garden” yang diproduksi Taiwan, yang pengajaran cara membuat komik. Hal ini dianggap mampu meraup jutaan dolar dan disiarkan di menarik mengingat dengan adanya sekolah atau berbagai negara, baik di Asia ataupun di Eropa. lembaga kursus pembuat komik, maka diharapkan “Meteor Garden” merupakan serial TV yang akan muncul minat anak bangsa untuk meramaikan memopulerkan nama Jerry Yan, Vic Zhou, Ken Zhu, kancah perkomikan di Indonesia dengan karyanya serta bintang muda Taiwan lainnya, yang sampai sendiri yang orisinal dan kontekstual dengan saat ini masih identik dengan tokoh Tao Ming Tse, keadaan serta budaya bangsanya sendiri. Jika hal Hua Ce Lei, dan Xie Men sebagai karakter anggota ini terjadi, maka secercah harapan akan munculnya F4 yang ada dalam komik Hana Yori Dango besutan geliat komik Indonesia ke permukaan dan tidak lagi Yoko Kamio seorang mangaka senior asal jepang. ditenggelamkan oleh komik impor bukanlah Sesungguhnya, isi cerita komik yang merupakan sebuah utopia. diadaptasi menjadi tayangan televisi sudah lama terjadi, namun kebanyakan bentuk tayangannya 3. Perkembangan Komik di Indonesia pun berbentuk animasi yang diistilahkan menjadi Sesungguhnya, komik Indonesia sempat Anime. Contohnya adalah serial Doraemon, De- menjadi tuan rumah di negaranya sendiri berkat tective Conan, Crayon Shinchan, Kobo Chan, karya-karya R.A. Kosasih, Adisoma, Jan Chibi Maruko, Dragon Ball, dan Kapten Tsubasa. Mintaraga, maupun Hans Jaladara, yang Popularitas komik tidak hanya mengangkat kisah pewayangan, pahlawan rekaan menyemarakkan dunia pertelevisian, namun juga yang bernuansa lokal, maupun cerita remaja ala merambah ke dunia fashion dengan kemunculan Indonesia. Namun, seiring perkembangan zaman, Harajuku Style dan Lolita style, yang sejak tahun 90-an komik yang diminati masyarakat menginspirasi para penikmat mode untuk mencoba bergeser menjadi Kungfu Boy, Candy-Candy bereksperimen dengan gaya berpakaian yang ataupun City Hunter karya komikus Jepang. ditampilkan oleh karakter tokoh dalam komik Pergeseran ini menyebabkan komik Indonesia tidak berjudul Gals karya Mihona Fuji. lagi banyak diminati pembacanya. Hal ini dapat Selain itu, komik juga menyemangati para diamati melalui minimnya ketersedian komik lokal pembuat program permainan interaktif, baik yang dibandingkan dengan komik impor di berbagai toko berbentuk game computer maupun game console. buku. Komik Jepang berjudul Sengoku karya Hideki Seyogianya, dengan keberadaan manga Miyashita dan Ragnarok karya Lee Myung Jin asal school yang mulai bertebaran di kota-kota besar, Korea merupakan komik yang telah diadaptasi diharapkan dapat menjadi konduktor bagi anak menjadi sebuah game online yang banyak diminati negeri yang berbakat dalam bidang grafis untuk para gamer di Indonesia. menghasilkan karya sendiri yang patut ditunggu- Masih banyak contoh lain dari pengaruh tunggu oleh para penggemar komik di Indonesia, booming komik dalam berbagai bidang, seperti sehingga komik Indonesia dapat bangkit kembali munculnya situs-situs yang menjadi wadah para menjadi raja di negaranya sendiri. penggemar komik, merchandise dengan berbagai Keberadaan manga school di Indonesia, gambar karakter komik ataupun m-komik (mobile setidaknya telah membawa angin segar bagi para comic) yang menggunakan fasilitas seluler. Hal ini, peminat grafis yang ingin membuat komik, karena tentunya, merangsang tumbuhnya bisnis baru para sensei di manga school memberikan yang melibatkan komik secara langsung ataupun pemahaman dan pengasahan tentang cara tidak langsung sebagai salah satu industri yang membuat komik, baik dari penyusunan alur cerita layak mengundang perhatian investor. hingga pembuatan gambar. Para sensei yang 360 MEDIATOR, Vol. 9 No.2 Desember 2008 Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005 sebagian berasal dari Jepang juga memperkenalkan midodareni, kenduri, khitanan, ataupun kemben. alat-alat khusus seperti toning, striping, mata pena dll, untuk membuat komik, agar tiap frame dari komik 4. Kendala bagi Komik Indonesia memiliki nilai artistik yang lebih baik. Kebangkitan komik Indonesia di tanah air ini Selain itu, perkembangan menarik lainnya tidak mudah diwujudkan begitu saja mengingat adalah munculnya wadah-wadah pecinta komik melibatkan banyak faktor bersifat kompleks yang yang aktif melakukan berbagai kegiatan, seperti melingkupinya. Sebut saja, misalnya kreativitas pameran komik, seminar tentang komik, jumpa komikus muda Indonesia yang masih berkiblat komikus, bahkan sharing info mengenai cara-cara pada gaya berkomik mangaka Jepang. penerbitan komik, baik menggunakan jalur penerbit Hal ini terlihat dengan adanya penyebutan besar maupun penerbit indie. Melalui berbagai identitas diri berbau Jepang, seperti Anzu dan kegiatan inilah yang akhirnya membangkitkan Shinju Arisa, sebagai nama samaran dari sang minat komikus muda Indonesia untuk mencoba komikus Indonesia. Selain itu, setting dan alur cerita membuat dan mempulikasikan karyanya sendiri. yang diangkat komikus muda Indonesia pun masih Indikasi kebangkitan komikus tanah air bergaya Jepang. Penggunaan seragam bermodel ditandai dengan kemunculan komikus muda yang sailor layaknya seragam sekolah di Jepang mulai mempublikasikan hasil karyanya seperti ataupun mengangkat kisah cinta di antara teman Anzu, Shinju Arisa, T-Wolv, Hiei-D, Calista, Lily, sejak kecil yang merupakan ciri khas alur cerita Blue Sea, Kartika, Mega Ashtari ataupun Cynara. komik Jepang. Meskipun jumlah hasil karyanya masih terbatas, Artinya, komikus muda Indonesia belum namun Tankôbon (komik berupa buku) mereka memiliki keteguhan hati untuk menampilkan sudah diterbitkan oleh penerbit sebesar PT. seragam putih abu-abu dan kisah cinta ala Siti Elexmedia Komputindo, anak perusahaan Nurbaya yang merupakan realita dalam budaya Kelompok Kompas Gramedia, yang merupakan Indonesia. Padahal, sesungguhnya jika komikus perusahaan penerbit dengan jaringan usaha yang muda ingin meraih popularitas di hati pembaca In- tersebar di seluruh Indonesia, ataupun oleh donesia maka setting dan alur cerita dalam komik, penerbit indie yang sudah memiliki nama. sebaiknya disesuaikan dengan konteks dan Munculnya komikus muda yang ingin budaya bangsa Indonesia. Hal ini merujuk pada memublikasikan hasil karyanya, memancing insting pernyataan: dalam bergaul dengan orang bisnis para pengusaha yang memiliki kepedulian sebangsa, semakin mematuhi aturan masyarakat pada dunia komik untuk membuka usaha di bidang maka akan semakin populer (Lewis, 2004 : 22). penerbitan, baik yang langsung berskala nasional Selanjutnya, kualitas gambar dalam komik ataupun yang masih berlabel indie. Dengan dapat ditentukan oleh alat dan bahan yang maraknya usaha penerbitan komik, diharapkan digunakan dalam pembuatan komik. Dengan mampu mendongkrak